No. Rek.Bank BNI a.n. GPIB BUKIT BENUAS: 014 125 9941 JAM IBADAH IBADAH 1 : 06:00 WITA IBADAH 2 : 09:00 WITA IBADAH 3 : 18:00 WITA IHMPA : PUKUL 09:00 WITA IHMPT : PUKUL 09:00 WITA JAM KERJA KANTOR SEKRETARIAT MAJELIS JEMAAT SELASA - SABTU : 08.00 - 17.00 WITA ISTIRAHAT : 12:00 - 13.00 WITA HARI LIBUR NASIONAL KANTOR TUTUP SENIN : LIBUR
16
Embed
No. Rek.Bank BNI a.n. GPIB BUKIT BENUAS: 014 125 · PDF fileIbadah Keluarga Rabu, 1 Februari 2017, ... PERAYAAN NATAL UMAT KRISTEN DAN KATOLIK BALIKPAPAN ... pujian di atas guna mendukung
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
No. Rek.Bank BNI a.n. GPIB BUKIT BENUAS: 014 125 9941
JAM IBADAH
IBADAH 1 : 06:00 WITA
IBADAH 2 : 09:00 WITA
IBADAH 3 : 18:00 WITA
IHMPA : PUKUL 09:00 WITA
IHMPT : PUKUL 09:00 WITA
JAM KERJA KANTOR SEKRETARIAT
MAJELIS JEMAAT
SELASA - SABTU : 08.00 - 17.00 WITA
ISTIRAHAT : 12:00 - 13.00 WITA
HARI LIBUR NASIONAL KANTOR TUTUP
SENIN : LIBUR
2
Datanglah sebelum Ibadah dimulai / tepat waktu.
Tidak mondar-mandir (masuk keluar Gereja)
pada saat doa syafaat
Berdoa dan Baca Alkitab secara pribadi
Sebelum ibadah dimulai
Dimohon untuk tidak makan / minum
pada saat Ibadah berlangsung
Dan tidak membuang sampah
(kulit permen, dll) Di sembarang tempat
(kursi, lantai, pot bunga,
dan sekitar halaman gereja)
Apabila membawa anak kecil
mohon dijaga agar tidak mengganggu
saat ibadah berlangsung.
Untuk Ibadah pukul 09:00 wita
Anak-anak dapat diikutsertakan pada kelas IMPA
(Ibadah Minggu Pelkat PA di Ruang Pelkat)
Handphone harap dimatikan (silent)
saat ibadah berlangsung
Pada saat prosesi Presbiter
keluar ruang ibadah Warga jemaat
dimohon tidak mendahului Presbiter
Periksa kembali barang-barang bawaan anda sebelum meninggalkan ruang ibadah
3
1. PELAYAN BERTUGAS IBADAH MINGGU 22 JANUARI 2017
EPIFANIA Sebelum abad ke IV hari Epifania dirayakan sebagai hari kelahiran KRISTUS ke dunia yaitu pada tanggal 6 Januari. Gereja Ortodoks masih mempertahankan tradisi tersebut sedangkan Gereja Katholik merayakannya sebagai hari Tiga Raja (Matius 2:4). Gereja Protestan merayakannya sebagai hari penampakan kemuliaan YESUS setelah dibaptis di Yordan (Matius 3:17). Hari Minggu Epifania dirayakan pada hari Minggu terdekat dengan tanggal 6 Januari ditambah dengan 6 minggu sesudah itu *) , yang diliputi dengan rasa syukur dan puji-pujian. Warna dasar : Hijau Lambang/Logo : Bintang bersegi lima Warna Bintang : Putih Lingkaran : Kuning Arti : Bintang persegi lima lebih dikenal sebagai bintang Yakub, dalam hal ini menunjuk pada terbitnya bintang dari keturunan Yakub (Bilangan 24:17). Di kemudian hari hal ini dimanifestasikan lewat kelahiran YESUS KRISTUS yang ditandai pula dengan munculnya/terbitnya bintang di Timur (Matius 2:1-2). Bintang ini pula yang menunjuk pada penampakan kemuliaan YESUS KRISTUS bagi umat manusia.
