OPTIMISASI DAN EVALUASI SPANNING TREE PROTOCOL 802.1D TIMERS SESUAI DENGAN NETWORK DIAMETER PADA SWITCH CISCO CATALYST 2960 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer atau S.Kom. Program Studi Teknik Informatika Oleh: Aditya Bayu Putranto 085314113 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Embed
OPTIMISASI DAN EVALUASI SPANNING TREE PROTOCOL … · IEEE document. This makes it inadequate for the demands of most modern Ethernet networks. Therefore Spanning Tree Protocol 802.1D
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
OPTIMISASI DAN EVALUASI SPANNING
TREE PROTOCOL 802.1D TIMERS SESUAI
DENGAN NETWORK DIAMETER PADA
SWITCH CISCO CATALYST 2960
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer atau S.Kom. Program Studi Teknik
Informatika
Oleh:
Aditya Bayu Putranto
085314113
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
OPTIMISASI DAN EVALUASI SPANNING
TREE PROTOCOL 802.1D TIMERS SESUAI
DENGAN NETWORK DIAMETER PADA
SWITCH CISCO CATALYST 2960
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer atau S.Kom. Program Studi Teknik
Informatika
Oleh:
Aditya Bayu Putranto
085314113
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
OPTIMIZATION AND EVALUATION OF 802.1D
SPANNING TREE PROTOCOL TIMERS BASED
BY NETWORK DIAMETER ON SWITCH
CISCO CATALYST 2960
A THESIS
Presented as Partial Fulfillment of The Requirements to Obtain
The Sarjana Komputer Degree in Informatics Engineering Study
Program
By:
Aditya Bayu Putranto
085314113
INFORMATION TECHNOLOGY STUDY PROGRAM
INFORMATION TECHNOLOGY DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
OPTIMISASI DAN EVALUASI SPANNING TREE PROTOCOL 802.1D
TIMERS SESUAI DENGAN NETWORK DIAMETER PADA SWITCH
CISCO CATALYST 2960
Disusun oleh:
Nama: Aditya Bayu Putranto
NIM: 085314113
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing,
Henricus Agung Hernawan S.T., M.Kom. Tanggal: ________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
OPTIMISASI DAN EVALUASI SPANNING TREE PROTOCOL 802.1D
TIMERS SESUAI DENGAN NETWORK DIAMETER PADA SWITCH
CISCO 2960
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Nama : Aditya Bayu Putranto
NIM : 085314113
Telah dipertahankan didepan panitia penguji
Pada Tanggal : 15 April 2013
Dan dinyatakan memenuhi syarat.
Susunan panitia penguji:
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T. .........................
Sekretaris : St. Yudianto Asmoro, S.T., M.Kom. .........................
Pembimbing : Henricus Agung Hernawan, S.T., M.Kom .........................
Yogyakarta, _______________
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
(Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau sebagian dari hasil karya orang lain, kecuali yang
tercantum dan disebutkan dalam kutipan serta daftar pustaka sebagaimana
layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 17 April 2013
Penulis,
Aditya Bayu Putranto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta:
Nama : Aditya Bayu Putranto
NIM : 085314113
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang
berjudul:
“OPTIMISASI DAN EVALUASI SPANNING TREE PROTOCOL 802.1D
TIMERS SESUAI DENGAN NETWORK DIAMETER PADA SWITCH
CISCO CATALYST 2960”
bersama perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet maupun media lain untuk keperluan akademis
tanpa perlu memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 17 April 2013
Penulis,
Aditya Bayu Putranto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Jaringan yang redundan memiliki keuntungan dari sisi ketersediaan atau
high availability dan reliability. Namun jaringan redundan memiliki resiko
permasalahan bridging loop. Spanning Tree Protocol 802.1D diperkenalkan
dalam Ethernet LAN untuk menyelesaikan permasalahan bridging loop yang
terbentuk pada sebuah jaringan switch redundan atau yang dinamakan switched
network. Spanning Tree Protocol 802.1D membutuhkan waktu agar membuat
jaringan redundan yang terdapat loop menjadi bebas loop yang dinamakan waktu
konvergensi. Menurut dokumen dari IEEE, waktu konvergensi sebuah jaringan
switched network adalah antara 30 hingga 50 detik. Hal tersebut menjadi waktu
yang relatif lama untuk memenuhi permintaan jaringan Ethernet modern saat ini.
Kemudian Spanning Tree Protocol 802.1D diturunkan menjadi teknologi yang
lebih baru dan lebih cepat konvergen, namun organisasi dengan perangkat
jaringan yang telah lama digunakan tidak mendukung teknologi yang lebih baru
sehingga Spanning Tree Protocol 802.1D tersebut masih dipergunakan. Maka
hasilnya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah waktu konvergensi
dari Spanning Tree Protocol 802.1D dapat dioptimisasi dengan cara mengubah
STP timers yakni hello time, forward delay, dan max age dimana dapat
mempengaruhi stabilitas dari jaringan itu sendiri. Penelitian ini dilakukan agar
didapat kecepatan konvergensi dari switched network dengan protokol Spanning
Tree Protocol 802.1D yang lebih cepat, serta mengetahui kemungkinan kegagalan
konvergensi sebagaimana dicantumkan dalam dokumen IEEE. Penelitian dan
pengambilan data dilakukan dengan perangkat Switch CISCO Catalyst 2960
dengan skenario waktu konvergen awal atau Initial Convergence, waktu
konvergen saat terjadi kegagalan link atau Failover Convergence, dan waktu saat
link yang gagal berfungsi kembali atau Recovery Convergence.
Kata Kunci: Spanning Tree Protokol, 802.1D, waktu konvergensi, timers,
optimisasi, switched network, hello time, forward delay, max age
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Redundant network has advantage which are high availability and
reliability. But redundant network has drawback which can create bridging loop.
Spanning Tree Protocol 802.1D was introduced to LAN Ethernet to overcome the
problems of bridging loop forming in switched network. Spanning Tree Protocol
802.1D typically has a convergence time of between 30 and 50 seconds, as inside
IEEE document. This makes it inadequate for the demands of most modern
Ethernet networks. Therefore Spanning Tree Protocol 802.1D has been
superseded by newer technologies offering greater scalability and faster
convergence time, however businesses with legacy network equipment that does
not support the newer technologies may still using Spanning Tree Protocol
802.1D. As a result, this research aim to investigate whether or not Spanning Tree
Protocol 802.1D convergence time can be opmitized by tuning STP timers hello
time, forward delay, and max age whilst still retaining network stability. This
research expect results for a faster convergence time of a switched network with
Spanning Tree Protocol 802.1D, and know the drawback of tuning STP timers
which is failed to convergence as written inside IEEE document. This research
will be carried out using CISCO Catalyst 2960 Switch device with three scenario,
Initial Convergence, Failover Convergence, and Recovery Convergence.
