-
123
TANAH-TANAH DI DAERAH INDRAPURI, KABUPATEN ACEH BESAR, PROVINSI
NANGGROE ACEH DARUSSALAM :
KARAKTERISTIK DAN POTENSI LAHANNYA BAGI PENGEMBANGAN TANAMAN
KEDELAI
E. Yatno dan Sukarman
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian
ABSTRAK
Kedelai merupakan salah satu komoditas strategis di Indonesia.
Namun, produksi kedelai tidak dapat memenuhi peningkatan kebutuhan
nasional. Karakterisasi lahan di daerah Indrapuri diperlukan untuk
mengidentifikasi potensi lahan dan kendalanya bagi pengembangan
kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah Indrapuri
mempunyai potensi cukup besar untuk pengembangan tanaman kedelai
karena memiliki status kesuburan tanah relatif baik yang
ditunjukkan oleh reaksi tanah agak masam sampai netral, kandungan
Ca dan Mg dapat dipertukarkan tinggi sampai sangat tinggi, dan
kejenuhan basa sangat tinggi. Lahan yang cukup sesuai (S2) untuk
tanaman kedelai di daerah Indrapuri seluas 8.931 Ha (46,42%),
sesuai marginal (S3) seluas 851 Ha (4,42%), dan lahan tidak sesuai
(N) seluas 9.457 Ha (49,16%). Faktor-faktor pembatas utama yang
menyebabkan lahan-lahan di daerah penelitian tidak sesuai untuk
pengembangan tanaman kedelai adalah lereng sangat terjal, berbatu,
dan solum tanah sangat dangkal.
PENDAHULUAN
Kedelai merupakan salah satu komoditas strategis untuk memenuhi
kebutuhan pangan dan industri, yang saat ini menjadi isu nasional
karena kelangkaan ketersediaannya di pasaran. Seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan kedelai di Indonesia terus
meningkat dari tahun ke tahun dengan jumlah yang selalu lebih
tinggi dari pada tingkat produksi nasional. Pada tahun 2007
kebutuhan kedelai nasional sekitar 2,2 juta ton, sedangkan luas
panen di seluruh Indonesia hanya sekitar 580.534 ha dengan
produktivitas rata-rata 12,88 ton/ha, sehingga produksinya sekitar
747.611 ton. Oleh karena itu, Indonesia harus mengimpor kedelai
sebanyak 1,37 juta ton (BPS, 2007).
Mengingat kondisi tersebut maka usaha peningkatan produksi
kedelai perlu mendapat perhatian yang utama dari berbagai pihak
yang terkait. Peningkatan produksi kedelai dapat dilakukan dengan
intensifikasi, perluasan areal (ekstensifikasi), penerapan
teknologi, pengembangan varietas berproduksi tinggi
-
E. Yatno dan Sukarman
124
dan tahan terhadap berbagai serangan hama/penyakit, serta
perbaikan cara budidaya tanaman kedelai yang disesuaikan dengan
kondisi lahan dan zone agroekologinya.
Daerah Indrapuri merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang dipilih sebagai
salah satu areal perluasan dan intensifikasi untuk tanaman kedelai.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Banda Aceh skala 1:250.000 (Bennett
et al., 1981), tanah di daerah Indrapuri umumnya berbahan induk
gampingan sehingga dapat diduga bahwa tanah-tanah di daerah
tersebut memiliki pH dan kejenuhan basa cukup tinggi. Reaksi tanah
(pH) dan kejenuhan basa yang tinggi merupakan salah satu
karakteristik lahan yang diperlukan bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kedelai (Djaenudin et al., 2003). Namun
demikian, kondisi aktual karakteristik lahan di daerah tersebut
belum banyak diketahui secara lebih detil sehingga informasi
mengenai potensi lahan dan kendalanya bagi pengembangan tanaman
kedelai belum dapat teridentifikasi.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
karaktaristik tanah dan potensi lahan bagi pengembangan tanaman
kedelai pada tingkat semi detil (skala 1:50.000) di Kecamatan
Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.
