Top Banner
1 NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN STRES KERJA KARYAWAN PT TELKOM PEKALONGAN Oleh: NOVITA DWI ARIANI H. M. BACHTIAR, Drs, MM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2009
24

NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

Feb 07, 2018

Download

Documents

Vandan Gaikwad
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

1

NASKAH PUBLIKASI

KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN STRES KERJA

KARYAWAN PT TELKOM PEKALONGAN

Oleh:

NOVITA DWI ARIANI

H. M. BACHTIAR, Drs, MM

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

2

NASKAH PUBLIKASI

KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN STRES KERJA KARYAWAN PT

TELKOM PEKALONGAN

Telah Disetujui Pada Tanggal

_________________________

Dosen Pembimbing Utama

(H. M. Bachtiar, Drs, MM)

Page 3: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

3

KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN STRES KERJA KARYAWAN

PT TELKOM PEKALONGAN

Novita Dwi Ariani H.M. Bachtiar, Drs., MM

INTISARI

Keamanan dan kenyamanan dalam bekerja sangat dibutuhkan karyawan dalam bekerja. Dengan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja, maka karyawan akan merasa aman dan nyaman selama bekerja sehingga akan memberikan kontribusi yang maksimal kepada perusahaan tempat mereka bekerja. Kenyamanan, keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak terpenuhi akan menciptakan kondisi lingkungan fisik yang buruk dan memicu terjadinya stres kerja.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh kondisi lingkungan fisik berupa keselamatan dan kesehatan kerja pada stres kerja karyawan Telkom Pekalongan.

Penelitian ini dilaksanakan sejak PT Telkom Pekalongan menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja tahun 2007 lalu. Subjek penelitian adalah karyawan yang telah bekerja selama lebih dari dua tahun dan secara langsung merasakan kondisi lingkungan kerja. Dan pengambilan data dengan menggunakan teknik wawancara berdasarkan pedoman wawancara (interview guide). Selain itu peneliti juga menggunakan metode tambahan yaitu tinjauan dokumen untuk mengetahui data-data yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lingkungan fisik kantor secara umum sudah baik, ini diakui para karyawan yang menyatakan lingkungan fisik yang nyaman mampu mendorong prestasi kerja mereka. Akan tetapi, untuk bagian tertentu seperti SDVAS maupun CS, mereka masih mengeluhkan kurang tertatanya ruangan kantor, luas yang kurang memadai ataupun tidak adanya sekat/partisi ruangan guna menjaga privasi sehingga membuat mereka terkadang merasakan stres saat bekerja di kantor. Hal ini membuktikan bahwa kondisi lingkungan fisik karyawan berpengaruh terhadap kondisi psikologis karyawan, di mana hal itu dapat berdampak baik maupun dapat berdampak buruk yakni menjadi stressor bagi karyawan.

Kata kunci: kondisi lingkungan fisik, stres kerja.

Page 4: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

4

KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN STRES KERJA KARYAWAN PT

TELKOM PEKALONGAN

Pengantar

Latar Belakang

Bekerja selalu disertai faktor-faktor yang mengandung risiko bahaya

dengan terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. Setiap ancaman

terhadap keselamatan dan kesehatan kerja harus dicegah. Karena ancaman seperti

itu akan membawa kerugian baik material, moril maupun waktu terutama terhadap

kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya. Lebih- lebih perlu disadari bahwa

pencegahan terhadap bahaya tersebut jauh lebih baik daripada menunggu sampai

kecelakaan terjadi yang biasanya memerlukan biaya yang lebih besar untuk

penangananan pemberian kompensasinya. Sedangkan kenyamanan tenaga kerja

dalam bekerja akan memberikan keuntungan yang banyak bagi tenaga kerja

sendiri maupun perusahaan. Disamping produktivitas tenaga kerja meningkat,

pendapatan perusahaan pun akan meningkat.

Kenyamanan karyawan yang terjadi karena lingkungan fisik kerja yang

kondusif akan menyebabkan karyawan mempunyai motivasi kerja yang tinggi,

sebaliknya jika karyawan merasa terancam karena kondisi lingkungan fisik

kerjanya maka akan timbul stress kerja. Karyawan yang mengalami stress kerja

akan menunjukkan perilaku yang kontraproduktif terhadap prestasi kerja.

