NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SENI TUTUR BEGALAN DIBANYUMAS Wien Pudji Priyanto FBS Universitas Negeri Yogyakarta Abstract Banyumas, as a region in Central Java is geographically located between two different ethnic groups, namely the Javanese and the Sundanese. This makes Banyumas receive influences from two different cultures and have specific and unique characteristics. Banyumas has a variety of arts such as, among others, lengger calung, ebeg, baritan, buncisan, angguk, wayang kulit gagrag Banyumas, aksimuda, cowongan, laisan, ·aplang/dhaeng, karawitan, ujungan dan Seni tutur Begalan. Seni Tutur Begalan is one religious or ritual art because it is performed in a specific traditional wedding ·ceremony in Banyumas. The marriage is specific when it is between the eldest daughter and the eldest son, the youngest daughter and the youngest son, the eldest daughter· and the youngest son, and the youngest daughter and the eldest son. Educational values ·in seni tutur Begalan include, among others, the following; (1) religious values can be found in a variety of components in the offering .prepared for the Begalan ceremony, reflecting the relationship between people and good, people and the nature, and people and people (habluminallah-habluminannas); (2). social values can be found in the advice or sayings through pikulan (Brenong Kepang), suggesting a value that serious or trivial problems can be solved together; (3) moral values are presented through the lyrics of tembang eling-eling, reflecting three important points, namely tata krama (politeness), temen (seriousness), and .tepa selira.(tolerance), which are important in social life. Keywords: Seni Tutur Begalan, educational values A. Pendahuluan Banyumas merupakan··wilayah Ja- wa Tengah yang terletak di .perbatasan JawaBarat yang dipengaruhi oleh budaya Sunda sehingga ·menjadikan Banyumas memiliki kekhasan· bahasa, adat-istiadat, kesenian dan budaya yang khas. Banyumas kaya akanber- bagai bentuk kesenian yang sampai saat ini masih tumbuh dan berkembang di masyarakat desa maupun kota, seperti kesenian Lengger Calung, Aksimudha, Angguk, Aplang, Baritan, Bongkel, Buncis, Calung, Ebeg, Begalan, Ujungan, Baritan, dan Dames. Kesenian tersebut pada awalnya memiliki fungsi sebagai sarana upacara keagamaan, upacara selamatan desa, upacara selamatan pascapanen, media pendidikan, dan dakwah. Namun, sekarang kesenian tersebut berkembang sesuai dengan perkembangan zaman,sehingga fungsi kesenian pun berubah menjadi sarana hiburan. Kesenian yang masihdipercaya sebagai sarana tolak bala, ruwatan, dan mohon keselamatan dalam· upacara pernikahan adalah seni tutur begalan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SENI TUTUR BEGALANDIBANYUMAS
Wien Pudji PriyantoFBS Universitas Negeri Yogyakarta
AbstractBanyumas, as a region in Central Java Province~ is geographically located
between two different ethnic groups, namely the Javanese and the Sundanese. Thismakes Banyumas receive influences from two different cultures and have specificand unique characteristics. Banyumas has a variety of arts such as, among others,lengger calung, ebeg, baritan, buncisan, angguk, wayang kulit gagrag Banyumas,aksimuda, cowongan, laisan, ·aplang/dhaeng, karawitan, ujungan dan Seni tutur Begalan.Seni Tutur Begalan is one religious or ritual art because it is performed in a specifictraditional wedding ·ceremony in Banyumas. The marriage is specific when it isbetween the eldest daughter and the eldest son, the youngest daughter and theyoungest son, the eldest daughter· and the youngest son, and the youngestdaughter and the eldest son. Educational values ·in seni tutur Begalan include,among others, the following; (1) religious values can be found in a variety ofcomponents in the offering .prepared for the Begalan ceremony, reflecting therelationship between people and good, people and the nature, and people andpeople (habluminallah-habluminannas); (2). social values can be found in the advice orsayings through pikulan (Brenong Kepang), suggesting a value that serious or trivialproblems can be solved together; (3) moral values are presented through the lyricsof tembang eling-eling, reflecting three important points, namely tata krama(politeness), temen (seriousness), and .tepa selira.(tolerance), which are important insocial life.
Keywords: Seni Tutur Begalan, educational values
A. PendahuluanBanyumas merupakan··wilayah Ja
wa Tengah yang terletak di .perbatasanJawaBarat yang dipengaruhi olehbudaya Sunda sehingga ·menjadikanBanyumas memiliki kekhasan· bahasa,adat-istiadat, kesenian dan budayayang khas. Banyumas kaya akanberbagai bentuk kesenian yang sampai saatini masih tumbuh dan berkembang dimasyarakat desa maupun kota, sepertikesenian Lengger Calung, Aksimudha,Angguk, Aplang, Baritan, Bongkel,Buncis, Calung, Ebeg, Begalan, Ujungan,
Baritan, dan Dames. Kesenian tersebutpada awalnya memiliki fungsi sebagaisarana upacara keagamaan, upacaraselamatan desa, upacara selamatanpascapanen, media pendidikan, dandakwah. Namun, sekarang keseniantersebut berkembang sesuai denganperkembangan zaman,sehingga fungsikesenian pun berubah menjadi saranahiburan.
