NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA NOVEL AIR MATA TERAKHIR BUNDA KARYA KIRANA KEJORA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: SEFI KURNIATI NIM. 1522402034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO 2022
98
Embed
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA NOVEL AIR MATA ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM
PADA NOVEL AIR MATA TERAKHIR BUNDA
KARYA KIRANA KEJORA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
SEFI KURNIATI
NIM. 1522402034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2022
ii
PERNYATAN KEASLIAN
Dengan ini, saya:
Nama : Sefi Kurniati
NIM : 1522402034
Jenjang : S-1
Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa Naskah Skripsi berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Islam
pada Novel Air Mata Terakhir Bunda Karya Kirana Kejora” ini secara
keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya
saya, dalam skripsi ini, diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar akademik
yang saya peroleh.
Purwokerto, 12 Mei 2022
Saya yang menyatakan,
Sefi Kurniati
NIM. 1522402034
iii
PENGESAHAN
Skripsi Berjudul :
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM
PADA NOVEL AIR MATA TERKAHIR BUNDA
KARYA KIRANA KEJORA
Yang disusun oleh: Sefi Kurniati NIM: 1522402034 , Jurusan Pendidikan Islam,
Program Studi: Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, telah diujikan
pada hari: Selasa, tanggal 24 bulan Mei tahun 2022 dan dinyatakan telah memenuhi
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd. ) pada sidang Dewan
Penguji skripsi.
Penguji I/Ketua sidang/Pembimbing,
Dr. H. M. Slamet Yahya, M.Ag.
NIP. 197211042003121003
Penguji II/Sekretaris Sidang,
Herman Wicaksono, S.Pd.I, M.Pd.
NIP. -
Penguji Utama,
Dr. M. Hanif, S.Ag., M.Ag., M.A.
NIP. 197306052008011017
Mengetahui :
Dekan,
Dr. H. Suwito, M.Ag.
NIP. 197104241999031002
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROFESOR KIAI HAJI SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jalan Jenderal A. Yani, No. 40A Purwokerto 53126 Telepon (0281) 635624 Faksimili (0281) 636553
www.uinsaizu.ac.id
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Pengajuan Munaqosyah Skripsi
Sdri Sefi Kurniati
Lamp : 3 (Tiga) ekslempar
Kepada Yth,
Dekan FTIK UIN Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto
Di Purwokerto
Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Setelah melaksanakan bimbingan, telaah, arahan dan koreksi terhadap
penulisan skripsi dari:
Nama : Sefi Kurniati
NIM : 1522402034
Jenjang : S-1
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul : Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Novel Air Mata Terakhir
Bunda Karya Kirana Kejora
Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Dekan FTIK UIN Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto untuk dapat diajukan dalam
rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).
Wassalamu‟alaikum WR. Wb
Purwokerto, 12 Mei 2022
Pembimbing,
Dr. H. Asdlori, M.Pd.I
NIP. 19630310 199103 1 003
v
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA NOVEL AIR MATA
TERAKHIR BUNDA
KARYA KIRANA KEJORA
Sefi Kurniati
NIM. 1522402034
ABSTRAK
Ikhlas merupakan sikap yang sangat dianjurkan dalam Islam, ikhlas itu murni
dari hati dengan tujuan karena Allah semata. Ikhlas bernilai ibadah dan orang yang
ikhlas akan dicintai oleh Allah SWT. Berbicara tentang ikhlas memang sesuatu
yang sangat rahasia karena itu urusan hati dan hanya orang itu dan Allah yang tahu.
Dalam realita sekarang ikhlas sulit untuk diaplikasikan atau diterapkan dalam
kehidupan umat muslim muslimah dalam kehidupan sehari-hari. Melihat akhir-
akhir ini sering terjadi bunuh diri atau perilaku negatif sebagai pelampiasan
hidupnya yang tidak sesuai dengan keinginan. Maka ikhlas merupakan hal yang
sangat penting untuk ditanamkan pada diri setiap individu, karena dengan adanya
sikap ikhlas kita akan mudah menerima setia kejadian yang menimpa kepada kita,
sehingga akan tercipta kehidupan yang damai harmonis dan bahagia. Nilai-nilai
pendidikan Islam apa saja yang terdapat dalam novel Air Mata Terakhir Bunda dan
bagaimana relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam?
Penanaman sikap ikhlas dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya
melalui sarana pendidikan, dan media cetak yang bisa digunakan salah satunya
adalah novel. Novel sangat membantu agar nilai-nilai ikhlas yang ingin
disampaikan dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh berbagai kalangan.
Karena novel ini menyajikan contoh yang lebih konkret, sehingga diharapkan akan
mudah pula tertanam pada diri setiap individu. Novel Air Mata Terakhir Bunda
karya Kirana Kejora adalah novel bestseller yang menceritakan tentang perjuangan
kehidupan seorang Delta yang ingin menjadi orang sukses, dan novel ini sudah
banyak mendapat penghargaan.
Tujuan penelitian dengan judul Nilai-nilai Pendidikan Islam Pada Novel Air
Mata Terakhir Bunda Karya Kirana Kejora yaitu untuk mengetahui nilai-nilai
pendidikan Islam yang terdapat dalam Novel Air Mata Terakhir Bunda Karya
Kirana Kejora, dan relevansinya terhadap tujuan pendidikan Islam. Jenis penelitian
yang dilakukan adalah penelitian pustaka (Library Research) yang bersifat
kualitatif deksriptif, untuk memperoleh data, maka teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik dokumentasi, dan untuk mengalisis data digunakan teknik
analisis isi (content analysis).
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat nilai-nilai ikhlas dalam novel Air
Mata Terakhir Bunda. Yaitu ada dua macam ikhlas: ikhlas beribadah dan ikhlas
beramal. Dalam novel Air Mata Terakhir Bunda mengajarkan tentang nilai-nilai
ikhlas baik melalui ibadah maupun perbuatan yang dilakukan oleh tokoh dalam
Novel Air Mata Terakhir Bunda.
Kata Kunci : Nilai Pendidikan Islam, Novel Air Mata Terakhir Bunda.
vi
MOTTO
جذ “ “ مه جذ
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dapatlah ia”
vii
PERSEMBAHAN
Tiada rasa yang paling indah selain rasa syukur ku kepada Allah SWT yang
selalu memberiku beribu kenikmatan yang tiada batas. Memberiku kemudahan,
kelancaran, semangat, dan ketangguhan untuk melawan rasa malas yang terlalu
sering hadir dalam diriku. Tersadar mulai dari awal perjalanan ku menuju kampus
ini hingga pada titik ini Allah selalu memberiku kenikmatan. Wahai Rabb Puji
Syukur Alhamdulillah ku sampaikan kepada-Mu Dzat Yang Maha Agung.
Ku persembahkan karya sederhanaku ini kepada dua orang yang paling
kucintai di dunia ini. Dialah orang tuaku yang tak henti-hentinya mendoakanku,
berjuang keras untukku, dan rela menahan rindu tuk berpisah denganku. Ibu
Turinah, dan Bapak Darman yang sudah jauh di sana semoga Allah tempatkan
terbaik disisiNya. Ibu ku tahu bagaimana perjuanganmu disana untuk diriku
disini. Ibu terimakasih banyak sudah mengandungku, melahirkanku, menyusui,
mendidikku dengan penuh kasih sayang yang tidak pernah pudar. Ibu, maafkan
diriku yang belum bisa menjadi kebanggaan dirimu, yang selalu mengecewakanmu,
yang selalu merepotkanmu, yang selalu membuat letih badanmu. Ku harap kaya
sederhanaku ini mampu sedikit membuatmu bahagia. Ibu terimakasih untuk segala
kasih sayang tulusmu. Semoga Allah selalu melindungi dirimu wahai Ibu yang
tercinta dan Bapak semoga engkau bahagia di sana meski aku belum pernah
melihatmu tapi engkau tetap menjadi cinta pertamaku.
Terimakasih Wahai Allah.. Terimakasih Bapak Ibu..
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahi Rabbil „Aalamiin. Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan proses penelitian dan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam
selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang
selalu kita nantikan syafa‟atnya dihari akhir kelak.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada program Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan UIN Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto. Skripsi yang penulis
susun yaitu berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Islam pada Novel Air Mata Terakhir
Bunda Karya Kirana Kejora”.
Penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan,
serta doa dari berbagai pihak. Dengan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Dr. H. Suwito, M.Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof
KH Saifuddin Zuhri Purwokerto.
2. Dr. Suparjo, M.A. Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN
Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto.
3. Dr Subur, M.Ag. Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN
Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto.
4. Dr. Sumiarti, M.Ag. Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
UIN Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto.
5. Rahman Afandi, S.Ag, M.S.I. Ketua Jurusan PAI UIN Prof KH Saifuddin
Zuhri Purwokerto.
6. Dr. Suparjo, M.A. Pembimbing Akademik PAI A 2015.
7. Dr. H. Asdlori, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terimakasih saya
ucapkan atas segala arahan, bimbingan, motivasi, waktu, dan pikiran demi
terselesaikannya penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan perlindungan dan membalas kebaikan Bapak.
ix
8. Segenap Dosen UIN Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman yang berarti bagi peneliti.
9. Staf Akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof KH Saifuddin
Zuhri Purwokerto yang telah memberikan pelayanan dengan baik.
10. Ibu tercinta, Ibu Turinah yang telah memberikan kasih sayang dan doa yang
tiada hentinya, merawat, mendidik dengan ikhlas yang tidak pernah pudar.
Bapak yang selama ini saya rindukan semoga bahagia di sana. Semoga Allah
SWT senantiasa memberikan yang terbaik dan perlindungan.
11. Pengasuh Pondok Pesantren Al Ikhlas yang telah menjadi orang tua Abah
Ischak yang telah membimbing saya selama ini dan memberi banyak ilmu yang
sangat bermanfaat bagi diri saya. Serta Santriwan Santriwati Pondok Pesantren
Al Ikhlas
12. Keluargaku yang selalu memberikan dukungan doa dan semangat untuk saya
sehingga saya bisa menyelesaikan studi di kampus UIN Saifuddin Zuhri
Purwokerto.
13. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat untukku dan selalu
mampu membuat saya bangkit kembali saat saya merasa tak bersemangat, yang
selalu memberikan kehangatan dalam kebersamaan yang kita lalui setiap
harinya.
14. Teman-teman seperjuangan saya kelas PAI A angkatan 2015 yang selalu
memberikan warna baru dalam hidup saya, yang selalu membuat saya
termotivasi untuk terus melangkah, dan selalu berbagi dalam suka dan duka.
15. Teman-teman KKN, PPL I, PPL II terimakasih untuk ilmu, pengalaman dan
keceriaannya.
16. Keluarga Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Purwokerto terimakasih atas
segala ilmu dan pengalamannya.
17. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung saya. Semoga Allah
membalas kebaikan yang lebih dari yang kalian lakukan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
x
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Purwokerto, 12 Mei 2022
Penulis,
Sefi Kurniati
NIM. 1522402034
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii
PENGESAHAN ........................................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
MOTTO ....................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Definisi Operasional ............................................................. 8
C. Rumusan Masalah ................................................................ 11
D. Tujuan Penelitian ................................................................. 11
E. Manfaat Penelitian ............................................................... 11
F. Kajian Pustaka ...................................................................... 12
G. Metode Penelitian ................................................................. 14
H. Sistematika Pembahasan ...................................................... 15
BAB II KAJIAN TEORI
A. Nilai Pendidikan Islam ......................................................... 17
1. Nilai ................................................................................ 17
2. Pendidikan Islam ............................................................. 18
3. Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam ................................... 19
4. Tujuan Pendidikan Islam ................................................ 21
5. Objek Pendidikan Islam ................................................. 25
6. Kedudukan Pendidikan Islam dengan Sistem
Pendidikan Nasional ....................................................... 26
7. Ciri Kurikulum dan Dasar Pendidikan Islam ................. 29
8. Sumber Ajaran Pendidikan Islam ................................... 32
B. Struktur Novel ...................................................................... 34
Melalui pendidikan diharapkan dapat mengurangi frustasi,
kekhawatiran, ketakutan, kegagalan, dan permusuhan dalam relasi antar
2Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: LKIS Yogyakarta 2009). Hlm. 15 3Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: LKIS Yogyakarta 2009). Hlm. 16 4Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural (Jakarta: Penerbit
Airlangga, 2005), hlm. 13.
4
agama dan etnik. Memulai proses perubahan di sekolah diharapkan dapat
memberikan dampak yang lebih luas di masyarakat. Proses perubahan tersebut
dapat dilakukan dengan menanamkan sikap, nilai, kebiasaan, dan keterampilan
kepada siswa sehingga mereka dapat menjadi agent of social change.5
Khususnya dalam hal ini pendidikan agama memiliki tanggung jawab yang
cukup besar untuk memberikan pemahaman bagaimana menghadapi persoalan
yang ada, kuncinya yaitu melalui sikap ikhlas.
Pendidikan agama di sekolah khususnya pembelajaran tentang ikhlas
dapat disampaikan melalui berbagai strategi, metode, media dan sumber dari
manapun, pendidik dituntut untuk mampu menyajikan pembelajaran dengan
kreatif dan tidak membosankan agar peserta didik mampu memahami dengan
benar apa yang diajarkan dan pendidik harus mampu membimbing peserta
didik dalam mengamalkannya ke kehidupan sehari-hari.
Manusia dapat memperoleh pendidikan dari berbagai sumber. Salah
satunya adalah karya sastra. Karya sastra merupakan sebuah bentuk gagasan,
perasaan, dan permasalahan hidup yang dikemas oleh pengarang. Tak jarang,
di dalamnya mengandung nilai-nilai pendidikan yang dapat diambil
manfaatnya oleh pembaca. Salah satu karya sastra dan produk dari media
cetak yaitu novel. Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra.
Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan
mempunyai unsur intrinsik dan ekstrinsik. Novel merupakan hasil karya sastra
yang di dalamnya mengandung unsur nilai. Pembaca dapat mengetahui nilai-
nilai apa saja yang terkandung di dalam novel tersebut. Novel dapat menjadi
media dan sumber belajar. Ada banyak novel yang sudah diterbitkan dan
mengandung nilai-nilai pendidikan, salah satunya adalah novel karya Kirana
Kejora.
