Top Banner
NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SENI TUTUR BEGALAN DIBANYUMAS Wien Pudji Priyanto FBS Universitas Negeri Yogyakarta Abstract Banyumas, as a region in Central Java is geographically located between two different ethnic groups, namely the Javanese and the Sundanese. This makes Banyumas receive influences from two different cultures and have specific and unique characteristics. Banyumas has a variety of arts such as, among others, lengger calung, ebeg, baritan, buncisan, angguk, wayang kulit gagrag Banyumas, aksimuda, cowongan, laisan, ·aplang/dhaeng, karawitan, ujungan dan Seni tutur Begalan. Seni Tutur Begalan is one religious or ritual art because it is performed in a specific traditional wedding ·ceremony in Banyumas. The marriage is specific when it is between the eldest daughter and the eldest son, the youngest daughter and the youngest son, the eldest daughter· and the youngest son, and the youngest daughter and the eldest son. Educational values ·in seni tutur Begalan include, among others, the following; (1) religious values can be found in a variety of components in the offering .prepared for the Begalan ceremony, reflecting the relationship between people and good, people and the nature, and people and people (habluminallah-habluminannas); (2). social values can be found in the advice or sayings through pikulan (Brenong Kepang), suggesting a value that serious or trivial problems can be solved together; (3) moral values are presented through the lyrics of tembang eling-eling, reflecting three important points, namely tata krama (politeness), temen (seriousness), and .tepa selira.(tolerance), which are important in social life. Keywords: Seni Tutur Begalan, educational values A. Pendahuluan Banyumas merupakan··wilayah Ja- wa Tengah yang terletak di .perbatasan JawaBarat yang dipengaruhi oleh budaya Sunda sehingga ·menjadikan Banyumas memiliki kekhasan· bahasa, adat-istiadat, kesenian dan budaya yang khas. Banyumas kaya akanber- bagai bentuk kesenian yang sampai saat ini masih tumbuh dan berkembang di masyarakat desa maupun kota, seperti kesenian Lengger Calung, Aksimudha, Angguk, Aplang, Baritan, Bongkel, Buncis, Calung, Ebeg, Begalan, Ujungan, Baritan, dan Dames. Kesenian tersebut pada awalnya memiliki fungsi sebagai sarana upacara keagamaan, upacara selamatan desa, upacara selamatan pascapanen, media pendidikan, dan dakwah. Namun, sekarang kesenian tersebut berkembang sesuai dengan perkembangan zaman,sehingga fungsi kesenian pun berubah menjadi sarana hiburan. Kesenian yang masihdipercaya sebagai sarana tolak bala, ruwatan, dan mohon keselamatan dalam· upacara pernikahan adalah seni tutur begalan.
11

NILAI-NILAIPENDIDIKAN DALAM SENITUTUR BEGALAN

Oct 23, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: NILAI-NILAIPENDIDIKAN DALAM SENITUTUR BEGALAN

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SENI TUTUR BEGALANDIBANYUMAS

Wien Pudji PriyantoFBS Universitas Negeri Yogyakarta

AbstractBanyumas, as a region in Central Java Province~ is geographically located

between two different ethnic groups, namely the Javanese and the Sundanese. Thismakes Banyumas receive influences from two different cultures and have specificand unique characteristics. Banyumas has a variety of arts such as, among others,lengger calung, ebeg, baritan, buncisan, angguk, wayang kulit gagrag Banyumas,aksimuda, cowongan, laisan, ·aplang/dhaeng, karawitan, ujungan dan Seni tutur Begalan.Seni Tutur Begalan is one religious or ritual art because it is performed in a specifictraditional wedding ·ceremony in Banyumas. The marriage is specific when it isbetween the eldest daughter and the eldest son, the youngest daughter and theyoungest son, the eldest daughter· and the youngest son, and the youngestdaughter and the eldest son. Educational values ·in seni tutur Begalan include,among others, the following; (1) religious values can be found in a variety ofcomponents in the offering .prepared for the Begalan ceremony, reflecting therelationship between people and good, people and the nature, and people andpeople (habluminallah-habluminannas); (2). social values can be found in the advice orsayings through pikulan (Brenong Kepang), suggesting a value that serious or trivialproblems can be solved together; (3) moral values are presented through the lyricsof tembang eling-eling, reflecting three important points, namely tata krama(politeness), temen (seriousness), and .tepa selira.(tolerance), which are important insocial life.

Keywords: Seni Tutur Begalan, educational values

A. PendahuluanBanyumas merupakan··wilayah Ja­

wa Tengah yang terletak di .perbatasanJawaBarat yang dipengaruhi olehbudaya Sunda sehingga ·menjadikanBanyumas memiliki kekhasan· bahasa,adat-istiadat, kesenian dan budayayang khas. Banyumas kaya akanber­bagai bentuk kesenian yang sampai saatini masih tumbuh dan berkembang dimasyarakat desa maupun kota, sepertikesenian Lengger Calung, Aksimudha,Angguk, Aplang, Baritan, Bongkel,Buncis, Calung, Ebeg, Begalan, Ujungan,

Baritan, dan Dames. Kesenian tersebutpada awalnya memiliki fungsi sebagaisarana upacara keagamaan, upacaraselamatan desa, upacara selamatanpascapanen, media pendidikan, dandakwah. Namun, sekarang keseniantersebut berkembang sesuai denganperkembangan zaman,sehingga fungsikesenian pun berubah menjadi saranahiburan.

