Top Banner
Simangunsong dan Solihah Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009) 68 OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI PT. PUTRA SUMBER UTAMA TIMBER-JAMBI Optimzatius in Plywood Company : A Case Study at PT. Putra Sumber Utama Timber-Jambi Bintang SIMANGUNSONG 1 dan Endartya Nur SOLIHAH 2 Corresponding Author : [email protected] ABSTRACT Forest products industry in Indonesia is now facing major issues such as a huge log deficit, a low industrial efficiency, and a declined in forest products competitiveness. Production cost and optimization analysis are then conducted to provide insight for the firms so they can operate efficiently and have high products competitiveness. The results show that a production cost varies from US$ 193.60 per m 3 to US$ 247.68 per m 3 with an average of US$ 214.50 per m 3 and a firm’s profit would increase by 18% even though production decreased by 1.5% when the firm operates at optimum level. Keywords : Plywood industry, optimization, production cost analysis, competitiveness PENDAHULUAN Industri kayu lapis merupakan salah satu sub-sektor industri yang penting dalam menyumbang devisa bagi negara Indonesia, namun jumlah devisa dan kontribusinya terus menurun pada periode 1994-2006 (BPS 2007). Nilai ekspor kayu lapis terus menurun akibat banyaknya perusahaan kayu lapis yang berhenti berproduksi atau yang berproduksi di bawah normal. APKINDO (2006) dalam Manurung et al. 2007 melaporkan jumlah perusahaan kayu lapis dan panel kayu lainnya per 6 Oktober 2006 adalah 130 perusahaan, namun yang aktif hanya berjumlah 68 perusahaan. Menurunnya pasokan bahan baku kayu, khususnya kayu yang berasal dari hutan alam produksi merupakan salah satu penyebab utama. Hal ini terjadi akibat kerusakan hutan alam produksi yang semakin parah. Sementara itu, realisasi pembangunan hutan tanaman industri (HTI), khususnya HTI kayu perkakas, sebagai sumber bahan baku sampai dengan bulan Juli tahun 2007 ternyata sangat rendah, yaitu baru mencapai 0,97 juta ha (Simangunsong et al. 2008). Faktor-faktor penyebab lainnya adalah inefisiensi proses produksi dan daya saing produk yang rendah. Penurunan pasokan kayu bulat, inefisiensi proses produksi dan daya saing produk yang rendah ini perlu diatasi agar perusahaan-perusahaan kayu lapis tersebut dapat tetap beroperasi dengan sehat dan berdaya saing tinggi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah optimasi pemanfaatan faktor-faktor produksi, seperti bahan baku kayu, waktu penggunaan mesin, dan modal dengan menerapkan model program linier oleh setiap perusahaan. Penerapan model program linear ini juga sekaligus mampu menentukan kombinasi produk yang memaksimumkan keuntungan. Tujuan penelitian adalah menentukan kombinasi produksi optimum dengan memperhatikan keterbatasan sumberdaya seperti bahan baku, teknologi, waktu dan kapasitas mesin sehingga diperoleh keuntungan perusahaan yang maksimum. METODE PENELITIAN Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer meliputi: jenis, jumlah, dan harga bahan baku, bahan penolong dan sumberdaya lainnya yang tersedia dan yang digunakan untuk menghasilkan produk kayu lapis; jumlah dan upah atau gaji karyawan; produktivitas mesin-mesin utama dalam pembuatan kayu lapis, seperti mesin kupas, mesin pengering, core composser, F/B composser, mesin kempa dingin, mesin kempa panas, sizer, sander. Data primer ini diperoleh dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan serta wawancara dengan karyawan, tenaga kerja, dan staf perusahaan. Sedangkan data sekunder meliputi: keadaan umum industri dan struktur organisasi; jumlah produksi dan harga jual produk kayu lapis; data ekspor-impor produk kayu lapis; nilai kurs valuta asing; dan formula perekat dan standar operasi alat (mesin) yang digunakan. Data sekunder diperoleh dengan mengutip dari berbagai literatur, laporan perusahaan, berbagai publikasi yang diterbitkan oleh Departemen Kehutanan dan Badan Pusat Statistik. Data primer dan data sekunder yang diperoleh kemudian dianalisis. Analisis data yang dilakukan adalah analisis biaya produksi untuk setiap jenis produk kayu lapis 1 Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor 2 Alumnus Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor
14

OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI …

Oct 28, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI …

Simangunsong dan Solihah

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009)

68

OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI PT. PUTRA SUMBER UTAMA TIMBER-JAMBI

Optimzatius in Plywood Company : A Case Study at PT. Putra Sumber Utama Timber-Jambi

Bintang SIMANGUNSONG1 dan Endartya Nur SOLIHAH2

Corresponding Author : [email protected]