Sastra merupakan satu karya seni yang bermediakan bahasa. Istilah
sastra dipakai untuk menyebut gejala budaya yang dapat dijumpai pada semua
masyarakat meskipun secara sosial, ekonomi, dan keagamaan keberadaannya
5Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural (Jakarta: Penerbit
Airlangga, 2005), hlm. 123.
5
tidak merupakan keharusan. 6Sastra juga merupakan media komunikasi yang
menyajikan keindahan, memberikan makna terhadap kehidupan atau
pemberian pelepasan ke dunia imajinasi. Sastra berkaitan erat dengan semua
aspek manusia dan alam dengan keseluruhannya. Setiap karya selalu
menghadirkan sesuatu yang kerap menyajikan banyak hal yang apabila
dihayati benar-benar akan semakin menambah pengetahuan orang yang
menghayatinya.7
Penelitian sastra biasanya dilakukan oleh ahli sastra atau kritikus sastra
yang mencakup hal keindahan bahasa atau kata-kata, struktur kata, tema
novel, dan unsur-unsur yang lain. Namun dalam penelitian ini penulis
mengkaji pesan-pesan yang terkandung dalam novel. Novel mengandung
muatan pesan yang sarat akan nilai-nilai yang bisa ditransformasikan dalam
pendidikan. Novel merupakan hasil imajinasi dan kreatifitas pengarang yang
disusun secara kreatif, imajinatif, sistematis dan estetis dengan menggunakan
bahasa sebagai medianya sehingga mampu menyajikan jalinan cerita yang
indah serta mampu memberikan wawasan.
Menurut Kuntowijoyo, sebuah novel dianggap cukup berhasil bila
dapat mengungkapkan berbagai hal berupa gambaran yang koheren yang
dapat dipahami. Karya sastra tidak tunduk pada metode tertentu. Menurut
Henry James, karya sastra mempunyai sedikit pembatasan tetapi mempunyai
kesempatan yang tidak terhitung jumlahnya. Bagi pengarang sastra satu-
satunya. Kaidah adalah kejujuran, seorang novelis harus belajar bertanggung
jawab sehingga dirinya berharga di dalam kebebasan itu.8
Munculnya novel-novel sastra dari para Sastrawan angkatan 2000
perlu diacungi jempol. Novel-novel tersebut menyimpan amanat yang patut
dicontoh, misalnya Tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, Trilogi
Negeri 5 Menara karya A. Fuadi, kedua novel tersebut mengisahkan kegigihan
seorang anak dalam meraih kesuksesan, novel 5 CM karya Donny Dhirgantoro
6Jabrohim, Teori Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 12. 7Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 3. 8 Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat, ( Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1999),
hlm. 129
6
yang menceritakan sebuah persahabatan, bahkan ketiga novel telah
ditayangkan di bioskop-bioskop. Munculnya novel-novel dari penulis-penulis
berkualitas diharapkan mampu melahirkan pemuda berkualitas.
Beberapa novel bergenre religi yang didedikasikan untuk membangun
jiwa dinilai telah berhasil. Fakta menunjukkan novel-novel bergenre religi
mampu menjadi novel best seller di Tanah Air dan mancanegara, bahkan
beberapa telah diadaptasi ke layar lebar. Novel buah karya Tere Liye, A.
Fuadi, Habiburrahman El Shirazy, dan Asma Nadia merupakan novel-novel
yang lahir di era milenium dengan predikat best seller, most favorite book,
meraih berbagai penghargaan sekaligus menempat pada hati pembacanya.
Kepiawaian penulis membuat novel tersebut benar-benar hidup dan
menyentuh ranah afektif kemudian mempengaruhi gerak laku pembaca.
Dalam hal demikian novel dapat berperan sebagai guru bagi para pembacanya
dan pembaca bisa mengambil pelajaran secara otonom.
Salah satu novel karya Kirana Kejora yaitu novel yang berjudul Air
Mata Terakhir Bunda. Novel diterbitkan pada tahun 2012 diambil dari kisah
nyata, novel ini menceritakan tentang perjalanan kehidupan seorang laki-laki
yang bernama Delta. Dia tinggal bersama Ibunya yaitu Sriyani dan kakaknya
yang bernama Iqbal, Ayahnya pergi dan menikah lagi sejak Delta masih dalam
kandunganyang tinggal di Renokenongo, Sidoarjo. Keluarga yang terbilang
sangat sederhana tapi mempunyai mimpi yang sangat tinggi. Dalam
kesehariannya Delta begitu sabar dan ikhlas dalam menghadapi cobaan.
Ibunya yang selalu menguatkan dengan kata-kata jangan pernah lelah untuk
berjuang, bersyukur dan ikhlas.
Novel ini menceritakan pentingnya sikap ikhlas di mana pun kita
berada dan di saat senang maupun sedih atas apa yang sedang terjadi dalam
kehidupan. Dalam novel ini, Ibu Sriyani mencoba untuk ikhlas, tegar, sabar
dalam menghadapi permasalahan hidupnya. Hidupnya yang sederhana bukan
berarti membuatnya patah semangat dan bermalas-malasan. Tapi, sebagai
motivasi untuk berkerja keras agar anak-anaknya bisa mencapai cita-cita yang
tinggi, yang diharapkannya. Delta berusaha untuk tetap semangat dan rajin
7
belajar agar kelak bisa meraih masa depan yang sukses dan indah, dan
tentunya membahagiakan ibunya. Delta tidak pernah menyerah atas apa yang
terjadi pada dirinya meskipun kehidupannya tidak sesuai dengan harapannya.
Sikap yang menunjukan ikhlas yaitu ketika Delta menginginkan sepatu
baru karena merasa sepatunya sudah sempit. Sedangkan ibunya tidak bisa
membelikan sepatu baru. Dengan hati yang ikhlas Delta tetap menerima
keadaan yang terjadi padanya.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari Delta ditemani oleh
sahabatnya yaitu Fakhri cucu dari Mbah Iskan yang mempunyai Mushola
tempat mengaji Delta. Fakhri adalah sahabat dekatnya sekaligus teman
mengajinya. Delta yang dikenal dengan ketulusan, keikhlasan, kesabarannya
bahkan kecerdasannya yang selalu menjadi juara di sekolahnya, sehingga
banyak sekali yang menyukai Delta dan disegani oleh banyak orang.
Contoh perbuatan yang menunjukan sikap ikhlas dalam novel Air
Mata Terakhir Bunda karya Kirana Kejora adalah ketika Delta menginginkan
sepatu baru karena merasa sepatunya sudah sempit. Sedangkan ibunya tidak
bisa membelikan sepatu baru. Dengan hati yang ikhlas Delta tetap menerima
keadaan yang terjadi padanya. Ketika Delta mengantri kepanasan 2 jam untuk
mengambil jatah beras miskin (raskin) ada sedikit perdebatan oleh salah satu
tetangga dengan petugasnya yang bilang kalau dirinya bukan yatim dan tidak
usah disantuni, karena masih mempunyai Ayah walaupun Delta sendiri tidak
tahu keberadaan Ayahnya di mana sekarang. Akhirnya Delta hanya
mendapatkan jatah satu jiwa.
Sikap ikhlas juga diceritakan dalam perbuatan ketika lebaran tiba Delta
ibunya dan Iqbal mengunjungi saudaranya. Ibu Delta lahir sebagai anak
tunggal dari sebuah keluarga yang paling tidak punya diantara keluarga
besarnya. Namun dia selalu membesarkan hati kedua anaknya bahwa mereka
tidak sendiri, mereka punya keluarga besar di Jl. Di Ponogoro, rumah induk,
tempat buyut Delta. Silaturahmi, dengan maksud agar anak-anaknya tidak
terputus hubungan dengan keluarga. Meski selama ini keberadaan mereka
tidak pernah dianggap, namun sang ibu tetap baik, bagaimanapun anak-anak
8
harus merasakan memiliki keluarga. Belum juga mereka memasuki halaman
rumah tua itu, semprotan air begitu keras dari sebuah selang mengejutkan
Delta dan Iqbal, baju mereka basah. Mereka lari menghindar, hingga Delta
terpeleset, dan rantang yang dia bawa, yang berisi opor telur dan tahu jatuh,
berantakan isinya. Lalu terdengar tertawa cekikikan dua bocah dari taman
tumah besar itu. Ibu delta yang melihat baju kedua anaknya basah langsung
mencoba mengeringkan dengan sapu tangan, tanpa menghiraukan siapa yang
berulah kepada anaknya. Sementara anak kecil yang sebaya lari masuk ke
dalam rumah sambil menjulurkan lidahnya.
Dari uraian di atas, tentang pentingnya nilai-nilai ikhlas yang terdapat
dalam novel Air Mata Terakhir Bunda, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Nilai-nilai Ikhlas dalam Perspektif Pendidikan Islam
pada Novel Air Mata Terakhir Bunda Karya Kirana Kejora.
B. Definisi Operasional
1. Pengertian Nilai
Nilai berasal dari bahasa Latin vale‟re yang artinya berguna,
mampu akan, berdaya, berlaku sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu
yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar meurut keyakinan
seseorang atau sekelompok orang.9 Nilai adalah suatu seperangkat
keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang
memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran, perasaan,
keterkaitan maupun perilaku.10
Menurut Lasyo, nilai bagi manusia merupakan landasan atau
motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya. Selanjutnya,
menurut Arthur W. Comb, nilai adalah kepercayaan-kepercayaan yang
digeneralisasi yang berfungsi sebagai garis pembimbing untuk menyeleksi
Hawa (Antologi Puisi Penyair Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei),
Elang, Bintang Anak Tuhan, Querido.
11 Elly M. Seriadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta: Kencana Pranadamedia
Group, 2006), hlm.127. 12 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2016), hlm.
126.
10
Novel Air Mata Terakhir Bunda karya Kirana Kejora menceritakan
tentang kisah perjalanan hidup seorang janda bernama Sriyani yang
mempunyai 2 anak laki-laki yaitu Delta dan Iqbal. Suaminya yang
meninggalkannya ketika Delta masih dalam kandungan. Semenjak itu
Sriyani berjuang keras untuk menghidupi anak-anaknya. Air Mata
Terakhir Bunda sebuah novel inspiring berdasarkan kisah nyata.
Kesederhanaan cinta yang Maha Dahsyat dari seorang ibu, orang tua
tunggal dari anak-anak titipan Tuhan. Kegigihan, ketabahan, kesabaran,
ketekunan, kejujuran, keikhlasan, adalah modal utamanya untuk meraih
cita-cita dan cinta yang diharapkannya ada karena Dia Sang Maha Tunggal
Sang Maha Pemberi.
3. Pendidikan Islam
Secara bahasa ” pendidikan” yang penulis gunakan sekarang
berasal dari kata “tarbiyah”, dengan kata kerja”rabba”. Kata pengajaran
dalam bahasa arabnya adalah “ta‟lim” dengan kata kerjanya “allama”.
Pendidikan danpengajaran dalam bahasa arabnya “tarbiyah wa ta‟lim”
sedangkan pendidikan Islam dalam bahasa arabnya adalah “tarbiyah
islamiyah”.13
Pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seorang
(peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi
Islam. Melalui pendidikan ini, ia akan dapat dengan mudah membentuk
kehidupan dirinya sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang
diyakininya.14
Sikap ikhlas merupakan bagian atau aspek yang diajarkan dalam
pendidikan Islam oleh karena itu, dalam penelitian ini dibahas mengenai
bagaimana relevansi nilai-nilai ikhlas yang terdapat dalam novel Air Mata
Terakhir Bunda dengan pendidikan Islam.
13 Zakiyah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 25. 14 Al-rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Ciputat: Ciputat Pres, 2005),
hlm. 32.
11
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Nilai-nilai pendidikan Islam apa saja yang terdapat dalam novel Air Mata
Terakhir Bunda karya Kirana Kejora?
2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam
novel Air Mata Terakhir Bunda karya Kirana Kejora dengan tujuan
pendidikan Islam?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam apa saja yang terdapat dalam
novel Air Mata Terakhir Bunda karya Kirana Kejora.
2. Mengetahui relevansi nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam
novel Air Mata Terakhir Bunda karya Kirana Kejora dengan tujuan
Pendidikan Islam.
E. Manfaat Penelitian
1. Menambah wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman bagi
peneliti khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
2. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan Islam apa saja yang terdapat dalam
novel Air Mata Terakhir Bunda karya Kirana Kejora serta relevansinya
dengan Pendidikan Islam.
3. Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan keilmuan dan memperkaya
bahan pustaka pada perpustakaan UIN SAIZU Purwokerto berupa hasil
penelitian pustaka atau Library Research
4. Memberikan kontribusi kepada masyarakat, sehingga masyarakat
memperoleh penjelasan dan pengetahuan tentang pentingnya nilai ikhlas
dalam kehidupan sehari-hari.
12
F. Kajian Pustaka
Sebelum penulis melakukan penelitian lebih lanjut terhadap masalah
yang penulis angkat dalam proposal skripsi ini, terlebih dahulu penulis
melakukan telaah pustaka untuk mecari teori yang dapat dijadikan sebagai
dasar pemikiran dalam penyusunan laporan penelitian, serta menjadi referensi
dan pijakan penulis dalam memposisikan penelitiannya.
Pendidikan Islam adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam
kehidupan pribadi atau kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan di alam
sekitarnya. Konsep pendidikan Islam mencakup kehidupan manusia
seutuhnya, tidak hanya memperhatikan dan mementingkan segi akidah
(keyakinan), ibadah (ritual, dan akhlak (norma-etika) saja, tetapi jauh lebih
luas dan dalam dari pada semua itu.15
Selain penelaahan terhadap buku-buku referensi, penulis juga
melakukan penelaahan terhadap hasil-hasil penelitian yang ada. Dalam
penelaahan yang penulis lakukan, ditemukan adanya penelitian yang
mempunyai kemiripan judul dengan judul yang penulis angkat.
