ANALISIS EFISIENSI DAN PERTUMBUHAN ASURANSI JIWA SYARIAH DI INDONESIA (Studi Kasus Pada Asuransi Jiwa Syariah W, X, Y, Z Priode 2012 – 2016) Tesis Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Ekonomi (M.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Perbankan Syariah Diajukan oleh : Vina Mazwini NIM: 21150850000001 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018
107
Embed
New ANALISIS EFISIENSI DAN PERTUMBUHAN ASURANSI JIWA … · 2018. 4. 25. · Asuransi syariah di Indonesia khususnya asuransi jiwa syariah, akhir-akhir ini menunjukan kinerja yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS EFISIENSI DAN PERTUMBUHAN
ASURANSI JIWA SYARIAH DI INDONESIA
(Studi Kasus Pada Asuransi Jiwa Syariah W, X, Y, Z Priode 2012 – 2016)
Tesis
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Magister Ekonomi (M.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Perbankan Syariah
Diajukan oleh :
Vina Mazwini
NIM: 21150850000001
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
Abstract
The purpose of this study is to analyze the level of sharia life insurance
efficiency and see the effect of input variables and output variables on the growth
rate of sharia life insurance, with input variables consisting of total assets and
commission costs while the output variable consists of gross and premium
contributions. The data in this study is secondary data taken from the financial
statements of life insurance sharia during the period 2012-2015, the object in this
study there are 4 insurance companies. To see the level of efficiency in this study
using Data Envelopment Analysis method and to see the effect of input and output
variables using SEM-based variants with Partial Least Square (PLS). The result
of the analysis of Sharia life insurance efficiency level has fluctuated during the
research period, the level of insurance efficiency Z in the year 2013 is the lowest
of 69.73%, while the level of efficiency remains 100% in 2014. In the analysis of
the effect of input and output variables show the results on variables total asset
input there is a positive effect on growth rate with value of T equal to 2543,
variable of commission cost input there is no significant influence and variable of
output of gross contribution there is no significant influence, variable of output of
investment income there is significant influence to growth rate of sharia insurance
with value of T equal to 2.521.
Keywords: Efficiency, Data Envelopment Analysis, Sharia Life Insurance
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat efisiensi asuransi
jiwa syariah dan melihat pengaruh variabel input dan variabel output terhadap
tingkat pertumbuhan asuransi jiwa syariah, dengan variabel input terdiri dari total
aset dan biaya komisi sedangkan variabel output terdiri dari kontribusi bruto dan
premi. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari laporan
keuangan asuransi jiwa syariah selama periode 2012- 2016, objek dalam
penelitian ini ada 4 perusahaan asuransi. Untuk melihat tingkat efisiensi pada
penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis dan untuk
melihat pengaruh variabel input dan output menggunakan SEM berbasis varian
dengan Partial Least Square (PLS). Hasil analisis tingkat efisiensi asuransi jiwa
syariah mengalami fluktuatif pada masa penelitian, tingkat efisiensi asuransi Z
pada tahun 2013 merupakan yang terendah sebesar 69.73%, sedangakan tingkat
efisiensi tetap mencapai 100% pada tahun 2014. Pada hasil analisis pengaruh
variabel input dan output menunjukan hasil pada variabel input total aset terdapat
pengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan dengan nilai T sebesar 2.543,
variabel input biaya komisi tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan variabel
output kontribusi bruto tidak terdapat pengaruh signifikan, variabel output
pendapatan investasi terdapat pengaruh signifikan terhadap tingkat pertumbuhan
asuransi syariah dengan nilai T sebesar 2.521.
Kata kunci : Efisiensi, Data Envelopment Analysis (DEA), Asuransi Jiwa Syariah
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang
ini. Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat
guna mencapai gelar Magister Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah (UIN) Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua, My Papa, My Proud, My Inspiration, My Power Dr. H.
Sirojuddin Aly, M.A, and My Mama (Alm) Hj. Aisyah, (you’ two always be the
best, i love you till forever ends) yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dan tak
lupa pula do’a indah untuk Mama tersayang selalu ananda kirimkan walaupun
secara Jasadiyah terpisah namun ikatan Ruhiyah ini begitu dekat, Love youuuu,
Mama is the best, love you Papah.
2. Segenap keluarga, khususnya to all my sista’, thank you for your support “
Ka Devi, Ka Ayu, yang selalu mensupport dan tak pernah bosan mengingatkan
penulis untuk segera menyelesaikan tesis dan memberikan nasehat-nasehat
lainnya, dan untuk adik- adik Imtias, Laili, Izzati, and Ifkar. terima kasih atas doa
dan semangatnya yang selalu mengibur penulis selama menyelesaikan tesis thanks
so much. And Angga Kurniawan Thanks so much.
3. Bapak Dr.M.Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Herni Ali,S.E, MM selaku Ketua Jurusan Magister Perbankan
Syariah dan Dosen Pembimbing 1 yang telah berkenan memberikan tambahan
ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan tesis ini.
Bimbingan dan arahan untuk membimbing penulis selama menyusun tesis agar
tesis ini bisa terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Ade Suherlan, MBA,.MM, selaku Sekretaris Magister Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, M.A. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan memotivasi penulis agar
tesis ini bisa terselesaikan dengan baik.
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Magister Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis yang telah memberikan pengetahuan yang sangat
bermanfaat selama masa perkuliahan hingga penulis menyelesaikan studi di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
8. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan bantuan kepada penulis sehingga tesis ini bisa diselesaikan dengan
baik.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen perbankan
syaria.
Jakarta, 4 April 2018
Penulis,
Vina Mazwini
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS ...................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS ......................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iii
ABSTARCT ........................................................................................................... iv
1. Aplikasi Asuransi Syariah dalam Pembiayaan Risiko
Dalam asuransi syariah, risiko organisasi disebar atau dibagi dengan
orang atau organisasi lain yang memiliki sifat risiko yang relatif sama.
19
Berdasarkan model yang diterapkan oleh asuransi syariah, induvidu atau
organisasi membayar kontribusi dalam bentuk sumbangan dengan ketentuan
bahwa bila terjadi risiko pada satu peserta , peserta tersebut akan menerima
bantuan dana asuransi syariah untuk menutupi kerugian yang diharapkanya.
Di dalam tembok perlindungan yang berupa perikatan tersebut, praktik-
praktik terbaik dalam hal-hal berikut perlu dilakukan :
Indetifikasi risiko dan analisis risiko
Praktik underwriting yang tepat untuk menjamin ketersediaan dana yang
cukup untuk mengganti kerugian, namun pada waktu yang bersamaan
tidak belebihan yang mengakibatkan pembenahan peserta secara tidak
wajar.
Membagi dan menyebar risiko Pihak penyelenggaraan harus menjamin
pembagian risiko yang adil dan sehat di antara peserta, dan disamping itu
harus di antisipasi terhadap kemungkinan kerugian diluar kemampuan
mereka, pihak penyelenggaraan harus menyebarkan risiko kepada
penyelanggara yang lain dalam asuransi syariah atau pasar reasuransi
syariah. ( Muhammad Iqbal : 2005, 157)
2. Pengukuran Efisiensi
a. Pendekatan Teknis
Efisiensi teknis merupakan suatu ukuran yang membandingkan
antara pengeluaran (output) dan masukan (input), atau jumlah yang
dihasilkan dari sejumlah input yang digunakan (Suseno, Priyonggo,
2008). Efisiensi merupakan perbandingan antara output dan input yang
20
berhubungan dengan tercapainya output maksimum dengan sejumlah
input tertentu, yang berarti jika rasio output-input semakin besar, maka
efisiensi dikatakan semakin tinggi. (Shone Rinald, 1981 dalam
Komaryatin, Nurul: 2006)
b. Pendekatan Biaya
Efisiensi dengan pendekatan biaya adalah mengukur sejauh mana
biaya yang dikeluarkan oleh suatu unit ekonomi atau perusahaan untuk
mendapatkan hasil (keluaran) tertentu yang diharapkan, sehingga dapat
dibuat perbandingan diantara kedua variable tersebut. Dalam Sumarjono,
Djoko (2004), efisiensi akan tercapai ketika pendapatan marjinal = biaya
marjinal.
Kusnadi, dkk (1999) menuturkan bahwa perusahaan akan
mengalami kondisi yang tidak efisien ketika biaya marjinal untuk
menambah hasil produksi sudah lebih besar dari pendapatan marjinalnya
(MC>MR). sehingga ketika memproduksi dengan tambahan biaya yang
semakin besar akan memperkecil keuntungan (laba perusahaan).
Di dalam kegiatan ekonomi, konsep efisiensi tertuju pada
bagaimana penciptaan barang dan jasa dengan menggunakan biaya yang
paling rendah yang mungki dapat dicapai, serta mampu mengalokasikan
sumber-sumber ekonomi pada penggunaan yang paling bernilai (Taswan,
2006). Kegiatan memproduksi suatu perusahaan akan mencapai efisiensi
ketika perusahaan tersebut mampu memproduksi dalam skala yang
ekonomis.
21
3. Konsep Efisiensi Dalam Pandangan Islam
Selama dalam melakukan penelitian, peneliti belum menemukan
rujukan yang khusus membahas tentang efisiensi dalam pandangan Islam.
Namun penulis akan berusaha menganalisis dari Al-Quran, Hadits serta
pandangan para ulama ekonomi islam yang berkaitan dengan efisiensi.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas pada point teori efisiensi
bahwasannya efisiensi berkaitan dengan teori konsumsi dan teori produksi.
Yang mana dalam teori konsumsi Islam menurut Imam Al Ghazali bahwa
sesorang yang ingin memenuhi kebutuhannya dengan semaksimal mungkin
atau “selalu ingin lebih” harus berhati-hati karna dikhawatirkan akan
mencapai pada tingkat keserakahan dan pengejaran nafsu pribadi. Selain itu
Imam Al Ghazali memandang bahwa perkembangan ekonomi
merupakan bagian dari kewajiban sosial (fardhu kifayah) yang sudah
ditetapkan oleh Allah SWT. Jika kewajiban ini tidak dipenuhi maka dunia
akan binasa. Jadi Imam Al Ghazali berpendapat bahwa kegiatan yang
berkaitan dengan kewajiban sosial untuk mengembangkan ekonomi harus
dilakukan secara efisien (Karim : 2007).
