Rizqulloh Taufiiqul Hakim Barsah 1102011242 FK YARSI 2015 CARA MENDIAGNOSIS HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DENGAN BAIK DAN BENAR
Rizqulloh Taufiiqul Hakim Barsah1102011242
FK YARSI2015
CARA MENDIAGNOSIS HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DENGAN BAIK DAN
BENAR
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas. Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan sering disertai dengan proteinuria, edema, kejang, koma, atau gejala-gejala lainya (sastrawinata s, et all, 2005).
Hipertensi dalam kehamilan memiliki banyak jenis seperti pre-eklampsia, eklampsia, Hipertensi kronik, Superimposed hipertensi dan hipertensi gestasional (Krisnadi, et all, 2005). Sekitar 20% dari semua wanita yang mengalami hipertensi kronis (tekanan darah tinggi sebelum kehamilan) mengalami pre-eklampsia. Sekitar 25% wanita yang mengalami hipertensi akibat kehamilan juga mengalami preeklampsia (Glade b, 2000).
Pada kasus ini akan dibahas bagaimana cara mendiagnosis hipertensi dalam kehamilan dengan benar.
LATAR BELAKANG
LAPORAN KASUS
NAMA : Ny. MUSIA : 41 TahunALAMAT : PanguranganPEKERJAAN : Ibu Rumah TanggaMEDICAL RECORD : 8897XXMASUK RUMAH SAKIT : 20-08-15
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA : TEKANAN DARAH TINGGI
G4P3A0 merasa hamil 9 bulan, mengeluh keluar air-air dari jam 22.00 WIB disertai keluahan mulas-mulas yang masih jarang. Gerakan janin masih dirasakan, imunisasi TT 2x, antenatal care rutin dilakukan dan pasien memiliki riwayat darah tinggi sebelum hamil, HPHT 29/11/14.
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM : COMPOSMENTIS
NADI : 83x/menit SUHU : 36,8oCRESPIRASI : 24x/menit TD : 170/100 mmHg
JANTUNG, PARU-PARU, REFLEK FISIOLOGIS DALAM BATAS NORMAL DAN TIDAK DITEMUKAN ADANYA EDEMA ATAU ACITES PADA EKSTREMITAS DAN ABDOMEN.
PEMERIKSAAN LUAR
FUNDUS UTERI : 32 CM
LINGKARAN PERUT : -
LETAK ANAK : MEMANJANG
BUNYI JANTUNG ANAK : 158x/menit
HIS : -
TAKSIRAN BERAT ANAK : -
PEMERIKSAAN DALAMVULVA : TIDAK ADA KELAINANVAGINA : TIDAK ADA KELAINANPORTIO : TEBAL : 1CMKETUBAN : NEGATIFKEPALA : HODGE 1
LABORATORIUMHEMOGLOBIN : 12,0HEMATOKRIT : 33,9LEUKOSIT : 10,39TROMBOSIT : 235PROTEINURIA : NEGATIF
G4P3A0 PARTURIEN ATERM KALA 1 FASE LATEN DENGAN KPD +
HIPERTENSI KRONIK
OBSERVASI20-08-201504.18 :Telpon hasil lab (HB:12,0 Leko:10,3
Hema:33,9 Trombo:235 Proteinuria negatif).
05.00 : P : 89x/menitR : 22x/menitS : 36,9oCTD : 160/130 mmHgDJJ : 141x/menit
06.00 : Konsul dr.Husny sp.ogDopamet 3x500mgCeftriakson 2x1Drip oxytocin 5IU 20-60 tpmDiagnosa menjadi hipertensi gestasional
07.50 : Visit dr.RosidiTFU : 33cm : 2cmKepala : Hodge 1
08.00 : Informed consent pemberian drip oxytocin 5IU (+)
08.35 : Visit dr.Husny sp.ogLanjutkan dripObservasi detak jantung janinAmniotomiDiagnosa menjadi hipertensi kronik
14.55 : S : Ibu merasa mulesnya semakin sering
O : PD (Portio tidak teraba, presntasi muka, hodge 3, lengkap
A : G4P3A0 parturien aterm kala 1 fase aktif dengan kpd+hipertensi kronik
P : Memimpin persalinan
15.05 : Bayi lahir tunggal hidup letak muka dan tidak langsung menangis.
BB : 3700 gramPB : 51 cmJenis kelamin : Laki-lakiApgar score : 6/7/8LK/LD : 36/34Cek fundus tidak ada janin keduaInjeksi oksitosin intramuskular
15.20 : Plasenta lahir dengan PTT, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah umbilikus, terpasang DC kembali, urin 100cc, perdarahan 200cc, perineum utuh.
