Top Banner
NOTA KEUANGAN DAIT BAIUCAIUGAN AIUGGARAN PENDAPATAN DAN BET.ANJA NEGABA TAHUN tg83/tg84 I BEPUBTIK INOOTUESIA
461

NOTA KEUANGAN

Mar 23, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: NOTA KEUANGAN

NOTA KEUANGAN

DAIT

BAIUCAIUGAN AIUGGARANPENDAPATAN DAN BET.ANJA NEGABA

TAHUN tg83/tg84

I

BEPUBTIK INOOTUESIA

Page 2: NOTA KEUANGAN

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL . , . . .

DAFTAR GRAFIK

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I . UMUM

BABII. PENDAPATANNASIONAL

2.1. Pendahuluan2.2. Perkembangan pendapatan nasional menurut lapangan usaha2.3. Perkembangan pendapatan nasional menurut jenis peng-

gunaan .

BAB III. HARGA, GAJI DAN UPAH ..

3.1. Pendahuluan3.2. Perkembangan hargt. . .

3.2.1. Indeks harga konsumen Indonesia.3.2.2, Harya beberapa barang konsumsi utama . .3.2.3. Indeks harga emas dan valuta asing.3.2.4. Harga barangdarang ekspor . . . . . .3.2.5. Indeks harga perdagangan besar di Indonesia . . . . .3.2.6. Indeks harga perdagangan besar bahan bangunan/

konstrul(si

3.3. Gaji dan upah di berbagai sektor ekonomi

BAB IV. HUBUNGAN EKONOMI INTERNASIONAL

4.1. Pendahuluan4.2. Kebijaksanaan di bidang perdagangan luar negeri .. .. . . ....

4.2.1. Kebija-ksanaan di bidang elapor. . . . .4.2.2. Kebijalsanaan di bidang impor . . . .

4.3, Perkembangiul neraca pembayaran dalam tahun 798211983

4.3.1. Ekspor4.1.2. lmpor4.3.3. Pengeluaran jasajasa (netto) . . . . .4.3,4. LaIu lintas modal dan transfer .

Halaman

xiii

xvii

I

l f

1515

22

27

2737

3r36384453

56

56

60

6063

6367

69

697 l8695

Page 3: NOTA KEUANGAN

4.4. Perkiraan neraca pembayatan dalam tahun 1983/1984 ""'

4.4 . 1 . Perkiraan nilai ekspor bukan minyak

4.4.2. Perkiraan nilai impor bukan minyak '

4.4,3. Perkiraan pencrimaan minyak bersih termasuk LNG

4.4.4. Perkiraan Pos lainnYa

BAB V. MONETERDANPERKREDITAN IO1

lldruun

95

95999999

5.1. Pendahuluan5.2, Jumlah uang bcredar dan sebab*cbab perubahannya ' ' ' ' ' ' '

5,3, Dana dan kredit Perbankan

5.3.1. Dana Perbrnkan . . . . . . . .

5.!.1,1. DePosito berjangka

5.3.1.2. Tabanes dan Taska

5.3.1.3. Sertifiklt dePosito

5.3.2. Pembcrian kedit Perbankan

Pemberian kredit menurut sektor perbankan.

Pembcrian kredit menurut scktor Pemerin-

tah dan sektor swaste . . . "Pembcrian kredit pcrbankan menunrt sektor

ekonomiPernberian kcedit petbankan menurut Dati I ' ' '

Pemberian fugdi1 inv6strd

Kredit Investasi Kecil (KIK), Kredit Modal

Kerja Permanen (KltKP), Kredit Kecil (KK)'

Kredit Candak Kulak (KCK) dan Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) 131

5.4. Lembaga{embage keuangan ' ' 1'+o

5.3 .2 . r .5 .3 .2 .2 .

5 .3 .2 .3 .

5.3.2.4.5 .3 .2 .s .5 .1 .2 .6 .

1 0 1

t02108

108

t12116I l 8

118

119

120

724728131

5.4.1. trmbaga keuangan perbankan

5.4.2. trmbaga keuangan bukan bank

5.4.3. Perasuransian . '. . .

5 .4 .4 . Pasa r mode l . ' . . . .

5.5. Perkiraan jumlah uang beredar dan kredit ruplah perbankan

tahun 1983/1984

BAB VI. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA . . ' " '

ll

140r42143r47

148

150

1506.1. Pendahuluan

Page 4: NOTA KEUANGAN

6.2. Pelaksanaan APBN 1982/198 3

RingkasanPenerimaan dalam negeriPenerimaan pembangunanPengeluaran rutinTabungan PemerintahPengeluaran pembangunan

6.3. Rencana APBN 198 3/ 1984

6.3.1. Penerimaan dalam negeri

6.3 .1 .1 .6 .J .1 .2 .6 .3 .7 .3 .6 .3 . r .4 .

Pajak langsung di luar minyakPajak tidak langsungPenerimaan dari sektor minyakPenerimaan bukan pajak

Penerimaan pembangunanPengeluaran rutin

6.3.3.1. Belanja pegawai6.3.3.2. Belanja barang6.3.3.3. Subsidi daerah otonom6.3.3.4. Bunga dan cicilan hutang6.3.3.5. Laintain pengeluaran rutinTabungan PemerintahPengeluarur pembangunan

. 7 1 1

7.2.2.7 .2 .3 .

7 .3 .1 .7 .3 .2 .7 .3 .3 .7 .3.4.7 .3 .5 .

PenanianIndustri

llalanran

156

156rs976+r68172772

176

r85

r86794199200

200203

207207209270

270

277217226

23r

237237

237247246

254

254295311332360

6.2 . t .6.2.2.6.2.3.6.2.4.6 .2 .s .6.2.6.

6.3.2.6 .3 .3 .

6.3.+.6.3.5.6 .3 .6 .Pengawasan keuurgan negara .

BAB VII. PERKEMBANGAN PRODUKSI DALAM NEGERI7.1. Pendahuluan7.2. Sarana produksi

Penanaman modalPembinaan dunia usahaTenaga kerja dan transmigrasi

7.3. Produlsi

Penambangan dan energPerhubungan dan pariwisataPekerjaan umum

lu

Page 5: NOTA KEUANGAN

Hahmen

37'

37!

BAB VITI. XESEJAHTERAAN, HUKUMDANHANKAMNAS

8.1. Pcndahuluen8.2. Agama8.3. Pendidikan dan kcbudryeoE.4. Kcschatan dan keluarga bcrcncen. . , .E.5. Kescjrhtcrun sosial . .8,6. Hukum dan pcrundangtndangan .8.7. Pcrahanen kcamsngn8.8. Bentuen pembsngunen de.tdt8.9. Penerugur

375,81,89403+6410411+L5

tv

Page 6: NOTA KEUANGAN

Tabel II.1

Tabel II.2

Tabel II.3

Tabel lI.4

Tabel II.5

Tabel II.6

Tabel II.7

Tabel IIl.l

Tabel III.2

Tabel III.3

Tobel IIL4

Tobel III.5

Tabel nI.6

Tabel IIL7

Tabel IILS

DAFTAR TABEL

hoduk domestik bruto, 1969 _ 1981 ( atas dasar harga yangberlaku ).

Produk domestik bruto, 1969 - f9g1 ( atas dasar harqa kons_tan tahun t97t') . .

Produk domestik Uruto, fCZo - lp;;

Peranan masing-masing lapangan usaha dalam produk domes_tik bruto, 1969 - 7981

Penggunaan ptoduk domestik bruto, 1969 - 19gl ( atas da _sarhargayangberlaku ) . . . . .

Penggunaan produk domestik bru to , 7969 - I 9g 1 ( aras da -sar harga konstan tahun lg73 ) .

Peranan masing-masing jenis penggunaan produk domestikbruto, 1969 - 1981 .

Persentase kenaikan indeks biaya hidup di Jakarta danindeks harga konsumen Indonesia , 1969/lgZO - tg|Z/tglj .

Indeks harga konsumen Indonesia , 1979/LggO - lggl/lgSj

Indela umum harga konsumen di 12 kota di Indonesia,1979/t980 - 7982/1983

Harga rata*ata bcras mu menengah, gula pasir, tepungterigu da$ tekstil di beberapa kota besar di Indonesia,1973/1974 - 1982^983

Harga valuta asing di Jakarta, 1969/1970 - tg\Z/tglj .....

Harga dan indek emas sefta kurs dan indeks rata-rata devisalaedit dan devisa umum di Jakarta, 196911970 - tg82/t983.

Harga dan indeks beberapa barang ekryor di Jakarta,1969/1970 - 1982/7983

Harga beberapa barang elspor qtema di pasar intemasional,

Halaman

t6

l o

zt

? l

l )

37

5 v

28

t't

4 l

+)

1969/1970 - 7952t7983 48

Page 7: NOTA KEUANGAN

Tsbcl III.9

Trbcl III.10

Tabcl III.I l

Tsb€l 1tr.12

Tabel ltr.13

Tgb€l IV.l

Tabcl IV.2

Tabcl IV.3

Tabel lV.4

Tabe I lV.5

Tabel IV.6

Tabel lV'7

Tabel V.l

Tabel V.2

Tabel V.3

Tsbel

Tsb€l

Hergr bcbcroPa buengr973/1974 - 7982/1983

di pasa,r London,

Angka indek harge pcndagangan besar lndoncsia,

1976 - 7982

Angka indeks harge perdagangen besar bahan bangunan/

konstuksi di Indonesia menurut jenis, 1976 - 1982 ' ' ' ' ' ' '

Upah minimum dan maksimum di berbagai se ktor'

1981 - 1982

Upah minimum dan maksirnum dalam nilai riil di berDagai

sektor, 1981 ' lgaz

Neraca pembayarat, 196917970 - l982lL98l

Nilai ekspor, 1969 I 197 O - 19821 1983

Harge bctr€rapa barang ekspor di pasar 'iunia,

r969tr970 - 798211983 .. ..

Nilai impor tanpa minYak meriunr! golongan barang,

r969tr970 - 198217983

Komitrnen banruan luar negei, 116911970 - 198211983 "'

Realisasi banoan program dan proyek,

19691r970 - 1982/1981

Perkiraan neraca pembayaran, 1983 1 1984

Jumlah uang beredar, 1969/1970 - 1982/1983

Sebeb-sebab perubahan jumlah uang beredar,

r969tr970 - r98alr983 . . . .

Jumlah uang beredar dan deposito dalam nilai riil'

7969tr970 - 1982/1983

Dana perbankan, l972tl97l - 19821198t

Deposito berjangka, Tabanas dan Taska,

1969/1970 - 1982/7983 . . .

Helemrn

52

54

) )

58

r04

105

109

113

59

72

75

83

87

96

97

100

103

v.4

v.5

vr

Page 8: NOTA KEUANGAN

v.6

v.7

Tabel

Tabel

Tabel V.8

Tabel V.9

Tabcl V.t0

Tabel V.ll

Tabel V.t2

Tabel V.rJ

Tabel V.14

Tabel VI,l

Tabel VL2

Tabel VL3

Tabel VI.4

Tabel VI.5

Tabel VI.6

Tabel VI.7Tabel VI.8

Tabel VI.9

Sertifi kat deposito bank-bank, 197 IKredit perbankan menutut sektor

- 1982

Pemerintahdan sektor

tlalsman

r77

121

165

swtsta, 1969/t97O - tgBZ/1983

Kredit perbankan menurut sektor ekonomi,r969tr970 _ 7982tr983

725Kredit rupiah perbankan menurut Dati I dan sektor ekonornitidak ter,masuk kredit lzsember rg81 - Juli 1gg2 . . ,*tu"*

Bank Indonesia, De -

. 130Kredit investasi menurut sektor ekonomi.1969/1970 _ 1982/1983 . . . . r32Kredit Investasi Kecil dan Kredit Modal Ke{a permanenyang disetujui, 1973/1974 _ tgl2/tgs3 . . .-.':.i, B6Kredit Kecil, 197+n975 _ tg82/ tg83 139Dana Investasi dari sektor asuransi, 1969 _ lggl . . 144Jumlah uang beredar dan kredit perbankan,1969/7970 _ 1983/7984

u9Perbandingan tabungan pemerintah dan bantuan luar negeriterhadap anggaran pembangunan, lglgttgTl _ lgl:'/lgg'4. . 1j5IkhtisarApBN, 7g6g/tg7o _ r9l2/tgg3 160Penerimaan dalam negeri, semester I lggl/1gg2 dan1982/7983

Penerimaal dalam negeri menurut sektor, semester I798t/rg92 dn tg82/1-963 . . rc7

Pengeluaran rutin, semester I lggl/tgg| dan l98Z/ lgg3 . . . . t6g

17+

L t )

179

787Penerimaan dalam negeri, 1969/1970 _ lgl3/1g84

vii

H

Page 9: NOTA KEUANGAN

Trbcl VI.10

Trbcl VLll

Trbcl VI.l2

Trbcl VI.13

Tabcl VL14

Tabcl Vt.15

Trbel Vt.15

Tabcl VI.17

Trbcl VI.r8

Tabcl VI.r9

Tebcl VL2O

Tebel VII.I

TsbcMI.2

Tebel VII.3

Tebcl Vil.4

TobeML5

Tabcl VIl,5

TrbcMI.T

Ildemrn

191

L95

20r

202

204

205

208

2r2

217

228

230

Pcncrimsan pajak langsung, 196911970 - 19831198+ , , . . . .

Pcncrimaan pajak tidak langsung, 196911970 - l98tll984 .

Pcncrimaan ncgara dari sektor minyd<,r969n970-lgE ngw

Penerimran bukan pej*,196911970 - 198311984

Bantuan luar negeri, 1969ll970 - f983/f984

Pcngeluaran rutin, 1969 l l97 O - l98l l 1984

Belanje pegewai, 196911970 - 198311984 .

Tehrngan Pcmerinrah, 1969 lt97o - l98rl 1984

Pengclueran panbangunan, 196911970 - 19831198+ . ' . . . .

Hasil pcmcrikaur khusus proyek-proyek PELITA'1969n970 - t9811r982

R€ncana 4nggoran p€ndapaten dur belanja negara,1983/1984

Proyekaroyck penirnirman modal ddam negeri yang telahdisetujui Pemcrintah menurut bidang usaha,1968- r982 t r983 . . . . .

Proyek-proyck penanam4n modal ddem negeri yang men-dapat fasilitas masa bcbas pajak dan Perangseng, 1968 sampaidengan Agusnrs 1982 . . ,

Proyek-proyek pcnenamen modal delam ncgeri yang teldtdisctujui Pemerintah menurut lokasi usaha,1968-198217983. . . . .

Proyek-proyek penanaman modal asing yurg telah disetujuiPcmerinuh menurut bideng useha, 1967 - 198211983 . .. . .

Proyck-proyck penanaman modal asing yeng telah disentjuiPemerintalr menurut lokasi u stha, 1967 - 198211983 " . . . .

Proyekaroyck pcnanaman modal asing yaflg teleh disetujuiPemerintalr menurut ncgara asd, 1967 - 198211983 '......

Jumlah dan simpenan koperasi, L969 - 1982

233

2t5

218

2t+

237

239

24'

vlll

Page 10: NOTA KEUANGAN

Tabel VILS

Tabel VII.9

Tabel VII.r0

Tabel VII.1l

Tabel VII.12

Tabel VILI3

Tabel VII.r4

Tabcl VIL15

Tabel VILI6

Tabel VII.t7

Tebel VII.18

Tabel VII.19

Tabel VII.20

Tabel VII.2l

Tabel VIL22

Tabel VII.23

Tabel VII.24

Tabel VII,25

Tabel VII,26

Tabel Yil.27

Tabel VfI.28

Jumlab BUUD dan KUD seluruh Indonesia menurut propinsi,1974 -1982 . . . .

:^:l1y* fndonesia dan kepadatannya pada tahun 1971serta proyeksinya sampai dengan tahun r9s2 .. . . . . . .- . . .

Hasil penempatan ransmigran, 1969/1910 _ lgBZ/tgB3 . . .Produksi beberapa hasil pertanian rerpentrng, 1969 _ lggT . .Areal panen dan produksi beras, 1969 _ lgglLuas panen Bimas dan Inmas padi, Lg6g _ lgglPenyaluran kredit Bimas dan Inmas padi,1971/1972 _ 1981/L982

Luas panen dan produksi pal awija, 1969 _ 798f

flyduran kredit Bimas palawija,r973/7974 - 1982/1983

Luas panen.dan produksi hort ikut tura, 1969 _ 1981 . . . . . . .Penggunaan pupuk untuk taniunan pangan, 1969 _ 19g1 . . .Penggunaan pestisida untuk tanirmen pangan, lg6g _ 19gl . .Produksi beberapa hasil perkebunan nkyzt, t969_ 19gt . . .

1:**l b-eberapa hasil perkebunan besax swasra,

7969 - r98r

Produki beberapa hasil perkebunan negan, 1969 _ 19g1 . . .Volume ekspor hasil utama perkebunan, 1969 _ 19g1 . . . . .Nilai ekspor hasil utama perkebunan, 1969 _ 19glPengusahaan hutan, sampai dengan Desem ber 1 9g 1 . . . . . . . .Produksi dan ekspor kayu, 1969 _ 1981 .,,:^Ti:1t:^*ry-dalam persenuse daripada volume eksporRaw, 1970 _ 198r .Areal penghijauan dan reboisasi, lg g/tgl| _ lgBUlgBZ.

267

267

Halaman

245

248

253

255

257

)<7

262

262

263

263

266

266

268

268

269

272

275

275

Page 11: NOTA KEUANGAN

Trbel VIl.29

Trbel Vll.30

Tgbel VIl.31

Trbel VII.32

Tabcl VlI.33

Tabcl VIl.34

Tabcl VIl.35

Tabcl MI.36

Tabcl VtI.37

Tabcl VII.38

Tabd VlI.39

Tabel VII.40

Tabel VII.41

Tabel VII,42

Tabel VII.43

Tabel VII.44

Tabel VII.45

Trbel VII.46

Tabel VII.47

Tab€l V[.,16

Tgbt{ M1.49

Populasi ternak, L969 - l98l

Produlsi daging, tclur dan susu, 1969 - r98r

Volurne ekspor temxk den hasil-htsilny41969 - 198r . . . . .

Nilai ekpor temak dan hasil-hasilnya, 1969 - l98l

Produksi ikut, 1969 - 1981 .

Jurnlah pcrahu penangkap ikan, 1970 - 1981 .

Volume dan nilai ekspor hasil-hasil pcrikanan, 1969 - l98l. .

Harge dasar padi dan gabah, 797417975 - 19831198+ . . , . . .

Pengadaan beras dalam negeri dan impor,r970tr97r - r98'/1982

Harga boas kualitas menengah di beberapa kota beser,r974tr975 -t98y7982.

Bcberapa hasil industri, 796911970 - l98l/ 7982

Bebcrapa hasil industri logam dast, 19691197o - l98l/ l9B2 .

Beberape hasil industi kimia dasar, 1969ll970 - l98ll1982 .

Bebcrapa hesil aneke indusui, 196911970 - l98lll982 . . . . .

Produksi dan ekspor minyak mentah,1969 ̂97 0 - rg8v 1982 .

Volumc pcngilangan minya.k mentah,r969tr970 - 198r/7982.

Produksi dan p€manfraan gas bumi, 19741197 5 - 198111982

Produksi dan elspor tinuh, 196911970 - l98ll1982 . . . . . . .

Produksi dan ekspor bijih nikel,1969|1970 - 1981tr982.

Produksi derr ekspor konsenrat tcmbaga,l972lr97l - 198U1982

Produlai dan elapor pasir besi,

Heleman

278

27E

zEO

280

28'

283

285

288

288

292

296

299

303

,07

31 t

314

314

,17

320

t20

t23l970lt97t - 1981/1982

Page 12: NOTA KEUANGAN

33r

t34

334

Tabel

Tabel VJI.IO

Tabel VlI.St

vIJ,52

Tabel VII.5 3

Tabel VII.54

Tabel VII.55

Tabel VII.56

Tabel VII,57

Tabel VII.58

Tabel VII.59

Tabel VII.60

Tabel VII.61

Tabel VII.62

Tabel VII.63

Tabel VII.64

Tabel VII.65

Tabel VIL66

Tabel VII.67

Tabel VII.68

Tabel VII.69

Tabel VII.70

Produksi batu bara, 1969/1970 _ tglt/lglzProduksi dan penjualan dalam ncgeri logam emas,1969/1970 - 7987t7982

fi,{1fit.n*;"Aan dalam negeri dan ekspor logam perak,1969/1970 _ 1981/7982 . : . . .Produksi dan ekspor bauksit, 1969/1970 _ tgSl/IgB2 . . . . .Produksi dan ekspor batu granit, 197 3 _ i.9alProduksi bahan galian, 7g7Z _ lgglHasil pelaksanaan proyek_proyek tenaga listrik,7974/7975 - 7981/7982 . . . .

Produksi, penjualan, daya tersatenaga ristrik, 1 e z zi tsi tj#?il: j:l 1"."':::'-:Armada angkutan jalan rayt, 1969 _ 1gg7Pemakaian jasa kereta api, 1969 _ I98lRehabilitasi di bidang perkeretaapian,7969/r970 - 1987/1982

Armada pelayaran niaga nusantara , 1969 _ IgglArmada dan muatan pelayaran samudera, 1969 _ lggTArmada dan muatan pelayaran lokal, 1969 _ 19g1Hasil pengerukan pelabuhan, 1969119:l} _ tgBl/IgB2

}::l^i:il fisik pembangunan fasilitas pelabuhan,

1969/7970 - 1982t7983

Hslsmrn

323

325

325

3?7

327

328

330

336

339

339

t+3

343

346

347

350

350

353

354

Relrab.ilitasi/pembangunan fasilitas keselamatan peleyaran,1972t7973 - 7981/7982 . .

Penerbangan sipil dalam negeri, 1969 _ l98lPenerbangan sipil ke luar negeri, 1969 _ lggl

Jumlah unit telepon, 1969 _ I9g2

Pernakaian jasa telekomunikasi, 1969 _ lgg2

xl

H

Page 13: NOTA KEUANGAN

Tabel VII,71

Tabel VII.7 2

Tabel VII.7 3

Tabel VIl.74

Tabel VII.7 5

Tabel VIII.I

Tabel VIII.2

Tabel VIII.3

Tabel VIIL4

Tabel VIII.5

Tabel VIIL6

Tabel VIII.7

Tabel VIII.8

Tabel VIll.9

Tabel VIII.10

Arus lalu lintas pos dan giro, 1969 - 1987

Perkembangan di bidang patiwisata, 7969 ' 798L

Pembangunan di bidang pengairan,1969/7970 - 7982/1983.

Pembangunan perumahan rakyat oleh perumnas,

r978tr979 - 7982t7983

Pembangunan di bidang bina marga"

196911970 - 1987/7982

Jumlah jemaah htji,7969/1970 - 7982/198!

Pembangunan di bidang pendidikan sekolah dasar,

t973/7974 - 1982/7983

Penyediaan sarana pendidikan,1969tr970 - 1982/1983.

Jumlah Puskesmas, Balai pengobatan dan BKIA,

197 3 t797+ - 1982/1.983.

Hasil-hasil kegiatan usaha kesehatan sekolah,

1969/1970 - 798r/1982.

Jumlah beberapa jenis tenaga kesehatan,

7973/797+ - 798r/1982

Jumlah akseptor baru yang dicapai menurut metode

kontrasepsi, 1 969/197 0 - I98l 1 1982

Jumlah klinik, personalia dan petugas lapangan keluarga beren-

canr, 1969 / 197 O - l98I /1982

Jumtah jam siaran televisi menurut jenis siaran,

r969t1970 - 798217983 . .. . .

Jumlah studio, stasion pemancar, Pesawat televisi, luas daerah

dan iumlah penduduk dalam daerah pancaran TVRI,

1969 /1970 - 198211983 . . . . . .

Halaman

,57

357

362

367

370

379

38+

387

39r

393

39s

401

402

4t7

418

xl l

Page 14: NOTA KEUANGAN

DAFTAR GRAFIK

HalamanGrafik I.l

Grafik II.l

Grafik III.I

Grslik UL2

Grafik III.3

Grafik III.4

Grafik III.5

Grafik IV.l

Grafik IV.2

Grafik IV.3

Grafik IV.4

Grafik IV.5

Grafik IV.6

Grafik IV.7

Grafik IV,8

Grafik IV.9

Beberapa indikator ekonomi Indonesia, Juni 1969 _Septernber 19BZ . .

Produk domestik bruto, 1969 _ 1981 .Indeks umum biaya hidup di Jakarta,1969 /7970 -7978 /7979 . . . . . . .

Indeks umum harga konsumen Indonesia.1979t1980 - 1982/7983

Indeks harga konsumen Indonesia menurut kelompok,1978/1979 - 1982/1983

Harga emas dan valuta asing, tg7+/lg7S _ lgS}tlgg3

1+

18

29

Harga barang-barang ekspor, 7969/1970 _ lg82/lgg3 . . . . .Nilai ekspor keseluruhan, tg6g/tg7} _ 1gl2/t983 . . . .

l]t1 :UrO* barang-barang utama dan lainnya,1969/1970 _ 1982/1983

):l1: :_*:ry. minyak, barang urama dan barang lainnya,

1987/7982 _ 7982/7983

Nilai ekspor kayu, karet dan barang lainnya,1969/7970 _ 1982/1983

Iltl:U:O* minyak kelapa sawit, kopi dan tembakau,7969/1970 - 1982/1983

)],il l-n* tanpa minyak menurut golongan barang,

1969/1970 - 7952t7983

llr:i i*r. tanpa minyak menurut golongan barang,

1981/1982 - 7982/1983

Nilai impor beberapa barang konsumsi,1969/1970 - 7982/1983

30

33

I J

50

78

79

80

81

82

90

97

92

f i

I]ti irnp- beberapa bahan baku/penolong,

1969/1970 - 1982/7983

xl l l

Page 15: NOTA KEUANGAN

Halaman

Grcfik IV.10

Grafik IV.l1

Grafik V.t

Grafik V.2

Grafik V.3

Grafik V.4

Grafik V.5

Grafik V.6

Grafik V.7

Grafik VI.l

Grafik Vl.2

Grafik Vl.3

Grafik VI.4

Grafik VI.5

Grafik VI.6

Grafik VI.7

Grafik VI.8

Nilai impor beberapa barang modal,

1969/1970 - 7982/1983

Realisasi bantuan program dan ptoyek,

196911970 - 1982/7983

Kredit rupiah Perbankan, jr:mlah uang beredar dan dana

perbankan, 1969lI97O - 198211983

Dana perbankan, 197211973 - 7982/7983

Deposito berjangka, 7969/7970 - 198211983

Kredit rupiah perbankan menurut sektor Pemerintah dan

sektor swasta, 196917970 - 1982/1983

Kredit rupiah perbankan menurut sektor ekonomi,

796911970 - 198211983

Kredit investasi yang disetujui perbankan,

7969/7970 - 7982/1983

Kredit Investasi Kecil dan Kredit Modal Kerja Permanen yang

disetujui, 197 311974 - 198217983

Real isasi APBN, 1969/1970 - 1982/1983

Penerimaan negara, 1981/1982 - 7982/7983

Penerimaan dalam negeri, 198l/1982 - 198211983 . ' " "

Pengeluaran negara, 1981/1982 - 1982/1983

Perbandingan penerimaan negara dalam APBN dan

REPELTTA, 7969 | 197 0 - 7983 / 79 8+

Perbandingan pengeluaran negara dalam APBN dan

REPELITA, 1969/r970 - 1983/7984

Perbandingan penerimaan dalam negeri dalam APBN

dan REPELITA, 7969/197O - 1983/L984

Perbandingan penerimaan dalam negeri menurut Persentase di

dalam pelaksanaan PELITA I, II dan III

9+

98

106

111

115

123

127

13+

r ) t

L ) I

166

766

770

182

183

188

189

xrv

Page 16: NOTA KEUANGAN

Grafik VI.9

Grafik VI.IO

Grafik VI.l1

Grafik VI.l2

Grafik VI.l3

Grafik VII.I

Grafik VII.2

Grafik VII.3

Grafik VII.4

Grafik VII.5

Grafik VlI.6

Grafik VII.7

Grafik VII.8

Grafik VII.9

Grafik VII.I0

Grafik VII.I1

Grafik VII.I2

Grafik VIL13

Penerimaan dalam negeri, 1969/ lgTO _ lg83/1g}+

Pengeluaran rutin ,1969/1970 - lgS?./1g84

Perbandingan tabungan pemerintah dalam ApBN danREPELITA, 1969/1970 _ 1983/1984

Dana pembangunar,, 1969/ tgl O - tggi,l tgg4

Pengeluaran pembangunan, 1969 | lg7 O _ lgl3/ lg}4 . . . . .Penanaman modal dalam negeri yang telah disetuiui pe_merintah, 1968 - l98Z/1983

Halarnan

r90

206

? t l

274

2t8

240

240

258

2,70

273'r.7 0

284

289

Penanarnan modal asing yang telah disetujui pemerintah,1967 - 1982 /7953 . . . . . . . .

Areal panen dan produksi beras, 1969 _ 19g1

Nilai ekspor hasil utama perkebun a,n, 1969 - IISIProduksi, volume dan nilai ekspor kayu, 7969 _ lggl . . . . .Produksi daging, telur dar susu, 1969 _ Iggl

Produksi ikan, 1969 - 1981

Pengadaan beras dalam negeri dan impor,1970/7977 - l98t/198?

Produksi perakitan mobil dan plat seng,r975/7976 - 1987/7982

Produksi pipa baja dan besi beton, tgl5/tg|6 _ tgll/1982Produksi pupuk urea dan semen, t975/7976 _ lggUlgl|- ..Produksi kertas dan ban kendaraan bermotor,1975/1976 - 7987/1982 . . . . 304hoduksi tekstil dan benang renur,7975/7976 - t981/1982 . . . .

Grafi k VIL14 Produksi sabun cuci dan tapal gigi,197s/7976 _ 7987/1982

Grafik VII.I5 Produksi dan ekspor minyak mentah,

308

3757975/7976 - 798tn982

xv

300

300

304

308

-

Page 17: NOTA KEUANGAN

Halaman

Grafrk VII.16 Produksi dan pemanfaatan gas bumi,

1975/1976 - 198117982

Produksi dan ekspor timah,7975/I976 - 1981/1982 '

Produksi dan ekspor bijih nikel, 197 5ll97 6 - t98l lt98z

Produksi dan ekspor konsentrat tembaga,

t975tr976 - 1981/1982

Armada pelayaran niaga nusantara , 1969 - 1981

Hasil pengerukan pelabuhan, 1969/1970 - 1981/1982

Hasil-hasil pembangunan jembatan,

1969/r970 - r98r/7982

Grafik VII.17

Grafik VII,18

Grafik VII.19

Grafik VII.20

Crafik VII.21

Grafik YIl.22

315

319

319

5 Z l

340

34+

xvl

Page 18: NOTA KEUANGAN

Lampirrn

Iamphan

lampiran

Iampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Perkiraan Penerimaan Negara Tahun Anggaran198311984

Anggaran Belanja Rutin 1983/1984 diperincimenuut sektor/sub sektor . .

Anggann Belanja Pembangunan 7983 /t984diperinci menurut sektor / sub sektor (ranpabantuan proyek dan kredit ekspor) . . . . . . . . .

N.ilai rupiah bantuan proyek / reknis dankedit ekspor 1983/198+ diperinci menurursektor / sub sektor . .

Rancangan Undang-undang Republik IndonesiaNomor Tahun 1983 tenrang AnggaranPendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggar-an 7983/ 7984

llnlaman

+27

433

436

430

3b

xvu

Page 19: NOTA KEUANGAN

BAB I

UMUM

Gambaran mengenai wujud masa depan bangsa yang diinginkan, tersusun dantertuang dalam pora umum pembangunan Nasionar yarig merupat<an usaha nyata di darammelaksanakan amanat dan cita-cita perjuangan b"ngr" irenegakkan masyarakat Indonesiayang adil dan makmur berdasarkan pancasila. pemiangurrrn Nasional yang telah menjadikeputusan sejarah bangsa di daram mengisi kemerdekaan, ditetapkan d"r"m 6rrisg"ris Bira.Haluan Negara sebagai kesepakatan segenap rakyat Indonesra. peraksanaan pembangunanNasional dilakukan secara beitahap dan sambung-menysmbung daram rangkaian pelitasebagai suatu kesatuan yang terpadu secara serasi- tihrprn*"i

"pr' sedemikian ini tiada laindimaksudkan sebagai'suatu proses usaha ,"-.-,n".r.iu, meningkatkan taraf hidup dankesejahtcraan rakyat serta meretakkan landasan yang kuat untuk pembangunan tahapberikutnya.

Repelita III memasuki tahun akhir pelaksanaannya. perita I terah berhasil meletak-kan dasar-dasar yang kuat bagi pert'mbuhan ekonomi, p.tita Il telar, berhasil pula mening-katkan produksi dan pemerataan pembangunan, dan Repehta III ditandai dengan kegiatan_kegiatan yang lebih menampakk"n pem..itar.r dan citr" keadilan yang ditempuh terutamamelalui delapan jalur pemerataan. Hasil-hasil yang dicapai telah menambah keyakinan akankebenaran hakekat dan cara serta tujuan p.-b"ngin"n.'

Meningkatnya pendapatan perkapita merupakan salah satu ukuran dari kemajuan.Kenaikan.pendapatan perkapita Indonesia sehingga mengangkat bangsa Indonesia ke dalamgol.onsan bangsa yang berpenghasilan m.n.ng"h, i-.I"h -e"n"mbah cerih wajah p..u"ng.,*nIndonesia. pertumbuhan ekorrataandisegarabidango,*i#.il',1"1";.1Ti,L1',XrtiTn,i.",ffi T,Tff :iiH;meningkatnya dayabeli dan produktivita, ,"br!i"n besar masyarakat serta meluasnyapasaran produksi yang pada gilirannya zkzn menjelma ke dalam pertumbuhan ekonomi yangserasi dan seimbang Di sisi rain pemerataan berarti memberikan rangsangan positif bagrketerlibatan aktif masyarakat dalam melaksanakan dan menerima kembali hasil pem-bangunan. Kenyataan ini telah memperkaya pengalaman se;arah pembangunan bangsa dinegara-negara berkembang. t..:":111 itu kestabilan yang mendapat tempat utama padamasa program stabilisasi dan rehabilitasi dan awal pelita I, tetap menjaii prasyarat dantumpuan kebijaksanaan bagi berhasilnya oembangunan.

Pertumbuhan ekonorstrate gi yan g sarin g m engisi Ji llilrT "i.

j ;:.ffi :'"H,if.T:1ri* rfi ,fl

;T'""j;

Page 20: NOTA KEUANGAN

I

sebenarnya dan dengan demikian akan tetap melandasi kebijaksanaan pembangunan.Stabilitas politik dan stabilitas ekonomi adalah saling mcnunjang dan merupakan kesatuanyang tak terpisahkan sebagai unsur-unsur penentu stabilitas nasional, pembangunan ke-hidupan politik dilaksanakan selaras dengan kemajuan di bidang ekonomi, sosial dan bu-daya. Pemilihan Umum sebagai perangkat demokrasi dan menjadi tugas dan tanggung jawabnasional orde Baru, unruk ketiga kalinya telah dapat disclcnggarakan tlalam bulan Mei 19g2.Pemilihan umum yang telah terselenggara dengan baik itu, mencerminkan adanya pe-ningkatan kesadaran dan kedewasaan masyarakat di dalam mcnegakkan mckanisme demo-krasi berdasarkan Pancasila.

Merenung ulang sejarah kehidupan politik masa lalu menunjukkan, bahwa asas selainPancasila senantiasa cenderung mengundang kerawanan-kerawanan yang menjurus kepaciaperpecahan bangsa. Pancasila sebagai falsafah hidup dan dasar ncgara telah tlisepakati harustetap menjadi moral perjuangan bangsa Indonesia, Dalanr hubungan ini penyederhanaar.wadah dan pembaharuan isi atau semangat dari sistem multi partai menjadi sistem ke-partaian dengan satu asas Pancasila adalah sejalan dengan maksud tersebut, yang ditujuadalah sistem kepartaian yang tidak lagi mengutamakan kepentingan golongan atau ideolog;tertentu, melainkan berorientasi kepada program pembangunan yang nengutamakan ke-pentingan dan kesejahteraan rakyrt banyak dan menempatkan persatuan clan kesatuannasional di atas segalanya.

Atas dasar Pemilihan Umum 1982 itu terbentuklah Majelis permusyawaratan Rakyatyang bersidang pada bulan Maret 1983, Sidang tersebut merupakan peristiwa pentingkarena yang dicapai adalah kcsepakatan nasional yaitu Garisgaris Besar Haluan Negaraserta ketetapan'ketetapan lainnya, kesepakatan yang mempunyai arti strategis bagi ke-langsungan Pembangunan Nasional, serta menantlai berakhirnya Repelita III dan dimulainvaRepelita lV.

Bahwa pembangunan harus memperhatikan modal dasar kekayaan bangsa danTanah Air serta menyadari faktor-faktor dominan yang membatasinya, meletakkan ren-cana pembangunan sejak awal pada sifatnya yang bertolak pada kenyataan dan kemampuanyang ada. Usaha mencegah menurunnya taraf hitlup rakyat serta menghindari terjadinyatitik balik perekonomian yang tidak dikchcndaki tiada lain berarti perlunya rlempertahan-kan tingkat pertumbuhan pembangunan yang memadai. Penyediaan sejauh mungkin dana-dana pembangunan dari dalam negeri, peningkatan penerimaan negara, penghematan penge-luaran negara, pengembangan dunia usaha, terselenggaranya mekanisme pasar yang ter-kendali dan bcrtumpu pada Trilogi Pembangunan merupakan kcbijaksanaan yang telah terus.menerus dilaksanakan oleh Pemerintah agar tercapai pertumbuhan ekonomi yang optimaldan alokasi sumber-sumber ekonomi secara efisien.

Page 21: NOTA KEUANGAN

t

Pembangunan ialah pertumbuhan dan perubahan. Ini berarti pembangunan tidakhanya mengatasi masalah yang ada, memberikan hasil-hasil yang diinginkan tetapi jugamelahirkan persoalan-persoalan baru sebagai akibat wajar dan tak terhindarkan a"ri ,u"a.,proses sejarah yang sangat luas jangkauannya dan banyak dimensinya. Tunrutan penang_gulangan masalah baru muncul dalam tingkatan derajat yang rebih tinggi manfaatnya bagiperbaikan nasib bangsa. Dalam cakupan ini akan terdapat keserarasan pandangan bila pem-bangunan tidak dilihat sebagai proses sesaat, akan tetapi sebagai ,.rrlr,u y"ng berkemtangdalam kerangka sasaran yang telah dan hendak dicapai.

Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya menempatkan manusia serain sebagaitu';u an pembangunan yakni meningkatnya kesejahteraan dan kehidupan rakyat juga se,kaligus sebagai pelaku pembangunan. Manusia Indonesia yang sehat, cerdas dan berbudrluhur merupakan modal pembangunan yang paling menentukan. Unsur terpenting di dalampengembangan sumberdaya manusia adalah pendidikan. pendidikan yang tidak hanyamengambil bentuk formal, tetapi meliputi semua kegiatan yang dapat meningkatkan pe-ngetahuan, kemampuan, ketrampilan bangsa secara luas. pendidikan dan pernbangunanterlihat hubungannya tidak hanya dari pengaruhnya yang positif berupa meningkatnyaproduktivitas kerja, akan tetapi akan sangat membantu berhasilnya program keiuargaberencana dan menekan arus urbanisasi.

Berpangkal pada pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila, usaha_usahapendidikan diarahkan untuk rncningkatkan muru pendidikan, pemerataan kesempatanbelajar dan sejauh mungkin disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan. Dalam RepelitaIII ini sektor pendidikan mendapat perhatian yang besar. Meningkatnya pembiayaan pem-bangunan untuk sektor pendidikan rebih besar dari sektor rainnya, menunjukkan ikiikadnyata Peme rintah untuk membenahi dan membang'n sumberdaya manusia ini. Khususnyauntuk memenuhi kebutuhan gxru yang meningkat, maka dalam tahun 19g2l19g3 telah diangkat 85 550 orang guru kelas dan 23.700 orang guru agama. Kemudian dalam rangkaperluasan dan pemerataan kesempatan belajar, maka serama tahun 1gg2/rgg3 terah dar,sedang dibangun 22.6oo buah gedung SD baru, sehingga rebih banyak lagi tempat berajaryang tersedia bagi anak usia sekolah dalam tahun ajxzn L9g3/19g4. pembinaan SekolahMenengah Pertama dan Atas dilaksanakan antara lain melalui pernbangunan 1,000 gedungsMP baru dan 150 gedung SMA baru. unruk pembinaan pendidikan Tinggi di sr-pi'gpembangunan kampus baru dari 11 buah universitas, diperruas dengan pembangu.r"n ,u"n!kuliah, ruang laboratorium, perpustakaan serta pembangunan rumah dosen. Sementara irurehabilitasi gedunggedung sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi terus dilakukan.Pembinaan pendidikan kejuruan dilaksanakan antara lain dengan pembangunan/rehabilitasi/perluasan gedung sekolah disertai dengan pengadaan peralatan praktek serta penyediaanbuku pelajaran.

H

Page 22: NOTA KEUANGAN

+

Sumberdaya manusia dikembangkan bersama-sama dengan usaha pengerahandana-dana pembangunan sebagai faktor-faktor strategis pembangunan. Sumber-sumberpembiayaan untuk pelaksanaan pembangunan dapat berasal dari dalam negeri dan dari luarnegeri. Dana dari dalam negeri meliputi tabungan Penrerintah dan tabungan masyarakat.Tabungan masyarakat jumlahnya bergerak meningkat sejalan dengan laju pembangunan.Sumber-sumber dana pembangunan dalam Repelita III senantiasa diusahakan untuk di-tingkatkan, sesuai dengan prinsip mengutamakan sumber pembiayaan pembangunan darrdalam negeri.

Sasaran pentingnya rneningkatkan taraf hidup rakyat, keterbatasan dana dalamnegeri dan memperhatikan tingkat produktivitas faktor sumberdaya pembangunan, me-leukkan dana dan bantuan luar negeri scbagai penutup kesenjangan hasil akhir peiryesuaiandari faktor-faktor tersebut. Danadana dari luar negeri atau devisa dikerahkan dan disalurkanmelalui kebijaksanaan neraca pembayaran untuk membiayai pelbagai kegiatan pernbangun-an.

Arti bantuan luar negeri sebagai pelengkap menampakkan diri pada peranannya yargmakin menurun Calam pembiayaan pembangunan, Pada awal Pelita I bantuan luar negerimerupakan 77,0 persen dari jumlah selurub dana pembangunan ApBN, sedangkan padaakhir Pelita II telah menurun menjadi 40,5 persen. Perkembangan bantuan luar negeri dalamRepelita-Repelita yang lampau, kini dan akan datang betapapun dibutuhkan untuk me-ningkatl<an laju perturnbuhan pembangunan, peranannyt haruslah tetap sebagai pelengkapdari dana pembangunan yang dihimpun dari dalani negeri.

Oleh sebab itu usaha-usaha terus dilakukan agar dana pembangunan dalam bentuktabungan Pemerintah setiap tahun dapat terus bcrtarnbah besar. Sebagai gambaran dapatdikemukakan bahwa untuk keseluruhan Pelita I tabungan Pernerintah baru berjumlahIip 569,4 rnilyar. Dalam Pelita II jumlahnya telah mcningkat menjadi Rp 5.832,0 milyaratau suatu kelipatan sepuluh kali lebih. Perkembangan tabungan Pcmerintah yang terusmeningkat nencerminkan kesungguhan tekad dan usaha Pemerintah untuk membangundengan mengutamakan kemampuan sendiri.

Peningkatan tabungan Pemerintah tidak terlepas dari kemajuan-kemajuan yangdicapai di sektor penerimaan dan pengeluaran negara. Mcmperhatikan perkembangan APBNsejak Pelita I menunjukkan jumlah penerimaan dan pengeluaran yang terus bertambah besarpada tingkatan yang berimbang. Pada awal Pelita I jumlah penerimaan negara baru sebesarRp 334,7 milyar. Pada akhir Pelita II telah meningkat jumlahnya menjadi Rp 5,3 trilyun.Kemudian pada tahun ke empat Repelita III volumenya direncanakan sebesar Rp 15,6trilyun, suatu jumlah hampir 50 kali dibandingkan dengan volumenya pada awal pelita I.Penerimaan negara yang terus berkembang ini dimungkinkan oleh adanya kestabilan,

Page 23: NOTA KEUANGAN

5

pertumbuhan dan perluasan ekonomi, sebagai hdsil pembangunan. Akan tetapi resesi eko-nomi dunia yang berlangsung dewasa ini, terah mempengaruhi penerimaan dalam negeritahun 1982/1983, terutama penerimaan dari pajak perseroan minyak dan pajak ekspor.Kemungkinan pengaruhnya masih akan beriangsung sampai dengan tahun anggaran7983/1984- Dengan latar belakang permasalahan penerimaan negara tersebut di atas, makadalam tahun anggaran oa3/1984 Anggaran pendapatan dan Belanja Negara direncanakanberimbang pada jumlah sebesar Rp 16.565,4 milyar.

Sebagaimana diketahui penerimaan pajak perseroan minyak dan pajak ekspormerupakan penerimaan negara yang berasal dari kegiatan ekspor dan sangat ditentukan olehperkembangan nilai dan volume ekspornya. Resesi ekonomi yang melanda negara-negaraindustri maju serta negara-negara berkembang menyebabkan menurunnya permintaandan harga barang ekspor, minyak maupun komoditi lainnya.

Dalam tahun 80'an situasi minyak internasional berada pada kondisi yang tidakmenggembirakan yang terjadi karena adanya kelebihan penawaran di pasaran internasional,sehingga berpengaruh pada harga minyak di pasaran bebas. unruk mengatasi keadaandemikian maka negara-negara penghasil rninyak (opEC) memutuskan melakukan pembatas.an produksi dan pembekuan harga minyak. perkembangan keadaan tersebut telah mem.pengaruhi penerimaan dari sektor pajak perseroan minyak sebagai sumber penerimaann€gara yang terbesar. Apabila dalam tahun 1980/19g1, pajak perseroan minyak masihmenunjukkan peningLatan yang berarti, maka dalam tahun 19g1/19g2 menunjukkankenaikan 22,9 perse'dan dalam tahun 1982/1983 dianggarkan hanya meningkat dengan 5,7persen. Lesunya perekonomian dunia telah pula menekan permintaan ekspor dan hargakomoditi ekspor di luar minyak. Ekspor di luar minyak dalam tahun 7ggzll9g3 menunjuk-kan suatu penurunan dan sejalan dengan itu maka penerima.an dari pajak ekspor mengalamipula penurunan yang cukup besar.

Namun demikian Pemerintah akan terus mengusahakan agar penerimaan negara,khususnya penerimaan di luar minyak, dapat ditingkatkan dalam batas-batas yang me_mungkinkan. Kebijaksanaan di bidang penerimaan negara dalam setiap pelita walau berbedadalam sasaran dan menghasilkan perubahan pada komposisi penerimaan, akan tetapi tetapmerupakan jalinan kebijaksanaan vang utuh berlandaskan kepada Trilogi pembangunan-Dalam Repelita III kebijaksanaan di bidang penerimaan maupun pengeluaran negara disamping tetap mempertahankan fungsi APBN sebagai alat stabilisasi dan pembangunan, telahlebih ditekankan peranannya kepada usaha pemeraaan pembangunan dan hasilnya. Ke_bijaksanaan dasar di bidang pe'erimaan ialah meningkatkan penerimaan dari berbagai sektoryang telah ada serta perluasan sumber*umber baru penerimaan yang timbul dan ber_kembang sejalan dengan proses pembangunan. Kebijaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi

-

Page 24: NOTA KEUANGAN

6

perpajakan bersama*ama dengan peningkatan administrasi pemungutan pajak, dilaksanakandi dalam kerangka pemeliharaan dua kepentingan yaitu tujuan pajak sebagai sumber pe.nerimaan negara dan sebagai perangsang sektor kegiatan dunia usaha.

Meningkaurya penerimaan dalam negeri hanya akan memberi arti bagi tersedianyadana pembangunan, yairu tabungan Pemerintah yang makin besar, apabila dilakukan peng-hematan di dalam pengeluuan rutin, Penghematan dan pengendalian di dalam pengeluaranrutin telah menjadi semakin penting lagi mengingat latar belakang perkembangan penerima-an negara yang kurang menggembirakan, sementara penyediaan dana pembangunan diusaha-kan dapat dipertahankan pada tingkat yang optimal. Akan tetapi penghematan dalampengeluaran rutin tersebut telah dan harus terus dibarengi dengan pengarahan, agar tercapaipemanfaatan yang efisien dan efektif dari dayaguna dana yang terbatas. pengendalian

pengeluaran rutin, penghematan dan pengarahannya, dilakukan dalam batas-batas yangwajar, tanpa mengabaikan fungsinya rnenunjang pelaksanaan rugas rutin pemerintah, me-layani masyarakat dan memelihara proyek-proyek hasil pembangunan. pengendalian dalampengeluaran pembangunan dilakukan melalui pengarahan yang lebih tepat agar ke-sinambungan pembangunan dapat terpelihara. Kenaikan harga pupuk dan pestisidapada 15 Nopember 1982 di samping dimaksudkan agar mendorong petani supaya me-lakukan intensifikasi khusus adalah juga sejalan dengan usaha menekan beban pengeluarannegara.

Dalam hubungan ini, adalah wajar apabila subsidi yang diberikan unruk berbagaikeperluan ditelaah secara mendalam dan dikaji manfaatnya dalam acuan penbangunan.Makin besar subsidi yang harus diberikan berarri nrakin berkurang tersedianya dana untukmeningkarkan kegiatan pembangunan. Dalam menentukan pilihan di mana terkait berbagaikepentingan, peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan seyogyanya menjadipertimbangan yang selalu diutamakan.

Di sisi lain perkembangan volume APBN dari tahun ke tahun dan dalam berbagaitahap perkembangan pembangunan menunjukkan betapa hubungan timbal balik antaraAPBN sebagai penggerak pembangunan dan pcrtumbuhan ekonomi sebagai sumber me-ningkatnya APBN, tetap menenrpatkan sektor keuangan negara pada kedudukannya yangamat penting dalam gerak perekonomian Indonesia, Sesuai dengan makna yang terkandungdalam Pasal 3 3 UUD 1945, ciri-ciri positif demokrasi ekonomi Indonesia adalah me-ngembangkan bersama-sama tiga sektor penting; negara, koperasi dan swasta secara selarasmenuju penguasaan dan pemanfaatan sumbcr-sumber ekonomi, kekayaan alam, tanah danair untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk itu sektor koperasi dan swasta jugatelus ditingkatkan peranannya. Dalam hubungan ini koperasi sebagai bargun usaha yangsesuai dengan asas kekeluargaan dan gotong-royong masyarakat desa sebagaimana termaktubdalam UUD 1945, sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan pertanian dan

Page 25: NOTA KEUANGAN

masyarakat desa, terus dibina dan .ikembangkan. peranannya telah menjadi sernakin pen-tlng karena pembangunan pertanian dan masyarakat desa secara terpadu, berangsur_angsurnamun pasti berarti mengangkat taraf hidup dari sebagian besar rakyat lnao-"n.riu- h.ningkatkan kehidupan sebagian besar rakyat Indonesia ,isungguhnya menunjukkan bahwausaha pemerataan teJah dimulai pada titiknya yang paling menentukan sekaligus sebagarlangkah pertama transformasi ke arah indu strialisasi,

Koperasi Unit Desa sebagai pos terdepan penggerar swadaya masyarakat desa terusdibina dan ditumbuhkan. pengelolaan yang npemasaian dan sebagainya ditingkatkan mrkoperasi, Scmentara itu kopcrasr-xoperasr ptrar peranannya agar tampil menjadi kekuabahwa pemecahan masalah

!::*qr. akan sangat mempengaruhi laju perker_rbangan per_koperasian, maka starus LJKK telah dikembaigkan ."n1uai r.rur"t nn,., un'u',' il;g:.bangan Keuangan Koperasi (Peruni PKK) clengan maksud memberikal konsultasi di biJarrgmanajemen, perlasaran dan khus'snya membantu mengatasi kesulitan keuangan r.np"r"ri.Berkembang majunva koperasi rnembuka jalan bagi .,rui, p.-".r,""n langkah berikutnya,yaitu kesempatan anggota koperasi - krrur.rrny"

-k"um tani - untuk beriartisipasi dallmkegiatan ekonomi sekror modcrn d.ng"n car" membeli saham_saham perusahaan.

Perwujudan demokrasi ekonomi tercermin pula pada kebebasan warga negara untukmengembangkan potensi, inisiatif dan dayakreasi untuk -.ng"-bil bagian darari kegiatannsrha daiarn batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum. Di daram GBHN di-sebutkan bahwa pemerintah berkewajiban rremberikan pe,iga.alrrr.r dan bimbingan terhadappertumbuhan ekonomi serta menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan dunia us'ha;sebaliknya dunia usaha perru memberikan ,"ngg"p"-n terhadap pengarat,r,i a"n li.urng"r,serta pencrptaan ikrim tersebut dengan ke giatan-kegiatan yang nyata, sumbangan terbcsardalam rangka penciptaan ikrim usaha yang sehat ialah , kestabiran. Kegiatan dunia usaha';uga didorong pcrkembangannya crengan rangsangan-rangsangan yang diberikan melalu-keblakanaan fiskal' perkreditan ma,pun perdagangan. Dalam pada itu kewiraswastaan,keakhlian dan kemampuan usaha clari p.ngrr*h, iasional periu ditingkatk; ,.;i;;;"pengalihan pengeloraan usaha-usaha swasta asing ke tangan swasta nasionar dapat dipcrcepat,

Sementara itu, guna memecahkan ketidakselarasan di dalam masyarakat, karenaadanya bagian terbesar dari masyarakat bcraria dalam keadaan ekonomi yang lemah, makatcms dilaksanakan langkahJangkah untuk membantu, membimbing pcrtumbuhan danmeningkatkan kemampuan yang lebih besar dari gorongan ekonomi lemah. Bantuan kredityang tidak memberatkan, bantuan keahlian, d"n f,.r,yui.,hur, .iberikan agar supaya golong_1l ."I:no*i

lemah dapat berperan dengan rebih memadai dalam tata ekonomi Indonesia.Melalui program perkreditan telah diselenggarakan berbagar macam kredit dalam rangka

Page 26: NOTA KEUANGAN

Sementara

pengadaaD

8

membantu golongan ekonomi lemah yang meliputi antara lain Kredit Investasi Kecil (KlK),

Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), dan Kredit Kccil yang pada bulan September 1982

telah mencapai jumlah sebesar Rp 2.725 milyar. Kredit untuk pedagang kecil atau para

bakul yang disalurkan melalui program Kreilit candak Kulak (KCK), sampai dengan bulan

y"ng ,"-" telah berjumlah Rp r 06 milyar dengan jumlah peminjan.r tidak kurang dari l0

iur, o."ng. Kemudian untuk membantu golongan nrasyarakat berpcnghasilan rcndah dalam

rnemenuhi kebutuhan akan perumahan prograur kredit diperluas dengan Kredit Pemilikan

Rumah (KPR) yang junrlahnya terus mcnunjukkan peningkatan'

Kesungguhantekat lPemcr intahdalamtrrendorongduniausahaser tapar t is ipas lyang

mrkin besar dari golongan ekonomi lcmah di dalanr peinbangunan tcrtuanF setara jclas

dalam Keputusan Presiden No. 14 A tahun 1980 yang disernpurnakan dengan Keputusar'

presiden No, 18 tahun 1981. Dalam kctentuan tersebut a tala lain ditentuken bahwa

pengadaan barang yang tliperlukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Badan

Usaha Milik Negara diutamakan untuk dilakukan oleh rekanan golongan ekonomi lemah

itu untuk mendorong kegiatan ekonouri dalam negeri dan menghemat devlsa'

barang sejauh mungkin mengutamakan hasil produksi dalam negeri

Meningkatkan produksi nasional seraya mempertahanl(an kestabilan mcrupakan

kerja besar dan memcrlukan Penanganan yang cermat Karena aPa yang dibangun sckarang

baru akan memberikan hasil dan manfaatnya di kemudian hari. I)i lntrra waktu tersebut

ketegangan moneter dan hetegangan stntktural dapat terjadi setiap saat sebagai akibat

meningkarnya permintaan moneler dalam masyarakar ' k t langkl ln harang d ln jas l perr t inp

,.r,"n*, faktor psikologis ketegaran hargn dan hhususnya bagi Indonesia ialah akibat

dari berbagai k.gon.anga.t konjungtlrral di tingkat internasional' Dengan demikian selalu

terbuka kenungkinan adauya benturan antara pcrtumbuhan dan stabilisasi-

Kebijaksanaan moneter dan produksi scjak Pelita l, bahkan sejak dilancarkannya

prugro- ,,"Lilir"si dan rehabilitasi pada tahun 1966 telah rnemberiktn hasil-hasil positif

inflasi telah dapat clikcndalikan berkat usahn yang sungguh-sungg-rh karena meyakini

kesrabilan merupakan jaminan utama bagi kelangsungan dan berhasilnya pembangunan'

pengalaman dimasl hmpl,u di mana inflasi telalr merusrk sendi-sendi ekouomi Indonesil

y"ng ,.h"t jelas akan menjadi penghalang obyektif bagi penggunaan intlrrsi untuk penbiaya-

an PemDangunan.

Dalam pada itu, uang beredar scbagai sumber ketegangan lroneter dikendalikan

dalam jumlah yang dapat mentlorong pertumbuhan ekonomi dan dalam batas yang aman

bagi terpeliharanya kestabilan Pertumbuhannya sejak Pelita I senantiasa menunjukkan

tingkatan yang lebih besar clari kcnaikan harga Kenyataan ini merupakan petunjuk nyata

bagi meningkatnya kepercayaan rnasyarahat terhadap mata uang rupiah' tumbuhnya eko'

nomi, pengelolaan yang memadai akan bahan-bahan kebutuhan pokok dan cepat EnggaP

Page 27: NOTA KEUANGAN

)

terhadap berbagai krisis khususnya krisis ekonomi di luar negeri.

Pertambahan uang beredar meralui peningkatan volume laedit, sejak pelita I telahmendorong makin berkembangnya swadaya masyarakat dalam kegiatan produksi danperdagangan. Volume kredit perbankan pada bulan Maret 1969 baru berjumlah Rp 136,gmilyar. Pada akhir Pelita II telah r'eningkat menjadi Rp 5.640,1 milyar dan sampai dengansepternber 1982 jumlahnya telah merupakan 90 kali lebih dari posisinya pada Maret 19-69.Dibarengi dengan kebijaksanaan kredit selektif, kredit perbankan terah mendorong pem-bangunan, di samping menunjang pula usaha pemerataan dan pemeliharaan kestabilan.sebagian dari kenaikan kredit perbankan tersebut berasar dari meningkatnyr. danadanamasyarakat, ini berarti di samping ekspansi kredit tersebut tidak menimbulkan tekananmoneter' terjadi pula realokasi danadana masyarakat yang tidak produktif ke arah peng-gunaan yang produktif rnelalui kebijaksanaan kredit selektif,

Semenrara itu volume deposito berjangka yang merupakan jenis tabungan masya_rakai terbesar, pada bulan September 1982 telzhmencapai jumlah sebesar Rp g72,9 mrlyar -Pada bulan oktober 1968 i'3i11 saat dimurainya program tersebut jumrahnya baru sebesarRp 1,8 milyar' sedangkan Tabanas sampai dengan september 1982 terah berjumlahRp 410,1 milyar, suaru jumlah yang cukup berarti mengingat penabungnya. terutama terdiridari golongan masyarakat berpenghasilan menengah dan keci1,

Sumber dana pembangunan yang dalarn jangka panjang dapat merupakan sunrberpembiayaan pembangunan yang memadai ialah pasar modar. sebagaimana diketahui, fungsiutama pasar modal di Indoncsia adalah membantu terlaksananya usaha Iremerataan meraiuipenyebarluasan pemilikan saham perusahaan. I)engxn usaha_usaha pengembangan yangterus dilakukan, kegiatan pasar modal dari tahun ke tahun makin meningkat, t..c"r-io d"Jsemakin banyak'ya perusahaan-perusahaan yang memasarkan sahamnya melalui pasarmodal sanpai akhrr Nopember 1982 jumlah perusahaan yang telah mernasarkan salamnyamencapar 14 perusahaan melipr.rti lebih dari 39.540 ribu lembar saham bernilai Rp 94,7milyar' Kegiatan pasar modar ',uga akan ditingkatkan melalui penerbitan obligasi olehperusahaan-perusahaan, srratu kebijaksanaan yang kini tengah dengan seksama disiapkanoleh Pemerintah.

Seperti yang telah diketengahkan orch pemerintatr, kestabilan, khususnya kestabilanmoneter merupakan reflcksi adanya keseimbangan moneter, suatu keseimbangan di manapada sisinya yang lain ditopang oleh peningkatan volume procluksi dan perdagangan. Sta,bilitas mendorong pertumbuhan darr pertumbuhan memperkuat stabilitas. et* t.t"pipemeliharaan kestabilan dan menjaga kerangsungan pembangunan dewasa ini terah semakinsulit. Resesi ekonomi dunia yang terus berlangsung telah membawa pengaruh yang tidakmenguntungkan terhadap penerimaan ekspor Indonesia yang kemudian secara berantai

Page 28: NOTA KEUANGAN

1 0

berpengaruh pula terhadap sektor anggaran negara dan kegiatan ekonomi di dalam negeri

pada umurmya. Meskipun demikian tingkat inflasi dalarn tahun 1982 telah dapat ditekan

dibawah 10 persen yaitu 9,69 persen, sedangkan untuk sembilan bulan pertama tahun

anggaran 198211983 tingkat inflasi baru mencepai 4,27 persen.

Semenrara itu pertumbuhan ekonomi yang rendah di negara-negara industri sebagai

akibat resesi telah menekan permintaan hasil ekspor Indonesia. Penerimaan ekspor minyak(termasuk LNG) dalam tahun 1982/1983 telah menurun sebesar US $ 3.300 juta dibanding-

kan dengan keadaan pada tahun sebelummya. Penurunan nilai ekspor minyak ini terjadi

karena adanya kesepakatan untuk menurunkan produksi minyak mentah oleh organisasi

negara-negara penghasil minyak (OPEC) sebagai usaha untuk mengatasi banjir minyak di

pasaran internasional. Gambaran yang kurang rnenggembirakan ini diikuti pula dengan per-

kembangan ekspor bukan minyak yang kurang cerah. Penurunan nilai ekspor bukan minyak

telah terjadi pada hampir semua barang. Nilai ekspor dalam tahun 1982/1983 diperkirakan

hanya berjumlah US $ 3.904 juta suatu jumlah yang lcbih kccil biia dibanding dengan

nilai yang dicapai pada tahun 1981/1982 yakni sebesar US $ 4,170 juta. Di samping karena

lesunya permintaan akan barang-barang ekspor Indcnesia, lebih rendahnya harga beberapakomoditi ekspor merupakan penyebab menurunnya ekspor bukan rninyak.

Dalam pada itu perkenrbangan ekonomi dunia mempunyai dampak yang berbeda

terhadap impor lndonesia. Dalam tahun 1982/1983 nilai impor bukan minyak diperkirakan

naik sebesar 4,9 persen, Sedangkan impor minyak meningkat dengan 6,0 p€rsen. Kenaikan

irnpor bukan minyak di samping disebabkan karcna meningkatnya kebutuhan akan bahan

baku/penolong dan barang moda.l yang diperlukan oleh industri dalam negeri adalah juga

karena masih berlangsungnya inflasi yang cukup tinggi di negara-negara industri. Adapunkenaikan impor minyak adalah berkenaan dengan impor peralatan untuk keperluan eks-plorasi dan impor minyak untuk kepcrluan konsumsi dalam negeri.

Menghadapi situasi melesunya perdagangan intcrnasional serta untuk mengimbangipenurunan devisa dari minyak, maka telah dianrbil serangkaian langkah-langkah kebijaksana-

an untuk mendorong ckspor bukan minyak, Kebijaksanxan ekspor tersebut yang tertuangdalam Peraturan Pemerintah No.l tahun 1982 mencakup kebijaksanaan yang sifatnya me-

nyelumh menyangkut bidang pengaturan jual beli devisa, tatacara ekspor, penl,cderhanaanprosedur pemberian fasilitas kredit ekspor, jaminan kedit ckspor dan asuransi ekspor,pungutan ekspor serta kebijaksanaan yang terbatas berupa pengkaitan pembelian Pemerintah

dari impor dengan ekspor bukan minyak.

Berbagai langkah kebijaksanaan untuk mendorong ekspor serta mengurangi berbagai

hambatan yang terjadi di dalam ncgeri akan sulit mcncapai sasaran yang dikehendaki tanpa

dibarengi dengan usaha pendekatan dan kerjasama yang saling menguntungkan dengan

negara rekan dagang Indonesia serta tercapainya suatu iklim perdagangan internasional yang

lebih sehat dan stabil, Untuk itulah Pemerintah telah mengadakan pendekatan ke pelbagai

Page 29: NOTA KEUANGAN

l l

negara agar supaya semua rlntangan yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan dalamperdagangan Indonesia dengan negara rekan dagang Indonesia dapat dikurangi bahkandihapuskan. Ini merupakan negosiasi global yang mencakup pula perlunya peninjauankembali ketenruan tentang kuota ekspor, penentuan tarif yang wajar dan tindakan lainnyayang dapat merugikan penerimaan hasil ekspor Indonesia. Melalui kebijaksanaan-kebijak-sanaan dan langkahJangkah yang telah diambil rersebut di atas diharapkan ekspor Indonesiadapat nreningkat kembali, atau setidak-tidaknya tidak mengalami penurunan yang drastis.

Kebijaksanaan mendorong ekspor merupakan bagian integ.al dan tak terpisahkandari usaha industrialisasi jangka panjang di dalarn negeri. Antara keduanya terkait prosesvang bersambung. Ekspor yang berangsur-angsur ditujukan ke arah barang jadi dan imporyang mengarah ke barang modal pada asasnya adalah merupakan hasil kebijaksanaan pem-bangunan dalam rangkaian Pelita yang memadukan kebijaksanaan rnemajukan ekspor dankebijaksanaan mengembangkan industri, r)engan demikian pada saatnya dapat dicaparstruktur ekonomi yang lebih seirnbang, yaitu industri yang berkembang dan sektor pcrtanianyang tangguh, serta kenajuan di bidang penanaman modal akan dapat mengurangi ke-tergantungan ekononi Indonesia pada barang-barang impor. Suatu perekonomian yang tidaklagi peka terhadap kegoncanga' perekonomian internasional, di mana setiap kegoncanganberakrbat mempertajam kelemahan struktural ekonomi yang ad,a.

Ke arah struktur ekonomi yang lebih seimbang tlan stabil, sektor industri yang kuatmurlak diperlukan. Sektor industri dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan yangsemakin mantap sebagai yang tercermin dari pertumbuhan sektor industri rata-rata sebesar14,4 persen setahun dalam periode 1970-1981. Kenaikan rersebut rerjadi pada produksiberbagai cabang industri yang meliputi sektor aneka industri, kimia dasar dan losam dasarscmentara itu penyebaran pembangunan industri ke luar Jawa dan pembinaan inc,ustri kecilyang telah dilakukan selama ini terus dilanjutkan dalam rangka mcwujudkan pemerataandrn memper luas kesempa tan ker ja .

Tegak tahannya sektor industri harus ditopang oleh pemasaran akan hasit-has nya,dan yang tcrakhir ini ditentukan oleh dayabeli masyarakat luas yang bersumber terutamadari peningkatan produksi sektor pertanian. produksi pertanian menunjukkan perkembang-an yang nyata. Volume prodlrksinya terus meningkat, sementara persentase dukungannyaterhadap produksi nasional berangsur berkurang yakni dari 46,9 persen dalam tahr:n 1969menjadi 29,5 persen pada tahun r981. Dalam hubungan ini, maka beras sebagai hasil per.tanian terpenting terus ditingkatkan produksinya dalam rangka- meningkatkan penghasilanpetani dan swasembada beras serta mengingat peranannya yang penting terhadap kestabilanharga. oleh karena itu Pemetintah dari tahun ke tahun seralu menetapkan tingkat hargadasar gabah yang lebih tinggi dari rahun sebelumnya. Sehubungan dengan itu mulai 1Pebruari 1983 harga dasar gabah kering giling yang dijual petani ke Koperasi Unit Desa

Page 30: NOTA KEUANGAN

72

(KUD), dinaikkan Rp 10,- per kg, vakni dari Rp 135,_ per kg menjadi Rp i45,_ per kg.selanjutnya ha-rga dasar gabah kering giling dan harga dasar beras yang dijual oreh KUD keBulog, masing-masing dinaikkan dari Rp 146,- per kg menjadi Rp 156,_ per kg dan Rp 214,-per kg menjadi Rp 238,- per I'g. Daram pada itu produksi beras pada tahun 198i telahmencapai 2'2,3 juta ton atau suatu kenaikan sekitar 10,5 persen di atas produksi tahun 19g0sebesar 20,2 juta ton.

Sejalan dengan kemajuan di sektor pertanian, sektor lainnya terdorong berkembang.sektor bangunan menunjukkan perkembangan yang paling mengesankan. sektor ini telahnaik rata-rata sebesar 15,5 persen dalam sebelas tahun terakhir ini. Sementara iru sektorpertambangan dan energi khususnya masih tetap memainkan peranan penting sebagaisumber penerimaan negara dan devisa.

setelah melalui beberapa kari perita berangsur-angsur diharapkan dapat dicapaisuatu perekonomian yang bercirikan struktur ekonomi modern yaitu dimana sektor jasa-jasaperdagangan, lembaga keuangan dan sebagainya akzn memberikan sumbansan terbesarterhadap produksi nasional, menyusul sektor industri. Sementara sektor pertanian sekaliounakan terxs ditingkatkan produksinya hznya akan merupakan bagan kec dari prodtrksinasional.

Secara keseluruhan produksi nasional riil daram tahun 19g1 telah meningkat dengan7,6 persen. Kenaikan produksi nasional riil sebesar 7,6 persen tersebut, terutama adarahkarena adanya kenaikan yang menonjor pada sektor listrik, gas dan air minum. sektor initelah meningkat dengan 15,4 persen, Iebih tinggi dari sektor-sektor rainnya. perkembanganini kiranya sejalan dengan usaha pcmerintah dalam rangka program listrik masuk desa_dengan memberikan pelayanan yang lebih luas pada masyarakat terutama di daerah pedesa_an. Apabila dilihat pertumbuhan ekonomi sejak tahun 19?0 sampai dengan tahun 19g1.rnaka secarz ratl-rata. menunj'kkan peningkatan sebesar 7,9 persen setahun. Dibandingkandengan tingkat perrumbuhan tata-rata penduduk dalam periode yang sama sebesar 2,jpersen per tahun, kiranya cukup memberi penrnjuk bahwa usaha untuk menyelenggarakankemakmuran rakyat secara bertahap mulai dapat diwujudkan.

Pembangunan dan pemerataan hasilnya menampilkan masalah kependudukan.Penduduk dapat merupakan beban yang berat, nanrun dapat pula menjadi modal pem.bangunan yang berharga apabila masalah-rnasalah yang terkait dengannya dapat teratasi.Masalah kependudukan di Indonesia di samping jumlahnya yang besar juga mengambilbentuk dalam penyebaran yang kurang merata, komposisi umur yang tidak seimban! sertaketrampilan yang be lum memadai.

Di samping pembangunan sektor pendidikan, prograrn pelayanan kesehata.n danprogram keluarga berencana serta transmigrasi merupakln usaha simultan yang terus

Page 31: NOTA KEUANGAN

13

dijalankan Pemerintah untuk mengatasi masalah kependudukan.

Untuk meningkatkan pelaksanaan program pelayanan kesehatan dan keluargaberencana dilakukan peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan melalui peningkatanfungsi Puskesmas, usaha kesehatan sekolah (UKS) serta pelayanan medis keluuga berencana,Program baru Panca Karya merupakan usaha pelembagaan Norma Keluarga Kecil yangBahagia dan Sejahtera (NKKBS), Dalam Repelita III hasil pencapaian keluarga berencanaterus meningkat, Dalam tahun 1981/1982 jumlah peserta keluarga berencana baru telahmencapai sekitar 147,0 persen dari target. Dari jumlah peserta keluarga berencana yangditargetkan sebanyak 2.018.109 oiang telah dicapai sebanyak 2.966.891 orzng.

Selanjutnya kerjasama antara instansi baik di pusat maupun di daerah semakinditingkatkan agar pelaksanaan transmigrasi dapat mencapai tujuan yang diharapkan, yaitumutu kehidupan yang lebih baik bagi transmigran dan rakyat setempar. Sarana pendidikandan kesehatan di desa transmigrasi tetap menjadi perhatian Pemerintah.

Kemajuan material dalam suasana kehidupan bermasyarakat yang aman, tertib danteratur memberikan makna kehidupur yang lebih baik. Oleh sebab itu usrha-usaha ke arahterciptanya keadilan, kepastian dan tegaknya hukum sebagai sendi yang penting dari ter-selenggaranya kehidupan masyarakat yang tertib terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Ikhdaruntuk mewujudkan usaha tersebut dilakukan melalui pernbaharuan, pengembangan danpemantapan tata hukum yang mampu mengayomi masyarakat dan mengamankan ke lancar-an pembangunan nasional. Untuk menunjang kegiatan tersebut, antara lain tclah dilaksana-kan program pembangunan hukum, yang terdiri atas program pembinaan hukum nasional,pembinaan peradilan s€rta program pendidikan hukum.

Berbagai upaya pembanguna"n telxh menghasilkan kemajuan, bukan saja kemajuanyang bersifat material melainkan juga spiritual. Kenyataan ini dicapai, antara lain karena

pembinaan terhadap kehidupan beragama, kerukunan beragama, dan terjaminnya kebebasan

beragana telah diwujudkan dengan penuh kesungguhan. Karena demikian itulah wujud dari

pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Page 32: NOTA KEUANGAN

14

X rFt : "o \ E e

S = xa . J I I

a 9 . ?

F v v

J IF l l

t l

E

Io\\oo\

z

. <trl

t Z

. . 2

z

F

tt

z

I{

Page 33: NOTA KEUANGAN

BAB II

PENDAPATAN NASIONAL

2.1. Pendahuluan

untuk melanjutkan pelaksanaan pembangunan, maka daram pelita III telal-diusahakan zuatu pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang dimaksudkan untuk memantap-kan landasan bagi keberhasilan pelaksanaan Repelita berikumya. perturnbuhan ekonomiIndonesia yang diukur atas dasar harga konstan tahun 1973, sejak tahun 1970 sampaidengan tahun r98l rata-rata telah mengalami peningkatan sebesar 7,9 persen per tahun. Disamping itu dari tahun ke tahun tclah terjadi perubahan srruktural yang penting yaitu disatu pihak pera:ran sektor pertanian semakin kecil, di lain pihak peranan claripada sektor laindi luar sektor pertaniar yaitu sektor industri, sektor perdagangan, lernbaga keuangan danjasa lainnya, sektor bangunan serta sektor listrik, gas dan air minum selalu meningkat. Haiitu rnerupakan petunjuk terjadinya keseimbangan yang lebih baik dalam struktur ekonomiyaitu ke af,ah su atu perekonomian negara industri yang didukung oleh sektor agraris ya,'gkuat .

2.2. Perkembangan pendapatan nasional menurut lapangan usaha

Dalam dasawarsa terakhir ini nilai produk domestik bruto baik atas dasar harga yangberlaku maupun atas dasar harga konstan tahun 1973 selalu mengalami peningkatan. Dalamtahun 1981 nilai produk domestik bruro atas dasar harga yang berlaku adalah sebesarRp 53 676'6 milyar, yang berarti zuatu peningkatan sebesar 1g,1 persen dibandingkandengan tahun 1980 yang besarnya Rp 45.445,7 milyar. Bila dibandingkan dengan nilaiproduk dometik bruto dalam tahun 1970 yang besamya Rp 3.23g,0 milyar maka telahterjadi peningkatzn tzta.ata sebesar 29,1 persen per tahun selama period€ tersebut(Tabel II.l). Dalam tahun 1981 laju pertumbuhan ekonomi rii l adalah sebesar 7,6 perscnPertumbuhan sektor'sektor ekonomi dapat diikuti pada Tabel ll.2 dan Tabel II.3.

Pertumbuhan seFresar 7,6 perscn tersebut terutama disebabkan pertumbuhan yangcukup tinggi pada sektor listrik, gas dan air minum, sektor industri serta sektor perdagangan,lembaga keuangan dan jasa lainnya dengan laju pertumbuhan masing.masing sebesar 15,4persen, 12,0 persen dan 10,1 persen. Dalam pada itu sektor ekonomi lainnya yaitu sektorbangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor pertanian, kehutanan dan per_ikaran. serra sektor pertambangan masing-masing mengalami kenaikan sebesar 9,6 persen.7,1 persen, 3,5 perscn dan 3,3 persen.

t )

Page 34: NOTA KEUANGAN

76

g EE F

4.Pg *N X

E.E - r5 'tii l,

B x oe 4

f o *

a3

sE

c

-f r : d 6 E E; ' ,E' : ' ; ' ; 6 - o " o b ' o - c

o e 6EB8 ; -8FFF ,$' - _ 6 ' o b o o

: - , s o e 6; - 6 N i q P P 9 5- : g 3 - : " J : - l ; . .

! ; i N i t dE eN N f 9 - € ] _: b " o ' o ' o ' o ' o ' o - o

e i ; H , " 8 g G ! l i@ : j i i 6' o b b ; F b - o - o o

! " J . i ^ . . fi t t - E E Es €i l N 9 r ! s - o F J _ 6b - o - o ' o - o b b ' o - o

! r : - . . . i r " f3 $ 4 e E t $$ E' ; i " ' 6 ' - i ' 4 o i . - +

i i i : r - : " fs 3 e , . . , s E iE q-:xs-:-;":": ' :€' i - b - a " ! 4 i { a ' i o35EF: .F - tF -8i - ' @ - @ 6 6 {

t i : -B t t ' ) r ' e3 a x : E q iE HN ! .i i - 6 ; - @

f r P i F Fo + i ' i - @

dsss -5 .d .EF -8ir

-o

i ; - F e F t p ?bBr rs lc$8sE6 6A 6 i ! " F ' - ' @ h

a - N e F : " : Fb L ' 6 F; 3 $ S d i { ^ ii i i " 6 a a . ' o ' o b i i

1E 6

; !

5 E

Page 35: NOTA KEUANGAN

77

EEfELt€ g

P }

6l

sI

d

.EiE

6

,d

q

*

$gEgEaP$ g3 : 1 9 9 . 1 " r : qg::Eg*aB IsFs33Es3 34EIS8 '33 F- j j j l ;

-6. .q c ... 9. or or o!t 9 Q 9 ! € . i i . ! i

; :5 -q ! -6G I

$g$9saae $a a 9 ! . : . o - . 1 l t € -iEEqEs$$ S3 : : . o t

6 6 *

i63ai i35FgiEtsr$s $.

c^l

; f i"8s'F;R*A AH : : - F n c . i

gf 5;F*fr$ g9 o - s o - q 6 ! o _ o ^ts;Eidssrt ii j : ' :

igE;'Ai:'3 s"i i : . +

- d 5

9 . . o . € - q . q q cESSSB$$$ ff , l - -a - ; +

F$e$4833 i

i G { d + d d r r . :

t

i!$It

tr

F l =

a =!-{ It

rFg ;c n ='-r -'r i ! i

Nts lP= = e- r e d

Page 36: NOTA KEUANGAN

a

E 6 , E< E t s

r c cr < <

o\

v9

r i

F A

go* EN :

-l ii

H

Page 37: NOTA KEUANGAN

r9

I' E S S "E F F8 . E €

i i E

i . d N _ d d 6 i

v : 6 " - ^ r " e - 1

d ^ n d " e - E ^ o \

_ l o " € - 1o" N"

\ o ^ \ n - + " . !

\ 4 . . . l \ 1 1

6, d] ..1 o" o- .l

E - 6 - 1 1 - - o ^

. E ?

a 6

-

i :

co

I

t !

Page 38: NOTA KEUANGAN

zo

Peningkatan yang tinggi di sektor listrik, gas dan air minum sebesar r5,4 persentersebut adalah sebagai hasil usaha pembangunan khususnya program listrik .r*k d"r"yang memberikan pelayanan yang lebih luas kepada masyarakat rerutama di daerah pede-saan. Nilai tambah daripada sektor tersebut yang dalam tahun lggo baru mencapai selesarRp 77,9 milyar telah meningkat menjadi sebesar Rp s9,9 milyar dalarn tahun 1981. Teria-dinya kenaikan ini juga merupakan faktor penunjang yang sangat penting bagi sekto. in_dustri, sehingga dalam periode yang sama menduduki urutan kedua dalam perkembangannyayang mencapai sebesar 12,0 persen yaitu dari sebesar Rp 1.704,6 milyar dalam tahun rg80menjadi Rp 1.90s,4 milyar daram tahun 19g1. Kenaikan yang tinggi tersebut terutamaterjadi di sektor aneka industri, kimia dasar dan logam dasar. Menempad urutan ketigaadalah sektor perdagangan, lembaga keuangan dan jasa lainnya dengan perkembanginsebesar 10,1 persen dari sebesar Rp 3.67g,5 milyar dalam tahun 19g0 menjadi sebesarRp 4.050,4 milyar pada tahun 1981. pada urutan berikutnya adarah sektor bangunan denganpertumbuhan sebesar 9,6 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 7,1 persen,sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 3,5 peisen serta sektor pertamlangansebesar J,J persen' Kenaikan nilai tambah daripada sektor banguuan dan sektor p.rrrni"r,merupakan akibat langsung daripatla meningkatnya jumlah seluruh produksi, ytitu sebagaiproses matarantai daripada pembangunan yang sedang berlangsung, sedangkan peningkJnyang terjadi di sektor pengangkutan dan komunikasi antara lain disebabkan penambahanjumlah industri jasa dan angkutan non motorl bertambahnya pemakaian jasa telepon,telegram, telex dan radio-telepon, meningkatnya pemakaian biaya wesel, meningkainyapenjualan benda-benda pos serta meningkatnya pendapatan dari provisi Tv. semeniara ituminyak dan gas bumi masih merupakan unsur yang dominan dalam pembentukan nilaitambah daripada sekror pettambangan, sehingga berkurangnya kenaikan nilai tambahdaripada minyak dan gas bumi telah mengakibatkan kenaika'sektor pertarnbangan dalamtahun 1981 dengan hanya sebesar 3,3 persen.

Gambaran nyata daripada pertumbuhan ekonomi lndonesia dapat dilihat padaproduk domestik bruto atas dasar harga konstan tahun 1973 sejak r9io. Nilai p.oa,rtdomestik bruto tahun 1981 atas dasar harga konstan tahun 1923 adalah sebesarRp 12.O77,4 milyar, sedangkan dalam tahun lg70 baru sebesar Rp 5.182,0 miiyar. Halini berarti bahwa selama 11 tahun terakhir telah terjadi peningkat Ln rat'rata. sebesar 7,9persen per tahun. Sektor yang mempunyai pertumbuhan paring besar adalah sektor bangun-an dengan rata-(ata pertumbuhan sebesar 15,5 persen per tahun, sektor industri deiganrata-rata' 14,4 persen per tahun, sektor ristrik, gas dan air minum dengan ratt-rata rl,4persen per uhun serta sektor pengangkutan dan komunikasi dengan rata_rata sebesar 13,3Persen per tahun. Selanjutnya sektor perdagangan, lembaga keuangan dan jasa rainnya telahmeningkat rztaiata sebesar 9,2 persen per talrun, sektor fertembangan ratarata sebesar 6,2persen per tahun serta sektor pertanian rata.rata sebesar 3,g persen per tahun.

Page 39: NOTA KEUANGAN

2 l

: q c.EE€ &

9t t0

E

a5

5

3 3 * : - : -* :

i : . 1 o " . : F + oo 6 h o q d s

i ' 3: : -3 3: ;

6 " o " 6 ) I " t n _ c e^ i d o h r l ;

FR33*33

1 ' : 4 . \ o " \ d - d l

e c \ 1 9 @ - q qe o H o + n , i

! co" ." v?. n^ -.r= i o o + t r c j

; sx 33 3^q

$j*3:sg

; - *33*: .S

$i;-55*h

$x-s5$FS

.q

i . l d i + 6 $ F

r\ ^! r: v.t s. .1 ._F N : o h { R

3-h:-3Bis

33F3;$g

l i5-33+ 3

: a* 3;.:.H

ls*3*Si

i lssl+H.

$9s33+g;

+$R5*:-Aq

$;F33: .H l

6, o" t v.). o- !.- n:s € € o 6 + E

FBR3E33

s $* 3r.s.5

F

- i . i d i + d { t t G :

t

5

a5

!

I

Uta*

5d

!

rt

-

Io\\oo\

F

E8

z

z

EI

z

;z

zz

Page 40: NOTA KEUANGAN

22

Sementara itu dari Tabel II. 4 dapat dilihat bahwa peranan daripada masing-masingsektor ekonomi dalam pembentukan produk domestik bruto semakin mcningkat dengankomposisi ke arah yang lebih seimbang. Dalam tahun 1981 peranan sektor industri, sektorbangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor perdagangan, lembaga keuangan danjasa lainnya serta sektor listrik, gx dan air minum masing-masing telah mencapai sebesar15,9 persen, 5,8 persen, 5,4 persen, 3 3,7 persen dan 0,8 persen_ Sedangkan pada tahun 1970peranan daripada masing-masing sektor ekonomi tersebut adalah sebesar 8,4 persen,2,7persen, 3,2 persen, 29,7 persen dan 0,4 persen. Di lain pihak pcranal sektor pertanian dalamperiode yang sama telah menurun, yaitu dari sebesar 45,5 persen pada tahun 1970 menjadi29,5 persen pada tahun 1981.

2.3. Perkernbangan pendapatan nasional menurut jenis p€nggunaan

Keseluruhan pengeluaran masyarakat yang terdiri atas pengeluaran untuk konsumsirumah tangga, pengeluaran un k konsumsi pemerintah, pembentukan modal domestikbruto serta ekspor netto adalah merupakan nilai produk domestik bruto dilihat dari segipenggunaannya. Dari Tabel II.5 dan Tabel II.6 dapat dilihat perkembangan daripada peng-gunaan produk domestik bruto atas dasar harga konstan tahun 7973 d,an atas dasar hargayang berlaku. Meningkatnya produk domestik bruto atas dxar harga konstan tahun 1973dari tahun 1970 sampai dengan tahun 1981 dengan rata-rata sebesar 7,9 persen per tahunterutama disebabkan oleh meningkatnya pembentukan modal domcstik bruto sebesarrata-rata 14,3 perscn per tahun dalam periode tersebut. Dalam tahun 19g1 pembentukanmodal domestik bruto adalah sebesar Rp 3.103,2 milyar yang meningkat dari sebesarRp 715,3 milyar dalam tahun 1970. Sementara itu dalam periode yang sama pengeluaranuntuk konsumsi nLmah tangga dan pengeluaran unruk konsumsi pemerintah telah me-ningkat dari masing-masing sebesar Rp 3.904,6 milyar dan Rp 483,9 milyar menjadiRp 10.435,8 milyar dan Rp f .617,3 milyar, atau masing-masing mengalami kenaikanrata-r:r.ta sebesar 9,3 persen dan sebesar 11,6 persen per tahun-

Besarnya persentase penggunaan nilai tambah bruto dari seluruh sektor ekonomidapat diikuti melalui Tabel II.7 yang menunjukkan perubal.ran dalam komposisi pengguna-annya. Atas dasar harga yang berlaku, pengeluaran untuk konzumsi rumah tangga semakinturun yaitu dari sebesar 79,6 persen dalam tahun 1970 menjadi 66,1 persen pada tahun1981, sedangkan atas dasar harga konstan tahun 1973 pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga tersebut meningkat dari sebesar 75,3 persen dalam tahun 1970 menjadi sebesar g6,gpersen pada tahun 1981. Adapun besarnya konsumsi pemerintah dalam periode yang sama,baik atas dasar harga yang berlaku maupun atas dasar harga konstah tahun 1973, peranan-nya nampak semakin meningkat yaitu masing-masing dari sebesar 9,0 persen menjadi sebesar10,8 persen dan dari sebesar 9,3 persen menjadi sebesar 13,5 persen. Hal yang sama juga

Page 41: NOTA KEUANGAN

23

t ! E

J J €f F 'E

;*ddlF FAIF 3t . :q+{ :cc€84 f rr " i - ' S

El i l3;F ; : -*3 BlSqqe$ q+Br *l + 6 + d i . i 6 i 6

: * * * i t $ : ^ r . 1 - .qfl iE$s +EgE E

6 r ^ i - o - . : o i sL 6 &

' i q \ o r q o " \ q o r 6 . l . _

$E=r l s 8s -N F -- ' : e r?c++ 6qqq E+ + 6 il N =

o . : . l 1 T . a o . 3 ^ ^ _ c \ o r; F F 1 $ g f ; f " d i. d : g o e o ? € a . * $ R hI * * * " i g r I i q t

t*33ii E'*}sB I: i I igx +- sc $; - ' - r I - 3

l I - l$3x l 6F$3 3R{SqqE BE;s S

N ^ i c j

@ . I o - ' . 1 6 . q o - + . o _ o " * ^. a - F + 6 @

i*esrq sfi$E g

sqs=s'; ' f i $F;3 ?{ ; {E ; i n . {Ea j TS

@ d ;

\ o " q q , - - : o - d - o 9 o - _3 1 8 i l R 3 $ g " t dc ? + d j i F ; : G * 8 l S

+ ;

:?38*S 3 ;? " : - r$$Ei lES ;H*S EN d i t d ;

\ o , o - o - \ o - r l a o o o6 + 6 j 6 @ 6 i d o i 6 i

E&e*$R*33 - rN d ; , # ^ i

*t o. =_q i + < j + d i f i , o - . f

49 ;S l i - 3 r - ;d d i , d ^ i

. . i 6 i ; * t r j s i b i c i o i d ;

it

E?.c

o'

t ^

O \ E

- =

- 9l 3_ E ' o: X Sd \a .E

oe

C ' , . -zrd

Page 42: NOTA KEUANGAN

2+

\ o l{ .

E'

E

i P : 6 F : p t ' ! F t , l . r -

l F f f @{ @ A . {

H F P O 6

F - @ J F J n J n 9 J . - 6 j { F 5

t qi " q e i - l -

F .HFF .d S -$ "S .F -8FI

o +b e r c + i - c . @ h o b

F { + 6 - 6

i , _ o i o ' d . ! ' N \ " @ i j ' o

IT : T g ' F; b N a . r b @ i - b o i . "! 9 P e F o .b ' l s i n i ! ' @ ' N ' 6 i | b ' o i .

t _: r t r s D r - : - i - f

- o b - o b : t s _ + ' c . i - b ' o " *

I9 9 r : J -

i o : . l h + o ' i ,o { h @ n $ l A a -- o J e j - _ o - 6 j o P F N

{ { G o - b b b ' -

P : . l : -@ ! N ( ! 6 i o h b ' c o b

'io -o -€ -o :. :e L io i, ia

o {i . t ! " @ b i - i o b r \ e l -

I

s 6 + h a b i , . : o b b i eq ! { e o N N + ( c-o -o -c. -o '* -o

ir "o i" ",}' 'o

Ii o o + b s i ^ b , b l , ; s ba . F r o { 6;- -o

ie i, ;! 'o _{.

i. '@

is t,l E * - *

! e q 4 i r o = i " b b i . ' b

. o j , J r J r - @ : a _ @{ { i o i ! _ , o b b b i , a

L - + b * i i . i b b i o= t e + C {

i o { b i e { b i E b , L b ; Ft 3 353 r =888=$

Page 43: NOTA KEUANGAN

25

E E€s! 9 9

€ - u l 6 " 1 c .srxtsg

o r 1 0 : 1 e .RIF?E

+ - c r q . q o -F:x+go t 6 - * - 1 q

Fssig

o" 6- @" @- q.a r i N ' o o

, 9

-+- q +. c.. q

\ q E " q .F g H 8

\ 6 _ @ " d l c -

F*9 ]E

iE'iigps;-fg

FxIieq q € . d l o -

F - : - 8

* - = : ;

F . U5 E

1 € _ € " " t < , -+ 9

vr d: oI dl q.

o . | F _ q q o -

. e

6 " \ q o . q .

d c t d . i d

q " 1 \ \ o - o -

. o

.-1 o) .! F- e.o

b" @_ @^ 6" q.

1 : n l :i r ; - 5

"r -- ./. +" o-

" a o i , i d i d

o i o i n : d

: F - 6 9

q

t,9

I

F

V-

E

u

z

z

z

Ez

=z2

Page 44: NOTA KEUANGAN

26

terjaili pada pembentukan modal yaitu bila dihitung atas daiar harga yang berlaku peranan-

nya telah rneningkai dari sebesar 14,0 persen menjadi sebesar 20,6 persen' Sedangkan atas

dasar harga konstan tahun 1973, nzka' peranannya naik dari sebesar 13,8 persen menjadi

sebesar 25,8 ,persen. Selanjutnya pbrubahan terjadi juga pada ekspor netto selama Periodeyang sarna yaitu bila dihitung atas dasar hzrga yang berlaku telah berubah dari negatif 2,6

persen menjadi positif 2,5 persen, sedangkan bila berdasarkan harga konstan tahun 1973

dari positif 1,6 persen menjadi negatif 26,1 persen.

Page 45: NOTA KEUANGAN

B A B I I I

HARGA, GAJI DAN UPAH

3.1. Pendahuluan

Dalam rangka terciptanya stabilitas nasionar yang makin mantap, maka pemerintahteta.p mempcrtahankan kebrjaksanaan pengendalian inflasi antara lain melalui mekanismepengaturan suplai dan pengendalian jumlah uang yang beredar, Dalam pelita II yairuyang berawal tahun anggaran 1979/79g1, tingkat inflasi telah mengalami p.r,.r*nan dr.itahun ke tahun yaitu dari 19,1 persen pada rahun pertama (1g7g/7g8o) menjadi 15,9 persendalam tahun kedua (1980/1981) yang kemudian menurun kembari menjadi 9,g persendalam rahun ketiga (1981/1982). Daram perkembangannya yang terakhir daripacra tahu' k.cmpat Pelita III' arau tepatnya selama semb an buran pertama dalam tahun anggararrl982l1983,laju inflasi mencapai tingkat 4,27 pcrsen atau r'ta_rata sebesar 0,47 p..* p..bulan. Sedangka' dalam periodc yang sama tahun sebelumnya tingkat inflasi adalah sebesar4,38 persen atau rata-rata 0,49 persen per bulan.

Sementara itu harga emas di Jakarta telah menunjukkan perkembangan yang takmenenru sebagai akibat penyesuaian terhadap harga yang terjadi di bursa_bursa interna_sional Selama tahun anggaran rgg2/7gg3 (sarnpai dengan bulan Nopember) harga ernas 24karat telah meningkat sebesar 25,9 persen atau rata_rata 3,2 persen sebu.lan, Kenaikanterscbut terjadi walaupun nilai dc ar Arnerika makin mantap vang mungkin tcrjadi karcnaminat beli para spekuran yang cukup tinggi terhadap matauang tersebut. Keadaan sebaliknv.atelah terjadi pada permintaan valuta asing e ks Eropa nurat y*g nilainya makin menurun.

Kegiatan perdagangan barang-barang ek-spor yang terus menurun terccrmin dari-pada merosotnya harga barang-barang ekspor di nasaran dalam negeri, penurunan kegiatantersebut adalah lebih disebabkan oleh melemahnya permintaan dari negara-negar" k,rn*n,.nyang pada umumnya sedang mengalarni rcsesi. Daram tahun anggaran 19g2l19g3 (sampaidengan bulan Nopember), harga barang-barang ekspor utama scperti minyak sawit, kopra,kopi dan lada putih tclah mengalami penumnan, sccrang barang ekspor timah cran karet telahnrengalami perbaikan dalam siruasi pasarnyr,

Usaha Pemerintah uncuk mcrnperbaiki tingkat upah tetap dilanjutkan dan diting-katkan karcna upah mempakan salah satu faktor dalam usaha pemcrataan has -has pem-bangunan Di sarnping itu juga karena masih perlu diperbaikinya keseimbangan tingkat upahantarsektor, antarwilayah dan antara upah tertinggi dan terendarr daram berbajai sektordan antara upah di pedesaan dan di kota, Namun daram 6 buran pertama tahun 1-9g2 yaitudari bulan Januari-Juni 1982 perkembangan upah menunjukkan bahwa persentase kenaikan

27

Page 46: NOTA KEUANGAN

Tabe l I I I . 1

PERSENTASE KENAIKAN INDEKS BIAYA HIDUP DI JAKARTADAN INDEKS HARGA KONSUMEN INDONESIA

19691197 D - 1982/1983

t a n u n Persentase kenaikau

REPELITA I I)

1.96911970

L970/r97 r

797 71197 Z

797211973

197 31797 4

REPELITA II I)

r974/797 5197 5/79767976/r977t977 /197It97 8tr979

REPELITA III 2)

7979119801980/798119 81 l l 98ZlgS?11983 (sampai dengan bulan Desember)

+

+

+

+

+

+

+

++

+

+

+

++

70,65 Vo

7 ,78Yo0,81 %o

20,7 9 Vo

47,35 Yo

20 ,10 %

19,77 %

10,08 %'| 1 10 0/^

1 9 , 7 3 % o

75,85 Yo

9,80 %

4,27 0/"

l) Rep€lita I &n Il berlaku tndeks Biaya Hidup di J akarta

2) Rep€lita IU mriai digunakan Indeks Harga Konsumen IndoneEia

Page 47: NOTA KEUANGAN

29

co\

q\

0\

o\

( oi F o

E < x)4 \o

: ( P

* c . 4r . f !

= t

EE

v14

z

I>9

Page 48: NOTA KEUANGAN

E

e

b

--

o

n

c'

r ' r z .

Z d ). - z o \

: ESU , l

z -

( a

J

?

z

Page 49: NOTA KEUANGAN

3r

rata-rara upab minimum adarah rebih tinggi, yaitu sebesar 14,g persen, dibandingkan dengankenaikan rata-rata upah maksimum serama periode tersebut, yaitu sebesar 9,7 persen.

3.2. Perkembangan harga

3.2.1. Indeks harga konsumen Indonesia

Laiu inflasi yang diukur berdasarkan perkembangan indeks harga konsumen dari 150macam barang dan jasa di 17 kota di Indonesia, daram tahun anggaran 7gg2/1gg3 (sampaidengan bulan Desember) mencapai tingkat sebesar 4,27 persen atau rata-rata o,47 persensebulan Peningkatan tersebut terutama disebabkan karena terjadinya kenaikan indeks hargakelompok makanan sebesar 5,0 persen, kelompok perumahan sebesar 4,7 persen, kelompoksandang sebesar 2,3 persen dan kelompok aneka barang dan;asa sebesar 2,9 persen.

Dilihat dari taktor yang menyebabkan peningkatan dapat diketahui bahwa kenaikanyang terjadi pada indeks kelompok makanan adalah disebabkan naiknya harga padi-padiarr,ubrubian dan hasifhasilnya sebesar 13,0 pcrsen, harga sayur_sayuran sebesar 12,2 perser,di samping kenaikan harga buah-buahan sebcsar to,ip..r.n. Di lain pihak daram ieriodeyang sama telah terjadi penurunan yang cukup besar pada harga bumbu-burnbuan sebesar7,5 persen serta lemak dan minyak sebesar 6,2 p..r.n, Bil, dilihat perkcmbangannya perbulan, maka henaikan yung.lkll besar pada harga padi_padran, ubi_ubian dan hasil_hasilnyayang relzttl besar telah terjadi daram bulan-bulan september dan oktober yaitu sebesar 5,7persen dan 3,4 persen, yang antara lain disebabkan k"..n" -..,rprrnya cadangan di daerahpenghasil akibat baru dimulainya musim tanam dan musim kemarau yang reiatif punlrrrg.Peningkatan harga beras yang cukup tinggi dalam bulan Septembcr telah terjadi di kota-kotaMataram, Yogyakarta, pontianak dan scmarang, sed"nglrn dalam Lrulan oktober 19g2peningkaran terjadi di kota-kota Mataram, Manado dan i.np"r".. peningkatan harga sayur-sayuran tclah terjadi pada bulan-buran Juli, September dan oktober yaitu di kota e"andung,Yogyakarta, Banjannasin dan Scmarang r{arga br-rmbu-bumbuan yang menurun scbesar7,5 persen selama periode April-Desember 19g2 terutama karena terjadi dalam bulanagustus 1982 yaitu sebesar 11,7 persen yang antara lain sebagai akibat ,,.,.u.rny, harga cabemerah dan bawang merah di Ujungpandang, Jayapura, Surabaya, DKI Jaya dan n"andungakibat produksi yang cukup tinggi dalam buran tersebut, Demikian pula harnya d".,grn h"rgibuah-buahan dalam buian Mei dan Juli telah mengalami peningkatan ai tot" 1uyup".,.n, OilJaya dan Yogyakarta.

Indeks kelompok perumahan yang selama periode AprifDesember 19g2 mengalamipeningkatan sebesar 4,7 persen antara lain disebabkan karena kenaikan indcks daram buranoktober 1982 sebesar 1,5 persen. Kenaikan tersebut antara rain diakibatkan orch mening-katnya biaya tempat tinggal sebesar 2,3 persen, dengan naiknya harga semen di l(ota-kota

-

Page 50: NOTA KEUANGAN

5 Z

Tabe l I l I . 2

INDEKS HARGA KONSUMEN INDONESIA, 1979/7950 _ 198?/1983( 1977 /r978 = r00 )

Tahun anggaran/

rat4-rat4 buhnPerum alran

Aneka barangsandang

dan jasa umum

197811979 Nlatet

1979/1980 J trni

SeptemberDesemberMaret

1980/1981 Jun iSeptemberDesemberMarer

1981/1982 Apr i lM e i

J un i

Ju l i

AgustusSeptemberOkroberNopernberDesember

JanuariPebruari

Maret

1982/ 1983 Apr i tM e i

J u n i. , u l l

AgustusSeprember

OktoberNopember

Desember

120,45

130,69

138,921 4 1 1 4

14+,82

1 5 1 , 3 2r55 , r3165,67172,60

t 7 3 , 5 A171,72

174,3 51 7 7 , O O178,+Zr 7 7 , 3 81 8 0 , 3 3

174,48179,34184,48183,721 8 3 , 3 8

r82,45182,7 518J,42186,47

183,7 6186,29149,24190,41

192,72

1ra+,59

184,83184,9J

186,43187,4919,7 11

1 8 9 , 0 11 8 9 , 3 3

189,12

189,52

189,8619A.49192,60

191,72

r 9 3 , 4 119 5 ,80196,66

1 9 7 , 8 5

120,8? 13+,65 119,14 72t,77

1 3 3 , 4 0 t + 4 , 6 1 t 2 7 , 8 9 I 3 2 , 2 j137,42 759,11 L35,31 139,78140,86 168,19 137 ,7 3 t43 ,O7746,70 773,82 r 39 ,58 t47 , t4

161,1 t 778,85 15 I ,2 '1 156,6r16+,23 185,48 t56 , r7 160,78168,74 190,80 r59,O9 167,5517 | ,43 192,82 161,88 172,1+

175,05 193,+2 162,96 17 3 ,7 4175,52 193,70 t63,2? 774,00176,86 194,43 163,47 t74,73178,29 796,90 165,18 176,81178,33 197,21. 766,41 777,7 4178,32 197,28 166,70 177,40179,74 198,25 168,30 179,48180,26 198,38 16A,69 178,91182,26 198,19 168,76 179,82194,86 199,95 181,92 188,28198,42 200,24 183,69 189,29zoo,12 200,27 I 8 -?,90 189,63

200,71 2OO,4+201,27 200,882O2,Ot 20?,03202,97 204,1+203,22 203,8120+,96 204,48207,99 20+,73208,90 205,08

209,76 205,02

Page 51: NOTA KEUANGAN

33

U

>

H

a eH € u *4 F T : Et : 3 E , l I

* * t : r

t t t ; lt t l l

I

\i

- z t l

zzEpz

{

z

H

Page 52: NOTA KEUANGAN

34

t t F | o i n t + F ( D 6rl or q ,6. o{ o- d?, c! o._c ) ( ' r € o 6 r ! + t s @ 6F O O F r - - F ;

6 O ! c , + c ' r O r r r f r+ O O c r t - O r 6 . e d

o o o F F q r i ,

@ N c r F ) c { n t l . c , < o o r + 6 c r F ) c y ( ! , $ 9 9 o \ 1 . l € F o c r t r o o ( o r . , ( o oI d l q @ - c . , \ q q o - . o _ . - l q o I ( o - o o - F - 0 1 o t n - o 9 " ! o ! d ; i F 6 6 i - o+ $ N r n N + d ' F ' i . . i r i d d i E i j d a q i { t r i j _ i ! i " i d _ j o . i +N c o t t , + 6 \ o ( o t s c o ( b c . c o 6 6 ' r i r s r o 1 o r - o c j € ! o o 6 d 6 _ _ _

C \ N N 6 I C { N N N

5 ' . : 9 + c ) c . . r € F o r o i o r o 1 6 N d ) r o o o c r + N + ( o ! r - { ) d ] r c 6: - . e . i i a " : : 9 o s

( D - l o . 6 . d l o r ? a \ 6 . - - F : d r o . ' 1 { . 6 ! ' : 4 { o . 6 .R 6s59 cSSR 336s3EggE35;538S93:E1i - o I c . J N 6 | N N

- o o oo - € r (o o! .o ts qo 6 N I n co !o r + F o ts N rt) o c\r € \o +? 1911 - iq€ . 1 o lco-q * . "1 1 ,b . l l 9o-6-o{ q 61 4 E F : . a ' i6 - i6 .R ss$5 €siF SFFeEEE$EEEi SEAgAFHHi$

I EHE"q Sqli q{cq3"aqs.R.R.s.a qqa.ar.EqB"q@ ? 0 9 q r . 9 - d ) ( o c 6 r c \ r c ) c n . 0 f ' ) t o . + 6 6 + $ ! j s j ( d r : . : r j o r 6 ) o+ 6 6 6 rO (o @{o ro<o @ (c , (o € ' r . t s ra ts F F F F i_ i_ r d6

u l | { j l . . --

i : f 1 - \ \ o I 6 i o ! q d . d f o i € . c . i 6 . . . Ei ql i i d qi

"i oi d d d c.i *' or q, p q 6 i 11, lri (o 6 ra F ts o, - N -oo or o o, ct ro5 or o6 o ' o e) d 6 o - o o 6- _ __ 6 t 6 1 6 r N 6 | f r F F - c . . r N N

q. i [ 3" q s" .4 $ a. *. q q. q E a { F. 3. s. 5" a s^ e. 3. s. q F. 3^ E :.* R35S SSRR SRSSrEgRSS$; gEgse ;335

q - - . - 1 ' I o i O ( o - c ) Q r : = ! e + f ) N a - t r r c E r A t s F o o t o. : : a 9 q N . 1 € - d t q . a - c o - r 1 o . q o - o - o : , o - o l 4 , o : o f q o t o - - { a - . :i F o + 3 r s o r + + € 6 - . . i , o { . + d } d l ! . 1 ' o q t i i r i c a ! a r ,N N ! r + t t r o l f ! @

_ i i ; ; ; ; r

E rFEs rFgs e*reE$jgiE;s e-=u3$i3j

c t + d ) ! r r ( o @ € q { r . o + + i - N | n F r n € € FI ^qa .D .9 o " : . : 6 .6 . d t€ - * . r - . o "q ' 1 c . { \ . i . 1 f i: l o c o s r N < o ! + v l ! ) l t j n 6 | i 6 . i d e t c ' i 6 =

+ ' 4 @ ( o € 6 ( o d o & a \ o o oF i H : - F c . . | ' . l c ' t

- . J + c . o ) $ - N + < o o . r f ) r o t - r o' : d l d l c Y \ o t c . l d l c { \ q 6 : N - q a N - ( E 6 , 6 +F c { . o € o c o o c o o 6 r o d d d d d d r i r l < t d d! + € ( D i b o r o r o r o o , o r 6 6 6

o t oor or

( o o r o -@ ( p

o r o

e

R

J

-8E.c

o\

o\

I

o.

o.o'

;

E)2

z^- =8i ( r r

: . €o x 9-o s. I

r xFz v

E

zY

EDED

v

z

Page 53: NOTA KEUANGAN

3 6

Bandung, Surabaya dan Yogyakarta masing-masing sebesar 18,9 persen, 16,5 persen dan 9,4persen. Peningkatan yang cukup besar daripada harga semen tersebut adalah sebagai akibatpermintaal yang meningkat di satu pihak dan di lain pihak karena persediaan yang menipissehubungur dengan kelambatan dalam suplai.

Indeks kelompok sandang selama periode April-Desember 1g82 secara umum tidakmenunjukkan kenaikan yang berarti, kecuali kenaikan sebesar 1,0 persen dalam bulan Juli1982 akibat perminta-an yang meningkat menjelang ldul Fitri. Demikian pula halnya denganindeks kelompok aneka barang dan jasa, selama periode April-Desember 1982 telah meng-alami peningkatan dalam bulan tersebut sebesar 0,8 persen akibat meningkatnya hargarokok putih dan rokok kretek. Perkembangan indeks harga konsumen Indonesia secarakelompok dapat dilihat dalam Tabel III.2 dan Grafik IIL3.

Melihat perkembangan laju inflasi di 17 kota di Indonesia yang digunakan sebagaidasar perhirungan dngkat inflasi secara nasional maka tingkat inflasi yang agak menonjolselama periode April-Desember 1982 adalah yang terjadi di kota Jayapura, Semarang, Ambon,Bandung dan Mataram yaitu masing-masing sebesar 8,1 persen, 7,6 persen, 6,0 persen, 5,9 per-sen dan 5,7 persen. Sedangkan di 12 kota lainnya laju inflasi bergerak antara 2,0 persensampai 5,3 persen dan secara keseluruhan tingkat inflasi Indonesia adalah sebesar 4,27persen. Perkembangan inflasi di Indonesia dan inflasi di 17 kota di Indonesia dapat diikutida.lam Tabel IILl dan Tabel III.3 serta Grafik III.1 dan Crafik III.2.

3.2.2. Harga beberapa barang konsumsi utama

Dalam rangka menuju kearah stabilisasi harga pangan, Pemerintah senantiasa meng-usahakan agar barang-barang konsumsi pokok tetap berada dalam jangkauan dayabelimasyarakat. Usaha tersebut telah ditunjang dengan stok penyangga, peningkatan procluksimaupun melalui operasi pasar.

Selama tahun anggaran 198211983 (sampai dengan bulan Oktober) harga beras mutumenengah berkisar antara Rp 152,- sampai dengan Rp 292,- per liter yang merupakan hargaterendah dan tertinggi di beberapa kora besar di Indonesia. Dibandingkan dengan periodeyang sama pada tahun sebelumnya dengan harga berkisar antara Rp 15 3,- dan Rp 3 3 9,- perliter, maka harga beras dalam tahun anggaran 1982/1983 adalah lebih rendah. Dari per-kembangan harga beras di beberapa kota di Indonesia sebagaimana tercantum dalamTabel IIL4 dapat dilihat bahwa harga beras yang cukup rendah telah terjadi di DaerahIstimewa Yogyakarta yang berkisar antara Rp 152,- - Rp 218,- per liter dengan harga te-rendah terjadi dalam bulan April 1982, sedangkan harga tertinggi terjadi dalam bulanOktober 1982. Di lain pihak dapat dilihat bahwa harga yang relatif tinggi terjadi di kotaDenpasar yang bergerak antara Rp 256,- dan Rp 292,- per liter. Secara umum dapat di-kemukakan bahwa harga yang relatif rendah telah terjadi pada bulan-bulan yang termasuk

-

Page 54: NOTA KEUANGAN

37

V PH PE >

t -

J . F

l z

S r t

E

gi

3

3

dE

E

d

f ! ' l FEi ; "

q 5

q

s

sEa

gee

5 F ! nE E E "

; . F

€n

l 9 : r FY, ! e

E ' R

} F F >: g ! 4 5

l 9 ) F F i 9 i FEiE 'A i f *

P , B E ' F

E€EE EEdE

F 9 I FF F 9 !- E 6

F 9 ) ' FF F : !e T . s '

E dE'

3€ -EE

F F ! !s : € -e e

r$+a iFFi i$it it:X + i; .l;9fi .rgft $rg*e.:.Ff $.F,,E.9 i.g+f; .ir$F r qE +€$I $i+g eiqg

f;f$ $s*+ $ffig i$E$ Ffi:i €s$$ $s$* ifisfr$$$$ i-?$; i€$$ q$$fi $f;f,$ €€$: i$i"?€g;

Page 55: NOTA KEUANGAN

38

masa musim panen yaitu buran Apr', Mei dan Juli 1gg2, sedangkan.situasi sebaliknya telahterjadi pada bulan September dan Oktober 1982.

Harga tepung terigu dalam periode yang sama telah menunjukkan perkembang-an yang relatif stabil yang disebabkan persediaan yang cukup t.rj".ir, ,.a".,g ai t"in p,-hak permintaan tidak nrengalami peningkatan y".rg

",ikup besar. Selama ,"t,in

".,gg".o.,7982/1983 sampai dengan bulan Oktober, hrrga tef,rng terigu berkisar antara Rp Z+ii a^Ry zz5' per kilogram. Flarga terendah rerja,Ji di koia s-urabaya pada bulan Apr'sedangkansebaliknya harga tertinggi terjadi di kota Medan yang mencapai Rp zT5,- per kilogram.

Suasana lesu pada perdagangan gula pasir di pasar Jakarta telah terjadi pada saat_saatserclah Idul Fitri Har ini disebabkan oleh masih cukupnya persediaan di pasaran seramabulan puasa sedangkan permintaan tidak menunjukka.r i.ningkrt"n yang cukup berarti.Selans rahun anggaran lggL/lgi3 (sampai dengan bulan Oktober) harga" gula p"ri, yrngcukup rendah terjadi di beberapa kora besar di Indonesia yatu pada bulan Apr' 7gg2 yzngberkisar antara Rp 500,. dan Rp_ 575,_ per kilogram, Seaang Oi kota Medan, Banjarmasin danUjungpandang harga gula relatif stabil yaitu masing_masini sekitar harga Rp SOb,_, np SOS,_dan Rp 575,- per kilogram. Di lain pihak harga ya.,g "ukup

bervariasi terjadi selama ieriodeApril-Okrober 1982 di kota Semarang, yogyakaita dan Surabaya yaitu masing-mzuingantara Rp 506,- sampai dengan Rp 5 j 1,_, Rp 523,_ sampai dengan Rp 542,_ dan ip SZO _sanrpai dengan Rp 546,- per kilogram,

. Produksi tekstil yang terus rneningkat tlari tahun ke tahun menyebabkan cukupbanyaknya persediaan di pasaran. Selama rahun anggaran rggz/1gg3 (sampai dengan bulanoktober) harga tekstil di beberapa kota cukup ,tobil yaitu dr kota-kota yogyakari, rr,tedan

dan Banjarmasin masingrnasing. paLJa ringkat Rp 500,_, Rp 425,- dar, Rp !oo,_ p., _.a...Demikian p'ia hal'ya di kota Ujungpandang dan Denpasar selama p.riod. te.s.but terdapatpula kestabilan harga pada tingkat Rp 600,_ dan Rp 3 50,_ per meter.

3.2-3. lndeks harga emas dan valuta asing

Perkembangan harga emas di rlalam negeri lebih banyak <iipengaruhi oleh per_kenrbangan 'arga emas di pasaran internasional daripada oleh permintaanlm", di p"r".andalnm negeri yang jumrah'ya rerarif kecil. Dalan tahun ang'dran rg'Z/79g3 (szmpaidengan bulan Nopember) harga emas di Jakarta baik untuk kadar z+karat,23 k"r", -".rprrn22 karat telah mengalami pcningkatan rnasing_masing sebesar 25,9 persen, 26,4 persen dan25'5 persen Peningkatan tersebut terutama terjadi dalam buran september L9g2 yaitt:sebesar 20,0 persen untuk emas kadar 24 kar*,20,7 p.,r.r, untuk kadar 23 karatdan 20,0persen untuk kadar 22 karat. Harga emas 24 karat di pasar Jakarta dalam bulan tersebutadalah Rp 8"910,- per gram, sedangkan dalam bulan y"rrg ,"." di pasar London tercatat

Page 56: NOTA KEUANGAN

F

*>s6: d2

9 r

BE

I

\o

\o

,)

€86666ee"sisgtSFSsss

Fdf; EErE EYeE FfgE FEt? FqgE EEfE, r_ i - *3 -3od. -+ i . - ,s3_ i1 *aIE r{ *E i? ?A E{ EE

ii:r i : i+ -tPFt *i : t ;*$; s";,9"8 -S-S.s"$Eg'A"A €g€"E EgE€ ee:"3 €'s'd"E eE'38'3-3'3"3

€€gg :€€g geeE eegs aEgE €€EE EEEE

dadE;;5.8 "sFr"E F55F 5.sFF FNs.E.I-If is'd€ 'sE"sEee ge'3s 338!3 333s 33ts 3338

€E"E€ €€gE E€€"E €EEE EE

E€Eg gEgg gg€g EEgg EE

i t f i E f r L l l l l l l l l l l l l i l l l

ESSr sssB 33-3-8 F"d"dF3333 S3"Sc 8383 33Cs

I ) 3 t L l l ' 6 r r lE 6

r l l l l l l l l

t t l l l l l l l l l l l l l l l

-N ie ;e ;o

33BX UUSB 5 ,BCg'B BBEs B

t t t l l l l l l

Page 57: NOTA KEUANGAN

+o

o o o 6 ^ . o o r o o o f )o o o o o o o o o o o c . I r o l a o C N 6 - ; i S S ; - o o o o s. { c . i c j . i c i - : - ' i i r r i ! i c . i r i d d { i 6 i d c j + ^ i r ; i l : } , - . ; . : ; . ; , ;( 0 ( 0 6 6 N F r : i . i - ^ i ^ : i : X : - - _ " - -

i i ; ; d , n 6 ! 6 . o d + i i . i 5 i l x & x i F ; i R R R * * * x

o o o 6 ( 1 o o 6 ( ) o $ ( o - 6 - 6 i a i - - ; . ; ^ : . ' ' - ' 'e n r 6 + + $ + o 6 : + N r 6 ] d < t d d c j € d ; - : l : ; : :i ; c i : c v o n o o . n * j ; i 6 g 6 ; & j F A B $ S g S 6 E 6 ; ;

: 3gE SSSS 33FT 9 f l 3 ! i l 393 E t sp : sFe { i i ' ;: i ; : ; d j o n d j c 6 6 c n d c d 6 6 l . ; i ' . ; X l L ; i . i B i i i & F F F H

t s x x x : x = = = R P s R 3 3 F 3 3 X l i ! S ? 9 P P r o 6 o o o c r )' 4 ) o e . o r r s s o i o i + i ( i - c i { d d d r i d {

" i ; ; ; ; , ; * ; - :

" i , ;@ € € ( o ( o . D c O o 5 l; c . r d . i 6 . i & & & 3 i ; ; t s R R ; ; 6 ; 6 6 ; A ; ;

3. q 3. 3. 9- 3. 3" 3. 3. 3. 3. q A K. q B 3 F ; 5] R R 3 : 3 F o o '" o 4 o

5sFd a:=€ FFiE I!ig ilii $:i: ri::ii=i

n d - N . c , y . { r i n 9 \ < 6 - o " - " 6 " c } ( o ^ u t - " o : - - o - i . t j - t F : a ^ € \ o L o @N N c_.i c{ c,r co 6 ai si ci ci :,i :,i oi c.i ci oi ri

q5 .E -5 .5 " - "5 "E " 5 - 5^ 5^ ; - 5 - q t s - t s , ; - 6 - - -E - =33 :3 f i tR3g3 ;j c . r c . r - . ; F j d i d " : d d i . i . . - . . i . ic n c n e ; ; i + i ; : : ^ i+ + + + i ! t . ' r r + + + . o , o @ , { j 6 i d < i 6 : J G b U S B 3 € 3 3 3 8 3 3

, r i + + d d 6 i d ; o i

E;ii EFEs rigs tFjs rFEs,iis e::=iisFo , o

;558t r *F

PFr*T;F - = :

,1

z

i

F

)

&

I

F

Page 58: NOTA KEUANGAN

+l

99>6 P Z

. z

e

16E E

B

It

i

E

n;

= Fg ;

o 7

6 6 6 8 ; 6 . 6e +

o , $ F ( p

FFtr? FtsE FFtrE FFsE tFtr? fFtrE FFgEi ; i ' rgE= ag6' deg- l lg- . i i - .gg-' d 3 - ' r 2 a { a a u l q + 9 +t? i i i [ E[ 4{ r [ .E

b r o b r i ! i , i D r . t s h . " ? t t r ! g B B S g g S E A S S B: :333 EsF3 _ ;F"1 F FFpF FFFF pFFF - ; -b -a .6' u i ' r " r " o - r " u ' r ' r i " o " o - r ' r

| _ r

I i I I i | |

L o o c l - L : - o b c o { { > J . r a + t l k N N N N N t o o '

iEE= s6gE sHsH sss; i E33s UEB-3 F- ; ,33h'B 's 's 'd ; 'd-s E 's l : 'u"assB seBc 33C's 33Bs

- : - : t N F : - i - : - : - i - - : ' : -{ ; : o L i ' r ; 4 . i o b r F + + . , + + : { ' a e F q

a=E- ; r ;= JJau EN3f f 3333 3:3F,r3:3t ' i ' ; ' a ' ; ' - " * i ' i i ! ' , ' r ' e ' , ' : i ' , i i i ' r ' r - r - r " r i - l

. o b b i . r i r i r b b \ o : J o € q + + 6 N

EXEB s!FF { tsE; :d ! t= =;es iFeF Fssei i i " - ' 6 ; ' + ! { " - " - \ - N " a - c - - - r ' +

i s ' + ' r ' " N G - c . i i - u ' - - { r -5 l l - 5 . d ' ) - - a 6 + A r { o ' \ o { + r G

N F F t s t s T F

: n - t o b - b ! i o i - " L e ' j r i e @ ( ' $ ' $ + + + a a ( , r ' 5

l i gE CE*g JBgS B:so seee ee te seePa o o

o t b : : i r r - b b . . o; ; 6 - , $ . 5 6 K o ' + ( o N ( o N . P c r 1 q , ! ^ : q 1 9 N r cd i 5 6 d 6 & : , d r 6 A o : , : D n : - : t ' n , . o ! . , i 1 " 9 o 9 - + f ! F p

xBEt € 'skk b : ; \ sH;d sces: :€$ : i i s j

i r r i r rsr i i rs ts i t 5 i ts s t lss sEsHG u u q o' ; ' ; ' ; ' ; ' i ' r ' r i ' i

' r i ' r 1 ' r ' r ' r i i r r ' r i ' r

- j - : - r " i - l

5 - D A + + ' F ' 5 + + ( F ( ! ( p ( F c d a6 ; d o d o d o & d o d . b o c D @ d o c . & . j o i o d o d o d o + + ' f t r F F * F c '; 6 6 $ 6 & o r ; ; 6 @ 4 . @ c . ! o e i : > : F - : F f j F i F J '

f ! ! ! f ! k ! ! x tsx F iN lB f H f : r r33 3833

* a a + a + a + : t i : 3 f 3 g l s s $ s T t; ; ; ; G ; ; ; G ; ; a ; G G ; c o . G c . a i c 6 c d e c . c a . o €' ' ' ; ' i ' ; " ; ' i ' i ' , " ; ' i ' r i ' r ' r i - r i - r ' r i - r ' r ' : - r - L " - 3 ' r 1

, A A + A A t s + + + ' + A A + ' + q r @ ( , ) @ ( J 9 u ' 6 r o o s6 a o " e , o t u & , } , . o q 4 , 9 ' * s , ! e * F S H H H S S € € S 3 g E 3A , o q ' O , q , 6 O , o' ; ' ; - - ' - ta; A 'c" 6 'n i ! "c. b"c. 'c .

-cD "c. '4. -oo-cP -c ' -oa-co P i i€b o

5 ! a , F 5 a + + ' t s + t s 4 , 5 + c @ ( o ( o i o ( o t e H o < )

Page 59: NOTA KEUANGAN

42$$s$ ss$$ $sBs

f;$$r f;$$f u.$fif; fr.$*B $ufi frd t d d d d . d ' d d d d . J . . rs9$s ss$s $$83

*$$+ $$$+ $$x$ xsnn us** $$$$ *gl* cgs E

*t** ts*t tsR* E$$$ $$$$ $$$$ $$$$ $$$$d o d c t o d c i c i 0 6 0 6 c r t c t u i d i ,

6 . 4 . o @ 6 @ @ 6! ' f + t f l t l + + { i + t r F i ! t s F I

++$+ $++$ *rng ssgu s*s* $$$$ s$s* g$$ $

B ' , ' | | , r , , ? , o o o

dddd ssq* +s*'i df$g $q$d ssrs Fid*+ i+t*:::: ::3; *irF $i:B IIE; H;Ft EE'ts E=F F

R"q8-q qF_qE {c is { {qE. qqs.{ r .8 .8.3. q3i&s^ r bs j$sEi iqIE rqH*:F$E HHE$ :$f $ $$g$F$$$rqci gr$s ng$f frg** $E$H HE:r aFEsF*$a

FFFc eAg: ErEfiHH5fr $H$A $$FH FE$Fr$$FieE$ g$5F $**$ cEf s $il9$ $sg5 FFf :s*$*

=i!, rFgr tFgs =eEs,Ff s rHii F;sagig$5E*FE$HFSFF5++ETgEEEE

-

JT

33* et

!

?A , 4

E+

h srE

;.i

'E

FE, FS

E E5{ur:E.edF E

I

(Il

Page 60: NOTA KEUANGAN

.1t

zd ;h'-

; 6 ^6ot='

G ' P;

N

tl

x x x x : <- . . 1 ' . ' i - 1 Y

I.1

,-r 6

, a< l

ri ::

{F

?

= QL r <F c \ |<P

E l*54 < -

(J

z

s. + ?^!<?

rze' - ( s*a t

. : < Ee = -

Page 61: NOTA KEUANGAN

44

harga emas US $ 409,75 per troy ounce atau Rp 8,234,53 per gram. Kenaikan harga emas tlipasaran internasional berhubungan crat dengan turunnya tingkat bunga bank di AnerikaSerikat yang kemudian disusul dengan pcnurunan tingkat bunga bank di beberapa negaraEropa. Turunnya tingkat bunga bank ini telah menyebabkan investor menanarnkan sebagianmodalnya dalam bentuk emas dan saham. Perkembangan harga cmas di pasar Jakarta dapatdiikuti dalam Tabel III.6 dan Grafik IIL4.

Perkcmbangan kurs valuta asing dalam periode April-Nopember 1992 untuk se-jumlah matauang asing menunjukkan penurlnan nilai terhadap matauarg rupiah. Selamaperiode tersebur harga valuta yairu Swiss franc, poundsterling Inggris, Deutsche mark danNetherland gulden mengalami penurunan masing-masing scbesar 10,0 persen, 4,8 persen,2,5pcrsen dan 1,8 perscn. Dernikian pula halnya untuk kurs matauang beberapa negara Asiayaitu Yen dan dollar Ilongkong pada periode tersebut menurun pula masing-masing sebesar12,1 perscn dan 6,5 persen. Keadaan yang sebaliknya terjadi pada perkembangan harg:,dollar Amerika, akibat permintaan yang scmakin mantap dan minat pembeli yang cukupbesar. Dalam lieriode April-Noper.r.rber 1982 nilai dollar terhadap rupiah telah meningkarsebesar 5,2 persen yang lcbih tinggi bila dibandingkan dengan periode yang sama tahur,sebelumnya yaitu sebesar 1,3 persen. Sementara itu harga dollar Singapura telah pulamengalami peningkatan yaitu scbesar 0,6 persen. Perkcmbangan harga valuta asing di Jakarradapat dilihat dalam Tabel IIL5 dan Grafik III.4.

3,2.4. \laryz barang-barang ekspor

Kebijaksanaan pcmbangunan di bidang pcrdagangan adalah bertujuan untuk me-ningkatkan efisiensi dan cfektivitas penyaluran hasil-hasil produksi dari pusat-pusat produksike daerah konsumen, Demikian pula halnya terhadap perdagangan barang-barang ekspor, disamping usaha yang diarahhan pada pernenuhan kcbutuhan masyarakat di dalam negeri jugaditujuhan untuk meningkatkan ekspor dalam rangka meningkarkan pencrimaan devisa- I-laltersebut dilaksanakan antara lain melalui penyempurnaan tatacara ekspor maupun pe-ningkatan harga dengan berbagai usaha perbaikan mutu barang-barang ekspor yang diharap-kan dapat meningkatkan nilai ekspor.

Selama tahun anggaran 19811198? harga beberapa barang ekspor utama di pasarJakarta yaitu karet, kopi dan kopra telah mengalami penurunan masjng-masing sebesar 26,3persen, 19,1 persen dan 7,5 persen. sedangkan harga Iada putih selana periodc tersebutmeningkat sebesar 7,0 persen. Dalam perkembangannya yang terakhir yaitu selama dclapanbulan dalam tahun anggaran rg9Zlrg9i yaitu selama April-Nopembcr 1982, harga barang-barang ekspor utama tersebut secara keseluruhan telah mengalami penurunan yaitu kopra,lada putih dan kopi masing-masing sebesar 17,1 persen, 18,1 persen, 13,9 persen. Sedangkan

-

Page 62: NOTA KEUANGAN

+5

P

tsz

$ t lt F

€ts' P

! E' i Pr F r

. 9 2 =c - '

- ! n =

! l = \ t

; F. i =

;>q xt r ' >A FE>

;

o \ o

I

\o

d Fa $

R

B-99

E.

-

A

Fiit r+Bt Figt FiAt rflf,s rseE r3i;. i E q I c E I

".EFF"=.:s;.8 "H"H.HF FFFF aFsE H;:S $EEEu; ;E H$; : HJEs tsds c"Ee. 'sb; B;H's

.F.q, p" N:;F , $FF.tr.E.$'$ $$sE s:ss $$ss$ : :s " ; r -sB iB i i 'sE i rg ss : ; ; E : '8"58 [ * " ; '$

FFFj F.x"=. i F.Hgg;:rs sREB e$ar Ber:be s B s $ B€ "$ H ; s ' : : ss bk's 'e 's"x l" . ' ; ' i . i ' ':- i- :- :- i- r,,, li ro :! i i- f_

EFE.: .HFF"s F.:FF.EEFF F,€HE HdBe gFBd: ; r ! uE:"d !BbE eS"se ; lk*- : E 'g i E ; ; ' : ' [

$€3: $E$E gS&g EHH^! UHE:9NuE EEE;d E si B : : 's ; a Sg E-s's"H b"[ 'E". t ' ;U6: 'T'?E€

b ; * o i r ; ; . i s ' - i r L l - ; -

FF;"= +o:F.s;,:EF:FF.g HFSq S$$$ gJ$g; e t ; p i t E I s "$ 'g E i s e 'g S "€ 'd is : 'B "? ' ts ' r 'E ' [

E

i*a; rsgH s$sg €fi;E €EFi ifii; qr;Ei- :_ i_

;€;r eist;€eq;;ig $g;fr $s$tE$$s

Page 63: NOTA KEUANGAN

+6

qHr$ t*fr:EIgF ffrrH $*x* qsiq E$E$riEE,sfn lE$fi tslg il$$$ sil*a 3i',*' rFFsr$FF

sEfifr E:*: 5E$5 $F$$ $$fi $iE$sqiqig$q$*ug eFF$ **$$ $sSIs**$ as$ri $$$EsB**

t; t* +E €: E: ;C E U:;jg e;Es gFEE cFEs sFEs cgjg FsEeiFjgi[FIEgEE isTFEEEE

ts

s$$* $r$$ $fi$$ F$$$ $3$a i$$$ iF$F$$$$$BF$ };sfi s$$F $fr$$ $$$$ $$$$ 3$F$$$;*

$$FE 5B*r $3si riaF _FsF $HF; -q;i"q*$ig1::l ==-,.: i ! i i $:::;f :f i *: i : I : : :*Hi:H

$Fm$ $;FF $F;F $$$s p$$* $H$$ g$$$$$$e

eg

J

eo

' 6

d . oe s) t

€ .it

F

Page 64: NOTA KEUANGAN

47

untuk periode yang sirna harga karet meningkat sebesar 19,8 persen' Secara umum daPat

dikatakan bahwa dari penurunan harga tersebut terutama disebabkan oleh permintaan dari

ncgara-negara industri yang sangat menurun. Perkembangan harga barang-barang ekspor di

pasar Jakarta dapat dilihat dalam Tabel III 7.

Namun demikian di pasaran internasional perkembangan harga beberapa komoditi

eksporsc lamaper iodeApr i l -Nopember lg82mernper l ihatkanperkembanganyang|ebih

baik bila dibandingkan dengan perkembangan harga dalam periode yang sarna tahun yang

lalu. Hal ini terlihat pada harga barang-barang ekspor yang termasuk komoditi pangan (ko'

pi, Iada hitam) dan serat-seraran (karet). Dalam Tabel III.8 dan Grafik IIL5 terlihat bahwa

h".g" k"..r di pasar London dan Singapura tclah meningkat sebesar 4,6 persen dan 2'0

persen, sedangkan harga di pasar New York mengalami Penurunan yaitu sebesar 3'6 persen

Dalam periode yang sama harga kopi eks Lampung di pasar Singapura dan New York telah

menunjukkan penurunan masing-masing sebesar 12,5 persen dan 1,1 persen' Penurunan

h a r g a k o p i y a n g t e r j a d i d i p a s a r S i n g a p u r a t e r s e b u t a d a l a h l e b i h r e n d a h b i l a d i b a n d i n g k a n

dengan penurunan yang terjadi pada periode yang sama tahun yang lalu yaitu sebesar 16'7

persen.

