Top Banner
Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 Judul : Hubungan Pertumbuhan M2, Pertumbuhan Kredit Perbankan, dan Pertumbuhan Kapitalisasi Pasar Saham Dengan Pertumbuhan Ekonomi. ABSTRAK Dengan menggunakan metode Vector Autoregression (VAR), penelitian ini mencoba melihat efek perkembangan sektor keuangan yang diproksi dengan pertumbuhan M2, pertumbuhan kredit perbankan, dan pertumbuhan kapitalisasi saham terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Uji kausalitas Granger menyimpulkan bahwa terdapat hubungan dua arah antara pertumbuhan M2 dan pertumbuhan ekonomi, serta antara pertumbuhan kredit perbankan dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara pertumbuhan kapitalisasi pasar saham dengan pertumbuhan ekonomi. Impulse response memperlihatkan respon pertumbuhan ekonomi secara negatif pada periode awal terhadap guncangan pada pertumbuhan M2 dan pertumbuhan kredit perbankan, peningkatan uang beredar serta kredit perbankan yang berlebihan justru dapat membahayakan perekonomian. Respon pertumbuhan ekonomi terhadap guncangan pertumbuhan M2 menjadi positif dimana adanya peningkatan pada rasio ini menunjukkan perluasan fungsi pembayaran dan simpanan. Guncangan pada pertumbuhan ekonomi direspon oleh positif pertumbuhan M2 karena membaiknya perekonomian membuat masyarakat melakukan banyak transaksi yang membutuhkan uang sehingga permintaan uang meningkat yang kemudian akan diimbangi oleh peningkatan penawaran uang agar keseimbangan suku bunga bisa terjaga, dan ditarik kesimpulan bahwa argumen demand following terpenuhi. Guncangan pertumbuhan ekonomi direspon secara positif terhadap pertumbuhan kredit perbankan. Fluktuasi tingkat suku bunga yang berpengaruh terhadap permintaan kredit perbankan mengikuti perkembangan perekonomian, dan ditarik kesimpulan bahwa argumen supply leading terpenuhi. Hasil dari variance decomposition menunjukkan bahwa kontribusi pertumbuhan M2 terhadap variabilitas pertumbuhan ekonomi berkisar antara 0% hingga 8.32%, pertumbuhan kredit perbankan terhadap variabilitas pertumbuhan ekonomi adalah antara 0% hingga 0.77%, dan pertumbuhan kapitalisasi pasar saham terhadap variabilitas pertumbuhan ekonomi antara 0% hingga 0.96%. Kontribusi pertumbuhan ekonomi terhadap variabilitas pertumbuhan M2 berkisar antara 0.067% hingga 52%, pertumbuhan ekonomi terhadap variabilitas pertumbuhan kredit perbankan adalah antara 0.061% hingga 31.05%, dan pertumbuhan ekonomi terhadap variabilitas pertumbuhan kapitalisasi pasar saham antara 0.7% hingga 4.48%. Kata Kunci : Pertumbuhan M2, Pertumbuhan Kredit Perbankan, Pertumbuhan Kapitalisasi Pasar Saham, impulse response, variance decomposition.
23

Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

Mar 07, 2019

Download

Documents

buihanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

Nama : Ayu Swaningrum

NPM : 120120110043

Judul : Hubungan Pertumbuhan M2, Pertumbuhan Kredit Perbankan, dan Pertumbuhan

Kapitalisasi Pasar Saham Dengan Pertumbuhan Ekonomi.

ABSTRAK

Dengan menggunakan metode Vector Autoregression (VAR), penelitian ini mencoba melihatefek perkembangan sektor keuangan yang diproksi dengan pertumbuhan M2, pertumbuhankredit perbankan, dan pertumbuhan kapitalisasi saham terhadap pertumbuhan ekonomi diIndonesia. Uji kausalitas Granger menyimpulkan bahwa terdapat hubungan dua arah antarapertumbuhan M2 dan pertumbuhan ekonomi, serta antara pertumbuhan kredit perbankandengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara pertumbuhankapitalisasi pasar saham dengan pertumbuhan ekonomi.

Impulse response memperlihatkan respon pertumbuhan ekonomi secara negatif pada periodeawal terhadap guncangan pada pertumbuhan M2 dan pertumbuhan kredit perbankan,peningkatan uang beredar serta kredit perbankan yang berlebihan justru dapat membahayakanperekonomian. Respon pertumbuhan ekonomi terhadap guncangan pertumbuhan M2 menjadipositif dimana adanya peningkatan pada rasio ini menunjukkan perluasan fungsi pembayarandan simpanan. Guncangan pada pertumbuhan ekonomi direspon oleh positif pertumbuhanM2 karena membaiknya perekonomian membuat masyarakat melakukan banyak transaksiyang membutuhkan uang sehingga permintaan uang meningkat yang kemudian akandiimbangi oleh peningkatan penawaran uang agar keseimbangan suku bunga bisa terjaga, danditarik kesimpulan bahwa argumen demand following terpenuhi. Guncangan pertumbuhanekonomi direspon secara positif terhadap pertumbuhan kredit perbankan. Fluktuasi tingkatsuku bunga yang berpengaruh terhadap permintaan kredit perbankan mengikutiperkembangan perekonomian, dan ditarik kesimpulan bahwa argumen supply leadingterpenuhi.

Hasil dari variance decomposition menunjukkan bahwa kontribusi pertumbuhan M2 terhadapvariabilitas pertumbuhan ekonomi berkisar antara 0% hingga 8.32%, pertumbuhan kreditperbankan terhadap variabilitas pertumbuhan ekonomi adalah antara 0% hingga 0.77%, danpertumbuhan kapitalisasi pasar saham terhadap variabilitas pertumbuhan ekonomi antara 0%hingga 0.96%. Kontribusi pertumbuhan ekonomi terhadap variabilitas pertumbuhan M2berkisar antara 0.067% hingga 52%, pertumbuhan ekonomi terhadap variabilitaspertumbuhan kredit perbankan adalah antara 0.061% hingga 31.05%, dan pertumbuhanekonomi terhadap variabilitas pertumbuhan kapitalisasi pasar saham antara 0.7% hingga4.48%.

Kata Kunci : Pertumbuhan M2, Pertumbuhan Kredit Perbankan, Pertumbuhan KapitalisasiPasar Saham, impulse response, variance decomposition.

Page 2: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

ABSTRACT

Using a Vector Autoregression (VAR) method, this paper examines the effect of M2 growth,banking credit growth, and stock market capitalization growth, as proxies for financialdevelopment, on economic growth in Indonesia. The result of Granger causality test is theexistence of two way causality between M2 growth and economic growth, also betweenbanking credit growth and economic growth, but no causality between stock marketcapitalization growth and economic growth.

Impulse response analysis shows negative response of economic growth on M2 growth andbanking credit growth shocks at the begining period, which conclude that excessive growth ofthose two variables will harm economic growth. Economic growth response on M2 growthshocks become positive whereas this increasing value shows the existence of payment andsaving function expansion. Shocks on economic growth are positively responded by M2growth since the economic condition are getting better makes people spend more so themoney demand is higher, and money supply is also rising to keep the the interest ratebalance. And the demand following argument is fulfiled. Shocks on economic growth areresponded in a positive way by banking credit growth, showing that interest rate fluctuationwhich affect the demand of banking credit follows economic condition, and it can be inferredthat there is argument supply leading pro.

