MODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN TUNA DI KAPAL NAUTIKA PERIKANAN LAUT 2015 NAUTIKA PERIKANAN LAUT PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN 2015 NAUTIKA PERIKANAN LAUT MODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN TUNA DI KAP A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.A-PDF.com to remove the watermark
52
Embed
NAUTIKA PERIKANAN LAUT - · PDF fileLembar praktek unjuk kerja berisi alat, ... Sterilisasi tempat dan peralatan ikan tuna meliputi : a. ... Palka dan penyekatnya dibersihkan sesuai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MODULMELAKUKAN PENANGANAN IKAN TUNA DI KAPAL
2015NAUTIKAPERIKANAN LAUT 2015NAUTIKAPERIKANAN LAUT
PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANANBADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN
20
15
NA
UT
IKA
PE
RIK
AN
AN
LA
UT
MO
DU
L M
EL
AK
UK
AN
PE
NA
NG
AN
AN
IK
AN
TU
NA
DI
KA
P
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.A-PDF.com to remove the watermark
2. Tempat dan peralatan penanganan ikan disterilisasi
Tempat dan peralatan penanganan ikan tuna terlebih dahulu
dilakukan sterilisasi atau pembersihan dengan harapan tidak
terjadi kontaminasi silang.
Sterilisasi tempat dan peralatan ikan tuna meliputi :
a. Menyiram dek dengan menggunakan pompa air laut;
b. Menyikat dek sampai bersih dari segala kotoran dan gunakan
sabun hijau untuk membersihkan minyak atau kotoran yang
sukar dihilangkan;
c. Membersihkan dengan sabun pembersih serta menempatkan
peralatan kerja seperti pisau, spike / tusukan, ganco, palu /
pentungan dan sikat pada tempat yang mudah dijangkau;
d. Memasang terpal atau pelindung apabila pekerjaan dilakukan
pada siang hari untuk melindungi ikan dari sinar matahari
Pisau pendarahan Sikat Spon Selang Air
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
9 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
langsung dan memberikan kenyamanan kepada ABK yang
sedang bertugas;
e. Membersihkan papan-papan, rak-rak, yang berada di dalam
palka dan juga dinding palka harus bersih dari segala kotoran
maupun lendir ikan yang masih melekat. Apabila ada sisa-sisa
es dari perjalanan sebelumnya, maka es itupun harus dibuang
seluruhnya karena telah banyak mengandung bakteri.
3. Palka dan penyekatnya dibersihkan sesuai SOP
Secara umum ikan disimpan di dalam palka dalam keadaan
bersuhu rendah untuk menghambat proses pembusukan. Seluruh
dinding palka dilapisi bahan isolator panas untuk mengurangi
panas dari luar palka melalui dinding. Pintu palka dibuat dengan
konstruksi rangkap untuk mencegah masuknya udara panas ke
dalam palka.
Palka yang digunakan untuk menyimpan ikan tuna secara
umum menggunakan sistem refrigerasi Air Blast Freezer (ABF).
Palka ini digunakan untuk menyimpan ikan tuna dengan cara
digantung dengan menggunakan kawat baja maupun disusun di
rak-rak (sistem shelving).
Sebelum palka digunakan terlebih dahulu harus dilakukan
pembersihan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membersihkan penutup palka yang terdiri dari 2 (dua) bagian
penutup dengan menggunakan air laut. Apabila diperlukan
dapat menggunakan sabun hijau untuk menghilangkan minyak
atau kotoran yang sukar dihilangkan;
b. Membersihkan dinding-dinding palka dari segala kotoran dan
lendir yang menempel serta bunga-bunga es dengan
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
10 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
menggunakan air laut. Apabila diperlukan lakukan defrost
terlebih dahulu;
c. Membersihkan air yang menggenang di dalam palka, apabila
diperlukan dapat menggunakan pompa;
d. Menutup kembali palka dengan rapat dan palka siap digunakan
untuk menampung ikan tuna.
Gambar 4. Palka ikan
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
1. Peralatan Penanganan Ikan Tuna disiapkan
Alat yang disiapkan untuk pakaian standar kerja terdiri dari :
a. Pakaian kerja;
b. Helm kerja;
c. Sepatu boot;
d. Sarung tangan (sarung tangan karet atau katun).
Alat yang disiapkan untuk peralatan penanganan ikan tuna terdiri
dari :
a. Pisau;
b. Spike/tusukan;
c. Ganco;
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
11 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
d. Palu/pentungan;
e. Pisau pendarahan.
f. Pisau fillet;
g. Sikat;
h. Spon;
i. Pompa air dan selang.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan peralatan standar
pakaian kerja dan peralatan penanganan ikan tuna adalah 15 menit.
Langkah kerja untuk penyiapan peralatan penanganan ikan tuna
sebagai berikut ;
a. Siapkan peralatan standar pakaian kerja;
b. Siapkan peralatan penanganan ikan tuna;
c. Letakkan peralatan standar pakaian kerja dan peralatan
penanganan ikan tuna pada tempat yang mudah dijangkau.
2. Tempat dan peralatan penanganan ikan disterilisasi
Alat yang disiapkan dan digunakan untuk sterilisasi tempat dan
peralatan penanganan ikan tuna sebagai berikut :
a. Peralatan standar pakaian kerja;
b. Peralatan penanganan ikan tuna;
Bahan yang disiapkan dan digunakan untuk sterilisasi tempat dan
peralatan meliputi :
a. Sabun pembersih atau saniter;
b. Sabun hijau;
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sterilisasi tempat dan
peralatan ikan tuna adalah 20 menit. Langkah kerja untuk sterilisasi
tempat dan peralatan penanganan ikan tuna meliputi :
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
12 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
a. Siram dek dengan menggunakan pompa air laut;
b. Sikat dek sampai bersih dari segala kotoran dan gunakan sabun
hijau untuk membersihkan minyak atau kotoran yang sukar
dihilangkan;
c. Bersihkan dengan sabun pembersih serta menempatkan
peralatan kerja seperti pisau, spike/tusukan, ganco,
palu/pentungan dan sikat pada tempat yang mudah dijangkau;
d. Pasang terpal atau pelindung apabila pekerjaan dilakukan
disiang hari untuk melindungi ikan dari sinar matahari langsung
dan memberikan kenyamanan kepada ABK yang sedang
bertugas;
e. Bersihkan papan-papan, rak-rak, yang berada di dalam palka
dan juga dinding palka harus bersih dari segala kotoran maupun
lendir ikan yang masih melekat. Apabila ada sisa-sisa es dari
perjalanan sebelumnya, maka es itupun harus dibuang
seluruhnya karena telah banyak mengandung bakteri.
