Top Banner
1 NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM Q.S. AN-NISA’ AYAT 36 DAN PERBANDINGANNYA MENURUT TAFSIR AL-MISHBAH, TAFSIR IBNU KATSIR DAN TAFSIR AL-MARAGHI Proposal Tesis Diajukan Untuk Dimunaqsyahkan pada Prodi Pascasarjana Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan (FTIK) IAIN Bukittinggi. Oleh: Almuhardi Safarman, S.Pd 20119032 PRODI S2 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI 1442 H/2021 M
89

nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

May 08, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

1

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM Q.S. AN-NISA’ AYAT

36 DAN PERBANDINGANNYA MENURUT TAFSIR AL-MISHBAH, TAFSIR

IBNU KATSIR DAN TAFSIR AL-MARAGHI

Proposal Tesis

Diajukan Untuk Dimunaqsyahkan pada Prodi Pascasarjana Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan (FTIK) IAIN Bukittinggi.

Oleh:

Almuhardi Safarman, S.Pd

20119032

PRODI S2 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

1442 H/2021 M

Page 2: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

2

KATA PENGANTAR

Segala Puji selalu kita ucapkan kepada Allah SWT yang selalu menuntun

kita kejalan yang benar dan selalu memberikan kesehatan kepada kita sehingga

dengan kesehatan itu penulis bisa menuyusun tesis ini dengan judul “Nilai-nilai

Pendidikan Agama Islam dalam Q.S. An-Nisa’ ayat 36 dan perbandingannya

menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi”

Shalawat dan salam kita do‟akan kepada Allah SWT agar senantiasa dicurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan dan meninggalkan penunjuk

arah jalan dalam menjalani kehidupan di dunia ini untuk mencapai kehidupan yang

bahagia di dunia dan di akhirat.

Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk

memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam pada program S2 Institut Agama Islam

Negeri Bukittinggi. Selama proses penulisan Tesis ini, penulis telah banyak

mendapatkan bantuan, arahan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Rhida Ahida, M.Hum. selaku Rektor IAIN Bukittingg. Beserta

Bapak Dr. Asyari, M.Si, Bapak Dr. Novi Hendri, M.Ag dan Bapak Dr.

Miswardi, M.Hum selaku Wakil Rektor IAIN Bukittinggi.

2. Ibuk Dr Zulfani Sesmiarni, M.Pd selaku dekan Dekan Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi beserta Bapak Dr. Iswantir M, M.Ag,

Page 3: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

3

Bapak Charles, S.Ag, M.Pd.I, DAN Bapak Dr. Supratman, M.Pd, M.Kom,

selaku wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Bukittinggi.

3. Mrs Dr. Melyan Melani, M.Pd, selaku Ketua Prodi Pascasarjana PAI IAIN

Bukittinggi beserta Bapak/Ibu Karyawankepustakaan yang telah

memberikan fasilitas kepada penulis dalam menambah ilmu pengetahuan di

IAIN Bukittinggi.

4. Bapak Dr. Junaidi, M. Pd selaku Pembimbing yang telah memberikan

arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini di IAIN Bukittinggi.

5. Bapak Dr. Wedra Aprison, M.Ag, selaku dosen Penasehat Akademik yang

telah memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan perkuliahan dan menyelesaikan Tesis ini di IAIN

Bukittinggi.

6. Bapak/Ibu Dosen Karyawan/I IAIN Bukittinggi yang telah membekali dan

melayani kebutuhan penulis dalam proses perkuliahan di IAIN Bukittinggi.

7. Keluarga yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan dan

penyelesaian skripsi ini baik secara materil maupun moril.

8. Terima kasih kepada semua sahabat-sahabat, dan terkhusus kepada teman-

teman PAI A angkatan 2019 yang telah memberikan motivasi kepada

penulis dalam berjuang untuk menggapai cita-cita.

9. Kemudian rasa terimakasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua yang

selalu memberikan semangat dalam menulis tesis ini.kemudian penulis

Page 4: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

4

ucapakan terimaksih kepada seluru keluarga yang telah memberikan

dukungan dalam kuliyah dan menyelesaikan tesis ini.

10. Kemudian rasa terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

Dengan penuh kejujuran penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kata

kesempurnaan. Maka dari itu penulis membuka kritik dan saran dari siapapun demi

kebaikan kita semua karena penulis hanya hamba Allah SWT yang dho‟if yang jauh

dari kata kesempurnaan. Dan semoga pihak-pihak yang telah bersedia membantu

menyelesaikan tesis ini diberikan pahala yang berlipat ganda, dan diberikan solusi

disetiap masalah yang dihgadapi, aamiiin.

Bukittinggi, April 2021

Penulis

ALMUHARDI SAFARMAN, S.PD

NIM. 20119032

Page 5: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

5

ABSTRAK

Tesis ini disusun oleh Almuhardi Safarman, S.Pd, NIM 20119032 dengan

judul “Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Q.S An-Nisa’ ayat 36 dan

Perbandingannya Menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir

Al-Maraghi pada Prodi Pascasarjana Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan (FTIK) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Latar belakang dari penelitian ini adalah saat sekarang ini banyak hubungan

manusia dengan Allah sangat jauh seperti banyaknya para penista agama, bahkan ada

yang mengatakan bahwa paham radikalisme berawal dari orang-orang yang hafiz Al-

Quran. Dan juga hubungan manusia dengan sesama sekarang semakin rusak, seperti

terjadinya pembunuhan terhadap ulama, muballigh dan para aktivis dakwah,

terjadinya pencurian dan perampokan dimana-mana.

Penelitian ini merupakan penelitian Pustaka atau Library Research yaitu

mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang

terdapat diruangan perpustakaan, seperi: buku-buku, majalah, dokumen, catatan,

kisah-kisah sejarah dan lainnya. Adapun sumber data dari penelitian ini adalah Al-

Qur‟an dan terjemahannya, Tafsir, buku dan Jurnal. Kemudian dalam teknik

pengumpulan data yang penulis gunakan berupa menganalisis tafsir kemudian

mencari tambahan data dari buku, dan jurnal yang terkait dengan pembahasan.

kemudian dalam teknik analisis data yang penulis gunakan adalah pertama Induktif

yaitu mengemukakan masalah yang bersifat khusus kemudian digeneralisasi yang

bersifat umum, kedua Deduktif yaitu membahas persoalah yang bersifat umum ke

khusus, ketiga Komperatif yaitu membandingkan pendapat para ahli terkait persoalan

tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian tentang nilai-nilai pendidikan agama islam dalam

Q.S An-Nisa‟ ayat 36 dan perbandingannya menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu

Katsir dan Tafsir Al-Maraghi Maka dapat penulis simpulkan bahwa didalam ayat

tersebut terdapat tiga macam nilai yaitu nilai aqidah seperti perintah untuk

menyembah hanya kepada allah kemudian larangan untuk berbuat syirik. Kemudian

nilai amaliyah seperti perintah untuk melakukan ibadah kepada Allah. Kemudian nilai

akhlak seperti berbuat baik kepada kedua orang tua, menyantuni anak yatim dan fakir

miskin, berkata sopan santu, tolong menolong dan larangan bersifat sombong.

Kemudian perbandingan nilai tersebut menurut ketiga tafsir adalah tentang makna

dari kata tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh perbandingan selanjutnya

tentang makna dari teman sejawat selanjutnya tentang makna dari kata ibnu sabil.

Kata Kunci: Nilai-Nilai dan Pendidikan Agama Islam

Page 6: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

6

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 7

B. Batasan dan Rumusan Masalah................................................... 12

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian............................... 13

D. Penjelasan Judul...........................................................................14

E. Sistematika Penulisan.................................................................. 15

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Nilai-Nilai

1. Pengertian Nilai-nilai ........................................................... 17

2. Macam-macam Nilai............................................................. 18

B. Pembelajaran Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam...................................... 22

2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam.............................. 26

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam............................................ 35

C. Tinjauan Q. S. An-nisa‟ Ayat 36

1. Ayat dan terjemah................................................................... 37

3. Asbabun Nuzul....................................................................... 37

Page 7: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

7

D. Tinjauan Tentang Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-

Maraghi

1. Tafsir Al-Mishbah................................................................... 38

2. Tafsir Ibnu Katsir..................................................................... 41

3. Tafsir Al-Maraghi.................................................................... 43

E. Penelitian Relevan.......................................................................... 45

BAB IIII METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian........................................................... 48

B. Sumber Data................................................................................... 48

C. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 50

D. Analisis Data.................................................................................. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Q.S An-Nisa‟ ayat 36

Menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir

Al-Maraghi ................................................................................... 53

B. Perbandingan Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Q.S An-Nisa‟

ayat 36 Menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-

Maraghi ......................................................................................... 82

BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut UU RI NO 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk meiliki kekuata spiritual

keagamaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1 Dari UU diatas dapat kita pahami bahwa

setiap manusia memang sangat membutuhkan pendidikan. Karena Allah SWT telah

memberikan bekal-bekal yang kita perlukan untuk memperoleh pendidikan tersebut.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S.An-Nahal ayat 78 yaitu:

Artinya: dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan

dan hati, agar kamu bersyukur (Q.S.An-Nahal ayat 78)2

Dari ayat diatas dapat penulis pahami bahwa manusia dilahirkan oleh Allah

SWT dianugrahi 2 unsur besar yaitu unsur Jasmani dan unsur rohani, unsur jasmani

ini berupa penglihatan untuk melihat dan pendengaran untuk mendengar dan yang

kedua unsr rohani yaitu hati yang digunakan untuk memahami, membedakan mana

1 Undang-undang RI NO 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Jakarta:2003), Hal. 6

2 Q.S.An-Nahal: 78

Page 9: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

9

yang baik dan mana yang buruk. Semua yang Allah SWT ciptakan untuk manusia

tersebut harus harus digunakan untuk melaksanakan seluruh perintah Allah dan

seluruh larangan Allah SWT atau melakukan seluruh Nilai Agama Islam yang sudah

dijelaskan dalam Al-Quran dan Sunnah.

Sedangkan Nilai itu adalah berasal dari bahasa latin yaitu vale‟re yang artinya

yaitu berguna, berdaya berlaku, sehingga nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang

dipandang baik dan yang paling benar menurut keyakinan individu atau sekelompok

orang. Nilai juga diartikan sebagai kualitas yang dari sesuatu hal dan sesuatu hal itu

disukai oleh individu atau sekelompok orang, di inginkan, dihargai, dikejar, berguna

kemudian orang yang menghayatinya menjadi bermartabat.

Arthur W. Comb berpandangan bahwa nilai merupakan kepercayaan yang

digeneralisisir sebagai pembimbing dalam menyelesaikan tujuan perilaku yanfg akan

dipilih oleh individu atau sekelompok orang. Sedangkan menurut pakar psikologi

Allport nilai adalah keyakinan yang mengarah kepada suatu tindakan sesorang

berdasarkan keyakinan tersebut. Nilai itu berkaitan dengan emosi, pengalaman yang

dapat mengarahkan individu atau kelompok untuk memilih, mengambil, keputusan

serta bertindak. Nilai merupakan prinsip yang memproposi kesejahteraan dan

mencegah dari bahaya bagi manusia. Biasanya keyakinan, nilai-nilai dan identitas

seseorang biasanya didapat tanpa disadari berdasarkan pengalaman pribadi atau suatu

Page 10: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

10

pengamatan dari beberapa pengalaman orang lain yang diinginkan atau tidak.3 Dari

penjelasan nilai diatas dapat penulis pahami bahwa nilai itu memang penting dalam

kehidupan terlebih lagi dalam kenidupan bermasyarakat dan nilai itu dapat diraih

melalui dunia pemdidikan.

Didalam Al-Quran banyak terdapat penjelasan tentang nilai-nilai pendidikan agama

islaam seperti dalam Q.S An-Nisa‟ ayat 36 yang akan menjadi objek kajian kita yaitu:

Artinya: Sembahlah Allah SWT janganlah kamu menyekutukannya dengan

sesuatupun, danberbuat baiklah kepada kedua orang tuamu, karib kerabat,

anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga

yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.sesungguhnya

Allah SWTtidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-

banggakan diri (Q.S.An-Nisa‟:36)4

Sedangkan pendidikan itu terjemahan dari kata education, yang asal katanya

educate yaitu bahasa latin educo yang berarti mengembangkan dalam diri: seperti

mendidik, melaksanakan hokum kegunaan. Pendidikan merupakan mengembangkan

potensi diri baik alat indra dan pikiran bukan hanya sekedar menhumpulkan atau

mengklasifikasikan ilmu pengetahuan. Bahkan pendidikan itu berisi power yang

3 Sulastri, Nilai Karakter Dalam Pembelajaran Kimia, (banda aceh, Syiah kuala university

press, 2018), Hal. 11-12 4 Q.S An-Nisa‟: 36

Page 11: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

11

digunakan untuk mendapatkan apa saja yang digunakan dan apa saja yang

dibutuhkan. Seseorang yang dengan cerdik menggunakan pengetahuan yang dimiliki

oleh orang lain maka dia akan lebih cerdik dari pada orang yang mempunyai

pengetahuan itu jika dia tidak tau kegunaan pengetahuan itu.5

Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan kepribadian

manusia yang berjalan seumur hidup dengan kata lain pendidikan tidak hanya

berlangsung didalam kelas tetapi bias juga berlangsung diluar kelas dan pendidikan

itu bukan hanya berlangsung secara formal tapi juga berlangsung secara non formal

dan pendidikan itu tidak hanya meningkatkan kecerdasan tetapi juga mengembangkan

seluruh aspek-aspek kepribadian manusia. Sedangkan menurut marimba pendidikan

adalah pimpinan atau bimbingan secara sadar oleh seorang pendidik terhadap

perkembangan dari jasmani dan rohani seorang anak.6

Sedangkan Pendidikan Agama Islam adalah suatu upaya sadar dan terencana

untuk meyiapkan peserta didik untuk mngenal, memahami, mengahayati, mengimani,

bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan seluruh ajaran islam dari sumber

utamanya Al-Quran dan hadis melalui bimbingan, latihan, pengajaran serta

pengalaman. Menurut tayar yusuf pendidikan agama islam adalah usaha sadar

generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, keterampilan, kecakapan

pada generasi muda untuk menjadi generasi muslim yang bertakwa kepada Allah,

5 Sutrisno, M. Ag, Pembaharuan Dan Pengembangan Pendidikan Agama Islam,

(Yogyakarta: CV. Diandra Primamitra Media, 2011), Hal. 3 6 Dahwadin Dan Farhan Sifa Nugraha, Motivasi Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

(Jawa Tengah: CV Mangku Bumi Media, 2019). Hal. 1-2

Page 12: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

12

kemudian berbudi pekerti yang luhur serta mengamalkan dan memahami seluruh

ajaran islam dalam kehidupan.7

Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari banyak kita lihat kesenjangan nilai-

nilai yang terjadi ditengah-tengah masyarakat dengan nilai-nilai yang Allah SWT

cantumkan dalam Q.S. An-Nisa‟ ayat 36 diantaranya adalah masyarakat lebih percaya

bantuan manusia dari pada bantuan Allah SWT terkhusus pada masalah Covid-19

yang terjadi pada saat ini. Masih banyak diantara mereka yang semakin jauh dari

allah dan lebih mendengarkan kata-kata manusia. dan masalah selanjutnya yang kita

temukan adalah banyaknya berita di televisi maupun disurat kabar anak-anak yang

durhaka kepada orang tua, seperti mereka berani membunuh orang tua mereka

sendiri. Alasan pebunuhan itu kita lihat bermacam-macam diantaranya karena tidak

dibelikan motor, tidak dibelikan hp dll. Masalah selanjutnya yan kita lihat

dimasyarakat adalah kurang akurnya mereka dalam bertetangga, bahkan terhadap

kerbat mereka sendiri. Dan penyebab tidak akur itu juga bermacam-macam

diantaranya masalah tanah yang kadang sampai terjadi pembunuhan, masalah harta,

bahkan terkadang karena iri hati terhadap tetangga yang berhasil.

