Top Banner
OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.) PADA MIE BASAH SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL TINGGI SERAT DAN SUMBER IODIUM RAFSAN SYABANI CHOLIK DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
42

OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

Mar 14, 2019

Download

Documents

phamtu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT

(Gracilaria sp.) PADA MIE BASAH SEBAGAI PANGAN

FUNGSIONAL TINGGI SERAT DAN SUMBER IODIUM

RAFSAN SYABANI CHOLIK

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100
Page 3: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Optimalisasi

Penggunaan Rumput Laut (Gracilaria sp.) pada Mie Basah sebagai Pangan

Fungsional Tinggi Serat dan Sumber Iodium adalah benar karya saya dengan

arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

„ Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2015

Rafsan Syabani Cholik

NIM I14110112

Page 4: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

ABSTRAK

RAFSAN SYABANI CHOLIK. Optimalisasi Penggunaan Rumput Laut

(Gracilaria sp.) pada Mie Basah sebagai Pangan Fungsional Tinggi Serat dan

Sumber Iodium. Dibimbing oleh LEILY AMALIA.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi mie berbahan

dasar tepung terigu dengan penambahan rumput laut Gracilaria sp. sebagai

pangan fungsional tinggi serat dan iodium. Rancangan percobaan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan faktor berupa

jenis formula. Penentuan formula terbaik dilakukan dengan menggunakan uji

hedonik dan persentase penerimaan. Mie basah dengan penambahan rumput laut

sebanyak 10% merupakan formula terpilih. Produk mie terpilih dilakukan uji

proksimat meliputi kadar air, abu, lemak, protein dan karbohidrat. Secara berturut-

turut hasilnya sebesar 65.96%, 0.25%, 0.31%, 4.8%, 28.69%. Kadar serat pangan

terpilih sebesar 5.86% dan kadar iodium 0.23 mcg/g. Uji sifat fisik menunjukkan

nilai kekerasan sebesar 917 gf. Uji daya terima konsumen dilakukan kepada 31

responden. Hasilnya adalah 93.3% responden menyatakan sangat suka dan dapat

menerima produk mie basah terpilih dengan baik.

Kata kunci: Iodium, mie basah, rumput laut Glacilaria sp, serat

ABSTRACT

RAFSAN SYABANI CHOLIK. Optimalization of Seaweed on Wet Noodles as

Functional Food High of Fiber and Iodine Sources. Supervised by LEILY

AMALIA.

The purpose of this study was to find formula of noodles made from fluor

added with seaweed as a functional food high of fiber and iodine. Experimntal

design used in this study was a completely randomized design with the formula as

the treatment factor. The best noodles was chosen based on hedonic test and

considered of adding seaweed. Noodle with addition of Gracilaria 10% was the

best formula. The proximate analysis of the chosen wet noodles product resulted

in 65.96%, 0.25%, 0.31%, 4.80% and 28.69% for water, ash, fat, protein, and

carbohydrate content respectively. The total dietery fiber and iodine was found

out to be 5.86% and 0.23 mcg/g. The acceptance test was done towards 31

respondents (elementary school students) and 93.3% of them showed fondness

and could accept the chosen noodle product well.

Keywords: iodine, wet noodles, Gracilaria sp. seaweed, fiber

Page 5: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Gizi

dari Program Studi Ilmu Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT

(Gracilaria sp.) PADA MIE BASAH SEBAGAI PANGAN

FUNGSIONAL TINGGI SERAT DAN SUMBER IODIUM

RAFSAN SYABANI CHOLIK

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 6: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100
Page 7: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

Judul Skripsi : Optimalisasi Penggunaan Rumput Laut (Gracilaria sp.) pada Mie

Basah sebagai Pangan Fungsional Tinggi Serat dan Sumber Iodium

Nama : Rafsan Syabani Cholik

NIM : I14110112

Disetujui oleh

Leily Amalia Furkon, STP, MSi

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Rimbawan

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

PRAKATA

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari-Maret 2015 adalah

Optimalisasi Penggunaan Rumput Laut (Gracilaria sp.) sebagai Pangan

Fungsional Tinggi Serat dan Sumber Iodium.

Penulis menyadari bahwa pembuatan karya tulis ini tidak akan berhasil

tanpa dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Orang tua dan keluarga besar penulis yang telah memberikan motivasi,

perhatian, dan dukungan baik moril dan materil.

2. Ibu Leily Amalia STP, MSi. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

membimbing dan memberikan masukan bagi penulis selama pelaksanaan

penelitian

3. Bapak Yayat Heryatno, SP, MPS selaku dosen pembimbing akademik

yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini sebaik mungkin.

4. Bapak Prof. drh. M. Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD selaku dosen

pemandu seminar dan penguji skripsi yang telah memberi banyak saran

dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Rizky, Teh Santi, Ibu Susi, Ibu Ine atas bantuannya dalam proses

penelitian.

6. Sahabat-sahabat dan rekan-rekan seperjuangan tercinta yang selalu

memberikan bantuan dan motivasinya dalam menjalani penelitian dan

skripsi: Natasha Fredlina Ginting, Elma Alfiah, Yuda Pramadhan,

Kustarto Rifki Taufani, M. Iqbal, Laorensia Oktavia Rajuni, M. Fahmi

Arsyada, Annisa Kirana Nusanti, Adhe Fadhillah Putri, Annisa Prisillia

Alifasari, Mesa Shelviani, Ahsan Saifurrohman, PPG HIMAGIZI 2013,

BEM FEMA 2014, Keluarga Prabu KKP CILACAP 2014, Keluarga

Pondok Gizi, Keluarga Anti Wacana, Keluarga JAKUZI, dan Keluarga

Tapak Suci IPB.

7. Rekan-rekan Gizi Masyarakat 48 seperjuangan yang penuh semangat, serta

warga gizi lainnya dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu

persatu.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2015

Rafsan Syabani Cholik

Page 9: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 3

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 3

Bahan dan Alat 3

Tahapan Penelitian 3

Rancangan Percobaan 6

Pengolahan dan Analisis Data 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Pembuatan Bubur Rumput Laut Gracilaria sp. 7

Analisis Kimia Rumput Laut Gracilaria sp. 8

Formulasi Pembuatan Mie Basah Rumput Laut 10

Uji Organoleptik Mie Basah Rumput Laut 10

Penentuan Formula Mie Rumput Laut Terpilih 12

Uji Sifat Fisik Produk Mie Rumput Laut Terpilih 13

Kandungan Zat Gizi Mie Rumput Laut Terpilih 13

Daya Terima Sasaran terhadap Produk 15

Kontribusi Terhadap AKG Anak Sekolah Dasar (6-12 tahun) 16

Estimasi Harga Mie per Takaran Saji 17

SIMPULAN DAN SARAN 18

Simpulan 18

Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19

LAMPIRAN 21

Page 10: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

DAFTAR TABEL

1 Komposisi mie basah (modifikasi Bogasari 2011) 4

2 Formulasi mie rumput laut 6 3 Kandungan kimia rumput laut Gracilaria sp. 8 4 Formulasi mie rumput laut Gracilaria sp. 10 5 Nilai modus hasil uji hedonik (kesukaan) 10 6 Nilai modus hasil uji mutu hedonik 11

7 Kandungan gizi mie basah 11 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

gram) terhadap AKG anak usia 6-12 tahun 17 10 Estimasi harga mie per takaran saji (155 gram) 17

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir tahap penelitian 4 2 Tahap-tahap pembuatan mie campuran rumput laut (Bogasari 2011) 5

3 Persentase tingkat kesukaan panelis terhadap atribut warna, aroma, rasa,

tekstur aftertaste, dan keseluruhan mie basah 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Prosedur analisis fisik 21 2 Prosedur analisis kimia 21

3 Lembar uji organoleptik 23 4 Uji hedonik, mutu hedonik, uji anova 27

Page 11: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang mengalami

permasalahan gizi ganda, yaitu gizi lebih dan gizi kurang. Tingginya angka

kelebihan berat badan dan obesitas di Indonesia diakibatkan oleh tingginya

konsumsi makanan berlemak dan rendahnya konsumsi serat. Menurut Hardinsyah

(2011) asupan rata-rata energi dari lemak di Indonesia sebesar 29.1% melebihi

anjuran Depkes (2004) yang seharusnya <25% dari asupan energi. Penelitian

Depkes (2008) menunjukkan bahwa rata-rata asupan serat penduduk Indonesia

sekitar 10.7 gram per hari jauh dibawah anjuran konsumsi serat sehari, yaitu

sebanyak 20-35 gram.

Selain itu, tingginya angka status gizi kurang menjadi penghambat dalam

pembentukan SDM yang berkualitas. Gangguan akibat kekurangan iodium

(GAKI) merupakan masalah gizi yang dijumpai hampir diseluruh negara di dunia,

baik di negara berkembang termasuk di Indonesia maupun negara maju. Negara

dengan wilayah yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan memiliki potensi

timbulnya GAKI. Akibat yang ditimbulkan oleh masalah ini salah satunya adalah

gondok yang jika tidak ditangani sejak dini maka akan berpengaruh pada kualitas

SDM yang rendah (Depkes 2014).

Survei nasional pada tahun 2003 menunjukkan angka GAKI di Indonesia

pada anak sekolah berkisar 11.1%. Survei nasional evaluasi GAKI menunjukkan

bahwa 35.8% kabupaten di Indonesia termasuk dalam kategori endemik ringan,

13.1% kabupaten termasuk dalam kategori endemik sedang, dan 8.2% kabupaten

termasuk dalam kategori endemik berat (Bappenas 2004).

Berbagai upaya telah dilakukan dalam upaya mengatasi masalah GAKI di

Indonesia, salah satunya adalah fortifikasi garam dengan iodium. Namun,

produksi garam beriodium dianggap belum optimal karena sebagian besar

dilakukan disekitar pesisir pantai sehingga masyarakat yang tinggal di

pegunungan kesulitan untuk mendapatkan garam beriodium dan mengakibatkan

tingginya angka GAKI di daerah pegunungan. Tingginya penduduk Indonesia

menjadi tantangan bagi stakeholder untuk menciptakan diversifikasi pangan yang

aman, sehat dan bergizi dalam upaya untuk mengurangi masalah gizi di Indonesia.