Kesenian yang masihdipercayasebagai sarana tolak bala, ruwatan, danmohon keselamatan dalam· upacarapernikahan adalah seni tutur begalan.

Page 2: NILAI-NILAIPENDIDIKAN DALAM SENITUTUR BEGALAN

Seni Tutur' Begalan merupakan salahsatu bentuk seni ritual yang sangatpenting dalam upacara pernikahan diBanyumas karena di samping memilikifungsi sebagai sarana toJak baJa, didalamnya terdapat nilai-nilai pendidik­an yang diperuntukkan bagi pengantinrnaupun masyarakat lain yang hadirdalarn acara tersebut Slamet danSupriyadi dalam bukunya Seni BegaJan(2007:6) rnengatakan bahwa Seni TuturBegalan dalam bentuk penyajiannya be­rupa tarian, dialog dan nyanyian atautembang. Dalam Pelaksanaan SeniTutur Begalan dilakukan oleh dua orangpemain, yaitu Suradenta sebagai tokohbegal dan Surantani· tokoh yang mem­bawa persyaratan dan peralatan per­nikahan yang akan diserahkan kepadapihak perempuan yang dibegal.

Perlengkapan dan peralatan yangada dalam Seni· Tutur Begalan memilikimakna atau arti yang penting melaluisimbol-simbol yang diharapkan dapatdilakukan dan dihayati oleh masya­rakat Banyumas. Seni Tutur Begalan di­pertunjukkan tidak hanya sekedaruntuk tontonan atau hiburan, tetapi se­bagai tuntunan hidup yang mengan­dung unsur nilai pendidikan sehinggamasyarakatperlumemahami maknapada simbol/lambang yang terdapatdalam kesenian tersebut. Namun, ma­syarakat sekarang banyak yang me­lupakan Seni Tutur Begalan sebagaisalah satu bagian dalam upacara per­nikahan, yang dapat digunakan sebagaipenolak bala, media pendidikan, danpenyampaian petuah/nasihat padamempelai berdua dalam berumah tang­ga dan masyarakatpada umumnya me­lalui pemahaman terhadap maknasimbolis sesajen dan peralatan yang di­bawa oleh pemain serta dialog pemain.

Masyarakat lebih mengenal SeniTutur .Begalan sebagai hiburan, se­hingga sering dijumpai perlengkapan

165

dan peralatan····yang·· ·dibawa oleh pe­main diganti dengan perlengkapanalat-alat rumah tangga terbuat dariplastikagar lebih praktis dan mudahmencarinya. Di samping itu, ada halprinsip yang dilupakan oleh masya­rakat sekarang adalah nilai pendidikanyang terkandung di dalam Seni TuturBegalan melalui simbol yang ·disampai­kan secara lisan.

Untuk itu, penulis sajikan secarasingkat tentang makna simbolis .dannilai pendidikan yang adadalam SeniTutur Begalan di Banyumas agar masya­rakat dapat memahami makna simbol­simbol yang ada dalam sesajen danperalatan yang dibawa oleh pemain.

B. Pembahasan1. Hakikat Seni Tutur Begalan

Menurut Supriyadi(1986:22-23),artiBegalan dijelaskan dengan ucapan kebe­galan sambikalanipun, maksudnyadijauh­kan dari segala marabahaya. SeniBe... i

galan adalah seni tutur tradisional yangberfungsi sebagal sarana upacara per­nikahan. di Banyumas. Begalan meng­gambarkan peristiwa· perampokan ter­hadap.barang bawaan dari pihak mem­pelai pria oleh seorang begal. Begalan di­lakukan oleh dua orang dewasa yangmerupakan sedulur pancer Janang (sau­dara lelaki) daripihak mempelai putri.Kedua pemain begalan menari dan ber­dialog di depan keduamempelai de­nganmembawa peralatan rumah tang­ga yangdisebutbrenong kepang. Peralat­an tersebut memiliki makna simbolisyangmengandung unsur pendidikandan berisi falsafah jawa yang bergunabagi kedua mempelai· yang akan men­jalankankehidupan berumah tangga.

Begal artinya sarna dengan peram­pok, yaitu orang yang pekerjaannyamerampas barang milik orang lain un­tuk dirinya sendiri. .Istilah Begalan da-

Nilai-nilai Pendidikan dalamSeni TuturBegalan diBanyumas

Page 3: NILAI-NILAIPENDIDIKAN DALAM SENITUTUR BEGALAN

166

lam kesenian ini tidak berarti .me­rampas barang orang ·.lain, tetapi' men­jaga keselamatan apabila ada roh-rohjahat yang· datang· dan mengganggu.Begalan dilakukan sebagai salah satusyarat guna menghindari kekuatan­ke15.uatan.·· gaib yangmengancam 'ataumengganggu upacara pernikahan. Jadi,istilah ·.Begalan di sini sebagai syarat,krenah, atau pangruwat guna menghina­darr'segala .. kekuatan gaib ·yangmeng­ancam ·keselamatan kedua mempelai.ArtiBegalan dapatdijelaskan .. denganucapan kabegalan sambekalanipun, yaitudijauhkan dari marabahaya. Merekatakut apabila nanti ·adagangguan darikekuatanyang mengancam dirinya.

