-
5/27/2018 OBAT HEMOSTATIK
1/14
1
BAB I
PENDAHULUAN
Hemostatik adalah zat yang digunakan untuk menghentikan
perdarahan. Obat-
obatan ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi
daerah yang luas.
Pemilihan obat-obat harus dilakukan secara tepat dan sesuai
dengan pathogenesis
terjadinya perdarahan tersebut. Bila daerah perdarahan kecil
tindakan fisik seperti
penekanan, pendinginan, atau kauterisasi seringkali dapat
menghentikan perdarahan
dengan cepat.
Perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi factor pembekuan
darah yang
bersifat herediter misalnya defisiensi factor hemofilik (Faktor
VIII) dan dapat pula
akibat defisiensi banyak factor yang sulit di diagnosis.
Defisiensi suatu factor dapat
diobati dengan memberikan kekuarangan factor tersebut misalnya
factor VIII, factor
antihemolitik kriopresipitat, factor IX dan lain lain. Selain
dari factor pembekuan
darah.
Perdarahan juga dapat dihentikan dengan memberikan obat-obat
yang dapat
meningkatkan pembentukan factor-faktor pembekuan darah misalnya
vitamin K. atau
yang menghambat mekanisme fibrinolitik seperti asam
aminokaproat. Selain
hemostatic sistemik, bisa juga diberikan hemostatic
local.[1]
-
5/27/2018 OBAT HEMOSTATIK
2/14
2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. MEKANISME PEMBEKUAN DARAH NORMAL
Secara umum terjadi melalui tiga langkah utama:
1. Sebagai respons terhadap kerusakan pembuluh darah/ darah itu
sendiri, makarangkaian reaksi kimiawi yang kompleks terjadi dalam
darah dan melibatkan
banyak faktor pembekuan darah. Hasil akhirnya adalah
terbentuknya suatu
kompleks substansi teraktivasi yang secara kolektif disebut
aktivator
protrombin.
2. Aktivator protrombin mengkatalisis perubahan trombin menjadi
trombin.3. Trombin bekerja sebagai enzim untuk mengubah fibrinogen
menjadi benang-
benang fibrin yang merangkai trombosit, sel darah, dan plasma
untuk
membentuk bekuan.
-
5/27/2018 OBAT HEMOSTATIK
3/14
3
Pembentukan Aktivator Protrombin:
1. Mekanisme ini dimulai bila terjadi trauma pada dinding
pembuluh darah danjaringan yang berdekatan pada darah, pada setiap
kejadian tersebut,
mekanisme ini akan menyebabkan pembentukan aktivator
protrombin.
2. Aktivator protrombin ini dibentuk melalui 2 cara, yaitu jalur
ekstrinsik yangdimulai dengan terjadinya trauma pada dinding
pembuluh dan jalur intrinsik
yang berawal di dalam darah itu sendiri.
Langkah-langkah jalur ekstrinsik, yaitu pelepasan faktor
jaringan atau
tromboplastin jaringan, selanjutnya mengaktifasi faktor X yang
dibentuk oleh
kompleks lipoprotein dari faktor jaringan dan bergabung dengan
faktor VII,
kemudian dengan hadirnya ion Ca2+ akan membentuk faktor X yang
teraktivasi.
Selanjutnya faktor X yang teraktivasi tersebut akan segera
berikatan dengan
fosfolipid jaringan, juga dengan faktor V untuk membenuk senyawa
yang disebut
aktivator protrombin.
Langkah-langkah jalur intrinsik, yaitu pengaktifan faktor XII
dan pelepasan
fosfolipid trombosit oleh darah yang terkena trauma, kemudian
faktor XII yang
teraktivasi ini akan mengaktifkan faktor XI, kemudian faktor XI
yang teraktivasi ini
akan mengaktifkan faktor IX, faktor IX yang teraktivasi bekerja
sama dengan faktor
VIII terakivasi dan dengan fosfolipid trombosit dan faktor 3
dari trombosit yang
rusak, akan mengkatifkan faktor X. Disini jelas bahwa bila
faktor VIII atau trombosit
kurang maka langkah ini akan terhambat. Faktor VIII adalah
faktor yang tidak
dimiliki oleh penderita hemofilia. Trombosit tidak dimiliki oleh
penderita
trombositopenia. Faktor X yang teraktivasi akan bergabung dengan
faktor V dan
trombosit untuk membentuk suatu kompleks yang disebut aktivator
protrombin.