3. Palka dan penyekatnya dibersihkan sesuai SOP
Alat yang disiapkan dan digunakan untuk sterilisasi palka dan
penyekatnya sebagai berikut :
a. Peralatan standar pakaian kerja;
b. Pompa air dan selang;
Bahan yang disiapkan dan digunakan untuk sterilisasi palka dan
penyekatnya meliputi :
a. Sabun pembersih atau saniter;
b. Sabun hijau.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
13 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sterilisasi tempat dan
peralatan ikan tuna adalah 20 menit. Langkah kerja untuk sterilisasi
palka dan penyekatnya sesuai SOP dengan waktu 20 menit meliputi:
a. Bersihkan penutup palka yang terdiri dari 2 (dua) bagian penutup
dengan air laut. Apabila diperlukan dapat menggunakan sabun
hijau untuk menghilangkan minyak atau kotoran yang sukar
dihilangkan;
b. Bersihkan dinding-dinding palka dari segala kotoran dan lendir
yang menempel serta bunga-bunga es dengan menggunakan air
laut. Apabila diperlukan lakukan defrost terlebih dahulu;
c. Bersihkan air yang menggenang di dalam palka, apabila
diperlukan dapat menggunakan pompa;
d. Tutup kembali palka dengan rapat dan palka siap digunakan untuk
menampung ikan tuna.
C. Penilaian/Evaluasi
1. Peralatan Penanganan Ikan tuna disiapkan
a. Tuliskan kembali peralatan penanganan ikan tuna yang Anda
ketahui!
b. Tuliskan kembali standar pakaian kerja yang harus dikenakan
oleh ABK!
2. Tempat dan peralatan penanganan ikan disterilisasi
a. Tuliskan kembali langkah-langkah untuk
mensterilkan/membersihkan tempat dan peralatan penanganan
ikan!
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
14 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
3. Palka dan penyekatnya dibersihkan sesuai SOP
a. Tuliskan kembali langkah-langkah pembersihan palka dan
penyekatnya!
D. Lembar Kunci Jawaban
1. Peralatan Penanganan Ikan tuna disiapkan
a. Tuliskan kembali peralatan penanganan ikan tuna yang Anda
ketahui!
Peralatan penanganan ikan tuna meliputi :
1) Pisau.
2) Spike / tusukan.
3) Ganco.
4) Palu / pentungan.
5) Pisau pendarahan.
6) Pisau fillet.
7) Sikat.
8) Spon.
9) Pompa air dan selang pencuci.
b. Tuliskan kembali standar pakaian kerja yang harus dikenakan
oleh ABK !
Standar pakaian kerja meliputi :
1) Baju kerja / wear pack ataupun mantel apabila hujan.
2) Helm kerja.
3) Sepatu boot.
4) Sarung tangan (sarung tangan karet atau katun)
2. Tempat dan peralatan penanganan ikan disterilisasi
a. Tuliskan kembali langkah-langkah untuk mensterilkan /
membersihkan tempat dan peralatan penanganan ikan !
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
15 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
Langkah-langkah pembersihan atau sterilisasi tempat dan
peralatan ikan tuna meliputi :
1) Menyiram dek dengan menggunakan pompa air laut.
2) Menyikat dek sampai bersih dari segala kotoran dan
gunakan sabun hijau untuk membersihkan minyak atau
kotoran yang sukar dihilangkan.
3) Membersihkan dengan sabun pembersih serta
menempatkan peralatan kerja seperti pisau, spike /
tusukan, ganco, palu / pentungan dan sikat pada tempat
yang mudah dijangkau.
4) Memasang terpal atau pelindung apabila pekerjaan
dilakukan pada siang hari untuk melindungi ikan dari sinar
matahari langsung dan memberikan kenyamanan kepada
ABK yang sedang bertugas.
5) Membersihkan papan-papan, rak-rak, yang berada di dalam
palka dan juga dinding palka harus bersih dari segala
kotoran maupun lendir ikan yang masih melekat. Apabila
ada sisa-sisa es dari perjalanan sebelumnya, maka es
itupun harus dibuang seluruhnya karena telah banyak
mengandung bakteri.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
16 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
3. Palka dan penyekatnya dibersihkan sesuai SOP
a. Tuliskan kembali langkah-langkah pembersihan palka dan
penyekatnya !
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membersihkan
palka adalah sebagai berikut :
1) Membersihkan penutup palka yang terdiri dari 2 (dua) bagian
penutup dengan menggunakan air laut. Apabila diperlukan
dapat menggunakan sabun hijau untuk menghilangkan minyak
atau kotoran yang sukar dihilangkan;
2) Membersihkan dinding-dinding palka dari segala kotoran dan
lendir yang menempel serta bunga-bunga es dengan
menggunakan air laut. Apabila diperlukan lakukan defrost
terlebih dahulu;
3) Membersihkan air yang menggenang di dalam palka, apabila
diperlukan dapat menggunakan pompa;
4) Menutup kembali palka dengan rapat dan palka siap
digunakan untuk menampung ikan tuna.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
17 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
BAB III
MENYIAPKAN SISTEM PENYIMPANAN
A. Lembar Informasi
1. Tempat penyimpanan : chilling, freezing dan glazing disiapkan
Ikan segar atau ikan basah adalah ikan yang belum atau tidak
diawetkan dengan menggunakan apapun kecuali semata-mata
didinginkan dengan es. Perlu diketahui bahwa dengan pendinginan
(chilling) hanya berhasil menghambat kegiatan bakteri, bakteri
masih tetap hidup dan melakukan perusakan terhadap ikan tetapi
lebih lambat. Meski begitu dengan pendinginan akan tetap
mendapatkan kemungkinan terbesar untuk dapat mengawetkan
sifat-sifat ikan asli seperti tekstur, rasa, bau dan sebagainya, selain
itu pendinginan adalah cara yang murah, cepat dan efektif serta
fleksibel untuk digunakan di kapal.
