Top Banner

of 23

MUTASI BAKTERI 2

Oct 06, 2015

Download

Documents

Mikhel Anderson

tugas
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mutasi adalah perubahan dalam genotip suatu individu yang terjadi secara tiba-tiba dan secara random. Perubahan ini sebenarnya menyangkut perubahan pada bahan genetik. Mutasi ini disebabkan karena adanya mutagen (agen mutasi) yaitu bahan kimia, fisika atau biologi yang memiliki daya tembus yang kuat sehingga dapat mencapai bahan genetik dalam inti sel. Dalam hal ini, mutasi melibatkan sejumlah gen pada DNA suatu makhluk hidup.Bakteri sangat bermanfaat dalam mempelajari mutasi genetik karena memiliki beberapa keunggulan yaitu populasi yang sangat besar (106 109 individu), dapat dipelihara dan ditumbuhkan dalam cawan petri atau tabung reaksi, umur generasi sangat pendek sehingga untuk mengetahui mutasi genetik dapat dilakukan dalam waktu relatif pendek. Selain itu, koloni bakteri cukup besar untuk percobaan makroskopik dengan sering memperlihatkan variasi dalam ukuran, bentuk, atau kebiasaan pertumbuhan, tekstur, warna dan respon terhadap nutrient, perwarnaan, obat, antibodi, dan virus patogen (bakteriofaga / virus pada bakteri). Mutasi dapat dideteksi dengan menggunakan metode yang khusus, salah satunya adalah teknik selektif. Teknik selektif yang sederhana menggunakan suatu mutan yang tahan terhadap obat-obat tertentu. Keturunan induk yang peka terhadap obat dilapiskan pada suatu medium padat yang berguna sebagai makanan yang mengandung obat tersebut. Keturunan induknya dimatikan dan segala yang bertahan akibat mutasi kepekaan terhadap ketahanan atau jika keturunan penerima induknya suatu parsial yang membawa gen ketahanan pada fragmen kromosom merupakan hasil perpindahan dengan menggabungkan ulang gen ketahanannya kedalam kromosom bakteri. Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti mutasi pada Acetobacter xylinum dengan perlakuan mutasi dengan sinar UV 40 watt dan di inkubasi ditempat gelap dan terang dengan menggunakan media yang diberi antibiotik dan tanpa antibiotik. B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbedaan jumlah koloni Acetobacter xylinum pada media yang menggunakan antibiotik dan tidak bila dipercepat oleh induksi mutasi cahaya UV 40 watt?

2. Bagaimana perbedaan antara jumlah koloni Acetobacter xylinum pada media yang menggunakan antibiotik dan tidak bila dipercepat oleh induksi UV 40 watt dengan inkubasi sample bakteri ditempat yang gelap dan ditempat yang terang?

C. Tujuan

Untuk mengetahui perbedaan jumlah koloni Acetobacter xylinum pada media yang menggunakan antibiotik dan tidak bila dipercepat oleh induksi mutasi cahaya UV 40 watt dan untuk mengetahui bagaimana perbedaan antara jumlah koloni Acetobacter xylinum pada media yang menggunakan antibiotik dan tidak bila dipercepat oleh induksi UV 40 watt dengan inkubasi sample bakteri ditempat yang gelap dan ditempat yang terang.D. Manfaat

Berdasarkan percobaan mutasi bakteri diharapkan menambah wawasan serta informasi tentang jumlah koloni Acetobacter xylinum pada media yang menggunakan antibiotik dan tidak bila dipercepat oleh induksi mutasi cahaya UV 40 watt dan untuk mengetahui bagaimana perbedaan antara jumlah koloni Acetobacter xylinum pada media yang menggunakan antibiotik dan tidak bila dipercepat oleh induksi UV 40 watt dengan inkubasi sample bakteri ditempat yang gelap dan ditempat yang terang.BAB II

