BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring majunya jaman dan perkembangan teknologi, semakin aktual/terkini juga informasi – informasi yang ingin kita peroleh. Untuk mengaktualkan informasi yang kita peroleh banyak cara yang dapat kita lakukan, salah satunya dengan ilmu pengindaraan jauh yang merupakan ilmu yang dinamik, demikian juga cara pengolahan datanya juga akan terus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi sensornya. Dan tehnik penginderaan jauh berkembang pesat sejak diluncurkannya satelit penginderaan jauh ERTS(Earth Resources Technology Satellite) pada tahun 1972. Perkembangan sistem penginderaan jauh khususnya dalam penggunaan sensor dan cara perekaman datanya, telah diikuti dengan pengembangan dalam cara pengolahan dan analisis datanya. Pengembangan penginderaan jauh yang terjadi tahun 1960-an terbatas pada penelitian serta analisis foto udara multispectral scanner dan digitalisasi dari foto udara yang diambil dengan sensor kamera. Semenjak ERTS-1/Landsat-1 (land satellite) diluncurkan tahun 1972, data citra digital rekaman satelit menjadi semakin penting, khususnya untuk analisis permukaan bumi. Pengembangan suatu wilayah, tergantung pada ketersediaan data dan informasi yang menunjang dalam pembangunan tersebut. Untuk mengantisipasi perkambangan, pertumbuhan, serta pertumbuhan suatu wilayah diperlukan suatu perencanaan yang baik dan matang yang bertumpu pada keberadaan informasi 2 lahan yang jelas, relevan, lengkap, mudah didapat, ekonomis dan aktual. Pengelolaan penggunaan lahan dan bangunan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring majunya jaman dan perkembangan teknologi, semakin aktual/terkini
juga informasi – informasi yang ingin kita peroleh. Untuk mengaktualkan informasi
yang kita peroleh banyak cara yang dapat kita lakukan, salah satunya dengan ilmu
pengindaraan jauh yang merupakan ilmu yang dinamik, demikian juga cara
pengolahan datanya juga akan terus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi
sensornya. Dan tehnik penginderaan jauh berkembang pesat sejak diluncurkannya
satelit penginderaan jauh ERTS(Earth Resources Technology Satellite) pada tahun
1972. Perkembangan sistem penginderaan jauh khususnya dalam penggunaan
sensor dan cara perekaman datanya, telah diikuti dengan pengembangan dalam
cara pengolahan dan analisis datanya. Pengembangan penginderaan jauh yang
terjadi tahun 1960-an terbatas pada penelitian serta analisis foto udara multispectral
scanner dan digitalisasi dari foto udara yang diambil dengan sensor kamera.
Semenjak ERTS-1/Landsat-1 (land satellite) diluncurkan tahun 1972, data citra digital
rekaman satelit menjadi semakin penting, khususnya untuk analisis permukaan
bumi.
Pengembangan suatu wilayah, tergantung pada ketersediaan data dan
informasi yang menunjang dalam pembangunan tersebut. Untuk mengantisipasi
perkambangan, pertumbuhan, serta pertumbuhan suatu wilayah diperlukan suatu
perencanaan yang baik dan matang yang bertumpu pada keberadaan informasi 2
lahan yang jelas, relevan, lengkap, mudah didapat, ekonomis dan aktual.
Pengelolaan penggunaan lahan dan bangunan suatu daerah yang bijaksana
menempati urutan pertama dalam masalah perencanaan pengembangan wilayah,
untuk itu diperlukan suatu peta tentang penggunaan lahan berdasar klasifikasi
penggunaan lahan yang dapat memberikan informasi pembagian wilayah di suatu
daerah, seperti tempat tinggal, kawasan perkantoran, industri, dll.
