BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangManusia memiliki kemampuan untuk bergerak dan
melakukan aktivitas, seperti berjalan, berlari, menari dan
lain-lain. Kemampuan melakukan gerakan tubuh pada manusia didukung
adanya sistem gerak, yang merupakan hasil kerja sama yang serasi
antar organ sistem gerak, yaitu rangka (tulang), persendian, dan
otot. Alat gerak manusia ada dua macam, yaitu alat gerak pasif dan
alat gerak aktif.Alat gerak pasif ialah rangka tubuh, sedangkan
alat gerak aktif ialah otot.Semua aktivitas yang dilakukan tidak
terlepas dari organ-organ yang membentuk sistem tubuh
tersebut.Banyaknya aktivitas yang dilakukan manusia tanpa disadari
dapat menurunkan fungsi dari masing-masing sistem tubuh.Manusia
memiliki pekerjaan yang sangat beragam, mulai dari pekerja mpai
dengan pekerja serabutan.Masing-masing pekerjaan kantoran sa
melibatkan sistem tubuh yang berbeda (Sadler. T. W. 2009).Tubuh
manusiamerupakan keseluruhan struktur fisikorganismemanusia.Tubuh
manusia terdiri ataskepala,leher,batang badan, anggota gerak atas,
dan anggota gerak bawah.Pada saat manusia mencapaikedewasaan, tubuh
terdiri dari hampir 100.000.000.000sel.Masing-masing merupakan
bagiansistem organyang dirancang untuk melakukan fungsi kehidupan
yang esensial.Sistem organ tubuh termasuk
kardiovaskular,pencernaan, pernapasan, reproduksi, dan
muskuloskeletal.(Suryo, 2003)Dengan mempelajari fungsi tubuh dan
mengamatinya secara langsung seperti pada sistem gerak tubuh pada
anak-anak dikelompok bermain , mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui aplikasi fungsi tubuh terhadap suatu aktivitas atau
pekerjaan. Oleh karena itu, kami mahasiswa kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang melaksanakan kegiatan Tugas Pengenalan
Profesi dalam blok IV ini dengan tema Observasi alat dan gerak
tubuh pada anak-anak di kelompok bermain
1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut,
permasalahan yang dirumuskan pada kegiatan Tugas Pengenalan Profesi
blok IV ini adalah:1. Apa saja aktivitas yang di lakukan oleh anak
dikolompok bermain?2. Apa saja tulang yang digunakan anak saat
beraktivitas?3. Apa saja otot yang digunakan anak saat
beraktivitas?4. Apa saja sendi yang digunakan anak saat
beraktivitas?
1.3 Tujuan KegiatanTujuan pelaksananaan kegiatan Tugas
Pengenalan Profesi blok IV ini adalah untuk menjawab
masalah-masalah yang telah dirumuskan diatas beserta pembelajaran
yang didapat dari kegiatan ini. Ada tujuan umum dan tujuan
khusus.1.3.1 Tujuan umum:Mengobservasi alat dan sistem gerak pada
anak di kelompok bermain.
1.3.2Tujuan khusus:1. Mengetahui aktivitas apa saja yang
dilakukan oleh anak dikelompok bermain.2. Mengetahui tulang apa
saja yang digunakan anak saat beraktivitas .3. Mengetahui otot apa
saja yang digunakan anak saat beraktivitas.4. Mengetahui sendi apa
saja yang digunakan anak saat beraktivitas.
1.4 Manfaat KegiatanKegiatan ini diharapkan bermanfaat baik bagi
pembaca dan penulis.Ada manfaat bagi pembaca dan manfaat bagi
penulis.
1. Mengetahui aplikasi fungsi-fungsi dari anggota gerak
manusia.2. Menambah ilmu pengetahuan.3. Mengetahui aplikasi
fungsi-fungsi dari anggota gerak manusia terutama pada
anak-anak
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alat dan Sistem Gerak Pada Manusia2.1.1 TulangTulang atau
kerangka adalah penopang tubuh Vertebrata. Tanpa tulang, pasti
tubuh kita tidak bisa tegak berdiri.Tulang mulai terbentuk sejak
bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam
susunan yang teratur.Pertumbuhan tulang selengkapnya terbentuk pada
umur lebih kurang 30 tahun.Setelah itu ada juga perubahan yang
disebut remodelling. Tulang merupakan reservoir terbesar dari
kalsium dan phosphate99% kalsium terdapat di tulang (1000 gram)
dari jumlah kalsium tubuh, sedangkan phosphate dalam tulang
mencapai 90% dari phosphate dalamtubuh.Dari segi bentuk, tulang
dapat dibagi menjadi tulang pipa (seperti tulang hasta dan tibia),
tulangpipih (seperti tulang rusuk, tulang dada), dan tulang pendek
(tulang-tulang telapaktangan, pergelangantangan).Menurut letaknya
tulang dibagi dua, yaitu: Tengkora (bagiankepala), dan rangka
badan.Secara umum istilah tulang digunakan merujuk pada kerangka
dari hewan tertulang belakang dan tidak hanya pada kerangka
manusia. Bagian tubuh ini, sebagaimana halnya daging, diunakan pula
sebagai bahan dasar hidangan.Hidangan yang memanfaatkan tulang
sebagai bahannya, misalnya saja sup tulang dan ayam tulang
lunak.
(Guyton, A dan Hall,2007)4.1.1.1 Struktur TulangPada umumnya
penyusun tulang diseluruh tubuh kita semuanya berasal dari material
yang sama. Dari luar ke dalam kita akan dapat menemukan
lapisan-lapisan berikut ini:1. PeriosteumPada lapisan pertama kita
akan bertemu dengan yang namanya periosteum. Periosteum merupakan
selaput luar tulang yang tipis.Periosteum mengandung osteoblas (sel
pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh
darah.Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka
(skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi,
pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.2. Tulang Kompak (Compact
Bone)Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak.
Tulang ini teksturnya halus dan sangat kuat.Tulang kompak memiliki
sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat
dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan
kuat.Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur
dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi.Bayi dan anak- anak
memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga
lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang
kaki dan tulang tangan3. Tulang Spongiosa (Spongy Bone)Pada lapisan
ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa.Sesuai dengan
namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga.Rongga tersebut
diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah.Tulang
spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut
trabekula.4. Sumsum Tulang (Bone Marrow)Lapisan terakhir yang kita
temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang. Sumsum tulang
wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi
oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang
spongiosa.Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena
berfungsi memproduksi sel- sel darah.