Faktor budaya bagi sebuah perusahaan yang berorientasi profit akan

dipengaruhi oleh penekanan dinamis antara empat faktor dasar dalam bisnis yaitu

: produktifitas, kualitas, biaya, dan keselamatan (safety) (Du Pont dalam Marian

Page 5: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

5

dan Rosyid, 2002). Faktor keselamatan tanpa pemenuhan produksi yang

berkualitas akan menyebabkan industri menjadi tidak berarti apa-apa. Sementara

itu ketika karyawan diberi beban kerja yang berlebih, akan sama artinya dengan

penekanan terhadap karyawan. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja perusahaan dapat ditumbuh kembangkan melalui perilaku karyawan yang

terfokus pada keselamatan, produksi yang berkualitas, dan memastikan

keselamatan bagi setiap karyawan.

Keselamatan dan kesehatan karyawan berpengaruh terhadap produktivitas

kerja karyawan dan pada gilirannya akan mempengaruhi keberhasilan organisasi,

untuk itu diperlukan pemahaman tentang pelaksanaan programnya. Usaha

keselamatan dan kesehatan kerja memerlukan partisipasi dan kerjasama dari

semua pihak yaitu pemerintah, pengusaha dan pekerja. Bentuk partisipasi yang

memenuhi dasar pemikiran tersebut adalah partisipasi langsung dalam wadah

panitia pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan-perusahaan dan

di tempat-tempat kerja lainnya. Ketidakamanan dari kondisi tersebut dapat

dikurangi dengan mendesain pekerjaan sedemikian rupa untuk mengurangi

kecelakaan kerja dan sebagai tambahan penyelia dan manajer berperan dalam

mengurangi kondisi yang kurang aman ini dengan melakukan pengecekan untuk

mengenali dan mengatasi kecelakaan yang mungkin terjadi (Mutiara S.

Panggabean, 2002).

PT.Telkom Pekalongan merupakan badan usaha milik Negara yang bergerak

dibidang pelayanan jasa telekomunikasi. Sebuah perusahaan yang harus bersaing

dengan beberapa perusahaan jasa telekomunikasi lainnya. Karena saat ini banyak

Page 6: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

6

pesaing bagi perusahaan Telkom terutama operator seluler yang sekarang ini

banyak bermunculan. Untuk meningkatkan produktivitas dan kelangsungan hidup

perusahan Telkom maka sangat diperlukan peningkatan produktivitas dari

karyawan. Untuk meningkatkan produktivitas karyawan, salah satu usahanya

adalah dengan menciptakan rasa aman dan nyaman pada karyawan selama bekerja

di kantor lingkungan kerja.

Kondisi lingkungan fisik kantor Telkom Pekalongan cukup baik. Kantor ini

menempati tanah seluas 200 m2 dengan bangungan dua lantai dengan luas

bangunan 150 m2. Memasuki depan gedung, ada pos Satpam dan pelataran yang

digunakan tempat parkir kendaraan roda dua maupun roda empat. Kondisi taman

cukup asri dengan beberapa pohon perindang di depan dan samping kantor dan

disertai dengan berbagai tanaman penutup lain. Hampir semua ruangan

menggunakan alat pengatur temperature udara (AC), kondisi ruang selalu bersih

karena ada petugas office boy, tersedia minuman berupa teh manis di setiap

tempat duduk karyawan dan air mineral dalam gallon.

Kondisi ruangan di secretariat cukup berbeda disbanding ruang lain karena

di sini tempat kerja General Manager (GM) yakni lebih sepi, rapi, wangi tertata

bagus. Di ruangan lain seperti di SDVAS dimana banyak orang keluar masuk

tidak disediakan ruang tamu sehingga karyawan sering tidak punya privasi dan

mengeluh karena terlalu gaduhnya. Sedangkan di ruangan Customer Service (CS)

dimana pelanggan mengadukan berbagai masalah terkait layanan Telkom, di sana

hanya tersedia kursi tunggu 16 pada ruangan seluas 36 m2. Di ruang CS, sering

ada pelanggan yang harus antri di luar dank arena seringnya pelanggan berbicara

Page 7: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

7

dengan pelanggan lain, maka CS sering mengeluhkan ganguan konsentrasi,

maupun sering dibuat kesal pelanggan karena merasa ruang tunggu kurang

nyaman meski sudah ber-AC.

Dengan iklim persaingan yang ketat antar perusahaan yang bergerak dalam

bidang telekomunikasi, maka perusahaan yang serius mengandalkan kemampuan

Sumber Daya Manusia (SDM) niscaya akan menjadi pemenang. Salah satu upaya

menjadi pemenang adalah meningkatkan prestasi kerja karyawan, dengan

menciptakan kondisi lingkungan fisik kerja yang nyaman sehingga karyawan jauh

dari berbagai stressor. Dengan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk

meneliti bagaimana pengaruh kondisi lingkungan fisik terhadap stress kerja.