Sedangkan konsep efisiensi yang berkaitan dengan teori produksi
islam yaitu dimana produksi lahir dan tumbuh karna manusia yang menyatu
dengan alam. Maka untuk menyatukan manusia dengan alam Allah SWT
menunjuk manusia sebagai khalifah di muka bumi.Tugas manusia sebagai
khalifah yaitu mengelola sumber daya yang disediakan oleh Allah SWT.
secara efisien dan optimal agar kesejahteraan dan keadilan dapat tercipta
22
dengan baik.Segala bentuk kegiatan ekonomi yang ditujukan untuk mencari
keuntungan tanpa berakibat pada nilai guna sumber daya yang ada tidak
disukai dalam Islam (Karim : 2007).
Tujuan dari efisiensi sendiri berdasarkan konsep konvensional adalah
untuk mendapatkan profit yang maksimal dengan biaya yang minimal.
Pelaku bisnis akan selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang
banyak dan meminimalisir biaya yang dikeluarkan dengan tujuan untuk
mensejahterakan dirinya dan atau mengembangkan bisnisnya. Hal ini
memang sejalan dengan tujuan dari mencari rezeki agar Allah SWT
mencukupkan keperluan hambaNya di muka bumi. Ada beberapa dalil yang
menjadi landasan umat islam dalam mencari rezeki agar hidupnya menjadi
layak dan mampu melaksanakan semua rukun islam.
Karna harta itu didapat bukan karna datang dengan sendirinya,
melainkan didapat melalui usaha dan kerja keras. Sebagaimana tertuang
dalam firman Allah SWT Artinya: “Apakah mereka yang membagi-bagikan
rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka di dunia,
dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian lainnya.Dan
Rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. ”(Q.S. Az-
Zukhruf: 32). Dalam penjelasan tafsir Ibnu Katsir, Allah SWT menjelaskan
bahwa Dia telah membeda-bedakan hambaNya berdasarkan atas apa yang
telah diberikan dalam hal harta kekayaan, rezeki, akal, pemahaman dan
sebagainya yang merupakan kekuatan lahir dan batin. Oleh karena itu, satu
sama lain harus saling bekerja keras untuk mempergunakan potensinya
23
dalam beramal dan mencari karunia Allah SWT. Selain bekerja keras untuk
mencari rezeki, cara untuk mendapatkan efisiensi yaitu manusia juga harus
memanfaatkan potensi yang telah Allah SWT karuniakan kepadanya. Allah
telah memudahkan dan menganjurkan manusia agar senantiasa
memanfaatkan seluruh potensi yang ada di muka bumi demi terpenuhinya
segala kebutuhan hidupnya. Ini sesuai dengan firman Allah: Artinya:
“Dia-lah yang telah menjadikan bumi mudah untuk dijelajahi untuk kamu.
Maka jelajahilah di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rezeki-
Nya.
Dan hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan” (Q.S.
Al-Mulk : 15) Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan
manusia untuk berjelajah ke segala penjuru bumi yang diinginkan untuk
membawa berbagai macam hasil usaha karena Allah SWT telah
memberikan kemudahan, serta agar berusaha dalam memperoleh sarana yang
tidak bertentangan dengan kewajiban bertawakal kepada Allah SWT.
Karna pada hakekatnya hanya kepada Allah SWT semua akan
kembali. Namun Islam melarang manusia untuk mencari harta dengan cara
yang bathil termasuk larangan menimbun barang untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih banyak. Larangan ini sesuai dengan firman Allah
SWT.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan
riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kalian
mendapatkan keberuntungan” (Q.S. Ali-Imran : 130) Pada ayat ini Allah
24
SWT melarang hamba-hambaNya untuk mendapatkan harta dengan cara
yang bathil. Salah satunya dengan memakan riba secara berlipat ganda
seperti yang dahulu biasa dilakukan dalam transaksi hutang piutang.
Larangan lainnya dalam Islam untuk mencari rezeki yaitu adanya
larangan untuk berlebih-lebihan. Produsen hendaknya memperhitungkan
secara cermat anggaran yang akan dikeluarkannya dalam memproduksi suatu
barang agar tidak terjadi pengeluaran yang berlebih-lebihan sehingga
memperbesar biaya pengeluaran.
Selain itu, harus memperhatikan produknya agar mencukupi
kebutuhan masyarakat dan tidak menjadikan konsumen bermewah-mewahan
dengan produk tersebut. Larangan untuk berlebih- lebihan ini terdapat dalam
firman Allah SWT
Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun berjunjung dan
yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-
macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan
tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yanng bermacam-macam itu)
bila dia berbuah, dan tunaikanlah hanya dihari memetik hasilnya tapi
janganlah kamu berlebih-lebihan.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang
yang berlebih-lebihan.”(Q.S. Al-An’am : 141). Ayat ini jika ditinjau dari
makna lahiriyahnya, maka maksud dari ayat ini adalah larangan berlebihan
dam makan karena dapat memberikan mudharat pada akal dan tubuh.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Islam membatasi
pelaku ekonomi dalam menjalankan usahanya tidak menjadi penghambat
25
untuk memperoleh keuntungan. Tidak ada definisi murni tentang efisiensi,
baik itu dari segi keuntungan atau outputmaupun dari segi biaya atau nput.
Islam mengharuskan kaffah dalam menjalankan setiap aktivitas, namun
dengan tidak melanggar batasan-batasan yang telah Allah SWT tentukan agar
hasilnya selalu optimal dan tidak ada yang dirugikan atau terzhalimi.
4. Total Aset
Aset adalah kekayaan (sumber daya) yang dimiliki oleh entitas bisnis
yang bisa diukur secara jelas menggunakan satuan uang serta sistem
pengurutannya berdasar pada seberapa cepat perubahannya dikonversi
menjadi satuan uang kas. Atau keseluruhan dari aset lancar dan aset non
lancar, sumber data dari laporan posisi keuangan (neraca).
Ada beberapa cara mendapatkan aset, yaitu :
Aktiva bisa diperolah dengan cara diproduksi atau dibangun sendiri,
Bisa didapat dengan dibeli
Pertukaran aset maupun sumbangan dari pihak lain.
5. Biaya Komisi
Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan asuransi yang
diberikan kepada agen atau broker karena adanya jasa yang diterima, sumber
data dapat diambil pada laporan laba rugi dana perusahaan.
6. Kontribusi Bruto
Kontribusi bruto adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan setiap
bulannya sebagai kewajiban dari tertanggung atas keikutsertaannya di
asuransi. Besarnya premi atas keikutsertaan di asuransi yang harus
26
dibayarkan telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi dengan memperhatikan
keadaan-keadaan dari tertanggung. Atau Jumlah bruto yang menjadi
kewajiban peserta untuk porsi resiko dan ujroh. Sumber data dapat di ambil
pada laporan surplus Underwriting.
7. Pendapatan Investasi
Hasil dari kegiatan suatu entitas dalam melakukan investasi atas harta
yang dimilikinya. Hasil investasi merupakan sumber cadangan pendapatan
yang berasal dari deposito, penjualan saham, dan lain-lain. Hasil investasi
diberikan setelah pendapatan investasi dikurangi dengan beban investasi dan
selisih kurs valuta asing yang berhubungan dengan investasi diberikan
sebagai bagian dari hasil investasi. Sumber data dapat diambil pada laporan
surplus Underwriting dana Tabarru.
G. Penelitian Terdahulu
Berikut adalah penelitian - penelitian terdahulu terkait efisiensi pada Asuransi-
asuransi Syariah, diantaranya :
No Nama Peneliti Judul Peneliti Hasil Peneliti Perbedaan dan Kesamaan
1. Khan dan
Noreen,
Jurnal Islamic
Economi
Studies, Vol.
22 No. 1, May
2014, ISSN
139-158.
Efficiency
Measure of
Insurance vs
Takaful
Firms Using
DEA
Approach: A
Case of
Pakistan
Penelitian ini
membandingkan
tingkat efisiensi
asuransi konvensional
dengan asuransi
syariah dengan studi
kasus di negara
Pakistan. Hasil
penelitian
menunjukan bahwa
asuransi syariah lebih
efisien karna
perusahaan dapat
menggunakan
inputnya secara
Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian
sebelumnya yaitu penelitian
sebelumnya
membandingkan tingkat
efisiensi asuransi
konvensional dengan
asuransi syariah, dan
variabel yang digunakan
pun berbeda, pada
penelitian ini variabel input
yang digunakan adalah total
aset, biaya komisi,
sedangkan variabel output
pada penelitian ini adalah
27
optimal.
kontribusi bruto dan
pendapatan investasi.
Penelitian ini sama – sama
menggunakan metode
DEA, tetapi hanya
pendekatan Constant
Return to Scale saja, dan
penelitian ini juga
mengukur efisiensi asuransi
syariah yang dilakukan
pada 4 asuransi jiwa
syariah di Indonesia.
2. Abidin dan
Candra,
Journal Of
Economics,
Business And
Accountancy
Ventura, Vol
14, No. 3,
Desember
2011, ISSN
197-202,
Efficiency Of
Non-Life
Insurance In
Indonesia.
Penelitian ini
bertujuan untuk
menghitung tingkat
efisiensi dari 23
perusahaan asuransi
kerugian di Indonesia
priode 2002-2005,
variabel yang dipakai
mengikuti variabel
sebelumnya oleh
Hangwang and Kao
2006, output yang
digunakan adalah
pendapatan premi,
pendapatan bersih
undrerwriting seta
input yang digunakan
adalah beban
oprasional. Penelitian
ini juga menguji
hubungan antara
tingkat efisiensi
dengan rasio-rasio
kinerja lainnya
dengan mengunakan
data DEA, Abidin
juga menyimpulkan
bahwa perusahaan
besar lebih efisiensi
dibandingkan dengan
perusahaan kecil.
Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian
sebelumnya yaitu variabel
input dan variabel output
yang digunakan, pada
penelitian ini, variabel
input yang digunakan
adalah total aset, biaya
komisi sedangkan untuk
variabel outputnya adalah
kontribusi bruto dan
pendapatan investasi. Dan
pada penelitian ini meneliti
pada industri asuransi jiwa
syariah di Indonesia, selain
itu persamaan dalam
penelitian ini sama-sama
menggunakan metode
DEA.