Oleh karena itu penulis akan mengkaji tentang Hablum Mianllah dan Hablum

Minannas secara mendalam dan mengkaji secara mendalam tentang Nilai-Nilai

Pendidikan Agama Islam terkhusus dalam surat An-Nisa‟ ayat 36 melalui kajian

tafsir Karena saat sekarang ini banyak hubungan manusia dengan Allah sangat jauh

7 Ahwadin Dan Farhan Sifa Nugraha, Motivasi Dan Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam…., Hal. 7

Page 13: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

13

seperti banyaknya para penista agama, bahkan ada yang mengatakan bahwa paham

radikalisme berawal dari orang-orang yang hafiz Al-Quran. Dan juga hubungan

manusia dengan sesama sekarang semakin rusak, seperti terjadinya pembunuhan

terhadap ulama, muballigh dan para aktivis dakwah, terjadinya pencurian dan

perampokan dimana-mana. Maka dari itu penulis mengambil rujukan utama yaitu

Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Mishbah dan Tafsir Al-Maraghi, karena tafsir tersebut

memiliki alas an tertentu yaitu: tafsir al-mishbah gaya bahasanya yang mudah

dipahami dan pilihan diksi dan terjemah atas kosakata Al-Quran yang banyak

terinspirasi dari Prof. Dr. Aisyah Binti Syati‟ dan juga dipengaruhi oleh pemikiran

syekih muahmmad abduh dan juga karena beliau salah satu ulama kontemporer di

Indonesia.8 Kemudian penulis mengambil tafsir Ibnu Katsir adalah karena imam ibnu

katisr adalah salah satu ulama yang palih tersohor dan populer didunia islam.9 Oleh

karena beberapa msalah diatas penulis tertarik mengangkat sebuah judul yaitu:

“Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Al-Quran Surat An-Nisa’ ayat 36

dan perbandingannya menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan

Tafsir Al-Maraghi” Penulis berharap semoga penelitian ini dapat dijadikan

tambahan pengetahuan.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

8 Afrizal Nur, Tafsir Al-Mishbah Dalam Sorotan, ( Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2018), Hal xi

9 Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir Jilid

2, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟I, 2008), Hal. xii

Page 14: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

14

Berdasarkan latar belakang diatas agartidak terjadi kekeliruin dan kesalaho

pahaman bagi pembaca maka penulis membatasi masalah ini yaitu:“Nilai-nilai

Pendidikan Agama Islam dalam Al-Quran Surat An-Nisa‟ ayat 36 dan

perbandingannya menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-

Maraghi”

2. Rumusan Masalah

Demi mejaga kesalah pahaman dan pengertian maka dapat penulis

merumuskan masalah pada penelitian ini yaitu:

a. Apa saja Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Q.S An-Nisa‟ ayat 36

menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir Dan Tafsir Al-Maraghi?

b. Bagaimana perbandingan Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam menurut Tafsir

Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui Apa saja Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Al-

quran Surat An-Nisa‟ ayat 36 menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir

dan Tafsir Al-Maraghi

b. Untuk mengetahui Bagaimana perbandingan nilai-nilai Pendidikan Agama

Islam menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Page 15: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

15

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan berpikir, mengenai permasalahan dalam bidang studi pendidikan

agama Islam terutama Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Al-quran

Surat An-Nisa‟ ayat 36 dan perbandingannya menurut Tafsir Al-Mishbah,

Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat mencapai gelar Sarjana S2 pada Fakultas

Tarbiyah, Prodi Pendidikan Agama Islam negeri di IAIN Bukittinggi.

D. Penjelasan Judul

Supaya tidak terjadi perbedaan pendapat dalam memahami Judul tesis ini

maka penulis akan menjelaskan secara berkelompok tentang judul teis ini yaitu

sebagai berikut:

Nilai : Nilai itu adalah berasal dari bahasa latin yaitu vale‟re yang artinya yaitu

berguna, berdaya berlaku, sehingga nilai dapat diartikan sebagai sesuatu

yang dipandang baik dan yang paling benar menurut keyakinan individu

atau sekelompok orang. Nilai juga diartikan sebagai kualitas yang dari

sesuatu hal dan sesuatu hal itu disukai oleh individu atau sekelompok

orang, di inginkan, dihargai, dikejar, berguna kemudian orang yang

menghayatinya menjadi bermartabat.10

10

Sulastri, nilai karakter dalam pembelajaran kimia…., Hal. 11

Page 16: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

16

Pendidikan: Pendidikan itu terjemahan dari kata education, yang asal katanya educate

yaitu bahasa latin educo yang berarti mengembangkan dalam diri:

seperti mendidik, melaksanakan hokum kegunaan. Pendidikan

merupakan mengembangkan potensi diri baik alat indra dan pikiran

bukan hanya sekedar menhumpulkan atau mengklasifikasikan ilmu

pengetahuan. Bahkan pendidikan itu berisi power yang digunakan untuk

mendapatkan apa saja yang digunakan dan apa saja yang dibutuhkan.11

PAI : Suatu upaya sadar dan terencana untuk meyiapkan peserta didik untuk

mngenal, memahami, mengahayati, mengimani, bertakwa dan berakhlak

mulia dalam mengamalkan seluruh ajaran islam dari sumber utamanya

Al-Quran dan hadis melalui bimbingan, latihan, pengajaran serta

pengalaman.12

E. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarahnya pembahasan ini penulis membuat sistematika

penulisan sebagai berikut :

BAB 1 yaitu berisi tentang latar belakang yang memuat tentang 3 landasan

diantaranya landasan filososfis, landasan teoritis dan landasan empiris. Kemudian

pada bab 1 menjelaskan tentang batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, penjelasan judul serta serta sistematika penulisan.

11

Sutrisno, M. Ag, Pembaharuan Dan Pengembangan Pendidikan Agama Islam...., Hal. 3 12

Ahwadin Dan Farhan Sifa Nugraha, Motivasi Dan Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam…., Hal. 7

Page 17: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

17

BAB II yaitu berisi tentang landasan teori diantaranya membahas tentang

Nilai, kemudian membahas tentang Pendidikan Agama Islam, membahas tentang

tinjauan Q.S. An-nisa‟:36 kemudian membahas tentang tinjauan ke 3 tafsir

BAB III yaitu berisi tentang Metodologi Penelitian hal ini mencakup tentang

Jenis penelitian, Sumber data, analisis data serta Tekhnik pengumpulan data,

BAB IV yaitu berisi tentang hasil penelitian mengenai nilai-nilai pendidikan

agama islam dalam Q.S An-Nisa‟ ayat 36 menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu

Katsir dan Tafsir Al-Maraghi kemudian tentang perbandingan nilai-nilai pendidikan

agama islam dalam Q.S An-Nisa‟ ayat 36 menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu

Katsir dan Tafsir Al-Maraghi

BAB V yaitu penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran

Page 18: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

18

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Nilai

1. Pengertian Nilai

Arthur W. Comb berpendapat bahwa nilai adalah suatu kepercayaan yang

sudah di generalisir untuk sebagai pembimbing dalam menyelesaikan tujuan

perilaku yang pilih oleh individu atau sekelompok orang. Sedangkan menurut

pakar Psikologi Allport nilai adalah keyakinan yang mengarah kepada suatu

tindakan sesorang berdasarkan keyakinan tersebut. Nilai itu berkaitan dengan

emosi, pengalaman yang dapat mengarahkan individu atau kelompok untuk

memilih, mengambil, keputusan serta bertindak. Nilai merupakan prinsip yang

memproposi kesejahteraan dan mencegah dari bahaya bagi manusia. Biasanya

keyakinan, nilai-nilai dan identitas seseorang biasanya didapat tanpa disadari

berdasarkan pengalaman pribadi atau suatu pengamatan dari beberapa pengalaman

orang lain yang diinginkan atau tidak.13

Menurut Dr. Silfia Hanani, M.Si bahwa nilai adalah ajaran dan norma yang

harus ditafsirkan sehingga melahirkan suatu perilaku atau tingkah laku yang di

inginkan sesuai dengan nilai-nilai. Paersons seseorang perekonstruksi teori

structural fungsional menyatakan bahwa keseimbangan, kestabilan dan keteraturan

akan terwujud apabila ada penghargaan terhadap nilai-nilai tersebut. Nilai itu tidak

terkesampingkan karena karena nilai tersebut menjadi Word View dan telah

13

Sulastri, Nilai Karakter Dalam Pembelajaran Kimia...., Hal. 11-12

Page 19: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

19

disepakati sejak lama. Nilai-nilai tidak pernah memberikan pertentangan, tetapi

lebih dominan membangun keadaban.14

Sedangkan Menurut Dr. iswantir dan Dr.

Silfia hanani dan Irsyadul Ubad bahwa nilai pendidikan Agama islam terdapat 4

dasar yaitu: nilai keimanan, nilai ketakwaan, penghargaan terhadap manusia

dengan segala potensinya, kebebasan dan kemerdekaan dan tanggug jawab

sosial.15

2. macam-macam Nilai

Nilai memiliki banyak macamnya tergantung siapa yang memandang

menurut max scheler nilai itu terbagi kedalam 3 tingakatan:

a.) Nilai kenikmatan, yaitu tentang esuatu yang mengenakkan atau tidak

mengenakkan

b.) Nilai kehidupan, yaitu nilai-nilai yang sangat penting dalam kehidupan seperti

kesehatan, kesegaran jasmani dan umum.

c.) Nilai kejiwaan, yaitu seperti keindahan, kebenaran dan pengetahuan murni

dan filsafat.

d.) Nilai kerohanian, yaitu berhubungan dengan suci atau tidak suci

Tetapi walter G. Everet berpendapat bahwa nilai dikelompokkan kedalam

8 kelompok.

a.) Nilai ekonomis (harga dalam jual beli)

14

Dr. Silfia Hanani, Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2013), Hal. 121

15

Irsyadul Ubad, Silfian Hanani dan Iswantir M, jurnal Fuaduna nilai edukatif tradisi

peringatan hari kematian di kenagariaan manggopoh sumatera barat

Page 20: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

20

b.) Nilai kejasmanian (kesehatan)

c.) Hiburan

d.) Sosial (bentuk perserikatan manusia)

e.) Watak ( integritas kepribadaian)

f.) Estetis ( keindahan alam dan karya seni)

g.) Intelektual, dan

h.) Keagamaan16

Dalam pendidikan agama islam nilai itu terbagi kedalam beberapa hal maka

untuk itu dapat kita klasifikasikan bahwa nilai itu terbagi kedalam 3 hal, yaitu

Dalam buku yang berjudul ilmu pendidikan islam nilai dalam islam terbagai menjadi

3 kelompok yaitu:

a.) Nilai I‟tiqodiyah atau kepercayaan

Yaitu nilai yang berhubungan rukun iman, sepeerti iman kepada allah swt,

iman kepada para malaikat, iman kepada kitab allah, iman kepada rasulullah, iman

kepada hari berbangkit dan iman kepada takdir. Nilai I‟tiqodiyah ini meurut beliau

menjelaskan hubungan antara individu dengan tuhannya yang didalamnya

ditanamkan nilai-nilai ketuhanan pada diri manusia seperti sifat-sifat al-rahman (nilai

kasih), al-rahim (nilai sayang), al-malik (nilai kepemimpinan), al-quddus ( nilai

kesucian), al-salam (nilai kesejahteraan dan nilai kedamaian), al-khaliq (nilai

produktivitas), al-mushawwir (nilai estetika) dan nilai-nilai yang berkaitan dengan

16

Nurul Qamar Dan H. Salle, Etika Dan Moral Propesi Hokum, (Makasar:CV. Sosial Polotic

Genius, 2019). Hal. 15-16

Page 21: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

21

asmaul husna. Sedangkan nilai pendidikan I‟tiqodiyah ini bisa juga dikatakandengan

nilai Pendidikan Aqidah yaitu upaya yang terus menerus menanamka nilai-nilai

kepada anak agar memiliki keimanan yang kuat dan tangguh.17

b.) Nilai „amaliyah atau perbuatan

Nilai amaliyah terbagi kedalam 2 bagian yaitu: pertama berkaitan dengan

ibadah atau berkaitan dengan rukun islam, seperti syahadat, sholat, zakat puasa, haji

dan ibadah lainnya yang mengatur hubungan manusia dengan allah swt. Kedua

berkaitan dengan muamalah yaitu interaksi manusia dengan sesamanya baik

perseorangan maupun secara berkelompok seperti akad, perbelanjaan, hukuman,

jinayah (pidana dan perdata). Nilai amaliyah ini juga di sebut dengan dimensi

kealaman yaitu mejelaskan hubungan manusia dengan alam semesta, karena manusia

diciptakan oleh allah dimuka bumi sebagai khalifah. Nilai-nilai yang ditanamkan

pada individu adalah bagaimana ia mampu memelihara, memakmurkan dan

memanfaatkan alam ini dengan baik sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT

baik terhadap alam biotik (tumbuhan dan hewan) maupun abiotic (bebatuan, tambang

air udara, tanah, api dan sebagainya).

c.) Nilai Khuluqiyah atau etika

Nilai khuluqiyah berkaitan dengan kesusilaan, budi pekerti, adap, sopan santun yang

menjadi perhiasan bagi seseorang dalam rangka mencapai keutamaan. Nilai nilai

khuluqiyah seperti Sdiddiq (jujur), nilai amanah (terpercaya), adil, sabar, syukur,

17

Prof. Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag, Paradigm Baru Filsafat Pendidikan Islam, (cimanggis:

Kencana, 2017), Hal. 292

Page 22: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

22

pemaaf tidak tergantung pada materi atau zuhud, menerima apa adanya (qana‟ah),

berserah diri kepada allah (tawakkal), malu berbuat buruk (haya‟), persaudaraan

(ukhuwah), toleransi (tasamuh) tolong menolong (ta‟awun), saling menanggung

(takaful). Nilai khuluqiyah ini juga di istilahkan dengan dimensi insaniyah, yaitu nilai

yang berhubungan dengan sesame manusia yang didalamnya ditanamkan nilai-nilai

yang universal, seperti tolong menolong, saling menghormati, simpati, empati,

kepedulian sosial, kepekaan sosial.18

Nilai Khuluqiyah ini dikatakan juga dengan

Pendidikan akhlak yaitu identic dengan berperilaku baik dan benar kepada allah dan

rasulnya, sesame manusia, lingkungan, dan kepada diri sendiri berdasarkan nilai-nilai

yang terkandung dalam Al-Quran dan hadits . 19

Sedangkan menurut Dr.Silfia Hanani nilai itu dapat diperoleh atau diraih

memalui pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak adalah pendidikan yang membangun

misi manusia terhadap hakekat hidup. Hakekat hidup yang meliputi moral yang

dibangun dari norma, baik buruk, wajar tidak wajar, dan lainnya. Pendidikan akhlak

pada dasarnya adalah untuk mengukuhkan kembali nilai-nilai dasar kemanusiaan

rakyat Indonesia berdasarkan pada nilai-nilai kearifan lokal. Pendidikan akhlak tidak

bisa ninafikan atau ditiadakan ia harus diajarkan tersendiri tidak sambil lalu.