Kesenian yang masihdipercayasebagai sarana tolak bala, ruwatan, danmohon keselamatan dalam· upacarapernikahan adalah seni tutur begalan.
Seni Tutur' Begalan merupakan salahsatu bentuk seni ritual yang sangatpenting dalam upacara pernikahan diBanyumas karena di samping memilikifungsi sebagai sarana toJak baJa, didalamnya terdapat nilai-nilai pendidikan yang diperuntukkan bagi pengantinrnaupun masyarakat lain yang hadirdalarn acara tersebut Slamet danSupriyadi dalam bukunya Seni BegaJan(2007:6) rnengatakan bahwa Seni TuturBegalan dalam bentuk penyajiannya berupa tarian, dialog dan nyanyian atautembang. Dalam Pelaksanaan SeniTutur Begalan dilakukan oleh dua orangpemain, yaitu Suradenta sebagai tokohbegal dan Surantani· tokoh yang membawa persyaratan dan peralatan pernikahan yang akan diserahkan kepadapihak perempuan yang dibegal.
Perlengkapan dan peralatan yangada dalam Seni· Tutur Begalan memilikimakna atau arti yang penting melaluisimbol-simbol yang diharapkan dapatdilakukan dan dihayati oleh masyarakat Banyumas. Seni Tutur Begalan dipertunjukkan tidak hanya sekedaruntuk tontonan atau hiburan, tetapi sebagai tuntunan hidup yang mengandung unsur nilai pendidikan sehinggamasyarakatperlumemahami maknapada simbol/lambang yang terdapatdalam kesenian tersebut. Namun, masyarakat sekarang banyak yang melupakan Seni Tutur Begalan sebagaisalah satu bagian dalam upacara pernikahan, yang dapat digunakan sebagaipenolak bala, media pendidikan, danpenyampaian petuah/nasihat padamempelai berdua dalam berumah tangga dan masyarakatpada umumnya melalui pemahaman terhadap maknasimbolis sesajen dan peralatan yang dibawa oleh pemain serta dialog pemain.
Masyarakat lebih mengenal SeniTutur .Begalan sebagai hiburan, sehingga sering dijumpai perlengkapan
165
dan peralatan····yang·· ·dibawa oleh pemain diganti dengan perlengkapanalat-alat rumah tangga terbuat dariplastikagar lebih praktis dan mudahmencarinya. Di samping itu, ada halprinsip yang dilupakan oleh masyarakat sekarang adalah nilai pendidikanyang terkandung di dalam Seni TuturBegalan melalui simbol yang ·disampaikan secara lisan.
Untuk itu, penulis sajikan secarasingkat tentang makna simbolis .dannilai pendidikan yang adadalam SeniTutur Begalan di Banyumas agar masyarakat dapat memahami makna simbolsimbol yang ada dalam sesajen danperalatan yang dibawa oleh pemain.
B. Pembahasan1. Hakikat Seni Tutur Begalan
Menurut Supriyadi(1986:22-23),artiBegalan dijelaskan dengan ucapan kebegalan sambikalanipun, maksudnyadijauhkan dari segala marabahaya. SeniBe... i
galan adalah seni tutur tradisional yangberfungsi sebagal sarana upacara pernikahan. di Banyumas. Begalan menggambarkan peristiwa· perampokan terhadap.barang bawaan dari pihak mempelai pria oleh seorang begal. Begalan dilakukan oleh dua orang dewasa yangmerupakan sedulur pancer Janang (saudara lelaki) daripihak mempelai putri.Kedua pemain begalan menari dan berdialog di depan keduamempelai denganmembawa peralatan rumah tangga yangdisebutbrenong kepang. Peralatan tersebut memiliki makna simbolisyangmengandung unsur pendidikandan berisi falsafah jawa yang bergunabagi kedua mempelai· yang akan menjalankankehidupan berumah tangga.