Perkembangan harga lada putih dan lada hitam di pasar London dan pasar New York

selama periode terakhir telah banyak mengalami kemajuan. Dibandingkan dengan bulan-

bulan sebelumnya maka pada perkembangannya yang terakhir kedua komoditi ini dalam

bulan Nopernber 1982 telah meningkat scbesar 3,3 persen dan sebesar 1,7 persen Penurun-

an yang cukup besar pada harga lada putih selama periode April-Nopember 1982 telah

terjadi pada bulan Juni 1982, sedang pada lrarga lada hitam keadaan yang sama telah teriadi

pri" Uulun Juli 1982. Gejala kelebihan Penawaran mentpakan faktor yang telah menyebab-

L"r.r p.'ru*n"r., harga yang cukup besar selama periodc tersebut' Sccara keseluruhan selama

periode A.pril-Nopembcr 1982 harga lada putih di pasar London lrenurun sebesar 10'8

p.rr.n ,.dung harga lada hitam di pasar New York menurun scbesar 13'3 persen Keadaan

y"ng rr-" t.t"t, put" terjadi pacla harga minyak nabati yaitu minyak sawit dan kopra'

S.la-u periode April-Nopember 1982 haryl- kopra di pasar Manila dan di pasar London

telah mengalami penurunan masing-mnsing sebesar 12,0 perscn dan 15,7 persen' sedang

harga minfak sawit eks Malaysia di pasar London selama periode tersebut menurun pula

srb.s^, Zi,S persen. Pcrkembangan harga timah di pasar London selama periode April-

Nopember 19S2 masih mengalami Pemasaran yang cukup baik Selama periode tersebut

p.rr.r-.rn yang cukup besar telah terjadi pada bulan Oktobet 1982 ytng salah satu faktor

penyebabnya aclalah adanya pemogokan pada pertambangan timah Bolivia (negara produsen

iimah terbesar) yang telah mendorong memperlemah harga barang tersebut di Pasaran'

Dalam periode April-Nopember 1982 harga timah telah mengalarni peningkatan sebesar 3 '9

Dersen,

Page 65: NOTA KEUANGAN

+8

i q s .E tE 4R3"4 t -a -? . t " 8 -3-AD" r -3 - : .q s - 5 -E ' 3 eh : : 5 !$a sse t s s l l :H n i lFE _F{

q 1 6 ^ 6 - q o - 4 F - 1 F _ 1 o -

o - @ _ o . d ] r l I c L 6 - 6 - 1 . : . 1

g i o i 6 i " i . d d d o i

'E l . .s :s l i h !t l , r ! Ea t 6 i is | * '-B

l {EE l :5

E r ^ ir l < 6! l E i\ t42

f l - ?

. . :-+:i ? :niz

' a E a- -5 Fa i ! ,

3E

< 5

6 9

r i

E E

3E) z

<-9

f J

E i$ E

tI

z

z

z

= tt)

F E

F

z

Page 66: NOTA KEUANGAN

49

-l

B N

6 ?

^ r E 'i ? l Bi:-- i

?;\ il it; i

E F I t s

a Y i

. 1 3? . q l eg F - i ' -gg =l i

=1 E ?

r g d ;

G;cqaqFn=F!i l l- a Z : o o P E

6 a : ; t r

h 8 . $ d

Page 67: NOTA KEUANGAN

..:..gE;d a,

3

6

6d'

Ra'

R

t

pF.

F

d

z>

s

6

d

RF

;-

E

*

st:a

.i

g z

c.r 3el

t5

g

a ' >

s z^

; q

*

e_

6

zoz! :

< D

! €

50

o\

a|

I

t--

j

.4, ar - v

, . 2

z

Page 68: NOTA KEUANGAN

gt6 d g

b6

-

p

b-

R Z

b

!gR

R

b

E

-

a

9 o# zN g

*!g

- , : )

* o ^F i rF ! : <

t s v

P +h r -

a

z

:E

z

Zc

? '

t '.-,_,-

Page 69: NOTA KEUANGAN

52

T a b e l I I l . 9

IIARGA tsEBERAPA BARANG DI PASAR LONDON, Ig73/Ig74 _ r982N9A3( Poundsterling per metric ton kecuali untuk emas US dollar per troy ounce )

thhun anssaran /akhir bulan

Karet Kopi Timat Tembafla Seng Emas

r9 7 3 l r97 4197+1r97 5197 51r976

r976 l t9? 1

r97711978

l9 78 /19 79

l9 79 /1980

1980/ r981

r98 l /1982

r982/1983

Maret

Maret

JLrnjSeptemberDesemberMar€t

. luniSept€mb€rDesemberMaret

. luniSeptemberDesembcr

JuniSeptemberDescmberMaret

JunjSeptemberDesemberMaret

JuniSept€mbcrDesemberMarct

JuniSeplernberDesembertrIaret

AprilM e i

JunjJu.liAgustusScp(ember()ktob€r

427 .00 566 .00

276 .50 412 .00

282.50 447.00345.00 735.00366 .00 765 .00465 -00 857 ,50

570 .00 1 ,494 .00490 .00 1 ,601 .00500.00 2,820.00537.00 4,000.00

466.20 2,660.00556,20 2,? 57.50516_00 1 ,780_00489 .50 | , 467 .50

583 .70 1 ,641 .00612 ,50 1 ,584 ,00572 .00 1 ,595 .006 1 1 . 5 0 1 , 4 8 7 . 0 0

628 .20 2 ,020 .50599 ,06 1 ,796 .50655 .00 1 ,818 ,00790.00 1,498.00

615 .50 1 ,512 .50643 .50 1 ,051 .50588.00 1,004.00573 .00 1 ,001 .00

623 .00 770 .50549 ,50 1 ,005 ,50495 .00 1 ,1 !8 .00550 .00 t , 474 .O0

580 ,00 r , 192 .00527 .50 1 ,196 .00485.00 I,242,00495 .00 1 ,368 .00500.00 r,?46.00482.50 1,535.00482 .50 1 ,4s2 .00

7 0 6 . 0 0 l l t , 7 5

334 .00 t 17 .b0

330 .50 164 .38341 .00 l 3 7 .5 0341 .00 158 .00396 .00 129 ,55

410.00 124.8i4 1 0 , 5 0 I 1 9 , 5 0385 .50 134 ,50+I!1,50 149. t 3

327 .00 143 . t 5295 ,50 1 i1 .05289 ,25 164 .95267 ,00 r 79 . i 6

30 7 .00 183 ,05333 ,25 21 ; , 10543,50 2Sr 8,6 539 i , 00 23 9 .7 5

347.00 2i t ' .503?1 .00 371 .30363 .50 4 t 3 , t 0320 .00 547 .2a

293 .00 63 i . 50335 .25 698 .75335 .50 575 .00339 ,50 5 i 6 . i i

425 .00 442 .004 t - 7 ,50 4 !1 .50465 ,50 397 ,50452 .00 3 1 6 .25

+25 ,00 354 .50413 ,00 325 .25415 .00 309 .00401 .00 342 .50422-50 418.00431 .00 409 .75439 .50 418 .25

3 ,353 ,00

3 ,065 .00

3 ,060 .003 ,12 r .005 ,072 .003 ,700 .00

4,504.004 ,658 .004,935.005 ,770 ,00

5 ,608 .006,460.007 ,010 .00b ,775 .00

6 ,765 .006 ,900 .007 ,010 .00i , 165 .00

7 ,995 .006 ,835 .007 ,? 7 0.007 ,7?0 .00

7 ,360 .007,340.006,: l?5.006 ,185 ,00

6 ,380 .008 ,380 .008 ,330 .007 ,180 .00

7 ,170 .006,850.006 ,850 .006,400.007,460.001,22D.007,365.0C

r , 1 3 6 . 0 0

565 ,86

528 .50592 .005 65 .007 1 5 , 0 0

900.00833.007 78 .00898. b0

7 81 .50691 .50662.00649.00

7 06 .50736 .007 66 .00

r ,00r .00892 .00926.00

1 ,009 .00964.00

849,00868 .007 80 .508 1 7 , 0 0

957 .00994.50874.50832 .00

873 .00802 .50782.50829.00847.00806 .50885.00

Page 70: NOTA KEUANGAN

53

3.2.5. Indeks harga perdagangan besar di lndonesia

Indeks harga perdagangan besar di Indonesia terus mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun. Pada perkembangannya yang terakhir yaitu dalam tahun 1981 indeks

unum harga pcrdagangan besar tela-h meningkat sebesar 1i,9 persen yaitu dari indeks 253

daliul tahun 1980 mcnjadi indeks 283 dalam tahun 1981. Dari perkernbangan tiap sektof-

nya dapat dilihat bahwa kenaikan sebesar 11,9 persen tersebut adalah karena peningkatan-

peningkatan yang rerjadi pada indeks harga di sektor pertanian sebesar 15,3 persen, sektor

pcrtambangan dan penggalian sebesar 22,0 perscn, sektor industri sebesar 11,9 persen serta

unruk sektor impor dan ekspor masing-masing sebcsar 9,8 persen dan 10,4 persen' Per-

kembangan selanjutnya dapat dilihat bahwa dalan tahun 1982 sampai dengan bulan Agus-

tus, indeks umum harga pcrdagangan besirr telah meningkat sebesar 6,0 persen'

secara terperinci dapat dilihat bahwa kcnaikan tersebut discbabkan oleh peningkat.

an indeks-indeks harga di sektor pertanian yaitu sebesar 11,9 persen, sektor pertanlbangan

dan penggalian scbcsar 15,8 persen, sektor industri sebesar 8,1 persen serta sektor impor dan

ekspor masing-masing sebcsar 4,7 persen dan 3,1 persen. Dalam scktor pertanian, peningkat-

an sebesar 1 1,9 persen adalah akibat dari peningkatan yang terjadi pada indeks harga bahan

makanan sebesar ),8,8 persen, perikanan sebesar 9,7 pcrscn, perkayuan dan hasil-hasil hutan

sebesar 8,5 perscn, peternakan sebesar 6,9 persen, serta tanaman perdagangan sebesar 1,7

persen, Pada sektor pertambangan dan penggalian, kenaikan terjadi pada indeks harga garam

rlan penggalian masing-masing sebesar 24,8 persen dan 16,2 persen yang merupal<an faktor

penyebab utama daripada kenaikan indeks scktor pertambangan dan penggalian sebcsal

15,8 persen, Di sektor industri, peningkatan tcrjadi pada indeks harga industri pengilangar

minyak dan hasil.hasilnya sebesar 60,7 persen, industri pemintalan, perajutan, tekstil dar'

iainnya sebesar 27,2 perscn, industri mineral bukan logan, barang-barang tanah liat, semen

dan lainnya sebesar 9,2 persen, industri barang dari kulit dan alas kaki sebesar 8,7 persen.

lndeks harga perdagangan bcsar barang-trarang impor dalarn tahun 1982 sanlpa.l dengan

bulan Agustus yang telah meningkat sebesar 4,7 persen terutalna disebabkan oleh kenaikan

intleks harga hasil industri pengilangan minyak sebcsar 28,4 persen, indcks harga barang-

barang hasil pertambrngan dan penggalian sebesar 20,9 persen' dan indeks harga barang-

barang hasil-hasil industri bahan makanan dan minuman scbesar 7,2 persen walaupun

penurunan telah terjadi pada indeks harga hasil industri ban kendaraan sebesar 0,7 persen

Kenaikan yang cukup besar yang terjadi pada indeks harga barang-barang kimia dasar sebesar

1g,0 persen, indcks harga hasil tanaman bahan maka-nan sebcsar 17,9 persen, barang-barang

hasil industri perikanan sebesar 7,9 persen dan barang-barang tekstil dan sejenisnya sebesar

6,4 persen adalah merupakan taktor utama yang menyebabkan indeks hargir bahan ekspor

selama tahun 1982 sampai dengan bulan Agtrstus meningkat sebcsar 3,1 persen. Di lain

pihak telah terjadi penurunan daripada indeks harga bahan-bahan ekspor berupa barang-

Page 71: NOTA KEUANGAN

54+

+

+

+

I

+

I

N

.izi:

E

p

P P

..i c.i !.; + ,ri

-

E

.E

\oF

<

z

z

= zt

" , Z \; th( s : ' rF A -

&

z

z

Page 72: NOTA KEUANGAN

55

ztb

z

I t ! r -

= . 1 9 =- . ! E l ' i

3u-

= >i z

t >-z3PN ;

z

z

cx

E

=

>oJ

) e $ $ ! ' l o : '

F a $ FE E t ti E E sE E E E

:333F3e

:g ts$$ ts

a8 i s l j 6

c +

f5 0'

, : : ; i s35

: ! ; i i 3 | j 3.rr O

-

+

+

+

Page 73: NOTA KEUANGAN

) o

barang kimia dasar sebesar 18,0 persen dan bijih logam bukan besi sebesar 7,0 persen.Perkembangan indeks harga perdagangan besar Indonesia beserta perinciannya dapat dilihatdalam Tabel I I I . l0 .

3.2.6. Indeks harga perdagangan besar bahan bangunan/konstruki

Dalam rahun 1981 indeks harga perdagangan besar bahan bangunan/konstruksi telahmengalami kenaikan yang cukup merata menurut jenis bangunan, Secara umum dalam tahun1981 indeks tersebut telah meningkat sebesar 9,6 persen yaitu dari indeks 177 dalam tahun1980 menjadi indeks 194 dalam tahun 1981 sebagai hasil daripada kenaikan indcks hargabang'nan tempat tinggal sebesar 9,1 persen, bangunan bukan tempat tinggal sebesar 9,0persen, pekerjaan umum untuk pertanian sebesar 10,9 persen, pekerjaan umum untuk

lalan-jalan dan jembatan sebesar 12,0 persen, bangunan listrik dan transmisinya sebcsar 6,3persen, bangunan dan konstruksi lainnya sebesar 9,9 persen dan perbaikan bangunan sebesar9 , 5 p e r s e n .

Dalam tahun 1982 sampai dcngan bulan Agusrus, indeks umum harga perdaganganbesar trahan hangunan/konstruksi naik sebesar 8,5 persen. Kenaikan tersebut adalah sebagaihasil dari perkembangan yang terus meningkat pada indcks harga bahan bangunan tempattinggal sebesar 8,4 persen, bangunan bukan tempat tinggai sebesar g,5 perscn, pekerjaanumum untuk pertanian sebesar 11,5 perscn, pekerjaan umum untuk jalan-jalan dan jembatansebesar 9,8 perscn, bangunan listrik dan transmisinya sebesar 6,5 persen cian perbaikanbangunan 9,2 persen. Perkembangan indeks harga perdagangan bcsar bahan bangunan/konstruksi menurut jenis bangunan dapat dilihat dalam Tabel IIl.1l, Dari perkembanganangka indeks harga perdagangan besar bahan bangunan/honstruksi menurut kelompokbarang dapat dilihat bahwa selama tahun 1982 sampai dengan bulan Agustus, harga bambu,harga barang-barang honstruksi logam dan harga barang-barang logam lainnya telah meng-alami perkembangan yang relatif tinggi yaitu masing-masing sebesar 20,2 persen, 31,1persen dan 44,3 persen. Sedangkan untuk harga bahan bangunan yaitu mesin-mesin listrikdan kaca selama periode tersebut telah mengalami penurunan masing-rnasing sebesar 24,0persen dan 20,2 persen.

3.3, Gaji dan upah di berbagai scktor ekonomi

Upah mempunyai kedudukan yang strategis dalam pembangunan, sehingga hubung-an perbun:han senantiasa berkaitan erat dengan masalah tingkat upah dan kesejahteraanburuh. sehubungan dengan hal itu Pemerintah terus berusaha menyempurnakan pengaturanpengupahan yang bertujuan untuk memelihara keselarasan antara upah tertinggi dan upahterendah dan meningkatkan penghasilan buruh yang masih berada dibawah tingkat kelayak-an. Di samping itu telah pula diusahakan agar upah dalam jenis pckerjaan yang sama tidak

Page 74: NOTA KEUANGAN

5 7

jauh mengalami pcrbedaan dan terdapat keseimbangan antarsektor, antDrwilayah serta

antar.a upah pekerja di pedesaan dan di perkotaan. untuk mendorong usaha tersebut dalam

tahun anggaran 1981/1982 telah diadakan survai upah discluruh Indonesia yang meliputi

sektor-sektor industri, jasa/hotel, a,ngkutan dan pertambangan, Suwai ini dilaksanakan selain

untuk memperoleh data upah naksimum dan ninimum daripada suatu Pekerjaan tertentu,

juga unruk memperoleh komposisi tenaga kerja clalam suatu pcrusahaan. Sebagai tindak

lanjutnya telah dikeluarkan sejumlah keputusan mengcnai upah minimurn yaitu 7 buah

bersifat rcgional, 55 buah bcrsifat sektoral dan 287 brsah bersifat sub sektoral

Dalam Tabel III.l2 dapat cliikuti perkembangan rata-rata upah nrinimum dan mak'

simum dalam rupiah untuk setiap brrlan di berbagai sektor. Perkembangan rata-rata upah

minimum di berbagai scktor selarna semestel I dalam tahun 1982 sccara keSeluruhan telah

meningkat sebesar 14,8 persen dibandingkan dengan pcriode yang sama tahun yang lalu.

Sedangkan rata-rata upirh maksimum pada nrasa yang sama dalam tahun 1p82 nerrgrlami

kenaikan yang lebih kecil yaitu sebesar 9,7 pcrsen. Perkembangan ini sesuai dengan penerap-

Jn asas I remerdtaan pendapl tan, ya i tu d iusahal<an agar l ingkat upel r nr in imum meningkat

lcbih tinggi daripada kenaikan yang terjadi prda tingkat uplh maksinum

Bila dilihat perkenbangan upah secara sektoral selama periode Januari-Juni 1982,

maka rata-rata upah minimum dihampir semua sektor mengalami kenaikan tclutama sektor

jasa-jas3 ;'211y scbesar 36,7 persen, sektor perdagaugan, bank da1 asulan5i sebesar 21,8

persen, sektor bangunan sebesar 16,1 persen dan sektor tenaga listrik sebesar 15,0 persen

Sedangkan kenaikan secara sektoral dalam upah maksimurr antata lain telah tcrjadi pada

sektor industri, sektgr perdagangan, bank dan asuransi, sektol bangunan dan sektor tcnaga

l is t r ik masing-nasing scbcsar 20,5 persen, 20,0 persen, 15,1 persen dan 1 1,7 persen

Apabila faktor inflasi dalarn kenaikan uPah hendak dihilangkan maka akan diketahur

tingkat upah dalam nilai rii l sebagaimana tercnntum dalam Tabcl III.l3 Perkembangan yang

terjadi selarna Januari-Juni 1982 terhadap Januari-Juni 1981 nenunjukkan bahwa tingkat

upah minimum riil disebagian besar sektor tetap mengalami kenaikan. Tujuh dari sembilan

sektor mengalami kcnaikan yaitu terutama untuk sektor jasajasa, sektor perdagangan, bank

dan rsuransi , dan sekt0r bangunul t ya i tu masing-masing sebcsar 24 '5 persen, t0 ,9 persen dan

5,3 persen. Dengan demikian l<cnaikan upah minimnm riil secara kcseluruhan selama pcriode

semester I tahun 1982 terhadap scmcster I tahun 1981 adalah sebesar 40,4 persen. Keadaan

sebaliknya telah rerladi pada upah maksimum riil yang secara keseluruhan selama periode

yang sama telah mengalami penurunan scbesar 1,1 persen. Secara sektoral dapat dilihat

bahwa penurunan yang cukup besar telah terjadi pada sektor pegawai negeri, sektor peI-

tambangan cian sektor perkebunan masing-masing sebesar 9,0 persen, 8,4 persen dan 5,9

persen. Sedangkan peningkatan telah terjadi pada sektor industri dan sektor perdagangan,

bank dan asuransi yaitu masing-masing sebesar 9,7 persen dan 9,3 persen.

Page 75: NOTA KEUANGAN

) 6

l-'e-5a

I3 5 ; tR ir 33*i;i55$3

Hn;**n$res3i l r ; ;n$d

, o

[315$s;peF . n \ O O \ c . O O u i ^ i^ . r \ o + N . . r h 6 F i . ;

+ + + + + + + + + r + + + + + + +

r . i ^ t - t - i | | | |

*$F$RI6ngH . ! a ; c o - . . i N N *

sn€f in i l ; :9

px**s[rFFR F $ $ I$ $il:

**$as*i$e5€S3\nR$s

€-Qr^ , - r -RR€r

FE$:$gs:?R$fr$H$$gH

o\

Or

I

coo\

j

F}(

N . Q E- c .'::' . i I . l :

- ^ H! > *

; E5

Ez

E3EzE

Page 76: NOTA KEUANGAN

v)

I

@

5 ^' s

06

s r J r J l . J t s + f J L ! ) Hg833SS3eSs H u t J e t r o r ( ! !

_ t ' J N ( , N J U J *c o + l c o t s c F . c | . , r !n J o r r u H \ l ' \ '

+ fJ tJ fJ P f) Lrl 9J s

\ l - \ u r i o i n L b Ar.r - 01 O \O O\ o'1 co -lo \ o l ! i i c ) l . J U \ o a

* - F J N 9 t . J 9 J I ' J H

o \ b \ - - . r - . r b . + - o +tJ \o (! (, @ ]: 116 H 9ru + - O C O C € { ( n u

- l o E u t l + +

F$Be3"seE

+ + + + + l + + + + + + +

o o F + . \ o e { : \ o c a"\o ;- -ur "r,-r b\ \ "o. "ao o { a o ' - \ \ o \ o N )

g

a.).

Page 77: NOTA KEUANGAN

NERACA PEMBAYARAN DANPERDAGANGAN INTERNASIONAT

Page 78: NOTA KEUANGAN

BAB IV

HUBUNGAN DKONO]\{I INTERNASIONAL

4.1. Pendahtrluan

Rata-rata perrumbuhan ekonomi negara-negara industri semenjak tahun 1976 terusmengalami penurunan, bahkan dalam tahun 19g2 inipun masih belum mcnunjukkan adanvatanda perbaikur. Resesi ckonomi yang semula diperkirakan akan berkurang r.rny",, -.--perlihatkan perkembangan vang ser.nakin memprihatinkan, pertumbuhan produksi rii l dinegara-negara industri seperti Kanada, Amerika serikat dan Jepang mengalami kemerosotanyang tajam yaitu dari masing-masing sebesar 3,1 persen, 1,9 persen dan 2,9 pcrsen dalamtahun 1981 menjadi masing-m.sing sebesar negatif 3,6 persen, negatif 1,5 persen dan 2,2persen dalam tahu' 1982, Secara keselu*rhan pertumbuhan produksi rii l rata-rata di nes:,ra-negara industri diperkirakan mengalarni penurunan dari sebesar 1,2 persen dalam tahun1980 maupun 1981 rnenjadi sebesar nol persen daram tahun 19g2, sungguhpun demikianbeberapa negara industri yaitu perancis, Jerman Barat, Itaria dan Inggris diperkirakan tetapmengalami pertumbuhan ekonomi yang meningkat daram tahun 19g2 yaitu dari masing-masing sebesar 0,2 persen, negatif 0,3 persen, negatif 0,2 persen dan negatif 2,2 persendalam tahr.rn 1981 menjadi masing-masing sebcsar 1,0 persen, 0,3 persen, 2,6 persen dan 0,9persen dalam tzhrn r9S2 sernentara itu untuk kelompok negara industri rainnya angkapertumbuhan riil dalam tahun 19g2 adalah sama dengan tal.run 1981 yairu ..besar

-0.2

Persen.

Kesulitan ckonomi yang dialami oleh negara_negara industri tercermin pula padatingginya angka pengangguran di negara-ncgara tersebut yaitu dari rata-rata ,.u.ru. o,spersen dalam tahun 1981 menjadi rata-rata sckitar 7,9 persen dalam talrun 19g2. Nesara-negara seperti Kanada dan Inggris dipcrkirakan mengalami tingkat penganggur"n y"ng l-.bihparah dalam tahun 1982 yaitu masing-masing sebcsar 10,3 persen dan 12,0 persen, Kemudi_an disusul oleh Amerika Serikat, Italia, pcrancis dan Jerman Barat yang masing-masingdiperkirakan mengalami tingkat pcngangguran sebesar 9,5 pcrsen, 9,0 persen, S,9 persendan 6,5 persen. Scdangkan di Jepang meskipun angka pengangguran agak rendah, tetaprt€tap meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dari 2,2 persen dalarr.tahun 1981 menjadi sekitar 2,3 pcrsen dalam tahun 1982.

Sclanjutnya pertumbuhan ekonorni yang rendah di negara_negara industri itumempengaruhi pura perkernbangan ekonomi di negara-negara berkembang, baik di negara-negara berkembang pengekspor minyak maupun di negara_negara berkembang bukan p"eng-ekspor minyak Dalam tahun 19g0 pertumbuhan produksi rii l rata-rata di

"n"g"rr-n.g*'"

-

Page 79: NOTA KEUANGAN

6 1

berkembang pengekspor minyak sudah mengalami pcnurunan sebesar negatif 2,7 persen.

Dalam tahun 1981 menurun sebesar negatif 4,6 persen dan dalam tahun 1982 diperkirakan

pertumbuhannya akan menurun lagi sebesar neg$if 2,5 persen. Demikian pula halnya

dengan negara berkembang bukan pengekspor rninyak, kalau dalam tahun 1980 pertumbuh-

an produksi rii l rata-rata mencapai 4,8 persen, maka dalam tahun 1981 turun menjadi

sebesar 2,8 persen dan dalam tahun 1982 diperkirakan akan turun lag.i menjadi hanya

sebesar 2,6 persen. Keadaan yang sama juga dialami oleh bcberapa negara berkembang di

Asia Timur dan Tcnggara. Negara-negara seperti Korea Selatan, Taiwan, Hongkong dan

Singapura diperkirakan mengalami penurunan dalam tingkat kenaikan pendapatan nasional-nya dari masing-mrsing sebesar 8,O persen, 5,5 persen, 11,0 persen dan 9,9 persen dalamtahun 1981 mcnjadi masing-masing sebesar 5,1 persen, 4,2 persen, 6,3 persen dan 5,8persen dalam tahun 1982. Demikian pula negara-negara seperti Thailand, Malaysia danPhilipina vang merupakan negara-negara penghasil bahan mentah dan bahan baku diperkira-kan mengalami penuruna.n dari masing-masing sebesar 7,6 persen, 6,5 persen dan 4,6 persendalam tahun 1981 menjadi masing-masing sebesar 5,7 persen, 4,5 persen d:rn 3,2 persendalam tahun 1982.

Usaha pengekangan laju inflasi di beberapa negara industri yang antara lain dilaku-kan melalui kebijaksanaan tingkat bunga yang tinggi selain menyebabkan menurunnyapertumbuhan ekonomi menyebabkan pnla nenurunnya angka inflasi. Kalau dalam tahun1981 perturnbuhan laju inflasi rata-rata. di negara-negara industri mencapai sebesar 8,6persen maka dalam tahun 1982 mengalami penurunan sehingga diperkirakan menjadi 7,6persen. Penurunan yang cukup besar diperkirakan dialami oleh Amerika Serikat dan Inggrisyaitu dari masing-masing sebesar 9,4 persen dan 12,5 persen dalam tahun 1981 diperkirakanmasing-masing menjadi sebesar 6,4 pcrsen dan 8,8 persen da1am tahun 1982, Keadaan yangsama juga dialami oleh negara-negara berkembang pengekspor minyak yaitu dari sebesar13,1 persen dalam tahun 1981 diperkirakan menjadi sebesar 11,5 persen dalam tahun 1982.Penurunan yang agak tajam dialami oleh negara.negara seperti Korea Selatan, Taiwan danThailand yaitu dari masing-masing sebesar 23,3 persen, 16,3 persen dan 12,7 persen dalamtahun 1981 diperkirakan masing-masing menjadi sebesar. 8,8 persen, 4,3 persen dan 6,3persen dalam tahun 1982, Scdangkan beberapa negara lain di kawasan itu scperti Malaysia,Hongkong dan Singapura juga mengalami penurunan yang cukup besar yaitu dari masing,masing sebesar 9,7 persen, 15,0 persen dan 8,2 persen dalam tahun 1981 diperkirakanmasing-masing menjadi sebesar 5,5 persen, 11,0 persen dan 4,9 persen dalarl tahun 19g2.

Dampak daripada pertumbuhan ekonomi yang rendah dan kebijaksanaan ringkrtbunga yang tinggi di beberapa negara industri telah menyebabkan pula merosotnyaperdagangan dunia dalam tahun 1982. Keadaan ini jelas terlihat dari perkembangan volumeekspor dar impor baik di negara-negara industri maupun di negara-negara berkembang,

Page 80: NOTA KEUANGAN

Kalau dalam tahun 1981 pertumbuhan volnme ekspor di negara-negara industri dan negara-negara berkembang bukan pcngekspor minyak masing-masing mencapai sebesar 2,9 persen

dzLn 4,7 persen maka dalam tahun 1982 pertumbuhannya mengalami penurunan sehingga

masing-masing diperkirakan menjadi sebesar 1,0 persen dan 3,0 pcrsen. Sedangkan volume

ekspor negara-negara berkcmbang pengekspor minyak dalam tahun 1982 diperkirakan

mengalami penurunan yang tajam sebesar 14,0 persen dibandingka.r.r dengan volume ekspor

tahun sebeh.rmnya, Demikian pula pertumbr.rhan volume impor di negara-ncgara berkcmbang

pengekspor miny,ak dan bukan pengekspor minyak dalam tahun 1982 mengalami penurunan

diui masing-masing sebesar 19,4 persen dan 2,9 persen dalarn tahun 1981, diperkirakan

masing-masing menjadi sebesar 5,0 persen dan ncgatif 0,5 persen dalam tahun 1982. Se-

dangkan perrumbuhan volume impor di negara-negara industri dalam tahun 1982 hanya

mencapai sebesar 0,5 persen dibandingkan dengan volume impor tahun sebelumnya.

Kenunduran perdagangan ini ditandai pula oleh merosotnya perbandingan pertukar-

an (rerms of trade) antara negara-negara berkembang dengan negara-negara industri. Apabila

ncgara-negara berkembang baik pengekspor minyalt maupun bukan pengekspor minyak

dalam tahun 1982 masing-masing diperkirakan mengalami penurunan terms o{ trade sebesar

negarif 2,5 pcrsen dan negatif 1,0 persen rnaka negara-negara industri justru diperkirakanmengalami kenaikan rata-rata sebcsar 0,5 pcrsen dibandingkan dengan tahun sebelurnnya.Penurunan terms of tradc di negara-negara bcrkembang ini antara lain disebabkan karenajaruhnya harga komoditi primer dan minyak bumi di pasar dunia yang masing-masing

diperkirakan sebesar 7,0 persen dan 3,5 pcrsen dalam tahun 1982,

Selanjutnya kepincangan pcrdagangan dunia antara negara-negara maju denganncgara-negara berkcmbang ini dapat pula dilihat dari perkembangan neraca pembayaran diberbagai negara dalam tahun 1982. Apabila transaksi berjalan negara-negara industri secarakeseluruhan dalam tahun 1982 diperkirakan masih mengalami surplus scbesar US $ 6,0milyar, maka negai:a-negara berkembang bukan pengckspor minvak diperkirakan akanmengalami dcfisit sebcsar US $ 91,0 milyar, Sedangkan negara-negara berkembang peng-ekspor minvak meskipun dalam waktu yang sama diperkirakan mengalami surplus sebesarUS $ 15,0 milvar, namnn jauh merosot apabila dibandingkan dengan zurplus tahun 1981sebesar US $ 68,6 milyar. Penunrnan surplus transaksi berjalan ini antara lain disebabkankarena turunnva harga dan jumlah minyak yang diproduksi oleh negara-negara OpEC.Sementara itu beberapa ncgara industri seperti Perancis dan Italia diperkirakan akan mcnga-Iamr defisir transaksi berjalan yang lebih parah dalam tahun 7982 yairu dari masing-masingsebesar US $ 3,5 milyar dan US $ 7,5 milyar dalam tahun 1981 menjadi masing-masingsebesar US $ 8,0 milyar dan US $ 8,5 milyar.

Sinrasi perdagangan dunia yang tidak begitu mengr.rntungkan negara-negara ber-kembang itu telah menyebabkan semakin menumpuknya beban hutang negara-negara

Page 81: NOTA KEUANGAN

63

berkembang yang dalam tahun 19g2 ini diperkirakan berjumlah antara US $ 500 milyarsampai uS $ 900 miryar. Sebagian besar dari hutang-hutang itu hanrs dibayar kepadabank_bank komersial internasional_ dengan_ bunga yang "cukup

trnggi. Sehubungan dengan irudalam sidang tahunzn Dana Moneter I'te'i"rio.,"i qoMri a"n -i"nt

or"i" ai i"."i.'p"a,bulan Septernber 79g2 yang lalu kelompok nrg r^-:n.g"r^ berkembang dalam kedua badantersebut telah mendesak agar .lega11,legara

maju meningkarkan kem-ampu"n OMf a.ngrn1.11-1i

menait<t<1 iurannya sedikit-diknnya dra kut; lipa'r. Keputusan mengenai kenaikanruran anggota akan diputuskan oleh Komitbulan Pebruari 19g3. Apabila discpakati surbaru akan dapat diwujudkan dalam tahuntahunan DMI dan Bank Dunia, kelompokuntuk menrberikan dana darurat sebesar Uselanjutnya akan disalurkan kepada kelomrbadan yang merupakan afiliasi dari SanAssociarion (lDA), Dana rersebut akan dibsebesar US $ 3,5 milyar dalarn tahun 19g3 dar

4.2. Kebijaksanaan di bidang perdagangan .luar negeri

4.2.1. Kebijaksanaan di bidang ekspor

Dalam tahun gO_an ini situasi minyakmenggembirakan karena atlanya kelebihan ptpengaruhi harga minyak di pasaran bebas. Unnegara-negara penghasil minyak yang tergabunnya pembatasan produksi dan pembekuan harga.

Dalam rangka mengimbangi -perkembangan yang kurang menglntungkan di sektorminyak maka berbagai usaha peningkatan .krpo', rr"'r.""'-i"y"t telah dilakukan. Kebijaksa_naan ekspor diarahkan untuk diversifikori. b"."ng ;;;;; p"rr. yang menuju ke arahpeningkatan hasir-has' perranian,,has'_industri

"t""o"l"i*u kerajinan ,-g"', d..,g"rlmenciptakan iklim yang membuat harga barang .krpor'r.bih bersang di pasaran internasio-nal. J an yang dirempuh anara lain ialah oerf

pajak ekspor serta berbagai kemudahan dalamPemerintah telal mengeluarkan kebijaksanaanekspor Januari 79g2,yang tertuzng dalant pentsanaan lnr mencakup dua aspel, yaitu kebiiaks'.11#;:-i:^f,,ffi t"'b"t"' berupa pengkaitan pemberian pemerinrah dari impor dengan

-

Page 82: NOTA KEUANGAN

64

Dalam Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 19g2 pemerintah tclah memberikanberbagai kemudahan di bidang ekspor yang mencakup antara lain tentang pengaturan juarbeli devisa, tatacara ekspor, pcnyederhanaan prosedur pemberian fasiritas kredit ekspot,jaminan kredit ekspor dan asuransi ekspor serta pungutan ekspor. Di bidang lalu lintasdevisa, eksportir diberikan kebebasan untuk memanfaatkan devisanya semaksimal mungkinoleh karena eksportir tidak diwajibkan lagi menjual dcvisa yang diperolehnya dari eksporbarang da. jasa kepada Bank Indonesia. Namun demikian apabila eksportir ingin menjuarsebagian atau seluruh devisa tersebut kepada Bank Indonesia maka Bank Indonesia wajibmembelinya dengan kurs yang terjadi dalam bursa valuta asing (BVA). untuk ini telahdikeluarkan beberapa ketentuan tentang tatacara jual beli devisa ekspor.

semenrara itu di bidang tatacara ekspor telah dilakukan penyempurnaan carapembayaran ekspor, perubahan dokumen ekspor serta penyempurnaan tatalaksana pabcandi bidang ekspor. Apabila dalam ketentuan sebelumnya hanya dikenar cara pembayarandengan letter of credit (L/c) dan konsinyasi maka dalam ketentuan yang baru, sclain keduacara tersebut juga dimungkinkan pembayaran dengan cara pembayaran di muka (advancepaymcnt), wesel inkaso (collection draft) baik dengan kondisi document against payment(D/P) ma'pun dengan kondisi document against acceptance (D/A), perhitungan kemudian(open account) dan cara pembayaran lain yang lazim dalam perdagangan luar negeri yangsesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembcri. selanjutnya untuk kepcrruan penca-tatan ekspor telah dilakukan pe'ggantian dokumen utama formurir E3 dengan dokumerrbaru yartu pemberitahuan ekspor ba*ng (pEB) yang mernungkinkan pencatatan cara-carapembavaran ekspor' sedangkan di bidang tatalaksana pabean terah dilakukan penyempurna-an dalan bentuk percep.tan pelayanan penyelesaian dokumcn-dokumen ekspor sertakewajiban penberian izin pemuatan barang ekspor ke kapar yang belum merapat ke derrnagadan penyelesaian dokumen-dokumen ekspor selambat-lambatnya sehari setelah baransselesai d imua t .

Di bidang perkreditan, cksportir dapat memperoleh kredit untuk ekspor denganpersyaratan yang lebih ringan. Kredit ekspor tersebut tidak hanya diberikan kepada ekspor-tir, tctapijuga dibcrikan kepada produsen yang mcngekspor produksinya. suku Lunga kreditekspor yang semula scbesar r2 persen setahun, terah diturunkan menjadi 6 persen setahununtuk kegiatan pra pengapalan rnaupun pasca pengapalan tanpa membcdakan jenis barang_nya, kecuali untuk barangirarang ekspor yang dikategorikan kuat sebesar 9 persen sctahun.Dalam barang-barang ekspor yang dikategorikan kuat ini termazuk kopi biji (dikecualikanadalah kopi biji untuk ekspor ke negara non kuota dan pembelian unruk stok nasional), bijikelapa sawit, minyak kelapa sawit mentah, rninyak biji kelapa sawit, kayu bulat, teh, udangdan hasifhasil tambang (yaitu timah, bauksit, niker, batubara). Selanjutnya unruk menun--jang usaha-usaha di atas telah diadakan dua macam asuransi di bidang ekspor yaitu jaminan

H

Page 83: NOTA KEUANGAN

o )

kredit ekspor dan asuransi ekspor yang pelaksanaannya dilakukan oleh PT Askrindo'

Dalam pada itu pungutan ekspor telah diturunkan bahkan untuk beberapa jenis

barang menjadi sebesar nol persen. Dalam hubung+n dengan usaha untuk mengembalikan

biaya yang ditanggung eksportir dalam bentuk bea mazuk maka bagi ekspor 661jenis barang

hasil industri telah diberikan Sertifikat Ekspor. Di sanping usaha-usaha tersebut telah

disempurnakan pula ketentuan yang menyangkut penggunaan fasilitas pergudangan' biaya

pelabuhan serta jasajasa angkutan laut.

Sebagaimana disinggung di atas bahwa di samping usaha penyempurnaan yang

menyeluruh di bidang ekspor, Pemerintah juga telah mengambil kebijaksanaan yang dina-

makan imbal beli yaitu pengkaitan impor Pemerintah yang pembiayaannya bersumber dari

ApBN atau fasilitas kredit ekspor dengan ekspor barang-barang bukan minyak, Dalam

ketenruan ini ditetapkan bahwa atas pembelian barang dari luat negeri diwajibkan bagi

kontraktor luur negeii untuk mengimpor barang Indopesia sebesar nilai kontraknya. Untuk

pelaksanaan pengkaitan ekspor dengan pengadaan impor Pemerintah ini terdapat beberapa

pengecualian yairu (1) apabila sumber biaya dari kredit lunak dan kredit Bank Dunia, Bank

P.*bung.rrr"t Asia dan Bank Pembangunan Islarn; (2) bagi komponen dalam negeri yang

termasuk dalam kontrak supplier asing sePerti komPonen jasa dan pajak/bea; (3) bagi jasa

keahlian yang digunakan oleh instansi-instansi Pemerintah seperti aktrntan asing, ahli hukum

(lawyer), surveyors, jasa konsultan, paten dan sebagainya. Dalam pengkaitan ini importir

(kontraktor) luar negeri dapat memilih satu atau bebetapa di antara 33 komoditi ekspor

yang ditetapkan oleh Pemerintah. Di antara barang-barang tersebut beberapa di antaranya

a<Ialah semen, kayu gergajian, tekstil, aluminium, bauksit, mebel dari rotan dan lainlainnya'

Selanjutnya di samping usaha-usaha di atas dalam rangka pengembangan pasaran

barang-barang ekspor di luar negeri, telah ditingkatkan hubungan dagang dengan negara-

negara lain, baik secara regional, bilateral maupun multilateral, Hal ini telah dilakrrkan

dengan mengirimkan misi-misi perdagangan ke lunr ncgeri dan menerirna misi-n.risi perda-

gangan dari luar negeri serta ikut berpartisipasi dalam pameran-pameran dagang yang dise-

lenggarakan di luar negeri. Dalam hubungan dagang multilateral pada akhir tahun 1981 telah

dicapai perserujuan dengan MEE mengenai ekspor ttpioka kc negara-negata tersebut berda-

sarkan kuota yang ditetapkan untuk 5 tahun, yaitu untuk talrun 1982 sebesar 500 ribu ton,

untuk talun 1983 dan 1984 masing-masing sebesar 750 ribu ton serta untuk tahun 1985

dan 1986 masing-masing sebesar 825 ribu ton. Selanjutnya dalam tahun 1982 Indonesia

telah mengadakan persetujuan bilateral mengcnai perdagangan tekstil dengan Swedia

Dalam rangka pelaksanaan ASEAN Preferential Trading Arrangement,

dengan tahun 1982 produk-produk yang dapat dipertukarkan antara Indonesia

sampal

dengan

Page 84: NOTA KEUANGAN

66

negara-negara ASEAN lainnya terus meningkat dari 6.581 jenis barang menjadi 9.048 jenis.Dari jumlah tersebut Indonesia dapat mengekspor sebanyak 6.813 jenis barang dan dapatmengimpor 2.235 jenis barang dari negara-negara ASEAN lainnya. Sebagai anggota ASEAN,Indonesia juga terlibat dalam kerjasama di bidang perdagangan antara ASEAN denganorganisasi-organisasi internasional seperti antara lain ASEAN-EEC dialog yang telah me-realisasikan ASEAN Trade Promotion Centre di Rotterdam tanggat 29 September 1981.Selanjutnya dalam perundingan yang ke-V antara Jepang dengan negara-negara ASEANbulan Januari 1982, pemcrinrah Jepang telah menurunkan tarif unruk 1,953 jenis barangmulai 1 April 1982. Dalam pada itu dengan Australia pada bulan April 1981 telah dicapaipersetxjuan mengenai pemberian preferensi tarif atas tekstil, pakaian dan sepatu untuknegara-negara ASEAN dan dalam sidang bulan Maret 1982 telah diputuskan untuk menye-Ienggarakan Trade Fair ke-III tanggal 13 - 16 April 1983 di perth.

Sebagai kelanjutan dari kebijaksanaan Pemerintah untuk membarasi ekspor kayugelondongan dalam rangka mendorong pertumbuhan industri kayu dalam negeri maka diaturlebih lanjut alokasi ekspor kayu bulat dan taraniaga ekspor kayu lapis. Ekspor kayu lapishanya boleh dilaksanakan oleh eksportir kayu lapis terdaftar yang diakui DeparremenPerdagangan dan Koperasi, yairu perusahaan industri kayu lapis atau eksportir yang menga-dakan kontrak pemasaran dengan perusahaan industri kayu lapis. Untuk menunjang per-tumbuhan kayu lapis di dalam negeri dan unruk menjamin penyediaan bahan bakunya makasejak 8 Maret 1982 telah dilarang ekspor veneer basah dari seluruh wilayah Indonesia.

Sementara itu pemasaran kopi ke negara-negara International coffee organization(ICo) dihadapkan kepada masalah penurunan kuora. Dengan adanya kelebihan produksikopi dunia, ICo telah menurunkan kuota ekspor kopi negara-negara anggoranya termasukbagi Indonesia yaitu dari 138,000 ton menjadi 130.893 ton. Jumlah kuota rersebur masihjauh di bawah kemampuan ekspor kopi Indonesia berhubung dengan semakin meningkatnyaproduksi kopi. Untuk mengatasi kelebihan produksi ini, maka diusahakan pemasaran kopike negara-negara non kuota dengan memberikan perangsang berupa jatah tambahan eksporke negara-negara ICo bagi cksportir yang dapat mengekspor kopi ke negara-negara tersebut.Negara-negara yang berhasil dimasuki pasarannya anta'a lain negara-negara di Timur Tengah,Eropa Timur, Afrika dan Asia, meskipun harganya masih lebih rendah dari harga kopiuntuk negara anggota ICo. Dalam hal pemasaran tembakau, pemerintah menegaskan kemba-li ketentuan-ketentuan mengenai pelaksanaan ekspor tembakau yang meliputi berbagai jenistembakau, yaitu tembakau jenis terrentu (Deli, vorstenlanden, Bezuki No, Kediri No danLampung NO), tcmbakau jenis lainnya dan tembakau Virginia.

Dalam pada itu mengenai ekspor tekstil ke negara-negara MEE, dalam tzhtn lgglIndonesia memperoleh kuota sebesar 8,3 juta potong, terdiri dari kategori 6 (cela"na) sebesar

-

Page 85: NOTA KEUANGAN

6 7

4 juta potong, kategori 7 (blus wanita) sebesar 2 3 3 ribu potong dan kategori 8 (kemeja pria)

sebesar 4 juta potong.

Untuk lebih memperkuat daya saing barang ckspor Indonesia, telah diusahakan

peningkatan mutu barang yang diekspor antara lain dengan menetaPkan standar mutu bagi

barang-barang ekspor tertentu dan dengan menunjuk laboratorium-laboratorium yang

berwenang mengeluarkan certificate of quality.

4.2.2. Kebijaksanaan di bidang impor

Kebijaksanaan impor selain ditujukan untuk memperlancar pengadaan barang'

barang kebutuhan pokok untuk menunjang program stabilisasi harga, juga untuk mcndu'

kung industri dalam negeri berupa barang rnodal dan bahan baku. Untuk melanjutkan dan

menyempurnakan kebijaksanaan yang telah diambil, dalam bulan Januari 1982 telah dikelu-

arkan kebijaksanaan baru yairu antara lain telah dilakukan penyempurnaaan tata cai:a

pelaksanaan impor. Sebagaimana dalam ketentuan sebelumnya, setiaP Perusahaan yang

melakukan kegiatan impor harus memiliki angka pengenal, baik dalam bentuk angka penge-

nal importir (API), angka pengenal importir sementara (APIS) atau terbatas (APIT). Selan-

jutnya dalam hal pembayaran impor, dapat dilakukan atas dasar pembukaan L/C atau

dengan cara pembayaran lain yang lazin digunakan dalam perdagangan luar negeri baik

secara pembayaran tunai mallpun secara kredit sesuai dengan kesepaLatan antara penjual

dan pembeli, Untuk kepeduan tcrsebut importir dapat mcnggunakan devisa yang dibeli dari

Bank Indonesia melalui bank devisa dengan kurs yang terjadi pada bursa valuta asing atau

menggunakan sumber lainnya. Dalam pada itu juga telah ditetapkan dokumen utama yang

dipergunakan dalam impor yaitu dokumen pemberitahuan pcmasukan barang untuli dipakai

(PPUD). Mengenai jenis barang yang diimpor dihanrskan dalam keadaan baru, walaupun

untuk impor barang-barang modal tertenru masih diberi kelonggaran untuk rnengimpornya

dalam keadaan bekas,

Scmentara itu dalam rangka untuk meningkatkan kelancaran arus dokumen dan

barang-barang impor, Pemerintah telah menyempurnakan tatalaksana pabean dengan dise-

derhanakannya proses penyelesaian dokumen impor serta mempcrcepat proses pemerihsaan

dan pengeluaran barang-barang dari pelabuhan. Berkaitan dengan usaha ur)tuk mendorong

industri dalam ncBeri, impor beberapa jenis barang tertentu seperti produksi industri perce-

takan, pesawat penerima siaran televisi dan radio dalam keadaan terpasang, kendaraan

bermotor untuk mengangkui penumpang dan barang, sedan dan station wagon serta sepeda

motor dalam keadaan terpasang tetap dilarang, walaupun dalam hal-hal tertentu impor

barang-barang tersebut masih diperbolehkan. Dalam pada itu untuk menjamin tersedianya

bahan baku/penolong yang diperlukan oleh industri dalarn negeri, barang-barang yang

Page 86: NOTA KEUANGAN

68

memperoleh fasilitas keringanan bea masuk dan pajak penjualan impor telah diperluas.

sementara iru untuk memperlancar pengadaan barang di dalam 'egeri, maka tcrha-dap semua jenis barang yang diimpor dengan "sight L/c" tlibcrikan pembebasan darikewajiban menyetor jaminan impor minimum. Dalam hal ini bank dcvisa pembukn L/Cdapat menetapkan sendiri besarnya r.rang jaminan impor dengan rnengingat pada bo'afiditasimportir vang bersangkutan dan besarnya risiko yang nrungkin timbul. Di samping itu dalamhal impor beberapajenis bahan baku clan penolong, suku cadang dan barang modal, importirdapac memperoleh kredit dari bank devisa untuk membiayai setoran jaminan impor dan sisaL/C yang belum dibavar. untuk maksud tersebut bank devisa dapat memperoleh kreditlikuiditas dari Bank Indonesia.

Dalam pada itu sebagai tindak lanjut dan penyempurnaan dari kebijaksanaan Januarr7982 di bidang perdagangan luar negeri telah dikeluarkan beberapa ketentuan tentangtataniaga impor barang hasil industri. Ketentuan ini bertujuan untuk membcri kepastianberusaha bagi industri dalam negeri dan sekaligus menjamin kelancaran pengadaan barangyang diperlukan masyarakat dengan harga wajar. Dalam mcnggalakkan pemakaian hasitproduksi dalam negeri yang sejak lama dianjurkan pemerintah, maka jumlah importirbarang-barang tersebur akan dibatasi. sedangkan unruk barang-barang yang dihasilhan dalanjumlah dan mutu vang telah memenuhi kcbutuhan akan dibatasi dengan sistem kuota.Barang-barang yang diatur oleh tata niaga impor baru tersebut mencakup z kelompokbarang hasil industri yaitu industri barang listrik dan elektronika, industri kimia. industrjsuku cadang kendaraan bermotor, industri logam, industri mesin_mesin perlengkapan dansuku cadangnva' industri tekstil serta industri alat bcsar dan suku cadangnya. Impor barang-barang tersebut harus dilakukan oleh importir terdaftar, sedangkan untuk barang-baran-ghasil industri yang memberikan saingan cukup berat bagi produksi daram negeri di sanpin!harus memenuhi ketentuan mengenai importir juga ditetapkan jumlah impornya (huota).Selanjutnya dalam rangka unruk lebih mengarahkan pcnggunaan devisa dan dana yang ada,impor barang-barang yang tidak esensiar dan sudah diprocruksi di dalam negeri scperti iahanmakanan, minuman, buah-buahan segar maupun yang diawetkan akan dibatasi dan imporbeberapa barang hasil pertanian akan dikendalikan. Seclangkan atas impor bahan-bahanuntuk pcngolahan hasil-has baja rembaran dan plat terah rli lakukan pengaturan lebih lanjut.

Sementara itu untuk meningkatkan perdagangan dengan negara_negara ASEANIainnya, jenis barang impor yang diberikan preferensi berupa keringanan bea masuk telahdiperluas dari 1.316 jenis menjadi 2.?35 jenis barang yang menurut Statistik Impor r97gmempunyai nilai antara us $ 500 ribu sampai uS $ 1 juta. perruasan jenis barang-barangtersebut didasarkan atas kesepakatan antara Indonesia dengan anggota negara_negaraASEAN lainnya. Pemberian preferensi ini berupa pembebasan bea _asrk r.b.rr. ZO p"ir..,dan 25 perscn dari tarip akhir.

-

Page 87: NOTA KEUANGAN

69

4.3. Perkcmbangan neraca pembayatan dalam tahun 1982/1983

4.3.1. EksPor

Resesi ekonomi dunia mempunyai pengaruh yang kurang menguntungkan bagi

ekspor tndcnesia baik atas ekspor minyak maupun atas ekspor bukan minyak' Hal ini terjadi

karena menurunnya permintaan negara-negafa industri yang berakibat pula pada Pcnumnan

permintaan akan rninyak dan penurunan harga barang-barang ekspor di pasaran inter-

nasional.

Realisasi nilai ckspor baik minyak maupun bukan minyak dalarn tahun 1982/1983

diperkirakan mencapai jumlah sebesar US $ 20.040 jr.rta, yang berarti menurun sebesar

us$ 3.566 jura atau 15,1 pcrsen dibandingkan dengan realisasi tahun 1981i1982. DaI-

jumlah terscbut nilai ekspor minvak tahun 198211983 bcrjumlah sebesar US $ 16 136

juta atau menurun selresar US $ 3,300 juta dibandingkan nilai eksportiya dalam tahun

rggll:r9a?. Menurunnya nilai ekspor minyak ini tcrjadi karena cliturunkannya jumlah

produksi minyak mentah lndoncsia dari sekitar 1,6 juta barrel per hari dalaur tahun

1g8l l1982 menjadi sek i tar 1,3 ju ta barre l per har i da lam tahun 1982/1983.

sernentara itu realisasi nilai ekspor bukan minyak dalam tahun 1982/1983 diperki-

rakan juga menunjukkan penurunan yaitu dari sebesar US $ 4 1?0 juta dalam tahun

1981/1982 dipcrkirakan n.renjadi sebesar US $ 3,904jute dalam tahun berikutnya. Penurun-

an ini terjadi pada hampir semua birrang kccuali teh dan beberapa barang dalam kelompok

barang ekspor lainnya. Dalam periode April-Agustus 1982 nilai ekspor bukan minyak

rrengalami penurunan sebcsar uS $ 247,1 juta J,au 14,2 persen bila dibandingkan dcngarr

nilai ekspornya dalam perioclc yang sama tahun 1981. Menurunnya nilai ekspor ini antara

lain terjatli karena lesunya permintaan akan baran5barang ekspor di samping terjadinya

penurunan hlrg:r di pasarau dunia. Dilihat menurut jenis barangnya, maka dalam periode

April-Agustus 1982 nilai ekspor kayu tctap menelDPati urutan teratzs walaupun dalanl

periode April-Agustus 1982 nilai ekspor knyu yang berjumlah sebcsar US $ 344,7 juta ntasih

lebih rendah daripada ekspor kayu clalarn periode yang sana tahun 1981 sebesar US $ 434,7

juta, Turunnya nilai ckspor kayu ini erat hubungaunya dcngan resesi yang melanda negara-

negara industri yalg mempengan"thi harga dan permintaan ka;,u 6uti negara-ncgara tersetut,

di samping adanya kebijaksanaan pcmbatasan ekspor kayu bulat.

Sementara itu karet yang menempati urutan kedua, nilai ekspornya dalam periode

April-Agustus 1982 adalah sebesar US $ 250,0 juta atau mengalami penurunan selresar 33,5

persen dibandingkan dengan nilai ekspor karet dalam periode yang sama tahun 1981 scbesar

US $ 375,9 juta. Penurunar ini terjadi baik pada 'rolume ekspor maupun harga karet di

nasaran internasional.

Page 88: NOTA KEUANGAN

7 0

Dalam pada itu realisasi nilai ekspor timah dalam periode April-Agustus 1982berjumlah sebesar US $ 142,7 juta. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 1981sebesar US $ 160,1 juta, ini berarti penurunan scbesar US $ 17,4 juta atau sebesar 10,9persen. Menurunnya nilai ekspor timah ini terutama disebabkan menurunnya volumeekspor timah dengan adanya pembatasan ekspor yang dikenakan terhadap negara.negara penghasil timah dalam rangka untuk mengatasi kelebihan produksi, meskipun dalamperiode yang sama telal terjadi kenaikan harga di pasaran dunia.

Scmentara itu kuota ekspor kopi Indonesia yang semula ditetapkan sebesar l3g.00Oton untuk periode Oktober 1981 sampai dengan September !982, telah dikurangi menjadisebesar 130.893 ton dengan semakin merosotnya harga kopi yang disebabkan oleh kelebihanproduksi dunia. Dari jumlah tersebut baru dapat direalisir sebesar 124.866 ton, yang ber-samaan dengan harga kopi yang lebih rendah, menyebabkan nilai ekspor kopi telah menu.run, yaitu dari sebesar US $ 180,0 juta dalam bulan April-Agustus 1981 menjadi sebesarUS $ 179,6 juta dalam periode yang sama tahun 1982. Dt lain pihak dalam periode April-Agustus 1982 nilai ekspor teh telah meningkat menjadi sebcsar US $ 59,0juta dibandingkandengan realisasi dalam periode yang sama tahun sebelumnya y'ng mencapai jumlah sebesarUS $ 38,5 juta. Kenaikan nilai ekspor teh ini disebabkan baik oleh kenaikan harga maupunkarena kcnaikan volume ekspornya. Sementara itu dengan menurunnya produksi minyakkelapa di dalam negeri, maka kebutuhan akan minyak kelapa digantikan dengan minyakkelapa sawit. oleh karena itu maka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemerintah

telah mcngambil kebijaksanaan untuk membatasi ekspor minyak kelapa sawit sampaiproduksi minvak kelapa dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Kcbijaksanaan terse-but bersamaan pula dengan rurunnya harga minyak sawit di pasar internasional, telahmenyebabkan nilai ekspornya menurun. Bila dalam periode April-Agustus 19g1 eksporminyak sawit bcrnilai sebesar us $ 24,6 juta, maka dalam periode yang sarna tahu' 19g2mencapai jumlah US $ 21,1 juta, yang berarti menurun sebesar US $ 3,5 juta arau ),4,2persen.

Walaupun ekspor barang-barang lainnya secara keseluruhan mengalami penurunannilai yaitu dari sebesar US $ 507,1 juta dalam periode April-Agustus 1981 menjadi sebesarUS $ 479,5 juta dalam periodc yang sama rahun 1982, namun beberapa barang tebh menga-lami peningkatan. Realisasi nilai ekspor hewan dan hasilnya (termasuk udang) dalam periodeApril-Agustus 1982 telah meningkat me'jadi sebesar us $ 107,6 juta dibandingkan dengannilai ekspornya dalam periode yang sama tahun 1981 sebesar uS $ g0,3 juta. Demikianpula ekspor bungkil kopra mengalami peningkatan dalam volume sehingga nilainya mening-kat dari sebesar US $ 11,8 juta dalam periode April-Agustus 19g1 menjadi sebesar us $ 12,8juta dalam periode yang sama tahun 1982. sementara itu ekspor kerajinan tangan termasukpakaian jadi dan tekstil menunjukkan adanya kenaikan, di samping karena meningkatnya

-

Page 89: NOTA KEUANGAN

7 l

minat imporrir di luar negeri terhadap hasil-hasil produksi Indonesia juga karena adanya

perangsang melalui serrifikat ekspor.

Perkembangan nilai ekspor dari masing-tnasing komoditi dapat diikuti dalam

Tabel IV.1 dan Tabel IV.2, sedangkat dalam Tabel IV.3 clapat dilihat pcrkembangan harga

beberapa barang ekspor di pasaran internasional.

4 .3 -2. Impor

Jika perkembangan ekonomi dunia yang tidak mencnnr serta situasi pasaran minyak

yang kurang menguntungkan telah mengakibatkan menunrnnya ekspor minyak maupun

bukan minyak, sebaliknya perkembangan impor dalam tahun 1982/1983 diperkirakan tidak

menunjukkal arah yang menurun. Apabila dalam tahun 1981/1982 realisasi impor bukan

minyak berjumlah sebesar US $ 14.336 juta, maka dalam tahun 198211983 impor bukan

minyak dipcrkirakan berjumlah sebesar US $ 15.034 juta yang bcrarti mengrlami peningkat-

an sebesar US $ 698 juta, Peningkatan ini terutama sekall disebabkan makin besarnya impor

dalam bentuk bantuan provek di samping meningkatnya kebutuhan akan bairan bakulpeno-

long dan barang modal yarg diperlukan oleh industri dalam negeri. Dari jumlah impor dalam

tahun 1982/1983, nilai impor minyak diperkirakan scbcsar us $ 5.825 juta atau lebih bcsar

daripacla realisasi impor minyak dalam tahr.u] 1981/1982 sebesar US $ 5,497 juta. Kenaikan

ini disebabkan oleh mcningkatnva impor yang dilakukln oleh Pertarnina dan kontraktor

minyak lainnya yang rerurama rcrdiri dari impor pcralatan unruk keperluan eksplorasi dan

pemeliharaan sumur-sumur minyak bumi maupnn impor minyak untuk ltcperltran konsumsi

di dalam negeri.

Dalam pada iru realisasi nilai impor bukan minyak clalam neriode April-Agustus

1982 berjumlah sebesar US $ 3.197,1 juta sednngkan dalam periode yang samatahun 1981

realisasi impor bukan minvak berjumlah sebesar US $ 3.735,7 juta. Lebih rendahnya nilai

impor ini tcrjadi karena mcnumnnya impor baik barang-barang konsumsi, bahan baku/pcno-

long maupun barang modal. Apabila dilihat mcnunrt penggolongan batangnya, nilai impor

barang-barang konsumsi dalam periode April-Agustus 1982 tclah mengalami Penurunansebesar US $ 286,5 juta atau sebesar 38,7 persen bila ditrandingkan dengan pcriode yang

sama tahun 1981, yaitu dari sebesar US $ 741,0 juta dalam periodc April-Agustus 1981

menjadi sebesar US $ 454,5 juta dalam periode yaug sama tahun 1982. Penurunan nilai

impor barang-barang konsumsi ini ter,;adi di samping harena menurunnya impor bcras

dengan cukupnya kebutuhan beras dari prodr.rksi dalam negeri, juga karcna mellurunnva

impor rekstil dan kelompok barang konzumsi lainnya. Penurunin dalam nilai impor ini telah

berakibat pula pada penurunan persentase kelompok barang konzumsi terhadap realisasi

impor bukan minyak secara keseluruhan yaitu dari sebesar 19,8 persen dalam periode

,{pril-Agustus 1981 menjadi sebesar 14,2 persen dalam periode yang srma tahun 1982

Page 90: NOTA KEUANGAN

72

+ + l

+ + l

+ l

gs'SgqP$4fi'FF$ F$$ SF+ + + + + + + + + + + + + l + + +

SEEfi€$;E$ FEq ERH $;+ + + t t t t t l l + I + + + + |

rfr$3Pfi$HAs;'g $i'$ s$+ + + + + + + + + + + + + + + + |

gH*ESEEHR hfiH FHs,Es+ + + l l l l l l t + | + + + + |

3$:-S+3 RiF $f i s s f F, $ F+ + + + + + + + + + + + + + + + + +

$FFEflfi3sE $Hss €H: ER+ + + | | | | | | l + I + + + + + |

s$q 333 gs.* $?;. 3 3 3$, $;+ + + + + | + + + l + | | | t + + +

* $F $*g gis f;Efi R $ $3, i 5+ + + | | | | | I l + | + + + + + |

+ t t o N

i ,*, * j ! oi;H: HsH s S H3, s 6+ + + | | I | | | l + I + + + + + |

-

a l: ?s€&t

B Eg€t&

8 €s :t t

E 4

Et

ca

I

F ^

o t rEr - ( , 3' >s

E

rdz

Page 91: NOTA KEUANGAN

/ t

E 3

E " i

N E

E - AE F

= i 5 s = F F F

q

| + + | l + l r + + +

. ' l E ; ^ ; ; r Hg - $ e € f l E S 9 = S 3 e J S e E ? 3 ;

+ t + 1 + l l l

6 l ' o - a i . ! i , E b b ; - :

+ t + + l + +

| + + + + + I l l l

i i - - 3 t 3 - 3 S : . ' r 3 S C 5 E t 5 i

+ t +

t - o ' : P l n _ E _ o @6 o - @ i o i ! i " - - - r c : o b ' o

t + + + L t r t t l

+ + | + | r +

; 3 i 3 . | ; ; . H E - ! 8 9 S 3 U; ' - i i

- o a i , : - ' q L ' 6 ; g t o " o : . i D

+ I | | I + + +

l + + + +

_ r : + 9 9 9 ! r 1 o 5 6 € 5 . @ b b r . 5 _ o

; e 5 i . ' .

| | + I + + + + + l + | | l l

I ! $ l o t " i f - f - l - 9 r . r q l : F; - i l E b i j i . + i , ; i !

! + l + + + +

- ;_ 6 . { ' o ' - _ {

} ' 6 L L ' a 1 € i o : l . " o ' r - @ - o

Page 92: NOTA KEUANGAN

- o r r c \ r o o r + - co co Ncah - " . o " . t o " c . rd " i < t s i d ' l i d d d i t ' l l o < t

/ I | + + + l l + + l + + + + + +

9 ! 9 3 0 1 6 + @ c o F ( o r . . t o 6 H l o! . . o o 6 N c o - ( o 1 1 . o + a o c - . | c . . r o i o + - i F

, c l c - ! P o , e + qe d d a d t i ; 6 i + i d F . d | ; d ; . j c . i -

+ + + | | | | I l + | + + + + | | +

i r + a , o - o < N o Nr i . i . i . i n d i j c i { d r : d d - - ' ; d i

I c1 - | H 6ro ii

+ + | + + + + + + l + + + + + +

EHR s ;S S ;E R i l8 i S 'S I 6 3 €9 a - e n n 9 n * 6 : t \ e e - 6 € o qR 9 * g * - : 1 | c { c ! | r i

+ + + l l l l l l + i + + + + | + |

: ? - { } o ) \ o . ( o - ( o " o - N ^ - _ o ) . r o . o - q 6 : ' { i qx$ 'gsE s ;R l :5F * I3 l : : I R I+ + | + + + + + + + + | + l + | |

3EE 3q i qE& qEB s E e$ 6 : 11 : H1 o q 9 - n o l o q n n $ e ( ? c _ 6 6 ) ( o d i f j , _S : ' : 6 i + c . ] N o ' . d c . i c ' i c . i e ;

+ + + | I | + + | + + + + | | + + l

." q -: o- r: _!o- n- 1 o- ur, .o-.s" 9. \ 6- {i q .f; f r 3 SER: :a FA ' i 931 S j

++ + + + + + + + + + + + + + + | +

FgF AdA l3 ; s?3 E s33 f r N I x ;q 9 ' : q t ] q 9 9 q q q a + - c . . ! , c i f i < i ; . ;c o o o - - , ( r t t j , c i 6 i I i 6 i

l ] . I ' , r r r ++ i + + ++ r | + |

E{F Es? EaE B:3 S E $5 S $ R sl q q a 0 9 4 C t 9 1 q . 1 - 1 C + j 6 i -

i : + r o

l * * | I I r + + + + + + | + |

I

I

E

d : i > i i i => ;

. i {EE

3 E?

;&e

3 E

6 5

E S

F

Page 93: NOTA KEUANGAN

z

F

ao

E'

E

6 i l

EBF F

E l !

E :

N

x a1 F5 F

t{

f , TE EFS

- - * *3*S' | . O 1 < J r A ( , O r t s F | J l

l i F F

c a o r o ) - @ < J . - - 5 N r 6 , a - U ; Ea o 5 - F o r H ( ! c 6 0 H o u r ( r a N t s ; 5 0 .

+ + + l + + + + + + l + + l + + + + + +

A N 9o - ( ' t . l

c a o o o o - o . . r s \ q o o a @ @ ( o N 6'o, -a '(,' -or b

'o 'o -o "- 'o o

'rF .t, 'cD i.

'(D h ;s i-

q { F r e H o t( o c p s r F a e r c N c a t ! r 9 ( ' a c D ; { c ic l t s o r c . ^ o c o 1 \ ] H ( r o o ( r H o a ( , r s s r o a

+ + l + + l + + + + + + l + + | + +

( . H c ) ( ! A jr s ( r r I o o ( o s r o a . . t N a € + ( r o | o

h a o t 3 s r s r ( b o o r ( o o @ @ ( o

r o @ r o i \ 1 t \ ' | \ J {o J o r { { N ( s ! r c a N < } l ( , e ar 0 q , 5 6 r o @ c ) ' a F r \ , a n a H r $ ( , n l o H 6 a

+ + + + + l l + + + l + + l + l + +

F o ^ 9 ( l O r i a t s o r r co o o ( , d r € H H ( j

r c D r o { r ( r o { o c D < t r { a ( o 6 6

o r { r o o ? a \ r s rts o o { { sr H (, (c, sr (lo a ..r ca ro (F r.J IJrq . @ s r ( o t s o o . o H o r r o r o o . ( J 9 o r \ '

+ + + + + + l + + + + + + l + + + + +

@ { ( o o r A ' J r ( $ A F ( n t t A F ' t s I ' 3 O r Oo t . . r s r F ( r ! r r o ( r { } t s c t r o o ( , A i o @ H {o . o 6 i ( J . o r r F o o o 6 c o

O Q O S I F Na ( E q r < J .+ ' t s o + @ ( r ( r

is

+

L

Page 94: NOTA KEUANGAN

I b

+ +

I oo^ or

+ + +

iSESSFBR'tRss ces5f ,Bo g o € d c r ( o r o F | - c . r r i r 6 6N d ; F 4 ;

n:. al

RR

<i o;

+ l

'? . -* 9" "1 l . q \c , : d l "? c l o- €- 11 c.-1\ F_ ol- i 1 t s89R6 f r R " iR9 rFg* d E B

+ | , * l * t n * + + I + + + + + : .

r o g ) l o ( D + c \ ( o o o o F l

6;si EssHE- EsRsi xE;EEE- c . i r i F

r i :

C \ l t n b o r o o ( l 1 | A

Siddrs :$P+ + + + + t + +

3gESr383Rc,i

t t +

- 1 o " o - - - l ( D - q n o I€ c t o + + o l D N

* * l * + + + +

+ ( o f r ( o , N 6 € ( o

3 l - " " ' . o : 9 3c,i

SSlSn:=33 5 :e - " o )co -q o r. JT6 ,RRF *

I I i l l + + I + + + + t t + |

c..t c-.t o o

isEES:F;- $qRR**3I *F r . i

r D 6 - ) n t l 4 6 N r o Nd o i ! : d i d q t - . i d i < i

+ + + + + | | | |

l o o r + $ i o o c o € 6 . rc \ | c ) f ) O l

q . o . a € . q \ o r 9 . o - € - € t s c f l9 ( o f , a \ 3 ; d i N d o d c . i c n c , i6 6 + €

+ f + + + + + + + + + + |

(o" o: a. (E- {f €- !: o- o"F F H n i r o ! + ' N a a o

+ + + + + + i " +

o ) r i N E r c , i ! F +n, ro lrr (O

? - t

t t

E . Ea i

E EE i

€ {c€

s e: ?g€EI

*F3

5l

3

Page 95: NOTA KEUANGAN

'l

1 f rr8

F *

P

> - -

r c

( , A @ C p

+ + + + l + +

- 5 l ' 1 . o o 5 * oJ l O O O

+ + +

F o; t G - , " ; e . - 6 * a b o -: . i 6 i n a r s ( , a s N 5 € a c r { 9 J : *o r D n F s ( l r o _ 5 $

[ ::.$: i.:;.; is:;iIr*i

I i : " F - t ! o ' t $ { ( o ab . t l ' u r a ; f @ A i { a l ! i t r ,5 . o

@ t s N . A r N * ' ?P _G' :r P l. Jr -@ - 9 j" F :" J'+ ( c a t 9

i , " \ L N H ' F t F N l F c )i 5 c b F r o n e . r - o { ^ t s q a e& E c . qq i { r F |o { aD o (o F (o - N o + I t

tu r; i; ': '; "* 'c. '- "- r. 'a "o ".o 'o L i

'o i iF

$ *E$ xuE"r €"5':":*":"H"ii

t + + t r l

+ t l

J 9 . 5 N

l l + l + l t + l

;F -'o

a >

4

d .

Page 96: NOTA KEUANGAN

G r a f i k W . I

NILAr EKSPOR KESELURUHAN, 1969tr970 - t982tr981( dalam jutaan US $ )

78

26.000

k/d ASustu6)

Page 97: NOTA KEUANGAN

7.000

c r & f i k I V . 2

NII.AI EKSPOR BARANG-BARANG UTAMA DAN LA]NNYA, 796911970 _ I98,/I9A,( datan jutaan US $ )

5.250

3.500

r .750

8r/82 E2/83

G/d Asu!tu!)

I t"'u',c,,*-o

I uarans tainnvn

69170 70171 7r172 721?3 73114 74175 75176 7617? 77178 7617s 79i80 SO/8t

Page 98: NOTA KEUANGAN

80G r a f i k I V . l

NTLAI EKSIoR MINYAK, BARANG U'I 'AMA DAN BARAN(; I,AINNYA, 1981/1982 , 1982/1983( dalarn persentasc dari jumlah )

l98 l / r982( redlisasi )

April Agustus

r 9 82 / 1983( sementara )

April Agustus

rI

barang lajrnya

Page 99: NOTA KEUANGAN

c r a f i k t V . 4

NILAI EKSPOR KAYU, KARET DAN BARANG LAINNYA, 196911970 _ 198217983( dalam jutaan US $ )

81

I**I t"r*e tut,,rvn

69170 70171 7r17272173 73174 74175 ?5176 16171 71178 78179 ?9/80 80/818r /82 82i83(s/d fuustus)

H

Page 100: NOTA KEUANGAN

8Z

(E

I

a\

\o

ts

I{t i ^

' z a h" J < g

. ! * H' - v =

F F i E9 B E

< !

ll

t{

IzE

t , l

'J

z

ill

3u

3.- a

Page 101: NOTA KEUANGAN

83..: @ or r.r

s6$ssc\|

+ + +

. o g d u i o

a c { o

+ + +

o d

+ + +

c.f

I+

'd

+

q o - o o o

r H 9 d o d l+ + l

c.r co-P | o o @ < t r t s 6i i : ( o ! r

o n

r € d { S b r

o F-: ^lc . ) + ; i &

!: ro

o | o i rd c.i -a

+ l +

"]

c,l .o-

I+II

6.i

3 Jg E9 T

p !E!gEE b

.E€g€

: !E !i . E

I

€6

aoo\

6

iz

a , ;

- o A€ E

!1tatrl

z

shl

t , t

{

Page 102: NOTA KEUANGAN

a+

.a

E

P

TTE8E 1E T

f TE EE i5n

6 X

E f rg =g h

TTF hE E

5 h

T !E EEtE E

o € @ { c h o r ' s ( ,

F,

l +

io '.o

I+

I

EepEc_ts33 . . , r( r O r o l o c ) F ! ( t € l r c r -e -rn ;s

-oo @

l + l + l + + +

, p_E-cD-o3pFs "B' , F - o - - ' o i €

' F @ s . : -n 9 l t s

o n 6 ,€)

-o! -u -c) 'oo o o -

l + +

( ' ( o{ o r a

O Q

o 6

l l

t s o !F ' s O r ^ 9s a o {

I +

_o

+ t lo eF 9 { h 5+ r . o

I

-o

I

+

-@

Page 103: NOTA KEUANGAN

85

<*

?. (.,-F I

l + + i l l t l l

€ 9 P ' o o i 1 d o 6 { o+ o + c o r ;{ i ' f

1 : " i o - i i o l n n :o o Kt t t t l

33?lfifr33d+ + + t + l l + l l

3€F33dgsset ( o

o: o1 c.l .o-

l , r l

EHRsN ! i

E^at t

' . i c . i * i + { t d F d o d

++ l

i ,.4

-

: ?g€&t

E E

E*t€

T 1

rt

. !6

e

F

Page 104: NOTA KEUANGAN

86

Dalam pada iru realisasi impor bahan baku/penolong dalam periode April-Agustus1,98? luga mengalami penurunan, yaitu dari sebe sar US $ 1.6+4,6 juta dalam periode April-Agustus 1981 menjadi sebesar US $ 1.479,7 juta dalam periode vang sama tahun I9BZ, yangberarti zuatu penurunan sebesar US $ 164,9 juta arau 10,0 persen. penurunan ini terjadipada hampir semua barang kecuali impor pupuk, semen dan bahan baku/penolong lainnya,Meskipun demikian apabila dilihat dari persentase terhadap nilai impor bukan minyak secarakeseluruhan maka impor bahan baku/penolong vang semula mencapai sebesar 44,0 persendalam periode April-Agustus 1981 telah meningkat menjadi sebesar 46,3 persen dalamperiode yang sama rahun 1982.

Selanjutnya realisasi impor barang modal dalam periode April-Agusrus 19gZ berjum-lah sebesar uS $ 1.262,9 juta. Apabila dibandingkan dengan realisasinya dalam periode yangsama tahun 1981 sebesar us $ 1.350,1 juta rnaka berarti telah terjadi penurunan sebesarus $ 87,2 juta yang terurama disebabkan oleh lebih rendahnya nilai impor alat-alar trans-por, mesin-mesin dan pesawat walaupun impor pipa besi dan baja mengalami peningkatan.sementara iru persentase impor barang modal terhadap nilai impor bukan minyak secarakeseluruhan telah meningkat yaitu dari sebesar 36,2 perscn dalam periode April-Agustus1981 menjadi sebesar 39,5 persen dalam periode yang sama tairun 19g2. Gambaran yangterperinci mengenai impor bukan minyak dapat diikuti drLlam Tabel IV.4.

4.3.3. Pengeluaran jasa-jasa (netto)

Jasa luar negeri yang dibedakan dalam kegiatan sektor rninyak maupun bukanminyak selain menghasilkan devisa sebagai penerimaan negara juga mcmerlukan devisasebagai pembayaran atas pemakaian jasa-jasa luar negeri. Jasa luar negeri yang menghasilkandevisa antara lain berasal dari sektor pariwisata, jasa-jasa penerbangan ke luar negeri, pela-yanan untuk maskapai-maskapai pelayaran dan penerbangan asing dan sebagainya. Sedang_kan yang memerlukan devisa antara lain adalah pemeliharaan armada angkutan laut clanudara di luar negeri, pelayanan atas para jemaah haji di luar negeri, serta biaya-biaya yangberhubungan dengan aktifitas perdagangan luar negeri scperti premi ,-.ansi, chr.t../s.*akapal luar negeri dan lain-lain. Di samping itu rnasih terdapat berbagai kegiatan lain yangmemerlukan devisa seperti perjalanan dinas ke luar negeri dengan maskapai penerbanganasing, misi-misi kesenian, kegiatan belajar (studi) di luar negeri dan sebagainya. Sampai saatini sektor jasa masih belum memberikan hasil bersih yang positif bagi penerimaan devisanegara daJam arti pembavaran un k jasa ke ruar negeri masih lebih besar daripada peneri-maan dari sektor jasa.

Dalam tahun 1982/1983 pengeluaran jasa-jasa bukan minyak di luar ongkos ang_kut, diperkirakan berjumlah sebesar uS $ 2.653 luta atau merupakan kenaikan sebesar 3,gpersen bila dibandingkan dengan rearisasi tahun 19g1/19g2 yang berjumlah sebesar

Page 105: NOTA KEUANGAN

U!

$E

{

N

s g3'i$ q 3S3+$FF*fr*g $ ]f $sF

$ F**$ $ *3ri$h+1338 F gsrFd

$ SSeE E sRiS$SS553$ 3 3*3$3i 3 s - * 3 3

- * - - c \ r 6 { @ ; ; d l ; f ;

- d i - & *

g $!$$ $ ss$Fi$s:33$ m Fi$fr$

n i * o c ' @ + N € $ 6 c 4 0 ! r ( os s d d o d , : i l d i o i { r d d " i i ; . d " i . i -E c ! ( o i F c j A r c o r 6 c ) @

Ri

, - rHn

!r .a6,

9 -

E . " E

E . a

t-s .- €

.8 . . s: F :

EEE

o.

I

o\

o\o\

z

E n

zE

z

E

z

Page 106: NOTA KEUANGAN

88

.i

E'

d

9 . ?E sf lF * f

5 $ t $F J . =r B

E *BFr . ir H

E'+ flP - r . =

? - 2 2E ' . 3

E F

6 P FE. lt

-(9 J' F, le

! - F l e' \ ' F A

c t 6 a n 6 F r o c c ' ! ( h € ( J t o ( r r o ( , otDiD(.(Orlo (Jr lts Or 'ts O ao ut CD rD ir s! { }5

o r ( r u r a H l t s { r s o | $ o r ( o {

iorc 's Lrr + '-

( ' a € i s r . , ( F A r r o a I o r { @ o r b a { @O ) 5 a D 6 1 9 O F b C D ( J | ( r ( o s r l F - ( o Hi o { o { F a ( r i t o < n t s . * { < h ( J t . J o €

gr r9

".{ Jr "{- a

i.- rc -r + - '',. { ,* i'c

H l ' r o ( ' | { r r @ c ) { ( J r t s ( o A I C O 1 9c . { @ F @ { ( n a ( ! ' + { N 1 9 { r \ t 9 r ( t

\ iD --'co'cE '$, ie 'o. -q "o ".o io is L i' iD io L;F

-u -o)

oe or 99, P F . NN '.r

H | 9 H N'os r b b H N ie b ,.. '+r ( r @ r \ : o t t a c o { , r r ( e { o - Q l : . 1 | O r r J 9 | t s c l-o -o ' . re N - .Jr Js jF. ta '

Jel r . jF j . rF-o ' P j ' . .o x JD( J . a 5 o H a j a ^ 9 t s h r a D o r € s r q r { A { o r ( s | T

I

or io o' ^e F N h c. :! !ro l $ o , 1 9 , @ 1 9 a @ { o N 5 : r c . J e l s e

a a a ' l F N r a H a - . - 5 . a j r j - F t F l . . _ yI € o j 6 O i t ( o ( o @ A | ' 9 ] . l o F C o c o c a l l * O ! ! !

E_ol

a'

F

FE

Fr)

Page 107: NOTA KEUANGAN

89

qF]

6 i

o o ! - r r N r o c o o c n N c . r c ) + { i c J 6 r + 4 1 6 t s f i: o o 0 . ' ( o + o o $ 3 o ) 0+ + c { N ! l 4 6 + l t )F ' { ) ,o iD -co n

o : , o r . 1 ! o - d ' . n 1 o r @ - o . 1 o : { : . \ q . . - € - o _ " 1 N - " r ( o .

F O O o . r . O O r F c O 6 . a ( o : f + . O O r ) €V + @ | i o o € c \ r o r ) t rq e q - , o , n ' q e , r , N r o N

c o ( o t r r o o o N o ' o : c o + $ c n+ ! + a r o r @ c 4 0 0 + f ) ( D 6 0 0 €6 r o : N + f ) d r F

q. 6- o- N- co" oI o: "t "t "1co- (D- o! \ F: \ dl o:1c{ or

r c \ r + r d t A r ( o t t o $ c \ c \ o € 6c n o t N o I 6 ( o H q j t s N o ' 1 . o + N 6 f r o 6 6

c i j c . i - i c i ;

r o r ! n o t s o : 6 + f i : d tt t o t l o o r F : c { i c o o r c . r € o 6 ! , c {H + i t s r @ 6 c D @ c { | N 6 r o i : 6 r o 6+ + + i

n1

; * i

3 . - ?5 H ?5 . 4

d ) E

= <

^ , ta ;

3 a; E *

E.

3 =E q ln€ E

E . c

EEf

i5.3

F

Page 108: NOTA KEUANGAN

G r a f i k t V . 6

NII.AI IMPOR TANPA MINYAK MENURUT GOLONGAN BARANG,r969n970 - 1982tr983

( dalam jutaan US $ )

69170 1Ol1r 1t112 72113 13114 1411s 7sh6 16171 11nA n[7s ?9/80 80/81 at la2 a2la3

90

ffi tamne konsumsi

! tatran batu/oenotonc

! u".-e.noa"t

(s/d Agusius)

Page 109: NOTA KEUANGAN

9rG r a f i k I V . Z

NII.AI IMPOR TANPA MINYAK MENURUT GOLONGAN BARANG,794U7982 - r9a2/'983

( dalam persentase dari jumlah )

198r /1982

( reallsari )

Aprll - Agustus

t9a2ll9a3

( sementara )

April - A8ustus

bomng konsumsi

! u"rr- u"tu/o"notons

! t"r-e roa"t

-

Page 110: NOTA KEUANGAN

92G r s f i k I V . B

NII-A,I IMpoR BEBERAPA BARANC KONSUMS|, tglgnglo _ tg82nsa3

1s176161 ' t 7 1111A 7A119 ?9 /80 8O/8 r E r l 8 ) , 8 2 1 8 3(s/d Agustus )

( dalam jutaan US $ )

-

Page 111: NOTA KEUANGAN

93

6

&o\

ao9\

Fo\

o\

2r : ^

t r I Q F

- : z5\ J < . st v

lI]

M

_lz

I

a

d

5

R

F

I

b

a\

$;'

b\

-

Page 112: NOTA KEUANGAN

G r a f i k I V . 1 0

NII.AI IMPOR BEBERAPA BARANG MODAL, 196911970 - Ig82IIgA3( ddsm jutran US $ )

94

591'10 1ol1r 11112 12113 11114 1411s 1511616111 17Fa TalT ?9/8O 80/81

Page 113: NOTA KEUANGAN

95

US $ 2.556 juta. Sedangkan pengeluaran jasa minyak dalam tahun 7982/1983 diperkirakansebesar US $ 2.763 jtta.

4.3,4. Lzlu lintas modal dan transfer

Dalam rangka untuk lebih meningkatkan kegiatan pembangunan, sebagaimana telahdigariskan dalam GBHN, maka bantuan dari luar negeri baik yang berupa pinjaman resmimaupun dalam bentuk penanaman modal asing masih tetap dimanfaatkan sebagai pelengkapbagi sumber-sumber yang tersedia di dalam negeri. Sehubungan dengan itu pemasukanmodal Pemerintah dalam tahun 1982/7983 diperkirakan berjumlah sebesar US 6 3.227 futayang berarti terdapat kenaikan sebesar US $ 374 juta atau sebesar 13,1 persen jika diban-dingkan dengan realisasi tahun 7981/t982 yang berjumlah sebesar US $ 2.853 juta, Jumlahini berasal dari bantuan proyek sebesar US $ 3.201 juta dan bantuan program sebesarUS $ 26 juta, Selanjutnya mengenai lalu lintas modal lainnya dalam tahun 7982/1983diperkirakan berjumlah sebesar us $ 1.562 juta yaitu berasal dari investasi langsung sebesarUS $ 276 juta dan lainlain sebesar US $ 1.286 juta. Sementara itu dalam jangka waktu yangsama devisa yang digunakan untuk pembayaran kembali hutang pokok luar negeri diperkira-kan berjumlah sebesar us $ 940 juta. Dari perkembangan tersebut maka lalu lintas modalbersih tahun 1982/1983 yang merupakan penjumlahan dari pemasukan modal pemerintahditambah dengan lalu lintas modal lainnya dan dikurangi dengan pembayaran kembalihutang pokok luar negeri diperkirakan berjumlah sebesar US $ 3 ,849 juta.

4.4. Perkiraan neraca pembayaran dalam tahun 1983/1984

4.4.1. Perkiraan nilai ekspor bukan minyak

Nilai ekspor bukan minyak dalam tahun r9g3/r98+ diperkirakan sebesar us $ 4.210juta. Dibandingkan dengan perkiraan realisasi tahun lgSz/lg13 sebesar us $ 3.904 jutamaka berarti meningkat sebesar uS $ 306 juta. Nilai ekspor ini didasarkan pada perkiraan-perkiraan sebagai berikut r

(1) Adanya penurunan tingkat bunga serta penyesuaian nilai tukar mata uang di negara-negara industri diharapkan akan rnemperbaiki situasi perekonomian dunia yang akhir-akhir ini mengalami kelesuan;

(2) Adanya peningkatan kegiatan ekonomi di luar negeri yang diharapkan dapat mem-pengaruhi permintaan terhadap barang-barang ekspor Indonesia baik barang-barangekspor tradisional maupun hasil industri;

(3) Adanya perkembangan pasaran barang-barang ekspor Indonesia antara lain ke negara.negara Tlmur Tengah, Eropa Timur dan Afrika.

Page 114: NOTA KEUANGAN

96

7o3rl3z

1c

^ z

I

ts

T

J i _ @ c ! E l _ s ' u ! ; L

fij - u ! . \ n 6 _ u ' a b

- r y. S F f r E B S g

i r d - 6 i ! \

t Q E q Ev v ' F t ' P P _ b

FF i .u .E-e8

_ 9. 6 - 6 i r ' - F F . 8

a ^€d s-$:": '$

€"r'; i ,"r-5

@ E * 3 , i :.: .1 .ls .@ ' J' -o

, ^ 9 = 'b - @ i _ d b ' ;

to J.o d - 6 L

. s "5 . ;_Ere ;4 . 6

EA-ss- 6 t ! i ' o i i ' -

^ : '

€ 5 r r l r l

|.

B FE 6

3 7 ,

: B! !

Page 115: NOTA KEUANGAN

97

E

E

+I

g

€ var z !

A Z EF . ( S

H:zI

,.

Page 116: NOTA KEUANGAN

G r a f i k l V . l t

REALTSAS| BANTUAN PROGRAM DAN pROyEK, r969t 7g7o _ t9aut9a3( dalan jutaan US.$ )

7417b 75176 76177 77178 78179 7stl} S0/81 sl/s2 82/8t69170 7017r 7r172 72175 75174

Page 117: NOTA KEUANGAN

99

4.4.2. Pcrkiraan nilai impor bukan minyak

Pengeluaran devisa untuk impor bukan minyak dalam tahun 1983/1984 diperkira-

kan akan bcrjumlah sebesar US $ 15-406 juta. Dibandingkan dengan perkiraan realisasi

tahun 1982/1983 sebesar US $ 15.034 ju ta, maka n i la i impor bukan minyak tahun1.983 /1,984 mengalami peningkatan sebesar US $ 372 1:uta. Nilai impor untuk tahun798311984 ini didasarkan atas perkiraan-perkiraan sebagai berikut :

(1) Masih tecnp diperlukannya impor barang-barang untuk keperluan industri di dalamnegeri seperti bahan baku/penolong maupun barang modal;

(2) Penggunaan devisa yang lebih tcrarah;

(3) lmpor yarrg dilakukan da.lam rangka bantuan proyek diperkirakan mengalami pening-katan.

4.4.3. Perkiraan penerimaan minyak bersih tcrmasuk LNG

Usaha untuk n.remperbaiki keadaan pasaran minyak internasional telah dilakukanoleh negara-ncqara yang tergabung dalam OPEC antara lain berupa tindakan pembekuansementara harga minyak dan pengaturan jumlah produksi ninyak bagi negara-negara anggo-tan\.'a. Hri ini berpcngaruh pada pcncrimaan minyak bersih dalam tahun 198211.983 yangberjumlah sebesar US g 7.548 juta, I)alam tahun 198311984 penerimaan minyak bersihdiperkiralian akan berjumlah sebesar US $ 7-679 juta. Hal ini didasarkan pada perkiraanbahrva ekspor mir.ryaft 11.r*uruk LNG) dalam tahun 1983/1gg+ bclum menunlukkanpeningkatan y,ang berarti.

4.4.4. Pcrkiraar.r pos lainnya

Pengeluaran devisa untuk jasa-jasa bukan minyak tidak dapat dipisahkan dengan per-kembangan keg.iatan ehspor maupun impor- Sejalan dengan meningkatnya ekspor maupunimpor bukan minysk y2ng diperkirakan akan terjadi pada tahun 1gS3/Ig8+, maka dalamjangka waktu yang sama pengeluaran jasa-.;asa bukan minyak (di luar ongkos angkut) diper-kirakan akan mcnjadi sebesar US $ 2.686 juta.

Selan;utnya pemasukan modal Pemerintah dalam tahun 1983/1984 diperkirakanakan bcrjumlah sebesar US $4.935 juta termasuk banruan proyek sebesar uS $ 3.910juta. Sedangkan mcngenai lalu lintas modal lainnya dalam tahun lggj ll,gg+ diperkirakanber;umlah sebesar US $ 857 juta. sementara itu dalam tahun anggaran 19g3119g4 pemba-yaran kembali hutang pokok luar negeri diperkirakan mencapai sebesar US $ 1.050 juta.Perincian selengkapnya mengenai perkiraan neraca pembayaran dalam tahun r9g3/19g4dapat diikuti dalam Tabel IV.7,

Page 118: NOTA KEUANGAN

100

Tabe l lV .7

PERKIKAAN NERACA PEMBAYARAN, 1983/1981(dalam jutaan US $)

, -1983/198+

Perkiraan

I. Barang-barang d4n j4sa-jasa

1. EksPor, fobminyaktanPa rninYak

2, ImPorminyaktanpa minyak, c&f

3. Jasa - jasaminyaKtanpa minYak

4. Transaksi berjalanminyaktanpa minYak

I I . SDR

IIl. Pemazukan modal Pemerintah

1, Banruan Program2. Bantuan ProYek3. Lain - lain

lV. Lalu lintas modal lainnYa

V. PembaYaran hutang

V I . Jum lah ( IVdV)

VIl. Sellsih yang belum dapat diperhitungkan

VIIL LaIu lintas moneter

+ 20.823+ 16.673+ 4 .2 !o

- z L . J t )

- 5.907- 15.406

- ) . 1 l )

- 3 .027- 2.686

- 6.203+ 7 .679- 73.882

+

++.t

+.935

253 .9101.000

857

1 .050

1.46r

1.461

Page 119: NOTA KEUANGAN

BAB V

MONETER DAN PERKREDITAN

5.1. Pendahuluan

Kebijaksanaan moneter bersama-sama dengan kebijaksanaan di bidang keuangannegara serta kebijaksanaan lainnya dalam Repelita III telah mcmainkan peranan yangsemakin penting dalam pembangunan teruti na di dalan usaha untuk lebih mewujudkanpemerataan pernbangunan dan hasilnya. Sementara itu peranannya dalam pemeliharaankestabilan dan mendorong kegiatan pembangunan yang dilakukan selama ini terus di-lanjutkan. Langkah-langkah di bidang moneter dan pcrkreditan yang ditempuh dalam usah:,pemerataan dilakukan antara lain nelalui peningkatan usaha golongan ekonorni lemah,mendorong perluasan kesempatan kerja serta merrunjang produksi bahan-bahan kebutuhanrakyat. Dalam pada itu mobilisasi dana dan tabungan masyarakat melalui sektor pcrbankan,lembaga keuangan lainnya scrta pasar uang dan modal terus dijalankan bahkan diusahakanditingkatkan agar danadana yang tersedia dapat diharapkan menunjang terpeliharanyakesinambungan pembangunan. Sejalan dengan tujuan tersebut terus dilakukan pula pem-binaan, pengernbangan dan peningkatan efisiensi scrta peranan lembagalcmbaga keuanganmenuju suatu sistern lembaga kcuangan yang sehat dan lengkap.

Menclorong kegiatan pembangunan dan pemerataan hasilnya dengan tetap me-melihara kestabilan monetcr, telah nrcnjadi semakin sulit cli dalarn suasana ekonomi duniayang tidak menentu dan dilanda resesi. Ekonomi Indonesia sebagai bagian dari ekonomrdunia tidak luput dari resesi tcrsebut mclalui pengaruhnya yang kurang mcnguntungkan bagipenerimaan ekspor Indonesia dan perkembangan neraca pembayaran yang pada gilirannyatelah mempengamhi perkembangan moncter dr dalam negeri. Nanun dcmikian oleh Pe.merintah senantiasa diusahakan agar pengaruh moneter yang ditinrbulkan dapat di.kendalikan demi terpeliharanya stabilitas harga L1i dalam negerr,

Menghadapi mclesunya perdagangan internasional, di bidang moneter dan per-kreditan telah diambil langkah-langhah penting sebagni bagian dari kebijaksanaan men-dorong ekspor secara menyeluruh yang tertuang dalarn Peraturan Pemcrintah No.1 tahun1982. Berdasarkan kebijahsalaan tcrsebut, kegiatan ekspor vang dapat dibiayai denganpinjaman perbankan telah diperluas, yakni tidak saja mcliputi kegiatan produksi danpcngumpulan barang sampai pengapalannya, tetapi juga mencahup kegiatan pembelian danimpor bahan yang akan diproduksi menjacli barang untuk diekspor. Iinjaman diberikan pulakepada kegiatan sclama masa tcnggang antara pengapalan barang ekspor dengan akseptasiwesel berjangka atau pcmbayaran wcsel-wesel tunai di luar negeri. Kemudian telah dilakukan

101

Page 120: NOTA KEUANGAN

102

pula penyesuaian suku bunga pinjaman untuk Produksi ekspor, pengumpulan barang ekspor

sampai dengan pengapalannya. Pemberian keringanan persyaratan pinjaman ekspor terscbut

dilengkapi pula clengan jaminan kredit ekspor, asuransi ekspor, penyederhanaan prosedur

ekspor serta pengaturan lalu Lintas devisa.

Kebijaksanaan mendorong produksi ekspor dan kegiatan produksi pada umumnya

dilaksanakan bersama-sama dengan usaha pemerataan pembangunan dan hasilnya. Pe-

nyebaran kegiatan usaha secara merata kescluruh Indonesia merupakan perwujudan dari

salah satu delapan jalur pemerataan yang menuntut kelengkapan sarana pembiayaan di

daerah. Untuk maksud tersebut dilaksanakan kebijaksanaan yang rneliputi Penyempurnaanpersyaratan pembukaan kantor cabang pembantu, serta penyempurnaan syarat-syarat untuk

mcnjadi kantor cabang bank devrsa.

Pemerataan pemilikan alat produksi dan modal adalah langkah penting dan me'

nentukan clari usaha pemer:Itaan. Dua kebijaksanaan pcnting di bidang moneter telah

clilaksanakan Pemcrintah, yaitu melelui sektor perbankan dan pasar modal. Melalui sektor

pcrbankan, kepada bank-bank Pemerintah sejak 1981/1982 diberikan kesempatan untuk

melakukan penyertaan modal pada perusahaan'perusahaan pribumi yang mengalami ke-

kurangan modal narnun mempunyai potcnsi baik dan usahanya dinilai layak Kepada bank

pembangunan dacrah dan bank swasta nasional kesempatan terscbut telah dilaksanakan

scjak tahun 1980, Melalui pasar modal sebagai sarana petanserta masyarakat dalam pem-

bangunan dan pemcrataan hasilnya, maka tclah diperpanjang masa kelonggaran dan ke-

ringanan perpajakan sampai dengan Maret 1984, yaitu bagi perusahaan yang bersedia men-

jual sahamnya dt bursa, perorangan yang membeli saham melalui pasar modal, dan bagi

makelar/komisioner yang melakukan jual beli saham melalui pasar modal. Kebijaksanaan ini

diharapkan akan lebih merangsang perusahaan-perusahaan untuk memasarkan sahamnya

melalui pasrr modal. Perkembangan menunjukkan bahwa sampai dengan akhir Nopember

1982 jumlah perusahaan yang memasarkan sahamnya rnelalui pasar modal telah meningkat

menjadi 14 perusahaan yang meliputi 39.540 ribu lembar saham bernilai Rp 94,7 milyat

5.2. Jumlah uang beredar dan sebab-sebab perubahannya

Kebijaksanaan moneter pada umumnya dan kcbijaksanaan uang beredar khususnya

adalah didasarkan pada pengendalian jumlah uang beredar yang selain diarahkan untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi juga untuk menjaga kestabilan per-

ekonomian pada tingkat yang sehat dan dinamis. Sampai dengan akhir September 1982

jumlah uang beredar telah mencapai Rp 7.608,7 milyar, atau meningkat sebesar Rp 831,9

mtlyar (.72,3 persen) dalam semester Pertama tahun 798217983 Dari keseluruhan jumlah

uang beredar tersebut sebesar Rp 2.839,7 mily ar (37,3 persen) adalah merupakan uang

kartal dan sebesar Rp 4.769,0 milyar (62,7 persen) merupakan uang giral Dilihat dari

Page 121: NOTA KEUANGAN

103

;$s$ $FF sq fr 3;3SF. Ei;$* $3;;.9 33*3i3+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

or ,o" 1o- o - o^ 6 - 6 - 11 o- q i < , ! ,R B I Es s € E u s s*'$'ig ggFRF Hs$$S q'SiF$$: N 6 ' ] +

+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

Fssnsq$i:*H:** :c$il FF$s EF:iFF

1 . 1 ? " 1 i l ( e : \ o - - . N . o . d l - . 1 N - o l q 6 . n : 6 " \ @ . + _ d . r . , ! F o N osEEf l qEFq36 : t8sq f rE5s, 3SR$ B-sdrsd$ N o ) q . d : . l 9 a q c . . t 4 e " i ' n ; i 6 i j | ; i ; . j B _ * _H i : i i q { N N c { a i d , 6 , c , + + + + d J +

lss;asnsEE$!Ei E$:* $$$E HH$$f$

I f r $ S I * g I 6 6 33SB r $B [S r ES6S I EBB tsBB

I3 S 3 t f l S $ $ $ 3$$$ r t $$$ r gqBS r S f r i i f f iSS

; s i i i s s s s s cgjs3 Egirg ugEs3 e:,E?$EE$E$[E5TE8 F H FF--FiSFFSAF * < ieee*:Eeegge E E E

H

irji

a

l p -E E

n

tsi-; tp l

a.l

I

i - ^

: d ' l> d t

: q 3;XEO A ] E

rrt .E

z=

Page 122: NOTA KEUANGAN

104

.r,

c

z

= a P

. a > -\v<: r .

+ F N ' Ji E

_

l.

a : 1 , 3

i F

_ ' o td 3 f id ; y -

# E;'-; F

E ^ : ;! 6 - at n "

r€lFFs flrl{E ifFfE aFfg? fffrFffFFs+'-- I Fi { ii z i:

+ l t t i t I l + l i +

t + l l t l l l I l l l l l l I

+ + l + l i 1 t r + | i

f i i

EA

3

fi

e

e

E: ,

Page 123: NOTA KEUANGAN

105

a

fl

z

iaE

9 . :

E i- _ ;

9 , 3€ ;r F 9

n e 6

< i EH E E: 9 B' e E r fl o ! P

s$;$$*A$frg;su3 [3gF fr$sg $Ft$cg

xfi*$fr*;rei;$H; ir$i 1s$i iii1i$..i -

F$frsed$${$ 5tnH 3FFF $;:: 5i5E{i

Fsalitf;$s s g 5i $H ;igg s: *I 3 fr$5: $

;il;Ha$$$;:$ Ht$s $$$$ FF3r EB:$FF

$$$$FFFF$$ ef;$F;Hfril $g;$ e$FF:$

isiiiiiiis,Sis =3!;,3is r,E??5s5$s$Hs;538 E H EBiiBg$iBFFB B d B

: IE

€ E iEE i t -

h i s a. : i r . :S ; T :5 i !3

r==

.t

,t

z

1p

-

Page 124: NOTA KEUANGAN

i i r a f i l ( V . 1

KRI]DIT RUPIAH PERBANKAN, JUMLAH UANG BEREDAR DANDANA PERBANKAN, 1969/1970 _ 198211983

( dalam milyar rupiah )

74175 751?6 76[77 77178 78119 79/80 80/81

10 r-i

82183(s/d Scpt.)

@170 lol1t 71172 72179 75174

-

Page 125: NOTA KEUANGAN

7U

komposisi jumlah uang beredar sejak Pelita I maka persentase uang giral dari tahun ke tahunterus menunjukkan peningkatan yang berarti. Apabila pada awal pclita I perscntase uanggiral baru menunjukkan 40,1 persen dari jum.lah uang beredar, pada awal pe.lita II sebesar47,6 persen dan pada awal Pelita III sebesar 50,3 persen dari jumlah uang beredar, makapada bulan Septcmber 1982 persenrase uang giral telah mendekati 63 persen dari jumlahuang beredar. Meningkamya p€rsentasc uang giral dalam komposisi uang beredar ini me-nunjukkan meningkatnya penggunaan jasa perbankan oleh masyarakat.

Perkembangan moneter Indonesia dalam semester pertama tahun 19g2l19g3 sangatdipengaruhi oleh perkembangan neraca pembayaran yang kurang menggembirakan sebagaiakibat adanya kelesuan pasaran dunia yang menyebabkan penurunan hasil ekspor Indonesia.Apabila dalam tahun-tahun yang lalu sektor luar negeri masih memberikan pengaruh me-nambah (ekspansif) yang sangat besar terhadap jumlah uang beredar, maka sejak tahun1987/1982 sektor ini tidak lagi memberikan pengaruh menambah. Dalam periode April-september 1982 sektor ini memberikan pengaruh mengurang (kontraktif) tcrhadap uangberedar sebesar Rp 791,2 mi lyar ,

Dilain pihak sektor tagihan pada Pemerintalr pusat dalam semester pcrtama tahur,1982/1983 ini 'remberikan pe.garuh menambah terhadap uang beredar, sedangkan padatahun-tahun sebelumnya sektor ini umumnya memberikan pengaruh mengurang yang cuku1.,besar. Hal ini antara lain berkaitan erat dengan besa'rya penyertaan dan investasi pe-

merintah untuk tetap mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang menradai. Sejalandengan keadaan diatas, sektor tagihan pada perusahaan dan perora'grn dalam semesterpertama tahun 1982/1983 ini telah meningliat cukup pesat. Dalam periode April-Seprember1982 sektor ini nemberikan pengaruh menambah terhadap jumlah uang beredar sebesarRp 2-134,4 milyar, sedangkan untuk selnruh rahun 19gl/1982 yang lalu sekror ini mem-berikar.r pengarul.r menambah sebesar Rp 2.718,5 milynr. Besarrya pertambalran dalamsemester pertama tahur') 198211983 tersebut berkaitan erat dengan pemberian bantuankepada pengusaha golongan eko'omi lernah, pembiayaan rerhadap penyediaan, penyalurandan penyimpanan pangrn nasional, pembangunan perumallirn sederhana serta nsaha untuknendorong ekspor komoditi bukan minyak. Sebab-sebab perubaha' jumlah uang Lreredardalanr semester pertama tahun 198zl1gB3 ini juga dipengar-ul.ri oleh sektor deposito ber-jangka dan tabungan serta sektor lainnya yang masing-n.rasing memberikan pengaruh me-ngurang terhadap jumlah uang beredar sebesar Rp 465,1 milyar dan Rp 10g,0 milyar. Secarakeseluruhan dalam periode April-Septernber' 1982 jumlah uang beredar telah bertanrbahsebesar Rp 831,9 milyar (12,3 persen) yang terdiri dari pertambahan uang kartal sebesarRp 296,3 milyar (11,6 perscn) dan uang giral scbesar Rp 535,6 milyar (12,7 perscn). per-

kembangan jumlah uang beredar dan sebab-sebab perubahannya sejak tahun 1969/l.g7osecara lengkap dapat diikuti dalam Tabel V.l dan Tabel V.2, sedangkan perkembanganjumlah uang beredar dan deposito dalam nilai rii l dapat diikuti pada Tabel V.3.

Page 126: NOTA KEUANGAN

5.3. Dana dan kredit perbankan

5.3.1. Dana Perbankan

Kebijaksanaan pengerahan dana masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan

untuk menunjang pembiayaan pembangunan terus ditingkatkan antara lain dengan mem-perluas kelembagaan atau wadah penghimpun dana masyarakat. Sampai dengan September1982 jurnlah bank penyelenggara Tabanas dan Taska telah mencapai 43 buah yang terdiridari 6 bank Pemerintah, 13 bank pembangunan daerah dan 24 bank umum swasta nasional.Untuk dapat melavani penabung yang semakin meningkat jumlahnya, maka sistem pc-

Iayanan nrnggal dan mekanisasi penatausa.haan Tabanas telah diterapkan sejak 2 tahnn

1,ang lalu. Dalam sistem pelayanan tunggal tersebut tiap-tiap penabung dilayani oleh seorangpetugas sampai selesai. Sementara itu kebijaksanaan suku bunga Tabanas yang berlaku sejak13 Januari 1977 dan suku bunga deposito berjangka INPRES yang berlaku sejak Januari1978 tidak mengalami perubahan.

Sampai dengan akhir tahun ketiga pelaksanaan Repelita III yaitu bulan Maret

198llI98Z dana perbankan telah mencapai jumlah sebesar Rp 7.610,0 milyar yang berartimeningkat scbesar Rp 4.865,0 milyar bila dibandingkan dengan posisinya pada akhir tahunpelaksanaan Repclita ll I978/7979 atau meningkat dengan rata-rata sebesar Rp 1.621,7milyar pcr tahun. Hal terscbut mcnuniukkan suatu peningkatan yang cukup besar yaitu

iebih dari cmpat kali l ipat bila dibandingkan dengan peningkatan dana perbankan dalam

masa Pelita II yang besarnya hanya Rp 7.962,7 milyar atau rata-rata Rp 392,5 nilyar pertahun, Bila perkembangan terakhir dana perbanl<an sampai dengan Septcmbcr 1982 scbesarItp 8.565,0 milyar dibandilgkan dengan posisi akhir tahun Pelita I sebesar Rp 782,3 milyar,maka dalam hampir sembilan tehun ter akhir ini dana perbankan telah n.renjadi lebrl.r darisepuluh kal i l ipat ,

Dalam perkembangan yang terakhir ini dana masyarahat yang bcrhasil dihimpunoleh Pcmerintah melalui sektor perbankan sampai akhir September 1982 adalah sebesarRp 8.565,0 milyar yang terdiri atas dana giro scbesar Rp 5.797,2 nttlyar (67,7 persen), danadeposito sebesar Rp 2.293,6 mrlyar (26,8 persen) dan dana tabungan sebesar Rp 474,2

milvar (5,5 persen). Dari dana perbankan sebcsar Rp 8.565,0 milyar tersebut 72,1 perscn

atau Rp 6.I7 5 ,8 milyar adalah yang berhasil dihimpun olch banh-bank Pemcrintah sc-dangkan bank-bank swasta nasional menghimpun 17,6 persen atau Rp 1.509,3 milyar clancabang bank-bank asing menghimpun 10,3 persen atau Rp 879,9 milyar. Dana giro sebesarRp 5.797,2 milyar meliputi dana giro bank-bank Pemerintah sebesar Rp 4.543,5 milyar(78,4 persen), dana giro bank-bank swasta nasional sebesar Rp 922,1 mtlyzr (15,9 persen)

dan dana giro cabang bank-bank asing sebesar Rp 331,6 milyar (5,7 persen), Dana deposito

Page 127: NOTA KEUANGAN

o . 9 q - o r o - o , ( ! | + i - , 1 r o o Q N o f , c o ( D HqIgFi $.$fBr $rig" gFgs {Fgiii + 6i -.i

a , . 1 1 N . d : . c Y q F i q \ " 1$ F F ( Oqqr: $3=- Reef, i '$Hq $a$;

c.i ..:

;$gd $iFE iiE'Hfr$i $FFqc.i ,..;

o, c6 c{ olr S;e* gsB:..i -.i

@ c o A r r D o 6 1 6 c )o i q i o i q i . j d i . ic r ) t s + o r o € ( 6

iE.ae g$a* Ffrs $FE.r dsg;'

$FFa riEa: g;F $$a; gf gF

$Hs3 iPr* gr* $EF'* $$$r

61 1 -. -: <o- nl or co- ,o- c! o!i 6 r, | + c\i o' .i ri 6,i d; .-lr + N N c a . . ) t s . o r o r i r

o " . o . t .

. 5 ^a^e F+++=Fj q F E o F J o Ef "n i EoEF €oEFX F X I : L X ? a k ? 1: . - i i : = - - ! i € q . - F - oa i r r A i i . ; , r X A t , * X '

- - - F

i t J

8 H

b E.!,) }

4 - ! -5i 5 ^ ; 9 - E ^ . ! S

rJ^-S g;sE

-

e

13

P

o\

o\

t ^

.f A\ ':

i i E- RF, *Se iE. ' <EF X r l

2 e< !

z

Page 128: NOTA KEUANGAN

I 1 0

-J

iJ

r iF=r

=[3i . -oF rEB , " :sd u: !E3 :6S XG3 : -HS' , " ;F -6 ,+ i : - o ' o * - * - f i : 3 ' : i ; ' 3 ;

"oEI .u . " I rHf l *5sE utsI5-:!:? Ef H; ?iXi g*;*:3:i- le lF

r c ' e ' 5 r r . + p t - N 9 * N g E F B 3-i i":; E*ff"?.:sss r3"r'r i*i- l e F

< . , + i o b a c o + r ' ? r e g , , . 3 3 3 S F S B33 f I 1 i 9d -5 ,8s " > , ; : 5 . i v * . " : -'*'@ -@ 'rr. -A _€

i iF --

+ o o oo or N F

l- is i'+ 6 b i o " b q ! - " e H + E i 6 t s 3 3 tE*-9fi :*f d r":,5s ;.:st :i '3*

i i P fo i i r i r - l - i o c " { . e @ r ' a e56gB :Fc1 -3 : t :RS? FF-$F';; -. -*

a' t '"" :" a ;'* i"

'q h

-- ie "s. 'co -.o "i,

- r ,* " i " d e ' - 4 f : 4 ; - f ; E 3 : : B[;IE E:-E :$E[';;5e .rt'r.:

f ;6i =slE ^t$E s gB Hs:A' : i .3 '3 " : - l ' : .3 i i - i "

6 ' - ' - - - :a -6 ;

* : - i i L b i . . i q " f f . t 3 3 S : : dE l x S s $ H i o : g _ ; i i _ 6 - i , . i . 6 - 5 _ u F : -' o , c \ i

s " o " c , - o - - c a . ! '

r c $ C a r B ' 1 6 r

" i ' i i l b + q p ! r e B - : 9 4 A 6 * 3"ii:f; $t;-H :":":? si;; i"rr';

r o p F r - : - F : ' : - i 9+ i s : r s . b N ,

" * g - $ S E : ! $ :rE.5g EIl,B. :t:-g-3-::f Ir.;s

ts

Page 129: NOTA KEUANGAN

r11G r a f i k V . 2

DANA PERBANKAN, 19721197 3 _ 198217983

( dalam milyar rupiah )

82/83

(B/d sept )

-

Page 130: NOTA KEUANGAN

772

sebesar Rp 2.293,6 mtlyat terdiri dari dana deposito bank-bank pemerintah sebesarRp 1.217'9 milyar (53,1 persen), dana deposito bank-bank swasta nasional sebesar Rp 527,6milyar (23,0 persen), dan dana deposito cabang bank-bank asing sebesar Rp 548,1 milyar(23,9 persen). Dana tabungan sebesar Rp 474,2 mtlyar terdiri atas dana tabungan bank-bankPemerintah sebesar Rp 414,4 milyar (82,4 persen), dana tabungan bank-bank swasta na-sional sebesar Rp 59,6 milyar (12,5 persen) sedangkan sisanya sebesar Rp 0,2 milyar (0,1persen) adalah merupakan dana tabungan cabang bank-bank asrng.

Dengan posisi sebesar Rp 8.565,0 milyar pada akhir September 19g2 berarti selamaenam bulan pertama tahun 1982/7983 telah rerjadi suatu kenaikan dana perbankan sebesarRp 955,0 milyar (12,5 persen) bila dibandingkan dengan posisi dana perbankan pada bulanMaret 1982 sebesar Rp 7.610,0 milyar. Kenaikan tersebut berasal dari kenaikan dana qirosebesar Rp 571,0 milyar, dana deposito sebesar Rp 302,1 milyar dan dana tabungan seblsarRp 81,9 milyar. Bila ditinjau menurut bank penyelen ggaranya n.raka kenaikan dana girosebesar Rp 571,0 milyar adalah terdiri atas kenaikan dana giro bank-bank pemerintansebesar Rp 428,3 milyar, bank swasta nasional sebesar Rp 137,2 milyar dan cabang bank_bank asing sebesar Rp 5,5 milyar. Kenaikan dana deposito sebesar Rp 302,1 milyar berasaldari kenaikan dana deposito bank-bank pemerintah, bank-bank swasta nasional dan cabangbank-bank asing masing-masing sebcsar Rp 107,4 milyar, Rp g6,2 milyar dan Rp 10g,5milyar, Scdangkan kenaikan dana tabungan sebesar Rp g1,9 rnilyar terdiri atas kenaikandana tabungan bank-bank Pemerintah sebesar Rp 76,7 milyar dan sisanya sebesar Rp 5,gmilyar adalah merupakan kenaikan dana tabungan bank-bank swasta. perkembanqan danaperbankan tersebut dapat diikuti pada Tabel V.4.

5.3.1.1. Deposi to bcr jangka

Besarnya suku bunga deposito berjangka yang telah berlaku sejak Januari 197gdibedakan berdasarkan lamanya jangka waktu simpanan. Untuk deposito berjangka waktu24 bulan dengan jumlah tabungan sampai dengan Rp 2,5 juta suku bunganya adalah 15persen setahun, sedangkan diatas jumlah tcrsebut bersukubunga sebesar 12 persen setahun,untuk dcposito berjangka waktu 12 bulan dan 6 bulan besarnya suku bunga masing-masingadalah 9 persen dan 6 persen setahun. Bagi deposito berjangka waktu 3 bulan atau kurarg,besarnya suku bunga ditetapkan oleh bank-bank penyelenggara. Tidak berubahnya tingkatsuku bunga deposito scjak lima tahun yang lalu tidaklah mengurangi minat masyarakarunruk menabung sekaligus ikut berpartisipasi dalam pembiayaan pembangunan. Hal tersebutdapat dilihat dari posisi deposito berjangka yang terus meningkat seperti terlihat padaTabel V.5.

Perkembangan terakhir deposito berjangka menunjukkan posisi sampai denganSeptember 198217983 sebesar Rp 872,9 miry,', yang terdiri dari deposito berjangka waktu

Page 131: NOTA KEUANGAN

r13

trtE

^ . (

ti! v

3+;>6 i E6 b " lE 2 r ,F > e

t r P: 6 -t r >F =

aoF I

v =

\o6

3

3

I

=

3e

3

3

*

.jo

f g t { o ( o o o- G - 6 " o " \ 6

F o rJ € : r F J o . 6 . 6 , g

o r r \ 9 6 u t

I

-o'

-@

b ,o

- o ' ( ' ' { ' L

-{o

-o

l.

"o)

H ( o

f

5

Page 132: NOTA KEUANGAN

1 1 4

t

E

H c i d d

1 q .

ol 6, n1 1

J A

d t { c . i d

d o d n i d

d $ d i d

e

j

e

e

tr

F

Page 133: NOTA KEUANGAN

1r5c r a f i k V . 3

DEPOSTTO BE&IANGKA, 1969/1970 _ '9A?/79A1( dalam milyar rupialr )

69170 7Ol7t 7r172 72173 7317474175 75176 7617? 71178 78179 79/80 80/Sl Sr/82 82/83

G/d sept)

! s uu.,, a- kurang dari 3 bulan

6 bulan

12 bulan dan lE bulan

24 bulan

-

Page 134: NOTA KEUANGAN

1 1 5

24 bulan sebesar Rp 819,4 milyar, 12 bulan sebcsar Rp 3g,5 milyar, 6 bulan sebesar Rp 9,1milyar dan 3 bulan atau kurang sebesar Rp 5.9 milyar. Dengan posisi sebesar Rp g72,9milyar tersebut, berarti selama periode April-september 19g2 deposito berjangka telanmeningkat sebesar Rp 41,8 mi.lyar (5,0 persen). peningkatan tleposito berjangki tersebutberasal dari deposito berjangka waktu 24 bulan sebesar Rp 42,1 m.ilyar dan deposito ber_jangka waktu 3 bulan atau kurang sebesar Rp 2,1 milyar, sedangkan deposito berjangkawaktu 12 bulan dan 6 buran menunjukkan penurunan masing-masing scbesar Rp 1,5 milyardan Rp 0,9 milyar,

5.3.1.2. Tabanas dan Taska

Tabanas atau tabungan pembangunan nasional yang diselenggarakan semenjakpertengahan tahun 1971 adalah merupaka' usaha pernerintah uatuk dapat menarik danadari masyarakat bagi pembiayaan pembangunan, Jenis tabungan ini masih mendapat sam_butan yang crrkup besar dai masyarakat 1,ang diikuti oleh bcrbagai lapisan masyarakat,termasuk pemuda, pclajar dan pramuka. orei.r karcna itu Tabanas sangat t€pat sebagai saranauntuk mendidik masyarakar agar hidup hemat dengan cara menabung, tlan sekaligus dapatmeningkatkan peranan Tabarlas scbagai penghimpun dana. Waiaupun suku bunga-tabanastrdak mengalami perubahan selama hampir euam tahun scjak Januari 1977, tetapi jumlahpenabung 'fabanas

terus meningkat, Suku bunga Tabanas yang hingga saat ini berraku arlarar.sebesar 15 persen setahun untuk rabungan yang berjumlah sampai dengan Rp 200.000pertana, sedangkan diatas jumlah tersebut suku bunganya adalah sebesar 6 persen setahun.Bagi peserta tabungan asuransi berjangka (Taska) diberikan bunga sebesar 9 persen setahun.

Perkembangan Tabanas dan .l.aska dari tahun ke tahun cukup mantap. Bila pada

akhir tahun pclaksanaan Reperira I (r973/i,974) jumrah 'i 'abanas dan Taska baru mencapai

Rp 36,9 milvar dengan 3.030 ribu penabung, maka pada arihir pelaksanaan Reperita tI(r97811979) nilai rabanas dan Taska terah mencapai Rp 200,1 milyar dengan 2.606 ribupenabung. Dengan denikian maka selama pelaksanaan Reperita II jumlah Tabanas dan Taskatelah nelonjak hampir enam kaii l ipat arau sebcsar Rp 163,2 milyar tlengan kenaikanrata-rara sebesar Rp 32,6 milyar pcr tahun. Jumlah tersebut terus meningkat sampai dengantahun ketiga pelaksanaan Repelita III (1981/19g2) dengan posisi sebesar Rp 399,g m yar,yang berarti telah terjadi peningkaran Tabanas cran Taska sebesar Rp 199,7 milyar ataurata-rat,. sebesar Rp 66,5 milyar pcr tahun. Sampai dengan bulan September dalam tahunanggaran 798211983 posisi 'fabanas

adarah scbesar Rp 410,r milyar, yang berarti selamaenam bulan pertama terjadi peningkatan sebesar Rp 10,5 mi.lyar atau 2,dpersen dari po_sisinya pada akhir tahun rglr/7ggz. Sedangkan posisi tabungan asuransi berjangka (T'aska)sampai dengan akhir september 1982 ada'rah sebesar Rp 325 jtta, yaitt mengalarni kenaikansebesar Rp 99 juta ztzu 43,8 persen b'a dibandingkan dengan p<rsisi akhir Maret 19gz. pad,a

Page 135: NOTA KEUANGAN

117

I

,^Fl

t-

EXl ' . -

K @ / nH>= = 4

+>v z

;\I

\oNJ

3

H

n

ts3F9ts-}tsF;tststststsFFo=iEi=1EE;EE;i;EEEr . 5 t r , = . =. : . 1 . t r . t . f , . = . : . X

r ! N t $ r r f Qq - ts c i F Nr o - l (4 co k,o + qr o . .n . r,q o\ L^ \o (Jr i! co (! o -,o +, (J.r 6 o\ -l r,)s, -o -:o -.F -o "+ -o -o -o

$ 'o io i! -,o

L b. '+

P N N) t\J a + t)u, !4 ! (!\o 6 -l o \o !.J ao co w, o. w wa o 9 r ! o { F + o \ + \ o c o , o ' o N N | J\ c b. L

-o "oo .r' "€ b ; i'r -r ;- 'o i..l bo "v,

O \ * l { C o € O \ @ . . 1 ( x + ( , l A C o - - i u JO\ O + . O * ' . ^ , t J @ h l - l N uJ _ . i a p-,/. 'c) -C)

no \ -r-

i- ''o -co

;- -N -co -cb -() -O.

l lt l

\o \o \c \o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \oco co oo oo cb @ @ co -..1 -l { \l -! < -r < it{ t) tJ F o \o cro { o\ 14 a * r.J F

Co t\)

Page 136: NOTA KEUANGAN

1 1 8

periode yang sama rahun lalu Taska hanya menunjukkan kenaikan sebesar Rp 15 juta atau11,3 persen. Perkembangan Tabanas dan Taska dapat diikuti pada Tabel V.5.

5.3. 1 . 3 . Ser t i f ikat deposi to

Untuk dapat lebih 'rengefektifl<an penggunaan da'a 'asyarakat kearah tujuar,yang lcbih produktif dan sekaligus untuk merintis terbertuknya pasar uang dan modal drIndoncsia maka patla bulan April 1971 dikeluarkanlah Sertifikat Bank Indoncsia (sBl) yangmcnrpakan surat hutang jangka pendek (tidak lcbih dari 1 tahr.rn), Langkah Bank Indonesiaterscbut kemudian tli ikuti oleh bank-bank umum pemerinrah dan cabang bank-bank asingdcngan rnengeluarkan surat hutang jangka pencrek atas unjuk yang dapat diperjualbelikanyang disebut sertifikat deposito. untuk rnemberi kesempatan agar sertifikat deposito dapatberkembang rnaka Bank Indonesia scca'a berangsur-angsur menarik Sertifikat Bank Indone,sia (SBI) dari peredaran.

Perkernbangan sertifikat deposito, yang dapat diikuti pada Tabel v.6, sampai denganakhir September 1982 adalah menunjukkan posisi scbesar Rp 66,5 milyar yang terdiri atassertifikat dcposito bank-bank Pemerintah scbesar Rp 62,4 nilyar (93,g persen) dan sertifi-kat deposito cabang bank-bank asing sebesar Rp 4,1 milyar (6,2 persen). Jumlah tersebut

Rp4, )

mengalami penurunan scbesar Rp 7,5 milvar (10,2 pcrsen) bila clibandingkan dengan posisisertifikat dcposito pada akhir tahun 1981/1982. Bila clitinjau dari bank penyelenggaranyamaka penurunan posisi sertifikat deposito tersebut terutama disebabkan karcna penurusanyang terjadi pada cabang bnnk-banh asing yaitu sebesar Rp 1g,7 milyar, seclanghan posisisertifikat deposito pacla bank-banl< Pemerintzh clalam periode tersebrjt menunjukkan kc-naikan scbesar Rp 1 1,2 milyar.

5.3.2. Pcmberian kredit perbankan

Kcbijaksanaan krcdit perba.kan tlalam tahun lg|z/19s3 rnerupakan kelanjutan darikebijaksanaan tahun sebclumnyz y',tng pada drsarnya tetap diarahkan untuk tercaPainyatuJuan pcmerataa' baik dalam pemeraraan l<csenpatan l<crja, kesempatan bcrusaha, maupunPemcrataan pendapatan. di samping tetap melnelihara scrta menjaga kestabilan rroneter,Sehubungan dengan hal tersebut pemberian kredit diprioritaskan untuk pengusaha golonganekonomi lernah dengan menekankan pacla usaha peningkatan permodalan.

Kebijaksanaan terpenting dalam pemberian pinjaman selama tahun anggaran1982/1983 adalah berupa pcmberian keringanan suku bunga clan persyaratan lainnya bagikredit untuk sektor ekspor vang rrerupakan salah satu dari scrangkaian kebijaksanaanPcmerintah dalam rangka mcndorong ekspor. pada bulan Januari lggz telah ditetapkanpokok-pokok kebijaksanaan untuk meningkatkan ekspor dan produksi barang-barang bukan

-

Page 137: NOTA KEUANGAN

1 1 9

minyak untuk ekspor, Kebijaksanaan tcrscbut meliputi suangk:Lian peraturan mengenai

pers),aratan kredit ekspor, jaminan kretiit ekspor, asuransi ekspor; pcnycdcrhanaan proscdur

.krpo, ,"r," pengaturan Ialu lintas devisa. Kegiatan chspor yang dapat dibiayai dengar

pinjaman telah diperluas, yakni tidak saja pengapalannyr, tetapi juga mencakup kegiatan

pembelan dan impor barang ynng akan tliproduhsi menjadi barang untttk diekspor, sertr-

kegiatan selama masa tenggang antara pengapalan baraug ekspor dengan akseptasi wesel

berjangka atau pembayaran wescl-rvesel nrnai di luaL negeri Pinjamar ur.rtuk mernbiayai

kegiatan sebelum pengapalan (pre shipment) scperti nemprodr-rksi barang ekspor' me-

ngumpulkan barang ekspor sampai delgan pengapalannya' clikenakan bunga sebesar 6 perseu

setahun kecuali untuk barang ekspor kuirt sebesar 9 pcrscn sctahun scdangkan dalam hal

pinjaman unruk membiayai kegiatan setelah pengapalan (Post sbipnrent), suku bungany;'

adalah 6 persen setahun tanpa membetlakan jcnis barang eksporuya Perlu dikcmukakan

bahwa besarnya srrku bungr pinjaman ekspor tnenttrut ketentuan lama adalah 12 persen

setahun. Di samping itu ditetapkan pula bahwa Persyarat'n nengenai bcsarn|il Pembiayaan

sendiri oleh nasabah telah diturunkan dati seku rang-kttrangnya 30 persen menjadi se-

kurang-kurangnya 15 persen dari seluruh kebutuhan pcmbiayaan

5.3.2.1. Pembetian kredit menunt sektor Perbankan

Kenai l<an jumlah pcmber ian kredi r r l r r i t rhun kc [ ' thun mcrupakan pencerminan dar i

peningkatan peranan perbankan dalan rangka usaha Pemcrintah mtmpcrlnas pemberiatt

fasilitas kredit kepada masyarakat sebagai sallrh satu sumber pcmbiayaan PCnrbangunaI:'peningkatan posisi pcmtrerian kredit perbanka[ dari tahun ke tahun tclscbut clapat diihuti

dalam Tabel v.7, Selama periode lima trhul pelaksanaan Repclita ll jumlah krcdit me-

ningkat sebesar Rp +767,2 mi lyar atau 383,6 persen, ya i tu dar i pos is inya scbesar

Rp 1.086,2 mi lyar pada akhi r tahun lgTJ/1gi+ r r renjadi sebcsat Rp 5 253'4 n. r i lyar pada

aklir talrun Ig7811g79. Dengan rlemikian rata-Iata pertambahan krcdit sctiap tahunnya

meningkat sebesar Rp 833,4 milyar- Selanjutnya dalant empat tahun pcrtama pclaksanaan

Repelita III, tepatnya sampai dcngan September 1982/1983 posisi pemberian kredit meng-

alami peningkatan dari Rp 5 .253,4 ntilv:l nenjadi se be sar Rp 12 293 ,8 milyar yang

berarti terjadi pertambahan sebesar Rp 7.040,4 nrilyar atau 114'0 perserr' Jadi setiap tahun-

nya mengalami henaikan rata-rata sebesirr Rp 2.01 1,5 milyar' Dari kedua angka kenaikan

rata-rata per tahun tcrscbut dapat dilihat bahlva perkembangan krcdit dalam Pclita III

meningkat menjadi hampir dua setcngah kali l ipat-

Posisi pemberian krcdit ruPiah

September 1982 tersebut terd i r i dar t

Pemerintah, termasuk kredit likuiditas

persen), kredit langsung Bank Indonesia

perbarrkan sebesirr Rp fZ 293 ,8 milyar pada akhir

krc:dit yang telah disalurkan melalui bank umum

Bank lndonesia, sebesar Rp 7 .266,8 milyar (59,1

sebesar Rp 3.Q?2,4 milyar (24,6 persen), kredit dari

Page 138: NOTA KEUANGAN

120

bank swasta nasional, termasuk kredit likuiditas Bank Indonesia, sebesar Rp 1.3g6,0 milyar(11,3 persen) dan kredit cabang bank asing sebesar Rp 618,6 milyar (5,0 persen). Biladibandingkan dengan posisi pemberian kredit pada akhir tahun anggaran lggl/lg8z, makaselama periodc April-september 198?/7983 telah terjadi peningkatan daripada kreditlangsung Bank Indonesia sebesar Rp 342,O milyx (12,8 persen), kredit bank umum pe-

merintah sebesar Rp 1.321,0 milyar (22,2 persen), kredit bank swasta nasional sebesarRp 239,3 milyar (20,9 persen) dan kredit cabang bank asing sebcsar Rp 70,7 milyzr (.72,8persen). Dilihat dari besarnya jumlah pemberian kredit, maka bank umum pemerintah

tetap merupakan penyalur kredit yang terbcsar.

5.3.2.2. Pemberian kredit menurut sektor Pemerintah dan sektor swasta

Pemberian kredit untuk pengembangan dunia usaha, yang dapat dikelompokkandalam sektor usaha swasta dan sektor usaha Pemerintah, merupakan bagian yang pentingdalam mensukseskan pembangunan nasional. Kegiatan di sektor pemerintah antara lainadalah usaha pengembangan di bidang industri dasar dan industri antara yang telah dimularmenjelang akhir Pelita II, dan kemudian ditingkatkan dalam Pelita III meliputi antara lainindustri besi baja, industri aluminium, semcn, pupuk, serta proyek-proyek di bidang per-tambangan dan prasarana listrik. sedangkan kegiatan sektor swasta meliputi hampir semuz,kegiatan perekonomian yang tersebar baik di desa{esa maupun di kota-kota yang diseleng-garakan oleh lembaga-lembaga keuangan bukan bank milik negara, perusahaan swasta,yayasan, badan swasta serta koperasi dan kegiatan usaha perorangan.

Penggunaan kredit untuk pembiayaan kegiatan sektor pemerintah sampai denganakhir Scptember 1982 mencapai jum.lah sebesar Rp 4,720,0 milyar atau 38,4 persen dariseluruh kredit perbankan yang terdiri dari kredit yang disalurkan melalui Bank Indonesiasebesar Rp 2.800,5 milyar, bank umum Pemerintah sebesar Rp L894,9 milyar, bank swastanasional sebesar Rp 12,9 milyar dan cabang bank asing sebesar Rp 11,7 milyar,

Sementara itu perkembangan pemberian kredit di sektor Pemerintah selama periodeApril-September 1982 dari Bank Indonesia menunjukkan peningkatan sebesar Rp 242,5milyar. Demikian pula halnya kredit dari bank-bank umum Pemerintah, bank umum swastanasional dan cabang bank asing, masing-masing mengalami kenaikan sebesar Rp 390,4milyar, Rp 0,3 milyar dan Rp 7,0 milyar. Jadi secara keseluruhan peningkatan kredit disektor Pemerintah mencapai jumlah sebesar Rp 640,2 milyar ( 1 5,7 persen).

Dalam pada itu pemberian kredit untuk membiayai kegiatan sektor swasta mencapaijumlah sebesar Rp 7.573,8 milyar atau 61,6 persen dari kredit perbankan keseluruhan.