Keywords: Spanning Tree Protocol, 802.1D, convergence time, timers,
optimization, switched network, hello time, forward delay, max age
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Memiliki kemampuan melakukan design sebuah jaringan merupakan
sebuah kebutuhan sebagai seorang network engineer pada saat ini. Design harus
sesuai dengan kebutuhan bisnis sebuah organisasi, mendukung kemajuan
teknologi Information and Communication Technology atau ICT, dan merupakan
design yang tangguh dan membuat costumer puas dan percaya.
Design tersebut diwujudkan kedalam sebuah arsitektur jaringan LAN
dengan perangkat switch agar menjadi solusi kebutuhan bisnis yang hemat dan
handal. Arsitektur jaringan LAN dengan perangkat switch tersebut bila ditinjau
dari kecepatan pengiriman data berdasarkan OSI layer, maka sedapat mungkin
bekerja pada layer 2, dimana hanya mengenali alamat Medium Access Control
atau MAC, dan tidak terdapat mekanisme routing. Hal ini menjadi tantangan
bagaimana menyediakan jaringan redundan pada layer 2 yang tangguh, dan
senantiasa tersedia untuk dapat diakses user. Hal tersebut yang akan dijawab
dengan protokol Spanning Tree Protocol 802.1D.
Penulisan dari skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis
menerima kritik, saran dan masukan yang dapat berguna bagi penulis.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
HALAMAN PERSEMBAHAN
Demi nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin. Sungguh besar kasih
Allah yang dilimpahkan sepanjang hidup penulis. Skripsi ini merupakan secuil
bukti dari kasih Allah yang penulis rasakan dalam menyelesaikan kuliah di
Universitas Sanata Dharma ini, dimana karena bantuanNya lah skripsi ini dapat
diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat. Ada banyak hal terjadi terkait
dengan skripsi ini. Terdapat banyak sekali bantuan, dukungan, dorongan,
semangat, pelajaran, dan doa yang penulis terima pada saat menyelesaikan
penelitian ini. Bagian ini merupakan persembahan yang tak sebanding yang dapat
penulis berikan sebagai ungkapan terima kasih atas bantuan, dukungan, dorongan,
semangat, pelajaran, dan doa yang penulis terima dari banyak pihak.
Pihak yang berjasa tersebut adalah:
1. Alm. Ibunda penulis tercinta, yang telah menghadap Allah pada saat
penulis duduk di semester 4. Kata-kata tidak mampu mengungkapkan
semua. Terima kasih ibu.
2. Ayah penulis, yang telah mempersembahkan hidupnya menjadi ayah yang
baik sekaligus merangkap sebagai ibu di rumah, sehingga penulis dapat
menyelesaikan kuliah. Serta adik penulis yang senantiasa mendoakan.
Terima kasih.
3. Leticia Josselyn, orang yang hadir pada saat hidup penulis sedang berada
dibawah, menemani penulis, mendengarkan cerita, memberikan nasehat
dengan sabar, dan telah mengubah penulis menjadi orang yang lebih baik.
Terima kasih banyak.
4. Priecielia Natasha Lolita, yang pada saat penulis mengerjakan penelitian
ini, selalu datang dan membawakan makanan dan minuman, senantiasa
memberikan saran, dan mendoakan penulis. Terima kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Bapak Henricus Agung Hernawan, yang merupakan dosen pembimbing
yang baik, mengutamakan kualitas, dan membuat penulis mengerti sebuah
pola penelitian yang baik. Terima kasih.
6. Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi, yang telah menjadi Ketua Dosen
Penguji yang sangat baik, serta Bapak Yudianto Asmoro yang menjadi
Sekretaris Dosen Penguji yang baik dan teliti. Terima kasih.
7. Ibu Sri Hartati Wijono, selaku dosen pembimbing akademik, yang selalu
membantu penulis, dan memberikan masukan kepada penulis saat penulis
memiliki permasalahan akademik. Terima kasih.
8. Florencia Paramitha, orang yang telah memberikan semangat yang tak
terhitung kepada penulis pada saat mengerjakan penelitian. Terima kasih.
9. Fx Eri Wiranda dan Raymundus Nonnatus, yang menjadi partner penulis
pada saat mengerjakan skripsi, mengambil data penelitian di lab jaringan
komputer, dan konsultasi dengan dosen pembimbing, dan telah hadir pada
saat sidang skripsi bersama Samuel Alexander. Terima kasih.
10. Dominico Tri Sujatmoko dan Mahesa Ahening Raras Kaesthi, yang
merupakan teman seperjuangan penulis di kelas. Terima kasih.
11. Roy Syahputra, Andi Yulianto, Yunita Wahyuning Putri, Laurina Silvianti
Dewi, dan Felix Chandra yang merupakan sahabat penulis di Universitas
Sanata Dharma dari awal semester 1. Terima kasih.
12. Teman-teman angkatan 2008 yang telah saling memberi dukungan,
menjadi sebuah angkatan yang solid dan kompak. Terima kasih, sampai
jumpa, dan semoga sukses!
13. Adik angkatan 2009, 2010 dan 2011, yang selalu menyapa dengan sangat
ramah baik di kelas, di lab, dan pada saat di kampus yang memberikan
kesan tersendiri bagi penulis. Terima kasih.
14. Serta semua orang yang senantiasa mendoakan penulis, yang tidak
tercantum disini. Terima kasih banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Akhir kata, sekali lagi terima kasih diucapkan penulis, serta mohon maaf
apabila penulis alpa memberikan terima kasih baik secara langsung maupun tidak
langsung. Penulis juga meminta maaf bila terdapat kesalahan dari penulis baik
pada saat serangkaian penelitian ini, pada saat proses perkuliahan, serta pada saat
di kampus. Sampai jumpa, terima kasih, dan semoga Tuhan memberkati, amin.
