Top Banner
Becoming Humane with Literature Riris K. Toha-Sarumpaet University of Indonesia Abstract This paper discusses the nooks and crannies of the teaching of literature in accordance with the implementation of Competence-Based Curriculum (CBC) and Education Unit Level Curriculum (EULC). There are three main factors that should be considered in implementing the CBC and EULC, i.e. the students (that should be accepted as developing human beings), the literary works, and the teaching of literature. Keywords: litearary works, teaching materials, CBC, EULC. Introduction Kesempatan kita menciptakan kurikulum dan menggunakannya demi tercapainya tujuan pendidikan nasional perlu diterima secara dewasa. Banyak hal berkelebatan dalam ranah penciptaan ini, mulai dari tujuan pendidikan secara umum, dasar pemikiran kurikulum itu sendiri, tujuannya, keadaan umum masyarakat, terlebih bila dikaitkan dengan pelaksanaan dan penyampaiannya di kelas, sampai ke penilaian dan bagaimana menganggapnya tuntas sebagai sebuah tugas yang paling sulit dan abstrak, yaitu mendidik. Untuk itu, ada beberapa hal utama yang perlu secara ringkas disinggung agar panggilan mencipta Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan mengajar dengan melandaskannya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat terlaksana. Harus diakui bahwa pendidikan di Indonesia telah selalu menjadi bahan pembicaraan dan hasil dari pembicaraan itu bukannya membawa pencerahan, tetapi sebaliknya: kegelapan. Terlalu luas, terlalu besar, dan terlalu banyak aspek yang harus dibenahi sehingga satu-satunya cara untuk “membenahi” hanyalah dengan melakukan sesuatu, sekecil apa pun upaya itu. Itulah alasan utama mengapa Program Studi Indonesia FIB UI mengadakan seminar yang membahas KBK dan KTSP ini. Persoalan pendidikan kita tidak mungkin tidak dipengaruhi keadaan bangsa dan masyarakat secara nasional. Keadaan kita yang penuh masalah juga ramai ditimpali globalisasi yang tak mungkin kita hentikan. Karena itu, seburuk apa pun kondisi yang ada, kita harus bangkit dan bekerja. Pemerintah sudah membekali kita dengan undang-undang, peraturan, lalu melahirkan sangat banyak aturan lainnya yang tentu saja disertai juklak dan juknis dan berbagai arahan dari begitu banyak cerdik pandai. Tugas kita sebagai pengajar bagai didorong dan dipantau dari segala arah: murid, orang tua, masyarakat, pemerintah, penerbit, diri sendiri, dan terutama beban masa depan.
23
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: null

Becoming Humane with Literature

Riris K. Toha-SarumpaetUniversity of Indonesia

Abstract This paper discusses the nooks and crannies of the teaching of literature inaccordance with the implementation of Competence-Based Curriculum (CBC) andEducation Unit Level Curriculum (EULC). There are three main factors that should beconsidered in implementing the CBC and EULC, i.e. the students (that should be acceptedas developing human beings), the literary works, and the teaching of literature.

Keywords: litearary works, teaching materials, CBC, EULC.

IntroductionKesempatan kita menciptakan kurikulum dan menggunakannya demi tercapainya

tujuan pendidikan nasional perlu diterima secara dewasa. Banyak hal berkelebatan dalamranah penciptaan ini, mulai dari tujuan pendidikan secara umum, dasar pemikirankurikulum itu sendiri, tujuannya, keadaan umum masyarakat, terlebih bila dikaitkan denganpelaksanaan dan penyampaiannya di kelas, sampai ke penilaian dan bagaimanamenganggapnya tuntas sebagai sebuah tugas yang paling sulit dan abstrak, yaitu mendidik.Untuk itu, ada beberapa hal utama yang perlu secara ringkas disinggung agar panggilanmencipta Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan mengajar dengan melandaskannyapada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat terlaksana.

Harus diakui bahwa pendidikan di Indonesia telah selalu menjadi bahanpembicaraan dan hasil dari pembicaraan itu bukannya membawa pencerahan, tetapisebaliknya: kegelapan. Terlalu luas, terlalu besar, dan terlalu banyak aspek yang harusdibenahi sehingga satu-satunya cara untuk “membenahi” hanyalah dengan melakukansesuatu, sekecil apa pun upaya itu. Itulah alasan utama mengapa Program Studi IndonesiaFIB UI mengadakan seminar yang membahas KBK dan KTSP ini. Persoalan pendidikankita tidak mungkin tidak dipengaruhi keadaan bangsa dan masyarakat secara nasional.Keadaan kita yang penuh masalah juga ramai ditimpali globalisasi yang tak mungkin kitahentikan. Karena itu, seburuk apa pun kondisi yang ada, kita harus bangkit dan bekerja.Pemerintah sudah membekali kita dengan undang-undang, peraturan, lalu melahirkansangat banyak aturan lainnya yang tentu saja disertai juklak dan juknis dan berbagai arahandari begitu banyak cerdik pandai. Tugas kita sebagai pengajar bagai didorong dan dipantaudari segala arah: murid, orang tua, masyarakat, pemerintah, penerbit, diri sendiri, danterutama beban masa depan.

Page 2: null

MasalahBanyak buku ajar di pasaran, banyak cara mengajar ditawarkan, banyak sekali

trade books, asli Indonesia maupun terjemahan, namun dengan modal yang kita punyaibaik itu waktu, dana, pengetahuan, apalagi tenaga, kita tahu bahwa kita tidak selaluberwibawa. Siapakah yang harus disalahkan? Adakah yang dapat dilakukan? Mengapatiba-tiba remed menjadi pelarian dalam proses belajar-mengajar dan secara de factobimbingan tes di setiap sudut jalan mengambil alih tugas sekolah? Dapatkah kita menudingkeadaan yang merepotkan kepada para perekayasa yang kita rasa kurang mampumemahami apalagi mengelola masalah yang kita tanggung sebagai guru? Memang banyaksoal. Kita banyak takut, mencemaskan kinerja kita yang mudah menjadi kambing hitam.Sudah jelas kita sangat banyak bingung.

Pikiran Dasar dan Apa yang Perlu DilakukanDalam kaitannya dengan materi pelajaran sastra, maka tulisan ini hendak

menggarisbawahi hal berikut. Kita memercayai bahwa KBK yang bersifat alamiah dankarenanya sangat mengutamakan murid sebagai subjek, dapat menolong siswa untukmengembangkan dan menghidupkan potensinya. Dengan demikian, jika KBKmengisyaratkan kompetensi berdasarkan pengalaman langsung yang dapat diukur secaraobjektif, maka materi yang harus disampaikan sebaiknya mempertimbangkan faktor murid(sebagai individu yang akan memelajari), lingkungan belajar yang kondusif, dan waktu.Hadirnya KTSP ditengarai sebagai upaya untuk mempercepat keberhasilan danpeningkatan pendidikan di Indonesia sehingga wajar apabila semua faktor, ciri, dankekuatan yang ada dalam KBK dimanfaatkan untuk tujuan tersebut. Demi materi itupulalah semua syarat yang ada dalam KBK dan KTSP menuntut kompetensi tinggi darisetiap pengajar.

Artinya, walaupun ilmu pendidikan semakin canggih dengan metode yang banyakranting, dan betapapun banyak pendekatan serta teori yang diperkenalkan pada kitadengan segala cara menilai yang makin hari makin rumit dan menghabiskan tenaga dandana, tetap saja, kunci utama keberhasilan pendidikan terletak pada dua faktor, yaitu gurudan siswa. Dalam situasi kalut seperti apa pun, hanya dua faktor ini—dan bukan yanglainnya—yang perlu kita tuju dan pikirkan sehingga dengan mudah kita dapat memusatkandiri pada tugas utama kita, yaitu mengajar dan mendidik. Dengan demikian, pada ranahsastra, ada tiga pegangan utama dalam melaksanakan KBK dan KTSP.