Mie merupakan makanan yang digemari mulai anak-anak sampai orang

dewasa, karena rasanya yang enak, praktis, mengeyangkan dan dapat

dikombinasikan dengan berbagai makanan sebagai pelengkap. Data World Instan

Noodles Association (WINA) menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara

dengan hasil penjualan mie terbanyak kedua setelah China, dimana mie terjual

sekitar 14.1 miliar bungkus, sedangkan di China sekitar 44.03 miliar bungkus per

tahun. Terdapat beberapa jenis mie yang beredar dipasaran saat ini yaitu mie

kering, mie basah, mie segar, dan mie instan. Mie basah merupakan jenis mie

dengan kadar air yang cukup tinggi, yaitu sebanyak 52% sehingga memiliki daya

simpan yang cukup singkat (40 jam pada suhu 28-30o C) (Suyanti 2008).

Menurut Dirjen Perikanan Budidaya (2014), rumput laut merupakan

komoditas unggulan yang dipanen dari laut dan dapat digunakan untuk industri

makanan, kosmetik, farmasi, tekstil, kertas dan lain-lain. Produksi rumput laut di

Page 12: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

2

Indonesia meningkat setiap tahunnya dengan jumlah dari 3.504.200 ton (2011)

menjadi 10 juta ton (2014) atau meningkat sebanyak 32%. Daerah penghasil

rumput laut terbesar di Indonesia adalah Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

Bali, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat. Tingginya produksi rumput laut

menjadi peluang bagi pemerintah Indonesia dalam pembangunan industri

pengolahan rumput laut di Indonesia. Tetapi, teknologi yang dimiliki masih

terbatas untuk membangun industri pengolahan agar.

Pemanfaatan rumput laut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

daya guna dan nilai ekonomis dari rumput laut. Salah satu usaha diversifikasi

pangan laut dalam meningkatkan kualitas gizi adalah dengan memanfaatkan

rumput laut jenis Gracilaria sp. menjadi mie basah. Mie basah merupakan hasil

pengolahan dari bahan dasar tepung yang dicampur dengan bahan tambahan

lainnya.

Selain itu, komposisi utama dari rumput laut adalah karbohidrat, yang

sebagian besar kandungannya terdiri atas polimer polisakarida yang berbentuk

serat. Penambahan rumput laut pada pembuatan mie basah diharapkan dapat

meningkatkan kandungan iodium dan serat dalam mie basah (Wirjatmadi et al.

2002).

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum Mendapatkan formula terbaik mie basah yang merupakan campuran tepung

terigu dan bubur rumput laut sebagai upaya peningkatan kandungan iodium dan

serat pada mie basah.

Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah

1. Membuat formulasi mie basah dengan bahan dasar tepung terigu

dengan menambahkan bubur rumput laut sebagai sumber iodum dan

serat.

2. Melakukan uji organoleptik produk mie basah dengan campuran bubur

rumput laut untuk mendapatkan formula terbaik.

3. Menganalisis sifat fisik serta kandungan gizi (proksimat) dan serat

produk terpilih mie basah berbasis tepung terigu dengan campuran

bubur rumput laut.

4. Menganalisis kontribusi kandungan gizi produk terpilih mie basah

berbasis tepung terigu dengan campuran bubur rumput laut terhadap

AKG (Angka Kecukupan Gizi) anak usia sekolah.

5. Menganalisis daya terima formula mie terpilih kepada kelompok

sasaran.

6. Menganalisis biaya pembuatan mie rumput laut.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif terhadap

masyarakat, pemerintah dan perusahaan yang bergerak dibidang industri pangan.

Page 13: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

3

Selain itu, diharapkan penelitian ini mampu memberikan alternatif solusi untuk

menanggulangi permasalahan GAKI di Indonesia, khususnya bagi masyarakat

yang tinggal di daerah pegunungan.

METODE

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan mulai dari bulan Januari

2015 sampai april 2015, bertempat di laboratorium Kulinari dan Dietetik,

Departemen Gizi masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Analisis fisik dilakukan di Laboratorium Kimia Pasca Panen Cimanggu. Analisis

proksimat dilakukan di Laboratorium PAU Teknologi Pangan, Institut Pertanian

Bogor, sementara analisis kadar serat dan iodium dilakukan di Laboratorium

Kimia Pasca Panen Cimanggu. Uji organoleptik dilakukan di Laboratorium

Percobaan Makanan, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,

Institut Pertanian Bogor. Uji daya terima dilakukan kepada siswa/i SD kelas III

SDN Suka Asih 1, Kabupaten Tangerang.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan terdiri atas bahan utama dan bahan pendukung.

Bahan utama adalah tepung terigu (hard fluor) dan rumput laut. Rumput laut

didapatkan dari penjual rumput laut di kabupaten Pemalang. Bahan pendukung

yang digunakan adalah air, garam, dan telur. Bahan kimia yang digunakan adalah

aquades, HCl, NaOH, H2SO4, HNO3, alkohol, lugol/iodium dan bahan-bahan

untuk analisis proksimat.

Alat-alat yang digunakan untuk membuat mie instan antara lain adalah

wadah plastik, pengaduk, sendok, mixer, alat pencetak mie, timbangan dan

kompor. Alat-alat yang digunakan dalam analisis kandungan gizi diantaranya

cawan alumunium, cawan porselin, oven, tanur, desikator, kondensor, soxhlet,

labu kjedahl, alat destilasi, labu erlenmeyer, labu takar, gelas ukur, hotplate, buret,

pipet, kertas saring, dan penjepit. Selain itu, untuk uji organoleptik mie instan

menggunakan kuesioner, pulpen, air putih, dan piring.

Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian terdiri atas perancangan formula mie instan, uji

organoleptik, pembuatan mie instan dengan campuran bubur rumput laut, uji

organoleptik pada mahasiswa terhadap mie instan, serta analisis siat fisik dan

kimia produk terpilih.

Page 14: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

4

Formulasi mie instan

Formula terpilih

Pembuatan mie instan dengan campuran bubur rumput laut

Justifikasi peneliti

Uji organoleptik

Formula terpilih

Analisis kimia Analisis fisik

Kekerasan

Analisis proksimat Analisis iodium Analisis serat

Rasa Aroma Tekstur Warna

Rumput laut Gracillaria sp.

Direndam air 3x24 jam

Gambar 1 Diagram alir tahapan penelitian

Pembuatan mie basah dengan campuran bubur rumput laut

Mie basah dibuat dengan meminimalisasi penggunaan bahan tambahan

pangan. Bahan-bahan yang digunakan antara lain, tepung terigu tinggi protein, air,

telur, dan garam non iodium. Komposisi masing-masing bahan disajikan dalam

tabel berikut ini.

Tabel 1 Komposisi mie basah (modifikasi Bogasari 2011)

Bahan Berat (g)

Tepung terigu tinggi protein 100

Telur ayam 20

Air 20

Garam non iodium 10

x

Page 15: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

5

Pencampuran bahan-bahan dengan penambahan bubur rumput laut sebesar

0%, 10%, 20%, dan 30% dari total tepung

Pengadukan

Pembentukan lembaran

Penipisan lembaran

Pembentukan dan pemotongan pita-

pita mie

Perebusan

Bubur Rumput Laut

Mie Basah Matang

x

Gambar 2 Tahap-tahap pembuatan mie campuran rumput laut

(Bogasari 2011)

Metode pembuatan pada mie basah mengacu pada Bogasari (2011).

Pembuatan mie basah dilakukan dengan menimbang terigu, mencampurkan semua

bahan-bahan dan aduk sampai kalis. Proses selanjutnya adalah pembentukan

lembaran, penipisan lembaran, dan pemotongan lembaran adonan.

Uji organoleptik

Pengujian organoleptik merupakan proses mengidentifikasi dan

menginterpretasi atribut-atribut produk melalui panca indera. Pengujian berupa uji

hedonik (kesukaan) dan uji mutu penggunaan rumput laut yang ditambahkan pada

produk mie basah. Uji organoleptik dilakukan kepada 35 orang panelis semi

terlatih untuk mendapatkan formula terpilih. Atribut yang menjadi penilaian

dalam menentukan formula terbagi menjadi 5 atribut, yaitu warna, aroma, rasa,

tekstur, dan aftertaste. Penentuan formula terpilih dilakukan dengan pembobotan

terhadap produk yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan harapan umum masyarakat

terhadap kualitas suatu mie, yaitu 10% aftertaste, 15% untuk warna dan aroma,

dan 30% untuk rasa dan tekstur. Hasil pembobotan selanjutnya diuji secara

statistik dengan menggunakan uji Duncan. Kuesioner organoleptik disajikan pada

lampiran 3.

Page 16: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

6

Uji sifat fisik mie rumput laut terpilih

Sifat fisik mie rumput laut diujikan pada formula terpilih. Analisis fisik

yang dilakukan meliputi analisis kekerasan dengan menggunakan texture analyzer

XT-2i yang dinyatakan dalam satuan gf (gram force).

Uji sifat kimia rumput laut dan mie rumput laut formula terpilih

Analisis kimia rumput laut dan mie rumput laut dilakukan pada formula

terpilih meliputi: uji kadar air (AOAC 1995), kadar abu (AOAC 1995), kadar

protein (AOAC 1995), kadar lemak (AOAC 1995), kadar karbohidrat by

difference, kadar serat makanan metode enzimatik (Hellendoorn et al. 1975), dan

kadar iodium metode Atomic Absorbsion Spectrofotometry (AAS).

Uji daya terima mie rumput laut ke anak sekolah

Menurut Setyaningsih (2010) uji daya terima terhadap konsumen dilakukan

kepada minimal 30 orang. Uji daya terima dilakukan terhadap siswa kelas III di

SDN Suka Asih 1 berjumlah 31 anak dengan menggunakan kuesioner yang diisi

secara mandiri. Metode yang digunakan adalah menilai kesukaan panelis (Singh-

Ackbarali & Maharaj 2013) dan menilai sisa produk yang tidak dapat dihabiskan

(Comstock et al. 1979).

