NOMENKLATUR GIGI Penamaan gigi berguna untuk memudahkan penulisan di rekam medis kesehatan gigi pasien. Penamaan gigi merupakan representasi diagram gigi yang menunjukkan seluruh permukaan gigi. Penamaan ini dapat menunjukkan keadaan gigi pasien, gigi yang hilang, penanganan selanjutnya, penanganan yang sudah dikerjakan, dan permukaan gigi berlubang maupun restorasi gigi. Terdapat 1 garis horizontal yang merupakan garis oklusi (garis kunyah) dan 1 garis vertikal yang merupakan garis medan (garis tengah). Sistem dua digit International Dental Federation (FDI) Setiap gigi diidentifikasi dengan gabungan dua digit. Digit pertama menunjukkan kuadran rahang, sedangkan digit kedua menunjukkan gigi dalam kuadran tersebut. Kuadran diberi nomor 1 sampai 4 (gigi tetap), dan 5 sampai 8 (gigi sulung) dalam arah yang searah jarum jam dan dimulai dari sisi kanan atas. Pada tiap Gambar 1. Penamaan gigi sistem FDI
47
Embed
Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
NOMENKLATUR GIGI
Penamaan gigi berguna untuk memudahkan penulisan di rekam medis
kesehatan gigi pasien. Penamaan gigi merupakan representasi diagram gigi yang
menunjukkan seluruh permukaan gigi. Penamaan ini dapat menunjukkan keadaan
gigi pasien, gigi yang hilang, penanganan selanjutnya, penanganan yang sudah
dikerjakan, dan permukaan gigi berlubang maupun restorasi gigi. Terdapat 1 garis
horizontal yang merupakan garis oklusi (garis kunyah) dan 1 garis vertikal yang
merupakan garis medan (garis tengah).
Sistem dua digit International Dental Federation (FDI)
Setiap gigi diidentifikasi dengan gabungan dua digit. Digit pertama
menunjukkan kuadran rahang, sedangkan digit kedua menunjukkan gigi dalam
kuadran tersebut. Kuadran diberi nomor 1 sampai 4 (gigi tetap), dan 5 sampai 8
(gigi sulung) dalam arah yang searah jarum jam dan dimulai dari sisi kanan atas.
Pada tiap kuadran, gigi diberi nomor dari garis median ke belakang dari 1 sampai
8 (gigi tetap), dan 1 sampai 5 (gigi sulung). Digit tersebut harus diucapkan
terpisah, misalnya bagi kaninus permanen diucapkan sebagai satu-tiga, dua-tiga,
tiga-tiga, dan empat-tiga.
Gigi permanen:
Gambar 1. Penamaan gigi sistem FDI
Gigi sulung:
Sistem FDI memenuhi persyaratan dasar sebagai berikut ini, yaitu:
a. Sederhana untuk dimengerti dan diajarkan.
b. Mudah untuk diucapkan dalam perakapan dan dikte.
c. Mudah dikomunikasikan dalam cetakan dan dalam kawat.
d. Mudah dalam pengetikan.
e. Mudah diadaptasikan dalam kartu standar dalam praktik.
Sistem Zsigmondy-Palmer, ‘Chevron’ atau Set-square.
Penamaan sistem Zsigmondy-Palmer
terdiri dari simbol ( , , , ) yang
melambangkan kuadran gigi dan angka yang
menunjukkan posisi gigi dari garis tengah.
Angka digunakan untuk penomeran gigi
permanen dan angka romawi digunakan untuk
penomeran gigi sulung. untuk penulisan gigi
susu, Zsigmondy menggunakan angka romawi I sampai IV sedangkan Palmer
menggunakan huruf A sampai E.
Gigi permanen:
Gambar 2. Penamaan gigi dengan sistem Zsigmondy-Palmer
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Contoh: P2 atas kanan = 5
I1 bawah kiri = 1
Gigi sulung:
V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V
Contoh:
P2 atas kanan = V I1 bawah kiri = I
Penamaan American Dental Association (ADA)
Menghitung gigi nomer 1 dari atas kiri ke atas kanan sampai nomer 16 dan
nomer 17 dari bawah kanan ke bawah kiri sampai nomer 32. Gigi permanen
menggunakan angka, dan gigi sulung menggunakan angka romawi.
