BAB I PENDAHULUAN
Penyakit batu saluran kemih merupakan penyakit yang banyak di
derita oleh masyarakat, dan menempati urutan ketiga dari penyakit
di bidang urologi disamping infeksi saluran kemih dan pembesaran
prostat jinak. Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh
dunia tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian
penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi. Di Amerika
serikat dam eropa 5-10% penduduknya satu kali dalam hidupnya pernah
menderita penyakit saluran kemih, bahkan pada laki-laki angka ini
lebih tinggi yaitu 10-20%. Angka kejadiannya laki-laki dibanding
perempuan sebesar 3 dibanding 1, usia terjadinya batu antara 20
tahun sampai 40-50 tahun dimana merupakan usia produktif.
Manifestasi batu saluran kemih dapat berbentuk rasa sakit yang
ringan sampai berat dan komplikasi seperti urosepsis dan gagal
ginjal.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi Sistem UrinariaSistem urinaria atau
disebut juga sebagai sistem ekskretori adalah sistem organ yang
memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia normal
sistem ini terdiri dari ginjal beserta sistem pelviokalises,
ureter, buli-buli, dan uretra. Sistem pelviokalises terdiri dari
pielum, kaliks mayor, kaliks minor, imfundibulum. Sistem urinaria
seluruhnya terletak di bagian retroperitoneal sehingga proses
patologi, seperti obstruksi, radang, dan pertumbuhan tumor, terjadi
di luar rongga abdomen. 1,2 1. Anatomi dan Fisiologi GinjalGinjal
adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga
retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan
sisi cekungnya menghadap ke medial. Cekungan ini disebut sebagai
hilus renalis, yang di dalamnya terdapat apeks pelvis renalis dan
struktur lain yang merawat ginjal, yakni pembuluh darah, sistem
limfatik, dan sistem saraf.1Besar dan berat ginjal sangat
bervariasi; hal ini tergantung pada jenis kelamin, umur, serta ada
tidaknya ginjal pada sisi yang lain. Dalam hal ini, ginjal lelaki
relatif lebih besar ukurannya daripada perempuan. Pada orang yang
mempunyai ginjal tunggal yang didapat sejak usia anak, ukuran
ginjalnya lebih besar daripada ginjal normal. Pada autopsi klinis
didapatkan ukuran rerata ginjal orang dewasa adalah 11,5 cm
(panjang) x 6 cm (lebar) x 3,5 cm (tebal). Beratnya antara 120-170
gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan.1Ginjal dibungkus oleh
kapsula fibrosa yang melekat pada parenkim ginjal. Di luar kapsula
fibrosa terdapat jaringan lemak yang disebelah luarnya dibatasi
oleh fasia gerota. Fasia gerota berfungsi sebagai barrier yang
menghambat meluasnya perdarahan dari parenkim ginjal, serta
mencegah ekstravasasi urin pada saat terjadi trauma ginjal,
menghambat penyebaran infeksi, serta menghambat metastasis tumor
ginjal ke organ lainnya. Di sebelah posterior, ginjal dilindungi
oleh berbagai otot punggung yang tebal serta tulang rusuk ke XI dan
XII, sedangkan di sebelah anterior dilindungi oleh organ
intraperitoneal. Setiap ginjal sedikit bergerak selama respirasi.
Ginjal kanan terletak lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri.
Ginjal kanan dikelilingi oleh hepar, kolon, dan duodenum, sedangkan
ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, pankreas, jejunum, dan
kolon. 1, 3 Gambar anatomi ginjal ditunjukkan oleh gambar 1.4
Gambar 1. Anatomi ginjal
Secara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian
korteks dan medula ginjal. Korteks ginjal terdiri dari berjuta-juta
nefron. Nefron adalah unit fungsional terkecil ginjal yang terdiri
atas glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle,
tubulus kontortus distal, dan duktus kolegentes. Darah yang membawa
sisa hasil metabolisme difiltrasi dalam glomerulus dan setelah
sampai di tubulus ginjal beberapa zat yang masih diperlukan tubuh
mengalami reabsorbsi dan zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan
tubuh mengalami sekresi membentuk urin. Setiap hari tidak kurang
dari 180 liter cairan tubuh difiltrasi di glomerulus dan
menghasilkan urin sebanyak 1-2 liter. Urin yang terbentuk dalam
nefron disalurkan melalui piramida ke sistem pelviokalises ginjal
untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter.1
Gambar 2. Nefron yang merupakan unit terkecil ginjal5
Suplai darah ginjal diperankan oleh arteri dan vena renalis.