BAHAN DAN METODE
Deskripsi Area
Daerah penelitian terletak di Kecamatan Indrapuri dengan luas
19.239 Ha. Secara administratif, Kecamatan Indrapuri termasuk dalam
wilayah Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Secara geografis, daerah penelitian terletak antara 952035 BT -
953405 BT dan antara 51805 LU - 53000 LU.
Berdasarkan hasil analisis data curah hujan stasiun hujan BPP
Indrapuri, periode 2001-2007, curah hujan rata-rata tahunan di
Kecamatan Indrapuri sebesar 1.543 mm. Menurut pembagian tipe hujan
dari Schmit dan Ferguson (1950), daerah penelitian Indrapuri
tergolong tipe hujan C karena mengalami periode bulan basah
(CH>100 mm) selama 7 bulan, bulan kering (CH 60 mm) selama 3
bulan dan bulan lembab (100 mm CH 60 mm) selama 2 bulan Berdasarkan
zone agroklimatnya (Oldeman, 1975), daerah Indrapuri tergolong zone
agroklimat E2 karena mengalami dua kali bulan basah (curah hujan
>200
-
Tanah-Tanah di Daerah Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar
125
mm/bulan) berturut-turut dan 4 kali bulan kering (curah
hujan
-
E. Yatno dan Sukarman
126
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penggunaan Lahan
Berdasarkan hasil interpretasi citra landsat dan pengamatan
lapang, jenis penggunaan lahan di Kecamatan Indrapuri terdiri dari:
(a) sawah irigasi, (b) sawah tadah hujan, (c) kebun campuran, (d)
tegalan, (e) semak, (f) belukar, (g) padang rumput/padang
penggembalaan, dan (h) hutan. Rincian jenis penggunaan lahan di
Kecamatan Indrapuri disajikan pada Tabel 1, sedangkan penyebarannya
disajikan pada Gambar 1.
Tabel 1. Rincian jenis penggunaan lahan di Kecamatan
Indrapuri
Simbol Uraian Luas Ha % Si Sawah irigasi 803 4,17 Sr Sawah tadah
hujan 2.085 10,84 Kc Kebun campuran 4.002 20,80 Tg Tegalan 2.316
12,04 Sm Semak 228 1,19 Be Belukar 4.151 21,58 Pr Padang
rumput/padang penggembalaan 1.987 10,33 Ht Hutan 3.667 19,06
Total 19.239 100,00
Karakteristik Tanah
Hasil identifikasi lapangan dan didukung oleh data analisis
laboratorium, tanah di daerah Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar
diklasifikasikan menurut Taksonomi Tanah (Soil Survey Staff, 2006)
menjadi 3 Ordo yang menurunkan 8 Subgrup, yaitu (1) Entisols
(Lithic Udorthents, Typic Udorthents), (2) Inceptisols (Aeric
Epiaquepts, Typic Epiaquepts, Aquic Eutrudepts, Lithic Eutrudepts
dan Typic Eutrudepts), dan (3) Alfisols (Typic Hapludalfs).
Satuan peta tanah di daerah penelitian disajikan pada Tabel 2,
sedangkan penyebarannnya disajikan pada Gambar 2. Satuan peta tanah
di daerah penelitian tersusun atas satuan tanah, landform, bentuk
wilayah atau relief, lereng dan bahan induk. Satuan peta tanah
tersebut disajikan dalam bentuk peta skala 1:50.000. Peta ini
memberikan informasi penyebaran keadaan karakteristik lahan,
terutama sifat-sifat tanah yang berkaitan erat dengan parameter
untuk evaluasi lahan.
-
Tanah-Tanah di Daerah Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar
127
Gambar 1. Peta penggunaan lahan di daerah Indrapuri
Lithic Udorthents
Tanah ini mempunyai kedalaman (
-
E. Yatno dan Sukarman
128
gembur, reaksi tanah netral (pH 6,8), kandungan karbon organik
sangat rendah (100%). Tanah lapisan bawah berupa lapisan batuan
basalt yang tidak tembus akar dengan reaksi tanah netral.
Typic Udorthents
Tanah ini mempunyai kedalaman dangkal (15-25 cm) dan belum
mengalami perkembangan. Penyebarannya dapat dijumpai pada landform
perbukitan tektonik dengan relief berbukit kecil (lereng 15-25%)
dan bahan induk batupasir berkapur. Warna tanah lapisan atas coklat
dan coklat gelap (10 YR3/3 dan 10YR 3/4), tekstur tanah lempung
berliat, konsistensi gembur, reaksi tanah netral (pH 7,0). Tanah
lapisan bawah berupa lapisan bahan induk tanah dari batupasir
berkapur yang memiliki reaksi tanah netral (pH 7,0).
Aeric Epiaquepts
Tanah ini telah mengalami sedikit perkembangan dengan kedalaman
tanah dalam (100-150 cm). Penyebarannya dapat dijumpai pada
landform dataran koluvial dengan relief agak datar (lereng 1-4%)
dan bahan induk koluvium. Warna tanah lapisan atas kelabu gelap
(10YR 4/1) dan lapisan bawah berwarna kelabu (10YR 5/1 dan 10YR
6/1) dan terdapat banyak karatan berwarna coklat kekuningan (10YR
5/6). Tekstur tanah lapisan atas liat berdebu sampai liat dan
lapisan bawah liat berpasir sampai liat, struktur tanah lemah
pejal, konsistensi tanah lapisan atas agak lekat dan agak plastis
dan lapisan bawah lekat dan plastis, drainase tanah terhambat.
