-
SKRIPSI
OPTIMASI PRODUKSI GULA KELAPA DI KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN
BANYUMAS
(Studi Kasus pada Agroindustri Gula Kelapa Skala Mikro
Karsidi)
Oleh: Risqa Nurkhaida Septia Rakhma
NIM A1H007023
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO
2011
-
SKRIPSI
OPTIMASI PRODUKSI GULA KELAPA DI KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN
BANYUMAS
(Studi Kasus pada Agroindustri Gula Kelapa Skala Mikro
Karsidi)
Oleh: Risqa Nurkhaida Septia Rakhma
NIM A1H007023
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Teknologi Pertanian pada Fakultas Pertanian
Universitas Jenderal Soedirman
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO
2011
-
SKRIPSI
OPTIMASI PRODUKSI GULA KELAPA DI KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN
BANYUMAS
(Studi Kasus pada Agroindustri Gula Kelapa Skala Mikro
Karsidi)
Oleh: Risqa Nurkhaida Septia Rakhma
NIM A1H007023
Diterima dan disetujui Tanggal: .
Pembimbing I,
Ropiudin, S.TP., M.Si. NIP 19770721 200212 1 002
Pembimbing II,
Budi Dharmawan, S.P., M.Si. NIP 19800909 200312 1 003
Mengetahui Dekan,
Dr. Ir. Achmad Iqbal, M.Si. NIP 19580331 198702 1 001
-
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun Skripsi dengan judul
Optimasi
Produksi Gula Kelapa di Kecamatan Baturraden Kabupaten
Banyumas
(Studi Kasus pada Agroindustri Gula Kelapa Skala Mikro
Karsidi).
Skripsi ini tersusun atas bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kapada:
1. Dr. Ir. Achmad Iqbal, M. Si selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas
Jenderal Soedirman atas ijin yang diberikan.
2. Ropiudin, S.TP., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I atas saran
dan
bimbingannya dalam penyusunan skripsi.
3. Budi Dharmawan, S.P., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II atas
saran dan
bimbingannya dalam penyusunan skripsi.
4. Orang tua, adik, keluarga, serta kawan-kawan yang memberikan
motivasi,
doa dan bantuannya.
5. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerjasama.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih kurang sempurna.
Meskipun
demikian, penulis berharap agar Skripsi ini dapat
bermanfaat.
Purwokerto, Oktober 2011
Penulis
-
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA
..................................................................................................
.... iii
DAFTAR ISI
...............................................................................................
.... iv
DAFTAR TABEL
.......................................................................................
.... vi
DAFTAR LAMPIRAN
...............................................................................
.... vii
RINGKASAN
.............................................................................................
.... viii
SUMMARY
..................................................................................................
.... xi
I. PENDAHULUAN
...................................................................................
.... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA
.........................................................................
.... 4
A. Nira Kelapa
......................................................................................
.... 4
B. Gula Kelapa
.....................................................................................
.... 5
C. Pengolahan dan Produksi Gula Kelapa
............................................ .... 6
D. Optimasi
...........................................................................................
.... 8
E. Produktivitas
....................................................................................
.... 9
F. Biaya dan Keuntungan
.....................................................................
.... 9
III. METODE PENELITIAN
......................................................................
.... 12
G. Tempat dan Waktu Penelitian
.......................................................... ....
12
A. Bahan dan Alat
............................................................................
.... 12
B. Variabel Penelitian
..........................................................................
.... 12
C. Analisis Data
...................................................................................
.... 14
-
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
............................................................ ....
18
D. Kondisi Umum
.................................................................................
.... 18
A. Proses Produksi Gula Kelapa
.......................................................... ....
19
B. Fungsi Tujuan Dan Kendala
........................................................... ....
20
C. Optimasi
..........................................................................................
.... 26
D. Analisis Sensitifitas
.........................................................................
.... 29
V. SIMPULAN DAN SARAN
...................................................................
.... 32
E. Simpulan
.........................................................................................
.... 32
A. Saran
................................................................................................
.... 33
DAFTAR PUSTAKA
......................................................................................
34
RIWAYAT HIDUP
..........................................................................................
47
-
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komposisi nira kelapa segar
......................................................... ....
5
Tabel 2. Komposisi zat gizi gula kelapa per 100 g bahan
.......................... .... 6
Tabel 3. Perumusan formulasi optimasi gula kelapa
.................................. .... 16
Tabel 4. Besarnya penerimaan, biaya produksi dan keuntungan gula
kelapa kualitas 1 dan kualitas2............................. 22
Tabel 5. Formulasi Optimasi Gula Kelapa
.................................................. .... 26
Tabel 6. Kombinasi produksi optimal gula kelapa di agroindustri
skala mikro gula kelapa Karsidi
..................................................................
.... 27
Tabel 7. Nilai surplus dan nilai shadow price dari hasil
analisis dual ........ .... 28
Tabel 8. Analisis sensitifitas fungsi tujuan
................................................. .... 30
Tabel 9. Analisis sensitifitas fungsi kendala
............................................... .... 31
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Gula Kelapa
................................... .... 36
Lampiran 2. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian Penelitian
.................... .... 37
Lampiran 3. Data Pengamatan
....................................................................
.... 38
Lampiran 4. Perhitungan Keuntungan
........................................................ ....
41
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan
........................................................... ....
45
-
RINGKASAN
Salah satu industri rumah tangga pedesaan yang potensial untuk
dikembangkan dan menghasilkan produk yang memadai adalah pengolahan
gula kelapa. Desa Karangtengah Kecamatan Baturraden merupakan salah
satu wilayah penghasil gula kelapa di Kabupaten Banyumas. Banyaknya
industri kecil menengah ini perlu dianalisis pengoperasiannya.
Metode kuantitatif yang biasa digunakan dalam membantu manajemen
menganalisa sebuah proyek adalah metode-metode yang didasarkan pada
pendekatan optimasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui produktivitas, biaya produksi dan keuntungan hasil
produksi gula kelapa pada agroindustri gula kelapa skala mikro di
Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas dan mendapatkan kondisi
optimum produksi gula merah pada agroindustri gula kelapa skala
mikro di Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas.
Optimasi diselesaikan dalam bentuk program linier, yang
mempunyai dua macam fungsi yaitu fungsi tujuan dan fungsi kendala
(pembatas). Fungsi tujuan dari penyelesaian masalah ini adalah
memaksimalkan keuntungan, sedangkan fungsi kendala (pembatas) yang
digunakan meliputi hari orang kerja (HOK), bahan baku serta biaya
produksi pembuatan gula kelapa.
Penyelesaian masalah optimasi dengan program linier dapat
dilakukan dengan memasukkan data fungsi tujuan dan fungsi kendala.
Penyelesaian program linier dilakukan dengan menggunakan program
LINDO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah gula kelapa
kualitas 1 yang diproduksi sekitar 204,29 kg/bulan dan untuk gula
kelapa kualitas 2 diproduksi sebanyak 233,47 kg/bulan. Berdasarkan
analisis menggunakan program LINDO, jumlah produksi yang optimum
untuk produksi gula kelapa kualitas 1 sebesar 0 kg/bulan dan gula
kelapa kualitas 2 sebesar 1402 kg/bulan. Hasil analisis
sensitivitas menunjukkan bahwa koefisien input gula kelapa kualitas
1 dapat dinaikkan sebesar M atau tidak terhingga dan diturunkan
sebesar Rp458,00/kg/bulan menjadi Rp6.201,00/kg/bulan, artinya tiap
kg kenaikan atau penurunan, keuntungannya berubah menjadi
Rp0,00/kg/bulan untuk setiap 1 unit perubahannya (lihat nilai
shadow price). Bila koefisien input gula kelapa kualitas 2 dapat
dinaikan sebesar Rp458,00/kg/bulan dan diturunkan sebesar
Rp6.021,00/kg/bulan, maka keuntungannya akan berubah sebesar
Rp4,41/kg/bulan untuk setiap kenaikan atau penurunan 1 unit
kapasitas.
Kata kunci : optimasi, gula kelapa, program linier.
-
SUMMARY
One of the potential industries of rural households to be
developed is palm sugar processed. Karangtengah Village Baturraden
Sub District is one of the palm sugar producing area in Banyumas
District. The number of small and medium industries need to be
analyzed. This analysis is needed to anticipate the uncertainty
circumstances in the future. Quantitative methods are commonly used
to help management in analyzing project based on optimization
approach. The objectives of this research were 1) determine
productivity, production cost, and benefit of palm sugar production
on micro scale business of palm sugar agro industry on Baturraden
Sub District, District of Banyumas; and 2) obtain optimum condition
of palm sugar production on micro scale business of palm sugar agro
industry in Baturraden Sub District, District of Banyumas.
Optimization was using linear programming. It has two kind of
functions, i.e. objective and constraint functions. The objective
function of this study was to maximize profit and constraint
functions that used were person-days (HOK), raw materials and
production costs of palm sugar production.
Completion of optimization problems with linear programming can
be done by entering data and objective of constraint functions.
