KUALITAS KIMIA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA PADA BERBAGAI PERIODE LAKTASI DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN (Skripsi) Oleh: NALDO ZAIDEMARNO JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
57
Embed
Oleh: NALDO ZAIDEMARNOdigilib.unila.ac.id/24595/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdflebih tinggi. Selain itu, kandungan zat yang mengakibatkan alergi pada susu kambing lebih rendah daripada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KUALITAS KIMIA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA PADABERBAGAI PERIODE LAKTASI DI DESA SUNGAI LANGKA
KECAMATAN GEDONG TATAANKABUPATEN PESAWARAN
(Skripsi)
Oleh:
NALDO ZAIDEMARNO
JURUSAN PETERNAKANFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRAK
KUALITAS KIMIA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA PADABERBAGAI PERIODE LAKTASI DI DESA SUNGAI LANGKA
KECAMATAN GEDONG TATAANKABUPATEN PESAWARAN
Oleh
Naldo Zaidemarno
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2016 di lokasipengembangan Kambing Peranakan Etawa (PE) di Desa Sungai Langka, KecamatanGedong Tataan, Kabupaten Pesawaran dengan tujuan untuk mengetahui kualitas kimiasusu kambing PE. Metode survai digunakan dalam penelitian ini. Pengambilan sampelpengamatan dilakukan secara purposive sampling. Materi penelitian berupa susukambing PE yang diperoleh dari 15 ekor kambing pada periode laktasi ke-1, ke-2, ke-3,dan ke-4. Peubah yang diamati meliputi kadar air, protein, lemak, bahan kering tanpalemak, dan air. Kualitas kimia susu dianalisis di Laboratorium Politeknik NegeriLampung. Hasil pengamatan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan dalamStandar Nasional Indonesia (SNI) No 01-3141-1998 dan Thai Agricultural Standard(TAS) 606-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kisaran kadar lemak susu segar2,52 – 6,20 % dan 76,61% sampel susu memenuhi standar yang ditetapkan dalam SNI(3,0 %) dan TAS (4,0 %). Kisaran kadar protein susu 3,86 – 6,70 % dan 100% sampelsusu memenuhi standar yang ditetapkan dalam SNI (2,7 %) dan TAS (3,7 %). Kisarankadar BKTL 9,54 – 11,92 % dan 100% sampel susu memenuhi standar yang ditetapkandalam SNI (8,0 %) dan TAS (8,25 %). Kisaran kadar air 76,28 – 82,48 % dan 100%sampel susu memenuhi standar yang ditetapkan dalam SNI (lebih rendah dari 89,00 %)dan TAS (lebih rendah dari 87,00 %). Disimpulkan bahwa kualitas kimia susu kambingPE di lokasi penelitian sudah memenuhi standar yang ditetapkan dalam SNINo01-3141-1998 dan Thai Agricultural Standard (TAS) 606-2008.
Kata kunci: Kambing Peranakan Etawa, Kadar Lemak, Kadar Protein, KadarBKTL dan Kadar air SNI, TAS, Sungai Langka, Gedong Tataan,Pesawaran
ABSTRACT
CHEMICAL QUALITY OF ETTAWA GRADE GOAT MILK OF SOMELACTATION PERIODE AT SUNGAI LANGKA VILLAGE
GEDONG TATAAN SUBDISTRICTPESAWARAN REGENCY
By
Naldo Zaidemarno
This research was conducted from May up to June, 2016 at Ettawa grade goat (EGG)development area, Sungai Langka village, Gedong Tataan subdistrict, Pesawaranregency to study chemical quality of EGG milk. Survey method were used in thisresearch. Fifteen tails of EGG at first, second, third, and fourth lactation period assample research was decided by purposive sampling procedure. Variables observedwere fat, protein, solid non fat, and water content. Chemical quality of milk wereanalysed at Technology of Agriculture Product Laboratory, Politeknik Negeri Lampung(Polinela), Bandarlampung. Chemical quality of the milk was compared IndonesiaNational Standard or Standar Nasional Indonesia (SNI) No 01-3141-1998 and ThaiAgricultural Standard (TAS) 606-2008. Result of research indicated that fat content of76.61 % samples (range of fat content 2.52 – 6.20 %) was qualified (standard of SNIwas 3,7 %, TAS was 4.0 %). Protein content all samples (range 3.86 – 6.70 %) wasqualified (standard of SNI was 2,7 %, TAS was 3.7 %). Solid non fat content allsamples (range 9.54 – 11.92%) was qualified (standard of SNI was 8.0 %, TAS was8.25). Water content all samples (range 76.28 – 82.48 %) was qualified (standardmaximum of SNI was 89 %, standard maximum of TAS was 87 %).It could beconcluded that chemical quality of EGG milk was qualified to standard of SNI No 01-3141-1998 and Thai Agricultural Standard (TAS) 606-2008.
