Top Banner
MUSIK DALAM IBADAH GEREJA HKBP PASAR MELINTANG MEDAN: PENGGUNAAN, FUNGSI, DAN PERUBAHAN T E S I S Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIR NIM. 127037011 PROGRAM STUDI MAGISTER (S-2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
227

Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

Feb 05, 2018

Download

Documents

phungdat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

MUSIK DALAM IBADAH GEREJA HKBP PASAR MELINTANG MEDAN:

PENGGUNAAN, FUNGSI, DAN PERUBAHAN

T E S I S

Oleh

AGUSTINA HELENA SAMOSIR NIM. 127037011

PROGRAM STUDI MAGISTER (S-2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014

Page 2: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

i

MUSIK DALAM IBADAH GEREJA HKBP PASAR MELINTANG MEDAN:

PENGGUNAAN, FUNGSI, DAN PERUBAHAN

TESIS

Oleh

AGUSTINA HELENA SAMOSIR NIM. 127037011

PROGRAM STUDI

MAGISTER (S-2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 1 4

Page 3: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

ii

MUSIK DALAM IBADAH

GEREJA HKBP PASAR MELINTANG MEDAN: PENGGUNAAN, FUNGSI, DAN PERUBAHAN

T E S I S

Untuk memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn.) dalam Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni

pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Oleh

AGUSTINA HELENA SAMOSIR NIM. 127037011

PROGRAM STUDI

MAGISTER (S-2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 1 4

Page 4: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

iii

Judul Tesis MUSIK DALAM IBADAH GEREJA HKBP PASAR MELINTANG MEDAN: PENGGUNAAN, FUNGSI DAN PERUBAHAN

Nama : Agustina Helena Samosir Nomor Pokok : 127037011 Program Studi : Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni

Menyetujui

Komisi Pembimbing,

Dr. Martongo Sitinjak, M.Th. _____________________________ Ketua

Drs. Setia Dermawan Purba, M.Si. NIP 19560828 198601 1 001 _______________________ Anggota

Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni Ketua, Drs. Irwansyah, M.A. NIP 196212211997031001

Fakultas Ilmu Budaya Dekan, Dr. Syahron Lubis, M.A. NIP 195110131976031001

Page 5: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

iv

Tanggal lulus:

Telah diuji pada

Tanggal :

PANITIA PENGUJI UJIAN TESIS

Ketua : Drs. Irwansyah, M.A (_________________________) Sekretaris : Drs. Torang Naiborhu, M.Hum (_________________________) Anggota II : Drs. Setia Dermawan Purba, M.Si. (_________________________) Anggota I : Dr. Martongo Sintinjak, M.Th (_________________________) Anggota III : Drs. Bebas Sembiring, M.Si. (_________________________)

Page 6: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

v

ABSTRACT This study discusses the Music In Worship HKBP Pasar Melintang, covers three aspects, namely: (1) The use of music in ritual HKBP ‘Market Crossing; (2) The function of music in worship HKBP Pasar Melintang; and (3) Changes in the composition of music includes hymns and the use of musical instruments as accompaniment hymns. In discussing these three aspects, the author uses the theory of Alan P. Merriam on the use and function; theory of Carol R. Ember and Sztompka for theory change. The study of aspects of the use of music in worship can be concluded that the variation of musical worship hymns to build more vivid and passionate. The use of hymns in worship at HKBP Pasar Melintang always adapted to HKBP ritual. Considerations in the selection of hymns of worship based on the text to align to the theme song of the week. Hymn melody is not the main cause of the results of the research, it has been found that there are some hymns from the buku Ende HKBP uses the same melody but different meanings poem. The study of aspects of the function of music in worship shows that Alan P. Merriam theory can be applied in accordance with the opinion of his congregation. Research results in a change aspects of music in worship HKBP, found that there are some differences in the composition of hymns HKBP the composition of hymns at first. Changes seen in the melody, rhythm and harmony. Other changes have occurred is a change in the mindset of people HKBP about musical understanding in worship, giving rise to a wide variety of musical forms. This condition is seen ranging from the use of harmonium, trumpet, organ, brass / brass bands, musical ensembles (two or more keyboards, merging traditional music), a full band and the use of music box. Keywords: HKBP Pasar Melintang, Use, Function and Change

Page 7: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

vi

ABSTRAK

Penelitian ini membahas Musik Dalam Ibadah Gereja HKBP Pasar Melintang meliputi tiga aspek, yakni: (1) Penggunaan musik sesuai dengan tata ibadah gereja HKBP Pasar Melintang; (2) Fungsi Musik dalam ibadah Gereja HKBP Pasar Melintang; dan (3) Perubahan musik meliputi perubahan dalam hal komposisi musik dari himne dan perubahan penggunaan alat musik dalam mengiringi himne. Dalam membahas tiga aspek tersebut, penulis menggunakan pendekatan teori Alan P. Merriam tentang uses and function dan teori dari Carol R. Ember dan Sztompka tentang teori perubahan. Hasil dari penelitian dalam aspek pengunaan musik dalam ibadah dapat disimpulkan bahwa variasi musik dalam mengiringi himne dapat memberikan suasana ibadah lebih hidup dan bergairah. Penggunaan lagu-lagu himne dalam ibadah di gereja HKBP Pasar Melintang selalu disesuaikan dengan tata ibadah HKBP. Pertimbangan pemilihan himne dalam ibadah didasarkan pada teks nyanyian agar mendukung makna dari tema minggu. Melodi himne bukan hal yang utama sebab dari hasil penelitian ditemukan bahwa ada beberapa himne dari Buku Ende (BE) HKBP yang menggunakan melodi yang sama akan tetapi makna syair yang berbeda. Hasil penelitian dalam aspek fungsi musik dalam ibadah menunjukkan bahwa teori Alan P. Merriam dapat diaplikasikan sesuai dengan pendapat jemaat di gereja HKBP Pasar Melintang. Hasil Penelitian dalam aspek perubahan musik dalam ibadah gereja HKBP ditemukan bahwa terdapat beberapa perbedaan komposisi himne HKBP dengan komposisi himne pada awalnya. Perubahan dapat dilihat dalam hal melodi, ritem dan harmoni. Perubahan lainnya adalah telah terjadi perubahan pola pikir warga gereja HKBP tentang apa yang dimaksud dengan musik pengiring dalam ibadah sehingga memunculkan berbagai variasi bentuk musik pengiring. Kondisi ini dapat dilihat mulai dari penggunaan harmonium, terompet, organ, musik tiup/brass band, ansambel musik (dua atau lebih keyboard, penggabungan musik tradisional), full band dan penggunaaan music box gereja. Kata kunci: HKBP Pasar Melintang, Penggunaan, Fungsi dan Perubahan.

Page 8: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat, rahmat dan karunia-Nya yang membimbing dan menyertai penulis dalam

penyelesaian studi di Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian

Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara Medan.

Tulisan dalam bentuk tesis ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn.) pada Program Studi Magister (S-2)

Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera

Utara Medan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Kol. L. Samosir dan Ibu R.

Simanjuntak, nasehatmu ibu senantiasa mengiringi langkahku di manapun aku

berada. Segala yang Bapak dan Ibu berikan (doa dan nasehat) membawaku

mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi, saya tidak mampu membalasnya

dengan apapun.

Kepada Suami saya tercinta, Cst Ir. J Hutabarat., yang tidak pernah lelah

mendukung dan memotivasi saya dengan moril maupun materil dalam

perkuliahan hingga selesainya penulisan tesis ini. Tidak lupa terimakasihku

kepada anakku yang sangat kucinta dan kusayangi, Josua Steven Hutabarat, Jovan

Matthew Hutabarat dan Irma Pratiwi Samosir. Hanya tesis ini yang dapat saya

persembahkan sebagai tanda terima kasih atas cinta dan kasih sayang kalian

kepadaku. Dalam kesempatan ini juga, saya mengucapkan terima kasih buat

Page 9: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

viii

keluarga besar Hutabarat dan keluarga besar Samosir atas segala dukungan dan

doa bagi penulis dalam proses penyelesaian studi S-2 di Prodi Pengkajian dan

Penciptaan Seni Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Tidak lupa saya berterima kasih kepada Ibu Pdt. Ruth Betty Panjaitan,

S.Th, Ibu Bibelvrouw Nawaris Marpaung, NHKBP Pasar Melintang dan Tim

Musik HKBP Pasar Melintang atas segala dukungan dan informasi yang diberikan

dalam penyelesaian tesis ini.

Secara akademik penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.

Dr. dr. Syahril Pasaribu., DTM&H, M.Sc. (CTM), Sp.A(K)., selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara, dan Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., sebagai Dekan

Fakultas Ilmu Budaya, yang telah memberi fasilitas, sarana dan prasarana belajar

bagi penulis sehingga dapat menuntut ilmu di kampus Universitas Sumatera Utara

ini dengan baik.

Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ketua

Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Sumatera Utara, Drs. Irwansyah, M.A., dan Sekretaris,

Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum., atas bimbingan akademis dan arahan yang

diberikan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya ucapkan kepada Bapak Drs.

Setia Dermawan Purba, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr.

Martongo Sitinjak, M.Th., sebagai Dosen Pembimbing II atas semua tuntunan,

nasehat serta bimbingannya dan memotivasi penulis supaya tetap semangat dan

terus maju tidak menyerah. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen

Page 10: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

ix

Penguji Drs. Bebas Sembiring, M.Si., yang memberikan koreksi dan kritikan demi

perbaikan penulisan tesis ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua dosen Program Studi

Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni atas ilmu yang telah diberikan

selama ini. Begitu juga kepada Bapak Drs. Ponisan sebagai pegawai adminsitrasi,

terima kasih atas segala bantuannya selama ini. Penulis juga mengucapkan

terimakasih untuk seluruh teman-teman di Prodis Magister (S.2) atas segala

bantuan dan kerjasama yang telah terbangun selama ini. Penulis berharap kiranya

tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.

Tentu tesis ini masih jauh dari kesempurnaannya, karena itu kepada semua

pihak, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

pada tesis ini.

Medan, Agustus 2014 Penulis Agustina Helena Samosir

NIM. 127037011

Page 11: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

x

DAFTAR RIWAYAT HIDUP IDENTITAS DIRI 1. Nama : Agustina H. Samosir 2. Tempat/Tgl. Lahir : 17 Agustus 1971 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Agama : Kristen Protestan 5. Kewarganegaraan : Indonesia 6. Nomor Telepon : 0812 6549 731 7. Alamat : Jl. Abdul Hamid (Ayahanda) No. 54

Medan 8. Pekerjaan : Dosen Musik di Universitas Negeri Medan

Guru Musik di SMKN 11 Medan PENDIDIKAN 1. Sekolah Dasar Swasta Kristen Bersubsidi, lulus tahun 1984 2. Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah Musik (SMM) 11 Medan, lulus tahun 1991 4. Sarjana Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas HKBP Nommensen

Medan, lulus tahun 1997. 5. Akta IV dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Medan, lulus tahun 1999 6. Mahasiswa Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni di

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Tahun Akedemik 2012/2013.

Page 12: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

xi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2014

Agustina H. Samosir NIM 127037011

Page 13: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i ABSTRACT ................................................................................................... v ABSTRAK ..................................................................................................... vi KATA PENGANTAR . ................................................................................. vii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... x HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ xi DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1 1.2 Pokok Permasalahan ................................................................. 7 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 8 1.4 Manfaat Penulisan ................................................................... 8 1.5 Tinjauan Pustaka ………………………………………………. 9

1.6 Kosep ..................................................................................... 12 1.6.1 Gereja ............................................................................. 12 1.6.2 Musik gereja ................................................................... 15 1.6.3 Musik dalam ibadah ........................................................ 16 1.6.4 Musik tiup ...................................................................... 17 1.6.5 Defenisi musik koor ....................................................... 18 1.6.6 Music box gereja (MBG) ................................................ 21 1.6.7 Jemaat ............................................................................ 23

1.6.8 Ibadah ............................................................................ 24 1.6.9 Syair lagu ...................................................................... 24

1.7 Teori ....................................................................................... 25 1.7.1 Teori fungsionalisme ..................................................... 25 1.7.2 Teori perubahan ............................................................. 28

1.8 Metode Penelitian ..................................................................... 30 1.8.1 Pendekatan penelitian ..................................................... 30 1.8.2 Lokasi penelitian ............................................................ 32 1.8.3 Observasi/teknik pengumpulan data ............................... 32 1.8.4 Wawancara .................................................................... 33 1.8.5 Dokumentasi .................................................................. 34

1.8.6 Analisis data ................................................................... 34 1.8.7 Pengecekan keabsahan data ........................................... 35 1.8.8 Tahap-tahap penelitian .................................................... 36 1.8.9 Tahap pekerjaan lapangan .............................................. 38 1.8.9.1 Memahami latar penelitian ................................. 38

Page 14: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

xiii

1.8.9.2 Memasuki lapangan .......................................... 38 1.8.9.3 Berperan serta mengumpulkan data ................... 39

1.9 Sistematika Penulisan ............................................................... 39

BAB II TINJAUAN UMUM GEREJA HKBP ......................................... 40 2.1 Sejarah Berdirinya HKBP ......................................................... 40 2.2 Sejarah Singkat Gereja HKBP Pasar Melintang ........................ 53

2.2.1 Latar Belakang Pendirian Gereja .................................... 53 2.2.2 Susunan Struktur Gereja ................................................. 57 2.2.3 Kegiatan Gereja .............................................................. 62 2.2.4 Pembangunan Gereja HKBP Pasar Melintang ................. 63

BAB III TATA IBADAH GEREJA HKBP DAN PERKEMBANGAN

MUSIK GEREJA ........................................................................ 65 3.1 Tata Ibadah ............................................................................... 65 3.1.1 Beberapa istilah asing dalam tata ibadah gereja

HKBP…….................................................................... 65 3.1.2 Dasar-dasar teologis tata ibadah hari minggu HKBP…. . 67 3.1.3 Dasar teologis tata ibadah minggu HKBP menurut F.

Tiemeyer ……. ............................................................. 75 3.1.4 Urutan mata acara ibadah HKBP dalam edisi 1904 dan

1998……. ..................................................................... 78 3.1.5 Urutan mata acara menurut Justin Sihombing ……. ...... 86 3.1.6 Kalender gerejawi (Almanak) HKBP ……. ................... 90 3.1.7 Tata ibadah HKBP dan artinya……. ............................. 92 3.2 Perkembangan Musik Gereja Sebelum Musik Gereja HKBP ......... 97

3.2.1 Perjanjian Lama ............................................................. 97 3.2.2 Jaman gereja mula-mula ................................................ 99 3.2.3 Himne Latin .................................................................. 101 3.2.4 Jaman kegelapan dan paman pertengahan ...................... 102 3.2.5 Jaman reformasi Protestan ............................................. 103 3.2.6 Pietisme ......................................................................... 105 3.2.7 Moravian ....................................................................... 106 3.2.8 Nyanyian Mazmur ......................................................... 106

3.3 Perkembangan Himne Gereja HKBP ....................................... 114 BAB IV PENGGUNAAN DAN FUNGSI MUSIK DALAM IBADAH

GEREJA HKBP PASAR MELINTANG MEDAN .................... 122 4.1 Pengantar ................................................................................. 122

4.2 Penggunaan Alat Musik di HKBP Pasar Melintang .................. 126 4.3 Penggunaan Himne Sesuai Dengan Tata Ibadah Gereja HKBP . 131

4.3.1 Penggunaan himne dalam ibadah Advent. ..................... 132 4.3.2 Penggunaan himne dalam ibadah Natal ……. ................ 137 4.3.3 Penggunaan himne dalam ibadah Tahun Baru. .............. 140

Page 15: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

xiv

4.3.4 Penggunaan himne dalam ibadah Minggu Epiphanias ... 143 4.3.5 Penggunaan himne dalam ibadah minggu Jumat Agung 148 4.3.6 Penggunaan himne dalam ibadah Kebangkitan Tuhan

Yesus ............................................................................ 153 4.3.7 Penggunaan himne dalam ibadah Minggu Kenaikan

Tuhan Yesus. ................................................................ 158 4.3.8 Penggunaan himne dalam ibadah Minggu Turunnya

Roh Kudus .................................................................... 163 4.3.9 Penggunaan himne dalam ibadah Minggu Trinitatis ….. 167 4.3.10 Penggunaan himne dalam ibadah-ibadah Lainnya ......... 170 4.4 Fungsi Musik di Gereja HKBP Pasar Melintang ……. .............. 171

BAB V PERUBAHAN MUSIK GEREJA DALAM IBADAH DI HKBP PASAR MELINTANG MEDAN..................................... 179

5.1 Perubahan dalam Komposisi Himne ……. ............................... 180 5.2 Perubahan Penggunaan Alat Musik Dalam Ibadah gereja

HKBP ……. ............................................................................ 189 5.2.1 Alat musik tiup ……. ..................................................... 190 5.2.2 Organ ……. ................................................................... 194 5.2.3 Format ansambel ……. .................................................. 195 5.2.4 Band ……. ..................................................................... 197 5.2.5 Music box gereja ……. .................................................. 200 5.3 Perubahan Musik di Beberapa Gereja di Kota Medan ……. .......... 201 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 203

6.1 Kesimpulan ............................................................................. 203 6.2 Saran ..................................................................................... 204

KEPUSTAKAAN ........................................................................................... 205 GLOSARIUM ................................................................................................ 208 LAMPIRAN: DAFTAR INFORMAN .......................................................... 211

Page 16: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

xv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Logo Gereja .............................................................................................. 45 2.2 Badan Organisasi Gereja HKBP ................................................................ 48 2.3 Denah Gereja HKBP Pasar Melintang ........................................................ 56 2.4 Bagan Organisasi Gereja HKBP Pasar Melintang ....................................... 59 2.5 Hasil Akhir Pembangunan Altar Gereja ..................................................... 64 4.1 Lagu Buku Ende No. 38 “Paruak Ma Harbangan i“ ................................. 134 4.2 Lagu Buku Ende No. 390 “Advent“ ............................................................ 136 4.3 Lagu Buku Ende No. 54 “Sonang ni Borngin i“ ......................................... 138 4.4 Lagu Buku Ende No. 53 “Di Betlehem do Tubu“ ........................................ 139 4.5 Lagu Buku Ende No. 66 “Debata Baen Donganmi“ ................................... 141 4.6 Lagu Buku Ende No. 64 “Naung Moru Do Muse Sataon“ .......................... 142 4.7 Lagu Buku Ende No. 74 “Sai Marlas Ni Roha Hita“ .................................. 146 4.8 Lagu Buku Ende No. 72 “Hehe Ma Hamu Parbegu“ .................................. 147 4.9 Lagu Buku Ende No. 83 “Na Lao Do Biru-Biru i“ ..................................... 150 4.10 Lagu Buku Ende No. 84 “Aut Na Ginorga Tu Rohangku“ ........................ 152 4.11 Lagu Buku Ende No. 92 “Puji Ma Namanaluhon“ ................................... 156 4.12 Lagu Buku Ende No. 96 “Nungga Talu Hamatean“ ................................. 157 4.13 Lagu Buku Ende No. 97 “ Ingoton Ma Sadarion“ .................................... 161 4.14 Lagu Buku Ende No. 98 “Naung Manaek Do Ho “ ................................... 162 4.15 Lagu Buku Ende No. 102 “O Tondi Porbadia I Bongoti “ ........................ 164 4.16 Lagu Buku Ende No. 106 “Ale Tuhan Amanami “ .................................... 166 4.17 Lagu Buku Ende No. 106 “Ditmpo Ho Do Au “........................................ 168 4.18 Lagu Buku Ende No. 111 “Patimbul Be Ma Sangap “ .............................. 169 5.1 Partitur lagu ”Come, O Come, in Pious Lays” ........................................... 183 5.2 Partitur lagu ”Nasa Jolma Ingkon Mate” ................................................... 184 5.3 Analisis Lagu ........................................................................................... 185 5.4 Pola Iringan .............................................................................................. 186 5.5 Partitur Lagu „Valent Will ich Geben“ ...................................................... 186 5.6 Partitur Lagu ”Behama Panjalongku” ........................................................ 187 5.7 Analisis Perubahan Melodi ....................................................................... 188 5.8 Analisis Perubahan Harmoni ..................................................................... 189 5.9 Format Duet Keyboard Dalam Mengiringi Ibadah ..................................... 197 5.10 Format Band Dalam Mengiringi Ibadah .................................................. 199

Page 17: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

xvi

DAFTAR TABEL

4.1 Bagian Nyanyian Dalam Buku Ende HKBP .............................................. 170

Page 18: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Musik memegang peranan penting dalam masyarakat jaman sekarang,

karena musik mempunyai kegunaan dan fungsi di dalam kehidupan manusia.

Terlebih dari semuanya itu, musik dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan. Bruno

Nettl mengatakan bahwa tulisan awal dari etnomusikolog sering berdasar pada

anggapan dalam sejarah, kebudayaan manusia dalam menggunakan musik untuk

mencapai satu tujuan akhir. Musik dipakai sebagai alat untuk menyampaikan arti,

identitas diri dari masyarakat itu sendiri. Acapkali manusia cenderung

menyalahgunakan kata penggunaan dan fungsi dari musik itu sendiri. Meskipun

ada kesamaan, tetapi dua kata tersebut mempunyai arti yang berbeda.1

Musik menurut Webster dictionary adalah; (1) the art and science of

combining vocal or instrumental sounds or tones in varying melody, harmony,

rhythm, and timbre, especially as to form structurally complete and emotionaly

expressive compositions; (2) the sounds or tones so arranged, or the arrangement

of these.2

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata musik didefinisikan sebagai

berikut; (1) ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan atau

kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang

mempunyai kesatuan dan kesinambungan; (2) nada atau suara yang disusun

1Bruno Nettl, The Study of Ethnomusicology : Twenty – Nine Issues and Concept

(Urbana: University of Illinois Press, 1983 ), hal. 147-148. 2Jean L. McKechnie, ed., Webster’s New Twentieth Century Dictionary of the English

Language, (New York: Prentice Hall Press, 1979), hal. 1184.

Page 19: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

2

sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonian (terutama

yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi itu).3

Dari definisi musik tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa musik

adalah seni dalam memadukan nada atau suara menjadi sebuah karya yang dapat

dinikmati dengan atau tanpa diiringi alat musik. Musik juga adalah hasil karya

yang memadukan suara dan nada yang kemudian menjadi suatu irama yang

harmonis, yang dalam konteks kita sekarang disebut sebagai lagu atau apabila

dilengkapi dengan kata-katanya menjadi nyanyian.

Kata musik banyak digunakan dalam berbagai kebudayaan dan juga

keagamaan. Dalam hal kebudayaan, dapat dilihat bagaimana musik itu digunakan

untuk mengiringi rangkaian upacara yang dilaksanakan. Musik mempunyai peran

penting di sana sebagai bagian yang tidak terlepaskan dalam sebuah upacara.

Dalam hal keagamaan, musik digunakan untuk mengiringi nyanyian ibadah dan

acara keagamaan lainnya. Peran musik menjadi penting dalam ibadah karena

dengan adanya musik, maka jemaat akan terbantu dalam mengekspresikan

imannya.

Penggunaan musik dalam hubungannya dengan keagamaan dapat dilihat

dalam gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Gereja HKBP adalah Gereja

Protestan terbesar di kalangan masyarakat Batak, bahkan juga di antara Gereja-

gereja Protestan yang ada di Indonesia. Gereja ini tumbuh dari misi RMG

(Rheinische Missions-Gesselschaft) dari Jerman dan resmi berdiri pada 7 Oktober

1861. Gereja HKBP adalah gereja yang berasaskan ajaran Lutheran, HKBP juga

3Lukman Ali, ed., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke 2, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994),

hal. 676.

Page 20: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

3

menjadi anggota dari Federasi Lutheran se-Dunia (Lutheran World Federation)

yang berpusat di Jenewa, Swiss. Pemerintah Indonesia mengakui HKBP melalui

Beslit No. 48 tanggal 11 Juni 1931, yang tercantum dalam Staatblad Tahun 1932

No. 360 dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimas Kristen Protestan

Departemen Agama No. 33 tahun 1988 tanggal 6 Pebruari 1988.

Pengakuan pemerintah terhadap gereja HKBP telah sesuai dengan amanat

Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945 Bab XI Pasal 29 ayat 1 dan 2 tentang

agama dan kebebasan beragama. Pasal 1 berbunyi bahwa Negara berdasarkan atas

Ketuhanan Yang Maha Esa, selanjutnya pasal 2 berbunyi Negara menjamin

kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan

untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Berdasarkan UUD

1945 negara bertanggung jawab untuk melindungi, memajukan, dan memenuhi

kebebasan beragama sebagai hak asasi manusia. Negara juga harus menjamin

bahwa seseorang tidak diperlakukan secara diskriminatif atas dasar agama yang

diyakini dan ibadah yang dijalankannya.

Musik gereja ditampilkan untuk mengekspresikan tujuan dalam

menjangkau orang-orang melalui pesan dari Tuhan. Sebuah ibadah dengan tujuan

penginjilan itu sendiri akan dipenuhi jemaat ketika pelaksanaannya diperlengkapi

oleh Roh Kudus, dengan demikian menjadi sebuah sarana kebenaran keselamatan

besar melalui Yesus Kristus, dimana pada saat ditanggapi oleh manusia akan

menghasilkan proses menjadikannya Kristen.

Musik dalam gereja HKBP memiliki peran penting dalam setiap ibadah

yang dilaksanakan baik dalam lingkup gereja maupun di luar gereja. Dalam

Page 21: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

4

lingkup gereja dapat dilihat bahwa hampir sepertiga tata ibadah adalah dengan

musik (baik nyanyian jemaat, koor, song leader dan musik iringan ibadah). Untuk

ibadah yang dilaksanakan di luar lingkup gereja, seperti ibadah weyk, acara

kebaktian pesta perayaan dan ibadah bagi jemaat meninggal semuanya tidak

terlepas dari musik.

Pengertian kebaktian (ibadah) dalam penelitian ini adalah suatu pertemuan

umat Allah dan jemaat dalam bentuk dialog, bahwa Allah berfirman dan manusia

mendengar, Allah memberi dan jemaat menerima serta mengucap syukur, Allah

mengampuni dan jemaat memuji namaNya. Kebaktian merupakan suatu upacara,

kesempatan jemaat bersekutu di dalam Kristus, bersama-sama mendengarkan

firman Tuhan supaya jemaat diperlengkapi untuk hidup.

David B. Pass berpendapat bahwa sifat musik gereja ditentukan oleh sifat

gereja, dan sifat gereja ditentukan oleh misinya, oleh karena itu dapat dipahami

bahwa penggunaan musik ibadah yang tepat adalah ketika memahami eklesiologi;

memahami sifat dari gereja; memahami bagaimana ibadah, dan musik ibadah dan

bagaimana musik gereja berfungsi di dalam gereja. Dari pendapat tersebut dapat

dipahami bahwa musik dalam gereja bukan semata-mata sebagai pelengkap

ibadah akan teapi musik dalam ibadah mempunyai tujuan yang lebih filosofi.

Penggunaan musik dalam gereja HKBP dapat dilihat dari penggunaan

musik (himne dan paduan suara) selalu dikaitkan dengan tema ibadah seperti,

ibadah minggu Trinitatis, ibadah Jumat Agung, Ibadah Kebangkitan Tuhan Yesus,

Ibadah Pernikahan dan ibadah-ibadah lainnya di gereja HKBP. Musik adalah

sebagai bagian integral dari rangkaian ibadah gereja HKBP, sehingga penggunaan

Page 22: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

5

musik gereja akan selalu disesuaikan dengan makna minggu pada saat itu

sehingga keseluruhan ibadah dapat saling mendukung.

Penggunaan instrumen musik dalam mengiringi nyanyian jemaat menjadi

hal penting karena dengan penggunaan variasi bentuk alat musik yang dipakai

akan mempengaruhi semangat bernyanyi dari jemaat. Hal ini bisa dilihat ketika

sebuah gereja HKBP menggunakan instrumen organ saja mengiringi nyanyian

jemaat maka ibadah kurang semangat dan meriah, kesan yang timbul lebih

monoton. Disisi lain, ketikan ibadah diiringi dengan menggunakan paduan musik

tiup dengan keyboard, atau dengan band hasilnya terlihat jelas bahwa jemaat

bernyanyi dengan semangat sehingga ibadah lebih hidup.

Penggunaan variasi alat musik dalam mengiringi nyanyian jemaat dapat

membantu warga gereja dalam bernyanyi, karena melodi lagu lebih bisa terdengar

jelas dibawakan oleh instrumen tiup. Sedangkan bila menggunakan alat musik

organ mengiringi jemaat maka yang terdengar adalah progressi harmoni empat

suara, oleh karena itu terkadang banyak warga gereja kewalahan menyanyikan

himne tertentu karena kurang bisa mendengar melodi lagu secara jelas.4

Pertimbangan penggunaan musik yang sesuai dengan setiap ibadah minggu akan

dibahas di dalam Bab IV.

Fungsi musik dalam ibadah gereja HKBP adalah untuk memuliakan Allah

dan memberikan pendidikan kepada warga jemaat dengan nyanyian. Melalui

musik yang terjadi dalam sebuah liturgi (ibadah), umat mampu berefleksi dalam

kehidupannya. Untuk menunjang pemahaman akan fungsi musik gereja maka

4Wawancara dengan Ibu Pdt . Ruth Betty A. Panjaitan, STh., tanggal 19 Mei 2014 di HKBP

Pasar Melintang Medan.

Page 23: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

6

peranan musik menjadi sesuatu yang penting, organisasi musik yang baik tentu

akan dapat membangun jemaat untuk memuliakan Tuhan.

Sejarah musik dalam gereja HKBP tidak terlepas dari peranan para

missionaris yang dulunya datang ke Tanah Batak Toba untuk memberitakan

firman Tuhan. Missionaris mulai memperkenalkan musik kepada orang Batak

dalam penginjilannya dan secara perlahan musik kemudian digunakan dalam

ibadah. Untuk memudahkan proses pembelajaran, missionaris menterjemahkan

himne Lutheran dalam bahasa Batak Toba dan kemudian himne ini diajarkan

dengan diiringi alat musik harmonium. Perkembangan selanjutnya dalam

penggunaan alat musik adalah pemakaian trompet dalam mengiringi ibadah

dikarenakan jumlah jemaat yang semakin bertambah sehingga suara harmonium

tidak mampu mengimbangi suara jemaat.

Perkembangan musik dalam gereja HKBP (himne, koor dan alat musik)

telah mengalami perubahan disebabkan oleh berbagai hal seperti perkembangan

teknologi dan informasi serta variasi musik ibadah dalam gereja-gereja sekitar.

Menurut Carol R. Ember bahwa suatu kebudayaan tidaklah pernah bersifat statis,

melainkan selalu berubah. Hal ini berhubungan dengan waktu, bergantinya

generasi, serta perubahan dan kemajuan tingkat pengetahuan masyarakat.

Perubahan musik yang terjadi di gereja HKBP dapat dilihat mulai dari

adaptasi himne Lutheran, penggunaan lagu pop rohani dalam ibadah dan

penggunaan variasi bentuk musik untuk mengiringi nyanyian. Perubahan ini tentu

akan dilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan sehingga hal itu dapat terjadi dan

diterima oleh warga gereja HKBP.

Page 24: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

7

Perubahan dalam variasi mengiringi nyanyian jemaat yang bisa dikatakan

sangat mendasar adalah dengan lahirnya Music Box Gereja (MBG) sekitar tahun

2010. Kalau sebelumnya perubahan format iringan musik masih tetap dimainkan

secara individu dan kelompok, akan tetapi MBG dimainkan dengan perangkat

komputer. MBG muncul sebagai pengganti musik pengiring nyanyian ibadah.

Salah satu hal positif dari MBG adalah untuk membantu gereja-gereja HKBP

yang belum memiliki sumber daya manusia dalam bidang musik sehingga MBG

ini setidaknya mampu menggantikan peran tersebut. MBG merupakan

seperangkat laptop yang menggunakan platform Linux serta berfungsi khusus

mengiringi nyanyian/lagu. Konsep MBG hampir sama dengan minus one,

seseorang hanya butuh menekan tombol/fitur saja, maka suara iringan musik akan

terdengar.

Perubahan musik gereja HKBP baik dalam himne, komposisi dan alat

musik akan memberikan dampak kepada jemaat dan juga ibadah. Hal ini menjadi

fokus penelitian penulis untuk melihat bagaimana penggunaan, fungsi dan

perubahan musik dalam gereja HKBP. Oleh karena itu penulis memilih judul

sebagai berikut sebagai bahan penelitian MUSIK DALAM IBADAH GEREJA

HKBP PASAR MELINTANG MEDAN: PENGGUNAAN, FUNGSI DAN

PERUBAHAN.

1.2 Pokok Permasalahan

Dalam penulisan karya ilmiah ini perlu dilakukan pembatasan masalah.

Masalah dalam penelitian ini dibuat dengan jelas untuk mempermudah penulisan

dalam menyelesaikan masalah.

Page 25: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

8

Adapun yang menjadi pokok masalah yang diteliti adalah:

1. Bagaimana penggunaan musik dalam tata ibadah gereja HKBP?

2. Bagaimana fungsi musik dalam gereja HKBP?

3. Bagaimana perubahan konsep musik gereja HKBP?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan musik dalam tata ibadah gereja

HKBP

2. Untuk mengetahui bagaimana fungsi musik dalam gereja HKBP

3. Untuk mengetahui bagaimana perubahan musik gereja HKBP.

1.4 Manfaat penelitian

Dalam penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat

menjadi kontribusi bagi para pembaca dan khususnya warga gereja dan otoritas

HKBP dalam menentukan instrumen pengiring ibadah.

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Memberikan pemahaman tentang penggunaan musik dalam ibadah gereja

HKBP.

2. Memberikan pemahaman tentang fungsi musik bagi warga gereja HKBP.

3. Memberikan pemahaman tentang perubahan musik di gereja HKBP.

Page 26: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

9

1.5 Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian ini, penulis terlebih dahulu melakukan

studi kepustakaan, yaitu mencari literatur-literatur yang berhubungan dengan

objek penelitian ini. Tujuan dari studi kepustakaan ini dibagi dalam dua bagian,

yaitu; (1) untuk mendapatkan dasar-dasar teori dan menelaah literatur-literatur

tersebut dengan penelitian dalam lingkup pengkajian dan penciptaan seni secara

umum dan pembahasan tentang musik pengiring ibadah di gereja HKBP; dan (2)

untuk menghindari penelitian yang tumpang tindih.

Sepanjang pengetahuan penulis dari hasil penelitian pustaka yang

dilakukan menunjukan bahwa hingga saat ini belum ada penelitian mengenai

bagaimana Musik Dalam Ibadah Gereja HKBP Pasar Melintang Medan:

Penggunaan, Fungsi, dan Perubahan.

Untuk mendukung pengetahuan dan pemahaman penulis dalam membahas

permasalahan yang ada, maka penulis mempergunakan beberapa buku acuan,

antara lain :

1. John F. Wilson, 1978. Introduction to Church Music. Moody Press-Chicago.

Buku ini digunakan penulis untuk mendapatkan penjelasan terkait apa yang

dimaksud dengan musik gereja.

2. DR. Pdt. J.R. Hutauruk, 1993. Kemandirian Gereja. BPK. Gunung Mulia.

Jakarta mengatakan bahwa Buku Ende (BE) merupakan terjemahan nyanyian-

nyanyian rohani dari Eropa, antara lain: dari Belanda dan Jerman. Dalam

partitur nyanyian-nyanyian tersebut memuat beberapa aturan musik yang

Page 27: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

10

harus dipedomani dalam hal penyajiannya supaya memberikan hasil yang

baik.

3. Eskew, Harry & Hugh T. Mc Elrath, 1995. Sing With Understanding. Church

Street Press: Nashville, mengatakan: kriteria menjadi nyanyian yang

berdasarkan tahun gerejawi adalah disusun berdasarkan syair nyanyian

tersebut. Nyanyian berdasarkan Kristen lebih ditekankan pada refleksi sehari-

hari.

4. Michel dalam Abineno (1989:9) mengatakan bahwa jemaat adalah anggota-

anggota dari satu tubuh (I Kor. 12:12). Anggota-anggota yang takluk kepada

Tuhan. Menurut Ronal W. Leigh (1996:185) mengatakan bahwa jemaat

adalah gereja yang terdiri dari orang-orang percaya yang diselamatkan, orang-

orang yang disebarkan untuk menginjili yang tersesat, orang-orang yang

dikumpulkan untuk membangun, dan orang-orang yang dikelompokkan

kembali dalam berbagai lembaga untuk melaksanakan pelayanan-pelayanan

khusus.

5. Boho Pardede dalam tesisnya yang berjudul Koor Di Huria Kristen Batak

Protestan (HKBP): Analisis Sejarah, Fungsi dan Struktur Musik mengatakan

bahwa koor di HKBP lahir seiring dengan masuknya kekristenan di Tanah

Batak. Koor di HKBP merupakan cikal bakal bertambahnya nyayian-nyayian

jemaat. Hal ini dibuktikan dengan fakta sejarah bahwa nyayian gereja di

HKBP pada awalnya merupakan koor-koor yang dibawakan oleh kelompok

Paduan suara baik yang dibawa oleh para missionaris maupun hasil karya dari

jemaat lokal. Koor berperan penting dalam ibadah karena fungsi-fungsi yang

Page 28: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

11

melekat pada koor itu sendiri; fungsi-fungsi tersebut adalah: fungsi

pengungkapan emosional, fungsi penghayatan estetis, fungsi hiburan, fungsi

komunikasi, fungsi perlambangan, fungsi reaksi jasmani, fungsi yang

berkaitan dengan norma-norma sosial, fungsi kesinambungan budaya dan

fungsi pengintegrasian masyarakat.

6. Monang Sianturi dalam tesisnya yang berjudul Ensembel Musik Tiup Pada

Upacara Adat Batak Toba: Analisis Perubahan Struktur Penyajian dan

Repertoar Musik mengatakan bahwa Interaksi agama baru dan nilai-nilai

Barat yang masuk ke tanah Batak mengubah pokok-pokok kebudayaan.

Identifikasi dengan nilai-nilai kemodern-an, kemajuan, pendidikan dan

kemakmuran sering diekspresikan kepada apa yang dianggap modern.

Gondang Sabangunan dan Uning-uningan yang digunakan sebagai alat

komunikasi dengan roh-roh nenek moyang dan sebagai pengiring seperti

upacara perkawinan, upacara kematian, pesta tugu dan acara lainnya. Dalam

tingkatan kebudayaan, penggunaan musik brass band menggeser peranan

gondang sabangunan dengan menggantikan struktur dan repertoar musik

dengan bentuk kaitan antara dua budaya yang berbeda, yaitu agama dan musik

dengan pengtrankulturasian dua budaya (Batak dan Barat). Perubahan terjadi

ketika brass band yang semula kedudukannya mengiringi nyanyian ibadah di

gereja, akhirnya sudah digunakan dalam upacara adat tradisi Batak Toba. Dari

tulisan ini, dapat dipahami bahwa perubahan konsep musik dalam masyarakat

Batak Toba telah terjadi dan hal ini dapat diterima oleh masyarakat

pendukungnya.

Page 29: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

12

1.6 Konsep

Menurut Mely G. Tan (1990:21), konsep merupakan defenisi dari apa

yang kita amati, konsep menentukan antara variabel-variabel mana yang kita ingin

menentukan hubungan empiris. Beberapa konsep yang berhubungan topik

penelitian ini adalah memberikan batasan dari “penggunaan’ dan “fungsi” dalam

musik, ia mengatakan bahwa “penggunaan” menunjukkan situasi musik yang

dipakai dalam kegiatan manusia, sedangkan “fungsi” berkaitan dengan alasan

mengapa si pemakai melakukannya. Dengan demikian “penggunaan” lebih

berkaitan dengan sisi praktis, sedangkan “fungsi” lebih berkaitan dengan sisi

integrasi dan konsistensi internal budaya. “Perubahan” merupakan sesuatu yang

terjadi setelah jangka waktu tertentu. Konsep dasar perubahan sosial mencakup

tiga gagasan: (1) perbedaan; (2) pada waktu berbeda; (3) di antara keadaan sistem

sosial yang sama.

1.6.1 Gereja

Gereja adalah persekutuan orang-orang percaya kepada Yesus Kristus. Ia

lahir seiring kehidupan dan pelayanan Yesus Kristus di dunia. Karena itu, apa

yang disebut gereja perdana adalah persekutuan para murid Yesus dan ditambah

dengan beberapa orang lain yang telah mengaku Yesus sebagai Tuhan dan

menjadi saksi atas kebangkitanNya. Gereja lahir sekitar pada abad pertama biasa

disebut sebagai gereja pada zaman rasul-rasul (apostolic age) kira-kira tahun 30-

100 M.

Page 30: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

13

Gereja perdana ini memiliki semangat persekutuan, pelayanan, dan

kesaksian yang kuat, sehingga iman Kristen mulai tersebar dari Yerusalem,

seluruh daerah Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung dunia (Kis. 1:8). Salah

seorang murid Yesus yang giat dalam pekabaran Injil ini adalah rasul Paulus. Ia

mengabarkan Injil hampir di seluruh wilayah kekuasaan Romawi pada abad

pertama, baik di kalangan orang-orang Yahudi diaspora maupun orang-orang

bukan Yahudi. Selain rasul Paulus, para murid yang lain juga aktif mengabarkan

Injil ke seluruh dunia.

Kata "gereja" atau "jemaat" dalam bahasa Yunani adalah ekklesia; dari

kata kaleo, artinya "aku memanggil/memerintahkan". Secara umum ekklesia

diartikan sebagai perkumpulan orang-orang. Tetapi dalam konteks Perjanjian Baru

kata ini mengandung arti khusus, yaitu pertemuan orang-orang Kristen sebagai

jemaat untuk menyembah kepada Kristus.

Alasan mendasar bagi orang kristen beribadah di gereja adalah sebagai

berikut; (1) Perintah Allah. Perintah ke 4 dari sepuluh perintah Allah mengatakan

“Ingatlah dan kuduskanlah Hari Sabat” (Keluaran 20:8). Hal ini mengandung

makna bahwa manusia wajib meluangkan waktu 1 hari dari seminggu untuk

beribadah kepada Tuhan. Ibadah yang dimaksudkan bukan hanya yang bersifat

pribadi atau keluarga, namun juga ibadah yang bersifat publik atau persekutuan

dengan saudara seiman di gereja. “Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan,

tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari

pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah sabat bagi

Tuhan di segala tempat kediamanMu.” (Imamat 23:3). Hal ini masih dilakukan

Page 31: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

14

terus di jaman Yesus (Luk 4:16) dan pada jaman gereja mula-mula (Kisah 20:7);

(2) Persekutuan dengan saudara seiman. Umat Kristen dipanggil keluar dari

sistem dunia yang rusak dan bobrok ini untuk membentuk kumpulan jemaat yang

kudus yang kemudian menjadi garam dan terang di tengah dunia. Memang betul

bahwa kata gereja pada mulanya tidak mengacu kepada gedung gereja, namun

bukan berarti tidak ada persekutuan, karena kata gereja justru mengacu kepada

persekutuan orang percaya. Persekutuan orang percaya sangat penting karena

menjadi tempat saling menguatkan, bersama-sama berjuang untuk hidup kudus,

saling memperhatikan dan saling melayani satu dengan yang lain (I Tes 5:11, Ibr

10:24-25); (3) Tempat kita mengikuti perjamuan kudus dan baptisan.

Dua Sakramen yang Tuhan sudah perintahkan untuk kita lakukan adalah

perjamuan kudus dan baptis. Pada Perjamuan Kudus kita kembali mengingat

kasih Yesus yang mati disalib menggantikan dosa kita. Yesus hadir secara rohani

dalam roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus. Juga dalam Sakramen Baptis,

umat Kristen merayakan pernyataan dan pengakuan kepada publik (jemaat) dari

orang-orang yang terhisap dalam perjanjian kekal, yaitu orang-orang yang baru

bergabung dalam kumpulan jemaat. Perjamuan kudus dan Baptisan hanya dapat

dilakukan dalam pertemuan jemaat. Tidak ke gereja berarti tidak menaati Firman

Tuhan dalam hal ini; (4) Mendengarkan Firman Tuhan. Dalam ibadah di gereja,

pusat penyembahan jemaat berada pada mendengar pemberitaan Firman Tuhan.

Dalam pemeliharaan dan kedaulatan Allah, hamba Tuhan yang menyampaikan

Firman dapat dipakai untuk menegur, memberi nasehat atau malah pengertian

yang justru melepaskan kita dari kegalauan yang kita alami; dan (5)

Page 32: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

15

Untuk melayani. Setiap orang diberi talenta, karunia Roh Kudus yang berbeda-

beda antara seorang dengan yang lainnya. Karunia-karunia itu diberikan Tuhan

untuk saling membangun dalam kehidupan berjemaat (1 Kor 14:26). Orang

Kristen dipanggil bukan untuk menghidupi imannya seorang diri, tetapi untuk

menjadi berkat bagi sesama. Tuhan meminta kita sebagai orang Kristen untuk

saling memperhatikan dan saling melayani seorang akan yang lain.

1.6.2 Musik gereja5

Musik gereja disusun atas beberapa komponen, walaupun bagi orang-

orang yang berkecimpung di dalamnya tidak akan berkata apa-apa terhadap orang

yang meneliti bagaimana musik gereja itu, serta membuat konsep apa itu musik

gereja. Musik gereja akan memiliki beragam defenisi, sangat tergantung dari

subyek yang menilainya. Bagi seorang musisi gereja, musik gereja merupakan

sebuah program

peran serta dalam paduan suara dan kelompok musik; sebuah saluran bagi

ungkapan sendiri; sebagai penampilan tunggal; pemimpin dan pengiring; sebuah

arti menyeluruh dimana ia mampu menuliskan talenta musiknya dan berlatih

menerapkan dengan baik; sering sebagai sumber penghasilan dan lebih penting

lagi sebagai bukti melayani Tuhannya dan gerejanya.

Agar lebih memahami seluruh fungsi dari musik gereja, seseorang harus

mempelajari cara menghargai satu sama lain dari segala aspek dan melihat hasil

keseluruhan dari lembaga musik gereja kepada setiap individu di gereja lokal, di

5John F Wilson. 1965. An Introduction to Church Music. Moody Press. Chicago, hal.7

Page 33: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

16

luar lembaga, bahkan sampai lintas luar wilayah. Sebelum mempelajari perbedaan

karakteristik dari musik gereja, pertama kita harus mengakui fakta dari musik itu

sendiri. Oleh karena fungsinya sama di segala cara sama seperti musik-musik

yang lain untuk beberapa poin tertentu, yakni mendapatkan hasil yang sama.

Musik adalah hal yang pasti diantara sains dan seni. Keduanya melibatkan

komposisi, pertunjukan, dan banyak faktor pendegar akan musik. Meskipun

faktanya sangat sulit untuk memutuskan hanya berdasarkan dimana yang satu

akan berakhir dan yang lainnya akan dimulai. Sangat penting untuk

mempertimbangkan aspek penambahan untuk keduanya.

1.6.3 Musik dalam ibadah

Musik memegang peranan yang sangat penting dalam masyarakat jaman

sekarang, karena musik mempunyai kegunaan dan fungsi di dalam kehidupan

manusia. Musik dipakai sebagai alat untuk menyampaikan arti, identitas diri dari

masyarakat itu sendiri. Konsep musik dalam ibadah harus sesuai dengan Firman

Allah dan segala sesuatu yang mendukung itu haruslah sesuai dengan alkitabiah.