Seedangkan pendidikan akhlak ini berkaitan langsung dengan humanism

mendewasakan rasa kemanusiaan manusia. Pendidikan akhlak lebih banyak terkait

18

Dr. Abdul Mujib, M. Ag dan Dr. Jusuf Mudzakkir, M.Si, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:

Kencana, 2017), Hal. Xii-Xvi 19 Prof. Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag, Paradigm Baru Filsafat Pendidikan Islam...., Hal. 294

Page 23: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

23

dengan nilai-nilai baik dan buruk, nilai-nilai berperikemanusiaan dan tidak berperi

kemanusiaan dan sebagainya. Nilai-nilai tersebut sudah terkandung dalam ajaran

moral lokal, agama, dan Negara.20

Sedangkan bangsa atau negara telah menetapkan ada 18 nilai utama dalam

patokan pelaksanaan pendidikan Karakter yaitu: nilai religius, tanggung jawab, jujur,

toleransi, disiplin kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabatan atau berkomunikasi,

cinta damai, senang membaca, peduli sosial, dan peduli lingkungan.21

3. Fungsi Nilai

Pada garis besarnya system nilai yang bedasarkan agama dapat membei

individu dan masyarakat peangkat system nilai dalan benyik keabsahan dan

pembenaran dalam mengatur sikap individu dan masyarakat. Pengarug sistim nilai

tehadap kehidupan individu dirasakan sebagai daya dorong atau prinsip yang menjadi

pedoman hidup . dalam realitasnya nilai memiliki pengaruh dalam mengatur pla

tingkah laku, pla bepikir, dan pola bersikap. Ajaran Islam tidak bisa dilepaskan dari

sistim nilai, sebuah sistim niai yang besumbe dari sang Pencipta, sistim tesebut

terumus lengkap dan sempurna mengacu kepada hakikat enciptaan manusia yaitu

sebagai pengabdi sesbagaimana yang tertera dalam Al- Qur‟an Dalam Q.S 51: 56

20 Dr. Silfia Hanani, Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan...., Hal. 123 21 M. Hamdar Arraiyyah dan Jejen Mustafah, Pendidikan Islam, (Cimanggis: Prenadamedia

Group, 2018), Hal. 13

Page 24: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

24

Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku.(Q.S. Adz-Dzariyat:56)22

Dengan demikian, sebagai makhluk ciptaan manusia sudah diarahkan pada

pencapaian puncak sistim nilai itu sendiri, yakni menjadi pengabdi sang Pencipta.,

oleh karena itu, Allah SWT telah membekali manusia dengan ptensi utama yaitu

fitrah, sebagaimana yang tercantum dalam Q.S 30: 3023

Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah

atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak

ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi

kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S. Ar-Rum:30)24

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan dalam islam dikenal dengan istilah kata Tarbiyyah, ta‟lim, ta‟dib,

riyadho, irsyad dan tadris. Sedangkan perbedaan diantaranya yaitu:

a.) Tarbiyah, akar kata dari tarbiyah ini adalah al-rabb, rabbayani, nurabbi, yurbi,

dan rabbani. Dalam mu‟jam bahasa arab kata al-tarbiyah memiliki tiga akar

kebahasan, yaitu:

22 Q.S. Adz-Dzariyat:56 23

Prof. Dr. H. Jalaluddin, Pendidikan Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada, 2016), hal. 45 24 (Q.S. Ar-Rum:30)

24

Page 25: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

25

1.) Rabb, Yarbu, Tarbiyah yang memiliki makna tambah (Zad) dan

berkembang. Dan pengertian ini didasarkan dari QS. Ar-Rum: 39

Artinya: dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia

bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi

Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan

untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).( QS. Ar-Rum: 39)25

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan adalah proses

menumbuhkan dan mengembangkan apa yang ada pada peserta didik, baik

secara Fisik, psikis, sosial maupun spiritual.

2.) Rabba, Yurbi, Tarbiyah yang memiliki makna tumbuh (nasya‟a) dan

menjadi besar atau dewasa (tara‟ra‟a). yang artinya adalah bahwa

pendidikan (tarbiyah) merupakan usaha untuk menumbuhkan dan

mendewasakan peserta didik, baik secara fisik, psikis, sosial, maupun

spiritual.

3.) Rabba, Yarubbu, Tarbiyah yang memiliki makna bahwa memperbaiki

(ashala), menguasai urusan, memelihara dan merawat, memperindah,

memberi makan, mengasuh, tuan, memiliki, mengatur dan menjaga

kelesatrian maupun eksistensinya.

25 QS. Ar-Rum: 39

Page 26: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

26

b.) Ta‟lim

Ta‟lim berasal akar kata „allama dan sebagian para ahli menerjemahkan bahwa

kata tarbiyah berarti pendidikan sedangkan ta‟lim diartikan sebagai pengajaran.

Sedangkan Muhammad rasyid ridha mengartikan bahwa ta‟lim adalah proses

transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan

dan ketentuan tertentu dan pengertian ini didasarkan oleh firmah allah swt dalam

Q.S Al-„Alaq ayat 1-5:

Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah

yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S Al-„Alaq:

1-5)26

Dalam ayat tersebut menunjukakkan perintah allah swt kepa rasulnya untuk

mengajarkan (ta‟lim) al-kitab dan sunnah kepada umatnya. Sedangkan menjurut

muhaimin pengajaran pada ayat tersebut mencakup tentang teoritis dan praktis

sehingga peserta didik memperoleh kebijakan dan kemahiran melaksanakan hal-hal

yang mendatangkan manfaat dan menampik kemudaratan.

26 Q.S Al-„Alaq: 1-5

Page 27: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

27

c.) Ta‟dib

Ta‟dib biasanya diartikan sebagai penddikan sopan santun, tata krama, adab budi

pekerti, akhlak, moral dan etika. Ta‟dib yang seakar dengan adab memiliki arti

pendidikan peradaban dan kebudayaan. Artinya bahwasannya orang yang

perpendidikan adalah orang yang berperadaban, sebaliknya bahwasnnya

peradapan yang berkualitas dapat diraih melalui pendidikan. Sedangkan menurut

Naqub Al-Attas Ta‟dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-

angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala

sesuatu didalam tatanam penciptaan, sehingga memimbing kearah pengenalan

dan pengakuan kekuatan dan keagungan tuhan.

d.) Riyadhah

Riyadhah secara bahasa dapat diartikan dengan pengajaran dan pelatihan.

Sedangkan menurut Al-Bustami Riyadhah dalam konteks Pendidikan adalah

mendidik jiwa anak dengan akhlak mulia. Sedangkan riyadhah dalam ilmu

tasawuf adalah latihan rohani dengan cara menyendiri pada hari hari-hari tertentu

untuk melakukan ibadah dan tafaakur mengenai hak dan kewajibannya.27

Pendapat lain mengatakan bahwa Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk

mengembangkan kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup dengan kata lain

pendidikan tidak hanya berlangsung didalam kelas tetapi bias juga berlangsung diluar

kelas dan pendidikan itu bukan hanya berlangsung secara formal tapi juga

27

Dr. Abdul Mujib, M. Ag dan Dr. Jusuf Mudzakkir, M.Si, Ilmu Pendidikan Islam…., Hal.

10-21

Page 28: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

28

berlangsung secara non formal dan pendidikan itu tidak hanya meningkatkan

kecerdasan tetapi juga mengembangkan seluruh aspek-aspek kepribadian manusia.

Sedangkan menurut marimba pendidikan adalah pimpinan atau bimbingan secara

sadar oleh seorang pendidik terhadap perkembangan dari jasmani dan rohani seorang

anak.28

Jadi dapat dipahami bahwa pendidikan adalah suatu proses menumbuhkan

dan mengembangkan tentang apa yang ada dalam diri. Baik itu fisik, Psikis, sosial

maupun spiritual. Sedangkan Pendidikan menurut Dr. Silfia Hanani adalah proses

yang mendewasakan dan mencerdaskan manusia dan paripurna. Sementara

tercapainya tujuan pedidikan, sangat tergantung pada peranan pendidik sebagai

lokomotif dari pendidikan tersebut29

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan Islam yaitu Al Quran dan Sunnah. Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam merupakan proses komunikasi dua arah yang dilakukan

pendidik kepada peserta didik dengan menggunakan bahan atau materi-materi

Pendidikan Agama Islam.30

Pendapat lain juga mengatakan bahwa pendidikan agama islam adalah usaha

sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, keterampilan,

kecakapan pada generasi muda untuk menjadi generasi muslim yang bertakwa

kepada Allah, berbudi pekerti yang luhur dan kepribadian yang memahami dan

28

Dahwadin Dan Farhan Sifa Nugraha, Motivasi Dan Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam)...., Hal. 1-2 29 Dr. Silfia Hanani, Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan...., Hal. 133 30

Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya : Usaha Offset Pritting,

1981),h.57

Page 29: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

29

mengamalkan seluruh ajaran islam dalam kehidupannya.31

Pendapat lain juga

mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam pada hakikatnya adalah Tafaqquh

Fi Al-Din yaitu upaya yang sunggu-sungguh dalam memahami atau

memperdalam pengetahuan agama dan mempraktekkannya dalam kehidupan

sehari-hari.32

Sedangkan para ahli mengemukakan pendapatnya tentang makna Pendidikan

Islam adalah sebagai berikut:

1. Muhhammad SA. Ibrahimi dari Banglades

Menyatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu sistem pendidikan

yang memungkinkan sesorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan

ideologi islam sehingga dengan mudah ia dapat mengarahkan kehidupannya

sesui dengan ideolohgi islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk

hidupnya sesuai dengan ajaran islam.

2. Omar Muhammad Al-Toumi Al-Syaibani

Beliau menjelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah proses mengubah

tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya

dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai propesi diantara

profesi-profesi dimasyarakat. Pengertian ini lebih menekan pada perubahan

31

Ahwadin Dan Farhan Sifa Nugraha, Motivasi Dan Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam…., Hal. 7 32 Prof. Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag, paradigm baru filsafat pendidikan islam, (cimanggis:

Kencana, 2017), Hal. 239

Page 30: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

30

tingkah laku dari yang buruk kepada yang baik, dari yang minimal menuju

maksimal, dari yang potensial menjadi actual, dari yang pasif menuju aktif.33

Dari beberapa pengertian pendidikan agama islam yang dipaparkan diatas dapat

penulis tarik suatu kesimpulan bahwa pendidikan agama islam adalah proses

mengubah seluruh aspek kehidupan manusia sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan

sunnah

2. Ruang lingkup pendidikan agama islam

Imam Al-Gazali membagi ruang lingkup Pendidikan Agama Islam kedalam

beberapa hal yaitu:

a.) Pendidikan keimanan

b.) Pendidikan akhlak

c.) Pendidikan Aqliyah

d.) Pendidikan sosial

e.) Pendidikan jasmani34

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh M Yunus dan Imam Al-

Ghazali di atas dapat dipahami bahwa aspek pendidikan agama Islam terdiri dari

Aqidah, Ibadah, Akhlak, Sosial dan Jasmani.

a.) Aspek Pendidikan Keimanan (Aqidah)

AQidah secara bahasa Adalah menghubungkan 2 sudut, sehingga menjadi

bertemu dan bersambung dengan kokoh. Ikatan ini berbeda dengan arti ribath yang

33 Dr. Abdul Mujib, M. Ag dan Dr. Jusuf Mudzakkir, M.Si, Ilmu Pendidikan Islam…., Hal.

25 34 Zainuddin,, Seluk Beluk Pendidikan Al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 96

Page 31: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

31

berarti juga ikatan, tapi ikatan yang mudah dibuka, karena dapat mengandung unsur

yang membahayakan. Pendidikan aqidah pada dasarnya bermakna pengesaan Allah

SWT, tidak menyekutukannya, dan mensyukuri segala nikmatnya. Larangan

menyekutukan Allah SWT termuat dalam ayat yang berbunyi:

Artinya: “Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberi

pelajaran kepada anaknya hai anakku jangan lah engkau epersekutukan

Allah SWT, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar

kezaliman yang besar”. (QS. Luqman : 13)35

Pada ayat ini Luqman memberikan pendidikan dan pengajaran kepada

anaknya berupa pendidikan aqidah yang mantap, agar anaknya tidak menyekutukan

Allah SWT. Itulah aqidah tauhid karena tidak ada tuhan selain Allah SWT, karena

yang selain Allah adalah makhluk. Allah tidak berserikat didalam penciptaan alam

ini.36

b.) Aspek Pendidikan Akhlak

Pengertian secara umum Akhlak dipahami sebagai perilaku atau budi pekerti.

Sedangkan imam Ghazali memberikan pandangan bahwa suatu istilah tentang bentuk

bantin yang tertanam dalam jiwa seseorang yang kemudian menodorongnya berbuat,

35QS. Luqman : 13 36

Aat Syafaat, Sohari Sahrani dan Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam

Mencegah Kenakalan Remaja, ( Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2008 ), h. 53-54

Page 32: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

32

bukan karena suatu pemikiran dan bukan pula karena suatu pertimbangan.37

Kata

“Akhlak bersumber dari kalimat yang terdapat dalam Q.S Al-Qalam: 4

Artinya: “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad benar-benar berbudi pekerti yang

agung. (QS. Al-Qalam : 4)38

Dan juga terdapat dalam sebuah hadist nabi Muhammad SAW: Artinya: “aku

diutus untuk menyempurnakan akhlak. (HR Ahmad) Pengertian Akhlak menurut

istilah yang dikemukakan oleh sebagai para ulama, yaitu :

1.) Menurut ibnu Maskawaih, akhlak adalah suatu sikap dari seseorang yang

dapat mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa dia melalui

pertimbangan terlebih dahulu.

2.) Imam Ghazali, “akhlak adalah ungkapan suatu daya yang telah bersemi dalam

jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan penuh dan tidak

memerlukan pertimbangan / pikiran terlebih dahulu.39

Akhlak dapat dikelompokkan mejadi 2 kelompok yaitu Akhlak Mahmudah

dan Akhlak mazmumah. Tapi dari segi bentuknya akhlak dibagi kedalam 3 lompok

yaitu: akhlak kepada Allah SWT, Akhlak kepada manusia dan akhlak kepada

makhluk Allah SWT yang lain.40

37 Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Bumi

Aksara, 2008 ), hlm. 68 38 QS. Al-Qalam : 4 39 Aat Syafaat, Sohari Sahrani dan Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam

Mencegah Kenakalan Remaja...., h. 59 40

Rahman Ritonga, Akhlak, Merakit Hubungan dengan Sesama Manusia (Surabaya:PT

Amelia, 2005), hlm. 11-12

Page 33: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

33

c.) Aspek Pendidikan Aqliyah

Pendidikan aqliyah atau akal tidak kalah penting dari aspek pendidikan

lainnya. Kalau pendidikan keimanan merupakan pembentukan dasar, pendidikan

akhlak untuk membina moral dan tingkah laku maka pendidikan akal merupakan

upaya penyadaran dan pemberdayaannya Maksud dari pendidikan akal adalah

pembentukan dan pembinaan berfikir dengan segala sesuatu yang bermanfaat, ilmu

pengetahuan, hukum, peradaban, ilmiah dan modernisme serta kesadaran dalam

berfikir dan berbudaya.41

Akal adalah anugerah dari Allah swt yang khusus diberikan kepada manusia,

dengan akal manusia mampu mengetahui dan menguasai berbagai macam ilmu

pengetahuan. Dengan akal manusia dapat mengatasi berbagai masalah kehidupan

sehingga akan ditemui kemudahan dalam hidup. Fungsi akal manusia terbagi kepada

enam yaitu:

1.) Akal adalah penahan nafsu. Dengan akal manusia dapat mengerti apa yang

tidak dikehendaki oleh amanat yang dibebankan kepadanya sebagai

kewajiban.

2.) Akal adalah pengertian dan pemikiran yang berubah-ubah dalam menghadapi

sesuatu baik yang tampak jelas maupun yang tidak jelas.

3.) Akal adalah petunjuk yang dapat menbedakan hidayah dan kesesatan

4.) Akal adalah kesadaran batin dan pengaturan.

41

Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, ( Bandung: Asyifa,

1998), hlm. 270

Page 34: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

34

5.) Akal adalah pandangan bathin yang berdaya tembus melebihi panglihatan

mata.

6.) Akal adalah daya ingat mengambil dari yang telah lampau untuk masa yang

akan dihadapi.42

Adapun tujuan pendidikan berdasarkan semangat Islam secara utuh adalah

akal yang sempurna menurut ukuran ilmu dan taqwa. Dengan kata lain setelah

mengalami pendidikan dalam arti yang luas, akal seseorang diharapkan mencapai

tingkat perkembangan yang optimal, sehingga mampu berperan sebagaimana yang

diharapkan yaitu untuk berfikir dan berdzikir. Dari uraian diatas dapat penulis tarik

suatu kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam mengembangkan akal manusia

kearah yang baik melalui tuntunan Al-Quran dan Sunnah

d.) Aspek pendidikan sosial

Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna ajarannya, sudah pasti tidak

mengecewakan penganutnya dalam mencapai tujuan hidup baik di dunia maupun di

akhirat. Karena di dalam Islam dianjurkan agar kedua aspek kehidupan tersebut harus

dilengkapi oleh manusia. Dengan kata lain kebahagiaan seseorang yang bergantung

kepada orang lain. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan dapat merasakan

kesenangan hidup tanpa ada orang lain disampingnya. Manusia memerlukan orang

lain sebagai tempat menumpahkan perasaannya. Untuk tertawa saja manusia

42

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, ( Bandung: Remaja Rosda

Karya, 1995), hlm. 65

Page 35: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

35

memerlukan orang lain yang menyertainya, karena ia membutuhkan tanggapan

emosional dari orang lain.