Key words: Ettawa Grade Goat, Fat Content, Protein Content, Solid Non Fat Content,and Water Content, SNI, TAS, Sungai Langka, Gedong Tataan, Pesawaran
KUALITAS KIMIA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA BERBAGAIPERIODE LAKTASI DITINJAU DI DESA SUNGAI LANGKA
KECAMATAN GEDONG TATAANKABUPATEN PESAWARAN
Oleh
NALDO ZAIDEMARNO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk MencapaiGELAR SARJANA PETERNAKAN
Pada
Jurusan PeternakanFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 04 Mei 1994 dan merupakan putera
pertama dari pasangan Bapak Drs. Suarno dan Ibu Emma Rulyani. Penulis
menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak Trisula 1 Bandar Lampung pada
tahun 2000; Sekolah Dasar Negeri 1 Rawa Laut Bandar Lampung pada tahun
2006; Sekolah Menengah Pertama Kartika II-2 Bandar Lampung pada 2009;
Sekolah Menengah Atas YP Unila pada 2012. Penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
pada 2012 melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Pada 2015, penulis melaksanakan Praktik Umum di Koperasi Peternak Sapi Perah
Bandung Utara (KPSBU), Kabupaten Lembang, Jawa Barat. Kuliah Kerja Nyata
(KKN) dilakukan penulis padfa2016 di Desa Sanggi, Kecamatan Padang Cermin,
Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
Penulis aktif sebagai anggota dalam kepengurusan Badan Esekutif Mahasiswa
Fakultas Pertanian pada bidang 2 Pendidikan dan Pelatihan periode 2013--2014,
Himpunan Mahasiswa Peternakan (Himapet) sebagai anggota pada bidang
Pengabdian Kepada Masyarakat periode 2013--2014 dan periode 2014--2015.
Selain itu, selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi Asisten Dosen
Produksi Ternak Perah tahun 2016.
Alhamdulillah…..
Kuhaturkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan hidayah-Nya serta suri
tauladanku Nabi Muhamaad SAW yang selalu aku nantikan syafaat beliau di
Yaumil Akhir kelak
Dengan segala bentuk syukur, kupersembahkan karya kecil sebagai tanda
pengabdianku kepada
Bapak dan Ibu atas dorongan semangat dan ketulusan hati dengan membesarkan
dan mendidik anakmu menjadi lebih baik
Hadiah kasih kepada keluarga besar dan para sahabat atas dukungan yang
diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu
Lembaga yang turut dan mendidik dan membangun diriku dalam hal berfikir dan
bertindak
Almamater Hijau
SANWACANA
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Ali Husni, M. P.--selaku Pembimbing Utama--atas ketulusan
hati, kesabaran, arahan, motivasi, dan ilmu yang diberikan pada penulis;
2. Ibu Dr. Ir. Sulastri, M.P.--selaku Pembimbing Anggota--atas bimbingan,
kesabaran serta nasihat yang dapat membangun diri penulis;
3. Bapak M. Dima Iqbal Hamdani, S.Pt., M. P.--selaku Pembahas--atas
bimbingan, kritik, saran, dan arahan yang diberikan pada penulis;
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M. Si.--selaku Dekan Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung--atas izin yang telah diberikan;
5. Ibu Sri Suharyati, S.Pt., M. P.--selaku Ketua Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung-- atas izin dan arahan yang telah diberikan;
6. Bapak drh. Madi Hartono, M. P.--selaku Dosen Pembimbing Akademik-- atas
motivasi, nasihat, bimbingan, dan sarannya;
7. Ibu Veronica Wanniatie, S.Pt., M. Si. .--atas ide penelitian, bimbingan,
kesabaran serta nasihat yang dapat membangun diri penulis;
8. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung --atas bimbingan, kesabaran, arahan, dan nasihat yang diberikan
selama penulis menempuh pendidikan;
9. Ayahanda Drs. Suarno dan Ibunda Emma Rulyani yang sangat penulis sayangi
--atas doa restu, motivasi, nasihat, dukungan baik moril maupun materiil yang
tiada terhingga yang diberikan pada penulis;
10. Bapak dan Ibu Petugas Laboratorium Politeknik Negeri Lampung--atas
kesempatan, bantuan, dan kerjasamanya sehingga penulis dapat melakukan
dan memperoleh hasil analisis kimia susu kambing;
11. Pione Firbarama Hijrah--atas support yang diberikan pada penulis pada saat
pengambilan sampel, analisis data, dan mendampingi penulis selama
menyusun skripsi;
12. Teman- teman terbaik penulis yang tergabung dalam De’Calibers (M.
Tino, Salamun Ridho, Hanan Rilo Pangestu, Yogie Renaldy, Putra Rama
Disa), teman-teman angkatan 2012 (Ambiya, Quanta, Okni, Juwita, Indah,
Prasetya, M Ridho, Destama, Dina, Miyan), dan teman-teman lain yang tidak
dapat disebutkan satu per satu--atas kebaikan, support yang tiada henti,
persaudaraan, bantuan dan kerjasama yang telah terjalin selama ini.