Yogyakarta, 17 April 2013
Aditya Bayu Putranto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Daftar Isi
Halaman Judul .......................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA ................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. x
Daftar Isi............................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ..................................................................................................... xvii
Daftar Tabel .......................................................................................................... xx
MOTTO ............................................................................................................... xxi
Bab I ........................................................................................................................ 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3.1.2. Spesifikasi Software
Selain itu, switch Cisco Catalyst 2960-24-TC ini mempunyai
spesifikasi versi software berupa:
Cisco IOS Software, C2960 Software (C2960-LANBASEK9-M), Version 12.2(50)SE4, REL EASE SOFTWARE (fc1) Technical Support: http://www.cisco.com/techsupport Copyright (c) 1986-2010 by Cisco Systems, Inc. Compiled Fri 26-Mar-10 09:14 by prod_rel_team Image text-base: 0x00003000, data-base: 0x01400000 ROM: Bootstrap program is C2960 boot loader BOOTLDR: C2960 Boot Loader (C2960-HBOOT-M) Version 12.2(53r)SEY3, RELEASE SOFTWA RE (fc1) Switch uptime is 3 minutes System returned to ROM by power-on System image file is "flash:/c2960-lanbasek9-mz.122-50.SE4/c2960-lanbasek9-mz.12 2-50.SE4.bin" This product contains cryptographic features and is subject to United States and local country laws governing import, export, transfer and use. Delivery of Cisco cryptographic products does not imply third-party authority to import, export, distribute or use encryption. Importers, exporters, distributors and users are responsible for compliance with U.S. and local country laws. By using this product you agree to comply with applicable laws and regulations. If you are unable to comply with U.S. and local laws, return this product immediately. A summary of U.S. laws governing Cisco cryptographic products may be found at: http://www.cisco.com/wwl/export/crypto/tool/stqrg.html If you require further assistance please contact us by sending email to [email protected]. cisco WS-C2960-24TT-L (PowerPC405) processor (revision J0) with 65536K bytes of memory. Processor board ID FOC1503V2J4 Last reset from power-on 1 Virtual Ethernet interface 24 FastEthernet interfaces 2 Gigabit Ethernet interfaces The password-recovery mechanism is enabled. 64K bytes of flash-simulated non-volatile configuration memory. Base ethernet MAC Address : C0:62:6B:D1:84:80 Motherboard assembly number : 73-12600-05 Power supply part number : 341-0097-03 Motherboard serial number : FOC15026X55 Power supply serial number : AZS150310EK Model revision number : J0 Motherboard revision number : A0 Model number : WS-C2960-24TT-L System serial number : FOC1503V2J4 Top Assembly Part Number : 800-32797-01 Top Assembly Revision Number : F0 Version ID : V09 CLEI Code Number : COM3L00BRE Hardware Board Revision Number : 0x0A Switch Ports Model SW Version SW Image ------ ----- ----- ---------- ---------- * 1 26 WS-C2960-24TT-L 12.2(50)SE4 C2960-LANBASEK9-M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3.1.3. Spesifikasi Spanning Tree Protocol
Switch ini memiliki spesifikasi standar Spanning Tree Protocol
secara default yang dapat dilihat pada tampilan berikut:
Dari hasil output diatas dapat terlihat bahwa switch tersebut
menjalankan STP standar IEEE dengan setting timers default.
3.2. Spesifikasi Pengukuran
Selain spesifikasi terkait dengan obyek yang diteliti, pengukuran ini
juga memiliki spesifikasi teknis berupa satuan skenario pengukuran dan
topologi, serta parameter pengukuran yang dipergunakan untuk menguji
Spanning Tree Protocol 802.1D.
3.2.1. Skenario dan Topologi jaringan
Switch Cisco Catalyst 2960 dengan spesifikasi terdapat pada tabel
3.1 diatas akan dirangkai dengan kabel UTP. Jumlah switch yang
digunakan sesuai dengan network diameter yang diteliti.
Topologi jaringan yang akan diuji adalah sebagai berikut:
Switch#show spanning-tree
VLAN0001
Spanning tree enabled protocol ieee
Root ID Priority 32769
Address c062.6b41.1c00
Cost 19
Port 2 (FastEthernet0/2)
Hello Time 2 sec Max Age 20 sec Forward Delay 15 sec
Bridge ID Priority 32769 (priority 32768 sys-id-ext 1)
Address c062.6beb.b280
Hello Time 2 sec Max Age 20 sec Forward Delay 15 sec
Aging Time 300 sec
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 3.1. Network diameter berukuran 2, dengan 2 buah Switch.
Gambar 3.2: Topologi dengan network diameter berukuran 3 switch.
Gambar 3.3. Network diameter berukuran 4 dengan menggunakan 8 Switch.
Gambar 3.4. Network diameter berukuran 5 dengan menggunakan 9 Switch.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 3.5. Network diameter berukuran 6 dengan menggunakan 9 Switch
Gambar 3.6. Network diameter berukuran 7 dengan menggunakan 9 Switch
Secara umum, skenario pengujian terbagi menjadi 3 bagian yaitu
pada saat jaringan baru saja dihidupkan atau yang disebut dengan Initial
Convergence, pada saat terdapat perubahan topologi dengan cara salah
satu port diubah statusnya menjadi “shutdown” atau yang disebut dengan
Failover Convergence, dan perubahan topologi pada saat port yang
shutdown tersebut hidup kembali atau Recovery Convergence. Cara yang
dipergunakan untuk melakukan pengambilan data waktu konvergensi
adalah dengan melakukan debug Spanning Tree.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Pada awalnya, secara fisik seluruh switch telah terhubung dengan
switch lain, namun port dari seluruh switch masih dalam keadaan tidak
aktif atau dalam status shutdown. Kemudian secara serentak seluruh port
yang tersambung dengan switch lan diaktifkan dengan perintah “no
shutdown”. Setelah itu algoritma Spanning Tree Protocol akan bekerja,
switch akan saling bertukar BPDU untuk menentukan root port,
menentukan designated port, dan menentukan blocked port. Pada masing-
masing switch telah dijalankan perintah debug spanning-tree switch state.
Perintah tersebut akan melakukan capture terhadap port state pada
masing-masing switch.
3.2.2. Parameter Pengukuran
Parameter yang dipakai dalam penelitian ini adalah waktu
konvergensi jaringan (Convergence Time). Definisi dari convergence time
adalah waktu yang dibutuhkan dari sebuah switched network untuk dari
mulai terbentuk hingga port berada dalam status forwarding dan terdapat
port dengan status blocking. Dapat dijelaskan dengan gambar berikut:
Gambar 3.7. Proses Perubahan Port Status.
