Mutiara adalah suatu benda keras yang diproduksi di dalam jaringan lunak (khususnya mantel) dari moluska hidup. Sama seperti cangkang -nya, mutiara terdiri dari kalsium karbonat dalam bentuk kristal yang telah disimpan dalam lapisan-lapisan konsentris. Mutiara yang ideal adalah yang berbentuk sempurna bulat dan halus, tetapi ada juga berbagai macam bentuk lain. Mutiara alami berkualitas terbaik telah sangat dihargai sebagai batu permata dan objek keindahan selama berabad-abad, dan oleh karena itu, kata "mutiara" telah menjadi metafora untuk sesuatu yang sangat langka, baik, mengagumkan, dan berharga. Mutiara berharga terdapat di alam liar, tapi dalam kuantitas yang sangat jarang. Mutiara budidaya atau mutiara yang berasal dari tiram merupakan mayoritas dari mutiara-mutiara yang dijual di pasaran. Mutiara laut dihargai lebih tinggi dari mutiara air tawar . Yang banyak dijual dengan harga murah adalah mutiara imitasi , tapi kualitasnya biasanya jelek. Secara umum, mutiara imitasi dapat dengan mudah dibedakan dari mutiara asli. Mutiara banyak dibudidaya untuk digunakan sebagai perhiasan . Namun di masa lalu, mutiara juga digunakan sebagai hiasan pada pakaian- pakaian mewah. Mutiara juga bisa dihancurkan dan digunakan dalam kosmetik , obat-obatan , atau dalam formula cat . Mutiara yang dianggap berkualitas hampir selalu berwarna-warni dan menyerupai mother of pearl, seperti interior kulit yang memproduksi mereka. Namun, hampir semua jenis moluska bercangkang mampu menghasilkan mutiara yang sedikit kurang bersinar atau berbentuk kurang bulat seperti bola. Meskipun mereka mungkin juga sah disebut sebagai "mutiara" oleh laboratorium gemologi dan juga di bawah aturan US Federal Trade Commission dan terbentuk dengan cara yang sama, kebanyakan dari mereka tidak bernilai, kecuali sebagai barang antik. Hampir semua moluska bercangkang bisa menghasilkan beberapa jenis mutiara, melalui proses alami, ketika suatu obyek mikroskopis terperangkap di dalam mantel lipatan moluska, tetapi sebagian besar dari mutiara tidak dihargai sebagai batu permata. Sebuah mutiara alami terbentuk tanpa intervensi manusia sama sekali, di alam liar, dan sangat jarang terjadi. Kira-kira
38
Embed
Mutiara Adalah Suatu Benda Keras Yang Diproduksi Di Dalam Jaringan Lunak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Mutiara adalah suatu benda keras yang diproduksi di dalam jaringan lunak (khususnya mantel) dari moluska hidup. Sama seperti cangkang-nya, mutiara terdiri dari kalsium karbonat dalam bentuk kristal yang telah disimpan dalam lapisan-lapisan konsentris. Mutiara yang ideal adalah yang berbentuk sempurna bulat dan halus, tetapi ada juga berbagai macam bentuk lain. Mutiara alami berkualitas terbaik telah sangat dihargai sebagai batu permata dan objek keindahan selama berabad-abad, dan oleh karena itu, kata "mutiara" telah menjadi metafora untuk sesuatu yang sangat langka, baik, mengagumkan, dan berharga.
Mutiara berharga terdapat di alam liar, tapi dalam kuantitas yang sangat jarang. Mutiara budidaya atau mutiara yang berasal dari tiram merupakan mayoritas dari mutiara-mutiara yang dijual di pasaran. Mutiara laut dihargai lebih tinggi dari mutiara air tawar. Yang banyak dijual dengan harga murah adalah mutiara imitasi, tapi kualitasnya biasanya jelek. Secara umum, mutiara imitasi dapat dengan mudah dibedakan dari mutiara asli. Mutiara banyak dibudidaya untuk digunakan sebagai perhiasan. Namun di masa lalu, mutiara juga digunakan sebagai hiasan pada pakaian-pakaian mewah. Mutiara juga bisa dihancurkan dan digunakan dalam kosmetik, obat-obatan, atau dalam formula cat.
