OBAT YANG BERPENGARUH BURUK PADA KEHAMILAN Indah Fitri Damayanti, Apt Kuliah Integrasi Farmakologi Modul Reproduksi
OBAT YANG BERPENGARUH BURUK PADA KEHAMILAN
Indah Fitri Damayanti, Apt
Kuliah Integrasi Farmakologi
Modul Reproduksi
Tragedi Talidomide !!
KELOMPOK KHUSUS DALAM FARMAKOTERAPI
• Masa Neonatus• Anak-anak• Lanjut Usia
• Wanita Menyusui• Wanita Hamil !!!
Dua Pertimbangan Pengobatan pada Kehamilan
– Penyesuaian Dosis– Efek Obat terhadap Janin
Efek Buruk Obat pada Janin
• Efek buruk obat pada janin : efek toksik, efek teratogenik & efek letal
• Efek toksik : efek yang menyebabkan gangguan fisiologis / biokimiawi janin, biasanya gejalanya muncul beberapa saat setelah kelahiran
• Efek Teratogenik : efek yang menyebabkan terjadinya malformasi anatomik pada pertumbuhan janin
• Efek letal : efek yang mengakibatkan kematian janin dalam kandungan
Pengaruh Obat sesuai Fase Pertumbuhan Janin
• Fase Implantasi• Fase Embrional / Organogenesis
• Fase Fetal
Fase Implantasi
• Fase umur kehamilan kurang dari 3 minggu• Efek obat pada fase ini umumnya
mengakibatkan matinya embrio atau justru tidak berpengaruh sama sekali
Fase Embrional / Organogenesis
• Umur kehamilan 4-8 minggu• Fase deferensiasi pertumbuhan organ • Efek pada janin umumnya berupa malformasi
anatomik
Fase Fetal
• Umur kehamilan trimester dua dan tiga• Fase maturasi & pertumbuhan lanjut• Efek buruk tidak berupa malformasi anatomik,
tetapi gangguan pertumbuhan dan fungsi fisiologik dan biokimiawi organ.
Klasifikasi Obat berdasar Efeknya terhadap Janin
• Kategori A :– Obat yang telah banyak digunakan pada wanita
hamil tanpa disertai kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lain
– Contoh : paracetamol, ampicillin, eritromisin, glikosida, isoniazid dll.
• Kategori B : – Sama dengan kategori A, tetapi pengalaman
penggunaan masih sangat terbatas– Contoh : simetidin, dipiridamol, spektinomisin
Klasifikasi Obat berdasar Efeknya terhadap Janin (2)
• Kategori C :– Memberikan efek buruk tanpa disertai malformasi
janin– Bersifat reversibel– Contoh : rifampisin, aspirin, fenotiazin, analgesik
narkotik • Kategori D :– Obat yang berbukti meningkatkan malformasi pada
janin– Bersifat irreversibel– Contoh : fenitoin, fenobarbital, kinin, steroid anabolik
Klasifikasi Obat berdasar Efeknya terhadap Janin (3)
• Kategori X :– Obat yang mempunyai risiko tinggi terjadinya
pengaruh buruk– Bersifat irreversibel– Merupakan kontraindikasi mutlak– Contoh : dietilstilbestrol, isotretionin
Kenapa obat yang diberikan secara sistemik pada Ibu hamil memberikan
pengaruh terhadap janin ???
Jawabannya :Sebab sebagian besar obat bisa
melintasi plasenta menuju Janin.
Faktor yg Mempengaruhi Masuknya Obat ke Plasenta & Efek pada Janin
• Sifat fisiko-kimiawi obat (kelarutan dlm lemak,polaritas & ukuran partikel)
• Kecepatan obat melintasi plasenta & mencapai sirkulasi janin
• Lamanya pemaparan terhadap obat• Distribusi obat ke jaringan2 yang berbeda pada
janin• Periode perkembangan janin saat obat diberikan• Efek obat jika diberikan dalam bentuk kombinasi
Perubahan Farmakokinetik Obat pada Masa Kehamilan
• Perubahan proses Absorbsi• Perubahan proses Distribusi
• Perubahan proses Metabolisme• Perubahan proses Ekskresi
Absorbsi (1)• Pada umumnya, faktor yang mempengaruhi
absorbsi per oral adalah :– Fisiologik• pH lambung, obat golongan asam lemah akan mudah
diserap dilambung karena pH lambung rendah (misal aspirin, diabsorbsi sempurna di lambung sebab aspirin adalah asam lemah, sehingga banyak dalam bentuk utuh, tidak terionisasi pada lingkungan lambung yang pH nya rendah; keadaan sebaliknya terjadi untuk phenobarbital, yang bersifat basa lemah)• Kecepatan pengosongan lambung, gerakan peristalik yang
meningkat, mengurangi lamanya keberadaan obat dilambung absorbsi menurun (misal pada diare dan minum obat yang mempengaruhi motilitas usus ; metoklopropamid dan pemblokir reseptor muskarinik)
– Fisikokimiawi obat• P Ka. Obat , obat dg P Ka tinggi (asam lemah) lebih
mudah diserap dilambung (asam)• Kelarutan dalam lemak makin tinggi kelarutan
makin mudah diabsorbsi• Ukuran partikel obat makin kecil makin mudah
