Top Banner

of 16

Nurainun Hasibuan

Jul 07, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 Nurainun Hasibuan

    1/16

    Kajian Linguistik Agustus 2014 78-93

    Tahun

    ke- 2, No 2

    Copyright

    ©20J4,

    Program Studi Linguistik FIB USu. ISSN J693-4660

    ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN MORF M

    INFL KSI

    DALAM

    KONJUGASI BAHASA ARAB PADA SANTRIWATI KELAS

    IT

    PESANTREN

    DARUL ARAFAB

    Noraiooo Hasiboan

    [email protected]

    Khairina Nst, Rahmadsyah Rangkuti

    FIB Universitas Sumatera Utara

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk kesalahan penggunaan

    morfem injleksi dalam konjugasi bahasa Arab yang digunakan pada

    santriwati

    Ids f

    Pesantren Darul Arafah dalam bidang morfologi, dan

    mencoba menelusuri penyebab terjadinya kesalahan. Data yang dianalisis

    dalam penelitian ini adalah percakapan santriwati kls Pesantren Darul

    Arafah. Data yang dianalisis dengan menggunakan analissis deskripsi dan

    metode analisis kesalahan serta Idasifikasi didasarkan pada teori Tarigan

    (1988) dan Versteegh 1997). Temuan penelitian menunjukkan bahwajenis

    kesalahan berdasarkan taksonomi linguistik, yaitu bentuk kesalahan pada

    verba Perfect sebanyak 15,16 , bentuk kesalahan pada verba Imperfect

    sebanyak 53,54 , dan bentuk kesalahan pada verba Imperative sebanyak

    31,40 . Dan Jenis kesalahan berdasarkan taksonomi siasat permukaan,

    yaitu bentuk kesalahan penambahan sebanyak 60 dan bentuk kesalahan

    penghilangan sebanyak

    400Al

    Kata Kunci: Analisis kesalahan, morfem injleksi, konjugasi bahasa

    Arab

    PENDAHULUAN

    1. Latar

    Belakang Masalah

    Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja untuk menganalisis

    kesalahan manusia dalam berbahasa yang merupakan komponen utama linguistik.

    Penggunaan bahasa sehari-hari tentu tidak luput dari kesalahan, dan kesalahan tersebut

    bervariasi. MeJalui anaJisis kesalahan berbahasa, dapat dije1askan bentuk kesalahan

    kesalahan yang dilakukan oleh siswa baik secara morfologis, fonologis, dan sintaksis

    yang kemudian memberikan manfaat tertentu bagi proses pengajaran bahasa. Hal ini

    menjadi sangat menarik ketika dalam proses pengajaran bahasa dilakukan analisis

    kesalahan untuk menjadi umpan balik sebagai titik tolak perbaikan dalam pengajaran

    bahasa dalam mencegah dan mengurangi tetjadinya kesalahan berbahasa yang dilakukan

    para siswa. Hal ini ditegaskan oleh James, 1998:2) the study ofhuman error-making in

    the domain

    of

    language error analysis

    is

    a major component

    of

    core linguistics.

    Kesalahan berbahasa teIjadi karena adanya penyimpangan terhadap kaidah-kaidah

    kebahasaan yang dilakukan oleh pembelajar ketika ia menggunakan bahasa.

    Penyimpangan yang dimaksud dalam hal ini adalah penyimpangan yang bersifat

    sistematis, yakni penyimpangan yang berhubungan dengan kompetensi. Penelitian ini

    berkenaan dengan kesalahan berbahasa lisan, yaitu kesalahan berbahasa sehari-hari dalam

  • 8/18/2019 Nurainun Hasibuan

    2/16

    Nurainun Hasibuan

    bahasa Arab. KesaIahan berbahasa dimaksudkan pada kesalahan menggunakan bentuk

    bentuk bahasa dalam penampilannya secara lisan untuk mengungkapkan suatu bahasa.

    Kesalahan morfologi mencakup berbagai kesalahan, seperti kesalahan

    pembentukan kata, kesalahan memilih afiks atau penggunaan kosa kata yang tidak tepat

    dalam berbahasa. Namun dalam penelitian ini akan dibahas tentang perubahan bentuk

    k t

    yang tidak mengalami pemindahan kelas kata yang dikenal dikenal dengan istilah

    intleksi .

    PemiJihan topik ini menjadi bidang kajian daJam tesis ini bertitik tolak dan (1)

    Dalam hal ini kesalahan berbahasa akan timbul ketika seseorang memperoleh bahasa

    kedua selain bahasa ibunya. (2) Dari basil penelitian awal ditemukan bahwa analisis

    dibidang bahasa kurang diperhatikan sehingga berjalan begitu saja, padahal dalam kajian

    bahasa Arab penggunaan bahasa Arab merupakan alat komunikasi yan sangat penting.

    Kalau bahasa

    s l ~

    maka pemahaman bahasa kita s l ~ disinilah perlunya dilakukan

    analisis kesalahan di Pesantren Daml Arafah. Jika dilihat dari segi analisis kesalahan

    berdasarkan linguistik, Penyebab kesalahan tersebut adalah akibat bahasa pertama

    terbadap bahasa kedua yang biasa disebut kesalahan interlingual Interlanguage errors),

    dan akibat pengaruh unsur-unsur

    di

    dalam bahasa target itu sendiri yang biasa disebut

    kesalahan intralinguaI intralingual erros). (3) Berdasarkan observasi

    awaJ

    didapati

    babwa nilai morfologi yang diperoleh oleh santiwati kelas II Pesantren Daml Arafah

    sangat rendah, dan mereka sering melakukan kesalahan dalam percakapan sehari-hari.