2. Sejarah. SeniTutur BegalanMenurut pendapat Mulyodiharjo

dalam Kesenian TradisionaJ ··Begalan(Supriyadi. .. 1986:5). Seni Tutur .Begalanada sejak' zaman Adipati Wirasaba yangmempunyai haJat mengawinkan putri'bungsunya yang bernama Dewi Sukesidengan putra sulungAdipatiBanyu­mas. yangpernama Pangeran Tirto-:­kencono. Seminggu setelah akad 'nikah,,pengantinputridiboyongke rumahpengantin pria atau dalam bahasa Jawadisebut .Ngundhuh Manten. Perjalanantersebut .. ,·dilakukan .dengan berjalankakL meskipl.1n jarak antara· WirasabasampaiBanyumassekitar dua .··kilometer.

Pada· waktu perjalanan mencapaisatu pal (kurang lebih 2 km); salah satudari rombongan mengingat-ingat apa­kah ada barang atauperbekalan yangtertinggal···di Wirasaba.···Perjalanan di­hentikandanmereka saling mengingat­ingat. Walaupun perJalanan sudah jauhdan. ternyata adabarang yang ter­tinggal mereka memutuskan untuk ti­dak kembali' mengambil barang ter­sebut. Untukmemperingati· .peristiwaitu, tempat iersebut diberi .. nama Palu-

mutan.Setelah itu, rnereka melanjutkanperjalanan melewati sungai denganmenggunakan .perahu. Perahunya ma­sih sangat sederhana dan jalannya sa­ngat pelan walaupun stidah didayungoleh. beberapa orang. Hal tersebut olehmereka dikatakan "Lakune .perahu. man­dheg mangu". Tempat ini dinamakanDesa ]urangmangu.

Sampaidi seberang perjalanan di­lanjutkan dengan berjalan lagi, mulai­lah merekamasuk ke hutan belantarayang terkenal angkah atau wingit Olehkarena itu, mereka· berjalan berhati-hatidan tiba-tiba mereka dihentikan olehorang dengan menggunakan pakaianserba hitam dengan ikat kepala dan

,membawa golok dan bermaksud me­rampas .semua· barang yang dibawaoleh rombongan pengantin. Maka. ter­jadilah perang antara rombongan pe­ngantin dengan rombongan begal.Akhirnya, begal dapat dikalahkan danlari tunggang-Ianggang. Vntuk meng­ingatkejadian itu, maka. daerah ter­sebut dinamakan Desa Tenting.

Perjalanan dilanjutkan lagi sampaimenjelang malam. Mereka melihatpe­mandangan yang berkesan, yaitu sinarlampu bagaikan kunang-kunang beter­bangan di sawah... Mereka. berharapbahwa .tempat tujuan sudah ·hampirsampaLSalah satu dari mereka me­ngatakanbahwa daerah tersebut dipan­dang wera yang. berarti menyenangkan,sehingga .pantaskalau.· daerah itu .di­sebut desaSokawera. .Dalam perjalanansampai ke perbatasanBanyumas, me- .reka merasa keder atau kehilanganarah/kiblat, .sehingga tidak.· tahu sam­pai di mana. dan jalan mana yang akanditempuh. Oleh karena itu,mereka ber­istirahat di tempat tersebut''Sampaimatahari terbit, sehingga tempat itu di­beri nama Desa Kedung User.Setelahpagi hari, mereka baru tahu ke -mana

Cakrawala Pendidikan, Juni 2008, Th. XXVII, No.2

Page 4: NILAI-NILAIPENDIDIKAN DALAM SENITUTUR BEGALAN

akan berjalan. Akhirnya, sampailah me­reka di Kabupaten Banyumas.

Seni Tutur Begalan ini mengandungunsur tatanan, tuntunan, dan tontonanyang diyakini dan dipercaya olehmasyarakat Banyumas. Maksud senitutur Begalan sebagai tatanan adalahnorma-norma adat atau aturan yangberlakudi Banyumas yang harusdipatuhi, ditaati dan dilaksanakan olehsemua .masyarakat yang mengaku diri­nya keturunan orang Banyumas. Tun­tunan atau pedoman atau pakem me­rupakan hal-hal yangharus diikutiboleh dilaksanakan kalau mampu danboleh tidak melaksanakan· kalau tidakmampu. Sementara itu, tontonan berartihiburan, sehingga kesenian tersebutdapat dijadikanpertunjukan. Sebagaisuatu norma. yang turun-temurun danharus diikuti oleh masyarakat Banyu­mas yang percaya dan sekaligus dapatmenjadi tontonan bagi tamu undangan,sampai sekarang seni tutur Begalanmasih sering diadakan oleh masyarakatBanyumas dan sekitarnya yang percayauntuk mengadakan Begalan pada hajatpernikahan putranya apabila pengantinpria sebagai anak sulung mendapatkanjodoh putri sulung, pengantin putrasebagai anak bungsu mendapat jodohputri bungsu, atau pengantin pria su­lung mendapat jodoh putri bungsu.