Linear program completion accomplished using LINDO Software. The
results showed that the palm sugar production for first quality was
204.29 kg/month and second quality was 233.47 kg/month. Based on
LINDO Software, the optimum amount of palm sugar production for
first quality was 0 kg/month and second quality was 338 kg/month.
The results of sensitivity analysis showed that coefficient input
of palm sugar for first quality increased up to M or infinity and
lowered up to Rp458,00, the profit would changes become
Rp0,00/kg/month (look at the shadow price value). If coefficient
input for constraint function on second quality could be increased
up to Rp6.497,00 and reduced until Rp6.479, 00, the profit would
changes become Rp4,41/kg/month for every increased or reduced 1
unit of capacity.
Key words : optimization, palm sugar, linear programming.
-
I. PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi di dalam pembangunan nasional jangka panjang
di
Indonesia mempunyai sasaran utama mencapai keseimbangan antara
sektor
pertanian dan industri. Keseimbangan tersebut dapat tercapai
apabila kondisi
perekonomian atau industri yang maju didukung oleh sektor
pertanian yang
tangguh (Soekartawi, 2001). Sebagai penggerak pembangunan
pertanian,
agroindustri diharapkan dapat memainkan peranan penting kegiatan
pembangunan
daerah dalam sasaran pemerataan pembangunan ekonomi.
Keberadaaan
agroindustri di pedesaan diharapkan dapat meningkatkan
permintaan terhadap
komoditas pertanian karena sektor agroindustri berperan dalam
mengubah produk
pertanian menjadi barang yang lebih berguna bagi kebutuhan
masyarakat. Oleh
karena itu pembangunan pertanian yang dikaitkan dengan
pengembangan industri
pertanian perlu diarahkan ke wilayah pedesaan. Salah satu
industri rumah tangga
pedesaan yang potensial untuk dikembangkan dan menghasilkan
produk yang
memadai adalah pengolahan gula kelapa. Oleh sebab itu tidak
sia-sia jika banyak
masyarakat pedesaan yang melakukan usaha pembuatan gula
kelapa.
Banyumas merupakan salah satu daerah penghasil gula kelapa di
Indonesia.
Menurut Kusumo (2005), luas areal tanaman kelapa yang ada di
Kabupaten
Banyumas pada tahun 2003 mencapai 13.947,96 hektar dengan jumlah
tanaman
kelapa sebanyak 1.746.871 pohon. Jumlah tanaman kelapa deres
yang ada di
Kabupaten Banyumas adalah 593.569 pohon dengan luas areal kebun
4.748,55
hektar. Usaha produksi gula kelapa yang ada di Kabupaten
Banyumas melibatkan
-
28.879 orang penderes, dan 34.317 unit pengolah yang terdiri
dari 90.241 orang
tenaga kerja yang tergabung dalam 217 kelompok usaha yang tumbuh
dan tersebar
di 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Banyumas (Bank Indonesia,
2004).
Desa Karangtengah Kecamatan Baturraden merupakan salah satu
wilayah
penghasil gula kelapa di Kabupaten Banyumas. Desa ini berjarak
15 km dari
Purwokerto dan dengan waktu tempuh sekitar 15 menit menggunakan
sepeda
motor. Desa Karangtengah memiliki wilayah bertopografi berbukit
sampai
bergunung, dengan rata-rata hujan sebesar 3.336 mm per tahun
dengan jumlah
hari hujan 157 hari dan suhu berkisar antara 22 sampai 30oC.
Data tahun 2009, desa Karangtengah memiliki jumlah kepala
keluarga 1595
KK, dengan jumlah penduduk sebesar 6529 jiwa. Sumber pendapatan
masyarakat di
dukung oleh sebagian masyarakatnya yang bermata pencaharian
sebagai penderes
dan pengrajin gula kelapa atau sektor industri. Kabupaten
Banyumas, pada tahun
2007 terdapat kurang lebih 28.300 unit usaha gula kelapa dengan
volume produksi
mencapai 23.772 ton per tahun. Beberapa kecamatan di kabupaten
Banyumas yang
memiliki unit usaha gula kelapa cukup banyak adalah Ajibarang,
Somagede, Cilongok
dan Wangon (Disperindag Kabupaten Banyumas, 2008).
Banyaknya industri kecil menengah ini perlu dianalisis
pengoperasiannya.
Analisis ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi ketidakpastian
di masa yang
akan datang. Metode kuantitatif yang biasa digunakan dalam
membantu
manajemen menganalisa sebuah proyek adalah metode-metode yang
didasarkan
pada pendekatan optimasi (Susanti, 2008). Pengertian optimal
adalah keadaan
terbaik, sedangkan optimasi adalah pencapaian keadaan terbaik
(Subagyo, 2000).
-
Optimasi dapat juga diartikan sebagai pendekatan normatif
dengan
mengidentifikasikan penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan
yang diarahkan
pada titik maksimum atau titik minimum suatu tujuan.
Mengacu pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa
permasalahan penelitian antara lain:
1. Bagaimana produktivitas, biaya produksi dan keuntungan hasil
produksi gula
kelapa pada agroindustri gula kelapa skala mikro Karsidi di
Kecamatan
Baturraden Kabupaten Banyumas?
2. Bagaimana kondisi optimum produksi gula kelapa pada
agroindustri gula kelapa
skala mikro Karsidi di Kecamatan Baturraden Kabupaten
Banyumas?
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui produktivitas, biaya produksi dan keuntungan hasil
produksi gula
kelapa pada agroindustri gula kelapa skala mikro Karsidi di
Kecamatan
Baturraden Kabupaten Banyumas.
2. Mendapatkan kondisi optimum produksi gula kelapa pada
agroindustri gula
kelapa skala mikro Karsidi di Kecamatan Baturraden Kabupaten
Banyumas.
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mendapatkan informasi produktivitas, biaya produksi dan
keuntungan hasil
produksi gula kelapa pada agroindustri gula kelapa skala mikro
Karsidi di
Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas
2. Mendapatkan informasi mengenai kondisi optimum produksi gula
kelapa pada
agroindustri gula kelapa skala mikro Karsidi di Kecamatan
Baturraden
Kabupaten Banyumas.
-
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Nira Kelapa
Nira merupakan cairan bening yang terdapat di dalam mayang
kelapa yang
pucuknya belum membuka. Nira ini didapatkan dengan cara
penyadapan atau
penderesan, Satu buah mayang dapat disadap selama 10 35 hari
tergantung pada
kondisi pohon kelapa, namun produksi optimal hanya selama 15
hari. Hasil yang
diperoleh sekitar 0,5 - 1 liter nira setiap mayang, atau sekitar
2-4 liter nira per
pohon setiap harinya (Santoso, 1993).
Beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya nira kelapa yang
diperoleh antara
lain:
1. Iklim
Penyadapan pada musim penghujan akan menghasilkan nira kelapa
lebih
banyak sehingga cukup dilakukan penyadapan 2 mayang per pohon,
sedangkan
pada musim kemarau nira yang dihasilkan lebih sedikit sehingga
perlu
dilakukan penyadapan 3 mayang per pohon (Soedijanto, 1981).
2. Umur tanaman
Penyadapan mayang dari pohon kelapa yang muda akan didapatkan
nira
yang lebih banyak dari pohon kelapa yang sudah tua. Hal ini
diperkirakan
karena perbedaan proses pertumbuhan tanaman.
-
3. Frekuensi penyadapan
Pohon kelapa tidak dapat disadap secara terus-menerus. Pohon
kelapa
tersebut memerlukan waktu untuk tidak disadap kemudian dapat
disadap
kembali setelah 3 4 tahun.
Nira kelapa banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan gula
kelapa
karena mengandung sukrosa dalam jumlah yang cukup besar.
Komposisi nira
segar dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Komposisi nira kelapa segar (gram/100 ml) No Komposisi
Bahan Kadar 1. Total padatan 15,20 19,70 2. Sukrosa 12,30 17,40 3.
Abu 0,11 0,41 4. Protein 0,23 0,32 5. Vitamin C 16,00 30,00 6.
Berat jenis pada suhu 29o C 1,058 1,077
Sumber : Santoso (1993)
B. Gula Kelapa
Gula kelapa adalah gula yang dihasilkan dari pengolahan nira
kelapa (Cocos
nucifera Linn). Gula kelapa biasanya diperdagangkan dalam bentuk
setengah
mangkuk atau setengah elips. Bentuk demikian ini dihasilkan dari
cetakan yang
digunakan yaitu setengah tempurung kelapa. Namun ada pula yang
menggunakan
cetakan dari bambu sehingga bentuknya bulat silindris (Santoso,
1993). Dilihat dari
kadar zat gizi, gula kelapa cukup kaya karbohidrat dan unsur
protein serta mineral
lainnya. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 2.