The results of variance decomposition show that the contribution of M2 growth on economicgrowth variability is between 0% - 8.32%, banking credit growth is between 0% - 0.77%, andstock market capitalization growth is between 0% - 0.96%. The contribution of economicgrowth on M2 growth variability is between 0.067% - 52%, economic growth on bankingcredit growth is between 0.061% - 31.05%, and economic growth on stock marketcapitalization growth is between 0.7% - 4.48%.

Keywords : M2 Growth, Banking Credit Growth, Stock Market Capitalization Growth,impulse response, variance decomposition.

Latar Belakang

Banyak kalangan para ahli ekonomi pembangunan sejak tahun 1960-an

memperdebatkan mengenai kausalitas antara sektor finansial dengan sektor riil, mana yang

merupakan sebab dan mana yang merupakan akibat. Ada dua kemungkinan hubungan

kausalitas antara pembangunan sektor finansial dan pertumbuhan ekonomi, yaitu : (1)

demand following, bahwa rendahnya pertumbuhan finansial adalah manifestasi kurangnya

permintaan akan jasa finansial, atau (2) supply leading, bahwa sektor finansial mendahului

dan mendorong pertumbuhan sektor riil. (Kuncoro, 2006)

Argumen Supply Leading

Rentannya sebuah perekonomian terhadap goncangan eksternal serta dengan

terintegrasinya perekonomian di era globalisasi akan bergantung terhadap fundamental

ekonomi yang kuat, yang salah satunya ditopang dengan ketahanan sektor keuangan. Bila

Page 3: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

sektor keuangan sebuah negara berkembang dengan baik maka pertumbuhan ekonomi dapat

didorong melalui adanya peningkatan efisiensi investasi dan peningkatan pemakaian sumber

daya melalui investasi. Berkembangnya sektor keuangan merupakan proses yang menandai

terjadinya peningkatan dalam kuantitas, kualitas dan efisiensi jasa intermediasi keuangan.

Proses ini meliputi interaksi berbagai aktivitas serta institusi yang bisa dikaitkan dengan

pertumbuhan ekonomi. (Mishkin, 2001)

Sektor keuangan yang efisien mampu mengurangi biaya transaksi sehingga

meningkatkan simpanan yang akan disalurkan kepada investasi yang produktif (Greenwood,

2012). Perkembangan sektor keuangan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi melalui

jalur akumulasi kapital fisik dan peningkatan efisiensi ekonomi, bila perkembangan sektor

keuangan semakin baik, maka pertumbuhan ekonomi bisa semakin meningkat. (King dkk.,

1993).

Sebagaimana disebutkan dalam pidato Gubernur Bank Indonesia, pada pertemuan

tahunan perbankan 2011 :

“Berdasar pada estimasi Bank Indonesia pertumbuhan potensial perekonomian Indonesia

berada pada tingkat 7,0% bila ditopang oleh pertumbuhan investasi minimal 12,0% setiap

tahun. Dua pra-kondisi yang harus dipenuhi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang

berkesinambungan. Pertama, adanya elemen kontinuitas berupa lingkungan makroekonomi

yang kondusif. Kedua, adanya pertumbuhan akumulasi kapital dan produktivitas.

Pertambahan akumulasi kapital dicapai melalui peningkatan investasi, yang dipengaruhi oleh

ekspektasi keuntungan, iklim investasi, dan ketersediaan pembiayaan. Di Indonesia,

ketersediaan pembiayaan merupakan salah satu faktor yang menghambat kegiatan investasi

di dunia usaha, terkait sulitnya mengakses kredit ke bank, karena tingginya suku bunga

kredit, ketersediaan jaminan, dan persyaratan kredit yang terlalu rumit. Perbankan diharapkan

sehat dan kuat juga dapat berperan efektif dan efisien dalam pembiayaan perekonomian.

(Darmin, 2011).

Selain pembiayaan secara tidak langsung yang bisa didapatkan dari perbankan,

sumber pembiayaan lain yang didapatkan secara langsung berasal dari pasar saham.

Beragamnya sumber pembiayaan ini menggambarkan adanya sektor-sektor dalam struktur

keuangan. Saat ini struktur keuangan di Indonesia masih didominasi oleh perbankan dengan

pangsa sebesar 75,2%, lalu kemudian perusahaan asuransi sebesar 9,9%, perusahaan

pembiayaan sebesar 6,2% yang dapat terlihat sebagai berikut

Gambar 1.1 Komposisi Sistem Keuangan Indonesia

Page 4: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

Sumber : Kajian Stabilitas Keuangan, September 2012

Penyediaan jasa keuangan dari sektor perbankan terhadap sektor swasta adalah berupa

penyaluran kredit. Penyaluran kredit ini penting bagi pertumbuhan ekonomi, yakni bila para

pengusaha atau investor mudah mendapatkan kredit, maka permintaan barang-barang

investasi akan meningkat, selain itu kredit juga bisa melancarkan konsumsi masyarakat,

sehingga berpengaruh kepada permintaan agregat, produksi dan kesempatan kerja yang juga

meningkat. Selain kredit perbankan, para pengusaha atau investor bisa mendapatkan

pembiayaan bagi usahanya melalui pasar saham. Penyediaan jasa keuangan dari pasar saham

ditunjukkan dengan besaran kapitalisasi pasar saham. Kredit perbankan dan kapitalisasi pasar

saham merupakan proksi perkembangan sektor keuangan dari segi ukuran, serta besaran

pendalaman keuangan yakni M2, proksi dari segi kedalaman, yang menggambarkan

penggunaan uang dalam perekonomian dan besarnya kegiatan lembaga keuangan maupun

pasar uang (Calderon dkk., 2002) yang juga menggambarkan besaran intermediasi sektor

keuangan dan ekspansi pembayaran dan fungsi tabungan (Lee, 2005).

Grafik 1.1. Variabel Perkembangan sektor keuangan

Page 5: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

Sumber : Olah Data, WDI

Argumen Demand Following

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak 2002 hingga 2012 mengalami peningkatan tiap

tahunnya sebagaimana terlihat dalam gambar berikut :

Grafik 1.2. Pertumbuhan Ekonomi 2002 - 2012

S

Pen

38.38%. P

Indonesia

terhadap a

keuangan

berkemban

masyaraka

Ber

permintaan

serta semak

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

%

tahun

Pertumbuhan KreditPerbankan

Pertumbuhan M2

PertumbuhanKapitalisasi PasarSaham

0

2

4

6

8

%

Pertumbuhan Ekonomi

umber : Olah Data, WDI

ingkatan pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu tersebut adalah sekitar

ergerakan pertumbuhan ekonomi ini menandakan bahwa pendapatan masyarakat

meningkat tiap tahunnya. Semakin sejahtera masyarakat, maka permintaan

set-aset keuangan pun akan semakin meningkat. Permintaan terhadap jasa

dipengaruhi oleh peningkatan perkembangan perekonomian, sehingga semakin

gnya sektor keuangan yang modern adalah respon terhadap permintaan dari

t dalam suatu perekonomian.

dasarkan hal ini, semakin cepat pertumbuhan ekonomi, maka akan semakin besar

dari sektor perusahaan terhadap pendanaan yang bersumber dari luar perusahaan,

in tingginya pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, dan ini berarti akan

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012Tahun

Page 6: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

semakin besar pula kebutuhan akan jasa perantara keuangan. Terjaganya stabilitas

perekonomian akan berpengaruh terhadap stabilitas sistem keuangan. Seperti terlihat pada

grafik 1.2, pertumbuhan variabel perkembangan sektor keuangan selama tahun 2002 hingga

2012 adalah M2 sebesar 212.% dan kredit perbankan sebesar 234.13%. Namun untuk

perkembangan kapitalisasi pasar saham sangat fluktuatif. Berdasar pada hal tersebut, maka

penelitian ini dibuat untuk melihat fakta empiris di Indonesia apakah mendukung argumen

supply leading atau demand following.