Mutiara yang dianggap berkualitas hampir selalu berwarna-warni dan menyerupai mother of pearl, seperti interior kulit yang memproduksi mereka. Namun, hampir semua jenis moluska bercangkang mampu menghasilkan mutiara yang sedikit kurang bersinar atau berbentuk kurang bulat seperti bola. Meskipun mereka mungkin juga sah disebut sebagai "mutiara" oleh laboratorium gemologi dan juga di bawah aturan US Federal Trade Commission dan terbentuk dengan cara yang sama, kebanyakan dari mereka tidak bernilai, kecuali sebagai barang antik.
Hampir semua moluska bercangkang bisa menghasilkan beberapa jenis mutiara, melalui proses alami, ketika suatu obyek mikroskopis terperangkap di dalam mantel lipatan moluska, tetapi sebagian besar dari mutiara tidak dihargai sebagai batu permata.
Sebuah mutiara alami terbentuk tanpa intervensi manusia sama sekali, di alam liar, dan sangat jarang terjadi. Kira-kira ratusan kerang mutiara harus dikumpulkan dan dibuka, dan dengan demikian dibunuh, hanya untuk menemukan satu mutiara liar, dan selama berabad-abad itulah satu-satunya cara untuk memperoleh mutiara. Ini adalah alasan utama mengapa mutiara termasuk sangat berharga di masa lalu. Mutiara budidaya, di sisi lain, merupakan salah jenis mutiara yang dibentuk dengan melibatkan manusia, di sebuah peternakan mutiara.
Tiram mutiara (Familia Pteriidae) adalah penghasil mutiara yang paling umum dibudidayakan untuk mutiaranya.
Jenis-jenis tiram mutiara ini adalah:
Pinctada maxima Pinctada margaritifera
Pinctada fucata
Pteria penguin
Sedangkan moluska penghasil mutiara di air tawar dihasilkan oleh beberapa jenis remis seperti:
Margaritifera margaritifera Hyriopsis cumingii
Cristaria plicata
Budidaya kerang mutiara Sebagaimana namanya, mutiara hasil budidaya melewati serangkaian proses dengan campur tangan manusia. Walaupun sebagian besar waktu pembentukan mutiara budidaya berada di dalam kerang, namun manusia berperan penting dalam meyakinkan bahwa mutiara di dalam kerang itu terbentuk sesuai keinginannya. Sejak proses penyisipan bahkan jauh sebelum proses ini berlangsung, untuk meyakinkan bahwa mutiara budidaya terbentuk dengan baik, kerang-kerang yang layak disisip telah diseleksi dengan baik. Walaupun toh pada akhirnya, sampai saat ini, produksi mutiara hasil budidaya kelas terbaik masih sangat minim dibandingkan dengan kelas di bawahnya.
Alam menyediakan bibit kerang mutiara budidaya. Bibit kerang mutiara ini dikumpulkan dengan menggunakan perangkap-perangkap larva (kolektor) yang diletakkan di laut. Material dan model kolektor ini bervariasi. Material kolektor bisa berasal dari alam seperti sabut kelapa dan ijuk maupun buatan seperti kain dan plastik. Sementara modelnya bervariasi dari bentuk sapu sampai ke bentuk panel. Prinsipnya adalah menyediakan substrat atau tempat untuk menempel bagi larva kerang mutiara yang bermetamorfosis menjadi spat. Namun demikian, bukan hanya spat kerang mutiara saja yang menempel di koletor ini, namun bisa saja organisme lainnya. Kolektor-kolektor ini digantung pada longline atau sarana apung lainnya. Lamanya perendaman sebenarnya tergantung dari tingkat pertumbuhan spat yang mencapai ukuran yang bisa dikenal sehingga bisa dibedakan dengan spat kerang jenis lain. Secara teoritis, perendaman bisa lebih dari 2 bulan tergantung jenis kerang yang akan dibudidayakan. Kolektor kemudian dibersihkan dari jenis kerang lain dan organisme pengotor lainnya (biofouling) sehingga memungkinkan spat bertumbuh dengan leluasa. Setelah itu, jenis yang akan dibudidayakan diambil dengan hati-hati karena kondisi mereka sangat rentan. Mengingat mereka menempel dengan bysus sehingga pengambilan spat adalah dengan memotong bysusnya bukan dengan
menarik keluar spat itu dengan paksa. Mereka juga rentan terhadap perubahan suhu dan lamanya mereka terekspos di luar air. Kerang muda ini dipindahkan ke kotak panel yang memiliki ruang leluasa bagi mereka untuk bertumbuh. Lewat pemahaman ini, pengetahuan akan sebaran jenis atau spesies kerang mutiara di perairan sangat dibutuhkan sebelum memutuskan untuk membuat usaha budidaya kerang mutiara yang membutuhkan suplai bibit dari alam.
Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kerang mutiara budidaya saat ini mengalami pergeseran dari mencari bibit di alam ke bibit hasil hatchery. Beberapa negara mulai mengembangkan program selektive breeding yaitu pada prinsipnya menyeleksi kerang yang memiliki karakter bagus untuk dijadikan induk. Karakter bagus dalam hal ini dititik beratkan pada melihat pertumbuhan kerang dibandingkan kerang seusianya, morfologi dari cangkang dan warna nacre (MoP) kerang. Mengingat tujuan kebanyakan budidaya komersial dari kerang mutiara adalah memproduksi mutiara bulat, sehingga bentuk morfologi sepasang cangkang yang menciptakan ruang yang besar dan leluasa pada bagian internalnya, menjadi salah satu pertimbangan untuk memproduksi anakan kerang host (kerang yang akan disisipkan inti mutiara). Sementara kerang yang memiliki warna dan kondisi MoP terbaik dijadikan sebagai induk untuk memproduksi saibo, mengingat saibo sangat menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan.
Dalam proses perbanyakan dengan sistem hatchery. Induk kerang mutiara biasanya diseleksi apabila kondisinya sudah mencapai matang gonad. Caranya adalah dengan membuka cangkang dengan shell opener dan memeriksa bagian gonad dengan terlebih dahulu mengibaskan insang yang menutupi areal bagian dalam kerang. Gonad biasanya langsung terlihat pada kerang matang gonad saat insang dikibaskan karena bagian gonad ini memakan tempat yang cukup besar dengan warnah cerah mencolok. Untuk kerang betina biasanya warna gonadnya adalah krim cerah sedangkan jantan adalah putih. Untuk membedakan gonad kedua kelamin kerang memang diperlukan latihan yang berulang-ulang mengingat kadangkala warna gonad jantan terlihat menyerupai warna betina, atau sebaliknya.
Asal Usul MutiaraMutiara pada dasarnya adalah sebuah nucleus atau inti yang dikembangbiakkan di dalam sebuah kerang yang disebut dengan kerang mutiara. Pada awalnya orang sengaja menyisipkan sebuah nucleus (inti) ke dalam mantle (kulit kerang mutiara) yang berasal dari serpihan mantle kerang mutiara.
Dalam perkembangan kerang mutiara tersebut menjadi kerang dewasa terjadilah suatu ikatan yang makin berkembang pada nucleus tersebut, hingga pada akhirnya membentuk sebuah butiran mutiara. Ada pula sebagian orang yang mempercayai bahwa butiran mutiara itu sebenarnya adalah jaringan ludah dari kerang mutiara yang berkontaminasi dengan nucleus.
Quote:
Budi Daya Kerang Mutiara
Budi daya kerang mutiara dewasa ini dapat dilakukan oleh putra bangsa Indonesia sendiri; setelah sebelumnya dilakukan oleh kebanyakan ahli kerang mutiara dari Jepang.
Keberhasilan budi daya kerang mutiara tergantung pada proses awalnya yakni pada saat penyisipan nucleus (inti) mutiara. Secara garis besar proses budi daya kerang mutiara harus melampaui beberapa proses, sebagai berikut :
Proses pemilihan donor. Hasil mutiara tergantung pada baik tidaknya donor yang disispkan ke dalam kerang mutiara. Apabila donor berupa nucleus yang disisipkan berkualitas baik maka hasilnya akan bagus, begitu pula sebailknya.
Pemeliharaan mantle (cangkang kerang mutiara) agar dapat berkontaminasi dengan nucleus dengan sempurna. Maka pemeliharaan mantle (cangkang kerang mutiara) harus dilakukan dengan seksama, semisal melalui proses anastesi. Supaya tidak terjadi trauma pada nucleus yang dipotong dari mantle-nya.
Perawatan cangkang kerang mutiara (mantle) agar menghasilkan warna-warna yang baik, karena semua warna-warna mutiara tergantung dari mantle dalam bentuk nucleus yang disisipkan ke dalam kerang mutiara.
