PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 14 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH : ROBIATUL HUSNA ERAID012038 PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2018
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI
SMP NEGERI 14 KOTA JAMBI
SKRIPSI
OLEH :
ROBIATUL HUSNA
ERAID012038
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
ARTIKEL ILMIAH
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI
SMP NEGERI 14 KOTA JAMBI
OLEH :
ROBIATUL HUSNA
ERAID012038
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
JAMBI
2018
ABSTRAK
Judul Skripsi : “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Negeri 14 Kota Jambi
Nama : Robiatul Husna
NIM : ERAID012038 Pembimbing Skripsi I : Dr.Akmal Sutja,M.Pd
Pembimbing Skripsi II : Drs. Asradi, M.M
Kata kunci : Pola Asuh Orang Tua, Motivasi Belajar, Siswa
Peran orang tua dikeluarga dalam menumbuhkan motivasi belajar adalah ikut membantu menciptakan suasana rumah yang kondusif untuk belajar. Suasana rumah
dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga
dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh atau ramai dan pola
kepemimpinan orang tua yang kurang mendukung tidak akan memberi ketenangan kepada anak dalam belajar. Namun demikian tidak semua orang tua mampu menerapkan sikapnya
sesuai dengan situasi yang mendukung motivasi belajar anak-anaknya. Sebagian besar
orang tua sadar atau tidak, kurang memperhatikan akan sikap kepemimpinan dan pola asuh terhadap anaknya yang dapat mempengaruhi motivasi belajar anaknya. Untuk mengetahui
apakah ada pengaruh antara pola asuh terhadap motivasi belajar siswa, penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul ; “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap
Motivasi Belajar Siswa di SMP Negeri 14 Kota Jambi ”. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain: tujuan penelitian ini
adalah : 1.Tujuan penelitian secara umum : a) Untuk mengungkap pengaruh pola asuh
orang tua terhadap terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri 14 Kota Jambi. 2. Tujuan penelitian secara khusus : a) Untuk mengungkap pengaruh pola asuh orang tua
otoriter terhadap terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri 14 Kota Jambi, b) Untuk
mengungkap pengaruh pola asuh orang tua demokratis terhadap terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri 14 Kota Jambi. c) Untuk mengungkap pengaruh pola asuh orang tua
permisive terhadap terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri 14 Kota Jambi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SMP
Negeri 14 Kota Jambi khususnya pada kelas VII. Pendekatan ini menggunakan metode pendekatan expost facto karena di dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk menemukan
ada tidaknya Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP
Negeri 14 Kota Jambi dengan jumlah sampel 89 siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Terdapat pengaruh pengaruh pola
asuh orang tua terhadap terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri 14 Kota Jambi
sebesar 0,811 hal ini menunjukkan bahwa sebesar 81.1% motivasi belajar (Y) dipengaruhi
oleh pola asuh orang tua a) Terdapat pengaruh pola asuh orang tua otoriter terhadap terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri 14 Kota Jambi sebesar sebesar 38.8.0%
sedangkan sisanya (61.2%) dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian. b) Terdapat
pengaruh pola asuh orang tua demokratis terhadap terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri 14 Kota Jambi sebesar sebesar 16.2% sedangkan sisanya (83.8%) dipengaruhi oleh
variabel lain di luar penelitian. c) Terdapat pengaruh pola asuh orang tua permisif terhadap
terhadap motivasi belajar siswa di SMP Negeri 14 Kota Jambi sebesar 22.4% sedangkan sisanya (77.6%) dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian
Kesimpulan dari hasil penelitian maka ditemukan lebih besar pengaruh pola asuh
orang tua otoriter terhadap motivasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 14 Kota Jambi
karena dengan adanya pola asuh orang tua yang otoriter mengakibatkan secara lansung motivasi belajar semakin meningkat
I. PENDAHULUAN
Peran orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar adalah ikut
membantu menciptakan suasana rumah yang kondusif untuk belajar. Suasana
rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi
di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh
atau ramai dan pola kepemimpinan orang tua yang kurang mendukung tidak
akan memberi ketenangan kepada anak dalam belajar. Winkel (2013:270)
mendefinisikan bahwa “Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak
di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada
kegiatan belajar”. Motivasi memiliki fungsi bagi seseorang, karena motivasi
dapat menjadikan seseorang mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.