-
Tabel 2. Komposisi zat gizi gula kelapa per 100 gram bahan No
Zat gizi Jumlah 1. Kalori 386 kal 2. Karbohidrat 76 g 3. Lemak 10 g
4. Protein 3 g 5. Kalsium 76 mg 6. Fosfor 37 mg 7. Air 10 g
Sumber : Santoso (1993)
C. Pengolahan dan Produksi Gula Kelapa
Gula kelapa diproduksi oleh industri-industri kecil yang umumnya
berada
di pedesaan. Proses pembuatan gula kelapa tersebut biasanya
dilakukan secara
tradisional dan menggunakan peralatan yang sederhana. Namun,
sekarang ini
telah diujikan pengolahan gula kelapa dengan sistem vakum.
Walaupun teknologi
sistem vakum ini lebih efektif dan efisien serta menghasilkan
produk yang
bermutu akan tetapi nilai investasinya dianggap mahal bagi
pengrajin gula kelapa
sehingga lebih banyak pengrajin yang memilih mengolah gula
kelapa secara
tradisional (Santoso, 1993).
Prototipe pengolahan gula jawa dengan sistem vakum ini telah
diperkenalkan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Industri
Semarang.
Peralatan produksi yang digunakan meliputi evaporator (alat
penguapan) lengkap
dengan kondensor. Evaporator ini berupa bejana silinder, dengan
dasar bentuk
elips, puncaknya berbentuk kerucut. Selain itu, diperlukan juga
pisau penyadap,
kain penyaringan bumbung bambu, cetakan dan plastik. Proses
produksi, pada
tahap awal sama dengan cara tradisional, yakni penyadapan hingga
memperoleh
nira bersih. Selanjutnya, nira dimasukkan dalam evaporator.
Setelah itu nira
-
dipanaskan. Adapun sumber pemanasnya berasal dari steam bath,
yang
dipanaskan dari api brander. Uap yang dihasilkan dari steam bath
ini akan
memanaskan evaporator. Perlu diperhatikan bahwa tekanan uap pada
evaporator
dipertahankan vakum sebesar 0,47 atmosfir, sehingga nira akan
mendidih pada
suhu di bawah titik didihnya sekitar 85-90C.Dengan sistem vakum,
uap nira yang
dihasilkan masuk ke kondensor untuk didinginkan oleh air
pendingin, yang
kemudian keluar bersam-sama air pendingin. Sementara itu, nira
yang sudah
kental, berupa jenangan, sebaiknyya dikeluarkan dari evaporator,
dan segera
diaduk-aduk sampai dirasa cukup, kemudian dicetak, didinginkan,
dikemas dalam
plastik, dan sudah siap dipasarkan (Anonim, 2010).
Pengolahan gula kelapa secara tradisonal menggunakan beberapa
peralatan
sederhana yaitu ketel (wajan), pengaduk, tungku, pisau sadap,
bumbung bambu,
cetakan (tempurung kelapa), kaleng, timbangan, serok, kain
penyaring dan plastik.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam pembuatan gula kelapa
meliputi nira, air
kapur, natrium bisulfat, minyak kelapa dan kayu bakar.
Menurut Santoso (1993), poduksi gula kelapa dilakukan dengan
menyadap
nira yang dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari. Biasanya
proses penyadapan
ini berlangsung dari pukul 06.00 16.00 dan dari pukul 16.00
06.00. Cairan kapur
dicampurkan dengan bahan pengawet natrium bisulfat dan
dimasukkan ke dalam
bumbung bambu yang sudah dicuci bersih. Nira yang sudah
diperoleh kemudian
disaring dengan menggunakan kain bersih setelah itu langsung
dimasukkan ke
dalam wajan untuk dimasak pada suhu sekitar 110o C sambil
dilakukan
pengadukan. Nira segar yang baru saja diperoleh harus segera
dimasak karena
-
apabila proses pemasakan ditunda akan menyebabkan nira menjadi
masam. Pada
proses pemasakan dengan suhu tinggi ini, kotoran-kotoran yang
terdapat pada nira
akan terapung bersama busa nira. Kotoran tersebut kemudian
dibuang
menggunakan serok. Setelah itu nira yang sedang dimasak terus
menerus diaduk
agar busa nira tidak meluap dan ditambahkan minyak kelapa (1
sendok minyak
kelapa untuk 25 liter nira). Mulanya cairan ini berwarna putih
kekuningan, lambat
laun warnanya akan menjadi semakin tua dan pekat. Berkurangnya
busa nira
menandakan bahwa gula kelapa sudah mendidih dan siap untuk
dicetak.
D. Optimasi
Optimasi dapat diartikan sebagai pendekatan normatif dengan
mengidentifikasikan penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan
yang diarahkan
pada titik maksimum atau titik minimum suatu tujuan. Optimasi
diselesaikan dalam
bentuk program linier, yang mempunyai dua macam fungsi yaitu
fungsi tujuan dan
fungsi kendala (Susanti, 2008). Fungsi tujuan adalah fungsi yang
menggambarkan
tujuan sasaran di dalam permasalahan pemrograman linier yang
berkaitan dengan
pengaturan secara optimal sumberdaya-sumberdaya, untuk
memperoleh keuntungan
maksimal atau biaya minimal. Fungsi batasan merupakan bentuk
penyajian secara
matematis batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan
dialokasikan secara
optimal ke berbagai kegiatan (Asmara, 2009).
-
E. Produktivitas
Menurut Blocker (1988), produktivitas adalah hubungan antara
berapa
output yang dihasilkan dan berapa input yang dibutuhkan untuk
produksi input
tersebut. Output tersebut terdiri atas unit produk, volume,
berat dan hasil konkrit
pekerjaan. Input terdiri dari sumber daya, waktu, sumber dana
dan infrastruktur.
Ada dua macam alat pengukuran produktivitas, yang pertama
adalah
physical productivity, yaitu produktivitas secara kuantitatif
seperti ukuran,
panjang, berat, banyaknya unit, waktu, dan biaya tenaga
kerja.
yang kedua adalah value productivity, yaitu ukuran produktivitas
dengan
menggunakan nilai uang yang dinyatakan dalam rupiah, yen, dollar
dan
seterusnya (Ravianto, 1986).
F. Biaya dan Keuntungan Produksi
Menurut Purnomo (2006), biaya (cost) adalah kas atau setara kas
yang
dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan
memberikan
manfaat bagi perusahaan saat sekarang atau untuk periode
mendatang. Biaya
produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku
menjadi
produk selesai. Klasifikasi biaya produksi adalah proses
pengelompokan secara
sistematis atas keseluruhan elemen yang ada ke dalam
golongan-golongan tertentu
yang lebih ringkas untuk dapat memberi informasi yang lebih
penting. Adapun
klasifikasi atau penggolongan biaya produksi adalah sebagai
berikut:
-
1. Penggolongan Biaya Menurut Obyek Pengeluaran
Penggolongan biaya yang paling sederhana adalah penggolongan
atas
dasar obyek pengeluaran yaitu berupa penjelasan mengenai obyek
suatu
pengeluaran. Terdapat tiga golongan biaya, yaitu biaya bahan
baku, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
2. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan
Biaya dapat digolongkan berdasarkan fungsi-fungsi dimana biaya
tersebut
terjadi seperti fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi
administrasi dan umum.
3. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang
Dibiayai
Biaya dapat dihubungkan dengan sesuatu yang dibiayai, maka
biaya-biaya
dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu biaya langsung dan biaya
tidak
langsung. Perbedaan biaya langsung dan tidak langsung dikaitkan
dengan
produk sangat diperlukan bila perusahaan menghasilkan lebih dari
satu macam
produk dan manajemen menghendaki penentuan harga pokok per jenis
produk
tersebut. Dalam hubungannya dengan produk, biaya produksi dibagi
menjadi
tiga unsur, yaitu bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya
overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung).
4. Penggolongan Biaya Menurut Perilaku dalam Hubungannya dengan
Perubahan
Volume Kegiatan
Biaya ini digolongkan sebagai biaya tetap, yaitu biaya yang
jumlahnya
tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan sampai pada
tingkatan
tertentu. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya
berubah secara
sebanding dengan dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar
volume
-
kegiatan maka semakin besar pula jumlah total biaya variabel.
Biaya
semivariabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah tidak
sesuai dengan
perubahan volume kegiatan (Erlina, 2011).
5. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi
dua yaitu
pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. Pengeluaran
modal
merupakan biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode
akuntansi
(biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender),
sedangkan
pengeluaran pendapatan merupakan biaya yang hanya mempunyai
manfaat
dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut
(Purnomo, 2006)
Keuntungan produksi adalah perbedaan antara hasil penjualan dan
biaya
produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan jumlahnya
lebih besar
daripada biaya produksi (Sukirno, 2002). Keuntungan juga dapat
diartikan sebagai
selisih pendapatan dan biaya yang diukur dan disajikan atas
dasar prinsip akuntansi.
-
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Desa Karang Tengah, Baturaden,
Banyumas, Jawa
Tengah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan
bulan September 2011.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang akan digunakan adalah nira, minyak goreng, dan laru
dari
kapur. Sedangkan peralatan yang akan digunakan dalam penelitian
ini antara lain
alat tulis, timbangan digital, peralatan menderes, peralatan
mengolah gula, cetakan
gula kelapa, dan plastik pengemas.