Hal ini dilaksanakandengan mak­sud untuk memberikan wejangan, ular­ular, atau nasihat yang ditujukankepada mempelai dalam ·mengarungikehidupan yang baru dalam keluargadan masyarakat. Nasihat atau petuahtersebut terdapat dalamdialog antaraSuradenta sebagai begal menanyakansimbol perlengkapan atau barang­barang yang dibawa olehSurantani.Surantani. memberikan penjelasan satuper satu simbol dari perlengkapan ter­sebut yang memilikinilai pendidikan

167

bagi pengantin berdua khususnya danmasyarakat yang hadir pada umumnya.

3. Bentuk Penyajian Seni TuturBegalanBentuk Seni Tutur Begalan di Banyu­

mas termasuk bentuk teater tradisional.Oalam pementasannya mereka meng­gunakan media dialog untuk menyam­paikan pesan-pesan yang di dalamnyaterdapat tokoh antagonis dan prota­gonis.

Gerak tari tidak ada patokan yangbaku, tetapi hanya bergerak bebas atauspontan mengikuti irama gendhing. Senitutur begalan menggunakan iringan ka­rawitan Calung atau gamelan Jawa de­ngan lagu-lagu gendhing. Banyumasan.Lagu atau gendhing yang biasa diguna­kan untukmengiringi Begalan antaralain Ricik-ricik, Eling-eling, Kulu-kulu,Gunungsari, Godril, .Renggongmanis, danPisangbalik.

Kostum yangdigunakan oleh tokohBegalan adalah baju dan celalla .. hitamdengan memakai ikat kepala. Surantaniyang memikul alat-alat rumah tanggadan seorang begal bernama Suradentayang hendak merampas alat-alat rumahtangga tersebut, terjadilah perang mu­lut akhirnya semua peralatan ataubarang tersebut direbut oleh masya­rakat penontonnya.

Penyajian seni tutur Begalan diawalidari upacara panggih pengantin. Oalamupacara tersebut pemain Begalan Suran­tani membawa barang atau peralatanyang akan diserahkan kepada pihakpengantin putri. Oi sisi lain, tokoh begal,yaitu Suradenta telah menghadangnyadi depan tarub pihak pengantin putri.Kemudian, terjadilah dialog yang inti­nya meminta semua barang atau per­alatan diserahkan kepadanya. Suran­tani mempertahankan dan sambil men­jelaskan maksud, makna barang yang

Nilai-nilai Pendidikan dalam Seni Tutur Begalan di Banyumas

Page 5: NILAI-NILAIPENDIDIKAN DALAM SENITUTUR BEGALAN

168

dibawa yang akan diserahkan kepadapengantin perempuan dan besan.

Peperangan dilakukan dengan ge­rak~gerak tari khas Banyumasan, wa­laupun gerak lebih banyak berim­provisasi dan diiringi karawitan Calungdengan gendhing-gendhing Banyumasan.Instrumen Calung terdiri dari: (1) duabuah gambang renteng, (2) satu buah ken­dhang dan dua ketipung, (3) satu den­dhem; (4), kenong,dan (5) satu gong bam­bu yang ditiup. Instrumen tersebut se­mua ,terbuat dari bambu, kecuali ken­dhang. Di samping instrumen, juga, adavokalyang dilagukan oleh sinden, yangdibawakan dengan, dialek Banyumas.Dalamkesenian begalan terjadi dialogyang berisi pitutur atau petuahl nasihatbagi 'kedua mempelai dan perebutanperalatan oleh masyarakat atau tamuyangmengikutikegiatan upacara per­nikahan.

4. Nilai-nilai Pendidikan dalam SeniTuttlr BegalanDalam Kamus Bahasa Indonesia

(1995:690), 'nilai berarti sifat-sifat atauhal-hal yang penting atau berguna bagikemanusiaan. 'Nilai merupakan' refleksidari gagasan-gagasan ideal tentang"yang 'benar", "yang baik", yangagung", dan "yang suei." Inti dart ke­hidupan bermasyarakat adalah nilai­nilai. Nilai-nilai tersebutperlu dihayati,dikembangkan, dan dilaksanakan olehseluruh anggota masyarakatnya. Ke.,.seluruhan proses tersebut adalah ke­budayaan (Tilaar, 1999:30). Nilai-nilaiyang dimiliki seseorang harus men­dapat pengakuan sosial yang berartibahwa kelakuan-kelakuan yang di­miliki tersebut adalah yang sesuai atauyang seimbang dengan nilai-nilai yangada di dalam lingkungannya.

Nilai-nilai kebudayaan ditransmisi­kan melalui proses pendidikan di ru­mah, di sekolah, dan di masyarakat.

Pendidikan adalah proses pengubahansikap dan tata laku seseorang ataukelompok orang dalam usaha men­dewasakan manusia melalui upayapengajaran dan pelatihan (Kamus BesarBahasa Indonesia, 1999:232). Selanjutnya,Good dalam Pengantar Ilmu Pendidikan(1998:17), pendidikan adalah keseluruh­an proses di mana seseorang mengem­bangkan kemampuan, sikap, dan ben­tuk-bentuk tingkah laku lainnya'yangbernilai positif dalam masyarakat dimana diahidup. Melaluiproses' pen­didikan manusia akan mendapatkanpengetahuan, baik menyangkut dirinyasendiri, sesama manusia, dan alam se­kitarnya.