Perkembangan Sektor Keuangan

Biaya memperoleh informasi dan transaksi menciptakan insentif bagi pentingnya

keberadaan institusi dan pasar keuangan. Institusi dan pasar keuangan ini akan

meminimalkan masalah yang terjadi karena adanya biaya dalam transaksi dan informasi

melalui terciptanya beragam kontrak, pasar dan institusi. Fungsi untuk meminimalisir biaya

transaksi dan informasi, sistem keuangan menyediakan lima fungsi dasar yakni (a)

memfasilitasi perdagangan, lindung nilai, diversifikasi dan mengumpulkan resiko, (b)

mengalokasikan sumber daya, (c) memonitoring manajer dan mengawasi korporasi, (d)

memobilisasi simpanan/tabungan, dan (e) memfasilitasi pertukaran barang dan jasa. Kelima

fungsi dasar ini merupakan perkembangan sektor keuangan. (Levine, 1997)

Tiap fungsi keuangan yang telah disebutkan diatas akan mempengaruhi keputusan

menabung dan berinvestasi yang kemudian akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Setiap sistem keuangan biasanya menyediakan fungsi dan jasa khusus yang berpengaruh

terhadap mobilisasi tabungan, alokasi sumber daya dan pembangunan ekonomi.

Perkembangan sektor keuangan terjadi saat biaya transaksi, informasi serta pelaksanaan

mampu mengecil karena adanya instrumen keuangan, pasar keuangan dan intermediasi

keuangan yang berjalan baik. Kapanpun sistem keuangan melaksanakan tugasnya secara

lebih baik, perkembangan sektor keuangan pun meningkat. (Baghsiyaei, 2011). Efisiensi

sistem keuangan terlihat dari seberapa baik sistem keuangan menjalankan lima fungsi

utamanya dan perkembangan sektor keuangan mengacu kepada peningkatan efisiensi sistem

keuangan. (Estrada dkk., 2010).

Dalam laporan perkembangan sektor keuangan tahunan yang dibuat oleh forum

ekonomi dunia, dicantumkan indeks perkembangan sektor keuangan sebagai ukuran besaran

pengaruh sektor keuangan terhadap perekonomian. Ukuran kedalaman dan efisiensi

penyediaan jasa keuangan bergantung pada beberapa hal. Dalam indeks yang mengukur

perkembangan sektor keuangan ini beberapa aspek pembangunan dikategorikan menjadi 7

Page 7: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

pilar yang dimasukkan dalam tiga kategori besar, yakni : (1) Faktor, kebijakan, dan institusi;

merupakan ciri utama berjalannya sebuah pembangunan intermediasi, pasar, instrumen, dan

jasa keuangan. Aspek penting lingkungan institusional lainnya mencakup keterbukaan akun

kapital sebuah negara dan liberalisasi sektor keuangan domestik. Liberalisasi keuangan

umumnya meningkatkan kedalaman finansial, yang mentranslasikan menjadi intermediasi

keuangan yang lebih besar diantara penabung dan investor yang kemudian meningkatkan

monetisasi perekonomian, dan akhirnya membuat aliran sumber daya menjadi lebih efisien.

(2) Intermediasi keuangan; menyangkut keragaman, pendalaman, ukuran besaran , serta

efisiensi intermediasi dan pasar keuangan dalam menyediakan jasa keuangan. (3) Akses

keuangan; ada dan terjangkaunya akses bagi individu atau pengusaha terhadap segala bentuk

modal dan jasa keuangan (Worldbank, 2012). Indeks tersebut tergambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1. Indeks Pembangunan Sektor Keuangan

Sumber : World Economic Forum- 2012

Perbankan

Perbankan memegang peranan penting dalam sistem keuangan karena bisa mengatasi

masalah informasi asimetris dalam pasar kredit. Dengan peranan bank ini, peminjam tertentu

tidak akan mempunyai akses ke pasar kredit kecuali mereka meminjamnya dari perbankan.

Sepanjang tidak ada substitusi yang sempurna dari deposito retail perbankan dengan sumber

dana yang lain, saluran transmisi moneter melalui kredit perbankan bekerja sebagai berikut :

kebijakan moneter ekspansioner, yang meningkatkan cadangan dan deposito perbankan, akan

meningkatkan kuantitas pinjaman perbankan yang tersedia. Karena banyak peminjam

bergantung pada pinjaman perbankan dalam pembiayaan aktivitas mereka, peningkatan

pinjaman ini akan menyebabkan pengeluaran investasi (mungkin juga konsumsi) meningkat,

Page 8: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

yang kemudian berdampak secara positif terhadap pertumbuhan perekonomian. Implikasi

penting saluran kredit ini adalah bahwa kebijakan moneter akan mempunyai efek yang lebih

besar terhadap pengeluaran perusahaan kecil, yang biasanya bergantung pada pinjaman

perbankan, daripada perusahaan skala besar yang biasanya mendapatkan pendanaan

aktivitasnya secara langsung dari pasar saham dan obligasi disamping dari perbankan.

(Mishkin, 2001).

Sebagai ekonom pertama yang mempelajari hubungan antara bank dan pembangunan

ekonomi, Schumpeter (1934) menganggap bank adalah satu dari dua pemain kunci, sebagai

intermediasi yang akan, dalam sumbangsihnya terhadap pembangunan ekonomi, mentransfer

daya beli dari satu, atau sekelompok orang, kepada wirausahawan yang biasanya menjadi

debitur dalam sistem kapitalisme. Dia membedakan antara bank dan wirausahawan yang

menekankan pada pentingnya peranan mereka dalam pengembangan negara yang dibahasnya

dalam satu bab penuh berjudul Entrepreneurial Profit as Driving Forces. Pertama dan yang

paling esensial adalah intermediasi antara penyimpan dan peminjam, dimana wirausahawan

bekerja merealisasikan penemuan yang akan menjual dan menghasilkan tingkat

pengembalian sosial yang tinggi di pasar lokal ataupun global. Kedua, terfasilitasinya media

pembayaran dan transfer. Ketiga, peranan yang mungkin mampu menciptakan wirausahawan

dan menjaga keseluruhan perekonomian dengan cara mengeksploitasi aktivitas produktif

dengan berbagai cara. Pada fungsi ini, bank sanggup menjadi aktif dalam mengarahkan

sumber daya menuju penggunaannya yang lebih produktif ketimbang hanya menerbitkan

surat-surat berharga menuju negara dengan perjalanan pertumbuhan perekonomian yang

tidak terinterupsikan, atau terhindarnya penggunaan sumber daya yang berlebihan. (Dahduli,

2009)

Pasar Keuangan

Pasar keuangan merupakan pasar dimana dana dialihkan dari individu yang memiliki

dana berlebih kepada individu yang membutuhkan dana untuk pengembangan usahanya.

Pasar keuangan seperti pasar saham dan pasar obligasi adalah penting untuk mengalokasikan

dana untuk penggunaan yang paling produktif sehingga berpengaruh positif terhadap efisiensi

perekonomian yang lebih baik. Aktivitas di pasar keuangan juga berpengaruh secara langsung

terhadap kesejahteraan perseorangan, perilaku pengusaha dan konsumen, dan keseluruhan

performa perekonomian. (Mishkin, 2001)

Page 9: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

Pada pasar saham, saham merepresentasikan kepemilikan dalam sebuah korporasi.

Menerbitkan saham dan menjualnya kepada publik merupakan cara korporasi mendapatkan

dana untuk membiayai kegiatan mereka. Pasar saham juga faktor penting bagi keputusan

investasi usaha karena harga saham mempengaruhi jumlah dana yang bisa diraih dengan cara

menjual saham baru sehingga bisa mendapatkan banyak pembiayaan, yang juga berarti bisa

digunakan untuk melengkapi fasilitas produksi dan perlengkapan. Pada pasar obligasi,

obligasi merupakan surat berharga berbentuk hutang yang menjanjikan pembayaran kembali

secara periodik dalam jangka waktu tertentu. Pasar ini penting dalam aktivitas perekonomian

karena memudahkan korporasi atau pemerintah untuk meminjam dana dalam rangka

membiayai aktivitas usaha mereka. (Mishkin, 2001).

Pasar saham bisa mempengaruhi perekonomian melalui likuiditasnya. Banyak

pengerjaan proyek berskala besar membutuhkan modal jangka panjang. Investor biasanya

enggan melepaskan kontrol simpanan mereka dalam jangka yang terlampau lama. Maka dari

itu, tanpa pasar yang likuid atau perjanjian keuangan yang bisa meningkatkan likuiditas,

hanya sedikit investasi yang mampu mendukung proyek dengan pengembalian yang besar.

Pasar saham bisa meningkatkan likuiditasnya : penabung mempunyai aset yang likuid –

saham – sementara perusahaan bisa menggunakan modal secara permanen dengan

menerbitkan saham. Pasar saham yang likuid mampu mengurangi resiko dan biaya

berinvestasi dalam suatu proyek yang tidak membayar kembali dalam jangka panjang.

Dengan pasar saham yang likuid, investor awal tidak kehilangan akses mereka terhadap dana

selama investasi proyek berjalan karena mereka dapat menjual saham mereka secara cepat

dan murah. Sehingga, semakin likuid sebuah pasar saham, semakin mudah mendapatkan

pembiayaan investasi jangka panjang, dengan proyek yang lebih menguntungkan,

meningkatkan alokasi modal dan memelihara kesinambungan pertumbuhan ekonomi. (Levine

dkk., 1995)

Model Penelitian

Model penelitian dengan menggunakan metode VAR dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

ଵߙ��=ݐ + ∑ .ଵߚ ௧ ୀଵ + ∑ ܯ.ଵߛ 2௧ �+ ∑ ௧ܭ.�ଵߜ

+ ∑ ܭଵߠ ௧

+ ଵ௧ݑ�

ୀଵ

ܯ ଶߙ��=ݐ2 + ∑ .ଶߚ ௧ ୀଵ + ∑ ܯ.ଶߛ 2௧ �+ ∑ ௧ܭ.�ଶߜ

+ ∑ ܭଶߠ ௧

+ ଶ௧ݑ�

ୀଵ

ଷߙ��=ݐܭ + ∑ .ଷߚ ௧ ୀଵ + ∑ ܯ.ଷߛ 2௧ �+ ∑ ௧ܭ.�ଷߜ

+ ∑ ܭଷߠ ௧

+ ଷ௧ݑ�

ୀଵ

ܭ ସߙ��=ݐ + ∑ .ସߚ ௧ ୀଵ + ∑ ܯ.ସߛ 2௧ �+ ∑ ௧ܭ.�ସߜ

+ ∑ ܭସߠ ௧

+ ସ௧ݑ�

ୀଵ

Penjelasan

Page 10: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

Yt : Pertumbuhan PDB riil pada waktu-t

M2t : Pertumbuhan M2 pada waktu-t

Kt : Pertumbuhan Kredit Perbankan pada waktu-t

KPSt : Pertumbuhan Kapitalisasi Pasar Saham pada waktu-t

Metode Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan

kuantitatif. Analisis deskriptif didasarkan pada studi literatur melalui artikel, buku-buku dan

hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan pembangunan sektor keuangan. Sedangkan

untuk analisis kuantitatifnya digunakan model ekonometrika VAR (Vector Autoregression).

Hasil Uji Kausalitas Granger

Tabel 4.3. Hasil Uji Kausalitas Granger

Null Hypothesis: F-Statistic Prob.

M2 PDB 11.1934 0.0018

PDBM2 63.6921 1.E-09

K PDB 5.31602 0.0265

PDB K 34.5119 8.E-07

KPSPDB 5.0E-05 0.9944

PDBKPS 0.09244 0.7627

Sumber : Hasil Olah Data

Hasil dari uji kausalitas ini menjelaskan bahwa terdapat hubungan dua arah yakni antara

pertumbuhan M2 dengan pertumbuhan ekonomi, juga pertumbuhan kredit perbankan dengan

pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dengan nilai probabilitas dari F-statistik yang berada

dibawah 0.05. Sedangkan untuk pertumbuhan kapitalisasi pasar saham tidak ada hubungan

kausalitas dengan pertumbuhan ekonomi.

Page 11: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

Analisis Impulse Response

Tabel berikut ini merangkum nilai dari impulse response untuk periode awal dan

keseluruhan periode juga argumen untuk hubungan antar tiap dua variabel :

Tabel 4.5. Hasil Impulse Response Function dan Argumen

Null Hypothesis: 1 periode 10 periode Interpretasi

M2 PDB 0 -0.283045 Supply leading

PDBM2 0.030543 1.218.163 Demand following

K PDB 0 -0.253027 Supply leading

PDB K 0.034704 0.488106 Demand following

KPSPDB 0 -0.083611 -

PDBKPS 0.136669 1.432.092 -

Adapun hasil / gambar dari fungsi impulse response dari persamaan VAR dalam penelitian

ini (tabel 4.3) yang mencerminkan respon satu variabel terhadap variabel lainnya dalam

persamaan VAR adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1. Impulse Response

Sumber : Hasil olah data

Guncangan pada pertumbuhan M2 sebesar 1 standar deviasi direspon secara negatif.

Penjelasan mengapa pertumbuhan ekonomi merespon secara negatif terhadap guncangan

pertumbuhan M2 adalah peningkatan uang beredar yang berlebihan dapat mendorong

peningkatan harga melebihi tingkat yang diharapkan sehingga dalam jangka panjang justru

dapat membahayakan perekonomian.

-2

-1

0

1

2

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of PDB to PDB

-2

-1

0

1

2

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of PDB to M2

-2

-1

0

1

2

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of PDB to K

-2

-1

0

1

2

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of PDB to KPS

-1

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of M2 to PDB

-1

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of M2 to M2

-1

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of M2 to K

-1

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of M2 to KPS

-2

-1

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of K to PDB

-2

-1

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of K to M2

-2

-1

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of K to K

-2

-1

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of K to KPS

-1

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of KPS to PDB

-1

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of KPS to M2

-1

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of KPS to K

-1

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of KPS to KPS

Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.

Page 12: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

Paradigma lama yang menyatakan bahwa Bank Indonesia dapat langsung

mengendalikan uang primer dan selanjutnya dengan asumsi angka pengganda uang cukup

stabil sehingga dapat mengendalikan M1 serta M2, dan kemudian dengan anggapan velositas

pendapatan relatif stabil melalui pengendalian M1 dan M2, Bank Indonesia dapat

mempengaruhi PDB nominal atau permintaan agregat sudah tidak bisa lagi dipertahankan.

(Boediono, 1998). Pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia memang dapat mengontrol uang

primer, namun ukuran jumlah uang beredar lainnya menyesuaikan diri terhadap perubahan

tingkat suku bunga, sehingga nilai stok uang bukan merupakan faktor yang lebih penting

dalam menjelaskan kinerja perekonomian bila dibandingkan dengan kapasitas keuangan

dalam perekonomian yang didefinisikan sebagai volume kredit yang bersedia ditawarkan oleh

penabung kepada peminjam (Freixas dkk., 2008).

Respon pertumbuhan ekonomi terhadap guncangan pertumbuhan M2 menjadi positif

mulai kuartal ke-3. Adanya peningkatan pada pertumbuhan M2 ini menunjukkan perluasan

fungsi pembayaran dan simpanan, sehingga ada lebih banyak lagi ketersediaan sumber daya

untuk dijadikan investasi yang kemudian akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi.

Ketika terjadi guncangan pada pertumbuhan kredit perbankan direspon oleh

pertumbuhan ekonomi secara negatif, namun setelah periode ke-4 guncangannya direspon

secara positif hingga akhirnya mencapai titik keseimbangan. Guncangan pada pertumbuhan

kredit perbankan direspon secara negatif oleh pertumbuhan ekonomi, rasionalisasinya adalah

karena sebagian besar bersifat kredit konsumtif sedangkan pertumbuhan kredit investasi

masih relatif lambat. Pertumbuhan kredit yang berlebihan dapat mengancam kestabilan

ekonomi makro, khususnya pada peningkatan kredit konsumsi yang dapat memicu

pertumbuhan permintaan aggregat diatas output potensial yang mengakibatkan perekonomian

memanas. Pada gilirannya akan berdampak kepada peningkatan inflasi.

Selama periode ekspansi institusi perbankan cenderung memiliki ekspektasi yang

terlalu optimis pada kemampuan membayar nasabah dan kurang berhati-hati dalam

memberikan kredit kepada golongan beresiko tinggi kemudian terjadi penumpukan pinjaman

yang berpotensi menjadi pinjaman dengan kualitas yang buruk pada periode ekonomi

kontraksi. Otoritas kebijakan harus mampu mengidentifikasi kapankah pertumbuhan kredit

sudah dianggap berpotensi menimbulkan risiko bagi kestabilan sistem keuangan dan

kestabilan makro dan membuat rancangan kebijakan makroprudensial untuk mengantisipasi

risiko dari pertumbuhan kredit yang berlebihan. Menjaga stabilitas sistem keuangan

khususnya perbankan dalam konteks ini tidak hanya memastikan bahwa sektor perbankan

Page 13: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

baik secara keseluruhan maupun individual memiliki solvency yang cukup pada saat

disstress, tetapi juga memiliki modal yang cukup untuk menjaga aliran kredit dalam

perekonomian (Diah dkk., 2012).

Sejalan dengan tingginya pertumbuhan kredit, perbankan akan menghadapi nilai

kredit macet yang juga meningkat sehingga untuk mengantisipasi potensi peningkatan

tekanan resiko kredit seperti ini perbankan perlu menaikkan pencadangan kerugian kredit

(KSK, 2011).

Guncangan pada pertumbuhan kapitalisasi pasar saham sebesar 1 standar deviasi

direspon positif oleh pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pasar modal yang likuid,

penabung dapat memegang aset-saham, obligasi, atau deposito- yang bisa dengan segera dan

mudah dijual jika mereka membutuhkan uangnya kembali. Secara simultan, pasar modal

mentransformasi instrumen keuangan yang likuid ini menjadi investasi jangka panjang pada

proses produksi yang tidak likuid, hal ini menandakan bahwa pasar modal menjalankan

fungsinya mengurangi resiko likuiditas. Disamping mengurangi resiko likuiditas, sistem

keuangan juga mengurangi resiko yang berhubungan dengan proyek, perusahaan, industri,

wilayah, negara. Bank, mutual funds, dan pasar saham menyediakan media untuk

perdagangan, pooling, dan diversifikasi resiko. Kemampuan sistem keuangan menyediakan

jasa diversifikasi resiko dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi jangka panjang dengan

mengubah alokasi sumber daya dan tingkat simpanan. Intuisi sederhananya adalah karena

penabung tidak menyukai resiko, sedangkan proyek dengan tingkat pengembalian yang tinggi

memiliki resiko yang lebih tinggi daripada proyek dengan tingkat pengembalian yang rendah,

maka pasar keuangan yang dapat memudahkan diversifikasi resiko akan menstimulasi

pergeseran portfolio menuju proyek dengan ekspektasi tingkat pengembalian yang tinggi

(Levine, 1997)

Mulai dari periode ke-3, respon pertumbuhan ekonomi terhadap guncangan

pertumbuhan kapitalisasi pasar saham adalah negatif. Dua wajah pasar modal yakni fungsi

ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi yakni penyediaan fasilitas yang

menjembatani pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak yang memiliki

kebutuhan akan dana, dimana investor akan mendapat imbalan dalam mengivestasikan

dananya berupa dividen, dan perusahaan dapat menggunakan dana tersebut untuk

kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari kegiatan operasi

perusahaan. Berjalannya fungsi ini mampu menopang peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Fungsi keuangan dari pasar modal adalah kesempatan dan kemungkinan diperolehnya

imbalan bagi investor sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (Unpad, 2006).

Page 14: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

Kemungkinan penjelasan mengapa kontribusi pasar saham terhadap perekonomian bersifat

negatif adalah besarnya fungsi keuangan yang didapat dari pasar modal.

Menurut Stiglitz (1994) likuiditas pasar saham tidak akan meningkatkan insentif

untuk mendapatkan informasi tentang perusahaan atau mendesak diberlakukannya tata kelola

perusahaan. Hal ini menyebabkan tidak dapat berjalannya salah satu fungsi dari lima fungsi

dasar sektor keuangan sehingga perkembangan sektor keuangan tidak berjalan dan tidak akan

mampu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Analisis Shleifer dan Summers (1998)

dan Morck, Sheleifer dan Vishny (1990a, 1990b) menyatakan bahwa perkembangan pasar

saham dapat membahayakan perekonomian dengan memudahkan pengambilalihan korporasi

secara tidak produktif (Levine, 1997).

Guncangan pada pertumbuhan ekonomi sebesar 1 standar deviasi direspon secara

positif pada 2 periode awal. Penjelasan mengapa pertumbuhan M2 merespon secara negatif

terhadap guncangan pertumbuhan ekonomi adalah sesuai dengan teori portfolio dari teori

permintaan uang, dimana masyarakat memegang uang sebagai bagian dari portfolio aset

optimal mereka karena alternatif aset lainnya yakni saham dan obligasi cenderung

berfluktuatif harganya sehingga return nya pun cenderung sering berubah sedangkan uang

menawarkan return yang cenderung aman. Teori portfolio ini memprediksi bahwa

permintaan uang bergantung pada risiko dan return yang ditawarkan oleh uang dan beragam

aset yang bisa dipegang rumah tangga selain uang. Sebagai tambahannya, permintaan uang

bergantung pada total kekayaan karena kekayaan mengukur berapa banyak portfolio yang

dialokasikan antara uang dan aset alternatif. Sehingga permintaan uang meningkat karena

pendapatan yang meningkat yang dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang meningkat, dan

untuk mencapai keseimbangan suku bunga, peningkatan ini akan direspon oleh pergerakan

penawaran uang (Mankiw, 2009).

Ketika terjadi guncangan pada pertumbuhan ekonomi direspon oleh pertumbuhan

kredit perbankan secara positif, namun setelah periode ke-3 guncangannya direspon secara

negatif hingga pada periode ke-5 positif kembali dan akhirnya mencapai titik keseimbangan.

Guncangan pada pertumbuhan ekonomi direspon secara negatif oleh pertumbuhan kredit

perbankan, rasionalisasinya adalah karena ketahanan perbankan dalam menghadapi tekanan

domestik akan berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan risiko kredit

perbankan Apalagi bila kondisi permodalan perbankan tidak dijaga sesuai dengan aturan

yang ada. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang berkesimpulan bahwa

pertumbuhan ekonomi diperkirakan berpengaruh signifikan terhadap risiko kredit perbankan.

Page 15: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

Hasil simulasi kenaikan harga BBM sebesar Rp. 1500 akan berdampak pada kenaikan risiko

kredit yang ditunjukkan dengan naiknya NPL sebesar 0.25% (KSK, 2012).

Guncangan pada pertumbuhan ekonomi sebesar 1 standar deviasi direspon positif oleh

pertumbuhan kapitalisasi pasar saham. Investor sangat sensitif terhadap keadaan

perekonomian suatu negara dalam pengambilan keputusannya berinvestasi di pasar modal.

Jikalau keadaan perekonomian suatu negara dalam kondisi yang baik, investor berani

menginvestasikan dananya pada negara tersebut.

Analisis Variance Decomposition

Berikut ini merupakan hasil dari variance decomposition dari model VAR dalam

penelitian :

Tabel 4.6. Variance Decomposition of PDB

Period S.E. PDB M2 K KPS

1 1.989134 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000

2 2.423978 91.85982 6.755213 0.735889 0.649076

3 2.447674 90.41464 7.979071 0.790744 0.815543

4 2.482381 90.06229 8.219862 0.775141 0.942711

5 2.483784 89.96659 8.314613 0.774399 0.944400

6 2.485534 89.96383 8.314520 0.774202 0.947443

7 2.485756 89.95075 8.318043 0.774258 0.956949

8 2.485825 89.94795 8.317901 0.774467 0.959687

9 2.485882 89.94595 8.319264 0.774455 0.960331

10 2.485896 89.94542 8.319270 0.774466 0.960845

Cholesky Ordering: PDB M2 K KPS

Sumber : Hasil Olah Data

Kontribusi pertumbuhan M2 terhadap variabilitas pertumbuhan ekonomi berkisar antara 0%

hingga 8.32%, dan kemampuan pertumbuhan M2 menjelaskan pertumbuhan ekonomi

cenderung konstan, dan pada periode pertama pergerakan pertumbuhan ekonomi tidak dapat

dijelaskan oleh pertumbuhan M2. Pertumbuhan M2 adalah yang paling efektif dalam

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi bila dibandingkan dengan pertumbuhan kredit

perbankan dan pertumbuhan kapitalisasi pasar saham. Kontribusi pertumbuhan kredit

perbankan terhadap variabilitas pertumbuhan ekonomi adalah antara 0% hingga 0.77%. Dari

tabel diatas, dapat dilihat bahwa kontribusi pertumbuhan kredit perbankan cenderung konstan

Page 16: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

terhadap pertumbuhan ekonomi dan lebih kecil jika dibandingkan dengan kontribusi dari M2

dan KPS terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada kolom M2 dijelaskan bahwa kontribusi

pertumbuhan kapitalisasi pasar saham terhadap variabilitas pertumbuhan ekonomi berkisar

antara 0% hingga 0.96%, pada periode pertama pergerakan pertumbuhan ekonomi tidak dapat

dijelaskan oleh pertumbuhan kapitalisasi pasar saham, dan kemampuan pertumbuhan

kapitalisasi pasar saham dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi juga semakin meningkat

walaupun cenderung kecil peningkatannya. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan kapitalisasi

pasar saham dalam jangka panjang belum cukup efektif dalam mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi. Pasar saham merupakan alternatif sumber pembiayaan disamping perbankan

sehingga diperlukan adanya upaya untuk memperluas peranan pasar saham ini.

Berikut ini ditampilkan tabel hasil variance decomposition dimana M2 ditempatkan

sebagai variabel dependen, sebagaimana ditunjukkan pada kolom PDB, kontribusi

pertumbuhan ekonomi terhadap pertumbuhan M2 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7. Variance Decomposition of M2

Period S.E. PDB M2 K KPS

1 1.989134 0.066218 99.93378 0.000000 0.000000

2 2.423978 54.23124 45.18482 0.455419 0.128516

3 2.447674 52.30104 45.31381 0.460560 1.924588

4 2.482381 52.75131 44.41520 0.513023 2.320462

5 2.483784 52.73086 44.40967 0.508915 2.350555

6 2.485534 52.75691 44.32331 0.509102 2.410680

7 2.485756 52.73659 44.29956 0.512846 2.451006

8 2.485825 52.72480 44.29956 0.514114 2.461531

9 2.485882 52.72354 44.29660 0.514360 2.465498

10 2.485896 52.72209 44.29530 0.514583 2.468024

Cholesky Ordering: PDB M2 K KPS

Pada kolom PDB dijelaskan bahwa kontribusi pertumbuhan ekonomi terhadap variabilitas

pertumbuhan M2 berkisar antara 0.066% hingga 52.72%, pada periode pertama pergerakan

pertumbuhan M2 dijelaskan oleh pertumbuhan ekonomi sebesar 0.066%, dan kemampuan

pertumbuhan ekonomi dalam menjelaskan pertumbuhan M2 cenderung konstan.

Kontribusi Ekonomi Terhadap Pertumbuhan K :

Page 17: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

Berikut ini ditampilkan tabel hasil variance decomposition dimana K (Pertumbuhan Kredit

perbankan) ditempatkan sebagai variabel dependen, sebagaimana ditunjukkan pada kolom

PDB, kontribusi pertumbuhan ekonomi terhadap pertumbuhan kredit perbankan adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.8. Variance Decomposition of K

Period S.E. PDB M2 K KPS

1 1.989134 0.061416 1.683802 98.25478 0.000000

2 2.423978 28.26534 10.82803 53.43539 7.471235

3 2.447674 31.17880 18.91556 36.04118 13.86447

4 2.482381 31.14906 18.12618 34.52091 16.20385

5 2.483784 31.42584 18.12404 33.53150 16.91862

6 2.485534 31.26003 17.96256 33.19946 17.57794

7 2.485756 31.11788 17.91051 33.06429 17.90732

8 2.485825 31.07112 17.93252 32.97993 18.01644

9 2.485882 31.06281 17.93733 32.93583 18.06403

10 2.485896 31.05291 17.93747 32.91995 18.08967

Cholesky Ordering: PDB M2 K KPS

Sumber : Hasil Olah Data

Pada kolom PDB terlihat bahwa kontribusi pertumbuhan ekonomi terhadap variabilitas

pertumbuhan kredit berkisar antara 0.061% hingga 31.05%, pada periode pertama

pergerakan pertumbuhan kredit dijelaskan oleh pertumbuhan ekonomi sebesar 0.061%,

dan kemampuan pertumbuhan ekonomi dalam menjelaskan pertumbuhan kredit cenderung

konstan.

Kontribusi Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Kapitalisasi Pasar Saham :

Hasil variance decomposition dimana pertumbuhan kapitalisasi pasar saham

ditempatkan sebagai variabel dependen, sebagaimana ditunjukkan pada kolom PDB,

kontribusi pertumbuhan ekonomi terhadap pertumbuhan kapitalisasi pasar saham adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.9. Variance Decomposition of KPS

Page 18: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

Period S.E. PDB M2 K KPS

1 1.989134 0.703804 9.97E-05 1.066624 98.22947

2 2.423978 2.017943 1.075648 0.705291 96.20112

3 2.447674 2.823808 2.423638 0.790992 93.96156

4 2.482381 3.578514 3.530181 0.917893 91.97341

5 2.483784 4.051054 4.159642 1.010656 90.77865

6 2.485534 4.274213 4.484284 1.068621 90.17288

7 2.485756 4.385483 4.654341 1.100211 89.85997

8 2.485825 4.442584 4.738581 1.116019 89.70282

9 2.485882 4.469110 4.777614 1.123686 89.62959

10 2.485896 4.480897 4.795450 1.127296 89.59636

Cholesky Ordering: PDB M2 K KPS

Pada kolom PDB terlihat bahwa kontribusi pertumbuhan ekonomi terhadap variabilitas

pertumbuhan kapitalisasi pasar saham berkisar antara 0.061% hingga 4.48%, pada periode

pertama pergerakan pertumbuhan kapitalisasi pasar saham dijelaskan oleh pertumbuhan

ekonomi sebesar 0.061%, dan kemampuan pertumbuhan ekonomi dalam menjelaskan

pertumbuhan kapitalisasi pasar saham cenderung kecil.

Kesimpulan

Penelitian ini berusaha melihat hubungan antara perkembangan sektor keuangan yang

diproksikan oleh pertumbuhan M2, pertumbuhan kredit perbankan, serta pertumbuhan

kapitalisasi pasar saham dengan pertumbuhan PDB riil yang digunakan sebagai ukuran

pertumbuhan ekonomi, melihat apakah keadaan perkembangan sektor keuangan serta

pertumbuhan ekonomi di Indonesia mendukung argumen supply leading atau demand

following.

1. Berdasarkan hasil uji granger causality didapatkan kesimpulan bahwa pertumbuhan M2

memiliki hubungan kausalitas dua arah dengan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan

kredit memiliki hubungan kausalitas dua arah dengan pertumbuhan ekonomi, sedangkan

untuk pertumbuhan kapitalisasi pasar saham dan pertumbuhan ekonomi tidak terdapat

hubungan kausalitas antara keduanya. Dari hasil uji ini dapat ditarik kesimpulan bahwa

argumen supply leading dan demand following dipenuhi oleh hubungan antara

pertumbuhan M2 dan pertumbuhan kredit perbankan dengan pertumbuhan ekonomi,

sedangkan untuk petumbuhan kapitalisasi pasar saham dengan pertumbuhan ekonomi

tidak mendukung salah satu argumen.

Page 19: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

2. Berdasarkan hasil impulse response didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

a. Guncangan pada pertumbuhan M2 sebesar 1 standar deviasi direspon secara negatif

oleh pertumbuhan pada 2 periode awal karena peningkatan uang beredar yang

berlebihan dapat mendorong peningkatan harga melebihi tingkat yang diharapkan

sehingga dalam jangka panjang justru dapat membahayakan perekonomian. Respon

pertumbuhan ekonomi terhadap guncangan pertumbuhan M2 menjadi positif mulai

kuartal ke-3 dimana adanya peningkatan pada pertumbuhan ini menunjukkan

perluasan fungsi pembayaran dan simpanan, sehingga ada lebih banyak lagi

ketersediaan sumber daya untuk dijadikan investasi yang kemudian akan berdampak

kepada pertumbuhan ekonomi. Untuk sebaliknya, guncangan pada pertumbuhan

ekonomi direspon oleh positif pertumbuhan M2 karena membaiknya perekonomian

membuat masyarakat melakukan banyak transaksi yang membutuhkan uang sehingga

permintaan uang meningkat yang kemudian akan diimbangi oleh peningkatan

penawaran uang agar keseimbangan suku bunga bisa terjaga. Respon pertumbuhan

M2 terhadap guncangan pada pertumbuhan ekonomi lebih besar dibandingkan dengan

respon pertumbuhan ekonomi pada guncangan pertumbuhan M2, sehingga dapat

ditarik kesimpulan bahwa argumen demand following terpenuhi.

b. Ketika terjadi guncangan pada pertumbuhan kredit perbankan direspon oleh

pertumbuhan ekonomi secara negatif, namun setelah periode ke-4 guncangannya

direspon secara positif hingga akhirnya mencapai titik keseimbangan. Guncangan

pada pertumbuhan kredit perbankan direspon secara negatif oleh pertumbuhan

ekonomi, rasionalisasinya adalah karena sebagian besar bersifat kredit konsumtif

sedangkan pertumbuhan kredit investasi masih relatif lambat (Diah dkk., 2012).

Untuk sebaliknya, guncangan pertumbuhan ekonomi direspon secara positif terhadap

pertumbuhan kredit perbankan. Fluktuasi tingkat suku bunga yang berpengaruh

terhadap permintaan kredit perbankan mengikuti perkembangan perekonomian.

Respon pertumbuhan ekonomi terhadap guncangan pada pertumbuhan kredit

perbankan berlangsung lebih panjang dan juga lebih besar bila dibandingkan respon

pertumbuhan kredit perbankan terhadap guncangan pada pertumbuhan ekonomi,

sehingga argumen supply leading terpenuhi.

c. Guncangan pada pertumbuhan kapitalisasi pasar saham sebesar 1 standar deviasi

direspon positif oleh pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pasar modal yang likuid,

Page 20: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

penabung dapat memegang aset-saham, obligasi, atau deposito- yang bisa dengan

segera dan mudah dijual jika mereka membutuhkan uangnya kembali (Levine, 1997).

Mulai dari periode ke-3, respon pertumbuhan ekonomi terhadap guncangan

pertumbuhan kapitalisasi pasar saham adalah negatif. Untuk sebaliknya, respon

pertumbuhan kapitalisasi pasar saham terhadap guncangan pada pertumbuhan

ekonomi adalah positif serta lebih lama dan lebih besar daripada respon pertumbuhan

ekonomi terhadap guncangan pada kapitalisasi pasar saham, sehingga argumen

demand following terpenuhi.

3. Berdasarkan hasil variance decomposition didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

a. Kontribusi pertumbuhan M2 terhadap variabilitas pertumbuhan ekonomi berkisar

antara 0% hingga 8.32%, dan pertumbuhan M2 mampu menjelaskan variabilitas

pertumbuhan ekonomi lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan kredit dan

pertumbuhan kapitalisasi saham. Sedangkan untuk variabilitas pertumbuhan M2

dijelaskan oleh pertumbuhan ekonomi sebesar 0.067% hingga 52%, hal ini

menguatkan hasil impulse response dimana pertumbuhan ekonomi lebih mampu

menjelaskan variabilitas pertumbuhan M2 dibandingkan sebaliknya.

b. Pada periode pertama pergerakan pertumbuhan ekonomi tidak dapat dijelaskan oleh

pertumbuhan kredit perbankan, kontribusi pertumbuhan kredit perbankan terhadap

variabilitas pertumbuhan ekonomi adalah antara 0% hingga 0.77%. Untuk variabilitas

pertumbuhan kredit perbankan dijelaskan oleh pertumbuhan ekonomi sebesar 0.061%

hingga 31.05%, angka ini lebih besar bila dibandingkan dengan kontribusi

pertumbuhan kredit perbankan terhadap variabilitas pertumbuhan ekonomi.

c. Kontribusi pertumbuhan kapitalisasi pasar saham terhadap variabilitas pertumbuhan

ekonomi berkisar antara 0% hingga 0.96%. Untuk variabilitas pertumbuhan

kapitalisasi pasar saham dapat dijelaskan oleh pertumbuhan ekonomi sebesar 0.7%

hingga 4.48%. Kedua variabel ini menunjukkan angka yang paling kecil dalam

menjelaskan sehingga hasil ini mendukung uji granger causality.

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

Abu Bader, Sulaeman & Abu Qarn, Aamer S. Financial Development And Economic Growth

: Time Series Evidence From Egypt. Monaster Center For economic Research. Ben-Gurion

University of The Negev, Israel

BI. 2010. Krisis Global dan Penyelamatan Sistem Perbankan Indonesia.

Buletin Ekonomi, Moneter Dan Perbankan. Oktober 2011

Burton, Maureen and Lombra, Ray. 2006. The Financial System and The Economy :

Principles of Money and Banking. Thomson South – Western

Calderón, César & Liu, Lin. 2002. The Direction Of Causality Between Financial

Development And Economic Growth. Central Bank Of Chile Working Papers

Emmanuel, Aka Brou. Financial Development And Growth: Theory And Time Series

Evidence From 26 Countries

Enders, Walter. Applied Econometric Time Series. Iowa State University. Fifth Edition

Estrada, G., Park, D., & Ramayandi, A. 2010. ADB Economics Working Paper Series

Financial Development and Economic Growth in Developing Asia, (233).

Firmanzah. 2012. Pasar Modal dan Sektor Riil Ekonomi. www.sccfugm.com.

Froyen, Richard T. 2009. Macroeconomics Theories And Policies. Prentice Hall.

Greene, William H. 2002. Econometric Analysis. Prentice Hall.

Greenwood, Jeremy and Jovanovic, Boyan. 1990. Financial Development, Growth, and the

Distribution of Income. Author(s): Reviewed work(s):Source: Journal of Political

Economy, Vol. 98, No. 5, Part 1 (Oct., 1990), pp. 1076-1107

Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics, 4th ed. Mc Graw Hill.

Page 22: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

Hendrik Van Den Berg. 2001. Economic Growth And Development. McGraw-Hill

International Edition, Economic Series.

Inggrid. 2005. Sektor Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia : Pendekatan

Kausalitas dalam Multivariate VECM.

King, Robert G. & Levine, Ross. 1993. Schumpeter May Be Right. The Quarterly Journal of

Economics, Vol. 108, No. 3 pp. 717-737. Oxford University Press.

Kompas . “Infrastruktur Disorot” : edisi Rabu 16 Januari 2013.

Laporan Perekonomian Indonesia BI. 2006.

Laporan Perekonomian Indonesia BI. 2007.

Levine, Ross. 1997. Economic Development and Financial and Agenda Growth : Views,

35(2), 688–726.

Levine, Ross; Loayza, N. and Beck, T. 2000. ―Financial Intermediation and Growth:

Causality and Causes‖. Journal of Monetary Economics, 46, 31–77.

Lee, Jennifer. 2005. Financial Intermediation and Economic Growth Evidence from Canada.

Presented at the Eastern Economics Association. New York

Mankiw, Gregory. 2010. Macroeconomics, 7th Ed. Worth Publishers.

Maddala, G. S. 1992. Introduction to Econometrics, 2nd ed. Macmillan Publishing Company

Meily Ika Permata, Ibrahim Hidayah, & Dhini Ari. 2011. Apakah Perkembangan Finansial

Meredam Atau Memperbesar Dampak Suatu Kejutan?

Mishkin, Frederic S. 2001. The Economics, Money, Banking, And Financial Markets, 6th ed.

Addison Wesley

Mishkin, Frederic S. 2011. The Economics of Money, Banking, And Financial Markets,

Alternate Edition. Addison Wesley. hal. 37-38.

Page 23: Nama : Ayu Swaningrum NPM : 120120110043 ABSTRAKpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/Hubungan... · dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak ada hubungan kausalitas antara

Nikolaos Dritsakis, Antonios Adamopoulos. 2000. Financial Development And Economic

Growth In Greece: An Empirical Investigation With Granger Causality Analysis.

Pradhan, Rudra Prakash. 2009. The Nexus Between Financial Development And Economic

Growth In India: Evidence From Multivariate Var Model. International Journal Of

Research And Reviews In Applied Sciences.

Prof. DR. Anwar Nasution. 2003. Masalah-Masalah Sistem Keuangan Dan Perbankan

Indonesia. Stabilitas Sistem Keuangan : Urgensi, Implikasi Hukum, Dan Agenda

Kedepan.

R. L. Thomas. 1997. Modern Econometrics : An Introduction. Addison Wesley.

Shan, Jordan & Qi Jianhong. 2006. Does Financial Development ‘Lead’ Economic Growth?

The Case Of China. Annals Of Economics And Finance 1, 197–216.

Shaw, E. S., & Gurley, J. G. 1955. The American Economic. American Economic

Association, 45(4), 515–538.

Seldavuranok. 2009. Financial Development And Economic Growth: A Cointegration

Approach

Worldbank. 2012. The Financial Development Report 2012.

Warsono. 2008. Kontribusi Pasar Modal Terhadap Perekonomian Indonesia. Usahawan No.

04 Th XXXVII 2008 - 5

Yanique Carby, Roland Craigwell, Allan Wright, Anthony Wood. 2012. Finance And Growth

Causality: A Test Of The Patrick’s Stage-Of-Development Hypothesis. International

Journal Of Business And Social Science. Vol. 3 No. 21