Pendinginan dapat dilakukan dengan salah satu atau kombinasi
dari cara-cara berikut :
a. Pendinginan dengan es;
b. Pendinginan dengan es kering;
c. Pendinginan dengan air dingin yang dapat berwujud :
1) Air tawar bercampur es atau air yang didinginkan dengan
mesin pendingin;
2) Air laut dingin bercampur es;
3) Air laut didinginkan dengan mesin pendingin.
d. Pendinginan dengan udara dingin.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
18 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
Secara umum cara yang terbaik untuk mendinginkan ikan adalah
dengan menggunakan es karena es mendinginkan dengan cepat
tanpa banyak mempengaruhi keadaan ikan dan biaya yang murah.
Berdasarkan bentuknya terdapat 5 (lima) kelompok es, sebagai
berikut :
a. Es balok (block ice), berupa balok berukuran 12 – 60 kg per
balok. Sebelum dipakai, es balok harus terlebih dahulu dipecah
atau dihancurkan;
b. Es tabung (tube ice), berupa tabung-tabung kecil yang siap
dipakai;
c. Es keping tebal (plate ice), diproduksi dalam bentuk lempengan
besar dan tebal (8 – 15 cm), kemudian dipecahkan menjadi
potongan yang kecil (diameter kurang dari 5 cm) agar siap
dipakai untuk mendinginkan ikan;
d. Es keping tipis (flake ice), berupa lempengan-lempengan tipis
(diameter 3 cm), merupakan hasil pengerukan dari lapisan es
yang terbentuk di atas permukaan pembeku yang berbentuk
silinder;
e. Es halus (slush ice), berupa butir-butiran yang sangat halus
(diameter 2 mm), dan lembek dan umumnya sedikit berair.
Sementara itu, alat yang digunakan untuk melakukan pendinginan
adalah box pendinginan atau bak fiber. Apabila es yang digunakan
masih berupa es balok, maka es balok tersebut dimasukkan terlebih
dahulu ke dalam karung goni kemudian dihancurkan menggunakan
balok penghancur.
Sebelum dilakukan proses pendinginan terlebih dahulu dilakukan
penyiapan tempat pendinginan pada ikan tuna yang dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
19 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
1) Menyiapkan dan membersihkan box pendinginan atau bak
fiber dari kotoran menggunakan air laut dan sabun
pembersih apabila diperlukan;
2) Memastikan saluran pembuangan atau drainase tertutup
rapat;
3) Menyiapkan es curai dengan perbandingan ikan : es = 1 : 1.
Apabila es masih dalam bentuk es balok, maka es harus
dihancurkan terlebih dahulu.
Gambar 5. Box atau bak chilling
Setelah proses pendinginan selesai, maka ikan tuna yang akan
diekspor harus segera dibekukan, sebelum melakukan proses
pembekuan (freezing) terlebih dahulu dilakukan penyiapan tempat
pembekuan (freezing) ikan tuna yang dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Menyiapkan freezer (menggunakan palka sistem Air Blast
Freezer);
b. Membersihkan freezer dari sisa-sisa es atau bunga es;
c. Membersihkan freezer dari sisa-sisa lendir dan darah ikan.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
20 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
d. Memperhatikan dan menyetel suhu di freezer -500C sampai -
600C.
Setelah proses pembekuan selesai ikan tuna yang akan
disimpan di cold storage, terlebih dahulu diberi perlakukan
penyelimutan es (glazing) yang bertujuan untuk mencegah dehidrasi
dan oksidasi selama penyimpanan di cold storage. Sebelum proses
penyelimutan es (glazing) pada ikan tuna, maka terlebih dahulu
dilakukan penyiapan tempat dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menyiapkan dan membersihkan box glazing atau bak fiber;
b. Memastikan saluran pembuangan atau drainase tertutup rapat;
c. Mengisi box glazing atau bak fiber yang telah dibersihkan
dengan air dingin atau air es.
Gambar 6. Bak yang dapat digunakan untuk penyelimutan es
(glazing)
2. Sistem refrigerasi disiapkan sesuai dengan SOP
Sistem refrigerasi untuk ikan tuna dilakukan dengan sistem air blast
freezer (ABF). Alat ini merupakan jenis refrigerator yang tempat
pembekunya berbentuk suatu ruangan atau kamar yang dilengkapi
dengan pipa-pipa pendingin. Udara dingin dihembuskan melewati pipa
pendingin ke dalam ruang tersebut dengan kecepatan tinggi. Dengan
penggunaan alat tersebut suhu yang rendah dapat diperoleh dalam
waktu relatif cepat.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
21 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
Dalam pemakaian sistem refrigerasi dengan ABF, tuna dapat
digantung atau diletakkan mendatar. Apabila penyimpanan dilakukan
dengan cara digantung, maka dalam ruang pembekuan dilengkapi
dengan kawat baja yang ujungnya terkait sebagai tempat gantungan
kepala tuna. Penyimpanan ikan tuna dengan posisi mendatar di dalam
ruang ABF harus dilengkapi dengan rak-rak untuk meletakkan ikan
tuna. Posisi ikan tuna tidak boleh bengkok, hal ini dapat menyebabkan
daging akan menjadi pecah pada saat pencairan kembali (thawing).
Langkah-langkah penyiapan sistem refrigerasi dengan menggunakan
sistem ABF adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pembersihan ruang ABF atau palka dengan sistem
ABF. Apabila perlu lakukan defrost untuk menghilangkan
bunga-bunga es terlebih dahulu.
b. Melakukan pengaturan suhu pada posisi berkisar -500C sampai
-600C.
c. Meletakkan ikan tuna di dalam rak dengan posisi kepala
berhadapan dengan ekor. Tubuh ikan tuna tidak boleh
bengkok.
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
1. Tempat penyimpanan chilling, freezing dan glazing disiapkan
Alat yang digunakan untuk penyiapan tempat penyimpanan
pendinginan (chilling) meliputi :
a. Peralatan standar pakaian kerja;
b. Box pendinginan atau bak fiber;
c. Pompa dan selang.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
22 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
Bahan yang digunakan untuk penyiapan tempat
penyimpanan pendinginan (chilling) meliputi :
a. Sabun pembersih atau saniter;
b. Sabun hijau (apabila diperlukan);
c. Es curai.
