8/7/2019 Nasehat Imam Al http://slidepdf.com/reader/full/nasehat-imam-al 1/21 Imam Al Ghozali & Abdul Qodir Al Jaelani Abu Hamid Al Ghozali Dilahirkan di Thusi pada tahun 450 H. Beliau adalah seorang alim yang banyak menghabiskan masa hidupnya untuk menuntut ilmu dan mendakwahkan islam, tetapi sangat disayangkan dalam perjalanannya dalam menuntut ilmu beliau banyak terpengaruh ilmu-ilmu filsafat dan ilmu-ilmu kalam. Beliau pernah bercerita tentang dirinya bahwa ³bekal pengetahuan saya tentang hadits sangat sedikit´. Ibnu Taimiyah dalam hal ini berkomentar Abu Hamid (Al Ghozali) kurang begitu pengalaman dengan atsar-atsar Rasulullah dan orang- orang salaf (para sahabat) sebagaimana orang-orang yang menguasai dalam masalah tersebut, yaitu orang- orang yang dapat membedakan sohih dan dhoifnya sebuah hadits. Oleh karena itu beliau banyak menyebutkan dalam kitab-kitabnya hadits-hadits yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Dilahirkan di Thusi pada tahun 450 H. Beliau adalahseorang alim yang banyak menghabiskan masa hidupnyauntuk menuntut ilmu dan mendakwahkan islam, tetapi
sangat disayangkan dalam perjalanannya dalammenuntut ilmu beliau banyak terpengaruh ilmu-ilmu
filsafat dan ilmu-ilmu kalam. Beliau pernah berceritatentang dirinya bahwa ³bekal pengetahuan saya tentang
hadits sangat sedikit´. Ibnu Taimiyah dalam hal iniberkomentar Abu Hamid (Al Ghozali) kurang begitu
pengalaman dengan atsar-atsar Rasulullah dan orang-orang salaf (para sahabat) sebagaimana orang-orang
yang menguasai dalam masalah tersebut, yaitu orang-orang yang dapat membedakan sohih dan dhoifnya
sebuah hadits. Oleh karena itu beliau banyak menyebutkan dalam kitab-kitabnya hadits-hadits yang
menguasai ilmu hadits serta mendalami kitab sohihBukhori Muslim. Seandainya beliau masih hidup
tentunya sejak saat itu lebih mengutamkan ilmu hadits.Berkata Shidiq Hasan K. ³dikisahkan oleh Ali Al Qori
bahwa ketika Al Ghozali meninggal kitab bukhorisedang berada di atas dadanya´.
Demikian biografi singkat Imam Al Ghozali yang
banyak membawa pemahaman filsafat walaupun di akhir hayatnya kembali ke pahaman sahabat (salaf), tetapi
sayang buku filsafatnya sudah terlanjur tersebar diseluruh dunia dan tidak ada yang mampu mencegahnya.
Abdul Qadir Al-Jailani
Beliau adalah seorang ulama besar sehingga suatu
kewajaran jika sekarang ini banyak kaum muslimin
menyanjungnya dan mencintainya. Akan tetapi kalaumeninggi-ninggikan derajat beliau berada di atasRasulullah shallallaahu µalaihi wa sallam, maka hal ini
merupakan suatu kekeliruan. Karena Rasulullahshallallaahu µalaihi wa sallam adalah rasul yang paling
mulia di antara para nabi dan rasul yang derajatnya tidak akan pernah bisa dilampaui di sisi Allah oleh manusia
siapapun.
Ada juga sebagian kaum muslimin yang menjadikan
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah(perantara) dalam do¶a mereka. Berkeyakinan bahwa
do¶a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecualidengan perantaraannya. Ini juga merupakan kesesatan.
salah orang yang menyandarkan nama kakek kamitersebut dengan ditasydid (Al Ghazzali).
Sebagian lagi mengatakan penyandaran nama beliau
kepada pencaharian dan keahlian keluarganya yaitumenenun. Sehingga nisbatnya ditasydid (Al Ghazzali).
Demikian pendapat Ibnul Atsir. Dan dinyatakan ImamNawawi, ³Tasydid dalam Al Ghazzali adalah yang
benar.´ Bahkan Ibnu Assam¶ani mengingkaripenyandaran nama yang pertama dan berkata, ³
Sayatelah bertanya kepada penduduk Thusi tentang daerahAl Ghazalah, dan mereka mengingkari keberadaannya.´
Ada yang berpendapat Al Ghazali adalah penyandarannama kepada Ghazalah anak perempuan Ka¶ab Al
Akhbar, ini pendapat Al Khafaji.
Yang dijadikan sandaran para ahli nasab mutaakhirin
adalah pendapat Ibnul Atsir dengan tasydid. Yaitupenyandaran nama kepada pekerjaan dan keahlian bapak dan kakeknya (Diringkas dari penjelasan pentahqiq kitab
Thabaqat Asy Syafi¶iyah dalam catatan kakinya 6/192-192). Dilahirkan di kota Thusi tahun 450 H dan memiliki
seorang saudara yang bernama Ahmad (Lihat AdzDzahabi, Siyar A¶lam Nubala¶ 19/326 dan As Subki,
Thabaqat Asy Syafi¶iyah 6/193 dan 194).