KAJIAN PUSTAKA2. 1 Jenis mutasiMutasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada bahan genetik sehingga ekspresinya berubah. Mutasi dapat terjadi pada pasangan basa, satu ruas ADN, atau bahkan pada kromosom. Perubahan ADN dapat menyebabkan perubahan kodon-kodon ARNd, dan akhirnya menyebabkan perubahan jenis asam nukleat yang dapat disintesisnya. Perubahan protein atau enzim dapat menyebabkan perubahan metabolisme dan fenotip organisme. Mutasi dikelompokkan berdasarkan :1. Fenotip Mutan

a. Mutasi morfologi, yaitu mutasi yang pengaruhnya dapat dilihat dari perubahan morfologi (bentuk, ukuran dan warna). Misalnya, warna mata putih drosopila

b. Mutasi letal, yaitu mutasi pada alel yang telah dikenal dan hasilnya menyebabkan kematian mutan. Misalnya, kematian mutan yang mempunyai ale-alel letal yang berhubungan dengan kelainan darah (anemia sel darah merah bulan sabit) c. Mutasi kondisional, yaitu mutasi yang menyebabkan alel berekspresinya pada kondisi tertentu. Pada kondisi normal, kondisi mutan terlihat sama dengan jenis liar (normal) yang lain. Misalnya, mutasi kondisional terhadap suhu yang dialami oleh drosopila. Drosopila mutan peka terhadap suhu panas dan akan mati pada suhu lingkungan 30oC.d. Mutasi biokimia, yaitu mutasi yang menyebabkan mutan tidak mampu melakukan metabolisme tertentu. Mutan tersebut mempunyai alel yang menyebabkan sel kehilangan fungsi biokimia tertentu. Misalnya, mutan mikroba neurospora yang tidak mampu lagi memproduksi asam amino arginin.e. Mutasi resisten, yaitu mutasi yang menyebabkan mutan kebal (resisten terhadap bahan penghambat yang biasanya dirasakan oleh organisme normal. Misalnya, gulma mutan yang tahan terhadap herbisida. 2. Ukuran Mutasi titik : suatu perubahan pada sebagian kecil segmen DNA, biasanya terjadi pada suatu nukleotida tunggal atau pasangan nukleotida.1) Samesense (silent) mutasi : perubahan pada suatu kodon (biasanya pada posisi ketiga ) yang gagal untuk memindahkan asam amino spesifik dari tempat yang tidak mengalami mutasi.

2) Nonsense mutasi : suatu pemendekkan produk protein, pada signal rantai-terminasi .

3) Missense mutasi : suatu perubahan urutan asam amino dengan asam amino yang mengalami salah cetak ditempatkan pada rantai polipeptida.

4) Frameshift mutasi : suatu pergeseran reading frame, menghasilkan sejumlah kodon missense dan nonsense melalui sisa cistron. Gross Mutasi : perpindahan yang melibatkan lebih dari satu pasangan nukleotida, dapat memasukkan gen, kromosom, atau rangkaian kromosom (pada eukariota)3. Kualitas Struktural mutasi : perubahan pada nukleotida yang mengandung gen1) Substitusi mutasi : penggantian satu nukleotida untuk yang lainnya, dapat dibedakan menjadi ; Transisi : pertukaran dalam satu purin dengan satu pirimidin atau sebaliknya ; Transversi : perubahan pada purin atau pirimidin 2) Delesi mutan : kehilangan beberapa bagian suatu gen

3) Insersi mutan : penambahan satu atau lebih ekstra nukleotida terhadap suatu gen

Rearragement Mutasi merupakan perubahan lokasi suatu gen dalam genom, sering diikuti oleh efek posisi.1) Dalam satu gen : dua mutasi dalam gen yang sama fungsinya dapat menghasilkan efek yang berbeda, tergantung pada terjadinya apakah pada posisi cis atau trans2) Sejumlah gen tiap kromosom : efek fenotip berbeda dapat dihasilkan jika sejumlah gen yang mengalami replikasi nonequivalen pada kromosom homolog (eukariota)

3) Pergerakan lokus gen dapat menghasilkan fenotip baru, khususnya ketika gen dipindahkan dekat heterokromatin (eukariot)

2.2 Penyebab mutasi Mutasi dapat terjadi secara spontan atau karena rangsangan dari luar .1. Mutasi SpontanMutasi spontan terjadi karena kesalahan acak dalam proses replikasi atau saat pembelahan sel. Frekuensi mutasi spontan sangat kecil, yaitu 10-9-10-7. Beberapa penyebab mutasi yang terjadi secara spontan adalah sebagai berikut :

