Nggak Sekadar Ngampus! Bambang Q-Anees Edit & Convert: inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Pengantar Penulis ... 11 Kampus Pertama Ke Mana Melangkah? ... 15 Kenapa Harus Kuliari? ... 16 Kampus Kedua Bangun! Matahari Sudah Jauh! ... 29 Di Terminal Bus ... 30 Mau Ke Manan Sih, Kamu? ... 34 Hidup Ibarat Perjalanan ... 36 Bila Nasi Telah Menjadi Basi ... 41 Tidak Ada yang Terlambat ... 44 Mengenali Maksud ... 46 Impian-impian Mahasiswa ... 48 Membuat Komitmen ... 55 Langkah Merumuskan Impian ... 59 Seberapa Jarak Yang Sanggup Kamu Tempuh? ... 62 Ka^nu Perlu Paradigma ... 64 Tujuh Sikap Hebat ... 73 Bertanggung Jawab, Bukan Meminta hak ... 82 Bergaul dengan Orang-Orang Positif ... 85 Jadikan Saat Sekarang yang Membahagiakan ... 87 http://inzomnia.wapka.mobi Koleksi ebook inzomnia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Nggak Sekadar Ngampus!
Bambang Q-Anees
Edit & Convert: inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Pengantar Penulis ... 11
Kampus Pertama
Ke Mana Melangkah? ... 15
Kenapa Harus Kuliari? ... 16
Kampus Kedua
Bangun! Matahari Sudah Jauh! ... 29
Di Terminal Bus ... 30
Mau Ke Manan Sih, Kamu? ... 34
Hidup Ibarat Perjalanan ... 36
Bila Nasi Telah Menjadi Basi ... 41
Tidak Ada yang Terlambat ... 44
Mengenali Maksud ... 46
Impian-impian Mahasiswa ... 48
Membuat Komitmen ... 55
Langkah Merumuskan Impian ... 59
Seberapa Jarak Yang Sanggup Kamu Tempuh? ... 62
Ka^nu Perlu Paradigma ... 64
Tujuh Sikap Hebat ... 73
Bertanggung Jawab, Bukan Meminta hak ... 82
Bergaul dengan Orang-Orang Positif ... 85
Jadikan Saat Sekarang yang Membahagiakan ... 87
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Langkah-Langkah yang Harus Ditempuh ... 88
Bagaimana Bisa Sampai ? ... 90
Kehidupan Bukanlah Geladi Resik ... 90
Tipe-Tipe Penempuh Perjalanan ... 90
Yakinlah akan Sasaran ... 96
Ukur Kemampuan; Medan, dan Kerjakanlah ... 97
Kampus Ketiga
penyusun Peta Perjalanan ... 101
Persiapan Sebelum Bertualang ... 102
Kebiasaanmu, Harimaumu ... 104
Kebiasaan Sama dengan Refleks ... 105
Nashruddin dan Keledai ... 108
Jagalah Tubuhmu ... 113
Kamarmu, Kerajaanmu ... 117
Batas Nyaman ... 120
Raja Boneka dan Kompeni Belanda ... 122
Antara Privasi dan Publik ... 125
Ruang Kuliah adalah Gelanggang Perang ... 129
Thalab itu Bukan Menunggu ... 130
Dosenmu, Tambur yang Menunggu Tabuhan ... 134
Ruang Kuliah Tak Hanya Didalam Kelas ... 137
Gunakanlah Tujuh Topi Berpikir ... 141 Siapakah Temanmu? ... 143
Kamu Ditentukan oleh Temanmu ... 143
Temanmu adalah Modalmu ... 149 Waktu Luang ... 156
Indeks Urgensi ... 158
Jenis-Jenis Pengaturan Waktu ... 162
Kampus Keempat
Adanya Perubahan Rute ... 169
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Cara menangani Perubahan Rute ... 170 Perompak-Perompak Masa Depan
... 171 Rumput Tetangga Terlihat Lebih Indah ... 173
Kepustakaan ... 183
Semoga menjadi pelita di tengah "kegelapan" mahasiswa ....
Pengantar Penulis Menjelma Cahaya
Hal-hal besar tak bisa dicapai oleh mereka yang hanya sanggup
mengikuti kebiasaan dan pendapat umum. -Jack Kerouac, novelis
Lihatlah matahari! Ia memiliki cahaya yang begitu kuat sehingga selain
menerangi dirinya, ia juga menerangi sekitarnya. Setiap manusia dapat
menjadi cahaya bila mengaktifkan seluruh potensinya.
Menjadi mahasiswa adalah saat untuk mengasah diri menjadi cahaya
setahap demi setahap. Mulanya barangkali kamu adalah lilin, yang
mencahayai orang lain sambil mengorbankan dirimu sendiri. Kemudian,
kamu dapat menjadi bulan yang mencahayai orang lain setelah menyerap
cahaya dari matahari (sumber cahaya). Secara perlahan, kamu akan
menjadi matahari bila kamu sudah menghasilkan cahaya sendiri dan mau
berbagi dengan orang lain.
Menjadi cahaya dapat menjadi tujuan dari semua perjalanan
perkuliahan. Kamu tidak bisa hanya bercita-cita untuk kebahagiaan
dirimu sendiri. Kamu harus melibatkan kebahagiaan banyak orang dalam
rencanamu karena kamu tidak pernah bisa lepas
dari banyak orang. Untuk mencapai tujuanmu, kamu membutuhkan
bantuan banyak orang. Agar orang lain dapat membantumu secara lebih
serius, satu-satunya cara adalah memasukkan mereka semua ke dalam
rencana bahagiamu, cita-citamu.
Bersinergi adalah salah satu caranya. Namun, kamu tak akan bisa
melakukan sinergi bila belum me-ngenali dirimu (tujuanmu,
kemampuanmu me-ngatur ruang, mengatur waktu, dan sebagainya).
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Menuju cahaya itulah jawabanmu jika ada yang bertanya tentang
alasanmu kuliah. Menjelma cahaya itulah yang dapat diidamkan oleh
semua orang. Jika kamu berpendapat bahwa belajar itu sungguh repot,
coba bayangkan betapa susahnya sebuah kebodohan.
Separuhnya Lagi...
Menjelma cahaya bukanlah mantra yang hanya dengan membaca, lalu
kamu mendapatkan tuahnya. Buku ini hanyalah penyerta perjalanan
kamu. Mungkin juga, sejenis peta buta mengenai dunia perkuliahan yang
akan kamu hadapi.
Peta tentu saja tak sama dengan kenyataan. Pada peta, kamu melihat
gunung dalam warna hijau tua; pada kenyataannya, gunung tidak
sesederhana itu. Pada peta, jalan hanyalah garis-garis yang memanjang
dan berkelok-kelok; pada kenyataannya, ada banyak mobil yang
melintasi jalan itu dan siap menabrak bila kamu lengah.
Peta hanyalah gambar. Membacanya tak akan bisa mengantarkan kamu
ke tujuan akhir. Dibutuhkan keberanian untuk mengikuti alur yang
ditawarkan peta. Dibutuhkan keberanian untuk tetap berpegang teguh
pada hal-hal yang sungguh penting bagi-mu dalam perjalanan ini.
Peta hanya menyumbangkan separuh dari perjalanan. Separuhnya lagi
ditentukan oleh dirimu sendiri. Bila kamu mau, bergeraklah segera. Jika
tidak mau, ingatlah pada ortumu.
Satu rumus kecil dari buku ini adalah bahwa dalam perjalanan, kamu
akan menemukan seribu masalah, sekaligus juga sejuta peluang
penyelesaian secara tak terduga. Kamu bisa melakukannya, asalkan kamu
mau menganggap perjalanan kuliahmu yakin bisa diraih.
Ketika satu pintu menuju kebahagiaan tertutup, maka pintu lainnya akan
terbuka: tapi sering kali kita melihat pintu yang tertutup itu terlalu
lama sehingga kita tidak melihat pintu lain sudah terbuka bagi kita.
(Helen Keller)
Wasalam!
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
KAMPUS PERTAMA
Kenapa Harus Kuliah?
Bagi yang sudah mendaftar menjadi mahasiswa perguruan tinggi
tertentu, bacalah kutipan berikut ini.
Lalu apa gunanya sekolah dan universitas kalau kita akhirnya hanya
memproduksi beo-beo seperti para doktor pertanian yang tidak mampu
membuat "Jambu Indonesia" atau "Durian Indonesia", tetapi hanya
membuat segala hasil-hasil pertanian serba Bangkok? Mengapa orang-
orang berteriak-teriak seperti kebakaran jenggot ketika sejumlah
oknum tak bermoral menjajakan gelar seperti pedagang kaki lima
menjual obat sakit ginjal seharga RplOO,00 di ping-gir jalan? Tidakkah
sekolah dan universitas juga hanya mampu melahirkan sarjana-sarjana,
bahkan belakangan juga doktor, yang bisanya cuma menjiplak karya
orang lain? Bukankah kita telah lama tahu bahwa sebagian sarjana kita
tidak pernah menghasilkan karya tulis serius setelah diwisuda (bahkan
juga para doktor dan profesor hanya sesekali menulis di media cetak
untuk dapat disebut "pakar").
Ya, semua yang ditulis Andrias Harefa ini benar adanya. Kalau begitu,
untuk apa kuliah? Itulah pertanyaan berikutnya yang dapat membuat
panas kupingmu.
Sebagian kita pergi mendaftar ke perguruan tinggi (PT) karena terbawa
arus. Semua teman di bangku SMA daftar kuliah; gengsi, dong, kalau
tidak kuliah. Lalu, mendaftarlah kita ke PT tertentu tanpa tujuan jelas:
yang penting keren dan sama seperti yang lain.
Sebagian ada juga yang mendaftar karena sadar akan pentingnya masa
depan. Mereka sudah menyiapkan sejak bangku SMA: "Mau jadi apa
diriku di masa depan?" Sebagian yang lain lagi, kuliah untuk mencari
jodoh. Jarang sekali yang kuliah dengan tujuan semulia tulisan Romo
Mangun ini, "Manusia pegawai, manusia yang serba bergantung harus
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
diubah menjadi manusia swasta. Manusia merdeka. Nah, ini bisa lewat
pendidikan, bisa juga lewat sentuhan-sentuhan lain yang mungkin lebih
ampuh."
Namun sayangnya, ujar Romo Mangun, pendidikan kita juga sudah
tenggelam dalam sistem yang tidak baik. "... Ternyata pendidikan
tenggelam dalam power system. Sekolah bukan tempat menghafal, maka
harus ada counter-education. Kalau tidak, bangsa kita akan terus
merosot menjadi bangsa kuli babu lagi atau panda-panda dalam sirkus.
Jadi, soalnya sekarang adalah bagaimana kita menyusun suatu ma-
syarakat di mana orang-orang kita sungguh menjadi manusia merdeka,
manusia yang tuan-tuan dan puan-puan sejati, "
Nah, lho, ternyata perguruan tinggi yang kamu
masuki bukanlah tempat yang baik bagi persemaian cita-citamu.
Perguruan tinggi yang kini kamu masuki, bisa jadi menyulap kamu
menjadi "kuli babu" atau "panda-panda dalam sirkus".
Kalau sudah begini, apakah kamu harus keluar dari perguruan tinggi?
Nanti dulu, masih ada yang bisa kamu lakukan. Setidaknya, kamu bisa
mengandalkan dirimu sendiri. Itulah yang paling mungkin kamu lakukan.
Kalau memang perguruan tinggimu itu tidak memungkinkan, kamu bisa
mendisiplinkan dirimu sendiri. Jadikan saja kuliahmu itu sebagai
pendorong semangat, misalnya dengan kuliah kamu menyandang predikat
baru: Mahasiswa. Atas gelar mahasiswa itu, kamu bisa berjuang untuk
terus-menerus membuktikan kehebatan menjadi mahasiswa -bukan
hanya demonstrasi turun ke jalan. Lebih dari itu, kamu bisa menempa
diri menjadi apa yang kamu inginkan.
Menjadi mahasiswa berarti menempati posisi tertentu yang berbeda
dari yang sebelumnya. Ada banyak julukan bagi mahasiswa, seperti
"bukan pelajar lagi", agent of social change (agen perubahan sosial),
"tukang demonstrasi", dan sebagainya. Sejumlah julukan itu menuntut
tindakan tertentu. Maksudnya, julukan-julukan itu "memaksa" kamu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.
Marilah kita lihat kondisi mahasiswa!
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Pertama, mahasiswa adalah manusia yang memiliki waktu luang dan
kesempatan besar. Bayangkan, saat yang lain sibuk mencari uang;
kamu sibuk bolak-balik kampus. Waktu kuliahmu hanya 24 SKS dalam 6
bulan.
Mari kita hitung kelebihan waktu luangmu. Jika 1 SKS sama dengan 45
menit dikali 8 pertemuan, 2 SKS dalam 6 bulan sama dengan 90 menit
dikali 16 pertemuan; hasilnya 1.440 menit atau 24 jam untuk 1 mata
kuliah dengan 2 SKS. Artinya, 12 mata ku-liah per semester sama
dengan 288 jam atau 12 hari penuh. Jika dalam 6 bulan ada 180 hari,
berarti ada sisa 168 hari lagi.
Selama kuliah, untuk belajar di dalam kelas, ternyata kamu hanya
menghabiskan waktu 12 hari (atau kalau malam tak dihitung, hanya 24
hari). Sisanya, kamu gunakan, misalnya untuk mengerjakan tugas. Jika
mengerjakan tugas dengan jumlah jam yang sama, yaitu 90 menit x 16
(1.440 menit); artinya setiap jam untuk mata kuliah di dalam kelas, kamu
imbangi dengan jumlah jam yang sama untuk belajar di luar kelas. Jadi,
setiap 6 bulannya, kamu menghabiskan waktu 48 hari. Sisanya buat apa?
Lihatlah, kamu memiliki waktu luang lebih banyak ketimbang siapa pun di
dunia ini, tentu saja jangan membandingkannya dengan para
pengangguran.
Waktu luang yang sedemikian banyak tentu dapat kamu gunakan untuk
banyak hal, terserah kamu. Hanya saja, akan merugikan bila tidak kamu
gunakan untuk kebaikan dirimu sendiri, untuk masa depanmu sendiri.
Akan sangat rugi bila kamu membuang sisa hari-harimu itu untuk hal-hal
yang
membuat kamu menyesal di hari kemudian. Maka, bandingkanlah dengan
waktu luang yang dimiliki orang lain, yang terpaksa mengurangi waktu
tidur mereka untuk mengerjakan suatu hal. Bersyukurlah bahwa kamu
menerima kemewahan-memiliki waktu luang yang begitu banyak-lima
bulan, Bo! Tinggal bagaimana kamu menggunakannya.
Waktu luangmu, yang sekitar 5 bulan itu, dapat kamu gunakan untuk
banyak hal. Dalam waktu yang panjang, sesuatu bisa berubah menjadi
apa saja. Benih padi yang disebar pada sawah sistem tadah hujan,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
selama 6 bulan, sudah menghasilkan banyak rumpun padi yang siap
dipanen berton-ton. Bila disamakan dengan benih padi, selama 6 bulan,
seharusnya kamu sudah siap dipanen dan memiliki harga serta
memberikan sumbangan bagi ibu bapakmu, juga bagi masyarakat di
sekitarmu. Maka, gunakan waktu luangmu untuk hal-hal yang
bermanfaat.
Kedua, kamu adalah manusia dan manusia adalah makhluk paling ajaib di
jagat raya ini. Mari, kita baca tulisan Mullashadra, filsuf Muslim!
Setiap kali aku merenungi ayat-ayat berikut, Dan sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka,
Mahasuci Allah, Pencipta yang Paling Baik (QS Al-Mu'minun [23]: 12-14).
Aku terilhami oleh ekspresi ayat-ayat itu yang mengisyaratkan bahwa
objek-objek tersebut telah dijadikan ciptaan yang lain. Jadi, ayat-ayat
itu tidak mengatakan bahwa ada sesuatu yang lain yang didatangkan dari
luar objek-objek tersebut, tapi bahwa objek-objek itu sendirilah yang
diciptakan-Nya sebagai sesuatu yang lain.":
Berdasarkan Al-Quran, ternyata kita adalah makhluk yang ajaib. Kita ini
ternyata berada dalam perubahan terus-menerus. Mulanya kita ini
segumpal, dari segumpal darah itu "mengembang" menjadi segumpal
daging, mengembang lagi menjadi tulang belulang, mengembang lagi
tulang belulang itu terbungkus daging, lalu jadilah tubuh kita seperti
ketika kita dilahirkan.