Bandar Lampung, November 2016
Penulis
Naldo Zaidemarno
iv
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan Penelitian ............................................................................ 2
C. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 3
D. Kerangka Penelitian ........................................................................ 3
E. Hipotesis ......................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum ........................................................................... 6
B. Kambing Peranakan Etawa (PE) .................................................... 7
C. Susu segar ....................................................................................... 9
D. Susu Kambing ................................................................................ 12
E. Kualitas Air Susu ............................................................................ 15
F. Kualitas Kimia ................................................................................ 191. Kadar lemak ............................................................................... 192. Kadar protein ............................................................................. 213. Kadar BKTL .............................................................................. 224. Kadar air .................................................................................... 235. Pengaruh pakan terhadap produksi susu .................................... 246. Masa laktasi ................................................................................ 26
v
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat .......................................................................... 27
B. Alat dan Bahan ............................................................................... 27
C. Metode Penelitian ........................................................................... 27
D. Peubah yang Diamati ...................................................................... 291. Kadar lemak ............................................................................... 292. Kadar protein ............................................................................. 293. Kadar BKTL .............................................................................. 294. Kadar air .................................................................................... 30
E. Prosedur Penelitian ......................................................................... 30
F. Proses Pemerahan ........................................................................... 31
G. Analisi Kimia Susu ......................................................................... 311. Prosedur pengujian kadar lemak ................................................ 312. Prosedur pengujian kadar protein .............................................. 333. Prosedur pengujian kadar BKTL ............................................... 354. Prosedur pengujian kadar air ..................................................... 37
H. Analisi Data .................................................................................... 37
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kadar Lemak .................................................................................. 38
B. Kadar Protein .................................................................................. 42
C. Kadar BKTL ................................................................................... 46
D. Kadar Air ........................................................................................ 49
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ......................................................................................... 52
B. Saran ............................................................................................... 52
1 Berat jenis (pada suhu 27,5o C) minimum g/ml 1,02702 Kadar lemak minimum % 3,03 Kadar bahan kering tanpa lemak minimum % 8,04 Kadar protein minimum % 2,75 Warna, bau, rasa, kekentalan - Tidak Ada
Perubahan6 Derajat Asam SH 6,0—7,07 pH - 6,3—6,88 Uji Alkohol (70%) v/v - Negatif9 Cemaran Mikroba Maksimum
berpenutup dengan diameter 5 cm, timbangan analitik, desikator berisi CaCl2
anhydrous, erlenmayer, gelas piala kecil, pipet ukuran 1 ml, 5 ml, dan 25 ml.
Bahan yang digunakan yaitu susu kambing segar, H2SO4 pekat, amil alkohol,
buret, phenolphthalein 2%, K2C2O7.H2O, NaOH 0,1 N, formalin 35%, aquades
(Sanjaya dkk., 2012).
C. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode survai. Sampel penelitian berupa susu
kambing diambil dengan metode purposive sampling. Kambing yang sudah
28
mengalami satu kali, dua kali, tiga kali, dan empat kali laktasi, sehat, dan tidak
cacat ditentukan dan terdapat 35 ekor. Jumlah kambing susunya diambil sebagai
bahan pengamatan penelitian 15 ekor. Jumlah kambing yang memenuhi syarat
untuk penelitian 35 ekor sedangkan jumlah kambing yang digunakan untuk
penelitian 15 ekor. Nomor urut diberikan pada 35 ekor kambing. Potongan kertas
untuk memilih sampel pengamatan diberi nomor urut 1 -- 35 sesuai dengan
jumlah kambing yang memenuhi syarat sebagai sampel pengamatan. Sampel
pengamatan ditentukan dengan cara mengambil 15 potongan kertas secara acak.
Nomor yang terpilih dari hasil pengambilan potongan kertas secara acak
dicocokkan dengan nomor kambing. Susu yang diamati diambil dari kambing
yang terpilih secara acak.
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui analisis terhadap kualitas kimia susu di
laboratorium. Data sekunder adalah data manajemen pemeliharaan yang diperoleh
melalui wawancara. Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan pada
peternak kambing sesuai dengan daftar pertanyaan yang terdapat pada kuesioner.
Data sekunder lainnya adalah kualitas kimia susu sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) 01-3141-1998 (Dewan Standarisasi Nasional. 1998) dan standar
kualitas susu segar menurut TAS 606-2008 (Thai Agricultural Standard. 2008).