Minggu 22 Jan’17
GPIB Bukit Benuas Pukul 06:00 wita
GPIB Bukit Benuas Pukul 09:00 wita
GPIB Bukit Benuas Pukul 18:00 wita
Pemberita Firman Pnt. Albert Rante Tulung Vik. Boydo R. Hutagulung Pnt. Netty Kalangi-S
PRESBITER SP. EFESUS SP. FILIPI SP. GALATIA
Pelayan 1 Pnt. Yulianus Rongre Pnt. Jhony I. Piri Pnt. Martinus Beslar
7. KELAS KATEKISASI UMUM, PUKUL 12.00 WITA, RUANG KOINONIA
8. PERSIAPAN PELAYANAN PEMBERITA FIRMAN IBADAH-IBADAH Dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Januari 2017 dengan jadwal, sbb :
A. Pukul 18.00 wita untuk Persiapan para Pelayan Ibadah Hari Minggu, 29 Jan’17
Pelayanan Anak (IHMPA), dilayani oleh Pnt. Agus Wangkay, di R. Koinonia.
B. Pelayan Ibadah Hari Minggu, 29 Januari 2017 Pelayanan Teruna (IHMPT), Ibadah
Bina PT untuk kelas Eka dan Dwi, dilayani oleh Vik. Boydo R. Hutagalung,
di R. Ekklesia
C. Pukul 18.00 wita untuk Persiapan para Pelayan :
Ibadah PKB Senin, 30 Januari 2017, di R. Konsistori
dilayani oleh : Vikaris Boydo R. Hutagalung. Bahan Bacaan : Yehezkiel 3:10-15
Ibadah PKP Selasa, 31 Januari 2017, di R. Konsistori
dilayani oleh : Vikaris Boydo R. Hutagalung. Bahan Bacaan : Yehezkiel 3:10-15
Ibadah Keluarga Rabu, 1 Februari 2017, di R.Konsistori, pukul 19:00 wita
dilayani oleh : Vikaris Boydo R. Hutagalung. Bahan Bacaan : Yehezkiel 3:22-27
Persiapan di atas adalah Wadah Pembinaan maka dihimbau bagi seluruh Presbiter dan Pengurus/ Pelayan Pelkat dapat mengikuti Persiapan sesuai jadwal tsb di atas. 9. PERAYAAN NATAL UMAT KRISTEN DAN KATOLIK BALIKPAPAN
Diundang seluruh warga jemaat untuk menghadiri Perayaan Natal umat Kristen dan
Katolik Balikpapan pada hari Kamis, 26 Januari 2017, pukul 18:00 wita di gedung
Dome Balikpapan.
Tanggal Materi Pembawa Materi
29 Januari 2017 Evaluasi VI Tim
5 Februari 2017 Mengenal Agama dan Kepercayaan lain di Indonesia Pnt. Eric Ch. Assa
11. DAFTAR UNSUR TATA IBADAH MINGGU, 29 JANUARI 2017
Ad : Diharapkan Presbiter, Prokantor, Kantoria & Pianis untuk mempelajari nyanyian/
pujian di atas guna mendukung kelancaran pelayanan ibadah hari minggu.