1. Murid yang harus diterima sebagai manusia yang berpotensi dan dapat berkembangdengan kondisi, latar belakang, minat, dan bakat yang khas: melahirkan kesadarandiri/pribadi, budaya, dan bangsa.2. Karya sastra yang bila dikenal dan diketahui caranya dapat memperkenalkan duniamahaluas yang memberi kenikmatan, pengalaman, pengetahuan, dan wawasan yangdapat digunakan sebagai alat pertumbuhan pribadi: perlu kebermaknaan.3. Mengajar sastra, karena berpusat pada kehidupan yang digambarkan secaraimajinatif, mengisyaratkan keterbukaan, kerja sama, dan perasyikan. Semua bahan yangdekat dan sesuai dengan kehidupan murid—sehingga diminatinya—, dan alat yanglazim digunakan seorang guru haruslah dimanfaatkan demi menciptakan kelas,atmosfer, dan lingkungan yang kondusif sehingga menyenangkan: kebutuhan berbagi.

Page 3: null

Materi yang Digunakan di LapanganDengan upaya selalu memusat pada tujuan membangkitkan potensi siswa,

memperkenalkannya pada karya yang dapat memperluas dunianya, memberinya pilihan danalternatif serta tanggung jawab memanfaatkan waktu dan kemungkinan yang dia punya,berikut ini sekilas contoh pembicaraan tentang materi pembelajaran sastra yang ada.Walaupun diskusi secara spesifik menyinggung satu tingkatan, SD misalnya, bukan berarticara, gaya, dan pendekatan yang sama tidak ada atau tidak dapat dipertimbangkan untuktingkatan lainnya. Pilihan ini akan disajikan berurutan dari SD, SMP, hingga SMU.

Materi Pembelajaran Sastra di Sekolah DasarHal yang wajib diingat dalam jenjang SD adalah pentingnya memperkenalkan

sebanyak mungkin variasi dan jenis karya sastra, lalu membaca dan menikmatinya. Dariyang semula kurang suka membaca, siswa kita inginkan berubah suka dan bisa, sehinggakebisaan ini ditampung dengan kebiasaan yang menjadikannya kompeten membaca. Paraahli psikologi menyatakan bahwa anak usia SD sudah memiliki kemampuan kognitif yangmemampukannya bernalar (walau semula masih melulu induktif), bisa mengingat, mampumenggunakan kalimat yang semakin kompleks, dan semakin sosial.

Buku berikut ini mengatakan kompetensi dasar sebagai “Membaca untukKesenangan”, sesuatu yang sangat terpuji karena memang demikianlah hakikat pengajaransastra. Yang kita impikan adalah siswa menjadi suka membaca dan dengan itu dapatmandiri melahap berbagai jenis bacaan lainnya yang memberinya alat untuk mampu hidupmandiri. Namun, dengan tema “Budi Pekerti” dan pilihan cerita pendek yang “dikutipdengan pengubahan” serta telak menggurui dan sulit dipercaya penokohannya, kompetensiitu mungkin tak mudah dicapai. Ditambah dengan pertanyaan yang kurang mengarahkansiswa pada pemahaman dan kaitannya dengan tema, (kemungkinan besar) akan lebihmenarik bila pengajar membawa sebuah bacaan yang sudah dipersiapkan danmenyajikannya kepada siswa. Bagaimana misalnya dengan kisah lama dan terkenal LittleRed Riding Hood yang di Indonesia dikenal luas sebagai kisah Gadis Si Tudung Merah?Daripada memberi label “Budi Pekerti” yang sangat abstrak, mengambil bahan ajar darikisah yang kurang tepercaya, kita langsung berbicara mengenai watak dan persahabatandari cerita itu.

“Membaca atau Mendeklamasikan Puisi” harus sebanyak mungkin, dan hindaripenugasan yang sebetulnya justru menghambat penikmatan. Anak usia SD kelas 2 belumperlu menyatakan makna puisi, sama seperti belum penting menuliskan drama. Yang lebihutama adalah mendengarkan pembacaan sebanyak mungkin sehingga dengannya iamenyadari keindahan bunyi, rima dan ritme yang beraturan atau mengejutkan, yang dapatmerangsang rasa ingin tahunya dan memampukannya bermain dengan kata-kata dan bunyi.

Coba misalnya bagikan fotokopi dari lirik lagu anak-anak ciptaan A.T. Mahmud,berjudul “Ambilkan Bulan”. Baca, dan baca lagi. Bandingkan dengan lagu lain, karya Papa T. Bob. Bicarakan dan rasakan. Apa yang menyenangkan dari sana? Kalau perludengarkan lagunya melalui tape recorder. Jadi, bukan menjelaskan isi puisi, tetapi lebih kemendengarkan, menikmati, dan semoga pengalaman itu berkesan dan mudah diingatnya.Ingatan inilah yang dapat membawanya ke pembacaan dan kenikmatan selanjutnya.

Page 4: null

Pada Bina Bahasa 6B, kita lihat bagaimana pilihan sajak berjudul “Para Pejuang”,“Pak Tani”, perlu diperkaya dengan berbagai judul lain supaya siswa dapat merasakankedalaman tema, keberagaman cara, bahkan kebermaknaannya. Karena siswa sudah kelas6, tidak ada salahnya memperkenalkan sajak yang lebih bebas, baik pikiran maupungayanya, sehingga pembicaraan dan upaya menukikinya juga bertambah. Periksalah contohini. Darinya kita dapat bicara tentang berbagai hal, seperti sedapnya bunyi, kesederhanaanpengungkapan, dan yang lebih penting diskusi tentang “bertamu”, “bersujud”,“sembahyang”, atau tergantung kesiapan kelas, “iman”?

“Aku Sering Enggan”

Aku sering engganIkut ramai-ramai sembahyangSebab sehabis mengucap akhir salamOrang bergegas pulang

Tak ada suasana pergaulanDengan TuhanTak ada kesan bahwa ke mesjidIalah bertamu dan bersujud

Aku sering engganIkut beramai-ramai sembahyangSebab ia menjadi satu-satunya ukuranBaik buruk dan iman seseorang (Emha Ainun Najib, 1977)

Materi Pembelajaran Sastra di SMPKalau masuk ke kelas dengan membawa sekuntum bunga sakura,

membicarakannya dalam kaitan dengan bunga-bunga yang umumnya ada di Indonesia,dapatkah dipercaya bahwa dengan begitu siswa akan lebih tertarik? Misalnya bertanyamengenai makna bunga, perihal warna, keharumannya. Dapat juga membawakan sebuahpuisi yang berbicara tentang bunga, tentang cinta, dan lain-lain daripada hanya denganmenyuguhkan pertanyaan yang seringkali mengintimidasi, atau langsung bertanya perihalkata baku dalam sebuah cerpen. Itulah sebabnya disarankan, mencari sebanyak mungkinalat peraga yang dapat mendekatkan karya yang dibaca dengan siswa dan kehidupannya.Jadi, sebuah cerpen bukan hanya membicarakan seorang tokoh, melainkan dengan tokohitu, berbagai macam masalah kehidupan terungkap. Dari pembicaraan serupa itu malahberbagai hal, cara, bahan dapat melahirkan tugas baru.