Metode Penelitian

Subjek Penelitian

Pengambilan subjek dalam penelitian ini menggunakan metode purpossive

sampling dimana pemilihan subjek dilakukan berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu yakni subjek yang secara langsung

berhadapan dengan masalah keselamatan dan kesehatan kerja karyawan

(Sugiyono, 2005).

Metode Pengmpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode wawancara. Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi,

perasaan, dan sebagainya, yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara

Page 8: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

8

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai

(interviewee) (Bungin, 2003). Wawancara pada penelitian kualitatif dilakukan

untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami

oleh individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan

eksplorasi terhadap isu tersebut (Poerwandari, 2005).

Alat bantu wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah mp3,

yang berfungsi untuk merekam wawancara sehingga mempermudah peneliti

dalam menyusun transkrip wawancara serta mempermudah dalam menganalisa

data. Selain itu juga proses wawancara mengacu pada interview guide (pedoman

wawancara) yang disusun berdasarkan teori yang ada. Interview guide disusun

dengan maksud agar wawancara bisa lebih terfokus dan dapat mengungkap data

yang diharapkan dengan lebih mendalam. Selain itu peneliti juga akan

menggunakan metode tambahan yaitu tinjauan dokumen-dokumen untuk

mengetahui data-data tentang upaya keselamatan dan kesehatan kerja di

perusahaan Telkom Pekalongan.

Metode analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

tematik. Analisis tematik merupakan proses mengkode informasi, yang dapat

menghasilkan daftar tema, model tema atau indikator yang kompleks, kualifikasi

yang biasanya terkait dengan tema itu, atau hal-hal diantara atau gabungan yang

telah disebutkan. Tema tersebut secara minimal dapat mendeskripsikan fenomena,

dan secara maksimal memungkinkan intepretasi tema (Boyatzis dalam

Page 9: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

9

Poerwandari, 2005). Data yang telah diperoleh tersebut kemudian ditulis dalam

bentuk catatan hasil wawancara (transkripsi verbatim) yang sedemikian rupa

sehingga terdapat kolom yang cukup di sebelah kiri dan kanan verbatim untuk

melakukan penomeran secara kontinyu pada baris perbaris dan pemadatan

informasi pada uraian hasil wawancara. Ini adalah tahap awal dari pengkodean.

Transkripsi verbatim di analisis dengan langkah- langkah analisis yang

disarankan oleh Strauss & Corbin (Poerwandari, 2005) dapat dilakukan melalui

langkah-langkah :

a. Open Coding (koding terbuka)

Pada koding-koding ini memungkinkan mengidentifikasi kategori-

kategori, properti-properti dan dimensi-dimensinya.

b. Axial Coding (koding aksial)

Pada tahap koding aksial mengorganisasikan data dengan cara baru

melalui dikembangkan hubungan-hubungan (koneksi) diantara ketegori-

kategori, atau diantara subkategori-subkategori dibawahnya. Subkategori-

subkategori dikaitkan dengan kategori diatasnya melalui set hubungan-

hubungan.

c. Selective Coding (koding selektif)

Page 10: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

10

Peneliti menyeleksi kategori yang paling mendasar, secara sistematis

menghubungkannya dengan kategori-kategori lain dan memvalidasi hubungan

tersebut.

Penggunaan analisis tematik memungkinkan peneliti menemukan ‘pola’

yang pihak lain tidak melihatnya secara jelas. Pola atau tema tersebut tampil

seolah secara acak dalam tumpukan informasi yang tersedia (Poerwandari, 2005).

Setelah kita menemukan pola (‘seing’), kita akan mengklasifikasi atau meng

‘encode’ pola tersebut (“seing as”) dengan memberi label, definisi atau deskripsi

(Boyatzis dalam poerwandari, 2005). Penggunaan analisis tematik diharapkan

akan lebih memudahkan dalam menyajikan data secara lebih sistematik dan logis.