a. Rekombinasi Rekombinasi adalah perubahan akibat masuknya gen-gen atau segmen ADN dari molekul ADN (kromosom ) lain kedalam suatu molekul ADN. Rekombinasi dapat menyebabkan aberasi kromosom. Jenis rekombinasi yang sering menyebabkan mutasi adalah rekombinasi homolog.b. Kesalahan Mitosis dan Meiosis kesalahan dalam proses mitosis dan meiosis dapat menyebabkan perubahan jumlah kromosom. Gangguan terjadi ketika kromosom yang telah digandakan tidak bersinapsis dengan baik. Gangguan lain dapat terjadi saat sitokinesis, yaitu sel tidak terbagi menjadi dua sel baru sehingga kromosom yang telah digandakan tetap berada dalam satu sel. Artinya, sel tersebut mempunyai jumlah kromosom dua kali lipat dari jumlah kromosom awal.2. Mutasi Akibat Rangsangan dari LuarMutasi dapat terjadi karena adanya rangsangan dari luar , baik bersifat alami maupun buatan. a. Mutasi AlamiCiri-ciri mutasi alami adalah pasti, jarang terjadi, dan berlangsung sangat lambat. Kemungkinan mutasi alami terjadi satu diantara miliaran kejadian sehingga sangat sulit diamati oleh manusia dalam satu generasi. Faktor alami penyebab mutasi antara lain panas, radiasi sinar kosmis, dan radiasi unsur radioaktif alam. b. Mutasi BuatanMutasi buatan adalah mutasi yang disebabkan oleh peerangsangan yang dilakukan oleh manusia. Tujuan mutasi tersebut adalah untuk memperoleh genotip baru ataupun penelitian genetika. 2.3 Dampak Mutasi Lima tipe perubahan fenotip yang dapat dihasilkan melalui mutasi yaitu :a. Suatu perubahan dan prototrofik menjadi auksotrofik atau sebaliknya. Contoh : kehilangan atau memperoleh kembali kemampuan untuk menghasilkan produk dari biosintetik.b. Kehilangan atau memperoleh kembali kemampuan untuk menggunakan nutrient pengganti. Contoh : suatu mutasi pada gen untuk merubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa membuat sel tidak mau tumbuh pada medium dimana laktosa merupakan satu-satunya sumber karbon.

c. Suatu perubahan dari sensitifitas obat menjadi resistensi obat atau sebaliknya. Contoh : sebagian besar bakteri sensitif terhadap antibiotik streptomisin, tetapi strain resisten dapat dihasilkan melalui mutasi.

d. Suatu perubahan dari sensitifitas faga menjadi resistensi faga atau sebaliknya. Contoh : suatu mutasi pada reseptor bakteri untuk faga akan membuat sel resisten terhadap infeksi.e. Kehilangan atau memperoleh kembali komponen struktural permukaan sel. Contoh : satu strain Pneumococcus yang dapat menghasilkan kapsul polisakarida, sedangkan strain lain tidak memiliki kapsul.BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian in terdapat variabel-variabel manipulasi sehingga disebut sebagai eksperimental. B. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian adalah mutasi pada bakteri Acetobacter xylimum melalui UV 40 watt, kemudian inkubasi bakteri ditempat terang dan gelap dalam media dengan pemberian antibiotik dan media tanpa pemberian antibiotik.C. Prosedur Penelitian

1. Desain Penelitian

Menggunakan eskperimen sesuai dengan buku PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA 2 karangan Prof. Dr. G. Wayan Seregeg, seperti pada skema di bawah ini :

Gambar 1. Skema kerja mutagenesis pada bakteri2. Alat dan bahan

2.1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian :

Cawan petri 14 pasang

Tabung reaksi 11 buah

Erlenmeyer 100 ml 3 buah

Erlenmeyer 500 ml 1 buah

Aluminium foil

Kertas karbon

Gelas ukur 100 ml 1ml 1 buah

Spatula atau pengaduk 3 buah

Kaca pengaduk bentuk L 2 buah

Bunsen 2 buah

Rak tabung reaksi 1 buah

Kapas pemalut 50 gram 1 buah

Spet atau suntikan 2 buah

Karet gelang dan benang bol

Kertas A4

Otoklaf

Inkubator

Almari pendingin

Lampu

Tabung gas

Sentrifuge

Tabung sentrifuge

Timbangan digital

Alu dan mortar

Panci

Kompor gas

Kertas label

Lampu ultraviolet

Laminer

Coloni counter

2.2. Bahan

Kultur murni Acetobacter xylinum, yang diperoleh dari Ibu Mahanani Tri Asri (Dosen Mikrobiologi UNESA).