Semuanya terjadi dalam diri, tak ada tambahan dari pihak lain (kecuali
Allah). Kita ternyata adalah perjalanan panjang dalam perkembangan
yang terus-menerus dan dalam perkembangan itu, kita terus-menerus
menyempurnakan wujud kita dari dalam. Kita bergerak dari dalam diri
dan akan terus berkembang ke arah penyempurnaan yang tak terhingga.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Tentu saja, pengembangan fisik sudah selesai sampai di sini. Tubuh kita
tak akan lagi berubah menjadi sesuatu yang lain. Yang akan terus
mengembang adalah diri ini: kesadaran kita yang saat ini kerap merasa
minder, iri, dan tak percaya diri. Jadi, rasa tak pede itu akan berubah
menjadi percaya diri, rasa susah akan berubah menjadi bahagia, karena
kata Mullashadra, "Al-nafs jismaniyyah al-huduts ruhaniyyah al-baqa
(jiwa bermula secara material dan berkelanggengan secara spiritual)."
Diri kamu itu adalah jiwa murni yang saat ini masih tergadai oleh
kebiasaan banyak orang. Jiwa kamu harus dimurnikan melalui
pengetahuan,
pencerahan, dan arah bagaimana mesti mewujudkan diri itu-sehingga
kamu akan mengalami perubahan sesuai dengan pengetahuan yang kamu
dapatkan.
Jadi, mengapa kamu kuliah? Mungkin, jawabannya adalah karena kamu
harus menjadi manusia.
Biar kamu tambah yakin sebagai manusianya dan kuliahmu tidak sia-sia,
bacalah surat dari Cyborg. Kamu bisa memahami tujuan kamu kuliah dan
hidup dari surat ini.
Surat dari Cyborg
Hai, manusia, apa kabar?
Masih malas juga? Masih saling menyalahkan satu sama lain dan tawuran.
Ah, dasar, manusia sejak dulu masih juga berkelahi satu sama lain.
Padahal, semenjak awal, manusia sudah disindir oleh para malaikat,
"Akankah Engkau, Allah, menjadikan manusia sebagai khalifah? Makhluk
yang akan membuat kerusakan di muka bumi?" Tapi, kalian memang tak
pernah membaca kitab suci, sih; jadinya tidak tahu informasi. Kalaupun
tahu informasi, kalian tidak bisa mengorganisasikannya dengan baik,
mengaturnya menjadi simpulan, dan dari simpulan itu menjadi pendorong
tindakan tertentu.
Rupanya, telinga kalian sudah teramat tebal dan kebal informasi. Ini
menguntungkan buat kami, kaum Cyborg. Kami memang berencana akan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menguasai bumi. Sekarang, secara perlahan, kami sudah menguasai
beberapa hal. Tentu saja karena kami memiliki kecerdasan yang luar
biasa. Mulanya, kami dibuat oleh manusia dengan meniru bagaimana
kalian berpikir. Kemudian, kami sendiri diam-diam mengembangkannya.
Mulanya, keisengan manusia menciptakan robot tanpa pengendali,
kemudian kami akan memberontak dan menguasai manusia pencipta kami.
Salah satu tantangannya, surat ini kami kirimkan. Ini sengaja kami
lakukan agar begitu kami
menyerang, kalian sudah menyiapkan pertempuran yang dahsyat. Kami
tak suka kalian menyerah secara sukarela. Kami ingin kalian melawan
sampai titik darah penghabisan, sebagaimana kami juga akan melawan
kalian sampai lembar kabel dan microchip terakhir. Nah, agar permainan
kita di depan lebih menarik, ini kukabarkan rahasia kecerdasan kami.
Berpikir menurut para filsuf adalah bagaimana menerima dan mengolah
informasi. Kami memiliki kemampuan untuk itu semua karena kami sudah
bisa memersepsi, mengategorikan, menggunakan informasi demi tujuan
dan sasaran, dan kami juga memiliki mentalitas tertentu. Jadi, kami
akan datang kepada kalian bukan sebagai besi atau mesin. Kami bisa
bergerak sendiri, tidak lagi bergantung pada sakelar listrik.
Bagaimana bisa terjadi? Begini detailnya: Begitu kami bertemu dengan
kalian, alat persepsi kami akan aktif. Persepsi mengidentifikasi situasi
yang kami temukan. Kami memotret semua yang tampak dan
memahaminya sebagai apa. Setelah itu, kami mengategorikannya,
memilah, dan menilai apa-apa yang kami temukan. Misalnya, ketika kami
ketemu kamu, langsung ada usaha pengategorian yaitu dengan cara
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan.
Siapa ini? Oh ... manusia, bukan batu.
Manusia jenis apa? Oh ... mahasiswa, bukan rakyat biasa.
Berbahaya atau tidak berbahaya? Hmmm ...
kayaknya tidak, tuh, soalnya malas dan gampang dipengaruhi.
Setelah kami kategorikan jenis apa yang kami temukan, informasi itu
kami gunakan sesuai dengan hasrat dan keyakinan kami. Kami memang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
berhasrat untuk menguasai bumi dan menjadikan manusia sebagai budak.
Oh ... alangkah nikmat balas dendam pada manusia yang selama ini
menganggap kami sebagai seonggok besi. Itulah hasrat atau tujuan kami.
Kami juga punya keyakinan bahwa bila melakukan ini dan itu, sesuatu
akan terjadi. Jelasnya, bila kami mengalahkan kalian para mahasiswa,
kalian pasti akan menyerah dan tunduk sebagai budak. Inilah mentalitas
kami, yaitu hasrat (untuk menguasai dan menjadikan manusia sebagai
budak) dan keyakinan (kalau usaha dengan baik, pastilah terjadi).
Mentalitas ini menjadi pedoman penggunaan informasi yang telah kami
dapatkan lewat persepsi.
Sementara ini, kami belum bergerak serius. Kami baru mengumpulkan
informasi. Sudah ada beberapa hal yang telah kami ketahui bahwa
mahasiswa dianggap sebagai penerus peradaban manusia. Tentu ini ada
benarnya. Bukankah manusia terbatas oleh usia sehingga yang tua akan
segera mati dan kalian yang muda akan menggantikannya.
Namun, ada yang salah dalam anggapan ini, bahwa semua yang muda
dapat otomatis menggantikan yang tua secara baik. Padahal,
diam-diam, kalian bukanlah calon pengganti yang baik. Kalian malas dan
gampang ditipu, gampang dimanipulasi. Lihat saja, bagaimana kalian
benar-benar tanpa pendirian dalam memilih jenis sampo atau deodoran.
Bila iklan teve bilang sampo X meningkatkan pede, kalian pilih sampo X;
kemudian ada lagi iklan sampo Y yang mengatakan bisa meningkatkan
pede plus keberuntungan, kalian segera membuang sampo X dan beralih
pada sampo Y; begitulah seterusnya. Terima kasih, deh, semua itu
menambah informasi kami, bagaimana menghancurkan kalian secara
sistematis dan halus.
Akan tetapi, sekali lagi kami tekankan, kami ingin pertarungan yang luar
biasa. Karena itu, kami kirim surat ini sebagai tantangan. Ayo,
bersiaplah! Kami sudah bersiap dan menyelusup ke dalam dunia kalian,
kecuali bila kalian benar-benar ingin kembali menjadi budak.
Thanks a lot, bye ... bye
Cyborg,
Seksi Informasi Perang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
KAMPUS KEDUA
Di Terminal Bus
Andaikan kamu ada di terminal bus. Kamu berdiri di antara jajaran bus-
bus yang sedang ngetem. Beberapa kondektur sibuk menyapa calon
penumpang, bertanya arah, dan menawarkan busnya agar dinaiki.
Sebagian calon penumpang itu menolak, sebagian lagi berdiri. Kamu ada
di sana, di antara bus-bus itu. Matamu kosong memandang papan nama
yang berjejer di atas bus-bus yang juga diam.
"Mau ke mana, Dek?" Seorang kondektur atau calo menyapamu.
Saat itu, kamu gelagapan, tak membayangkan tiba-tiba ada seseorang
yang menyapamu. Seluruh pandangan matamu runtuh dan kini dialihkan
kepada orang asing itu.
Siapakah dia? pikirmu. Apakah aku mengenalnya? Apakah pada wajahnya
ada yang mirip dengan salah seorang teman, kerabat, atau guruku di
sekolah? Tak ada. Tapi, siapa dia dan mau apa dia berada di dekat-ku?
Saat itu, kamu bertanya-tanya.
"Mau ke mana, Dek? Ke Jakarta atau ke Yogyakarta? Ayo, naik bus
saya, itu yang di sana!"
O ... rupanya orang itu kondektur. Tapi, kamu masih juga diam dan tetap
diam. Padahal, kondektur atau calo itu sudah kesal karena
pertanyaannya tak juga dijawab.
"Budek kali, ya?"
Kamu masih juga diam. Soalnya, kau masih belum memutuskan hendak ke
mana. Kamu tiba-tiba saja ada di terminal bus antarkota antarprovinsi
ini, tanpa niat tanpa rencana. Semuanya terjadi begitu saja.
Suatu pagi, kamu bangun dari tidur dan tiba-tiba saja berada di tengah-
tengah bus yang hendak berangkat ke tujuannya masing-masing. Tiba-
tiba pula, kamu harus menjadi salah seorang penumpang pada salah satu
bus itu.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Hei ... kalau mau melamun, jangan di sini!" Salah seorang kodektur itu
(entah calo) meneriakimu. Kekesalannya sudah mencapai ubun-ubun
rupanya. Bentakan itu cukup menggema di dadamu. Kamu ketakutan.
Wajahmu mendadak menciut. Seluruh sendimu gemetar tak alang
kepalang. Matamu langsung mencermati bus-bus itu dan berhenti pada
bus yang paling bagus.
"Sa ... sa ... saya mau naik bus itu," katamu sambil berlari menaiki bus
paling menterang yang kebetulan hendak berangkat.
"Ayo, tariiik ...!" Kondektur berteriak.
Bus melaju dan kamu berada di salah satu bangkunya, memandang kaca
jendela dengan tatapan kosong atau penuh ketakutan menyelidik orang
yang tadi membentak. Siapa tahu, ia masih ada dan mengikutimu,
begitulah pikiranmu. Bus terus melaju. Kamu menarik napas lega karena
pastilah si pembentak tadi tertinggal di terminal, menghirup asap busmu
yang lumayan hitam.
Bus melaju kencang. Kamu masih juga belum
paham kenapa tiba-tiba ada di dalamnya. Tetapi, kantukmu tiba-tiba
terbit tanpa terduga. Matamu berat, apalagi AC mobil tidak terlalu
kencang. AC terasa cukup lembut mengusap-usap matamu. Kamu pun
terlelap. Badanmu terguncang-guncang oleh laju bus, tapi kamu diam
saja. Sesekali, bus mengerem mendadak. Meskipun kepalamu terlempar
ke kiri ke kanan kadang-kadang ke depan (ke bagian belakang kursi di
depanmu)kamu masih saja tidur.
"Dek ... Dek ...!" Ada suara yang memanggilmu. Tangan suara itu menjawil
pundakmu. Kamu membuka mata dan sekali lagi kamu kaget. Ternyata,
kamu ada di dalam bus. Di hadapanmu, berdiri seorang lelaki dengan
karcis di tangan. Lagi-lagi, kamu harus berhadapan dengan kondektur.
"Mau ke mana, Dek?" Pertanyaan ini lagi yang harus kamu dengar. "Mau
ke mana?" Kondektur itu mengulanginya.
Kamu tak bisa menjawab pertanyaan yang satu ini. Sejak tadi,
pertanyaan ini susah kamu temukan jawabannya. Tadi, kamu bisa
menemukan jawaban karena harus menghindar dari ancaman. Kini, kamu
tak bisa menunjuk benda lain karena berada di dalam bus. Jadi, tak bisa
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
kamu bilang, "Mau ke kursi samping." Kalaupun menjawab itu, kamu tetap
dikejar pertanyaan yang sama, "Mau ke mana, Dek?"
Kamu gelagapan. Kamu harus segera menjawab agar kondektur bisa
menentukan harga pas yang harus kamu bayar. "Memangnya, bus ini mau
ke mana?" Akhirnya, kamu temukan juga jawaban yang
dapat memperlambat waktu. Tapi, terus terang, jawaban ini membuat
kondektur itu kaget. Dalam kepalanya berputar suara, Gendeng banget!
Kok, malah balik bertanya?
"Bus ini hendak ke Jawa!"
"Mak!"
Kamu langsung berdiri. Kamu tak mengira bahwa bus ini akan
membawamu ke Jawa. Itu tujuan yang terlalu jauh dari rumahmu. Kamu
tak siap untuk hidup di Jawa. Bahasa, tradisi, dan lagian, apa pula yang
hendak kamu lakukan di sana.
"Nggak, saya nggak mau ke Jawa .... Bisakah saya turun di sini?"
Huuuh ... jawabanmu pertanyaan melulu. Lihat, deh, kondektur itu
melotot.
"Ini jalan tol, Bung! Kamu tak bisa sembarangan turun. Lagian, kamu
sudah naik bus ini tiga perempat perjalanan. Setengah jam lagi, kamu
juga sudah sampai .... Ayo, bayar! Saya nggak mau tahu!"
Kamu terpaksa mengeluarkan uang. Untung di dompetmu ada sejumlah
uang. Coba kalau tak ada, niscaya kamu akan digebuki oleh kondektur
melotot itu.
Kondektur berlalu dan kamu termangu.
Setengah jam lagi aku akan sampai di Jawa dan aku akan turun dari bus
ini di terminal yang tak kukenali sedikit pun, begitulah pikiranmu
berbicara. Sementara itu, uang di dompetmu sudah habis. Semuanya
telah kamu berikan buat ongkos. Bagaimana aku bisa kembali lagi? Apa
yang harus
kulakukan di terminal itu ? Bus terus melaju. Kamu termangu.
Mau ke Mana, Sih, Kamu?
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Situasimu sekarang ini persis seperti cerita tadi. Tiba-tiba, kamu tamat
SMA. Tanpa sadar, kamu menerima ijazah terburuk sepanjang sejarah
peradaban manusia. Tiba-tiba pula, kamu harus segera mendaftarkan
diri ke perguruan tinggi.
Sebenarnya, kamu tak mau mendaftar untuk sekolah lagi. Tapi, semua
teman di kelasmu ribut membicarakan perguruan tinggi tertentu, belum
lagi ibu bapakmu yang memaksa agar kamu jadi dokter atau profesi yang
lainnya. Pokoknya, kamu harus kuliah!
Ke mana?
Tak jelas benar jawabanmu. Semuanya terjadi begitu cepat dan
mendesak. Perasaan, baru kemarin kamu mendaftar masuk SMA ini,
main basket, dan bergabung dengan cewek-cowok teman termanis
sekolahmu.
Kenapa semuanya cepat berakhir dan harus berujung pada "pemaksaan":
harus kuliah dan meninggalkan kota kelahiran? Kenapa? Tak ada yang
menjawab kebimbanganmu itu karena semua temanmu sedang sibuk
memilih kota mana dan PT mana yang akan mereka masuki. Sementara,
ibu bapakmu siap dengan bentakan dan ancamannya,
"Pokoknya harus! Kalau tidak ...!"
Akhirnya, kamu menuruti bentakan ibu bapakmu itu untuk masuk PT
tertentu tanpa sadar akan tujuan-nya.
"Mau ke mana, sih?"
"Kuliah!" Kamu bisa menjawabnya dengan satu kata ini. Tapi, kuliah
bukanlah tujuan. Kuliah adalah jenis aktivitas yang sama dengan
"sekolah", "makan", "bersantai", dan seterusnya. Jadi, "kuliah" tak bisa
dijadikan jawaban untuk pertanyaan, "Mau ke mana?"