Ginjal mendapat persarafan dari pleksus renalis. Impuls sensorik
dari ginjal berjalan menuju korda spinalis segmen T10-11, dan
memberikan sinyal sesuai level dermatomnya. Ginjal memerankan
fungsinya untuk menyaring (filtrasi) sisa hasil metabolisme dan
toksin dari darah, serta mempertahankan homeostasis cairan dan
elektrolit tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin.12. Anatomi
dan Fisiologi UreterUreter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm
dengan diameter 3-4 mm yang membawa hasil penyaringan ginjal
(filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju
buli-buli. Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal,
masing-masing satu untuk setiap ginjal. Dinding ureter terdiri dari
mukosa, otot polos sirkuler, dan otot polos longitudinal. Kontraksi
dan relaksasi otot polos ini yang memungkinkan terjadinya gerakan
peristaltik ureter guna mengalirkan urin ke dalam buli-buli.
Dinding muskuler tersebut mempunyai hubungan langsung dengan
lapisan otot dinding pielum, di sebelah kranial dan otot dinding
buli-buli di sebelah kaudal. Ureter menembus dinding muskuler masuk
ke buli-buli secara miring sehingga dapat mencegah terjadinya
aliran balik dari kandung kemih ke ureter. 1,2Ureter setelah keluar
dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan musculus (m.)
psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan arteri (a.)
iliaca communis. Ureter berjalan secara postero-inferior di dinding
lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk mencapai
buli-buli. Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami
penyempitan yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, tempat pada saat
ureter menyilang arteri iliaka di rongga pelvis, dan muara ureter
ke dalam buli-buli (peralihan ureter-vesika urinaria).
Tempat-tempat seperti ini sering menjadi tempat batu saluran kemih
berada.1Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta
abdominalis, a.iliaca communis, a.testicularis/ovarica serta
a.vesicalis inferior. Sedangkan persarafan ureter melalui segmen
T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta
pleksus hipogastricus superior dan inferior.2
3. Anatomi dan Fisiologi Buli-BuliBuli-buli, disebut juga
kandung kemih atau vesica urinaria, merupakan tempat untuk
menampung urin yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk
selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh.
Kapasitasnya untuk menampung urin adalah 300-450 ml.1Buli-buli
terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ
lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta
pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf. Dalam keadaan kosong
buli-buli berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga bagian yaitu
apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan
(superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi
(anterior, posterior, dan lateral dextra dan sinistra). Dinding
vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot longitudinal,
sirkuler, dan longitudinal). Terdapat trigonum vesicae pada bagian
posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae merupakan
suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium
kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat
dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong.1Buli-buli
diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada
perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis.
Sedangkan persarafan pada buli-buli terdiri atas persarafan
simpatis dan parasimpatis. Persarafan simpatis melalui
n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus
lumbalis L1-L2. Persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus
pelvicus S2-S4, yang berperan sebagai sensorik dan motorik.14.
Anatomi dan Fisiologi UretraUretra merupakan saluran yang membawa
urin keluar dari buli-buli menuju lingkungan luar. Terdapat
beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria
memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ
seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra
pada wanita panjangnya sekitar 3,5 cm dan tidak berfungsi sebagai
organ seksual. Selain itu, pria memiliki dua otot sphincter yaitu
m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan
bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars
membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya
memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih
dan bersifat volunter). M.sphincter interna akan terbuka saat
buli-buli penuh, sedangkan m.sphincter externa akan terbuka saat
buli-buli penuh tetapi dapat tertutup saat seseorang menahan
kencing.1Pada pria, uretra dapat dibagi atas uretra posterior dan
uretra anterior. Uretra posterior terdiri dari pars prostatika dan
pars membranasea. Sedangkan uretra anterior terdiri dari pars
bulbaris, pars pendulare, dan fosa navikularis.1B. Batu Ginjal1.
Definisi Batu ginjal adalah massa keras seperti batu yang terbentuk
di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis
ginjal, dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal.