3. Joseph
Magnus dan
Frimpong,
America
Journal of
Scientic
Research,
Investigating
Efficiancy Of
Ghana Bank
: A Non-
Parametric
Approach
Studi ini melihat
tingkat efisiensi
relatife pada bank di
Ghana priode 2007,
penelitian ini
menggunakan
pendekatan
Perbedaan peneliti ini
dengan penelitian
sebelumnya adalah,
penelitian ini menggunakan
variabel input dan variabel
output yang berbeda
dengan penelitian
28
ISSN 1450-
223x issue 7,
2010, pp 64-
70.
intermediasi, antara
lain ingin melihat
tingkat efisiensi di
bank Ghana secara
keseluruhan, studi ini
menggunakan model
input-output, diman
input terdiri deposito
dan total expenditure,
dan outpunya adalah
pinjaman dan
investasi yang di
sediakan oleh bank,
hasilnya hanya 4
bank dari 22 bank
yang efisiensi
sementara 18 bank
lainnya tidak efisiesi.
sebelumnya, pada
penelitian ini, variabel
input yang digunakan
adalah total aset, biaya
komisi sedangkan untuk
variabel outputnya adalah
kontribusi bruto dan
pendapatan investasi.
4. Miniaoui &
Chaibi,
Working
Paper Series
IPAG
Bussiness
School, 2014.
Technical
Efficiency of
Takaful
Industry: A
Comparative
Study of
Malaysia and
GCC
Countries
penelitian mengenai
efisiensi teknis
perusahaan asuransi
syariah dengan
membandingkan
perusahaan asuransi
syariah di negara
Malaysia dengan
negara-negara GCC.
Penelitian ini
dilatarbelakangi karna
adanya perbedaan
hukum yang
mendukung antara
negara Malaysia
dengan negara-negara
GCC. Hasilnya
menunjukkan bahwa
pengaruh hukum
tidak ada
hubungannya dengan
efisiensi, hal ini
disebabkan karena
tidak adanya variabel
hukum yang
ditambahkan dalam
analisis efisiensi.
Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian
sebelumnya yaitu penelitian
sebelumnya
membandingkan tingkat
efisiensi asuransi kerugian,
asuransi jiwa. dan variabel
yang digunakan pun
berbeda, pada penelitian ini
variabel input yang
digunakan adalah total aset,
biaya komisi, sedangkan
variabel output pada
penelitian ini adalah
kontribusi bruto dan
pendapatan investasi.
Penelitian ini sama – sama
menggunakan meneliti
tingkat efisiensi pada
asuransi syariah.
5. Bernada,
Ujang &
Muhammad
Nadratuzzama
n, Journal
Tingkat
Efisiensi
Industri
Asuransi Jiwa
Syariah
penelitian ini
menganalisis
pengaruh faktor rasio
tingkat Solvabilitas
dana tabarru’ dan
Perbedaan peneliti ini
dengan penelitian
sebelumnya adalah,
penelitian ini menggunakan
variabel input dan variabel
29
Aplikasi dan
Bisnis, Vol. 2,
No. 1, Januari
2016, E-
ISSN: 2460-
7819.
Menggunaka
n Pendekatan
Two Stage
Data
Enpelopment
Analysis
rasio tingkat
solvabilitas dana
perusahaan asuransi
jiwa syariah di
Indonesia terhadap
efisiensi asuransi jiwa
syariah di Indonesia
merumuskan
implikasi kebijakan
untuk asuransi jiwa
syariah agar dapat
lebih effisien.
Penelitian ini
menggunakan alat
analisis DEA (Data
Envelopment
Analisis). Sample
diambil secara
porposif, yaitu data
14 perusahaan
asuransi jiwa syariah
di Indonesia dari
tahun 2011–2014,
yang dilanjutkan
dengan analisis Tobit
pada tingkat kedua.
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
rata-rata hasil analisis
DEA untuk seluruh
DMU (Decision
Making Unit) belum
efisien, baik efisiensi
secara ekonomis
(overall technical)
atau CRS dengan
skor 0,693116,
efisiensi secara teknik
(pure technical) atau
VRS dengan skor
0,776011, dan skor
efisiensi untuk
efisiensi secara skala
sebesar 0,884275,
dari rata-rata score
efisiensi,
output yang berbeda
dengan penelitian
sebelumnya, pada
penelitian ini, variabel
input yang digunakan
adalah total aset, biaya
komisi sedangkan untuk
variabel outputnya adalah
kontribusi bruto dan
pendapatan investasi.
6. Hulwa
Tuffahati,
Sepky
Mardian, dan
Pengukuran
Efisiensi
Asuransi
Syariah
Penelitian ini
bertujuan untuk
mengukur efisiensi
Perusahaan Asuransi
Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian
sebelumnya bahwa
penelitian sebelumnya
30
Edy Suprato.
Jurnal
Akuntansi dan
Keuangan
Islam, Vol. 4,
No. 1, 2016.
Dengan
Metode Data
Enpelovment
Analysis
Syariah di Indonesia
dengan menggunakan
Data Envelopment
Analysis (DEA).
Sampel yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah
Perusahaan Asuransi
Syariah yang
menerbitkan laporan
keuangan penuh
mereka dari tahun-
tahun 2012-2014.
Variabel dalam
penelitian ini terdiri
dari dua macam
variabel, yaitu
variabel input dan
variabel output.
Variabel input adalah
total aset dan biaya
komisi. Sedangkan
output variabel adalah
kontribusi bruto dan
pendapatan investasi.
meneliti tentang seluruh
perusahaan asuransi,
sedangankan penelitian ini
hanya focus pada asuransi
jiwa syariah dan juga
meneliti tentang pendapat
efisiensi asuransi syariah
menurut fiqih, persamaan
pada penelitian ini yaitu
sama menggunakan metode
DEA dan variabel pun
sama dengan penelitian ini.
7. Fitri
Sagantha,
Tesis 2015,
UIN Syarif
Hidayatullah
Analisis
Efisiensi
Perbankan
Syariah
Dengan
Menggunaka
n Metode
DEA,
Penelitian ini
menunjukan bahwa
tingkat efisiensi
Bank-Bank Syariah
mengalami fluktuatif.
Bank syariah yang
memiliki tingkat
paling baik adalah
bank syariah Y
karena mencapai
tingkat efisiensi 100
persen.
Perbedaan peneliti ini
dengan penelitian
sebelumnya adalah pada
variabel dan objek
penelitian, penelitian ini menggunakan variabel input dan variabel output yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Persamaan pada penelitiannya ini yaitu sama-sama menggunakan metode DEA.
8. Krmizi, Agus
Surya Agus.
Jurnal Pekbis,
Vol.3, No.1,
Maret 2011 :
391-405
Pengaruh
Pertumbuhan
Modal Dan
Aset
Terhadap
Rasio Risk
Based
Capital
(RBC),
Pertumbuhan
Penelitian ini
menunjukan bahwa
penanaman modal
dalam perusahaan
asuaransi secara
umum tidak
dimanfaatkan secara
produktif dan optimal
dalam meningkatkan
perolehan premi.
Perbedaan peneliti ini
dengan penelitian
sebelumnya adalah,
penelitian ini menggunakan
variabel input dan variabel
output yang berbeda
dengan penelitian
sebelumnya, pada
penelitian ini, variabel
input yang digunakan
31
Premi Netto
dan
Profitabilitas
Perusahaan
Asuransi
Umum di
Indonesia
Begitu pula premi
dan peningkatan
profitabilitas.
Sementara di sisi
lain, pertumbuhan
aset berperan positif
dan meningkat.
adalah total aset, biaya
komisi sedangkan untuk
variabel outputnya adalah
kontribusi bruto dan
pendapatan investasi
H. Kerangka Berfikir
Berdasarkan teori yang dijelaskan sebelumnya, kerangka tesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Laporan Keuangan Asuransi-Asuransi Jiwa Syariah
Tahun 2012-2016
Persiapan Data Mentah
Data Sekunder :
Data Input : Total Aset, Biaya Komisi
Data Output : Kontibusi Bruto, Pendapatan
Investasi
Data Envelopment Analysis
DEAWIN
SmartPLS
Uji Validitas
Uji Reliabilitas
Uji Hipotesis
Analisis dan Pembahasan
Hasil dan Kesimpulan
Pemilihan Variabel Input dan Output yang akan digunakan
32
I. Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan kerangka pemikiran yang telah digambarkan
sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini, yaitu :
1. H0 = Asuransi Syariah di Indonesia tidak efisiensi
H1 = Asuransi Syariah di Indonesia Efisiensi
2. H0 = Tingkat Efisiensi menurut nilai Islam
H1 = Tingkat efisiensi tidak menurut Nilai Islam
3. H0 = Tidak terdapat pengaruh variabel input dan variabel output terhadap
tingkat pertumbuhan Asuransi Syariah
H1 = Terdapat pengaruh variabel input dan variabel output terhadap tingkat
pertumbuhan Asuransi Syariah
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini meliputi analisis tingkat efisiensi asuransi jiwa syariah hanya di
Indonesia, dalam periode penelitian yaitu tahun 2012 sampai dengan tahun 2016, dan
dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA) pendekatan Teknis dengan
Constant Return to Scale (CRS). Data yang digunakan adalah laporan keuangan
Asuransi Syariah, dengan mengambil sampel yaitu 4 ( Empat) Asuransi Jiwa Syariah.
Penelitian ini juga melihat bagaimana pengaruh variabel input yang terdiri dari Total
Aset dan Biaya Komisi, serta variabel output yang terdiri dari Kontribusi Bruto dan
pendapatan Investasi terhadap tingkat pertumbuhan Asuransi Jiwa Syariah. Dan untuk
melihat pengaruh variabel input dan output menggunakan Partial Least Square (PLS).
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Penelitian ini
menggunakan laporan Tahunan Asuransi – asuransi jiwa di Indonesia
pada priode 2012- 2016.
2. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling,
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tetentu.
Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan
tujuan untuk mendapatkan sample yang sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Kreteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
Asuransi J i w a Syariah yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa
34
Keuangan).