Selain itu juga terdapat parameter lain yang nilainya tidak berubah
selama dalam penelitian ini. Nilai tersebut adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Parameter Nilai
Jumlah Switch 2, 4, 8, 9
Merk & Tipe Switch Cisco Catalyst 2960-24TC
Spanning Tree Protocol IEEE 802.1D
Kecepatan Konvergensi milisecond
Tabel 3.3. Parameter lain dalam penelitian.
3.3. Metode Pengukuran dan Optimisasi
Pada optimasi dan evaluasi STP ini terdapat prosedur pengambilan
data dan optimasi timers. Berikut akan dijelaskan prosedur-prosedur
berupa flowchart, rumus perhitungan timers, dan proses pengambilan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3.3.1. Flowchart Pengukuran
Mulai
Selesai
Persiapan
Pengukuran
Pengambilan
Data Initial
Convergence
Pengambilan
Data Failover
Convergence &
Recovery
Convergence
Timers Perlu Diubah?
Ya
Tidak
Gambar 3.7. Flowchart Prosedur Pengukuran dan Optimasi.
Berdasarkan pada flowchart diatas, proses pengukuran dan optimasi
terdiri atas tahap-tahap. Setiap tahap memiliki tujuan atau goals, alat atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tools yang dipakai, data yang didapat, serta kondisi awal dan kondisi akhir.
Tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.3.1.1. Tahap 1. Persiapan Pengukuran
Tujuan: Supaya switch siap untuk diukur dan pengaturan timers
sesuai dengan skenario.
Kondisi awal: Switch belum menyala.
Kondisi akhir: Switch telah menyala, waktu antar switch telah
sinkron, timers telah dikonfigurasi namun link belum terhubung.
Alat yang dipergunakan: Switch, router, kabel UTP, alat tulis
Data yang didapat: Parameter hello time, max age, dan forward
delay.
Rincian tahap:
Matikan seluruh port switch
Hidupkan Switch
Hidupkan Network Time Protocol, dan Hubungkan dengan NTP Server (Router)
Ubah STP Timers
Gambar 3.8. Proses persiapan pengukuran.
3.3.1.2. Tahap 2. Pengambilan Data Initial Convergence
Tujuan: Mendapatkan data pengukuran kecepatan konvergensi pada
topologi jaringan.
Kondisi awal: Switch telah menyala dan telah dikonfigurasi namun
belum terhubung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kondisi akhir: Switch telah menyala dan terhubung pada jaringan
redundan, dan STP telah bekerja.
Alat yang dipergunakan: Switch, kabel UTP, alat tulis
Data yang didapat: Kecepatan initial convergence.
Rincian tahap:
Susun switch sesuai jumlah network diameter
Jalankan perintah Switch# debug spanning-tree switch state
Pasang kabel UTP sesuai topologi dan skenario
Catat Data Kecepatan Initial Convergence
Hidupkan Seluruh Port Switch
Gambar 3.9. Proses pengambilan data Initial Convergence.
3.3.1.3. Tahap 3. Pengambilan Data Failover dan Recovery
Convergence
Tujuan: Mendapatkan data pengukuran kecepatan konvergensi pada
saat topologi berubah.
Kondisi awal: Switch telah menyala dan terhubung pada jaringan
redundan, dan STP telah bekerja.
Kondisi akhir: Switch telah menyala dan terhubung pada jaringan
redundan, terdapat link yang mati, STP dapat melakukan perubahan
topologi, kemudian link tersebut hidup kembali, STP melakukan
perubahan topologi kembali.
Alat yang dipergunakan: Switch, kabel UTP, alat tulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Data yang didapat: Kecepatan failover convergence dan recovery
convergence.
Rincian tahap:
Matikan salah satu root/designated port pada salah satu switch
Catat Data Kecepatan Failover Convergence
Hidupkan kembali salah satu root/designated port pada salah satu switch
Catat Data Kecepatan Recovery Convergence
Gambar 3.10. Pengambilan data kecepatan Failover dan Recovery Convergence.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Bab IV
Pengukuran dan Analisis
4.1. Persiapan Pengukuran
Sesuai pada flowchart pengukuran, sebelum dilakukan pengukuran,
switch harus dipersiapkan terlebih dahulu supaya hasil pengukuran yang
didapatkan menjadi akurat. Berikut akan dijelaskan macam-macam
konfigurasi yang dilakukan sehingga switched network telah siap untuk
diukur kecepatan konvergensinya. Setelah itu akan dilanjutkan dengan
pembahasan hasil pengukuran serta analisis hasil pengukuran.
4.1.1. Konfigurasi Network Time Protocol
Network Time Protocol adalah protocol yang diciptakan dengan
tujuan agar seluruh device yang terhubung pada sebuah jaringan dapat
memiliki waktu yang sama.
Network Time Protocol berguna agar seluruh switch memiliki setting
waktu yang sama. Konfigurasi Network Time Protocol atau NTP perlu
dilakukan pada pengukuran ini agar didapatkan waktu konvergensi yang
sinkron dari seluruh jaringan switched network. Untuk melakukan
konfigurasi NTP, diperlukan NTP server yang berfungsi sebagai server
waktu sehingga seluruh client dapat menyamakan waktu dengan server.
Tingkat akurasi NTP ini tergantung tipe jaringan yang dipergunakan.
Untuk sebuah jaringan LAN yang menggunakan perangkat Cisco, tingkat
akurasi NTP ini memiliki selisih waktu antara 1 device dengan device lain
sebesar 0.33 milisecond.[14]
Untuk melakukan konfigurasi NTP, diperlukan sebuah Cisco Router,
karena Switch Cisco Catalyst 2960 tidak dapat digunakan sebagai NTP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
server. Sehingga topologi saat melakukan konfigurasi NTP adalah sebagai
berikut.
Gambar 4.1. Topologi Konfigurasi NTP.
Untuk konfigurasi pada NTP server dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kemudian pada masing-masing switch juga dikonfigurasi sebagai
berikut:
Router#clock set 23:18:00 1 April 2013 Router#enable Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#ntp server 192.168.1.1 Router(config)#ntp server 192.168.2.1 Router(config)#interface fastEthernet 0/0 Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#exit Router(config)#interface fastEthernet 0/1 Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#show ntp status
Switch>enable Switch#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Switch(config)#interface vlan 1 Switch(config-if)#ip address 192.168.1.2 255.255.255.0 Switch(config-if)#no shutdown
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Pengaturan NTP diawali dari NTP server, yang dalam penelitian ini
adalah router, kemudian seluruh switch diatur agar terjadi proses time
synchronization antara NTP server dan NTP client.