C. Variabel Penelitian
Penyelesaian masalah optimasi produksi gula kelapa memerlukan
variabel-
variabel untuk membentuk fungsi tujuan dan fungsi kendala.
Variabel-variabel
yang digunakan yaitu:
1. Keuntungan tiap kilogram produk yang dihasilkan
Keuntungan dari tiap kilogram produk yang dihasilkan diperoleh
dengan
mencari selisih antara penerimaan dengan biaya produksi. Kedua
perhitungan
tersebut menggunakan data realisasi penerimaan dan biaya
produksi yang digunakan
sesuai dengan standar harga yang ditetapkan oleh pengrajin gula
kelapa.
-
2. Hari orang kerja (Rp/kg/bulan)
Tenaga kerja yang dihitung yaitu tenaga kerja yang terlibat
langsung
dalam proses produksi. Hari orang kerja dihitung berdasarkan jam
orang kerja
pada bagian-bagian produksi yang berpengaruh pada pengolahan
yang
memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Jam kerja
dihitung dari
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan nira, waktu
pemasakan
nira, waktu pengadukan (pemekatan) gula, waktu pencetakan gula
kelapa baik
gula kelapa kualitas 1 dan kualitas 2, serta waktu yang
dibutuhkan untuk
pengemasan gula kelapa tersebut. HOK diasumsikan setara dengan
orang
bekerja maksimum 7 jam dalam 1 hari kerja.
3. Bahan baku (Rp/kg/bulan)
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah nira
kelapa yang
kemudian diolah menjadi gula kelapa. Hasil nira kelapa tersebut
diperoleh dari
pengamatan yang dilakukan selama penelitian. Fungsi pembatas
bahan baku
4. Biaya produksi (Rp/kg/bulan)
Menurut Purnomo (2010), biaya (cost) adalah kas atau setara kas
yang
dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan
akan
memberikan manfaat bagi perusahaan saat sekarang atau untuk
periode
mendatang. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mengolah
bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi ini meliputi
biaya tetap dan
biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak
dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya
variabel
adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding
dengan dengan
-
perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka
semakin
besar pula jumlah total biaya variabel (Erlina, 2011).
D. Analisis Data
1. Optimasi
Optimasi diselesaikan dalam bentuk program linier, yang
mempunyai dua
macam fungsi yaitu fungsi tujuan dan fungsi kendala (kendala).
Fungsi tujuan
dari penyelesaian masalah ini adalah memaksimalkan keuntungan,
sedangkan
fungsi kendala (kendala) yang digunakan meliputi hari orang
kerja (HOK),
bahan baku serta biaya produksi pembuatan gula kelapa.
a. Fungsi tujuan maksimasi keuntungan
Agroindustri gula kelapa skala mikro Karsidi ini memproduksi
gula
kelapa dengan dua jenis gula yang berbeda yaitu gula kelapa yang
dicetak
kecil (kualitas 1) dan gula kelapa yang dicetak besar (kualitas
2).
Penggunaan kedua jenis gula ini digunakan untuk mengetahui
besarnya
keuntungan yang diperoleh selama proses produksi. Fungsi tujuan
maksimal
keuntungan dirumuskan sebagai berikut:
Maksimumkan Z = C1X1 + C2X2 (1)
Dimana:
Z = keuntungan hasil produksi gula kelapa keseluruhan
(Rp/kg/bulan)
C1 = keuntungan produk gula kelapa kualitas 1 (Rp/kg/bulan)
C2 = keuntungan produk gula kelapa kualitas 2 (Rp/kg/bulan)
X1 = jumlah produksi gula kelapa kualitas 1 (kg/bulan)
-
X2 = jumlah produksi gula kelapa kualitas 2 (kg/bulan)
b. Fungsi kendala
1. Hari orang kerja (Rp/kg/bulan)
Besarnya HOK yang digunakan dalam fungsi kendala ini
ditentukan
dengan cara mengalikan besarnya HOK dengan biaya yang harus
dikeluarkan sebagai upah tenaga kerja. Perhitungan ini
dirumuskan
sebagai berikut:
Biaya HOK(Rp/kg/bulan) = HOK x upah tenaga kerja per HOK (2)
2. Bahan baku (Rp/kg/bulan)
Bahan baku yang digunakan pada produksi gula kelapa baik
kualitas 1
dan kualitas 2 diperoleh dari banyaknya bahan baku yang
digunakan
dikalikan dengan biaya bahan baku per liter. Perhitungan
besarnya biaya
bahan baku yang digunakan dalam produksi dapat dilihat
melalui
persamaan berikut:
Biaya bahan baku (Rp/kg/bulan) = jumlah bahan baku x biaya per
liter (3)
3. Biaya produksi (Rp/kg/bulan)
Biaya produksi diperoleh dari perhitungan biaya-biaya yang
dibutuhkan dalam produksi gula kelapa baik gula kelapa kualitas
1
maupun gula kelapa kualitas 2. Biaya produksi yang dihitung
merupakan
penambahan antara biaya tetap dengan biaya variabelnya.
Biaya Produksi (Rp/bulan) = biaya tetap + biaya variabel (4)
-
Setelah keseluruhan variabel diketahui besarnya maka dibuat
formulasi untuk program linier. Formulasi yang digunakan dapat
dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Perumusan formulasi optimasi gula kelapa Jenis HOK
(Rp/bulan)
Bahan Baku (Rp/bulan)
Biaya Produksi (Rp/bulan)
Gula Kelapa Kw1 aX1 bX1 A Gula Kelapa Kw2 aX2 bX2 B
Fungsi Kendala:
aX1 + aX2 A (5)
bX1 + bX2 B (6)
dimana:
a = biaya HOK gula kelapa kualitas 1 dan kualitas 2
(Rp/kg/bulan)
b = biaya bahan baku gula kelapa kualitas 1 dan kualitas 2
(Rp/kg/bulan)
A = biaya produksi gula kelapa kualitas 1 (Rp/kg/bulan)
B = biaya produksi gula kelapa kualitas 2 (Rp/kg/bulan)
X1 = jumlah produksi gula kelapa kualitas 1 (kg/bulan)
X2 = jumlah produksi gula kelapa kualitas 2 (kg/bulan)
2. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi apabila terjadi
perubahan
koefisien setelah penyelesaian optimasi terselesaikan. Analisis
ini perlu
dilakukan untuk mengantisipasi ketidakpastian di masa yang akan
datang.
Analisis sensitivitas dapat juga digunakan untuk melihat kisaran
berlakunya
solusi optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari selang kepekaan
yang terdiri dari
-
batas minimum dan batas maksimum. Batas minimum merupakan
batas
penurunan nilai aktivitas atau kendala agar tidak merubah nilai
optimal,
sedangkan batas maksimum menunjukkan batas kenaikan nilai
aktivitas dan
kendala yang ditujukan agar solusi optimal terpenuhi (Susanti,
2008).
Perhitungan analisis sensitifitas dilakukan dengan menggunakan
program
komputer LINDO.
-
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum
Desa Karangtengah Kecamatan Baturaden termasuk dalam wilayah
Kabupaten Banyumas. Desa ini berjarak 15 km dari Purwokerto dan
dengan
waktu tempuh sekitar 15 menit menggunakan sepeda motor. Desa
Karangtengah
memiliki wilayah bertopografi berbukit sampai bergunung, dengan
rata-rata hujan
sebesar 3.336 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 157 hari dan
suhu berkisar
antara 22 sampai 30oC.
Data tahun 2009, desa Karangtengah memiliki jumlah kepala
keluarga
1595 KK, dengan jumlah penduduk sebesar 6529 jiwa. Sumber
pendapatan
masyarakat di dukung oleh sebagian masyarakatnya yang bermata
pencaharian
sebagai penderes dan pengrajin gula kelapa atau sektor industri.
Data unit usaha
gula kelapa di Kabupaten Banyumas sebanyak 28.300 unit usaha
dengan 60.000
tenaga kerja dan volume produksi 46.586,53 ton/tahun
(Disperindagkop, 2006).
Hampir semua kecamatan di Banyumas terdapat unit usaha gula
kelapa, termasuk
Desa Karang Tengah Kecamatan Baturaden.
Salah satu produsen gula kelapa di wilayah ini adalah
agroindustri gula
kelapa skala mikro Karsidi. Agroindustri ini dapat menghasilkan
14 kg gula
kelapa per harinya. Nira kelapa yang dapat diperoleh per hari
rata-rata sebanyak
83,43 liter. Nira kelapa yang diperoleh kemudian dimasak,
dicetak, kemudian
dikemas lalu dipasarkan baik dengan cara dijual langsung kepada
konsumen
maupun dijual ke pasar.
-
B. Proses Produksi Gula Kelapa
Proses produksi gula kelapa secara umum melalui beberapa tahap
sebagai
berikut:
1. Tahap pengambilan nira
Bahan baku berupa nira diambil langsung dari pohon kelapa dengan
cara
dipanjat. Nira ditampung menggunakan dirigen yang didalamnya
sudah
diberikan laru dari kapur. Laru tersebut digunakan agar nira
menjadi lebih
awet dan tidak mudah masam. Pengambilan nira dilakukan sebanyak
2 kali
sehari, yaitu pada pagi hari pukul 06.00 08.00 WIB dan sore hari
pada
pukul 15.00 17.00 WIB.