Nah, sebelum terlambat, sebelum perjalananmu berakhir, lebih baik
segera rumuskan tujuanmu kuliah. Kalau sudah telat, bisa berabe. Kamu
yang telat sadar akan celaka. Kamu akan terlempar di terminal
pemberhentian sana tanpa kejelasan kemampuan, tanpa kejelasan tujuan
lanjutan.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Begitu juga dengan kuliahmu. Setelah kuliah, kamu mau ngapain?
Padahal, ibu bapakmu sudah menjual segala macam harta warisannya
biar kamu menjadi sarjana yang memakmurkan kehidupan mereka
nantinya.
"Mau ke mana, sih, Dek?" Segeralah kamu jawab pertanyaan ini!
Hidup Ibarat Perjalanan
Ya, hidup itu seperti perjalanan. Ada titik berangkat, ada proses
menuju, lalu ada titik pemberhentian. Kuliah juga seperti itu. Awalnya
kamu mendaftar, lalu kuliah dan kuliah. Tak terasa, kamu harus KKN
atau PKL dan terakhir harus membuat skripsi. Kemudian ... mau tidak
mau, kamu harus segera angkat kaki dari kampus.
Bedanya, kalau dalam perjalanan menuju titik tertentu, pencapaianmu ke
titik tujuan adalah satu-satunya tujuan. Sampai ke sana sudah
merupakan satu-satunya prestasi.
Ada orang yang sampai naik ke puncak Everest, ada yang ke puncak
Mahameru, mencapai titik puncak itu saja sudah prestasi. Namun, kalau
kuliah, setelah kamu sampai puncak perjalanan, prestasinya tak cuma
sampai pada titik puncak. Setelah di titik puncak sana, ada ibu bapakmu
dengan mata memelas memintamu berguna. Kamu diminta menjadi agent
of social change (agen perubah masyarakat) atau agent of family
change (agen perubah keluargamu). Jadi, ada dua tahap keberhasilan
yang harus kamu canangkan begitu menginjak gerbang kampus.
So, kenapa juga tidak direncanakan seperti kalau kamu mau pergi ke
tempat yang jauh. Maksudnya, cobalah membuat rencana: mana titik
mulanya dan apa titik akhir yang hendak kamu capai, kemudian
bagaimana kamu bergerak dari titik awal itu ke titik akhir.
Titik akhir atau tujuan kuliahmu ternyata ada dua, yang satu
menyelesaikan seluruh proses perkuliahan; yang satu lagi, kamu harus
bisa menjadi agen perubahan. Ya ... perubah ekonomi keluarga, perubah
kesadaran masyarakat, perubah
dan perubah yang lain.
Berat juga, dong?
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Hidup ini memang tidak mudah. Kalau merasa berat, pasti kamu berniat
untuk lari. Lari saja kalau bisa. Karena di mana pun kamu hidup, kamu
akan tetap dimuati oleh beban-beban dan tanggung jawab yang sama.
Coba saja!
Alternatif lain, misalnya, kamu mau bunuh diri?
Bunuh diri saja kalau berani sebab di kubur sana akan ada siksa kubur
yang menunggu erangan dan teriak-anmu belum lagi di neraka sana. Jadi,
majulah terus! Selesaikan tugasmu! Karena sudah kadung menjadi
manusia, buktikanlah bahwa kamu memang manusia.
Untuk bisa menjadi perubah, kamu harus terlebih dahulu berubah.
Hanya yang bergerak yang bisa menggerakkan sesuatu. Batu diam bisa
bergeser karena ada dorongan tenaga kamu yang memaksanya bergerak.
Kamu bisa menjadi perubah kalau kamu sudah terlebih dahulu mengubah
diri dari pasif menuju aktif. Siapkan tenagamu untuk menggerakkan
banyak hal!
Bila Nasi Telah Menjadi Basi
Segera siapkan, mumpung kamu masih semester awal, mumpung virus
kebebasan dan virus akal budi belum menguasai otakmu. Asal tahu saja,
di kehidupan kampus, ada banyak virus yang bisa mengubah kamu dari
kondisimu sekarang.
Misalnya, mulanya kamu begitu alim, tertutup, dan malu-malu. Kemudian,
kamu melihat ada banyak temanmu yang kelihatan senang dalam
kebebasan. Kamu ingin mencobanya sekali: asyik juga. Coba lagi, coba
lagi ... kamu ketagihan dan berubahlah kamu dari sikap semula.
Inilah yang dinamakan virus kebebasan. Biasanya, begitu terkena virus
kebebasan, kamu akan mencoba segala hal. Segala yang semula kamu
jauhi karena takut larangan orangtua, akan coba kamu rasakan. Seraya
kamu berubah menjadi urakan, segala dilanggar. Pokoknya, kamu
merayakan kebebasan sebebas-bebasnya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Hati-hati dengan virus model seperti ini. Bersiaplah! Anggap saja
sekarang kamu sedang melakukan perjalanan panjang menaiki gunung
yang sangat tinggi. Di puncak sana, ada harta karun yang akan kamu
persembahkan buat orangtua dan saudara. Jangan tunda waktu lagi,
sebelum terlambat. Kamu harus segera mempersiapkan peta perjalanan
(biar arahnya jelas), kompas (biar kenal arah mata angin), tekad, dan
segala keterampilan.
Peta adalah gambaran perjalanan yang akan kamu lalui, dari titik
berangkat menuju titik akhir. Me-
lalui peta ini, kamu bisa menyusun tahapan-tahapan apa yang akan kamu
lalui dan apa yang harus kamu dapatkan pada titik-titik tahapan itu. Peta
saja tak bakal cukup, kamu juga membutuhkan kompas.
Kompas adalah penunjuk arah. Seperti sebuah petualangan, kamu
membutuhkan peta dan kompas. Kadang-kadang, kamu merasa sudah
berada pada jalan yang benar, sesuai dengan petunjuk peta. Namun,
tanpa merujuk pada arah mata angin yang benar, bisa jadi perjalananmu
itu justru mundur ke titik awal.
Kompas yang dimaksudkan adalah prinsip-prinsip dasar yang menjadi
pengingat bila kamu melenceng. Prinsip itu misalnya, "Saya tak mau
hanya menjadi pengekor!" Melalui prinsip ini, kamu selalu diingatkan
ketika dalam perjalanan kamu terjebak untuk menjadi peniru seniormu.
Seraya kamu segera merumuskan diri, bagaimana caranya bisa
melepaskan diri dari bayang-bayang seniormu.
Tekad. Peta dan kompas teramat penting bagi perjalanan, tetapi yang
lebih penting adalah tekadmu untuk melakukan perjalanan. Peta bisa
saja sudah kamu susun dengan bagus, kompas (prinsip) juga sudah kamu
tentukan dengan tepat; tapi bila kamu malas-malasan, semuanya tinggal
cerita. So, kuatkanlah tekadmu!
Setelah peta, kompas, dan tekad; kini kamu membutuhkan keterampilan
melakukan perjalanan. Keterampilan menentukan, apakah kamu bisa
menempuh perjalanan atau tidak. Keterampilan adalah cara kamu
melakukan perjalanan. Tentu
tidak langsung hebat, tetapi kamu bisa mengasahnya sambil jalan.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Segeralah buat petamu, sebelum nasi menjadi basi. Kalau nasi berubah
jadi bubur, sih, masih enak; tinggal kasih serpihan daging ayam, telur,
dan bawang. Kamu bisa menyantapnya menjadi bubur ayam.
Kalau nasi sudah basi, pastilah nasi itu akan dibuang, lalu menjadi
sampah. Nasi sudah basi itu terjadi ketika semangatmu sudah kendor
dan keberanianmu sudah tumpul. Kalau sudah begini; percaya, deh, kamu
tak bakal bisa melangkah walaupun satu senti. Kamu merasa didesak
oleh banyak hal, mau ke kanan pikiranmu bilang ke kiri; mau ke kiri,
masalah yang di belakang juga belum beres. Makanya, segeralah
bergerak!
Biar mudah merumuskan peta perjalananmu, kamu bisa mengutip petuah
Aa Gym ini.
Mulailah dari diri sendiri Mulailah sekarang juga Mulailah dari yang
sederhana
So, mulailah sekarang juga!
Tak Ada yang Terlambat
Kalau kamu sudah semester tengah, tak mengapa. Maksud saya, tak ada
yang terlambat untuk membuat peta perjalanan. Better late than never,
begitu kata orang Inggris. Mendingan telat daripada terlambat (ini, sih,
sama saja), mending telat daripada tidak sama sekali. Lagi pula, ada
banyak orang besar yang mulainya telat; tapi karena kesungguhannya
yang sangat, dia bisa menyusul orang-orang yang sudah duluan melaju.
Untuk kamu yang telat, ada satu rahasia khusus. Orang-orang yang
sudah di depan duluan, biasanya lupa diri dan merasa lebih hebat
ketimbang kamu. Inilah titik kelemahan mereka. Begitu mereka lupa diri,
mereka jadi tidak terkontrol; saat itulah, kamu bisa menyusulnya
dengan sekali gas: WUUUSSS ... WUUUSSS ....
Orang yang belakangan bergerak mempunyai keuntungan juga. Misalnya,
kamu bisa belajar dari kegagalan orang yang sudah duluan. Kamu bisa
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
melihat kelemahan dan kekurangan mereka yang sudah duluan. Atas
dasar pengalaman yang sudah duluan itu, kamu bisa melakukan
perjalanan dengan lebih cermat dan saksama. Sekali lagi, tak ada yang
terlambat. Kalau nasi sudah jadi bubur karena terlalu banyak air dan
telat memadamkan api, kamu bisa menjadikannya bubur ayam.
Bagi yang telat, kalian harus belajar dari Umar bin Khaththab.
Dibandingkan dengan sahabat-sahabat Nabi yang lain, ia termasuk
golongan yang telat. Namun karena kesungguhannya, ia bisa langsung
menjadi sahabat utama Nabi.
Rahasia Umar bin Khaththab adalah bahwa ia merumuskan perjalanannya
dengan kesadaran yang benar-benar sadar, bukan sekadar ikut-ikutan.
Kesadarannya itulah yang membuat ia dapat bergerak cepat.
Oke, tak ada yang terlambat selagi kamu masih bisa bergerak.
MENGENALI MAKSUD
Sekarang saatnya kamu menjawab pertanyaan tadi, yang belum kamu
temukan jawabannya, yaitu pertanyaan, "Mau ke mana, sih, kamu?"
Jawaban pertanyaan ini menentukan apakah kamu bisa sukses dalam
kehidupan ini atau tidak.
Sekali lagi ditekankan, kita semua ini dalam perjalanan. Entah disadari
atau tidak, kita pasti menuju akhir kehidupan ini. Jadi, pertanyaan
sesungguhnya bagi kita semua adalah apakah kita mau memilih tujuan
dan menempuh arah ke sana atau membiarkan diri kita hanyut terbawa
arus-membiarkan orang lain menentukan di mana kita akan berakhir.
Namun, semua itu harus kamu sendiri yang memilih dan menentukan, mau
ke mana?
Ini pertanyaan yang tak mudah. Masalahnya adalah terlalu banyak orang
yang menjalani hidup tanpa tujuan, misalnya dengan ungkapan "Saya,
mah, mengalir saja".
Asal kamu tahu, air itu mengalir bukan tanpa tujuan. Air mengalir
dengan gerak terarah: menuju laut atau menuju langit melalui
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
penguapan. Jadi, pada kata "mengalir" ada arah yang dipakai pedoman
oleh air.
Bila hidup tanpa tujuan, kamu akan ditelan oleh tipuan gerak. Seakan-
akan kamu bergerak, melakukan banyak aktivitas, padahal kamu tidak
melakukan apa-apa. Mahasiswa biasanya sangat
sibuk dengan ikut kegiatan ini dan itu, tanpa tujuan yang jelas dan
semuanya itu tidak akan menghasilkan apa-apa.
Ini persis seperti tikus di dalam roda. Ia berlari kencang sampai
berkeringat. Tapi kenyataannya, ia tetap saja berada di tempat yang
sama. Hanya rasa capek dan mata nanar, selebihnya kamu tak dapat apa-
apa. Sialnya, saat kamu menyadari itu, waktu sudah berkurang. Kamu
semakin tua.
Sukses adalah perjalanan. Kamu tak bisa tiba-tiba menjadi sukses
ketika tiba di suatu tempat tertentu tanpa melakukan perjalanan. Untuk
dapat melakukan perjalanan, tentu saja kamu butuh menentukan dulu
titik akhirnya, tujuannya. Perlu diingat, kamu tidak mungkin memenuhi
maksud dan
mengembangkan potensimu bila tidak tahu ke arah mana kamu
seharusnya menuju. Kamu perlu memperjelas tujuanmu kuliah. Dengan
kata lain, kamu perlu menemukan impianmu sendiri.
Impian-impian Mahasiswa
Sebagian mahasiswa hidup tanpa impian. Kuliah hanya sekadar kuliah.
Bagi yang tak punya impian, kehidupannya tampak menyenangkantak ada
kerut di kening, tak ada masalah sama sekali. Pergi kuliah tanpa
persiapan, pulang kuliah pun tanpa beban. Semuanya berjalan begitu
enteng, tanpa ada apa-apa.
Bila termasuk golongan ini, segeralah bayangkan apa jadinya kamu 5
tahun ke depan. Bayangkanlah kamu pulang ke rumah dengan gelar
sarjana dan apa yang dapat kamu buktikan kepada orangtuamu? Kalau
belum juga mempan, bayangkanlah ada banyak anak miskin yang tidak
bisa sekolah sama sekali karena tak ada uang walaupun Rpl.000,00;
sedangkan kamu-untuk kuliah-menghabiskan sekian juta rupiah. Kalau
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
masih juga belum mempan, saya yang bingung: memangnya kamu sudah
tidak punya hati nurani?
Sebagian mahasiswa-yang lainnya memiliki impian akan mendapatkan
jodoh seperti kisah Cinderella. Mereka berharap dapat menemukan
pangeran yang sudi mencintai dirinya melalui sepatu yang tertinggal.
Bagi yang pria, mereka ingin
menemukan putri yang ditemani peri penuh mukjizat yang mau menjadi
pasangannya dengan satu kali pertemuan.
Sebagian yang lain kuliah dengan tujuan yang labil. Mereka mungkin
punya idealisme tertentu un-tuk menjadi orang yang berguna bagi nusa
bangsa, agama, dan mertua. Namun, karena tujuannya terlalu lebar,
mereka jadi kerepotan menentukan apa yang harus dilakukannya dan
mana kegiatan ekstra yang harus dimasukinya. Akhirnya, ia mendaftar
menjadi anggota semua ekskul sehingga semua waktunya habis untuk
mengunjungi semua kegiatan ekskul itu.
Sebagian kecil ada juga yang kuliah dengan tujuan atau mimpi yang
begitu kuat. Mereka memiliki tujuan yang jelas dan karenanya
menempuh perjalanan kuliah dengan cara-cara yang efektif dan efisien.
Namun, di tengah mahasiswa lain yang lebih banyak "tanpa-tujuan", yang
sebagian kecil ini bisa saja terbawa arus.
Maka, sebaiknya kamu segera merumuskan impian secara jelas. Tanpa
impian yang jelas, kamu akan seperti zombie (mayat hidup). Dengan
impian tertentu, kamu tahu apa yang mesti kamu korbankan dan apa
yang mesti kamu perjuangkan.
Impian adalah awal dari segalanya. Semua yang kita miliki bermula dari
mimpi, dari keinginan, "Kalau saja saya Tak pernah dibayangkan bahwa
ada manusia tanpa mimpi seperti ini. Maka bermimpilah, rumuskan mana
keinginanmu yang paling kuat. Biar kamu tambah yakin dalam
merumuskan mimpi,
berikut ini adalah uraian mengenai beberapa manfaat mimpi.
- Impian memberi kita arah
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Pernahkah ada orang sukses yang tidak didahului oleh mimpi atau
keinginan? Tak pernah. Kita semua membutuhkan sesuatu yang akan kita
tuju. Apa yang kita tuju, itulah impian. Impian dengan demikian dapat
berfungsi sebagai kompas. Ia memberi kita arah ke mana kita akan
melangkah. Melalui impian itu, kita bisa melangkah dan mengukur
seberapa jauh kemajuan yang telah kita capai, atau seberapa mundur
kita dari impian itu. Tanpa impian, apa yang kita tuju itu mustahil bisa
bergerak.