Pendidikan merupakan upaya me­ngembangkan 'segenap 'potensi yangada pada diri manusia secara individu­al dalam segenap dimensi kemanusia­annya, agar ia menjadi manusia yangseimbang antara kehidupan individualdan sosialnya, kehidupan jasmaniahdan rokhaniahnya, serta kehidupanakheratnya.Pengembangan manusiaitu, dapat disebut upaya ,pendidikandengan orientasi terbinanya perananindividu di masyarakat (Prayitno, 1998:1). Pendidikan merupakanpranata so­sial di mana kebudayaan itu berkem­bang.

Keberadaan kebudayaan dalambentuk kesenian di tengah kehidupanmasyarakat pendukungnya memung­kinkan berfungsi sebagai sarana untukmembentuk kesadaran nilai-nilai kolek­tif yang dapat memberikan pendidik­an. Sebagai sebuah tradisi, ragam ke­senian itu, diolah 'berdasa.rkan cita rasamasyarakat setempat dalampengertianluas, termasuk nilai kebudayaan tradisi,pandangan hidup,pendekatan falsafah,rasa etis dan estetis yang kemudiandiwariskan oleh angkatan tua kepadayang 'muda. Oleh karena itu, dalamstudi antropologis, melihat sebuah pe-

CakrawalaPendidikan, luni 2008, Th. XXVII, No.2

Page 6: NILAI-NILAIPENDIDIKAN DALAM SENITUTUR BEGALAN

nampilan seni pertunjukan tradisionalsarna halnya dengan melihat isi otakpemilik kesenian tersebut (Sedyawati,1991: 48).

Menurut Soedarsono (1972: 88), didalam kesenian tradisional terkandungnilai-nilai yang berkaitan dengan ma­syarakat pendukungnya dan berkem­bang sesuai dengan pertumbuhan ma­syarakat pendukungnya selama pan­dangan hidup pemiliknya tidak ber­ubah. Nilai-nilai yang dimaksuddi siniadalah segala sesuatu yang bersifatideal- dan dianggap sebagai suatukebenaran yang hakiki yang menjadiacuan dalam hidup. Dengan demikian,segala bentuk, wujud, kekhasan, danspesifikasi yang dijumpai di dalam ber­bagai ragam kesenian tradisional lebihmerupakan persoalan cara untuk meng­ungkapkan atau menyampaikan nilai­nilaipendidikan dalam kehidupan ma­syarakat.

Humardani (1983:1) dengan tegasmengemukakan tentang konsep wadahdan isi dalam kesenian. Segala yangtampak dan terdengar di dalam sajiankesenian, tidak lebih hanyalah wadahyang digunakan untuk mengungkap­kan isi, yang tidak lain adalah nilai-nilaiyang dianut bersama-sama oleh masya­rakat pemiliknya. Kesenian merupakanatribut dari masyarakat. Kesenian me­rupakan sarana komunikasi dari ma­syarakat kepada anggotamasyarakatlainnya. Kesenian merupakan saranauntuk menyiratkan nilai-nilai yang ber­laku pada masyarakat tertentudan da­lam kurun waktu tertentu.

Di dalam setiap ragam kesenian tra­disional terdapat the within forces (ke­kuatan dalam) dari kehidupan manusiayang meliputi sikap mental, nilai hidup,cara berpikir, cara merasa, cara ber­tindak, cara kerja, logika, estetika, danetika. The within forces adalah nilai-nilailokal setempat yang merupakan

169

warisan nenek moyang (Ismail, 1989:14). Dengan nilai-nilaiyang terkandungdi dalamnya bentuk-bentuk keseniantradisional seringkali dijadikan sebagaimedia yang efektif dalam proses pen­didikan masyarakat pada umumnya.

Seni Tutur Begalan sebagai salahsatu jenis kesenian Banyumas yang di­gunakan sebagai media untukme­nyampaikan nilai-nilaipendidikan be­rupa nilai-nilai budi pekerti. Budi pe­kerti berarti tingkah laku; perangai;akhlak; watak (Kamus Besar Bahasa Indo­nesia. 1995: 150). Menurut Zuriah (2007:197), budi pekerti berisi nilai-nilai peri­laku manusia yang akan diukur me­nurut kebaikan dan keburukannya me­lalui ukuran norma agama, norma hu­kum, tata karma, dan sopan santun,serta norma budaya atau adat masya­rakat. Budi pekerti akan mengiden­tifkasi perilaku positif yang diharapkandapat terwujud dalam perbuatan, per­kataan, pikiran, sikap, perasaan, dankepribadian anak didik. Nilai-nilai budipekerti berkaitan erat· dengan masya­rakat. Berikut ini ada nilai-nilai yangperlu ditumbuhkembangkan dalampembinaan budi pekerti.

