Notulensi AudieNsi Rabu, 24 Juni 2015 Gedung BPPSDMK, Lantai 8,
Jakarta Selatan. AbdurrahmanHadi (Al umni UKMPPD)PoundraAdhi sat
ya(I SMKI )Mari o(Al umniUKMPPD)Sovi na(Al umni UKMPPD)AyuPutri Bal
qi s(I SMKI )dr. Hermi ndr. Wawangdr. Abraham(PBI DI )dr. NurAbadi
(KetuaKI DI )dr. Ri ni Kendala Pendaftaran Server portal
internsip.depkes.go.id dirasa berat (down) saat pendaftaran
sehingga menyulitkan pemlihan wahana. Mengapa ? Masalah muncul saat
pemilihan wahana di Februari 2015, sebelumnya tidak. Hal ini dapat
dikarenakan : 1. Adanya perpindahan server. Tahun lalu, server yang
dipakai KIDI bersifat sewaan. Saat ini, Pusat Data dan Informasi
(Pusdatin) Kemenkes mengontrol penggunaan server, KIDI juga tidak
mampu mengintervensi full access ke dalam server. Fasilitas
pelayanan server sewaan full 24 jam, Pusdatin tidak. 2. Dalam satu
hari, access hit server bisa mencapai 1 juta. Pemilih yang tidak
yakin dengan pilihanya akan membuka website berkali-kali, sehingga
meningkatkan jumlah hit dan membuat server melamabat. 3. Ada yang
mengakses website dengan menggunakan provider supercepat (bandwidth
1GB) sehingga membuat sistem down dan berat untuk diakses.
Permasalah koneksi adalah konsekuensi bagi para peserta yang
mengakses. Keinginan calon PIDI untuk mendapat wahana yang
diinginkan dengan menggunakan provider super cepat dapat
memperlambat sistem, terutama daerah kota. Perbedaan koneksi di
daerah terpencil dan kota berbeda. KIDI berupaya agar pendaftaran
dilakukan dua hari, hari pertama peserta dapat memilih wahana lokal
dan hari kedua memilih wahana nasional. Penggunaan sistem online
merupakan budaya baru di sistem internship, diperkirakan butuh
waktu 1-2 tahun lagi untuk beradaptasi dan mengantisipasi berbagai
masalah-masalahteknis di lapangan. Apakah mungkin diberlakukan
sistem Real Time sisa kuota tersisa pada website internship ? KIDI
sepakat untuk tidak menyajikan kuota wahana yang tersisa karena
data yang masuk belum data final. Data tersebut disimpan sampai
masa waktu pemilihan habis, sisa kuota akan dimunculkan saat
pemilihan wahan nasional Fasilitas real time akan memperlambat
loading website, sudah pernah dicoba sebelumnya. Namun, sistem real
time ini juga masih digodok KIDI untuk menampilkan jumlah wahana
dalam waktu singkat. Daripada urusan real time, formula untuk
memilih wahana internship masih pada konsep Siapa Cepat Dia Dapat
dan tentunya membutuhkan akses internet yang cepat pula. Polemik
Keberangkatan KIDI kekurangan anggaran memberangkatkan dokter
internship ? Anggaran internship sebenarnya berasal dari anggaran
pendidikan untuk Politeknik Kesehatan (hibah dari Ristek Dikti
kepada kementrian kesehatan). Tidak ada anggaran khusus untuk
internship. KIDI sejak dulu mencoba agar ada anggaran tersendiri ke
DPR, tapi belum ada tanggapan dari DPR.Tahun 2014 ada insiden
dimana STR tidak terbit sementara dana telah siap. Dana itu cukup
untuk memberangkatkan 6000 orang. Sayangnya, dana tesebut tidak
terpakai dan dikembalikan ke negara. Konsekuensinya, ada penurunan
anggaran di tahun 2015. Akumulasi tidak diberangkatkannya dokter
internship di 2014, terjadi di 2015. Anggaran tidak cukup untuk
memberangkatkan semua orang. Anggaran tahun 2015 internship adalah
250 Miliar, anggaran tahun 2016 adalah 650 Miliar untuk
memberangkatkan 9500 peserta. Dana tersebut masih berasal dari
anggaran Politeknik Kesehatan. Upaya yang sedang dilakukan saat ini
adalah mengubah kategori anggaran internship dari anggaran belanja
yang tidak mengikat fungsi pendidikan, jadi mengikat. Intinya, ada
alokasi khusus anggaran internship. Saat ini sedang diperjuangkan
adanya Peraturan Pemerintah (PP) agar KIDI dapat membuat anggaran
sendiri, sehingga KIDI menjadi independen dalam menentukan
anggaran. Ada missmatch antara jumlah peserta dan wahana. Gawat!