Yang telah mempublikasikan annual report priode 2012 -2016
Laporan keuangan yang sudah diaudit oleh lembaga indenpenden
Didapat 4 Asuransi Jiwa Syariah yang akan dijadikan sebagai sempel
dalam penelitian ini, yaitu :
1. Prudential (W)
2. Alianz (X)
3. AJB Bumi Putera (Y) dan
4. Panin (Z)
C. Metode Pengumpulan Data
a. Teknik Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data pokok secara tertulis dengan cara
melihat catatan atau arsip yang ada pada perusahaan. Pengumpulan data yang
dilakukan penulis dengan melihat dan mencatat data yang bersumber dari
laporan publikasi Asuransi Syariah di internet. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan data tahunan dan laporan keuangan pada priode 2012 – 2016.
b. Teknik Pustaka
Teknik pustaka ini dilakukan untuk memperoleh teori yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dasar- dasar teoritis ini diperoleh
dari literature- literature, majalah- majalah maupun tulisan- tulisan lainnya
yang berhubungan dengan tingkat kesehatan Asuransi Syariah.
35
D. Metode Analisis Data
1. Metode Pengukuran Efisiensi dengan Data Envelopment Analysis
(DEA)
Penelitian ini bertujuan mengukur dan menganalisis Tingkat efisiensi
Asuransi – Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia selama tahun 2012 – 2016,
dengan metode Non Parametrik yakni metode Data Envelopment Analysis
(DEA). DEA pertama kali dikembangkan oleh Farreel (1957) yang
mengukur efisiensi teknis satu input dan satu output menjadi multi input.
Alat analisis ini dipopulerkan oleh beberapa penelitian lainnya.
a. Model Data Envelopment Analysis (DEA)
1) Charnes Cooper Rhodes (1978)
Para peneliti pertama kali menentukan model DEA CCR
pada tahun 1978. Menurut Muharam dan Purvitasari (2007) model
ini mengasumsikan adanya Constant Return to Scale (CRS). CRS
adalah perubahan proporsi yang sama pada tingkat input akan
menghasilkan proporsi yang sama pada tingkat output.
2) Bankers Charnes dan Cooper (1984)
Para peneliti mengembangkan model DEA BCC pada tahun
1984. Menurut Muharam dan Purvitasari (2007) model ini
mengasumsikan adanya Variabel Return to Scale (VRS) adalah
semua unit yang diukur akan menghasilkan perubahan pada berbagai
tingkat output, dan skala produksi akan mempengaruhi efisiensi.
Perbedaan inilah yang membedakan CRS dengan VRS, pada CRS
36
menyatakan bahwa skala produksi tidak mempengaruhi efisiensi.
Perhitungan DEA dibantu dengan software – software seperti
Banxia Frontier Analysis (BFA), Max DEA, dan Warwick for Data
Envelopment Analysis (WDEA). Software – software tersebut pada
intinya memperoleh hasil yang sama. Penelitian ini akan
menggunakan bantuan software WDEA.
Model Pengukuran Efisiensi :
DEA akan menghitung asuransi, formula DEA berasal dari
formula linier programming, (Abidin : 2007, 199) :
Dimana :
h = variabel efisiensi
r = variabel output
yrj = jumlah outup r yang diproduksi oleh perusahaan
asuransi j,
ur = bobot yang diberikan kepada output r, (r = 1.. t dan t
adalah jumlah outpt)
vi = bobot yang diberkan kepada input I, (i = 1…, m dan m
adalah jumlah input
xij = jumlah input I yang digunakan oleh perusahaan j,
jo = perusahaan asuransi yang diberi penilaian
37
n = jumlah perushaan asuransi
Penggunaan satu variabel input dan satu output ditujukkan
dalam Persamaan 3.1 rasio efisiensi (hs), kemudian dimaksimumkan
dengan kendala sebagai berikut (sutawijaya dan lestari,
2009:27)Persamaan di atas menyebutkan bahwa N mewakili jumlah
bank dalam Sampel dan r merupakan jenis bank yang dijadikan
sampel dalam penelitian. Pertidaksamaan pertama menjelaaskan
bahwa adanya resiko untuk UKE lain tidak lebih dari 1, sementara
pertidaksamaan kedua berbobot non-negatif (positif). Angka rasio
akan bervariasi antara 0 sampai dengan 1. a dikatakan efisien,
apabila memiliki angka rasio mendekati 1 atau 100 persen,
sebaliknya apabila mendekati 0 menunjukkan efisiensi asuransi yang
semakin rendah. Pada DEA, setiap bank dapat menentukan bobot
nya masing-masing dan menjamin bahwa pembobotannya yang
dipilih akan menghasilkan ukuran kinerja yang terbaik (Sutawijaya
dan lestari, 2009:57).
Data Envelopment Analysis juga memiliki keunggulan serta
kelemahannya, diantaranya :
38
a. Keunggulan DEA
1) Bisa menangani banyak input dan output
2) Tidak butuh asumsi hubungan fungsional antara variabel
input dan output.
3) Unit kegiatan ekonomi dibandingkan secara langsung
dengan sesamanya.
4) Dapat membentuk garis frontier fungsi efisiensi terbaik
atas variabel input-output dari setiap sampelnya.
5) Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran
yang berbeda.
b. Keterbatasan DEA
1) Bersifat simple specific
2) Merupakan extreme point technique, kesalahan pengukuran
bisa berakibat fatal.
3) Hanya mengukur produktivitas relative dari unit
kegiatan ekonomi bukan produktivitas absolut.
2. SEM Berbasis Varian dengan Partial Least Square (PLS)
Pengujian hipotesis yang kedua dalam melihat pengaruh variabel input
dan variabel output terhadap Asuransi Jiwa Syariah dilakukan dengan
Structural Equation Model (SEM) berbasis varian dengan menggunakan
Partial Least Square (PLS) sebagai teknik analisis data dengan menggunakan
software SmartPLS versi 3.0. PLS.
39
SEM adalah suatu teknik statistic untuk menguji dan mengestimasi
hubungan kausal dengan mengintegrasi analisis faktor dan analisis jalur
(Wright, 1921; Haavelmo, 1943; Simon, 1953). SEM adalah perkembangan
dari General Linear Model (GLM) dengan regresi berganda sebagai bagaian
utamanya. Namun, SEM lebih andal, ilustratif, dan kokoh dibandingkan
teknik rgresi ketika memodelkan interaksi, non-linearitas, error pengukuran,
korelasi error terms dan korelasi antarvariabel laten yang diukur oleh
indicator berganda. SEM juga tepat digunakan untuk menguji model
structural. SEM juga tepat digunakan sebagai alternative analisis data runtun
waktu yang berbasis kovarian.
Proses pemodelan SEM terdiri atas dua tahapan dasar, yaitu validasi
model pengukuran dan pengujian model struktual. SEM mengutamakan
pemodelan konfirmatori dibandingkan pemodelan eksploratori sehingga lebih
tepat digunakan untuk menguji teori kuantitatif dibandingkan pengembangan
teori kualitatif.
Secara garis besar teknik SEM terbagi atas dua jenis, yaitu kovarian
dan varian, perbedaan keduanya terletak pada tujuan penggunaanya.
Pengujian teori lebih tepat dilakukan oleh SEM berbasis kovarian, sedangkan
perkembangan teori lebih tepat dilakukan oleh SEM berbasis varian. Namun
demikian, keduanya dapat dilakukan untuk pengujian hipotesis atau
kausalitas. SEM berbasis varian adalah SEM yang menggunakan varian
dalam proses interasi atau blok varian antarindikator atau parameter yang
diestimasi dalam satu variabel laten dan tidak mengorelasi indicator-indikator
40
antarvariabel laten lain dalam satu model penelitian. Banyak teknik yang
menggunakan teknik statistic yang menggunakan SEM berbasis varian, salah
satu SEM berbasis varian yang mulai banyak digunakan adalah PLS. (Willy
Abdillah, Jogiyanto, 2015)
Pada tahun 1974, Wold memperkenalkan PLS secara umum dengan
menggunakan algorithm NIPALS (nonlinear interative partial least square)
yang merupakan perkembangan dari algorithm sebelumnya yaitu NILES.
NIPALS berfokus untuk maximize variabel eksogen (X) untuk menjelaskan
variance variabel menjadi metoda alternative untuk OLS regresi (Chin
2010a). prinsip yang saling berhubungan dalam bentuk path diagram.
Menurut Wold dibandingkan dengan pendekatan lain dan kususnya metode
estimasi maximum Likelihood, NIPALS lebih umum oleh karena bekerja
dengan sejumlah kecil asumsi zero intercorrelation antara residual dan
variabel.( Imam Ghozali : 2014, 4)
Analisis partial least square (PLS) adalah teknik statiska SEM berbasis
varian yang didisain untuk menyelesaikan permasalahan structural yang
melibatkan banyak variabel atau konstruk banyak ketika ukuran sampel
penelitian kecil, adanya data yang hilang atau missing values dan
multikolinearitas. (Field : 2000).
PLS adalah sebuah pendekatan alternative yang bergeser dari
pendekatan SEM berbasis covariance menjadi berbasis variance
(Ghozali:2011,19). Desain PLS dimaksudkan untuk mengatasi keterbatasan
41
metode SEM lainnya ketika data mengalami masalah seperti pengukuran
data dengan skala tertentu.
(Talbot, 1997) tujuan PLS adalah memprediksi pengaruh variabel X
terhadap Y dan menjelaskan hubungan teoritis diantara kedua variabel. PLS
adalah metode regresi yang dapat digunakan untuk identifikasi faktor yang
merupakan kombinasi variabel x sebagai penjelas dan variabel y sebagai
variabel respons. (Willy Abdillah & Jogiyanto,2015 : 163).
Keunggulan PLS sebagia berikut :
Mampuh memodelkan banyak variabel dependen dan variabel
independen (model kompleks).
Mampu mengelola masalah multikolinearitas antar variabel idependen.
Hasil tetep kokoh walaupun terdapat data yang tidak normal dan hilang.
Manghasilkan variabel laten indenpenden secara langsung berbasis
crossproduct yang melibatkan variabel laten dependen sebagai kekuatan
prediksi.
Dapat digunakan pada konstruk reflektif dan formatif.
Dapat digunakan pada sempel kecil.
Tidak mensyaratkan data berdistribusi normal.