4.1.2. Konfigurasi Spanning Tree Protocol Timers
Dalam penelitian ini, hasil kecepatan konvergensi dipengaruhi oleh
parameter STP timers. Untuk mengubah konfigurasi STP timers adalah
dengan cara sebagai berikut.
Konfigurasi STP timers hanya dilakukan dengan 1 baris perintah
untuk mengubah 1 macam timers. Seperti yang telah dijelaskan pada dasar
teori yakni terdapat 3 buah timers yang akan diubah yakni hello time,
forward delay, dan max age.
4.1.3. Konfigurasi Debug Spanning Tree Switch Status
Seperti yang telah dijelaskan pada perencanaan penelitian, untuk
melakukan pengambilan data, menggunakan perintah “debug spanning-
tree switch state” sehingga akan didapat tampilan status konvergensi
sebagai berikut:
Switch>enable Switch#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Switch(config)#spanning-tree vlan 1 hello 2 Switch(config)#spanning-tree vlan 1 forward 15 Switch(config)#spanning-tree vlan 1 max 20 Switch(config)#
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar 4.2. Debug Spanning Tree Switch State.
4.1.4. Metode Pengambilan Data Initial Convergence, Failover
Convergence, dan Recovery Convergence
Dalam penelitian ini, terdapat 3 skenario pengukuran, yakni Initial
Convergence, Failover Convergence, dan Recovery Convergence seperti
ang telah dijelaskan pada Bab Perencanaan Penelitian. Pengukuran
tersebut secara keseluruhan akan menggunakan metode debug spanning-
tree switch state. Metode tersebut akan menangkap perubahan port status
dari sebuah switch. Terdapat 3 cara membaca data kecepatan konvergensi
berdasarkan scenario. Pada sub bab ini akan dijelaskan metode
pengambilan data tersebut.
Initial Convergence adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah
jaringan komputer untuk siap melakukan data forwarding pada saat awal
jaringan tersebut dihidupkan. Initial Convergence dapat diukur dengan
cara debug spanning-tree switch state. Pengukuran Initial Convergence
dapat dilakukan dengan mengamati perubahan port status pada switch dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Blocking hingga Forwarding. Berikut adalah hasil output perubahan port
status tersebut.
Gambar 4.3. Cara mengukur kecepatan Initial Convergence.
Dari gambar 4.3 diatas dapat diubah menjadi bentuk tabel menjadi,
Port Blocking Listening Learning Forwarding Initial
Convergence
Fa0/3 00:19:02.964
00:19:33.985
00:19:17.971
-
00:19:32.979
Fa0/1 00:19:03.898
00:19:18.097
-
00:19:33.104
Tabel 4.1. Bentuk tabel perubahan status port Initial.
Waktu kecepatan Initial Convergence dihitung pada saat switch
tersebut memulai Blocking State hingga akhirnya mencapai Forwarding
State atau Line Protocol telah up. Dari gambar diatas, maka dapat dihitung
bahwa Initial Convergence pada switch tersebut adalah 33, 985 dikurangi
2, 964 maka hasilnya adalah 31,021 second.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Initial Convergence merupakan kunci dari kelanjutan pengukuran.
Apabila sebuah jaringan dapat melakukan Initial Convergence, maka
seluruh jaringan tersebut akan dapat diukur Failover Convergence dan
Recovery Convergence, karena apabila sebuah jaringan mengalami gagal
konvergen pada saat Initial Convergence, maka Failover Convergence dan
Recovery Convergence tidak dapat diuji.
Berikut adalah hasil output debug apabila terjadi kegagalan
konvergensi.
Gambar 4.4. Terjadi perubahan port status secara terus menerus.
Dari gambar 4.4. diatas dapat diubah menjadi bentuk tabel menjadi,
Port Blocking Listening Learning Forwarding
Fa0/1 08:25:36.264 - -
08:25:37.372
08:25:37.372
08:25:38.378
08:25:38.378
08:25:40.392
... ...
Tabel 4.2. Perubahan port status flapping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Pada Gambar 4.4. diatas terlihat bahwa terus menerus terjadi
perpindahan port status yang terjadi pada switch. Port status diatas berubah
secara terus menerus tanpa henti. Bila mengacu pada dasar teori,
perubahan port status yang tanpa henti tersebut dinamakan flapping.
Selain flapping, atau perubahan port status yang berputar tanpa henti,
juga terdapat hasil output lain yang ditangkap dengan printscreen sebagai
berikut.
Gambar 4.5. Notifikasi “MACFLAP NOTIF”.
Dari Gambar 4.5. diatas, terlihat bahwa terdapat notifikasi
pemberitahuan yang berisi bahwa terdapat port flapping. Berdasarkan dari
dasar teori, munculnya output port flapping dan “MACFLAP NOTIF”
mengindikasikan bahwa jaringan tersebut mengalami kegagalan
konvergensi. Sehingga, bila dari pengukuran Initial Convergence telah
gagal, maka pada tidak dapat diukur Failover Convergence dan Recovery
Convergence.
Kemudian pengukuran yang kedua adalah Failover Convergence.
Failover Convergence adalah waktu yang dibutuhkan oleh switch untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kembali konvergen setelah mengalami kegagalan (perubahan) topologi.
Sama seperti Initial Convergence, pengukuran Failover Convergence juga
mengamati perubahan port status. Berikut gambar pada saat terjadi
perubahan port status tersebut.
Gambar 4.6. Pengukuran Failover Convergence.
Dari gambar 4.6 diatas dapat diubah menjadi bentuk tabel menjadi,
Port Blocking Listening Learning Forwarding Failover
Convergence
Fa0/3 00:27:07.322
00:27:37.337 -
00:27:22.338
00:27:37.337
Tabel 4.3. Bentuk tabel perubahan status port Failover.
Gambar 4.6 diatas memperlihatkan pada saat terjadi perubahan
topologi, dan terdapat link yang tidak aktif. Untuk mengetahui waktu
konvergensi dari Failover Convergence ini dihitung pada saat Blocking
State hingga Forwarding State. Berdasarkan gambar diatas diketahui
bahwa Failover Convergence nya adalah 30,015 second.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Selanjutnya adalah cara pengukuran dari Recovery Convergence.