Kontribusi zat gizi mie terhadap AKG anak usia sekolah (6-12 tahun)

Penentuan takaran saji dilakukan untuk mengetahui kontribusi zat gizi mie

rumput laut bagi anak usia sekolah. Perhitungan kontribusi zat gizi dilakukan

dengan cara membagi jumlah zat gizi yang disediakan oleh satu takaran saji mie

rumput laut dengan kecukupan zat gizi untuk anak usia sekolah dikali dengan

100%. Angka kecukupan gizi mengacu pada AKG 2013.

Perhitungan biaya pembuatan mie rumput laut

Perhitungan biaya pembuatan mie rumput laut mengacu pada penelitian

Dewi (2014) dengan menggunakan data harga bahan baku sebagai biaya variabel

dan biaya operasional.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

(RAL) faktor tunggal, yaitu penambahan rumput laut Gracilaria sp.sebanyak 0%,

10%, 20%, dan 30% dari total tepung yang digunakan dengan dua kali ulangan.

Persentase penambahan bubur rumput laut mengacu pada Wirjatmadi et al. (2002).

Proses dari formulasi mie rumput laut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2 Formulasi mie rumput laut

Formula Tepung Terigu (Hard Fluor)

(g)

Rumput Laut

(g)

Presentase

(%)

F0 100 0 0

F1 100 10 10

F2 100 20 20

F3 100 30 30

Page 17: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

7

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

(RAL). Bentuk umum dari model linier dapat ditulis sebagai berikut:

Yijk = µ + αi + Ɛij

Keterangan:

Yijk = Nilai pengamatan respon karena pengaruh konsentrasi atau proporsi

penambahan bubur rumput laut terhadap mie taraf ke-i pada percobaan

ke-k dengan tingkat adisi pada ulangan ke-j.

µ = rataan sebenarnya

i = banyaknya taraf tingkat penambahan bubur rumput laut (i=0%, 10%,

20%, 30%)

j = banyaknya ulangan (j=1,2)

αi =pengaruh tingkat penambahan bubur rumput laut ke-i

βj = pengaruh komposisi mie pada kelompok ke-j

Ɛij = galat pada komposisi mie level ke-i pada ulangan ke-j

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS

16.0 for Windows dan Microsoft Excel 2007. Data hasil uji organoleptik dianalisis

secara deskriptif dan statistik berdasarkan modus dan persentase penerimaan

panelis pada masing-masing taraf perlakuan. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan data uji organoleptik tidak menyebar normal, sehingga data

dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal Wallis untuk mengetahui mean rank

produk. Selanjutnya produk terpilih ditentukan dengan menggunakan atribut

keseluruhan. Atribut keseluruhan dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA

dengan mempertimbangkan data yang diperoleh menyebar normal. Hasil sidik

ragam menunjukkan adanya pengaruh nyata (p<0.05) sehingga dilakukan uji

lanjut Duncan untuk mengetahui perbedaan nyata antara formula mie basah.

Selanjutnya, data hasil uji sifat fisik, kimia, perhitungan kontribusi AKG, dan

perhitungan biaya dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan Bubur Rumput Laut Gracilaria sp.

Rumput laut dalam penelitian ini digunakan sebagai nilai tambah

kandungan gizi pada mie basah, yaitu serat dan iodium. Rumput laut yang

digunakan adalah Gracilaria sp. yang diperoleh dari kabupaten Pemalang.

Menurut Hambali et al. (2004) rumput laut memiliki banyak manfaat karena

mengandung alginat, agar-agar, karagenan, dan zat-zat lain yang kaya akan

iodium, kalium, dan sodium. Tahap awal pembuatan bubur rumput laut adalah

dengan melakukan pencucian, perendaman dan penirisan. Rumput laut yang

masih kering dipisahkan dari kotoran dan batu kerikil kemudian dilakukan

pencucian. Rumput laut yang telah dibersihkan kemudian direndam. Hal ini

Page 18: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

8

dilakukan untuk mengurangi bau amis yang terdapat pada rumput laut. Tahap

selanjutnya adalah penirisan dan pembuatan bubur rumput laut dengan

menggunakan blender untuk memudahkan proses pencampuran antara rumput

laut dengan adonan mie.

Analisis Kimia Rumput Laut Gracilaria sp.

Menurut Salamah et al. (2006), komposisi kimia dari rumput laut bervariasi

dari setiap spesies. Hal ini dipengaruhi oleh lokasi budidaya dan musim panen.

Faktor lain yang mempengaruhinya adalah konsentrasi karbondioksida (CO2),

suhu, tekanan udara, dan intensitas sinar matahari. Komposisi kimia dalam

rumput laut bervariasi baik intraspesies maupun interspesies. Hasil analisis

kemudian dibandingkan dengan penelitian Chaidir (2007), Ito & Hori (1989).

Tabel 3 Kandungan kimia rumput laut Gracilaria sp. Komposisi Hasil Analisis Chaidir (2007) Ito&Hori (1989)

Kadar air (%bb) 89.30 89.91 80-90

Kadar abu (%bk) 4.20 8.09 10-50

Kadar lemak (%bk) 3.08 11.05 0.2-3.8

Kadar protein (%bk) 10.46 0.31 5-35

Kadar karbohidrat (%bk) 79.30 79.08 35-74

Serat kasar (%bk) 2.80 - -

Serat Pangan (%bb) 10.27 9.76 -

Iodium (mcg/g) 14.58 29.96 9.4-72.2

Kadar air

Kadar air dalam bahan pangan akan mempengaruhi daya simpan bahan

tersebut. Kadar air dipengaruhi oleh proses penyimpanan bahan mulai dari waktu

pemanenan sampai bahan diolah menjadi produk. Semakin tinggi kadar air suatu

bahan pangan maka semakin tinggi kemungkinan bahan tersebut untuk mengalami

kerusakan. Hal ini disebabkan karena adanya mikroorganisme seperti kapang dan

berbagai jenis kutu yang dapat merusak produk (Syarief dan Halid 1993).

Kadar air merupakan komponen tertinggi pada rumput laut, yaitu sebanyak

89.30% (%bb). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chaidir

(2007), yaitu 89.91% sedangkan menurut Suyanti (2008), mie basah merupakan

jenis mie dengan kadar air yang cukup tinggi, yaitu sebanyak 52% sehingga

memiliki daya simpan yang cukup singkat (40 jam pada suhu 28-30o

C).

Tingginya kadar air disebabkan karena tidak ada proses penghilangan air yang

dilakukan untuk mengurangi kadar air pada produk.

Kadar abu

Kadar abu dalam bahan pangan menunjukkan kandungan mineralnya.

Berdasarkan hasil analisis, kadar abu pada mie sebesar 4.20% (%bk) sedangkan

kadar mie yang dilakukan oleh Chaidir (2007) sebesar 8.09%. Menurut penelitian

Ito & Hori (1989) kadar abu pada rumput laut berkisar antara 10-50. Hasil

kandungan abu pada hasil analisis lebih kecil dikarenakan rumput laut analisis

diambil dari hasil budidaya bukan dari laut secara langsung.

Page 19: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

9

Kadar lemak

Berdasarkan analisis kadar lemak rumput laut sebesar 3.08 (%bk). Menurut

Ito & Hori (1989), kadar lemak rumput laut berkisar antara 0.2-3.8%. Hal ini

menunjukkan kadar lemak hasil analisis sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ito & Hori (1989).

Kadar lemak pada bahan pangan mempengaruhi daya simpannya. Semakin

tinggi kadar lemak, maka daya simpannya semakin rendah. Tingginya kadar

lemak dapat menyebabkan ketengikan dalam bahan pangan. Ketengikan terjadi

karena molekul-molekul lemak yang mengandung radikal asam lemak tidak jenuh

mengalami oksidasi.

Kadar protein

Kandungan protein pada rumput laut dipengaruhi oleh jenis dan daerah

tumbuhnya. Bahkan pada jenis rumput laut yang sama dapat ditemukan

kandungan protein yang berbeda. Hal ini dikarenakan kondisi perairan tempat

tumbuhnya bibit rumput laut yang ditana. Berdasarkan Tabel 2, kadar protein hasil

analisis adalah 10.46% (%bk) sedangkan menurut penelitian Ito & Hori (1989)

kadar protein rumput laut berkisar anatara 5-35%. Hal ini menunjukkan

kesesuaian hasil analisis dengan peneltian yang dilakukan oleh Ito & Hori (1989).

Kadar karbohidrat

Hasil analisis kadar karbohidrat rumput laut sebesar 79.30% (%bk)

sedangkan penelitian Ito & Hori (1989) menunjukkan kadar karbohidrat rumput

laut berkisar antara 35-74%. Kadar karbohidrat dihitung dengan menggunakan by

difference.

Kadar serat

Serat pangan merupakan senyawa yang tidak dapat diserap tubuh tetapi

memiliki manfaat dalam membantu proses perncernaan makanan. Serat pangan

merupakan salah satu komponen penyusun karbohidrat dimana pada rumput laut

komponen terbesarnya adalah gumi. Hasil analisis kadar serat pangan pada

rumput laut sebesar 10.27% (bb) sedangkan penelitian Chaidir (2007)

menunjukkan kadar serat pangan sebesar 9.76%. Kadar serat pangan pada rumput

laut bergantung pada spesies dan tempat hidup dari rumput laut tersebut.

Kadar iodium

Iodium merupakan salah satu trace element yang terdapat pada rumput laut.

Kandungan iodium tumbuhan laut berkisar antara 0.7-4.5 g/kg. Jika dibandingkan

dengan tumbuhan darat, kandungan iodium rumput laut sekitar 2400 sampai

155000 kali lebih banyak (Rai 1996). Berdasarkan AKG (2004), kecukupan

iodium perhari untuk anak umur 0-12 tahun adalah 90-120 ug/hari. Hasil analisis

iodium rumput laut sebesar 14.58 mcg/g sedangkan penelitian menurut Ito&Hori

(1989) menunjukkan kadar iodium rumput laut berkisar 9.4-72.2 mcg/g.