K ehidupan dan Perjalanannya Menuntut Ilmu
Ayah beliau adalah seorang pengrajin kain shuf (yang
dibuat dari kulit domba) dan menjualnya di kota Thusi.Menjelang wafat dia mewasiatkan pemeliharaan kedua
Setelah Imam Haramain meninggal, berangkatlah ImamGhazali ke perkemahan Wazir Nidzamul Malik. Karena
majelisnya tempat berkumpul para ahli ilmu, sehinggabeliau menantang debat kepada para ulama dan
mengalahkan mereka. Kemudian Nidzamul Malik mengangkatnya menjadi pengajar di madrasahnya di
Baghdad dan memerintahkannya untuk pindah ke sana.Maka pada tahun 484 H beliau berangkat ke Baghdad
dan mengajar di Madrasah An Nidzamiyah dalam usiatiga puluhan tahun. Disinilah beliau berkembang dan
menjadi terkenal. Mencapai kedudukan yang sangattinggi.
Pengaruh Filsafat Dalam Dirinya
Pengaruh filsafat dalam diri beliau begitu kentalnya.
Beliau menyusun buku yang berisi celaan terhadap
filsafat, seperti kitab At Tahafut yang membongkar kejelekan filsafat. Akan tetapi beliau menyetujui merekadalam beberapa hal yang disangkanya benar. Hanya saja
kehebatan beliau ini tidak didasari dengan ilmu atsar dankeahlian dalam hadits-hadits Nabi yang dapat
menghancurkan filsafat. Beliau juga gemar menelitikitab Ikhwanush Shafa dan kitab-kitab Ibnu Sina. Oleh
karena itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, ³Al Ghazali dalam perkataannya sangat dipengaruhi filsafat
dari karya-karya Ibnu Sina dalam kitab Asy Syifa¶,Risalah Ikhwanish Shafa dan karya Abu Hayan At
Tauhidi.´ (Majmu¶ Fatawa 6/54).
Hal ini jelas terlihat dalam kitabnya Ihya¶ Ulumuddin.
³P erkataannya di Ihya Ulumuddin pada umumnya baik.Akan tetapi di dalamnya terdapat isi yang merusak,
berupa filsafat, ilmu kalam, cerita bohong sufiyah danhadits-hadits palsu.´ (Majmu¶ Fatawa 6/54).
Demikianlah Imam Ghazali dengan kejeniusan dan
kepakarannya dalam fikih, tasawuf dan ushul, tetapisangat sedikit pengetahuannya tentang ilmu hadits dan
sunah Rasulullah shallallahu µalaihi wa sallam yangseharusnya menjadi pengarah dan penentu kebenaran.
Akibatnya beliau menyukai filsafat dan masuk kedalamnya dengan meneliti dan membedah karya-karya
Ibnu Sina dan yang sejenisnya, walaupun beliaumemiliki bantahan terhadapnya. Membuat beliau
semakin jauh dari ajaran Islam yang hakiki.
Adz Dzahabi berkata, ³Orang ini (Al Ghazali) menulis
kitab dalam mencela filsafat, yaitu kitab At Tahafut. Diamembongkar kejelekan mereka, akan tetapi dalambeberapa hal menyetujuinya, dengan prasangka hal itu
benar dan sesuai dengan agama. Beliau tidaklahmemiliki ilmu tentang atsar dan beliau bukanlah pakar
dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu µalaihi wasallam yang dapat mengarahkan akal. Beliau senang
membedah dan meneliti kitab Ikhwanush Shafa. K itab inimerupakan penyakit berbahaya dan racun yang
mematikan. K alaulah Abu Hamid bukan seorang yang jenius dan orang yang mukhlis, niscaya dia telah
dan bermujahadah dan tinggal di menara barat masjid Jami¶ Al Umawi. Mendengarkan kitab Shahih Bukhari
dari Abu Sahl Muhammad bin Ubaidilah Al Hafshi.´ (Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A¶lam Nubala
6/34).
Disampaikan juga oleh Ibnu Khallakan denganperkataannya, ³An Nidzam (Nidzam Mulk) mengutusnya
untuk menjadi pengajar di madrasahnya di Baghdad
tahun 484 H. Beliau tinggalkan jabatannya pada tahun488 H. Lalu menjadi orang yang zuhud, berhaji dantinggal menetap di Damaskus beberapa lama. K emudian
pindah ke Baitul Maqdis, lalu ke Mesir dan tinggal beberapa lama di Iskandariyah. K emudian kembali ke
Thusi.´ (Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A¶lamNubala 6/34).