Khususnya dengan “Bunga Sakura”, karena karya ini berbicara mengenai tokohNita yang mulai merasakan apa yang disebut jatuh cinta, diskusi pasti menjadi hangatjikalau guru mengungkitnya secara lebih membujuk, mendalam, dan lebih bervariasi.Libatkan siswa sebanyak mungkin, karena mereka suka sekali membicarakankehidupannya sendiri dan kalau mungkin membandingkannya dengan kehidupan yangditawarkan oleh buku. Akan lebih seru kalau kita mengungkap sajak lain perihal cinta, bagisiswa yang sudah semakin mandiri dan secara emosional semakin siap mendekati lawanjenisnya, misalnya, melalui sajak berikut ini. Bisa ramai berbicara tentang hati, melati

Page 5: null

(bandingkan dan tubrukkan dengan sakura), tindak menanam serta berbagai kaitannyasecara imajinatif.

“Surat Cinta”

akan kutanam pokok-pokok melatidi hatikudan kuantar bunga-bunganyakepada hatimu (Medi Loekito, 1977)

Materi Pembelajaran Sastra di SMUBarangkali mengajar sastra di SMU dapat dianggap paling enak karena siswa

sudah lebih dewasa, punya pengalaman, punya minat, kemampuan dan pengetahuan sastra.Mereka juga secara kognitif dan emosional sudah jauh matang, dan dengan arahan yangselalu mendekat padanya, kita dapat menciptakan kelas yang lebih bersifat berbagi.Mungkin karena itulah, dari buku-buku yang dipelajari, pada umumnya karya yangdibicarakan maupun cara-cara mendekatinya, sudah jauh memadai. Walau diskusi danpenekanannya masih perlu ditingkatkan kualitas dan keragamannya, drama yangdibicarakan juga, dipilih dengan baik. Lihat misalnya Bahasa Indonesia SMA untuk KelasXII oleh Sri H. Rahardjo.

Pembelajaran dengan memerhatikan konteks, sangat baik ditunjukkan melaluidrama “Panser” karya Nugroho Notosusanto ini. Kisah keluarga prajurit Tatang yangsangat loyal, yang menganggap cita-cita negara sangat penting bahkan lebih penting daricita-cita pribadi dipertentangkan dengan istrinya yang sakit-sakitan, yang hanyamendambakan “perumahan yang pantas” dan “memberikan kesenangan” pada suaminya.

Pertanyaan-pertanyaan “Kenapa cuma kita yang berjuang. Kenapa yang laintidak?” dan keresahan memikirkan masa depan membuat karya ini mengalir sangat lancardan tetap aktual walaupun kisahnya terjadi pada masa revolusi Indonesia. Drama yangmampu menggugah banyak konsep kehidupan ini dapat lebih memberdayakan siswa bilabukan hanya dipakai sebagai karya drama untuk dipentaskan atau bacakan secaradramatik, tetapi lebih bermanfaat bila dibahas dan dikaitkan dengan kehidupan para siswa.Karya serupa ini pasti memaksa siswa untuk membaca karya aslinya secara lengkap, dansebetulnya itulah yang kita harapkan.

Kisah keluarga, kisah cinta yang mengharukan ini, misalnya, dapat diberikansebagai rangkaian dalam unit yang membicarakan cinta, keluarga, atau sejenisnya. Untuktetap mendekatkan karya atau materi pada siswa, selalu kita datang dari kehidupan, danapa kira-kira yang berkecamuk dalam kehidupan mereka. Misalnya soal cinta pertamapada contoh berikut ini (dapat juga dibandingkan dan rasakan dengan kisah cinta pertamapada “Bunga Sakura” dalam materi pembelajaran SMP yang baru tadi dibicarakan.).

“Cinta Pertama (Sunny)”

Sunny, SunnyJantungku berdebar tiap kuingat padamuSunny, Sunny

Page 6: null

Mengapa ada yang kurang saat kau tak adaSunny, SunnyMelihatmu, menyentuhmu itu yang kumauKau tak sempat tanyakan akuCintakah aku padamuTiap kali aku berlutut, aku berdoaSuatu saat kau bisa cinta padakuTiap kali aku memanggil di dalam hatiMana Sunny, mana Sunnyku, mana SunnykuHo ooSunny, SunnyApa kabarmu? Kabarku baik-baik sajaSunny, SunnyBegitu banyak cerita tak habis tentangmuSunny, SunnySalamku untukmu dari hati yang terdalamKau tak sempat tanyakan akuCintakah aku padamuTiap kali aku berlutut, aku berdoaSuatu saat kau bisa cinta padakuTiap kali aku memanggil di dalam hatiMana Sunny, mana SunnykuTiap kali aku berlutut aku berdoaMana Sunny, mana SunnykuSunnykuHo oo

(oleh Dewiq, 2006)

Dengan memperlakukan karya populer ini sebagai sajak, sangat banyak yang bisadibicarakan dan dengannya merangsang semangat bersastra siswa. Karena amat dekatdengan dunia mereka, maka, dapat disinggung:

1. Cara memanggil2. Cara bertanya yang tidak memaksa3. Penekanan yang bersifat sangat pribadi4. Pilihan kata yang sederhana, dan lain-lain.

Terserah semangat dan mood kelas, sajak ini bisa dibincangkan dulu didengarkanlagunya sebagai kesimpulan sambil merasakan keakbaran rasa yang dilengkapi musik,nada, jenis suara, sampai ke vibrasinya.

Lalu untuk apa Lampiran 6? Sebagai contoh, dan mungkin dapat dipakai sebagaibahan renungan untuk menunjukkan apa yang kita nilai dan untuk apa. Dengan pertanyaanitu, akan ditemukan celah bahwa masih sangat banyak pertanyaan yang mengacu bukanhanya pada kompetensi siswa, melainkan sebetulnya terlebih kompetensi kita parapengajar. Banyak hal yang perlu dikembangkan dan dikaji ulang, demi keberhasilan KBKdan KTSP.

Materi yang Ada dan Perlu Dimanfaatkan

Page 7: null

Dengan membicarakan dan menggunakan sajak “Cinta Pertama” tadi, sertamerujuk karya lain dan cara-cara mendekatinya, tulisan ini sekaligus menyarankanurgensinya mendekati segala sesuatu dari sudut siswa—dengan memilih hanya karya yangterbaik—sehingga perlu kiranya memanfaatkan karya sastra mutakhir. Sekarang penerbitberlomba menerbitkan karya sastra. Penyair, penulis cerpen dan novel, bahkan dramabermunculan. Perempuan pengarang juga tidak ketinggalan. Pun anak-anak sudah menulisdan menerbitkannya. Topik, penekanan, hingga gaya sangat beragam. Begitu banyak jeniskarya yang bisa dipilih: mulai dari buku bacaan bergambar, komik, buku-buku perkenalanmengenai konsep, dan lain-lain (yang sekarang sangat marak diminati orang dewasadengan bentuk Coffe Table Book), sastra tradisional seperti fabel, mitos, epik, dongengberbagai gaya dan cara, fantasi, sajak, fiksi realistik, sastra kesejarahan, biografi, bukuinformasi (nonfiksi), petualangan, misteri, science fiction, drama, novel remaja, novelperjalanan, esai, sangat banyak ragam majalah, seri Lupus, karya terjemahan (mulai darikisah untuk orang dewasa, remaja, hingga kanak-kanak, yang makin hari makin seru danmembuktikan besarnya gairah sekaligus pergeseran nilai ataupun selera), sampai ke chicklit dan teen lit, dan jangan pernah lupa pada cerpen yang membanjir.