Page 20: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

10

Formulasi Pembuatan Mie Basah Rumput Laut

Mie basah umumnya terbuat dari tepung gandum (tepung terigu), air, dan

garam dengan atau tanpa penambahan garam alkali. Terigu merupakan bahan

utama dalam pembuatan mie basah. Fungsi terigu adalah sebagai bahan

pembenrtuk struktur, karbohidrat, sumber protein dan pembentuk sifat kenyal

gluten. Garam berfungsi memberikan rasa, memperkuat tekstur dan mengikat air

(Astawan 2006). Formulasi penambahan rumput laut mengacu pada Wirjatmadi et

al. (2002), yaitu 0%, 10%, 20%, dan 30% dari total tepung.

Tabel 4 Formulasi mie rumput laut Gracilaria sp.

Komponen (g) Satuan Formulasi

F0 F1 F2 F3

Bubur rumput laut Glacilaria sp. % tepung 0 10 20 30

Tepung terigu tinggi protein Gram 100 100 100 100

Telur Gram 20 20 20 20

Air Ml 20 20 20 20

Garam non iodium Gram 10 10 10 10

Minyak Gram 10 10 10 10

Uji Organoleptik Mie Basah Rumput Laut

Pengujian sifat organoleptik dilakukan untuk memilih formula terbaik.

Penilaian dilakukan melalui uji hedonik (kesukaan) dan mutu hedonik panelis

terhadap atribut warna, tekstur, rasa, aroma dan aftertaste dengan tingkat

penambahan rumput laut sebesar 0% (F0), 10% (F1), 20% (F2), 30% (F3).

Metode penilaian menggunakan skala skor dengan skala penilaian berkisar dari

angka 1 sampai angka 7. Semakin tinggi nilai yang diberikan panelis, maka

semakin suka panelis terhadap produk mie basah. Panelis dianggap suka terhadap

produk jika nilai kesukaan yang diberikan lebih besar atau sama dengan 4.00.

Tabel 5 Nilai modus hasil uji hedonik (kesukaan)

Atribut Modus

F0 (0%) F1 (10%) F2 (20%) F3 (30%)

Warna 5 (37.1%)a

4 (41.4%)b

3 (27.1%)c

3 (35.7%)c

Aroma 5 (47.1%)a

5 (47.1%)a

5 (52.9%)a

4 (37.1%)a

Rasa 5 (41.4%)a

5 (41.4%)a,b

4 (38.6%)b,c

5 (30.0%)c

Tekstur 5 (51.4%)a

5 (48.6%)a

5 (35.7%)a,b

5 (44.3%)b

Aftertaste 5 (62.9%)a

5 (37.1%)b

5 (44.3%)b

5 (42.9%)b

Ket: Skala 1=sangat tidak suka, 2=tidak suka, 3=agak tidak suka, 4=cukup suka, 5=suka,

6=sangat suka, 7=sangat suka sekali. Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukan

perbedaan yang nyata (p<0.05)

Uji mutu hedonik dilakukan untuk mengetahui secara spesifik mutu

makanan. Menurut Rahayu (1998) uji mutu hedonik adalah uji hedonik yang lebih

spesifik untuk suatu jenus mutu tertentu.

Page 21: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

11

Tabel 6 Nilai modus hasil uji mutu hedonik

Atribut Modus

F0 (0%) F1 (10%) F2 (20%) F3 30%)

Warna 5(40.0%)a

3(52.9%)b

3(48.6%)b

3(40.0%)b

Aroma 4(77.1%)a

4(64.3%)a

4(55.7%)a

4(51.4%)a

Rasa 4(78.6%)a

3(44.3%)b

4(35.7%)b

4(31.4%)a,b

Tekstur 4(64.3%)a

4(42.9%)a

4(45.7%)b

4(35.7%)a,b

Aftertaste 4(60.0%)a

4(35.7%)a,b

5(32.9%)b

4(28.6%)b

Ket: Warna 1=Kuning kecoklatan sangat pucat, 7=Sangat kuning pekat, Aroma 1 =Sangat tidak

tercium sekali, 7=Sangat kuat tercium sekali, Rasa 1=sangat kuat, 7=sangat lemah Huruf ,

Tekstur1 = Sangat lembek, 7= keras, Aftertaste 1= Sangat tidak terasa sekali, 7= sangat terasa

sekali. Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukan perbedaan yang nyata (p<0.05)

Warna

Warna merupakan atribut sensori pertama yang dapat diterima/dilihat

langsung oleh panelis (Winarno 2008). Berdasarkan hasil uji hedonik, rata-rata

modus penilaian atribut warna panelis berada pada nilai 3 untuk F2 dan F3.

Modus penilaian untuk F1 adalah 4. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa

penambahan jumlah rumput laut memberikan perbedaan yang nyata (p<0.05)

terhadap penerimaan panelis pada warna mie basah. Hasil uji mutu hedonik

menunjukkan rata-rata modus penilaian atribut warna panelis berada pada nilai 3

untuk F1, F2, dan F3, sedangkan F0 bernilai 5. Hasil uji Kruskal Wallis

menunjukkan bahwa penambahan jumlah rumput laut memberikan perbedaan

yang nyata (p<0.05) terhadap kualitas warna mie basah.

Aroma

Aroma merupakan atribut organoleptik yang dapat dinilai melalui indra

penciuman (Meilgaard et al. 1999). Berdasarkan atribut aroma, modus penilaian

panelis pada umumnya berada pada nilai 5 untuk F1 dan F2. Modus penilaian

atribut aroma berada pada nilai 4 untuk F3. Hasil uji Kruskal Wallis

menunjukkan bahwa penambahan jumlah rumput laut tidak memberikan

perbedaan yang nyata (p>0.05) terhadap penerimaan panelis pada aroma mie

basah. Hasil uji mutu hedonik menunjukkan rata-rata modus penilaian atribut

aroma panelis berada pada nilai 4 untuk F0, F1, F2, dan F3. Hasil uji Kruskal

Wallis menunjukkan bahwa penambahan jumlah rumput laut tidak memberikan

perbedaan yang nyata (p>0.05) terhadap kualitas aroma mie basah.

Rasa

Rasa merupakan atribut penilaian makanan yang melibatkan panca indera

lidah. Rasa makanan dapat dikenali dan dibedakan oleh kuncup cecap yang

terletak pada papila (Mervina 2009). Berdasarkan hasil uji hedonik, rata-rata

penilaian berada pada 5 untuk F1 dan F3 sementara untuk F2 bernilai 4. Hasil uji

Kruskal Wallis menunjukkan bahwa penambahan jumlah rumput laut memberikan

pengaruh yang nyata (p<0.05) terhadap penerimaan panelis pada rasa mie basah.

Hasil uji mutu hedonik menunjukkan bahwa rata-rata penilaian atribut rasa panelis

berada pada nilai 4 untuk F0, F2, dan F3 sementara F1 bernilai 3. Hasil uji

Kruskal Wallis menunjukkan bahwa penambahan jumlah rumput laut tidak

memberikan perbedaan yang nyata (p>0.05) terhadap kualitas rasa mie basah.

Page 22: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

12

Tekstur

Menurut Setyaningsih et al. (2010) tekstur memiliki sifat kompleks dan

terkait dengan struktur bahan yang terdiri dari tiga elemen, yaitu mekanik

(kekerasan, kekenyalan), geometrik (berpasir, beremah), dan mouthfeel

(berminyak,berair). Berdasarkan atribut tekstur, rata-rata modus penilaian untuk

F1, F2, dan F3 adalah 5. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa

penambahan jumlah rumput laut tidak memberikan perbedaan yang nyata

(p>0.05) terhadap penerimaan panelis pada mie basah. Berdasarkan uji mutu

hedonik, rata-rata penilaian atribut tekstur berada pada nilai 4 untuk F0, F1, F2,

dan F3. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa penambahan jumlah rumput

laut memberikan perbedaan yang nyata (p<0.05) terhadap kualitas tekstur pada

mie basah.

Aftertaste

Aftertaste adalah sensasi yang tertinggal setelah makanan atau minuman

tertelan seluruhnya (Setyaningsih 2010). Berdasarkan atribut aftertaste, rata-rata

modus penilaian untuk F1, F2, dan F3 adalah 5. Hasil uji Kruskal Wallis

menunjukkan bahwa penambahan jumlah rumput laut memberikan perbedaan

yang nyata (p>0.05) terhadap penerimaan panelis pada mie basah. Berdasarkan uji

mutu hedonik, rata-rata penilaian atribut aftertaste berada pada nilai 4 untuk F0,

F1 dan F3 sementara F2 bernilai 5. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa

penambahan jumlah rumput laut tidak memberikan pengaruh yang nyata (p>0.05)

terhadap kualitas aftertase mie basah.

Penentuan Formula Mie Rumput Laut Terpilih

Formula terpilih mie rumput laut ditentukan berdasarkan pembobotan yang

dibuat oleh peneliti dengan mempertimbangkan aspek penerimaan oleh panelis.

Atribut rasa dan tekstur mie formula terpilih masing-masing diberikan bobot 30%.

Menurut Setyaningsih (2010) rasa merupakan penentu penerimaan produk. Oleh

karena itu, rasa diberikan bobot tertinggi, yaitu 30%. Atribut warna dan aroma

masing-masing diberikan bobot 15%, dan aftertaste diberikan bobot 10%. Tingkat

persentase kesukaan panelis dari tertinggi hingga terendah, yaitu 93.4%(F0),

85.4% (F1), 78.1% (F2), dan 64.6% (F3).

Gambar 1 Persentase tingkat kesukaan panelis terhadap atribut

warna, aroma, rasa, tekstur aftertaste, dan keseluruhan mie basah

93 85

78

65

00

20

40

60

80

100

f0 f1 f2 f3

f0

f1

f2

f3

Page 23: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

13

Hasil sidik ragam menunjukkan adanya pengaruh nyata (p<0.05)

penambahan rumput laut terhadap kesukaan panelis berdasarkan atribut

keseluruhan. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perbedaan jumlah

penambahan bubur rumput laut pada F0 (0%) dan F1 (10%) tidak berpengaruh

nyata (p>0.05) terhadap tingkat kesukaan panelis. Oleh karena itu, formula mie

basah terpilih adalah F1 (10%).

Uji Sifat Fisik Produk Mie Rumput Laut Terpilih

Analisis uji kekerasan pada produk terpilih dilakukan dengan menggunakan

metode texture analyzer. Ekafitri (2009) menjelaskan bahwa kekerasan

merupakan salah satu parameter yang mendukung mutu mie basah. Nilai

kekerasan pada produk mie basah dipengaruhi oleh rasio amilosa dan amilopektin

tepung terigu dan proses gelatinisasi.