Hasil penelitian

Pada penelitian ini mendapatkan gambaran mengenai upaya keselamatan

dan kesehatan kerja karyawan PT Telkom Pekalongan sesuai aspek-aspek yang

ingin diungkap dengan berpedoman pada interview guide yang merupakan

penjabaran dari pertanyaan penelitian yaitu Pertama adanya program keselamatan

dan kesehatan kerja, kebijakan serta prosedur, PT Telkom Pekalongan sudah

menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sejak tahun

2007. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta tim atau

satgas K3 juga sudah dibentuk, namun hanya satgas pengamanan yang saat ini

berjalan dengan baik. Sosialisasi keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan

dan lainnya sudah dilaksanakan di setiap unit sejak awal dibentuknya program

keselamatan dan kesehatan kerja. Sedangkan prosedur untuk sangsi bagi yang

Page 11: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

11

melanggar ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja disampaikan oleh kelima

responden bahwa jika ada karyawan maupun mitra yang melanggar ketentuan

keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya tidak memakai Alat Pelindung Diri

(APD) selama bekerja ditempat yang berbahaya maka karyawan tersebut pertama

kali akan dikenai teguran lisan sampai pada akhirnya di black list untuk mitra dan

dikenai sangsi administrasi untuk karyawan. Program kesehatan juga sangat

penting dalam menjamin kesehatan para karyawan.Untuk karyawan tetap sudah

ada dokter kontrak, rumah sakit kontrak, apotik kontrak, dan general check up

setiap satu tahun sekali, sedangkan untuk mitra, jaminan kesehatan dipegang oleh

Jamsostek.

Kedua, identifikasi alat/bahan yang berbahaya. Di PT Telkom Pekalongan,

sudah diidentifikasi bahan yang berbahaya. Bahan berbahaya yang digunakan

adalah accu zuur, dan asam sulfat untuk pengisian baterai. Sedangkan untuk

pengelolaan dan pemeliharaan, menurut keterangan PB dan TS belum baik karena

penempatannya belum tersendiri, masih berdekatan atau bercampur dengan bahan

lainnya.

Ketiga, pencegahan kebakaran, PT Telkom Pekalongan sudah

mengupayakan pencegahan kebakaran dengan baik. Dengan sudah

dilaksanakannya simulasi bahaya kebakaran yang bekerja sama dengan PMI,

Dinas Pemadam Kebakaran dan Dinas Kepolisian. Selain simulasi kebakaran,

peralatan untuk menangani kebakaran juga sudah dipersiapkan disetiap tempat di

Telkom Pekalongan, seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR), bonpet dan

alarm peringatan kebakaran.

Page 12: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

12

Keempat, pencegahan kebisingan. Di perusahaan Telkom Pekalongan ini,

terdapat sumber kebisingan yaitu mesin diesel yang tidak begiu signifikan

terhadap karyawan yang bekerja didalam ruangan karena penempatnnya cukup

jauh dari ruang kerja karyawan. Usaha untuk meminimalisir kebisingan juga

sudah dilakukan oleh pihak Telkom Pekalongan, jika ada petugas yang masuk

keruangan diesel maka sudah disediakan alat pelindung telinga berupa hearing

protector, dan untuk peredam suara pihak Telkom masih mengusahakanya.

Kelima, sistem pencahayaan, ada beberapa ruangan yang sistem

pencahayaannya masih kurang. Namun karyawan tidak mempermasalahkan hal

itu. Dan keenam, upaya keselamatan dan kesehatan kerja lainnya, tersedianya Alat

Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi karyawan berupa hearing protector,

sabuk pengaman, topi pengaman, tangga, wear pack, masker, dan sarung tangan.

Sertifikasi peralatan berupa genset dan penyalur petir. Itu berarti peralatan

tersebut sudah memenuhi standar dalam penggunaannya. Rambu-rambu yang

berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja serta kotak P3K juga sudah

tersedia disetiap ruangan. Pengukuran faktor fisik, kimia dan biologi lingkungan

kerja sudah dilakukan dengan hasil masih dalam batas normal. Fasilitas lain yang

diberikan adalah kursi dan meja yang sesuai ergonomi dan smoking area bagi para

perokok.

Pembahasan

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu faktor pendukung

meningkatnya produktivitas baik karyawan maupun perusahaan. Karena dengan

terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja, karyawan akan merasa aman dan

Page 13: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

13

nyaman selama bekerja sehingga karyawan akan memberikan kinerja yang

maksimal kepada perusahaan. Manfaat diterapkannya sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja adalah memberikan perlindungan kepada

karyawan, memperlihatkan kepatuhan pada peraturan dan undang-undang,

mengurangi biaya premi asuransi yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja,

membuat sistem manajemen yang efektif dan meningkatkan kepercayaan dan

kepuasan pelanggan (Suardi, 2005).