Agar batangan putih 6 g

MgSO4 0,1 M steril 1 liter

Daging sapi 500 g

Pepton 2 g

NaCl / garam dapur 5 g

Air aquades 2 liter

Alkohol 70 % 100 ml

Antibiotik Amoxicillin 30mg/liter 3. Cara Kerja

3.1. Pembuatan larutan MgSO4 0,1M steril

Menimbang MgSO4 12 gram.

Melarutkan MgSO4 kedalam 1 liter aquades.

Mengaduk larutan MgSO4 tersebut, dilakukan secara aseptik.

Menyimpan MgSO4 0,1 M sampai waktu digunakan.

3.2. Pembuatan Media Nutrient broth :

Membuat esktrak daging 1 liter dari 1 kg + 2 liter air aquades, yang diambil filtratnya 1 1 liter.

Memasukkan 2 g peptone, 5 g garam dapur (NaCl) dan 6 gr agar-agar lalu di panaskan sampai mendidih hingga agar-agar larut.

Memindahkan media yang telah mendidih kedalam erlenmeyer 500 ml untuk sterilisasi basah otoklaf selama 2,5 jam.

Memindahkan media yang telah steril kedalam 8 tabung reaksi steril dengan spet (suntikan) secara aseptik. (Catatan: 2 tabung reaksi berisi 9 ml dan diberi label Dil-4 dan Dil-8, sedangkan 6 tabung reaksi berisi 9,9 ml diberi label Dil-1, Dil-2, Dil-3, Dil-4, Dil-5, Dil-6, Dil-7). Ke 8 tabung reaksi disimpan dalam lemari pendingin bersuhu 150 C sampai saat digunakan.

3.3.Pembuatan media nutrient agar.

Merebus air 750 ml + 6 gr agar batangan , sampai agar-agar larut.

Memindahkan media yang telah mendidih kedalam erlenmeyer 500 ml untuk sterilisasi basah otoklaf + 2,5 jam.

Memindahkan media yang telah steril kedalam cawan petri steril secara aseptik. Dari 4 cawan petri diberi label NA-1, NA-2, NA-3, NA-4 (NA : nutrient agar tanpa antibiotik), sedangkan 6 cawan petri yang lain masing-masing diberi 2 ml larutan antibiotik Amoxicillin secara aseptik menggunakan pipet steril dan diratakan dengan pengaduk gelas L steril keseluruh permukaan agar. Kemudian masing-masing cawan diberi label NAA-1, NAA-2, NAA-3, NAA-4, NAA-5 dan NAA-6, dan disimpan dalam lemari pendingin bersuhu 150 C sampai saat digunakan.

3.4. Prosedur kerja mutasi bakteri pada Acetobacter xylinum :

Kultur Acetobacter xylinum dibiakkan dalam 400 ml nutrient broth selama 24 jam pada suhu 370 C.

Biakan tersebut kemudian disentrifuge dengan kecepatan 2000 rpm selama 5 menit.

Membuang supernatant dari hasil sentrifuge biakan bakteri tersebut dan memasukkan natannya kedalam 70 ml larutan MgSO4 0,1 M.

Dari larutan MgSO4 70 ml diatas diambil 2 ml suspensi bakteri.

Dari 2 ml suspensi bakteri diambil 0,5 ml dengan spet steril untuk dibiakkan dalam cawan petri berlabel NAA-1 dan NAA-2 yang masing-masing berisi media nutrient agar + antibiotik Amoxicillin Diratakan dengan menggunakan pengaduk gelas berbentuk L keseluruh permukaan media agar secara aseptik, dan di inkubasi selama 24 jam dengan suhu 310 C.

Dari sisa 2 ml suspensi bakteri diambil 0,1 ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang di beri label Dil-1 (berisi 9,9 ml medium nutrient broth) kemudian dihomogenkan , dilakukan secara aseptik.

Mengambil 0,1 ml dari Dil-1 dimasukkan kedalam Dil-2 (berisi 9,9 ml medium nutrient broth), kemudian di homogenkan dan dilakukan secara aseptik.

Mengambil 0,1 ml dari Dil-2 dimasukkan kedalam Dil-3 (berisi 9,9 ml medium nutrient broth), kemudian di homogenkan dan dilakukan secara aseptik.

Dari Dil-3 diambil 0,5 ml dimasukkan kedalam NA-1 dan diratakan dengan pengaduk gelas bentuk L secara aseptik. Kemudian mengambil 1 ml Dil-3 dan dimasukkan kedalam Dil-4 (berisi 9,0 ml medium nutrient broth), kemudian di homogenkan dan dilakukan secara aseptik pula.