Proses pembentukan batu ini disebut nefrolithiasis. Batu ginjal
yang tidak terlalu besar dapat terdorong dan turun ke saluran kemih
dibawah ginjal seperti ureter sehingga nantinya dapat menjadi batu
ureter.1
Gambar 3. Batu ginjal2. EpidemiologiPenelitian epidemiologi
memberikan kesan penyakit batu mempunyai hubungan dengan tingkat
kesejahteraan masyarakat dan berubah sesuai dengan perkembangan
kehidupan suatu bangsa. Berdasarkan pembandingan data penyakit batu
saluran kemih di berbagai negara, dapat disimpulkan bahwa di negara
yang mulai berkembang terdapat banyak batu saluran kemih bagian
bawah, terutama terdapat di kalangan anak. Di negara yang sedang
berkembang, insidensi batu saluran kemih relatif rendah, baik dari
batu saluran kemih bagian bawah maupun batu saluran kemih bagian
atas. Di negara yang telah berkembang, terdapat banyak batu saluran
kemih bagian atas, terutama di kalangan orang dewasa. Pada suku
bangsa tertentu, penyakit batu saluran kemih sangat jarang,
misalnya suku bangsa Bantu di Afrika Selatan.2Satu dari 20 orang di
dunia menderita batu ginjal. Perbandingan kejadian pria dan wanita
adalah 3:1. Puncak kejadian di usia 30-60 tahun atau 20-49 tahun.
Prevalensi di USA sekitar 12% untuk pria dan 7% untuk wanita.63.
Etiologi Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya
dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran
kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum
terungkap (idiopatik). Secara epidemiologis terdapat beberapa
faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada
seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu keadaan
yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik yaitu
pengaruh yang berasal dari lingkungan sekitarnya.1Faktor intrinsik
itu antara lain adalah1:a. Herediter (keturunan)Penyakit ini diduga
diturunkan dari orang tuanya.b. UmurPenyakit ini paling sering
didapatkan pada usia 30-50 tahun.c. Jenis kelaminJumlah pasien
laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien
perempuan.Beberapa faktor ekstrinsik diantaranya adalah 1:a.
GeografiPada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu
saluran kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga
dikenal sebagi daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah
Bantu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran
kemih.b. Iklim dan temperatur
c. Asupan airKurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral
kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu
saluran kemih.d. DietDiet tinggi purin, oksalat dan kalsium
mempermudah terjadinya penyakit batu saluran kemih.e.
PekerjaanPenyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya
banyak duduk atau kurang aktivitas atau sedentary life.4.
PatogenesisSecara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran
kemih terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan
aliran urin (stasis urin). Adanya kelainan bawaan pada
pelviokalises (stenosis uretero-pelvis), divertikel, obstruksi
infravesika kronis seperti pada hyperplasia prostat benigna,
stiktura, dan buli-buli neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang
memudahkan terjadinya pembentukan batu.1Batu terdiri atas
kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun
anorganik yang terlarut dalam urin. Kristal-kristal tersebut tetap
berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urin jika
tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya
presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan
presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan
mengadakan agregasi dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi
kristal yang lebih besar.1 Meskipun ukurannya cukup besar, agregat
kristal masih rapuh dan belum cukup mampu menyumbat saluran kemih.
Untuk itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih
(membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain
diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup
besar untuk menyumbat saluran kemih. Kondisi metastabel dipengaruhi
oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urin, laju aliran
urin di dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam
saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu.15. Klasifikasi batu
saluran kemihBatu saluran kemih dapat diklasifikasikan menjadi7:a.
Batu migrasiBatu migrasi berasal dari ginjal, bergerak jatuh ke
saluran kemih bawah ginjal dan dapat menetap di kandung kemih.
Ukuran batu yang dapat secara spontan turun ke saluran kemih bagian
bawah ginjal hingga ke kandung kemih mayoritas berukuran kurang
dari satu sentimeter dan pada orang dewasa dapat turun hingga ke
uretra. Batu migrasi yang kemudian menetap pada kandung kemih
biasanya terjadi pada anak dengan ukuran kandung kemih kecil atau
pada orang dengan Benign Prostat Hyperplasia. b. Batu primer
idiopatik dan batu endemikBatu primer idiopatik adalah batu yang
penyebab pembentukannya tidak diketahui secara jelas.8 Batu endemik
terjadi pada anak-anak dengan malnutrisi tanpa adanya kelainan
pengosongan kandung kemih atau kelainan aliran urin. Batu primer
idiopatik dan batu endemik banyak terdapat pada anak dan dewasa
muda diduga berhubungan dengan diet dan kelas sosial ekonomi
rendah. Perbandingan laki-laki dan perempuan untuk batu jenis ini
adalah 10:1. Gejala yang berhubungan dengan batu ini termasuk
hematuria, disuria, gangguan aliran kemih, kesulitan dalam
berkemih, kerikil dalam urin. c. Batu sekunderBatu sekunder sering
terjadi pada orang dewasa dengan stasis urin. Stasis urin adalah
penyumbatan atau perlambatan aliran urin. Pada laki-laki, stasis
urin utamanya disebabkan obstruksi aliran keluar urin dari kandung
kemih. Keadaan ini bisa disertai keadaan divertikel kandung kemih
atau infeksi saluran kemih. Benda asing dalam saluran kemih juga
dapat berfungsi sebagai nidus (inti batu) untuk pembentukan
batu.