Faktor lingkungan kerja yang perlu diperhatikan didalam tempat kerja

meliputi mikroklimat, kebisingan ditempat kerja, penerangan ditempat kerja, dan

kualitas udara dalam ruang kerja (Tarwaka, 2004). Untuk itu diperlukan upaya

keselamatan dan kesehatan kerja yang tentunya berhubungan dengan faktor

lingkungan kerja tersebut. Namun bentuk upaya lain sangat penting bagi

keamanan dan kenyamanan karyawan dalam bekerja, seperti ancaman kebakaran,

bahan berbahaya dan tersedianya obat-obatan yang diperlukan.

Penelitian ini menggunakan 5 responden yang merupakan karyawan dari PT

Telkom Pekalongan. Responden tersebut sudah dapat menjelaskan upaya apa saja

yang sudah dilakukan PT Telkom Pekalongan guna menjamin keselamatan dan

kesehatan karyawannya. Dari hasil penelitian diperoleh keterangan dari responden

tentang upaya keselamatan dan kesehatan karyawan PT Telkom Pekalongan,

adalah sebagai berikut :

1. Adanya program keselamatan dan kesehatan kerja, kebijakan serta

prosedur

Page 14: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

14

Adanya program keselamatan dan kesehatan kerja, keijakan serta prosedur

merupakan langkah awal dalam melaksanakan program keselamatan dan

kesehatan kerja diperusahaan. Berdasarkan keterangan dari responden PB dan TS,

program keselamatan dan kesehatan kerja PT Telkom dimulai dari tahun 2007 dan

sudah dibentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta

Tim K3 yang terdiri dari tim 6R (Ringkas, Rapi, Rawat, Ramah, Resik, Rajin) dan

tim tanggap darurat (evakuasi, P3K dan pengamanan). Dari keterangan responden

PB, tim atau satgas tersebut yang paling jalan hanyalah pengamanan, sedangkan

untuk tim yang lainnya belum jalan sama sekali.

Sosialisasi keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan dan lainnya

sudah dilaksanakan disetiap unit sejak awal dibentuknya program keselamatan

dan kesehatan kerja. Hal ini disampaikan oleh responden PB yang kemudian

diperkuat dengan keterangan dari TS yang menyebutkan sosialisasi sudah

disampaikan kesemua pegawai termasuk mitra, mulai dari satpam sampai cleaning

service. Responden FJ dan IS juga telah memberikan keterangan mengenai adanya

sosialisasi yang sudah dilakukan oleh perusahaan.

Prosedur untuk sangsi bagi yang melanggra ketentuan keselamatan dan

kesehatan kerja disampaikan oleh kelima responden bahwa jika ada karyawan

maupun mitra yang melanggar ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja,

misalnya tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) selama bekerja ditempat yang

berbahaya maka karyawan tersebut pertama kali akan dikenai teguran lisan

sampai pada akhirnya di black list untuk mitra dan dikenai sangsi administrasi

Page 15: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

15

untuk karyawan. Menurut responden IH, Alat Pelindung Diri (APD) harus dipakai

pada saat bekerja agar selama bekerja kita merasa selamat dan sehat.

Program kesehatan juga sangat penting dalam menjamin kesehatan para

karyawan. Dari kelima responden telah menyampaikan tentang adanya jaminan

kesehatan bagi karyawan. Untuk karyawan tetap sudah ada dokter kontrak, rumah

sakit kontrak, apotik kontrak, dan general check up setiap satu tahun sekali,

sedangkan untuk mitra, jaminan kesehatan dipegang oleh Jamsostek. Selain

jaminan pemeriksaan gratis, menurut keterangan SH, setiap Jum’at pagi juga

diadakan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ).

2. Kondisi fisik terhadap psikologis responden

Berdasarkan penelusuran terhadap para responden diketahui bahwa jika

kondisi fisik kondusif maka akan muncul kenyamanan karyawan dalam

bekerja, akan tetapi jika kondisi fisik tidak kondusif maka yang muncul

adalah stress kerja. Pada ruangan secretariat, dimana suasana ruangan sepi,

tidak banyak orang berjubel, suhu udara sangat nyaman, tidak ada peralatan

atau bahan berbahaya, penerangan sangat memadai, kebersihan yang terjamin

dan didukung oleh kursi dan meja kerja yang nyaman maka karyawan yang

bekerja di bagian ini sangat merasakan kenyamanan. Kenyamanan ini

menimbulkan karyawan yang bekerja lebih dapat memfokuskan pikiran,

mudah berkonsentrasi dan lebih cepat menyelesaikan pekerjaan serta gembira

saat berangkat maupun pulang dari kantor.