Wawancara dengan peternak kambing terdapat pada Gambar 4.
29
Gambar 6. Wawancara terhadap peternak
D. Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati adalah kadar lemak, kadar protein, kadar BKTL, kadar air.
1. Kadar lemak
Prinsip adanya penambahan asam sulfat pekat 91%, maka protein susu pada
selubung butir lemak akan larut. Lemak yang telah mencair melalui proses
sentrifugasi akan terpisah di dalam butirometer dan dengan penambahan amil
alcohol, memudahkan terjadinya proses pemisahan (Sanjaya, dkk 2012).
2. Kadar protein
Proses netralisasi dan penambahan formalin menyebabkan terbentuknya gugusan
dimetinol. Gugusan amino terikat dan tidak memengaruhi gugusan karoksil
(asam) dengan NaOH (basa). Jumlah NaOH yang terpakai setara dengan
persentase protein susu (Sanjaya dkk., 2012).
3. Kadar BKTL
Kandungan air dapat dihilangkan dengan cara memanaskan susu sehingga yang
tertinggal hanya bahan keringnya. Bahan kering tanpa lemak (solid non fat atau
SNF) merupakan hasil pengurangan kadar bahan kering dengan kadar lemak yang
dihitung dengan metode Gerber (Sanjaya dkk., 2012).
30
4. Kadar air
Kadar air susu segar dihitung dengan mengurangi 100% dengan kadar bahan
kering dalam satuan persen (Sanjaya dkk., 2012).
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Melakukan prasurvai untuk mengetahui kondisi lokasi pengamatan.
2. Menentukan kambing-kambing yang memenuhi syarat sebagai sampel
pengamatan.
3. Melakukan penentuan sampel pengamatan.
4. Melakukan tanya jawab dengan peternak yang kambingnya terpilih sebagai
sampel pengamatan yang susunya akan diamati di laboratorium.
5. Melakukan pengambilan susu pada kambing yang terpilih (250 ml susu per
ekor kambing) sebagai sampel pengamatan dan dibawa ke Laboratorium THP
Polinela.
6. Melakukan uji kualitas kimia susu kambing.
7. Melakukan analisisi data.
Gambar 7. Susu kambing sampel pengamatan
31
F. Proses Pemerahan
Proses pemerahan susu pada kambing PE dapat dilakukan dengan prosedur
sebagai berikut:
a. mencuci bersih semua alat yang akan digunakan saat pemerahan seperti ember,
saringan, tempat penampung susu, dan kandang;
b. mencuci bersih ternak yang akan diperah;
c. mencuci bersih ambing dan puting menggunakan air hangat;
d. mengoleskan pelican (faselin) pada puting agar puting tidak luka dan
mempermudah pemerahan;
e. menempatkan ember bersih tepat di bawah ambing untuk menampung susu
hasil pemerahan;
f. pemerahan susu;
g. memindahkan ember penampung susu hasil pemerahan keluar kandang agar
susu tidak terkontaminasi.
G. Analisis Kimia Susu
1. Prosedur pengujian kadar lemak
Proses pengujian kadar lemak susu kambing PE dilakukan dengan Gerber sebagai
berikut:
a. larutan H2SO4 10 ml dimasukkan ke dalam butirometer Gerber, diikuti 10,75
ml sampel susu yang homogen, kemudian ditambahkan 1,0 ml amil alkohol;
b. menutup butirometer dengan sumbat karet, dan dihomogenkan dengan
membuatnya seprti angka delapan. Butirometer dipegang dengan kain lap
karena panas;
32
c. menjalankan sentrifus butirometer selama 3 menit dengan kecepatan 1.200
putaran per menit (rpm);
d. memasukan butirometer ke dalam penangas air pada suhu 65oC selama 5 menit
dengan bagian yang bersumbat ada di bawah (terbalik, skala dengan isi lemak
di bagian atas);
e. membaca hasilnya dengan melihat jumlah larutan berwarna kekuningan yang
terdapat pada skala tabung butirometer (dalam persen) (Sanjaya dkk., 2012).
Metode ekstraksi soxhlet
a. Dilakukan dengan menggunakan labu lemak yang sudah disiapkan dan
dikeringkan dalam oven pada suhu 105ºC selama 30 menit;
b. labu lemak didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang (A);
c. karena susu berupa cairan, maka untuk mengekstraksi lemaknya dengan
dikeringkan terlebih dahulu, kemudian dibungkus dengan kertas saring yang
berisi sampel sebanyak 5 gram (S);
d. pelarut lemak dilarutkan secukupnya ke dalam labu lemak dan dimasukkan ke
dalam alat ekstraksi selama 3-4 jam;
e. setelah selesai maka pelarutnya disuling kembali, yang kemudian labu lemak
diangkat dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105ºC sampai tidak ada
penurunan berat lagi (berat tetap), labu lemak didinginkan dalam desikator
selama 20-30 menit dan ditimbang (B); Berikut gambar untuk pengujian kadar
lemak
33
Gambar 8. Pengujian kadar lemak
f. menghitung n kadar lemak− %(AOAC, 1995).