Begal artinya sarna dengan perampok, yaitu orang yang pekerjaannyamerampas barang milik orang lain untuk dirinya sendiri. .Istilah Begalan da-
Nilai-nilai Pendidikan dalamSeni TuturBegalan diBanyumas
166
lam kesenian ini tidak berarti .merampas barang orang ·.lain, tetapi' menjaga keselamatan apabila ada roh-rohjahat yang· datang· dan mengganggu.Begalan dilakukan sebagai salah satusyarat guna menghindari kekuatanke15.uatan.·· gaib yangmengancam 'ataumengganggu upacara pernikahan. Jadi,istilah ·.Begalan di sini sebagai syarat,krenah, atau pangruwat guna menghinadarr'segala .. kekuatan gaib ·yangmengancam ·keselamatan kedua mempelai.ArtiBegalan dapatdijelaskan .. denganucapan kabegalan sambekalanipun, yaitudijauhkan dari marabahaya. Merekatakut apabila nanti ·adagangguan darikekuatanyang mengancam dirinya.
2. Sejarah. SeniTutur BegalanMenurut pendapat Mulyodiharjo
dalam Kesenian TradisionaJ ··Begalan(Supriyadi. .. 1986:5). Seni Tutur .Begalanada sejak' zaman Adipati Wirasaba yangmempunyai haJat mengawinkan putri'bungsunya yang bernama Dewi Sukesidengan putra sulungAdipatiBanyumas. yangpernama Pangeran Tirto-:kencono. Seminggu setelah akad 'nikah,,pengantinputridiboyongke rumahpengantin pria atau dalam bahasa Jawadisebut .Ngundhuh Manten. Perjalanantersebut .. ,·dilakukan .dengan berjalankakL meskipl.1n jarak antara· WirasabasampaiBanyumassekitar dua .··kilometer.
Pada· waktu perjalanan mencapaisatu pal (kurang lebih 2 km); salah satudari rombongan mengingat-ingat apakah ada barang atauperbekalan yangtertinggal···di Wirasaba.···Perjalanan dihentikandanmereka saling mengingatingat. Walaupun perJalanan sudah jauhdan. ternyata adabarang yang tertinggal mereka memutuskan untuk tidak kembali' mengambil barang tersebut. Untukmemperingati· .peristiwaitu, tempat iersebut diberi .. nama Palu-
mutan.Setelah itu, rnereka melanjutkanperjalanan melewati sungai denganmenggunakan .perahu. Perahunya masih sangat sederhana dan jalannya sangat pelan walaupun stidah didayungoleh. beberapa orang. Hal tersebut olehmereka dikatakan "Lakune .perahu. mandheg mangu". Tempat ini dinamakanDesa ]urangmangu.
Sampaidi seberang perjalanan dilanjutkan dengan berjalan lagi, mulailah merekamasuk ke hutan belantarayang terkenal angkah atau wingit Olehkarena itu, mereka· berjalan berhati-hatidan tiba-tiba mereka dihentikan olehorang dengan menggunakan pakaianserba hitam dengan ikat kepala dan
,membawa golok dan bermaksud merampas .semua· barang yang dibawaoleh rombongan pengantin. Maka. terjadilah perang antara rombongan pengantin dengan rombongan begal.Akhirnya, begal dapat dikalahkan danlari tunggang-Ianggang. Vntuk mengingatkejadian itu, maka. daerah tersebut dinamakan Desa Tenting.
Perjalanan dilanjutkan lagi sampaimenjelang malam. Mereka melihatpemandangan yang berkesan, yaitu sinarlampu bagaikan kunang-kunang beterbangan di sawah... Mereka. berharapbahwa .tempat tujuan sudah ·hampirsampaLSalah satu dari mereka mengatakanbahwa daerah tersebut dipandang wera yang. berarti menyenangkan,sehingga .pantaskalau.· daerah itu .disebut desaSokawera. .Dalam perjalanansampai ke perbatasanBanyumas, me- .reka merasa keder atau kehilanganarah/kiblat, .sehingga tidak.· tahu sampai di mana. dan jalan mana yang akanditempuh. Oleh karena itu,mereka beristirahat di tempat tersebut''Sampaimatahari terbit, sehingga tempat itu diberi nama Desa Kedung User.Setelahpagi hari, mereka baru tahu ke -mana
Cakrawala Pendidikan, Juni 2008, Th. XXVII, No.2
akan berjalan. Akhirnya, sampailah mereka di Kabupaten Banyumas.
Seni Tutur Begalan ini mengandungunsur tatanan, tuntunan, dan tontonanyang diyakini dan dipercaya olehmasyarakat Banyumas. Maksud senitutur Begalan sebagai tatanan adalahnorma-norma adat atau aturan yangberlakudi Banyumas yang harusdipatuhi, ditaati dan dilaksanakan olehsemua .masyarakat yang mengaku dirinya keturunan orang Banyumas. Tuntunan atau pedoman atau pakem merupakan hal-hal yangharus diikutiboleh dilaksanakan kalau mampu danboleh tidak melaksanakan· kalau tidakmampu. Sementara itu, tontonan berartihiburan, sehingga kesenian tersebutdapat dijadikanpertunjukan. Sebagaisuatu norma. yang turun-temurun danharus diikuti oleh masyarakat Banyumas yang percaya dan sekaligus dapatmenjadi tontonan bagi tamu undangan,sampai sekarang seni tutur Begalanmasih sering diadakan oleh masyarakatBanyumas dan sekitarnya yang percayauntuk mengadakan Begalan pada hajatpernikahan putranya apabila pengantinpria sebagai anak sulung mendapatkanjodoh putri sulung, pengantin putrasebagai anak bungsu mendapat jodohputri bungsu, atau pengantin pria sulung mendapat jodoh putri bungsu.