Recovery Convergence adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah
jaringan yang telah mengalami link putus tersebut hidup kembali, dan
switch harus melakukan kalkulasi ulang Spanning Tree Protocol. Pada
pengukuran ini, terdapat kemungkinan bahwa topologi yang dihasilkan
oleh STP akan sama dengan pada saat Initial Convergence. Berikut adalah
hasil printscreen dari Recovery Convergence.
Gambar 4.7. Pengukuran Recovery Convergence.
Dari gambar 4.6 diatas dapat diubah menjadi bentuk tabel menjadi,
Port Blocking Listening Learning Forwarding
Fa0/3 -
00:27:07.322
00:27:22.338
00:27:37.337
Tabel 4.4. Bentuk tabel perubahan status port Failover.
Recovery Convergence diukur pada saat terdapat port pada switch
yang mengalami Listening State hingga port tersebut menjadi Forwarding
State.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4.2. Pengukuran dan Analisis Kecepatan Konvergensi
Convergence adalah sebuah aspek penting dari sebuah jaringan
komputer yang menggunakan protokol Spanning Tree Protocol.
Convergence adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah jaringan untuk
menentukan switch mana yang menjadi root bridge, melewati seluruh port
state yang berbeda-beda, dan pada akhirnya seluruh switch port berada
pada final spanning-tree port roles dimana seluruh potential loop telah
dieliminasi. Proses konvergensi memakan waktu, karena terdapat timers
yang dipergunakan untuk membedakan proses.
4.2.1. Pengukuran Pengaruh Hello Time, Forward Delay, dan Maximum
Age Terhadap Kecepatan Konvergensi
Pengukuran yang pertama ini berfungsi sebagai perbandingan dari
masing-masing timers antara nilai default dan nilai limit. Ketiga timers
tersebut hello time, forward delay, dan maximum age. Berikut adalah hasil
dari pengukuran tersebut.
Gambar 4.8. Pengukuran Pengaruh Hello Time Terhadap Kecepata Konvergensi.
0
10
20
30
40
50
60
Hello Time 1 Hello Time 2
Tim
e
*) Forward Delay 15, Maximum Age 20
Hello Time Comparison Diameter 4*
Initial
Failover
Recovery
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Dari Gambar 4.8 diatas didapat hasil bahwa default hello time yang
bernilai 2, bila dibandingkan dengan hello time minimum yang bernilai 1,
tidak terdapat perbedaan kecepatan konvergensi yang signifikan. Terlihat
bahwa kecepatan konvergensi pada diameter 4 tersebut bila menggunakan
hello time 2 maupun hello time 1, menghasilkan Initial Convergence
sekitar 31 detik, Failover Convergence sekitar 45 detik, dan Recovery
Convergence sekitar 31 detik. Perlu digaris bawahi bahwa pada
pengukuran diatas dilakukan dengan timers forward delay dan maximum
age yang sama.
Dari grafik diatas dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
besarnya nilai hello time default tidak ada perbedaan kecepatan
konvergensi bila dibandingkan dengan nilai hello time lower limit.
Kemudian pengukuran dilanjutkan dengan mengukur forward delay.
Pengukuran forward delay tersebut memberikan hasil sebagai berikut.
Gambar 4.9. Pengukuran Pengaruh Forward Delay Terhadap Kecepatan
Konvergensi.
Pada Gambar 4.9 hasil pengukuran diatas terlihat bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara kecepatan konvergensi dari sebuah
switched network diameter 4 dengan menggunakan default forward delay
0
10
20
30
40
50
60
Forward Delay 15 Forward Delay 4
Tim
e
*) Hello Time 2, Maximum Age 20
Forward Delay Comparison Diameter 4*
Initial
Failover
Recovery
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
15, dan forward delay minimum yakni 4. Pada default forward delay dapat
dilihat bahwa kecepatan Initial Convergence adalah sekitar 31 detik,
sementara pada minimum forward delay, kecepatan Initial Convergence
adalah sekitar 9 detik. Kemudian bila dibandingkan pada Failover
Convergence, pada default forward delay dapat diketahui bahwa kecepatan
Failover Convergence adalah 45 detik, sementara pada minimum forward
delay adalah sekitar 13 detik. Skenario konvergensi terakhir, yakni
Recovery Convergence dapat dilihat bahwa pada default forward delay
adalah sekitar 31 detik, sedangkan pada minimum forward delay adalah
sekitar 9 detik.
Dari grafik perbandingan forward delay diatas dapat diambil
kesimpulan sementara bahwa nilai forward delay yang default akan
memberikan efek pada waktu konvergensi yang lebih lama bila
dibandingkan dengan nilai forward delay lower limit.
Penelitian dilanjutkan dengan mengukur pengaruh kecepatan
konvergensi dari timers ketiga yaitu maximum age. Pengukuran dilakukan
dengan membandingkan besarnya maximum age sebesar 20, atau default
maximum age, dan minimum maximum age sebesar 6. Berikut adalah
grafik hasil pengukuran tersebut.
0
10
20
30
40
50
Maximum Age 20 Maximum Age 6
Tim
e
*) Hello Time 2, Forward Delay 15
Maximum Age Comparison Diameter 4*
Initial
Failover
Recovery
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.10. Pengukuran Pengaruh Maximum Age Terhadap Kecepatan
Konvergensi.
Pada Gambar 4.10 diatas diketahui bahwa kecepatan konvergensi
pada skenario Initial Convergence, Failover Convergence, dan Recovery
Convergence antara default maximum age dengan minimum maximum age
tidak terdapat perbedaan yang mencolok.
Dari hasil pengukuran diatas dapat diambil kesimpulan sementara
bahwa besarnya nilai max age default bila dibandingkan dengan nilai max
age lower limit tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
4.2.2. Pengukuran Initial Convergence Dengan Network Diameter
Initial Convergence adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah
jaringan computer untuk siap melakukan data forwarding pada saat awal
jaringan tersebut dihidupkan. Initial Convergence dapat diukur dengan
cara debug spanning-tree switch state. Pengukuran Initial Convergence
dapat dilakukan dengan mengamati perubahan port status pada switch dari
Blocking hingga Forwarding. Berikut adalah hasil output perubahan port
status tersebut.
Waktu kecepatan Initial Convergence dihitung pada saat switch
tersebut memulai Blocking state hingga switch tersebut siap, atau Line
protocol telah up. Dari gambar diatas, maka dapat dihitung bahwa Initial
Convergence pada switch tersebut adalah 33.985 dikurangi 2.964 maka
hasilnya adalah 31.021 milisecond.