(Guyton, A dan Hall,2007)4.1.1.2 Susunan Makroskopis
TulangSecara makroskopis tulang tersusun atas tulang spongiosa dan
tulang kompakta.Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai
tulang spongiosa dan tulang kompakta.1. Tulang SpongiosaTulang
Spongiosa atau tulang seperti spons (L. cancello= membuat
kisi-kisi) Tulang ini terdiri atas batang yang halus atau selubung
yang halus yaitu trabekula (L. singkatan dari trabs = sebuah balok)
yang bercabang dan saling memotong ke berbagai arah untuk membentuk
jala-jala seperti spons dari spikula tulang, yang rongga-rongganya
diisi oleh sumsum tulang. Pars spongiosa merupakan jaringan tulang
yang berongga seperti spon (busa).Rongga tersebut diisi oleh sumsum
merah yang dapat memproduksi sel-sel darah.Tulang spongiosa terdiri
dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.2. Tulang
KompaktaTulang yang membentuk masa yang padat tanpa terlihat
ruangan.Pars kompakta teksturnya halus dan sangat kuat.Tulang
kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur
(Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi
padat dan kuat.Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak
mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi.Bayi dan
anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat
sehingga lebih lentur.Tulang kompak paling banyak ditemukan pada
tulang kaki dan tulang tangan.4.1.1.3 Macam-Macam Sel Tulang,
Lokasi, Serta Fungsinya1. OsteoblasDari Bahasa Yunani yang merujuk
kepada "tulang" dan "janin" atau embrio .Sel ini bertanggung jawab
atas pembentukan matriks tulang, oleh karena itu banyak ditemukan
pada tulang yang sedang tumbuh.Selnya berbentuk kuboid atau
silindris pendek, dengan inti terdapat pada bagian puncak sel
dengan kompleks Golgi di bagian basal.Sitoplasma tampak basofil
karena banyak mengandung ribonukleoprotein yang menandakan aktif
mensintesis protein.Pada pengamatan dengan M.E tampak jelas bahwa
sel-sel tersebut memang aktif mensintesis protein, karena banyak
terlihat RE dalam sitoplasmanya.Selain itu terlihat pula adanya
lisosom.Osteoblast yang mensintesis dan menjadi perantara
mineralisasi osteoid. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada
permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau
silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan
pendek.2. OsteositMerupakan komponen sel utama dalam jaringan
tulang. Pada sediaan gosok terlihat bahwa bentuk osteosit yang
gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang.Bentuk ini
dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit
bersama tonjolan- tonjolannya dalam canaliculi.Dari pengamatan
dengan M.E dapat diungkapkan bahwa kompleks Golgi tidak jelas,
walaupun masih terlihat adanya aktivitas sintesis protein dalam
sitoplasmanya. Ujung-ujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan
saling berhubungan melalui gap junction. Hal-hal ini menunjukkan
bahwa kemungkinan adanya pertukaran ion- ion diantara osteosit yang
berdekatan. Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai
kemampuan menjadi sel osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu
saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau osteoklas. Osteosit
merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai
peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara
membantu pemberian nutrisi pada tulang.3. OsteoklasOsteoklas
merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20
m-100m dengan inti sampai mencapai 50 buah. Sel ini ditemukan untuk
pertama kali oleh Kllicker dalam tahun 1873 yang telah menduga
bahwa terdapat hubungan sel osteoklas (O) dengan resorpsi tulang.
Hal tersebut misalnya dihubungkan dengan keberadaan sel-sel
osteoklas dalam suatu lekukan jaringan tulang yang dinamakan Lacuna
Howship (H). keberadaan osteoklas ini secara khas terlihat dengan
adanya microvilli halus yang membentuk batas yang berkerut-kerut
(ruffled border). Gambaran ini dapat dilihat dengan mikroskop
electron.Ruffled border ini dapat mensekresikan beberapa asam
organik yang dapat melarutkan komponen mineral pada enzim
proteolitik lisosom untuk kemudian bertugas menghancurkan matriks
organic. Pada proses persiapan dekalsifikasi (a), osteoklas
cenderung menyusut dan memisahkan diri dari permukaan tulang.
Relasi yang baik dari osteoklas dan tulang terlihat pada gambar
(b).resorpsi osteoklatik berperan pada proses remodeling tulang
sebagai respon dari pertumbuhan atau perubahan tekanan mekanikal
pada tulang. Osteoklas juga berpartisipasi pada pemeliharaan
homeostasis darah jangka panjang.Osteoklas merupakan sel fagosit
yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian yang
penting.Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast.Osteoklas ini
berasal dari deretan sel monosit makrofag.4. Sel OsteoprogenitorSel
osteoprogenitor merupakan sel mesenchimal primitive yang
menghasilkan osteoblast selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada
permukaan dalam jaringan tulang.Tulang membentuk formasi
endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal menempel
sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan.Tulang juga berperan
dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium.Kebanyakan tulang
memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku dan padat. Tulang dan
kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari jaringan
pengikat tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok antara lain :
Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh substansi
tulang. Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi
sel-sel tulang. Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi. (Price,
Sylvia A.dan Lorraine M. Wilson,2002)4.1.1.4 Pengaruh Hormon
Terhadap Pertumbuhan Tulang1. Hormon pertumbuhan (Growth Hormon)a.
Merupakan efek paling utama dari GHb. Pertumbuhan tulang dapat
berupa penebalan atau pertumbuhan panjangc. Kedua pertumbuhan
tersebut ditingkatkan oleh hormone pertumbuhand. Hormone ini
merangsang poliferasi tulang rawan epifis shga menyediakan lebih
banyak ruang untuk membentuk tulang dan merangsang aktivitas
osteoblase. Apabila lempeng epifis telah tertutup,tulang tdk lagi
bertambah panjang walaupun terdapat hormone peertumbuhan2.
Parathyroid hormon (PTH)Fungsinya mempertahankan konsentrasi serum
kalsium pada rentang yang sangat sempit. Produksi dan release
distimulasi oleh naik turunnya kadar kalsium serum. Target organnya
tubulus renal, tulang, dan intestinal.3. Hormon lainEstrogen
menstimulasi absorbsi kalsium dan melindungi tulang dari pengaruh
PTH. Efek hormon inimenyebabkan oeteoporosis.Thyroxinmeningkatkan
pembentukan dan resobsi tulang tetapi lebih dominan resorbsi
sehingga hyperthyroid dihubungkan dengan besarnya pembongkaran
tulang dan osteoporosis.4.1.1.5 Perkembangan dan Regenerasi
TulangProses Pembentukan & Pertumbuhan Tulang-Rangka manusia
terbentuk pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pada waktu
perkembangan embrio.Tulang yang terbentuk mula-mula adalah tulang
rawan (kartilago). Berikut merupakan proses pertumbuhan tulang pada
manusia.1. Tulang rawan pada embrio mengandung banyak osteoblas,
terutama pada bagian tengah epifisis dan bagian tengah diafisis,
serta pada jaringan ikat pembungkus tulang rawan.2. Osteosit
terbentuk dari osteoblas, tersusun melingkar membentuk sistem
Havers. Di tengah sistem Havers terdapat saluran Havers yang banyak
mengandung pembuluh darah dan serabut saraf.3. Osteosit
mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang.4.