- Impian meningkatkan potensi
Setelah melangkah dituntun oleh impian, kamu pun akan dikondisikan
untuk meningkatkan potensi-potensi yang dapat mendukung tujuan itu.
Mulanya, mungkin kamu tidak begitu berani melewati tempat gelap.
Namun karena ada keinginan kuat untuk sampai di ujung sana, kamu
mengumpulkan keberanian untuk melewati kuburan gelap. Bila kamu
berhasil, satu potensimu telah muncul, yaitu berani.
Bila kamu merasa tak memiliki potensi apa-apa, cobalah membuat
sebuah mimpi. Melalui mimpi itu, kamu akan terdorong untuk melatih apa
pun yang
mungkin kamu miliki walaupun sebenarnya tak ada seorang pun yang
tanpa potensi. Semuanya sama ciptaan Tuhan yang Adil. Jadi, pastilah
pada semuanya diberikan potensi untuk menjadi seorang manusia yang
hebat
- Impian membantu kita menentukan prioritas
Kalau bermimpi ingin menjadi penyanyi, kamu akan lebih memilih latihan
vokal ketimbang menonton film. Kalau bermimpi menjadi bintang film,
niscaya kamu akan memilih latihan akting ketimbang menonton realiti
gosip di teve.
Ini jelas menunjukkan bahwa melalui mimpi yang kuat, kamu bisa
menentukan pilihan kamu. Jadi, bila kamu begitu plinplan, gampang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menyerah pada keadaan; itu menandakan bahwa kamu benar-benar hidup
tanpa mimpi.
- Impian itu meramalkan masa depan
Ini sebenarnya sudah jelas. Impian yang kamu upayakan dengan sangat
sungguh-sungguh, niscaya akan menyusun masa depanmu. Masa depan
kamu memang bergantung pada mimpi yang kamu perjuangkan.
Tanpa mimpi, kamu tak akan bisa bergerak. Ini berarti, kamu akan
menetap pada masa sekarang.
Padahal, waktu terus berubah. Orangtua yang selama ini memberi kamu
beasiswa, suatu ketika akan meninggal dunia. Kamu harus hidup
sendirian, menanggung beban hidup dengan cara kamu sendiri. Dalam
situasi seperti ini, apakah kamu akan tetap tidak bermimpi bagi masa
depanmu?
Bila kamu kebingungan menangkap makna mimpi, baiklah akan diperjelas.
Mimpi adalah keinginan yang kuat, niat yang menjadi dasar dari
tindakan, atau tindakan yang terarah.
Niat sendiri dalam bahasa Latin adalah intention atau melenturkan diri
menuju. Kamu ada di sini dan ingin melenturkan diri menuju masa depan
yang kamu tuju, itulah mimpi.
Kamu harus mencoba mulai merumuskan niatmu kuliah. Pertanyaan untuk
kamu adalah mau dilenturkan ke mana dirimu saat ini? Kamulah yang
memilih dan menentukan, apakah kamu mau menjadi seseorang yang
berharga di masa depan atau tidak menjadi apa-apa?
Biasanya, mimpi dihadang oleh pikiran "kemustahilan". Mustahillah kamu
bisa menjadi seperti dia; kamu, kan, dari kampung. Buang jauh-jauh
pikiran seperti ini! Tak ada yang tak mungkin bagi orang yang berusaha.
Ketidakmungkinan adalah perampok impian.
Cara membuat impian sangatlah sederhana. Gunakan imajinasimu, lalu
bayangkanlah dirimu pada lima tahun ke depan: Apa yang sedang kamu
lakukan pada lima tahun ke depan itu? Bagaimana kehidupanmu dan
penghargaan orang terhadap
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
kamu? Dari bayangan masa depan itu, kembalilah ke masa sekarang. Apa
yang perlu kamu lakukan agar mampu mencapai masa depan yang
menyenangkan?
Sesekali, cobalah berdiam sejenak. Tarik napas dengan tenang dan
bayangkanlah masa depanmu dengan jujur. Kalau tidak terbiasa
melakukan meditasi, kamu bisa melakukannya dengan menjawab tiga
pertanyaan ini.
Apakah yang ingin kamu miliki (to have) dalam
1. hidup?
Bila telah memilikinya, apa yang ingin kamu
2. lakukan (do) dalam hidupmu?
Ingin menjadi manusia seperti apa kamu kelak
3. (be)?
Misalnya, kamu bisa menjawab bahwa kamu ingin memiliki banyak uang
dalam hidup ini. Setelah punya uang, kamu mau apa? Kamu mau membeli
banyak barang mewah. Setelah itu, apa lagi? Membahagiakan kedua
orangtuamu. Terus apa lagi? .... Setelah semua apalagi itu kamu jawab,
kini jawablah pertanyaan terakhir, Ingin menjadi manusia seperti apa
kamu kelak?
Membuat Komitmen
Setelah terumuskan apa yang menjadi mimpi kamu dalam kuliah ini,
cobalah merumuskannya dalam bentuk kata-kata. Mimpi dalam imajinasi
akan mudah hilang. Namun bila diwujudkan dalam kata-kata tertulis,
kamu bisa melihatnya kapan saja.
Sekarang, cobalah membuat komitmen atas mimpi kamu itu. Misalnya
seperti berikut ini.
Komitmen Menjadi Bahagia
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Saya membuat komitmen ini untuk menjadi bahagia di masa depan. Saya
sadar bahwa kebahagiaan itu merupakan proses, tidak datang begitu
saja. Saya akan menemukan impian saya dan berbuat sebisa saya untuk
..........
..........
Walaupun banyak rintangan, perampok, atau orang yang melecehkan diri
saya untuk menyusun mimpi melalui kuliah yang baik; saya akan
melakukan apa pun untuk mewujudkan mimpi ini. Saya akan menjadi
bahagia.
Tanggal...._Tanda Tangan : .....
_
Apakah kamu masih menunda-nunda pekerjaan? Dengarlah satu cerita
ini. Satu cerita dari Aldous Huxley, Treasure Island.
Seorang pelaut mengalami badai yang maha-dahsyat. Tiang layar patah,
semuanya berantakan. Buritan kapal juga kena hantam ombak sampai
oleng. Akhirnya, kapal itu menabrak karang dan hancur berkeping-
keping. Pelaut itu segera menyelamatkan dirinya dengan cara bertumpu
pada keping-keping papan yang tersisa. Berhari-hari, ia mengapung di
tengah lautan sampai akhirnya papan itu terdampar di sebuah pulau. Si
Pelaut itu tak sadar, ia pingsan. Begitu bangun, ia masih membayangkan
kejayaannya. Ia tenggelam pada penyesalan, "Kenapa kapalku? ... oh
andaikan tidak ada badai
Saat itu, tiba-tiba ada suara, "Sekarang ... dan di sini .... Sekarang dan
di sini .... Sekarang dan di sini!" Pelaut mencari-cari sumber suara.
Ternyata, suara itu dari mulut seekor beo.
Pelaut bingung dan bertanya kepada pemilik beo itu, "Tuan, kenapa kau
ajarkan beo ini berbicara seperti ini? Di kampung saya, beo diajarkan
omongan halo atau salam apa kabar'. Kenapa Tuan mengajarkan kata-
kata itu. Apa maksudnya?"
Pemilik beo itu menjawab, "Saya ini pelupa dan sering sekali khilaf. Saya
sering berangan-angan pada masa lalu atau menunda-nunda pekerjaan,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
atau sering berkata, Kalaulah berada di suatu tempat, pastilah saya
dapat melakukan segala hal.' Padahal, pekerjaan harus segera dilakukan,
sekarang, dan di tempat kita berada.
Kalau di tempat yang sekarang saya tinggali saja saya tak bisa
melakukan apa-apa, apalagi di tempat lain. Nah, beo ini sengaja
diajarkan kata-kata, Sekarang ... dan di sini', agar saya selalu ingat,
agar saya selalu sadar!"
Nah, lakukanlah sekarang dan di tempatmu itu. Tak usah menunggu
sampai kamu semester akhir.
Segeralah merumuskan akhir perjalananmu! Tak usah menunggu sampai
lulus dan menjadi sarjana, segeralah berbuat apa pun yang bisa
membuatmu berharga.
Masih juga menunda pekerjaan?
Wah, repot, dong! Begini, deh, apakah kamu pernah menonton film Die
Hard? Itu, lho, yang main Bruce Willis. Teror bom, itulah inti dari cerita
itu. Kalau Bruce tidak segera menyelamatkan, seluruh kota akan hancur.
Dengan kesadaran ada bom yang entah ada di mana akan meledak dalam
waktu yang tak terduga, Bruce terus berusaha mencari tahu. Ia berlari,
jungkir balik, persis seperti orang gila. Sementara, semua penduduk
kota bersantai dan melakukan pekerjaan mereka seperti biasa karena
tidak menyadari ada bom waktu di sekitar mereka.
Hanya Bruce yang tahu dan karenanya ia terus berlari dan berlari
mencari sumber bom dan mencoba menjinakkannya. Di akhir cerita, ia
bisa menjinakkan bom itu. Sedetik saja terlambat, bom meledak dan
seluruh kota akan hancur berkeping-keping.
Ingat! Sedetik saja terlambat, bom akan meledak dan menghancurkan
kehidupanmu. So, berikhtiarlah menyusun dirimu untuk segera membuat
peta perjalanan. Kalau terbit rasa malas, ingat-ingatlah kata-kata si
beo, "Sekarang ... dan di sini .... Sekarang dan di sini .... Sekarang dan di
sini!"
Langkah Merumuskan Impian
Bila kamu masih juga susah merumuskan impianmu sendiri, luangkan
waktu sebentar untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut ini. Ini
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
bukan ujian yang membutuhkan nilai besar. Ini adalah ujian kejujuran
kamu tentang diri kamu sendiri. Kamu bisa saja menuliskan jawaban yang
bagus-bagus; tapi percayalah, menipu diri itu lebih merugikan bagi diri
kamu sendiri.
A. MASA LALU SAYA. Tidak ada impian yang tumbuh dari kepasifanmu.
Ia tumbuh dari kehidupanmu sendiri. Pada dirimu terdapat sejumlah
potensi yang menjadi modal untuk menumbuhkan impian. Jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut buat melihat bagaimana kamu telah
dipersiapkan.
1. Apa sajakah bakat terbesar saya?
(a) _
(b) _
(c) _
2. Apakah kekuatan karakter saya yang terbesar?
3. Apa kata orang yang tidak mempunyai ke-penting-an tentang
kepandaian saya?
4. Seluruh masa lalu pastilah mempersiapkan saya menjadi sesuatu.
Berdasarkan pada
pengalaman masa lalu, kira-kira saya ini lebih tepat melakukan apa?
5. Kegiatan apakah yang membuat saya begitu bersemangat dan secara
senang melakukannya walaupun secara cuma-cuma?
6. Apakah kegiatan tersebut begitu pentingnya sehingga saya rela mati
demi kegiatan tersebut?
MASA SEKARANG. Ada orang yang merasa kecil hati ketika
menemukan dirinya saat ini tidak seperti yang ia harapkan. Tapi, apa
yang kini teralami menjadi modal terbesar bagi perumusan impian.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
1. Apa sajakah modal hidup yang saya miliki sekarang? (termasuk waktu,
uang, sumber daya manusia, peluang, dan sebagainya)
(a) _
(b) _
(c) _
(d)
_
2. Keadaan apa sajakah yang sekarang ini dapat saya ubah secara positif
agar saya dapat memiliki banyak modal hidup atau memiliki peluang yang
besar?
3. Apakah yang saya miliki saat ini ada yang unik? Misalnya, tempat
tinggal, tempat saya dalam sejarah, tempat saya sekarang kuliah, orang-
orang yang saya kenal.
MASA DEPAN. Berdasarkan masa lalu (penemuan modal dasar), lalu
digabungkan dengan masa kini (penemuan peluang); kamu bisa menyusun
masa depan. Nah, sekaranglah saatnya kamu bertanya pada diri sendiri.
Seandainya saya bisa menjadi apa pun, ingin menjadi apakah saya?
(Tulislah jawabanmu dengan huruf besar.)
SEBERAPA JAUH JARAK YANG SANGGUP KAU TEMPUH?
Menetapkan mimpi adalah menetapkan garis finis perjalananmu selama
kuliah. Ingat, ya, kuliah hanyalah 4 tahun, paling lama 7 tahun. Setelah
itu, kamu akan menjalani kehidupan yang lebih panjang lagi, bertahun-
tahun sebagai orang dewasa. Masa remajamu akan berakhir ketika kamu
berusia 21 tahun. Ketika itu, kamu sudah dianggap layak memikul
tanggung jawab untuk menghidupi dirimu sendiri. Jadi, menetapkan
mimpi bagi masa depanmu adalah bagian dari persiapan dianggap dewasa
oleh masyarakat.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Setelah menentukan garis finis perjalananmu, kamu sekarang harus
mengukur: Seberapa jauh jarak yang sanggup kamu tempuh atau
seberapa lama kamu bisa menempuh perjalanan menuju impian?
Pertanyaan ini akan menyadarkan kamu mengenai kemampuanmu secara
realistis. Kamu bisa saja bermimpi setinggi langit, namun harus-terlebih
dahulu mengukur jumlah bulu-bulu di sayapmu. Bukan berarti, kamu
harus mencoret impian selangitmu itu. Yang kamu butuhkan hanyalah
membuat tahapan-tahapan yang disesuaikan dengan kemampuan kamu.
Lihatlah gambar berikut ini!
(inzomnia: ilustrasi tidak disertakan, Download format djvu untuk versi
lengkap)
Gambar pertama menunjukkan keseluruhan mimpi kamu, begitu panjang;
sedangkan gambar kedua adalah keseluruhan mimpi kamu yang dibagi
dengan kemampuanmu dalam menempuh perjalanan.
Karena hanya bisa menempuh 1/8 dari semua cita-cita, kamu
membaginya menjadi 8 bagian. Jadi, langkah yang kamu lakukan adalah
1/8 pertama, kemudian maju lagi 2/8, 3/8, dan 8/8. Kalau kamu mau
jujur, perasaanmu lebih nyaman saat melihat gambar yang kedua, yaitu
gambar yang menjelaskan per bagian ketika melangkah mewujudkan
impian.
Ingatlah satu hal, ribuan langkah dimulai dari satu langkah.
Kamu Perlu Paradigma
Mimpi adalah apa yang kamu lihat dari diri kamu di masa depan. Untuk
bisa merumuskan mimpi, kamu
harus melihat apa yang kamu miliki sekarang. Cara kamu memandang
sesuatu (diri, masa depan, masa kini, peluang, tantangan, dan lain-lain)
dapat disebut sebagai paradigma.
Cara kamu memandang, bisa menentukan pada apa yang kamu lakukan
(sikap-sikap dan perilaku kamu) dan apa yang kamu lakukan membuahkan
hasil akhir yang kamu dapatkan dalam hidup. Oleh karena itu, kalau kamu
mau melakukan perubahan, tak cukup hanya mengubah sikap, perilaku,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
metode, dan teknik. Kamu harus mengubah paradigrna-paradigma dasar
yang merupakan asal-usul dari sikap, perilaku, dan hasil akhir itu.
Nah, kita sudah mencoba bersama-sama merumuskan apa yang kita lihat
pada diri kita. Tinggal bagaimana kita merumuskan sikap dan perilaku
sebagai realisasi dari paradigma.
Sikap
Hanya impian tidak akan cukup. Sesungguhnya, sikap kamu itu bukanlah
sekadar penyumbang yang diperlukan dalam perjalanan. Lebih dari itu,
sikap kamu adalah faktor utama yang menentukan apakah kamu akan
berhasil menghidupkan impian.
Sikap itulah yang menentukan seberapa jauh jarak yang sanggup kamu
tempuh dalam perjalanan bahagia. Sekali lagi, sikaplah yang menentukan;
bukan intelegensi, bakat, pendidikan, kekayaan, kemampuan teknis,
peluang, atau kerja keras.