Penamaan cara Applegate
Kebalikan dari penamaan ADA, Applegate menghitung gigi nomer 1 dari
atas kanan ke atas kiri sampai nomer 16 dan nomer 17 dari bawah kiri ke bawah
kanan sampai nomer 32. Gigi permanen menggunakan angka, dan gigi sulung
menggunakan angka romawi.
Contoh: P2 atas kanan =
4
I1 bawah kiri = 24
Cara Haderup
Penamaan Haderup menggunakan 2 kuadran, yaitu + untuk rahang atas
NEBDN membuat tabel penamaan gigi yang memperlihatkan penanganan
gigi yang telah dilakukan dan yang alan dilakukan.
Baris di bagian dalam digunakan untuk menulis penanganan yang telah
dilakukan. Baris di bagian luar digunakan untuk menulis penanganan yang akan
dilakukan.
Bagan permukaan gigi:
Labia = bibir (Labium)Lingua = lidahFasial = mukaPalatum = langit-langitSisi mesial = sisi yang berhadapan dengan garis median.Sisi distal = sisi yang bertolak belakang dengan garis median.Sisi bukal = sisi yang menghadap ke pipi.
Penulisan status gigi insisivus:
Penulisan status gigi premolar dan molar:
Contoh penulisan:
ERUPSI GIGI
Ada dua fase penting dalam proses erupsi gigi yaitu erupsi aktif dan pasif.
Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah vertikal,
sejak mahkota gigi tumbuh dari tempat pembentukannya di dalam rahang sampai
mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut. Sedangkan erupsi pasif adalah
pertumbuhan gusi ke arah apeks yang menyebabkan mahkota bertambah panjang
dan akar bertambah pendek karena adanya perubahan pada perlekatan epitel di
daerah apikal. Dalam anatomi gigi, terdapat gigi sulung dan gigi permanen.
Gigi Sulung
Erupsi gigi sulung pertama biasanya terjadi pada saat anak berusia 6 bulan
dan tumbuh lengkap pada usia 3 tahun. Gigi sulung berjumlah 20 gigi, yaitu 8
insisivus, 4 caninus, dan 8 molar.
Gambar 1. Waktu erupsi gigi sulung dan lepasnya gigi sulung
Gigi sulung tanggal karena adanya erupsi dari gigi
permanen di bawah gigi sulung sehingga membuat akar dari
gigi sulung direabsorbsi. Gigi sulung berguna untuk
mengatur posisi erupsi gigi permanen agar susunannya
sempurna di posisi normal. Pada usia 6-12 tahun, anak
memiliki gigi sulung dan gigi permanen
(mixed dentition) yang sangat penting untuk
dijaga. Pada usia 6 tahun, gigi permanen
pertama tumbuh, yaitu molar 1. Gigi
permanen molar 1 membutuhkan fissure
sealant untuk menjaga gigi tersebut karena
anak-anak masih belum dapat menjaga kebersihan gigi.
Gigi Permanen
Gambar 3. Fissure Sealant pada molar 1 anak
Gambar 2. Erupsi gigi
Gigi permanen terdiri dari 32 gigi. Hampir semua gigi permanen sudah
muncul pada usia 12 tahun, namun gigi molar ketiga biasanya belum muncul
sampai usia 20 tahun. Setelah gigi sulung lepas, gigi permanen tumbuh sebagai
berikut:
Gambar 4. Waktu erupsi gigi permanen
IMPAKSI GIGI
Definisi
Impaksi gigi adalah gigi yang jalan erupsi normalnya terhalang oleh gigi di
dekatnya atau jaringan patologis. Impaksi
diperkirakan secara klinis apabila gigi
antagonisnya sudah erupsi dan hampir
bisa dipastikan apabila gigi yang terletak
pada sisi yang lain sudah erupsi.
Klasifikasi
Klasifikasi impaksi berdasarkan
kedalamannya terbagi menjadi tiga level
(A, B, dan C). Yang pertama yaitu level
A, mahkota gigi molar ketiga impaksi di
atas garis servikal molar kedua di dekatnya yang menyerupai erupsi. Pada level B,
permukaan oklsi gigi molar ketiga impaksi setinggi garis servikal molar kedua.
Posisi paling dalam yaitu level C, seluruh mahkota gigi molat ketiga impaksi
terletak apikal terhadap garis serikal molar kedua.