Dapat digunakan pada data dengan tipe skala berbeda, yaitu nominal,
ordinal dan kontinus . (Willy Abdillah & Jogiyanto , 2015)
Dalam melakukan estimasi parameter PLS terdapat tiga kategori, yaitu
Weight Estimate, Path Estimate dan Means dan lokasi parameter. Weight
estimate digunakan dalam menciptakan skor dari variabel laten. Path
42
Estimate digunakan untuk menghubungkan antar variabel laten dan juga
menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Sedangkan Means dan
lokasi parameter sebagai nilai konstanta regresi dari indicator dan variabel
lain.
a. Spesifikasi model
Terdapat dua model analisis jalur dalam PLS, yaitu Inner Model
yang menunjukkan bagaimana variabel manifest atau observed variabel
merepresentasikan variabel laten untuk diukur, outer model yang
menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten dan konstruk.
1) Inner Model
Model yang menggambarkan hubungan diantara varibel laten
berdasarkan substantive theory. Model persamaan inner model
adalah sebagai berikut :
Ƞ = β₀ + βɳ + Гξ + ζ
Keterangan :
Ƞ = Vektor variabel laten endogen (dependen)
ξ = Vektor variabel laten eksogen (independen)
ζ = Vektor residual (unexplained variance)
2) Outer Model
Model yang menggambarkan hubungan setiap blok indikator
berhubungan dengan variabel latennya. Outer model juga biasa
disebut measurement model. Pada outer model terdapat model
43
indikator reflektif dan model indikator formatif. Pada indikator
reflektif sering disebut sebagai principal factor model yang berarti
variabel manifest dipengaruhi oleh variabel laten. Persamaan model
indikator reflektif ini adalah sebagai berikut :
Dimana x dan y adalah indikator untuk variabel laten eksogen
(ɛ) dan variabel laten endogen (Ƞ). Sedangkan dan merupakan
matriks loading yang menggambarkan seperti koefisien regresi
sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikator.
Sedangkan ɛ dan merupakan residual kesalahan pengukuran
(measurement error).
Model formatif mengasumsikan bahwa variabel manifest
mempengaruhi variabel laten. Arah hubungan kausalitas mengalir
dari variabel manifes ke variabel laten. Persamaan model indikator
formatif adalah :
Dimana , , X dan Y sama dengan persamaan sebelumnya.
Dengan x dan y adalah seperti koefisien regresi berganda dari
variabel laten terhadap indikator, sedangkan dan ɛ adalah residual
dari regresi.
44
Terdapat beberapa kriteria untuk menentukan formatif
model atau refleksif model yaitu : (Ghozali, 2011:13)
a) Apabila terjadi perubahan pada variabel laten, maka variabel
manifest pada model formatif tidak kan mengalami perubahan,
sedangkan pada model refleksif akan mengakibatkan adanya
perubahan pada variabel manifes.
b) Apabila terjadi perubahan pada variabel manifest, maka
variabel laten pada model formatif mengalami perubahan,
sedangkan pada model refleksif akan mengakibatkan adanya
perubahan pada variabel laten.
c) Arah kausalitas pada model formatif dari variabel manifest ke
variabel laten sedangkan arah kausalitas pada variabel refleksif
dari variabel laten ke variabel manifes.
d) Kemiripan konten pada variabel manifest dimodal formatif
tidak harus sama, sedangkan variabel manifest pada model
refleksif harus memiliki konten yang sama.
e) Pada model formatif tidak memiliki kovarian antar variabel
manifest, sedangkan pada model refleksif diharapkan ada
kovarian antar variabel manifest.
3) Weight Relation
Bagaimana outer dan inner model memberikan spesifikasi yang
diikuti dalam estimasi algorithm PLS. kita membutuhkan definisi
weight relation untuk melangkapinya. Jadi, estimasi variabel laten
45
liner aggregate dari indicator yang nilai weightnya dapat melalui
prosedur estimasi PLS dengan spesifikasi oleh inner dan outer model.
b. Kriteria Penilaian
PLS mempunyai beberapa evaluasi terhadap model strukrural dan
model pengukuran yang ada. Dalam evaluasi model pengukuran,
dilakukan uji convergent validity, discriminnat validity, composite
validity, dan average variance extracted. Sedangkan dalam evaluasi
model struktural dilakukan uji R-Squared (R2) dan uji estimasi koefisien
jalur.
1) Convergent Validity digunakan untuk mengukur besarnya korelasi
antara variabel laten dengan variabel manifest pada model
pengukuran refleksif. Dalam evaluasi convergent validity dinilai
berdasarkan component score dengan construct score. Suatu korelasi
dapat dikatakan memenuhi convergent validity apablia memiliki
nilai loading sebesar > 0,5 dan idealnya > 0,7.
2) Discriminant Validity
Discriminant validity dapat dihitung berdasarkan nilai cross
loading dari variabel manifest terhadap masing – masing variabel
laten. Jika korelasi antara variabel laten dengan setiap indikatornya
lebih besar dari pada korelasi dengan variabel laten lainnya, maka
variabel laten tersebut dapat dikatakan memperediksi indikatornya
lebih baik daripada variabel laten lainnya.
Discriminnat validity juga dapat dihitung dengan
46
membandingkan nilai square root of average variance extracted
(AVE). apabila √AVE lebih tinggi daripada nilai korelasi diantara
variabel laten, maka discriminant validity dapat dianggap tercapai,
dengan nilai AVE > 0,5.
3) Composite Variabel
Variabel laten dikatakan dapat memiliki realibilitas yang baik
apabila nilai composite reliability > 0,6
4) R-Squared
Nilai R-squared digunakan untuk menilai seberapa besar
pengaruh variabel laten independen terhadap variabel dependen.
Menurut Chin, hasil R-Squared sebesar 0,67 mengindikasikan
bahwa model tersebut baik. Hasil R2 yang sebesar 0,33
mengindikasikan bahwa model tersebut dikategorikan moderat,
sedangkan jika hasil R2 kurang dari 0,33 mengindikasikan bahwa
kategori tersebut lemah.
c. Kriterian penerimaan dan penolakan hipotesis
Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
penelitian ini dengan menggunakan nilai T – statistic dan R-Square.
Nilai t- statistic diperbandingkan dengan nilai t-tabel, nilai t-tabel dalam
penelitian ini adalah sebesar 1,96 dengan tingkat signifikansi 0,05 (two
tail)
47
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Input
Variabel Input dalam penelitian ini adalah :
a. Total Aset
Total Aset yaitu keseluruhan dari aset lancar dan aset non lancar
b. Biaya Komisi
Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan asuransi yang
diberikan kepada agen atau broker karena adanya jasa yang diterima.
2. Variabel Output
a. Kontribusi Bruto
Jumlah bruto yang menjadi kewajiban peserta untuk porsi risiko
dan ujrah
b. Pendapatan Investasi
Hasil dari kegiatan suatu entitas dalam melakukan investasi atas
harta yang dimilikinya
3. Variabel Dependen (Y)
Dalam penelitian analisis pengaruh menggunakan variabel dependen
yaitu tingkat pertumbuhan Asuransi Syariah (Y) diukur dengan jumlah laba
Asuransi Syariah periode 2012 – 2016 yang terdapat dalam laporan laba rugi
m asing– masing Asuransi Syariah.
4. Variabel Independen (X)
Dalam penelitian analisis pengaruh menggunakan variabel
independen yaitu terdiri dari variabel – variabel yang juga digunakan dalam
48
analisis tingkat efisiensi. Variabel independen yaitu Total Aset (X1), Biaya
Komisi (X2), Kontribusi Bruto (X3) dan pendapatan Investasi (X4).
49
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Empat Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia merupakan objek dari
penelitian ini, dimana sampel tersebut yaitu Asuransi Syariah “W” ( Prudential),
Asuransi Syariah “X” (Alianz), Asuransi Syariah “Y”(AJB Bumiputera) dan
Asuransi Syariah “Z” (Panin), sampel tersebut diambil karena telah menyediakan data
laporan keuangan selama tahun 2012 – 2016. Perhitungan efisiensi ke empat Asuransi
Syariah tersebut dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA),
menggunakan dua variabel input dan dua variabel output yaitu : Total Aset, biaya
komisi, kontribusi bruto dan pendapatan investasi. Sedangkan penelitian analisis
pengaruh variabel menggunakan Partial Least Square dengan variabel independen
yaitu variabel input dan variabel output yang juga digunakan dalam analisis
efisiensi, dan variabel dependennya adalah tingkat pertumbuhan Asuransi Jiwa
Syariah yang diukur dengan melihat data masing- masing laba Asuransi
Syariah.
50
Tabel 4.1
Variabel Input Total aset Asuransi Syariah W, X, Y, Z
Tahun 2012- 2016 (jutaan rupiah)
Tahun
Asuransi Syariah
Asuransi Syariah
“W”
Asuransi
Syariah
“X”
Asuransi
Syariah “Y”
Asuransi
Syariah
“Z”
2012 1018875 216225 695644 99978
2013 1614182 1426389 745749 131290
2014 2157850 1979424 904910 109303
2015 3021540 658061 911212 149228
2016 3397023 861348 875411 101945
Sumber : Otoritas Jasa keuangan (OJK)
Tabel 4.1 menunjukan bahwa jumlah variabel input total aset Asuransi Syariah
“W” terus mengalami kenaikan sepanjang tahun 2012- 2016, total aset Asuransi
Syariah “Y” dan “Z” mengalami kenaikan pada tahun 2012 – 2015 sedangkan total
aset Asuransi Syariah “X” hanya mengalami kenaikan pada tahun 2012 – 2014.
Tabel 4.2
Variabel Input Biaya Komisi Asuransi Syariah W, X, Y, Z
Tahun 2012- 2016 (jutaan rupiah)
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Tahun
Asuransi Syariah
Asuransi Syariah
“W”
Asuransi
Syariah “X”
Asuransi
Syariah “Y”
Asuransi
Syariah
“Z”
2012 425949 228178 27701 6033
2013 500614 94085 28070 6132
2014 572818 209854 21877 3829
2015 574786 169767 16648 2125
2016 561537 224568 25321 1828
51
Pada Tabel 4.2 menunjukan bahwa jumlah variabel input biaya komisi
Asuransi Syariah “W” mengalami kenaikan pada tahun 2012- 2015 dan mengalami
penurunan pada tahun 2016. Sedangkan Asuransi “X” dan “Y” pada variabel biaya
komisi mengalami kenaikan pada tahun 2012 – 2014 tetapi pada tahun 2015
mengalami penurunan jumlah dan kembali naik pada tahun 2016. Sedangkan untuk
asuransi “Z” mengalami penurunan jumlah pada tahun 2014 – 2016.