FOLLOW UP RUANGAN21-08-2015P4A0 partus maturus lahir spontan dengan
KPD + Hipertensi kronikPost partusTanda vitalTD : 110/70Suhu : 36,7oCRespirasi : 22x/menitNadi : 96x/menit
Keadaan umum baikMata : CA(-/-), SI(-/-)Cor : BJ 1-2 reg, GL(-) Mur(-)Pulmo : VBS ka=ki, RH(-) WH(-)ASI : +/+Abdomen : TFU 2 jari dibawah umbilikus,
kontraksi uterus baik, nyeri tekan (-)Lokia (+)
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
1. Bagaimana caranya menegakan diagnosis hipertensi kronik pada pasien ini dan bagaimana cara membedakan dengan jenis hipertensi pada kehamilan lainya?
2. Apa risiko yang akan terjadi pada janin yang ibunya mengalami hipertensi kronik?
JENIS-JENIS HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
HIPERTENSI GESTASIONALTekananan darah sistolik >140 atau diastolik >90
mmHg pertama kali dalam kehamilanTidak ada proteinuriaTekanan darah turun menjadi normal setelah 12
minggu post partumPenegakan diagnosis final dibuat setelah post
partumDapat mempunyai tanda atau gejala preeklampsia
seperti nyeri epigastrium dan trombositopenia
PRE-EKLAMPSIAKriteria minimal
Tekanan darah sistolik >140/90 mmHg setelah 20 minggu kehamilan
Proteinuria >300mg/24 jam atau dipstick >+1Meningkatkan diagnosis pre-eklampsia
Tekanan darah >160/110 mmHgProteinuria 2.0g/24jam atau dipstick >+2Serum kreatinin >1,2 mg/dlTrombosit <100.000Peningkatan level serum transaminase ALT atau ASTSakit kepala yang menetap atau gangguan penglihatanNyeri epigastrium
EklampsiaKejang yang tidak dapat dikaitkan dengan
penyebab lain pada wanita dengan pre-eklampsiaSuperimposed pre-eklampsi pada hipertensi
kronikBaru munculnya proteinuria >300mg/24 jam pada
wanita dengan hipertensi tetapi tanpa proteinuria pada 20 minggu awal kehamilan
Peningkatan proteinuria atau tekanan darah yang tiba-tiba atau trombosit <100.000 pada wanita dengan hipertensi dengan proteinuria sebelum 20 minggu masa kehamilan
Hipertensi kronikUmur ibu relatif tua diatas 35 tahunMultiparaObesitasRiwayat hipertensi sebelum kehamilan dan
menetap setelah kehamilanTekanan darah >140/90 mm Hg sebelum
kehamilan atau di diagnosa sebelum 20 minggu masa kehamilan
Hipertensi di diagnosa pertama kali seetelah 20 minggu masa kehamilan dan menetap setelah 12 minggu post partum.
RISIKO PADA JANIN DENGAN IBU HIPERTENSI KRONIK
Persalinan prematurKematian perinatalIntra uterine growth restriction (IUGR)
KESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN
Penegakan diagnosis hipertensi kronik pada kasus ini adalah dengan melihat adanya faktor-faktor yang mendukung ke arah diagnosis hipertensi kronik, yaitu riwayat hipertensi sebelum kehamilan, multipara, umur yang relatif tua dan tidak adanya proteinuria. Cara yang paling mudah untuk membedakan dengan jenis hipertensi dalam kehamilan lainya adalah dengan menanyakan kapan munculnya riwayat hipertensi dan melihat hasil dari pemeriksaan proteinuria nya.
Resiko yang akan terjadi pada bayi yang ibunya mengalami hipertensi kronik adalah persalinan prematur, kematian perinatal dan Intrauterine growth restriction (IUGR).
SARANSebaiknya pada pasien yang mengalami
penyakit hipertensi dalam kehamilan harus di diagnosis secara cepat dan tepat untuk keselamatan ibu dan janin dan ditanyakan kapan pertama kali muncul hipertensinya.
Ibu yang mengalami penyakit hipertensi kronis perlu penatalaksanaan yang cepat dan tepat karena jika penanganannya terlambat akan berakibat buruk bagi janin dan juga ibu.
DAFTAR PUSTAKASastrawinata s, Martaadisoebraata d, et all, Ilmu
kesehatan reproduksi obsetri patologi, ED II, EGC, 2005.
Glade b, judith schuler, Your Pregnancy After 30, arcan, 2000.
Gary f, et all, William Obstetric, 2010, ED 23Krisnadi r, mose j, et all, PEDOMAN DIAGNOSIS
DAN TERAPI OBSETRI DAN GINEKOLOGI RS DR.HASAN SADIKIN, bagian obsetri dan ginekologi UNPAD, bandung, 2005.
Prawirohardjo s, et all, ILMU KEBIDANAN, P.T BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO, jakarta, 2012.