Jumlah tersebut berasal dari kredit yang disalurkan melalui bank umum pemerintah sebesarRp 5.371,9 milyar, yang terdiri dari kredit dengan dananya sendiri sebesar Rp 2.986,4milyar dan kredit dengan dana likuiditas Bank Indonesia sebesar Rp 2.385,5 milyar.

Page 139: NOTA KEUANGAN

721

A

-j

z7

z

zcc-i

E:3 .

. +zP J;+E . t rg >

-̂)

-tP

\o

I\o

\o

< l i

3 t :H t <

t {

< t <

3 l I

3 l i

< t : {H t <l l G

3 l i: l t r o

F ts

o { o 1J F j j S - s . J s - , o :

. ! 9 ! ! ! r F l s N r c ! 0 r - * N ( F 5( s a r a {'o ]ts;.r 'al is ' is "$ -(! is ' ;s -s 'T'co

i$ -a "o',! -ol

3 i ; rE ; , G - ,S ,SH H tSd t ! ;''o -6 -tl 'o 'e ' 'u 'o'o 'or ' 'o' -o, \

'<o "<lin"o _'D

* EFE * ts--a +sEsEE:EE" : 3€ 5 * | S " f " f '3Et - - - , ' - ; ; - , , - * -oo

S F." "8 -E , -E :,:. g"p.: "I"HS _B s$ _fia { i ' } ' ' { { ? J _ o i - - - o ' { \ i J " € ' a i ! ' 6 ' c o ; o

N n ' r o , o i -N O 1 9 H { C o !

( I F ( r + {N ( D r o l s i o O t + . E 6

- s 6 ( ! - b i r1 9 | : 9 9 o o t

; - L i e \ " 6 ' 0 ' ' 6 ' o ' c o ' d

o € u * o 1 o t

c . a q ( o a @

t- le

' F Q O O ' A | A H 5N c r r ( o o ! ( , o r r o

r o + o b - i - bA A

f. t- le! . t s ' s ' | @ + s o AFF I N,,o.j] -o) .jF' -@ _r,.

or (F ( ,H '5

r c i r . o b ' o b b i o i D

{ r o c r c ) d ( ' r { { A

{ ! i o r

F ! ' | .

-to -(p -i.r "€

B

faE'E

P

*

zs

Page 140: NOTA KEUANGAN

12?

.s

F

+tse

$Hs gi$$$ $$$ $s$$ $$ Fi$ $*r a

$5:l $$$$ H$5 $;q$ +a $is g$p ;

$$$ $g+5 $$i1 FHst il$ f ;m* $f1 s

$g$ ff*g 5i$$ rF$$ $$ $=s g$F a

$$$ $$$5 594 $$$s $ft* $FF ggF $gH$ 5$$$ fiiE $s3$ li$ $;a g$E $

gF$ $:fit ssi s;er $E $:fi $5f a$$3 $sag d$$ $$$* rF F*; $i* $

55$ $gF5 3F3 s$q;;; 1136 gHf $

55+ $fs$ gng $rir'I$ $*$ 5gs A5! 6- 11 q.

ro- q. to- .,i1

o: 09-: +

r i j

i 33S 33 3 $: -F3-3 99 B rt rF $ $$s rsc

$ $3 t s$$ $$$Fg3$ ii 33$

E

a

*ls

slg6 | l

)

N

F

Page 141: NOTA KEUANGAN

G r a f i k V . 4

KREDIT RUPIAH PERBANKAN MENURUT SEKTOR PEMERINTAHDAN SEKTOR SWASTA, 7969tr970 _ L9a2/1983

( dalam milyar mpiatr )

t969120r970?r197rJt2r972fi919751t4 t974ft6 r97517619761t7 rg7? rStsTslts 1979/80 r9S0/81 lsl/82 19s2/83(sia Sept )

Page 142: NOTA KEUANGAN

124

Selanjutnya kredit unruk sektor swasta yang disalurkan melalui bank swasta nasional sebesarRp 1.373'1 milyar, cabang bank asing sebesar Rp 6o6,9 mtlyar dan kredit Bank Indonesiasebesar Rp 221,9 mily,' selama periode Apr -september 19g2, pehyaluran kredit untuksekror swasta meningkai sebesar Rp r.332,2 mtryzr (21,3 persen), yang terdiri dari kenaikankredit bank umum pemerintah sebesar Rp 930,6 milyar, bank swasta nasional sebesarRp 239,0 nrilyar, cabang bank asing sebesar Rp 63,1 m yar tran Bank Indoncsia sebesarRp 99,5 milyar. Dari peningkatan kredit bank-bank umum pemerintah kepada sektor swastasebesar Rp 930,6 'i lyar tersebut di atas, adarah bcrasal dari pertirmbahan krcdit rlengandana likuiditas Bank Indonesia sebesar Rp 65g,9 m yar dan kredit dengan dananva sendirisebesar Rp 27r,7 mllyar. Bila dibandingkan dengan perkembangen p.mb.r;on r,rcdit padaperiode ;rang sama tahun ralu, baik untuk sektor swasta naupun ke sektor pemerintah yangmasing-masing meningkat sebesar Rp 1,007,7 milyar dan Rp 3 19,4 milyar, maka pembcriankredit untuk rahun ini menunjukkan perkernbangan yang rneningkat.

5.3,2.3. Pemberian kredit perbankan menurut sektor ekonomi

Pembiayaan melalui kredir perbankan bagi berbagai kegiatan perckonomian dapatdigolongkan menjadi tiga scktor yaitu sektor produksi, sektor perdagangan dan scktorlain-lain Pada akhir September 19g2 posisi pembcrian kredit unruk scktor pro.Juksi tercatatscbesar Rp 6.376,0 ntlyar atau 51,9 persen dari keseluruhan kredit perbank,n yang bcr_jumlah sebesar Rp 12.2g3,8 milyar. Sedangkan pacla waktu yang sama krediL untuk pem_bia,vian kegiatan sektor perdagangan dan scktor lain_lain yang mencakup kegiatan di brdanglasa- .1asa adalah sebesar Rp 4. r29,9 nt ryar (33,6 persen) dan sebesar Rp r ,7g7,9 mi lyar(14,5 persen) Bila dibandrngkan dengan posisi pemberian krcdit patla akhir tahun ,nggor"n1981/1982, maka selama periode April-scptember rggz/rg83 telah terjadi p.ningkotunkrcdi t pada sektor produksi sebcsar Rp 623,2 mi lyar (11,g persen) yang d igunakan untuhpcmbiavaan bidang pcrtanian dan perindustrian masing-nrasing sebesar Rp 135,5 mrlyar danRp 629,6 mi lyar , d i samping penurunan krcdi t untuk b idang perramDangan sebesar l tp 91,9milvar' Pertan.rbahan ltredit yang cukup bcsar di bidang perinciLrstrian antara lain clisebabkanscmakrn ditingkatkannya pembangunan industri trasar dan indr.rstri antara seperti pabrik hesibaja, pab.k aluminium' pabrik semen dan pabrik pupuk scrta usaha modernisasi seluruhsektor industri yang bcrtujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisier.rsi. Di sampingitu kredrt tersebur digunakan pula untul< me'rbiayai kegiatan pengorahan hasil bidangpertanian.

Semcntara itu kredit di sektor perclagangan dan sektor lainJain mengalami pe_ningkatan masing-masing sebesar Rp 905,0 milyar (2g,i persen) dan sebesar np 394,2milyar (28,3 perse'). Kcgiatan di sektor perdagangan n.reliputi usarra di bidang ekspor,lmpor maupun distribusi Sedangkan untuk kegiatan perekonomian clalam sektor lain-iain,

-

Page 143: NOTA KEUANGAN

1 ) <

tt

'l

zA

z

Iuz

j.

\o\o

j

\o

\o

\

l l l $ r t , , , ' r N ' r 3 l_ro _o 'o '-

-o-o' ie "b

rE r r r ; t t H-o -tl "6t

_e' "+ -o iD

t r o F q ( 6 + F ( '{ N 6 0 { ( o @ @

N r \ 5 N { { A C . !

r c e ' s i -@ i J r ! ( o s r e o r r

' 5 o s a ! o r o r o 6

t s 1 9 a € ( D { ( o u( o r v r o O o { t s c o

r r o , u o bq @ o r F o j r ' a { or n ( ! a o o ! o c . c .

- p + o r l - i -@ o F ( r o F s o ro 1 ( r r c r 1 ! { 6 6 4 D

eE: S $3H Ey-eJ- j - l - < ) q o* 6 - C . { ; F c ) ; -

ie -6 -N -@ -6

-a '!o \ "d, i,l

tc

] ! T F

Page 144: NOTA KEUANGAN

126

e3

3

: A .: l (

: A H

* igH F e$H g;;m :;$? flEii fi: i ;33 3 33; 3 :3 i eYen \e . " . - - qE $e+ 5 SEB g$Eil :HH$ E*g* 5N - d i d ,

I . ; ; : -

: . " * "_ *_ , o - € .o -+ . o . o . co . . : _ . + -na cy q qo : c !

F qsn E I:* E$3H aEE$ 9g+r H$ ;r; * r;': H 3fi=" f :Ri^ g;l; I1 o ?

" i ; q - i ; ; , i + U i n 3 H R * $ 9 l n *L ' 6 N - . . : < j ; - l

I ?. l-e o: co,.. :n o? \--u1 a oo"c. l q 1 d.t o^ c.L q

i rRs fl 3Efi H$sF firu. 3'$frl $g q$s : fli; $su; e;3$ $frfi ;

f q*s $$qn I$sF sFE* E ggf e$ sss gg$s g$e$ fnrF *$H$ $: . : i ? . o " i l o _ c r s . € - 9 . D . e 9 . a 4 0 ^ c 1 $ r 0 1 € ^ + - o -

$ €f;! {EHP f HrF $sE- i lE:i $.* *;l - i** & s*i * u== =;;; *i €31 Sqgs S i$ : *Ra- EHss E

+ f ! . j c i + 6 i - j

u: \u:dt t \ co-o)$ + o r ( o6 r + Fc.i -j .n N' ...i

.1 -.: o" o- a t'j-'1€-o r . + . o No a o r + F + ( o o

c.i -.; c.j ,j

. o o d i o d t ' d d o do + 6 c . . r . O 6 N +

E

( !

-

tr

G

ii

= l6 l

sl- l

.F

Fi

Page 145: NOTA KEUANGAN

G r a f i k V . 5

KREDIT RUPIAH PERBANKAN MENURUT SEKTOR EKONOMI, 1969IIg7O - Ig82/IgS3( dalam milyar rupiab )

127

r969non7oJtrr91tF2r972lt3r9?31t4 r9?4lti 197516r976[t7 1977l78rs7sfts 1979/so lg8o/sl l98t/821982/t3G/d sepr,)

-

Page 146: NOTA KEUANGAN

128

perrberian kredit terutama digunakan untuk kcgiatan di bidang lasa1asa.

secara keseluruhan penggunaan kredit menurut sektor ekononi untuk pembiayaansektor pr'duksi, sektor perdagangan dan sektor lain-lai. dalam periode Aprir-septembcr191'211983 adalah sebesar Rp 1.972,4 mi lyar atau meningkat sebesar 19,1 persen c iarrposisinya pada akhir tahun anggaran i'9f3r/1ggz, Jur.nlah ini mc'unjukl<an peningl<atandibanclingkan dengan perkembangannya dalam periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesarR p 1 . 3 2 7 , 1 m i l y a r ( 1 7 , 0 p e r s e n ) .

5.3.2,.1. Pemberian kredit perbankan nrenurut Dati I

salah satu usaha pemerataan pembangunan ekonomi di antara daerah-daerah d,scluruh Indonesia adalah melalui fasilitas kredit pcrbankan, baik uncuk pcmbiayaan kegiatandi bidang produksi perranian, perindustrian, pertambangan maupun untul< pernbiayaankegiatan di bidang pcrdagangan dan kegiarm ckonomi lainnya.

usaha tcrsebut telah menampakkan hasil yang cukup mcmnaskan ilcngan semakinmeratanv'ir. seriap daerah mempcroleh fasilitas kredit, Sampai dengan akhrr bulan JLrli l9g2pember ian krec l i t perbankan untuk seluruh Dat i I d i Indonesia te lah mencapai jurn lahseL, ,c>ar Rp 8.824.7 nr i lyar , t idak ternr lsuk kredi r Jrngsung Rlnk In. lo les ia. lurn lah rerseburdigunal<an untuk membiayai kcgiatan di scktor produksi sebcsar Rp 4 63g,0 milyar, ter.'asuk clr dalamnya bidang pertanian, pertambangan dan perinclustrian, sektor perdagangansebcsar Rp 2.992,r ntilyar clan sektor rain-rain sebcsar Rp 1.194,6 rrilyar, termasnk cJidalamnva kegiatan di brdang jasajasa dan bidang ekononri lainnya Dibandingl<a' denganposisi kredit rerscbut pada akhir. Desembcr 19g1 sebcsar Rp 7,105,0 milyar, mal<a selamaperiode Januari-Juli 1982 tclah terjadi peningkatan yang cul<up ber.arti, yaitu sebesarRp r .719,7 mi l r ,ar (24,2 persen)

Kenaihan ini telah dig'nakan unruk meningkatkan kegiatan di setiap scr(tor, d€nganpcr tambahan kredi t kepada sektor produksi sebesar I tp g37,9 mi l1 ,ar , kepada scktor per_dagangan sebesar Rp 754,6 milyar dan kcpada sektor lain-lain sebcsar Rp 127,2 mtlyar.Peningiratan kredit di sektor produksi sebesar Rp g37,9 ntlyar tersebut teruram. disebabkan karena l<cnaikan pemberian krcdit untuk bidang perinrlustrian sebesar Rp 676,g mil;,ar,bidang pertanian sebesar Rp 142,9 milyar dan bidang pcrtambangan sebesar Rp 1g,2 milyar.scmentara itu peninghatan kredit di sektor pcrdagangan cliscbabkan karcna kenaikan kredituntuk kegiatan ekspor' tcrutanra untuk membiayai kegiatan impor bahan dasar bagi pro-duksi barang ekspor clengan digalakkannya program ekspor non minyak, clan untuk mem_bravar kegiatan disrribusi barang, sedangkan peningkatan pemberian kretiit cli sektor lain-lain terutama digunakan untuk pembiayaan bidang jasa-jasa, pengangkutan baik darat, lautmaupun udara.

Page 147: NOTA KEUANGAN

729

Perscntasc pcmbcrian kredit yang cukup menonjol peningkatannya adalah Dati I

T imor T imur, Maluku, Kal imantan Barat ' DKI Jaya dan DI Yogyakar ta ya i ru mrs ing-masing

dengan kenaikan sebesar 100,0 persen, 44,0 persen, 34,0 perscn, 31,9 persen dan 31 '2

persen. Bila ditinjau dari bidang usahanva, maka pcrscntase peningknten kredit yang cukup

beser di sektor produksi telah terjacli di Dati I 'f imor Tiuur, Sulnwesi Tengah dan Jawa

Timur va inr nasing-masing dengan l<enaikan sebesar 50,0 persen, 42,0 persen t lan 35 '5

persen. Kemudian di sektor pcrtlagangan, kenaikar.t kredit yang cukup tinggi aclalah di Dau I

Kalimantan Barat, Kalimantan Sclatan, Timor Timur, Malul<u tl:tn K.rlimantrn Timur yaittr

nas ing-masing sebcsar 158,8 pcrsen, 133,8 persen, 100,0 pcrsen, 95,4 pcrscn d ln 94 '8

persen. setlangkan tli scktor lainlain peningkatan hredit yang culiup bcrarti aclalah di Dati I

Sulan,esi I'engah dan Nusa Tcnggara Barar, dengan kenaikan mlsing-masing sebesar 50,0

persen dan 40,8 persen.

Pcmberian kredit di Daerah Khusus Ibukota Jakarta Rayl srmpai dengan akhir Juli

1982 tclah mencapai jrrmlah sebesar Rp 3.677,2 rnilyirr ttau meningkat scbcsar l(p 888'6

mi lyar (31,9 persen) t l ibandingkan c lcngan posis inya pada rkh i r Desernber 1981 scbesar

Rp 2.783,6 mi l ; 'ar . Peningkatan tersebut terutama Lrcrasal dar i kenaikan pember ian kredi t

unt'-rl< scL<tor produksi sebesar Rp'192'2 mil)'ar, sektor pcrdagatrgan scbesar l{p 324'5

r r r i l v l r . d r n r e k r o r l l i n - l a i n s c b c s a r R p 7 1 . 9 m i L y a r . D ; l r m u r t k t u y l n S s r r r r i r , y r r i t u s r n r p r i

dengan Jul i 1982, pember ian kredi t t l i Dat i I Jawa Ti rnur ber jumla l . r seheser Rp 1 127,3

mill,ar atau mengalaml pertambahan yang cukup berarti ' vaitu sebesar Itp 235'3 mrlyar

( 2 6 ' 4 p e r s e n ) , d a r i p c ' r s i s i n y a p a c l a b r r l a n D e s e m b e r l g S l . P e n r n g k a t a n t e r s e b u t t e r d i r i t l a r i

kerr : ik ln krer l i r d i rekror pr . rdui<s i scbl sar Rp 164.7 mi lyar , sektor perdrgungrn sehcsi t r

Iip 68,2 milyar dan sektor lainlain sebesar I{p 2,4 milyar' Dati I Jawa Barat juga mengzlami

perken.rbangan Penggunaan kredir yang cukup mcnggembirakan Sampai dengan akhir

Juli 1982, Dati I Jawa Barirt telah menggunahan kreclit sebesar Rp 893,1 milyar yalg berarti

da lam per iode Januar i -Ju l i 1982 terdapat kenaikan scbesar I lp 130'6 nr l lyar (17 ' l persen)

Semcntara itu Dati I Jawa Tengah telah pula mcngalami pcninghatan lircclit sebcsar

Rp 75.4 milyrr (12,? persel), yaitu nrenjlrdi Rp 669,2 milyar pada bulan Juli 1982 clari

pos is inva sebesar Rp 593,8 mi lyar pada ak l i i r bu lan Dcsembcr 1981 Dalam pada i tu pcm-

bcrian kredit rtntuk Dati I Sumatera Utara' sampai tlcngan akhir Juli 1982 tclah mcncapai

j l rmlahsebesarRp560Tn-r i lyar ,yangbrerar . t i te lahmcngalanr ipcrr ingkatansebcsarRp95,9

milvar (20,6 persen) selama 7 bulan terakhir, Peningkatan tclsebut bcrasal clari ltenaikan clr

sektor produksi sebesar Rp 65,1 mil,var, sektor perdagangan sebesar Rp 24'2 milyar dan

srlttor lain-lain sebesar Rp 6,6 milyar' Jumlah kre<lit perbankan di Dati I lainnya sampai

, l t n g a n a k h i r J u l i 1 9 R 2 a d a b h s e b e s r r R p I 8 9 7 , 2 m i l y a r d a n d i g u n r k a n u n t u k m e m l r i a y a t

kegiatan di sektor produksi sebesar Rp 802'1 milyar, sektor perdagangan sebesar Rp 800'3

milyar dan sektor lain-hin sebesar Rp 294,8 milyar.

Page 148: NOTA KEUANGAN

130

T a b e l V . 9

KREDIT RUPIAH PERRANKAN MENURUT DATI I DAN SEKTOR EKONOMITIDAK TERMASUK KI{EDIT LANGSUNG BANK INDONESIA I)

DESEMtsER 1981 _ JULr l9tt2( <ialam milyar rupiah )

Produksi Pcrdagangan Lain - lain J u m l a h

Juli J u l i 2 )

D a t i

JuliJ "li

1 .2 .

3

56 .7 .

8 .9 .

1 0 .1 1 .7 2 .1 3 .

1 + ,

I 6 .

1 7 .1 8 .1 9 .

2 0z r .22.1 1

2+

26.2 7

DKI Jaya

Jawa Timur

Jawa Barar

Jawa Tengah

Sumatera Utara

Sr.r lawesi Selatan

Sumatera Selatan

Kalimantan Barat

Laln pu ng

Kalimanran Selaran

Kalimanran Timur

Sumatera Barar

Sulawesi Utara

D . L Acch

B a l i

D.l . Yogyakarta

R i a u

M a l u k u

Nusa Tenggara Barar

Sulawesi l engah

J a m b iNusa 'I enggara Tirnur

Kallmantan Tengah

ItLan J aya

Sulawesi Tenggara

Bengkulu

Trmor Timur

| .59+,9 2 .087 , I464,2 628,93 5 0,8 420,o336,9 357,1277 ,7 342,8

7 9 , 2 9 7 , 5120,5 83,267 ,O 60 ,044,4 5 6 ,363,7 52,460,9 68,345,9 s5,93 6 , 5 3 9 , 940,6 37 ,828,6 28 ,83 3 ,5 44 ,5+2,3 47 ,919,+ 27 ,519 ,6 21 ,71 t ,8 1 ,9 ,61 8 , 1 2 0 , 7

9 ,1 I1 ,37 , 9 1 0 , 1

1 0 , 9 1 1 , 07 , 5 7 , 06 ,0 6 ,+o ,2 0 ,3

825 ,2 1 .149 ,7328,3 396,51 8 6 , 3 2 4 r , 1197 ,5 243,3737 ,O 161,2

72,9 {1 3 ,554,6 72 ,328,4 7 3 ,550,4 68 , I29 ,9 69,922,9 44 ,632,7 46 ,844,3 50,937 ,3 +7 ,4,9 ,7 47 ,6?4,5 32,219,6 26 ,615 ,2 29 ,716,3 r9 ,91 7 , 9 1 9 , 21 2 , 0 l 7 , O12,6 12,912,8 74,25 ,9 7 ,77 , 8 1 0 , 55 , 4 5 , 6ci,1 0,2

440,4 2 .788,6 3 .677,2101,9 892,O t .727,32 3 2 , O 7 6 2 , 5 8 9 3 , 1

68,8 593,8 669,256,7 464,8 560,740,2 186,0 221,229,4 20t,4 184,91 5 , 8 1 1 1 , 4 1 + 9 , 31 4 , 0 1 0 9 , 3 1 3 8 , 41 1 , 1 1 0 3 , 3 1 3 3 , 4I + ,8 98 ,1 127,72+,2 99,7 126,912,8 92 ,5 103,6i 8,0 99,6 103,220,2 86,9 96,6i8 ,8 72 ,8 95 ,5r 7 , o 7 5 , 9 9 1 , 55 ,4 39,3 56,6

10,0 43 ,0 51 ,6{J , r 37 ,1 46 ,97,0 36,8 44,78 ,0 27 ,8 32 ,24 ,7 2+,8 28 ,+6,6 22 ,7 25 ,35 ,4 19 ,4 22 ,93 , 8 1 5 , 2 1 5 , 80 , 1 0 , 3 0 , 6

3 6 8 , 5

9 9 , 5) ) q 4

59,45 0 , 13 3 , 926,316,014,5

9 , 71 + , 321,11 1 , 721,7

1 8 , 614,81+,0

7 , 1

6 ,7

6 , 14 l

5 0

4 1

3 , 8

J u m I a h 3 ,800,1 4 .638,0 2 .237,5 2 .9gL, t L067,4 r .194,6 7 . lO5,O 8 .824,7

lJ Tcrrnasuk Bapindo dan Bank Pembansunan Daerah

2J Angka sementara

-

Page 149: NOTA KEUANGAN

1 3 1

5. 3.2. 5. Pemberian kredit investasi

Perkembangan pemberian kedit investasi yang disetujui sampai dengan September

1982 menunjukkan jumlah sebesar Rp 1.484,0 nilyar. Jumlah tersebut dapat diperinci

menjadi kredit investasi untuk kegiatan di sektor pertanian sebesar Rp 248,O milyar (76,7

persen), sektor perindustrian scbcsar Rp 535,9 milyar (36,1 perscn), sektor pcrtambangan

sebesar Rp 46,0 milyar (3,1 persen), sektor jasajasa sebesar Rp 588,9 milyar (39,7 persen)

dan sekror ekonomi lainnya sebesar Rp 65,2 milyar (4,4 persen). Selama periode April-

September 1982 pemberian krcdit investasi yang disetujui meningkat sebesar Rp 157,2

milyar (11,8 persen) yang berasal dari peningkatan yang terjadi di bcrbagai sektor. Krcdituntuk sektor pertanian meningkat sebesar Rp 21,8 milyar, sektor perindustrian sebesar

Rp 59,6 milyar, sektor pertambangan sebesar Rp 5,9 milyar, sektor jasajasa sebesar

Rp 63,6 milyar dan sehtor lain-lain scbcsar Itp 6,3 milyar.

Dalam pada itu realisasi pemberian kredit investasi pada akhir September 1982

tercarat sebesar Rp 1.024,8 milyar, yang merupakan penjumlahan dari kredit investasi untuk

sektor pertanian sebesar Rp 1,82,2 mtlyar (17,8 persen), sektor perindustrian sebesar

Rp 334,1 milya,r (32,6 persen), sektor pertambangan sebesar Rp 32,7 milyd.r (3,2 persen),

serta sektor jasa-jasa dan sektor lainnya masing-masing sebesar Rp 432,4 mily tr (42,2

persen) dan Rp 43,4 mrlyar (4,2 persen). Selarna periode April-September 1982 realisasi

kredit investasi untuk sektor pertanian mengalami peningkatan sebesar Rp 27,5 milyar ( 17,8

persen), yaitu antara lain ditujukan untuk keperluan pembiayaan rehabilitasi dan perluasan

tanaman khususnya bagi produksi tanaman ekspor. Selanjutnya scktor pcrindustrian dalam

periode yang silma menyerap kredit investasi scbesar Rp 39,3 milyar atau mcrupakan

peningkatan sebesar 13,3 persen terhadap posisinya pacla bulan Maret 1982, 'l 'ermasuk

kegiatan di sektor perindustrian adalah kegiatan pengolahan hasil-hasjl di bidang pertanian,

Sementarir itu pertambahan realisasi kredit investasi di sektor pertambangan adalah sebesarRp 3,2 n i iyar (10,8 persen) , sektor jasa- jasa sebesar Rp 64,8 mi lyar (17,6 persen) dan sektor

ekonomi lainnya sebesar Rp 6,1 niilyar (16,4 persen). Dengan demikian secara keseluruhar.rjumlah peningkatan realisasi krcdit invcstasi dalarn periode April-Septembcr 1982 adalah

sebesar Rp 140,9 rn i lyar (15,9 persen) .

5.3,2.6, Kredit Investasi Kecil (KIK), Kredit Modal Kerja Permanen (K'NIKP), Kredit Kecil(KK), Kredit Candak Kulak (KCK) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Pembiniran para pengusaha golongan ekonomi lemah di samping diberikan dalam

bentuk penataran-penataran dan konsultasi juga diberikan dalam bentuk bantuan per-

modalan berupa pemberian kredit dengan syarat yang tidak nemberatkan seperti suku

bunga yang lebih rendah, jaminan yang lebih ringan dan jumlah pembiayaan sendiri yang

Page 150: NOTA KEUANGAN

732+ d ) o i c { N c r

ts rj c4 o rlt c\r cr') o F.! l 0 0 1 6 : ( € < + t s : $

F ( O < h 6 @ i\ o € ! r r D f l o

H c r

6 r d r q i n ) i ( o t s c o o. r ) c o @ N o N + o o+ + ! o . i r o + o r

t s N

f i o r t o ! o o s ' i $ ro ) $ o r o o r i r o o o t6 | :

. o o @ F - t ! +c . { d | c . I

O \ : C i t t r i r l 1 F

6 r oo r o r F .+

r € i € q 1 ( l

o + r a @ F F+ i r

e r - + N ( o r d q r + N 60 o 6 { € € + , o + o

i i ( D + F + C . I

. r t : f r d ) i@ + o 6 { o

< , H

r o o , ( o + -< i n d . i d

r o + o i o 0 l

o + . i lj d d c i . . ; d d

! oi c

t s t . : :

hls

b l E

o l

d l >

\ |o ) l

o\

o\

I

o\\oo\

EZ E

: v+

zE

F

zF

Page 151: NOTA KEUANGAN

l ) )

i

E

' ! 4 ,6 E

g

-3 ; - 3 *s s : E-.. P .- j- F ). -+ :j -9 J' -* -:- u ' 6 - @ { @

\ o e . . g t . HsRts :g : SHs* - -- ; ; ' * ' - " - ' r , ' u ' { - 6 " s - o

i '

+ N Ets3EBs s FsS.3F i i:a

'- iE

'o i

-,F ii -- 'u'

c' ;

-. 3 $ 9 ; 3 - $ + E U Fo 6 6 - ! 0 9 , - , c p j e j r F i ," ^ L ' o i : r " a \ L - € b o o a

ir ;s6d d ssFcH d'a

i; -,,,

i" ';

L '.o 'o '@ '@

\ -tc

F r -- t *s= t o l l * sE 6F i i .F -d,c. j - l JP -- Jn .* P; \ _ o - 6 - € { o o . - o g

b . r q N bq 6 o 6 o t i o , o o + $ + sG i 5 i t * i a u t @ o $ @ a-; '+

\ L i" 'c. ''\. '.D 'o ''.o "o -o

Page 152: NOTA KEUANGAN

t ) +

1.750

C r a f i k V . 6

KREDTT TNVESTAST YANG DTSETUJUI pERBANKAN, 7969t197O - 1982t1983( dalam milyar rupiah )

r.400

r.050

700

350

80/8r 8l/82 82i83( td s€pt )

I s.lto, r,ao-ui',

! s.tro. r.r,*i*

! s"t,o.1"""-;"o

! s"rto. na*t'i

I

7t174 74175 ?? 178

Page 153: NOTA KEUANGAN

135

Iebih kecil. Perrberian kreclit melalui program Kredit Invcstasi Kecil (KIK) dan Krcdit NlodalKer;a Permanen (KMKP) yang bertujuan untuk ncnclorong kegiatan para pengusaha kecil,sejak diselenggarakannya pada al<hir tahun 1973 tclah menunjukkan perkenrbangan yangpesat. I{al ini terlihat dari posisi KIK dan KMKp yang disetujui selarna hampir sembilantahun (Desember 1973-september 1982) telah mencapai Rp 2.065,5 milyar dan meliputise lumlah 1.578.777 permohonan. J ika dalam tahun per tama pel i ta I I (1974/r975) posisrpemberian KIK dan KMKP baru mencapai Rp 36,7 r.irilyar dengan 27 ribu permohonan,maka pemberian KIK dan KMKP san.rpai dengan bulan September tahun ke ernpat pe[ta III(198211983) telah n.reningkat menjadi lebih dari 56 kali l ipat denga' lunlah pcmohonmenjadi hampir 59 kali l ipat,

Jumlah KIK dan I{MKP sampai dengan bulan Scprember 19g2 se besar Rp 2,065,5ui lyar tcrsebut terd i r i dar i KIK sebesar Rp 649,5 rn i lyar (31,4 persen) c lcngan 193.756permohonan dan KMKP sebesar l lp 1_416,0 mi lyar (68,6 persen) c lengan 1.3g5.021 per .mohonan. selama periode April-septcmber 1982 pembcrian KIK mengalami pe'ingkaralsebesar Rp 78,9 milyar (13,8 persen), sedangkar.r I(MKp mcngalami peningkaran sebesarRp 238,5 milyar (20,3 persen). Pertambahan nasabah yang menggan.rbarkan pemanfaatanfasilitas krcdit di masyarakat dalam periode tersebut menunjukkan kcnaikan, yaitu jumlahnasabah KIK yang disetujui meningkat sebesar 9,9 persen a.tau sejumlah \7.495 per-mohonan, dan nasabah KMKP sebcsar 6,7 persen atar.r sejumlah g6,g91 permohonan.Dengan demil<ian dalam tahun anggaran 1982/1983 (April-september) pemberian KIK danKMKP rrrenunjukkan pertambahan sebcsar Rp 317,4 mlly ar (i8,2 persen) dengan peningkat.an sebanyai< 104.386 permohonan (7,1 persen) atau rata-rata setiap bulannya adalah sebesarRp 5 2,9 mi lyar .

Sementara itr.t program Kredit Kccil (KK) yang diselenggarakan sejalt tahun1973/1974 mcnunjukkan perkembangan yang cukup mcnggembirakan pula. Kepada go-lo'gan pengusaha yang'remerlukan l<rcclit dengan jumlah maksi'rum sebesar Rp 200 ribudisediakan dana clari APBN sedangkan bagi pengusaha yang memerlukan kredit yang bcr-jumlah antara Rp 200 ribu - Rp 500 ribu clisediakan dana likuiditas Bank Indonesia. JumlahKK yang diberikan sampai dengan akhir Scptember 1982 rcrcatat sebesar Rp 59,065 jutaatau suatu kenaikan scbesar Rp 2.O97 ju,ta dari posisinya pada bulan Maret 1962. Junrlahtersebut terdiri dari pemberian kredit untuk kcgiatan investasi sebcsar ltp 6.107 juta da'kredit untuk kegiata' eksploitasi sebesar Rp 52.958 juta. Jumlah nasabah KK sampai akhirSeptenrber 1982 adalah sebanyak 758.04O atau suatu peninghatan sebesar 1,8 persenterhadap keadaan pada akhir Maret 1982.

Dalam rangka mcnunjang kelancaran pelaksanaan kredit kepada pengusaha kccil, pT

Askrindo dalarn kegiatannya telah menyediakan jasa pertanggungan atas kredit perbankan

-

Page 154: NOTA KEUANGAN

736

Tabe l V . 11

KREDIT INVESTASI KECIL DAN KREDIT MODAL KERJA PER]VIANENYANG DTSETUJUT, r973/r974 - 1982/1983

( dalam juta rupiah )

P e r i o d e KIK KMKP

197 3/r97 4r97 4/797 5r97 5 /r97 6t976/r9771977 /r978

7978/r979

1979/1980

MaretMaret

Maret

MaretMaret

SeptemberMaret

JuniSeptemberDesemberMaret

JuntSepternberDesemberMaret

AprilMe iJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNopemberDesemberJ anuariPebruariMaret

AprilMe iJuniJuliAgustusSeptember r/

5 .667r8.768

34.090s5.26979.249

97.707Ltz,809lz2.30z139.705163 .1 10190.r7 5t t ? o 1 <

266.5383r3.97 3366.2s9

382.561402.716+21.396+42.83646r.22747 6.847492.7 81509.888527.9975+0.4+5554.49r570.566

580.630594.653608.498621.336o r ) . / f u649.460

4.488

t7.97+

40.7 56

7 4 .786724.496

1.58,t69188 .289274,09+L O L . ) Z Z

304 .501348 .901415.39749 3.686569.150o ) ) , o5 r

705.97 s7 51.7 84799.299847 .809920.350957.822997.668

1 .028 .6 38r.062,042r.094.5901 .138 .30sr .177 .5 I8

t.217.601r .267 .+95|.299.5 397.338.294t .377 .4737 .416 .O52

1980/1981

t98u1982

1982/1983

1) Angka sementara

Page 155: NOTA KEUANGAN

( dalem milyar rupiab )

I x'.ait rnnestasi rceo

J Xr.ait fr4"aat Kc{a pemanen

L37G r a f i k V . 7

KREDIT INVESTASI KECIL DAN KREDIT MODAL KERJA PERMANENYANG DTSETUJUI, r97yt974 - r98779a?

1.600

r.200

800

400

re8?/8s(s/d s€pt)

l98r /821974175 r975176 t976177 1977178

Page 156: NOTA KEUANGAN

1 3 8

vang diberikan. Dalam tahun 1982 sampai dengan bulan September 1982 jumlah pagu

kredit yang ditanggung oleh PT Askrindo adalah sebesar Rp 542.977 lura yang mcliputi

pagu kredit yang diberikan kepada sektor pertanian sebesar Rp 69.990 juta (12,9 persen),

sektor perindustrian sebesar Rp 46.691 juta (8,6 persen) sertr sektor perdagangan, scktorjasalasa dan sektor lain-lain masing-masing sebesar Rp 309.694 juta (57,0 pcrsen),

Rp 88.289 ju ta (16,3 persen) c lan sebesar Rp 28,313 ju ta (5,2 persen) , Sementara i tu iumlahdebitur ;,ang dlamin oleh PT Askrindo secara keseluruhan berjumlah 356,665 nasabah

dengan perincian 147.197 naszbsh bergernk di sektor pertanian, 13,789 nasabah di sektor

perindustrian, dan 118.953 nasabah di sektor perclap;angan, scrta di sel<tor jasajasa dan

sektor ekonomi lainnya masing-masing sebanyak 22.079 nasabah dan 54.447 nasabah. Di

samping pen.rberian bantuan dalam bentuk pertanggungan oleh P'f Askrindo, para pengusaha

kecil dapat memperoleh bantuirn berupa penycrtaan modal yang disertai dengan birnblngan

vang diberikan oleh PT Bahana untuk nteningkatkan J<cmampuan manajemen perusahaan.

Sampai dengan bulan Oktober tahun 1982, jumlah penycr taan modal PT Bahana adalah

sebesar Rp 597,9 j:uta terl.rrdap 39 buab perusahaan. Selain itu kcgiatan PT Bahana adalah

memberikan kredit penjembatan kepar-la perusahlan sebeium pcncairan l<rcciit pcrbankan

dapat terlaksana. Jumlah kredit penjernbatan selatr:t periode tahun 1974 sarnpai dengan

buian Oktober 1982 adalah scbcsar l {p 2.499,2 jura, vang d iber ikan kepi rda perusabaan-

perusahaan vang padir umunlnya berg.-rak tli sektor inclustri dan pertanian.

Sementara itu program pemberian KrecLit Canclal< Kulal< (KCK) vang diselenggarakan

selak tahun 1976 seuantiasa ditingkatl<an pula Cari tahun kc rahun, KCK dibcrikan clalam

rangl<a membantu pengusaha golongan ekonorri lemah l,aog belum terjangkau oleh fasilitas

kredi t yang ada, va i tu pada umumnya para pcdagang keci ldan bakul 1 'nng ada d i desa dan t1 i

kota. Dana KCK berasal tlari APtsN yang pcnyclcnggat rannya cLlakr,rkan oleh llank Ral<yat

Indonesia dan d isr iur l<an ke nasablh rnela lu i Kopcras i Unt t Dcsa (KUD). SamPai akhi r

SepteLnb€r 1982. KCK yang riiLrerikan tanpa mcmcrlultan jaminan telah berjurnlah sebesar

Rp 105.755,7 ju ta yang d isa lurkan mela lu i 3 621 KUJ) yang tetsebar d i se luruh Indonesia

J ika d ibandingkan dengan posis inr .a pat ia akhi r tahun lnggaran 1982/1983, terdapat pe '

n ingkatan sebesar Rp 13.639.61uta (14,8 perscn) .

Dr sanping l rantuan hrcdi t rcrhadap berbagai len is usahr golongan ekonorr i le tnal r

tersebut di aras, mal<a hrcdLt untuk kebrituhan pentmirhan stderhanl ynng disediaktn

rrelalui Bank 'l abungan Ncgara telah semakin r.ne luas pula drnrkmati masyarakat, Ila-

inr ter l ihat t lar i scmal< in meningkatnya perkembangan baik jumlah pember ian Kredi t Pe-

mi l ikan Rumah (KPIL) maupun junr lah uni t mmah yang te lah d ibangun. SeJarna hampir

enam tahun sejak d iselen ggaraltannya KPR pada akhir tal.run i976 hingga akhir September

1982 nilai kredit untuk pcmL:angunan pemmahan baik oleh Perumnas yang dibiayai denganAPBN ataupun oleh non Perumnas dengan pernbiayaan dana perbankan telah berjumlah

Page 157: NOTA KEUANGAN

\39

Tabe l V ' 12

KREDTT KEcrL, r974/r975 - 198211983

P c r i o d e Jumlah peminjatnNilai piniaman

(dalam juta rupiah)

r97 41r97 5797 s /797 61976/19771977 119781.97 8t797 9

r979/1980

7980/198r

198r /1982

1982 /1983

Maret

Maret

Maret

Maret

SeptemberMaret

JuniSeptemberDesemberMaret

Jur.riSeptcmberDesemberMaret

AprilMe iJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNopenrberDesemberJanuariPebruariMaret

AprilMe iJuniJul iAgustusSeptember ll

6t.824

731.603

207 .773252.810

299.O97342.2+63 58 ,69037+ .11138+.9 3+407 _266

4t5.037483.743554.O70618.229

629 .03665 3 .039665.7087 04.213700.37 37IO.?90728.4617 40.54+7 50.822726.909/ ) z . ) o o7+4.7 +O7 5+.8077 56 .33+7 60.659775.700764.0687 58.O40

2 .137

5 .0298 .1 .92

I 1 .058

13.+i 2I ) - / l +

\ 7 . 17 5r7 .7 +018.43+20.39823.0+6L O , L ) /

32.846+r .32243.49845,42747 . 16251 .01249 .58150 .87 952.02+) 5 , ) / 6

54.4r45+.r6156.07856 .968

58.162) 6 . ) / )

60.25 6o z . ) I I

60.00859.06s

-

l) Angka semenlara

Page 158: NOTA KEUANGAN

sebesar Rp 311,7 milyar. Jurnlah tcrsebut terciiri dari nilai kredit sebesar Rp gz,2 nilyur(26,4 persen) yang digunakan untuk membangun 56.669 unit rumah perumnas dan sebesarRp 229,5 milyar (73,6 persen) yang digunakan untuk rnembangun 5g.466 unit rumah nonPerumnas.

5.4. Lembaga-lembaga keuangan

5.4.1. Lembaga keuangan perbankan

Di dalam rangka menunjang pembangunan ckonomi nasional, pengembanga' sektorperbankan perlu senantiasa dilakukan baik melalui pengembangan kelembagaannya maupunpengembangan kegiatan usahanya. Pada tahun-tahun yang lampau telah dilakukan beberapakebijaksanaan yang mendukung pengembangan sektor perbankan tersebut antara lain berupapeningkatan daya guna bank-bank Pernerintah, pemberian kcsempatrn bagi bank-bankPemerintah untuk melakukan pcnyertaan pada perusahaan-perusahaan pi.ibumi, pemberianbantuan tehnis dan keuangan bagi bank-bank pembangunan daerah, perluasa. pelaksanaankliring lokal, pengaruran penggunaan komputer dalam atlniinistrasi banl<-bank dan pembcri-an kesempatan bagi bank-bank swasta nasional untuk rnelakukan merger. Dalam tahun1982/1983, usaha penyempurnaan kebijaksanaan di bidang pemlrinaan dair pengembangansektor perbankan selain tetap melanjutkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah di-lakukan pada tahun-tahun sebelumnya, juga khususnya cLtuj.kan untuk meningkatkanfungsi bank umum swasta nasional agar dapat lcbih berperan tlidalam memberikan sum-bangan terhadap pembang''an ekonomi nasional. Usaha peningkatan peranan bank umumswasta nasional tcrsebut nre l iput i pcnyempurnaan persyararan pcnbukaan kantor ca l ]angdan kantor cabang pen.rbantu serta penyempurnaan syarat-syarat untuk rnenjadi kantorcabang bank devisa, Sclain itu banh-bank urrum swasra nasional antara lain diarahkan oulauntuk leb i l i mcndayagunakan c lana-dana yang re lah c l ih i rnpunnya. d isamping nrernpcr t inggimutu tatakerJa serta membentuk kader-kader perbankan dan kaderisasi pimpinan.

Dalam hal penyernpurnaan ketentuan-kctentuan bagi pcndiria' kantor cabang dar,kantor cabang pembantu bank umum sl\"asta nasional (BUSN), tclah ditetapkan persyaratan-

Persyaratan vang cukup merangsang sehingga memungkinkan pengembangan usaha-usahaBUSN termaksud ke seluruh wilayah Indonesia secara lebil.r nerata,

Di dalam rangka mendorong pengcmbangr.n usaha bank-bank devisa, telah dilakukanpula penyempurnaan terhadap ketentuan persyaratan peningkatan cabang bank menjadicabang bank devisa. Setiap bank devisa yang rnelahukan penggabungan usaha (merger)sebelum 1977 diperkcnankan meningkatkan cabangnya menjadi cabang bank devisa se-banyak satu kali dari merger yang dilakukan, sedang untuk setiap penggabungan usahasetelah bulan September 1977 diperkenankan meningkatkan cabangnya menjadi cabang

Page 159: NOTA KEUANGAN

r41

bank devisa sebanyak dua kali dari merg€r yang dilakukan. Selain itu bagi bank-bank devisa

yang morlalnya belum mencapai Rp 6 m\ar dimungkinkan untuk fireningkatkan cabang

yang pertama dengan menambah modal sendiri menjadi sekurang-kurangnya sebesar dua kali

modal sendiri pada saat permohonan diajukan dan mer.rawa rkan penambahan modal di'

maksud :eluruhnya kepada Bank lndonesia. Sedangkan untr.rk peningkatan selan;utnya

diharuskan untuk menambah modal sendiri sebesar Rp 500 juta diatas kebutuhan motlaL

menurut perhitungan modal yang dibutuhkan dan menawarkan 50 persen dari kewajiban

tambahan modal dimaksud kcpada Bank Indonesia.

Untuk meningkatkan dayaguna bank-bank umum Pemerintah, program peningkatan

efisiensi bank-banh tersebut yang telah dijalankan scjak bebel:aPa tahun yang lalu hingga saat

ini masih terus rJilanjutkan. Dalam hal ini bank-bank umum Pemerintah diwajibkan Lrntuk

menyusun buku pedoman kerja di bidang operasionalnya yang meliputi bidang pembukuan,

sistem pelaporan, perkreditan, kegiatan luar negeri, auditing dan personalia. Bank-bank yang

telah selesai menyusun pedoman tersebut tclah mulai menerapkannya di kantor-kantor

cabang yang bcrsangkutan.

Dalam rangka membantu perusahaan-perusahaan priburni yang mengalani kekurang-

an modal namun mempunyai potensi yang baik dan usaha yang dinilai layak, sejak beberapa

tahun yang lalu Bank Indonesia telah rnemberikan kesempatan kepada bank pembangunan

daerah d.an bank swasta nasional untuk nelakukln penyeftaan modal pada perusahaan-

perusahaan tersebut, dan baru pada tahun 798111982 kesempatan tersebut diberikan pada

bank-bank Pemerintah. Penyertaan yang dilakukan olell bank-bnnk Pemerintah bersifat

sementara yaitu tidak lebih dari delapan tahun, dan besarnya.penyertaan modirl didasarkan

atas pe,timbangan kebutuhan sebenarnya, yaitu untuk memperbaiki perimbangan antara

modal sendiri tlan modal pinjaman. Pcnyerraan tersebut hanya dilakukan prda perusahaan

pribumi yang berbentuk perseroan terbatas (PT) dan cliutamakan pada usaha yang padat

karya serra usana yang n.renghasilkan barang eksPor dan baban baku untuk produksi. Bila

untuk keperluan penyertean tcrsebut bank yang bersangkutan memerlukan bantuan, maka

Bank Indonesia dapat mcrnpertimbangkan pemberian kreclit l ikuiditas

Sampai s:rat ini kebijaksanaan untuk membina banh pcmbangunan daerah terus

ditingkatkan baik melalui program pemberian bantuan telrnis dan pendidikan maupun

memperkuat permodalannya. Bantuan tehnis dan pendidikan diberikan dengan lnaksud

untuk meningkatkan mutu operasionalnya sedangkan pemberian bantuan permodalan

ditujukan untuk mcmpcrluas clan memperbesar volume usaha bank pembangunan daerah

yang bersangkuta.n, Bantuan tehnis dan pendidikan yang diberikan tersebut meliputi bidang

organisasi, manajemen, personalia, pcrkreditan, pengerahan dana. riset, perencanaan akun-

tansi dan sistem laporan pengawasan. Sampai akhir Septcmber 1982 telah diberikan bantuan

tehnis dan pendidikan terhadap 19 bank dari 27 bank yzng telah disurvai.

Page 160: NOTA KEUANGAN

142

Sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan pemakaian uang giral maka dalambulan September 1982 telah dikeluarkan ketentuan-ketentuan baru mengenai penyelengga-raan kliring khususnya yang diselenggarakan di suatu wilayah kliring. Ketentual baru penye-lengg:raan kliring tersebut pada dasarnya adalah merupaLan penyempurnaan clari ketentu-an-ketentuan yang berlaku sebelumnya yang antara lain men'angkut mengenai pembedaanantara kliring lokal yaitu kliring antar bank yang berada di suatu wilayah kliring seperti yangselama ini telah dilaksanakan, dengan kliring antar wilayah yang akan dilakukan secarabertahap dimasa yang akan datang.

Dalam pada itu kcsempatan bank-bank swasta nasional untuk mengadakan peng_gabungan usaha (merger) masih tetap diberikan, walaupun keringanan pajak hanya dapatdiberikan sepanjang pengajuan permohonannya dilakukan paiing lambat tanggal 30 Juni1981 dan dilaksanakan sebelum tanggal 31 Desember 19g1. Da.lam periode Maret lgglsampai dengan September 1982, bank umum swasta nasional yang melakukan merger ber-jumlah 10 buah.

5.4.2. Lembaga keuangan bukan bank

untuk menunjang pengerahan dana dari masyarakat dan nrenyalurkan darra-danatersebut bagi kegiatan yang produktif, sclain sektor pcrbankan diperlukan juga sektorlembaga ker'rangan bukan bank. Pada dasarnya lernbaga hcuangan bukan bank mempunyaiperanan yang penting di dalam membantu permodalan pcrusahlan-perusahaan, meningkat-kan peranan pengusaha golongan ekonomi lcmah dan mendorong perkembangan pasar uangdan pasar modal Pengembangan lembaga keuangan bukan bank ini menyangkut baik bidangkelembagaannya maupun bidang kegiatan usahanya yang dilakukan antara lain denganmeningkatkan junlah dan jenis lembaga keuangrn bukan bank itu sendiri, meningkatkanperanannya, serta mempcrluas bidang-bidang usaha yang boleh dilakul<an oleh lembagakeuangan bukan bank tcrsebut. Sampai dcngan akhir semester pertama tah'n 1gg2l7gg3jumlah lcrnbaga keuangan bukan bank (LKBB) adalah sebanyak 15 buah yang terdiri dari 3buah LKBB jenis pernbiayaan pembangunan, 9 buah LKBB jenis investasi dan 3 buahkantor perwakilan LKBB. Selain dari pada itu terdapat pula jenis LKBB lainnya yaitu prPapan sejahtera yang pada pokoknya bertujuan untuk mcmenuhi kebutuhan perumahanbagi golongan masyarakat yang berpenghasilan menengah.

Pembinaan tcrhadap kegiatan usaha lembaga keuangan bukan bank dari tahunke tahun senantiasa terus ditingkatkan. Kebijaksanaan yang rjilakukan pemerintah untukmemperluas kegiatan usaha lembaga keuangan bukan bank ini antara lain adalah memperluasruang lingkup penyertaan modal, rnenaikkan batas tertinggi jumlah penyertaan dan mem-berikan kesempatan un k dapat menjadi trusiee dan atau penanggung terhadap penerbitanobligasi bagi lembaga keuangan bukan bank yang rnemenuhi syarat. sampai dengan akhir

Page 161: NOTA KEUANGAN

t + J

Maret 1982, jumlah pengerahan dana yang berhasil dikumpulkan oleh lembaga keuangan

bukan bank adalah sebesar Rp 591,2 milyar, atau mengalami penitrgkatan sebesar Rp 144'7

milyzr (32,4 persen) dibandingkan dengan posisinya pada bulan Maret 1981, sedangkan

penanaman dana yang dilakukan oleh lembaga keuangan bukan bank sampai dengan Maret

1932 telah berjumtah sebesar Rp 573,3 milyar atau meningkat sebesar Rp 152,2 nllyat

(36,1 persen) dibandingkan tlengan posisi penanaman modal pada bulan Maret 1981, Pening

katan pengerahan dan penanaman modal ini mcnunjukkan scmakin berkembangnya kegiatar^

dan volunre usaha lembagr keuangan bukan bank.

Guna menunjang kegiatan koperasi agar mampu memainkan peranan yang sesung-

guhnya dalam tata ekonomi Indonesirr maka dalam bulan Descmber 1981 tclah dibentuk

Perum Pengembangan Keuangan Koperasi (Perum PKK), yaitu suatu lembaga keuangan yang

mempunyai usaha pokok rntara lrin memberikan jaminan kepada koperasi atas kredit yang

diberikan oleh bank dan atas kredit barang yang diberikan oleh badan lainnya, memberikan

jaminan kepada koperasi dalarn rangka penyaluran barang, membcrikan bantrran lainnya

bagi perkembangan koperasi di bidang keuangan dan manajemen, serta melakukan stutlt

kelavakan dan konsultasi bagi kepentingan koperasi, Dengan didirikannya Perum PKK ini

makr Lembaga Jarninan Kredit Koperasi (LJKK) yang didiril<an pada tahun 1970 tclal

dilebur dan digabungkan kedalamnya, sehingga seluruh kekayaan, pcrsonalia, hak, kcwajiban

dan tanggung jawrrb t,JKK beralih kepada Perum PKK.

5,4. J . Perasuransian

Sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional, sektor pcrasuransian telah pula

n]enunjukkan perkembangan yang cukup berarti baik pada sektor asuransi kerugian, asuransi

jiwa maupun asuransi sosial. Pengembangal terhadap sektor perasuransian ini selain lebih

memberikan jaminan terhadap harta benda, jiwr, keselamatan kerja maupun kelangsungan

hidup dihari tua bagi masyarakat juga akan dapat meningkatkan pemupukan modal dari

masyarakat dan memperbesar kematnpuan investasi untuk mcmbiayai pembangunan nasio-

nal. Mengingat pcntingnya pcngcmbangan sektor asuransi tersebut, maka pembinaan terha-

dap ketiga jenis rmuransi dalam tahun 1982/1983 adalah diarahhan untuk dapat mcmper'

besar obyek drn peserta asuransi serta kepercayaan masyarakat tcrhadap asuranSi dengan

cara mcningkatkan dayatampung dan kemampuan menanggung risiko, memperbaiki ma-

najemen dan mempclbesar unit usaha perusahaan-perusahaan asuransi'

Di dalam rangka memperkuat sektor asuransi kerugian serra untuk lebih meningkat-

kan partisipasi dana modal yang terdapat pada masyarakat m.rka sejak tahun 1981 yang lalu

pemerintah telah mengizinkan kembali dibukanya perusahaan asuransi kerugian baru yang

berkantor pusat di Jakarta- Khusus bagi perusahaan asuransi kelugian yang baru didirikan

rersebut telah ditetapkan keten an permodr an dan deposito wajib secara tersendiri yaitu

Page 162: NOTA KEUANGAN

144

e

Ai

o

o;

-.i

o o oqi c.i +

6 O

Io\\o

z

a - - 9F r ( s

F

z

z

Page 163: NOTA KEUANGAN

r45

modal setor sekurang-kurangnya Rp 1,5 milyar dan deposito wajib sebesar 20 persen dari

modal sctor. Dalam pada itu mengingat semakin besarnya jumlah serta lagam risiko yang

dihadapi oleh perusahaan-perusahaan asuransi kerugian yang perlu diimbangi dengan pe-

ningkatan dayatan-rpung yang memadai, maka sejak tahun 1981 telah pula ditetapkan

peningkatan jumlah modal sctor bagi sctiaP Perusahaan asuransi kerugian menjadi sedikitnya

Rp 500 jura, Sejalan dengan peningkaran modal tersebut, deposito wajib perusahaan-

perusahiran asuransi kerugian juga meningkat jumlahnya. Bagi perusahaan swastl nasional

dan perusahaan patungan dengan rnayoritas modal bcrada di pihak nasional deposito wajib-

nya :rdalah 20 persen dari modal setor dan bagi perusahaan Parungan dengan mayoritas

rr]odal berada dipihak asing, deposito wajibnya ditetapkan sefresar uS $ 200,000. sampai

dengrn akhir tahun 1981 telah terdapat 61 buah pcrusahaan asuransi kerugian, yaitu terdiri

dari 1 buah perusahaan milik negara, 48 buah pemsahaan swasta nzsional dan 12 bua.h

perusahaan patungan, sedangkan pada ta}un 1980 jumlah perusahaan asuransi kerugian baru

mencapai 56 buah.

Di samping itu untuk lebih melancarkan usaha perusahaan asuransi kerugian, tclah

pula tlitingkatkan pcmbinaan terhadap petusahaan broker, agen, adjuster asuransi kcrugian,

konsultan clan perwakilan penrsahaan asuransi asing. FIal tersebut antara laitr dilaksanakan

dengan meningka.tkan modal setor dan deposito wajib, memberikan izin usaha baru atauPun

dengan membatasi banyaknya perusahaan yang dirasakan telah mcncukupi jumlahnya

Scnentara itn untuk memperbesar kemampuan penrsahaan reasuransi, rnaka dalam

bulan Agustus 1g82 telah pula ditetapkan kebijaksanaan untuk meningkatkan modal sctor

dan deposito wajib pemsahaan reasuransi di Indonesia. Setiap perusahaan teasuransi d.

lndonesir diharuskan untuk meningkatkan jumlah modal setor menjadi sekurang-kurangny:-

Rp 3 milyar, yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara bertahap Pada waktu scbclumnya

jumlah modal setor perusahaan rcasuransi hanya sebesrr Rp 200 juta. Dalam pada itu

dcposito wajib perusahaan reasurinsi ditingkatkan mcnjadi 20 persen dari jumls,h moda-

setor se besar Rp 1,5 milyar pertama dan 10 perse n dari jumlah modal setor se.le bihnya

Dalam hal pembinaarr terhadap sektor asuransi ji i,va, yaitu guna rnendorong laju

pcrtumbuhan asuransi jiwa baik sebagai sarana penyajian jaminan hari tua maupun sebagai

sarana pemupukan modal, diper.lukan adanya wadah dan modal yang lebih besar disamping

tehnologi pengelolaan yang memadai Sehubungan dengan hal tersebut sejak pertengahau

tahun 1gg2 Pemerintal.r telzh mengeluarkan suatu kebijaksanaan untuk memberikan kesem-

patan kepada pengusaha nasional mendirikan perusahaan asuransi jiwa bant dan meuberikan

kesempatan bagi pengusaha asing untuk rnelakukan patungan dengan perusahaan-perusahaan

asuransi jiwa nasional vang sudah ada. Di samping itu ditetapkan pu'la jumlah permodalan.

deposito wajib dan persyaratan minimal lainnya sebagai jaminan terwujudnya kegiatan

Page 164: NOTA KEUANGAN

146

vang sehat dari perusahaan asuransi jiwa. Bagi pcndirian perusahaan asuransi jiwa barr-rIndonesia diharuskan mempunyai modal setor perusahaan sedikitnya Rp 1,5 milyar danmenempatkan cleposito wajib pada salah satu bank rnilik negara scbcsar 20 persen darrmodal perusahaan, scr langkan rnodal setor Lragi penrbenrukln asuransi j iwa patungtn se-dikitnya berjumlah Rp 4,5 milyar. Selain itu bagi perusahaan asuransi jiwa patungan di-persyaratkan agar jumlah saham yang dapat dimiliki oleh pihak nsing pada saat perusahaanterbeuruk sebanyak-banyaknya adalah 70 pcrsen dari modal setor perusahaan yang ber-sangkutan, sedangkan dalam waktu 10 tahun dan 20 tahun setelah perusahaan terseburterbentuk, jumlah saham yang dapat dinriliki scbanyak-banyaknya menjadi 40 persen dan 30persen dari modal setor. Sanpai saat ini jumlah perusahaan asuransi jiwa yang ada diIndonesia telah berjr-rrnlah 13 perusahaan.

Asuransi sosial pada dasarnya rnerupakan asuransi yang tujuan utamanya tidakuntuk mencari laba dengan prcmi yang cukup rendah dan dapat memberikan uang santunar.yang cukup memadai bagi para pesertanya. Oleh karenanya jenis asuransi ini sesuai untukdikembangkan secara luas di Indonesia. Perusahaan asuransi sosial yang beroperasi di lndo.nesia saat ini adalah PT (Perscro) Taspen , PT (Persero) AK Jasa Raharja , Perum Asabri,Perum Astek dan Badan Penyclenggara Dana Pemeliharaan Kcschatan Pusat. Petnbinaanterhadap sektor asuransi ini sejak beberapa tal.run yang lalu diarahkan untuk dapat men-jangkau dan menrber ikan manfaat yang sebesar nrungkin bagi para pescr ta asuransi , yangantara lain dilakukan dengan sclalu meningkatkan uang santunan dan tunjangan bagipara pesertanya sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Sejalan dcngankebijaksanaan tcrsebut, pada bulan Oktober 1982 Pemerintah telah menetapkan untukmeningkatkan jumlah tabungan hari tua bagi para peserta Taspen. Para pcscrta Taspen yangpensiun pada bulan Januari 1982 atau sesudahnya berhak memperoleh tabungan hari tuaminimal sebesar Rp 125.000, clemikian pula terhadap para peserta 'Iaspen yang mcninggaldunia, ahli warisnya akan menerirna jumlah yang sama- Sedangkan bagi para peserta Taspenyang bcrhenti bukan karena pensiun atau rreninggal dunia, hanya akan menerima minimalsebesar Rp i2.500. Besarnya tabungan hari tua (Taspen) ini adelah merupakan pcningkatandari u'aktu sebelumnya, yang masing-masing hanya sebesar Rp 115,000 dan Rp 10.000.

Kebijaksanaan dan pcmbinaan yang terarah kepada ketiga jenis asuransi diatas telahmemberikan iklim yang sehat bagi industri asuransi di Indonesia, IIal ini antara lain terlihatdari pertumbuhan dana investasi yang berhasil dikumpulkan oleh perusahaan asuransidari tahun ke tahun. Dalam tahun 1981 clana investasi pemsahaan asuransi telah berjumlahsebesar Rp 360,2 milyar, atau mengalami peningkatan sebesrr Rp 46,1 milyar (14,7 persen)dibandingkan dengan kcadaannya pada tahun 1980 yang berjumlah sebesar Rp 314,1milyar, Jumlah tersebut terdiri dari dana investasi perusahaan asuransi kerugian dan rc-asuransi sebesar Rp 105,3 milyar, perusahaan asuransi jiwa sebesar Rp 67,3 milyar dan

Page 165: NOTA KEUANGAN

r+7

perusahaan asuransi sosial sebesar Rp 187,6 milyar. Apabila dilihat dari jumlah peningkat-

annya dibandingkan dengan keadaannya pada tahun 1980 maka perusahaan-perusahaan

asuransi kerugian dan reasuransi dalam tahun 1981 tersebut telah berhasil meningkatkan

dana investasinya scbesar Rp 2s,1 milyar (36,4 persen), pcrusahaan asuransi jiwa sebesar

Rp 8,0 milyar (13,5 persen) dan perusahaan asuransi sosial sebesar Rp 10,0 milyar (5'6

persen). Perkembangan dana investasi selengkapnya sejak tahun 1969 sampai dengan tahun

1981 dapat d i ikut i pada Tabcl V.13.

5.4.4. Pasar modal

Pcngembangan kegiatan pasl r modal d i Indonesia prda drsarny l mempunyai sasaran

yang luas. pengaktifan kembali pasar modal pada tah n 1977 yang lalu adalah diarahkan

untuk tercapainya beberapa sasaran penting, antara lain untuk mempercepat Ploses peng-

ikutsertir.an masyarakat dalam pemilikm saham perusahaan-perusahaan, mendorong ter-

capainya pemerataan pendapatan melalui pemerataan pemilikan perusahaan dan lebih

menggunakan partisipasi masyarakat dalam pengcrahan dana bagi tujuan yang produktif

Perkembangan pasar modal dalam beberapa tahun terakhir ini telah menunjukkan

peningkatan yang pesat, baik dilihat dari jumlah perusahaan-perusahaan yang telah me-

masyarakatkan saham (go public), jenis serrifikat yang diperjualbelikan mrupun tran-

saksi yang tcrjadi di bursa efek Indonesia. sampai dengan akhir Nopember 1982 perusahaan

yang sudah menjual sahamnya kepada masyarakat telah bcrjumlah 14 buah yang berarti

selama periodc satu tahun terakhir telah terjadi peningkatan sebanyak 5 buah perusahaan

Bertambahnya jumlah perusahaan tersebut telah mcngakibatkan jumlah saham yang

diperjualbelikan dalam masyarakat meningkat dengan cukup berarti. Apabila pada bulan

Nopember 1981 jumlah saham yang ditawarkan pada masyarahat baru berjumlah

25.630.166 lembar dengan nilai Rp 74,4 milyar maka sampai dengan bulan Nopember 1982

jumlah saham yang ditawarkan telah berjumlah 39.54o.196 lembar saham dengan nilai

sebesar Rp 94,7 n'ilyt"r, atau selaml periode tersebut telah terjadi peningkatan sebanyak

10.910.030 saham (38,1 persen) dnn nilai saham sebcsar Rp 20,3 milyu (27'3 persen)

Seperti halnya peningkatan dalam jumlah saham yang ditawarkan kepada masyarakat, maka

jumlah dan jcnis sertifikat saham yang telah diedarkan juga semakin meningkat- Penerbitan

sertifikat saham baik yang berupa sertifikat saham back to back mar.tpun scrtifikat saham

jenis mutual funrls yang beredar saat rni berjumlah 6 buah, yaitu seltifikat saham PT Dana-

reksa untuk saham PT semen cibinong, sertifikat saham PT Danareksa untuk saham PT

BAT Indonesia dan sertifikat saham PT Danareksa untuk saham PT Unilever lndonesia serta

sertifikat dana PT Danareksa unit umum seri A, seri B dan seri c. Keseluruhan jumlah

sertifikat saham yang diterbitkan tersebut sampai dengan bulan Nopember 1982 telah

berjumlah 5.g2o.3}o lembar dengan nilai efektif sebesar Rp 57,7 mtlyar ' Jumlah im

Page 166: NOTA KEUANGAN

148

meningkat cukup besar dibandingkan dengan keadaannyt ptdz tahun lalu yang baru ber-jumlah 2.860.300 lembar dengan nilai efektif sebesar Rp 26,7 milyar.

Sejalan dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang go public maka transaksi yangtcrjadi di bursa efek juga meningkat dengan pesat. Apabila pad z tahtn l9?7 /7928 saat mulaidiaktifkannya kegiatan pasar modal, jumlah transaksi di bursa efek Indonesia baru mencapaiRp 184,3 juta selama delapan bulan a:ta.o ratarzta Rp 23,0 juta per bulannya maka dalamperiode Aprilseprember 79821798J jumlah transaksi yang terjadi di bursa efek telahmencapai Rp 6.357,0 juta atau Rp 1.059,5 juta setiap bulannya. Sedangkan apabila dilihatdari jumlah saham yang terjual, maka apabila dalam tahun 1977 /1978 baru terjual sejumlah17.505 lembar saham maka dalam semester pertama tahun lgSz/798i saham yang terjualtelah berjumiah hampir 136 kali lipat atau sebanyak 2.372.52O Iembar.

5.5. Perkiraan jumlah uang beredar dan kredit rupiah perbankan tahun 19g3/1994

Perkiraan jumlah uang beredar didasarkan pada anggapan-anggapan bahwa kenaikanharga dalam tahun 1983/1984 tidak banyak berbeda dibandingkan dengan tahun 1982/19g3.Pada akhir u'hun 7982/1983 jumlah uang beredar dan kredit rupiah perbankan diperkirakansebesar Rp 8.302,0 milyar dan Rp 14.3 79,0 milyar. Dalam tahun 1983/1984 jumlah uangberedar diperkirakan akan bertambah dengan Rp 1.600 milyar (19,3 persen) sedangkankredit rupiah perbankan bertamhah dengan Rp 4.752 milyar (33,0 persen). Dengan demi-kian posisi jumlah uang beredar dan kredit rupiah perbankan pada akhir tahun7983/7984 diperkirakan mencapai jumlah Rp 9.902,0 milyar dan Rp 19.131,0 milyar.

Page 167: NOTA KEUANGAN

7+9

e3F

z

ttl

tll

, zF F -

5 O 6t r l - -

z

o\

\o{

I\o@

\o@

F

a

A

&

E

5

\o \t) \o \o \o \o \o \o \o \o \o \ooo -J { -l \r { -:t \r --r { { O\c \ o 6 . - r c q + q r N F o \ o

\o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \oC O @ { { { ! \ l \ r " l ' . 1 { {F o \ o t n r l o \ ( ^ + s n J t s c )

T F iFtrE FFtrE F F F F F A i F T i Tc i d q 6 - 1 3 5 - 3 s s 3 g P 2 3 P A 1N J r . . ' * + R - +

' i g F i g

p F 9 9 y : , l : " i f . i : e I Q l a r i i\ o b . , , . t s \ o u N \ o o . F - l . - t H @ + o { q w t \ , NO O \r it \o \O i \O c. -..1 \O \O r g t\J N co a q\ { *N N o \ 5 - & - t r q N \ O - r \ o O L , - - J . ' r + O O O Q-o -o ' t" -w -o "o. i-"o-NL ; ".o -.o "+ - ' ! "+ L L L'N \

G i 5 - - * { - r o \ o \ q u N N t r F B; . ; i ! { i - . ; i a b + b i ! i o u b + b o - * r ,e s r . , v i N o \ \o \ rNc) + v ' v r re O -Fr cb 0o F { v rF \ < ) * A N I - v r c o l \ ) O + i r i \ o u + \ o o ' + O f . r \ o'o 'o

+ a a i" i. "* -+ '- -o. "+ '- '. '(, "'o i. -c' 'o 'o\ '.o

\o

\o \o

\o \oo 3 p .

9 6 - *5 5

;

5

2

Page 168: NOTA KEUANGAN

ANGGARAN PENDAPATANDAtT

BELANJA NEGARA

Page 169: NOTA KEUANGAN

BAB VI

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANIA NEGARA

Pendahuluan

Dalarn rangka mewujudkan suatu masyarakat adi l d : . rn makmur yJng m(rata

matcrial dan spiritual berdasarkan Pancasila sebagaimana tertuang dalam Garis-garis tsesar

Haluan Negara (GBHN), telah ditentukan Pola Urnum Pcmbangunan Jangka Panjang.

Pelaksanaannya telah dimulai sejak tahun 1969 dengan pelaksanaan pcrnbangunan lima

tahun (Pelita) yang pertarna dan kedua yang selanjutnya disusul dengan Pclita kctiga, Pelita

keempat dan seterusnya, sehingga merupakan rangkaian Pelita yang saling sambung-me-

nyambung dalam suatu kesatuan yang serasi. Pembangunan jangka panjang dilahsanakan

secara bertahap, yang sctiap tahapnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan seluruh rakyat serta meletakkan landasan yang kuat untuk pembangunan

tahap berikutnya, Oleh karena itu pelaksanaan pembangunan di samping meningkatkan

pendapatan nasional sekaiigus pula menjamin pembagian pendapatan yang merata bagi

seluruh rakyat sesuai dengan rasa keadilan, dalam rangka diwujudkannya asas keadilan

sosial.

Dalam Pelita ketiga, sebagai kelanjutan dan peninghatan dari Pclita kcdua, telah

dipcrluas kegiatan-kegiatan pcmbangunan di berbagai bidang dan telah diberikan pula

perhatian yang lebih mendalam kepada peningkatan kesejahteraan rakyat, pembagian

pendapatan yang makin merata dan perluasan kesempatan kerja. Sementara itu dalam

pelaksanaan Pelita ketiga dilanjutkan kebijaksanaan pembangrnan yang berlandaskan pada

Trilogi Peurbangunan yaitu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada

terciptanya kead:ilan sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi

dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

Untuk memantapkan stabilitas di bidang ekonomi, maka kebijaksanaan ekonomiyang selama ini berhasil baik tcrus dilanjutkan. Kebijaksanaan tersebut antara lair.r meliputitersedianya barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari, khususnya 9 bahan pokok yang

cukup tersebar mcrata dengan harga yng stabil dan terjangkau oleh rakyat banyak, ter-sedianya cadangan devisa yang cukup memadai, keseimbangan moneter, kebijaksanaananggaran pendapatan dan belanja negara yang berimbang dan dinamis serta lainlain.Berbagai kebijaksanaan itr.r telah disempurnakan serta dipadukan dengan usaha-usaha yang

mendorong laju pcmbangunan pada umumnya dan pemerataan hasil-hasilnya. Kebijak-sanaan anggaran yang berimbang dan dinamis adalah kebtjaksanaan anggaran dimanajumlah pengeluaran negara selalu disesuaikan dengan jumlah penerimaan negara tetapi padatingkatan yang selalu meningkat. Dengan dcmikian maka tekanan inflasi dapat dihindarkan

150

Page 170: NOTA KEUANGAN

1 5 i

dan stabilitas ekonomi dapat senantiasa terpelihara scdangkan jumlah dana-dana invcstasidapat semakin tersedia untuk membiayai kegiatan pembangunan yang semakin mcningkatdan mengusahakan agar pernbangunan itu sendiri menjadi semakin merata.

Dalam awal tahun Pelita I, anggaran pendzpatan dan belanja negara berimbangpada jumlah Rp 327,4 milyar, sedangkan dalam tahun pertama pelita telah mencapaiRp 1.577,3 milyar. Selanjutnya bila pada permulaan pelira III, arggaran pendapatan danbelanja negara berimbang pada jumlah sebesar Rp 6.934,0 milyar, maka dalam rahunketiga Pelita llI telah mencapai Rp 13.900,3 milyar. Dalam tahun l9g2l1983, anggaranpendapatan dan belanja negara direncanakan berimbang pada jumlah Rp 15.607,3 milyaratau bila dibandingkan dengan volume APBN 19s1l1982 maka tcrdapat kenaikan scbesarRp 1.707,0 milyar atau 12,3 persen. Jumlalt anggaran pendapatan dan belanja negara1982/1983 sebesar Rp 15.607 ,3 milyar tersebut hampir sama dcngan jumlah keseluruhanvolume APBN selama Pelita tI (1974/1975 - 1978/1979) yaitu sebesar Rp 16.906,2 milyar.

Setiap pelaksanaan Pelita diperlukan pembiayaan yang seniakin meningkat, yangterutama harus bersumber dari kemampuan dalam negeri, sedangkan sumber-sumber luarnegeri merupakan sumber pelengkap. Dalam hubungan ini kebijaksanaan anggarar yangberimbang dan dinarnis yang selama ini dianut berarti selain mcnunjang stabilisasi ckonomijuga ditujukan untuk dapat menciptakan tabungan pemerintah yang semakin besar dalammembiayai pembargunan nasional. Kebijaksanaan anggaran yang dinamis berarti mencip-takan anggaran vang berimbang dan selalu meningkat serta bersamaan dengan itu mampupula menciptakan tabungan Pemerinta.l.r. Tabungan pemerintah yang merupakan selisihantara penerimaan dalam negeri dan pengeluaran rutin, telah mampu menyusun kekuatansendiri untuk membiayai pembangunan nasional. Melalui usaha peningkatan penerimaandalam negeri dan penghematan di bidang pengeluaran rutin yang rerus menerus, makatabungan Pemerintah senantiasa dapat ditingkatkan, sehingga memperbesar kemampuansendiri untuk pembiayaan pembangunan nasional dari sumber dana pembangunan yangberasal dari dalam negeri.

Bila dalam tahun 1969/1970 tabungan pemerintah baru bisa membiayai 23,0persen dari selunrh pengeluaran pembangunan, maka pada akhir pelita I dalam tahun1973/7974 bisa membiayai 55,5 persen dari seluruh a-ngg an pembangunan. Selanjutnyapada tahun ketiga Pelita II dalam taht:n lgi6/197Z dan awal pelita III masing-masingmeningkat menjadi 62,0 persen dan 65,6 persen dari pengeluaran pembangunan. UntukAPBN tahun 1982/7983 jumlah tabungan pemerintah direncanakan akan mencapai jumlahsebesar Rp 6.755,0 milyar, yang berarti rneningkat sebesar Rp r.szo,o niryar atau 29,0persen bila dibandingkan dengan realisasi tabungan pemerintah dalam tahun lggr/Lggz.Bila dalam tahun 1981/1982 tabungan pemerintah tersebut bisa membiayai 75,4 persen,maka dalam tahrn 1982/7983 dan 798i/1984 masing-masing direncanakan bisa membiayai

Page 171: NOTA KEUANGAN

I J L

78,5 persen dan 70,5 persen dari seluruh anggaran pembangunan. perkembangan realisasitabungan Pemerintah tersebut menunjukkan bahwa peranan tabungan pemerintah se-makin penting untuk membiayai anggaran pembangunan.

Peningkatan tabungan Pemerintah yang telah ciicapai selama ini tidak terlepasdari usaha-usaha meningkatkan penerimaan dalam negeri dan penghematan di bidangpengeluaran nrtin. Dalam hubungan ini sistem perpajakan terus disempurnakan agarkegiatan ekonomi semakin berkembang serta kemampuan negara dan masyarakat untukmembiayai pembangunan dari sumber-sumber dalam negeri semakin meningkat. Di sam-ping itu agar pernbagian beban pembangunan antara golongan yang berpendapatan tinggidan golongan yang berpcndapatan rendarr semakin sesuai dengan rasa kead an masyarakat.

Penerimaan dalam negcri yang terdiri dari berbagai jenis pajak, bea masuk dancukai, penerimaan minyak serta penerimaan bukan pajak, sejak awal pelita I tahun1969/7970 sampai dengan tahun kcempat pelita III dalam tahun lgizllgii senantiasamenunjukkan jumlah yang terus meningkat. Bila dalam awal pelita I rcalisasi penerimaandalam negeri baru berjumlah Rp 243,7 milyar, maka dalam tahun pertama pclita II telahdapat ditingkatkan menjadi Rp | .7 53 ,7 milyar. Selanjutnya dalam tahun pertarna pelita lIlsemakin meningkat menjadi Rp 6,696,8 milyar sedangkan dalam pelaksanaan tahun ketigaPelita III telah mencapai jumlah sebesar Rp 12.212,6 milyar. Dalarn tahun keempat Repeli-ta III penerimaan dalam negeri direncanakan sebesar Rp 13 ,7 s6,s milyar. Jumlah tersebutcukup besar bila dibandingkan dengan penerimaan dalam negeri pada awal pelita I, yaknitelah mcningkat menjadi hampir 5Z kali l ipat.

Usaha untuk neningkatkan pencrimaa' dalam negcri tidak banyak pengaruhnyaterhadap penyediaan dana pembangunan apabila tidak disertai dengan usaha pengarahandxn penghematan dalam pengeluaran rutin, Menyadari hal terscbut maka kebijaksanaanpengcluaran rutin setiap tahunnya senantiasa diarahkan untuk mcningka tkzn daya gunzdana yang terbatas tanpa mengabaikan jumlah dan mutu pelayanan pcmerintah kepadamasyarakat, pengamanan kekayaan negara dan pemeliharaan dari proyek_proyek yang telahselesai dibangun. oleh karena itu pcngeluaran rutin tclah meningkat dari tahun ke tahunsejalan dengan tahap-tahap pembangunan yang semakin berkembang walaupun dengantingkat perkembangan yang lebih rendah daripada tingkat perkembangan pencrimaandalam negeri dalam rangka untuk dapat menciptakan tabungan pcmerintah yang semakinbcsar.

Realisasi pengeluaran rutin yang besarnya baru Rp 276,5 milyzr dalam tahun1969/1970 telah 'eningkat menjadi Rp 1.016,1 milyar dalam awal pelita II, Sebagaikonsekuensi dari kcgiatan rutin pemcrintah dan pelarrsanaan pembangunan ynng ,.*"kinmeluas' maka jumlah pengeluaran rutin dalam tahun pertama pelita III dan dalam tahunketiga Pelita III masing-masing telah mcncapai Rp 4.061,g milyar dan Rp 6.977,6 milyar_

Page 172: NOTA KEUANGAN

r53

Selanjutnya dalam tahun keemPat pelaksanaan Pelita III ' jumlah pcngeluar; n rutin diren-

.rn"k"n ..n.rpai Rp 7 001,5 milyar, yang berarti telah meningkat menjadi sebesar 32 kali

dari tahun 1969/lg7o. Pengeluaran rutin dari awal Pelita I sampai dengan tahun keempat

Pelita ll l tersebut telah meningkat cukup besar, tetapi jumlah penerimaan dalam negert

telah dapat ditingkatkan jauh lebih besar 1'aitu jika pcngcluaran rutin mengalami kenaikan

menjadi 32 kali, maka penerimaan dalam negeri mcningkat menjadi hampir sebesar 57 kali

l ipai. lari kenaiken tersebut tercermin bahwa kebijlrksanaan Pemerintah dalam bidang

k.ru.,grn negara telah berhasil mcnghimpun tabungan Pemerintah yang scmakin besar

melalui usaha meningkatkan peuerimlan dalarn negeri sebesar mungkin dan mengendalikan

pengeluaran rutin kearah yang berprioritas tinggi'

Pcrbaikan tingkat hidup rakyat banyak ha'nya dapat dir+'ujudkan melalui pen-

bangunan ekouomi di scgala bidang yang berkesinambungan Dalam hubungan ini jika

pelaksanaan penbangunan mcnghasilkan tingkat pertumbuhrn ekonomi yang lcbih rendah

dari tingkat pcrtumbuhrn penduduk maka usaha perbailtan tingkat hidup masyarakat sulit

u,rtuk ,li*uj,tdkan. Sejalan dengan itu usaha pemb:rngunan telah rnenumbuhkan pula

kebutuhan masyarakat yang scmahin meningkat traik t-lallm mutu naupun jenisnya'' Untuk

memertuhi kebutuhan invcstlsi yang semakin besar dan meningkatkan kemampuan eko-

nomi guna memcnr.rhi kcbutuhln hidup rakyat yang semakin meningkat' maka di sanrping

d".r, yung bcrsumber dari rabungan Pemerir.rtah, bantuan luar ncgcri turut digunakan

untuk membiayai peurbangtnan. Hal ini dimaksudhan agar lalu pembangunan dapat

berpacu dengan tingkat perkembangan kebutuhan masyarakat yzng tahuu der.ni tahun

semakin meningkat dan beraneka ragam, Penggunaan birntuan luar negeri urtuk membiayai

pembangunan tidak berarti mcnumbuhkirn ketergantungan kepada luar negeri' oleh karena

tantuun t"rrebrt digunakan secernrat mungkin terutarna untuk membiayai proyek-proyek

produktil yang diharapkan akan dapat nenbayar kembali pinjarrian tersebut'

Dalam l(ebijaksauaan bantuan luar negeri, Penrerintah sellalttiasa berusaha agar

perenannFa dalam n.rembiayai pembangutlan tetaP sebagai pclcngkap dalam arti scbagian

Lesar pembiayaan pcmbangunan harus dibiayni dlri tabungan Pemerinral dan tabungan

masyarakat, Jumlah bantuan luar negeri menunjukkan peningkatan sejak tahun pertanta

pelitn I yaitu sebesar Rp 91,0 milyar dalarn tahun 1969/797O rrenjadi Rp 232,0 nttly ar

d a l a m a w a l P e l i t a l l , k e m u d i a n m e n c a p a i R p l . 3 S l , l r n i l y a r d a l a r r r p c r m u l a a n P c l i t a l l l '

Dalarn tahun kctiga Pclita III bantuan luar negeri tersebut mencapai jumlah sebesar

Rp 1'709,0 milyar dan dalarn tahun keenpat Pelita I|I djrencatrakan sebesar Rp 1'850,8

niilyar. Walaupun at.tgka-angka tersebut menunjukkan jnmlah yang scrnakin meningkat'

n.-un p.ronunnya dalam pembiayaan pcmbangunan sentakin berkurang' apalagi bila

dlbandingkan dengan jumlah dan peranan tabungan Pemerintall yang telah jauh meningkat

dalam membiayai pcmbangunan. Dalam pelaksanaan Pelita III terlihat bahwa tahun demi

Page 173: NOTA KEUANGAN

r5+

tahun peranan bantuan luar negeri dalam pembiayaan pembangunan semakin menurun bila-dibandingkan dengan masa Pelita I dan pelita II meskipun jumlahnya semakin meningkat.Bila dalam tahun perrama pelita I dan akhir perita r persentasc bantuan ruar n*g.,i,.r-hadap anggaran pembanguan masing-masing adalah sebcsar 77,0 persen dan 44,i persenmaka dalam tahun ketiga pelita II hanya 3g,0 persen. Selanjutnya dalam awal perita IIrperanan bantuan luar negeri terhadap anggaran pembangunan tersebut semakin menunrnmenjadi 34,4 persen. Dalam tahun 1982/198i dan 79gi/1984 berdasarkan ApBN masine-masing direncanakan peranannya menjadi 21,5 persen dan 29,5 persen. perbandingintabungan Pemerintah dan bantuan luar negeri terhadap angga-ran pembangunar sejak pe-litaI sampai dengan pelaksanaan tahun terakhir pelita III dapat dilihat daram Tabel VI.1.

Tabungan Pemerintah yang dapat dihimpun bersama_sama dengan bantuan luarnegeri membentuk dana pembangunan yang digunakan untuk mernbiayai berbagai proyekbaik sektoral maupun rcgional_ Dalam tahun anggaran 1969/lg7O dana pcmbangunan yangtelah dihimpun baru berjumlah sebesar Rp 118,2 milyar scdangkan sepuluh tahun kem,,ldian yairu dalam tahun 1979rr98o telah meningkat menjadi Rp 4.016,1 milyar, Kemudiandalam tahun 7981/1982 mcncapai jumlah sebesar Rp 6.944,0 milyar dan daram tahun1982/1983 dana pembangunan tersebut direncanakan Rp g.605,g milyar, Bila dibanding-kan dengan dana pembangunan dalam awal pelita I empat belas tahun yang lalu, maka danapembangunan dalam tahun keempat pelira IIr telah meningkat menjadi hampir 73 kaliIipat Dana untuk keperluan pembangunan daram tahun anggaran r9g2l19gi tersebutbegitu besar sehingga hampir sama dcngan jumlah dana yang dikeluarkan selan.ra pelita II( r97 +/ 197 5 - 797 8/1,979).

Tugas penyediaan dana pembanglnan itu sungguh sangtt penting karena akanberpengaruh langsung terhadap program pembangunan, Dalam tahuntahin mendatang,khususnya dalam menghadapi Rcpelita IV yang sudah diambang pintu, penyediaan darr"apembangunan harus Iebih ditingltatkan, Usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahtcraanmasyarakat melalui pembangunan dalam rangka mewujudkan cita_cita bangsa menuj,masyarakat yang adil dan makmur narnpak setiap tahun menunjukkan peningkatan. tahappembangr.rnan yang terus meningkat tersebut diperlukan sebagai landasan yang kuat bagiterwujudnyi masyarakat sejahtera seperti yang dicita-citakan. Sampai pelahsanaan tahunketiga Pelita III kegiatan pembangunan nasional telah berkembang dengan cepat dandiharapkan akan terus dilanjutkan lagi dalam Repelita selanjutnya.

Tekad nyata Pemerintah dan rakyat untuk terus melaksanakan dan meningkatkanpembangunan terlihat dalam jumlah pengeluaran pembangunan yang dari tahun ke tahunterus meningkat Bila dalam tahun pertama perita I pengeluaran pembang'nan baru ber-jurnlah Rp 118,2 milyar maka dalam awal perita II telah dapat ditingkatkan menjadi

Page 174: NOTA KEUANGAN

r55Tabe l V I . 1

PERBANDINGAN TABUNGAN PEMERINTAH DAN BANTUAN LUAR NEGERI

TERHADAP ANGGARAN PEMBANGUNAN, T969 /L97O - 1983 11984

Dibiayai oleh

Tahun anggaranAnggaran pembangunanr )

( milyar rupiah )Tabungan

Pemerintah(Vo )

Bantuanluar negeri

<o /o )

PELITA I

1969 tr970

197 01r97 |

r97 | tr972

r972/797 3

r97 3 /797 4

PELITA II

1974/197 5

r97 5 /197 6

197 6tr977

1977 t7978

r97 8t797 9

PELITA III

1979 t1980

1980/1981

1981t1982

tg82ltgffi 2)

tg83 trg84 3)

718,2

17 6 ,8

274 ,4

310 ,3

+58,3

23 ,O

37,9

36,8

+9 ,r

76 ,7

6+,9

62,0

6+,2

59,5

77,O

68,r

63,2

50,9

4 4 <

969,6

1.400,9

2.060,0

2.759,9

t q q 7 0

4.016,1

5.920,8

6.94+,o

8.605,8

9.290,3

65,6

74,8

7 5 ,4

78,5

70,5

? 1 0

35,7

38,0

3 5 ,8

40,5

34,47 < t

24,6

) 1 \

29,5

l) Termasuk saldo anggaran lebih2 ) A P B N

3 ) R A P B N

Page 175: NOTA KEUANGAN

756

Rp 961,8 milyar. Selanjutnya dalam tahun pertama pelita III meningkat terus menjadiRp 4.014,2 milyar dan dalam tahun ketiga pelaksanaan pelita III telah dapat ditingkatkanpula menjadi Rp 6.940,1 milyar. Anggaran pernbangunan untuk tahun 7g82/7gg3 di_rencanakan mencapai Rp 8.605,s milyar, jumlah ini hampir sama dengan seluruh anggaranpembangunan selama Pelita ll (197+/1975 - 7978/lg7g) yang berjumlah Rp 9.726,4milyar. Ikhtisar dan realisasi ApBN sejak pelira I sampai dengan pelaksanaan tahun keempat Pelita III dapar dilihat dalam Tabel VI.2 dan Grafik VI.l.

6.2. Pelaksanaan APBN 1982/19g 3

6.2.1. Ringkasan

Dimensi pembangunan yang dilaksanakan tahun demi tahun semakin beranekaragam, dalam tahun anggaran 7gg2/r983 kegiatan pembangunan diperluas ke berbagaibidang seraya memberikan perhatian yang lebih mendalam kepada masalah pemerar;nhasilhasil pembangunan Disadari sepenuhnya bahwa keinginan untuk meningkatkan tarafhidup dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat secara adil dan merata hanyalah mungkinapabila dibarengi dengan upaya pengadaan danz yang memadai. Oalam pada itu dana fangdigunakan unruk membiayai pembangunan harus diutamakan yang bersumber dari dalamnegeri' sehubungan dengan itu maka kegiatan untuk meningkatkan penerimaan dalamnegeri dalam u.hun 7982/7983 terus dilakukan dan sciring dengan iru tetap pula diarahkanruntuk menunjang peningkatan produksi dan investasi, memperluas kesempatan keria danpemerataan pendapatan dalam masyarakat,

Sementara itu pelaksanaan ApBN tahun Tggzl7gg3 tidak terlepas dari dampakresesi ekonomi dunia yang masih terasa daram tahun 7gg2, yang antara lain tercermin daripenerimaan negara di sektor rninyak yang tidak meningkat dan menurunnva Denerimaanpajak ekspor. Untuk meningkatkan penerimaan dalam negeri yang bersumber dari pene_r'naan di luar minyak, dalam pelaksanaan ApBN l9g2li983 telah dilanjutkan usaha untukmeluaskan dasar pengenaan pajak, meningkatkan administrasl pemungxtan pajak danmeningkatkan kcsadaran membayar pajak daripada masyarakat. Namun demikian ke_mampuan rakyat dalam memikul pembiayaan pembangunan dan usaha pemerataan bebanpembangunan juga senantiasa mendapat perhatian. oreh karena itu sejalan dengan usahauntuk lebih meningkatkan penerimaan negara dan sekaligus meratakan beban paiak makaperanan pajak di luar minyak terus ditingkatkan.

Realisasi penerimaan dalam negeri daram semester | 1gg2/rgg3 mencapai jumlahsebesar Rp 5 695,4 milyar yang berarti 41,4 persen darijumlah yang direncanakan dalamtahun anggaran 7982/1983. Jumlah penerimaan dalam negeri tersebut terdiri dari pajaklangsung sebesar Rp 4.673,9 mtlyar, pajak tidak la_,,gsrrnj sebesar Rp gg2,4 milyai janpenerimaan bukan pajak sebesar Rp 139,1 milyar, Bila dibandingkan dengan penerimaan

-

Page 176: NOTA KEUANGAN

G r a f i k V L 1

REALTSAST APBN, 7969tr970 - 1982t79A3

( dalam milyar rupiah )

157

80/81 8l/82 82/89

(APBN)

691?O 70171 7r172 72173 75174 741?6 ?9180

Page 177: NOTA KEUANGAN

1 5 8

dalam negeri dalam semester r r98r/1982 yaitu sebesar p.p 5.901,6 milyar maka berartimengalami penurunan yang terutama berasal dari penurunan pajak perseroan minyak,pajak ekspor dan penerimaan bukan pajak. penerimaan di ruar sektor minyak, yaitu pe-nerimaan pajak, bca cukai dan penerimaan bukan pajak sebesar Rp l.l60,z milyar yangberarti meningkat sebesar Rp 121,7 m yar atau 7,4 persen bila dibandingkan denganrealisasinya dalam semesrer | 7981/1982.

Kebijaksanaan di bidang pengeluaran rutir.r dipengaruhi oreh peningkatan pelayananpcmcrintahan, tingkat perkembangan pembangunan dan peningkatan tabungan peme_rinrah Sejalan dengan perkembangan dan kebr,laksanaan seperti tersebut maka realisasipengeluaran mtin senantiasa menunjukkan jumlah yang meningkat. sementara itu dalampelaksanaan APBN 1982/1983 kebijaksanaan unruk membanru peningkatan rabunganPemerintah diusahakan melalui penghematan dengan jalan mengutamakan pengeluaranrurrn yang berprioritas tinggi serta menyempurnakan sistem pengadaan dan pembelianbarang Pemerintah yang disertai dengan usaha-usaha peningkatan efisiensi penggunaanbarang. Realisasi pengeluaran rutin dalam semestcr r rggz/rgg3 mencapai jumlah sebesarRp 3.040,9 milyar, atau 43,4 persen dari ApBN I7SZ|1983, yang berarti menunjukkanpenurunar sebesar Rp 405,2 milyar atau 11 ,B persen bila dibandingkan dengan realisasinyadalam semester I 1981/l9SZ.

Atas dasar berbagai kebijaksanaan yang telah dilakukan baik di bidang penerimaand4lam negeri maupun di bidang pengeluaran rutin tersebut di atas, maka dalam semester I1982/1983 dapat direalisir penerimaan dalam negeri yang lebih besar daripada pengeluaranrutin, schingga dapat dihimpun tabungan pemerintah sebesar Rp 2.654,5 milyar. Usahauntuk meningkatkan jumlah tabungan pemerintah ini lebih mendapat perhatian, agarpeningkatan pembangunan dapat dipertahankan. Realisasi tabungan p€merintah tersebutberarti lebih tinggi sebesar 8,1 persen, apabila dibandingkan dengan tabungan pemerintahdalam semester | 1.981/7982 yang berjumlah sebesar Rp 2.455,5 milyar.Dalam pelaksana-an APBN 198217983, yang merupakan pelaksanaan tahun kcempat Repelita III, r€rusdiusahakan agar pembangunan dibiayai dengan dana yang bersumber dari dalam negcri.walaupun demikian seperti yang telah direncanakan dalam APBN 19g2l19g3, selain danapembangunan yang dtpat dihirlpun dari dalam negcri masih diperlukan adanya tambahandana dari luar negeri daliun rangka mendorongtingkatkan laju pcrtumbuhan ekonomi danpemerataan hasifhasilnya.

f)alam semester I 1982/l99j realisasi penerimaan pembangunan yang bersumberdari Iuar negeri sebesar Rp 968,8 milyar, yang berarti Rp 205,0 milyar lebih tinggi darirealisasinya dalam semester r T?BL/lg8z. penerimaan pembangunan tersebut terdiri daribantuan program sebesar Rp 4,5 miryar dan bantuan proyek sebesar Rp 964,3 milyar.

Page 178: NOTA KEUANGAN

1-59

Apabila jumlah penerimaan pembangunan ini ditambahkan kepada tabungan Pemerintahyang berjumlah sebesar Rp 2.654,5 mrlyar maka akan . terhimpun dana pembangunansebesar Rp 3.623,3 milyar yang digunakan unftk membiayai pengeluaran pembangunan.

Usaha dan upaya pcmbangunan tidak akan ada henti-hentinya karena pcmbangun-an yang dilakukan bersifat majcmuk dan berkesinambungan. Di samping untuk mem-bangun berbagai prasarana serta diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yangcukup tinggi, pengeluaran pembangunan juga diusahakan untuk mewujudkan pemerataanpembangunan dan hasil-hasilnva melalui delapan jalur pemerataan. Sesuai dengan tunrutandan kebutuhan pembangunan serta dana pembangunan yang tersedia, rnaka pengcluaranpembangunan dalam realisasinya telah meningkat tahun demi tahun.

Dalam semester I 1981/1982 pcngeluaran pembangunan berjumlah sebesarRp 3.119,3 mi lyar , sedangkan dalam semester | 1 .982/1983 te lah mencapai Rp 3.577,3milyar, Jumlah tersebut terdiri dari realisasi pembiayaan pembangunan sektoral yangdilaksanakan oleh departeme n/lembaga sebesar Rp I.37 5 ,7 mllyat, pembiayaan pem-bangunan regional berupa bantuan pembangunan daerah (program Inpres) dan lpedasebeser Rp 5 5 1 ,2 milyar serta realisasi pengeluaran pembangunan lainnya scbesar Rp 686,6milyar dan pengeluaran pembangunan dalam bentuk bantuan proyek scbcsar Rp 964,3milyar. Dengan demikian dari seluruh dana pembangunan yang dapat dihimpun dalamsemester | 7982/1,983 sebesar Rp 3 -623,3 mtlyar tersebut, yang telah digunakan untukmembiayai pengeluaran pembangunan adalah sebesar Rp 3.S7Z,B milyar, sehingga rerdaparsaldo-anggaran-lebih sebesar Rp 45,5 milyar. Pelaksanaan APBN selama semcster II98Z|L983 serta perbandingan penerimaan negara dalam semester I 1981/1982 danI98Zll983 dapat dilihzt dalam Tabel VI.2 dan Grafik VL2.

6.2.2. Peneimaan dalam negeri

Sejalan dengan perkembangan keadaan, antara lain perkembangan ckonomi dalamdan luar negeri yang mcngiringi pelaksanaan APBN tahun lgBZ/1983, maka realisasipencrimaan dalam negeri selama semester | 1982/1983 diperkirakan sebesar Rp 5.695,4milyar, Jumlah penerimaan dalam negeri tersebut terdiri dari penerimaan pajak langsungsebesar Rp 4.673,9 milyar, pajak tidak langsung sebesar Rp 882,4 milyar dan penerimaanbukan pajak sebesar Rp 139,1 milyar. Bila dibandingkan dengan rcalisasinya dalam semes-r.er | 198717982, maka penerimaan pajak langsung tersebut mengalarni pcnurunan sebesar4,2 persen, sedangkan penerimaan pajak tidak langsung meningkat sebesar 4,0 persen.Penurunan penerimaan pajak langsung selama semester I r9g2llg93 disebabkan karenapenerima"an pajak perseroan minyak yang lebih rendah, sebagai akibat berkurangnyapermrntaan minyak dunia dan harga internasional minyak bumi yang tidak mengalami

Page 179: NOTA KEUANGAN

160

hEEY

s

P

atB

a

- I € . 6 4

F 3 ; ;

-

g E

d 8

9 l d

e

^ e . E

gs,; 6 E

F B *

F

Page 180: NOTA KEUANGAN

161

kenaikan. Penerimaan pajak langsung di luar sektor minyak yang terdiri dari pajak penda-

patan, pajak perseroan, MPO, Ipeda dan lainlain mencapai jumlah sebesar Rp 738,7 nrlyar

yang berarti meningkat scbesar Rp 1,21,9 milyar atau 19,8 persen bila dibandingkan dengan

realisasinya dalam semester I l98I/1982.

Di dalam usaha untuk meningkatkan penerimaan negara dan sekaligus membantupemerataan pendapatan, dalam tahun anggaran 798211981 telah dijalankan kebijaksanaandi bidang pajak pendapatan berupa peningkatan batas pendapatan bebas pajak (BPBP),

Kebijaksanaan tersebut dirnaksudkan juga untuk menciptakan iklim perpajakan yang lebihbaik bagi kegiatan usaha melalui pemungutan pajak yang lebih adil dan merata. Sehubung-an dengan itu secara bertahap Pemerintah telah menurunkan beban pajak pendapatanrnelalui peningkatan BPBP. Dalam tahun f982 BPBP tersebut telah ditingkatkan dariRp 840.000,- menjadi Rp 1.050.000,- bagi wajib pajak dengan isteri dan riga orang anakatau kenxikan sebesar Rp 210.000,- (sebesar 25 persen) yang mulai berlaku sejak bulanJanuar i 1P82.

Walaupun terdapat peningkatan dalam BPBP namun penerimaan pajak pendapatandalam semester I 1982/1983 ini mencapai Rp 114,6 milyar atau 44,7 persen dari yangdianggarkan dalam APBN 1,982/7983. Apabila dibandingkan dengan penerimaan pajakpendapatan dalam semester | 1981/1982, maka terdapat kenaikan sebesar Rp 16,5 milyaratau 16,8 persen.

Sejalan dengan kebijaksanaan di bidang pajak pendapatan perorangan maka dalarnmenc.iptakan .iklim perpajakan yang semakin baik bagi keg rahan usaha dan sekaligusmeningFatkan penerimaan negara, dalam pclaksanaan APBN 1982/1983 juga telah dilan-jutkan kebijaksanaan di bidang pajak perseroan. Realisasi penerimaan pajak perseroanselama semester | 1982/7983 sebesar Rp 264,6 milyzr yang berarti 32,2 persen dari yangdirencanakan dalarn APBN ztru 26,8 persen lcbih tinggi dari realisasinya tlalam semester Itahun sebelumnya.

Bcsarnya penerimaan pajak perseroan minyak terutama dipengaruhi oleh jurnlahproduksi, ekspor dan harga internasional minyak bumi, Dalam tzhun lgBZ pengaruh resesiekonomi dunia masih terasa, hal ini antara lain tercermin dari permintaan milyak duniayang menjadi berkurang, harga internasional minyak bumi tidak mengalami kenaikan sertaadanya pembatasan jumlah produksi minyak mentah sesuai dengan keputusan OpECbeberapa waktu yang lalu, Sehubungan dengan itu realisasi penerimaan pajak perseroanminyak dalam semester I 1982/1983 lebih rendah dari realisasinya dalam semester I1981/1982.

Realisasi penerimaan pajak perseroan minyak dalam semester I19g2lr9g3 sebesarRp 3.93 5,2 milyar yang berarti 7 ,7 persen lebih rendah dari penerimaannya dalam se-

Page 181: NOTA KEUANGAN

762

f

mester I tahun sebelumnya, sedangkan bila dibandingkan dengan jumlah yang dianggarkandalam APBN 1982/7983, maka realisasi tersebut telah mencapai sebesar 43,1 persen.

Sejalan dengan meningkatnya penerimaan pajak pendapatan dan pajak perseroar,penerimaan pajak melalui sistem MPO juga menunjukkan perkembangan yang terus me-ningkat. Dalam pelaksanaan APBN 198211983, Pemerintah telah mengambil kebijaksana-an menaikkan tarip MPO barang-barang impor yang mulai berlaku sejak bular Pebruari1982, Dalam kebijaksanaan itu ditentukan bahwa bagi para importir yang memegangangka pengenal importir (API), angka pengenal importir sementara (APIS) atau angkapengenal importir terbatas (APIT) dikenakan tarip sebesar Rp 50,- per US $ 1, yang terdiridari MPO waba sebesar Rp 30,- per US $ I dan MPO wapu Rp 20,- per US $ 1. Sedangkanbagi para pengusaha/pedagang yang tidak memiliki API, APIS atau APIT dikenakan taripsebesar Rp 200,- per US $ 1, yang terdiri dari MPO waba sebesar Rp 120,- per US $ 1 danMPO wapu sebesar Rp 80,- per US $ 1.

Realisasi penerimaan MPO dalam semester | 7982/7983 sebesar Rp 270,2 milyel"arzu 39,7 persen dari yang direncanakan dalam APBN, Bila dibandingkan dengan realisasipenerimaan MPO dalam semester | 7981/7982, berarti mengalami kenaikan sebesarRp 50,3 milyar atln 22,9 persen. Dalam pada itu penerimaan iuran pembangunan daerah(lpeda) dan lainlain pajak langsung dalam semester | 1982/7983 masing-masing mencapaiRp 42,7 milyar dan Rp 46,6 milyar yang berarti 39,2 persen dan 37,8 persen dari jum-lahnya yang direncanakan dalam APBN 198211983, Bila dibandingkan dengan realisasinyadalam semester I tahun 1981/1982 maka jumlah tersebut masing-masing adalah Rp 3,1milyar lebih rendah dan kenaikan sebesar Rp 2,2 mrlyar.

Seperti halnya pajak langsung maka penerimaan pajak tidak langsung juga senan-tiasa diusahakan peningkatannya. Dengan berbagai usaha yang telah dilakukan maka dalamsemester I 798211983 telalr dihimpun penerimaan pajak tidak langsung sebesar Rp 882,4milyar, yang berarti mencapai 39,2 persen dari yang dianggarkan dalam APBN 1982l198jdan mengalami kenaikan sebesar Rp 34,2 milyzr, bila dibandingkan dengan realisasi pe-nerimaannya dalam semester I tahun anggaran sebelumnya. Penerimaan pajak tidak lang-sung tersebut terdiri dari penerimaan pajak penjuatan sebesar Rp 187,1 milyar, pajakpenjualan impor Rp 116,3 milyar, cukai Rp 267,9 mllyar, bea masuk Rp 255,6 milyar,pajak ekspor Rp 36,9 milyar dan pajak tidak langsung la,nnya sebesar Rp 18,6 milyar.

Peningkatan penerimaan pajak penjualan artara lain diusahakan melalui inten-sifikasi pemungutan dengan cara verifikasi yang lebih ketat atas penyerahan barang-barangdan jasajasa serta perluasan jumlah wajib pajak. Di samping itu perkembangan perekono-mian dalam negeri mempengaruhi pula kenaikan penerimaan pajak penjualan tersebut.

Page 182: NOTA KEUANGAN

1 0 J

Penerimaan pajak penjualan dalam scmester I l98Z/1983 sebesar Rp 1g7,1 milyar ataunrerupakan 42,3 persen dari yang direncanakan dalam APBN LgSzlrggJ, tsila dibanding-kan dengan realisrsinya dalam periode yang sama tahun anggaran sebelumnya maka berartitelah tcrjadi kenaika.n sebesar Rp 4 i,0 milyar atau 28, 1 persen,

Kebijaksanaan di bidang pajak penjualan impor dan bea nrasuk tidak semata-mataditujukan bagi peningkatan penerinraan negara, melainkan diarahkan pula bagi pe'ciptaaniklim vang dapar membina dan mendorong perkembangan industri dalam negeri sertasektor-scktor produksi tcrtentu dalam perckonomian dan menunjang usaha stabilisasihnrga barang-barang tertenu di dalam negeri. Dalam hubungan ini maka atas irr.rpor bahanbaku/pcnolor.rg dan sejumlah barang-barang tertentu tclah diberikan keringanan taripmaupun pembebasan sebagian bea masuk dan pajak penjualan i:npor.

Realisasi penerimaan pajak oenjualan impor dan bea 'rasuk dalam semester I1982/1983 masing-masing sebesar Rp 116,3 milyar dan Rp 255,6 milyar arau mencapai38,9 persen dan37,7 persen dar i yang d i rencanakan dalam ApBN 19g2l19gi . B i la d iban-clinekan dengan realisasinya dalam semester | 198L/lgg2 berarti terjadi kenaikan masing-masrng sebesar Rp 5,9 milyar dan Rp 6,2 milyar.

Penerimaan cnkai selain dipengaruhi oleh perkembangan produksi tembakau, gura,bir dan alkohol sulingan dipengaruhi pula oleh bcsarnya tarip dan perkembangan daya bclimasr,'arakat pada umumnya. Di samping itu intensifikasi pemungutan cukai yang terusdiusahakan Pcmerinrab juga mempengaruhi pe'erimaan cukai, hal ini dilaksanakan antaralain melalui verifikasi yang letrih cermat atas p eru sah aan-p erusah aan rokok, pencegahandan penrbcra'tasan pita rokok palsu, penyesuaian harga dasar serta menserasikan pita cukaidcngan perkembangan harga jualni'a.

L)alam seme ste r r 1982/1983 realisasi penerimaan cukai scbe sar Rp 267 ,9 mtryar\ -ang berarr r mencapai 43.3 persen dar i yang d i rencanakan dalam ApBN 1992/1983 Bi ladibandingkan dengan rcalisasinya tralam periode ya.g sama tahun anggaran L9g'r /19gzmaka berarti terjadi kenaikan sebcsar Rp 17,8 milyar atau 7,1 persen. penerimaan cukaitersebut bcrasal dari penerimaan cukai ternlrakau, cukai gula, cukai bir dan cukai alhoholsul ingan.

semenrara iru penerimaan pajak ekspor daram semester I 19g2l19g3 scbesarRp 36,9 nilvar l,ang berarti mencapai 21,7 persen dari ya'g dianggarkan dalam ApBN1982/1983 Jumlah tersebut menunjukka' penurunan sebesar Rp 39,0 milyar ztar 57,4persen bila dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak ekspor dalam semester I1987/1982 Penurunan tersebut terutama disebabkan karena menurunnya vortrme ekspordi luar minyak sebagai akibat rcsesi ekonomi dunia yang masih terasa dalam tahun 19g2.

Page 183: NOTA KEUANGAN

164

Di sarnping itu kebijaksanaan penurunan tarip pajak ekspor dan pajak ekspor tambahandalam upaya meningkatkan volume ekspor di luar minyak, juga berpengaruh terhadappenerimaan pajak ekspor tersebut.

Penerimaan pajak tidak langsung lainnya yang lerdiri dari bea rneterai, bea lerangdan lainlain dalam sernester r Tggz/rggJ realisasinya Ebesar Rp 1g,6 milyar, Jumlah inimerupakan 42,0 persen dari yang direncanakan dalam ApBN lggz/rgg3 dan bila diban_dingkan dengan realisasinya dalarn semester I tahun anggaran rggr/ rggz berarti mengalamikenaikan sebesar Rp 2,3 milyar atau 14,1 persen.

Penerimaan bukan pajak terdiri dari penerimaan negara yang berasal dari depar_temen/lembaga negara non-departemen, bagian pemerintah atas laba perus"h"an-perur"-haan negara serta bank-bank pemerintah dan lain{ain, penerimaan bukan pajak ...rantiasaterus ditingkatkan melalui berbagai usaha antara rain penyempurnaan administrasi, pener-tiban setoran, intensifikasi pemungutan serta peningkatan pengawasannya. Selama se_mester I 1982/1993 realisasi penerimaan bukan pajak sebesar Rp 13g,1 milyar. Jumlahpenerimaan tersebut berarri mencapai 35,4 persen dari yang dianggarkan dalarn ApBN7982/7983 dan menunjukkan penurunan sebesar Rp 34,4 m yar atau 19,g persen biladibandingkan dengan rearisasi penerimaan bukan pajak dalam semester I tahun anggaransebelumnya. Perbandingan penerimaan dalam negeri selama semester | 79gl/r9g2 d,zn7982/7983, yang diperinci menurut pajak langsung, pajak ridak rangsung dan penerimaanbukan pajak, dapat dilihat clalam Tabel VL3 dan Grafik VI.3.

Dilihat secara sektoral' rearisasi penerimaan daram negeri selama semester I1982/7983 tersebut tcrdiri dari penerimaan sektor usaha,/perdagangan, sektor impor,sektor ekspor, sektor minyak dan penerimaan bukan pajak -asing_*".ir.rg ,.b..r.Rp 1..212,3 mi lyar, Rp 371,9 mi lyar, Rp 36,9 mi lyar, np i . l lS,Z mi lyar dan

-np 139,r

milyar' Bila dibandingkan dengan realisasinya dalam ,"-.r,", I Tggr/rggz, penerimaansektor .saha/perdagangan adalah lebih tinggi sebesar 17,g persen, sektor impor dan eksrormasmg-masing mengalami kenaikan sebesar 3,4 persen dan penurunan..u"o. st,+ p..r'.n,sedangkan penerimaan dari.sektor minyak dan penerimaa:r bukan pajak juga rebih rendatrsebesar 7,7 persen dan 19,8 persen. perkembangan penerimaan dalam neqeri menurutsektor selama semesrer r 79g7/7982 dan rgBZ/7983 dapat dilihat pada Taber ut.n.

- -'

6.2.3. Penerimaan pembangunan

Dari tahun ke tahun dana pembangunan yang bersumber dari dalam negeri temsditingkatkan namun demikian sumber dana dari ruar riegeri masih tetap diperrukan sebagaipelengkap untuk membiayai kegiatan pembangunan y-ang semakin meruas. Dengan ber-kembangnya dana yang diperoleh dari sumber dalam neg"eri dan peranannya dala'rn p.m_

Page 184: NOTA KEUANGAN

l o )

Tabe l V I . 3

PENERIMAAN DALAM NEGERI, SEMESTER I L98I /1982 DAN T982lI983( dalam milyar rupiah )

Jenis penerimaan 198t/1982 1982/198 3 r) Kenaikan

(% l

I. Pajak langsung

1. Pajak pendapatan

2. Pajak petxtoan

3. Pajak perseroan minyak

4 .MPO

5. I p e d a

6. Lain -lain

II. Pajak tidak langsung

1. Pajak penjualar

2. Pajak penjualan impor

3 . C u k a i

4. Bea masuk

5. Pajak ekspor

6. Lain-lain

IIL Penerimaan bukan pajak

4.879,9

98 , I

208,6

+ .263 ,7

219,9

45,8

44,4

8+8,2

146 ,1

1 10,4

250,1-744 n

7 5 0

16,3

t 7 3 ,5

4.673,9r14,6

264,6

l S l q t

270,2

4) 'l

+6,6

882,4

187,'l

t1.6,t

267 ,9

255,6

? 6 0

18,6

r39 ,1

- r t 7

+ 16 ,8

+ 26,8

+ ) ) o

6,8

+ 5 ,0

+ 4,o

+ 28,1

+ 7 ,1L J <

- 5 1 4

+ 14,1

- r9 ,8

Jum lah 5.907,6 5.695,4

l) Angl(a s€mentara

Page 185: NOTA KEUANGAN

G r a t i t V L 2

PENERMAAI{ NEGARA, l98r/198? _ r9E2/1983( drlan milyar rupiah )

A"BN Real APBN ReatSem. I Sem. I

1981 /1982 1982 /1983

G r a f i t V I . 9166

PENERTMAAN DALAM NEcDRr, 196r/1982 _ r982/1983

Sem, I Sem. Il 9E1 i 1982 1982 /1983

! o.n.ri.uur, dalam negeri I p"i^t tu,,g,u''g

I najat tidak lanesunc

A?BN Real AIBN Real

_-- penerimaan pembangunan (bantuan luar r,egeri) penerimaar bukan pajak

Page 186: NOTA KEUANGAN

L O /

Tabe l V I . 4

PENERIIVIAAN DALAM NEGERI MENURUT SEKTOR,SEMESTER I t98t/1982 DAN 19S2l1983

( dalam milyar rupiah )-

Sektor / jenis penerimaan r98r/1982 7982ngffi1], Kenail<an( V o )

I. Sektor usaha/perdagangan

a, Pajak pendapatan

b. Pajak perseroan

c . M P O

d . C u k a i

e. Pajak penjualan

f . I p e d a

g. Lain-lain

Sektor impor

a. Bea masuk

b. Pajak penjualan impor

Sektor ekspor

Pajak ekspor

IV. Sektor minyak

Pajak perseroan minyak

V. Penerimaan bukan pajak

I t .

III.

1 .o29 ,3

98 ,1208,62L9 ,9250,7

t+6 ,145 ,860,7

359 ,8

249,4110 ,4

7 < q

7 a a

4.263, r

. l . 4o t , - r

17 3 ,5

1.21.2,3

7 r+,6264,6

270 ,2

267,9787 ,1+2,7

371,9

z f , J , o

r16 ,3

36,9

36,9

3.935,2

? o l < ?

r39,r

+ 1 7 , 8

+ 1 6 , 8

+ 26,8

+ 7 , I+ 28,1- 6 , 8

+ 7 , 4

+

.i

t

1 4

- 51 ,+

_ ' 7 ' 7

- 19,8

5.907,6 s.695,4

l) Angka sem€htara

Jum lah

Page 187: NOTA KEUANGAN

1 6 8

biayaan pembangunan yang semakin meningkat, maka berarti bahwa bantuan luar negeriperanannya dalam membiayai pembangunan semakin berkurang.

Selama semester | 1982/7983, realisasi penerimaan pembangunan yang berasal dariluar negeri sebesar Rp 968,8 rnilyar yang terdiri dari bantuan program sebesar Rp 4,5milyar dan bantuan proyek sebesar Rp 964,3 milyar. Jurnlah penerimaan pembangunantersebut merupakan 52,3 persen dari yang ditetapkan dalam ApBN rggz/79g3 yaitusebesar Rp 1.850,8 milyar, Apabila dibandingkan dengan penerimaan pembangunan dalamsemester r 1987/7982 bcrarti terjadi peningkatan sebesar Rp 205,0 milyar atau 26,gPersen.

6.2.4. Pengeluaran rutin

Kebrjaksanaan pengeluaran rutin dalam tahun 19g2l19g3 senantiasa tliarahkanuntuk memberi dukungan terhadap usaha mew'judkan pemerataan, pertumbuhan dankestabilan. Di samping itu pengeluaran rutin tetap ditujukan untuk memenuhi kebutuhanpembiayaan bagi peningkatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat serta pengamananhasil-hasil pembangunan yang ditampung melalui belanja pegawai, belanja barang dansubsidi daerah otonom. Namun demikian dalam rangka upaya peningkatan tabunganPemerintah, pembiayaan tersebut dilaksanakan dengan usaha-usaha penghematan melaluipengarahan yang lebih selektif serta pengutanlaan jenis pengeluaran rutin yang berprioritastinggi.

Berdasarkan pada Iandasan kebijaksanaan tersebut di atas maka realisasi pengeluaranrutin dalam semesrer | 7982/1983 telah mcncapai jumlah sebesar Rp 3,040,9 milyar yangberarti 43,4 persen dari rencananya. Jumlah tersebut terdiri dari belanja pegawai sebesarRp 1.199,9 milyar, belanja barang scbesar Rp 36g,g milyar, subsidi daerah otonom sebesarRp 551,7 milyar, bunga dan cicilan hutang sebesar Rp 385,6 milyar serta lain-lain penge-luaran rutin sebesar Rp 534,9 milyar. perkembangan realisasi pengeluaran rutin semester I1982/1983 dapat dilihat pada Tabel VI.5 dan Grafik VI.4.

Sejalan dengan upaya peningkatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, makadalam tahun 7982/1983 telah diusahakan melalui peningkatan kemampuan dan jumlahaparatur negara disertai dengan penyesuaian perhitungan tunjangan beras tlan uang makan/lauk-pauk. usaha tcrsebut tercermin pada besarnya peningkatan realisasi pengeluaranuntuk belanja pegawai dalam semester I rgg2l1993. Selama semester I 19g2l19gj realisasibelanja pegawai mencapai jumlah sebesar Rp 1.199,9 milyar atau 4g,Zpersen dari Lngg'ranyang direncanakan tahun 1982/1983. Jumlah tersebut berarti meningkat sebesar Rp 5g,3milyar atau naik 5,1 persen bila dibandingkan dengan rearisasi beranja pegawai dalamperiode yang sama tahun lg81llg92.

Page 188: NOTA KEUANGAN

169

Tabe l V I . 5

PENGELUARAN RUTIN, SEMESTER I 1981/1982 DAN 1982/1933( dalam milyar rupiah )

Jenis pengeluaran 9a1ll 2 1982179$ t)Kenaikan

l. Belurja pegawai .

a- tunjangan beras,

b. geji dan pensiun

c.. biaya makan ( lauk pauk ) .d. lain-lain belanja pegawai dalam negeri.

e. belanja pegawai luar negeri .

2. Belanja barang .

a- dalam negeri .

b. luar negeri

3. Subsidi da€rah otonom

a. 'fia Jaya

b. daerah otonom lainnya .

4. Bunga dan cicilan hutmg ,

a- dalam negeri.

b. Iuar negeri.

5. Lain - lain .

1.141,6

99,A85 5,9

t 7 7 , 345,8

22,4

t90,7

r ) ,o

602,+

20,2

382,0

8,4

929,4

r,199,9

836,3l 5 a 4

+9,O

20,3

368,8

344,7

55t,1

78,7

5 3 3 , 0

385,6

0,8

384,8

5r4,9

5,1

36,2

3 5 ,0

7 ,O- 1 1 , 0

- 5,6

- 8 , 1

- 8,4

- f l 5

0,9

- 90,5

3,0

- 42,4

J u m I a h . t.446,r 3.040,9 - 1 1 , 8

1) Argka sementara

Page 189: NOTA KEUANGAN

G r a f i k V l . 4

PENGELUARAN NEGARA, 1981/1982 - I9A2I79A'( dalam milyar rupiah )

770

PENGELUAR.AN RUTINPBNGELUARAN PBMBANCUNAN

( D uar BEtusn Proyck )

SDJr98r/1962

I rdn-bir

I B@t! d.D cicilan buteng

I sub'idi dr€Eh ot6on

f ncb"1. u-""g

I B.btrj! p.srwrl

g'm.I'1981/t982

! rcmuaraan taimra

f rc-uavu tari a*rrrr

Sm.lr982/r98!

6m,I1982/r983

! r..u"v"- n+artcn n/t cmbosr

Page 190: NOTA KEUANGAN

771

Realisasi belanja pegawai dalam semester | 1982/1983 tersebur antara lain dialo-kasikan untuk pembayaran gajilupah dan pensiun sebesar Rp g36,3 milyar, tunjangan berassebesar Rp I 3 5 ,9 milyar, uang makan/lauk-pauk sebesar Rp 158,4 milyar, pengeluaranlain{ain belanja pegawai dalam negeri sebesar Rp 49,0 milyar dan belanja pegawai luarnegeri sebesar Rp 20,3 milyar.

Dalam pada iru pemerataan kesempatan kerja dan berusaha bagi golongan ekonomilemah ter's didorong dan diringkatkan, melalui pembelian barang-barang hasil produksidalam negeri serta pengutamaan pengusaha golongan ekonomi lemah dan pengusahasetempat. Hal tersebut dir'r,tjudkan melalui penyempurnaan pedoman pelaksanaan ApBNberupa Keppres no.18 talun 1981. Meskipun demikian mengingat kepada tingkat kemam-puan keuangan negara dan upaya peningkatan tabungan pemerintah, maka dalam pelak_sanaan belanja barang tersebut tetap diadakan penghematan melalui pengendalian sistempengadaan dan pembelian barang kebutuhan pemerintah. Dalam semester I lgSzlTgg?realisasi belanja barang mencapai jumlah sebesar Rp 368,g milyar, terdiri dari belanjabarang dalam negeri sebesar Rp 344,7 milyar dan helanja barang luar negeri sebesarRp 24,1 milyar arau masing-masing 33,8 persen dan 51,7 persen dari anggaran yang di-sediakan dalam tahun 1982/7983.

Untuk menunjang terwujudnya usaha pernerataan kesempatan memperoleh pen_didikan dan pelayanan kesehatan, melalui pelaksanaan subsidi daerah otonom telah di-usahakan penambahan jumlalr guru sD Inpres, tenaga perawat serta tenaga medis puskes-mas di daerah-daerah. Di samping itu subsidi daerah otonom menampung pula penggantianbiaya akibat dihapuskannya SPP sekolah dasar, menampung pembiayaan gaji lurah danperangkatnya serta tunjangan pamong desa di daerah-daerah yang berpendapatan rendah.Realisasi subsidi daerah otonom dalam semester I Tg\zllgg3 mencapai jumlah sebesarRp 551,7 milyar yang berarti 41,9 persen dari angg'rannya. Jumrah realisasi tersebutdialokasikan unruk Irian Jaya sebesar Rp 18,7 milyar, Timor Timur sebesar Rp 4,6 miryar,dan kepada daerah otonom lainnya sebesar Rp 52g,4 milyar. Bila dibandingkan denganrealisasi subsidi daerah otonom semester r 7g8r/lggz, jumlah tersebut berarti menunjuk-kan penurunan sebesar 8,4 persen.

Realisasi pembayaran bunga dan cicilan hutang dalam semesrer I rgSz/7ggjmencapai jumlah sebesar Rp 385,6 milyar atau 39,5 persen dari rencananya. Jumlahtersebut terdiri dari pembayaran bunga dan cic an hutang dalam negeri sebesar Rp 0,gmilyar serta bunga dan cicilan hutang l'ar negeri sebesar Rp 384,g milyar, Bila dibanding-kan dengan realisasi semester I TgSlllg9z pembayaran bunga dan cicilan hutang terr.butmenunjukkan peningkatan sebesar Rp 3,6 milyar arau naik 0,9 persen.

sedangkan realisasi lain-lain pengeluaran rutin dalam semester I1982/19g3 telah

Page 191: NOTA KEUANGAN

1 7 2

m€ncapai jumlah sebesar Rp 534,9 milyar atau 46,5 persen dari rencananya. Jumlah inimeliputi pengeluaran untuk biaya pemilu sebesar Rp 14,5 milyar, subsidi pangan sebcsarRp 1,1 mifyar, subsidi bahan bakar minyak sebesar Rp 513,4 milyar scrta biaya suratmen''urat, giro pos dan lain-lain sebesar Rp 5,9 milyar. Bila dibandingkan dengan realisasisemester I 1981/1982 jumlah tcrsebut Iebih rendah sebesar Rp 394,5 milyar ata' 42,4persen. Hal ini antara lain disebabkan berkurangnya realisasi subsidi pangan dan subsidibahan bakar minyak dalam semesrer | 7982/799? .

6.2.5. Tabungan Pemerintah

Sebagaimana diketahui sumber dana pcmbangunan yang disediakan dalam Ang_garan Pendaparan dan Belanja Negara terdiri dari tabungan pemerintah dan dana bantuanluar negeri. Tabungan Pemerintah merupakan selisih antara penerimaan dalam negeri danpengeluaran rutin, sedangkan dana bantuan luar negeri terdiri dari nilai lawan bantuanprogram dan nilai lawan bantuan proyck. perkembangan pembangunan memerlukan danauntuk pembiayaannya, sehingga Pemerintah berdaya-upaya untuk menggali sumber danadalam negeri.

Sehubungan dengan ini, tekad untuk melaksanakan pembangunan berdasarkankemampuan sendiri terus didaya-upayakan sejak pelaksanaan pelita I hingga saat ini.Adapun pendaya-upayaar ini diaralrkan pada peningkatan penerimaan daram negeri danpenghematan dalam pengcluaran rutin. Daya-upaya ini telah menunjukkan sasaran yangtepat, hal ini tercermin dengan semakin bcsarnya peranan tabungan pemerintah dalampembiayaan pembangunan setiap tahunnya.

Tabungan Pemcrintah dalarn APBN I9B2/1983 direncanakan sebcsar Rp 6.755,0milyar dan diperkirakan akan dapat berpcran 78,5 perscn dalan.r mernbiayai seluruh pe_ngeluaran pembangunan dalam tahun lggz/1983. Sedangkan dalam pelaksanaannva selamasenester | 198211983 tabungan Pemerintah baru mencapai ILp 2.654,5 milyar atau 39,3persen dari re ncananya. Namun dcmikian hal ini masih lebih bcsar Rp 199,0 milyar biladibandingkal dengan periode yang sama dalam rahun 7g8l/1ggl.

6.2.6. Pengelu,aran pembangunan

Kcbijaksanaan pengeluaran pernbangunan dalam pelita III merupakan kelanjutanpelaksanaan Pelita sebelumnya sehingga dapar dijadikan sebagai landasan kegiatan pem-bangunan di masa mendatang. Pengeluaran pembangunan senantiasa diarahkan untukmenunjang sasaran pemerataan hasil-hasil pembangunan baik regional maupun scktoral.Kebijaksanaan pembangunan yang saling sambung menyambung tersebut merupakan

Page 192: NOTA KEUANGAN

773

usaha untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi di samping mewujudkanpemerataan pendapatan melalui perluasan kesempatan kerja dan berusaha.

Sejalan dengan kebijaksanaan tcrsebut di atas, realisasi pengeluaran pembangunanselama semester | 7982/1983 mencapai jumlah sebe sar Rp 3 .577 ,8 milyar, yang terdiridari pembiayaan rupiah dan pembiayaan bantuan proyek masing-masing mencapai jumlahsebesat Rp 2.613,5 mtlyar dan Rp 964,3 milyar. Selanjutnya pengeluaran pembangunanrupiah sebesar Rp 2.613,5 milyar tersebut digunakan untuk pembiayaan pengeluaranpembanglnan sektoral yang dikelola oleh Departemen/Lembaga Negara non Departcmensebesar Rp 7.375,7 mtlyar, bantuan pembangunan daerah sebesar Rp 551,2 milyar danpembiayaan pembangunan lainnya sebesar Rp 686,6 milyar. Scdangkan realisasi penge-luaran pembangunan di luar bantuan proyek dalam semester | 1982/1983 dapat dilihatpada Grafik VI.4.

Pelaksanaan pembiayaan pembangunan melalui Departemen/Lembaga non Depar-temen selama periodc semester | 1982/1983 tersebut digunakan untuk membiayai bcrbagaimacam proyek yang tersebar dan merata di selumh wilayah tanah air, Selanjutnya realisasibanruan pembangunan daerah dalam semester I 1982/1983 tersebut telah mengalamipeningkatan sebesar Rp 35,7 nrlyr. atau 6,9 persen bila dibandingkan dengan periode yangsama dalam tahun 1981/i982.. Dalam pada itu realisasi bantuan pembangunan daerahdalarn semester | 1982/1983 digunakan untuk bantuan pembangunan desa sebesar Rp 40,4milyar, bantuan pembangunan kabupaten sebesar Rp 7I,5 milyar, bantuan pembangunanDati I sebesar Rp 122,4 milyar, bantuan pembangunan sekolah dasar sebesar Rp 187,4milyar dan pembangunan sarana kesehatan/Puskesmas sebesar Rp 24,5 nilyar. Di sampingitu juga digunakan untuk bantuan penghijauan dan reboisasi sebesar Rp 30,8 milyar, Inprcsprasarana jalan/jembatan scbcsar Rp 30,0 milyar, bantuan pembangunan khusus di limorTimur sebesar Rp 1,5 milyar dan pengeluaran pembangunan melalui dana Ipeda sebesarRp 42,7 mtlyar.

Bantuan pembangunan desa tersebut dalam tahun 1982/1983 adalah atas dasarbantuan sebcsar Rp 1,25 juta untuk tiap desa. Jumlah desa yang mentiapat l:antuan dalamtahl:n !98211983 juga menjadi 65 .127 desa. Demikian pula dengan banruan pembangunankabupaten telah rnengalami peningkatan dasar bantuan dari Rp 1.000,- tiap jiwa menjadiRp 1.1 50,- tiap jiwa sedang jumlah minimum bantuan ditingkatkan dari Rp 1 50 juta perkabupaten menjadi sebesar Rp 160 juta per kabtrpaten.

Dalam pada itu jumlah minimum bantuan pernbangunan Dati I telah mengalamipeningkatan dari Rp 7,5 milyar tahun 1981/1982 menjadi Rp 9 milyar dalam tahun1982/1983. Dalzm rzngka memperluas kesempatan belajat bagl anak umur 7-72 tzhun

Page 193: NOTA KEUANGAN

t I +

Tabe l V I . 6PENGELUARAN PEMBANGUNAN, SEMESTER I IISI / Ig82

( dalam milyar rupiah )DAN 1982/1983 r)

Jenis Pengduaran 7947n982 1982t798t21Keneikan

( % )

1. Pembiayaan Depsrt€men/Lmbags ,

a. Deparremen/Lembaga .

b . H a n k a m .

2, Pembiayean bagi daerah ,

Bantuan pembangunan desa

Bantuan pembangunan kabupaten

Bantuan pernbangunan Dati I

Bantuan sekolah dasar

Sarana kesehatan/puskesmas

Bantuan pemba[gunan danPemugaran pasar

Bantuan penghiauan dan reboisasi

Prasarana jalan

Pembangunan Timor Timur

I p e d a .

3, Pemblayaan lein-Iain

a. Subsidi pupuk

b, Penyertaan Modal pernerintr,h

c. kin.lain

a,

b.

c.

d.

e.

f.

r,372,4

L.722,4

25O,O

5r5,5

r) ,u

69,8

706.2

166,4

? 1 ?