Dalam buku Ihya‟ Ulumuddin Juz I Al-Ghazali mengatakan bahwa ketika

Allah menjadikan manusia menjadi bentuk yang tidak bias hidup sendirian. Karena

manusia tidak dapat mengusahan seluruh keprluan baik sandang maupun pangannya.

memperoleh berupa roti dan nasi, pakaian, tempat tinggal dan alat-alat lainya yang

mereka butuhkan. Oleh karena itu manusia memerlukan orang lain untuk

mewujudkan itu semuanya.43

Pendidikan sosial merupakan pendidikan yang dapat diarahkan untuk bisa

terwujudnya prilaku-prilaku sosial dengan sangat baik, berakhlak mulia yang

ditopang dengan iman yang teguh. Adapun tujuan dari pendidikan sosial ini adalah:

1.) Mengajarkan kepada anak-anak yang mempunyai hak, sehingga mereka

menjadi manusia yang tahu dan memahami tugas dan kewajiban mereka

dalam kehidupan bermasyarakat

2.) Membiasakan anak-anak berbuat mematuhi dan memenuhi tugas

kewajiban sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara.44

Oleh karena itu yang demikian sangat penting untuk mengingat manusia adalah

makhluk sosial dimana kehidupan satu individu saling terkait, dan mempunyai

hubungan dengan orang lain. Oleh sebab itu harus dikembangkan dan dipelihara

43 Zainuddin, dkk, Seluk Beluk Pendidikan Al-Ghazali...., h. 122 44

M Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2002), hlm. 171

Page 36: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

36

sikap-sikap dan bersikap yang baik, sehingga akan terciptanya kehidupan yang damai

adan aman.

e.) Aspek pendidikan jasmani

Dalam pandangan islam jasmani merupakan sesuatu yang sangat penting

karena dengan jasmani maka akan bisa beraktivitas dan kegiatan nyata dalam

kehidupan bahkan ibadah-ibadah yang disuruh dalam islam harus menggunakan

kekuatan jasmani seperti halnya sholat, puasa haji dan lainnya. Aspek jasmaniah

merupakan salah satu dasar pokok untuk mendapatkan kemajuan dan kebahagiaan

dalam kehidupan manusia, dengan akal dan jiwa yang sehat terdapat pada jasmani

yang sehat pula. Sebenarnya jasmaniah dan rohaniah memiliki hubungan yang sangat

erat pada manusia yaitu saling memberikan pengaruh timbal balik yaitu hal-hal yang

berpengaruh pada jiwa akan berpengaruh pada jasmani demikian pula sebaliknya.45

Oleh Karen itu M Ngalim Purwanto mengemukakan pendapat bahwa

pendidikan jasmani mempunyai tujuan yaitu:

1.) Dapat menjaga serta memelihara badan, seperti mulit atau alat pernapasan,

pencernaan makanan, peredaran darah, serta melatih otot-otot dan urat

syaraf, melatih kecakapan dan ketangkasan.

2.) Melatih anak-anak untuk berbudi pekerti yang luhur seperti kesabaran,

kejujuran, kesopanan, sportivitas, dan taat kepada peraturan dan kerajinan

dalam bekerja

45 Zainuddin, dkk, Seluk Beluk Pendidikan Al-Ghazali...., hlm. 126-127

Page 37: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

37

3.) Menumbuhkan perasaan kesosialan sepeti sifat tolong menolong, bekerja

sama, etika berkawan dan yang umumnya dapat diperoleh dengan permainan

dengan berombongan dan dengan kerja kelompok

4.) Menumbuh kembangkan fungsi-fungsi jiwa seperti kecerdasan, ingatan,

perasaan dan kemauan.46

Unsur jasmani pada manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Karena itulah diperlukan usaha-usaha pembinaan sehingga jasmani mutlak

diperlukan. Dengan demikian kesehatan jasmani yang ingin diwujudkan dengan

pendidikan jasmani adalah keserasian organ-organ jasmani dalam melaksanakan

fungsinya masing-masing dan mampu mencegah serta mengantisipasi segala

penyakit, disamping itu secara bersamaan menjadi kuat dan terampil.

3. Tujuan pendidikan agama islam

Al Abrasyi bependapat bahwa, tujuan pendidikan agama Islam adalah agar

manusia beakhlak mulia, kemudian Marimba bependapat bahwa tujuan pendidikan

Islam adalah tebentuknya orang yang berkepribadian Muslim, sedangkan Munir

Mursyi brpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk menjadikan manusia

yang sempurna. Sedangkan Muhammad Abduh merumuskan tujuan pendidikan Islam

adalah mendidik akal dan jiwa dan menyampaikannya kepada batas- batas

kemungkinan seseorang mencapai kebahagiaan hdup dunia dan akhirat. Selanjutnya

Muhammad Abduh menjelaskan bahwa ada lima tujuan pendidikan Islam. Yaitu:

46 M Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis...., hlm. 152

Page 38: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

38

a.) Teciptanya harmoni antara ilmu- ilmu keislaman yang merupakan basis

keimanan setiap muslim

b.) Kebahagiaan dunia(rabbana aatinaa fi al dunya hasanah)

c.) Kedamaian hidup di akhirat

d.) Sarana pendidikan akal dan jiwa pada batas- batas tertentu

e.) Pembinaan akhlak. Yaitu mengeluaran manusia dari penjara tafsir sederhana,

kosongnya pengetahuan yang buruk, mampu membedakan baik dan buruk,

bermanfaat dan berbahaya.47

Sedangkan Nahlawy berpendapat tentang Tujuan pendidikan Agama Islam

adalah sebagai berikut:

1. menanamkan iman yang kuat kepada allah SWT pada diri mereka, perasaan

keagamaan, semangat keagmaan dan akhlak, dan meyuburkan hati mereka

dengan rasa cinta, zikir, takwa, dan takut kepada allah SWT.

2. mendidikan naluri, motivasi dan keinginan generasi muda dan menguatkannya

dengan akidah dan nilai-nilai, dan membiasakan mereka menahan

motivasinya, mengatur motivsi dan membimbingnya dengan baik. Dan juga

mengajar mereka dengan adab sopan pada hubungan dan pergaulan mereka.

3. meumbuhkan rasa rela, optimisme, kepercayaan diri, tanggung jawab,

mengahargai kewajiban tolong menolong atas kebaikann dan takwa, kasih

47

Dr. Sehat Sultoni Dalimunthe, MA, Ontologi Pendidikan Islam,(Yogyakarta:CV Budi

Utama, 2018), hal. 214- 220

Page 39: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

39

sayang, cinta kebaikan, sabar berjuang untuk kebaikan memegang teguh pada

prinsip, berkorban untuk agama dan tanah air serta siap membelanya.

4. membersihkan hati mereka dari rasa dengki, hasad, iri hati, benci, kekasaran,

kezoliman, egoisme, tipuan, khianat, nifak, ragu, perpecahan dan

perselisihan.48

C. Tinjauan Q.S An-Nisa‟ ayat 36

1. ayat dan terjemahanya

Artinya: sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-

kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan

tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba

sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

sombong dan membangga-banggakan diri (Q.S An-Nisa‟: 36)49

2. Asbabun Nuzul Q.S An-Nisa‟ ayat 36

Asbabun Nuzul secara Etimologi adalah sebab- sebab yang menyebabkan

turunnya Al- Qur‟an, sedangkan secara terminologi Asbabun Nuzul adalah suatu

peistiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat atau surat pada waktu proses

penurunan Al- Qur‟an. Seerti peistiwa yang tejadi saat turunnya Al- Qur‟an lalu

48

Prof. Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag, Paradigm Baru Filsafat Pendidikan Islam, (cimanggis:

Kencana, 2017), Hal. 250 49 Q.S An-Nisa‟: 36

Page 40: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

40

turun satu atau beberapa ayat yang menjelaskan hokum terhadap peistiwa tesebut,

atau seperti petanyaan yang dihadapkan kepada Rasulullah SAW lalu turunlah satu

atau beberapa ayat Al- Qur‟an yang didalamnya tedapat jawabannya. 50

Sebab-sebab turunya Q.S.An-Nisa‟ ayat 36 ini adalah menurut ibnu Abbas

berkenaan dengan Kardan Bin Zaid, sekutu Ka‟ab Bin Asyraf, Ustman Bin Habib,

Nafi‟ Bin Abi Nafi‟, Bahri Bin Amr, Huyay Bin Akhtab dan Rifa‟ah Bin Zaid Bin

Tabut suatu ketika dia dating kepada sahabat nabi dari kaun Anshar dan menasehati

mereka. Kemudian dia berkata kepada kaun Anshar itu “janganlah kalian menafkahi

harta kalian yang kalian miliki itu, karena kami khawatir kalian akan menjadi fakir.

Jangan kalian tergesa-gesa dalam menginfakkan harta benda kalian karena kalian

tidak tau apa yang akan terjadi pada kalian dikemudian hari nanti51

D. Tinjauan Tafsir Al-mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi

5. Tafsir Almishbah

a.) Biografi M. Quraish Shihab

Nama lengkab beliau adalah Muhammad Quraish Shihab Bin Abdurrahmad

Shihab beliau lahir di Sulawesi selatan tepatnya pada tanggal 16 februari 1944. Awal

pendidikan beliau adalah SD dan SMP di makasar hingga tahun 1956 kemudian

beliau melanjutkan sekolah kepondok pesantren Darul Hadist Al-Fiqhiyyah di daerah

malang beliau tamat dari pesantren Darul Hadist Al-Fiqhiyyah tahun 1958 . kemudian

50

Dr. H. Anshori, LAL. MA. Ulumul Qur‟an(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal.

101 51

Departemen Agama RI, Al-Quran Tafsir perkata Tajwid Kode Angka, Tangerang Selatan:

PT. Kalim, Hal. 85

Page 41: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

41

beliau melanjutkan pendidikan S1 beliau di Universitas AL-Azhar Mesir beliau tamat

s1 tahun 1967 dengan Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Studi Ilmu-ilmu Al-

Quran.

Kemudian ditahun 1967 itu beliau kembali melanjutkan pendidikan S2 beliau

di Universitas Al-Azhar di fakultas dengan jurusan yang sama seperti S1 yaitu

Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Studi Ilmu-ilmu Al-Quran dan beliau tamat

S2 tahun 1969 judul tesis beliau adalah “Al-I‟jaz At-Tasyri‟I Lil Quranul Karim (

kemukjizatan Al-Quran ditinjau dari segi Hukum. Pada tahun 1980, Quraish kembali

berangkat ke Kairo untuk melanjutkan kembali pendidikannya itu. Dua tahun

berikutnya ia berhasil mendapatkan gelar Doktor untuk spesialisasi Tafsir Alquran

dengan predikat Summa Cum Laude atau Mumtāz dengan judul disertasi beliau

adalah “Nazm ad-durar li Al-Biqa‟I Tahqiq wa Dirasah ( suatu kajian dan analisa

terhadap koetentikan kitab Nazm Ad-Durar karya Al-Biqai. 52

b.) Karya-karya M. Quraish Shihab

Diantara karya-karya yang dihasilkan oleh bapak M. Quraish Shihab adalah

sebagai berikut

1.) Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu‟I Atas berbagai Persoalan Umat

2.) Hidangan Ilahi ayat-ayat Tahlil

3.) Tafsir Al-Quranul Karim, Tafsir surat-surat pendek berdasarkan urutan

turunnya wahyu.

52 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu’I Atas berbagai Persoalan Umat, (

Bandung, Mizan, 1996), Hal. 5

Page 42: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

42

4.) Membumikan Al-Quran

5.) Lentera Hati

6.) Fatwa-Fatwa M. Quraish Shihab seputar Tafsir Al-Quran

7.) Fatwa-Fatwa M. Quraish Shihab Seputar Ibadah Mahdhah.

8.) Fatwa-Fatwa M. Quraish Shihab Seputar Muamalah.

9.) Tafsir al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya.

10.) Menyingkap Tabir Ilahi Asma al-Husna dalam Perspektif Al-Quran

11.) Tafsir Al-Mishbah- 15 volume

c.) Metode Penulisan Tafsir Al-Mishbah

Metodologi tafsir merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

menjelaskan dan memahami ayat-ayat Al-Quran. Sebelum kita memahami sebuah

kitab maka terlebih dahulu maka harus dikuasai metodologinya karena diantara para

mufassir itu berbeda motedologinya dalam menafsirkan Al-Quran. Untuk itu tafsir

Al-Mishbah ini ditemukan metode dan sistematikanya penulisan tafsirnya adalah

dengan menulis terlebih dahulu ayat-ayat dalam setiap surat yang ingin ditafsir

kemudian ayat tersebut diterjemahkan sambil mengemukakan latar belakang atau

asbabun nuzulnya ayat yang tersebut dengan menyertakan munasabah ayat atau surat

sebelum maupun suarat setelahnya kemudian beliau menafsirkan setiap surat maupun

ayat dengan penafsiran yang dimbil dari berbagai macam latar belakang mazahab dan

pemikiran.

Metode tafsir Al-Mishbah ini adalah campuran antara metode Tafsir Bil‟stur

dengan metode tafsir Bir Ra‟yi. M. Quraish Shihab menafsirkan Al-Quran dengan

Page 43: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

43

Sunnah, dengan perkataan Sahabat, para Tabi‟in dan menafsirkan Al-Quran dengan

akal atau bir Ra‟yi dan juga dalam Tafsir ini sangat jelas Mufradatnya. M. Quraish

Shihab dalam menafsirkan Al-Quran juga merujuk kepada kitab-kitab tafsir klasik

maupun modern seperti tafsir Al-Jami‟ Lil Ahkam Al-Quran, tafsir falsafi yaitu

Mafatih Al-Ghaib, dan juga Tafsir sosial seperti Tafsir Al-Manar, Tafsir Al-Maraghi,

dan Tafsir Alquranul Karim.

Kitab Tafsir Al-Mishbah ini yang terdiri dari 15 jilid dan memuat 30 juz

beliau mulai menulis kitab ini pada 18 juni 1999 atau bertepatan pada hati jumat

tanggal 4 Rabiul Awal 1420 H di Kairo mesir yang pada saat itu beliau menjabat

sebagai Duta besar Republik Indonesia untuk mesir yang dilantik oleh presiden RI

ketiga yaitu Prof. Dr. H. Bacharuddin Jusuf Habibi kemudian dengan ketekunan

beliau berhasil menamatkan menyusun kitab tafsir ini pada tahun 2002 dijakarta dan

beliau meyediakan waktu untuk tafsir ini sebanyak 7 jam dalam sehari.53

6. Tafsir Ibnu Katsir

a.) Biografi Ibnu Katsir

Nama lengkap beliau adalah Al-Hafiz Imaduddin Abul Fida‟ Ismail Bin Umar

Bin Katsir Al-Qurasyi Ad-Dimasyqi, beliau lahir diderah Mijdal Bushra pada tahun

700 H/1301 M dan wafat pada bulan sya‟ban tahun774 H . Beliau adalah ualama

yang mahir diberbagai bidang ilmu agama diabad ke VIII H dan diantar bidang yang

beliau tekuni adalah Tafsir Al-Quran dan beliau juga bergelar Al-Hafiz yaitu beliau

53

Afrizal Nur, Tafsir Al-Mishbah Dalam Sorotan, ( Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2018), Hal.

9-13

Page 44: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

44

adalah seorang ahli hadits yang hafal beribu-ribu hadits disamping itu beliau juag

sebagi seorang produktif yang sudah banyak melahirkan karya-karya tulis ilmiah

agamais.54

Diantara kitab Ibnu Katsir yang masyhur adalah kitab “Bidayah

Wannihayah”, Tabaqah As-Syafi‟i dan beliau juga menulis Syarah Shahih Bukhari,.55

b.) Karya-karya Ibnu Katsir

Ibnu Katsir adalah seorang ulama Ahlussunnah wal Jamaah yang

bermanhajkan Salafus shaleh baik dalam masalah Aqidah, ibadah maupun Akhlak hal

ini dapat dibuktikan melalui karya-karya beliau yang banyak diantara karya-karya

beliau adalah:

1.) Tafsir Al-Qur‟anil „azhim, merupakan kitab tafsir yang paling tersohor

didunia islam.56

2.) Kitab sejarah Bidayah Wan Nihayah, Kitab ini menjelskan tetang kisah-kisah

para nabi da rasul serta umat terdahulu yang tertera dalam Al-Quran.