Hal ini dilaksanakandengan maksud untuk memberikan wejangan, ularular, atau nasihat yang ditujukankepada mempelai dalam ·mengarungikehidupan yang baru dalam keluargadan masyarakat. Nasihat atau petuahtersebut terdapat dalamdialog antaraSuradenta sebagai begal menanyakansimbol perlengkapan atau barangbarang yang dibawa olehSurantani.Surantani. memberikan penjelasan satuper satu simbol dari perlengkapan tersebut yang memilikinilai pendidikan
167
bagi pengantin berdua khususnya danmasyarakat yang hadir pada umumnya.
3. Bentuk Penyajian Seni TuturBegalanBentuk Seni Tutur Begalan di Banyu
mas termasuk bentuk teater tradisional.Oalam pementasannya mereka menggunakan media dialog untuk menyampaikan pesan-pesan yang di dalamnyaterdapat tokoh antagonis dan protagonis.
Gerak tari tidak ada patokan yangbaku, tetapi hanya bergerak bebas atauspontan mengikuti irama gendhing. Senitutur begalan menggunakan iringan karawitan Calung atau gamelan Jawa dengan lagu-lagu gendhing. Banyumasan.Lagu atau gendhing yang biasa digunakan untukmengiringi Begalan antaralain Ricik-ricik, Eling-eling, Kulu-kulu,Gunungsari, Godril, .Renggongmanis, danPisangbalik.
Kostum yangdigunakan oleh tokohBegalan adalah baju dan celalla .. hitamdengan memakai ikat kepala. Surantaniyang memikul alat-alat rumah tanggadan seorang begal bernama Suradentayang hendak merampas alat-alat rumahtangga tersebut, terjadilah perang mulut akhirnya semua peralatan ataubarang tersebut direbut oleh masyarakat penontonnya.
Penyajian seni tutur Begalan diawalidari upacara panggih pengantin. Oalamupacara tersebut pemain Begalan Surantani membawa barang atau peralatanyang akan diserahkan kepada pihakpengantin putri. Oi sisi lain, tokoh begal,yaitu Suradenta telah menghadangnyadi depan tarub pihak pengantin putri.Kemudian, terjadilah dialog yang intinya meminta semua barang atau peralatan diserahkan kepadanya. Surantani mempertahankan dan sambil menjelaskan maksud, makna barang yang
Nilai-nilai Pendidikan dalam Seni Tutur Begalan di Banyumas
168
dibawa yang akan diserahkan kepadapengantin perempuan dan besan.
Peperangan dilakukan dengan gerak~gerak tari khas Banyumasan, walaupun gerak lebih banyak berimprovisasi dan diiringi karawitan Calungdengan gendhing-gendhing Banyumasan.Instrumen Calung terdiri dari: (1) duabuah gambang renteng, (2) satu buah kendhang dan dua ketipung, (3) satu dendhem; (4), kenong,dan (5) satu gong bambu yang ditiup. Instrumen tersebut semua ,terbuat dari bambu, kecuali kendhang. Di samping instrumen, juga, adavokalyang dilagukan oleh sinden, yangdibawakan dengan, dialek Banyumas.Dalamkesenian begalan terjadi dialogyang berisi pitutur atau petuahl nasihatbagi 'kedua mempelai dan perebutanperalatan oleh masyarakat atau tamuyangmengikutikegiatan upacara pernikahan.
4. Nilai-nilai Pendidikan dalam SeniTuttlr BegalanDalam Kamus Bahasa Indonesia
(1995:690), 'nilai berarti sifat-sifat atauhal-hal yang penting atau berguna bagikemanusiaan. 'Nilai merupakan' refleksidari gagasan-gagasan ideal tentang"yang 'benar", "yang baik", yangagung", dan "yang suei." Inti dart kehidupan bermasyarakat adalah nilainilai. Nilai-nilai tersebutperlu dihayati,dikembangkan, dan dilaksanakan olehseluruh anggota masyarakatnya. Ke.,.seluruhan proses tersebut adalah kebudayaan (Tilaar, 1999:30). Nilai-nilaiyang dimiliki seseorang harus mendapat pengakuan sosial yang berartibahwa kelakuan-kelakuan yang dimiliki tersebut adalah yang sesuai atauyang seimbang dengan nilai-nilai yangada di dalam lingkungannya.