Musik merupakan sebuah kebutuhan bagi jemaat yang harus dipenuhi oleh

gereja dalam setiap ibadah. Dengan penyajian musik dalam ibadah berarti gereja

telah memenuhi kebutuhan jemaat. Ibadah bertujuan sebagai wadah jemaat

berkomunikasi dengan Sang Khalik, fakta sosialnya tidak terlepas dari musik

sebagai media doa yang dipanjatkan. Musik dalam ibadah secara fungsional

berarti bermanfaat bagi sesuatu, dalam sosiologi berkaitan dengan tindakan

manusia, yang selalu merupakan tindakan yang bertujuan tertentu, tanpa

Page 34: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

17

mempersoalkan apakah tujuan itu disadari atau tidak. Sehingga jelas, bahwa

musik dalam ibadah dilakukan untuk tujuan-tujuan tertentu yakni berkomunikasi

dengan Allah, yang dilakukan secara sadar maupun tidak.6

1.6.4 Musik tiup

Tiup adalah kesatuan musik yang terbuat dari bahan logam. Menurut teori

Curt Sachs dalam Wellsprings of Music, pengelompokan musik tentang konsep

sexes dalam klasifikasi alat atau penjenisan musik, musik tiup brass termasuk

dalam kelompok aerofon yakni sumber bunyi berasal dari udara (1962:97-98),

yang dimaksud dengan klasifikasi ini adalah sumber getar berasal dari bunyi yang

dihasilkan oleh udara. Awalnya, bahan untuk instrumen logam ini terbuat dari

kuningan dan sering dinamai brass, dapat menghasilkan bunyi musikal wind blow

(cara ditiup). Kelompok instrumen ini disebut dengan brasses (kuningan) yang

berasal dari tahun 1820-an di tempat asalnya di Inggris.

Sadie dalam The New Grove Dictionary Of Music mengatakan bahwa

musik tiup adalah suatu bentuk musik tiup (wind band) yang keseluruhannya

terdiri dari instrumen logam kuningan yang berasal dari tahun 1820-an (1980:

209). Musik tiup digunakan oleh resimen cavalery (pasukan berkuda) yang

dipakai untuk pemberi semangat dalam berperang dan menjadi sangat terkenal

teristimewa di Inggris dan Amerika Serikat.

Di Inggris musik tiup menjadi tradisi militer bersama-sama dengan musik

tiup kayu; di Amerika Serikat kebanyakan ensembel (musik) memakai bahan

6Bruce Leafblead, 1999. Music and Worship (Syllabus). Southwestern Baptist

Theological Seminary, hal. 5.

Page 35: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

18

kuningan dan kayu pada tahun 1800-an. Tradisi musik tiup yang pada awalnya

muncul di benua Eropa dan Amerika, dewasa ini menjadi tradisi kebudayaan

musik bagi bangsa lain. Tradisi tersebut dapat dikatakan sebagai suatu hasil

kontak kebudayaan Eropa dengan kebudayaan lain melalui daerah-daerah koloni

jajahan mereka dan mempunyai hubungan dengan ekspansi bangsa Eropa ke

berbagai penjuru di dunia melalui bentuk infiltrasi kebudayaan, penyebaran

agama dan perdagangan antar benua.

Soeharto (1992:17) lebih detail menyebutkan tentang musik brass yaitu:

Alat musik tiup logam. Bukan hanya dibuat dari logam, melainkan karena

bunyinya yang kuat seperti bunyi logam, misalnya: trumpet, trombone, horn dan

tuba. Sedangkan saxofon dan flute tidak termasuk di sini, walaupun seluruh

bagiannya terbuat dari logam tetapi dibedakan dari reed sebagai sumber getar

yang membedakannya.

Pengaruh musik luar, dalam sebutan musik Barat yang datang dalam

komunitas masyarakat Batak, diawali dari aktivitas keagamaan oleh gereja

pertama di tanah Batak. Missionaris membawa instrumen musik aerophone

trumpet selain harmonium (organ pipa yang disandang) yang digunakan di gereja

dalam mengiringi nyanyian-nyanyian kebaktian.

1.6.5 Defenisi musik koor

Menurut H. A. Pandopo7 istilah koor ini sebenarnya berasal dari kata

khorusi dalam bahasa Latin atau khoros dalam bahasa Yunani, yang berarti dua

7H.A.Pandopo. 1984. Menggubah Nyayian Jemaat: Penuntun Untuk Pengadaan Nyayian

Gereja. BPK Gunung Mulia, hal, 21.

Page 36: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

19

kelompok penyanyi atau penari. Istilah ini kemudian diambil alih dan digunakan

di dalam gereja untuk menyebutkan dua kelompok penyanyi yang bernyanyi

secara berbalas-balasan dalam ibadah jemaat. Lambat laun, kelompok penyanyi

itu sendiri disebut menurut istilah tersebut: di Belanda sebagai koor/ zangkoor dan

di Inggris sebagai choir. Dewasa ini, istilah “koor” masih digunakan juga dalam

beberapa literatur tentang musik dan nyanyian gereja.

Dengan demikian, istilah paduan suara di dalam bahasa Indonesia cukup

tepat, sebab istilah tersebut lebih menekankan sifat dan karakter kelompok

penyanyi ini. Mereka bukan kelompok penyanyi yang di dalam gereja, harus

bernyanyi silih-berganti dengan jemaat sebagaimana penampilan klasiknya,

melainkan juga menekankan perpaduan yang harmonis baik antara suara masing-

masing penyanyi yang bernyanyi bersama-sama, serta keseimbangan yang serasi

antara masing-masing kategori/ tipe suara penyanyi (Sopran, Alto, Tenor dan

Bas).

Istilah paduan suara merujuk kepada suatu kelompok penyanyi yang

bernyanyi secara bersama-sama. Dari pengertian ini seluruh jemaat yang

bernyanyi pun dapat dikelompokkan sebagai suatu paduan suara. Akan tetapi, di

dalam perkembangan seni suara di Indonesia, istilah paduan suara telah digunakan

secara khusus untuk menyebutkan suatu kelompok penyanyi (biduan) yang

bernyanyi dalam dua jenis suara (sopran dan alto) atau lebih (sopran, alto, tenor

dan bas). Binsar Sitompul8, salah seorang ahli musik Indonesia, memberikan

batasan bagi istilah paduan suara sebagai suatu himpunan sejumlah penyanyi yang

8Binsar Sitompul. 1986. Paduan Suara dan Pemimpinnya. BPK Gunung Mulia, hal., 21.

Page 37: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

20

dikelompokkan menurut jenis suaranya. Jenis suara yang ia maksudkan di sini

adalah jenis suara yang dikenal dan diklasifikasikan dalam ilmu seni suara, yakni

sopran/ mezzo-sopran (jenis suara anak-anak atau jenis suara tinggi dari kaum

perempuan) dan alto (jenis suara yang rendah/ berat dari kaum perempuan), tenor

(jenis suara yang tinggi dari kaum lelaki) dan bas/ bariton (jenis suara yang

rendah/ berat dari laki-laki).

Paduan suara terdapat secara umum di dalam masyarakat umum sebagai

suatu bentuk seni suara yang klasik. Sub bab ini secara khusus membahas paduan

suara yang berkembang di dalam kehidupan gereja sebagai kelompok biduan

dalam rangka peribadahan atau kesaksian gereja ke luar kepada masyarakat umum

kata “gerejawi” menyiratkan eksistensi paduan suara tersebut sebagai suatu

kelompok penyanyi yang berciri kegerejaan. Artinya paduan suara itu memiliki

karakter religius dalam tampilan dan misinya. Dengan kata lain, sifat gerejawi itu

mengharuskan Paduan Suara Gerejawi tunduk pada kriteria-kriteria teologis

(Liturgis).

Sebenarnya dari segi ilmu seni suara, Paduan Suara Gerejawi (PSG) tidak

berbeda dengan paduan suara lainnya di dalam masyarakat. Namun demikian,

yang membuatnya berbeda adalah kekhususannya sebagai paduan suara yang

berciri kristiani atau gerejawi tersebut. Dalam hubungan ini, dapat dikatakan

bahwa “tempat kehidupan” (setting of life) dari PSG adalah di dalam kehidupan

gereja dan tanpa lingkungan kehidupan gereja, suatu PSG tidak dapat hidup. Ia

dibutuhkan di dalam gereja sebagai salah satu kelompok biduan pendukung

ibadah. Nyanyian yang dibawakannya berhubungan erat dengan peribadahan

Page 38: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

21

Kristen atau dengan seluruh ekspresi iman Kristen di dalam gereja itu sendiri

maupun kepada masyarakat luas.

Pada masa-masa tahun 1960-an, banyak orang lebih suka menggunakan

istilah koor atau zangkoor, yang mungkin dipengaruhi oleh kata pinjaman dari

bahasa Belanda, karena pada masa itu istilah “paduan suara” belum populer. Di

samping itu pada masa penjajahan dahulu, istilah “koor” juga digunakan di dalam

partitur nyanyian gereja untuk menandai bagian nyanyian yang harus dinyanyikan

secara bersama-sama oleh seluruh jemaat atau yang harus diulangi oleh para

penyanyi; jadi sama seperti fungsi refrein dalam partitur nyanyian sekarang ini9.

1.6.6 Konsep music box gereja

Music Box Gereja adalah penemuan pertama di dunia yang dikembangkan

oleh tim musik gereja HKBP untuk memenuhi kebutuhan pelayanan musik liturgi

/ gereja dalam setiap aktifitas pujian / bernyanyi memuji Tuhan baik dalam acara

kebaktian umum, pernikahan, penghiburan, kebaktian rumah tangga, ataupun

kebaktian kategorial gereja. Obsesi tim musik gereja / liturgi adalah

membangkitkan semangat pujian dalam setiap ibadah dengan pelayanan musik

yang terbaik untuk Tuhan kita Yesus Kristus. Dengan demikian MBG menjadi

solusi atas kendala pelayanan musik pada setiap kegiatan kebaktian gereja anda.

Music Box Gereja adalah satu perangkat laptop yang menggunakan platform

LINUX serta berfungsi khusus mengiringi nyanyian / lagu. Program ini dirancang

dan disusun secara profesional oleh Tim IT MBG bekerja sama dengan para

musisi yang khusus memahami musik liturgi dan profesional yang dipimpin oleh

9Ibid.

Page 39: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

22

St. Drs. Nurdin Doloksaribu, MSi untuk melakukan rekaman lagu-lagu gereja

sesuai dengan partitur yang resmi baik yang dikeluarkan Yamuger atau Terbitan

Lembaga Gereja lainnya. Iringan musik Box Gereja disesuaikan dengan karakter

lagu dan tema lirik sehingga ada berbagai type iringan musik yang telah kami buat

dalam MBG ini yaitu : Orchestra Classic, Orchestra Populer, iringan full band,

etnis (tradisional).

Lembaga gereja yang pertama kali menggunakan MBG ini adalah HKBP,

kemudian Tim MBG melakukan perluasan pelayanan ke seluruh denominasi

gereja di Indonesia (GKI, GKPI, GKPS, GBKP, Gereja Kharismatik, GKJ, Gereja

Pasundan, Toraja, GPIB, Gereja Indonesia bagian Timur dalam hal ini gereja-

gereja di Irian Jaya). MBG ini telah disosialisasikan di YAMUGER Jakarta,

seluruh pendeta gereja HKBP dan di berbagai gereja denominasi Indonesia.

Tim MBG dipimpin oleh bapak St. Drs Nurdin Doloksaribu, MSi dibantu

oleh para musisi Hendro Lumbantoruan (musisi / guru musik dan pengajar koor di

HKBP Perumnas II Bekasi), Junaedi Baroes (Guru musik / musisi dan pengajar

koor di GBKP, dan sedang menyelesaikan study musik S1 di Institut Kesenian

Jakarta dan juga seorang musisi ethnis khusus Karo), Pendeta JAU Doloksaribu,

M.Min (beliau adalah juara II tingkat dunia pengarang lagu liturgi yang

diselenggarakan di Philipine tahun 2010, seorang musisi gerejani yang sangat

handal), Resman Yohanes (beliau seorang musisi trumpet dan lulusan sastra

Inggris Universitas Indonesia) dibantu para musisi ethnis yang sifatnya part-time

dari GKPS, gereja Toraja, GKPI, gereja Pasundan dan GKJ, khusus pengeditan

Page 40: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

23

teks / lirik lagu berbahasa Jawa kami mendatangkan bapak pendeta Riagung Putra

Nugraha, STH dari gereja GKJ Mijen Klasis Purwodadi.

1.6.7 Jemaat

Istilah ‘Jemaat’ sebenarnya berasal dari kata ekklesia (dalam bahasa

Yunani). Kata ekklesia kemudian diterjemahkan menjadi sidang jemaat Allah.

Kata ekklesia berarti “orang-orang yang dipanggil keluar.” Kata ekklesia tidak

pernah berarti bangunan atau aliran.

Sidang jemaat adalah suatu himpunan istimewa yang terdiri dari orang-

orang yang mendengar dan menurut panggilan Allah. Mereka bertobat dari dosa,

percaya kepada Yesus Kristus, dilahirkan kembali oleh Roh Suci, dan sekarang

sebagai milik Allah mereka hidup dalam kesucian. Tanah air mereka ada di sorga

(Roma 1:6,7; Efesus 5:25-28; Filipi 3:20).

Arti ‘Jemaat HKBP’ dalam tulisan ini adalah persekutuan orang-orang

percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Berdasarkan pengertian ‘Jemaat HKBP’

ini maka semua unsur yang terdapat dalam lingkup gereja HKBP adalah termasuk

dalam istilah ‘Jemaat HKBP’ yang meliputi: Pendeta Resort, Guru Huria, Bible

Vrouw, Sintua (penetua gereja), tim musik, peserta koor dalam gereja dan ruas ni

huria HKBP Helvetia (jemaat gereja).

Page 41: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

24

1.6.8 Ibadah

Ibadah mempunyai pengertian yang sama dengan istilah ‘Kebaktian’.

Menurut Abineno10: “Ibadah adalah suatu pertemuan umat Allah dan jemaat

dalam bentuk dialog, dimana Allah berfirman dan manusia mendengar, Allah

memberi dan jemaat menerima serta mengucap syukur, Allah mengampuni dan

jemaat memuji namaNya.” A.A. Sitompul mengatakan “Ibadah adalah

persekutuan dengan Allah dan sesama manusia dalam menjawab kasih Allah

dengan mengucap syukur dan memuji serta mengingat karya Tuhan.”

Dari pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa ibadah adalah adanya

suatu pertemuan umat Allah dengan manusia dalam bentuk dialog, nyanyian,

pembacaan firman Tuhan dan juga doa.

1.6.9 Syair lagu

Di dalam kamus musik11 M. Soeharto mengemukakan syair adalah teks,

atau kata–kata lagu, dengan kata lain suatu komposisis puisi yang sering

dilakukan oleh pencipta musik. Tanpa syair maka tidak dapat mengetahui makna

maupun tujuan dari sebuah komposisi musik, karena syair merupakan inti dari

sebuah lagu. Menurut Badudu-Zain12, syair atau teks adalah kata-kata yang asli

dibuat oleh pencipta lagu. Sigmund Freud dalam Migdolf13 mengemukakan

bahwa syair lagu adalah kata-kata yang keluar dari hati dan keluar dari mulut serta

10Abineno, 1995. hal., 5. 11 M. Soeharto. 1992. Kamus Musik. Gramadia Widia Sarana Indonesia. hal., 131 12 Zain Badudu. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pustaka Sinar Harapan. hal,.

1455. 13 Migdolf, 2002 hal., 52

Page 42: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

25

diurapi oleh lidah. Syair adalah kata-kata yang terdapat dalam sebuah komposisi

musik melalui syair maka dapat diketahui makna dan tujuan dari sebuah lagu.

1.7 Teori

Menurut Kerlinger (1973), teori adalah sebuah satu konsep atau construct

yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, sebagai

landasan cara berfikir bagi penulis dalam membahas permasalahan penelitian ini,

diperlukan teori-teori yang berhubungan dengan disiplin ilmu etnomusikologi

untuk untuk menunjang data-data atau informasi yang diharapkan bagi penelitian.

1.7.1 Teori fungsionalisme

Malinowski mengajukan sebuah orientasi teori yang dinamakan

fungsionalisme, yang beranggapan atau berasumsi bahwa semua unsur

kebudayaan bermanfaat bagi masyarakat di mana unsur itu terdapat. Dengan kata

lain, pandangan fungsionalisme terhadap kebudayaan mempertahankan bahwa

setiap pola kelakuan yang sudah menjadi kebiasaan, setiap kepercayaan dan sikap

yang merupakan bagian dari kebudayaan dalam suatu masyarakat, memenuhi

beberapa fungsi mendasar dalam kebudayaan yang bersangkutan. Menurut

Malinowski, fungsi dari satu unsur budaya adalah kemampuannya untuk

memenuhi beberapa kebutuhan dasar atau beberapa kebutuhan yang timbul dari

kebutuhan dasar yaitu kebutuhan sekunder dari para warga suatu masyarakat.

Kebutuhan pokok adalah seperti makanan, reproduksi (melahirkan keturunan),

merasa enak badan (bodily comfort), keamanan, kesantaian, gerak dan

Page 43: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

26

pertumbuhan. Beberapa aspek dari kebudayaan memenuhi kebutuhan-kebutuhan

dasar itu. Dalam pemenuhan kebutuhan dasar itu, muncul kebutuhan jenis kedua

(derived needs), kebutuhan sekunder yang harus juga dipenuhi oleh kebudayaan.

Pemikiran Malinowski mengenai syarat-syarat metode geografi

berintegrasi secara fungsional yang dikembangkannya dalam kuliah-kuliahnya

tentang metode-metode penelitian lapangan dalam masa penulisannya ketiga buku

etnografi mengenai kebudayaan Trobriand selanjutnya, menyebabkan bahwa

konsepnya mengenai fungsi sosial dari adat, tingkah laku manusia, dan pranata-

pranata sosial menjadi mantap juga. Dalam hal itu ia membedakan antara fungsi

sosial dalam tiga tingkat abstraksi (Koentjaraningrat, 1987:167), yaitu:

1. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan pada

tingkat abstraksi pertama mengenai pengaruh atau efeknya, terhadap adat,

tingkah laku manusia dan pranata sosial yang lain dalam masyarakat;

2. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan pada

tingkat abstraksi kedua mengenai pengaruh atau efeknya, terhadap

kebutuhan suatu adat atau pranata lain untuk mencapai maksudnya, seperti

yang dikonsepsikan oleh warga masyarakat yang bersangkutan;

3. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan pada

tingkat abstraksi ketiga mengenai pengaruh atau efeknya, terhadap

kebutuhan mutlak untuk berlangsungnya secara integrasi dari suatu sistem

sosial yang tertentu.

Contohnya: unsur kebudayaan yang memenuhi kebutuhan akan makanan

menimbulkan kebutuhuan sekunder yaitu kebutuhan untuk kerja sama dalam

Page 44: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

27

pengumpulan makanan atau untuk produksi; untuk ini masyarakat mengadakan

bentuk-bentuk organisasi politik dan pengawasan sosial yang manjamin

kelangsungan kewajiban kerja sama tersebut di atas. Jadi menurut pandangan

Malinowski tentang kebudayaan, semua unsur kebudayaan akhirnya dapat

dipandang sebagai hal yang memenuhi kebutuhan dasar para warga masyarakat.

Berkenaan dengan penggunaan dan fungsi musik, penulis akan murujuk

pada teori yang ditawarkan Allan P. Merriam (1964 : 223-226) dalam bukunya

The Anthropology of Music yaitu: penggunaan (uses) dan fungsi (function)

merupakan salah satu masalah yang terpenting didalam Etnomusikologi.

Penggunaan musik meliputi pemakaian musik dalam konteksnya atau bagaimana

musik itu digunakan, sedangkan fungsi musik berkaitan dengan tujuan pemakaian

musik tersebut.

Musik dipergunakan dalam situasi tertentu dan menjadi bagiannya. Ketika

saya mengkaitkan tentang penggunaan musik dalam ibadah, maka akan menunjuk

kepada kebiasaan (the ways) musik dipergunakan dalam lingkungan gereja,

sebagai praktek yang biasa dilakukan, atau sebagai bagian dari pelaksanaan adat

istiadat (ibadah), baik ditinjau dari aktivitas itu sendiri maupun kaitannya dengan

aktivitas-aktivitas lain.

Di dalam buku Alan P. Merriam juga disebutkan bahwa terdapat sepuluh

fungsi musik dalam ilmu etnomusikologi yaitu (1) Fungsi pengungkapan

emosional; (2) Fungsi pengungkapan estetika; (3) Fungsi hiburan; (4) Fungsi

komunikasi; (5) Fungsi perlambangan;(6) Fungsi reaksi jasmani; (7) Fungsi yang

berkaitan dengan norma sosial; (8) Fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara

Page 45: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

28

keagamaan; (9) Fungsi kesinambungan kebudayaan; dan (10) Fungsi

pengintregasian masyarakat. Toeri ini akan penulis gunakan untuk membahas

penggunaan dan fungsi musik gereja di HKBP Pasar Melintang.

1.7.2 Teori perubahan

Menurut Carol R. Ember (1987:32), suatu kebudayaan tidaklah pernah

bersifat statis, melainkan selalu berubah. Hal ini berhubungan dengan waktu,

bergantinya generasi, serta perubahan dan kemajuan tingkat pengetahuan

masyarakat. Merriam (1964:172) mengemukakan bahwa perubahan dapat berasal

dari dalam lingkungan kebudayaan atau internal, dan perubahan juga dapat berasal

dari luar kebudayaan atau eksternal. Perubahan secara internal merupakan

perubahan yang timbul dari dalam dan dilakukan oleh pelaku-pelaku kebudayaan

itu sendiri dan disebut juga inovasi. Sedangkan perubahan eksternal merupakan

perubahan yang timbul akibat pengaruh dari luar lingkup kebudayaan tersebut.

Selain itu, teori perubahan yang digunakan dalam penelitian ini juga

bertitik tolak dari persepektif materialistis. Marx (dalam Lauer, 1993:205) secara

ringkas menghimpun mekanisme perubahan dengan ungkapan: “Kincir angin

menimbulkan masyarakat feodal;” “mesin-uap menimbulkan masyarakat

kapitalis-industri.” Selanjutnya Velben dan Ogburn yang sangat dipengaruhi oleh

Marx, menekankan pentingnya pengaruh teknologi terhadap perubahan. Velben

menyatakan bahwa pola keyakinan dan perilaku manusia, terutama dibentuk oleh

cara mencari nafkah dan mendapatkan kesejahteraannya, yang selanjutnya disebut

sebagai fungsi teknologi. Ogburn menyatakan bahwa manusia selamanya

Page 46: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

29

berupaya memelihara dan dan menyesuaikan diri dengan alam yang senantiasa

diperbaharui oleh teknologi.

Velben dan Ogburn (dalam Lauer, 1993:112-116) menunjukkan

bagaimana cara perubahan teknologi menimbulkan masalah bagi manusia dalam

empat hal, yaitu (1) teknologi sebagai satu faktor yang sangat mempengaruhi

perubahan. Pandangan ini lebih mencerminkan pandangan Ogburn. Di sisi lain

Velben menganggap teknologi sebagai sebagai pendorong perubahan; (2)

teknologi sebagai kekuatan berpengaruh yang tidak terelakkan terhadap

perubahan; (3) teknologi sebagai “juru selamat”; dan (4) teknologi sebagai anti

agama Kristen.

Keempat pandangan tersebut, walaupun telah memberikan manfaat yang

besar dalam perubahan kebudayaan, telah mendapat kritikan berdasarkan kasus-

kasus tertentu yang diteliti pada ahli antropologi lainnya. Epstein dalam

penelitiannya di dua desa di India Selatan, menyimpulkan bahwa satu desa yang

telah mengenal sistem irigasi (unsur teknologi) telah meningkatkan kemakmuran,

namun tatanan sosialnya tidak berubah sama

Randall (dalam Sztompka, 2004: 3) mengatakan, berbicara tentang

sebuah perubahan, adalah membayangkan sesuatu yang terjadi setelah jangka

waktu tertentu; kita berurusan dengan perbedaan keadaan yang diamati antara

sebelum dan sesudah jangka waktu tertentu. Untuk dapat menyatakan

perbedaannya, ciri-ciri awal unit analisis harus diketahui dengan cermat-meski

terus berubah. Selanjutnya, Sztompka mengatakan bahwa konsep dasar perubahan

Page 47: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

30

sosial mencakup tiga gagasan: (1) perbedaan; (2) pada waktu berbeda; (3) di

antara keadaan sistem sosial yang sama.

Perubahan yang terdapat dalam gereja HKBP terkait musik gereja adalah

perubahan dalam hal pola pikir, perubahan dalam penggunaan instrument alat

musik dalam mengiringi ibadah gereja dan perubahan komposisi himne gereja.

1.8 Metode Penelitian

1.8.1 Pendekatan penelitian

Metodologi yang digunakan dalam tulisan ini, adalah hal-hal yang

berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang membidangi pengkajian seni, salah

satunya adalah disiplin etnomusikologi. Hal ini berhubungan dengan penelitian

yang dilakukan di lapangan merupakan ciri khas studi etnografi dalam antroplogi

budaya. Karena etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu

kebudayaan yang dilakukan secara mendetail. Aktivitas penelitian ini dapat

digunakan untuk memahami pandangan hidup melakukan aktivitas musik dari

sudut pandang masyarakat Batak selaku pemilik kebudayaan ini. Cara yang

dilakuan dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian

kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, baik

berupa tulisan atau pernyataan dari seseorang atau suatu perilaku aktor, maupun

fenomena tertentu yang dapat diamati oleh seorang peneliti. Seperti diungkapkan

Malinowski bahwa tujuan penelitian dengan metode etnografi adalah memahami

sudut pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan, untuk

mendapatkan pandangannya mengenai dunianya (Malinowski, 1922:25).

Page 48: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

31

Metodologi akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek-

aspek teoritis, konseptual, metode dan teknik penelitian. Gambaran ini sesuai

dengan pendapat Gorys Keraf yang menyebutkan metodologi sebagai kerangka

teoritis yang dipergunakan penulis untuk menganalisa, mengerjakan atau

mengatasi masalah yang dihadapi itu. Kerangka teoritis atau kerangka ilmiah yang

akan diterapkan dalam pelaksanaan tugas itu. Melalui metode-metode yang

digunakan, penerima usul dapat menilai apakah dapat diharapkan hasil yang

memuaskan atau tidak pada tempat dan kondisi tertentu. (Keraf, 1984: 310)

Penelitian adalah suatu kegiatan yang terorganisir atau sistematis guna

memperoleh solusi atau pemecahan terhadap satu atau lebih problema, maka

penelitian ini dilakukan atas 2 (dua) sudut pandang, yakni studi teks dan konteks.

Studi teks tentu behadapan pada kajian struktural, sedang studi kontekstual lebih

dekat pada kajian fungsional. Karena dalam pengkajian ilmu dalam bidang seni

dapat dibagi dalam beberapa cabang seni, salah satunya adalah pertunjukan seni

atau pertunjukan kebudayaan yang didalamnya termasuk seni musik, tari, teater. 14

Fokus dari penelitian ini adalah bagaimana memahami peranan dan fungsi

musik gereja dalam ibadah yang dilakukan serta melihat sejauh apa perubahan

konsep musik gereja HKBP yang telah terjadi dan melihat aspek apa sebenarnya

konsep musik gereja yang masih berlangsung hingga saat ini.

14Lihat Murgiyanto (1995) dalam Muhammad Takari, et al ”Masyarakat Kesenian di

Indonesia”. Studia Kultura Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Page 49: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

32

1.8.2 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di gereja HKBP Pasar Melintang Medan, akan

tetapi untuk melihat perubahan penggunaan alat musik di gereja HKBP penulis

melakukan observasi di berbagai gereja di Kota Medan seperti Gereja HKBP

Sudirman, Gereja HKBP Simpang Limun dan Gereja HKBP Dame. Gereja HKBP

tersebut di atas setidaknya sudah mewakili bagaimana perubahan konsep musik

gereja yang terjadi saat ini.

Penulis adalah jemaat di Gereja HKBP Pasar Melintang, mulai dari

mahasiswa sudah aktif dalam paduan suara Concordia Universitas HKBP

Nommensen. Dalam perjalanannya, penulis banyak terlibat dalam berbagai

paduan suara dan sudah mengujungi berbagai gereja dalam evangelisasi koor.

Berdasarkan pengamatan penulis, bahwa gereja telah terjadi perubahan dalam

variasi bentuk musik pengiring di gereja-gereja.

1.8.3. Observasi / teknik pengumpulan data

Observasi atau pengamatan sebagai suatu teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini mengacu kepada Harsja W. Bachtiar dalam Koentjaraningrat (1991:

108) mengatakan bahwa usaha pengamatan atau observasi yang cermat, dapat

dianggap merupakan salah satu cara penelitian ilmiah yang paling sesuai bagi para

ilmuan dalam bidang ilmu-ilmu sosial di negara-negara yang belum dapat

mengembangkan prasarana penelitian yang memerlukan biaya amat banyak.

Pengumpulan bahan keterangan mengenai kenyataan yang hendak dipelajari

Page 50: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

33

dengan menggunakan cara pengamatan, dapat diselenggarakan oleh seorang

peneliti atau kelompok peneliti.

Secara kebetulan penulis bertempat tinggal di daerah Kota Medan dan dari

dulu sewaktu kuliah S.1 di Universitas HKBP Nommensen aktif dalam paduan

suara Concordia yang selalu dalam kegiatannya melakukan kunjungan gereja di

berbagai gereja HKBP. Sebagai anggota paduan suara waktu mahasiswa dan

sampai saat ini masih aktif dalam berbagai paduan suara, penulis sudah melihat

dan menemukan bahwa konsep musik gereja di berbagai gereja HKBP telah

terjadi perubahan dan itu sepertinya sudah menjadi kecenderungan pada saat ini.

Fokus perhatian pada saat itu adalah mengamati bagaimana otoritas gereja

dan pemusik di gereja terhadap konsep musik yang dibentuk, mengamati

bagaimana suasana peribadatan dengan konsep musik yang ditampilkan,

mengamati jenis-jenis musik yang digunakan, serta hal-hal lain yang terjadi pada

pelaksanaan ibadah.

1.8.4 Wawancara

Koentjaraningrat (1991:162) mengatakan bahwa wawancara dalam suatu

penelitian bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia

serta pendiriannya dalam suatu masyarakat, dan sekaligus merupakan bagian

penting ketika melakukan observasi. Wawancara merupakan proses tanya jawab

antara peneliti dengan informan tentang satu masalah yang diteliti. Selain itu,

wawancara juga sangat mendukung guna melengkapi data yang diperoleh dari

pengamatan, maupun dari data pustaka yang ada.

Page 51: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

34

Berkaitan dengan tema penelitian ini adalah tentang peranan, fungsi,

perubahan dan kountinitas musik gereja di HKBP, penulis menentukan informan

dari beberapa otoritas di gereja HKBP. Selanjutnya wawancara dilakukan dengan

beberapa seniman musik gereja yang masih dalam kegiatan ibadah, guna

mendapatkan data yang menyeluruh, baik tentang perenan, fungsi, perubahan dan

kontinuitas musik gereja.

1.8.5 Dokumentasi

Pertama akan ditelusuri data sekunder yang terkait dengan masalah

peranan, fungsi, perubahan dan kountinitas musik gereja di HKBP. Penelusuran

ini dilakukan untuk mengetahui tentang kondisi dan perubahan konsep musik

gereja yang saat ini sedang berlaku dilacak melalui buku-buku, majalah, jurnal,

surat kabar, tesis (hasil penelitian) dan media elektronik seperti internet.

Berikutnya, data-data penelitian yang membahas seputar HKBP dan

budaya masyarakat Batak Toba dapat diperoleh melalui buku-buku, dokumentasi

seminar, dan jurnal yang terbit dalam lingkup kebudayaan daerah Batak Toba.

Seluruh data tersebut merupakan data sekunder yang diperoleh sebelum dan

selama berada di lapangan mengadakan penelitian. Bahan-bahan ini akan

dikumpul untuk dianalisis kaitannya dengan hasil penelitian.

1.8.6 Analisis data

Analisis data, menurut Patton adalah: “ mengatur urutan data,

mengorganisasikanya kedalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar’.

Page 52: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

35

Taylor mendefenisikan : “ Analisis data merupakan proses yang merinci usaha

secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesa (ide), seperti

yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada

tema dan hiportesis itu”. Maka dari pendapat diatas penulis menggunakan teori

tersebut dengan menarik garis bawah analisis data bermaksud pertama-tama

mengorganisasikan data yaitu data yang terkumpul yang terdiri dari catatan

lapangan dan komentar penelitian gambar. Foto, dokumen berupa laporan,

biografi, artikel, dan sebagainya.

Pekerjaan penulis dalam menganalisis data ini adalah mengatur,

mengurutkan, mengelompokkan memberikan kode, dan mengkategorikannya.

Pengorganisasiannya dan pengelolaan data dilakukan untuk menemukan tema dan

hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substansi. Analisis data

dilakukan penulis dalam suatu poses-proses berarti pelaksanaannya sudah mulai

sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif, yaitu sesudah

meninggalkan lapangan. Setelah melakukan langkah-langkah ini penulis

menganalisis hasil wawancara yang kemudian menghasilkan satu kesimpulan.

1.8.7 Pengecekan keabsahan data

Dalam teknik pengecekan keabsahan data penulis menggunakan teknik

triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai perbandingan terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak

digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Penulis menggunakan

Page 53: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

36

teknik triangulasi sesuai dengan teori Patton mengatakan trigulasi sesuai dengan

sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode

kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang Pemerintahan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

1.8.8 Tahap-tahap penelitian

Bogdan mengatakan 3 tahap penelitian yakni : (1) Pralapangan; (2)

Kegiatan Lapangan; dan (3) Analisa intensif ( analisa data). Sesuai dengan teori

Bogdan maka, sebelum penulis terjun ke lapangan penelitian ada tahap-tahap yang

penulis lakukan yakni :

1. Tahap Pra lapangan. Dalam tahap pralapangan ada enam kegiatan yang

harus dilakukan penelitian pada tahap ini yaitu : (i) Menyusun rancangan

kualitatif paling tidak, latar belakang masalah dan pelaksanaan penelitian,

Page 54: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

37

kajian pustaka dan lain-lain; (ii) Memiliki lapangan penelitian, Bogdan

menyatakan bahwa pemilihan lapangan itu harus ditentukan dulu sebelum

peneliti terjun ke lokasi. (iii) Mengurus perizinan, penelitian harus

mengurus izin dari siapa saja yang berkuasa dan berwenang memberikan

izin bagi pelaksanaan penelitian; (iv) Menjejaki dan menilai keadaan

lapangan, tahap ini merupakan tahap bagaimana penelitian masuk

lapangan dalam arti mulai mengumpulkan data yang sebenarnya.

Penjajakan dan penilaian lapangan penulis lakukan terlebih dahulu dari

kepustakaan atau mengetahu melalui dari orang dalam tentang situasi dan

kondisi daerah tempat penelitian penulis. Sebelum menjajaki lapangan

terlebih dahulu penulis mempunyai gambaran umum tentang geografi,

sejarah yang membantu penulis dalam penjajakan.

2. Menyiapkan perlengkapan penelitian. Penulis menyiapkan perlengkapan

penelitian yang diperlukan. Sebelum penelitian dimulai, peneliti

memerlukan izin mengadakan penelitian, kontrak daerah yang menjadi

latar penelitian melalui orang yang dikenal atau jalur lainnya. Hal- hal

yang perlu juga dipersiapkan oleh peneliti misalnya alat tulis, seperti ball

point, kertas, buku catatan, map, klip, kartu, alat perekam dan kamera foto.

3. Persoalan etika penelitian. Ciri utama penelitian kualitatif adalah orang

sebagai alat yang mengumpulkan data. Dalam pengamatan berperan serta,

wawancara-wawancara pengumpulan dokumen, foto dan sebagainya.

Seluruh metode ini menyangkut hubungan penelitian dengan orang yang

dijadikan informal.

Page 55: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

38

1.8.9 Tahap pekerjaan lapangan

Pada tahap pekerjaan terdiri dari 3 bagian yang harus peneliti laksanakan;

1.8.9.1 Memahami latar penelitian

Dalam memahami latar penelitian ada hal-hal yang perlu dilakukan :

a. Pembatasan latar penelitian, untuk memasuki pekerjaan lapangan,

penelitian perlu memahami latar penelitian terlebih dahulu.

b. Penampilan, penampilan yang dimaksud adalah penampilan penelitian itu

sendiri harus disesuaikan dengan kebiasaan adat, tata cara, dan kultur latar

penelitian.

c. Pengenalan hubungan penelitian dilapangan penelitian memamfaatkan

pengamatan pada tahap ini, maka hendaknya penulis menjaga hubungan

akrab antara subjek dan penelitian dapat dibina.

d. Jumlah waktu studi, penulis harus berpegang pada tujuan, masalah dan

jadwal yang telah disusun sebelumnya. Waktu studi tidak boleh

berkepanjangan karena akan menambah biaya penelitian bagi penulis.

1.8.9.2 Memasuki lapangan

Dalam hal ini penulis melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Keakraban hubungan, sikap penelitian hendaknya pasif, hubungan yang

perlu dibina tidak ada dinding pemisah diantara penelitian dan subjek yang

sudah ditentukan.

b. Mempelajari bahasa, jika penelitian berasal dari latar yang lain, penelitian

harus mempelajari bahasa yang digunakan oleh orang-orang yang berda

pada latar penelitian.

Page 56: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

39

c. Peran peneliti, sewaktu ada pada penelitian, peneliti akan terjun

kedalamnya dan akan ikut berperan serta didalamnya.

1.8.9.3 Berperan serta mengumpulkan data

Dalam tahap ini penulis melaksanakan hal-hal sebagainya:

a. Pengarahan Batas Studi, pada waktu menyusun usul penelitian batas studi

telah ditetapkan bersama masalah dan tujuan penelitian.

b. Mencatat data, penulis menggunakan catatan lapangan (Field notes). Yang

merupakan catatan hasil pengamatan. Wawancara, atau menjelaskan

kejadian tertentu.

1.9 Sistematika Penulisan

Bab I merupakan Pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang Masalah,

Pokok Masalah dan Tujuan Penelitian, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penulisan, Tinjauan Pustaka, Landasan Konsep dan Teori dan Metode

Penelitian (Pendekatan Penelitian, Kehadiran Peneliti, Sumber Data, Prosedur

Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data, Tahap -Tahap

Penelitian, Tahap Pekerjaan Lapangan, dan Sistimatika Penulisan). Bab II Sejarah

Singkat Gereja HKBP, Bab III membahas Tata Ibadah Gereja HKBP dan

Perkembangan musik gereja secara umum sampai dengan musik gereja di HKBP.

Bab IV Penggunaan dan Fungsi Musik Gereja dalam Ibadah Gereja HKBP Pasar

Melintang Medan, Bab V akan membahas Perubahan Musik Gereja HKBP dan

Bab VI adalah bagian penutup berupa kesimpulan dan saran.

Page 57: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

40

BAB II

TINJAUAN UMUM GEREJA HKBP

Pembahasan dalam Bab difokuskan pada sejarah singkat gereja HKBP

secara umum dan sejarah mengenai gereja HKBP Pasar Melintang Medan.

Pembahasan sejarah gereja HKBP secara umum akan memberikan informasi

tentang berdirinya HKBP pada awalnya sampai pada tahapan perkembangan

HKBP selanjutnya. Tujuan pembahasan mengenai berdirinya HKBP Pasar

Melintang Medan adalah untuk memberikan informasi tentang bagaimana awal

dan latar belakang pendirian gereja tersebut serta perkembangannya.

2.1 Sejarah Berdirinya HKBP

HKBP berdiri pada tanggal 7 Oktober 1861, tanggal itu menjadi titik

balik sejarah penginjilan dan sejarah gereja HKBP. Sejarah penginjilan dan

sejarah gereja adalah ibarat dua sisi dari satu mata uang yang sama. Gereja tanpa

penginjilan bukanlah gereja. Itulah sebabnya peristiwa 7 Oktober 1861 diartikan

dan dimaknai dari dua segi, yakni penginjilan dan gereja.

Pada awalnya tanggal 7 Oktober 1861 adalah titik balik penginjilan dari

lembaga sending Rhein di dunia ini. Karena jauh sebelum tahun 1861 sending

Rhein telah membuka daerah penginjlannya di Namibia – Afrika Selatan, Cina,

Kalimantan dan di Afrika Utara. Tetapi sejak 7 Oktober 1861 dibuka suatu

daerah penginjilan baru di Sumatera, “Bataklanden” atau Tanah Batak. Daerah

penginjilan baru ini di beri nama “ Battamission” yang kemudian disebut “

Batak mission “ atau “Mission – Batak “. Tanggal lahir Batak Mission di

Page 58: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

41

tentukan pada 7 Oktober 1861 bertepatan dengan tanggal dari rapat pertama para

penginjill utusan RMG (Rheinische Mission Gesselschaf) di Tanah Batak.

Badan Zending (penginjilan) RMG berdiri di Barmen, Jerman pada

tahun 1828 sebagai gabungan badan-badan zending di Jerman yang

dilatarbelakangi kesalehan, kebangunan rohani dan kebangunan pekabaran

Injil. Pada tanggal tersebut, dua misionaris RMG yang sebelumnya bekerja di

Kalimantan yakni Klammer dan Betz bersama dua misionaris dari Ermelo,

yakni van Asselt dan Heine melakukan Rapat di Sipirok untuk memulai

pekerjaan RMG di tanah Batak. Di samping itu, pada tahun itu juga ditandai

dengan masuknya orang Batak menjadi Kristen untuk pertama kalinya yakni

Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar, melalui baptisan kudus yang

dilakukan Pdt Van Asselt di Sipirok.15

Nama “Batak Mission” telah melekat dalam ingatan para penginjil RMG dan

juga umat Kristen Batak yang terhimpun dalam berbagai huria/jemaat. Penginjil

Dr. Johannes Warneck (Ephorus sejak 1920-1932) menulis sebuah buku dalam

rangka dalam menyambut jubileum Batak- Mission ke-50 dan 60 tahun dengan

judul : “Sechzing Jahre Batakmission in Sumatera “ (60 tahun Mission – Batak di

Sumatera). 16 Pemaknaan sedemikian juga telah dijemaatkan oleh para pelaku

sejarah “Batakmission “ sejak 1905 : tanggal 7 Oktober 1861 adalah hari jadi

“Batak Mission“ di Tanah Batak.

HKBP mengadakan pesta Jubileum ke 75 tahun pada tahun 1936. pada

kesempatan tersebut, diterbitkanlah Buku jubileum sebagai hasil karya tulis

15Moksa Nadaek, et al. 1995. Krisis HKBP. Biro Informasi HKBP 16J. Warneck.1925. “Sechzing Jahre Batakmission in Sumatera” ( 60 tahun Mission –

batak di Sumatera). Berlin.

Page 59: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

42

majelis pusat HKBP.17 Lembaga pengiilan RMG terpaksa mengakhiri

pelayanannya di Tanah Batak 1940 akibat perang dunia II. Pada tahun 1949

lembaga penginjilan RMG menyerahkan secara resmi seluruh assetnya di Tanah

Batak kepada HKBP sebagai lembaga kegerejaan hasil penginjilan lembaga

Pekabaran Injil RMG.

Pemahaman akan makna hari lahir HKBP sedemikian juga dikemukakan

Ephorus J. Sihombing dalam majalah “Immanuel“ terbitan 1951, untuk mengingat

90 tahun : “parmulaan ni ulaon ni Kongres mission Barmen (R.M.G) di tanonta

on, manang ari hatutubuni hurianta…. Pa 90-halihon”.18 Artinya “Permulaan

pelayanan RMG di tanah kita atau Hari kelahiran Gereja kita”. DR. T.S.

Sihombing selaku Sekjen HKBP dan redaktur Immanuel mengungkapkan

apresiasi kepada lembaga RMG sebagai “ula-ula ni Debata” (“alat di tangan

Allah”) untuk “pararathon Barita nauli “(menyebarkan berita kesukaan)” dan

“paojakhon Huria ni Kristus i di tongatonga ni bangsonta“ (mendirikan Gereja

Kristus di tengah-tengah bangsa kita ).19 Beliau memandang bahwa lembaga

RMG adalah “ Ina ni Huria Kristen Batak Protestan“ (ibu dari HKBP).

Kata Huria bisa diartikan sebagai Jemaat. Kata "Batak" menjadi salah satu

identitas, sering dipahami khalayak ramai sebagai sisi pembatasan atau

ketertutupan bagi orang lain di luar suku Batak. Hal itu semakin diperkuat

dengan asal muasal, tempat kelahiran dan Kantor Pusatnya di Tapanuli Utara,

latar belakang dan sejarah pertumbuhan, perkembangan dan keanggotaannya

17Hoofdbestuur ni HKBP, “Eben-Ezer: 75 taon huria Kristen Batak Protestant”.

Laguboti: Sendings-Werkplatsen. 18Sihombing, “ Parningotan di ari 7 Oktober 1861-1951”, dalam Majalah Immanuel 1861,

hal., 7. 19T. Sihombing, “ Redaksi : Hata Patujolo “, dalam “ Immanuel 7/10/51”, hal., 3.

Page 60: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

43

yang mayoritas orang Batak. Namun dalam Tata Gereja HKBP memakai

istilah Aturan untuk Anggaran Dasar dan Peraturan untuk Anggaran Rumah

Tangga HKBP. Pasal 1 (Aturan) disebutkan bahwa HKBP adalah wadah

persekutuan dari orang yang berasal dari segala kelompok, kalangan dan suku

bangsa yang berada di seluruh Indonesia, serta di seluruh dunia ini, yang

dibaptiskan ke dalam nama Allah Bapa, AnakNya Tuhan Yesus Kristus dan Roh

Kudus. Pasal ini dengan jelas memperlihatkan bahwa HKBP bukanlah gereja

atau organisasi kristen yang bersifat kesukuan, melainkan ia terbuka untuk

seluruh suku bangsa dan bangsa-bangsa di dunia.20

HKBP memiliki jemaat sekitar 4.5 juta anggota di seluruh Indonesia.

HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di Singapura,

Kuala Lumpur, Los Angeles, New York, Seattle dan di negara bagian Colorado.

HKBP adalah anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), anggota

Dewan Gereja-gereja Asia (CCA), dan anggota Dewan Gereja-gereja se-Dunia

(DGD). Sebagai gereja yang berasaskan ajaran Lutheran, HKBP juga menjadi

anggota dari Federasi Lutheran se-Dunia (Lutheran World Federation) yang

berpusat di Jenewa, Swiss.21

Pada mulanya ruang lingkup HKBP hanya terbatas dalam wilayah dan

kehidupan orang Batak di Tapanuli. Pada masa-masa awal, HKBP hanya

memakai bahasa Batak (Toba, Simalungun, Angkola dan Pakpak) sebagai

bahasa pengantar dalam kehidupan bergereja. Seiring dengan perkembangan

di wilayah Nusantara, terutama setelah Proklamasi Kemerdekaan pada

20Op, Cit., Moksa Nadaek, et al. hal. 5 21Jubileum 150 Tahun HKBP – Bahan Penelahan Alkitab

Page 61: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

44

tanggal 17 Agustus 1945, HKBP semakin bergerak ke luar tanah Batak,

khususnya ke Sumatera Timur, Jawa dan kemudian ke seluruh pelosok tanah

air dan bahkan luar negeri. Perkembangan yang sedemikian rupa itu, ditambah

dengan amanat Tata Gereja yang terbuka untuk seluruh suku, maka bahasa

yang dipakai di HKBP berubah, tidak lagi hanya bahasa Batak, tetapi juga

bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa lain yang dimengerti oleh warga. Sejak

tahun 50-an, HKBP telah memulai kebaktian berbahasa Indonesia di gereja-

gereja HKBP yang ada di wilayah Jawa, khususnya Jakarta. Pada mulanya hal

ini diprakarsai para pemuda dan khusus dilakukan untuk ibadah-ibadah

pemuda. Pemakaian bahasa Indonesia itu kemudian berlanjut dan

berkembang hingga ke Tapanuli. Dalam berbagai acara dan dokumen-

dokumen HKBP, bahasa Indonesia telah dipakai secara resmi. Dengan tetap

mempertahankan pemakaian bahasa Batak itu, memang harus diakui adanya

kaitan yang khusus antara masyarakat Batak dengan HKBP dan sekaligus menjadi

salah satu bagian yang kuat dalam memelihara kelestarian budaya Batak. Bahasa

sebagai salah satu pengungkapan budaya tetap dipakai dan dikembangkan di

dalam kehidupan bergereja. Warga HKBP yang menyebar keseluruh pelosok

tanah air, bahkan hingga ke luar negeri, minimal dapat mendengar bahasa

Batak secara serius dalam kebaktian maupun acara-acara lain yang bersifat

gerejawi.22

22Op, cit., Moksa Nadeak, et al. hal. 6.