Standar cangkang kerang biasanya diukur untuk dapat menghasilkan mutiara berdasarkan : bentuk mutiara, ukuran butir mutiara, kontur permukaan mutiara, kilaunya, serta warna mutiara.
Dalam budidaya kerang mutiara dikenal tiga cara anastesi yang dirasa cukup efektif yang dapat dilakukan sewaktu melakukan pembiusan terhadap kerang mutiara. Yakni :
Cairan Phenoxyethanol dalam konsentrasi 3mL/LCairan Propylene Phenoxytol dengan konsentrasi 2.56mL/L, serta Cairan Bensocaine yang ditakar dengan konsentrasi 1200mg/L.
Karena biasanya setelah dilakukan pembedahan berupa penyisipan inti mutiara, donor harus dibunuh. Maka untuk menghindari hal ini dan agar donor dapat digunakan lagi untuk pendonoran berikutnya; maka diupayakan cara anastesi dengan tujuan tidak meninggalkan trauma pada donor.
Quote:
Sistem Pengujian Kualitas MutiaraKualitas mutiara mempunyai standar penilaian yang ditentukan oleh sistem pengujian kualitas mutiara yang disebut dengan sistem Grading.
Kualitas mutiara biasanya dibedakan menurut standar :
Ukuran Mutiara. Acuannya adalah, makin besar mutiara maka makin mahal harganya. Batasan ukuran mutiara besar adalah di atas 7 milimeter.Kebulatan atau bundar tidaknya Mutiara. Mutiara yang bundar bulat lebih
disukai orang hingga otomatis harganya lebih mahal. Selain bulat ada juga bentuk air mata; juga diminati orang.Kilap atau kilau Mutiara. Kilap atau kilau mutiara mempunyai istilah luster atau daya pantul mutiara terhadap cahaya atau suatu obyek.Permukaan Mutiara. Yang mulus dan halus semakin mahal harganya.Warna Mutiara. Biasanya lain bangsa mempunyai kecenderungan warna favorit yang berbeda. Bangsa Amerika menyukai warna semburat pink, orang Eropa menyukai warna cream dan silver off white. Sedangkan bangsa Amerika Latin lebih menyenangi yang berwarna keemasan.
Penentuan kualitas mutiara dan cara mengetahui apakah suatu mutiara palsu atau asli adalah dengan cara dibakar. Mutiara asli yang nucleusnya terbungkus oleh nacre adalah mutiara asli yang terbentuk secara alami, dan biasanya tidak akan mudah lecet, koyak atau terbakar. Sedangkan mutiara palsu yang terbuat dari kaca, plastik atau imitasinya akan mudah terbakar.
Secara garis besar sistem gradasi kualitas mutiara dibedakan atas level A – D :
Level A: Mutiara dengan kualitas terbaik, sangat berkilau, sedikit cacat <10%>Level B: Mutiara yang sangat berkilau atau berkilau sedang. Meskipun ada sedikit cacat tetapi tidak lebih 30% dari luas permukaan.Level C: Adalah mutiara yang berkilau sedang, serta cacat permukaan tak lebih dari 60% saja.Level D: Semua mutiara yang memiliki cacat sedikit namun tidak dalam. Luasnya tidak lebih dari 60% dari luas permukaan.
Perlu dipahami bahwa cara dan sistem kualifikasi mutiara keduanya sangat rentan terhadap berbagai interpretasi; dengan pertimbangan karena banyak faktor lainnya yang menjadi bahan pertimbangan juga di dalam uji kualitas dari kerang mutiara tersebut.
Quote:
Produksi Mutiara IndonesiaDi Indonesia yang paling banyak dihasilkan adalah jenis mutiara Laut Selatan. Produksi mutiara Laut Selatan bisa mencapai 27% dari jumlah produksi mutiara dalam skala dunia. Sayangnya dari yang 27% produksi mutiara Laut Selatan tersebut, 90%nya dikuasai oleh teknologi asing; meski tetap ada putra-putra bangsa yang ikut terlibat dalam produksinya.
Inilah faktor yang menjadikan mutiara Indonesia masih dijual mahal di negeri sendiri, karena bangsa Indonesia masih membeli teknologi dari asing. Mari bagi Anda yang menyenangi produk mutiara pada perhiasan-perhiasan Anda untuk pula mulai mencari cara untuk mempelajari juga budidaya kerang mutiara.