2,O

3 0,1

4 5 e

498,5

160,7

r 5 3 , 7

184,1

1 .37 5 ,7

1.762,1

213,6

55r,2

40,4

t t , J

122,4

187,4

24,5

30,8

3 0,0

4 ) 7

686,6

299,8

203,4

183,4

o,2

t , )

- 14,6

6,9

15,4

2,+l 5 t

12,6

77 ,6- 55 ,9

- 6 ,8

37,7

86,6

32,3- o,4

ch

I

J

J U M L A H . 2.386,4 2,613,5 - 9,5

r t

2)

Di luar bantuan proyeLAngk4 reEcntara

Page 194: NOTA KEUANGAN

T a b e l V I . 7

PELAKSANAAN APBN, SEMESTER I Ig82I7g8'II( dalam milyar rupiah )

175

Jenis penerimaan Realisqsi J€nis pengeluaran Realisaei

I. PENER. DAI.AM NEGERI

A. Pajat langsung1. Pajak pendaparan2. Psjak perseroan3. Pajak perseroan minyak4 . M P O5 . I p e d a6. Lain{ain

B. Pajek tidak langsung

1. Pajak penjualan2. Pajak penjualan impor3 . C u k a i4. Bea masuk5. Pajak ekspor6. Lain - lain

C. Penerimaan bukan pajak

PENER. PEMBANGUNAN

l. Bantuan program

2, Benruan proyek

I. PENGELUARAN RUTIN 3.040,91. Bclanja pegawai t.Lgg,g2. Belanja barang 368,83. Subsidi daerah otonom :-1l,74. Bunga dan cicilan hutang 385,65. Lain{ain 534,9

II. PENGEL. PEMBANGUNAN 3.577,8

A. Pembiayaan Departem€n/ t.!7 5,7Lcmbaga

5.695,4

4.673,9r14,6264,6

3.935,2270,2

42,746,6

482,4

L87,l1 1 6 , 3267 ,9255,6

36,918,6

139, r

1.162,r2r 3,6

55r,2

40,471,5

L22,+l , )

ta7 ,4

24,5

3 0,o

30,842,7

686,6

299,8203,418 3 ,4

964,1

968,8

4 <

964,3

1. D€partemen/Lembaga2, Departemen Hankam

B, Pembiayaan bagi daerah

1, Bantuan pemb. desa2. Bantuan pemb. kabupaten3. Bantuan pemb. Dati I4. Timor Timur5. Pembangunan SD6, Pelayanan kesehatan/

Puskesmas7, Pernb, prasarana jalan8. Bantuan pemb. pasar9. Bantuan penghijauan

1 0 . l p e d a

C. Pembiayean Iein.lain

1. Subsidi pupuk2. Penyertaan modal pem.

3, Lainlain

D, Bantusn Proyek

J u m l a h 6.664,2 J u m l a h

H

6.674,7

l) Angka sem€ntaE

Page 195: NOTA KEUANGAN

L t o

yzng akln memasuki sekolah dasar, terutama di daerah pedesaan, daerah perkotaan yangpenduduknya berpenghasilan rendah, daerah-daerah transmigrasi dan daerah-daerah pe-mukiman baru, maka pembiayaannya telah tertampung dalam Inpres bantuan sekolahdasar. Sedangkan melalui bantuan sarana kcsehatan/Puskesmas telajr dibangun antara lainPuskcsmas baru, sarana air minum pedesaan, peningkatan puskesmas yang ada dan pe_ngadaan Puskesmas kelil ing. Rcalisasi bantuan pcnghijauan dimaksutlkan sebagai usahauntuk menyelamatkan hutan, tanah dan air, Sedangkan pelaksanaan bantuan prasaranajalan/jembatan dimaksudkar untuk mcmperlancar pengangkutan dan distribusi barangserta sekaligus mengembangkan kegiatan perekonomian di daerah dalam rangka menunjangproyek proyek pembangunan di daerah. selanjutnya bantuan pembangunan Timor Timurdimaksudkan agar propinsi termuda ini pembangunannya selaras tlengan wilayah lainnya,Dalam rangka menghimpun dana dari daerah sendiri untuk pembiayaan pcmbangunan tclahdisalurkan melalui bantuan pembangunan dana tpeda.

Selanjutnya pengeluaran penrbangunan lainnya dara'r semester I r9gzr1.9g3 jtga,telah menunjukkan peningkatan sebesar Rp 18g,1 milyar atav, 3z,T persen bila diban-dingkan dengan periode yang sama dalam tahun 19g1/19g2. Dalam jumlah pengeluarantersebut meliputi realisasi subsidi pupuk sebesar Rp zg9,g milyar, penyertaan modalPemerintah sebesar Rp 2o3,4 mrlyar dan lzinlain pembiayaan pembangunan sebesarRp 183,4 milyar. Dalam rangka mempcrcepet pembangunan melalui pengembangan duniausaha, penyertaan modal pemerintarr antara lain disalurkan kcpada pembangunan kilangminyak cilacap, Balikpapan dan Dumai, pabrik pupuk Asean, pT. Inalum, perum perum-nas dan badan-badan usaha milik negara lainnya.

Dalam pada itu lain-rain pengeluaran pembangunan terscbut antara lain diarokasikan untuk meningkatkan program keluarga berencana, pengernbangan statistik, KreditKccil, Kredit Candak Kulak dan program penyediaan air bersih. Selanjutnl,a perftembanganpengeluaran pembangunan dalam semcstcr I lgg?/1gg3 yang dibandingkan dengan se_mester I 7981/1982 dapat dilihat dalam Tabel vI.6. scclangkan 'I'abel vI.7 menggambar-kan pelaksanaan APBN 198211983 semester I, dimana realisasi bantuan provek telalrmencapai jumlah sebesar Rp 964,3 milyt.

6 ,3. Rencana APBN 198 3 /1984

Pelaksanaan Pola lJrrum pcmbangunan Jangka panjang yang telah dimulai sejaktahun 1969 dengan pclaksanaan Repelita I, II dan Ir, kini telah sampai pada tahun terakhirpelaksanaan Rcpelita III. Pembangunan nasional serama ini benar-benar telah dilaksanakandi dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruhmasyarakat Indonesia, yang telah dapat dirasakan oleh seluruh rakyat sebagai perbaikan

Page 196: NOTA KEUANGAN

1 7 7

tingkat hidup yang berkeadilan sosial, Setelah mcmbangun lebih kurang 14 tahun lamanya,keadaan ncgara telah bertambah maju dan kesejahteraan rakyatpun kian meningkat teru-tama melalui delapan jalur pemerataan agar ruang lingkupnya bertambah luas dan murunyabertamba-h baik. Kcberhasilan pembangunan yang demikian tidak terlepas dari penyeleng-garaan pembangunan nasional oleh Pemerintah Orde Baru der.rgan berpegang teglh padakebijaksanaan yang memadukan sccara serasi kesanggupan bangsa untuk mewujudkanpemeratadJr, pernrmbuhal dln kestabilan.

Dalam pada itu pembangunan nasional yang makin tahun makin meningkat, baikdalam jumlah anggaran maupun jenis kegiatan yang dilakuhan, tercermin antara lajn clariterlampauinya jumlah A-PBN yang direncanakan scmula dalarn setiap Repelita. Jumlahanggaran yang direncanakan selama Repelita I adalah sebesar Rp 2,463,0 milyar, sedangkanrealisasinya dalam periode lima tahun tcr.sebut mencapai jumlah sekitar Rp 3 .?83,2 milyar,yang berarti telah melampaui rencananya sebesar Rp 820,2 milyar. Dernikian juga selamamasa Repelita II realisasi APBN adalah sekitar Rp 18.01g,4 milyar yang berarti Rp 5.551,gmilyar lebih bcsar dari jumlah keseluruhan yang direncanakan dalam Repelita lI.

Di dalam Repelita III, volume ApBN selama tiga. tahun pertama direncanakansebesar Rp 23.315,8 milyar. Di bidang penerimaan, jumlah rersebur terdiri dari penerirnaandalam negeri sebesar Rp 18,334,6 milyar dan penerimaan pembangunan scbesar Rp 4,9g1,2milyar. Di bidang pengeluaran, volume tersebut terdiri dari pengeluaran rutin sebesarItp 11-585,5 milyar dan pengeluaran pembangnnan sebesar Rp lI,7jO,3 milyar. Dalamrealisasinya selama tiga tahun tersebut ternyara jumlah pencrimaan dapat mencapaiRp 33.720,3 milyar yang tcrdiri dari penerimaan dalam negeri dan penerimaan pembangunanmasing-masing sebesar Rp 29.r36,4 'rilyar clan Rp 4.583,9 milyar. Bila clibandingkandengan rencananya dalam Repclita III maka berarti realisasi penerimaan dalam negcritersebut menunjukkan Rp 10.801,8 milyar lebih ringgi. Dilihat dari segi pengeluaran, jumlahrealisasi pengeluaran rutin rdalah sebesar Rp 16.839,4 milyar sedangkan realisasi penge-luarar pembangunan mcncapai jumlah sebesar Rp 16.870,4 milyar yang berarti masing-masing lebih tinggi Rp 5 .253 ,9 mtlyar dan Rp 5.140,1 milyar dari jumlah yang direncanakandalam Repelita III.

selanjumya menginjak rahun kccmpat dan kcrima Repelita rrr (79g2/ 19g3 dan19831198+)' penerimaan dalam negeri diperkirakan masing-masing sebesar Rp 73.7s6,5milyar dan Rp 13.823,6 milyar. Hal ini berarti masing-masing Rp 6.230,3 milyar danRp 5 411,3 milyar lebih tinggi, bila dibandingkan dengan rencana penerimaan dalam negeriyang reltera dalam Repelita III unolk tahun-rahun tersebut.

Di samping itu pengeluaran rutin dalam APBN 1992/r983 dan RAPBN 7g8i/rgg4direncanakan masing-masing sebesar Rp 7.001,5 milyar dan Rp 7.275,1 milyar, sedangkan

Page 197: NOTA KEUANGAN

778

dalam Repelita III tertera sebcsar Rp 4.767,5 ntilyar dan Rp 5.30g,2 milyar untuk masing-masrng tahun tersetrut. Pengeluaran rutin senrntiasa diarahkan untuk meningkatkan mutudan kecepatan pelayanan Pemcrintarr kepaca masyarakat tran pemeliharaan kekayaan negaradengan tetap melaksanakan usaha-uslha ocnghematan.

Dari penerimaan dalam negeri setelah dikurangi pengeruaran rutin diperoleh ta-bungan Pemerintah yang bersama-sama dengan penerimaan pembangunan merupakan danapembangunan Dalam Repelita III, u'tuk tiga tahun pertamanya direncanakan dapat diha.silkan tabungan Pemerintah sebesar Rp 6.749,1 nrlyar. Di dalam pelaksanaannya, tabunganPemerintah yang dapat direalisasikan dalam tiga tahun tcrsebut adalah sebesar Rp 12-z9T,omilyar. Selanjnt.ya rabungan Pemcrintah dalam ApBN rggz/rg13 dan RApBN 79g3/r9g4masing-masing dipcrkirakan sebcsar Rp 6.7 5 5,0 rnilyar dan Rp 6.54g,5 milyar.

Sesuai dengan prioritas serta arah pembangunan dalam Rcpelita III, rnaka penge-luaran pembangunan vang dibiayai dari dana pembangunan telah diarahkan pada sektor-sektor yang tidak hanya meningkatka' laju pcrtumbulran ckonomi tetapi juga telah me-ningkatkan usaha pemeraraan dan hasil-hasil pembangunan. Di dalam Repelita III, jumlahpengeluaran pembanguan direncanakan sebesar Rp 3.48g,1 milyar, Rp 3,g91,9 milyar danRp 4.350,3 mi lyar untuk masing-masing tahun 197911980, r980/1981 dan 1987/1982.Sedangkan realisasinya masi'g-masing adalah sebesar Rp 4.or+,2 milyar, Rp 5.916,1 milyardan Rp 6.940,1 milyar, selanjutnva dalam npBN 1982/1983 dan nApBN rgSi/rg}+pengeluaran pcmbangunan tersebut direnca'akan sebesar Rp g.605,g milyar dan Rp 9.290,3milyar, yang juga lebih besar apabira dibandingkan dengan rencananya dalam Repelita III.Pelaksanaan APBN dala'r Pr:rita I, II rlen r (79691i,97 o-lggil 1984) dapat dilihat padaTabel VI.8, Grafik VI.5 dan Grafik VI.6. Usaha peningkatan penerimaan negara remtamapcnerimmn dalam negeri telab memungkinkan peningkatan kemlmpuan keuangan negaradalam menvediakan dana baik untuk pengeluaran rutin maupun pembangunan. Jumlahpengeluaran negara selama ini terutama digunakan untuk pcrluasan proyek_proyek pem_bangunan yang bersifat produktif.

Dalam tahr'rn terakhir Rcperita III, yaitu tahun anggaran rggi/1gg+, kebijaksanaanAPBN tetap diarahkan untuk mencapai pcningkatan taraf hidup, kecerdasan dan kesejah_teraan seluruh nkyat vang makin merata dan acril serta meletakkan randasan yang kuatuntuk tahap pembangunan Repelita IV, Untuk mcncapai tujuan tersebut maka keb-ijaksa-naan APBN dalam tahun f983/1984 tetap berpegang pada prinsip anggaran berimbang yangdinamis sekaligus rrrempertahankan tingkat pertumbuhan scrta pemerataan pembangunandan hasil-hasilnya melalui penycdiaan dana yang cukup memadai. Di samping i.u diura-hakan pula sejauh mungkin untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana, merarui alokasidana yang lebih cermar dan lebih tcliti kepada proyek-proyek pembangunan yang sangatdiperlukan, untuk memelihara usaha peningkatan dan pemerataal pendapatan maryarakat,

Page 198: NOTA KEUANGAN

ril.

'(

zb

z

z

>

^ 3

- z

I

6

G.!l6

Ic3t.

E 'd

a

6

t

e

E

iJ

b b b b " o " o ' o

+ 9 , b b ' F s @ F b : '3 6 S S t 3 3 HF8e e - o ' o : . " o b ' o ' o b

O +

e 9 l 9 5

' o ' o b

r i 33d td3e ! - o t i e h . @ ; 5

-o io

'|o ',.. "o "q "6

6L l

Page 199: NOTA KEUANGAN

rl 6 s + @ u J

l - -" : x - _ i r ; i lt - ^ ^ ^ - - - - - - -l ; d H I ; * s ;5 ; llE ! ; ' : g g : ;3 i lml r S S ; j H _s ll - - ; ; - _ ;" : " : i l

H

| "e.E ' ' H E t l i Il - - o G - - - o - u i o ; F l

ffil r r 6 E r r ! 5 $ e ll - - .3"t _, I _. . , r

;n ;e

^ ? N N

3 S $ s 3 * a$ rHJ.r -@e t e b - a b ! " o ' + i . F

-l ^

- I ! . - - : - f : u _ I

l t l o , - N A ,

l - - -s f ; - - -3 f i f r 3 l

B9.

CE!-

08 I

Page 200: NOTA KEUANGAN

.l

(.

i _ l o n i i - - } i F g )sg3 :3_sb tb9 : * - i ; -3

:_ l. Ij I

BF33

i f ' " : - i - - 5s s 9 l 3 f ^ * h i F ; n: 6 , i F . B . a _ 3 _ 3 \ 8 \

{ ; & ' o a Z >

- I . c . g . - - . t " p Fq r r c 9 9 i t {

.e .dFSe$gFs !i o . - - - 3 ; *

l e l , 9 1 9 .

F A e e N N Gp t 4 e ( 6 . d " i $ \ S

- h - o t _ c , ' o 6 ; - - 6

f - i - i FF l 9 i e b ' b , i o' , r , : b - i

-s io i.. ;

r IEs; : r "FF$_ 5 . p ' q - - s F : 8 : !iE3- :S 'Se. ; "39

f i t a N l l ' !

G ' ! _ o i o

; - - 6c o a . : J b 1 J

ss3s9x' s - o t - o i " - ;

I 8 I

Page 201: NOTA KEUANGAN

(Nedw) (Nf,dv)i8/s8 €8i z8 z8lrg r8/os o1l6L 6LlgL gLILL LLIsL sllsL sLlnL ,LIEL ELI\L zLlrL rLloL oLl6s

( rt€ldu lldlrtrl urelEp )( n$fittsfr - oL6u6s6r )

v 'Igitgu Nvo Nsdv lrnflvc vuv9sN NwluusNrd NvSNr(Nvguail

trat"u *nt n"nt*{ "*p !

ursru rGnI u'nlusq er."p I

281 9 ' I A { ! J B I D

Page 202: NOTA KEUANGAN

(Ntrdvu) (Nf,dv)t8/s86r 6dz86r zg/186l

(qEdu r8,{t!ru ureFp)t86rlt86r - oL6v696r 'vrI'Isdau Nvc Ngdv r,yv'lvo vuvDlIN Nvuvn.IaoNsd NvSNr(Nvsuad

I8/0s6r 0g/6161 6tJBL6r gtJ LL6r LrJgL grJsL6r stJrl'r +tJEL6r EtJzL|t z/rLir ulolit orJffit

ulrnu uerYnta8uad !u€un3u€quDduEr€nlrSura

!uFnU uercntrtuod

IuEunBuvquaduurenta€u"d

f

f8r 9 l A t l l J B r c

Page 203: NOTA KEUANGAN

uerS?qas ntr ?p?d urupq r?Ilrur S'ZIt'I dU J?saqes uzunSuBquad ueJenle8uad ulel-ureluep lndnd rprsqns 'qtluuarxrd

lepour ueel:aluad n:adas eluurel mun5uequad ue:zn1-e8rlad rt8zq:aq

"lras 'r?dllu

Z'9+S I dd, Jrsaq)s q?D?p ueunSurqruad e13uu.l urelep s:.ldu1

{edoJd-{adord umdzrqurad 'fti lruJ g't6g E dg rzsaqas uaurat:rdap-uou z;e5au e8equ;a1

/uaurlJ?dep qrlo u?I?u?s{"Ip 8uz.{ 1e:ot1es rlado:d-4alo:d ueun8urqruad rrlzrqu:aru

{ntun u?{eu?rualrp J?{Jru t'O6Z'6 dE:esaqas qelunf:eq 8ue.( uzunSurqurad uuanJa8uag'n,l|us g'1tr7'7 d6 :esaqas uuun8uzqurad usEulriauad urp rrllru S,gtg.9 dU l€saqJs q?lurr-aurad ue8unqel u?p rJqunsrrq 8ue.( rrdlrru t'062 6 dE r?saqJs u?Iru?ruarlp tg6Ilfg6INgdVU ur?lBp urunfueqruad rueq urun5uuqrued uz:enle8uad rr:drrqurar.u :1n:unuzleun8rp Suzl uzun8ueqru:d euep {ntuJqruau rra8au JEnT rJ?p uzun8ueqruad userur.rauaduzSuap eu:rs-eu:?sraq q€1uuaur6 utSunqzt r.rzp qalo:adrp Sued euep rs?srlrqow

'rc'lyw g'99 7'7 d6 :es:qas 1:{o;d uznrueq uzp ;rdpur g, g dg resaqasut:8o;d u?nlueq rrep r;rp;ar Surl n lyt:: g'1y77 dg :rsaqas u€I"u?:)uerrp tg6l/tg6lNgdvg luEIEp u?un8u?qrued ueetur:auad rur ue8unqnq ur€pq u?{u?rl?uedrp dzrarsnreq ersnueru edep Jeqtuns urlrr;ueuad undnrur ruouo>1a ueunfuequad rryur 'urey rs8uzq-es8ueq uz8uap;e:elas dnprq Inlun Brsauopul ersnu?u t?q"tJ"ur uetel8uruad uBIJrqelJuJ8ue.{ eqzsn-zqusn e.{ulesapuau: uDI?u e es tedrpr urqnlnqa{ e.{uF{Surueu url?urasur8uap urrlnuap unu?N s?nl ur4zuas 3ue.{ ueunSuequrod urler8a4 relerquaru urndurru-t{ u?Il?I8uluaru l?d?p q"let rur Eur?las u?>lBu?s{elrp Sued uzunsueqtuad ?r{Esll

'.rzl1u g'gjE 9 d6 ;zsaqes q?turrauad uefunqzl uzrl-"rr"JuJrrp ng6l/tg6I ue;e33ur unq€l urrl?p ?I?ru 'urtnr uurnleSuad epedlrep trsJq qrqJI

Suel rra8au u?pp ue?urrauad ueSuaq 'rcA1lru 7'967'6 dg :rsaqas uzun€uequrad uerznl

-a8uad uep rcAyu: 1'917 2 dg :eseqas urtnr uerenlrSuad uup r.rrp:at urryw:ua.lrp r;rFauur:enle8uad uz18uzpa5 ':r-(yus g'1p7'7 dg ;esaqas u"{"u?JuaJrp ueun-Bueqruad urrunrauad

u?p J?llru g'tZ8'tI dg .rzsaqas r:aBau urupp uerur:auad rJ"p requnsJeq u"{?rr?JueJrp

?r?8au u?llrrJeua4 .rud[ru t'Sg|% dg rrsaqes qrlunl eprd Suequr.raq uE{?urf,uarrp

tg6llEg6I unr{?t u?l?p eru8au efue1aq uup utredrpuad ur;e88ur ur8u?ru?U

'4rzq ur8uap ldzpzqlp l€dep tnqasral ue8urluzl z,l,lqzq ur1e.'( qzturrrued eleur 'uzrpqz8uad

qnuad uep serel qrqrl rfia>1aq neru Sued rra8au rntr;ede qalo r?trasrp {l?q qlqal 8uz,{ uzdap

?s€ru ruap u?qro{raq nzur Sued l?AI?r p?{ar u?8uJp u?r>lruep unumN t?Jaq dnqnr Surd

urflurturt nt?ns ur>lBdrueu rur nluauJr! runlaq 3u",{ ?runp rurouo>la u??p€aq qE8ual-q?8uel

\p ,g6lleg6l NgdV rnplau ru?p ue?rpeduad st8nt r^rq?q rrzpr{uau; q?turraurad

'.refe.,r,r 3w{ €u?qr)pas dnprq elod r:ep uzpnfnra:ad uep uzunSuequ:d uzqaq Inlruauruzpp trrlere,4seru uendrueua>1 urp ueete:aurad ue>llzq.raduraru uz8uap r.{uuzte4Suru-ed ue{eq?snrp ur{€uas u?W y?dunu J"nl rp uzzu:r:euad rJep IEs?Jaq 8ue.{ ua8au ureyep

urrurrauad Jaquns nlr ?prd ru"l?C rurouo>la u€l[q€]se{ uep rslnpo:d uerlutqzl.radruau

n8r

Page 204: NOTA KEUANGAN

u"{ru?Juerlp nS6I /t861uel?88u? unq?l u?J"P SuEd rydurur rollas Ir?p t'ra8au ueltp uzeru

-r:auatl tptfuaur uellodurolalrp l?dep ?3n[ tut t:a8au uftltp u€€unl3ua6 "rzXltru

0'Z0S dU

resaqas ltfed u?{nq u""rfileuad uep re.{1rru t'88U'Z dU resaqas Suns8uel 4tpr: lefed'-rellru g'gg6'11 dg;es:qas BunsButl 1e[ed r.rzp rrrp:r: Suud ';r-f,1tut g'g7g'21 dg :tsaqas

uzq.rr8Snerp ng6l/tg6I unq?l ur?i?p r:a8au uzlep utzurt:auad EIEtu 'srle tp tnqas:at t:r8au

rx?lap u??urreuad uztueslefrqa4 u?p ueq?l?s?tulad 8urltleq rztel ut8uaP uzlefas

'rlu-14g usl{nserulrr ru"lep lp utqntr:da1 lelSurr uep ur:elzquad strlJlllaJr Inlllrtx

u,{uue8uuqural:ad ruqrpp tedtp ut>1t rur 1e[td qrlen ut.mpesal 1e13ut1 e,(uuzuelzlad uzp

ueqnln,{uad rnJrlaul rylcd qtfum uertpusa:1 uett4Suruad flurdurzs tp 'ue1lz18utltp ut4tutas

u?I? (dl\dN) 4tftd qr lerrt 1o>1od rourou ueursnduad tlras uerodel ura]srs uteu;ndrualuad

uzp uzqrSruad uretsrs u€rueq€qued'tstrtstulrupe umurndur:{uad t86l/886r unqut ulsltp

EIr[r lnqasJa] uerutslelrqa1 Sunlnpuaru ?unD ut{€q?snlp sruauaru sruat u?l? lefed uelnq

uezrurraurd ?uas I?Inr uzp taq '1tftd ueeut.lau:d edn.raq t.la8au uzltp ueturtreuad utlul

-Surued elrdn rur {ntun r:a8au urtlep raquns-Jaquns utlzz;ueurad epedal uzun€uequrad

ueelrrqruad uwuzs:1tftqr1 uelr?s?puaul dttet qeluu:rura a nS6Ilt86I ul:eB8ut unqel

rxslrp ?Irru 'eduurnlaqas unqel-unqt1 tl?ltp q€lultarxe,1 ueeuzs:1t[tqa1 r3nI rrrcdcg

'Iurouola utllq?lsal utderuturad Buefunuaru sn8t1t>1:s uep purrdo

?JriJ)s ru€l? Jaqruns-Joqtrlns uttzt;utu:ad 'z[:a1 utttdru:sa>1 utsenl:ad Suo.lopuau lntunelnd uelqz.rrrp ntt Sutdtues IC Eueqrapes dnprq elod t:zp uzpnfn,rzued uep ueun-Sutquad

u?qaq rr?p ueeltratuad u pzd uelqt:rrp sn;Jl u?IB e?nt trg611Eg61unq?l tx€l?P l:a8au utltrp

uezrur:auad Sueprq rp utuutslefiqry ueunSuequtad >ladord-loXord rSzq tutp uettpa,'{uad

uelurqet:adruau tzdep rlntun 1e.,(uttu -mny tp t.la8au t.ll?l?p u??luIJJUJd t:tp uzrt>18uru:d

rlurpe urlsnreq3uaur uetltruap 3u2,4 runq lzdutru r:np ueeutrauad ureJlllad 111 errladag

ureynurad utp 11 trqrdal eurzlas tpef.lal Sutd rtradas u?IIEua{ tlrtltfueur u?I? I?PI]ur4z;r4;adrp rurnq r1e,(utur.rodsla z3.req undnzur aunlo,r BuaJe{ ?llrll lnJJl 8uetr uluunlaqas

unrlzt-untl?] ttrupq rrradas uere4Sutuad ut>11nlunuaur I?pIl ]nqJsJJl turnq ltdutu trep

rrzzruuauad ?ueJuer u?IIIuep unu?N '186I/t86I unq?r u?l?p Surrued Sutd raquns ue>1

-rdnraur delat u?IE qIsErx 1t.{urur :br>ps tl?p T€s€laq 8ut.'( ueerurauad eleru 't:a8au tutltrp

JJqurns rl?p qaloradrp 8uetr tJzS:u urlzurtranad u?qnJnlasJ>l treq ledutul J?nl tp laquns

rJ?p ?ru?rnlat 'ereSau uetuttauad uertl8uruad Inlun ut)qeJlllp dtrar trg6175g61 uerr3

-8ue unqet urtlep uaSau tu?lep u??ulteuad trzp uz:rsts s{eul 'IuI uurrlas qndurattp Sued

urunSurqurcd uzruesrlelrqa4 urp sttt:otrd'uenfnr zped u?{szpu?llJq derar ue8uaq

tra8au ue;ep u"erxrlJuad l [ '9

'jr' ' l]]u: g'922 g dg;eseqas ut4

-EUEJuarIp 8wtr lado:d uentutq Intueq urtl?P qEIBp? ueun8uequrad uuenla8uad epedr:ep

9 8 I

Page 205: NOTA KEUANGAN

rp lnqrsru u€wdrpued >ltfed B{ntu rp ue]?,{"qtuad q?Jrun[ .-i000.S2 dg;tsaqss qzlzpe e,{u-urnlaqas Suel -'966 991 da ;rsaqas nlrel urSau J"nl IB{s$ ur8ur:ala1 tz.lns qalo:tdruauur"l?p Ip ueredepu:d >l?[Ed EInLU rp ue:zleqruad rplrunl uederauad rtua8uaru rurq-euesrylrqa>1 uE{nl"ll)qrp 7961 ;aqruadog ST lehs n]r eped urzpq ur4trlSunlp sn:ar-ltdepuad {?fud qr[E^\ qrlunf qequzuau In]un Bqesn ,urlrdepuad

1e[ed Burprq rq'0I'IA

Ieq€I zptd reqlrp *dBp t86I/tB6I nafluq n26116961 :1efas 1e,{u[u ;en1 rp Suns-3ut1 lzfed uzzrur:auad ur8urqrua>1:a6 .:ed1ur g,541 dg :zsaqas u?t?I8uruad uz44nlunu-rttr tnqesrrl tg6l/tg6l NgdVlI {?dulru ;rn1 rp Suns8uel lefrd uezur:auad eue:ua: rryu'rellrur

1'166 1 dg .resaqas tg6I/Zg6I NfldV ru?pp lu.{uru rrnl rp Funs8url >1e[zd uerur-r:ould euerual ue8uep uzl8urpueqrp ?llfl '.red1ur

5,gg1 dg .rrsaqas Buns8url >1e[rd urzlumluzzruuauad eu:rs.rr,{Jru f'0€I dU uep:e,{1rur S,I}4 dU:zsaqcs Surseru-Eurseur zpadl uep

OdW 'r€lJrru

Z'S1g dU rrsaqas uzo;as:ad qzled ,;etrpur 9,IgZ dU trsaqas uelrdrpued rytrd

ueeuriaurd uep rJrpral Suel 're,(1ru I'tgl Z dE :zscqas leduru ;rn1 rp Buns8uel l?fed u?

-erur;auad u"I?u?luaJrp ngfi/Eg6I unq?t tutlrp ?IBru ,rur trql€let unq?l rdz:aqaq 12.{unurznl rp Suns8uel >1e[ed uzzruuauad urBueqrual.rad rlJJs tnqasJ:l IEr{l"q ur{J?s?pJJtl

'I?rsos s€lrJeprTos qolorl.radueru 1n:un Surtuad le8uesSued 'ruzqrapas dnprq elod zlupnfnu.:al ur>lzrdrrulu n]u?quau lrdrp uep IEI?rE,{s?ur ur-[tp€JI ?sel ue8uap rensas url?uas q"pur] ueredepuad:oq 3ur,{ ueSuoloE uep r88urr urredrp-uad:aq 8ur. ue8uo1o3 z:eluz urun8ueqruad urqaq urr8zqu.rcd :e8e ur>1n[n1rp e8nf 1z.4unu.rzn1 rp Suns8uey rpled uzeuzslefrqar1 nrr furduzs rq .le:18urueut ur>lzrues r:e8au urlepJaquns-Jaqrxns r:ep uzun8uzquad re.{erqureur :1ntun tzle;e,{setu ulres urr8eu urndruerualutp Suequreryaq uDl"rues ruouo{a urterSl1 :e8z uz>1eu;nduasrp url?ulcs uele ryduru;rn1 rp 3uns3ue1 l?[ed Sueprq rp uezues>1efrqr1 'tg6lltg6l uz.ru88ue unq?r u:€l?C

4e,{urur renl rp 8uns8uel l"[rd'I I '€'9

'8'IA IlJrrO urulup l?rlrtrp wdep lll uep 1y

'1 errpd:gureues4rl:d ur?Fp rp aseluas:ad erzlas rra8au uJEIsp u€"urJaued uauodruol-uauodruo4ueur:ad ur8urpuzqrad uzq8uepes '/ IA {lJ€rD rpzd reqrlrp red"p (t86ll t 86I-OL6l/6g6I)zlqaday u?p NgdV urtpp r.ra8au ur?l?p u?eurrr:uad ue8urpueq;a6 IIt u?p II

'I ElTedeU u"-tues>1e1ad zuelas Surluad:at Sucd.raquns ur4ednratu runq 1e.,{uru rJ?p l?s?Jeq Sued ueeur-r:auad ut8uep Jesaq qrqJl 8uz.{ qellnf ue+lnfunuau

"s?rlucuas r:a8au rurpp uezrurJauad

rsssrl"rr ?Izrx 'er11ade6 drrlas ruepp zi{ueuetua.r ue8uop uelSurpueqlp ?Il[ ntr €J?]uruas'6'IA

{lJ?rD uep 6'IA Ieq"J ?p?d r?qrtrp t?d?p nS6I/tg6l zBBury 926116961 1z[as r:a3auurclep u"?rrlrJJuad tre8uequaq:a4 'n II\tn 7'ZSZ dg resaqas 4z.4ulu; :ot>1as uzp urrur:euadueun;nuad led€pJet undnel?r'r ;edlur Z'6I t dU J?sJqes I",{urur J?nl rp rJa8au rll?l€p uEErIl-trauad ue4ttuarl rj?p l?s€Jaq tnqas.rat rra8au tu?l?p u?BrrjrJeuad ueTzual euerua6 rzlltu

S'tS6 , dU resaqas :pdurur ;zn1 rp ua8:u urEl?p u€Brxueuod uep:edlrur 1'699 g dg resaqas

98I

u:?

u?

Page 206: NOTA KEUANGAN

NSdVU (Z

NS{V (r

s'09 '7 r

I o L

o'19

L'OZ

L .T7

9'62

8 'LZ

z '18

6 ' t9

0'8 f

t 9 c

a t 9

I , L9

6'2.1s'r

9'586'r

z 'o ts ' t

L'Ott 'z

L,OTL

n'629

r't99

z'88b

o'981

l , LL I

9'Z9r

t '€8

6'00I

+

+

9' tzg ' t rs'9s L'Er

9 'Z I7 'Zr

o' LzT 0l

8'969'9

r '992'+

n 'sEs ' t

o'906'z

b I 9 L L

L ' t s L ' r

1,196

9'069

0'8zt

I'hnf.

L,ENZ

G 186 l l t 86 r

i t86r/2861

z86r/1861

I86I/086I

o86u6L6r

III VU'IgiI

6L6v8L6r

8 L6 I / LL6 I

LL6 I /9167

9L6 l /S L6 r

I L6r/nL6r

II V.LI'I3d

'L6I/€,161

T L6 I /Z L6 I

z L6r lr L6r

IL6I /OL6I

oL6r/696r

I VII'Igd

+

+

+

+

JSBIUJSTJd qsltunfqEllunf uBrBS;u? unq"I

u")lr?uJx

( qurdnr .rur(gur urePP )

n86I/8861 - OL6lt696r 'IUIIDIIN WV'IVq NWI^IIU!IN3d

6 ' IA IAqS I

L8 I

Page 207: NOTA KEUANGAN

(NfiVu)

is/s8

(NEdv)

s8/48 a8lr8 cLlzL 4Ll.L rLloL

( q8ldru r"lFw urq?p )( r8dr/ss6r - o L6r | 696r,

vJ,nsit u Nvc Nsitv r|Ivlv( tug9aN [v'Iv( NyvwrurrNfld Nv9NIcNvfiuEiIz . I l l r I l J s r S88 I

Page 208: NOTA KEUANGAN

Ellt

tsz2

z

zGI

Itl Fl F

! i l <tE i

F = @

/ z> :z7

lll

F'ztF1

P3

68 I

I

e.

fi

I

ta.g

&

II

"E.

6 ' u

r 5

-.r s:9 ! .Etd H

6 @

7! 't =

P |.'Y F.l

, L P

Et r

H

Page 209: NOTA KEUANGAN

(Nsdvu) (Nsdv)

'd6 6tr?8 as/rg rs/08 cf,l6L 6rlEL $LILL Lrlsl gLlsl stJtl +LIEL tLkL zLnr vhL oLI@

{Eted uslnq ue?uueu"A f

,;n/tulu roDlas uep r,'E***a I

nmsa.t*1 1"pp 1"r"a !

er-"S*1ryt"a I

1 rprdru rrlpur utEpp im6ri €85I - OL6v696t'IUIICXN W\rIV(I NWWIUTNqiI

5 ' I A { I J ! r D06 I

Page 210: NOTA KEUANGAN

N S d V UN S d V

1e^urur runt rd

l 5

( t

1,8

z'st.9 '17

c o t

9'92

O,I, LI

9 '8 I S

8 ' r97

O, I+E

I,Z8I

o'szrn's trz'n8n'18

c > o

T L \

8 ' ' €

O , C T

L 6

I ,N9 I 'Z

r '166 rs 'z Ln' rL 'O tZ I

L '698

9'189

9'Z9S

L L C 9

0'Ebt

9 'SSZ

+

++

+

c t86 l / t86 r

t7 t86 l /z96r

786r/186r

r86 r/086r

086r/616r

III VII'Igd

6L6r/816r

SL6 I ILL6 I

LL6I/9161

9 L6 I / S L6 I

s L6unL6l

II VII'IAd

TL6I IT. L6I

IL6 I /ZL6 I

z!6urL6I

I L6I iOL6I

oL6t t696r

I VJI']iId

L L L

L ' l t .

> v c

c v t

n'6s

t ! !

8'O9

! o c

! c c

t '09I

€ ' f0 r

s'89

6 'ZS

L t v

+

+

+

+

JSEtUeSJtd qEltunIuEJUJBUB unqBI

uEIrEusy

( qeldn.r .ru,{gut u.ru;tP )

t86r/€86I - OL6l/696r '11

DNOSDNV'I vvfvd NWWIUIINIIaI

16r

O I ' I A I E q B I

Page 211: NOTA KEUANGAN

Suldrues rq IuI Jlq{?rtl unqel edr:aqaq '2,{usnsnq>1 ;odrur uep :ods1t .rotlas uefiuzq-ur:rl:ed zt;as rdutunun rprd rruouol:r ue8urqrue4rad urfluap uelzfas u€Inl?lrp lnqasJal94141 dr-rcr eluresaq uerrnsa,{ua4 tnqeslel leul8uad u>13ur r>1r1ruau lepr: 8ur,{ Sur8epad

7u qzsn€uad e.nd ue8u:rp (.T.ldV) s?wqrat ;rr:odtur leuc8uad r>1flue nurz (SIdV) ?l€rurures:n;odrur pua8uad e13ue'114y1 :rlrodrur lzua8uad e13ue ?ur8lrueru fuzl;q:odurr ered r8eqrprqraq SuEl dr:rl nr>1n1e1;rqrp nlr uzeurslefrqal ruEIBq Zg6I uenrqrd urJnq lzfas n1e1-Jeq rtlnu 8ur,(:odrur 3ue:zq-3ue.rrq g4y1 dl"rzr rrrIrEuJI ueeurslefrqal qllo rqnrrSuadrpur?l ?J?tut 'ng6lltg6l unrlzl rl€lep g4p1 urerurreuad urtr:l8uruad ntl €J?trrJUrrS

'nlyrn 2'79 dg .ns:qrs uztelSururrl ur1>1nlunuaru

lnqes;al u?oJJsrad lefed ueeurrrau:d e>1eru :r,{1ru S'ZZg dU l€saqJs tg6I/Zg6t NHdVu?prp u?Iuu?f,ua.rrp Sued qrlurnl ue8urp urlSurpueqrp r:1rg :ri1ru 7'g1g d11 rzsrqrsueleurrurrrp ueo.rasJad lefed nzurur:auad ig6l/tg6l ur:e88ue unq?l urllirc1 6l /tg6lutre8Sue unqtt tu?lup rp ueo;as;:d >1r[ed neeurr:auad u,,{urrs;rq ulnd rque8uaduaLutre>1t 'tludtpqoq xel €serrr srq?q q?lal Surl g611414 u?p VWd r13uz: rurlep uerqesnrldqnlunf e{uquqruelreq n1r Surdues rq ururef;et qrqcl rrdep rdu4r.frd ur8un:rq.rad :zszpre8tqas 1e[r:d qrfr,rt qalo urlq?IJsrp 3u2.,( rrerau uBrEUaqJI -re8r urryledld 1r'rede urBuapue>lurqrad terede e:elu€ eurrschal uz>ltr{flurtrp ur>p ':pfzd rselndrueu r8uzJnSSuuuaurqnrun ?lnd t?l8uruJru ur{Bruas ue>1e ueoras:ad 1e[rd ureu:rnurd qrlunI urldr.rcqrp rrdrp?l?ul'{r?q urlzruas fur,{ ur-rusruad uep uauralrurur uetsrs 'J?saq urleuas Suei lrporurlrlrruetu 8ue.,{ ueeqrsn;ad qzlurnl elu:e13uruau utSueq uro.lesrad ryfrd uzr:ut.lauadut>1lt>13utuaru lntun Surduns rp'Er{?sn urqz:rrga1 uep rs?lsJ^ur u?wrBJI Suoropuau lnlunutn[n] relundruau 3ur-{ urrursryfrqa>1 urre>18urras uelrelSurrrp uep uelrn[ue1rp uele

n86I/t86I unqel lu?lec e8ni uttlzrl.lad l?depuetu ?slrltueurs uso:as:ad r1tftd uttu:t:auadurlelSurucd e,(edn 'urted?puad qrhd Surprq rp ureues>1eftqar1 uz8uap ueyefag

't86I17.861 5I94y ue8uap uelSurpueqrp zlq

rzllur g'Eg dg.resaqas t?{Suruaru nere :el1ru 9'I8U dU r€saqas u?I?u?rur.rrp ueledrputd

1r:[rd utttuuauad '186lltg6l unqe] uEIBC :OOO'OIZ dg ur8uap rudrurs ueredtpuad

t?I3url rp?d urryualrp Surd uas:ad E rpr[uaru uas.r:d g1 ]?saqas rJrp rrt{unJnlrp qxTJl uE-lzdepued 1e[ed qepua.rar dutr 086I unqel >p[ag lnqasrr] 696g ue8uzqua{rrd nnlr8uliuelnd ueleurndur)srp snr)l 14y94; lefed rur{ ssrs u?r€d?pued uesrdrl szte ut>l?uelrp

Surl dr.rrr ntr "r?tuaurs Z86I rftnu?f uelnq 1e[as nlelJrq r?lnu 3ue{ 'ryur r8rr uep

'uusr 'rLUBns r.rup rrrprrt Suel e3.ren1r1 ntss Intun -'000 0S0 T dg rpefulu -'000 0t8 d)l

rJ?p u?{13{3unrp q?lat dgdg Z86I unq?r LUEIBC '(dfldg) :pfed srqaq ueledzpuad srreq

uerrl8uruad rnplau q€puar uerudtpuad ueSuolo8 strz {?f?d ueqaq ue>luz8urrau u?8uap

q?lep€ rtcrrr.u utp Irp? qrqET Surd 1e[ed urlnSunruad tIBr? a>l Bqrsn n]?s q?lBS

'r?tuJr{rp ledep esr,tap uezun€8uad rz8z u?{pns{?rup ?rueln:al rur ueeueslelrq-a;,1 'rra8au ftnl a{ lelouaq/uzuzlefrad qerl dtrras tuul€p 8u"ro drrlas >1nrun n{?lrf,q sr]E

c o I

Page 212: NOTA KEUANGAN

u?tn5unuad ue8uap ue)treirp 8,sz A ueetle4arJ >Jefed uprn€unurd ureursryfiqa>J rnplauntt ?p?d tuBI?C Suzrnq.ral 8ue.{ u:pr,rrp ue:edequrad {nrun UCgd urSuorod uep ueo:as;adrp[rd ur8uorod {n]urq urel?p lcfed uz;e88uolel ueq?qu?t u?>luaqrp ,url8uequra4rp n1-rad8ur.{ qr:aep rp rs?>lolrrq mte r?saq Bur,{:ods1a usra.ap uellscq8uetu ledep Bued uezfzsn.ladeped:1 uep .rusaq Suzd qeyrunf tuelep zf;a1 uereduase:1 senprdruaur tedrp Burl 51qry4undneu.r y1i4 e18urr tutJrp urrqesnrad upzdel 1961 rJun.tqJd uelnq >lelas n]r e:etuaur-oS IEPOuI .tesed tnplctu lele:r,{seru qalo rseSqqo uerlaquad selr ue{r[ed:ad urur8ur-ra1Suetuot urnluaral u€{ren1a) p q?l)l Ig6I rffnu?f uelnq u?lep ?\?ru ,ueun€uzquad uzlzplurle:e,(seur rsedrsrl.,"d utlle4SurrSuoropuaur eunS rlzqrd urel lc .u.pr^rp uzqalolad szlt4z[zd ueue8u':1 ur{rr'qrp ,rduuecuaduad :esaq:aduraru Bur,{ ersauopul leuorseu rqusn8uadt;zd rprdal 096I unqBr 1e[os eleur ,ue?un1rd ?qesn ru?lrp leuorscu lepotu rszdrsu:rdurp ueur:ad uerllrlSuruaru rlrqJI :lntun B{s?I ?l.rJs seu?q?J .otrsod:rp ueuedrurs selrurri(e:1ar1 r1z[u d undneu.r yqg4 tn8unuaru lrplt I l,6I unqrl ryfrs urzl ?r?]us p1sr3 uz:r8-8uo1aq ruBuq.raq uz{rJJquJtu rl?Jet r{?tur;JulJd,Ju{npold Fue,i rsrtsa,rur urp n4trc,{s"*ut8unqe: u?-rFu"s{lrlJur rluun 114z:edseu ueqe:rr8a4 Bur[unuar-u rl8ur.r u'rpg .:e:1t:edszru

ts?tsanur uep ur8unqel ur8uzqrual:ad Buo:opuau rqzsn ur8uap IeuJsrp drlrt ,urul_uruI uepuuelz4a>1 )trFd'(UOgd) {rp{o.r uep uapr,,tp,t8unq srrr 1r[ed uezurr.rau:d r:ep r:rp::l Fuz,{'3uns3ur1 qr[rd uw1-urz1 ueruruaued ue1]rl8uruau e Aedn yg6r.1996l unqet rrrrl?q

':e,i1ru: p,1g dg :es::qas u?Ir?u)I ledtprot'qB6I/ZB6I pg4y ur8uap uelSurpueqrp e1[Bue,{.:elpu 9.6g1 d1 qzpunl:rq uEIBU?]urrr[.,epadl uzturrrauad tg6t/tS6t unqrt ttIepq ueunSueq uep q€uul pnl rzpuTrmas rrlru ue8uzq-rua>1:ad ue8uap r?nses u?Wu?sl?lrp rnqJsJJt durl uzrensaluag €g6I nrrIA{Er unq?t uEI?pn{Elreq relnur 8ue,{'durt uerenseduad u?I?perp qzlar ueztol:ad toqas Bpadl {ntun snsnq)'1efed qrfe,n l?senlrp n?l? rTl.urp SueX s?nl ru?pp rpaqraq rdela1 rues r.{ursrpuol 8ur,ItBJ?p r{BU?t uup qe.t\€s qeu?t ellllu€ cir:er ueep:qrued u?I?p€rp eflnf ,ureBer;s uzp sr1ry.rclqroal Surl uelnSunu:d r.ttr urldetatrp urrlas ueeslporJ Jotlrs rpodl setv .?,iuuedrJEtuJd

tuJlsrs uep rl?u?t rs?{rJrs?ll ueuueq:;paduad ?q?sn_Eq€sn u€{n)Flrp qzlal eluurtn-Bunru-ad ut>lqtpnruau rtJJs Et?Jau mp JrpE rlrqal Suri ueurqaqurad uereses rcdrruaru rlntunnr! Suldues rC (l?rr?p uzunfueqcuad urirr8a4 uu8uap us{lr?{rp dztat gg611Eg61 un,qeture1?p (Bpadl) qe:aep urun8urquod uernr rrrtniunued uep ursenl:ad ueeueslefrqry

'JI-{pu g'197 dy rcsaqas u?{Eu?ruarrp tg6llfg6INgdvd UBI?p urq8uepas nllu tr,gg9 dg :rsaqas ueleueJuJtrp g4q1 uzturrauadtg6I/eB6I NgdV urEIEq rylied q1[en q:1o :edzqrp sn.nq rlureuaqas 8uetr lefed qelu:ntIl?qapuanr tedrp OdW rnplau ryled u??urrJJuad rrSe ue4eqesnrp n1e1as r3Surqas ueo;as:adqe[ed uep u?]ed?pued rlefed uznlnqepu:d ue.re.{uqurad gulepe r.{u;zsrp rped g6i,1 rnplaru{E["d u?€rrlJauad eua:e4 qelo u?oJasJad lefed uep uer€d?purd :1rfrd ueruueuad urelepu?{r?ual r-rep sedal:at {?pu ESnf lul oilw 'nalsrs rnFleur rylzd uorr.ur:auad u?l3{Surued rul

f6 r

Page 213: NOTA KEUANGAN

rp {olod u??ueslrftqr{ nl?s r.l?lcs rr8?qes ue{lnfu?lrp d?le] qzmaur t?Jrslaq Suel rsrunsuo:1rlod ueleueu: eqesn rpzdarl u?{qer?rp 8ur,{ urpnluad IEf?d duer ureuesryfrqay urlnfr.luup ueunuauad lrstq ?tJas Suequer ulsnpur [rs?q Sur.rrq-3ue.mq 'r;tsnpur uznpadel ltuunn{?q u?q?q-u"rleq 'ru?/$eq/rwqEU

Irs?q'ueu?{"ut urqzq n:adas 3ur:eq sruaf re8eq.raq rprda:1uBIBurIrp q?puer qrqel 3ur,{ dr.re,1 rur l?"s ?33urq n1"[i]q qrseru Suel 'uasrad

67 uepuas:ad6y 'ursJed S'Z 'uesred S

'nas;ad g '7 'uas;ad y 'uasrod g rpefuaLu qeqnrp q?le l uJs lad

97 uep u::rs:;d 61 'uas:rd g 'uastad

0 tltlu" rs?rJr^Jaq elnuras Surl ueyrnfuad >1efed drrea-zludrret ueun:nuad z1:asaq rraBcu rx€l?p Irseq esef uep Suereq u?8uolo88ued srl? Ipqrua{uznefuruad utlnl€lrp qapt 6L6I 1.rdy uepq rlzfas rur ue8unqnq ur€l?C q?rrrrl rruouo{eue8uolo8 eq?sn8ued uendueureq ur4telSuruau euas zsef uzp Sue.rzq rnleu:d ue8uolo8ueledepurd t€I8url r€p uendrurual urSuap rrnsas qrq:1 urpnfued :1r[rd uruzqaquad.re8e uelqererp e8n['ere8au ueeuu:auad u:r1lr18urueru r1n1un Surdrues rp nrrr.{ uz>lrnfuBlrpsnrat ualp rur

"urelcs urrlnplrp flurl urlznfuad Wfrd 8u?prq rp uceuzs>1e[rqay

. I I ' I A

IrqEI ?p?d lcqr p rtdEp n86I/tB6I unqer e88urq OL6I/6961 unqel 4zfas 1z{urur :rn1

rp 3uns3ut1 IBpn {?fud uetruuauad ue8ueqrua4:a4 ntryttt g'gg7'7 d11 ;zsaqas ual?u?ruarrp

Suns8uzl rleprr ryltd urrurr.lauad ng6lltg6l u?r?33u? unq€l tu"l?p uel8ucpas .rr,{1rur

7'ISZ Z dE lesJqJs uclrurJua:rp 3uns3ur1 l?prr l?f"d uzeuuauad tg6IlZB6l u?Jt88ue

unq?t urel?(l e.,(uunqel derlas 1t>18uruaru snral Eued ut8uuqruel:ad utrplnfunuaru '3uns8ue1

ryprr rlefed urel-ur?l u€p rodslr {?f?d'{nseuI rrq'relnJ 'lodur urpnfuad ryf"d 'uepnf

-uad 4z[ed r]Ep rrrprel Sued 11e,4urur :zn1 rp) Suns8uzl leprr lzfed r:zp rrz8au uezrurrauad'OL6y/696I unq?t I ellad leimt qrfag e8rrq setrTrqer ut{deluerrau elras rn8eu ru?l€p

rp rslnpo;drp dnlnr urp ledrp qrpns 3ue,{ ntuat.lat fluerrq drpzrl.lal rs{atord u?lrraque r'ua8au u:elep rslnpord ur8uequa4:ad 8uo:opu:ru 'qr,rrraur 1e,11s13q 8trz.,( rsurnsuorl zlod ur1-auaur 'e[:a1 u?tzduasa{ srnpadruau tzd?p 8uB.{ ruq4r ue4etdnuau Inlun tlnd utlqtrerp

Surdruzs rp 'uzun8uequ:tl rfrq uz>1n1.radrp Surd ruzp undrurq8uaru 4n1un uerlquetp dera*

,g6l/Eg6I ucreSSue unqel ru€pp Suns8uel l?prt {"f?d Sueprq rp ueruzs:12frqay

Suns8uel lupn 1ul, a' Z' t ' t ' g

. '8611286I Nf l i IV

ue8uap ue:18urpu?qlp zlq nlyLu g'71dg:rsaqas 1r>18uruaru rtJeraq 8u?l r?dltu S'StI du

ffsaqas u?>l?u?ru rrr.p tg6IltB6I unr{Bt ru?l?p Suns8ueJ l?fud urul-ulel u?"txlreuad €86Iungrr uzede4al 4efrd ut8unrrq;ed >1nrun n>p1;aq relnru Suzd'uas:ad ntes lp€luaur u?{{I?ulp

gzlar yru;ad EturT elnuas 3ut.{ ute,{r1a1 1t[ed dr:za l?Ier€ds?tu uBIIp?a{ ?szr u?3uep

r?nsrs url?uas rSSurqas'reder;;t rrd?p q?puJr u?$depuJdJJq 3ue.{ ue8uolo8 u?p 6BuIl

uer?dtpuadJaq Sutd ue3uoyo8 urtuc utunSuequred ueqoq wete:aurad utJ?s?s J?8t "8nf'urede1a1

1e[ed ueeur:aued uelteq8utuotu lnlun ue{pilsletulp ul?les u"rdtpued IEfud

n6r

Page 214: NOTA KEUANGAN

N S e V UN 8 { V

lEArlE.rsnl ld

(G(z( t

9 ,1

8'92

9'S

8'tz

o'82

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

-l-

I , LT,

+'9 Lt

6'n6

8'00€

8 ' IO f

, '882'Z

e'vz'z6 ,5 LL ' I

0 ' I89' , I

z'ogt'l

l 'gLO r

9'088

o'szL5'0t9

c'lLn

Qla6ut86rp E86r/7861

286v186r

t86v086r

086rl6L6r

III VII'IAII

6L6r/8161

8L6I/LL6I

LL6TI9L6I

9 L6v S L6r

9L6r/rL6l

II VU'ISA

nL6vf.L6r

t L6rlzL6l

7.161/rL6l

I L6I/OL6I

oL6u696r

I VII'Igd

s'zzn'nr'nto'+1t '92

6'89

7 '9 r

9'9

t '9t

6 'L6 l

s '99r

s'f8I

z'99

o'66

+

+

r t > I

6'O€

6'rr8'Ln

T,S LE

z'zzzT,I6T

N.6LT

9 . I € I

esgluJsJed q?Iun[qqurnf ueruSlluu unqel

u€ { r "u r I

( ry1dn.r rtdgru urqep )n86r/ t86t - o L6I/ 696r'11 CNOS9NV'I XV(IIJ, XVIVd NWhtIUiINitar

I I ' I A I E q ? J

s6r

Page 215: NOTA KEUANGAN

r-usnpur usfuequaljad Suoropuaru u?P ?ulquauJ l"dEp 8uE'{ uI[lI u?IEldIJUJtu {nlun

?rlrttnJer 'uu1rz13uttrp utp uzlrnlut1p utle zdu.tzstp eped :odur ueltnlued lzftd utp

lns?ur "aq Sutprq rp u?I?u?sl?ltP utp ue:ldtrarrp qelar Sutd uerutslcltqar1 rzSzq:ag

tg6I /Zg6I NgdV tutltp uepnfuad 1z[u d ueuut:auad eurcuar

rpedurp r88urr qrqal .rtdlru p'Etr dg rr:t.raq 3u1.,{ -rt,(1ru I'1,8t dE l€srqas u?l?utf,ulrlp

uelenluad >1tfcd utttut.rauad 't86IlE86I uur:88ue unqt] ulll?G 1e[zd qrfzlr r:td ueqnteda4

urp uqdrsrp uulttq8utuaru rrdep urldz:eqrp 8ue,{ utrlefedrad Buzprq urc1?P u?nlualal

-u?nlurttl uzlrefttr:ur qrqal ueSuap T?q qlqal Suzd ueltled-rad rutl1r utletdtruau Inlun

u?>lpnsl?Lulp tut uttutlsltltqay ue4:ttd:ad Sueprq rp Ist]lslurtuPe tslues-ts>1ues Sueltt:l

ueeues>12lrqal uewu;ndruasrp uSnf 'uepnfuad r1e[ed drrrr uen?furuad Surdurns rq elnutas

uenfnt uz8uap t8el rcnsas I?Ptt uBIIlsqIP Sutd tprsqns EI?tu tuntun utlnlSue utp ;rrlnpord

8ue.t uerrr8al-utter8al 4nrun u?Inq J?los JeI?q ueq?q I?{"lu)tx Suzd:oloru;oq uEEJEpuaI

-uB?J€puJ{ ueeun€8uad tdu.resaq utleuas uu8uaq 'urnun uelnriSne rrrp ;rtlnpo:d 8ue"{

urlzr8a:1-uettt8el Intun ?tulllrusl reledrp :e1os tmqtq ur8uequlued ?pedal uslJllstplp

tnqasJal Iplsqns ueuaqurad u?p Jusaq dnrlnc Sued lplsqns uz>llJf,quleu qls?tu qrlulJJuled

'r3los J"I?q uegzq tfl:tq urdetauotl ruel?p ?aq3q Inq?lJ{lp tuadog 'ucs:ad g6 uep uas:ad

6g rpz[u:tu Sutsetu-Sutsttu eduutpnlued leftd dutr eSSurqas 'u:snd g1 tts:q:s uulenlued

>pfed urqzqruzr u"IBuelIP l?los lel?q urqtq ueltunSSuaur 8ue'( uo8ta'l uotttlsTutp:s

uep (daat) tun8eq;as u??J?puJ{ s?l? Elsul lnqesrel u?llu?s{tftq:1 e'{un>1t1t:q ulnlaqJS uE

-qr.rafuad z8:eq rrtp uas.lad 0Z l€seqas utlznluad :1efrd dl-rer u?I?(IaIIp 'l lrai IJnr]

'IquroJ

'uen l r : r t1 :p 'dn 4rr t l r r : rdas 1 eSetu uce.repLta>1 stua[ 4ntun uz>13ur i ras 'u :s ' rad g1 f fsJqJs ur

1znfuad ltfed dt:tl uulzur4tp Zt6I rrqor{O E7 1elas uelnqeltp eduutqe:a"(uad 3uz'4 (dcof)

runSrq::s uEertpu)I uep uo8em uoll?ls/uep)s stuaf;r;os J?IEq uEqBq ue8u:p 'totolu:'rq uezt

-?pua>l Intun E{Eru 'lnqas:al uztuzs>1tftqa1 utlJestprag 'UBIYI?uIp I{EIar J?los l?)ieq urq?q

uerPunSSu:u fut.{ (urzpurzl utp dn lrrd; 1 uBetu uzp d:a['uoBe'{ uollsls/uEPrs stual 'tol

-ouJoq u?tJepual szte utlenluad rlzled duzr ?IE{x uIBI-ulEI u?p Iqu]o) 'dn rlrrd 'd:af'uo8rru'

uon"tslu"prs ue?JnpueI stual 4ntun utBI ?J?lu? ntte.{ :t1os a1 urntura;d IJ€P Jo]ouJeq u??J

-€puJI l?I?q utqtq ueeunSSuad rnqeqn:ed edutpr tselt8ucur Inlun nlt ?leluf,tuas

'utqcurnrad Suzprq rp t,{usnsnql le'(1zl uttlalqe[as:1 ul1:elSutuoru >1ntur'

ue>lpnslturrp 8uz,{ etnf0'S d6 rptfuaur zrnl 9'7 dg rrzp ueI{I€uIP rIEIal OiII I urp uepnlued

lefzd ueleualrp Sued qelnur qtu:n: utpnfuadTue8uo:oqur:d e(uqltflnq q?putlel selrlq

9961 snrsn€y ur lnq lu fas z lnd uer l ru :g ut8ued lo t les qns E^usnsnql ut tuntrad;ot1as

rp urunSuzqrued Buefunuau uzp tele:tdseur uul?qJs){ uelte{Suluaur lr11un u?IPnSIBUIP

Surstru-Sutseru iur uueuts4tftqay l{BlulJeued epeda>1 erctuz:ad Sut8eped qJIo uEln}PTIP

8ue,( seurrg uou lndnd ueqt:a,(uad s?13 uep IBuolslp?ll uel?qo-l"qo stl? UIEI BJ€lu? u?I

-rJoqrp q€lrr uzltnfuad leled ueseqaqrued u"tuzsltfiqal nrr tped rrel?C tfiaaul tsunsuol

Surrzq sete r88urr qrqel Sutd qzfed dtrel uecua8uad ue8uap nlrel 'uelanfu:d ryfed Sutptq

96r

Page 216: NOTA KEUANGAN

-I?ulrp 8u€d 'todur Suzprq rp ue)q?d u?€u?s{lll?trlJl u??ulnduaduad Bueluar uentuala>1utrl:tnla8uaru qElat q?turJauad Zg6T rJ"nu?[ g] Ir8tu€l eped r4eur Zg6I u?nu?[ gI r'jflBur,'I oN q?lnleruad ur;ntsJJd 8uefunuaul e>J8uer trapp n]r u?guap uelzfcg .:odrur undnztu.todsrla >1zq ueuJnlop sn.rt rdu;rrur1 urrueluau e1:as uraqrd trredr ueldu-re.r1a1 ue1er1-Suruad uz8uap urEI ?r€tue nlr?l urdnpunladuad ue8uzln58ueuacl eqrsn drpzr.J::1 uertr,lradu?IrJequ)ur drtat qzlur.r:urc4 eleru ,durr uz.lue8uad ureursltfrqa>1 Furdruzs rg

'2.{uumuzs4eladru"l?p u?q?pnurq uep urlrdata>1 urtuefuaur qrq:J e88urqas rrur.rad:el qrqal Buz,{ rodsl:lundneu rodul lreq Suz.ltq uzdr:zluad uJlsrs nlens ntred (Nllf) atnt?lJuauoN IrJunoJuor:e:adoo3 srrrolsn] ruatsrs uzSuap (NJg) JJnlelJurtl{oN JJTTRJ sfJssnJfl uE{JssupJaqSuzd uedtrztuod rualsts t1uz88uau q?l)t q?tuprruad Ig6I rr?nu?[ 1zlas eleru ,:odu_rr'uep.rodsla Surprq rp ueSurqruarl:ad edulrsad urleur:s ur8uap urflunqnqas ntr ?Jrtuf,ueS

'uas.rad 97:eseqos:odurr uelenfuad IEfrd us{€ur{rp urp uasrad 0Z Jmeqrs {ns?ru

eoq dtret u?Ieuo)llp qElrr Iul u?€jEpual srual se]r zg6I raqruasac rlet:g ,que,r dJa,rrraplr?lue lrqou sruaf rotouraq ueeJrpuel sele .rodur uepnluad 4e[ed uep Inwrrr peq ue-ueqaqruad tlequral ntfutuau qelal ?8nf q?rur.ratuad rur ue8unqnq u?l?q .rpzqrJd uee.repualepedal qe;zBuaru urqal r{rJat elelurcl l€rsreuol urlrr8a4 lnrun uzry:r1.radrp eJnu:as BurdtnqesJat u?€lzpual sruaIzpzduep uzeun€Buad E^\q?q qrlepe lnqasre: duzl ue4eual ur8ueq-tun:ed.lesrq uas:ad 61 uzp uas;td 0Z nsJqls durl ueleua4rp dorp;eq deof r8eq uel8urp-as s?^u€)t derc ue?uap deaf r8zq uas.r;d gJ rrs:qas fursru_Burseru ;odu:r uelenfuod lefedu?p Ins?ur eaq drrrt ue{€ue>lrp Zg6I raqursrq ryfas qy3 dael:odrur depeq.ral

.z{nqJol urlelelurp qrserl Jeporx uelxeueuJd q6gq; scrr.ror.rd epls re4e?tnrnuaru SueX el€sr,r\ qrra?p-q?Je?p rp uDIEp?rp utqz Bued Jrtor{_lrtoq rselrlrq?q:r m1?/uEputsznl:ad 'n;zq ueun8uzqurad lnrun snsnq{ u?>Urrqrp r.,{uzg uzp rle{ nlrs n1e1:aq rlueqtnqosJat s?trlrs?J urr;aquad rderal uzle ,qeraep rdrraqaq Ip ?lesllr{u?d r;rsnpur 3uz[unuaru{uun u?Ipns{eurp rur ue?u?sl?ftq.X .fg6f

1r.rdy uelnq lefas uelnfrrp Furd leporu uz-ureueuad ueuoqoru:ad r8eq nlrcl ,8ursv

l?pol{ u?ru?U"ue,1 uep l.re8r,1{ .rpq 1"po11 u"-ru-eua4 Suepun-8uzpu1 r13ur: ruepp rlrsrmrred Suaprq rp :odul uzpnfuad 1e[ed uep 4nsrruBaq s?lrTrsEJ u"Irrlqrp elnd qelar e.{urnfirlag rra8au urupp rp rsnq u"lr{?rad u€p rolorxroquE?lrpual uauodurol u?tenqluad rlnrun rpef uauodulol qns uzp rpef qe8uatas uauodruo>1qns'nl?q uerl"q u?Ins?ued szre rodurr uryenluad ryfrd urp InsEU Eaq ue#zqas uesrq-aquad rdn.raq ueue8ur.larl u"Irraqulaur rIBJel q?luuaurd 096I IIrdV urJnq >1efa5 ,qz,uaru

8uo1o8.rar Surd Suerrq-Suerzq rodur uep ua8au urBlzp rp rslnpo:drp ted?p qepns Bu?d3ue:eq-3ue.rrq depeq.rar uB{€ua{rp r33urr qrqal dlrzr ue48uepas ,qzpuc: qrqal Bued lnszru?eq du?t urlzuaryp ppotu 8uz;rq uep 8uo1ouad7n1eq u?r{Bq :odurr depeq.r:r Bl?trr ruru?Bunqnq tu?l?q u?rruouo4arad urepp ntualrel Islnpord rol>1as-.rolqas uzp l.re8au urelep

L6r

Page 217: NOTA KEUANGAN

' t861/286I NgdY urEI"P r?{nf, u?EuIlreuao

q?lunf ?pedu"p lzsaq qlqrl ra(lrw 5'69 dg rue;aq Sued redpu 6'289 du r€s)qas u?r{

-?rr?Juarrp rerlnr ueeurr:auad ng6rlt16l uetzflBuz unq?l u?pc eduunqtl derlas le{Sutuau

nplas ueButlns loqo{1" lelnr uzp rlq I?lnJ'e1nf rrlne IJ€p l?s?l)q e.{uqlqalas ueP 'noleqtrrer

r?InJ u?ctfilreued r.rep lzse:aq :rsaq uet8eqas 8uetr relnr ueeurlrauad rs"sq"eU

'run1e88urr; nlepaq dztat 'II-SH u"P 'I-SH 'll-SHS 'I-SHS

suef 1n1un Surseru-Sutseur pturn>1 :ad iOSS t€ dU uep l?lulnl Jld -'OOL'bt dg '1erutnr1

rod r0S8 t€ da 'prurn>1 lad r0O0'St dU nrre,( 1861 llldv uclnq 1c[as tln8 re>1nr rzszp z3rcq

ntr Er"turulas :attt ;ad JgI € dU tpzluaru ::i1 rad -'082 dg rrtp rtq IDInr lu8unuaur {nlun

.rzsrp z8;e q lJ"qut{ u?Ircnst,{uau qelal qBlulJaulad e86I IIJdV 11efrguel ryfas rul ue8unqnq

tu?["C ue8ullns IoqoII€ IBIn] uEP rlq I?{nJ'u1n5 te>1nr lnSumuru ru"leP rzsep z8req uzttns

-aduad uelnlelatu ?3nI qelulJauJd 'ftIequrJl te4n: dr:el trzeuzslz[rqa1 Sutdues rq

'utrd z8:eq rrzp uas.rad g1 tpefuau uasrad g1 r:ep nrrer{ zlutzlnl r.rzp uut8rqas elnd

u?{s"qeqlp qulat 'tlrt{ reped eqesn uelzdruaru t8n[ 8uz,{ ueluJul {?qurtl{ laruSts eqzsn

ruuzqrueur qBut: ruelep ntt Sutdurss lq Suzreq Eln[ 0S Ilsp 8uern1 uep Suzrtq trnl gg

rJ"p qrqel'Suereq ern[6g1 sele IP ?luunqclas Is{npold u?8uep ueeqesnrad depzq;at Sutszur

-Surseu ue>1eue1lp s?le Ip lnqasral l?{nf, drrzl-dtltl etruunleqag Buu:n>1 ntlt Sutltq ernl

00I unq"res edurs>1npo:d Sued uteqesruad eped ueleuarlp IfllnJ ?lrd t8req t:ep uasrad 51

rrln: duet ue4Sutpas 'ttrlnr tlrd t8;rq uep uasrad 0Z lelnr dt:et ueleuallp unqelas Suelzq

?ln[0S/ uzp ernf96l e:rlue eluts>1npo;d 3uz,{ 'ra>1nr 31Id E8req uup uas;ad 97 rzlnr duet

u?I"ue{rp unqetas Sueteq e:nl OSL lt?p qlq)l efurslnpo;d SueI (fyS) ue8uel 1:rar1 ta;e8rs

ueeqesnrad dtpeq.rar e,raqeq ue>lderaurul tIEIal rut uteuesltltqay t86I larew 16 1z33uer

ue8uap rz dtues rft1 Fuefued:adrp q?ltl Z86I pdy 1 1e33utt >1e[as neleqruar IIs?t{ Iz{n)

uer8rqas uzstqaqurad uttues>1eftqa:1 nlrz-{ n:iz1.raq IuI ?ur?lJs 8ue.{ rr'r:das duzl ureues>1ef

-rqa1 uz4rnfutlaru n1:ad Suepuedrp qls?u nll ?uJ]?{ qelo ?dlel lspzd tz;tslaq Sutd eqtsn

ror>1as uzq3utqullradulau delal q?lulreu3d unureu 'uel8uequr:{Ip lnlun nlrod Sutpuedrp

qls?u n?{?qlllal te4nc e'4usnsnq>1 I?{nJ Jotlas tp z;e8eu uezun;auad undr1sa141

':f.f,pt:6'967 dg urp.led|u:0'8r9 dU rtsaqas Sutsuur-8uls?ul u?I€u€3ualrp :odtut Uzpnfuad

1u[ed uep InsrJr EJq tlep e:e8au uueutlauad t86llt86l usruSSuz unqel ul?lup uelSuepas

;efgu o'96g dg uep.rer{1lur 6'Zt9 du :tsaqes Sutseur-Sulsellr u?{?uBJUeJtp .todurr uzpnfuad

qzfrd up {nsBuI ?eq ueeurt.rauad t86ttZ86I NgdV tlrEIs(I Jodw JolI)s IJEp [?s?Jeq

8uu,{ ueeut:auad uzl?druaul 'todurt uepnfuad rlzfed uep Ins?u €5q ueztrllJaued

'uBIUlaIll ru?s ml? u?lnq nl"s nr{e^\ ?>l8u€f ru?1ep Sursz ttnlen' esrnq eptd

rpef:a1 Suel srn>1 Ete:-EreJJBsEp sel? ueuropedraq ueSuap qnseur Baq u?Sunllqled J?s?P I?lIu

uerrnsa.{uad llre.{ qnsuu eaq ut8unrrq:ad ftsep IsIIu Sueluot uenluala{ n:filreq qzlar Z86I

rJ?nJqed uulnq lefag Sutreq urp uJuu>lop snre uertllr?lol uu{l€ISutuJtu Inlun u?>lpns

86r

Page 218: NOTA KEUANGAN

nlel)s Sued ?rsauopul q?luJu.r W,{uru rodsla BBrEq ?uere{ uz>lqeqrslP e8nI lnqasral ludutu

uro.ras.rad >1e[zd uezrut:auad uelel8uruad nlt Sutduzs lC q?ru)ul l?dutru :odsrla qt;unI utp

rslnpo:d qelurnl ue1rcua4 u?8uap Irn) Ip u?IPnuJI Sutl trunp qtluaru 4zdulu.r uetlutru.lad

zpzdrnp ue1z13uru:d-utttlSuruad utlqtqasrp Sutd ?Auunq?l dettas :tsaq dnlnr Sutd

urtrqSuruad turep8uaur ?s?ltu?uJs 1z.{utru ueo:as:ad :1eled ueer-rlr:auad tstsqzaS

1e(urur roqas rr€p uuerull;ued't I 't 9

':zlpru tr'gtr dgresaqas u?IeueJu::rp 3uns8ut1 ltprt lefu d ult[-ul"l u?zttr]aued t86I/t86I ue:e88ut unqtl

uzyzq r:a8au urepp rslnpo.rd lstq qr>i8ua: rflew efzl ue8uap zduut8unqnq ru?lzP (CnN)

BSep trun rse:ado1 ueturqurad c:18utr urelep ut>lpnsltuttp rur urtutsqelrqe; t.{urequal

datl:SZ dg resaqas runrlln Itratau eaq u"{euallp ut{ul?lau'pu.r:ad nlus JBsJqJs ltpJr:l

reJalf,u ?aq ue{Eutllp qupn nrrrl 'qa48ua: e8etu etet u€8uap €iuu?Sunqnq u"J?p uel

-r.raqrp 8ur,t rrpa.rl uztraqruad lrInq Epuer sel? I?retttu eaq urqeqruad uBInWlp tryIel 086I

lar"W u?lnq ueleq :e[tr* qrqal Sutl tz{8ult eI l?la]aur ?Jq ril.lel uettnsaduad {uutq ruelep

urBI rlBlus uB{Euesl€pp Suns8utl lepn 1e[ed urtlurel Sutptq rp uztuzsle[rqa;

':r,(1ur 1'gg d6 .nsaqas

u?l"uaf,uarrp :ods1a rirfed uttruuauaC jg617g961 uere8Sut unq?t Lu€lE( t86T/t86I unq?l

ru?l?p trcq?qru€r.rodsle ltfed utp rods>1; 1z[ed ueru:t.l:uad ?uerua.I depeq:ar qnre8ucd;;q

3uns3ue1 u?{B rnqasrer utcwsrp[rqa1 tz8eqrag uasrad 1ou :tsaqas rprfuaur edupszqlszq

urp lr,{{?s tdtla>1 >12,{uru ;odsp 1e[ed dt:zr elu;esaq uelurunuaul qEPl Z86I;aqruadolqg1 p88uer rpfas qtiur.latua; 't::3au rznl rp edulseqlstq u?P ll^les zde1a1 1t.{utru ue:estd

uequrqzt:adurlur e::as :ods>p Suoropuau: t13uz: urlep eBnI utr>1Itu311 u?{uBI{?]Jadrp dela1

qrs?LU rur ltzs z88urq 3ue,(;ods1e rltpotuol edt.taqaq set€ u€q"qutl 'rodsla >pfzd utp tods>1a

4efed dr.rr1 ursndzqfluad uz{I{Eq u?p ueuunuad ualsu?s{?llp rIEIal nlr ue8uap utpfe5':ods4a uzterlSutuad eqesn rtqruuq8uatu lepll ue.>l"utllp Butd uqn8und u8Burqas zdn:

u?r{rurapas qnduarrp I{EIal u?r{equrtl .rods>1a ryftd uep;ods1a lefed dr.rer uetues>1eftqa>1

rnq?taqrp rr.radag :ods>1a >1efzd umurr:aucd eduunrnuau utlqtqaduaru qular z.{uuer4r8 tpzd

lnqos.rat .lodsqa lzllu utunJnuad 4edunu :en1 rp Suertq-Sutreq :ods1a reltu zluun;nuau

uellrqrle8uaru edutnfuelas 3ue,4 z^rdo4 u?p ePBI 'rdol 'lJJ?{ tu:das utruel.lsd llsBq ?ru

-EtnJ)t ?rsouopul rods>p rlrpotuol tnuras rrdureq epedlrzp cBreq e,(uunrnuaur snJel ut{qeq

-alueur qelar rur 1eg Sueqrual:aq z.m8au-e.rc3au IJEp q?lurllr ueq?q-ueq?q qcqur:d e:e8au

uz4edn:aur 3uz,{ u:snput eltflau-trtSau IJ?p ?{usnsnq{ IEuoIsBuJalul uz.reszd tp ueelutur:ed

rlu8ue:n1laq uelteqtle8uaur r{"lal lul JII{:1E-JII{>1? ?IunP tsasar rzqlle re8eqas nsal Sued

erunp u?rglouole:ad rnqelalrp eueurreSeqe5 :ods>1a aun10n u?P 1gIIS uzSuequaryad qe10

rqmr8uadrp te8ues utp :ledutru renl Ip trtpotuo{ rodsrle utterSarl lJ?P lgstleq Sutd ert8au

uetruuauad ueledn.raut (Igd) u?qEqucr :ods1a qzled uep rodsla ipled uetrur.Irua4

66r

Page 219: NOTA KEUANGAN

uentu?q uup JE1.;lrrLr g'gtL'Z dg rtsrqas ladord uentuzq IJ?p IJIprel 3ue.4 .re.{pur 8'IbL'Z dE

rrseqrs uel?u?ruarp tg6llt96l ue:t88ue unqel ur?lep utunSutqurad u?BIuIJJu3d

'23:zq rstsqrqrrs t13uz: urtyep uu8utd ueqtq rodurt

rlusnsnqrl uzt{rrquad r8zq urqtqruet €u?p ioquns rz8eqas uuad:aq ruer8o:d uentuzq uerl

-Suepag rluurrl eur;rse.rd u"p ?u?:,uJJaq e3:tn1a1 'utrlrprpuad 'utrtzSued '1t:1s11 'rse>ltuntu

-o4a1ar Surprq ultl errrue tlndtlaur 'n:zq qado.rd->1ado:d utun8uequ:ad undntu Is?llJIqtqaJ

rrdrrqruaur >1n:un reledrp qelat >1a,{o:d ulnlueq tduueeueslzlad ruepp I( t??Juturaq

Sued lrrlnpo:d 1af o.rd-4a,{o.rd 4ntun ueleun€rp uep urlSumu uatslloas rt8t u€I?q"snIP

asruu?uas lnqas;:t t:e8au Jtnl uentu?q uuep nzeunSSua6 'rue.r3o.td uentueq uzp >1ado:d

urnluzq nlrzd ue8uolo8 tnp rpefuatu ue>lzpaqlp l?d?p elulnruaq lnJnuaru Sutd 't.ra8au rznl

urnlu?q €u?ll rJrp IrsEJeq Suer( uteutt:auad ueledn:aur uzun6urqruad ueeulleu)d

ueuniuzqurad u"?rxuauad 'z'e 9

'gI'lA IeqEI EpBd rzqrlrp rtdep t86I /t86I-O L6l /6961 ur\qat

urelep lefed u?Inq ue?rulreuJd ue8uequral:a6 uarueuedcp-uou e.re8au t8zquralTuaualredap

qolo u?I?u?slrlrp flutd vduue;o:e.{uad uest,nt8uad utlerlSuruad urp Ist{IJIsualuI ?qzsn

uBIn{BTJur snJat q€tuIJJulad '1e[ed uelnq uez rut:auad uelltq8utuaru t13ue: urzleq zduuz:1

-r;rryadruaru {nlun r?Ins 1e3z e4rru ueuunreuad srual zr{urydueq tpedal reqlaur undnzlertr

unqrt dt[os ueterlFutuad tutle6uetu eluurntun zprd 1t[td u?{nq u€?tulJeued tduue8ueq

-ruaq:ad ureltp l1l t86I/Z86l Ngilv ru?l?p zdututluat ueSucp uelSurpuzqlp e1q r33urr

qrqal re.{yrur 9'60I dU rr.rzraq fluzl -rtdlui 6'795 d6;tsaqes uel?u?ruarlP 4t[td uelnq uezu-r

-r.rauad trg617g961 ut:e88ur unqrl Lx"l€C -z{ute8tq:s UteI u"P ?puaP-cpurp '(HdHI) u?lnq

utuqrsnfuad I?q u?rnlr(HHI) uelnq JIs€q u?lnl 'JaJ lalnsuor 'ue8au eqesn uEpuq EqBI s€l€

q?turraurad urr8zg '8ut:eq uepnluad lstq 'ut4prpuod gseq Suen 'estf uzzrn-rauad t edas

uauratrzdap-uou e.re8au t8equralTuatuat.rrdap ueeurtrauad rrep Hrp.lat Sutd 'I"{nf, u?p {nsBul

zaq 'qefzd :tn1 lp t.rt8au uetutr:uad stual utrlednraur 1u[ed uelnq u€?lulJauJd

lefud uurlnq u€surrrrued'i' I ' f '9

.ZI ' IA IJqsI

rrl?l€p r?qITIp wdzp 1g611E U, unqel e88utg oL6I/6g61 unqzt 1u fas rlefurur rotlas trtp

ere8au ueru aued ue8uequa$a4 .lzllru 7'ZSZ dE r?saqas u?urunuad tedepra: rr:eraq

eleur ':2.{1rru /'IZI6 dU qulunf.req EuzA g95117961 NgdV tlr?leP e.{uzueruar uz8uap

ueq8urpuzqrp t4f :e,4pur I'698 8 du r"seqas uel?ueru::rp 4ulurur :ot1:s uup e:e8au

uerurrrau:d tg6l/Eg6I ut:rB8ue unqel ur"Fp rut ue8u:p ue8unqnqa5 '1e,{utu ueo:xrad

qefrd eduaq erz8au utzultauad uep etsauopul q?lueru lzdurur urtlururad elnd urunutul

l€qrq?Jeq 8uz,( urunuaur q?lal ?IunP :leduru ueelutru;ed 'tut rtqrleral unqer eda:aqaq

tuzlzp ?Iunp uzturouolerad ?puelstx Suzl tsasar e,4uzpt ue8uap Id?lel u€IV 'r?q8uruaur

ooz

Page 220: NOTA KEUANGAN

201

Tab ,e l V l . 12PENERIMAAN NEGAR,{ DARI SEKTOR MINYAK, 1969

( dalam milyar rupiah )/\970 - r983t1984

PajakPerseroanminyak

Penerirnaanminyaklainnya

" K e n a i k a n

PELITA I

48,368,8

11.2,5198,9344,6

0 7 ? 1

1 )4q 1

t .619,+| .9+8,72.308,7

Jumlah

+

+

+

41, ,589,8

r57,7

+ 575,0! ? O n C

+ 387 ,3+ 313 ,4+ 3 60,0

+ 1 .9 5Q,9+ 2 .7 60 ,O+ 1 ,608 ,2+ +93,9. 252 ,6

).969/19701970n97 rr971 /19721972t197 31.973tr97+

PEI.'ITA II

r97+/7975r97 5 n97 6r97 6/t977r977 /1978I978/r979

PE.ITA uI

7979/19801980/19811981/79821982/ lg83 t ,

1983 n984 2'

17 , 530,4z8 ,23 1 ,637 ,6

o ) , 6

ss ?

r+o,7? ? n (

19) )

. + 5 0 , 8+ + 1 , 8+ 6 J , 8+ 6 5 , 8

L ) < O A

7 .O79,6L627 ,89 , I 2 r , 78 .869 ,1

a - 7 < o A

7 .Otg ,68 .627 ,8

9 .121,78 .869 ,1

+

+

+

+

+

+

+

+

+

1 C O

r5 ,9

957,21.248,0r . o J ) , 5

1.948,72.308,7

150 ,430,+3 l , 0l o t

1 R <

* 4 q

64,8) ) Q

r ' r i '

I ) A P B N

2 ) R A P S N

Page 221: NOTA KEUANGAN

202

Tabe l V l ' 13

PENERIMAAN BUKAN PAJAK, 1969/1970 -' 1983/19tt4

( dalam milYar ruPiah )

K e n a i k a nTahun anggaran Jumlah

Jumlah Persentase

PELITA I

19691197 0

r9701r971

r97 r 11972

r97?11973

r97 31197+

PELITA II

r97+1r97 5

197 51197 6

t97 61t97 7

1977 /1978

1978/r979

PELITA III

197911980

1980 /1981

198117982

1982 /1983 t l

lg83l198+ 2)

13 ,1

27 ,5

J + , ( )

49 .8

r87 ,3

315 ,7

336 ,4

7A) 4

5 02 ,0

10 ,0

14,4

7 ,1

r ( )

322.6

109 ,9

43.9

66,6

110,4

118 ,5

743 ,6

197,4

16 ,8

4 l R

8 , I

25, r

47 ,8

4 1

r28,+

20,7

5 6 ,0

109 ,6

33 , 7

o ) . . 1

/ . J

2r ,2

J ' , J

' t 1

68,6

6 ,6

1.6,6

) 7 q

l )

2)A?BNRAPBN

Page 222: NOTA KEUANGAN

203

program sebesar Rp 5,0 milyar. Bila dibandingkan dengan bantuan proyek dan bantuanprogram yang telah direncanakan dalam APBN 1982/1993 yang masing-masing sebesarRp 1.825,8 milyar dan Rp 25,0 milyar, maka berarti terjadi kenaikan sebesar Rp 911,0milyar bagi banruan proyek dan penurunan sebesar Rp 20,0 milyar bagi bantuan program.Perkembangan banruan luar negeri selama tahun 1969/1970 hingga tahtn 1,9g3/19g4dapat dilihat dalam Tabel VI.14.

6.3 .3. Pengeluaran rutin

Dalam pelaksanaan Pelita, kebijaksanaan pengeluaran rutin melalui pembiayaanbelanja pegawai, belanja bara.g dan subsidi daerah otonom selalu didasarkan atas usahauntuk meningkatkan pelayanan Pemerintah kepada masyarakat, serta untuk mendukungkelancaran operasional pelaksanaan pcmbangunan. Di samping itu kebijaksanaan di bidangpengeluaran rutin erat hubungannya dengan peningkatan tabungan pernerintah melaluiberbagai usaha penghematan dan pengutamaan jenis pengcluaran rutin yang berprioritastinggi. seizin pengeluaran belanja pegawai, bdanja barung dan subsidi daerah oronom,pengeluaran rutin menarnpung pula pengeluaran untuk pembayaran bunga dan cicilanhutang serta lain-lain pengeluaran rutin yang digunakan antara lain untuk subsidi bahanbakar minyak. Dalam hal bunga dan cic an hutang, baik untuk hutang dalam negerimaupun hutang luar negeri, pembayarannya didasarkan kepada jadwal pelunasan menurutperjarrjian yang telah disetujui. sejak awal pelita Iu pengeluaran untuk lain-lain penge-luaran rutin telah pula mengalami peningkatan.

Pelaksanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut menunjukkan bahwa realisasipengeluaran rutin mengalami perkembangan yang meningkat yaitu dari sebesar Rp 216,5milyar pada awal Pelita I, telah mencapai jumlah sebesar Rp 2,743,7 miryar pada tahunterakhir Pelita lI. Kemudian dalam tahun lggT/lggz realisasi pengeluaran rutin tersebutmencapai jumlah sebesar Rp 6.927,6 milyar, dan dalam ApBN lgiz/7gg3 pengeluaranrutin dianggarkan sebesar Rp 7.001,5 milyar. perkembangan pengeluaran rutin tersebutdapat dilihat dalam Tabel VI.15 dan Grafik VI.10,

Sejalan dengan arah kebijaksanaan keuangan negara dalam p€lita III, maka kebijak-sanaan pengeJuaran rutin unruk tahun 19g3/1994 didasarkan pada peme:.ataan pemba-ngunan dan hasil-hasiinya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional yang sehat dandinamis. Atas dasar kebijaksanaan tersebut, pelaksanaan pengeluaran rutin diusahakanuntuk menunjang pemerataan pendidikan dan kesehatan, pemeretaaD kesempatan kerjadan berusaha di samping terus melanjutkan usaha-usaha untuk membantu feni.,gk"tantabungan Pemerintah dan pelayanan pemerintah kepada masyarakat serta pengamananhasil-hasil pembangunan. Usaha-usaha penunjangan pemerataan di bidang pendidikan dankesehatan dilakukan melalui subsidi daeral otonom yaitu dengan membiayai penambahan

Page 223: NOTA KEUANGAN

20+

Tabe l V I . 14

BANTUAN LUAR NEGERI, 1969/1970 _ 7983/1984( dalam milyar tupiah )

Tahun anggaranBantuanprogram

Bantuanproyek

Kena i kanJumlah Jumlah Persentase

PELITA I

7969 /1970197 0/r97 |r971/197 21972/197 3197 317974

PELITA II

1971/t97 5197 5 /197 6r97 6 tt97 7r977 /1978197 8/r979

PELITA I I I

r97 9 t19 80t980/19871,981/1982.1982 /1983r )lg83 ng842)

65 ,77 8,990 ,59 5 ,589 ,8

4 1 5

+5,0A ) 7

114 ,1

1 0 ( o

47r ,+773,6737 ,6of ,7 I

91,Ot20,4

757,820t ,9

232 ,O491,67 81 ,8

1 .03 5 ,5

+ 29,++ 15 ,1+ Z2 ,3+ 46 ,1

+ 32,3+ 72 ,5+ 16 ,5r 1 O 1

36 ,720,2to,23 5 ,848,2

+ 28 ,1+ 259 ,6+ 1 A ) )

- 10,4

+ 2 6 2 , 1

+ 13 ,8+ 111 ,9+ 59,4

+ r 1 9

64,864,145 , rt < o

5 ,0

1 .316 ,3r.429,77 .663 ,91 .825 ,82 .736 ,8

1 .381 ,1 + 345 ,61.+93,8 + 172,7l . 7O9 ,O +275 ,21 .850 ,8 + 141 ,82.7 41,8 + 891 ,0

t 9 . )

+ 1 4 4

+ L e 1

-

I ) A P B N

2 ) R A P B N

Page 224: NOTA KEUANGAN

205

Tabe l V I . 15

PENGELUARAN RUTIN, 1969/197O _ I98]1198+( dalam milyar rupiah )

Tahun anggaran Kena i kanJumlah

Jumlah Persentase

PELITA

1969 |

7970 |

r97 | /

7972 /

1973 /

PELITA

r974 I

797 5 /

1976 /

1977 /

7978 /

PELITA

1979 /

1980 /

r98r /1982 /1983 /

I

1970

197 7

1972

r973

1974

II

I97 s

1976

7977

7978

7979

II I

1980

i981

1982

1983 r)

1984 2l

216 ,5

248,2749 1

438,17r3 ,3

1 .016 ,1

1.332,6

7.629,8

2.748,9

2.743,7

4.061,85.800,06.977,67 .OOl,57 .27 5 ,7

7 L ,7

60,9

89,0't.t < .t

302,8

376,5

297,2

519 ,1

594,8

33,r2t , r? 5 5

62,8

3 1 ,1'r't 2

t 1 0

27 ,7

48,042,8zo,3

0 ,3l o

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

1 .318 ,1

1.7 38,2

7.177,6, t o

273,6

r) Angka APBN

2) Anslq R-APBN

Page 225: NOTA KEUANGAN

G r a f i k V l . l 0

PENCELUARAN RUTIN, 1969/I97O - 1983IIg84(dalan milyar rupiah)

I Lain-lain

Bunga dan cicilan hutanq

! Subsidi daen} atoaorn

II

Belarja baranB

Belanja pegawai

1969/70 197q[l $7r1z2rs7E73t9Bn+t9?4p5rs75lz6n7q47 W?JtsrsTSlisrslslmnfqsl 1981/82 rgsEE319S3E4(APBN) (RAPBN)

Page 226: NOTA KEUANGAN

jumrah guru-gum "l:]*T:*i:::"ti:,j:::TSedangk"n usaha pemerataan t

-"^,,-- h,rirno-baran

Selain dariPada ttu oensa' :::;;;;;d;an penghematan-penghematan

an belanja barang tersebut-ttl1ffi;.''t.U,r"*'on Pemerintah'dalian sistem pengadaan dan pelalian ststem Pcrr64uE+'

-- I

Dengan berdasarkan. kt

' ^ t ! - ; l r ' a r

;il'iir;:ffirl'"'"* ''"u'' pengeluaran rutin sebesar r<p 723'5 milvar'

6.3.3.1. Belanja Pegawai

Rp 2.277,1 mi iyar '

6 '3 '3.2 ' Belanja barang

Page 227: NOTA KEUANGAN

208

83tL984

Iain-lain Belania,el. peg. d.n. pegEw;i Ln. Jumran

o,7

t1,7

t2 ,L

14,6

76,8

3,8

10,8

r+,5

1 1 a

20,2

/ L 1

4,8

< ' ,

5,6

7,4

103,8

1 3 1 , 4

163,4

200,4

268,9197317y ,

PELITA II

r974tL97 5

r97 5n976

797 6t7977

r977 t I97A

r97atr979

PELITA III

t979t1980

1980/1981

1981/1982

1982t!g$r)

rg83 trgE+2)

59,5

1 1 1 , 9

1L4,9

126,2

t 3 2 , 8

30t,7

400,0

424,8

672,9

760,1

2+,4

45,7

47 ,8

5r,2

2+,7

25,8

36,9

3 3,6

9,8

1 ' t ' ,

14,3

14,8

2 t , 7

420,7

591,9

636,6

agt,2

t.001,6

t.419,9

2.023,3

2 .27 7 ,L

2.497,8

2.597,5

179,9

252,O

2 5 3 , 3

294,4

344,O

47,r

61,2

79,s

93,4

93,4

29,1

34,0

47 tL

54,t

s4,3

1.053,9 109,9

1.+82,9 193,2

Lffi, + 24D,5

t.782,O 267,7

1.834,5 27L,1

l) Angka A-PBN

2) Angka RAPBN

Page 228: NOTA KEUANGAN

209

penghematan dalam belanja barang tersebut tetap diuramakan berdasarkan kepada skalaprioritas dan standardisasi peralatan sehingga penggunaannya dapat lebih efektif dan lebihefisien. Sementara itu sejalan dengan upaya pemerataan kesempatan kerja dan berusahabagi golongan ekonomi lemah, maka dalam pelaksanaan belanja barang tersebut pembelianlebih diutamakan terhadap barang-barang hasil produksi dalam negeri, pengusaha golonganekonomi lemah dan pengusaha setempat. Dalam hal ini pemcrintah selalu berusaha mela-kukan penyempurnaan tenrang pedoman pelaksanaan ApBN, yaitu antara lain denganmenyempurnakan Keppres no. 14 A tahun 1980 dengan Keppres no. 1g tahun 19g1.Dengan penyempurna,rn Keppres ini diharapkan agar pemerataar pelaksanaan pembangun_an melalui pengutamaan golongan ckonomi lemah serta pengusaha setempat bisa berjalandengan Iarcar,

Atas dasar kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut, dalam ApBN r9B2/1983 belnjabarang dianggarkan sebesar Rp 1.067,7 milyar. Dalam tahun 1983/19g4 belanja barangdirencanakan sebesar Rp 1.148,9 milyar yang berarti meningkat sebesar Rp g1,2 milyarbila dibandingkan dengan APBN 1982/1983. Jumlah belanja barang dalam tahun1983/7984 sebesar Rp 1.148,9 milyar tersebut terdiri dari belanja barang dalam negerisebesar Rp 1,098,8 milyar dan belanja barang luar negdri sebesar Rp 50,1 milyar.

6.3.3.3. Subsidi daerah otonom

Subsidi dacrah otonom ditujukan untuk membantu pemerintah daerah di dalammencukupi kebutuhan rutinnya, terutama untuk memenuhi pembayaran gaji dan tunjang_an beras bagi pegawaipegawai daerah. Dengan adanya kebijaksanaan pemerintah untukmemperbaiki kesejahteraan pegawai negeri sipil/ABRI serta pensiunan baik pcgawai negeripusat maupun daerah, maka subsidi daerah otonom mengalami peningkatan pula sejalandengan peningkatan di dalam belanja pegawai. Hal ini selain disebabkan oleh adanyapenyesuaian gaji pegawai, penyesuaian tunjangan beras dan adanya penambahan jumlahpegawai daerah otonom, juga dikarenakan subsidi daerah otonom tersebut mencakup pulapembiayaan untuk penambahan guru -guru sekolah dasar Inpres dan tenaga medis puskes_mas. Di samping itu subsidi daerah otonom tersebut juga meliputi biaya penggantian akibatdihapuskannya sumbangan pcmbinaan pendidikan (Spp) sekolah dasar keras saru sampaikelas enam yang telah dimulai sejak tahsn 7977 /7978. Demikian juga sejak tahun1980/1987 subsidi daerah otonom menampung pembayaran gaji lurah beserta perangkat,nya dan tunjangan pamong desa daerab minus. Dalam rangka menunjang tebih lanjutpemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan kesehatan, maka dalam tahun1983/798+ direncanakan pula untuk menambah jumlah guru sekolah dasar Inpres sertatenaga perawat dan tenaga medis puskesmas di daerah-daerah.

Page 229: NOTA KEUANGAN

270

Berdasarkan kebijaksanaan tersebut, maka pengeluaran subsidi daerah otonom

untuk tahun anggaran 1983/1984 direncanakan sebesar Rp 1.388,4 milyar. Anggaran yang

disediakan untuk subsidi daerah otonom tersebut terdiri atas subsidi daerah Irian Jaya yang

direncanakar sebesar Rp 43,2 nllyzr dan untuk zubsidi daerah otonom lainnya sebesar

Rp 1.345,2 milyar terrnasuk subsidi daerah Timor Timur sebesar Rp 12,0 milyar. Dalam

jumlah rencana arggaran subsidi daerah otonom tersebut telah termazuk kebutuhan-kebu-

tuhan biaya pendidikan calon dokter dan dokter spesialis di rumahsakit-rumahsakit daerah

serta biaya penggantian SPP sekolah dasar karena adanya penambahan jumlah murid

sekolah dasar yang akan diterima dalam tahun 1983/L98+.

6.3.3.4. Bunga dan cicilan hunng

Pembayaran bunga dan cicilan hutang sebagian besar merupakan kewajiban pemba-

yaran bunga dan cicilan yang berasal dari pinjaman luar negeri yang dipergunakan untuk

membiayai berbagai proyek dan kegiatan-kegiatan produktif. Sedangkan pembayaran

bunga dan cicilan hutang dalam negeri antara lain menampung pembayaran tagihan jasa

umum atas pcnggunaan listrik, telepon, gas dan air.

Dalam tahun 1981/1982 pembayaran bunga dan cicilan hutang mencapai jumlah

sebesar Rp 931,1 rnilyar dan dalam APBN 1982/1983 pembayaran bunga dan cicilan

hutang dianggarkan sebesar Rp 976,2, milyar. Dalam tahun 1983/1984 pembayaran bunga

dan cicilan hutang direncanakan sebesar Rp 1.416,8 milyar, yang terdiri dari pembayaran

bunga dan cicilan hutang luar negeri sebesar Rp 1.386,8 milyar dan pembayaran bunga dan

cicilan hutang dalam negeri sebesar Rp 30,0 milyar.

6. J.1.5. Lain-lain pengeluarart rutin

Lainlain pengeluaran rutin yang pada mulanya menamPung pengeluaran-pengehr-

aran non departemental seperti biaya sruat meny'urat, giro pos dan biaya pemilu, maka

dalam perkembangan-perkembangan selanjutnya yaio dalam pelaksanaan Pelita II dan

Pelita III telah menampung pula pengeluaran-pengeluaran untuk subsidi pangan dan subsidi

bahan bakar minyak.

Perkembangan lain-lain pengeluaran rutin dalarn pelaksanaan Pelita III menunjuk-

kan peningkatan yang semakin besar. Hal ini teruama disebabkan oleh kenaikan zubsidi

pangan dan zubsidi BBM. Bila dalam tahnn 1978/1979 realisasi pengeluaran subsidi bahan

bakar minyak berjumlah sebesar Rp 197,0 milyar, maka dalam tahun 197911980 telah

berkembang menjadi Rp 5 34,9 milyar dan selanjutnya menjadi Rp 1.021,7 milyar dalam

tahun 1980/1981 dan Rp 1.316,4 milyar dalam tahun 798I/L982. Selanjutnya walaupun

diadakan penyezuaian harga bahan bakar minyak dalam negeri di bulan Jzntzri 7982,

Page 230: NOTA KEUANGAN

211

subsidi bahan bakar minyak dalam ApBN L98z/ rgg3 masih mencapai jumlah sebesarRp 924,0 milyar.

Dalam tahun anggaran 1983/1984 lain{ain pengeluaran rutin direncanakan sebesarRp 723'5 milyar, yang berarri menurun sebesar Rp 42i,9 milyar bila dibandingkan denganlainJain pergeluaran rutin da.lam APBN rahun 1g8Z/IgB3. Jumlah sebesar R piZZ,S ̂ iiyu,tersebut rerdhi dari subsidi bahan bakar minyak sebesar Rp 69g,5 milyar, dan pe.,gerur_i"r,lainnya untuk biaya surat menyurat, giro pos, bebas porto dan lain_iain sebesar "Rp

25,0milyar. Rencana subsidi bahan bakar minyak scbesar Rp 69g,5 m yar tersebur, y"ng t.t itrendah daripada APBN 1982/1983, adalah sebagai hasil iaripada keL4aksanaan p.r,y""ru"i"nharga bahan baku minyak dalgrn negeri. Rencana pengerur."n rutin dan p..rg.iu"i"r, p.*-bangunan dalam tahun lgl3/1994 dapat dilihat dalam iabel vI. 20.

6.3.4. Tabungan Pemerintah

Peningkatan tabungan pemerintah masih tetap menjadi perhatian utama dari ke_bijaksanaan anggarar berimbang yang dinamis dalam upuyu -obitisosi dana yangberrsat au.,zumber dalam negeri untuk membiayai pembikan selisih antara penerimaan dalam negerperanan untuk pembiayaan pembangunan,lettelah dicapai. Melalui usaha peningkatan penedengan

-pengendalian dan penghematan daram pengeluaran rurln tanpa harus mengorbankanfungsi diaamil,nya da.lam memelihara hasil-hasii p"-,rbrng'.rr,r,, dan menunjang geruk pembr.ngunan, maka tabungan pemerintah setiap tahun telah d;pat terus ditingkatkan_

n pemerinrah baru rnencapai Rp 27,2 milyarlmpun sejurnlah Rp 254,4 milyar. Tabunganp 5.235,0 mi lyar dalam tahun . t 98t l1982 Jan

rabungan pemerintah daram tahun, nrr^ ill' l1,u.lit;'JffITil::,:i i;lilt Hf;Rp 6'548'5 milyar. Jumlalr tersebut adarah 2 kali lebih besar dari r.n.*o onung"n r.,,'.-rintah yang direncanakan daram tahun terakhir Repelita III. Seperti diketah"ui jumlahtabungan Pemerintah yang rercantum dalam Repelita III untuk tahun 198jl1984 adalahsebesar Rp 3'104,1 milyar dan telah dapat dilarnpaui pada tahun 19g0/19g1 dengan rcarisasi-nYf se!e31 Rp 4'427,o m yar. perkembangan realisasi rabungan pemerintah dapat d ihatpada Tabel VI.17. dan Grafik VI.ll., selangkan perkembangan tabungan p..;";i;;sebagai sumber dana pembangunan dapat dilihat-pada drafixVI.IZ.

6.3.5. Pengeluaran pembangunan

. _ Pembiayaan pembangunan yalrg dilaksanakan

kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat nampakkatan. Dalam pelaksanaan mhun terakhir pelita ilt.

untuk rnsnlng.kgtkan taxaf hiduo.setiap tahrln menunjukkan pening-kebijaksan aan pengeluaran pemba-

H

Page 231: NOTA KEUANGAN

?72

Tabe l V I ' 17

TABUNGAN PEMERINTAH, 1969II97O _ 1983/7984

( dalarn milyar rupiah )

K e n a i k a n

Tahun anggaran JumlahJumlah Pers€ntase

PELITA I :

1969/r97 0

r970/r97 |

1971/t972

1972/197 3

L97 3 t7974

PELITA II ..

r97 4tr97 5197 5 /r97 6197 6/r977r977 /7978r978/7979

PELITA III :1979/19801980/1981

t987/1982

1982/1g83 1)

7983t198421

.,1 ,,

56,+78,9

1 C ' <

737,6909,3

r.276,2l . J60 , )

1 qJ ) , L

2.635,O4.+27,O

5.235,O6.7 55,O6.5+8,5

L 7 0 )

! ')', <

+ 7 3 ,6+ 101 ,9

IO7 ,+l q q

o ? I

6 6 , 8

789,9

40,38,6

9,8

68,0

18 ,3

29,01 1

+

+ 483 ,Z+ 17 7 ,7+ ,366,9

+ 110 ,3+ 735,9

+ 1.712,6

+ 1.792,0

+ 808,0

+ 1.5 2010- 206,5

+++

++

+

+

l )2l

Angka AIBNArEb RAPBN

Page 232: NOTA KEUANGAN

G r a f i k V L 1 1

PERBANDINGAN TABUNGAN PEMERINTAH DALAM APBN DAN REPELITATAHUN 1969/1970 _ 1983 trgw

( dalan milyar rupiah )

213

8.000

6.400

4.800

1.600

3.200

I perkiraan Repelira

f n.ai."si/rerkiraanApBN

lr

T

re6er/0 r970/7r rs'rn2 rc?2Fs re7s1z4 r974ltb LeTblt' rs76?7 rs'? lt8 rsT'fts reTe/Bo re8'/Bl t"tFrrlTi$ rtiT#rr

Page 233: NOTA KEUANGAN

c r e f i k V I . 1 2

DANA PEMBANGUNAN, 1969/1970 _ 19831198/. ')

(dalam milyar rupialr)

27+

rmfi0 rwvr rs7llt2197qrg r97i1t4 r97+1tb r97ilt6 rsWT rs77F|l9?q[9 t979p0 rg8qSl tgSli8? 198?Es l98g/S4

+) Di luEr Bantuan Proyek

(APBN) (RAPBN)

Page 234: NOTA KEUANGAN

L t )

ngunar ditujukan untuk dapat m€mpertahankan kelangsungan pembangunan yang telah

dicapai dengan sekaligus mengarahkannya kepada usaha mengembangkan sumber daya

manusia dan penyelenggaraan kesejahteraan rakyat banyak Dalam pada itu, penyelengga-

raan kesejahtera an rakyat tersebut dilakukan dengan ruang lingkup yang bertambah luas

sehingga usaha pemerataan hasil-hasil pembangunan melalui delapan jalur pemerataan tetap

dilanjutkan. OIeh karena itu berbagai usaha yang bertujuan untuk memPerluas kesempatan

kerja, membantu golongan ekonomi lemah dan meningkatkan pendap:rtan rakyat banyak

terus dilanjutkan sesuai <lengan perkembangan kesanggupan bangsa dalam berbagai tahap

pembangunan.

Sejalan dengan sasaran-sasaran di atas, maka kebijaksanaan di bidang anggaran

pembangunan tahun terakhir Pelita III tetap berpegang teguh pada landasan kebijaksanaan

yang memadukan secara serasi kesanggupan bangsa untuk uewujudkan pemerataan'

pcrtumbuhan dan kestabilan, Pclaksanaannya diwujudkan melalui pengeluaran pembl-

ngunan dalam bentuk pembiayaan pcmbangunan scktoral dan pengeluaran pembangunan

regional. Program pembangunan sektoral yang dilaksanakan oleh dePaltenien/lembaga

negara non departemen, didasarkan kepada unsur prioritas, penyebaran dan pemerataan

pembangunan ke seluruh daerah dan meliputi berbagai sektor pembangunan seperti sektor-

sektor pendidikan dan kebudayaan, pertanian dan pengairan, perhubungan dan pariwtsata'

pertambangan dan encrgi serta sektor perdagangan dan kopcrasi terus menunjukkan

perkembangan yang dapat memperkokoh landasan untuk tabap pembangunan selanjutnya'

Di lain pihak, pembangunan regional yang pclaksanaannya diwujudkan berupa berbagai

program Inpres dan bantuan Pembangunan melalui dana lpeda, dimaksudkan untuk

mengurangi kcsenjangan laju pertumbuhan antardaerah, bahkan diharapkan mamPu

mempertahankan keserasian lajtr pertumbuhan antardacrah menuju pemerataan pemba-

ngunan di segala bidang Usaha pemerataan yang tercermin dalam berbagai jcnis program

Inpres, program kredit kepada golongan ekonomi lernah dan penlbinaan koperasi, kini juga

diusahakan realisasinya melalui keterpaduau pelaksanaan transmigrasi'

Di samping itu makin membcsarnya anggaran pembangunan dari tahun ke tLhun,

pada dirinya menuntut adanya disiplin yang ketat dalam pengelolaan. unruk itu mekanis-

me pembiaya_an yang lebih efektif dan efisien mutlak perlu diciptakan dalam rangka

menjamin kelancaran pelaksanaan proyek-proyek pembangunan. Atas dasar itulah maka

telah diusahakan untuk mengadakan penyesuaian dan penyempurnaan pedoman pelaksa-

naan anggaran, serta penyederhanaan bentuk dan tata cara revisi DlP, agar penyediaan

biaya dapat lebih cepat, tera.rah, tanpa kehilangan kendali dan tenib adminisrasi. Pada

akhirnya kelancaran pelaksanan proyek-proyek pembangunan akan dapat lebih terpelihara.

Di samping itu melalui perubahan sistem pengawasan dari sistem Pengawasan pralaksana

(pre-audit) ke sistem pengawasan purnalaksana (post-audit), kelambatan-kelambatan dalam

Page 235: NOTA KEUANGAN

276

pembiayaan dapat dihindarkan dan biaya yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksi-

rnal sezuai dengal sasaran-sasaran seperti yang telah digariskan dalam kebijaksanaan ang-

garan.

Dengan berlandaskan kepada arah, sasaran dan kebijaksanaan seperti yang telah

digariskan di atas, pengeluaran pembangunan dalam tahun :rnggaran 1983/198+ direncana-

kan sebesar Rp 9.290,3 milyar yang berarti mengalami pcningkatan sebesar Rp 684,5

milyar. Di dalam Repelita III, jumlah pengeluaran pembangunan yang direncanakan

untuk tahun terakhir adalah sebesar Rp 5.340,9 milyar. Dengan demikian rencarla Penge-luaran pembangunan dalam Repelita III tersebut telah terlampaui bahkan telah terlampaui

dalam tahun anggaran 1980/7981. Jumlah tersebut adalah selaras dengan perkembangan

yang diperkirakan terjadi dalam tahun anggaran 1983/L984 yang memadukan antzra.

rerbatasnya dana yang dapat disediakan dengan kebutuhan untuk melanjutkan dan mening-

katkan proyek-proyek pembangunar. Jumlah pengeluaran pembangunan tahun 1983/1984yang direncanakan tersebut meliputi pembiayaan pembangunan dalam rupiah sebesarRp 6.553,5 milyar, yang terdiri dari pengeluaran pembangunan melalui departemen/lemba-ga negara non departemcn scbesar Rp 3.694,8 milyar, bantuan pembangunan kepadadaerah sebesar Rp 7.546,2 milyar, dan pembiayaan pcmbangunan lainnya sebesarRp 1.312,5 milyar. Di samping itu di dalam pengeluaran pembangunan tersebut termasukjuga bantuan proyek sebesar Rp Z-7 36,8 milyar. Perkembangan pengeluaran pembangunandi [uar ban an proyek tersebut dapat dilihat pada Tabel VI. 18 dan Grafik VI. 13.

Pengeluaral untuk program-program pembangunan sektoral yang pembiayaannyadisalurkan melalui departemen/lernbaga negara non departemen, dalam tahun anggaran198311984 direncanakan sebesar Rp 3.694,8 milyar, Alokasi anggaran tersebut diperguna-kan untuk membiayai kegiatan-kegiatan dalam berbagai scl(tor yang diprioritaskan dalamrangka usaha pengembangan sumber daya manusia, perluasan kesempatan kerja, pening-katan pendapatan serta pemerataan hasil-hasil pembangunan.

Di samping pembangunan sektoral yang dilaksanakan terutama melalui departe-men/lembaga negara non departemen, maka dalarn tahun anggaran 1983/1984 tetapdialokasikan pembiayaan regional untuk meningkirtkan pcranan dan partisipasi daerahdalam pembangunan nasional, menjaga keserasian laju pertumbuhan antardaerah, sertaIcbih menyebarluaskan pemerataan kegiatan dan hasil-hasil pembangunan di berbagaisektor ke seluruh daerah. Bantuan pembangunan daerah ini diwujudkan melalui berbagaibentuk program Inpres, yang sejak dimulainya Pelita I telah mulai diberikan. Bantuanpembangunan daerah tersebut meliputi bantuan pembangunan desa, bantuan pembangunanDati II, bantuan pembangunan Dati I, bantuan pembangunan sekolalt dasar, bantuanpembangunan sarana kesehatan/Puskesmas, pembangunan dan pemugaran pasar, peng-hijauan dan reboisasi, serta Inpres prasarana jalan/jembatan. Jenis kegiatan pembangunandalam berbagai bentuk proyek Inpres tersebut mempunyai sasaran yarg berbeda, namunsaling mengisi dan melengkapi.

Page 236: NOTA KEUANGAN

' , 1 ,7

Tabe l V I . 18

PENGE LUARAN PEMBANG UNAN, Ig 69 I LgZ O _ Ig 83 I 19 84II( dalom milyar rupiah )

Tahun anggaranKena i kan

JumlahJumlah Pementase

PELITA I

7969 / 19707970 / l97r7971 /L9721972 / 79737973 /1974

PELITA II

1974 / 19751975 I19761976 / 19777977 /L9781978 / 7979

PELITA III

1979 / 79801980 / 19871987 / 19827982 / 198341983 / L9843)

92,9128,1150,9235,9

336,8

765,9

926,37.280,9

r.479,21 .568 ,3

2.697,94.+86,45.27 6,26.780,O6.553,5

++

35,2'r', e

85,0100,9

429,1

160,435+,6138,3149,1

+

+

+ 1.L29,6+ 1.788,5+ 789,8+ 1.503,8- 226,5

+ 37,9+ 17,8+ 56,3+ 42,8

+ 1 ) 7 4

+ 20,9+ 38 ,3+ 10,8+ 10 ,5

72,O66,3t7,628,s

+

+

l) Di luar bantuan proyek2) Aflgka APB N3) Angka RAPBN

Page 237: NOTA KEUANGAN

6.000

c r r f i k v t . r 3 Z tBPENGELUARAN PEMBANGUNAN, 796911970 _ Ig83II984 A\

(dalam milyar rupiah)

rw flo r970nr r97rfi2 t9721t8r973 Jt4 rs74Jt51s75rt6 rs76p1 rs771t' rg?qtrg 1979/& 198q& l98l/82 1982/83 1933 /S4*) Di luar Banruan hovek

(APBN) (RAPBN)

6.400

4.800

1.600

3.200

I r"-liav"u' t"ionv"

f t .ui"vaan bagi dac,"h

I r.-ti"v""n Departemen/Lcmbaga

l-

I

Page 238: NOTA KEUANGAN

279

Program bantuan pembangunan daerah dngkat I yang telah dilaksanakan seiakPelita I diberikan dengan makzud untuk meningkatkan keserasian antara p.-bangurra'sektoral dan pembangunan regional sehingga terdapat keseimbangan laJu lertum[uhanantardaerah serta meratakan hasil-hasil pembangunan. Realisasi program bantr.ran ini selamaPelira I rata-rara per tahunnya mencapai jumlah sebesar Rp 20,8 milyar. Daram pelita II,penggunaan bantuan pembangunan tersebut ditetapkan untuk membiayai proyek_proyekpemeliharaan, perbaikan dan penyempurnaan prasarana perhubungan dan produksi. nisamping itu juga diarahkan untuk membangun proyekaroyek yang dapat meningkatkantaraf hid-up rakyat baik ekonomi maupun sosial budaya. perkembangan bantr:an-pemba-ngunan ini dalam Pelira II telah memperrihatkan peningkatan dari Rp 47,4 milyar padatahun 7974/7975 menjadi Rp 86,8 milyar dalam tahun rg7Blrg7g. Demikian pula selamapelaksanaan Pelita III, besarnya jumrah bantuan terus berkembang dari Rp 100,g miryarpada tahun 1979/7980 menjadi Rp 253,0 m yar dalam tahun rgiz/1983. Di samping itu,besarnya minimum bantuan telah pula ditingkatkan dari Rp 7 ,5 mtlyar p"a" t"t,rn1981/1982 menjadi Rp 9,0 milyar dalam ApBN 1gg}ltgl3. Untuk tahun znggarun798311984 jumlah dana yang disediakan bagi bantuan pembangunan Datr I adalah sebesarRp 253,0 milyar dengan minimum bantuan sebesar Rp 9,0 m yar dan maksimum sebesarRp 11,0 milyar.

Sementara itu untuk menunjang usaha penciptaan lapangan kerja serta meningkat_kan partisipasi daerah dalam menzukseskan program pembangunan nasional, maka ke-padadaerah tingkat II diberikan banruan pembangunan Kabupaten yang rebih dikenal denganInpres bantuan pembangunan Dati II. Besamya bantuan ,rntuk seiiap daerah tingkai IIdihitung berdasarkan jumlah penduduk, dengan ketentuan bahrva kepada daerah tinlkat IIyang penduduknya kurang dari suatu jumlah tertentu diberikan bantnan minimum Besar-nya bantuan pernbangunan Dati II maupun jumrah minimurn bantuan yang telah diberikan,sejak tahun 7970/1971 terus memperlihatkan peningkatan dari rahun ke tahun. Apabilapada tahun terakhir Pelita I jumrah bantuan yang direarisir adalah sebesar Rp 19,2 milyar,maka dalam tahun 197817979 telah mencapai jumlah sebesar Rp 70,9 milyar denganminimum bantuan sebesar Rp 50,0 juta. Selanjumya dalam tahun keempat pelaksanaanPelita III, bantuan pembangunaa Dati II dianggarkan sebesar Rp 193,9 miiyar denganminimum bantuan sebesar Rp 160,0 juta.

Dalam tahun anggaran r983/Lgg4, sebagai tahun terakrir pelaksanaan pelita III,banuran pembangunan daerah tingkat II direncanakan sebesar Rp 797,2 niryar. Bantuantersebut diarahkan penggunaannya untuk membiayai pembangunan proyek_proyek pra_sarana yang bersifat padat karya, baik prasarana perhubungan dan p."saran" p.*"r-*yalg dapat memperlancar distribusi/transportasi, maupun prasarana produksi yang dapatmempertinggi hasil produksi serta proyek-proyek lain daram rangka pengembangan pot.nsi

Page 239: NOTA KEUANGAN

220

daerah, memperbaiki lingkungan hidup serta meningkatkan partisipasi penduduk dalam

pembangunan.

Seirama dengan meningkatnya prasarana yang perlu diciptakan unuk mengimbangi

lajunya pembangunan yang harus dilaksanakan, program bantuan pembangunan desa tetaP

mendapatkan perha.tian utama dalam rangka penyebarluasan serta pemerataan kegiatan

pembangunan dan hasil-hasilnya. Bantuan tersebut diberikan dengan tujuan untuk men-

dorongtumbuhkan prakarsa serta mengembangkan usaha-usaha swzdzya gotong-royong

masyarakat desa sebagai salah satu upaya untuk mempercepat proses pengembangan desa

dari swadaya ke swakarya menuju swasembada. Penggr-rnaan bantuan ini diarahkan untuk

membantu desa dalam usaha melengkapi prasarana yang sangat dibutuhkannya baik berupa

prasarana produksi, perhubungan, pemasaran maupun prasarana sosial desa. Di samping

itu juga diusahakan guna mengembangkan potensi desa agar dapat diciptakan landasan

yang kuat bagi tahap pembangunan berikutnya, sehingga kcserasian dan keseimbangan

tingkat perkembangan ekonomi antara daerah pedesaan dan perkotaan dapat terlaksana.

Jika pada tahun pertama Pelita I bantuan pemhangunan desa baru berjumlah Rp 2,6

milyar yang kemudian meningkat menjadi Rp 11,4 milyar pada tahun pertama Pelita II,

maka dalam tahun terakhir Pclita II (197811979 ) jumlah banturn desa tersebut telah

meningkat lagi menjadi sebesar Rp 24,0 milyar. Dalam APBN 7982/7983 bantuan pemba-

ngunan desa terscbut dianggarkan sebesar Rp 88,4 milyar scdangkan dalam tahun

f983/1984 direncanakan akan mencapai jumlah sebesar Rp 91,6 milyar.

Dalam pada itu untuk mendukung keberhasilan program pemerataan kesempatan

memperoleh pendidikan dan sekaligus meningkatkan kualitas marrusia sebagai sumber daya

bagi pembangunan, maka melalui bantuan penrbangunan sekolah dasar telah diusahakan

un k mempercepat perluasan kesempatan berlajar sebagai persiapan kearah pelaksanaan

kewajiban belajar bagi anak umur 7 - 12 tahun yang akan memasuki kelas satu sekolah

dasar. Bantuan pembangunan sekolah dasar tersebut telah dipergunakan untuk pemba-

ngunan dan rehabilitasi gedung sekolah dasar, penambahan ruang kelas baru, pernbangunan

rumah dinas kepala sekolah di daerah terpencil dan perumahan penjaga sekolah. Sehubung-

an dengan itu bantuan pembangunan sekolah dasar seriap tahunnya telah mengalami

peningkatan yairu dimulai dari tahun 1973/7974 dengan realisasi sebesar Rp 77,2 milyzrdan dalam tahun terakhir Pelita II telah mencapai jumlah sebesar Rp 111.8 nrilyar- Dalam

APBN 198211983 barrtuan pembangunan sekolah dasar direncanakan sebesar Rp 589,2milyar yang digunakan untuk menyelesaikan pemhangunan gedung sekolah dasar sebanyak22.600 buah, rehabilitasi gedung sekolah yang sudah ada sebanyak 25.000 buah sertapenambahan ruang kelas baru pada gedung-gedung sekolah dasar yang sudah ada sebanyak

35.00O buah. Di samping itu juga direncanakan untuk penyediaan buku pelajaran pokok

dan lemari buku untuk bacaan masing-masing sebanyak 30,0 juta buah dan 60.000 buah,

Page 240: NOTA KEUANGAN

2 2 7

pemindahan guru sebanyak 35.000 orang serta penyediaan sejumlah rumah bagi kepalasekolah/guru di daerah terpencil, Mulai tahun 198217983 dalarn Inpres sekolah dasar telahdilengkapi pula dengan paket penyediaan peralaran olah-raga terhadap 5o.000 buah seko-lalr dasar yang ada,di mana untuk setiap paket diperhitungkan sebesar Rp 90.000,_, Sampaitahun 1982/1983 dari sekitar 28,5 juta anak usia sekolah ( 7 - 12 tahun ) telah tertampungsebanyak 94,2 per*n. seiring dengan meningkatnya jumlah anak usia sekolah yang harusditampung di sekolah dasar terutama di daerah pedesaan, daerah perkotaan yang berpeng-hasilan rendah, daerah transmigrasi serta daerah pemukiman baru, maka daram tahunanggaran 198311984 direncanakan bantuan pembangunan sekolah dasar sebesar Rp 5g9,2milyar. Jumlah anggaran tersebut direncanakan unruk pembangunan gedung sekorah dasarscbanyak 13.140 buai, rehabilitasi gedung sekolah dasar yang sudah ada sebanyak 21.000buah, dan penambahan ruang kelas baru pada gedunggedung sekolah dasar yang sudah adasebanyak 15.700 buah. Di samping itu juga direncanakan untuk penyediaan buku pelajaranpokok sebanyak 32 juta buah, dan penyediaan 50.000 rumah bagi kepara sekorah/guru didaerah terpcncil serta penyediaan paket peralatan olah-raga sebanyak 96 ribu paket.Dengan adanya dana yang tersedia untuk pembangunan prasarana pendidikan yang dileng_kapi dengan fasilitasnya itu, diharapkan jangkauan pemerataan kesempatan belajar akandapat diperluas pula.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan serta mencapai derajat kesehatanyang lebih tinggi bagi masyarakat, terutama bagi penduduk desa dan kota yang berpeng-hasilan rcndah' maka bantuan pcmbang'nan sarana kesehatan/puskesmas sebasai manifcs-tasi pelaksanaan azas pemerataan di bidang pelayanan keserratan, terus ditingkitkan setiaptahunnya Dalam tahun ketiga pelaksanaan pelita III rcalisasi bantuan pembangunan saranakcsehatan telah mencapai jumlah sebesar Rp 7g,g milyar yang berarti meningkat hanrpir 14kali j ika dibandingkan dengan jumlah realisasi sejak dimulainya tnpres ini pada iahun197+/1975 yang baru mencapai Rp 5,3 milyar. Hasir pelaksanaan rnpres sarana kesehatantersebut berupa pembangunan sarana kesehatan antara lain n.reliputi 2.271 blLah gedtngPuskesmas baru, 3.750 buah gcdung puskcsmas pembantu dan 1.500 buatr penirlkataiPuskesnras yang ada. Di samping itu telah dapat pula dilaksanakan rehabilitasi 3.786 buahpada gedung Puskesmas yang ada,2,i93 buah rumah dokter puskesmas serta tersedia 3.9g0peralatan medis dan 1.550.000 buah jamban keluarga.

Dalam APBN 1.982/7983, Inpres banr.uan pembangunan sarana kesehatan/pus-kesmas dianggarkan sebesar Rp 98,4 milyar yang akan dipergunakan unruk menyelesaikanpemblngunan 200 buah Puskesmas baru dan 2.000 buah Puskesmas pembantu serta pe-ningkatan Puskesmas yang adz, melalui rehabilitasi 2.900 buah gedung Puskesmas dan 660buah rumah dokter/tenaga paramedis. Di samping itu juga akan digunakan untuk penga-daan 850 buah sepeda motor untuk dokter Puskesmas, 500 buah Puskesmas kelil ing, 2.400

Page 241: NOTA KEUANGAN

222

buah sepeda untuk tenaga patamedis, 200.000 buah jamban keluarga serta penyedia.an airbersih pedesaan. Dalam tahun anggaran 1983/7984, untuk Inpres bantuan pembangunansarana kesehatan/Puskesmas direncanakan penyediaan dana sebesar Rp 98,4 milyar, yangakan dialokasikan untuk pembangunan 200 buah Puskesnras baru, 1.250 buah Puskesmaspembantu dan peningkatan Puskesmas yang ada melalui perbaikan 2.500 buah gedungPuskesmas, pembangunan 660 buah rumah dokter Puskesmas dan paramedis. Di sampingitu juga diperuntukkan bagi pengadaan 500 Puskesmas keliling, 94.350 buah penyediaanair bersih pedesaan.

Dalam rangka menyelamatkan srmber daya alam berupa tanah, air dan hutan senamenjaga kelestarian lingkungan hidup agar dapat memberi manfaat terhadap kesejahteraanhidup manusia, telah dilaksanakan pula kegiatan penghijauan dan reboisasi. Usaha tersebutterus ditingkatkan melalui program Inpres bantuan penghijauan dengan sekaligus mengem-bmgkannya sebagai kegiatan unruk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan penda-patan. Realisasi bantuan daerah untuk penghijauan dan reboisasi sampai tahun ketigaPelita III telah mencapai jumlah sebesar Rp 236,3 milyar. Pada tahun anggaran 1982/1983Inpres penghijauan dianggarkan sebesar Rp 87,3 milyar, sedangkan dalam tahun angglrxn1983/79U direncanakan mencapai jumlah sebesar Rp 87,3 milyar. Pelaksanaan Inprespenghijauan dan reboisasi tersebut dlsalurkan untuk pengadaan bibit penghijauan, penga-daan bibit reboisasi, penambahan jumlah petugas lapangan serta petugas khusus.

Sejalan dengan kebijaksanaan untuk mengembangkan kemampuan golonganekonomi lemah melalui usaha memperluas jangkauan pemasaran guna mengimbangi ke-naikan produksi di berbagai sektor ekonomi, maka telah dilaksanakan pembangunantempat-tempat berjualan bagi para pedagang kecil golongan ekonomi lemah. Untuk itusejak tahun 7976/1977 kepada kabupaten/kotamadya daerah tingkat II telah diberikanbantuan kredit pembangunan dan pemugaran pasar, Bantuan pembangunan melalui Inprespasar tersebut dipergunakan untuk pembayaran bunga atas pinjaman dari bank. BesarnyaInpres bantuar pembangunan dan pemugaran pasar dalam tahun alggaran 7983/198+direncanakan sebesar Rp 10,6 milyar.

Dalam usaha memperlancar arus pengangkutan dan distribusi barang agar dapatmenunjang proyek-proyek pembangunan dengan sekaligus mengembangkan kegiatanperekonomian daerah, maka sejak permulaan Pelita III telah dilaksanakan kegiatan pe-nunjang jalan kabupaten melalui Inpres prasarana jalan. Sampai tahun ketiga Pelita IIIrealisasi bantuan ini telah mencapai jumlah sebesar Rp 93,7 milyar, yang dalam pelak-sanaarnya telah digunakan untuk pembangunan dan perbaikan jalan kabupaten sepanjang17.914 kilometer, pembangunan dan perbaikan jembatan/jembatan kayu sepanjang 23.323meter dan latihur petugas dinas PU sebanyak 6.000 orang. Dalam tahun anggaran

Page 242: NOTA KEUANGAN

22'

198217983 Inpres prasarara jalan anggarannya sebesar Rp go,1 milyar, sedangkan untuktahun teraklir Pelita III bagi Inpres prasarana jalan direncanakan akan dialo=kasikan se-jumlah Rp 80,1 milyar yang menurut rencana akan dipergunakan untuk pembangunandan pemugaran jalan serta jembatan/jembatan kayr masing-masing sepanjang 7.50dk o-meter dan 19.400 meter.

Dalam pada iru dengan mazuknya Timor-Timur ke dalam w ayah Repubrik Indo-nesia pada tthun 1977 pemerintah segera mempercepat pelaksanaan pembangunan dipropinsi termuda ini agar tingkat pembangunannya dapat disejajarkan dengan- wilayahlainnya. untuk itu kepada propinsi Timor Timur diberikan bantuan pembangunan sektoraldan regional. Besamya bantuan pembangunan sektoral Timor Timur hingga tahun keempat Pelita III telah meningkat dari Rp 3,5 milyar pada tahun 7977 /rgTlmenjadi sebesarRp 8,5 milyar da.lam rahun 7982/1983. Dalam ApBN lgli./7gg4 besarnva banruan oem_bangunan sektoral untuk Timor Timur direncanakan berjumlah seb.rrr Rp g,5 milyar.

Pembiayaan pembangunan rupiah, di samping dialokasikan datam bentuk penge_luaran pembangunan melalui departemen/lemb u;ga negara, non departemen dan bantulpembangunan daerah, termazuk juga zubsidi pupuk, penyertaan modal pemerintah danlainJain pengeluaran pembangunan. subsidi pupuk diperrukan untuk mempertahankanharga pupuk pada tingkat yang wajar, agar dengan demikian usaha peningkatan produksipertarian menuju kearah swasembada pangan serta peningkatan pendapatan petani dapatdicapai. Dalam tahun 1981/1982 realisasi zubsidi pupuk terah mencapai np lzt,+ rnity".,sedangkan dalam tahun anggaran 7g8z/rg83, besamya subsidi pupuk direncanak- seber".Rp 461,1 milyar' Dalam ApBN 1983/1984 jumrah zubsidi pupuk yang direncanakan adalahsebesar Rp 457 ,5 mllyar.

Pcnyertaan modal pemerintah dilaksanakan dalam rangka mempercepat lajupembangunan melalui pengembangan dunia usaha dengan sekaligus meningkaikan ke_mirmpuan produksi pcrusahaiun-perusahaan negara diberbagai bidang. Dalam p.l"kr"n"".r-nya jumlah pengeluaran unnrk penyertaan modal pemerintah sampai dengan tahunl98z/7983 telah mencapai peningkatan yang cukup besar walaupun senantiasa d-isezuaikandengan kemampuan keumgan negara. Dalam tahun l9g3l19g4 anggaran penyertaaa modalPemerintah direncalakan sebesar Rp 49g,0 milyar yang antara rain akan dialokasikankepada pembangunan kilang minyak Cilacap, Balikpapan dan Dumai, perum perumnas,pabrik-pabrik pupuk Asean, pT. Batubara Bukit Asam, perum Sang Hyang Seri, perusaha_an-perusahaan perkebunan negara dan badan usaha negara lainnya. Sedangkan anggaranpembiayaan untuk lain-lain pengeluaran pembangunan dalam tahun 7gg3/ rgg4 airenc*a-kan akan mencapai jumlah sebesar Rp 357,0 milyar yang akan dialokasikan untuk bi_dang-bidang yang mendapat prioritas utama dalam rangka meningkatkan partisipasi masya-rakat dalarn kegiatan pembangunan, seperti proyek listrik pedesaan, p..l"it"n k"rnp,rrrg,

Page 243: NOTA KEUANGAN

224

p€remajaan tanaman ekspor, kredit mini dan kredit candak kulak. Di samping itu juga akandipergunakan antara lain untuk program keluarga berencana dan pengembangan statistik.

Pengeluaran pembangunan sektoral termazuk bantuan proyek untuk tahun ang-gzrzn 1983/1984 direncanakan akan mencapai jumlah sebesar Rp 9.290,3 milyar, terdiridari pembiayaan pembangunan rupiah sebesar Rp 6.553,5 rnilyar dan bantuan proyeksebesar Rp 2.736,8 milyar. Dari jumlah tersebut sektor pendidikan, generasi rnuda, kebu-daya"an nasional dan kepercayaal terhadap Tuhan Yang Maha Esa mendapat alokasi danasebesar Rp L.329,3 mllyar. Selanjumya menyuzul sektor pertanian dan pengairan sebesarRp 1.323,8 milyar serta sektor perhubungan dan pariwisata sebesar Rp 1.307,3 milyar.Perincian rencana pengeluaran pembangunan secara sektoral dalam tahun anggaran1983/198+ adalah sebagai berikut ,

(dalam ribuan rupiah)

1. SEKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN

Sub Sektor PertanianSub Sektor Pengairan

2. SEKTOR INDUSTRI

Sub Sektor Industri

3. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Sub Sektor PertambanganSub Sektor Energi

4. SEKTOR PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

Sub Sektor Prasarana JalanSub Sektor Perhubungan DaratSub Sektor Perhubungan LautSub Sektor Perhubungan UdaraSub Sektor Pers dan TelekomunikasiSub Sektor Pariwisata

SEKTOR PERDAGANGAN DAN KOPERASI

Sub Sektor PerdaganganSub Sektor Koperasi

SEKTOR TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Sub Sektor Tenaga KerjaSub Sektor Transmigrasi

6.

| .323.7 66.OOO

828.930.000+94-836-OOO

448.111.000

448. I 1 1.000

1.116.070.000

23 5 .570.OOO880.500.000

r .307 .312 .000

590.685.000230.727.OOO231 .816 .000163 .170 .00063.880.00027 .O4A-OOO

106.627 .OOO

54.97 5 .OOO51.652.000

621.997 .OOO

82.800.000539.r97 .OOO

Page 244: NOTA KEUANGAN

SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA

Sub Sektor Pembangunan Daerah, Desa dan Kota

SEKTOR AGAMASub Sektor Agarna

SEKTOR PENDIDIKAN, GENERASI MUDA,KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAANTERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Sub Sektor Pendidikan Umum danGenerasi mudaSub Sektor Pendidikan KedinasanSub Sektor Kebudayaan Nasional dan KepercayaanTerhadap Tuhan yang Maha Esa

SEKTOR KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL,PERANAN WANITA, KEPENDUDUKAN DANKELUARGA BERENCANA

Sub Sektor KeseharaanSub Sektor Kesejahteraan Sosial danPeranan WanitaSub Sektor Kependudukan dan KeluarsaBerencana

SEKTOR PERUMAHAAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN

Sub Sektor Perumahan Rakyat dan pemukiman

SEKTOR HUKUM

Sub Sektor Hukum

SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN NASIONAL

Sub Sektor Pertahanan dan Keamanan Nasional

SEKTOR PENERANGAN, PERS DANKOMUNIKASI SOSIAL

Sub Sektor Penerangan, pers danKomunikasi Sosial

,|

't ,) <

783.000.000

783.000.000

60.715.00060.7 15.000

r.329.307 .000

| ,227 .7 37 .OO07 6.so4.ooo

3 l 066.000

344.045.0OO

2t4.247 .OOO

s4.514.000

7 5.28+.OOO

297 .O8 3.OO0

297 .O83 .000

79.464.000

79.464.000

57 3.957 .000

s7 3.957 .OOO

56.940.000

56.940.000

8 .