Page 62: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

45

Gambar 2.1. Logo Gereja HKBP Sumber: https://www.google.co.id

Pdt Ingwer Ludwig Nommensen merupakan nama yang sangat dihormati

warga HKBP termasuk masyarakat Batak. Ia bahkan sering disebut sebagai

rasul tanah Batak, sebagai pengakuan terhadap berbagai karya dan

ketekunannya dalam memajukan HKBP khususnya dan tanah Batak

umumnya.

Sebelum Nommensen datang ke tanah Batak pada tahun 1862,

beberapa penginjil dari berbagai negara telah menginjakkan kakinya ke tanah

Batak. Penginjil Burton dan Ward adalah yang pertama, sebagai utusan Gereja

Baptis Inggris ke tanah Batak tahun 1824. Mereka langsung kembali tanpa

meninggalkan karyanya. Menyusul kemudian adalah Pdt Munson dan Lyman

dari Badan Zending Amerika pada tahun 1829. Mereka ini mengalami nasib

yang tragis dan menjadi martir, terbunuh di Lobu Pining, Tapanuli Utara. Setelah

itu, van der Tuuk pada tahun 1849 yang menyalin sebagian Injil ke bahasa

Batak dan Pdt van Asselt pada tahun 1857 yang berhasil membaptis orang

Batak menjadi Kristen untuk yang pertama kali. Dua orang terakhir ini berasal

dari Belanda.

Nommensen adalah penginjil yang diutus RMG, suatu Badan Zending di

Jerman. Ia melayani di tanah Batak sejak bulan Mei 1862 dan tercatat sebagai

Page 63: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

46

Ephorus23 HKBP yang pertama dan juga orang yang pertama berhasil

membangun jemaat di tanah Batak, yakni di Huta (Desa) Dame, Saitnihuta

Tarutung tanggal 20 Mei 864. Jabatan Ephorus dipangkunya sejak tahun 1881

hingga meninggal dunia pada tanggal 23 Mei 1918 di Sigumpar. Tahun

pengangkatannya sebagai Ephorus merupakan tahun terbitnya Tata Gereja

(Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) HKBP.

Selama kurang lebih 56 tahun melayani dan memimpin, Nommensen

berhasil meletakkan semacam kerangka dasar HKBP, yang di kemudian hari

dikembangkan para pemimpin berikutnya. Selain melaksanakan pemberitaan

Injil sebagai tugas utama, paling tidak ada empat hal lain yang menjadi

benang merah yang berkesinambungan dalam sejarah HKBP yang tidak

dapat dilepaskan dari peranan Nommensen, yakni: pendidikan, kesehatan,

pelayanan sosial komunikasi dan percetakan/penerbitan. Hal itu terbukti

dengan adanya sekolah-sekolah, rumah sakit, panti asuhan yang dibangun pada

masa Nommensen dan hingga kini masih terus dilanjutkan oleh HKBP.

Dalam hal pendidikan, pada tahun 1868 misalnya, HKBP telah

membuka Sekolah Guru di Parausorat, Sipirok. Bahkan dalam bidang

pendidikan teologi, HKBP merupakan pelopor di Indonesia ketika

membuka Sekolah Pendeta pada tahun 1883. Demikian juga dalam hal

kesehatan dan pelayanan sosial. Pada tanggal 2 Juni 1900 berhasil dibangun

rumah sakit di Pearaja yang kemudian dikembangkan menjadi Rumah Sakit

Tarutung dan pada tanggal 5 September tahun yang sama dibangun panti sosial

23Ephorus adalah pimpinan tertinggi dalam struktur HKBP.

Page 64: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

47

bagi orang yang menderita penyakit kusta di Huta Salem. Sementara itu,

dalam bidang komunikasi, pada tanggal 1 Januari 1890, HKBP menerbitkan

majalah Immanuel.

Sekolah untuk umum, walau masih terbatas untuk kalangan tertentu

(seperti anak raja dan tokoh-tokoh masyarakat waktu itu) juga dibuka di

Narumonda pada tahun 1900. Sekolah ini selain memberikan pelajaran umum,

juga memberikan ketrampilan teknik pertukangan. Salah satu tenaga pengajarnya

pada waktu itu adalah Pdt Otto Marcks. Sekolah ini kemudian berubah menjadi

seminari pada tahun 1905 dan anak didiknya tidak lagi terbatas untuk

kalangan elite tetapi sudah terbuka untuk umum. Sekolah umum ini adalah

yang pertama di tanah Batak, sebab baru pada tahun 1911 pemerintah Hindia

Belanda mendirikan Holland Inlands Schools (HIS) di Sigompulon, Tarutung.

Page 65: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

48

Gambar 2.2. Bagan Organisasi HKBP Sumber: https://www.google.co.id

Adapun jabatan-jabatan struktural di HKBP berdasarkan Aturan dan Peraturan

HKBP adalah sebagai berikut:

1. Ephorus. Ephorus adalah yang memimpin segenap HKBP dan wakil HKBP

terhadap pemerintah, gereja dan badan-badan organisasi lainya. Jabatannya

harus diembannya sesuai dengan Konfesi, Tata Gereja dan Siasat Gereja

HKBP.Periode kepemimpinannya selama 4 tahun dan dia dapat dipilih

kembali untuk mimpin selama 2 periode.

Page 66: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

49

Adapun yang menjadi tugas-tugas Eporus sesuai dengan Aturan dan Peraturan

HKBP adalah sebagai berikut: (a) Menggembalakan jemaat-jemaat dan

pelayan-pelayan di segenap HKBP; (b) Melaksanakan pembinaan terhadap

pelayan-pelayan tahbisan dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan

mereka melaksanakan tugas-tugas pelayanannya, terutama dalam pelayanan

firman dan penggembalaan; (c) Memelihara dan menyuarakan tugas kenabian

HKBP terhadap pemerintah atau penguasa melalui kata-kata maupun

perbuatan nyata untuk menegakkan kebenaran dan keadilan di tengah-tengah

bangsa dan negara; (d) Mewakili HKBP terhadap pemerintah, gereja, dan

badan-badan lain di dalam maupun di luar negeri; (e) Memimpin segenap

HKBP bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepala departemen

berdasarkan Alkitab, Konfessi, Aturan Paraturan, dan Peraturan

Penggembalaan dan Siasat Gereja sebagai manifestasi kepatuhannya kepada

Yesus Kristus, Raja Gereja. Ephorus dapat mendelegasikan wewenang

melaksanakan tugas-tugas tertentu kepada Sekretaris Jenderal, kepala

departemen, atau praeses sesuai dengan kebutuhannya; (f) Menyelenggarakan

Sinode Agung sesuai dengan ketentuan persidangan Sinode Agung; (g)

Memimpin Rapat Pimpinan HKBP; (h) Melantik praeses; (i) Memimpin Rapat

Praeses; (j) Mempersiapkan dan menyusun Rencana Induk Pengembangan

Pelayanan HKBP yang akan disampaikan kepada Sinode Agung untuk

ditetapkan; (k) Menyusun Rencana Strategis HKBP untuk disampaikan ke

Sinode Agung, dan Rencana Tahunan dan Rencana Anggaran Pendapatan

Belanja yang akan disampaikan kepada Majelis Pekerja Sinode untuk

Page 67: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

50

ditetapkan; (l) Mengunjungi jemaat-jemaat untuk memimpin upacara

penahbisan gereja dan peletakan batu alas; (m) Menahbiskan pendeta, guru

jemaat, bibelvrouw, diakones, dan evangelis; (n) Menyampaikan Laporan

Tahunan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya memimpin HKBP ke

Sinode Agung; (o) Menyusun Almanak HKBP; (p) Menerbitkan surat-surat

ketetapan tentang jemaat, resort, distrik baru, yayasan, lembaga, dan komisi,

demikian juga yang berhubungan dengan personalia; dan (q) Menerima usul

amandemen terhadap Aturan Peraturan HKBP.

2. Sekertaris Jenderal Tugasnya

Adapun tugas dari Sekertaris Jenderal adalah sebagai berikut; (a) Menyertai

Ephorus memimpin HKBP bersama-sama dengan kepala departemen; (b)

Memimpin administrasi HKBP sesuai dengan Aturan Peraturan HKBP; (c)

Mewakili Ephorus melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Ephorus

sesuai dengan kebutuhannya; (d) Menerima laporan pelayanan dari organ-

organ pelayanan di bawahnya; (e) Bersama-sama dengan kepala departemen

menyertai Ephorus menyusun Berita Pelayanan, Rencana Tahunan, dan

Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Tahunan HKBP, yang akan mereka

sampaikan ke Majelis Pekerja Sinode; Laporan Pertanggungjawaban dan

Rencana Strategis ke Sinode Agung; (f) Mempersiapkan segala keperluan

yang berkenaan dengan pelaksanaan Sinode Agung dan rapat-rapat lain

ditingkat Pusat; (g) Bersama-sama dengan Ephorus dan kepala departemen

menyelenggarakan Rapat Pimpinan HKBP; dan (h) Membuat evaluasi dan

menyampaikan pertanggungjawaban kepada Ephorus melalui laporan rutin.

Page 68: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

51

3. Kepala Departemen Koinonia Tugasnya

Tugas dari Departemen Koinonia adalah; (1) Menyertai Ephorus bersama-

sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepala departemen lainnya memimpin

HKBP; (2) Mengkordinasikan perencanaan dan pelaksanaan semua usaha

yang mengembangkan dan meneguhkan persekutuan seluruh warga HKBP di

semua tingkat, persekutuan oikumenis di tingkat lokal, nasional, regional dan

internasional; (3) Menyusun kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan, dan

pedoman-pedoman yang perlu dalam kegiatan mengembangkan dan

meneguhkan persekutuan sel uruh warga di semua tingkat, dan menjadi

pegangan semua petugas; dan (4) menyertai Ephorus menyusun Berita

Pelayanan, Rencana Tahunan, dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja

Tahunan HKBP, yang akan mereka sampaikan ke Majelis Pekerja Sinode;

Laporan Pertanggungjawaban dan Rencana Strategis ke Sinode Agung.

4. Kepala Departemen Marturia

Tugas dari Departemen Marturia adalah; (1) Menyertai Ephorus bersama-

sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepala departemen lainnya memimpin

HKBP; (2) Mengkordinasikan perencanaan dan pelaksanaan pekabaran Injil di

setiap tingkat pelayanan HKBP; (3) Menyusun kebijakan-kebijakan,

peraturan-peraturan, dan pedoman-pedoman yang perlu dalam pekerjaan

pemberitaan firman Allah yang akan menjadi pegangan bagi semua pelayan di

semua tingkat pelayanan; dan (4) Bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal

dan kepala departemen lainnya menyertai Ephorus menyusun Berita

Pelayanan, Rencana Tahunan, dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja

Page 69: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

52

Tahunan HKBP, yang akan mereka sampaikan ke Majelis Pekerja Sinode;

Laporan Pertanggungjawaban dan Rencana Strategis ke Sinode Agung.

5. Kepala Departemen Diakonia

Tugas Departemen Diakonia adalah; (1) Manyertai Ephorus bersama-sama

dengan Sekretaris Jenderal dan kepada departemen lainnya memimpin HKBP;

(2) Mengkordinasikan pengelolaan semua pelayanan social yang

berhubungan dengan pemberian bantuan kepada yang kesusahan, demikian

juga yang berhubungan dengan yayasan pendidikan dasar, menengah, dan

yayasan pendidikan tinggi, yayasan kesehatan dan pengembangan masyarakat

di setiap tingkat pelayanan; dan (3) Menyusun kebijakan-kebijakan, peraturan-

peraturan, dan pedoman-pedoman yang perlu dalam pekerjaan diakonia yang

menjadi pegangan bagi semua pelayan di semua tingkat pelayanan.

6. Praeses

Tugas Praeses adalah (1) Memimpin distrik bersama-sama dengan para kepala

bidan; (2) Menyusun rencana strategis dan program kerja tahunan distrik sesuai

dengan keputusan Sinode Agung, Majelis Pekerja Sinode, dan Rapat Pimpinan

HKBP;(3) Membina dan menggembalakan pelayan-pelayan tahbisan dalam

pekerjaan yang sesuai dengan tugas pelayanannya masing-masing; (4)

Membimbing dan mengawasi semua kegiatan yan berkenaan dengan kerohanian

dan kekayaan di jemaat-jemaat dan resort-resort;(5) Memimpin sinode distrik,

majelis pekerja sinode distri dan rapat pimpinan distrik; (6) Meresmikan jemaat-

jemaat dan ressort-ressort baru yang sudah ditetapkan oleh Pimpinan HKBP; (7)

Mengunjungi jemaat-jemaat dan memimpin pesta-pesta jubileum jemaat; (8).

Page 70: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

53

Melantik pelayan-pelayan tahbisan penuh waktu pada jabatannya masing-masing

di distrik itu; (9) Menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di jemaat dan

ressort yang tidak dapat diselesaikan oleh majelis ressort; dan (10) Mengawasi

pelaksanaan keputusan Sinode Agung, Majelis Pekerja Sinode, sinode distrik,

rapat majelis pekerja sinode distrik, dan rapat distrik.

2.2 Sejarah Singkat Gereja HKBP Pasar Melintang Medan

Pembahasan sejarah HKBP Pasar Melintang Medan meliputi asal mula

mendirikan gereja; bagaimana susunan Haparladoon ( susunan personalia

pengurus gereja) dan melihat pembangunan gereja HKBP Pasar Melintang pada

awalnya. Penulis menyadari bahwa banyak hal yang tidak terakomodasi dalam

penulisan sejarah gereja HKBP Pasar Melintang. Langkah-langkah yang penulis

lakukan dalam menyusun sejarah HKBP Pasar Melintang adalah dengan

melakukan wawancara terhadap otoritas gereja HKBP Pasar Melintang dan juga

jemaat gereja HKBP Melintang yang ikut terjun dalam pendirian gereja HKBP

Pasar Melintang.

2.2.1 Latar belakang pendirian gereja HKBP Pasar Melintang Medan

Lahirnya keinginan pendirian gereja Pasar Melintang Medan tidak

terlepas dari kondisi ibadah minggu di gereja HKBP Sei Putih yang semakin

ramai dimana jemaat gereja yang terus bertambah yang datang dari desa

naualu. Oleh karena itu ruangan gereja tidak mampu lagi menampung jumlah

jemaat yang semakin banyak. Melihat kondisi tersebut muncullah ide dari

Page 71: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

54

Dewan Pembangunan HKBP Sei Putih yang bertempat tinggal di sekitar Pasar

Melintang untuk mendirikan gereja. Beberapa anggota Dewan Pembangunan

tersebut adalah:

1. Bapak M.L.P Siamnjuntak (+)

2. Bapak Drs. P.S. Marbun

3. Bapak Dr. H.T. Sitanggang, SKM

4. Bapak St. C.H. Hutabarat

Dalam menindklanjuti rencana pembangunan gereja sebagai tempat doa dan

ibadah bagi Tuhan, maka diadakanlah rapat di tanggal 5 November 1967 di

rumaha Bapak Dr. H.T. Sitanggang, SKM dan diikuti oleh 12 orang sintua dan

penetua.

Hasil dari rapat tersebut memutuskan untuk mendirikan gereja baru,

dan melalui rapat tersebut terpilihlah sponsor atau panitia Pembangunan gereja

HKBP Pasar Melintang, yaitu:

1. Ketua : Dr. H.T. Sitanggang, SKM

2. Bendahara : Drs. P.S. Marbun

3. Sekretaris : M.L.P. Simanjuntak

4. Anggota : - Semua Sintua

- Penatua dari Weik-weik

Pada tanggal 19 November 1967 dilaksanakan rapat lanjutan bertempat

di rumah Bapak M.L.P Simanjuntak untuk mengkonsolidasikan rencana

lanjutan pembangunan gereja dan juga untuk menambahi kepanitiaan. Rapat

Page 72: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

55

ini juga sekalian mengumpulkan sambangan dana secara ikhlas dan

terkumpullah dana awal waktu itu sebesar Rp. 17.500,00,-.

Pada tanggal 28 Januari 1968 panitia mengadakan rapat di rumah

Bapak Drs. P.S. Marbun. Pada rapat ini membicarakan tentang letah dan

bidang tanah sebagai tempat lokasi pembangunan gereja. Ukuran tanah 8.00 M

x 12.00 dengan harga Rp. 200.000,00,-. Dalam rapat tersebut panitia

mengumpulkan dana dan melakukan pinjaman obligasi sehingga dana yang

terkumpul sebesar Rp.135.000,00,-.

Tanggal 18 Februari 1968 panitia melakukan rapat lanjutan di rumah

Bapak St. O.H Hutabarat. Pada rapat tersebut dilaporkan bahwa tanah untuk

pendirian gereja sudah didapat dimana ukuran tanah 25 M x 68,5 m = 1.712,5

M. Setelah pengurusan sertifikat tanah ternyata ada selisih perhitungan luas

lahan tanah pembangunan gereja menjadi 1.546 M dengan harga Rp.

81.000.000,00,-. Kekurangan dana untuk pembelian tanah diduluankan

sementara oleh Bapak M.P.L Simanjuntak; Bapak Drs. P.S. Marbun; Bapak

Dr. H.T. Sitanggang; dan Bapak St. O.H Hutabarat.

Setelah perencanaan awal selesai, pada tanggal 24 Februari 1968

beberapa utusan menemui otoritas gereja HKBP Sei Putih untuk meminta

persetujuan untuk mendirikan gereja yang diberi nama Gereja HKBP Pasar

Melintang Resort Medan II Seip Putih. Rencana pendirian gereja mendapat

tanggapan yang positif dengan memberikan izin mendirikan gereja setelah

melalui tahapan penilaian proposal yang diajuakan.

Page 73: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

56

Pada tanggal 19 Februari 1968 pendirian gereja sudah dimulai dengan

ukuran gedung gereja 8M x 12M dengan kondisi yang apa adanya (masih

tahap darurat dimana atap gedung masih menggunakan atap rumbai, bangku

darurat dan lantai masih tanah). Di tanggal 31 Maret 1968 ibadah minggu awal

sudah dilakukan yang dipimpin oleh Bapak Pdt. K. Sitorus dengan dibantu

oleh penetua gereja Sei Putih dan pada saat itu juga gereja ini sudah mulai

mandiri dari gereja HKBP Sei Putih.

Berikut adalah denah gereja HKBP Pasar Melintang Medan

Gambar 2.3. Denah Gereja HKBP Pasar Melintang

Sumber : Google Map

Jemaat di gereja HKBP Pasar Melintang masa 1970-an pada awalnya

adalah jemaat gereja HKBP Sei Putih (gereja HKBP Pasar Melintang dulunya

merupakan pagaran dari HKBP Sei Putih). Keberadaan jemaat HKBP Pasar

Melintang sekarang ini adalah berasal dari warga sekitar lokasi gereja dan

Page 74: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

57

perantau (berdirinya berbagai sekolah yang tidak jauh dari lokasi gereja seperti

sekolah Farmasi, Universitas Prima, sekolah SMU Negari 4.24

2.2.2 Susunan struktur gereja HKBP Pasar Melintang

Pada Tanggal 20 Maret 1968 para penetua gereja HKBP Pasar Melintang

mengadakan rapat di rumah Bapak St. M.M Siregar yang membahas masa tugas

dari pengurus gereja dalam periode 4 tahun. Susunan pengurus gereja pada

periode 1968-1972 adalah sebagai berikut:

1. Guru Huria : St. M.B. Sitompul 2. Sekretaris Huria : St. K. Sinambela 3. Bendahara Huria : St. O.H. Hutabarat 4. Parartaon : St. D.J. Hutagalung 5. Seksi Pembangunan : St. M.M. Siregar 6. Seksi Sikola Minggu : St. M. Sitompul 7. Seksi Zending Batak : St. A. Situmeang 8. Seksi Diakonia : St. I. Situmeang 9. Seksi Koor : St. K. Sinambela 10. Seksi NHKBP : Tumpak Situmeang 11. Koor Ina : Bibilvrow H. Br. Tambunan

Pada tanggal 01 Agustus 1972 HKBP pimpinan pusat HKBP mengangkat M.P

Siahaan sebagai Guru Huria (disingkat dengan Gr.). Tetapi kurang lebih satu

tuhun kemudian, Gr. M.P Siahaan pindah ke gereja HKBP Marindal dan

digantikan oleh Gr. A.D Siahaan. Selama kurang lebih 7 tahun, Gr. A.D

Siahaan pindah tugas ke gereja Sidorame dan kemudian posisi ini digantikan

oleh Gr. S. Siagian dari gereja HKBP Pajak Baru Resort Belawan. Tahun

24Wawancara dengan Bapak Tobing di gereja HKBP Pasar Melintang, tanggal 27 Juli

2014.

Page 75: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

58

1980-an susunan Pengurus gereja HKBP Pasar Melintang dibentuk dengan

susunan sebagai berikut:

1. Guru Huria : Gr. S. Siagian

2. Parartaon : St. M. Pangaribuan

3. Sekretaris : St. J. Pasaribu

4. Bendahara : St. R.S. Hutagaol

5. Dewan Pembangunan : St. O.H. Hutabarat

6. Dewan Ina : St. G. Siagian

7. Dewan NHKBP : St. K. Sinambela

8. Dewan Sekolah Minggu : St. H. Sitompul

9. Dewan Diakonia Sosial : St. W. Siagian

- St. D.J. Hutagalung

- St. S. Pardede

- St. P.M. Simatupang

- St. G.M. Panggabean

- St. J. Sianturi

- Cal. St. C. Pangaribuan, BA

- Cal. St. B. Nadeak

- Cal. St. E. Munthe

- Cal. St. Dr. H.T. Sitanggang

Page 76: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

59

Gambar 2.4 Bagan Organisasi Gereja HKBP Pasar Melintang 2013/2014 Sumber : Gereja HKBP Pasar Melintang

Pembagian Tugas Dan Wewenang masing – masing Pengurus Gereja HKBP Pasar

Melintang Medan sebagai berikut :

1. Pendeta Ressort Sesuai dengan Pedoman Penatalayanan HKBP 2010, berikut

diuraikan Tugas Pendeta Ressort.Tugas pokok Pendeta Ressort yaitu

memimpin semua pelayanan di Ressort dan Sabungan.

Page 77: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

60

Uraian Tugas Pendeta Ressort; (1) Bertanggung jawab kepada Ephorus

HKBP, Praeses di Distrik dan Rapat Ressort, laporan pertanggungjawaban

disampaikan secara periodik sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam

Aturan dan Peraturan HKBP (2002); (2) Melaksanakan pembagian tugas

sesuai dengan keterampilan, minat dan talenta yang dimiliki para pelayan

penuh waktu yang menerima SK dari Ephorus HKBP. Sebelum menetapkan

pembagian tugas, Pendeta Ressort terlebih dahulu melakukan rapat koordinasi

dengan pelayan penuh waktu lainnya; (3) Mengawasi jalannya tugas para

pelayan penuh waktu yang telah disepakati atau ditetapkan; (4) Menerima

pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dari para pelayan penuh waktu di

wilayah pelayanannnya; (5) Menandatangani surat-surat keluar, akte lahir,

menyaksikan iman, nikah dan surat-surat keterangan lainnya; (6) Memimpin

rapat-rapat di sabungan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam

Aturan dan Peraturan HKBP (2002) atau menugaskan salah seorang dari

pelayan penuh waktu lainnya untuk mewakilinya; dan (7) Menyetujui isi warta

jemaat yang akan diwartakan pada setiap kebaktian minggu yang dipersiapkan

Guru Jemaat atau pelayan penuh waktu yang ditugaskan menyusunnya.

2. Guru Huria

Tugas Guru Huria adalah; (a) Memimpin jemaat setempat, merencanakan dan

melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pelayanan sesuai dengan tritugas

panggilan gereja; (b) Mempimpin pelayan tahbisan sesuai dengan bidang

tugasnya masing-masing; (c) Memimpin rapat jemaat, rapat pelayan, rapat

Page 78: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

61

pelayan tahbisan, dan rapat pemilihan pengurus-pengurus dewan, seksi, dan

panitia pembangunan; (d) Melaksanakan keputusan Sinode Agung, Majelis

Pekerja Sinode, sinode distrik, majelis pekerja sinode distrik, rapat resort,

rapat majelis resort dan rapat pelayan tahbisan; (e) Mengawasi, membimbing,

dan meningkatkan mutu pelayanan di bidang penatalayanan dan administrasi

jemaat; (f) Menerima laporan pertanggungjawaban setiap dewan; dan (g)

Menyampaikan laporan pelayanan, statistik, dan keuangan jemaat ke pendeta

ressort, dan rapat jemaat.

3. Bibelvrouw adalah perempuan yang menerima jabatan bibelvouw dari HKBP

melalui Ephorus sesuai dengan Agenda HKBP. Tugas Bibelvrouw adalah; (a)

Sebagaimana tertera dalam Agenda Pemberian Jabatan Bibelvrouw; (b)

Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan; (c) Menghadiri Rapat

Bibelvrouw.

4. Penatua gereja adalah yang menerima jabatan penatua dari HKBP melalui

pendeta ressort sesuai dengan Agenda HKBP. Syarat Menjadi Penatua; (a)

Warga jemaat yang mempersembahkan dirinya menjadi penatua di jemaat; (b)

Rajin mengikuti kebaktian minggu dan perjamuan kudus; (c) Berperilaku

tidak bercela; (d) Paling sedikitnya berumur 25 tahun; (e) Sehat rohani dan

jasmani; (f). Dipilih oleh warga jemaat dari antara mereka dan ditetapkan oleh

Rapat Pelayan Tahbisan. Tugas Penetua gereja adalah; (1) Sebagai tertera

dalam Agenda Penerimaan Penatua HKBP; (2) Melaksanakan baptisan

darurat; (3) Menyusun statistik warga jemaat di lingkungannya masing-

Page 79: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

62

masing; (4) Mengikuti sermon dan rapat penatua; dan (5) Menyampaikan

berkat tanpa menumpangkan tangan.

2.2.3 Kegiatan huria

Setelah Pdt. K. Sitourus dilantik sebagai pendeta gereja HKBP Pasar

Melintang pada tanggal 31 Maret 1968, Pdt. K. Sitourus langsung membentuk

partangiangan weik (kebaktian weik) yang dilaksanakan hari kamis malam pukul

08.00 wib. Pembagian weik di gereja HKBP Pasar Melintang Medan adalah

sebagai berikut:

1. Weik I : St. D.J. Hutagalung

2. Weik II : St. M. Simandalahi

3. Weik III : St. O.H. Hutabarat

4. Weik IV : St. K. Sinambela

5. Weik V : St. H. Sitompul

6. Weik VI : St. A. Situmeang

Aktivitas gereja dalam hal koor terlihat dari paduan suara yang dibentuk yang

setiap ibadah berparsitifasi melantunkan lagu pujian. Paduan suara terdiri dari:

Punguan Ina Parari Rebo (Koor Ibu yang latihan setiap hari Rabu); Koor Ama

(Koor kaum Bapak); koor gabungan Zion; Koor Ina Maria dan koor dari weik II.

Selama 3 bulan ibadah gereja selalu dipimpin dengan serunai yang

dimotori oleh St. K. Sinambela. Pada tanggal 22 September 1986 gereja membeli

Poti Marende buatan K. Hutagalung – Made in Sipaholon. Perkembangan

selanjutnya, pada tahun 1979 instrumen Poti Marende diganti dengan Elektone.

Page 80: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

63

Untuk ibadah minggu yang dilaksanakan, gereja ini membagi tiga

kelompok, yakni:

1. Ibadah Sekolah Minggu : masuk pukul 07.30 wib - 08.45 wib

2. Ibadah Minggu Pagi : masuk pukul 09.00 wib - 10.00 wib

3. Ibadah Bahasa Batak : masuk pukul 10.00 wib - 12.00 wib

2.2.4 Pembangunan gereja HKBP Pasar Melintang

Pembangunan gereja dimulai 19 Februari 1068 dengan ukuran 8,00 M x

12,00 M dengan kondisi gedung gereja yang masih sederhana. Pembangunan

gereja selanjutnya dengan lantai permanen selesai dikerjakan pada tanggal 4 April

1971. Pada tanggal tersebut diadakan pesta ulang tahun ke III (pesta manuruk

gereja na imbaru artinya: pesta memasuki gereja baru) dimana ketua panitia pesta

ini adalah Bapak R.W. Sinambela.

Ketua pembangunan Bapak M.L.P Simanjuntak kemudian menyerahkan

seksi dewan pembangunan kepada Bapak D.J Panjaitan. Pada masa dewan

pembangunan yang baru, konsentrasi pembangunan gereja terpusat pada bagian

balkon gereja dan membangun dingding gereja dari beton. Pada tahun 1979,

gereja mengadakan pesta pembangunan untuk mengumpulkan dana yang

dikerjakan oleh Bapak B. Panjaitan.dana yang dihasilkan dari acara pesta

pembangunan ini kemudian dipakai untuk memperbaiki pagar yang permanaen.

Tanggal 21 Juni 1981 paniti pesta pembangunan yang di ketuai oleh

Bapak RTDH Pakpahan. Dana yang diperoleh dari acara pesta ini digunakan

Page 81: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

64

kepada perbaikan plafon gereja, loudspeaker, pengecetan didngding gereja dengan

aksesorisnya.

Tanggal 8 Agustus 1982 pesta pembangunan gereja dilaksanakan untuk

memperbaiki mimbar depan gereja. Pada tanggal 7-8 Mei 1983 adalah lanjutan

dari pesta pembangunan tahun 1982. Ketua panitia acara ini adalah Bapak A.C.

Sagala, SH. Perencanaan akan pembangunan mimbar gereja dapat tercapai dengan

baik.

\

Gambar 2.5. Hasil Akhir Pembangunan Altar Gereja Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 82: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

65

BAB III

TATA IBADAH GEREJA HKBP DAN PERKEMBANGAN MUSIK GEREJA

Pembahasan dalam Bab III adalah tentang liturgi gereja HKBP dan

perkembangan Musik gereja. Perkembangan musik gereja dalam penelitian ini

adalah himne dan juga alat musik yang digunakan dalam mengiringi nyanyian

ibadah di gereja HKBP.

3.1 Tata Ibadah 3.1.1 Beberapa istilah asing dalam tata ibadah gereja HKBP Dalam gereja HKBP, terdapat beberapa istilah-istilah kata asing yang tetap

digunakan hingga saat ini, seperti: Agenda, Votum, Liturgi, Cultus dan Introitus.

Berikut adalah penjelasan dari istilah-istilah tersebut di atas:

1. Agenda berasal dari bahasa Latin yang artinya dalam bahasa Inggris

menunjukkan sebuah daftar tentang hal-hal yang akan dikerjakan;

kemudian kata itu digunanakan oleh gereja-gereja berbahasa Jerman

“Agende” atau “Kirchenagende”,yaitu sebuah buku yang mengumpulkan

tata ibadah yang dipakai oleh gereja antara lain; kebaktian minggu biasa,

kebaktian dengan perjamuan kudus, dengan babtisan, naik sidi,

pemberkatan nikah, penguburan, ordinasi (die Ordination zum

Predigtamt), dan lain-lain. Agenda padanannya sebelum masa Reformasi

disebut dengan “Agenda missarum” (perayaan messe), “Agenda

mortuorum” (perayaan mengenang para orang mati). Kumpulan Tata

Ibadah HKBP dikenal dengan nama “Agende” sesuai dengan pemakaian

Page 83: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

66

kata itu oleh gereja-gereja asal para misionaris yang bekerja di Tanah

Batak (1861–1940).

2. Liturgi berasal dari bahasa Yunani “leiturgia” (leos yang artinya rakyat,

dan ergon yang artinya kerja): kerja bakti yg dilakukan warga kota

setempat; pajak yang dibayar oleh warga negara; ibadah dalam kuil; dalam

Perjanjian Baru: ibadah atau kebaktian kepada Tuhan (Kis.13:2); mata

acara suatu ibadah, termasuk juga kaidah, sistem atau aturannya.

3. Cultus berasal dari bahasa Latin sebagai padanan kata “latreia” dalam

Perjanjian Baru atau dalam bahasa Jerman disebut dengan “Gottesdienst”

yang artinya ibadah pada Allah; mencerminkan prinsip reformasi Marthin

Luther yg merujuk pada ibadah seutuhnya oleh manusia terhadap Allah,

termasuk tampilan luarnya, sehingga ibadah itu bukan buatan tangan

manusia, seolah-olah manusia dapat merebut kedudukan Allah yang bebas

mendirikan ibadah (tata) untuk Allah sendiri.

4. Votum berasal dari bahasa Latin yang artinya: keinginan, janji, keputusan,

pengesahan, dukungan suara, penyataan Allah bahwa Ia ada dan bersedia

menerima orang yang ingin bertemu dengan Allah. Unsur yang mengawali

ibadah gereja; kebaktian dimulai oleh Allah yg berjanji, yg menyatakan

diri berada.

5. Introitus berasal dari bahasa Latin yang artinya pengantar masuk suatu

prosesi; ayat introitus: sebuah nats Alkitab yang merujuk pada tahun

gerejawi yang berlaku pada hari minggu tertentu, yg berfungsi sebagai

panggilan beribadah.

Page 84: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

67

3.1.2 Dasar-dasar teologis tata ibadah hari minggu HKBP Uraian tentang dasar teologis tata ibadah HKBP diawali dengan paparan

dari segi historisnya, artinya memberi penjelasan kapan lahir, bagaimana lahirnya

serta mengapa dilahirkan sebuah dokumen yang namanya Liturgi (tata ibadah)

HKBP. Sejak awal pekabaran Injil di Tanah Batak tahun 1860-an, keinginan

untuk pengadaan sebuah liturgi atau tata ibadah Minggu dan peristiwa-pristiwa

gerejawi lainnya sudah menggema dan upaya untuk itu sudah dilakukan. Ini

nampak dari laporan-laporan para misionaris, seperti yang nampak dari laporan

kegiatan Pekabaran Injil di lembah Silindung Batak Toba oleh ketiga misionaris

setempat, yaitu I.L.Nommensen, P.H.Johannsen dan A.Mohri.25 Mungkin mereka

di tempat pelayanan masing-masing telah membuat gagasan-gagasan awal untuk

menciptakan tata badah Minggu, ibadah baptisan, perjamuan kudus, peneguhan

sidi, pernikahan, dan lain-lain. Kemungkinan ini semua telah bermuara pada

sebuah buku Agenda, edisi pertama ialah Agenda 1904, dilengkapi dengan

pedoman pemakaiannya, yang diterbitkan pada tahun 1906 dalam bahasa Jerman

dan untuk edisi Batak Toba tahun 1907. Agenda 1904 dan buku pedoman tersebut

menjadi acuan bagi paparan kita dalam mencari dasar-dasar teologis dan praktis

sebuah Agenda HKBP serta menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan revisi

Agenda HKBP untuk masa mendatang.26 F.Tiemeyer mengkaji kembali apa

25I.L. Nommensen, Missionsarbeit in Silindung, dalam : “Berichte der RMG”, Juni 1866,

hal.167-182 ; I.L. Nommensen, Aus Huta Dame im Bataklande, dalam: “Berichte der RMG”, Juli 1874, hal.193-206; dll. Lihat juga buku J.R.Hutauruk, Menata Rumah Allah. Kumpulan tata gereja HKBP, Kantor Pusat HKBP, 2001, hal.10-11, bahwa urutan mata acara ibadah Minggu : pembacaan dasa titah – pengakuan dosa – janji pengampunan dosa, sudah sejak dini dilakukan.

26“Agenda”, Nirongkom di Pangarongkomon Mission di Narumonda, Sianta – Toba, 1904, selanjutnya dikutib dengan singkatan: Agenda, Edisi 1904. Buku pedoman yang dimaksud ialah “Aturan ni Ruhut di angka huria na di tongatonga ni Halak Batak.”, Nirongkom di Panagarongkoman Mission di Si Antar – Toba, 1907, hal.1-35.

Page 85: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

68

sebenarnya dasar teologis dari sebuah liturgi (tata ibadah gereja) yang evangelis (

istilah yang lebih popular ialah injili), atau dengan kata lain apa saja yang paling

fundamental dari sebuah agenda gerejawi yang berdasarkan teologi reformatories

M. Luther atau J .Calvin maupun para reformator lainnya. Dasar teologis yang

sangat fundamental menurut Tiemeyer adalah bahwa karya Tuhan Allah sendiri

yang selalu mendominasi sebuah tata ibadah yang otentik sebagaimana ditemukan

kembali oleh para reformator M. Luther dan J. Calvin. Tiemeyer mengatakan

bahwa upaya mencari makna dan hakekat sebuah tata ibadah evangelis

(evangelische Gottesdienst) atau istilah yang lebih dikenal dengan kata ibadah

injili ialah memperlihatkan aksi jemaat yang menunjukkan kepatuhannya terhadap

Allah yang hidup itu. Karena arti tata ibadah yang paling mendasar ialah

perbuatan/tindakan Allah bersama jemaatNya. Allah menghukum dan menghajar.

Allah menegur dan mengampuni. Tiemeyer mengatakan, bahwa tidak ada

perbedaan antara pendeta ( pengkhotbah = Prediger) dan liturgis. Di sini pendeta

dan liturgis sebagai manusia biasa tidak bakal melewati batas antara Allah dan

manusia. Allah telah menyatakan diriNya kepada manusia dan tidak bakal

membagikan kemuliaan-Nya dengan siapapun dari antara manusia.

Tiemeyer telah melakukan pemantauan terhadap berbagai tata ibadah

gerejawi yang pernah dipakai oleh Gereja – gereja dengan tujuan untuk

menunjukkan bahwa sepanjang sejarahnya gereja sepanjang abad itu selalu jatuh

bangun dalam mempertahankan hal-hal yang fundamental dari sebuah tata ibadah.

Salah satu yang paling utama ialah tindakan Allah, Allah yang bertindak, Allah

yang hadir dan manusia merespons kehadiran Allah yang mulia dan agung itu.

Page 86: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

69

Dalam lima periode, beliau melihat gereja-gereja itu jatuh bangun dalam

mempergumulkan ke-injil-an dari tata ibadah kristiani itu. Beliau mengibaratkan

perjalanan dari tata ibadah injili itu telah melalui lima stasi / persinggahannya

secara historis, yaitu: Yerusalem, Roma, Wittenberg dan Geneva, kemudian

zaman pasca-reformasi, rasionalisme dan kultur protestantisme Eropa.

Zaman Israel, pada setasi pertama di Yerusalem nampak, bahwa ibadah

pada bait suci memperlihatkan kehadiran Allah yang hidup itu. Sepanjang

perjalanan sejarah bangsa Israel selalu nampak bahwa sebuah tempat tertentu

(sebuah kemah nomadis, tabut pada zaman perjalanan di gurun pasir atau sebuah

tempat yang menetap pada zaman sebelum dan sesudah pembuangan),

fenomenanya tetap sama, yaitu “Allah hadir, mari kita sujud di hadapan-Nya,

demikian yang terjadi pada awalnya. Ketika batas antara Allah dan manusia

dilewati, maka para imam Israel atas kekuatan / kekuasaan jabatannya, mereka

telah membangun ibadah untuk Allah, dan pada saat itulah menghilang kehadiran

Allah. Kehadiran Allah telah menghilang, dan sebagai gantinya ialah ibadah

(“Gottesdienst”) tanpa Allah. Kemudian utusan Allah yaitu Kristus datang

memasuki sejarah bangsa Israel. Firman Allah menjadi daging. Tetapi Kristus

tidak diterima, manusia ingin menguasai Allah dalam bait suci. Kristus

menjatuhkan hukuman. Bait Suci di Yerusalem musnah, tinggal puing-puing.

Demikian Tiemeyer menggambarkan perubahan makna ibadah di Yerusalem,

yang tadinya berpusat pada kehadiran Allah, tetapi oleh kehadiran para imam

Israel tempat Allah telah direbut oleh para imam, dengan demikian imam jadi

pusat ibadah.

Page 87: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

70

Zaman Israel kemudian digantikan oleh zaman Kekristenan. Tiemeyer

merujuk ke nats Alkitab Mateus 7:29 sebagai karakteristik dari pemberitaan

Yesus: “sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti

ahli-ahli Taurat mereka”. Demikian beliau mengutipnya serta menambahkan,

bahwa Yesus menerima kewibawaan / kuasa dari Allah; Yesus bukan

mengandalkan wibawa / kuasa sendiri. Kini Allah kembali hadir dan bertindak

dalam ibadah yang dipimpin oleh Yesus. Kehadiran Allah dipertegas lagi oleh

nats Alkitab Lukas 4: 21: ” Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: ‘Pada

hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya’. Dan pada akhir hidup-

Nya, Yesus mendirikan Perjamuan Kudus (“Abendmahl”) sebagai ibadah. Rasul

Paulus melanjutkan ibadah yang mengedepankan kehadiran Allah dalam ibadah

Perjamuan Kudus: “ dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-

mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu;

perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! ( 1 Korintus. 11:24 ). Inilah menurut

beliau bentuk yang sangat sederhana yang dilayankan oleh Yesus, yaitu makan

roti dan minum anggur; bentuk yang sangat sederhana ini dipakai oleh Yesus

untuk mencerminkan kebesaran dan kehadiran Allah yang berbuat itu. Inilah suatu

ketegangan yang indah, yang nampak dalam ibadah yang dipimpin oleh Yesus:

ketegangan antara unsur roti dan anggur yang bersifat sementara itu dan dalam

bentuknya yang sederhana itu (kata-kata yang biasa tanpa seremoni) dengan

kemuliaan yang abadi dari Tuhan Allah yang hidup itu. Namun ketegangan ini

akhirnya sirna oleh ulah manusia yang tidak sabar dan rindu akan kehadiran

Tuhan Allah. Lagi-lagi terjadi penyimpangan oleh ulah dan perbuatan para pejabat

Page 88: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

71

gerejawi abad ke-2. Kehadiran Allah dalam ibadah telah digantikan oleh kegiatan

seremonial para pejabat gerejawi itu. Kehadiran Allah dalam Perjamuan Kudus

telah digantikan oleh unsur-unsur yang diilahikan (roti dan anggur; “die

vergotteten Elemente Brot und Wein”). Artinya, kini yang bertindak ialah manusia

bukan lagi Allah. Imam maju ke depan dan mengorganisasi ibadah itu,

menguasainya, bertindak dan memutuskan melalui seremonial yang saleh. Dalam

hal ini, Tiemeyer menyimpulkan bahwa kini yang terjadi ialah: Ibadah – tanpa

Allah (“Gottesdienst – ohne Gott”).

Zaman Romawi, Pusat ibadah Gereja Katolik Roma ialah Missa, yang

pada hakekatnya adalah Perjamuan Kudus. Dalam Missa Allah telah

dimaterialisasikan (“Gott ist dinglich geworden”) dalam sebuah peti sakral yang

dikenal dengan nama Hostie yang artinya tempat roti yang sudah berubah jadi

tubuh Kristus. Melalui pelayanan ritus seorang imam, maka roti dan anggur itu

telah diilahikan. Ketegangan antara Allah dan manusia telah dihancurkan. Gereja

yang merayakan itu memiliki, berkuasa atas Allah dalam peti sacral hostie.

Kristus telah hadir dalam peti tersebut. Gereja telah menguasai Allah, gereja telah

berkuasa atas Allah, bukan lagi sebaliknya Allah menguasai Gereja. Kejatuhan

dalam dosa telah kembali terjadi di tempat kudus.

Zaman Reformasi abad ke-16. reformator M. Luther dan J. Calvin

bukanlah mereformasi kehidupan kultis gereja, sekalipun mereka menilai Messe

itu sebagai suatu pengilahian (“Abgotterei”) dan oleh karenanya perlu ditiadakan.

Bagi kedua reformator ini, adalah suatu hal yang sangat mendasar bahwa tindakan

Allah sendiri yang terjadi dalam sebuah ibadah dan hendaknya jangan ada yang

Page 89: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

72

merampok kemuliaan Allah dalam tempat suci. Ketegangan antara Allah dan

manusia harus ditegakkan kembali: “Allah tidak bertempat tinggal di rumah bait

suci buatan manusia” (Kis.17:24). Dalam ibadah itu harus nyata adanya

perbedaan kualitatif antara Allah dan manusia, dan keduanya jangan

dicampuradukkan, melainkan dalam ibadah itu harus nampak kekuatan dan

anugerah Allah, bahwa Dia yang kudus itu mendekatkan diri kepada orang-orang

berdosa dan Dia memang membutuhkan orang-orang berdosa dalam

pelayanannya masing-masing. Dengan demikian Allah yang kembali hadir dalam

ibadah sebagai Hakim dan juga sebagai Juru Selamat. Suara Allah yang

mengatakan Tidak pada tindakan-tindakan penuh dosa kembali terdengar nyaring

dalam ibadah, tetapi juga suaraNya yang mengatakan Ya berlaku bagi orang

berdosa. Beliau mengatakan bahwa hal ini dapat terjadi hanya melalui firman

Allah dan bukan melalui Messe. Sekali lagi beliau mengulangi, bahwa melalui

Messe, dalam roti dan anggur yang telah diilahikan itu, Gereja telah menampilkan

diri sebagai pemilik, sebagai yang mempunyai. Tetapi firman Allah itu tak akan

pernah dapat dimiliki atau dikuasai oleh siapapun, melainkan firman Allah itu

mengajar supaya sabar dan berpengharapan. Beliau mengutip nats Alkitab Rom

8:24: ” Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang

dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan

apa yang dilihatnya”. Semua reformator sependapat akan arti dan makna sebuah

ibadah yang injili / evangelis itu. Mereka beda hanya dalam menentukan bentuk

luarnya. Perbedaan antara Luther, Calvin dan Zwingli hanya dalam bentuk

luarnya, bukan secara kualitatif tetapi hanya secara kuantitatif.

Page 90: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

73

Luther berpijak pada tradisi lama yaitu liturgi Messe ketika dia

memperkenalkan tata ibadahnya, yaitu Messe Jerman. Tetapi bagi Luther Messe

Jerman ini tidak dianggap bersifat hukum / aturan ibadah yang harus dipatuhi atau

dilaksakan Menurut Tiemeyer, ada perbedaan antara kosep liturgi antara M.

Luther dan J. Calvin. Menurutnya, Calvin mengambil pijakannya dari tradisi

alkitabiah. Beliau mengetahui, bahwa ketika Calvin melayani di Strassburg beliau

sudah mengenal sebuah buku nyanyian yang dikenal dengan nama Nyanyian

Mazmur, dan buku nyanyian ini beliu perkenalkan kepada jemaatnya di Geneva

sebagai “Nyanyian rakyat” (Volksgesang). Buku liturgi karangan Calvin tahun

1545 memanfaatkan Nyanyian Mazmur tersebut. Aspek kuantitatif dari sebuah

tata ibadah adalah relative dan tidak mengurangi esensinya atau istilah yang beliau

pakai “kualitasnya” sebuah tata ibadah.