    Berdasarkan konsep dan fenomena yang dijelaskan, penelitian ini akan difokuskan

    pada bentuk kesalahan morfologi pada penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi

    bahasa Arab dan Faktor penyebabnya. Artinya, dalam tulisan ini akan digunakan dua

    kajian sekaligus; analisis kesalahan yang dibatasi pada 2 taksonomi yaitu pada taksol1omi

    linguistik dan siasat permukaan oleh Tarigan (1988),

    dan

    morfologi yang dibatasi pada

    morfem infleksi oleh Versteegh (1997). Penelitian tentang analisis kesalahan

    peni bentukan kata pada morfem infleksi dalam konjugasi bahasa Arab sudah pernah

    diteliti sebelumnya. namun

    k ~ i n

    tentang analisis kesalahan penggunaan morfem intleksi

    dalam konjugasi bahasa Arab di Pesantren Darul Arafah belum pernah diteliti. Penelitian

    ini diharapkan dapat mendeskripsikan dan menjelaskan penggunaan morfem infleksi

    daIam konjugasi bahasa Arab santriwati di Pesantren Daml Arafah yang pada akhirnya

    dapat bermanfaat untuk perbaikan pembelajarannya.

    2. Batasao Masalah

    Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas dan agar penelitian lebih fokus,

    perlu ada pembatasan masalah. Penelitian ini hanya dibatasi pada Analisis Kesalahan

    penggunaan morfem infleksi dalam Konjugasi Bahasa Arab oleh santriwati kelas II di

    Pesantren Darul Arafah, dan penyebab kesaIahan tersebut. Verba yang diteliti dibatasi

    pada verba

    Perfect,

    verba

    Imperfect, dan

    verba

    Imperative.

    Dan jenis atau model

    kesalahan yang akan di analisis dibatasi pada 2 taksonomi yaitu taksonomi linguistik, dan

    siasat permukaan.

    3. Rumusao Masalah

    Adapun rumusan masalah dalam penelitian il1i adalah:

    1. Bagaimanakah bentuk kesalahan penggunaan Morfem Infleksi dalam Konjugasi

    Bahasa Arab pada santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah?

    2. Apa faktor penyebab kesalahan penggunaan Morfem lnfleksi dalam Konjugasi

    Bahasa Arab pada santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah?

    9

    j

  • 8/18/2019 Nurainun Hasibuan

    3/16

    Kajian Linguistik

    Tahun Ke-12 No 2 Agustus

    2014

    4. Tujuan Penelitian

    1.

    Menjelaskan bentuk kesalahan penggunaan Morfem Infleksi dalam Konjugasi

    Bahasa Arab pada santrwati kelas II Pesantren Darnl Arafah.

    2. Menjelaskan faktor penyebab kesalahan penggunaan Morfem Infleksi dalam

    Konjugasi Bahasa Arab pada santriwati kelas II Pesantren Darnl Arafah.

    5. ManCaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun

    praktis.

    a. ManCaat Teoretis

    Manfaat dalam penelitian ini adalah:

    1. Memperkaya khazanah pengetahuan ilmu bahasa khususnya morfem infleksi

    yang termasuk dalam kajian morfologi dengan teori anal isis kesalahan

    berbahasa.

    2. Sebagai penguatan teori analisis kesalahan berbahasa yang sering timbul dalam

    pengajaran bahasa kedua.

    3. Menambah pemahaman tentang perubahan bentuk konjugasi bahasa Arab

    khususnya yang berkaitan dengan pola verba Perfect Imperfect dan Imperative.

    b. ManCaat

    Praktis

    Pada tataran hasil penelitian ini dapat digunakan:

    1.

    Sebagai bahan masukan bagi para pengurus lembaga bahasa dan guru di

    Pesantren Darnl Arafah guna untuk memecahkan masalah yang berkaitan

    dengan kesalahan berbahasa dan mengajarkan bahasa kedua yang selanjutnya

    dapat mengusulkan· model pembelajarnn barn sehingga dapat meningkatkan

    pengajaran morfoJogi di Pesantren Darul Arafah.

    2. Sebagai bahan masukan bagi siswa Pesantren Darnl Arafah dalam proses

    pembelajaran bahasa Arab, khususnya pemahaman Penggunaan morfem

    infleksi dalam konjugasi bahasa Arab dan pengaplikasiannya dalam

    berkomunikasi sehari-hari.

    3. Sebagai usaha pendokumentasian bahasa yang melibatkan bidang morfologi

    dan analisis kesalahan berbahasa bagi generasi mendatang.

    K JI N

    PUSTAKA

    1.

    Teori

    yang

    Relevan

    a. Analisis kesalahan

    James (1998: 5-6)

    juga

    mengemukakan bahwa analisis kesalahan sebagai cabang

    dari linguistik terapan pembelajaran bahasa pertama dan bahasa kedualbahasa asing yang

    melibatkan bahasa ibu, bahasa sasaran, dan bahasa antara-bahasa sasaran yang digunakan

    pembelajar. Namun, ciri khas anal isis kesalahan terIetak pada pendeskripsian bahasa

    sasaran dan bahasa antara termasuk analisis perbandingan diantaranya. Oleh karena ito,

    pendeskripsian dan perbandingan bahasa sasaran dengan bahasa antara termasuk dalam

    tahapan anal isis kesalahan berbahasa.

    Selanjutnya Tarigan (1988: 70-72) berpendapat bahwa analisis kesalahan adalah

    sutau prosedur keIja. Sebagai prosedur kerja anal isis kesalahan mempunyai Jangkah-

    8

  • 8/18/2019 Nurainun Hasibuan

    4/16

    Nurainun

    asibuan

    Jangkah tertentu, yang dirnaksud dengan metodologi analisis kesalahan. Yang

    mencakup pada pengumpulan data kesalahan, pengidentifikasian kesalahan

    d n

    pengklasifikasian kesalahan, memperingkat kesalahan, menjelaskan kesalahan,

    d n

    mengoreksi kesalahan.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas dalam penelitian ini menggunakan teori

    (Tarigan 1988) karena teori ini dapat memandu Peneliti untuk mencari d t di lapangan.