9.

10 .

1 1 .

r3.

1 4 .

Page 245: NOTA KEUANGAN

r5. SEKTOR ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI

DAN PENELITIAN

Sub Sektor Pengembangan IImu

Pengetahuan dan TeknologiSub Sektor Penelitian

SEKTOR APARATUR PEMERINTAH

Sub Sektor Aparatur Pemerintah

SEKTOR PENGEMBANGAN DUNIA USAHA

Sub Sektor Pengembangan Dunia Usaha

SEKTOR SUMBER ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

Sub Sektor Sumbcr Alam dan Lingkungan Hidup

JUMLAH

16.

t t -

18 .

r58 .259 .000

s0.963,000707 .296.O00

187.414.000

187 ,+14 ,000

264.94+.000

?64.944.000

211 .2 3 9 .000

23 t .239.OoO

9.290.250.D00

6.3.6. Pengawasan keuangan negara

Kegiatan pengawasan oleh Pemerintah tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pem-

bangunan yang sedar.rg dilaksanakan di dalam mcncapai sasaran pembangunan yang telah

ditetapkan dalam GBHN, Pelita, dan APBN. Sebagai rcalisasi dari kegiatan tersebut di atas

pemerintah berusaha untuk meningkatkan kualitas pengawasan yang dilaksanakan oleh

aparat pengrwasan seperti Direktolat Jenderal Pengawasan Kcuangan Negara, Inspektorat

Jenderal sebagai pengawas intcrn masing-masing Departemen dan para Irjcnbang Di samping

itu kemampuan aparat pengawasan dalam pclaksanaan pembangunan, baik di tingkat proyek

maupun di tingkat departemen teknis jugrr ditingkatkan mengingat pembiayaan pembangun-

an yang semakin besar dan volume kegiatln yang semakin banyak. Adapun maksud daripada

pengawasan dalam bidang anggaran, adalah untuk memperoleh informasi pelaksanaan

anggaran yang diperlukan untuk memperbaiki hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana atau

menunjukkan kepada para pelaksana proyek bagaimana seharlsnya sesu:rtu pembukuan atau

perta nggungjawaban dilakukan.

Sejalan dengan itu telah dikeluarkan Keppres No. 14 A tahun 1980 tcntang pe-

doman pelaksanaan APBN yang telah disempurnakan dengan Keppres No. 18 tahun 1981,

yang {rlenyangkut masalah penga.wasan baik mengenai anggaran lxtin maupun anggaran

Page 246: NOTA KEUANGAN

227

pembangunair. Di samping itu untuk menunjang kegiatan pengawasan telah dikeluarkan oulaKeppres No. 20 tahun 1981 yang mcnetapkan koordinasi pengendalian drn penga.rsanpembangunan di daerah tingkat I dilakukan oreh team pengendalian p.ng"*"rrn

-p.- b"-

ngunan daerah yang meliputi Bappeda, Inspekrur w ayah, kantor wilayah DirektoratJenderal Anggaran, kantor wilayah Direktorat Jenderar pengawasan Keuangan Negara dankantor cabang Bank rndoncsia. Koordinasi ini dimaksudkan untuk menciptakan mekanismepenyelesaian masalah yang mengliambat pelaksanaan pembangunan di tingkat daeral.

Pelaksanaan pengawasan oreh Direktorat Jenderal pengawasan Keuangan Negara rirbidang anggaran diarahkan kepada pemeriks aan yang d akukan secara rutin din pem'eriksa-an yang dilakukan secara screntak pada akhir tahun anggaran terhadap proyek-proyek peritadan proyek-proyek pembangunan daerah tingkat I. Selain daripada itu-juga d arukan pulapemeriksaan opcrasional tcrhadaP bcberapa program pelita, seperti program rransmiirasitermasuk program pernurriman daeralr transmigrasi, program peningkatan produksi ,unr-"npangan, program pembangunan jaringan irigasi bam, program pengembangan daerah ran'a,program rehabilitasi serta pcmbangunan jalan dan jembatan dan scbagainya. Selanjutnyauntuk pembangunan daerah, pemeriksaan operasional ditujukan terhadap p.oy.t _i.oy.LInpres Dati IL

Bcrkenaan dengan itu hasil pemeriksaan yang pada akhir tahun pelita I mencakur,1.956 proyek, pada akhir pelita II telarr mcncakup 3.178 proyck dan selanjutnya pada tahunketiga Pelita III ; 'ang diperiksa bertambah lagi menjadi 4,821 proyek. Di samping itu jugata'rpak kcmajuan di dalam disiplin para peraksana proyek yang tcrcermin dari perkemba-ngan .lurnlah berita acara yang tidak benar dan realisasi phisik yang tidak sesuai dengan DIpAdapun berita acara yang tidak benar itu masing-masing 0,20 persen, 0,14 persen Jan 0,09persen dari nilai yang diperiksa r-rntuk akhir perita I, pelita II dan pada tahun ketiga peritaIll Selanjutnya jumlah kejadian rearisasi phisik yang tiriak sesua.i dengan DIp pada akhirPelita I, akhir perita II dan pada tahun ketiga l,elita III, masing-masing adalah sebanvak 0,19kejadian per proyck, 0,04 kejadian per proyek dan 0,07 kejaclian per proyeli. Banyahnyaprovek yang diperiksa serta hasir'has pemerihsaannya sejak tahun pertama perita r sampaidengan rahun ketiga pclita III dapat dilihat dalam Tabel VL 19.

Di samping itu Direktorat Jcnderal pengawasan Keuangan Negara secara fungsionarmempunyal tugas pengaw2san atas semua badan hurrum dan ditugaskan pura unruk menvu-sun Perhitungar Anggaran Negara (pAN) sebagai suatu pernyataan mengenai pelaksanaanAnggaran Pcndapata_n dan Belanja Negara. Di dalam pelaksanaanny, p.rn.ikrr"n atas badanusaha milik negara ini meriputi pemeriksaan atas persero, perum, perjan dan perusahaan-pe-rusahaan negara yang didirikan dengan undang_undang tersendiri. pAN yang telah disusunoleh Direktorat Jenderal pengawasan Keuangar Negara hingga saat ini meliputi perhirungananggaran sejak tahun 1969/197O sampai tahun anggaran lg7g/79Tg.

Page 247: NOTA KEUANGAN

228

v

z

ec

F

P

" 9r:39$ ̂i ?F*frEF;'" l i t E 3 i @

i : ; i a

* ^F . F r -? i '

- @ ' 6 9 l ' P : F

- - q i

a t :

B >

5 ! 6

; ^

t € ; 1 ,

L i . r ? | I

'o ' r i : ' : " -

B d t19

i o a

o ; ai . A b

, ; i b i , L

$ $ i + o

; F 6 6- 6 L

! ' 9 t

$ ; s g g i . '

13.19 5

; ; 1e a ti r 3s i c

r E. !.! . t

o - '

Page 248: NOTA KEUANGAN

229

Selama ini telah dicapai pula kemajuan dan ketertiban administrasi badan usahamilik negara, yang tercermin dari semakin meningkatnya pernyataan wajar atas laporankcuangan badan-badan usaha milik negara dari tahun ke tahun oleh para akuntan. pada akhirPelita I, dari seluruh badan usaha milik negan yang diperiksa terdapat 56,5 persen yangmemperoleh pernyataan wajar, sedang pada akhir Pelita II persentase tersebut sudah me-ningkat menjadi 64,6 persen dan pada tahun kedua Pelita III meningkat lagi menjadi 77,2persen. Selain pemeriksaan keuangan juga dilakukan pemeriksaan operasional terhadapbadan-badan usaha milik negara, Pemeriksaan operasional akan membantu manajemenuntuk menemukan alternatif yang lebih baik ditinjau dari segi efisiensi dan efektifitaspencapaian pro$am,

Dengan semakin meningkatnya volume pemeriksaan dan semakin luasnya sasaranpemeriksaan, secara bertahap terus diadakan penambahan jumlah tenaga pemeriksa sertapeningkatan pengetahuan, keahlian dan ketrampilan dari tenaga-tenaga pemeriksa yangsudah ada. sedangkan penatar?'a-penataran yang bersifat pen.ingkatan pengetahuah dahketrampilan dari tenaga-tenaga pemeriksa yang sudah ada te..rs ditingkatkan pula. Di sam-ping itu peningkatar pengetahuan dan keahlian tersebut diperlukan juga unruk menghadapikemajuan teknologi komputer, karena dengan bertambah banyaknya penggunaan komputersebagai pengolah data keuangan dan pemberi infotmasi bagi keperluan perencanaan, pe-ngendalian dan pengambilan kepurusan oleh manajemen. Hal ini telah mendorong aparatpengawasan untuk menyesuaikan teknik pemeriksaan agar dapat menilai kewajaran daripadaoutput yang dihasilkan oleh mesin-mesin pengolah data tersebut. Dalam pada itu mening-katnya volume pemeriksaan juga meny'6!s!k an beberapa kantor pengawasan di daerahdalam tahun 1982/1983 ditingkatkan kedudukannya dari kantor biasa menjadi kantorwilayah.

Page 249: NOTA KEUANGAN

230

T a b e l V l . 2 O

RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA, 1983/1984( dglam rnilyu rupiah )

Penerimaan JumIah P€ngeluerar Jumlah

A. PEN. DALAM NEGERI

l. Pajak langsrng

1. Pajak pendapatan

2. Pajak perseroan

3. Pajak perseroan minyak

4 . M P O

5 . I p e d a6. Lainlain

ll. Pajak tidak tangsrng

1. Paja.k penjualan

2. Pajak penjualan impor

3 . C u k a i

4, Bea masrk

5. Pajak ekspor

6. Lain-lain

B. PEN, PEMRANGUNAN

I. Bantuan program

II. Banhran proyek

A. PENG. RUTIN 7.27 5,L

I. Belanjs pega$'ai 2.597,5

1, Tunjangan beras 144,02. Gaji / pensiun 1.834,5

3. Biaya makan (lauk pauk) 277,3

4. Lrinlain belanja

pegawai dalam negen 91,4

5, Belanja pegawai luar negeri 54,3

IlI. Penerimaan bukan pajak 502,0

Belania barang

1. Dalam negeri

2. Luar Degerr

Subsidi daerah otonom1. Irian Jaya2. Daeruh otonom lainnya

Itunga dan cicilan hutang

1, Dalam negeri

2, Luar flegeri

V. Lain - lain

B. PENG. PEMBANGUNAN

I. Pembiayaan dalam rupiah

IL Bantuan proyek

13,a23,6

rr.o13,2281,6

8.869,1

7 41,5130,3

135,5

2.288,4

+87 ,7298,9687,9

67 8,088,1

48,4

1 .148,9

1 .098,850,r

1.388,44 1 1

1 1 4 5 '

1.416,8

30,o1 . 3 8 6 , 8

7 2 3 , 5

9.290,3

o . ) J t , )

2.7 16,a

I I .

III.

IV.

2 .74 t ,A

5,0

2.716,4

J U M L A H 16.565,4 J U M L A H L6.565,4

Page 250: NOTA KEUANGAN

BAB VII

PERKEMBANGAN PRODUKSI DALAM NEGERI

7.1. Pendahuluan

Peningkatan kemakmuran masyarakat dapat dicapai dengan memberikan kemung-kinan yang semakin besar kepada masyarakat di dalam menikmati kebutuhan barane darrjasa dari waktu ke wakru. oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperbanyak jr.r=mrahbarang dan jasa yang dibutr.rhkan masyarakat, melarui proses produksi sebagai has per-paduan antara zumber daya alam, sumber daya manusia, modal dan teknologi yrng rd^.Oleh karenanya gambaran mengenai hasil produksi yang dicapai merlpakan s.r"to perrl"_baran daripada pertumbuhan ekonomi yang disuzun menurut sektor ekonomi, bait< primer,sekunder maupun tersier. Kenyataan menunjukkan bahwa tingkat prorluksi yang dihasilkandalam tahun 1981/l9BZ masih tetap berkembang sebagaimana diharapkan, yang padtgilirannya akan memberikan landasan yang lebih kokoh dan lebih luas bagi perkemlanganselanjutnya Kiranya perlu dikemukakan bahwa rercapainya hasil-hasil tersebut dimungkin.kan oleh adanya iklim berusaha yang cukup baik di samping pengerolaan dan pemanfaatanyang lebih baik daripada sumber daya yang ada, baik sumber daya alam, modal, teknologimaupun sum ber daya manusia.

7.2. Sarana produksi

Pendayagunaan sarana produksi di dalam memadukan antara snmber dava alam-manusia, modal dan teknologi merupakan keharusan mutlak untuk tercapainya rras -hasilyang maksimal. untuk itu berbagai hal tetap mendapat perhatian terutama yang berkaitandengan upaya untuk menjaga kelestarian dan kelangsungan hidup sumber daya alam sertamenjaga harkat manusia sebagai pelaksana dan sasaran daripada pembangunan itu sendiri.oleh karena itu dalam mcnerapkan jenis teknorogi produksi, rnaka p ihan tidak hanyadidasarkan pada tingkat produktivitas, namun juga diutamakan pada sebagian besar marya-rakat dalam peningkatan produksi itu sendiri. penjabaran tersebut antara Li' b.^pr,..rp"y"unruk menumbuhkan clan sekaligus memperluas kegiatan produksi yang dapat ,',.rr"*pu.,gbanyak tenaga kerja tanpa mengabaikan penciptaan iklim berusaha yang sehat cran dinamis.

7.2.1. Penanaman modal

Sesuai dengan strategi pokok pembangunan yang tertera di dalam GBHN, kegiatanpenanaman modar diarahkan terutama untuk rneningkatkan dan memperluas kafasitasproduksi nasional, serta mengusahakan perruasan kesempatan kerja. salah satu usaha peme-rintah dalam mengarahkan penanaman modal untuk diselaraskan dengan sarana pembangun_an dilakukan melalui peny.uzunan daftar skala prioritas (DSp) cengan -.mperhitr.,g1"n

237

Page 251: NOTA KEUANGAN

2 3 2

berbagai faktor yang dapat mempengaruhi lajunya pertumbuhan ekonomi, stabilitas nasional

dan pemerataal.

Usaha Pemerintah di dalam rneningkatkan kegiatan Denanaman modal yang dapat

menimbulkan manfaat ekonomi dan sosial yang besar dilakukan melalui fasilitas dan

insentif kepada para penanam modal. Untuk terlaksananya pcnanaman modal sezuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku, Pemerintah juga telah melakukan pembinaan

darr pengawasan terhadap proyek-proyek penrnaman modal baik PMDN maupun PMA yang

telah disetujui, Adapun tujuan daripada pembinaan dal pengawasan tersebut adalah untuk

mencegah terjadinya pelanggaran scrta penyimpangan-penyimpangan terhadap ketentuan

dan persyaratan yang berlaku yang menyangkut permodalan, tenaga kerja, perlindungan

terhadap lingkungan hidup, produksi dan pemasaran. Sedangkan untuk lebih mengintensif-

kan pengawasan proyek, maka para penanam modal diwajibkan menggunakan akur,tanpublik unruk pemeriksaan pembukuan dan pertanggungjawaban keuangannya.

Penanaman rnodal dalam negeri

Selama hampir 15 tahun kegiatan invcstasi melalui PMDN yang diatur dalam Un-

dang-undang Nomor 6 tahun 1968, telah diberikan pcrsetujuan Lepadr berbagai jenis proyek

yang tersebar di berbagai bidang usaha. Dari berbagai proyck tcrsebut scbagian telah me-

masuki tahap produksi, sedangkan yang lainnya nrasih dalam tahap persiapan atau dalam

tahap produksi percobaan, Beberapa proyek yang telah cukup lama berproduksi secarakomersial, di antaranya telah rnelaksanakan perlnasan proyeknya guna menaikkan kapasitasproduksinya. Sampai dengan bulan Oktober 1982, jumlah proyek yang telah mendapat

perserujuan Pemerintah tcrr:atat scbanyak 3.811 buah dengan nilai rencana investasi sebesarRp 11.040,4 milyar. Dalam jumlah ini terrnasuk proyck yang nrengadakan perluasan/pe-nambahan modal, proyek yang mengundurkan Ciri atau dibatalkan serta proyek yangmengalihkan statusnlra dari PMA menjadi PMDN. Sedangkan rcalisasi invcstasi sampaidengan bulan Maret 1982 tercatat sebesar Rp 4.069,1 milyar atau 36,9 persen dari rencanainvestasi.

Dari Tabel VII.1 terlihat bahwa sektor industri merupakan sektor yang palingbanyak menarik para investor, baik mcngenai jumlah proyek maupun investasinya biladibandingkr-n dengan sektor-sektor lainnya. Sampai dengan bulan Oktober 1982 dalamsektor industri tercatat sebanyak 2.704 proyek atar 7O,9 persen dari jumlah proyek PMDNdengan nilai investasi sebesar Rp 7.394,0 milyar atzu 67,0 persen dari seluruh jumlah

investasi. Di samping sektor industri, sekror-sektor lain yang cukup menarik bagi parapenanam modal dalarn negeri adalah sektor kehutanur dengan 488 buah proyek dan rencanainvestasi sebesar Rp I.265,4 nrlyat, sektor perhubungaa/pariwisata dengan 286 proyek

Page 252: NOTA KEUANGAN

233

I

'E

E Z

6l

+ o f ) 0

6q4qE3EErsxteg9*sgg I

A;

FESSERRFsBo ) 9 n q q o ! q \ ! 9 ( '! l = ! ? o 9 + o ; ; 6 ; i dg i 6 € ( oo c . t - d ? . + N +

RtE;3Eg-* -o'i

- o 1 i o c o

" ? { : 1 o q c ! G ' ! \ rq 6 o ( D ( o € d i | 6 i= ' + .-:

F = 4 9 + @ c { r N d rF @ o o N r o ( l ) r 6 < ac , l - . : d ] 1 \ 9 c \ . C , o

F \ + . N . - i 6 . . j6 + t s i . s o o r N + -q - l - c ! + - n

. : d r - N d r ! t + 6 6 _

c.;

qEEAEI$FE, - 1 1 6 i d i ,

+

- N a o . o6 G . ) . q N . o , b + - 6 i l

c.j

j c ' i d ; + u i d i < r i 6 i c i

* . : ;5 c l h c

EEg

ddg ,

.H

I

I

I

s !EA

E a -

4E

>a

zE

;a

I

FzEIEIl1

IFTri

-<sEl !-r

- E<o . j =. - ^ Y

r r <<a

E F

Z E< f=z4 1 4i 2zlI1

E

vE]

Page 253: NOTA KEUANGAN

234

30l ' ' <Ul trl>FF E

E O

vj Ei

\ o Pg3 sa z -> F Ns "-!{ rq F

;>zzE3< E l

>zc PF l >

gEn J F

E

-t

@

I3

?

3

o \ o 0 o . . l o r q + r ! t r F

t H ' c t r tt l q ! F

F

oE '5Ct i+t e )

c ) Fr o F s + F o q

1.,I J \ O N + N

N a { u r - . J I J O ., O N a Q ' - r q { @ r Jl i n o ' o L 6 b ; - \ \

o o . q + r . J N \ o \ oa o

r - + t r+ \ r F u - J \ O

N ; r t s N +

! D ! " 1 9 \ : " J P F l - Pq $ b , J @ t s \ O O i t ' , O aC o ' . ' @ . . 1 { ( ) c N q )t J l O \ O \ O F O a . q

.:

o\

q\

-.t

r

Page 254: NOTA KEUANGAN

? ? q

z

F

!5 io E :

F.l

E

AqqqEe ${it$q€fiH5f;F*EH:EHPFEs!HgEEii j : $ig$EdHddgg!:*;r i ; ; ; i ;

$EEigi f; Hfr;EgF:3SiH$HFERF$F:EBqfi $*i g ;$:$-$*HFSEE s+EsqR*HE

q! :ae: EF$83;B $s3RtRS3;3ssB1 ' : c l " ? - - : q 9 { a 9 r o c v + & + ; . . i N 6

E g F R * q R ' S S g e 5 S ; S H d d i ' j + o ' " . j ' i c ;q - 6

EA€q$H $ iFEgEg:g3E:S Bi;FilTilHEf l EiHs$ € egE$3iH:iq!g$e esri ie+sx=

F;R999 ai - - *

E q$iE;q g ;E;f i ;EHH:$qFi::FE3:Pi:5giF"g : nfrF3;a:$i$g;Sssisd*r.

F$H3$ : sRsBsr:3EHss

E:Xt : *I

s3$iss 3r sBEE 3 r*&F 56-- =

E ;FHs* 5 8:sp!3e333tsnR'o3: tR*s. - : r

i c'i.d + tJ dr od oi ci..: c,i di + d,i F: od oi ci _i o.i di + ti d

-

IFzt!EE]

D

14

< c or l (: r \

\J Cnz i< I

- c ;

2

2

vrrl

X

Page 255: NOTA KEUANGAN

236

dan rencana investasi sebesar Rp 451,0 milyar, dan sektor pertanian/pet€rnakan dengan 175

proyek dan rencana investasi sebesar Rp !60,0 milyar' Pada tahun 1982 Perusahaan Umum

L i r , r i k w . g " r " s e l a k u p e n g e l o l a t u n g g a l p e r l i s t r i k a n d i l n d o n e s i a t e l a h m e m a n f a a t k a n

fasilitas PlttlN dengan investasi sebesar Rp 418,6 milyar guna pembangunan pembangkit

tenaga listrik dan distribusinya di seluruh wilayah Indonesia. Sebagaimana telah dikemuka-

krn di "t".,

dalam rangka menarik dan mengarahkan kegiatan investasi' Pemetintah telah

menyediakanper 'ngsangdalarnbentukfas i l i tasbebaspajakataupunker ingananpajakyang

diberikan untuk tenggang waktu tertentu (Tabel VII'2)'

Sampai saat ini pulau Jawa masih tetap merupakan riaerah yang paling banyak

menyerap proyek-proyek PMDN untuk lokasi usahanya' Dari 3'811 proyek PMDN' se-

A^ny^U Z.ilZ proyek atau sebesar 65'4 persen di antaranya berlokasi di pulau Jawa dengan

nilai investrsi sebesar Rp 6.896,9 m\Iyar ztat 62,5 persen dari seluruh investasi proyek-

proyek PMDN (Tabel VII.3). Namun apabila dilihat perkembangannya' proyek-proyek

iyON yong berlokasi di pulau Jawa akhir-akhir ini persentasenya selalu menurun, yartu

sampai dengan tahun 1980/1981, lgSl/1g82 dan 7982/1983 yang masing-masing adalah

sebesar 66,4 persen, 65,8 persen, dan 65,4 persen. Hal ini adalah sejalan dengan usaha

Pemerintah dalam mengembangkan dunia usaha di luar pulau Jawa yang sudah mulai nam-

pak hasilnya, sehingga pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia akan dapat

dicapai.

Penanarnan modal asing

Keikutsertaan pihak swastr asing dalam kegiatan investasi diatur atas dasar Undang-

undang Nomor I rahun 1967. Permohonan penanaman modal as ing yang te lah d isetu juL

pemerinrah sampai dengan bulan Juni 1982 adalah sebanyak 783 buah proyek dengan nilai

investasi sebesar US $ 10.628,1 juta' Jumlah tersebut termasuk proyek yang mengadakan

perluasan/penambahan modal, proyek yang mengundurkan diri atau dibatalkan serta proyek

yang melakukan pengalihan status dari proyek PMA menjadi proyek PMDN. Realisasi

penanaman modal sampai dengan bulan Juni 1982 tercatat sebesar US $ 4 648'7 juta atar:

43,7 persen dari total tencana investasi, Seperti halnya dengan kegiatan investasi yang

diselenggarakan dalam rangka PMDN, sektor industri merupakan bidang usaha yang paling

menarik bagi kegiatan investasi swasta asing dalam rangka PMA yaitu tercatat sebanyak 476

pro)rek yang tetah disetujui dengan nilai rencana investasi sebesar US $ 7.459'4 juta Dengan

demikian 60,8 persen dari seluruh proyek PMA yang disetujui atarr 70,2 persen dari rencani;

investasinya berada pada sektor industri. Sektor lain yang cukup menarik minat swasta asing

untuk menanamkan modalnya di Indonesia adalah sektor pertambangan dengan nilai ren-

cana investasi sebesar us $ 7.+64,7 juta (16 proyek), sektor kehutenan dengan nilai rencana

investasi sebesar US $ 538,8 juta (63 proyek) dan sektor perhubungan/pariwisata dengan

Page 256: NOTA KEUANGAN

237

'a3a

'd

i\

t -

F-

etr

t\ci\o

€\o

o\

ca

ao\

\ o \ o h + \ o r . { 6 r a o \

$ , \ o N d m \ o $

N F N O - r o \ ! i H c \I . | t r 6 H ! { 0 O \ O O \ c On . u i 9 q r n q \ \o o \ i F s r o \ \ o a , lO r O r ( 6 6 ( XN H q i

c.l F{

c \ O \ O \ c O c O 6 c O H o \\ o l . - r l @ c 9 F r o \ N N1 9 \ q 9 q q e c( n . . r 6 r ^ t t \ o . n + o \q r i . . r n \ 9 6 t i d r N! r N r ^ i T . ' la \ i

$nBsBtssRq t 9 q 9 . 1 9 q q0 9 t t \ O h q O \ i c - o \! . . . r ! l + \ 9 o r r 6 Nr r N V r d ! _ . n

6 e F , c O e t d t i e |h h r D t @ 4 r t - - N o

" t q q o q 9 " t 9 q aO ! - v 1 . |6 O F , l + 1 ' | + i . O dh N r r i + . n

q r F , F - { , \ o i h r a o \c \ l A \ o N H h \ o +

O F - 6 6 ( { N 6 6 o \F - u r t - N i . n \ o +

.l

i

' j . ' i ; + , . i 6 F c j q i

€ES { a

p

qo

IF.

o\

co

co

It\\o

a? f

E o

€ {= > .I H

- E

E *E o

D

€tEA

- - O

2 a

? >9 X

co

co

It\x

z

Ar

,

Ul .n,-l C\

Z ' 4

vti

Ar*

Page 257: NOTA KEUANGAN

238

? l tez;z;>7 =- >t z

: < : -X > v ,i i zI "

\o $r

t \ ) >

R :

z.t

I

oB

:?i+

l=a 7

! :

/i ;i

ea =

c( , )3. e rT. Ei

C

# P .

F 5 F ii F F F F F F F ! F F F F F F F :" e ,' e e r P N f-

*3 .8 - - * | * * - - ; 5 - - *FN* i - *

F F F

"F-e*B-*s:stsHsaFFFHuFFe $ FF-F.HFd:$Ii3T&b$gH;HE$:E€$$FHH F SFHgHR

sE*Hn\*, rB:iu:HF;FFd$s;S* f gP.;H$dh$B;g$ $iEH$EEE$EEE$;HFE EEHsEF

;si-HeiP' €rs:HB;ssdFsF$p F EF.FFEEe$eHsg ggHEFPesi:eB*:HFH sgH:ag

r0 !a

"E H;. ,-sE."EE"'B$sFFEF.$Fe FFFEHHSHbE i!iIHsisHS€ggEQHE EEEH3fr

N ^ . r ! rd \ 1 9 t 9 o ! ! @ {

a'r

E.

Page 258: NOTA KEUANGAN

239

N

e

il

z

4EEiI$Eig;ESEH EiTgHqE{SEH*F *EEt-*S- : '3 F+ r * -$ fdSiR ' i r ' , i r ;q T } N D

BqEEEEEEEgfFq$ HfiH$E6E$$$3FR ;se iFe*BBNi-B s ' " i R iEpEEi $sE*sda rgq - - - -

iINEE:EEEq€H€$ Efl&$E${E$E€qR ii $F f l *3* *g" rd g - RSRRR*3St 'n :+R ' l

F + c { - :

q$EERSS:EsesHF msg$$R*EEERHF stsGBS.sS*e 'dr 9= : ; "J inC*EFtSi+H iN !+l

: r @ r i r + + ! c i c \ r N 6l . b

r o t + ( o 6 r r| \ n + c { F F t 6

N + q o ( o + g | o f r N 6 , a c ! r N

3 : -

F ! 9 ' * g - $ & g : * ! i ' F i N t s

'-i ci di + ujsi F ci o; ci -.1 c.l di + d siF c.t oi o'-i c.i cri + rjvi .d 6i.ic \ c \ c { d A i d . i 6

J

E t aZt/ l

?

E e2 6

P

- s uE C

E t *E a

?

A 9s 9aa

E t *2 ap

s 9E E4A

EE

I

I

I

z

FrzI!lE

I

Fl I ] ^

ES

F3o lZ *

\ o < \ 0, > o .

X

Page 259: NOTA KEUANGAN

G r o f i k V l l . I

PENANAMAN MODAL DALAM NECERI YANG TELAH DTSETUJUI PEMERINTAH,

2+O

196a - rgazltgatdalam unit Proyek, Modsl I dalam milysr Rp )

I671 s l d77

( Proy€k I

PROYEK

Ixlt t ,77 l7I

MODAL

G r a f i k V t L 2

PENANAMAN MODAL ASINC YANG TELAH DISETUJUI PEMERINTAH,1967 - t98ut9a3

( Proyek , ddam unit proyek Modd ' datam juta US $ )

12.000

Esltt 7817s

HSIdd Er/82 slt t82183

{scmcntaral

MODAI

s/d 79/80 s/d 80/81

Page 260: NOTA KEUANGAN

241

nilai rencana investasi sebesar US $ 327,0 juta (31 proyek). Seperti halnya dengan rencana

investasi, realisasi penuraman rnodal asing yang terbesar juga terdapat pada sektor industri

yaitu se besar US $ 2.796,2 juta. (Tabel VII.4).

Sementara itu bila dilihat dari segi lokasi t€rnyata masih ada pemusatan invest:Lsi di

pulau Jawa. Dari Tabel VII.5 dapat dilihat bahwa pulau Jawa menyeraP sebanyak 537

proyek atau sebesar 68,6 persen dari seluruh proyek PMA, dengan nilai rcncana investasi

sebesar US $ 5.020,5 juta atau sebesar 47,2 persen dari total nilai investasi. Sebanyak 281

proyek dengan rencana investasi sebesar US $ 1,901,8 juta berada di DKI Jakarta, 159

proyek dengan rencana investasi sebesar US 5 2.365,6 juta berada di Jawa Barat, 22 proyek

dengan renca.na investasi sebesar US $ 234,8 juta berada di Jawa Tengah, 3 proyek dengan

rencana investasi sebesar US $ 8,3 juta berada di Dl Yogyakarta, dan sebanyak 72 proyck

dengan rencana investasi sebesar US $ 509,9 juta berada di Jawa Timur, sedangkan di luar

pulau Jawa terdapat 246 proyck dcngan rencana investasi sebesar US $ 5.607,6 juta. Dengan

demikian dalam kurun wakru tahun 7967 - 1982/1983 kegiatan investasi di luar pulau Jawamcngalami penurunan dalam rencana investasinya sebesar US $ 34,6 juta yang diakibatkan

oleh adanya bebcrapa proyek yang mengrndurkan diri, dicabut atau dibatalkan. Sedangkan

di pulau Jawa dalam periode yang sama terdapat kenaikan daripada rencana investasi sebesar

u 5 b J ) J . J t u t a .

Menurur negara asal, bagian terbesar daripada investasi bcrasal dari Jepang yaitu

dengan jumlah proyek yang tclah disetujui Pemerintah sampai dengan bulan Juni 1982

mencapai 207 proyek dengan nilai rencana investasi sebesar US $ 3.865,0 juta, dau realisa-

sinya sampai dengan Juni 1982 adalah sebesar US $ 1.908,4 jutr.. Dengan demikian dalanr

hal jumlah proyck Jepang mewakili sebesar 26,4 persen sedangkan dalam hal nilai rencana

investasi dan realisasinya masing-rnasing adalah sebesar 36,4 persen dan 41,1 pcrscn. Di

samping Jepang negara lain yang cukup besar menanamkan modalnya adalah Hongkong,

Amerika Serikat, Belanda, Jerman Barat dan Inggris dengan rencana investasi masing-masing

sebesar US $ 1.152,5 j t : ra (124 proyek) , US $ 533,8 ju ta (77 proyek) , US $ 419,4 j r t ta (43

proyek), US $ 284,9 juta (.24 proyek) dan US $ 287,6 juta (43 proyek). Perkembangan

pcnanaman modal asing menlrrut negara asal dapat dilihat pada Tabel VII.6.

7.2.2. Pembinaan dunia usaha

Pembinaan dunia usaha rnerupakan salah sam usaha pokok yang ikut menentukan

kebcrhasilan usaha-usaha pembangunan nasional. Di dalam GBHN disebutkan antara lain

bahwa Pemerintah berkewajiban menciptakan iklim usaha yang dapat mendorong pertun-

buhan dunia usaha yang meliputi koperasi, badan usaha milik negara (BUMN), usaha swastanasional dan usaha swasta asing.

Page 261: NOTA KEUANGAN

L+L

Koperasi adalah merupakan salah satu wadah utama unruk membina kemampuan

usaha golongan ekonomi lemah. Untuk itu kemampuan dan peranan daripada koperasi unit

desa (KUD) dan koperasi primer lainnya terus ditingkatkan agar dapat tumbuh menjadi

kekuatan ekonomi desa. Hal itu dapat dicapai terutama dengan cara pembinaan yang baik

terhadap pengembangan usaha dan kelembagaan koperasi antara lain dengan jalan mening-

katkan ketrampilan para manajer dan karyawan koperasi serta dengan mengusahakan agar

koperasi memperoleh kcsempatan seluasJuasnya dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Di

bidang pembinaan kelembagaan koperasi, antara lain telah dilakukan pendidikan kepada

para pelaksana koperasi/KUD, penambahan kader koperasi termasuk KUD Model serta

mengadakan kerjasama dengan perguruan tinggi, lembaga dan gerakar koperasi dalam

penyiapan bahan dan sistem pendidikan yang efektif. Di samping itu dilakukan pula pem-

binaan kader koperasi melalui diskusi kader inti, menyebarluaskan buku-buku dan brosur-

brozur perkoperasian kepada anggota masyarakat, meningkatkan pemberitaan melalui media

massa, serta meningkatkan permodalan koperasi melalui pemberian kredit atas jaminan

Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK). Dalan tahun 1981/1982 jumlah koperasi/KUD

yang mendapatkan kredit atas jaminan LJKK adalah sebanyak 52.636 buah dengan jaminan

sebesar Rp 82,6 mrlyar, sedangkan volume kredit yang dijamin mencapai jumlalr sebesar

Rp 659,7 milyar. Dalam rangka pembinaan KUD agar mencapai tingkat KUD Model, maka

dalam tahun 1987/7982 sampai dengan akhir Maret 1982 telah dibina sebanyak 1.599

buah yang berarti telah melampaui targetnya sebanyak 1.500 buah. Perkembangan jumlah

dan simpanan koperasi dapat diikuti pada Tabel VII.7.

Sebagai usaha pembinaan golongan ekonomi lernah melalui koperasi mata telah

dilakukan antara lain menampung garam dari petani garam oleh koperasi dan kemudian

menjualnya ke PN Garam, nembantu pedagang kecil rnelalui program kredit candak kulak(KCK), serta meningkatkan kemampuan koperasi jasa angkutan. Dalam tahun 1982 telah

ditampung garam dari petani garam sebanyak 416.439 ton oleh 67 koperasi/KUD. Sedang-

kan dalam usaha membantu pedagang kecil melalui program KCK, maka sampai dengan

bulan Septcmbcr 1982 jumlah kopcrasi/KUD telah mencapai sebanyak 3.621 buah, denganjumlah nasabah sebanyak 10.200.160 orang dari krcdit scbcsar Rp 105.755,7 juta.

Untuk kcpcntingan stok nasional dan pasaran umum, maka dalam tahunl98I/I982 scbanyak 1.879 buah KUD telah melakukan pengadaan pangan sebanyak1.973,5 ribu ton beras. Di samping itu dalam musim tanam 7981/1,982 sebanyak 2.849 bnahKUD telah melayani penjualan sebanyak 3OO.783,87 ton pupuk dan 1.924.233 kilogram/fiter obat-obatan. l)alam tahun 1979, 7980 dzn l98l/7982 juga telah dilakukan pembeliankopra masing-masing sebanyak 210,6 ribu ton senilai Rp 27 .525,7 juta, sebanyak 151,4ribu ton seni.lai Rp 24.879,5 juta dan sebanyak 29,9 ribu ton senilai Rp 5.365,9 juta.

Dalam periodc yang sama telah dilakukan penjualan sebanyak 199,6 ribu ton senilai

Page 262: NOTA KEUANGAN

243

E H

.." "] l. "d- 9^ c.t q +. .{ \ cD- 1 +- o:FSISS s+€38 RR$g

N N € F

+- .'l \ .o" t-- vl co^ +_ co co N F. N o\

is$d$ sr$$s $KsRN 6 r i . { N h h f r € c o € g e - . :

ts$f d sF$f $ EA$f;t n \ 9 q \ \ ' ) \ ' .i .a + + \o cd .'i + ui d Fi + cj c;

333;3 33Ri3 0. . r .€.qsnqiE R*IFE iSfiq- i . j . j . j . i r . i : ' -

h- \o r..r cr\ 0r .n F ao r-- Ft € o\ o ..1o - i { { 6 F i " i , : d F : ; r i : ;xqqqq frE{€E EaEEi N s + \ o o . N ! . c o 6 i + * ;

i r . l N a o

q . . r u ' + r | o o \ + o o l . | € + 6:f \o ri r.r o\ o f. r-r dqi \c{ i . . t {++ S:=S6 \ o \ o @ o i d i r i ; o i F r - o i . - i i

; A I N i F N ' {

q{{Et +$$$s fi$$!n 6 .a F co ^i e' i Fi qt 'cj 6 crt o . i

a { - i r H e \ l a {

o\

c t 6 + r \ o r . - @t't t- a- a\ F- F\ F\o\ o\ o\ o\ o\ o\ o\

i f l i i i

! . t \ o a o c o 6 M a o i ir \ o t \ n r ( n + < - r - r -\o \o \o \o r r^ rA ra '.1

CO r^ r.r h h rA N N c{ i rr O\ \i +o o * *

l'- O 6l\ o N Q c o 6c n . n . n a i i

c o c o r . l o \ 6+ O \ F . h c Or \ o \ o \ o \ o

( n F

o \ O F rq\ or o\

( O i r\ O N F .o\ o\ o\

F

Cr

tr

'El

ib

fi

E

F

t<

a.lco

Io\

rit )

a- i.iri cr

>V-zq )<.bzd<

! - A r.Et )

z

.lE

Page 263: NOTA KEUANGAN

Rp29.378,8 juta, 141,7 ribu ton senilai Rp 25977 jtta' dan 27 '6 rtbu ton senilai

Rp 5,686,5 ju ta.

Sementara itu di bidang tataniaga' cengkeh selama tahun 1980' tahun 1981 dan

tahun lgS2, KUD telah melakukan pembelian cengkeh masing-masing sebanyak ll '581'3

ton senilai Rp 76.78O,9 juta, sebanyak 13.067,3 ton senilai Rp 97'852,5 juta dan sebanyak

6 . 2 5 T , o z t o n s e n i l a i F t p 4 4 . g S 2 , s j u t a . K e m u d i a n s e l a m a p e r i o d e t e r s e b u t j u g a t e l a h d i l a -

k u k a n p e n j u a l a n c e n g k e h m a s i n g - m a s i n g s e b a n y a k l T . 2 + 2 , o t o n s e n i l a i R p 8 7 . 3 6 3 , 4 j u t a '

, . b " n y r k - 7 3 . O O 4 , 6 t o n s e n i l a i R p 1 0 3 . 9 8 2 , 8 j u t a d a n s e b a n y a k 5 9 5 7 ' 8 t o n s e n i l a i

np +i.l++,0 juta. Dalam pada iru sejak tahun 1981 KUD yang berada di pulau Jawa dibe-

rikan kesempatan unruk iku! aktif di bidang tebu rakyat intensifikasi (TRI), dengan maksud

unruk meningkatkan Pelayanan kepada para petani tebu, terutama dalam penyediaan paket

kredit dan pemasaran gula. Kredit yang disalurkan dirujukan pada pemenuhan kebutuhan

petani tebu dalam penggarapan tanah, pembibitan, penebangan dan angkutan Jumlah KUD

yang bergerak di bidang TRI adalah sebanyak 595 buah yang tersebar di daerah Jawa Barat'

Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur-

Di bidang perikanan rakyat, koperasi tclah melakukan penbinaan usaha di Jawa

Timur. Maluku, DI Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Bamt, DKI Jakarta, Jawa Barat dan

Jawa Tengah. Sehubungan derrgan itu dalam tahun 1981 jumlah koperasi perikanan telah

meningkat menjadi 449 buah dengan jumlah anggota sebanyak 94,013 orung serta nilai

usaha sebesar Rp 57.729,4 futL Sedangkan dalam tahun 1980 jumlahnya baru sebanyak 370

buah dengan jumlah anggota sebanyak 63.487 ortng dan nilai usaha sebesar Rp 3.980,2

jura.

Demikian juga di bidang Petefnakan rakyat, KUD ikut melakukan kegiatan secara

intensif meliputi penyaluran bibit unggul, penyaluran makanan ternak, penya)uran obat-

obatan dan alat-alat kesehatan ternak serta pemasaran produk ternak yang dihasilkan.

Dalam hubungan ini koperasi telah memberikan manfaat, antara lain dalam peningkatan

hasil produksi dan perbaikan tataniaga hasil-hasil peternakan. Hal ini sekaligus berarti pula

meningkatkan pendapatan para anggota koperasi peternakan terutama di daeralt Jawa Barat,

Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara'

Sumatera Barat drn Sulawesi Selaran. Dalam tahun 1980 jumlah KUD peternakan adalah

sebanyak 124 buah dengan nilai usaha sebesar Rp 1.470,0 juta yang telah meningkat men-

jadi 215 buah dengan nilai usaha sebesar Rp 28.800,0 juta dalam tahun 1981. Perkembang-

an jumlah BUUD/KUD dapat diikuti pada Tabel VIL8.

sebagaimana telah dilakukan dalam tahun-tahun yang lalu, kebijaksanaan yang

ditempuh dalam membina industri kecit dan kerajinan rakyat adalah dengan meningkatkan

kerjasama, baik antarkoperasi maupun antara koperasi dengan badan usahl lainnya dengan

Page 264: NOTA KEUANGAN

24s

o.l

,l

?

F i l3fr g$fr ssssEsR;3i3Er€3sF:

E U , E c ! ( ) t n t s r E @ - i . 9 : d ) $ r - f r - r r &

F $3Rg ; f r $B g3:3F5 3:3SR3is sx :

E S ,E l ^ - - r i r F i r - - * r - -X l - r i n

F $3S gHfr $ 3; l ; :sR: 3:ssR$eE + - r

E3,H l r . * r f r r rF=3- *P r * *R r r3 r

F 5GE ghfr 53HH:3s:3:s3e$e3+* r

E3,E l r - - rRr rF 9 i * *R r9 r

B $;:s RE ; &n $ER 3:e3eP-; : e c

f r 3 ' H- r i ' -T r r 3* :R- t r + I *

E H s; S F$ = BRxts ie:EPe$^ 6 - e;^

Ri ' $6 r f l I 9 I r ' 5 I 19NN+ rR - . r . r

5 E 6E g F*! : !E !HRSHESREe 3 i -R3:H h r 3 r r < r r ! 9 '; _ _ _ , , F : r t $ - t - E r t S 9

I s; : ; HEst; 3s5R 3Rr3e so sE E**

R 3 S R , * : ' S * . " 6 N $ r +

$H: :R l HE=9e:gBs-+S*$, { ^$-S r r

FHS$hr t " I -Rf r , .R: - * r

.j o,i di + 6 d F: dj si cj j c.l dj +,d.d F.i od d o. j oi cd + s; dN d c ! c { c v

I P

t =

l at p

- l x5 lo

t a

t p+ l x5 lo

l pl r c

z

o\I

Fi

z

F

zFI

c o E

a u )

-zl r x

azF F

DF1t{

z

p

F]

ED

Page 265: NOTA KEUANGAN

246

prinsip saling menguntungkan dalam rangka pengaclaan bahan baku, produksi serta Pema-

saran hasil produksi. Langkah-langkah ini ak:rn terus ditingkatkan dan disempurnakan,

bcrtitik tolak dari suatu kcinginan yang sangat tlendasat yaitu menjadikan koperasi sebagai

sokoguru ekonomi Indonesia. Sedangkan dalaur kaitannya dengan bidang industri kecil dan

kerajinan rakyat, hal ini ridaklah dapat di.lcpaskan dari suatu kenyataan bahwa kegiatan di

bidang ini merupakan kegiatan yang tersebar di daerah-daerah pedesaan dan menyerap

banyak tenaga kerja. Dengan denikian langkah ini adalah mcrupakan bagian yang tidak

terpisahkan daripada pelaksanaan pcmcratiran pembangunan dan hesil-hesilnya, yang di

dalam Pelita III mcndapatkan prlorltas pertama

Dalam pada itu pcningkatan ketrampilan merupakan sisi lain daripada pengembang-

an industri kecil dan kerajinan rakyat yang rne)iputi peningkatan l(etatalaksanaan, teknik

usaha dan produksi, pemaslrzn, pengetahuan tentang barang dan sebagainya Sehubungan

dengan iru, antara lain telah diselenggarakan proyck bimbingan dan pengembangan industri

tecit lnipit<) yang melakukan pembinaan di berbagai sektor industri kecil yang tersebar di

wilayah lndonesia, Jumlah sentr.a industri kecil yang dihina lerus meningkat dari mhun

ke tahun, dan dalam tahun 1981/1982 telah mencapai 595 sentra. IJasil pembinaar.r ini

ditampakkan clalam produk-produknya yang mengalauri perbaikan dalam mutu, desain, dan

pemasaran sehingga pemasaiannya tidak hanya terPusat di da.lam negeri akan retapi juga

sur.lah memasuki pasaran Iuar negeri. Dalam tahun 1980 nilai ekspor barang-barang industri

kerajinan vang dipasarkan kc luar ncgcri mcncapai jumlah scbcsar US $ 146 3 juta, yang

berarti mcngalami pcnirrgkatan scbanyak us $ 29.4 juta atau 25,2 perscn dibandingkan

dengan nilai ekspornya dalam tahun 1979,

Salah satu mrsalah yang saat ini tengah dipecahkan adalah pemilihan teknologi yang

tepat dan sesuai dengan sifat r.nasing-masing industri kecil. Kcblaksanaan yang scdang

dikcmbangkan clcwasa ini ialah mcngarah kepada teknologi yang dapat menampung banyak

tenaga kerja, namun di lain pihak rner.nungkinkrn peningkatan produktivitas. Teknologi

semacam ini dinamakan teknologi t€pat guna yang bcrcirikan menghemat modal, cukup

efisien diukur dari segi kemampuan dalarn menghasilkan protluk unnrk setiap satuan modal,

cocok untuk mengolah sumber-sumbel' setellpat, nempergunlkau bahan energi lokal atau

encrgi yang murah, mudah dikcrjakan dan dipclihara dcngan kctrampilan yang ada. Selan-

jutnya penerapan teknologi yang tepat glna akan diarahkan untuk membangun perekono-

mian desa sccara kcscluruhan dengan tetaP memPclhatikan matarantai produksi di bcrbagai

bidang.

7 .2.3. Tenaga kerja dan transmigrasi

Indonesia termasuk salah satu ncgara dengan jumlah penduduk yang cukup besar

dan tingkat pertambahan pcnduduk yang relatif tinggi. Penduduk Indonesia meningkat dari

Page 266: NOTA KEUANGAN

2.+7

97,o j',ta jiwa dalam tahun 1961 menjadi 119,2 juta jiwa dalam tahun r97r dan kemudianmenjadi 147,5 juta jiwa dalam tahun 1980, Hal ini berarti bahwa tingkat pertumbuharpenduduk selarna periode 196l - lg7L dan lg71 - 19go tersebut masing-masing adalahsebesar 2,1 persen dan 2,3 persen per tahun- Perkembangan penduduk Indonesia dapardilihat pada Tabel VII.9. Pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut disebabkan karena di satupihak tingkat kelahiran yang masih tinggi yaitu lebih kurang 35 per i.000 pencluduk dan dilain pihak menurunnya tingkat kematian yaitu lebih kurang I 3 per 1.000 penduduk antaralain sebagai akibat daripada perbaikan dan peningkatan fasilitas kesehatan,

Masalah ketenagakcrjaan yang timbul di Indonesia terutama disebabkan karenatingginya tingkat pertumbuhan penduduk, penyebaran penduduk yang tidak merata, sertakurangnya tenaga kerja terdidik dan trampil. pada saat ini hampir 62 persen pendudukIndonesia masih terpusat di pulau Jawa yang luasnya hanya sckitar 7 persen dari luas tanahseluruh Indonesia yang mengakibatkan pulau Jawa mcngalarni tekanan penduduk dcngankepadatan hampir 700 orang per kilometer pcrsegi, sehingga merupakan salah satu pulauyang terpadar di dunia. Sebagai akibatnya sebagian besar angkaran kerja yang berada dipulau Jawa adalah sebcsar 64,2 persen atau sebanyak 33,5 juta dari scluruh angkatan kerjayang berjumlah 52,1 juta.

Dengan adanya peningkatan penyediaan fas itas pcndidikan rerutama di tingkat SDdan SLTP, maka angkatan kerja dalam kelompok umur 10 - 14 tahun diharapkan akan terusberkurang sccara proporsional yaitu diperkirakan akan turun dari sebanyak 1,97 jura dalamtahun 1980 akan menjadi sebanyak 1,67 juta dalam tahun 1983 dan akan menjadi sebanyak1'39 juta dalam tahun 1985. Namun angkatan kerja muda dalam kelompok umur 15 - 24tahun diperkirakan masih cukup besar yaitu dari sebanyak 13,08 juta dalam tahun 19g0,akan menjadi 14,37 juta' dalam tahun 1983 dan akan menjadi scbanyak 15,32 juta daLamtahun 1985. Dalam tahun 1980 sebanyak 34,5 juta angkatan kerja atau 66,1g pcrsen dariseluruh angkatan kerja bclum tamat dari SD, sedangkan yang telah tamat perguruan tinggihanya sebanyak 449.3 00 orang

Tenaga kcrja setengah penganggur yang dapat dibedakan menjadi tenaga kerjasetengah penganggur yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan tenaga kerja setengahpenganggur gawat yaitu tcnaga kerja yang bekerja kurang dari 14 jam seminggu. Selamaperiode 1976 - 1980 telah dapat dilakukan perbaikan di bidang pengangguran dan setengahpengangguran melalui berbagai kebijaksanaan dengan mengarahkan proyek_proyek dankegiatan-kegiatan ke daerah pedesaan serta kepada penduduk berpenghasilan rendah antaralain melalui proyek padat karya, TKS BUTSI, proyek-proyek desa dan proyek_proyekInpres Namun demikian jumlah setengah penganggur yang berada di desa terutama di sektorpertanian masih tetap lebih besar dibandingkan dengan yang berada di sektor-sektor lainnya,

Page 267: NOTA KEUANGAN

248

2

8g

EX

x 99 >

t < ; . r

2 i:EG A

G

z

EiTixEtEt

t

!

zlFag.

' - 6 6 i D b

B : d E d

't

6-

B.g t

E

Page 268: NOTA KEUANGAN

l t a

Dalam tahun 1980 terdapat 5L,2 juta orang yang tergolong bekerja, dengan 19,2 juta orangdi antaranya atau sebcsar 37,5 persen adalah tergolong setengah penganggur. Sedangkan disektor pertanian terdapat 28,0 juta orang yang bekerja, dengan 13 ,2 ji:ta orang di antaranyaatau sebesar 47,0 persen adalah tcrgolong setengah penganggur. Masalah yang menyangkutkurangnl'a tenaga kerja terdidik dan trampil berkaitan erar dengan besarnya penganggurlulusan dan putus sekolah, baik dari sekolah lanjutan maupun perguruan tinggi teruramajurusan non cksakta. Hal ini disebabkan karcna lembaga pendidikan pada dasarnyr tidakselalu dapat mengeluarkan tenaga-tenaga pendidik yang siap kerja, sehingga masih diperlu-kan pcrsiapan, penyesuaian dan latihan.

Untuk memecahkan masalah di bidang kctcnagakerjaan, maka dalam pelita IIIditempuh kebijaksanaan dan langkahlangkah yang bersifat menyeluruh dan terpadu. Sa-saran vang hcndak dicapai di bidang ketenagakerjaan antara lain adalah perluasan kesem-patan kerja yang produktif dan sekaligls neningkatkan pemeratazn pendapatan dan peme-rataan kegiatan pembangunan. Untuk itu antara lain ditempuh berbagai kebijaksanaan untukmcmperluas kesempatan kerja baik di bidang ekonomi maupun bidang sosial, baik yangbersifat scktoral, maupun regional. Di samping itu juga ditempuh beberapa kebijaksanaankhusus unuk mcmccahkan masalah iapangan kerja tertcntr.l baik secara langsung maupuntidak langsung dalam jangka pendek. Di bidang ekonomi perluasan kcsempatan kerja tli laku-kan mclalui kebijaksanaan fiskal, moneter dan investasi, sedangkan di bidang sosial dilaku-kan melalui program kependudukan dan l<eluarga berencana dengan tujuan untuk mcmper-larrbat pertumbuhan penduduk yang sekaligus juga untuk meningkatkan mutu tenaga kcrja.

Melalui kebijaksanaan sehtoral, pembangunan di bcrbagai sektor cliarahkan untul<menvcrap tenaga kerja sccara maksimal antara lain melalui pcn.rbinaan ekonomi lernah dibidang industri. usaha ini bertujuan untuk meningkatkan kcmampuan berusaha bagi parapengusaha golongan ekonomi Iemah, rnelalui kcu,'iraswastaan dan koperasi, sehingga dapatmemperluas kescmpatan kerja di berbagai sektor. Di samping itu juga dilakukan kebijaksa-naan regional untuk menyebarkan tenaga kerja dari daerah padat penduduk ke daerah yangkekurangan tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan kesempatan kerja dengan memanfa-atkan potensi alam yang tersedia cli dacrah-daerah. Aclapun melalui kebijaksanaan khusus dibidang kcscmpatan kerja dilakukan dengan mcningkatkan informasi pasar kerja, meningkat-kan perluasan kesempatan kerja secara terpadu, meningkatkan penyalu*n, penyebaran danpemanfaatan tenaga kerja khususnya yang berusia muda, serta meningkatkan produktivitastenaga kerja khususnya gcnerasi muda dan wanita pedesaan rnelalui program latihan danketrampilan tenaga kerja.

Sementara itu untuk mengatasi masalah kekurangan kesempatan kerja bagi tenaga_tenaga penganggur, setengah penganggur dan penganggur musiman yang kurang trampil didaerah pcdesaan, maka antara lain dilakukan dengan program pembangunan desa. Sasaran

Page 269: NOTA KEUANGAN

250

yang akan dicapai adalah perluasan kesempatan kerja jangka pendek yaitu sclama bcrbagai

proyek pedesaan dilaksanakan dan perluasan kesempatan kerja jangka panjang bcmpa

perluasan kesempatan kerja yang diperoleh setelalr proyek selesai dan berfungsi Program

tersebut dilakukan melalui proyek Padat Karya Gaya Baru dan proyek Padat Karya Jaringan

Tcrsier bcrupa pembangunan dan rehabilitasi jalan dan prasarana desa lainnva, termasuk

yang mengalami kcrusakan karcna bcncana alam, scrta pembangunan dan rehabiiitasi saluran

air dan jaringan tcrsicr. Usaha-usaha terscbut terutama membcri kesempatan kerja kepada

penduduk di kecamatan yang miskin dan padat penduduknya.

Untuk mcnycbarkan dan memanfaatkan tenaga kerja tnuda terdidik ke pedesaan,

baik sarjana maupun sarjana muda, tclah dilaksanakan program penvebaran tenaga kerja

Para sarjana dan sarjana muda tersebut juga diaktifl<an scbagai pelopor pembaharuan dan

pembangrnan di daerah pedesaan yang tersebar di seluruh propinsi. Kebijaksanaan ini

dituangken melalui proyck Pcngerahan Tenaga Kerja Sukarela Pelopor Pembaharutn dan

Pembanglnan yang kegiatannya terus meningkat. Dalam hubungan ini scjak tahun 1980

tclah dikcmbangkan sistem perencanaan dari bawah dengan rlenPerbantukan Tenaga l(erja

Sukarela Badan Urusan'l'enaga Sarjana Indonesia (TKS BU'I'SI) scbagai pcmbantu Perencanadi kecamatan. Para TKS BUTSI bertugas dalarn berbagai bidang, antara lain dalan penyem-

purnaan administrasi dcsa, penyuluhan di bidang kesehatan, gizi dan keluarga berencana,

serta turut nembantu penyebaran teknologi tepat guna dan sistem padat har! a

Penggunaan dan pcnyebaran tcnaga kerja dilakukan juga melalui program antarkerja

antarlokal (AKAL), antarkeria antardaerah (AKAD) set'ta antarkerja antarnegara (AKAN).

Dengan meningkatnya pernbangunan ili luar pulau Jawa maka kcbr.rtuhan tenaga ker1a

menjadi makin bcsar yang sebagian dipenuhi melalui AKAD, sedatlgkan dengan terbukanya

kesempatan kerja di luar uegeri terutama di Timur Tengah, maka makin banl"ak tcntrga kcrja

dikirim mclalui AKAN.

Dalam rangka meningkatkitn produktivitas tcnaga kcrja khususnya yang berusia

muda dan wanita pedesaan yang belum memiliki pcngalaman dan ketrampilan, naka telah

dilakukan prograrn latihan dan ketrampilan tenaga kerja yang dibcrikan juga kepada tenaga

kcrja yang sudah mendapatkan lapangan kerja tertentu, khususnya tenaga kerja mandiri dan

golongan ckonomi lemah yang produktivitas kerjanya rendah. Untuk menunjang kcgiatan

tersebut, terus dilakukan rehabilitasi, pcrluasan dan pcnrbangunan balai'balai latiltan kejuru-

an (BLK). Di samping itu juga diberikan birnbingan kepada kursus-kursus sw:rsta sebagai

bagian dari sistem latihan nasional

Hasil yang telah dicapai di bidang ketenagakerjaan rnclalui proyek Padat Karya Gaya

Baru selama tahun 1981/1982 adalah dapat diserapnya tenaga kerja sckitar 19 juta hari kerja

untuk membangun prasatana yang tersebar di 743 kecamatan yang miskin dan oadat pen-

duduknya serta pembuatan jaringan tersier meliputi areal seluas 55 ribu hektar. Sedangkan

Page 270: NOTA KEUANGAN

257

sampai dengan Juli tahun 1982 relah dapat diserap tenaga kerja sekitar 4,5 juta hari kerja.Di bidang TKS BUTSI, dalam tahun l98l/1982 telah dikerahkan tenaga kerja sebanyak5.581 orang ke daerah-daerah pedesaan di seluruh Indonesia termasuk TKS khusus yangditugaskan di Timor Timur, Irian Jaya, lokasi trasmigrasi dan kecamatan unit Daerah KerjaPembang'nan (UDKP), sebelum ditugaskan ke daerah pedesaan, para TKS BUTSI diberikesempatan untuk mengenal daerah penugasan meralui latihan dan penataran, agar rebihmenghayati permasalahan maryarakat pedesaan. Daram rangka peningkatan kerjasamaantarnegara khususnya negara-negara berkembang, maka sejak tahun 19gr terah diseleng-garakan progranr pertukaxan TKS antarnegara. Me.lalui program ini terah dikirimkanTKS Bul'sl sebanyak 5 orang ke Srilangka dan 7 orang ke philipina, dan sebariknya In-donesia telah rnenerima sebanyak 72 orzng TKS dari srilangka, 2 orang TKS dari philipina,2 orang TKS dari tsangladesh dan 1 orang TKS dari Nepal.

sehubungan dengan itu melalui AKAD, AKAN dan AKAL daram tahun 19g1/19g2telah disalurkan tenaga kerja masing-masing scbanyak 36.593 orang, 13,593 orang dan87 743 orang, schingga jumlah keseluruhannya mencapai ril.gzg orang, at*u keuaikansebesar 16,6 persen bila dibandingkan dengan penyaluran dalam tahun 19g0/1981 yaneberjumlah 113.176 orang. Sedangkan daram tahun rgg2/Lgg3 sampai dengan bulan Jul i1982 telah berhasil disalurkan sebanyak 24.r5g orang tenaga kerja yakni melalui AKADsebanyak 1o'799 orang, merarui AKAN sebanyak 3 .4s6 orang dzn 9.923 rainnya melaluiAKAL. Tenaga kerja yang disalurkan melarui AKAD sebagian besar dipckerjakan ke bebe-rapa daerah luar Jawa yang kekurangan tenaga kcrja, sedangkan yang disalurkan mel.luiAKAN sebagian besar adalah unruk mcme nuhi permintaan dari 'r'imur Tengah. Di bidangAKAN kini sedang digiatkan latihan{atihan kejuruan dan penyederhana"n prosed* de.,g"ntujuan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia serta untuk dapat lebih ceoatmemasuki pasar kcrja di luar ncgeri.

Dalam rangka lebih memanfaatkan tenaga kerja bagi pembangunan, maka dalamtahun 1981/1982 program latihan lebih ditingkatkan. sehubungan dengan itu tclah diting-katkan daya rampung daripada 11 Balai Latihan Kejuruan Industri (BLKI) dan 3 BalaiLatihan Kejuruan Pertanian (BLKp) melalui penambahan ruangan latihan serta penambahandan penggantian pera.latan latihan. selain itu d akukan juga pembangunan 1i BLK barusecara bertthap, 5 BLK di antaranya terletak di padang, Semarang, Surabaya, Denpasar danPalu yang kini telah seresai pembangunannya. Untuk rebih menyebarkan program latihan,maka telah dilakukan pembangunan BLKI dan BLKp mini di kota-kota lab"upaten di iolokasi, sedangkan sampai dengan tahw 79g2/7gg3 jumlahnya telah berrambah menjadi 120lokasi, 60 lokasi di antaranya sedang dalam penyelesaian konstruksi.

Adapun jumlah tenaga kerja yang telah dilatih di BLKI, BLK', Balai Latihan Mana_jemen (BLM) dan Mobile Training unit (MTU) daram tahun .9.7figlz masing-masing

Page 271: NOTA KEUANGAN

z ) L

adalah sebanyak 77.O38 orang,3.688 orang, 3.356 orang, dan 25 170 orang, sehingga

jumlah seluruhnya adalah sebanyak 49.252 orang. Kemudian sampai dengan bulan Juli

tahtn l98zl1983 telah dilatih masing-masing sebanyak 1.238 orang, 140 orang, 779 ortng

dan 4.537 orang sehingga keseluruhannya bcrjumlah 6.694 ora'ng'

D i b i d a n g t r a n s m i g r a s i s a s a r a n y a n g a k a n d i c a p a i d a l a m P e l i t a l l l a d a l a h p c r l u a s a n

desa dan areal pertanian baru di luar Jawa, Madura, Bali dan Lombok serta meningkatkan

usaha penyelenggaraan cransmigrasi swakarsa secara tertib, teratur dan telencana baik dari

segi kuantitas dan kualitas maupun dalam mekanisme pelaksanaannya. Kebijaksanaan

yang ditempuh di bidang transmigrasi adalah peningkatan pelalisanaan program secara

terarah, menyeluruh dan terpadu yaitu sejak dari perencanaan sampai kepada pelaksanaan'

baik yang menyangkut kegiatan di daerah asal maupun di dacrah transmigrasi. Guna mem-

perlancar pelaksanaannya, maka tcrus ditingkatkan koordinasi baik ditingkat pusat, daerah

maupun lapangan dan untuk menunjang pelaksanaannya, maka juga ditingkatkan dukungan

administrasi, penataran, latihan serta penelitian, Dari TabclvILl0 dapat dilihat bahwa

selama Pclita I dan Pelita Il telah dapat dipindahkan ransmigran masing-masing sebanyak

46.268 kepala keluarga (KK) dan 82.959 KK. Sedangkan dalam Pelita III berhasil ditcmpat-

kan transmigran sebanyak 194.920 KK dengan pcrincian yaitu dalam tahun 1979i 1980

sebanyek 50.000 KK, dalam tahun 798011981 sebanyak 73.122 KK, dalanr trhun

1981ll98Z sebanyak 70.872 KK serra sampai dengan bulan Agustus tahun 1982 adaLah

sebanyak 926 KK. Jumlah petani transmigran yang telah berhasil ditempatkan selama tiga

tahun pelaksanaan Pelita ll l adalah sebanyak l94.9zo KK, yang berarti lebih dari 86 persen

daripada target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 225'000 KK.

pelaksanaan transmigrasi dimaksudkan agar selain daripada daerah Iokasi trans-

migrasi, maka daerah sekitarnya dapat berkcmbang secara wajar dan dinamis schingga

kesejahteraan para transmigran dan penduduk sekitarnya mer.ringkat, baik dr bidang sosial,

ekonomi dan budaya, maupun di bidang administrasi desa. Kenaikan yang telah tlicapai

tersebut antara lain disebabkan karena mekanisme kerjiL telah sesuai dengan yang tliharnp|.<an

dengan memungkinkan juga pelaksanaan transmigrasi dengan danir dari luar sektor Pe-

merintah. Sehubungan dengan itu maka forum komunikasi dan konsultasi yang telah dirintis

kegiatannya akan lebih dimanfaatkan dalam menampung partisipasi aktif dari pihak masya-

rakat termasuk cendekiawan untuk menyelenggarakan transmigrasi swakarsa serta meng-

adakan penelitian terhadap masalah-masalah yang adu. guna menunjang suksesnyir Progrilm

transmigrasi.

Di dalam menentukan calon transmigran pemilihan lebih diutamakan dari keluarga

yang tergolong miskin dan keluarga yang berusia relatif muda, di samping juga diberikan

prioritas kepada tenaga-tenaga terdidik yang mempunyai jenis ketrampilan yang dibutuhkan

di daerah transmigrasi khususnya ketrampilan di bidang pertanian dan teknologi pengolahan

Page 272: NOTA KEUANGAN

2s3

Tabe l V I I . l 0

HASIL PENEMPATAN TRANSMIGRAN, 1969/1970 - 1982/1983( kepala keluarga )

Tahun Target Realisasi Persentaserealisasi

1969/t970

I970/1971

7971/7972

r972/197 3

7973 /r97+

7974/197 s

r97 s/r976

r976tr977

1977 /797I

7g7 8/ !g7 9r',

1979/7980rl

1980/1g81 r)

t987/rg821J

tg82/798321

4.+89

3.865

4.600

7t.200

22.4t2

1 1.000

8 .100

13 .910

22.9+9

27.000

50.000

75.000

100.000

125.000

3.933

4.338

4. r7 r

rr.+14

22.472

I 1.000

8.100

13 .910

22.949

27.O00

50.000

7 3 . I22

70.872

926

87 ,6

712,2

90,7

101 ,9

100,0

100,0

100,0

100 ,0

100,0

100,0

100,0

9 7 q

70,9

n ' f

Jum lah 479.525 32+.r+7 67 ,6

U Angka dip€rbail.i2) Angka sementara

Page 273: NOTA KEUANGAN

254

hasifhasil pertanian. Sedangkan jenis ketrampilan dan kejuruan lain di luar Pertanian yang

diperlukan adalah meliputi tenaga guru, manajer koperasi dan tenaga kesehatan. Sementara

itu kepada masyarakat di daerah asal telah diberikan informasi sebaik-baiknya mengenai

hak, kewajiban dan peranannya sebagai transmigran yang dimaksudkan untuk memberikan

gambaran yang sesungguhnya tcntang daerah penerima serta tentang keadaan sewaktu dalam

perjalanan. Hal tersebut sangat penting dalam menambah kesiapan mental para transmigran

karena harus menghadapi peru bahan-peru bahan dalam cara hidup di daerah baru, khususnyir

pada waktu permulaan dan pada masa jaminan hidup berakhir

Dalam Pelita III, di samping dilakukan penempatan transmigrasi umum dan swa-

karsa maka dilaksanakan juga pemukiman kembali penduduk di daerah transmigrasi seperti

di propinsi Lampung dan propinsi Sumatera Utata, serta di daerah asal seperti di propinsi

Nusa Tenggara Barat yang dimaksudkan unnrk turut menata pemukiman penduduk di

daerah-daerah setempat. Di samping itu telah dilakukan juga penampungan tenaga kerja asal

AKAD yang tidak mau kembali ke pulau Jawa dan ingin mcnjadi uansmigran. Untuk

mencapai sasaran secara berhasil guna dan berdaya guna, maka telah ditingkatkan pengen-

dalian dan monitoring daripada pembangunan proyek pemukiman transmigrasi.

7 .3. Produksi

Dalam tahun ketiga Pelita III, perkembangan produksi di sektor pertanian masih

tetap memperlihatkan pertumbuhan yang menggembirrrkan, yang juga dialami pada sektor

industri dan pertambangan. Di samping ketiga sektor terset'ut, sektor perhubungan danpekerjaan umum memperlihatkan pula perkembangan yang cukup besar sehingga dapatdijadikan landasan fisik lebih lanjut bagi pembangunan ekonomi pada khususnya danpernbangunan nasional pada umumnya. Selanjutnya uraian di bawah ini merupakan penja-baran atas perkembangan yang terjadi pada masing-masing sektor tersebut di atas,

7.3.1. Pertsnian

Drlam tahun keempat pelaksanaan Pelita III, pcmbangpnan di bidang pertanianrnempakan kelanjutan dan peningkatan dari usaha-usaha yang telah dilaksanakan daiamtahun-tahun sebelumnya. Selama pelaksanaan pembangunan tersebut telah banyak ke-majuan yang dapat dicapai, namun demikian masih terdapat permasalahan yang memerlukanpenanganan dan pemecahan lebih lanjut, Hasil-hasil yang telah dicapai selama ini tidaksckedar ditandai dengan meningkatnya produksi pertanian yang cukup tinggi, tetapi telahdisertai pula dengan perubahan struktural seperti yang direncanakan. Hal ini dapat dilihatdari tercapainya swasembada pangan, meningkatnya taraf hidup petani melalui peningkatanpenghasilan petani dan perluasan lapangan kerja, di samping peningkatan dukungan terhadappembangunan industri untuk menghasilkan barang jadi, pemanfaatan zumber alam, serta

Page 274: NOTA KEUANGAN

2 S S

! 9 0 9 9 . ) + ( o 6 ( o € o o o ( D - 3 . . - -F q l . 6 ' c o o c . . D 0 1 r c o + i a j + 6 ; ; - - i ;: i : I ? ( D , o 6 . r + u ) c . r o F - c o N ; - 1 rN r i

- : -

cr, o dr f) - q

( o o , N r 4 N 0 1 6 r 6 r o o K g € 3 g ; 9 ; ; * 3 ? E

: ? : : € i i . o + f i c !

; i - ' : ' - : . +

s { I - + o + c o o ( o ! + c J c . 3 . - -r : o 6 o c o ( o N < ' r + o @ N . r i + . b o - N i i E

: 9 : : r r o + ' . r * + i r - < ) ; o c ! : q . " j q

r o o ' c . ] 6 N ( o r o $ - c ! + c \ t + 4 f ) * 3 - - -r y q l o c o : + c ! N N r i . ) ( o + - - N : : Ef ] q q q € + c ! + + _ + ( o GF j . . t d d ;

@ o r . o o . 4 c h 6 + @ 6 d ) + - 3 - . -| : + 0 9 € N c . r + i o b c o -

r ( o 5q , : 4 1 $ { l - + + - c o +

c.t

f i ! = - 9 . t - : N - o , . o o o l o - c r r + 6 o N o , - 3 - - -N + € o + - $ $ . o c o o r N c o c a ; - + 6e l ' : q 6 . ' ) 9 + + - 1 6 + 0 4 + o 1 5

6 d , i o " ' _ x i . _ oc o 9 t a q ( b o o ' N 6 o 6: 9 { 1 6 6 s r . o * i - q n i - i

t o - - o l ^ * o - -t r - - ) < o o o o + c o o o ) 6 - * + + c n d r 6 ;q l e q t N o @ o o

i -i ^i -.i

- o o, o ' o l ,o + o9 9 - i c . r r N -$ . o i c 1 i R*el rr r .) @ - 3- o *a q y e 9 r o c r c . + c - . r t 6 d ; 6 ; c ;

FFE;: $E{$€s gs,ss i rd:PF " iRg sr : q 9 q ! r o , ( o + c ! t - - c , N o , o :

e p c a a , * 6 o , c ! _ 3 * . .- : T Y - : ! r N . o + d l n r . a 4 o d :o N o a i

oq ' N t s q c r N t s + * < i o s sa 9 - ! o @ - _ . a o r N @ it ! . ! o r d 6 N N + - t 6 j - 6 6 6 -d c . ; o 6 i - j

- s

..: ci co' + d 6 Fj od ol o - c.i c.i + ti d r: od oi o'...i ci c.i + vi

o o E

l - og - E

- 9

Z a

z=

* F 5* z 'riF i < r'vae i t E

! ! - i E

F , t 0

< ! {

< ' lo i c

v . .

= 5

Page 275: NOTA KEUANGAN

z ) o

peningkatan pertumbuhan pembangunan pedesaan secara terpadu dan serasi dalam menun-jang pembangunan daerah.

Dalam rangka mempercepat tercapainya proses perubahan struktural sesuai dengan

arah dan stratcgi pembangunan ekonomi jangka panjang, maka dalam Pelita III pemba-

ngunan di bidnng pertanian ditujukan, diarahkan dan dilaksanakan melalui Sapta Karya

Pembangunan Pertanian. Untuk itu terus dilakukan empat usaha pokok, yaitu intensifikasi,ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi, yang dilaksanakan secara terpadu dengan ke-giatan pembangunan daerah dan pedesaan. Berbagai kebijaksanaan telah ditempuh untuklebih meningkatkan taraf hidup para pctani melalui peningkatan pcnghasilannya scrra mem-pcrluas kescmpatan kerja secara merata. Pelaksanaan intensifikasi, ekstensifikasi, djversifika-si dan rehabilitasi tersebut dilaksanakan berdasarkan 'l 'rirnatra Pembangunan Pertanian,yaitu keterpaduan dalam usaha tani, keterpaduan dalam kornoditi dan keterpaduan dalampengembangan wilayah, karcna pada dasarnya antara kegiatan petani dengan usaha taninya,tidak dapat dipisahkan satu dari yang lainnya,

Sementara itu pembinaan terhadap petani diarahkan sedemikian rupa sehinggaapapun komoditi yang dikelolanya akan menghasilkan peningkatan dalam hesejahreraenpetani, dan pembentukan modal. Peningkatan tcrscbut dimaksudkan agar sektor pertanianbenar-benar dapat berfungsi sebagai sektor yang menghasilkan bahan pangan, bahan ekspordan bahan baku bagi sektor industri. Sclanjutnya, pembinaan terhadap wilayah pertanianditujukan agar tidak terjadi ketimpangan antara wilayah maju dengan wilayah yang sedangtumbuh, di samping memungkinkan kepada petani yang mempunyai keanekaragaman ca-bang usaha untuk tlapat memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Perken-bangan di bidang pertanian dapat diikuti pacla Tabel VlI.11.

Tanaman pangan

Masalah pangan merupakan salah satu masalah nasional yang sangat penting daripadakeseluruhan proses pembangunan dan ketaltanan nasional karena menyangkut masalahkesejahteraan rakl'a1 r..," kelangsungan hidup bangsa, Menyadari hai tersebut naka inten-sifikasi dan pcningkatan produksi beras selalnz ini tetap mcrupakan titik berat usaha disarnprng peningkatan mclalui usaha ekstensifikasi yaitu dengan perluasan areal persawahanyang pelaksrnaannya dikaitkan dengan usaha transmigrasi dan pencetakan sawah baru.Dengan demikian masalah produksi pangan tidak hanya dikaitkan dengan peningkatanprotluksi fisik, tetapi juga dengan peningkatan pcndapatan masyarakat, perluasan kesem-patan kerJa serta pemerataan pendapatan.

FIasil-hasil yang telah dicapai di bidang peningkatan produksi beras dapat diikutimelalui Tabel vII.12. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa produksi beras rata-rata dalam

Page 276: NOTA KEUANGAN

Tabe l V IL 12AREAL PANEN DAN PRODUKSI BERAS, 1969 _ 7981.

257

T a h u nAreal panen( ribu ha )

Produksi beras( ribu ton )

Rata.rata produksi beras( ton/ha )

1 9 6 9

L 9 7 0

1 9 7 |

1 9 7 2

r 9 7 3

7 9 7 4

1 9 7 5

7 9 7 6

1 9 7 7

L 9 7 8

r 9 7 9

1 9 8 0 1 )

1 g 8 7 2 '

8 .014

8 . 1 3 5

8.32+7.894

8.403

8.509

8.49s

8.t69

8.360

I.929

8.803

9.0O5

9.376

12.2+9

1 t . 1 4 0

t3.7 2+

r 3 . 1 8 3

t4.607

15.27 6

1 5 . r 8 5

15.845

r5.87 6

17,525

17.872

20.163

22.288

1 S l

I , O )

| ,67

1 , 7 +

l ,801 ' t o

1,89

1,90

1,96

2,O3) 7r'.

2 , 3 8

l) Angka diperbaiki2) Angka sementara

Tabe l V I I . 13LUAS PANEN BIMAS DAN INMAS PADI, 1969 - 198I I)

(dalam ribu hektar )

B i m a s I n m a sT a h u n J umtah

7 9 6 91 9 7 01 9 7 r1 9 7 2r 9 7 3r 9 7 47 9 7 51 9 7 67 9 7 7L 9 7 IL 9 7 91 9 8 0 2 )1 9 8 1 3 )

926

803

827

621

383

s69582

1.170

2.202

2.258

2.ro31,797

1.7241 .37 +7.299

r .1+2

722

867

Lt66

|.o76

410

343

370669800d ) l

858

903

99334525800

1.0806386 1 18 r 9

t .5t22.O882.6013.2443 . 7 5 5

2.130

2.r532.7483 . 1 6 93.988t .7243.6173.6734.2504.8485 r )21

5.5665.925

+7+425l ? 1' r1 ' l

236197

L25125

l) Tidak termaluk Insus2) Angka diperbaiki3) Angka sementala

Page 277: NOTA KEUANGAN

a

t

(o

I

xd

= ( n

( l : i

t . z

zEIz

-:

Page 278: NOTA KEUANGAN

259

tahun 1981 mcncapai 2,38 ton per hektar yang lcbih tinggijika dibandingkan dengan tahunsebelumnya dengan rata-.ta hanya 2,24 ton per hektar. Atas dasar peningkatan hasiltersebut, produksi beras pada tahun 1981 telah mencapai 22,3 jta, ton atau mengalamikenaikan sekitar 10,5 persen di atas produksi tahun 19go sebesar 20,2 juta ton. Kenaikantersebut tidak sekedar disebabkan karena adanya peningkatan luas areal panen pada tahun1981, namun disebabkan juga karena tetap dilakukannya penggunaan pupuk, insektisida danbibit unggul secara efektif, serta keberhasilan dalam mengatasi serangan hama/penyakit. Disamping itu kenaikan tersebut ditunjang juga oleh keadaan iklim, curah hujan yang termasuknormal dan adanya perbaikan irigasi, baik terhadap saluran tersiernya maupun dalampenggunaannya melalui organisasi perkumpulan pemakai air yang semakin efisien. Apabiladalam tahun 1980 luas areal panen yang dapat dicapai baru seluas 9.005 ribu hektar, makapada tahun 1981 telah bertambah menjadi seluas 9.376 ribu hektar, atau suatu kenaikansebesar 4,1persen.

sementara itu areal panen intensifikasi juga tclah semakin luas dibandingkan dengankeadaan pada tahun-tahun sebclumnya, Meningkatnya areal panen intensifikasi pud" tah.rn1981 terutama disebabkan karena bertambah luasnya paricnan areal Inmas baik Inmasbiasa maupun Inmas baru, Dalam tahun 19g0 luas areal Inmas adalah sekitar 4.142 rrbuhektar, sedangkan dalarn tahun 1981 telah meninghat menjadi 4.65g ribu hektar ataubertambah de'gan 12,5 persen. Di lain pihak keadaan tersebut telah mengurangi ruas areaLBimas dari 7,424 ril., hektar pada tahun 19g0 mcnjzdi 1.262 ribu hektar dalam tahun1981, Perkembangan luas panen Bimls dan Inmas padi dapat diikuti dalam Tabel vIL13.

Agar panca usaha tani dapat memberikan hasil yang lebih positif, pemerintah mene-rapkan kegiatan intensifikasi baru yang lebih dikcnal dengan intensifikasi khusus (rnsus).Insus tersebur adalah suatu bcntuk usaha intensifikasi yang dilaksanakan oleh petani secaraberkelompok sehamparan guna memanfaatkan potensi lahan yang paling baik kondisinya,baik dilihat dari segi tcknis maupun dari sudut ekonomis. Kegiatan tersebut diarahkan bagiterw'judnya partisipasi daripada scmua petani untuk menerapkan sepenuhnya prnca usuh".Selanjutnya untuk menunjang usaha tersebut, tems clitingkatkan penyediaan prasaranaseperti balai pcny'luhan pertanian (Bpp), di samping juga ditingkatkan jumlah tenagapenyuluh lapangan dan tempat-tempat penjualan sarana produksi untuk lebih Incn.rnl"igpengembangan program Bimas dan Inmas padi. Sampai dengan pertengahan tahun 19g2terdapar 455 tenaga penyuluh pertanian spesialis (ppS) serta 14.156 tenaga penyuruhpertanian madya (PPM) dan penyuluh pertanian lapangan (ppl-) yang tersebar di 15.233wilayah kerja penyuluh pertanian (WKpp).

Untuk mengatasi masalah pangan bagi daerah_daerah yang terisolir, maka sejakmusim tanam l98o/1ggr Pemerintah telah mengadakan pola kegiatan baru yang dikeaaldengan operasi khusus (opsus). operasi tersebut pertama kali d akianakan di Nusa-Tenggara

Page 279: NOTA KEUANGAN

Barat dengan areal seluas ?6.872 hektar, yang diharapkan dapat meningkatkan koordinasi

dalam peningkatan produksi pangan di daerah-daerah terisolir yang secara potensial cukup

tinggi dalam produksi pangan Sehubungan dengan itu maka Opzus pada musim tanam

rsS0lrssr, telah dipertuas pelaksanaannya ke propinsi-propinsi lain. Sampai dengan musim

tanam 198li 1982 d'aerah yang telah dijangkau oleh Opzus meliputi propinsi Nusa Tenggara

B a r a t , N u s a T e n g g a r a T i m u r , s u l a w e s i S e l a t a n , S u l a w e s i U t e r a ' , S u m a ' t c r a S c l a t a n d a n

Sumatera Utara. Di samping itu juga dilakukan di propinsi Kalimantan Barat, LamPung'

Bengkulu, J awa Barat dan Timor Timur dengan luas areal seluruhny a 453 OZ3 hektar' Dalam

hubungannya dengan pengembangan produksi pangan, baik melalui program Bimas/lnmas

maupun melalui pengembangan program intensifikasi, maka kepnda para petani peserta

tetap disediakan bantuan kredit )'ang dibutuhkan dalam rangka pengadaan sarana produksi'

perkembangan penyaluru.r kredit Bimas dapat diikuti dalam Tabel vII.14. Apabila pada

tahun 1980/1981 jumlah perani peserta Bimas/lnmas baru mencapai sebanyak 7.51'9 847

orang dengan realisasi penyaluran kredit sebesar Rp 50,1 milyar, maka sampai dengan tahun

'9Sl/1982 realisasi penyaluran kredit telah mencapai Rp 62,5 milyar, yang berarti suatu

kcnaikan sebesar Rp 12,4 mtlytr atau 24,7 Persen.

Semcntara itu usaha peningkatan produksi palawija terus pula dilakukan. untuk itu

relah dilakukan pembinaan pertanian palawija dan daerall yang melaksanakan Bimas pa-

lalvijt anura lain melalui penyebaran varietas unggul. Seperti halnya dengan produksi padi

maka dalam tahun 1981 produksi palawrja tclah mengalami peningkatan yang cukup besar

vang tcrutama disebabkan karena terjadinya peningkatan produksi jagung, yaitu drri 3 991

ribu ton pada tahun 1980 menjadi 4,648 ribu ton dalam tahun 1981, atau suatu penrng-

katan sebesar 16,5 persen. Sedangkan produksi kacang tanah dan kedelai telah meningkat

masing-masing sebesar 7,4 persen dan 5,2 persen, yaitu dari masing-masing sebesar 470 ribu

ton din 653 ribu ton pada tahun 1980 menjadi 505 ribu ton dan 687 ribu ton dalan tahun

1g81. Namun di lain pihak ubi kayu rlan ubi jalar tidak mcngalami kenaikan baik dalanr luas

pancn maupun produksinya. Selanjutnya untuh menunjang pelaksanaan Bimas palawija'

sebagaimana halnya dengan Bimas/Inmas padi, Pemerintah juga menycdiakan kredit bagi

p.tuni ,ntrk pengadzurn sarana produksinya. Sampai dengrn tahun l98li 1982 realisasi

penyoluran l<redit telah mencapiri Rp 9,2 milyar atau 48,1 persen lebih besar dibandingkan

tahun 1gg0/1981. Perkembangan produksi dan luas areal panen tanaman palawija dapat

dilihar pada Tabel VII.15, sedangkan perkembangan penyaluran kredit Birnas palawija

dapat diikuti me Ialui Tabel VII.16.

D a l a m p a d a i t u p e r k e m b a n g a n p r o d u k s i h o r t i k u l t r r r a S e p e f t i t e r l i h a t P a d a

Tabel vII.17, tidak mcnunjukkan kenaikan khususnya untuk produksi buah-buahan, yang

disebabkur karena adanya gangguan hama penyakit. walaupun demikian dalam tahun 1981

untuk produksi salrur-sa)'uran telah meningkat menjadi 2.227 ribu ton dari produksi tahun

Page 280: NOTA KEUANGAN

261

T a b e l V I I . 1 4

PENYALURAN KREDIT BIMAS DAN INMAS pADl, r97rtrg72 _ l9a2lrga3( dalam juts rupiah dan ribu orang )

T a h u nRealifrBi penyalwan

kreditPengembalian

kreditJumlah petani

Peserta

r971 / 19721.972 / 197 3197 3 | 19741974 / 19751975 / L9761976 / 19771 9 7 7 t 1 9 7 81974 I 19791979 / 19801980 | 1987l98t / 19821982 / rg83 r)

9 . 8 1 5 , 11 5 . 3 3 0 , 836.+92,35 3 ,09 6 ,57 2 .288,571.314,362.515,160.282,9+9.503,95 0 . 1 1 5 , 262.+99,8r+ .646,O

9 .45 6 ,514.5 6 t ,7l l s q o 7

+8.227,163 .71,6,o58.976,749.O29,446.800,939 .7 30,4

2 4 . 6 + 5 , +7 L 7 \

1 . 5 3 8 , 42 .011,+3.106,93 . 6 0 3 , 23 . 5 8 1 , 93 .004,12 .47 0 ,52 . 1 5 1 , 11 .606,51 . 5 1 9 , 81 .7 +O,2

+26,+

l ) Posis i 3 l Oktober r982Kredi t lnmas prdi mulai ber langsung pada M] ' 197?/19?8

' l abe l V IL 15

LUAS PANEN DAN PRODUKSI PALAWIJA, 1969 _ 1931( dalam ribu hektar dan ribu ton )

T a h u nJacuns-["*-

pr.d"kdPanen

Ubi kayuTuat--=--::-:panen

KacanE tsnah Kedel&i

Produksi Luaa Produk.i

prn€n panen

1969l9 70l 9 7 lts721973t974197 5r976t977r978r9?9r980 r )l 98 l 2 )

2.4352.9392-6262.160

?.6672.4452.0952,5673.0252.594

?.7 86

2.8252.606

5.6903 . 0 1 12.9032.5723.1434.0293.6063.99r4.648

369

33E37933033 0 r3263 0 1287276287

2.2602. r7 52.2r12.0662,3872.4692.4332.3 8l2.4602.083?,1942,0792.034

572380376

4r64 l l

+ 1 450750647X5065 1 0

267281284282290307380341409446424470505

r ,467 t0 .917r.598 r0.4781.406 10.6901.468 10.385r.4?9 11. tE61,509 13 .0311.410 12.5461.353 t2 . t9 l1.364 12.48E1.383 12.9021.439 13 .?51r.412 13.7261.396 13.673

554 389695 4986E0 516697 518745 541768 589152 5906+6 522646 523753 617784 680732 653837 687

l )

2lAngka diperbaikiAngka s€mentEra

Page 281: NOTA KEUANGAN

262

T a b e M I . 1 6

PENYALURAN KREDIT BIMAS PALAWIJA, 79731I974 _ I9A2I19A3

( dalam juta ruPiah dan ribu orang )

T a h u nRealisasi penyalu!an

kedit

Pengembalian

kredit

Jufi ah petani

pese!ta

197 3 / 19741,97 4 /1975197 5 | 1976197 6 I 79771977 I 19781978 / 1979t979 I tga01 9 8 0 / 1 9 8 11981 / l9A2\g82 / 1qa3 r l

l ) Posis i 31 Oktober r982

Sejak MT 1978/19?g rermasuk Bimas Palawi ja tumprnesar i

Tabe l V I I ' 17

LUAS PANEN DAN PRODUKSI HORTIKULTURA, 1969 - 1981( dalam ribu hektar da:r ribu ton )

t . 2 7 7 , 35 . r 9 3 , 79 .O7 3 ,88 .917 ,36 .894, r6 .480,55 .226,86 .215,39.204,o3 .O42,2

1 . 1 8 8 , 34 .349,7'7 .182,86 .7 68 ,05 .132,O4.580,93 .883,83 .446,41 .6+4,9

50,0

1 4 3 , 8360,7++2,s3+4,7235,7r95,orsg,7146,7261,6

Buah-buahan

T a h u nS a y u r a n

Luas panen Produksi Luas penen Produksi

6006417 \ 569+

5 t l

+595 5 864266067r686

I) Angka diierbaiki

2) Angka sem€nta-ra

1 9 6 9r 9 7 0r 9 7 71 9 7 2r 9 7 31 9 7 +1 9 7 51 9 7 61 9 7 7r 9 7 81 9 7 91 9 8 0 1 )1 g 8 r 2 )

1_79t1 .8322.0672.120? t o <

7 ' r o 7

1.8891.6411 . 8 3 37.9271.8612.1272.22r

488s335 5 46666966 1 4

528

+36529541

2.2723.3321.4353.9064.2494 . 7 3 13 . 7 4 3

1.6242.709t .5124.2063 .87 4

Page 282: NOTA KEUANGAN

1 0 5

T a b e l V I L I SPENGGUNAAN PUFUK UNTUK TANAMAN PANCAN, 1969 _ :1gAI

( dalam ribu ton kader pupuk )

KzoT a h u n P2o5

79 6919701971197 2197319747975797 61 9 7 719?8197919801981

1 5 5 , 2r62 ,7' 1 1 0 '

262,3312,O290,8311,3

442,4+7 8 ,9

787,3936,9

36,23 1 , 3

+ 1 , 565,395,7

110,299,3

104,7126,9ng,g t )210,92 9 r , 7

1 , 03 , 61 , 0

1 ,96,81 , 03 , 0

11,71 7 , 8t3,915,9

Angka diperbaihi

T a b c l V u . 1 9PENGGUNAAN PESTISIDA UNTUK TANAMA,N PANGAN , 1969 . IgsI

( dalam ton )

T a h u n Insektisida Rodentisida l)

1969797 0197r19721971197 4r97519767971197 8197 919801981 3)

1 .209,31 . O 7 5 , 6r . ) J ) , o1 ,410,o1 .50+,21 , 6 3 8 , 02.+64,o3 .432,5+.268,14 . 1 6 5 , 0+.191,16.386,9218.9+3,2

52,45 3 , 05 t , 0

1 1 6 , 0+6.884,0

l 5 8 , 01 1 3 , 01 ? 1 , 079,O78,1

1 0 7 , 5

Ekivalen ZinkphospideAngka dip€.baikiAngka sementaxE

-

Page 283: NOTA KEUANGAN

264

sebelumnya sebesar 2.127 ribu ton. Usaha yang ditempuh untuk meningkatkan produksi

buah-buahan clan say, rr'sa1'uran temtama diarahkan pada areal yang berada di sekitar daerah

perkotaan agar memudahkan dalam pemasarannya. Namun demikian usaha pengembangan

produksi hortikultura yang trcrada di daerah pedesaan.juga tetap dijalankan'

Peningkatan produksi tanaman pangan memPunyai kaitan yang erat dengan'peng-

gunaan pupuk dan pestisida, yaitu meningkatnya produksi tanaman pangan berhubungan

erat dengan penggunaan pupuk yang meningkat juga. Dalam hubungan ini penggunaan

pupuk jenis N selama tahun 1981 telah mengalami kcnaikan scbcsar 19,0 perscn dibanding-

kan dengan tahun sebelumnya, yaitu dari 787,3 rlhlt ton kadar pupuk menjadi 936'9 ribu

ton kadar pupuk. Sed:rngkan penggunaan pupuk jenis PrO, telah meningkat dari 210,9 ribu

ton kadar pupuk merladi Z9\,7 rilt^t ton kadar pupuk, atau zuatu peningkatan s€besar

38,3 persen. Demikian pula dengan Penggunaan pupuk jcnis KrO dalam periode yang sama

telah meningkat sebesar 14,4 persen, yaitu dari 13,9 ribu ton kadar pupuk menjadi 15,9 ribu

ton kadar pupuk, Secara keseluruhan ponggunaan pupuk dalam tahun 1981 telah meningkat

scbcsar 22,9 pcrsen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yairu dari 1.012,1 ribu ton

kadar pupuk menjadi 1.244,5 ribu ton kadar pupuk. Perkembangan penggunaan pupuk

dapat diikuti melalui Tabel VII.18. Dari Tabel VII.19, dapat dilihat mengenai penggunaan

pestisida, baik men-rpaka:r insektisida maupun rodentisida Sccara kcscluruhan Penggunaanpcstisida dalam tahun 1981 telah meningkat sebesar 40,0 persen dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. yakni dari sebesar 6.465,0 ton menjaCi 9.050,7 ton. Kenaikan penggunaan

pesrisida tersebut terutama disebabkan olch penggunaan Pestisida jenis insektisida, yang

telah meningkat sebesar 40,0 persen dari tallun sebelumnya, yaitu dari 6.386,9 ton mcnjadi

8.9.13,2 ton. Sedangkar penggunaan pestisidajenis rodentisida juga mengalami peningkatan,

;-aitu dari 78,1 ton menjadi 107,5 ton atau meningkat dengan 37,6 persen dalam tahun

i 9 8 1 .

Tanaman perkebunan

Sejalan dengan kebijaksanaan di bidang pertauian, pembangunan di bidang perkc-

bunan dalam I'>clita IIl, baik yang bcrhubungan dengan perkebunan rakyat, perkebunan

besar swasta maupun pcrkebunan ncgara pada dasarnya merupakan kelanjutan dari usaha

yang telah dilaksanakan dalam Pelita Il. Sisaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan

Repelita ll l adalah penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan petani produsen dan

devisa negara, pemelihararn kelestarian sumber-sumber daya alam dan lingkungan hidup, di

samping jr.rga untuk memenuhi kebutuhan konzumsi dalam negeri. Secara singkat sasaran

pembangunan tersebr.rt tclah dimnuskrn dalam Tri Dharml Perkebunan, yaitu meningkat-

kan produltsi dan produktivitas guna meningkatkan penghasilan devisa atau'menghemat

devisa, men.tbantu merealisasi dclapan jalur pemerataan baik sebagai akibat daripada pe-

Page 284: NOTA KEUANGAN

265

ngembangan usaha sendiri maupun sebagai akibat penugasan perkebunan besar sebagaikebun inti di dalam membantu pengembangan perkebunan rakyat, serta memanfaatkan danmeningkatkan kelestarian sumber-sumber daya alam. untuk mencapai sasaran tersebut,usaha pokok ya''g telah dilakukan meliputi perluasan, peremajaan, intensifikasi dan reha-bilitasi perkebunan.

Walaupun perkebunan rakyat sampai saat ini merupakan areal perkebunan yangpaling luas di Indonesia, namun dari segi hasil produksi dan kualitasnya masih jauh di bawahperkebunan besar swasta. Hal tersebut adalah karcna dalam pengusahaan perkebunan parapetani masih melaksanakannya sccara tradisional, sehingga sebagian besar tanaman utama diperkebunan rakyat tidak dapat bcrproduksi lagi sedangkan usaha pcremajaannya rnasihterbatas. Di samping itu prasarana dan sistem pemasaran hasil produksi juga belum memadaiyang berpengaruh terhadap daya saing di pasaran internasional.

Menyadari akan kelemahan-kelemahan di bidang perkebunan rakyat serta mengingatbahwa hasil produksi perkebunan rakyat terscbut secara potensial cukup baik, maka dalamtahun ketiga Pelita III pembangunan bidang perkcbunan tetap dititikberatkan pada pem-binaan perkebunan rakyat. Sehubungan dengan itu telah dilaksanakan pcngembangan danpembinaan terhadap perkebunan rakyat melalui dua pola, yaitu pola unit pelaksana proyek(uPP) dan pola pcrkebunan inti rakyat (prR) atau yang disebut juga dengan nucleus estatesmallholder (NES). Melalui UPP dilaksanakan penyuluhan dan pemberantasan hama pe-nyakit, di samping penyediaan sarana produksi serta fasilitas kredit jangka panjang denganpersyaratan yang ringan, sedangkan melalui PIR pcrkebunan besar membantu perkebunanrakyat yang ada di sckitarnya di samping mengusahakan perkebunannya sendiri. petani yangdiikutsertakan dalam pola tersebut terutama adalal para petani ladang, buruh tani danburuh perkebuna'. Dengan demikian melalui pIR diharapkan dapat pula diatasi masalahkurangnya ketrampilan petani dan lemahnya sistem pemasaran.

Hasil yang telah dicapai dari usaha perkebunan rakyat sampai dengan tahun 19g1dapat diikuti dalam Tabel vII.20. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa produksi per-kebunan rakyat dalam tahun 1981 secara keseluruhan telah meningkat yang antara lainditandai dengan meningkatnya hasil gula tebu, kapas dan karet, dengan masing-masingkenaikan sebesar 8,0 persen, 6,7 persen dan 4,9 persen dibandingkan dengan tahun 19g0.walaupun demikian usaha-usaha ke arah peningkatan produksi terus digalakkan. Dalamhubungan ini pengembangan seperti perkebunan karet rakyat, selain dilakukan melalui uppdan PIR juga dilaksanakan melalui smallholder rubber developmcnt project (sRDp). Baiksistem uPP, PIR maup'n sRDP telah dilaksanakan di Aceh, Sumatera utara, sumateraSelatan, Riau, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan tsarat.

Bidang perkebunan besar swasta dalam peraksanaan perita III juga terah banyak

Page 285: NOTA KEUANGAN

266

T a b e l V I I . 2 0

PRODUKSI BEBERAPA HASIL PERKEBTJNAN RAKYAT' 1969 - 1981

( dalan tibu ton )

K"lrp4

koptc

Gula Temba-T e h u n Karct Kopi Cengk€h T E h hda Kepas

tebu kau

19d9 bbg 220

1970 571 1 .198

t97lt9721 9 7 S19?4 5?r 1 .335197b 536 1.3?019?6 610 r ,527

572 1 .1475b9 1.308599 |.233

584 1 .51361 : r . 554616 1 .56 I705 t . 7 t?

1 6 21 7 01 7 8I96140I32t44I 7 81 8 1206209

I I

t 4l 3I t

l 5l 7

222 l2+7

t +l 4

22019622r247199250

756969

6969

726875

1 0 1

t ?t 7

l 8

+6

1 ,8

0 , 50 ,6

13 267

29 r , l27 2 ,9

57 0 ,9

+l 0,9197 719?Br9791980

l )

37 14 3521? 485?r

35 17 +98256 39 21 749 37 6,0

rgEl 2) 740 LTag 276 40 22 8og 103 39 r0'0--

1) Ancka dipe$aiki

2) Angka sementara

T a b e l V I I ' 2 1

PRODUKSI BEBERAPA HASIL PERKEBT]NAN BESAR SWASTA, 1969 _ 1987

( dalam ribu ton )

T r h u n Kar€tK€lapai

kop.dKopi

cula

Tebu

Minyak Int iC€nskeh T e h

1969 I l 01 9 7 0 I l 31 9 ? 1 1 t 41972 1281973 109t974 108l9 75 1091976 104t977 107l 9 7 8 I l 0

I2?346555

? l2 l2223

I,000,080,060 , 1 70 , 1 r0 , 1 70 ,14

r,600,20

I9

l 07

l 0l ll 0l lI I

I 6I 7l 8

7 274

t22130r l 8r21l?6r52t627 l7 3

I l 4n 6

607 0798 l82

104126145147165168202206

l 5l br 8t 1I E2 l242 1292223363 l

5676+76667866

1 9 8 0 ' /l 9 8 l - ,

l l 21 l tl I 4

0,200,200,20

t) Angka diperbaiki

2) Angka sementara

Page 286: NOTA KEUANGAN

267

menunjukkan peningkaran. Kecuali produksi kopi dan cengkeh, hasil produksi perkebunanbesar swasta dalam tahun 1981 telah menunjukkan kenaikan yang cukup berarti dibanding-kan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut disebabkan karena perkebunan besarswasta tetap mendapat pembinaan di dalam pengembangannya, baik yang berupa kulturteknis, permodalan maupun yang menyangkut segi administratifnya. Dari Tabel vII.z1.terlihat bahwa produksi teh dalam tahun 1981 menunjukkan kenaikan sebesar 5,9 persendibandingkan dengan rahun sebelumnya, yaitu dari r7 ribu ton pada tahun 19g0 meningkatmenjadi 18 ribu ton dalam tahun 1g81. sementara itu produksi kelapa dan karet mengaiamikenaikan masing-masing sebesar 4,5 persen dan 2,7 percen dibandingkan dengan lahunsebelumnya. Demikian juga dengan produksi gura tebu, minyak sawit dan inti sawit telahmengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,7 persen, 1,9 persen tJan 2,g persen. Sedang_kan kopi dan cengkeh dalam waktu yang sama belum menunjukkan kcnaikan antara laindisebabkan karena adanya peremajaan ranaman.

Sernentara itu dalam rangka peningkatan produksi dan pengembangan usaha pet_kebunan negara, antara lain telah diberikan bantua.n untuk memperbesar usaha peremajaantanaman, perluasal areal perkebunan serta penerapan teknologi baru. peningkatan yangtelah dicapai di bidang perkebunan negara dalam tahun 19g1 tidak jauh uerb.aa denguihasil perkebunan rakyat maupun perkebunan besar swasta. Apabila dibandingka:r dengantahun sebelumnya, produksi karet dari perkebunan negara menunjukkan peningkaiansebesar 3,2 persen dalam talrun 1981, yaitu dari 1g6 ribu ton pada rahun 19g0 menj;i 1g2ribu ton dalam rahun 1981_ Sedangkan produksi minyak sawit dalam pcriode yang samajuga mengalami peningkatan, yaitu dari 499 ribu ron pada tahun 1980 menjadi 542 ribu tonatau meningkat sebesar 8,6 persen dalam tahun 19g1. Daram pada itu produksi inti sawittelah mengalami kenaikan sebesar 8,9 persen, yaitu dari 90 ribu ton patra tahun r9g0menjadi 98 ribu ton dalam tahun 19g1. perkembangan produksi perkcbunan negara dapatdiikuti pada Tabel Vtt.2Z.

Dilihat secara keseluruhan maka produksi perkcbunan baik perkebunan rakyat,perkebunan besar swasta maupun perkebunan negara dalam tahun ketiga perita ltt telahmeningkat dibandingkan dengan tahun scbelumnya. Meningkatnya hasil produksi tersebutpada gilirannya mempengaruhi volume ekspor hasil perkebunan. Meskipun dewasa ini terjadiresesi dunia, namun ekspor beberapa komoditi seperti teh dan lada dalam rahun 1981 t;lahmeningkat. Volurne ekspor teh telah meningkat sebesar 4,9 persen dibandingkan dengantahun sebelumnya, sedangkan ekspor lada dalam tahun yang siuna juga mengalami pening_katan yaitu dari 30,9 ribu ton pada tahun 1980 menjadi 35,0 ribu ton dalam tahun 198ratau meningkat sebesar 13,3 persen (Tabel VlL23). Namun karena kelesuan ekonomi duniatelah menyebabkan turunnya harga barang-barang ekspor tradisional, maka nilai ekspordaripada sepuluh komoditi utama perkebunan Indonesia dalam tahun 19g1 mensalami

Page 287: NOTA KEUANGAN

268

T a b e l Y l l 2 2

PRODUKSI BEBERAPA HASIL PERKEBUNAN NEGARA, 1969 ' 1987

( dalam ribu ton )

Minyak rawit Inti sawit Tch Kopi T€mbatau Gula tebu

1969

1970

l s71

t972

1973

1974

r 9?5

1976t977

1978

r979

1980r 9 8 t ' i

I l 0

r 1 8

118

r2l137

l18

r !?

t42

l4?

r62t70

186

129t47l?0r8920724+27r286338I67474499542

283339

4652

64

85909E

3 t3+3 ?

4X404649

59926S69

l 0

l 0

I tt 2

1 1 ?

6 1 r1 0 8

l 0 8

l 0 l 3

630

603?08

693

860

87E

902

924

960

1 .030

968 l )

988

1r1 3 1 5

l 4

l) Angka djp€rbaiki

2) Angka sementara

T a b e l V I I ' 2 3

VOLUME EKSPOR HASIL UTAMA PERKEBUNAN' 1969 _ 1981

( dalam ribu ton )

KoD.a dan

Tahun K.a.ret Minyat sawit Inti sawit Teh Kopi Tembalau Ludo tunikit Lopla

1969l 9 7 01 9 7 1

t972

1973

r9?4

1975

1976

191?

I97E

l9 791 9 8 0 ' '

1981 3 )

E5 7 ,5

790,2789,3

774 ,6

890,2

840,4

788,3

8 1 1 , 5

800,2

9 l E ,2

967 ,3

97 6,9

896,0

179,1159,?209,0236,5262,128r,2386,2405,6404,64r2 ,3437,8434,3r63,8

42,7

48,6

5t,4

28,5

2r,025,625,2

32,623,6

1 1 , 0

18 ,3

26,!

33 ,6

19,6

20,5

27,1

27 ,5

t6 ,72,6

2+,225,725,6tb ,?15,228,830,938,025,750,935,0

349,l393,I322,5

28?,0252,62)529,r396,7935,9 e\324,4 ''

3Er,4 -',

+02,2332,0

36,1 127,1

4 l , l 104 ,3

44,a 74,3

44,O 107,0

39,6 100,8

55,7 l l l ,8

45,9 128,+

4?,5 136,4

5r,3 160,4

61,6 222,8

65,9 210,7

75,8 239,4

79,5 224,2

l) Angka diPflbaiki

2) Hanya bunskil kopn

3) Angka s€m€ntaia

Page 288: NOTA KEUANGAN

269

i - E

€ t g

gEg

\o

,i

ci

F

o\

;

\oco

qaqo

\o

t .

6\ o i - i c o o 6 r -i r . \ + a ! i \ i r * Nt 6 \ o + o \ . . r

G r i o \ o r - - d d r \ o \ii c.r \o co tl ca @ c,t t-

i Ni \ o N i

< t - 6 \ t o t \ e { s i \ o \ mi r i h < ) h r \ N i o oO l t h \ O r r t o , FC) \o..ir a r o l - - 6 c 4 h N Oc r ^ c \ o . c o i o , N i c n

C ) h O \ O O , -

c D - O d c O c o \ O O O \ c Ol n € + i N h o r .o \ 6 h \ O O \ \ o N i!r €,

r . n o 6 t o r - N o a - \ o

Q o . . . r . a \ O r C h+ t t

O O , d c O o O i O Fc O r i d . . |

\ O N a h h ( \ |

6 N O + 6 \ 0\ . n = r h € c o + 6 F . r \ c )0 9 t \ | O 6 \ O N \ i

o \ o * o \ h c o o . r t . - hY 1 6 c r + ^ r + 6 O F \ O

F- rf, t-\ N

o ) ' o - + ^ o - o - \ ' l * ^ 1 + -

o i + 6 r

N" .l .f,^ o: a .- \ \ co_ +-! . ! 9 r ^ c \ o 6 + c o H +

! + N

o \ F i @ h 6 A O \ M

i . i ; - i { i ; e . i F i . i +\ o m \ o a

c \ \ o 6 0 0 N o + a - \ O 1 1d d - i d i $ i { d o i - i - i$l N

IE

q\

cot.-o\

o\

q\

F.

o.

t-o\

o.

\oo\

Io\

zz

:, :a .d- - . J =

th

(h

vfr,l

..1z

Page 289: NOTA KEUANGAN

2.250

G r a f i k V t I . 4

NILAI EKSPOR HASIL UTAMA PERKEBUNAN, T969 _ 1981( dalam US $ juta )

1969 1970 L91r t912 r97! 1974 l91s 1976 lg71 tg78 19?9 1980 1981r.)*) -4.ngka sementara

1,500

150

I

r

Page 290: NOTA KEUANGAN

2 7 7

penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. perkembangan lebih lanjut daripadanilai ekspor hasil utama perkebunan dapat diikuti dalam Tabelyll.24.

Kehutanan

Indonesia merupakan salah satu ncgara tropis yang masih mempunyai sumber dayahutan yang cukup banyak yang dapat membcrikan saham besar dalam penyediaan kayrr danhasil hutan lainnya grna pen.rbangunan nasionar. Menyadari akan pentingnya p..r,.ron iua*,,maka dalam Pelita III kebijaksanaan di bicang kchutanan agak berbeda dibandingkandengan Pelita sebelumnya yaitu tidak lagi rncnitikberatkan pada peningkatan devisa me'lalurekspor kay.u gelondongan (bulat) namun ditekankan unruk mengembangkan industri peng_olahan dan perluasan kesempatan kerja- Di samping itu pcnekanan juga dibcrikan atasusaha-usaha pelestarian, perlindungan, pcngawetan dan pembinaan hutan serta penang-gulangan tanah-ranah kritis sebagai upaya penyelamatan hutan, tanah dan air.

Usaha pelestarian sumber alam scperti yang telah digariskan dilaksanakan denganmeningkatka-n hasi l guna pembinaan dan pengawrsan eksplo i tas i huran, anrarr la in denianja lan mempcrkerat pember ian i l in hak pengusahaan hutan (HpH). pengusahoan hutrn," , i ,luar Perum Pcrhutani, sampai dengan tahun 19g1 dilakukan oleh 51g p"*s"haan yang telahmendapat IIPH dengan konsesi seruas 52.r7z,z ribu hektar dan jumrah inuert"si seb--anvakUS $ 1,789,4 jura dan Rp 22.173,9 jlta". Bila pada tahun 1980 jumlah perusahaan p"_"grngHPLI adalah sebanyak 503 b.ah dengan areal konsesi seruas 4g.+o7,1 ribu hektar sertiinvestasi sebanyak US $ i.526,0 juta dan Rp 10.g34,4 juta, maka secara keseluruhan telahterjadi peningkatan pengusahaan hutan clalam tahun 19g1, Dari Tabel vII.25 terlihat bahwadari 518 unit penrsahaan yang telah memperoleh HpH, 453 buah di antaranva adalahperusahaan nasional dengan arear pengusahaan seluas 44.237,4 ribu hektar ,crt, donoinvestasi yang ditanamkan sebesar US $ 1.4S8,6 juta dan Rp 20.039,6 juta, seclangkansclebihnva sebanyak 65 unit adalah pcrusahaan panrngan, dengan areal hutan yang diusaha-kan seluas 7 -934,8 riLn hektar serta jumlah investasi yang ditanamkan sebesar ui $ 300,gjuta dan Rp 2.134,3 juta. Kiran;,a perlu dikemukakan bahwa sesuai dcngan kebijaksanaanyang telah digariskan oleh pemerintah, maka sampai dengan akhir t"hrrn igAt p"ngrlr"hr"nhutan oleh pcrusahaan asing (pMA) telah tidak ada lagi.

Sementara itu, pada tahun l9g1 industri pcnggergajian dalam negeri adalah sebanyak283 unit Dari jumlah tersebut sebanyak 239 unit sudah berproduksi dengan kop"rit",sebesar 7,1 juta meter kubik per tahun, sedangkan selcbihnya scbanyak 30 uniimasih daramtahap konstruksi dengan kapasitas 1 juta metcr kubik per tahun dan 19 unit masih dalamtahap rekomendasi dengan kapasitas produksi 2,1 juta meter kubik per tahun. Di sampingindustri penggergajian tersebut, maka industri veneer (plywood) dalam tahun 19g1 telahmencapai sebanyak 170 unit, terdiri atas 32 unit yang sucrah berproduksi dcngan kapasitas

Page 291: NOTA KEUANGAN

) . r 1

T att e 1 VII ' 25

PENGUSAIIAAN HUTAN SAMPAI DENGAN DESE]UBER 1981I )

Jentu dan sifat uschaJumlah( urlit )

Luar arcal

( ribu ha )

lnrertad

{ US $juta ) ( ju ta Rp )

l. Perusahdan yang meNpakan

usaha nasioDal

Perusahaan patunSan

Perusahaan dalam mnBka PMA

+53 44.2U,4

7.934,4

1.488,6

300,8

20.039,6

2.r34,5

3.

Jumlah penrrahaan yangt lah mcmPerol€h HPH

518 52.r72,2 1.789,4 22.113,9

l) Angka sementara

T a b e l V l l . 2 6

PRODUKSI DAN EKSPOR KAYU, T969 - 1981

Produkri (r ibu m3 ) E k6p o rTahun Kayd T"y" Jumtah Volunre %daripada Nihi

tribu ns ) produt-d (Us $ juta)

19691970I 9 7 l1972r97 3t9741975t976r977r97819791980l98 l l )

520 7.587568 I1 .856770 12 .968591 17.120676 25,124620 22.660595 15 .701480 20.947573 22,36647b 30 .619575 25,A52500 21,240578 I5.376

8 .107r2.424r3 .738| 7 ,71725.80023.28016,29621.42722.9393 I .09426.42721,? 4015.954

3.5967,4t2

10 ,76013 .891r9.48818.44813 .92118 .52119.80620,26219 .6 r 014.927

7 .87 |

59,6

7 a,4

79,285,486,486,365,2

65,949,3

26,0100,6168 ,623O,75E3,97 25,7501 ,6783 ,8961 ,4

r.008,?r . 7E6 ,61 .805 ,7

8 l r , 4

I ) Angka sem€ntara

Page 292: NOTA KEUANGAN

273

l?leIr

lxlq

ItHslq

lr

!

z

I

:z

= 4 1\ l <

, z( a <

El

f

v

l oI F FI c r r at - E

ts

E g " ! pne i

Page 293: NOTA KEUANGAN

274

1,8 juta meter kubik per tahun dan 39 unit masih dalarn tahap konstruksi dengan kapasitasproduhsi scbanyak 1,8 juta metcr kubik per tahun. Adapun sclebihnya yaitu sebanyak 99unit nasih dalam tahap rekomendasi dcngan kapasitas produksi sebesar 4,9 jura meter kubikper tahun. Sebagai akibat daripada kebijaksanaan pemcrintah unruk mengurangi eksporkayu bulat clan meningkatkan ckspor kayu konversi, nral<a dalam tahun 19g1 ekspor kayukonversi telah mengalami kenaikan lebih dari 37 persen dibandingkan dengan tahun sebe-lumnya. Bila dalir.m rahun 1980 el<spor kay'u konversi baru mencapai 1.401 ribu meter kubikatau 9,8 pcrsen dari seluruh ckspor kayu, maka dalam tahun 19g1 telah n.reningkat menjadi1-930,8 ribu mctcr kubil< atttu 24,5 persen dari seluruh ekspor kay,u.

Scjak tahun 1974 sampai dengan 1981, tenaga kerja akhli yang terserap dalamkegiaran produksi kehutanan di luar perum perhutani adalah sekitar 69 ribu orang yangterdiri aras 66 ribu renaga kerja Indonesia sedangkan sisanya tenaga kerja asing. Di sampingitu dalam periodc yang sama, jumlah tenaga bunrh yang langsung terlibat dalam proscs kayubulat adalah sekitar 225 ribu orang, tidak termazuk buruh yang bekerja pada kegiatanindustri pengolahan kayu. Dalam pada iru jurnlah modal usaha dalam kegiatan produksikehutanan juga telah meningkat sepadan dengan bertalnbahnya jumlah pcmegang HpH.sampai dengan tahu' 1982, yang telah mendapat HpH adarah sebanyak 621 perusahaandengan modal usaha d iperk i rakan sebesar US $ 3g,255 ju ta.

Dari 'Iabel vII.26 terlihat bahwa jumlah produksi kayu dan ekspor kayu dalamtahun 1981 nanrpal< mcnurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, Namun khususrurtuk produksi kayu jati dalam periode yang sama telah meningkat sebesar 15,6 persen,,vaitu dari 500 ribu meter kubik menjadi 578 ribu meter kubik, penur.nan produksi kavutcrsebut anrara lain disebabkan karena adanya pengembangan sisteln tebang pilih yang lrbihtegas untuk hayu rimba, yang ditu.lul<an untuk pelestarian serta perlindungan terhadapsumber clava alam v21g berupa hutan. penurunan tersebut juga disebabkan karena adany'apembatasan tcrhadap ekspo' kayu bulat. Mengenai procluksi kehutanan selain kayu, yangantara lain berupa roran, tengkawang clan gondorukcm, dalam tahur.r 1gg1 tclah menunjuk-kan kenaikan yang mantap dibandingkan clengan tahun sebelumnya. Apabila pada rahun1980 produksi rotan, tcngkawang dan gondorukcm masing-masing baru sebanyilk I02,9 ributon, 0,9 ribu ton dan 4,6 ribu ton, maka d.lam tahun 19g1 telah meninskat meniadi6,227 ,4 r ib :u ton, 8,8 r ibu ton dan 7,4 r ibu ton,

Sementara iru permintaan kavu Indoncsia dari luar negeri pada umumnya baik danmantap terutama atas kayu meranti, jati, agathis, pulai dan keruing. Schuhrungan dengan itu,mal(l terus dilakukan usaha peningkatan ekspor kayu, baik melarui diversifikasi komoditimaupun diversifikasi pemasarannya. Negara-negara yang mengimpor kayu dari Indonesiaadalah Jepa.g, Korea Selatan, Taiwan, Singapura serta Itaria. Kiranya pcrlu dikemukakanbahwa sampai saat ini Jepang masih merupakan negara pengimpor kayu Indonesia terbcsar

Page 294: NOTA KEUANGAN

L l )

T a b e l V I I 2 7

IENIS-JENIS XAYU DALAM PERSENTASE DARTPADA VOLUME EKSPOR KAYU'

1970 - 1981

xaP*i bin-lain Jurnlehk€ruingJ a t i P u l a i

19? 01971t912t913t9'1419751916t9'7719?8t9't919801981 -

58,562:l62,7s8,064,368,064,563,456,058,95?,8

5 ,8

6,03 ,02 2t q

1,8 "1 ,9t , 72,0

0,60 ,30,40,80,20 ,30,3

o,20,20 ,10,?

1 ,60,20,4t , 7a 1

1,0t q

4,0

1 , 8' l I

13,1

2t,0t g q

133tt,713,014,413,621,623,2x6,8

100,0100,0100,0t00,01o0p100,0100,0100,0100,0100,0100,0100,0

1 , 10 ,9l , t

s,910,0t0,210,110,611,?10,710,8

10,411,98,85 ,06 ,06,95 ,8

3 ,8

1)2)

Angka diperbuiki

Angka gcmentara

T a b e l V t I 2 8

AREAL PENGHIJAUAN DAN REBOIsAsI', !96911970 - 198rll98z

( dalam hektar )

Penghijauln

1 9 6 9t9 ' ,7 0r 9 1 11 9 7 2r 9 7 31 9 1 41 9 7 51 9 7 61 9 7 11 9 7 8 r )l 9 ? 9 1 )1 9 8 0 1 )1 9 8 1 2 )

149.57898.681

t02.259107,85 5104.500149.80270.623

302.697632.68966s,991s78.403420;t60320,s56

35.31522.r1835.6s 053.40?50,58?89.558

l'lc),541204,148276.544206.844l?3 .7961 1 9 , 3 3 0

l) Angka dipcrbaiki

2) Aogha sementala

Page 295: NOTA KEUANGAN

2 7 6

yaitu mencapai 57 persen dari seluruh volume ekspor kayu Indoncsia. Dalam pada itudiversifikasi pemasaran kayu ke luar negeri terus ditingkatkan yaitu ke negara-negara Eropa(MEE), Amerika Serikat, Timur Tengah dan Australia, Dari Tabel VIl.27 terlihat bahwakayu meranti merupakan bagian terbesar dalan.r komposisi ekspor kayu Indonesia, kemudiandisusul kayu keruing. Namun bila ditinjau dari peranannya terhadap volume ekspor kayusecara keseluruhan, maka volume ekspor kayu meranti persentasenya menurun bila diban-dingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dari sebesar 57,8 persen pada tahun 1980 menjadi54,1 persen dalam tahun 198i. Demikian pula dengan kayu ramin, peranannya telahmenurun dari 3,8 persen dalam tahun 1980 menjadi sebesar 3,2 persen dalam tahun 1981.Sebaliknya kayu agathis, jati, pulai dan kapr.rrlkeruing,dalam periode yang sama perararnyatelah meniagkat.

Mcningkatnya pembangunan di bidang kehutanan sering kali rnembawa dampaknegatif sebagai akibat sampingan yang dapat mengganggu dan merusak kelestarian ling-kungan. Unruk mengatasi hal itu, antara lain terus dilakukan kegiatan reboisasi dan peng-h5auan untuk menjaga lingkungan. Dewasa ini telah dilakukan pembinaan reboisasi danpenghSauan di 35 daerah aliran zungai (DAS), sedangkan pelaksanaan fisiknya ditanganimelalui lnpres reboisasi dan penghijauan yang tersebar pada 21 propinsi. Untuk menunjangusaha tcrsebut, antara lain telah dibangun pusat pembenihan kehuta.nan serta pembinaanpersuteraan alam dan pembinaan hutar.r serbaguna. Gambaran dari usaha reboisasi danpenghijauan yang telah dilaksanakan dapat diikuti pada Tabel VII.28.

Petemakan

Titik bcrat pembangunan di bidang perernakan dalam Pclita III diletakkan padapeningka.tan kegiatan pengaman,an ternak, penycdiaan dan penyebaran bibit ternak, pe-ningkatan produksi, distribusi ransuman dan obat-obatan, serta pcningkatan penyuluhanbagi para peternak. Keseluruhan usaha tersebut lebih dikenal dengan panca usaha ternakpotong (PUTP). Adapun tujuan yang ingin dicapai dari usaha-usaha tersebut adalah me-ningkatka-n populasi ternak, peningkatan pcndapatan para peternak serta perluasan kesem-patan kerja. Untuk lebih menunjang kegia,tan peternakan, maka terus diusahakan pening-katan kelahiran dengan cara menekan kematian dan pengendalian pemotongan khususnyapemotongan ternak betine.

Sementara itu dalam rangka meningkatkan populasi ternak kini tengah dijalankanpeningkatan ketrampilan daripada para petugas pengelola peternakan, baik yang berada dipusat maupun di daerah, di samping para peternak sendiri. Di bidang peny-uluhan, dewasa initerus ditingkatkan jumlah renaga petugas penyuluh lapangan (ppl-) yang sampai dengantahun 1981 telah mencapai sebanyak 1.248 onng, yang terdiri atas 936 tenaga ppl. bukan

Page 296: NOTA KEUANGAN

2 7 7

laboratorium dan 312 orang tcnaga PPL laboratorium diagnostik. Sedangkan jumlah tenaga

penyuluh peternakan spesialis dan tenaga inseminator dalam tahun yang sama masing-masing

telah mcncapai sebanyak 368 orang dan 391 orang. Berbagai cara telah ditempuh untuk

meningkatkan populasi ternak, antara lain deng:rn mempergiat pelaksanaan inseninasi

buatan dan penyediaan pejantan dengan mutu genetik yang lebih tinggi Dalarn tahun

798l/7982 telah disalurkan sebanyak 250.339 dosis mani beku untuk inseminasi buatan.

Dalam hubungan ini, selain mani beku disalurkan juga bibit ternak ke scluruh pelosok tanah

air termasuk daerah transmigrasi. Dalam tahun 1981 telah disalurkan bibit ternak impor

dengan sistem kredit, yaitu terdiri atas 39,045 ekor bibit sapi, 2.946 ekor bibit kerbau,

2.471 ekor bibit kambing/domba, 2.000 ekor bibit krrda dan 275 ekor bibit babi Untuk

meningkatkan produktivitas ternak dan mempcrbanyak persediaau makanan ternak, antara

lain terus dikembangkan industri makanan ternak dan pengadaan bibit hijauan makanan

ternak dengan membangun kebun-kebun bibit, Bibit hijauan tersebut disalurkan kepada para

peternak untuk selanjutnya ditanam dan dikembangkan yang sekaligus dikaitkan juga

dengan usaha penanggulangan lahan kritis dan tanah- tanah kosong. Pembangunan di bidang

peternakan tersebut telah menunjukkan hasil yang nyata, antara lain ditandai dengan

meningkatnya jumlah populasi tcrnak dalam tahun 1981. Dari Tabel VlI.29 terlihat bahwa

populasi ternak jcnis sapi perahan, babi, itik dan ayam dalam tahun 1981 telah n.renunjuk-

kan kenaikan masing-masing sebesar 9,7 persen, 6,6 persen, 6,4 perseu dan 6,2 persen

dibandingkan dengan tahun 1980. Kemudian dalar.n periode yang sama populasi ternak sapi

dan kuda juga meningkat masing-masing sebesar 1,1 persen dan 3,4 persen, sedangkan

perkembangan populasi ternak kerbau, kambing dan domba menunjukkan kenaikan yang

sama yaitu sebesar 1,3 persen.

Walaupun secara keseluruhan jumlah populasi ternak telah menunjukkan kenaiknn,

namun disadari bahwa hasil akhir daripada peranan bidang peternakau adalah untuk me-

ningkatkan pendapatan parr p€ternak dan memperluas kesempatan kerja. Untuk itu dewasa

ini sedang dilakukan peningkatan produksi ternak melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan

divcrsifikasi. Kegiatan intensitlkasi dilaksanakan dalam bentuk panca usaha ternak potong

(PUTP), Bimas ayam, pengen-rbangan usaha sapi perah (I'U$P) dan dalam bcntuk proyek

kedit pedesaan (PKP). Ekstcnsifikasi dilaksanakan di dacrah-daerah yang masih jarang

penduduknya, terutama yang berkaitan dengan pengembangan daerah transtnigrasi dan

daerah pemukiman kembali penduduk, Sedangkan usaha diversifikasi diwujudkan dalam

bcntuk dorongan untuk mengusahakan peternakan lain di samping dari usaha yang telal.r

ditangani secara khusus, seperti telah diadakannya Bimas ayam broiier. Diharapkan deugan

melalui berbagai kcgiatan dan usaha tersebut akan dapat ditingkatkan hasil produksi ternak.

Sejalan dengan usaha dan kegiatan dalam bidang peternakan tersebut, maka produksi

daging, telur dan susu senantiasa juga terus meningkat setiap tahunnya (Tabel VII.30).

Page 297: NOTA KEUANGAN

z t 6

T a b e l V I t . 2 9

POPULASI TERNAK, 1969 _ 1981( dalam ribu ckor )

Tahun SapiSapl Kerbou Kambing Domba B$i Kuda

t969

t970

l 9 7 l1972

1973

t974

197 5

l9 76

1977

r9781979

19SO I )

l98l 2)

6.4476.r 306.2456.2866.6376.3806.2426,2976,2176.3306.3626.440

66

68

7aE690879 t9394

103l l 3

7.269

7 .370

10 .416

12.404

I r.t2+13.62014.1231 5 . 1 8 216.032r7.541rE,0892r.o7 822.426

2.976 7,5442.976 6.3362.976 6.9432.422 7,1892.489 6.7932-415 6.5172.432 6.3152,284 6.9042,292 7.2322.312 8.0512.432 7.6592.+57 7.6912.488 7,790

2.998 2.E7 8 6425.362 3.169 6923.146 3.382 6652.996 3.350 6933.547 2.768 6455.403 2.906 6003,374 2.707 62?3.603 2.947 6313.E04 2.979 6595 .611 2 .902 6154 .0 ; l 3 .183 596+ .124 3 .155 6164.177 3.364 63?

62.47 663.43E7 5.64082,62784,38093.10098.4? 5

102.3E2r07.493l14 .987r2t.357r74-7 t2185.556

l) Angka diperbaiki2) Algka sementara

T a b € M t . 3 0

PRODUKSI DAGING, TELUR DAN SUSU, 1969 - 1981( dalam ribu ton untuk daging drn telur, dalam juta liter untuk susu )

Tahun DigrnS TeIur

t969r970

l97l

1973

1974

1976

197?

1978

197S

1980 l )

l gs l 2 )

309;4

3t3,7

232,2

366,1

5?9,4

403,1

435,0

4+8,7

467,7

47 5,0

486,0

571 ,0596,0

57 ,7

58,6

68,4

98,1

| 12,2

115 ,6

t 3 l , 4

l 5 t , 0

164,I259,427 5,0

35,8

37 , 735 ,0

56,9

5 l , 0

58,0

60,7

62,0

72,O78,485,8

l) Angka diperbaiki

2) Angka sementara

Page 298: NOTA KEUANGAN

(dalam ribu ton)s76

279G r a f i k V I I . 6PRODUKST DAGING, TELUR DAN SUSU, 1969 - 198r

r 9 8 lr980I979l9 78t977l9 76ts? 519741973t972l97 l19701969

t98 lr9801979l9 78ts7719761 9 7 5r974197 St97 2l 9 7 ll s 70r969

l 98 lr980l 9 ?9

r9 7Et977l 9 76t9? 5r9741979r972l s T lr970r969

Produksi t€lur (dalam ribu ton)

hoduksi sll3u (dalam juta liter)

Page 299: NOTA KEUANGAN

280

T a b c l V I I . 3 1

VOLUME EKSPOR TERNAK DAN HASIL.HASILNYA, 1969 - 1981( dalam ribu ekor untuk ternak, dalam ribu ton untuk kulit dan tulang )

K u l i t

TabunTular'g

S a p i Kerbau S a p i K€rbau Kambing

1959

l9 70

t97r

t9721 9 7 3

t97+

1915

1 9 7 6

197 7

r9?8

I979

19E01 9 8 1 2 )

0,60 , 70 ,50 ,60,50,40 , 10 , 10 ,20 ,10 , 1o,o l l0 , 0 . /

38,2

50 ,6

5 I , l

4! i ,0

9 ,0

0

00

18 ,7

29 ,1

?8,0I1 ,5

13 ,?

2 , 10 ,2

0

0

00

2,8

2,61 ,50 ,41 ,4l , r

2,r0,40 ,6

r ,8

1 ,3

1 ,10 ,8

2 , i

2 ,62,33 ,6

1 ,00,60 ,70 ,80,70,90,90,80,91,00,90,50,7

I 0 ,6

8 ,1

8 ,19 ,5

7 '

8,0

I ) .{ngka tidak sarrpai daiarn ribu ton

2) Angka sem€ntara

T a b c l V l I , 3 2

NTLAI EKSPOR TERNAK DAN HASIL.HASILNYA, 1969 - I9A).( dalam US $ tibu )

:

S a p i Kerbau S a p i K€rtlau Kamt ing Domba

K u l i tTahun Tulang Jumlah

t9691 9 7 0l 9 i lt9721973I 9 7 +1975197619711 9 7 8t9 79t98019E1 r )

170,3 r.98t,6385,5 2.412,5237,1 2.243,7398,0 3 .196,9398,1 4,104,0395, r 3 .010,3r09,2 5.433,9r47 ,O 11.421,3t57,4 9.926,7r39 ,0 11 .8r0 ,2299,7 24.a45,369,0 r8.026,530,0 14.974,5

52,5 4.883,4t72,5 7.272,4

255,6 7.222,6169 ,0 11 ,900 r0105,8 15.307,8195,9 16.769,5r64,5 15.75E,?590,5 22.7b2,4393,9 19.843,652+,r 22.738,2626,6 41.981,9615,5 26.523,8535,2 25,r32,b

596,01 . 3 9 1 , 0r.262,52 . 3 1 5 , r3.636,2t-.471,56,A2+,93.949,jL542,9

70,3000

251,0698,3485,E

1 .226 ,88 r 3 , 6

1 .65 8 ,37 t2 ,9299 , I?6 ,0

0

00

1 .134 ,41 .560 ,61 . 6 9 1 , ?3 .195 ,03.541,7r . 790 ,3

425,91.922,21 .67 2 ,92 .516 ,85.368,4

1.800,0

693,6652,0

l,046,?1 .401 ,22.308,42.24a,53.087,44.423,06 ,083 ,87 .67 ? , a

10,843,96 ,822 ,67,792t8

l) Angka sementara

Page 300: NOTA KEUANGAN

287

Apabila pada rahun 1980 produksi dari ketiga jenis produk tcrsebut masing-masing baru

sebesar 571,0 ribu ton, 259,4 rrbu ton dan 78,4 juta liter, maka dalam tahun 1981 telah

meningkat masing-masing menjadi 596,0 ribu ton,275,2rtb|u ton dan 85,8 juta liter Dengan

demikian produksi daging telah meningkat sebesar 4,4 persen, produksi telur sebesar 6,1

persen da.n produksi susu sebesar 9,4 persen. walaupun di satu pihak terus dilaksanakan

usaha-usaha r.rntuk mcningkatkan jumlah populasi ternak dan produksi daging persatuan

rcrnak, namun di lain pihak kebutuhan daging di dalam negeri juga telah semakin me-

ningklt, Hal ini terutama disebabkan karena adanya peningkatan taraf hidup rakyat, sehing-

ga konsumsi protein hewani firrut meningkat. Keadaan tersebut relah menyebabkan volume

ekspor ternak besar dalam tahun 1981 tidak berkembang seperti yang diharapkan bahkan

sccara keselurr.rhan nilai ckspor ternak dan hasil-hasilnya dalam periode tersebut menurun

scbcsar 5,2 persen. Pcrkembangan volume dan nilai ekspor ternak serta hasifhasilnya da-

pat diikuti dalam Tabel VII.31 dar.r Tabel VII.32.