Nilai-nilai kebudayaan ditransmisikan melalui proses pendidikan di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.
Pendidikan adalah proses pengubahansikap dan tata laku seseorang ataukelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upayapengajaran dan pelatihan (Kamus BesarBahasa Indonesia, 1999:232). Selanjutnya,Good dalam Pengantar Ilmu Pendidikan(1998:17), pendidikan adalah keseluruhan proses di mana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya'yangbernilai positif dalam masyarakat dimana diahidup. Melaluiproses' pendidikan manusia akan mendapatkanpengetahuan, baik menyangkut dirinyasendiri, sesama manusia, dan alam sekitarnya.
Pendidikan merupakan upaya mengembangkan 'segenap 'potensi yangada pada diri manusia secara individual dalam segenap dimensi kemanusiaannya, agar ia menjadi manusia yangseimbang antara kehidupan individualdan sosialnya, kehidupan jasmaniahdan rokhaniahnya, serta kehidupanakheratnya.Pengembangan manusiaitu, dapat disebut upaya ,pendidikandengan orientasi terbinanya perananindividu di masyarakat (Prayitno, 1998:1). Pendidikan merupakanpranata sosial di mana kebudayaan itu berkembang.
Keberadaan kebudayaan dalambentuk kesenian di tengah kehidupanmasyarakat pendukungnya memungkinkan berfungsi sebagai sarana untukmembentuk kesadaran nilai-nilai kolektif yang dapat memberikan pendidikan. Sebagai sebuah tradisi, ragam kesenian itu, diolah 'berdasa.rkan cita rasamasyarakat setempat dalampengertianluas, termasuk nilai kebudayaan tradisi,pandangan hidup,pendekatan falsafah,rasa etis dan estetis yang kemudiandiwariskan oleh angkatan tua kepadayang 'muda. Oleh karena itu, dalamstudi antropologis, melihat sebuah pe-
CakrawalaPendidikan, luni 2008, Th. XXVII, No.2
nampilan seni pertunjukan tradisionalsarna halnya dengan melihat isi otakpemilik kesenian tersebut (Sedyawati,1991: 48).
Menurut Soedarsono (1972: 88), didalam kesenian tradisional terkandungnilai-nilai yang berkaitan dengan masyarakat pendukungnya dan berkembang sesuai dengan pertumbuhan masyarakat pendukungnya selama pandangan hidup pemiliknya tidak berubah. Nilai-nilai yang dimaksuddi siniadalah segala sesuatu yang bersifatideal- dan dianggap sebagai suatukebenaran yang hakiki yang menjadiacuan dalam hidup. Dengan demikian,segala bentuk, wujud, kekhasan, danspesifikasi yang dijumpai di dalam berbagai ragam kesenian tradisional lebihmerupakan persoalan cara untuk mengungkapkan atau menyampaikan nilainilaipendidikan dalam kehidupan masyarakat.
Humardani (1983:1) dengan tegasmengemukakan tentang konsep wadahdan isi dalam kesenian. Segala yangtampak dan terdengar di dalam sajiankesenian, tidak lebih hanyalah wadahyang digunakan untuk mengungkapkan isi, yang tidak lain adalah nilai-nilaiyang dianut bersama-sama oleh masyarakat pemiliknya. Kesenian merupakanatribut dari masyarakat. Kesenian merupakan sarana komunikasi dari masyarakat kepada anggotamasyarakatlainnya. Kesenian merupakan saranauntuk menyiratkan nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat tertentudan dalam kurun waktu tertentu.
Di dalam setiap ragam kesenian tradisional terdapat the within forces (kekuatan dalam) dari kehidupan manusiayang meliputi sikap mental, nilai hidup,cara berpikir, cara merasa, cara bertindak, cara kerja, logika, estetika, danetika. The within forces adalah nilai-nilailokal setempat yang merupakan
169
warisan nenek moyang (Ismail, 1989:14). Dengan nilai-nilaiyang terkandungdi dalamnya bentuk-bentuk keseniantradisional seringkali dijadikan sebagaimedia yang efektif dalam proses pendidikan masyarakat pada umumnya.
Seni Tutur Begalan sebagai salahsatu jenis kesenian Banyumas yang digunakan sebagai media untukmenyampaikan nilai-nilaipendidikan berupa nilai-nilai budi pekerti. Budi pekerti berarti tingkah laku; perangai;akhlak; watak (Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1995: 150). Menurut Zuriah (2007:197), budi pekerti berisi nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur menurut kebaikan dan keburukannya melalui ukuran norma agama, norma hukum, tata karma, dan sopan santun,serta norma budaya atau adat masyarakat. Budi pekerti akan mengidentifkasi perilaku positif yang diharapkandapat terwujud dalam perbuatan, perkataan, pikiran, sikap, perasaan, dankepribadian anak didik. Nilai-nilai budipekerti berkaitan erat· dengan masyarakat. Berikut ini ada nilai-nilai yangperlu ditumbuhkembangkan dalampembinaan budi pekerti.