Nilai-nilai budi pekerti merupakansuatu norma yang berlaku di masya­rakat tentang baik buruknya tingkahlaku manusia. Untuk membentuk nilai­nilai perilaku yangbaik memerlukanproses yang lama dan proses itu harusdimulai sejak dini. Nilai-nilai perilakuyang harus dikembangkan menurutPaulSuparno, dkk. (Zuriah, 2007:46)adalah sebagai berikut. Pertama, reli­giusitas, merupakan keyakinan adanyaTuhan.Yang Maha Esa. Kedua, gender,tentang perbedaan dan persamaanantara laki-Iaki dan perempuan. Ketiga,keadilan, perlakuan, dan pemberiankesempa.tan serta hak· dan kewajibanyang sarna terhadap laki-Iaki danperempuan. Keempat, demokrasi, sikap

Nilai-nilai Pendidikandalam Seni Tutur Begalan di Banyumas

Page 7: NILAI-NILAIPENDIDIKAN DALAM SENITUTUR BEGALAN

170

menghargai adanya perbedaan pen­dapat secara wajar, jujur, dan terbuka.Kelima, kejujuran, sikap untuk melaku­kan tugas sesuai dengan kemampuan­nya, tidak melakukan kecurangan.Keenam, kemandirian, mengembang­kan seoptimal mungkin kemampuan­nya. Ketujuh, daya juang, berani ber­saing secara wajar. Kedelapan, tang­gungjawab, dapat melakukan·tugasnyadengan baik. Kesembilan, penghargaanterhadap lingkungan alam, kesadaranterhadap lingkungan yang ada denganmenjaga keutuhan lingkungan danmempelajari lingkungan untuk me­nambah ilmu. Kesepuluh, sosialitas,memiliki .. dan mengembangkan sikaptoleransi, tolong menolong, tenggangrasa, dan saling menghormatL

Nilai-nilai pendidikan dalam Bega­landisampaikan melalui keberadaansimbol atau lambang pada perlengkap­an dan peralatan upacara hajat per­nikahan. Menurut Herusatoto (1983:16),kata simbol berasal dari bahasa Yunani,symbolos yang berarti tanda atau ciriyang memberitahukan sesuatu hal ke­pada seseorang. .Dalam Kamus BesarBahasa Indonesia (1995:941), simbol ataulambang ialah sesuatu seperti tanda:lukisan, perkataan, lencana, ·dan se­bagainya yang menyatakan sesuatu halatau mengandung maksud tertentu.Misalnya, warna putih lambang kesu­cian, gambar padi lambang kemakmur­an, dan sebagainya. Secara etimologis,simbol.. berasal dari bahasa Yunanisumballo (sumballein) atau symbolos yangberarti tanda atau ciri yang memberi­tahukan sesuatu hal.kepada seseorang.

Langer (1957:138) membuat duamacam cara pembedaan simbol, per­tama simbol diskursif (discursive symbol)dankedua simbol presentasional ataupenghadir (presentational symbol). Sim­bol diskufSif adalah simbol yang carapemahamannya mempergunakan nalar

atau intelek, oleh sebab itu disebut sim­bol nalar. Penyampaian hal yang akandiungkapkan berlangsung secara· ber­urutan, tidak spontan. Bahasa adalahsatu-satunya yang tergolong dalamsimbol diskursif, baik bahasa sehari­hari (language of ordinary thought), baha­sa ilmu (language of scientific knowledge)maupun bahasa filsafat (language ofphi­losophical thought). Simbol presentasio­nal ialah simbol yang cara pengung­kapannya tidak memerlukan intelek,dengan spontan ia menghadirkan apayang dikembangkannya (Wibisono,1977:147). Simbol presentasional dapatberdiri sendiri sebagai simbol yangpenuh, artinya bukan dibangun darisuatu konstruksi atau secara bertahap,melainkan suatu kesatuan yang bulatdan utuh. Simbol seperti inilah yangdijumpai dalam alam dan kreasi ma­nusia, seperti tarian, lukisan, ornamen,dan lain sebagainya.

Bentuk kesenian tidak berupa suatukonstruksi atau susunan yang bisadiuraikan unsur-unsurnya, melainkansuatu kesatuan yang utuh. Tarian ataulukisan dipahami hanya melalui artikeseluruhan, melalui hubungan antaraelemen-elemen simbol dalam strukturkeseluruhan. Sebagai. suatu kesatuanyang bulat dan utuh, bentuk represen­tasional .berbicara langsung kepadaindera manusia. Hal ini pertama-tamadan terutama adalah kehadiran lang­sung dari suatu objek. individual. Olehsebab itu, simbol ini tidak dapat di­terjemahkanke dalam bentuk-bentukyang lain.

Penggunaan simbol seni terletakpada tingkatan semantika yang berbedadari karya seni· yang memuatnya. Artiyang ada bukan bagiandari maknayang dikandung. Namun, elemen­elemen di,dalam bentuk yang memilikimakna adalah bentuk ekspresif. Per­bedaan antara simbol seni. yang di-

Cakrawala Pendidikan, Juni 2008, Th. XXVII, No. 2

Page 8: NILAI-NILAIPENDIDIKAN DALAM SENITUTUR BEGALAN

gunakan dalam seni bukanlah hanyapada fungsi, melainkan dalam hal jenis­nya. Simbol dalam seni adalah simbol­simbol dalam pengertian umum.

In summary, " then, it may be saidthat the difference between the ArtSymbol and the symbol used in art is adifference not only of function but ofkind. Symbols occurring in art aresymbols in the usual sense, though ofall degrees of complexity, from simplestdirectness to extreme indirectness, fromsingleness to deep interpenetration,from perfect lucidity to the densest overdetermination " (Langer, 1957:139) ."