1. POKOK–POKOK DOA SYAFAAT MINGGU INI a. Untuk perdamaian & keadilan di dunia serta keutuhan ciptaan-Nya;
b. Misi Gereja serta GPIB dari Baubau hingga Sabang di medan pelayanan perdesaan dan perkotaan; c. Pemerintah dalam tugas membina Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI);
d. Pemerintah dan situasi kota Balikpapan;
e. Realisasi Perijinan ibadah di Pos Pelkes Penajam;
f. Anak-anak yang dalam Pendidikan;
g. Warga Jemaat yang bertambah usia pribadi dan perkawinan;
h. Warga Jemaat dalam mencari pekerjaan;
i. Pengerjaan Sarana dan Prasarana Halaman Gereja;
j. Warga/Keluarga Jemaat GPIB Bukit Benuas yang dalam minggu ini didoakan
(nama keluarga disebut oleh PF dalam Ibadah)
No Pukul 06:00 wita Pukul 09:00 wita Pukul 18:00 wita
Ibu Nova Pongantung - Langi Pemulihan di rumah Kolose
Ibu Agustina Kojongian-P Pemulihan di rumah Kolose
Ibu Marietje Kaunang-R Perawatan di rumah Filipi
Ibu Evie Rumampuk - Enoch Pemulihan di Palu
Tesalonika Bapak Paulus Kongtesa Pemulihan di Rumah
Bapak Ridwan M. Sitorus Perawatan di Rumah
Ibu Dina Kalalo-W Pemulihan di rumah, Jkt
Ibu Beatrix J. Latumeten Pemulihan di rumah Nazaret
Ibu Wihelmina Tumanken (Orangtua Kel. Pesik-Esau) Pemulihan di Manado
Nazaret
Ibu Neti Molumbot (Orangtua Kel. Kaumbur-Ntebua) Perawatan di RS Kandao, Manado Bapak Marthen Toreh Pemulihan di rumah
Bapak Effendi Sondakh (Orangtua Kel. Rapar-Sondakh) Perawatan di rumah
Ibu Henny Watak-Punu Pemulihan di rumah, Jkt
1 Petrus 2:24 “ Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh ”
Mari, sisihkan waktu untuk berdoa bagi saudara-saudara kita yang sedang sakit/pemulihan. Kiranya melalui permohonan dan pengharapan kepada Tuhan, maka saudara-saudara kita ini boleh mendapatkan kesembuhan.
Minggu, 22 Jan’17 Tenaga Medis : dr. Rudy Mokodompit Para Medis : Ibu Edmie Kojongian-M dan Ibu Veronika Butarbutar-T Komisi Pelkes : Bapak Zalotes Kantohe dan Bapak Darwin Longkutoy
Minggu, 29 Jan’17 Tenaga Medis : dr. Djuhani Yuniyanto Para Medis : Ibu Meitha Lumowa-W dan Ibu Masye Sompie-K Komisi Pelkes : Bapak Zalotes Kantohe dan Bapak Eric Walangare
8
4. IBADAH GABUNGAN PELKAT PKB Akan dilaksanakan pada hari Senin, 23 Januari 2017, pukul 19:00 wita bertempat
Diaken Bobby R. E Kalalo Penatua Damiyati Mantik-N
Tesalonika 26 Adik Hayden Castillo N. Walangare
22 Sdr. Richard Jeanry Raintung
Kolose
23 Ibu Yanny Sinulingga-Tonapa
24 Bapak Yanny Kambey Kojongian
24 Bapak Gunthar Pangaribuan
25 Bapak Erick H. Silaban
25 Sdri. Happy Christy Manengkey
26 Ibu Veronica Patricia Alloey-Tanod
28 Ibu Ellen Yaniwati Aguw-Walangarei
28 Ibu Joice Dengah-Kodoati
TAHUN SEWA UMUM SEWA JEMAAT BIAYA GENSET
(Apabila Mati Lampu)
Oktober 2016-2017 Rp. 2.500.000 Rp. 1.500.000 Rp. 250.000/ Jam
Majelis Jemaat “Bukit Benuas” Balikpapan menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam Warta Jemaat terdapat kesalahan penulisan nama/tempat/waktu/dll.
Nazaret 25 Ibu Jeane Emma Tambuwun
27 Bapak Roy Sumendap
11
.