6. Komposisi BatuKomposisi batu pada umumnya mengandung unsur
kalsium oksalat atau kalsium fosfat, asam urat,
magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn, dan sistin, silikat, dan
senyawa lainnya. Data mengenai komposisi batu sangat penting untuk
usaha pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya batu residif.
Kandungan batu ginjal kebanyakan terdiri dari1:a. 75 % kalsium.b.
15 % batu tripe/batustruvit(Magnesium Amonium Fosfat).c. 6 % batu
asam urat.d. 1-2 % sistin (cystine).Batu kalsium terdiri dari
kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campuran dari keduanya.
Faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya batu kalsium adalah
hiperkalsiuri, hiperoksaluri, hiperurikosuria, hipositraturia,
hipomagnesuria. Hiperkalsiuria adalah suatu keadaan dimana kadar
kalsium di dalam urin lebih besar dari 250-300 mg/24 jam,
disebabkan karena hiperkalsiuria idiopatik (meliputi hiperkalsiuria
disebabkan masukan tinggi natrium, kalsium dan protein),
hiperparatiroidisme primer, sarkoidosis, dan kelebihan vitamin D
atau kelebihan kalsium. Hiperurikosuria adalah peningkatan kadar
asam urat dalam air kemih yang dapat memacu pembentukan batu
kalsium karena masukan diet purin yang berlebih. Hiperoksaluria
adalah kenaikan ekskresi oksalat diatas normal (45 mg/hari),
kejadian ini disebabkan oleh diet rendah kalsium, peningkatan
absorbsi kalsium intestinal, dan penyakit usus kecil atau akibat
reseksi pembedahan yang mengganggu absorbsi garam empedu.
Hipositraturia adalah suatu penurunan ekskresi inhibitor
pembentukan kristal dalam air kemih, khususnya sitrat, disebabkan
idiopatik, asidosis tubulus ginjal tipe I (lengkap atau tidak
lengkap), minum Asetazolamid, dan diare dan masukan protein
tinggi.1Batu struvit disebabkan karena adanya infeksi saluran kemih
dengan organisme yang memproduksiurease. Batu dapat tumbuh menjadi
lebih besar membentuk batu staghorn dan mengisi seluruh pelvis dan
kaliks ginjal. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan kuman
pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim
urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis
urea menjadi amoniak. Suasana basa ini yang memudahkan garam-garam
magnesium, ammonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium
amoniun fosfat (MAP) atau (Mg NH4PO4.H2O) dan karbonat apatit
(Ca10[PO4]6CO3. Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea diantaranya
adalah Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobacter,
Pseudomonas, dan Stafilokokus. Meskipun E.coli banyak menyebabkan
infeksi saluran kemih, namun kuman ini bukan termasuk bakteri
pemecah urea.17. Manifestasi KlinisBatu pada kaliks ginjal
memberikan rasa nyeri ringan sampai berat karena distensi dari
kapsul ginjal. Begitu juga batu pada pelvis renalis, dapat
bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya
gejala batu ginjal merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan
infeksi. Keluhan yang disampaikan oleh pasien tergantung pada
posisi atau letak batu, besar batu, dan penyulit yang telah
terjadi.1Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien adalah nyeri
pada pinggang. Nyeri ini mungkin bisa merupakan nyeri kolik ataupun
bukan kolik. Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot
polos sistem kalises meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu
dari saluran kemih. Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan
intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan dari terminal
saraf yang memberikan sensasi nyeri.1Nyeri non kolik terjadi akibat
peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau infeksi
pada ginjal. Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok
pada daerah kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi sakit akibat
hidronefrosis, terlihat tanda-tanda gagal ginjal, retensi urin, dan
jika disertai infeksi didapatkan demam-menggigil.1,98.