Nilai-nilai budi pekerti merupakansuatu norma yang berlaku di masyarakat tentang baik buruknya tingkahlaku manusia. Untuk membentuk nilainilai perilaku yangbaik memerlukanproses yang lama dan proses itu harusdimulai sejak dini. Nilai-nilai perilakuyang harus dikembangkan menurutPaulSuparno, dkk. (Zuriah, 2007:46)adalah sebagai berikut. Pertama, religiusitas, merupakan keyakinan adanyaTuhan.Yang Maha Esa. Kedua, gender,tentang perbedaan dan persamaanantara laki-Iaki dan perempuan. Ketiga,keadilan, perlakuan, dan pemberiankesempa.tan serta hak· dan kewajibanyang sarna terhadap laki-Iaki danperempuan. Keempat, demokrasi, sikap
Nilai-nilai Pendidikandalam Seni Tutur Begalan di Banyumas
170
menghargai adanya perbedaan pendapat secara wajar, jujur, dan terbuka.Kelima, kejujuran, sikap untuk melakukan tugas sesuai dengan kemampuannya, tidak melakukan kecurangan.Keenam, kemandirian, mengembangkan seoptimal mungkin kemampuannya. Ketujuh, daya juang, berani bersaing secara wajar. Kedelapan, tanggungjawab, dapat melakukan·tugasnyadengan baik. Kesembilan, penghargaanterhadap lingkungan alam, kesadaranterhadap lingkungan yang ada denganmenjaga keutuhan lingkungan danmempelajari lingkungan untuk menambah ilmu. Kesepuluh, sosialitas,memiliki .. dan mengembangkan sikaptoleransi, tolong menolong, tenggangrasa, dan saling menghormatL
Nilai-nilai pendidikan dalam Begalandisampaikan melalui keberadaansimbol atau lambang pada perlengkapan dan peralatan upacara hajat pernikahan. Menurut Herusatoto (1983:16),kata simbol berasal dari bahasa Yunani,symbolos yang berarti tanda atau ciriyang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang. .Dalam Kamus BesarBahasa Indonesia (1995:941), simbol ataulambang ialah sesuatu seperti tanda:lukisan, perkataan, lencana, ·dan sebagainya yang menyatakan sesuatu halatau mengandung maksud tertentu.Misalnya, warna putih lambang kesucian, gambar padi lambang kemakmuran, dan sebagainya. Secara etimologis,simbol.. berasal dari bahasa Yunanisumballo (sumballein) atau symbolos yangberarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal.kepada seseorang.
Langer (1957:138) membuat duamacam cara pembedaan simbol, pertama simbol diskursif (discursive symbol)dankedua simbol presentasional ataupenghadir (presentational symbol). Simbol diskufSif adalah simbol yang carapemahamannya mempergunakan nalar
atau intelek, oleh sebab itu disebut simbol nalar. Penyampaian hal yang akandiungkapkan berlangsung secara· berurutan, tidak spontan. Bahasa adalahsatu-satunya yang tergolong dalamsimbol diskursif, baik bahasa seharihari (language of ordinary thought), bahasa ilmu (language of scientific knowledge)maupun bahasa filsafat (language ofphilosophical thought). Simbol presentasional ialah simbol yang cara pengungkapannya tidak memerlukan intelek,dengan spontan ia menghadirkan apayang dikembangkannya (Wibisono,1977:147). Simbol presentasional dapatberdiri sendiri sebagai simbol yangpenuh, artinya bukan dibangun darisuatu konstruksi atau secara bertahap,melainkan suatu kesatuan yang bulatdan utuh. Simbol seperti inilah yangdijumpai dalam alam dan kreasi manusia, seperti tarian, lukisan, ornamen,dan lain sebagainya.
Bentuk kesenian tidak berupa suatukonstruksi atau susunan yang bisadiuraikan unsur-unsurnya, melainkansuatu kesatuan yang utuh. Tarian ataulukisan dipahami hanya melalui artikeseluruhan, melalui hubungan antaraelemen-elemen simbol dalam strukturkeseluruhan. Sebagai. suatu kesatuanyang bulat dan utuh, bentuk representasional .berbicara langsung kepadaindera manusia. Hal ini pertama-tamadan terutama adalah kehadiran langsung dari suatu objek. individual. Olehsebab itu, simbol ini tidak dapat diterjemahkanke dalam bentuk-bentukyang lain.