12
Ketua 5 Sekretaris
13
14
15
Pojok Bina Warga Jemaat
Pendidikan Agama Kristen : Berbagi Cerita dan Visi Kita (4)
Penulis Buku: Thomas H. Groome
Tahap Perkembangan Iman menurut Fowler Thomas Groome juga membahas karya Psikolog, James Fowler yang mempelopori konsep perkem-bangan iman. Dalam penelitian Fowler, ada enam tahap yang berbeda yang dapat dikenali dalam ke-mampuan beriman manusia. Dalam keenam tahap tersebut, terdapat tujuh operasi/kompetensi seperti : bentuk logika, bentuk koherensi dunia, kemampuan mengambil peran, kemam-puan menempatkan otoritas, batas-batas kesadaran sosial, kemampuan membentuk pertimbangan moral, dan peran dari simbol-simbol. Dalam ketujuh operasi tersebut terkandung aspek-aspek ungka-pan/ekspresi iman yang otentik, khas dan wajar pada masing-masing tahap. Fowler mengingatkan bahwa setiap tahap beriman memiliki integritasnya masing-masing dan tidak berasumsi yang satu lebih tinggi dari yang lain. Misalnya seorang dewasa anggota sidi tidak boleh me-mandang rendah iman seorang anak sekolah minggu. Hal ini disebabkan masing-masing berada da-lam tahapan perkembangannya sendiri yang selaras dengan kemampuan operasi yang dimilikinya. Lebih tepat untuk mengatakan bahwa tahap yang satu ekspresi imannya lebih berkembang dan ma-tang daripada tahapan sebelumnya. Berikut akan diuraikan secara singkat ciri dari tahapan-tahapan perkembangan menurut Fowler dengan bantuan uraian dari Thomas Groome.
Tahap I : Iman Intuitif / Proyektif (tahapan pada anak sekolah minggu) a). Berlangsung biasanya pada usia 4 – 8 tahun b). Makna dibuat dan kepercayaan dibentuk secara intuitif dan dengan cara meniru c). Makna bersifat episodik d). Fantasi dan imajinasinya bebas di mana gambaran-gambaran dan perasaan-perasaan yang
dapat tahan lama dibentuk e). Allah dipikirkan dalam istilah-istilah magis antropomorfis f). otoritas atas dirinya berada pada orang tua dan orang-orang dewasa utama yang lain g). Memori dan kesadaran akan dirinya mulai timbul h). Kemampuan empati mulai ada namun dalam bentuk paling dasar
Tahap II : Mitis/Harfiah (tahapan pada anak sekolah minggu) a). Iman usia 8 – 12 tahun b). Tahap iman afiliatif di mana seseorang datang dengan lebih sadar untuk bergabung dan menjadi anggota
kelompok terdekatnya atau komunitas iman. Mereka datang dengan lebih antusias untuk mempelajari tradisi, bahasa, legenda-legenda komunitas tertentu dan memakai mereka sebagai milik mereka sendiri
c). Membuat makna lebih bersifat linear dan naratif dari pada bersifat episodik d). Lingkungan akhirnya dikonseptualisasikan dalam cerita-cerita dan mite-mite yang diartikan secara
harfiah. e). Penalaran melebihi intuisi namun berupa hal-hal konret yang berhubungan dengan pancaindera f). Mulai membedakan hal-hal yang natural dari hal-hal yang supernatural, tapi Allah masih terus dipahami terutama dalam istilah-istilah antropomorfis g). Kata-kata dari orang yang lebih tua berkuasa atas kata-kata dari teman-teman sebayanya
Tahap III : Sintetis /Konvensional a). Tahapan ini diawali pada masa remaja, yaitu usia 11/12 tahun dan bertahan cukup lama, bahkan sampai
berkeluarga. b). Iman menafsirkan, menghubungkan diri dengan dan membuat makna keluar dari kehidupan sesuai
dengan kriteria dari apa yang orang katakan. c). Tahap konvensional, yaitu bersifat menyesuaikan diri, yaitu ingin sekali merespons dengan setia
pengharapan-pengharapan dan keputusan-keputusan orang-orang lain yang penting.