Waktu yang dibutuhkan untuk penyiapan tempat
penyimpanan pendinginan (chilling) adalah 10 menit. Langkah
kerja yang dilakukan dalam penyiapan tempat untuk
pendinginan (chilling) sebagai berikut :
a. Siapkan dan bersihkan box pendinginan atau bak fiber dari
kotoran menggunakan air laut dan sabun pembersih
apabila diperlukan;
b. Pastikan saluran pembuangan atau drainase tertutup rapat;
c. Siapkan es curai dengan perbandingan ikan : es = 1 : 1.
Apabila es masih dalam bentuk es balok, maka es harus
dihancurkan terlebih dahulu.
Alat yang digunakan untuk penyiapan tempat penyimpanan
pembekuan (freezing) meliputi :
a. Peralatan standar pakaian kerja;
b. Palka dengan sistem ABF;
c. Pompa dan selang.
Bahan yang digunakan untuk penyiapan tempat
penyimpanan pembekuan (freezing) meliputi :
a. Sabun pembersih atau saniter;
b. Sabun hijau (apabila diperlukan).
Waktu yang dibutuhkan untuk penyiapan tempat
penyimpanan pembekuan (freezing) adalah 15 menit. Langkah
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
23 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
kerja dalam penyiapan tempat untuk pembekuan (freezing)
dilakukan sebagai berikut :
a. Siapkan freezer (menggunakan palka sistem Air Blast
Freezer);
b. Bersihkan freezer dari sisa-sisa es atau bunga es;
c. Bersihkan freezer dari sisa-sisa lendir dan darah ikan
dengan menggunakan sabun pembersih atau saniter,
apabila diperlukan dapat menggunakan sabun hijau;
d. Perhatikan dan setel suhu di freezer -500C sampai -600C;
Alat yang digunakan untuk penyiapan tempat penyimpanan
penyelimutan es (glazing) meliputi :
a. Peralatan standar pakaian kerja;
b. Box penyelimutan es (glazing);
c. Pompa dan selang;
Bahan yang digunakan untuk penyiapan tempat
penyimpanan penyelimutan es (glazing) meliputi :
a. Sabun pembersih atau saniter;
b. Sabun hijau (apabila diperlukan);
c. Es curai.
Waktu yang dibutuhkan untuk penyiapan tempat
penyimpanan penyelimutan es (glazing) adalah 15 menit.
Langkah kerja dalam penyiapan tempat untuk penyelimutan es
(glazing) sebagai berikut :
a. Siapkan dan bersihkan box glazing atau bak fiber;
b. Pastikan saluran pembuangan atau drainase tertutup rapat;
c. Isi box glazing atau bak fiber yang telah dibersihkan dengan
air dingin atau air es.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
24 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
2. Sistem refrigerasi disiapkan sesuai dengan SOP
Alat yang digunakan untuk penyiapan sistem refrigerasi meliputi :
a. Peralatan standar pakaian kerja;
b. Palka dengan sistem ABF;
c. Rak.
Bahan yang digunakan untuk penyiapan sistem refrigerasi
adalah ikan tuna. Waktu yang dibutuhkan untuk penyiapan sistem
refrigerasi adalah 15 menit. Langkah kerja dalam proses penyiapan
sistem refrigerasi dengan menggunakan sistem ABF adalah
sebagai berikut :
a. Melakukan pembersihan ruang ABF atau palka dengan sistem
ABF. Apabila perlu lakukan defrost untuk menghilangkan
bunga-bunga es terlebih dahulu.
b. Melakukan pengaturan suhu pada posisi berkisar -500C sampai
-600C.
c. Meletakkan ikan tuna di dalam rak dengan posisi kepala
berhadapan dengan ekor. Tubuh ikan tuna tidak boleh
bengkok.
C. Penilaian/Evaluasi
1. Tempat penyimpanan : chilling, freezing, glazing disiapkan.
a. Tuliskan kembali langkah-langkah untuk menyiapkan tempat
pendinginan (chilling)!
b. Tuliskan kembali langkah-langkah untuk menyiapkan tempat
pembekuan (freezing)!
c. Tuliskan kembali langkah-langkah untuk menyiapkan tempat
penyelimutan dengan es (glazing)!
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
25 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
2. Sistem refrigerasi disiapkan sesuai dengan SOP.
a. Tuliskan penyiapan sistem refrigerasi untuk penanganan ikan
tuna sesuai dengan SOP!
D. Lembar Kunci Jawaban
1. Tempat penyimpanan : chilling, freezing, glazing disiapkan
a. Tuliskan kembali langkah-langkah untuk menyiapkan tempat
pendinginan (chilling)!
Penyiapan tempat untuk pendinginan (chilling) dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menyiapkan dan membersihkan box pendinginan atau bak
fiber dari kotoran menggunakan air laut dan sabun
pembersih apabila diperlukan.
2) Memastikan saluran pembuangan atau drainase tertutup
rapat.
3) Menyiapkan es curai dengan perbandingan ikan : es = 1 : 1.
Apabila es masih dalam bentuk es balok, maka es harus
dihancurkan terlebih dahulu.
b. Tuliskan kembali langkah-langkah untuk menyiapkan tempat
pembekuan (freezing) !
Penyiapan tempat untuk pembekuan (freezing) dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menyiapkan freezer (menggunakan palka sistem Air Blast
Freezer).
2) Membersihkan freezer dari sisa-sisa es atau bunga es.
3) Membersihkan freezer dari sisa-sisa lendir dan darah ikan
dengan menggunakan sabun pembersih atau saniter,
apabila diperlukan dapat menggunakan sabun hijau.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
26 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
4) Memperhatikan dan menyetel suhu di freezer -500C sampai
-600C.
c. Tuliskan kembali langkah-langkah untuk menyiapkan tempat
penyelimutan dengan es (glazing) !
Penyiapan tempat untuk penyelimutan es (glazing) dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menyiapkan dan membersihkan box glazing atau bak fiber.
2) Memastikan saluran pembuangan atau drainase tertutup
rapat.
3) Mengisi box glazing atau bak fiber yang telah dibersihkan
dengan air dingin atau air es.
2. Sistem refrigerasi disiapkan sesuai dengan SOP
a. Tuliskan kembali penyiapan sistem refrigerasi untuk
penanganan ikan tuna sesuai dengan SOP!
Langkah-langkah penyiapan sistem refrigerasi dengan
menggunakan sistem ABF adalah sebagai berikut :
1) Melakukan pembersihan ruang ABF atau palka dengan
sistem ABF. Apabila perlu lakukan defrost untuk
menghilangkah bunga-bunga es terlebih dahulu.