2. Prosedur pengujian kadar protein
Proses pengujian kadar protein susu dilakukan dengan Titrasi Formol sebagai
berikut:
a. memasukkan 25 ml susu ke dalam erlenmayer I (pertama) , ditambah 0,25 ml
phenolphthalein, dan 1 ml K2C2O7.H2O;
b. mendiamkan campuran butir 1 selama 2 -- 3 menit;
c. melakukan titrasi terhadap larutan butir 1 dengan NaOH 0,1 N sampai timbul
warna merah jambu yang permanen;
d. menambahkan 5 ml formalin ke dalam larutan tersebut kemudian dititrasi
kembali dengan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah jambu yang
permanen;
e. mencatat jumlah NaOH yang terpakai (ml) setelah penambahan formalin
(titrasi kedua) sebagai v1;
34
f. memasukkan 25 ml aquades, 0,25 ml phenolphthalein 2%, 1 ml K2C2O7. H2O,
dan 5 ml formalin ke dalam erlenmayer II . Erlenmayer II berisi larutan blanko,
susunya diganti dengan aquades. Proses pengujian protein terdapat pada
Gambat 7.
Gambar 9. Pengujian kadar protein
g. larutan balnko dititrasi dengan NaOH sampai timbul warna merah jambu dan
jumlah NaOH yang terpakai dicatat sebagai v2;
h. menghitung kadar protein (%) dengan cara sebagai berikut:,
Titrasi formol = n NaOH titrasi 1 – n NaOH titrasi blanko
Keterangan: n = banyaknya
Kadar Protein (%) = titrasi formol x factor
= (v1 – v2) x 1.83
Keterangan:faktor untuk susu = 1.83faktor untuk kasein = 1,63
i. Pengukuran kadar protein dengan rumus
Kadar protein dapat dihitung bila kadar lemak diketahui dengan rumus sebagai
berikut:
Kadar Protein (%) = L/2 + 1,4
keterangan:
35
L = Kadar lemak (%).(Sanjaya dkk., 2012).
3. Pengujian bahan kering dan bahan kering tanpa lemak
Proses pengujian bahan kering (BK) dan BKTL pada susu kambing PE dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pengujian bahan kering
a. Mengeringkan cawan pada oven dengan 100oC selama 10 menit;
b. meletakkan cawan di dalam desikator dan didinginkan sampai mencapai suhu
kamar;
c. menimbang cawan dengan penutupnya (a gram);
d. mengambil sampel susu 3 -- 5 ml dengan menggunakan pipet selanjutnya
diletakkan di atas cawan dan timbang bersama penutup cawan (b gram);
e. memanaskan cawan di dalam oven dengan suhu 100oC selama 1 jam, lalu
didinginkan di dalam desikator, lalu menimbang bobot cawan tersebut.
Pemanasan kedua dilakukan lagi selama 1 jam dengan suhu yang sama,
selanjutnya didinginkan dalam desikator dan timbang seperti pemanasan
pertama. Prosedur tersebut diulang-ulang sampai berat cawan dan isinya stabil
atau tetap (konstan). Bobot cawan dan isinya dianggap telah berat konstan
apabila perbedaan antara penimbangan terakhir dan penimbangan sebelumnya
tidak lebih dari 0,0002 g. Hasil penimbangan cawan dan isisnya dicatat sebagai
c gram. Pengujian kadar BKTL terdapat pada Gambar 8.
36
Gambar 10. Pengujian kadar BKTL
f. Menghitung kadar bahan kering (BK) dengan rumus sebagai berikut:
BK (%) =( )( ) %
keterangan:a = berat cawan (gram)b = berat cawan + susu (gram)c = berat cawan + susu yang telah diuapkan dalam gram (Sanjaya dkk., 2012).
2. Bahan Kering Tanpa Lemak (BKTL)
a. Menghitung BKTL dengan menggunakan rumus ini diperlukan tera suhu
laktodesimeter pada 20oC dan kadar lemak susu (%). Penentuan BKTL untuk
susu dingin yang didiamkan sampai suhu 20oC digunakan rumus sebagai
berikut:
BKTL (%) = (d/4 + L/5 + 0,48)
Keterangan:d = skala laktodesimeter pada 20oCL = Kadar lemak (%).
b. Persentase BKTL tanpa lemak dari susu yang hangat (suhu 40oC) lalu
didinginkan sampai suhu 20oC . Persentase BKL dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
BKTL (%) = d/4 + L/5 + 0,68
37
keterangan:d = skala laktodesimeter pada 20oCL = Kadar lemak (%)
(Sanjaya, dkk 2012).