3. Identifikasi alat/bahan yang berbahaya

Page 16: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

16

Adanya alat/bahan yang berbahaya ditempat kerja sangat berpotensi

menimbulkan kecelakaan kerja. Sehingga perusahaan harus mengidentifikasi

alat/bahan berbahaya apa saja yang digunakan ditempat kerja tersebut, yang

nantinya harus ada tindak lanjut dari perusahaan mengenai

pengelolaan/pemeliharaan serta jaminan keselamatan dan kesehatan bagi para

karyawan. Di PT Telkom Pekalongan, sudah diidentifikasi bahan yang

berbahaya. Dari keterangan responden PB dan TS, bahan berbahaya yang

digunakan adalah accu zuur, dan asam sulfat untuk pengisian baterai.

Sedangkan untuk pengelolaan dan pemeliharaan, menurut keterangan PB dan

TS belum baik karena penempatannya belum tersendiri, masih berdekatan atau

bercampur dengan bahan lainnya. Seharusnya penempatan bahan/alat yang

berbahaya terpisah dari bahan-bahan lainnya.

4. Pencegahan kebakaran

Setiap bangunan baik itu rumah maupun gedung perkantoran sangat

berpotensi terhadap kebakaran. Untuk itu perlu dilakukan pencegahan

kebakaran bagi setiap bangunan, terutama digedung perkantoran dimana

banyak orang yang berada didalam gedung. PT Telkom Pekalongan sudah

mengupayakan pencegahan kebakaran dengan baik. Menurut keempat

responden yaitu PB, TS, SH dan IH sudah dilaksanakan simulasi bahaya

kebakaran yang bekerja sama dengan PMI, Dinas Pemadam Kebakaran dan

Dinas Kepolisian. Semua panitia termasuk P2K3 juga sudah mendapatkan

sertifikat pelatihan mengenai penanganan bahaya kebakaran. Dari keterangan

responden TS, simulasi bahaya kebakaran dilaksanakan selama dua hari yaitu

Page 17: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

17

tanggal 27 dan 28 Agustus 2008. Dengan dilaksanakannya simulasi kebakaran

semua karyawan mengerti bagaimana dan harus kemana jika terjadi bencana

kebakaran.

Selain simulasi kebakaran, peralatan untuk menangani kebakaran juga

sudah dipersiapkan disetiap tempat di Telkom Pekalongan, seperti Alat

Pemadam Api Ringan (APAR), bonpet dan alarm peringatan kebakaran.

Keterangan tersebut didapat dari ketiga responden yaitu FJ, SH dan IH. Untuk

pemeliharaan APAR, menurut keterangan dari responden FJ dan SH, setiap

bulan dilakukan check list mengenai kondisi APAR dan dijunkir balikkan agar

kandungan yang didalamnya tidak mengendap sehingga kondisi APAR selalu

dalam keadaan siap.

5. Pencegahan kebisingan

Usaha untuk meminimalisir kebisingan juga sudah dilakukan oleh pihak

Telkom Pekalongan. Jika ada petugas yang masuk keruangan diesel maka

sudah disediakan alat pelindung telinga berupa hearing protector, dan untuk

peredam suara pihak Telkom masih mengusahakanya. Namun selain itu,

ruangan diesel juga sudah dipasang knalpot (gas pembuang) diluar untuk

meredam suara dan mesin diesel tersebut sudah diukur kebisinganya dan

hasilnya sudah memenuhi standar.

6. Sistem pencahayaan

Pencahayaan yang baik diruang kerja sangat dibutuhkan setiap karyawan

dalam mengerjakan aktivitasnya. Pencahayaan yang kurang ataupun yang

Page 18: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

18

berlebihan dapat mengakibatkan penyakit kerja, baik itu berupa kelelahan

mata, kelelahan mental sampai dengan kerusakan alat indera. Dari keterangan

responden PB menyebutkan bahwa ruang kerja nya masih kurang

pencahayaannya, namun responden tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Sedangkan responden TS menyebutkan bahwa di Ruang billing lantai dua

masih ada pencahayaan yang kurang namun untuk ruangan yang lainnya

sudad dalam batas normal. Berbeda dengan responden FJ yang menyatakan

tidak ada keluhan sama sekali tentang sistem pencahayaan, responden merasa

sistem pencahayaannya sudah cukup.