Mengambil 0,5 Dil-4 dimasukkan kedalam NA-2 dan diratakan dengan pengaduk gelas berbentuk L secara aseptik pada seluruh permukaan medium.

NA-1 dan NA-2 di inkubasi selama 24 jam pada suhu 370 C.

Mengambil 40 ml suspensi bakteri dari sisa 70 ml larutan MgSO4 0,1 M yang telah digunakan seperti diatas,diletakkan dalam erlenmeyer 100 ml dengan menggunakan spet dan diaduk dengan pengaduk steril hingga rata, dilakukan secara aseptik.

Suspensi bakteri pada no 13 disinari UV 40 watt dengan jarak 30 cm selama 60 detik.

Setelah diradiasi dengan UV suspensi pada no 14 tersebut ditambah dengan 30 ml nuterient broth dan dicampur hingga homogen. Membagi suspensi ini kedalam 2 erlenmeyer 100 ml yang steril, masing-masing erlenmeyer 35 ml secara aseptik dengan spet. Satu erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil dan diberi label D, erlenmeyer satunya tanpa ditutup aluminium foil diberi label L.

Erlenmeyer label D di inkubasi dalam tempat gelap dan erlenmeyer label 1 dibiarkan terkena sinar lampu selama 30 menit.

Setelah perlakuan selama 30 menit , mengambil 2 ml suspensi bakteri pada erlenmeyer label D dan erlenmeyer label L. memasukkan masing-masing kedalam dua tabung reaksi steril.

2 ml suspensi bakteri dari erlenmeyer L diambil @ 0,5 ml dengan apet steril secara aseptik untuk dibiakkan dibalam cawan petri berlabel NAA-3 dan NAA-4. di inkubasi selama 24 jam dengan suhu 37 0 C, diletekkan terbalik (bagian medium diatas , agar koloni tidak kabur terkena tetesan embun).

Mengembil 0,1 ml dari sisa suspensi bakteri di erlenmeyer L dimasukkan kedalam Dil-5, dihomogenkan dengan spet secara aseptik. Dari Dil-5 diambil 0,1 ml dimasukkan dalam Dil-6 dan di homogenkan dengan cara yg sama.

Dari Dil-6 diambil 0,5 ml lalu dimasukkan kedalam NA-3, diratakan keseluruh permukaan medium dengan pengaduk gelas berbentuk L secara aseptik. Dari sisa Dil-6 diambil 1 ml dengan spet steril dimasukkan kedalam Dil-7 dihomogenkan dengan cara aseptik.

Inkubasi NA-3 dan NA-4 selama 24 jam dalam suhu 370 C dengan cara dibalik (bagian cawan medium diatas , supaya koloni yang tumbuh tidak kabur terkena tetesan embun).

23 ml suspensi bakteri dari erlenmeyer D, diambil @ 0,5 ml dengan spet steril untuk dibiakkan dalam cawan petri berlabel NAA-5 dan NAA-6. Di ratakan dengan pengaduk gelas bentuk L secara aseptik dan di inkubasi selama 24 jam dalam suhu 370 C, diletakkan terbalik ( bagian cawan medium diatas, supaya koloni yang tumbuh tidak kabur oleh tetesan embun).

Mengambil 0,1 ml dari sisa suspensi bakteri dari erlenmeyer L dimasukkan kedalam Dil-5 dengan menggunakan spet steril, di homogenkan. Dari Dil-5 diambil 0,1 ml dimasukkan kedalam Dil-6 dengan cara yang sama dengan Dil-5 di homogenkan.

Dari Dil-6 diambil 0,5 ml dimasukkan dalam NA-5 dengan spet steril dan diratakan dengan pengeduk gelas berbentuk L steril secara aseptik.

Inkubasi NA-5 dan NA-6 selama 24 jam dalan suhu 370 C dengan diletakkan terbalik (bagian cawan medium diatas, supaya koloni yang tumbuh tidak kabur terkena tetesan embun).

Keterangan :

Prosedur kerja mutasi bakteri pada Acetobacter xylinum langkah pertama sampai langkah ke-12 diatas merupakan hasil kontrol dari bakteri yang belum diberi perlakuan mutasi.