16
Tahapan ini ditandai dengan kebutuhan akan sekelompok orang lain untuk berbagi rasa, mimpi, pengertian, kecemasan, dan komitmen baru dalam hidup mereka.
d). Belum memiliki pemahaman yang cukup mengenai identitas miliknya sendiri dan belum bisa membuat keputusan-keputusan yang otonom dari perspektifnya sendiri
e). Berhubungan dengan banyak segmen/pihak yang mungkin menyediakan banyak perspektif, pengharapan, dan cara membuat makna yang berbeda. Pada tahap ini orang melakukan sintesis dengan meletakkan otoritas-otoritas yang berbeda di bawah apa yang orang yakini sebagai otoritas yang paling tinggi atau dengan penggolongan. Orang pada tahap ini memilih satu di antara banyak sebagai tokoh idola untuk dijadikan acuan pandangan hidup dan perilaku. Khususnya dalam masalah-masalah agama cenderung mengandalkan otoritas institusional atau memilih tokoh yang paling banyak dipilih orang lain dalam kelompoknya agar ia tidak terbuang dari kelompoknya.
f). Semakin percaya diri namun hanya digunakan untuk memilih di antara otoritas-otoritas dan belum mencakup inisiatif pribadi untuk memecahkan ketidakcocokkan di antara otoritas-otoritas. Pilihan orang di tahap ini dilakukan bukan karena kritis dan reflektif, melainkan karena motif konformitas. Itulash sebabnya dinamai sintesis-konvensional, sebab mensintesiskan diri dengan apa yang konvensional dalam kelompok.
g). Cara bersikap dan berperilaku pada tahap ini terekspresikan dalam ungkapan- ungkapan,”Agama saya adalah yang terbaik di dunia”. h). Metode pengajaran yang disukai adalah bersifat deduktif karena teologi deduktif yang
doktrinal adalaha salah satu acuan penting, yang tidak boleh berubah. i). Tekanan relasinya bersifat antar-pribadi bukan antar-kelompok. Hal ini berpengaruh
pada hubungan dengan Allah yang menekankan aspek antropomorfisme, aspek per-sahabatan mesra, bimbingan, dukungan, pengertian, dan cinta.
j). Tahapan ini cenderung memakai simbol untuk hal-hal yang kurang dapat ia pahami. Simbol menghubungkan mereka dengan realitas penuh dari sistem makna. Segala bentuk demitologisasi yang mau menganalisis mitos dianggap mengancam identitas dan akan ditentang mati-matian. Tak heran pelecehan terhadap simbol, dianggap se-bagai pelecehan terhadap makna dan nilai kepercayaan yang dianut.
Fowler menemukan perkembangan iman orang banyak yang yang berhenti pada tahap III, bahkan bertahan hingga akhir kehidupan. Namun ziarah iman orang percaya tidak bertujuan untuk berhenti pada tahap ini. Memang bukan berarti tahapan ini lebih buruk, namun hendak dikemukakan bahwa perkembangan masih bisa terjadi dan pengungkapan iman dapat lebih matang akibat kompetensi penuh. Untuk dapat ber-migrasi ke tahap selanjutnya diperlukan upaya yang sengaja dan terarah, yaitu salah satunya adalah melalui Pembinaan. Maka dalam konteks bergereja, Pembinaan-pembinaan warga jemaat, seperti seminar, pelatihan, pendalaman Alkitab, per-siapan-persiapan pemberitaan firman yang dibimbing oleh pendeta, merupakan bagian dari upaya mempersiapkan warga jemaat untuk beralih ke tahapan yang
lebih matang dan dewasa dalam perkembangan imannya. (Bersambung…)[]Vik. BRH