7. Upaya keselamatan dan kesehatan kerja lainnya

Berbagai macam bentuk upaya keselamatan dan kesehatan kerja sudah

dilakukan oleh PT Telkom Pekalongan dalam rangka menjamin keselamatan

dan kesehatan karyawan agar merasa aman dan nyaman dalam bekerja. TS

menyatakan bahwa PT Telkom Pekalongan sudah mendapatkan sertifikasi

peralatan berupa genset dan penyalur petir. Itu berarti peralatan tersebut sudah

memenuhi standar dalam penggunaannya.

Tersedianya Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi karyawan

yang bertugas ditempat yang berpotensi kecelakaan dan memerlukan alat

pelindung dalam melakukan pekerjaannya. PT Telkom Pekalongan telah

menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) guna menjamin keselamatan

karyawan yang berupa hearing protector, sabuk pengaman, topi pengaman,

Page 19: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

19

tangga, wear pack, masker, dan sarung tangan. Pendistribusian APD dari

Divre ke unit-unit terkait sudah dilakukan pada bulan Juli 2008.

Petunjuk dan larangan yang berhubungan dengan keselamatan dan

kesehatan kerja sangat dibutuhkan karyawan dan semua orang yang ada

didalam gedung guna mengetahui larangan dan petunjuk tentang keselamatan

dan kesehatan kerja diperusahaan. Menurut keterangan dari responden TS,

rambu-rambu keselamatan kerja sudah lengkap, misalnya rambu larangan

merokok didalam ruangan dan rambu bahan bakar berbahaya. Responden FJ

menambahkan bahwa rambu-rambu parkir sudah tersedia untuk roda dua dan

empat, rambu assembly point untuk tempat berkumpul jika terjadi bencana,

arah petunjuk pintu darurat dan rambu-rambu keluar jika terjadi bencana dan

lampu exit. Sedangkan kedua responden lagi yaitu SH dan IH menambahkan

keterangan tentang rambu-rambu untuk panel listrik dan tangki bahan bakar.

Tersedianya P3K sangat penting dilingkungan kerja karena suatu saat

karyawan dan orang lain pasti membutuhkan obat-obatan untuk

menyembuhkan luka atau sakit yang diderita. Untuk itu PT Telkom

Pekalongan juga menyediakan box P3K disetiap ruangan beserta check

listnya. Check list digunakan untuk mengetahui obat apa saja yang sudah habis

atau kadaluarsa sehingga pihak Telkom dapat mengganti obat yang sudah habs

atau kadaluarsa dengan yang baru.

Dalam empat tahun terakhir PT Telkom Pekalongan tidak mendapati

adanya kecelakaan kerja. Hal ini dibuktikan dengan adanya surat keterangan

Page 20: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

20

zero accident dari Jamsostek (Lampiran2) dan keterangan dari dua responden,

PB dan TS. Responden TS juga menyatakan bahwa sudah ada analisa resiko

ditempat-tempat tertentu dan sudah dilakukan pengujian indoor air quality,

ergonomic, kualitas udara emisi dan kualitas udara ambien oleh Hiperkes.

Sedangkan responden SH memberikan keterangan bahwa PT Telkom

Pekalongan sudah menyediakan tangga darurat jika terjadi sesuatu, karyawan

yang berada dilantai dua dan tiga dapat menggunakan tangga darurat untuk

menyelamatkan diri. Tersedianya smoking area untuk karyawan yang ingin

merokok dan fasilitas kursi serta meja yang sesuai dengan ergonomi

disampaikan oleh responden IH.

Untuk pengujian indoor air quality, ergonomic, kualitas udara emisi dan

kualitas udara ambien oleh Hiperkes, hasilnya sebagian besar masih dalam

batas normal kecuali sistem pencahayaan yang masih kurang dibeberapa

ruangan. Hal ini berarti upaya untuk menjamin keselamatan dan kesehatan

kerja karyawan PT Telkom Pekalongan sudah sangat baik.

Kesimpulan

Upaya keselamatan yang sudah dilakukan PT Telkom Pekalongan berupa

pencegahan kebakaran yang diterapkan dalam simulasi bencana kebakaran pada

tanggal 27 dan 28 Agustus 2008, alarm peringatan kebakaran serta alat pemadam

api ringan yang sudah ditempatkan disetiap ruangan. Pencegahan kebisingan juga

sudah dilakukan dengan memberikan alat pelindung telinga berupa hearing

protector bagi petugas yang masuk kedalam ruang diesel serta dengan memasang

knalpot (gas pembuang) agar suaranya tidak terlalu keras. Selain itu PT Telkom

Page 21: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

21

Pekalongan juga sudah menyediakan alat pelindung diri untuk karyawan yang

bekerja ditempat tertentu. Pengadaan tangga darurat dan rambu-rambu yang

berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja berguna untuk mengetahui

arah dan petunjuk jika terjadi bencana. Sedangkan pengujian indoor air quality,

ergonomic, kualitas udara emisi dan kualitas udara ambien oleh Hiperkes

bertujuan untuk mengukur faktor fisik, faktor kimia dan faktor biologi. Hasil yang

diperoleh sebagian besar masih normal. Kejadian kecelakaan kerja juga tidak ada,

hal ini dibuktikan dengan adanya surat keterangan zero accident dari Jamsostek.