Berdasarkan analisis, hasil uji kekerasan (hardness) pada produk mie

rumput laut terpilih sebesar 917.00 gf. Nilai ini lebih rendah dari hasil penelitian

Rianto (2006) terhadap mie basah standar yang dibuat dengan formulasi 100%

terigu, 30% air, garam 1% dan 0.3% baking powder yang memiliki nilai

kekerasan sebesar 2388.70 gf. Kekerasan yang tinggi diperkirakan akibat

kandungan protein (gluten) yang tinggi. Nilai kekerasan mie hasil formulasi dalam

penelitian ini yang lebih rendah dari nilai kekerasan mie dengan tepung terigu

diduga karena keberadaan tepung rumput laut yang bersifat koloidal dan mengikat

air di dalamnya. Keberadaan air dalam koloid menyebabkan produk mie hasil

formulasi memiliki karakteristik yang lembek.

Namun demikian, nilai kekerasan mie hasil penelitian ini lebih tinggi

dibandingkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ekafitri (2009) terhadap

kekerasan mie basah pada beberapa varietas jagung menunjukkan nilai kekerasan

berkisar antara 73.25-248.88 gf. Nilai yang lebih rendah ini diakibatkan karena

tepung jagung tidak memiliki gluten seperti terigu yang mampu membentuk

adonan yang lengket dan elastis dengan penambahan air (Fadlillah 2005).

Kandungan Zat Gizi Mie Rumput Laut Terpilih

Kandungan gizi mie rumput laut formula terpilih dibandingkan dengan mie

sesuai dengan standar SNI, yaitu kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein,

kadar karbohidrat, kadar serat pangan total, dan kadar iodium.

Page 24: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

14

Tabel 7 Kandungan gizi mie rumput laut terpilih

Komponen Satuan Mie Terpilih SNI (%bb)

Air %bb 65.96 20-35

Abu %bb 0.25 Maks. 3

Lemak %bb 0.31 -

Protein %bb 4.8 Min. 3

Karbohidrat %bb 28.69 -

Serat Pangan Total %bb 5.86 -

Iodium mcg/g (bb) 0.23 -

*Sumber: SNI Mie 01-2987-1992; bb: basis basah; bk: basis kering

Kadar air

Kadar air merupakan komponen yang memberikan pengaruh terhadap daya

tahan produk selama penyimpanan. Berdasarkan analisis, kadar air produk mie

terpilih (F1) sebesar 65.96% (%bb). Nilai ini lebih tinggi dari kadar air SNI 01-

2987-1992 pada mie basah yang berkisar antara 20-35 %bb. Kadar air yang tinggi

diakibatkan karena adanya proses perebusan pada pembuatan mie basah,

sedangkan kadar air SNI merujuk pada kadar air dengan proses pengukusan.

Menurut Nugrahani (2002) kadar air pada mie yang sudah mengalami proses

perebusan memiliki kadar air sekitar 60-70% atau setara dengan dua kali lipat dari

batas maksimum (35%). Hal ini dikarenakan penyerapan air yang meningkat saat

proses perebusan.

Kadar abu

Kadar abu merupakan unsur mineral yang tertinggal setelah proses

pemanasan dengan suhu tinggi sampai bebas dari unsur karbon. Kadar abu dapat

diartikan sebagai komponen yang tidak mudah menguap, tetap tinggal dalam

pembakaran dan pemijaran senyawa organik (Soebito 1988). Kadar abu rumput

laut tergantung pada tempat dimana bibit rumput laut tumbuh. Berdasarkan tabel 7

kadar abu yang dimiliki oleh mie basah rumput laut sebesar 0.25 (%bb). Hal ini

sudah sesuai dengan SNI Mie dimana kadar abu pada mie basah maksimal sebesar

3 (%bb).

Kadar protein

Kadar protein merupakan salah satu makronutrien yang berperan dalam

pembentukan biomolekul dan juga dapat dipakai sebagai sumber energi. Protein

adalah sumber-asam-asam amino yang mengandung C, H, O, dan N (Winarno

2008). Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar protein mie basah adalah 4.8

(%bb) sedangkan menurut SNI kadar protein pada mie minimal 3. Kadar protein

pada mie basah rumput laut sesuai dengan mie pada umumnya.

Kadar karbohidrat

Kadar karbohidrat dihitung dengan menggunakan metode by difference

sehigga kadar karbohidrat pada mie dipengaruh oleh kadar zat gizi yang

terkandung dalam mie basah, seperti air, abu, lemak, dan protein. Kadar

karbohidrat merupakan kompone kedua terbesar setelah kadar air. Hal ini dapat

dilihat pada tabel 7. Kadar karbohidrat analisis sebesar 28.69 (%bb) sedangkan

Page 25: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

15

menurut SNI tidak ada batasan untuk kadar karbohidrat pada mie basah sehigga

mie basah rumput laut ini dapat dikatakan telah sesuai dengan mie basah pada

umumnya.

Kadar serat

Menurut Muchtadi et al. (1992) serat dapat dibedakan menjadi 2, yaitu

crude fiber (serat kasar) yang disusun oleh selulosa dan lignin, serat dietary fiber

(serat makanan) yang komponen utamanya sebagian besar ditemukan pada

struktur dinding sel tanaman seperti selulosa, hemiselulosa, lignin, dan pektin.

Berdasarkan kelarutan, serat diklasifikasikan menjadi serat larut dan tidak larut.

Serat larut berfungsi dalam memperlambat pengosongan lambung, meningkatkan

waktu transit melalui usus dan mengurangi penyerapan beberapa at gizi

sedangkan serat tak larut berfungsi untuk memperpendek waktu transit dan

memperbesar massa feses. Serat larut memiliki kemampuan menahan air sehingga

dapat membentuk cairan kental yang menyebabkan makanan lebih lama tertahan

di lambung sehingga rasa kenyang setelah makan menjadi lebih panjang. Serat

tidak larut memiliki manfaat untuk melancarkan pembuangan sisa makanan secara

alami.

Hasil analisis kadar serat pangan total mie basah terpilih adalah 5.86%

(%bb). Penelitian Chaidir (2007) menunjukkan bahwa minuman yang diberikan

penambahan rumput laut memiliki kadar serat lebih tinggi 1.12% dari kandungan

serat pada minuman berserat komersil sedangkan menurut SNI tidak ada batasan

kadar serat untuk mie basah pada umumnya sehingga mie basah rumput laut telah

sesuai dengan mie basah pada umumnya.

Kadar iodium

Menurut Siswono (2002) iodium merupakan mineral yang terdapat di alam,

baik tanpa maupun dengan air. Iodium merupakaan zat gizi mikro yang

diperlukan tubuh membentuk hormon tiroksin yang mengatur pertumbuhan dan

perkembangan fisik serta kecerdasan. Iodium didalam tubuh masuk ke aliran

darah dan diserap oleh kelenjar gondok. Iodium kemudian diubah menjadi tiroksin.

Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar iodium pada produk mie formula

terpilih adalah 0.23 mcg. Jika dibandingkan dengan kadar iodium gracilaria sp.

kadar iodium produk berkurang sebanyak 82.4%. Penurunan iodium terjadi karena

terdapat proses perebusan dengan suhu 100o C pada pengolahan mie basah.

Naufalin et al. menjelaskan bahwa semakin tinggi suhu dan waktu pemasakan

maka tingkat kehilangan iodium semakin meningkat. Selain itu, berkurangnya

kadar iodium yang sangat tinggi dikarenakan pada proses persiapan sampel

rumput laut direndam selama 3 hari dengan pergantian air setiap 9 jam. Hal ini

menyebabkan iodium terbuang.

Daya Terima Sasaran terhadap Produk

Formula mie rumput laut yang terpilih kemudian diuji penerimaan berupa

tingkat kesukaan sasaran terhadap produk yang dihasilkan (Singh-Ackbarali dan

Maharaj 2013) dan proporsi mie yang dapat dihabiskan oleh konsumen sasaran

(Comstock et al. 1979). Hasil uji daya terima konsumen menunjukkan 93.3%

Page 26: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

16

responden menyatakan sangat suka dan 6.7% responden menyatakan suka pada

produk yang disajikan. Menurut Setyaningsih (2010), produk pangan diterima

oleh konsumen jika jumlah persentase konsumen yang menolak produk urang dari

50%. Hal ini menunjukkan bahwa produk mie rumput laut terpilih (F1) termasuk

dalam produk pangan yang dapat diterima oleh konsumen.

Jumlah mie rumput laut yang disajikan sebanyak 1 mangkok kecil (100

gram). Sebanyak 96.7% responden mampu menghabiskan satu porsi mie yang

disajikan dan hanya 3.3% responden yang tidak dapat menghabiskan makanan

(sisa ¼ porsi). Metode Comstock (1979), penerimaan makanan termasuk dalam

kategori tinggi jika mampu dihabiskan lebih dari ¾ porsi. Hal ini menunjukkan

bahwa produk mie terpilih dapat diterima dengan kategori yang tinggi.

Kontribusi terhadap AKG Anak Sekolah Dasar (6-12 tahun)

Menurut Almatsier (2004), angka kecukupan gizi (AKG) merupakan

rekomendasi asupan berbagai zat gizi esensial yang perlu dipertimbangkan

berdasarkan pengetahuan ilmiah agar asupan zat gizi tersebut cukup memadai

untuk memenuhi kebutuhan gizi pada semua orang sehat. Produk pangan dapat

memberikan kontribusi gizi dengan menghitung kontribusinya terhadap AKG.