ABSTRACT

Forest products industry in Indonesia is now facing major issues such as a huge log deficit, a low industrial efficiency, and a declined in forest products competitiveness. Production cost and optimization analysis are then conducted to provide insight for the firms so they can operate efficiently and have high products competitiveness. The results show that a production cost varies from US$ 193.60 per m3 to US$ 247.68 per m3 with an average of US$ 214.50 per m3 and a firm’s profit would increase by 18% even though production decreased by 1.5% when the firm operates at optimum level. Keywords : Plywood industry, optimization, production cost

analysis, competitiveness

PENDAHULUAN

Industri kayu lapis merupakan salah satu sub-sektor industri yang penting dalam menyumbang devisa bagi negara Indonesia, namun jumlah devisa dan kontribusinya terus menurun pada periode 1994-2006 (BPS 2007). Nilai ekspor kayu lapis terus menurun akibat banyaknya perusahaan kayu lapis yang berhenti berproduksi atau yang berproduksi di bawah normal. APKINDO (2006) dalam Manurung et al. 2007 melaporkan jumlah perusahaan kayu lapis dan panel kayu lainnya per 6 Oktober 2006 adalah 130 perusahaan, namun yang aktif hanya berjumlah 68 perusahaan.

Menurunnya pasokan bahan baku kayu, khususnya kayu yang berasal dari hutan alam produksi merupakan salah satu penyebab utama. Hal ini terjadi akibat kerusakan hutan alam produksi yang semakin parah. Sementara itu, realisasi pembangunan hutan tanaman industri (HTI), khususnya HTI kayu perkakas, sebagai sumber bahan baku sampai dengan bulan Juli tahun 2007 ternyata sangat rendah, yaitu baru mencapai 0,97 juta ha (Simangunsong et al. 2008). Faktor-faktor penyebab lainnya adalah inefisiensi proses produksi dan daya saing produk yang rendah.

Penurunan pasokan kayu bulat, inefisiensi proses produksi dan daya saing produk yang rendah ini perlu diatasi agar perusahaan-perusahaan kayu lapis tersebut dapat tetap beroperasi dengan sehat dan berdaya saing tinggi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah optimasi pemanfaatan faktor-faktor produksi, seperti bahan baku kayu, waktu penggunaan mesin, dan modal dengan menerapkan model program linier oleh setiap perusahaan. Penerapan model program linear ini juga sekaligus mampu menentukan kombinasi produk yang memaksimumkan keuntungan.

Tujuan penelitian adalah menentukan kombinasi produksi optimum dengan memperhatikan keterbatasan sumberdaya seperti bahan baku, teknologi, waktu dan kapasitas mesin sehingga diperoleh keuntungan perusahaan yang maksimum.

METODE PENELITIAN

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data

sekunder. Data primer meliputi: jenis, jumlah, dan harga

bahan baku, bahan penolong dan sumberdaya lainnya yang

tersedia dan yang digunakan untuk menghasilkan produk

kayu lapis; jumlah dan upah atau gaji karyawan; produktivitas

mesin-mesin utama dalam pembuatan kayu lapis, seperti

mesin kupas, mesin pengering, core composser, F/B

composser, mesin kempa dingin, mesin kempa panas, sizer,

sander. Data primer ini diperoleh dengan cara melakukan

pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan serta

wawancara dengan karyawan, tenaga kerja, dan staf

perusahaan. Sedangkan data sekunder meliputi: keadaan

umum industri dan struktur organisasi; jumlah produksi dan

harga jual produk kayu lapis; data ekspor-impor produk kayu

lapis; nilai kurs valuta asing; dan formula perekat dan standar

operasi alat (mesin) yang digunakan. Data sekunder

diperoleh dengan mengutip dari berbagai literatur, laporan

perusahaan, berbagai publikasi yang diterbitkan oleh

Departemen Kehutanan dan Badan Pusat Statistik.

Data primer dan data sekunder yang diperoleh

kemudian dianalisis. Analisis data yang dilakukan adalah

analisis biaya produksi untuk setiap jenis produk kayu lapis

1 Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor 2 Alumnus Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor

Page 2: OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI …

Optimasi Dalam Perusahaan Kayu Lapis

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009)

69

dan analisis optimasi produk. Analisis biaya produksi

dilakukan untuk mengetahui struktur dan besarnya biaya

produksi, serta besarnya keuntungan yang dapat diperoleh

dari setiap produk kayu lapis.

Analisis optimasi produk yang dilakukan menggunakan

model program linier yang mengacu pada Simangunsong

(1991) dengan beberapa modifikasi. Program linier ini terdiri

dari fungsi tujuan dan fungsi kendala. Fungsi tujuan yang

akan dicapai adalah keuntungan maksimum dari hasil

penjualan produk kayu lapis untuk periode satu bulan dalam

satuan US$. Besarnya keuntungan per m3 dari tiap jenis

produk kayu lapis yang dihasilkan merupakan selisih antara

harga jual per m3 produk kayu lapis dengan biaya produksi

per m3 produk kayu lapis untuk masing-masing jenis produk

kayu lapis. Ada pun kendala yang dipertimbangkan dalam

penelitian ini adalah ketersedian kayu bulat; ketersediaan

modal; jumlah perekat; kapasitas produksi dari mesin-mesin

utama seperti rotary lathe, continous dryer, roller dryer,core

composser, F/B composser; waktu penggunaan dari mesin-

mesin utama seperti cold press, hot press, sizer, sander;

dan produksi minimum. Selain mendapatkan kombinasi optimal dari produk

yang akan memaksimalkan keuntungan, perlu juga dilakukan analisis kepekaan. Analisis kepekaan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap solusi optimum. Analisis kepekaan dilihat pada sistem industri kayu lapis yang berkaitan dengan perubahan nilai dari sumberdaya yang tersedia dan keuntungan atau pendapatan dari setiap produk kayu lapis.