    Peneliti dapat menyimpulkan bahwa anal isis kesalahan adalah suatu proses yang betujuan

    untuk menganalisis kesalahan berbahasa yang digunakan oleh pembelajar bahasa asing

    melalui prosedur kerja dengan menggunakan teknik penelitian meliputi pengumpulan

    data pada sampel, pengidentifikasi kesalahan tersebut berdasarkan faktor penyebabnya,

    dan menginterpretasikan kesalahan tersebut secara sistematis.

    b. Jenis analisis kesalahan

    Menurut Tarigan (1988: 87) kesalahan berbahasa erat kaitannya dengan pengajaran

    bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran kedua. Kesalahan berbahasa

    tersebut mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Kesalaan berbahasa harus

    dikurangi bahkan dapat dihapuskan. Kesalahan-kesalahan tersebut sering timbul d n

    baoyak terjadi pada penulisan-penulisan ilmiah. Ada empat pengklasifikasian atau

    taksonomi kesalahan berbahasa yang dikemukakan Tarigan (1988), antara lain:

    1 )taksonomi kategori linguistik;

    (2)taksonomi siasat permukaan;

    (3)taksonomi komparatif;

    d n

    (4)taksonomi efek komunikatif.

    Dari jenis analisis kesalahan di atas penelitian ini hanya fokus pada jenis analisis

    kesalahan berdasarkan kategori 2 taksonomi. Yakni pada taksonomi lioguistik d n siasat

    permukaan. Kareoa bentuk kesalahan berdasarkan bentuk morfem infleksi ini lebih

    cenderung kepada taksonomi linguistik

    d n

    siasat permukaan.

    c. Faktor penyebab terjadinya kesalahan berbahasa

    Kita telah mengetahui bahwa identifikasi d n analisis interferensi anatara bahasa

    bahasa yang saling kontak, secara tradisional merupakan aspek pokok dalam menelaah

    kedwibahasaan. Dalam kontak antarbahasa itu sering terjadi saling mempengaruhi, yang

    mengakibatkan terjadinya kesalahan berbahasa. Secara garis besarnya, Richards (1974)

    mengatakan bahwa faktor penyebab kesalahan berbahasa yang terjadi oleh pembelajar

    bahasa itu dibedakan atas: kesalahan antarbahasa (nterlanguage errors, dan kesalahan

    intrabahasa

    intralingual errors.

    1. Kesalahan antarbahasa interlanguage errors, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh

    interferensi (B I) terhadap (B2) yang dipelajari.

    Richards (1985: 37) mengelompokkan faktor kesalahan antar bahasa

    Interlingual

    error di

    dalam proses antar bahasa terdapat 5 proses antar bahasa yaitu: transfer

    bahasa

    language transfer

    transfer latihan

    transfer

    o

    training

    ,siasat pembelajaran

    bahasa kedua

    strategies

    o

    second language learnig

    siasat komunikasi bahasa kedua

    strategies o second language communication, penyamarataan yang berlebihan

    mengenai bahan linguistik bahasa sasaran over-generalization o target language

    linguistic material. Namun selain 5 proses antarbahasa tersebut ada sejumlah proses

    8

  • 8/18/2019 Nurainun Hasibuan

    5/16

    Kajian Linguistik Tahun Ke-12 No

    2

    Agustus 2014

    lainnya yang dalam beberapa hal berkaitan dengan bentuk-bentuk pennukaan ucapan

    ucapan antarbahasa. Di antaranya sebagai berikut

    2. Kesalahan 'intrabahasa' intralingual

    e ors,

    yaitu kesalahan yang merefleksikan ciri

    eiri umum kaidah yang dipelajari seperti kesalahan generalisasi, aplikasi yang tidak

    sempuma terhadap kaidah-kaidah, dan kegagalan mempelajari kondisi-kondisi

    penerapan kaidah.

    2.

    Morfologi

    Secara etimologi morfologi berasal

    d ri

    kata

    morf

    yang berarti 'bentuk' dan kata

    logi yang berarti ilmu . Jadi secara harfiah kata morfologi berarti 'Hmu mengenai

    bentuk'. i dalam kajian linguistik, morfologi berarti 'ilmu mengenai bentuk-bentuk

    d n

    pembentukan kata' (Chaer: 2008:3).

    Dari pendapat di

    atas

    disimpulkan bahwa Morfologi merupakan salah satu cabang

    linguistik yang membahas mengenai perubahan kata. Dalam bahasa Arab, morfologi

    merupakan sharf, dimana di dalamnya banyak membahas tentang perubahan-perubahan

    kata dari satu kata menjadi sejumlah kata yang mempunyai arti tersendiri.

    a. Morfem Intleksi

    Istilah Fleksi (flexion dalam bahasa inggris) atau lnfleksi (inflexion) berarti

    semua perubahan paradigmatis yang dihasilkan dengan proses morfemis mana pun, boleh

    dengan aftksasi, boleh dengan modiftkasi intern (Verhaar: 1976: 69). Ciri infleksi iaIah

    bahwa bentukan infleksi itu tergolong dalam kategori kata yang sarna dengan morfem

    dasamya; kedua, bahwa kontruksi infleksi mempunyai distribusi yang sarna dengan

    morfem dasamya. Contoh dalam bahasa

    Indonesia:tulis,

    tulisi, tuliskan, ditulisi,

    dituliskan, menulisi, menuliskan, tertulis, tertuliskan, semuanya tergolong kategori verba.

    b. Proses intleksi daIam konjugasi bahasa

    Arab

    Proses morfologi infleksi dalam bahasa-bahasa dunia dikenal dalam konjugasi d n

    deklinasi (Verhaar, 1999: 121-126). Konjugasi adalah alternasi infleksi pada verba dan

    deklinasi adalah altemasi pada nomina dan adjektiva. Konjugasi meneakup (1) kala, (2)

    aspek, (3) modus, (4) diathesis, (persona: jumlah d n jender).

    Kategori verba dalam bahasa Arab terbagi menjadi verba

    Perfect (ft il madi), verba

    Imperfect (ft il mudiiriJ, dan verba Imperative (ft il

    ?

    amr). Penggolongan kata menjadi

    verba, selain ditentukan oleh fungsi di dalam kalimat,

    juga

    ditentukan oleh pola yang ada

    dalam bahasa Arab. PoIa disini menunjukkan bahwa masing-masing verba mempunyai

    cirri-eiri tersendiri (Ad-dahdah, 1981: 115).