Dari beberapa keterangan diatas, dapat disimpulkan upaya keselamatan kerja

karyawan PT Telkom Pekalongan sudah cukup baik.

Upaya kesehatan yang sudah dilakukan PT Telkom Pekalongan adalah dengan

memberikan jaminan kesehatan berupa fasilitas dokter kontrak, rumah sakit

kontrak, apotik kontrak dan general check up yang diadakah setiap satu tahun

sekali. Selain itu disetiap ruangan disediakan kotak P3K bagi karyawan ataupun

orang lain yang membutuhkan obat-obatan, smoking area juga sudah disediakan

untuk karyawan atau tamu yang ingin merokok. Berdasarkan keterangan diatas,

dapat disimpulkan upaya kesehatan bagi karyawan sudah baik.

Kondisi lingkungan fisik kantor secara umum sudah baik, ini diakui para

karyawan yang menyatakan lingkungan fisik yang nyaman mampu mendorong

prestasi kerja mereka. Akan tetapi, untuk bagian tertentu seperti SDvast maupun

CS, mereka masih mengeluhkan kurang tertatanya ruangan kantor, luas yang

kurang memadai ataupun tidak adanya sekat ruangan guna menjaga privasi

sehingga membuat mereka terkadang merasakan stress saat bekerja di kantor. Hal

Page 22: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

22

ini membuktikan bahwa kondisi lingkungan fisik karyawan berpengaruh terhadap

kondisi psikologis karyawan, dimana hal itu dapat berdampak baik maupun dapat

berdampak buruk yakni menjadi stressor bagi karyawan.

Saran

a. Saran untuk perusahaan terkait

b. Untuk menghindari pencahayaan yang kurang baik diperlukan

pembersihan lampu secara teratur, pengecatan kembali permukaan dalam

ruangan ataupun penggantian lampu yang kurang atau tidak berfungsi.

c. Diperlukan penataan ulang untuk bagian-bagian kantor tertentu yang

kurang kondusif bagi karyawan dan bahkan menjadi stressor seperti:

bagian SDVAS maupun bagian CS yang kelihatan semrawut agar stressor

berubah menjadi pendorong prestasi kerja karyawan.

d. Agar secara periodik, manajemen mengamati tingkat stres kerja karyawan.

Jika karyawan sudah jenuh dan mengalami stres kerja maka sebaiknya

karyawan diberikan penanganan psikologis yang tepat, seperti konseling

maupun diberikan pelatihan penanganan stres ataupun hiburan permainan-

permainan untuk mengurangi stres seperti outbond maupun alternatif

lainnya.

e. Saran untuk peneliti selanjutnya

Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan tinjauan dokumen,

diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan metode tambahan yaitu

Page 23: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

23

observasi agar data yang didapat lebih lengkap dari penelitian sebelumnya. Dalam

pelaksanaan wawancara banyak terjadi kekurangan seperti kurang mendalam dan

kurang terfokus, sehingga data yang didapat kurang mendalam. Peneliti

menyarankan pada penelitian selanjutnya jika menggunakan metode wawancara

sebagai metode penelitian hendaknya diusahakan wawancara dilakukan dengan

lebih mendalam. Dan sebelum melakukan wawancara, sebaiknya peneliti sudah

memahami mengenai teknik-teknik wawancara agar dapat mengembangkan

proses wawancara dengan baik, terarah dan mendalam.

Page 24: NASKAH PUBLIKASI KONDISI LINGKUNGAN FISIK DAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · 2009 . 2 NASKAH PUBLIKASI ... adalah karyawan yang telah

24

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, B. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif : Aktualisasi Metodologis ke Arah Varian Kontemporer. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Marian, L. dan Rosyid, H. F. 2002. Keikatan Kerja Karyawan Ditinjau Dari Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jurnal Psikologika UII nomor 14 volume VII. Yogyakarta : UII Press.

Panggabean, S.M. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor : Ghalia

Indonesia Poerwandari. 2005. Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia.

Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi UI.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.