Prosedur kerja mutasi bakteri pada Acetobacter xylinum langkah ke-13 sampai dengan langkah terakhir diatas merupakan hasil perlakuan mutasi bakteri dengan induksi mutasi UV 40 watt dengan manipulasi gelap dan terang.

Media yang di inkubasi selama 24 jam, nantinya akan di hitung jumlah koloni bakterinya dengan colony counter.

D. Variabel Penelitian

Variabel yang ada dalam penelitian ini :

1.Variabel Eksperimen

Induksi sinat UV pada mutasi spontan dengan inkubasi sample bakteri Acetobacter xylinum ditempat terang (tanpa di bungkus aluminium foil) dan inkubasi sample bakteri Acetobacter xylinum ditempat gelap (dibungkus dengan aluminium foil).2. Variabel Respon

Hasil induksi sinar UV pada mutasi bakteri Acetobacter xylinum seberapa besar dan perbedaan kecepatan mutasi spontan dari induksi UV 40 watt pada inkubasi terang dan gelap.

3. Variabel kontrol

Pemberian NAA (Nutrient Agar Antibiotik) dan NA (Nutrient Agar tanpa Antibioteik) sebagai fase medium.

BAB IV

DATA , ANALISA dan PEMBAHASANA. Data

Tabel 1. Hasil eksperimenm mutagenesis pada bakteri Acetobacter xylinumLabel cawan petriJumlah koloni bakteriFaktor koreksiKomposisi mediumJumlah koloni sesudah pengenceran faktor koreksiRata-rata

NAA-110210-2NAA217217.102

NAA-210410-4NAA153153.104

NA-110610-6NA-12121.106

NA-210710-7NA-28383.107

NAA-310210-2NAA + UV33.102

NAA-410410-4NAA + UV77.104

NA-310610-6NA-3 + UV143143.106

NA-410710-7NA-4 + UV309309.107

NAA-510210-2NAA-5 + UV + dibungkus karbon6969.102

NAA-610210-2NAA-6 + UV + dibungkus karbon4949.102

NA-510610-6NA-5 + UV + dibungkus karbon105105.106

NA-610710-7NA-6 + UV + dibungkus karbon133133.107

B. Analisa Data

Dari data yang diperoleh dalam penelitian mutasi pada bakteri Acetobacter xylinum dapat dianalisa bahwa UV menginduksi mutasi hal ini ditunjukkan oleh data NAA-3, NAA-4 (komposisi medium UV + NAA) dan NAA-5, NAA-6 (komposisi medium UV + NAA + karbon). Jumlah koloni pada NAA-3 = 3.102, NAA-4 = 7.104, sedangkan NAA-5 = 69.102, NAA-6 = 49.102.Kecepatan cahaya UV dalam menginduksi mutasi spontan dapat dilihat dalam perbandingan jumlah koloni yang tumbuh pada perlakuan komposisi medium NAA-1, NAA-2, (untuk mutasi spontan) sedangkan NAA-3, NAA-4 (kecepatan mutasi spontan yang diinduksi UV untuk inkubasi terang) NAA-5, NAA-6 (untuk kecepatan mutasi spontan induksi UV inkubasi gelap ). Jumlah NAA-1 = 217.102, NAA-2 = 153.104 sedangkan NAA-3 = 3.102, NAA-4 = 7.104. Untuk NAA-5 = 69.102 dan NAA-6 = 49.102. Perhitungan Yang Mendukung Analisa Data

a. Frekuensi mutasi spontan

- koloni pada NAA-1 dan NAA-2koloni NAA-1 + koloni NAA-2 = 217.102 + 15300.102 = 77585022

- koloni pada NA-1 dan NA-2

koloni NA-1 + koloni NA-2 = 21.106 + 830.106 = 4255.10522frekuensi mutasi spontan = koloni NAA-1 + koloni NAA-2

koloni NA-1 + koloni NA-2= 775850 4255.105= 182.10-5b. Frekuensi penginduksian mutasi (dengan perlakuan terang)- koloni pada NAA-3 dan NAA-4koloni NAA-3 + koloni NAA-4 = 3.102 + 700.102 = 3515022

- koloni pada NA-3 dan NA-4

koloni NA-3 + koloni NA-4 = 143.106 + 3090.106 = 16165.10522

frekuensi penginduksian mutasi (dengan perlakuan terang)