Setelah mendapat tambahan senyawa kalsium dan fosfat tulang akan
mengeras.5. Selama terjadi penulangan, bagian epifisis dan diafisis
membentuk daerah antara yang tidak mengalami pengerasan, disebut
cakraepifisis.6. Bagian cakraepifisis terus mengalami penulangan.
Penulangan bagian ini menyebabkan tulang memanjang.7. Di bagian
tengah tulang pipa terdapat osteoblas yang merusak tulang sehingga
tulang menjadi berongga kemudian rongga tersebut terisi oleh sumsum
tulang.(Salk, Lee dan Rita Karmer,1981)4.1.1.6 Regenerasi
TulangProses regenerasi tulang adalah proses penyembuhan pada
tulang. Berikut adalah tahap-tahap regrenerasi tulang.1.
InflamasiTerjadi perdarahan dalam jaringan yang cedera dan terjadi
pembentukan hematoma pada tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang
mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat
cedera kemudian akan diinvasi oleh makrofag (sel darah putih besar)
yang akan membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi,
pembengkakan, dan nyeri.2. Proliferasi selHematoma akan mengalami
organisasi. Terbentuk benang-benang fibrin, membentuk jaringan
untuk revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast.
Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari osteosit, sel endostel,
dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan
sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan
ikat fibrus dan tulang rawan (osteoid).Dari periosteum tampak
pertumbuhan melingkar.3. Pembentukan kalusPertumbuhan jaringan
berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain
sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan
dengan jaringan fibrus, tulang rawan dan tulang serat imatur.4.
Osifikasi ( penulangan kalus )Pembentukan kalus mulai mengalami
penulangan dalam 2-3 minggu setelah patah tulang melalui proses
penulangan endokondral.5. RemodellingTahap akhir perbaikan patah
tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang
baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodelling memerlukan waktu
berbulan-bulan samapai bertahun-tahun tergantung beratnya
modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus
yang melibatkan tulang kompak dan kanselus , stress fungsional pada
tulang.(Salk, Lee dan Rita Karmer,1981)2.1.2
Persendian/ArtikulasiMerupakan hubungan antara 2 buah
tulang.Struktur khusus yang terdapat pada artikulasi yang dapat
memungkinkanuntuk pergerakan disebut dengan sendi.Sendi merupakan
suatu engsel yang membuat anggota tubuh dapat bergerak dengan baik,
juga merupakan suatu penghubung antara ruas tulang yang satu dengan
ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang tersebut dapat
digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang
diperantarainya.Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih
tulang. Sendi dapat dibagi menjadi tigatipe, yaitu:1. Sendi
FibrosaSendi fibrosa dimana tidak terdapat lapisan kartilago,
antara tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa, dan dibagi
menjadi dua subtipe yaitu sutura dan sindemosis;2. Sendi
KartilaginosaSendi kartilaginosa dimana ujungnya dibungkus oleh
kartilago hialin, disokong oleh ligament, sedikit pergerakan, dan
dibagi menjadi subtipe yaitu sinkondrosis dan simpisis.3. Sendi
SinovialSendi sinovial merupakan sendi yang dapat mengalami
pergerakkan, memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya dilapisi
oleh kartilago hialin. Kapsul sendi membungkus tendon-tendon yang
melintasi sendi, tidak meluas tetapi terlipat sehingga dapat
bergerak penuh. Sinovium menghasilkan cairan sinovial yang berwarna
kekuningan, bening, tidak membeku, dan mengandung lekosit. Asam
hialuronidase bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan
disintesis oleh pembungkus sinovial. Cairan sinovial mempunyai
fungsi sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi.
Artikulasi dapat dibedakkan menjadi:1. SinarthrosisDisebut juga
dengan sendi mati.Yaitu hubungan antara 2 tulang yang tidak dapat
digerakkan sama sekali. Artikulasi ini tidak memiliki celah sendi
dan dihubungkan dengan jaringan serabut.Dijumpai pada hubungan
tulang pada tulang- tulang tengkorak yang disebut sutura/suture.2.
AmfiarthrosisDisebut juga dengan sendi kaku.Yaitu hubungan antara 2
tulang yang dapat digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini
dihubungkan dengan cartilago.Dijumpai pada hubungan ruas-ruas
tulang belakang, tulang rusuk dengan tulang belakang.3.
DiarthrosisDisebut juga dengan sendi hidup.Yaitu hubungan antara 2
tulang yang dapat digerakkan secara leluasa atau tidak terbatas.
Untuk melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah
persendian terdapat rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial
yang berfungsi sebagai pelumas sendi.(Guyton, A dan
Hall,2007)2.1.2.1 Penggolongan Artikulasi/Sendi Diarthrosis1. Sendi
engselYaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan hanya
satu arah saja.Dijumpai pada hubungan tulang Os.Humerus dengan
Os.Ulna dan Os.Radius/sendi pada siku, hubungan antar Os.Femur
dengan Os.Tibia dan Os.Fibula/sendi pada lutut.2. Sendi
pelana/sendi sellarisYaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan kedua arah. Dijumpai pada hubungan antara Os.Carpal dengan
Os.Metacarpal, sendi pada tulang ibu jari.3. Sendi putarYaitu
hubungan antar tulang yang memungkinkan salah satu tulang berputar
terhadap tulang yang lain sebagai porosnya. Dijumpai pada hubungan
antara Os.Humerus dengan Os.Ulna dan Os.Radius, hubungan antar
Os.Atlas dengan Os.Cranium.4. Sendi peluru/endartrosisYaitu
hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke segala
arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os. Scapula dengan Os.
Humerus, hubungan antara Os.Femur dengan Os.Pelvis virilis.5. Sendi
geserYaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan pada
satu bidang saja atau gerakan bergeser.Dijumpai pada ruas-ruas
Os.Vertebrae, ruas-ruas Os.Metatarsal dan ruas-ruas
Os.Metacarpal.6. Sendi luncurYaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakanbadan melengkung ke depan (membungkuk) dan ke
belakang serta gerakan memutar (menggeliat).7. Sendi gulungYaitu
hubungan antar tulang yang gerakan tulangnya seolah-olah mengitari
tulang yang lain. Dijumpai pada hubungan Os.Metacarpal dengan
Os.Radius.8. Sendi ovoidYaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan berporos dua, dengan gerak ke kiri dan ke
kanan, gerakan maju dan mundur, gerakan muka/depan dan belakang.
Ujung tulang yang satu berbentuk ovaldanmasuk ke dalam suatu lekuk
yang berbentuk elips.Dijumpai pada hubungan Os.Radius dengan
Os.Carpal.(Guyton, A dan Hall,2007)2.1.3 OtotOtot merupakan suatu
organ/alat yang dapat bergerak ini adalah suatu penting bagi
organisme.Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk.Pada
sel-sel sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang
disebut miofibril. Kalau sel otot yang mendapatkan rangasangan maka
miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan
dirinya kearah tertentu.Otot merupakan jaringan yang bercirikan
mampu berkontraksi, beraktivitas yang dipengaruhi oleh stimulus
dari sistem saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah
miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil yang
tersusun dari protein kompleks , yaitu filamen aktin dan miosin.