Keragaman karya yang ada di pasaran, tentu saja dengan selalu berpatokan padakeragaman, keluasan, dan kedekatan, tak bisa tidak perlu diperkaya dengan karya-karyalama dalam sastra Indonesia yang tak kalah dalam dan menariknya. Semua karya itu dipilihuntuk tujuan memberdayakan siswa, memampukannya memiliki kompetensi membaca danbersastra dan dengannya memiliki bekal hidup mandiri. Pemilihan materi serupa ituseyogianya didasarkan pada kepercayaan akan lima prinsip pengajar sastra seperti ini.

1. Pengajar sastra tak boleh lupa bahwa sastra itu menghibur sekaligus menantang.Guru memastikan hadirnya karya yang serupa, yang memuaskan dan menantangmelalui pembicaraan karya dari berbagai genre, apakah itu dalam unit yang tematikataukah dengan membaca bebas. Sudah jelas ini bukan sebuah pekerjaan gampang.Tetapi sedikitnya siswa merasakan bahwa dia dipedulikan dan bahwa guru menganggapsastra itu perlu.2. Pengajar sastra wajib tahu sebanyak mungkin karya sastra sehingga dengannya dapatmemilih mana yang paling tepat dan dekat serta menantang bagi siswa. Makin banyakperbendaharaan guru, makin mudah ia menyiapkan silabus, makin gampang baginyamembawa kebahagiaan ke kelas. Makin dia tahu kehidupan, apakah itu melalui lagu,surat kabar, melalui film, sinetron, hingga ke pop culture, makin ramai danmenyenangkan kelas yang dipimpinnya.3. Pengajar sastra wajib tahu cara membaca, memahami teknik dramatik dan mampumenginterpretasi secara oral supaya dapat memimpin, memberdayakan, dan menggugahkelas sastra. Walaupun banyak kaset yang bisa dipinjam dan pakai, suara guru yangdapat menjelaskan dan karenanya menginterpretasi tetap lebih berharga.4. Pengajar sastra perlu menyadari dan mengingat jarak, keberbedaan, bahkan rumpangdalam pendidikan dan pengetahuan. Banyak kesempatan kita salah duga danmenganggap siswa tak paham, dan di kesempatan lainnya kita mengira dia menguasai,padahal tidak. Siswa datang dari berbagai penjuru dan latar belakang, sehinggasangatlah sulit memilih sebuah karya yang bakal disukai dan cocok bagi semua siswadalam satu kelas. Sambil menyadari bahwa kewajiban kita memberikan perhatianmaksimal pada setiap siswa, harus diakui pula bahwa lazimnya karya besar denganpenyampaian yang tepat akan hampir selalu disukai semua siswa.5. Pengajar sastra harus mengajarkan dan yang gunakan hanya karya yang dia sukai.Begitu banyak karya yang beredar, begitu banyak perpustakaan, banyak tanggapan atau

Page 8: null

kritik, berhamburan antologi, kamus-kamus yang kesemuanya dapat membantupemahaman, penikmatan, dan dengan demikian kepakaran kita soal sastra dan siswayang dititipkan ke tangan kita. Itulah sebabnya saya tidak pernah setuju dengankarya-karya yang ditukangi sesuai dengan keperluan, atau kutipan teks yang diajukan“dengan pengubahan”.

PenutupHanya dengan kesadaran bahwa siswa penting, dan mereka perlu didekati dengan

cara yang sesuai dan cocok baginyalah pengajaran sastra dapat berhasil dan memuaskan.Contoh yang ada dalam lampiran dapat dipakai untuk memperbaiki pemilihan materi danpenentuan diskusi. Dengan menyadari pentingnya karya sastra sebagai pengalaman hidupyang dituliskan secara menyenangkan, kreatif dan imajinatif, maka kehidupan yang kitahendak isi dan kalau mungkin kembangkan dan perbaiki dapat menemukan jawabannya.Kompeten membaca, kompeten menyiapkan dan menjalani kehidupannya, itulah yang kitaimpikan didapat siswa melalui KBK dan KTSP. Itu semua mungkin kalau kita menguasaiapa yang kita ajarkan, mencintainya, dan dengan demikian dapat menciptakan kelas yangbergembira dan bahagia melalui bahan, diskusi, pertanyaan, tugas, dan segala kerja yangmendorong dan menyempurnakannya: berbagi dan dengannya makin cerdas menjalanikehidupan. Dengan sastra menjadi manusia.

AcuanDarisman, Muh. 2005. Ayo Belajar Berbahasa Indonesia untuk Kelas 2 Sekolah Dasar.

Jakarta: Yudhistira.Datang, Frans Asisi dan Aah Hilyati. 2004. Belajar Berbahasa Indonesia untuk SMP

Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.Dawud dkk. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.Heraty, Toeti (ed.). 2006. Selendang Pelangi. Magelang: Indonesia Tera.Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosda, 2006.Nilsen, Alleen Pace. 2001. Literature for Today’s Young Adult. Longman.Rahardjo, Sri H. 2004. Bahasa Indonesia SMA Kelas XII Program Studi Ilmu Alam dan

Ilmu Sosial. Jakarta: Esis.Sarumpaet, Riris K. Toha. 2004. “Berbicara Mengenai Karya Sastra: Anak vs Orang

Dewasa”, dalam Syihabuddin dkk (ed.), Sastra dan Budaya di Perguruan Tinggi.Andira.

Sepanjang Jalan, FSUI, Tifa Sastra, 1978.Tim Bina Karya Guru. 2004. Bina Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Sekolah Dasar

Kelas II. Jakarta: Erlangga._____. Bina Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta:

Erlangga.

Page 9: null

Lampiran 1

A. Membaca Cerita Pendek dan Komik

Kompetensi Dasar Membaca untuk kesenangan.

Indikator Pencapaian Hasil Belajar1. Memilih bacaan yang disenangi2. Menikmati kegiatan membaca

WawasanCerita pendek merupakan cerita yang tersusun kurang dari 10.000 kata.Cerita pendek memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi.

Bacalah cerita pendek berikut ini sesuai dengan lafal dan intonasi yang tepat!

Dendi yang Nakaloleh Djoni

Dendi suka mengganggu teman-temannya. Terkadang Dendi juga mengganggu orang tua.Suatu hari, Dendi melihat seorang nenek yang kesulitan untuk menyeberangi jalan.Tiba-tiba timbul pikiran iseng Dendi. Ia menghampiri nenek itu.“Saya bantu Nenek menyeberang, ya?” tawar Dendi.“Aduh, terima kasih sekali. Maklum, Nenek orang desa,” kata nenek itu.Hari itu kendaraan sangat padat. Dendi mengalami kesulitan untuk menyeberang.Akhirnya, Dendi berhasil juga membawa nenek itu sampai di garis tengah jalan raya.“Kita berhenti di sini dulu, Nek. Saya mau pulang dulu, ya,” kata Dendi sambil berlari lagike seberang.Tinggallah si nenek sendirian di tengah jalan. Dendi sudah berada di pinggir jalan.Ia tertawa terbahak-bahak. Saat sedang asyik tertawa, Dendi salah menginjak tepi trotoar. Akibatnya, ia kehilangankeseimbangan dan terdorong ke depan.Nyiiit!!!Sebuah sepeda motor yang berjalan kencang berusaha mengerem dan menghindar.Bahu Dendi tersenggol. Ia pun terbanting di atas trotoar.“Ceroboh sekali!” teriak pengendara sepeda motor itu tanpa menghentikan kendaraannya.Dendi berusaha bangkit berdiri, tapi bahu dan kaki Dendi terasa sakit.“Cu, kamu tidak apa-apa?”Dendi berpaling pada sumber suara itu.“Nenek!” Dendi ternganga tidak percaya.Nenek yang ditinggalkannya tadi kini berjongkok di sampingnya.“Kakimu terluka. Aduh, banyak sekali darahnya,” seru Nenek. Nenek mengikat kaki Dendiyang terluka dengan sapu tangan.