Hasil penelitian pertama yang penulis jadikan sumber adalah skripsi
karya Putri Laelatul tahun 2018 yang berjudul Nilai-Nilai Keikhlasan Dalam
Buku Membuka Pintu Langit Karya KH.Mustofa Basri. Penelitian ini
membahas tentang perlunya kita mengajak untuk mengevaluasi perilaku
masing-masing. Ia mengajak kita untuk mendidik diri sendiri untuk untuk
bersikap ikhlas.16
Hasil penelitian kedua yang penulis jadikan sumber adalah skripsi
karya Endar Warsono NIM 1423301177 tahun 2018 yang berjudul “Nilai-
Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Film Alangkah Lucunya Negeri Ini Karya
Deddy Mizwar”. Persoalan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apa saja
nilai-nilai pendidikan akhlak yang berkembang dalam film Alangkah Lucunya
Negeri Ini Karya Deddy Mizwar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
15 Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,
hlm. 21. 16 Putri Laelatul, “ Nilai-nilai Keikhlasan Dalam Buku Membuka Pintu Langit Karya
KH.Mustofa Basri”,Salatiga: IAIN Salatiga, 2018).
13
dan mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam
film Alangkah Lucunya Negeri Ini Karya Deddy Mizwar.17
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah penelitian
kepustakaan (library research) , yaitu penelitian yang mengumpulkan
datanya dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai literatur.
Literatur yang diteliti tidak terbatas buku-buku, tetapi dapat juga berupa,
bahan-bahan dokumentasi, majalah jurnal, dan surat kabar.18
Penelitian ini bersifat dekriptif, artinya data yang dikumpulkan
adalah berupa kata-kata, bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan
penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran
penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari beberapa
dokumen-dokumen, karya sastra, majalah, ataupun pemikiran tokoh.19
Dari pemahaman tentang jenis penelitian yang digunakan oleh
penulis. Maka, dalam skripsi ini penulis mencoba untuk menganalisis dan
mendeskripsikan nilai-nilai ikhlas dalam perspektif pendidikan Islam pada
novel Air Mata Terakhir Bunda karya Kirana Kejora.
2. Obyek Penelitian
Objek penelitian yang akan diteliti penulis yaitu tentang masalah
nilai-nilai ikhlas dalam perspektif Pendidikan Islam pada novel Air Mata
Terakhir Bunda karya Kirana Kejora.
17 Endar Warsono, “ Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Dalam Film Alangkah Lucunya
Negeri Ini Karya Deddy Mizwar”, Skripsi, ( Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2018). 18 Sarjono, dkk. Panduan Skripsi....., hlm. 20-21 19 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), hlm. 11.
14
3. Sumber Data
a. Sumber Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data.20
Sumber primer dalam penelitian ini
adalah sumber asli yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian yaitu novel Air Mata Terakhir Bunda Karya Kirana Kejora.
b. Sumber Sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen.21
Sumber sekunder juga merupakan hasil
penggunaan sumber-sumber lain yang disesuaikan dengan kebutuhan
peneliti. Adapun sumber sekunder dalam penelitian ini yaitu buku-
buku yang berkaitan dengan penelitian. Adapun sumber sekunder
dalam penelitian ini yaitu buku-buku yang berkaitan dengan penelitian
diantaranya:
1) Resensi Novel Air Mata Terakhir Bunda
2) Sinopsis Novel Air Mata Terakhir Bunda
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.22
Untuk mengungkap makna dari sebuah karya yang berupa novel,
peneliti menggunakan teknik analisis isi (content analysis). Analisis isi
(content analysis) merupakan sebuah teknik sistematik untuk menganalisis
isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan
20 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 225. 21 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, hlm. 225. 22 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, hlm. 308.
15
menganalisis perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang
dipilih.
Analisis dilakukan dengan meneliti content baik berupa dialog
maupun monolog dalam novel Air Mata Terakhir Bunda karya Kirana
Kejora. Dalam hal ini peneliti berfikir reflektif yaitu berfikir bolak balik
antara teks, konteks dan kontekstualisasi untuk mengungkapkan muatan
nilai-nilai ikhlas dalam novel. Oleh karena itu dengan menggunakan
metode analisis isi, akan diperoleh suatu hasil atau pemahaman terhadap
berbagai isi pesan komunikasi yang disampaikan oleh media masa atau
sumber informasi lain secara objektif, sistematis dan relevan.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses memeriksa dan merumuskan
secara sistematis data yang didapatkan dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi,23
dan bahan-bahan lain yang mudah
dipahami.24
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode analisis isi (content analys). Metode ini digunakan untuk
menggabungkan muatan suatu teks berbentuk kata-kata, makna, gambar,
simbol, gagasan, tema dan semua wujud pesan yang dapat
dikomunikasikan. Tujuannya adalah untuk memaparkan dan
menyimpulkan isi dari proses komunikasi (lisan atau tulisan).25
H. Sistematika Pembahasan
Dalam penelitian ini, sistematika penulisannya terdiri dari lima bab.
Adapun uraian dari masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut:
Bab I pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, definisi
operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,
dan sistematika penulisan.
23 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hlm. 244. 24 Amir Hamzah, Metode Penelitian Kepustakaan Library Research Kajian Filosofis,
Aplikasi, Proses, dan Hasil Penelitian, (Rev, Eds), (Malang: Literasi Nusantara, 2020), hlm. 61. 25 Amir Hamzah, Metode Penelitian Kepustakaan Library Research Kajian Filosofis,
Aplikasi, Proses, dan Hasil Penelitian, hlm. 74.
16
Bab II berisi landasan teori, pada bab ini terdiri dari tiga sub bab. Sub
bab pertama adalah nilai pendidikan Islam, berisi tentang pengertian nilai, Sub
bab kedua adalah novel, berisi tentang pengertian novel, jenis-jenis novel,
fungsi novel, hubungan novel dengan pendidikan. Sub bab ketiga adalah
pendidikan Islam, berisi tentang pengertian pendidikan Islam, , prinsip-prinsip
pendidikan Islam, tujuan pendidikan Islam, objek pendidikan Islam,
kedudukan pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional dan ciri dasar
kurikulum pendidikan Islam.
Bab III, berisi profil pengarang dan penulis novel Air Mata Terakhir
Bunda, pada bab ini ada dua sub bab. Sub bab pertama adalah biografi
pengarang. Sub bab kedua adalah gambaran umum novel Air Mata Terakhir
Bunda
Bab IV berisi Analisis pendidikan Islam pada novel Terakhir Bunda,
dialog yang menunjukan nilai-nilai pendidikan Islam pada Novel Air Mata
Terakhir Bunda, relevansi nilai ikhlas dalam Novel Air Mata Terkahir Bunda
dengan pendidikan Islam.
Bab V, penutup berisi kesimpulan dan saran. Pada bagian akhir berisi
tentang daftar pustaka, daftar riwayat hidup, serta lampiran-lampiran.
17
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Nilai Pendidikan Islam
1. Nilai
Nilai adalah standar atau ukuran (norma) yang kita gunakan untuk
mengukur segala sesuatu. Menurut Kamus Besar Indonesia, nilai dapat
berarti sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.26
.
Atau sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya.
Nilai sebagai kata benda konkret. Nilai di sini merupakan sebuah
nilai atau nilai-nilai yang sering dipakai untuk merujuk kepada sesuatu
yang bernilai, seperti nilainya, nilai dia, dan sistem nilai. Kemudian
dipakai untuk apa-apa yang memiliki nilai atau bernilai sebagaimana
berlawanan dengan apa-apa yang tidak dianggap baik atau bernilai
sebagaimana berlawanan dengan apa-apa yang tidak dianggap baik atau
bernilai.
Nilai juga digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai,
memberi nilai dan dinilai. Menilai umumnya sinonim dengan evaluasi
ketika hal tersebut secara aktif digunakan untuk menilai perbuatan. Dewey
membedakan dua hal tentang menilai, ia bisa berarti menghargai dan
mengevaluasi.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa nilai merupakan sebuah
ide atau konsep tentang sesuatu yang penting dalam kehidupan seseorang
dan menjadi perhatiannya. Sebagai standar perilaku, tentunya nilai
menurut seseorang untuk melakukannya.
26 Poerwadarminto, WJS.. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1999), hlm. 667.
18
2. Pendidikan Islam
Secara bahasa “pendidikan” yang kita gunakan sekarang
berasal dari kata “tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Kata pengajaran
dalam bahasa Arabnya adalah “ta‟lim” dengan kata kerjanya “allama”.
Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arabnya “tarbiyah wa ta‟lim”
sedangkan pendidikan islam dalam bahasa Arabnya adalah “tarbiyah
islamiyah”.27
Kata “ta‟lim” dengan kata kerjanya “allama” mengandung
pengertian sekedar memberitahu atau memberi pengetahuan, tidak
mengandung arti pembinaan kepribadian, karena sedikit sekali
kemungkinan membina kepribadian Nabi Sulaiman melalui nama benda-
benda. Lain halnya dengan pengertian “rabba” dan “addaba” yang
mengandung makna pembinaan, pimpinan, dan pemeliharaan.
Istilah pendidikan juga sering diungkapkan dengan kata “at-
ta‟dib” yang dapat diartikan kepada proses mendidik yang lebih tertuju
pada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti peserta
didik. Orientasi kata at-ta‟dib lebih berfokus pada upaya pembentukan
Pengertian pendidikan Islam yang lazim dipahami sekarang belum
terdapat di zaman Nabi. Tetapi usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh
Nabi dalam menyampaikan seruan agama dengan berdakwah,
menyampaikan ajaran, memberi contoh, melatih keterampilan berbuat,
memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung
pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim itu telah mencakup arti
pendidikan dalam pengertian sekarang.
Orang Arab Mekkah yang tadinya penyembah berhala, musyrik,
sombong, kafir, dan kasar maka dengan usaha dan kegiatan Nabi
mengislamkan mereka, lalu tingkah laku mereka berubah menjadi
penyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa, mukmin, muslim, lemah lembut
dan hormat pada orang lain. Mereka telah berkepribadian Muslim
27 Zakiyah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 25.
19
sebagaimana yang dicita-citakan oleh ajaran Islam. Dengan itu berarti
Nabi telah mendidik, membentuk kepribadian yaitu kepribadian muslim.28
Nabi Muhammad Saw adalah seorang pendidik yang berhasil. Apa
yang beliau lakukan dalam membentuk manusia, kita rumuskan sekarang
dengan pendidikan Islam. Cirinya ialah kita rumuskan sekarang dengan
pendidikan Islam. Cirinya ialah dengan perubahan sikap dan tingkah laku
sesuai dengan petunjuk ajaran Islam. Untuk itu perlu adanya usaha,
kegiatan, cara, alat dan lingkungan hidup yang menunjang
keberhasilannya. Dengan demikian secara umum dapat kita katakan bahwa
pendidikan Islam itu adalah pembentukan kepribadian muslim.
Pada dasarnya pendidikan Islam bertujuan membentuk pribadi
muslim yang seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik
yang berbentuk jasmani maupun rohani. Menumbuh suburkan hubungan
yang harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta.
Potensi jasmaniah manusia adalah yang berkenaan dengan seluruh organ-
organ fisik manusia. Sedangkan potensi rohaniah manusia itu meliputi
kekuatan yang terdapat di dalam batin manusia, yakni akal, kalbu, nafsu,
roh, dan fitrah.29
3. Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam sesungguhnya tidak terlepas dari prinsip-
prinsip pendidikan Islam yang bersumber dari nilai-nilai al-Qur‟an dan as-
Sunah. Dalam hal ini paling tidak ada 5 prinsip dalam pendidikan Islam,
kelima prinsip tersebut adalah.30
a. Prinsip Integrasi (Tauhid)
Prinsip ini memandang adanya wujud kesatuan dunia akhirat.
Oleh karena itu, pendidikan akan meletakkan porsi yang seimbang
untuk mencapai kebahagiaan di dunia sekaligus di akhirat.
28 Zakiyah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 27-28. 29 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di
Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2014), hlm. 31. 30 Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,
Keluarga, dan Masyarakat, (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2009), hlm. 32-33.
20
b. Prinsip Keseimbangan
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip integrasi.
Keseimbangan yang proporsional antara muatan ruhaniah dan
jasmaniah, antara ilmu murni dan ilmu terapan, antara teori dan
praktik, dan antara nilai yang menyangkut aqidah, syar‟iah dan akhlak.
c. Prinsip Persamaan dan Pembebasan
Prinsip ini dikembangkan dari nilai tauhid, bahwa Tuhan
adalah Esa. Oleh karena itu, setiap individu dan bahkan semua
makhluk hidup diciptakan oleh pencipta yang sama (Tuhan).
Perbedaan hanyalah unsur untuk memperkuat persatuan. Pendidikan
Islam adalah suatu upaya untuk membebaskan manusia dari belenggu
nafsu dunia menuju pada nilai tauhid yang bersih dan mulia. Manusia
dengan pendidikan, diharapkan bisa terbebas dari belenggu,
kebodohan, kemiskinan, dan nafsu hayawaniah-nya sendiri.
d. Prinsip Kontinuitas dan Berkelanjutan (Istiqomah)
Dari prinsip inilah dikenal konsep pendidikan seumur hidup
(life long education) sebab didalam Islam, belajar adalah satu
kewajiban yang tidak pernah dan tidak boleh berakhir. Seruan
membaca yang ada di dalam al-Qur‟an merupakan perintah yang tidak
mengenal batas waktu. Dengan menuntut ilmu secara kontinu dan
terus-menerus, diharapkan akan muncul kesadaran pada diri manusia
akan diri dan lingkungannya, dan yang lebih penting tentu saja
kesadaran akan Tuhannya.
e. Prinsip Kemaslahatan dan Keutamaan
Jika ruh tauhid telah berkembang dalam sistem moral dan
akhlak seseorang dengan kebersihan hati dan kepercayaan yang jauh
dari kotoran maka ia akan memiliki daya juang untuk membela hal-hal
yang maslahat atau berguna bagi kehidupan. Sebab, nilai tauhid hanya
21
bisa dirasakan apabila ia telah dimanifestasikan dalam gerak langkah
manusia untuk kemaslahatan, keutamaan manusia itu sendiri.31
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prinsip pendidikan
Islam identik dengan prinsip hidup setiap muslim, yakni beriman,
bertakwa, berakhlak mulia, berkepribadian muslim, insan shalih guna
mengemban amanat Allah sebagai khalifah dimuka bumi dan beribadat
kepada Tuhan untuk mencapai ridha-Nya.
4. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha
atau kegiatan selesai. Maka pendidikan, karena merupakan suatu usaha
dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan,
tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu
benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu
keseluruhan dan kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek
kehidupannya. Ada beberapa tujuan pendidikan Islam, yaitu:
a. Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua
kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain.
Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap,
tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini
berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi,
dengan kerangka yang sama. Bentuk insan kamil dengan pola pribadi
seseorang yang dididik walaupun dalam ukuran kecil dan mutu yang
rendah sesuai dengan tingkat-tingkat tersebut.32
Cara atau alat yang paling efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan pendidikan ialah pengajaran. Karena itu pengajaran sering
diidentikkan dengan pendidikan, meskipun istilah ini sebenarnya tidak
sama. Pengajaran ialah poros membuat jadi terpelajar (tahu, mengerti,
menguasai, ahli, belum tentu menghayati dan meyakini) sedangkan
31 Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 32-33. 32 Zakiyah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 29.
22
pendidikan ialah membuat orang jadi terdidik (mempribadi, menjadi
alat kebiasaan). Maka pengajaran agama seharusnya mencapai tujuan
pendidikan agama.
Tujuan umum pendidikan Islam harus dikaitkan pula dengan
tujuan pendidikan nasional negara tempat pendidikan Islam itu
dilaksanakan dan harus dikaitkan pula dengan tujuan institusional
lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu. Tujuan umum itu
tidak dapat dicapai kecuali setelah melalui proses pengajaran,
pengalaman, pembiasaan, penghayatan, dan keyakinan akan
kebenarannya. Tahap-tahap dalam mencapai tujuan itu pada
pendidikan formal (sekolah, madrasah) dirumuskan dalam bentuk
tujuan kurikuler yang selanjutnya dikembangkan dalam tujuan
instruksional.33
b. Tujuan Akhir
Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan
akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula.
Tujuan umum yang bersifat insan kamil dengan pola takwa dapat
mengalami perubahan naik turun, bertambah dan berkurang dalam
perjalanan hidup seseorang. Perasaan, lingkungan dan pengalaman
dapat mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku
selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan,
memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah
dicapai.
Orang yang sudah takwa dalam bentuk insan kamil, masih
perlu mendapatkan pendidikan dalam rangka pengembangan dan
penyempurnaan, sekurang-kurangnya pemeliharaan supaya tidak luntur
dan berkurang, meskipun pendidikan oleh diri sendiri dan bukan dalam
pendidikan formal. Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah
sebagai muslim yang merupakan ujung dari takwa sebagai akhir dari
proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan akhirnya.
33 Zakiyah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 30.
23
Insan kamil yang mati dan akan menghadap Tuhannya merupakan
tujuan akhir dari proses pendidikan Islam.34
c. Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak
didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam
suatu kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional dalam bentuk
tujuan instruksional yang dikembangkan menjadi tujuan instruksional
umum dan khusus (TU dan TIK), dapat dianggap tujuan sementara
dengan sifat yang agak berbeda.
Pada tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola takwa
sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana, sekurang-
kurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak
didik. Tujuan pendidikan Islam seolah-olah merupakan suatu lingkaran
yang pada tingkat paling rendah mungkin merupakan suatu lingkaran
kecil. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, lingkaran tersebut
semakin besar. Tetapi sejak dari tujuan pendidikan tingkat permulaan,
bentuk lingkarannya sudah harus kelihatan. Bentuk lingkaran inilah
yang menggambarkan insan kamil itu. Di sinilah barangkali perbedaan
yang mendasar bentuk tujuan pendidikan Islam dibandingkan dengan
pendidikan lainnya.
Sejak tingkat Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar,
gambaran insan kamil itu hendaknya sudah kelihatan. Dengan kata
lain, bentuk insan kamil dengan pola takwa itu harus kelihatan dalam
semua tingkat pendidikan Islam. Karena itu setiap lembaga pendidikan
Islam sesuai dengan tingkatan jenis pendidikannya. Ini berarti bahwa
tujuan pendidikan Islam di Madrasah Tsanawiyah berbeda dengan
tujuan pendidikan Islam di Aliyah. Meskipun demikian, polanya sama
yaitu takwa dibentuk sama, yaitu insan kamil yang berbeda hanya
bobot dan mutunya saja.35
34 Zakiyah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 31. 35 Zakiyah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 32.
24
d. Tujuan Operasional
Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai
dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan
pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan
diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan operasional.
Dalam pendidikan formal, tujuan operasional ini disebut juga tujuan
instruksional yang selanjutnya dikembangkan menjadi tujuan
instruksional umum dan tujuan instruksional khusus (TIU/TIK).
Tujuan instruksional ini merupakan tujuan pengajaran yang
direncanakan dalam unit-unit kegiatan pengajaran.
Dalam tujuan operasional ini lebih banyak dituntut dari anak
didik suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Sifat
operasionalnya lebih ditonjolkan dari sifat penghayatan dan
kepribadian. Untuk tingkat yang paling rendah, sifat yang berisi
kemampuan dan keterampilanlah yang ditonjolkan. Misalnya, ia dapat
memahami, meyakini dan menghayati adalah soal kecil. Dalam
pendidikan hal ini terutama berkaitan dengan kegiatan lahiriyah seperti
bacaan dan kaifiyat shalat, akhlak dan tingkah laku.
Pada masa permulaan yang penting ialah anak didik mampu
dan terampil berbuat, baik perbuatan itu perbuatan lidah (ucapan)
ataupun perbuatan anggota badan lainnya. Kemampuan dan
ketrampilan yang dituntut pada anak didik, merupakan sebagian
kemampuan dan ketrampilan insan kamil dalam ukuran anak, yang
menuju kepada bentuk insan kamil yang semakin sempurna
(meningkat). Anak harus sudah terampil melakukan ibadah, (sekurang-
kurangnya ibadah wajib) meskipun ia belum memahami dan
menghayati ibadah itu.36
36 Zakiyah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 33.
25
5. Objek Pendidikan Islam
Sejalan dengan misi agama Islam yang bertujuan memberikan
rahmat bagi sekalian makhluk di alam ini, pendidikan Islam
mengidentifikasikan sasarannya pada empat pengembangan fungsi
manusia yaitu:
a. Meningkatkan manusia sebagai makhluk individu, yaitu makhluk yang
hidup di tengah makhluk-makhluk lain, manusia harus bisa
memerankan fungsi dan tanggung jawabnya, manusia akan mampu
berperan sebagai makhluk Allah yang paling utama diantara makhluk
yang lainnya dan memfungsikan sebagai khalifah di muka bumi ini.
Malaikat pun pernah bersujud kepadanya, karena manusia sedikit lebih
tinggi kejadiannya dari malaikat, yang hanya terdiri dari unsur-unsur
rohaniah, yaitu nur Illahi. Manusia adalah makhluk yang terdiri dari
perpaduan unsur-unsur rohani dan jasmani.
b. Menyadarkan fungsi manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai
makhluk sosial (Homo Sosius) manusia harus mengadakan interelasi
dan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat.
Itulah sebabnya Islam mengajarkan tentang persamaan, persaudaraan,
gotong royong, dan musyawarah sebagai upaya membentuk
masyarakat menjadi suatu persekutuan hidup yang utuh.
c. Menyadarkan manusia sebagai hamba Allah SWT. Manusia sebagai
makhluk yang berkebutuhan, sikap dan watak religiusnya perlu
dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu menjiwai dan
mewarnai kehidupannya. Dalam fitrah manusia telah diberi
kemampuan untuk beragama. Manusia sebagai khalifah di atas bumi
dan yang terbaik di antara makhluk lain akan mendorong untuk
melakukan pengelolaan serta mendayagunakan ciptaan Allah untuk
kesejahteraan hidup bersama dengan lainnya. Pada akhirnya,
26
kesejahteraan yang diperolehnya itu digunakan sarana untuk mencapai
kebahagiaan hidup di akhirat.37
6. Kedudukan Pendidikan Islam dengan Sistem Pendidikan Nasional
Untuk meletakkan kedudukan pendidikan Islam dalam sistem
pendidikan nasional perlu diklasifikasikan kepada tiga hal, yaitu:
a. Pendidikan Islam Sebagai Lembaga
1) Lembaga Pendidikan Formal
a) Pendidikan Dasar (Pasal 27) menyebutkan:
Pendidikan Dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs)
dan bentuk lain yang sederajat.
b) Pendidikan Menengah (Pasal 18)
Pendidikan Menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas
(SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain
yang sederajat.
c) Pendidikan Tinggi (Pasal 20)
Pendidikan Tinggi dapat berbentuk Akademi, Politeknik,
Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas.38
2) Lembaga Pendidikan non-Formal (Pasal 26)
Satuan pendidikan non-formal terdiri atas lembaga kursus,
lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar,
masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan sejenis.
3) Lembaga Pendidikan Informal (Pasal 27)
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.39
4) Pendidikan Usia Dini (Pasal 28)
37 HM Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2011), hlm. 23-26. 38 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, hlm. 13. 39 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, hlm. 14.
27
Pendidikan usia dini pada jalur pendidikan formal
berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA) atau
bentuk lain yang sederajat.
5) Pendidikan Kegamaan (Pasal 30)
a) Ayat (1) Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh
pemerintah dan atau kelompok masyarakat dari pemeluk
agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b) Ayat (2) Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan atau menjadi
ahli agama.
c) Ayat (3) Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada
jalur pendidikan formal, non formal dan informal.
d) Ayat (4) Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah,
pesantren, pasraman, pabhaya samena, dan bentuk lain yang
sejenis.
e) Ayat (5) Ketentuan mengenai pendidikan keagamaan
sebagimana di maksud pada ayat (1), (2), (3), dan (4) diatur
lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.40
b. Pendidikan Islam Sebagai Mata Pelajaran
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan:
1) Peningkatan Iman dan Takwa.
2) Peningkatan Akhlak Mulia.
3) Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik.
4) Keragaman potensi daerah dan lingkungan.
5) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.
6) Tuntutan dunia kerja.
7) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan seni.
40 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, hlm. 14-15.
28
8) Agama.
9) Dinamika perkembangan global.
10) Persatuan nasional dan nilai kebangsaan (Pasal 36 ayat 3).41
c. Nilai-nilai Islami dalam UU No. 20 Tahun 2003
Inti dari hakikat nilai-nilai Islami itu adalah nilai yang
membawa kemaslahatan dan kesejahteraan bagi seluruh makhluk
(sesuai konsep rahmatan lil‟alamin), demokratis dan humanis. Di
antara nilai-nilai tersebut adalah:
1) Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
2) Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demoktratis serta bertangung jawab.
3) Pendidikan nasional bersifat demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif.
4) Memberikan perhatian kepada peserta didik yang memiliki
kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi
kecerdasan serta bakat istimewa.
5) Menekankan pentingnya pendidikan keluarga merupakan salah
satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan
seumur hidup.
6) Pendidikan merupakan kewajiban bersama antara orang tua,
masyarakat dan pemerintah.42
41 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, hlm. 15. 42 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, hlm. 17.
29
7. Ciri Kurikulum dan Dasar Pendidikan Islam
Untuk meletakkan kedudukan pendidikan Islam dalam sistem
pendidikan nasional perlu diklasifikasikan kepada tiga hal, yaitu:
a. Pendidikan Islam Sebagai Lembaga
1) Lembaga Pendidikan Formal
a) Pendidikan Dasar (Pasal 27) menyebutkan:
Pendidikan Dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs)
dan bentuk lain yang sederajat.
b) Pendidikan Menengah (Pasal 18)
Pendidikan Menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas
(SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain
yang sederajat.
c) Pendidikan Tinggi (Pasal 20)
Pendidikan Tinggi dapat berbentuk Akademi, Politeknik,
Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas.43
2) Lembaga Pendidikan non-Formal (Pasal 26)
Satuan pendidikan non-formal terdiri atas lembaga kursus,
lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar,
masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan sejenis.
3) Lembaga Pendidikan Informal (Pasal 27)
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.44
4) Pendidikan Usia Dini (Pasal 28)
Pendidikan usia dini pada jalur pendidikan formal
berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA) atau
bentuk lain yang sederajat.
43 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, hlm. 13. 44 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, hlm. 14.
30
5) Pendidikan Kegamaan (Pasal 30)
a) Ayat (1) Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh
pemerintah dan atau kelompok masyarakat dari pemeluk
agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b) Ayat (2) Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan atau menjadi
ahli agama.
c) Ayat (3) Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada
jalur pendidikan formal, non formal dan informal.
d) Ayat (4) Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah,
pesantren, pasraman, pabhaya samena, dan bentuk lain yang
sejenis.
e) Ayat (5) Ketentuan mengenai pendidikan keagamaan
sebagimana di maksud pada ayat (1), (2), (3), dan (4) diatur
lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.45
b. Pendidikan Islam Sebagai Mata Pelajaran
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan:
1) Peningkatan Iman dan Takwa.
2) Peningkatan Akhlak Mulia.
3) Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik.
4) Keragaman potensi daerah dan lingkungan.
5) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.
6) Tuntutan dunia kerja.
7) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan seni.
8) Agama.
9) Dinamika perkembangan global.
10) Persatuan nasional dan nilai kebangsaan (Pasal 36 ayat 3).46
45 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, hlm. 14-15. 46 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, hlm. 15.
31
c. Nilai-nilai Islami dalam UU No. 20 Tahun 2003
Inti dari hakikat nilai-nilai Islami itu adalah nilai yang
membawa kemaslahatan dan kesejahteraan bagi seluruh makhluk
(sesuai konsep rahmatan lil‟alamin), demokratis dan humanis. Di
antara nilai-nilai tersebut adalah:
1) Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
2) Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demoktratis serta bertangung jawab.
3) Pendidikan nasional bersifat demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif.
4) Memberikan perhatian kepada peserta didik yang memiliki
kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi
kecerdasan serta bakat istimewa.
5) Menekankan pentingnya pendidikan keluarga merupakan salah
satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan
seumur hidup.
6) Pendidikan merupakan kewajiban bersama antara orang tua,
masyarakat dan pemerintah.47
47 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, hlm. 17.