Penggunaan simbol seni terletakpada tingkatan semantika yang berbedadari karya seni· yang memuatnya. Artiyang ada bukan bagiandari maknayang dikandung. Namun, elemenelemen di,dalam bentuk yang memilikimakna adalah bentuk ekspresif. Perbedaan antara simbol seni. yang di-
Cakrawala Pendidikan, Juni 2008, Th. XXVII, No. 2
gunakan dalam seni bukanlah hanyapada fungsi, melainkan dalam hal jenisnya. Simbol dalam seni adalah simbolsimbol dalam pengertian umum.
In summary, " then, it may be saidthat the difference between the ArtSymbol and the symbol used in art is adifference not only of function but ofkind. Symbols occurring in art aresymbols in the usual sense, though ofall degrees of complexity, from simplestdirectness to extreme indirectness, fromsingleness to deep interpenetration,from perfect lucidity to the densest overdetermination " (Langer, 1957:139) ."
Di sisi lain, bentuk seni adalahekspresl. Ini· bukan simbol dalam pengertian yang sepenuhnya dikenal karena tidak menyampaikan sesuatu yangmelebihi dirinya sendirl. Oleh sebab itu,simbol tidak bisa dikatakan secara tegasmempunyai suatu arti yang maksudnyaadalah fungsinya. Hal ini adalah simboldalam pengertian khusus dan merupakan pengertian bentuk, karenanya tidakbisa terisi dengan semua fungsi darisimbol yang sebenarnya.
Nilai pendidikan yang disampaikanmelalui simbol perlengkapan yang digunakan dalam Begalan yaitu Wlira danBrenong Kepang. Wlira. adalah alat yangdipergunakan sebagai pemukul yangbiasa disebut Pedhang Wlira. Panjangalat tersebut 40 em, tebal 2 em. Bahanpedhang ini dari pohon pinang. Selainitu, alat tersebut berfungsi sebagai alatuntuk mengekspresikan karaktertarinya, seperti halnya sampur pada tariklasik Jawa. Pembawa alat tersebutadalah si Begal dari pihak mempelaipria, dengan nama Suradenta.Suradenta menggambarkan atau sebagai simbol seorang laki-Iaki yangbertanggung jawab, harus berani menghadapi segalanya yang menyangkut ke-
171
luarga. Simbol tersebut mengandungnilai moral.
Brenong kepang merupakan alatyang dibawa oleh pengantar dari mempelai wanita bernama Surantani. lsiBrenong kepang adalah alat-alat dapuryaitu, wangkring, alat seperti pikulankayu atau bambu, maknanya orangyang akan menjalani hidup bersuamilberistri harus dipertimbangkan terlebihdahulu, supaya dapat menghadapi keadaan senangl susah dipikul bersama,mengandung nilai·· kebersamaan danbertanggung jawab. Ian atau Ilir, jeniskipas dari bambu kecil dan besar se~
bagai lambang orang yang sudah berkeluarga dapat membedakan perbuatanyang baik dan ·yang buruk. Simboltersebut mengandung nilai toleransi,tolong-menolong, tenggang rasa, dansaling menghormatl. Cething, simbolmanusia hidup haruslah selalu ingatbahwa manusia adalah makhluk Tuhandan hidup di suatu negara atau tempatatau suatu wadah yang mempunyaitatananlaturan dan tidak sekehendakhatl. Sebagai wujud dari nilai religiusitas. Centhong, simbol suami istri harus pandai menjaga diri agar tidakterjadi perselisihan, suami tidak bolehsewenang-wenang terhadap istri, semua kebutuhan rumah tangga harusditanggung bersama, mengandung nilai-nilai demokrasi, keadilan, dan gender. Kukusan, simbol setelah beraniberumah tangga harus belajar untukmencukupi kebutuhan, merupakan nilai daya juang dan bertanggung jawab.Irus, simbol suami ataupun istri janganmudah terpengaruh oleh orang lainyang nantinya dapat merusak keluarga(nilai kejujuran, saling menghormati,dan demokrasi) . Siwur, simbol kalausudah mendapat putra harus berbuatadil (nilai keadilan) .
Nilai pendidikan yang disampaikanoleh pemainmelalui dialog yang inti-
Nilai-nilai Pendidikan dalarn Seni Tutur Begalandi Banyumas
172
nya menerangkan makna dari simbolsimbol tersebut. Berikut penggalan dialog yang menunjukkannilai-nilai pendidikan.Suradenta : "Lha, jan-jane ki abrag
abrag kanggo apa lanapamaknane kok dadi ora· olihtekjaluk.
Surantani "Dene si rika ..ora ngerti-abrag kiye kanggo apa,. tekomongiya.Abrag kiye jenenge brenongkepang kanggo syarat sranagole besanan."
Suradenta :"Eh, Surantani abrag-abragndadak nganggo pikulan,apa ana tegese?