Page 10: null

“Lukamu harus cepat diobati supaya tidak infeksi,” lanjut Nenek.“Nek,” panggil Dendi di tengah jalan.“Maafkan saya, ya. Saya sangat menyesal telah mempermainkan Nenek,” kata Dendi.“Tentu saja Nenek maafkan. Asal kamu tidak mengulangi lagi kenakalanmu itu,” jawabNenek.Sejak saat itu Dendi tidak pernah berbuat nakal lagi.

(Dikutip dengan pengubahan dari Majalah Bobo, No. 51, Tahun 2002, halaman 30.)

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan cerita di atas!1. Siapakah yang suka diganggu oleh Dendi?2. Apa yang dilakukan Dendi terhadap Nenek?3. Mengapa Dendi terluka?4. Apakah yang ditawarkan Dendi pada Nenek?5. Siapakah yang mengobati luka Dendi?

WawasanKomik adalah cerita bergambar dalam majalah, surat kabar, atau berbentuk buku yangumumnya lucu dan mudah dipahami.

C. Baca dan perhatikan dengan saksama cerita di bawah ini!1. Gbr 1. Seorang ibu menegur anaknya yang sedang memanjat pohon : “Deni, jangan

naik pohon! Nanti jatuh!”2. Gbr 2. Deni sudah turun. Ibu berujar: “Di pohon itu banyak ulatnya. Nanti

badanmu gatal-gatal!”3. Gbr 3. Sambil melangkah pergi, Deni menggerutu: “Mama nggak bisa lihat Deni

senang. Sukanya melarang Deni terus!”4. Gbr 4. Di waktu yang berbeda. Deni pulang dari sekolah sambil berujar: “ Deni

pulang!”5. Gbr 5. Deni bertanya kepada Mbok yang sedang membersihkan ruang tamu. “Lo,

kok sepi! Mama ke mana, Mbok?”Mbok menjawab: “Mama pergi ke dokter gigi. Makan dulu ya, Den. Simbok sudahsiapkan.”

6. Gbr 6. Deni sedang menuju ke sebuah pohon sambil berujar: “Wah, mumpungMama lagi pergi. Aku mau naik pohon, ah! Asyik!”

7. Gbr 7. Deni di atas pohon menggaruk-garuk badannya sambil mengaduh: “Aduh,badanku gatal semua.”

(Dikutip dengan pengubahan dari komik Ulat Nakal karya Salman.)

Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan percakapan di atas!1. Apakah yang Ibu katakan kepada Deni?2. Apa alasan Ibu melarang Deni?3. Bagaimana reaksi Deni mendengar perkataan Ibu?4. Ke manakah Ibu pergi saat Deni pulang sekolah?5. Mengapa badan Deni terasa gatal?

Page 11: null

TugasMembaca sangat menyenangkan.Nah, carilah sebuah cerita pendek atau sebuah komik dari majalah anak!Bacalah cerita tersebut ke depan kelas dengan intonasi dan lafal yang tepat!

KatakuAku membaca sebuah cerita.Aku mencatat kata-kata yang tidak kumengerti.Kemudian aku mencari artinya.Inilah kata-kata itu.

1.____________________ artinya _____________________2.____________________artinya _____________________3.____________________artinya _____________________4.____________________artinya _____________________5.____________________artinya _____________________

Lampiran 2

Mendeklamasikan PuisiKegiatan:

1. Siswa mendeklamasikan puisi dengan ekspresi yang sesuai.2. Siswa menjawab pertanyaan.3. Siswa menjelaskan isi puisi.

A. Membaca atau Mendeklamasikan Puisi

Bangun Pagi(Karya: Totok Budhyarto)

Waktu pagi hariBurung riang bernyanyiMenyambut mentariIndah berseri

Udara segar nyamanSejuk di badanBangun pagiBadan segar hati riang

B. Menjawab Pertanyaan

Page 12: null

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!1. Mengapa waktu bangun pagi hari burung-burung bernyanyi riang?2. Apa yang dimaksud dengan mentari?3. Udara seperti apa yang terasa sejuk di badan?4. Sebab apa bangun pagi membuat badan segar dan hati riang?5. Coba gantilah judul puisi di atas dengan judul lain yang sesuai?

C. Menjelaskan Isi PuisiBacalah sekali lagi puisi “Bangun Pagi”! Apa sebenarnya isi puisi tersebut?Ceritakanlah dengan kata-katamu sendiri!

D. Uji Kompetensi1. Tutuplah bukumu! Dengarkan teks yang akan dibacakan gurumu! Ceritakanlah kembaliteks yang telah kamu dengar tadi! Kamu dapat menuliskannya lebih dulu!

Kelebihan Uang Kembalian

Ibu menyuruh Yudi ke warung.Yudi pergi naik sepeda.Yudi membeli kopi dan gula.Ia tidak menghitung uang kembalian.

Lima menit kemudian Yudi tiba di rumah.Ibu menghitung uang kembalian.Ternyata, uang kembaliannya berlebih.Yudi jadi terkejut.

Yudi segera mengembalikan uang itu.Pemilik warung berterima kasih.Ibu pun bangga pada Yudi.

Hasil BelajarMenyimak teks cerita dan menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.

2. Perhatikan gambar di bawah ini!Peristiwa apa yang terjadi? Tulislah cerita berdasarkan peristiwa tersebut! Kemudian,laporkan di depan kelas! Kerjakan bersama teman sebangkumu!

Hasil BelajarMelaporkan peristiwa berdasarkan gambar secara runtut.

Lembar Tugas Portofolio

Nama : ___________________Kelas : ___________________

Page 13: null

Carilah puisi tentang budi pekerti di majalah anak-anak! Tuliskan puisi tersebut dilembaran ini! Berilah hiasan di sekitar puisimu itu! Mintalah bantuan kakak atau orangtuamu! Jika kamu bisa, buatlah puisi tentang budi pekerti! ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Lampiran 3

1. Memarafrasekan Puisi (hlm. 8)

A. Membaca PuisiBacalah puisi di bawah ini!

Kepada Para Pejuang(Karya Yulizar)

Kau laksana penerang di tengah kegelapan malamMembuat semua menjadi tampak jelasMengubah kehampaan menjadi kenyataanMengubah ketakutan menjadi ketenangan

Kau bukan saja datang dari kalangan serdaduTetapi juga guru, penjaga hutan, pemadam,Dan masih banyak lagi

Berkat perjuanganmu kami jadi pintarBerkat perjuanganmu bencana akan terhindarBerkat perjuanganmu api tak terus membakarSemangatmu yang terus berkorbarMengisi pembangunan yang nyaris pudar

B. Menjelaskan AmanatJelaskan amanat atau pesan yang terkandung dalam puisi di atas!

C. Mengubah Puisi Menjadi Prosa Ubahlah puisi di atas menjadi sebuah karangan tanpa mengubah makna puisi itu!

2. Memarafrasekan Puisi (hlm. 104-105)

Page 14: null

A. Membaca PuisiBacalah puisi di bawah ini di depan kelas!

Pak Tani(Karya La Nusi)

Pak Tani …Kaupertaruhkan tenaga pikiranDemi tanaman yang suburPanen melimpah

Pak Tani …Kau bekerja dan bekerjaBerteman panas bersahabat dinginKeringatmu membasahi tubuhmuKau persembahkan demi keluargamu

Pak Tani …Jasamu kukenang selaluBekerjalah terusDemi bangsa dan negara

B. Menjelaskan Amanat PuisiPesan apa yang terkandung pada puisi di atas? Diskusikanlah bersama teman sebangkumu!Kemudian, bacakanlah hasil diskusimu tersebut di depan kelas!