4. Prosedur penghitungan kadar air
Proses penghitungan kadar air susu pada kambing PE dapat dilakukan dengan
rumus:
Kadar air (%) = 100 -- bahan kering. (Sanjaya dkk., 2012). Proses pengujian
kadar air terdapat pada Gambar 9.
Gambar 11. Pengujian kadar air susu kambing PE
H...Analisis Data
Data yang diperoleh disusun dalam bentuk tabulasi, dihitung rata-rata per periode
laktasi dan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan dalam SNI dan TAS
analisis secara deskriptif. kuantitatif terhadap kondisi standar pada masing-
masing peubah. Peubah yang diamati adalah Kadar Lemak, Kadar Protein, Kadar
BKTL dan Kadar Air. Kemudian dibandingkan dengan standar SNI untuk susu
kambing.
III. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap susu kambing PE di Desa Sungai Langka,
Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, disimpulkan bahwa:
1. Kadar lemak susu (kisaran 2,52 – 6,20 %), 76,61% sampel susu memenuhi
standar yang ditetapkan dalam SNI (3,0 %) dan TAS (4,0 %);
2. Kadar protein susu (kisaran 3,86 – 6,70 %), 100% sampel susu memenuhi
standar yang ditetapkan dalam SNI (2,7 %) dan TAS (3,7 %);
3. Kadar BKTL (kisaran 9,54 – 11,92 %), 100% sampel susu memenuhi standar
yang ditetapkan dalam SNI (8,0 %) dan TAS (8,25 %);
4. Kadar air (kisaran 76,28 – 82,48 %), 100% sampel susu memenuhi standar
yang ditetapkan dalam SNI (lebih rendah dari 89,00 %) dan TAS (lebih rendah
dari 87,00 %).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di Desa Sungai Langka, maka disarankan agar
dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh pemberian ransum terhadap
kualitas kimia susu kambing PE.
53
DAFTAR PUSTAKA
Adhani, N. D. A. C., T. Nurhajati, dan A.T.S. Estoepangestie. 2012. Potensipemberian formula pakan konsentrat komersial terhadap konsumsi dankadar bahan kering tanpa lemak susu. Agroveteriner. 1 (1) : 11 -- 16
Aliaga, I. L., M. J. M. Alferez, M. Barrionuevo, T. Nestares, M. R. S. Sampelayo,and M. S. Campos. 2003. Study of nutritive utilization of protein andmagnesium in rats with resection of the distal small intestine. Beneficialeffect of goat milk. J. Dairy Science. 86: 2968 -- 2966.
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The Association of AnalyticalChemists, Washington D.C
Azizah. 1996. Ilmu Pangan. UI-Press. Jakarta
Badan Standarisasi Nasional. 2011. Standarisasi Nasional Indonesia SNI Susu.Segar-bagian 1: Sapi, Jakarta
Badan Standarisasi Nasional. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia: Jakarta.
Badriyah. 2015. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ternak . Program StudiProduksi Ternak. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan
Batubara, A. M. Doloksaribu, dan B. Tiesnamurti. 2006. Potensi keragamansumberdaya genetik kambing lokal Indonesia. Prosiding LokakaryaNasional Pengelolaan dan Perlindungan Sumber Daya Genetik diIndonesia: Manfaat Ekonomi untuk Mewujudkan Ketahanan Nasional:208 -- 216
Blakely, J. dan D. H. Bade. 1991. Pengantar Ilmu Peternakan. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta
Budiana, N.S. dan D. Susanto. 2005. Susu Kambing. Penebar Swadaya, Jakarta
Budiwiyanto. 1980. Kimia dan Teknologi Pengolahan Hasil Hewan. Pusat AntarUniversitas Pangan dan Gizi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Devendra, C. dan M. Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. PenerbitITB. Bandung
54
Dewan Standarisasi Nasional. 1998. Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3141-1998. Susu segar. Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung. 2011. Verifikasi danValidasi Data Peternakan 2011. Dinas Peternakan dan Kesehatan HewanProvinsi Lampung. Lampung
Direktorat Jenderal Peternakan. 1983. Surat Keputusan Direktur JenderalPeternakan No.17/KPTS/DJP/Deptan/83. Tentang Syarat-syarat Tata CaraPengawasan dan Pemeriksaan Kualitas Susu Produksi Dalam Negeri.Direktorat Jenderal Peternakan. Departemen Pertanian RI. Jakarta