Di sisi lain, bentuk seni adalahekspresl. Ini· bukan simbol dalam pe­ngertian yang sepenuhnya dikenal ka­rena tidak menyampaikan sesuatu yangmelebihi dirinya sendirl. Oleh sebab itu,simbol tidak bisa dikatakan secara tegasmempunyai suatu arti yang maksudnyaadalah fungsinya. Hal ini adalah simboldalam pengertian khusus dan merupa­kan pengertian bentuk, karenanya tidakbisa terisi dengan semua fungsi darisimbol yang sebenarnya.

Nilai pendidikan yang disampaikanmelalui simbol perlengkapan yang di­gunakan dalam Begalan yaitu Wlira danBrenong Kepang. Wlira. adalah alat yangdipergunakan sebagai pemukul yangbiasa disebut Pedhang Wlira. Panjangalat tersebut 40 em, tebal 2 em. Bahanpedhang ini dari pohon pinang. Selainitu, alat tersebut berfungsi sebagai alatuntuk mengekspresikan karaktertarinya, seperti halnya sampur pada tariklasik Jawa. Pembawa alat tersebutadalah si Begal dari pihak mempelaipria, dengan nama Suradenta.Suradenta menggambarkan atau se­bagai simbol seorang laki-Iaki yangbertanggung jawab, harus berani meng­hadapi segalanya yang menyangkut ke-

171

luarga. Simbol tersebut mengandungnilai moral.

Brenong kepang merupakan alatyang dibawa oleh pengantar dari mem­pelai wanita bernama Surantani. lsiBrenong kepang adalah alat-alat dapuryaitu, wangkring, alat seperti pikulankayu atau bambu, maknanya orangyang akan menjalani hidup bersuamilberistri harus dipertimbangkan terlebihdahulu, supaya dapat menghadapi ke­adaan senangl susah dipikul bersama,mengandung nilai·· kebersamaan danbertanggung jawab. Ian atau Ilir, jeniskipas dari bambu kecil dan besar se~

bagai lambang orang yang sudah ber­keluarga dapat membedakan perbuatanyang baik dan ·yang buruk. Simboltersebut mengandung nilai toleransi,tolong-menolong, tenggang rasa, dansaling menghormatl. Cething, simbolmanusia hidup haruslah selalu ingatbahwa manusia adalah makhluk Tuhandan hidup di suatu negara atau tempatatau suatu wadah yang mempunyaitatananlaturan dan tidak sekehendakhatl. Sebagai wujud dari nilai religiu­sitas. Centhong, simbol suami istri ha­rus pandai menjaga diri agar tidakterjadi perselisihan, suami tidak bolehsewenang-wenang terhadap istri, se­mua kebutuhan rumah tangga harusditanggung bersama, mengandung ni­lai-nilai demokrasi, keadilan, dan gen­der. Kukusan, simbol setelah beraniberumah tangga harus belajar untukmencukupi kebutuhan, merupakan ni­lai daya juang dan bertanggung jawab.Irus, simbol suami ataupun istri janganmudah terpengaruh oleh orang lainyang nantinya dapat merusak keluarga(nilai kejujuran, saling menghormati,dan demokrasi) . Siwur, simbol kalausudah mendapat putra harus berbuatadil (nilai keadilan) .

Nilai pendidikan yang disampaikanoleh pemainmelalui dialog yang inti-

Nilai-nilai Pendidikan dalarn Seni Tutur Begalandi Banyumas

Page 9: NILAI-NILAIPENDIDIKAN DALAM SENITUTUR BEGALAN

172

nya menerangkan makna dari simbol­simbol tersebut. Berikut penggalan dia­log yang menunjukkannilai-nilai pen­didikan.Suradenta : "Lha, jan-jane ki abrag­

abrag kanggo apa lanapamaknane kok dadi ora· olihtekjaluk.

Surantani "Dene si rika ..ora ngerti-abrag kiye kanggo apa,. tekomongiya.Abrag kiye jenenge brenongkepang kanggo syarat sranagole besanan."

Suradenta :"Eh, Surantani abrag-abragndadak nganggo pikulan,apa ana tegese?

Surantan :"Pikulan kiye ana artine, yakuwe .wong jejodhoan kudubisa ngrampungaken masa­lah sing diadhepi utawaabot entheng disangga ba­reng.

Dialog In1 mengandung niial keber­samaandalam hidup berumah tangga,segala sesuatu harus diselesaikan dandipertimbangkan.

Simbol yang. diwujudkan· denganperalatan .. rumah tangga dan maknayang terkandung di dalamnya memilikinilai pendidikan, yakni nilai religiusi­tas,. sosialitas, kejujuran, demokrasi, ke­mandirian, daya juang, tanggung ja­~ab, penghargaan terhadap lingkung­an. Nilal-nilai tersebut dapat dijadikanpedoman atau tuntunan hidup kelakbagi generasi muda yang akan berumahtangga serta .hidup bermasyarakat.Upacara tradisi ini perlu dilestarikanterutama bagi· masyarakat Banyumas,baik yang tinggal di wilayah Banyumasmaupun mereka yang tinggal di luarBanyumas, karena seni Begalan ini ba­nyak memberikan nilai-nilai pendidik-

an bagi yang mendengarkan dan me­nyaksikan.