Dari 64 jenis produk kayu lapis yang dihasilkan oleh di PT. Putra Sumber Utama Timber selama ini, 21 jenis produk kayu lapis (X1 sampai X21) dipilih sebagai produk yang dianalisis dalam optimasi produk dengan pertimbangan bahwa produk-produk tersebut sering diproduksi dan

merupakan produk-produk utama yang diproduksi dengan menggunakan jenis bahan baku yang sama. Secara rinci jenis-jenis produk di PT. Putra Sumber Utama Timber disajikan pada Tabel 1.

Model program linier untuk permasalahan perusahaan kayu lapis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut (Lihat Taha 2003; Winston and Albright 1997; Nasendi dan Anwar 1985) :

Max

Kendala:

i = 1,2,……,m

j = 1,2,........,n

dimana : Cj = Keuntungan kotor belum dikurangi biaya tetap produk

kayu lapis ke-j per m3 ; Xj = Jumlah produk kayu lapis jenis ke-j per bulan; aij = Koefisien input-output yang menyatakan banyaknya

sumberdaya ke-i yang diperlukan untuk menghasilkan setiap unit output kegiatan ke-j, misalnya volume kayu bulat yang diperlukan untuk menghasilkan 1 m3 kayu lapis jenis ke-j ;

bi = Banyaknya sumberdaya ke-i yang tersedia dalam kegiatan ke-j, misalnya jumlah kayu bulat yang tersedia per bulan;

n = Banyaknya jenis kayu lapis yang diproduksi; m = Jumlah macam sumberdaya yang tersedia, misalnya

jumlah kayu bulat yang tersedia, ketersediaan modal, dan jumlah perekat;

Z = Nilai fungsi tujuan, yaitu keuntungan pabrik kayu lapis per-bulan.

Tabel 1. Jenis-jenis produk kayu lapis PT. Putra Sumber Utama Timber.

No. Jenis

Produk

Ukuran

Jenis Kayu Kayu

termasuk dalam model

No. Jenis

Produk

Ukuran

Jenis Kayu Kayu

termasuk dalam model

Tebal Lebar Panjang Tebal Lebar Panjang

...........(mm)........... ...........(mm)...........

1 3ply 3,6 1220 2440 campuran X1 33 TF 17,0 1200 2440 kruing X15

2 3ply 4,8 1220 2440 campuran X2 34 SP 11,5 910 1820 sengon dan karet X7

3 GP 7,5 1220 2440 campuran X4 35 SP 11,5 1820 910 sengon dan karet X9

4 GP 8,5 1220 2440 campuran 36 SP 11,5 1830 920 sengon dan karet X10

5 GP 11,2 910 1820 campuran X6 37 SP 15,0 1840 1220 sengon dan karet X14

6 FL 9,0 1820 1150 karet 38 SP 23,5 910 1820 sengon dan karet X17

7 FL 7,0 915 924 karet 39 SP 23,5 1820 910 sengon dan karet

8 FL 7,0 915 2020 meranti X3 40 SP 27,5 910 1820 sengon dan karet X18

9 OP 17,6 2440 1230 campuran 41 SP 27,5 1000 2000 sengon dan karet

10 OP 5,2 1820 910 campuran 42 LVL CG 15,0 920 2100 meranti

jXn

0 j jCZ

biatauX jn

0 j aij

Page 3: OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI …

Simangunsong dan Solihah

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009)

70

Tabel 1. Lanjutan

No. Jenis

Produk

Ukuran

Jenis Kayu Kayu

termasuk dalam model

No. Jenis

Produk

Ukuran

Jenis Kayu Kayu

termasuk dalam model

Tebal Lebar Panjang Tebal Lebar Panjang

...........(mm)........... ...........(mm)...........