Perikanan

Kebijaksanaan pembangunan di bidang perikanan dalam Pelita III dititikberatkan

pada pcmbinaan dan pcrngembangan perikanan rakyat yang pada umumnya bersifat usaha

tradisional yang masih lemah dalam permodalan, tcknis, manajemen, pengolahan dan

penasaran l.rasil. Dalam hubungan ini, antara lain telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan

dan latihan serta pembinaan terhadap koperasi nelayan, di samping dilakukan juga usaha

pengenrbangan pemasaran, peningkntan daya saing serta peningkatan mutu hasil. Usaha

pcngcmbangan bidang perikanan tersebut ditekankan pada peningkatan kesejahteraan petani

ikarr dan nelayan, perlur,san lapangan kerja serta pembinun kelcstarian sumbcr-sumber

perikanan dan untuk itu terus ditingkatkan pengadaan prasarana perikanan dan penyediaan

fasilitas perkreditan. sebtgai pcnunjang bagi peningkatan usaha perikanan rakyar, dalar.

tal.run 1981 telah dibangun pelabuhan perihanan sebanyak 24 buah tcrdiri atas satu pela-

buhan perikanan samudera, 2 buah pelabuhan perikznan nusantara dan 21 buah pclabuhan

perihanan pantai. Dalam rangka pengembangan budidaya perikanan, khususnya budidaya

rarnbak, naka sampai dcngan tahun 1981 telah dibangun dan atau direhabilitir saluran

iambak tli Daerah Istimewl Aceh, Sumatcra Utara, Jawa Barat' Jawa Tengah, Jawa Timur

dan Sulawesi Selatan dengan panjang seluruhnya' 465,5 kilomcter.

Scmentara itu dalam pengembangan Pemrsaran ikrn antarpulau, tclah pula dikem'

bangkan sistcm perusahaan inti yang merupakan kerja sama antara perusahaan perikanan

rakyat clcngan perusahaan perikanan rnilik negara. Melalui sistcm ini perusahaan rnilik negara

diwajibkan untuk mcmbina dan membantu pemasaran hasil perikanan rakyat di daerah

sekitarnya. tcrutama mclaiui Pengembangan teknologi produksi serta Pemasaran hasil

Page 301: NOTA KEUANGAN

282

perikanan rakyat. Dengan demikian, diharapkan kesulitan pemasaran ikan segar yang dialamrpara pengusaha perikanan rakyar dapat diatasi.

Guna mengatasi kekurangan rnodal, Pemcrintah melalui tlana perbankan telah pulamenyediakan pinjaman modal bagi pengusaha perikanan rakyat dalam bentuk kredirinvestasi kecil (KIK) dan kredit modal kerja permanen (KMKP). Di samping itu telah disa-lurkan juga sejumlah kredit untuk usaha intensifikasi tambak di Jawa Barat dan sulawes,selatan, sedangkan kredit yang disalurkan melalui BRI juga dipakai untuk pengembanganmororisasi perahu layar dan pembangunan pabrik es. Selain itu untuk mclindungi paranelayan tradisional dari saingan pengusaha perikanan modern, antara lain telah disediakanpengaftran batas wilayah penangkapan ikan. perhatian pemerintah terhadap pengembangannelavan tradisonal tersebut telah lebih dipertegas lagi dengan dilaksanakannya KeppresNo.39 Tahun 1980 yang melarang semur kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakankapal pukat harimau (jaring trawl) di perairan laut yang mengelilingi pulau Jawa dan Balisc,lak 1 oktober 1980 dan bagi kapal pukat harimau yang berdomisili dan beroperasi disekitar pulau sumatera sejak 1 Januari 1981, Di samping itu bagi perairan di luar yang telahdisebutkan di atas, jumlah kapal pukat harimau telah tlikurangi sehingga sampai dengantanggal 1 Juli 1980 jumlah seluruhnya tinggal 1.000 kapal. Dengan demikian, baik melaluipernbagian wilayah penangkapan il<an maupun dengan usaha pemerintah yang lain diharap_kan dapat diatasi persaingan yang timbul dalam pengusahaan perikanan.

Peningkatan kegiatan yang dilakukan di bidang perikanan, baik perikanan craratmaupun laut telah menunjukkan hasilnya yang antara lain drtanclai clengan meningkatnyakeseluruhan produksi ikan dalam tahun 1981 mencapai jumlah sebesar 1.g69 ribu ton.Jumlah tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan produksi tahun sebclumnya walar.rpun produksi ikan laut menurun dar i 1 .395 r ibu ton pada tahun 19g0 turun menjadi 1 .3g7ribu ton dalam tahun 1981. Penurunan tcrsebut disebabkan karena penggunaan kapal bukanpukat harimau belum mampu mengimbangi penumnan produksi yang terjadi sebagai akibatpengurangan dan pelaranga.n kapal pukat harimau. Di lain pihak dalam periode yang samaproduksi ikan darat menunjukkan peningkatan yaitu dari sebesar 455 ribu ton pada tahun1980 telah meningkat menjadi 482 ribu ton dalam tahun l9g1 arau relah tcrjadi peningkat-an sebesar 5,9 persen. Peningkatan tcrsebut terja,ii baik pada produksi perikanan di perairanumum maupun produksi pcrikanan budi Caya. Dibandingkan clengan tahun sebelumnya,dalam tahun 1981 produksi perika'an di perairan umum tclah meningkat sebesar 2,7 persen,yairu dari 255 ribu ron pada tahun 1980 menjadi 262 ribu ton, sedangkan produksi per-ikanan budidaya dari tambak, kolam dan sawah, yang mcrupakan 45,6 persen dari produksitotal perikanan darat, mengalami peningkatan sebesar 10,0 pcrsen yairu dari 200 ribu tonpada tahun 1980 menjadi 220 ribu ton dalam tahun 19g1. perkembansan lebih laniutdaripada produksi ikan dapat diikuti pada Tabel VIL3 3.

Page 302: NOTA KEUANGAN

283

T a b e t V l I . 3 3

PRODUKSI IKAN, 1969 . 1981

( dalam ribu ton )

lkan laut lLan darat J u m l a h

1969

l9 70

l 9 7 l

t9'12l9 ?3

1974

1975

1976

1977l 9 ? 8

1979

r 9 8 0 l )

t 98 r 2 )

785

808

820

836

8E9

94999?

t.o82

1 . 1 5 8

r .22?1 . 3 1 8

1 , 5 9 51 . 3 8 7

429

421424

433

3E9

388393

401414

420

430

+132

|.229

l 2691 . 2 7 8

1 . 3 3 7I . 390

1 .483

1 .572

1.64?

1 .748

1 . 8 5 0r .869

4ngka dipertaikiAngka sementara

T a b e l v l l . 3 4

JUMLAH PERAI{U PENANCKAP IKAN, 1970 _ 1981( dolam buah )

Perahu/Kapal moaor lereht! tanpa motor J u m l a h

l9 70

19? l

197219? 3

t9?+

19?5

t9761911

1 9 7 8

19 ?9

r 9 8 0 I )

t 9 8 l 2 )

? . 1 ? 6

8 , 8 I 8

r? .?67

t3 .20514 .931

t? .48120 .316

295,436

284 .838

295,28r

242 .882

6.034 289.40227 7 .662

286.463

230.6 r 5

257,16+ 2?0 369257 .1 i2

25.99? 222.r2r

242.22r228.24+ 245.725228.928 248 5+4

248.1r3

32 .101

44.990

+8.G00

226 ,856

225,600

!? 1 .846

27+,200

225.804 257.S05

1) Angka diperbaiki

2l Angka sementara

Page 303: NOTA KEUANGAN

28+

c r a f i k v l t , z

PRODUKST fKAN, 1969 - t98l( dalam ribu ton )

I IL- a*ut

r977

I1918 1979

Ikal laut') Angka rementara

Page 304: NOTA KEUANGAN

r R 5

SEFECEfrSEssseT Y t - . : - 1 q ' : e , . : n : + - -iSB iSS€gIEBpS

:3$E: :3R:39P3:FR; ; : :3Si ; : :

$q$5SSe3=*F$6! : o : q q . . : c ? . . 1 d l q t c o o , ) oc! @ at n i cr t c , i d, j d; ; d d -q l . ) ( o o t @ q r l ( o d i d l a { r o

SX iSRR*gRHxe - -- r \qe '?qc ' r * i "q I *9E : tE9 - :E : : __ .

9 . o c r r N ( o + N - 6 6 +N 6 a 6 . i d ) 6 n 6 6 C ; : 3 :

$33333F3f re9R*d r ( o c r ' ) o t r o c o + ;

'F$ptfiH$EEEFS, o . o t j d o i

nsgEEqEEE*E:pc,i - -..: on' -: d c.i _..: 6i

9 8 q r ! -! _ ! € a F t s + o r ! i $ 0 6 t s 6 r@ 4 @ + - . . i d t . o c o

. . : - . : 6 i s i F c i o i o i

! v \ . . < r € @ 6 F

Exi ;qqqE43E;Hxr \ r . f 6 : r ) N + N - c o d . . : c di d r G n N

6 C D F O ,s{efi:dssqFHEHE+ + q i F i { i c i d c j , l c \ . i ;

F . { t l c . N - + . D 5 6 <

N 6 . 4 + < l

Eqqc3s153*ssHN cn co oo 06 !$ ..1

aa9 9 n 9 . r f ) + 6 ( o r < o c , o i

EEETEEEEEEEEE

t

z

ilz

z

3

2

5

3

.J

g

toit

Io\

di ;<El ( El aErq

14 qr

- 3{ E! >2 vz

rJ

Page 305: NOTA KEUANGAN

Erat kaitannya dengan usaha peningkatan pendapatan para nelayan dan produksi

perikanan'laut, maka penggunaan perahu penangkap ikan sebagai sarana pendukung juga

telah ditingkatkan. Perkembangan jumlah perahu penangkap ikan dalam Pelita III terus

menunjukkan peningkatan. Seperti terlihat pada Tabel vll.34, pada tahun 1980 jumlah

perahu penangkap ikan adalah sebanyak 277.846 buah terdiri atas 44.990 buah perahu/-

kapal motor dm 226.a56 buah perahu tanpa motor. I)alam tahun 1981 jumlah perahu

penangkap ikan telah bertambah menjadi 274.200 buah terdiri atas 48.600 buah perahu/ka-

pal motor dan 225.600 buah perahu tanpa motor. Peningkatan tersebut terutama disebabkan

karena meningkatnya jumlah perahu/kapal motor yaitu dengan meningkatnya penggunaan

perahu motor tempel oleh para nelayan. Keadaan tersebut memperlihatkan hasil usaha

pengembangan perikanan melalui motorisasi perahu nelayan.

Sementarl itu dari Tabel VII.35, dapat diikuti perkembangan volume dan nilai

ekspor hasifhasil perikanan. Dalam tahun 1980 volume ekspor hasil perikanan mencapai

jumlah sebesar 78.7o5 ton dengan nilai scbesar uS $ 226.345 ribu, sebagian besar ekspor

hasil-hasil perikanan dalam tahun tersebut adalal.r berupa udang segar/awetan yang mencapai

40,6 persen dari volume ekspor atau 79,9 persen dari nilai ekspor hasil perikanan. urutan

kedua ditempati oleh ikan segar, yaitu mencapai 39,8 persen dari volume atau 8,6 persen

dari nilai ekspor seluruh perikanan. Dalam tahun 1981, volume ekspor hasil perikanan telah

meningkat menjadi 85.110 ton dcngan nilai sebesar US $231081 ribu yang berarti ke-

naikan volume ekspor sebesar 8,1 persen dan kenaikan nilai ekspor sebesar 2,1 persen

Naiknya volume ekspor dalam tahun 1981 tersebut adalah disebabkan karena terjadinya

kenaikan volume ekspor katak dan hasil lainnya termasuk ubnr-ubur. Ekspor katak mening-

kat dengan 70,5 persen, yaitu dari 1.612 ton dalam tahun 1980 menjadi 2 748 ton dalam

tahun 1981 dan ekspor ubur-ubur meningkat dengan 39,9 persen, yaitu dari 1.474 ton

dalam tahun 1980 menjadi 2.063 ton dalam tahun 1981. Walaupun mengalami penurunan

dalam volume, namun ekspor udang segar/awetan dan ikan segar dalam tahun 1981 masih

mcrupakan komoditi ekspor utama, yaitu sebesar 64,3 persen dari volume keseluruhan atau

sebesar 82,2 persen dari nilai ekspor keseluruhan. Sebagaimana dengan tahun-tahun sebe-

lumnya ekspor hasil-hasil perikanan Indonesia juga didominasi oleh kedua komoditi tersebut

karena tingginya harga udang maupun ikan segar di luar negeri.

Pangan dan gizi

Unruk meningkatkan laju pembangunan maka setiap kegiatan harus didukung oleh

sumber daya manusia yang sehat jasmani dan rohani dan untuk itu harus terus diusahakan

terciptanya masyarakat sehat yang dapat memenuhi kebutuhan kalori dan protein. Apabila

tingkat kecukupannya adalalr 2.700 kalori dan 46 gram protein per kapita per hari, maka

neraca pangan lndonesia menunjukkan bahwa sejak awal Pelita III pada tingkat nasional

Page 306: NOTA KEUANGAN

287

telah terpenuhi kebutuhan kalori dan protein tersebut, yaitu dengan 2.442 krlori, 4T,ogram protein dan 46,8 gram lemak per kapita per hari. Keadaan dalam tahun ketiga pelita IIItersebut dapar dicapai tidak saja melalui peningkatan produksi pangan dan peningkatan gizrsaja, namun telah disertai pula dengan usaha yang menyangkut masalah pengadaan, distn-busi dan pemasaran bahan pangan. Adapun tujuan yang hendak dicapai di bidang pangandan'gizi dalam akhir Pelira Ill adalah untuk mempertinggi taraf hidup, kecerdasan dankesejahteraan rakyat secara adil dan merata, serta penl'ediaan pa.ngan yang terjangkau olehdaya beli masyarakat dengan gizi yang memadai. Dalam rangka pengendalian harga panganagar tetap terjangkau oleh rakyat banyak di samping juga cukup menguntungkan bagi parapetani, maka ditcmpuh kebijaksanaan harga berupa penenruan harga batas tertinggi ter-utama untuk beras dan harga dasar untuk bahan pangan penting lainnya anrara lain palawija.Sedangkan penentuan harga batas tertinggi bagi beras dan harga dasar bagi pangan lainnyatersebut, secara berkala ditinjau dan disesuaikan dengan kebijaksanaan harga yang berlaku.Kebijaksanaan harga dasar beras ditujukan untuk menjamin agar petani produsen padi dapatmenerir'na harga gabah yang wajar. Di sampi'g itu kcpada petani juga tetap diberikansrtbsidi di dalam memperoleh sarana produksi padi seperti pupuk dan scbagainya,

Pelaksanaan pembelian gabah dan hasir parawija dari petani tcrutama dilaksanakanmelalui koperasi unit desa (KUD) karena KUD dipandang rnerupakan wadah yang palingcocok untuk lebih cepat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran sebagian besarpenduduk Indoncsia yang bcrada di daerah pedesaan. Apabila harga di pasaran lebih rendahdari harga yang relafi ditenrukan rnaka KUD yang bcrada di wilayah perani yang bersang-kutan akan membeli' setiap jumlah gabah yang dijual petani pada tingkat harga yang telahditetapkan, dan scbaliknya apabila ada kenaikan pembelian di pasaran umum maka KUDakan mengurangi jumlah pembeliannya. Sedangkan hasir daripada pembelian terscbut orehKUD dijual kepada Pcrnerintah melarui Bulog dengan harga yang telah ditetapkan unrukselanJutnva olch Bulog digunakan untuk mcnjaga stabilitas harga pangan. Dcngan demikianterbuka kesempatan bagi KUD untuk mengenbangkan usaha dan meningrratkan peranannyadalam pcrekonomian pedesaan

Kiranya perlu dikemukakan bahwa penetapan harga dasar yang dilaksanakan sejalrtahun 1979/7980 telah disederhanakar dengan hanya menetapkan harga dasar gabah keringgiling (cKG). Penyederhanaan tersebut dilakukan karena sejak akhir pclita II semakinbanyak petani yang menjual hasil panenannya dalarl bentuk GKG. Selanjutnya penetapanharga dasar GKG dalam tahun 1982 juga mengarami perubahan dibandingkan dengan tahunsebelumnya, disebabkan semakin meratanya penggunaan varietas padi jenis unggul sertajadwal panen yang mengalami pcrgeseran. permulaan panen yang pada tahun_tahun sebe_lumnya terjadi di bulan pebruari telah bergeser pada bulan Januari. Dalam hubungan ini,dari Tabel vll 36 terlihat bahwa apabila pada tanggal 1 Januari 1982 pemerintah telah

Page 307: NOTA KEUANGAN

288

T a b e l v l l . 3 6

HARGA DASAR PADI DAN GABAH,197+11975 - 194317984

( dalam rupiah ger kilogram )

TanunPadi keinglumbunEdi desa

Padi kcrin8 Cabah kering

e.liog lurnbungdi desa dr desa

Cabah kering Gabah keling

dri"s silingdi desa di BUUD/KUD

19741197 5197 5lr97 6r976119711 9 7 7 / 1 9 ? E19?8/19791979 i r980

r 98 0 / 1981L 9 8 r / 1 9 8 2I982/198319E3 / 1984

1l Bel laku mular l ianuari 1982 - 3l Jal-tuari 1983

2) Berl:ku mulai I Pebruari 1983

T a b e l V I I . 3 7

PENGADAAN BERAS DALAM NEGERI DAN IMPOR, 1970/1971 - 1987/]942

( dalam ribu ton )

30,004?,0050,005r ,0054,00

31,80+4,5052,5054,005 7 ,00

58,5054,b064,0066,5070,5O

40,6057,5067,5070,0074.00

42,8058,506E,5071,0075,0085,0095,00

r05,00120,00135,00 l )

145,OO 2)

T a h u nPemb€lian

dalam n€g€ri

I r n p o rJ u m I a h

Bantusn Komersial

r 9 7 0 / 1 9 7 r197 | t97219?2 / r973

r97311974

t974 l r97 5

1 9 7 5 / 1 9 7 6

19761197'1

t9771 t978

1978 /19791979 / I960

, Ir 980 /1981 ' /

r 98 l / 1982 - /

+945n2138

264

559

410

404

88 r

491

1 .635

1 .95 r

6t5

484

612

166t72

6423

498

!20

678

s8294

12940

6221 .059

965

664

r.0831.870

9571 .902

914

B+4

1 .258

1 .056

7.1121.493

1 .673

1.209

1 .916

2 ,7 t 2

2 . t 58

3 .01 I

2 .831

2.389

l ) Anska diperbaik i2) Angka sementara

Page 308: NOTA KEUANGAN

G r a f i k V I I . 8

PENGADAAN BERAS DALAM NEGERI DAN IMPOR, 1970/1971 _ I98IN9A2( dalanr ribu ton )

289

1Ol1 t 1 t11L 1U13

Dalam negori

*) Angka sencntara

1J ]14 14 !15 15116 16 t j 1 ?7 /?8 ?8 /?9 7918u 8018 t 8 t / 82+ l

I , .no,

Page 309: NOTA KEUANGAN

290

menaikkan harga dasar GKG yang dibeli dari petani dengan 12,5 persen di atas harga dasartahun sebelumnya, yaitu dari Rp 120,- pada tahun 19gL/1982 menjadi Rp 135,- dalamtahun 798211983, maka selanjutnya tcrhitung mulai tanggal 1 pebruari 1983 akan dinaikkanIagi menjadi Rp 145,- per kilogram atzr 7,4 persen di aras harga dasar tahun 1982. sedang-kan harga dasar daripada bcberapa jenis hasil palawrja seperti jagung, kcdelai, kacang tanahdan kacang hijau yang pada tahun 1980/1981 ditetapkan unruk tiap kilogram masing-masingsebcsar Rp 95,-, Rp 240,-, Rp 390,- dan Rp 290,-, maka dalam tahun 1981/1982 telahdinaikkan menjadi Rp 105,-, Rp Z7O,-, Rp 425,-, dan Rp 310.-. Khusus untuk harga dasarpalawija jenis kedclai terhitung mulai 1 pebruari 19g3 akan dinaikkan lasi vaitu darrRp 270,- menjadi Rp 280,- per kilogram,

Kebijaksanaan penting lainnya yang crat hubungannya dengan kegiatan pemerintahdalan bidang pangan adalah pengadaan sarana pcnyangga pangan. Adapun kebijaksanaanyang ditempuh dalam tahun ketiga pelita III adalah merupakan kelaniutan daripada tahunsebelumnya, yaitu peningkatan jumlah sarana penyangga pangan khususnya beras gunamenghadapi kekurangan persediaan di pasaran yang mungkin terjadi. Dengan meningkatnvaproduksi beras sclama dua tahun terakhir, yaitu dalam tahun 19g0/19g1 dan l9g7lr98z,maka jumlah sarana pcnyangga pangan yang dapat ditampung semakin neningkat. Apabilapada tahun 1980/1981 sarana penyangga yang dikuasai pemerintah adalah sebesar 1.140,0ribu ton, maka dalam tahun 1981/1982 tclah meningkat sebesar 40 persen arau menjadi1.597,0 r ibu ton.

sementara itu walaupun produksi beras senantiasa meningkat dan sarana penyanggacukup dipcroleh dari pengadaar dalam ncgeri, namun kebutuhan beras yang terus meningkatsetiap t?r-hunnya masih mcmerlukan adanya impor. Namun demikian impor beras dalamtahun 1981/1982 telah dnpat ditekan jauh lcbih rendah daripada irnpor beras dalam tahunsebelumnya. ljalam tahun l98ol798r pengadaan beras adalah sebanyah 2,g3l.4 rib, tonvang tcrdiri dari pembelian di dalam negeri sebanyak 1.635,3 ribu ton dan impor sebanyak1.196,1 ribu ton, sedangkan dalam tahun 1g8llrggz jumlah pengadaan beras adalah se-banyak 2.387,7 ribu ton yang terdiri darr pembelian di dala'r negeri sebanyak r.950,6ribu ton dan impor sebanyak 437,1 ribu ton. perkcmbangan pembelian beras/gabah dalamnegeri dan impor beras dapat diikuti pada Tabel VII.37.

Meningkatnya pengadaan sarana penyangga yang clikuasai oleh pemerintah climung.kinkan karena ditunjang oleh pembangunan gudang-gudang penyimpanan pangan di seluruhpelosok tanah air serta diberika'nya kredit kepada KUD untuk pembang'nan gudang gabah.Apabila sampai dengan akhir tahun 1980/1981 jumlah gudang gabah/beras milik pemerintahyang telah dibangun baru sebanyak 357 buah dengan kapasitas tampung sebesar 1.179,0ribu ton, rnaka dalam tahun 1981/1982 telah dapat ditingkatkan menjadi sebanyak 3i5buah gudang dengan kapasitas tampung sebesar 1.204,0 ribu ton. Dengan tersedianya

Page 310: NOTA KEUANGAN

291

gudang penyimpanan tersebut serta ditambah dengan sarana pergudangan yang dimiliki

KUD dan pengusaha swasta, maka diharapkan dapat ditunjang kebijaksanaan pengadaan

pangan di seluruh tanah air yang sekaligus juga mengendalikan harga beras di pasaran umum

dalam batas-batas yang wajar. Pengendalian harga tersebut antara lain dilakukan melalui

penyaluran bcras di seluruh pelosok tanah air baik melalui penyaluran ke pasaran umum

atau yang lebih dikenal dengan operasi pasar ataupun melalui pcnyediaan beras untuk

golongan anggaran. Jumlah beras yang disalurkan ke pasaran urhum disesuaikan dengan

adanya kemuirgkinan meningkatnya harga pangan di daerah-daerah yang bersangkutan.

Apabila pada tahun 1980/1981 jumlah beras yang telah disalurkan ke pasaran umum

mcncapai sebany,ak 1,628 ribu ton, maka dalam tahun 7981/7982 menurun menjadi se-

banyzk L027 ribu ton. Di lain pihnk penyaluran bagi golongan anggaran dalarn periode yang

sama telah terjadi peningkatsn yang disebabkan pengaturan baru mengenai tunjangan

pangan bagi pegawai ncgcri/pencrima pensiun, pcnyediaan pangan bagi pegawai perusahaan,

serta untuk keperluan hhusus/operasi pasar melalui Keppres No.9 tahun 1982. Dengan

Keppres yang berlaku mulai bulan Januati 1982 tersebut, maka jumla.h penyaluran beras

telah meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dari sebanyak 606 ribu ton

pada tahun 1980/1981 menjadi 798 ribu ton dalam tahun 1987/1982 atau mcningkatsebesar 32,0 persen. Perkembangan harga beras di beberapa kota besar selama tahun

1.981/1982 dapat diikuti melalui Tabcl VII.38.

Selain pengadaan dan penyaluran bahan pangan pokok, dilakukan juga pengancka-ragaman konsumsi rakyat agar tidak hanya tergantung peda beras. Dalam hubungan ini maka

dalam tahun 1987/1982 telah diin.rpor ga"ndum sebanyak 1.418 ribu ton rtau 10,8 persen diatas tahun 1980/1981 yang berjumlah 1.280 ribu ton, dengan pcnyaluran gandum sebanyak1.331 r ibu ton dalam tahun 1980/1981 yang juga meningkat menjadi 1 .358 r ibu ton dalamtahun 1981/1982.

Senrentara itu untuk memperbaiki tingkat keschatan masyarakat dan pertumbuhananak sebagai generasi penerus, telalr dilahukan usaha usaha ke arah pcningkatan gizi rakyat,pcncegahan kemungkinan meningkatnyz kekurangirn gizi serta penangg'.rlangan terjadinyakekurangan kalori dan protein (KKP), anemia, dair gondok endemik, Sasaran utama dari-pada program tersebut adalah golongan anak yang berumur antara 0 - 6 tahun, wanita yangsedang hamil, wanita yang scdang mcnyusui dan penduduk yang tinggal di daerah rawanpangan. Dalam hubungan ini maka dalam tahun 198711982 telah ditingkatkan kegiatanpenl'r,rluhan secara teratur, fortifikasi bahan makanan scrta perbaikan gizi keluarga (UPGK)yang tclah dapat meningkatkan jangkauannya. Apabila dalam tahun 1980/1981 UPGK barutersebar di 26 propinsi meliputi sebanyrk 9.917 desa, maka dalam tahun 1981/1982 telahditingkatkan dan dipcrluas lagi sehingga mencakup 12,056 desa dan dapat dinikmati olehsekitar 2,75 juta orang anak balita. Di samping itu jurnlah anak yang telah mendapat vita-

Page 311: NOTA KEUANGAN

292

-u

333339S8d d i d + . d c i d { t

+ N 5 t u

r o = . ) N

d + d i d + i $ d < ioo c.r c{ fi !n .o i !r,

11 .: \ o" .o" 6" q. orO r ) i , -

N . a o +c t ^ - - g . a i o ^ o : F q

r o o +t r o + N

+ c o F 6

r 6 n r o ,r H N d c o 6 o c \ ]

4 c o + o N N 6 @

o r c o o

o" dl q ni n: 6l oI co-

N N O Oo. @, o. o" ,q \ 6- co_

r d o +

. o i + o . o ( o c { @o- '1

"1 o . 1o_ o l (o_

+ d - . ' d t d i o i d . l l

^ o ' d - i . i d . i . d d

oz

E

$ o $ i

d + . i c , i d c ; u i o d+ 6 H N

N " 1 o . " : \ c ! - t 6 -F f ) ( ) ! n

+ 6 i 6

r o o o -d l : . d ! r . . 1 d - i - - i

d d < i d o i o i d d i

n o r L ? o " q { . @ " o -6 c o c o N o o € o t

. . { o o +dl n co .':r; d rj d jl -:- oi c.i

o ) c l o " o " @ - q \ \r ' o o + + o t s l !

q3,x?"3"q; ia33E33R i 9F :3

;55X5333

zb

z

: ; . n o o 4 o + 6- i o ( o r N + 6 Nx .! N .?)

q A | - o ) 3 . q d r \ d l6 6 o 6 + c O $ +

o r-: co. q q c! or c{^i o c o 6 c o

r c ) N r $ c ! r : 6

d d " i * i c i . i d i n i

$ ! i o r l

r C N N

o . ( r @ - c . " \ \ 1 N -

o , ( b + 6 6 + ! ( D @6- 61 -" 01" d} !o- n: d_

+ r 6 ( o6 t c6- 6 r !o " .o^ o1 n .o^

@- !.1 N_ n 6" df 1a-

o t o - N

+ $ ( o N

Fi

*

o\

o\

I

o\

o\

h - c

z

F.l

X

ql

Page 312: NOTA KEUANGAN

293

l o ( o i o ' . o @ @ € @

s o ( o c D { o r u +

Ir,l

( o € ( o €@ o o c . {

( o { ' 5 N H o { c r l

@ { o o

q o r { o a c o { s l

"o '." '.o '.o '- -rJo -0. io

H ! , € J o ,

( o { 0 1 r c s 9 N r o o ){ c o { + $ a d 1 c .

o c . o ) N | j r c o d ,

6 s , $ o A O A 6 'r t l o a $

N r c O O ,{ ^ 3 @ ( F s l \ 3 { @

c o o t o o o c . c . +

u o a o o q r r6 0 0 0 0 0 0 F

\ o o o o r o ' E € q

6 ( o N $ 6 6 ( } ? +N @ s r $ o o o : +

o o F c .

@ q i r 9 o ) q o e o ( o

( r { o H o c ' r c . +

@ @ ^ a ( r ( ' a { o

r o a o o

:

n

R

e,

,

jr' -o J' Je .jF -(o J" Jo{ ! o oN J @ q O

! o c o {

( ' 1 9 0 +L

-co -o '<Ji -@ 'o -- '(!

' o o r h a 6 F o a",F -o ".o 'a. '"ts "* -a "o6 o O i !

- ( r ( D ' 5

o u r { a o

o ! o {

@ r e r c c .r 9 c . a ( o

. b o { @ u e o c o i o

S F C O A

i "ot 'o "+ \ -'o 'r -o'

N F C ' , t s

ot C. (D rJ!' F h a O o o

o o c o a

{ q { i o O r a F O ,

z

N r ! o ( o

O $ F ' 5

; c D 6 r c- € J r P J . J " , @ r 5 5o c ) o N r

; @ 6 @

o o o { ,

N 0 0 ' o + q c . ' F !

o ! @ {

; \ 6 0 . 4

{ t o o N 9 @ o

o o c . E

G i . : o o u , t s @ 6 o

| t s { C a !{ ' + r 9 $

a N ) ( o 0 i + @ ( J ! o

o o o , * ( ' r c 4 oo o { {

A @ N HrJ3 (Jo (o o

o o t o ( oa ( F o o | t s F s r {

o a E ( o 0 1 | I r o ( o {'o '- -o:

ir ; -,+ 'c. _6

6 O t A ( r ) H r c C . q

A O , ( n O

H c o ! o

Page 313: NOTA KEUANGAN

29+

E

e

q3.q i3"3-q35:e&333R

- ; ; ; ; ; ; -5 : R R S 3 3 p

a.3 .3 .3 .F"3 .3 -3BsFRS*33

3"qqq3-3-r -qSSSRFaBR

3- 3- i 3- 3- q.3. qAHR:RTB3

o o o ( oq q o - o l o - o - o - € -

q q.3" 3" 5" 3" 8_ 38 i i ; R 9 ; 1 € 3 8

: = : : : : : t : : :

s3R9*333

$ o o o o : r o r

s3R3R€3S

o o o r o o o c ! { r< ) , q o - n i o " ( o - ( D - u l

N + @ 6

o - 1 q o - N - o - o " o -

N 0 1 C ! r N + 6 0

@ 3 0 0\ @ " n 1 0 ^ o - - o - o -c 6 o o 6 ( o o 6 c i

c { + . o o

! : ' t s N N

j e ( o N s c n e -

z

z

z

c

c ) d d € i - - i d f i - i

d + d ) o ' + o o ! -@ . 1 n : q 6 " o " 1 c rs3g ; ;03$

- e c . r ' l ) ( o o 6 6t .\ c.I ,n" n: ,o- €" t

r t s o o

rJ .j ni .-i r-' c.i d di6 . O o 6 0

- 6 c i o € o n i 6q - . q o - \ - 1 ( o - \

53R35S3S

o 6 { r c !o" o- ol or .o" nl q

"1@ c D 6 i

. o . o . c r \ _ N - o ^ c or 6 | f ) ;

6 . 6 1 6 { q o " 1 o l t n -o 0 1 0 € + 6 4 ;

4 o , i oN" d_l ry N- \ -- or r'1

r / ) d ) 4 o

3g3S;33s

-!" co. q.!- N- q q "1

d.

q I n : N " u l - d t < . -o c o f ) . o c o r o o -

a n < ) H N

+ 6 r o N c o c h o i

z

Z

R.qq!^3.qRa35gS;3 :3 ;

! 1 c n + € N H - < ro r 1 n : d 1 1 n i o - r o3e$s3s:R

qA3-q4s-6^3-o c . J f ) + 6 6 : t u

4si_s"R"3"3-3-A33gsss3R

o 6 ( o 6 i ( O 6 6@- c.l (o"

"o- o: co- -1 oq

339$5333

5.&3_R"3-F"3^3-i F . n ! + + 6 6 6

0 ! . o 6 ] o @ o , o ( D

sBSn*:"3:-ro .a 01 (o

o - o l @ . 1 q o - r - o -c ! o r @

o r 6 ! i , 6 c r 6 61\ N- 6" 6_ 1 o- c!-

6 r o -

\ o o o +"-L

qY c.r" d1 @- 01 _ c.r-- + ' o < o

| ' r r r N ( D c o c o

€ o , o F

o q 1 o ) o o r 6 ) 6 0 t

z

!

I

F

Page 314: NOTA KEUANGAN

295

min A sampai dengan tahun 198l/1982 telah meningkat sebanyak 1.752 orang anak atau

74,2 persen di atas tahun sebelumnya yang berjumlah 1.006 ribu orang anak. Demikian juga

ibu-ibu yang sedang hamil dan mendapatkan distribusi tablet gizi besi telah meningkat darisebanyak 450 ribu orang pada tahun 1980/1981 menjadi 602,8 ribu orang dalam tahun198l/7982 atau meningkat sebesar 33,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya,Melalui usaha-usaha tersebut diharapkan dalam tahun-tahun yang akan datang keadaan gizirakyat banyak akan dapat semakin baik,

7.3.2. Industri

Sampai dengan tahun ketiga pclaksanaan Repelita III, sektor industri masih tetapmenunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Hal tersebut dapat dilihatdengan terus meningkatnya produksi hasiliasil industri, mantapnya pengadaan dan hargabarang-barang hasil produksi dalam ncgeri, serta t€tap adanya perluasan dan pcmbangunanproyek-proyek baru. Keadaan ini telah dapat menempatkan sektor industri sebagai salahsatu tumpuan harapan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekspor di luar minyak dan gasbumi. Dalam kaitannya dengan usaha untuk lebih menggalakkan lagi kegiatan ckspor ba-rang-barang hasil industri, berbagai langkah penyempurnaan telah dilakukan Pemerintahantara lain menyangkut masalah mutu barang, desain, pengemasan, harga, kesinambunganpenyediaan (supply), waktu penyerahrn, scrta informasi pasar. Idcntifikasi produk-produkyang dapat diekspor serta produk-produk yang dipilih untuk dikembangkan pengeksporan-nya terus pula dilakukan. Secara umum perkembangan bcberapa hasil industri dapat dilihatpada Tabel VII.39.

Pemerintah menyadari sepemrhnya bahwa perkembangrn yang cukup pesat ter-sebut masih terpusat pada industri barang konsumsi dan industri substitusi impor yangdikategorikan sebagai industri hilir. Perkembangan industri dasar yang merupakan industrihulu dan industri kunci masih terbatas pada industri pupuk, semen, kertas dan sebagianindustri baja terpadu, sedangkan industri dasar lainnya bclum berkembang sebagaimana yangdiharapkan. Keadaan ini mengakibatkan kebutuhan terhadap bahan baku dan barang sete-ngah jadi yang diperlukan oleh industri hilir masih banyak bergantung kepada impcr yangjumlahnya semakin meningkat sejajar dengan pcrkembangan yang terjadi pada industri hilir.Sehubungan dengan itu berbagai langkah dan kcbijaksanaan telah ditempuh pemerintah

sebagai upaya mempercepat terwujudnya kedalarnan pada pola industri yang telah ada, agarketergantungan terhadap bahan baku impor dapat diatasi. Sehubungan dengan itu makapembangunan industri dasar, industri kunci dan industri hulu yang telah dimulai menjelangakhir Pelita Il terus ditingkatkan pada masa Pelita IIL Sampai dengan tahun ketiga pelaksa-naan Repelita III telah dipersiapkan sebanyak 52 proyek industri dasar, industri kunci danindustri hulu yang meliputi industri kimia dasar, industri loqam dasar dan aneka industri. Di

Page 315: NOTA KEUANGAN

2963F*38 B]3S33:.l t l t t

\ "1 \o. oq o:.! ,ro".\l 1r f , | | , o . { c o \ o c { € F

t q \ , q ) 6 0 h o \ 6 +i . ; :

. j j

o. ?" a q 1..1 cl q. oq. q n: ".r,o.

co, s @. \o. q co-338 3 33$ :$$ !s93HEnSSq q d V ) q - o 9 . e . N + r . - . i i

N \a)

"1 9 c't o- 1e 6" o" c1 .J +" @- o_ o_ ol o- u) +- ^t. - * d c ) h a \ o v ) o , a . { o c o 6 0 6 < t! . ! € F - : { ! 9 c o 5 c r F o H 6 r . , - t s F b i a o o? . 1 - + q - c q Q

o - ? . ? ' o . o - c o . n q { " e q . o : d " o _ c J o : v l \ o - -o F q r : r : F q r c o q o t s c . t o : f c r \ o ^ ; e j ( . i

6e: I q rE A ' - - ' i9SRo-ho" a l"

'? ..r" o- 6- $- \ a. co_ ql F1" 1co" rl 6" \ cb"\ o r c o o r F c l \ o . n H c o { hF i ? o 6 . o n N S , O - . . r - r r . i 6! 1 @ - 6 S - \ D h N i . t. j ; d ; . , i

- " ! . a 6" ? "1

€ . 161 .o" v l 6 " "? I a l q o :11

e 9 0 ! 1 - 9 q l ! o o , o , 6 . o o , o \ o - : f o c i \ ! jF 6 o \ + . { 6

o " o ) d l I o - d ^ d l q q q 1 q q . J . o - r l " o : \ o - e .

i qR 33F i lHg :93FsFSNS. . i ' . j ;

1 a, ol q q co. q o" "1 v1 \ el F- +- \D" \o-.1 v? o-

iqF E a: i 8*Rl :€33ssr3qa o c . r - . - { . : e . ' - . :

- - o * o ^ . 1 1 ; ; _ \ o ^ - r e ^ . r q s o : . o - o ) o -\ t < r b i o 1 c n - + @ - o o c o o F r

s 3 - R R l a s n . ' ; < . \ o . r + - d o--:

F$F 3 ;3R 3$S3:^S3i i333S 6 - ! : : 5 H - ^ - - o F N - - d { 6

e e o . 9 9 . : a ] . * € . . 1 q q - @ ^ - " \ . o ^ " 1E$3r g E$$ he,=:sssi: tsso" q a 9 " +^ q \+ - . \ \ o " 11 .1 qa . r ^o -1 q \ o o o q t o @ c o r . i - + o dF F - " , 9 3 3 - \ a d - N ; +

k ) O o \ o r ' i N < ) d h r o.i --i

"i di .i oo' vt .tr ci d .j

s t o i r ' L . j r i i d i o ( i o i

o , 1 q q c o -: O r . r

H;3 I X ' :+ + o i - i

r n o o l a o \c o F . l : . l

o o

€ r o

t c o a r @

. ; . i , r i + q i \ d F d i a i g i s l g j : : j =

i6

F c o6 o \

o

d-

F

o\

o\

F

F

.g

allo

I

t-

O\ q\

a 'vt

. 'zrl

Page 316: NOTA KEUANGAN

297

,]

(i.

b

d

!

{

\|

g E\ : i

AEEgFS

} D,5 ,E

3 S

. E:E

I ' J l \ J h J } . J ! 9 N N h J N I J t s

F t r F r : , , F - p r o e a J 9 : a i : x ! ' . ) i P ! o

' o $ 5 o h \ , s 6 1 , )

I J ' F Nr 6 \ { q \ o l + . ' \

I o r P A o \ o 1 o . t J h J q q ! ' r 9 q' a

'- b "o 'o 'o"o "o _o 'o "o'o' "o

F d F 6 { s o . o al o o \ - 6 r r + b \ o p o o 9 o o o

a "o "o "o 'ar -o 'o 'o\ 'o "o 'o "o "o i ' . r "o

c , \ o Hu { u o { o A

" s ' ; ' . , E " o \ " o ' o - o ' c b ' o ' o ' o " o ' o " o " o ' 6 ' c :

+ u b -u { 5 0 a o 0 6

N @ { b { \ o + 6 @ A O o 5 o o 9 9 a ! h'o 'o 'a '; 'a 'o "o "o '.D -o 'o 'o 'o "o 'o -o 'o 'o 'o

F O N - ) Ep o N . D . t s + + L o \ 9 \ ' 9 i O

u d { q o ' o o E - { u u o o o \ o o a {

"; b ,- -o -o'o "o "o "o b

-.s.'o 'o "o 'o'o "o -,D -e

-F 5 A t ' J H A

a G u o 6 o N o g e q ) o ob E - 6 € o o . t \ o \ a A o ' o o o o = a a" - " ; i . " - 'o 'o

"o " ( , 'o 'o 'o \ i . ' o "o 'o 'o "o 'a 'o '

.t

F s + A O q- r a N N \ O O o s C E O , o { d o

S q o q u r ! ) , o o a o o ' ( / r N A o o 6 0 o 5' s

i - " ; ' - ' N " 6 I ' b 6 o o ' o ' o " o ' o ' o " o " q - s

D t s t s F a < ^ - ; ^ . -

B 3 tE i3A o ! c r 1 o o o O q o <; " s ' " 6 . t " o \ b ' o b ' u ' o ' o b " o ' u b ' o i J ' u

g

b ' b : r F- $ O N

s ; - d i $ - r a ot!

'o i; b

'o :F.:D. b '.o

t h b "cr'o\ 60 "o1 "t- i, -\o

' = 5 5i' !D

H - l A w o 5 \ o r Ju 5 6 E a € a o @ 4 4 5 6 6 - o P P s ! ."b .F

ir ie '6 '- "b "q'@'o. -r, L'{:F

-- u { '+ -o

ii; v

* c o i . o ' *r b a u s q o o { ^ 5 L o o \ @

q \ o o a c n a \ o F a Hi- t t ",.,

"o 4

'6\ 'F '6 'o Ub

'o "o\ G i'J 'o\

"D

'o

t t l

t t l

fr"=:€rg 5rE C;; r

Page 317: NOTA KEUANGAN

298

dalam pengernbangannya telah pula diterapkan konsepsi pusat-pusat pengembangan industri(indusrial growth centre) dan zona-zona industri sebagai landasan untuk menJukung danmemperkokoh penyebaran industri hilir dan industri kecil.

Sementara itu terhadap industri kecil terus d akukan pembinaan yaitu selain dalambentuk perluasan juga meliputi pengarahan terhadap sasaran{asa.ran yang hendak dicapa,.Penyuluhan yang telah d akukan selama ini terus ditingkatkan lagi dengan p.nrbang.,r,anpusat-pusat pelayanan permanen di wilayah_wilayah terten , yang disebut lingkunganindustri kecil (LIK), perkampungan industri kecil (pIK), da', sarana usaha indusiri kicil(SUIK) yang sebagian daripada sarananya telah selesai dibangun.

Daiam pada itu sejak awal perita III telah dilakukan rasionarisasi berupa penciutanjumlah tipe/merek barang, dan secara berangsrr-angzur juga diadakan pembatasan jumlahunit usaha di dalam sektor-sektor tertentu serta penetapan standar ukuran barang. sektor-sektor yang telah atau sedang dirasionalisasikan antara lain adalah sektor industri li.nd"r""nbermotor' industri televisi, ban kendaraan bermotor serta seng galbani. Sedangkan mengenaistandardisasi, di samping bermanfaat unruk dapat merindungi konsumen juga .rng"t p.itingdalam membatasi mazuknya berbagai macam barang dan komoditi y"r,giiJ"t ,n!r,grr.,*.,g-kan bagi pembangunan ekonomi dan sosiar. Hingga kini terah ditetapkan 605 buah standJrindustri Indonesia (SII), yang sebagian di antaranya sudah mulai diterapkan.

Industri logam dasar

Pengembangan industri logam dasar pada dasarnya diarahkan untuk menciptakanlandasan yang kuat untuk dapat menumbuhkan cran mengembangkan ekonomi nrrion'l

"t*kekuatan sendiri. Sehubungan dengan itu serama tiga tahun pertama pelaksanaan RepelitaIII perkembangan industri logam dasar telah dapat menunjukkan keadaan yang semakinman tap sebagaimana terlihat daram har diversifikasi produk, jumlah dan mutunya s-ert" h"rgayang relatif dapat dijangkau oreh daya beli masyarakat. Har tersebut disebabkan kareiazudah dapat diatasinya masalah pokok secara bertahap, antara lain masalah penasaran,masalah keseimbangan strx ktur industri dan masalah mutu. perkembangan yang semakinmantap ini, pada gilirannya akan menyediakan randasan yang lebih kuat Lgi rrnt.,-k pertum-buhan se.lanjutnya, baik untuk sektor industri khuzusnya, maupun bagi pertumbuhanekonomi nasional pada umumnya. perkembangan dari beberapa has industri logam dasarsejak awal pelaksanaan pelita I sampai dengan tahun ketiga perita II dapat d ihatpada Tabel VII.40.

Produksi induptri logam dasar selama tahun 19g1/19g2 pada umumnya mengaramipeningkatan yurg cukup berarti dibandingkan dengan tahun sebelumnya, bahkan di antara-nya terlihat kenaikan yang cukup tajam, misalnya produksi daripada pipa baja yang telah

Page 318: NOTA KEUANGAN

299

Irt

E

F

z

x . o

? <

> +P.

L\o\o

\o{I

\oco

6

s E .t s [ :

F.B F FF F F S 5 F F F F F F e P r e s F e" 13 : '

r r ^ . O ' t s A t s c P $i s o c . q 6 ( r o

B - - o !r r r o

o ^ a o r o a r o

3 - -, r r o o A o r c D c ' )

- 8 - { o . o t N er 6 t J O O ( ' A r s 9 !' "o i r

'o ' re 'o -o _o -o

@ O t HF o r J . O'o "o ' r ' l r b 'o b

_o -o {

| | | | | | | | r-! 'S.:-H";. j ;"Eei-g

. - - - * i . . - t . $ ; H s 5 ;, €.: : 3 g g' : -s f 3i 5 E';5-;E' ;

n .i "; "H -: g g * s "3 r € * ; E * .H": g *

-I € .:-5 € E-i ': ':"i; $': :'E': C .E g .E

"5 "3 ; -5 '5 e e "3 t €'B ":'is .H € * e ; € S g .3

.B g C r -i"g -3 -: $ -; F'5 e s u g': * e g E .H .3 [5

f r - co F= - - ! * - - - *E 3 *863="5 E i r,.3 "3"L"H-3 .3 i €: i's S's-;j; 3 e* t5 * =

5

* -C E * * e I fi 'E e -E : -: e ": "3'E t : "n : .E * E

t t l l l l l l l l l l l

t t l l l l l l l l l l l

l r l l l l l l l l l l l

t t l l l l l l l l l l , , ,

t t l l l l l l l l l l l l l

t t t l

Page 319: NOTA KEUANGAN

G r a f i k V t I . 9PRODUKST PERAKTTAN MOBrL DAN PLAT SENG, 197511976 _ tgar 7g82

(Pemkiran mobil : dalarn ribuan; plat seng , dalarn ribu ton )PERAKMAN MOBIL

G r a f i k V I I . 1 0

PRoDUKST prpA BAJA DAN BESI BETON, tg75trg76 _ 79lrng82( dalam ribuan ton )

PIPA BAJA BNS| RNT'TT

r80

r20

280

2r0

140

70

r I1976177

rt977178

I1978179

II1979/80 1980/8r

PLAT 8ENG

BESI BETON

197 517 6

Page 320: NOTA KEUANGAN

1 0 1

meningkat sebesar 58,0 persen yaitu dari sebanyak 153,8 ribu ton dalam tahun 19g0/19g1menjadi 243,0 ribu ton dalam tahun Tggl/lgl?. Kenaikan ini antara lain diclorone olehmeningkatnya permintaan untuk rncmcnuhi kebutuhan pembangunan jer ingan a i r minumdan pemakaian tiang listrik. Dcmikian pura produksi pipa airlgas/minyak, menunjukkanpeningkatan sebesar 61,7 persen yaitu dari sebanyak 63,1 ribu ton menjadi r0z ribu ton,produksi pipa listrik rneningkat sebesar g2,1 persen yaitu dari sebanyak 60,2 ribu ronmenjadi 109,6 ribu ton dan produksi pipa baja spiral meningkat dari sebanyak 30,5 ribu tonmenjadi 31,4 ribu ton. Di samping itu produksi industri logam dasar yang berupa alatangkutan juga rncnunjukkan kenaikan yang berarti, waraupun produksi pesawar herikoptertidak mengalami kenaikan. Hasil daripada perakitan (assembling) mobil telah ,,-'.ningkurdengan 21,9 perscn yaitu dari sebanyak r22,2 rrbu buah pada tahun 19g0/19g1 menjad^209,9 ribu buah pada tahun 1981/r982. sedangkan produhsi kapal baja dan pesawat ter.bang dalam periode yang sama masing-masing meningkat sebesar 5,1 persen dan 41,7 persen.

Sementara itu produksi generatof set, transforrnator dan tabung gambar yangmerupakan sebagian dari produk di bidang industri peralatan listrik dan elektronika pro-fesional juga mengalami kcnaikan. Gcnerator set misalnya, produksinya dalanr tahun 19gt/1987 adalah hampir dua kali l ipat dari jum.lah yang dapat dihasilkan dalam tahun 1980/-1981 sementara itu produksi transformator dan tabung ganrbar adalah seb.rnyak 3,9 ribubuah dan 73,2 rib:u buah, atau meningkat scbesar 69,6 persen dan 22,4 persen apabiladibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Iluller merupakan .jcnis produksi industri logan.r dasar yang perkcmbangannya masihbelum seperti yang diharapkan. Untuk dua tahun tcrakhir ini produksi hu er mengaramipenurunan secara berturut-turut yaitu sebanyak 1,g ribu buah dan 1,1 ribu buah masinsmasing dalam tahun 1980/1981 dan tahr.rn lggr/rgBz, riib.rndingkan dcngan jumrah prolduksi huller yang telah dapat dicapai dalanr rahun 1g7g/rg8o ynitu sebanyak 2,5 ribu buah.Meskipun produksi traktor mini juga mengalami penurunan yang cukup besar yaitu darisebanyak 192 ribu buah yang dicapai dalam tahun 19g0l1981 menjadi sebanyak 65 ribubuah dalam tahun i98111982, namun produksi traktor tangan mengalami peningkatan yangcukup besar yaitu sebesar zz.5 persen atau dari scbanyak g77 rib'. buah dalam tahun1980/1987 menjadi 1.074 ribu buah dalam tahun I1ST/Ig8Z.

Dalam pada itu aluminium sheet clan ekstrusi aruminium yang merupakan jenis hasilindustri logam dasar yang dikelompokkan dalam bidang industri non fe..o, produkrinyaternyata tcrus meningkat dari waktu ke waktu. Daram tahun rggr/rggz produksi arun.ri-nium sheet dan ekstrusi alurninium masing-masing mencapai 13,7 ribu ton dan 10,7 ributon rtau meningkat sebesar 16,1 persen dan 30,5 persen dibanclingkan dengan tahun sebe-lumnya.

Page 321: NOTA KEUANGAN

302

Seperti halnya dengan jcnis produk industri logam dasar lainnya jumlah produksr

besi beton yang dalam tahun 1981/1982 mencapai 671,8 ribu ton juga mengalami kenaikan

sebcsar 4,9 persen dibandingkan dcngan tahun sebelumnya Jcnis produk ini mempunvai

kapasitas terpasang sebesar 1,8 juta ton yang berarti pemanfaatannya masih berada jauh di

bawahkapasitasyarrgada.Dengan<lemikiandiperlukanpeningkatanpema"nfli}tankapasitas

tersebut antara lain dengan mendorong ekspor'

Industti kimia dasar

Perkembangan industri kin.ria dasar dalam tahun hetign pelrrksanaan Repelita III

masili tetap menggcmbirakan sebagaimana yang tcrjadi pada tahun-tahun sebelumnya Hal

ini terlihat antara lain dcngan penlmbahan jenisjenis produk baru, peningkatnn produksi

dan nilai penjualan serta atlanya perusahaan baru dan perluasan pabrik Jumlah proyek yatlg

berhasil diselesaikan dalam tahun 1981/1982 zdalah sebanyak 16 buah dengan jun.rlah

investasi sebesar Rp 797.920 juta, atau naik sebesar 18,5 pcrscn dibandingkan dengan

jumlah investasi yang dilaksanakan dalam tahun sebelumnya Dari jumlah tersebut 13

iroyek di antaranya dengan nilai investasi sebesar Rp 160.992,5 juta dilaksanakan dalam

rangka PMDN, 2 proyek dengan nilai investasi sebcsar Rp 36 59S,5 juta dalam rangka PMA

dan 1 proyek dengan nilai investasi Rp 329 juta dalam rangka Bedrijfs Reglementcring

ordonantie (BRo). sedangkan jenis komoditi yang dihasilkan dari proyek-proyek telsebut

adalah semcn portland, semen putih, pestisida, kertas kraft lincr, kcrtas bungkus, kertas

coated, alkyl benzene sulphonate, serat sintetis, ban scooter dan asam citrat'

Searah dengan perkembangan yang terjadi dan dalam rangka meningkatkan peneri

maan devisa di luar minyak dan gas bumi, telah pula dilakukan identifikasi terhadap kon]o-

diti-komoditi industri kimia dasar yang diperkirakan mempunyai potensi yang kuat untuk

ekspor. Jenis-jenis komoditi yang dipandang cukup besar potensinya untuk diekspor antara

lain adalalr semcn, kaca lembaran, kertas tulis cetak, ban kendaraan bermotor, ammonia,

asam citrat dan calciurn citrat, alkydresin, sodium lauryd sulfate, zat pewarna (fast salt dan

pigment emulsion) serta bahan pemutih optic (optic bleaching agent). Bahkan beberapa di

antaranya sudah ada yang diekspor sejak beberapa tahun yang lalu sepetti semen, pupuk,

ammonia dan calcium citrat, Di samping itu juga terus diusahakan unruk menurunkan

biaya produksi, schingga dapat mempertinggi daya saing di pasaran internasional antara lain

melalui peningkatan efisiensi pabrik dan pembcrian Pcrangsang.

perkembangan beberapa hasil produksi industri kirnia dasar sejak awal pelaksanaan

pelita I sampai dengan tahun ketiga Pelita Ill dapat dilihat pada Tabcl vII.41. Dari tabel

tersebut terlihat, bahwa produksi pupuk yang meliputi jenis urea, ZA dan TSP serta produk-

si pestisida yang k€semuanya itu sangat berhubungan erat dengan pertumbuhan sektor

pertanian, khususnya pertanian pangan telah menunjukkan peningkatan yang cukup berarti

Page 322: NOTA KEUANGAN

303

.g, - T -

F b 8T :6N E E

< a <

€ - c { : 1 ( o - 6 { o I q q \ . ! ( !

ssB s $ gddf: ' i3 3lF I :^33: '9 - . o r o q o c 6 ' - B - ' p s :

-. €- o- o. o * "rt ",1-? ? =

sss H f R e s S* f ; ! : 'Fl3; ' 33 3q - + 6 i q 4 l . j : - - - 6 * ' 3 g F - -

] .**., ; : . l ' " , .* i ' ;

d i i $ H ff g 3 3 a F r $ g s ; f f g 11i + c{ c.r d ..; ..;

l- o. . 1 -o" a "! q (o- q q.: ut o- 1o- o" o- o. d.).

i i i I B F ? q ;3 x * " jBd gB gB d ,- ! 9 r t 9 d t + i x j r j

- o o c ! - $ - . . ;

_q 3 1^ @. a o- to" 'q lo^ "1 6. .6. q 6{ c,l o^ .: o- oo-

E3 | g r f i ES: I o 'o dsE; r i * {- S n r l 4 . . . i d 6 l

H: f ilg6fr iqrB:i;3**';g3i '.: ..;

*a ?;Fffr[]333]R.3]3F36 ) F d t ( { " - - N S R

g$ $iii*Ts$3sft3s$ i-i3 S3: 3s:"s" : i1 'a o^r ' '- c \ , + ; ( ] | ; . i - : - " ' $ *

3 o t | | 3 + |..: :

3; 3R3 : " i : , r : Nd t i o r 6 1 6 ' d i | | t t " i I

+ , F + Ng **d r : i33*r , r r r , , i ,

o l c { . q " r o @ o 1 6 -S t t S l E a l a i c i d o ; l I , r r 3 ,d u ) + r

r(

. i o , ' ' c . t + d , o F o d o i d . j c . i d + u i ( d F d o i

{

cao\

co

ts:E. o 1 4

zil

t{

Page 323: NOTA KEUANGAN

c r s f i k V I | . 1 1

PRODUKSI PUPUK URtrA DAN SEMEN, 197511976 _ IIAIIIIS2( dalarn ribu ton )

1 .750

G r a f i k y | l . 1 2

PRODUKST KERTAS DAN BAN KENDARAAN BER-DIOTOR, lg7 511976 _ 7gAlirg82( Kcrtas, dalam ribu ton, Brn kendaraan bermotor , dalam ribuan )

l0+

r157 617 7

Ir977178

I19?E l?9

I1979 i 80

Ir980/81 le8l /82

(scmentara)

P{JPUK UREA S E M E N

K E R T A S

1975176

Page 324: NOTA KEUANGAN

305

dari waktu ke waktu, Berkat pertumbuhan yang relatif mantap ini, maka produksi pupukurea dalam tahun 1981/1982 telah dapat mencapai lebih dari 2 juta ton, sedangkan produksipupuk ZA, pupuk TSP dan pestisida dalam tahun tersebur masing-masing adalah 195,2 ributon, 599,1 ribu ton dan 33,6 ribu ton yang berarti mengalami kenaikan masing-masingsebesar 8,0 persen, 28,8 persen dan 30,7 persen dibandingkan dengzrn tahun sebelumnya.

Sementara itu sejalan dengan makin luasnya pembangunan, maka produksi kertas,ban kendaraan bermotor dan ban sepeda motor juga tetap menunjukkan kenaikan yangberarti. Produksi kertas dalam tahun 1981/1982 mencapai junlah 246,6 ribu ton atau naiksekitar 6,3 persen dibandingkan dengan tahun yang lalu. Bahkan dalam tahun yang samptelah pula dapat dilakukan ekspor ke singapura sebesar 2.004,g ton untuk jenis kertas kaftliner dan kertas corrugating medium. sedangkan jumlah produksi ban kendaraan bermotoradalah sebanyak 3.816,9 ribu buah dan produksi ban sepeda moror dan lainnya adalahsebanyak 2.810,3 ribu buah yang berarti keduanya telah meningkat masing-masing sebesar15,0 persen dan 20,8 persen. Dalam hubungan ini kiranya dapat dikemukakan bahwa jumlahprodul<si ban dalam negeri telah mampu memenuhi kebutuhan segala jenis ban termasukuntuk kendaraan berat.

Meningkamya sektor konstruksi sebagai akibat dari makin berkembangnya pem_bangunan nasional, telah mendorong kebutuhan terhadap semen yang semakin membesar.oleh karena itu waiaupun produksi semen terus meningkat dari tahun ke tahun dan dalamtahun 1981/1982 mencapai sebanyak 6.844,2 rrbu ton rrau 17,0 persen di atas produksitahun sebelumnya, narnun perluasan dan pengembangan terus dilaksanakan untuk meng-hadapi kebutuhan yang semakin besar. perluasan dan pengembangan ini sementara ditujukanunruk dapat mencapai sasaran kapasitas nasional sebesar 19,1 ju ta ton per tahun pada tahun1985/7986 yang sampai dengan tahun 1981 baru mencapai g,5 juta ton. proyek_ proyekyang pada saat ini sedang melakukan pengembangan adalah pr semen Andalas Indonesia,PT Indarung III A, PT Indarung III B, pT Indo Cement G::oup, pT.Scmen Tonasa III, pTSenen Madura, PT Semen Kupang dan PT Tridaya Manunggal perkasa Semen Cirebon, disamping juga PT Semen Cibinong dan PT Semen Nusantara.

Aneka industri

Aneka industri meliputi beberapa bidang industri yaitu bidang aneka industri pengolah-an pangan, aneka sandang, aneka kimia dan serat, aneha logam, angkutan dan jasa, sertaaneka bahan bangunan dan umum. secara khuzus aneka industri merupakan bidang industridi mana dunia usaha swasta dan usaha-usaha koperasi mengambil prakarsa drn me-.grrrgperanan yang aktif di samping badan usaha milik negara (BUMN). Demikian juga salah satuciri zneka indusni adalah menghasilkan barang-barang untuk memenuhi bermacarn ragamkeperluan masyarakat luas. Dalam hal ini industri yang berkapasitas besar dengan teknologi

Page 325: NOTA KEUANGAN

JU6

modern dimaksudkan selain untuk memenuhi konsurnen dalam negerijuga diarahkan untuk

melayani pasaran luar negeri, sedangkan industri dengan teknologi rendah dan menengah

tetapi dapat menyediakan banya.k kesempatan kerja diarahkan untuk memenuhi kebutuhan

dalam negeri. Sampai dengan tahun 1981/1982 perkembangan daripada bidang aneka

in<lustri secara umum adalah sesuai dengan yang diharapkan sePerti yarg dapat dilihat pada

Tabel VII.42.

Hasil daripada bidang aneka indusni pengolahan pangan antara lain meliputi marga-

rine, minyak kelapa, minyak goreng, rokok dan susu' Produksi margarine dalam tahun

7g8l/1982 mencapai jumlah 19,6 ribu ton atau 1,6 persen di atas produksi tahun sebelum-

nya. Sedangkan untuk produksi minyak goreng, rokok kretek, susu bubuk dan susu cair

dalam periode yang sama mempcrlihatkan kenaikan yang cukup tinggi yaitu masing-masing

sebesar 17,0 persen, 1.0,1 persen, 6,8 persen dan 8,2 pcrsen. Dilain pihak produksi rokok

putih dan susu kenta! manis dalam tahun 1981/1982 telah mengalami sedikit penurunan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Melalui program rchabilitasi, modernisasi, perluasan dan pembangunan unit produk-

sinya, maka bidang aneka sandang telah dapat memperlihatkan perkembangan yang cukup

mantap. Produksinya dalam tahun 1981/1982 yrng antan lain berupa tekstil dan benang

tenun telah dapat mencapai jumlah produksi masing-masing se banyak 2.094,0 juta meter

dan 1.233,0 ribu bal yang sekaligus menunjukkan adanya peningkatan produksi bidang

aneka sandang dalam tahun 7981/7982. Kcnaikan tersebut sebenarnya masih dapat di-

tingkatkan lagi namun mengalami hambatan yang cukup berat seperti adanya pembatasan

inrpor tekstil dan pakaian jadi di negara-negara v:-ng tergabung dalam Masyarakat Ekonomi

Eropa (MEE), kenaikan harga bahan baku impor serta kcjenuhan pemasaran di dalam negeri.

Di samping junrlah produksinya ya.ng meningkat, perkembangan yang positif terjadi juga

pada mutu dan jenisnya. Sehingga bukan saja cukup baik untuk memenuhi kebutuhantekstil di dalam negeri, tetapi juga cukup baik untuk diekspor

Sabun, deterjen, korek api, tapal gigi dan ban sepeda merupakan scbagian daripadajenis-jenis produksi yang dihasilkan di bidang industri kimia dan serat yang telah mampu

mengisi scbagian besar kebutuhan dalam negeri. Produksi deterjen dalam tahun 1981/1982bcrjumlah 63,9 ribu ton atau 17,5 persen di atas produksi daiam tahun sebelumnya. Dalamperiode yang sama produksi korek api dan tapal gigi juga memperlihatkan peningkatan ya.ngcukup tinggi yaitu dari masing-masing sebanyak 586,2 jtta kotak dan 123,0 juta tubemenjadi sebanyak 664,8 juta kotak dan i37,5 jutr tube atau mengalami kenaikan masing-masing sebesar 13,4 persen dan 11,8 persen.

Jenis produksi lain yang dihasilkan oleh industri kimia dan serat adaJah pipa PVC,cat dan kotak karton. Dalam tahun 1981/1982 produksinya masing-masing adalah sebanyak

Page 326: NOTA KEUANGAN

107

e3

E

a

F

o. o- 9" I a .o- oI ,.o- 11 c.- q F( .. o{ q ." ,D- ro- qe \ q 6'- o{$ r . ) o M \ dt , ! ) .D + F o!) - + ro i c t @ * j @ ej 1!) o icD s! - .! c.r I (o f' cr ro ro o (r !) tr ro @ o.r fi ; 6io c . | + d ) N - o b r t 6 lc . i " . i d ; i

" o . o . t l , e . o : q n : . " r i l 0 9 e o r l . , - + F . E f , F r r 1 . ) v t

Ir + or o 6 6) ti d 0., <t o.i d oi d <t.i d dt ci oi d d ciq r @ - - ! : n r o l o d ) @ N F N 6 r ; f i< ? n b - $ c r )c.i i d ..:

e- v6 !l u- L: s] ut u1 e^ e- c). €- q! co- .o- (D- o- ol q i1 €- co o,o .o .6 c\r € c'i <i ; c(i c.i o.i j .a (*t oi .-_ c.r a; F: F: d + (i

€ o r + i io ) o + c \ c . r

o f l r ' : n. ' t ' . :

" i r d S q i ! t q i i d d de ! ' d d o ' 6 ' t " i { ;! t H + : n o ) 6 6 0

: :q r: a cn- d.l q q o - - +.

"o- o. o" o- o- o" c.. 61 q'4- * o

C! ro d d ! $ d d et d j, - t: ql o + c.r + o or or dc.i. o c D q o + c { o o t s r o ' . o @C + t t i +

{o 6 + o} @ o (o @ o o o o o o o o @ fr od q,l'i d qi d d { d d qi

"i d d d d d d d ; di c,t +

+ N F N . O O F O C { C \ r 6c j @ r i c n + . . t N + + ,

o $ N r i i (o (o o cn ( ) 0 .o o o o o oo !tr + co co e r o o o € o o i cn 6) - N N

c { o < ' c { + , c r c !q + o d ( l 6 r

o o ts o lii or o (o o o o o o o o o o o o o! + i + o r o o . a r o r N r o F o o r o ot s € - , o N * f t c \ t o i r o + F N

o H + ;

\ I -1 "1 \ c.r- (D.

n n: q o. q o. o- o. o- o" o^ o. o" t@ ( D € + o @ c ! o o o o o A t c a o o r c \ l@ 6r dr qi c..t (o cn

o o c o f ! . o f r ( t o o o o o o c o o oc.i c.i Fi ni d c'i ui di 6

"t d d d d d d c.i c.i d .;' .-iq i ( o @ c ! . o o ' : o o ( o + ' F : 6 \

+ H i t s - ! . j

c ! + @ ! t r O o O o O O < ) c , o . o+ . o ' . o o c { ( o f ) a . r i \ r ( o Fq . { i + c . r r o @ i ( l ) ( ! ) t s

0 6 c { + , c . l

r O o Hc o r F . D @ c ! + o

o o o o + o 6 ! ) o o f ) f ) oo r c l F . a r o a t o l+ c o @ a r c ) H - ( o - A r . o @ : ( )

t t l

t r l

; o,i c.i +,!i <t i d qi o ..: r.i di + d <i F cd d d ..i 6.i o.;

.9

@o\

o.

oq\

, -i i ^

v l:<. - t

zj

td

EI

Page 327: NOTA KEUANGAN

ErPlu.ues)

a8/ r86r

II8/086I

r08/616r

r6Ll8L6r

rBLILL6I

rLLIqL|I gLIgLlI

rI

(aqnt crn[ uBFp : !6.rE 1tdsl.uor nqtr urs1tp : rana unqss)za6vla6r - 9L6vir.6r,IDt9 .MtvI NVc t)nD Nnsvs rsxncoud

' I ' I I A { 1 J E J 5

(Isq nqu uEl?p : unual tuEueg .reFru g|nf ursFp ! llrs{al)za6vta6r - 9l6r/sl6r ,NnNar DNVNTS Nvo "lrJs)ral rsxnooud

09s

002

090'I

IgrC TVdvI lcnc Nnfys

FNNNII CNVN'S ? l J s x g J

80€ € I ' | | A u t J s { 5

Page 328: NOTA KEUANGAN

'erlrFruso{ u?p rs?ur"qd ,u?runultu rt$nput tu"l?p l?sed dnlnJ Burl ue8uequaryadue8uap te.ra u€trt{req tnqasJJl loroq uep seyaS rs4npo.rd zdulzl8rrruayl .zlurunlaqas unqelrslnpo.rd ueSuap urq8urpurqrp uasrad 46 uefluep t"{Buruaur rr:eraq 3ue.,{ uor nqr: g,trg rzd-zruaur eduslnpoJd Zg6IlIg6l unqcr urtJeq :1eq dn>1nr Bued uurrlSuruad uz-rrqure8 ue1-rJequau z8n['rur Surprq urzlep dnrleual Surl urul lnpo.rd urlzdnraur FueX 1o1oq urp sep8rs>lnpord rrrr urcIeq eduunlaqas unqzl rs>1npo;d ue8uap ueq8urpueqrp uas:ed g,S uap g,Ot:eseqas te>1fiuruaru n€te €ru nqlr O'ILL L uep gu"r rrnt 6,699 1 Surseur-Surseu lnqesrat flu?J3qstual znpal rs4npord Zg6llIg6I unq?l urrl?C rfeB:a8 n,{21 urp srdey ndzl r.rtsnpur qelepeur"l €Jetrue Jofuouatu Suud rtrpou:ol ,unrun u€p ueunSueq uBq?q ?IauB Burprq rq

':odulr t.rzp zruzsEuel, wp dzpeqral ua8au ruelep u?tenq flur?s zlep uendureural r{ur88urr uellnfunuaru r8n[snSIJ?{Js lnqasral {r?q dnlnr Suzl ueSuzqrual:e6 .uas;ad

6,91 reseqas ur{rtua{ nt?nsrr:zraq 8ue,{ Zq611196I unq€l ru?Fp qenq nqu g,tr91 rpefuaru 186I/036I unqel ruBIBpq?nq nqrr 7'yg1 qz{ueqas uep rel8uruaur ntrcl uzqdr.reqp Bue.{ 6:edas Buzqual:aq qelarz8nf ro.rduraduad tep rslnpo:d 'ueruelrad rotlas rp ueun8ueqruaci zlulzsad ue8uap :efrlasrUr Surdrues I(I ?uJ".4Areq rsr.,ra1el eprdal qDnd urElrq rsr^alar r:rp nrrc,4 g?qruaq q"lJr rsr^alalrslnpo.rd e4eur lrle:zdsuu uetedrpuad u?p dnprq ;r:er uelz4Suruad teql{? lr8zqas rur?p€d ur?l?q 'Zg6I/lg6l unq?l ur?T?p q€nq nqu 9,1E9 5 rpelu:u: 136110g6I unqBl ruElEpqenq nqu 7'619'g 4t.lueqas nep rurr,{ uas;ad g,g1 .resaqas urlr>18uruad nueleSuaru nt:rrslnpord elnd ul8ag zg6I/Ig6I unq?t ?p?d qBnq nqrr 5'569 rprfuaru Ig6I1086I unqErurel?p qenq nqll 0'0It r:zp nrrul u:s::d 9,77 ur8uap te4Suruau r{?lel ,?dulesrul lolourtpadas rslnpo:g edurunlaqas unqur ur8uap uelSurpurqrp rueraq dnlnc Sued urrrlSwuadtruelt8uaur delal qtseu zg6I/196I unq?r u?Fp rur Sueprq rp rs4npo:d 'ur8urpuad tcle uzp3une1 rr:alzq Inlun rT?nray loJdualurd lzp uep urSurpued rretuel ,tuolala]/It:tsrl

leq?{'ur8urpuad rep ':e[rd ndruzl 'Bur.ra4 rrrareq ,trqef urseu ,rsrlelet ,orpeJ ,nJJE ,Joloru €pJdasu?{lr$qrp ur"l €r?tu€ rsef u?p uetnl8uz 1e1e ,ure8o1 ?If,u? rJtsnpu( Sueprq rrrq

'r:aFau

r?nl a{ ueJ€seurad rlntun undneur rra8au ruelep rp u?IJ?sedlp Suzl rrtsnpur lnpord rlnlunu?{€un8rp >1eq ueszura8uad u€lnlJar.uau 8uetr urzl rJtsnpur u?qnqrxnuad ur8uap qereasSuequra>y:aq q"Ier uotJ€{ lelol rJ$npur uelSuepag rJJFau tu?l?p rs:1npo.rd qalo urpdel-.rad uep lnsnpur 'r88uzr qeurru urnpodal {ntun l?f, u"qnrnqe{ elurqnuedrp rzdep qepnsuz8uap ler rrtrsnpur ?p?d rpelrat e8n[ rurrs 8ue,{ pg rraSau unlep rslnpord qeyo rqnuadrpndruer:u qepns ue:n4n sruaf lzSrq,raq ul?Fp lnil edrd uzqntnqa>1 u€p {rBq dnlnr qelepeJAd ?drd ursnpur ue8uequra{Jad 'uol nqlJ I'SS u?p uol nqrJ Z,6t ,uor nqlJ €,02 rrdzruaurnreq 186I/086I unq?l urel"p unlSuepas 'uol nqu 6,99 u"p uol nqrr 6,05

,uot nqlr I.tZ

60€

Page 329: NOTA KEUANGAN

Sunuad urqeruas tpefuaur qeyat unu?u IJlsnput stu:f zmues 4nrun ueldcratlp redzp runlaq

undnrp,tr SueI '12:tuor1-qrs {ruuaq ru?lep qBIEpz r?saq utp q?Sueuru trlsnpur ueBuap 1oa4

r.qsnpur zurrsz[:a1 epudr.rep ur?[ ImuJg'(x'I) IIJeI rrlsnput ueSunlSulT ru?Fp ?tpsn EuBlBs

ueunSuzqurad ul€lep ?lles ts>lnpord ltseq uzrzserued wuelelad 'urqeq ueepe8uad 1zq ruupp

teqrTJal ul?l €r?lu€'IuI uEuelrrre) 'ltJe{ IJlsnpul ueter8al uzp rs8urg reSeq:aq urtpP rcqBuE

>1edeq ruarsrs ueluepfuau Sutd elsens undneur (pqng) e:e8au {IIIU ?q?sn UEPBq ruelzp

lrseur Sutd II?q 'resJq ueeqesruad 8t tp? qqal erleu 'Suzpas u?p l?s:q rl'snput ue8uap

IrJa{ rJlsnpur e.relue eu:esu [ra1 nutz IEsnpuI ueltelSuad rrtl"u?$l"leru e13ue: urzpq

'sruaf 6gg ledueqas Iseslprepu?ts rrdecrp ltdep uele utlderu qtp g86I/286I unqlr

uefuap wdures nrl {ruun'llf,e{ Irlsnpul rsrlnpord sruaf ggg J?]I{Js Imun rzpuets uudelauad

uelta8rzlrp 11t et1ya6 euelas 8u?.,t IsEsIpJEpuzls nrref, utel uc8unpqpad qnruaq eBnf wlzpzlp

ntr ue8uap uzlzfag srual g1 ut8uap r3e1 qEquIB]Jeq IIJaI lrlsnpul Inlun snsnq{ w:l8uepeolp

uelt Suel $61/Zg6I unqet 4zfas eltru 'lnpord srual 171 r1e,(utqx utq8ueperrp qelar

Zg6Il186I unqer elqtdy 'ue8uzperuad uesz8z8 zduue4delallP qEI?I IIra{ IllsnPuI deprqJat

uzflunputFad Intueq ru?s q?ItS 'IIle{ rnsnput Sutprq rp uetutqruad rntrnsqtlad erlSuer

uzpp ue>lqesld:at leprr Sutd utr8eq ueqtdn:au q?lEP? ue8unpurl:ed rul ?fflualuas

'zluunqel drDes te>lSuruaur snrar zduqrqeseu qulwnf undneru

u?IJnl€srp qelar Suel llpar{ IEIIu qzlunf mua8uaru IIss 'ilxqy trep XIx

'IPIul,/IuIt[ llpar{

rlradas uelpa;1.tad ruelsls rt8eqraq uDll??Ju?ueu 1ruun uzleduresel u"Illaqlp ulnd qelar

Ire{ r.Esnpur eqesnguad eted rut t:eluatuag t,{erq uBP m{?1( leruaq8uaur ledep tnqasrat

eqzsn8uad 1e33utt ledurar ue8uap rurlap Suel uesrun8uad qndual {er?f uep qepnur 8uu'(

tnqesJat rnposoJd euarzl lrJa{ utsnpul tqesnfluad nlu?queu l?flu3s [r€{? trcqdertqrp tut

ue'eue*1eftqay lzduralas udpoyTuarednqz) u?IJ]snpulJad uaurauedaq :otuey zpeda>1 ut1

-qedurqrp 8wI ur8ueua,ta{ InFIau uerzryzpuad ?pu€l l"rlls u?IIJaqIp uluzq 1ne1 rrtsnput

epederl nrr {nlun 'eu?qJ)prs qrqal 8ut{ ueutztlad rnpasord lnueq u?ns ueldetauaur

q?Iel qrturraued II)a{ I.DsnpuI eptda>1 wqepntua{ u?Illequrrtu zq8uer urzpq

eduerpuos:ad undneur z8zqural

Teq nrrz,{ u,{ueutquad lerede deptq.lat ueeurndure.r(uad uE{n-I?IP z8nf Surdrurs rp 'ue1

-w{SuIlIp sruJl leunl uzp s?Ja{ 1e13uered ueuueq zdruaq undnzu ueqepnrual uetraqruad

edn:aq 4req 'zduuueutqurad

{ruueg 'u?Esepad qtraep Ip Ellr?lrua1 uettretrad lollss q"lelss

ftsaqret Eqesn uu8uedel ueqtdruaur IIIaI IJlsnpu euarel zlusnsnqq ef-rar1 uu8rrtdel sunped

-uarrr BtJas 'e(ulseq-lseq lrBp uzun8uequrad trzzterauad uelpnlntraru ruepp r8Buu dnlnr

Surd eduueuerad te8ut8uaul uuqzurndurasrp euas uzrlltrl5unrp uq8unur rzd?pJs UBP trBI

-lnfuepp sruat uel? IuI ?u?les ue{rulBIIP q?131 8u?d IIJe{ r.usnpul rolles w€utqruad

lJtal lrrsnpul

0 I f

Page 330: NOTA KEUANGAN

-orseu rflirua qeFs?rrj rs?tE8uaul Inlun q?{3u?T-r{B)l3u?l u?I?p€8uau u?8uep uB{n{elrp urEIerrtuB tnqasJel ?.{rdn 'zdurslnpo:d ualtrl8uruau ledep dzrar {nlun ueInWIp qale: etrednre8eq:aq uer{rtuap unureN ?runp rurouola rsasrr €urr?{ ue{q?qesrp

"ru"tnrrt urSuzquelrad

Jotlas ?p?d tprf:at Sued ue8u?quDIJad ururunued 'r8reue eruel n :aquns reSeq:s u?p "uj€tnesr,rap lszq8urd reSrqas nrrrd ErsJuopul uurLuouol::aci uftpp Surru:d drtat qrsuur r8.raua

urp urSurqurer:Jd Jot>les uru'u:ad uelSuepes ur8urqruzl:ad Jorlas tu€Fp Bueprq qunlasrrdueqrp elnd rre4uszrrp tnqesrel qrur8uad e4eu ,nst1 Sued luuorsuuratur rplurur J?s€d u?-Suequr:yad ue8uap r8ua:zqrq 'Suns8urpaq Suepts rur>1 Sued erunp rurouol) rsasa.l zpedr:rpqn:e8uad t"depuJtu Sued .rollas rues rIEI?s ueledu::ru qrlepr ur8uzqun ed Jol{JS

lSraua uzp ur8uuqrurr:a6 .6.5.1

'Buerc gg7 urSuap r8ey qzquel-rrq qeJar Z96I/Iq6I unqet urET"p u?rpnurel fueA fluzrc gg qelurnftaq lgdl/0g6I unqerrutyup '191 rprdr:rp uelrq8uruad uelzdn:au 8ue.t g14,i, ur48urpe5 .1ur;o

969 ue8uep r3e1q'equc aq qelar Zg6IlIg6I unq?t ru"lgp uerpnua{ uep 8ur;o 777 ue?uap Wqu"rraq Ig6I/086I unqul urEl"p '8u"ro

69 ledurqas q?l?pc {lplplp qe1a1 Suel 141 qrlunf 086I/616Iunq?l u?lec u?{l?{Burrrp e8nf sruatr (51g;) sqzrsads ue8uedzl urqnlnlu:d e8€uet undmu('IdJ_) rre8urdrl qn1n,(ued z8euar ue4prpueg 't.{uuendrurrua>1 undneur qulunf >peq [?uos]odrz48uzrad e8nf ubp?ISurrrp q?lat ?tras 'ueunSurqrurd

J"rel ur€[Bp qrseur 3ue,( eluurel qenq6 Surdurzs Ip XI.I q?nq 9 rsr.lado.laq qzTrl rull nrr eped ur"l?C .(ylald) pca>1 r:rsnpur ue8urq-urJguad rzsnd 6 uzp '(Idd) rseruloJur uzuuXelad lrsnd I ,(446) rsouo:d uzurlzlad :esnd 61'(Idn) flu{at ueuz,{z1ad rrun 69 qedueqas un3ueqrp qelar rur e13ue: unpq .elueqruostad

undneru z8uqual 4zq uelSuequre>1rp sn.rai ur8unqueursr{-req El"JJs ueuedelad u?{rreqrueruueqt Suel ueeurqurad

"u?J?s ?{?ru 'llJel ulsnpul uulal8uruJd r8urqilr8uaru lnlun

'nIBq u? q?q u?nrueq lcq uzlzp rs>lnpordu?q?q rc8rqas undneur 'urslur uep urteprad ueruuuq I?q uBJ?p u?r{oluoJrad lrun ru8zqrsIr"q

'Er{EsnSuad rstsruz8ro uzp rseradol rnl€lJur ur?l BJ?luG u€IrJaqrp rur uBnlu"g .u€les€d

rp Surzsraq ndureur el.las rrrpues rJrpJeq u"p qnqunt t€dep u?rle rXu;rqry ?p€d SuEl ,Bung

pseq.raq uzp edzp;aq qrqal e[:a1aq ledzp refu eqesniuad z:ed Sues3ue]eru {nl.un eruelnr:l ruruentutq u"rJequad epeduep pnsl€W rseruroJur zuas w:rsetued uep rsoruo.rd'uurlqauad uepIprus 'uEqn?l uep ue>lprpuad 'uaruafeueur u?p srulal l?qesBu edruaq qppp€ :i?unl 1e15ueraduelSuepas '8uo1oued nl?q u"qeq uep uetelerodTursau pnfmr.raq rIBI"pr s"ra{ leq8uera6'qzunl tz:13uzrad u?p sEJe{ l?I8u?rad

"duaq Suns8uel u?ntu€q u?luaqueru uBn[ qeluuaura6

u?q?pnual usuequad rnFIetu urBlas 'lrra1 r:rsnpur zqesnSuad uelleq8uruau; lntug'B{ruoil{ela ueuodtuo>1 tr?p rolouJeq u€€J?pue{ uauodruo{ utsnpur

zpzd zureln:at Sueqrua>1.raq qerat rur l?nuo{-qns uelsrs 'nf?ur lrNnpur ?lel nt?ns urBIEp

I I I

Page 331: NOTA KEUANGAN

gEIJr'ua8eu ru?Fp Wgg uBqntnqrl rqnuaruru ?>[8uBr rurl?Cl '[arJ?q 01nf 6{€fI rle{u"qesrederuJur 8ue.,{ 111 ?trlad ?npe{ unqrl uz8uap ue4Surpuzqrp uas.rad Z'0I nelr 1ar:eq ztnf

tr'gy lelueqas le4Suruatr src:aq 8ue[ puuq etn[ g'6E1 4elueqas rl"tepe JJI erqr4 e8rra4unq?1 ur?l€p t:aBau utlep Wgg uer?s?ured tnqaslJl ueqnlnqf,I rqnuJuaur Intun Wggutpnluad z.{u:rsaqruaur ur)ieur rrBp rrq11.rar Surr( ?lnd lrlSuruaru ur{Bru Wflg utry uaSau

tu"l€p u"qnrnqal 'puorseu urun8uzquad u?i?I8uru)d epEdr:ep rsuan>1asuo1 rr8eqa5

']886I/A86I unq?l ur€l?P redtrrP Sued

u€stturl rurl gg9'19 uzSuap uml8urpueqrp uasrad g'94 l?saqrs u"Ir?uaI rlrr:aq Suel 'uesrluq

ur:4 IZI'Lg utlrzsalaXu:ur ledzp qelar Zg6I/Ig6I unqer ur"l"p {nusrf,s r?^rns ue18uzpa5'rnruns

O0Z qelunf.req nreq Suel t86I/Og6I unqtr ur8uap ur>lSurpueqrp elrq 1e,{urq qrqal

Jnurns Zt ml? rnurns LrZ ia duxqls roqlp qelet nl€l {req dnlnl 8ue,t lrszq u?{lraquraru

T86I/186I unqBt ?u?las lnqrsrf,t u?t"r8Jx rsuoldsla ueroqurcd u€p {rusrrs ueTprlalucd

ueter8arl nndqaur ur"l rJ?tu? 'zBDa1 unqzt ur8uao rcdues III Erlla EurEIJs ruas II Etllad

?ruefes ue>Jn{EJrp 8ue,{ lse;o1ds1a ucryt?>y rs{npDrd ueltel5uruaur usp u?IuBr{BtJ)durur

ltd?p {ntun urrlrulSurtrp u?p u"Inl?lrp elnd snrat rseroldsla uztrrSal nrr eped urepq r:eq

dtr1as 13;sq 69g 7gg 1ptfulu r8el re48uruaru y11 err1od ?31a{ unrF] ruelep ucrpnrual Sued

t:eq dzrras larJ?q 'I0 €tS .tr:saqas redtruau qtlJl ll l BrrTrd Bnpr{ unqul eped z4ztu 'r:eq dtq

IarJ?q Zgg'gtS ftsrqas qsJzpc rrlu"d s?def eTEr-Et^Er rs:lnpord lll €rllad erurtrad unqel

ur?lep "Ir[

e,,{uunqzt der]as tz:lSuruaur suar 8ue,{ rsqnpo:d ue8uap uolz:rqruaSSuaur Surd

ltstq ue>11n[unuau; rduue8urqural:ad urepp Euei rtrurd szdal tp uttrr8cl qayo r8utqrutrp

u?l?Iup rp ue{n{"lrp 3ue.,{ uz>ledurur-rad ueler8e>1 ?p?d t?d?prar Bru?truel fuzd rslnpo:d(reunJnuJd Suns8urpoq snJat qrs?ul Suzl erunp lurouolo tsasar tdurptlrat e8nf Surdtues

rp 'leuors?uJatur rpiunu uz:esed rlunsalau q?Fpe tnqJsJJr uzun'tnuad rque8uaduaru Suel

>1oqod qrpseq (€p'IIA IaqEJ) ?g6l/lg6I unqer tptd 1a:rtq etnf 7'971 :eseqas rpzfuoru

196I/096I unqEl ru?pp lar?q ?tnf 4'Itt J?seqes urp n z,,( 'urunrnuad rurelzSuau r8n[

elu:odsrla qelrunl ue>18uepag eluunlaqas unq€r mBIEp rrdrlp qepr Suzl qzlunf ueSuap

uelSurpurqlp e1q?d? uasrad g'I Jesaqas ueunrnuad rurzp8ueru nre:aq 3ut{ 1a::zq ernf S'0/Sr"seqes qeppt 111 z1r1ado6 u?Eu?s{?lad !8rtel unq?t uepp qeluaur 4zXuttu Islnpord

nunq se8 uEP {efurw

'IrJtsrT e8"ual u?I? ts{?J?.{s?ur u"qnlnqa{ urrzq8uruad Iqnuoueu {nrun (J3l\odoJp.{q

runu) runu 4:tsr1 eBzual rlSu?qued u?IrJrpuau Inlun u?Ite?Juzulp red?p lersuatod 8ut.{

;ru e8uua.g €rsauopuJ q nlas rp {r;$rr rsnqrrtsrp uafluuet utp 4lJtsr[ €8eue] u4Suuqruad ue-sen1:ed undnzru .rrr z8zual uel"?Ju"uad ur{t?{Suluerrr lnrun qe{8u?l-q€13ue1 lqruzrp qelat

qslulJsruJil q)lo ?{utu ?sep {nsBul lurq zqSuer lx?lBc rIE q?u€l unluad qunlts aI {I]lsITrsnqrDsrp ur8ur:ef uestnFad uzp rsuatod u?lalSuluad ?uas '8u?ll{ uBlEISaI u?8u?qula8u-ad '$?Joldsle u?l?rge{ u?r€{Suruad ';r1uur:t1e

JBJrue raqruns utfueqruo8ued nlFleLU lzu

zt t

Page 332: NOTA KEUANGAN

_ ?$lueEas s!8uv (ZIe^urul lls"r{ {ns?uleJ ( I

z'97,nL'lrtE,LW

s'60sc > L 5

8'98is'nzn6'90V

t '6 t tL,6SEL'LqZ

I,LgZ{wz

s'oLsr ' t8sZ,LLg

z'68Ss '9 I9t '89S6'L6nI '98b

t '809€'7rns'wt,O'i l to'n\z

k 7.86111861r 86r/086 r086r l6L6l

6L6r l8L6r8L6r lLL6lLL6II9L6I9 L6tlS 1619 L6T IbL6T

bL6t l t L6 lt ,L6rlzL6l7 ,L6r l tL61I L6r lOL6loL6r l6961

( t J o d s { g r s { n p o r d u n q E l

( lareq ernl urqtp ;z86vt86t - ol6v 696r 'HVrNaw xvANIt^l uoils)a Nv(I rsxn(ouil

E IE

€ ' . I IA I Jq€J

Page 333: NOTA KEUANGAN

Erqsrurss ")Fuv

(zqleqrrd|p Eittuv (I

8' i r6( I I . € I 8

I ' S 6 L9'0 s9L'99tL A ? t

z '98n'8 /,

( t

z'gt r'lz'zto'I8'820'Iz'EgAr ' t t9t'nnEz'6ezz'902

f tz86vr86rr86I /086 ro86v6 L6r6 L6I I8 L6IAL6I /LL6IL L6I I9 L6I9L6I tS L6lS L6I IbL6I

ualsaJuErurd I${nPord u n q e I

( Irqnl rIEI rBdlnu )z86r/186r - S L6r/+L6r 'ilffg svl) NVJVvdNvWAd NVO rSXnsOUd

9 ' ' I I A

I A q E I

?relueues qSuv (I

9'oI t

o'zf ' 8 rI . Io'zt 'oI

I ,S? ,

9 ' 0 It a

L '6A l

9 '88 I

o'g6r

z'891E.19I9'9rlA , L T Ig ' s l r

0 'g0rI t o

0'98

1 l \L

( t 7,861/ 1861

r86r/o86 r086It6L6r

6 L6 I /816I

I L6 t / LL6r

LL6I I9 L6 I

9L6r /916r

s L6 t /n L6r

,L6 I /E L6 I

E L6T /ZL6I

7 .16r / lL6 l

I L6 I /OL6I

oL6 l t696r

uE{r€u3l

asBtuesJad

( a{Er.ur )qu1o1p Suef guruaur 1u,{ulyg

u n q a J

( IerrBq Brnl ru?I?P )78611186I - OL6I/696I .HVINTW XVANIW NVSNV'IIDNSiI flWN'IOA

I t 'U ' { I r qBJ

r t t

Page 334: NOTA KEUANGAN

. ' oeF

z

^

I

I -

- I

; o o

F r $

)r

z

z^ : t o3 a

I

I l,

H

( T t

Page 335: NOTA KEUANGAN

iu"qu?J Id qelo ueln{?lrp d?rat qts?ru rur ?s?.{tep rcdrues qeult orgu"qru?ued

qBUIII

,eduunlaqes unq?l ruelrp rodsla ue8uapuelSurpurqrp epq ues.rad g,gl unrnt ru?req BuE,{ IaJr?q nqu ;721.9 4zluzqas qelzp€7,86I/196I unqer u-rpl€p 941 .rodsrlg .l?uors?urelur ueresrd rp ueetunurad 2.,{uun_rnuaruteqr>1t rz8zq:s ntltI ' larr€q nqlJ 9,0€g.9 {tluEqas III Etllad snpa{ unrlzl rslnpo:ci ua8uapueq8urpueqrp ?lrq [r]J€q nqll Zgt rylueqas unrnuaul rue:aq BueX IaJJEq nqrl 9,g6I.9ledueqas qEI€pE III ErllJd eSlra{ unq?t ur?lEp td.I ls{npord .ue>1e:rgua88u:ur Bue:n1 Bue,(ueruqrueS u?IIJequJu III €tllrd t8rtal unqel ur?T?p (r"l?g E^{? [) O]UV rot{?rluol tu?ld'IDN s]lJs lnurJ uetu?urrT?X u?tu?S rp lrO uorun lot>lrJtuo>l tueld xa-I ,(uoqrrr:)) npunwu?p (?r?tn €rel?uns) n?tuug rp ru?ld Dd-I

,8uo;a.r re8ung uep nfz16 rp ltfuru: Bucl:1Irep les€raq Suel 19g11se8 urnrJo:1:d prnbq rslnpo.rd ue8uequralrad ntl errtuJurf,s

'1a.ueq ernf tr'5 >1e.{ueqas lelSuruaru rr:r.raq Burl 1:.r:eq rlnftr'611 >lzdurqes t?dr)uau zlu:odsrla III Erllril r8tra:1 unqrl urJ?p ?{"ru ,1a.rreq urn[ 9,911)i?,{ueqas .lods1:rp nr?q III €trTe.l €npal unq?t ru?lzp n€py .urtel8uruad ue:1>1n[unuauisn:er e8nf Z46I sn:sn8y uzlnq >pfas rrlnrurp 8ue.{ 5g1 :ods1g .1::mq rtnI g,g 1 1 qeltun[.raqSued 1yy t1qa4 rnpol unq?l rslnpo:d uz8uap uel8urpueqlp zlrqede 1a:.req rtn[ 7,9 ryiueqeslelSuruaru rt:e;aq Sued Iaur: qzlr.l Z'rU >leXuzqrs q?Fp? III rlqa; r8r1a1 unq?r ul?lsp gN.Its>1npo:d qelurnf 8/6I Jeqotlo uelnq eprd rs4npo:d;:q r€lnur n.l?q un:y lueld DN.] Ireputq8uepas 'rnrurl u?lueurrle) >lsp.eg tueld DNT 1:ep ntre.{ LL6I ;11nf urlrrq zpzd rrlnurrpnJBq rrrrnq se8 urtee;ueulJd r.np lnpord sruel nrus qeps rr8rqes gN.] lslnpord

'rrunq se8 uelm;-uzruad wp rs>1npo:d ue8ueqrual:ad rrnrlrrp trdzp S1.IIA Iaq€I rnplayl ,:o8og uzp ?u?I?[BloI {nlun (NCd) ?lEBaN s?) ueer{?surd rlrlo runq sr8 uatez;uzurad uep ylgg rrue8-8uad r8raua re8rqas 'za.rn

lndnd urlznqurad ,rodsla nrporuol reSrqas (;rrr uep sz8) 5p1Inlun runq sz8 uelrzJururad uztelSuruad zduepr ruarr:1 uu{qBqasrp rur rurnq se8 ueter;-ururad uelelSutuad I86I/086I unq?t tu?l?p uelrrguzur:d ueSuap uelSurpueqrp zyrq r88urlqtqal z8nf Suel 'rslnpord r.rcp uas;ad S,0g lesaqJs ncr? {rqnl r1e1 :r,{iru g{rI6 &seqrsgElEpE Zg6I/Ig6J unq€l ?rxzlas u€Itequ?rurp Suel rurnq sr8 uzl8urpag .Ig6Ii086I unq?lrslnpord eprdr.np;rsaq qlqrl {lqnl r>p1 :el1nu 0,t6 nr?raq Burd 1rqn1 r1z1 redpu g,9g1.1r?seqes qEI?p? Zg6IlIg6I unq€r tu?ltp runq se8 rs{npord .edurs>1npo:d u?{tr{8uurprzdep dtrar Z96IlIg6l unq?t ruBIBp nunq se8 ,qzruaur

1e,{uru ue8uap zpaq:eg'tt'II

IrqEI rprd teqnrp rzdep qetuaur >lzxurru ursurlr8uad ue8uzqural:a4 .rrunq sr8uztequeruad ?tJas 'er]ual Jn"uro.l? urp ra:1ce;ro;p.,{q >1ado-rd_4alo.rd ueun5urquad ,rueq

I?lulur Lodep-todap urunSurqured ueleurs4egp qelrt ?Bnf ntr urr1a5 .r:a8au rrnl rp undnetuua8au u:epp rp 4req Suep>1 rnl?IJru runq rp,{uru urquloSuad wrel8uruad u?Itqesnrp

9rt

Page 336: NOTA KEUANGAN

t.r4u3tlra3 s{3UV (I

8'?e

€ . I €

L L L

9 'Sz

z 9 L

s '92

L'OZ

9' tz

0 ' I z

L'O?

I .6 I

I ,LT

,,91

u t t

7 ' t t

n'82

z ? c

Y I L

z '87

8 '8 I

o '9 I

8't I

6 'S t

9'€.8

z'oE

V L L

z'92

z t c

lsz

s'sz

6'ZZ

s'rz

s'oz

I . 6 I

6'Lr

i786r/186r

r86rl086r

o86v6L6r

6L6r/816r

8L6v LL6l

LL6I/9161

9L6vSL6r

sLSutL6l

tL6rl€L6r

€L6rlzL6l

zL6llrL6r

rL6vOL6r

oL6r/696r

rodqgquu4 uefol qeruq qrlrg

Is{nPold

unq? I

( uor nqlr lueFP )

a86r/ls6l - 01611696r 'HVI^IIJ UO{SXII NVO Isvndouil

Lre

9 ' ' I I A

I A q ? I

Page 337: NOTA KEUANGAN

Ie>l3IN J8uolr?uJrtul Jil q3to Buas aqal) n?Ind rp u?p el€g8u)J rsJ.4\?lns ,??Fruod rp u"Fueq-rx?uad q?rr€p u?8uap Sueqru?J ?{auy Id qalo u"{nl?lrp I:IIu qlftq ur8urqrueua4

IJ{IN

'(?ts?^\s) nqursnN .Ld u?p leats nrre4ety a4 ue8uopruruszl:a1aq Sued re:eg ?,t\€ [ ,uo8alr) rrsnpur u?s?^\?I rp a1e1d ulr 4:qrd uelJrrs.radrpSuepes e8n[ n]r ul?las .8un1qag uzp zq8ueg nzlnd lp rpe Bued urlo"{ urd"pu, u"1r""g-utuaur uu8uap 'unqrt .rad uo1 OOO.L? srtrszderyoq Fue, Buntrlag rp uep uepurd Bun[uz1Ip urlor{ ueqeyo8uad 4;qed unSurquau Burpas qeurrl Burtlruzl Id rul t??s Ep?d .q?url?llxl{ u?p uzun5utq u?q€q ruetnlr

F.reurru ln{8uz.tueu fiur,( uzpqauad u"1n4"1r* ..rr,qls€ur rln tees rcdures qrurrl Surqruzl Jil ,Bq"sn ls?IrJrsl)^rp e>18ue: urelzp zdulnluzJag'efuunleqas unq?l ur?T?p uryrnfuad srlz tp uasrsd Z,6I l?saqas nel? uol g,g6p >1e.,(ueqasItlrrral r:a3au ul?Fp rp qEtun u€TBn[uad 7.g6I/Ig6l unq?l tU?J?( ,rJeSeu tu€lBp Ip ueqn:l-nqJ>l Iqnuallletx Intun w{n[n]lp r8n[ qeulll urpnfuad ,:ods1a

lnrun Burcftuzs r(I'9t IIA laqer epzd rzqrlp redrp qerul ue3o1 .rods>1a urp rslnpord uesueqruaUacl reuafuop'unqel:ad qeurr urr8o1 uol 000'9E rpefuau :erl8uruaul qETJt ur-rnqalad 4rrqed setrsedellnqasr)l u?s?n[]ad ur8uaq 0g6I unq"t zped ueTrsayesrp u?p r{eurrt uz.rnqalad >1uqeduesenT:ad urzuzslelad rclnurrp q?lar 6/6I unr.J?r l€fas ell?tu ,ua8au uelep ,p q"*p'qi1qtsrlnpo:d edutrlSuruau ueurlSunrua4 rdeprq8uaur Inrun u?l{lruep unturNl .qeurrl tujfls1tpzfuau t.raSau u?Fp rp r{?run qJ[q rs>1npo.rd qn]nles JnqaTrur ndrueru lolunyl rlgurn u?Jnq-alad 1r:qzd l?bs ntre,{ qrturl rue8o1 edn.raq qepns qerurr :ods>10 qnr.|'es LL6I/LL6I unq'llefeg uas:ad g't r?seqas n?t? uol nqrr S,I l?du?qos ue>lr€uel uellnfunuaru r1e;aq e8nf Bue,{uot nqu g'Zf {?du?qes q?J?p? rl?urrl ue8ol .rodsla qzlunf eruzs Buel apor.rad ur?J?p nrr ?JBl-uaues III Bllled ?nprl unqet ue8uap uzl8urpuzqrp r1q uot nqlr 8,1 l?lu?qrs u€p uol nqrr5'g W,{urqas u€Il?ue{ rurele8uau: Surszru-Burszur lu?Jaq Bu?l uot nqrJ 0,rf uep uot nqu6'E g >1e,,(ueqas grppr Sursrur-Burs?rx q?un ue3ol uep qrlrq rslnpo.rd ,lII ?tlled e3,rr1 unqrruepq trslzpqi qtpnsJs Erunp rp ?np rouou qzrurl uasnpotd r:eflau rpefuaru

":lt ,o*ou

uzlnpnpel r.rep .rasa8:aq TIEIJT Erseuopul lzrl8uruau Bucd rs>1npo:d geJunf ue8uap zs8urqas'uz1e:lquraSSuaur Surl rslnpo:d ur8uzqurarl:ad lp?Far qelrr 1961 unqel ryf:g'ua8au uepp lp u?{n)Flrp zluueun5uzqruad ?uzl 1 dalfurg {nra)l I?dB) ntrrl zruzs selrs-?d?IJeq 8ue,{ >1n.rar1 pdr4 qenqes tenqlp Euepas lur ?sr,nap nll Buldrues rq .rs4npo;d r1n1unutleunSradlp qeler u?p Ig6I unq?t urBl?p r€salas Bued unqer :ad qrun uor 000.I u;BuepEdul?s 0Sl z;erur szlrsedcl:aq Bued 1 Buntr1Jg 1n:ay ledry ntred r{eturt lnra>1 pdeil un8u-?q[p q?Iar 'qerult ts>lnpo.rd u?t?{8tlluad z13ue: urepq .Sueurl8ueg uBp unurrJEx ,dal8urg'3un1r1ag 'zq8ueg nzlnd quFp" q?turl Buequrrl 14 ue8uequruad q"rr"g ."oruopuf q",-urrruad 1zr1d ue8uep e.4;e>1 1e-r1uo>1 rl8ue: urelep Burse ueeqesn.red edu:aqaq BtJJs Wu;ISuuqruz; 16 ue8uap ry.uuo1 erl8uz.r tu?l?p puors€u ?tse^rs u??r{"snJed_uezqesnrad ,qeur;

8 I€

Page 338: NOTA KEUANGAN

(erg|ucE.s)z8lI86I

II8/086I

I08i 616r

I6Ll8L6r

ffiSLILL6I

ILLI9L6I

I9L[9t6r

I

( uor nqr utrFp )z86vrs6r - 9L6ItsL6t ..M!NIN HIfrO Uodsxfl |{y( r$Inqoud

8I .tIA tl .rJ e r 9

( uor nqu urrFp )z86vt86t - 9L6vsl6t.IfgtuJ. uodsxs Nvc ts)Incoual

lsxncour

t o . I s xa I$XJ!dOX.l

6r t L r ' t I { l J s r . J

Page 339: NOTA KEUANGAN

?lelqauos ?)lguv (I

L '6078 'Z€ I6 '98r8 ' t 9 I9'0zz8 '9 Iez'b6rz'LozZ,TII€ '8

6'961L'8LIs '88 I6 '18 II .68 I

E',toz9'etz6'97.rL '6

( e86r/186rr86 I /086 r0861/616r6L6l lSL6r8L6I ILL6ILL6I I9L6I9L6r ls L6r9L6t lnL6ITL6IIE L6IE L6r l7.L6t

rods{r F{npord ulrq€r

( 6uuq uor nqE urBlsp )z86ltt86I - E L6r/zL6r,vDvsWlI MJNASNO)| UOiIS)II NV(I ISXOOOUd

8} 'T IA IE q" I

dElu0uas DISuv (I

s' Loz lL,qEZ'TVz6r ' l

9 '1880 '0€89'tz69, LOLz'€98

t'0€8S, LELL,N9Lt'8€s0'zEz

fg69 r€'6e€ r9" tLL l

0 '8 r r lL'9r€'It 'LLt' lz'191I ' I8 '

6'5859'tL60'0s80 '689O. I I€

( r z86r l186rr86r i 086r086116 L6r

6L6t t8 L6II L6t lLL6lLL6t /9 L6r9L6t / t L6rI L6r lt L6r

N L6lIE L6It L6r f tL6rZL6I I I L6 IrL6rl0L6l0L6r l696 l

IodsrlA Fltnpold u n q r l

( uol nqu ur8Fp )z86vt86t - ol6u696r,.r!DIIN Hrfts uoat$tlr Nv( tsyncoual

ozt

t t ' t I A l e q 8 , L

Page 340: NOTA KEUANGAN

l 2 r

c o e

ffir

cu i to ' t

q\

Iiro\

o\

<( , ^SEo\ = .!. a :

- r - A

)(

z

XD

6Fc ( F

Page 341: NOTA KEUANGAN

322

Indonesia (PT INCO) dengan daerah penambangan di soroako, Sulawesi Seratan. Dalamtahun 1981/1982 produksi bijih nikel yang dihasilkan oleh pr Aneka Tambans adalalscbanyak 1.598,1 ribu ton, sedangkan yang drekspor sebanyak 1.207,5 ribu ronl H"l iniberarti suatu kenaikan sebanyak 258,8 ribu ton atau sebesar 19,3 persen untuk produksi dar,suaflr penurunan sebanyak 31,2 ribu ton atau sebesar 2,5 pcrsen untuk ekspor bila diban-dingkan dengan produksi dan ekspor bijih nikel dalam tahun rgSo/1gg7 (Taber vII.47).PT Aneka]'ambang juga mempunyai pabrik di pomalaa yang mengolah bijih niket menjadiferronikel berkadar Ni 22 - zs persen unftk keperluan ekspor. produksi dan ekspor ferro-nikel dalam tahun 1981/1982 masing-masing adalah sebanyak 4.765,5 tondan 5.b94,8 tonyang berarti mengalami kenaikan 259,7 ton atau 5,7 persen untuk produksi dan kenaikan661,1 ton xu 74,9 persen unruk ekspor dibandingkan dengan tahun l9g0/19g1. sehu.bungan dengan adanya kebijaksanaan pemerintah Jepang untuk mengurangi impor bijihnikel, maka kini telah selesai dilakukan studi kelayakan perluasan pabrik ferronikel pomalaa.Penambangan bijih nikcl yang dilakukan oleh pr INCO adalah unruk diolah menjadi niker-matte (nikel kasar) berkadar sekitar 75 persen Ni untuk keperruan ekspor. Akan tetapidengan adanya kesulitan pemasaran sebagai akibat resesi ekonomi dunia yang masih terusberlangsung, maka volume ekspor dalam tahun 19gr/19g2 hanya berjumrah 16,9 ribu ton,sedangkan produksinya adalah sebanyak 19,2 ribu ton, yang berarti lebih ringgi 1,4 ribu tondaripada produksi tahun sebelumnya.

Tembaga

Penambangan bijih tcmbaga dilakukan oleh Freeport Indonesia Inc. di daerahTembagapura, Irian Jaya. Keadaan pasaran tembaga dunia yang masih lesu belum memung_kinkan perusahaan ini untuk meningkatkan produksinya secara maksimal, Daram hal inipengembangan cadangan bijih tembaga di Gunung Bijih Timur sedang dalam persiapanproduksi sambil menunggu membaiknya harga tembaga di pasaran dunia. Dalam tahun1-98111982 produksi dan ekspor tembaga masing-masing adarah sebanyak 196,9 ribu ton dan2O9,7 ribu ton, yang berarti mengalami kenaikan sebanyak 1g,2 ribu ton (10,2 persen)untuk produksi dan kenaikan 76,9 ribt ton (57,9 persen) untuk ekspor dibanJingkandengan tahun 1980/1981 (Tabel vIL48 ).Adapun negara tujuan daripaia sebagian riesarekspor konsentrat tembaga adalah Jepang dan sclebihnya ke Jerman Barat scbaeai bahanpengolahan lebih lanju t .

Pasir besi

Penanrbangan pasir besi dilakukan di daerah pantai cilacap dan pelabuhan Ratu yangdilaksanakan oleh PT Aneka Tambang. produksi tersebut diarahkan untuk memenuhikebutuhan bijih besi pabrikaabrik semen di dalam negeri. produksi dan ekspor pasir besi

Page 342: NOTA KEUANGAN

323

;1

-x\o ?t

X

FJ

Ei IEF P q

i .F:E;n o \ =

' \ o{

I\o@

qF

H

at

a

7

6 i i

E-8

= B

; . i - r : r : j . 1 ' r {! -5s s !ee t e {<eo o \ o \ o

d d o . a r { { { J s r r {$ r o

6 6 { J l - - r { ^ r q- - 9 P E : E g { { : 5 - < <

o o \ o 9 a e6 o @ a - . r { J { : , { ' r { {S : 6 c - a a { o . u s u o P o

o N ; i 6 + 6 _ r S It ; - ' u , t " i J h L ' 6 " 6 i ! i

;XE s i rss * i3 ; i' - - t " o t ' - " o

- . i i r " d - 5 - o

+ i ; $ u r q o 9 0 J J 9 . P 9. N . N " s " o ' o L - \ o i n i - o i r !

Page 343: NOTA KEUANGAN

32+

dalarn tahun l98l/L982 sebagaimana terlihat pada Tabel VII.49, masing-masing adalahsebanyak 108,6 ribu ton dan 25,5 ribu ton, yang berarti mengalami kenaikan sebanyak 40,3ribu ton (59,0 persen) untuk produksi dan penurunan scbanyak 9,6 ribu ton (27,i persen)untuk ekspor dibandingkan dengan tahun 1,ggo/lg1r . Dalam hubungannya dengan pening-katan produksi pasir besi dapat dikemukakan bahwa pemanfaatan pasir besi,.t"g"r tut*baku yang diperlukan untuk pabrik bcsi baja Cilegon rerus dilakukan,

Batu bara

Penambangan batu bara di Indoncsia saat ini d aksanakan oleh dua buah pen:sahaanyaitu PN Tambang Batubara dan pr rambang Batubara Bukit Asam. pN Tambane Batubaramelaksanakan penambangan di daerah ombilin, sumatcra Barat, sedangkan ef tambangBatubara Bukit Asam yang didirikan pada tahun 19gl sebagai tindak ranjut dari kebijaksa-naan diversifikasi sumber daya energi, merakukan penambangan di daerah Bukit Asam,sumatera Selatan. Produksi batu bara dalam tahun kctiga perita III mengarami kenaikanyang cukup menggembirakan yaitu meningkat dzri i?9,3 ribu ton pada tahun 19g0/19g1menjadi 367,2 ribu ton dalam tahun Tggl/rg8z atau meningkat dengan 11,5 persen(Tabel vII.50)' Peningkatan produksi akan terus diusahakan dengan penambahan saranapenambangan dan peningkatan efisiensi kerja. Dalam tahun Tggr/l9gz telah diselesaikanpembangunan unit pencucian batu bara dengan kapasitas 150 ton perjam, sehingga kualitasbatu bara yang diproduksi sekarang sudah jauh lebih baik dari has produksi sebelumnya. o:samping itu deposit batu bara di daerah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur iusaakan dikembangkan.

Peningkatan produksi batu bara terus diusarrakan baik daram rangka diversifikasipemakaian sumber encrgi dan penghematan penggunaan bahan bakar minyak, maupununtuk memenuhi permintaan batu bara yang semakin meningkat baik di dalam negeri danjuga dari luar negeri. Ekspor batu bara dalam tahun 19g1 adalah sebanyak 126340 lon yangberarti nreningkat dengan 26 272 ton atau sebesar 26,1 persen dibandingkan tlengan jumlaiekspor tahun 1980.

Emas dan perak

Penambangan emas dan perak dilakukan oleh pr Aneka 'rambang dr daerah Jawa

Barat yaitu di cirotan, Hatcmi dan Lebak sembada. Serain itu cmas dihasilkan pula olehsejumlah pertambangan rakyat yang amat sederhana cara bekcrjanya dan oleh FreeportIndonesia Inc. sebagai has logam ikutan dari produksi tambang tembaga sejak tahun t973.Menurunnya produksi emas dan perak yang diusahakan oleh pr eneka iambang dalamtahun 1981/1982 adalah disebabkan oleh adanya penurunan kandungan bijih emas dan

Page 344: NOTA KEUANGAN

325

7

zi,

|.

ftl3

ItlX E6 i F

. { YFE

l F 4

\o l!

E;sz

-t\o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \D \o \qt s o \ o 6 { o 1 6 A

\o \o \€) \D \o \o \o \o \o \o \o \o \o

r,J tsO \O O. { 01 b ,ts o l.J F O

{ M \ o N ) q S t . ' ) O r l . a . A o o \r . J l { o r l J \ o F o { u r ] l ! i f _"o\ i "a i !L i . 'q 'o i . "ob 5

-o

F s ) F N J T J A N } J A t J{ $ @ ( , o r \ O \ o o \ } J c E l | |o o \ c o \ o o o o b J a c o- r ! u @ o o o 6 0 a

.5

\o \o \o \o \o \o \o \o \o \ l ) \o \D \o-l "l -l _J o\

F o \ o @ , . t o l q s

\o \D \o \o \o

r s F o \ o @ - . r o r b + e r r r B o

E,

c.

Ft

E

F N H t J r r r J ) a o \ c a \ o @ \ o o

ts . ts {o\

F >

! 6

Page 345: NOTA KEUANGAN

5 Z O

perak yang diusahakan dengan semakin dalamnya penambangan, sedangkan di lain pihakkandungan timbal dan seng makin tinggi, Hal ini telah menyebabkan sistem pengolahannyaharus disezuaikan.Dengan dilakukannya perubahan cara pengolahan dapat pula dihasilkanproduk sampingan yaitu konsentrat timbal dan konsentrat seng. Jumlah produksi emas danperak yang dihasilkan dalam tahun i98l/rgsz masing-masing adalah sebanyak 172,6 kg dan1,9 ton. Perkembangan hasil tambang emas dan perak dapat dilihat dalam Tabel vII.51 danTabel VII.5 2.

Bauksit

Penambangan bauksit dilakukan oleh pr Aneka Tambang di lima daerah yaitu drKijang, Angkut, Tembiling, Telong dan Koyang. sebagai akibat daripada resesi ekonom:.dunia yang masih terus berlangzung, produksi dan ekspor bauksit dalam tahun 19g1/19g2terpaksa harus rnengalami penurunan. produksi dan ekspor bauksit dalam tahun tersebutadalah sebanyak 1.015,1 ribu ton dan 885,1 ribu ton yang berarti masing-masing mengalamipenurunan sebesar 20,1 perscn dan 26,1 persen dibandingkan dengan keadaan tahun 19g0/1981 (Tabel vII.5 3). sementara itu bauksit yang terdapat di pulau Bintan yang diperkirakanberjumlah 60 juta ton dan di Kalirnantan Barat yang diperkirakan berjumlah g10 juta tonadalah menrpakan bauksit berkadar rendah yang tidak mungkin diekspor dalam bennk bijihdan han-r s diolah terlebih dahulu rnenjadi alumina. Unuk memanfaatkan cadangan bauksittersebut, direncanakan akan dibangun tambang di wacopek, Bintan dengan kapasitas pro.duksi sebesar 1.750 ribu ton bijih per rahun dan pembangunan pabrik alumina di pulauBintan dengan kapasitas sebesar 600 ribu ton per tahun yaitu benrpa sandy metallurgicaigrade alumina. Diharapkan penambangan akan mulai berproduksi awal tahun 19g5, sedarg-kan unruk pabrik alumina pada awal tahun 1986.

Granit

Penambangan batu granit dilaksanakan oreh pr Karimun Granit di pulau Karimun.Produksi, penjualan dalam negeri dan ekspor dalam tahun 19g1 mengalami kenaikan yangcukup besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. produksi batu granit dalam tahun1981 adalah sebanyak 1.810,9 ribu ton yarg berarti mengalami kenaikan sebanyak 884,9ribu ton atau sebesar 95,6 persen dibandingkan dengan tahun 19g0. Sedangkan besarnyapenjualan dalam negeri dan ekspor masing-masing adalah sebanyak 605,5 ribu ton dan 941,9ribu ton, yang berarti masing-masing mengalami kenaikan sebesar 22,6 persen dan g1,5perscn dibardingkan dengan keadaan dalam tahun 19g0. perkembangan produksi danekspor batu granit dapat dilihat pada Tabel VII.54.

Bahan -bahan tambang lainnya

Penambangan bahan-bahan tambang lainnya yang meliputi mangaan, aspal, yodium,

Page 346: NOTA KEUANGAN

327

T r b e l v l l ' 5 3

PRODUKSI DAN EKSPOR BAUKSIT, 196911970 - I98II798Z( dalom ribu ton )

Produksi Ek!porT r h u n

19691rg'tO191Olt91lrg't rlr912!9121t913tg't31197 4

tg't 4lt91sr97s11916r9161191719?71198819',t811979

19?9/19801980/1981 ,l\t98tll982 "

907,01.207,71.288,1t.Mo,2r.204,7

|.284,293s,8

1.048,5t,22t,8954,9

1.160,7|.269,9l .0 l5 , l

85 3,6l$2,21.211,1

1.2661

|.267,39r9,8

1.105,71 .151,9

981,6

1 ,168,3!.197,9 1l

885,1

1) Angka diPGtbaiki

2) Angks semcnttrs

T a b e t v l l ' 5 4

PRODUKSI DAN EKSPOR BATU GRANIT, 7973 _ I98I( dolsm ribu ton )

Produkd EksporT r h u n

1 9 1 3t 9 ' 1 4t 9 1 51 9 7 5t 9 1 7l 9 ? 8l 9 ' 1 9t 9 8 01 9 8 1 1 )

415,0424,8535,3804,3722,2495,36?8,2926,0

1 .810,9

148,036,8o,, 1

311,3286,1264,7411,0518,9941,9

_=-

1) ,rr n8ka sementan

Page 347: NOTA KEUANGAN

328

s'e

e

R

dr

N }N t r

' a_--r ^ d

v9

A =

& El r v

g A l : { f . r \ c r - t r 6 € ( 1. o . t i c { N o o 6 . D F s o ' c O + l E f l

Y q n ( 1 l o c Y o ? n 6 F : G -9 q ! o N d t . o o

i.i

s. : s1 co or \o !) F !.) r + <r tr to ro tsy : , : i f t o r o ts F + i F io o o r 6 o l lq . q o ? q . - . - i ( o ? q F ; ; j a iF d r i o + - ! i i d - - €c ) r N F : N ( o F

N ..i

q ! ! l o i r i o o - t o , + H g i N oc { o t s N N + c j t o n . r , 6n : ! ) c - ' r I q - A 6 . ! N N c . 5 , b c vo c , ) ! ) o 6 6 c d @ c d c . i 6 iEtr* - -9_6i

6 C { @ t s N . r ) $ ic ! 6 q ) ! . ! I t s n - p { o r i j . : . d ,u ? - q q 4 c { C i q _ + N ;r 6 i o ! - r j 6 . : o i . ( t c d +

j

Fg :g=5 ;393 ; * rl r t s c . l \ c o @ 6 o r | { in i . o f ) €

88$t raeerRSSlo ) I o ) o ) , : 1 t d ' l e N9 o r 1 ! ) $ o j o Nt : { F c j o i i i': co

{' or .q N ci ry + or 61 6 cr, Id l o i , o o d F. + r . D @ @

+ i 6 t s- f ) 6

.i

o t < o o o t r i t o 6 c n

9 o e H c ! . o s r N o r ( o+ o d ; d o d o i ! i d o i= & - -

: c ! @

E

r t l

r t t l

t t t l

l l t l

r l t l

RRfigt'HEg*gEa i i

g g - - - d i , i

(D-

9 o N q o ! N o o ( o c o l6 ;

j < i d d l j . i c ' i . r+ H

Page 348: NOTA KEUANGAN

7 ) q

belerang, fosfat, asbes, kaolin, pasir kuarsa, marmer, gamping, lempung, feldspar, kalsit,

yarosit dan bentonit dilaksanakan oleh perusahaan milik negara, perusahaan milik Pemerin-

tah daerah dan perusahaan swasta nasional. Bahan-bahan tambang ini pada umumnya

digunakan untuk konsumsi dalam negeri, walaupun beberapa di antarLnyz ada yang diekspor

dalam jumlah kecil dan belum dapat dilakukan secara kontinyu. Perkembangan produksi

bahan-bahan tambang lainnya dapat dilihat pada Tabel VII.5 5

Tenaga listrik

Kebijaksanaan pembangunan di bidang kelistrikan selanra Pelita III ditujukan untuk

meningkatkan kcsejahteraan seluruh masyarakat baik masyarakat pedesaan maupun perko-

taan serta unruk mendorong dan merangsang kegiatan ekonomi. Hal tersebut disebabkan

karena pentingnya fungsi tenaga listrik, bzik sebagai sarana kehidupan sehari-hari maupun

sebagai sarana produksi. Tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai

mempakan salah satu unsur pendorong utama terhadap laju pembangunan ekonomi, se-

dangkan tersedianya tenaga listrik yang tersebar dan dipergunakan secara luas untuk keper-

luan sehari-hari akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Schubungan dengan itu

maka terus dilakukan upaya peningkatkan penyediaan tenaga listrik, baik secara kualitatif

maupun kuantitatif.

Peningkatan penyediaan tenaga listrik mencakup usaha rehabilitasi dan pembangun-

an pusat pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi, gardu induk serta jaringan distribusi

yang meliputi jaringan distribusi tegangan menengah, tegangan rendah dan gardu distribusi.

Dari Tabel VII.56 dapat dilihat bahwa dalam tahun 198111982 telah diselesaikan pemba-

ngunan pusat-pusat pembangkit tenaga listrik sebesar 486,785 MW, penambahan jaringan

distribusi sepanjang 804,1 kms, pembangunan gardu induk sebanyak 13 buah dengan

kapasitas 1.057 MVn, serta penambahan jaringan distribusi yang n.reliputi 2.716,55 kms

untuk jaringan tegangan menengah, 1.766,88 kms untuk jaringan tegangan rendah dan 2,380

buah untuk gardu distribusi. Hasil-hasil yang dicapai daripada usaha pembangunan tersebutpada gilirannya telah memberikan kemungkinan yang lebih besar dalam mengusahakan

tenaga listrik. Dalam tahun 1987/1982 produksi tenaga lisrik telah dapat mencapai10.125,3 MWH yang berarti telah meningkat sebesar 1.703,8 MWH atau 20,2 persen diatas tahun sebelumnyr. Bertambahnya jumlah produksi telah memungkinkan penjualantenaga listrik yang juga meningkat. Penjua.lan tenaga listrik dalam tahun 7981/7982 adzhhsebanyak 7.862,2 MWH ar.at 27,5 persen lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan dalamtahun 1980/1981 yang berjumlah 6.+73,1 MWH (Tabel VII.57).

Dalam upaya penyediaan tenaga listrik dengan mutu yang baik dan dalam jumlah

yang cukup, maka unsur biaya yang seminimal mungkin tetap mendapatkan perhatiansepenuhnya. Dalam kaitan ini pula rnaka untuk mempertinggi efisiensi produksi tenaga

Page 349: NOTA KEUANGAN

330

P P E< < v

. ^ ' . .4 ^

.: \ o')

v.'- o\ a

o ..1 f.r

r.r o6 o i ^t-- F

\o + --:c o o\ f @ r n

a{

t'-

c - \ O O

q c'l \e

\o ero k )

q 9 u r

c E o o

..i -i +

c o o \ o

m O

a',1^

('.1

ct

a\

of--

o

c--

t-

\o

o"\o

o

c.icr

o'\o^\o

c-

i c { t i r t

N00

cp

I

t\o\

+t -o,

vFU),l

\ o<

=<>4

Lltl)

z

z(n

tl

F]

Page 350: NOTA KEUANGAN

33r

x

E|nz

F

z;>

-t

zF'

> , 1z E

> 6

. <tr! :-

E \ rD

z.tItlz

t.

rl

\o..1

{

\o@

\oa

ee€ =

ls 90O {

l e P

l € ao r + F

o $- o o '

: , F

b i E

1 9 ' |a 1 9

r J l o l o ^ cL b b b

C t H

-t,"

i . b

; t s h

b h

i 9

Ie :'

5 tTE

EF

;s

r, ;FC D 1 9

;tsq9

z a

Page 351: NOTA KEUANGAN

332

lisnik, dilaksurakan interkoneksi antarsistem baik antarsistem kclistrikan regional maupunantarzub-sistem kelistrikan di dalam wilayah tersebut. Manfaat yang diperole"h dari dilaksa_nakannya usaha intcrkoneksi tersebut antara Iain adalah mempertinggi faktor pemanfaatanfasilitas pembangkitan yang untuk jangka panjang juga merupakan penghematan investasr,memungkinkan tercapainya skala ekonomi daripada sisteru serra mempercepat penyebar_luasal pemanfaatan tenaga listrik. selanjumya perru kiranya dikemukakan bah*a p.ogr"-peningkatan sarana penyediaan tenaga listrik juga berkaitan erat dengan usaha pemerirtahdalam pengembangan wilayah, mengingat program pembangunan kelistrikan ridak berdirisendiri akan tetapi terpadu dalam zuatu kegiatan multi sektoral.

Dalam pada itu sejalan _dengan

kebijaksanaan energi nasional, pembangunan kelis_trikan tetap dikaitkan dengan konservasi energi. Langkah ini pada hakekatnyr--".uprkanpencerminan daripada usaha unn:k mengamankan fungsi minyak bumi sebagai zumberdevisa, di samping sekarigus mengalihkan dari perekonom-ian mono energi ke perekonomiango.li e1era, serta mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi. Atas dasar itu makakebijaksanaan pembangunan. keristrikan diarahkan juga untuk memperluas pemanfaatanpotensl tenaga air, batu bara dan gas alam, tenaga paras bumi, tenaga nukli, ,"a,u tenaga nonkonvensional. Dengan demikian selain pembangunan kelisuikan d"p", a.-, b..larigsurrg,kelestarian encrgi juga akan lebih terjamin. usaha-usaha rarn di bidang kelistrikan untukmelakukan konservasi energi antara lain adalah dcngan mendorong agar sektor indusrrimenggunakan listrik yang diusahakan oreh pLN. Har ini disebabk"n f,u...," penggxnaanpembangkit tenaga listrik sendiri (captive power) secara terpisah-pisah dan berski-a kecilakan rnerupakan pemborosan bahan bakar minyak. Dalam hubungan ini dilaksanakanbimbingan kepada masyarakat untuk mengurangi pemakaian tenaga ristrik yang berlebihandal pemasangan alat kondensator pada lampu TL. selain itu kepada indu stri-iridu stri dian-jurkan unnrk menggunakan proses teknologi yang hemat energi, di samping menglsahakanagar lembagaJembaga ilmiah dapat membantu dalam merencan"k"n p"-bu

"tun-peralatansumber-sumber energi yang dapat digunakan untuk daerah pedesaan. Kebijaksanaan konser_vasr energi harus dilakukan secara menyeruruh dan sekaligus merupakan bagian daripadakebijaksanaan energi nasional yang terpadu.

7.3.4. Perhubungan dan pariwisata

Hasil pembangunan di bidang perhubungan yang clilaksanakan serama ini relah dapatdirasakan dan dinikmati oleh masyarakat, yang melfuti jasa perhubungan dr.at, p..hu_bungan laut, perhu bungan udara, pos dan telekJmunikasi, i".i*ir"t" r..,ij"r" _.,iorotogidan geofisika. Sasaran kegiatannya diarahkan unruk menunjang kelancaran ,.u, b"r*!,mobilitas penumpang dar penyampaian berita, agar mampu menjadikan hubungan yariglebih dekat a.ntara saru daerah dengan daerah rain-nya dalam waktu t.mpuh yanise-akii

Page 352: NOTA KEUANGAN

t t )

singkat. Dengan demikian diharapkan segera dapat tercapai keseimbangan dan keserasian

pertumbuhan di berbagai bidang dan aspek kehidupan. Sementara itu pembangunan di

bidang pariwisata yang mempunyai arti penting bagi kelestarian kepribadian bangsa dan

negara telah dikembangkan dan ditingkatkan pada 10 daerah wisata utama, dengan harapan

dapat meningkatkan pendapatan dan kreasi masyarakat secara berkesinambungan serta lebih

menarik wisatawan dari luar dan dalam negeri terutama generasi muda. Sedangkan datainformasi meteorologi dan geofisika, sudah dapat dirasakan pula manfaatnya terutama

dalam memberikan informasi mengenai cuaca, iklim dan keadaan curah hujan.

Perhubungan darat

Pembangunan di bidang jalan dan jembatan yang dilakukan selama ini telah mendo-rong pertambalran armada angkutan lzlan rzya yaitu mencakup mobil penumpang, truk, bisdan sepeda motor. Dalam tahun 1980 jumlah armada angkutan jalan raya baru berjumlah1.293.7+9 buah terdiri atts 729.577 buah mobil penumpang, 478.066 buah truk dan 86.166buah bis, sedangkan dalam tahun 1981 jumlahnya telah meningkat menjadi 1.345.743 buahterdiri atas 760.131 bualr mobil penumpang, +96.61,5 buah truk dan 88.997 buah bis. Halini berani masing-masing telah mengalami peningkatan sebesar 3,2 persen, 3,8 persen dan4,1 persen, Perkembangan jumlah armada angkutan jalan raya dapat diikuti padaTabel VII.58.

Dalam rangka mengatasi angkutan dalam kota yang arnan, tertib dan murah antaralain telah dilakukan dengan penambahan bis kota. Dalam tahun 1981/1,982 jtmlah bis kotaadalah sebanyak 3.83O buah, yang pengoperasiannya tersebar di Jakarta sebanyak 3.375buah, Surabaya 170 buah, Medan 65 buah, Semarang 100 buah, Tanjung Karang 14 buah,Bandung 96 buah, Dilli 5 buah dan Banda Aceh sebanyak 5 buah. Di samping itu telahdioperasikan pula bis-bis bertingkat di beberapa kota besar, antara lain di Surabaya sebanyak25 buah, Medan sebanyak 15 buah dan Semarang sebanyak 10 buah. Sementara itu untukmeningkatkan keselamatan lalu lintas maka kini telah didirikan pusat pengujian kendaraanberrnotor yang berlokasi di Bekasi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaanlalu lintas dan gangguan lingkungan sebagai akibat daripada kerusakan kendaraan itu sendiri,di samping memberikan jaminan kepada pemakai kendaraan mengenai mutu dan ciri ken-daraan sesuai dengan yang disebutkan oleh pabriknya. Kendaraan bermotor tersebut antaralain meliputi truk, bis, pick up, jeep, oplet, sedan, bemo dan sepeda motor. Khususnyaterhadap angkutan umum di kota-kota besar telah disusun pula sistem angkutan secarat€rpadu antara angkutan bis dan angkutan kereta api.

Selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan angkutan perintis antara lain dilakukandengan penambahan armada bis perintis. Jumlah bis perintis dalam tahun 197911980 dantahun 1980/1981 masing-masing adalah sebanyak 91 buah dan 111 buah, Kemudian dalam

Page 353: NOTA KEUANGAN

33+T a b c l V I I . 5 8

ARMADA ANGKUTAN JAI.AN RAYA, 1969 - 1987( dalam setuan )

Tahun B i s Mobil brrang/tuk Mobil penumpang J u m l a h

19691970

l97l

t972

1973

r974

1915

r976

r977

l9 7E

1979 I )

r 980 l )

l gS l 2 )

20,49723.451

22,562

26.488

30.368

31.439

35,900

39.989

46,644

57.836

69.545

86.166

86.99i

95.66099.814

112.8781 3 1 . 1 7 5r44.060

166.356189.480220,692268.098328.022

383,648478,066496.615

2t2.t2Z235.816256.98827 7 .2r030?.759

337,70137 7 .9904\9.240471.09953r .?06

677.345729.5r7760. r3 r

328.280359.081392.428434.873482,r67

535.496603.370679.321785,8419 l ? .063

1,030.5381,29n,7491.345.743

l) Angka diperbaiki

2) Angka s€mentaa

T a b e l V I I . 5 9

PEMAKAIAN JASA KERETA API, 1969 - 79AI

Penumpang Banngf'ahun

Jumlahtuta oranc)

Rata-rata per km(oEns)

Jumlah6uta ton)

Rata-reta per km(ton)

r969l s 7 01 9 7 rt97 21973

r974r 9751 9 7 6r9771978

r9791980198t

52,4

50,940,1

25,4

23,8

20,1

2r,0

37 ,7

40,?