2) Melakukan pengaturan suhu pada posisi berkisar -500C
sampai -600C.
3) Meletakkan ikan tuna di dalam rak dengan posisi kepala
berhadapan dengan ekor. Tubuh ikan tuna tidak boleh
bengkok.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
27 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
BAB IV
MENANGANI IKAN TUNA
A. Lembar Informasi
1. Ikan tuna dimatikan dengan cepat
Ikan tuna yang naik ke kapal tidak semuanya dalam keadaan
mati, sebagian masih hidup. Ikan tuna yang masih hidup harus
secepatnya dibunuh setelah naik ke kapal untuk menghentikan
stress dengan demikian ikan tuna dapat didinginkan dengan cepat.
Hal ini berkaitan dengan kualitas ikan tuna yang matinya cepat
akan dapat bertahan lebih lama dibandingkan ikan yang matinya
meronta-ronta. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk
mematikan ikan tuna dengan cepat adalah sebagai berikut :
a. Posisikan ikan menyamping;
b. Pingsankan ikan dengan cara memukul ikan pada bagian tepat
di antara dua mata (otak kecil) dengan menggunakan palu/
pentungan. Pukulan pada titik yang tepat akan memingsankan
ikan walaupun dengan pukulan yang tidak terlalu keras;
c. Matikan ikan dengan menusuk pada titik lunak kepala ikan
dengan menggunakan spike/tusukan. Pastikan ikan sudah mati
dengan mengusap mata atau menggerakkan rahang bagian
bawah untuk memeriksa respon ikan.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
28 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
Gambar 7. Cara mematikan ikan tuna
2. Sumber-sumber pembusuk dibuang
Sebelum melakukan pembuangan sumber-sumber bakteri
terlebih dahulu dilakukan proses pendarahan atau pengeluaran
darah pada ikan tuna yang bertujuan untuk menurunkan suhu ikan
tuna dan pada akhirnya mutu ikan tuna dapat lebih lama
dipertahankan. Langkah-langkah pendarahan adalah sebagai
berikut :
a. Tusuk bagian bawah sirip dada dengan kedalaman 2 cm
dengan menggunakan pisau pendarahan. Lakukan pada kedua
sisi. Darah hangat akan mengucur deras apabila titik
penusukan benar;
b. Lakukan pemotongan pembuluh darah dalam insang;
c. Buat irisan pada pangkal ekor dengan menggunakan pisau
pendarahan. Lakukan pada kedua sisi.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
29 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
Gambar 8. Pendarahan pada ikan tuna
Setelah dilakukan pendarahan dapat dilakukan pembuangan
sumber-sumber bakteri dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Buat sobekan kecil pada perut dekat anus kemudian potong
saluran pencernaan / gonad yang menuju dan mengait ke anus.
b. Lepaskan insang dengan cara mengiris membran pada seluruh
pinggiran insang kemudian potong bagian yang mengaitkan
insang dengan rahang maupun tengkorak.
c. Angkat insang yang diikuti dengan seluruh isi perut ikan.
d. Bersihkan sisa darah dengan bantuan sikat dan air bersih.
Gambar 9. Pembuangan sumber-sumber bakteri
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
30 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
3. Ikan tuna dicuci dan ditiriskan
Pembuangan isi perut dan insang menyebabkan ikan menjadi
kotor karena terkena percikan darah. Langkah-langkah yang
dilakukan untuk membersihkan ikan dari darah dan lendir adalah
sebagai berikut:
a. Menggunakan sikat lakukan pembersihan darah dan kotoran
bekas pembuangan insang dan isi perut yang disertai dengan
menggunakan air laut terus-menerus;
b. Menggunakan spon lakukan pembersihan lendir dari arah kepala
ke ekor (satu arah) disertai dengan menyiram air laut terus-
menerus. Pembersihan dua arah dapat menyebabkan sisik-sisik
terlepas.
4. Penimbangan dan pencatatan ikan dilakukan
Setelah dilaksanakan proses pembersihan ikan tuna dari darah
dan lendir, maka segera dilakukan penimbangan dan pelabelan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menimbang ikan tuna seekor demi seekor dimulai dari yang kecil
terlebih dahulu (apabila terdapat beberapa hasil tangkapan yang
berbeda ukuran);
b. Mengikatkan label pada batang ekor ikan tuna yang
menerangkan berat dan jenis ikan tuna.
5. Hasil tangkapan berdasarkan size, jenis dan kualitas ikan terkait
dengan sistem penyimpanan dilakukan setelah ikan tuna ditimbang
dan diberi pelabelan, maka langkah selanjutnya adalah pemisahan
ikan berdasarkan ukuran, jenis dan kualitas ikan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
31 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
a. Memisahkan ikan tuna berdasarkan jenisnya.
b. Memisahkan ikan tuna yang telah disortir berdasarkan jenisnya
sesuai dengan ukurannya.
c. Memisahkan ikan tuna yang telah disortir berdasarkan size, jenis
dan kualitas.
6. Proses chilling, freezing dan glazing dilakukan sesuai dengan
sistem penyimpanan yang telah ditentukan.
Ikan tuna yang telah dilakukan penyortiran segera dilakukan proses
pendinginan (chilling) dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memasukan es ke dalam bagian insang ikan tuna yang telah
dibuang membran insangnya sampai ke dalam perut.
b. Memasukan ikan tuna ke dalam box chiling dengan
perbandingan ikan : es = 1 : 1. Seluruh tubuh bagian ikan tuna
harus tertutup es.
c. Apabila terdapat beberapa ekor ikan tuna hasil tangkapan, maka
penyusunan dilakukan dengan urutan es, ikan, es dan
seterusnya dengan ikan terkecil di bagian paling atas dengan
susunan kepala tuna yang satu berhadapan dengan ekor tuna
yang lain. Pastikan di antara ekor dan kepala ada ruang yang
cukup untuk tempat es.
Setelah dilakukan proses pendinginan, maka segera dilakukan
proses pembekuan (freezing) dengan menggunakan freezer (palka)
dengan sistem ABF dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memasukan ikan tuna ke dalam freezer (palka). Masukkan ikan
tuna yang berukuran kecil terlebih dahulu.
b. Memposisikan ikan tuna dengan posisi yang sama satu sama
lain (kepala bersebelahan dengan ekor) dengan menggunakan
rak atau menggantungkan ikan tuna di dalam palka dengan
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
32 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
menggunakan kawat baja atau pengait sebagai tempat
gantungan kepala.