Reaksi tanah agak masam sampai netral (pH 5,6-6,7), kandungan
karbon organik sangat rendah (100%).
Typic Epiaquepts
Tanah ini telah mengalami sedikit perkembangan dengan kedalaman
tanah dalam (100-150 cm). Penyebarannya dapat dijumpai pada
landform dataran aluvial dengan relief datar (lereng 0-2%) dan
bahan induk aluvium. Warna tanah lapisan atas kelabu (10YR 5/1) dan
lapisan bawah berwarna kelabu gelap sampai
-
Tanah-Tanah di Daerah Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar
129
kelabu (10YR 4/1 dan 10YR 6/1), terdapat karatan berwarna coklat
kekuningan (7,5YR 5/6), tekstur tanah lapisan atas liat berdebu
sampai liat dan lapisan bawah liat, struktur tanah lemah pejal,
konsistensi tanah lapisan atas agak lekat dan agak plastis dan
lapisan bawah lekat dan plastis, dan drainase tanah terhambat.
Reaksi tanah netral (pH 6,9-7,3), kandungan karbon organik rendah
(1,68%), P dan K potensial sedang sampai tinggi (21 dan 43
mg/100g), kandungan Ca dan Mg sangat tinggi sampai tinggi (27,50
dan 6,95 cmolc/kg), KTK tanah sedang (22,48 cmolc/kg), dan
kejenuhan basa sangat tinggi (>100%)
-
130
E. Y
atno dan Sukarm
an
Tabel 2. Satuan Peta Tanah (SPT) di Kecamatan Indrapuri No.
Klasifikasi Tanah Pro-
porsi Landform Bentuk Lereng Bahn Luas
SPT (USDA, 2003) Wilayah % Induk Ha % Konsosiasi 1 Typic
Epiaquepts P Dataran Aluvial Datar 0-2 Aluvium 851 4,42
Kompleks
2 Typic Eutrudepts D Jalur Aliran Agak Datar 1-3 Aluvium 1.062
5,52 Aquic Eutrudepts F Kompleks
3 Lithic Eutrudepts D Teras Sungai Berombak 3-8 Aluvium 324 1,68
Typic Eutrudepts F Kompleks
4 Lithic Eutrudepts D Teras Sungai Bergelombang 8-15 Aluvium 344
1,79 Typic Eutrudepts F Asosiasi
5 Aeric Epiaquepts D Dataran Koluvial Agak Datar 1-4 Koluvium
1.904 9,90 Aquic Eutrudepts F Kompleks
6 Typic Eutrudepts D Dataran Tektonik Berombak 3-8 Batupasir
3.692 19,19 Typic Hapludalfs M berkapur Kompleks
7 Typic Eutrudepts D Dataran Tektonik Bergelombang 8-15
Batupasir 2.273 11,81 Lithic Eutrudepts F berkapur Kompleks
8 Lithic Eutrudepts D Perbukitan Tektonik Berbukit Kecil 15-25
Batupasir 2.767 14,38 Typic Udorthents F berkapur Kompleks
9 Lithic Udorthents D Perbukitan Volkan Tua Berbukit 25-45
Basalt 6.022 31,30 Lithic Eutrudepts F
Total 19.239 100,00
-
Tanah-Tanah di Daerah Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar
131
Aquic Eutrudepts
Tanah ini telah mengalami perkembangan dicirikan dengan adanya
horizon penciri kambik. Penyebarannya dapat dijumpai pada landform
dataran koluvial dan jalur aliran dengan relief datar sampai agak
datar (lereng 1-4%) dan bahan induk aluvium-koluvium. Kedalaman
tanah dalam (100-150 cm), warna tanah lapisan atas coklat dan
coklat gelap (10YR 3/3 dan 10YR 3/4) dan lapisan bawah berwarna
coklat kekuningan (10YR 4/4,10 YR 4/6 dan 10YR 5/6), terdapat warna
karatan kelabu (10YR 5/1), tekstur tanah lapisan atas lempung
sampai lempung liat berpasir dan lapisan bawah lempung liat
berpasir sampai liat berpasir, konsistensi agak lekat dan agak
plastis di lapisan atas dan lekat dan plastis di lapisan bawah.