    Dalam morfem infleksi, proses morfologis atau perubahan bentuk yang teIjadi

    lebih disebabkan oleh adanya hubungan sintaksis

    dan

    tidak berakibat pemindahan kelas

    kata, Aftks-aftks infleksi yang bersifat inflektif meliputi hubungan garamatikal berkenaan

    dengan kategori persona, jumlah, jender, d n kala. Persona, jumlah, jender merupakan

    kategori gramatikal yang memarkahi verba dalam bahasa Arab. Pemarkahan semacam ini

    merupakan bentukan penyesuian verba dengan subjeknya (Verhaar, 1999:132).

    Penyesuaian itu dalam hal persona, jumlah, dan jendemya sehingga verba dalam Arab

    berubah menjadi empat belas pola. Budaya bangsa Arab memilki konsep jender yang

    membedakan maskulin versus feminin secara ketat berimplikasi pada perwujudan

    bahasanya sehingga hampir semua kelas kata dalam bahasa Arab tennasuk verba.

    82

  • 8/18/2019 Nurainun Hasibuan

    6/16

  • 8/18/2019 Nurainun Hasibuan

    7/16

    Kajian Linguistik Tahun Ke-12 No

    2 Agustus

    2014

    4. Kerangka Kerja Teoretis

    Secara teoretis, penelitian ini menggunakan pendekatan morfologi. Analisis dalam

    kajian ini menjelaskan bentuk kesalahan penggunaan morfem infleksi konjugasi bahasa

    Arab. Selanjutnya, bentuk kesalahan tersebut dianalisis menggunakan kajian yang

    mendukung proses analisis kesalahan dengan model kesalahan taksonomi kesalahan)

    yang selanjutnya akan ditelususri penyabab teIjadinya kesalahan penggunaan morfem

    infleksi dalam konjugasi bahasa Arab.

    METODE PENELITI N

    1.

    Pendekatan dan Metode yang digonakan

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini akan melihat bentuk

    kesalahan berupa data lisan yakni sebuah percakapan sehari-hari yang berisi morfem

    inflektif. Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada pendokumentaasian dan

    penganalisisan hal-hal yang teIjadi secara natural dalam percakapan sehari-hari,

    Percakapan tersebut akan direkam dan kemudian di analisis. Dan dibantu dengan

    Penghitungan sederhana terhadap data yang digunakan pada waktu menghitung kesalahan

    serta persentasenya.

    2. Lokasi

    dan

    waldo Penelitian

    a. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah di Pesantren

    Darul Arafah desa Laubakeri Kabupaten Deli serdang Sumatera Utara.

    b. Waldu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan mulai bulan april sampai bulan juni

    2014.

    3.

    Data

    dan

    Somber

    data

    Data yang diperoleh bersumber

    d ri

    data primer dan sekunder.

    1.

    Data primer berupa data lisan, yakni: data lisan berupa percakapan bahasa Arab

    yang berisi kesalahan-kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam berbahasa

    sehari-hari yang dilakukan oleh santriwati kelas II.

    2. Data sekunder berupa data lisan wawancara, yang dikumpulkan dalam bentuk

    daftar pertanyaan, dan data tulis berupa dokumen yang terdiri dari Iiteratur

    literatur yang berkaitan dengan penelitian.

    4. Teknik Pengompulan Data

    Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dipergunakan

    metode pengumpu]an data dengan metode simak dan metode cakap. Metode simak

    digunakan untuk memperoleh data lisan. Metode ini memiliki beberapa teknik, yakni

    teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar digunakan dengan menggunakan teknik

    sadap, yakni dengan menyadap pembicaraan informan dalam percakapan sehari-hari

    Sudaryanto, 1993 : 133) metode ini sarna dengan metode observasi dimana peneliti

    84

  • 8/18/2019 Nurainun Hasibuan

    8/16

    No

    1.

    2.

    3.

    4.

    Nurainun Hasibuan

    meoyimak penggunaan bahasa siswa taopa sepengetahuan mereka. Dalam teknik lanjutan

    digunakan beberapa teknik, yakni (1) teknik rekam (2) teknik catat dalam mencatat semua

    situasi yang ditemukan di lapangan yang mungkin mempengaruhi data dan dapat dibahas

    dengan leogkap pada hasil temuan.

    Selanjutnya, metode cakap digunakan untuk memperoleh data sekunder. Metode

    ini dilakukan untuk memberikan keabsahan data agar data yang diperoleh lebih akurat.

    5. Teknik

    Analisis Data

    Pada tahap ini data yang diperoleh akan dianalisis sesuai dengan teori (Tarigan,

    1988) untuk menganalisis kesalahan yang dilakukan, dan metode agih untuk menganalisis

    bentuk kesalahan yang dilakukan. yaitu dengan Mengumpulkan kalimat-kalimat yang

    salah dari percakapan yang dilakukan oleh santriwati kelas II. Kemudian bentuk

    kesalahan dapat diklasifikasi berdasarkan taksonominya, selanjutnya frekuensi kesalahan

    untuk mengetahui persentase jumlah seluruh kesalahan dengan mentabulasi kesalahan

    kesalahan yang dilakukan siswa dengan rumus:

    Frekueosi

    =

    } XlOO%

    keteraogao:

    Jk: JumJah kesalahan

    Jsk: Jumlah seluruh kesalahan

    Kemudian kesalahan yang telah diidentifikasi dengan padanan kalimat yang benar,

    dan pada data inilah ditelusuri peoyebab tetjadinya kesalahan dengan menggunakan teori

    (Richards: 1985).

    TEMU N D N

    PEMBAHASAN

    1.

    Kesalahan

    Berdasarkan

    Taksonomi Linguistik

    Bentuk kesalahan berdasarkan taksonomi linguistik dapat dilihat dari bentuk

    sebuah kata, kesalahan ini digolongkan pada kesalahan dalam memilih

    afiks.

    Adapun

    jenis kesalahan-kesalahan yang ditemukan dengan penggunaan aflks ini diIihat dari segi

    waktunya yaitu verba Perfect, Imperfect, dan Imperative.

    a. Kesalahau Penggunaan afiks

    pada verba

    Perfect

    Kesalahan penggunaan aftks infleksi pada verba Perfect ini tetjadi sebanyak

    15

    buah.