3.) Al-Ijtihad Fi Thalabil Jihad

4.) Ahkamut Tanbih

5.) Takmilah Asmauts Tsiqat Wa Adh dhu‟afi

6.) jamiul masanid wa as-sunan al-Hadi lil Aqwam Sunan Fi Tsamamiyah Ajza

7.) Syarhul Jami‟us Shahih Lil Bukhari

8.) Thabaqatul Ulama

54

Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir

Jilid 2...., Hal. xi 55 M. Husein Adz-Dzahabi, Ensiklopedi Tafsir Jilid 1, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), Hal. 231 56

Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir

Jilid 2...., Hal. xii

Page 45: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

45

9.) Al-Wadhihun Nafis fi manaqibil Imam Mumammad Bin Idris.57

c.) Metode Penulisan Tafsir Ibnu Katsir

Imam Ibnu Katsir dalam menafsirkan Kitab Tafsir Al-Quranil Azhim ini

adalah dengan mengambil metode penulisan tafsir bil Ma‟tsur, yaitu sebuah metode

penulisan yang diakui valid, shahih, tepat dan lurus karena menyandarkan penafsiran

ayat-ayat Al-Quran kepada landasan yang kuat dan lebih valid. Yaitu penafsiran Al-

Quran dengan Al-Quran, penafsiran Al-Quran dengan Hadits, serta penafsiran Al-

Quran dengan pendapat para Ulama Tafsir Salafus shaleh dari kalangan para sahabat-

sahabat dan kalangan para tabi‟in. lain daripada itu tafsir ini juga dilengkapai dengan

ilmu-ilmu bahasa arab dan kaidah-kaidahnya yang lazim digunakan dalam sebuah

penafsiran Ayat-ayat Al- Quranil Karim.58

7. Tafsir Al-Maraghi

a.) Biogarafi Al-Maraghi

Nama Asli beliau adalah Ahmad Mustafa Ibnu Musatafa Ibn Muhammad Ibn

Abd Al-Mun‟im Al-Qadhi Al-Maraghi. Beliau lahira pada tahun 1300 H atau 1883 M

di sebuah kota yang bernama Al-Maraghah sekitar 700 km keselatan kairo. Beliau

adalah ulama yang sangat taat dan beliau juga menguasai berbagai macam bidang

ilmu agama. Karena 5 dari 8 orang putra Syeikh Mustafa Al-Maraghi (ayah Ahmad

Mustafa Al-Maraghi) beliau ulama besar yang terkenal, diantarnya adalah:

57

Saifullah MS, Kisah para Nabi, (Jakarta: Qisthi Press, 2015), Hal. 2 58

Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir

Jilid 2...., Hal. xii

Page 46: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

46

1.) Syeikh Muhammad Mustafa Al-Maraghi beliau pernah menjadi syeikh Al-

Azhar dua periode yaitu tahun 1928 sampai 1930 dan tahun 1935

sampai1945

2.) Kemudian Syeikh Ahmad Mustafha Al-Maraghi

3.) Syeikh Abdul Aziz Al-Maraghi beliau pernah menjadi Dekan pada Fakultas

Ushuluddin di Al-Azhar

4.) Kemudian Syeikh Abdullah Al-Maraghi beliau pernah mejadi Inspektur

umum di Al-Azhar

5.) Kemudian Syeikh Abdul Wafa‟ Mustafha Al-Maraghi beliau pernah mejadi

sekretaris badan penelitian dan pembangunan di Al-Azhar59

b.) Karya serta metode penulisan kitab Tafsir Al-Maraghi

karya yang dihasilkan oleh Ahmad Mustafa Ibnu Musatafa Ibn Muhammad

Ibn Abd Al-Mun‟im Al-Qadhi Al-Maraghi adalah sebagai berikut:

1.) Tafsir Al-Maraghi

2.) Ulum Balaghah

3.) Hidayah Al-Thabib

4.) Al-Isbah Fi Al-Islam

5.) Aldinayah wal Al-Akhlak

Sedangkan metode penulisan menggunakan metode tahlili, hal tersebut dapat

dilihat dari cara beliau dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran yaitu dengan memulai

59

Hasan Zaini, M.A, Tafsir tematik ayat-ayat kalam Tafsir Al-maraghi, (Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya, 1997), Hal. 16

Page 47: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

47

mengelompokkan ayat menjadi kedalam satu kelompok kemudia beliau menjelaskan

kata perkata, dan menjelaskan maknanya, serta Asbabun Nuzulnya dan munnasabah

ayat.60

E. Penelitian Relevan

1. Tesis Burhanul Muttaqin dari universitas islam negeri syarif hidayatullah Jakarta,

dengan judul tesis PENGARUH INTERNALISASI NILAI-NILAI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PEMBIASAAN SHOLAH

BERJAMAAH TERHADAP PEMBENTUKAN RELIGIUS CULTURE SISWA

SMKN 39 JAKARTA dalam penelitianya burhanul muttaqin menemukan bahwa

nilai-nilai pendidikan agama islam memberikan pengaruh yang sangat signifikan

terhadap rligius culture di SMKN 39 JAKARTA.

2. Skripsi Mohammad Fauzi dari Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Semarang, dengan judul skripsi NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM SURAT AN-NISA‟AYAT 36 dalam penelitiannya dia menemukan

bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Surat An-Nisa‟ ayat 36 adalah nilai

beribadah kepada Allah, nilai nilai ketauhidan, dan nilai Akhlak.

3. Skripsi oleh Ainina Nur Jannah dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang dengan judul NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM SURAT AN-NISA‟ AYAT 36-38 hasil penelitian yang dia dapatkan

adalah nilai vertical yaitu keimanan kapada Allah SWT, tidak boleh syirik, dan

60 Hasan Zaini, M.A, Tafsir tematik ayat-ayat kalam Tafsir Al-maraghi…., Hal. 20

Page 48: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

48

nilai yang kedua adalah nilai horizontal diantaranya berbuat baik pada orang tua

karib kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin dll

Page 49: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang Penulis gunakan pada tesis ini adalah penelitian pustaka

atau library research. Penelitian perpustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data

dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat diruangan

perpustakaan, seperi: buku-buku, majalah, dokumen, catatan, kisah-kisah sejarah dan

lainnya. 61

Metode yang di gunakan adalah Library Research, yaitu penelitian kajian

pustaka. Peneletian kepustakaan ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi data

dengan sumber yang terdapat dalam khazanah pustaka. Penelitian ini bersifat

deskriptif analisis, yaitu mengkaji permasalahan secara mendalam dengan

mengemukakan analisa-analisa dan menggambarkan secara rinci terhadap

permasalahan yang di teliti. Untuk itu, karena penelitian ini berkaitan dengan

penelitian terhadap ayat Al-Qur‟an yaitu Q. S. An-Nisa‟ ayat 36

B. Sumber Data

Penelitian kepustakaan ini mengkaji dan menganalisis sumber-sumber dari

Al-Qur‟an dan terjemahannya, Hadist, beberapa tafsir, majalah dan buku-buku yang

berhubungan dengan judul. Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam

memperoleh data dan informasi mengenai penegertian nilai-nilai Pendidikan

61

Drs. Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. bumi Aksara, 2014), Hal. 28

Page 50: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

50

Penidikan Agama Islam, analisis nilai-nilai yang terdapat di dalam Al-Qur‟an surat

An- Nisa‟ ayat 36 dan perbandingannya menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu

Katsir dan Tafsir Al-Maraghi. Penelitian menggunakan metode dokumentasi, yang

mengkaji dan menelaah nilai-nilai pendidikan Agama Islam yang terdapat dalam

Surat An-Nisa‟ ayat 36 serta bagaimana perbandingan nilai-nilai Pendidikan Agama

Islam menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi

1. Sumber Data Pokok (Primer)

yaitu sumber data yang data yang menjadi pokok referensi dalam suatu objek

peneletian. Kemudian dalam penelitian ini penulis mengguakan rujukan primer

adalah Al-Qur‟an dan terjemahan serta Tafsir Al-Mishbah yang ditulis oleh M.

Quraish Syihab, Tasfir Ibnu Katsir yang ditulis oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi

bin Katsir Al-Bashri Ad Dimasyqi dan Tafsir Al-Maraghi yang ditulis oleh

Ahmad Musthafa Ibn Musthafa ibn Muhammad ibn Abd al-Mun‟im al-Qadhi al-

Maraghi.

2. Sumber Data Pendukung (Sekunder)

Merupakan Sumber data yang dapat mendukung dan melengkapi data-data

primer yaitu berupa dokumen-dokumen, buku-buku, karya ilmiah yang mengulas

dan menunjang nilai-nilai pendidikan Agama Islam serta tentang perbandingan

nilai-nilai Pendidikan Agama Islam menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu

Katsir dan Tafsir Al-Maraghi

Page 51: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

51

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh hasil penelitian ini penulis menggunakan cara

pengumpulan data dengan analisis dokumen, Tafsir, Buku dan Jurnal. penulis

meneliti dan menganalisis Data dari tafsir surat An-Nisa‟ ayat 36 kemudian mencarai

rujukan dari buku dan jurnal yang berkaitan dengan nilai-nilai tersebut.

D. Analisis Data

Analisis data adalah berupa kegiatan mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,

memberi tanda atau mengkategorikan data sehingga dapat ditemukan dan dirumuskan

hipotesis kerja berdasarkan data tersebut. Disamping itu, karena penelitian ini

merupakan penelitia kandungan Al-Qur‟an maka penulis juga menggunakan metode

penafsiran secara Tahlili. Metode tahlili adalah metode tafsir yang enjelaskan

kandungan ayat Al- Qur‟an dari seluruh aspeknya berdasarkan urutan ayat dalam Al-

Qur‟an, mulai dari mengemukakan arti kosa kata, munasabah antar ayat dan antar

surat, asbaun nuzul, dan lainnya.62

Dalam mengambil kesimpulan, penulis menggunakan analisis induktif,

deduktif, atau komperatif.

a. Induktif yaitu mengemukakan masalah yang bersifat khusus untuk generalisasi

yang bersifat umum.

62 Dr. H. Anshori, LAL. MA. Ulumul Qur‟an (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal.

207

Page 52: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

52

b. Deduktif yaitu pembahasan yang di mulai dari persoalan yang bersifat umum

kemudian baru diambil kesimpulan yang bersifat khusus.

c. Komperatif yaitu membandingkan beberapa pendapat para ahli yang terkait

dengan masalah yang dibahas, selanjutnya diambil pendapat yang lebih tepat.

Page 53: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM Q.S AN-NISA’ AYAT

36

1. AL-Quran Surat An-Nisa’ ayat 36

Artinya: Sembahlah Allah SWT janganlah kamu menyekutukannya dengan

sesuatupun, danberbuat baiklah kepada kedua orang tuamu, karib kerabat,

anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga

yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.sesungguhnya

Allah SWTtidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-

banggakan diri (Q.S.An-Nisa‟:36)63

2. Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Q.S An-Nisa’ ayat 36 menurut

Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi

Nilai-nilai pendidikan agama islam yang terkandung dalam Q.S An-Nisa‟

ayat 36 adalah:

a.) Nilai pendidikan aqidah

Nilai aqidah merupakan nilai yang berhubungan antara individu dengan

tuhannya yang didalamnya terdapat nilai-nilai ketuhanan. Kemudian

63 Q.S An-Nisa‟: 36

Page 54: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

54

penjelasan Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi

tentang nilai pendidikan aqidah adalah sebagai berikut:

1.) Menurut Tafsir Al-Mishbah

Al-Biqa‟I menilai ayat ini sebagai penekanan terhadap tuntunan

dan bimbingan terhadap ayat-ayat yang lalu. Dia menulis bahwa cukup

banyak nasehat yang dikandung surat ini sejak awak, yang kesemuanya

mengarahkan kepada ketakwaan, keutamaan, serta anjuran meraih

kebajikan dan ancaman mengabaikannya. Ia diakhiri dengan petunjuk

tentang kehidupan rumah tangga, yang ditutup dengan penutup yang

sangat indah, yaitu dua sifat allah SWT al-„Alim dan al-Khair . penutup

ini sama maknanya dengan penutup ayat pertama yang memerintahkan

takwa kepada allah yang menciptakan manusia dari satu jiwa dan

menciptakan pasangannya, dan penutupnya adalah “sesungguhnya allah

maha pengawas atas kamu.”

Maka menjadi sangat wajar jika nasehat pertama pada awal surat

itu diulangi lagi disini untuk memulai petunjuk-petunjuk baru. Nasehat

tersebut tidak hanya ditujukan kepada orang-orang muknin, maka ayat ini

tidak dimulai dengan memanggil mereka. Ayat ini juga ditujukan kepada

semua manusia walaupun dalam ayat ini tidak disebutkan, karena pada

ayat pertama surat ini telah disebutkan yaitu”wahai sekalian manusia,

sembahlah allah yang maha esa dan menciptakan kamu serta pasangan

Page 55: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

55

kamu, dan janganlah kamu mempersekutukannya dengan sesuatupun

selainnya, serta jangan juga mempersekutukannya dengan sedikit

persekutuanpun.64

2.) Menurut Tafir Ibnu-Katsir

Imam ibnu katsir menjelaskan bahwa Allah swt memerintahkan untuk

beribadah hanya kepadanya yang tidak ada sekutu baginya, sebab dialah

yang pencipta, pemberi rezeki, pemberi nikmat dan pemberi karunia

terhadap makhluknya didalam seluruh keadaan. Maka dialah yang berhak

agar mereka mengesakan dan tidak menyekutukannya dengan sesuatupun

dengan makhluknya, sebagai mana sabda nabi saw kepada Mu‟azd Bin

Jabal: “tahuka hengkau apa hak allah atas hambanya? Mu‟azd menjawab

allah dan rasulnya yang tahu, kemudian rasulullah saw bersabda

hendaknya mereka beribadah hanya kepadanya dan tidak

menyekutukannya dengan sesuatupun, kemudian rasulullah saw bertanya

lagi, tahukah engkau apa hak hamba atas allah jika mereka

melakukannya? Rasulullah saw menjawab yaitu dia tidak akan mengazab

mereka.” 65

3. Menurut Tafsir Al-Maraghi

64 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Lentera Hati, Jakarta:2002), Hal. 435-4376 65

Dr. Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir

jilid 2, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟I, 2008) Hal. 303

Page 56: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

56

Dalam tafsir al-maraghi dijelaskan bahwa Beribadah kepada allah swt

ialah tunduk kepadanya menetapkan kewibawaan dan keagungannya

didalam jiwa, takhluk kepada kekuaannya diwaktu sembunyi-sembunyi

dan terang-terangan, mengerjakan apa yang diperintahkannya dan

meninggalkan apa yang dilarangnya, dengan demikian seluruh amal baik

berupa perkataan maupun perbuatan akan menjadi baik. Ibadah ialah

ketaklukan kepada suatu kekuatan gaib di balik sebab-sebab yang kita

ketahui , yang kebaikannya kita harapkan dan kejahatannya ditakuti.

Kekuasaan ini tidak lain adalah milik allah. Oleh karena itu selain Dia

tidak ada yang diharapkan dan ditakuti. Barangsiapa berkeyakinan bahwa

selain dia bersekutu dengannya dia dalam kekuasaan itu, berarti orang itu

telah menyekutukannya. Jika allah swt melarang mempersekutukan

sesuatu dengannya, maka larangan mengingkari adanya dan ketuhanan

lebih utama, kemudian macam-macam syirik adalah:

a. syirik yang dilakukan oleh kaum musyrikin arab berupa menyembah

berhala-berhala dengan menjadikan mereka sebagai para penolong dan

member syafaat disisi allah. Dengan berhala-berhala itu mereka

mendekatkan diri dan menunaikan hajat disisi allah swt. Syirik seperti

ini banyak disebut didalam ayat-ayat, seperti didalam firman allah

dalam QS. Yunus: 18:

Page 57: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

57

Artinya: dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak

dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula)

kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi

syafa'at kepada Kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah kamu

mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di

langit dan tidak (pula) dibumi?"Maha suci Allah dan Maha Tinggi dan

apa yang mereka mempersekutukan (itu). (Q.S Yunus: 18)66

b. syirik yang dilakukan oleh orang-orang nasrani yaitu menyembah Isa

al-masih as allah swt berfirman daLam QS. At-Taubah: 31.