Yang dimaksud dengan system penginderaan jauh di sini adalah system
satelit yang merupakan sebuah platform (wahana) yang membawa sensor-sensor
untuk memotret bumi. Sistem satelit secara keseluruhan merupakan hasil
engineering (rekayasa) yang melibatkan berbagai disiplin ilmu mulai dari teknik
elektro, mesin, teknik fisika, matematika, teknik material, informatika, teknik
aeronautika termasuk geodesi dan sebagainya.
1
Dalam perkembangannya, system penginderaan jauh dibedakan atas dua
jenis yaitu sistem penginderaan jauh pasif dan aktif. Satelit-satelit penginderaan jauh
pasif seperti Landasat, SPOT, IKONOS dan sebagainya dirancang untuk berada
pada posisi yang selaras dengan matahari (sun-synchronous). Artinya, satelit-satelit
tersebut memiliki orbit (garis edar) dengan sudut inklinasi sekitar 95 hingga 100
derajat terhadap ekuator ke arah kutub utara bumi agar satelit tersebut berada pada
bagian bumi yang terang (siang) dan untuk memperoleh citra penginderaan jauh
yang maksimum. Sistem inderaja pasif adalah sistem yang mula-mula dikembangkan
orang. Sistem inderaja pasif bekerja dengan menggunakan prinsip-prinsip optis. Oleh
karena itu sistem ini amat tergantung pada energi matahari. Sistem-sistem satelit
mencakup system satelit yang paling sering digunakan khususnya di Indonesia
seperti Landsat, SPOT, GEOEYE-1, IKONOS, QuickBird, dan terra
Sensor yang dimuat dalam satelit-satelit tertentu seperti sensor ASTER dan
MODIS pada satelit TERRA. Istilah pankromatik, multispektral dan hiperspektral.
Pankromatik adalah citra yang terlihat berwarna hitam putih yang memuat semua
panjang gelombang cahaya tampak dari rentang spektral 0,4- 0,7 μm. Multispektral
adalah citra yang terdiri dari beberapa band mulai dari spektrum inframerah hingga
cahaya tampak. Sedangkan hiperspektral adalah citra yang terdiri dari sangat
banyak band spektral mulai dari inframerah hingga cahaya tampak dengan lebar
band yang sangat sempit sehingga dapat mencapai puluhan bahkan ratusan band.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran umum tentang satelit Landsat 7, SPOT 5, IKONOS,
Quickbird, Terra dan GeoEye1 ?
2. Bagaimana perbandingan antara keenam satelit tersebut ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran umum tentang satelit Landsat 7, SPOT 5,
IKONOS, Quickbird, Terra dan GeoEye1 ?
2. Untuk mengetahui perbandingan antara keenam satelit tersebut ?
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak sebagai berikut:
1. Bagi pembaca merupakan sebuah masukkan sebuah ilmu atau pun informasi
yang sangat penting guna mengetahui citra satelit yang digunakan dalam
penginderaan jauh.
2
3. Bagi peneliti lain dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan bermanfaat
bagi pihak yang berkepentingan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran umum tentang satelit Landsat 7, SPOT 5, IKONOS, Quickbird,
Terra dan GeoEye1.
Adapun gambaran umum tertang satelit pengindraan jauh yang sering digunakan
untuk pengambilan citra satelit yakni :
1. Landsat 7
Gambar 1 : Satelit Landsat 7
Kenampakan bumi disediakan dalam misi satelit berawak dan pada awalnya
satelit meteorology mendorong perkembangan program Satelit teknologi sumber-
daya bumi atau ERTS, Earth Resources Technology Satellites. Program ini
dikembangkan oleh NASA di Amerika, dan secara resmi diubah menjadi program
Landsat pada tahun 1975 untuk membedakannya dari program satelit kelautan
Seasat. Landsat merupakan satelit tak berawak pertama yang dirancang secara
spesifik untuk memperoleh data sumber daya bumi dalam basis yang sistematik dan
berulang. Landsat 7 dikontrol oleh USGS, yang telah mengambil alih dari EOSAT.