C. Mengubah Puisi ke dalam Prosa SederhanaSebelum mengubah puisi ke bentuk prosa, perhatikan hal-hal berikut!

Bacalah puisi tersebut dengan saksama! Ubahlah tiap bait ke dalam bentuk kalimat! Kembangkan kalimat-kalimat tersebut menjadi paragraf! Jangan mengurangi makna atau pesan puisi tersebut!

Lanjutkan untuk bait kedua dan ketiga!

Pak Tanil. Pak Tani tidak mengenal lelah. Ia pertaruhkan tenaga dan pikirannya. Semua itu

demi tanaman yang subur dan panen yang melimpah.

al. ________________________________________________________________________________________________________________________________

lll. ________________________________________________________________ ________________________________________________________________

Page 15: null

3. Isilah titik-titik pada kalimat-kalimat di bawah ini dengan jawaban yang tepat!(hlm. 107)

Paragraf di bawah ini untuk soal nomor 1 s.d. 3.

Kehadiran traktor sangat memudahkan para petani menggarap sawah atau ladangnya.Membajak dengan traktor jauh lebih cepat daripada membajak dengan menggunakankerbau atau sapi. Tenaga manusia pun jauh lebih irit.

1. Pokok pikiran paragraf di atas adalah …….2. Traktor digunakan petani untuk ……3. Apa keuntungan menggunakan traktor?4. Sistem ….. yang dilakukan tengkulak merugikan petani.

Istilah yang tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah….5. Tanaman selain padi yang ditanam di sawah atau di ladang disebut …

Kutipan puisi di bawah ini untuk soal nomor 6 s.d. 8.

Peluhku menetes sekian lamaKau persembahkan untuk keluargaJuga untuk kemakmuran bangsaSayang, sebagian impianmu sirnaKarena hamparan sawah dan humaBerubah menjadi permainan orang kota

6. “Kau” pada puisi di atas adalah ….7. Isi puisi di atas tentang ….8. Amanat puisi di atas adalah ….9. Pupuk dari kotoran binatang di sebut ….10. Tanah subur karena mengandung bunga tanah. Bunga tanah artinya …

Lampiran 4

Kemampuan BersastraMembaca

Bunga Sakura

Page 16: null

Aku baru saja tiba di rumah sewaktu telepon berdering. Hmm…, siapa, sih, yangnelepon siang-siang begini? Tanyaku dalam hati.

Aku melempar tas ke atas tempat tidur.“Halo!” ujarku singkat.“Halo! Apa kabar, Sakura? Lama ya, nggak ketemu. Kamu baik-baik aja, ‘kan?

Besok aku tunggu di halaman sekolah!” kata suara di seberang.Hmmm…, orang aneh. Siapa yang punya nama Sakura?“Maaf, aku bukan Sakura. Aku Nita. Kamu salah sambung!” kataku cepat sambil

meletakkan gagang telepon.Sambil berjalan ke kamar, aku berpikir, kayaknya aku kenal suara itu. Tapi, ah,

peduli amat! Siapa suruh dia nyebut namaku sembarangan?Aku langsung mandi dan beristirahat di kamar. Sabtu ini benar-benar melelahkan.

Kutatap jam dinding yang tergantung di kamar. Sudah hampir pukul tujuh.Biasanya malam minggu seperti ini aku sudah bermimpi di tempat tidurku yang

empuk.

Latihan1. Benarkah telepon itu salah sambung?2. Menurutmu, benarkah tindakan Nita dalam menghadapi telepon yang menurutmu

salah sambung itu?3. Nita merasa dia mengenal suara dalam telepon itu. Benarkah dugaannya?4. Kira-kira siapakah orang yang menelepon Nita?

Sekarang, lanjutkan membaca cerpen tersebut!

Aku kembali ingat telepon dari orang asing yang memanggilku Sakura. Akubenar-benar penasaran. Rasanya, aku kenal benar suara itu. Suaranya lembut danbersahabat. Tapi, siapa, sih, dia?

Aku mengingat-ingat saat pertama kali masuk SLTP waktu MOS. Aku mendapattiga teman baru: Risa, Ruri, dan Amalia. Amalia ramah dan periang. Dia suka curhatpadaku. Selain ketiga sahabatku itu, aku juga berkenalan dengan seorang cowok bernamaTri Rizky. Teman-teman memanggilnya Rizky, tapi aku lebih suka memanggilnya Tri.

Waktu itu aku sangat berharap Tri sekelas denganku. Ternyata, harapankuterkabul. Masa-masa kelas satu kulalui dengan gembira. Aku suka melihat Tri di kelas.Hari dan bulan berganti dengan cepat. Tri yang semula pendiam, cuek, dan kelihatankurang senang saat kuajak bicara mulai berubah.

Aku sering merasa kasihan padanya karena dia selalu mendapat masalah disekolah.

Saat kelas tiga Tri mulai memberi perhatian. Aku tahu itu saat kami mengerjakantugas biologi. Kami diharuskan mencari tanaman yang tumbuh di tempat yang jauh darisekolah. Aku satu kelompok dengan Tri. Aku senang sekali. Dia bahkan seringmenceritakan masalahnya padaku. Meski tidak dapat menolong, paling tidak aku sudahmemberinya semangat dan dorongan.

Perhatianku ternyata membuat Tri penasaran. Dia bertanya apakah aku pernahsuka pada seseorang?

Page 17: null

Pertanyaan itu membuatku gugup. Aku benar-benar terkejut dan tidak tahu harusmenjawab apa. Seandainya dia bertanya soal pacar, pasti kujawab tidak.

“Sudahlah, lupakan saja pertanyaanku,” kata Tri sambil tersenyum danmeninggalkanku.

Senyuman Tri yang misterius membuatku gelisah. Waktu itu terlintas dibenakku,apakah dia suka padaku? Kalau ya, itu artinya cintaku tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi,kalau tidak? Aku tidak mau memikirkannya. Biarlah, lebih baik menunggu, kataku dalamhati.

Setelah lulus, aku dan Tri pisah sekolah. Ini membuat hari-hariku terasa sepi. Saatitu baru kusadari, aku membutuhkan kehadirannya.

Saat perpisahan sekolah aku tidak mengatakan apa-apa padanya. Aku benar-benarmerasa bersalah. Sekarang aku mendapat telepon dari seseorang yang memanggilkudengan nama Sakura. Apakah dia Tri? Tanyaku dalam hati.

Ya, jangan-jangan yang meneleponku itu Tri. Aku baru ingat, beberapa kali Tripernah memanggilku dengan nama Sakura. Katanya, waktu itu, biar lebih praktis saja. Ah,kenapa aku lupa dengan itu semua?

Sewaktu Tri menelepon kembali dan mengundangku menemuinya, langsungkuterima. Kami berjabatan sat bertemu. Tri tampak lebih tinggi dan cakep. Dan tersenyumsaat pertama kali melihatku.

“Rupanya kamu datang juga,” sapa Tri.“Eh, aku butuh semalaman buat mengingat-ingat suaramu. Sorry ya, kalau kemarin

nada suaraku agak kasar,” kataku.“Nggak apa-apa, Nit. Sebenarnya aku mau nunjukin sesuatu ke kamu. Kamu ingat

nggak waktu SLTP dulu aku pernah ngajak kamu kemari?” tanyanya.“Waduh, lupa, tuh,” aku menggedikkan bahu.“Waktu itu aku cuma mau nunjukin pohon yang sedang berbunga. Bunganya

sering disebut bunga sakura. Pohon itu aku yang tanam. Aku senang sekali bisa melihat diaberbunga. Pengennya, sih, kamu juga melihat pohon itu,” kata Tri.