Nilai-nilai pendidikan juga terdapatdalam syair-syair tembang-tembangyang dilantunkandalam. gending-gen­ding Banyumasan untuk mengiringi ke­senian tersebut. Berikut ini penggalansalah satu jenis tembang Eling-elingyang mengandung unsur kependidik­an.

Para kancaapa padha ngertiAnu apa- wohing aren kuwi apaUwis ngerti- kuwe ngemu tegesSing keprimen- supaya kon padhaelingEling maring tembung tetelutegeseSepisan tata kramaPindhone kuwe temenKaping telu kuwe tepa sliraDadi siswa sing utama

Dalam syair tembang ini mengan­dung nilai pendidikanbudi pekertiberupa .tiga hal penting atau yang pa­ling utama· dalam kehidupan yaitu tatakrama, yakin dan percaya· dan salingmenghargai/menghormati.

c. PenutupDari uraian di ··atas, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut.1. Seni Tutur Begalan merupakan sa­

lah satu. kesenian tradisional yanghidup .dan bertahanpada masya­rakat Banyumas.

2. Seni Tutur Begalan dilaksanakanpada upacara pernikahan, antaraputra sUlung dengan sulung, putrabungsu dengan bungsu, dan putrasulung dengan bungsu.

3. Seni TuturBegalanmemiliki unsurpendidikan yang disampaikan me­laluidialog oleh pemain denganmaksud untuk memberikan nasi­hat, petuah, wejangan, ular-ular ke-

CakrawalaPendidikan, Juni 2008, Th. XXVII, No.2

Page 10: NILAI-NILAIPENDIDIKAN DALAM SENITUTUR BEGALAN

pada mempelai berdua khususnyadan masyarakat pada umumnyaagar siap menghadapi tantangandalam kehidupannya yang baruyaitu berumah tangga.

4. Nilai-nilai pendidikan itu disam­paikan melalui makna simbol ataulambang yang ada pada peralatanrumah tangga yang disebut BrenongKepang, seperti Ilir, Kukusan, Ce­thing, Siwur, Sorok, Kalo, .Padi, PalaPendem, Pala Gantung, Irus, Enthong,Iirig,Pisau, Talenan, Parut, Kipas,Sothil, dan Tampah, semua itu me­miliki makna yang sangat berartibagi kehidupan manusia dalam be­rumah tangga.

5. Nilai pendidikan juga dapat di­ketahui dari makna syair tembangyang ada dalam gending Eiing­eling, Ricik-ricik dan Bendrong Kulongaya Banyumasan. Manusia hiduphendaknya dapat memiliki tiga halajaran yaitu, tata krama, temen dantepa slira.

6. Sebagai suatu norma yang turuntemurun dan diikuti oleh masya­rakat Banyumas, sampai sekarangSeni Tutur Begalan masih sering di­laksanakan oleh masyarakat Banyu­mas, baik )lang berdomisili diBanyumas maupun di Iuar daerah.

Daftar Pustaka

Depdikbud. 1995. Kamus Besar BahasaIndonesia. Edisi kedlla. Jakarta:Balai Pustaka.

Dibyasuharda. 1990. Dimensi Metafi­sik dalam Simbol, OntologiMengenai AkaI' Simbol". Diser­tasi. Yogyakarta: Universitas Ga­djah Mada.

173

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.2001. Wisata dan Budaya Banyu­mas. Jawa Tenga11.

Herusatoto~ Budiono. 1983. Simbolismedalarrl Budaya ]awa. Yogyakarta:PT. Handinita.

Humardani. 1983. Menari Sukarena danRetna Pamudya. Yogyakarta: Nas­kah Penataran Guru Seni Tari.

Iswantoro, N. 2006. Perubahan Bentukdan Fungsi Seni Pertunjukan Tra­disional Begalan dalam Masya­rakat Jawa. Yogyakarta". Fen0­

mena, lurnal Lembaga PenelitianlSI Yogyakarta, Vol. 2 No.2.

Peursen 1 C:.A.v'. 1993. Strategi Kebuda­..yaan. Yogyakarta: Kanisius.

Prayitno. 1998. Pelayanan Bimbingan danKonseling Sekolah MenengahUmum (SMU) , Buku III. Jakarta:Depdikbud.

Soedarsono. 1976. Pengantar Pengeta­huan rari. Yogyakarta: AkademiSeni Tari Indonesia.

Supriyadi dan Slamet. 2007. BegalanSeni 'Tari Upacara PengantenMasyarakat Banyumas. Surakarta:lSI Press.

Tilaar. 1999. Pendidikan, Kebudayaan, danMasyarakat Madani Indonesia. Ban­dung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tim Penulis. 2001. Sekilas Pandang Wi­sata dan Budaya Banyumas. lawaTengah: Dinas Pariwisata danKebudayaan Kabupaten Banyu­mas.

Nilai-nilai Pendidikan dalam SeniTutur Begalan di Banyumas

Page 11: NILAI-NILAIPENDIDIKAN DALAM SENITUTUR BEGALAN

174

Zuriah, N. 2007. Pendidikan Moral danBudi Pekerti dalam Perspektif Per­ubahan. Malang: Bumi Aksara.

Cakrawala Pendidikan, Juni 2008, Th. XXVII, No.2