“Landsat 7 diluncurkan pada tanggal 15 Desember 1998. Landsat 7 dilengkapi
dengan sensor Enhanced Thematic Mapper Plus. Satelit Landsat 7 diluncurkan
dengan ketinggian orbit 705 km. Orbit yang rendah ini dipilih untuk membuat satelit
3
secara potensial dapat dicari oleh pesawat ruang angkasa dan untuk meningkatkan
resolusi tanah pada sensor. Setiap orbit membutuhkan kira-kira 99 menit dengan
lebih dari 14,5 orbit dilengkapi setiap hari. Orbit ini menghasilkan putaran berulang
selama 16 hari, yang berarti suatu lokasi di permukaan bumi bisa direkam setiap 16
hari. Landsat 7 tidak memiliki kenampakan off-nadir sehingga tidak bisa
menghasilkan cakupan yang meliputi seluruh dunia secara harian. Citra Landsat 7
ETM+ tampak sama seperti data Landsat TM, yang keduanya memiliki resolusi 25
meter. Satu layar penuh mencakup luasan 185 km2, sehingga sensor dapat
mencakup daerah yang besar di permukaan bumi.
Tabel 1 : karakteristik citra Landsat
Sistem Landsat-7
Orbit 705 km, 98.2 , sun-synchronous, 10:00 AM
crossing, rotasi 16 hari (repeat cycle)
Sensor ETM+ (Enhanced Thematic Mapper)
Swath Width 185 km (FOV=15 )
Off-track viewing Tidak tersedia
Revisit Time 16 hari
16 hari
Band-band Spektral
(µm)
0.45 -0.52 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3),
0.76-0.90 (4), 1.55-1.75 (5), 10.4-12.50 (6),
2.08-2.34 (7), 0.50-0.90 (PAN)
Ukuran Piksel Lapang
(Resolusi spasial)
15 m (PAN), 30 m (band 1-5, 7), 60 m
band 6
Arsip data earthexplorer.usgv.gov
Citra Landsat TM dan Landsat ETM+ memiliki persamaan, dimana keduanya
memiliki ukuran piksel sebesar 25 meter. Bagaimanapun juga citra Landsat ETM+
memiliki band pankromatik yang mampu menghasilkan citra pankromatik dengan
resolusi 12,5 meter. Hal ini memungkinkan untuk menghasilkan citra multispektral
pankromatik yang dipertajam (citra gabungan pankromatik dan multispektral dengan
resolusi spectral 7 band dan resolusi spasial 12,5 meter) tanpa merektifikasi citra
yang satu ke citra lainnya. Hal ini disebabkan citra pankromatik dan multispektral
direkam dengan sensor yang sama sehingga bisa diregister secara otomatis. Citra
Landsat 7 juga memiliki band thermal yang dipertajam. Sensor ETM+ menggunakan
panjang gelombang dari spectrum tampak mata sampai spectrum infra merah.
Secara radiometric, sensor ETM+ memiliki 256 angka digital (8 bit) yang
4
memungkinkan pengamatan terhadap perubahan kecil pada besaran radiometric dan
peka terhadap perubahan hubungan antar band.
Band-band ETM+ berguna untuk mengkaji air, pemilihan jenis vegetasi,
pengukuran kelembaban tanah dan tanaman, pembedaan awan, salju, dan es, serta
mengidentifikasi jenis batuan. Sama dengan Landsat tTM, Landsat ETM+ bisa
digunakan untuk penerapan daerah perkotaan, akan tetapi dengan resolusi spektral
yang tinggi akan lebih sesuai jika digunakan untuk membuat karakteristik alami
suatu bentang alam.