DiagnosisSelain pemeriksaan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
untuk menegakkan diagnosis, penyakit batu perlu ditunjang dengan
pemeriksaan radiologik, laboratorium dan penunjang lain untuk
menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih, infeksi dan
gangguan faal ginjal. Secara radiologik, batu dapat radioopak atau
radiolusen. Sifat radioopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu
sehingga dari sifat ini dapat diduga jenis batu yang
dihadapi.1Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari
kelainan kemih yang dapat menunjang adanya batu di saluran kemih,
menentukan fungsi ginjal, dan menentukan sebab terjadinya
batu.1Pemeriksaan renogram berguna untuk menentukan faal kedua
ginjal secara terpisah pada batu ginjal bilateral atau bila kedua
ureter tersumbat total. Cara ini dipakai untuk memastikan ginjal
yang masih mempunyai sisa faal yang cukup sebagai dasar untuk
melakukan tindak bedah pada ginjal yang sakit. Pemeriksaan
ultrasonografi dapat untuk melihat semua jenis batu, menentukan
ruang dan lumen saluran kemih, serta dapat digunakan untuk
menentukan posisi batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah
tertingggalnya batu. 109. Diagnosis BandingKolik ginjal dan ureter
dapat disertai dengan keluhan yang lebih lanjut, misalnya distensi
usus dan pionefrosis dengan demam. Oleh karena itu, jika dicurigai
terjadi kolik ureter maupun ginjal, khususnya yang kanan, perlu
dipertimbangkan kemungkinan kolik saluran cerna, kandung empedu,
atau apendisitis akut. Selain itu pada perempuan perlu juga
dipertimbangkan adneksitis. 2Bila terjadi hematuria, perlu
dipertimbangkan kemungkinan keganasan apalagi bila hematuria
terjadi tanpa nyeri. Selain itu, perlu juga diingat bahwa batu yang
bertahun-tahun dapat menyebabkan terjadinya tumor yang umumnya
karsinoma epidermoid, akibat rangsangan dan inflamasi. Batu ginjal
dengan hidronefrosis, perlu dipertimbangkan kemungkinan tumor
ginjal mulai dari jenis ginjal polikistik hingga tumor Grawitz.
210. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan untuk penegakkan diagnosis dan rencana terapi antara lain
1, 10:a. Foto Polos AbdomenPembuatan foto polos abdomen bertujuan
untuk melihat kemungkinan adanya batu radio opak di saluran kemih.
Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio
opak dan paling sering dijumpai diantara batu lain, sedangkan batu
asam urat bersifat non opak (radio lusen). Urutan radioopasitas
beberapa batu saluran kemih seperti pada tabel 1.Tabel 1. Urutan
Radioopasitas Beberapa Jenis Batu Saluran KemihJenis
BatuRadioopasitas
KalsiumOpak
MAPSemiopak
Urat/SistinNon opak
b. Intravenous pyelographyPemeriksaan ini bertujuan menilai
keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu IVP dapat mendeteksi
adanya batu semi-opak ataupun batu non opak yang tidak dapat
terlihat oleh foto polos abdomen. Jika IVP belum dapat menjelaskan
keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal,
sebagai penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retrograd.c.
Ultrasonografi (USG)USG dapat menilai adanya batu di ginjal atau di
buli-buli (yang ditunjukkan sebagai echoic shadow), hidronefrosis,
pionefrosis, atau pengkerutan ginjal.
d. Pemeriksaan Mikroskopik Urin, untuk mencari hematuria dan
kristal.e. Renogram, dapat diindikasikan pada batu staghorn untuk
menilai fungsi ginjal.f. Analisis batu, untuk mengetahui asal
terbentuknya.g. Kultur urin, untuk mecari adanya infeksi
sekunder.h. DPL, ureum, kreatinin, elektrolit, kalsium, fosfat,
urat, protein, fosfatase alkali serum.11. Penatalaksanaan1,6,11Batu
yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya harus
dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat.
Indikasi untuk melakukan tindakan atau terapi pada batu saluran
kemih adalah jika batu telah menimbulkan obstruksi, infeksi, atau
harus diambil karena suatu indikasi sosial. Obstruksi karena batu
saluran kemih yang telah menimbulkan hidroureter atau hidronefrosis
dan batu yang sudah menimbulkan infeksi saluran kemih, harus segera
dikeluarkan.Kadang kala batu saluran kemih tidak menimbulkan
penyulit seperti diatas, namun diderita oleh seorang yang karena
pekerjaannya (misalkan batu yang diderita oleh seorang pilot
pesawat terbang) memiliki resiko tinggi dapat menimbulkan sumbatan
saluran kemih pada saat yang bersangkutan sedang menjalankan
profesinya dalam hal ini batu harus dikeluarkan dari saluran kemih.
Pilihan terapi antara lain :a. Terapi KonservatifSebagian besar
batu ureter mempunyai diameter