= koloni NAA-3 + koloni NAA-4 = 35150 = 217.10-3koloni NA-3 + koloni NA-4 16165.105c. Frekuensi penginduksian mutasi (dengan perlakuan gelap)- koloni pada NAA-5 dan NAA-6koloni NAA-5 + koloni NAA-6 = 69.102 + 49.102 = 59.10222

- koloni pada NA-5 dan NA-6

koloni NA-5 + koloni NA-6 = 105.106 + 1330.106 = 717,5.10622

frekuensi penginduksian mutasi (dengan perlakuan gelap)

= koloni NAA-5 + koloni NAA-6 = 5900 = 822.10-4koloni NA-5 + koloni NA-6717,5.106

d. Kecepatan mutasi oleh induksi UV inkubasi di tempat gelapFrekuensi Mutasi Spontan = 182.10-5 = 22.10-3Frekuensi Penginduksian Perlakuan Gelap 822.10-4e. Kecepatan mutasi oleh induksi UV inkubasi di tempat terang

Frekuensi Mutasi Spontan = 182.10-5 = 83.10-4Frekuensi Penginduksian Perlakuan Terang 217.10-3C. Pembahasan

Dari data dan analisa data diatas, dapat diketaui bahwa sinar UV dapat menginduksi bakteri Acetobacter xylinum. Data yang mendukungnya adalah jumlah koloni bakteri Acetobacter xylinum yang termutasi spontan dibandingkan jumlah koloni bakteri Acetobacter xylinum termutasi spontan yang diinduksi oleh UV 40 watt baik inkubasi sampel bakteri ditempat terang dan ditempat gelap. Mutasi spontan NAA-1, NAA-2 (komposisi medium NAA) jumlah koloni yang tumbuh masing-masing 217.102dan 153.104. Untuk mutasi spontan yang diinduksi UV 40 watt pada inkubasi sampel bakteri ditempat terang NAA-3, NAA-4 (komposisi medium NAA + UV) jumlah koloni yang tumbuh masing-masing 3.102 dan 7.104. Dan untuk inkubasi sampel bakteri ditempat gelap NAA-5, NAA-6 (komposisi medium NAA + UV) jumlah koloni yang tumbuh masing-masing 69.102 dan 49.102.Dari uraian diatas terlihat jelas adanya perbedaan perlakuan medium-medium yang digunakan. Medium dengan komposisi NAA berarti mengandung nutrient agar dan antibiotik. Pemberian antibiotik Amoxillin ini bertujuan untuk menjadikan Acetobacter xylinum termutasi. Ini berarti terdapat perubahan fenotipik dari sensitifitas antibiotik Amoxillin menjadi resistensi antibiotik tersebut. Medium dengan komposisi NAA + UV berarti medium yang koloninya sudah termutasi spontan atau resisten terhadap Amoxillin masih pula diinduksi dengan radiasi Ultraviolet (UV) 40 watt (mutagen). Efek dari radiasi UV ini bisa berdampak 2 hal pada mikroorganisme yaitu kematian dan produksi mutan dari induk populasi dengan satu karakteristik tertentu.Cepat matinya sel Acetobacter xylinum ini karena faktor pemberian bungkus kertas karbon. Kertas karbon berpengaruh pada penetralan UV oleh visible light yang dapat memutuskan ikatan kimia spesifik yang terbentuk selama pengaruh dari UV. Dan kertas karbon inilah yang membuat terisolasinya cawan petri dari cahaya maupun pengaruh lingkungan lainnya serta membuat kondisi suhu didalam cawan petri lebih tinggi dari lingkungan.

Suhu yang tinggi berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum dalam cawan petri yaitu pada kecepatan respirasi fermentasi, metabolisme dan proses-proses lain. Suhu optimum ini menyebabkan semua reaksi kimia, denaturasi protein termasuk enzim dalam tubuh bakteri, sehingga toksisitas asam dan sisa-sisa metabolisme lain meningkat karena terdapatnya enzim-enzim yang bervariasi. Adanya perubahan temperatur ini membuat sel-sel Acetobacter xylinum bisa memproduksi enzim photoreactivasi dan dengan enzim inilah ikatan kimia spesifik dapat diputus. Akibat dari pemutusan tersebut sel-sel Acetobacter xylinum tidak mengalami mutasi lethal atau mutagenik radiasi. Hal inilah yang menjadikan kecepatan induksi mutasi spontan dengan perlakuan terang lebih cepat daripada kecepatan induksi mutasi spontan dengan perlakuan gelap. Dengan Kecepatan mutasi oleh induksi UV inkubasi di tempat gelap 22.10-3 dan Kecepatan mutasi oleh induksi UV inkubasi di tempat terang 83.10-4.BAB V