Zaman pasca-reformasi, menurut Tiemeyer terjadi juga penyimpangan

dalam Gereja zaman pasca-reformasi di kalangan Gereja reformasi. Aliran

Ortodoksi telah menjadikan tata ibadah itu sebagai suatu pemberitaan ajaran

(“Lehrverkuendigung”). Firman Allah telah menjadi buku hukum/aturan

(“Gesetzbuch”). Dan isinya telah disimpan dalam sebuah lemari buatan roh

manusia. Tetapi, demikian beliau, Roh Allah tidak identik dengan roh manusia.

Roh Allah berembus ke mana Dia inginkan. Roh Allah tidak mau berkompromi

dengan roh manusia sekalipun ajaran yang benar itu dibutuhkan.

Aliran Ortodoksi ketika itu berseberangan dengan aliran Pietisme. Struktur

pemikiran pietisme ialah “Mistik dan Injil”. Berangkat dari pemikiran inilah maka

kaum Pietisme selalu menekankan kehidupan (“Leben”) dan tidak ajaran

Page 91: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

74

(“Lehre”). Dan sikapnya terhadap Gereja resmi (arus utama) tidaklah besahabat,

malahan anti-gereja. Yang diutamakan bukan ajaran ortodoksi, tetapi kehidupan

jiwa-jiwa dalam hubungan pribadi yang sangat hangat dan emosional dengan

Allah, dengan kata-kata yang membelai seperti: ‘Yesus sang bayi yang cantik,

buah hati yang setia.’ (“ lieben Jesulein’, dem ‘treuen Herzlein”). Dosa dirasakan

sangat menekan dan ini terjadi secara mistis. Dalam hal ini kebenaran hanya oleh

iman sudah sangat menurun. Yang menjadi pergumulan pokok dalam kehidupan

ini ialah bagiamana seseorang dapat meraih kekudusan/kesalehan. Dalam hal ini

ia mengatakan, bahwa yang terjadi di sini ialah bahwa manusialah yang

mengambil prakarsa dan yang ingin memisahkan diri dari ’Dunia, Gereja dan

Dosa’, tetapi hasilnya ialah bahwa manusia tetap tinggal sebagai orang yang

ditipu oleh dosa. Demikian penyimpangan yang terjadi dalam aliran atau kaum

Pietisme.

Tetapi bukan hanya dalam gerakan kegerejaan, seperti dalam Pietisme itu

terjadi penyimpangan; penyimpangan terjadi juga akibat aliran atau semangat

Rasionalisme dan Kulturprotestantisme, sebagaimana masih menguasai pemikiran

dan pola pikir manusia Barat sezaman para misionaris Jerman yang melayani di

Tanah Batak. Beliau hanya ingin mengangkat yang paling pokok dari kedua aliran

itu yang mempengaruhi pola pikir dan sikap menggereja atau beragama ketika itu.

Misalnya nilai-nilai kemanusiaan seperti kebaikan (Tugend), kesejahteraan

(Wohlfahrt), solidaritas persaudaraan (Bruederlichkeit) dianggap sebagai ibadah –

pengganti (Ersatz-Gottesdienst) manusia Barat saat itu, yang memang adalah

anggota Gereja di Jerman saat itu. Dan sejak Schleiermacher ( seorang tokoh

Page 92: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

75

teologi abad ke-19 di Jerman ) sangat menguasai diskusi tentang tata ibadah dan

sedang mempengaruhi pola pikir teologis para pendeta di Jerman termasuk para

misionaris Jerman di Tanah Batak, artinya juga mereka yang sedang

mendiskusikan pembaharuan tata ibadah untuk Gereja Batak HKBP. Alasannya

mengatakan demikian ialah bahwa lahirnya Agenda Union yang lama (die alte

Unionsagende buat Gereja Senegeri Prusia atau lazim disebut Gereja Evangelis

Union) sangat banyak dipengaruhi oleh Teologi Schleiermacher, yang berpusat

pada perasaan manusia yang sangat bergantung pada suatu kekuasaan diatasnya

atau diluarnya (“das schlechthinnige Abhaengigkeitsgefuehl”). Agenda Union

itulah yang dipakai saat menyusun tata ibadah Gereja Batak (HKBP) edisi

pertama.

3.1.3 Dasar teologis tata ibadah minggu HKBP menurut F. Tiemeyer

Untuk menjadikan dasar teologis tata ibadah Minggu HKBP, Tiemeyer

mengambil alih dasar teologis tata ibadah injili sebagaimana ia temukan dalam

sejarah tata ibadah. Tata ibadah yang sudah dipaparkan mulai dari zaman umat

Yahudi hingga zaman pasca-Reformasi. Kesimpulannya ialah bahwa tata ibadah

Injili selalu mengedepankan tindakan Allah bersama jemaat-Nya. Itulah yang

diisyaratkan ibadah yang diawali oleh rumusan ’Dalam nama Bapa, Anak dan

Roh Kudus’ (Votum). Ibadah Injili bukan dibuka oleh sebuah nyanyian (oleh

jemaat). Ini mau menjelaskan, bahwa manusia (dalam hal ini liturgis) bukan

bertindak atas kekuatan atau wibawa jemaat atau pribadi sendiri tetapi atas

penugasan Allah yang berindak itu. Dan makna serta arti sebuah nyanyian yang

Page 93: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

76

dinyanyikan bersama oleh jemaat dan pendeta (liturgis) hendaknya

mengisyaratkan pernyataan bersama akan kehadiran Allah dan kerelaan jemaat

untuk sujud dan berdoa di hadapan Allah. Suara Allah yang gemuruh hendaknya

bergaung untuk menyadarkan manusia supaya rela melepaskan diri dari roh yang

selalu ingin menguasai (Allah). Suara Allah seperti itu pernah didengar oleh Musa

saat dia menggembalakan ternak mertuanya Yetro: “Janganlah datang dekat-

dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri

itu, adalah tanah yang kudus.” ( Kel. 3:5). Kutipan ini mau mengingatkan setiap

orang yang mau menyusun atau membaharui tata ibadah (HKBP) agar selalu

mewaspadai bahwa pengaruh kehadiran Allah selalu membangkitkan rasa kagum

dan gentar (“Erschrecken”, harafiah “terkejut”), penyesalan (Reue) dan pertobatan

(Busse). Itulah sebabnya dalam ibadah nampak unsur pengakuan dosa dari pihak

jemaat (bersama liturgis). Baik liturgis maupun jemaat sama-sama pihak yang

berdosa di hadapan Allah. Ketergerakan hati dan pikiran mengaku dosa

mendorong manusia untuk rindu menerima pengampunan dosa melalui janji

anugerah melalui pembacaan firman Allah (yang dikutib dari Alkitab). Setiap

orang akan tergerak hatinya mengatakan: “ya Tuhan Yesus, seandainya Engkau

tidak ada dekatku, apalah saya ini!”.

Pengakuan dosa dan pengampunan dosa tersebut dilanjutkan oleh sebuah

doa jemaat. Doa tersebut akan mengantar pengkhotbah yang akan memberitakan

firman Tuhan, artinya pengkhotbah bertindak sebagai mulut Allah pada hal dia

juga adalah orang berdosa; dan itulah sebabnya jemaat mendoakan pengkhotbah

dan jemaat itu sendiri, agar Allah sendiri yang akan membuka hati, mulut dan

Page 94: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

77

telinga mereka untuk memahami dan menerima firman Tuhan. Doa ini dilanjutkan

dengan sebuah nyanyian khusus untuk menghantar khotbah yang akan segera

disampaikan oleh pengkhotbah. Melalui khotbah Allah berbicara kepada jemaat

yang datang dalam sikap penyesalan dan rasa serba kekurangan. Allah datang

melalui firman yang disampaikan melalui khotbah. Allah menyampaikan

pengampunan dosa terhadap jemaat yang berhimpun itu. Allah menyampaikan

seluruh kekayaan anugerahnya kepada jemaat. Ini pula yang diisyaratkan salam

anugerah dari pengkhotbah. Inti sari dari khotbah ialah: firman Allah selalu punya

kekuatan untuk mengikat (bindend) dan membebaskan (loesend). Jemaat terikat

untuk tetap setia terhadap tuntutan Allah: “engkau adalah milik-Ku!”. Allah

membebaskan orang-orang yang telah menyesali dosa-dosanya: ”’pergilah dalam

damai, imanmu telah menolong engkau!’”. Kemudian pengkhotbah dan jemaat

mengucapkan doa ucapan terimakasih kepada Allah yang mencurahkan

anugerahnya yang melimpah itu dan ini diakhiri dengan sebuah nyanyian.

Memang anugerah Allah tidak akan berkesudahan. Setiap hari kasih karunianya

selalu baru. Dalam situasi yang demikian, jemaat bangkit berdiri untuk

mengucapkan Pengakuan Percaya (Kredo). Artinya, melalui firman Allah yang

disampaikan melalui khotbah, jemaat dipanggil kembali untuk mengucapkan

pengakuan umat Allah sepanjang abad kepada Allah bersama-sama dengan

seluruh umat Allah di dunia ini, baik jemaat terdahulu, maupun jemaat terkini dan

jemaat yang akan datang. Bersama-sama dengan umat Allah sepanjang zaman,

jemaat yang berkumpul itu patut mengucapkan kembali Pengakuan Percaya yang

universal itu. Menurut Tiemeyer, di sini yang berbicara bukan perasaan (Gefuehl)

Page 95: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

78

yang sangat subjektif itu, tetapi Pengakuan sekalipun dengan kata-kata yang

diulangi dan dengan pikiran yang cerah. Kemudian jemaat bernyanyi. Melalui

nyanyian itu, jemaat diingatkan akan tanggungjawab jemaat terhadap kehidupan

orang-orang yang berkekurangan, terhadap tanggungjawab jemaat terhadap tugas

pelayanan Allah di seluruh dunia (diakonia). Itulah alasannya maka jemaat

mengumpulkan persembahan (Kollekte) sesudah selesai khotbah. Kemudian

dilanjutkan dengan doa penutup. Jemaat menyampaikan doa pujian dan terimaksih

atas perbuatan Tuhan Allah di dalam dan melalui firman-Nya dan kepedulian

Allah kepada Gereja-Nya dalam segala kekuatan dan kekurangannya, dan atas

kesempatan yang diberikan oleh Allah kepada jemaat-Nya untuk menyampaikan

persembahannya ke hadapan takhta Tuhan Allah yang mulia itu; dan ini semuanya

permohonan itu dirangkum dalam doa “Bapa kami”. Dan di dalam berkat Allah

dan janji perlindungan-Nya bagi jemaat yang selalu menghadapi berbagai cobaan,

serta diakhiri nyanyian permohonan: Sai tiop ma tanganhu (So nimm denn meine

Haende), maka jemaat kembali ke dunia sehari-hari, menjalani kehidupan

sehariannya, dan di sana akan mempelajari, bahwa seluruh hidup ini adalah

sebuah ibadah kepada Tuhan Allah (Gottesdienst), bahwa hidup kita seutuhnya

adalah sebuah pertobatan

3.1.4 Urutan mata acara ibadah HKBP dalam agenda edisi 1904 dan 1998.

Uraian teologis di atas telah sekaligus memperkenalkan urutan mata acara

ibadah yang diinginkan oleh F. Tiemeyer. Keinginan tersebut tidak jauh dari

susunan mata acara ibadah HKBP yang menurut Edisi 1904 dikenal dengan nama

Page 96: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

79

“Agende” HKBP. Urutan mata acara ibadah tersebut disusun dalam 23 mata acara

seperti berikut:

1. Marende (Bernyanyi)

2. Pasu -pasu (Votum )

3. Manjaha sada ayat na tongon tu ganup Minggu manang ari pesta sian

bagian .IIA. (Membaca ayat sesuai dengan tema minggu atau acara pesta

dari bagian II A)

4. Martangiang sian bagian II D ); Huria mandok: Amen! (Berdoa diambil

bagian II D) Jemaat menyambut : Amin!

5. Pandita mandok: Didongani Debata ma hamu!; Huria mandok: Amen!

Tangihon hamu ma patik ni Debata: ( manang singungkun angka patik tu

na torop i ). Terjemahan bebas: Pendeta berkata: Tuhan menyertai seluruh

jemaat: Jemaat menyambut dengan kata : Amin.

6. Huria mandok di ujung : “Ale Tuhan Debata! Sai pargogoi ma hami,

mangulahon na hombar tu patikmi!” Amen! (jemaat mengatakan: ya

Tuhan! Kuatkanlah kami melakukan titahMu)

7. Marende huria: “O Jesus Panondang di portibi on” (No.24)27; manang

No.21,3: “Paian Panondangmu ale Panondang i. Ambati ma na lilu di

hasiangan i.”; manang ayat ni Ende na asing pinillit, jadi do.

8. Panopotion di dosa: Tatopoti ma dosanta! ( Dijaha tangiang on, manang

sada na asing taringot tu panopotion, na tarsurat di bag. II B ).28

Pengampunan dosa (membaca doa atau ayat tentang pengampunan yang

tertulis pada bagian II B).

9. Pandita mandok: Bege hamu ma baga-baga ni Debata, taringot tu

hasesaan ni dosa: “Molo tatopoti angka dosanta, haposan do Ibana jala

bonar, manesa dosanta jala paiashon hita sian saluhutna hadeduhon i.”

27Nomor ini adalah nomor Buku Logu (BL) dari Buku Ende HKBP; nomor BL sudah berubah, sehingga nomor 24 sudah menjadi nomor 143 dalam BL yang dipakai HKBP kini.

28Isi doa yang sudah ditiadakan dari Agenda yang kini dipakai oleh HKBP ialah :” Angkup ni i, sai dongani ma hami, ingani ma rohanami marhite-hite Tondimi, asa lam ture roha dohot parangenami tu joloan on, asa unang be hualo hami roham na denggan jala na badia i, asa sonang hami saleleng di tano on, sonang dohot sogot di lambungmi, dung ro panjoum di hami. Amen!

Page 97: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

80

Manang hata baga-baga nasing na tarsurat di bagian II C. Pendeta

mengatakan: dengarkanlah janji Tuhan tentang pengampunan dosa: “bila

kita mengakui dosa-dosa yang telah kita lakukan, Tuhan akan menghapus

dosa-dosa kita.

10. Huria marende: “Amen, Amen, Amen na tutu do i, Sai marhasonangan na

porsea i. Sesa do dosana salelengna i, Lehonon ni Jesus haposanta i!”

(jemaat bernyanyi: Amin, Amin, Amin, Yang percaya akan selalu

mendapatkan suka cita selama-lamanya.

11. Pandita mandok: Tabege ma hata ni Debata turpuk ni ari Minggu on:

(jahaon sian Evangelium manang sian Epistel manang sian Padan na

Robi, na so sipajojoron di na sadari i di parjamitaan). Pendeta

mengatakan: mari kita dengarkan nats pada minggu ini.

12. Pandita mandok : Martua do angka na tumangihon hata ni Debata, jala

na umpeopsa. Amen! (Pendeta: diberkatilah orang yang mendengarkan

firman Tuhan dan melakukannya. Amin!)

13. Huria mandok : “Hatami ale Tuhanhu, arta na ummarga i.” (Jemaat

menyambut dengan lagu “Firman mu ya Tuhan, Harta yang paling

berharga)

14. Pandita mandok : Tahatindanghon ma hata haporseaonta , ( rapmandok

Pandita dohot huria ): …. (Pendeta: marilah kita mengucapkan Pengakuan

Iman Rasuli: ...)

15. Huria marende : “Na martungkot sere au etc.” ( No.168 ); manang

“Ojahan on do ingananhu”(No.155,6); manang “Pos ma ho rohanghu di

Debata” (No. 166); mamang: ”Jahowa do haposanghi na, na mangapoi

rohanghu” ( No.148 ); manang: “Loas hutiop Jesushi” (No. 172, 4 ).

16. Pandita ro tu parjamitaan, dohononna ma :”Dame ni Debata, na

sumurung sian saluhut roha, i ma mangaramoti angka ate-atemuna dohot

rohamuna, marhute-hite Jesus Kristus. Amen! (Doa Pendeta sebelum

berkotbah: Damai sejaterah yang dari pada Tuhan Yesus yang menyertai

hati dan pikiran di dalam Tuhan Yesus. Amin)

17. Marjamita. Dung sun marjamita, martangiang sian roha. (Khotbah-Doa)

Page 98: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

81

18. Tingting. Tiningtinghon angka sitingtinghononhon di huria. (Warta gereja)

19. Huria marende. (Andorang marende mardalan durung-durung/

persembahan). (Bernyanyi – kolekte persembahan)

20. Pandita ro tu jolo ni langgatan, martangiang : Dijaha ma sada tangiang,

na tongon tu minggu manang pesta ( ida di bagian II E di buku on ).

Udutna luhut (pendetan naik ke altar, berdoa: membaca salah satu doa

sesuai dengan makna minggu – bagian II E)

21. huria mandok: “Ale Amanami na di banua ginjang ….Amen! (jemaat

menyambut: “Ya Tuhan Yesus yang bertahta dalam kerajaan Allah ...,

Amin)

22. Pasu-pasu: “Dipasu-pasu jala diramoti ….” Manang: “Didongani asi ni

roha ni Tuhanta Jesus Kristus ….” Berkat: ”diberkati dan disertai ...

”atau: ” disertai dengan kasih karunia Tuhan Yesus...”

23. Laho haruar: marende angka anak dohot boru sikola, sada ende na pinillit

hian. (sebelum keluar: bernyanyi satu lagu yang sebelumnya sudah dipilih)

Melihat susunan mata acara ibadah Agenda Edisi 1904 tersebut di atas, jika

dibandingkan dengan susunan mata acara ibadah dalam Agenda edisi terkini

misalnya Edisi 1998, maka beberapa diantaranya punya tempat yang tetap, tetapi

ada pula yang sudah bergeser, ada penambahan, pengurangan, bahkan ada pula

penghapusan. Sampai kapan tata ibadah 1904 digunakan sebagai pedoman resmi

untuk memimpin ibadah minggu, belum dapat dipastikan. Mungkin tidak lama

sesudah Konferensi 1936. Indikasi untuk itu dapat digunakan data-data dari

sebuah buku catatan kuliah seorang siswa Sekolah Pendeta, Gomar Sihombing di

Seminari Sipoholon, yang mencatat susunan tata ibadah Jumat Agung, Tahun

Baru, Kenaikan, Natal untuk tahun 1933 dan 1934. Mata acara Tingting masih

ditempatkan sesudah mata acara khotbah.

Page 99: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

82

Pertama, dalam satuan Votum: dalam Agenda 1904 (nomor 1-5), mata

acara no. 4 dan 5 sudah ditiadakan dalam Agenda 1998; mungkin sebagai

gantinya dalam Agenda 1998 ialah mata acara no 3 di mana jemaat menyambut

votum ( dan introitus) dengan menyanyian Haleluya 3 kali.

Kedua, mata acara tentang pembacaan Hukum Taurat (Dasa Titah) berada

dalam posisi yang sama dalam kedua Agenda, di mana tempatnya sesudah satuan

mata acara yang termasuk bagian votum dan introitus (Agenda 1904 dalam nomor

5-6 ) sedang dalam Agenda 1998 dalam nomor 6-7). Sebagai catatan tambahan:

mata acara ini tidak disinggung oleh Tiemeyer dalam paparannya tahun 1936 itu.

Ada juga perubahan dalam mata acara (no. 8) menyanyi dalam Agenda 1904, di

mana beberapa nyanyian tertentu sudah dipilih untuk menyambut Hukum Taurat

Tuhan, sedangkan dalam Agenda 1998 nyanyian tersebut dapat dipilih sesuai

dengan fungsinya.

Ketiga, satuan mata acara berikut ialah tentang pengakuan dosa serta janji

penghapusan dosa (Agenda 1904, mata acara nomor 9-11 dan Agenda 1998, mata

acara 9-11). Dalam kedua Agenda tersebut mata acara ini ditempatkan sesudah

mendengar Hukum Taurat. Namun dalam mata acara tentang janji penghapusan

dosa, Agenda 1904 telah menyusun doa tertentu: ”Molo hitatopoti angka dosanta

…!” Doa ini dapat juga diganti oleh salah satu doa yang tersedia dalam bagian

II.C. Doa tersebut sudah dihilangkan dalam Agenda 1998. Perubahan lain yang

terjadi diantara kedua Agenda tersebut ialah dalam hal menyanyikan nyanyian

menyambut mata acara pengakuan dosa dan janji penghapusan dosa. Agenda 1904

(mata acara nomor 11) mencantumkan nyanyian tertentu yaitu: ”Amen, Amen,

Page 100: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

83

Amen, na tutu do i, Sai marhasonangan na porsea i. Sesa do dosana, salelengna I,

Lehonon ni Jesus, haposanta i!” Agenda 1998 tidak membatasinya, artinya bisa

diambil nyanyian yang sesuai dengan mata acara tersebut.

Keempat, satuan tentang pembacaan firman Allah (Epistel) ditempatkan

sesudah pengakuan dosa dan janji penghapusan dosa dalam kedua Agenda

tersebut (Agenda 1904 dalam mata acara nomor 12-14, dan dalam Agenda 1998

dalam mata acara nomor 12-13). Dalam Agenda 1904, jemaat menyambut

pembacaan firman dengan nyanyian yang sudah ditentukan dalam Agenda, yaitu:

”Hatami ale Tuhanku, arta na ummarga.” Agenda 1998 tidak membatasinya.

Kelima, satuan mata acara berikut untuk kedua Agenda ialah jemaat

mengucapkan Pengakuan Percaya Rasuli (Agenda 1904,nomor 15-16 dan Agenda

1998, nomor 14). Tetapi Agenda 1998 telah menambahkan kalimat ajakan liturgis

untuk pengucapan secara bersama melalui kalimat berikut: “…..songon na

hinatindanghon ni donganta sahaporseaon di sandok portibi on. Rap ma hita

mandok: .…” Agenda 1904 menyebutkan beberapa nyanyian (5 nyanyian) untuk

menguatkan pengakuan percaya jemaat tersebut, dan Agenda 1998 tidak

membatasinya.

Keenam, ada perbedaan yang signifikan dalam mata acara berikutnya.

Agenda 1904 (mata acara nomor 17-19) menempatkan mata acara untuk khotbah

yang didahului oleh doa peneguhan akan janji Allah yang telah memberikan

damai sejahteraNya dan akan memberikan-Nya lagi melalui firman Allah yang

dikhotbahkan oleh pengkhotbah. Sesudah khotbah, jemaat mendengar “Tingting”

(warta jemaat: mata acara nomor 19); kemudian dilanjutkan dengan nyanyian

Page 101: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

84

menyambut khotbah dan tingting, dan pada saat bernyanyi jemaat mengumpulkan

persembahan (durung-durung ). Dapat dicatat, bahwa persembahan dilakukan satu

kali, dan dalam Agenda 1998 sebanyak dua kali, dan akhir-akhir ini persembahan

sudah dilakukan tiga kali (tiga kantongan persembahan). Agenda 1998

menempatkan mata acara tentang Tingting (mata acara nomor 15) sesudah mata

acara Pengkuan Iman Percaya, kemudian menyanyi sebagai penghantar khotbah

(mata acara nomor 17) sambil jemaat mengumpulkan persembahan (dengan dua

kantongan: mata acara nomor 16). Khotbah disambut oleh jemaat dengan

menyanyi; dan tanpa dicantumkan dalam mata acara 18, jemaat juga

mengumpulkan persembahan kedua kali (dengan satu kantongan).

Dengan demikian nampak adanya pergeseran tempat dari mata acara

Tingting: Agenda 1904 menempatkannya sesudah khotbah, sedang Agenda 1998

menempatkanannya sebelum khotbah. Melalui penempatan ini, nampak bahwa

Agenda 1904 lebih dekat kepada susunan mata acara ibadah dari Agenda Gereja

Injili Union (Die Evangelische Kirche Der Union di Prusia, Jerman ).

Ketujuh, mata acara ibadah diakhiri dengan doa penutup dan berkat oleh

Pendeta yang berkhotbah, namun caranya berbeda-beda. Dalam Agenda 1904

liturgis mengambil sebuah doa yang dapat dipilih dari bagian II E, kemudian

mengundang jemaat bersama-sama mengucapkan doa “Bapa Kami..!”, kemudian

ditutup dengan pengucapan Berkat (mata acara 21-22), dan jemaat mendengar

sebuah nyanyian dari para anak-anak sekolah Dasar (mata acara 23). Dalam

Agenda 1998, Pendeta/Liturgis membacakan doa persembahan (mata acara nomor

19 a), kemudian membacakan “Doa Bapa Kami” (mata acara 19b), dan bagian

Page 102: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

85

terakhir dari Doa tersebut dinyanyikan oleh jemaat : “Karena Engkau yang punya

kerajaan …” (mata acara nomor 20), dan diakhiri dengan ucapan Berkat (mata

acara nomor 21) serta disambut oleh jemaat dengan menyanyikan “Amin, Amin,

Amin!” (mata acara nomor 22). Dalam mata acara untuk hari-hari raya gerejawi

tertentu (Paskah dll), diucapkan juga sebuah doa khusus untuk itu yang diambil

dari Agenda bagian II E), dan tempatnya sebelum pengucapan Doa Bapa Kami.

Kedelapan, dalam Agenda 1904 ada tata ibadah Minggu yang khusus

untuk jemaat muda yang dipimpin oleh seorang Guru Jemaat. Ada beberapa mata

acara yang ditiadakan, yaitu mata acara tentang votum dan introitus, pengakuan

dosa dan janji penghapusan dosa, serta doa yang menghantar Doa Bapa Kami,

demikian juga pengucapan Berkat. Besar kemungkinan alasannya ialah bahwa

mata acara tersebut hanya dapat dilayankan oleh Pendeta sebagai liturgis. Namun

nampak bahwa penghapusan ini sudah mengurangi esensi teologis dari mata acara

ibadah itu. Artinya yang dihilangkan itu tidak lagi dihargai sebagai bagian yang

esensial dari sebuah ibadah injili. Dalam Agenda 1998, susunan tata ibadah untuk

jemaat muda sudah ditiadakan. Namun dalam Agenda 1998, masih ada sisa

pemahaman tentang perbedaan pelayanan ibadah oleh pendeta dan non-pendeta.

Ini nampak dalam sapaan yang berbeda antara pendeta dan non-pendeta dalam

pemberian berkat, antara kata “engkau” / “ho” untuk pendeta sebagai liturgis dan

“kita” / “hita” untuk yang non-pendeta (Guru Huria atau Sintua, atau Diakones

atau Bibelvrouw). Ada baiknya pembedaan ini dipikirkan, apakah pembedaan itu

bisa dibenarkan dari sudut teologi Martin Luther, yang menghilangkan

pembedaan antara klerus / imam dan non-klerus. Fungsi imam dalam Perjanjian

Page 103: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

86

Lama sudah digenapi oleh jabatan rajani setiap orang Kristen dan khususnya oleh

ketiga jabatn Yesus Kristus yang sudah bangkit itu.

3.1.5 Urutan mata acara menurut Justin Sihombing.

Masih ada penjelasan tentang susunan mata acara tata ibadah minggu yang

harus diperhatikan, yakni dari kalangan para pendeta HKBP masa kepemimpinan

para misionaris RMG dan pada awal masa kemandirian HKBP sejak 10-11 Juli

1940. Diantara mereka ialah Pdt. M. Pakpahan dan Pdt. Dr.Justin Sihombing,

Ephorus Emeritus kedua dari kalangan pendeta HKBP tahun 1942-1962. Pada

kesempatan ini cukup kalau diambil pikiran dan penjelasan dari Justin Sihombing,

yang dalam usia lanjut masih menuliskan sebuah buku tentang khotbah dan tata

ibadah HKBP tahun 1963.29 Beliau melihat bahwa sedikitnya ada empat hal yang

mendasar yang harus dipenuhi oleh sebuah tata ibadah Minggu.

Pertama, tata ibadah itu harus mencerminkan makna dan arti dari

persekutuan kristiani, yakni “parsaoran ni Debata dohot huria-Na dohot

parsaoran ni huria dohot Debata.” artinya, persekutuan Allah dengan gereja-Nya

dan persekutuan gereja dengan Allah.” Segala sesuatu yang tidak mendukung

unsur hakiki, hendaknya dijauhkan, sebaliknya segala sesuatu yang

mendukungnya hendaknya diupayakan. Lebih jauh lagi, beliau menekankan

bahwa persekutuan gereja dengan Allah, bukanlah persekutuan seseorang dengan

Allah, karena itu apa yang hanya menguntungkan orang per-orang hendaknya

jangan dilakukan dalam ibadah itu, tetapi segala sesuatu yang terjadi dalam

29J.Sihombing, Homiletik ( Poda Parjamitaon ) Dohot Deba Hatorangan Na Mardomu

Tu Agenda, Penerbit HKBP, edisi 2000 ( edisi I 1963 ), hal.42-6.

Page 104: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

87

ibadah, hendaknya berkaitan dengan kepentingan “hatopan” (umum / publik).

Beliau sangat mengedepankan arti dan makna sebuah “huria”, sebuah Gereja,

persekutuan orang-orang percaya; Gereja yang aktif, bukan individunya orang

perorang. Ketika pemberitaan firman diberikan melalui khotbah, maka yang

menjawab bukan individu, tetapi jemaat sekalipun bukan dengan suara yang

kedengaran, tetapi melalui suara hati para pendengar khotbah itu. Beliau

menjelaskan makna yang terdalam dari persekutuan itu dengan menerapkannya

akan arti sebuah nyanyian atau paduan suara dalam ibadah. Beliau mengatakan,

bahwa “rapma” i do pangkal manang ojahan ni parendeon di bagasan

parpunguan Kristen, ndada holan ende ni angka koor. Ai ndada holan na

marende na arga, alai na rap marende i do. .. ia merande pe angka koor ala na

dipasahat huria i do tu nasida…. ingkon domu do parendeon nasida tu

pangkilaan ni huria na mangutus nasida taringot tu ganjang ni ende, loguna

dohot hata ni ende i. Asa ndang na bebas nasida mambahen lomo-lomona. Dalam

terjemahan bebas “rapma” adalah dasar dari bernyanyi dalam komunitas Kristen,

bukan hanya lagu-lagu kor. Bernyanyi bukan satu-satunya yang berharga, akn

tetapi kebersamaan dalam bernyanyi, ... jika koor melantunkan lagu nyanyian itu

dikarenakan diberikan izin oleh gereja bagi mereka ... nyanyian mereka haruslah

padu dan mendukung kegiatan gereja, keberadaan mereka selalu sejalan dengan

gereja dan tidak bisa melakukan sesuatu dengan sesuka hati. Misalnya, dalam

sebuah doa, kata yang digunakan ialah kata “kita”, bukan “saya” (dalam

terjemahan bebas: ”rapma” adalah dasar dari nyanyian dalam Kristen, tidak hanya

koor. Bukan hanya nyanyian yang lebih berharga, akan tetapi adalah kebersamaan

Page 105: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

88

dalam bernyanyi, ...jikalau kelompok koor bernyanyi itu karena telah diberikan ...

haruslah kelompok koor memberikan mamfaat bagi jemaat.

Kedua, adapun caranya Allah bersekutu dengan gereja/jemaat-Nya ialah

melalui manusia yang Allah utus bagi jemaat itu. Dan cara yang dipakai oleh

utusan Allah hanya satu, yakni melalui pemberitaan firman itu (“marhite sian na

mangkatahon hata i sambing) masih ada pendukungnya, yakni berupa simbol

untuk lebih menekankan arti dan makna firman itu sendiri. Pada saat melayankan

kedua sakramen, di sana muncul juga bebagai bahasa simbolis/kiasan atau

gerakan simbolis, misalnya pada saat memercikkan air baptisan dan

mempersiapkan tanda-tanda nyata perjamuan kudus dalam rupa roti dan anggur,

atau pada saat liturgis mengangkat kedua tangannya saat menyampaikan berkat

Tuhan Allah; juga pada saat jemaat berdiri. Semuanya itu punya muatan simbolis.

Beliau menekankan, bahwa muatan-muatan simbolis itu bukan untuk mensahkan

apa yang dilayankan itu, hanya sebagai alat menolong penghayatan atau

penerimaan sakramen itu.

Ketiga, dia yang berbicara ditengah-tengah persekutuan yang beribadah itu

bertindak sebagai wakil jemaat untuk berbicara kepada Tuhan Allah melalui doa,

atau sebagai wakil Allah menyapa jemaat itu melalui khotbah . Dan menurut

beliau, mereka yang bertindak sebagai wakil Allah dan juga sebagai wakil jemaat,

tidak perlu harus seorang pendeta atau guru , tetapi dia harus yang diangkat

(pinabangkit) oleh jemaat itu; artinya, dia yang diberi oleh jemaat wewenang dan

tugas untuk melakukannya. Seseorang tidak berhak mengangkat dirinya untuk

Page 106: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

89

berdiri di depan jemaat sebagai wakil Allah dan sekaligus sebagai wakil jemaat.

Allah itu adalah Allah yang cinta keteraturan.

Keempat, segala sesuatu yang terjadi dalam ibadah harus sesuai dengan

kehadiran atau keberadaan (haadongon) Allah dalam persekutuan itu. Jemaat

harus merasakan bahwa Allah hadir dari awal hingga akhir ibadah, bahwa jemaat

itu bersekutu di hadapan Allah. Untuk itu,hedaknya diupayakan supaya ibadah itu

dapat berjalan dalam suasana keteduhan, jangan ada orang yang keluar masuk

tempat ibadah, atau jangan ada orang yang keluar sebelum ibadah ditutup.

Beliau dalam memberikan penjelasan dan arti dari setiap mata acara

ibadah, beliau mengacu pada susunan mata acara ibadah dalam Agenda HKBP

terakhir (misalnya edisi 1998). Muatan teologis dari penjelasan-penjelasan yang

diberikan J. Sihombing hampir sama dengan apa yang diberikan F.Tiemeyer,

bedanya hanya bahwa J. Sihombing tidak meberikan pemikiran atau refleksi yang

kritis terhadap beberapa mata acara ibadah itu, seperti yang dilakukan oleh

F.Tiemeyer. J. Sihombing lebih fokus pada upaya mengingatkan jemaat

khususnya para liturgis / pengkhotbah, supaya tata ibadah itu dipakai secara

sungguh-sungguh dan menjauhkan sikap membaca tanpa menghayatinya, atau

sikap acak-acakan. Misalnya, ketika jemaat bernyanyi, hendaklah jemaat

merasakan bahwa melalui nyanyian itu jemaat ingin berbicara dengan Allah.

Mustahil jemaat berbicara dengan Allah dengan suara yang dilagukan secara tidak

baik; makanya setiap anggota jemaat harus mengetahui melodi dari nyanyian

dalam Buku Ende HKBP, karena itulah harta yang sangat berharga. Atau, ketika

liturgis menyampaikan votum, “patut tarsunggul di bagasan rohana nang di roha

Page 107: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

90

ni huria i, angka na binahen ni Debata Ama na tarsurat di Padan na Robi sahat

ro di nuaeng.” Artinya, mendengar nama Allah Tritunggal itu, maka liturgis dan

jemaat terus merasakan dalam batin mereka alangkah besarnya dan banyaknya

tindakan Allah demi keselamatan umat-Nya sepanjang zaman.

3.1.6 Kalender gerejawi (Almanak) HKBP

Almanak HKBP adalah bacaan Alkitab yang telah ditentukan untuk satu

tahun berdasarkan tahun Gerejawi. Yang dimaksud Tahun Gerejawi adalah hari

raya liturgi yang tersusun berdasarkan kehidupan Yesus. HKBP memulai tahun

liturginya pada Minggu Advent Pertama. Karena itu, Minggu sebelum Advent,

yaitu Minggu ke-24 setelah Minggu Trinitatis, disebut juga sebagai Minggu ujung

tahun, di sinilah dibacakan barita jujur taon (berita tentang perjalanan kegiatan

gereja sepanjang satu tahun) dan peringatan akan mereka yang telah meninggal

sepanjang tahun tersebut. HKBP menentukan Minggu Advent ini dengan

menghitung mundur 4 hari Minggu dari Hari Natal. Demikian jenis Minggu dalam

kalender gerejawi HKBP:

Nama Minggu/Artinya

1. Advent I – IV (akhir bulan November-Desember)

2. Natal (25 Desember)

3. Setelah Tahun Baru I – IV Setelah Epifani / Hapapatar (Makin Terang,

Makin Jelas)

4. Septuagesima / 70 hari sebelum kebangkitan

Page 108: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

91

5. Sexagesima / 60 hari sebelum kebangkitan

6. Estomihi / Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu

pertahanan untuk menyelamatkan aku (Mzm 31:3)

7. Invocavit / Bia Ia berseru kepadaku, aku akan menjawab-Nya (Mzm

91:15a)

8. Reminiscere / Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya Tuhan

(Mzm 25:6)

9. Okuli / Mataku tetap terarah kepada Tuhan (Mzm 25:15a)

10. Letare / Bersukacitalah (Yesaya 66:10a)

11. Judika / Luputkanlah aku ya Allah! (Mzm 43:1a)

12. Palmarum (Maremare) / Minggu Palma

13. Pesta I Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus (Paskah Pertama) / Paskah

14. Quasimodo Geniti / Seperti bayi yang baru lahir (1 Pet 2:2)

15. Miserekordias Domini / Tanah ini penuh dengan kasih Allah (Mzm 33:5b)

16. Jubilate / Pujilah Tuhan, hai segala bangsa (Mzm 66:1)

17. Kantate / Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Allah (Mzm 98:1a)

Rogate / Doa (Yer 29:12)

18. Exaudi / Dengarlah suaraku ya Tuhan (Mzm 27:7)

19. Pentakosta / Turunnya Roh Kudus

20. Trinitatis / Memperingati Allah Tritunggal

21. I – XXIV Setelah Trinitatis / Minggu Biasa

Berdasarkan minggu-minggu tersebut, bacaan Alkitab dalam setahun disusun

dalam Almanak HKBP. Bacaan Alkitab itu akan diulang kembali setelah tiga

Page 109: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

92

tahun, artinya apabila kita memang mengikuti bacaan tersebut, maka Alkitab akan

selesai kita baca dalam waktu 3 tahun.

3.1.7 Tata ibadah HKBP dan artinya Setiap urutan dalam tata ibadah HKBP memiliki makna yang dalam.

Banyak dari kita yang mungkin hanya mengikuti kebaktian Minggu di HKBP

tanpa mengetahui makna dari setiap acara. Hal ini mungkin menjadi penyebab

kenapa kita merasa bosan dan tidak bergairah mengikuti kebaktian tersebut,

karena kita sendiri tidak tahu apa yang kita ikuti! Berikut adalah urutan dalam

Tata Ibadah Kebaktian Minggu biasa yang tertulis di Agenda HKBP serta

keterangannya.

Sebelum memasuki acara yang pertama, jemaat telah memasuki ruang

kebaktian dan bersiap menunggu lonceng dibunyikan (di kota besar penggunaan

lonceng mungkin telah ditiadakan). Setelah lonceng dibunyikan, jemaat akan

bersaat teduh untuk menyerahkan diri kepada Tuhan, menyiapkan hatinya untuk

mengikuti ibadah.

1. Nyanyian Bersama. Nyanyian pembukaan ini sebenarnya merupakan

nyanyian panggilan beribadah. Tetapi hati kita sudah harus siap untuk

mengikuti ibadah sejak lonceng dibunyikan. Karena itu, nyanyian ini

adalah kesiapan hati kita untuk mengikuti panggilan ibadah tersebut.

2. Votum – Introitus – Doa Pembukaan. Votum adalah meterai pertanda

bahwa Allah hadir di dalam ibadah tersebut dengan ucapan: “Di dalam

Nama Allah Bapa, dan Nama Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus, dan Nama

Roh Kudus.” Inilah yang membedakan ibadah dengan pertemuan biasa,

Page 110: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

93

ibadah adalah persekutuan umat percaya yang menyambut kedatangan dan

kehadiran Allah. Introitus adalah pernyataan atau ajakan yang dikutip dari

nas Alkitab. Bacaan ini diambil berdasarkan Minggu Gerejawi tertentu.

Nas Alkitab ini juga menandakan bahwa jemaat sedang berada dalam

suasana perayaan Minggu Gerejawi tertentu. Nas Alkitab ini disambut

jemaat dengan menyanyikan “Haleluya” yang artinya “Pujilah Tuhan!”

Sambutan Jemaat disusul dengan doa pembukaan yang menekankan unsur

kebersamaan. Doa ini disampaikan bersama, memohon agar Tuhan Allah

mengatur dan memimpin ibadah tersebut.

3. Nyanyian Bersama. Nyanyian ini harus sesuai dengan Hari Raya

Gerejawi dan merupakan respons Jemaat terhadap doa pembukaan.

4. Pembacaan Hukum Taurat. Bagian ini adalah lanjutan dari nyanyian

pembukaan dalam ibadah. Maksudnya, dengan memperdengarkan serta

memahami Hukum Taurat dari Allah, anggota Jemaat yang beribadah

sadar akan kesalahan-kesalahan dan pelanggaran yang dia lakukan (Roma

3:20b). Hukum Taurat yang dibacakan bisa juga berfungsi sebagai cermin

diri dan peringatan akan dosa kita. Jemaat menyambut dengan memohon

kekuatan untuk melakukan Taurat-Nya.

5. Nyanyian Bersama. Nyanyian ini berisi respons Jemaat atas harapan

Allah untuk menjalankan hukum Tuhan. Isi nyanyian ini harus berkaitan

dengan Hukum Taurat.

6. Pengakuan Dosa. Setelah Jemaat sadar akan dosa-dosanya, maka tibalah

saat untuk mengaku dosa-dosa tersebut ke hadapan Tuhan. Melalui ‘doa

Page 111: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

94

pengampunan dosa’, Jemaat memohon dalam kerendahan hati dan

mengiba kepada Tuhan agar dosanya diampuni (bnd. Luk 15:21). Untuk

masuk ke dalam persekutuan dengan Allah, maka segala dosa harus

terlebih dahulu dibersihkan. Setelah berdoa, janji Allah akan

pengampunan dosa kita akan dibacakan. Allah mengampuni dosa dari

orang yang telah mengakui dan menyesali dosa-dosanya (Yeh. 33:11).

Setelah mendengar pengampunan dosa, kita bersukacita dan memuji

Tuhan dengan mengucapkan “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Maha

Tinggi. Amin.”

7. Nyanyian Bersama. Nyanyian ini adalah respon Jemaat atas pengampunan

dosanya.

8. Pembacaan Firman (Epistel). Setelah umat mengakui dosanya, maka

Allah datang menyapa umatNya melalui Firman yang dibacakan sebagai

petunjuk hidup baru. Ini adalah kata-kata Allah menyapa umatNya melalui

surat kiriman (Epistel), yang isinya untuk mendorong umat berbuat baik

dan bersaksi. Setelah pembacaan Alkitab, Liturgis membacakan

“Berbahagialah mereka yang mendengarkan dan memelihara Firman

Allah. Amen.” Perkataan ini bermaksud agar umat mengingat bahwa

Firman Allah adalah untuk diindahkan, bukan untuk didiamkan saja.

9. Nyanyian Bersama. Nyanyian ini adalah respon umat atas pembacaan

Alkitab. Karenanya, nyanyiannya pun harus sesuai dengan pembacaan

Epistel.

Page 112: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

95

10. Pengakuan Iman Rasuli. Bagian ini adalah bagian yang harus ada dalam

setiap ibadah Umat Kristen karena melalui bagian ini kita mengucapkan

pengakuan iman kita akan Trinitas: Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan

Roh Kudus. Kita mengakui ini karena dosa yang telah dihapuskan dan

Firman Allah (Epistel) yang telah dibacakan mendorong kita untuk

mengakui iman kepercayaan kita.

11. Warta Jemaat. Bagian ini seringkali dirasa tidak perlu terdapat di dalam

ibadah. Namun, HKBP memasukkan Warta Jemaat sebagai bagian dari

ibadah karena semua kegiatan Jemaat adalah karya Allah dalam hidup kita.

Karena itu, Warta Jemaat sebenarnya hanya berisi hal-hal yang ada

kaitannya langsung dengan kehidupan Jemaat. Setelah Warta, Jemaat

mendoakan hal-hal tersebut.

12. Nyanyian Bersama. Nyanyian ini merupakan respons Jemaat akan

pengakuan imannya, sekaligus pengantar untuk kotbah yang akan

didengarkan. Persembahan juga dikumpulkan pada pada waktu ini. Hal ini

berarti bahwa mereka yang bersaksi melalui Pengakuan Iman, bersaksi

juga melalui pengakuan akan berkat Tuhan yang diterimanya dan

kesediaan hatinya untuk memberikan “persembahan syukur” sesuai

dengan Taurat.

13. Kotbah. Kotbah adalah puncak dari acara kebaktian Minggu. Semua

bagian dari ibadah minggu tidak boleh lepas dari nas kotbah yang akan

disampaikan. Kotbah bukanlah pidato atau ceramah, melainkan Allah yang

Page 113: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

96

berbicara melalui pengkotbah, sebagai bekal hidup, pegangan dan

penuntun hidup Jemaat.

14. Nyanyian Bersama. Nyanyian bersama ini adalah untuk merespons

Firman Tuhan yang baru saja didengar, dan sekaligus sebagai penekanan

kembali kotbah tersebut. Karena kotbah adalah klimaks, maka sebaiknya

tidak ada lagi acara yang dilakukan setelah kotbah.

15. Doa Persembahan dan Nyanyian Persembahan. Sebelum pulang ke

tempat masing-masing jemaat masih diajak untuk mendoakan

persembahan yang telah diberikan karena segala sesuatu perlu dibawa di

dalam Dia (Kol. 1:3). Jemaat menyambut doa tersebut dengan nyanyian

bersama, yang menyatakan bahwa segala hal harus diserahkan kepada

Tuhan (BE 204:2).

16. Doa Penutup/Doa Bapa Kami. Jika ibadah dibuka dengan doa, maka

diakhir juga dengan doa. Doa penutup juga harus disesuaikan dengan hari

raya gerejawi. Setelah itu doa tersebut disambung dengan Doa Bapa Kami.

Ini merupakan doa yang mencakup segala kepentingan Allah dan

kebutuhan manusia. Itulah sebabnya ini menjadi bagian akhir pada doa

penutup.

17. Doksologi. Doksologi adalah bagian dari Doa Bapa Kami yang

dinyanyikan Jemaat sebagai respons atas seluruh karya anugerah Allah.

Allah dipuji dan dimuliakan karena Dia adalah pemilik segala sesuatu dan

pemberi segala sesuatu (Lihat Mat 6:13).

Page 114: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

97

18. Berkat. Berkat yang ditulis di Bil 6:24-26 adalah berkat yang juga

diberikan kepada Umat Israel. Melalui berkat ini kita memahami bahwa

Allah juga telah memberkati Jemaat dengan berkat yang sama. Sebagai

sambutan iman, maka Jemaat menyanyikan “Amin, Amin, Amin!”, yang

berarti “ya benar! Terjadilah.”