Takaran saji yang digunakan sebanyak 100 gram mie rumput laut dan 1

buah telur atau setara dengan 55 gram. Berdasarkan tabel 9 terlihat bahwa

kontribusi mie rumput laut tertinggi tanpa telur terdapat pada anak usia 6 tahun

dengan kontribusi terhadap energi, protein, lemak, karbohidrat, serat dan iodium

berturut-turut adalah 8.55%, 13.71%, 0.50%, 13.045, 26.63%, dan 19.10%

sedangkan mie yang ada dipasaran berkontribusi terhadap energi, protein, lemak,

karbohidrat, serat dan iodium berturut-turut adalah 22.5%, 25.71%, 24.19%,

20.90%, 9.09%, dan 0%. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi energi, protein,

lemak, dan karbohidrat pada mie rumput laut lebih rendah tetapi memiliki

kontribusi serat dan iodium yang lebih tinggi dibandingkan mie pasaran dengan

angka kecukupan gizi (AKG) umur 6 tahun. Rendahnya kontribusi energi, protein,

lemak dan karbohidrat dikarenakan penambahan rumput laut pada adonan

mempengaruhi jumlah tepung terigu yang digunakan sehingga tepung terigu yang

digunakan lebih sedikit dibandingkan dengan tepung terigu di pasaran.

Kandungan zat gizi per takaran penyajian dan perhitungan kontribusi terhadap

AKG per sajian disajikan pada Tabel 9.

Tabel 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar

Usia

(tahun)

Jenis

Kelamin

Angka Kecukupan Gizi

Energi

(kal)

Protein

(gram)

Lemak

(gram)

KH

(gram)

Serat

(gram)

Iodium

(mcg/hari)

6 L dan P 1 600 35 62 220 22 120

7-9 L dan P 1 850 49 72 254 26 120

10-12 L 2 100 56 70 289 30 120

10-12 P 2 000 60 67 275 28 120

Page 27: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

17

Tabel 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

gram) terhadap AKG anak usia 6-12 tahun

Zat Gizi Kandungan gizi

per takaran saji

Kontribusi terhadap AKG (%)

6 thn 7-9 thn 10-12 thn

(L)

10-12 thn

(P)

Tanpa telur

Energi 136.75 8.55 7.39 6.51 6.84

Protein 4.80 13.71 9.80 8.57 8.00

Lemak 0.31 0.50 0.43 0.44 0.46

Karbohidrat 28.69 13.04 11.29 9.92 10.43

Serat 5.86 26.63 22.53 19.53 20.92

Iodium 0.23 19.10 19.10 19.10 19.10

Penambahan telur

Energi 211.75 13.23 11.44 10.08 10.58

Protein 11.80 33.71 24.08 21.07 19.66

Lemak 5.31 8.56 7.37 7.58 7.92

Karbohidrat 28.69 13.04 11.29 9.92 10.43

Serat 5.86 26.63 22.53 19.53 20.92

Iodium 0.23 19.10 19.10 19.10 19.10

Estimasi Harga Mie per Takaran Saji

Mie basah dengan tambahan rumput laut 10% dibuat dari bahan dasar

tepung terigu tinggi protein, air, gula, telur, rumput laut segar, dan minyak.

Penentuan harga jual produk dilakukan dengan kalkulasi biaya bahan baku dan

biaya produksi berupa biaya sumber energi serta biaya upah pekerja (Dewi 2014).

Berdasarkan Tabel 10, diketahui bahwa total biaya produksi mie rumput laut

dengan tambahan bakso per takaran saji adalah sebesar Rp 4 977 yang dibulatkan

menjadi Rp 5 000. Harga mie basah yang berada dipasaran berkisar Rp 6 000

sampai Rp 8 000. Jika dibandingkan dengan mie rumput laut harga jual produk

lebih murah 17-38% atau selisih harga sebesar Rp 1 000 – Rp 3 000 per takaran

saji. Namun demikian, produk mie rumput laut memiliki keunggulan lain

dibandingkan dengan produk yang ada dipasaran, yaitu mie rumput laut diperkaya

dengan kandungan mineral iodium dan serat yang baik untuk kesehatan.Estimasi

harga jual mie rumput laut dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Estimasi harga mie per takaran saji (155 gram)

Bahan Pangan Harga Jumlah Bahan Biaya

Tepung Terigu 12 000/kg 100 g 1 200

Telur 18 000/kg 20 g 360

Garam 2 000/200 g 10 g 100

Rumput Laut 3 000/kg 10 g 30

Air 3 000/L 20 g 60

Minyak 12 000/kg 10 g 120

Telur 18 000/kg 55 g 990

Total biaya bahan pangan 2 860

Page 28: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

18

Bahan Pangan Harga Jumlah Bahan Biaya

Listrik dan kompor 10% 286

Kemasan dan promosi 20% 572

Pegawai 15% 429

Laba 20% 830

Harga jual/takaran saji 4 977

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil uji proksimat menunjukkan bahwa rumput laut Gracilaria sp.

memiliki kadar air sebesar 89.30 (%bb), karbohidrat 79.30 (%bk), protein 10.46

(%bk), abu 4.20 (%bk), lemak 3.08 (%bk), dan serat pangan total 10.27 (%bb).

Kandungan iodium pada rumput laut adalah 14.58 mcg/g. Formula rumput laut

dilakukan dengan penambahkan 0% (F0), 10% (F1), 20% (F2), dan 30% (F3) dari

total tepung yang digunakan. Berdasarkan hasil pembobotan dari atribut

keseluruhan produk yang terpilih adalah mie basah dengan penambahan 10% (F1).

Hasil uji proksimat produk terpilih menunjukkan bahwa mie basah rumput

laut memiliki kadar air 65.96 (%bb), abu 0.25 (%bb), lemak 0.31 (%bb), protein

4.80 (%bb), karbohidrat 28.69 (%bb), dan serat pangan 5.86 (%bb). Kandungan

iodium produk adalah 0.23 mcg/g. Hasil analisis sifat fisik (kekerasan) produk

terpilih adalah 917 gf. Hasil uji daya terima produk menunjukkan bahwa sebanyak

93.3% responden menyatakan sangat suka dan 6.7% menyatakan suka. Sebanyak

96.7% responden mampu menghabiskan 1 porsi mie basah yang disajikan.

Kontribusi energi dan zat gizi 1 takaran saji (100 g) terhadap AKG anak usia 6-12

tahun tergolong rendah, yaitu energi 6.51-8.55%, protein 8.00-13.71%, lemak

0.43-0.50%, dan karbohidrat 9.92-11.29% sedangkan kontribusi serat dan iodium

terhadap AKG berturut-turut adalah 19.53-26.63% dan 19.10%. Oleh karena itu,

produk mie basah dapat dijadikan sebagai produk sumber iodium dan serat.

Saran

Produk mie basah memiliki kelebihan dalam memenuhi asupan serat dan

iodium sehingga perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut mengenai bioavailabilitas

mineral dan intervensi untuk mengetahui penyerapannya didalam tubuh. Selain itu,

produk mie basah memiliki kekurangan dalam daya simpan yang rendah (24-36

jam) sehingga aspek daya simpan perlu dianalisis untuk mendukung keamanan

produk.

Tabel 10 Estimasi harga mie per takaran saji (155 gram) (lanjutan)

Page 29: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

19

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka

Umum.

AOAC Association of Official Analytical Chemist. 1995. Official Method of

Analysis of Association of Official Analytical Chemist Ed ke-14. AOAC inc,

Airlington.

Astawan M. 2006. Membuat Mie dan Bihun. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

[BAPPENAS RI] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik

Indonesia. 2004. Pemetaan GAKI di Indonesia [Internet]. [diunduh 5 Januari

2015]. Tersedia pada:

http://kgm.bappenas.go.id/document/makalah/23_makalah.pdf.

Bangun AP. 2003. Vegetarian: pola hidup sehat berpantang daging. Jakarta (ID):

AgroMedia.

Bogasari. 2011. Mie telor [Internet]. [diunduh 31 Maret 2015]. Tersedia

pada:www.bogasari.com.

Chaidir A. 2007. Kajian rumput laut sebagai sumber serat alternatif untuk

minuman berserat [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana IPB

Comstock EM, Symington LE, Chmielinski, McGuire JS. 1979. Plate waste

inschool feeding programs: individual and aggregate measures.Massachutes

(US): Food Science Laboratory.

[DEPKES] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Pedoman Umum

Gizi Seimbang (PUGS). Jakarta (ID): Depkes

_______. 2008. Kegemukan Akibat Kurang Serat. Jakarta (ID): Depkes.

_______. 2014. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium [Internet]. [diunduh 22

September 2014]. Tersedia pada: http://www.bp2gaki.litbang.depkes.go.id/.

Dewi HN. 2014. Formulasi Kudapan PMT-AS RILGUT Risoles Berbasis Pati

Garut dengan Penambahan Tepung Torbangun (Coleus amboinicus Lour)

sebagai Sumber Zat Gizi Mikro. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian

Bogor.

[DIRJEN RI] Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2014. Perkembangan

Rumput Laut Indoensia [Internet]. [diunduh 9 Desember 2014]. Tersedia

pada: http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=933.

Ekafitri R. 2009. Karakteristik Tepung Lima Varietas Jagung Kuning Hibrida dan

Potensinya untuk Dibuat Mie Jagung.[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian

Bogor.

Fadlillah HN. 2005. Verifikasi formulasi mie jagung instan dalam rangka

pengendalian skala [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Gibney M, Barrie M. Margetts, John MK, Lenore A. 2005. Gizi Kesehatan

Masyarakat. Jakarta (ID): EGC.

Hambali E, Suryani A, Wadli. 2004. Membuat Aneka Olahan Rumput Laut.

Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Hardinsyah. 2011. Analisis konsumsi lemak, gula, dan garam penduduk

Indonesia. Gizi Indonesia 2011, 32(2):92-100

Page 30: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

20

Meilgaard M, Civille GV, Carr T.1999. Sensory Evaluation Techniques 3rd

Edition. London: CRC Press.

Muchtadi D, Palupi NS, Astawan M. 1992. Metode Kimia Biokimia dan Biologi

dalam Evaluasi Nilai Gizi Pangan Olahan. IPB: Bogor.

Naufalin R, Sustriawan B, Arsil P. 2004. Fortifikasi iodium dalam gula kelapa :

pengaruh saat fortifikasi dan sumber iodium. Jurnal Teknol dan Indrustri

Pangan. 17(3):227-231

Nugrahani MD. 2002. Perubahan Karakteristik dan Kualitas Protein pada Mie

Basah Matang yang Mengandung Formaldehid dan Boraks. [Skripsi]. Bogor

(ID): Institut Pertanian Bogor.