Surantan :"Pikulan kiye ana artine, yakuwe .wong jejodhoan kudubisa ngrampungaken masalah sing diadhepi utawaabot entheng disangga bareng.
Dialog In1 mengandung niial kebersamaandalam hidup berumah tangga,segala sesuatu harus diselesaikan dandipertimbangkan.
Simbol yang. diwujudkan· denganperalatan .. rumah tangga dan maknayang terkandung di dalamnya memilikinilai pendidikan, yakni nilai religiusitas,. sosialitas, kejujuran, demokrasi, kemandirian, daya juang, tanggung ja~ab, penghargaan terhadap lingkungan. Nilal-nilai tersebut dapat dijadikanpedoman atau tuntunan hidup kelakbagi generasi muda yang akan berumahtangga serta .hidup bermasyarakat.Upacara tradisi ini perlu dilestarikanterutama bagi· masyarakat Banyumas,baik yang tinggal di wilayah Banyumasmaupun mereka yang tinggal di luarBanyumas, karena seni Begalan ini banyak memberikan nilai-nilai pendidik-
an bagi yang mendengarkan dan menyaksikan.
Nilai-nilai pendidikan juga terdapatdalam syair-syair tembang-tembangyang dilantunkandalam. gending-gending Banyumasan untuk mengiringi kesenian tersebut. Berikut ini penggalansalah satu jenis tembang Eling-elingyang mengandung unsur kependidikan.
Para kancaapa padha ngertiAnu apa- wohing aren kuwi apaUwis ngerti- kuwe ngemu tegesSing keprimen- supaya kon padhaelingEling maring tembung tetelutegeseSepisan tata kramaPindhone kuwe temenKaping telu kuwe tepa sliraDadi siswa sing utama
Dalam syair tembang ini mengandung nilai pendidikanbudi pekertiberupa .tiga hal penting atau yang paling utama· dalam kehidupan yaitu tatakrama, yakin dan percaya· dan salingmenghargai/menghormati.
c. PenutupDari uraian di ··atas, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.1. Seni Tutur Begalan merupakan sa
lah satu. kesenian tradisional yanghidup .dan bertahanpada masyarakat Banyumas.
2. Seni Tutur Begalan dilaksanakanpada upacara pernikahan, antaraputra sUlung dengan sulung, putrabungsu dengan bungsu, dan putrasulung dengan bungsu.
3. Seni TuturBegalanmemiliki unsurpendidikan yang disampaikan melaluidialog oleh pemain denganmaksud untuk memberikan nasihat, petuah, wejangan, ular-ular ke-
CakrawalaPendidikan, Juni 2008, Th. XXVII, No.2
pada mempelai berdua khususnyadan masyarakat pada umumnyaagar siap menghadapi tantangandalam kehidupannya yang baruyaitu berumah tangga.
4. Nilai-nilai pendidikan itu disampaikan melalui makna simbol ataulambang yang ada pada peralatanrumah tangga yang disebut BrenongKepang, seperti Ilir, Kukusan, Cething, Siwur, Sorok, Kalo, .Padi, PalaPendem, Pala Gantung, Irus, Enthong,Iirig,Pisau, Talenan, Parut, Kipas,Sothil, dan Tampah, semua itu memiliki makna yang sangat berartibagi kehidupan manusia dalam berumah tangga.
5. Nilai pendidikan juga dapat diketahui dari makna syair tembangyang ada dalam gending Eiingeling, Ricik-ricik dan Bendrong Kulongaya Banyumasan. Manusia hiduphendaknya dapat memiliki tiga halajaran yaitu, tata krama, temen dantepa slira.
6. Sebagai suatu norma yang turuntemurun dan diikuti oleh masyarakat Banyumas, sampai sekarangSeni Tutur Begalan masih sering dilaksanakan oleh masyarakat Banyumas, baik )lang berdomisili diBanyumas maupun di Iuar daerah.
Daftar Pustaka
Depdikbud. 1995. Kamus Besar BahasaIndonesia. Edisi kedlla. Jakarta:Balai Pustaka.
Dibyasuharda. 1990. Dimensi Metafisik dalam Simbol, OntologiMengenai AkaI' Simbol". Disertasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
173
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.2001. Wisata dan Budaya Banyumas. Jawa Tenga11.
Herusatoto~ Budiono. 1983. Simbolismedalarrl Budaya ]awa. Yogyakarta:PT. Handinita.
Humardani. 1983. Menari Sukarena danRetna Pamudya. Yogyakarta: Naskah Penataran Guru Seni Tari.
Iswantoro, N. 2006. Perubahan Bentukdan Fungsi Seni Pertunjukan Tradisional Begalan dalam Masyarakat Jawa. Yogyakarta". Fen0
mena, lurnal Lembaga PenelitianlSI Yogyakarta, Vol. 2 No.2.