11 OP 5,2 1820 910 campuran 43 LVL CG 23,5 920 2150 meranti

12 Tego Base 11,5 910 1820 meranti X8 44 LVL CG 24,0 920 2150 meranti

13 FF 12,0 1250 2500 meranti 45 LVL CG 29,0 900 2100 karet X19

14 FF 15,0 1250 2500 meranti

46 LVL CG 30,0 920 2440 karet

15 FF 18,0 1250 2500 meranti X16 47 LVL CG 30,0 920 2130 karet

16 TF 10,5 1050 1730 kruing X5 48 LVL CG 38,0 900 2100 karet X20

17 TF 11,0 1050 2440 kruing 49 LVL CG 40,0 920 2440 karet

18 TF 11,5 1020 2060 kruing 50 LVL OKURA 39,5 930 2106 meranti X21

19 TF 12,0 1020 2060 kruing 51 LVL OKURA 39,5 100 2106 meranti

20 TF 13,0 1050 2200 kruing 52 LVL OKURA 39,5 880 2055 kruing

21 TF 13,5 2065 1220 kruing X11 53 LVL OKURA 39,5 93 2055 kruing

22 TF 13,5 1980 1220 kruing 54 LVL OKURA 39,5 930 1766 meranti

23 TF 13,5 1780 1220 kruing 55 LVL OKURA 39,5 100 1766 meranti

24 TF 14,0 1540 1220 kruing X12 56 LVL OKURA 39,5 930 1585 meranti

25 TF 14,0 1780 1220 kruing 57 LVL OKURA 39,5 108 1585 meranti

26 TF 14,0 1020 2108 kruing 58 LVL OKURA 39,5 100 1585 meranti

27 TF 14,5 2105 1220 kruing X13 59 LVL OKURA 39,5 71 1585 meranti

28 TF 14,5 1590 1220 kruing 60 LVL OKURA 39,5 930 2046 meranti

29 TF 14,5 1994 1220 kruing 61 LVL OKURA 39,5 100 2046 meranti

30 TF 14,5 1984 1220 kruing 62 OKURA 15,5 1150 2440 kruing

31 TF 14,5 1820 1220 kruing 63 OKURA 16,5 1150 2440 kruing

32 TF 16,0 1175 2440 kruing 64 OKURA 17,5 1150 2440 kruing

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis biaya produksi

Pada kondisi aktual, jumlah produksi rata-rata kayu lapis

adalah 8,956 m3 per bulan dengan rata-rata total biaya sebesar

US$ 3,93 juta, yang terdiri dari biaya tetap sebesar US$ 0.49

juta (atau 12%) dan biaya variabel sebesar US$ 3.44 juta (atau

88%). Komponen biaya variabel terbesar adalah biaya bahan

baku kayu (55%), disusul oleh biaya perekat sebesar (13%),

biaya upah langsung sebesar (12 %) dan biaya bahan

pembantu sebesar 2 % (Tabel 2).

Apabila biaya produksi dirinci untuk setiap jenis produk

kayu lapis, khususnya jenis produk kayu lapis yang diteliti,

besarnya biaya produksi bervariasi dari US$ 193.60 per m3

hingga US$ 247.68 per m3 dengan rata-rata US$ 214.50 per

m3 (Tabel 3). Produk dengan biaya produksi per m3 tertinggi

adalah truck flooring dengan ketebalan 14,5 mm (X13), yaitu

sebesar US$ 247.68 dimana US$ 223.99 diantaranya

merupakan biaya bahan baku kayu. Produk dengan biaya

produksi per m3 terendah adalah produk 3 ply dengan

ketebalan 3,6 mm (X1), yaitu sebesar US$ 193.60, dimana

US$ 180.54 diantaranya merupakan biaya bahan baku kayu.

Perbedaan biaya produksi per m3 diantara produk disebabkan

oleh perbedaan dalam ketebalan produk yang mempengaruhi

komposisi veneer yang dipakai sehingga jumlah bahan baku

kayu, perekat, bahan pembantu, dan upah tenaga kerja yang

digunakan bervariasi.

Apabila biaya produksi kayu lapis dalam penelitian ini

dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya,

seperti Siregar (1988), FAO (1989), Irvan (1992),

Simangunsong (1991), dan Wardana (2003), biaya variabel

hasil penelitian ini ternyata jauh lebih besar (lihat Tabel 4).

Perbedaan ini terutama disebabkan oleh perbedaan nilai tukar

rupiah yang digunakan dalam menghitung biaya. Di samping

itu, kapasitas dan rata-rata produksi, upah tenaga kerja pada

setiap penelitian berbeda.

Page 4: OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI …

Optimasi Dalam Perusahaan Kayu Lapis

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009)

71

Tabel 2. Biaya produksi kayu lapis dan LVL setiap bulan pada kondisi aktual dan optimum

Komponen Biaya Aktual*) Optimum**)

(US$/bulan) % (US$/bulan)

Biaya Tetap 0.49 juta 12.43 - asuransi/kasir 0.45 juta 11.52 - umum/adm 0.04 juta 0.91 - Biaya Variabel 3.44 juta 87.57 1.89 juta log 2.17 juta 55.20 1.72 juta perekat 0.51 juta 12.92 0.04 juta bahan pembantu 0.08 juta 2.03 0.12 juta upah langsung 0.49 juta 12.42 0.01 juta spare part 0.06 juta 1.62 - BBM 0.13 juta 3.39 - Biaya Produksi 3.93 juta 100.00 1.89 juta

Keterangan : *) untuk 64 produk **) untuk 21 produk (yang diteliti Tabel 3. Biaya produksi dan keuntungan per m3 produk pada kondisi aktual