Artinya: Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib

mereka sebagai Tuhan selain Allah[639] dan (juga mereka

mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya

disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak

disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka

persekutukan.(Q.S At-Taubah:31)67

66 Q.S Yunus: 18 67 Q.S At-Taubah:31

Page 58: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

58

Macam syirik yang paling kuat adalah apa yang dinamakan allah

dengan doa dan istisyfa‟ (permohonan syafaat )yaitu menjadikan selain

allah sebagai perantara antara dia dengan allah. Orang seperti ini tidak

akan dapat mengambil manfaat dari sholat, saum dan ibadah apapun

yang dilakukannya. Syirik seperti ini sudah tersebar luas dikalangan

kaum muslimin. Mereka memohon syafaat dan berkata ya syaikhal

arab, ya sayyid al badawi, ya sayyidi Ibrahim ad-dasuqyi, dan lain

sebagainya. Orang-orang yang melakukan syirik seperti itu

mengemukakan alasan, alasan yang paling puncak mereka mengubah

syirik jalili (yang jelas) menjadi syirik yang kurang jelas. Akan tetapi

walau bagaimanapun ia tetap syirik.68

Dari penjelasan ketiga tafsir tersebut dapat kita uraikan nilai

pendidikan aqidah dalam ayat tersebut adalah seperti:

1.) Perintah untuk menyembah hanya kepada allah

Seperti yang disampaikan dalam tafsir al-mishbah bahwa ayat ini

tidak hanya ditujukan kepada orang-orang mukmin saja tetapi juga

ditujukan kepada seluruh manusia untuk menyembah hanya kepada allah

swt. Kemudian hal yang sama juga disampaikan dalam tafsir ibnu katsir

bahwa allah swt memerintahkan kita untuk menyembah hanya kepada

68

Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz V, (Semarang: PT. Karya

Toha Putra Semarang, 1993), Hal. 52-53

Page 59: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

59

allah swt, karena allah telah maha pencipta, memberi rezki, pemberi

nikmat dan pemberi karunia bagi seluruh makhluknya.

2.) Larangan menyekutukan allah SWT

Kemudian nilai aqidah selanjutnya adalah larangan menyekutukan

allah SWT atau perbuatan syirik, seperti yang dijelaskan dalam tafsir al-

maraghi yaitu Barangsiapa berkeyakinan bahwa selain dia bersekutu

dengannya dia dalam kekuasaan itu, berarti orang itu telah

menyekutukannya

b.) Nilai pendidikan amaliyah

Nilai amaliyah terdiri dari 2 hal, yaitu nilai yang berhubungan dengan

rukun islam seperti syahadat, sholat zakat, puasadan nilai yang berhubungan

dengan sesama manusia seperti muamalah. seperti yang disampaikan dalam

tafsir al-mishbah, tafsir ibnu katsir dan tafsir al-maraghi sebagai berikut:

1.) Tafsir Al-Mishbah

Menurut tafsir ibnu katsir nilai pendidikan amaliyah dalam ayat ini

adalah melakukan ibadah karena bentuk dari menyembah allah itu adalah

melakukan ibadah. Ibadah sebagaimana dikemukakan ketika menafsirkan

alfatihah bukan hany sekedar ketaatan dan ketundukan tetapi suatu bentuk

ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncdaknya karena adanya rasa

keagungan dalam jiwa seseorang terhadap siapa yang kepadanya dia

mengabdi, serta sebagai dampak dari keyakinan bahwa pengabdian itu

Page 60: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

60

tertuju kepada yang memiliki kekuasaan yang arti hakikatnya tidak

terjangkau, begitu lebih kurang yang ditulis oleh Muhammad Abduh.

Perintah beribadah dalam ayat ini bukan hanya ibadah ritual atau

juga yang dikenal dengan ibadah mahdhah, yaitu ibadah yang cara, kadar,

waktunya telah ditentukan oleh allah swt. Atau rasul, seperti sholat, zakat,

puasa dan haji, tetapi mencakup segala macam aktivitas yang hendaknya

dilakukan demi karena allah swt. Ibadah yang dimaksud adalah perwujudan

dari perintahnya,

Artinya: “katakanlah, sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan

matiku hanyalah untuk allah swt, tuhan semesta alam” (QS. Al-An-„Am:

162).69

Sementara ulama memahami perintah ibadah dalam ayat ini adalah

tauhid praktis, dimana amal-amal kebajnikan merupakan buah dari

keyakinan kalbu atas keesaan allah swt. Buktinya kata penganut poendapat

ini adalah, penutup ayat ini menyatakan bahwa, “sesungguhnya allah tidak

menyukai orang-orang yang sombong membangga-banggakan diri, yang

kemudian dilanjutkan oleh ayat berikut yang menjelaskan bahwa mereka

itu adalah kikir, dan bila menafkahklan hartanya ia pamrih. Maka mereka

ituylah yang mempersekutukan allah dan karena itu pula mereka dikecam

69 QS. Al-An-„Am: 162

Page 61: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

61

oleh ayat selanjutnya yang menyatakan, “apakah rugi bagi mereka

seandaionya mereka beriman kepada allah swt dan hari kemudian dan

menafkahkan sebagian reski yang telah diberikan allah kepada mereka?

Dan menyangkut mereka allah maha mengetahui.70

2.) Tafsir ibnu Katsir

Menurut tafsir ibnu katsir kata menyembah hanya kepada allah

mengandung mana Allah swt memerintahkan untuk beribadah hanya

kepadanya yang tidak ada sekutu baginya, sebab dialah yang pencipta,

pemberi rezeki, pemberi nikmat dan pemberi karunia terhadap makhluknya

didalam seluruh keadaan.71

3.) Tafsir Al-Maraghi

Menurut tafsir al-maraghi kata menyembah hanya kepada allah itu juga

bermakna sebagai Beribadah kepada allah swt ialah tunduk kepadanya

menetapkan kewibawaan dan keagungannya didalam jiwa, takhluk kepada

kekuaannya diwaktu sembunyi-sembunyi dan terang-terangan,

mengerjakan apa yang diperintahkannya dan meninggalkan apa yang

dilarangnya, dengan demikian seluruh amal baik berupa perkataan maupun

perbuatan akan menjadi baik. Ibadah ialah ketaklukan kepada suatu

kekuatan gaib di balik sebab-sebab yang kita ketahui , yang kebaikannya

70

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah...., Hal. 435-437 71

Dr. Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir

jilid 2...., Hal, 303

Page 62: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

62

kita harapkan dan kejahatannya ditakuti. Kekuasaan ini tidak lain adalah

milik allah.72

dari penjelasan tafsir diatas dapat diapahamai bahwa nilai amaliyah

yang terkandung dalam ayat itu dijelaskan secara umum seperti beribadah

hanya kepada allah. Dan ibadah yang dimaksud bukan hanya ibadah ritual

seperti sholat, zakat puasa, dll. Tapi mencakup segala macam aktivitas

yang hendaknya dilakukan karena Allah swt. Bahkah dalam tafsir Al-

Margahi menjelaskan bentuk ibadah kepada allah swt itu adalah

mejalankan apa yang diperintahkan allah swt dan menjauhi segala yang

dilarang allah swt.

c.) Nilai Pendidikan akhlak

Nilai khuluqiyah berkaitan dengan kesusilaan, budi pekerti, adap,

sopan santun yang menjadi perhiasan bagi seseorang dalam rangka mencapai

keutamaan. Nilai nilai khuluqiyah seperti Sdiddiq (jujur), nilai amanah

(terpercaya), adil, sabar, syukur, pemaaf tidak tergantung pada materi atau

zuhud, menerima apa adanya (qana‟ah), berserah diri kepada allah

(tawakkal), malu berbuat buruk (haya‟), persaudaraan (ukhuwah), toleransi

(tasamuh) tolong menolong (ta‟awun), saling menanggung (takaful).73

Kemudian sebagaimana yang telah disampaikan oleh tafsir al-mishbah, tafsir

72 Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz V...., Hal. 52 73

Dr. Abdul Mujib, M. Ag dan Dr. Jusuf Mudzakkir, M.Si, Ilmu Pendidikan Islam...., Hal.

Xii-Xvi

Page 63: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

63

ibnu katsir dan tafsir al-maraghi tentang nilai akhlak dalam surat An-Nisa‟

ayat 36 yaitu:

1.) Tafsir Al-Mishbah

Nilai-nilai pendidikan agama islam dalam ayat ini menurut tafsir

al-mishbah adalah perintah berikutnya adalah berbakti kepada kedua

orangtua. Istilah yang dipakai untuk menunjuk kedua orangtua adalah

kata الولدينal-walidain. Kata ini adalah bentuk dual dari kata ولد waalid

yang biasa diterjemahkan bapak atau ayah, yakni kata ( اب ) ab ayah

dan ( ام) umm adalah ibu. Akan tetapi sepanjang penelusuran penulis,

kata walid digunakan secara khusus kepada ayah atau bapak kandung,

demikian pula kata ( الولدات ) al-walidati untuk makna ibu kandung.

Berbeda halnya dengan ab dan umm yang digunakan baik untuk ayah

dan ibu kandung maupun bukan, sehingga dengan demikian bila kita

membaca misalnya firman allah swt

Artinya: “para ibu menyusukan anak-anak mereka dua tahun sempurna

bagi yang berkehendak menyempurnakan penyusuan” (QS. Al-

Bagaqarah: 233).74

Bila membaca ayat diatas ibu yang dimaksud adalah ibu

kandung, karena ia menggunakan kata al-walidat. Sedangkan firman-

Nya adalah QS. Al-Ahzab: 6, “ nabi itu (Muhammad saw hendaknya )

lebih utama dari orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri, dan

74 QS. Al-Bagaqarah: 233

Page 64: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

64

istri-istri beliau adalah ibu-ibu mereka.” Yang dimaksud dengan ibu

mereka bukanlah ibu kandung, karena itu digunakan kata ( امهاتكم )

ummahatukum. Persamaan antara ( امهاتالمؤمنين ) ummahat al-

mukminin dengan ibu kandung adalah dalam kewajiban menghormati

mereka, bukan dalam kebolehan dalam bergaul sebagaimana pergaulan

dengan ibu kandung.

Al-quran menggunakan kata ( احسنا ) ihsanan sebanyak enam

kali lima diantaranya dalam konteks berbakti kepada kedua orang tua.

Kata ( حسن ) husn mencakup segala sesuatu yang menggembirakan dan

disenangi. “hasanah” digunakan untuk menggambarkan apa yang

menggembirakan manusia karena perolehan nikmat menyangkut diri,

jasmani, dan keadaanya. Demikian dirumuskan oleh pakar kosakata al-

Quran, ar-raghib al-ashfahani.

Selanjutnya, menurut pakar tersebut, kata ihsan digunakan untuk

dua hal pertama, memberi nikmat kapada pihak lain dan yang kedua

perbuatan baik. Karena itu kata ihsan lebih luas dari sekedar member

nikmat atau nafkah, maknanya bahkan lebih tinggi dan dalam dari

kandungan makna adil, karena adil adalah “memperlakukan orang lain

sama dengan memperlakukannya kepada anda”, sedangkan ihsan adalah

memeperlakukannya lebih baik dai perlakuannya kepada anda.” Adil

adsalah mengambil semua hak anda dan atau memberikan semua hak

orang lain. Sedangkan ihsan adalah member lebih banyak dari pada

Page 65: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

65

yang harus anda berikan dan mengambil lebih sedikit dari yang

seharusnya anda ambil.” Karena itu pula rasulullah saw berpesan kepada

seseorang. “engkau dan hartamu adalah untuk atau milik ayahmu,

orangtuamu, diriwayatkan oleh abu daud. Ketika menafsirkan QS. Al-

Baqarah: 59, penulis telah kemukakan pendapat al-Harrali tentang

makna lain dari kata ini.

Al-quran menggunakan kiata penghubung “bi” ketika berbicara

tentang berbakti kepada ibu bapak, (وبا الولدين احسنا ) wa bil walidaini

ihsanan padahal bahasa juga membenarkan penggunaan لى li yang

berarti untuk dan ila yang berarti kepada untuk menghubungkan kata لىا

ihsan.

Menurut pakar-pakar bahasa, kata ( الى ) ila mengandung

makna jarak, sedangkan allah swt tidak menghendaki adanya jarak

walau sedikitpun dalam hubungan antara anak dan orang tuanya. Anak

harus selalu mendekat dan selalu merasa dekat kepada ibu bapaknya,

bahkan kalau dapat dia melekat kepadanya, karena itu digunakan kata bi

yang mengandung arti ( السق ) ilshaq yang artinya kelekatan. Karena

itulah maka bakti yang dipersembahkan oleh anak kepada orangtuanya

pada hakikatnya bukan untuk ibu bapaknya, tetapi untuk diri mereka

sendiri. Itu pul;a sebabnya tidak dipilih kata penghubung lam (li) yang

mengandung makna peruntukkan.

Page 66: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

66

Syekh Muhammad thahir ibnu „Asyur mempunyai pandangan

lain. Menurutnya bila kata ihsan menggunakan kata ba (bi) maka yang

dimaksudkan adalah pengormatan dan pengagungan yang berkaitan

dengan pribadi, seperti firmannya yang mengabadikan ucapan nai yusuf

as,” wa qad ahsana idz akhrajani min as-sijn (allah telah berbuat baik

kepadaku ketika dia membebaskan aku dari penjara”) QS. Yusuf:

100.75

Sedangkan bila dimaksudkan member manfaat material, maka

partikel yang digunakan adalah li, dan dengan demikian ayat ini lebih

menekankan pada kebaktian pada penghormatan dan pengagungan

pribadi pada kedua orang tua. Betapapun berbeda. Tatpi pada akhirnya

harus dipahami bahwa “ihsan” bakti kepada orang tua yang

diperintahkan agama fitrah (islam), adalah bersikap sopan santun kepada

keduanya dalam ucapan dan perbuatan sesuai dengan adat kebiasaan

masyarakatnya, sehingga merasa senang terhadsap kita, dan mencukupi

kebutuhan-kebutuhan mereka yang sah dan wajar sesuai dengan

kemampuan kita (sebagai anak). Tidak termasuk sedikitpun (dalam

kewajiban berbuat baik atau berbakti kepada keduanya) sesuatu yang

mencabut kemerdekaan dan kebebasan pribadi atau rumah tangga atau

jenis-jenis pekerjaan yang bersangkut paut dengan pribadi anak, agama,

atau negaranya. Jadi apabila keduanya atau salah seorang bermaksud

memaksa pendapatnya menyangkut kegiatan-kegiatan anak, maka

75 QS. Yusuf: 100

Page 67: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

67

meninggalkan apa yang kita (anak) nilai kemaslahatan umum ataupun

khusus dengan mengikuti pendapat dan keinginan mereka, atau

melakukan sesuatu yang mengandung mudharat umum atau khusus

dengan mengikuti pendapat atau keinginan mereka bukanlah bagian dari

berbuat baik atau kebaktian menurut sayarak dan agama. Siapa yang

bepergian untuk menuntut ilmu yang dinilainya wajib untuk

mengembangkan dirinya atau untuk berbakti kerpada agama dan

negaranya, atau bepergian untuk memperoleh pekerjaan yang

bermanfaat bagi dirinya, atau umatnya sedangkan keduanya atau salahj

satu dari kedua orangtuanya tidak setuju karena dia tidak mewngetahui

nilai pekerjaan itu maka sang anak tidak dinilai durhaka, tidak pula

dinilai tidak berbakti Dari segi pandangan akal dan syara‟ karena

kebaktian dan kewajiban tidak mengharuskan tercabutnya hak-hak

pribadi.”

As-sya‟rawi dalam tafsirnya menulis perbedaan antara perintah

mempersembahkan ihsan atau kebajikan kepada kedua orang tua dengan

perintah memperlakukan mereka dengan makruf sebagaimana

dinyatakan dalam QS. Luqman: 15, “dan jika keduanya memaksamu

untuk mempersekuitukan aku dengan sesuatu yang tidak ada

pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,

dan pergaulilah keduanya didunia dengan makruf.

