Fluidized Bed Dryer 1. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini diharapkan dapat: Menjalankan peralatan unit pengering fluidisasi dengan aman dan benar. Menghitung efisiensi panas/ kalor dari peralatan unit pengering fluidisasi di lab. Pilot Plant. Memperkirakan kebutuhan steam sebagai satu kalor seoptimum mungkin Mengetahui titik fluidisasi, laju fluida dan perkiraan waktu yang dibutuhkna dengan optimum. 2. Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang digunakan: Unit alat Fluidized Bed Dryer Anemometer Termometer bola basah dan kering Penggaris Bahan yang digunakan: Silika 500 gr 3. Dasar Teori Separasi atau pemisahan komponen yang memiliki perbedaan sifat fisik ataupun kimiawi merupakan salah satu proses yang sering dijumpai pada proses teknik kimia selain pencampuran, reformasi, dan lain-lain. Pengering sistem
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Fluidized Bed Dryer
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan dapat:
Menjalankan peralatan unit pengering fluidisasi dengan aman dan benar.
Menghitung efisiensi panas/ kalor dari peralatan unit pengering fluidisasi di lab. Pilot
Plant.
Memperkirakan kebutuhan steam sebagai satu kalor seoptimum mungkin
Mengetahui titik fluidisasi, laju fluida dan perkiraan waktu yang dibutuhkna dengan
optimum.
2. Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat yang digunakan:
Unit alat Fluidized Bed Dryer
Anemometer
Termometer bola basah dan kering
Penggaris
Bahan yang digunakan:
Silika 500 gr
3. Dasar Teori
Separasi atau pemisahan komponen yang memiliki perbedaan sifat fisik ataupun
kimiawi merupakan salah satu proses yang sering dijumpai pada proses teknik kimia selain
pencampuran, reformasi, dan lain-lain. Pengering sistem fluidisasi unggun sebagai proses
pemisahan bertujuan meningkatkan konsentrasi atau kemurnian suatu komponen yang
berbentuk padatan dengan menghilangkan cairan terkandung yang bertitik didih lebih rendah.
Padatan yang mempunyai titik didih lebih tinggi akan didapatkan sebagai produk akhir yang
diharapkan kering, ringan tetapi mempunyai karakteristik awal. Penggunaan pemanasan
biasanya adalah steam, sangat besar pengaruhnya selain rancang bangun dari peralatan
sendiri. Proses ini banyak digunakan pada produk farmasi yang mementingkan sterilitas,
tetapi untuk produk produk bangunan semen, bijih plastik, dan lain-lain kapasitas merupakan
prioritas.
Perhitungan perpindahan kalor, massa memerlukan pengetahuan tentang luas area
kontak fluida (udara) dengan partikel unggun, laju massa, dan kekuatan penyebab (driving
force) yang biasanya berupa temperatur atau konsentrasi.
Masalah yang sering dijumpai adalah penentuan titik fluidisasi yang dikategorikan
optimum yaitu laju fluida dan ketingian unggun terfluidisasi tidak terlalu tinggi yang
menyebabkan timbulnya dua fasa yang sangat berbeda (tidak homogen), satu fasa sinambung
(kontinyu) dan tidak sinambung.
Neraca massa dalam perhitungan
Satu persamaan dari percobaan adsorpsi iso-oktana dari arus campuran uap tersebut
dengan udara oleh bijih-bijih alumina. Percobaan oleh A. G. Bakhtiar dapat diterapkan pada
pengeringan fluidisasi unggun dengan persaan sebagai berikut:
Gm( y - yo ) = WF d/dt
Gm = laju molar dari gas
W = massa dari padatan dalam unggun kering sebelum direndam air.
F = banyaknya air terserap dalam padatan (kg)
Y(yo) = kandungan uap air dalam aliran udara masuk (keluar,yo)
t = waktu operasi
untuk percobaan dengan peralatan kita. Persamaan yang diterapkan sbb:
Gu( y - yo ) = WF d/dt
Atau Gu( y - yo ) = WF
Dimana : Gu = laju dari udara masuk (kg/dt)
= laju anemometer (m/dt) x area (lubang masuk) x (vol.jenis udara
(Psichometrik)
W = massa dari padatan dalam unggun kering sebelum direndam air.
F = banyaknya air terserap dalam padatan (kg)
Y(yo) = kandungan uap air dalam aliran udara masuk/keluar
t = waktu operasi
Perkembangan Unggun Karena Aliran Fluida
Karena adanya aliran fluida partikel-partikel dalam unggun akan bergerak dan menyebabkan
timbulnya volume unggun yang baru yang berarti berubahnya kerenggangan/porositas atau
lebih dikenal voidage dari partikel. Penurunan tekanan juga akan timbul karena pergerakkan
partikel tersebut bersamaan dengan perpindahan massa kalor antara fluida dan partikel.
Kerenggangan e dapat dihitung dengan:
en = (1-C) n
en = Uc/Ui
dimana : C = konsentrasi fraksional dari partikel padatan (volume pada fluida-volume
awal/diam)
Uc = laju alir fluida/udara keluar unit
Ui = laju alir tak terbatas, Log Ui = Log Vo-dp/dt
Dimana: Uo : laju fluida udara masuk
Dp/dt : perbandingan diameter partikel/diameter dasar tabung unit fluidisasi
n = indeks angka ditentukan bilangan Reynold, Reo’
Reo’ = Uod ρ/µ
Dimana:Uo : laju fluida udara masuk
Dp : diameter rata-rata partikel
ρ : massa jenis udara pada temperatur tersebut (grafik phsycometrik/tabel uap)
µ : viskositas udara pada temperatur uap
Penurunan Tekanan, -ΔP oleh Van Heerden
-ΔP : (1-e)( ρp- ρ)Ig
Dimana: ρp : massa jenis padatan
ρ : massa jenis udara
I : ketinggian unggun pada titik fluidisasi
g : gravitasi
Neraca Kalor
Dow dan Jacop memberikanpersamaan atas koefisien atas perpindahan panas sistem Gas-