-
5/27/2018 OBAT HEMOSTATIK
4/14
4
Perubahan Trombin Menjadi Trombin:
Setelah aktivator protrombin terbentuk akibat pecahnya pembuluh
darah maka
dengan adanya ion Ca2+ dalam jumlah yang mencukupi, akan
menyebabkan
perubahan protrombin menjadi trombin. Trombosit juga berperan
dalam pengubahan
protrombin menjadi trombin, karena banyak protrombin mula-mula
melekat pada
reseptor protrombin pada trombosit yang telah berikatan pada
jaringan yang rusak.
Pengikatan ini akan mempercepat pembentukan trombin dan
protrombin yag terjadi
dalam jaringan dimana pembekuan diperlukan.
Protrombin adalah protein plasma yang tidak stabil dan dengan
mudah pecah menjadi
senyawa-senyawa yang lebih kecil, salah satu diantaranya
trombin. Vitamin K juga
sangat berperan dalam pembekuan darah karena kurangnya vitamin K
akan
menurunkan kadar protrombin sampai sedemikian rendahnya hingga
timbul
pendarahan.
Perubahan Fibrinogen Menjadi Fibrin:
Trombin adalah enzim protein dengan kemampuan proteolitik yang
bekerja terhadapfibrinogen dengan cara melepaskan empat peptida
yang berberat molekul rendah dari
setiap molekul fibrinogen sehingga membentuk molekul fibrin
monomer yang
memiliki kemampuan untuk berpolimerisasi dengan molekul fibrin
monomer yang
lain. Dengan cara demikian, dalam beberapa detik banyak molekul
fibrin monomer
berpolimerisasi menjadi benang-benang fibrin yang panjang,
sehingga terbentuk
retikulum bekuan.
Namun benang-benang fibrin ini ikatannya tidak kuat dan mudah
diceraiberaikan,
maka dalam beberapa menit berikutnya akan terjadi proses yang
akan memperkuat
jalinan/ikatan tersebut. Proses ini melibatkan zat yang disebut
faktor stabilisasi fibrin.
Trombin yang tadi berperan dalam membentuk fibrin, juga
mengaktifkan faktor
stabilisasi fibrin yang kemudian akan membentuk ikatan kovalen
antara molekul
-
5/27/2018 OBAT HEMOSTATIK
5/14
5
fibrin monomer, sehingga saling keterkaitan antara benang-benang
fibrin yang
berdekatan sehingga menambah kekuatan jaringan fibrin secara
tiga dimensi.
Bekuan darah yang terdiri dari jaringan benang fibrin yang
berjalan dari segala arah
dan menjerat sel-sel darah, trombosit, dan plasma. Benang-benang
fibrin juga melekat
pada pembuluh darah yang rusak; oleh karena itu bekuan darah
menempel pada
lubang di pembuluh darah dan dengan demikian mencegah kebocoran
darah.[2]
-
5/27/2018 OBAT HEMOSTATIK
6/14
6
II.2 MEKANISME FIBRINOLITIK
Ketika tubuh terluka dan cedera menyebabkan pendarahan,sangat
penting bahwa tubuh mampu untuk membendung aliran darah. Hanya
jika
pendarahan dihentikan, tubuh akan mamp u bertahan dan itul ah
sebabnya
koagulasi adalah proses penting dalam hemostasis, yang tidak
lain adalah koagulasi
diikuti dengan melarutkan gumpalan darah dankemudian memperbaiki
jaringan yang
terluka. Setelah dipulihkan dan jar ingan diperbaik i, bekuan
darah atau
trombus harus disingkirkan dari jaringan yang cedera. Hal ini
dicapai dengan
jalur fibrinolisis.
Selain mekanisme pembekuan, terdapat pula sistem kontrol
utamadalam mengimbangi sistem koagulasi yaitu sistem atau
mekanismefibrinolisis yang berperan menghancurkan fibrin
secara
enzimatik. Fibrinadalah protein tak larut yang dibentuk dari
fibrinogen
oleh kegiatanproteolitik trombin sewaktu pembekuan darah
normal.Pada
sistem fibrinolisis, komponen yang berperan terdiri
dariplasminogen,
aktivator plasminogen, dan inhibitor plasminogen.
Plasminogen adalah suatu glikoprotein rantai tunggal dengan
aminoterminal, glutamic acid glutamic acid yang mudah dipecah
oleh proteolisis
menjadi bentuk modifikasi dengan suatu terminal lysin e ,valin a
t au m ethionin.
Plasminogen adalah prekursor inaktif plasmin yangdikonversikan
oleh kerja
proteolitik enzim urokinase. Plasminogen disebut juga
profibrinolisin. Plasminogen
berisi motif struktur sekunder yangdikenal sebagai kringles,
yang mengikat secara
khusus untuk lisin danarginin residu pada fibrin (Ogen). Ketika
dikonversi dari
plasminogenmenj adi plasmin, ber fungsi sebagai protease
serin.