Reaksi tanah masam sampai agak masam (pH 5,3-5,7), kandungan karbon
organik sangat rendah (100%).
-
132
E. Y
atno dan Sukarm
an
Gambar 2. Peta tanah semi detil di daerah Indrapuri
9526 BT 9528 BT
524 LU
-
Tanah-tanah di Daerah Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar
133
Lithic Eutrudepts
Tanah ini telah mengalami perkembangan dicirikan dengan adanya
horizon penciri kambik. Penyebarannya dapat dijumpai pada landform
teras sungai, dataran dan perbukitan tektonik, serta perbukitan
volkan tua. Kedalaman tanah dangkal (25-50 cm), warna tanah lapisan
atas coklat dan coklat gelap (10YR 3/3 dan 10YR 3/4) dan lapisan
bawah sampai kedalaman 50 cm berwarna coklat kekuningan (10YR 4/4,
10YR 4/6 dan 10YR 5/6), tekstur tanah lapisan atas lempung sampai
lempung liat berpasir dan lapisan bawah bertekstur liat berpasir
sampai liat, konsistensi agak lekat dan agak plastis di lapisan
atas dan lekat dan plastis di lapisan bawah, pada kedalaman 50 cm
ke bawah terdapat batuan dari krikil batu dan batupasir berkapur,
reaksi tanah agak netral (pH 6,5).
Typic Eutrudepts
Tanah ini telah mengalami perkembangan dicirikan dengan adanya
horizon penciri kambik. Penyebarannya dapat dijumpai pada landform
dataran jalur aliran, teras sungai dan dataran tektonik dengan
relief agak datar sampai bergelombang (lereng 1-15%) dan bahan
induk aluvium sampai batupasir berkapur. Kedalaman tanah dalam
(100-150 cm), warna tanah lapisan atas coklat dan coklat gelap
(10YR 3/3 dan 10YR 3/4) dan lapisan bawah berwarna coklat
kekuningan (10YR 4/6 dan 10YR 5/6-5/8), tekstur tanah lapisan atas
lempung sampai lempung berliat dan lapisan bawah bertekstur lempung
berliat dan liat berfragmen, konsistensi agak lekat dan agak
plastis di lapisan atas dan lekat dan plastis di lapisan bawah.
Reaksi tanah agak masam sampai agak alkalis (pH 5,8-8,0), kandungan
karbon organik rendah (1,1-1,8%), P dan K potensial tinggi sampai
sangat tinggi (40-105 dan 42-120 mg/100g), kandungan Ca dan Mg
tinggi sampai sangat tinggi (18-40 dan 4-8 cmolc/kg), KTK tanah
rendah sampai sedang (14-31 cmolc/kg), dan kejenuhan basa sangat
tinggi (>100%).
Typic Hapludalfs
Tanah ini telah mengalami proses pelapukan lanjut yang dicirikan
oleh adanya horizon penciri argilik. Penyebarannya dapat dijumpai
pada landform dataran tektonik dengan relief berombak (lereng 3-8%)
dan bahan induk batupasir berkapur. Kedalaman tanah dalam (100-150
cm), warna tanah lapisan atas coklat gelap dan coklat (10YR 4/3 dan
7,5YR 4/4) dan lapisan bawah berwarna coklat gelap kekuningan
sampai coklat kuat (10YR 5/4, 10YR 5/6 dan
-
E. Yatno dan Sukarman
134
7,5YR 5/6), bertekstur liat berdebu pada lapisan atasnya dan
liat di lapisan bawah, struktur cukup kuat dengan gumpal agak
bersudut, konsistensi teguh, lekat dan plastis. Drainase tanah
baik. Sifat kimia menunjukkan reaksi tanah netral sampai agak
alkalis (pH 6,5-7,5).
Kesesuaian Lahan
Evaluasi kesesuaian lahan di daerah penelitian merupakan
evaluasi lahan secara fisik yang didasarkan pada kualitas tanah
(karakteristik tanah dan lingkungan) dan persyaratan tumbuh
tanaman.
Hasil penilaian kelas kesesuaian lahan menunjukkan bahwa daerah
Indrapuri memiliki 3 kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kedelai,
yaitu cukup sesuai (S2), sesuai marginal (S3), dan tidak sesuai
(N). Rincian kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kedelai di daerah
Indrapuri disajikan pada Tabel 3, sedangkan penyebarannya di
sajikan pada Gambar 3.