Setelah dilakukan proses pembekuan, maka segera dilakukan
proses penyelimutan es (glazing) dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Menyiapkan bak glazing yang telah diisi dengan air es.
b. Mencelupkan ikan tuna dengan cara memegangi bagian ekor
atau batang ekornya.
c. Memperhatikan selalu air es agar tidak menjadi media
kontaminasi silang.
7. Penyusunan ikan tuna di dalam palka dilakukan
Setelah ikan tuna diberi selimut es (glazing) yang bertujuan agar
ikan tuna tidak mengalami dehidrasi dan oksidasi selama
penyimpanan di dalam palka/coldstorage. Penyimpanan ikan tuna
di dalam palka/coldstorage dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Memasukan ikan tuna berdasarkan size, jenis dan kualitasnya.
b. Memasukan ikan tuna yang kecil terlebih dahulu.
c. Memposisikan ikan tuna dengan kepala bersebelahan dengan
ekor apabila menggunakan rak, pastikan tubuh ikan tuna tidak
bengkok.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
33 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
B. Lembar Praktek Unjuk Kerja
1. Ikan tuna dimatikan dengan cepat
Alat yang disiapkan dan digunakan untuk mematikan ikan tuna
dengan cepat meliputi :
a. Peralatan standar pakaian kerja;
b. Spike/tusukan;
c. Palu/pentungan (alternatif dari spike / tusukan).
Bahan yang disiapkan dan digunakan untuk mematikan ikan
dengan cepat adalah ikan tuna.
Waktu yang diperlukan untuk mematikan ikan tuna dengan cepat
adalah 5 menit (estimasi untuk 2 ekor tuna). Langkah kerja dalam
mematikan ikan tuna dengan cepat adalah sebagai berikut :
a. Posisikan ikan menyamping;
b. Pingsankan ikan dengan cara memukul ikan pada bagian tepat
di antara dua mata (otak kecil) dengan menggunakan palu /
pentungan. Pukulan pada titik yang tepat akan memingsankan
ikan walaupun dengan pukulan yang tidak terlalu keras;
c. Matikan ikan dengan menusuk pada titik lunak kepala ikan
dengan menggunakan spike / tusukan. Pastikan ikan sudah mati
dengan mengusap mata atau menggerakkan rahang bagian
bawah untuk memeriksa respon ikan.
2. Sumber-sumber pembusuk dibuang
Alat yang disiapkan dan digunakan untuk membuang sumber-
sumber pembusuk pada ikan tuna meliputi:
a. Peralatan standar pakaian kerja;
b. Pisau;
c. Sikat;
d. Pompa air dan selang.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
34 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
Bahan yang digunakan untuk membuang sumber-sumber
pembusuk pada ikan adalah ikan tuna. Waktu yang diperlukan untuk
membuang sumber-sumber pembusuk pada ikan tuna adalah 5 menit
(estimasi untuk 2 ekor tuna). Langkah kerja untuk melakukan proses
pembuangan sumber-sumber pembusuk adalah sebagai berikut :
a. Buat sobekan kecil pada perut dekat anus kemudian potong
saluran pencernaan / gonad yang menuju dan mengait ke anus;
b. Lepaskan insang dengan cara mengiris membran pada seluruh
pinggiran insang kemudian potong bagian yang mengaitkan
insang dengan rahang maupun tengkorak;
c. Angkat insang yang diikuti dengan seluruh isi perut ikan;
d. Bersihkan sisa darah dengan bantuan sikat dan air bersih.
3. Ikan tuna dicuci dan ditiriskan
Alat yang disiapkan dan digunakan untuk mencuci dan meniriskan
ikan tuna meliputi :
a. Peralatan standar pakaian kerja;
b. Sikat;
c. Spon;
d. Pompa air dan selang.
Bahan yang digunakan untuk mencuci dan meniriskan pada ikan
adalah ikan tuna. Waktu yang diperlukan untuk mencuci dan
meniriskan ikan tuna adalah 5 menit (estimasi untuk 2 ekor tuna).
Langkah kerja yang dilakukan dalam mencuci (membersihkan ikan
tuna dari darah dan lendir) serta penirisan adalah sebagai berikut :
a. Gunakan sikat lakukan pembersihan darah dan kotoran bekas
pembuangan insang dan isi perut yang disertai dengan
menggunakan air laut terus-menerus;
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
35 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
b. Gunakan spon lakukan pembersihan lendir dari arah kepala ke
ekor (satu arah) disertai dengan menyiram air laut terus-
menerus. Pembersihan dua arah dapat menyebabkan sisik-sisik
terlepas.
4. Penimbangan dan pencatatan ikan dilakukan
Alat yang disiapkan dan digunakan untuk mencuci dan
meniriskan ikan tuna meliputi :
a. Peralatan standar pakaian kerja;
b. Timbangan yang telah terkalibrasi;
c. Kertas label.
Bahan yang digunakan untuk menimbang dan mencatat adalah
ikan tuna. Waktu yang diperlukan untuk menimbang dan mencatat
ikan tuna adalah 5 menit. Langkah kerja yang dilkukan dalam
penimbangan dan pelabelan adalah sebagai berikut :
a. Timbang ikan tuna seekor demi seekor dimulai dari yang kecil
terlebih dahulu (apabila terdapat beberapa hasil tangkapan yang
berbeda ukuran);
b. Ikatkan label pada batang ekor ikan tuna yang menerangkan
berat dan jenis ikan tuna.
5. Hasil tangkapan berdasarkan size, jenis dan kualitas ikan terkait
dengan sistem penyimpanan dilakukan
Alat yang disiapkan dan digunakan untuk memisahkan ikan
berdasarkan size, jenis dan kualitas meliputi :
a. Peralatan standar pakaian kerja.
b. Keranjang atau box styrofoam (apabila diperlukan).
Bahan yang digunakan untuk memisahkan ikan berdasarkan
size, jenis dan kualitas adalah ikan tuna. Waktu yang diperlukan
untuk memisahkan ikan berdasarkan size, jenis dan kualitas adalah
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
36 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
15 menit. Langkah kerja yang dilakukan dalam pemisahan ikan
berdasarkan ukuran, jenis dan kualitas ikan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Pisahkan ikan tuna berdasarkan jenisnya.
b. Pisahkan ikan tuna yang telah disortir berdasarkan jenisnya
sesuai dengan sizenya.
c. Pisahkan ikan tuna yang telah disortir berdasarkan size, jenis
dan kualitasnya.