3.2 Perkembangan Musik Gereja Sebelum Musik Gereja HKBP

3.2.1 Jaman perjanjian lama

Di dalam Perjanjian Lama terdapat Mazmur yang selalu digunakan dalam

ibadah-ibadah di Bait Allah, ibadah pribadi bangsa Israel, bahkan dalam

perayaan-perayaan. Mazmur ini dikumpulkan dari beberapa penulis yang berbeda,

seperti: Daud, Musa, bani Asaf, bani Korah, dll. Namun sangat disayangkan,

bahwa kita tidak dapat mengenal musik yang bangsa Israel gunakan untuk

menyanyikan mazmur-mazmur mereka. Bangsa Israel hanya mengajarkan secara

oral saja, tanpa meninggalkan catatan-catatan; dan tradisi menyanyikan mazmur

ini masih ada sampai jaman Yesus di Perjanjian Baru. Yesus dan murid-murid-

Nya menyanyikan himne pada akhir dari perjamuan terakhir mereka. Hal ini

merupakan contoh dari tradisi bangsa Yahudi dalam merayakan Paskah.30

Selain mazmur, kita juga mengenal “canticles”, yaitu nyanyian yang

dinyanyikan oleh orang-orang tertentu yang bukan dikutip dari mazmur.

Canticles yang ada di Perjanjian Lama31; Nyanyian Musa (Keluaran 15:1-26),

disebut juga “NyanyianKeselamatan” (Song of Salvation), sebuah nyanyian

30Harry Eskew and Hugh T. McElrath, Sing with Understanding, 2nd ed., (Nashville: Church Street Press, 1995), h. 78.

31Ibid, h. 78-79.

Page 115: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

98

kelepasan dari perbudakan Mesir dan kehancuran pasukan Mesir di Laut Merah;

Nyanyian Musa (Ulangan 32: 1-43), yang berisi perintah Allah kepada bangsa

Israel, pada saat Musa akan mengakhiri masa kepemimpinannya, sebelum

kematiannya; Nyanyian Yesaya (Yesaya 26:1-21), yang dibuka dengan pujian

kepada Allah atas terlindunginya orang-orang benar dan juga merupakan tangisan

akan keadaan bangsa yang sedang dalam kekacauan; Nyanyian Hana (1 Samuel

2:1-10), mengekspressikan pujian kepada Allah tentang kemahakuasaan-Nya atas

semua ciptaan dan nyanyian kepercayaan bahwa Allah berkuasa atas sejarah

manusia, memberkati yang benar dan menghukum yang jahat; Nyanyian Yunus

(Yunus 2:2-9), doa Yunus ketika sedang berada di dalam perut ikan; Nyanyian

Habakuk (Habakuk 3:2-19), berisikan kepercayaan yang kokoh kepada Allah,

berdasarkan apa yang Allah sudah perbuat di tengah-tengah bangsa Israel, bahwa

Allah akan membebaskan Israel dari musuh-musuhnya.

Canticles yang ada di Perjanjian Baru; Gloria in Excelsis Deo – Nyanyian

Malaikat (Lukas 2), teks ini masih dipakai terus oleh gereja-gereja Katolik,

Anglikan, dan beberapa gereja tradisional lainnya dalam ibadah-ibadah mereka

atau dalam misa-misa. Disebut juga “The Greater Doxology”; Magnificat –

Nyanyian Maria (Lukas 1:46-56), teks ini dinyanyikan dalam Verpers (ibadah saat

matahari terbenam), dan merupakan bagian dalam ibadah Evening Prayer atau

Evensong di gereja Anglikan; Benedictus – Nyanyian Zakaria (Lukas 1:67-80),

dinyanyikan pada ibadah Lauds di gereja Roma Katolik dan pada ibadah Morning

Prayer di gereja Anglikan; Nunc Dimitis – Nyanyian Simeon (Lukas 2:27-32),

dinyanyikan pada ibadah Compline (setelah Vespers) di gereja Roma Katolik,

Page 116: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

99

pada ibadah Even song di gereja Anglikan, dan pada kebaktian Perjamuan Kudus

di gereja Lutheran.

3.2.2 Jaman gereja mula-mula

Jaman gereja mula-mula dibagi dalam: jaman Perjanjian Baru, Himne

Yunani (Greek Hymnody) dan Himne Latin (Latin Hymnody).

Jaman Perjanjian Baru

Setelah kehancuran Bait Allah (tahun 70 Masehi), ada beberapa latar

belakang sosial-politik yang mempengaruhi keadaan orang Kristen dan orang

Yahudi pada waktu itu. Keadaan-keadaan itu adalah; Penganiayaan terhadap

orang-orang percaya meningkat; Pertemuan-pertemuan ibadah dilakukan secara

sembunyi-sembunyi dengan pengawasan yang ketat; Upacara dan ritual orang

Yahudi perlahan-lahan mulai ditinggalkan; Injil diberitakan secara luas, bahkan

kepada orang-orang bukan Yahudi; Adanya persekutuan antara orang Yahudi dan

yang bukan Yahudi, dan mereka disebut sebagai orang Kristen.

Karena keadaan yang kurang menguntungkan tersebut, maka nyanyian

jemaat tidaklah dinyanyikan secara terang-terangan dan mulai bermunculanlah

puisi-puisi rohani yang kadang dinyanyikan atau dibacakan saja, yang disebut

juga himne, seperti: 1 Kor. 2:9; Ef. 5:14; 1 Tim. 1:17; 1 Tim. 3:16; 2 Tim. 2:11-

13; Kisah. 16:25; dan lain-lain. Ini merupakan cikal bakal berkembangnya lagu-

lagu himne.

Himne Yunani (Greek Hymnody)

Page 117: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

100

Bahasa Yunani adalah bahasa resmi di seluruh daerah pendudukan

kerajaan Romawi. Kitab-kitab di Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani,

bahkan Perjanjian Lama diterjemahkan juga ke dalam bahasa Yunani, yang

disebut Septuaginta. Sehingga himne-himne dan unsur-unsur dalam ibadah

sekalipun menggunakan bahasa Yunani.

Pada tahun 367 Masehi, Konsili di Laodikia memutuskan bahwa jemaat

biasa tidak diperbolehkan terlibat aktif di dalam ibadah/misa, hanya penyanyi

yang sudah terlatih dan yang memenuhi syarat saja yang diperbolehkan menyanyi,

dan penggunaan instrumen tidak diperbolehkan. Namun dari jaman inilah muncul

teks-teks himne yang asli32, dalam pengertian murni, bukan saduran atau kutipan,

atau parafrase. Seperti: Phos Hilaron, tidak diketahui siapa penulisnya, digunakan

dalam Verpers atau Evensong, yang berarti Terang Kemuliaan Ilahi Bapa.33

Penulis himne Yunani yang lain adalah Clement dari Alexandria (160-215),

Synesius dari Cyrene (375-430), St. Andrew dari Kreta, St. John dari Damaskus,

dll. Himne-himne yang muncul dan terkenal sampai sekarang, antara lain: Ter

Sanctus (Suci, Suci, Suci, Allah Maha Tinggi), Gloria in Excelsis Deo

(Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi), Gloria Patri (Mat.28:19),

TeDeum.34

Dalam jaman Yunani ini, mulai dikenal bentuk himne dengan metrikal.

Tidak lagi berbentuk bebas seperti karya prosa, tetapi lebih berbentuk seperti

puisi; bahkan St. Andrew dari Kreta mengembangkan suatu bentuk kanon untuk

32Eskew & McElrath, h. 85. 33John Julian, Dictionary of Hymnology – vol.2, (Grand Rapids: Kregel Publications,

1985), h. 894. 34Ibid, “Greek Hymnody”, h. 456-466.

Page 118: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

101

menyanyikan canticles. Bentuk lain seperti: Troparia, doa pendek yang

dinyanyikan di tengah-tengah pembacaan Mazmur; Kontakion, terdiri dari 18-30

bait dengan refrain, biasanya berurutan secara alfabetikal.

3.2.3 Himne latin (Latin hymnody)

Nyanyian jemaat berbahasa Latin berkembang secara paralel dengan

bagian akhir nyanyian jemaat berbahasa Yunani. Hanya saja perkembangan

nyanyian jemaat berbahasa Latin lebih lambat dibandingkan dengan nyanyian

jemaat berbahasa Yunani. Belahan dunia Timur menggunakan bahasa Yunani,

dan belahan dunia Barat menggunakan bahasa Latin. Di belahan dunia Barat ini

terdapat larangan untuk menggunakan teks-teks himne yang bukan berasal dari

Alkitab, sebagai suatu usaha untuk mencegah berkembangnya ajaran-ajaran sesat,

yang pada waktu itu merebak,seperti: Arius.

Kaum ortodoks mulai menggiatkan penulisan teks-teks himne untuk

menangkal ajaran-ajaran sesat itu, bahkan sebagian mereka harus berjuang secara

fisik hingga menimbulkan pertumpahan darah. Penulis-penulis teks himne

beraliran ortodoks itu antara lain: Bishop John Chrysostom dari Konstantinopel;

Hilary dari Poitiers; yang sangat terkenal yaitu Ambrose dari Milan dengan O lux

beata dan Trinitas, yang keduanya adalah nyanyian malam untuk memuji Allah

Tritunggal. Juga Veni, Redemptor Gentium, yang banyak digunakan pada masa-

masa Advent, bahkan Martin Luther juga menggunakannya dalam bahasa Jerman.

Page 119: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

102

Masih banyak lagi penulis himne yang lain, yang sudah menulis teks-teks himne

untuk menangkal ajaran-ajaran sesat.35

3.2.4 Jaman kegelapan (dark ages) dan jaman pertengahan (middle ages)

Tahun 500-1000 Masehi disebut Jaman Kegelapan karena kerajaan

Romawi runtuh, sehingga mengakibatkan perkembangan nyanyian jemaat

berbahasa Yunani pun mulai hilang; yang tersisa hanyalah nyanyian jemaat

berbahasa Latin. Pada jaman ini, perkembangan intelektual dan kebudayaan

meningkat secara drastis, sehingga mengakibatkan beberapa penulis himne juga

menampilkan kejayaan dalam karya-karya mereka yang kreatif.36

Penulis himne yang sangat terkenal dari Jaman Kegelapan ini adalah Pope

Gregory I (590-604), atau yang dikenal dengan sebutan The Great, karena beliau

banyak melahirkan tulisan-tulisan yang spektakuler tentang khotbah-khotbah,

theologia sistematis, misi, dan pelayanan, serta dalam bidang musik dan liturgi.

Dalam bidang musik dan liturgi, Pope Gregory I memperkenalkan suatu melodi

yang sering dikenal dengan sebutan Gregorian Chant, dengan ciri-ciri yang khas,

yaitu: monofonik (satu suara saja), tanpa iringan, melodi diatonik, ketukan bebas

dalam arti melodi dan ketukan disesuaikan dengan ritme dari teks. 37

Dari Jaman Kegelapan ini nyanyian jemaat berbahasa Latin masih terus

berkembang sampai Jaman Pertengahan (Middle Ages). Penulis-penulis himne

yang terkenal dari Jaman Pertengahan ini antara lain: Bernard dari Clairvaux

35Eskew & McElrath, h. 85-89. 36Ibid, h. 89.

37Jhon Julian, 1985 Dictionary of Hymnology, 2nd Edition, 2 volumes. Grand Rapids: Kregel Publications, h. 469-470.

Page 120: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

103

(1091-1153) dengan himnenya yang terkenal “Jesus, the Very Thought of Thee”

(Jesus, Dulcis Memoria); Berbard dari Cluny (1145) dengan “Of Scorning the

World” (De Contemptu Mundi) dan “Jerusalem, the Golden”; St. Francis dari

Assisi (1182-1226). St. Francis dari Assisi banyak menulis teks himne, antara lain

“All Creatures of Our God and King”.

Jaman Pertengahan banyak memberikan sumbangsih di dalam bidang

musik dan liturgi, karena pada jaman inilah orang Kristen mulai mengenal

Sequence dan Tropes, yaitu penggabungan teks dan musik yang diaplikasikan ke

dalam liturgi. Tujuannya adalah untuk menghidupkan liturgi di dalam perayaan

misa. Bahkan sequence dan tropes ini sebagian masih dipakai oleh gereja-gereja

reformed pada jaman reformasi. Selain itu, St. Francis dari Assisi, juga mulai

menggunakan bahasa Itali dalam himne-himnenya, dan beliau juga

mengembangkan lagu-lagu rakyat (folksong) yang lebih dikenal dengan istilah

carol.38

3.2.5 Jaman reformasi protestan

Reformasi Protestan membawa angin baru di dalam nyanyian jemaat,

khususnya di Eropa. Di Jerman dan negara-negara Scandinavia, lagu-lagu himne

dengan style Chorale sangat dikenal; sedangkan Mazmur yang dinyanyikan lebih

dikenal di Perancis, Belanda dan Inggris.

Karakteristik dari musik pada jaman ini adalah: perubahan musik dari

monofonik musik menjadi polifonik musik; Gereja Roma Katolik masih

38Eskew & McElrath, h. 93-95.

Page 121: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

104

mempertahankan “Musik Sakral” dengan Church Modes mereka. Sedangkan

orang-orang dari golongan rendah lebih mengenal musik sekuler, sehingga musik

sekuler juga berkembang pesat. Church Modes mulai ditinggalkan ke arah

tonalitas mayor-minor; garis paranada (garis lima) mulai dikenal untuk penulisan

notasi musik; dan teknologi percetakan juga mulai berkembang, sehingga musik

literatur terus berkembang di seluruh Eropa.

Karakteristik dari melodi Chorale, yang dikembangkan oleh Martin

Luther, yang bekerja sama dengan Johann Sebastian Bach, yaitu: musik frase

sangat jelas dan lebih teratur; ritme dikenal lambat, tetap, dan adanya penekanan-

penekanan; menggunakan tonalitas mayor-minor; polifonik; mudah dinyanyikan

karena range (batasan nada terendah dan tertinggi) tidak besar, melodi yang

sederhana, pendek dan tetap. Chorale menggunakan bahasa Jerman, bukan Latin,

sehingga dengan mudah dipelajari oleh orang awam. Martin Luther masih

menggunakan teks dan melodi lagu-lagu dari Gereja Roma Katolik: “Ia mengubah

musik dan teks dari nyanyian Gereja Roma Katolik supaya sesuai dengan theologi

barunya. Hasilnya, orang-orang mengenal himne-himne dan chants yang sudah

dikenal dan mereka merasakan kehadiran “Gereja Baru” di dalam rumah mereka

masing-masing. Luther menggunakan musik yang sudah dikenal bagi mayoritas

masyarakat Jerman.”39

Himne-himne terkenal yang ditulis oleh Martin Luther antara lain: Ein’

feste Burg ist unser Gott (Allah Jadi Benteng Kukuh) yang berdasarkan Mazmur

46; Aus tiefer Not Schrei ich zu dir (Out of the depths I cry to Thee) yang

39Johannes Riedel, The Lutheran Chorale, Its Basic Traditions, (Minneapolis: Augsburg

Publishing House, 1967), h. 38.

Page 122: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

105

berdasarkan Mazmur 130; Von Himmel hoch da komm ich her (From Heaven

above to Earth I Come) sebuah himne Natal untuk anak-anak berdasarkan lagu

sekuler Aus fremden Landen komm ich her (Good news from far abroad I bring);

Chirst lag in Todesbanden (Christ Jesus lay in death’s strong bands) sebuah

himne Paskah yang berdasarkan himne Latin dalam Sequence Paskah, Victimae

paschali laudes; Nun komm der heiden Heiland (Savior of the Nations, Come)

himne Advent yang diilhami oleh himne Veni redemptor genitum gubahan

Ambrose.40

Sekitar 20.000 himne telah ditulis di Jerman sampai dengan akhir abad 16,

sampai tahun 1618 jumlah ini hanya mencapai 25.000 saja. Hal ini disebabkan

oleh adanya “Perang 30 Tahun” antara golongan Gereja Roma Katolik dan Gereja

Reformed Protestan. Sehingga dapat dikatakan bahwa penulisan himne tidak

mengalami kebangunan yang berarti. Ada beberapa penulis himne seperti Johann

Hermann (1585-1647), Martin Rinkart (1568-1649) dengan “Now Thank We All

our God”, Johann Cruger dengan “Nun Danket”, “Praxis Pietatis Melica”,

“Herliebster Jesu (Ah, Holy Jesus)”, “Jesu, meine Freude (Jesus, All my

Gladness)”, dan lain-lain.

3.2.6 Pietisme

Pada akhir abad 17 dan memasuki abad 18, gerakan Pietisme mulai

merebak. Gerakan ini dipelopori Phillip Jakob Spener pada tahun 1670, yang

memberikan reaksi terhadap meningkatnya formalitas dan kekakuan di dalam

40Eskew & McElrath, h. 99.

Page 123: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

106

Gereja. Gerakan Pietisme ini mendorong orang-orang Kristen untuk hidup di

dalam kerohanian mereka dan memperhatikan ibadah pribadi mereka. Sehingga

gerakan Pietisme ini menghasilkan himne-himne yang bersifat subyektif, lebih

menekankan karakter-karakter pribadi. Karena karakter inilah, maka himne-

himne Pietisme lebih sesuai untuk ibadah pribadi daripada ibadah bersama di

dalam Gereja. Himnis-himnis dari gerakan Pietisme ini antara lain: Johann J.

Schultz, Adam Drese, dan yang terkenal adalah Joachim Neander dengan

himnenya Lobe den Herren, dem machtigen Konig der Ehren (Praise to the Lord,

the Almighty/Mari Memuji Tuhan).

3.2.7 Moravian

Kelompok Moravian adalah para pengikut John Hus dari Bohemia, sekarang

Cekoslovakia, yang mati secara martir pada tahun 1415. Kelompok ini sering

mendapatkan penganiayaan, baik dari Gereja Roma Katolik maupun dari Gereja

Protestan. Kelompok ini sangat kuat dalam pengiriman tenaga-tenaga misionaris

ke luar Eropa.41 Himne-himne yang terkenal dari kelompok Moravian ini antara

lain: Nicolaus Ludwig von Zinzendorf (1700-1760); Christian Gregor (1723-

1801).

2.3.8. Nyanyian mazmur

Nyanyian Mazmur berkembang hanya di Perancis, Belanda dan Inggris.

Mereka hanya menyanyikan Mazmur, karena mereka sulit menerima lagu-lagu

41Julian, h. 765-769.

Page 124: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

107

himne hasil tulisan manusia. Mereka hanya menerima yang berasal dari Firman

Tuhan saja.

a. Nyanyian Mazmur Di Prancis

Di Perancis, pelopor nyanyian Mazmur ini adalah John Calvin, seorang

ahli theologia reformed. Berbeda dengan Luther, Calvin menolak semua musik

dan liturgi peninggalan Gereja Roma Katolik, bahkan dia juga menolak

penggunaan organ, paduan suara dan himne-himne yang ditulis oleh manusia;

hanya mazmur atau himne yang berdasar dari Mazmur saja yang boleh

dinyanyikan dalam ibadah-ibadah, itupun harus dinyanyikan secara unison tanpa

iringan. Dengan filosofi seperti ini, mereka menghasilkan peningkatan nyanyian

Mazmur di Perancis. Ini terbukti dengan terbitnya buku Calvin’s Strassburg

Psalter pada tahun 1539, yang diikuti oleh buku-buku Pslater yang lain yang

diterbitkan di Geneva. Puncaknya dengan terbitnya Genevan Psalter pada tahun

1562, yang memuat 150 Mazmur, ditambah 10 Perintah Allah dan Nunc Dimittis.

Buku ini memuat 125 melodi dalam 110 meter yang berbeda.42

b. Nyanyian Mazmur di Inggris

Yang melatarbelakangi kelompok penyanyi Mazmur dari Inggris ini

adalah penganiayaan terhadap orang-orang Kristen Protestan oleh Queen Mary

pada tahun 1553-1558, yang terkenal dengan sebutan “Bloody Mary”. Sehingga

orang-orang Kristen Protestan melarikan diri keluar dari Inggris, sebagian besar

42Eskew & McElrath, hal. 115.

Page 125: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

108

lari ke Geneva dan membentuk Gereja Anglo-Genevan yang digembalakan

pertama kali oleh John Knox pada tahun 1555. Kelompok Genevan Psalter inilah

yang mempengaruhi kelompok Anglo-Genevan ini untuk menyanyikan Mazmur

di dalam ibadah-ibadah mereka.43

Mereka menyanyikan nyanyian-nyanyian Mazmur gubahan Sternhold dan

Hopkins serta William Willingham. Pada tahun 1561, mereka menerbitkan

Anglo-Genevan Psalter, yang sebagian lagunya diambil dari buku Genevan

Psalter. Tradisi menyanyikan Mazmur ini terus berlanjut setelah mereka kembali

ke Inggris, sesudah Queen Mary meninggal.

c. Nyanyian Mazmur di Skotlandia

Pada awalnya orang-orang Skotlandia bersatu dengan orang-orang Inggris

di Geneva karena mereka juga mengalami penganiayaan yang sama dari Queen

Mary. Mereka juga menyanyikan mazmur dari sumber yang sama, yaitu Anglo-

Genevan Psalter. Namun pada tahun 1559, orang-orang Skotlandia ini kembali

ke tanah air mereka dan mulai merevisi Anglo-Genevan Psalter. Pada tahun 1564,

mereka menerbitkan versi mereka sendiri yang diberi nama The Forme of Prayers

and Ministration of the Sacraments.

d. Nyanyian Himne di Inggris

Untuk membahas nyanyian himne di Inggris, kita tidak bisa melupakan 2

(dua) nama, yaitu Isaac Watts dan keluarga Wesley. Isaac Watts adalah orang

43Ibid, h. 117-119.

Page 126: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

109

yang memulai penulisan dan penggunaan nyanyian himne di Inggris, khususnya

di Gereja Anglikan, yang sebelumnya hanya menyanyikan nyanyian-nyanyian

Mazmur saja. Pada waktu itu sebagai seorang muda yang berusia 21 tahun, Isaac

Watts mengeluh tentang kualitas dari nyanyian-nyanyian Mazmur itu. Ayahanda

Isaac Watts lalu memberikan tantangan kepada Isaac Watts untuk menulis yang

teks yang lebih baik. Selanjutnya Isaac Watts membuktikannya dengan

menampilkan salah satu karyanya, yaitu “Behold Glories of the Lamb”, yaitu teks

dari Mazmur yang diparafrase.44

Setelah itu Isaac Watts banyak menulis “nyanyian baru” yang diilhami

dari pengalamannya, pemikirannya, perasaannya, dan aspirasinya. Watts masih

menggunakan bentuk-bentuk musik yang sudah ada, namun syair-syairnya

memiliki kekhususan, yaitu: satu lagu hanya memiliki satu tema, kalimat-kalimat

yang sederhana namun dapat memuat makna yang dalam, jalan pemikiran yang

menuju ke klimaks, dan syair-syairnya juga sangat cocok dengan khotbah, serta

lebih sesuai digunakan untuk persekutuan bersama orang-orang Kristen, tidak

cocok untuk ibadah pribadi. Penekanannya adalah pada masyarakat Kristiani

yang telah ditebus dan penebusan melalui kayu salib. Karena itulah, Isaac Watts

disebut sebagai “Bapak Nyanyian Himne Inggris”.

Nyanyian himne yang ditulis oleh Isaac Watts, antara lain: “Alas! And did

my Savior bleed”, “Am I a soldier of the cross?”, ”Come, we that love the Lord”,

“I sing the almighty power of God”, “When i survey the wondrous cross”, dll.

Sedangkan parafrase dari Mazmur yang ditulis olehnya, antara lain: “My

44James Sallee, 1978. A History of Evangelistic Hymnody, (Grand Rapids: Baker Book

House), h. 11.

Page 127: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

110

Shepherd will supply my need (Mzm 23)”, “Jesus shall reign (Mzm 72)”, “O God

our help in ages past (Mzm 90)”, “Joy to the world (Mzm 98)”, “From all that

dwell below the skies (Mzm 117)”, “This is the day that the Lord hath made (Mzm

118)”, “I’ll praise my maker while I’ve breath (Mzm 146)”, dll.

Selain Isaac Watts, dua bersaudara yang tidak boleh kita lupakan yaitu

John dan Charles Wesley. Mereka adalah pendiri denominasi Methodist. Charles

Wesley yang berbakat menulis nyanyian-nyanyian himne. Dia sudah menulis

8989 puisi religius, paling sedikit 6000 di antaranya adalah himne. Penekanan

nyanyian-nyanyian himne Wesley adalah sebagian besar menekankan tentang

penginjilan, diilhami oleh pengalaman pribadi. Secara teks mengalami

peningkatan mutu daripada himne-himne sebelumnya, biasanya dinyanyikan

tanpa iringan, dan penekanan John Wesley adalah pada sikap hati dalam

menyanyi.

Hasil karya Charles Wesley, antara lain: “Praise the Lord who reigns

above”, “Come, Thou long-expected Jesus”, “Hark! The herald angels sing”,

“And can it be that I should gain”, “Tis finished! The Messiah dies”, “Christ the

Lord is risen today”, “Hail the day that sees Him rise”, “Jesus, lover of my

soul”, “Rejoice the Lord is King”, “Lo, He comes with clouds descending”, “O

for a thousand tounges”, “Love divine, all loves excelling”, “Depth of mercy!

Can it be”, “Ye servants of God”, dll.

Selain Isaac Watts dan Wesleys, sebenarnya masih banyak penulis-penulis

himne yang lain, namun karena keterbatasan waktu, maka penulis hanya

menyebutkan satu nama lagi, yaitu John Newton, yang sudah menulis sekitar 280

Page 128: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

111

himne, di antaranya yaitu: “Amazing Grace”, “Glorious things of thee are

spoken”, “How sweet the name of Jesus sounds”, “May the grace of Christ our

Saviour”, dll.

e. Nyanyian Himne di Amerika

Mulai abad ke-16 sampai dengan awal abad ke-18, Nyanyian Mazmur

masih aktif digunakan di gereja-gereja Amerika. Pada umumnya tradisi

menyanyikan Mazmur dibawa dari benua Eropa, baik dari Perancis maupun dari

Inggris oleh para misionaris mereka. Huguenot membawa French Metrical

Psalms ke Florida, khususnya kepada orang-orang Indian, pada tahun 1562-1565.

Sir Francis Drake dari Inggris baru datang pada tahun 1579, dan Henry Ainsworth

juga dari Inggris datang pada tahun 1620. Kemudian orang Puritan mendirikan

Massachusetts Bay Colony di bagian Utara Boston pada tahun 1630. Selanjutnya

pada tahun 1640, mereka menerbitkan The Whole Book of Psalms Faithfully

Translated into English Metre, yang sekarang disebut sebagai Bay Psalm Book.

Pada edisi ke-9 dari buku ini mereka menggunakan notasi FaSoLaMi (FSLM),

yang merupakan solmisasi tua yang digunakan di Inggris.

Pada tahun 1734, Jonathan Edward dan George Whitefield mempelopori

gerakan “Kebangunan Besar” (Great Awakening) di Northampton, Massachusetts,

yaitu suatu gerakan yang bereaksi melawan institusi keagamaan yang tradisional.

Pada masa ini, memang nyanyian Mazmur masih digunakan di gereja-gereja,

namun orang-orang lebih menyukai nyanyian-nyanyian himne Isaac Watts yang

dibawa oleh Whitefield dari Inggris.

Page 129: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

112

Pada akhir abad ke-18, nyanyian rakyat juga diadopsi sebagai nyanyian

jemaat, pada umumnya tidak dicatat karena mereka melestarikannya dari mulut ke

mulut. Mereka menggunakan melodi dari lagu-lagu rakyat yang sudah dibawa

oleh para pendatang sebelumnya dari Inggris, sehingga lebih dikenal dengan

sebutan Anglo-American Folksongs. Mereka menggunakan musik pentatonik dan

melodi modal (seperti: Dorian, Myxolydian, dll). Tema-tema yang umumnya

dipakai dalam himne-himne mereka adalah pertobatan orang berdosa, antisipasi

terhadap kematian, dan kepastian akan penghakiman terakhir.

Pada awal abad ke-19, gerakan Camp-meeting juga melanda Amerika,

dimulai dari Carolina dan Kentucky. Gerakan ini adalah gerakan interdenominasi,

karena gerakan ini dipelopori oleh gereja-gereja Methodist, Presbiterian dan juga

Baptist. Lagu-lagu camp-meeting ini menggunakan bahasa yang sederhana;

lagunya seperti lagu rakyat sehingga mudah dipelajari dan mudah dinyanyikan

serta banyak pengulangan; pada umumnya bertemakan keselamatan bagi yang

berdosa. Selain itu, gerakan ini juga memperhatikan masalah-masalah sosial,

seperti: kepentingan anak-anak, hak-hak wanita, tenaga kerja anak-anak, hak-hak

buruh, dan lain-lain; khususnya gerakan anti-perbudakan yang menyebabkan

Perang Sipil (Civil War) di tahun 1861.

Dari abad ke-18 sampai awal abad ke-19, banyak gerakan-gerakan baru

bermunculan di Amerika, antara lain: Gerakan Sekolah Minggu (Sunday School

Movement), 1824; Negro Spiritual, 1870; Gospel Songs, 1874; dan lain-lain.

Banyak sekali lagu-lagu himne yang tercipta untuk kebutuhan Gerakan

Sekolah Minggu ini. Komposer-komposer yang terkenal antara lain adalah

Page 130: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

113

William Bradbury (1816-1868), yang sudah menulis: Jesus loves me (Yesus kasih

‘kan daku-PPR 334), He leadeth me (Mukhalislah Pemimpinku-PPR 111), Sweet

hour of prayer (Inilah saat minta doa-PPR 160), Just as I am, without one plea

(Seadanya ku tak layak-PPR 42), My hope is built on nothing less, Saviour like a

shepherd lead us (Yesus seperti gembala). Selain itu adalah Fanny Crosby (1820-

1915), penulis syair yang sudah buta sejak lahir, yang syair-syairnya ditambahkan

oleh William H. Doane (1832-1915) sehingga dapat dinyanyikan, seperti: Blessed

Assurance (Jaminan mulia), Praise Him! Praise Him! (Puji! Puji!), Pass me not,

O gentle Saviour (Jangan Engkau lalui), Jesus keep me near the cross (Bawalah

aku dekat ke salib), To the work (Marilah bekerja). Robert Lowry (1826-1899)

juga adalah penulis lagu-lagu himne yang terkenal, juga Elizabeth P. Prentiss,

Phoebe P. Knapp dengan “Jesus is tenderly calling thee home”; Joseph M.

Scriven dengan “What a friend we have in Jesus” (Yesus sahabat sejati); juga

Londoner Katherine Hankey yang menulis “I love to tell the story” (Kusuka

mengabarkan Injil); dll.

Dalam masa Gospel Era, penginjilan keliling merebak dan di belakang

masing-masing penginjil besar itu terdapat penulis lagu-lagu himne, contohnya:

Major D.W. Whittle, penginjil bekerja sama dengan Phillip P. Bliss. Lagu-

lagunya antara lain adalah: I gave My life for thee (Nyawaku diberikan), It is well

with my soul (Nyamanlah Jiwaku), Whosoever will (Lemah lembut suara Yesus

memanggil), Wonderful words of life (Kalam memberi hidup). Kemudian

pasangan D.L. Moody dan Ira D. Sankey, kumpulan dari lagu-lagu himne pada

masa Gospel Era ini dibukukan dalam buku-buku: Gospel Songs (milik Bliss,

Page 131: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

114

1874); Gospel Hymns and Sacred Songs (milik Sankey dan Bliss, 1875);

sedangkan Sankey, Stebbins dan McGranahan menerbitkan Gospel Hymns nomor

2-6 masing-masing pada tahun 1876, 1878, 1883, 1887, 1891. Lalu semuanya

dikumpulkan menjadi satu edisi Gospel Hymns Complete pada tahun 1894.

3.3 Perkembangan Himne Gereja HKBP

Dalam sejarah kekristenan di Tanah Batak, musik berperan sebagai alat

penginjilan dan membangun persekutuan orang-orang Batak. Para missionaris

yang datang ke Tanah Batak sudah dilengkapi dengan pengetahuan teori musik

dan mampu memainkan alat-alat musik. Salah satunya adalah missionaris

Nommensen yang menterjemahkan lagu-lagu rohani berbahasa Jerman ke dalam

bahasa Batak Toba di Sipirok tahun 1871-1872 (Nomensen, tth:93).

Penerjemahan lagu gereja ke bahasa Batak Toba juga dilakukan oleh

missionaris Johannsen, Puse, Metzler, Meerwaldt, Pdt. Otto Marcks, Paul

Gerhard dan Pdt. Batak yang pertama. Hasil dari terjemahan lagu-lagu yang

kemudian menjadi lagu-lagu dalam Buku Ende HKBP (Immanuel, 1907:75-84).

Sebagian besar sumber melodi nyanyian jemaat HKBP berasal dari

nyanyian rohani Jerman dan Belanda yang diterjemahkan ke dalam bahasa Batak

Toba (Kruger, 1966:223; Hutauruk, 1993:60).

Tahun 1881 mencatat beberapa peristiwa penting antara lain diadakannya

konfrensi di Silindung yang diikuti oleh 3.500 orang Kristen; pekabaran injil

mulai ke arah Danau Toba; berdirinya gereja di Balige; ditetapkannya aturan

gereja yang pertama; RMG mengangkat Pdt. I. L. Nommensen menjadi Ephorus

Page 132: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

115

(Almanak HKBP, 2003:376); dan terbitnya sebuah buku nyanyian jemaat dalam

bahasa Batak Toba yang diberi judul “Ende ni Halak Kristen Batak di Sumatera”.

Buku nyanyian ini terdiri dari 121 nyanyian yang merupakan terjemahan lagu-

lagu rohani dari Jerman dan Belanda. Nyanyian ini dibagi dalam beberapa bagian

sesuai dengan tema lagu, yaitu: 1. Nomor Ende 1-6 : Ende Pujipujian (Puji-

pujian); (2) Nomor Ende 1-18: Ende doa (Nyanyian Doa); (3) Nomor Ende 19-34:

Ende Jamita (Nyanyian khotbah); (4) Nomor Ende 35-38 : Ende Adventus

(Nyanyian Advent); (5) Nomor Ende 39-46: Ende Hatutubu ni Tuhan Jesus

(Nyanyian tentang kelahiran Tuhan Yesus); (6) Nomor Ende 47-49: Ende di

Hamamate ni Tuhan Jesus (Nyanyian tentang kematian Tuhan Yesus); (7)Nomor

Ende 50-58 : Ende di Haheheon ni Tuhan Jesus (Nyanyian tentang kebangkitan

Tuhan Yesus); (8) Nomor Ende 59-61: Ende di Hananaek ni Tuhan Jesus

(Nyanyian tentang kenaikan Tuhan Yesus); (9) Nomor Ende 62-64: Ende di

Hasasaor ni Tondi Porbadia (Nyanyian tentang turunnya Roh Kudus); (10) Nomor

Ende 65: Ende di Pandidion Nabadi (Nyanyian Baptisan Kudus); (11) Nomor

Ende 66-70: Ende di Ulaon Nabadia (Nyanyian Perjamuan Kudus); (12) Nomor

Ende 71-83: Ende taringot tu Haporseaon (Nyanyian untuk Tuhan Yesus); (13)

Nomor Ende 84-87: Ende taringot tu Parungkilon (Nyanyian tentang penderitaan);

(14) Nomor Ende 88-92: Ende taringot tu Hasesaan ni Dosa (nyanyian tentang

dosa dan penghapusan dosa); (15) Nomor Ende 93-102: (16) Ende taringot tu

Ajal ni Jolma dohot Masa Songot (Nyanyian tentang kematian dan pengharapan);

(17) Nomor Ende 103-108: Ende Manogot (Nyanyian pagi hari); (18) Nomor

Page 133: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

116

Ende 109-114: Ende Botari (nyanyian sore hari); dan (19) Nomor Ende 115-121:

Ende suplement (nyanyian tambahan).

Pada tahun 1886 buku nyanyian dicetak edisi kedua dengan menambahkan

41 nyanyian baru sehingga jumlah nyanyian dalam buku nyanyian cetakan kedua

adalah 162 nyanyian. Tanggal 30 Januari 1901, Pdt. F.H. Meerwaldt

menterjemahkan dua buah nyanyian ke dalam bahasa Batak Toba yang berjudul

“Hohom ahu nuaeng dan Na mungkap do surgo” (Immanuel, 1901:73). Tahun

1907, Paul Gerhard menterjemahkan sebelas nyanyian jemaat45, yaitu:

1. Behama panjalongku di Ho, o Tuhanki

2. Hamu ale donganku

3. O ulu na sap mudar

4. Adong do Biru-biru i

5. Sai tiur ma langka muna

6. Bongoti ma rohangku

7. Sai hehe ma rohangku

8. Mata ni ari binsar saonnari

9. Lao modom do luhutna

10. Pasahat ma sudena

11. Tung beasa ma holsoan

Pada tahun 1901, nyanyian jemaat yang telah dikumpulkan berjumlah 227

nyanyian, nyanyian ini ditulis dalam not balok. (Hutauruk, 1993:60). Tahun

1926, diterbitkan cetakan pertama buku nyanyian yang berjudul “Bokoe Ende na

Marragam” dengan jumlah nyanyian 332 buah.

45Kantor Pusat HKBP. Majalah Immanuel. Pematang Siantar: Percetakan HKBP 1907.

Page 134: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

117

Tahun 1940 terbitlah Buku Ende HKBP yang sampai saat ini digunakan

dalam ibadah-ibadah yang dilakukan oleh gereja HKBP. Jumlah nyanyian dalam

Buku Ende HKBP berisikan 373 nyanyian. Adapun sumber nyanyian ini adalah46:

1. EKG = Evangelisches Kirchen Gesangbuch, stammausgabe 1950 / 1951.

Kitab nyanyian gereja– gereja evangelist di jerman. Sammausgabe adalah

bagian pokok yang di pakai oleh semua gereja regional di Jerman.

2. EKG B = Evangelisches Kirchen Gesanbuch, Sonderausgabe. Sama

dengan EKG tapi ditambah dengan bagian khusus “sonderausgabe” yang

dipakai oleh gereja evangelis di daerah Berlin / Braindenburg.

3. EKGR = Sama dengan EKG. Kitab nyanyian ini dipakai oleh gereja

evangelis di daerah Rhendland, Wesfalen dan Lippe.

4. EvPs = Evangelicher Psalter 1912. Kitab nyanyian Jerman yang berwarna

pietis.

5. EvPs A = Sama dengan EvPs di tambah suplemen “ anhang”

6. HAM = Hymns Ancient And Modern, London 1924.

7. M.H = Methodist Hymn Book, London 1934

8. HCL = Hymns of The Christian Life, Christian publication Inc,

Harrisburg 1936

9. L.U = Liber Usualis, kitab nyanyian Gregorian dari gereja Katolik.

10. Gtsl = Gotteslob, Katholisches Gebet – und Gesangbuch, Keuskupan

Regensburg, 1975.

11. Gms = Gemainshaft lieder, Basel 1950

46Kantor Pusat HKBP. Buku Ende HKBP. Pematang Siantar: Percetakan HKBP, 1990.

Page 135: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

118

12. Mzm =Mazmur jenewa, 1562.

13. EvGz = Evangelische Gezangen , Buku nyanyian Belanda 1805 /1807

14. Julian = John Julian, Dictionary of hymonologi, New York 1957

15. Buku nyanyian gereja Protestant di Swiss 1952.

Tahun 1934 Elfriede Harder menterjemahkan banyak lagu-lagu ke dalam

bahasa Batak Toba yang kemudian dikenal dengan nama “Haluan na Gok”

(Hutauruk, 1986:220) yang berisi 232 nyanyian. Sumber melodi nyanyian

“Haluan na Gok” berasal dari 26 sumber, yaitu: Buku Logu; Cantare;

Chrischonalicder; Ende Angkola; Evangelischer jilid I dan II, Jugendbundlieder;

Missionsharfe; Musikant; Rettungsjubel; Reichslieder; Sankey Lieder;

Sangergruss; Siegeslieder; Singet dem Herrn; Unser Lied; Vereinslieder; Wehr-

und Waffenlieder; Zangbundel J. de Herr; Zangbundel Leger des Heils; dan

Zoeklicht.

Tahun 1934, nyanyian “Haluan na Gok” belum digunakan dalam ibadah di

gereja HKBP karena adanya pandangan yang berbeda dari para pendeta tentang

nyanyian tersebut. Mereka mengatakan bahwa nyanyian dalan “Buku Ende

Haluan na Gok” seperti nyanyian orang yang kerasukan/ ende ni na tondi-

tondion.47 Kondisi ini juga disebabkan oleh sekelompok warga jemaat HKBP

Janji Matogu dengan berpakaian serba putih naik ke menara gereja sambil

menyanyikan beberapa nyanyian dari “Buku ende Haluan na Gok” seraya

mengangkat tangan ke atas dan kadang-kadang bertepuk tangan, mereka berkata

47Riris Johanna Siagian, 2001. Satu Visi menuju HKBP yang Baru. Kantor Pusat HKBP.

Page 136: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

119

bahwa akhir jaman sudah dekat dan marilah kita naik ke surga. Perkataan ende na

tondi-tondiaon adalah sebuah ejekan terhadap apa yang dilakukan oleh Elfriede

Harder yang mendidik para wanita Batak Toba menjadi Bibelvrouw (pelayan

wanita). Pada tahun 1959, “Buku Ende Haluan na Gok” sudah diterima HKBP

sebagai nyanyian jemaat dan dapat digunakan pada kebaktian minggu (Immanuel,

1959:7).

Tahun 1995 HKBP menerbitkan buku Bibel/AIkitab yang digabung

dengan buku Ende HKBP yang bernotasi angka. Disana penomoran Buku Ende

bagian Haluaon Na Gok tidak lagi dimulai dan nomor 1 sampai 232 tetapi dimulai

dengan nomor 374 sampai 556 pada saat penggabungan ini ada 49 nyanyian yang

dibuang dari Haluaon Na Gok karena nyanyian tersebut telah ada pada Buku Ende

HKBP bagian pertama.48 Buku Ende Haluaon na gok dicetak dengan penomoran

yang dimulai dan nomor 1 sampai 232. Baru pada tahun 1995 penomorannya

dirubah dengan menggabungkannya ke Buku Ende yang sebelumnya, dimulai

dengan nomor 374 sampai 556. Sejak Szuster Elifiede Harder mengumpulkan

nyanyian ini, beliau telah menuliskan sumber nyanyian dalam buku nyanyian

Haluaon Na Gok. Berikut sumber lagu Haluaon Na Gok: Buku Logu, Cantate,

Carstem, Chrishhonalieder, Ende Angkola, Evangelischer Psalter,

Evangeliumssanger, Fellowship Hymns, Frohe Botshaft, Guitarreileder jilid 1

dan 2, Judgenbundlieder, Missionsharfe, Musikant, Rettungsjubel, Reichslieder,

Sankey Lieder, Sangergruss, Siegeslieder, Singet dem Herrn, Unser Lied ,

48Wawancara dengan Pdt B. Lumbantobing, MTh, di Pematang Siantar 10 januari 2011.

Page 137: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

120

Vereinslieder, Wehr – und Waffenlieder, Zangbundel J. De Herr, Zangbundel

Leger des Heils, Zoeklicht dan “Selesele” semuanya berjumlah 26 sumber lagu49.

Tahun 1999 diterbitkan Buku Ende HKBP berbahasa Indonesia yang

disebut dengan “Kidung Jemaat HKBP” yang dikerjakan oleh Pdt. Waldemar

Silitonga yang pada saat itu memegang jabatan sebagai kepala Biro Musik HKBP.

Pada Tahun 2003, melalui Rapat Pendeta HKBP yang diselenggarakan

tanggal 8-10 Oktober menyepakati penggunaan Buku Ende Suplemen HKBP

yang berjudul “Sangap di Jahowa” dalam ibadah gereja HKBP. Jumlah nyanyian

Buku Ende Suplemen adalah sebanyak 306 nyanyian yang disesuaikan dengan

tema gereja. Buku Ende HKBP dan Buku Ende Suplemen kemudian disatukan

dalam cetakan berikutnya sehingga jumlah nyanyian jemaat HKBP sampai saat ini

berjumlah 862 buah.

Sumber lagu-lagu dalam “Sangap di Jahowa” banyak berasal dari lagu-

lagu koor dan lagu Sekolah Minggu, himne lagu gereja-gereja Barat dan lagu-lagu

tradisi Batak. Lagu-lagu ini kemudian diterjemahkan serta sebagian lagu

diarransemen kembali dari buku Lutheran Worship; Zangbundel; with one Voice;

Evangelisches Gesangbuch; Libens lieder; Gesange aus Tize; Hyms for The

Living Church; Thuma Mina; The Book Of Hyms; Singing Youth ; Global Praise;

Kidung Pujian Kristen; Mazmur dan Nyanyian Rohani.

Beberapa lagu Suplemen “Sangap di Jahowa” diantaranya: Las Rohangku

Lao Mamuji (BE 656) Ale Amanami (BE 840); Husomba Ho Tuhan (BE 857);

Dison Adong Huboan Tuhan (BE 848); Sangap Ma di Debata (BE 582); Nunga

49Kantor Pusat HKBP. Buku Ende HKBP. (Pematang Siantar: Percetakan HKBP, 1990).

Page 138: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

121

hehe Kristus (BES 632); Beta hita ale dongan (BES 661); Begema Tuhan i (BES

660); Hupillit asa marparbue (BES 727); O Tuhan togu-togu ma (BES 743).

Penambahan lagu nyanyian dalam ibadah gereja HKBP saat ini tidak

terbatas pada Buku Ende HKBP dan Kidung Jemaat, akan tetapi sering dengan

dinamika dan perkembangan teknologi maka sebahagian gereja HKBP sudah

melakukan ibadah alternatif dengan konsep lagu nyanyian diambil dari lagu-lagu

pop rohani seperti yang dilakukan oleh gereja Karismatik. Lagu-lagu disesuaikan

dengan tema gereja dan juga tidak merubah liturgi gereja HKBP. Jadi tata ibadah

yang digunakan tetap seperti konsep awalnya, hanya lagu-lagu yang dinyanyikan

bersumber dari luar Buku Ende HKBP dan Kidung Jemaat.

Dari hasil observasi lapangan, penulis menemukan konsep ini di gereja

HKBP Pasar Melintang Medan. Khusus untuk ibadah alternatif, gereja ini

memilih lagu-lagu pop rohani yang banyak dinyanyikan oleh gereja Karismatik

dalam ibadah gereja. Penentuan lagu-lagu untuk ibadah alternatif ini disusun oleh

Bibelvrouw dengan tetap memperhatikan tema gereja saat itu. Instrumen

pengiring ibadah dalam ibadah alternatif di gereja HKBP Pasar Melintang tidak

terfokus pada instrumen tunggal akan tetapi sudah menggunakan Musik Band

yang terdiri dari; keyboard, gitar elektrik, bass dan drum. Terkadang dalam

beberapa acara besar kalender gereja HKBP dan juga perayaan-perayaan gereja

yang dilakukan, tak jarang musik tiup juga ikut ambil bagian dalam mengiringi

ibadah.

Page 139: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

122

BAB IV

PENGGUNAAN DAN FUNGSI MUSIK DALAM IBADAH GEREJA HKBP PASAR MELINTANG MEDAN

4.1 Pengantar

Dalam Bab ini, penulis akan membahas penggunaan alat musik dalam

mengiringi ibadah di gereja HKBP Pasar Melintang dan penggunaan himne sesuai

dengan tata ibadah gereja HKBP. Kata penggunaan dan fungsi dalam penelitian

ini memiliki pengertian seperti apa yang sudah dibicarakan dalam Bab I. Menurut

Bronislaw Malinowski, yang dimaksud fungsi itu intinya adalah bahwa segala

aktivitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari

sejumlah keinginan naluri makhluk manusia yang berhubungan dengan seluruh

kehidupannya. Kesenian sebagai contoh dari salah satu unsur kebudayaan, terjadi

karena pada dasarnya manusia ingin memuaskan keinginan nalurinya terhadap

keindahan. Ilmu pengetahuan juga timbul karena keinginan naluri manusia untuk

tahu. Teknologi seperti halnya penemuan alat-alat musik elektronik adalah untuk

memenuhi keindahan di bidang bunyi-bunyian. Internet pula diciptakan untuk

berkomunikasi di dunia maya atau virtual. Namun banyak pula aktivitas

kebudayaan yang terjadi karena kombinasi dari beberapa macam human need itu.