Jumlah wahana internship ada 7455 untuk total lulusan 6000-7000
dari 64 FK yang sudah menghasilkan dokter. Estimasi ini belum
benar-benar sesuai dengan kondisi nyata karena ada beberapa FK yang
kurang kooperatif memberitahukan jumlah lulusannya kepada KIDI. 504
dari 2833 orang batch IV November 2014 yang telah divalidasi KIDI
tidak dapat berangkat saat Mei-Juni 2015. Pihak KIDI menyayangkan
hal ini, jika 504 itu berangkat kemarin, maka anggaran untuk 2015
harusnya cukup. Selanjutnya, 504 orang tersebut rencananya akan
diberangkatkan pada Oktober 2015 dengan kuota keberangkatan 1365.
Anggaran keberangkatan mereka sudah ada, tinggal mendorong mereka
untuk memilih wahana sehingga tidak tertunda lagi. 504 itu akan
bersaing sesamanya memperebutkan wahana. Di tahun 2015 ini, tidak
akan ada pemberangkatan di Agustus 2015. Setelah kloter Oktober
tadi, pemberangkatan berikutnya adalah kloter November dengan kuota
3000 peserta. Meskipun sudah ada penambahan 2000 STR (menjadi 3000)
pada November, kuota ini tetap tidak mencukupi jumlah peserta dari
Batch Februari dan Mei 2015, tecipta suatu BACKLOG atau penumpukan
peserta akibat berlebihnya jumlah peserta terhadap jumlah wahana.
BACKLOG ini berpotensi menjadi masalah yang lebih besar dikemudian
hari. Peran KIDI untuk menyelesaikan masalah ini sangat dibutuhkan,
khususnya merumuskan ketentuan untuk keberangkatan kloter November.
Apakah ada solusi dari KIDI untuk menambah jumlah wahana ? KIDI
mengatakan akan diatur adanya perubahan syarat wahana. DI Jakarta,
internship dapat memakai RS tipe B. Jumlah RS di Indonesia adalah
670, telah terpakai 500an untuk internship. Penambahan 200 RS yang
belum terpakai dikatakan dapat mencukupi jumlah peserta. Selain
itu, penambahan wahana juga sedang diusahakan melalui penambahan
jejaring RS swasta. KIDI telah membuka jejaring hingga ke RS
tentara, Muhammadiyah, dll. Masalah wahana bisa di-handle. Masalah
yang menonjol adalah anggaran. Semua tergantung anggaran. Realita
di Wahana Apakah BBH dokter internship masih bisa lebih manusiawi ?
(dinaikkan) KIDI sedang mengupayakan agar BBH naik. Namun, hal ini
masih perlu menunggu persetujuan DPR. KIDI sudah mengusulkan BBH
yang tepat adalah Rp.3.500.000,00. Jika DPR menyetujui, maka
perjalanan kenaikan BBH masih harus berjuang menghadapi Kementrian
Keuangan, Kementrian Kesehatan, BPPSDM, dan KIDI. Ada kah peluang
untuk melakukan internship mandiri ? Secara aturan bisa tapi
terhambat di implementasi lapangan. Hingga saat ini, pihak DPR dan
Kementrian Kesehatan belum menyetujui diberlakukannya Internship
Mandiri. Padahal, internship mandiri dapat menjadi jawaban untuk
masalah kekurangan wahana. Ikatan alumni kampus FK sendiri sudah
siap untuk koordinasi dan mobilisasi senior yang bersedia
menyediakan wahana dan dengan standar yang jelas. Hal ini dapat
menambah wahana dan membantu anggaran internship yang masih kurang.
Pasca pertemuan ini, hubungan ISMKI-KIDI konsisten terbina. Sebagai
wadah aspirasi mahasiswa, ISMKI juga membawa tuntutan bagi KIDI,
antara lain : 1. Alumni Batch Februari & Mei 2015 jelas waktu
keberangkatannya 2. Perjuangkan anggaran dana untuk keberangkatan
3. Tingkatkan jumlah wahana pendidikan 4. Pertimbangkan internship
mandiri sebagai alternatif penyelesaian masalah kuota 5. Tingkatkan
alokasi biaya bantuan hidup dokter internship 6. Optimalkan server
website dan fungsi real count sisa kuota wahana internship
Kesimpulan bagi keberangkatan Alumni Batch November 2014, Februari
dan Mei 2015 : 1. Tidak ada pemberangkatan di Agustus 2015. Tidak
ada kuota wahana. 2. 504 orang Batch IV November 2014 berangkat di
Oktober 2015. Anggaran dana tersedia. 3. Kloter keberangkatan
berikutnya adalah November 2015 dengan kuota 3000, diperkirakan
tidak cukup untuk seluruh Alumni UKMPPD Batch Februari dan Mei
2015, terjadi BACKLOG atau penumpukan, sehingga KIDI akan
menentukan ketentuan keberangkatan. Pilih wahana dilakukan di
Oktober. Plan of Action terdekat ISMKI : Memperjuangkan Anggaran
Internship di tingkat Legislatif (DPR RI) Hidup mahasiswa, Hidup
Rakyat Indonesia Aqsha Azhary Nur Vice President for Policy
Advocacy (Contact LINE aqsha.azhary / WA 081342633699)