Namun demikian tidak semua orang tua mampu menerapkan sikapnya
sesuai dengan situasi yang mendukung motivasi belajar anak-anaknya.
Sebagian besar orang tua sadar atau tidak, kurang memperhatikan akan sikap
kepemimpinan dan pola asuh terhadap anaknya yang dapat mempengaruhi
motivasi belajar anaknya.
Dilihat dari ketiga model pola asuh, pola asuh demokratislah yang
dipandang paling baik untuk diterapkan oleh orang tua dalam mengasuh,
membimbing dan mengarahkan anak-anaknya, sehingga memiliki motivasi
belajar yang tinggi. Dengan pola asuh demokratis, anak merasa aman dan
tenteram yang kemudian dapat menumbuhkan motivasi belajar maksimal yang
pada akhirnya dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
Namun demikian hal ini tidaklah mutlak benar, karena ada pula
beberapa anak yang orang tuanya otoriter ternyata mempunyai motivasi belajar
yang tinggi. Begitu juga sebaliknya ada pula anak yang orang tuanya
demokratis tetapi memiliki motivasi belajar yang rendah. Pengaruh model pola
asuh orang tua terhadap motivasi belajar tercermin pada keaktifan anak dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dari hasil pengamatan peneliti pada saat PPL PL-KPS, terlihat
kecenderungan sebagian siswa (1) kurang aktif mengikuti pembelajaran, (2)
kurang tekun menghadapi tugas, (3) kurang ulet menghadapi kesulitan belajar,
(4) kurang menunjukan minat terhadap bebagai masalah pembelajaran, dan (5)
kurang memperhatikan materi. Rendahnya motivasi untuk bersekolah tersebut
terjadi karena kurangnya dukungan dari orang terdekat, khususnya orang tua
dalam memotivasi anak untuk bersekolah. Berdasarkan penelitian pendahuluan
yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 14 Kota Jambi , orang tua cenderung
menerapkan pola asuh permisif kepada anak sehingga motivasi anak untuk
bersekolah menjadi rendah karena tidak ada atau kurangnya pengawasan dari
orang tua. Namun disisi lain, anak yang memiliki motivasi bersekolah yang
tinggi mendapatkan dukungan yang baik dari lingkungan mereka, salah
satunya adalah orang tua yang selalu memperhatikan kondisi pendidikan anak
dan menjadi panutan bagi anak
Dilihat dari latar belakang masalah peneliti juga mengambil hasil
penelitian yang terdahulu sebagai bahan perbandingan peneliti adapun
penelitian terdahulu yaitu : 1) Harpi Maulia (2015) Pengaruh Pola Asuh Orang
Tua Terhadap Kemandirian Belajar Siswa SMK Negeri 4 Jambi. dilihat dari
perhitungan koefisien rxy hitung sebesar 0,497 lebih besar dari r tabel sebesar
0.2542. Maka rhitung > rtabel (0,497 > 0.2541). terdapat pengaruh positif dan
signifikan korelasi antar pengaruh pola asuh orang tua otoriter (X1),
demokratis (X2), permisif (X3) terhadap kemandirian belajar siswa (y) kelas
XI di SMK Negeri 4 Kota Jambi. Pada penelitian terdahulu yang kedua 2)
Rahmi Yulia (2016) Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Kemandirian
Anak Usia Dini dalam Belajar di TK Al- Falah 1 Kota Jambi, ditemukan
terdapat pengaruh positif dan signifikan pola asuh orang tua otoriter (X)
terhadap kemandirian belajar siswa (Y) R menunjukkan regresi antara pola
asuh orang tua otoriter terhadap kemandirian anak usia dini adalah 0.541.