Kalau tidak memiliki sikap yang baik, kamu tidak akan pernah menikmati
kesuksesan dan kebahagiaan. Sikap itulah kualitas utama. Ini ada
catatan mengenai sikap itu.
- Sebuah impian tanpa sikap yang positif menghasilkan seorang pemimpi
semata.
- Sikap yang positif tanpa impian menghasilkan seorang yang
menyenangkan, tetapi tidak sanggup meraih kemajuan.
- Sebuah impian dengan sikap positif menghasilkan seorang yang
potensial dan kemungkinannya tak terbatas.
Sikap adalah bagaimana mental kamu memandang dan menerima suatu
peristiwa. Kamu bisa langsung merasa putus asa ketika mengalami suatu
kegagalan atau sebaliknya, merasa mendapatkan tantangan. "Masa, sih,
yang lain bisa; gue nggak
bisa!" Inilah sikap.
Ketahuilah bahwa kalau memiliki intelegensi, talenta, pendidikan,
pengetahuan teknis, peluang, uang, dan etos kerja yang kuat, tapi tidak
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mempunyai sikap yang tepat; kamu tidak akan pernah menikmati
kesuksesan.
Seorang ahli bilang, "Sikap itulah kualitas pertama yang menandai
kesuksesan seseorang. Kalau kamu memiliki sikap yang positif dan
berpikir positif, serta suka tantangan dan situasi-situasi sulit;
kesuksesanmu telah separuhnya tercapai."
Marilah kita lihat hal-ihwal mengenai sikap!
Pertama, kamu ditentukan oleh sikap sebelumnya.
Misalnya, kamu meremehkan suatu mata pelajaran saat SMA dulu, maka
sikap meremehkanmu itu akan menentukan siapa diri kamu sekarang ini.
Bila dulu sewaktu di SMA kamu menganggap perlu belajar bahasa
Inggris dan menyikapi rasa capek pulang balik ke tempat kursus sebagai
sesuatu yang wajar, saat ini kamu sudah menuai hasil: lancar berbahasa
Inggris.
Bila menganggap hidup itu bagaimana nanti, lalu bersikap bahwa
semuanya bisa ditunda; kamu akan kehilangan banyak waktu. Persis
seperti balap lari yang kamu tunda-tunda, sementara yang lainnya sudah
berlari jauh. Kamu tak bisa menyusulnya dan menjadi pemenang. Bisa
jadi, kamu sampai titik finis ketika yang lain sudah bersantai-santai di
rumahnya. Atau, kamu akan mengundurkan diri karena malas ketika
melihat peserta lain sudah
menyelesaikan lomba. Maka, apa pun yang kamu dapatkan hari ini
bergantung sikap kamu sebelumnya.
Sikap orang lain terhadap kamu, juga ditentukan dari sikap kamu
kepadanya. Ini persis Hukum Aksi Reaksinya Newton. Bila kamu
membencinya, ia akan membencimu. Bila kamu memberinya kesempatan
untuk mengaturmu, ia akan terus-menerus mengaturmu. Semuanya
kamulah yang menentukan. Kamu mau apa bergantung dari sikap kamu.
Sungguh, orang lain bergantung pada sikapmu.
Sekarang kamu mahasiswa, terlepas dari kekangan orangtua. Saat ini,
kamu benar-benar bertumpu pada sikap yang kamu munculkan. Kamu bisa
bersikap apa saja, bergantung pada pilihanmu. Kelak, kamu akan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mempertanggungjawabkannya sendiri. Berlatihlah memiliki sikap yang
baik.
Kedua, pilihlah sikap positif.
Alkisah, sepasukan tentara perang akan menghadapi pasukan lawan yang
jumlahnya dua kali lebih banyak. Sang Panglima Perang sudah melihat
ada kegelisahan dan rasa takut di wajah prajuritnya. Lalu, dengan
tenang, ia mengumpulkan semua prajuritnya dan berkata, "Prajuritku,
nenek moyangku adalah seorang suci yang luar biasa sakti. Ia bisa
meramalkan apa yang akan terjadi: kemujuran atau kesialan. Salah satu
caranya adalah dengan melemparkan sebuah koin ajaib. Bila koin itu
menunjukkan gambar burung, berarti kemujuran."
Panglima itu diam sejenak, melihat ekspresi prajuritnya yang terlihat
mulai terpengaruh omongannya. "Kini, kita akan menghadapi pasukan
lawan yang dua kali lebih banyak daripada kita. Aku kini memegang koin
ajaib itu. Dan akan aku lemparkan untuk dilihat, apakah gambar burung
menyertai kita atau tidak. Bila bukan gambar burung, kita akan pulang
ke rumah dan mengundurkan diri dari peperangan. Bagaimana, Prajurit-
prajuritku ?"
"Setujuuu ...!" Semua prajurit meneriakkan semangatnya.
Kemudian, dilemparkanlah koin itu oleh sang Panglima. Hasilnya gambar
burung yang sedang terbang, tanda kebebasan.
"Kita ulangi dua kali lagi!" ujar sang Panglima.
Dua kali lagi dilemparkan koin itu, hasilnya tetap sama. Maka, pasukan
itu berangkat perang dengan penuh semangat dan menang.
Sang Panglima merasa bangga karena peperangan telah dimenangkan
berkat koin ajaib.
Bagaimana semua ini bisa terjadi? Begitulah pertanyaan seorang
kepercayaan sang Panglima.
Lalu, sang Panglima membuka rahasianya, "Kemenangan itu bukan
ditentukan oleh koin ajaib. Kemenangan itu ditentukan oleh mental
pemenang para prajurit kita. Koin itu hanyalah memancing sebab koin itu
memang kedua sisinya hanya bergambar burung!"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Mental pemenang dan semangat untuk menang menentukan kemenangan
sejati. Kalau sudah merasa kalah sebelum bertanding, sebagian tenaga
kita sudah habis sebelum bertanding. Sebaliknya, bila kita yakin akan
menang, seluruh semangat akan terpompa. So, apa yang kamu yakini
tentang kehidupan akan menentukan bagaimana kamu memandang
kehidupan ini, juga menentukan apa yang bakal kamu terima dari
kehidupan ini.
Kamu adalah citra Ilahi, begitulah keyakinan agama menegaskan. Kamu
diciptakan sama dengan citra Tuhan. Dalam diri kamu ada sejumlah daya
kreatif Tuhan yang bisa diaktifkan untuk menciptakan dunia yang penuh
kebahagiaan. Bila meyakini hal ini, kamu akan merasa pede untuk
melakukan apa pun. Namun, bila meyakini bahwa
kamu terlempar di dunia ini dengan ketidakberdayaan; belum apa-apa,
kamu sudah merasa dendam pada Tuhan atau merasa terbuang percuma.
Ciptakanlah segera keyakinanmu mengenai siapa diri kamu!
Tujuh Sikap Hebat
Kamu dapat disebut bersikap optimis ketika menilai gelas yang
setengahnya terisi air sebagai "setengah penuh". Karena saat itu, kamu
menyatakan bahwa ia tadinya penuh dan akan kembali penuh 100%.
Sebaliknya, ketika menyatakannya sebagai "setengah kosong", kamu
saat itu sedang membayangkan bahwa ia akan 100% kosong. Menyatakan
setengah kosong berarti kamu menjadi pesimis.
Optimislah karena inilah sikap positif. Namun, selain sikap optimis, ada
sejumlah tanda lain mengenai sikap yang hebat. John C. Maxwell
menuliskan tujuh sikap yang hebat ini, namun saya mencoba
menguraikannya sesuai dengan ke-perluanmu selama kuliah.
Percaya pada Diri Sendiri
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kamu harus percaya pada diri sendiri bahwa kamu bisa melakukan
sesuatu. Serentak juga, selain harus percaya pada diri sendiri; kamu
harus
mencoba melakukan sesuatu, ada kalanya gagal dan ada kalanya berhasil.
Kamu harus percaya pada diri sendiri karena hanya kamu yang bisa
menolong diri kamu. Selain kamu, tidak ada. Orang lain hanya
menambahkan sedikit rasa percaya dirimu. Selebihnya, ada dalam diri
kamu. Percayalah, kamu diciptakan oleh Allah dengan potensi yang besar
untuk tujuan tertentu yang bermanfaat, bukan untuk sesuatu yang sia-
sia.
Kesediaan Melihat yang Terbaik pada Diri Sesama
Curiga pada orang akan membuat dunia terasa sempit. Berprasangka
baik pada orang yang ada di sekitarmu akan membuat kamu menemukan
dunia yang penuh kebahagiaan. Kita hidup dengan orang lain, tak bisa
lepas dan tak pernah bisa sendirian. Karena itu, orang lain adalah
pendukung cita-cita kita. Bila kamu memandangnya dengan perasaan iri,
dengki, curiga, dan sifat buruk lainnya; mereka yang se-benar-nya bisa
menolongmu akan lari menghindar.
Lihatlah sisi baik dari orang-orang di sekitarmu. Mereka akan menjadi
teman dan pendukung kehidupanmu di masa depan. Melalui cara ini, kamu
akan menemukan modal pendukung dari seluruh kegiatanmu.
Kemampuan Melihat Peluang di Mana-mana
Ada ungkapan yang menarik dari Paulo Coelho,
"Tuhan sudah menyiapkan satu jalan bagi setiap orang untuk diikuti.
Kamu hanya perlu membaca tanda-tanda yang ditinggalkan-Nya buatmu."
Sikap terhebat dari manusia adalah kemampuannya untuk bertahan
dalam situasi apa pun. Kemampuan ini ditentukan oleh cara melihat
segala peristiwa sebagai peluang bagi kesuksesan di masa depan, bukan
sebaliknya. Seperti yang dilakukan Hatta (Wakil Presiden RI Pertama)
yang menjadikan saat dipenjara di Digul sebagai peluang untuk membaca
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dan menulis buku. Hasilnya sebuah buku filsafat yang dijadikan sebagai
mas kawin pernikahannya.
Kalau hidup ini dikaitkan dengan rencana Allah dan kebaikan-Nya,
semuanya sudah diatur oleh Allah. Jadi, dalam setiap peristiwa sesulit
apa pun Allah memberikan tanda yang Ia tinggalkan bagi kesuksesan
kita. Maka, sesulit apa pun, pastilah ada tanda-tanda yang menceritakan
peluang bagi keberhasilan kamu. Dengan cara ini, kamu jadi luar biasa,
susah untuk dipatahkan oleh satu-dua kesulitan. Kamu justru
menggunakan kesulitan sebagai pelecut bagi penemuan kepribadianmu.
Fokus pada Solusi
Hidup pastilah berhadapan dengan masalah. Ketika lapar, kamu
bermasalah dengan perutmu. Itu masalah yang harus segera dipecahkan.
Jawaban yang dibutuhkan adalah bagaimana mengenyangkan perutmu
itu. Ketika kamu menghadapi suatu
masalah; segeralah cari solusi atas masalah itu, bukan mencari-cari
siapa yang harus disalahkan. Pencarian solusi akan membuat
perjalananmu dapat berlangsung cepat. Sebaliknya, mencari-cari siapa
kambing hitamnya akan membuat perjalananmu terhambat.
Carilah solusinya, jangan ditunda-tunda! Itulah yang harus kamu lakukan.
Asal tahu saja, apa yang kamu tunda akan datang lagi dengan beban
masalah yang lebih besar. Masalah yang ditunda bukannya me-nyerah,
lalu meninggalkanmu; ia masih ada dan meng-gumpal, lalu mendatangimu
dengan kekuatan ter-besarnya. Akhirnya, kamu meninggal dengan
ditimpa masalah yang pernah kamu tunda itu.
Begitupun ketika kamu sedang mengalami stres karena banyak tugas dan
beban berat kuliah lainnya. Sejenak, kamu bisa membuat lelucon atau
menonton bodoran untuk menghilangkan stres; tapi bukan ber-arti
mengindari tugas itu.
Stres berarti tegang. Ketika kepalamu tiba-tiba terasa panas dan
seluruh otot di kepalamu terasa mengencang, itulah saat stres. Stres
biasanya muncul setelah kamu mengerjakan sesuatu terlalu keras,
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
terlalu serius. Atau, ketika kamu menetapkan sesuatu lebih besar
ketimbang yang mungkin kamu lakukan. Carilah solusinya karena stres
akan membuatmu uring-uringan tanpa jelas juntrungan-nya. Cobalah
bersantai sedikit setelah kamu melakukan sesuatu. Sesekali, menonton,
jalan-jalan, atau bermain game tak akan merugikanmu.
Beristirahatlah dengan cara menyantai-nyantaikan dirimu. Berilah
dirimu hadiah atas keberhasilanmu. Ini akan membuatmu kembali fresh
(segar). Atau, cobalah bercanda dengan teman-temanmu. Semuanya
dilakukan agar kamu refreshing (kembali segar).
Hasrat Memberi
Hasrat memberi adalah sikap yang menyehatkan, sedangkan melulu
meminta membuat kamu tampak menyedihkan. Cobalah memberikan
sesuatu kepada orang lain. Dengan cara ini, kamu menjadi terbebas dari
kesendirian dan keterasingan. Sesekali, bukalah kepelitanmu dan carilah
orang lain yang dapat kamu bahagiakan.
Barang atau apa pun yang kamu berikan tidak usah besar bila tak ada.
Senyum pun boleh. Sedikit ilmu yang kamu pelajari di kelas juga boleh.
Memberi akan membuat kamu menemukan kesadaran bahwa ada orang
lain yang lebih susah ketimbang kamu.
Kamu juga akan merasa bahagia ketika melihat senyum dan raut gembira
terima kasih. Saat itu, kamu merasakan pentingnya keberhasilan yang
akan membuat kamu terus memberi. Memberi akan membuat kamu
menjadi tambah optimis karena masih ada yang lebih susah ketimbang
kamu, sekaligus bahwa kamu ternyata dibutuhkan oleh orang lain. Lewat
memberi pengetahuan, kamu pun akan mendapatkan tambahan ilmu.
Ketabahan
Ketabahan adalah syarat utama dalam setiap usaha. Siti Hajar dalam
Kisah Ibrahim adalah contoh manusia tabah dan ulet dalam kehidupan
manusia. Di tengah padang pasir yang gersang, ia terus bolak-balik
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
berlarian antara Shafa dan Marwa demi mencari setetes air bagi
anaknya. Ia terus berlari walaupun berkali-kali tak juga menemukan air
itu. Akhirnya, ia berhasil dan menemukan mata air abadi: air zam-zam.
Tak ada yang mudah, yang dapat diraih begitu saja. Untuk meraih apa
yang kamu inginkan dibutuhkan kesabaran. Tanpa ketabahan dan
kesabaran, apa pun akan menjadi setengah matang.
Ketabahan dan keuletan disandarkan pada keyakinan bahwa segala
sesuatu akan tumbuh sesuai dengan waktunya, tak ada yang bisa diburu-
buru dan tak ada pula yang diperlambat. Bila waktunya tiba, matahari
pasti akan terbit, demikian pun kesempatanmu dalam meraih
kesuksesan.
Upaya mempercepat dapat dilakukan, namun tetap saja kamu harus
memiliki ketabahan untuk menempuh segala risikonya. Ketabahan itulah
yang dimiliki oleh orang-orang besar karena tak ada satu pun tokoh di
dunia ini yang besar tanpa ketabahan.
Tanggung Jawab atas Kehidupan Sendiri
Tanggung jawab adalah kata yang menunjukkan
bahwa kamu harus bertanggung jawab atas masalah yang kamu hadapi.
Ketika masalah tentang dirimu muncul, kamu sendirilah yang harus
menjawabnya, bukan orang lain. Jadi, kamu tidak bisa melemparkan
kesalahan kepada orang lain. Kamu sendirilah yang menanam, kamu juga
yang menuainya. Melarikan diri dari tanggung jawab akan membuat kamu
dikejar-kejar dosa. Semakin kamu lari, ia akan terus mengejarmu.
Inilah yang harus kamu lakukan! Untuk menumbuhkan tujuh sikap hebat
itu, kamu bisa melakukan sejumlah kegiatan. Kamu tentu bisa
mengembangkannya sendiri.