32
8. Sumber Ajaran Pendidikan Islam
a. Al-Quran
Rasulullah membawa ajaran Islam yang berlandaskan al-
Qur‟an, di dalamnya tidak hanya menyangkut hubungan Allah dan
hambanya, akan tetapi juga hubungan antara sesama manusia itu
sendiri sebagai makhluk sosial, dalam hal ini terutama dalam hal Ikhlas
beragama dan bersosial.
Al-Qur‟an sebagai sumber hukum umat Islam dalam
mengungkapkan sesuatu tidak menjelaskan secara rinci (tafsili) akan
tetapi diungkap secara global (ijmali).48
Al-Qur‟an adalah sumber agama (juga ajaran) Islam pertama
dan utama. Menurut keyakinan umat Islam yang diakui kebenarannya
oleh penelitian ilmiah, al-Qur‟an adalah kitab suci memuat firman-
firman (wahyu) Allah, sama dengan yang disampaikan oleh Malaikat
jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit
selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mulai di Makkah kemudian Madinah.
Tujuannya untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia
dalam hidup dan kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia ini
dan kebahagiaan di akhirat kelak.49
Al-Qur‟an merupakan firman Allah yang telah diwahyukan
kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada umat manusia, al-
Qur‟an merupakan petunjuk yang lengkap dan juga pedoman bagi
kehidupan manusia yang bersifat universal. Al-Qur‟an merupakan
sumber pendidikan sosial, akidah, akhlak dan muamalah.
Ajaran dan petunjuk yang terdapat di dalam al-Qur‟an
merupakan dasar bagi manusia di dalam menjalani kehidupan. Al-
Qur‟an tidak hanya mengatur urusan Ubudiyah, hubungan manusia
dengan Allah, tetapi juga mengatur hubungan sosial antara sesama
manusia. Al-Qur‟an juga memerintahkan untuk saling menghormati,
48 Jalaluddin Rumi, Renungan-renungan Sufistik, (Bandung: Mizan, 1996), hlm. 83. 49 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2000), hlm. 93.
33
menyayangi, bersikap sopan santun terhadap umat agama lain, dan
tolong menolong di dalam kebaikan. 50
Ikhlas adalah menyengajakan suatu perbuatan karena Allah
Swt. Dan mengharap ridha-Nya. Serta memurnikan dari segala macam
kotoran dan godaan seperti keinginan terhadap populeritas, simpati
orang lain, kemewahan, kedudukan, harta, pemuasan hawa nafsu dan
penyakit hati lainnya. Hal ini sesuai dengan perintah Allah yang
tercantum dalam Q.S. al-An‟am:162-163. Demikian juga dalam
firman-Nya yang terdapat dalam Q.S. al-Bayyinah: 5.
b. Sunnah dan Hadits
Al Qur‟an adalah sumber ajaran yang pokok, sedangkan as-
Sunnah merupakan sumber kedua setelah al-Qur‟an. Seorang muslim
tidak hanya menggunakan al-Qur‟an, ia juga harus percaya kepada as-
Sunnah sebagai sumber ajaran Islam dan sumber ajaran hukum.
Kandungan al-Qur‟an masih bersifat global, perlu perincian yang
operasional.
Hadits maupun Sunnah berarti segala perkataan (sabda),
perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Rasulullah yang
dijadikan ketetapan atau hukum. Allah berfirman dalam Q.S. al-Ahzab
ayat 21:
Sunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan
Rasulullah, yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau
perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah dan Beliau
membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah
merupakan sumber kedua setelah al-Qur‟an. Seperti al-Qur‟an, Sunnah
juga berisi petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup manusia.
50 Muhammad Rifqi Fachrian, Toleransi Antarumat Beragama, hlm. 39.
34
B. Struktur Novel
1. Pengertian Novel
Secara etimologis, novel berasal dari kata latin novella yang
berarti kabar atau pemberitahuan. Novella diturunkan menjadi kata
novelis yang berarti baru. Dapat dikatakan baru karena novel hadir
sebagai genre sastra setelah puisi dan drama yang telah lebih dulu ada.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel adalah karangan
prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang
dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat
setiap perilaku.
Nurgiyantoro menyebutkan bahwa novel sebagai sebuah karya
fiksi menawarkan dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang di
idealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur
intrinsiknya seperti peristiwam plot, tokoh, latar dan sudut pandang yang
bersifat imajinatif.
Dari segi media diketahui bahwa novel mempergunakan kata-kata
untuk mengarahkan pemahaman pembaca tentang suatu keutuhan cerita.
Dalam hal ini aspek visual menjadi suatu sarana utama.
Selanjutnya disebutkan bahwa dalam sebuah novel kehidupan itu
sering terjadi benar adanya, seolah-olah terjadi secara kenyataan. Hal ini
dikreasikan oleh pengarang, dibuat mirip, diimitasikan atau dianalogikan
dengan dunia nyata, lengkap dengan peristiwa-peristiwa dan latar
aktualnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa novel adalah karya fiksi yang
memiliki tema, alur, latar, tokoh, dan gagasan pengarang. Selain itu, novel
juga menampilkan rangkaian cerita kehidupan seseorang yang dilengkapi
dengan peristiwa, permasalahan, dan penonjolan watak setiap
f. Skala novel luas (dibandingkan dengan karya sastra lain, seperti cerpen
maupun puisi).
g. Seleksi pada novel lebih luas.
h. Kemajuan pada novel kurang cepat.
4. Hubungan Novel dengan Pendidikan
Karya sastra mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah
fungsi religius, yaitu sastra menghasilkan karya-karya yang mengandung
nilai-nilai agama. Dalam hubungannya pendidikan agama Islam atau PAI,
karya sastra adalah sebagai sarana dakwah media penyampaian dari nilai-
nilai pendidikan agama Islam itu sendiri. Seperti novel-novel religius yang
banyak sekali beredar di toko-toko buku, melalui novel para pembaca
secara tidak langsung akan memahami nilai-nilai pendidikan Islam yang
terkandung di dalamnya. Para penulis novel menyematkan amanat yang
dalam tulisannya tersebut, yang diharapkan dapat dijadikan pelajaran bagi
yang membacanya.
42
BAB III
PROFIL NOVEL DAN PENULIS NOVEL AIR MATA TERAKHIR BUNDA
A. Biografi Kirana Kejora
Kirana Kejora lahir pada tanggal 2 Februari 1972 dia adalah sastrawan
berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karyanya berupa cerita
pendek yang dipublikasikan di sejumlah surat kabar, novel, skenario film dan
televisi. Sebelum terjun di dunia sastra, Kirana menekuni profesi sebagai
peneliti sosial ekonomi di Universitas Brawijaya sejak 1991 sampai dengan
1993, jadi pengajar di Sekolah Menengah Kejuruan Dipasena Citra Darmaja,
Lampung (1996-2000), pengajar di Universitas Hang Tuah Surabaya (2003-
2004), dan wartawati tabloid Fenomena (sampai tahun 2004). Kirana juga
pernah dikukuhkan sebagai Tokoh Inspiriratif Sidoarjo 2013. Film layar lebar
Hasduk Berpola merupakan salah satu karya skenario yang ditulis bersama
Bagas Dwi Bawono, mengangkat tema nasionalisme melalui kegiatan
kepramukaan. Film ini didukung oleh Idris Sardi.56
Kirana Kejora lulusan cumlaude Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Brawijaya dari tahun 1989-1993.
56 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, (Jakarta: PT. BUKU KITA, 2011), hlm. 1.
43
Kirana Kejora adalah seorang Researcher, Writerpreneur, Film
Producer, Best Selling Author. Kirana Kejora telah menerbitkan 170 buku.
Novel best seller yang diangkat ke film Air Mata Terakhir Bunda terpilih
sebagai:
1. Best Feature Movie di Balinale International Film Festival 2013.
2. Nominasi FFI 2013 (Pemeran Utama Wanita, Penata Artistik, Skenario
Fim).
3. Fim Inspiratif Kemdikbud 2013.
B. Gambaran Umum Novel Air Mata Terakhir Bunda
1. Identitas Novel Air Mata Terakhir Bunda57
Judul : Air Mata Terakhir Bunda
Penulis : Kirana Kejora
57 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. Cover(depan).
44
Editor : Nova Novieta
Cover Designer : Oesman Muhammad
Layout : Asep Sadikin
Penerbit : PT. BUKU KITA
Kota Terbit : Jakarta Timur
Cetakan : Cetakan 1, September 2011
Jumlah Halaman : 202 Halaman; 13 x 19 cm
Nomor Edisi : ISBN 978-602-8814-14-0
2. Sinopsis Novel Air Mata Terakhir Bunda
Novel Air Mata Terakhir Bunda menceritakan tentang perjalanan
kehidupan seseorang yang bernama Delta. Delta adalah tokoh utama
dalam Novel ini, Ia tumbuh menjadi laki-laki yang sukses dan cerdas
walaupun sejak kecil Delta hanya tinggal bersama kakak laki-laki yang
bernama Iqbal dan Ibunya bernama Sriyani mereka berasal dari keluarga
yang sangat sederhana bahkan kurang. Ayahnya yang pergi meninggalkan
Delta semenjak Delta masih dalam kandungan. Semenjak kecil Delta
merasakan banyak sekali cobaan, ujian, rintangan, masalah dan kesulitan.
Tapi, ia tak pernah mengeluh ataupun menuntut kepada ibunya, justru ia
mempunyai semangat yang tinggi untuk bisa meraih impian dan cita-cita.
Nilai ikhlas pada novel Air Mata Terakhir Bunda ini bisa diambil
dari sikap-sikap Delta yang selalu ikhlas dalam menerima berbagai ujian,
masalah dan takdir dari Allah. Bagian yang menunjukkan tentang nilai
ikhlas adalah ketika ada percakapan Delta dengan Ibu-ibu di desa.
“Delta masih ingat betul kejadian yang membuat hatinya sedih
tujuh belas tahun yang lalu itu. Seseorang perempuan bertumbuh tambun,
yang sesekali mengunyah makanan, gethuk singkong yang terus
dibawanya sambil wara wiri mengatur antrian jatah raskin, bertengkar
45
dengan seorang petugas perempuan yang dia tahu membelanya untuk
mendapatkan hak jatah raskin.58
Saat sebenarnya dirinya ingin berlari sekencang-kencangnya,
pulang. Dan bilang kepada ibunya kalau ayahnya benar-benar masih
hidup, bahkan menikah lagi. Namun perutnya protes, meminta makan,
karena lapar. Artinya dia harus tetap memperjuangkan raskin yang
menjadi haknya, tidak peduli hanya diterimanya separuh dari jatah
semestinya. Yang penting bisa makan nasi, itu saja pikirnya.
Ibunya yang sibuk bekerja pagi, siang dan malam sebagai penjual
lontong kupang keliling dan buruh cuci pakaian tak sempat mengambil
jatah beras mereka. Jatah yang sering jadi bahan perdebatan para
pengurus.
Delta protes, kalaupun ayahnya masih ada, bukankah mereka juga
masih mendapatkan jatah sebagai fakir miskin? Alangkah hinanya kami
Tuhan.. begitu batinnya saat itu.59
Ketika Delta mengungkapkan apa yang sering dia dengar tentang
ayahnya dari para tetangga, selalu hatinya berontak untuk menahan tanya
yang akan menyakitkan, membuat ibunya menangis. Iqbal pun akan selalu
marah jika Delta sering menanyakan keberadaan ayah mereka kepada
ibunya. Seperti sore itu, kembali Delta bibirnya tercekat, terkunci rapat.
Mundur teratur, menerima keadaan bahwa mereka adalah “yatim”
Hatinya sangat sedih ketika keberadaannya di sebuah tempat untuk
mengambil haknya menjadi masalah. Kalaupun bisa dia akan
mengembalikan semua jatah yang selama ini telah mereka makan, namun
apa daya.
Silaturahmi, dengan maksud agar anak-anaknya tidak terputus
hubungan dengan keluarga. Meski selama ini keberadaan mereka tidak
pernah dianggap, namun sang ibu tetap ngotot, bagaimanapun anak-anak
58 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 30. 59 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 31.
46
harus merasakan memiliki keluarga, toh masih ada sebagian sepupunya
yang baik kepada mereka.60
Dan ibu Delta selalu anti mengeluh tentang keadaan mereka.
Baginya bertemu dan saling bisa mengenalkan anak-anak mereka saja
sudah cukup. Agar anak-anaknya tidak merasa rendah diri.
Belum juga mereka memasuki halaman rumah tua, semprotan air
begitu keras dari sebuah selang mengejutkan Delta dan Iqbal, baju baru
mereka basah. Mereka lari menghindar, hingga Delta terpeleset, dan
rantang yang dia bawa, yang berisi opor telur dan tahu jatuh, berantakan
isinya. Lalu terdengar tertawa cekikikan dua bocah dari taman rumah besar
itu.
Ibu Delta yang melihat baju kedua anaknya basah langsung
mencoba mengeringkan dengan sapu tangan, tanpa menghiraukan siapa
yang berulah kepada mereka. Sementara itu kedua anak kecil sebaya
dengan Delta berlari masuk ke dalam rumah sambil menjulurkan lidahnya.
Tak lama berselang terdengar tangis keras kedua anak nakal itu.
Lalu dengan wajah kecewa Delta dan Iqbal dibujuk ibunya untuk
melupakan kejadian sesaat itu, dan mengajak mereka masuk. Mereka
disambut tante Delta, ibu dari kedua bocah nakal itu, yang membawa dua
potong setelan baju baru, diberikannya kepada Delta dan Iqbal.
“maaf ya, Dito dan Aldo nakal. Masuk yuk, ganti baju kalian ya.
Kebetulan kemarin tante belikan buat kalian”.
3. Unsur-unsur Intrinsik Novel Air Mata Terakhir Bunda
a. Tema
Tema dalam novel Air Mata Terakhir Bunda karya Kirana
Kejora ini yaitu mengenai sebuah perjuangan seorang ibu single parent
yang membesarkan anak-anaknya untuk mewujudkan impian sebagai
seorang sarjana, dengan segala keterbatasan ekonomi atau miskin.