Rahayu WP. 1998. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor

Rianto BF. 2006. Desain proses pembuatan dan formulasi mie basah berbahan

baku tepung jagung [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Salamah E, Anna CE, Yuni R. 2006. Pemanfaatan Gracilaria sp. dalam

pembuatan permen jelly. Buletin Teknologi Hasil Perikanan 9(1): 38-46.

Setyaningsih D, Apriyantono A, Puspita SM. 2010. Analisis Sensori untuk

Indrustri Pangan dan Agro. Bogor (ID): IPB Press

Singh-ackbarali D, Maharaj R. 2013. Sensory evaluation as a tool in determining

acceptability of innovative products developed by undergraduate students in

food science and technology at the university of Trinidad and Tobago. Jct.

3(1):10-27.

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 1992. Mie Basah (SNI-01-2987-1992). Jakarta

(ID): Dewan Standarisasi Nasional.

Soebito S. 1988. Analisis Farmasi. Yogyakarta (ID): UGM Press

Suyanti. 2008. Membuat Mie Sehat Bergizi & Bebas Pengawet. Jakarta (ID):

Niaga Swadaya.

Syarief R dan Halid D. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Argan: Jakarta.

Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

_________. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor (ID): M-Brio Press.

Wirjatmadi, B., M. Adriani dan S. Purwati. 2002. Pemanfaatan Rumput Laut

(Euchema cottonii) dalam Meningkatkan nilai Kandungan Serat dan Iodium

Tepung Terigu dalam Pembuatan Mi Basah. [Skripsi]. Surabaya (ID):

Universitas Air Langga.

Page 31: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

21

LAMPIRAN

Lampiran 1 Prosedur analisis sifat fisik

1. Uji kekerasan (Giantine 2007)

Pengukuran kekenyalan mie basah dilakukan dengan menggunakan

stevens LFRA Texture Analyzer. Jarak probe dikalibrasi sesuai dengan tinggi mie

basah. Mie yang akan diukur kekerasannya diletakkan dibawah probe, lalu tekan

“Start”. Setelah pengukuran selesai, nilai kekerasan dapat dilihat pada layar

texture analyzer.

Lampiran 2 Prosedur analisis kimia

1. Kadar Air (AOAC 1995)

Sampel sebanyak lima gram dikeringkan selama 15 jam dalam oven 1050C

sampai beratnya konstan. Kadar air dihitung dengan rumus :

Kadar Air (%) = A – B x 100%

D

Keterangan :

A = Berat wadah dan sampel awal

B = Berat dan sampel setelah dikeringkan

D = Berat sampel

2. Kadar Abu Metode Gravimetri (AOAC 1995)

Cawan kosong dipanaskan dalam oven kemudian didinginkan dalam

desikator selama 30 menit. Sampel ditimbang kurang lebih 3 g dan diletakkan

dalam cawan, kemudian dibakar dalam kompor listrik sampai tidak berasap.

Cawan kemudian dimasukkan ke dalam tanur. Pengabuan dilakukan dalam dua

tahap, tahap pertama pada pada suhu sekitar 450˚C dan tahap kedua pada suhu

550˚C, pengabuan dilakukan sekitar 2-3 jam. Cawan kemudian didinginkan dalam

desikator, setelah dingin cawan kemudian ditimbang. Persentase dari kadar abu

dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Abu (%) = Bobot abu (g) X 100%

Bobot sampel (g)

3. Kadar Protein Metode Mikro Kjeldahl (AOAC 1995)

Kadar protein dalam sampel dianalisis dengan menggunakan metode

Kjeldahl yang merupakan analisis kadar total N. Sejumlah sampel 0.3 g

dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl dan ditambahkan dengan katalis secukupnya

dan 25 ml H2SO4 pekat. Campuran dipanaskan dalam pembakar Bunsen. Sampel

didestruksi hingga jenuh dan berwarna hijau kekuningan. Labu destruksi

didinginkan dan larutan dimasukkan ke dalam labu penyuling kemudian

diencerkan dengan 300 ml air yang tidak mengandung N dan ditambahkan dengan

NaOH 33%. Labu penyuling dipasang dengan cepat di atas alat penyuling

sehingga 2/3 cairan dalam labu penyuling yang menguap ditangkap oleh larutan

H2SO4 dalam erlenmeyer dititar dengan menggunakan larutan NaOH 0.3 N (Z ml)

sampai terjadi perubahan warna menjadi kehijauan kemudian dibandingkan

dengan titar blanko (Y ml)

% N = (Y – Z) x NaOH x 0,014 x 100%

Page 32: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

22

gram contoh

% Protein = % N x 6.25 (faktor koreksi)

4. Kadar Lemak (AOAC 1995)

Labu lemak terlebih dahulu dikeringkan dalam oven pada suhu 1050C, dan

didinginkan dalam desikator serta dihitung beratnya. Contoh sebanyak 5 gram

dalam bentuk kering dibunngkus dalam kertas saring, kemudian dimasukkan ke

dalam alat ekstrasi soxhlet. Alat kondensor diletakkan di atas dan labu lemak

secukupnya. Selanjutnya dilakukan refluks selama minimal 6 jam sampai pelarut

yang turun kembali ke dalam labu lemak berwarna jernih. Labu lemak yang berisi

lemak hasil ekstrasi dikeringkan dalam oven bersuhu 1050C untuk mengeluarkan

sisa pelarut hingga mencapai berat yang konstan, kemudian didinginkan dalam

desikator. Labu lemak kemudian ditimbang dan berat lemak dapat diketahui.

Kadar lemak (% bb) = Berat lemak (gram) x 100%

Berat contoh (gram)

5. Kadar Karbohidrat (Winarno 1997)

Kadar karbohidrat ditentukan by difference yaitu hasil pengurangan dari

100 % dengan kadar air, kadar protein, kadar lemak, dan kadar abu, sehingga

kadar karbohidrat tergantung karbohidrat sangat berpengaruh kepada faktor

kandungan zat gizi lainnya. Penentuan dengan cara ini kurang akurat dan

merupakan pertimbangan kasar sebab karbohidrat dihitung termasuk serat kasar

yang tidak menghasilkan energi. Serat kasar adalah fraksi karbohidrat yang sukar

dicerna.

Karbohidrat (%) = 100% - % kadar (air + protein + lemak + abu)

6. Kadar Serat Makanan (SNI 01-2973-1992)

Contoh yang telah bebas dari lemak ditimbang dengan teliti 2-5 g,

kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer 750 ml. Kemudian ditambahkan

dengan 100 ml H2SO4 1.25 %, dididihkan selama 30 menit menggunakan

pendingin tegak. Setelah itu ditambahkan lagi 200 ml NaOH 3.25% dan

dididihkan lagi selama 30 menit.

Larutan dalam keadaan panas disaring menggunakan corong Buchner

berisi kertas saring (telah dikeringkan pada suhu 1050C selama 30 menit) yang

telah diketahui bobotnya (c). Kertas saring dicuci berturut-turut dengan air panas,

H2SO4 1.25%, air panas dan alkohol 96%. Kertas saring dan isinya diketahui

bobotnya (a), lalu dikeringkan pada 1050C selama 1 jam hingga bobot tetap (b).

Kadar serat kasar (%) = a – b – c x 100

gram contoh

Keterangan : z

a = Bobot cawan + kertas saring +sampel

b = Bobot abu +cawan

c = Bobot kertas saring

7. Kadar Iodium, Metode Spektrofotomentri (Raghuramulus et al. 1983)

Penetapan kadar iodium dilakukan dengan metode spektrofotometri.

Prinsipnya adalah asam arserin (AsO33-

) mereduksi Ce4+

(kuning) menjadi Ce3+

(tidak berwarna) dengan katalisator iodide.Apabila konsentrasi iodida bertambah

Page 33: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

23

maka daya reduksi ion Ce4+

menurun.Sisa Ce4+

yang tidak tereduksi diukur

dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 405 nm.

Contoh (dalam bentuk padat) sebanyak 2-5 g ditambahkan dengan 2 ml

larutan campuran NaOH 2% dan KNO3 1% dipanaskan dalam oven pada suhu

105 0C selama kurang lebih 24 jam. Setelah itu sampel langsung diabukan dalam

tanur pada suhu 550 0C selama 6 jam. Ekstrak abu dilarutkan dengan aquades

hingga volume manjadi 50 ml. Jika contoh berupa cairan maka langsung

ditepatkan volumenya menjadi 50 ml dengan aquades. Penetapan iodium

dilakukan dengan larutan contoh dipipet sebanyak 0.25 ml, kemudian

ditambahkan 0.75 ml larutan perklorat dan dipanaskan pada alat drybath selama

kira-kira 1 jam sampai volumenya menjadi setengah dari volume semula lalu

didinginkan. Setelah dingin, volume sampel ditetapkan menjadi 1 ml dengan

aquades, ditambahkan 3.5 ml larutan asam arsenit dan didiamkan selama 15

menit. Setelah itu ditambahkan 0.5 ml Ce (IV) NH4SO4 dikocok dan diukur

dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 405 nm.

Hasil pembacaan absorbansi selanjutnya dikonversi dengan menggunakan

rumus berikut :

Kadar Iodium (µg/g) = (

)

Lampiran 3 Lembar uji organoleptik Mie basah

Panelis yang terhormat,

Saya Rafsan Syabani Cholik (I14110112), mahasiswa

Departemen Gizi Masyarakat IPB. Saat ini saya sedang

melakukan penelitian yang berjudul “OPTIMALISASI

PENGGUNAAN RUMPUT LAUT (Euchema cottonii sp.)

PADA MIE BASAH SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL

TINGGI SERAT DAN SUMBER IODIUM”. Demi

tercapainya hasil penelitian yang diharapkan, mohon

kesediaan dari saudara/i untuk berpartisipasi

memberikan penilaian terhadap produk penelitian saya

yang terdiri dari uji mutu hedonik (deskripsi

karakteristik) dan uji hedonik (deskripsi kesukaan).

Anda diharapkan untuk membaca dan memahami

terlebih dahulu lembar uji organoleptik ini hingga

selesai.