Diagnosis
Diagnosis impaksi gigi dilakukan dengan cara Ro panoramik. Indikasi
pencabutan gigi impaksi yaitu:
a. Infeksi karena erupsi yang terlambat dan abnormal (perikoronitis).
b. Berkembangnya folikel menjadi keadaan patologis (kista odontogenik
dan neoplasma).
c. Usia muda, sesudah akar gigi terbrntuk sepertiga sampai dua pertiga
bagian dan sebelum pasien mencapai usia 18 tahun (periode emas).
d. Adanya infeksi (fokus selulitis).
e. Adanya keadaan patologi (odontogenik).
f. Penyimpangan panjang lengkung rahang dan untuk membantu
mempertahankan stabilitas hasil perawatan ortodonsi.
g. Prostetik atau restoratif (diperlukan nutuk mencapai jalan masuk ke tepi
ginggiva distal dari molar kedua di dekatnya).
h. Apabila molar kedua di dekatnya dicabut dan kemungkinan erupsi
normal atau berfungsinya molar ketiga impaksi, sangat kecil.
Gambar 1. Klasifikasi impaksi molar ketiga
berdasarkan hubungan ruang dengan gigi molar
kedua disebelahnya
i. Secara umum, sebelum tulang sangat termineralisasi dan padat, yaitu
sebelum usia 26 tahun.
Gambar 2. Ro Panoramik impaksi gigi
Penanganan impaksi gigi yaitu dengan
pencabutan gigi. Pencabutan gigi molar
ketiga impaksi harus dilakukan persiapan.
Pasien harus nyaman dan bersedia dicabut
giginya. Sedasi yang digunakan yaitu
anastesi lokal dengan cara sedatif oral
pada sore hari sebelum dan 1 jam sebelum
pembedahan. Annastesi umum juga sering
dilakukan. Desain flap, pengambilan tulang dengan bur dan dibantu irigasi larutan
saline, dan pemotongan yang terencana perlu dilakukan. Pencabutan dilakukan
menggunakan elevator potts dan miller dengan posisi mesio-servikal yang
dimasukkan dari lingual. Apilikasi tekanan rotasional dan ungkitan menyebabkan
terungkitnya gigi impaksi mesioangular atau distoangular ke arah distal-bukal.
Gambar 3. Apilikasi tekanan rotasional dan ungkitan pada pencabutan molar 3
STOMATITIS APHTOSA REKUREN (SAR)
Definisi
Stomatitis Aphtosa Rekuren (SAR) adalah penyakit mukosa mulut berupa
inflamasi ringan yang sering terjadi kurang lebih 20% dari populasi. Penyakit ini
disebut juga recurrent aphtous ulcer atau canker sores. Ulkus timbul di non-
keratinized mucosa yaitu bibir bagian dalam, ginggiva, lidah, mukosa bukal,
mukosa labia, uvula, dan soft palate secara berulang namun tidak dapat terjadi di
hard palate dan ginggiva marginal. SAR merupakan salah satu penyakit inflamasi
mukosa mulut yang paling menyebabkan nyeri terutama saat makan, menelan, dan
berbicara. Lokasi ulkus menentukan tingkat keparahan penyakit ini. Ulkus di lidah
dapat menyebabkan berbicara dan mengunyah terganggu, sedangkan ulkus di soft
palate dan di esofagus menyebabkan menelan menjadi sangat sakit terutama saat
makan makanan asam.
SAR biasanya timbul pada usia dibawah 30 tahun dan lebih sering terjadi
pada wanita. Dapat tumbuh 1-5 ulkus yang sangat sakit dan berlangsung selama
10 sampai 14 hari tanpa adanya komplikasi. Hari pertama sampai keempat
biasanya yang paling menumbulkan gejala. Awalnya pasien akan merasa seperti
sensasi terbakar atau tingling pada tempat yang akan tumbuh ulkus. Ulkus dapat
muncul berulang setiap bulan sampai setahun sekali.
Etiologi
Etiologi SAR tidak begitu diketahui, namun secara histologis menunjukkan
adanya ulkus nonspesifik dengan infiltrasi dari sel inflamatorik akut dan kronis.