Aku benar-benar merasa bersalah.“Sudahlah, nggak usah kamu pikirin. Akulah yang salah. Selama ini aku nggak

pernah berterus terang sama kamu. Kamu tahu, Nit, sejak ada kamu di sekolah, semangathidupku kembali muncul. Dulu, kupikir dengan perceraian orang tuaku duniaku bakalkiamat. Tapi sejak kamu muncul, anggapan itu berubah. Saat kamu ngasih surat dari Risadan cewek lainnya, aku sebel. Aku bertanya dalam hati, kok, kamu nggak ngerti, sih,selama ini cewek yang selalu membuat hari-hariku bahagia cuma kamu?” katanya serak.

Mendengar itu aku jadi terharu. Untuk pertama kalinya Tri mengungkapkanperasaannya dengan jujur. Di bawah guguran bunga sakura yang tertiup angin, aku berkatadalam hati, ternyata penantianku tidak sia-sia.

(Dikutip dengan pengubahan dari Fantasi 522, Minggu Pertama Januari 2004, hlm. 28.)

Latihan Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!

1. Siapakah tokoh utama dalam cerpen di atas?2. Menurutmu, apakah judul yang digunakan cerpen tersebut sudah tepat? Jelaskan!3. Jika menurutmu judul itu kurang pas, judul apa yang lebih pas?

Page 18: null

4. Mengapa Nita merasa bersalah pada Tri?5. Bagaimana pendapatmu tentang Nita?6. Bagaimana pula tentang Tri?7. Nita merasa kasihan pada Tri karena Tri sering mendapat masalah di sekolah.

Kira-kira, masalah apa yang dihadapi Tri?8. Bagaimana perasaan Nita yang sebenarnya pada Tri?9. Mengapa Tri memanggil Nita dengan sebutan “Sakura”?10. Menurutmu, bagaimana seharusnya sikap Nita pada Tri?

Tugas1. Ceritakanlah kembali isi cerpen di atas dengan bahasamu sendiri!2. Tunjukkanlah nilai-nilai kehidupan yang ada di dalam cerpen tersebut!3. Berilah tanggapan tentang nilai-nilai itu bila dikaitkan dengan kehidupan nyata!

LatihanDalam cerpen di atas terdapat beberapa kalimat yang mengandung kata-kata tidak baku.Tuliskanlah kalimat-kalimat itu! Lalu, buatlah kalimat perbaikannya!Contoh: Lama ya, nggak ketemu. Kamu baik-baik aja, kan?

Lama ya, tidak bertemu. Kamu baik-baik saja, bukan?

TugasBacalah kembali cerpen yang telah kamu perbaiki kata-katanya dengan kata baku!Bagaimana menurutmu? Mana yang menurutmu lebih enak dibaca? Ungkapkanpendapatmu secara lisan di depan teman-teman mu! Siswa yang lain dapat memberitanggapan terhadap pendapat temannya.

Lampiran 5

Mendiskusikan Isi Teks Drama dari Berbagai Segi dan Menyimpulkannya Sesuaidengan Situasi dan Konteks

Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang dipentaskan. Naskah drama dapatdidiskusikan dari berbagai segi, seperti dari segi penokohan, tema, latar, maupun konflikyang disajikan. Bacalah naskah drama yang diambil dari Hijau Tanahku Hijau Bajukukarya Nugroho Notosusanto berikut dengan saksama sebelum kalian memerankannya!

PanserSituasi sekitar perang kemerdekaan membuat prajurit Tatang sering bertugas dilapangan meski hanya untuk patroli. Hari itu prajurit Tatang mendapat cuti setelahbertugas. Ia pulang ke asrama dengan menumpang jeep Kapten Arifin, atasannya.

Page 19: null

Tatang : Terima kasih untuk nunutan, Kep.Kapten Arifin : Selamat beristirahat! (Suara jeep semakin lenyap). (Sementara itu, Tatang menuju ke sebuah pintu gedeg. Ia berhenti sebentar di muka pintu dan menempelkan kupingnya ke daun pintu.)Tatang : Jah. (Panggil Tatang lembut)

Jah! (Katanya lebih keras)Piket : (Kebetulan sedang mengontrol asrama dan lewat di depan tempat yang

didiami Tatang) Baru pulang, Tang?Tatang : (Mengangguk)Piket : Istrimu sakit lagi. (Tatang tidak menjawab dan perlahan-lahan membuka pintu yang mencicit).Hadijah : Baru pulang, Akang? (Tanyanya lembut).Tatang : Ya. (Sambil meletakkan ranselnya) Sejak kapan, Jah? (Sambil memegang

kening istrinya)Hadijah : Baru tiga hari. Tatang : Sudah lapor? Hadijah : Sudah. Kemarin Pak Mayor—dokter sudah kemari.Tatang : Apa dia bilang?Hadijah : Biasa. (Terlihat Tatang mengeluh) Kau berapa hari, Kang?Tatang : Biasa.Hadijah : Seminggu?Tatang : Hm.Hadijah : Akang.Tatang : Hm?Hadijah : Apa aku tak diizinkan ikut ke selatan?Tatang : Aku sudah bilang, dulu. Keluarga tak diizinkan turut. Hadijah : (Menggigil) Aku kesepian di sini.Tatang : (Tatang tak menjawab. Ia mengamati kotak obat) Kau sudah minum obat?Hadijah : Sudah …lusa aku disuntik lagi.Tatang : (Membawa kursi) Lever?Hadijah : Lever (Tatang mendekati istrinya) Aku kesepian di sini, Akang. (Tatang mengeluarkan rokok lalu merokok) Tak dapat kau usahakan aku pindah ke dekatmu?Tatang : Ah, kau selalu rewel betul.Hadijah : Tapi aku kesepian.Tatang : Di sana berbahaya. Kalau ada apa-apa bagaimana? Aku tak dapat memikirkan dua hal bersama-sama kalau ada apa-apa.Hadijah : Tidak ada keluarga tentara di sana?Tatang : Tak ada. (Agak gusar)Hadijah : Betul tidak ada? Tatang : Tidak! (Agak keras) Kau jangan banyak berpikir.

Page 20: null

Hadijah : Bagaimana aku tak boleh banyak berpikir kalau keadaan begini?Tatang : Di selatan jauh dari dokter … bagaimana kalau sakit seperti sekarang? (Hadijah tidak menjawab) Sudah baik kau di sini … di sana keluarga perwira saja tidak diizinkan.Hadijah : Seandainya si Pat masih ada … (Mengenang anaknya yang telah meninggal karena malaria)Tatang : Kita akan punya anak lagi.Hadijah : Kapan, aku terlalu lemah untuk punya anak? (Hadijah mengeluh) Andaikata kita punya rumah yang layak seperti di Magelang dulu waktu kita kawin. Tatang : (Setengah membentak) Tak mungkin!Hadijah : Bila kau dipindah ke kota yang tak kekurangan perumahan?