Page 68: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

68

Menurut ulama mesir kontemporer itu perintah memperlakukan

kedua orang tua dengan makruf adalah jika keduanya bukan penganuit

islam dan perintahn ya bertentangan dengan nilai-nilai islam. Ketika itu

hati anak tidak boleh merestui dan tidak boleh juga senang dengan sikap

orang tua, tetapi ketidak senangan hati itu tidak boleh mengantarnya

mengabaikan kemashlahatan mereka menyangkut kehidupan duniawi.

Memang tulis Asy-sya‟rawi lebih jauh kita bisa melakukan berbuatan

makruf yang kita senangi dan juga tidak disenangi. Adapun perintah

berbuat ihsan adalah buat orangtua yang menganut agama islam.

Diatas telah dikemukakan makna tentangga yang dekat dan

tetangga yang jauh. Sementara ulama menetapkan bahwa tetangga

adalah penghuni yang tinggal disekitar rumah kita, sejak dari rumahy

pertama hingga rumah ke empat puluh. Ada juga ulama yang tidak

memberi batas tertentu dan mengembalikannya kepada situasi dan

kondisi setiap masyarakat. Betapapuin dia dapat berkata bahwa dewasa

ini seringkali ada tetangga yang tidak ada yang kenal namanya, atau bisa

jadi juga yang tidak seagama denga kita, meskipun demikian semua

adalah tentangga yang wajib mendapat perlakuan baik. Ikut gembira

dengan kegembiraannya, menyampaikan belasungkawa karena

kesedihannya, serta membantunya ketika mengalami kesulitan.

Rasululklah saw bersabda kepada sahabat beliau abu dzar, “wahai abu

Page 69: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

69

dzar apabila engakau (kelurgamu) memasak daging maka perbanyaklah

kuahnya, dan berilah tetanggamu, “ (HR. Muslim).

Dalam sebuah hadist, walaupun hadist itu dinilai lemah atau

dhaif bahwa tetangga itu terdiri dari tiga tingga tingakatan, pertama,

mempunyai satu hak, kedua, mempunyai dua hak, ketiga, mempunyai

tiga hak. Tentangga yang mempunyai satu hak adalah orang musyrik

yang tidak mempunyai kerabat dengan kita, tetapi karena dia tentangga

dengan kita maka dia mempunyai satu hak ytaitu kebertetanggaan itu,

sedang yang mempunyai dua hak adalah tetangga yang muslim dan

tetangga yang memiliki tiga hak adalah tetangga yang muslim dan

mempunyai hubungan kerabat dengan kita ( HR. al-Bazzar, Abu syekh

dan Abu Nu‟aim, melalui sahabat nabi saw Jabir Ibnu Abdillah ra).

Kemudian nilai selanjutnya adalah ( والصحب بالجنب ) wash-

shahibi bil jhanbi disamping maknanya yang disampaikan sebelum ini

dapat juga dipahami dalam artian istri, bahwa siapa saja yang selalu

menyertai seseorang dirumahnya, termasuk para pembantu rumah

tangga. Maka ini perlu ditekankan terutama karena sementara orang

baik sebelum turunnya al-Quran, maupun sesudahnya hingga kini,

memperlakukan istri dan atau para pembantunya secara tidak wajar.

Nilai selanjutnya adalah ( مختال فخور ) mukhtalan fakhuran,

kata ( مختال ) mukhtalan yang diatas diterjemahkan dengan sombong,

terampil dari akar kata yang sama dengan khayal, karenanya pada

Page 70: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

70

mulanya berarti orang yang tingkah lakunya diarahkan oleh

khayalannya, bukan oleh kenyataan yang ada pada dirinya. Biasanya

orang yang semacam ini berjalan dengan angkuh dan merasa diri

memiliki kelebihan dibandingkan dengan orang lain. Dengan demikian,

keangkuhannya tampak secar nyata dalam kesehariannya. Kuda dinamai

kahil karena cara jalannya mengesankan keangkuhan. Seorang ( كاهل )

yang mukhtal mengantarnya untuk membanggakan apa yang

dimilikinya, bahkan tidak jarang membanggakan apa yang pada

hakikatnya tidak dia milikli, dan inilah yang ditunjuk oleh kata ( فخور

) fakhuran, yakni seringkali membangga-bangakan diri. Memang, kedua

kata ( مختال ) mukhtal dan kata ( فخور ) fakhur mengandung makna

kesombongan, pertama kesombongan yang terlihat pada tingkah laku,

sedangkan yang kedua adalah kesombongan yang terdengar dari

ucapan-ucapannya.76

2.) Tafsir ibnu Katsir

Nilai pendidikan akhlak dalam ayat ini menurut tafsir ibnu kastir

adalah Allah mewasiatkan untuk berbuat baik kepada kedua orangtua,

karena allah swt menjadikan keduanya sebagai sebab yang

mengeluarkan kamu dari tidak ada menjadi ada, banyak sekali allah swt

menyandingkan antara ibadah kepadanya dan berbuat baik kepada

kedua orang tua. Seperti firman allah swt:

76 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah...., Hal. 438-441

Page 71: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

71

Artinya “bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua orang ibuk

bapakmu” (QS. Luqman: 14).77

Kemudian setelah perintah berbuat baik kepada kerabat, baik

laki-laki maupun perempuan. Kemudian allah swt berfirman: ( واليتام )

“dan anak-anak yatim” hal itu dikarenakan mereka kehilangan orang

yang menjaga kemashlahatan dan nafkah mereka, maka allah swt

perintahkan untuk berbuat baikdan lemah lembut terhadap mereka,

kemudian allah swt berfirman: ( والمساكين ) “dan orang-orang

miskin” yaitu orang-orang yang sangat butuh dimana mereka tidak

mendapatkan orang-orang yang dapat mencukupi mereka, maka allah

perintahkan untuk membantu mencukupi kebutuhan mereka dan

menghilangkan kesulitan mereka.

Kemudian nilai selanjutnya adalah ( والجارذالقربى ) “tetangga

yang dekat dan tetangga yang jauh” ali bin abi thalhah mengatakan dari

ibnu abbas ( جارذالقربىوال ) “tetangga yang dekat” yaitu orang yang

antara kamu dan dia memiliki hubungan kekerabatan. Sedangkan (

tetangga yang jauh” yaitu orang yang antara kamu dan“ ( والجارالجنوب

dia tidak memiliki hubungan kerabat. Demikian pendapat yang

diriwayatkan dari ikrimah, mujahid, maimun bin mahran, adh-dhahhak,

77 QS. Luqman: 14

Page 72: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

72

zaid bin aslam, muqatil bin hayyan, dan qatadah. Abu ishaq mengatakan

dari nauf al-bakkali tentang firman allah swt ( والجارذالقربى )

“tetangga yang dekat” yaitu tetangga muslim sedangkan ( والجارالجنوب

) “tetangga yang jauh” yaitu orang yahudi dan nasrani.” ( HR. Ibnu

Jarir dan Ibnu Abi Hatim).

Jabir al-Ju‟fi mengatakan dari asy-sya‟bi dari „Ali dan Ibnu

Mas‟ud bahwa ( والجارذالقربى ) “ yaitu wanita” sedangkan mujahid

berkata pula tentang ( والجارالجنوب ) “yaitu teman dalam perjalanan”

banyak hadist-hadist yang menjelaskan wasiat-wasiat untuk tetangga.

Diantaranya: “jibril selalu mewasiatkan aku tentang tetangga –tetangga

hingga aku menyangka aku akan mewariskannya (HR. Bukhari,

Muslim, abu Dawud dan at-Tirmizi) dan juga hadist yang imam ahmad,

nabi saw bersabda,”janganlah seorang kenyang tanpa (memperhatikan)

tetangganya.”78

Kemudian dilanjutkan dengan firman allah swt ( والصاحب بالجنب

) “teman sejawat” Ats-Tsauri mengatakan dari Ali dan Ibnu Mas‟ud

keduanya berkata: “yaitu wanita” ibnu abi hatim berkata pendapat

serupa diriwayatkan dari Abdurrahman bin abi laila, Ibrahim an-

Nakha‟I, al-Hasan dan sa‟id bin jubair dalam salasatu riwayat ibnu

abbas dan jamaah berkata: “yaitu orang yang lemah” sedangkan ibnu

78

Dr. Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir

jilid 2...., Hal. 303-305

Page 73: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

73

abbas, mujahid, ikrimah dan qatadah berkata: “yaitu teman dalam

perjalanan, “sedangkan ( ابن السبيل ) Ibnu sabil menurut ibnu abbas dan

jamaah adalah tamu.

Kemudian nilai selanjutnya adalah ( وماملكت ايمنكم ) “hamba

sahayamu” ayat ini merupakan wasiat untuk para budak, karena mereka

lemah dalam bertindak dan tawanan ditangan manusia. Untuk itu

rasulullah sebelum wafatnya bersabda: “ jagalah sholat, jagalah sholat

dan hamba sahayamu.” Beliau terus mengulangnya hingga lisannya

tidak mampu lagi berucap. Kemudian Abdullah bin „amr beliau berkata

kepada bendaharanya, “apakah telah engkau berikan makanan kepada

budakmu? Dia menjawab, ”tidak” beliaupun berkata pergilah dan

berikan kepada mereka karena rasulullah saw bersabda: cukuplah

berdosa bagi seorang, jika ia menahan makan orang yang dibawah

kepemilikannya ( tanggungannya).” ( HR. Muslim). Kemudian

diriwayatkan dari abu hurairah bahwa nabi saw juga bersabda, ”seorang

budak berhak mendapatkan makanan dan pakaian, dan hendaklah ia

tidak dibebani pekerjaan kecuali yang dia mampu ( mengerjakannya).”

(HR. Muslim).

Kemudian dilanjutkan dengan firman allah swt ( اناهلل اليحب من كان

sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang“ ( مختاال فخور

sombong dan membangga-banggakan diri” maksudnya adalah sombong

dalam dirinya, bangga, angkuh dan sombong pada orang lain. Dia

Page 74: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

74

melihat dirinya lebih baik dari mereka dan ia merasa besar dalam

dirinya, padahal disisi allah swt ia hina dan di sisi manusia ia dibenci.

Mujahid berkata tentang firman allah swt ( مختال ), yaitu sombong,

dan ( فخور ), yaitu setelah diberikan berbagai nikmat ia tidak

bersyukur kepada allah swt, yaitu merasa sombong kepada manusia

dengan apa yang diberikan allah berupa nikmatnya serta saedikit rasa

syukurnya kepada allah swt.79

3.) Tafsir Al-Maraghi

Nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam ayat ini menurut

tafsir al-maraghi adalah (وبا الولدين احسنا ) berbuat baik kepada kedua

orang tua dan janganlah kalian meremehkan sedikitpun diantara tuntutan

tuntutannya, karena mereka merupakan sebab lahir dari adanya kalian.

Mereka telah memelihara kalian dengan kasih saying dan ikhlas, wasiat

ini telah diuraikan dalam QS. Al- Isra‟: 23-25:

79

Dr. Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir

jilid 2...., Hal, 306-308

Page 75: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

75

Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan

menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu

bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya

atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,

Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya

Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan

ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah

dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan

ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,

sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". Tuhanmu

lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang

yang baik, Maka Sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-

orang yang bertaubat. (Q.S Al-Isra‟23-25)80

Ringkasnya yang dijadikan pegangan adalah apa yang ada

didalam hati anak berupa niat untuk berbakti dan berbuat kebaikan

dengan keikhlasan dalam melakukan semua itu dengan syarat kedua

orangtua tidak membatasi kemerdekaan anak dalam menjlankan urusan

urusan pribadi atau rumah tangganya, tidak pula dalam perbuatan-

perbuatan khusus, berkaitan dengan agama dan negaranya. Jika mereka

ingin menjajahnya dalam hal-hal tersebut, maka bukanlah suatu

80 Q.S Al-Isra‟23-25

Page 76: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

76

kebaikan untuk melaksanakan pendapat mereka karena mengikuti

keinginan nafsu mereka.81

Kemudian ( وبذى القربى ) bergaullah dengan baik dengan

orang-orang yang paling dekat dengan kalian setelah kedua orangtua.

Apabila seseorang telah melaksanakan hak-hak allah maka benarlah

aqidahnya dan baiklah segala amalnya apabila telah memenuhi segala

hak-hak orangtua maka baiklah urusan rumah tangga dan keluarga.

Apabila keadaan rumah tangga telah baik maka ia menjadi suatu

kekuatan yang besar. Dan apabila dia menolong kaum karabatnya maka

masing-masing diantara mereka akan memepunyai kekuatan lain yang

saling tolong menolong bersama keluarga ini. Dengan demikian seluruh

umat akan saling tolong menolong dan mengulurkan bantuannya kepada

orang-orang membutuhkannya, seperti orang-orang yang disebutkan

selanjutnya.

Kemudian ( واليتام والمساكين ) anak-anak yatim memerlukan

bantuan, karena ia kehilangan penolongnya, yaitu bapak sedangkan ibu

walau bagaimanapun luas pengetahuannya, jarang sekali dapat

mendidiknya dengan sempurna, maka bagi orang-orang yang mampu

berkewajiban yang mampu membantu pendidikannya. Jika tidak maka

adanya didalam masyarakat akan menjadi beban karena kebodohan dan

kerusakan akhlaknya. Lebih dari itu dia akan berbahaya bagi orang-

81 Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz V...., Hal. 52-54

Page 77: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

77

orang yang digaulinya, karena tersebarnya bibit kerusakan diantara

mereka. Demikian pula dengan orang-orang miskin keadaan masyarakat

tidak akan teratur, jika mereka tidak diperhatikan dan keadaan mereka

tidak diperbaiki, dan akan menjadi beban masyarakat. Mereka ini

terbagi kedalam dua golongan.

Pertama, Orang-orang miskin yang ma‟zur (dikarenakan uzur)

mereka wajib diberi belas kasihan yaitu orang-orang yang

kemiskinannya disebabkan oleh kelemahan dan ketidakmampuannya

mencari nafkah atau disebabkan terjadi bencana alam yang menutupi

kebutuhan dan menolongnya untuk mendapatkan mata pencarian.

Kedua, orang miskin yang gairu ma‟zur (tidak dikenakan uzur) jika

mengabaikannya yaitu orang yang kemiskiannya disebabkan karena

suka memboroskan dan menyia-nyiakan harta. Orang seperti ini cukup

diberi nasehat dan petunjuk untuk mendapatkan mata pencarian. Jika ia

mau menerima da mendengarkan nasehat maka hal itu sudah cukup

baginya. Tetapi, jika tidak mau menerimanya, maka perkaranya

diserahkan kepada ulil amri, karena merekalah yang lebih berhak untuk

meluruskan kepincangan dan memperbaiki akhlaknya yang rusak.

Selanjutnya (والجارذالقربى والجارالجنوب ) tetangga adalah satu macam

dari kaum kerabat, karena dekatnya tempat. Kadang-kadang orang lebih

cinta kepada tetangga dekat daripada saudaranya seketurunan. Oleh

Page 78: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

78

karena itu dua keluarga bertetangga saling tolong menolong membina

kasih sayang dan kebaikan antar mereka. Jika suatu keluarga tidak

berbuat baik kepada tetangganya maka bias dikatakan tidak ada

kebaikan yang diberikan keluarga itu kepada seluruh manusia. Islam

telah menganjurkan untuk bergaul dengan baik bersama tetangga, meski

ia bukan muslim. Nabi saw pernah menjenguk anak tetangganya yang

sedang sakit pahal ia seorang yahudi. Suatu ketika ibnu umar

menyembelih kambing lalu berkata kepada budaknya “sudahkah kamu

beri hadiah kepada tetangga kita yang beragama yahudi ?”sudahkah”?

saya mendengar rasulullah saw bersabda:”masih saja jibril terus

mewasiatkan kepadaku sehingga aku mengira bahwa dia akan

mewariskannya.”