Delta Santosa itulah namanya yang kemudian mendewikan ibunya,
Delta yang dari bangku SD sudah banyak mendapatkan peringkat
60 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 108.
47
pertama sehingga ia mampu mendapatkan beasiswa untuk masuk
perguruan tinggi. Baginya segala kekurangan yang ada bukan
menjadikan alasan untuk menyerah, delta menjadikan semangatnya
supaya bisa bermanfaat bagi orang lain dan bisa membahagiakan
ibunya. Kuncinya adalah ikhlas, sabar, bersyukur, tawakal, keyakinan,
kejujuran.
b. Tokoh
Tokoh yang terlibat di novel Air Mata Terakhir Bunda Karya
Kirana Kejora begitu banyak. Tokoh utama dalam novel Air Mata
Terakhir Bunda karya Kirana Kejora adalah Delta Santoso. Delta
Santoso adalah laki-laki cerdas, bijaksana, rendah hati yang berasal
dari Sidoarjo. Ia memiliki semangat yang luar biasa, meski terlahir dari
keluarga yang sederhana bahkan tak mengenal ayah kandungnya sama
sekali. Ia hanya memiliki ibu yang luar biasa hebat dalam menghadapi
ujian hidup yang keras. Impian Delta untuk sukses menempuh
pendidikan sampai sarjana.
Delta Santoso nama yang diberikan ibunya, adalah nama yang
tidak main-main artinya. Si bungsu, lelaki yang lahir di kota Delta,
Sidoarjo, diharapkan bisa menjadi manusia yang bisa mensentoskan
bangsanya, negaranya, selain hidupnya sendiri dan keluarganya kelak.
Cita-cita sebuah nama yang sangat luhur dari seorang ibu. Ibunya
hanya mengalir memberi nama, karena ayah Delta telah pergi begitu
saja saat Delta berusia lima bulan dalam kandungan.61
Delta adalah seorang laki-laki yang cerdas, bertanggung jawab,
berbakti kepada orang tua. Dikisahkan dalam novel ini bahwa Delta
yang terlahir dari keluarga yang sangat sederhana bahkan jauh dari
sederhana. Delta hanya memiliki Ibu yang luar biasa hebatnya dalam
membesarkan anaknya dan mempunyai kakak laki-laki yang bernama
Iqbal. Delta yang sudah ditinngal bapaknya sejak masih dalam
kandungan, baapknya menikah laki dengan perempuan kaya juragan
61 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 41.
48
sepatu. Delta tak pernah merasa iri atau rendah diri dengan
keadaannya. Justru dia semangat belajar dan selalu mendapat peringkat
pertama. Baginya motivasi terbesarnya adalah ibunya. Dia ingin
membuktikan kepada orang-orang bahwa dia mampu melakukannya
dan bisa menjadi orang yang sukses. Delta tetap ikhlas dengan keadaan
yang membuatnya harus berjuang keras. Adapun tokoh-tokoh lain yang
muncul di dalam novel Air Mata Terakhir Bunda yaitu diantaranya.
1) Sriyani
Sriyani adalalah ibu 2 orang anak yaitu Delta dan Iqbal.
Sriyani selalu mengajarkan anak-anaknya untuk selalu ikhlas dan
bersyukur dengan keadaan yang ada. Menjadi single parent
memang tidaklah mudah. Sriyani harus kerja keras mulai dari
jualan lontong kupang, tukang cuci dan setrika bagi siapapun yang
membutuhkan. Harapan Sriyani adalah bisa membesarkan anak-
anaknya dengan pendidikan setinggi mungkin. Hebatnya dia tidak
pernah mengeluh ataupun menunjukkan kesedihan di depan anak-
anaknya. Sriyani memiliki hati seperti baja dan berjiwa mulia.
2) Iqbal
Iqbal adalah kakak dari Delta dia orang yang bertanggung
jawab, dewasa tapi terkadang ada rasa cemburu kepada Delta.
Karena Iqbal merasa cemburu dengan perlakuan ibunya. Kalau
ibunya lebih sayang Delta. Percakapan yang menunjukkan kalu
Iqbal Cemburu kepada Delta adiknya yang dirasa Delta lebih
dimanja daripada dirinya. Iqbal yang dari semalam sudah jengkel
dengan menghilangnya Delta sampai Maghrib hingga membuat
ibunya bingung dan cemas, makin jengkel. Karena selain dia harus
berjalan agak jauh dari sekolahnya pagi itu, melihat kejadian
semalam dengan perlakuan ibunya terhadap Delta. Membuatnya
merasa ibunya pilih kasih. Delta selama ini selalu banyak
diperhatikan, di anak emaskan. Pagi itu puncak kekesalannya,
akumulasi dari perlakuan ibunya terhadap Delta yang dimatanya
49
selalu berlebih. Setelah selesai makan, Iqbal masuk ke kamar
mengambil tas, sambil menatap kesal ke Delta yang nampak pucat
masih rebahan di kasur. 62
3) Fakhri
Fakhri adalah sahabat terdekat Delta, dia selalu menemani
Fakhri dari kecil sampai sekarang sudah menjadi Pengusaha yang
sukses di bidang IT dan minyak. Fakhri menjadi teman terbaik
untuk Delta. Fakhri yang selama ini hanya tinggal bersama
kakeknya, kadang merasa sangat bosan dengan aturan-aturan
kakeknya untuk tidak bermain jauh dari rumah. Sementara dia tidak
mau bertanya-tanya lagi kemana dan siapa orang tuanya, setelah
kakeknya marah ketika dia menanyakan pertanyaan yang itu-itu
saja. Yang dia tahu, sedikit tentang keluarganya adalah bahwa,
ibunya seorang TKW di Arab, yang setiap bulan mengiriminya
uang. Dan ayahnya sudah meninggal. Kesepiannya sama dengan
kesepian hati Delta. 63
4) Lauren
Lauren adalan calon tunangan Delta, dia gadis cantik
dengan tinggi semampai, berkulit putih, berhidung mancung
dengan mata coklat. Anak dari orang kaya. Sifatnya yang cemburu,
manja, posesif tapi Lauren ini berhati lemah lembut.
5) Rosyid
Cak Rosyid Adalah tetangga Delta, rumahnya bersebelahan
dengan Delta. Bagi Delta Cak Rosyid sudah dianggap seperti
abangnya sendiri. Karena Cak Rosyid ini selalu membantu Delta
disaat dibutuhkan. Cak Rosyid, sosok yang ringan tangan, suka
menolong dan selalu tulus kepada semua orang.64
62 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 104. 63 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 94. 64 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 170.
50
c. Alur
Alur yang digunakan dalam cerita novel Air Mata Terakhir
Bunda ini adalah alur campuran atau alur maju mundur. Penggambaran
alur cerita secara detail sebagai berikut.
1) Awal
Pada bagian awal novel Air Mata Terakhir Bunda pengarang
mulai menceritakan kehidupan Delta Santoso yang sudah sukses di
masa sekarang dan Delta mempunyai kekasih yang bernama
Lauren. Lauren ini adalah adik dari sahabat kakaknya yang
bernama Iqbal. Lauren yang terus mendesak untuk segera
bertunangan. Malam itu Delta menemui Lauren kekasihnya yang
akhir-akhir ingin segera bertunangan, permintaan tunangan malam
itu membuatnya benar-benar tak nyaman, bukan karena dia tidak
serius menjalani hubungan dengan Lauren, namun karena mereka
baru saja satu tahun jalan. Bersifat moderatlah buat sebuah
hubungan mengalir saja. Toh semua akan baik-baik saja jika kita
yakin pasangan kita adalah jodoh kita.65
Batinnya, tunangan? Artinya harus mempertemukan dua
keluarga besar. Dan aku? Siapa orang tuaku? Hal yang sangat
dihindarinya saat dulu ada acara di sekolah atau kampus untuk
mendatangkan orang tua.
Dia tidak bermaksud menghindar dari keadaan yang
sebenarnya, namun dia merasa itu sebuah hal yang sangat
menyakitkan, jika harus menghadirkan sosok orang tua. Trauma
masa lalunya begitu dalam. Meski kakaknya kini tergolong berhasil
kehidupannya, namun ad sisi batinnya yang sakit, sosok yang tak
bisa terwakili, kehadiran orang tua.
65 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 16.
51
2) Tikaian
Konflik pertama yang terjadi pada cerita ini yaitu ketika
Delta mengetahui ternyata ayahnya masih hidup dan menikah lagi
dengan wanita lain.66
3) Rumitan
Pada bagian ini konflik antar tokoh mulai merumit. Ketika
konflik yang terjadi pada bagian ini adalah Delta mengalami
kecelakaan dengan seorang perempuan yang bernama Sekar. Sekar
adalah seorang anak semata wayang konglomerat di Sidoarjo. Isak
tangis ibu Sekar memecah keheningan. Delta terpana, tak bisa
harus menjawab apa. Tiba-tiba saja tamparan keras ayah Sekar
melekat di pipi kanan kiri Delta. Dan Delta hanya bisa mengelus
perlahan kedua pipinya yang terasa sangat perih.67
Beruntung pertengkaran itu dilerai oleh beberapa para
medis yang berada di sekitarnya. Namun tubuh Delta bergeming
dari kedekatannya dengan tubuh kedua orang tua Sekar. Dia
hadapi. Dia pahami benar apa yang sedang dirasakan kedua orang
tua yang sangat terpukul dengan apa yang menimpa putri
tungalnya itu. Setelah dua jam koma, dengan segala bantuan medis,
Sekar mulai terlihat sadar. Dia memanggil ibunya yang berada di
samping Delta.
Tak sanggup ibunya menangis bersamaan ayahnya yang tak
kuat lagi melihat suasana haru dan hening di ruang kaca itu. Delta
hanya terdiam, terpaku, termenung, tak bisa jernih berpikir, apa
yang seharusnya dia lakukan. Sebuah pemandangan sendu yang tak
pernah terlintas dalam bayangannya.
“Aku ingin....dia menikahiku bunda.”
66 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 31. 67 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 175.
52
Sejenak semua terperangah dengan permintaan Sekar, yang
tanpa diduga siapapun. Tidak masuk akal.68
“Bunda, tolong nanda.”
Mengalir deras air mata Sekar dan ibunya. Semua menoleh
ke arah dokter yang berada di sisi kiri Delta. Setengah berbisik,
dokter mengiyakan permintaan Sekar, lalu mengajak ayah Sekar
dan Delta keluar dari ruang kaca.
4) Klimaks
Pada bagian konflik yang terjadi adalah saat Lauren
membatalkan pertunangannya.
“ Kita gagalkan pertunangan ini.”
Buyar lamunan masa lalu Delta, lelaki muda dengan baju
putih berlengan panjang, berdasi biru donker yang masih terduduk
diam di depan cermin kamarnya, saat sebuah suara yang sangat
dikenalnya terdengar lirih di telinga kirinya. Ditatapnya si pemilik
suara yang kedatangannya tidak dia sadari. Matanyapun meminta
penjelasan.
Si pemilik suara itu kemudian duduk di tepi tempat tidur
berseprei biru laut. Menatap Delta sejenak, lalu membuang
pandangannya ke jendela kamar yang terbuka.69
5) Leraian
Pada bagian diawali dengan pengakuan Lauren yang
merasa dirinya terlalu egois yang memaksa Delta untuk segera
melamar. “Semalam aku berpikir dengan tenang. Cooling down
akan pertunangan kita. Meski mama telah memesan ini itu bahkan
menyebar undangan ke beberapa rekan kerja papa dan keluarga
dekat, akhirnya mau memaklumi permintaanku. Yah, sekali lagi,
semua ini permintaanku. Aku merasa sangat egois.”
68Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 177. 69 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 189.
53
Delta mengecup kening Lauren, lalu menatap mata coklat
yang tiba-tiba meneteskan beberapa buliran air matanya.
Diusapnya pelan-pelan dengan punggung tangan kanannya.
“Kepasrahan, kesadaranmu akan arti cinta membuatku ingat
akan kekuatan cinta ibu kepada kami. Air matamu adalah air mata
terakhir Bunda...”
6) Akhir yang Bahagia
Bagian akhir novel ini berada pada bagian Delta melamar
Lauren. Delta menuju lemari pakaiannya, membuka lemari dan
mengambil sebuah kotak kayu berbalut beludru merah yang
diambilnya dari rak paling atas lemari, dibukanya, diambilnya
kebaya berwarna ungu tua dengan kain batik bermotif parang
coklat muda, diberikannya kepada Lauren.
“Pakailah kebaya ini, mudah-mudahan cukup”.
“Lauren mencium kebaya ungu itu, matanya menatap Delta,
ragu.
“Itu kebaya yang seharusnya ibu pakai saat aku wisuda
tujuh tahun yang lalu. Aku ingin kamu memakainya saat acara
akad nikah nanti. Agar ibu bisa tahu, di surga sana, bagaimana aku
sangat mencintainya.” 70
d. Latar
Latar dalam novel ini mengambil tempat Desa Renokenongo
Porong Sidoarjo. Tempat yang mana sekarang menjadi lautan lumpur
dan terendam lumpur Lapindo. Novel ini mengambil latar pada waktu
31 Agustus 2011. Dalam Novel ini menggambarkan suasana dengan
kehidupan masyarakat dan perjalanan dari seorang tokoh yang dulunya
belum belum menjadi apapun, sekarang sudah sukses. Perjalanan
hidup Tokoh utama yang sangat biasa dan banyak kekurangan. Latar
dalam novel Air Mata Terakhir Bunda karya Kirana Kejora di
antaranya.
70 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 194.
54
1) Latar Tempat
Adapun latar tempat yang dijelaskan dalam cerita novel ini
digambarkan melalui monolog dan dialog antar tokoh dalam novel.
a) Mushola
Mushola merupakan tempat Delta untuk mengaji.