Kalau kamu ingin mengubah sikap, mulailah dengan mengubah perilaku.
Dengan kata lain, mulailah berakting sebaik mungkin sebagai sosok yang
kamu cita-citakan. Secara bertahap, sosok penakut dalam diri kamu
akan memudar.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Tindakan yang terus-menerus akan mengubah kamu. Kita adalah
kebiasaan kita. Kalau membiasakan diri bertindak sebagaimana seorang
ilmuwan, kita akan menjadi ilmuwan. Kalau membiasakan diri sebagai
seorang artis, kita akan menjadi artis. Maka, bacalah biografi seseorang
tokoh yang kamu kagumi, lalu tirulah bagaimana ia mengatur hidupnya,
bagaimana ia bangun tidur sampai tidur kembali. Bertindaklah
sebagaimana ia beraktivitas.
Setelah mencoba melakonkan tindakan tertentu, teruslah melakukannya;
jangan buat pengecualian. Badan kita ini seperti keledai. Bila diberi
kesempatan
untuk istirahat, ia akan pura-pura sakit. Keledai itu hanya bersuara
kalau ia merasa sakit dan lapar; sedangkan saat senang, ia akan diam
seperti tidak menerima apa-apa. Badan kita pun seperti itu. Ia akan
memberikan sinyal rasa sakit dan lapar dengan ce-rewet. Badan kita
juga akan menahan kita untuk ber-istirahat berlama-lama.
Kecenderungan badan ini dapat kamu rasakan saat subuh. Pukul 05.00
kamu berniat bangun. Matamu terbuka saat jarum jam menunjuk angka
5. Lalu, badan kamu yang sedang nyaman berada di atas kasur bilang
pada dirimu, "Lima menit lagi, deh .... Tanggung, nih ...!" Kamu menutup
matamu lagi. Kamu pun meneruskan tidurmu.
Beberapa lama kemudian, setelah kamu rasakan telah 5 menit; kamu
terbangun dan lihatlah jam di dinding, sudah bukan jam 5 lagi. Tubuhmu
meng-
khianatimu, menipu perasaan seakan-akan hanya lima menit, padahal
sudah satu jam atau lebih. Oleh karena itu, jangan beri pengecualian!
Jangan sekali pun kamu menawar pada diri sendiri untuk melanggar apa
yang sudah kamu tetapkan. Bila sudah menetapkan bahwa setiap hari,
selama 1 jam, kamu harus membaca buku; teruskanlah! Lawanlah segala
sesuatu yang membuatmu melanggar komitmenmu itu.
Bertanggung Jawab, Bukan Meminta Hak
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kita ini hidup di sebuah dunia yang tidak sempurna. Tak pernah kebaikan
langsung berbalas kebaikan. Tak bisa kita membayangkan ada balasan
sempurna atas tindakan dan kebaikan kita.
Sekarang, pilihlah dua hal ini: Apakah akan menghabiskan banyak waktu
dan energi untuk memperjuangkan apa yang seharusnya atau apakah
kamu akan memilih apa yang mungkin?
Bila kamu memilih apa yang ada di sekitarmu agar sesuai dengan apa
maumu, ini sesuatu yang mustahil. Dunia ini tidak sempurna sebagaimana
yang kamu inginkan. Ingat, tidak semua yang kamu inginkan itu bisa
terjadi secara sempurna. Tak ada gading yang tak retak. Pasti, deh, ada
yang retak. Ketika memaksakan bahwa gading itu seharusnya tak retak,
kamu akan dibebani kekecewaan terus-menerus. Waktumu akan habis
dan kamu hanya mengejar hal yang tidak mungkin.
Oleh karena itu, bergeraklah pada apa yang
mungkin saja. Bergeraklah berdasarkan kenyataan yang kamu temui
saja. Keinginan akan kesempurnaan merupakan hal wajar dan wajib
dimiliki semua orang. Namun, bila belum juga ditemukan, bukan berarti
kita putus asa. Kita bisa menunggunya dan memperjuangkannya agar
kelak bisa kita wujudkan dengan usaha sendiri.
Menuntut orang lain menghargai kamu karena kamu pikir itu hakmu akan
membuatmu pusing dan kehabisan waktu. Mending, kamu mulai bergerak
berdasarkan tanggung jawab atas diri sendiri saja dulu, tidak usah
meminta orang lain memenuhi hakmu.
Bila ada yang melanggar hakmu, biarkan saja asal bukan kamu. Tugasmu
adalah memperjuangkan tanggung jawab pada hidupmu. Kelak, ketika
orang lain menyadari kebodohannya karena menyumbat hakmu, ia akan
segera memberikan hakmu itu. Namun, bila kamu begitu serius menyoal
dan menyalahkan orang lain, waktumu habis untuk orang lain. Kamu
seperti lilin, ia meleleh sampai habis demi orang lain.
Kalau ingin menempuh perjalanan yang jauh dan cepat, ringankanlah
beban kamu. Tinggalkanlah segala iri, kecemburuan, ketidakrelaan,
memaafkan, sikap mementingkan diri sendiri, dan ketakutan.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Fokus pada hak-hak yang tidak kamu dapatkan dari orang lain di dunia
yang tidak sempurna ini-bisa membuat kamu dipenuhi kebencian,
amarah, dan kepahitan. Emosi-emosi merusak ini akan membuat kamu
bersikap negatif. Lagi pula, ketika kamu
begitu peduli pada bagaimana orang lain memperlakukan kamu; saat itu,
kamu lebih sering menengok ke belakang ketimbang ke depan. Saat itu
pula, kamu tak mungkin meraih kemajuan karena kemajuan ada di depan
sana.
Di kampus, pastilah ada banyak masalah yang muncul dari sikap orang
lain atau sistem yang tak peduli pada hak kamu. Terhadap soal ini, kamu
bisa menggugat hakmu, merasa diabaikan, marah-marah, atau
mengamuk. Atau, kamu bisa menanyakan untuk sekadar mengingatkan.
Perkara kemudian dia memenuhi hakmu atau tidak, itu urusan dia.
Selanjutnya, kamu kembali pada tanggung jawabmu saja. Apakah dengan
cara ini tidak melemparkan kamu pada sikap acuh tak acuh dan hanya
mementingkan diri sendiri?
Bila melakukan kewajibanmu saja, kamu justru sedang peduli pada nasib
dirimu. Dengan cara ini, kamu tidak sempat mengganggu orang lain.
Mementingkan diri sendiri? Mungkin ya, tapi ada masanya kamu masuk
ke dalam dirimu dan ada kalanya kamu memberi kepada orang lain.
Memenuhi kewajibanmu dalam banyak hal dapat berarti memenuhi hak-
hak orang lain. Sementara meminta hak terlalu banyak, berarti merasa
diri hebat dan harus dihormati. Pilih saja, mana yang kamu sukai!
Bergaul dengan Orang-orang Positif
"Jika engkau berpikir tentang mineral, engkaulah mineral itu; jika
engkau menuntut ilmu, engkaulah
ilmu itu; dan jika engkau mencari kehormatan, engkaulah kehormatan itu
sendiri." Pesan dari Muthahhari ini sangat cocok untuk kamu yang
sedang mencari ilmu dan mengejar impian.
Setidaknya, kamu akan tambah yakin bahwa apa yang kamu anggap
penting sehingga fokus padanya, itu akan mengubah kamu menjadi
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
seperti dia. Ya, kamu baca lagi, deh, pesan dari Muthahhari itu. Kalau
berdekatan dan mencintai mineral, kamu akan menjadi mineral.
Begitupun kalau kamu berdekatan dengan orang-orang yang berprestasi,
kamu pun akan berprestasi terinspirasi dan terdorong untuk mengecap
pengalaman yang sama. Sebaliknya, bila berdekatan dengan orang-orang
yang putus asa, kamu pun akan berputus asa.
Di kampus, tentu saja ada banyak pilihan orang (dosen atau mahasiswa)
yang dapat kamu jadikan sahabat. Kamu bisa memilih orang yang penuh
semangat dan kebahagiaan atau orang-orang yang menghabiskan waktu
dengan nongkrong di pinggir jalan dan terus-menerus menuntut hak dari
orang lain. Pilihlah orang yang dapat menularimu sikap hidup positif.
Mengobrollah dengannya, mintalah nasihat, dan bertindaklah seperti ia
melakukan tindakan.
Kamu itu seperti paku yang mulanya tak bisa menarik besi lain. Namun,
begitu terus-menerus berdekatan dengan magnet, paku besi itu akan
menjadi seperti magnet: mampu menarik besi sebagaimana magnet
menarik besi-besi.
Jadikanlah Saat Sekarang yang Membahagiakan
Seorang lelaki sedang menangis mengaduh-aduh karena sakit yang
dideritanya. Melihat itu, Rabi 'ah Al-Adawiyah (salah seorang sufi
perempuan) bertanya pada lelaki itu, "Kenapa Anda menangis?"
Lelaki itu berkata, "Sudah tiga hari ini saya menderita sakit gigi yang
luar biasa!"
Rabi'ah tertawa dan berkata, "Tidakkah kau malu, sakitmu itu hanya 3
hari. Dibandingkan dengan saat sehatmu, tentu belum seberapa.
Berbahagialah ketika sakit karena saat ini kamu jadi tahu betapa
pentingnya gigimu itu."
Rabi'ah mengajari kita bagaimana cara berbahagia, yaitu dengan
bersyukur. Ia bilang, bila dibandingkan dengan waktu sehat, tentu waktu
sakit kita sangatlah sedikit. Maka, bersyukurlah ketika kamu sakit.
Saat sakit, kamu jadi memahami bahwa tubuhmu itu begitu penting dan
harus dirawat. Bila tidak ada sakit, bisa jadi gigimu itu langsung
menghilang begitu saja karena aus. Untung saja ada mekanisme rasa
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
sakit sehingga kamu bisa merawatnya sebelum ia benar-benar rusak dan
terbuang percuma.
Ada pepatah yang menyatakan, "Orang yang sering menderita sakit akan
panjang umur. Orang yang tak pernah atau jarang sakit akan pendek
umur." Orang yang sering menderita sakit akan mengetahui betapa
penting organ tubuhnya dan betapa menyakitkan ketika ia terluka.
Karena itu, ia akan terus memelihara organ tubuhnya. Sementara
orang yang tak pernah sakit, tidak pernah merasakan pentingnya organ
tubuh sehingga ia menyepelekan organ tubuhnya. Akhirnya, ia akan
menderita sakit langsung stadium empat.
Saat kuliah, tentu kamu akan menghadapi banyak masalah yang
membuatmu merasa berhak untuk bersedih dan merasa terpuruk.
Berbahagialah karena kamu seperti sedang mengandung bayi masa
depanmu. Tentu saja ada banyak penderitaan dan rasa sakit, tapi tahan
dulu; kalau kamu bersedih, bayi masa depan dalam kandunganmu itu akan
lahir prematur. Berbahagialah dengan membayangkan bahwa bayi itu
adalah masa depan kamu yang luar biasa.
Langkah-langkah yang Harus Ditempuh
Sekarang, saat yang tepat untuk menelaah sikap kamu. Jawablah
pertanyaan-pertanyaan ini sejujur mungkin!
1. Hak dan tanggung jawab
Manakah yang lebih mungkin kamu pikirkan dengan orang-orang: hak
atau kewajiban? Bila jawabannya "hak", apakah yang bisa kamu lakukan
untuk mengubah sikap itu?
2. Orang lain
Siapakah orang yang paling positif yang kamu kenal? Tuliskan namanya
di bawah ini. Buatlah janji untuk berjumpa dengannya dan tanyakan
apa yang dilakukannya agar tetap bersikap positif.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
3. Stres.
Sebutkanlah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk melepaskan
stres dan jadwalkanlah waktu minggu depan untuk melakukan setidak-
nya salah satunya.
(a) -
(b) -
(c) -
4. Humor.
Sesekali, ceritakan kepada sahabat kamu kejadian lucu yang kamu
lakukan atau kejadian yang menunjukkan kekonyolan kamu dalam
menghadapi suatu hal. Nikmatilah cerita itu bersama.
5. Pernyataan sikap.
Tuliskan pernyataan sikap positif bagi diri sendiri yang menyatakan niat
kamu untuk menjadi individu yang positif.
Bagaimana Bisa Sampai?
Kehidupan Bukanlah Geladi Resik
Kehidupan ini bukan geladi resik. Kamu hanya diberi kesempatan satu
kali. Kalau tidak memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, kamu tidak bisa
berbuat apa pun untuk mendapatkan kembali waktu yang telah lewat.
Kamu bisa saja mengulang sebuah mata kuliah yang sebelumnya tidak
lulus. Namun, itu berarti, kamu membuang-buang waktu yang seharusnya
dapat kamu manfaatkan untuk melakukan hal lain.
Sekali lagi, kehidupan ini bukanlah geladi resik yang membolehkan kamu
bersantai. Kamu harus tampil hari ini, bukan besok. Saat ini pun, kamu
tampil dengan kondisimu. Bila tidak menyeriusinya sekarang, kamu akan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
kedodoran di masa depan. Kalaupun kamu mau menganggap bahwa selama
kuliah sama dengan saat bergeladi resik sebelum kehidupan yang
sebenarnya, tak apa-apa juga. Namun, kamu tetap harus serius saat
latihan agar saat pentas di dunia nyata, kamu sudah menjadi aktor
terlatih.
So, janganlah berpangku tangan! Segeralah melakukan apa saja yang
membuatmu dapat memenuhi impianmu itu!
Tipe-tipe Penempuh Perjalanan
Paul G. Stoltz membagi manusia dalam tiga jenis: quitters, campers, dan
climbers. Hidup dengan cita-cita, bagi G. Stoltz, seperti sebuah
pendakian. Mulanya kamu di bawah, bukan siapa-siapa; kemudian
merayap naik dengan susah payah dan mencapai puncak, memenuhi cita-
cita.
Semua orang pada mulanya ingin mendaki, mendekati cita-citanya.
Sayangnya, tidak semua orang dapat melakukan pendakian sampai
puncak sana. Ada banyak orang yang malas, takut, malu, atau manja; lalu
memutuskan untuk berhenti melakukan pendakian.
Ada orang yang mulanya begitu bersemangat untuk melakukan
pendakian, semua barang sudah disiapkan, perjalanan juga sudah
dilakukan (dari rumahnya ke lereng gunung pendakian). Saat itu, ia
merasa capek, lelah, dan berkeringat; lalu ... niatnya menjadi pendaki
dibatalkan. Ia hanya memandang puncak gunung dan hanya memandang
sampai tua.
Kalau seperti itu, kamu adalah pencoba pendakian, hanya pencoba biasa:
quitters. Kamu hanya quitters ketika berhenti sebelum mencapai
puncak. Sebagai quitters, kamu telah meninggalkan mimpi
membahagiakan dan memilih jalan yang lebih datar dan mudah, serta
biasa-biasa saja.
Saat memutuskan berhenti dan menjadi orang biasa tanpa cita-cita,
kamu memang merasakan keleluasaan yang luar biasa. Kamu bisa
berleha-leha saat pendaki yang lain sedang berpeluh di lereng gunung
sana. Kamu bisa menonton televisi seharian
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
lihat teman-teman lain yang tidak berhenti mendaki telah berada di
puncak dan dibicarakan banyak orang. Saat itu, kamu merasa tersiksa
dan berkata, "Seandainya dulu saya ...!"
Kata "Seaindainya dulu saya ..." adalah kata yang begitu menyakitkan.
Hatimu perih, perutmu mual, dan kamu mulai menyesali diri seumur
hidup. Lebih dari itu, kamu akan menjadi manusia yang sinis, murung, dan
mati perasaannya. Atau, kamu akan menjadi uring-uringan tidak jelas
juntrungannya, menyalahkan semua orang yang ada di dekatmu, "Kamu,
sih, dulu bilang begini atau "Kamu, sih, dulu nggak ngasih support
Kamu pun akan mengalihkan rasa iri dan penyesalanmu pada hal-hal yang
tidak berguna. Mulanya, kamu merasa penting buat mencari cara untuk
melupakan kalimat, "Seandainya dulu saya
lalu kamu merokok, menonton acara televisi yang sebelumnya tidak kamu
sukai sama sekali, atau kegiatan mubazir lainnya. Semuanya itu kamu
lakukan buat menghilangkan penyesalan karena tidak melanjutkan
pendakian.