Pada saat berkontraksi, filameb-filamen tersebut saling bertautan
yang mendapatkan energi dari mitokondriadi sekitar
miofibil.(Campbell, et al., 2008)4.3.1.1 Macam-Macam OtotDalam
garis besarnya sel otot dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu
otot polos, otot lurik (rangka) dan otot jantung. Berikut adalah
penjelasan lebih lanjut mengenai tiga golongan otot secara garis
besar:1. Otot PolosOtot polos terdiri dari sel-sel otot polos.Sel
otot ini bentuknya seperti gelendongan, dibagian tengan terbesar
dankedua ujungnya meruncing.Otot polos memilki serat yang arahnya
searah panjang sel tersebut miofibril. Serat miofilamen dan
masing-masing mifilamen teridri dari protein otot yaitu aktin dan
miosin.Otot polos bergerak secara teratur, dan tidak cepat
lelahg.Walaupun tidur.Otot masih mampu bekerja. Otot polos terdapat
pada alat-alat dinding tubuh dalam, misalnya pada dinding usus,
dinding pembuluh darah, pembuluh limfe, dinding saluran pencernaan,
takea, cabang tenggorok, pada muskulus siliaris mata, otot polos
dalam kulit, saluran kelamin dan saluran ekskresiCara kerja otot
polos:Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar
dan otot menjadi pendek.Kerutan itu terjadi lambat, bila otot itu
mendapat suatu rangsang, maka reaksi terhadap berasal dari susunan
saraf tak sadar (otot involunter), oleh karena itu otot polos tidak
berada di bawah kehendak.Jadi bekerja di luar kesadaran kita.2.
Otot lurikSel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti
tabung dan berinti banyak, letaknya di pinggir, panjangnya 2,5 cm
dan diameternya 50 mikron. Sel otot lurik ujungnya sel nya tidak
menunjukkan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen akibatnya
tampak serat-serat lintang. Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam,
yaitu : otot rangka, otot lurik, dan otot lingkar. Otot-otot rangka
mempunyai hubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakkan tulang.
Otot ini bila di lihat di bawah mikroskop, maka tampak susunannya
serabut-serabut panjang yang mengandung banyak inti sel, dan tampak
adanya garis-garis terang di selingi gelap yang melintang
(Ville,1984).Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka
termasuk otot-otot lurik berada di bawah kehendak
kita.Perlekatannya pda tulang dan kulit, tetapi ada juga terdapat
dalam kulit seluruhnya. Otot-otot yang merupakan lingkaran di
sebuah otot lingkaran, misalnya otot yang mengelilingi mulut dan
mataCara kerja otot lurik:Bila otot lurik berkontraksi, maka
menjadi pendek dan setiap serabut turut dengan
berkontraksi.Otot-otot jeis ini hanya berkontraksi jika di
rangsangan oleh rangsangan daraf sadar (otot valunter).Kerja otot
lurik adalah bersifat sadar, karena itu disebut otot sadar, artinya
bekerja menurut kemauan, karena itu di sebut otot sadar, artinya
bekerja menurut kemauan atau perintah otak.Reaksi kerja otot lurik
terhadap perangsang cepat tapi tidak tahan kelelahan.3. Otot
jantungOtot jantung merupakan otot istimewa. Otot ini bentuknya
seperti otot lurik perbedaanya ialah bahwa serabutnya bercabang dan
bersambung satu sama lain. Berciri merah khas dan tidak dapat
dikendalikan kemauan.Kontraksi tidak di pengaruhi saraf, fungsi
saraf hanya untuk percepat atau memperlambat kontraksi karena itu
disebut otot tak sadar.Otot jantung di temukan hanya pada jangtung
(kor), mempunyai kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi
otomatis dan gerakan tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan
saraf.Cara kerja otot jantung ini disebut miogenik yang
membedakannya dengan neurogonik.Otot ini hanya terdapat pada otot
jantung.Otot ini dikelompokkan tersendiri karena perbedaan sifatnya
denngan kedua kelompok yang lain. Dilihat dari struktur
penampangnya,otot jantung mmirip dengan otot lurik karena adanya
warna gelap terang di sepanjang otot tersebut. Akan tetapi berbeda
dengan otot lurik, otot jantung memiliki sifat sebagaimana otot
polos yaitu: bekerja di luar kesadaran dan kontrol pikiran
kita.(Campbell, et al., 2008)
4.3.1.2 Mekanisme Kerja OtotDibalik mekanisme otot yang secara
eksplisit hanya merupakan gerak mekanik itu. Terjadilah beberapa
proses kimiawi dasar yang berseri demi kelangsungan kontrakso otot.
Hampir semua jenis makhluk hidup memilki kemampuan untuk melakukan
pergerakan. Fenomena pergerakan ini dapat berupa transport aktif
melalui membran, translokasi polimerase DNA sepanjang rantai DNA,
dan lain-lain termasuk kontraksi otot.
4.3.1.3 Anatomi Mikroskopis OtotSel otot rangka atau disebut
serabut otot adalah berinti banyak.Diameter setiap serabut otot
berkisar antara 10 100 u.Otot dapat meningkat ukurannya sebagai
akibat pertumbuhan yang normal atau karena berbagai latihan. Hal
ini disebabkan karena peningkatan jumlah serabut oto
tersebut.Setiap serabut otot/sel otot mengandung sejumlah serabut
kecil yang sangat teratur kerjanya disebut miofibril/miofilamen.
Miofibril itu letaknya paralel satu sama lain. Miofibril itu
menempati sebagaian besar volume sel otot tersebut.Pada miofibril
itu terdapat benyak pita gelap dan terang yang merupakan
karakteristik dari sel otot seran lintang itu. (Campbell,2008).
2.2 Definisi AnakPengertian Anak menurut UU RI nomor 23 Tahun
2002 Tentang Perlindungan Anak pada Pasal 1dikatakan:Dalam
undang-undang ini yang dimaksud dengan : Anak adalah seseorang yang
belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih
dalam kandungan. Anak adalah manusia yang kondisinya belum mencapai
taraf pertumbuhan dan perkembangan yang matang, maka segala
sesuatunya berbeda dengan orang dewasa pada umumnya. Adapun tahapan
perkembangan manusia serta penggolongan berdasarkan umur,
yaitu:
2.3 Anatomi Umum Anaka. TengkorakTulang tengkorak terdiri dari 2
os parietal, 1 os oksipital, dan 2 os frontal, tulang-tulang ini
berhubungan satu dengan lainnya melalui membran yang disebut
sutura, dan diantara sudut - sudut tulang terdapat ruang yang
tertutup membran yang disebut fontanel. Titik tertinggi tulang
tengkorak disebut verteks, yang menandakan perluasan ke arah
posterior dermatom N.V1 pada kulit kepala.Sutura pada tengkorak
dibagi menjadi :1. Sutura sagitalis superior, menghubungkan kedua
os parietal kiri dan kanan2. Sutura koronal, menghubungkan os
parietal dengan os frontal3. Sutura lamboidea, menghubungkan os
parietal dengan os oksipital.4. Sutura metopika / frontal,
menghubungkan kedua os frontalFontanel (ubun-ubun)dibagi menjadi:1.
