NARKOTIKA adalah zat atau obat yg berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yg dpt menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan Narkotika, yg berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yg menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku. Sedangkan ZAT ADIKTIF LAIN
adalah bahan/zat yg berpengaruh psikoaktif diluar yg disebut
Narkotika dan Psikotropika.Golongan Narkotika natara lain
:Narkotika Golongan I : Narkotika yg hanya dpt digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan, dan tdk ditujukan untuk terapi serta
mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan, (Contoh
: heroin/putauw, kokain, ganja).Narkotika Golongan II : Narkotika
yg berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dlm terapi atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan (Contoh morfin, petidin).Narkotika Golongan III :
Narkotika yg berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dlm terapi
atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan Contoh : kodein.Golongan
Psikotripika antara lain :Psikotropika golongan I : Psikotropika yg
hanya dpt digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh: ekstasi, shabu,
LSD).Psikotropika golongan II : Psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. (Contoh: amfetamin, metilfenidat atau
ritalin).Psikotropika golongan III : Psikotropika yg berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan (Contoh: pentobarbital,
Flunitrazepam).Psikotropika golongan IV : Psikotropika yg
berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dlm terapi dan/atau
utk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam,
bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam,
seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG).Sedangkan Zat adiktif
lainnya antara lain :Minuman beralkohol, yaitu :Golongan A : kadar
etanol 1-5%, (Bir)Golongan B :kadar etanol 5-20%, (Berbagai jenis
minuman anggur)Golongan C:kadar etanol 20-45 %, (Whiskey, Vodca,
TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput.)Inhalansia (gas yang
dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa
organik, yg sering disalah gunakan: Lem, thinner, penghapus cat
kuku, bensin.Tembakau : Pemakaian tembakau yg mengandung nikotin
sangat luas di msy. Pd upaya penanggulangan NAPZA di msy, pemakaian
rokok dan alkohol terutama pd remaja, hrs menjadi bagian dari upaya
pencegahan, krn rokok dan alkohol sering menjadi pintu msk
penyalahgunaan NAPZA lain yg lebih berbahaya.Golongan Narkoba
Berdasarkan Efek terhadap Tubuh Manusia :Depresan (Downer): yaitu
jenis NARKOBA yg berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh.
Jenis ini membuat pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan bahkan
membuatnya tertidur dan tdk sadarkan diri. Gol ini termasuk Opioida
(morfin, heroin/putauw, kodein), Sedatif (penenang), hipnotik (otot
tidur), dan tranquilizer (anti cemas).Stimulan(Upper) : yaitu jenis
NARKOBA yg dpt merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan
kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan
bersemangat. Zat yg termasuk gol ini ad : Amfetamin (shabu,
esktasi), Kafein, Kokain.Halusinogen: yaitu jenis NAPZA yang dapat
menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan
pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda
sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Golongan ini tidak
digunakan dalam terapi medis. Golongan ini termasuk : Kanabis
(ganja), LSD (Lysergyc Acid Diethylamide), Mescalin.Dampak bahaya
Penyalahgunaan Narkoba :Dampak Fisik :1.Gangguan pada sistem saraf
(neorologis) : kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran,
kerusakan saraf tepi.2.Gangguan pada jantung dan pembuluh darah
(kardiovaskuler) : infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran
darah.3.Gangguan pada kulit (dermatologis) : penanahan, bekas
suntikan dan alergi.4.Gangguan pada paru-paru (pulmoner) :
penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, penggesaran
jaringan paru-paru, pengumpulan benda asing yang terhirup.5.Dapat
terinfeksi virus HIV dan AIDS, akibat pemakain jarum suntik secara
bersama-sama.Dampak psikologis :Berfikir tidak normal, berperasaan
cemas, tubuh membutuhkan jumlah tertentu untuk menimbulkan efek
yang di inginkan, ketergantungan / selalu membutuhkan obat.Dampak
sosial dan ekonomi: Selalu merugikan masyarakat baik ekonomi,
sosial, kesehatan & hukum.Ciri-ciri penyalahguna Narkoba :1.
Perubahan fisik dan lingkungan sehar-hari : jalan sempoyongan;
penampilan dunguk; bicara tidak jelas; mata merah; kurus dan nyeri
tulang.2. Perubahan psikologis :gelisah, bingung, apatis, suka
menghayal, dan linglung.3. Perubahan prilaku sosial :menghindari
kontak mata langsung; suka melawan; mudah tersinggung; ditemukan
obat2an, jarum suntik dalam kamar/ tas; suka berbohong; suka bolos
sekolah; malas belajar, suka mengurung diri di kamar.Usulan untuk
sekolah :1.Mendirikan organisasi anti narkoba di sekolah dgn
anggota 10 siswa/i2.Melakukan pengontrolan terhadap rekan-rekan
sekolah dilaksanakan seminggu 1 atau 2 kali3.Setiap siswa/i yang
baru, ada pernyataan dari siswa/i dan orang tua sanggup menerima
hukuman dikeluarkan dari sekolah bila kedapatan terlibat narkoba.4.