Jenis Produk

Biaya Variabel Total

Biaya Variabel Harga Jual

Keuntungan (belum dikurangi biaya tetap) Bahan Baku

Kayu Perekat

Bahan Pembantu

Upah Langsung

…………………………………………...(US$/m3)…………….……………….…………

X1 180.54 3.12 6.35 3.59 193.60 371.87 178.27

X2 187.48 4.57 7.70 4.12 203.87 371.87 168.00

X3 196.41 5.88 9.06 0.50 211.85 468.28 256.43

X4 190.46 5.49 9.06 6.42 211.43 317.98 106.55

X5 196.41 7.24 11.76 1.30 216.71 602.80 386.09

X6 194.50 2.01 9.06 0.53 206.09 395.12 189.03

X7 195.63 3.67 9.06 0.29 208.66 380.89 172.23

X8 195.63 5.37 11.76 0.35 213.12 353.50 140.38

X9 195.63 3.95 9.06 0.26 208.90 380.89 171.99

X10 195.63 3.95 9.06 0.28 208.92 380.89 171.97

X11 196.41 7.51 14.47 1.44 219.83 602.80 382.97

X12 195.14 7.24 14.47 0.89 217.74 602.80 385.06

X13 223.99 8.00 14.47 1.22 247.68 602.80 355.12

X14 197.60 4.22 11.76 0.31 213.90 380.89 166.99

X15 196.94 7.45 17.18 1.23 222.79 602.80 380.01

X16 187.48 4.69 14.47 1.21 207.86 372.62 164.76

X17 197.55 3.59 14.47 0.24 215.86 380.89 165.03

X18 194.79 3.84 17.18 0.26 216.07 380.89 164.82

X19 200.11 2.33 19.88 0.28 222.59 399.87 177.28

X20 190.30 2.07 22.59 0.25 215.21 399.87 184.66

X21 192.12 4.28 25.30 0.03 221.72 415.50 193.78

Tabel 4. Biaya produksi industri kayu lapis beberapa hasil penelitian

Item FAO 1) Siregar 2) Irvan 3) Simangunsong 4) Wardana 5)

US$/m3 (%) US$/m3 (%) US$/m3 (%) US$/m3 (%) US$/m3 (%)

Biaya variabel

Bahan baku utama 6) 94.00 42.53 126.24 68.02 101.63 65.08 54.72 28.95 129.00 60.00 Bahan baku pembantu 7) 30.00 13.57 27.78 14.97 1.49 0.95 35.33 18.7 40.00 19.00

Page 5: OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI …

Simangunsong dan Solihah

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009)

72

Tabel 4. Lanjutan

Upah tenaga kerja langsung 22.00 9.95 4.98 2.68 10.03 6.42 8.00 4.23 16.00 8.00

Bahan bakar 12.00 5.43 3.07 1.65 1.85 1.18 - - - - Overhead variabel 3.00 1.36 - - 25.89 16.58 - - - - Pemeliharaan dan

perbaikan alat 10.00 4.52 - - 2.80 1.79 - - - -

Total biaya variabel 171.00 77.38 162.07 87.33 143.69 92.00 98.05 51.88 185.00 87.00

Biaya tetap Penyusutan - - - - 3.90 2.49 67.00 35.45 - - Bunga modal 11.00 4.98 - - 4.66 2.98 - - - -

Gaji dan upah tenaga kerja tak langsung - - 2.64 1.42 - - 1.62 0.86 11.00 5.00

Asuransi modal tetap8) - - - - - - - - - -

Overhead tetap 26.00 11.76 4.01 2.16 - - - - - - Royalti dan pajak 9.00 4.07 - - - - 22.31 11.80 4.00 2.00

Mesin-mesin, peralatan, alat angkut, sarana dan prasarana - - - - - - - - 15.00 7.00

Total biaya tetap 46.00 20.81 6.65 3.58 8.56 5.48 90.93 48.11 30.00 14.00

Biaya lain-lain9) 4.00 1.81 16.87 9.09 3.94 2.52 - - - -

Biaya produksi 221.00 100.00 185.59 100.00 156.19 100.00 189.00 100.00 215.00 100.00

Sumber : FAO (1989), Siregar (1988), Irvan (1992), Simangunsong (1991) dan Wardana (2003)

Optimasi produk

Biaya produksi yang dihitung dalam rangka optimasi

produk adalah biaya variabel per m3 untuk setiap jenis produk

pada kondisi aktual. Biaya tetap setiap untuk setiap jenis

produk tidak dapat dihitung karena data yang diperlukan untuk

menghitungnya tidak tersedia sehingga keuntungan per m3 dari

setiap produk yang diperoleh belum dikurangi oleh biaya tetap.