Fontanel mayor/anterior (ubun-ubun besar/bregma), berbentuk segi
empat, merupakan pertemuan sutura sagitalis superior, sutura
frontal, dan sutura koronal. Fontanel anterior akan tertutup sampai
usia 18 bulan2. Fontanel minor/posterior ( ubun-ubun kecil ),
berbentuk segi tiga, merupakan pertemuan sutura sagitalis superior
dan sutura lamboideaSekitar usia 2 tahun kedua os frontal akan
bersatu, namun pada beberapa individu akan menetap pada usia
remaja. Sutura sagitalis superior akan menetap dan membentuk suatu
sinostosis.Os parietal mungkin memperlihatkan lubang-lubang untuk
vena emiseria parietal, tepat disebelah anterior terhadap sutura
lamboidea.Vena emiseria ini menembus os parietal dan berhubungan
dengan sinus venosus di dalam dura kranialis.Vena emiseria
mengalirkan darah kulit kepala memasuki sinus-sinus venosus selaput
otak.b. WajahArkus zygomatikus terletak pada bagian terlebar wajah,
merupakan penonjolan kranium. Di bawah arkus ini terdapat
penonjolan os temporal yang disebut prosesus mastoideus. Pada saat
kelahiran garis sutura ditengah membagi dua sutura secara vertikal,
memisahkan os parietal, frontal, nasal, maksila, dan mandibula dari
sisi lawannya. Setelah usia 2 tahun kedua sisi mandibula bersatu
pada simfisis menti.Rongga orbita adalah ruangan berbentuk limas
yang tersusun dari os frontal, maksila, zygomatikus, sfenoid,
etmoidalis dan lakrimalis. Batas-batas adalah rongga orbita adalah:
Atap: os frontal Dasar: prosesus orbitalis maksila Lateral : os
zygomatikus dan os frontal Medial : os etmoidalis, os
lakrimalisKanalis optikus dan fisura orbitalis superior terletak
pada puncak masing-masing rongga orbita.Pada kanalis optikus
tersebut terdapat N.optikus dan A.ophtalmika, sewaktu alat-alat ini
melintas di antara rongga orbita menuju fossa kranii media.Hampir
1/3 tepi rongga orbita disusun oleh os frontal, maksila, dan
zygomatikus. Ke arah medial tepi inferior rongga orbita dilanjutkan
sebagai krista lakrimalis anterior maksila. Ke arah medial tepi
superior dilanjutkan pada os frontal yang bergabung dengan krista
lakrimalis posterior os lakrimale. Rigi-rigi lakrimale ini
membatasi fossa bagian tulang yang berisi sakus lakrimalis.Ukuran
sinus maksilaris dan sinus etmoidalis pada bayi baru lahir masih
kecil, sedangkan sinus frontalis dan sinus sfenoid belum
berkembang.Maksila membentuk dasar rongga orbita dan gusi.Sinus
maksilaris merupakan perluasan ke di dinding medial os maksila.
Dengan terjadinya erupsi gigi susu maka ruangan sinus ini akan
bertambah besar, tetapi pertumbuhan maksila sangat lambat karena
pertumbuhan gigi permanen baru terjadi pada usia 6 tahun.
Pertambahan ukuran sinus dan tulang alveolar terjadi secara
simultan bersama tulang mandibula.Mandibula terdiri dari dua bagian
pada waktu lahir, dipisahkan oleh jaringan fibrosa ( sutura inter
mandibularis ) yang akan mengalami osifikasi pada tahun pertama
menjadi simfisis menti. Os mandibula mempunyai prosesus alveolaris
yang mengelilingi akar gigi bawah.Pemanjangan mandibula terjadi
bersamaan dengan pertumbuhan gigi.Pemanjangan ramus mandibula
dibutuhkasn untuk menampung gigi yang sedang mengalami erupsi dan
mempertahankannya dalam posisi oklusi sesuai dengan bertambahnya
jumlah gigi pada maksila sehingga ruang untuk erupsi gigi cukup
besar.Pertumbuhan panjang mandibula ini terjadi pada epifisis leher
mandibula (yang terbentuk dari kartilago sekuler).Pada saat lahir
mandibula berbentuk tumpul.Prosessus koronoideus terletak lebih
tinggi dari pada kondilus. Posisi normal mandibula baru tercapai
pada usia 2 tahun, dan setelah erupsi gigi permanen posisi kondilus
lebih tinggi dari pada prosesus koroideus Lidah bayi baru lahir
ukurannya lebih besar dan ujungnya lebih tumpul. Palatum durum
terletak setinggi orifisium tuba eustachius. Dalam perkembangannya
palatum akan turun sedangkan muara tuba akan tetap pada tempatnya
di nasofaring.Jaringan limfatik pada langit-langit dan nasofaring (
adenoid ) mengalami hipertrofi dan berangsur-angsur mengecil dan
menghilang pada usia 14 tahun.c. TelingaTelinga terbagi menjadi
tiga bagian, yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Telinga luar
terdiri dari daun telinga dan meatus akustikus eksternus. Meatus
akustikus eksternal pada bayi baru lahir seluruhnya terdiri dari
kartilago.Telinga tengah adalah modifikasi sinus udara di dalam
bagian petrosa os temporal. Telinga tengah berhubungan dengan
sel-sel udara mastoid melalui aditus dan juga dengan nasofaring
melalui tuba eustachius ( tuba auditiva ). Tuba ini pada anak lebih
pendek, lebih lebar, kedudukannya lebih mendatar, dan kurang
mengandung rambut getar dari pada tuba orang dewasa, sehingga lebih
memudahkan terjadinya radang telinga tengah.Kavum timpani adalah
rongga yang mempunyai arah vertikal dengan batas-batas: Atap :
tegmen timpani ( bagian petrosa os temporal ) Dasar : bulbus
jugularis superior Medial: membran timpani Anterior: tuba
eustachiusMembran timpani hampir sama ukuran dengan orang dewasa
tetapi lebih menghadap kebawah dan terletak lebih dalam. Membran
timpani terikat pada tulang timpanika yang telah ada pada saat
lahir sebagai cincin timpanika berbentuk huruf C, terletak pada
permukaan bawah os petrosa dan skuamosa yang merupakan bagian dari
tulang temporal.Pada bayi baru lahir membran timpani lebih tebal
dan suram serta letaknya lebih miring.Tiga tulang pendengaran yaitu
maleus, inkus, stapes, terletak diantara membran timpani dan
jendela oval.Telinga dalam terdapat didalam os petrosa dan
mempunyai 2 bagian yaitu labirin bagian tulang dan labirin bagian
membranosa.Labirin bagian tulang mempunyai 3 bagian yakni koklea,
vestibulum, dan kanalis semisirkularis.Ketiga bagian tersebut telah
mencapai ukuran dewasa saat lahir.Labirin bagian membranosa
mempunyai 3 komponen : duktus koklearis, sakulus dan utrikulus, dan
ketiga duktus kanalis semisirkularis.d. LeherLeher anak lebih
pendek daripada leher orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh lebih
besarnya rongga toraks pada anak akibat posisi iga yang lebih
horisontal.Bagian luar leher terbagi menjadi daerah segitiga
posterior dan anterior.Batas segitiga posterior leher adalah:
Dasar: 1/3 bagian tengah klavikula Anterior :
m.sternokleidomastoideus Posterior: m.trapezius,Puncak segitiga
terproyeksi ke superior dibelakang telinga sampai setinggi linea
nuke superior os oksipital dimana m.sternokleidomastoideus dan
m.trapezius bertemu.Segitiga anterior leher dibatasi oleh :
Anterior : Garis tengah leher mulai dari os hioid sampai manubrium
sternum Posterior : m.sternocleidomastoideus Atap : tepi bawah os
mandibula.Beberapa kelenjar getah bening dijumpai pada tepi
posterior m.sternokleidomastoideus. Kelenjar ini adalah kelenjar
getah bening (KGB servikalis profundus) yang mengalirkan getah
bening kulit kepala dan leher dan bernuara pada trunkus limfatikus
jugularis.Kelenjar tiroid adalah kelenjar berlobus dua yang
terletak di sebelah lateral laring dan trakea, pada leher bawah.