39,9

3.4669.623n3522,727

3.4663.5343.37 |3.0824.751

5.9816.2296.080

859

9491.038r .069

l . t l 6

959

701

E]41 .022

1 .016

980

t ,016l )

4,O

4,65,0

4,5

4,9

l) Angka sementar-d

Page 354: NOTA KEUANGAN

J J )

tahun 1987/1982 jumla} tersebut telah meningkat menjadi 121 buah bis yang beroperasi di

Ujungpandang sebanyak 9 buah, Pangkal Pinang 7 buah bis, Kupang 6 buah bis, Ambon 3

buah bis, Bengkulu 14 buah bis, Mataram 5 buah bis, Sumbawa 6 buah bis, Jayapura 14

buah bis, Sorong 8 buah bis, Manokwari 5 buah bis, Merauke 5 buah bis, Biak 7 buah bis,

Dilli 8 buah bis, Ende 2 buah bis, Ralikpapan 4 buah bis, PaIu 4 buah bis, Poso 4 buah bis,

Padang 5 buah bis dan Lubuklinggar.r sebanyak 5 buah.

Sementara itu kebijaksanaan yang ditempuh di bidang perkeretaapian dalam Repe-

lita lIl adalah melanjutkan perbaikan/rehabilitasi, serta peningkatan dan penambahan

sarana, prasarana maupun peralatan operasi. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan

kapasitas dan muru pelayanan masyarakat sehubungan dengan pesatnya pembangunan

beserta hasilnya di sektor lain sepcrti pertanian, perkebunan, industri, pertrmbangan danpcrdagangan umum temtama di pulau Jawa dan Sumatera. Dalam pada itu peningkatanpelayanan jasa perkeretaapian kepada masyarakat di kota dimaksudkan untuk mendukungprogram angkutan kota seperti J abotabek (DKI Jakarta - Jawa Barat) dan Gerbang Kerta-susila (Kertosono, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) Jawa Timur. Kegiatan tcrsebut beruparehabilitasi dan peningkatal kcmampuan, baik secara kuantitas maupun secara kualitas sertapenambahan frekuensi perjalanan. Dari Tabel VII.59 terlihat bahwa dalam tahun 1981jumlah angkutan penumpang menurun sebesar 2,0 persen atau 3,3 persen untuk ukuranpenumpang per kilometer, terutama angkutan penumpang jarak jauh. Sedangkan angkutanbarang telah meningkat scbesar 13,0 persen Ltau 3,7 percen dalam ukuran ton pcr kilometer.Peningkatan tersebut terutama terjadi pada angkutan jarak menengah dan jarak dekat.Selama tahun ketiga pelaksanaan Rcpclita III telah dilakukan rehabilirasi jalur jalan kerctaapi sepanjang 1.624,3 kilometer, perbaikan jembatan beton dan baja sebanyak 674 buah,rehabilitasi lok uap sebanyak 38 buah, rehabilitasi lok disel dan listrik sebanyak 396 buzh,rehabilitasi gerbong sebanyak 5,685 buah. Hasil rehabilitasi di bidang perkeretaapian dapatdiikrrti pada Tabel VII.60.

Pembangunan proyek kcrcta api Jabotabek dimaksudkan untuk mengembangkansistem perkeretaapian yang dapat rnenunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat ibukota

Jakarta dan wilayah sekitarnya agar dapat bepergian secara lebih nyaman dan efektif.Dengan demikian diharapkan akan dapat dicapai peningkatan produktivitas daripada seluruhmasyarakat ibukota dan daerah-daerah pinggirannya. Di samping itu kini sedang dilaksana-kan Proyek Pengembangan Pengangkutan Batubara Bukit Asam dengan Kereta Api (P3BAKA) yang dimaksudkan untuk penghematan energi bagi proyek PLTU Suralaya, Banrenutara, Jawa Ba.rat yang saat ini sedang dibangun. untuk iru angkutan batu bara dilaksanakanoleh PJKA dari Tanjung Enim ke Tarahan/Panjang dan selanjutnya oleh pT pANN unrukangkutan laut dari Tarahan/Panjang ke Suralaya, Dalam hubungan ini p3 BAKA terusberusaha untuk dapat mengangkut batu-bara sebanyak 2,5 juta ton per tahun secara tertib

Page 355: NOTA KEUANGAN

t t o

nI

c, E I B

= a e

r sE rE3

t d d =

8 8 3

P N q d

r q - - S - 6 r

$HE,* '9 rS$

3 : ! c zd ; . : J H l P F € o @ a6 6 - F ; = I l : {

\ N " =

$83$i* ! rHS- N

" l -3 3 t , b r : * * :d &

6i

l l

f l €

;

6

;

Hilgg:si ,$E

Ef i ; ,ssE r f iE

q q N " =

g$E ,E 35,E$

- ?: ' ; R S r C N s - ' + ' - =

{ €zt

1 $ "F S e

3?+ * = :6 l 1 6' r i - .

j . . i ! i + ! i d

= 6 6 N 6l i i t ' R r

. ! 9 d n

I

+

I

2

G Er i <a <

: v

z

3

Page 356: NOTA KEUANGAN

t 5 t

dan teratut, tanPa mengganggu fungsi operasi angkutan kereta api di eksploitasi Selatan

Unruk mendukung keglatan tersebut, P3 BAKA melakukan pembangunan sarana dan

prasarana kereta api di Sumatera Selatan dan Lampung yang mencakup fasilitas' operast'

pemeliharaan bakai pelanting dan pendidikan' Sementara itu pembangunan jalan b:ru kereta

"pi "nt"r" Meneng-Kabat (Banyuwangi), antara lain ditujukan untuk menunjang pendistribu-

,i"n prpuk yang .ukup berat sebagai angkutan massal yang relatif murah dapat membantu

nl.niuongi kepadatan lalu lintas jalan raya sertt penghematan bahan bakar minyak bumi.

Pembangunan di bidang angkutan sungai, danau dan penyeberangan adalah dituju-

kan untuk meningkatkan fasilitas yang menunjang perkembangan arus penumPang don

barang dengan titik berat pembangunan fisik dermaga dan terminal' pengadaan kapal inspek-

si, kapal feri, bis air, pemasangan rambu-rambu sungai, pemeliharaan alur serta pengerukan

,rng"i, d"n"r, dan terusan. f)engan terciptanya angkutan sungai' danau dan penycberangan

secia teratur, hal itu akan dapat memberikan dukungan bagi pengembangan daerah' mem-

buka isolasi baru serta mempersingkat jarak antarpropinsi dan antarpulau yang berjarak

dekat ,Langkahlangkahyangdi tempuhuntukmendukungkebi jaksanaantersebutadalah

memptioritaskan pioyek-proyek lanjutan, mempersiapkan proyek-proyck baru meliputi

bidang studi, desain, pengadaan tanah dan konstruksi serta melengkapi proyek-proyck yang

sudaliselesai. Hasil yang telah dicapai di bidang angkutan sungai, danau dan penyeberangan

dalam tahun kedua Pelita III antara lain telah diselesaikannya pembangunan 6 buah dermaga

sungai, pembersihan alur sungai sepanjang 470 kilometer, pengerukan alur sungai sekitar 291

ribu m3, pengadaan rambu sungai sebanyak 130 buah, serta pembangunan 2 buah dermaga

bis air dan 2 buah dermaga feri. Di samping itu juga telah dibang'..rn fasilitas angkutan

penyebcrangan sehingga telah dapat dibuka lintas penyeberangan' antata Meulabol] - Sina'

Lnng, erl..brng - Bangka, Merak - Srengsem, Merak - Bakauhuni' Tanjung Perak - Kamal'

Panarukan - Kalianget, Ketapang - Gilimanuk, Padang Bai - Lembar' Bajoe' Kolaka' Bita -

Pamatata dan Jetman - Sorong daratan. Dalam tahun ketiga pelaksanaan Repelita III ' telah

dilakukan pula pcmbanpunan sebanvak 9 bua-h dermaga sungli' 1 buah dcrmrga danau'

pembersihan alur sung:ti sepanjang 90 kilometer dan pengerukcn alltr sungai sekitar 361

ribu meter kubik,

Perhubungan laut

Dalam tahun kctiga Pelita III secara keseluruhan jasa perhubungan laut tellh dapat

ditingkatkan ke arah suatu integrasi yang lebih baik antara pelayaran samudcra, pelayx{an

nrlr"nr"r" dan pelayaran khusus. Demikian pula antara pelayaran lokal, pelayaran rakyat dan

pelayaran perintis tetah dapat dilakukan secara terpadrt dengan rute yang lebih menyebar ke

iaerah-daerah terpencil. Sedangkan untuk beberapa daerah rute Pel^y Lrzn pcrintis telah

berhasil dilakukan kegiatan pasar terapung. sementara itu pola pelayaran tetap dan teratur

Page 357: NOTA KEUANGAN

3 3 8

(RLS) yang merupakan jaringan daripada pelaya:ra:n nusantara terus disesuaikan denganpenyebaran muatan dan kebutuhan angkutan laut. Dalam rangka tersebut, terus dilakukanperemajaan dan pengembangan armada untuk meningkatkan kemampuan dan daya angkutarmada nusantarz zgar d,ap$ memenuhi kcbutuhan dan mengikuti pertumbuhan daerah.Dalam tahun l98L/1982 telah diberikan kesempatan untuk pengembangan dan pembinaanantara lain kepada perusaha-an pelayaran umum nasional, pelayaran khusus lcpas pantai,pelayaran khusus muatan cair dan pelayaran khusus industri, yang diwujudkan dalampembelian kapal sejumlah 189 buah dengan kapasitas 248.856 DWT, 120.630BRT dan23 .028 HP.

Dalam tahun 1980 jumlah muatan yang diangkut oleh armada pelzyarln nusantaraadalah sebesar 5,815.000 ton dengan jumlah kapal yang beroperasi sebanyak 390 buai kapaldengan kapasitas 4O6.378 DWT. Kemudian dalam tahun 1981 muatan yang diangkut,jumlah kapal yang beroperasi dan kapasitasnya masing-masing adalah seberat 5 .g5l.B4Z tondan 2.2OO unit peti kemas, 361 bual kapal seta 425.428 DWT. Kenaikan rersebut antaralain disebabkan karena telah dilakukannya penggantian kapal yang sudah tua dengan kapafkapal yang baru yang berukuran lebih besar, sehingga muatan yang diangkut selama tahunketiga Pelita III mengalami kenaikan sebesar 9 persen dibandingkan dengan tahun sebelum-nya. Perkembangan armada niaga nusantara dapat dilihat pada Tabel VII.61.

Sementara itu di bidang pelayaran samudera, baik pelayaran samudera umummaupun pelayaran samudera khusus terus dilakukan peningkatan kapasitas dan penyesuaianterhadap perkembangan teknologi, antara lain dengan pemesanan/pembelian kapal semicontainer dan full container sebanyak 5 buah serta 2 buah log carrier dengan kapasitasmasing-masing seberat 8.000 DWT. Sehubungan dengan usaha peningkatan angkutan petikemas, maka pada akhir tahun 1981 PT Jakarta Lloyd telah mengoperasikan 2 buah kapalsemi container dengan kapasitas 34.c00 Dwr dan 1 buah kapal full container berkapasitas130.325 Dwr, Adapun rute yang dilayari oleh pelayaran samudera pada saar ini antara lainadalah Indonesia - Jepang, Indonesia - Hongkong, Indonesia - Taiwan, Indonesia - Canada/USA scrta Indonesia - Eropa dan sebaliknya, Di samping itu untuk memenuhi permintaanjasa angkutan laut, terus dilakukan penambahan kapal penumpang, kapal semi container dankapal angkut aspal beton dan angkutan batu bara. Dalam tahun 1980/19g1 muatan yangdiangkut adalah seberat 7.353.0+9 ton dengan mengoperasikan kapal sebanyak 5g buahberkapasitas 668.351 DWT. Sedangkan dalam tahun 7987/7892 jumlah muatan, jumlahkapal yang dioperasikan dan kapasitasnya masing-masing telah meningkat menjadi seberat9.402.322 ton, sebanyak 61 buah kapal serta 801.625 DWT. Kenaikan muatan yang diang-kut tersebut terutama disebabkan karena meningkatnya kegiatan ekspor dan impor. per-

kembangan jumlah armada dan muatan pelayaran samudera dapat dilihat pada Tabel vII.62.

Page 358: NOTA KEUANGAN

339

T r b e M I . 6 1

ARMADA PELAYARAN NIAGA NUSANTARA' T969 _ 198I

Jurnlah kapal Kapal kapal yang beroperasiT a h u n

Kapal Kapat

7 9 6 91 9 7 01 9 7 11 9 7 2r 9 7 '

t 9 7 +l 9 7 5t 9 7 61 9 7 7r 9 7 A

1 g 7 9 r J1 9 8 0 1 )

1 g 8 r 2 )

ra2

242242267

1 3 02 3 2zt5282

1A+.350267 .7 5932r.6693?.r.669284.93L

272.4rr31 r .9 50330.4r93ro.570312.O00

386.954+06-174+25.+24

13 8 .004?34.6852 3 8 . s 3 532r .669284.93r

272.47 r317.950330.4793 1 0 . 5 7 0312.000

386.954406.378+25.428

3003053403 1 63 2 2

3733903 6 1

3003 0 53403 r 6?7 ' '

390t o l

r)2)

Angka diperbaiki

T a b e l V l l . 6 2

ARMADA DAN MUATAN PELAYARAN SAMUDERA, 1969 _ 1981

T a h u nJumlahk+al

Kapasitas( ribu DWT )

Muatan yang diangkut( ribu ton )

1 9 6 91 9 7 01 9 7 11 9 7 21 9 7 3

7 9 7 +1 . 9 7 51 9 7 6r 9 7 71 9 7 8

r 9 7 9r 9 8 01 9 8 I r )

3 94859

+1+5475 0545 2

5 0586r

3 1 8386489467387

3 3 9+ 1 2450491

1.3431 . 9 1 32 . 6 5 06.9239.917

9.09 3o . 1 d J

9.9866.39 8) . o J o

5.8 207 . 3 5 39.402

5 1 t668802

1) Angka s€mentara

Page 359: NOTA KEUANGAN

o

;

E@ s

3

r i

I

<

O Fc | z- i <

. z:<. r t Ja (

, i2- z

JEt

Page 360: NOTA KEUANGAN

341

Guna memenuhi dan menperlancar angkutan daerah dengan pola trayek yang tetapdan teratur, maka pembinaan pelayaran lokal terus ditingkatkan. Dalam tahun l9g0 jumlaharnada pelayaran lokal adalah sebanyak 1.081 buah kapal dengan kapasitas 154.g00DWTdengan jumlah muaran sebcsar 2.200.510 ton, kemudian dalam tahun 1981 jumlah kapal,kapasitas dan jumlah muaran masing-masing telah men.ingkat menjadi sebanyak 1.090 buahkzpil, 161.426 DWT dan 2.270.90O ton. Hal ini berarti dalam tahun 1981 jumlah muatandar kapasitas telah mcningkat sebesar 3 persen dan 4 persen dibandingkan dengan tahun1980. Sejak tahun 1980 kapal yang berukuran kurang dari 100 m3 atau kurang dari 75 BRTdimasukkan ke dalam potensi pelayaran rakyat. Perkembangan armada pelayaran lokaldapat diikuti melalui Tabel VIl.63.

Dalam pada iru pelayaran rakyat yang mempakan pelayaran tradisional, diarahkanuntuk memenuhi kebunrhan transportasi di daerah yang belum terjangkau oleh armadapelayaran nusantara dan armada pelayaran lokal, di samping fungsinya sebagai pcnr.rnjangpemerataan perkembangan sosial ekonomi daerah. Untuk membina dan mengembangkanpelayaran rakyat tersebut, maka sampai dengan tahun lg7g/1980 telah dimotorisasilcankapal dan perahu sebanyak 588 unit, sedangkan pada tahun 1981 adalah scbanyak 2g3kapal dan perahu. Muatan yang diangkut dalam tahun lgS1lIgSl adalah sebanyakI.460.887 ton dengan kapasitas sebesar 121.561 BRT, sedangkan dalam tahun lg9lll9g2baik muatan yang diangkut maupun kapasitasnya masing-masing telah meningkat menjadi1.959.480 ton dan 179.o32 BRT. Hal ini berarti suatu peningkatan sebesar 34 persen dan47 persen.

Sementara itu kegiatan pelnyaran perintis terus ditingkatkan agar dapat mendorongtercapainya usaha pcmerataan ke tempat-tempat yang tersebar di seluruh penjuru tanah air.Hai ini adalah sejalan dcngan fungsi dan peranan pelayaran perintis yang dititikberatkanpada pembukaan daerah-daerah terpencil agar tidak terisolir dari daerah-daerah lain sebagaipendorong dan perangsang pengembanga' daerah-daerah yang lemah ekonominya, sebagaipendukung kegiatan ekonomi dan kebutuhan pembangunan di daerah-daerah terpencil,serta unruk membantu kelancaran administrasi pemcrintahan. Di samping itu pembinaanpelayaran perintis juga diarahkan pada sistem angkutan laut yang teratur, tepat, ccpat,murah dan aman. Dalam tahun 1974/1975 pelayaran perintis baru melayani trayek danmenvinggahi 79 pelabuhan, sedangkan pada tahun rg9l/rg\z relah mencapai 35 trayek danmenyinggahi 212 pelabuhan. Demikian halnya dengan jumlah armada perintis, apabila dalamtahun 1980/1981 jumlal kapal yang dioperasikan sertajumlah penumpang dan barang yangdiangkut masing-masing baru sebanyak 28 buah, !32.o29 orang dan 66.50j ton, kemudianpada tahun 198111982 masing-masing menjadi 33 buah, 721.777 orang dan 66.503barang. Cuna mempercepat dan mendorong pembangunan di segala bidang, maka

ton

bagi

Page 361: NOTA KEUANGAN

342

daerah terpencil terus ditingkatkan frekucnsi pelayaran dau luas jangkauan daerah yang

dilayari, dengan penambahan kapal-kapal dan pembangunali fasilitas-fasilitas pelabuhan

perintis.

Drrlam pada inr pelayaran l<huzus yang mengangkut barang-barang seperti minyak

bumi, mrnyak kelapa sawit, kayu, nikel, bauksit, pasir besi, pupuk, aspal dan semen kcgi-

atannya dibedakar atas pelayaran khusus dalam negeri dan pelayaran khusus luar negeri.

Drlam tahun Ig8lllg8z jumlah armada pelayaran khusus dalam negeri adalah sebanyak

2.238 buah kapal dengan kapasi tas 2.623.7+7 DWT,256.034 BRTdan 278'447 HP, sedang-

kan pelayaran khusus luar negeri telah memiliki armada sebanyak 88 buah kapal dengan

kap"ritr, 630.788 DWf. Sel.rubungan dikembangkannya sistem angkutan laut dcngan pcti

kcmas yang dapat tnempercepat pelayaran/bongkar muat dan pengirima.nnya mal<l sampai

dengan tahun 1981 telah diangkut sebanyak 2.200 unit peti kemas ke berbagai negara'

Terhadap pelayaran khusus angkutan kayu ke luar negeri telah terjadi perubahan pola

angkutan veitu dari kaltr bulat mcnjadi kayu lapis dan kayu gergajian

Selanjutnya untuk menjamin tersedianya alur pelayaran yang cukup memadai, maka

pcngerukan pelebuhan terus dilakukan sehingga angkutan laut dapat terlaksana secara

optimal. Dalam tahun 1980/1981 dan 1981/1982 telah dilakukan pengerukan lumpur

masing-masing sebanyak 17.792.950 m3 dan L7.2O7.625 m3. Pengerukan pemeliharaan

dilakukan di pclabuhan Belawan, Palembang, Jambi, Tanjung Priol<, cirebon, sunda Kelapa,

Semarang, Tegal, Surabaya, Gresik, Banjarmasin' Samarinda, Bitung, Pontianak, sungai

Barito dan sungai Kahayan. Perkembangnan hasil pengerukan pelabuhan dapar diikuti

pada Tabel VII.64.

Jasa maritim merupakan penunjang daripada perawatan dan perbaikan amada

pelayaran serta pembersihan alur dan daerah perairan maupun pengangkatan kerangka kapal

oleh sebab itu kemampuan dan fasilitas galangan kapal dalam negeri terus ditingkatkan

dengan potensi dok dalam tahun 1981 adalah sebesar 138.600DwT dan produksi doking

1.165.000 DwT, di samping kini juga sedang dibangun dok-dok baru untuk rneningkatkan

produksi doking dalam negcri. Dalam pada itu kini tems dilakukan pembersihan daripada

alur-alur pelayaran dan daerah pelabuhan dari kerangka kapal dan fanjau, terutama dl

Surabaya dan Su nda KelaPa,

pengembangan fasilitas pelabuhan yang merupakan salah satu penunjang dari scluruh

kegiatan pelayaran, baik pelayaran samudera, pelayaran nusantara, pclayaran lokal, pelayar-

an rakyat dan pelayaran perintis tenrs ditingkatkan dengan jalan melakukan rehabilitasi,

pembangunan baru dan penarnbahan fasilitas-fasilitas pelabuhan yang sudah ada' Dewasa ini

telah rlilakukan perluasan beberapa pelabuhan utama, terutana pembangunan pelabuhan

peti kemas, antara lain di pelabuhan Tanjung Priok, Surlbaya, Belawan dan Panjang, dr

Page 362: NOTA KEUANGAN

343

T a b e l V I I . 6 3

ARMADA DAN MUATAN PELAYARAN LOKAL. 1969 _ 1981

Tahun Jumhh *apalKapasllas

( dbu DwT )Muatan yang diargkut

( ribu ton )

19691970l97 l19721973

t974t97519?619771 9 7 8

l 9 ? 9 1 )

1980 I )I 98 l 1 /

8037??625679980

965858

t . 2 7 7t.3481,448 1)

r.389r .0811.090

60,79 0,0E3,086,092,6

92,69 2,8

r3 2,1147,9

165 ,2154,816 t , 4

r . 1 6 21 .278t,4791 .5431 .208

9381.27Ir .3821.8 !21 .899

r . 9 7 0t ,2002.271

l) Angka diperbaiK2) Angka sementara

T a b e l V I l . 6 4

HASIL PENGERUKAN PELABUHAN, 1969II97O - r98ri 1982( dalam juta m3 )

T a h u n T a r g e t Rcalisasi P€rscntas€terhadap taryet

1969/ r9701970119? |t97 r l r97219721r973r97311974

r974119751975/1976r9761r97 7r977119781978/1979

1979/19801980/1981198U1982 2)

11 ,0I0 r015 ,616,016 ,0

16 ,016,016,019,020 ,1

15 ,0

17 '2

16,0r1,516,616,0r6,0

16,016,7l 7 ' 59 t 4

15,0t7,2t7,2

t451 1 5r06100100

100r041091 0 383

100r00100

Keterangan : Jumlahlumpur yang dikeruk dinyatakan dalam juta m3 hopper ( lumpur bercampur ah )l) Angka diperbaiki2) Angka sementara

Page 363: NOTA KEUANGAN

344G r a f i k V I t . 2 1

HASIL PENGERUKAN PELABUHAN, ls69lrg70 _ rsilllg8z( dalam juta m3 )

tsloJlL tgrrli2 r9izl13 ts13l14 tn+1ts terslto -s@

f! ru.e"t ffi n*oti""",(sem€ntara)

Page 364: NOTA KEUANGAN

34s

samping juga sedang dilakukan perluasan pelabuhan Semarang. Dalam tahun lgll/79g2relah dilakukan pembangunan baru beserta pcningkatan dan penambahan fasilitas pelabuhantcrdiri atas dermaga, gudang dan lapangan pcnumpukan cli beberapa pelabuhan yaitu pela-buhan Sibolga, Sabang, Lhok Seumawe, pekan Baru, Tanjung pinang, Teluk Bayur, palcm_bang, P. Baai, Pontianak, Tegal, Benda, Ujungpanclang, Ambon, Bitung, Ternate dan Jaya_pura. Di samping itu untuk menunjang kegiatan pelayaran perintis, maka clalam tahunL98l/1982 juga telah dibangun dermaga perintis lebih kurang pada 40 lokasi yang tersebardi daerah Aceh, Riau, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, SulawesiTengah, Kalimantan, Maluku dan lrian Jaya,

sementara itu dalam rangka pengembangan perabuhan-perabuhan di masa menda,tang, kini telah disusun feasibility study yang dilakukan oleh tim Integrated sea Transporta-tion Svstem (ISTS) di mana pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia dikelompokkanmenjadi 4 kelompok dengan gate way port pelabuhan Tanjung priok, Belawan, Ujung_pandang dan Surabaya. pada masing-ma-sing gatc way port tersebut terd"pat.olle.to. pori,antara lain Teluk Bayur, Panjang, Cirebon, dan pontianak yang rnasuk ke dalam wilayah gateway port Tanjung Priok. Lhok seumawc, Dumai dan Batam masuk ke dalam w ayah gateway port Belawan. Ambon, Bitung, Kendari dan Sorong masuk ke dalam wilayah gate wayport U.;ungpandang sedangkan semarang, Lembar dan Balikpapan masuk ke dalam gatewav port surabaya- Kemudian dari masing-masing collector port tersebut terdapat feederport yang terdiri atas 43 pelabuhan, antara lain Gorontalo, Krueng Raya, Meneng, Banjar_rnasin, Ternate dan Merauke, perkem bangan fasilitas perabuh zn dapzt diikuri meraluiTabel VI I .65.

Keselamatan pelayaran mempunyai peranan yang penting da.lan perhubungan laut.unruk itu terus ditingkatkan pengawasan terhadap pcraksanaan mengenai ketentuan keraik-an kapal laut, di samping ju;1a kenampuan daripada pengawas. Keselamatan dan keamananpengangkutan pcnumpang, barang dan hcwan melalui laut terus ditingkatkan, dengan jalanpeningkatan kemampuan dan modernisasi daripada fasilitas keselama tan peloy^rin, yaitumeliputi pengada,.n sarana bantu navigasi, stasiun radio dan telekomunikasi perayaran,pemetaan laut, kesyahbandaran, kesatuan penjagaan laut dan pantai (KpLp) ,.r,, Si.oKlasifkasi Indonesia- Seranjutnya untuk menunjang keamanan dan keselamatan pelayaranbagi daerah-daerah terpencil, maka sa'pai dengan tahun 19g0/19s1 telah ditambah danditingkatkan fasilitas sarana bantu navigasi, terekomunikasi pelayaran dan peta laut. untukmeningkatkan mutu teknis kesclamatan pelayaran, maka terus diusahakan agar semua kapallaut berbendera Indonesia dimasukkan ke daram kelompok persero Biro Klasifikasi Indone-sia. Dalam pada itu untuk memenuhi ketentuan internasional, maka di Selat Malaka/singapura telah seJesai dipasang sarana bantu navigasi yang memadai (traffic separationscherna), di samping juga sedang dilakukan peruba.l.ran_perubahan pada sarana bantu navigasi

Page 365: NOTA KEUANGAN

3+6

6>'

3

t F

;

I

t_t ;l-

l s

t -

- * :

a t

4 q

EEE 5

9 *

s

a

: :9 E5

v 5? . E5 -

4 q

E E; =

E E -r 9

F g | 5 l , i . f .

' ' F E ' , i ? ' E ' t rF3; f Et Ig i gdi IEF id{gg+ +tl H.E. ?e; *Ei $9i+ t q i r r E 5 F 5 . 5 9 4 i EE ' E B ! . B = . q ! . + q e . E- E C-

! 8 6 6 5 T ' 5 5 : 3 ! 3

> >

I F 9o i . N : J i ,

i 6 { ! ' 6 i !

N I ; i N

8 S

G F

t E

Eb

F E i ' F

B 3 E t 3

N I

i ' I . t

5 l

E I

6

3 l

E I

l l

t l

, b r , 6 G N N

s B t s 5 r gi ; o

d l

3

t l

ij r' I3 t E B

al5

! gE ! .

Page 366: NOTA KEUANGAN

347

ts

t

. E

iJ

J

i * q

l t l -

: * r ^ + o r l * l , o c r

o g i I ' o - t - | | |

- * l g l N d i l + |

c { N I t * , - - * - €

$ o , ( o o r o r - o r 1 1 E

r H f i i O r c { r c { F r r

9 9 - l - l l o r - c { l

t 1

t i

t t l

t t l l

r r tR

t t r I

l l - l

.i .;i s

- d

6

0\

c

I

or

i

rl

z

€ <^i=F> - i E

- E l Fo g ;

" ( , - E

!l

zz

z

E

Fj

til

Page 367: NOTA KEUANGAN

348

sesuai dengan ketentuan terakhir daripada International Association of Lighthouse Authori-

tics. Untuk menrelihara kesclamatan dan keamanan pelayaran' dalam tahun 798117982 telah

dilakukan pembangunan menara suar di 12 lokasi serta 3 8 lokasi rambu suar yang tersebar di

daerah-daerah tcrpencil, pembangunan 1? kapal operasional sertl Penambahan slrana

penunjang. Perkembangan retrabilitasi fasilitas keselamatan pelayaran dapat dilihat pada

Tabel VIL66.

Perhubungan udara

PembangunanperhubunganudaradalamPel i ta l l ld i t i t ikberatkanpadapemenuhan

kebutuhan masyarakat "kan

jas" angkuttn utlara yang diperkirakan rlap at mengalami pe-

ningkatan rata-rata sekitar 15 - 20 persen Per tlhun' Untuk itu terus dilaksanakan penye-

lesaian proyek lanjutan, termasuk dr dalamnya beberapa pelabuhan udara dan lapangan

terbang, penyeles"i"r, p.oy.k pcningkatan keselanatan penerbangan sesuai dengan perkcm-

brng",i t"knologi yang memadai, pJnytlcsniun pembangunan pelabuhan udara internasional

C.r,"gk"r.ng, s.ita p..tge-bongan lapangan terbang perintis sebagai salah satu penunJang

kegiatan ransrnigrasi

Dalam pada itu kini sedang dilakukan pembuatan rancangan teknis terperinci bagi 9

pelabuhan udara yritu Pekanbaru, Banjarmasin, Semarang' Ujrrngpandang' Manado' Ambon'

Sorong, Biak dan Surabaya ,".,u ptn'bu"ton rancangan induk terperinci bagi 2 pelabuhan

udaru"yaitu Padang dan Dcnp:lsar' Di samping itu telah diselesaikan juga pembuatan rencana

induk untuk 15 pelabuhan udara yaitu Medan' Pekanbam' Palembang' Pontianak' Balikpa-

pan, Semarang, Ujungpandang, Surabaya, Manado' Ambon' Sorong' Biak' Jayapura' Ban-

jarmasin dan Batam

Sejalan dengan peningkatan artnada udara dan prasarana perhubungan udara' maka

di t ingkatkanpulakeselatnatandankeatr rananoperasinya.Untuk i tu tcrusdi lakrrkanpeme-

riksaan secara rutin dan periodil( terhadap kemampuan terhadap awak pesawat udara

dan personal darat, serta pemeriksaan kelaikan udara bagi pesawat udaranya sendiri dengan

,,"nd", yrng tinggi. Fasilitas kesclamatan penerbangan terus ditingkatkan antara lain dalam

b.ntuk p.ril"trn navigasi, Peralatan telekomunikasi' Peralatan keamanan pelabuhan udar:"

peralatan pengangkat pesawat dan peralatan pemadam kcbakaran Sehubungan dengan itu

iasilitas telekomunikasi telah ditingkatkan sehingga rnemungkinkan terjadinya hubungan

antarpelabuhan ud,aro. daLam ncgeri, di samping telah mampu pula mcnjangkau 4 negara

tetangga terutama di bidang pcnerbangan internasional Dalam pada itu pelaksanaan peng-

"ngkui"n jcmaah haji melalui udarr terus ditingkatkan keamanan dan kenyamanannya'

antara lain dengan penambahan pelabuhan udara pemberangkxtan dan penggunaan pesawat

udara berbadan Iebar (jumbo jet)

Page 368: NOTA KEUANGAN

349

Dalam rangka menunjang kelancaran operasi penerbangan perintis, kini sedangdibangun depot bahan bakar cadangan (seafed depot avtur) pada lT lokasi pelabuhan uciaraperintis yaitu Donggala, Kendari, Luwuk, Toli_toli, Gorontalo, Ternate, Namlea, Badar,waingapu, Maumere, Langgur, Merauke, Sorong, Manokwarr, F,ak-Fak, Kaimana dan Dilli,Kegiatan penerbangan perintis yang bertujuan untuk membuka hubungan aengan daerahterpencil tersebut, pada tahun 1981 terah mengangkut sebanyak 425.952 penuirpang dan2'308 ton barang, yang operasinya meriputi g2 lokasi yang tersebar paaa zt propinsi. tiat rnrberarti suatu kenaikan sebesar 33,9 persen untuk

"ngirrrn penumpang dan penurunan

sebcsar 0,08 persen unruk angkutan barang.

Dewasa ini telah dilakukan peningkatan terhadap beberapa pelabuhan udara yangdigunakan scbagai pelabuhan pemberangkatan dan pelabuhan tu.;uan daripada para transmi-gran serta fasilitasnya guna mcnampung pesawat transmigrasi dengan perayanan u"ng -a-r-dai sehubungan dengan itu sz*np ai dengan 9 september 19g2 telah berhasir diangkit transmigran sebanyak 66.852 kepa-ra kcluarga. Di sarnping itu juga telah dilakukan surva.i danstudi terhadap 5 buah lapangan terbang perintis trinsrniirrsi 'nruk pembuaran rcncainduk di 12 lokasi Untuk memperlancar pelaksanaan angkrita., ftansmigran telah dilakukpembangunan landasan udara di sintang (Karirnantan Barat), di sa-ping juga sedang dilaku-kan pembangunan landasan udara di pasir pangarayan (Riau) dan Baturicin (KarimantarrJe latan) .

Penerbangan dalam negeri mcncakup penerbangan tetap dan berjadwal yang dilaku.kan oleh bcberapa perusahaan penerbangan, angkutan udara borongan dan taxi udaradcngan jadwal penerbangan yang tidak ,.rnp, ,.rru penerbangan umum bukan komersialyang diiakukan oleh pcnrsahaan-perusahaan dan instansi yang memiliki armada penerbanganuntuk kcpentingar perusahaan atau_instansi yang bersangkutan. Dalam tuhun iggt nngriut-an udara untuk penerbangan tetap di dalam negeri meng-alami kenaikan jumrah p.nu-i"ngdan harang masing-'rasing sebcsar 19,g p"rr"n ,l"n 11,4'persen dibandingkan a*g"n t"nuisebelumnya. Dalam ada itu kerj.asama dan perjanjian hubrngun udara dengan negara_negaralain terus dilanjutka dan ditingkatkan. Jumlah penumpang dan barang yang diangkut oleharmada udara internasional daram tahr'rn lggr masing-masing tcrah meningkat seb-esar 3 5,6persen dan 13,1 pcrsen dibanding an dengan tahun sebelum-nya. perkembangan penerbang_an sipil di dalam ncgeri dan k luar negeri dapat diikuti merarui Tabcr vII.67 danTabel VII.68.

Di bidang prasarana angkutan udara sampai dengan akhir tahun 19g1, jumlabpclabuhan udara yang marnpu menampung operasi pesawat udara 8-742 sebanyak 4 buahyaitu Pelabuhan Udara (pelud) Halim perrlanakuru_rh di;rk"r.", pelud Ngural Rai di Bali,Pelud Juanda di surabaya dan pelud poronia di Medan. Di samprng itu 4 pelud rainnya terah

-

Page 369: NOTA KEUANGAN

350

Tabe l v I I .67

PENERBANGAN SIPIL DALAM NEGERI, 1969 _ 1981

IahunKm p.rawat

(dbu)fcnumpang

(ribu)Jtm t€6an8

(nbu)Ton/km t€Eedia

(ribu)Torvkm Foduksi

(dbu)Barang(tor)

r969

I970t 9 7 1r972

I973

ts14

I97 5

l9 76

t977I97E

19?91960

l98 l r )

l) Anska sementara

T a b e l V I l . 6 8

PENERBANGAN SIPIL KE LUAR NEGERI, 1969 _ 1981

12 . r6?

r6.480

20.458

26.94233 .194

42.44E

46.972

55.3? 7

59.r42

65.59E

69.3247 r.352

87.546

499770

9951 .235

1.649

2.r262,3222.7 E23.3733.9804.192+.4+95.58E

4.1?94.9+07.0r5

1r .09413.790t9.25292.61928.78r32.9083 5.82238.53?44.48050.459

52.50660.185

r02.494r25.502215.92526+.461302.57037E.9?5396.509422.400456-247491.760616.433

34.9205 l . 0 1 568.50182.209

115.062t4+.401l6+.955r96.602233.290263.7 162? 5 .5r3360.1E9373.166

45

54

85

106

I I 6

1 3 7

r 5 l

179

180

212

P€numpang(orang

Barang(ton) Ja]n telbang

Ton/km tcrredir Ton/km produksi(dbu) (ribu)

1969

1970

l 9 7 lr912

1975

r974

197 5

197 6

t97 7

l9 78

t 979

1980

l 9 s 1 l )

98.921

79,287

80.651

85.963

97.098

109.840

t34.675

169.985

?45.2r?

269.746

342.637

487.236

660.954

3.3264.0197 .3542.3043. r253.5743.635

3.318

3,953

4.257

5.7 28

I l . l 9 l

r2.664

7.9417 .87 2

9.444

10 .451

10.340

10 .429

I l 791

14 .3? 7

1 7 , 0 1 6

17 .798

22 .169

25 .133

25.800

46.30284,549

102.815r22.427127 .3+at80.3402t6.824

291.3?1

396.607

446.362

5E3.r88

658.470

1.053.560

3 r .45140.8314?. tb r56.07362.6'.1+80.62081 .9t+

97.412

146.353

155.800

208.269

t99.765

407 .7 27

l) Angka sementara

Page 370: NOTA KEUANGAN

151

mampu menampung pesawat udara DC-l0 yaitu pelud Kemayoran di Jakarta, pelud Ha_sanuddin di Ujungpandang, lelud Mokmer di Biak dan pelud Baucau di Timor Timur.Sementara itu untuk menempung operasi pesawat DC-9, maka pada tahun yang samaterdapat 7 Pelud yaitu pelud Tabing dr padang, perud Talangbetutu di palembang, peludSjamsudin Noor di Banjarmasin, pelud Dr, Sam Ratulangi di Manado, perud pattimura diAmbon, Pelud Ariisucipto di yogyakarta serta pelud Blang Bintang di Banda Aceh. Sedang.kan Pelud yang ada lainnya hanya dapat didarati oreh pesawat yang lebih kec daripadapesawat DC-9 Bagi Pelud palembang dan pelud Manado ditingkatkan kapasitasnya agarmampu menampung pesawat udara jenis Airbus-300.

Sementara itu jumlah armada angkutan udara yang terdaftar dalam penerbangantetap dalam tahun 1981 adalah sebanyak 164 buah pesawat di manaT5 bruh p.r"."i,i,antaranya ber.mesin turbo jet, sedang selebihnya adalah pesawat bermesin turbo prop danpiston. untuk rute penerbangan dalam negeri, pT Garuda Indonesian Airways telah meng-operasikan pesawat DC-10 dan Airbus-rOO, sedangkan untuk penerbangan luar negeri terJhmengoperasikan pesawar turbo jet 8-747, DC-10 dan Airbus-300. Sementara itu pi,uerpatiNusantara Airlines telah rnendapatkan tambahan beberapa pesawat udara jenis turbo propuntuk operasi penerbangan dalam negeri di samping rugasnya da.ram menjalank"n oo"."riperintis, Di samping itu bagi angkutan transmigrasi, pemerintah relah menambah jumlaharmada angkutan udara, sehingga pada akhir tahun 19g2 direncanakan akan menjadi 9 buahpesawat.

Telekomunikasi

Kebijaksanaan yang ditempuh di bidang tclekomunikasi dalam pelita III adalarmewujudkan wawasan nusantara dalam satu sistem telekomunikasi nasional melalui SistemKomunikasi sarelit Domesrik (sKSD) palapa, memperluas perayanan telekomonikasi kedaerah-daerah terpencil serta mengutamakan tersedianya Stasiun Bumi Kecil (SBK) diibukota-ibukota kabupaten. Serama ini hasil pembangunan fasilitas telekomonikasi terahbanyak bermanfaat bagi tercapainya program pemerataan pembangunan, dengan demikianpembangunannya perlu terus ditingkatkan ragi agar mampu memenuhi kebutuhan masvara-kat yang makin bertambah,

Pada awal pelira II jumlah sentrar terepon otomar (STo) baru sebanyak 37 buahdengan kapasitas 125.000 satuan sambungan (ss), sedangkan dalam Repelita III terah me-ningkat menjadi 157 buah sro dengan kapasitas 550.300 ss, di mana 380.364 ss di antara-nya tersambung unruk masyarakat. Di bidang pelayanan jasa telekomunikasi kini,Jigunakansistem yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi telekomunikasi. seh,lbungandengan itu telepon lokal manual secara berrahap terah diganli dengan sistem otomat, sehirg-ga pada akhir tahun 1981 jurnlah STO telah mencapai 256 buah. Demikian j,rga te.lepol',

Page 371: NOTA KEUANGAN

352

interlokal dengan sistem manual secara berangsur-angsur diganti dengan sistem otomat, yaitu

dengan menggunakan jaringan sambungan langsung jarak jauh (SLJJ). Dari kcgiatan ter-

sebut, pada akhir tahun 1981 tclah bethasil dihubungkan sebanyak 89 kota dcngan fasilitas

SLJJ, sedangkan 14 kota lainnya unruk sementara telah rnendapatkan hubungan SLJJ

antarkota secara terbatas. Sistem telekomunikasi internasional juga tela.h diganti dcngan

sistenr semi otomlt dan otomat penuh, sehingga sampai dengan awal tahun 7982 sambungan

Iangsung internasional (SLI) telah mampu mencapai 49 negzrz.

Dalam pada itu agar pelayanan jasa telekornunikasi dapat segera menjangkau pedesa-

an yang berguna bagi sarana pendidikan, penerangan d:rn keperluan Pemerintah lainnya,

maka pada awal tahun 1982 telah dioperasikan 68 buah SBK dari 72 buah SBK yang di-bangun. Pengiriman telegram yang semula menggunakan pesawat morsc, secara bertahaptelah diganti dengan pesawat teleprinter yang kemudian dimasukkan ke dalam jaringan

telex, Sehubungan dengan itu, maka pada akhir tahun 1981, sebanyak 162 kota telahdihubungkan dengan jaringan telex dalam negeri, dan untuk hubungan luar negeri ber-angsur-angsur diganti pula dari sistem manual menjadi otomat. Dewasa ini terdapat 26,kotayang dihubungkan secara manual dan 21 kota secara otomat. Hasil lain yang dicapai adalahtelah dioperasikannya fasilitas jaringan transmisi Gelombang Mikro antara Medan - BandaAceh dan sistem komunikasi kabel laut (SKKL) antara Jakarta - Singapura. Perkembanganjumlah unit telepon dilihat pada Tabel VII.69.

Sejak bulan Desember 1980, pelayanan jasa telekomunikasi umum internasionalseluruhnya dikelola oleh PT Indosat. Sehubungan dengan itu, antara lain telah dilakukanpernbangunan SKKL antara Medan - Penang dengan kapasitas 24O a\ur percakapan, antaraMedan-Singapura dengan kapasitas 7.2O0 al:ur percakapan. Hubungan tersebut merupakantahap pertama daripada rencana pembangunan jaringan SKKL Asia Tenggara - TimurTengah - Eropa Barat. Di samping itu di Medan juga telah dibangun sentral telepon intcrna-sional dengan kapasitas 2000 sirkit. Sesuai dengan kebijaksanaan Pemcrintah dalam pe-ngembangan industri nasional, maka pembangunan bidang telekomunikasi diarahkan jugauntuk menggxnakan pcrangkat serta peralatan telekomunikasi hasil produksi dalam negeri.Perkembangan pemakaian jasa telekomunikasi dapat diikuti pada Tabel VII.70, Dari tabeltersebut dapat dilihat bahwa dalam tahun 1981 pulsa percakapan relepon otomat dalamnegeri telah meningkat sebesar 28,1 persen, menit percakapan telepon internasional mening-kat sebesar 40,7 pcrsen, pulsa percakapan telex dalam negeri meningkat sebesar 44,9 persendan menit percakapan telex luar negeri meningkat sebesar 24,8 persen masing-masingdibandingkan dengan tahun 198O.

Dalam rangka penertiban penggunaan frekuensi radio serta persiapan keanggotaanlndonesia dalam sistem monitoring radio internasional, maka kini dilakukan pembangunanjaringan sistem monitoring radio nasional. Untuk itu telah direncanal<an pembangunan

Page 372: NOTA KEUANGAN

5 ) 5

Tabe l V I I . 69

JUMLAH UNIT TELEPON,1969 _ L982( dalam satuan )

O t o m a t M a n u a lTahunSennal Unit telepon Sentral Unit telepon

7969

t970

1971

1972

r97 3

t974

797 5

r976

r977

1978

t979

1980

198i

1982 t)

26

28

33

J +

37

39

+)

5+

69

101

t t I

756

r59

84.660

90.660

95 .300

110.860

Lzl .460

125 .500

7+4.tOO

160.600

278.320

361.200

460.100

sz4.860

5+9.520

s49.908

722.7 t8

702,767

96.1+2

ro7.7 82

70r.920

to4.o92

99.s63

70+.896

to7.292

708.25J

87.772

73.762

70.o5+

85.039

506

504

+96

506

504

507

507

<^,7

) U J

493

+68

457

444

498

l) Angka sementara

Page 373: NOTA KEUANGAN

5J+

3P

bz

> - l

o3 <

3 -

5

I

S r r P

x d

"a "F

3 g

5

a

I " P 9 P3 3 A s B' -

a L

. o ' o . o . o ' 6

e r - | . r P

: i ' i f J

- - 9 : d 8

i o b a i ! i .l" j" .E ;. ).

6; - ! a ; ;i P - o l " F

t

t i t ai r 5 i l 6

7 E

t i B6 2

Page 374: NOTA KEUANGAN

3 5 5

stasiun monitoring bcrgerak :r.n tara rain di Jakarta dan Surabaya masing-masing sebanyak 2buah, sedangkan di lokasi lainnya yaitu Medan, Semarang, palembang, padang,

-Banjarmasin,

Manado, Dcnpasar, Kupang, Pontianak, Ambon, Jayapura, Tarakan dan nalikpapan ma_s'ing-masing sebanyak 1 buah. Di samping itu juga dilakukan pembangunan stasiun monito-ring semi tetap yaitu di Medan dan Mcrauke masingmasing 1 buah seita stasiun monitoringtetap di Jakarta dan Samarinda.

Pada jasa pos dan giro, daram pelita II kebijaksanaannya dititikberatka n pada pet-luasar.r jaringan pelayanan untuk claerah transmigrasi dan meranjutkan pc-bang,rnan ditingkat kecarnatan, sedangkan dalam Reperita III selain diarahkan pada peningkatan-jaringanPelayanan, ditujnkan juga pada peninghatan kesempurnaan kelembagaan. Upuy, p.ningkat_an pclayanan dilakukan dengan memperluas jaringan pclayanan pos dan giro yritu b.n papembangunan kantor pos pembantu di kecamatan serta pembangunan dan penggantiankant.r pos besar kelas I di ibukota propinsi. Di samping itu di beberapa propiniiluga telatrdibangun ka-ntor kepala daerarr pos dan kantor scntral giro, scrta menambah iumrah travekpos kelil ing untuk menjangkau daerah-daerah pernukiman baru termasuk daerah transmigrasi Dari 283 daerah transmigrasi yang tersebar di w ayah Indonesia, sebanyak 177 lokas;ztau 62,5 persen di antaranya sudah mendapatkan pelayanan pos, baik be.rpa kantor pos,rumah pos rnar.r pun dinas pos kelil ing dcsa. Dari 3.432 kecamatan yang terdapat di Indone,sia, sebanvak 3,100 kecamatan atau 90,3 persen di antaranya t.lah -endrputkan pelayananjasa pos, sedangkan sisanya belum mendap:rrkan pelayanan pos secara langzung tetapidilayani oleh kecamaran terdekar.

Selama tiga tahun pelaksanaan perita III telah selesai dibangun sebanyak 407 buahkantor pos pembantu dan kantor pos tambahan. Di samping iru juga telah dibangun kantorpos besar di Semarang dan Manado, sedangkan di Tanjung Karang, Kupang, Mataram,Ambon dan Jakarta

'fimur pembangunannya kini sedanj berlangzung. selanj,ltnya untukmempcrlancar angkutan pos, maka disediakan sebanyak ipl uurr, kendaraan roda dua, 31buah kendaraan pos dan 726 buah bis surat. Selain itu kini terus dilakukan penyempurnaantcrhadap dinas-dinas pos kelil ing kota dan pos kelil ing desa, pos k at dan pos kilat khuzusserta pengadaan dinas-dinas baru lainnya yang dianggap perlu dan bermanfaat bagi pelayan_an masj/-arakat luas. Sejalan dengan peni.gkatar pelayanan pos tersebut n.,"k" p.Jdrkrilorupos dan giro selalu meningkat dari tahun ke tahun. Daram tahun 19g1 jumieh ,ur", po,sebanyak 272,75 l'ta buah,weselpos sebesar Rp 3 01, g7 milyar, peredaran giro dan cek possebesar Rp 1.955,43 milyar serta jumlah tabungan pada BTN adalah sebesar Rp 42.850,291uta. Sedangkan dalam tahun 19g0 masing-masing berjumlah 276,27 juta buan, Rp Z+6,f2milyar, Rp 1.158,7O milyar dan Rp 20.703,g0 juta. perkembangar arus lalu lintas pos dangiro dapat diikuti melalui Tabel VII.7t.

Page 375: NOTA KEUANGAN

J ) O

Kemudian untuk mendukung tugas-tugas Badan Meteorologi dan Geofisika terutama

di dalam memberikan informasi tentang sifat-sifat cuaca, iklim dan segala sesuatu yang

terjadi di atmosfira secara murah, teryercaya' cepat, tepat dan mudah dimengerti serta

mengadakan penelitian di dalam ilmu meteorologi dan geofisika, maka jumlah jaringan

stasiun yang disesuaikan dengan kebutuhan internasional, kebutuhan nasional dan kebutuh-

an khusus makin diperbanyak. Di samping itu juga dilakukan pengganrian peralatan agarsesuai dengan perkembangan teknologi, perluasan jaringan telekomunikasi dengan PERUM-TEL, peningkatan sistem penyampaian informasi meteorologi dan geofisika kepada masya-rakat pemakai jasa serta penelitian metode ramalan yang lebih baik.

Sampai dengan Pelita III telah banyak perkembangan vang dapat dicapai, antaralain bertambahnya jaringjaring, stasiun, serta telah mempunyai scbagian stasiun untukberoperasi selama 24 jam. Di samping itu juga telah rneningkatnya data metcorologi dangeofisika yang dihasilkan serta permintaan jasa meteorologi dan geofisika dari tahun ketahun, Dalam tahun 1969 jumlah stasiun meteorologi, stasiun geofisika, stasiun klimatologidan hujan serta stasiun penguapan dan hujan, masing-masing baru berjumlah 56 buah, 6buah, 92 buah dan 2.320 buah. Kemudian dalam tahun 1982 masing-masing telah mening-kat menjadi 107 buah, 23 buah, 276 buzh dan 3.576 buah. Dalam periode yang sama datameteorologi dan geofisika yang diberikan telah meningkat lebih dari 2 kali l ipat sedangkanpelayanan jasa meteorologi dan geofisika yang dihasilkan naik antara 2 sampai dengan 10kali lipat, Sementara itu dalam tahun 7982/1983 telah selesai dibangun dan diopcrasikanStasiun Geofisika Kotabumi di Lampung, Stasiun Meteorologi Majene di Sulawesi Selatan,seraa Kantor Balai Meteorologi dan Geofisika di Mcdan, Denpasar, Ujungpandang dan

Jayapura. Di samping itu dalam tahun yang sama sedang dilakukan pemasangan 7 set radarcuaca yaitu di Medan, Jakarta, Scmarang, Denpasar, Ujungpandang, Kupang dan Biak. HasilIain yang telah dicapai di bidang meteorologi dan geofisika anrara lain adalah dalam tahun1981 telah dilakukan pemasangan 60 set alat meteorologi yang pengamatannya secararemote control pada 60 stasiun meteorologi dan geofisika, dioperasikannya 8 sct trans-missiometer di Mcdan, Padang, Banjarmasin, Denpasar, Surabaya, Ujungpandang, Manadodan Biak. Di samping itu juga telah dioperasikan 6 set ceilometer yaitu masing masing diMedan, Surabaya, Denpasar, Ujungpandang, Manado dan Biak serta dioperasikan 405 setalat Rainfall Recorder yang ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia. Dalam tahun 1982telah dipasang 1 set Automatic Weather Station Telemetering System di Citeko puncak.

Pariwisata

Bidang kepariwisataan mempunyai peranan yang peuting dalam pembangunan diIndonesia di dalam mempererat persatuan dan kesatuan bangsa melalui pengenalan budayabangsa pada obyek-obyek wisata alam, memperkenalkan seni budaya bangsa, dan memupuk

Page 376: NOTA KEUANGAN

5 ) /

T a b e l V I l . 7 1

ARUS LALU LINTAS POS DAN GIRO, 1969_ 198r

T a h u n Suat pos

Uuta )

Weselpos( milyar rupiah )

Peredaran girodan cekpos

(milyar rupiah)

Tabungaa padaBank Tabungan NeFnra

0ura rupiah)

1969l9 70

l 9 7 r

197219751974t9751976t9771978l9 79t980o rl 98 l "

147 ,00159,00

181 ,90

r96,00176 ,50t87,23199 ,84200,56236,7 0252,29265,8627 6,20272,7 5

14,9020,8r26,48

32,5345,6563,308t,2999,48

t 2 l , 7 t13E ,81l7 4 ,56246,t2301,87

97,63106,65

124,30

t57,26204,19325 ,61426,43+7 | , 45660,59840,34

1 . u 3 , 1 6r ,158 ,?0I.955,43

59,37r46,05xr? ,65459,52

1.414,98?.325,824.358,187.O42, t7

r0.908,8015.526,00 , .19 .384,18 ' /32.338,0642.850,29

r) AngIG dipefbaiki2) Angka semcntara

T a b e l V t I . 7 2

PERKEMBANGAN DI BIDANG PARIWTSATA" 1969 _ 1981

T a h u n(onng)

I(amar hotel(r,"".4

B o P€rjalanan( buah )

Pcnerimaan devisa

0ura US i)T€naga ke{a

(orans)

19691970l 9 7 lt97 2l9 ?319741975l9 761977r978r9791980l 98 l 3 )

86 .067129 .319t81 .04622 l . t s1273.305313.452366.?93401 .237e r4B6.7 te''468 .614501 .430561 . t 78600.161

2.9723 .3903 .67 r4 .8505 . 5 1 0

11 .00012 .766

42.35642 .57516 .7 5618.60219.061

29?359

242

414437453464467295330406

10 ,816,222,621 ,640854,462,370 ,68 r ,3

250,7280,6309,1

7.2338 .278

10.048l )

_ r )48.S0053.960

_ r )_ r )_ r )_ r )

E2.10292.802

l )2l

Data tidak tersediaAngka diperbaikiAnSka s€mentara

Page 377: NOTA KEUANGAN

358

rasa cinta tanah air di samping mefupakan sumber devisa dan menciptakan lapangan kerja.

Arus wisatawan asing yang masuk ke Indonesia dari tahun ke tahun memberikan

gambaran yang menggembirakan- Secara keseluruhan jumlah kunjungan wisatawan aslng

dalam tahun 1981 naik sebanyak 38.973 wisatawan atau meningkat sebesar 6,9 persen bila

dibandingkan dengan tahun scbelumnya yang baru berjumlah 561,178wisatawan. Kenaikan

yang cukup menonjol tersebut :lntara lain disebabkan karena bertambahnya kunlungan

wisataw"r't yarrg berasal dari Australia, Inggris' Singapura, Perancis, Jepang, Ncderland' Italia

dan Korea. Dalam tahun 1981 kunjungan wisatawan asing yang masuk ke Indonesia melalui

Jakarta adalah sebanyak 330.892 wisatawan atau 55,1 persen dari scluruh wisatawan,

me lalui Bali 162.695 wisatawan atzu 27,7 persen, melalui Medan 56.547 wisatawan atau 9,4

persen dan selebihnya sebanyak 50.017 wisatawan atau 8,4 perscn masuk ke Indonesia

melalui pelabuhan-pelabuhan pendaratan lainnya seperti Tanjrrng Pinang, Pekanbaru' Tan-

jung Balai Karimun, Padang, Palembang dan Balikpapan. Kunjungan melalui Jakatta dan Bali

mengalami kenaikan masing-masing sebesar 5'3 persen dan 12,4 persen sedangkan kunjung-

an melalui pintu lain-lain mengalami kenaikan cukup tinggi yairu sebesar 34,2 persen.

Hanya kunjungan melalui Sumatera Utara yang mengalami Penurunan yaitu sebesar 13'0

persen,

walaupun demikian jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya Indonesia

masih termasuk negara yang paling kecil dalam menycrap wisatawan asing' Untuk mening-

katkan jumlah wisatawan asing yang akan berkunjung ke Indonesia, di samping telah ditem-

puh usaha pemasaran bersama antara negafr ASEAN telah pula ditingkatkan usaha promosi

di Iuar negeri melalui perwakilan yang ada seperti di San Fransisco untuk Amerika, Frank'

furt untuk kawasan Eropa Barat, Singapura untuk ASEAN, Tokyo untuk Jepang dan Pasifik

serta Melbourne untuk kawasan Australia. Di samping itu di tiap-tiap KBRI juga ditempat-

kan petugas sebagai juru penerang bagi calon wisatawan, mcmperlancar pemberian visa serta

mengikuti pameran dan perayaan-perayaan internasional lainnya dengan bekerjasama dengan

Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN)

Selanjutnya dalam tahun 1981 telah ditingkatkan pula kegiatan di bidang pemasar-

an sesuai dengan perkembangan pariwisata dunia. Untuk lebih memantapkan koordinasi

kegiatan pemasaran antara pusat dengan daerah-daerah industri telah pula disusun beberapa

pedoman dalam bidang pemasaran, antara lain pedoman partisipasi dalam kepariwisataan

internasional, pedoman tentang penyelenggaraan widya wisata pengenalan dan pedoman

rentang pengadaan bahan-bahan promosi. Di samping itu penampilan daerah dalam promosi

di luar negeri tidak hanya dititikberatkan pada suatu daerah melainkan beberapa daerah

tujuan wisata sekaligus sehingga lebih memudahkan daerah tujuan dan paket-paket wisata.

Page 378: NOTA KEUANGAN

3s9

Dal:'n tahun 198r di Indonesia terah pula diselenggarakan wisatawan konvensi,baik nasional maupun inrernasional, di mana penyelengga.raan tersebut menunjukkanpcrkembangan yang menggembirakan. Sejalan dengan itu terah diadakan pula penelitian ataslamanya menetap dan besarnya pengcluaran daripada wisatawan serta penelitian terhadappenyelenggaraan konvensi. Hal tersebut didasarkan bahwa pertumbuhan wisatawan konvensiyang relah mcningkat dan rndonesia termasuk salah satu convention Destination Area yangcuk'p potensial. Dari penelitian dapat diketahui bahwa wisatawan konvensi menghasilkandevrsa antara duasctengah sampai empat kali lebih besar dibandingkan dengan devisa yangdihasilkan dari wisatawan biasa.

Di samping diteruskannya pembangunan 10 daerah tujuan wisata (DTW) yang telahdin.rulai sejak Pelita II, maka akan d anjutkan pula pembangunan obyek-obyek wisata yangterscbar di beberapa propinsi antara rain Riau, Sumatera Selatan, Kalimatan selatan, Kari-mantan Timur, Kalimantan Tengah, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,Maluku dan Irian Jaya. Di bidang pembinaan industri dan sarana wisata, sampai denganakhir Pebruari 1982 telah dapat dilakukan klasifikasi hotcl di l0 DTw dan 15 daeraLlainny':1 p21,nr 10 DTw tersebut terdapat z4z hotel berbintang dengan 19.061 kamar,sedangkan di 15 daerah lainnya tersebut terdapar 3g hotel berbintang dengan |.222 kamar.Dcngan demikian di 25 daerah yang telah dilakukan klasifikasi tersebut seluruhnva terdaoat280 hotel berbintang dengan 20.333 kamar,

Selanjutnya Pemerintah juga telah mengeluarkan ketentuan-ketentuan atas usahabiro perjalanan yang jumlahnya san.rpai dengan akhir bulan Desember 19gl mencapai iumlahsebanyak 408 buah yang berarti suatu kenaikan sebesar 23,4 persen dibandingkrn i.ngnnkeadaan pada akhir bulan Desember 19g0 dengan jumrah sekitar 330 buah. Kenaikan inidisebabkan antara lain karena meningkatnya minat masyarakat untuk berusaha di bidangbiro perjalanan khususnva dari luar DTW, perkembangan bidang kepariwisataan dapaidiikuti p ada Tabel VIt.7Z.

Kebijaksanaan yang ditempuh di bidang kepariwisataan antara lain meliputi peng_galakan kegiatan pemasaran umum pa'wlsata serta mengrrimpun dan mengkoordini. ,.n'.i"industri di bidang kepariwisataan. Hal terscbut dimaksudkan untuk meningkatkan danmcngefektitkan promosi penjualan, serta mcmperluas pusat_pusat promosi pariwisataIndonesia di kawasan Eropr Barat, Amerika Utara, Australia, Jepang, negara_neg"., RSleN,serta kawasan lain melalui Timur Tengah. Selain itu juga diselenggarakan peningkatankerjasama antarinstansi dan partisipasi masyarakat, baik daiam pengembangan kepariwisata-an maupun dalam mencegah akibat negatif yang mungkin timbul, pemantapan peraturan_Peraturan vang telah ada di bidang perhotelan, biro perjalanan, pemandu, pemimpin perja_lanan, pengurusan dokumcn perjalanan, us"h" coterirrg, angkutan wrsata serta kegiatan tourand travel. Di samping itu juga telah diberikan multiple entry visa dan double entry visa

Page 379: NOTA KEUANGAN

360

untuk wisatawan, dilakukan pembinaan dan pengembangan obyek-obyek wisata budaya,

wisata alam, wisata tirta dan atraksi bagi wisatawan tanpa mengganggu lingkungan alam dan

kelestarian nilai-nilai budaya Indonesia. Dalam hal ini biro perjalanan diharapkan turut

berperan dalam menggalakkan wisatawan dalam negeri terutama wisatawan remaja dengan

memanfaatkan taman nasional, Taman Suaka Margasatwa dan Suaka Alam sebagai obyek

wisata.

7-5.3. Peker jaan Umum

Kebijaksanaan pembangunan di bidang pekerjaan umum diarahkan unruk memberi-

kan peningkatan dan kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh berbagai kebunrhan,

baik vang tergolong kebutuhan hidup sehari-hari, maupun kebutuhan untuk melakukan

kegiatan usahanya, di samping juga pcningkatan daripada kualitas lingkungan hidup.

Pengairan

Selama Repelita III kegiatan pembangunan di bidang pengairan bertujuan untuk

meningkatkan dan mengembangkan s.rmber-sumber air yang dapat menjamin kelangsungan

daripada kesuburan tanah pertanian, khususnya dalam usaha meningkatkan produksi

pangan. Di samping itu ditujukan juga untuk menunjang sektor-sektor lain seperti pemba-

ngunan industri melalui pembangunan waduk sebagai pembangkit listrik tenaga air dan

penyediaan air baku untuk industri, menjamin tersedianya air bersih yang memenuhi persya-

ratan kesehatan bagi pcmukiman di daerah pedesaan maupun perkotaan serta menunjang

program transmigrasi dan pembangunan daerah, Selanjutnya pembangunan pengairan juga

din.raksudkan untuk mengamankan daerah pemukiman dan produksi pangan dari bencana

banjir tlan lahar. Untuk itu maka kegiatannya dititikberatkan pada pengaturan dan pengeto-

Iaan air beserta sumber-sumbernya dengan memperhatikan keterbatasan kemampuan serta

potensi sumber-zumber yang tersedia. Hal ini dilakukan melalui progtam perbaikan dan

peningkatan irigasi yang sudah ada, pen.rbangunan jaringan irigasi baru, reklamasi daerah

rawa serta pcngaturan dan pcngembangan daerah aliran zungai, yang ditunjang dengan

usaha-usai.ta penelitian, survai, penyelidikan dan Perencanaan pengembangan sumber-sumber

air.

Pembangunan pengairan yang dilaksanakan selama ini telah berhasil memperluas

daerah pengairan yang potensial yaitu dari 4,45 |ura hektar dalam tahrn 1979 meningkat

nrenjadi 4,56 juta hektar tahun 1980. I)alam tahun anggaran l98Il1982 telah dilakukan

perbarkan dan peningkatan irigasi seluas 61.018 hektar, pengembangan jaringan irigasi baru

seluas 72.226 hektar dan pembukaan daerah pasang surut dan rawa seluas 93.710 hektar.

Di samping itu dalam penyelamatan hutan, tanah dan air juga telah berhasil menyelesaikan

pengaturan dan pengamanan daerah aliran sungai serta penanggulangan terhadap bencana

Page 380: NOTA KEUANGAN

36 '

gunung bcrapi yang meliputi areal scluas 64.86O hektar. Pclaksanaan pembangunan dibidang pengairan dapat diikuti pada Tabel VIl.73.

Sementara itu selama pelaksanaan Pelita ll l telah dilakukan perbaikan dan pening-katan jaringan irigasi yang meliputi areal scluas 286.774 hektar. Sejak Pelita I sampai dengantahun ketiga Pelita III telah dilakukan perbaikan dan peningkatan kernampuan jaringanirigasi yang meliputi areal seltzs r.77o.3?7 hektar. Kcgiatan tersebut dilaksanakan melaluiProyek Prosida, Prosijat, Proyek Irigasi Way Seputih - Sekampung, Serayu, Delra Branras,Simalungun, 'l 'abo-tabo, Pengembangan Lombok Selatan, Mbay Lembor, Kalimantong,

Jencberang, Tukad Ajung Yeh FIo dan Warujayeng Turi Tunggorono serta irigasi Aceh Utaradan Aceh barat. Rehabilitasi dan peningkatan irigasi dilakukan pada proyek Crujung, Cisa-dane, Cirebon, Rcntang, Pemali Comal, Pekalen Sampean dan Sadang. Untuk menunjangjaringan i.igasi yarg telah sclesai dibangun agar scgera dapat berfungsi dan dapat dimanfaat-kan secara efektif, maka dilnkukan penyempurnaan clan pembangunan jaringan tersier dansaluran pembuang:ur untuk areal seluas 341.000 hektar- Dalam pada iru selama tahun1981/198? telah dilal<ukan penibangunan jaringan saluran utama dan jaringan saluran tersiermasingmasing meliputi areal sch.tas 9.500 hektar dan 18.000 hektar.

I.lasil yarg telah dicapai sampai dengan tahun kctiga pelita III di bidang pembangun-an irigasi baru mcliputi areal seluas 771.307 hektt yang berarti suatu pcningkatan seluas71.307 hektar dari yang direncanakan selama Pelita III seluas 700.000 hektar. pernbangunan

irigasi tersebut meliputi pembangunan irigasi sedang-kecil, irigasi sederhana, irigasi tersierdan jaringan irigasi khusus. Provel< irigasi scda.g-kecil dan irigasi sederhana drmaksudkanuntuk menghasilkan bangr.r nan-bangunan irigasi yang sudah dapat dimanfaatkan dalamjangka u,aktu setahun sampai de ngar.L rigrL tirhun dan juga din-raksudkan untuk mcnjangkautempat-tempat vang lokasinya tcrpisah-pisah dan terpencil. Di lain pihak pelaksanaanpcmbangunan prasarana irigasi baru yang besar telah memerlukan penanganau khusus yainrantara lain meliputi irigasi Krueng Jruc, Gumbasa, Kedu Selatan, Kali progo, Krueng [3aro,Jarnbu Aye Langkahan, Batang Gadis, Panti Rao, Belitung, Way Jepara, Way Umpu/licngu-buan, Ciletuk - Cilandak, Lodoyo, Dumoga, Teluk Lada dan Semboja. Sehubungan clcnga'itu dalam tahun 1981/1982 telah dibuha arcal sekirar 46.i30 hektar. Agar zupaya jaringanirigasi yang sudah dibangun dapat segera dimanfaatkan, maka tclah diselesaikan pembuatanjaringan tersier untuk areal seluas 94.220 hektar.

Pengcn.rbangan daerah rawa meliputi usaha pengembangan rawa pasang rurut khu-susnya untuk daerah transmigrasi di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Ba.rat,Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, serta usaha-usaha pengembangan daerah rawanon pasang surut di DI Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu,Lampung, Kalimanon Timur, serta Irian Jaya, Sampai dcngan akhir tahun 19g1/19g2 telahdikembangkan arcal seluas 507.789 hektar.

Page 381: NOTA KEUANGAN

162

>zoczz

Z )

P . - q

=z -; : i <a i : -

3 > : l

\oo\\o

\o

\o

\o

; P ,

q 9 = i i

e . i a

x e . tB

F - F t H * - F - !

H33S g SSS:S g SSISS +t teS E QtE t t E RY ie€ E; ; ;G = G;6GG = G; ;GG -*3PB

- : ; l d ; i ; j J j d

N F F P I J \ O

A C \ \ O C c C O c o - ' < J O 1 . , C } r u r w - . r a qi a : + N : o , + N o \ q c o ' . r k . F q F o oa b + i o c o b b " - ' o + € f i l f * Sf ; S H i * ; E * X 3 c . + . F € o H

w - F + b J + \ Oe q o \ + s F- E @ + + P f J0 o a o { q +

{ r No . O c . O { r , J + q q o \ \ r C Q

, + a c o u F + 9 Y l ) ! * 3 Ic N N - r . . r t s e r + 0 o o + N ea \ 4 - E u N r ' . r ( b - r + O u a f '; r . i : + + \ - s e r q o \ o @

F \ o \ o \ r { @ { ' r N a {c o b O \ t s \ O a - l O \ + : b \ o

a _r ir G io i.r i.') i. i_ + i,r\ , t s F \ a s + + \ o c \ u , oc 6 o \ o t s C o + O . O c b ' F t J

! + t s N r J FN q + q + l F! ; i o b b \a \ o o Q q \ oO \ { u t O \ O - t

N J . . t C o t s O p + O \ a o i ! Nc D r - ! : . 9 l , : - y F 9 :i r l . J u . o c n P e . 5 q o I\ o N \ o o \ @ + u a t r c o +c ' ] o , c \ h u + { u N + N

i f p F :

! o ! P \ o

a

Page 382: NOTA KEUANGAN

363

Untuk mengamankan . daerah produksi, daerah pemukiman yang padat, dan jalur

pengangkutan dari gangguan. lrencana alam sepcrti banjir dn., g._p" lrrrni, _"ku p.ogr"*penyelamatan hutan, tanah dan air terus ditingkatkan agar dapat menunjang pembrngin"r,pengairan. Di samping itu program tcrsebut juga bertujuir untuk mengamankan sungai yangberfungsi sebagai sumber air bagi jaringan ir(asi yang telah mernbcrikan arti dan ierananyang sangat penting daram pelaksanaan pelita III di dalam menunjang pcningkatan produksipertanian. Dalam rangrra meningkatkan produksi pertanian seperti beras, pemerintah terahmelaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi areal persawahan yang antara rain diwujudkanmelalui perbaikan dan pembangunan irigasi buru Jan pc.rg._bang"n daerah rawa. Dalampada iru guna memanfaatkan jaringan prasar.rna p.ng"i.r'y"ng ada secara maksimal gunameningkatkan produksi pan*an, maka terus dikc-b-angkan srstem irigasi dengan jaringantersler dan kuarter yang baik Scjalan dengan itu, pcmerintah juga berusaha m.naorJngdibentuknya perkumpulan petani pcmakai air (p3A), yang berfungsi memanfaatkan airsernaksimal mungkin di tingkat usaha tani dan mcngerola serta memelihara jaringan tersierdan kuarter tersebut. pada tahun rggl/1gg2 terah iirakukan pengaturan dan pengamanansungai pada areal seluas 61.906 hcktar yang meriputi Bengawan solo, cimanuk, citanduy,sunga_i Pernali Comal, Cisanggarung, sungai Arakundo, Wampu U1ar, kali Brantas dan p,e_ngendalian banjir Jakarta. Sementara itu untuk menanggulangi bencana alam akibat gunungberapi seperti gunung Merapi, gunung Kelud, gun.,lrg s.m".u dan gunung Agung, antara laindi.lakukan pembuaran kantong pasir dan penguatan tebing guna mcncegah terjadinya tanahlongsor.

Untuk rnenunjang pelaksanaan prog'am tersebut di atas, daram talun 19gl/19g2Pemerintah telah mcraksanakan kegiatan penelitian yang meriputi kegiatan survai danpcnyelidikan yang dipcrlukan untuk memfersirpk"n p.r."n.unran teknis b"ngun"., p.nglairan, pengembangan wilayah sungai, serta melakukan pengelolaan lingkungan pengairan,danau. dan waduk. Di samping itu juga dilaksanakan p._r."ng^ instalasi jaringan hidro_metrologi dan ob-seivasi hrdroJogi proyekproyek pengairan, scfta suruai tanai untuk me-nunjang program transmigrasi, pcrtarian tadah h,rjair, oentlayaguna.rn daerah rawa danpasang surut serta pcngelolaan daerah aliran srrngai cJan reklamasi tanah kritis.

Cipta karya

Kebijaksanaan pembangunan di bidang cipta karya dewasa ini terutama ditujukanpada kclanjutan daripada proyekproyek yrng nrasih belum setesai pada tahun_tahun sebe_lumnya, Kegiatan yang dilakukan. antara laii nreliputi prograrl tatLkotl, tatadaerah, pe_rumahan rakyat, penyediaan air bersih d"n p.ny.h"tun lingt<ungan pemukiman, untukmewujudkan pemerataan dan kemudahan dalam nrcndapatkan pelayanan kebutuhan pokokterutama pemukirnan serta unruk pemerataan dan peningkatan kesempatan berusaha. Untuk

Page 383: NOTA KEUANGAN

364

dapat mewujudkan kebutuhan pokok perumahan rakyat, penyediaan air bersih serta penye-

hatan lingkungan pemukiman secara meratar cepat dan pada tingkat harga yang terjangkau

oleh masyarakat golongan ekonomi lemah, maka dilakukan secara bertahap. Khususnya

dalam pemilihan lokasi diusahakan untuk dapat menunjang pengernbangan simpul-simpul

jasa distribusi yang akan ditctapkan strukturnya dalam rencana pengenbangan wilayah agar

seirama dengan struktur pengembangan kota yang zudah disuzun berdasarkan frrngsi kota.

Dalam rangka lebih menyebarluaskan lokasi proyek pembangunan khususnya yang

berkenaan dengan program tatakota dan tatadaerah, pada saat ini untuk daerah perkotaan

dilakukan pembangunan di 200 kota sedangkan untuk daerah pcdesaan dilakukan di 6.000

lokasi desa. Dalam pemilihan lokasi kota dan desa tersebut dipertimbangkan kedudukan dan

peranan suatu kota dalam pola pengembangan wilayah dan daerah-daerah yang potensial,

terutama di daerah kritis baik dalam sumber alam maupun sosial-ekonomi. Selain dipilih

beberapa propinsi, maka pada masing-masing propinsi tersebut dipilih beberapa kabupaten

yang dinilai terbelakang atnu miskin, selanjutnya dari kabupaten tersebut dipilih lagi bebe-

rapa kecamatal yang miskin, dan kemudian dari kecamatan-kccamatan tersebut dipilih

desa dan keluarga-keluarga yang memerlukan bantuar. Dengan demikian maka manfaat

program benar-benar dapat menjangkau daerah ataupun golongan masyarakat yang paling

memerlukar. Pada tahun 7987/1982 yang ikut serta dalam program dimaksud sebanyak 10

propinsi dengan jumlah 29 kabupaten, sedangkan dalam tahun l98Z/1,983 telah berhasil

dizuzun rencana dasar tatadaerah untuk 31 daerah, rencana umurn kota untuk 93 kota dan

indikasi program untuk 10 daerah.

Selanjumya untuk meningkatkan partisipasi daerah dalam pembangunan, maka sejak

tahtn 197011971 dilaksanakan program bantuan pembangunan daerah tingkat II, yang

besarnya dihitung berdasarkan jumlah penduduk, sedangkan bagi daerah tingkat II yang

penduduknya kurang darijumlah tertentu diberikan bantuan minimum. Di samping bantuan

yang berdasarkan atas jumlah penduduk tersebut, maka diberikan pula tambahan bantuan

atas dasar kemampuan dalam pengumpulan Ipeda. Bantuan tersebut bertujuan untuk

menciptakan dan memperlux kesempatan kerja melalui pcmbangunan atau perbaikan

prasarana produktif di lingkungan daerah tingkat lI yang bersangkutan. Untuk mencapai

tujuan perluasan kesempatan herja, maka bantuan diarahkan penggunaann)'a antara lain

pada proyek prasarana jalan, jembatan, gorong-gorong, prasarara pengairan yang meliputi

bendungan, saluran pembawa dan bangunan pcngairan lainnya, serta proyek-proyek lainnya

yang dibutuhkan oleh daerah dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi dan pengem-

bangan potensi yang dimiliki. Untuk daerah perkotaan bantuan ini digunakan untuk pro-yek-proyek yang dapat memperbaiki lingkungan hidup perkotaan, t€rutama lingkunganhidup penduduk yang berpenghasilan rendah. Proyek-proyek yang akan dilaksanakan olehmasing-masing daerah direncanakan oleh daerah itu sendiri sesuai dengan pedoman yang

Page 384: NOTA KEUANGAN

J O f

telah digariskan, antara lain bahwa proyek harus berukuran sedang sesuai dengan kemampu-an petencanaan dan pelaksanaannya, dapat dilaksanakan dengan teknologi yang tidakterlampau tinggi, sifatnya padat karya, scrta menggunakan bahan-bahan yang ada dandihasilkan di daerah setempat. Sebagai penunjang daripada pelaksanaan program tersebutdan untuk pemeliharaan proyek yang telah selesai, maka di samping banruan dana tersebutdisediakan pula bantuan berupa peralatan mesin gilas jalan, sehingga selain dapat mening-katkan kegiatan perekonomian masyarakat maka sekaligus dapat pula memperluas kesem-patan kerja.

Program pengembangan wilayah antara lain ditujukan untuk meningkatkan secaralangsung pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah di daerah pedesaan, meningkatkankemampuan apararur Pemerintah daerah baik di tingkat propinsi maupun di ringkat kabu-paten/kotamadya, serta untuk mengisi kekosongan dalam kegiatan pembangunan yangbelum sempat ditangani. Dewasa ini terlihat adanya kecenderungan perkembangan danpertumbuhan kota yang belum serasi dengan tata ruang kota itu sendiri dan tidak meratanyapertumbuhan daripada masing-masing kota dan daerah. Hal ini telah berakibat pada tcrlalutingginya tingkat inreraksi dan mobilitas daripada suatu kota yang belum dapat diimbangioleh pertumbuhan kota lainnya untuk menerima interaksi tersebut. Berkaitan denganpembangunan dan pengembangan daerah pedesaan, maka pelaksanaan program perbaikankampung dalam tahun 1987/1982 telah dapat diselesaikan pada 76 kota dengan luas arealsekitar 4.548 hektar, sedangkan dalam tahun TgBz/1983 telah siap untuk dilaksanakanperbaikan kampung pada 152 kota dengan luas areal 4.175 hektar, Hasil yang dicapai dalamprogram pemugaran perumahan pedesaan adalah 2.600 lokasi desa sampai dengan tahunketiga PelitalII dan 1.103 lokasi desa lagi siap untuk dilaksanakan dalam tahun keemparPel i ta I I I .

Di bidang perumahan rakyat, sasarannya terutama ditujukan agar setiap keluargamenempatr $latu rumah yng lay,,k serta dapat menjamin ketentraman hidup. sehubungandengan itu terus dilakukur peningkatan mutu perumahan dan lingkungannya, baik di daerahperkotaan maupun di daerah pedesaan untuk dapat mencapai suaru taraf di mana sebagianbesar masyarakat Indonesia menempati rumah sehat dalam lingkungan yang sehat pula.Dalarn pengadaan perumahan rakyat selalu diusahakan agar terjangkau oleh masyarakatberpenghasilan rendah tanpa mengurangi kualitas daripada rumah yang dibangun. Masalahyang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan perumahan rakyat di kota besar terutamaadalah langkanya tanah dengan harga yang rnemadai. untuk mengatasi hal itu di kota-kotabesar artara lain telah dirintis melalui pembangunan rumah ffzun atau flar yang dikaitkanpelaksanaannya dengan program peremajaan kota. Di samping.itu juga rlisediakan fasilitaskredit pembelian rumah tinggal untuk dihuni sendiri, khususnya, bagi mzsyartkat yangberpenghasilan rendah dan menengah melalui kredit pemilikan rumah (KpR) yang berjangka

Page 385: NOTA KEUANGAN

366

waktu antara 5 - 20 tahun dengan tingkat suku bunga 5 persen per tahun bagi golongan

masyarakat yang berpenghasilan rendah dan 9 persen per tahun bagi golongan masyarakat

berpenghasilan menengah. Kredit pemilikan rumah tetsebut di samping digunakan untuk

p.-*i,- yang dibangun oleh Perum Perumnas, dapat juga digunakan untuk membeli

rumah- rumahnonPerumnasya r rgd iusahakano lehusahaswas tanas iona l .Da lamtahunIgTg/|gsotelahdireal isasikanKPRnonPerumnasbagisebanyak6. l l5uni trumah,tahun1980/1981 sebanyak 1l'526 unit rumah, sedangkan dalam tahun 1981/1982 sebanyak

22.525lni t rumah.DengandemikianselamatigatahunPel i ta| I IBTNtelahmerea] is i rKPRuntuk membeli rumah-rumah non Perumnas sebatryak 47'L66 unit'

Pembangunan pemmahan rakyat yang tersebar di 27 propinsi dan yang telah selesai

dibangunpadatahunrgTS|LgTgadalahsebanyak4g,654unit ' rumahterdir iatas29'288unit rumah sederhana dan 20.366 unit rumah inti, tal'run 1g7gll98O sebanyak 27 '577 :unit

r umah te rd i r i a t asT 'T l2un i t r umahsede rhanadan lg .S05un i t r umah in t i , t ahun1980/1gs1 sebanyak 23.610 unit rumah terdiri atas 13.914 unit rumah sederhana dan 9.696

un i t rumah in t i ' t ahun |g81 . /1 'g82sebanyak20 .003un i t rumah te rd i r i a tas12 .050un t trumah sederhana dan 7.953 unit rumah inti serta pada tahun 1982/1983 telah selesai

dibangun sebanyak 92.090 unit rumah terdiri atas 49.580 unit rumah sederhana dan 42'5lO

unit rumah inti. Perkembangan penbangunan perumahan rakyat dapat dilihat pada

Tabel VII.74.

Penyediaan air bersih erat hubungannya dengan upaya pemenuhan kebutuhan dasar

daripada masyarakat untuk dapat hidup sehat Namun karena banyaknya sumber air dan

al i ransungaiyangtelahtercemarsebagaiakibatdar ipadaberbagaifungsizumberairsertajauhnya lokasi sumber air dengan lokasi pemukiman dan zulimya medan untuk pemanfa&tan

sumber air te rsebut, maka terjadi kelangkaan terhadap stmber-sumber air yang memenuhi

persyatatan dan standar mutu air bersih. Oleh sebab itu usaha pemerataan penyediaur air

bersih di kota ditekankan peda Peningkatan kapasitas produksi dan pelayanan kepada

masyarakat. Dalam tahun 7g8ol1987 kapasitas air bersih adalah sebesar 2.149 liter per detik

yang tersebar di 56 kora sedangkan pada tahun 1981/798? telah berhasil diselesaikan

t"*b"h* peningkatan kapasitas produksi air bersih sebesar 3 542,5 liter per detik yang

tersebar di 208 kotz, sedangkan dalam tahun 1982/7983 sampai dengan bulan oktober

penambahan kapasitas produksi air bersih sebesar 7.634,5 liter per detik yang tersebar di

3tS kotr. Sampai kini jumlah kota yang telah dibangun maupun sedang dalam tahap per-

siapan pembangunan air bersih adalah sebanyak 400 kota. Di bidang penambahan kapasitas

p.oal]L.i air bersih, maka dalam tahun 1980/1981 penambahan kapasitas produksi air bersih

sebesar 2,149 liter per detik dengan sambungan rumah 52 107 bualr, 1 904 buah hidran

umum serta dapat melayani gol.87o penduduk, dalam tahun 798711982 penambahan

kapasitas produksi air bersih sebesar 3.542,5 liter per detik dengan sambungan rumah

Page 386: NOTA KEUANGAN

J O I

i

EEI FE:T F . q 8n 3 a 5

i

E&

&

HTEi gTE$F:88, .8* XFFESgFg, -: - - - 5 s o . ; r

j

; t . 8 E B E 8 B $ A I9 9 ! r . , i lF : 6 e

s f l 3 : E E g l t $ 8 3 3 C 9 3 8 S B 3 F B , -. - " j 9 " 1 . 1 e

sE, iFE,H EF ' i E IH ;g r ' ' 8 ' '; ; v t d _ :

, '€F$ F-HE A g g 9, , , , c , ,

$F CgE $ Fq F, ; f lFF, ,s "H, ,

i e gFFi$ qEi ,s , ,F, :

3 $ A B . € f f R $ 9 e 3 3 3 : F . e 8 3 3 3 3 e 3 3. i : " ' . d q € ' { A x ^ d

, ; 9 . . " ' € a 3 t 3 . 8 S F . F e s s .. i , i + . i d i

r e | | r A | , 3 F B r B r t r r r

| , E | |

r r 5 r R r r E r l

-: .t ; + vi ri F .a oi d .i ri ni ! vi vi r od 6 0 -.i "i "i + vi d F

, , , ' l 1 ' : ' : ' i ,

n + - : - i

, , r , i : x 9 3 ri q i ' - : ;

t A , l

j

! !

t ll !

?I

i 5E {

B

! ; l

.!

&

! r

E Er t

I

zE

z

5

z

z

*

Page 387: NOTA KEUANGAN

368

30.445 buah, 1.492 buah hidran umum dan dapat melayani sebanyak 602.850 penduduk,

setlangkan penambahan kapasitas produksi air bersih dalam tahun 1982/1983 sebesar

Z.6l+,5 liter per detik dengan sambungan rumah mencapai 49'617 buah, 273 buah hidran

umum dan dapat melayani sebanyak glojoo penduduk. Sarnpai dengan tahun 1981/7982

telah dapat diselesaikan instalasi paket standar air bersih unruk kora-kota kecil sebanyak

1f0 koia. Di samping kota-kora kecil dengan paket standar tersebut, dalam tthun

798Zllg83 telah ditangani pula program penyediaan air bersih untuk ibukota kecamatan

(IKK) sebaayak 727 lKK,dan sebanyak 322 IKK masih dalam tahap persiapan

Dibidangpenyehatanl ingk:unganpemukiman,kegiatannyaberkai taneratdenganmasalah perbaikan kampung yaim meliputi pembanguna:r di bidang pengadaan sarana

pembualgan sampah, pembuangan air kotor dan saluran air hujan Dalam Repelita III

pelaksanaannya ditekankan pada program Penyehatan lingkungan pemukiman kota dan

te-t"m" untuk menunjang program perbaikan kampung. Pelaksanaan pro$am ini meliputi

penanggulangan perbampahan, genangan air hujan, peningkatan keselamatar bangunan

".r.

-y*g temtama diarahkan kepada pencapaian efisiensi dan efektivitas investasi

bangunan, sirta dalam usaha yang terbatas di beberapa kota besar juga meliputi perintisan di

bidang pembuangan air kotor. Dalam tahun 7987/1982 teftih dapat ditangani kegiatan

perint]san persampahan di 9 kota, sedangkan dalam tahun 1982/1983 program persampahan

dilakukan di 18 kota, yang kemudian diperluas lagi dengan menangani 4 kota baru yaitu

Riau, Jambi, Dl Yogyakarta dan Samarinda.

Bina marga

Kebi jaksanaanyar)gdi tempuhdalamtahunket igaRepel i ta l l ld ibidangjalandar.jembatan adalah ditujukan untuk pemanrapan sarala fisik jaringan jalan yang tersebar di

seluruh Indonesi z agar dapat berfungsi dalam menampung peningkatan arus lalu lintas yang

merupakan urat nadi perekonomian. Peningkatan jalan dan jembatur diutamakan pada ruas

jalan yang nilai sosial-ekonominya tinggi sedangkan penunjangan jalan dimakzudkan untuk

membuka daerah-daerah yang mempunyai potensi sosial'ekonomi di samping un k mem-

buka daerah-daerah terpencil. Terbukanya daerah potensial dan daerah terpencil yang

sebelumnya sukar dicapai akan memberikan kemudahan pirda ma,syatakat setempat untlk

dapat meningkatkan hasil produksi, sehingga usaha pemerataan pembangunan dan pengcm-

bangan wilayah dapat dicapai. Selain itu tersedianya jaringan jalan yang meluas pada tingkat

pelayanan yang semakin memadai telah meningkatkan kemudahan bagi masyarakat untuk

memenuhi kebutuhannya, baik kebumhan hidup sehari-hari maupun untuk m€lakukan

kegiatan usaha, Keadaan ini telah merangsang Perflrmbuhan produki barang dan jasa yang

semakin efektif menuju terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. sementara

itu dengan makin meluasnya jaringan jalan maka perdagangan artardaerah semakin berkem-

bang yang merupakan usaha positif untuk memperkokoh kesatuan ekonomi nasional.

Page 388: NOTA KEUANGAN

370

z

zz

Z t -

E az-=<>=;-\ {i' vl

\o

\I

\oco

00N

t

| r L .

or <Jt + (95

: - : - l

l i , o +@ s r F

t +o r o{ o ra c . o r o

& r . r ' o h

o l oo t o r g o €<D r9@ F

- i o i o

r t s l 3

F I

'- io

;e is

I

l l c o b@ o

o ( ' + o rq !

: r 9 : - Po c l

| \ t r o

' . @ o na€ t s s t q !

I FH '

9 q R

1 . +

s , HFE

Page 389: NOTA KEUANGAN

r981/1982

1980/ r981

r979/1980

1978/1979

19771r978

r97 6 l tS17

197 5lrs1 6

197 + l r9?5

r9731r97 4

1912119?3

r97 | 11972

1 9 7 0 / 1 9 7 1

r969 i 1970

r 9 8 l / 1 9 8 2

r980 i 1981

197 9 i 1980

r978/ r979

19771t978

t9't (r [197 7

197 5 l t97 6

19? 41r97 5

197 3l) 97 4

t9121r913

r97 | 11972

r97 01191r

r969/ r970

G r a i i k V I L 2 2

HASrr_-HAStL pEMBANCUNA]\T JEMtsAT AN, 1969/ 797 O _ lgSt/1982

Pcmbansunan jembatan banl ( datam M )5 5 0 I 100 r 650

P€ningkatai pembangunan jqnbatan ( dafan M )3000 6000 9000

II|

II

I

T

Page 390: NOTA KEUANGAN

) l L

plmpinan sefia 792 orang tenaga teknik. pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan yangmeliputi pemeliharaan, rehabilitasi, peningkatan, pembangunan baru dan penunjangan dapa-tdiikuti melalui Tabel VII.75.

Untuk lebih meningkatkan has pembangunan jaran di masa mendatang maka telahdilakukan penelitian dan pengembangan teknologi repat guna di bidang jaran ,.p.rti peng-gunaan konstruksi NACAS (Non Agregate cold Asbuton sheet) dan Hot Rolled sheer. Halini dimaksudkan untuk tercapainya sasaran yang lebih l.as dan cepat, penerapan konstruksiyang baik dan murah, serta untuk membuka kesempatan kerja yang lebih luas. Usaha inidilakukan secara terus.menenrs dengan maksud agar di satu pihak panjang jalan yang mem_punyai kondisi baik terus bertambah, dan di lain pihak jalm yang berkondisi kritis semakinberkurang.

Page 391: NOTA KEUANGAN

BAB VIII

KESEJAHTERAAN, HUKUM DAN HANKAMNAS

8.1 . Pendahuluan

Kebijaksanaan pembangunan nasional scbagaimana telah dirumuskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara adalah bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil danmakmur yang merata material dan spiritual berdasarkan pancasila. Hal ini berarti bahwawalaupun prioritas pembang'nan masih tetap ditekankan pada pembangunan ekonomi, na-mun unsur manusia, unsur sosial budaya dan unsur-unsur penting lainnya tetap mendapatperhatian secara seinbang, selaras dan serasi, sehingga di dalam proses pembangunan terse-but dapat dihasilkan masyarakar yang maju dan memiliki kepribadian Indonesia yang kuat.

Berpijak dari kebijaksanaan pcmbangunan yang bersifat menyeluruh tersebut,maka kehidupan keagamaan perlu dikembangkan, karena di Indonesia agama tidak sekedarberfungsi sebagai doktrin yang normatif, melainkan sudah terjalin dcmikian erat denganseluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia. Melalui pengcmbangan kehidupan beragama,ingin diwujudkan agar ketaqwaan manusia hrdonesia kepada Tuhan yang Maha Esa dapatdinranifestasikan dalam perbuatan nyata, Dalam pembangunan kehidupan beragamatersebut terkandung pula upaya pcnciptaan suasana hidup rukun di antara umat beragamayang lebih mantap, sehingga umar beragama yang mcrupakan bagian terbesar rakyatIndonesia pada gilirannya dapat menempatkan dirinya sebagai penggerak pembangunan,menulu masyarakat maju yang dicita-citakan.

Dalan kaitannya dengan usaha mewljudkan masyarakat yang maju tersebut,maka pendrdikan nasional menempati jalur yang utama. Jalur pendidikan tcrsebut mene-lusuri pada berbagai tingkat pendidikan yang ruang lingkupnya tidak terbatas pada pendi-dikan formal, melainkan menjangkau pula pendidikan ruar sekolah, dengan mengikutserta-kan pihak swasta untuk berperan aktif di dalamnya. Sasaran yang ingin dituju adalahneningkatnya ketaqwaan terhadap Tuha' yang Maha Esa serta meningkatnya kecerdasandan ketrarnpilan, budi pekerti yang tinggi, kepribadian yang kuat s..to t"bainy" semangarkcbangsaan, sehingga tumbuhlah manusia-manusia pembangunan yang <Japat membangundirinya scndiri serta bcrsama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa.

Sejalan dengan pembangunan sektor pendidikan, maka pcmbinaan dan pcngem_bangan kebudayaan nasional termasuk pembinazrn kepercayaan terhadap Tuhan yang MahaEsa adalah semata-mata diclasarkan atas pandangan kebudayaan yang bersumber kepadaPancasila dan undang-undang Dasar 1945, Secara konsepsional tujuan akhir daripa,Japengembangan kebudayaan adalah terciptanya suaru kondisi nasional budaya yang me_mungkinkan manusia dapat mengembangkan seluruh potensi secara optimal, ,.hinggu

373

Page 392: NOTA KEUANGAN

3 7 4

mampu menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggungjawab dalam kehidupan masyarakat.

Bentuk investasi manusia seperti dikembangkan oleh sektor pendidikan dan kebu-

dayaan rersebut perlu didukung oleh adanya derajat kesehatan yang tinggi dalam diri

manusia itu sendiri. oleh sebab iru pembangunan di bidarrg kesehatan senantiasa mendapat

pnoritas yang tinggi. Di samping unruk membentuk manusia yang sehat jasmani maupun

iohani, pembangunan kesehatan juga mengandung makna bahwa kondisi kesehatan fisik

dan mental yang lebih baik, akan sangat membantu melancarkan dan memantapkan usaha

unfllk mencapai kesejahteraan rakyat Dalam kaitan ini pula maka kegiatan program

kependudukan dan keluarga berencana yang sa'at ini telah sanggup menjangkau di seluruh

propinsi tidak semata-mota bertujuan menekan tingkat kelahiran pada angka yang rendah,

namun dierahkan sedemikian rupa sehingga dapat diterima norma keluarga kecil yang

bahagia dan sejahtera secara melembaga.

Sementara itu kepada mereka yang menga-lami permasalahan sosial dalam berbagai

bentuk, senandasa diberikan bantuan pclayanan mela.lui sistem pelayanan panti dan non

panti. Dengan sistem tersebut diharapkan agat pada diri mereka timbul rasa percayal

semangat dan motivasi yang semakin kuat untuk bersama-sama seluruh lapisan masyarakat

ikut serta mengambil bagian dalam pembangunan bangsa yang kini makin merata ke

seluruh pelosok tanah air. Pemerataan pembangunan sebagaimana tercermin dari program-

program pembangunan daerah yang makin meningkat intcnsitasnya, adalah ditujukan

untuk memperkr.rat tcrbentuknya satu kesatuan politik, kesatuan ekonomi dan kesatuan

sosiaLbu<laya, sehingga terjamin keserasian laju pertumbuhan antardaerah. Dalanr kaitan ini

komunikasi timbal balik antara Pemer;ntah dan masyarakat yang kini dikembangkan

adalah suatu langkah kebijaksanaan yang tepat untuk mendapatkan informasi yang sem-

purna, yang pada gilirannya sangat berguna bagi terciptanya kesatuan pandangan di dalam

memahami masalah-masalah pembangunan.

Proses pembangunan dengan jangkauan yang amat luas tersebut, akan lebih cepat

mencapai sasarannya apabrla dapat berlangsung dalam suasana tertib. untuk itu melalui

pcmbangunan hukum diperlukan perangkat dan tegaknya hukum guna menetapkan landas-

an dan sekaligus sebagai pengarah pcrkembangan masyarakat. Manifestasinya adalah

berupa pembaharuan hukum yang sangguP mengayomi masyarakat serta sepenuhnya

menjamin rasa keadilan dan ketenteraman. Namun apabila diamati lebih seksama tentang

percaturan politik internasional yang ditandai dengan terus berlangsungnya perlombaan

senjata nuklir dan kemelut politik yang cenderung meningkat di berbagai bagian dunia,

niakr ri<laklah mustahil kedaulatan wilayah Republik Indonesia akan ikut terganggu. oleh

sebab itu untuk menjaga wilayah dan martabat bangsa yang merdeka, maka pembangunan

pertahanan keamanan nasional dengan ABRI sebagai kekuatan intinya diarahkan kepada

terbentuknya kekuatan yang terpadu yang memiliki daya tangkal tinggi' Pembangunan

Page 393: NOTA KEUANGAN

J / l

pertahanan dan keamanan ini menjadi semakin penting artinya dalam melindungi dan

mengamankan lingkungan laut, sehubungan dengan diterimanya wawasan nusantara secara

universal.

8.2. Agama

Kebijaksanaan pemba.ngunan di bidang agama dalam tahun keernpat Repelita IIl,

pada hakekatnya ditujukan untuk lebih meningkatkan dan melanjutkan hasil-hasil yang

relah dicapai poda tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu terus dilaksanakan usaha

pengintegrasian kepada pembangunan bidang lain, sehingga pembangunan bidang agama

dapat diharapkan menjadi bagian yang terpadu bagi pencapaian tujuan pembangunan

nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pelaksanaannya terus dilakukan melalui

berbagai program utama yang antara lain meliputi program peningkatan kehidupan ber-

agama! program penerangan dan bimbingan hidup beragama, program peningkatan pe-

layanan ibadah haji serta program pembinaa:r pendidikan agama.

Salah satu usaha untuk peningkatan sarana kehidupan beragama dilakukan mclalui

pengadaan kitab suci, yang jumlahnya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hal

ini terutama dimaksudkan agar setiap keluarga, selaku umat beragama dapat memiliki kitab

suci sebagai pegangan hidupnya sesuai dengan agamanya masing-masing. Sehubungan

dengan itu bila dalam Pelita II baru diterbitkan kitab suci dari berbagai agama sebanyak

3.121 ,1 ribu buah, maka selania empat tahun pelaksanaan Repelita ll I telah dapat diterbit-

kan sebanyak 6.026,6 ribu buah kitab suci atau merupakan 94,1 persen dari target yang

telah ditetapkan dalam Repelita III yaitu sebanyak 6.400 ribu buah. Jumlah pengadaan

tersebut antara lain meliputi kitab suci AI Quran sebanyak 5,089,4 ribu buah, Injil Protes-

tan sebanyak 3 38 ribu buah, Injil Katolik sebanyak 362 ribu buah, kitab suci agama Hindu

sebanyak 179,5 ribu buah dan kitab suci agama Budha scbznytk 57,7 ribu buah.

Sementara itu untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, tct'utama dalam

menunjang suksesnya pelaksanaan undang-undang pcrkawinan, yang secara tidak Iangsung

dapat membantu pelaksanaan program nasional keluarga berencana dan kependudukan,

maka terus dilakukan pembangunan balai nikah dan balai sidang pengadilan agama. Jumlahbalai nikah yang telah dibangun sclama Pelita I dan Pelita II baru sebanyak 330 buah,

sedangkan selama empat tahun pelahsanaan Repelita III telah dibangun sebanyak 1.222

buah, sehingga jum.lah balai nikah yang telah berhasil dibangun seluruhnya adalah sebanyak

1.552 buah. Untuk balai sidang pengadilan agama, dalam Pelita II telah dibangun sebanyak

167 buah terdiri atas 159 buah pengadilan agrma tingkat Pertama dan 8 buah pengadilan

agama tingkat banding. Sedangkan sampai dengan tahun keempat Repelita III telah dapat

dibangun lagi sebanyak 101 buah pengadilan agma tcrdiri atas 99 buah pengadilan agama

tingkat pertama dan 2 buah pengadilan agama tingkat banding yang berarti bahwa target

Page 394: NOTA KEUANGAN

5 t o

dalam Repelita III yaitu scbanyak 100 buah pengadilan agama sudah dapat dicapai.

Kegiatan lain dalam usaha meningkatkan kchidupan beragama adalah pemberian

bantuan untuk pembangunan ataupun rehabilitasi tempat-tempat ibadah Dalam Pelita I

jumlah tempat ibadah yang telah mcndapat bantuan pembangunan/rehabilitasi baru

sebanyak 84 buah dan kemudian meningkat menjadi 1,228 buah dalam Pelita II. sedang-

kans. l "^ ,empat tahunpelaksanaanRepel i ta l l l te lahdapatd i t ingkatkanlagi ,sehingga

mencapai sebanyak 9.859 buah atau merupakau 98,6 persen dari target yang telah ditetap-

kan <Ialam Repclita III yaitu sebanyak 10 000 buah tempat ibadah'

Dengan adanya bantuan pembangunan/rehabilitasi tempat ibadah' maka telah

m€rangsang kegiatan swadaya rrlasyarakat untuk memenuhi kebutuhan tempat ibadah yanB

semakin meningkat. Peningkatan kebutuhan tempat ibadah tetsebut antara lain disebabkan

karena makin bertambah luasnya pcmukiman baru serta meningkatnya jumlah usia remala

yang diwajibkan oleh agamanya untuk menunaikan ibadah' Apabila dalam tahun

iss-0ltssr jumlah tempat ibadah dari berbagai agama baru berjurnlah 529,916 buah,

maka dalam tahun 1981/1982 tclah berkembang menjadi 532.277 btah, terdiri atas

4 7 8 ' 0 1 9 b u a h m a l j i d , 2 3 ' 9 6 6 b u a l r g e r e j a P r o t e s t a n ' 9 . 6 7 2 g c r e j a K a t o l i k , 1 8 . 7 4 3 b u a h

pura Hindu dur 1,871 wihara Rudha.

Program penerangan dan bimbingan hidup beragama edalah meliputi penerjlngan

dan dakwah agama, peningkatan kerukunan hidup beragama serta bimbingan pelaksanaan

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) bagi umat beragama' Pemberian

penJ-uluhan agama ul)tuk meningkatkan kesadaran masyarahat dalam memahami dan

nengamalkan ajaran-ajaran agamanya adalah merupakan tujuan daripada penerlngan dan

dakwah agama. Oleh karena itu pelaksanaan penyuluhan agama, selain diberikan kepada

masyarakat umum, juga diutamakan kepada kelompok masyarakat tertentu yaltu sePertt

masyarakat suku terasing, transmigran, narapidana dan tuna susila. Selama emPat tahun

pelaksanaan Repelita III telah dibe rikan bimbingan agama Islam keptdt 6.7 64 kelompok

masyarakat antara lajn terdiri dari karyarvan, suku terasing dan transmigran, Di samping itu

telah disediakan pula buku/brosur agama sebanyak 3.069.400 eksemplar dan paket dakwah

sebanyak 174.25O set.

Sebagaimana halnya kepada umat Islam, maka selama empat tahun pelaksanaan

Repelita III, unftk agama Protcstan telah dilaksanakan pula penyuluhan agama antara lain

kepada 459 kelompok suku terasing, transmigran, dan narapidana, serta penyediaan

206.400 eksemplar buku/brozur agama dan 76.+62 set paket dakwah. sedangkan untuk

agama Katolik di samping telah diberikan buku/brosur agama sebanyak 119.500 eksemplar

dan paket dakwah sebanyak 11,.7 65 set, juga telah dilaksanakan penyuluhan agama kepada

462 kelompok suku terasing, transmigran dan lain-lain. selanjutnya telah diberikan pula

Page 395: NOTA KEUANGAN

penyuluhan agama Hindu dan Budha kepada 107 kelompok suku terasing dan fiansmigrandengan penyediaan 73 eksemplar buku/brosur agama dan 2.g93 set paket dakwah sebagaisarana penunjangnya.

Dalarn rangka meningkatkan kerukunan hidup beragama, sejak pelita II telah dilak-sanakan pembinaan kerukunan hidup beragama yang ditujukan baik kepada umat seagamamaupun antarumat beragama. Kegiatan musyawarah antara para pemuka agamalulama un-tuk menanamkan rasa saling pengertian dalam memecahkan berbagai masalah keagamaanadalah merupakan salah saru usaha untuk meningkatkan kerukunan hidup antarumatseagama. Berkenaan dcngan itu dalam tahun lggl/lggz telah dilaksanakan musyawarahantarumat seagama sebanyak 13 kali yaitu untuk umat lslam sebanyak 9 kali, sedangkanuntuk umat Protestan, Katolik, Hindu dan Budha rnasing-masing sebanyak 1 kali,

Sebagai usaha untuk memecahkan berbagai masalah keagamaan baik antarumatseagama maupun antarumat beragama telah dilaksanakan studi kasus dan observasi masalahkeagamaan di berbagai daerah antara lain di Banjarmasin, padang, Tangerang,Jambi, Yogyakarta, Aceh, Sumatera Selatan dan Sulawesi Utara. Di samping itu telahdiselenggarakan pu.la kegiatan pekan orientasi antarumat beragama pada tiga daerah yaitudi Banjarmasin, Palembang dan Jakarta. sedangka' kerjasama sosial keagamaan dan kema,syarakatan masing-masing telah dilaksanakan di palembang, Blitar tian Aceh Tenggara.Unruk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut telah diterbitkan 150 ribu buah buku/brosur pedonan pembinaan kemkunan hidup beragama.

Sementara inr untuk memasyarakatkan p4 di kalangan urnat beragama, sampaidengan tahun keempat Repelita III telah dilaksanakan berbagai usaha dan pendekatanagarna, usaha-usalra tersctrut antara lain bempa penyusunan buku-buku pedoman bimbing-an pelaksanaan P4 yang dijiwai ajaran agama dan pcnataran sejumlah tenaga pembina,penerang maupun penyuluh agama. Dalam tahun IggI/7ggZ telah ditatar tenaga pembim_bing di tingkat pusat sebanyak 90 orang yang terdiri atas para pemuka agama dari berbagaidaerah. Di samping inr telah clitatar pula sebanyak 2.010 orang tenaga pembimbing bagiumat Islam, 65 orang bagi umat Protestan, 25 orang bagi umat Katolik dan 25 orungtenaga pembimbing bagi umat Hindu dan Budha, sedanghan untuk buku pedoman telahdiscdiakan sebanyak 202.500 eksemplar.

Di bidang urusan haji kegiatannya tcrutama ditujukan untuk penyempurnaanfasilitas dan pelavanan dalam perjalanan ibadah haji. Usaha-usaha tersebut antara lainmeliputi pembangunan/pcrluasan asrama haji, penataran kepada para petugas dan jemaahserta perbaikan prosedur administrasi. Kesemuanya ini dimaksudkan untuk mempermudahtatacara pendaftaran dan peningkatan sarana angkutan, penyediaan buku pedoman per-jalanan dan ibadah haji scrta penyediaan sarana lainnya seperti p€mbuaran film haji.

Page 396: NOTA KEUANGAN

378

Dalam pada itu usaha peningkatan pembargunan/rehabilitasi asrama haji, sejak

tahun pertama Pelita III pelaksanaannya diutamakan kepada empat kota pelabuhan udara

tempat pernberangkatan para jemaah haji yaitu Jakarta, Surabaya, Ujungpandang dan

Medan. Hal ini dimaksudkan agar sampai dengan akhir Repelita III, fasilitas asrama haji

pada empat kota tersebut di atas sudah daPat mcncukupi kebutuhan para jemaah. Kalau

pada tahun 7987/1982 telah dilaksanakan pembangunan/rehabilitasi asrama haji seluas

7.053 meter persegi, maka dalam tahun 1982/1983 (sampai dengan bulan Agustus) telah

dapat ditingkatkan menjadi 7.632 rneter persegi. Jumlah tersebut tersebar pada empat kota

pelabuhan haji yaitu di Surabaya seluas 3.288 meter persegi, Medan 1.650 meter Persegi,Ujungpandang 1.050 rneter persegi dan di Banjarmasin seluas 1.644 meter persegi. Selan-

jutnya untuk mengetahui perkembangan jumlah jemaah haji dapat dilihat pada

Tabel VIILI.

Sebagaimana halnya pada tahun sebelumnya, usaha pernbinaan pendidikan agama

tingkat dasar dan menengah tetap ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan umum

pada perguruan agamalmadrasah dan pendidikan agama pada sekolah-sekolah umum, yang

pada gilirannya diharapkan dapat tercipta suatu sistem pendidikan agama yang lebih

baik dan kehidupan keagamaan yang mantap di kalangan para pelajar. Sehubungan dengan

itu telah dilaksanakan berbagai usaha pembangunan yang antara lain meliputi pembangun-

an madrasah percontohan, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku-buku standar,

pembangunan/rehabilitasi madrasah, penataran guru dan pengadaan sarana pendidikan

lainnya.

Untuk madrasah ibtidaiyah negeri (MlN), selama Pelita II telah dilaksanakan

pembangunan/rchabilitasi gedung sebanyak 30 unit dengan luas 7,779 meter persegi,

pengadaan buku sebanyak 697 .769 b'tah, pcngadaan alat peraga/pendidikan sebanyak 94

unit dan penataran guru scbanyak 2.980 orang. Dalam Pelita III sampai dengan bulan

Agustus 1982, usaha peningkatan mutu MIN tersebut semakin bcrkembang yaitu dengan

telah dilaksannkannya berturut-turut pembangunan/rehabilitasi gedung sebanyak 277 unit

dengan luas 81.810 meter persegi, pcngadaan 8,5 juta buku, 601 unit alat peraga/pendidik-

an dan penataran guru scbanyak 8.000 orang, Sementara itu di samping telah dilaksanakan

penatrran kepada sejumlah guru agama MIN juga telah diberikan bantuan berupa pem-

bangunan/rehabilitasi gedung sebanyak 240 buah dan pengadaan buku pelajaran sebaryak

405 ribu buah.

Seperti halnya pada madrasah ibtidaiyah, usaha peningkatan mutu pendidikan juga

dilaksanakan pada madrasah tsanawiyah negeri (M'tsN). Dalam tahun 1981/7982 :.elah

dilaksanakan pembangunan/rehabilitasi terhadap 60 unit MTsN yang terdiri atzs 225

lokal ruang belajar, ruang guru, dan ruang administrasi. Di samping itu juga telah disedia-

kan 3 juta buku pelajaran, 20 unit alat peraga serta telah dilaksanakan penataran kepada

Page 397: NOTA KEUANGAN

379

i E

t r

t-co

t-r

$$$iq E8fiE€ EEsE- :NFi g g3K3F +xen'

;R;H$ $8458 ShFF- * 'oR f lS=RR +S€3

r t t l

FFSFS SFFRR A--A*o q q q o , o \ o . o , i } ' i , \ c N o \ o i a

SFFSF FFSFp RBasa 9 q o . o \ q . o b . , q \ i t \ o \ o . o i A

i r . ) - O \€ =f co tr F- F -: r^ i,\ o o o F - , 3 c ) v . l ! o r . i : i Iod ^i oi \d F ,'i oi F- ..i

' i : ' =

1)

F

6

cl€o

I

F\

= p^) l o "- - i FCJ l.-r =

Etq

F1E

Page 398: NOTA KEUANGAN

380

4.000 orang guru, Kemudian dalam tahun lg82/7983 telah dilaksanakan pembangunan/re-

habilitasi gedung MTsN sebanyak 119 unit dengan luas 27.779 metet persegi. sedangkan

usaha lainnya adalah meliputi pengadaan buku pelajaran sebanyak 2 juta buah, 30 unit alat

peraga/pendidikan dan penataran kepada guru sebanyak 5.760 otzng' Bersamaan dengan

itu t .p"d" -"drrsah tsanawiyah swasta juga telah diberika,r bantuan yaitu berupa sejumlah

alat peraga, buku pelajaran/pedoman bagi guru dan murid, serta pembangunan/rehabilitasi

gedung sebanyak 113 buah.

Selanjutnya dalam rangka pengembangan fungsi pendidikan non formal dan pem-

binaan kepada kader-kader pembangunan desa, usaha pembinaan kepada pondok-pondok

pesantren terus disempurnakan. Selama Pelita Il antara lain telah dilaksanakan pembangun-

anlrehabilitasi terhadap 123 pondok pesantren, di samping telah diberikan bantuan berupa

671 unit alat-alat ketrampilan dan penataran kepada tenaga pembina pondok pesantren

sebanyak 2.426 orzng. Selanjutnya selama empat tahun pelaksanaan Repelita III, selain

telah diberikan bantuan berupa buku-buku agama, buku pengetahuan ketrampilan, bahan

praktikum, pembangunan/rehabilitasi terhadap 557 pondok pesantren, juga telah dilaksa-

nakan penataran kepada tenaga pembina pondok p€sanuen sebanyak 7.653 orzng'

Dalam pada itu pelaksanaan pembinaan pendidikan agama tingkat lanjutan atas

terutama ditujukan untuk meningkatkafl mutu pendidikan pada madrasah aliyah, pendi-

dikan guru agama (PGA) dan pendidikan agama pada sekolah umum dngkat lanjutan atas.

Selama Pelita II telah dilaksanakan peningkatan mutu pendidikan daripada madrasah aliyah

negeri (MAN), meliputi antara lain pembangunan/rehabilitasi kepada 32 unit MAN dengan

luas 11.g58 meter persegi serta pengadaan buku pelajaran bagi guru dan murid sebanyak

144 ribu buah. Dalam wakru yang sama, selain telah diberikan bantuan pembangunan/re-

habilitasi kepada 92 madrasah aliyah swasta, juga telah diberikan bantuan buku pelajaran

dan sarana pendidikan lainnya kepada 464 madrasah aliyah swasta. sedangkan untuk

meningkatkan mutu PGA antara lain telah dilaksanakan pembangunan/rehabilitasi ter-

hadap 48 unit gedung PGA dengan luas 45.983 meter persegt.

Dalam Pelita lll sampai dengan tahun 198?-11983, kegiatan tersebut di atas tetap

dilanjutkan sehingga unruk MAN antara lain telah dilaksanakan pembangunan/rehabili-

tasi gedung sebanyak 116 unit dengan luas 34.873 meter persegi, penataran guru sebanyak

2.629 orang serta pengadaan buku-buku pelaiaran dan alat peraga/pendidikan masing-

masing sebanyak l-547 Iibu buah dan 92 unit. sementara itu untuk pembinaan dan pe-

ningkatan PGA, telah dilakukan pembangunan/rehabilitasi gedung sebanyak 51 unit

dengan luas 24.867 meter persegi di samping disediakan buku pelajaran dan alat peraga/

pendidikan masing-masing sebanyak 1,4 juta buah dan 106 unit, serta penataran kepada

1.623 ormgguru. Adapun untuk m€ningkatkan pelaksanaan pendidikan agama pada

Page 399: NOTA KEUANGAN

3 8 1

sekolah umum, maka dalam ta.hun !g8z/rgg3 tclah dan sedang dilaksanakan berbagaiusaha pembangunan, antaJa lain meliputi penyed.iaan 4,3 juta buah buku pelajaran dan4.945 unrt alat peragalpendidikan serta penataran bagi Z.Z4O guru zgama.

Peningkaran mutu di bidang pembinaan pendidikan agama tingkat tinggi dalam pe_laksanaannya tenrtama ditujukan untuk meningkatkan mutu p€rguruan tinggi agama yaitumelalui berbagai usaha seperti pcmbangunan prasarana dan sarana pendidikan, pening_kata' mutu staf pengajar melalui studi purna sarjana dan program doktor serta pcningkatankcgiatan penelitian masalah keagamaan dan kemasyarakatan. Dalam tahun 19g2l19g3 pada14 IAIN induk dan sejumlah IAIN cabang telal.r dilaksanakan pembangunan/rehabilitasifasilitas perkuliahan yang terdiri dari ruang kuliah, kantor dan ruang perpustakaan mcliputi8.660 meter persegi. Di samping itu juga telah tlisediakan sebanyak 54.g50 buah bukuilmiah dan kegiatan penelitian terhadap 35 masalah keagamaan dan kemasyarakatan.Sementara itu program doktor dan studi purna sarjana telah diikuti oleh 6g orang, sedang-kan kegiatan KKN selama ini diikuti oleh 2.220 orarg. Dengan demikian selama empattahun pelaksanaan Repelita III, kegiatan peningkatan mutu pendidikan agama tingkattinggi tclah mencakup usaha pembangunan/rehabilitasi fasilitas perkuliahan seluas 45.940meter pcrsegi, penyediaan sebanyak 174.850 buah buku ilmiah, kegiatan KKN yang diikutioleh 6.5'15 orang, penelitian sebanyak 81 judul tentang masalah keagamaan dan kemasya-rakatan serta pelaksanaan program doktor dan studi purna sarjana telah diikuti oleh 20goranq,

8.3. Pendidikan dan kebudayaan

Kebijaksanaan pembangunan di bidang pendidikan dalam tahun keempat RepelitaIII, terutama ditekankan dan diarahkan kepada usaha-usaha untuk lebih meningkatkanpelaksa"naan berbagai program pendidikan. Kegiatar.r tersebut anrara lain meliputi pening-katan mutu pendidikan, peningkatan kesempatan belajar yang dikaitkan dengan aspek pe-merataan pendidikan, peningkatan penyesuaian pendidikan dengan kebutuhan pembangun-an nasional baik secara kualitatif maupun kua-ntitatif, peningkatan persiapan gcnerasi mudaserta pengelolaan secara lebih berdaya guna dan berhasil guna.

Peningkatan mutu pendidikan antara lain diberikan mclalui Denataran keoadaguru-guru/pembina! yang terdiri dari bcrbagai tingkat pendidikan, bidang studi drn p.nge-lolam baik bagi guruguru yang berkedudukan di pusat maupu. yang berada di daerah-daerah. Sehubungan dengan itu sclama empat tahun pelaksanaan pelita III telah dansedang diberikan penataran kepada 1.711.541 orang untuk pendidikan dasar, 57.166 oranguntuk pcndidikan menengah umum, 16.060 orang untuk pendidikan menengah kejuru-an dan teknologi, serta 18,709 orang untuk pendidikan guru. selanjutnva untuk lebihmenyempurnakan lagi terhadap kurikulum yang ada, telah dikembangkan dan dibina

Page 400: NOTA KEUANGAN

342

PercobaanterhadapPloyekper int issekolahpembangunan(PPSP)sehinggaberhasi ld i ter -titkan sebanyak 657 naskah terdiri atas 6 bidang studi, sebanyak 7 set penelitian dan

pengembangan program pendidikan ketrampilan terminal, serta sebanyak 625 judul buku

iirt"- p.ng"i"r"n modul. Di samping itu juga telah dilaksanakan pembinaan dan pengem-

banga,l k.prd" taman kanak-kanak (TKK), sekolah dasar, sekolah iuar biasa (SLB) ter-

masuk pendidikan terpadu, sekolah menengah tingkat pertama (SMTP)' sekolah menengah

t i n g k a t a t a s ( S M . l . A ) u m u m d a n k e j u r u a n s e r t a p e n d i d i k a n g u r u d a n p e n d i d i k a n t i n g g i .

Mengenai pengadaan buku pelajaran tlan buku bacran, dalam Repelita III samPal

dengan tahun 1g821L983 unruk tingkat penclidikan dasar telah dan sedang disediakan buku

p.l"l"r"n pokok sebanyak 187,5 juta eksemplar (termasuk buku PMP dan kurikulum)' 65'4

juta-eksemplar untuk sekolah menengah um''rm, 80 ribu eksemplar untuk SMTP kejuntan

dan teknologi serta 5,8 juta eksemplar untuk SPG Khusus untuk SMTA kejuruan dan

t e k n o l o g i , s e l a i n t e l a h d i l a k s a n a k a n p e n u l i s a n s e b a n y a k 6 l n a s k a h b u k u p e l a j a r a n j u g a

telah tii iediakan 6,1 juta eksemplar buku pelajaran pokok dan sejumlah peralatan untuk

praktek/pendidikan. Drlam hal buku perpustakaan telah diberikan kepada sekolah dasar

s.b"ny"t 71,5 juta ckscmplar, kepada SMP dan SMA sebanyak 1,7 juta eksemplar' pendi-

dikan guru sebanyak 1,1 luta eksemplar dan untuk pendidikan tinggi sebanyak 154'5 ribu

eksemplar. Sejalan dengan usaha pengadaan buku perpustakaan, untuk tingkat SMP telah

d i l a k s a n a k a n p e r n b a n g u n r n g 5 6 r u a n g p e r p u s t a k a a n d a n l . 0 g S n r a n g l a b o r a t o r i u m . s c -

dangkan untuk SMA tclah dibangun 198 ruang perpustakaan, 208 ruang laboratorium dan

2 5 ruang laboratorium bahasa

Sebagaimana halnya dengan pengadaan buku pelajaran, pengadaan peralatan belajar

dan peralatan ketrampilan juga diberikan pada berbagai tingkzt pendidikan. AIat peraga

selama empat tahun pelaksanaan Repelita III telah diberikan sebanyak 4 658 uuit untuk

TKK, 145 unit untuk sLB dan 395 ribu unit untuk sD. sedangkan untuk tingkat SMP dan

sMA, telah diberikan alat pelajaran praktek IPA masing-masing sebanya.k 2.587 unit dan

417 unit. Di samping itu juga telah diberikan sebanyak 42.72O unit alat ketrarnpilan,

kesenian dan olah raga untuk pendidikan dasar,4-433 unit alat ketrampilan untuk sekolah

menengah ilmrsm,2.797 unit alat kesenian dan olah raga untuk SMTP' serta l 0l7 unit alat

kesenian dan olah raga untuk sMTA. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan mufu

pendidikan tinggi, telah dilaksanakan pembangunan ruang laboratorium lengkap dettgan

peralatannya meliputi 109.986 meter persegi, ruang perpustakaan beserta perlengkapannya

seluas 9.451 meter persegi dan pembangunan 1310 buah pemmahan untuk PengaJar'

Untuk program peningkatan kesenrpatan belajar yang dikaitkan detgan pemerrtaan

kesempatan memperoleh pendidikan, antara lain tela-Ir dilaksanakan pembangunan dan re-

habilitasi gedungaedung sekolah, penambahan ruang belajar, pengangkatan guruguru baru

serta usaha-usaha penunjang lainnya Sehubungan dengan itu melalui program bantu-

Page 401: NOTA KEUANGAN

3 8 3

an lnprcs gcdung SD, sejak tahun pertama sampai dengan tahun keempat Pelita III telah

dan sedang dilaksanakan pembangunan gedung SD baru sebanyak 61.600 unit, penambah-

an ruang lr.elas bam sebanyak 95 ribu buah dan rehabilitasi terhadap 85 ribu sekolahternrasuk SD swasra dan madrasah ibtidaiyah. Setlangkan untuk menunjang keburuhan

akan tenaga guru' antara lein telah dilaksanakan pengangkatan guru-gurx baru sebanl,ak

324.450 orang- Hal ini selain dimaksudkan untuk menambah tenaga pengajar/pendidik

karena masih kurangnya guru yang ada, juga untuk mcnggantikan para guru yang sldahpensiun. Semcntara itu agar semua anak usia 7 sampai dengan i2 tahun dapat mengikuti

pendidikan pada tingkat dasar, maka mulai tahun tlaran 1979/1980 sumbangan pembinaan

pendidikan (Sl'P) telah dihapuskan dan sebagai penggantinya kepada SDN telah diberikan

subsidi/bantuan pcmbiayaan penyelcnggaraan (SBPP), Dengan adanya kebijaksanaantersebut, maka perliembangan partisipasi masyarakat dalam pendidikan tingkat dasar telahmeninghat scbesar i0,9 persen, yain.r dari 83,3 pcrsen pada tahun 197911980 menjadi 94,2persen dalam tahLrn 1982/1983. Dernikian pula halnya dengan Julusan SD yarrg melanjr-rt-kan pendidikannya ke tingkat menengah juga telah meningkat yaitu dari 71,8 persen atausebanyak 1.128 ribu orang pada tahun 197911980 menjadi 74,3 percen atau sebanyak

1,695 ribu orang dalam tahrn 198211983. Pcrkeilbangan pembangunan di bidang pendi-dikan sekolah dasar dapat dilihat pada Tabel VlIL2.

Sementarl itu bagi anak-anal< yang rnengalami cacat fisik, mental dan sosial,pendidikannya Cilaksanakan melalui lembaga pendidikan khuzus, yaitu SLB. Untuk me-nunjang pelaksanaannya antara lain telah dibangun gedung SLB baru lengkap denganasramanya scrta rehabilitasi scjumlah SLts. Sedangkan untuk TKK vang selama Felita Il

pembinaannya masih terbatas pada kegiatan-kegiatan yang meliputi rehabilitasi bangunan

yang ada, pengadaan alat pendidikan, serta penataran guru/pembina TKK, maka dalamRepelita III telah ditingkatkan )'aitu dengan pembangunan TKK Pembina baik di tingkat

nasionai, propinsi maupun kabupaten/kotamadya sebagai TKK percontohan.

Seperti halnya pada tingkat pendidikan dasar, usaha perluasan dan pemerataau

kesempatxn belajar juga dilaksanakan pada trngkat Slvl't'P. Sejah tahun pertama samFaidengan tahun keempat pelaksanaan Repclita III untuk SMP telah dan sedang dilaksanakanpembangunan sekolah baru sebanyak 7.667 untt, pembangunan sebanyak 9.193 ruang

kelas baru dan rehabilitasi tcrhadap 986 gedung sekolah, Di samping itu unruk SNTTP

kejuruan yang tidak diintegrasikan ke dalam SMP telah dikembangkan sebanyak 45sekolah. Selanjutnya dengan adanya berbagai kegiatan rersebut, jumlah murid yang meng-

ikuti pendidikan pada tingkat SMTP dari tahun ke tahun selalu menunjukkan perkembang-an yang meningkat. Apabila pada tahun 1979/1980 jumlah murid SMTP baru mencapai

sebanyak 2.983 ribu orang maka clalam tahun 1982/1983 telah meningkat menjadi seba-ny3,k 4.224 ribu orang yang berarti rnengalami kenaikan seb€sa-r 41,6 persen arau rata-rata

sebesar 13,9 persen setiap tahunnya.

Page 402: NOTA KEUANGAN

384

3

zczz

z

7

E =

9

I

6

P F F : ' i 3 i -

H$E

- s8Fa' q r 3 E r 8t s B E -

E g E EE

! i " iE 5 5

EgEFF' . i t b e P

t g g E E

a

R5

g

Page 403: NOTA KEUANGAN

385

Sementara itu untuk tingkar SMTA, sejak tahun pertama sampai dengan tahunkeempat Repelita III telah dan sedang dibangun sebanyak 2g1 unit gedung SMA baru,2.523 ruang kelas baru, dan rehab itasi terhadap 396 sekorah. Sedangkan untuk sMAkejuruan antara lain telah dilaksanakan pembangunan sebanyak g buah gedung STMPembangunan, serta rehabilitasi dan perluasan meliputi sekolah menengah teknik pertanian(SMTP), sekolah menengah ekonomi atas (SMEA), sekolah menengah teknologi kerumah_tanggaan (SMTK), sekolah menengah kesejahteraan keluarga (SMKK), sekoia-h menengahpekerjaan sosial (SMPS), sekolah menengah industri kerajinan (sMIK), sekolah -.n.n!"hseni rupa (SMSR)' sekolah menengah karawitan Indonesia (sMKI), dan sekolar menensahmusik (sMM) Demikian pula halnya unruk pendidikan guru, terah dilakukan berbagaiusaha meliputi pembangunan gedung baru, pembangunan ruang kelas dan rehab itasikepada sejumlah sPG, sco dan sGpLB. Selanjutnya sebagai perbandingan atas hasil-hasildi bidang perluasan dan pemerataan kesempatan belajar pada tingkat SMTA, dapat di_kemukakan bahwa apabila pada tahun 7g7gllgho jumlah murid SMTA baru mencapai1.574 ribu orang, maka dalam rahun TgBz/ rgg3 telah meningkat menjadi 2.251 ribuorang atau telah mengalami kenaikan sebesar 43 persen.

Sebagai pelaksanaan usaha peningkatan kesemparan belajar pada tingkat pendidik-an tinggi, dalam periode yang sama antara lain qelah dan sedang dibangun ruang kuliahselt:'rs 423 'og7 meter persegi dan rehabilitasi terhadap gedunggedung yang sudah adameliputi 169.164 meter persegi. Sejalan dengan kegiatan tersebut di atas, khusus kepadasiswa/mahasiswa yang menunjukkan prestasi tinggi, telah diberikan bantuan runjanganbelajar (bea siswa). Sehubungan dengan itu selama empat tahun pelaksanaan Repelita IIItelah dan sedang diberikan bannran bea siswa kepada 42.g7g oranguntuk tingkat pendi-dikan dasar, 26.292 orzngunntk sMTp, 20.094 orang untuk SMTA, 14,5g5 mahasiswa, g0orang untuk putra Nusa Tenggara Timur, 90 orang untuk putra lrian Jaya dan 170 oranguntuk putra Timor Timur.

Dengan adanya usaha peningkatan tersebut di atas, mahasiswa yang mengikutiku.liah pada tingkat pendidikan tinggi dari tahun ke tahun jumlahnya semakin meningkat,baik untuk p€rguruan tinggi negeri maupun pada perguruan tinggi swasta. Diperkirakanmahasiswa pada perguruan tinggi negeri dalam tahun rggz/7g83 telah mencapai jumlah367.247 orzng, sedangkan pada tahun rgTglrg8o baru berjurnlah 217.404 orang. Dengandemikian selama tiga tahun terakhir, jumlah mahasiswa pada perguruan tinggi negeri terahnaik sebesar 66 persen zta.' tata-rata 22 persen per tahun. sementara itu mahasiswa padaperguruan tinggi swasta relah meningkat dengan 73 persen yaitu dari sebanyak zo7.296orang pada tzhrn 1979/798o menjadi 352.653 orang pada tahun 7982/19g3. Kenaikan iniantara lain disebabkan oleh karena jumlah lulusan SMA yang akan melanjutkan padaperguruan tinggi juga mengalami peningkatan yaitu dari sebanyak 14g.500 orang pada

Page 404: NOTA KEUANGAN

386

tahun 1979/1980 menjadi 203.330 orang dalam tahun 1982/1983 atau suatu kenaikan

sebesar 3 6,9 persen.

Selarr pendidikan formal, usaha peningkatan perluasan kesempatan belajar di-

laksanakan pula melalui pendidikan non formal (pendidikan luar sekolah) Selama empat

tahun pelaksanaan Repelita III telah dan sedang dibangun sebanyak 30 buah sanggar ke-

giatan belajar (SkB), rehabilitasi dan perluasan terhadap 64 buah SKB yang telah ada, dan

penyediaan buku paket A beserta pedomannya sebanyak 35,5 juta eksemplar, bulletin

Cakrawala edisi pusat dan daerah sebanyak 1,5 juta eksemplar, bulletin Caraka sebanyak

32,4 ribu eksemplar dan bulletin Suara Pendidikan Masyarakat sebanyak 147 ribu eksemplar

untuk melengkapi fasilitas yang diperlukan. Melalui kegiatan SKB tersebut telah di-

selenggarakan kelompok belajar pendidikan dasar yang diikuti oleh 2.8O4.637 orang, se-

dangkan untuk kelompok belajar ketrampilan masyarakat diikuti oleh 2.382 602 orung.

Di bidang keolahragaan, dalam periode yang sama telah dan sedang dibangun gedung

olab raga dan kolam renang meliputi 24.796 metet persegi, pengadaan peralatan dan buku

olah raga masing-masing sebanyak 25.505 paket dan 48 ribu eksemplar. Sejalan dengan

pengadaan sarana dan prasarana tersebut di atas, telah dilaksanakan pu.la berbagai kegiatan

yang meliputi penataran kepada guru, pelatih dan pembina yang diikuti oleh 4.939 orang,

serta penyelenggaraan kejuaraan olah raga pelajar, mahasiswa dan masyarakat sebanvak

13.721 onng. Di samping itu juga diselenggarakan pemassalar olah raga pelajar, mahasiswa,

masyarakat dan para cacat sebanyak 2.211.684 orurg dan pembinaan kepada olahragawan

berbal<at sebanyak 2.297 orang. Perkembangan penyediaan sarana pendidikan pada berbagai

tingkat pendidikan dapat diikuti melalui Tabel VIIL3.