Ketika Wazir Fakhrul Mulk menjadi penguasa Khurasan,beliau dipanggil hadir dan diminta tinggal di Naisabur.Sampai akhirnya beliau datang ke Naisabur dan
mengajar di madrasah An Nidzamiyah beberapa saat.Setelah beberapa tahun, pulang ke negerinya dengan
menekuni ilmu dan menjaga waktunya untuk beribadah.Beliau mendirikan satu madrasah di samping rumahnya
dan asrama untuk orang-orang shufi. Beliau habiskansisa waktunya dengan mengkhatam Al Qur¶an,
berkumpul dengan ahli ibadah, mengajar para penuntutilmu dan melakukan shalat dan puasa serta ibadah
Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya,
pertama,"Apa yang paling dekat dengan diri kita di duniaini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua,
guru, teman, dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskansemua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat
dengan kita adalah "M ati " . Sebab itu sudah janji AllahSWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.
Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua.
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan,
matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozalimenjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan
adalah benar. Tapi yang paling benar adalah masa lalu.
Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kitatidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kitaharus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang
dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang
ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan
matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali.Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah
"Nafsu" (Al A'Raf 179). Maka kita harus hati-hatidengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita
Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat didunia ini?".Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah.
Semua jawaban sampean benar, kata Iimam Ghozali,tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH"
(Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung,dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT
meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) didunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya
menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa
memegang amanahnya.
Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringandi dunia ini?".Ada yang menjawab kapas, angin, debu,
dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali,tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan
Sholat. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan sholat, gara-
gara meeting kita tinggalkan sholat. Lantas pertanyaanke enam adalah, "Apakah yang paling tajam di duniaini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak,
pedang... Benar kata Imam Ghozali, tapi yang palingtajam adalah "lidah manusia". Karena melalui lidah,
manusia dengan gampangnya menyakiti hati danmelukaiperasaan saudaranya sendiri.
Pada masa Khulafa'ur Rasyidin para sahabat Rasulullah
saw dan para tabi'in berlomba-lomba berbuat kebaikandengan membantu orang yang membutuhkan dan
menolong orang yang teraniaya. Abu Bakar Ash-Shidiq
radhiallahu'anhu dan Umar bin Khatab radhiallahu'anhutermasuk orang yang gigih berlomba-lomba dalam amalkebaikan yang mulia ini, yang pelakunya mendapatkan
kebaikan besar di dunia dan banyak pahala di akhirat.
Abu Bakar radhiallahu'anhuPeristiwa ini terjadi pada masa Abu Bakar Ash-Shidiq
radhiallahu'anhu. Pada saat itu Umar mengamati apa
yang dilakukan oleh Abu Bakar, lalu dia melakukan duakali lipatnya sehingga dia mendapatkan kebaikan danmendahului Abu Bakar ke tingkat Surga tertinggi.
Suatu hari Umar mengamati Abu Bakar Ash-Shidiq diwaktu fajar. Sesuatu telah menarik perhatian Umar. Saat
Abu Bakar pergi ke pinggiran kota Madinah setelah
shalat Subuh. Abu Bakar mendatangi sebuah gubuk kecil untuk beberapa saat, lalu dia pulang kembali kerumahnya. Umar tidak mengetahui apa yang ada di
dalam gubuk itu dan apa yang dilakukan oleh Abu Bakar di sana. Umar mengetahui seluruh kebaikan yang
dilakukan oleh Abu Bakar, kecuali rahasia urusan gubuk itu.
Suatu hari dia pergi dari rumah untuk mengetahui secara
langsung keadaan rakyatnya. Dia bertemu denganseorang laki-laki yang duduk dengan sedih dan gelisah dipintu masjid. Umar bertanya, ³Ada apa denganmu?´
laki-laki itu menjawab, ³Istriku hampir melahirkan,tetapi kami tidak memiliki apapun dan tidak seorangpun
bersamanya.´. Umar menanyakan rumahnya. Lalu diamenunjuk sebuah tenda di pinggiran kota Madinah.
Umar pulang menemui istrinya, Ummu Kultsum serayaberkata, ³Maukah kamu memperoleh kebaikan yang
Allah antarkan kepadamu?´ Istrinya bertanya, ³Apa ituya Amiirul Mukminin?´ Umar menjelaskan, ³Seorang
wanita hampir melahirkan dan tidak ada yangmenemaninya.´ Istrinya menjawab, ³Ya.´
Umar lalu mengambil tepung, mentega, dan susu kering.
Dia berangkat, diikuti istrinya di belakangnya. Ketikasampai di tenda, Umar berteriak, ³Wahai penghunitenda.´ Laki-laki itu keluar. Umar menyuruh istrinya
masuk kepada wanita itu, sedangkan ia menyiapaknbejana dengan tepung, mentega dan susu kering. Umar
meletakkannya di tungku. Dia meniup apinya danmengaduk isinya. Apa yang ada di bejana belum juga
masak, tetapi telah terdengar tangisan bayi dari dalamtenda yang diikuti suara Ummu Kultsum
radhiallahu'anha, ³Ya Amirul Mukminin, sampaikanberita gembira kepada temanmu, anaknya laki-laki.´
Laki-laki itu terkejut. Dia berkata, ³Kami telahmerepotkan dan melelahkan Amirul Mukminin.´
Umar berkata, ³Tidak apa-apa. Besok pagi datanglah