2. Tahap pemasakan nira
Nira yang sudah diambil kemudian dimasak dalam sebuah wajan
besar.
Sebelumnya nira tersebut disaring terlebih dahulu agar
kotoran-kotoran tidak
tercampur dengan nira yang akan dimasak. Pemasakan nira menjadi
gula
kelapa membutuhkan waktu sekitar 5 jam.
3. Tahap pengadukan gula
Gula kelapa yang sudah matang ditandai dengan jumlah buih
yang
semakin menurun. Gula kelapa ini masih sedikit encer, untuk itu
diperlukan
pengadukan agar gula kelapa menjadi lebih keras. Tahapan ini
juga disebut
sebagai tahap pemekatan nira. Waktu yang dibutuhkan untuk
pemekatan ini
sekitar 7 menit.
-
4. Tahap pencetakan
Pencetakan gula kelapa kualitas 1 dilakukan dengan cara
pencetakan kecil-
kecil menggunakan pipa paralon dengan diameter sekitar 5 cm dan
ketebalan
2 cm serta cetakan dari bambu dengan diameter sekitar 7 cm dan
ketebalan 2
cm, sedangkan gula kelapa kualitas 2 dicetak besar menggunakan
tampah
kemudian dipotong-potong tanpa memperhatikan berapa
ukurannya.
5. Tahap pengemasan
Gula kelapa yang akan dipasarkan dikemas menggunakan plastik
pengemas dengan berat 1 kg per kemasannya. Proses pengemasan
dilakukan
secara manual dengan cara memasukkan gula kelapa ke dalam
plastik
pengemas sambil ditimbang beratnya.
6. Tahap pemasaran
Gula kelapa yang sudah siap dijual biasanya didistribusikan
dengan cara
dititipkan kepada para pedagang di pasar dan dijual langsung
kepada konsumen.
C. Fungsi Tujuan dan Fungsi Kendala
1. Perumusan fungsi tujuan
Tujuan dari program linier optimasi produksi gula kelapa
pada
agroindustri skala mikro Karsidi ini adalah untuk memperoleh
keuntungan
yang didapat dari selisih antara harga jual dan biaya produksi.
Adapun
rincian biaya untuk gula kelapa 1 dan gula kelapa 2 dapat
dilihat pada
perhitungan berikut:
-
1) Gula Kelapa Kualitas 1:
Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel (7)
= Rp17.250,00 + Rp1.306.275,00
= Rp1.323.525,00/bulan
Keuntungan = Total Penerimaan Total Biaya (8)
= Rp1.890.000,00 Rp1.323.525,00
= Rp566.475,00/bulan
Keuntungan per kg =
(9)
= .,
,
= Rp2.773,00/kg/bulan
2) Gula Kelapa Kualitas 2:
Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel (10)
= Rp16.000,00 + Rp1.389.700,00
= Rp1.405.700,00/bulan
Keuntungan = Total Penerimaan Total Biaya (11)
= Rp1.920.000,00 Rp1.405.700,00
= Rp514.300,00/bulan
Keuntungan per kg =
(12)
= . ,
,
= Rp2.203,00 /kg/bulan
Besarnya penerimaan, biaya produksi dan keuntungan yang
diperoleh dari
produksi gula kelapa kualitas 1 dan gula kelapa kualitas 2 dapat
dilihat pada Tabel 4.
-
Tabel 4. Besarnya penerimaan, biaya produksi dan keuntungan gula
kelapa kualitas 1 dan kualitas 2.
Komponen Biaya Jenis Gula
Gula Kelapa Kualitas 1 (Rp)
Gula Kelapa Kualitas 2 (Rp)
Penerimaan (Rp/kg/bulan) 9.000,00 8.000,00 Biaya Produksi
(Rp/kg/bulan)
6.479,00 6.021,00
Keuntungan (Rp/kg/bulan) 2.773,00 2.203,00 Sumber : hasil
analisis data primer (2011)
Perumusan fungsi tujuan untuk memaksimalkan keuntungan
Rp2.773,00
untuk gula kelapa kualitas 1 dan Rp2.203,00 untuk gula kelapa
kualitas 2
adalah sebagai berikut:
Z = 2.773 X1 + 2.203 X2 (13)
2. Perumusan fungsi kendala
Agroindustri gula kelapa skala mikro Karsidi memiliki fungsi
kendala sebagai berikut:
a. Fungsi kendala hari orang kerja (HOK)
Banyaknya tenaga kerja yang dimiliki oleh agroindustri gula
kelapa skala
mikro Karsidi adalah sebanyak dua orang. Keduanya terlibat
langsung
dalam proses produksi pembuatan gula kelapa. Tenaga kerja
tersebut bertugas
untuk menderes dan memasak nira. Pekerjaan menderes dilakukan
oleh laki-
laki dan pekerjaan memasak dilakukan oleh wanita. Biasanya
tenaga kerja
yang terlibat adalah kepala rumah tangga dan istri (Widjojoko,
2006).
Pekerjaan menderes dilakukan selama 1, 27 jam/hari (0,18 HOK).
Pekerjaan
memasak untuk gula kelapa kualitas 1 dan kualitas 2 dilakukan
selama 7,17
jam (1,02 HOK). Pekerjaan memasak ini meliputi kegiatan
pemasakan nira,
pengadukan (pemekatan) gula, pencetakan gula, hingga kegiatan
pengemasan
-
gula kelapa yang sudah jadi. Lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk
kegiatan memasak dapat diperoleh dari perhitungan berikut:
T memasak (jam) = T memasak nira + T pengadukan + T pencetakan
gula
kelapa + T pengemasan gula kelapa (14)
T memasak (jam) = 5,12 + 0,13 + 0,15 + 0,49
= 7,17 jam/hari
sehingga total jam kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan
menderes dan
memasak nira untuk gula kelapa kualitas 1 dan kualitas 2 yaitu
sebesar
8,44 jam/hari (1,2 HOK). HOK diasumsikan setara dengan orang
bekerja
maksimum 7 jam dalam 1 hari kerja. Diasumsikan dalam satu
bulan
dilakukan produksi selama 30 hari kerja untuk masing-masing
jenis gula
kelapa, maka keseluruhan dalam satu bulan akan didapatkan 36,00
HOK
untuk produksi gula kelapa kualitas 1 dan kualitas 2.
Persamaan fungsi kendala HOK dirumuskan dalam bentuk nominal
(rupiah) dengan cara mengalikan besarnya HOK dengan upah
yang
diperoleh tenaga kerja per hari kerja (Lampiran 4). Besar HOK
gula kelapa
kualitas 1 dan kualitas 2 yaitu Rp298.800,00/bulan. Besar HOK
untuk tiap
kilogram produksi gula kelapa kualitas 1 dan kualitas 2
diperoleh dari
pembagian besar HOK dengan jumlah produksi gula kelapa kualitas
1 dan
kualitas 2. Adapun rinciannya dapat dilihat melalui perhitungan
berikut:
HOK per kg = !"#
(15)
1) Gula Kelapa Kualitas 1
HOK per kg = $.$,,
-
= Rp1.463,00/kg/bulan
2) Gula Kelapa Kualitas 2
HOK per kg = $.$, ,
= Rp1.280,00/kg/bulan
b. Fungsi kendala bahan baku
Agroindustri gula kelapa skala mikro Karsidi memproduksi dua
jenis gula kelapa, yaitu gula kelapa yang dicetak kecil
menggunakan pipa
paralon dan bambu (kualitas 1) dan gula kelapa yang dicetak
besar
menggunakan tampah kemudian dipotong kecil-kecil (kualitas
2).
Penyediaan bahan baku untuk kedua produk dapat diketahui dari
jumlah
rata-rata bahan baku tiap bulan yang digunakan untuk memproduksi
gula
kelapa kualitas 1 dan gula kelapa kualitas 2, yaitu 1.167,95
liter nira
kualitas 1 dan 1.334,80 liter nira kualitas 2.
Besar biaya untuk setiap liter nira adalah
Rp500,00/liter/bulan.
Produksi gula kelapa 1 membutuhkan 1.167,95 liter nira, sehingga
besar
biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh nira tersebut sebesar
Rp583.975,00/ bulan. Produksi gula kelapa kualitas 2 membutuhkan
bahan
baku sebesar 1.334,80 liter sehingga besar biaya yang diperlukan
yaitu
Rp667.400,00/bulan (Lampiran 4).
c. Fungsi kendala biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah
bahan
baku menjadi produk selesai. Biaya produksi ini meliputi biaya
tetap dan
biaya variabel. Biaya produksi meliputi biaya tetap dan biaya
variabel.
-
Menurut Erlina (2011), biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya
tidak
dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan sampai pada tingkatan
tertentu.
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara
sebanding
dengan dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume
kegiatan
maka semakin besar pula jumlah total biaya variabel.