Kedua lobus dihubungkan oleh ismus jaringan tiroid yang menyilang
trakea setinggi tulang-tulang rawan trakea ke 2 4.Cabang-cabang
laringeus rekuren N.vagus terletak di dalam lobus-lobus tiroid ini.
Sewaktu pembedahan kelenjar tiroid, saraf-saraf ini mudah cedera
dan bila cedera dapat menyebabkan masalah-masalah pernafasan dan
suarae. ThoraksDinding toraks tersusun dari sternum, klavikula,
iga, dan vertebra torakal. Pada bayi, bentuk dada hampir bulat.
Pada usia di bawah 2 tahun, lingkar dada lebih kecil daripada
lingkar kepala. Dada membesar dalam diameter transversal. Pada bayi
prematur, iga-iga masih tipis dan sela iga akan tertarik ke dalam
pada saat inspirasi. Dalam keadaan normal, dapat teraba celah
Harrison yang merupakan tempat perlekatan diafragma pada iga.
Tulang iga terletak lebih horisontal, sehingga batas rongga dada
lebih tinggi daripada orang dewasa. Dengan lebih tingginya batas
atas rongga dada, maka posisi diafargma juga akan menjadi lebih
tinggi, dan hal ini akan mengakibatkan pertambahan volume abdomen.
Seiring dengan pertambahan usia, akan terjadi perubahan posisi iga
menjadi lebih miring, sehingga batas atas rongga dada akan
turun.Rongga dada berisi struktur-struktur penting, yaitu timus,
paru-paru, jantung, dan pembuluh darah besar.Timus terletak di
belakang manubrium sterni, dan di depan pembuluh besar diatas
jantung. Timus adalah kelenjar berlobus dua yang memanjang, dimana
bagian terbesar aktifitas fungsionalnya adalah semasa kehidupan
janin. Sesudah pubertas, perlahan-lahan timus mengkerut sampai
hanya terdiri dari dua massa lemak memanjang yang ke arah bawah
mencapai perikardium dan dengan sedikit sisa jaringan timus.f.
AbdomenDinding perut membentuk rongga perut yang melindungi isi
rongga perut. Integritas lapisan muskulo-aponeurosis dinding perut
sangat penting untuk mencegah terjadinya hernia. Fungsi otot
dinding perut adalah untuk pernafasan, proses berkemih, dandefekasi
dengan meninggikan tekanan intra abdomen.Dinding perut terdiri dari
berbagai lapisan, yaitu kutis, subkutis, lemak subkutan, fasia
superfisialis (fasia skarpa). Kemudian otot dinding perut, yaitu
m.oblikus abdominis eksternus, m.oblikus abdominis internus, dan
m.transversus abdominis, dan akhirnya lapisan preperitoneum dan
peritoneum, yaitu fasia transversalis, lemak preperitoneal, dan
peritoneum.Otot perut anak biasanya lebih tipis dan lebih lemah
daripada orang dewasa. Jika anak berbaring, perut kelihatan datar,
dan bila berdiri akan terjadi lordosis sehingga perut kelihatan
membuncit. Keadaan ini dianggap normal sampai pubertas. Anak
dibawah usia 6 tahun, gerakan abdomen akan lebih dominan daripada
gerakan toraks, sehingga bila di atas usia 6 tahun masih tampak
gerakan abdomen yang dominan perlu dicurigai adanya kelainan
paru.Organ-organ perut relatif besar, tepi hati yang lunak dapat
teraba di bawah arkus kosta kanan. Limpa biasanya tidak teraba.
2.4Alat Gerak Pada Saat Aktivitas Bermain Aktivitas bermain yang
dilakukan anak- anak melibatkan beberapa alat gerak sebagai
berikut:NoAlat gerakTulangSendiOtot
1.Ekstremitas superiora. Claviculab. Scapulac. Humerusd.
Radiuse. Ulnaf. Ossa carpig. Ossa meta carpih. Digiti manus
a. Articulatio acromioclavicularisb. Articulatio humeric.
Articulatio cubitid. Articulatio radioulnaris distalise.
Articulatio mediocarpalisf. Articulationes Carpometacarpales.g.
Articulationes metacarpophalangeae.h. Articulationes interphalageae
manus proximales.i. Articulationes interphalangeae manus
distales.Otot- otot ventral bahu dan lengan sisi kanan :a. M.
Deltoideusb. M. Pectoralis majorc. M. Biceps brachiid. M.
Brachialise. M. Brachiordalisf. M. Pronator teresg. M. Fleksor
carpi radialish. M. Ekstensr carpi raialis longusi. M. Palmaris
longusj. M. Fleksor digitoru superficialisk. M. Fleksor carpi
ulnarisl. Retinaculum musculorum fleksorum.m. Thenar n. Hipotenaro.
M. Fleksor digitorum superficialis, tendinesp. Vagina tendinisq. M.
Fleksor digitorum profundusOtot-otot dorsal bahu kanan:a. M.
Trapeziusb. M. Deltoideusc. M. Infraspinatusd. M. Teres minore. M.