Kemudian Hasan Basri membatasi tetangga denga empat puluh

rumah dari ke empat arah yang lebih utama adalah tidak membatasi

tetangga dengan rumah, kemudian tidak membuat pengertian bahwa

tetangga adalah orang yang dekat dengan anda. Wajah anda selalu

berpapasan dengannya diwaktu pergi pagi hari dan pulang kerumah

pada sore hari. Penghormatan pada tetangga sudah menjadi tabiat

bangsa arab sebelum islam kemudian islam menguatkannya denga

ajaran yang terdapat dalam al-quran dan sunnah. Diantara tanda-tanda

penghormatan itu adalah mengirim hadiah kepadanya mengundangnya

Page 79: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

79

untuk makan bersama, berziarah menjenguknya apabila dia sakit dan

lain sebagainya.

Kemudian firman allah swt ( والصاحب بالجنب ) diriwayatkan dari

ibnu abbas yang dimaksud adalah teman didalam perjalanan dan orang

asing yang mengharapkan bantuan serta pertolongan. Ia adalah orang

yang anda temani dan kenal meski dalam waktu yang singkat. Maka

termasuk didal;amnya adalah orang yang punya hajat yang berjalan

disamping anda yang meminta anda bermusyawarah dan meminta

pertolongan.

Kemudian firman allah swt ( ابن السبيل ) orang yang sedang

mengadakan perlawatan untuk tujuan yang benar dan tidak haram,

perintah berbuat baik kepadanya mencakup menyenangkan dan

membantunya untk mengadakan perlawatan. Termasuk dalam kategori

ibnu sabil adalah termasuk anak yang hilang ia lebih patut untuk

diperhatikan dan lebih berhak untuk disantuni daripada anak yatim.

Orang-orang eropa telah menaruh perhatian untuk mengumpulkan

mendidik dan mengajar anak-anak yang hilang jika tidak karena

perhatian mereka seperti itu tentulah anak-anak tersebut akan menjadi

beban yang bahayanya tersebar didalam masyarakat luas sungguh kita

lebih berhak memberikan santunan daripada mereka, karena allah telah

menjadikan didalam harta kita suatu hak tertentu bagi orang yang minta-

minta dan miskin.

Page 80: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

80

Kemudian firman allah swt ( وماملكت ايمنكم ) berbuat baiklah

kepada hamba-hamba kalian baik laki-laki maupun wanita termasuk

dalam perintah ini adalah memerdekakan mereka hal ini adalah

termasuk ihsan yang paling sempurna. Membatu mereka dalam menebus

diri mereka sekaligus atau secara bertahap dan memberlakukan mereka

dengan baik didalam perjalanan pengabdiannya seperti tidak membebani

mereka dengan pekerjaan yang tidak mampu mereka kerjakan dan tidak

menyakiti dengan perkataan maupun perbuatan. Kemudian dalam sakit

menjelang wafat rasulullah saw menekankan kembali wasiatnya tentang

para hamba dan itu adalah wasiat beliau yang terakhir. Ahmad dan

baihaqi meriwayatkan dari anas bahwa wasiat rasulullah saw menjelang

wafatnya ialah “peliharalah dan hamba-hamba kalian” Allah swt telah

mewasiatkan mereka kepada kita sehingga tidak dikira bahwa

memperbudak mereka itu benar-benar menghinakan dan menjadikannya

seperti binatang ternak.

Kemudian firman allah swt ( اناهلل اليحب من كان مختاال فخور ) al-

mukhtal yaitu orang yang menyombongkan diri yang tanda-tanda

kesombongannya tampak pada gerak dan perbuatannya. Kemudian al-

fakhur yaitu orang yang menyombongkan diri yang tanda –tanda

kesombongannya tampak dari perkataannya. Karenanya anda melihat

dia menyebut-nyebut apa yang dipandanya sebagai kelebihannya dengan

membanggakan diri dan merendahkan orang lain. Orang yang sombong

Page 81: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

81

dan membanggakan diri ini dibenci oleh allah swt karean ia

merendahkan seluruh hak yang diwajibkan allah bagi orang lain dan

dirinya sendiri, seperti hak untuk mengagunggkan dan

membesarkannya. Maka ia seperti orang yang mengingkari sifat-sifat

ilahinya yang hanya patut baginya.82

Orang yang sombong lagi memanggakan diri tidak melakukan

ibadah dengan sebenar-benarnya, karena ibadah yang benar hanya

dilakukan dengan hati yang khusyu‟ dan sebagai implikasi dan

kekhusyu‟kan hati diseluruh anggota tubuhnya juga khusyu‟. Ia juga

tidak menjalankan hak kedua orang tua dan kaum kerabat karena ia

tidak menjalankan hak orang lain atas dirinya terutama ia tidak

menyadari hak anak yatim, orang miskin, tetangga dekat, dan tetangga

jauhdia tidak bias diharapkan untuk memberikan kebaikan dan

santunan. Yang bias dianantikan dari rinya adalah perlakuan buruk dan

tidak tau membalas budi. Diantara kesombongan dan perbuatan

membanggakan diri adalah memanjangkan pakaian dengan somobong,

sebagaimana firman allah swt dalam QS. AL-isra‟: 37

Artinya: Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan

sombong, karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus

82 Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz V...., Hal 54-58

Page 82: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

82

bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung (QS. AL-

isra‟: 37)83

Tidaklah termasuk kesombongan dan membanggakan diri

apabila seorang berlaku sopan, tidak kasar, berhati mulia disertai dengan

tata karma yang baik dan lemah lembut.

Dari uraian tafsir diatas dapat dipahami bahwa nilai pendidikan akhlak

dalam ayat ini adalah Berbuat baik kepada kedua orang tua, tolong menolong,

sopan santun, Menyantuni anak yatim dan faqir miskin serta tidak boleh

sombong dan membangga-banggakan diri

B. PEERBANDINGAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

Q.S AN-NISA’ AYAT 36 MENURUT TAFSIR AL-MISHBAH, TAFSIR IBNU

KATSIR DAN TAFSIR AL-MARAGHI

Diantara Perbandingan Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Q.S An-

Nisa‟ Ayat 36 Menurut Tafsir Al-Mishbah, Tafsir Ibnu Katsir Dan Tafsir Al-Maraghi

adalah sebagai berikut:

1. Perbandingan nilai yang pertama adalah pada kalimat (والجارذالقربى والجارالجنوب )

“artinya tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh” menurut tafsir al-mishbah

adalah makna tetangga yang dekat adalah dekat dari segi kerabat maupun dekat

dari segi tempatnya. kemudian tetangga yang jauh adalah jauh dari kekerabatan

83 QS. Al-isra‟: 37

Page 83: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

83

maupun jauh dari segi tempat.84

Tetapi menurut tafsir ibnu katsir Ali Bin Abi

Thalhah berpendapat bahwa tentangga yang dekat adalah orang-orang yang

memiliki hubungan kekerabatan saja dan tetangga yang jauh adalah orang-orang

yang tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan kita. Kemudian abu ishaq

berpendapat bahwa tetangga yang dekat artinya tetangga yang muslim dan

tetangga yang jauh artinya yahudi dan nasrani. Kemudian tafsir ibnu katsir

menjelaskan tetangga yang dekat menurut jabir al-ju‟fi adalah artinya wanita dan

tetangga yang jauh adalah teman dalam perjalanan 85

Sedangkan tafsir al-

maraghi berpendapat bahwa tetangga yang dekat adalah tetangga yang memiliki

hubungan kekeluargaan karena biasanya orang lebih hormat kepada tentangga

dekatnya daripada tetangga seketurunannya. Dan tetangga yang jauh adalah

tetangga yang tidak ada hubungan kekerabatan ataupun mereka yang bukan

kaum muslimin.86

2. Perbandingan yang selanjutnya adalah pada kata ( والصحب بالجنب ) “artinya teman

sejawat” menurut tafsir al-mishbah teman sejawat disini bermakna sebagai istri

dan juga bermakna para budak tetapi menurut tafsir Ibnu Katsir yang diambil

dari pendapat Ats-Tsauri mengatakan dari „ali dan ibnu mas‟ud berpendapat

bahwa ini bermakna para wanita, sedangkan ibnu abi hatim berkata pendapat

serupa yang diriwayatkan dari abdurrahman bin abi laila, ibrahim bin an-

84 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah...., Hal.436 85 Dr. Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir

jilid 2...., Hal. 304 86 Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi...., Hal.55-56

Page 84: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

84

nakha‟i,al-hasan dan sa‟id bin jubair dalam salah satu riwayat bahwa ibnu abbas

dan jama‟ah berpendapat artinya adalah orang yang lemah kemudian bermakna

teman yang sedang dalam perjalanan. Kemudian Ahmad Mushthafa Al-Maraghi

berpendapat bahwa teman sejawat bermakna bahwa teman yang kita kenal, baik

kenal sudah lama maupun kenal dari dulu yang mana dia sedang dalam

perjalanan dan juga bermakna bahwa orang asing yang sedang dalam perjalanan

yang mengharapkan bantuan dan pertolongan.

3. Kemudian perbandingan yang selanjutnya adalah pada kata (وابنى السبيل) artinya

ibnu sabil, menurut tafsir al-mishbah ibnu sabil bermakna bahwa orang yang

sedang dalam perjalanan dan juga diartikan sebagai para anak-anak jalanan.87

tetapi Imam Ibnu Katsir berpendapat Ibnu Sabil itu dalam ayat ini bermakna

sebagai tamu.88

Sedangkan menurut tafsir al maraghi ibnu sabil disini bermakna

orang yang sedang melakukan perjalanan dengan tujuan baik dan tidak haram

kemudian juga bermakna sebagai anak yang hilang.89

87 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah...., Hal.436 88 Dr. Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir

jilid 2...., Hal. 306 89 Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi...., Hal. 57

Page 85: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

85

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penjelasan dari tafsir tersebut dapat penulis ambil suatu kesimpulan adalah

sebagai berikut:

1. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam dalam Q.S An-Nisa‟ ayat 36menurut Tafsir

Al-Mishbah tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Maraghi, terdapat nilai-nilai

pendidikan Aqidah diantaranya perintah untuk menyembah hanya kepada allah

swt, larangan untuk berbuat syirik dan larangan memohon pertolongan selain dari

kepada allah swt. Kedua, Nilai-nilai Pendidikan Amaliyah seperti perintah untuk

melakukan segala ibadah hanya kepada allah, kemudian Nilai Pendidikan Akhlak

seperti berbuat baik kepada kedua orangtua, mencukupi kebutuhannya, kemudian

berbuat baik kepada para tetangga, sopan santun, berlaku lemah lembut terhadap

hamba sahaya, saling tolong menolong terhadap sesama dan larangan untuk

bersifat angkuh dan sombong.

2. Kemudian perbedaan diantara ketiga tafsir yaitu pertama tentang tetangga yang

dekat dan tetangga yang jauh, menurut bapak quraish shihab jauh dekatnya diukur

dari segi kekerabatan maupun tempat, sedangkan menurut tafsir ibnu katsir artinya

kekerabatan dengan kita. sedangkan dalam tafsir al-maraghi berpendapat yaitu

mereka yang memiliki hubungan kereabatan dengan kita atau tidak serta bisa juga

diartikan dengan muslim atau tidaknya.

Page 86: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

86

Kemudian perbedaan selanjutnya mengenai teman sejawat, pendapat quraish

shihab adalah bisa diartikan sebagai istri dan para budak,sedangkan menurut ibnu

katsir diartikan sebagai wanita, orang-orang yang lemah dan teman yang sedang

dalam perjalanan.sedangkan menurut tafsir al-maraghi adalah teman yang sudah

kenal sejak lama atau belum yang sedang dalam perjalanan dan juga diartikan

sebagai orang asing yang sedang mengharapkan bantuan.

Kemudian perbedaannya adalah tentang Ibnu Sabil menurut Quraish shihab

artinya anak jalanan dan juga bisa diartikan sebagai orang yang sedang dalam

perjalanan. Sedangkan menurut ibnu katsir adalah diartikan sebagai tamu.

Selanjutnya menurut tafsir al-maraghi adalah orang yang sedang dalam perjalanan

dan juga diartikan sebagai anak yang hilang.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas yang telah penulis uraikan maka penulis

memberikan beberapa saran yang kiranya bisa dilaksanakan dan menjadi acuan untuk

menjadi yang lebih baik.

1. Diri sendiri

Agar selalu mengamalkan surat an-nisa‟ayat 36 dalam kehidupan sehari-hari

seperti memperkuat aqidah kepada Allah SWT, patuh kepada orang tua dan

saling tolong menolong dengan sesama

2. Pendidik dan muballigh

Untuk dijadikan teladan bagi guru dan dijadikan bahan kajian dimimbar-

mimbar dakwah.

Page 87: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

87

3. Kaum muslimin dan muslimat

Agar menjadikan ayat ini menjadi bahan renungan untuk mengintropeksi diri

menjadi yang lebih baik kedepannya.

4. Penulis selanjutnya

Agar bisa melanjutkan membandingkan dengan tafsir-tafsir yang lain dan

mampu menggali hikmah dan manfaatnya menurut para ulama.

Page 88: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

88

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Aat Syafaat, Sohari Sahrani dan Muslih. 2008. Peranan Pendidikan Agama Islam

dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaikh. 2008. Tafsir Ibnu

Katsir Jilid 2. Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟I

Afrizal Nur. 2018. Tafsir Al-Mishbah Dalam Sorotan,. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,

Ancok. D dan suroyo. 2010. Psikologi Islam: soslusi islam atas problem-problem

Psikologi. Yogyakarta: pustaka belajar

Departemen Pendidikan Nasional RI, UU RI NO 20 Tahun 2003 tentang Sistem

pendidikan Nasional, Jakarta:

Dahwadin Dan Farhan Sifa Nugraha. 2019. Motivasi Dan Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam. Jawa Tengah: CV Mangku Bumi Media

Departemen Agama RI, Al-Quran Tafsir perkata Tajwid Kode Angka, Tangerang

Selatan: PT. Kalim

Isna. Mansur. 2001. Diskursus Pendidikan Islam. Yogyakarta: Global Pustaka Utama

Irsyadul Ubad, Silfian Hanani dan Iswantir M, jurnal Fuaduna nilai edukatif tradisi

peringatan hari kematian di kenagariaan manggopoh sumatera barat

Jalaluddin. 2003. Teologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kaelan. Darmadiharjo 2010. pendidikan pancasila. Yogyakarta: pustaka belajar

Mahfud. Rois. 2011. Al-Islam pendidikan agama Islam. Yogyakarta: erlangga

Mestika Zed. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

M. Quraisy shihab. 1996. wawasan Al-Quran. bandung: mizan

Munarjdi. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Ilmu

M Ngalim Purwanto. 2002. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya

M. Yunus. 1990. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta:Hidakaya Agung

Page 89: nilai-nilai pendidikan agama islam dalam qs an-nisa' ayat

89

Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosda Karya

Dzahabi. Muhammad Husein. 2009. Ensiklopedi Tafsir Jilid 1. Jakarta: Kalam Mulia

Nurul Qamar Dan H. Salle. 2019. Etika Dan Moral Propesi Hokum. Makasar:CV.

Sosial Polotic Genius

Q.S.An-Nahal: 78

Sulastri, 2018. Nilai Karakter Dalam Pembelajaran Kimia, (banda aceh, Syiah kuala

university press,

Q.S An-Nisa‟: 36

Sutrisno, M. Ag. 2011. Pembaharuan Dan Pengembangan Pendidikan Agama Islam.

Yogyakarta: CV. Diandra Primamitra Media

Zuhairini. 1981. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya : Usaha Offset

Pritting

Zainuddin. 1991. Seluk Beluk Pendidikan Al-Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara

Zakiah Daradjad. 2008. Metodik Khusus Pengajaran Pendidikan Agama Islam.

Jakarta : Bumi Aksara

Rahman Ritonga. 2005. Akhlak, Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia.

Surabaya:PT Amelia

Saifullah MS. 2015. Kisah para Nabi. Jakarta: Qisthi Press

Hasan Zaini, M.A. 1997. Tafsir tematik ayat-ayat kalam Tafsir Al-maraghi. Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya

Syahrini Harahap. 2000. Metodologi Study dan Penelitian Ilmu-Ilmu Ushuludin.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Shihab. M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah. Lentera Hati, Jakarta:

Syaikh. Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu. 2008. Tafsir Ibnu Katsir

jilid 2. Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟I

Al-Maraghi. Ahmad Mushthafa. 1993. Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz V. Semarang: PT.

Karya Toha Putra Semarang