Kajian Faktor Lingkungan Habitat Kerang Mutiara (Stadia Spat) di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat
PENDAHULUAN
Latar belakang
Mutiara memiliki manfaat selain untuk perhiasan, juga dapat digunakan sebagai bahan dasar kosmetik.
Pembudidayaan mutiara dianggap sangat perlu karena meningkatnya permintaan pasar terhadap mutiara
alami, yang mengakibatkan persediaan mutiara di alam semakin terbatas dan untuk mendapatkan jenis
mutiara yang sesuai dengan selera pasar juga semakin sulit. Kondisi ini mendorong manusia menganggap
perlu mengembangkan budidaya kerang mutiara untuk mendapatkan kualitas mutiara yang terbaik. Pusat
Pembudidayaan dan Perdagangan Mutiara Internasional berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Jenis kerang mutiara yang banyak ditemukan di Indonesia antara lain kerang mutiara jenis Pinctada maxima,
dimana jenis ini dikenal mampu menghasilkan mutiara yang berukuran cukup besar dikelasnya. Lingkungan
perairan tropis Indonesia sangat mendukung kehidupan kerang mutiara sehingga pertumbuhannya dapat
berlangsung sepanjang tahun. Kerang mutiara biasanya hidup di daerah terumbu karang atau substrat yang
berpasir, dan pola penyebaran kerang mutiara biasanya terdapat pada daerah yang beriklim hangat di daerah
tropis dan subtropis. Pertumbuhan kerang di daerah subtropis berlangsung di musim panas (summer)
sedangkan di musim dingin (winter) pertumbuhannya berlangsung lambat atau terkadang tidak mengalami
pertumbuhan sama sekali. Hal inilah yang menyebabkan waktu pertumbuhan kerang mutiara di Indonesia
(daerah tropis) cenderung 4,6 kali lebih cepat dibandingkan dengan kerang mutiara Jepang (daerah subtropis).
Pertumbuhan kerang mutiara sangatlah dipengaruhi oleh faktor-faktor alam sebagai parameternya antara lain
biologis, fisika dan kimia. Beberapa faktor itu adalah suhu perairan, salinitas, suplai makanan yang cukup dan
persentase unsur kimia di laut. Suhu menjadi faktor yang mampu mempengaruhi pertumbuhan kerang mutiara,
karena pada musim panas, saat suhu naik, kerang mutiara dapat tumbuh secara maksimal. Namun saat suhu
dan salinitas sepanjang tahun stabil dengan lingkungan yang ideal, maka pertumbuhannya akan stabil pula.
Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengkaji pengaruh kondisi parameter fisika, kimia dan biologi perairan serta peranannya terhadap
pertumbuhan kerang mutiara dewasa maupun kerang mutiara stadia spat.
2. Mengkaji apakah lingkungan di daerah Teluk Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat tersebut masih
layak atau tidak untuk pengembangan budidaya kerang mutiara.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan waktu
Penelitian ini dilakukan pada pertengahan bulan Oktober 2005 di Teluk Sekotong Lombok Barat Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Penelitian ini dilakukan pada lima stasiun pengamatan di Teluk Sekotong. Bertempat di PT.
Buana Gemilang Hamparan Mutiara Dusun Pandanan, Desa Sekotong Barat, Kecamatan Sekotong,
Kabupaten Lombok Barat. Lokasi penelitian diapit oleh dua sungai diantaranya Sungai Pandanan. Daerah
penelitian kerang mutiara berada di Dusun Pandanan, DesaSekotong Barat ini dibatasi oleh perairan Teluk
Tawun di sebelah utara, Gili Gede di sebelah selatan, Selat Lombok di sebelah barat, dan Dusun Pangawisan
di sebelah timur. Desa Sekotong Barat berada di sebelah selatan Teluk Tawun, dimana Dusun Pengawisan
berada pada 115o58’24” BT, 08o43’17” LS, dan Dusun Pandanan berada pada 115o58’24” BT, 08o43’42” LS.
Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian kerang mutiara antara lain termometer, secchi disk, refraktometer,
plankton-net ukuran 20 mikron, botol Nansen, pH meter digital, jangka sorong (kaliper), botol sampel, kolektor
Tabel 1. Hasil pengukuran rata-rata parameter lingkungan (fisika, kimia dan biologi perairan) di setiap stasiun pengamatan di Teluk Sekotong, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat pada bulan Oktober 2005.