Dixon, R.M. and R. Parra. 1984. Effects of alkali treatment of forage andconcentrate suplementation on rumen digestion and fermentation. Trop.Anim. Prod. 9 : 68 – 80
Ensminger, M. E &, D. T. Howard. 2006. Dairy Cattle Science. 4th Ed. TheInterstate Printers and Publisher, Inc. Danville
Fathir, F.N. 2010. Pembuatan Yoghurt Sinbiotik dari Susu Kambing PeranakanEtawa Menggunakan Kultur Campuran Bakteri Asam Laktat sebagaiPangan Fungsional Pencegah Diare. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian.Institut Pertanian Bogor. Bogor
Finley, C.M., J.R. Thompson, and G.E. Bradford. 1984. Age, parity, seasonadjustment factors for milk and fat yields of dairy goats. J. of Dairy Sci. 67(8) : 1868 -- 1872
Ghani, A.R. 2006. Karakteristik Produk Fermentasi “Yogurt” dengan PenggunaanBerbagai Dosis CMC. Skripsi. Fakultas Peternakan. UniversitasPadjadjaran. Bandung
Hadiwiyoto, S. 1983. Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. PenerbitLiberty. Yogyakarta
Hariono, B., Sutrisno, K. B. Seminar, dan R. R. A. Maheswari. 2011. Uji sifatfisik dan kimia susu sapi dan susu kambing yang dipapar denganultraviolet sistem sirkulasi. Prosiding Seminar Nasional Perteta : 173 – 186
Haris, B. dan K. C. Bachman. 2003. Nutritional and Management FactorAffecting Solid- Non- Fat, Acidy and Freezing Point of Milk. Institude ofFood and Agricutural Sciences, University of Florida, Gainesville
Heresign, W. 1981. Rural Developments in Ruminant Nutrition. Published byBotterworths
Hidayat, N., M. C.Padaga,. dan S.Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri. PenerbitAndi. Malang
Iriani, A.M. 2011. Kecukupan Nutrien Makro pada Sapi Pejantan di BalaiInseminasi Buatan Lembang Jawa Barat. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi
55
dan Teknologi Pakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.Bogor
Kartadisastra, H. R. 1997. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan TernakRuminansia. Kanisius. Yogyakarta.
Le Jaoven, J.C.1974. Simposium on Goat Breeding in Mediterrannian Countries.EAAP and Spanish National Comitte Animal Production, Madrid
Lu, C. D. 1989. Effects of heat stress on goat production. J. Small Rum. Research.2: 151 – 162
Mardalena. 2008. Pengaruh waktu pemerahan dan tingkat laktasi terhadapkualiltas susu sapi perah Peranakan Fries Holstein. Jurnal Ilmu Peternakan.9: 3 - 7
Mileski, A. and P. Myers. 2004. Capra hircus , Animal Diversity Web. http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Capra_hircus.html
Muljana, W. 1982. Pemeliharaan dan Ternak Kegunaan Sapi Perah. Aneka Ilmu.Semarang.
Miskiyah, S. Usmiati, dan Mulyorini. 2011. Pengaruh enzim proteolitik denganbakteri asam laktat probiotik terhadap karakteristik dadih susu sapi. JurnalIlmu Ternak dan Veteriner 16(4): 304 --311
Moeljanto. 2002. Khasiat dan Manfaat Susu Kambing. Agromedia Pustaka.Depok
Mulyati, J. Achmadi, dan A. Purnomoadi. 2007. Produksi dan komponen lemaksusu kambing Peranakan Etawa akibat penghembusan udara sejuk. J.Indon. Trop. Anim. Agric. 32 (2) : 91 -- 99
Murtidjo, B. A. 1993. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan Perah.Kanisius. Yogyakarta
Musnandar, E. 2011. Efisiensi energi pada Sapi Perah Holstein yang diberiberbagai imbangan rumput dan konsentrat. Jurnal Penelitian UniversitasJambi Seri Sains. 16 (2): 53 – 58
Mutamimah, L., S. Utami dan A. T. A. Sudewo. 2013. Kajian kadar lemak danbahan kering tanpa lemak susu kambing sapera di cilacap dan bogor.Jurnal Ilmu Peternakan. 1(3): 874 - 880
Nurliyani, Rihastuti, Indratiningsih, dan E.Wahyuni . 2008. Ilmu dan TeknologiSusu dan Telur. Bahan Ajar. Fakultas Peternakan.Universitas GadjahMada. Yogyakarta
Orskov, E.R. and M Ryle.1990. Energy Nutrition in Ruminants. Elsevier AppliedScience. London
56
Parakkasi, A. 1999. Kambing Sebagai Ternak Potong dan Perah. PenerbitKanisius. Yogyakarta