Biaya produksi gula kelapa baik gula kelapa kualitas 1 maupun
gula kelapa
kualitas 2 diperoleh dari penambahan antara biaya tetap dengan
biaya variabel.
Rincian perhitungan total biaya produksi dapat dilihat pada
Lampiran 4. Biaya
produksi per kg gula kelapa diperoleh dari persamaan
berikut:
Biaya produksi per kg = %&%'()*'+',-&./01*
(16)
Biaya produksi per kg untuk gula kelapa kualitas 1 dan kualitas
2
dapat dilihat pada perhitungan sebagai berikut:
1) Gula Kelapa Kualitas 1:
Biaya produksi per kg = 2,. .,,
= Rp6.479,00/kg/bulan
2) Gula Kelapa Kualitas 2:
Biaya produksi per kg = .. ,
= Rp6.021,00/kg/bulan
Besarnya biaya produksi yang dibutuhkan untuk produksi gula
kelapa
kualitas 1 dan gula kelapa kualitas 2 masing-masing sebesar
Rp6.479,00/kg/bulan dan Rp6.021,00/kg/bulan.
-
Dari keseluruhan fungsi kendala tersebut dapat dihasilkan
formulasi
sebagai berikut:
Tabel 5. Formulasi Optimasi Gula Kelapa Jenis HOK (Rp/bulan)
Bahan Baku (Rp/bulan)
Biaya Produksi (Rp/bulan)
Gula Kelapa Kw1 1.463 X1 500 X2 6.479 Gula Kelapa Kw2 1.280 X2
500 X2 6.021
Sumber : hasil analisis data primer (2011)
Fungsi tujuan:
Z = 2.773 X1 + 2.203 X2 (17)
Fungsi Kendala:
1) 1.463 X1 + 500 X2 6.479 (18)
2) 1.280 X1 + 500 X2 6.021 (19)
D. Optimasi
Penyelesaian masalah optimasi dengan program linier dapat
dilakukan dengan
memasukkan data untuk fungsi tujuan dan fungsi kendala yang
telah diketahui
sebelumnya ke dalam program linier. Penentuan kombinasi volume
produk optimal
dengan menggunakan program komputer LINDO (Linear, Interactive
and Discrete
Optimizer). Penyelesaian program linier dilakukan dengan
menggunakan metode
simpleks yang terdiri dari analisis primal, dual, dan
sensitivitas.
Analisis primal digunakan untuk mengetahui kombinasi produk
terbaik
yang menghasilkan tujuan maksimum, yaitu keuntungan terbesar
dengan kendala-
kendala yang ada. Berdasarkan perhitungan analisis primal bahwa
kombinasi
produk optimal dicapai pada iterasi kedua dengan keuntungan
maksimal sebesar
Rp26.529,00. Hasil perhitungan analisis primal dapat dilihat
dalam Tabel 6.
-
Tabel 6. Kombinasi produksi optimal gula kelapa per kg/bulan di
agroindustri skala mikro gula kelapa Karsidi.
Produk Variabel Value Reduced Cost Gula Kelapa Kualitas 1 X1 0
2886,68 Gula Kelapa Kualitas 2 X2 1204 0 Maximized objective
(keuntungan maksimal):26528,53
Sumber: hasil analisis data primer (2011)
Keuntungan yang diperoleh pada kondisi optimal lebih tinggi dari
kondisi
aktual. Sesuai dengan kondisi pengrajin, keuntungan aktual gula
kelapa rata-rata
Rp4.034,00/kg/bulan dan hasil optimasinya keuntungan sebesar
Rp26.529.00/kg/bulan. Solusi yang dihasilkan agar dapat
diperoleh keuntungan
maksimal dari produksi gula kelapa yaitu tidak memproduksi gula
kelapa kualitas
1 namun memproduksi gula kelapa kualitas 2 sebanyak 1204
kg/bulan.
Reduced cost untuk suatu variabel menunjukkan jumlah dimana
nilai
fungsi akan berkurang apabila 1 unit variabel itu ditambahkan
dalam keputusan.
Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa reduced cost gula kelapa
kualitas 1 bernilai
2886,68 artinya apabila gula kelapa kualitas 1 harus diproduksi
maka biaya
produksi gula kelapa kualitas 1 harus dikurangi biayanya
sebesar
Rp2.887,00/kg/bulan, sedangkan gula kelapa kualitas 2 nilai
reduced cost sebesar
0 karena yang artinya tidak ada nilai yang berkurang dari
produksi gula kelapa
tersebut (Herjanto, 1997).
Penilaian terhadap sumberdaya dapat dilihat dari nilai surplus
dan nilai
dualnya. Nilai dual (dual price) menunjukkan perubahan yang
terjadi pada fungsi
tujuan apabila sumberdaya yang digunakan berubah sebesar satu
satuan.
Penambahan satu unit seumberdaya akan meningkatkan keuntungan
sebesar nilai
dualnya. Nilai dual sering disebut juga sebagai nilai bayangan
(shadow price),
-
yang menunjukkan batas harga maksimum perusahaan bersedia untuk
membeli
satu unit sumberdaya (Susanti, 2008).
Analisis dual dapat digunakan untuk membantu menentukan harga
tertinggi
suatu sumberdaya yang masih memungkinkan perusahaan untuk tetap
melakukan
pembelian, sehingga nilai dual sangat berperan dalam pengambilan
keputusan,
terutama dalam hal pembelian sumberdaya. Analisis dual juga
dapat digunakan
untuk mengetahui apakah sumberdaya yang termasuk dalam kendala
bersifat langka
atau tidak. Sumberdaya langka ditunjukkan oleh nilai dual
surplus sama dengan nol,
termasuk sumberdaya aktif, yaitu kendala yang membatasi fungsi
tujuan. Kendala
tidak aktif adalah kendala yang tidak habis terpakai dalam
proses produksi dan tidak
mempengaruhi fungsi tujuan jika terjadi penambahn sebesar satu
satuan. Nilai dual
(shadow price) dan nilai surplus dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Nilai surplus dan nilai shadow price dari hasil
analisis dual. Constrain Surplus Shadow Price
Gula Kelapa Kualitas 1 458 0 Gula Kelapa Kualitas 2 0 4,41
Sumber: Hasil analisis data primer (2011)
Berdasarkan Tabel 7, hasil analisis dual dapat diketahui
nilai-nilai surplus
untuk masing-masing kendala. Nilai surplus menunjukkan besarnya
kelebihan
sumberdaya yang tersedia pada kondisi optimal, dan diperoleh
dari banyaknya
ketersediaan sumberdaya dikurangi dengan jumlah yang terpakai.
Nilai surplus
untuk produksi gula kelapa kualitas 1 sebesar 458, hal ini
berarti bahwa ada faktor
produksi yang digunakan untuk produksi gula kelapa kualitas 1
berlebih sebanyak
458 kg. Nilai surplus gula kelapa kualitas 2 sebesar 0, hal ini
berarti bahwa tidak
ada sumber daya yang berlebih pada saat produksi gula kelapa
kualitas 2.
-
Nilai shadow price untuk kendala keuntungan maksimum yang
dapat
dicapai oleh gula kelapa kualitas 1 adalah sebesar 0 yang
menunjukkan
penambahan satu kg produksi gula kelapa 1 tidak akan menambah
keuntungan.
Nilai shadow price untuk kendala keuntungan maksimum yang dapat
dicapai oleh
gula kelapa kualitas 2 adalah sebesar 4,41 yang menunjukkan
bahwa penambahan
satu kg produksi gula kelapa 2 akan menambah keuntungan
sebesar
Rp4,41/kg/bulan.
E. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah penyelidikan perubahan parameter
(aij, bi, dan
cj) terhadap efek pada penyelesaian yang optimal. Karena
perubahan nilai
parameter dalam masalah primal juga akan mengakibatkan perubahan
nilai pada
masalah dual, maka bisa dipilih salah satu untuk penyelidikan
(Herjanto, 1997).
Analisis sensitivitas sangat penting untuk mengantisipasi
ketidakpastian di masa
yang akan datang. Analisis sensitivitas dilakukan setelah
penyelesaian optimal. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi sebagai
perubahan koefisien pada model setelah tabel optimasi
terselesaikan.
Berdasarkan analisis sensitivitas dapat diketahui sejauh mana
solusi
optimal dapat diterapkan oleh perusahaan apabila terjadi
perubahan pada model.
Analisis sensitivitas juga dapat digunakan untuk melihat kisaran
berlakunya solusi
optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari selang kepekaan yang
terdiri dari batas
minimum dan batas maksimum. Batas minimum merupakan batas
penurunan nilai
aktivitas atau kendala agar tidak merubah kondisi optimal,
sedangkan batas
-
maksimum menunjukkan batas kenaikan nilai aktifitas atau kendala
yang diijinkan
agar solusi optimal tidak berubah. Selang kepekaan yang semakin
kecil yang
dimiliki oleh suatu kendala, maka semakin peka kendala tersebut
dalam merubah
solusi optimal yang telah tercapai. Hasil analisis sensitivitas
fungsi tujuan dan
fungsi kendala dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9.