Teres majorf. M. Latisimus dorsig. M. Triceps brachiih. M. Brachiio
radialisi. M. Ekstensor carpi radialis longusj. M. Anconeusk. M.
Eksttensor carpi radialis brevisl. M. Ekstensor digitorumm. M.
Ekstensor carpi ulnarisn. M. Abduktor pollicis longuso. M.
Ekstensor policis brevisp. M. Ekstensor policis longusq. M.
Intererossei dorsales.
2. Ekstremitas inferiora. Coxaeb. Os sacrumc. Vemurd. Vibulae.
Tibiaf. Patellag. Ossa tarsih. Ossa metatarsii. Digiti pedisa.
Articulatio sacroiliacab. Articulatio coxaec. Articulatio genusd.
Articulatio tibiofibularise. Articulatio talocrolarisf. Articulatio
calcaneocuboideag. Articulatio subtalarish. Articulatio
talocalcaneonavicularisi. Articulatio cuneonavicularisj.
Articulatio cuneocuboideak. Articulationes intercuneiformesl.
Articulatio tarsometatarsalism. Articulationes
metatarsophalangeaen. Articulationes interphalangeae pedis.
Otot-otot paha bagian ventral :a. M. Iliacusb. M. Psoas majorc.
M. Tensor vasciae lataed. M. Pectineus e. M. Sartorius f. M.
Aduktor longusg. M. Gracilish. M. Vastus lateralisi. M. Rectus
femorisj. M. Vastus medialisk. M. Fibularis longusl. M.
Gastricnemiusm. M. Tibialis anteriorn. M. Soleus o. M. Ekstensor
digitorum longusp. M. Ekstensor hallucis longus
Otot-otot paha bagian dorsal :a. M. Gluteus mediusb. M.
Gluteusmaximusc. M. Semitendinosusd. M. Biceps femorise. M.
Grachilisf. M. Semimembranosusg. M. Gastrocnemiush. M. Soleusi.
Tendo calcaneus
BAB IIIMETODE PELAKSANAAN3.1 Lokasi PelaksanaanTugas Pengenalan
Profesi dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak CS. Jl. Yaktapena 1,
Plaju, Palembang.
3.2 Waktu PelaksanaanTugas Pengenalan Profesi akan dilaksanakan
pada:Tanggal: Kamis, 08 Januari 2015Pukul: 08.00-10.00 WIB
3.3 Subjek Tugas MandiriSubjek tugas mandiri pada pelaksanaan
TPP ini adalah anak-anak di kelompok Bermain.
3.4 Alat dan BahanAdapun alat dan bahan yang diperlukan ,
yaitu:1. Alat tulis.2. Check list observasi.3. Kamera.
3.5 Langkah-Langkah KerjaLangkah kerja yang dilakukan
adalah:Tahapan kegiatan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:1.
Tahap persiapana. Membuat proposal.b. Melakukan konsultasi kepada
pembimbing tugas pengenalan profesi.c. Mendapatkan izin dari
pembimbing tugas pengenalan profesi.2. Tahap
pelaksanaanMahasiswa:a. Mendapatkan izin dari pihak objek
penelitian yaitu anak-anak b. Melaksanakan observasi alat dan
sistem gerak tubuh pada anak-anak di kelompok bermainc. Mencatat
hasil observasialat dan sistem gerak tubuh pada anak-anak di
kelompok bermain3. Tahap Penyelesaiana. Mengumpulkan semua data,
mengolah, menganalisa dan menyimpulkan.b. Menyusun laporan hasil
pengamatan dan pemeriksaan.c. Mendapatkan ACC laporan hasil
pengamatan dan pemeriksaan dari pembimbing tugas pengenalan
profesi.
3.6 Jadwal KegiatanTabel jadwal kegiatan tugas pengenalan
profesi adalah :NoJenis Kegiatan29 Desember 2014 17 januari
2015(Blok IV)
Minggu IMinggu IIMinggu III
1Penentuan judul
2Penyusunan proposal
3Pelaksanaan TPP
4Pembahasan
5Penyusunan laporan
6Pleno
BAB IVPEMBAHASAN
4.1 Hasil dan PembahasanBerdasarkan hasil observasi yang kami
lakukan, bagian alat dan gerak tubuh yang paling sering digunakan
pada anak-anak di kelompok bermain (TK CS) adalah ekstremitas
superior (kedua lengan) dan ekstremitas inferior (kedua kaki), lalu
coulumna vertebralis (punggung). Fungsi dari columna vertebralis
pada melakukan aktivitas bermain adalah sebagai penyangga berat
kepala dan batang tubuh pada beberapa gerakan senam serta
memungkinkan pergerakan kepala dan batang tubuh. Punggung merupakan
struktur penyangga sekaligus penghubung tubuh bagian atas dengan
bagian bawah. Komponen utama punggung adalah columna vertebralis,
yang tersusun atas beberapa bagian, yaitu vertebrae cervicalis,
thoracalis, lumbalis, sakralis dan coccygis.Gerakan yang dilakukan
anak-anak pada saat melakukan senam adalah adduksi, abduksi,
fleksi, ekstensi, rotasi, Inversi, sirkumduksi dan plantarfleksi.
Pada TPP ini, kami mengamati proses anak-anak yang ,mmelakukan
aktivitas senam. Tabel PengamatanNo.Gerakan senam Jenis gerakan
Otot TulangSendi
1. Melompat 1.Fleksi ekstremitas bawah2.Plantar fleksiM.
Gastrocnemius, M. Fibularis Longus, M. Tibialis anterior, M.
Soleus, M. Gluteus MaximusFemur, Fibula, Tibia, Sesamoid, Tarsus,
Metatarsus, Digiti Pedis.Art. Coxae, Art. Genus, Art. Talocruralis,
Art. Metatarsophalanges, art. Interphalangeae pedis.
2. Merentangkan tangan 1. Abduksi ekstremitas atas2. Adduksi
ekstremitas atas
Deltoideus, Pectoralis Major, Bicep Brachii, Trisep Brachii,
Terres Minor, Trapezius.Humeraus, Radius, Ulna, Scapula, Clavicula,
Carpal, Metacarpal, Digiti manus.Art. Humeri, Art.
Acromioclavicularis.
3. Jalan di tempat1.Fleksi ekstremitas bawah2. Ektensi
ekstremitas bawahM. Gastrocnemius, M. Fibularis Longus, M. Tibialis
anterior, M. Soleus, M. Gluteus MaximusFemur, Fibula, Tibia,
Sesamoid, Tarsus, Metatarsus, Digiti Pedis.Art. Genus, Art.
Coxae
4. Tangan kedepan menjauhi dan mendekati dada.1.Fleksi
ekstremitas atas2.Ekstensi ekstremitas atasDeltoideus, Pectoralis
Major, Bicep Brachii, Trisep Brachii, Terres Minor, Trapezius.