Plasminogenmerupakan bentuk proenzim dari plasmin.Plasmin adalah
suatu
enzim proteolitik dengan spesifisitas yangtinggi terhadap fibrin
dan dapat
-
5/27/2018 OBAT HEMOSTATIK
7/14
7
memecah fibrin, fibrinogen, F V dan FVIII, komplemen, hormon,
serta protein
lainnya.[3]
-
5/27/2018 OBAT HEMOSTATIK
8/14
8
II.3. OBAT HEMOSTATIK LOKAL
1. HEMOSTASIS SERAPHemostatik serap menghentikan perdarahan
dengan pembentukan suatu bekuan
buatan atau memberikan jala serat-serat yang mempermudah
pembekuan darah bila
diletakkan langsung pada permukaan yang berdarah. Dengan kontak
pada permukaan
asing, trombosit akan pecah dan membebaskan factor yang memulai
proses
pembekuan darah. Hemostatic golongan ini berguna untuk mengatasi
perdarahan
yang berasal dari pembuluh darah kecil saja seperti kapiler.
Golongan ini tidak efektif
untuk menghentikan perdarahan dari arteri atau vena yang tekanan
intravaskularnya
tinggi.
Yang termasuk golongan ini adalah spons gelatin, oksisel
(selulosa oksida)
dan busa fibrin insani (human fibrin foam). Spons gelatin dan
oksisel dapat
digunakan sebagai penutup luka yang akhirnya akan diabsorpsi.
Hal ini
menguntungkan karena tidak memerlukan penyingkiran atau
pengeluaran yang
mengakibatkan perdarahan ulang, seperti yang terjadi pada
penggunaan kain kassa.
Untuk absorpsi yang sempurna pada kedua zat ini diperlukan waktu
sampai 6 jam.
Selulosa oksida dapat mempengaruhi regenerasi tulang dan dapat
mengakibatkan
timbulnya kista apabila digunakan dalam jangka waktu panjang
pada patah tulang.
Selain itu penggunaan jangka panjang selulosa oksida dapat
menimbulkan gangguan
epitelisasi. Pada busa fibrin insani dapat digunakan setelah
dibasahi dan dengan
sedikit penekanan dapat menutup luka dengan baik pada permukaan
yang berdarah.
2. ASTRINGENZat ini bekerja dengan mengendapkan protein darah
sehingga perdarahan dapat
dihentikan. Sehubungan dengan cara penggunaannya, zat ini
dinamakan stypticatau
bisa disebut juga kauterisasi kimia. Yang termasuk kelompok ini
antara lain adalah
-
5/27/2018 OBAT HEMOSTATIK
9/14
9
feri klorida, nitras argenti, asam tanat. Kelompok ini digunakan
untukmenghentikan
perdarahan kapiler dan bersifat kaustik.
3. KOAGULANObat kelompok ini pada penggunaan local menimbulkan
hemostasis dengan dua cara
yaitu mempercepat perubahan protrombin menjadi thrombin dan
secara langsung
menggumpalkan fibrinogen.
a. Aktivator ProtrombinEsktrak yang mengandung protrombin dapat
dibuat antara lain dari jaringan
otak yang diolah secara kering dengan asetat. Beberapa racun
ular juga
memiliki aktivitas tromboplastin yang dapat menimbulkan
pembekuan darah.
Salah satu contoh adalahRussels Viper Venom.
b. TrombinZat ini tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan untuk
penggunaan local.
Sediaan ini tidak boleh digunakan untuk suntikan IV karena bisa
terjadi
pembekuan yang cepat dan menimbulkan emboli.
4. VASOKONSTRIKTORObat vasokonstriktor dapat digunakan dalam
menghentikan perdarahan local.
Penggunaan obat ini misalnya dengan pemberian Adrenalin 1 :
1000. Penggunaannya
dapat diberikan dengan membasahi kassa dengan larutan adrenalin
kemudian
ditempelkan kepada bagian yang luka. Adrenalin akan menyebabkan
efek langsung
kepada pembuluh darah yaitu vasokonstriksi. Perdarahan yang
dapat dihentikan
dengan pemberian adrenalin adalah perdarahan yang kecil seperti
arteriol dan vena
kecil.[1][4]
-
5/27/2018 OBAT HEMOSTATIK
10/14
10
II.4. OBAT HEMOSTATIK SISTEMIK
Terdapat beberapa cara untuk menghentikan perdarahan dengan cara
memasukkan zat
ke dalam system vascular. Salah satunya dengan memberikan
transfusi darah,
seringkali perdarahan dapat dihentikan segera. Hal ini terjadi
karena penderita
mendapatkan semua faktor pembekuan darah yang terdapat dalam
darah transfusi.
