REFERAT GAMBARAN OLIGODENDROGLIOMA PADA CT SCAN Diajukan dalam rangka memenuhi sebagian Persyaratan Meraih Derajat Dokter Spesialis Radiologi Oleh Ida Prista Maryetty Pembimbing dr. Hesti Gunarti, Sp.Rad Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
REFERAT
GAMBARAN OLIGODENDROGLIOMA PADA CT SCAN
Diajukan dalam rangka memenuhi sebagian Persyaratan Meraih Derajat Dokter
Spesialis Radiologi
Oleh
Ida Prista Maryetty
Pembimbing
dr. Hesti Gunarti, Sp.Rad
Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2012
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
PENDAHULUAN 1
TINJAUAN PUSTAKA 2
A. DEFINISI____________________________________________________________2
B. ANATOMI___________________________________________________________2
D. KLASIFIKASI________________________________________________________3
E. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS_______________________________________4
F. EPIDEMIOLOGI______________________________________________________4
G. DIAGNOSIS__________________________________________________________5
H. DIAGNOSIS BANDING________________________________________________6
I. PENCITRAAN________________________________________________________6
J. TERAPI_____________________________________________________________6
K. PROGNOSIS_________________________________________________________7
PEMBAHASAN 8
A. PENCITRAAN OLIGODENDROGLIOMA________________________________8
B. KARAKTERISTIK LESI PADA PEMERIKSAAN CT SCAN________________9
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 17
i
BAB I
PENDAHULUAN
Oligodendroglioma merupakan subtipe dari glioma yang dapat bersifat
low-grade, high grade atau berupa mixed glial tumor. Oligodendroglioma
menempati urutan ke dua terbanyak dari tumor sel glia setelah astrositoma.
Meskipun secara epidemiologis, tumor otak jarang terjadi, namun karena
efeknya yang dramatis terhadap kehidupan, menjadikan tumor otak menarik
dibahas.1,2,3,4
Oligodendroglioma merupakan 5% dari total tumor otak dan 10% dari
semua glioma, namun akhir-akhir ini terjadi peningkatan insiden menjadi 25%.
Hal tersebut kemungkinan akibat baiknya prognosis oligodendroglioma
dibandingkan astrositoma, sehingga mendorong spesialis syaraf untuk lebih
baik dalam mendiagnosis.5
Beberapa ahli berpendapat bahwa peningkatan insiden tersebut akibat
selama ini tumor yang merupakan oligodendroglioma salah didiagnosis
sebagai astrositoma.5 Kemajuan dalam pencitraan tumor otak juga ikut
berperan terhadap meningkatnya kesadaran terhadap adanya
oligodendroglioma. Oligodendroglioma mendapat perhatian lebih banyak pada
dekade sebelumnya karena karena responnya yang tinggi terhadap
kemoterapi. Bukti-bukti terbaru menunjukkan bahwa oligodendroglioma lebih
umum ditemukan dibanding sebelumnya, terlihat dengan meningkatnya
insiden oligodendroglioma di Amerika Serikat.5
Berdasarkan poin-poin yang telah disebutkan di atas, maka penulis
ingin mengetahui peran pencitraan diagnostik dalam menegakkan diagnosis
oligodendroglioma. Modalitas CT dipilih untuk dibahas karena dalam praktek
sehari-hari, di institusi penulis untuk diagnosis tumor-tumor otak menggunakan
CT scan. Selain itu penulis juga bertujuan untuk membahas lebih jauh
gambaran oligodendroglioma pada pencitraan CT scan yang akan membantu
mengoptimalkan nilai 1iagnostic dari CT untuk tumor-tumor otak terutama
oligodendroglioma.