Rata-rata biaya produksi variabel aktual yang dikeluarkan

oleh perusahaan adalah 3.44 juta per bulan atau US$ 384 per

m3 (Tabel 2). Angka ini jauh lebih besar dibandingkan rata-

rata biaya variabel yang diperoleh dalam penelitian ini,

khususnya rata-rata biaya variabel dari 21 produk kayu lapis

yang diteliti, yaitu US$ 214.50 per m3. Perbedaan nilai

menunjukkan adanya kesempatan perusahaan meningkatkan

keuntungan. Berdasarkan input-output koefisien yang dihitung dan

disajikan pada Tabel 5 serta dengan memperhatikan jumlah sumberdaya tersedia yang menjadi kendala setiap bulannya seperti yang disajikan pada Tabel 6, solusi optimum untuk perusahaan di PT. Putra Sumber Utama Timber adalah dengan menghasilkan 21 jenis produk kayu lapis dengan dua produk utama, yaitu 3,937 m3 produk truck flooring (X15) dengan ketebalan 17.0 mm dan 2,858 m3 jenis film face (X16) dengan ketebalan 18.0 mm (Tabel 7). Sementara itu, produk-produk yang lain hanya diproduksi pada tingkat minimum. Jumlah produksi optimum adalah 8,826 m3 per bulan, atau 1,5% lebih rendah dibandingkan jumlah produksi pada kondisi aktual. Keuntungan maksimum yang diperoleh adalah US$ 2.54 juta dengan jumlah produksi sebesar 8,826 m3 per bulan. Bila dibandingkan dengan kondisi aktual dimana keuntungan yang diperoleh sebesar US$ 2.08 juta dengan rata-rata

produksi 8,956 m3 per bulan, maka optimasi telah meningkatkan keuntungan sebesar 18,2%, meskipun jumlah produksi menurun sebesar 1,5%.

Optimasi produk yang dilakukan menyebabkan beberapa

sumberdaya menjadi berlebih (abundant), seperti: perekat

WBP dan T2; kapasitas mesin kupas 9’ (rotary 9’), mesin

kupas 8’ (rotary 8’), mesin kupas 5’ (rotary 5’), mesin kupas 4’

spindleless (rotary 4’), continous dryer, roller dryer, core

composser; dan waktu penggunaan mesin cold press, hot

press, sizer dan sander, sehingga dimungkinkan untuk

melakukan penghematan. Penghematan sumberdaya perlu

dilakukan agar biaya produksi yang dikeluarkan seminimal

mungkin sehingga keuntungan meningkat. Penghematan

secara langsung (riil) yang dapat dinilai dengan uang

adalah bahan baku kayu dan perekat. Keuntungan

yang diperoleh pada kondisi optimum (rata-rata produksi

8,826 m3 per bulan) ditambah dengan penghematan

sumberdaya perekat mencapai US$ 2.99 juta. Nilai ini 31%

lebih tinggi dibandingkan nilai keuntungan aktual sebesar

US$ 2.08 juta (rata-rata produksi 8,956 m3 per bulan; Tabel 8).

Analisis kepekaan dilakukan untuk mengetahui

perubahan-perubahan yang akan terjadi pada solusi

optimum, khususnya pengaruh dari ketersediaan bahan

baku kayu dan biaya produksi. Tabel 8 menunjukkan hasil

simulasi dari perubahan ketersediaan bahan baku kayu

dan biaya produksi yang masing-masing berubah sebesar

-20%, -10%, 0%, +10% terhadap keuntungan perusahaan

dimana terlihat bahwa keuntungan perusahaan lebih

sensitif terhadap perubahan biaya produksi dibandingkan

dengan terhadap perubahan ketersediaan bahan baku.

Page 6: OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI …

rnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 74-83 (2009)

Tabel 5. Input-output koefisien linier fungsi kendala dari permasalahan perusahaan kayu lapis PT. Putra Sumber Utama Timber

Jenis

Produk

Bahan

Baku

Kayu

Biaya

Variabel

Perekat

Kapasitas Produksi Waktu Penggunaan Mesin

Rotary 9', 5', 4' Rotary 8' Continous

dryer

Roller

Dryer

F/B

Composser

Core

Composser Cold Press Hot Press Sizer Sander

WBP T2 F/B core F/B core F/B core F/B Core

(m3/m3) (US$/m3) (kg/m3) …………………………….(m3/m3)….…………………………………… …………..(jam/m3)………………..