Kemudian, kamu akan kecanduan rokok, kecanduan acara televisi, dan
kecanduan bersikap sinis pada siapa pun yang mencapai puncak prestasi.
Akhirnya, saat sakaratul maut, kamu akan mati penasaran.
Jenis kedua adalah champers. Misalnya, kamu sudah membulatkan tekad
bahwa apa pun halangannya, kamu harus terus mendaki, mendekati cita-
cita. Setelah sekian lama mendaki, kamu
merasa sudah berada lebih tinggi ketimbang siapa pun.
Kamu merasa cukup dan berhenti di tengah jalan. Saat itu, kamu
dibayangi kalimat, "Kayaknya sudah cukup tinggi, nih atau "Sudah, ah,
buat apa, sih, tinggi-tinggi?! Segini juga sudah di atas rata-rata Lalu,
kamu membuka ranselmu dan berkemah di sana, menikmati pemandangan
dan rasa bangga bahwa kamu lebih hebat ketimbang yang lainnya.
Merasa sudah hebat itu membahayakan dan menyesatkan. Cita-citamu
begitu tinggi. Namun, karena merasa telah lebih hebat, kamu
memutuskan untuk berhenti. Padahal, kamu belum apa-apa, belum pantas
disebut siapa.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kalau tiba-tiba virus merasa hebat itu hadir, segeralah bergaul, bermain
ke universitas lain. Lihat dan cermati bagaimana kepintaran mereka.
Lihat dan cermati bagaimana mereka memiliki prestasi yang luar bisa
(Bagaimana dengan kamu?). Padahal, mereka juga sama dengan kamu,
berasal dari desa yang mungkin saja sama. Bedanya, mereka memilih
untuk menjadi climbers; sedangkan kamu cukup berkemah saja.
Terakhir adalah jenis manusia climbers. Manusia jenis ini adalah
manusia yang tidak pernah merasa besar kepala. Ia belum berhenti
melakukan pencarian bila belum mencapai apa yang dicita-citakannya.
Tentu saja, ia harus melakukan perjalanan yang melelahkan.
Saat quitters dan champers sedang berleha-
leha, seorang climbers justru sedang bersusah payah melakukan banyak
latihan. Biar saja, Aristoteles pernah bilang, "Akar dari pencarian itu
pahit, tapi buahnya manis." Mulanya pahit, namun akhirnya akan manis.
Semua kenikmatan quitters dan champers itu akan segera musnah
ketika si Climbers ini mencapai puncak cita-citanya. Bahkan, quitters
dan champers akan menjadi pemuja climbers.
Apakah kamu seorang quitters? Atau seorang champers? Mudah-
mudahan, kamu menjadi climbers!
Begitu mencapai puncak kesuksesan, kamu harus bersyukur.
Bersyukurlah karena usahamu selama ini mengorbankan waktu, tenaga,
konsentrasi, dan memeras otak; tidak sia-sia.
Syukur itulah yang harus kamu lakukan. Syukur adalah mengambil sisi
positif dari apa pun yang kamu terima atau selalu melihat peluang dari
kondisi apa pun. Karena kalau dipecah, kata syukur itu mengandung
pesan tersendiri.
S = Sasaran, tetapkanlah sasaran!
Y = Yakinilah bahwa kamu dapat mencapai
sasaranmu! U = Ukurlah kemampuan dan bekalmu! K = Kenalilah medan
yang akan ditempuh! U = Uraikan rencana perjalananmu! R = Realisasikan
secara segera dan setahap
demi setahap!
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Yakinlah Akan Sasaran
Bila melakukan perjalanan, kamu membutuhkan sasaran yang jelas.
Ketika menetapkan sasaran tertentu, kamu akan bertanya pada diri
sendiri, "Bagaimana caranya sampai pada sasaran itu?" Melalui
pertanyaan ini, kamu akan mendapatkan rute perjalanan dan apa yang
mungkin kamu lakukan untuk sampai ke titik sasaran di sana.
Sasaran membantu kamu untuk memfokuskan perhatian kepada apa yang
penting bagi dirimu. Tanpa sasaran, kamu bisa nyasar ke mana saja dan
akhirnya kamu tidak ada di mana-mana. Kamu hanya menjadi bulan-
bulanan keinginan orang lain. Segeralah menciptakan sasaran sebelum
kamu menjadi bayang-bayang.
Kebanyakan orang yang tidak sukses berpegang pada gagasan bahwa
sukses adalah tujuan. Padahal sesungguhnya, sukses adalah suatu
perjalanan. Kunci sukses adalah kemampuan kamu untuk terus
meningkatkan diri. Kegiatan semata tanpa menghasilkan peningkatan
diri, tak ada gunanya. Karena itulah, penetapan sasaran atau niat
menjadi begitu penting.
Setelah sasaran ditetapkan, yakinilah bahwa sasaran itulah yang kamu
inginkan. Keyakinan begitu penting karena kita biasanya sangat labil
dalam perjalanan. Biasanya, kelabilan ini muncul ketika melihat orang
lain tampak mudah meraih keberhasilannya. Lalu, kita akan berpikir
ulang, Jangan-jangan, saya salah sasaran? Tidak, jangan begitu.
Yakinilah sasaranmu itu tepat dan yakinilah bahwa kamu dapat
menempuh sasaran itu.
Ukur Kemampuan, Medan, dan Kerjakanlah
Agar semakin yakin akan sasaran dan kemampuanmu mencapai sasaran
itu, kamu harus mengukur kemampuan dasar dan bakatmu. Tanpa
kepastian bahwa kamu memang mampu untuk sasaran itu, kamu akan
sekadar berangan-angan kosong.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kejujuran, itulah yang kamu butuhkan. Kita tak bisa menetapkan sasaran
karena orang lain menginginkan sasaran itu. Semua orang memiliki
jalannya sendiri-sendiri karena semua orang memiliki bakat dan
kemampuan yang berbeda.
Nah, setelah siap melakukan perjalanan, kamu harus memeriksa medan
atau rute yang hendak kamu tempuh. Coba selidiki sejumlah halangan
yang akan menghadang di depan sana, kemudian apa keuntungan yang
bisa dipetik dari setiap tahap perjalananmu itu.
Pengetahuan akan medan sangat dibutuhkan agar kamu bisa melintasinya
dengan penuh keyakinan. Pengetahuan akan medan harus bersifat agak
men-detail, tidak hanya permukaannya atau gambaran besarnya.
Kamu harus menemukan pos-pos perjalanan yang mungkin kamu tempuh
untuk sampai pada sasaran. Misalnya, untuk sampai ke titik E; kamu
harus melalui pos A, B, C, D, barulah sampai di E. Membaginya menjadi
bagian-bagian perjalanan membuat kamu dapat mengukur kemampuanmu
dan waktu yang dibutuhkan.
Setelah mengenali medan yang akan kamu lintasi, kamu harus membuat
rencana perjalanan. Dari titik A; kamu harus ke titik B, C, D, dan E.
Buatlah rencana konkret apa yang akan kamu lakukan pada masing-
masing tahap perjalanan. Kamu harus menyiapkan segala sesuatu yang
memungkinkan kamu dapat melalui semua titik itu.
Kini, realisasikanlah dalam bentuk tindakan nyata secara segera dan
tentu saja bertahap. Ingat, rencana yang baik adalah yang dikerjakan,
bukan melulu dipikirkan. Hidup butuh makan sepiring nasi nyata, bukan
sepiring gagasan mengenai nasi. Jadi, lakukanlah segera dan jangan
terburu-buru.
Nah, sekarang kamu bisa memulai perjalanan. Ayo, mulai perjalanan
menuju dirimu!
KAMPUS KETIGA
PERSIAPAN SEBELUM BERTUALANG
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Bila hendak pergi ke suatu tempat yang jauh, apa saja yang harus kita
siapkan? Pakaian, makanan, uang, dan apa lagi? Semua benda yang bisa
menolong kamu menyelesaikan perjalanan harus dibawa.
Namun, karena perjalanan ini menuju diri kamu di masa depan, karena
perjalanan ini menuju kebahagiaan dirimu sendiri; tentulah yang dibawa
selama perjalanan bukanlah benda-benda fisik. Yang harus kamu bawa
adalah niat, semangat pantang menyerah, dan ketabahan.
Rasulullah pernah bersabda kepada Abu Dzar Al-Ghiffari.
"Wahai Abu Dzar, perbaharuilah perahumu karena lautan itu sangat
dalam. Carilah perbekalan yang lengkap karena perjalanan itu sangat
jauh. Kurangilah beban karena rintangan itu amatlah sulit untuk diatasi.
Ikhlaslah dalam beramal karena yang menilai baik dan buruk adalah Zat
Yang Maha Melihat."
Kamu sudah baca? Ingatlah, lautan yang akan kita arungi sangatlah
dalam. Jadi, kita harus memperbaiki perahu. Perahu itu adalah diri kita,
seluruh kepribadian kita.
Perjalanan yang kamu lalui juga akan memakan waktu yang panjang. Jadi,
kamu harus memiliki banyak bekal. Bekalnya adalah pengetahuan. Beban
yang harus kamu kurangi adalah keinginan yang
berlebihan, rasa sombong, dan rendah diri. Sisanya, kamu harus ikhlas
menemani saya di halaman-halaman berikut ini.
Pengetahuan adalah bekal yang harus kamu bawa. Ke mana kamu hendak
menuju? Ini pengetahuan yang pertama. Apa dan bagaimana situasi
selama perjalanan? Ini yang kedua.
Karena kamu sedang kuliah, pengetahuan tentang kehidupan selama
kuliah sangatlah penting (pengetahuan kedua). Bila tidak tahu sedikit
pun mengenai apa dan bagaimana kehidupan selama kuliah, kamu akan
kehilangan arah: tersesat.
So, sebelum berangkat, ada baiknya kamu diam sejenak untuk
melengkapi dirimu dengan tekad yang benar dan pengetahuan yang
memadai. Nabi Yunus adalah seorang pejalan yang sangat terburu-buru.
Kamu tentu tahu kisah lanjutannya. Kapal yang ia tumpangi mengalami
kekacauan. Emosi dan masalah Nabi Yunus rupanya menyebar dan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
menimbulkan masalah bagi orang lain di sekitarnya. Akhirnya, Nabi
Yunus harus dilemparkan ke laut, tak bisa meneruskan perjalanannya.
Tak cuma itu, Nabi Yunus kemudian dimakan hiu besar. Ia baru selamat
setelah menyadari kesalahannya.
Jangan terburu-buru, pelajari dengan saksama apa yang akan kamu
dapatkan bila hendak melakukan perjalanan. Kamu tak boleh seperti
Nabi Yunus. Karena masalahnya, orang lain menjadi kesusahan.
Kebiasaanmu, Harimaumu
Kamu pasti kenal pepatah yang bilang, "Mulutmu, harimaumu!" Pepatah
ini benar. Kamu akan mendapat bencana dari apa yang kamu bicarakan;
kamu pun akan mendapat perlindungan dari apa yang kamu bicarakan.
Kebiasaan pun memiliki logika yang sama. Apa yang kamu kerjakan
berulang-ulang, tanpa kamu sadari adalah juga harimau kamu.
Ya. Kamu akan dimakan oleh kebiasaanmu itu. Kamu akan menjadi celaka
oleh kebiasaan yang tidak pernah kamu sadari. Selama kuliah di
perguruan tinggi adalah saat kamu mengenali dan mengubah
kebiasaanmu itu.
Marilah kita kenali apa itu kebiasaan!
Apa yang kamu lakukan setiap bangun tidur? Apakah kamu berdiam
sebentar, tidak langsung bangun; tetapi malah melihat langit-langit
kamar? Apakah setelah bangun tidur pagi, kamu langsung ke kamar
mandi? Apakah setelah bangun tidur, kamu langsung bernyanyi? Carilah
apa yang biasa kamu lakukan tanpa berpikir! Semua itu adalah
kebiasaanmu!
Apa yang kamu kerjakan ketika tidak ada aktivitas apa pun? Apakah
kamu langsung meraih remote control seraya melihat televisi dengan
tanpa tujuan, pindah-pindah channel tanpa ada satu pun yang kamu
perhatikan? Apakah kamu memilih tidur atau mencari teman karena
merasa
bosan sendirian di rumah?
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Kebiasaan Sama Dengan Refleks
Kebiasaan merupakan gabungan dari pengetahuan, keterampilan, dan
keinginan. Pengetahuan adalah paradigma teoritis, "Apa yang harus
dilakukan dan mengapa?" Keterampilan adalah "Bagaimana
melakukannya?" Dan keinginan adalah motivasi, "Keinginan melakukan?"
Agar sesuatu menjadi kebiasaan dalam hidup kita, kita harus memiliki
ketiga hal ini.
Batasan kebiasaan dari Covey ini cukup mengejutkan, terutama ketika
menemukan batasan Islam dari Sachiko Murata, "Islam dipandang
sebagai sebuah 'agama' (din) dengan tiga dimensi fundamentalnya.
Tiga dimensi itu adalah Islam (tunduk kepada kehendak Allah), iman
(percaya kepada Allah dan ajaran-ajaran-Nya), dan ihsan (niat yang
tulus, benar, dan baik). Kita juga bisa menyebutnya sebagai tindakan,
pemahaman, dan niat yang benar, "
Jadi, iman berisi petunjuk, "Apa yang harus dilakukan dan mengapa?";
Islam mengenai, "Bagaimana melakukannya?"; sedangkan ihsan mengenai,
"Keinginan melakukan?". Ajaran Islam, dengan demikian, mengarahkan
kita pada kebiasaan
tertentu, kebiasaan yang memberi kedamaian.
Sayangnya, batasan iman, Islam, dan ihsan model Sachiko Murata ini
jarang disadari oleh banyak pemeluk ajaran Islam. Tentu saja,
kebiasaan umat Islam tidak mengarah pada kebiasaan yang baik dan
afektif, malah sebaliknya. Kebiasaan kita benar-benar tanpa
pengetahuan (iman), tanpa metodologi yang benar (Islam), juga tindakan
tanpa hati sama sekali. Akibatnya adalah apa yang kita alami saat ini:
Islam diidentikkan dengan terorisme.
Lupakan kesedihan ini. Kita kembali pada kebiasaan yang terkait dengan
iman, Islam, dan ihsan. Allah pernah berfirman dalam Hadis Qudsi
bahwa "Aku sebagaimana engkau kira."
Cara memandang menjadi penentu keberadaan suatu hal, bahkan Tuhan
(wujud dan maujud-Nya) bergantung pada bagaimana kita memandang-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Nya. Kalau kita beriman bahwa Allah adalah sumber seluruh alam dan
kehidupan ini, alam dan kehidupan pun dikenai hukum yang sama: ia ada
sebagaimana kita memandangnya.
Kalau hidup ini dipandang sebagai rahmat, ia akan memberi rahmat
kepada kita; demikian pun sebaliknya. Syaikh Naqsabandi, mursyid
utama Tarekat Naqsabandiyah, memiliki cara pandang yang unik
terhadap diri manusia. Menurut Syaikh yang satu ini, semua manusia
adalah pemahat; patungnya adalah diri sendiri.
Syaikh Naqsabandi memang menamai dirinya sebagai pemahat karena
bagi Syaikh, begitu manusia dilahirkan dalam bayangannya kita ini
seperti kayu pahatan yang belum selesai bentuknya. Sudah ada
bayangan bentuk, namun belum utuh sempurna, belum indah dan menarik.
Sadar tak sadar, seluruh tindakan kamu adalah kerja pemahatan. Salah
sedikit saja, kayu diri itu akan tak berbentuk atau patah. Namun, kalau
pekerjaan kamu sesuai dengan aturan Ilahiah, pekerjaan itu akan
memahat tubuh kamu menjadi seperti rupa Ilahi.
Sayangnya, kamu lupa pada kerja pemahatan ini. Akibatnya, rupa kamu
menjadi rupa yang bukan-bukan. Bila kamu menemukan diri ini penuh
nafsu dan amarah; jangan-jangan, itulah bentuk yang dihasilkan dari
pekerjaan memahat kamu sehari-hari.