Oligodendroglioma Page 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Oligodendroglioma adalah tumor pada susunan syaraf pusat yang
berasal dari transformasi neoplastik sel oligodendrosit.1,2,3
B. ANATOMI
Pemahaman tentang anatomi susunan syaraf pusat sangat penting untuk
mendiagnosis tumor-tumor otak, termasuk pemahaman tentang asal sel tumor
tersebut. Oligodendroglioma merupakan tumor pada susunan syaraf pusat
yang berasal dari sel glia yaitu sel oligodendrosit.Sel glia yang kadang-kadang
disebut juga neuroglia terdapat pada susunan syaraf pusat dan susunan
syaraf perifer. Sel glia tidak menghantarkan syaraf, tetapi membantu sel
syaraf. Sel glia secara fisik melindungi dan mengorganisir sel syaraf. Jumlah
sel glia jauh melebihi sel neuron. Jaringan syaraf dewasa muda dapat
mengandung 35 sampai 100 miliar sel syaraf dan 100 milyar sampai 1 trilyun
sel glia. Sel glia merupakan setengah dari volume system syaraf.2,6
Terdapat empat tipe sel glia yang ditemukan di susunan syaraf pusat
yaitu astrosit, ependimal, mikroglia dan oligodendrosit. Sel-sel tersebut dapat
dibedakan berdasarkan ukuran, susunan intraseluler dan terdapatnya proses
sitoplasma yang spesifik. Komposisi tiap sel glia pada masing-masing bagian
otak berbeda, seperti sel astrosit, paling banyak terdapat di korteks serebri. Di
korteks serebri, 61,5% adalah astrosit, 9,5 mikroglia dan 29% oligodendroglia.
Sedangkan di korpus kallosum rasionya adalah 54%:6%:40%.6
a. Astrosit:
Merupakan sel glia yang paling banyak di dalam susunan syaraf pusat ,
menyusun 90% jaringan di beberapa bagian otak. Salah satu fungsi
astrosit adalah membantu membentuk blood brain barrier. Ujung tonjolan
Oligodendroglioma Page 2
astrosit disebut kaki perivaskuler membungkus secara lengkap melingkar
dan menyelubungi permukaan luar kapiler di otak. 2,6
b. Sel ependimal
Merupakan sel epitel kuboid yang melapisi dinding ventrikel otak dan
kanalis sentralis dari medula spinalis. Sel ini mempunyai tonjolan yang
panjang yang bercabang untuk membuat kontak dengan sel glia yang lain
di jaringan syaraf di sekelilingnya. Sel ependimal dan kapiler darah di
dekatnya membentuk anyaman yang disebut pleksus koroideus, yang
memproduksi cairan serebrospinal.2,6
c. Mikroglia
Sel ini merupakan presentasi terkecil dari sel glia, perkiraan jumlahnya
kurang dari 5%. Jumlahnya di dalam susunan syaraf pusat bertambah
sebagai respon terhadap infeksi. Fungsinya sebagai fagosit dan
menghilangkan debris dari jaringan syaraf yang rusak atau mati.
Fungsinya mirip dengan makrofag pada sistem kekebalan.6
d. Oligodendrosit
Suatu sel yang besar dengan badan yang menggembung dan tonjolan
sitoplasma yang panjang. Tonjolan oligodendrosit menyelubungi bagian
dari axon yang berbeda-beda, masing-masing membungkus melingkar
secara berulang-ulang seperti tape membungkus kabel. Perlindungan
berulang-ulang ini disebut selubung myelin.2,6
Oligodendroglioma Page 3
A. KLASIFIKASI
Klasifikasi WHO membedakan antara grade II WHO (low-grade
diferensiasi baik) dan WHO grade III (high grade anaplastik). Low grade
oligodendroglioma tumbuh lambat dengan nukleus yang bulat homogen,
sedangkan yang high grade mempunyai densitas sel tumor yang lebih tinggi,
aktifitas mitosis dan proliferasi mikrovaskuler dan nekrosis.1,2,3,
Sumber: Heiss WD, Raab P, Lanfermann H. Multimodality Assessment of
Brain Tumors and Tumor Recurrence. 2010. Available from;
www.snm.org/ce_online.
B. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Etiolgi oligodendroglioma tidak diketahui. Pernah dilaporkan kejadian
oligodendroglioma setelah radiasi, trauma kepala, kombinasi dengan sklerosis
multiple maupun pernah dilaporkan kejadian secara familial. 7
Beberapa penelian menemukan hubungan dengan kromosom 1p dan
19q. Kombinasi hilangnya alel pada lengan pendek kromosom 1 (1p) dan
lengan panjang pada 19 (19q). Keterlibatan kedua kromosom ini ditemukan
pada 90% kasus. Tidak terdapat marker imunohistokemikal khusus untuk
oligodendroglioma. 8
A. EPIDEMIOLOGI
Karsinoma otak sekitar 1,4% dari semua karsinoma dan merupakan
2,3% dari kematian yang berhubungan dengan karsinoma. Belum terdapat
6. McKinley M, O’Loughlin VD. Human Anatomy. 3rd edition. McGraw-
Hill;2012
7. Engelhard HH, Stelea A, Mundt A. Oligodendroglioma and anaplastic
oligodendroglioma: clinical features, treatment, and prognosis. Surg
Neurol. 2003;60:443-56.
8. Engelhard HH. Current diagnosis and treatment of oligodendroglioma.
Neurosurg Focus. 2002.
9. Walker DG. Diagnosis and management of astrocytomas,
oligodendrogliomas and mixed gliomas: a review. Australian Radiology.
2001;45:472-482
10. Barnett GH. High-grade gliomas: diagnosis and treatment. 1st ed. New Jersey: Humana Press; 2007. Available from: http://books.google.co.id/books?id=6OBMGvk4EK8C&pg=PA93&lpg=PA93&dq=accuracy+CT+and+MRI+diagnose+oligodendroglioma&source=bl&ots=DtcToCM7GH&sig=lwMBnoWQlbNuCg6w04l4iin_eeE&hl=id&sa=X&ei=5UlET4mBLqiZiAew6ImgAw&sqi=2&ved=0CDQQ6AEwAg#v=onepage&q=accuracy%20CT%20and%20MRI%20diagnose%20oligodendroglioma&f=false.
Gambar 1. Hemisfer serebri. Superior viewSumber: Essential Clinical Anatomy, third edition
Gambar 2. Hemisfer serebri. coronal viewSumber: Essential Clinical Anatomy, third edition
Oligodendroglioma Page 18
Sumber: Essential Clinical Anatomy, third edition
Sumber: Essential Clinical Anatomy, third edition
Oligodendroglioma Page 19
Sumber: Essential Clinical Anatomy, third edition
Gambar 2. Oligodendroglioma. Axial CT menunjukkan massa hipodens (panah) di cortex dan white matter subcortical pada lobus frontalis kanan.Sumber: Koeller, Rushing. Oligodendroglioma and Its Variant: Radiologic-
Pathologic Correlation,
Oligodendroglioma Page 20
Oligodendroglioma. Potongan axial CT menunjukkan massa dengan kalsifikasi yang berat (panah) di lobus frontalis kanan tanpa oedema di sekelilingnya.Sumber: Koeller, Rushing. Oligodendroglioma and Its Variant: Radiologic-
Pathologic Correlation,
Anaplastic oligodendroglioma. Axial CT menunjukkan masa heterogen dengan komponen seperti kista dan kalsifikasi (panah). Terlihat perluasan
melalui corpus callosum dan melibatkan 2 lobus frontalis.Sumber: Koeller, Rushing. Oligodendroglioma and Its Variant: Radiologic-
Pathologic Correlation,
Oligodendroglioma Page 21
Anaplastic oligoastrocytoma. Axial CT menunjukkan masa heterogen (panah) dengan kalsifikasi di lobus frontalis kanan.
Sumber: Koeller, Rushing. Oligodendroglioma and Its Variant: Radiologic-Pathologic Correlation,
DNET pada lobus frontalis dextra. A-F, CT scan prekontras dari 1986 (A-C) dan 1994 (D-F) menunjukkan bahwa bagian kalsifikasi dan hipodens tanpa
kalsifikasi pada tumor meluas seiring waktu. Sebagai tambahan area hipodens yang nyata dan lesi kistik berbatas tegas (panah) anterior terhadap
kalsifikasi dan edema peritumoral (mata panah).Sumber: Ostertun et.al. Dysembrioplastic Neuroepithelial Tumors: MR and CT