Berikut adalah grafik dari lamanya Initial Convergence berdasarkan
besarnya network diameter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gambar 4.11. Grafik hasil pengukuran Initial Convergence.
Dari Gambar 4.11 diatas dapat dijelaskan bahwa pada setting default
STP timers, antara masing-masing network diameter dari network
diameter sebesar 2, hingga network diameter sebesar 7, tidak terdapat
perbedaan kecepatan konvergensi yang signifikan. Seluruh kecepatan
Initial Convergence adalah sekitar 31 detik. Begitu pula pada saat STP
timers diturunkan secara bertahap, kecepatan Initial Convergence pada
masing-masing network diameter memiliki nilai yang hampir sama.
Perbedaan mulai terlihat pada saat pengukuran dengan nilai hello
time 2, forward delay 5, dan max age 7, dimana pada network diameter
sebesar 7, terjadi kegagalan konvergensi. Kegagalan konvergensi juga
terjadi pada saat pengukuran STP timers bernilai hello time 2, forward
delay 4, dan maximum age 6. Kegagalan konvergensi kembali terjadi pada
network diameter sebesar 7. Kegagalan konvergensi diketahui berdasarkan
output pada saat menggunakan debug. Output yang menunjukkan
kegagalan konvergensi tersebut dapat terlihat dari hasil Gambar 4.4
Perubahan Port status yang terjadi secara terus menerus.
Pada Gambar 4.4 dapat dijelaskan bahwa telah terjadi perubahan
port status tanpa henti. Bila mengacu pada dasar teori, perubahan port
status yang tanpa henti tersebut dinamakan clapping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Selain clapping, atau perubahan port status yang berputar tanpa
henti, juga terdapat hasil output lain yang ditangkap dengan printscreen
pada gambar 4.5.
Dari Gambar 4.5, terlihat bahwa terdapat notifikasi atau
pemberitahuan yang berisi bahwa terdapat port flapping. Berdasarkan dari
dasar teori, munculnya flapping dan ”MACFLAP NOTIF”
mengindikasikan bahwa jaringan tersebut gagal konvergen.
4.2.3. Analisis Failover Convergence
Failover Convergence adalah waktu yang dibutuhkan oleh switch
untuk kembali konvergen setelah mengalami kegagalan (perubahan)
topologi. Sama seperti Initial Convergence, pengukuran Failover
Convergence juga mengamati perubahan port status. Untuk mengamati
perubahan port status pada Failover Convergence, dapat dilakukan dengan
debug spanning-tree switch state. Pada saat terjadi perubahan topologi,
makan akan muncul output sebagai berikut.
Gambar diatas merupakan hasil output pada saat jaringan mengalami
perubahan topologi dan terdapat link jaringan yang dimatikan.
Berdasarkan dasar teori, Failover Convergence dapat dihitung milai dari
saat terdapat port dengan Blocking state hingga terdapat port selesai
Forwarding state. Dalam gambar diatas diketahui bahwa Failover
Convergence nya adalah 30.015 milisecond.
Berikut adalah grafik dari Failover Convergence berdasarkan
besarnya network diameter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar 4.12. Grafik pengukuran Failover Convergence.
Dari Gambar 4.12 diatas, perbedaan kecepatan Failover
Convergence antara network diameter masih tidak terdapat perbedaan
yang mencolok. Kecepatan Failover Convergence antara network diameter
masih sama bila dibandingkan antara maximum network diameter dan
minimum network diameter.
Sama seperti pada Initial Convergence, pada STP timers dengan
hello time 2, forward delay 5, dan max age 7 serta hello time 2, forward
delay 4, dan max age 6, pada network diameter 7, kegagalan yang terjadi
pada Initial Convergence masih berjanjut. Sehingga kedua STP timers
tersebut kembali gagal konvergen pada network diameter 7.
4.2.4. Analisis Recovery Convergence
Recovery Convergence adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah
jaringan yang telah mengalami link putus atau perubahan topologi, namun
kemudian link yang putus tersebut hidup kembali, dan switch harus
melakukan kalkulasi ulang Spanning Tree Protocol. Recovery
Convergence diukur pada saat terdapat port pada switch yang mengalami
Listening State, hingga port tersebut menjadi Forwarding State. Masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
sama seperti pada Initial Convergence, dan Failover Convergence,
pengukuran tetap menggunakan debug spanning-tree switch state.
Berikut adalah grafik hasil dari besarnya Recovery Convergence
berdasarkan network diameter.
Gambar 4.13. Grafik pengukuran Recovery Convergence.
Dari grafik diatas dapat diamati bahwa pola konvergensi masih sama
seperti pada saat proses Initial Convergence dan Failover Convergence.
Masing-masing switched network dapat konvergen dengan selisih waktu
antar network diameter yang masih dalam satuan milisecond. Selain itu
dapat dilihat bahwa pada network diameter 7 dengan STP timers
minimum, masih terjadi kegagalan konvergensi.
4.2.5. Analisis Hubungan Convergence Time & Forward Delay
Berdasarkan Network Diameter
Bila melihat dari alur penelitian sebelumnya, kecepatan konvergensi
dipengaruhi oleh besarnya forward delay. Selain itu, besarnya network
diameter juga memberi pengaruh akan peluang terjadinya kegagalan
konvergensi. Untuk meneliti lebih lanjut hubungan antara kecepatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
konvergensi dengan forward delay, maka akan dijelaskan pada
pengukuran berikut.
Grafik hubungan antara besarnya Forward Delay dengan Kecepatan
Konvergensi berdasarkan besarnya Network Diameter dapat terlihat
sebagai berikut.
Gambar 4.14. Hasil pengukuran Convergence & Forward Delay Diameter 2.
Dari grafik pengukuran hubungan antara Convergence Time dengan
Forward Delay pada Network Diameter 2 diatas dapat dijelaskan bahwa
kecepatan konvergensi berbanding lurus dengan besarnya forward delay.
Semakin besar nilai forward delay, maka akan berdampak pada semakin
lambat kecepatan konvergensi. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil nilai
forward delay, maka akan berdampak pada semakin cepat kecepatan
konvergensi.
Pengukuran berlanjut dengan network diameter selanjutnya yaitu
diameter 3. Hasil pengukuran dapat ditunjukkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Gambar 4.15. Hasil pengukuran Convergence & Forward Delay Diameter 3.