Tabel 8. Analisis sensitivitas fungsi tujuan Variable Current
Coeficient
Allowable Increase
Allowable Descrease
Gula Kelapa Kualitas 1 2773 2866,68 M Gula Kelapa Kualitas 2
2203 M 1119,80
Sumber : Hasil analisis data primer (2011)
Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa untuk mempertahankan
variabel
keputusan pada kondisi optimal, maka perubahan pada nilai
koefisien fungsi
tujuan harus masih berada dalam selang kepekaan yaitu antara
batas minimum dan
batas maksimum yang diijinkan (Susanti, 2008). Nilai koefisien
fungsi tujuan
menunjukkan keuntungan per satuan kg produk dari hasil produksi
agroindustri
gula kelapa skala mikro Karsidi di Kecamatan Baturaden Kabupaten
Banyumas.
Koefisien dari keuntungan gula kelapa kualitas 1 yang semula
Rp2.773,00/kg/bulan dapat ditolerir kenaikannya sebesar
Rp2.867,00/kg/bulan
atau ditolerir penurunannya sebesar M (tak terhingga).
Keuntungan gula kelapa
kualitas 2 yang semula Rp2.203,00 dapat ditolerir kenaikannya
sebesar M atau tak
terhingga atau ditolerir penurunannya sebesar Rp1.120,00,
sehingga keuntungan
optimum yang dapat diperoleh sebesar Rp1.083,00.
-
Tabel 9. Analisis sensitivitas fungsi kendala. Variable Current
RHS Allowable Increase
Allowable Descrease
Biaya Produksi Gula Kelapa Kualitas 1 6479 M 458 Biaya Produksi
Gula Kelapa Kualitas 2 6021 M 6021
Sumber : Hasil analisis data primer (2011)
Hasil analisis sensitivitas untuk tiap fungsi kendala pada Tabel
7,
menunjukkan bahwa apabila koefisien input gula kelapa kualitas 1
dinaikkan
sebesar M atau tidak terhingga dan diturunkan sebesar
Rp458,00/kg/bulan
menjadi Rp6.201,00/kg/bulan, artinya tiap kg kenaikan atau
penurunan,
keuntungannya berubah menjadi Rp0,00/kg/bulan untuk setiap 1
unit
perubahannya (lihat nilai shadow price). Bila koefisien input
gula kelapa kualitas
2 dapat dinaikan sebesar Rp458,00/kg/bulan sehingga menjadi
Rp6.479,00/kg/bulan dan diturunkan sebesar Rp6.021,00/kg/bulan
sehingga
menjadi Rp458,00/kg/bulan, maka keuntungannya akan berubah
sebesar
Rp4,41/kg/bulan untuk setiap kenaikan atau penurunan 1 unit
kapasitas.
Berdasarkan analisis optimal fungsi tujuan dan fungsi kendala,
kondisi
optimum untuk memproduksi gula kelapa agar memperoleh keuntungan
maksimal
dari produksi gula kelapa yaitu dengan cara tidak memproduksi
gula kelapa kualitas
1 namun cukup memproduksi gula kelapa kualitas 2 sebesar 1204
kg/bulan.
-
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Jumlah aktual gula kelapa kualitas 1 yang diproduksi sekitar
204,29 kg/bulan dan
untuk gula kelapa kualitas 2 diproduksi sebanyak 233,47
kg/bulan. Besar
penerimaan gula kelapa kualitas 1 dan kualitas 2 masing-masing
sebesar
9.000,00/kg/bulan dan 8.000,00/kg/bulan. Besar biaya produksi
gula kelapa
kualitas 1 yaitu Rp6.479,00/kg/bulan dan biaya gula kelapa
kualitas 2 sebesar
Rp6.021,00/kg/bulan. Keuntungan yang diperoleh dari gula kelapa
kualitas 1 dan
kualitas 2 masing-masing sebesar Rp2.773,00/kg/bulan dan
Rp2.203,00/kg/bulan.
2. Berdasarkan optimasi menggunakan program LINDO, kondisi
optimum untuk
memproduksi gula kelapa agar memperoleh keuntungan maksimal
dari
produksi gula kelapa yaitu dengan cara tidak memproduksi gula
kelapa kualitas
1 namun cukup memproduksi gula kelapa kualitas 2 sebesar 1402
kg/bulan.
3. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa apabila
koefisien input gula
kelapa kualitas 1 dapat dinaikkan sebesar M atau tidak terhingga
dan
diturunkan sebesar Rp458,00/kg/bulan menjadi
Rp6.201,00/kg/bulan, artinya
tiap kg kenaikan atau penurunan, keuntungannya berubah
menjadi
Rp0,00/kg/bulan untuk setiap 1 unit perubahannya (lihat nilai
shadow price).
Bila koefisien input gula kelapa kualitas 2 dapat dinaikan
sebesar
Rp458,00/kg/bulan sehingga menjadi Rp6.479,00/kg/bulan dan
diturunkan
sebesar Rp6.021,00/kg/bulan sehingga menjadi Rp458,00/kg/bulan,
maka
-
keuntungannya akan berubah sebesar Rp4,41/kg/bulan untuk setiap
kenaikan
atau penurunan 1 unit kapasitas.
B. Saran
1. Optimasi perlu dilakukan secara berkala agar agroindustri
skala kecil dapat
mengambil keputusan yang tepat mengenai jumlah produksi yang
akan
dilakukan sehingga dapat meminimalisir biaya produksi dan
meningkatkan
keuntungan.
2. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai efisiensi
faktor-faktor produksi yang
tersedia sehingga seluruh faktor produksi dapat digunakan secara
optimal.
-
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Gula Kelapa Potensi Banyumas. (On-line).
http://ago-blog-blogspot.com/2010/02/gula-kelapa-potensi-banyumas.html
diakses 30 September 2011
Ardiyansyah. 2009. Aplikasi Program Linier dalam Manajemen
Sistem Irigasi.Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto
Asmara, R. 2006. Operation Research Linier Programming.
(On-line). http://rosihan.web.id diakses 16 September 2011
Bank Indonesia. 2004. Profil Usaha dan Pembiayaan: Pengolahan
Gula Kelapa. Laporan Penelitian. Bank Indonesia. Purwokerto
Betrianis. 2006. Penyusutan dan Alokasi Biaya Overhead.
(On-line). http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/1916.pdf. Di
akses 20 Oktober 2011
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas. 2008.
Data Industri Gula Kelapa Kabupaten Banyumas. Banyumas
Erlina. 2011. Fungsi dan Pengertian Akuntansi Biaya. (On-line).
http://repository.usu.ac.idbitstream12345678912011akutansi-erlina7.pdf.
Di akses 5 Oktober 2011
Herjanto, E. 1997. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Grasindo.
Jakarta
Kusumo, A. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi
Teknologi Pembuatan Gula Semut di Kecamatan Cilongok. Skripsi.
Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. (Tidak
dipublikasikan)
Luknanto, D. 2003. Optimasi Pemrograman Linier. Universitas
Gajah Mada. Jogjakarta
Nachrowi, N. D dan H. Usman. 2004. Teknik Pengambilan Keputusan.
Grasindo. Jakarta
Purnomo, B. S. 2011. Pengertian Biaya. (On-line).
http://file.upi.edu/Direktori/FPEBPRODI.AKUNTANSI/196901082006041-BUDI_SUPRIATONO_PURNOMO/man_biaya.pdf
di akses 20 Oktober 2011
Ravianto, J. 1985. Produktivitas dan Manakemen. SIUP.
Jakarta
-
Santoso, H. B. 1993. Pembuatan Gula Kelapa. Kanisius.
Jogjakarta
Soedijanto. 1981. Kelapa. CV Yasaguna. Jakarta
Soekartawi. 2001. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. UI Press.
Jakarta
Subagyo, P., M. Asri, dan T. Handoko. 2000. Dasar-dasar
Operation Research. Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi. Universitas
Gajah Mada. Jogjakarta
Sukirno, S. 2002. Pengantar Teori Mikroekonomi Edisi Ketiga.
Raja Grafindo Persada. Jakarta
Suprapto. 1991. Teknik Pengambilan Keputusan. Rineka Cipta.
Jakarta
Susanti, L. 2008. Penerapan Program Linear dalam Optimasi
Produksi Tepung Tapioka di PT Triodaya Makmur Purbalingga. Skripsi.
Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
(Tidak dipublikasikan)
Taha, H. 2000. Riset Operasi Jilid IV (terjemahan). Bina Aksara.