Keuntungan lainnya ialah perbaikan volume sirkulasi. Perdarahan
yang disebabkan
oleh defisiensi factor pembekuan darah tertentu dapat diatasi
dengan
menggantikan/memberikan faktor pembekuan yang kurang tersebut.
Zat zat
tersendiri :
1. Faktor antihemofilik (faktor VIII) dan Cryoprecipitated
AntihemophilicFactor: Berguna untuk mencegah atau mengatasi
perdarahan pada penderita
hemofilia A (defisiensi faktor VIII) dan penderita yang
darahnya
mengandung inhibitor faktor VIII
2. Kompleks faktor IX : Sediaan ini mengandung faktor II, VII,
IX dan X; sertasejumlah kecil protein plasma lain. Digunakan untuk
pengobatan hemofilia B,
atau bila diperlukan faktor - faktor yang terdapat dalam sediaan
tersebut untukmencegah perdarahan. Akan tetapi karena ada
kemungkinan timbulnya
hepatitis, sebaiknya preparat ini tidak diberikan pada penderita
non hemofilia.
Efek samping, berupa trombosis, demam, menggigil, sakit kepala
dan shock
anafilaksis.
3. Human fibrinogen : Sediaan ini hanya digunakan bila dapat
ditentukan kadarfibrinogen dalam darah penderita, dan daya
pembekuan yang sebenarnya.
4. Vitamin K : Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu
untukmenimbukan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan
darah
terlebih dahulu. Secara Spesifik, Vitamin K bekerja merangsang
pembentukan
factor II, VII, IX, dan X.
-
5/27/2018 OBAT HEMOSTATIK
11/14
11
Selain dengan pemberian darah, terdapat beberapa sediaan lain
yang lazim
digunakan untuk menghentikan atau mengurangi perdarahan secara
sistemik,
diantaranya adalah :
1. Asam aminokaproat : Merupakan inhibitor kompetitif dari
aktivatorplasminogen dan penghambat plasmin. Plasmin sendiri
berperan
menghancurkan fibrinogen, fibrin dan faktor pembekuan darah
lainnya. Oleh
karena itu asam aminokaproat dapat membantu mengatasi perdarahan
berat
akibat fibrinolisis yang berlebihan.
2. Asam traneksamat : Indikasi dan mekanisme kerja yang sama
dengan asamaminokaproat, tetapi 10 kali lebih kuat dengan efek
samping lebih sedikit.
3. Karbozokrom : Dapat memperbaiki permeabilitas kapiler dan
untuk mencegahdan mengobati perdarahan kapiler. Sehingga resistensi
vascular meningkat
dan perdarahan bisa dikurangi. Obat ini tidak mempengaruhi
system
pembekuan darah.[1][4]
-
5/27/2018 OBAT HEMOSTATIK
12/14
12
VITAMIN K MEMBANTU
PEMBENTUKAN FAKTOR
II, VII, IX, X
-
5/27/2018 OBAT HEMOSTATIK
13/14
13
AS. AMINOKAPROAT DAN
AS. TRANEKSAMAT
MENGHAMBAT
PLASMINOGEN
-
5/27/2018 OBAT HEMOSTATIK
14/14
14
DAFTAR PUSTAKA
1.
Gan Gunawan, Sulistya et al. Farmakologi dan Terapi Edisi 5.
DepartemenFarmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia,
Jakarta; Balai Penerbit FKUI, 259-72.
2. Emmanuel College University of Cambridge [Internet] Blood
Clotting[Online Refference] Accessed on 2013 November 1. Available
at :
http://www.emma.cam.ac.uk/~rjb4/blood_clotting.htm
3. PubMed Free Medical Journal [Internet] Fibrinolytics [Online
Journal]Accessed on 2013 November 2, Available at :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11460480
4. New England Medical Journal [Internet] Hemostatic Drugs. Last
Update July23 2008. Accessed on 2013 November 2 Available At :
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM199807233390407
http://www.emma.cam.ac.uk/~rjb4/blood_clotting.htmhttp://www.emma.cam.ac.uk/~rjb4/blood_clotting.htmhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11460480http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11460480http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM199807233390407http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM199807233390407http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM199807233390407http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11460480http://www.emma.cam.ac.uk/~rjb4/blood_clotting.htm