Laporkan ke BNNP jika ada hal-hal yang masuk pada kriteria tersebut
di atas.Kegiatan ini ditutup oleh Kepala SMA Neg I Makassar (Dr.
Drs. H. Sakaruddin, M.Pd). Beliau menyampaikan terima kasih kepada
tim BNNP Sulsel serta kepada siswanya. Harapannya semoga siswanya
tidak ada yang terlibat penyalahgunaan narkoba serta apa yang
disampaikan oleh tim BNNP dapat dipahami selanjutnya diamalkan
dimanapun nantinya berada.
A. Definisi Narkoba dan Golongan/ Jenis Narkoba Sebagai Zat
terlarang.Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan
psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati, serta perilaku
jika masuk kedalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum,
dihirup, suntikan, intravena, dll.Narkoba dapat digolongkan menjadi
3 golongan yaitu :1. Narkotika, untuk menurunkan kesadaran atau
rasa.2. Psikotropika, mempengaruhi psikis dari pengaruh selektif
sususnan saraf pusat otak.3. Obat atau zat berbahaya.
B. Tanda-tanda sederhana yang dapat dikenali jika kecanduan
narkoba.1. Perubahan perangai atau perilaku seperti : yang biasanya
periang tiba-tiba menjadi pemurung, mudah tersinggung dan cepat
marah tanpa alasan yang jelas.2. Sering menguap dan mengantuk,
malas, melamun, dan tidak memperdulikan kebersihan atau penampilan
diri.3. Menjadi tidak disiplin, atau sering kabur, baik dirumah
maupun disekolah.4. Nilai rapor atau prestasi lainnya turun.5.
bersembunyi di tempat gelap atau sepi agar tidak terlihat orang.6.
Lebih memilih bergaul dengan orang-orang tertentu saja yang
mempunyai ciri-ciri seperti tanda-tanda diatas.7. Mencuri apa saja
milik orang tua atau saudara untuk membeli minuman atau obat-obatan
terlarang.8. Sering cemas, mudah stress atau gelisah, sukar
tidur.9. Pelupa, seperti orang bego atau pikun.10. Mata merah
seperti mengantuk terus atau memakai kecamata hitam.
Apabila kita atau teman kita menggunakan secara terus menerus
selama satu bulan atau lebih maka akan menjurus pada gejala :1.
Malas makan, sehingga fisik lemah dan kekurangan gizi.2. Hidup
jorok, sehingga terkena ekzim, penyakit kelamin, lebih lanjut
paru-paru, hepatitis.3. Sering sakit kepala mual-mual, muntah,
murus-murus dan sulit tidur.4. Gangguan otot jantung dan TD
tinggi.5. G3 gerak dan keseimbangan tubuh.6. Lambat kerja, ceroboh
kerja, sering tegang dan gelisah.7. Hilang kepercayaan diri,
apatis, penghayal, penuh curiga.8. Cenderung menyakiti diri bahkan
bunuh diri.
Menggunakan narkoba dapat berakibat buruk bagi kelangsungan
hidup kita dan keturunan kita, diantaranya:1. Pola hidup yang jorok
dan merupakan norma susila, sering mengakibatkan tertular penyakit
kelamin (PMS, HIV/AIDS) yang menularkan kepada pasangan dan dapat
pula secara langsung menular pada bayi yang dikandung atau bayi
lahir cacat.2. Wanita-wanita pemakai mempunyai sikap hidup yang
malas dan kekurangan gizi sehingga mengakibatkan bayi dalam
kandungan gugur, berat rendah atau cacat.
C. Pencegahan.Pencegahan adalah suatu bagian dari proses
menyeluruh dengan target masyarakat secara meluas agar mampu
mengurangi berbagai peristiwa yang diakibatkan oleh penyalah gunaan
narkotika dan zat adektif. Menawarkan kepada masyarakat untuk
menghindari masalah narkotika dan zat adiktif sebelum mereka
menggunakan, memberikan harapan kepada kelompok masyarakat tertentu
melalui kegiatan/ latihan untuk mengarahkan kepembiasaan tingkah
laku yang sehat.