Preston, T. R. and R. A. Leng. 1986. Matching Ruminant Production Sistems withAvailable Resources in the Tropic and Sub-Tropic. International ColourProduction. Stanthorpe. Queensland. Australia
Pemerintahan Desa Sungai Langka. 2013. Profil Desa Sungai Langka, KecamatanGedong Tataan, Kabupaten Pesawaran. Pemerintahan Desa SungaiLangka. Pesawaran
Putra, S. 1999. Peningkatan Performans Sapi Bali Melalui Perbaikan Mutu Pakandan Suplementasi Seng Asetat. Disertasi. Program Pascasarjana. InstitutPertanian Bogor. Bogor
Qisthon, A dan A. Husni. Produksi Ternak Perah. Universitas Lampung.Lampung
Ramadhan, B. G., T. H. Suprayogi, dan A. Sutiyah. 2013. Tampilan produksi susudan kadar lemak susu kambing Peranakan Ettawa akibat pemberian pakandengan imbangan hijauan dan konsentrat yang berbeda. Anim. Agric. J. 2(1) : 353 – 361
Saleh, E. 2004. Pengolahan susu sapi. USU Digital Library : 1 -- 24
Sanjaya, A.W., D. W. Lukman., H. Latif., M. Sudarwanto., R. R. Soejoedono, danT. Punawarman. 2012. Penuntun Praktikum Higiene Pangan Asal Hewan.Penerbit IPB. Bogor
Schimdt, G. H., L. D. Van Vleck & M. F. Hutjens. 1988. Principle of DairyScience. 2nd Ed. Prentice Hall Inc. Engewood Cliffs, New Jersey
Setyaningsih, W., C. Budiarti, dan T.H. Suprayogi. 2013. Peran massage danpakan terhadap produksi dan kadar lemak susu Kambing PeranakanEttawa. Anim. Agric. J. 2(1): 329 -- 335
Siregar, B. 2001. Peningkatan kemampuan berproduksi susu sapi perah laktasimelalui perbaikan pakan dan frekuensi pemberiannya. J. Ilmu Ternak danVet. Indon. 6(2):76-82.
Sudarmadji, S., B Haryono, dan Suhardi. 1989. Analisis untuk Bahan Makanandan Pertanian. Penerbit Liberty. Yogyakarta
Sudono, A. 2003. Ilmu Produksi Ternak Perah. Fakultas Peternakan, InstitutPertanian Bogor, Bogor
Sugeng. 1998. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Institut Pertanian Bogor.Bogor
Suhardi. 2011. Pengaruh penggantian rumput gajah dengan jerami padi amoniasiterhadap kualitas susu sapi perah. Politeknosains. Edisi Khusus DiesNatalis : 44 – 55
57
Sukarini, I.A.M. 2006. Produksi dan kualitas air susu kambing Peranakan Etawahyang diberi tambahan urea molases blok dan atau dedak padi pada awallaktasi. J.Anim. Prod. 8 (3): 196 -- 205
Sumudhita, M.W. 1989. Air Susu dan Penanganannya. Program Studi IlmuProduksi Ternak Perah. Fakultas Peternakan Universitas Udayana,Denpasar
Sunarlim. 1992. Usaha Berternak Kambing Etawah. http://www.smallcrab.com/Forex/172-usaha-beternak-etawah
Thai Agricultural Standard. 2008. TAS 606-2008: Raw Goat Milk. NationalBureau of Agricultural Commodity and Food Standards. Ministry ofAgriculture and Cooperatives.Thailand
Tillman , A.D., H. Hartadi., S. Reksohadiprodjo., S.Prawirokusumo dan S.Lebdosoekojo. 1986. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta
Utari, F. D., B. W. H. E. Prasetiyono, dan A. Muktiani. 2012. Kualitas susuKambing Perah Peranakan Ettawa yang diberi suplementasi proteinterproteksi dalam wafer pakan komplit berbasis limbah agroindustri.Anim. Agric. J. 1(1): 426 -- 447
Wibowo, P. A., T. Y. Astuti dan P. Soediarto. 2013. Kajian total solid (TS) dansolid non fat (SNF) susu Kambing Peranakan Ettawa (PE) pada satuperiode laktasi. Jurnal Ilmiah Peternakan. 1(1):214 -- 221
Winarno, F.G. 1997. Enzim Pangan. PT. Gramedia. Jakarta
Zainudin. 2002. Hubungan antara Masa Laktasi dan Produksi Susu dengan KadarLemak Susu Sapi Perah FH di Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU)Sapi Perah Baturaden. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas JenderalSoedirman. Purwokerto
Zain, W. N. H. 2013. Kualitas susu kambing segar di Peternakan Umbaran Saridan Alam Raya, Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmu Peternakan. 10 (1): 24 -- 30
Zurriyati, Y., R. R. Noor, dan R. R. A. Maheswari. 2011. Analisis molekulergenotipe kappa kasein (K-Kasein) dan komposisi susu kambing PeranakanEtawah, Saanen, dan persilangannya. JITV 16(1): 61 -- 70