6. Proses chilling, freezing dan glazing dilakukan sesuai dengan
sistem penyimpanan yang telah ditentukan.
Alat yang disiapkan dan digunakan untuk proses pendinginan
(chilling) meliputi :
a. Peralatan standar pakaian kerja.
b. Box pendinginan (chilling) atau bak fiber.
Bahan yang digunakan untuk proses pendinginan (chilling) meliputi:
a. Ikan tuna.
b. Es curai.
Waktu yang diperlukan untuk proses pendinginan (chilling) adalah
15 menit (estimasi untuk 5 ekor tuna). Langkah kerja untuk proses
pendinginan (chilling) adalah sebagai berikut:
a. Masukkan es ke dalam bagian insang ikan tuna yang telah
dibuang membran insangnya sampai ke dalam perut;
b. Masukkan ikan tuna ke dalam box chiling dengan perbandingan
ikan : es = 1 : 1. Seluruh tubuh bagian ikan tuna harus tertutup
es;
c. Apabila terdapat beberapa ekor ikan tuna hasil tangkapan, maka
penyusunan dilakukan dengan urutan es, ikan, es dan
seterusnya dengan ikan terkecil di bagian paling atas dengan
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
37 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
susunan kepala tuna yang satu berhadapan dengan ekor tuna
yang lain. Pastikan di antara ekor dan kepala ada ruang yang
cukup untuk tempat es.
Alat yang disiapkan dan digunakan untuk proses pembekuan
(freezing) meliputi :
a. Peralatan standar pakaian kerja.
b. Palka dengan sistem ABF.
c. Gantungan ikan tuna dari kawat baja atau rak.
Bahan yang digunakan untuk proses pembekuan (freezing)
adalah ikan tuna. Waktu yang diperlukan untuk proses
pembekuan (freezing) adalah 15 menit. Langkah kerja yang
dilakukan untuk proses pembekuan (freezing) dengan
menggunakan freezer (palka) dengan sistem ABF dengan adalah
sebagai berikut :
a. Masukkan ikan tuna ke dalam freezer (palka). Masukkan ikan
tuna yang berukuran kecil terlebih dahulu.
b. Posisikan ikan tuna dengan posisi yang sama satu sama lain
(kepala bersebelahan dengan ekor) dengan menggunakan rak
atau menggantungkan ikan tuna di dalam palka dengan
menggunakan baja atau pengait.
Alat yang disiapkan dan digunakan untuk proses penyelimutan
es (glazing) meliputi :
a. Peralatan standar pakaian kerja.
b. Box penyelimutan es (glazing) atau bak fiber.
c. Pompa air dan selang.
Bahan yang digunakan untuk proses penyelimutan es (glazing)
meliputi :
a. Ikan tuna.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
38 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
b. Es curai.
Waktu yang diperlukan untuk proses penyelimutan es (glazing)
adalah 10 menit (estimasi untuk 5 ekor tuna). Langkah kerja yang
dilakukan untuk proses penyelimutan es (glazing) adalah sebagai
berikut :
a. Siapkan bak glazing yang telah diisi dengan air es.
b. Celupkan ikan tuna dengan cara memegangi bagian ekor atau
batang ekornya.
c. Perhatikan selalu air es agar tidak menjadi media kontaminasi
silang.
7. Penyusunan ikan tuna di dalam palka dilakukan
Alat yang disiapkan dan digunakan untuk proses penyusunan ikan
tuna di dalam palka meliputi :
a. Peralatan standar pakaian kerja;
b. Palka;
c. Rak ikan tuna.
Bahan yang digunakan untuk proses penyusunan ikan di dalam
palka adalah ikan tuna. Waktu yang diperlukan untuk proses
penyusunan ikan tuna di dalam palka adalah 15 menit (estimasi
untuk 30 ekor tuna). Langkah kerja yang dilakukan untuk proses
penyimpanan ikan tuna di dalam palka / cold storage dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Masukkan ikan tuna berdasarkan size, jenis dan kualitasnya;
b. Masukkan ikan tuna yang kecil terlebih dahulu;
c. Posisikan ikan tuna dengan kepala bersebelahan dengan ekor
apabila menggunakan rak, pastikan tubuh ikan tuna tidak
bengkok.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
39 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
C. Penilaian / Evaluasi
1. Ikan tuna dimatikan dengan cepat
a. Tuliskan kembali cara mematikan ikan tuna dengan cepat !
2. Sumber-sumber pembusuk dibuang
a. Tuliskan kembali cara melakukan pembuangan sumber-sumber
bakteri pembusuk pada ikan tuna !
3. Ikan tuna dicuci dan ditiriskan
a. Tuliskan kembali cara mencuci dan meniriskan ikan tuna !
4. Penimbangan dan pencatatan ikan dilakukan
a. Tuliskan kembali cara melakukan penimbangan dan pencatatan
ikan tuna !
5. Hasil tangkapan berdasarkan size, jenis dan kualitas ikan terkait
dengan sistem penyimpanan dilakukan
a. Tuliskan kembali cara penentuan ikan tuna berdasarkan size,
jenis dan kualitas !
6. Proses chilling, freezing dan glazing dilakukan sesuai dengan
sistem penyimpanan yang telah ditentukan
a. Tuliskan kembali cara pendinginan (chilling), pembekuan
(freezing) dan penyelimutan es (glazing) pada ikan tuna !
7. Penyusunan ikan tuna di dalam palka dilakukan
a. Tuliskan kembali cara penyimpanan ikan tuna di dalam palka !
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
40 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
D. Lembar Kunci Jawaban
1. Ikan tuna dimatikan dengan cepat
a. Tuliskan kembali cara mematikan ikan tuna dengan cepat !
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mematikan ikan
tuna dengan cepat adalah sebagai berikut :
1) Memposisikan ikan menyamping.
2) Pingsankan ikan dengan cara memukul ikan pada bagian
tepat di antara dua mata (otak kecil) dengan menggunakan
palu / pentungan. Pukulan pada titik yang tepat akan
memingsankan ikan walaupun dengan pukulan yang tidak
terlalu keras.