PENUTUP

KesimpulanAdanya perbedaan kecepatan mutasi dengan radiasi UV antara perlakuan gelap dan terang, karena pada perlakuan terang terjadi Photoreactivasi sedangkan pada perlakuan gelap terjadi mutagenik atau lethal. Sehingga kecepatan mutasi spontan yang diinduksi oleh radiasi UV pada perlakuan terang lebih cepat dari pada kecepatan mutasi spontan yang diinduksi oleh UV pada perlakuan gelap.LAMPIRAN1. Apakah UV menginduksi mutasi ? Tunjukkan data yang mendukungnya?

Jawab : sinar UV menginduksi mutasi, data yang mendukung adalah NAA-3, NAA-4 (komposisi medium UV + NAA) dan NAA-5, NAA-6 (komposisi medium UV + NAA + kertas karbon). Dengan jumlah koloni NAA-3 = 3.102, NAA-4 = 7.104, sedangkan NAA-5 = 69.102, NAA-6 = 49.102.

2. Jika cahaya UV menginduksi mutasi, seberapa besar dia akan mempercepat kecepatan mutasi spontan ?

Jawab : mutasi spontan Acetobacter xylinum frekuensi mutasi spontannya 182.10-5. Untuk mutasi spontan yang diinduksi UV dan diinkubasi ditempat terang frekuensi mutasinya 83.10-4 sedangkan muatasi spontan yang diinduksi UV dan diinkubasi ditempat gelap frekuensi mutasinya 22.10-3.

3. Apakah terdapat perbedaan antara kecepatan mutasi yang induksi oleh UV ketika anda menginkubasikan sampel bakteri pada tempat gelap dan terang?

Jawab : ada perbedaan kecepatan mutasi yan diinduksi oleh UV dengan penginkubasian sampel bakteri ditempat terang dan gelap, yaitu sampel bakteri yan diinkubasi ditempat gelap kecepatan induksi mutasi spontannya lebih lambat daripada kecepatan induksi mutasi spontan sampel bakteri yang diinkubasi ditempat terang.4. Dengan data yang mana anda menjelaskan soal no 3 ?

Jawab : dengan hasil data NAA-3, NAA-4, (inkubasi ditempat terang, komposisi medium UV + NAA) dan NAA-5 , NAA-6 (inkubasi ditempat gelap, komposisi medium UV + NAA + kertas karbon) serta NAA-1, NAA-2 (kompisisi medium NAA (mutasi spontan). Masing-masing hasil data tersebut diolah dalam rumus frekuensi penginduksiaan mutasi terang, frekuensi penginduksian gelap dan frekuensi mutasi spontan seperti dalam hasil penelitian.DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D.1987.Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Bhratara Karya AksaraKoesmadji. 1986. Materi Pokok Genetika Lanjutan. Jakarta : Karunika Universitas Terbuka

Kusnadi dkk. 2003. Common Textbook Mikrobiologi. Jakarta : JICA-IMSTEPPelczar, M.J dan E.C. S. Chan. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia PressSchlegel, Hans. G. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Seregreg, Wayan.1996. Penuntun Praktikum Genetika2. Surabaya: UNESA

Yatim, Wildan.1986. Genetika. Bandung : TarsitoMutasi Pada Bakteri Acetobacter Xilynum Page 16

_1258832853.unknown

_1258833575.unknown

_1258731168.vsd

24 hr. culture of Acetobacter xylinum at 37

Concentrateresuspend

0,1 M MgSO

2 ml

35 ml

35 ml

400 ml

70 ml

0,5 ml

0,5 ml

0,1 ml

0,1 ml

0,1 ml

0,1 ml

1

2

3

4

NAA-1

NAA-2

NAA-1

Remove lidirradiate with UV

30 ml nutrient broth

2 ml

Incubate30 min

2 ml

0,1 ml

0,1 ml

0,1 ml

0,5 ml

0,5 ml

0,5 ml

0,5 ml

0,5 ml

D

L

5

6

7

8

dillutions

dillutions

NAA-6

NAA-3

NAA-4

NAA-3

NAA-4

NAA-5

Magneticstirringapparatus

0,5 ml

NAA-2