~ibunJabar o Senin 123 17 18 19 o Selasa 0 Rabu o Kamis • Jumat 0 Sabtu 0 Minggu 456 7 20 21 22 8 9 10 11 12 13 14 15 23 24 25 @ 27 28 29 30 31 OJan OPeb o Mar OApr OMei o Jun 0 Jul • Ags 0 Sep 0 Okt 0 Nov 0 Des Waspada, Pelaku / Gendalll Gentayangan pun Bisa Jadi Korban mpat Mahasiswa Unpa Ter ipu Agar terhindar dari kejahatan itu, sebaiknya jangan 'pamer' harta di tempat kera- maian. WIDODO EKO PRIHASTOPO Kapolrestabes Bandung BANDUNG, TRIBUN - Kasus penipuan dengan modus gendam, semacam hipnotis, masih sering ter- jadi. Apalagi menjelang Hari Raya Idulfitri 1432 Hijriah, ketika semua or- ang, terutama umat mus- lim, terfokus berbelanja untuk memenuhi kebutu- han Lebaran, secara tak disadari menjadi lengah. Karena itu, bisa dengan mudah menjadi sasaran pelaku gendam. Pelaku gendam bisa ber- aksi di mana saja, bahkan di tempat keramaian seka- lipun. Belakangan, pelaku membidik kalangan anak muda, mahasiswa atau pelajar. Kejadian paling akhir, Senin (22/8), empat maha- siswa Universitas Padja- djaran (Unpad) digendam oleh dua orang pelaku yang mengaku sebagai warga asli di kawasan Sekeloa, Ban- dung. . Wilayah Sekeloa dan seki- tarnya ini memang dikenal banyak dihuni oleh para pen- datang, khususnya para ma- hasiswa baru. Akibatnya, uang Rp 500 ribu dan empat buah Blackberry amblas digasak pelaku. ltulah yang dialami oleh Faisal, [ordy, Bagas, dan Adit. Remaja yang rata-rata berusia 17 tahun itu mengaku hanya bisa pasrah atas nasib yang dialaminya. Saat ditemui Tribun di Mar- kas KeQQlisian Sektor Kota semua teman-temannya. 1'a1- sal dibawa ke suatu tempat di kawasan Tubagus Ismail. Di tengah jalan, Faisal disuruh menyerahkan keempat Black- berry yang dibawanya. "Saya cuma rnikir, khawatir terjadi apa-apa sama Bagas dan Adit. Pelaku minta BB sama uang. Saya bingung juga. Mereka bilang, mau selamat engg~k teman-temannya. Nanti orang yang sakit hati karena kekurangajaran Faisal itu bakal datang dan lewat ke jalan itu. Ya, saya kasih BBsama uang yang ada di dompet (Rp 500 ribu)," kata Faisal. Peristiwa hampir serupa juga terjadi beberapa waktu lalu. Orang tua salah seorang korban bernama Reza (17) dan 2 orang temannya, lewat hot- line Tribun, mengungkapkan kekesalan atas kejadian yang menimpa anaknya. Peristiwa- nya sendiri terjadi justru di tengah keramaian, di salah satu pusat perbelanjaan BCW, di kawasan [alan Braga, akhir Julilalu. Barang rnilik Reza dan dua temannya, Ramadhan (17) dan Anggi, yaitu tiga ponsel, terdiri atas 1 Blackberry dan 2 ponsel merek Nexian, raib digondol pelaku. "Yang ngasih hape (ponsel) itu Ramadhan. Waktu itu, hape kami disimpan di atas meja semuanya. Lagi nongkrong. Tiba-tiba, datang dua orang itu. Saya sama Reza dibawa orang yang namanya Adi keluar mal, masuk ke jalan kecil dekat mal itu. Yang satu lagi, pakai jaket rnerah, ngakunya bernama Adit. Nunggu sama Rama- dhan. Kata Ramadhan, si Adit itu ngambil hape buat bukti. Enggak tahu bukti apa, Ra- madhan ngasih gitu aja," kata Anggi saat ditemui Tribun di kediamannya, Rabu (24/8). Tindak kejahatan bermodus gendam ini mendapat perha- tian serius dari pihak kepoli- sian. Apalagi saat suasana menjelang Lebaran yang ting- gal beberapa hari lagi. Tak tertutup kemungkinan aksi gendam akan makin mening- Hum asnp a d ~O"lr-.l---------------- (Mapolsekta) Coblong, Faisal (17), mahasiswa Fakultas Hu- kum Unpad, mengaku ia dan ketiga temannya dibuat bingung, hingga tanpa sadar menyerahkan uang Rp 500 ribu dan empat Blackberry. "Awalnya, ya dia bilang ke saya. Waktu kami mau ke acara buka bersama. Lupa, apa orang itu menepuk saya atau gimana. Cuma dia bilang, dia itu penduduk pribumi di situ (kawasan Sekeloa). Mereka menuding saya dan tern an- teman. Katanya, enggak so- pan sebagai warga pendatang. Kami mikir, bisa jadi benar, dia itu memang warga asli di situ," kata Faisal seusai melapor di Mapolsekta Cob long, Ban- dung, Senin lalu. ~u, orang yang mengaku bernama Eko itu membawa mereka ke sebuah rumah. Di sepanjang [alan, Eko terus membicarakan soal kekurang- ajaran Faisal dan kawan- kawan. Rumah yang mereka da- tangi tersebut diakui Eko se- bagai rumah neneknya. Baik Faisal maupun ketiga teman- nya merasa percaya saja bah- wa itu memang rumah nenek orang bernama Eko itu. Di situ rupanya sudah me- nunggu seorang teman Eko, yang diketahui bernama Riko. "Di rumah itu, Bagas sempat kena tampar. Kami sempat disuruh nunggu di garasi rurnah itu. Terus si Eko bawa Bagas sama Adit pergi pakai motor, enggak tahu ke mana. Saya sarha [ordy, ditemenin si Riko. Saya sama [ordy sempat khawatir, Bagas atau Adit diapa- apain," kata Faisal, yang mengaku sempat syok dan tidak tahu sudah buka puasa atau belum waktu itu. Tak berapa Iarna, Eko da- tang dan kali ini ia mengajak Faisal yang sebelumnya disu- ruh meme an Blackberr Kliplng -, kat. Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kap lrestabes) Bandung Komisaris Besar Polisi (Kombes P 1) Widodo Eko Prihastopo mengungkap- kan, biasanya tinda k kejahatan penipuan dengan modus gen- dam ini meningkat dengan menargetkan para pemudik agar menyerahkan harta ben- danya secara tidak sadar. Tapi tak sedikit pula korban- nya bukan para pemudik ataupun mereka yang tidak ada sangkut-pautnya dengan hiruk-pikuk akti itas untuk merayakan Lebaran. Pada banyak kesempatan, banyak korban gendam yang seolah- olah hilang ingata dan tidak sadar akan apa yang baru saja mereka lakukan. "Untuk masya akat, agar terhindar dari kejahatan itu, sebaiknya janga 'pamer harta di tempat eramaian. Pelaku gendam biasanya akan cari sasaran orang yang harta bendanya mudah terlihat. Ya, semacam uang, perhiasan atau handphone," kata Widodo. Selain itu, warga diminta untuk menghindari percaka- pan dengan orang yang tidak dikenal. Sebab, dari percaka- pan itulah, tubuh akan mudah digendam. . Kalau memang harus me- makai perhiasan berlebih, kata Widodo, sebaiknya tingkatkan kepercayaan diri, pikiran ja- ngan sampai kosong, dan sebagainya, agar pengaruh- pengaruhnegatif yang ingin disusupkan pelaku gendam ke tubuh korbannya terbeleng- gu. (die)