Cara pencegahannya yaitu :1. Beri anak tanggung jawab, anak-anak
akan merasa berarti dan bernilai untuk keluarga dan masyarakat.2.
Support, berikan support ketika membutuhkan.3. Peduli, tunjukkan
bahwa anak anda begitu berarti buat anda.4. Paparkan bukan
perintahkan, paparkan perasaan anda tentang nilai-nilai dan latar
belakang yang berhubungan dengan nilai-nilai dan alasan-alasan
sehingga anda memutuskan dan menerima nilai-nilai tersebut.5.
Sediakan waktu, lakukan kegiatan yang menyenangkan perasaan anak.6.
Jangan memojokkan, Diskusikan atau komentari suatu persoalan tanpa
memojokkan atau menghubungkan dengan karakter anak.7. Pujian
meningkatkan harga diri, jangan pelit untuk memuji atau
mengungkapkan terima kasih.
PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNGDINAS KESEHATANPUSKESMAS KOTO
ALAM
I. ANAMNESANAMALAMA DIAREUMURADA DARAHALAMATPENYAKIT
PENYERTAKONSISTENSI TINJA
II. PEMERIKSAANKEADAAN UMUMCUBITAN KULITMATA CEKUNGSUHUADA AIR
MATABBMUKOSASTATUS GIZIHAUS
III. KLASIFIKASI DIAGNOSADIARE TANPA DEHIDRASIDIARE DENGAN
DEHIDRASI RINGAN/SEDANGDIARE DENGAN DEHIDRASI BERATDIARE PERSISTEN
BERATDISENTRI
IV. PENATALAKSANAANORALIT / CAIRAN RUMAH TANGGARENCANA A DIARE
TANPA DEHIDRASIRENCANA B DIARE DENGAN DEHIDRASI
RINGAN/SEDANGRENCANA C DIARE DENGAN DEHIDRASI BERATTANPA
ANTIBIOTIKA KECUALI TINJA BERDARAH @ TERSANGKA KOLERATANPA ANTI
DIARE
V. KONSELINGCAIRAN LEBIH BANYAK ( TERMASUK ASI ) PEMBERIAN
MAKANANTANDA BAHAYACARA MENCAMPUR, JUMLAH & MINUM ORALITCARA
PENCEGAHAN DIARE
Koto Alam, Februari 2012 Dokter Puskesmas Koto Alam
dr. Riko JumattullahNIP.198204162010011013
PUSKESMAS KOTO ALAM
PROSUDUR TETAP PEMERIKSAAN LUKA JALAN LAHIRDAN ROBEKAN
PORSIO
PENGERTIAN : Pemeriksaan yang dilakukan pada jalan lahir setelah
plasenta lahir.
TUJUAN : -Untuk menemukan lokasi dan tingkat robekan pada jalan
lahir -Mengurangi perdarahan pada robekan.
KEBIJAKAN : Robekan jalan lahir terpantau dengan tepat dan
benar
PERSIAPAN : 1.Handscoen 2.Gaas steril 3.Lampu sorot 4.Tang ovum
5.Spekulum sun 6.kapas DTT 7.Larutan klorin 0,5% 8.APD
PROSEDUR : 1.Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan
dilakukan 2.Penolong memakai APD 3.Pastikan kontraksi uterus baik
4.Bersihkan vulva dengan gaas untuk memudahkan melihat jalan lahir
5.Membuka labia dan asisten disuruh untuk memfokuskan lampu sorot
6.Melihat perlukaan dari perinium, sepanjang labia dan dinding
dengan melakukan penekanan menggunakan tangan7.Jika tidak ada
perlukaan tetapi perdarahan masih aktif dan kontraksi uterus
baik,waspada adanya robekan porsio
8.Pasang spekulum sims/L pada sisi atas dan bawah 9.Jepit bibir
atas dan bawah porsio dengan tang ovom.Gerakkan ke kanan untuk
melihat robekan pada sisi kiri dan gerakkan ke kiri untuk melihat
robekan pada sisi kanan. 10.Jika tidak ada perlukaan jalan
lahir,bersihkan tubuh ibu.jika ada perlukaan,lanjutkan ke teknik
penjahitan
PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNGDINAS KESEHATANPUSKESMAS
BANJARANGKAN II
I. ANAMNESANAMAG/ SULIT BERNAFASUMURG/ KEJANGG/ BATUKBISA
MINUMLAMA BATUKDEMAM