Wah, bahaya sekali bila kamu sering lupa pada konsekuensi tindakan
sebagai pahatan bagi diri. Karena semakin seenaknya kamu bertindak,
semakin buruk pula rupa kayu diri kamu. Bahkan, mungkin saja, rupa
kamu tidak lagi berbentuk apa pun, selain kayu jelek yang hanya layak
untuk kayu bakar.
Ya, makanya, kamu mesti merumuskan blue print rupa pahatan diri kamu.
Merumuskan blue print membuat seluruh tindakan kamu sedikit demi
sedikit membuat kayu diri berbentuk sesuai dengan citra Ilahi.
Sebaliknya, tanpa blue print yang disadari, kamu akan menjelma menjadi
sekadar kayu bakar.
Orang bijak melakukan penciptaan dalam dua kali: penciptaan pertama
dalam rencana dan penciptaan yang kedua dalam tindakan. Rencana itu
kemudian dijadikan sebagai tujuan akhir dari
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
penciptaan. Dengan cara inilah, kamu akan dapat menciptakan segala
sesuatu menjadi berkualitas.
Kebiasaan terhubung dengan karakter. Apa itu karakter? Karakter,
menurut Stephen Covey, pada dasarnya adalah gabungan dari kebiasaan-
kebiasaan kita. Kebiasaan adalah faktor yang kuat dalam hidup kita.
Karena konsisten dan sering merupakan pola yang tak disadari;
kebiasaan secara terus-menerus, setiap hari, mengekspresikan karakter
kita dan menghasilkan efektivitas kita ... atau ketidakefektivan kita.
Karena terbiasa meniru pola orang kebanyakan, kita menjadi seperti
orang kebanyakan. Karena terbiasa mengimani Tuhan sebagaimana orang
kebanyakan, kitab suci tak pernah dijadikan pedoman, pokoknya apa
yang biasa itulah yang lazim; itulah kebenarannya.
Kenali kebiasaan baik dan buruk, lalu ubahlah kebiasaan buruknya. Kuliah
adalah kesempatan kamu untuk menetapkan sendiri tujuan untuk
perubahan itu dan melakukan kerja keras untuk perubahan diri. Pasti
tidak mudah. Asal kamu tahu, di dunia ini ada satu rumus sederhana:
segala yang istimewa didapatkan dengan cara tak sederhana; segala
yang biasa-biasa saja didapatkan dengan cara sederhana.
Untuk ke pasar, mereka harus melalui sungai yang cukup dalam.
Pokoknya, seluruh kaki keledai itu akan terendam.
Suatu hari, Nashruddin akan menjual garam ke pasar. Garam itu
dimasukkan ke dalam karung dan kini berada di atas punggung keledai.
Saat me-nyeberangi sungai, Nashruddin mencambuki keledai itu agar
dapat melewati sungai dengan segera. Tapi, keledai adalah keledai. Ia
justru menyengajakan diri untuk berendam di kedalaman air sungai,
sampai semua karung yang membawa garam itu terendam. Sesampainya
di seberang sungai, Nashruddin marah besar. Pasalnya, garamnya telah
lenyap setengah. Sebagian garam rupanya telah mencair dan terbawa
arus air.
"Keledai sialan, kenapa kamu menjual garam pada air sungai?!" bentak
Nashruddin. Keledai diam dan berjalan sambil melenggang.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Esok harinya, Nashruddin membawa barang dagangan baru. Seperti
biasa, ia meletakkan karung di atas punggung keledai dan seperti biasa,
mereka juga akan melewati sungai yang sama.
Begitu melewati sungai, keledai langsung menceburkan diri, merendam
berlama-lama. Nashruddin tersenyum melihat kelakuan keledai. Setelah
beberapa lama, Nashruddin menggiring keledai itu ke seberang sungai.
Kali ini, keledai berjalan terseok-seok. Ia merasakan bebannya menjadi
semakin berat.
"Hehehe ... tahu rasa kamu, keledai! Kini, cara yang sama tak
menghasilkan manfaat yang sama. Kemarin, dengan cara merendamkan
garam ke sungai, kamu dapat meringankan beban. Kini, merendamkan diri
ke sungai, justru membuat bebanmu lebih berat ketimbang sebelumnya.
Huh ... dasar keledai!"
Nashruddin sangat girang telah memperdayai keledai. Rupanya, kali ini,
ia mengisi karung dagangannya dengan kapas. Tentu saja, kapas akan
memberat begitu terkena air. Jadi, beban setelah masuk sungai lebih
berat ketimbang sebelumnya.
Apa hubungan kisah Nashruddin dengan kebiasaan? Keledai Nashruddin
bukan sembarang keledai. Ia adalah analogi bagi tubuh manusia. Konon,
antara tubuh dan keledai memiliki kebiasaan yang sama. Keledai itu
binatang yang lamban dan hanya bersuara kalau lapar atau kecapekan.
Giliran mendapatkan kesenangan, keledai sama sekali tidak bereaksi:
seperti tak mendapatkan apa-apa. Pola hidup keledai adalah demi
kesenangan. Tubuh kita pun sama dengan itu: suka mengeluh dan lamban
melakukan hal-hal baru.
Sifat lain dari keledai adalah ia akan mengulangi kegiatan yang
sebelumnya dianggap menguntungkan. Bila sebelumnya, dengan cara
merendamkan beban ke sungai, ia merasa bebannya berkurang; pada kali
kedua, saat membawa kapuk, ia pun melakukan hal yang sama. Hasilnya
tentu berbeda. Garam basah akan mencair, kapuk basah akan
menggumpal dan memberat.
Kisah Nashruddin sebenarnya sedang menceritakan apa itu kebiasaan.
Tubuhlah yang memproduksi kebiasaan, yaitu pengulangan tindakan-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tindakan sebelumnya yang menyenangkan bagi tubuh. Karena itu, bila
kita hendak melakukan perubahan, badanlah yang pertama kali
menolaknya. Ingat, keledai hanya bersuara bila ia merasa lelah dan
lapar. Reaksinya macam-macam. Kadang-kadang, muncul rasa kantuk,
mual, berkunang-kunang, seluruh sendi terasa linu atau lemas, dan
banyak hal lain lagi.
Menghadapi gejala-gejala seperti itu, kita akan segera berpikir, Wah,
kayaknya harus berhenti dulu, nih. Kesehatan badan itu penting untuk
dijaga! Begitu berhenti, badan tak bisa langsung pulih. Sebaliknya,
justru ia akan memberikan gejala baru: ngantuk berat dan akhirnya
tertidur.
Mengikuti cara Nashruddin, keledai badan ini harus diberi pelajaran.
Kebiasaannya harus diubah. Salah satu caranya dengan membuat badan
menjadi kapok. Kalau badan mengemukakan gejala kelelahan, abaikan
dulu. Itu hanya gejala awal. Bila kita mengabaikannya, akhirnya badan
akan segera menyesuaikan diri. Rasa capek yang muncul hanyalah cara
badan untuk merayu agar kita mengurungkan niat awal. Melalui cara ini,
ia tak akan mengeluh lagi. Ia akan memiliki kebiasaan baru, yaitu
mendukung keinginan pikiran.
Jagalah Tubuhmu
Jangan kamu remehkan tubuhmu! Kalaupun ia memiliki sifat dan sikap
seperti keledai, tubuhmu tetaplah penting. Seluruh gagasan yang
cemerlang keluar dari tubuhmu. Seluruh prestasi yang gemilang berasal
juga dari bantuan tubuhmu. Pikiran keluar dari otak dan otak adalah
organ tubuh yang tersimpan di tempurung kepalamu itu. Ini berarti,
tanpa tubuhmu, tak ada otak; pikiranmu juga tak ada.
Mari, kita buat contoh sederhana. Kamu tahu komputer? Ya, komputer.
Pada peralatan model komputer, kamu mengenali dua hal: hardware dan
software. Seluruh benda-benda yang kamu beli di toko komputer adalah
hardware-nya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Ada banyak spesifikasi dengan ukuran kecepatan dan daya tampungnya
masing-masing. Saat membeli hardware, kamu akan memilih yang
terbaik: prosesornya harus paling cepat dan cerdas, harddisk-nya juga
begitu, monitor harus yang terang dan lebar, dan seterusnya. Apakah
komputer yang kamu beli dari toko itu langsung dapat dinyalakan?
Apakah komputermu langsung bisa dioperasikan?
Tunggu dulu, semua hardware yang bagus dengan kualitas tertinggi itu
tidak bakal langsung dapat dioperasikan. Hardware itu hanya benda
mati, sama seperti besi mati yang dipenuhi jalinan kabel. Hardware
komputermu itu baru akan beroperasi bila kamu isikan software-nya.
Kamu harus isikan program tertentu (sesuai dengan
keinginan) pada komputermu. Melalui software itulah, besi mati dengan
jalinan kabel yang aneh akan dapat menunjukkan fungsinya.
Nah, hubungan antara badan kamu dengan pikiranmu itu sama dengan
hubungan antara hardware dan software. Program sehebat apa pun
sangat bergantung pada ketersediaan hardware-nya. Sebaliknya,
hardware sehebat apa pun hanya akan berguna bila diisi dengan program
software yang luar biasa!
Tubuhmu itu adalah hardware terbaik yang diberikan Allah buat kamu.
Melalui tubuhmu itulah, seluruh program hidupmu berjalan. Namun,
tubuh saja tidak akan membuat kamu hebat. Tubuh harus berjalan
sesuai program pikiranmu-tubuh harus dikendalikan oleh kesadaranmu.
Sayangilah tubuhmu, namun jangan biarkan dia manja. Bawaan tubuh
adalah makan, bersenang-senang, dan tidur (seperti keledai). Tundukkan
bawaan itu: isi program tertentu. Bila tubuhmu rusak, hidupmu akan
hancur. Jangan biarkan bawaan tubuh mengendalikan seluruh hidupmu.
Latihlah tubuhmu biar tetap segar. Olahragalah dengan teratur. Begitu
bangun pagi, segera regangkan seluruh otot dan persendianmu. Jangan
lama-lama, cukup 10 menit. Setelah Shalat Subuh, baru kamu jalankan
olahraga ringan seperti loncat-loncat atau lari-lari kecil.
Makanlah makanan yang bergizi dan jagalah kesehatanmu. Ingat, hanya
kamu yang tahu apa
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dokter hanya bisa bertanya, "Sakit apa?" So, kamulah yang tahu kapan
saatnya istirahat dan kapan saatnya menjalankan program!
Tubuh itu seperti kendaraan yang akan membawa kamu ke tempat
tujuanmu. Buatlah kendaraanmu itu tanpa masalah, jangan sampai ia
mogok. Bisa saja kamu sangat cerdas; namun bila tubuhmu mogok
(otakmu misalnya rusak), kamu akan kehilangan kecerdasan itu. Bisa saja
kamu punya niat membantu orang; namun bila tubuhmu rusak, semuanya
tinggal isapan jempol belaka.
Ada banyak mahasiswa yang sangat serius mengejar target impian,
sampai-sampai ia membiarkan matanya jadi minus dan punggungnya jadi
beng-kok. Itu bukan cara yang baik. Buat apa kamu berhasil bila kamu
sakit-sakitan.
Bisa saja 10 tahun ke depan kamu menjadi orang yang sesuai dengan
impianmu, namun kamu tidak bisa menikmatinya. Karena saat itu, kamu
sedang berjuang menghadapi tubuhmu yang sedang mogok (sakit tipes,
batuk-batuk, atau penyakit akibat kelelahan lainnya).
Bila dapat mengendalikan tubuhmu sesuai program, kamu akan bisa
meningkatkan satu kecerdasan dalam dirimu, yaitu kecerdasan fisik.
KAMARMU, KERAJAANMU
Bila seekor binatang dipindahkan dari hutan ke halaman rumahmu, ia
akan melakukan sejumlah ritual pengenalan wilayah baru. Ia akan
memandangi tem-pat barunya secara teliti, berjalan hilir mudik sampai
menemukan batas nyaman dari wilayahnya.
Setelah itu, ia akan membuat tempat barunya menjadi tempat yang
sesuai dengan seleranya. Tempat baru tentu saja memiliki bau yang
asing, maka ia akan meludah atau kencing di tempat itu sampai tem-pat
itu cocok dengan selera rasa betahnya.
Itu dilakukan di semua tempat yang telah dia observasi sebagai batas
nyaman bagi dirinya. Dengan cara itu, binatang liar ini telah menjadikan
tempat barunya sama dengan tempat lamanya: hutan. Ia siap hidup
dengan nyaman seperti di rumahnya yang dulu. Bagi yang lain, harap
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
hati-hati karena bila melanggar garis nyamannya; dia akan
menerkamnya.
Nah, kamu juga baru pindah dari rumahmu ke tempat yang baru dan
asing. Dulu, mungkin kamarmu serbalengkap dan berdekatan dengan
dapur yang semuanya telah tersedia di sana. Satu-satunya kekurangan
dari kamarmu yang dulu adalah peraturan.
Di rumah, kamu mendapatkan semuanya, kecuali kebebasan. Soalnya,
pergi dan pulang harus
dibawahi kendali ibu bapakmu. Kamu pun harus izin atau setidaknya
memberi tahu lewat telepon atau SMS. Di rumah, kamu juga tidak
memiliki kebebasan dalam menentukan kapan waktu tidur dan waktu
bangun. Bahkan, kamu pun tidak bisa membawa teman secara
sembarangan dalam waktu lama.
Kini ... kamu mendapatkan seluruh kebebasan-mu. Kamar kos yang kamu
dapatkan, sepenuhnya dibawah kendalimu. Tak ada bapak, tak ada ibu,
tak ada kakak atau adik; kamulah penguasa tunggal di kamar itu. Apa pun
yang kamu mau, bisa kamu lakukan kapan saja. Kamu bisa tidur jam
berapa pun, bisa bangun jam berapa pun; semuanya bergantung pada
keinginanmu. Temanmu bisa menginap di kamarmu dan pulang kapan saja
sesuai keinginan kamu.
Kini, kamu mendapatkan kebebasan yang lama kamu idam-idamkan. Kamu
mendapatkan kebebasan di kamarmu. Tapi, nanti dulu, apakah itu yang
kamu namakan sebagai kebebasan? Apakah kebebasan adalah berbuat
sesukamu, tanpa batas, tanpa kendali?
Jawabannya, kamu harus buat eksperimen ini. Cobalah angkat satu
tanganmu, lalu lihatlah kelima jarimu. Manakah yang paling bebas
bergerak ke segala arah? Jari telunjuk, jari tengah, jari manis, ke-
lingking, atau ibu jarimu yang besar itu? Tentu saja ibu jari. Dialah yang
paling bebas bergerak. Ibu jari bisa membuat gerakan rotasi (berputar)
secara sempurna.
Nah, kini, ada pertanyaan kedua: Apakah kamu
mau ibu jarimu lebih bebas lagi? Soalnya, ibu jarimu itu belum benar-
benar bebas. Ia masih menempel di telapak tanganmu. Kalau mau lebih
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
bebas lagi, coba (yang ini cukup dibayangkan) kamu potong ibu jarimu
itu-pisahkan dari telapak tangan. Lalu, lihatlah, apakah ia bisa bergerak-
gerak? Tentu saja, ia menjadi bangkai: diam dan membusuk tak lama
lagi.
Kamu dapat menyimpulkan, dari eksperimen ini, bahwa kebebasan
membutuhkan ikatan. Jempol bisa bebas bergerak justru karena ia
terikat pada tempatnya. Ketika tanpa ikatan dengan telapak tangan,
jempol justru tidak bisa bergerak sama sekali. Kalau begitu, kebebasan
justru ditemukan dalam ikatan.
Kamu merasa bebas kalau kamu memiliki aturan. Tanpa aturan sama
sekali, kamu bahkan tak bisa disebut bebas.
Kalau begitu, tunda dulu rasa senangmu. Kamu tidak boleh langsung
merasa bebas sebebas-bebasnya. Kamu harus membuat ritual yang sama
dengan bintang liar yang mendapat tempat baru. Pertama, kamu harus