Dari grafik diatas, masih didapat hasil penelitian yang sama seperti
hasil pengukuran pada network diameter 2. Kecepatan konvergensi masih
berbanding lurus dengan besarnya forward delay.
Gambar 4.16. Hasil pengukuran Convergence & Forward Delay Diameter 4.
Grafik pengukuran Convergence Time dan Forward Delay pada
network diameter 4 diatas masih sama seperti pada network diameter 3,
dan 2. Kecepatan konvergensi masih berbanding lurus dengan forward
delay.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 4.17. Hasil pengukuran Convergence & Forward Delay Diameter 5.
Dari grafik pengukuran Convergence Time dan Forward Delay pada
network diameter 5 diatas dapat diketahui bahwa kecepatan konvergensi
masih kurang lebih sama seperti pada diameter 4, 3, dan 2. Kecepatan
konvergensi berbanding lurus dengan forward delay.
Gambar 4.18. Hasil pengukuran Convergence & Forward Delay Diameter 6.
Dari grafik hasil pengukuran Convergence Time dan Forward Delay
pada Network Diameter 6 diatas masih menunjukkan bahwa hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
pengukuran masih sama seperti pada network diameter 5, 4, 3, dan 2.
Kecepatan konvergensi berbanding lurus dengan besarnya forward delay.
Gambar 4.19. Hasil pengukuran Convergence & Forward Delay Diameter 7.
Dari grafik pengukuran Convergence Time dan Forward Delay pada
Network Diameter 7 diatas, terlihat adanya perbedaan bila dibandingkan
dengan network diameter 6, 5, 4, 3, dan 2. Pada saat pengukuran
menggunakan nilai forward delay 4 dan 5, terjadi kegagalan konvergensi.
Kemudian penelitian dilanjutkan dengan menambah nilai forward delay
dengan nilai 6. Setelah nilai forward delay ditambahkan, jaringan yang
tadinya mengalami kegagalan konvergensi, kemudian menjadi dapat
konvergen. Semakin forward delay ditambahkan, semakin lama kecepatan
konvergensi, sama seperti pada network diameter 6, 5, 4, 3, dan 2.
Pada saat terjadi kegagalan konvergensi tersebut, nilai hello time
sempat dikurangi menjadi 1, namun tetap gagal konvergen. Kemudian
nilai hello time ditambah menjadi 3, tetap gagal konvergen. Selain nilai
hello time, nilai max age juga diubah-ubah, namun tetap terjadi kegagalan
konvergensi.
Berdasarkan pada seluruh serangkaian penelitian, besarnya Forward
Delay mempengaruhi kecepatan konvergensi. Untuk network diameter 2
hingga 6, disarankan menggunakan Forward Delay minimum yakni 4 agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
didapat waktu konvergensi 9 detik dan switched network dapat konvergen
dengan sukses. Untuk network diameter sama dengan atau lebih besar dari
7, maka dibutuhkan Forward Delay sebesar minimal atau sama dengan 6
agar dapat konvergen dengan sukses.
Network
Diameter
Forward
Delay
Initial
Convergence
Failover
Convergence
Recovery
Convergence
2 4 9 detik 9 detik 8 detik
3 4 9 detik 10 detik 8 detik
4 4 9 detik 11 detik 9 detik
5 4 9 detik 11 detik 9 detik
6 4 9 detik 11 detik 9 detik
7 6 13 detik 14 detik 14 detik
Tabel 4.5. Forward Delay yang disarankan berdasarkan Network Diameter.
Tabel 4.2. diatas menunjukkan kesimpulan dari keseluruhan analisis
yang didapat. Tabel tersebut berisi tentang besarnya forward delay yang
disarankan terhadap besarnya network diameter serta hasil kecepatan
konvergensi. Dari tabel diatas, diharapkan dapat menjadi masukan untuk
seorang Network Engineer pada saat mengimplementasikan Spanning Tree
Protocol serta dapat sebagai dasar untuk penelitian yang lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Bab V
Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis akan hasil pengukuran, maka dapat ditarik
kesimpulan-kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Berdasarkan pada rangkaian penelitian dari awal hingga akhir untuk
mengetahui pengaruh STP timers terhadap kecepatan konvergensi,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa hello time dan max age tidak
mempengaruhi kecepatan konvergensi, hanya forward delay yang
mempengaruhi kecepatan konvergensi.
2. Berdasarkan serangkaian pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa
nilai Forward Delay sama dengan 4 atau minimum, mampu
konvergen pada network diameter sama dengan 2 hingga 6.
Kemudian pada network diameter sama dengan 7, Switched network
baru dapat konvergen setelah menggunakan Forward Delay sama
dengan 6, karena pada saat menggunakan nilai Forward Delay sama
dengan 4 dan 5 mengalami kegagalan konvergensi.
5.2. Saran
Terdapat beberapa saran agar dapat digunakan oleh peneliti
selanjutnya tentang topik ini yaitu:
1. Melakukan penelitian lanjutan dengan jumlah maksimum network
diameter yang ditingkatkan, sehingga dapat diketahui hasil lebih
lanjut dari pengaruh akan besarnya STP timers terhadap network
diameter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
2. Melakukan penelitian lanjutan dengan menyertakan pengujian
dengan packet BPDU loss. Hal ini untuk mengetahui pengaruh STP
timers apabila menemui packet loss.
3. Menguji lebih lanjut perbandingan antara STP standard, PVST+, dan
Rapid STP. Hal ini agar didapat perbandingan performa antara
perbedaan versi dari Spanning Tree Protocol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
DAFTAR PUSTAKA
[1] Cisco System, Inc. (2007), CCNA Exploration 4.0: LAN Switching and
Wireless, Cisco System, Inc., Chapter 1: “Switched LAN Architecture”.
[2] Cisco System, Inc. (2007), CCNA Exploration 4.0: LAN Switching and
Wireless, Cisco System, Inc., Chapter 3: “VLANs”.
[3] Cisco System, Inc (2007), CCNA Exploration 4.0: LAN Switching and
Wireless, Cisco System, Inc., Chapter 4: “STP”.
[4] Sofana, Iwan (2010), Cisco CCNA & Jaringan Komputer, Penerbit
Informatika.
[5] Hucaby, David (2010), CCNP Switch 642-813 Official Certification
Guide, Chapter 4: “VLANs and Trunks”
[6] Sincoskie, W. D., Cotton, C. J (1988), Extended Bridge Algorithms for
Large Networks, IEEE Network Journal January
[7] Bryant, Chris (2011), What Are Broadcast Storms?, MC MCSE