II. PEMERIKSAANFREKWENSISTRIDORTARIKAN DINDING
DADAWHEEZINGSUHUSTATUS GIZI
III. KLASIFIKASI DIAGNOSAPNEUMONIA BERATPNEUMONIABUKAN
PNEUMONIA
IV. PENATALAKSANAANRUJUK DENGAN TANDA BAHAYA1 DOSIS ANTIBIOTIKA
DENGAN PNEUMONIA BERATRUJUK SEGERA PNEUMONIA BERATANTIBIOTIKA
TEPATDOSIS TEPATPARACETAMOL BILA DEMAMBATUK, PILEK TANPA
ANTIBIOTIKABILA WHEEZING BERI BRONKODILATOR
V. KONSELINGTANDA BAHAYAKONTROL 2 HARIMEMBURUK SEGERA
KEMBALICARA PEMBERIAN OBATCARA PERAWATAN DI RUMAH
Mengetahui Takmung, 29 Desember 2007Kepala Puskesmas
Banjarangkan II Dokter Puskesmas Banjarangkan II
Dr. I Nyoman Adiputra dr. I. Dw. Gd. Wangsa P. NIP. 140216569
NIP. 600015903
PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNGDINAS KESEHATANPUSKESMAS
BANJARANGKAN II
PROTAP PENANGANAN LUKA KULIT KEPALA
PENGERTIAN: Penanganan yang dilakukan pada daerah kulit
kepalaTUJUAN: Sebagai pedoman kerja bagi petugas medis/paramedis
dalam menangani kasus luka pada kulit kepalaPERSIAPAN: 1. Pisau
cukur2. Gaas steril3. Lidokain 2 %4. Adrenalin5. Aquabidest6.
Spuit7. NaCl 0,9%8. Chromic/vicril/dexon9. Silk/nylonPROSEDUR:1.
Cukur rambut 3 cm di sekitarnya.2. Desinfeksi kulit di
sekitarnya.3. Lokal anestesi (dewasa : lidokain 1 %, adrenalin 1 :
100.000). Cara membuatnya yaitu 1 ml adrenalin (1/1000) ditambahkan
9 ml aqua kemudian buang 9 ml, sisanya 1 ml ditambahkan 5 ml
lidokain 2 % dan 4 ml aquabidest.4. Eksplorasi cari adanya likuor,
jaringan otak, deformitas tulang (bila ada maka dicuci dengan NaCl
0,9 % steril secukupnya tanpa merangsang perdarahan baru, tutup
kasa steril, bebat lalu rujuk).5. Cuci dengan larutan NaCl 0,9 %
steril sebersih-bersihnya.6. Rawat perdarahan7. Jahit luka 2 lapis
: Galea dijahit dengan chromic/vicril/dexon Kutis dan subkutis
dengan silk/nylon8. Jahitan diangkat hari ke-5
Mengetahui Takmung,4 Februari 2008Kepala Puskesmas Banjarangkan
II Ketua Pelaksana Rawat Inap Puskesmas Banjarangkan II
Dr. I Nyoman Adiputra Dr. I.D.G. Wangsa P. NIP. 140216569 NIP.
600015903
PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNGDINAS KESEHATANPUSKESMAS
BANJARANGKAN II
PROTAP PELAYANAN TINDAKAN HECTING ( JAHIT LUKA ) DI RUANG
PENGOBATAN PUSKESMAS BANJARANGKAN II
Pelayanan: Pengobatan.Prosedur: Tindakan Hecting ( Jahit Luka
)
1. TUJUAN:Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis
dalam melakukan pelayanan tindakan Hecting ( Jahit luka ) di ruang
Pengobatan.
2. SASARAN:Tenaga Medis / Paramedis dalam melakukan pelayanan
tindakan Hecting ( Jahit luka ) di ruang Pengobatan.. 3. URAIAN
UMUM: Sterilisasi alat: Tindakan mensterilisasi alat-alat hecting
dengan alat sterilisator.
Penjahitan luka ( hecting ): Tindakan menjahit luka ( hecting )
dengan alat yang telah disterilkan dan membersihkan luka sesuai
dengan keadaan luka ( luka bersih dengan Betadin dan luka kotor
dengan H2O2, cairan steril serta Betadin ).
Perawatan Luka: Menutup luka dengan kasa steril dan menganjurkan
untuk kontrol kembali 2 hari lagi. Pemberian Antibiotika dan
Analgetik.
Pemberian ATS : Penyuntikan. ATS disesuaikan dengan: Sifat luka
Kondisi luka Status Imunisasi.
4. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN:a. Pasien luka dibawa ke Ruang
Tindakan ( R. Pengobatan ).b. Petugas menyiapkan anestesi lokal dan
alat hecting steril.c. Petugas mencuci tangan dan menggunakan
sarung tangan steril.d. Petugas melakukan antiseptis pada daerah
luka dan menutupnya dengan kain steril.f. Petugas melakukan
anestesi dengan lidocain pada sekitar tepi luka.e. Petugas
membersihkan luka dengan betadin pada luka yang bersih dan dengan
H2O2, cairan steril serta betadin pada luka yang kotor..g. Petugas
menjahit luka dengan alat hecting yang telah disterilkan.h. Petugas
merapikan jahitan dengan pinset cirurgis.i. Petugas membersihkan
jahitan dengan betatin.j. Petugas menutup luka dengan kasa steril
dan drekatkan dengan plester.k. Petugas memberikan ATS bila
diperlukan tergantung dari sifat luka, kondisi luka dan status
imunisasi sebelumnya.l. Petugas menganjurkan kepada pasien agar
kontrol kembali setelah 2 hari lagi.m. Petugas memberikan resep
antibiotika dan analgetik untuk diambil di apotik Puskesmas.
Mengetahui Kepala Puskesmas Banjarangkan II
Dr.I Nyoman AdiputraNIP: 140216569
Takmung, 4 Februari 2008Ketua Pelaksana Rawat InapPuskesmas
Banjarangkan II
Dr. I.D.G. Wangsa P.NIP: 600015903
PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNGDINAS KESEHATANPUSKESMAS
BANJARANGKAN II
PROTAP PELAYANAN TINDAKAN INJEKSI ( PENYUNTIKAN ) DI RUANG
PELAYANAN PUSKESMAS BANJARANGKAN II
Pelayanan: Pasien dengan indikasi injeksi di ruang
pelayanan.Prosedur: Tindakan Injeksi ( Penyuntikan ).
5. TUJUAN:Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis
dalam melakukan pelayanan tindakan Injeksi di ruang Pelayanan.
6. SASARAN:Tenaga Medis / Paramedis dalam melakukan pelayanan /
tindakan Injeksi ( SC, IM, IV. ) dan Penatalaksanaan Syok
Anafilaktik di Ruang Pelayanan.. 7. URAIAN UMUM: Injeksi SC:
Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik ditusukkan hanya
sampai menembus di bawah kulit ( subcutan ) tanpa menembus jaringan
otot di bawahnya..
Injeksi IM: Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik
disuntikkan sampai menembus dalam jaringan otot ( intramuskuler
).
Injeksi IV: Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik
ditusukkan ke dalam pembuluh darah vena ( intravena ).
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik: Penyuntikan. Adrenalin 0,3 cc
SC / IM bila pasien mengalami syok setelah penyuntikan ( dengan
tanda-tanda : sesak, pingsan, kelainan kulit ).
8. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN:a. Petugas membaca resep obat suntik
/ injeksi yang dintruksikan dokter.b. Petugas menyiapkan alat dan
obat suntik sesuai dengan resep.c. Petugas melakukan aspirasi obat
suntik ke dalam spuit injeksi sesuai dosis dalam resep.
d. Sebelum penyuntikan obat petugas melakukan skin test untuk
obat suntik tertentu untuk memastikan obat tersebut tdak akan
menimbulkan reaksi alergi setelah obat disuntikkan.e. Petugas
melakukan aseptik / antiseptik pada lokasi penyuntikan.f. Petugas
menusukkan jarum suntik dari spuit yang telah diisi obat sebelumnya
pada lokasi yang telah diaseptik ( SC / IM / IV sesuai petunjuk
).g. Petugas melakukan aspirasi dengan ketentuan:: Injeksi SC / IM
tidak boleh ada darah masuk ke dalam spuit, bila ada darah maka
suntikan agar diperdalam / dipindahkan sampai tidak ada darah masuk
setelah diaspirasi kembali. Injeksi IV harus ada darah masuk ke
dalam spuit untuk memastikan bahwa jarum suntik sudah masuk ke
dalam pembuluh darah vena, bila tidak ada darah masuk ke dalam
spuit maka ujung jarum diupaya agar menembus pembuluh darah vena
atau lokasi penyuntikan dipindahkan sampai dapat menembus ke dalam
pembuluh darah vena.
h. Petugas menyemprotkan obat suntik sesuai dosis yang
ditentukan.i. Petugas mencabut jarum suntik dari lokasi suntikan
dan melakukan aseptik pada luka bekas suntikan.j. Petugas mengatasi
bila terjadi syok anafilaktik dengan adrenalin 0,3 cc SC / IM sam
bil mengevaluasi vital sign ( Tensi, Nadi, Respirasi ) sampai syok
teratasi.k. Petugas menyerahkan resep obat minum kepada pasien
untuk diambil di apotik Puskesmas.l. Petugas membersihkan dan
membuang alat suntik bekas tadi ke dalam tempat khusus sampah
medis.