    Kesalahan pada yang terdapat dalam kaJimat di atas

    k n

    diklasifikasikan, data

    kesalahan pada bentuk verba Perfect dapat dilihat pada tabael dibawah ini:

    Tabell

    Bentuk

    KeSaiahan verba

    Perfect

    Kesalahan

    Makna

    Perbaikan

    Makna

    w ~ s y a 'urol

    dia (F)

    merasa

    w ~ / s y a u r t i

    kamu (F) merasa

    ( , ~ i / f a h i m a t l

    dia (F) faham

    ~ / f a h i m t u l

    dia (F)

    faham

    mereka (F)

    telah

    kamu dua (F) telah

    iI// ;lroainai melihat

    W;/..;Iroaitumai

    melihat

    kamu

    F)

    telah

    berbicara

    ;

    Itahddasal

    dia (M) telah berbicara

    clhJ tahddastil

    85

  • 8/18/2019 Nurainun Hasibuan

    9/16

    No.

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    "p{;ltaakhoro

    ~ / t a g h o n n i i /

    ~ L . 1 : I I lhama/tul

    ' ~ " lhahahtul

    ~ L J l . . , Ima syiiatl

    Kqjian Linguistil , Tahun Ke-12, No 2

    Agustus 2014

    dia

    M)

    telah

    dia

    (M) telah terlambat

    iJ1oltaakhortunna

    terlambat

    dia

    M)

    telah

    kami

    telah

    bemyanyi

    {1.

    iC

    iltaghonnainOl

    bemyanyi

    kami

    telah

    aku telah membawa

    liJ...: ./ham/nOI

    membawa

    aku suka

    L¥.a-

    lhahahnii/

    kami suka

    dia

    (F) serah

    ~ m i i syi'na

    dia (F) serah

    mereka dua (F) telah

    10.

    11

    12.

    , ~ , . l l l a 'ihat

    u-.."Isami at

    t::.wli

    I qiiamatl

    dia (F) telah bermain

    dia

    (F)

    telah

    mendengar

    dia (F) berdiri

    ~ I l a ' i h a t i i /

    bermain

    dia (M)

    telah

    ~ / s a m i ' a /

    mendengar

    ,slilqiima/

    dia M) berdiri

    ito

    benda (F)

    telah

    ito

    benda (M) telah

    13.

    14.

    15.

    ~ l . . A l d h i i 'atl

    hHang

    tf....4ldhii'a

    hilang

    dia

    M)

    telah

    dia (F)

    , ;1;

    VnadzzoJa

    membersihkan

    ~ / n a d : z z o f a t /

    membersihkan

    dia

    (F)

    ~ / t a k a l l a m a /

    dia M) telah berbicara

    ~ / t a k a / l a m a t

    berbicara

    Dari tabel tersebut kesalahan penggunaan morfem infleksi pada verba

    Perfect

    berjumlah

    15

    buah, yang terdiri dari penggunaan sufiks {-t} sebanyak 7 buah terdapat

    pada nomor (1, 2, 9, 10, 11, 12, dan 13), Kemudian sufiks {-to} sebanyak 2 buah

    terdatap pada nomor 7, dan 8), dan selanjtunya suftks {-na} sebanyak 1 buah hanya

    terdapat pada nomor 3. Dan pada persona ketiga tunggal maskulin sebanyak 5 buah

    terdapat pada nomor 4,5,6, 14 dan 15.

    b. Kesalahan Penggunaan afiks pada verba Imperfect

    Kesalahan penggunaan

    afIks

    infleksi pada verba

    Imperfect

    terjadi sebanyak 53

    kesaJahan. KesaJahan ini terjadi karena santriwati masih sulit membedakan antara

    penggunaan morfem infleksi untuk persona ketiga tonggal, dual, dan jamak maskulin.

    Kemudian penggunaan persona kedua tunggal, dual,

    danjamak

    feminin.

    Untok lebih jelasnya, data kesalahan pada bentuk verba

    Imperfect

    dapat dilihat

    ada tabel berikut:

    Verba

    Makna Perbaikan

    Makna

    telah

    telah

    ~ j j l t a d z h a h n a l

    kamu (F) sedang pergi

    u.z.a.yIyadzhahna

    mereka (F) sedang pergi

    ~ / t u k h b i r l

    kamu (M) sedang mengabari

    iJ0 W

    tukhhiriinil

    kamu

    dua

    (F) sedang

    mengabari

    c='

    yltarji

    ul

    kamu (M) pulang

    i J ~ y Itarji' ini

    kamu dua (F) pulang

    Cy.J takhrujul kamu M) sedang keluar

    iJ >

    i

    takhrujiini/

    kamu

    dua

    (F)

    sedang

    86

  • 8/18/2019 Nurainun Hasibuan

    10/16

    Nurainun Hasibuan

    5. j?;; iltahjadzu

    'kamu (M) sedang menghafaI' i ~

    Itahjadziinil

    keluar'

    'kamu dua (F) sedang

    menghafaI'

    6 ~ / t a h t a q i r u l

    'kamu (M) sedang menghina' iJf..;i:i.:.Jltahtaqiriinii 'kamu dua (F) sedang

    7.

    8.

    9.

    10.

    11

    12.

    13.

    14.

    15.

    16.

    17.

    18.

    19.

    20.

    21

    22.

    23.

    24.

    25.

    26.

    27.

    28.

    29.

    30.

    31.

    32.

    33.

    34.

    35.

    e.,.,iJltaqiimu

    ~ / t a t a k a l l a m u

    I.; JAJi

    Itadzhabu

    ~ J U . J 1 Ituwaswisu

    ~ / t a k n u s u

    ~ t a j t a m i

    'u

    #Itasyghulu

    &Itatba'u

    #Ituhmilu

    f: l.;

    ltuthillu

    '.

    ,..lIltal 'abu

    ~ t a s t a h i

    ?l;;ltata-akhorl

    h/yaqrou

    ~ l y u f a t t i s y u l

    ..pU;/yataakhorl

    .J:.i.... ltasquthu

    foltasytarl

    UWltakhaful

    :J pltuqorribul

    ~ / t a h m i l u l

    ~ / t a s t a h i m m u

    pltandzurul

    plturidu

    ~ / t a m s y i l

    ~ / t a b k i l

    . ,Kiltaktubul

    .

    i'iltujlbul

    . I i

  • 8/18/2019 Nurainun Hasibuan

    11/16

    36.