Nama Panelis : Tanggal Pengujian :

Jenis Kelamin : Departemen :

Dihadapan Anda disajikan 4 contoh Mie dengan Penambahan Rumput

Laut. Anda diminta untuk menilai mutu hedonik dan hedonik setiap contoh

tersebut dengan aturan sebagai berikut.

1. Tulis skala yang tepat yang menggambarkan persepsi Anda pada tabel mutu

hedonik dan hedonik yang disediakan.

Page 34: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

24

2. Silahkan berkumur atau minum terlebih dahulu sebelum Anda menilai contoh

berikutnya.

3. Mohon tidak membandingkan antar contoh saat anda melakukan penilaian

dengan tidak mengingat contoh sebelumnya ketika melakukan penilaian

terhadap contoh selanjutnya.

4. Tolong perhatikan keterangan skala dan footnote yang terdapat pada atribut-

atribut tertentu.

Bogor, Januari 2015

( )

Hedonik

Penilaian Anda dengan skala: 1-7

KodeContoh Penilaian terhadap Atribut

Warna Aroma Rasa Tekstur Aftertaste

745

589

913

425

Keterangan Skala

Skala Atribut

Warna Aroma Rasa Tekstur Aftertaste

1 Sangat tidak suka

2 Tidak suka

3 Agak tidak suka

4 Cukup suka

5 Suka

6 Sangat suka

7 Sangat suka sekali

Page 35: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

25

Komentar:.................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................

Hedonik

Penilaian Anda dengan skala: 1-7

Kode Contoh Penilaian terhadap Atribut

Warna Aroma Rasa Tekstur Aftertaste

817

349

606

134

Keterangan Skala

Skala Atribut

Warna Aroma Rasa Tekstur Aftertaste

1 Sangat tidak suka

2 Tidak suka

3 Agak tidak suka

4 Cukup suka

5 Suka

6 Sangat suka

7 Sangat suka sekali

Komentar:.................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

........................................................................

Mutu Hedonik

Kode

Contoh

Penilaian terhadap Atribut

Warna

Permukaan Aroma Rasa Tekstut Aftertaste

a)

745

589

913

425 a)

Aftertaste adalah apapun rasa yang tertinggal setelah Mie + Rumput Laut tertelan.

Keterangan Skala:

Skala Atribut

Page 36: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

26

Warna

Permukaan Aroma Rasa Tekstur Aftertaste

1

Kuning

kecoklatan sangat

pucat

Sangat tidak

tercium sekali Sangat kuat Sangat lembek

Sangat tidak

terasa sekali

2 Kuning

kecoklatan pucat

Sangat tidak

tercium Kuat Lembek

Sangat tidak

terasa

3 Kuning coklat

agak pucat Tidak tercium Agak kuat Agak kenyal Tidak terasa

4

Kuning

kecoklatan Khas

Produk

Normal Khas

Mie Normal Kenyal

Netral Khas

Produk

5 Agak kuning Kuat Tercium Agak lemah Sangat kenyal Terasa

6 Kuning Pekat Sangat Kuat

Tercium Lemah Agak keras Sangat terasa

7 Sangat Kuning

Pekat

Sangat kuat

Tercium

sekali

Sangat

lemah Keras

Sangat terasa

sekali

Komentar:.................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

.........................................................

Mutu Hedonik

Kode

Contoh

Penilaian terhadap Atribut

Warna

Permukaan Aroma Rasa Tekstut Aftertaste

a)

817

349

606

134 a)

Aftertaste adalah apapun rasa yang tertinggal setelah Mie + Rumput Laut tertelan.

Keterangan Skala:

Skala

Atribut

Warna

Permukaan Aroma Rasa Tekstur Aftertaste

1

Kuning

kecoklatan sangat

pucat

Sangat tidak

tercium sekali Sangat kuat Sangat lembek

Sangat tidak

terasa sekali

2 Kuning

kecoklatan pucat

Sangat tidak

tercium Kuat Lembek

Sangat tidak

terasa

3 Kuning coklat

agak pucat Tidak tercium Agak kuat Agak kenyal Tidak terasa

4

Kuning

kecoklatan Khas

Produk

Normal Khas

Mie Normal Kenyal

Netral Khas

Produk

5 Agak kuning Kuat Tercium Agak lemah Sangat kenyal Terasa

Page 37: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

27

6 Kuning Pekat Sangat Kuat

Tercium Lemah Agak keras Sangat terasa

7 Sangat Kuning

Pekat

Sangat kuat

Tercium

sekali

Sangat

lemah Keras

Sangat terasa

sekali

Komentar:.................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Terima kasih Anda telah berpartisipasi dalam penilaian organoleptik produk

penelitian saya.

Hormat saya,

Rafsan Syabani Cholik

Lampiran 4 uji hedonik, mutu hedonik, uji anova

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

warna 280 4.0214 1.34120 1.00 7.00

aroma 280 4.3607 .85628 1.00 6.00

rasa 280 4.3750 1.08364 1.00 7.00

tekstur 280 4.5071 1.07094 1.00 7.00

aftertaste 280 4.4286 1.04482 1.00 7.00

sampel 280 5.7225E2 243.04042 134.00 913.00

Ranks

Sampel N Mean Rank

warna 134 35 103.89

349 35 154.84

425 35 90.16

589 35 135.56

606 35 114.37

745 35 198.09

817 35 203.06

913 35 124.04

Total 280

aroma 134 35 145.36

Page 38: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

28

349 35 144.40

425 35 110.74

589 35 140.49

606 35 147.64

745 35 148.30

817 35 144.40

913 35 142.67

Total 280

rasa 134 35 132.43

349 35 143.01

425 35 99.19

589 35 159.50

606 35 134.81

745 35 159.80

817 35 171.21

913 35 124.04

Total 280

Tekstur 134 35 129.89

349 35 139.61

425 35 112.37

589 35 160.54

606 35 140.53

745 35 156.74

817 35 158.90

913 35 125.41

Total 280

aftertaste 134 35 133.29

349 35 114.01

425 35 117.20

589 35 145.89

606 35 139.57

745 35 176.80

817 35 157.37

Page 39: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

29

913 35 139.87

Total 280

Test Statisticsa,b

warna aroma rasa tekstur aftertaste

Chi-Square 68.768 6.591 22.119 12.811 17.900

Df 7 7 7 7 7

Asymp. Sig. .000 .473 .002 .077 .012

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: sampel

Uji Mutu Hedonik

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

warna 280 3.3750 1.35946 1.00 7.00

aroma 280 3.9000 .84072 1.00 7.00

rasa 280 3.8893 1.02926 1.00 7.00

tekstur 280 3.7786 1.03742 1.00 6.00

aftertaste 280 4.0857 1.02992 1.00 7.00

sampel 280 5.7225E2 243.04042 134.00 913.00

Ranks

Sampel N Mean Rank

warna 134 35 124.71

349 35 120.49

425 35 116.73

589 35 131.89

606 35 115.94

745 35 189.60

817 35 202.60

Page 40: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

30

913 35 122.04

Total 280

aroma 134 35 156.81

349 35 144.01

425 35 123.41

589 35 126.73

606 35 144.64

745 35 134.47

817 35 148.61

913 35 145.30

Total 280

Rasa 134 35 144.31

349 35 121.33

425 35 145.51

589 35 121.00

606 35 134.73

745 35 164.64

817 35 162.23

913 35 130.24

Total 280

Tekstur 134 35 152.76

349 35 133.87

425 35 137.07

589 35 110.84

606 35 178.10

745 35 127.99

817 35 137.10

913 35 146.27

Total 280

aftertaste 134 35 149.80

349 35 142.09

425 35 160.06

589 35 130.93

Page 41: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

31

606 35 149.91

745 35 119.30

817 35 111.73

913 35 160.19

Total 280

Test Statisticsa,b

warna aroma rasa tekstur aftertaste

Chi-Square 48.505 6.405 11.978 16.432 13.538

df 7 7 7 7 7

Asymp. Sig. .000 .493 .101 .021 .060

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: sampel

Duncan

sampel N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

4 2 64.6450

3 2 78.1450

2 2 85.4300 85.4300

1 2 93.4300

Sig. 1.000 .136 .110

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 42: OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUMPUT LAUT Gracilaria sp.) … · 8 Angka kecukupan gizi anak usia sekolah dasar 16 9 Kandungan dan kontribusi zat gizi mie terpilih per takaran saji (100

32

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 25 Januari 1994 dari ayah

Sutarman dan ibu Nunung Nurhayati. Penulis adalah putra kedua dari tiga

bersaudara. Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri Cahaya Madani Banten

Boarding School dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut

Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Talenta Masuk IPB dan diterima di

Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Analisis

Zat Gizi Mikro pada tahun ajaran 2013/2014, asisten praktikum Analisis Zat Gizi

Makro tahun ajaran 2014/2015. Tahun 2013 penulis aktif sebagai staf Peduli

Pangan dan Gizi Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi dan staf Creative Learning

Club. Tahun 2014 penulis aktif sebagai Ketua Departemen Pengembangan

Sumber Daya Mahasiswa BEM FEMA IPB kabinet Mozaik Toska. Bulan Juli-

Agustus 2014 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktik di Kampung Laut,

Cilacap. Bulan Oktober-November 2014 penulis melaksanakan Internship

Dietetic di RS Pantai Indah Kapuk. Bulan Maret 2015 penulis berkesempatan

menjadi ahli gizi dalam acara Sarapan Sehat Nasional di Bandung.

Penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan selama masa perkuliahan.

Beberapa kepanitiaan yang pernah diikuti adalah ketua acara Nutrition Fair 2014,

staf Asosiasi Institusi Perguruan Tinggi Gizi Indonesia 2015, dan Liaison Officer

International Symphosium Food and Nutrition yang dilaksanakan di Balai Kartini

tahun 2015.

Penulis juga aktif mengikuti lomba. Beberapa prestasi yang diraih oleh

penulis antara lain Juara 1 Olimpiade Biologi Tingkat Kabupaten 2010, Juara 1

Lomba Kesenian Rampak Bedug Tingkat Nasional 2011, Juara 1 Lomba Cepat

Tepat Biologi 2011, Juara 3 Singing Competition Solo Putra Tingkat Fakultas

2014, dan Semifinalis Health Agent Award Nutrifood 2015.