Infraspinatus, terres major, latissimus dorsi, brachioradialis,
ancoineus, ekstensor carpi ulnaris, ekstensor carpi radialis
longus, Ekstensor digitorum, pronator terres, flexor carpi radialis
palmaris longus, flexor diitorum, flexor digitorum superficialis,
flexor carpiulnaris.Humerus, Radius, Ulna, Scapula, Clavicula,
Carpal, Metacarpal, Digiti manus.Art. Humeri, Art.
Acromioclavicularis, art. Cubitti.
5. Maju dan mundur1.Fleksi ekstremitas bawah2.Ekstensi
ekstremitas bawah3.Abduksi ekstremitas bawah4.Adduksi ekstremitas
bawahM. Gastrocnemius, M. Fibularis Longus, M. Tibialis anterior,
M. Soleus, M. Gluteus MaximusFemur, Fibula, Tibia, Sesamoid,
Tarsus, Metatarsus, Digiti Pedis.Art. Genus, Art. Talocruralis.
6. Memutarkan tanganSirkumduksi ekstremitas atasDeltoideus,
Pectoralis Major, Bicep Brachii, Trisep Brachii, Terres Minor,
Trapezius. Infraspinatus, terres major, latissimus dorsi,
brachioradialis, ancoineus, ekstensor carpi ulnaris, ekstensor
carpi radialis longus, Ekstensor digitorum, pronator terres, flexor
carpi radialis palmaris longus, flexor diitorum, flexor digitorum
superficialis, flexor carpiulnaris.Humerus, Radius, Ulna, Scapula,
Clavicula, Carpal, Metacarpal, Digiti manusArt. Humeri, Art.
Acromioclavicularis.
7. Tepuk tangan1.Abduksi ekstremitas atas 2.Adduksi ekstremitas
atasBicep Brachii, Trisep Brachii, Terres Minor, Trapezius.
Infraspinatus, terres major, latissimus dorsi, brachioradialis,
ancoineus, ekstensor carpi ulnaris, ekstensor carpi radialis
longus, Ekstensor digitorum, pronator terres, flexor carpi radialis
palmaris longus, flexor diitorum, flexor digitorum superficialis,
flexor carpiulnaris.Humerus, Radius, Ulna, Scapula, Clavicula,
Carpal, Metacarpal, Digiti manusArt. Humeri, Art.
Acromioclavicularis, Art. Radioulnaris distalis, Art.
Radiocarpalis, Art. Mediocarpalis carpo metacarpalis, Art.
Metacarpopalangeae.
8. Membungkukan badan kedepan dan belakang1. Fleksi truncus
(collumna vertebrae)2. Ekstensi truncus (collumna vertebrae)Oblicus
externus dan internus abdominis, rectus abdominis, erector spinae,
trapezius, teres major, latissimus dorsi.Columna vertebralis
cervicalis, thoracalis, lumbalis.Art. Zygapophysialis
BAB VPENUTUP
5.1 KesimpulanDari tugas pengenalan profesi (TPP) yang kami
lakukan, kami mendapatkan hasil :1. Aktivitas yang dilakukan
anak-anak di TK CS yaitu senam, yang meliputi gerakan melompat,
merentangkan tangan, jalan di tempat, tangan kedepan menjauhi dan
mendekati dada, maju-mundur, memutar tangan, tepuk tangan dan
membungkukkan badan kedepan dan kebelakang2. Tulang yang bekerja
saat menggunakan ektremitas atas yaitu Humerus, Radius, Ulna,
Scapula, Clavicula, Carpal, Metacarpal, Digiti manus. Pada saat
menggunakan ekstremitas bawah, yang bekerja yaitu Femur, Fibula,
Tibia, Sesamoid, Tarsus, Metatarsus, Digiti Pedis. Pada saat
menggunakan truncus yang bekerja yaitu columna vertebralis.3. Otot
yang bekerja saat menggunakan ektremitas atas yaitu Bicep Brachii,
Trisep Brachii, Terres Minor, Trapezius. Infraspinatus, terres
major, latissimus dorsi, brachioradialis, ancoineus, ekstensor
carpi ulnaris, ekstensor carpi radialis longus, Ekstensor
digitorum, pronator terres, flexor carpi radialis palmaris longus,
flexor diitorum, flexor digitorum superficialis, flexor
carpiulnaris.Pada saat menggunakan ekstremitas bawah, yang bekerja
yaitu M. Gastrocnemius, M. Fibularis Longus, M. Tibialis anterior,
M. Soleus, M. Gluteus Maximus. Pada saat menggunakan truncus yang
bekerja yaitu Oblicus externus dan internus abdominis, rectus
abdominis, erector spinae, trapezius, teres major, latissimus
dorsi.4. Sendi yang bekerja saat menggunakan ektremitas atas yaitu
Art. Humeri, Art. Acromioclavicularis, Art. Radioulnaris distalis,
Art. Radiocarpalis, Art. Mediocarpalis carpo metacarpalis, Art.
Metacarpopalangeae. Pada saat menggunakan ekstremitas bawah, yang
bekerja yaitu Art. Coxae, Art. Genus, Art. Talocruralis, Art.
Metatarsophalanges, Art. Interphalangeae pedis. Pada saat
menggunakan truncus yang bekerja yaitu Art. Zygapophysialis.
5.2 SaranAdapun saran yang kami berikan pada pelaksanaan Tugas
Pengenalan Profesi kali ini adalah:1. Mahasiswa diharapkan
mempersiapkan dengan baik segala keperluan yang dibutuhkan beberapa
hari sebelum melakukan kegiatan TPP.2. Untuk Tugas Pengenalan
Profesi berikutnya diharapkan mahasiswa bisa mengambil setiap
pelajaran maupun ilmu pengetahuan yang didapatkan dari observasi
yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, et al., 2008.Biologi. Jakarta: Erlangga.
Danim, Sudarman. 2002.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Penerbit Alfabeta.
Elvita, Azmi, dkk.,2008. Genetika Dasar. Fakultas Kedokteran
Universitas Riau.
Heward, W.L., 2003. Exceptional Children An Introduction to
Special Education. New Jersey: Merrill, Prentice Hall.
Nelson, 2003.Textbook of Pediatrics 17th Edition. Jakarta:
EGC.
Presiden Republik Indonesia. 2012. Undang-Undang RI No. 23 Tahun
2002.
http://perlindungan.kemlu.go.id/assets/default/portal/images/galeri_hukum/UU_no_11_th_2012.pdf,
(diakses tanggal 1 januari 2015).
Sadler. T. W.2009. Langman Embrioloi Kedokteran. Jakarta:
EGC.
Suryo.2003. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Guyton, A dan Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:
EGC.
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2002. Patofisiologi.
Jakarta: EGC.
Salk, Lee dan Rita Karmer. 1981. Cara Membimbing Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Soetijiningsih.1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
LAMPIRAN
35 | Laporan Tugas Pengenalan Profesi Blok IV