Jakarta
Widjojoko, T., A. Mulyani, dan I. K. E. Wijayanti. 2000. Kajian
Finansial dan Nilai Tambah Gula Semut (Granular Sugar) di Kecamatan
Cilongok Kabupaten Banyumas. (On-line).
http://isdj.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/71095562.pdf. Di akses 20
Agustus 2011
-
Lampiran 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Gula Kelapa
-
Lampiran 2. Diagram Alir Penelitian
-
Lampiran 3. Data Pengamatan
a. Waktu Pengambilan Nira Hari Waktu (detik)
1 4546,67 2 4156,66 3 4976,01 4 4312,95 5 4155,01 6 4534,02 7
5417,19
Rata-Rata 4585,50 Rata-Rata (jam) 1,27
b. Waktu Pemasakan Nira Hari Waktu (detik)
1 18000 2 17460 3 18600 4 19320 5 19680 6 18000 7 18000
Rata-Rata 18437,14 Rata-rata (jam) 5,12
c. Waktu Pemekatan Gula Hari Waktu (detik)
1 440,68 2 437,81 3 485,21 4 550,03 5 495,35 6 540,78 7
445,41
Rata-Rata 485,04 Rata-rata (jam) 0,13
d. Waktu Pencetakan Gula Kelapa Kualitas 1 Hari Waktu
(detik)
1 376 2 562 3 570 4 554 5 554 6 542 7 528
Rata-Rata 526,57 Rata-rata (jam) 0,15
-
Lampiran 3. (Lanjutan)
e. Waktu Pencetakan Gula Kelapa Kualitas 2 Hari Waktu
(detik)
1 260 2 600 3 680 4 540 5 576 6 580 7 565
Rata-Rata 543 Rata-rata (jam) 0,15
f. Waktu Pengemasan Hari Waktu (detik)
1 1340 2 1860 3 1920 4 1820 5 1800 6 1800 7 1840
Rata-Rata 1768.571 Rata-rata (jam) 0,49
g. Hasil Perolehan Nira (Gula Kelapa Kualitas 1) Hari Volume
(liter)
1 27,11 2 41,86 3 42,46 4 41,00 5 40,92 6 40,90 7 38,27
Rata-Rata 38,93
h. Hasil Perolehan Nira (Gula Kelapa Kualitas 2) Hari Volume
(liter)
1 30,99 2 47,84 3 48,52 4 46,86 5 46,77 6 46,75 7 46,73
Rata-Rata 44,49
-
Lampiran 3. (Lanjutan)
i. Jumlah Produksi Gula Kelapa Kualitas 1 Hari Massa (kg)
1 5,46 2 7,08 3 7,29 4 7,05 5 7,05 6 6,89 7 6,84
Rata-Rata 6,81
j. Hasil Perolehan Nira (Gula Kelapa Kualitas 2) Hari Massa
(kg)
1 6,24 2 8,09 3 8,33 4 8,06 5 8,06 6 7,88 7 7,82
Rata-Rata 7,78
-
Lampiran 4. Perhitungan Keuntungan 1. Keuntungan Gula Kelapa
Kualitas 1
a. Biaya Tetap 1) Biaya Penyusutan
Komponen Jml Satuan Harga Satuan (Rupiah) Umur
Ekonomi (Tahun)
Penyusutan (Rupiah)
Tungku 1 buah 500.000,00 10 4.166,67 Wajan 1 buah 150.000,00 3
4.166,67 Cetakan Paralon 40 buah 500,00 2 833,33 Cetakan Bambu 100
buah 200,00 2 2.083,33 Saringan 1 buah 7.000,00 2 291,67 Timbangan
1 buah 150.000,00 10 1.250,00 Dirijen 24 buah 3.000,00 2 1.000,00
Pengaduk 1 buah 3.000,00 1 250,00 Sabit 1 buah 15.000,00 5 250,00
Sewa Pohon 24 pohon 6.250,00 3 4.166,67 Total Biaya Penyusutan
17.208,34
2) PBB Diketahui : NJOP bumi = Rp15.000.000,00
NJOP bangunan = Rp12.000.000,00
Besarnya PBB terutang = 0,5% x NJKP NJKP = NJOP NJOPTK NJOP =
NJOP bumi + NJOP bangunan
NJOP Bumi = Rp15.000.000,00 NJOP Bangunan = Rp12.000.000,00 _
NJOP sbg dasar pengenaan PBB Rp27.000.000,00 (NJOP Terbesar)
NJOPTK = Rp12.000.000, 00 _ NJOP untuk Perhitungan PBB
Rp15.000.000,00
PBB Terhutang = Tarif x NJKP = 0,5% x 20% x Rp15.000.000,00 =
Rp15.000,00
PBB yang dikenakan = Rp15.000,00 360 =Rp41,67
-
Lampiran 4. (Lanjutan)
b. Biaya Variabel
Komponen Jml Satuan Harga Satuan (Rupiah) Total
(Rupiah) Nira 1167,95 liter 500,00 583.975,00 Minyak 1 liter
10.000,00 10.000,00 Laru 2 kg 3.000,00 6.000,00 Kayu Bakar 2 truk
200.000,00 400.000,00 Plastik Pengemas 5 pak 1.500,00 7.500,00 Upah
Pekerja Pria 5,40 HOK 10.000,00 54.000,00 Upah Pekerja Wanita 30,60
HOK 8.000,00 244.800,00 Total Biaya Variabel 1.323.525,00
c. Penerimaan
Komponen Jml Satuan Harga Satuan (Rupiah) Jml Hari Total
(Rupiah) Penjualan Gula 7 kg 9.000,00 30 1.890.000,00 Total
Penerimaan 1.890.000,00
-
Lampiran 4. (Lanjutan)
2. Keuntungan Gula Kelapa Kualitas 2 a. Biaya Tetap
1) Biaya Penyusutan
Komponen Jml Satuan Harga Satuan (Rupiah) Umur
Ekonomi (Tahun)
Penyusutan (Rupiah)
Tungku 1 buah 500.000,00 10 4.166,67 Wajan 1 buah 150.000,00 3
4.166,67 Tampah 2 buah 5.000,00 2 416,67 Saringan 1 buah 7.000,00 2
291,67 Timbangan 1 buah 150.000,00 10 1.250,00 Dirijen 48 buah
500,00 2 1.000,00 Pengaduk 1 buah 3.000,00 1 250,00 Sabit 1 buah
15.000,00 5 250,00 Sewa Pohon 24 pohon 6.250,00 3 4.166,67 Total
Biaya Penyusutan 15.958,35
2) PBB Diketahui : NJOP bumi = Rp15.000.000,00 NJOP bangunan =
Rp12.000.000,00
Besarnya PBB terutang = 0,5% x NJKP NJKP = NJOP NJOPTK NJOP =
NJOP bumi + NJOP bangunan
NJOP Bumi = Rp15.000.000,00 NJOP Bangunan = Rp12.000.000,00 _
NJOP sbg dasar pengenaan PBB Rp27.000.000,00 (NJOP Terbesar)
NJOPTK = Rp12.000.000, 00 _ NJOP untuk Perhitungan PBB
Rp15.000.000,00
PBB Terhutang = Tarif x NJKP = 0,5% x 20% x Rp15.000.000,00
= Rp15.000,00 PBB yang dikenakan = Rp15.000,00
360 = Rp41,67,00
-
Lampiran 4. (Lanjutan)
b. Biaya Variabel
Komponen Jml Satuan Harga Satuan (rupiah) Total
(Rupiah) Nira 1334,8 liter 500,00 667.400,00 Minyak 1 liter
10.000,00 10.000,00 Laru 2 kg 3.000,00 6.000,00 Kayu Bakar 2 truk
200.000,00 400.000,00 Plastik Pengemas 5 pak 1.500,00 7.500,00 Upah
Pekerja Pria 5,40 HOK 10.000,00 54.000,00 Upah Pekerja Wanita 30,60
HOK 8.000,00 244.800,00 Total Biaya Variabel 1.405.700,00
c. Penerimaan Komponen Jml Satuan Harga Satuan Jml Hari
Total
Penjualan Gula 8 kg 8.000,00 30 1.920.000,00 Total Pemasukan
1.920.000,00
-
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan
Gambar 1. Penyiapan Laru Gambar 2. Pemanjatan Pohon Kelapa
Gambar 3. Pengambilan Nira Gambar 4. Pengukuran Nira
Gambar 5. Pemasakan Nira Gambar 6. Pengadukan Gula
-
Lampiran 5. (Lanjutan)
Gambar 7. Pencetakan Gula Kelapa Kw 1 Gambar 8. Pencetakan Gula
Kelapa Kw 2
Gambar 9. Penimbangan Gula Gambar 10. Pemotongan Gula
Gambar 11. Pengemasan Gula Gambar 12. Gula Kelapa Kw 2
-
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Wonosobo 29 September 1989, merupakan anak
pertama dari pasangan Taryono dan Soimatun Rodhiyah. Penulis
berdomisili di Krandegan RT 03 RW 09 Banjarnegara. Email penulis
[email protected]. Penulis memulai pendidikan di SD
Muhammadiyah IV Banjarnegara dan lulus pada tahun 2001, kemudian
melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1
Banjarnegara dan lulus pada tahun 2004,
jenjang sekolah menengah ke atas di SMA Negeri 1 Banjarnegara
dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di Teknik Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.
Semasa studi penulis aktif di kegiatan mahasiswa HIMAGREEN dan
menjadi staf humas pada kepengurusan tahun 2008/2009, menjadi staf
kesekretariatan pada kepengurusan 2009/2010, Selain itu penulis
pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Perbengkelan dan
Teknik Pengawetan dan Pengolahan Hasil Pertanian.