(penisiliin dalam bentuk garam akan mudah diserap dibanding dalam bentuk asam)
Absorbsi (2)• Pada awal kehamilan terjadi penurunan sekresi
asam lambung hingga 30-40 %, sehingga pH meningkat, konsekwensinya :– Obat yg bersifat asam lemah absorbsinya menurun
(aspirin)– Obat basa lemah absorbsinya meningkat
(penobarbital)• Pada fase lanjut, motilitas gastrointestinal
menurun, akibatnya :– Obat yang sukar larut, absorbsinya meningkat
(Digoksin)
Distribusi (1)
• Secara umum faktor yang mempengaruhi distribusi adalah : – Sifat fisikokimiawi obat• Kelarutan dalam lemak kelarutan lemak tinggi,
distribusi meningkat• Polaritas makin polar makin sukar terdistribusi
– Ikatan protein• Protein plasma semakin banyak terikat protein
plasma semakin sukar terdistribusi
Distribusi (2)
• Pada kehamilan, volume plasma & cairan ekstrasel meningkat, akibatnya obat dg vol distribusi kecil kadarnya semakin rendah dalam darah (ampisillin)
• Penurunan albumin serum, akibatnya obat asam lemah fraksi bebasnya meningkat sebab obat asam lemah berikatan dengan albumin, sebaliknya obat basa lemah meningkat fraksi bebasnya karena glikoprotein meningkat (diazepam, fenitoin dll)
Metabolisme
• Pada kehamilan, aktivitas mixed function oxidase meningkat obat yang mengalami metabolisme dg cara oksidasi meningkat (fenitoin, penobarbital & karbamazepin) perlu penyesuaian dosis
Ekskresi
• Pada akhir kehamilan, terjadi peningkatan aliran darah ginjal sampai 2 kali lipat ekskresi obat yang lewat ginjal meningkat perlu penyesuaian dosis
Pemakaian Obat pada Kehamilan yang harus diperhatikan :
AntibiotikAnalgesik Antipiretik
Antihipertensidll
Antibiotik (1)• Golongan Penisilin :– Obat yang relatif paling aman– Mudah menembus plasenta & mencapai kadar terapetik– Perlu penyesuaian dosis, sebab kadar dalam plasma turun
akibat meningkatnya valume plasma & cairan tubuh.• Golongan Sefalosporin :– Relatif aman– Kadar sefalosporin meningkat pada beberapa jam setelah
pemberian, tetapi tidak terakumulasi pada pemberian berulang
– Diduga bisa menimbulkan anemia hemolitik, tetapi hal ini belum terbukti
Antibiotik (2)
• Tetrasiklin :– Pada trimester pertama, bisa menyebabkan
gangguan pertumbuhan tulang, tetapi bersifat reversibel
– Pada trimester dua & tiga, mengakibatkan perubahan warna gigi yang menetap & hipoplasia enamel
– Karena efeknya, sebaiknya penggunaan tetrasiklin dihindari
Antibiotik (3)• Aminoglikosida :– Termasuk Kategori D (meningkatkan kejadian
malformasi dan kerusakan yang irreversibel)– Menimbulkan kerusakan ginjal tingkat seluler– Kerusakan safar kranial VIII pada janin– Sangat tidak dianjurkan
• Kloramfenikol :– Termasuk kategori C (menyebabkan pengaruh buruk
tanpa adanya malformasi)– Menyebabkan grey baby syndrome– Pemberian pada kehamilan sejauh mungkin dihindari
Antibiotik (4)• Sulfonamid :– Mampu melintasi plasenta dan masuk dalam sirkulasi
janin– Sulfonamid mampu menggeser bilirubin dari ikatan
protein plasma, sehingga fraksi bebasnya meningkat kern-ikterus pada bayi baru lahir
– Pemakaian harus dihindari, terutama pada masa akhir kehamilan
• Eritromisin :– Kadar dalam janin sangat rendah, kira-kira 1-2 %
kadar dalam serum Ibu.– Pemakaian relatif aman
Analgesik Antipiretik
• Paracetamal :– Obat yang relatif paling aman untuk kehamilan– Kemungkinan akan timbul hepatotoksik pada janin
jika pemberian dosis melebihi dosis lazim
• Antalgin :– Kemungkinan bisa menimbulkan agranulositosis– Jika ada pilihan lain yang lebih aman, sebaiknya
pemberian antalgin dihindari
Antihipertensi (1)
• Obat antihipertensi yang relatif aman :– Golongan Beta Bloker : atenolol, oksprenolol– Golongan simpatolitik sentral : metildopa, klonidin– Vasodilator : diazoksid, hidralazin
Antihipertensi (2)
• Obat yang tidak dianjurkan :– Antagonis Kalsium : verapamil, diltiazem, nifedipine
menyebabkan hipoksia fetal– Diuretik : furosemid, HCT, Spironolakton
menyebabkan volume plasma berkurang & perfusi utero plasenta berkurang
– Reserpin menyebabkan hilangnya termoregulasi– Penyekat neuroadrenergik : guanetidin, debrisokuin
menyebabkan penurunan perfusi uteroplasental– ACE Inhibitor : kaptopril, enalapril meningkatkan
angka mortalitas janin.