    37.

    38.

    39.

    40.

    41.

    42.

    43.

    44.

    45.

    46.

    47.

    48.

    49.

    50.

    51.

    52.

    53.

    Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No

    2,

    Agustus 2014

    .. ceil taghdobu

    kamu M) marah ~ taghdob'ina kamu (F) marah

    5:J-1

    Ita 'malul

    kamu

    M)

    mengerjakan

    iJ:I -Jlta'malina

    kamu

    (F)

    mengerjakan

    t.L Y Itarm'il

    kamu

    M)

    sedang membuang iJj Y Itarm'inal kamu

    (F) sedang

    membuang

    ~ / t u b ' i d u l

    kamu M) menjauhi ~ t u b 'idina

    kamu (F) menjauhi

    ..fAfJlta'muri

    kamu

    M)

    menyuruh

    iP.... AfJIta 'mur'inal

    kamu

    (F)

    menyuruh

    ~ / t a n ' a s l

    kamu M) mengantuk ~ t a n 'asi'nal kamu (F) mengantuk

    ~ W l t u s a 'jdul

    kamu M) menolong

    ~ W l t u s a 'kI'ma

    kamu (F) menolong

    ~ / t a q t o ' u

    kamu

    M)

    memotong

    ~ t a q t o "ina

    kamu

    (F)

    memotong

    ....

    '/tuhibbul

    kamu

    M)

    menyukai

    ~ t u h i b b

    'ina

    kamu (F) menyukai

    :ffiJltakwfl

    kamu M) menyetrika

    i filtakwinai

    kamu (F) menyetrika

    dSZ

    Itataknllamu

    kamu

    M)

    sedang berbicara

    ~ / t a t a k a l l a m i n a l

    kamu

    (F)

    sedang berbicara

    J..1ltu '/inu

    kamu

    M)

    sedang mengabari

    iJ:Iik1

    Ilu '[in'ina

    kamu

    (F)

    sedang mengabari

    ~ / t a n s a

    kamu (M) lupa ~ / t a n s a i n a l kamu (F) lupa

    u ..,slta 'riful kamu (M) mengetahui ..,slta 'rifina kamu (F) mengetahui

    ~ / t a t b a k h U

    kamu M) sedang masak ~ / t a t b a / r . h i n a l kamu (F) sedang masak

    ~ / t a ' t o s y u l

    kamu (M) haus

    ~ t a

    'tosyina

    kamu (F) haus

    J.Ji ltanzilui .

    --

    - itu . (F) turon - -

    -JY1/yanzilul

    itu

    M)

    turon

    ~ / t u b ' i ' u

    itu (F} dijual 6&lyubi'u itu

    M)

    dijual

    Berdasarkan tabel di atas ditemukan data dalam kesalahan penggunaan morfem

    infleksi pada verba Imperfect berjumlah 53 buah yang terdiri prefiks {ya-} pada persona

    ketiga tunggal maskulin sebanyak 3 buah terdapat pada nomor 20,21, dan 22. Dan sufiks

    {-u}

    pada persona kedua tunggal maskulin sebanyak 41 buah terdapat pada nomor 2,3,

    4,5,6, 7, 10, 12, 16, 13, 14, 18, 19,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,

    38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49,dan 50, dan 51. Selanjutnya prefiks dan

    sufiks 7 buah terdapat pada nomor

    1,

    8, 9,11, 15, 17. Kemudian prefiks {ta-} pada nomor

    23, 52, dan 53. Bentuk kesalahan yang didapati pada percakapan ini terdiri dari kesalahan

    penggunaan persona, jumlah dan jender.

    c.

    Bentuk kesalahan penggunaan afiks pada verba Imperative

    Kesalahan penggunaan afiks infleksi pada verba Imperative yang dilakukan oleh

    santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah sebanyak 31 buah. kesalahan ini terjadi karena

    santriwati masih sulit membedakan antara penggunaan morfem infleksi untuk persona

    kedua pada jumlah tunggal, dual dan jamak pada jender maskulin dan feminin dalam

    bentuk verba

    Imperatif

    dalam menyatakan suatu perintah (menyuruh).

    88

  • 8/18/2019 Nurainun Hasibuan

    12/16

    Nurainun Hasibuan

    Pengklasifikasian data dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

    Tabel Bentuk

    Kesalaban Penggunaao afiks

    verba

    Imperative

    No Verba

    Makna

    Perbaikao

    Makna

    1

    .J:P

    kabbirl

    besarkan

    (TM)

    / ; A

    lkabbiriil

    besarkan (OF)

    2.

    Uilqif/

    berhentilah

    (TM)

    LitiAifii

    qla

    berhentilah (OF)

    3.

    ~ l J u n d z u r l

    lihatlah (TF)

    ~ lundzurna/

    lihatlah (JF)

    4.

    ~

    lintaqill

    pindahlah (TF)

    ()liZllintaqilnai

    pindahlah (JF)

    5. ~ lijtahidil

    rajinlah (TF)

    ~

    lijtahidnal rajinJah (JF)

    6.

    ~ l l i m s y i /

    berjalanlah (TF)

    ~

    limsylnal berjalanlah (JF)

    7. :UJ1ltawassa 'I

    merapatlah (TM)

    iJLwJ1Itawassa 'nal

    merapatlah (TF)

    8

    :r '*Jllidzhahl

    pergilah

    (TM)

    &;AJllidzhabUl

    pergilah (TF)

    9 t.J'o"llasri'l

    cepat (TM)

    ~ . J ' o " l l a s r i ' i /

    cepat (TF)

    10

    ~ / q u l l

    katakanlah (TM)

    ~ ~ / q u l l l

    katakanlah (TF)

    II.

    ~ / k h u z l

    ambillah (TM) ~ ~ / k h u z i l

    ambiJIah (TF)

    12.

    J.;Y Itawaddo 'I

    berwudhulah (TM)

    ~ y l t a w a d d o I I berwudhulah

    13.