Selesai membaca Qur‟an yang dipinjamnya dari musholla,
Delta langsung bertanya kepada ustadz yang sejak awal
mengaji sudah menangkap kegelisahannya.71
b) Terminal
Terminal menjadi salah satu latar tempat yang ada dalam
novel Air Mata Terakhir Bunda. Adegan yang mengambil latar
tempat Terminal saat Delta bersama Fakhri sahabatnya, dia
minum es kelapa muda di terminal pemberhentian angkutan kota
yang baru saja mereka tumpangi.72
c) Kampus
Kampus menjadi salah satu latar tempat dalam novel
Air Mata Terakhir Bunda. Delta menurut kata-kata Fakhri,
mereka berdua, dengan naik motor Fakhri berjalan menuju
kampus. Saat tiba di gedung pusat perhelatan paling tinggi di
kampus bergengsi itu acara hampir dimulai, setengah berlari
Delta memasuki gedung dengan baju toganya.
d) Balai Desa
Di balai desa nampak antrian panjang barisan fakir
miskin dan anak yatim untuk mendapatkan jatah beras miskin
(raskin).73
e) Cafe
Suasana hening malam di atas cafe out door yang
berada di atas Plaza Mewah di tengah kota metropolitan dengan
71 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 36. 72 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 115. 73 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 29.
55
geliat kabut malamnya itu, membuat hati mereka makin tak
tentram. Saling menerka apa yang dirasakan pasangannya.74
f) Rumah
Ternyata dia tetap harus merasakan kekecewaan.
Mengendapkan rasa di danau kecil yang dia bikin mengelilingi
rumah mewahnya, tetap tak berpengaruh menghilangkan
kekuatan deburan galau dan ombak gelisah di hatinya.75
g) Kecamatan Porong
Para peserta yang terdiri dari murid TK, SD, dan SMP
terlihat gembira berkumpul di Kecamatan Porong. Para peserta
berjalan sekitar 5 km dari Kecamatan Porong. Mereka akan
berkeliling di beberapa jalan, lalu berakhir kembali di
Kecamatan Porong.76
h) Pasar Malam
“Kamu belum pernah kan naik dermolen? Ayuuk kita
ke lapangan Kali Tengah Tanggulangin. Ada pasar malam
keliling. Banyak mainan di sana.”77
i) Angkutan Desa
Pagi itu Delta pulang sore, karena harus mengerjakan
beberapa tugas untuk menghadapi ujian akhir SMP. Nampak
dia tekun belajar dengan beberapa temannya, duduk di dalam
mobil angkutan desa yang masih terparkir di samping
sekolahnya.78
j) Makam Lumpur
Tradisi nyekar, berziarah ke makam,menabur bunga-
bunga doa setiap hari raya Idul Fitri kiranya kini hanya jadi
impian bagi Delta.79
74 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 11. 75 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 26. 76 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 81. 77 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 93. 78 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 111. 79 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 167.
56
2) Latar Waktu
Adapun latar waktu yang dijelaskan dalam cerita novel
digambarkan oleh pengarang melalui monolog dan dialog antar
tokoh yang terjadi di berbagai tempat.
a) Pagi
Pagi itu suasana alun-alun kota petis itu sangat ramai. Penuh
warna dan sorak sorai para peserta karnaval dari berbagai
sekolah.80
b) Siang
Siang itu sehabis pulang sekolah, Delta nampak tersenyum
membuka tudung saji meja makan kecil mereka. Tanpa ganti
baju dia langsung melahap makanan yang tersedia. Rebusan
kangkung dengan sambal petis ala ibunya, makanan
favoritnya.81
c) Sore
Sore itu hujan cukup deras, sehingga santri-santri kecil yang
datang ke musholla untuk mengaji hanya sedikit. 82
d) Malam
Malam menjelang acara karnaval, Delta nampak membongkar-
bongkar isi lemarinya, mencari setelan baju koko yang masih
pantas dipakainya sebagai baju Guk Sidoarjo. 83
3) Latar Suasana
Adapun latar suasana yang dijelaskan dalam cerita novel
digambarkan melalui monolog dan dialog antar tokoh novel.
a) Suasana Haru
Fakhri sangat terharu akan kearifan sifat sahabatnya. Delta
Santoso benar-benar nama yang tepat. Dia akan ingat darimana
dia berasal, darimana dia terbentuk.84
80 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 86. 81 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 58. 82 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 37. 83 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 75. 84 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 171.
57
b) Suasana Sedih
Hatinya sangat sedih ketika keberadaannya di sebuah tempat
untuk mengambil haknya menjadi masalah.85
c) Suasana Bahagia
Delta terus menatap namanya yang tertera di surat kabar,
terharu sekaligus sangat bahagia pagi itu.86
d) Suasana Ramai
Suasana alun-alun kota petis itu sangat ramai. Penuh warna dan
sorak sorai para peserta karnaval dari berbagai sekolah.87
e) Suasana Gelisah
Kegelisahan dan kerisauan seorang Delta semakin memuncak,
saat tahu bahwa perempuan muda bernama Sekar yang
merupakan anak semata wayang salah satu konglomerat di
Sidoarjo itu mengalami koma.88
4) Latar Sosial
Adapun latar sosial yang dijelaskan dalam cerita novel
digambarkan melalui monolog dan dialog antar tokoh. Pengarang
menggambarkan keadaan sosial dari kota Sidoarjo.
e. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel Air Mata Terakhir
Bunda Karya Kirana Kejora yaitu sudut pndang campuran, yaitu orang
pertama dan ketiga. Dalam novel ini sudut pandang yang digunakan
lebih banyak orang pertama sebagai tokoh sampingan atau pencerita.
Kemudian ada beberapa cerita yang menggunakan sudut pandang
orang ketiga. Sudut pandang orang ketiga ini, pengarang menentukan
tokoh dan cerita, sehingga tokoh menyampaikan visinya sendiri.
85 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 33. 86 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 135. 87 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 86. 88 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 174.
58
f. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan novel Air Mata Terakhir Bunda
yaitu menggunakan diksi yang tepat rumit dan mmenggunakan bahasa
yang ringan sehingga mudah dipahami. Kadang pengarang juga
menggunakan bahasa atau istilah jawa bandek pada beberapa bagian
cerita, seperti penggunaan kata “Wah ngganteng rek! Iki sandal sing
kon karepke wingi. Pek en wes!”.
g. Amanat
Amanat yang bisa diambil dari novel Air Mata Terakhir Bunda
adalah jangan pernah menjual kesedihan dan tangismu hanya untuk
masa depan, karena masa depan adalah rancangan, kehidupan adalah
sekarang. Perjuangan untuk mewujudkan impian semangat belajar dan
tidak pernah putus asa. Mengajarkan untuk tetap ikhlas atas apa yang
terjadi dan menimpa dalam kehidupan setiap orang.
59
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISA HASIL PENELITIAN
A. Analis Nilai-nilai Ikhlas dalam Perspektif Pendidikan Islam Pada Novel
Air Mata Terakhir Bunda Karya Kirana Kejora
Air Mata Terakhir Bunda merupakan novel yang ditulis oleh novelis
perempuan, yaitu Kirana Kejora. Novel ini menceritakan tentang perjalanan
kehidupan seseorang yang bernama Delta. Delta adalah tokoh utama dalam
Novel ini, Ia tumbuh menjadi laki-laki yang sukses dan cerdas walaupun sejak
kecil Delta hanya tinggal bersama kakak laki-laki yang bernama Iqbal dan
Ibunya bernama Sriyani mereka berasal dari keluarga yang sangat sederhana
bahkan kurang. Ayahnya yang pergi meninggalkan Delta semenjak Delta
masih dalam kandungan. Semenjak kecil Delta merasakan banyak sekali
cobaan, ujian, rintangan, masalah dan kesulitan. Tapi, ia tak pernah mengeluh
ataupun menuntut kepada ibunya, justru ia mempunyai semangat yang tinggi
untuk bisa meraih impian dan cita-cita.
Nilai pendidikan Islam pada novel Air Mata Terakhir Bunda ini bisa
diambil dari sikap-sikap Delta yang selalu ikhlas dalam menerima berbagai
ujian, masalah dan takdir dari Allah. Bagian yang menunjukkan tentang nilai
ikhlas adalah ketika ada percakapan Delta dengan Ibu-ibu di desa.
“ Delta masih ingat betul kejadian yang membuat hatinya sedih tujuh
belas tahun yang lalu itu. Seseorang perempuan bertumbuh tambun, yang
sesekali mengunyah makanan, gethuk singkong yang terus dibawanya sambil
wara wiri mengatur antrian jatah raskin, bertengkar dengan seorang petugas
perempuan yang dia tahu membelanya untuk mendapatkan hak jatah raskin.
Saat sebenarnya dirinya ingin berlari sekencang-kencangnya, pulang.
Dan bilang kepada ibunya kalau ayahnya benar-benar masih hidup, bahkan
menikah lagi. Namun perutnya protes, meminta makan, karena lapar. Artinya
dia harus tetap memperjuangkan raskin yang menjadi haknya, tidak peduli
hanya diterimanya separuh dari jatah semestinya. Yang penting bisa makan
nasi, itu saja pikirnya.
60
Ibunya yang sibuk bekerja pagi, siang dan malam sebagai penjual
lontong kupang keliling dan buruh cuci pakaian tak sempat mengambil jatah
beras mereka. Jatah yang sering jadi bahan perdebatan para pengurus.
Delta protes, kalaupun ayahnya masih ada, bukankah mereka juga
masih mendapatkan jatah sebagai fakir miskin? Alangkah hinanya kami
Tuhan.. begitu batinnya saat itu.
Ketika delta mengungkapkan apa yang sering dia dengar tentang
ayahnya dari para tetangga, selalu hatinya berontak untuk menahan tanya yang
akan menyakitkan, membuat ibunya menangis. Iqbal pun akan selalu marah
jika Delta sering menanyakan keberadaan ayah mereka kepada ibunya. Seperti
sore itu, kembali Delta bibirnya tercekat, terkunci rapat. Mundur teratur,
menerima keadaan bahwa mereka adalah “yatim”
Hatinya sangat sedih ketika keberadaannya di sebuah tempat untuk
mengambil haknya menjadi masalah. Kalaupun bisa dia akan mengembalikan
semua jatah yang selama ini telah mereka makan, namun apa daya.
Silaturahmi, dengan maksud agar anak-anaknya tidak terputus
hubungan dengan keluarga. Meski selama ini keberadaan mereka tidak pernah
dianggap, namun sang ibu tetap ngotot, bagaimanapun anak-anak harus
merasakan memiliki keluarga, toh masih ada sebagian sepupunya yang baik
kepada mereka.
Dan ibu Delta selalu anti mengeluh tentang keadaan mereka. Baginya
bertemu dan saling bisa mengenalkan anak-anak mereka saja sudah cukup.
Agar anak-anaknya tidak merasa rendah diri.
Belum juga mereka memasuki halaman rumah tua, semprotan air
begitu keras dari sebuah selang mengejutkan Delta dan Iqbal, baju baru mereka
basah. Mereka lari menghindar, hingga Delta terpeleset, dan rantang yang dia
bawa, yang berisi opor telur dan tahu jatuh, berantakan isinya. Lalu terdengar
tertawa cekikikan dua bocah dari taman rumah besar itu.
Ibu Delta yang melihat baju kedua anaknya basah langsung mencoba
mengeringkan dengan sapu tangan, tanpa menghiraukan siapa yang berulah
61
kepada mereka. Sementara itu kedua anak kecil sebaya dengan Delta berlari
masuk ke dalam rumah sambil menjulurkan lidahnya.
“maaf ya, Dito dan Aldo nakal. Masuk yuk, ganti baju kalian ya.
Kebetulan kemarin tante belikan buat kalian”.
Delta ragu menerima baju pemberian tantenya itu, matanya menatap
ibunya yang mengisyaratkan untuk menerimanya. Begitupun dengan Iqbal.
Namun tiba-tiba mereka dikejutkan oleh bentakan seorang lelaki berkumis
tebal, berambut cepak, berdiri disamping mereka.
“Demi anak-anak ini kamu pukul anak-anakmu sendiri?! Memang
siapa mereka?! Namanya juga anak-anak! Tega sekali kamu!”
“Anak-anak sudah keterlaluan pak. Mereka juga saudara kita. Anak-
anak sudah dididik untuk menghormati tamu.”
“Aaaah! Dito Aldo ayo jalan!”
Lelaki berkumis, yang ternyata ayah dari dari anak-anak nakal itu
segera mengajak mereka jalan, keluar dari rumah, tidak peduli kedatangan
Delta dan Iqbal yang ingin bersilaturahmi.
Dito dan Aldo berjalan beriringan dan mengepalkan kedua tangan
mereka ke arah Delta dan Iqbal yang hanya bisa menatap mereka dengan
geram, menahan emosi untuk tidak membalas perlakuan mereka.
Ibu Delta jadi merasa tidak enak hati, lalu buru-buru mengajak anak-
anaknya pulang setelah menjabat tangan semua penghuni rumah. Baginya
makin lama di situ makin menyiksa hati kedua anaknya.89
“Sabar ya. Mereka belum kenal kalian.”
“Nggak usah main ke sana lagi bu. Untung tadi ada ibu. Kalau tidak
kami sudah hajar anak-anak itu. Apa salah kami?”
“Sudahlah, yang sabar jadi orang, Allah selalu mencintai orang-orang
penyabar.”
Semenjak kejadian itu, Iqbal dan Delta tak pernah tanya-tanya lagi
tentang apa arti keluarga besar. Mereka trauma dengan kejadian yang
menyakitkan jiwa mereka, terhina, tidak dianggap ada.
89 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 110.
62
Sebenarnya Sriyani, ibu Delta telah melakukan beberapa „kebohongan‟.
Hal itu dilakukannya untuk membuat anak-anaknya senang, tidak melihat
kesedihan atau penderitaan yang mereka alami. Pantang baginya melihat
anaknya menangis karena keadaan.
Suatu hari saat berbuka puasa, hanya ada lauk dua potong tempe dan
dua potong tahu serta sambel petis saja. Karena saat itu memang benar-benar
uang Sriyani habis, setelah membayar SPP Iqbal yang nunggak selama 6 bulan.
Dan beasiswa Delta yang dijanjikan sekolahnya belum juga keluar, sehingga
semua kebutuhan sekolah Delta masih menjadi tanggungannya.90
“Ibu tidak makan?”
Delta yang sedang makan, melihat ibunya hanya minum teh tawar
panas di sampingnya. Sementara Iqbal juga heran melihat ibunya tidak juga
makan.