Sementara itu pengembangan pendidikan ketrampilan dan kewiraswastaan' telah

dilakukan melalui pengembangan kemampuan para pelajar dengan tujuan untuk daPat

menja<li tenaga kerja yang produktif. Demikian pula kuliah kerja nyata (KKN) dalam

pelaksanaannya telah diarahkan kcpada kegiatan yang bermanfaat untuk pembangunan dan

perkembangan masyarakat,

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan generasi muda telah dilaksanakan

berbagai usaha yang diharapkan dapat lebih memajukan koordinasi pengembangan dan

partisipasi generxi muda di berbagai bidang pembangunan. usaha yang dilakukan selama

empat tahun Pelita III anta.ra lain meliputi Penataxan kepada 22 550 orang pemuda tingkat

perintis, latihan 3.161 orang pemuda tingkat pemuka, latihan 355 orang pendamping

pembina pemuda, penataran 275 orang pengelola gelanggang pemuda, penataran P4 pemuda

yang diikuti oleh 2.800 orang, serta Penataran tenaga teknis penilik generasi muda sebanyah

2.260 orzng. Sementara iru untuk pembinaan serta pengembargan ketrampilan dan daya

kreasi generasi muda, kini telah dilaksanakan pertukaran pemuda antarnegara sebanyak

Page 405: NOTA KEUANGAN

387

E >

E E

s

3 E S

&i

.l

F K

-'

t

-

: iE<> =

a z

z{

zI

z

Page 406: NOTA KEUANGAN

3 8 8

585 orang dan pertukaran pemuda a.ntarpropinsi sebanyak 880 orang. Selanjutnya telah

dilaksanakan pula penyelenggaraan festival pemuda yang diikuti oleh 17.060 orang, pem-

binaan pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) dan caraka muda tingkat propinsi

sebanyak 3.666 orang, perkemahan kerja pen.ruda untuk sebanyak 1.505 orang, pembinaan

unit kerja produktif terhadap 844 orang, serta pembinaan satuan tugas sukarela pemuda

kepada 6.815 orang. Unrlk menunjang kcgiatan tersebut telah dibangun sebanyak 16

buah gedung gelanggang dan pondok pemuda. I)emikian juga khusus kepada Pramuka telah

diberikan bartuan, antara lain berupa penyelenggaraan latihan kepada 4.722 orang, pem-

bangunan gedung calon pendidik pramuka (Cadika) seluas 9.318 meter persegi, pembangun-

an fisik pusat perkcmahan Cibubur meliputi 16.830 meter persegi dan pengadaan buku

pramuka sebanyak 260. 1 85 eksemplar.

Sementara itu di bitlang pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional, antara

lain telah dilakukan penyelamatan warisan budaya nasional melalui inventarisasi, peme-

liharaan, pcmugaran, pengamanan, penghayatan, penerbitan dan pendokumentasian warisan

budaya nasional maupun daerah, Sehubungan dengan itu mulai tahun pertama sampai

tahun keempat pelaksuraan Repelita III telah dilaksanakan suwai perencanaan dan suruai

koleksi di 26 propinsi, pengadaan koleksi sebanyak 472 jcnis, pameran dalam rangka pe-

mantapan fungsi eksistensi muscum dengan segenap aspeknya sebanyak 115 kali, pem-

berian bantu:Ln kepada 39 museum daerah, pengadaan peralatan museum sebanyak 348

unit dan pengadaan peralatan kantor museum sebanyak 425 unit. Di samping itu telah

dilaksiLnakan pula pcmugaran peninggalan sejarah dan purbakala sebanyak 270 obyek, studikelayakan di 83 lokasi, pemeliharaan dan penyelamatan 1.348 situs, melanjutkan pemugarar

Candi Borobudur, serta rehabilitasi Monumen Nasional. Untuk pengembangan seni budaya,dalam periode yang sama juga telah dan sedang dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain

melipur; pembinaim sosio dramn di 61.341 desa, penyuluhan teknis kesenian kepada 9.642orang, pengembangan organisasi kesenian, peningkatan penghayatan seni oleh masyarakatmcliputi 6 bidang seni setta studi kelayakan pada Daerah Tingkat II sebanyak 30 lokasi.

Sementara itu untuk pengembangan kcbahasaan, kesusasteraan, perbukuan dan perpustaka-an juga telah dan sedang dilaksanakan pengembangan blhasa, sastera Indonesia dan sasteradaerah bcrupa penyusunur/penerbitan perkamusur sebanyak 66 judul, terjemahan naskah

30 judul, sayernbara mengarang 750 naskah, pengembangan media kebahasaan dan penerbit-an majalah sebanyak 12 nomor meliputi 108 ribu eksemplar, pengembangan melalui TVRIdan RRI 332 kali, pengembanga:r ketenagaan sebanyak 640 orang serta pengadaan peralat-an teknis /kantor scbanyak 100 uni t .

Di bidang perpustakaan antarx lain telah dilakukan pengadaan buku perpustakaansebanyak 941.599 eksemplar yaitu untuk perpustakaan wilayah, perpustakaan umum,perpustakaan keliling, perpustakaan desa dan perpustakaan perintis sekolah. Sedangkan

Page 407: NOTA KEUANGAN

389

unruk bidang penulisan dan penerbitan majalah pengetahuan umum dan profesi telahdiadakan penelitian dan perencanaan penerbitan majalah sebanyak 2,614 judul, pengolahan1.163 naskah, produksi dan distribusi sebanyak 410 judul, serta penerbitan naskah bukubacaan populer sebanyak 653 ribu eksernplar, sementara itu untuk penerbitan buku sasteraIndonesia dan sastera daerah tclah dilakukan pengadaan majalah pengetahuan umum se-banyak 1,2 juta buah dan sayembara mengarang sebanyak 32 kali, Sejak tahun 19g1119g2telah dilaksanakan pula kegiatan rekatalogisasi buku-buku koleksi perpustakaan nasionalsebanyak 210 ribu kartu, pengadaan bahan pustaka Indonesia dan asing sebanyak 11,6 ribueksemplar, serta penyusunan/penerbitan buku petunjuk dan penyuruhan perpustakaansebanyak 37 ribu eksemplar.

Dalam pada itu di bidang media kebudayaan juga terah diraksanakan perkenaranaspek-aspek kebudayaan sebanyak 12 kali, fi lm kebuda.yaan 19 judul, pembuatan sumberinformasi kebudayaan sebanyak 27 judul, album seni budaya sebanyak 19 buah, film siaranTVRI sebanyak 24 kali, pcnerbitan majalah warta budaya sebanyak l5 'omor dan wisarabudaya sebanyak 23 judul. Sedangkan untuk inventarisasi dan dokumentasi kebudayaannasional, antara lain telah dan sedang dilakukan penelitian/penulisan naskah biografi dari-pada 82 pahlawan, 76 calon pahlawan nasional, 10 calon tokoh pahlawan dan 20 tokohnasional. Di samping itu juga telah d aksanakan penelitian bahasa dan sastera Indonesiamaupun daerah meliputi 379 jenis, penelitian purbakala pada 102 lokasi serta dokumentasidan penerbitannya sebanyak 23 5 ribu eksemplar.

Untuk memberikan pembinaan kepada para penghayat kepercayaan terhadap TuhanYang Mrha Esa, maka kegiatannya terutama diarahkan kepada pembinaan budi luhur bangsaIndonesia. Adapun hasifhasil yang terah dicapai selama empat tahun pelaksanaan RepelitaIII, antara lain telah dilaksanakan inventarisasi sebanyak 21 naskah mengenai penghayatankepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan J5 naskah pengembangan kebr.;-aksanaanpembinaan. Di samping itu juga telah diadakan sarasehan antarpenghayat kepercayaan tcr_hadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai mcdia kornunikatif, di samping siararr melalui radiodan TVRI.

8.4. Kesehatan dan keluarga berencana

Pelaksanaan penbangunan di bidang kesehatan terutama diturukan untuk mcncapaiderajat kesehatan yang sebaik-baiknya bagi setiap warganega.a. untul iru tcrus diusahianagar pelayanan kesehatan dapat terjangkau oleh masyarakat, terutarna yang berpenghasilanrendah baik di kota maupun di desa Guna menunjang kegiatan tersebur maka claram tahunkeempat Repelita III telah d aksanakan berbagai program pembangunan di bidang ke-sehatan antara lain meliputi program pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasanpenyakit menular, perbaikan gizi, peningkatan penyediaan air bersih, p.ny.h"r"n lingkung-an pemukiman, penyuluhan kesehatan, pengawasan obat dan makaran, pendidikan dan

Page 408: NOTA KEUANGAN

390

pendayagunaan tenaga kesehatan' partisiPasi gcnerasi muda dalam pembangunan kesehatan

*.*" p.ogr"* peningkatan peranan wanita dalam pcmbangunan kesehatan'

Pelaksanaan kcgiatan pelayanan kesehatan tersebut' antara lain telah dilakukan

mela.lui peningkatan Puskesmx, Puskesmas pembantu' usaha kesehatan sekolah (UKS) serta

p.luy"r,"n *Idi, k.lurrg, berencana. Di samping ]* ]lci :tl"h ttu"ut*iu:"

Tll"?:i.t]iungkurron dur kemampuan rumah sakit seperti rumeh sakit kabupatcn' pt"Ot"jltlllt'^'lY

dan rumah sakit khusus lainnya melalui penyedtaan tenaga ahli, peralatan, bantuan obat-

terdiri atas 154 kecamatan dan 500 buah Puskesmas Usaha ini kemudian dikembang-

lebih lanjut pada 18 propinsi yang meliputi 90 Puskesmas dan tersebar pzda225 desa'

obatan, peningkatan pelayalan laboratorium, pelaynan kesehatan gigi dan pembinaan

sistem rujukan,

Untuk mengefektifkan fungsi Puskcsmas' telah dilakukan pemenuhan tenaga dokter

untuk memimpin Puskesmas serta tcnaga paramedis seperti bidan, perawat, di samping telah

dilakukan pula peningkatan hemampuan daripada tenae3-tenaga yang ada melalui p€nataran'

Untuk itu melalui program burltunn Inp"t Sarana Kcsellatan' dalam tahun 7981/198?' telzh

dilaksanakan pcnempatan 600 dokter pada Puskesmns yang baru selesai dibangun' Puskes-

mas yrlng belum tda dokternya, dan untuk mengganti dokter vang telah habis masa dinas-

ny". lengnn adanya usaha penambahiur dokter tersebut, maka jumlah Puskesmas yang dapat

-eluyrni masyarakat juga semakin rneningkat Apabila pacla tahun 1981/1982 jumtah

Puskesmas adalah scbanl,ak 4.953 buah, dalam tahun Ig8zl7983 tclah dapat ditingkatkan

jumlahnya menjadi sebanyak 5.153 buah seclangkan bagi masyarakat yang daerahnya

U.lu- j"p"t dijangkau oleh Puskesmas, maka pelayanannya dilakukan rnelalui Puskesmas

p.rnbun,, ,l"n PuJL.r-", kelil ing yang dalam tahun 1g81lf g82 berjumlah masing-masing

,.brnyak 10.342 buah dan 1.47i buah, dan dalarn tahun 1982,11983 telah dapat ditingkat-

kan menja<li 12.342 buah dan 1.979 bu:rh Senentara itu, untuk mengisi kekurangan tenaga

medist la lamtahunlg8l / lg82te la l rd iangkatdarrd i tcmpat l<antenagabarusebanyak4.000

oralg, terdiri atas tenaga Perawat' bidan, perawat gigi, tenaga kesehatan dan lainlain

Se,langkan dalan tahun 1982/1983 sampai dengan bulan Juni 1982 teLah ditempatkan

sebanyak 4,311 dokter umum, 132 dokter gigi dan 18'830 para medis Perkcmbangan

jumlah Puskesmas, Puskesmas pcmbantu, balai pengobatan dan BKIA dapat dilihat pada

Tabel VIIL4.

Selanjutnya dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan kesehatan' maka melahri

usaha pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKlvlD) dan usaha kesehatan sekolah

(UKS) telah ditingkatkan peran serta masyarakat Untuk mcnunjang pelaksanaan PKMD'

ma.ka upaya peningkatan swaday?- masyarakat terus dilaksanakan agar pada akhirnya mereka

dup"t -enolong diri sendiri dalam usaha peningkatan kesehatan Pengembangan kegiatan

PKMD, datam tahun 1981/1982 telah mencapai 12 propinsi dan neliputi 21 kabupaten

yangkan

Page 409: NOTA KEUANGAN

397

+ c i

e - i t l

l . : a

$,€Id i + . i

6 +

- r ' 1 q

r . 1 4

. i . J ' i +

a

o\

h

6

coq\

t-

F0,

<!d

r zt

-l

xI9r

E

Page 410: NOTA KEUANGAN

? o )

Tidak berbeda dengan usaha pelayanan kesehatan nrelalui PKMD, maka pelayanan

kesehatan melalui UKS, di samping ditujukan untuk meningkatkan peranserta bagi guru-

gurunya, juga dimaksudkan untuk mengurangi jumlah a,rak-anak sekolah yang sakit. oleh

k"r..,a it* kepada guru-guru sekolah telah diberikan pendidikan/penataran khusus mengenai

masalah kesehatan sehingga bilamana diperlukan, maka para guru dapat memberikan per-

tolongan pertama kePada murid-muridnya Di samping iru secara berkala petugas Puskesmas

jrg" ik"n' -.ng,rnjungi sekolah-sekolah untuk mengadakan pemeriksaan kesehatan' immuni-

,rri d"., p.nyutuhan. Apabila dalam tahun 7980/7987 jangkauan kegiatan UKS baru men-

cakup80.033 buah SD, 1.725 SM',IP dan 801 SMTA, dalam tahun 198711982 telah dapat

ditingkatkan masing-masing menjadi 86.435 buah SD, 2.421 SMTP dan 1.009 buah sMTA.

perkembangan usaha kesehatan sekolah dapat diikuti lebih lanjut pada Tabel vIII.5.

Sejalan dengan makin meningkatnya jumlah perkembangan penduduk, maka ke-

butuhan akan pelayanan kesehatan juga semakin meningkat yang di samping dilaksanakan

melalui Puskesmas juga melalui prasarana kesehatan lainnya yaitu rumah sakit' Pelayanan

kesehatan melalui rumah sakit, dilakukan melalui rumah sakit umum, runlah sahit dengan

spesialisasi terbztas, rumah sakit dengan spesialisasi penuh, rumah sakit dengan pelayanan

super spesialis, serta rumah sakit khusus seperti j iwa, kusta dan Paru-Paru yang keseluruhan-

n y a d i k a i t k a n d a l a m s u a t u s i s t e m r u j u k a n / u n d a k a n . D e n g a n d e r n i k i a n m a s y a r a k a t l e b i h

mudah mendapatkan pelayanan termasuk pelayanan dari unsur banruan seperti radiologi

dan laboratorium, Hasil yang te.lah dicapai dalam tahun l9s?17983 antara lain adalah

penbangunan 6 buah rumah sakit jiwa (IiSJ) baru, pembangunan lanjutan 3 RSJ' pe-

mindahan 3 RSl, penenrpatan 20 tenaga kcsehatan jiwa ke RSJ dan RSU' pelayanan medis

sebanyak 2.585 kali kepada pasien khusus, serta 120 kali integrasi kesehatan jiwa ke Pus-

kesmas.

Usaha peningkatan. fungsi laboratorium kesehatan dilaksanakan melalui berbagai

kegiatan antara lain penambahan sarana, pemirntapan rujukan bahan-bahan pemeriksaan

lab-oratorium (sPecimen), serta peningkatan kemampuan pemeriksaan dan tenaga Untuk itu

dalam tahun 1,981/1982 telah dibangun 3 laboratorium propinsi dan 12 laboratorium

kesehatan, serta telah dikembangkan pula sistem rujukan di 27 l:zlzi kesehatan propiltst'

Dalam hal peningkatan kesehatan gigi, dalam tahun 1981/1982 telah dilaksanakan pe-

ningkatan kesehatan gigi pada 1.818 rumah sakit, baik dalam bentuk klinik gaya baiu (KGB)

dan'usaha teknik gigi (UTG), maupun melalui bedah mulut sederhana (oral surgery) dan

usaha pencegahan penyakit gigr di 862 puskesmas' Di samping itu untuk menunjang kegiatan

pelryarran k.r.h"t"n gigi, antara lain telah ditempatkan dokter gigi sebanyak 227 otang pada

berbagai rumah sakit dan 60 dokter gigi lainnya telah ditempatkan pada Puskesmas-pus-

kesmas. Sampai dengan bulan Mei 1982, melalui Inpres sarana kesehatan telah diangkat

sebanyak 132 dokter gigi yang ditempatkan di dinas kesehatan Dati Il untuk membina

Page 411: NOTA KEUANGAN

393

' E

! r z

. n <

I

c.i

j c.l di + .rt

q

o;

- l l

ss'

d d

ESd - '

I

N€

ao

F.

o.

\j

J

X

J U )

3T<^ -Gl (,! - r I ]' v

tt',

zF

tiq

14.1tt)

at'!

.tu)

Page 412: NOTA KEUANGAN

39+

pelayanan kesehatan gigi cii Puskesmas yang diperlengkapi dengan 1.365 set peralatan gigt.

Sementara itu peningkatan pelayanan kesehatan juga dilaksanakan melalui sistem

rujukan/pindahan yaitu meliputi pengiriman/kunjungan dokter akhli ke rumah sakit yang

belum mempunyai dokter akhli, pengiriman penderita dari Puskesmas ke rumah sakit,

pengiriman penderita dari rumah sakit ke rumah sakit yang lebih tinggi tingkatannya,

kunjungan dokter dan tenaga paramedis rumah sakit ke Puskesmas serta kunjungan dokter

Puskesmas ke Puskesmas lain yang belum mempunyai dokter. Di samping itu, juga telah

dilakukan penataran bagi dokter dan tenaga paramedis dari rumah sakit kabupaten/kota-

madya yang belum memiliki dokter akhli ke rumah sakit yang telah memiliki dokter alihli

Perkernbangan jenisjenis tenaga kesehatan dapat diikuti pada Tabel VIII.6.

Sebagai penunjang kesehatan rnasyarakat, maka pemberantasan penyakit menular

terutama ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian bagi para

penderita sakit,sesuai dengan prioritas pemberantasannya maka penyakit menular telah

dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu pertama yang meliputi malaria, kholera dan

TBC paru-paru yang pemberantasannya dilakukan melalui immunisasi, penanggulangan

wabah dan penyediaan air bersih. Sedangkan kategori kedua adalah penyakit seperti demam

berdarah, kaki gajah, rabies, pes, demam keong dan penyakit kusta, yang penccgahannya

dilakukan dengan mengadakan pengamatan kepada penyakit menular itu scndiri (serangga

penular penyakit) scrta penyehatan lingkungan pemukiman

Pemberantasan penyakit malaria dititikberatkan kepada usaha untuk menurunkan

jumlah penderita dan menanggulangi wabah yang terjadi di berbagai daerah' meliputi dacrah

Jawa-Bali, daerah transmigrasi, daerah pemukiman baru serta daerah yang keadaan sosial

ekonominya relatif rendah. Dalam tahun 1981,11982 telah dilakukan penyemprotan ter-

hadap sekitar 3,6 juta buah rumah, pengumpulan dan pemeriksaan terhadap 9'2 juta sediaan

darah serta pemberian obat kepada 9,3 juta penderita maJaria. sementara itu pemberantasan

terhadap penyakit kholera/muntah berak dalam jangka pendek- ditujukan unruk mencegah

kemungkinan terjadinya kematian pada para penderita. oleh karena itu, telah ditingkatkan

cara pengobatan sedini mungkin bagi para penderita yaitu melalui peningkatan kewaspadaan

akan timbulnya wabah (survey lance) serta penarggulangannya. Dalam tahun 1981/1982

telah dilaksanakan pengobatan terhadap sekitar 28.300 penderita, 708 orang atau 2,5 Persen

di antaranya rneninggal dunia. HaI ini berarti penurunan kematian sebesar 1,3 persen bila

dibandingkan dengan yang rerjadi pada tahun 798o/i98I yaitu mencapai sebcsar 3,8 persen.

Sedangkan untuk pencegahan terhadap penyakit TBC paru-paru, antara lain telah dilak-

sanakan pemberantasannya dengan mengadakan pemeriksaan dahak dari 254.600 orang

penduduk dan pengobatan tcrhadap 30.905 orang penderita'

Hasil yang telah dicapai dalam tahun 7982/1983, sampai dengan bulan Juni 1982,

Page 413: NOTA KEUANGAN

39s

I -E

e

od

ii5

ct

5lE

I: ; "u > - i r

i ! . d ' ! F. - E

Q t F e-i r.l dt it

oi <i

33so i 6 |o d o i d

e3n9G F . . i i .

F.

a6FI€0\

:l.\(

o\

i

frll^

z

{

t{

il

E

Page 414: NOTA KEUANGAN

396

ialah antara lain pemeriksaan bakteriologis keprda 709.158 orang tersangka TBC, peme-

riksaan darah kepzda 547.832 orang penderita penyakit syphilis, 146.493 orang penderita

kencing nanah, pengobatan secaxa teratuf kepada 216.690 wanita tuna susila (WTS), serta

pengobatan terhadap 286.901 orang penderita penyakit frambosia. untuk penyakit kusta

telah diperiksa |.202.052 orang yang terkenz, 72.217.685 orang anak sekolah, ditemukan

penderita baru sebanyak 14.151 orang dan pengobatan secara teratur kepada 367.274 otang.

Dalam waktu yang sama telah diobati sebanyak 7.720.787 orang penderita kh olerz, S3.258

orang tersangka kholera dan 92.225 penderita diare. Kemudian juga telah dilakukan pe-

ngembangan program imunisasi (PPI) kepada 1.934 kecamatan, vaksinasi caca-r terhadap

2.785.863 orang, vaksinasi BCG pada 6.967.550 bayi dan 4.999.9I8 anak, suntikan tetanus

pada 2.148.629 orang ibu hamil, vaksinasi DPT kepada 2.778.710 orang anak, vaksinasi DT

pada 10g.605 orang, vaksinasi polio pada 101.445 anak serta vaksinasi campak pada 9.416

anak.

Sebagaimana halnya pada penyakit menular yang disebabkan oleh wabah, maka

terhadap penyakit menular yang berasal dari hewan/serangga, juga telah dilakukan pen-

cegahan tlan pemberantasan. Sehubungan dengan itu telah dilaksanakan pencegahan pe-

nyakit demam berdarah (arboirrosis), yaitu dengan memberantas jentik nyarnuk pada

980.400 rumah dengan menggunakan racun serangga abate (aplikasi abate), serta menyem-

prot sebanyak 289.000 rumah di daerah wabah. Selanjutnya unruk melaksanakan pem-

berantasan penyakit kaki gajah (filariasis), da.larn rahun 1981/1982 telah dilakukan survai

dan pemeriksaan sebanyak 126 ribu sediaan darah serta dilakukan pengobatan terhadap 293

ribu orang penderita. sedangkan untuk usaha pemberantasan penyakit rabies, sampai dengan

bulan Juni 1982 antara lain telah dikumpulkan 5.009 specirnen tersangka penderita rabies,

pengobatan terhadap 3 8.1 3 I orang yang digigit oleh hcwan tersangka penderita rabies serta

pernberantasan rabies terhadap 48.366 ekor hewan. Pemberantasal rabies pada hewan juga

dilakukan dengan memberikan vaksin pada hewan di dua propinsi yairu Kalimantan Tengah

dan Sulawesi Utara. I)alam periode yang sama untuk pemberantasan penyakit pes, telah

dikumpulkan sebanyak 4.574 btah specimen dari penderita tersangka pes dan diobati 970

orang tersangka penderita Pes.

Di bidang usaha perbaikan gizi, dalam Repelita lll ,ntara lain telah dilaksanakan

usaha peningkatan status gizi masyarakat serta usaha pencegahan dan penanggulangan

masalah gizi, khususnya bagi para penderita kurang kalori protein (KKP), kurang vitamin A,

anemiz gui besi dan gondok endemik. Sementara itu melalui usaha perbaikan gizi keluar-

ga (upGK) yang bekerjasama dengan berbagai instansi dan dengan peranserta masyarakat

ielah dilaksanakan usaha ur.rtuk menurunkan jumlah penderita KKP. Dalam tahun

7g8lng82 kegiatan UPGK telah dilaksarrakan di 27 propinsi, meliputi 12 056 desa Sekitar

2,75 jtta anak di baw"h lima tahun (Balita) tercakup dalam program UPGK terpadu dergan

UPGK intensif, di mana 77 692 anak di antaranya telah mendapat tambahan makanan

Page 415: NOTA KEUANGAN

397

Di samping itu juga telah diberikan tambahan makanan kepada 1.074 orang ibu hamil dan1.744 ibu menyusui.

Penanggulangan terhadap para pcnderira kekurangan vitamin A terutama ditujukanagar mereka jangan sampai mengalami kebutaan. Oleh karcna itu melalui kegiatan UPGK,antara lain telah didistribusikan kapsul vitamin A dosis tinggi yaitu kepada 1.752 ribu anakberumur 1 sampai dengan 4 tahun, di samping juga telah didistribusikan vitamin A secarakhusus untuk daerahdaerah rawan yaitu kepada 561.164 anak di Propinsi Daerah IstimewaAceh, ?27.977 anak di Propinsi Nusa Tenggara Barut, 337.998 anak di Propinsi SumateraUtta, 38.620 anak di Propinsi Sumatera Selatan, 6.359 anak di Propinsi Sulawesi Selatan,50.597 atak di Propinsi Sumatera Barat, 30.5 50 anak di Propinsi Bengkulu dan 40.000 anakdi Propinsi Maluku, Sementara itu penangggulangan anemia gizi besi melalui kegiatan UPGKjuga diinregrasikan dalam paket pertolongan gizi kepada sekitar 602.800 ibu hamil. Sedang-kan untuk pencegahan dan penanggulangan gondok endemik, maka dalam tahun 198l/1982telah dilaksanakan pen)'untikan lifiodol terhadap 700.893 penderitz yang tersebar p^d,a, 23propinsi.

Sernentara itu usaha peningkatan tersedianya air bersih terurama ditujukan padadaerah-daerah yang sulit memperoleh air bersih, yang pada umumuya mempunyai palingbanyak penderita penyakit kholera dan penyakit perut lainnya. Di samping itu usaha ter-sebut juga ditujukan pada masyarakat pedesaan dan perkotaan yang betpenghasilan ren-dah, yang pada umumnya belum mempunyai air bersih yang rnemenuhi syarat kesehatan.Sehubungan dengan itu selama 4 tahun pelaksanaan Repelita III antara lain telah dibangunsebanyak 7.257 buah sumur pompa tangan dalam, 5.954 buah sumur pompa dangkal, 25buah penampungan mata air, 47O buah penampungan air hujan, 2g buah sumur artesis2 unit instalasi pengolahan bahan kimia (Mn-Fe), serta pelaksanaan survai air bersih di 325Iokasi.

Sehubungan dengan usaha peningkatan taraf kesehatan masyarakat melalui pe-ngawasan pencemaran Iingkungan yang mengganggu kesehatan, dalam tahun 1g8l/l9Bztelah dilakukan pemeriksaan tempat-rempat umum termasuk kolam renang pada sekitar 17ribu lokasi, pembangunan jamban jamak (multiple latrine) di 90 lokasi, pemeriksaan la-boratorium pada balai laboratorium kesehatan, serta jnventarisasi lingkungan dan instalasipengolahan buangan pada unit pelayanan keseharan. Demikian juga diberikan penyuluhankesehatan kepada masyarakat, sehingga mereka dapat memanfaatkan dan mengembangkanfasilitas serta pelayanan kesehatan yang tersedia di samping juga meningkatkan peransertamasyaraktt dalam usaha pemeliharaan kesehatan. Dalam tahunl981/1982 penyuluhankesehatan telah dilakukan melalui 1.576 Puskesmas yang meliputi 8.215 desa, dan sebanyak27.500 kegiatan telah dilaksanakan melalui TV, radio dan mass media lainnya.

Page 416: NOTA KEUANGAN

3 9 8

Di bidang pengawasar obat, makanan dan sejenisnya, antara lain telah dilakukan

peningkatan pengawasan produksi serta peredaran dan penggunaan obat, makanan, minum-

an, kosmetika dan alat kesehatan. Di samping itu juga dijalankan pengawasan yang lebih

ketat terhadap penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya lainnya, sedangkan untuk

obat-obatan, makanan, rninuman, kosmetika, alat kesehatan dan obat tradisional yang tidak

mernenuhi syarat bagi kesehatan, telah diadakan larangan untuk diproduksikan, dipakai

serta diedarkan kepada masyarakat.

Sementara itu kemampuan unit produksi farmasi negara dalam Repelita III telah

semakin meningkat. Apabila dalam tahun 1980/1981 pabrik- obat Manggarai dapat mem-

produksi sebanyak 984 juta butir tablet, 52 juta butir kapsul dan 700 ribu tube salep, maka

pada tahun 1987/7982 masing-masing telah meningkat menjadi 1 milyar butir, 66 juta

butir dan 1,5 juta tube. Sedangkan untuk produksi obat injeksi dalam periode yang sama

mengalami sedikit penurunan yaitu dari sebanyak 12,7 yta ampul me njadi 11,5 juta ampul.

Di samping itu juga tclah dikembangkan monitoring efek samping obat (MESO) yaitu suatu

sistem pencatatan dan analisa mengenai setiap akibat sampingan yang timbul daripada

pemakaian obat bagi manusia. Hal ini dimaksudkan agar sedini mungkin dapat diperoleh

informasi mengcnai akibat sampingan obat, tingkat kegawatan serta frckuensi kejadiannya,

sehingga dapat segera dilakukan tindak lanjut yang diperlukan untuk melindungi masyarakat

luas.

Keluarga berencana

Program nasional kependudukan dan keluarga berencana (KKB) dalam Repelita III

terutama ditujukan untuk memperluas penggarapan dengln memberikan dorongan kepada

masyarakat a.gar turut berpartisipasi dan mclaksanakan keluarga berencana secara lestari.

Sehubungan dengan itu, dalam tahun 7987/7982 jangkauan program KKB telah diperluas ke

11 (sebelas) propinsi luar Jawa-Bali Il sehingga pada saat ini telah dapat menjangkau seluruh

wilayah tanah air, di samping juga telah dilakukannya pembinaan bagi daerah-daerah yang

lebih awal melaksanakan keluarga berencana. Sehubungan dengan hasil sensus penduduk

tahun 1980, maka pelaksanaan kegiatan KKB dititikbcratkan pada daerah-daerah yang

strategis dan potensial, yaitu dacrah yang senglt berpengaruh terhadap keseluruhan hasil

program KB sccara nasional, walaupun masih belum memberikan hasil yang menggembira-

kan. Daerrh tersebut antara lain adalah Jzwz Barzt, DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Su-

matera Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dalam pada

itu kegiatan KKB juga diarahkan untuk membina dan mempertahankan daerah-daerah yang

relatif telah maju seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Bali, Sulawesi Utara

dan Bengkulu serta memberikan rangsangan kepada propinsi-propinsi lainnya untuk lebih

meningkatkan pelaksanaan program di wilayahnya.

Page 417: NOTA KEUANGAN

399

Adapun pengayoman kelestarian kepada peserta keluarga berencana, antaru laindilakukan melalui program peningkatan pendapatan keluarga. Untuk itu di setiap desa telahdikembangkan paguyuban/kelompok keluarga berencana dengan kegiatan yang menunjuk-kan perlunya kesadaran bahwa keluarga berencana merupakan salah satu kebutuhan hidupmenuju ke.luarga bahagia dan sejahtera. Di samping itu, dilaksurakan pula usaha peningkatanpendapatan melalui program pengembangan daerah kecamatan miskin, seperti kegiatanpembangunan sarana pertanian sederhana serta penyediaan bibit tanaman dan ternak. padatahun 1980/1981 program tersebut telah dikembangkan di 82 kecamatan, sedangkan dalam.tahun 1981/1982 telah dikembangkan lagi di 65 kecamatan. Usaha-usaha lainnya adalahkegiatan yang bertujuan merubah pola kebudayaan, artara lain dengan peningkatan usiakawin bagi wanita pedesaan melalui latihan ketrampilan di dalam saluran PKK.

Di bidang penerangan dan motivasi, kegiatannya dilakukan untuk mempercepatkelembagaan norma keluarga kecil yang bahagia sejahtera (NKKBS). Untuk itu telah mulaidiperkenalkan konsep catur warga' yang ditujukan khususnya kepada pasangan muda yangbaru mempunyai anak kurang dzrl 2 anak. Dengan konsep ini diharapkan pasangan mudamulai menggunakan kontrasepsi lebih awal denga-n pemakaian yang lebih mantap dan lestari.Di samping itu juga telah dilaksanakan kegiatan lain yang mengarah kepada usaha pelem-bagaan, yaitu dengan mengikutsertakan badan komunikasi penghayatan kesatuan bangsa(BAKOM-PKB) untuk mempercepat pembauran dan peningkatan partisipasi golongan Cinadalam program KKB. Bersamaan dengan lebih ditingkatkannya program KKB di daerahperkotaan, maka usaha penerangan dan motivasi mulai dilakukan melalui sarana iklan secaraintensif, baik di surat kabar, majalah, radio maupun televisi.

Dalam pada itu dengan semakin besarnya tantangan yang harus dihadapi olehprogram KKB, mska telah dirumuskan strategi baru yaitu Panca Karya, sehingga diharapkanpelembagaan NKKBS dapat lebih cepat terwujud. Adapun program Panca Karya tersebutterutama dimaksudkan untuk mengusaiakan bagi pasangan usia muda yang isterinya ber-umur di bawah 20 tahun agar mempunyai anak maksimum 2 orang saja, sedangkan bagipasangan yang isterinya sudah berumur 30 tahun atau lebih dan mempunyai arlak 3 orangatau lebih untuk tidak memperoleh tambahan anak lagi.

Dengan telah dilaksanakannya berbagai usaha peningkatan pela.ksanaan programKKB, maka dalam talun 1980/1981 telah berhasil dicapai sebanyak 3.O57.2+4 peserta KBbaru dan dalam tahun 198117982 telah dicapai peserta KB baru sebanyak 2.966.897 orung.Apabila dilihat dari merode kontrasepsi yang dipakai, maka selama tiga tahun pertamapelaksanaan Repelita III, sebanyak 5,6 juta atau 67,7 persen dari peserta KB baru meng-gunakan pil. Dalam hal peserta KB baru yang menggunakan merode konuasepsi IUD,

Page 418: NOTA KEUANGAN

400

meskipun jumlahnya hanya mencapai 1,5 juta atau 18,1 persen dari keseluruhan, namun

perkembangan jumlah pesertanya selalu menunjukkan peningkatan, yaitu dari sebanyak

496,8 ribu peserta dalam tahun 1980/1981 menjadi sebanyak 596,8 ribu Deserta dalam

tahun 1981/1982. Hal tersebut adalah sesuai dengan program KKB yang selalu diarahkan

pada penggunaan metode kontrasepsi IUD, sebab metode ini sangat efektif dan pembina-

annya lebih mudah. Perkembangan hasil peserta keluarga berencana baru menurut metode

kontrasepsi dapat diikuti pada Tabel VIII.7.

Sementara itu apabila diljhat dari ciri-ciri peserta KB baru, maka selama tiga tahun

pelaksanaan Repelita III terlihat bahwa para pesertanya sebagian besar berasal dari ke-

lompok umur di bawah 30 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penggarapan sasi an peserta

KB baru telah dapat diarahkan pada kelompok umur yang mempunyai potensi tinggi untuk

melahirkan, sehingga meningkatnya kelestarian peserta KB baru tersebut akan rnembantu

usaha penurunan tingkat kesuburan. Selanjutnya jika ditinjau dari pekerjaannya, maka

sebagian besar (63,9 persen) dari peserta KB baru yang diperoleh selama tahun 198I/1982

adalah berasal dari keluarga petani. Urutan selanjutnya ditempati oleh pekerja lepas, pegawai

swasta, pegawai negeri dan pedagang, yang masing-masing meliputi 14,9 persen,6,8 persen,

6,4 persen dan 4,8 persen dari seluruh peserta. Dengan demikian terlihat bahwa penggarapan

program KKB telah dapat menjangkau sebagian besar penduduk berpenghasilan rendah yang

tinggal di daerah pedesaan.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan keluarga

berencana, maka penyediaan sarana yang memadai dan mudah dijangkau juga terus diting-katkan. Dalam hubungan ini sarana utamanya adalah klinik keluarga berencana yang dalampelaksanaan Repelita III jumlahnya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Apabila dalamtahun 1981/1982 jumlah klinik keluarga berencana baru mencapai sebanyak 6.129 buah,maka dalam tahun 1982/1983 telah meningkat menjadi 6.22O buah. Selanjumya untukmendekatkan pelayanan kepada masyarakat yang tinggal jauh di pelosok desa Can pedalam-an, klinik keluarga berencana juga mengernbangkan terus dukungan pelayanan melalui teammedis kelil ing (TMK). Untuk itu pada tahun 1981/1982 telah dilaksanakan pelayananmelalui TMK sebanyak 3L7 .31,5 gerzk pelayanan sel.ringga bila dibandingkan dengan jumlah

gerak pelayanan pada tahun 1980/1981 sebanyak 261.987 maka terdapat kenaikan sebesar21 persen.

Di samping peningkatan jumlah klinik keluarga berencana serta pelayanan melalui'fMK, telah dilakukan pula pemantapan pelayanan keluarga berencana di rumah sakit.

Sampai dengan tahun 1981/1982 telah terdapat 287 tnin rumah sakit yang melrkukan

pelayanan keluarga berencana. Selanjutnya sehubungan dengan pelaksanaan program ke-

luarga berencana di daerah perkotaan, maka dalam tahun 1981/1982 telah dilakukan

penataan kembali peranan praktek dokter swasta dan praktek bidan swasta. Sedangkan

Page 419: NOTA KEUANGAN

401

I

s$R;5 5$f;$$ Hg$

o- t r-- al ..!. c.r- O ..l v.r r\q \o .r o .i r, ^i ci wi ,.-i^,- isR =h€93

\o- cg co" q \ co. .1 r-. q q o: co- \o^{ o \ i r . r F - FJd -

" , i=FtrBs €EEf;t f iFF - a ] -

O\ 01 O\

+

Er

a

F

al@0\

@c

I

t-

c

4t

q,

zvII,t

(J

z

I

Ft!

v

FJ

Page 420: NOTA KEUANGAN

402

3-

FI

zn

th

z

F>l -

' v 1

EX *

F>

g>l r w

8F6Z

z

o\

-.I

I

ao

cpn.J

Fi

lai E

f E

^E.FFf l -E

g ;D'

! 6E B

Ft

\o \c! \o \o \o \o \0 \o \o \o \o \o l,co od -l -.r -r \r .J -r -.r -l -.1 \.1 o|\t s C \ O @ \ ! O . ! r + q N H C ) \ O

\o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \o \o0O @ 0o { -.t { \t { .-l { { ..t {t . ) e o \ o @ - l o \ v r + w N t s o

9 : . : . i P P P 1 , J P l ) i ; rP o | 1 r J i J { O \ 4 O N t s C O + \ rt l O F q J \ O N + t s 4 a c n o i N )\ o \ o @ + t s o ' J J c b q { F q {

N N l J t . J P

G b . r , b \ q ; i o ; c . s q +\l o \o 0o vr o\ r (a @ c6 \o rJr Nr, oo + N O \O O\ O\ Cn u. H O\ F

+ + + o w N t s F P\ O - t + v \ + N \ O + N . { \ r C \ @r l c { c n s P H l ! + { r J r ' { q+ .-r o\ co or a \o * F o\ @ co q

+ + + ' a a a a NO \ q s { q i u o o \ O F o \ e lo\ F.r ts H q .lr \O q q + O c. \rts r, \o sr NJ \o cb .-l v) ur a o t

+ s ar $ o \ o q w N \ o o \ \ o q \ N a l+ \ o r r r o \ o a \ o o { . F - l h rt s 6 - r + N N v r \ O O O ' u F . r

F S ) 9 9 9 P ' 9 e l " t -a O O \ O O 1 . F q o \ \ o - ! \ O l lN c ' O \ o c D , F \ a o \ { ac o o 6 € N q c o \ o \ o + o

i! hd

F i t

v 5

Page 421: NOTA KEUANGAN

403

unruk daerah pedesaan juga terus ditingkatkan peranan pembantu pembina kcruarga bercn-cana desa (PPKBD) dan paguyuban keluarga berencana, terutarna dalam memberikanpelayanan ulang kontrasepsi pil dan kondom.

Sejalan dengan makin meningkatnya jumlah klinik keluarga berencana, pelayananmelalui TMK serta peserta keluarga berencana, maka terah dilakukan pula penambahantenaga yang terdiri atas dokter, bidan, pembantu bidan, dan tenaga administrasi. Untuktahun 1981/1982 jumlah tenaga dokter teleh meningkat menjadi 3.975 orang, dibandingkandengan tahun sebclumnya yzng t:a.o berjumlah 3.g08. Demikian juga jumlan t.r,ug" bldunmeningkat menjadi 5-974 orang, tenaga pembantu bidan menjadi 4.661 orangdon adr.,inis-trasi klinik nenladr 4.242 orang. perkembangan jumlah klinik, personaliu d"n p.,ug",lapangan keluarga berencana dapat dilihat pada Tabel VIII.g.

8.5. Kesejahteraan sosial

Pembangunan di bidang kesejahteraan sosiar terutama ditujukan untuk membinakemauan dan kemampuan daripada warga masyarakat yang mengalami berbagai hambatansosial agar dapat kembali melaksanakan fungsi sosialnya yang kemudian berperan secaraaktif dan berswadaya dalam kegiatan pembangunan. Sehubungan dengan itu selarna empattahun pelaksanaan Repelita III, antara rain telah diberikan pelayanan sosial kepada berbagaigolongan masyarakat rneliputi anak terlantar, tunasosial, orang lanjut usia/jompo, perintis/pe.luang kemerdekaan, suku terasing serta rna-syarakat yang menderita sebagai akibat ben-cana alam atau bcncana lainnya.

Penyantunan sosial kepada anak-anak terlantar yang tcrdiri atas anak yatim piatu,anak putus sekolah dan anak yang terhambat perkcmbangan sosialnya (keluarga miskin),dilakukan baik melalui sistem panti maupun di luar panti. usaha tersebut dimakzudkanuntuk dapat rnengembangkan bakat dan kemampuannya searah dengan pengembangansumber daya manusia muda. Dalam tahun lgg7r7gB2 telah dapat diasuh sebanyak 25.ggganak pada 519 panti asuhan dan 3.22o anak pada 34 buah panti penyantunan anak (purtikarya taruna), serta sebanyak 3 400 anak pada 7 buah sasana petirahan anak. Untuk me-ningkatkan daya tampung dan kualitas perayanannya maka dalam tahun 19g2l19g3 jumlahpanti yang ada telah ditingkatkan menjadi 623 buah, terdiri dari 1j buah milik pemerintahPusat, 149 buah milik pemerintah Daerah dan 461 buah milik swasta yang tclah mendapatzubsidi dari Pcrnerintah.

Sementara itu penyantunan kepada para tunasosial telah ditingkatkan pula yaitumeliputi pelayanan sosial kepada orang-orang cacat, gelandangan/pengemis, korban pe_nyalahgunaan narkotika, anak nakal serta rehabilitasi bekas narapidana dan tunasusila.Pelayanan sosial kcpada para penderita cacat diberikan melalui berbagai usaha ketrampilanagar mereka dapat menyezuaikan diri dengan keadaan lingkungannya dan sekaligus me_

Page 422: NOTA KEUANGAN

40+

nimbulkan rasa percaya kepada bakat dan kemampuannya sendiri untuk berdiri di dalam

masyarakat. Untuk menunjang kegiatan tersebut antara lain telah dilanjutkan pembangunan

panti untuk orirng cacat scbanyak 27 buah dan telah dapat dibangun sebanyak 30 buah

gedung loka bina karya, sedangkan di luar panti telah dapat dilayani sebarryak 23'000 orang.

i.*.r,,r." itu rehabilitasi sosial kepada para tunasusila baik mclalui Panti rnaupun di luar

panti, dimaksudkan untuk memberikan bimbingan dan untuk rnenyalurhannya kembali ke

arah kehidupan yang wajar. Dalam tahun lg82l1983 telah diberikan santunan kepada

sebanyak 14,292 oratg tunasusila, yaitu melalui Panti scbanyak 13 742 orang dan luar

panti sebanyak 550 orang.

Selanjutnya dalam rangka memecahkan masalah sosial khususnya daripada para

gelandangan/p:ngemis, melalui panti rehabilitasi telah diberikan santunan berupa bimliingan

aga. *",.ka dapat memulihkan kembali rasa harga diri serta membangkitkan minat dan

kecintaan kerja. Selama bcrada dalam Panti rchabiljtasi juga telah dibcrikan bckal pengc-

tahuan dan ketrampilan mengenai berbagai macam cara antara lain pengolahan tanah per-

tanian, peternakan dan pertukangian, agar untuk selanjutnya mamPu berusaha nrencukupi

kebutuhannya sendiri. Untuk meningkatkan daya tampung pelayanan melalui panti re-

habilitasi tersebut, antara lain telah dilanjutkan pembangunan/perluasan 9 buah panti yang

tersebar di 9 propinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Bztat, Jawa Tengah, Daerah Istinewa Yog-

yakarta, Jawa Timur, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan dan Nusa Tcng-

g:rra Bnrat, Selanjutnya para gelandangan/pengemis yang telah mendapatkan santunan dari

pnnti, akan dipindahkan ke tempat pcmukiman yang baru yaitu melalui transmigrasi sosial,

penenpatan lokal dan swakarya serta swakarya khusus (pondok sosial) sebagai teffrpat

untuk nrengembaDgkan usahanya. Sehubungan clengan itu, dalam tahun 1981/7982 telah

Ianjutan kepada 2.351 kepala keluarga ynng telah ditempatkan pada pcmukiman tahun

sebelumnya.

Kegiatan rehabilitasr 5o5i2l kepada para korban narkotika dan anak nakal terutama

ditujukan kepada para rernaja. Untuk itu telah dibangun panti rchabilitasi sosial korban

narkotika di Jakarta, surabaya dan Medan, sedangkan untuk rehabilitasi sosial anak-anak

nakal antara lain telah dibangun panti Denyantunan di Palernbang dan Jawa Tengah. Selan-

jutnya untuk memberikan bekal kenampuan uslha sekembalinya dari panti, naka selama

ini terus dilakuhan pembinaan mental, pcmbinaan sikap dan tanggung jawab sosial, serta

latrhan kctrampilan kerja di dalam panti, Drlam tahun 198i/1982 telah dapat disantuni para

korban narkotika dan anak nakal melalui panti sebanvak 360 orang, sedangkan pclayanan

dengan sistem luar panti mencapai sebanyak 505 orang.

Sementaru itu bagi bekas narapidana yang menghadapi masalah sosial setelah di-

bebaskan dari lembaga pemasyarakatan, juga telah diberikan bantuan sosial agar dapat

kembali hidup secara wajar dalam masvarakat. Di samping pembangunan 4 buah gedung

loka bina karya, bantuan tersebut juga meliputi bimbingan konzultasi, latihan ketrampilan

Page 423: NOTA KEUANGAN

405

praktis dan ban an materiar berupa paket peralatan kerja. Dengan peningkatan sarana danprasarana tersebut di atas, jumlah narapidana yang telah dapat disantuni juga semakinmeningkat yaitu dari sebanyak 425 orang dalam talun 19g1/1982 meningkat me-ryadi 1.005orang dalam tahun 1982/1983. Di samping itu dalam rangka pembinaan swadaya sosialmasyaiakat maka kepada keluarga miskin baik yang tinggal di daerah pedesaan mauprrn drperkotaan telah diberikan bantuan sosial berupa berbagai kegiatan yang dikaitkan denganusaha produktif, agar mereka dapat hidup secara layak. Demikian pula bagi ke.luarga ylngmenempati rumah tidak tayak baik dilihat dari segi kesehatan maupun ringkungan, terahdiusahakan pemugarannya agar memenuhi persyaratan kesehatan dan lingkungan. untuk itudalam tahun 1982/r9s3 terah dan sedang disantuni keluarga miskin sebanyak zgo.4ggkepala keluarga. sedangkan untuk pemugaran rumah-rumah antara lain terah diberikar,bantuan b€rupa bahan bangunan kepada 6.g42 kepala keluarga, bantuan perbaikan ling_kungan sebanyak 211 unit serta peralatan produksi bahan lokal sebanyak 2O&unit.

Tidak berbeda dengan para penyandang masalah sosial lainnya, penyantunan sosialterhadap para lanjut usia/jompo juga dilaksanakan melalui sistem panti d"n lu",. prnti.Bentuk penyantunan di dalam panti khuzusnya bagi para ranjut usia/jompo y"ng ,.rl"n,".dan secara fisik sudah tidak mampu lagi mencari nafkah sendiri

"ntur" lrin meliputi pem-

berian jaminan makan, pakaian, perawatan kesehatan serta pengisian *"ktu terl.,ang ya.rgbersifat rekreatif-produktif ringan. untuk nrenunjang usaha tersebut, daram tahun :I,eiistitelah dibangun sebanyak 54 buah sasana tresna werdha yang diperkirakan akan dapatmenampung orang lanjut usia/jompo sebanyak 540 orang. S.a"iglr* brgt;;;;;j";;yang keadaan fisiknya masih memungkinkan unruk bekerja, namun miskii dilerikanpenyantunan di luar panti yang daram tahun 1982lr9g3 meliputi 57.6oo orzng. sanrunantersebut antara Iain berupa pemberian bimbingan/latihan ketrampilan sert, p"ket bantua.,berupa peralatan kerja dan bahan kegiatan yang dapat digunakan sebagai mocal berwira-swasta.

_ Penyantunan berupa stimulan usaha produktif, biaya pemeliharaan makam serta

bantuan untuk penurisan otobiografi telah diberikan pu.ra kepada keruarga para perintis/rs Jasalasa per1uangannya di jamen penjajahanksanaan Repelita III antara lain telah dilaksa_ahlawan dan perintis/pejuang kemerdekaan

buku tentang kemerciekaan yang merekam i:lij.H:lr:f'T"d;XT:ltffil;ut-.tto:lTi Di samping iru juga telah diberikan bantuan berupa peralatan kerja dan usahaproduktif lainnya kepada 250 keluarga para pahrawan dan peri'tis/pejuang kemerdekaan.Selanjutnya dalam rangka membina jiwa keiahlawanan dan untuk menghargai jasa parapahlawan, maka kepada mereka telah diberikan gelar pahlawan Nasional.

Page 424: NOTA KEUANGAN

40a,

Sementara itu penyantunan masyarakat zuku terasing, terutama ditujukan kepadakesatuan -kesatuan masyarakat yang hidup terasing di daerah-daerah pedalaman serta me-ngalami hambatan dalam komunikasi dcngan masyarakat luar yang lebih maju tingkatkehidupannya. Untuk dapat mencapai tingkat kehidupan dan penghidupan yang layak,kepada mereka telah diberikan penyuluhan, b.imbingan dan latihan ketrampilan. Dalamtalun 1982/1983 telah dan sedang dilahsanakan pembinaan kepada masyarakat sukuterasing sebanyak 2.750 kepala keluarga yang tersebar pada 20 propinsi dan 34 lokasi daeral.tingkat II.

Schubungan dengan sering terjadinya bencana alam yang melanda penduduk diberbagai daerah, maka terus ditingkatkan pemberian bantuan dan rehabilitasi sosial kepadi"para korban benc:rna alam. Usaha tersebut antara lain berupa pemindahan penduduk daridaerah rawan bencrrna ke wilayah lain yang bebas bencana, baik melalui program rrans-migrasi maupun pernukiman setempat, serta pembinaan lokal bagi para korban bencanauntuk menjadi tenaga yang produktif. Bagi yang dipindahkan melalui prograrn rransmigrasrakan diberikan bantuan antara lain berupa pcrumahan, tanah dan bibit tanaman sebagaibekal hidupnya. Apabila pada tahun 1981/1982 telah dapat disantuni sebanyak 5.251kepala keluarga maka dalam ta,hun 7982/1983 penvan nan korban bencana alam telahmencakup sebanyak 7.940 kepala keluarga.

8.6. Hukum dan peruntlang-undangan

Kebijaksanaan pembangunan di bidang hukum dalam Pelira III, terurama diarahkanagar mampu mcmenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan tingkat kemajuan pembangun-an sel.ringga dapat diciptakan ketertiban dan kepastian hukum, yang pada gilirannya akandapat memperlancar pelaksanazLn pembangunan. Sehubungan dengan itu, maka terus dilanjutkan usaha untuk memperbaharui, menegakkan dan memantapkan hukum yang berlakuagar dapat menjamin sepenuhnya rasa keadilan dan ketenteraman, Untuk rncnunjang ke-giatan tersebut, antara lain telah dilaksanakan berbagai program pembangunan hukum yangterdiri atas program pembinaan hukum nasional, pembinaan peradilan dan penegakanhukum serta program pendidikan hukum.

Unmk melaksanakan program pembinaan hukum nasional antara lain telah di-lakukan berbagai kegiatan meliputi usaha kodifikasi dan unifikasi hukum, pengesahanberbagai undang-undang, penetapan sejumlah peraturan Pemerintah, Keputusan presiden danInstruksi Presiden, serta peningkatan berbagai kegiatan penunjang hukum dan perundang-undangan. Berkenaan dengen usaha kodifikasi dan unifikasi hukum, maka dalam tahunL981/7982 telah dilaksanakan ant,ra.lain pembaharuan kodifikasi hukum di bidang hukurnperdata, pidana, perburuhan dan hukum acara pidana militer. Selanjutnya telah diselesaikanpula pengkajian naskah akademis dan kodifikasi peraturan perundang-undangan sebanyak 11

Page 425: NOTA KEUANGAN

+07

buah, yaitu meliputi pestisida, perfilman, hipotek perumahan, karantina hewan dan rum-buh-rumbuhan, peradilan administrasi, siaran, instruksi Mahkamah Agung, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Kitab undang-undang Hukum Dagang, kelistrikan serta waiib uiiproduksi bahan kimia.

Sehubungan dengan penyusunan perundang-undangan, dalam tahun ketigaPelita lll telah dapat dihasilkan dan disahkan sebanyak 1l buah undang-undang, yrng antaiaIain meliputi undang-undang tentang perhitungan Anggaran Negara, undang-undang t..rt"ngPengesahan Konvensi Internasional Mengenai uang palsu dan protokor, Undang-undangtentang Wajib Llpor Tenaga Kerja dan perusahaan, Undang_undang tentang Hukum AcaraPidana, Undang-undang tentang Ketentuan-ke tentuan pokok mengcnai pengelolaan Ling_kungan Hidup serta undang-undang tentang Anggaran pendaparan dan nelanja trlegaiatahun 1982/1983, Bersamaan dengan itu terah ditetapkan pura sebanyak 59 buah peraturanPemerintah (PP) di antaranya adalah tentang modar negara Republik Indonesia untuk pen-dirian perusahaan perscroan di bidang industri kereta api. tentang pengarihan bentuk per-usahaan negara/perkebunan I rnenjadi persero, tentang peraksanaa.n penertiban perjudian,tentang perawatan, tunjangan cacat dan uang duka pegawai negeri sipil, tentang asuransisosial pegawai negeri sipil, tentang penataan fakultas pada universitas/institu, n.g.ri, ,"n,"ngpemberian bantuan pada sekolah swasta, serta tentang pendirian perusahaan u_u_ o.lngembangan keuangan koperasi (perum pKK). Sedangkan produk hukum lainnya yaitu yangbcrupa Kepurusan Presiden (Keppres) dan Instruksi presiden (Inpres), masing_masing telahberhasil ditetapkan sebanyak 15 buah <ian 1r buah. Keppres tersebut, antara rain adalatrtentang penetapan besarnya ongkos naik haji tahun 1gg2, renrang penetapan perusahaanumum otorita Jatiluhur sebagai perusahaan yang dapat menarik dan -"n..in," iu."n p"..biayaan eksploitasi dan pemeliharaan prasarana pengairan, tentang harga jual dalam negeribahan bakar minyak, serta tentang peraturan pemeliharaan kesehatan pcgawai neg"eri,penerima pensiun dan anggota keluarganya. Adapun yang berupa Inpres di antaranya adalahtentang bantuan pembangunan desa, bantuan p.-bang..,nan daerah tingkat II, banruanpembangunan dacrah tingkat I, bantuan pernbang,r.r"n

-sarana kesehatan, serta Inpres ten-tang pcngadaan dan pembinaan sarana lepas panen bagi Koperasi Unit Desa (KUD).

Di samping produk legislarif yang telah disahkan, kini telah dipersiapkan pula 9buah rancangan un.ang-undang (RUU),6 buah rancangan peraturan pemerintah (Rpp) sertainventarisasi 11 peraruran perundang-undangan. t<.sJmbiran RUU tersebut terdiri dari 7buah RUU tenrang pembentukan dan pe.ubahan wilayah hukum pengadilan tinggi, 1 buahRUU tentang pengadilan dalam_ ringkungan tata usaha negara serta 1 buah tentang zoneekonomi eksklusif Indonesia. sedangkan y"ng b..bentui Rpp antara lain adalah Rpptentang ekstradisi, perseroan terbatas serta tentang pelaksanaan undang-undang hak cipta,merek dan peradilan anak. Kemudian ft pe."tura' perundang_undang"., y"ig ,.t"1 ai_

Page 426: NOTA KEUANGAN

408

persiapkan tersebut antara lain adalah mengenai keamanan industri, peraturan umum

retribusi daerah, tenaga kerja dan kedudukan sosial anak, penyelesaian perselisihan per-

buruhan serta peranan wanita di Indonesia. Erat hubungannya dengan berbagai kegiatan

tersebut adalah pengumpulan bahan perundang-undangan untuk mendukung bagi tercipta-

nya produk-produk hukum. Dalam rangka ini maka telah dilaksanakan kerjasama dengan

universitas dan tenaga akhli yang menyangkut berbagai masalah pokok di bidang hukum.

Usaha-usaha di bidang pembinaan peradilan dan penegakan hukum, terutama di-

tujukan untuk mewujudkan peradilan yang c€pat, sederhana dan dengan biaya yang ringan

namun dapat memenuhi rasa keadilan bagi seluruh masyarakat. Schubungan dengan itu

dalam tahun 198711982, antara lain telah dilaksanakan pembangunan 23 buah gedung

baru pengadilan negeri dan 1 buah pengadilan tinggi serta rehabilitasi/perluasan sebanyak 51

buah gedung pengadilan negeri dan 5 buah gedung pengadilan tinggi. Di samping itu juga

telah dibentuk 8 buah pengadilan negeri yaitu di Kalianda, Buara Bulian, Sungai Liat,

Kota baru, Tanjung Pati, Muara, Sumber dan di Bale Bandung.

Erat hubungannya dengan usaha unruk memperoleh keadilan dan perlindungan

hukum, maka mulai tahun ketiga pelaksanaan Repeiita III telah dirintis pula usaha pem-

berian bantuur hukum terhadap 4.000 kasus perkara pidana bagi para pencari keadilan yang

kurang mampu, yang tersebar di 16 pengadilan tinggi. Di samping itu juga telah dilaksanakan

konsultasVbantual hukum melalui 24 fakultas hukum negeri di seluruh Indonesia, yang

meliputi 12.240 kasus konsultasi hukum dan 600 kasus bantuan hukum baik pidana mau-

pun perdata. Selanjutnya dalam rangka usaha pembinaan dan pengembangan peradilan,antara lain telah dilaksanakan inventarisasi dan pengolahan keputusan perkara pada ling-

kungan badan-badan peradilan. Demikian pula telah dilakukan peningkatan peleyanan

hukum melalui konsultasi dengan bcrbagai kelompok masyarakat dengan cara mengadakanceramah/lvau,ancara mengena.i hukum baik di TVRI/ RRI, radio swasta maupun di tempat-tempat umum.

Sementara itu kegiatan di bidang penegaka:i l.rukum yang diusahakan melaluipembinaan kcsadaran hukum terutarna ditujukan untuk meningkatkan ketertiban dankepastian hukum dalam masyarakat. Dengan demikian diharapkan masvarakat dapat lebihmemahami dan menghayati hak dan kewajibannya, di samping sebagai pembinaan sikap,kemampuan dan kewibawaan bagi aparatur penegak hukum demi tegaknya hukum, kcadilandan tcrlaksananya perlindungan hukum, Sehubungan dengan hal tersebut dalam tahun198I/1982 berbagai usaha unruk penegahan hukum, dan penye.lesaian sejumlah perkarapidana terus ditingkatkan. Bahkan penyelesaian perkara-perkara seperti pelanggaran undang-undang pemilu, penyelundupan, penyalahgunaan narkotika, kenakalan remaja, pengadaanuang palsu, pengawasan orang asing, korupsi, subversi dan pelanggaran perairan,teiah dilak-sanakan dengan mendapat perhatian secara khusus. Kegiatan t€rsebut telah ditunjang

Page 427: NOTA KEUANGAN

409

Fula dengan pembangunan gedung kejaksaan negeri sebanyak 87 buah dan gedung kejaksaantinggi sebanyak 2 buah, di samping usaha perluasan/rehabilitasi 37 buah getlung kejaksaannegeri dan 3 buah kejaksaan tinggi.

Erat hubungannya dengan usaha pembinaan masyarakat antara lain telah dilaksa-nakan peningkatan pembinaan kepada narapidana dan alak didik secara sosial edukatifkluzusnya bagi rnereka yang dikenakan pidana bersyarat, sehingga setelah habis hukuman.nya meteka dapat kembali h.idup dalam masvarakat secara wajar. Sedangkan untuk pening.katan birnbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak telah dilaksanakan berbagai usahapendidikan/ketrampilan yaitu meliputi pendidikan keagamaan, pramuka, serta ketrampilanbertani, beternak dan kewiraswastaan pada 14 buah Iembaga pemasyaral<atan khusus. Disamping itu telah disediakan pula alat olah raga sebanyak 23 perangkat sebagai usaha untukmeningkatkan pembinaan kepada narapidana. Untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebutdi atas, dalam tahun 1981/1982 telah dilanjutkar penyempurnaan sistem kemasyarakatan,sistem informasi pemasyarakatan, serta penyusunan buku petunjuk pengawasan dalamsrstem pemasyarakatan.

Selanjutnya untuk menyempurnakan administrasi pelayanan hukum kepadamasyarakat, telah dilaksanakan pula penyempumaan dan penyederhanaan urusan perizinan,peningkatan pelayanan keimigrasian dan pengawasan lalu lintas orang dari dan ke luarnegeri, serta pembangunan/rehabilitasi prasarana phisik keimigrasian dan perluasan jaringankomunikasi. Sehubungan dengan itu dalam tahun 7987/7982 telah dapat diselesaikanpenyusunan 15 berkas dokumen, di antaranya mengenai masalah perjanjian intemasional,kewarganegaraan, dwi kewarganegaraan, pembuatan surat bukti kewarganegaraan, penertib-an administrasi dan dokumentasi arsip Balai Harta peninggalan Jakarta serta penertibandokumentasi patent. sementara itu untuk menunjang pelayanan keimigrasian antara laintelah dibangun 21 buah gedung kantor imigrasi, yang terdiri atas 1 buah kantor wilayah, 14buah kantor direktorat jendral dan 6 buah kantor resort imigrasi, perluasan/rehabilitasidaripada 9 buah kantor imigrasi serta pembangunan sebanyak 5 buah asrama tahananimigrasi. Selanjunya dalam rangka mengadakan tindakan terhadap pelanggaran peraturanperundang-undangan keirn igrasian, telah ditingkatkan penanggulangan imigran gelap danpemalzuan surat bukti kewarganegaraan serta dokumen lainnya.

Di bidang pendidikan hukum, telah dilaksanakan usaha pendidikan hukum melaluiberbagai penararan dan pendidikar yang dimaksudkan ag r para aparat penegak hukummampu menegakkan keadilan daa memberikan perlindungan terhadap warga maryarakat.Dalam tahun 1981/1982 telah dilaksanakan berbagai penararan tenaga kehakiman yangmeliputi penataran dan latihan bagi 60 orang hakim, penatarar dan latilran panitera se:banyak 105 orang, penatardn tbknis hukum sebanyak 30 orang, tenaga pemasyarakatansebanyak 175 o:ro;ng, tenaga perancang perundang-undangan sebanyak 3O orang serta pe-

Page 428: NOTA KEUANGAN

+10

nataren tenaga teknis bimbingan kernaryarakatar dan pengentxan anak (BISPA) sebanyak

40 orang, Di samping itu telah dilaksanakan pula pendidikan teknis imigrasi kepada 3o orang

a* pendiaiun staf pimpinan administrasi (SESPA) sebanyak 30 orang. Pendidikan serupa

telah diberikan pula kepada 375 otutg tenaga kejaksaan, terdiri atas pendidikan jaksa

sebanyak 125 orang, pembantu jaksa 5o orarg, asisten operasi 8o otang' asisten intel 80

orang, s€rta pendidikan asisten Pengawas daerah sebanyak 40 orang'

8-7. Pertahanan ke nanan

Dalam rencana sasaran strategi Hankun (Renstra Hankam), pembangunan Hankam

teNama ditujukan pada terwujudnya suatu kekuatan ABRI yang maju dan profesional, di

samping mampu melaksanakan tugasnya dengan daya unggap segera dan reaksi yang

..p", i"t"- menghadapi setiap kemungkinan. Namun demikian ABRI harus tetap ber-

pandangan sebagai tentara kebangsaan dan tentara pejuang Oleh karena itu apabila dalam

,"hun p..,"*" pelaksanaan Renstra Hankam II baru dilaksanakan pemantapan terhadap 6O

batalyon maka dalam tahun 198011981 telah ditingkatkan menjadi 1OO batalyon. Kemudian

dalam rangka akselerasi pembangunan maka dalam tahun 1981/1982 telah dilaksanakan

peningkatan kemampuan komando teritorial dan pembangunan kekuatan laut dan udara

un*t d"p", mencapai zuatu kekuatan terpadu yang memiliki dayz tzngkzl tinggi, serta

mampu menjamin keamanan dan penegakan hukum di seluruh wilayah negara'

Sementara iru dalam rangka mendukung strategi pertahanan telah dilakukan

akselerasi pernbangunan kekuatan meliputi satuan operasional, komando teritorial, aparat

intelijen, s€rta unsur-unsur kekuatan laut dan udara' Sedangkan pembangunan di bidang

k poiisiar,, artara lain dilakukan melalui pengembangan kemampuan teknis profesional,

klru slsnya bagi penyidik utama. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan

Hukum Acara Pidana (HAP) dan sebagai pencegah serta penindak awal terhadap gangguan

ketertiban hukum dan ketenteraman masyarakat Erat hubungannya dengan pembangunan

kekuatar rgar dapat mencapai suatu tingkat kemampuan, kesiapan dan kesiagaan yang

diinginkan, maka dilaksanakan berbagai kegiatan attara lain meliputi latihan kecil (per-

ora'lan) dan latihan besar (antarangkatan dan operasi gabungan). Kegiatan tersebut di-

mekzudkan untuk meningkatkan kemampuannya baik sebagai pemukul maupun anti gerilya,

bantuan tempur (Banput) dan bantuan militer infanteri (Banmin)

Dalam pada itu usaha pemeliharaan dan peningkatan stabilitas nasional dilakukan

melalui penggunaan kekuatan yang rcrutama ditujukan pada wilayah yang rawan dan

menghadapi ancaman nyAta arau potensial, bagian wilayah yang memiliki sumber kekayaan

alam, pengamanan Pemilu 1982, termasuk purna pemilu dan Sidang Umum MPR 1983'

Dalam pada itu untuk meningkatkan usaha kemanunggalan ABRI dengan rakyat, maka

melalui kesiatan ABRI masuk desa (AMD) telah ditingkatkan terus kegiatan Bhakti ABRI'

Page 429: NOTA KEUANGAN

+t7

Untuk memanfaatkan sebaik-baiknya sumbcr daya yang tersedia agar menghasilkandaya tangkal yang tangguh, maka dalam tahun keempat pelaksanaan Repelita III sasarankonsolidasi TNI-AD ditujukan pada 15 Ma Brigif, 82 yon Infanteri, 2 Group parako, ZGroup Sandi Yudha, 9 Yon Kavaleri, 13 yon Arnred, 9 Detase'ren Zipur da' 17 DetasemenIntel. Di samping itu dalam rangka meningkatkan dan mcmantapkan kcamanan di seluruhwilayah perairan RI niaka sasaran program konsolidasi TNI-AL adalah 3 buah Kapal perusakKawal Rudal, 3 huah Kapal selam, 4 buah Kapal cepat Roket/patrol Ship Killer, 5 buahHeli BO-105, 10 Heli Wasp, 6 Yon Infanteri, 5 yon Tempur, 5 yon Banmin, 8 buah Lanalserta 21 Sional. Sedangkan sasaran program konsolidasi TNI-AU adalal.r meliputi kekuatanstrategis, kekuatan Hanudnas, kekr:atan taktis, kekuatan latih, pasgat dan pangkalan. Se_lanjutnya sasaran program POLRT terurama adalah untuk pengembangan kemampuanoperasional khususnya reserse. Intelpampol; Binrnas, Sabhara, dan polisi lalulintas yangantara lain n.reliputi 10 Kotabes, 12 Kores/ta, 8 Kosekta, 301 Kosek dan 21 Ki Brimob.

Di bidang invesrasi alat utama ABRI, daram tahun r<eempat Rcnstra Irank:'n IIantara lain telah dan sedang dilaksanakan pengadaar tank kanon untuk pengisian satuankavaleri strategis dan kewilayahan, heli jenis puma untuk melengkapi satu skadron TNI-AU,heli jcnis Bo-105 untuk satuan udara polri, alat optik untuk mengisi sarui.n operasional. alatzeni dalam rangka penggantian alat zeni bagi satuan zeni tempur serta pengadaan alatangkutan udara jenis F-27 untuk melengkapi skadron angkut sedang. Dalam pada itu selaindimaksudkan untuk mcmperbesar daya tembak maka telah dilanjutkan pula pengadaanse'jata artileri medan bcrupa meriam lapangan jenis How 105 sebagai pengganti alat utamaYon Armed da.r kapal penyapu ranjau untuk peremajaan alat yang ada. Selanjutnya untukmcningkatkan kcmampuan pertahanan udara nasional, telah crilanjutkan pengadaan senjataRudal, meriam dan radar untuk satuan Arhanudri yaitu sebagai pengganti alat utama Ar-hanudri yang lama.

8.8. Bantuan pcrnbangunan dacrah

Dalam Pelita III bantuan pemba.gunan daerah terutama dirujukan untuk mening-katkan pemerataan pembangunan di seluruh wirayah tanah air nrelalui keserasian iajupertumbuhan di masing-masing daerah serta peningkatan partisipasi rakyat yang berdayaguna dan berhasil bagi pembangunan di daerah. Melalui berbagai program Pokok antara lainprogram pembangunan desa, program pembangunan daerah tingkat II (Dari II), programpembangunan daerah tingkat I (Dati I), program pengembangan tataguna tanah, programtata agraria serta program transmigrasi, maka kegiatan pembangunan daerah dari t"h,rn ketahun senantiasa dapat ditingkatkan.

Dalam pada itu pembangunan desa tetap diarahkan pada pembinaan dan pengem_bangan usaha swadaya gotong royong masyarakat dalam membangun prasarana. yang di_

Page 430: NOTA KEUANGAN

412

butuhkan, meliputi prasarana produksi, perhubungan, pemasaran dan prasarana sosial'

Hal ini secara bertahap akan dapat dicapai sezuai dengan perkembangan klasifikasi desa,

yaitu dari desa swadaya ke desa swakarya dan kemudian menjadi desa swasembada. Perkem-

b.angan desa tersebut pada akhirnya akan menyebabkan peningkatan kesejahteraur rakyat

dan sekaligus menciptakan landasan yang kuat untuk melaksanakan pembangunan desa

tahap berikutnya. Berkenaan dengan iru maka penggunaan bantuan pembangunan desa,

yang senantiasa meningkat jumlahnya terutama ditujukan untuk pengadaan salana-sarana

pembangunan ysrg tidak tersedia di desa yang bersangkutan, atau tidak dapat diperoleh

i.ng"r, .".u gotong royong oleh masyarakat. Bantuan pembangunan desa yang dalam tahun

7987/7982 adalah sebesar Rp 1 juta per desa telah ditingkatkan menjadi Rp 1,25 juta per

desa dalam tzhw 1982/7983 .

Selama empat tahun pelaksanaan Repelita IIl, dari dana bantuan pembangunan desa

yang disediakan, telah berhasil dibangun sebanyak 454 063 buah proyek Dari .iumlah

tcrsebut sebanyak 131.404 proyek merupakan proyek prasaran' produksi seperti aliran

irigasi, bendungan, dam, kelistrikan, pembibitan, kerajinan, serta industri kecil. selain itu

sebanyak 100,054 proyek berupa proyek prasarana perhubungan' scPerti jembatan desa,

jalan desa, motor air dan pelabuhan/dcrnaga desa, serta sebanyak 9831 proych berupa

proyek prasarana sosial, yang terdiri dari Pasar umum' los pasar, kios, gudang, pasar hewan

dan tempat pengawetan/pengeringan ikan Adapun yang berupa prasarana sosial desa me-

Iiputi sebanyak 212.774 proyek, antara lain berupa balai desa, kantor desa, tempat ibadah,

lvlCK umuur, serta pos hansiP.

Sementara itu untuk lebih memantapkan pelaksauaan pembangunan desa, naka

telah ditingkttkan koordinasi dan keterpaduan pembangunan, baik untuk pembangunan

sektoral, regional rnaupun bantuan pembangunan desa. Untuk menunjang kegiatan tersebut,

maka unit daerali kerja pembangunan (UDKP) sebagai suatu wadah dan sistem Perencanaan,

pelaksaaaan dan pengentlalian serta cvaluasi pcmbangunan di wilayah kecamatan, kegiatan-

nyit rerus ditingkatkan. Sejak tahun pertama Pelita III penentuan lokasi kecamatan UDKP

diutanakan pada wilayah-wilayah kecamatan yang tergolong miskin, rawan/kritis atau

tcrbelakang, Dari kegiatan yang tclah dilakukan sejak tahun p€Itama Pelita III, antarr-

lain diketahui bahwa tingkat perkembangan r,ta:lata desa swasembada di wilayah kecamat-

an uDKp adllah sebesar 7 persen setiap tahunnya, yang lebih tinggi jika dibandingkan

dengan kecepatan rata-rata perkemburgan desa swasembada nasional sebesar 2 petsen pet

tahun, Di sanrping itu pula setiap wilayah UDKP rata'rata telah berhasi.l menyerap 25 sampal

dengan 35 proyek deng.xr dana pembiayaan yang berasal dari APBN sebesar 31,2 persen,

dana APBD Tingkat I dan APBD Tingkat II sebesar 23,3 persen, dana Inpres sebesar 27,4

persen serta dari swadaya masyarakat sebesar 18,1 pcrsen. Sejalan dengan program pem'

bangunan terpadu dalam rangka meningkatkan kesempatan kerja, maka proyek-proyek

Page 431: NOTA KEUANGAN

4t3

tersebut telah berhasil menyerap sekitar 21.300 keluarga miskin di daerah pedesaan, yangmelipuri 710 kecamatan. Dalam hubungan ini pula 803 kecamaran uDKp dengan kategorimiskin, rawan, terbelakang serta padat penduduknya telah ditetapkan sebagai lokasi yangdiprioritaskan di dalam pelaksanaan pembangunan desa terpadu. Untuk mendukung pelak-sanadrnya, kini ditempatkan sebanyak 796 TKS BUTSI/UDKP untuk membantu tugascamat sebagai kepala wilayah kecamatan uDKp di bidang perencanaan pembangunan diwilayahnya.

Sejalan dengan usaha untuk meningkatkan peranserta pemerintah Dati II dalampembangunan, maka prograrn bantuan Dati II yang diberikan atas dasar perbandinganjumlah penduduk desa, terus ditingkatkan. Bantuan pembangunan tersebut terutama dituju-kan untuk menciptakar dan memperluas kesempatan kerja di daerah pedesaan baik melaluiproyek-proyek pen.rbangunan prasarana jalan, jembatan dan irigasi maupun melalui pioyek-proyek perbaikan/pemeliharaan prasarana. Sedangkan untuk m€nunjang pelaksanaan pem-bangunan proyek-proyek prasarana perhu bungan darr unruk keperluan perbaikan jainganjalan yang sudah ada, maka kepada semua Dati II diberikan bantuan sebuah mesin gilas jalandan dua buah kompaktor. Hasil yang telah dicapai dari dana bantuan pembangunan Dati IIsebesar Rp 162.6 milyt dalam tahun lg81/ 1982 meliputi peningkatan pembangunan,rehabilitasi dan pemeliharaan jalan sepanjang 15.951 kilometer, jembatan sepanjang 20.412meter, irigasi untuk mengairi sawah seluas 9l.678 hektar serta proyek-proyek pentinglainnya yang dibutuhkan masyarakat, seperti pasar, dan stasiun bis.

Guna meningkatkan arus pengangkutan dan distribusi sebagai bagian dari usaha kearah pemerataar pembangunan dan peningkatan kegiatan perekonomian daerai, maka disamping program bantuan pembangunan Dati II juga diberikan bantuan penunjangan jalan.Apabila pada tahun 1980/1981 dana yang disediakan untuk bantuan penunjangan jalantersebut adalah sekitar Rp 26 milyar, maka dalam tahun 19gl/19g2 telah ditingkatkanmenjadi sebesar Rp 55 milyar. Hasil yang telah dicapai dari dana banruan tersebut meliputipenunjangan jalan sepanjang 14.201 kilometer, penunjangan jembatan sepanjang 7.6g5meter, pembangunan jembatan baru sepanjang 7.310 meter dan penggantian goronggorongsepanjang 29.904 meter.

Sebagaimana halnya bantuan pembangunan desa dan bantuan pembangunan Dati Ilmaka bantuan pembangunan Dati I selama tiga tahun pelaksanaan Repelita tlt juga terusmengalami peningkatan. Apabila dalam rahun 1980/19g1 jumlah banruan pembangunanDati I baru mencapai jumlah sebanyak Rp 166,6 milyar, maka dalam tahun 1981/19g2 telahdapat ditingkatkan menjadi Rp 215 milyar atau mengalami kenaikan sekitar 29 persen.Dengan bantuan tersebur, maka dalam tahun 1981/19g2 tnt''' lain telah dibiayai penun-jangan jalan dan jembatan propinsi masing-masing sepanjang 10.4g5 kilometer dan 5,3o6meter' pembuatan gorong-gorong sepanjang 2zs meter dan penggantian jembatan sepanjang

Page 432: NOTA KEUANGAN

414

2.217 metet. Di samping itu juga telah dibiayai perbaikan dan penyempurnaan irigxi

rr.fipuri perbaikan dan peningkatan 4 buah waduk' 17 buah bendungan' 2'765 kilometer

saluran, 322 buah bangunan pembagi saluran, 539 buah bangunan pelengkap' 32 kilometer

;"f"n

-lnrp.X.i serta 8 buah petak

-tersiet percontohan yang kesemuanya dapat mengairi

sawahseki tar43.0l5hektar 'selanjutnyajugatelahdi laksanakankegiataneksploi tasidanp.-.fii,rt"* bendungan sebanyak S'OIZ tutft, U""g"nan air 87'838 buah' saluran pembawa

37.303 kilometer, saluran pembuang 4'956 kilometer' ta-nggul \zniir 3 '827 '9 kilometer'

lat* inrpet<si 269,5 kilomeier, potp" lLir 5 '264 buah' jaringan telepon 7'973t kilometer

serta fasilitas eksploitasi seba"yak i'f So Uu"h' yang kesemuanya dapat mengairi sawah

seluas 4.577.526 hektar. Kemudian bantuan tersebut juga telah dimanfaatkan untuk mem-

Li"y"i proy.t -p.oyek di lingkungan pekerjaan umum sebanyak 537 buah' pertanian. seba-

nyak 47o buah, perhubungro d'-i p"ti*i"ta sebanyak 56 blah' pertambangan' perindustri-

an dan perekonomian sebanyak 76 buah, sosial budaya 303 buah' di lingkungan sekretariat

daerah sebanyak 1'048 buah serta proyek di lingkungan bidang-bidang lainnya sebanyak 162

buah.

Sementara itu pembangsnan di bidang tataguna tanah tntara lain meliputi pemetaan

penggunaan dan kemampuan tanah, perencanaan tataguna tanah kabupaten' perhitungan

produktivitas tanah, pemetaan kota kecarnatan, kota kabuPaten dan kotamadya' serta

monitoringpelaksanaanpenghijauandanreboisasi.Dalam.tahun|987!lgS2antaralaintelahdi laksanakanpemetaanp"nggun,, , ' tanahmel iput iarealseluasl2T620ki lometerpersegiyang tersebar'di z3 p.oiinsi yang berarti peningkatar sekitar 9 persen apabila dibandingkan

i.n!"n n^rit pemetaan dalam ;hun 1980/1981 yang baru mencapai luas areal 176'74o

kilo"meter persegi. Di samping kegiatan pemetaan penggunaan tanah' dalam waktu yang sama

juga telah diselcsaikan p.r.n"-",n tataguna tanah kabupaten yang meliputi 21 kabr:paten'

p.".tti*.,g* produktivitas tanah di 40 kabupaten' pemetaan kota kabupaten sebanyak 35

kabupaten, pembuatan peta dasar dan pemetaan tanah kota kecamatan sebanyak 157

kecamatan serta monitoring pelaksar,aan ieboisasi dan penghijauan seluas 268.371 hektzr.

Selanjumya dalam rangka ikut menunjang pelaksanaan program transmigrasi' maka dalam

,ri,uo tp8tltSg2 telah dilakukan juga pengukuran dan pemetaar Penggunaan tanah daerah

transmigrasi seluas 600 ribu hektai yang t.r..b". di 18 propinsi, sedangkan usaha memper-

siapkan rancangan undang-undang tentang tataguna tanah terus dilanjutkan'

Di bidang tata agratia, kegiatannya dalam Repelita III terutama ditujukan untuk

menjamin terselenggaranya tertib penggunaan' penguasaan dan pemilikan atas tanah serta

kepastian hukum -Iiengenai

tttt aias tanah ' Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya' maka

dalamtahunTgS: ' | |gS2kegiatantataagrzr i lanttalainberupapengukurandanpemetaartsituasi tanah seluas 1o4 ribu hektar yang terceb"r di 24 propinsi' pembukuan hak atas tanah

sebanyak?5ribupersi l ,pembaharuanpetadasar/s i tuasi tanahsebanyak465lembar 'di

Page 433: NOTA KEUANGAN

+ 7 5

samping penertiban serta pemberian hak atas tarah. sedangkan untuk menunjang pelaksa-naan prograrn transmigrasi antara lain telah diselesaikan pengukuran keliling batas daerahtransmigrasi seluas 370.260 hektar yang meliputi 1g propinsi, pengukuran atau peng-kaplingan s:uana umum, serta lahan pekarangan dan lahan usaha masing-masing ,.lrras5.545 hektar dan 36.040 hektar. Di samping itu telah diselesaikan pula hak pengelolaandaerah transmigrasi seluas 469.856 hektar, dan telah dikeluarkan sebanyak go ribu suratkeputusan hak pakai/hak milik serta identifikasi tanah yang meliputi seluas 270 ribu hektarsebagai areal unruk pemukiman transmigran tahtn r9g2/r9g3. Selanjutnya murai tahun198l/1982 telah dilancarkan proyek nasional agraria (prona) yaitu kegiatan pemberiansertifikat secara massal, terutama bagi golongan masyarakat ekonomi lemah. Sertifikattanah tersebut, selain dapat menciptakar tertib pemilikan serta kepastian hak atas tanah,juga dapat digunakan sebagai jaminan dalam rnemperoreh kredit untuk pencetakan sawahbaru maupun usaha lainnya.

8.9. Penerangan

Terselenggaranya komunikasi sosial timbar balik antara masyarakat dengan lemba-ga perwakilan rakyat dan antara masyarakat dengan pemerintah merupakan salah satuusaha untuk mencapai kesamaan pandangan terhadap konsep pembangunan nasional.Sehubungan dengan itu maka telah dilaksanakan berbagai kebijaksanran pokok di bidangpenerangan meliputi peningkatan penerangan kepada masyarakat di daerah pedesaanmelalui berbagai media massa, pendekatan komunikasi budaya dalam kegiatan penerangan,serta mengaitkan secara langsung kegiatan penerangan dengan sektor pembangunan lain-nya.

Unruk meningkatkur kegiatan penerangan kepada masyarakat di daerah pedesaanmengenai masalah pembangunan, relah dilaksanakan berbagai penyuluhan d.ng"n _eng_ikutsertakan para pamong desa dan unsur organisasi wanita untuk dididik meniadi iurupenerang. Selama pelaksanaan Repelita III, sampai dengan bulan Agustus 19g2, jurupenerang wanlta yang mengikuti pendidikan telal rnencapaj 365 orang. Sementara ituuntuk menunjang peningkatan peranan wanita dalam pembangunan, sejak tahun7979/1980 telah dilaksanai<an siaran khuzus yang berkaitan dengan kegiatan kewanit"*yatu melalui siaran radio sebanyak zz.z7r- paket siaran dan mela.lui TVRI sebanvak 91paket siaran.

Peningkatan kegiatan penerangan selain dilakukan melalui sarana radio dan televisi,juga dilakukan melalui pameran sebagai suatu media penerangan tentang pembangunan.Dalam hubungan ini antara lain dilakukan paneran pembanguhan tingkat pusat pala hariKebangkitan Nasional 20 Mei, pameran pembangunan di arena pekan Raya Jakarta padabulan JuniJuli, pameran pembangunan tingkat propinsi pada hari proklamasi 17 Agustus,

Page 434: NOTA KEUANGAN

416

pirmeran p€mbangunan tingkat kabupaten/kotamadya pada peringatan hari Kesaktian

Pancasila 1 Oktober sertr pameran keliling tahap I pada bulan Nopember sarnpai dengan

Maret. Untuk menunjang kegiatan tersebut, sampai saat ini telah diberikan mobil panggung

kepada 27 propinsi, masingmasing sebanyak 2 buah. Sementara itu dengan memanfaatkan

lembaga ketahanan masyarakat desa (LK-NID) yzng zd,z, maka pelaksanaan sarasehan telah

meningkat menjadi forum diskusi untuk memecahkan permasalahan yarg timbul di dae-

rah-daerah.

Radio

Usaha pembangunan di bidang radio, terutama diarahkan untuk meningkatkan

luasnya jangkauan, mutu dan kualitas daripada siaran Radio Republik Indonesia(RRI), di

samping peningkatan daripada teknis pemancar dan sarana teknis lainnya. Sehubungan

dengan perluasan jangkauan siaran, maka dalam Pelita III antara lain telah dilakukan

penambahan pemanca.r baru untuk siaran dalam negeri dengan kapasitas 3 x 100 KW,

sedangkan untuk siaran luar negeri dilakukan melalui pengadaan pemirncar dengan kapasi-

ras 2 x 25 KW- Di samping itu untuk menunjang prasarana yang ada, telah dilaksanakan

pula pembangunan gedung studio/auditorium dan pengadaan peralatan studio di Banjar-

masin, Manado, Banda Aceh dan Palembang. Dengan demikian jumlah pemancar RRI yang

telah dioperasikan sampai dengan bulan Agustus 1982 telah mencapai sebanyak 276 6:uah

dengan kekuatan daya pancar sebesar 2.860 KW. Sedangkan jumlah stasion penyiaran telah

mencapai sebaryak 49 buah dengan jumlah penyiaran acara rata-rata 729 jam per hariuntuk siaran dalam negeri dan 11 jarn untuk siaran luar negeri.

Sementara itu di dalam menunjang pembangunan di bidang pertaniur serta pening-katan kesejahteraan rakyat pcdesaan, maka terus dilakukan dan ditingkatkan siaran pe'desaan melalui RRI dan radio Pemerintah daerah (RPD). Sampai akhir Desember 1982siaran pedesaan tersebut telah diselenggarakan oleh 48 stasion RRI dan 110 stasion RPDdengan lama siarun 729 jam seminggu, yang diikuti oleh sekitar 33.452 kelompok pen-dengar. Sementara itu dalam rangka meningkatkan kerjasama a-ntara Indonesia denganMzlaysia, maka melalui siaran RRI Pusat dan Radio Talevision Malaysia (RTM) telahditingkatkan pelaksanaan Siaran Salam Muhibah dan Berbalas Pantun.

Di bidang pembinaan tenaga, terutama dalam rangka meningkatkan mutu dankualitas siaran, antara lain telah dilaksanakan penataran kepada 1.184 orang denganberbagai jenis latihan vaitu meliputi penataran siaran, siaran pendidikan, perencanaan danpemberitaan. Di samping itu sampai dengan Agustus 1982 terdapat sebanyak 455 orangtenaga kesenian yang mengikat kontrak dengan RRI, yang diangkat menjadi pegawai negeri

sipil.

Page 435: NOTA KEUANGAN

+17

FE

\or

7rl

ii

l1

e

d,

to

Nco

I

t -

i

q)

v)- :z

) g

u =

=zF E

ar)

klF.l

Fz

tt

E

rr'!

E

Page 436: NOTA KEUANGAN

418

D2:E=Fhri i

PXE . v

€F: i ,

EF> E

i

i

:' ]. i'

f f fe; iFF '' FE .F . f ,

E :+E- E '

E C; aT ?

E Ie+

I

E

t3

It5

t

5

-

I

5

:r

?ll

i

I

Page 437: NOTA KEUANGAN

+t9

Televisi

Untuk meningkatkan pelaksanaan siaran TVRI, aatara lain telah d akukan oer-baikan dan peny€mpurnaan mutu, isi dan alokasi jam siaran. Di samping itu dalam rangkamenggali potensi budaya bangsa yang tersebar di berbagai daerah, telah dilaksanakan inteisi-fikasi penggunaan srasion produksi keliling dalam bentuk mobil unit. Sampai dengan bulanAgustus 1982 telah dapat diselesaikan pembangunan tahap pertama gedung pusat produksiTVRI Jakarta, pembangunan studio untuk televisi berwarna di ujungpandang, Midan danPalembang, pengadaan 10 unit stasion produksi kelil ing serta pembangunan 155 stasion

lelan:arr Dalam pada itu sejak l Januari 1983 secara bcrtahap akan diselenggarakan siaran

dalam bahasa Inggris selama 30 menit setiap hari yang dimaksudkan untuk"ireningkatkanpelayanan TVRI, terutama bagi warga asing yang tinggal di Indonesra.

Apabila ditinjau dari jumlah jam dan jenis siarannya, maka untuk siaran hiburandalam tahun 1982/1983 adalah sebanyak 5.62g jam siaran. Sedangkan jenis siaran berita/penerangan/budaya telah mengalami peningkatan darr 79.2gg jam dalam tahun 19g1/19g2menjadi 19 438 jam dalam tahun 1982/1983. Sementara itu khusus untuk siaran lainlaintelah mengalami penurunan menjadi 512 jam. Har ini antara rain disebabkan karena muraitahun 1981/1982 siaran iklan mclalui TVRI telah dihapuskan dan sebagai pengganrinyamaka acara siaran TVRI dimanfaatkan untuk siaran komunikasi antar daerah

-riensenai

hasil-hasil pembangunan. perkembargan sarana dan jumlah jam siaran TVRI n'.nurutl"ni.siaran dapat diikuti pada Tabel VIII.9 dan Tabel VIII.10.

Film dan pers

Di bidang perfilman, untuk mengatasi masarah film penerangan antara lain telahdtlakukan peningkatan peranan pusat produksi Film Negara (pprN), baik mengenai pro-duksinya maupun perluasan peredarannya melalui bioskop dan mob unit p.nJ"ngrn k.pedesaan. Di samping iru juga tcrus diusahakan perluasan sarana dan prasaran.a ppFN-dalamrangka menunjang produksi tilm swasta nasional dan untuk itu telah dibansun scbuahlaboratorium film berwarna dan penambahan sarana produksi rainnya. Sejalan icngan iru,guna menrnjang pewarisan nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa, maka telah dipioduksibeberapa film sejarah antara lain serangan Fajar, Kereta Api Terakhir dan sejarah ordeBaru. Selanjutnya daram perita III ppFN sudah nrulai mengintrodusir peningkatan teknikperfilman yaitu dengan mengadakan produksi film cinerarna. Guna mendoronq dan mem-bantu perkembangan produksi film nasional telah dilakukan berbagai kegiataniantara lainmeliputi pemberian penataran kepada produser, karyawan dan ariis f i agar dapat me-ningkatkan ketrampilan, selama pelaksanaan Repelita III antara lain telah diberikan pena-taran kepada 485 orang tenaga perfilman terdiri atas para artis. karyawan, produs..j pro_yeksionis, kritisi, badan pembina film daerah (Bapfida) dan Elemenrer sinematografi. oisamping itu juga telah diusahaka,n bantuan kredit produksi melalui Dewan Fil; Nlasio-nal, penetapan sistem kuota impor firm asing untuk mengendalikan persaingan terhadap

Page 438: NOTA KEUANGAN

420

film nasional, scrta penerapan wajib eclar dan wajib putar bagi film nasional. Dalam pada

iru guna mcningkatkan kuanritrs dan kualitas film nasional baik yang djusahakan oleh

PPFN maupun oleh perusahaan lilm swasta, maka secara berkala telah diadakan festival

film Indonesia (FFI). Hal ini <Jimaksudkan unftk mcndorong para produser film agar

memproduksi Jilm nasional yang kultural edukatif, baik untuk konsumsi di dalam negeri

maupun di pasaran luar negeri.

Sejalan dengan kegiatan pembangunan yang terus meningkat dan makin luas

jangkauannyir, maka ruang lingkup tugas dan fungsi pers juga bertambah luas Guna me-

wujudkan pers nasional yang schat, bebas darl bertanggung jawab, maka pembinaan dan

pengembangannya scnantiasir didasarkan pada asas' semangat dan jiwa Pancasila Oleh

,.Uut it.t kcgiatan pers sebagai uredia massa terus diarahklrn kepada usaha pembudayaan

Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam semua segi kehidupan masyarakat, dalam

meningkarkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Di samping itu pembinaan pers nasional

diarahkan pula kepada usaha untuk menyadari peranan dan kedudukan pers di dalam

masyarakat, yakni sebrrgai alat perjuangali dan alat pembangunan' yung bertugas meng-

gelorakan semirngat perjuangan dan pengabdian kepada bangsa dan negara, nremperkokch

persatuan dan kesatuan nasional, mempcrtebal rasa tanggung jawab dan disiplin nasional

serta menggairahkan peranscrta masyartkirt dalam pembangunan. Sedangkan sebagai salana

komunikasi sosial, pembinaan pers nasional diarahkan agar dapat menjalankan fungsinya

sebagai penyebar informasi yang wajar, melakukan hontrol sosial yang bersifat mem-

bangr.rn, menyalurkan aspirasi rakyat serta meluaskau kornunikasi masyarakat'

Selanjutnya, sesuai dcngan kcbijaksanaan nasional untuk meningkatkatl arus

informasi ke daerah pedesaan, maka program koran masuk desa (K,NID) yang sudah dimulai

sejak tahun 1980 terus ditingkatkan kualitas dan pcnycbarannya,schingga dalam tahun

7gg2l7983 tclah mcnjangkau 26 propinsi. Di samping untuk meratakan arus infomasi,

program KMD tersebut dirnaksudkan pula untuk memenuhi beberapa unsur dari 8 jalur

pemerataan sebagaimana ditetapkan dalam GBHN- Jalur pemcrataan terscbut antara lain

ildalah penleratzln memperoleh pendidikan, khususnya pendidikan non formal melalui

media pers sebagai sarana pendidikan umum yang murah dan tepat guna' Femerataan

kesempatan kerja bagi pengisi materi dan penyaluran penerbitan, serta pemerataan ke-

sempatan bcrusaha bagi pcnerbit pcrs di dacrah dengan jalan meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat setempat.

Page 439: NOTA KEUANGAN

Lampiran 1PERKIRAAN PENERJMAAN NEGARA

TAHUN ANGGARAN 1983 I 1984( dalam jutaan rupiah )

JENIS PENERIMAAN

A. PENERIMAAN DALAM NEGERII. Pajak langsung

l. Pajak pendapatan1.1. Buruh1.2. Usahawan

2, Pajak perseroan2.1, Perusahaan negara2.2. Perusahaan swasta

3. Pajak perseroan minyak

4 ,M P O

5. Iuran pembangunan daerah

6. Lain - lain

II. Pajak tidak langsung1, Pajak penjualan2. Pajik penjualan impor3 .Cuka i

3.1. Cukai tembakau3.2. Cukai lainnya

4. Bea masuk

5. Pajak ekspor

6. Lain - lain

III. Penerimaan bukan pajak

B. PENERIMAANPEMBANGI,]NAN

1, Bantuan program

2. Bantuan proyek

JUMLAH

206.7007 5 ,500

+32.300++2.900

623.80064.100

281 .600

87 5.200

8.869.100

7 4t.500

110 .3 00

r 35 .500

+87.700298.900687.900

678.000

88 .100

+8.4AO

11 .033 .200

2.288.400

502.000

5.000

2.736.7 50

JUMLAH

13 .823 .600

2,7 41,7 50

16 .565 .3 5 0

427

Page 440: NOTA KEUANGAN

DASAR PERHITUNGAN UNTUK PERI(TRAAN PENERIMAAN NEGARA

RAPBN 1983/1984

PENERIMAAN DALAM NEGERI

I. PAJAKLANGSUNG

1. Pajak PendaPatan

Faktor-faktor umum yang diperhitungkan I

- terdaPat peningkatan pendapatan masyarakat,- timbul perusah""r, baru dan perluasan perusahaan ytng ada sehingga memper'

luas laPangan kerja.

1.1. Pajak PendaPatan buruh

Faktor-faktor yang diperhitungkan akan mempengaruhi penerimaan '

- Pen€rtiban dan perluasan wajib pajak,- peningkatan verifikasi sehingga dapat ditagih pajak yang seharusnya

dipungut,- penagihan yang lebih intensif atas tunggakan-tunggakan pajak'

- Peningkatan mutu aParat Pajak,- peningkatan kesadaran dari para wajib pajak'

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka diperkirakan penerimaan yang berasal

dari pajak pendapatan buruh dapat mencapai Rp 206'1 milyar'

1.2. Pajak PendaPatan usahawan

Faktor-faktor yang diperhit':ngkan akan mempengatuhi Penerlmaan :

- peningkatan pendapatan dan kegiatan usaha perseroan'

- penertiban dan perluasan jumlah wajib pajak dengan intensifikasi pe-

mungutan melalui verifikasi yang mendalam,- peningkatan kegiatan penagihan atas flrnggakan-tunggakan pajak penda-

patan'- pemeriksaan pembukuan yang lebih intensif atas jumlah laba perusahaan'

Berdasarkanhal-hal tersebutdiatas,diperkirakanpenerimaanpajakpen-dapatan usahtwan dapat mencapai jumlah Rp 7 5 '5 milyar '

422

Page 441: NOTA KEUANGAN

423

2. Pajak perseroan

Faktor-faktor umum yang diperhitungkan ,- berkembangnya kegiatan usaha produksi dan perdagangan,- timbulnya perusahaan-perusahaan baru,- naiknya pendapatan perusahaan-perusahaan.

2.1. Pajak perseroan perusahaan negara

Faktor-faktor yang diperhitungkan,- penertiban administrasi dan organiiasi perusahaan negara,- peningkatan keuntungan daripada perusahaan ne4lra,- intensifikasi pemungutan pajak.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas diperkirakan pajak perseroan per_

. usahaan nega.ra sebesar Rp 432,3 milyar.

2,2. Pajak perseroan perusahaan swasta

Dalam penerimaan ini termasulc pula pajak perseroan atas laba yang diperolehbadan asing yang ada di Indonesia.

Faktor-faktor yang diperhitungkan akan mempengaruhi penerimaan ,- peningkatan pendapatan dari badan-badan usaha swasta,- penerriban dan perluasan jumlah wajib pajak,- pemeriksaan pembukuan yang lebih intensif atas jumlah laba perusahaan,- penagihan yang lebih intensif atas tunggakan-tunggakan pajak,- kesadaran wajib pajak yang semakin baik yang mendorong perusahaan

unruk l€bih terbuka dalam pembukuannya.

Berdasarkan faktor-faktor di atas, diperkirakan pajak perseroan perusahaanswasta sejumlah Rp 442,9 milyar.

3. Pajak perseroan minyak

Faktor-faktor yang diperhitungkan :- produksi minyak diperkirakan ntz-rata 1,4 juta barrel sehari,- harga rata-rata ekspor minyak mentah Indonesia diperkirakan tidak mengalami

perubahan.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka penerimaan pajak perseroan minyak di-perkirakan sebesar Rp 8.869,1 milyar.

Page 442: NOTA KEUANGAN

424

4 .M P O

Faktor-faktor yang memPengaruhi penerimaan I

- peningkatan kegiatan perekonomian dan transaksi perdagangan dalam negeri,- nilai ekspor dan impor di luar minyak, diperkirakan sesuai dengan perkiraan da-

lam neraca pembaYaran,- peningkatan penerimaan melalui pengawasan yang lebih ketat terhadap wajib

Pungut,

Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka diperkirakan dapat dipungut MPO se-

besar Rp 741,5 milYzr.

5. Iuran pembangunan daerah

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan ,

- peningkatan daripada nilai obyek Ipeda sejalan dengan kegiatan pembangunan,- intensifikasi pemungutan meliputi pokok p€ngenaan dalam tahun berjalan dan

penagihan atas tunggakan hutang Ipeda tahun-tahun sebelumnya

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penerimaan Ipeda diperkirakan akan

mencapai jumlah sebesar Rp 130,3 milyar.

6. Lain-lain

Penerimaan ini terdiri dari pajak kekayaan, pajak atas bunga, dividen dan royalty'

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan I- naiknya nilai kekayaan sejalan dengan naiknya pendapatan,- berkembangnya kegiatan ekonomi,- perluasan wajib pajak dan intensifikasi pemungutan pajak,- verifikasi yang intensif t€rhadap perusahaan-perusahaan dalam hal pembagian

dividen, pembayaran bunga dan royalty'

Atas dasar faktor-faktor tersebut maka penerimaan lainJain pajak langsung diper-

kirakan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 135,5 milyar.

II. PAJAK TIDAK LANGSUNG

1. Pajak penjualan

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan adalah :

- perkembangan perekonomian khususnya pada sektor pertanian' industri, per'

dagangan dan jasa,- perluasan jumlah wajib pajak dan intensifikasi pemungutan melalui verifikasi

Page 443: NOTA KEUANGAN

+25

yang lebih ketat atas penyerahan barang-barang dan jasa.Berdasarkan hal-hal tersebut maka penerimaan pajak penjualan diperkirakan men-capai Rp 487 ,7 milyar.

2. Pajak penjualan impor

Penerimaan pajak penjualan impor mempunyai hubungan yang erat denganperkembangan impor. Untuk tahun anggaran rggS/rgg4 diperkirakan penerimaanpajak penjualan impor sebesar Rp 298,9 milyar atau sekitar 7,9 persen dari per-kiraan impor yang tidak bebas bea masuk.

, . L U K a I

3.1. Cukai tembakau

Hal-hal yang dapat mempengaruhi penerimaan cukai tembakau adalah :- peningkatan produksi rokok dan hasil-hasil tembakau lainnya,- peningkatan daya beli masyarakat dengan naiknya pendapatan nasional,- peningkatan usaha pemungutan cukai berupa :

- penyerasian pita cukai dengan perkembangan harga jualnya,- verifikasi yang lebih cermat atas perusahaan-perusahaan rokok,- pencegahan dan pemberantasan pita rokok palsu dan rokok tidak berpita

cukai,- penyelesaian tunggakan-tunggakan cukai.

Berdasarkan hal-hal tersebut di aras, diharapkan dapat diterima cukai tem_bakau sebesar Rp 623,8 milyar,

3.2. Cukai lainnya

Cukai Iainnya terdiri dari cukai gula, cukai bir dan cukai alkohol sulinean.Hal-hal yang dapat meningkatkan penerimaan adalah ,- peningkatan produksi gula, bir dan alkohol sulingan,- intensifikasi pemungutan cukai dan penyesuaian harga dasar sesuai dengan

perkembangan ekonomr.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka cukai lainnya diperkirakan akan meng-hasilkan penerimaan sebesar 64,1 milyar.

4. Bea masuk

Perkiraan penerimaan bea masuk didasarkan atas hal-hal sebagai berikut :- impor yang dapat dikenakan bea masuk diperkirakan sekitar US $ 5,4 milyar,- tarip rata-rata bea masuk diperkirakan sebesar 18,0 persen.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penerimaan bea masuk diperkirakan dapat men-capai Rp 678,0 milyar.

Page 444: NOTA KEUANGAN

426

5. Pajak ekspor

Dasar perhitungan pajak ekspor adalah sebagai berikut '- ekspor di luar minyak diperkirakan sebesar US $ 4,2 milyar,- tarip rata-rata pajak ekspor diperkirakan sebesar 4,3 persen.

Dengan dasar perhitungan tersebut, maka penerimaan pajak ekspor diperkirakan se-besar Rp 88,1 milyar,

6. Lain-lain

Jenis penerimaan ini meliputi bea meterai, bea lelang dan lain{ain penerimaanpajak tidak langsung. Perkiraan penerimaannya didasarkan atas hal-hal sebagaiberikut '- peningkatan kegiatan dan transaksi ekonomi yang dapat dikenakan bea meterai,- pengawasan yang lebih ketat atas pemakaian bea meterai,- penyempurnaan dan peningkatan efektivitas dalam penggunaan kantor lelang.

Dengan memperhitungkan hal-hal tersebut maka penerimaan lain{ain pajak tidaklangsung diperkirakan mencapai jumlah sebesar Rp 48,4 milyar.

PENERIMAAN BUKAN PAJAK

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan adalah ,- penertiban administrasi perusahaan negara dan bank milik negara dalam rangka

meningkatkan penerimaan,- verifikasi dan pengawasan yang lebih baik atas penyetoran daripada penerimaan

departemende partemen.

Dengan faktor-faktor tersebut diperkirakan akan diterima penerimaan bukan pajaksebesar Rp 502,0 milyar.

PENERIMAAN PEMBANGUNAN

Perkiraan penerimaan bantuan program dan bantuan proyek adalah sebagaiberikut '

- bantuan program dalam tahun anggaran t983/198+ diperkirakan sebesar Rp 5,0milyar,

- realisasi dalam tahun L98311984 dari komitmen bantuan proyek tahun berjalandan tahun-tahun sebelumnya diperkirakan sebesar Rp 2.736,8 mllyar.

Page 445: NOTA KEUANGAN

+27

Iampiran 2

ANGGARAN BELANIA RUTIN 1983/1984DIPERINCI MENURUT SEKTOR / SUB SEKTOR

( dalam ribuan rupieh )

NomorKode

I

1 . 1

1.2

z2.1

t

3 .1t . z

+

+.7

4.++ . )+.4)

5

) , r5 .2

6

6.76 .2

Sektor / Sub Sektor

SEKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN

Sub Sektor Penanian

Sub Sektor Pengairan

SEKTOR INDUSTRI

Sub Sektor Industri

SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Sub Sektor PertambanganSub Sektor Energi

SEKTOR PERHUBUNGAN DAN PARJWISATA

Sub Sektor Prasarana JalanSub Sektor Perhubungan DaratSub Sektor Perhubungan LautSub Sektor Perhubungan UdaraSub Sektor Pos dan TelekomunikasiSub Sektor Pariwisata

SEKTOR PER.DAGANGAN DAN KOPERASI

Sub Sektor Perdagangan

Sub Sektor Koperasi

SEKTOR TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Sub Sektor Tenaga KerjaSub Sektor Transmigrasi

SEKTOR REGIONAL DAN DAERAH / PEM.BANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA

Jumlah

37.502.590,0

3r.23 s,453,O6.267.137 ,O

5.872.192,0

s.872,792,0

L2.311.220,o

rt.869.280,0

+4r.940,0

68.016.926,0

4.806.879,o

9.395.O29,034,912.378,0

77 .270.205,O3s1,583,o

1.280.852,o

20 .515 .153 ,0

ro.o70.339,o10.++4.874,0

27.383.942,O

t7 .589.782,O

9.794.760,0

r.+22.900.394,O

Page 446: NOTA KEUANGAN

428

NomorKode

Sektor / Sub Sektor

Sub Sektor Regional dan Daerah/Pembangunan

Daerah, Desa dan Kota

SEKTOR AGAMA

Sub Sektor Agama

SEKTOR PENDIDIKAN, GENERASI MUDA

KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN

TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Sub Sekior Pendidikan Umum dan Generasi Muda

Sub Sektor Pendidikan Kedinasan

Sub Sektor Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

SEKTOR KESEHATAN, KESEJAHTERAAN

SOSIAL, PERANAN WANITA, KEPENDUDUKAN

DAN KELUARGA BERENCANA

Sub Sektor Kesehatan

Sub Sektor Kesejahteraan Sosial dan Peranan Wanita

Sub Sektor Kependudukan dan Keluarga Berencana

SEKTOR PERUMATIAN RAKYAT DAN

PEMUKIMAN

Sub Sektor Perumahan Rakyat dan Pemukirnan

SEKTOR I{UKUM

Sub Sektor Hukum

SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN

NASIONAL

Sub Sektor Pertahanan dan Keamanan Nasional

SEKTOR PENERANGAN, PERS DAN

KOMUNIKASI SOSIAL

Jumlah

7.422.900.394,0

29.483.403,O

29.483.403,O

490.087.488,0

473.6L1.640,O

11.829.s98,0

4.644.250,O

82.O48.847,O

56.577.703,014.089.734,0

11 . 3 81 .410 ,0

4.05 5.376,0

+.o5 5, 376,0

92.233.982,O

92.233.982,0

r.318.116.000,0

1 .318 .116 .000 ,0

t6 .7 02.200 ,o

9 .1a )

9 .3

10

7. r

8

8 . 1

9

1 0 . 1

10.2

1 0 , 3

1 1

1 1 , 1

t 2

72.1

13

13 .1

L+

Page 447: NOTA KEUANGAN

NomorKode

Sektor / Sub Sektor

Sub Sektor Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

SEKTOR ILMU PENGETAHUAN,

TEKNOLOGI DAN PENELITIAN

Sub Sektor Penelitian

SEKTOR APARATUR PEMERINTAH

Sub Sektor Aparatur Pemerintah

Sub Sektor Lembaga Teninggi/Tinggi Negara

Sub Sektor Keuangan Negara

JUMLAH

Jumlah

36.702.200,0

33.66+.829,0

33.664.829,O

3.594.205.+58,O

425.r30.789,O

8.209.700,0J.760.865.569,o

7 .27 5 .rOO .OOO ,O

14.1

15

r5 .1

t6

16 .116.2

16.3

Page 448: NOTA KEUANGAN

Iampiran 3a

ANGGARAN BELANJA PEMBANGUNAN 1983/T984DIPERINCI MENURUT SEKTOR/SUB SEKTOR

( TANPA BANTUAN PROYEIVTEKNIS, KREDIT EKSPOR DAN OBLIGASI )( dalam ribuur rupiah )

Nomor

Kode

1

1 1

r .2

1 .1

3 .2

4 .14.2

4 .3+.44 .5t . o

5

5 .1

5 .2

6

6 .1

6 .2

7

Sektor / Sub Sektor

SEKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN

Sub Sektor PertanianSub Sektor Pengairan

SEKTOR INDUSTRI

Sub Sektor Industri

SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Sub Sektor Pertambangan

Sub Sektor Energi

SEKTOR PERHUBUNGAN DAN PARMISATA

Sub Sektor Prasarana JalanSub Sektor Perhubungan DaratSub Sektor Perhubungan lautSub Sekror Perhubungan UdaraSub Sektor Pos dan TelekomunikasiSub Sektor Pariwisata

SEKTOR PERDAGANGAN DAN KOPERASI

Sub Sektor PerdaganganSub Sektor Koperasi

SEKTOR TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Sub Sektor Tenaga KerjaSub Sektor Transm igrasi

SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH.DESA DAN KOTA

Jumlah

951.170.000

660.370.000290.800.000

146.27r.OOO

746.27 | .OOO

35 r,950.000

3 5.650.0003 16.300.000

655.0r0.000

370.500.00070.484.OO097.066.OOO81.970.000

9.490.00025.500.000

85.977.OOO

52.875.O0O33.102.000

5 58.549.000

74.260.ON

+84.289.OOO

743.380.000

+30

Page 449: NOTA KEUANGAN

NomorKode

7 .1

8

8 .1

9

Sektor / Sub Sektor

Sub Sektor Pembangunan Daerah, Desa dan Kota

SEKTOR AGAMA

Sub Sektor Agama

SEKTOR PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KE -

BUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAANTERHADAP TUIIAN YANG MAHA ESA

Sub Sektor Pendidikan Umum dan Generasi MudaSub Sektor Pendidikan Kedinasan

Sub Sektor Kebudayaan Nasional dan KepercayaanTerhadap Tuhan Yang Maha Esa

SEKTOR KESEIIATAN, KESEJAHTERAAN SOSIALPERANAN WANITA, KEPENDUDUKAN DANKELUARGA BERENCANA

Sub Sektor KesehatanSub Sektor Kesejahteraan Sosial dan Peranan WanitaSub Sektor Kependudukan dan Keluarga Berencana

SEKTOR PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN

Sub Sektor Perumahan Rakyat dan Pemukiman

SEKTOR HUKUM

Sub Sektor Hukum

SEKTORPERTAHANAN DAN KEAMANAN NASIONI

Sub Sektor Pertahanan dan Keamanan Nasional

SEKTOR PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASISOSIAL

Sub Sektor Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

SEKTOR IIJI{U PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DANPENELITIAN

Jumlah

743.380.000

60.715.000

60.715.000

| .223 .r45.OOO

1.127.580.000

68.454.000

27 .7tl.OOO

278.65r.0O0

776.937.0OO

51.714.00050.000.000

251.863.000

251.863.000

79.464.O0O

79.+64.OOO

401.197.000

401.197.000

53.270.000

53.Z70.OOO

r24.7 7 r .OOO

9.19.29 .3

l0

r0 . lto.210.3

l 1

I 1 . 1

l 2

1 ) 1

13

13 .1

t4

L4.l

15

Page 450: NOTA KEUANGAN

NomorKode

15 .1

15.2

L6

16 .1

17

t7. l

18

18 .1

Sektor / Sub Sektor

Sub Sektor Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi

Sub Sektor Penelitian

SEKTOR APARATUR PEMERINTAH

Sub Sektor Aparetur Pemerintah

SEKTOR PENGEMBANGAN DI.JNIA USAIIA

Sub Sektor Pengembangan Dunia Usaha

SEKTOR SUMBER ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

Sub Sektor Sumber Alarn dan Lingkungan Hidup

Jumlah

25.070.00099.701.000

177.684.000

177.68+.000

196.554.000

196.554.000

213.879.000

273.879.0N

JUMLAH 6.553.500.000

Page 451: NOTA KEUANGAN

I-ampiran 3b

NII,AI RUPIAH BANTUAN PROYEK/TEKI\{IS, KREDIT EKSPOR DAN OBLIGASI, Ig83/Ig8+DIPERINCI MENURUT SEKTOR/SUB SEKTOR

1 SEKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN

1.1 Sub Sektor Pertanian

!.2 Sub Sektor Pcngairan

2 SEKTOR INDUSTRI

2.1 Sub Sektor Industri

3 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI

3.I Sub Sektor Pertambangan

3.2 Sub Sektor Energi

4 SEKTOR PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

4.L Sub Sektor Prasarana Jalan+.2 Sub Sektor Perhubungan Darat

+,3 Sub Sektor Perhubungan Laut

4.4 Sub Sektor Pcrhubungan Udara

4.5 Sub Sektor Pos dan Telekomunikasi

4.6 Sub Scktor Pariwisata

5 SEKTOR PERDAGANGAN DAN KOPERASI

5.1 Sub Sektor Perdagangan

5.2 Sub Sektor Kopcrasi

6 SEKTOR TENAGA KERJA DAN

TRANSMIGRASI

6.1 Sub Sektor Tenaga Ker ja

( bersambung )

+33

532.280

240.800

29 7 .480

431.200

437.200

1 .091 ,600

285 .600806.000

931 .860

3 14 .5 50228.9IO

192 , s 00

1 r6 .000

77 .7 00

2.200

29 .500

3 ,000

26 .5OO

90.640

12 .zo0

372.596.000

168.560.000

204,036.000

301.840.000

3 01,840.000

764.120.OOO

199.920.O00564.200.000

652.302.000

220,185.OO0

r 60 ,2 3 7 .000114 .7 50 .000

81 .200 .000

54 .3 90 .0001 .540.000

2 0 .6 5 0 .00 0

2 .100 .000

18 , 5 50 ,000

63,4+8.000

8.540.000

Nomor

KodeSektor/Sub Sektor Ribuan

U S $RibuanRupiah

Page 452: NOTA KEUANGAN

+3+

NomorKode

( sambungan )

Sektor/Sub Sektor

Sub Sektor Transmigrasi

SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH, DESA

DAN KOTA

Sub Sektor Pembangunan Daerah, Desa dan

Kota

SEKTOR PENDIDIKAN, GENERASI MUDA,

KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPER-

CAYAAN TER}IADAP TUHAN YANG

MAHA ESA

Sub Sektor Pendidikan Umum dan Generasi

Muda

Sub Sektor Pendidikan Kedinasan

Sub Sektor Kebudayaan Nasional dan

Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

SEKTOR KESEHATAN, KESEJAHTERAAN

SOSIAL, PERANAN WANITA, KEPENDU-

DUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

Sub Sektor Kesehatan

Sub Sektor Kesejalteraa-n Sosial dan Peranan

Wanita

Sub Sektor Kependudukan dan Keluarga

Berencana

SEKTOR PERUMATIAN RAKYAT DAN

PEMUKIMAN

Sub Sektor Perumahan Rakyat dan Pemukimar

SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN

NASIONAL

RibuanUS$

78.++O

56.660

56.600

151.660

134 .510

11 .500

) .o )u

93.420

5 3 .300

4.000

36.720

64.600

64.600

246.800

RibuanRupiah

54.908.000

39.620.000

39.620.00O

106.162.000

9+.157.000

8.050.000

3.95 5.000

65.394.000

37 .310 .000

2.800.000

25.284.O0O

45.220.OO0

45.220.OOO

17 2.7 60.OOO

6.2

7

7 .1

9

q 1

9 .29 .3

10

1 0 , 1

10.2

1 0 . 3

1 1

1 1 . 1

( bersambung )

Page 453: NOTA KEUANGAN

43s

( sambungan )Nomor

KodeSektor/Sub Sektor Ribuan

US$RibuanRupiah

13.1 Sub Sektor Penahanan dan KeamananNasional 246.800 |72.760.000

14 SEKTORPENERANGAN, PERS DANKOMUNIKASI SOSIAL 5.243 3.670.000

f4.1 Sub Sektor Penerangan, Pers danKomunikasi Sosial S.2+3 3.670.000

15 SEKTOR IIflU PENGETAHUAN,TEKNOLOGI DAN PENELITIAN 47,840 33.488.000

15.1 Sub Sektor Pengembangan IlmuPengetahuur dan Teknologi j6.990 25.893.000

75.2 Sub Sektor Penelitian 10.850 7.595.000

16 SEKTOR APARATUR PEMERINTAH 13.900 9.7!,A.OOO16.7 Sub Sektor Aparatur Pemerinrah 13.900 9,73O.OOO

17 SEKTOR Pf,NGEMBANGAN DUNIAUSAHA g7.7OO 68.390.000

17.7 Sub Sektor Pengembangan Dunia Usaha 97.7OO 68.390.000

r8 SEKTORSUMBERALAMDAN

LINGKUNGAN HIDUP 24,8OO 17.360.000

18.1 Sub Sektor Sumber Alam danLingkungan Hidup Z4.8OO 17.360.000

JUMLAH 3.909.643 2.736.750.OOO

Page 454: NOTA KEUANGAN

Menimbang

Mengingat

a

b

RANCANGANUNDANG.UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR TAHUN T983

TENTANG

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARATAHUN ANGGARAN L9831I984

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk Tahun Ang-

garan 7983/1984 perlu ditetapkan dengan Undang-undang ;

bahwa sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun kelima

dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembengunan Lima Tahun III,

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1983/7984

mengikuti prioritas nasional sebagaimana ditetapkan di dalam Pola

Umum PELITA Ketiga Ketetapan Majelis Permrrsyawara.tan Rakyat

Nomor IV/MPR/1978 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara ;

bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 'fahun Anggaran

7983/1984 adalah rencana kerja Pemerintah, khususnya pelaksanaan

tahun kelima rencana tahunan Pembangunan LiIna Tahun III ;

bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran

7983/198+ di samping memelihara dan meneruskan hasil-hasil yang

telah dicapai dalam PELITA I dan PELITA II, iuga meletakkan lan-

dasan-landasan baru bagi usaha-usaha pembangunen selanjutnya ;

bahwa untuk lebih menjaga kelangsungan jalannya pembangunan,

maka saldo-anggaran-lebih dan sisa kredit anggaran proyek-proyek

pada anggaran pembangunan Tahun Anggaran 198317984 perlu diatur

dalam Undang-undang.

: 1. Pasal 5 ayat (1) jo.Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 ;

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor MMPR/1978

tentang Garis-garis Besar Haluan Negara ;

3. Ketetapan Majelis Permusylwlratan Rakyat Nomor VIII/MPR/1978

. t to

Page 455: NOTA KEUANGAN

437

tentang perimpahan Tugas dan wewenang kepada presiden/Mandataris

Majelis permusyawaratan Rakyat dalam rangka pengsuksesu.r danPengamanan pernbangunan Nasional ;

4 rndische comptabiliteitswe t (sraatsblad tahun 1925 Nomor 44g)sebagaimana telah beberapa kali diubah dan ditambah, terakhir densanUndang-undang Nomor 9 T.ahun 196g tentang perubahan pasal 7Indische Comptabiliteitswet (Lembaran Negara Rcpublik IndonesraTahun 1969 Nomor 53) r

Dcngan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : UNDANG.UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DANBELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1983/1984.

pasal I

(1) Pendapatan Negara Tahun Anggaran lgg3/lg}4 diperoleh dari :a. Sumber-sumber Anggaran Rutin;b. Sumber-sumber Anggaran pembangunan.

(2) Pendapatan Rutin sebagaimana dimaksud clalam ayat (1) huruf aPasal in i mcnurur perk i raan ber jumlah Rp 13,g23.600.000.000,00

(3) Pendapatan Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayar (1)hu_ruf b Pasal ini menurut perkiraan berjumlah Rp 2.7 4l.Z 50.0O0.000,00

(4) Jumlah scluruh pendapatan Ncgara Tahun Anggaran j,gi3/7gg4nenurut perk i raan ber jumlah Rp 16.565.350.000.000,00

(5) Perincian pend:Lpatan scbagaimana dimaksud dalam ayat (2) danayat (3) Pasal ini berturut-turut dimuat dalam Lampiran I dan IIUndang-undang ini.

Pasal 2

(1) Anggaran Belanja Tahun Anggaran I9g3l|gg4 terdiri atas ra. Anggaran Belanja Rutin,b. Anggaran Belanja pembangunan.

Page 456: NOTA KEUANGAN

438

(2) Anggaran Belanja Rutin sebagaima-na dimaksud dalam ayat (1) hurufa Pasal ini menurut perkiraan berjumlah Rp 7.275.100.000.000,00

(3) Anggaran Belanja Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam q'at(l)huruf b Pasal ini menurut perkiraan berjumlah Rp 9.290.250.000.000,00

(4) Jumlah seluruh Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 1983/1984mcnurut perkiraan berjumlah Rp 16.565.3 50.000.000,00

(5) Perincian pengeluaran sebagaimana dimakzud dalam ayat (2\ dan ayzt(3) Pasal ini berrurut-turut dimuat dalam Lampiran III dan IVUndang-undang ini.

(6) Perincian dalam Lampirur III sebagaimana dimaksud dalam ayat (5)

Pasal ini memuat sektor dan sub sektor, sedangkan perincian lebihlanjut sampai pada kegiatan ditentukan dengan Keputusan Presiden.

(7) Perincian dalam Lampiran IV sebagaimana dimaksud dalam ayat (5)

Pasal ini memuat sektor dan sub sektor, sedangkan perincian lebihlanjut sampai pada proyek-proyek ditentukan dengan KeputusanPresiden.

Pasal 3

(1) Pada pertengahan Tahun Anggaran dibuat laporan realisasi mengenri ,

a. Anggaran Pendapatan Rutin ;b. Anggarur Pendapatan Pembangunan ;c. Anggaran Bclanja Rutin ;d. Anggaran Belanja Pembangunan ;

(2) Pada pertengahan Tahun Anggaran dibuat laporan realisasi mengenai ,

a. Kebijaksanaan Perkreditan ;b. Perkembangan Lalulintas Pembayaran Luar Negeri.

(3) Dalam laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayar (2)

Pasal ini disusun prognosa untuk 6 (enam) bulan berikutnya.

(4) Laporan sebagaimana dimakzud dalam ayat (1) dan ayat (2) Pasal inidibahas bersama oleh Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat.

(5) Penyesuaian Anggaran dengan perkembangan/perubahan keadaardibahas bersama oleh Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat.

Page 457: NOTA KEUANGAN

4J9

pasal 4

(1) Kredit anggzrln proyek-proyek pada Anggaran Belanja pembangunan'I'ahun Anggaran 7983/1984 yang pada akhir Tahun Anggaran menun-jukkan sisa, dengan Peraturan Pemerintah dipindahkan kepada TahunAnggaran 798+/1985 dengan menambahkannya kepada kredit anggaranTahun Anggaran 19841 1985.

(2) Saldo-anggaran-le bih Tahun Anggaran Ig83/1984 ditambahkan kepadaanggaran Tahun Anggaran I9B4/l9g1 dan dipergunakan untuk mem_biayai Anggaran Belanja pernbangunan Tahun Anggaran lgg4/I9g5.

(3) Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal inimcnyatakan pula, bahwa sisa kredit anggaran yang ditambahkan itudikurangkan dari kredir anggaran Tahun Anggaran 1983/lgg4.

(4) Sisa kredit znggarln sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal inisebelunr dirambahkan kepada Anggaran pendapatan dan Belanja NcgaraTahun Anggaran 198+/1995 terlebih dahulu diperiksa dan dinyatakankebenarannya oleh Menteri Keuangan.

(5) Peraturan Pemerintah sebagaimana dinraksud dalam ayat (1) pasal inidisampaikan kepada Dewan perwakilan Rakyat dan Badan pcmeriksaKeuangan selambat-lambatnya pada akhir triwulan I Tahun AnggaranL984/1985 .

pasal 5

Se.lambat-lambatnya pada akhir Tahun Anggaran lgg3/7984 oleh pemerin-tah diajukan Rancangan Undang-undang tentang Tambahan dan perubahan

pasal 6

(1) Setelah Tahun Anggaran 1981/19g4 berakhir dibuat perhitungananggaran mengenai pelaksanaan anggaran yang bersangkutan.

(2) Perhitungan Anggaran Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)Pasal ini setelah diperiksa oleh Badan pemeriksa Keuangan disam_

Page 458: NOTA KEUANGAN

4+O

paikan oleh Pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat-

lambatnya 3 (tiga) tahun setelah Tahun Anggaran yang bersangkutan

berakhir.

Pasal 7

Ketentuan-ketennran dalam Indische Comptabiliteitswet (Undangtndang

Perbendaharaan) yang bertentangan dengan bentuk, susunan dan isi Un-

dang-undang ini dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 8

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 April 1983'

Agar zupaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundang-

an Undang-undang ini dengan PenemPatannya dalarn Lembaran Negara

Republik Indonesia.

Disahkan di Jakartapada tanggal,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOEHARTO

Diundangkan di Jakartapada tanggal

MENTERI/SEKRETARIS NEGARAREPUBLIK INDONESIA,

SUDHARMONO,SH.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1983 NOMOR

Page 459: NOTA KEUANGAN

PENJELASANATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR TAHUN 1983

TENTANGANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

TAHUN ANGGARAN 1983/T984

UMUM

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1983/1984 adalahAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Kelima dalam rangka pelaksanaanREPELITA III 1979l198G1983/ 1984. Anggaran Pendxpatan dar Belanja Negara TahunAnggaran 7983/1984 mengikuti prioritas nasional sebagaimana ditetapkari di dalam PolaUmum Pelita Ketiga daripada Ketetapar Majelis Permusyawarata.n Rakyat NomorIVIMPR/1978 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara. Prioritas diletakkan pada pemba-ngunan bidang ekonomi dengan titik berat pada pembangunan sektor pertanian menujuswasembada pangan dengan meningkatkan scktor industri yang mengolah bahan mentahmenjadi bahan baku dan barang jadi dalam rangka menseimbangkan struktur ekonomilndonesia. Melalui pembangunan sektor ekonomi seperti tersebut di atas, usaha peningkatandan perbaikan taraf hidup rakyat banyak diharapkan akan dapat diwujudkan dalam rangkamencapai sasaran-sasaran seperti yang ditetapkan di dalam Garisgaris Besar Haluan Negara.

Sezuai dengan Garis-garis Besar I{aluan Negara, khuzusnya Pola Umum PelitaKetiga, kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan didasarkan kepada Trilogi Pem-bangunan, yakni pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju terciptanyakeadilan sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabilitasnasional yang sehat dan dinarnis. Peleksanaan pemerataan, pertumbuhan dan stabilitasdilakukan secara serasi dengan lebih menonjolkan segi pemerataan yang terutama diwujud-kan melalui Delapan J alur Pemerataan.

Dalam pada itu, kebijaksanaan arggaran berimbang yang dinamis terurama di-tujukan untuk menyezuaikar pengeluaran dengan penerimaan sehingga Tabungan Pemerin-tah dapat terhimpu;r dalam rangka tercapainya usaha untuk dapat membiayai pembangunandengan kemampuan sendiri. Usaha unruk itu antara lain dilakukan melalui peningkatanpenerimaan dalam negeri, tenrtarna penerinraan bukan minyak.

Di bidang pengeluaran, makr pengeluarar terutama ditujukan untuk menyelesaikanproyek-proyek dari tahun-tahun sebelumnya, di samping memelihara hasil-hasil pemba-ngunan. Selanjutnya diperlukan pula pengeluaran unftk gas umum Pemerintahan yaituuntuk terus membina aparatur dur administrasi negar^ zgar lebih mampu melaksanakantugas yang kian meningkat sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pernbangunan.

++l

Page 460: NOTA KEUANGAN

4+X

AdapunbantuanpembangunankepadaDesa,DaerahTingkat l ldanDaerahTing-ket I serta banruan pembangunan lailrnya, seperti pengembangan sarana kesehatan' peng'

hijauan dan penghutanan kembali tanah kritis, dilanjutkan sehingga secara keseluruhen

d"p"t t ^, menggerakl,an dan meratakan pembangunan daerah serta mengurangi tekanan

p.ng-ggur-. Di samping itu, terus pula dilakanakan pembangunan di bidang pendidikan'

.erta uiaa"g-uiar"g lainnya agar tercapai keserasian dan keselarasan pertumbuhan ekonomi

nasional dan d".r"h y"ng diharapkan dapat rrrenambah penyediaan dan perluasan lapangan

kerja.

Selanjumya, zgar biayt yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal sezuai

dengan kebijaksanaan irnggaran, maka penggeseran antar Proglam dan antar kegiatan dalam

*ggo* belanja rutin serta a$tar Pro$am da"n antar proyek dalem anggaran belanja pem"

U*guttan dilakukan dengan persetujuan Presiden, sedangkan Penggeseran antar sektor dan

antar zub sektor, baik dalam anggaran belanja rutin maupun dalam angglrajn belanja pem-

bengunan dilakukan dengan Undang-undang.

Dalam rangka kesinambungan kegiatan pembangunan, maka sisa kredit anggaran

proyek.proyek pada anggaran pembangunan dan saldo-anggaran-lebih Anggaran Pendapatan

iuL neianja Negara ini ditambahkan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Tahun Anggaran 198+17985.

Dengan memperhatikan hal.hal tersebut di atas, maka Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Tahun Anggaran 1g83t7g8/+ dizusun berdasarkan asumsi-azumsi umum

sebagai berikut '

a. bahwa keadaan ekonomi Indonesia masih di pengaruhi oleh resesi dunia yang mempe-

ngaruhi sektor perdagangan intemasional dan sektor penerimaan negara;

b. bahwa kestabilan moneter serta terselenggaranya perkembaagan harga ke arah yang le-

bih mantap dapat dipenahankan dengan selalu diusahakan dalam jangkauan daya beli

masyarakat.

PASAL DEMI PASAL

Pasal I

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasd 3

Page 461: NOTA KEUANGAN

443

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayet (2,

Masalah kebijaksanaan kredit dan lalu lintas pembayarur luar negeri sebagianbesar berada di sektor bukan pernerintah. oleh sebab itu penyusunan kebijakanaan kreditdan devisa dalam bentuk daa ani sepeni anggaran rutin dan enggaran pembangunan srkarunnk dilaksanakan, sehingga untuk itu dibuat dalam bentuk prognosa.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)Crrkup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Pasal4

Cukup jelas.

Pasal 5

Pasa] ini menentukan bahwa jika diperlukan Anggaran pendapatan dan BeranjaNegara Tambahan dan Perubahan, maka pengajuannya kepada Dewan perwak an nakyatdilakukan selambat-lambatnya pada akhlr Tahun Anggaran tgg3ltgg+.

Pasal 6

Perhinrngarr Anggaran Negara dimakzud dalam pasal ini disampaikan kepadaDewan Perwa.kilan Rakyat dalam bentur dan susunan yang ditetapkan oleh pernerintahdengan persetujuan Badan Pemeriksa Keuangan.

Pgsal 7

Cukup jelas.

P&eal 8

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Cukup jelas.