Adapun R Square menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.060
(6%) dan pada penelitian yang terdahulu ke tiga yaitu 3) Ahmad Mursalin
(2015) Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecakapan Menyelesaikan
Masalah Pada Remaja di SMK Negeri 4 Kota Jambi bahwa terdapat korelasi
antar pola asuh orang tua (X), terhadap kecakapan menyelesaikan masalah (Y)
di SMK Negeri 4 Kota Jambi sebab dari perhitungan dengan koefisien korelasi
sebesar koefesien hubungan antara pola asuh orang tua otoriter sebesar 1.93%,
pola asuh orang tua demokratis sebesar 44.2225 % dan permisif - 2.3104 %
dengan thitung > ttabel (-.5.908 < 2.64). pola asuh otoriter, thitung > ttabel
2.874 > 2.64 pola asuh demokratis dan thitung > ttabel 2.874 > 2.64 ) dengan
taraf signifikansi a = 0,05, dan r tabel 1.99 dengan taraf signifikansi a = 0,05
Dari ketiga hasil penelitian terdahulu seperti pemaparan di atas,
terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu
tentang pola asuh orang tua. Akan tetapi dari ketiga penelitian tersebut tidak
ada yang benar-benar sama dengan masalah yang akan diteliti.
Untuk hasil penelitian yang pertama, dan kekedua perbedaannya yang
diteliti kemandirian belajar pada variabel Y dan pada penelitian yang ketiga
tentang kecakapan masalah. Dari pemaparan di atas telah jelas mengenai
perbedaan dan persamaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan hasil
penelitian-penelitian yang sudah dilakukan. Oleh karena itu penelitian yang
berjudul “pengaruh pola asuh orang tua terhadap terhadap motivasi belajar
siswa di SMP Negeri 14 Kota Jambi” dapat dilakukan karena masalah yang
akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian–penelitian yang sebelumnya.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara pola asuh terhadap
motivasi belajar siswa, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul ; “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa di
SMP Negeri 14 Kota Jambi ”.
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pola Asuh
Orang tua dapat dikatakan sebagai pembentuk kepribadian dari
seorang anak, karena sejak dari lahir orang tua lah yang bertanggung jawab
bagaimana anak itu bertingkah laku. Ada pepatah yang mengatakan “Buah
tak jauh dari akarnya” yang sering diartikan bahwa tingkah laku dan sikap
orang tua akan menurun kepada si anak. Maka dari itu sebagai orang tua
maka haruslah dapat menjadi suri tauladan yang baik bagi anaknya. Orang
tua juga harus memperhatikan perkembangan jasmani anaknya yang
menyangkut kesehatan dan kekuatan badan, ketrampilan otot, memberi
pendidikan yang baik agar anak memiliki akal yang cerdas serta pandai, dan
berkewajiban untuk menyekolahkan anak.
Kata pola asuh terdapat dua kata yaitu “pola” yang artinya adalah
“pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap,
sedangkan “asuh” yang artinya adalah dapat berati menjaga (merawat dan
mendidik) anak kecil, membimbing (membantu; melatih dan sebagainya),
dan memimpin (mengepalai dan menyelenggarakan) satu badan atau
lembaga.
Pengertian pola asuh menurut Desmita (2013:57) menyatakan
bahwa pola asuh sebagai proses interaksi total antara orang tua dengan anak,
seperti: proses pemeliharaan, pemberian makan, membersihkan, melindungi
dan proses sosialisasi anak dengan lingkungan sekitar. Menurut Thoha
(2013:109) yang mengemukakan bahwa pola asuh orang tua adalah suatu
cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai
perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Peran keluarga menjadi
penting untuk mendidik anak baik dalam sudut tinjauan agama, tinjauan
sosial kemasyarakatan maupun tinjauan individu. Jika pendidikan keluarga
dapat berlangsung dengan baik maka mampu menumbuhkan perkembangan
kepribadian anak menjadi manusia dewasa yang memiliki sikap positif
terhadap agama, kepribadian yang kuat dan mandiri, potensi jasmani dan
rohani serta intelektual yang berkembang secara optimal.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pola asuh orang
tua adalah cara mengasuh dan metode disiplin orang tua dalam berhubungan
dengan anaknya dengan tujuan membentuk watak, kepribadian, dan
memberikan nilai-nilai bagi anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar. Dalam memberikan aturan-aturan atau nilai terhadap
anak-anaknya tiap orang tua akan memberikan bentuk pola asuh yang
berbeda berdasarkan latar belakang pengasuhan orang tua sendiri sehingga
akan menghasilkan bermacam-macam pola asuh yang berbeda dari orang
tua yang berbeda pula.
2. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Djaali (2013:101) motivasi adalah kondisi fisiologis dan
psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan).
Kata motivasi berasal dari kata motif yang berati kekuatan yang terdapat
dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau
berbuat. Motivasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan situasi.
Dalam bidang pendidikan, motivasi memberikan pengertian sebagai usaha
yang didasari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri
peserta didik yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar.
Motivasi juga ditandai dengan adanya suatu dorongan yang timbul
dari dalam diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut
Sugihartono (2007:20), motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan
atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan
pada tingkah laku tersebut. Motivasi adalah “pendorong”, suatu usaha
yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak
hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau
tujuan tertentu (Purwanto, 2013: 71).
Ada juga teori motivasi Maslow yang dikutip oleh Uno (2013),
yaitu konsep motivasi manusia yang mengaju pada lima kebutuhan pokok
yang disusun secara hirarkis, sebagai berikut: 1) Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah).
Yang erat hubungannya dengan kebutuhan akan sandang, pangan
dan papan. Ini menjadi motif dasar bagi seseorang untuk bekerja dan
berusaha secara efektif. 2) Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs)
Yang erat hubungannya dengan kebutuhan rasa aman, tentram dan
jaminan seseorang dalam kedudukan, jabatan, wewenang dan tanggung
jawabnya. 3) Kebutuhan sosial (Social Needs).
Yang erat hubungannya dengan kebutuhan akan rasa sayang dan
bersahabat(kerjasama) dalam suatu kelompok atau antar kelompok. 4) Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs).
Yang erat hubungannya dengan kebutuhan akan suatu pencapaian
baik dalam hal pekerjaan ataupun pendidikannya. 5) Kebutuhan mempertinggi kapisitas kerja (Self actualization).
Yang erat hubungannya dengan kebutuhan akan keinginan dan
kemauan seseorang untuk meningkatkan kapasitas kerjanya untuk
mencapai citra diri seseorang.
Berdasarkan beberapa uraian tentang motivasi tersebut, maka
motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan atau kondisi
yang mendorong, merangsang dan menggerakan seseorang untuk belajar
atau melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan, atau lebih
ringkasnya merupakan sesuatu yang menggerakkan orang baik secara fisik
atau mental untuk belajar atau untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang
dikehendakinya serta mendapat kepuasan dari hasil perbuatannya.
III. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan sengaja untuk mengetahui pengaruh
antara dua variabel yaitu pola asuh orang tua sebagai variabel bebas (X) dan
motivasi belajar sebagai variabel terikat (Y).
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini
dilakukan di SMP Negeri 14 Kota Jambi khususnya pada kelas VII.
Pendekatan ini menggunakan metode pendekatan expost facto yaitu adalah
suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan
kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kejadian tersebut.” Lebih lanjut dikatakan expost facto karena di
dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk menemukan ada tidaknya
pengaruh pola asuh orang tua sebagai variabel bebas (X) dan motivasi belajar
sebagai variabel terikat (Y) kelas VII di SMP Negeri 14 Kota Jambi .
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji hipotesis pertama, kedua dan ketiga dalam penelitian ini
menggunakan teknik regresi parsial atau regresi sederhana. Adapun hipotesis
yang di uji dalam penelitian ini adalah:
a. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Tabel 17. Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar
Siswa Korelasi Produk Moment Data Mentah Korelasi Produk Moment Data Mentah