Dengan pemahaman ini seorang peneliti bisa menganalisis dan menerangkan

banyak masalah dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan manusia.50 Sesuai

dengan pendapat Malinowski, musik di dalam kehidupan jemaat di gereja HKBP

Pasar Melintang Medan tetap eksis dan berkembang karena diperlukan untuk

50Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi 1. hal.171.

Page 140: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

123

memuaskan suatu rangkaian keinginan naluri masyarakat pendukungnya yang

haus akan cinta kasihnya kepada agama Kristen. Musik menjadi unsur penting di

dalam ibadah yang mereka laksanakan. Dengan menggunakan musik, para jemaat

dapat dengan khidmat memuji, menyembah, dan berdoa kepada Tuhan. Musik

memberikan sumbangannya sebagai sarana komunikasi antar jemaat dan Tuhan

serta antara jemaat dengan pendeta, dan sesama mereka.

A.R. Radcliffe-Brown mengemukakan bahwa fungsi sangat berkait erat

dengan struktur sosial masyarakat. Bahwa struktur sosial itu hidup terus,

sedangkan individu-individu dapat berganti setiap masa. Dengan demikian,

Radcliffe-Brown yang melihat fungsi ini dari sudut sumbangannya dalam suatu

masyarakat, mengemukakan bahwa fungsi adalah sumbangan satu bagian aktivitas

kepada keseluruhan aktivitas di dalam sistem sosial masyarakatnya. Tujuan fungsi

adalah untuk mencapai tingkat harmoni atau konsistensi internal, seperti yang

diuraikannya berikut ini.

By the definition here offered ‘function’ is the contribution which a partial activity makes of the total activity of which it is a part. The function of a perticular social usage is the contribution of it makes to the total social life as the functioning of the total social system. Such a view implies that a social system ... has a certain kind of unity, which we may speak of as a functional unity. We may define it as a condition in which all parts of the social system work together with a sufficient degree of harmony or internal consistency, i.e., without producing persistent conflicts can neither be resolved not regulated (1952:181).

Dalam terjemahan bebas dikatakan bahwa definisi 'fungsi' adalah kontribusi

aktivitas parsial menjadi bagian aktivitas keseluruhannya. Fungsi dari penggunaan

sosial tertentu merupakan kontribusi itu membuat total kehidupan sosial sebagai

Page 141: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

124

fungsi sistem sosial keseluruhan. Kita dapat mendefinisikan sebagai suatu kondisi

di mana semua bagian dari sistem sosial bekerja sama dengan tingkat yang cukup

harmoni atau konsistensi internal.

Sesuai dengan pandangan Radcliffe-Brown, musik di dalam kehidupan

jemaat HKBP Pasar Melintang Medan, merupakan bahagian dari struktur sosial

mereka. Musik dalam hal ini merupakan salah satu bahagian aktivitas yang bisa

menyumbang kepada keseluruhan aktivitas, yang pada akhirnya akan berfungsi

bagi kelangsungan kehidupan budaya masyarakat pengamalnya, dalam hal ini

jemaat gereja HKBP tersebut. Fungsinya lebih jauh adalah untuk mencapai tingkat

harmoni dan konsistensi internal. Pencapaian kondisi itu, dilatar belakangi oleh

berbagai kondisi sosial, budaya, dan religi.

Bertolak dari teori fungsi, yang kemudian mencoba menerapkannya dalam

etnomusikologi, lebih lanjut secara tegas Merriam membedakan pengertian fungsi

ini dalam dua istilah, yaitu penggunaan dan fungsi. Menurutnya, membedakan

pengertian penggunaan dan fungsi adalah sangat penting. Para pakar

etnomusikologi pada masa lampau tidak begitu teliti terhadap perbedaan ini. Jika

kita berbicara tentang penggunaan musik, maka kita menunjuk kepada kebiasaan

(the ways) musik dipergunakan dalam masyarakat, sebagai praktik yang biasa

dilakukan, atau sebagai bagian daripada pelaksanaan adat istiadat, baik ditinjau

dari aktivitas itu sendiri maupun kaitannya dengan aktivitas-aktivitas lain

(1964:210). Lebih jauh Merriam menjelaskan perbedaan pengertian antara

penggunaan dan fungsi sebagai berikut.

Music is used in certain situations and becomes a part of them, but it may or may not also have a deeper function. If the lover

Page 142: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

125

uses song to w[h]o his love, the function of such music may be analyzed as the continuity and perpetuation of the biological group. When the supplicant uses music to the approach his god, he is employing a particular mechanism in conjunction with other mechanism as such as dance, prayer, organized ritual, and ceremonial acts. The function of music, on the other hand, is enseparable here from the function of religion which may perhaps be interpreted as the establishment of a sense of security vis-á-vis the universe. “Use” them, refers to the situation in which music is employed in human action; “function” concerns the reason for its employment and perticularly the broader purpose which it serves. (1964:210).

Dari kutipan di atas, secara umum dapat diartikan bahwa musik digunakan

dalam situasi tertentu dan menjadi bagian dari mereka, tetapi mungkin atau tidak

mungkin juga memiliki fungsi yang lebih dalam. Jika seorang kekasih

menggunakan lagu untuk kekasihnya, maka fungsi musik tersebut dapat dianalisis

sebagai fungsi kesinambungan dan pelestarian keturunan. Ketika seseorang

menggunakan musik untuk pendekatan Tuhan, ia juga menggunakan mekanisme

tertentu dalam hubungannya dengan mekanisme lain seperti tari, doa, ritual yang

diselenggarakan, dan seremonial. Fungsi musik di sisi lain, tidak dapat dipisahkan

dari sini fungsi agama yang mungkin dapat diartikan sebagai pembentukan rasa

aman dalam alam semesta. Kata "Guna" mengacu pada situasi di mana musik

yang digunakan dalam tindakan manusia; kata "Fungsi" lebih menyangkut pada

tujuan pelayanan yang lebih luas.

Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa “Penggunaan” menunjukkan

situasi musik yang dipakai dalam kegiatan manusia; sedangkan “fungsi” berkaitan

dengan alasan mengapa si pemakai melakukan, dan terutama tujuan-tujuan yang

lebih jauh dari sekedar apa yang dapat dilayaninya. Dengan demikian, sesuai

Page 143: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

126

dengan Merriam, penggunaan lebih berkaitan dengan sisi praktis, sedangkan

fungsi lebih berkaitan dengan sisi integrasi dan konsistensi internal budaya.

4.2 Penggunaan Alat Musik di Gereja HKBP Pasar Melintang

Kebaktian minggu adalah ibadah yang dilaksanakan di gereja setiap hari

Minggu merupakan suatu persekutuan hidup dengan Tuhan dan juga sesama

anggota jemaat lainnya. Kebaktian minggu merupakan suatu pertemuan yang

terbuka, dimana umat Kristen berkumpul bersekutu kepada Tuhan dengan sesama

manusia. Sitompul51 mengatakan: “Kebaktian Minggu adalah persekutuan

dengan Allah dan sesama manusia dalam menjawab kasih Allah dengan

mengucap syukur dan memuji namaNya serta mengingat karya Tuhan.“ Born

Strom52 mengatakan Kebaktian Minggu yaitu suatu upacara, sebagainya

contohnya adalah kebaktian pada hari Minggu pagi digereja HKBP Pasar

Melintang. Saat kebaktian Minggu pagi ini jemaat bersama-sama menelaah dan

mendengarkan Firman Tuhan supaya mereka diperlengkapi untuk hidup bersama.

Bersama-sama mereka bernyanyi memuji Allah, sebagai tanda ucapan syukur atas

anugerah Allah dan bersama-sama berdoa untuk kehidupan mereka sendiri, untuk

saudara-saudara, untuk musuh-musuh serta untuk dunia ini dengan suka dukanya.

Musik di dalam kehidupan jemaat HKBP Pasar Melintang Ressort Pasar

Melintang digunakan di dalam berbagai kegiatan. Penggunaan yang utama musik

ini adalah di dalam ibadah-ibadah mereka. Di antaranya adalah ibadah hari

Minggu,

51A. A. Sitompul, 1993. hal., 10. 52Bons Strom, 2001. hal., 14.

Page 144: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

127

yang di dalamnya mengandung sistem keagamaan yang telah berulang-ulang

dilakukan jemaat ini.

Kebaktian Minggu di gereja HKBP Pasar Melintang Medan dibagi atas

tiga bagian, yaitu; (1) Ibadah Sekolah Minggu masuk pukul 08.00 wib-09.30 wib;

(2) Ibadah Minggu Pagi masuk pukul 08.00 wib -09.30 wib; dan (3) Ibadah

Minggu Umum masuk pukul 10.00 wib-12.00 wib. Jumlah jemaat yang hadir

pada minggu pagi berkisar 350 orang dan jumlah jemaat yang hadir dalam minggu

siang berkisar 200 orang. Untuk jumlah jemaat yang terdaftar di gereja HKBP

Pasar Melintang adalah 450 Kepala Keluarga.

Ibadah Sekolah minggu menggunakan peralatan musik solo keyboard

dengan memakai style musik. Dari hasil wawancara dengan Fani53 (Guru Sekolah

Minggu yang mengajar di kelas V SD) mengatakan bahwa pemilihan lagu

biasanya lebih fleksibel tergantung hasil pembicaraan dalam sermon sekolah

minggu yang dilaksanakan setiap hari kamis jam 20.00 wib bertempat di ruang

konsistori gereja. Penggunaan style musik dalam ibadah sekolah minggu

dilakukan untuk lebih menghidupkan suasana ibadah. Menurut Nova54 (pemain

musik dalam ibadah sekolah minggu) bahwa pada awalnya, iringan musik cukup

hanya menggunakan suara string dan terkadang suara piano dalam mengiringi

nyanyian. Akan tetapi dari hasil pengamatan dan evaluasi, anak-anak sekolah

minggu kurang semangat dan meriah dalam bernyanyi dan cenderung lagu

dinyanyikan dengan tempo melambat dan mendayu-dayu. Anak-anak sekolah

53Wawancara dengan Fani pada hari minggu, tanggal 01 Juni 2014 di gereja HKBP Pasar

Melintang. 54Wawancara dengan Nova pada hari minggu, tanggal 01 Juni 2014 di gereja HKBP

Pasar Melintang.

Page 145: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

128

minggu kurang bisa mengikuti tempo dan melodi jika hanya dengan

menggunakan suara string dan piano. Oleh karena itu, guru sekolah minggu dan

pemain musik bersepakat untuk menggunakan style musik dalam mengiringi

ibadah sekolah minggu. Pada sermon tersebut, guru sekolah minggu melatih lagu-

lagu pujian dengan musik. Penggunaan style musik dalam mengiringin ibadah

sekolah minggu memberikan efek yang cukup besar pada anak-anak sekolah

minggu, mereka dapat bernyanyi lebih baik dengan mengikuti tempo dan melodi

yang tepat. Anak-anak sekolah minggu bernyanyi dengan lebih semangat dan

riang, terkadang nyanyian juga diikuti dengan gerekan sesuai arahan dari guru

sekolah minggu yang memimpin pujian.

Ibadah Minggu Pagi menggunakan alat musik Band dengan lagu nyanyian

dari pop rohani populer. Penggunaan alat musik band dalam ibadah minggu pagi

dilatar belakangi perkembangan musik ibadah tetangga dan juga perkembangan

musik pop rohani dikalangan masyarakat luas. Dari hasil wawancara penulis

dengan Bapak St. L. Hutasoit, SE (seksi musik gereja HKBP Pasar Melintang)

mengatakan bahwa format iringan ini mulai digunakan sekitar kira-kira 5 tahun

yang lalu. Salah satu faktor utama diadakannya musik band dalam minggu pagi

adalah untuk memberikan efek sosiologis bahwa jemaat gereja HKBP Pasar

Melintang bisa menyuguhkan musik dalam ibadah sesuai dengan perkembangan

jaman. Dengan keberadaan musik band ini, para jemaat secara khusus bagi kaum

muda/i dapat bernyanyi lebih hidup. Mereka tidak lagi mencari alternatif ibadah di

gereja lain sebab ekspresi musik mereka dalam ibadah sudah terakomodir di

gereja sendiri.

Page 146: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

129

Berikut adalah rangkaian ibadah minggu pagi tanggal 01 Juni 2014:

sebelum acara dimulai terlebih dahulu para pelayan gereja dan penetua gereja

berkumpul di konsistori dan berdoa. Setelah itu, mereka memasuki gereja dan

menempati posisi masing-msing sesuai dengan tugas pelayanan pada hari itu.

Liturgis kemudian mengajak seluruh jemaat untuk saat teduh yang diiringi oleh

musik. Setelah saat teduh dilanjutkan dengan pujian ”Kau Mengenal Hatiku” dan

Votum. Bagian berikutnya adalah melantunkan lagu pujian berjudul ”Bersyukur”

dan pembacaan Hukum Tuhan. Setelah itu dilanjutkan dengan kembali

mengangkat pujian dengan judul lagu ”Tuhan Dengar Doaku” dan Pengakuan

Dosa. Bagian berikutnya adalah Pujian dengan judul ”Jadikanku Rumah Doa” dan

Pembacaan Epistel. Setelah Epistel kemudian mengangkat pujian dengan judul

lagu ”Hatiku Percaya” dan Pengakuan Iman. Setelah itu adalah koor NHKBP dan

dilanjutkan dengan pembacaan warta jemaat dan doa syafaat. Tata acara ketiga

belas adalah mengangkat pujian dengan judul ”Indahnya Hidup Ini” (sekaligus

dengan kolekte/pengumpulan persembahan Ia dan Ib). Acara kemudian

dilanjutkan dengan Khotbah oleh Pdt. B.T Simarmata, M.Th dengan nats dari

Yohannes 17: 1-11. Setelah khotbah selesai kemudian ditutup dengan doa dan

dilanjutkan mengangkat pujian dengan judul ”Hidupku Berharga Bagi Allah”

(Persembahan II) dan acara ditutup dengan doa Pengutusan dari Bapak Pendeta.

Ibadah Minggu Umum menggunakan alat musik duet keyboard (organ dan

piano) dengan lagu dari Buku Ende HKBP. Penggunaan alat musik duet keyboard

dalam ibadah minggu umum untuk memberikan nuansa lebih syahduh dan tenang.

Dari hasil wawancara penulis dengan Bapak St. L. Hutasoit, SE mengatakan

Page 147: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

130

bahwa jemaat yang datang pada kebaktian Minggu Umum didominasi oleh orang

tua. Mereka lebih bisa mengikuti nyanyian dengan iringan musik duet keyboard

dari pada musik band. Musik dengan iringan keyboard lebih fleksibel dalam hal

tempo sehingga ketika bernyanyi jemaat tidak merasa kejar-kejaran anatara musik

dan jemaat, hal ini bertolak belakang ketika digunakan musik band dalam

mengiringi ibadah minggu umum. Banyak orang tua, khususnya usia yang sudah

lanjut merasa kurang nyaman diiringi oleh band.

Berikut adalah rangkaian ibadah untum kebaktian Minggu Umum di gereja

HKBP Pasar Melintang pada hari minggu tanggal 01 Juni 2014. Sebelum

kebaktian dimulai, pelayan gereja dan penetua gereja terlebih dahulu berdoa di

ruang konsistori dan kemudian memasuki ruang ibadah gereja. Liturgis kemudian

memimpin jalannya ibadah dan selanjutnya mengajak jemaat bernyanyi dari BE

No. 27: 1-3. Setelah itu acara dilanjutkan dengan Votum/Introitus dan kemudian

jemaat kembali bernyanyi dari BE No. 649: 1+3. Setelah itu dilanjutkan dengan

pembacaan Hukum Taurat dan koor Ina Parari Rabu. Setalah koor kemudian

dilanjutkan dengan kembali mengangkat pujian dari BE No. 122: 1+4 dan

diteruskan dengan pengakuan dosa. Setelah itu baru dilanjutkan dengan koor

gabungan dari weik I dan kemudian disusul dengan pujian dari BE No. 658: 2-3.

Pembacaan Epistel dari Psalmen 68: 2-11 + 33-36 dan dilanjut dengan

melantunkan koor gabungan dari weik II. Setelah koor acara dilanjutkan dengan

kembali bernyanyi dari BE No. 656 : 1+3 dan dilanjutkan Pengakuan Iman,

setelah itu baru warta gereja dibacakan. Setelah warta gereja, dilanjutkan dengan

koor Ama dan kemudian jemaat kembali bernyanyi dari BE No. 755 : 1---

Page 148: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

131

sekaligus pengumpulan persembahan Ia dan Ib. setelah persembahan, dilanjutkan

dengan Khotbah oleh Pendeta B.T. Simarmata, M.Th. Setelah Khotbah acara

dilanjutkan dengan bernyanyi dari BE No. 655 : 1----- (persembahan II) dan

kemudian ditutup dengan doa berkat.

4.3 Penggunaan Himne Sesuai Tata Ibadah Gereja HKBP Penggunaan musik di gereja HKBP PasarMelintang Medan dalam

penelitian ini menyangkut kepada lagu-lagu yang dinyanyikan dalam ibadah yang

disesuaikan dengan konteks acara gereja, artinya bahwa tidak semua nyanyian

yang berasal dari Buku Ende dapat dinyanyikan dalam satu kebaktian. Seperti

contoh, lagu dari Buku Ende No. 88 ”Di Surgo do Alealenta” tidak akan pernah

dinyanyikan dalam ibadah kebaktian Trinitatis atau Advent. Hal ini tentu dilandasi

adanya makna teks nyanyian yang mendukung kepada acara kebaktian, oleh sebab

itu maka lagu tersebut akan sesuai dinyanyikan pada ibadah Jumat Agung atau

ibadah gereja yang memperingati hari kematian Tuhan Yesus; disamping itu juga,

lagu ini sering dinynyikan dalam konteks ibadah yang dilaksanakan pada saat ada

jemaat yang meninggal dunia.

Melihat hal di atas, maka dapat dikatakan bahwa teks lagu adalah hal yang

utama dalam penentuan lagu apa yang tepat untuk sebuah kebaktian di gereja

HKBP. Melodi dan harmoni juga ikut memberikan penguatan akan teks lagu yang

dinyanyikan. Alasan pertimbangan penulis lebih menitikberatkan bahwa teks

sebagai yang utama dalam penentuan lagu yang akan dinyanyikan dalam

kebaktian yang dilaksanakan di gereja HKBP adalah dikarenakan bahwa didalam

Page 149: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

132

banyak lagu Buku Ende mempunyai melodi yang sama akan tetapi teks yang

dipakai berbeda-beda.

4.3.1 Penggunaan himne dalam ibadah Advent

Advent dalam Gereja Kristen adalah nama periode sebelum Natal. Nama

Adven diambil dari kata Latin Adventus yang artinya adalah Kedatangan. Dalam

masa Advent umat Kristen Katolik Roma maupun Protestan menyiapkan diri

untuk menyambut pesta Natal dan memperingati kelahiran dan kedatangan Yesus

yang kedua kalinya pada akhir zaman. Advent diduga mulai dirayakan di

kalangan umat Kristen sejak abad keempat.55

Advent selalu mulai pada hari Minggu yang terdekat dengan tanggal 30

November (hari St. Andreas) yaitu antara tanggal 27 November dan 3 Desember

dan berlangsung sampai Malam Natal 24 Desember. Dengan ini panjangya masa

advent per tahun berbeda-beda, tetapi sebuah masa advent selalu terdiri dari 4 hari

Minggu.

Dalam perayaan Advent, salah satu bagian yang selalu muncul adalah lilin

yang diletakkan di depan Altar. Ada bebarapa aturan dalam penggunaan lilin akan

tetapi pada perkembangannya saat ini, warna lilin tidak menjadi permasalahan

akan tetapi jumlah pemakaian lilin dalam setiap minggu Advent adalah tetap

sama.

Lilin-lilin itu dinyalakan sebagai berikut:

1. Minggu Pertama: sebatang lilin ungu

2. Minggu Kedua: dua batang lilin ungu

55http://www.netglimse.com/holidays/advent/history_of_advent.s html.

Page 150: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

133

3. Minggu Ketiga (Gaudete): dua batang lilin ungu dan satu lilin merah

jambu

4. Minggu Keempat: tiga batang lilin ungu dan satu lilin merah jambu

5. Malam Natal: keempat liin dan satu lilin natal berwarna putih di tengah

rangkaian lilin adven.

6. Hari Raya Natal: semua lilin dinyalakan.

Lilin dan warna liturgi ungu melambangkan warna pertobatan dan penyesalan

yang ditandai oleh masa puasa. Lilin merah jambu dinamai juga lilin "Sukacita"

(Gaudete) dan lilin ini berasal dari sejarah Advent. Puasa pada masa Advent

dibuka pada hari Minggu yang ketiga sebagai penantian akan peristiwa besar yang

akan datang. Seringkali sebatang lilin putih dinyalakan di tengah lingkaran. Ini

adalah Lilin Kristus (lilin natal), yang melambangkan kelahiran Kristus. Lilin ini

dinyalakan pada Malam Natal atau pada hari Natal itu sendiri.

Untuk mendukung situasi dan makna akan minggu Advent maka lagu-lagu

yang dinyanyikan oleh jemaat dalam minggu advent di gereja HKBP adalah lagu

nyanyian dimana teksnya melambangkan sukacita dalam menyambut kedatangan

Tuhan Yesus. Sebagai bahan analisis, penulis akan mengambil dua lagu yang

dinyanyikan dalam ibadah Advent di gereja HKBP. Lagu yang pertama adalah

Buku Ende No. 38 ” Paruak ma Harbangan i”.

Page 151: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

134

Gambar 4.1. Lagu Buku Ende No. 38 “Paruak Ma Harbangan i“

Sumber: Buku Ende HKBP

Dari Teks lagu di atas dapat diartikan bahwa lagu ini sangat mendukung

makna Advent secara keseluruhan. Paruakma harbangani ai nungga ro Rajanta i

memiliki arti bahwa membuka pintu-pintu hati manusia sebab Tuhan Yesus yang

dikenal sebagai Raja dari segala raja akan datang ke dunia ini. Sigonggom raja

sasude, sitobus hajolma on pe, memiliki arti bahwa Ia adalah raja yang

mengayomi semua manusia dan Ia adalah penebus manusia. Kalimat Siboan

hatuaon, pasuang hasonangan memiliki arti bahwa Tuhan Yesus adalah pembawa

berkat dan sukacita. Kalimat terakhir bait pertama ditutp dengan Ipe tapuji ma,

Tuhanta Debata yang memiliki arti bahwa kita manusia harus dengan sungguh-

sungguh memuji Dia dalam kehidupan ini.

Dalam Bait keempat dikatakan O Jesus, Roma Ho tuson, ai nungga

ungkap rohangku menggambarkan keterbukaan hati manusia didalam menyambut

kedatangan Tuhan Yesus. Patongon asi ni roha, Patolhas denggan basaM

mengandung arti bahwa kedatangan yesus adalah merupakan belas kasihanNya

bagi manusia yang penuh dengan dosa sehingga Yesus datang kedunia didalam

Page 152: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

135

menggenapi firman Tuhan. Kalimat berikutnya mengatakan Tu ahu marhite

tondiMi, togihon au tu surgoi menggambarkan bahwa manusia menginginkan

Yesus memberikan kuasa Roh Kudus dan mengharapkan sukacita dengan

mengikut sertakan manusia kedalam kerajaan surgawi. Kalimat terakhir bait

keempat mengatakan Ai naeng tongtong disi, hupuji goarMi memberikan arti

yang jelas akan pengharapan manusia. Manusia mengharapkan kelak di akhirat ia

bisa bersama-sama dengan Tuhan, dan disana manusia bernyanyi, bersukacita

memuliakan dan memuji Tuhan.

Lagu yang kedua adalah Buku Ende No. 590 ”Advent”. Berdasarkan teks

nyanyian dijelaskan bahwa Advent adalah waktu untuk manusia dalam

mempersiapkan diri menyambut kedatangan Juru S’lamat (Advent ido ditingkion

namarsaringar di tano on, ingkon rade rohantai, managam Sipalua i). Di ayat

dua dikatakan bahwa Advent adalah sukacita didalam dunia sebagai tanda

kedatangan Tuhan Yesus bagi jemaatnya (Advent, gok olopolop do di langit ni

parlangitan i, mandok naro ma Tuhan i manopot huriaNa i).

Page 153: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

136

Gambar 4.2. Lagu Buku Ende No. 390 “Advent“ Sumber: Buku Ende HKBP

Dari kajian teks lagu Buku Ende No. 38 ”Paruak Ma Harbangan i” dan lagu

Buku Ende No. 390 ”Advent” maka dapat disimpulkan bahwa kedua lagu tersebut

sesuai dinyanyikan pada masa Advent I-IV. Pilihan lagu-lagu lainnya untuk

ibadah advent di gereja HKBP adalah sebagai berikut:

1. BE. No. 39 ”Heha Ma Panjalongku” 2. BE. No. 40 ”Las Be Ma Rohamuna” 3. BE. No. 41 ”Parripe Ni Tuhanta” 4. BE. No. 42 ”Hamu Sude Naung Tinoruan” 5. BE. No. 43 ”Padiri Rohamuna” 6. BE. No. 44 ”Hamuna Na Porsea i Sai Tomu Tuhan Jesus i” 7. BE. No. 45 ”Hosianna Anak Ni Raja David” 8. BE. No. 591 ”Boru Sion” 9. BE. No. 592 ”Hosianna Di Anak ni Raja Daud 10. BE. No. 593 ”Na Hinirim Na Sai Laon 11. BE. No. 594 ”Sai Ro Ma Ho Immanuel

Page 154: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

137

4.3.2 Penggunaan himne dalam ibadah Natal

Dalam bahasa Inggris, kata Christmas (Hari Natal) dipastikan berasal dari

kata Cristes maesse, frasa dalam bahasa Inggris yang berarti Mass of Christ (Misa

Kristus). Kadang-kadang kata Christmas disingkat menjadi Xmas. Dalam bahasa

Yunani, X adalah kata pertama dalam nama Kristus (Christos). Huruf ini sering

digunakan sebagai simbol suci. Tradisi Natal diawali oleh Gereja Kristen

terdahulu untuk memperingati sukacita kehadiran Juru Selamat "Mesias" di dunia.

Sampai hari ini, Hari Raya Natal adalah hari raya umat Kristen di dunia untuk

memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Secara tarikh, tidak ada tanggal

berapa tepatnya hari lahir Kristus, namun kalender masehi telah menetapkan

tanggal memperingati/merayakan Hari Natal pada tanggal 25 Desember. Pada hari

itu, gereja kemudian mengadakan ibadah perayaan keagamaan khusus. Selama

masa Natal, umat Kristen mengekspresikan cinta-kasih dan sukacita mereka

dengan bertukar kado dan menghiasi rumah mereka dengan daun holly dan pohon

Natal. Kelahiran Tuhan Yesus adalah penggenapan dari nubuat yang sudah ada

dalam Kitab Suci. Melalui nubuat ini, manusia diingatkan bahwa Yesus Kristus

adalah pusat dari rencana Allah bagi dunia.

Sesuai dengan makna Natal yang sudah dijelaskan di atas, maka pemilihan

lagu dalam ibadah Natal yang dilakukan di gereja HKBP akan disesuaikan dengan

teks nyanyian. Berikut adalah analisis terhadap dua lagu yang dinyanyikan dalam

ibadah Natal di gereja HKBP Pasar Melitang, yaitu BE No. 54 ”Sonang ni

Bornginna i”.

Page 155: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

138

Gambar 4.3. Lagu Buku Ende No. 54 “Sonang ni Bornginna i“ Sumber: Buku Ende HKBP

Teks lagu ”Sonang ni Bonginna i” mengandung makna tentang kelahiran Tuhan

Yesus di dunia ini. Kalimat Sonang ni bognginna i uju ro Jesus i. Sonang modom

do halak sude, holan dua na dungo dope; mangingani Anakna, Jesus Tuhanta i

menggambarkan pada malam kudus, malam yang tenang disaat dunia terlena,

hanya dua yang berjaga terus untuk menjaga Anak yang kudus. Bait kedua

nyanyian ini adalah Denggan ni bornginna i, uju ro Jesus i, tu parmahan di

Betlehem i, dipaboa na disurgoi; nungga ro Sipangolu, Jesus Tuhanta i

mengandung makna bahwa kabar kelahiran Tuhan Yesus telah diberitahukan

kepada para pengembala di Betlehem pada saat itu. Kabar kelahiran Sang Juru

Slamat menjadi sukacita bagi orang kristen sebab Ia adalah penebus dosa

manusia. Dari makna syair tersebut, maka lagu ini sangat mendukung konteks arti

dari Natal sehingga nyanyian ini selalu dinyanyikan dalam ibadah Natal.

Page 156: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

139

Lagu kedua sebagai bahan analisis penulis adalah nyanyian BE No. 53 ”Di

Betlehem do Tubu”. Lagu ini dengan jelas menceritakan lokasi tempat kelahiran

Tuhan Yesus, sehingga teks nyanyian ini mendukung makna dari ibadah Natal

yang dilakukan di gereja HKBP Pasar Melintang Medan.

Gambar 4.4. Lagu Buku Ende No. 53 “Di Betlehem do Tubu“ Sumber: Buku Ende HKBP

Teks bait pertama dalam lagu nyanyian ini menggambarkan bahwa Betlehem

adalah tempat dimana Tuhan Yesus dilahirkan. Melalui kelahiran Tuhan Yesus,

maka Raja yang diharapkan manusia telah datang kedunia. Pada bait kedua

dikatakan Tu holong ni rohaNa hubonom rohangku, hulehon di Ibana sude na

diau on. Olo, olo sude na ni au on. Bait ini menggambarkan bagaimana manusia

membenamkan hatinya ke dadalam kasih Tuhan, melalui itu maka manusia

menyerahkan semua miliknya kepadaNya. Pernyataan ini kembali diulang dengan

menyebutkan, amin, amin kuserahkan milikku semuanya kepadaNya.

Dari dua lagu yang dianlisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teks

nyanyian dari dua lagu tersebut sangat mendukung akan arti dari Natal. Selain dua

Page 157: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

140

lagu di atas, ada beberapa nyanyian yang menjadi refrensi dalam pemilihan lagu

ibadah Natal di gereja HKBP Pasar Melintang, diantaranya adalah:

1. BE. No. 46 ”Na Sian Ginjang Do Au Ro” 2. BE. No. 48 ”Ria Ma Hita Sasude” 3. BE. No. 49 ”Sai Ro Ma Tu Bara” 4. BE. No. 50 ”Marende Ma Hamu” 5. BE. No. 56 ”Sai Ro Ma Hamuna” 6. BE. No. 57 ”Nungga Jumpang Muse Ari Pesta i” 7. BE. No. 62 ”Hahalas Ni Roha Godang” 8. BE. No. 598 ”Bege Ende Ni Suruan” 9. BE. No. 608 ”O Betlehem Na Metmet i” 10. BE. No. 615 Tarbege Surusuruan Marende” 11. BE. No. 618 ”Ulina i Di Borngin Na Badia”

4.3.3 Penggunaan himne dalam ibadah Tahun Baru

Ibadah Tahun Baru di gereja HKBP dilaksanakan 7 hari setelah ibadah

Natal. Gereja HKBP menyakini bahwa Tuhan Allah yang tidak ber-Awal dan

tidak ber-Akhir; Allah yang kekal sampai selama-lamanya. Tahun dan Hari Tuhan

tidak terbatas dan berakhir, akan tetapi tahun dan hari kehidupan manusia cepat

berlalu. Gereja HKBP mengucap syukur kepada Tuhan karena Ia senantiasa

menghidupi dan memelihara manusia; mencukupkan kebutuhan hidup dan

pekerjaan manusia yang selalu diberkati.

Melalui ibadah Tahun Baru, jemaat gereja HKBP merenungkan segala

perbuatan yang dilakukan selama satu tahun yang lampau. Melalui perenungan ini

sepatutnya manusia malu dihadapanNya karena banyak hari-hari pengasihanNya

disia-siakan oleh manusia. Melalui ibadah tersebut, jemaat HKBP memohon

pengampunan dan penghapusan akan dosa dan segala kesalahan yang diperbuat.

Dan melalui ibadah ini juga, jemaat HKBP menyerahkan seluruh hidupnya dalam

tangan pengasihan Tuhan.

Page 158: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

141

Dari makna ibadah Tahun Baru yang sudah dijelaskan di atas, maka

pemilihan nyanyian dalam ibadah Tahun Baru di gereja HKBP Pasar Melintang

juga akan merujuk kepada makna Tahun Baru bagi gereja HKBP. Berikut adalah

analisis terhadap dua nyanyian pada ibadah Tahun Baru yang dilaksankan di

gereja HKBP.

Gambar 4.5. Lagu Buku Ende No. 66 “Debata Baen Donganmi “ Sumber: Buku Ende HKBP

Bait pertama lagu ”Debata Baen Donganmi” adalah debata baen donganmi lao

mangula ualonmu menggambarkan bahwa jemaat gereja HKBP menyadari penuh

bahwa dalam menjalani kehidupan dalam tahun yang baru akan senantiasa

menggantungkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Baen Ibana haporusanmu, sai

paserep rohami. Debata baen donganmi, Debata baen donganmi,

menggambarkan bahwa jemaat HKBP akan menjadikan Tuhan adalah sebagai

pegangan hidupnya dalam menjalani hari-hari kedepan, segala status kehidupan

kiranya dihilangkan dan merendahkan hati, biarlah Allah senantiasa menyertaimu.

Makna syair lagu ”Debata Baen Donganmi” mendukung konsep ibadah Tahun

Page 159: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

142

Baru yang menekankan akan penyerahan hidup yang penuh kepada Tuhan serta

meminta pertolongan dan penyertaan Tuhan setiap saat dalam kehidupan

jemaatnya.

Lagu kedua yang menjadi bahan analisis adalah BE No. 64 ”Naung Moru

Do Muse Sataon”.

Gambar 4.6. Lagu Buku Ende No. 64 “Naung Moru Do Muse Sataon “ Sumber: Buku Ende HKBP

Bait pertama lagu ini adalah naung moru do muse sataon, huhut lam suda

bohalhi. Beha do ahunasai laon, ture dopangalahonki? Lam ganda haporsea on

hu, nang holong ni rohangku pe; di Jesus dohot Debatangku, nang didonganhu

sasude? Menggambarkan bahwa jemaat menyadari setahun telah berlalu maka

makin dekatlah ajalku. Intropeksi diri akan segala tindak tanduk yang dilakukan

selama satu tahun ini menjadi penting dilakukan agar mengetahui apakah benar.

Page 160: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

143

Selain itu, pertanyaan yang mendasar bagi jemaat HKBP adalah apakah iman,

kecintaan kepada Tuhan dan sesamanya semakin baik dan meningkat?

Perenungan ini diharapkan akan menghasilkan sesuatu yang jauh lebih baik dalam

tahun yang baru.

Pada bait kedua dikatakan Aut alusanhu Debatangku, ra, tung maila au

disi. Marningot salpu ni rohangku, ro di sude ulaonhi. Ai dosa do binahen ni

tangan, gok dosa nang rohangku; nang pat, nang mata, nang pamangan luhut

marsal do hape. Bait ini menggambarkan bahwa jika jemaat memberi jawaban

akan pertanyaan pada bait pertama di atas, tentu akan malu mengingat sifat

kecongkakan. Tanganku mengerjakan dosa, hatikupun penuh cela, kaki, mata dan

lidah juga ikut membuat dosa.

Syair lagu yang menekankan akan intropeksi diri dan kesadaran yang

penuh akan sifat dasar manusi yang penuh dengan dosa selama satu tahun, tentu

mendukung kontek ibadah Tahun Baru yang dilakukan di gereja HKBP Pasar

Melintang. Selain lagu tersebut di atas, ada beberapa lagu yang menjadi refrensi

dalam ibadah Tahun Baru di Gereja HKBP Pasar Melintang, yaitu:

1. BE. No. 63 ”Jesus Ho Do Sai Tongtong” 2. BE. No. 65 ”Majumpang Taon Na Imbaru” 3. BE. No. 67 ”Hamu Ale Donganhu” 4. BE. No. 68 ”Marsilelean Angka Taon” 5. BE. No. 70 ”Naung Salpu Taon Naburuki”

4.3.4 Penggunaan himne dalam ibadah minggu Epiphanias

Epifani dirayakan oleh Gereja Katolik ritus latin pada 6 Januari, namun

Gereja memperbolehkan Konferensi Uskup setempat untuk menggeser hari raya

ini ke hari Minggu terdekat. Sebagai mana kata-kata serapan lain dalam kosakata

Page 161: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

144

gerejawi (ekaristi, liturgi, epiklese, dsb), kata Epifani berasal dari bahasa Yunani,

dan berarti “manifestasi” atau “pewahyuan”.

Epifani mulai dirayakan pada abad ke-3 di Gereja Timur pada 6 Januari

dengan maksud untuk menghormati Pembaptisan Kristus. Lambat laun, Epifani

diperhitungkan sebagai salah satu dari tiga festival Gereja yang utama selain

Paskah dan Pentakosta. St.Yohanes Krisostomus yang berkhotbah di Anthiokia

pada 6 Januari 387 menjelaskan mengapa Epifani menjadi perayaan yang lebih

agung dibandingkan dengan Natal. “Mengapa hari ini disebut Epifani? Karena

bukan ketika Ia lahir, Ia bermanifestasi (menyatakan diri) kepada semua orang,

namun ketika Ia dibaptis. Hingga pada hari inilah Ia tidak dikenal oleh orang

banyak.” Pusat ritual dalam liturgi Timur adalah pemberkatan meriah atas air

baptis.

Epifani muncul dalam kalender Gereja Barat pada abad ke-4 namun

dengan fokus yang berbeda. Alih-alih merayakan pembaptisan Kristus, Epifani

dihubungkan dengan manifestasi Kristus pada bangsa kafir yang hadir dalam

pribadi Tiga Orang Majus. Teks-teks kuno menyebutkan bahwa Pembaptisan

Kristus dan Mukjizat Perjamuan Nikah di Kana juga dirayakan dalam perayaan

tersebut. Ketika terjadi pembaharuan liturgi pada 1955, maka tidak ada lagi vigili

dan oktaf (suatu masa 8 hari pasca hari raya) Epifani, selain itu Pesta Pembaptisan

Tuhan kini dirayakan pada hari Minggu setelah Epifani. (Pembaharuan ini

kemudian diikuti dengan penetapan aturan yang memperbolehkan konferensi

uskup setempat untuk menggeser Epifani ke hari Minggu antara 2-8 Januari, agar

Epifani bisa dirayakan oleh umat secara meriah, mengingat situasi dan kondisi

Page 162: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

145

daerah setempat yang tidak memungkinkan untuk menjadikan Epifani sebagai hari

libur nasional).

Liturgi yang berkaitan dengan Epifani seharusnya mengandung 3 aspek,

yaitu: kunjungan orang majus, pembaptisan Kristus, dan mukjizat di Kana, dan

memang, Ibadat Pagi (Laudes) pun mengekspresikan betapa kaya makna Epifani

dalam antifon Kidung Zakharia: “Hari ini pengantin surgawi disatukan dengan

Gereja, sebab di Yordan Kristus membasuh dosa umat-Nya. Para sarjana bergegas

membawa persembahan untuk perkawinan raja, dan para tamu bergembira atas air

yang diubah menjadi anggur, alleluya.”

Makna Epifani menjadi semakin jelas jika melihat hubungan antara bacaan

Injil pada Epifani dengan Paskah. Sebagai contoh Yesus mendapat tekanan dari

penguasa yaitu Raja Herodes pada saat kelahiran-Nya, pun dari pemimpin Yahudi

menjelang penyaliban-Nya. Yesus menyatakan diri-Nya kepada bangsa kafir

yang terwakilkan melalui para majus, dan adalah bangsa kafir pula, yaitu perwira

romawi, yang kemudian mengenali Yesus sebagai Anak Allah pada kaki salib.

Peristiwa yang paralel ini mengingatkan kita bahwa Liturgi gereja mempunyai

“tema besar”, yaitu bahwa, sebagai Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan

Apostolik, kita selalu merayakan misteri Paskah; hidup, wafat, dan kebangkitan

Yesus Kristus!

Istilah Epifani dalam gereja HKBP dikenal dengan sebutan Epiphanias.

Makna Epiphanias bagi gereja HKBP adalah bersyukur karena Engkau

menyatakan kasih dan pengasihanNya dalam AnakMu Tuhan Yesus yang menjadi

manusia, untuk menyelematkan dan menebus manusia. Gereja HKBP merasakan

Page 163: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

146

Kasih Tuhan yang tidak dapat diukur panjang dan lebarnya, tidak tersalami

dalamnya dan tidak terhingga tingginya. Berdasarkan makna Epiphanias dalam

gereja HKBP maka seluruh lagu nyanyian dalam ibadah minggu Epiphanias akan

mendukung tujuan di atas. Berikut adalah analisis terhadap dua lagu nyanyian

dalam ibadah minggu Epiphanias. Lagu pertama adalah BE 74. Sai Marlas Ni

Roha Hita.

Gambar 4.7. Lagu Buku Ende No. 74 “Sai Marlas Ni Roha Hita“ Sumber: Buku Ende HKBP

Bait pertama lagu ini dimulai dengan kata Sai marlas ni roha hita ale dongan

Krsiten i, sai tapuji ma Tuhanta napasaehon dosa i mengandung arti bahwa

marilah kita bersuka cita umat Kristen beriman, kita puji Tuhan Allah penebus

manusia. Lanjutan bait pertama adalah Ditogihon Jesus I, hita huria i. Naung

dijakkon Debatanta hita on baen anakhonNa berarti Yesus datang mendesak

masuk kejemaatNya, Tuhan Allah menerima kita menjadi AnakNya. Pada bait

ketiga dikatakan O hamu ale pardosa molo naeng sonang hamu. Sai tangihon ma

soara ni Tuhanta i burju mengandung arti datanglah orang berdosa jika mau

Page 164: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

147

bahagia, dan dengarkanlah seruan dari Tuhan yang rahman. Sai pauba rohana,

jangkom Jesus i tutu. Asa saut paluaonNa tondimuna sian dosa artinya ubalah

perangaimu, sambut Yesus, Penebus agar jiwamu selamat dari dosa dan yang

jahat. Dari penjelasan makna teks di atas maka dapat dilihat teks nyanyian sesuai

dan mendukung makna Epiphanias sebagai wujud pengasihan Tuhan

penyelematan dan penebusan manusia.

Lagu kedua yang dianalisis adalah BE No 72 “Hehe Ma Hamu Parbegu”.

Pada bait pertama disebutkan Hehe Ma Hamu Parbegu asa tung tiur hamu. Ai

naung binsar di ginjangmu do panondang dihamu. Haholomon munai, disondangi

jesus i mengandung arti bangkitlah hai orang kafir dan bersinarlah terang. Di

atasmu sudah hadir sinar kasih cemerlang. Suasana yang kelam kini menjadi

terang. Dari bait pertama ini dapat dilihat bahwa kasih Kristus mendatangkan

sukacita bagi orang Kristen.

Gambar 4.8. Lagu Buku Ende No. 72 “Hehe Ma Hamu Parbegu“ Sumber: Buku Ende HKBP

Pada bait keempat dikatakan Jesus sondang ni tondingku na patiur sasude, sai

palua ma rohangku sian dosa sasude. Taiti dohot rohangku tu na tiur i tongtong

Page 165: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

148

mengandung arti bahwa Yesus adalah cahaya jiwaku yang menyorot dunia, tolong

lepaskan aku dari dosa dan cela, dan arahkan jiwaku menghampiri sinarMu. Dari

bait empat ini dapat dilihat bahwa hanya Tuhan yang mampu untuk memberikan

pertolongan dalam melepaskan belenggu dosa manusia.

Dari dua lagu di atas dapat simpulkan bahwa teks lagu nyanyian mendukung tema

minggu Epiphanias.

4.3.5 Penggunaan himne dalam ibadah minggu Jumat Agung

Jumat Agung adalah Hari Jumat sebelum Paskah, yang perhitungan

tanggalnya berbeda antara Gereja Timur dan Gereja Barat. Paskah jatuh pada hari

Minggu pertama sesudah Bulan Purnama Paskah, bulan purnama pada atau

sesudah 21 Maret, yang dijadikan tanggal dari vernal equinox. Perhitungan Barat

menggunakan Kalender Gregorian, sedangkan perhitungan Timur menggunakan

Kalender Julian, di mana tanggal 21 Maret-nya kini bertepatan dengan tanggal 3

April menurut kalender Gregorian. Perhitungan-perhitungan untuk menentukan

tanggal bulan purnama tersebut juga berbeda. Karena Paskah di Gereja Barat

dapat jatuh pada salah satu tanggal mulai tanggal 22 Maret sampai 25 April

menurut kalender Gregorian, maka Jumat Agung dapat jatuh antara tanggal 19

Maret sampai 22 April. Dalam Gereja Timur, Paskah dapat jatuh antara 22 Maret

sampai 25 April menurut kalender Julian (antara 4 April dan 8 Mei menurut

kalender Gregorian, untuk periode 1900 dan 2099), jadi Jumat Agung dapat jatuh

antara 19 Maret dan 22 April (atau antara 1 April dan 5 Mei menurut kalender

Gregorian).

Page 166: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

149

Ibadah Jumat Agung dalam gereja HKBP dikenal dengan Ibadah

mengenang Kematian Tuhan Yesus. Makna Jumat Agung dalam gereja HKBP

adalah menunjukkan kasih Tuhan jauh lebih besar dari kasih ibu bapa kepada

anak-anaknya. Anugrah kasihNya tak ternilai karena AnakMu yang tunggal

menjadi manusia, menderita sengsara, dihina dan disesah hingga disalibkan, dan

mati untuk manusia. Segala hutang dosa manusia telah dihapuskan dan

diselamatkan dari kuasa dosa, maut dan iblis. Oleh sebab itu, jemaat gereja HKBP

memuji Tuhan yang kudus karena dengan kematiannya, manusia didamaikan dan

dipersatukan dengan Allah Bapa.

Melalui ibadah Jumat Agung, jemaat gereja HKBP menyadari bahwa

Allah yang menanggung dosa seluruh umat manusia. Pengharapan jemaat HKBP

adalah peneguhan bagi keampunan dosa dan damai yang telah dianugrahkan

Tuhan bagi umat manusia. Kuduskanlah kami agar dipersatukan didalam

persekutuan yang Kudus di Surga. Salibkan kemanusian kami yang lama dengan

segala keinginan yang tidak baik didalamnya, agar jemaat kudus menghadap Bapa

di surga. Warga gereja HKBP membuka hati karena mereka adalah milikNya.

Pengharapan lainnya dari peringatan Jumat Agung dalam gereja HKBP adalah

penguatan iman warga gereja HKBP agar teguh sampai akhir hidup; seluruh

anggota jemaat memberitakan kasih dan jalan kehidupan seperti yang Tuhan

perbuat; dan jemaat HKBP menyadari bahwa mati dan hidup manusia adalah tetap

bersama Tuhan. Sebagai pengharapan terakhir dari ibadah Jumat Agung adalah

warga gereja HKBP menginginkan kemurahan Tuhan untuk mengingat

Page 167: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

150

jemaatNya di dalam kemulianMu dan di dalam kesentosaan bersama dengan

Allah di surga.