“Ibu masih kenyang. Kalian makan saja dulu. Lalu tarawih sana. Nanti
telat. Buruan makan.”
Sambil tersenyum kecil, Sriyani meninggalkan mereka berdua, pergi ke
belakang, pura-pura mencuci piring. Padahal andai dia mau jujur, nasi yang
mereka makan hanya cukup buat berbuka dan sahur anak-anaknya. Sekedar
minum teh tawar panas baginya sudah cukup. Sementara beras yang masih
tersisa buat membuat lontong yang akan dijualnya besok. Jika dia tidak
membuat lontong, tak mungkin bisa menjual kupang yang sehari-hari jadi
sumber mata pencahariannya. Ongkos mencuci baju para tetangga sudah
sebagian dia minta dulu untuk menutupi segala kebutuhan hidup.
Keesokan harinya, Delta dan Iqbal memutuskan tidak berbuka di
rumah. Mereka berbuka di mushola Pak Haji Ridwan. Meski anaknya sangat
memusuhi Delta, namun Pak Haji sangat baik terhadapnya.
Delta tidak peduli dengan Ramli yang sering mengoloknya dengan
segala kemiskinannya. Baginya berlaku anjing menggonggong kafilah tetap
berlalu, meski dia sendiri sadar, apalah arti anak miskin sepertinya? Pintar iya
di sekolah, namun miskin tetaplah miskin predikatnya.
90 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 115.
63
Dia tak mau berlama-lama berpikir tentang kemiskinannya, namun
bagaimana mencari cara keluar dari predikat orang miskin, itu aja. Belajar
yang tekun, rajin! Ya hanya itu pemberian ibunya, sekolah yang pintar. Jangan
berpikir bagaimana cara membayar uang sekolah, namun berpikirlah
bagaimana mendapatkan ilmu sebanyak banyaknya. 91
Malam itu, Sriyani kambuh sakit magh akutnya, karena sering
terlambat makan. Dalam kesakitan dia berusaha berjalan ke dapur untuk
membuat teh tawar panas.
Dengan langkah tertatih-tatih, sambil memegangi perut, dia berjalan
pelan-pelan agar Delta yang sedang belajar di ruang tamu tidak mendengar
langkahnya.
Namun saat dia akan menuangkan air termos ke dalam gelas, gelas itu
pecah, kiranya gelas yang dia ambil adalah gelas yang sudah retak. Delta yang
mendengar suara pecahan gelas di dapur, segera mencari arah suara itu.
Dilihatnya, ibunya terduduk lesu, tangan kanannya memegang perut, tangan
kirinya memunguti pecahan kaca gelas.
“Bu...ada apa?”
Delta kaget, buru-buru menahan tangan ibunya yang nampak berdarah.
“Oh nggak papa, tadi gelasnya jatuh.”
“Ibu sakit?”
Delta menatap cemas, wajah pucat ibunya yang berusaha
mengisyaratkan, aku baik-baik saja nak.
“Nggak. Nggak papa.”
Delta segera memunguti pecahan gelas, menyapunya dengan pelan,
sementara ibunya berusaha berdiri sambil menahan sakit, menggigit bibirnya,
pelan-pelan duduk di meja makan, menatap Delta yang sedang membuang
pecahan gelas ke dalam tempat sampah. Delta lalu membuatkan segelas teh
panas buat ibunya, menyodorkannya ke meja, ditatapnya lekat wajah sang ibu
yang makin terlihat pucat diantara temaram bola lampu.92
91 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 125. 92 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 127.
64
“Ibu sudah minum obat?”
“Ibu tidak sakit. Ibu baik-baik saja. Sudah sekarang kamu belajar lagi
ya, Iqbal kemana?”
“Dia sedang memberi les anak bu Haji Waroh.”
“Oh, syukurlah bisa berbagi. Ilmu itu akan bertambah jika kita mau
membaginya dengan yang lain.”
“Tapi Cak Iqbal diberi upah kok bu.”
“Yah, sebenarnya ibu tidak pernah mengajari kalian untuk menjual
ilmu. Mungkin bu Haji ingin menghargai jasa Iqbal yang rajin membimbing
anaknya belajar.”
“Yah karena si Rozali itu bodohnya bukan main bu. Nggak naik kelas
berapa kali. Cak Iqbal yang bisa membuatnya mau belajar. Dia sangat
pemalas!”
“Yah, mungkin karena bu Haji sangat memanjakannya sebagai anak
laki-laki satu-satunya.”
“Bersyukur ya bu kita nggak kaya, jadi Delta nggak manja dan nggak
jadi pemalas. Rajin belajar karena bertekad mau jadi orang kaya!”93
“Husss! Janganlah rajin belajar karena itu. Tapi karena kamu memang
ingin jadi orang pintar. Akan banyak jalan nantinya bagi orang-orang pintar.
Kamu dan Iqbal harus lebih pintar daripada ibu. Jadilah manusia yang berguna
dengan kepintaranmu kelak. Ibu hanya lulusan SMP. Harta ibu adalah
menyekolahkan kalian setinggi-tingginya, itu saja.”
Delta tertunduk diam, mendengarkan dengan cermat wejangan ibunya
yang kadang baginya sangat membosankan, namun setelah direnunginya
dengan tenang beberapa malam, baru dia memahami begitu kuat pesan yang
tersirat dari nasehat-nasehat ibunya.94
Doa dan kekuatan cinta ibu adalah segala bagi anak-anaknya. Delta
merasakan jalan yang sangat mulus bisa dia lalui untuk menjadi seorang
93 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 128. 94 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 129.
65
Sarjana Tehnik. Indeks Prestasi 3,5 selalu berhasil dikantonginya
dipersembahkan bagi ibunya.95
Walau dengan segudang kegiatan di kampus atau luar kampus, dia
tetap bisa memberikan yang terbaik nilai akademik yang selalu diperlihatkan
kepada ibunya setiap semester. Diapun tak pernah mengenal cinta itu apa,
selain cintanya kepada ibu.
Keringat sang ibu tak sia-sia, doa sang pemilik rahim tak terbuang
percuma, si anak penjual lontong kupang itu akhirnya bisa menjadi sarjana
teknik dengan nilai yang sangat memuaskan. Banyak yang terharu atas
perjuangan ibu dan anak itu, termasuk keluarga besar mereka yang dulu tak
pernah menganggap mereka ada.
Iqbal sore itu datang dengan sebuah pesan. Bahwa ibu akan datang
dengannya, Delta tinggal menunggu mereka di kos, dan mereka akan ke
kampus bersama-sama. Delta menitipkan kepada Iqbal baju kebaya dan kain
yang harus dipakai ibunya saat wisuda kelak, namun Iqbal menolaknya.
“Ibu bilang biar disini saja bajunya.”
“Tapi ibu harus memakai baju ini cak?!”
“Iya tahu. Tapi pesan ibu begitu, biar di sini saja. Sudah ya aku buru-
buru, ibu hanya bilang begitu.”
Delta diam, lalu berpikir positif, mungkin ibunya cari praktisnya saja,
tidak usah jauh-jauh memakai baju kebaya dan kain yang bagus, nanti kena
debu jalan, mengingat mereka pasti naik mobil angkutan umum dari Porong ke
Surabaya, yang lumayan cukup polutan-nya.
Tiba saat-saat yang ditunggu. Detik demi detik, menit demi menit, jam
demi jam, hingga tinggal dua jam acara wisuda dimulai, belum juga yang
dinanti datang. Delta ditemani Fakhri terduduk diam, sesekali resah, berjalan
keluar masuk kamar kos. Iqbal dan ibunya belum juga datang. Sementara
telepon genggam Iqbal sulit dihubungi.96
95 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 161. 96 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 163.
66
“Sebaiknya kita ke kampus dulu. Mungkin mereka masih di jalan
macet, sekarang sudah siang, sebentar lagi acara dimulai. Ingat, kamu salah
satu Sarjana Cum Laude, pasti kamu sangat ditunggu, kebanggan fakultas,
almamater. Jalan saja sekarang.”
Delta menurut kata-kata Fakhri, mereka berdua, dengan naik motor
Fakhri berjalan menuju kampus. Saat tiba di gedung pusat perhelatan paling
tinggi di kampus bergengsi itu acara hampir dimulai, setengah berlari Delta
memasuki gedung dengan baju toganya.
Sementara itu dari sebuah rumah kecil, di tepi kali Porong, terdengar
suara lirih, seperti menahan, lalu melepas beban, lalu mengeluarkannya pelan-
pelan, setengah berbisik.
“Hari ini kamu wisuda, anakku telah jadi sarjana, maturnuwun
Mbah Iskan dan Fakhri saling melihat, mereka paham benar hati Delta
tidak puas dengan tanya jawab senja itu. Mbah Iskan merangkul Fakhri,
menguatkan cucunya untuk terus menjalani hidup apa yang telah digariskan
Sang Pemilik Hidup.
70
Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung pada novel Air Mata
Terakhir Bunda adalah sebagi berikut:
1. Ikhlas
Ikhlas dalam beribadah merupakan suatu hal yang bersifat batiniah
yang mempunyai kemurnian dan kesucian niat yaitu bersih dan terbebas
dari tujuan selain Allah (Lillahi Ta‟ala).97
Berikut penulis tampilkan
beberapa nilai ikhlas pada novel Air Mata Terakhir Bunda Karya Kirana
Kejora.
Pertama, Delta melakukan sholat Sunnah Hajat dua rakaat, lalu dia
berdzikir, membaca Istighfar, membaca Sholawat Nabi dan membaca doa.
Sholat sunnah hajat yang diajarkan ibunya itu selalu dilakukannya saat dia
memohon sesuatu untuk kepentingan duniawi maupun ukhrawi. Dia
membatin lirih, Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan
Maha Penyantun. Maha suci Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang maha
Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian Alam. Kepada Mu-lah
aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, sesuatu yang
mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap
dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau
ampuni dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan
keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapatkan kerelaan-Mu,
melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Paling Pengasih dan
Penyayang”.98
2. Kesabaran
Sabar merupakan sikap tabah dalam menghadapi semua kepahitan
hidup, besar dan kecil, lahir dan batin.99
Seperti firman Allah Swt dalam
Q.S Al-Baqarah: 153.
ثشيه مع اىص يج ان للا اىص ثش ا تاىص ا اىزيه امىا اسرعيى ياي
97 Abdul Halim Fathani, Ensiklopedia Hikmah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group,
2008), hlm.258. 98 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 133. 99 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 388.
71
“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya, Allah beserta orang-orang
yang sabar.”100
Nilai sabar dalam novel ini diselipkan dalam kisah mengenai sosok
ibu Sriyani yang sangat sabar dalam segala keadaan yang menimpa
hidupnya.
Ibu Delta jadi merasa tidak enak hati, lalu buru-buru mengajak
anak-anaknya pulang setelah menjabat tangan semua penghuni rumah.
Baginya makin lama di situ makin menyiksa hati kedua anaknya.101
“Sabar ya. Mereka belum kenal kalian.”
“Nggak usah main ke sana lagi bu. Untung tadi ada ibu. Kalau
tidak kami sudah hajar anak-anak itu. Apa salah kami?”
“Sudahlah, yang sabar jadi orang, Allah selalu mencintai orang-
orang penyabar.”
Semenjak kejadian itu, Iqbal dan Delta tak pernah tanya-tanya lagi
tentang apa arti keluarga besar. Mereka trauma dengan kejadian yang
menyakitkan jiwa mereka, terhina, tidak dianggap ada.
3. Rasa Syukur
Syukur berarti menyadari bahwa segala yang kita miliki
merupakan nikmat dan anugerah Tuhan, Allah Swt. Manusia yang
bersyukur berarti manusia yang kaya sesungguhnya, hatinya lapang dan
jiwanya bersih dari angan kosong dan impian yang melemahkan
semangat hidup.102
Manusia diperintahkan agar senantiasa bersyukur atas
nikmat yang dianugerahkan oleh Allah Swt. Seperti Q.S An-Nahl:112.
ه مو منان فنفش خ تاوعم طمى ىح يأذيا سصقا سغذا م مثل قشيح ماود امىح مظشب للا
ن ا يصىع تما ماو اىخ ىثاط اىج فاراقا للا للا
“Allah telah membuat suatu perumpamaan sebuah negeri yang dahulunya
aman lagi tenteram yang rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari
100 Depertemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, hlm.31. 101 Kirana Kejora, Air Mata Terakhir Bunda, hlm. 110. 102 Ah. Yusuf, dkk, Kebutuhan Spiritual Konsep dan Aplikasi dalam Asuhan
Keperawatan, hlm. 3.
72
setiap tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah.
Oleh karena itu, Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan
dan ketakutan, karena apa yang selalu mereka perbuat.”
Berikut penulis tampilkan beberapa nilai rasa syukur pada novel
Air Mata Terakhir Bunda Karya Kirana Kejora.
Delta terus menatap namanya yang tertera di surat kabar, terharu
sekaligus sangat bahagia pagi itu. Semua tak lepas dari panjatan doa
tengah malam ibunya. Tahajud adalah shalat yang nyaris tak pernah
ditinggalkan ibunya, semenjak Delta lahir. Doa indah yang nyaris tak
pernah terdengar Delta itu, terkabul dengan cinta Allah buat hambaNya
yang sabar dan tawakal.
4. Kesederhanaan
Kesederhanaan dalam kehidupan diartikan juga dengan tidak
berlebihan dan pula tidak kikir.103
Agama Islam selalu mengajarkan
manusia agar selalu hidup sederhana, seperti dalam Q.S Luqman: 18-19.
س ل يحة مو مخراه فخ ل ذ مش ف السض مشحا ان للا ك ىيىاط ش خذ ل ذصع
“Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan
diri.”
خ اىحميش اخ ىص ذل ان اونش الص اغعط مه ص اقصذ في مشيل
“Berlakulah wajar dalam berjalan dan lembutkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
Suatu hari saat berbuka puasa, hanya ada lauk dua potong tempe
dan dua potong tahu serta sambel petis saja. Karena saat itu memang
benar-benar uang Sriyani habis, setelah membayar SPP Iqbal yang
nunggak selama 6 bulan. Dan beasiswa Delta yang dijanjikan sekolahnya
103 Ika Yunia Fauzia & Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif