BAB IPENDAHULUAN
Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu
bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan
bayi. Hal ini merupakan suatu fenomena yang mempunyai pengaruh
besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan.(Sitti Saleha,
2009)
WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari
585.000 meninggal saat hamil atau bersalin. Kematian ibu disebabkan
oleh perdarahan, tekanan darah tingggi saat hamil, infeksi,
persalinan macet, keguguran, dll.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara
negara ASEAN lainnya, berbagai faktor yang terkait dengan resiko
terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan dan cara
pencegahannya telah diketahui namun demikian jumlah AKI dan AKB
masih tetap tinggi.(Depkes RI, 2001)Hasil Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 lalu AKI di Indonesia
tercatat sebesar 247/100.0000 kelahiran hidup dan hasil survey
sementara tahun 2012 menunjukan bahwa AKI menurun menjadi 40
kematian per 100.000 kelahira hidup sedangkan Angka Kematian Bayi
(AKB) menurun mencapai 34/1000 kelahiran hidup dari 35/1000
kelahiran hidup.SDKI, 2007()
Angka Kematian ibu dan angka kematian bayi merupakan indicator
dalam menilai keberhasilan pelayanan kesehatan pada suatu negara.
Hasil sementara Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 menunjukan bahwa AKI menurun menjadi 40 kematian per 100.000
kelahiran hidup sedangkan AKB menurun menjadi 32 kematian per 1.000
kelahiran hidup.(SDKI, 2012)
Kematian ibu (maternal death) menurut WHO adalah kematian selama
hamil atau dalam periode 42 hari setelah bersalin, akibat semua
sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penangannanya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakan atau cedera.
Penyebab kematian ibu diklasifikasikan sebagai langsung dan tidak
langsung. Penyebablangsung adalah berhubungan dengan komplikasi
obstetric selama masa kehamilan, persalinan dan masa nifas. Seperti
perdarahan, eklamsia, sepsis, infeksi (Ketuban Pecah Dini), gagal
paru. Dan penyebab tidak langsung adalah akibat oleh penyakit yang
telah diderita ibu, atau penyakit yang timbul selama kehamilan dan
tidak ada kaitannya dengan penyebab langsung obtetrik, tapi
penyakit tersebut diperberat oleh fisiologik kehamilan.
(http://majalahkesehatan.com/5-pennyebab-utama-kematian-ibu-di-indonesia/)
Wamenkes menjelaskan makna Midwives Save Lives bahwa bidan
berperan penting menjaga kelangsungan hidup ibu dan anak, terutama
di daerah pedesaan. Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan
memiliki posisi penting dan strategis dalam penurunan AKI dan AKB,
memberikan pelayanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus
pada aspek pencegahan melalui pendidikan kesehatan dan konseling,
promosi kesehatan, pertolongan persalinan normal dengan
berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan perempuan serta melakukan
deteksi dini pada kasus-kasus rujukan.
Kemenkes menghimbau bidan tetap semangat melayani dan
menyelamatkan kehidupan ibu dan bayi, memberikan pelayanan
kebidanan secara professional melalui peningkatan kemampuan
analitik dan sesuai standar profesi. Sedangkan untuk IBI lakukan
pembinaan anggota untuk implementasi standar profesi, peningkatan
kompetensi, dan bersinergi dengan pemerintah dalam akselerasi
penurunan AKI dan AKB untuk bersama-sama wujudkan program MDGs
2015.
Pelayanan bermutu atau berkualitas sering dikaitkan dengan
biaya. Rosemary E. Cross mengatakan bahwa secara umum pemikiran
tentang kualitas sering dihubungkan dengan kelayakan, kemewahan,
kecantikan, nilai uang, kebebasan dari rasa sakitdan
ketidaknyamanan, usia harapan hidup yang panjang, rasa hormat,
kebaikan. Pelayanan kesehatan adalah Setiap upaya yang di
selenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan,
keluarga, kelompok maupun masyarakat.Semakin tinggi tingkat
pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan untuk
mempertahankan kualitas hidup, maka customer akan semakin kritis
dalam menerima produk jasa, termasuk jasa pelayanan kebidanan, oleh
karena itu peningkatan mutu kinerja setiap bidan perlu dilakukan
terus menerus. Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang bermutu banyak upaya yang dapat dilaksanakan.Upaya tersebut
jika dilaksanakan secara terarah dan terencana ,dalam ilmu
administrasi kesehatan dikenal dengan nama program menjaga mutu
pelayanan kesehatan (Quality Assurance Program). Sekalipun aspek
kepuasan tersebut telah dibatasi hanya yang sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk yang menjadi sasaran utama pelayanan
kesehatan , namun karena ruang lingkup kepuasan memang bersifat
sangat luas, menyebabkan upaya untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bermutu tidaklah semudah yang diperkirakan. 1.1
Ruang LingkupRuang lingkup dalam penelitian ini adalah mutu
pelayanan kebidanan di BPS Bd.Y.
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan UmumMampu mengetahui bagaimana mutu pelayanan
kebidanan di BPS Bd.Y.1.2.2. Tujuan Khusus
Mengetahui bagaimana mutu pelayanan kebidanan di BPS Bd.Y.1.3
Manfaat
1.4.1. Manfaat Bagi Penyusun
Memperoleh pengalaman secara nyata dan menambah pengetahuan
dalam melaksanakan mutu pelayanan kebidanan untuk meningkatkan
kualitas asuhan kebidanan.1.4.2. Manfaat Bagi BPS Bd.Y
Diharapkan dapat mencapai mutu pelayanan kebidanan yang telah
diterapkan. 1.4.3. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tolak ukur atau evaluasi mahasiswa serta dapat dijadikan
sebagai bahan rujukan materi dan informasi untuk pendidikan dalam
meningkatkan pengetahuan mengenai peningkatan mutu pelayanan
kebidanan.BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1Mutu Pelayanan Kebidanan
2.1.1Definisi
Mutu pelayanan kebidanan adalah tingkat kesempurnaan dan standar
yang telah di tetapkan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk
mengurangi tingkat kematian.
Mutu pelayanan kebidanan menunjukan pada tingkat kesempurnaan
pelayanan dalam menimbulkan rasa puas pada klien. Kualitas jasa
adalah bagian terpenting dalam memberi kepuasan kepada pelanggan.
Pelayanan kebidanan dibawah naungan organisai profesi juga terus
berusaha meningkatkan kualitas pelayanan. Kepuasan pasien dan
kepercayaan pasien terhadap suatu organisasi sebenarnya sangat
memegang peranan penting dalam persaingan disegmen pasar karena
pasien/klien sebagai pelanggan merupakan alat promosi yang paling
efektif dan akurat untuk menarik perhatian pelanggan lainnya dengan
cara memberi informasi kepada orang lain. 2.1.2Faktor yang
Memengaruhi Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan pengguna jasa pelayanan kesehatan dipengaruhi
oleh beberapa faktor :1) Pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang
akan diterima ,dalam hal ini asfek komunikasi memegang peranan
penting 2) Empati (sikap peduli) yang ditunjukan oleh petugas
kesehatan . 3) Biaya (cost) , tingginya biaya pelayanan kesehatan
dapat dianggap sebagai sumber moral pasien dan keluarganya
4) Penampilan fisik ( kerapian) petugas, kondisi kebersihan dan
kenyamanan ruangan.
5) Jaminan keamanan yang ditunjukan oleh petugas kesehatan.6)
Keandalan dan keterampilan( reabiliti ) petugas kesehatan dalam
memberikan perawatan
7) Kecepatan petugas dalam memberi tanggapan terhadap keluhan
pasien2.1.3Faktor Penyebab tingginya AKI di Indonesia
Untuk menurunkan angka kematian ibu(AKI) perlu peningkatan
standar dalam menjaga mutu pelayanan kebidanan. Ujung tombak
penurunan AKI tersebut adalah tenaga kesehatan , dalam hal ini
adalah bidan. Untuk itu pelayanan kebidanan harus mengupayakan
peningkatan mutu dan memberi pelayanan sesuai standar yang mengacu
pada semua persyaratan kualitas pelayanan dan peralatan kesehatan
agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Fokus pembangunan
kesehatan terhadap tingginya AKI masih terus menjadi perhatian yang
sangat besar dari pemerintah karena salah satu indikator
pembangunan sebuah bangsa AKI dan AKB. Tingginya AKI di Indonesia
dapat disebabkan oleh beberapa faktor:A. Masyarakat
Masyarakat dalam hal ini merupakan pengguna jasa pelayanan
kesehatan cenderung masih kurang memahami: Kesehatan reproduksi
Pentingnya pemeriksaan kesehatan selama masa kehamilan Perilaku
hidup sehat dan gaya hidup yang cenderung berubah dan sulit
menerima perubahan Peran serta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan yang sangat minim.
B. Tenaga kesehatan
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang sangat berperan dalam
pelayanan kebidanan dan kurangnya keterampilan dan pengetahuan
bidan dan menyebabkan hal yang sangat fatal dalam penyelamatan
nyawa seorang ibu karena bidan adalah tenga kesehatan yang paling
dekat pada masyarakat yang secara khusus memberi pelayanan
kebidanan kepada ibu dan sebagai pengambil keputusan terhadap
seorang yang telah memercayakan dirinya berada dalam asuhan dan
penanganan bidan.
Kurangnya keterampilan bidan dapat disebabkan oleh beberapa hal
antara lain:a. Faktor usia bidan yang masih relative muda sehingga
terkadang ragu dalam mengambil keputusan dan kurang meyakinkan
masyarakat
b. Kemampuan komunikasi dengan masyarakat yang masih relative
rentan serta keterbatasan dalam kemampuan penyesuaian diri dengan
kondisi sosial budaya setempat
c. Kebutuhan bidan yang masih banyak untuk seluruh Indonesia
dalam rangka penurunan AKI dan mengantisipasi pertolongan
persalinan oleh dukun yang masih tinggi
d. Orientasi pendidikan kebidanan sebagai pencetak bidan masih
belum mengarah penuhnya pada kualitas lulusannya dan tidak mengarah
pada paradigma baru yang terus- menerus mengarah pada peningkatan
kualitas.
e. Bidan senior yang memang telah berpengalaman di lapangan
dalam menolong persalinan kurang mempunyai minat untuk terus
mengembangkan diri dan melatih diri, meningkatkan pengetahuan, dan
mengetahui perkembangan ilmu yang ada saat ini ( up to date)
sehingga cenderung masih lazim menggunakan praktik yang tidak lagi
didukung secaran ilmiah.
f. Terbatasnya fasilitas pengembangan keterampilan bidan itu
sendiri karena biaya dan waktu juga tenaga yang melatih terbatas.g.
Bidan sering lupa tentang prinsif pokok asuhan kebidanan dan konsep
kebidanan itu sendiri.Kurangnya keterampilan bidan tentu dapat
menyebabkan berbagai macam masalah dalam memberi asuhan , sementra
tujuan bidan didik dan ditempatkan ditengah masyarakat adalah
menurunkan AKI . kurangnya keterampilan dapat menyebabkan hal-hal
yang sering kali menjadi penyebab kematian ibu, seperti terlambat
mendapat pertolongan , terlambat merujuk,terlambat mengambil
keputusan , terlambat mengenali risiko tinggi pada klien sehingga
penanganan kehamilan dan persalinan dengan risiko tinggi terlambat
dilakukan.Kurangnya keterampilan bidan berkomunikasi juga dapat
mengakibatkan penggerakan peran serta aktif masyarakat untuk
pembangunan kesehatan dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan
diri dan keluarganya kurang maksimal. Penyuluhan kesehatan dan
konseling untuk mengubah perilaku masyarakat juga kurang memuaskan.
Keterampilan berkomunikasi dan beradaptasi juga dapat mempengaruhi
tingkat kepercayaan pasien dan keinginan pasien untuk menggunakan
jasa yang diberikan oleh bidan. Untuk itu, diharapkan bidan juga
mampu melakukan komunikasi yang baik dan menguasai keterampilan
berkomunikasi.C. PemerintahPerhatian pemerintah pada pelayanan
kebidanan masih berfokus pada kuantitas tenaga kesehatan itu
sendiri dan berorientasi pada distribusi atau penyebaran tenaga
kesehatan tersebut guna memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di tiap
wilayah dan meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan. Dibutuhkan kebijakan pemerintah yang tegas terhadap
penyebaran tenaga kesehatan agar bidan mau ditempatkan di pedesaan
dan daerah terpencil.2.1.4Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pelayanan
Kebidanan
Untuk dapat menyelenggarakan program menjaga mutu, perlu
dipahami apa yang dimaksud dengan mutu pelayanan
kesehatan.Penelitian yang dilakukan oleh Roberts dan Prevost telah
berhasil membuktikan adanya perbedaan dimensi tersebut, yaitu:a.
Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan
lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan
pasien, kelancaran komunikasi petugas dalam melayani
pasien,dan/atau kesembuhan penyakit yang sedang diderita pasien.b.
Bagi penyelenggara pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan
lebih terkait pada dimensi kesesuaian pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan dengan perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir
dan/ atau otonomi profesi dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan pasien.c. Bagi penyandang dana pelayanan
kesehatan, mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi
efisiensi pemakaian sumber dana, kewajaran pembiayaan, dan/atau
kemampuan menekan biaya penyandang dana.Peran bidan dalam
peningkatan mutu pelayanan kebidanan yaitu:1. Bidan harus mengakui
bahwa mereka ada di posisi utama untuk menganjurkan dan memelihara
kualitas dan ini dapat dilakukan melalui kerja sama yang baik
dengan menejer kebidanan mereka, direktur dari pelayanan
keperawatan, sesama bidan, dan tenaga kesehatan lainnya.2. Bidan
harus mencoba mengorganisasikan dan menganjurkan diskusi-diskusi
tentang mutu pelayanan kesehatan ini akan membawa mereka terlibat
dalam perkembangan strategi untuk pelayanan kebidanan yang tidak
memisahkan pembeli dan penerima asuhan.3. Bidan harus menyetujui
pengambilan keputusan dalam pelayanan kesehatan dapat sulit di
lakukan dan kadang merupakan proses yang menyakitkan.4. Bidan harus
mengarti manajemen yang aktif, baik mengelola pelayanan kebidanan
maupun memberi asuhan langsung kepada ibu dan bayi yang meliputi
identifikasi dan ukuran hasil klinis dalam kontrak (asuhan).5.
Bidan harus menyetujui bahwa kualitas adalah persoalan yang akan
menyatukan mereka dengan profesional lain.6. Bidan juga harus terus
berinisiatif mengambil posisi dalam perencanaan pelayanan
kesehatan, pemantauan, dan pendidikan.7. Bidan harus belajar,
mengerti dan bekerja untuk menghasilkan kualitas dan sasaran menuju
masa yang akan datang.2.1.5Perbaikan Kualitas Mutu Pelayanan
Kesehatan
1. Bidan Sebagai ProviderPeran dan fungsi bidan profesional
dalam upaya pelayanan kebidanan berfokus kesehatan reproduksi
adalah sbb:a. Pelaksana, bidan sebagai pemberi pelayanan kepada
wanita dalam siklus kehidupannya, asuhan neonatus, bayi dan
balita.b. Pengelola, bidan mengelola asuhan pelayanan kebidanan di
setiap tatanan pelayanan kesehatan, institusi dan komunitas.c.
Pendidik, bidan memberi pendidikan kesehatan dan konseling, dalam
asuhan dan pelayanan kesehatan di institusi dan komunitas.d.
Peneliti, yang di maksud peneliti di sini adalah asisten peneliti
yang membantu penelitian dalam ruang lingkup asuhan kebidanan.
2. Bidan sebagai Konselor
Bidan harus mampu menjadi konselor untuk menjalankan peran dan
fungsinya sebagai pendidik di tengah- tengah masyarakat, bidan
sebagai konselor, bidan harus mampu meyakinkan ibu bahwa ia berada
dalam asuhan orang yang tepat sehingga ibu mau berbagi cerita
seputar permasalahan kesehatan reproduksi yang di alaminya dan ibu
mau menerima asuhan yang di berikan bidan.3. Organisasi Profesi
Organisasi profesi adalah badan yang akan menerima masukan dari
pelanggang tentang autput (puas/tidak puas,baik/tidak baik) yang
dirasakan oleh pelanggan dari sebuah system pelayanan, yang turut
bertanggung jawab membina pemasuk, kelompok kerja dan pemilik dalam
proses.
AKI dan AKB yang masih tinggi di Indonesia masih menjadi
perhatian utama dalam pembangunan bangsa karena AKI merupakan
indikator kesejahteraan sebuah bangsa dalam penurunan AKI dan AKB,
peran bidan sangat penting karena bidan sebagai pemberi pelayanan
kepada ibu dan anak yang tersebar dari tingkat pedesaan sampe
perkotaan .
Walaupun pada kenyataannya penyebaran tenaga bidan di tingkat
desa masih belum memadai dan di perkotaan pelayanan kebidanan yang
ditangani bidan lebih besar dari pada yang ditangani dokter
sepesialis kebidanan.
Bidan adalah SDM yang di butuhkan untuk peningkatan derajat
kesehatan bangsa Indonesia yang di fokuskan untuk penurunan AKI dan
AKB. Untuk itu, perlu penyediaan SDM yang sebaik-baiknya dengan
menciptakan bidan yang professional.Pendidikan berkelanjutan adalah
suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar
manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/pelayanan
dan standar yang telah di tentukan oleh hasil konsil melalui
pendidikan formal dan non formal.
Tujuan pendidikan berkelanjutan adalah :
a. Pemenuhan standar. Dalam hal ini standar kemampuan yang telah
di tentukan oleh konsil kebidanan untuk melakukan regristasi untuk
mendapatkan praktik bidan.
b. Meningkatkan produktifitas kerja.
c. Meningkatkan pemahaman tentang etika profesi.
d. Meningkatkan karier.
e. Meningkatkan kepemimpinan
f. Meningkatkan kepuasan konsumen.
3.1.6 Bentuk Program Menjaga Mutu Pelayanan Kebidanan
1. LisensiLisensi adalah proses administasi yang dilakukan oleh
pemerintah atau yang berwewenang berupa surat izin praktik yang
diberikan kepada tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk
pelayanan mandiri.Tujuan lisensi:a. Tujuan umum lisensi :Melindungi
masyarakat dari pelayanan profesi.b. Tujuan khusus lisensi :
Memberi kejelasan batas wewenang dan menetapkan sarana dan
prasarana.
2. Akreditasi
Akreditasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan
kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan
formal dan non formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan
berdasarkan kriteria yang terbuka 3. StandarisasiStandarisasi
adalah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan yaitu yang
menyangkut masukan proses dari system pelayanan kesehatan.
2.2Program Penjaga Mutu Konkuren
2.2.1Pengertian
Pengertian program menjaga mutu banyak macamnya, beberapa
diantaranya yang dipandang cukup penting adalah:a. Program menjaga
mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis dan
objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, serta
menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu
pelayanan (Maltos & Keller, 1989).b. Program menjaga mutu
adalah suatu proses untuk memperkecil kesenjangan antara penampilan
yang ditemukan dengan keluaran yang diinginkan dari suatu sistem,
sesuai dengan batas-batas teknologi yang dimiliki oleh sistem
tersebut (Ruels & Frank, 1988).c. Program menjaga mutu adalah
suatu upaya terpadu yang mencakup identifikasi dan penyelesaian
masalah pelayanan yang diselenggarakan, serta mencari dan
memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk lebih meningkatkan
mutu pelayanan (The American Hospital Association, 1988).d. Program
menjaga mutu adalah suatu program berlanjut yang disusun secara
objektif dan sistematis dalam memantau dan menilai mutu dan
kewajaran pelayanan, menggunakan berbagai peluang yang tersedia
untuk meningkatkan pelayanan yang diselenggarakan serta
menyelesaikan berbagai masalah yang ditemukan (Joint Commission on
Acreditation of Hospitals, 1988).Keempat pengertian program menjaga
mutu ini meskipun rumusannya tidak sama namun pengertian pokok yang
terkandung didalamnya tidaklah berbeda. Pengertian pokok yang
dimaksud paling tidak mencakup tiga rumusan utama, yakni rumusan
kegiatan yang akan dilakukan, karakteristik kegiatan yang akan
dilakukan, serta tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan
kegiatan tersebut.Jika ketiga rumusan tersebut disarikan dari
keempat pengertian program menjaga mutu diatas, dapatlah dirumuskan
pengertian program menjaga mutu yang lebih terpadu. Program menjaga
mutu adalah suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan
penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah
ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah
sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang
dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan
mutu pelayanan.Program menjaga mutu konkuren (Concurent quality
assurance)Yang dimaksud dengan Program menjaga mutu konkuren adalah
yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan. Pada
bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar proses,
yakni memantau dan menilai tindakan medis, keperawatan dan non
medis yang dilakukan. Mutu pelayanan kesehatan sebenarnya menunjuk
pada penampilan (performance) dari pelayanan kesehatan yang dikenal
dengan Keluaran (output) yaitu hasil akhir kegiatan dari tindakan
dokter dan tenaga profesi lainnya terhadap pasien, dalam arti
perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun
sebaliknya. Sedangkan baik atau tidaknya keluaran tersebut sangat
dipengaruhi oleh proses (process), masukan (input) dan lingkungan
(environment).Maka jelaslah bahwa baik atau tidaknya mutu pelayanan
kesehatan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur tersebut, dan untuk
menjamin baiknya mutu pelayanan kesehatan ketiga unsur harus
diupayakan sedemikian rupa agar sesuai dengan standar dan atau
kebutuhan.2.2.2Tujuan
Tujuan program menjaga mutu mencakup dua hal yang bersifat
pokok, yang jika disederhanakan dapat diuraikan sebagai berikut:a.
Tujuan antara.Tujuan antara yang ingin dicapai oleh program menjaga
mutu ialah diketahuinya mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan
kegiatan program menjaga mutu, tujuan ini dapat dicapai apabila
masalah serta prioritas masalah mutu berhasil ditetapkan.b. Tujuan
akhir.Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu
ialah makin meningkatnya mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan
kegiatan program menjaga mutu, tujuan ini dapat dicapai apabila
masalah dan penyebab masalah mutu berhasil diatasi.2.2.3Manfaat
Apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan, banyak manfaat
yang akan diperoleh. Secara umum beberapa manfaat yang dimaksudkan
adalah:a. Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan
kesehatan.Peningkatan efektifitas yang dimaksud di sini erat
hubungannya dengan dapat diselesaikannya masalah yang tepat dengan
cara penyelesaian masalah yang benar. Karena dengan
diselenggarakannya program menjaga mutu dapat diharapkan pemilihan
masalah telah dilakukan secara tepat serta pemilihan dan
pelaksanaan cara penyelesaian masalah telah dilakukan secara
benar.b. Dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanan
kesehatan.Peningkatan efesiensi yang dimaksudkan disini erat
hubungannya dengan dapat dicegahnya penyelenggaraan pelayanan yang
berlebihan atau yang dibawah standar. Biaya tambahan karena
pelayanan yang berlebihan atau karena harus mengatasi berbagai efek
samping karena pelayanan yang dibawah standar akan dapat dicegah.c.
Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan.
Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah
sesuainya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dengan kebutuhan
dan tuntutan masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan. Apabila
peningkatan penerimaan ini dapat diwujudkan, pada gilirannya pasti
akan berperan besar dalam turut meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara keseluruhan.d. Dapat melindungi pelaksana
pelayanan kesehatan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum.Pada
saat ini sebagai akibat makin baiknya tingkat pendidikan dan
keadaan sosial ekonomi masyarakat serta diberlakukannya berbagai
kebijakan perlindungan publik, tampak kesadaran hukum masyarakat
makin meningkat pula. Untuk melindungi kemungkinan munculnya
gugatan hukum dari masyarakat yang tidak puas terhadap pelayanan
kesehatan, tidak ada pilihan lain yang dapat dilakukan kecuali
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terjamin
mutunya. Dalam kaitan itu peranan program menjaga mutu jelas amat
penting, karena apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan
dapatlah diharapkan terselenggaranya pelayanan kesehatan yang
bermutu, yang akan berdampak pada peningkatan kepuasan para pemakai
jasa pelayanan kesehatan .2.2.4SyaratSyarat program menjaga mutu
banyak macamnya, beberapa dari persyaratan yang dimaksud dan
dipandang penting ialah:a. Bersifat khas. Syarat pertama yang harus
dipenuhi adalah harus bersifat khas, dalam arti jelas sasaran,
tujuan dan tata cara pelaksanaannya serta diarahkan hanya untuk
hal-hal yang bersifat pokok saja. Dengan adanya syarat seperti ini,
maka jelaslah untuk dapat melakukan program menjaga mutu yang baik
perlu disusun dahulu rencana kerja program menjaga mutu.b. Mampu
melaporkan setiap penyimpangan.Syarat kedua yang harus dipenuhi
ialah kemampuan untuk melaporkan setiap penyimpangan secara tepat,
cepat dan benar. Untuk ini disebut bahwa suatu program menjaga mutu
yang baik seyogianya mempunyai mekanisme umpan balik yang baik.c.
Fleksibel dan berorientasi pada masa depan.Syarat ketiga yang harus
dipenuhi ialah sifatnya yang fleksibel dan berorientasi pada masa
depan. Program menjaga mutu yang terlau kaku dalam arti tidak
tanggap terhadap setiap perubahan, bukanlah program menjaga mutu
yang baik.d. Mencerminkan dan sesuai dengan keadaan
organisasi.Syarat keempat yang harus dipenuhi ialah harus
mencerminkan dan sesuai dengan keadaan organisasi. Program menjaga
mutu yang berlebihan, terlalu dipaksakan sehingga tidak sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki, tidak akan ekonomis dan karena itu
bukanlah suatu program yang baik.e. Mudah dilaksanakan.Syarat
kelima adalah tentang kemudahan pelaksanaannya, inilah sebabnya
sering dikembangkan program menjaga mutu mandiri (Self assesment).
Ada baiknya program tersebut dilakukan secara langsung, dalam arti
dilaksanakan oleh pihak-pihak yang melaksanakan pelayanan kesehatan
.f. Mudah dimengerti.Syarat keenam yang harus dipenuhi ialah
tentang kemudahan pengertiannya. Program menjaga mutu yang
berbelit-belit atau yang hasilnya sulit dimengerti, bukanlah suatu
program yang baik.2.2.5Perbaikan Kualitas Pelayanan Kebidanan
Dalam pelayanan kebidanan di Indonesia, perbaikan kualitas
pelayanan kebidanan melibatkan pihak-pihak terkait, baik langsung
maupun tidak langsung dalam pemberian asuhan kebidanan itu sendiri.
Pihak-pihak terkait tersebut adalah bidan, organisasi profesi,
pemerintah, dan pendidikan kebidanan.a. Bidan sebagai provider
Bidan harus mampu menjadi konselor untuk menjalankan peran dan
fungsinya sebagai pendidik di tengah-tengah masyarakat. Sebagai
konselor, bidan harus mampu meyakinkan ibu bahwa ia berada dalam
asuhan orang yang tepat sehingga ibu mau berbagi cerita seputar
permasalahan kesehatan reproduksi yang dialaminya dan ibu mau
menerima asuhan yang diberikan bidan.
Sifat seorang konselor yang baik :1. Mau mengajar dari dan
melalui pengalaman
2. Mampu menerima orang lain
3. Mau mendengarkan dan sabar
4. Optimis
5. Respek
6. Terbuka terhadap pandangan dan interaksi yang berbeda7. Tidak
menghakimi
8. Menyimpan rahasia
9. Mendorong pengambilan keputusan
10. Memberi dukungan
11. Membentuk dukungan atas dasar kepercayaan
12. Mampu berkomunikasi
13. Mengerti perasaan dan kekhawatiran orang lain14. Mengerti
keterbatasan mereka
b. Organisasi profesi
Bidan berada di bawah naungan sebuah organisasi profesi Ikatan
Bidan Indonesia (IBI) yang terus-menerus memperhatikan peningkatan
kualitas anggotanya dan juga selalu berupaya untuk tetap memberi
pelayanan yang terbaik dan meningkatkan terus mutu pelayanan
kebidanan. Organisasi profesi IBI merupakan tempat bagi bidan untuk
menyampaikan aspirasi, ide, dan pemikiran mereka serta menjamin
keprofesionalan para anggotanya. Oleh karena itu, IBI harus terus
berupaya dan berjuang meningkatkan keterampilan klinis dan
komunikasi anggotanya.
Banyak upaya telah dilakukan organisasi profesi untuk tetap
meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan, antara lain :
1. Mengharuskan setiap anggotanya untuk mempunyai standar
kompetensi minimal dan terus meningkatkan keterampilan serta
pengetahuan mereka. Standar kompetensi minimal terpenting dalam
menjaga keselamatan ibu dan anak harus dikuasai bidan.
2. Pelatihan APN, dalam rangka mengurangi risiko kematian pada
ibu melahirkan dan mengurangi serta menurunkan angka kematian ibu
dan anak.
3. IBI tahun 2004, meluncurkan program Bidan Delima. Bidan
Delima merupakan program mencapai standar pelayanan tinggi sesuai
dengan aturan organisasi kesehatan dunia (world health
organization/WHO), seperti kemampuan bidan menolong persalinan
sampai asuhan pada masa nifas/pascapersalinan, masa interval,
pelayanan keluarga berencana (KB), kewaspadaan universal (pemberian
pelayanan yang aman dan penggunaan alat-alat steril), memperlakukan
pasien secara manusiawi.
4. IBI selalu mengupayakan anggotanya dapat meningkatkan
kualitas diri dan pelayanannya, baik untuk jenjang pendidikan bidan
maupun kemudahan penyediaan sarana klinik bidan swasta, seperti
menjalin kerja sama dengan organisasi dan badan keuangan untuk
penyediaan kredit modal kerja berupa obat-obatan bebas maupun
obat-obatan kontrasepsi. Program ini dikenal dengan program
pemberdayaan keluarga melalui penyaluran kredit bidan mandiri.
Dengan demikian, bidan swasta mampu memberi pelayanan KB mandiri
terutama pada keluarga yang relatif kurang mampu untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan. Bidan juga mendapat bantuan pinjaman dana
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
5. Memberi motivasi kepada anggotanya melalui pemberian
penghargaan kepada bidan. Misalnya, IBI DKI member penghargaaan
kepada bidan dengan criteria Bidan Bersih Prestasi, Bidan Bintang,
Bidan Sahabat, Bidan Delima.
STARH (Sustaining Technical Achievement in Reproductive Health)
membantu IBI menyusun suatu sistem pelatihan terpadu hingga seorang
bidan yang telah mengikuti pelatihan ini menjadi bidan yang
berkualitas untuk member pelayanan KB sesuai standar. Dengan
memiliki kemampuan berkualitas, seorang bidan Delima diharapkan
dapat memberi pelayanan terbaik hingga kepuasan pelanggannya
meningkat dan pada akhirnya kepercayaan pelanggan pun makin
meningkat.
c. Dukungan pemerintah
Dukungan pemerintah terhadap program IBI juga sangat dibutuhkan.
Perhatian pemerintah terhadap pelayanan kebidanan dan pendidikan
kebidanan mempunyai peran sangat penting untuk peningkatkan
kualitas pelayanan kebidanan.
Di sektor pendidikan, misalnya, tenaga bidan yang masih sangat
minim membuat pemerintah membuka seluas-luasnya kesempatan
penyelenggaraan pendidikan kebidanan sementara di Indonesia. Sampai
sekarang strata pendidikan kebidanan belum ada yang mencapai S1.
Pilihan bagi bidan hanya mencakup diploma (D3 atau D4), sementara
untuk meneruskan pendidikan di luar negeri tentu membutuhkan biaya
besar.
d. Pendidikan bidan
Cara yang paling tepat untuk berhasil melaksanakan kebijakan
mutu yang jelas adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang
berkualitas akan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Bidan yang
di didik dengan fokus pada kualitas tentu memberi sumbangan
kecakapan, keterampilan, dan professional bagi bangsa dan
Negara.
2.3 Program Menjaga Mutu Restrospektif
2.3.1 Pengertian
Program menjaga mutu restrospektif adalah yang diselenggarakan
setelah pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih
ditujukan pada standar keluaran, yakni memantau dan menilai
penampilan pelayanan kesehatan, maka obyek yang dipantau dan
dinilai bersifat tidak langsung, dapat berupa hasil kerja pelaksana
pelayanan .atau berupa pandangan pemakai jasa kesehatan. Contoh
program menjaga mutu retrospektif adalah : Record review,
tissue,review, survei klien dan lain-lain.
Pengukuran mutu restrofektif adalah suatu pengukuran terhadap
mutu layanan kesehatan yang di lakukan setelah penyelenggaraan
kesehatan yang di lakukan setelah penyelenggaraan layanan kesehatan
selesai di laksanakan.
Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa
pelayanan yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan
kebutuhan kepuasan pelanggan.
Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang
atau jasa yang dihasilkan, didalamnya terkandung sekaligus
pengertian akan adanya rasa aman dan terpenuhinya kebutuhan para
pengguna barang atau jasa yang dihasilkan tersebut.
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah
ditetapkan.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang
telah ditetapkan.Pengertian program menjaga mutu banyak macamnya,
beberapa diantaranya yang dipandang cukup penting adalah:a.Program
menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis
dan objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang
diselenggarakan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan,
serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu
pelayanan.
b.Program menjaga mutu adalah suatu proses untuk memperkecil
kesenjangan antara penampilan yang ditemukan dengan keluaran yang
diinginkan dari suatu sistem, sesuai dengan batas-batas teknologi
yang dimiliki oleh sistem tersebut.
c.Program menjaga mutu adalah suatu upaya terpadu yang mencakup
identifikasi dan penyelesaian masalah pelayanan yang
diselenggarakan, serta mencari dan memanfaatkan berbagai peluang
yang ada untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.
d.Program menjaga mutu adalah suatu program berlanjut yang
disusun secara objektif dan sistematis dalam memantau dan menilai
mutu dan kewajaran pelayanan, menggunakan.
Berbagai peluang yang tersedia untuk meningkatkan pelayanan yang
diselenggarakan serta menyelesaikan berbagai masalah yang
ditemukan.
Keempat pengertian program menjaga mutu ini meskipun rumusannya
tidak sama namun pengertian pokok yang terkandung didalamnya
tidaklah berbeda. Pengertian pokok yang dimaksud paling tidak
mencakup tiga rumusan utama, yakni rumusan kegiatan yang akan
dilakukan, karakteristik kegiatan yang akan dilakukan, serta tujuan
yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan tersebut.Jika ketiga
rumusan tersebut disarikan dari keempat pengertian program menjaga
mutu diatas, dapatlah dirumuskan pengertian program menjaga mutu
yang lebih terpadu. Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang
dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif dan
terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu
pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan
melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang
tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran
tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.2.3.2
Fungsi-Fungsi Dalam Kegiatan Menjaga MutuPada dasarnya program
menjaga mutu merupakan suatu proses kegiatan di RS yang dibakukan
dan menjalankan fungsi-fungsinya : a. pemantauan (monitoring)b.
menilai (evaluasi)
c. melakukan tindakan (action) untuk koreksi pelayanan yang
kurang baik.
Pemantauan(monitoring) adalah fungsi sistematik dan rutin
mengumpulkan data dan informasi tentang proses dan outcome
pelayanan. Satu hal yang penting mendapat perhatian agar fungsi
pemantauan berjalan dengan baik, maka sistim pencatatan,
pen-dokumentasian, dan pelaporan harus ditata dengan baik.
Menilai (evaluasi) adalah menilai dan menganalisa data dan
informasi yang terkumpul tentang proses dan outcome. Fungsi ini
adalah secara retrospektif mengidentifikasikan masalah yang telah
terjadi dalam pelayanan pasien atau hal-hal yang menyim-pang dari
standar yang sudah ditetapkan.2.3.3 Metode Yang Digunakan Pada
Program Menjaga MutuUntuk mengukur dan menilai mutu asuhan
dilaksanakan melalui berbagai metode sesuai kebutuhan.Metode yang
digunakan adalah : 1) Audit adalah pengawasan yang dilakukan
terhadap masukan, proses, lingkungan dan keluaran apakah
dilaksanakan sesuai standar yang telah ditetapkan. Audit dapat
dilaksanakan konkuren atau retrospektif, dengan menggunakan data
yang ada (rutin) atau mengumpulkan data baru. Dapat dilakukan
secara rutin atau merupakan suatu studi khusus.
Pemeriksaan dan penilaian catatan rekam medik atau catatan lain
merupakan kegiatan yang disebut sebagai audit. Pemeriksaan rekam
medik pasien atau catatan lainnya sangat berguna sebagai kegiatan
awal kelompok jaminan mutu layanan kesehatan akan denan mudah
melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap hasil pemeriksaan
tersebut.
Keuntungan dari audit :
a. Pencatatan sudah tersedia
b. Audit akan mendorong melakukan pencatatan yang baik dan
akuratKekurangan audit :
a. Pencatatan yang tidak akurat dan tidak lengkap menimbulkan
pengukuran yang tidak akurat
b. Jika waktu terlalu banyak digunakan untuk pencatataan maka
dapat terjadi waktu yaang tersedia melayani pasien akan menjadi
berkurang.
2) Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan,
penggunaan sumber daya, laporan kejadian/kecelakaan seperti yang
direfleksikan pada catatan-catatan. Penilaian dilakukan baik
terhadap dokumennya sendiri apakah informasi memadai maupun
terhadap kewajaran dan kecukupan dari pelayanan yang diberikan.
3) Survey dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview
secara langsung maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak
terstruktur. Misalnya : survei kepuasan pasien
4) Observasi terhadap asuhan pasien, meliputi observasi terhadap
status fisik dan perilaku pasien.
2.3.4 ManfaatApabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan,
banyak manfaat yang akan diperoleh. Secara umum beberapa manfaat
yang dimaksudkan adalah:a. Dapat lebih meningkatkan efektifitas
pelayanan kesehatan.
Peningkatan efektifitas yang dimaksud di sini erat hubungannya
dengan dapat diselesaikannya masalah yang tepat dengan cara
penyelesaian masalah yang benar. Karena dengan diselenggarakannya
program menjaga mutu dapat diharapkan pemilihan masalah telah
dilakukan secara tepat serta pemilihan dan pelaksanaan cara
penyelesaian masalah telah dilakukan secara benar.
b. Dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanan
kesehatan.Peningkatan efesiensi yang dimaksudkan disini erat
hubungannya dengan dapat dicegahnya penyelenggaraan pelayanan yang
berlebihan atau yang dibawah standar. Biaya tambahan karena
pelayanan yang berlebihan atau karenaharus mengatasi berbagai efek
samping karena pelayanan yang dibawah standar akan dapat dicegah.c.
Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan.Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah
sesuainya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dengan kebutuhan
dan tuntutan masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan. Apabila
peningkatan penerimaan ini dapat diwujudkan, pada gilirannya pasti
akan berperan besar dalam turut meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara keseluruhan.d. Dapat melindungi pelaksana
pelayanan kesehatan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum.2.3.5
Syarat-SyaratSyarat program menjaga mutu banyak macamnya, beberapa
dar persyaratan yang dimaksud dan dipandang penting ialah:a.
Bersifat khas.
Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah harus bersifat khas,
dalam arti jelas sasaran, tujuan dan tata cara pelaksanaannya serta
diarahkan hanya untuk hal-hal yang bersifat pokok saja. Dengan
adanya syarat seperti ini, maka jelaslah untuk dapat melakukan
program menjaga mutu yang baik perlu disusun dahulu rencana kerja
program menjaga mutu.b. Mampu melaporkan setiap penyimpangan.Syarat
kedua yang harus dipenuhi ialah kemampuan untuk melaporkan setiap
penyimpangan secara tepat, cepat dan benar. Untuk ini disebut bahwa
suatu program menjaga mutu yang baik seyogianya mempunyai mekanisme
umpan balik yang baik.c. Fleksibel dan berorientasi pada masa
depan.Syarat ketiga yang harus dipenuhi ialah sifatnya yang
fleksibel dan berorientasi pada masa depan. Program menjaga mutu
yang terlau kaku dalam arti tidak tanggap terhadap setiap
perubahan, bukanlah program menjaga mutu yang baik.d. Mencerminkan
dan sesuai dengan keadaan organisasi.Syarat keempat yang harus
dipenuhi ialah harus mencerminkan dan sesuai dengan keadaan
organisasi. Program menjaga mutu yang berlebihan, terlalu
dipaksakan sehingga tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,
tidak akan ekonomis dan karena itu bukanlah suatu program yang
baik.e. Mudah dilaksanakan.Syarat kelima adalah tentang kemudahan
pelaksanaannya, inilah sebabnya sering dikembangkan program menjaga
mutu mandiri (Self assesment). Ada baiknya program tersebut
dilakukan secara langsung, dalam arti dilaksanakan oleh pihak-pihak
yang melaksanakan pelayanan kesehatan .f. Mudah dimengerti.Syarat
keenam yang harus dipenuhi ialah tentang kemudahan pengertiannya.
Program menjaga mutu yang berbelit-belit atau yang hasilnya sulit
dimengerti, bukanlah suatu program yang baik.2.3.6 Unsur-Unsur Yang
Mempengaruhi Mutu PelayananMutu pelayanan kesehatan sebenarnya
menunjuk pada penampilan (performance) dari pelayanan kesehatan
yang dikenal dengan keluaran (output) yaitu hasil akhir kegiatan
dari tindakan dokter dan tenaga profesi lainnya terhadap pasien,
dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif
maupun sebaliknya.Sedangkan baik atau tidaknya keluaran tersebut
sangat dipengaruhi oleh proses (process), masukan (input) dan
lingkungan (environment). Maka jelaslah bahwa baik atau tidaknya
mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur
tersebut, dan untuk menjamin baiknya mutu pelayanan kesehatan
ketiga unsur harus diupayakan sedemikian rupa agar sesuai dengan
standar dan atau kebutuhan.A. Unsur masukanUnsur masukan (input)
adalah tenaga, dana dan sarana fisik, perlengkapan serta peralatan.
Secara umum disebutkan bahwa apabila tenaga dan sarana (kuantitas
dan kualitas) tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
(standardofpersonnel and facilities), serta jika dana yang tersedia
tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya
mutu pelayanan .
B. Unsur lingkunganYang dimaksud dengan unsur lingkungan adalah
kebijakan,organisasi, manajemen. Secara umum disebutkan apabila
kebijakan,organisasi dan manajemen tersebut tidak sesuai dengan
standar dan atau tidak bersifat mendukung, maka sulitlah diharapkan
baiknya mutu pelayanan.C. Unsur prosesYang dimaksud dengan unsur
proses adalah tindakan medis,keperawatan atau non medis. Secara
umum disebutkan apabila tindakan tersebut tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan (standard of conduct), maka sulitlah
diharapkan mutu pelayanan menjadi baik.
BAB III
METODELOGI3.1 Metodelogi
A. Sumber DataSumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti
secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder
adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
a. data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui
kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil
wawancara peneliti dengan nara sumber.
b. data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan
berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan,
laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain
sebagainya.
B. Metode Pengumpulan DataDalam penelitian, teknik pengumpulan
data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini
berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya,
dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh.
Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data
diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang
dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara
sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket,
wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat
berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup),
pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah
angket, observasi dan wawancara.
C. Etika dalam Pengumpulan DataBeberapa isu etis yang harus
diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan
memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden
merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar
mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti
harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan
jelas.
3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya
tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk
penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan
yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik
mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan
penelitian.
4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan
kehormatan subjek tidak boleh dilanggar
5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei
dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus
dihormati.
6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya
mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam
studi.
7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam
mereka, baik secara fisik maupun mental.
8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam
melaporkan data yang dikumpulkan selama study.
a. Wawancara
1. Pengertian
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data
maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan
sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan
wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik
wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya
penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur.
1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui
dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden
sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis.
Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera
photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran
wawancara.
2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan
yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin
penting masalah yang ingin digali dari responden.2. Metode
WawancaraYang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil
bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab
atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview
guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap
muka maupun melalui telpon.
3. Wawancara Tatap MukaBeberapa kelebihan wawancara tatap muka
antara lain :
a. Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
b. Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan,
menambah pertanyaan baru
c. Bisa membaca isyarat non verbal
d. Bisa memperoleh data yang banyakSementara kekurangannya
adalah :
a. Membutuhkan waktu yang lama
b. Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di
beberapa daerah terpisah
c. Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang
diberikan
d. Pewawancara perlu dilatih
e. Bisa menimbulkan bias pewawancara
f. Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
4. Persiapan wawancara:
1. Membaca materi latar belakang
a. Bacalah informasi latar belakang tentang orang yang
diwawancarai dan
b. organisasinya sebanyak mungkin. Materi ini dapat diperoleh
dari orang
c. yang bisa Anda hubungi segera untuk menanyakan tentang
Website
d. perusahaan. Laporan tahunan terbaru, laporan berkala
perusahaan,
e. atau publikasi-publikasi lainnya yang dikirim keluar sebagai
penjelasan
f. tentang organisasi kepada publik.2. Menetapkan tujuan
wawancara
a. Gunakan informasi latar belakang yang Anda kumpulan serta
b. pengalaman Anda untuk menetapkan tujuan-tujuan wawancara.
c. Setidaknya ada empat sampai enam area utama yang berkaitan
dengan
d. sikap pengolahan informasi dan pembuatan keputusan yang ingin
Anda
e. tanayakan. Area tersebut meliputi sumber-sumber informasi,
format
f. informasi, frekuensi pebuatan keputusan, kualitas informasi,
dan gaya
g. pembuat keputusan.
3. Memutuskan siapa yang diwawancarai
a. Saat memutusakan SIAPA saja yang diwawancarai, sertakan pula
orangorang
b. terpenting dari semua tingkatan yang untuk hal-hal tertentu
bisa
c. dipengaruhi sistem.4. Menyiapkan orang yang diwawancarai
a. Siapkan orang yang akan diwawancarai dengan menelpon mereka
atau
b. menulis pesan e-mail sehingga memungkinkan orang-orang yang
akan
c. diwawancarai mempunyai waktu untuk berpikir. Aturlah waktu
untuk
d. menelpon dan membuat janji pertemuan. Biasanya, wawancara
e. dijalankan selama 45 menit atau paling lama 1 jam.
5. Menentukan jenis dan struktur pertanyaan
Tuliskan pertanyaan-pertanyaan yang mencakup area-area dasar
dalam pembuatan keputusan saat Anda menegaskan tujuan-tujuan
wawancara. Teknik bertanya yang tepat adalah inti dari
wawancara.
1. Ada dua jenis pertanyaan dalam wawancara:
a) Pertanyaan Terbuka (Open Ended)
1. Pertanyaan terbuka menggambarkan pilihan bagi orang yang
2. diwawancarai untuk merespons. Mereka terbuka dan bebas
merespons.
3. Respons dapat berupa dua kata atau dua paragraf.
b) Pertanyaan Tertutup (Close Ended)
4. Pertanyaan tertutup membatasi respons orang yang
diwawancarai.
5. Pertanyaan tertutup seperti dalam soal-soal pilihan ganda
dalam ujian.
6. Anda diberi suatu pertanyaan dengan lima jawaban, namun tidak
punya
7. kesempatan menulis tanggapan Anda sendiri.
8. Jenis pertanyaan tertutup khusus lainnya ialah pertanyaan dua
pilihan.
9. Jenis pertanyaan ini membatasi orang yang ditanya karena
hanya
10. memungkinkan untuk memilih salah satu dari dua pilihan,
seperti ya
11. atau tidak, benar atau salah, setuju atau tidak setuju.3.2
Pertanyaan
NoPertanyaan
1. Apakah di BPS ini mempunyai program penjaga mutu?
2. Bagaimana program penjaga mutu di BPS ini?
3. Dari mana mendapatkan program-program penjaga mutu?
4. Tujuan dari program penjaga mutu yang dijalankan di BPS
ini?
5. Bagaimana pelakasanaan program penjaga mutu di BPS ini?
6. Upaya dalam mengetahui keberhasilan program-program penjaga
mutu yang dijalankan?
7. Metode apa yang ibu lakukan untuk mengetahui masalah dalam
mutu pelayanan di BPS ini?
8. Faktor yang paling berpengaruh dalam pelaksanaan program
penjaga mutu di BPS ini?
9. Apa yang ibu lakukan apabila menemukan masalah dalam mutu
pelayanan?
10. Apakah ibu punya cara-cara tertentu dalam memecahkan masalah
dalam mutu pelayanan?
11. Apakah ada kebijakan khusus untuk BPS ini dalam melaksanakan
program penjaga mutu?
12. Apakah ada tenaga kesehatan lain di BPS, selain ibu?
13. Apakah peralatan di BPS ini sudah memadai? Terutama penangan
awal kegawatdaruratan?
14. Dalam melakukan tindakan apakah memberikan pembicaraan
sebelumnya? Atau menggunakan dengan lembar persetujuan?
15. Setelah selesai memberikan pelayanan apakah selalu
memberikan konseling tentang apa yang pasien butuhkan?
16. Pada saat kapan bidan melakukan rujukan
kegawatdaruratan?
17. Apakah bidan mengelola pasien dengan keadaan patologi
misalnya sungsang, gemelli dan lain-lainnya?
18. Jika iya, pada saat bagaimana bidan melakukan
pengelolaan?
19. Apakah di BPS ini mempunyai program penjaga mutu
prospektif?
20. Program penjaga mutu prospektif apa yang dimiliki BPS
ini?
21. Apakah BPS ini mempunyai standar tertentu untuk menjaga mutu
pelayanan?
22. Standar apa saja yang ada di BPS ini?
BIDAN DELIMA
23. Apakah signage Bidan Delima berukuran 40x60 cm
24. Apakah terdapat ruang tunggu di BPS ini?
25. Apakah terdapat meja pendaftaran, lemari arsip dan jadwal
praktik di BPS ini?
26. Apakah terdapat ruang pemeriksaan di BPS ini?
27. Apakah terdapat meja Konsultasi dan kulkas penyimpanan
vaksin ?
28. Apakah ada alat pemeriksa kehamilan, penataan vaksin dan
limbah medis di BPS ini?
29. Apakah terdapat timbangan bayi, aktivitas mengukur tensi
darah di BPS?
30. Apakah terdapat safety box di BPS ini?
31. Apakah tersedia kartu status ibu hamil di BPS ini?
32. Apakah tersedia wastafel & alternatif tempat cuci tangan
di BPS ini?
33. Apakah tersedia WC atau Kamar mandi di BPS ini?
34. Apakah tersedia ruang Bersalin di BPS ini?
35. Apakah tersedia ruang Pencegahan & Pengendalian Infeksi
di BPS ini?
36. Apakah tersedia ruang Rawat Inap di BPS ini?
37. Apakah tersedia Ruang Perawatan di BPS ini?
38. Apakah tersedia Formulir Persalinan, Nifas, KB, Surat
Kelahiran, Surat Kematian, Keterangan cuti bersalin, informed
consent, SOAP, Partograf,dll di BPS ini?
39. Apakah tersedia Penyimpanan tempat sampah di BPS ini?
40. Apakah dilakukan Rekapitulasi pemasukan harian, kwitansi,
daftar inventaris di BPS ini?
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Pertanyaan
Dalam melakukan penilaian program penjaga mutu pelayanan, cara
yang digunakan adalah dengan cara wawancara. Alat bantu yang
digunakan saat melakukan wawancara adalah kuesioner, terdapat
pertanyaan bentuk terbuka dan tertutup.Berikut adalah pertanyaan
pertanyaan dan jawabanyang digunakan dalam wawancara :Nama Bidan:
Yeti Nurhayati SSTPendidikan: D4 Praktek: BPMINDIKATOR MUTU
PELAYANAN KEBIDANAN
NoPertanyaanJawaban
1 Apakah di BPS ini mempunyai program penjaga mutu?Ya
2Bagaimana program penjaga mutu di BPS ini?BPS ini menjaga mutu
dengan cara memberikan pelayanan sebaik-baiknya.
3Dari mana mendapatkan program-program penjaga mutu?Melakukan
survey ketenaga kesahatan lainnya yang memberikan pelayanan, untuk
dibandingkan dengan pelayann yang di lakukan di BPS ini.
4Tujuan dari program penjaga mutu yang dijalankan di BPS
ini?Untuk menarik klien agar kembali lagi melakukan kunjungan dan
tidak kapok untuk kembali.
5Bagaimana pelakasanaan program penjaga mutu di BPS ini?Dengan
memberikan pelayanan pada hamil, memeriksa ibu hamil sesuai dengan
ketentuan, misalnya minimal 4 kali, atau maksimal sebulan
sekali.
6Upaya dalam mengetahui keberhasilan program-program penjaga
mutu yang dijalankan?Tidak ada media khusus untuk melakukan
penilaian keberhasilan. Dulu pernah menggunakan lembar saran.
Tetapi pasien kadang suka malas untuk mengisi. Jadi kurang efektif.
Jadi jika pasien itu memeriksa dari mulai hamil, bersalin, nifas,
kb, imunisasi sampai bersalin lagi pasiennya tetap disini berarti
pasiennya merasa puas. Padahal sebelum ada ibu bidan ini ada ibu
bidan yang lain. Kadang ditanya langsung kepada pasiennya.
Dulu pun sebelum pasang plang tapi SIPB sudah punya, saat ibu
kerja di puskesmas, banyak pasien yang datang mencari tempat
ibu.
7Metode apa yang ibu lakukan untuk mengetahui masalah dalam mutu
pelayanan di BPS ini?
Misalnya ada pasien yang awalnya periksa di sini, tiba-tiba
pasiennya tidak datang lagi. Nah dari situ dilakukan penilaian
kenapa pasien tersebut tidak kembali lagi. Ternyata pasien tersebut
pindah ke puskesmas karena dinilai puskesmas lebih murah.
8Faktor yang paling berpengaruh dalam pelaksanaan program
penjaga mutu di BPS ini?kepuasan pasien.
9Apa yang ibu lakukan apabila menemukan masalah dalam mutu
pelayanan?Melakukann komunikasi dengan tokoh masyarakat dalam
pemecahan masalahnya.
10Apakah ibu punya cara-cara tertentu dalam memecahkan masalah
dalam mutu pelayanan?Sudah memberikan harga seminimal mungkin.
11Apakah ada kebijakan khusus untuk BPS ini dalam melaksanakan
program penjaga mutu?Melaksanakan kegiatan kegiatan yang
berhubungan dengan KIA
12Apakah ada tenaga kesehatan lain di BPS, selain ibu?Ada,
asisten yaitu bidan Erni.
13Apakah peralatan di BPS ini sudah memadai? Terutama penangan
awal kegawatdaruratan?Sudah memenuhi.
14Dalam melakukan tindakan apakah memberikan pembicaraan
sebelumnya? Atau menggunakan dengan lembar persetujuan?Selalu.
Tetapi hanya dilakukan dengan lisan.
15Setelah selesai memberikan pelayanan apakah selalu memberikan
konseling tentang apa yang pasien butuhkan?
Kadang sebagian orang sudah ada yang mengerti tentang pelayanan.
Tetapi pada orang yang belum mengerti sama sekali maka ibu bidan
memberikan penjelasan sampai pasien mengerti sesuai dengan
kemampuan daya fikir pasien.
16Pada saat kapan bidan melakukan rujukan kegawatdaruratan?Jika
dirasa dalam hati ada sesuatu yang merujuk ke patologi maka segera
di rujuk didampingi dengan ibu bidan dan ibu RW.
17Apakah bidan mengelola pasien dengan keadaan patologi misalnya
sungsang, gemelli dan lain-lainnya?Tidak, jika dirasa ada kegawat
daruratan maka segera dilakukan rujukan ke dokter. Karena dirasa
dalam hati kalau sudah ada sesuatu patologis maka langsung dirujuk.
Dan kadang timbul statemen dari masyarakat bahwa jika dilakukan
rujukan masyarakat menilai kurang enak tentang sikap bidan
melakukan rujukan. Tetapi jika ada patologis dan dirujuk, lalu di
lahir normal ditempat rujukan ibu merasa bersyukur.
18Jika iya, pada saat bagaimana bidan melakukan
pengelolaan?Hanya melakukan pengelolaan pada pasien yang normal
saja.
19Apakah di BPS ini mempunyai program penjaga mutu
prospektif?Belum tahu, kalau untuk jaga-jaga SIPB tetap buat.
20Program penjaga mutu prospektif apa yang dimiliki BPS
ini?Belum tau.
21Apakah BPS ini mempunyai standar tertentu untuk menjaga mutu
pelayanan?Ada
22Standar apa saja yang ada di BPS ini?SOP
BIDAN DELIMA
23Apakah signage Bidan Delima berukuran 40x60 cmAda
24Apakah terdapat ruang tunggu di BPS ini?Ada
25Apakah terdapat meja pendaftaran, lemari arsip dan jadwal
praktik di BPS ini?Ada
26Apakah terdapat ruang pemeriksaan di BPS ini?Ada
27Apakah terdapat meja Konsultasi dan kulkas penyimpanan vaksin
?Ada
28Apakah ada alat pemeriksa kehamilan, penataan vaksin dan
limbah medis di BPS ini?Ada
29Apakah terdapat timbangan bayi, aktivitas mengukur tensi darah
di BPS?Ada
30Apakah terdapat safety box di BPS ini?Ada
31Apakah tersedia kartu status ibu hamil di BPS ini?Ada
32Apakah tersedia wastafel & alternatif tempat cuci tangan
di BPS ini?Tidak ada
33Apakah tersedia WC atau Kamar mandi di BPS ini?Ada
34Apakah tersedia ruang Bersalin di BPS ini?Ruang bersalin
bersatu dengan ruang pemeriksaan ANC
35Apakah tersedia ruang Pencegahan & Pengendalian Infeksi di
BPS ini?Tidak ada
36Apakah tersedia ruang Rawat Inap di BPS ini? Ada
37Apakah tersedia Ruang Perawatan di BPS ini?Ada
38Apakah tersedia Formulir Persalinan, Nifas, KB, Surat
Kelahiran, Surat Kematian, Keterangan cuti bersalin, informed
consent, SOAP, Partograf,dll di BPS ini?Ada
39Apakah tersedia Penyimpanan tempat sampah di BPS ini?Ada
40Apakah dilakukan Rekapitulasi pemasukan harian, kwitansi,
daftar inventaris di BPS ini?Ada, dilakukan setiap selesai
pelayanan dan tertata rapi di meja kerja bidan.
4.2Pembahasan
Baik atau tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi
oleh beberapa unsur, dan untuk menjamin baiknya mutu pelayanan
kesehatan ada tiga unsur yang harus diupayakan sedemikian rupa agar
sesuai dengan standar dan atau kebutuhan.
A.Unsur masukan
Unsur masukan (input) adalah tenaga, dana dan sarana fisik,
perlengkapan serta peralatan. Secara umum disebutkan bahwa apabila
tenaga dan sarana (kuantitas dan kualitas) tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan (standardofpersonnel and facilities),
serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka
sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan .Kenyataan di BPS :
tenaga kesehatan sudah sesuai karena terdapat dua bidan,
perlengkapan serta peralatan sudah lengkap sesuai dengan standar
tetapi pada fasilitas ruangan belum sesuai dengan standar karena
ruangan pemeriksaan ANC bersatu dengan ruangan bersalin yang
seharusnya terpisah dan tidak adanya ruangan khusus untuk
pencegahan dan pengendalian infeksi.B.Unsur lingkungan
Yang dimaksud dengan unsur lingkungan adalah
kebijakan,organisasi, manajemen. Secara umum disebutkan apabila
kebijakan,organisasi dan manajemen tersebut tidak sesuai dengan
standar dan atau tidak bersifat mendukung, maka sulitlah diharapkan
baiknya mutu pelayanan.Kenyataan di BPS : Dalam pengelolaan
manajemen pelayanannya sudah sesuai dengan standar karena bidan
memberikan pelayanan ANC dan asuhan kebidanan lainnya, selalu
memberikan konseling sesuai kebutuhan pasien serta hanya menangani
kasus persalinan normal dan merujuk apabila ada kasus patologi dan
melakukan rekapitulasi pemasukan harian, kwitansi, daftar
inventaris di BPS yang dilakukan setiap selesai pelayanan dan
tertata rapi di meja kerja bidan dan bidan pun melakukan kolaborasi
dengan tokoh masyarakat setempat.C.Unsur proses
Yang dimaksud dengan unsur proses adalah tindakan
medis,keperawatan atau non medis. Secara umum disebutkan apabila
tindakan tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
(standard of conduct), maka sulitlah diharapkan mutu pelayanan
menjadi baik.Kenyataan di BPS : dalam tindakan medis keperawatan
atau non medis sudah sesuai dengan standar yaitu bidan hanya
mengelola kasus normal dan merujuk kasus patologi dan dalam menilai
kepuasan pasien untuk mengukur mutu atau kualitas pelayanan di BPS
bidan selalu menanyakan langsung pada pasien serta bersikap
ramah.
BAB V
PENUTUPA. Kesimpulan
1. Mutu adalah suatu konsep yang multi dimensional artinya
pengertin mutu akan berbeda-beda pada setipa orang, tergantung pada
kepentingan, latar belakang kehidupan, pendidikan dan harapan
seseorang terhadap pelayanan kesehatan.2. Bidan adalah seorang yang
telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh
negara dan memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan
praktek kebidanan di negara itu. Dia harus mampu meberikan
supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada
wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan
(post partum period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya
sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak.3. Mutu
pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas atau sesuai (yang
berhubungan dengan standar-standar) dan suatu intervensi yang
diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang
bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan
dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan
gizi.4. Dari pembahasan yang kami bahas di atas maka dapat di
simpulkan bahwa mutu pelayanan kebidanan di BPS Bd.Y sudah memenuhi
standar. Serta manajemen di BPS sudah baik dan terencana sehingga
mendapatkan output yang baik.B. SaranDiharapkan pada mutu pelayanan
di BPS dapat ditingkatkan untuk menjadi lebih baik lagi. sehingga
masyarakat mendapatkan pelayanan yang memuaskan dan nyaman lebih
bermutu.DAFTAR PUSTAKA
1.
http://dinkes.baritokualakab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=82:bidan-berperan-penting-dalam-aki-dan-akb&catid=52:bina-kesga&Itemid=792.
Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta :
Salemba Empat