Tabel 4.3
Variabel Output Kontibusi Bruto Asuransi Syariah W, X, Y, Z
Tahun 2012- 2016 (jutaan rupiah)
Tahun
Asuransi Syariah
Asuransi
Syariah “W”
Asuransi
Syariah “X”
Asuransi
Syariah “Y”
Asuransi
Syariah “Z”
2012 1399429 346260 64731 4227
2013 1710512 550047 75199 5516
2014 2066456 931138 60392 6586
2015 2238992 460617 47852 6101
2016 2194171 534183 53821 5498
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Pada Tabel 4.3 menunjukan bahwa jumlah variabel output kontribusi bruto
Asuransi Syariah “W” mengalami kenaikan pada tahun 2012 – 2015 sedangkan
Asuransi Syariah “X” dan “Z” mengalami kenaikan pada tahun 2012 – 2014 dan
Asuransi Syariah “Y” mengalami penurunan pada tahun 2014 dan 2015, kembali lagi
naik pada tahun 2016
52
Tabel 4.4
Variabel Output Pendapatan Investasi Asuransi Syariah W, X, Y, Z
Tahun 2012- 2016 (jutaan rupiah)
Tahun
Asuransi Syariah
Asuransi
Syariah “W”
Asuransi
Syariah “X”
Asuransi
Syariah “Y”
Asuransi
Syariah “Z”
2012 14319 52481 2117 408
2013 20615 53174 1117 639
2014 41139 21657 5450 1189
2015 52266 23812 3917 1423
2016 44978 29798 3981 1269
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Pada Tabel 4.4 menunjukan bahwa jumlah variabel output pendapatan
investasi Asuransi Syariah “W” dan “Z” yang terus mengalami peningkatan kenaikan
pendapatan investasi dari 2012 - 2015, sedangkan pada asuransi syariah “X”
pendapatan investasi mengalami trend penurunan pada tahun 2014, dan kembali naik
pada tahun 2015 -2016. Asuransi syariah “Y” mengalami penurunan pada tahun 2013
dan kembali naik pada tahun 2014 kemudian kembali turun pada tahun 2015 dan
kembali naik pada tahun 2016.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi Asuransi Syariah
Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)
Perhitungan efisiensi pada Asuransi Syariah “W”, Asuransi Syariah
“X”, Asuransi Syariah “Y” dan Asuransi Syariah “Z” dengan menggunakan
metode Data Envelopment Analysis ini menggunakan 4 variabel yaitu total
53
aset dan biaya komisi sebagai variabel input, sedangkan kontribusi bruto dan
pendapatan investasi sebagai variabel output. Perhitungan DEA dilakukan
dengan softwere DEAWIN.
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dengan perhitungan
efisiensi menggunakan Data Envelopment Analysis pada penelitian ini yaitu
apabila suatu priode Asuransi Syariah dinyatakan sudah efisien jika bernilai
100%, sedangkan dinyatakan inefisiensi bernilai antara 0% sampai 100%.
Disamping itu juga terdapat angka actual dan angka target, angka actual
adalah angka-angka input dan output yang dimiliki sedangkan angka target
adalah angka yang disarankan oleh perhitungan DEA supaya input dan output
tersebut menjadi efisien. Sedangkan To Gain dan To Achieve adalah
presentase dalam penambahan target agar mencapai target yang dihasilkan
oleh perhitungan DEA.
Tabel 4.5
Tingkat Efisiensi Asuransi Syariah W, X, Y, Z
(dalam persen)
Asuransi
Syariah
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
W 100 98.17 100 100 100
X 100 100 100 100 91.39
Y 100 100 100 100 84.75
Z 70.17 69.73 100 96.46 100
Sumber Data diolah menggunakan DEAWIN
Berdasarkan data Tabel diatas, dapat dilihat tingkat efisiensi empat
54
0
20
40
60
80
100
120
2012 2013 2014 2015 2016
Tingkat Efisiensi Asuransi Syariah 2012 - 2016
Asuransi W Asuransi X Asuransi Y Asuransi Z
Asuransi Syariah, pada asuransi “W” tahun 2012, 2014, 2015 dan 2016 telah
efisiensi 100%, pada 2013 mengalami inefisiensi sebesar 1.83% .
Asuransi syariah “X” yang telah mengalami efisiensi 100% pada
tahun 2012 – 2015, dan pada tahun 2016 mengalami inefisiensi sebesar
8.61%. Untuk asuransi “Y” pada tahun 2012 – 2015 telah efisiensi 100%,
sedangkan pada tahun 2016 mengalami penurunan yang tajam sebesar
15.25%. dan untuk asuransi syariah “Z” yang telah efisiensi 100% hanya pada
tahun 2014 dan 2016, yang mengalami inefisiensi pada tahun 2012 sebesar
29.83%, tahun 2013 sebesar 30,27%, dan tahun 2015 sebesar 3.54%.
Tingkat efisiensi untuk asuransi syariah “W” merupakan tingkat
efisiensi yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan asuransi syariah
lainnya, dikarnakan setiap tahun mengalami kenaikan yang signifikan hal
tersebut dipengaruhi jika kita melihat dari masing-masing variabel, maka
Asuransi Syariah “W” memiliki rata-rata tingkat pertumbuhan tahun ke tahun
(year of the year) yang besarannya tidak terlalu fluktuasi tajam.
Gambar 4.1
Tingkat Efisiensi 4 Asuransi Syariah
2012 – 2016 (dalam persen)
55
Dari Gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat efisiensi
masing-masing asuransi syariah “W” , Asuransi Syariah “X”, Asuransi
Syariah “Y” dan Asuransi Syariah “Z” mengalami fluktuasi selama priode
pengamatan. Berdasarkan gambar tersebut juga dapat dilihat bahwa tingkat
efisiensi terendah yaitu pada tingkat efisiensi sebesar 69.73% yang terjadi
pada tahun 2013 paada Asuransi Syariah “Z”. sedangkan rata-rata tingkat
efisiensi 4 Asuransi Jiwa Syariah pada tahun 2012 sebesar 92.54%, tahun
2013 sebesar 91.97%, tahun 2014 sebesar 100%, tahun 2015 sebesar 99.11%
dan pada tahun 2016 sebesar 94.03%, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa rata-rata tingkat efisiensi asuransi jiwa syariah mengalami kondisi
yang fluktuatif disetiap periode penelitian. Terdapat hanya pada satu periode
penelitian dimana seluruh asuransi jiwa syariah yang memiliki tingkat
efisiensi yang tetap yaitu pada tahun 2014 yaitu tingkat efisiensi pada tingkat
100%, sedangkan pada periode-periode 2012, 2013, 2015 dan 2016 asuransi
jiwa syariah memiliki tingkat efisiensi yang fluktuatif.
a. Target Input dan Output Asuransi Syariah “W”
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat efisiensi metode Data
Envelopment Analysis (DEA) berasumsikan CRS (Constant Return to
Scale) dengan menggunakan softwere DEAWIN, dapat digambarkan
pencapaian nilai efisiensi pada tiap-tiap tahun pada Tabel 4.7.
56
Tabel 4.7
Tingkat Efisiensi Asuransi Syariah “W”
(dalam jutaan rupiah)
Variabel Tingkat
Efisiensi Actual Target To Gain Achieved
2012
100%
1018875 1018875 0.00% 100.00% Total Aset
Biaya
Komisi 425949 425949 0.00% 100.00%
Kontribusi
Bruto 1399429 1399429 0.00% 100.00%
Pendapatan
Investasi 14319 14319 0.00% 100.00%
2013
98.17%
1614182 1584691 1.80% 98.20% Total Aset
Biaya
Komisi 500614 491468 1.80% 98.20%
Kontribusi
Bruto 1710512 1710512 0.00% 100.00%
Pendapatan
Investasi 20615 27886 35.30% 73.90%
2014
100.00%
2157850 2157850 0.00% 100.00% Total Aset
Biaya
Komisi 572818 572818 0.00% 100.00%
Kontribusi
Bruto 2066456 2066456 0.00% 100.00%
Pendapatan
Investasi 41139 41139 0.00% 100.00%
2015
100.00%
3021540 3021540 0.00% 100.00% Total Aset
Biaya
Komisi 574786 574786 0.00% 100.00%
57
Kontribusi
Bruto 2238992 2238992 0.00% 100.00%
Pendaptan
Investasi 52266 52266 0.00%
100.00%
2016
100.00%
3397023 3397023 0.00% 100.00% Total Aset
Biaya
Komisi 561537 561537 0.00% 100.00%
Kontribusi
Bruto 2194171 2194171 0.00% 100.00%
Pendapatan
Investasi 44978 44978 0.00% 100.00%
Sumber : Data diolah dengan DEAWIN
Pada Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa Asuransi Syariah “W”
mengalami tingkat efisiensi 100% pada tahun 2012, 2014, 2015 dan
2016, sedangkan efisiensi terendah yaitu pada tahun 2013 Asuransi
Syariah “W” tingkat efisiensinya hanya sebesar 98.17% dimana pada saat
itu Asuransi Syariah “W” dapat menetapkan tingkat efisiensinya dengan
cara menetapkan target total aset menjadi 1584691 juta rupiah atau
mengurangi 1.8% dari 1614182 juta rupiah.