Dengan melihat makna ibadah Jumat Agung dalam gereja HKBP di atas,

maka pemilihan nyanyian dalam ibadah tersebut tidak akan terlepas dari teks

nyanyian yang mendukung makna dari ibadah. Dalam hal ini, penulis akan

membahas dua lagu himne yang dinyanyikan pada ibadah Jumat Agung. Lagu

yang pertama adalah BE No. 83 “Na Lao Do Birubiru I” dan BE No. 84 “Aut Na

Ginorga Tu Rohangku.

Gambar 4.9. Lagu Buku Ende No. 83 “Na Lao Do Birubiru i“ Sumber: Buku Ende HKBP

Pada bait pertama disebutkan Nalao do Biru-biru i, mamorsan angka dosa. Ni

nasa hajolmaon di benget ni rohana. Diporsan sahit ta i, di lehon do diriNa i tu

Page 168: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

151

tangan ni pamunu. Ditaonido na bernit i, rodi na tos hosaNa i, didok naeng

porsanonhu mengandung arti bahwa Sang Anak domba maju terus memikul dosa

dunia. Ia rela dan tabah menebus dosa orang bersalah. Ia merasakan sakit dan

lesu, Ia disiksa tanpa mengeluh, Ia dihina dan dicerca dan Ia mati di salibkan di

Golgata. Pada bait ketiga dikatakan Na olo do au ale Amang sian sandok

rohangku, pasauthon lomo ni rohaM, rohaM sambing do guru. O holong ni

rohaNa i, tung aha dotudisanMi, na songon Ho margogo. Dilehon Debata hape,

AnakNa lao manaon sude, sitaonon ni na mago memiliki pengertian ya Bapa,

akan kutempuh dengan hati yang tulus, niatku dalam mulutMu. Tugaskulah

sabdaMu, alangkah ajaib kasihNya. Apakah yang bisa dibandingkan manusia

dengan pengutusan anakNya ke dunia ini? Ya Tuhan, engkau perkasa yang

meretakkan kuburan dan azab manusia. Dalam bait keempat menguatkan arti dari

penyerahan diri manusia, manusia menyadari bahwa ia adalah milik Tuhan baik

mati maupun hidup. Berikut adalah kalimat dari bait keempat saleleng ahu

mangolu, naeng ingotonhu Jesus. Sude na binahenMi di ahu, hataM naeng

hupatulus. Ho naeng haholonganhu do, huhut ihuthononhu do di dalan

hangoluan. Tung ingkon Ho nampuna au, mangolu manang mate au, sai Ho do

tioponhu mengandung arti bahwa sepanjang masa hayatku aku mengingat Yesus

selalu. Semua kasih sayangMu akan tetap kuurus. Engkau adalah sinar jiwaku,

bila jiwaku terbentur, Engkau tinggal di dalam hatiku. Tuhan adalah pemilik

diriku, baik hidup ataupun mati. Dari makna syair di atas dapat dilihat bahwa lagu

ini mendukung arti ibadah Jumat Agung secara keseluruhan.

Page 169: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

152

Lagu kedua sebagai bahan analisis adalah BE No.84 “Aut na Ginorga Tu

Rohangku”. Bait pertama lagu ini dikatakan Aut na ginorga tu rohangku, bohiM

dinalao mate Ho. Aut na huingot o Tuhanhu, tongtong panghophopMi diau. Ai Ho

do paluahon ahu, dosangku do pinorsanMi; didaoni Ho parsahiton hu; martua au

binahenni mengandung arti bila kuukir dalam hati wajahMu pada salibMu. Seraya

aku menghayati pengorbananMu padaku. Engkaulah juru slamat dunia; engkaulah

yang memikul segala dosaku; Engkau menyembuhkan luka-lukaku agar aku

sentosa dan teduh.

Gambar 4.10. Lagu Buku Ende No. 84 “Aut Na Ginorga Tu Rohangku“ Sumber: Buku Ende HKBP

Pada bait kedua dikatakan Sai jalo m’au ale Tuhanku baen upa ni na tinaonMi.

Sai naeng ingoton ni rohangku tung sasude binahenMi. Humophop au pardosa

godang, dibahen holong ni rohaM, hinorhon ni tarbaen au sonang, laho

mandapothon banuaM mengandung arti sambutlah aku ya Tuhanku, sebagai upah

siksaMu; akan kuukir di benakku semua perbuatan yang Tuhan berikan padaku.

Page 170: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

153

Engkau membela aku dari segala dosa dan oleh karena itu aku bersukacita dan

bergembira menuju pintu sorgaMu. Dari makna syair di atas dapat dilihat bahwa

lagu nyanyian ini mendukung akan arti dari ibadah Jumat Agung seperti yang

sudah dijelaskan di atas. Selain dua himne tersebut, berikut beberapa himne yang

dinyanyikan dalam ibadah Jumat Agung:

1. BE. No. 76 ”Sada Nama Sangkap Ni Rohangku” 2. BE. No. 77 ”Hamu Saluhut Halak” 3. BE. No. 78 ”O Ulu Na Sap Mudar” 4. BE. No. 86 ” Silang Na Badia” 5. BE. No. 619 ”Di Golgota” 6. BE. No. 622 ”Mansai Nalnal Di Angka Partingkian”

4.3.6 Penggunaan himne dalam ibadah Kebangkitan Tuhan Yesus

Tanpa kebangkitan, iman Kristen tidak mungkin muncul. Murid-murid-

Nya hanyalah simbol kekalahan dan kehancuran. Mungkin mereka akan

mengingat Yesus sebagai guru terkasih mereka, dan penyaliban hanya akan

melenyapkan harapan akan mesias. Salib akan kelihatan menyedihkan dan

memalukan sebagai akhir karir Yesus. Kekristenan mula-mula sangat bergantung

kepada kepercayaan murid-murid-Nya bahwa Tuhan telah membangkitkan Yesus

dari kematian.

Jika ditanya mengapa kebangkitan Yesus Kristus disebut sebagai bukti

diri-Nya adalah Anak Allah? Jawabnya adalah (1) Dia bangkit dengan kuasa-Nya

sendiri. Dia mempunyai kuasa untuk memberikan nyawa-Nya dan untuk

mengambilnya kembali (Yohanes 10:18). Ini tidak bertentangan dengan pasal lain

yang menyatakan Yesus dibangkitkan oleh kuasa Bapa, karena Bapa dan Anak

bekerja bersama-sama, seperti halnya penciptaan, tiga pribadi Allah, yaitu: Bapa,

Page 171: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

154

Anak dan Roh Kudus bekerja sama secara harmonis; dan (2) Secara jelas Yesus

telah menyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah, kebangkitan-Nya dari kematian

merupakan materai/persetujuan dari Allah Bapa akan kebenaran pernyataan-Nya.

Jika Allah tidak menyetujui pernyataan Yesus sebagai Anak Allah, maka Allah

tidak akan membangkitkan Yesus dari kematian. Kenyataannya Allah

membangkitkan Yesus dari kematian, seolah Allah Bapa mengatakan: "Engkaulah

Anak-Ku, hari ini Aku menegaskan sejelas-jelasnya."

Khotbah Petrus saat hari Pentakosta juga berdasar kepada Kebangkitan

Kristus (Kisah Para Rasul 2:14-40). Tidak sekedar tema khotbah, tetapi

menekankan pentingnya kebangkitan. Kalau ajaran kebangkitan dihilangkan,

maka semua ajaran kekristenan akan hilang. Kebangkitan merupakan; (1)

Penjelasan kematian Yesus; (2) Penggenapan nubuat dalam Perjanjian Lama

tentang Mesias; (3) Sumber kesaksian murid-murid; (4) Alasan pencurahan Roh

Kudus; dan (5) Menegaskan posisi Yesus sebagai Mesias dan Raja.

Tanpa kebangkitan, posisi Yesus sebagai Mesias dan Raja tidak akan

terjelaskan. Tanpa kebangkitan, pencurahan Roh Kudus akan meninggalkan

misteri yang tidak dapat dijelaskan. Tanpa kebangkitan, sumber kesaksian murid-

murid hilang. Kebangkitan adalah penggenapan dari nubuat mengenai Mesias

yang akan bangkit di dalam Mazmur 16:10, 'tidak membiarkan Orang Kudus-Mu

melihat kebinasaan.' Jelaslah bahwa khotbah pertama kekristenan berdasar kepada

Yesus yang telah bangkit. Perjanjian Baru bergaung kepada fakta Kebangkitan

Yesus. Injil-injil mencatat pernyataan Yesus bahwa Ia akan dikhianati, dibunuh

dan bangkit lagi. Mereka menyaksikan bahwa kubur telah kosong dan Ia

Page 172: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

155

menampakkan diri kepada murid-murid-Nya seperti yang telah dikatakan-Nya.

Kisah Para Rasul mencatat Kebangkitan Kristus sebagai fakta dan membuatnya

menjadi pusat pengajaran. Surat-surat dalam Perjanjian Baru dan Kitab Wahyu

menjadi tak berarti tanpa kebangkitan Yesus. Kebangkitan diterima baik oleh: (1)

Keempat Injil yang terpisah; (2) Sejarah kekristenan mula-mula (Kisah Para

Rasul); dan (3) Surat-surat: Paulus, Petrus, Yohanes, Yudas, dan Surat Ibrani.

Makna ibadah minggu Kebangkitan Tuhan Yesus bagi gereja HKBP

adalah ungkapan terimakasih dan pujian umat manusia karena melalui

Kebangkitan telah melahirkan pengharapan yang hidup. Dia adalah Juru Selamat

dan hidup serta Tuhan kami dan menjadi Kepala yang harus ditaati. Melalui

kebakitanNya, iblis, dosa dan maut telah ditaklukkan dan warga gereja HKBP

tidak akan takut lagi menghadapinya dan segala sengatnya karena kemenangan

Tuhan kami, Panglima perkasa yang menuntun kami dari kematian hingga kepada

kebangkitan daging. Melalui Kebangkitan Tuhan Yesus, wagra gereja HKBP

memohon kasih dan pertolongan Tuhan agar warga gereja tidak bimbang dalam

menghadapi maut.

Dari makna Kebangkitan Tuhan Yesus, maka pemilihan himne dalam

ibadah ini akan disesuaikan dengan makna tersebut. Berikut adalah analisis

terhadap dua himne yang dinyanyikan sewaktu ibadah minggu Kenaikan Tuhan

Yesus, yaitu: BE No. 92 ”Puji Ma Na Manaluhon” dan BE No. 96 ”Nungga Talu

Hamatean”.

Page 173: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

156

Gambar 4.11. Lagu Buku Ende No. 92 “Puji Ma Na Manaluhon“ Sumber: Buku Ende HKBP

Pada bait pertama dikatakan Puji hamu namanaluhon dosa hamatean i,

Puji ma na pangoluhon saluhut pardosa i. Jesus na dung mate i, las roham o

huria Na, ala namamillit ho, Jesus i mangolu do mengandung arti Pujilah yang

menaklukkan dosa kerajaan maut. Pujilah yang membebaskan manusia yang sesat.

Yesus yang telah wafat, sambut Dia hai jemaat, agar kau hidup tenang, Yesus

bangkit dan menang..

Bait kedua dikatakan Tole hita mangendehon halalas ni roha i. Dohot

marolopolophon sangap ni na monang i. Na tongtong mangolu i, Tole hita

mangendehon halalas ni roha di parngolu Jesus i mengandung makna bahwa

manusia menyanyikan kesukaan ceria dan juga mengelu-elukkan hormat bagi

Yesus pemenang hidup yang kekal. Manusia menyanyikan dan merayakan hari

kebangkitannya. Dari makna teks tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa lagu

nyanyian ini mendukung tujuan ibadah minggu Kebangkitan Tuhan Yesus.

Page 174: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

157

Lagu kedua sebagai bahan analisis diambil dari BE No. 96 ”Nungga Talu

Hamatean”

Gambar 4.12. Lagu Buku Ende No. 96 “Nungga Talu Hamatean“ Sumber: Buku Ende HKBP

Pada bait pertama dikatakan nungg talu hamatean dibahen Tuhan Jesus i. Ai

nahehe di Ibana songon nadidok nai. Haleluya, haleluya nunga hehe Jesus i;

Haleluya, haleluya nunga hehe Jesus i mengandung arti Yesus telah menaklukkan

kematian, Ia bangkit dari makam berdasarkan janjiNya. Haleluyah, haleluyah,

Yesus bangkit dan jaya. Selanjutnya pada bait ketiga dikatakan Marlas niroha ma

hita ala hehe Jesus i. Ai malua sude hita sian hamagoan i. Haleluya, haleluya

nunga hehe Jesus i; Haleluya, haleluya nungga hehe Jesus i mengandung arti

bahwa dengan kebangkitan Yesus maka manusia bersuka cita karena sudah

dibebaskan dari dosa yang kelam. Haleluyah, haleluyah, Yesus bangkit dan jaya.

Dari dua himne yang dianalisis di atas dapat dilihat bahwa teks nyanyian dalam

ibadah bertujuan mendukung makna dari ibadah Kebangkitan Tuhan Yesus.

Page 175: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

158

Selain dua lagu himne di atas, berikut adalah beberapa lagu nyanyian yang

dinyanyikan dalam ibadah minggu Kenaikan Tuhan Yesus:

1. BE. No. 89 ”Ate Di Dia Soropmi” 2. BE. No. 90 ”Sai Tapuji Debatanta” 3. BE. No. 93 ”Pesta Paskah Hatuaon” 4. BE. No. 94 ”Ale Tondingku Naung Hehe” 5. BE. No. 637.a ”Patimbul Ma Huaso Ni Goar Ni Jesus i”

4.3.7 Penggunaan himne dalam ibadah Kenaikan Tuhan Yesus

Makna dari Kenaikan Tuhan Yesus ke surga dapat dilihat dalam Injil Mat.

21:43; Kis. 1”8,11 yang mengatakan bahwa menjadi orang Kristen adalah sebuah

kepercayaan, karena ada Roh Kudus yang tinggal dan diam dalam hidup orang

percaya, serta mau meresponi keberadaan Roh Kudus. Matius 21:43 "Sebab itu,

Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan

akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan

itu." Ayat di atas membuktikan bahwa kita sebagai orang percaya di beri kuasa

dan otoritas oleh Tuhan sebagai bangsa cangkokan bukan sebagai bangsa pilihan,

yang sebenarnya sebagai bangsa plilihan adalah Israel karena tidak berkenan

kepada Tuhan, sehingga di tolak oleh Tuhan. Ditolak karena tidak menghasilkan

buah kerajaan. Jangan kita bangga karena hanya mempunyai status sebagai orang

Kristen karena fasilitas tetapi tidak berfungsi secara maksimal. Ketika kita diberi

kepercayaan dan diberi tanggung jawab kepada Tuhan itu menunjukkan

kedewasaan. Oleh karena itu Gereja harus jadi dewasa, artinya siap diberi

kepercayaan dan tanggung jawab untuk menghasilkan buah kerajaan. Kisah Rasul

1:11 "dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu

Page 176: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

159

berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu,

akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke

sorga." Kis. Rasul 1:8 "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus

turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh

Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Yesus naik ke Sorga supaya warga gereja terlibat dalam rencana Tuhan,

(1) Yesus Naik Ke Sorga untuk Menyediakan Tempat bagi kita. Rumah

sebenarnya bukan bangunannya melainkan bagaimana suasana rumah tersebut,

apakah membuat kenyamanan dan kerasan untuk tinggal di situ, adakah fellowship

atau persekutaannya. Oleh karena itu kekristenan sangat dibutuhkan sekali

hubungan (fellowship); (2) Yoh. 14:1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah

kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat

tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku

pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu."; (3) Yesus Naik ke Sorga untuk

Kembali sebagai Raja atas segala Raja. (Wahyu 21: 1-4) "Lalu aku melihat langit

yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang

pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi." Perumpamaan untuk

kedatangan Tuhan Yesus seperti lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh. Apa

yang membedakan antara mereka yaitu persiapan. Orang yang mempunyai

persiapan dalam hidupnya itulah yang menunjukkan pengharapannya bahwa

Tuhan akan dan pasti datang kedua kali untuk menggenapi setiap janjinya dengan

sempurna. Pastikan diri kita untuk percaya bahwa Yesus telah naik ke Sorga untuk

menggenapi janji-janjiNya yaitu kita akan menjadi orang-orang yang didewasakan

Page 177: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

160

dan diberdayakan, Tuhan Yesus akan menyediakan tempat di sorga dan Tuhan

Yesus pasti datang kedua kali untuk menjadi Raja atas segala Raja.

Makna Kenaikan Tuhan Yesus bagi gereja HKBP adalah bahwa mereka

mereka meyakini Tuhan Yesus Kristus telah naik ke surga dan duduk disebelah

kanan Allah Bapa. Kekuasaan dan kemuliaan jemaat persembahkan sampai

selama-lamanya. Jemaat bersukacita karena Engkau telah menang dan Allah telah

mengangkat Engkau menjadi Raja atas segala sesuatu. Jalan Tuhan penuh rahasia,

Engkau telah merendahkan diriMu serendah-rendahnya, kemudian Engkau

menjadi lebih tinggi di atas segala sesuatu dan menerima Nama yang terindah atas

segala Nama, dan supaya semua orang bertekuk lutut menyembah Engkau, dan

segala lidah mengaku, bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Gereja HKBP

berterima kasih karena Engkau telah membuka jalan ke surga, Engkau menjadi

Iman Besar bagi manusia untuk selama-lamanya.

Dengan makna Kenaikan Tuhan Yesus di atas, maka pemilihan lagu dalam

ibadah yang dilakukan di gereja HKBP akan dikaitkan dengan teks yang

mendukung makna Kenaikan Tuhan Yesus. Berikut ini, penulis akan menganalisis

dua buah lagu yang dinyanyikan dalam ibadah Kenaikan Tuhan Yesus di gereja

HKBP Pasar melintang, lagu pertama adalah BE No. 97 “Ingoton Ma Sadarion”

Page 178: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

161

Gambar 4.13. Lagu Buku Ende No. 97 “Ingoton Ma Sadarion“

Sumber: Buku Ende HKBP

Pada bait pertama dikatakan Ingoton ma sadarion parnaek ni Tuhan Jesus. Tu

habangsaNa na tongtong, naso tarbaen be meret. Tasomba ma Tuhan tai, naung

mulak tu Amana I; tapujima Ibana mangandung arti bahwa umat gereja harus

merayakan dan merenungkan Hari Kenaikan Yesus. Ia naik ke tahta yang megah,

yang tidak akan runtuh. Sembahlah Dia yang jaya, yang pulang pada Bapanya;

terpujilah namaNya.

Pada bait keempat dikatakan Ai mulak do Tuhanta I di ari paruhuman. Sai

dabuonNa do disi sude parhajahaton tu api na so mintop i. alai haholonganNa I,

tu surgo bahennNa mengandung arti bahwa warga gereja HKBP percaya Tuhan

akan datang kelak di hari penghakiman. Semua orang bejat dihalau dan

dicampakkan kedalam api neraka; tetapi orang-orang yang beriman akan Tuhan

tempatkan di surga. Dari makna syair di atas dapat dilihat bahwa teks lagu

mendukung makna ibadah Kenaikan Tuhan Yesus.

Page 179: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

162

Lagu kedua yang menjadi bahan analisis adalah BE No. 98 “Naung

Manaek Do Ho”.

Gambar 4.13. Lagu Buku Ende No. 98 “Naung Manaek Do Ho“ Sumber: Buku Ende HKBP

Pada bait pertama dikatakan Naung manaek do Ho lao tu surgo i. Ale Jesus Raja

nami, Ho do ihuthonon nami. Ho partogi i, lao tu surgo i mengandung arti bahwa

Yesus naik ke surga, Ia adalah Raja yang kami ikuti sampai mati. Tuntun umatMu

masuk surga. Selanjutnya pada bait kedua dikatakan Maol do dalan I, togu hami

on; asa tung malu hami, sian angka musu nami. Na di tano an, togu hami on

mengandung arti bahwa warga gereja HKBP menyadari perjalanan hidup manusia

di dunia ini penuh dengan kesulitan dan oleh karena itu manusia membutuhkan

tuntunan yang dari pada Tuhan agar semua jalan yang penuh pergumulan dapat

dilalui dengan sukacita. Dari dua lagu yang dianalisis di atas dapat disimpulkan

bahwa teks dari dua lagu tersebut sangat mendukung akan makna dari ibadah

minggu Kenaikan Tuhan Yesus. Selain dua lagu tersebut, beberapa lagu yang

menjadi refrensi nyanyian dalam ibadah minggu Kenaikan Tuhan Yesus adalah:

Page 180: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

163

1. BE No. 99 “O Ulubalang Na Gogo” 2. BE No. 100 “Mardongan Olop-Olop Manaek Tuhanta i” 3. BE No. 101 “Taiti Gogo Ihut Tu Ho” 4. BE No. 636 “Jesus Do Raja Bolo i” 5. BE No.638 “Patimbul Tuhan i”

4.3.8 Penggunaan himne dalam ibadah Turunnya Roh Kudus

Ibadah Turunnya Roh Kudus disebut juga dengan Hari Pentakosta

merupakan puncak dari rangkaian 50 hari masa acara/peringatan sekitar Paskah,

dimulai dari minggu sengsara Tuhan Yesus yang berakhir pada hari Perjamuan

Malam dan penyaliban Yesus disusul dengan kematian Yesus, lalu

kebangkitanNya yang dirayakan sebagai Paskah. Kemudian Yesus memberikan

Amanat Agung Penginjilan dan 40 hari setelah hari Paskah, Yesus naik ke surga.

Sepuluh hari kemudian atau 50 hari setelah Paskah, pada hari Pentakosta, terjadi

Pencurahan Roh Kudus kepada murid seperti yang sudah dijanjikan oleh Yesus.

Hari Pentakosta adalah akhir dari penebusan dan pelayanan Yesus dibumi

sebelum Ia mengutus Roh Kudus sebagai penerus usahaNya mendampingi para

muridNya, namun Hari Pentakosta sekaligus menjadi awal sejarah gereja, sebab

sejak itu terjadi Pekabaran Injil keseluruh dunia dan dimana-mana berdiri gereja-

gereja Kristen sampai dengan saat ini.

Harapan warga gereja HKBP pada hari Pentakosta adalah Roh Kudus

mempersatukan jemaatNya agar saling menerima dan saling mengasihi selaku

anggota Tubuh Kristus yang Kudus. Jemaat mengharapkan limpahkan karunia

agar semakin banyak pemberita Injil, pengajar dan rela mengasihi sesamanya

manusia.

Page 181: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

164

Melalui makna dari hari Pentakosta yang sudah dijelaskan di atas, maka

pemilihan himne dalam ibadah akan disesuaikan sesuai dengan makna tersebut.

Dalam hal ini, penulis akan menganalisis dua lagu yang dinyanyikan dalam

ibadah minggu Pentakosta di gereja HKBP Pasar Melintang. Himne pertama

adalah BE No. 102 “O Tondi Porbadia I Bongoti”. Bait pertama dikatakan O

Tondi Parbadia i, bongoti roha name be, ro, sipatiur roha. O sondang sian

surgoi, sondangi roha name be, tu halalas ni roha. Asa masa patupahon,

pinodahon ni hataMu. Sai tu hami ma rohaMu mengandung arti ya Rohul kudus

datanglah ke dalam hati yang resah, pelita hati kami. Ya sinar kasih yang terang,

sinari hati yang kelam, penghibur hati kami. Agar kuat melakukan, pengajaran

firman Tuhan. Jangan lupakan kami. Dari pengertian di atas dapat dipahami

bahwa warga gereja HKBP bahwa Rohul Kudus datang kedunia sebagai

penghibur hati manusia; sebagai penguat hati manusia untuk memberitakan firman

Tuhan keseluruh dunia.

Gambar 4.14. Lagu Buku Ende No. 102 “O Tondi Porbadia I Bongoti“ Sumber: Buku Ende HKBP

Page 182: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

165

Pada bait kelima dikatakan Ho batu mamak na togu na tau ojahan situtu, paojak

rohanami tu hata hasintongan i. tung unang olo lilu be, nang sada sian hami.

Lehon roha na tumogo, na umburju manggoari Jesus Kristus Tuhannami

mangandung arti kau batu karang yang teguh, landasan yang sungguh teguh.

Tegakkan iman kami dan jaga kami senantiasa agar tak seorang pun jemaatnya

sesak dengan pedang rohani. Bina jiwa yang terkuat, lebih giat menyaksikan

Kaulah Yesus Tuhan Kami.

Lagu himne kedua yang di analisis adalah BE No. 106 “Ale Tuhan

Amanami”. Pada bait pertama dikatakan Ale Tuhan Amanami, namorholong roha

i. suru TondiMi tu hami angka natinoguMi. Paimbaru tondingki, gabe joroMi ma

I, sai olio pangidoanhu, sian asi ni rohaMu mengadung arti ya Bapa Tuhan kami,

Tuhan yang maha pengasih. Masuklah kedalam hati dan pimpinlah kami.

Pugarlah jiwa kami supaya menjadi bait yang kudus. Ya Tuhan dengarkanlah

doaku dalam kasih setiaMu.

Page 183: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

166

Gambar 4.15. Lagu Buku Ende No. 106 “Ale Tuhan Amanami“ Sumber: Buku Ende HKBP

Pada bait enam dikatakan Tondi sai ajari ahu jala togutogu ma, asa au

marpangalaho na badia na tama. Sai paburju rohangku mangoloi hataM

tongtong, asa molo ro ajalhu sahat au tu ingananMu mengandung arti bahwa

melalui Roh Kudus, manusia mengharapkan mereka di ajar, dituntun dengan budi

pekerti agar senantiasa kudus dihadapan Tuhan. Melalui Roh Kudus, manusia

menginginkan agar hatinya digiatkan untuk mentaati firman Tuhan. Dengan

melakukan semua itu, ia berharap agar disaat ajal menjemput, aku tiba di rumah

Bapa di surga. Beberapa lagu yang menjadi refrensi nyanyian dalam ibadah

minggu Turunnya Roh Kudus adalah:

1. BE No. 103 “O Pangapul Na Lumobi” 2. BE No. 105 “Ro Ma Tondi Porbadia” 3. BE No. 109 “Sai Songgopi Hami On” 4. BE No. 640 “Haholongan Sian Ginjang”

Page 184: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

167

4.3.9 Penggunaan himne dalam ibadah Trinitatis

Makna Trinitatis dalam gereja HKBP adalah dimana warga jemaat penuh

dengan sukacita karena Tuhan telah memperlihatkan dan menyatakan kasih dan

pengasihanNya, memberikan pengampunan dosa, memberikan kehidupan yang

kekal, harta surgawi dan pada waktunya akan memberikan penghukuman kelak.

Semua ini disadari oleh warga gereja HKBP sebagai sesuatu yang tidak ternilai

dengan apapun di dunia ini, karena yang tidak pernah dipahami manusia telah

Tuhan ungkapkan kepada kami; yang tidak pernah dilihat manusia Tuhan telah

nyatakan kepada kami; yang tidak dapat diberikan diberikan dunia ini Tuhan

limpahkan kepada kami; oleh karena itu warga gereja HKBP menyerahkan Tubuh

Jiwa, Roh dan segala yang ada pada kami, agar Tuhan melayakkan kami

menerima kerajaan Tuhan di surga. Dari makna akan Trinitatis di atas, maka

dalam ibadah minggu Trinitatis pemilihan lagu yang dinyanyikan akan sesuai

dengan teks himne. Berikut adalah dua lagu yang dinyanyikan dalam ibadah

Trinitatis yang dijadikan penulis sebagai bahan analisis. Lagu yang pertama

adalah BE No. 116 “Ditompa Ho Do Au.

Page 185: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

168

Gambar 4.16. Lagu Buku Ende No. 116 “Ditompa Ho Do Au“ Sumber: Buku Ende HKBP

Pada bait pertama dikatakan Ditompa Ho do au, sondangi rohangkon. Tung basa-

basaMi sudena di au on. Gomgomi pamatangku, naeng Ho do aloanhu. Sai lehon

ma gogongku, lomoM naeng ulaonhu. Urupi, tatap au tutu, panompa na burju

mengandung arti bahwa warga gereja percaya Tuhan adalah pencipta manusia dan

menyinari jiwa. Jiwaku kuserahkan menjadi persembahan yang kudus bagi Tuhan.

Semua tenagaku akan kugunakan dalam jemaat Tuhan. Jemaat menyadari akan

keterbatasan manusia sehingga senantiasa memohon pertolongan dan penyertaan

Tuhan senantiasa dalam perjalanan hidupnya.

Bait keempat dikatakan Ale Debatangki, Sitolusada i. Bongoti rohangki,

parbadiai ma i. sai Ho ma lam hutanda, gogongku lam paganda; manangkap

haluaon, maniop hatuaon, ni Ama, Anak, Tondi I na tong pujion i mengandung

arti ya Bapa, Anak dan Roh Kudus, akulah milikMu siapkanlah hatiku menjadi

Page 186: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

169

bait kudus. Jelaskan kepadaku kasihMu yang bermutu; aku bahagia menyebut

Bapa, Anak dan Roh.

Lagu kedua sebagai bahan untuk analisi adalah BE No.111 “Patimbul Be

Ma Sangap”.

Gambar 4.17. Lagu Buku Ende No. 111 “Patimbul Be Ma Sangap“ Sumber: Buku Ende HKBP

Bait pertama dikatakan Patimbul be ma sangap ni Jahowa Debatanta. Dokma

mauliate i tu Debata Amanta. Ai pardangolan i do sude, nang saluhut na jorbut

pe dialo Debatanta memiliki arti bahwa warga gereja HKBP haruslah

memuliakan Allah semesta atas segala rahmatnya, yang membebaskan umatNya

dari mara bahaya Allah sungguh baik dan benar, denganNya terwujud damai yang

besar sehingga berakhirlah segala permusuhan.

Bait kedua dikatakan Tongtong sombaon nami Ho, mamuji salelengna.

Dibaen na digonggomi Ho huriaMu sasude. Naso tardodo gogoMi, sai ingkon

saut do rohaMi; on pe martua hami memiliki arti bahwa jemaat gereja HKBP

memuji, menyembah dan bersyukur setiap masa karena Engkaulah Allah dan

Bapa yang memerintah dunia. Hikmat Tuhan tak ternilai dan semua rencanaNya

Page 187: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

170

akan terwujud bagi setiap umatNya dan oleh sebab itu jemaat gereja HKBP

sungguh beruntung.

Dengan melihat makna teks lagu ini, maka dapat dilihat lagu himne ini

mendukung makna dari Trinitatis. Berikut adalah beberapa refrensi lagu dalam

ibadah minggu Trinitatis di gereja HKBP Pasar Melintang:

1. BE No. 110 “Haleluya Pinuji Ma” 2. BE No. 114 “Ale Jahowa Debata” 3. BE No. 115 “Tuhan Debata” 4. BE No. 641 “O Tondi Porbadia i” 5. BE No. 646a “Sai Gohi Roha Dohot Tondingku”a

4.3.10 Penggunaan himne dalam ibadah-ibadah lainnya

Di gereja HKBP masih terdapat kebaktian ibadah lainnya selain yang

sudah dipaparkan di atas, dimana pemilihan lagu nyanyian akan disesuaikan

dengan teks sehingga lagu-lagu dalam ibadah tersebut mendukung konteks ibadah

yang dilaksanakan. Berikut adalah bagian nyanyian dalam konteks ibadah yang

dilakukan di gereja HKBP secara umum:

No Pembangian Himne Buku Ende 1 Lagu Pujian BE No 1-17

BE No 557-589 2 Lagu Pengampunan Dosa BE No 161-182

BE No 681-701 3 Lagu Hidup Beriman BE No 183-235 4 Lagu Masa Pergumulan BE No 279-298

BE No 731-752 5 Lagu Tentang Ajal Manusia BE No 329-340 6 Lagu Tentang Akhir Zaman BE No 341-355 7 Lagu Baptisan BE No 144-147 8 Lagu Perjamuan Kudus BE No 153-155 9 Lagu Pernikahan BE No 158-160

Tabel 4.1. Bagian Nynyian dalam Buku Ende HKBP

Sumber: Buku Ende HKBP

Page 188: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

171

4.4 Fungsi Musik di HKBP Pasar Melintang

Pada Bab I telah diterangkan bahwa ada sepuluh fungsi musik menurut

teori Allan P. Merriam. Penulis akan mengaplikasi kesepuluh teori ini untuk

melihat fungsi musik di gereja HKBP Pasar Melintang. Kesepuluh fungsi musik

tersebut adalah sebagai berikut; (1) Fungsi pengungkapan emosional; (2) Fungsi

pengungkapan estetika; (3) Fungsi hiburan; (4) Fungsi komunikasi; (5) Fungsi

perlambangan;(6) Fungsi reaksi jasmani; (7) Fungsi yang berkaitan dengan norma

social; (8) Fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara keagamaan; (9) Fungsi

kesinambungan kebudayaan; dan (10) Fungsi pengintregasian masyarakat. Untuk

mendapatkan bagaimana pendapat jemaat di gereja HKBP Pasar Melintang

tentang fungsi musik, penulis melakukan wawancara dan juga menyebarkan

kuesioner dengan pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden

memberikan pendapatnya seputar pertanyaan yang diajukan. Berikut adalah fungsi

musik menurut jemaat gereja HKBP:

1. Fungsi Pengungkapan Emosional. Musik di gereja HKBP Pasar Melintang

(himne, koor, song leader dan musik instrumen) bukan diposisikan hanya

sebagai pelengkap/pengisi dalam sebuah ibadah, akan tetapi musik gereja

harus mampu untuk senantisa membantu penguatan akan konteks ibadah.

Musik dalam gereja harus mampu membantu untuk mempertajam

pengungkapan makna iman. Kegiatan ibadah tidak jatuh hanya pada ruang

akal-perasaan semata, tetapi membantu mengekspresiksan sedikit jauh

kedalaman (depth) spiritual. Melalui musik gereja, ruang spiritual

penghayatan dan kesadaran tentang kebesaran kuasa dan kasih Tuhan,

Page 189: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

172

orang-orang percaya menjadi lebih diperkaya dalam iman. Contoh BE No.

565 ”Las Rohangku Lao Mamuji” (ayat 2. Sude jadi-jadianMu, laut, tano,

langit i. Angka bintang dohot bulan nang mata ni ari i. Hauma, ladang

nang harangan, rura dohot dolok i. Saluhutna mangendehon sangap di

Tuhanta i.) dan Kidung Pujian ”Allah Peduli” (Banyak perkara yang tak

dapat ku mengerti. Mengapakah harus terjadi di dalam kehidupan ini. Satu

perkara yang kusimpan dalam hati. Tiada sesuatu kan terjadi tanpa Allah

peduli. Allah mengerti, Allah peduli segala persoalan yang kita hadapi.

Tak akan pernah dibiarkanNya, kubergumul sendiri, s’bab Allah

mengerti).

2. Fungsi Penghayatan Estetis. Musik gereja tidak hanya sekedar diorganisasi

hanya dalam hal penampilan agar musik gereja yang dihasilkan dapat

dikatakan bagus, indah, dan menarik. Akan tetapi yang terpenting adalah

bagaimana mengekspresikannya dalam cerminan pada sikap iman kepada

Kristus. Membantu memberi kesempurnaan penghayatan dalam ibadah

melalui keutuhan, kekhidmatan dan kesucian ibadah sehingga musik gereja

bisa menyentuh batin tiap jemaat. Contoh BE No. 686 “Ramun Do Au”

(ayat 1. Ramun do au di joloMi, gok dosangki. Urasi au, o Jesus Biru-biru

i, dison do au, patau ma au”).

3. Fungsi Hiburan. Musik gereja dapat menjadi sebuah media didalam

memberikan penghiburan pada warga jemaat HKBP Pasar Melintang

secara khusus dapat dilihat jika ada jemaat yang sedang mengalami

pergumulan, maka melalui musik gereja ini sesama warga gereja mmampu

Page 190: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

173

memberikan penghiburan bagi mereka yang sedang mengalami duka cita.

Contoh BE No. 219 “Ise Do Ale-Alenta” (ayat 1. Ise do ale-alenta, naso

olo muba I, Ale-ale nasumurung, ima Tuhan Jesus i. Ai torop pe ale-ale na

dihasiangan on, saluhutna i mansadi molo mate danging on).

4. Fungsi Komunikasi. Musik gereja yang disuguhkan dalam ibadah bertujuan

untuk membina hubungan yang personal dengan Tuhan: sebagai bagian

dari jemaat, musik gereja dapat mengkomunikasikan pesan-pesan iman dan

kepercayannya secara pribadi dengan Allah. Musik gereja harus mampu

menyatakan kesaksian iman kepada dunia. Tentang kebesaran Tuhan, kita

dipanggil untuk bersaksi kepada dunia ini bahwa Allah di dalam Kristus

adalah Allah yang mengasihi dan menyelamatkan seluruh umat manusia.

Melalui musik gereja yang merupakan komunikasi/berbicara langsung

dengan Tuhan, meminta pengampunan dosa, pertobatan, dan untuk

memanggil seluruh umat manusia untuk datang kepada Kristus atas kasih

kasihNya. Untuk himne ibadah yang dinaikkan hendaknya disesuaikan

dengan tema bacaan dan khotbah yang akan disampaikan dalam ibadah

pada hari itu sehingga menolong jemaat yang hadir untuk semakin dapat

memahami berita sukacita yang terdapat dalam Kitab suci dan dapat lebih

mudah mengkomsumsi isi firman Tuhan yang diberitakan. Contoh BE No.

213 “Dung Sonang Rohangku” (ayat 1. Dung sonang rohangku dibaen

Jesus i, porsuk pe hutaon dison. Napos do rohangku di Tuhanta i,

dipasonang tongtong rohangkon. Sonang do, sonang do; dipasonang

tongtong rohangkon).

Page 191: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

174

5. Fungsi Perlambangan. Dalam kitab Mazmur telah diiberikan penegasan

yang amat kuat akan pentingnya sebuah persekutuan sebagai dasar

kehidupan bersama. Kehidupan akrab yang menghasilkan pertumbuhan

pribadi dan rohani yang baik dilambangkan dengan embun yang turun dari

Hermon ke bukit Sion. Sedangkan pentingnya setiap anggota memainkan

peran yang menyejukkan hati sesama, saling membangun semangat dan

motivasi diantara sesama, serta saling menyembuhkan luka batin yang

dihadapi dalam kehidupan; disimbolkan oleh minyak dan embun. Sangat

sulit bagi sebuah kelompok untuk mempertahankan keberadaan dirinya dan

meningkatkan mutu persekutuan antar anggota dan pelayanannya kepada

jemaat apabila di dalam diri mereka terdapat ganjalan hubungan antar

pribadi yang satu dengan yang lainnya. Ganjalan hubungan antar pribadi

akan melemahkan semangat kebersamaan. Contoh BE No 173 “Sai Mulak”

(ayat 1. Sai mulak, sai mulak ho naung lao jalang i. Ai nadao ho nuaeng,

holong sian tuam. O parjalang ho, mulak, mulak ma ho. Mulak, mulak ma

ho).

6. Fungsi Reaksi Jasmani berhungan dengan biologis dim ana pada saat kita

bernyanyi dengan sunguh-sungguh sehingga kita dapat menggerakkan

tubuh kita untuk memuji Tuhan. Contoh. BE No. 178. ”Roma Tu Jesus ”

7. Fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial. Puji-pujian yang

diangkat sebagai pujian dalam kebaktian sama sekali tidak bermaksud

menggantikan tugas dan ekspresi jemaat untuk memuji Tuhan. Karena itu

dalam menyanyikan puji-pujian perlu berusaha untuk senantiasa

Page 192: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

175

mengikutsertakan jemaat atas kesadarannya sendiri. Contoh BE No. 753

”Dipardalanan Jesus di Jolongku” (ayat 1. Dipardalan Jesus di jolongku,

holong ni tanganMi manogu au. Nang di ngolungku Ho do sombaonhu,

tung sonang mardalan raphon au. Huboto do tangkas panoguonMu,

diiring Ho do langkangki. Sahat rodi ujung ni pardalanhu, toguma au

jonok tu lambungMi).

8. Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial dan Upacara Agama. Melalui musik

gereja yang dinaikkan oleh tim musik, paduan suara dan song leader isi

firman Tuhan ditafsirkan, diperdalam sehingga iman umat diperkuat,

kesatuan antar warga gereja dipererat dan keterlibatan warga gereja dalam

kehidupan gereja dan di lingkungan masyarakatnya dapat semakin terlihat.

Dengan demikian kita dapat katakan bahwa musik gereja mempunyai

makna sosial. Mereka bernyanyi bukan saja untuk dirinya sendiri

melainkan juga untuk jemaat. Contoh BE No. 792 ” Pasu-Pasu Hami O

Tuhan” (ayat 1. Pasu-pasu hami o Tuhan, sai usehon dame Mi. Sai

ampehon tanganMi Tuhan, lehon tu au gogoMi. Diportibion, baen ma au

Tuhan, habaoron ni las ni roha tu namarsak i, tuna dangol i, gabe

pangapuli i).

9. Fungsi Kesinambungan kebudayaan. Budaya adat istiadat yang terdapat

pada suku-suku kususnya Batak Toba memiliki budaya. Budaya bernyanyi

dan bermain musik yang diwariskan turun temurun oleh leluhur itu tidaklah

sasuatu hal yang perlu dianggap sepele. Agar terdapatnya kesinambungan

yang baik perlunya perhatian yang yang serius dalam hal itu. Contoh BE

Page 193: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

176

No. 585 ” Somba Ma Jahowa” (ayat. 1 Somba ma Jahowa Debatanta,

amen haleluya. Sigomgom langit tano on rodi isina, amen haleluya. Beta

hita lao marsinggang tu joloNa, amen haleluya. Nasongkal jala nabadia do

Jahowa, amen haleluya. Endehon amen haleluya; endehon amen haleluya;

endehon amen haleluya; endehon amen haleluya).

10. Fungsi Pengintegrasian Masyarakat. Himne dalam ibadah yang

dinyanyikan itu untuk membina hubungan yang personal dengan anggota

jemaat pada umumnya. Dalam hal ini himne merupakan bagian yang

integral dengan jemaat. Mereka memuji Tuhan untuk menguatkan

persekutuan dengan jemaat. Melalui puji-pujian yang mereka nyanyikan,

mereka sedang merajut bersama persekutuan sebagai tubuh Kristus.

Persekutuan yang hangat antar tim musik dapat tercipta apabila dapat

dikembangkan rasa saling percaya, saling menghargai pendapat dan talenta

yang ada, menjalin komunikasi yang terbuka tanpa harus mengorbankan

dan melukai perasaan orang lain. Setiap ide atau pemikiran untuk

mengembangkan musik gereja hendaknya dibicarakan bersama. Sebab

bagaimana pun dibutuhkan sebuah kerja sama tim yang berakar dari sebuah

persekutuan yang hangat dalam pelayanan untuk melakukan pekerjaan

yang besar dari Allah. Contoh BE No. 656. Parhahamaranggion” (ayat 1.

Parhahamaranggion i lam hot jala togu. Singkop ma hasadaon i di Jesus i

burju. Rap sauduran hita be marholong na tutu, mar dame, mar las

rohama di Jesus i tutu).

Page 194: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

177

Selain fungsi musik menurut Merriam di atas, masih terdapat beberapa fungsi

musik lainnya bagi jemaat gereja HKBP Pasar Melintang seperti:

1. Sebagai wadah pendewasaan iman Jemaat. Tim musik, song leader dan

paduan suara gereja mengadakan latihan satu kali dalam seminggu.

Sebelum latihan dimulai biasanya terlebih dahulu diawali dengan

kebaktian singkat dan adanya pendalaman Alkitab. Melalui kegiatan

ini tim musik, song leader dan kelompok-kelompok paduan suara

gereja dibekali dengan firman Tuhan56.

2. Lambang keberhasilan. Bila suatu gereja HKBP mampu mengorganisir

semua sumber daya yang dimiliki dan sekaligus mengembangkannya

maka akan terlihat kepaduan sebuah tim musik, song leader dan paduan

suara. Keberhasilan ini tentu akan berdampak dalam ibadah kebaktian,

penampilan dan persiapan yang baik akan memberikan kualitas musik

gereja yang baik pula57.

3. Sebagai wadah bertukar pikiran baik dalam pergumulan kehidupan

sehari-hari maupun dalam hal pembicaraan tentang iman. Sebelum

latihan dimulai biasanya tim musik ini melakukan pembicaraan tentang

pergumulan sehari-hari baik dalam hal keluarga, pekerjaan, cita-cita,

cinta, dan yang lainnya58.

56Wawancara dengan Joy Ferianto Manullang (Pemain Keyboard) di Gereja HKBP Pasar

Melintang, Minggu 15 Juni 2014. 57Wawancara dengan Wati Damanik anggota paduan suara) di Gereja HKBP Pasar

Melintang, Minggu 15 Juni 2014. 58Wawancara dengan Veli Sianipar (song leader) di Gereja HKBP Pasar Melintang, Sabtu

28 Juni 2014.

Page 195: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

178

4. Sebagai motivasi mengikuti ibadah minggu dan pelayanan-pelayanan

lainnya diluar ibadah minggu.59 Menjadi anggota tim musik

mengharuskan seseorang harus menghadiri kebaktian setiap minggu

demi memberikan pelayanan yang terbaik.

5. Merupakan wadah pembelajaran musik. Menjadi anggota tim musik

mengharuskan seseorang mengikuti latihan musik gereja. Dalam latihan

mereka mendapatkan berbagai pengetahuan musik dalam hal cara

membaca notasi, nilai not, tempo, dan yang lainnya. Seperti yang sudah

dijelaskan sebelumnya bahwa banyak latar belakang tim musik gereja

di HKBP Pasar Melintang Medan yang memahami musik secara

otodidak.60

6. Merupakan eksistensi jemaat dalam pelayanan gereja. Menjadi salah

satu dari tim musik menunjukkan eksitensi seseoarang dalam pelayanan

di gereja61.

7. Tempat menemukan pasangan hidup. Salah satu tim musik yang ada di

HKBP Pasar Melintang Medan menemukan pasangan hidupnya melalui

aktivitas melayani musik di gereja.62

59Wawancara dengan Josua Sinurat (Pemain Bass) di Gereja HKBP Pasar Melintang, Minggu 15 Juni 2014.

60Wawancara dengan Irwin Pangaribuan (Pemain Drum dan Bass) di Gereja HKBP Pasar Melintang, Minggu 15 Juni 2014.

61Wawancara dengan Felix Silitonga (Gitaris) di Gereja HKBP Pasar Melintang, Sabtu 28 Juni 2014

62Ibid., wawancara dengan Irwin Pangaribuan.

Page 196: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

179

BAB V

PERUBAHAN MUSIK GEREJA DALAM IBADAH DI HKBP PASAR MELINTANG MEDAN

Dalam pembicaraan tentang musik gereja sering kali di jumpai istilah

musik di asumsikan dengan rangkaian nada yang dimainkan oleh para pemain

dalam bentuk instrumen lagu atau dalam bentuk harmoni yang dimainkan untuk

mengiringi lagu/pujian yang dinyanyikan oleh soloist, vokal group, koor dan

jemaat. Pendapat seperti ini sebenarnya tidak dapat mendefenisikan pengertian

musik gereja secara keseluruhan sebab ada hal lain yang penting diperhatikan,

yaitu sifat musik gereja tidak semata-mata dilihat dari jenis musik yang

ditampilkan.

Saat ini dapat dilihat bahwa gereja HKBP sedang mengalami sebuah

“revolusi” dalam musik gereja. Ada kecendrungan sebahagian besar masyarakat

HKBP untuk melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam pelayanan musik

sehingga memunculkan perubahan musik dalam ibadah.