Terdapat banyak sel T dan sitokin TNF-α. SAR tidak menular namun muncul
karena adanya stress, trauma, alergi, hormonal (fase luteal menstruasi) dan auto-
immune disorder (AIDS). Defisiensi zat besi, vitamin B12, dan asam folat juga
menimbulkan SAR. Selain itu, gluten sensitive enteropathy juga memiliki relasi
dengan SAR. Namun SAR tidak ada hubungannya dengan HSV. Kemungkinan
terjadinya SAR yang memiliki orang tua dengan penyakit SAR yaitu 90% dan
20% kemungkinan untuk orangtuanya tidak memiliki SAR. SAR akan lebih parah
dan akan muncul di usia muda pada pasien yang memiliki riwayat keluarga
dengan SAR.
Saat pre ulseratif terdapat infiltrasi limfosit T CD8+ dan sel NK karena
adanya antigen keranitocyte-associated. Lalu muncul TNF α oleh sel T yang
menyebabkan keratinosit lisis diikuti dengan pembengkakan papular membentuk
erythematous halo. Papul lalu menjadi ulkus yang dilapisi membran fibrosa dan
sembuh dengan regenerasi epitel.
Klasifikasi
Ulkus menimbulkan rasa nyeri, berbatas tegas, bulat atau oval dengan
bagian tengah yang nekrosis dangkal dilapisi pseudomembran berwarna kuning
keabuan dengan erythematous halo. Berdasarkan kriteria klinisnya, SAR
diklasifikasikan menjadi minor, ulkus herpetiform, major, dan severe aphtous
ulcers:
a. SAR Minor (Mikulicz’s aphtae / mild aphtous ulcers)
Yang paling sering terjadi di anak-anak dan dewasa yaitu aphtous minor
(diameter ulkus < 0,5 cm) terjadi pada
80% dari kasus SAR. Ulkus dilapisi oleh
membran putih kekuningan dan dikelilingi
oleh halo merah tipis. Biasanya muncul di
mukosa labia, mukosa bukal, dasar mulut,
ventral dan lateral lidah. Lesi biasanya
tunggal atau multipel (2-6 lesi) dan dapat sembuh tanpa jaringan parut dalam
6-12 hari.
b. Ulkus herpetiform
Timbul secara multipel (10-100 lesi) dengan ulkus
irregular yang bulat kecil-kecil (1-3mm) seperti HSV
(namun tidak berhubungan dengan HSV). Ulkus ini
tidak membentuk vesikel dan tidak mengandung virus.
Biasanya terjadi pada orang tua. Ukuran ulkusnya
tidak berbatas tegas dan lebih kecil dari minor SAR.
Dapat hilang setelah 10-14 hari tanpa jaringan parut.Gambar 2: Ulkus Herpetifrom di ventral lidah
Gambar 1: Minor RAS pada labial mucosa
c. SAR Major (Periadenitis mucosa necrotica recurrens / ulcerative stomatitis /
Sutton’s disease)
Ulkus dengan diameter berukuran lebih
dari 1 cm ini lebih jarang terjadi yaitu 1-
15% dari kasus SAR. Major SAR jarang
terjadi pada anak-anak. Ulkusnya lebih
dalam dari epitel sampai ke jaringan ikat dan
mukosa tanpa keratin (bibir, soft palate,
kerongkongan). Dapat menetap selama
seminggu sampai berbulan-bulan dan bisa membentuk jaringan parut saat
resolusi.
d. Severe aphtous ulcers
Pasien biasanya selalu mengalami ulkus berulang yang menyebabkan sakit
kronik sehingga dapat menyebabkan penurunan berat badan dan malnutrisi.
Pasien memiliki ulkus multipel setiap saat dengan ulkus baru saat ulkus lama
sudah mulai sembuh. Mukosa berkeratin juga dapat terjadi pada pasien
dengan severe aphtous ulcers.
Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan riwayat penyakit pasien dan pemeriksaan fisik
karena tidak ada pemeriksaan lab spesifik yang bersangkutan dengan SAR.
Namun pemeriksaan lab tetap harus dilakukan seperti tes darah lengkap, folat dan
vitamin B12. Biasanya terdapat penurunan serum iron, folat, dan vitamin B12.
Kelainan sistemik yang sering bersangkutan dengan SAR yaitu ulcerative
colitis, Crohn’s disease, Reiter’s syndrome atau Behcet’s disease, Sweet’s