Variabel biaya komisi ditetapkan target 491468 juta rupiah atau
mengurangi 1.8% dari 500614, sedangkan untuk pendapatan investasi
ditetapkan target sebesar 27886 juta rupiah atau meningkat sebesar
35.5% dari angka actual yaitu sebesar 20615 juta rupiah.
b. Target input dan Output Asuransi Syariah “X”
Berdasarkan perhitungan tingkat efisiensi pada Asuransi syariah
“X” maka dapat dihasilkan :
58
Tabel 4.8
Tingkat Efisiensi Asuransi Syariah “X”
(dalam jutaan rupiah)
Variabel Tingkat
Efisiensi Actual Target To Gain Achieved
2012
100.00%
875811 875811 0.00% 100.00%
Total Aset
Biaya
Komisi 83451 83451 0.00% 100.00%
Kontribui
Bruto 346260 346260 0.00% 100.00%
Pendapatan
Investasi 52481 52481 0.00% 100.00%
2013
100.00%
1426389 1426389 0.00% 100.00% Total Aset
Biaya
Komisi 94085 94085 0.00% 100.00%
Kontribusi
Bruto 550047 550047 0.00% 100.00%
Pendapatan
Investasi 53174 53174 0.00% 100.00%
2014
100.00%
1979424 1979424 0.00% 100.00% Total Aset
Biaya
Komisi 209854 209854 0.00% 100.00%
Kontribusi
Bruto 931138 931138 0.00% 100.00%
Pendapatan
Investasi 21657 21657 0.00% 100.00%
2015 100.00% 658061 658061 0.00% 100.00%
59
Total Aset
Biaya
Komisi 169767 169767 0.00% 100.00%
Kontribusi
Bruto 460617 460617 0.00% 100.00%
Pendapatan
Investasi 23812 23812 0.00% 100.00%
2016
91.39%
861348 787220 8.60% 91.40% Total Aset
Biaya
Komisi 224568 194092 13.60% 86.40%
Kontribusi
Bruto 534183 534183 0.00% 100.00%
Pendapatan
Investasi 29798 29798 0.00% 100.00%
Sumber : Data diolah dengan DEAWIN
Pada Tabel 4.8 menunjukan bahwa Asuransi Syariah “X” yang
sudah efisiensi 100% yaitu pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015
sedangkan efisiensi terendah yaitu pada tahun 2016 Asuransi Syariah
“X” dengan tingkat efisiensinya hanya sebesar 91.39% dimana pada saat
itu Asuransi Syariah “X” dapat menetapkan tingkat efisiensinya dengan
cara menetapkan target total aset menjadi 787220 juta rupiah atau
mengurangi 8.6% dari 861348 juta rupiah. Variabel biaya komisi
ditetapkan target 194092 juta rupiah atau mengurangi 13.6% dari
224568, sedangkan untuk kontribusi bruto dan pendapatan investasi
sudah sesuai dengan target.
60
c. Target Input dan Output Asuransi Syariah “Y”
Tabel 4.9
Tingkat Efisiensi Asuransi Syariah “Y”
(dalam jutaan rupiah)
Variabel Tingkat
Efisiensi Actual Target To Gain Achieved
2012
100.00%
695644 695644 0.00% 100.00% Total Aset
Biaya
Komisi 27701 27701 0.00% 100.00%
Kontribusi
Bruto 64731 64731 0.00% 100.00%
Pendapatan
Investasi 3981 3981 0.00% 100.00%
2013
100.00%
745749 745749 0.00% 100.00% Total Aset
Biaya
Komisi 28070 28070 0.00% 100.00%
Kontribusi
Bruto 75199 75199 0.00% 100.00%
Pendapatan
Investasi 1117 1117 0.00% 100.00%
2014
100.00%
904910 904910 0.00% 100.00%
Total Aset
Biaya
Komisi 21877 21877 0.00% 100.00%
Kontribusi
Bruto 60392 60392 0.00% 100.00%
Pendapatan
Investasi 5450 5450 0.00% 100.00%
2015 100.00% 911212 911212 0.00% 100.00%
61
Total Aset
Biaya
Komisi 16648 16648 0.00% 100.00%
Kontribusi
Bruto 47852 47852 0.00% 100.00%
Pendapatan
Investasi 3917 3917 0.00% 100.00%
2016
84.75%
875411 741940 15.20% 84.80%
Total Aset
Biaya
Komisi 25321 20496 19.10% 80.90%
Kontribusi
Bruto 53821 53821 0.00% 100.00%
Pendapatan
Investasi 3981 3981 0.00% 100.00%
Sumber : Data diolah dengan DEAWIN
Pada Tabel 4.9 diatas menunjukan bahwa Asuransi Syariah “Y”
pada tahun 2016 mengalami tingkat efisiensi sebesar 84.75%, sedangkan
pada tahun 2012 sampai dengan 2015 Asuransi Syariah “Y” telah
efisiensi 100%.
d. Target Input dan Output Asuransi Syariah “Z”
Tabel 4.10
Tingkat Efisiensi Asuransi Syariah “Z”
(dalam jutaan rupiah)
Variabel Tingkat
Efisiensi Actual Target To Gain Achieved
2012
70.17%
99978 70152 29.80% 70.20% Total Aset
Biaya Komisi 6033 2457 59.30% 40.70%
Kontribusi 4227 4227 0.00% 100.00%
Bruto
62
Pendapatan
Investasi 408 763 87.00% 53.50%
2013
69.73%
131290 91545 30.30% 69.70% Total Aset
Biaya Komisi 6132 3206 47.70% 52.30%
Kontribusi
Bruto 5516 5516 0.00% 100.00%
Pendapatan
Investasi 639 995 55.80% 64.20%
2014
100.00%
109303 109303 0.00% 100.00% Total Aset
Biaya Komisi 3829 3829 0.00% 100.00%
Kontribusi 6586 6586 0.00% 100.00%
Bruto
Pendapatan
Investasi 1189 1189 0.00% 100.00%
2015
96.46%
149228 114316 23.40% 76.60% Total aset
Biaya Komisi 2125 2049 3.50% 96.50%
Kontribusi
Bruto 6101 6165 1.10% 99.00%
Pendapatan
Investasi 1423 1423 0.00% 100.00%
2016
100.00%
101945 101945 0.00% 100.00% Total Aset
Biaya Komisi 1828 1828 0.00% 100.00%
Kontribusi
Bruto 5498 5498 0.00% 100.00%
Pendapatan
Investasi 1269 1269 0.00% 100.00%
Sumber : Data diolah dengan DEAWIN
Berdasarkan Tabel 4.10 memperlihatkan bahwa tingkat efisiensi
100% Asuransi Syariah pada tahun 2014 dan 2016, sedangkan tingkat
63
efisiensi terendah yaitu pada tahun 2013 yaitu sebesar 69.73% atau
inefisiensi sebesar 30.27%, pada tahun 2013, nilai – nilai efisiensi per
input maupun output dapat
dicapai apabila Asuransi “Z” menurunkan nilai variabel total aset
sebesar 30.3% dan meningkatkan pendapatan investasi lainnya sebanyak
55.8% dari angka actual pervariabel.
Dari hasil penelitian ke empat Asuransi Syariah tersebut, maka
Asuransi Syariah “W” yang hampir selalu mengalami efisiensi 100% dari
tahun 2012, 2014, 2015 dan 2016. Disisi lain, ada beberapa Asuransi
Syariah dalam beberapa priode mengalami inefisiensi. Ketidakinefisiensi
tersebut disebabkan kurang maksimalnya penggunaaan input yang
dikonversi output, hal itu juga berarti peningkatan efisiensi hanya perlu
menggunakan kebijakan bersifat internal dengan cara pengendalian dan
alokasi sumber daya secara optimal.
2. Hasil Perhitungan dan Analisis Pengaruh Variabel Input dan Output
Asuransi Syariah Terhadap Tingkat Pertumbuhan menggunakan Partial
Least Square (PLS).
Pada perhitungan ini ditunjukan untuk melihat bagaiman hunungan
variabel input yang terdiri dari Total Aset (X1) serta Biaya Komisi (X2), dan
variabel output yang terdiri dari Kontribusi Bruto (X3) serta Pendapatan
Investasi (X4) terhadap tingkat pertumbuhan Asuransi Syariah (Y) dilihat dari
laba Asuransi Syariah priode 2012 – 2016. Dalam penelitian ini
menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) berbasis varian dengan
64
menggunakan (Partial Least Square) dimana Partial Least Square merupakan
alat prediksi kausalitas yang digunakan untuk mengembangkan teori.
Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah SmartPLS 3.0.
Gambar 4.2
Konstruk Struktural
Pada Gambar 4.2 diatas menunjukan bahwa masig- masing kontruk
memiliki satu indicator. Indicator tersebut terdiri dari total aset, biaya komisi,
kontribusi bruto dan pendapatan investasi. Arah panah antara indicator
dengan kontruks laten adalah menuju kontruk yang menunjukan bahwa
penelitian menggunakan indicator formatif.
a. Uji Validitas
Pengujian validitas untuk indictor formatif menggunakan korelasi
Y
Tingkat
Pertumbuhan (Y)
Variabel input Total
Aset (X1)
Variabel Input Biaya
Komisi (X2)
Variabel Output
Kontribusi Bruto (X3)
Variabel Outout
Pendapatan Investasi
(X4)
65
antar skor item dengan skor kontruknya. Pengukuran indicator formatif
menunjukan adanya perubahan pada satu indicator lain pada kontruk
yang sama berubah atau dikeluarkan dari model.
Tabel 4.11
Nilai Outer Loadings
X1 X2 X3 X4 Y
X1 1.00
X2 1.00
X3 1.00
X4 1.00
Y 1.00
Sumber : Data diolah dengan SmartPLS
Tabel diatas menunjukan bahwa loading factor meberikan nilai
yang disarankan yaitu sebesar 0,5. Nilai yang terdapat untuk semua
indicator adalah 1.00, maka indicator dalam penelitian ini dinyatakan
valid atau memenuhi uji convergent validity. Lebih lanjut dilakukan uji
discriminat validity dengan hasil cross loadings sebagai berikut :
Tabel 4.12
Hasil Cross Loadings
Y X1 X2 X3 X4
X1 0.778 1.000 0.822 0.897 0.746
X2 0.498 0.822 1.000 0.981 0.892
X3 0.557 0.879 0.981 1.000 0.920
X4 0.382 0.746 0.892 0.920 1.000
Y 1.000 0.778 0.498 0.557 0.382
Sumber : Data diolah dengan SmartPLS
Suatu indicator dinyatakan valid apabilah mempunyai loading
66
factor tertinggi kepada konstruk yang dituju dibandingkan loading factor
kepada kontruk lain. Tabel diatas menunjukan bahwa loading factor
untuk indicator Total Aset (X1) mempunyai loading factor kepada
konstruk Total Aset (X1) lebih tinggi daripada konstruk lain. Nilai
loading factor indicator Totall Aset terhadap kontruk total aset sebesar
1.000 lebih tinggi dari konstruk biaya komisi sebesar 0.822, konstruk
kontribusi bruto sebesar 0.897, konstruk pendapatan investasi sebesar
0.746
Pada indicator biaya komisi (X2) nilai tertinggi berada pada blok
konstruknya yaitu sebesar 1.000, indicator kontribusi bruto (X3) pada
konstruk biaya komisi niali loading factor yang tertinggi sebesar 1.000
dan nilai loading factor kontribusi bruto terhadap konstruknya bernilai
1.000. dengan demikia, setiap indicator memprediksi pada blok konstruk
mereka sendiri dibandingakn indicator memprediksi pada blok konstruk
lain.