David B.Pass berpendapat bahwa sifat musik gereja ditentukan oleh sifat

gereja, dan sifat gereja ditentukan oleh misinya, oleh karena itu dapat dipahami

bahwa penggunaan musik ibadah yang tepat adalah maka ketika memahami

eklesiologi; memahami sifat dari gereja; memahami bagaimana ibadah, dan musik

ibadah dan bagaimana musik gereja berfungsi di dalam gereja.

Selanjutnya beliau mengatakan bahwa ada tiga tujuan dasar dari musik

gereja, yaitu: kerygma (pewartaan), koinonia, (persekutuan), dan leitourgia

(untuk melayani). Ketiga unsur di atas saling terkait dan diperlukan gereja untuk

Page 197: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

180

memenuhi misinya menyampaikan pesan dan pengampunan kepada dunia.

Ibadah yang seimbang harus mencerminkan tiga model ini secara teratur, kreatif,

sistematis, dan hati-hati.

Menurut Carol R. Ember (1987:32), suatu kebudayaan tidaklah pernah

bersifat statis, melainkan selalu berubah. Hal ini berhubungan dengan waktu,

bergantinya generasi, serta perubahan dan kemajuan tingkat pengetahuan

masyarakat. Merriam (1964:172) mengemukakan bahwa perubahan dapat berasal

dari dalam lingkungan kebudayaan atau internal, dan perubahan juga dapat berasal

dari luar kebudayaan atau eksternal. Perubahan secara internal merupakan

perubahan yang timbul dari dalam dan dilakukan oleh pelaku- pelaku kebudayaan

itu sendiri dan disebut juga inovasi. Sedangkan perubahan eksternal merupakan

perubahan yang timbul akibat pengaruh dari luar lingkup kebudayaan tersebut.

5.1 Perubahan dalam Komposisi Himne

Dari aspek sejarah diketahui bahwa masuknya musik Barat dalam

masyarakat Batak Toba tidak terlepas dari peran missionaris dalam Pekabaran

Injil di tanah Batak. Musik menjadi salah satu sarana yang digunakan missionaris

dalam menarik simpatik masyarakat agar mau menerima kedatangan mereka dan

dengan proses belajar musik yang dilakukan missionaris pada waktu itu, orang

Batak Toba mulai belajar musik tradisi Barat.

Selain musik, missionaris juga mengajarkan lagu-lagu nyanyian/himne

gereja Lutheran yang sebelumnya teks lagu diterjemahkan dalam bahasa Batak.

Perkembangan selanjutnya, sebahagian besar himne gereja HKBP bersumber dari

himne Lutheran.

Page 198: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

181

Tradisi bernyanyi dalam gereja HKBP sampai saat ini sudah berjalan

kurang lebih 152 tahun. Kebanyakan warga gereja HKBP menyadari bahwa lagu-

lagu himne bersumber dari himne lutheran dengan syair yang diterjemahkan

dalam bahasa Batak Toba.

Dalam penelitian ini, penulis menemukan bahwa selain syair yang sudah

diterjemahkan, terdapat sebahagian himne dalam Buku Ende dengan perubahan-

perubahan dalam komposisi musik. Hal ini terjadi dikarenakan dua faktor, yaitu

dikarenakan penyesuaian teks dan komposisi awal yang lebih sulit sehingga lebih

susah untuk dipelajari dan dinyanyikan. Perubahan komposisi musik dapat dilihat

dari perubahan tonalitas, melodi, harmoni dan pola iringan.

Perubahan dalam tonalitas diakibatkan kerumitan dalam hal membaca

notasi, oleh karena itu banyak tonalitas himne gereja HKBP diturunkan. Sebagai

contoh, jika himne Lutheran menggunakan tonalitas E Mayor, maka dalam Buku

Logu akan dituliskan menjadi Es Mayor; jika lagu dalam A Mayor maka dalam

Buku Logu akan dituliskan dalam As Mayor.

Hal di atas dapat dipahami sebuah proses pemudahan dalam bermain

musik karena musisi Batak Toba lebih nyaman bermain dalam tangga nada mol

dari pada tangga nada kres. Kerumitan bermain musik dalam tangga nada kres

(misalnya lagu dalam 4 kres) dapat dilihat pada instrumen tiup; trumpet akan

main dalam 6 kres dan Saxophone Alto akan dimaainkan dalam 7 kres. Bermain

musik dalam 5 kres dan selanjutnya akan memerlukan latihan yang cukup lama

diakibatkan posisi penjarian dalam tangga nada kres.

Page 199: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

182

Menurut pangaribuan, seringkali dalam setiap mengiringi ibadah di gereja

HKBP, tim musik tiup kewalahan memainkan lagu dalam dalam 3 kres dan 4

kres, sehingga pemain tiup meminta pemain keyboard untuk melakukan transpose

turun satu kali sehingga bunyi yang dihasilkan sebenarnya menjadi 3 mol dan 4

mol.63

Perubahan dalam hal melodi terjadi karena terkait pola meter dari syair

sehingga menyebabkan nilai melodi menjadi di augmentasi dan dimunuentasi

serta penambahan melodi baik dengan menggunakan passing tone atau dengan

teknik lainnya. Perubahan komposisi musik dalam hal harmoni terjadi karena

perubahan melodi dan hal ini juga berpengaruh pada perubahan polo iringan.

Perubahan dalam empat aspek yang sudah dijelaskan di atas setidaknya

akan mempengaruhi ’musikalitas’ lagu himne yang bagaiman pada awalnya karya

tersebut diciptakan. Hilangnya beberapa unsur musik ini juga akan berpengaruh

pada sebahagian pandangan warga gereja HKBP yang mengatakan bahwa

komposisi musik gereja kurang terasa monoton. Dalam hal analisis perubahan

dalam komposisi musik, penulis akan mengambil dua karya himne Lutheran dan

dua karya himne HKBP. Lagu pertama berjudul ”Come, O Came, in Pious Lays”

dengan lagu ”Nasa Jolma Ingkon Mate.

63Wawancara dengan Johannes Pangaribuan, S.Sn pada tanggal 17 Mei 2014. Ia adalah

pemain musik tiup dan juga pemain drum.

Page 200: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

183

Gambar 5.1 Partitur Lagu ”Come, O Come, in Pious Lays” Sumber: HymnBook for Christian Worship

Page 201: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

184

Gambar 5.2 Partitur Lagu ”Nasa Jolma Ingkon Mate” Sumber: Buku Logu HKBP

Hasil Analisis:

1. Dalam hal tonalitas dapat dilihat bahwa lagu ”Come, O Come, in Pious Lays”

dimainkan dalam D Mayor, sedangkan dalam Buku Logu ”Nasa Jolma Ingkon

Mate” dimainkan dalam C Mayor.

2. Dalam hal melodi dapat dilihat bahwa terjadi perubahan dalam lagu ”Nasa

Jolma Ingkon Mate”. Perubahan dalam hal nilai not terjadi karena ada

augmentasi dan dimunuentasi. Perubahan lainnya adalah pengurangan beberapa

melodi pada lagu ”Nasa Jolma Ingkon Mate”. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dalam partitur berikut:

Page 202: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

185

Gambar 5.3 Analisis Lagu Sumber: HymnBook dan Buku Logu

3. Dalam hal perubahan harmoni terjadi pada hampir seluruh birama, sebagai

contoh dalam bar pertama ketukan kedua pada lagu pertama dalam Bm (tingkat

vi) sedangkan ketukan kedua dalam lagu kedua adalah C (tingkat I). Pada

ketukan keempat juga berubah dari tingkat IV pada lagu pertama dan lagu

kedua pada tingkat ii.

4. Dalam hal perubahan pola iringan lagu pertama lebih dinamis bila

dibandingkan dengan lagu kedua. Bagian kunci F pada lagu pertama

didominasi note seperdelapan sedangkan untuk lagu kedua lebih didominasi

not seperampat

Page 203: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

186

Gambar 5.4 Pola Iringan Sumber: HymnBook dan Buku Logu

Lagu kedua sebagai bahan analisis adalah lagu ” Valent will ich Geben” dan lagu

”Behama Panjalongku”.

Gambar 5.5 Partitur Lagu ”Valent will ich Geben” Sumber: Harmonium – Schuile dalam Von Friederich Eckhardt

Page 204: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

187

Gambar 5.6 Partitur Lagu ”Behama Panjalongku” Sumber: Buke Ende dan Buku Logu

Hasil Analisis:

1. Dalam hal tonalitas dapat dilihat bahwa lagu ”Valent will ich Geben” dan lagu

”Behama Panjaolongku” sama-sama dimainkan dalam C Mayor.

2. Dalam hal melodi dapat dilihat bahwa terjadi perubahan dalam lagu ”Behama

Panjalongku”. Perubahan dalam penggunaan alterasi pada melodi lagu dan

munculnya melodi baru terutama pada dua birama terakhir.

Page 205: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

188

Gambar 5.7 Analisis Perubahan Melodi Sumber: Harmonium Schuile dan Buke Ende

3. Dalam hal perubahan harmoni terlihat jelas pada birama 5-7. Birama kelima

ketukan tiga, lagu pertama dalam harmoni D (II) sedangkan lagu kedua dalam

G7 (V7).

Page 206: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

189

Gambar 5.8 Analisis Perubahan Harmoni Sumber: Harmonium Schuile dan Buke Ende

4. Dalam hal pola iringan bahwa lagu ”Valent will ich Geben” dan lagu ”Behama

Panjaolongku” adalah hampir sama, tidak terdapat perubahan yang mendasar.

5.2 Perubahan Penggunaan Alat Musik dalam Ibadah Gereja HKBP

Penggunaan instrumen musik sangat penting artinya bagi jemaat, karena

melalui musik anggota jemaat tertolong untuk menginternalisasikan makna ibadah

dan kehikmatan penyembahan kepada Allah dalam kebaktian. Dengan kata lain

musik di dalam gereja berkuasa dan mempunyai peranan penting di dalam

pembinaan rohani anggota jemaat. Oleh karena itu kedudukan atau penggunaan

instrumen musik dalam kebaktian gereja, bukanlah sebagai tambahan melainkan

merupakan hal yang integral sejak awal sampai berakhirnya kebaktian.

Page 207: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

190

Luther D. Reed64, mengatakan: “Fungsi utama dari musik ialah: “to clothe

the text of liturgi” (Pembungkus teks liturgi). To clote sama dengan melapisi,

menutupi. Musik itu adalah sebagai pembungkus teks liturgi agar teks liturgi

dapat lebih indah, lebih mudah dihayati.65 Sebab jika ditinjau dari sudut

praktisnya, kegunaan musik itu bukan hanya kepada yang menyanyikannya, tetapi

juga kepada orang-orang yang mendengarkan.

Dengan demikian musik dapat dikatakan sebagai alat puji-pujian dan

sebagai alat untuk memberitakan Firman Allah. Dengan kata lain penggunaan

instrumen musik dalam kebaktian adalah tata cara yang diorganisir di dalam

pelaksanaan kebaktian. Maka dalam ibadah HKBP haruslah tercipta komunikasi

yang baik antara Tuhan dengan manusia. Komunikasi yang dimaksud adalah

hubungan antara jemaat yang hadir di dalam kebaktian dengan Tuhan yang hadir.

5.2.1 Alat musik tiup

Dalam konteks tradisi umat Allah dalam Perjanjian Lama, terompet

digunakan pada masa peperangan dan tiupan terompet digunakan sebagai adanya

tanda bulan baru, tahun Yobel, gerakan militer, upacara sipil, penobatan raja,

puji-pujian, serta penyembahan. Pada dasarnya alat musik ini dibuat bukan untuk

mengiringi pujian, tetapi untuk memberikan tanda/ peringatan.66

Seiring dengan penyebaran agama Kristen Protestan, para misionaris turut

membangun sarana-sarana seperti pendidikan dengan membuka sekolah,

64Luther D. Reed, Workship A Study of Corpurate Devation, Philadelphia: 1959), hal.,

159. 65Ibid. hal., 160. 66E. Martasudjita dan Karl Edmund, Musik Gereja Zaman Sekarang. (Yogyakarta: Pusat

Musik Liturgi, 2009), hal., 35-36.

Page 208: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

191

kesehatan dengan membuka rumah sakit dan balai pengobatan maupun

membangun sarana transportasi. Hal ini mendorong berakarnya agama Kristen di

dalam budaya masyarakat Batak Toba. Perubahan itu selaras dengan konsep

hidup orang Batak Toba di dunia, yaitu mencari hamoraon (kekayaan), hagabeon

(memiliki keturunan yang berhasil), dan hasangapon (kemuliaan atau

kehormatan).

Kebaktian menjadi bagian dari masyarakat Batak Toba Kristen. Perhatian

masyarakat terhadap eksistensi gereja juga didorong oleh pengetahuan tambahan

terhadap pengenalan musik-musik gereja yang berasal dari Eropa. Setiap acara

kebaktian gereja, jemaat dikenalkan dengan lagu-lagu melalui notasi Barat.

Bersamaan dengan itu para misionaris memperkenalkan alat-alat musik seperti:

trumpet, saksofon alto, saksofon tenor, trombon, dan Bariton. Instrumen tersebut

dipakai untuk mengiringi nyanyian-nyanyian gereja.

Para misionaris juga mengajarkan bagaimana cara memainkan alat musik

tersebut kepada sekelompok warga jemaat yang dianggap sungguh-sungguh

mengikuti ajaran agama Kristen dan mempunyai minat dan perhatian yang tinggi

untuk bermain musik. Mereka diajar mengenal notasi musik yang ada. Melalui

proses belajar yang cukup lama, akhirnya beberapa warga jemaat mahir

memainkan ensambel musik tiup tersebut.

Pengetahuan tentang alat-alat musik organ dan brass sama sekali masih

baru bagi masyarakat Batak Toba, demikian juga tentang musik gereja yang

bertangga nada diatonik. Instrumen musik brass yang pertama hanya terdiri dari

sebuah trumpet, yang digunakan untuk mengiringi kebaktian di gereja yang

Page 209: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

192

dimainkan oleh Berausgegeben Van D. Johansen Ruhlo, putra Nommensen

sendiri, mengingat saat itu belum ada warga jemaaat Batak Toba yang dapat

memainkannya.

Perkembangan agama Kristen Protestan semakin lama semakin pesat dan

pertunjukan solo trumpet tidak sanggup lagi mengimbangi tingkat intensitas

paduan suara jemaat, sehingga ditambahlah trumpet tersebut menjadi empat buah.

Untuk itu Johansen terpaksa harus mengajari beberapa warga untuk

memainkannya, juga mengajarkan notasi balok khususnya yang tertuang dalam

Buku Logu, buku nyanyian pokok gereja HKBP.

Setelah penjajahan berakhir tahun 1943, para zending Jerman juga

meninggalkan Tanah Batak, namun aktivitas kerohanian tetap berjalan. Para

Pendeta yang telah diajar kerohanian dan pengenalan musik oleh para misionaris

mengambil alih kepemimpinan gereja. Selain digunakan untuk kegiatan gereja,

brass band juga digunakan mengiringi kegiatan-kegiatan para militer Jepang yang

hendak berperang, seperti saat pemberangkatan tentara yang hendak berperang.

Menurut Bapak St. Edison Pasaribu dalam Pardede mengatakan bahwa

awal sejarah masuknya alat musik tiup di HKBP dapat ditelusuri mulai dari gereja

HKBP Pearaja yang mendapatkan sumbangan dari Misionaris Jerman. Setelah

alat musik tiup diserahkan kepada jemaat di sana, kemudian Misionaris Jerman

mengiringi kegiatan ibadah dengan menggunakan alat musik tiup. Setelah itu,

mereka mengumpulkan jemaat yang benar-benar mau belajar alat musik tiup

tersebut. Setelah beberapa bulan kemudian, Misionaris dari Jerman pun berangkat

Page 210: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

193

dari Pearaja dan kebaktian di gereja Pearaja sudah diiringi oleh alat musik tiup

yang pemainnya adalah jemaat HKBP Pearaja.

Masuknya alat musik tiup ini semakin memperluas kabar ke hampir

seluruh Distrik II Silindung dan kerinduan jemaat dari berbagai gereja di

sekitarnya untuk beribadah di gereja Pearaja. Alat musik tiup yang sudah ada

dipakai dan dirawat sedemikian rupa supaya tetap terpelihara dan bisa digunakan

dalam waktu yang sangat lama.

Alat musik ini masih tetap dipergunakan sampai pada tahun 1974 di

HKBP Pearaja. Namun setelah hampir beberapa puluh tahun dipergunakan,

ternyata tidak ada lagi yang mempergunakannya setelah tahun 1974. Bahkan

anggota Gereja HKBP Pearaja sendiri tidak mengetahui mengapa alat musik

tersebut tidak nampak lagi. Menghilangnya alat musik tiup tersebut mempunyai

efek yang negatif dalam kemerosotan jemaat yang mengikuti kebaktian di gereja

tersebut, dengan alasan bahwa ternyata alat musik tiup tersebut mempunyai

dampak yang sangat besar dalam proses pelaksanaan ibadah di gereja. Tanpa

adanya yang mengiringi lagu-lagu pujian di gereja jadi terasa hambar dan tidak

meresap ke dalam hati, demikian tutur Bapak St. Edison Pasaribu.

Sampai tahun 1975, alat musik tiup juga sudah dipadu dengan poti

marende yang pada awalnya juga adalah merupakan sumbangan dari para

Misionaris Jerman yang datang ke Pearaja untuk melihat perkembangan dari

gereja tersebut. Poti marende ini juga disumbangkan supaya dipadu dengan alat

musik tiup. Sama halnya seperti proses awal diberikannnya alat musik tiup, para

missionaris juga mengajari jemaat setempat yang mempunyai minat dalam hal

Page 211: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

194

memainkan poti marende. Setelah sekian lama prosesnya, akhirnya ada juga

beberapa orang yang mahir menggunakannya. Kemudian dalam setiap kebaktian,

alat musik tiup digabungkan dengan poti marende sehingga lebih merdu dan

membuat jemaat lebih bersemangat dalam menyanyikan lagu-lagu pujian.

Dari sejarah yang sudah diteliti melalui wawancara tersebut, beliau juga

masih sempat menyimpan satu sejarah yang sudah lama tersimpan dan selalu

diingat ketika ditemukannya kembali alat musik tiup tersebut pada tahun 1992 di

bagian belakang gereja HKBP Pearaja namun tidak lengkap lagi seperti yang dulu

dan sudah dalam keadaan tidak bisa dipergunakan lagi. Sangat disayangkan jika

alat musik tersebut sudah tidak bisa dipergunakan namun muncul secara tiba-tiba

dan mengherankan semua anggota jemaat pada masa itu. Sehingga setelah tahun

1975, hanya poti marende67 yang digunakan dalam mengiringi kebaktian setiap

hari minggunya.

5.2.2 Organ

Organ sudah dikenal di Silindung tepatnya di gereja Pearaja berkat

sumbangan seorang dermawan yang merupakan salah satu jemaat di gereja.

Beliau menyumbangkan sebuah organ yang mempunyai beberapa nada yang

sudah mengimbangi penggunaan alat musik tiup dan poti marende jika dipadu.

Penggunaan organ ini akhirnya menutup masa penggunaan poti marende yang

masih tersimpan sampai sekarang di gereja tersebut. Dari hasil yang ditemukan

dari beberapa gereja yang sudah diteliti, ada beberapa gereja yang menggunakan

67Poti Marende adalah sebutan untuk Orgel.

Page 212: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

195

poti marende yang masih disimpan di gereja masing-masing, yakni gereja

Simanungkalit, Ressort Sipoholon I, dan gereja Pintubosi, Ressort Sipoholon VI.

Menurut mereka poti marende dibuat oleh generasi sebelumnya karena sudah

diajari oleh seorang keturunan Jerman yang pekerjaannya adalah membuat poti

marende di Jerman dan datang ke tanah Batak untuk membantu proses pembuatan

poti marende supaya dipergunakan di setiap gereja. Hal ini berlangsung sudah

berpuluh-puluh tahun.

Menjelang akhir abad 18 mutu musik organ dalam ibadat tidak lagi seperti

tahun 1750-an. Jabatan organis merupakan suatu tugas sampingan dan sering

dipegang oleh orang pensiunan. Maka komposisi organ pun menurun. Dalam

ibadat selama abad 19 permainan organ terbatas pada iringan nyanyian Gregorian

dalam Katolik. Komposisi semacam ini diciptakan banyak selama abad 19.

Perkembangan organ Gereja pada awal abad 19 pun mengalami penurunan drastis

dan hampir hilang, dibandingkan dengan piano yang mengalami peningkatan

ekspresi, dimana organ dirasakan statis.

5.2.3 Format ansambel

Format ansambel musik adalah gabungan dari berbagai instrumen musik

seperti dua atau tiga keyboard; keyboard dengan saxophone, keyboard dengan

organ dan berbagai bentuk lainnya. Perkembangan musik yang demikian

dirasakan pekembangannya pada tahun 2000-an, dimana kemajuan teknologi yang

semakin meningkat dan arus informasi tantang musik yang meningkat.

Page 213: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

196

Pada era tersebut, sudah semakin banyak sarjana musik yang dihasilkan

oleh berbagai institusi musik di Indonesia, secara khusus di kota Medan, seperti:

Prodi Seni Musik Universitas HKBP Nommnsen Medan, Jurusan Etnomusikologi

USU, Seni Musik Universitas Negeri Medan dan Sekolah Menengah Musik 11.

Keempat institusi formal ini setidaknya telah membawa perubahan dalam hal

format mengiringi ibadah karena baik alumni, mahasiswa dan siswa kebayakan

aktif juga melayani di gereja masing-masing.

Pada tahun 2002 sampai sekarang, Prodi Seni Musik UHN secara

berkesinambungan sudah menggunakan format ini melalui penjemaatan kegereja-

gereja HKBP yang ada di Sumatra Utara. Pada tahun 2000 an yang lalu, musik

pengiring ibadah masih mayoritas organ tunggal, ini ditemui hampir sebahagian

gereja HKBP di kabupaten Tapanuli, Kabupaten Samosir, Kota Siantar, Kota

Tanjung Balai, Kabupaten Deli Sedang, Kabupaten Kaban Jahe dan kota

Pangkalan Susu.68

Pelayanan Musik gereja HKBP Pasar Melintang dibagi atas dua bagian;

(1) untuk kebaktian siang dalam bahasa Batak Toba menggunakan ansambel

musik keyboard (keyboard 1 memainkan suara organ dan keyboard 2 memainkan

suara piano).

68Wawancara dengan Drs. Kamaluddin Galingging, M.Sn – Kaprodi Seni Musik Fak.

Bahasa dan Seni Univ. HKBP Nommensen, 17 Mei 2014 di Medan.

Page 214: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

197

Gambar 5.9 Format Duet Keyboard dalam Mengiringi Ibadah Sumber: Dokumentasi Pribadi

5.2.4 Band

Suatu kebudayaan tidaklah pernah bersifat statis, melainkan selalu

berubah. Hal ini berhubungan dengan waktu, bergantinya generasi, serta

perubahan dan kemajuan tingkat pengetahuan masyarakat. Perubahan dalam

penggunaan musik digereja HKBP dapat dilihat dari penggunaan Band dalam

mengiringi ibadah.

Musik Band menjadi alat musik pengiring di gereja HKBP Medan mulai

menjamur sekitar tahun 2004. Ini mau tidak mau adalah karena adanya pengaruh

dari musik ibadah yang ada di gereja tetangga. Banyaknya warga jemaat HKBP

yang beribadah di gereja tersebut, mendorong otoritas gereja untuk bersikap dan

mengambil sebuah langkah dalam memecahkan permasalahan ini.

Page 215: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

198

Alasan sebahagian warga gereja, adalah penggunaan alat musik dan lagu-

lagu yang ditawarkan di gereja tersebut lebih bisa diterima jemaat dari pada lagu

himne HKBP. Untuk mengantisipasi ini, otoritas gereja diberbagai ressort mulai

membuat ibadah alternatif khusus bagi jemaat yang menginginkan konsep ibadah

seperti itu.

Dengan demikian, permintaan format musik band mulai dibentuk

diberbagai gereja HKBP yang melaksanakan ibadah alternatif. Pergeseran lagu

himne gereja HKBP mulai digantikan dengan musik pop rohani pada ibadah

alternatif. Dengan pelaksaan ibadah ini, setidaknya para muda/i gereja HKBP

Pasar Melintang tidak lagi beribadah digereja lain, akan tetapi mereka sudah

senang beribadah di gereja sendiri.

Untuk kebaktian alternatif yang dilaksanakan sekali sebulan setiap

minggu keempat adalah band. Personil musik band dan song leader didominasi

oleh pemuda/i gereja. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan

Ibu Pendeta Ressort diketahui bahwa ibadah alternatif ini segaja dilakukan untuk

menampung aspirasi kaum muda/i yang menginginkan musik yang lebih hidup

dan tidak ”konvensional”. Akan tetap kemampuan sumber daya manusia di gereja

yang memiliki kemampuan dibidang musik dianggap masih sangat minim

sehingga ibadah alternatif ini masih dilaksanakan sekali sebulan. Waktu yang

demikian lama dapat dimanfaatkan oleh tim musik dan song leader untuk melatih

lagu pop rohani berulang kali dalam hari-hari yang berbeda, sehingga para

personil musik lebih siap ketika tampil melayani ibadah gereja.

Page 216: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

199

Gambar 5.10 Format Band dalam Mengiringi Ibadah Sumber: Dokumentasi Pribadi

Wawancara yang dilakukan penulis dengan tim musik dan song leader

ditemukan bahwa hampir seluruhnya mereka tidak mempunya basic musik yang

didapat melalui institusi musik formal. Sebahagian dari mereka memperoleh

pengetahuan musik dari aktivitas privat musik dan sebagian lagi memperoleh

pengetahuan musik belajar otodidak.

Perubahan yang terjadi bukan hanya semata-mata dalam hal pergantian

sumber nyanyian, akan tetapi ada hal yang fundamental seperti kaitan himne

dengan tata ibadah. Liturgi gereja HKBP sudah disusun sedemikian rupa dan

disesuaikan dengan teks nyanyian di Buku Ende. Artinya, nyanyian untuk ibadah

Jumat Agung harusnya mendukung makna tentang kematian Tuhan Yesus

sehingga pesannya dapat diterima jemaat dengan baik akan tetapi di Ibadah

alternatif, nyanyian ini diganti dengan lagu pop rohani yang berjudul ”Kasih Yang

Sempurna”. Perubahan makna terjadi dalam situasi ini, lagu ”kasih Yang

Page 217: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

200

Sempurna” dapat dinyanyikan dalam berbagai konteks kehidupan jemaat; baik itu

dalam konteks sukacita dan lain sebagainya. Dilain hal lagu ”O Ulu Na Sap

Mudar” hanya dinyanyikan dalam kebaktian Jumat Agung karena pemilihan teks,

melodi dan harmoni mendukung makna Jumat Agung.

5.2.5 Music box gereja (MBG)

MBG mulai dikenal secara luas sekitar 6 tahun yang lalu, MBG ini

merupakan perangkat yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan

musik liturgi dalam gereja HKBP pada awalnya. Obsesi tim musik gereja / liturgi

adalah membangkitkan semangat pujian dalam setiap ibadah dengan pelayanan

musik yang terbaik untuk Tuhan kita Yesus Kristus. MBG adalah satu perangkat

laptop yang menggunakan platform LINUX serta berfungsi khusus mengiringi

nyanyian / lagu. Program ini dirancang dan disusun secara profesional oleh Tim

IT MBG bekerja sama dengan para musisi yang khusus memahami musik liturgi

dan profesional yang dipimpin oleh St. Drs. Nurdin Doloksaribu, MSi untuk

melakukan rekaman lagu-lagu gereja sesuai dengan partitur yang resmi baik yang

dikeluarkan Yamuger atau Terbitan Lembaga Gereja lainnya. Iringan musik MBG

disesuaikan dengan karakter lagu dan tema lirik sehingga ada berbagai type

iringan musik yang telah kami buat dalam MBG ini yaitu : Orchestra Classic,

Orchestra Populer, iringan full band, etnis (tradisional).

Lembaga gereja yang pertama kali menggunakan MBG ini adalah HKBP,

kemudian Tim MBG melakukan perluasan pelayanan ke seluruh denominasi

gereja di Indonesia (GKI, GKPI, GKPS, GBKP, Gereja Kharismatik, GKJ, Gereja

Page 218: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

201

Pasundan, Toraja, GPIB, Gereja Indonesia bagian Timur dalam hal ini gereja-

gereja di Irian Jaya). MBG ini telah disosialisasikan di YAMUGER Jakarta,

seluruh pendeta gereja HKBP dan di berbagai gereja denominasi Indonesia.

Tim musik MBG dipimpin oleh bapak St. Drs Nurdin Doloksaribu, MSi

dibantu oleh para musisi Hendro Lumantoruan (musisi / guru musik dan pengajar

koor di HKBP Perumnas II Bekasi), Junaedi Baroes (Guru musik / musisi dan

pengajar koor di GBKP, dan sedang menyelesaikan study musik S1 di Institut

Kesenian Jakarta dan juga seorang musisi ethnis khusus Karo), Pendeta JAU

Doloksaribu, M.Min.

5.3 Perubahan Musik di beberapa Gereja HKBP Di Kota Medan

Untuk melihat perubahan konsep musik gereja secara lebih luas lagi,

penulis melakukan observasi di beberapa gereja HKBP di Kota Medan. Melalui

aktivitas tersebut penulis menemukan beberapa format musik yang ada di gereja

HKBP selain yang ada di HKBP Pasar Melintang, diantaranya adalah.

1. Format Ansambel Keyboard dan Alat Musik Saxophone. Di gereja

HKBP Ressort Melati Satu Helvetia, HKBP Dame Simpang Zipur dan

HKBP Simpang Limun memakai format musik ini dalam ibadah

kebaktian yang dilakukan. Keyboard bertugas untuk memblok suara

organ sedangkan saxophone memainkan melodi dan kadang kala

melakukan improvisasi kecil terhadap melodi yang dimainkan

2. Format Keyboard dengan Style. Penulis menemukan format ini

dimainkan di gereja HKBP Simpang Limun. Sistem permainan format ini

Page 219: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

202

adalah dengan memilih style yang cocok dengan lagu-lagu yang

dinyanyikan dalam ibadah tersebut.

3. Format MBG. Dari beberapa gereja yang penulis observasi, penulis

menemukan pada ibadah kebaktian di gereja HKBP Simpang Limun

penggunaan Music Box dalam mengiringi ibadah kebaktian. Biasanya

musik di set terlebih dahulu dalam satu folder (lagu-lagu yang akan

dinyanyikan pada acara minggu).

4. Format Organ Tunggal. Format ini penulis temukan di gereja HKBP

Sudirman. Konsep ini lebih dengan eloborasi suara-suara instrumen yang

ada dalam perangkat organ, sehingga meskipun satu orang yang

mengiringi ibadah akan tetapi dengan kreatif organis dapat memunculkan

suara organ yang lebih variatif.

Page 220: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

203

BAB VI

P E N U T U P

6.1 Kesimpulan

Musik dalam gereja HKBP dimaknai dalam beberapa hal, yaitu: himne,

koor dan alat musik pengiring. Ketiga bagian ini menjadi bagian yang integral

dalam pelaksanaan ibadah. Penggunaan musik dalam ibadah gereja HKBP Pasar

Melintang selalu disesuaikan dengan makna dari kebaktian minggu, sehingga

seluruh himne dan koor yang dinyanyikan jemaat seluruhnya mendukung akan

tema ibadah minggu.

Penggunaan alat musik di gereja HKBP Pasar Melintang dapat dilihat

dalam ibadah yang dilakukan. Untuk ibadah Sekolah Minggu menggunakan solo

keyboard dengan memakai style; ibadah Minggu Pagi menggunakan format Band;

dan Ibadah Minggu Umum menggunakan duet keyboard. Penggunaan variasi

instrumen pengiring nyanyian ibadah di gereja HKBP Pasar Melintang dapat

meningkatkan partisipasi jemaat dalam kebaktian dan juga mendorong kehadiran

jumlah jemaat yang datang beribadah semakin meningkat.

Teori fungsi musik yang dikemukakan oleh Merriam secara keseluruhan

terdapat di gereja HKBP Pasar Melintang meliputi; Fungsi Pengungkapan

Emosional; Fungsi Penghayatan Estetis; Fungsi Hiburan; Fungsi Komunikasi;

Fungsi Perlambangan; Fungsi Reaksi Jasmani; Fungsi yang berkaitan dengan

norma-norma sosial; Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial dan Upacara Agama;

Fungsi Kesinambungan kebudayaan; dan Fungsi Pengintegrasian Masyarakat.

Fungsi musik selain apa yang dikemukakan oleh Merriam menurut jemaat di

Page 221: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

204

HKBP Pasar Melintang adalah sebagai berikut: (1) Wadah pendewasaan iman

jemaat; (2) Lambang keberhasilan; (3) Wadah bertukar pikiran; (4) Sebagai

motivasi; (5) wadah pembelajaran musik; dan (6) Tempat menemukan pasangan

hidup.

Dalam hal perubahan musik di Gereja HKBP dapat dilihat melalui

perubahan terhadap komposisi himne Lutheran pada himne Buku Ende.

Perubahan dalan variasi/bentuk instrumen mengiringi nyanyian dalam ibadah

HKBP dapat dilihat mulai dari musik harmonium sampai dengan music box

gereja. Perubahan lainnya adalah dalam hal penggunaan lagu-lagu pop rohani

menggantikan himne Buku Ende pada ibadah Minggu Pagi.

6.2 Saran

Dengan mengkaji tulisan ini, diharapkan terjadinya penelitian-penelitian

lanjutan tentang topik Musik Dalam Ibadah ini yang akan dijadikan sebagai

perbendaharaan baru dalam mengenal lebih lanjut bagaimana penggunaan, fungsi

dan perubahan musik gereja, antara lain disarankan:

1. Meneliti lebih lanjut tentang proses adaptasi himne dalam Buku Ende HKBP.

2. Penelitian lanjutan tentang kajian teks himne gereja HKBP.

3. Membuat penelitian tentang pengaruh MBG dalam ibadah gereja HKBP.

Page 222: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

205

KEPUSTAKAAN

Abineno, C. H. 1993. Ibadah Jemaat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Abineno, C. H. 2005. Unsur-unsur Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Ali, Lukman, 1994. ed., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke 2, Jakarta:

Balai Pustaka Anscar, Chupungco. 1987. Penyesuaian Liturgi Dalam Budaya. Yogyakarta:

Kanisius. Banoe, Pono. 2003. Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kanisius. Bogdan dalam Moeloeng J. Lexy. 1984. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

Rosda Karya. Brink. 1956. Ibadah Minggu. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Bruno. Nettl, 1983. The Study of Ethnomusicology : Twenty – Nine Issues and

Concept. Urbana: University of Illinois Press. Christanday, Andreas. 2008. Pujian dan Penyembahan. Yogyakarta: Gloria. Cutter, Benjamin. t.t. Harmonic Analisis. Pennsylvania: Oliver Ditson Company. Edwin, Liemohn. 1968. The Organ and Choir in Protestant Worship. Philadephia:

Fortress Press. Eskew, Harry and Hugh T. McElrat. 1995. Sing with Understanding, 2nd ed.,

Nashville: Church Street Press. H.M. Best & D. Huttar, 1978. “Music, Musical Instrument,” in Merryl C. Tenney,

ed., The Zondervan Pictorial Encyclopedia of the Bible, Grand Rapids: Eerdmans.

HKBP. 1907. Majalah Immanuel. Pematang Siantar: Percetakan HKBP. HKBP. 2004. Kidung Jemaat HKBP. Pematang Siantar: Percetakan HKBP. HKBP. 2011. Agenda HKBP. Pematang Siantar: Percetakan HKBP. HKBP. 2011. Buku Ende HKBP. Pematang Siantar: Percetakan HKBP. HKBP.2006. Buku Logu HKBP. Pematang Siantar: Percetakan HKBP. Hoofdbestuur ni HKBP, tt. Eben-Ezer: 75 taon huria Kisten Batak Protestant,

Laguboti: Sendings-Werkplatsen. Huttar, D. & H.M. Best &, 1978. “Music, Musical Instrument,” in Merryl C.

Tenney, ed., The Zondervan Pictorial Encyclopedia of the Bible. Jean L. McKechnie, ed., 1979. Webster’s New Twentieth Century Dictionary of

the English Language. New York: Prentice Hall Press. Julian, John. 1985. Dictionary of Hymnology-vol. 2. Grand Rapids: Kregel

Publications. Leafblead. Bruce, 1999. “Music and Worship (Syllabus).” Southwestern Baptist

Theological Seminary. Leigh, W. Rowald. 1984. Pujian dan Penyembahan. Jakarta Barat: Mimery Press Lembaga Alkitab Indonesia. 2000. Holy Bible. Jakarta: LAI. Lembaga Alkitab Indonesia. 2003. Alkitab. Jakarta: LAI. Lof Land dalam Moeloeng J. Lexy. 1984. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

Rosda. Lukman Ali, ed., 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke 2, (Jakarta:

Balai Pustaka. M. Soeharto, 1992. Kamus Musik. Jakarta: Gramadia Widia Sarana Indonesia.

Page 223: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

206

Malinowski, 1987. “Teori Fungsional dan Struktural,” dalam Teori Antroplologi.

Martin, Ralph. 1964. Worship in the Early Church. London: Marshall, Morgan & Scott.

Mawene. 2004. Gereja Yang Bernyanyi. Yogyakarta: Penerbit Andi. McDowell, Josh The New Evidence that Demands a Verdict, Thomas Nelson

Publisher. McKechnie, Jean L, ed., 1979. Webster’s New Twentieth Century Dictionary of

the English Language. New York: Prentice Hall Press. Merriam, Alan P. 1964. The Anthropology of Music. Evaston Ill: Northwestern

University Press. Mneil, Rhdorrek. J. 1998. Sejarah Musik II. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Nadeak, Moksa, 1995. Krisis HKBP. Biro Informasi HKBP. Nettl, Bruno. 1964. Theory And Methode In Ethnomusicology. Newyork: The Free

Press Of Glencoe. Nettl, Bruno. 1983. The Study of Ethnomusicology: Twenty–Nine Issues and

Concept. Urbana: University of Illinois Press. Pandopo, H.A, 11984. Menggubah Nyayian Jemaat: Penuntun Untuk Pengadaan

Nyayian Gereja. Jakarta:BPK Gunung Mulia Prier, Karl Edmund. 1991. Sejarah Musik I. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Prier, Karl Edmund. 1995. Pedoman Untuk Nyayian dan Musik Dalam Ibadat

Dokumen Universal Laus. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Prier, Karl Edmund. SJ. 1979. Ilmu Harmoni. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Radcliffe-Brown, A.R., 1952. Structure and Function in Primitive Society.

Glencoe: Free Press. Riedel, Johannes. 1967. The Lutheran Chorale, Its Basic Traditions. Minneapolis:

Augsburg Publishing House Rowald, Leigh, W, 1984. Pujian dan Penyembahan. Jakarta Barat: Mimery Press Sallee, James. 1978. A History of Evangelistic Hymnody. Grand Rapids: Baker

Book House. Saragih Winnardo. 2008. Misi Musik. Yogyakarta: Percetakan Andi Offset. Siagian. Johanna Riris, 2001. Satu Visi Menuju HKBP Yang Baru. Tarutung:

Kantor Pusat HKBP. Sihombing, J., 2000. Homiletik (Poda Parjamitaon) Dohot Deba Hatorangan Na

Mardomu Tu Agenda. Tarutung: Penerbit HKBP Sihombing, T. “ Parningotan di ari 7 Oktober 1861-1951”, dalam Immanuel 1861-

7 Oktober -1851 nomor parolopolopon. Simanjuntak Alfred. 2007. Kisah Kidung. Jakarta: Yamuger. Siregar, Jannus. 1996. Tata Kebaktian Minggu HKBP. Pematang Siantar:

Pecetakan HKBP. Sitanggang, R. L. 2002. Kebaktian Minggu yang Beranekaragam. Jakarta: BPK

Gunung Mulia. Sitompul A.A. 1993. Kebaktian Minggu. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Sitompul, Binsar, 1986. Paduan Suara dan Pemimpinnya. Jakarta: BPK Gunung

Mulia. Soeharto, M, 1992. Kamus Musik. Jakarta: Gramadia Widia Sarana Indonesia.

Page 224: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

207

Spradley, P. James. 1997. Etnografi dan Kebudayaan. Metode Etnografi. terj. Misbah Zulfa Elizabeth.

Takari Muhammad, 2005 “Musik Populer Batak Toba: Kajian Terhadap Aspek Sejarah, Fungsi dan Struktur”, Studi Kultura, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan, Nomor 10 Tahun 5 Agustus.

Takari Muhammad. 2008. ”Masyarakat Kesenian di Indonesia.” Studia Kultura Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Warneck, J. 1952. “Sechzing Jahre Batakmission in Sumatera (60 tahun Mission – Batak di Sumatera).” Berlin.

Wilson, F. John. 1965. An Introduction to Church Music. Chicago: Moody Press. Zain Badudu. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.

Page 225: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

208

GLOSSARIUM

Advent, berasal dari bahasa Latin Adventus yang artinya Kedatangan. Minggu Advent adalah minggu-minggu dalam menyambut kelahiran Tuhan Yesus.

Agenda, berasal dari bahasa Latin yang artinya dalam bahasa Inggris menunjukkan sebuah daftar tentang hal-hal yang akan dikerjakan; kemudian kata itu digunanakan oleh gereja-gereja berbahasa Jerman “Agende” atau “Kirchenagende”,yaitu sebuah buku yang mengumpulkan tata ibadah yang dipakai oleh gereja antara lain; kebaktian minggu biasa, kebaktian dengan perjamuan kudus, dengan babtisan, naik sidi, pemberkatan nikah, penguburan, ordinasi (die Ordination zum Predigtamt), dan lain-lain.

Bibelvrouw, adalah perempuan yang menerima jabatan bibelvouw dari HKBP melalui Ephorus sesuai dengan Agenda HKBP. Tugasnya adalah turut membantu Pendeta Ressort dalam pelayanan firman Tuhan bagi jemaat gereja HKBP.

Buku Ende, merupakan kumpulan himne-himne gereja HKBP

Buku Logu, edisi harmoni empat suara yang dipakai sebagai iringan dari lagu himne gereja HKBP

Cultus, berasal dari bahasa Latin sebagai padanan kata “latreia” dalam Perjanjian Baru atau dalam bahasa Jerman disebut dengan “Gottesdienst” yang artinya ibadah pada Allah

Durung-durung, adalah persembahan yang dibarikan oleh jemaat. Biasanya dilakukan dua kali di gereja HKBP yaitu sebelum khotbah dan sesudah khotbah.

Doksologi berasal dari bahasa Yunani yang berarti ucapan pemuliaan. Doksologi dalam liturgi adalah pernyataan pujian kepada Allah Tritunggal yang menghakiri Doa Syukur Agung, Madah pujian atau Gloria disebut doksologi besar. Ayat ‘kemuliasan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus…” yang ditambahkan pada Mazmur dan Kidung dalam Ibadat Harian disebut doksologi kecil.

Estomihi, adalah tema minggu Jadikan bagiku gunung batu perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku.

Exaudi, artinya dengarkanlah suaraku ya Tuhan

Page 226: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

209

Guru Huria, adalah sebuatan untuk Guru Jemaat yang bertugas membantu Pendeta Resort dalam menjalankan pelayanan gereja kepada jemaat HKBP.

Harmoni, adalah perihal keselarasan paduan bunyi atau secara teknis meliputi

susunan, peranan, dan hubungan dari sebuah paduan bunyi dengan sesamanya maupun bentuk keseluruhan.

Ibadah, mempunyai pengertian yang sama dengan ‘kebaktian’ adalah merupakan

pertemuan umat Allah dan jemaat dalam bentuk dialog dimana Allah berfirman dan manusia mendengar.

Introitus, berasal dari bahasa Latin yang artinya pengantar masuk suatu prosesi Invocavit, artinya bila Ia berseru kepadakau, aku akan menjawab-Nya Jemaat, yaitu persekutuan orang-orang percaya kepada Yesus Kristus, baik yang

di satu tempat maupun keseluruhan persekutuan Kristen Jubilate, artinya pujilah Tuhan hai segala bangsa Judika, artinya luputkanlah aku ya Tuhan Kantate, artinya nyanyikanlah nyanyian baru bagi Allah Kidung Jemaat, kumpulan himne gereja dengan syair berbahasa Indonesia Letare, artinya bersukacita Liturgi, berasal dari bahasa Yunani “leiturgia” (leos yang artinya rakyat, dan

ergon yang artinya kerja) Mazmur, yaitu Doa gereja yang dinyanyikan. Oleh karena itu, mazmur harus

mendapat tempat liturgis sendiri di dalam ibadah dan Mazmur adalah nama salah satu Buku dalam Alkitab Perjanjian Lama.

MBG, adalah suatu perangkat laptop yang menggunakan platform Linux dan

berfungsi untuk mengiringi lagu/nyanyian dalam ibadah. Melodi, adalah rangkaian dari sejumlah nada atau bunyi yang di tanggapi

berdasarkan perbedaan tinggi-rendah atau naik turunnya. Miserekordias Domini, artinya tanah ini penuh dengan kasih Allah. Okuli, artinya mataku tetap terarah kepada Tuhan

Page 227: Oleh AGUSTINA HELENA SAMOSIRmagisterseniusu.weebly.com/uploads/1/8/0/0/1800340/tesis-agustina... · Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel Medan , lulus tahun 1987 3. Sekolah Menengah

210

Palmarum, artinya minggu Palma Paskah, artinya kebangkitan Tuhan Yesus Pendeta Resort, adalah sebagai pemimpin gereja dalam lingkup Ressort. Ia

bertugas memimpin semua pelayanan di gereja Ressort.

Penatua gereja adalah Warga jemaat yang mempersembahkan dirinya menjadi

penatua di jemaat. Sebuatan lain dari Penetua gereja adalah ‘sintua’.

Pentakosta, artinya Turunnya Roh Kudus Remeniscere, artinya ingatlah segala rahmatMu dan kasih setiaMu ya Tuhan Quasimodo Geniti, artinya seperti bayi yang baru lahir Ritme, dapat disebt sebagai irama atau variasi pengaturan dari durasi nada yang

tidak teratur dalam satu pola metric ( birama ). Syair, adalah teks atau kata-kata lagu, dengan kata lain suatu komposisi puisi

yang sering dilakukan. Tangga nada, adalah susunan nada-nada secara berurutan dengan pola jarak

tertentu, yang dimulai dengan nada dasr samapai kepada nada oktaf. Tempo, merupakan cepat-lambatnya suatu komposisi musik dinyanyikan ataupun

melalui musik instrumental. Trinitatis, artinya memperingati Allah Tritunggal Septuagesiama, adalah 70 hari sebelum kebangkitan Tuhan Yesus Sexagesimama, adalah 60 hari sebelum Kebangkitan Tuhan Yesus Weyk, adalah sebuah sebutan yang menggambarkan pemetaan wilayah

berdasarkan blok/daerah dimana warga jemaat gereja HKBP bertempat tinggal. Pada umumnya, setiap weyk akan mengadakan partangiangan weyk (ibadah weyk) pada setiap hari rabu dan hari kamis sesuai dengan jadwal yang sudah diatur oleh gereja sebelumnnya. Setiap weyk ikut serta secara aktif dalam berbagai kegiatan/acara yang dilaksanakan oleh gereja.

Votum, berasal dari bahasa Latin yang artinya: keinginan, janji, keputusan, pengesahan, dukungan suara, penyataan Allah bahwa Ia ada dan bersedia menerima orang yang ingin bertemu dengan Allah.