Lahan yang cukup sesuai (S2) untuk tanaman kedelai seluas 8.931
Ha (46,42%), terdapat pada lahan dengan satuan peta tanah (SPT) 2,
5, 6, dan sebagian SPT 7. Lahan-lahan tersebut terdapat pada
landform jalur aliran sungai, dataran koluvial, dan dataran
tektonik berombak hingga bergelombang. Kendala utama pengembangan
kedelai pada lahan-lahan tersebut adalah retensi hara (kandungan
karbon organik rendah), ketersediaan oksigen (drainase sedang), dan
bahaya erosi (lereng 8-15%).
Lahan yang sesuai marginal (S3) untuk tanaman kedelai seluas 851
Ha (4,42%), terdapat pada lahan dengan nomor SPT 1 dan sebagian SPT
7. Lahan-lahan tersebut dijumpai pada landform dataran aluvial dan
dataran tektonik bergelombang. Kendala utama pengembangan kedelai
pada lahan-lahan tersebut adalah ketersediaan oksigen (drainase
terhambat), dan media perakaran (solum tanah dangkal, 20-50
cm).
Lahan yang tidak sesuai (N) untuk tanaman kedelai seluas 9.457
Ha (49,16%), terdapat pada lahan dengan nomor SPT 3, 4, 8, dan 9.
Lahan-lahan tersebut terdapat pada landform teras sungai,
perbukitan tektonik, dan perbukitan volkan tua. Kendala utama
pengembangan kedelai pada lahan-lahan tersebut adalah lereng sangat
curam/terjal, berbatu, dan solum tanah sangat dangkal.
-
Tanah-tanah di Daerah Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar
135
524 LU
Tabel 3. elas kesesuaian lahan komoditas kedelai di Kecamatan
Indrapuri Sub Kelas Faktor Pembatas No. SPT Luas Kesesuaian Lahan
Ha %
S2-nr Retensi hara 2, 6 4.754 24,71 S2-oa/S2-nr Ketersediaan
oksigen dan
retensi hara 5 1.9049,90
S2-eh/S3-rc Bahaya erosi dan 7 2.273 11,81 media perakaran
(dangkal)
S3-oa Ketersediaan oksigen 1 851 4,42 N Lereng sangat terjal,
berbatu 3, 4, 8, 9 9.457 49,16
dan tanah sangat dangkal Total 19.239 100,00
Gambar 3. Peta kesesuaian lahan untuk kedelai di Indrapuri
9526 BT 9528 BT
-
E. Yatno dan Sukarman
136
KESIMPULAN
Kecamatan Indrapuri di Kabupaten Aceh Besar, mempunyai potensi
yang cukup besar untuk pengembangan tanaman kedelai. Tanah-tanah di
daerah tersebut di dominasi oleh Typic Eutrudepts dan Aeric/Typic
Epiaquepts dengan tingkat kesuburan tanah relatif baik yang
ditunjukkan oleh reaksi tanah agak masam sampai netral, kandungan
Ca dan Mg dapat dipertukarkan tinggi sampai sangat tinggi, dan
kejenuhan basa sangat tinggi sehingga tidak diperlukan lagi
pengapuran pada lahan. Namun demikian, kandungan karbon organik, N,
P, dan K umumnya masih rendah sehingga pemupukan NPK sesuai dengan
kondisi tanah dan kebutuhan tanaman masih tetap diperlukan.
Lahan yang cukup sesuai (S2) untuk tanaman kedelai di Kecamatan
Indrapuri seluas 8.931 Ha (46,42%), sesuai marginal (S3) seluas 851
Ha (4,42%), dan lahan tidak sesuai (N) seluas 9.457 Ha (49,16%).
Faktor-faktor pembatas utama yang menyebabkan lahan-lahan di daerah
penelitian tidak sesuai untuk pengembangan tanaman kedelai adalah
lereng sangat terjal, berbatu, dan solum tanah sangat dangkal.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Penelitian Tanah 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia
Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Bennett, J.D., D.M. Bridge, N.R. Cameron, A. Djunuddin, S.A.
Ghazali, D.H. Jeffery, W. Kartawa, W. Keats, N.M.S. Rock, S.J.
Thomson, dan R. Whandoyo. 1981. Peta Geologi Lembar Banda Aceh,
Sumatera. Skala 1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi. Bandung.
BPS (Badan Pusat Statistik). 2007. Statistik Indonesia Tahun
2007. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Djaenudin, D., M. Hendrisman, H. Subagjo, dan A. Hidayat. 2003.
Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai
Penelitian Tanah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan
Agroklimat, Bogor.
FAO. 1976. A Framework for Land Evaluation. FAO Soil Bulletin
32, FAO, Rome.
Soil Survey Staff. 2006. Keys to Soil Taxonomy, 9th Edition.
USDA Natural Resources Conservation Service. Washington DC.