Tatang : Kau rewel benar.Hadijah : Aku tak rewel. Aku cuma ingin perumahan yang pantas dan sehat.Tatang : Kau mengerti itu belum mungkin, bukan?Hadijah : Mengapa belum mungkin? Si Pat tak akan meninggal kalau kita tak tinggal di gudang pengap yang kekurangan hawa itu.Tatang : Dijah (Suara Tatang keras) Kau kawin dengan prajurit TNI … kau tahu artinya itu?Hadijah : (Terisak-isak) Aku tak betah tinggal di kotak-kotak pengap seperti ini.Tatang : Dijah … kau ingat bukan waktu kita kawin? Kau bersedia bukan, hidup sebagai istri prajurit TNI? Prajurit TNI bukan prajurit bayaran biasa … prajurit TNI harus berani berkorban untuk cita-cita.Hadijah : Tapi aku kira hidup kita akan lebih enak sesudah perang habis. Aku juga punya cita-cita. Aku ingin punya rumah sendiri. Paling sedikit sebuah ruangan besar dan tidak gelap dan tidak pengap.Tatang : Itu cita-cita perseorangan.Hadijah : Itu cita-citaku.Tatang : Itu cita-citaku juga. Tapi ada cita-cita yang lebih tinggi. Cita-cita negara.Hadijah : Tapi aku ingin perumahan yang pantas. Aku ingin sehat. Aku ingin kuat, memberi kesenangan kepadamu dan punya anak lagi.Tatang : Kalau sakitmu keras nanti aku masukkan rumah sakit.Hadijah : Aku tak dapat hidup di rumah sakit terus-menerus.Tatang : Kita harus tahan, perjuangan kita belum selesai. Kita masih punya banyak musuh di dalam.Hadijah : Kenapa cuma kita yang harus berjuang. Kenapa yang lain tidak?Tatang : Kita memang harus di depan: aku tentara.Hadijah : Kenapa berjuangnya tak berhenti-henti. Aku tak mengerti.Tatang : Kita harus mengerti.Hadijah : Aku ingin mengerti. Tapi tidak mengerti.Tatang : Mengapa kau masih bodoh saja.Hadijah : Mengapa tidak bisa berjuang sambil bikin perumahan?Tatang : Negara kita belum kaya.Hadijah : Dan kapan selesainya kita berjuang?

Page 21: null

Tatang : Itu pun aku tak tahu.Hadijah : (Mengeluh) Barangkali lebih baik cari kerjaan lain.Tatang : Tapi aku tak suka kerjaan lain.Hadijah : Daripada kau tak tahu bagaimana memperbaiki nasib kita sendiri.Tatang : Memang belum waktunya nasib kita lebih baik dari sekarang.Hadijah : Kapan kalau begitu?Tatang : Aku tak tahu.Hadijah : Kalau begitu kau juga tidak mengerti. Kalau begitu kau juga bodoh.Tatang : Kau memang cerewet dan bawel.Hadijah : Aku sudah tak krasan hidup begini terus. Tatang : Kau tak suka lagi kepadaku?Hadijah : Ah, tidak Kang, tidak. Aku tentu tetap suka padamu. Aku Cuma tak suka keadaan begini.Tatang : Aku usahakan untuk pindah nanti.Hadijah : Betul?Tatang : Betul.Hadijah : Ke mana?Tatang : Ke mana saja asal keadaan lebih baik.Hadijah : Ke Bandung saja atau ke Bogor.Tatang : Aku coba. Aku sendiri tak peduli ke mana.Hadijah : (Menggigil) Aku payah, Kang. (Suaranya berbisik)Tatang : Aku juga, memikirkan engkau.Hadijah : (Sambil memandangi uniform suaminya) Aku tak pernah lihat engkau tanpa seragam, Kang.Tatang : Aku prajurit.Hadijah : (Suaranya berbisik) Ya, engkau tetap prajurit. Dan aku istri prajurit TNI.

Matahari sudah tenggelam di balik bukit. Tatang melamun. Ia memikirkan istrinya. Iasunguh-sungguh berharap agar ia lekas pindah. Ia telah mengajukan pindah. Kinitinggal menunggu keputusan komandannya. Selang beberapa hari kemudian dikantornya.

Bintara Piket : Tatang dipanggil Kapten.Tatang : Saya, Sersan?Bintara Piket : Ya.Kapten Arifin : (Tidak segera berkata setelah membalas salam Tatang) Kamu sudah berapa tahun dalam Angkatan Perang?Tatang : (Berpikir sebentar) Sembilan tahun dengan TNI, Kep!Kapten Arifin : Sembilan tahun dengan TNI. (Mengulang) Kamu sudah banyak pengalaman kalau begitu, sudah banyak menderita. (Tatang tak menjawab) Kamu besok boleh ke kota. (Memberikan secarik kertas kepada Tatang. Sambil tertegun-tegun.) Istrimu tadi pagi meninggal.Tatang : (Menerima kertas dengan tetap berdiri tegak. Ia menggigil dengan tak sengaja. Perlahan-lahan Tatang berjalan dari kantor staf menuju ke

Page 22: null

rumah regunya.)

Latihan Utama1. Perankan drama tersebut di depan kelas bersama kelompok kalian! Kemudian,

adakan diskusi kelas untuk membicarakan isi teks drama tersebut dari berbagaisegi, misalnya, penokohan, latar, dan lain-lain!

2. Simpulkan isi teks drama tersebut sesuai dengan situasi dan konteksnya!

Agar dapat memerankan dan menanggapi peran teman kalian dengan baik, ikutirambu-rambu berikut ini!

1. Usahakan tiap kelompok terdiri atas empat putra dan satu putri (untuk berperansebagai Tatang, Kapten Arifin, Piket, Bintara Piket, dan Hadijah)!

2. Cermati dan bacalah dalam hati dialog drama tersebut dengan saksama, sebelumkalian membawakannya di depan kelas!

3. Hayatilah dialog drama tersebut dengan gerak yang sesuai dengan improvisasikalian!

4. Kelompok yang belum mendapat giliran tampil, usahakan mencatat secara cermatkelebihan dan kekurangan dari kelompok yang tampil!

5. Kriteria penilaian dalam mengukur keberhasilan teman kalian yang tampil adalahsebagai berikut. (Tiap butir diberi nilai 1 sampai 5)

a. Kejelasan di dalam mengucapkan dialog.b. Keserasian atau ketepatan membawakan dialog.c. Keberanian di dalam penampilan di depan kelas.d. Kewajaran di dalam penampilan.e. Lain-lain (dapat kalian tambahkan sesuai keperluan).

Latihan EkstraDiskusikan hasil penilaian kalian terhadap kelompok teman kalian yang membawakandrama!

Lampiran 6

Menyampaikan Cerita Sinetron/Drama kepada Teman

Sampaikanlah cerita sinetron/drama yang kalian tonton di depan kelompok kalian!Kegiatan ini dapat dilakukan di tanah lapang atau taman. Saat teman kalian bercerita,lakukan penilaian sebagai dasar untuk memberika komentar.

Nama Siswa yang Dinilai : __________________________Nama Penilai : __________________________

Page 23: null

No.

Aspek Penilaian Uraian Ya Tidak

1. Kelengkapan Uraian Apakah uraiannya lengkap, mulaidari awal, tengah, dan akhir?

2. Urutan Uraian Apakah ceritanya urut?

3. Penggunaan Bahasa Apakah ia menggunakankalimat-kalimat yang disusunsendiri, tidak mencontoh uraianyang ada? Apakah ceritanyamenggunakan kalimat yang jelasdan mudah dipahami?

4. Kelancaran Apakah ia dapat menceritakannyasecara lancar dan tidaktersendat-sendat?

5. Kebenaran Apakah ceritanya benar? 6. Kecukupan pengembangan Apakah ia dapat menceritakan

secara memadai dan tidak terlalusingkat?

7. Keberanian Apakah ia tidak demampanggung, takut, dan gemetar?

8. Volume Apakah volume suaranya dapatdidengar dengan jelas daribelakang?

9. Tekanan Apakah ia memberi tekanan padabagian yang penting?

10. Variasi tempo Apakah ia menceritakan dengantempo bervariasi?