X1 1.91 193.60 11.11 0.18 0.83 0.18 0.83 0.18 0.83 0.17 0.07 0.02 0.02

X2 1.98 203.87 16.25 0.13 0.92 0.13 0.92 0.13 0.92 0.17 0.07 0.01 0.01

X3 2.08 211.85 11.14 0.31 0.79 0.31 0.79 0.31 0.79 0.17 0.15 0.02 0.01

X4 2.01 211.43 10.40 0.19 0.88 0.19 0.88 0.19 0.88 0.17 0.07 0.02 0.01

X5 2.08 216.71 13.71 0.31 0.79 0.31 0.79 0.31 0.79 0.17 0.25 0.02 0.02

X6 2.05 206.09 7.14 0.29 0.80 0.29 0.80 0.29 0.80 0.17 0.13 0.01 0.02

X7 2.07 208.66 6.96 0.31 0.78 0.31 0.78 0.31 0.78 0.17 0.24 0.01 0.02

X8 2.07 213.12 10.17 0.23 0.87 0.23 0.87 0.23 0.87 0.17 0.24 0.01 0.02

X9 2.07 208.90 7.48 0.31 0.78 0.31 0.78 0.31 0.78 0.17 0.24 0.03 0.03

X10 2.07 208.92 7.48 0.31 0.78 0.31 0.78 0.31 0.78 0.17 0.23 0.03 0.03

X11 2.08 219.83 14.22 0.24 0.86 0.24 0.86 0.24 0.86 0.17 0.26 0.02 0.03

X12 2.06 217.74 13.71 0.24 0.86 0.24 0.86 0.24 0.86 0.17 0.35 0.02 0.02

X13 2.37 247.68 15.15 0.26 0.99 0.26 0.99 0.26 0.99 0.17 0.29 0.02 0.03

X14 2.09 213.90 8.00 0.25 0.85 0.25 0.85 0.25 0.85 0.17 0.18 0.02 0.02

X15 2.08 222.79 14.12 0.19 0.91 0.19 0.91 0.19 0.91 0.17 0.22 0.01 0.01

X16 1.98 207.86 8.89 0.08 0.97 0.08 0.97 0.08 0.97 0.17 0.12 0.01 0.01

X17 2.09 215.86 6.81 0.21 0.89 0.21 0.89 0.21 0.89 0.17 0.24 0.01 0.01

X18 2.06 216.07 7.27 0.18 0.91 0.18 0.91 0.18 0.91 0.17 0.29 0.01 0.01

X19 2.11 222.59 8.28 0.17 0.95 0.17 0.95 0.17 0.95 0.17 0.19 0.01 0.01

X20 2.01 215.21 7.37 0.13 0.93 0.13 0.93 0.13 0.93 0.17 0.18 0.01 0.01

X21 2.03 221.72 8.10 0.13 0.95 0.13 0.95 0.13 0.95 0.17 0.24 0.01 0.02

Optim

asi Dalam

Perusahaan K

ayu Lapis

73

Jurnal Ilmu dan Teknologi H

asil Hutan 2(2): 68-77 (20

09)

Page 7: OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI …
Page 8: OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI …

rnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 74-83 (2009)

Tabel 5. Lanjutan

Jenis

Produk

Produksi Minimum

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21

X1 1

X2 1

X3 1

X4 1

X5 1

X6 1

X7 1

X8 1

X9 1

X10 1

X11 1

X12 1

X13 1

X14 1

X15 1

X16 1

X17 1

X18 1

X19 1

X20 1

X21 1

74

Sim

angunsong dan Solihah

Jurnal Ilmu dan Teknologi H

asil Hutan 2(2): 68-77 (20

09)

Page 9: OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI …
Page 10: OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI …

Optimasi Dalam Perusahaan Kayu Lapis

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009)

75

Tabel 6. Jumlah sumberdaya yang tersedia setiap bulan yang menjadi kendala di PT. Putra Sumber Utama Timber

Sumberdaya yang menjadi kendala Satuan Tersedia

Bahan Baku Kayu m3/bulan 18,179

Biaya Variabel US$/bulan 3.134.844

Perekat

WBP kg/bulan 721.061

T2 kg/bulan 429.067

Kapasitas Produksi

Rotary 9', 5', 4'

F/B m3/bulan 7.677

Core m3/bulan 19.563

Rotary 8'

F/B m3/bulan 2.683

Core m3/bulan 898

Continious Dryer

F/B m3/bulan 2.435

Roller Dryer

Core m3/bulan 8.806

F/B Composser

F/B m3/bulan 1,470

Core Composser

Core m3/bulan 25.574

Waktu Penggunaan Mesin

Cold Press jam/bulan 6.854

Hot Press jam/bulan 3.629

Sizer jam/bulan 4.032

Sander jam/bulan 1,210

Permintaan Produk

X1 m3 43,04

X2 m3 45,44

X3 m3 37,66

X4 m3 386,15

X5 m3 178,87

X6 m3 1,32

X7 m3 2,00

X8 m3 105,00

X9 m3 2,00

X10 m3 28,57

X11 m3 463,19

X12 m3 87,24

X13 m3 514,24

X14 m3 42,27

X15 m3 511,91

X16 m3 123,75

X17 m3 27,55

X18 m3 28,57

X19 m3 20,10

X20 m3 14,98

X21 m3 3,17

Page 11: OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI …

Simangunsong dan Solihah

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009)

76

Tabel 7. Solusi optimum perusahaan PT. Putra Sumber Utama Timber

Jenis Produk

Aktual Optimum

Produksi Keuntungan Produksi Keuntungan

(m3/bulan) (%) (US$/bulan) (m3/bulan) (%) (US$/bulan)