Metode lain dalam melihat discriminant validity adalah dengan
melihat nilai square root of average extracted (AVE). nilai yang
disarankan adalah diatas 0,5. Dari perhitungan diperoleh bahwa nilai
AVE untuk keseluruhan konstru dan indicator dalam model penelitian ini
sebesar 1.00> 0,5, yang artinya menyatakan memenuhi syarat uji
discriminant validity.
67
Tabel 4. 13
Hasil Average Variance Extracted
AVE
X1 1.00
X2 1.00
X3 1.00
X4 1.00
Y 1.00
Sumber : Data diolah dengan Smart PLS
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabiliatas dilakukan dengan melihat nilai composite
reliability dari blok indicator. Hasil composite reliability akan
menunjukan nilai yang memuaskan jika hasil > 0,7. Berikut adalah hasil
dari uji composite reliability.
Tabel 4.14
Hasil Comosite Reliability
Composetite Reliability
X1 1.00
X2 1.00
X3 1.00
X4 1.00
Y 1.00
Sumber : Data diolah dengan SmartPLS
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa nilai
composite reliability untuk semua konstruk adalah diatas 0,7 yang
menunjukan bahwa semua konstruk pada model memenuhi kriteria
68
discriminant validity. Nilai composite reliability untuk semua variabel
adalah sebesar 1.00 pada konstruk. Selanjutnya uji reliability juga dapat
diperkuat dengan cronbach’s alpha dimana output smartPLS memberikan
hasil diatas yang disaraknkan. Nilai yang disarankan adalah > 0,6.
Tabel 4.15
Hasil Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha
X1 1.00
X2 1.00
X3 1.00
X4 1.00
Y 1.00
Sumber : Data diolah dengan SmartPLS
Berdasarkan tabel diatas memperliahatkan bahwa nilai dari
Cronbach’s Alpha untuk semua konstruk adalah 1.00, hal ini menunjukan
bahwa nilai yang dihasilkan > 0.6, yang akan semakin memperkuat
bahwa penelitian ini dinyatakan memenuhi uji raliabilitas.
c. Uji Hipotesis
Didalam melakukan pengujian hipotesis, dalam penelitian ini
dilakukan Uji T dan Nilai R2. Kriteria penerimaan dan penolakan
hipotesis yang digunakan dalam penelitian menggunakan Uji T dan
meliahat besaran nilai R2.
1. Uji T
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis Uji T,
69
ditetapkan jika nilai Uji T (T- Statistik) > 1,96 maka dinyatakan
indicator memiliki pengaruh terhadap konstruk laten.
Tabel 4.16
Hasil Uji T
Origina
l
Sample
T- Statistic P Values
Total Aset Tingkat
Pertumbuhan Asuransi Syariah
1.116 2.543 0.011
Biaya Komisi Tingkat
Pertumbuah Asuransi Syariah
-0.213 0.179 0.858
Kontribusi Bruto Tingkat
Pertumbuhan Asuransi Syariah
0.163 0.094 0.925
Pendapatan Investasi
Tingkat Pertumbuhan Asuransi
Syariah
1.114 2.521 0.013
Sumber : Data dioalah dengan SmartPLS
Berdasarkan Tabel diatas, menunjukan hasil Uji T untuk
variabel input yang terdiri dari total aset. Hasil tersebut menunjukan
nilai T statistik untuk variabel input total aset adalah sebesar 2.543
(>1,96) dengan demikian hasil tersebut menyatakan bahwa variabel
total aset terdapat pengaruh signifikan positif terhadap tingkat
pertumbuhan Asuransi Syariah. Dimana aset merupakan aktiva yang
digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatan operasional.
Apabila aset yang dimiliki perusahaan semakin besar maka hasil
operasional perusahaan juga semakin besar. Hal ini akan
berpengaruh pada tingkat pertumbuhan perusahaan asuransi syariah.
70
Kemudian pada variabel input yang terdiri dari biaya komisi
dimana hasil menunjukan tidak terdapat pengaruh secara signifikan
karena nilai T-statistik tidak mencapai (1.96), hal ini dikarenakan
biaya komisi adalah beban yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
asuransi yang diberikan kepada agen/ broker. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rilla Gantino dan Gunawan
(2010) hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan terhadap tingkat pertumbuhan. Penelitian ini sejalan
dengan I Putu Sutama (2015) dengan judul Faktor-faktor yang
mempengaruhi aset perusahaan asuransi jiwa, menunjukan hasil
bahwa biaya komisi, biaya adminitrasi dan rasio baiaya akuisisi tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan aset asuransi
jiwa di Indonesia. Menurut Fadhillah Ramadhani Nasution dan Lisa
Marlina (2013) menunjukan bahwa biaya komisi dan adminitrasi
umum tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih.
Hal yang sama terjadi yaitu pada variabel output yaitu premi
dimana hasil uji T-stastistik menunjukan hasil tidak terdapat
pengaruh secara signifikan karena nilai T-statistik tidak mencapai
(1.96). Hal ini disebabkan karena premi adalah sejumlah
pembayaran yang harus dibayar oleh peserta. Dalam premi akan
dikurangin dengan fee, dan sisanya akan dimasukan untuk dana
tabarru dimana akan digunakan untuk pembayaran klaim sehingga
pada variabel output premi tidak terdapat pengaruh secara signifikan
71
terhadap tingkat pertumbuhan asuransi, dalam penelitian Ghofar
(2012) dalam penelitian yang berjudul pengaruh premi, klaim,
investasi dan profitabilitas terhadap pertumbuhan aset asuransi di
Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kontribusi bruto
/premi tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap tingkat
pertumbuhan asuransi. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
Faiqotul Nur Assyifah ainul, Jeni Susyanti dan Ronay Malavia
Mardani (2016) yang menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh
secara signifikan kontribusi bruto terhadap tingkat pertumbuhan
asuransi.
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan hasil perhitungan Uji T
untuk variabel output dari pendapatan investasi, hasil tersebut
menunjukan memiliki T Statistik sebesar 2.521 (>1.96), dengan
demikian variabel output pendapatan investasi terdapat pengaruh
positif terhadap tingkat pertumbuhan asuransi jiwa syariah. Hal ini
menunjukan bahwa semakin banyak dana yang diinvestasikan maka
semakin tinggi pula pertumbuhan aset pada asuransi syariah. Hasil
ini juga mendukung teori yang menyatakan bahwa pengeluaran
investasi memberikan sinyal positif terhadap pertumbuhan
perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga
saham sebagai indicator nilai perusahaan. Pengeluaran investasi
yang dilakukan oleh perusahaan memeberikan sinyal, khususnya
investor maupun kreditur bahwa perusahaan tersebut akan tumbuh di
72
masa mendatang. Dengan ini dapat dikatakan bahwa perusahaan
asuransi syariah yang banyak melakukan investasi di berbagai pos,
maka akan semakin banyak pula peluang yang akan dihasilkan dari
investasi tersebut sehingga tingkat pertumbuhan perusahaan asuransi
syariah akan meningkat.
2. Uji R- Square Adjusted
Uji hipotesis selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah melihat besaran nilai R2 Adjusted. Menurut Ghozali (2011)
menyatakan bahwa hasil perhitungan R2
bernilai 0,33 maka
penelitian tersebut dinyatakan moderat, sedngkan jika nilai
R2
kurang dari 0,33 maka hasil penelitian tersebut dikatakan lemah.
Tabel 4.17
Hasil R Square
R Square R Square
Adjusted
Tingkat Pertumbuhan
Asuransi Syariah (Y)
0.697 0.616
Sumber : Data diolah dengan SmartPLS
Tabel diatas menunjukan nilai R square Adjusted pada
penelitian ini adalah sebesar 0,697 hal ini menunjukan bahwa
seluruh indicator dapat digambarkan variabel tingkat pertumbuhan
Asuransi Syariah sebesar 69,7%, sedangkan 30,3% digambarkan
oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
73
3. Efisiensi Menurut Nilai Islam
Selama dalam melakukan penelitian, peneliti belum
menemukan rujukan yang khusus membahas tentang efisiensi dalam
pandangan Islam. Namun penulis menyimpulkan bahwa efisiensi
adalah kegiatan mencapai tujuan dengan benar, dengan cara
menggunakan sumber daya, waktu, tenaga yang minimum secara
optimal dengan hasil output yang maksimal. Optimal di sini bukan
berarti menggunakan sumber daya yang ada secara berlebihan, tetapi
menggunakan sumber daya yang ada itu secara baik-baik dan sesuai
dengan apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah output.
Sebuah manajemen yang efisien (efficient operation) akan
menggunakan sumber daya yang ada secara optimal demi mencapai
tujuan yang diinginkan secara maksimal, dan tidak membuang-
buang sumber daya yang ada secara cuma-cuma dalam
melaksanakan operasinya. Suatu operasi tidak efisien jika sebuah
manajemen menggunakan sumber daya melebihi dari jumlah yang
diperlukan. Pada umumnya, manajemen yang berhasil adalah
manajemen yang efisien namun juga efektif. Karena manajemen
yang efisien saja akan sia-sia jika gagal dalam mencapai tujuannya
karena kurang efektif, dan manajemen yang efektif saja akan sangat
mungkin terjadi pemborosan karena tidak efisien.
Dalam agama Islam sangat menganjurkan efisiensi, mulai
dari efisiensi keuangan, waktu, bahkan dalam berkata dan berbuat
74
yang sia-sia (tidak ada manfaat dan tidak ada keburukan) saja
diperintahkan untuk meninggalkannya, apalagi berbuat yang