    ,· .llibhasl carilah (TM) ~ l l i b h a s i l

    carilah (TF)

    14.

    p1ludzkurl

    ingatlah

    (TM)

    ~ . f i i l ludzkur I I ingatlah (TF)

    15. ..J.I'-Ilishbirl

    bersabarlah

    (TM) ~ . . . . J I I lishbir i I

    bersabarJah (TF)

    16

    dAi/hati/

    berilah (TM)

    ~ 1 A / h a t ; : 1

    berikanlah (TF)

    17

    JAlmurrai

    berjalanlah (TM)

    ~ J " l m u r ; : 1

    berjalanlah (TF)

    18. Z ~ I lidribl

    pukuUah (TM)

  • 8/18/2019 Nurainun Hasibuan

    13/16

    Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 2 Agustus 2014

    Selanjutnya, dari hasil penelitian di atas data akan ditabulasi untuk menjelaskan

    persentase jumlah kesalahan berdasarkan taksonomi linguistik berdasarkan yang dapat

    dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4 Persentase Jumlah Kesalahan berdasarkan Taksonomi linguistik

    No.

    JENIS KESALAHAN

    JUML H

    PERSENTASI ( )

    1.

    Kesalahan pada verba

    Perfect

    15

    15,16

    2.

    KesaIahan pada verba Imperfect

    53

    53,54

    3.

    Kesalahan pada verba

    Imperative

    30

    31,40

    Jumlah 99 100

    Berdasarkan tabel tersebut jelas terlihat bahwa jenis kesalahan yang paling banyak

    dilakukan oleh santriwati kelas II Pesantren Darul Arafah adalah kesalahan penggunaan

    afiks pada verba

    Imperfect

    yakni sebanyak 53,54 dengan jumlah

    53

    kesalahan,

    kemudian kesalahan penggunaan afiks pada verba Imperatif sebanyak 31,40 dengan

    jumlah 30 kesalahan, dan kesaIahan paling sedikit dilakukan adalah kesalahan

    penggunaan afiks pada verba Perfect yakni sebanyak 15,16 dengan jumlah

    15

    kesalahan. Dan jumlah seluruh kesalahan berdasarkan taksonomi linguistik penggunaan

    afiks pada 3 verba ini sebanyak 99 kesaIahan.

    2. Kesalahan Berdasarkan Taksonomi siasat permukaan

    a. Kesalahan Penambahan

    addition)

    Data kesaIahan penambahan yang dibuat oleh siswa adaIah sebanyak 6 data.

    kesalahan ini terjadi karena siswa menamb3hkan hurut'

    ct n afiks

    yang seharusnya tidak

    ada.

    PengkJasiftkasian kesalahan dapat dilihat pada tabeI berikut:

    No. Verba

    Imperative

    Jenis penambahan Makna

    1.

    ~ l l i j l i s i n i Hurufi 'duduklah

    (JF)

    2. ~ limsyiyani/

    Huruf ni 'berjaIanlah (OF)

    DaIam tabeI tersebut hanya terdapat 2 buah kesaIahan penambahan morfem infleksi

    dalam konjugasi bahasa Arab pada verba Imperative.

    b. Kesalahan Penghilangan

    Kesalahan yang berbentuk penghilangan ditemukan dalam data beIjumlah 4 buah.

    kesalahan ini terjadi karena siswa menghilangkan huruf dalam sebuah morfem infleksi

    konjugasi bahasa Arab.

    Selanjutnya kesalahan dapat diklasifikan pada tabel berikut:

    No.

    Verba

    Imperfect

    Jenis penghilangan Makna

    I.

    k

    yusholliil Huruf na 'mereka(M) sedang soIat

    2

    ~ ~ t a

    'rift

    Hurufna 'kamu (F) mengetahui'

    3 ~ / t a k t u h J I

    Hurufna 'kamu (F) sedang menulis'

    4.

    ~ / y a j t a m i i i

    Huruf na 'mereka (M) sedang berkumpul'

    90

  • 8/18/2019 Nurainun Hasibuan

    14/16

    Nurainun Hasibuan

    Data yang terdapat pada kesalahan penghiJangan hanya terdapat pada verba

    Imperfect sebanyak (4 buah). Dan tidak ditemukan pada verba Perfect dan Imperative.

    Kesala.. 1an berdasarkan taksonomi siasat permukaan meliputi kesalahan

    penghilangan

    (omission),

    Penambahan

    (addition),

    salah urnt

    (misformation),

    dan salah

    bentuk

    (misordering).

    Namun kesalahan yang ditemukan dalam penelitian ini hanya

    terdapat pada kesalahan yang terbentuk pada penghilangan dan penambahan didalam

    afiks. Hasil pengelompokkan secara rinei dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 5 Persentase jumlah Kesalahan Berdasarkan Taksonomi Siasat Permukaan

    No. JENIS KESALAHAN

    1. Penambahan

    (addition)

    2. Penghilangan

    (omission)

    Jumlah

    JUMLAH

    6

    4

    100

    PERSENTASI

    ( )

    60

    40

    100%

    Kesalahan berdasarkan taksonomi siasat permukaan yang ditemukan mencakup

    kesalahan penambahan sebanyak 60% dengan jumlah 6 buah kesalahan, kesalahan

    penghiJangan sebanayak 40% dengan jumJah 4 buah kesaJaban, dengan demikian jumlah

    seluruh kesalahan yang dilakukan oleh santriwati kelas Pesantren Darnl Arafah dalam

    taksonomi siasat permukaan betjumlah 10 kesalahan.

    3. Faktor penyabab terjadinya kesalahan penggunaan morfem inOeksi dalam

    konjugasi bahasa

    Arab

    Berdasarkan observasi dan hasil wawancara pada santriwati kelas II Pesantren

    Darnl Arafah, Ada beberapa hal yang merupakan penyebab kesalahan berbahasa pada

    santriwati Pesantren DaruJ Arafah. Adapun penyebab kesalaban tersebut adalah:

    1.

    Kesalaban 'antarbabasa' interlanguage errors

    Berdasarkan kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa arab

    yang disebabkan oleh kesalahan antar bahasa hanya tetjadi karena adanya

    interferensi sebuab bahasa pertama (B 1) terhadap bahasa kedua (B2).