X1 1,092.29 12.20 194,719 43.04 0.49 76,73

X2 1,252.00 13.98 210,336 45.44 0.51 7,634

X3 151.15 1.69 38,760 37.66 0.43 9,657

X4 1,951.46 21.79 207,936 386.15 4.38 41,146

X5 676.20 7.55 261,074 178.87 2.03 69,060

X6 162.33 1.81 30,684 1.32 0.01 250

X7 89.23 1.00 15,368 2.00 0.02 344

X8 105.18 1.17 14,766 105.00 1.19 14,740

X9 78.23 0.87 13,455 2.00 0.02 344

X10 85.45 0.95 14,695 28.57 0.32 4,913

X11 751.50 8.39 287,802 463.19 5.25 177,388

X12 465.17 5.19 179,119 87.24 0.99 33,593

X13 638.14 7.13 226,613 514.24 5.83 182,614

X14 95.40 1.07 15,931 42.27 0.48 7,059

X15 640.50 7.15 243,394 3937.21 44.61 1,496,163

X16 367.56 4.10 60,561 2857.52 32.38 470,818

X17 73.51 0.82 12,132 27.55 0.31 4,547

X18 80.52 0.90 13,271 28.57 0.32 4,709

X19 100.33 1.12 17,786 20.10 0.23 3,563

X20 89.59 1.00 16,544 14.98 0.17 2,766

X21 10.21 0.11 19,79 3.17 0.04 614

Total 8955.95 100.00 2,076,923 8826.10 100.00 2,539,595

Tabel 8. Nilai penghematan sumberdaya, biaya produksi dan keuntungan bersih pada kondisi aktual, kondisi optimum, ketika

kondisi bahan baku kayu dan biaya produksi berubah

Uraian

Kondisi

Aktual Optimum Bahan Baku Biaya Produksi

-20% -10% +10% +20% -20% -10% +10% +20%

Produksi (m3) 8,956 8,826 6,957 7,876 9,456 9,156 8,826 8,826 8,826 7,188

Biaya produksi (US$ juta/bulan) 3,44 1,89 1,54 1,74 2,05 2,05 1,54 1,73 2,12 1,92

Keuntungan (US$ juta/bulan) 2,08 2,54 2,42 2,52 2,55 2,55 2,92 2,73 2,35 2,19

Penghematan

Bahan baku kayu (US$ juta/bulan) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,06 0,23 0,00 0,00 0,00 0,30

Biaya perekat (US$ juta/bulan) 0,00 0,46 0,46 0,46 0,45 0,45 0,46 0,46 0,46 0,46

WBP 0,00 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36

T2 0,00 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10

Keuntungan+Penghematan (US$ juta/bulan) 2,08 2,99 2,89 2,98 3,06 3,24 3,38 3,19 2,8 2,94

KESIMPULAN

Biaya produksi setiap meter kubik produk besarnya

bervariasi antara US$ 193.60 hingga US$ 247.68 per meter

kubik produk. Solusi optimum menunjukkan bahwa dari 21

produk kayu lapis yang dianalisis, ada 2 produk utama yang

dihasilkan, yaitu produk X15 dan X16, sementara produk yang

lain hanya diproduksi pada tingkat minimum. Jumlah produksi

optimum adalah 8,826 m3 per bulan, atau 1,5% lebih rendah

dibandingkan jumlah produksi pada kondisi aktual. Pada

Page 12: OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI …

Optimasi Dalam Perusahaan Kayu Lapis

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 68-77 (2009)

77

kondisi optimum keuntungan perusahaan per bulan meningkat

sebesar 18% daripada kondisi aktual dengan total keuntungan

sebesar US$ 2.54 juta per bulan. Solusi optimum juga ternyata

lebih sensitif terhadap perubahan biaya produksi dibandingkan

dengan perubahan ketersediaan bahan baku.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2007. Indikator Ekonomi edisi Juli 2007 [Buletin]. Badan Pusat Statistik : Jakarta.

FAO. 1989. Wood-Based Panel: Situation and Outlook. Directorate General of Forest Utilization, Ministry of Forestry: Jakarta.

Irvan. 1992. Optimasi Produksi Kayu Lapis Dengan Metode Program Linier Di PT. Sumatra Timber Utama Damai [Skripsi]. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Manurung EGT, Simangunsong BCH, Sukadri DS, Widyantoro B, Justianto A, Ramadhan S, Sumardjani L, Rochadi D, Permadi P, Priyono BM, Sukmananto B. 2007. Road Map Revitalisasi Industri Kehutanan Indonesia. Departemen Kehutanan: Jakarta.

Nasendi BD, Anwar A. 1985. Program Liniar dan Variasinya. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Simangunsong BCH, Elias, Tambunan A, Manurung EGT. 2008. Indonesia Forestry Outlook 2020. Departemen Kehutanan: Jakarta.

Simangunsong BCH. 1991. Optimasi Penggunaan Sumberdaya dan Penganekaragaman Produk Dalam Industri Kayu Lapis [Tesis]. Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Siregar HS. 1988. Analisis Biaya Produksi Kayu Lapis Di PT. Tjipta Rimba Djaya Medan Sumatera Utara [Skripsi]. Fakultas kehutanan, Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Taha HA. 2003. Operations Research: An Introduction. Seventh Edition. Pearson Education International: Upper Saddle River.

Wardana DBP. 2003. Optimasi Produksi Kayu Lapis: Studi Kasus di PT. Kampari Wood Industries, Riau [Skripsi]. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Winston WL, Albright. SC. 1997. Practical Management science: spreadsheet modeling and applications. Duxbury Press. Belmont, CA.

Page 13: OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI …
Page 14: OPTIMASI DALAM PERUSAHAAN KAYU LAPIS: STUDI KASUS DI …

rnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(2): 74-83 (2009)