3) Matikan ikan dengan menusuk pada titik lunak kepala ikan
dengan menggunakan spike / tusukan. Pastikan ikan sudah
mati dengan mengusap mata atau menggerakkan rahang
bagian bawah untuk memeriksa respon ikan.
2. Sumber-sumber pembusuk dibuang
a. Tuliskan kembali cara melakukan pembuangan sumber-sumber
bakteri pembusuk pada ikan tuna !
Setelah dilakukan pendarahan dapat dilakukan pembuangan
sumber-sumber bakteri dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Buat sobekan kecil pada perut dekat anus kemudian potong
saluran pencernaan / gonad yang menuju dan mengait ke
anus;
2) Lepaskan insang dengan cara mengiris membran pada
seluruh pinggiran insang kemudian potong bagian yang
mengaitkan insang dengan rahang maupun tengkorak;
3) Angkat insang yang diikuti dengan seluruh isi perut ikan;
4) Bersihkan sisa darah dengan bantuan sikat dan air bersih.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
41 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
3. Ikan tuna dicuci dan ditiriskan
a. Tuliskan kembali cara mencuci dan meniriskan ikan tuna !
Langkah-langkah yang dilakukan untuk membersihkan ikan dari
darah dan lendir adalah sebagai berikut :
1) Menggunakan sikat lakukan pembersihan darah dan
kotoran bekas pembuangan insang dan isi perut yang
disertai dengan menggunakan air laut terus-menerus.
2) Menggunakan spon lakukan pembersihan lendir dari arah
kepala ke ekor (satu arah) disertai dengan menggunakan
air laut terus-menerus. Pembersihan dua arah dapat
menyebabkan sisik-sisik terlepas.
4. Penimbangan dan pencatatan ikan dilakukan
a. Tuliskan kembali cara melakukan penimbangan dan pencatatan
ikan tuna !
Penimbangan dan pelabelan dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1) Menimbang ikan tuna seekor demi seekor dimulai dari yang
kecil terlebih dahulu (apabila terdapat beberapa hasil
tangkapan yang berbeda ukuran).
2) Mengikatkan label pada batang ekor ikan tuna yang
menerangkan berat dan jenis ikan tuna.
5. Hasil tangkapan berdasarkan size, jenis dan kualitas ikan terkait
dengan sistem penyimpanan dilakukan
a. Tuliskan kembali cara penentuan ikan tuna berdasarkan size,
jenis dan kualitas!
Setelah ikan tuna ditimbang dan diberi pelabelan, maka
langkah selanjutnya adalah pemisahan ikan berdasarkan size,
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
42 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
jenis dan kualitas ikan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Memisahkan ikan tuna berdasarkan jenisnya.
2) Memisahkan ikan tuna yang telah disortir berdasarkan
jenisnya sesuai dengan ukurannya.
3) Memisahkan ikan tuna yang telah disortir berdasarkan size,
jenis dan kualitasnya.
6. Proses chilling, freezing dan glazing dilakukan sesuai dengan
sistem penyimpanan yang telah ditentukan
a. Tuliskan kembali cara pendinginan (chilling), pembekuan
(freezing) dan penyelimutan es (glazing) pada ikan tuna !
Ikan tuna yang telah dilakukan penyortiran segera dilakukan
proses pendinginan (chilling) dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Memasukan es kedalam bagian insang ikan tuna yang telah
dibuang membran insangnya sampai ke dalam perut.
2) Memasukan ikan tuna ke dalam box chiling dengan
perbandingan ikan : es = 1 : 1. Seluruh tubuh bagian ikan
tuna harus tertutup es.
3) Apabila terdapat beberapa ekor ikan tuna hasil tangkapan,
maka penyusunan dilakukan dengan urutan es, ikan, es
dan seterusnya dengan ikan terkecil di bagian paling atas
dengan susunan kepala tuna yang satu berhadapan
dengan ekor tuna yang lain. Pastikan di antara ekor dan
kepala ada ruang yang cukup untuk tempat es.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
43 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
Setelah dilakukan proses pendinginan, maka segera dilakukan
proses pembekuan (freezing) dengan menggunakan freezer (palka)
dengan sistem ABF dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Memasukan ikan tuna kedalam freezer (palka). Masukkan
ikan tuna yang berukuran kecil terlebih dahulu.
2) Memposisikan ikan tuna dengan posisi yang sama satu
sama lain (kepala bersebelahan dengan ekor) dengan
menggunakan rak atau menggantungkan ikan tuna di
dalam palka dengan menggunakan tali atau pengait.
Setelah dilakukan proses pembekuan, maka dilakukan proses
penyelimutan es (glazing) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menyiapkan bak glazing yang telah diisi dengan air es.
2) Mencelupkan ikan tuna dengan cara memegangi bagian ekor
atau batang ekornya.
3) Memperhatikan selalu air es agar air tidak menjadi media
kontaminasi silang.
7. Penyusunan ikan tuna di dalam palka dilakukan
a. Tuliskan kembali cara penyimpanan ikan tuna di dalam palka !
Penyimpanan ikan tuna di dalam palka / cold storage dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Memasukan ikan tuna berdasarkan size, jenis dan
kualitasnya.
2) Memasukan ikan tuna yang kecil terlebih dahulu.
3) Memposisikan ikan tuna dengan kepala bersebelahan
dengan ekor apabila menggunakan rak, pastikan tubuh ikan
tuna tidak bengkok.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
44 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
BAB V
PENUTUP
Modul Melakukan Penanganan Ikan Tuna di Kapal sebagai panduan
siswa SUPM yang diharapkan dapat memperkaya pengalaman belajar
siswa sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan dapat dilakukan
siswa untuk memenuhi tuntutan ketercapaian kompetensi yang
dipersyaratkan.
Pusat P
endidikan K
elauta
n dan P
erikanan
45 Penanganan Ikan Tuna di Kapal
DAFTAR PUSTAKA
______. 2010. Penanganan dan Penyimpanan Hasil Tangkapan. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian.
http://indonetwork.co.id. Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 298 tahun 2013 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Golongan Pokok Perikanan Golongan Penangkapan Ikan Sub Golongan Penangkapan Ikan di Laut. Lalu Hizbulloh. Metode Penanganan Ikan di atas Kapal. Anova. Murniyati, A.S dan Sunarman, 2000. Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. Murniyati, A.S. 2008. Modul Penanganan Bahan Baku. DKP. Jakarta.