    2. Kesalahan 'intra bahasa

    intralanguage errors

    Lain halnya dengan kesalahan yang disebabkan oleh faktor intra bahasa, yakni

    kesalahan yang tetjadi karena adanya kesulitan siswa terhadap penguasaan bahasa

    kedua. Berdasarkan kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi

    bahasa rab yang termasuk dalam faktor intra bahasa yaitu, pemahaman yang

    berlebihan mengenai morfem infleksi dan bentuknya, kemudian salah

    menghipotesikan konsep tentang perbedaan verba

    Perfect, Imperfect,

    dan

    Imperative, dan kesalahan dalam memilih afiks untuk penggunaan persona

    jumlab danjender.

    SIMPULAN DAN SARAN

    1.

    Simpulan

    Dari hasil analisis data dapat diambiI simpulan bahwa:

    Bentuk kesalahan berdasarkan taksonomi kategori linguistik, jenis kesalahan yang

    dilakukan oleh santriwati kelas II Pesantren Dam Arafah adalah kesa ahan penggunaan

    pada verba Imperfect yaitu sebanyak 53,54%, dengan jumlah

    53

    buah, kemudian

    91

  • 8/18/2019 Nurainun Hasibuan

    15/16

    Kajian Linguistik, Tahun Ke-l2, No 2 Agustus 2014

    kesalahan penggunaan afIks pada verba Imperative sebanyak 31,40 dengan jumlah

    dengan jumlah 30 buah, dan selanjutnya kesalahan penggunaan afIks pada verba

    Perfect

    yaitu sebanyak 15,16 denganjumlah

    15

    buah.

    Selanjutnya bentuk kesalahan berdasarkan taksonomi siasat permukaan, jenis

    kesalahan yang dilakukan oleh santriwati Pesantren Darnl Arfah meliputi kesalahan

    penambahan sebanyak 55,56 dengan jumlah 6 buah, dan penghilangan sebanyak

    44,44 denganjumlah 4 buah.

    Penyebab kesalahan penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa

    Arab

    disebabkan oleh faktor 'intra bahasa' yaitu penyemarataan berlebihan dengan kesalahan

    penambahan, kemudian karena penerapan kaidah yang tidak sempurna dengan kesalahan

    penghilangan, dan kesalahan memilih afiks dengan kesalahan penggunaan p r s ~

    kesalahan penggunaanjumlah, dan kesalahan penggunaanjender. Dan selanjutnya faktor

    'antar bahasa' yang disebabkan oleh intenerensi, dalam faktor ini kesalahan yang

    dilakukan oleh santriwati pesantren Darnl Arafah yaitu karena adanya pengaruh bahasa

    pertama yaitu bahasa Indonesia terhadap penggunaan bahasa kedna yakni bahasa Arab itu

    sendiri.

    2.

    aran

    1.

    Disarankan agar guru bahasa Arab lebih banyak mengajarkan tentang kaedah

    penggunan morfem ini, dan penggunaanya dalam berbahasa lisan.

    2. Perlu adanya perbaikan tentang penggunaan morfem infleksi dalam konjugasi bahasa

    Arab, hal ini dilakukan agar meminilaisir kesalahan yang dilakukan oleh santriwati

    khusunya santriwati kelas II Pesantren DaruI Arafah.

    3. Penelitian ini terbatas pada deskripsi kesalahan dan penyebab kesalahan. Disarankan

    . penelitian sejenis dapat dikembangkan· untuk .selanjutnya agar menjadi lebih

    sempurna.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bauer, Laurie. (1988).

    Introducing Linguistic Morphology.

    Edinburgh. University Press.

    Corder, S. Pit. (1974). The Significance ofLearnears' E or . Dalam J. Schumann nd

    N. Stenson {eds}. (1974). New Frontiers in Second Language Learning. Rowley,

    Mass: Newbury House. England: Penguin Books.

    (1981). Error Analysis

    and

    Interlanguage. Oxford: University Press.

    Daulay, Heidi, Marina Burt, (1985). Language Two.

    Oxford: Oxford University Press.

    (1984). Classroom Second Language Development.

    Oxford: Pergamon

    Press.

    Dahdah, Antonie. (198 I). A Dictionary ofArabic Grammar in Charts

    and

    Tables. Beirut:

    Librairie du Liban.

    Katamba, Francis. (1993). Modern Linguistics Morphology. London: Longman.

    Moleong, L

    J.

    (2007).

    Metodologi Penelitian Kualitatif.

    Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Nur, Tajudin. (2010). lurnal:

    Fungsi Afiks Infleksi Penanda Persona, Jumlah, dan Jender

    pada Verba Bahasa Arab. Universitas Padjajaran Bandung.

    9

  • 8/18/2019 Nurainun Hasibuan

    16/16

    Nurainun Hasibuan

    Richards, Jack. C. (editor) (1985).

    Error Analysis: Perspective on Second Language

    Acquisition. London:

    Longman.

    Sudaryanto. (1993).

    Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.

    Yogyakarta:

    Gadjah Mada University Press.

    Sugiyono. (2003).

    Metode Penelitian Bisnis.

    Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.

    Sridhar; S.N. (1985).

    "Contrastive Analysis, Error Analysis nd Interlanguage".

    Oxford: Pergamon Press.

    Shini, Muhammad Isma iI, dkk.

    Al-Qawaa'idu Al- 'Arabiyyatu Al-Maysarah: Silsilah i

    Ta

    'LIM An-nahwi AI- 'Arabiy ligsiri AI-Arabi.

    Riyadh: Jaami ah Almalik Su ud.

    Tarigan, Henry Guntur. (1988).

    Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.

    Bandung:

    Angkasa.

    (1987). Pengajaran Ana/isis KotrastifBahasa.

    Bandung; Angkasa.

    Verhaar, J.W.M. (1988).

    Pengantar pLinguistik Jilid

    1. Yogyakarta: Gajah Mada

    University Press.

    (1999). Asas-Asas Linguistik

    Umum Yogyakarta: Gadjah Mada

    University Press.

    Versteegh, Kees. (1997). The

    Arabic language.

    Edinburgh: Edinburgh University Press.

    9