Tabel 2 : Spesifikasi Teknis:
ETM+ dirancang untuk mengumpulkan, menyaring, dan mendeteksi radiasi
dari bumi dalam petak seluas 185 km yang melewatinya. Viewing swath dihasilkan
oleh rata-rata system oscillating mirror yang menyapu melewati jalur sebagaimana
bidang pandang sensor bergerak maju sepanjang jalur yang disebabkan pergerakan
satelit. Data dari ETM+ merupakan output dalam dua channel yang masing-masing
pada 75 Mbps. Setiap channel berisi data dari beberapa detector bersama-sama
dengan data koreksi satelit (Payload Correction Data/PCD), time stamp, dan status
B. Perbandingan antara keenam satelit Landsat 7, SPOT 5, IKONOS, Quickbird, Terra dan GeoEye1.
Adapun Perbandingan antara keenam satelit (Landsat 7, SPOT 5, IKONOS, Quickbird, Terra dan GeoEye1) pengindraan jauh
yang sering digunakan untuk pengambilan citra satelit yakni :
Tebel 8 : PERBANDINGAN ANTARA KEENAM SATELIT
Nama GambarTahun
PeluncuranPriode Orbit Sensor Kegunaan Contoh
Ladsat 7
.
15 April 1999
705 km, 98.2 ,
sun-synchronous,
10:00 AM
crossing, rotasi 16 hari (repeat cycle)
ETM+ (Enhanced Thematic Mapper)
pemetaan penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan, pemetaan tanah, pemetaan geologi, pemetaan suhu permukaan laut dan lain-lain.
SPOT 5 (SystemePour l’Observation de laTerre 5)
Tengah malam antaratanggal 3 dan 4 Mei 2002
Orbit Altitude : 822 Km Orbit Inklinasi
: 98,7o
Sun Syncrhonous Kecepatan : 7,4 Km/detik – 26.640 Km/Jam Waktu melewati Equator : 22.3
HRG sensors (High Resolution Geometric) sensors dengan dua instrumen yang dapat diambil : citra panchromatic dan
pemetaan skala menengah (pada 1 ; 25.000 dan 1 : 10.000), perencanaan wilayah kota dan pedesaan, eksplorasi minyak dan gas serta manajemen atau mitigasi bencana
Waktu Orbit : 101,4 Menit Waktu Kembali : 2 – 3Hari Bergantung LAtittude Daerah Cakupan : 60 Km x 60 Km – 80 Km pada Nadir Akurasi Meter Akurasi Meter
multispectral
Ikonos 2 . 24 September 1999
Orbit : 98.1 derajat, sun synchronous Kecepatan pada Orbit : 7.5 km/detik Kecepatan diatas bumi :6.8 km/detik
Kecepatan mengelilingi Bumi : 14.7 kali tiap 24 jam Ketinggian : 681 kilometer Masa Operasi : 7 tahun lebih
Sensor OSA pada satelit didasarkan pada prinsippushbroom dan dapat secara simultan mengambil citra panchromatic dan multispectral
Perencanaan, explorasi, inventarisasi dan
monitoring aset
.
Quickbird 2 18 Oktober 2001
Orbit 97.2°, sun synchronous Kecepatan pada Orbit 7.1 Km/detik (25,560 Km/jam) Kecepatan diatas bumi 6.8 km/detik Akurasi 23 meter horizontal (CE90%) Ketinggian 450
sensor BGIS 2000 Sensor dengan derajad kedetilan resolusi 0.61 meter.
pemetaan, penilai properti, perpajakan, analisis perubahan penggunaan lahan, pertanian, dan kehutanan. Dalam bidang perindustrian, citra satelit ini dapat dimanfaatkan untuk eksplorasi dan
kilometer Resolusi Pankromatik : 61 cm (nadir) to 72 cm (25° off-nadir) Multi Spektral: 2.44 m (nadir) to 2.88 m (25° off-nadir)) Cakupan Citra 16.5 Km x 16.5 Km at nadir Waktu Melintas Ekuator 10:30 AM (descending node) solar time Waktu Lintas Ulang 1-3.5 days, tergantung latitude (30° off-nadir)
produksi minyak/gas, teknik konstruksi, dan studi lingkungan
Terra
.
18 Desember 1999
orbitpolar, sun-synchronous pada ketinggian 700hingga 737 km (705 km di ekuator), sudutinklinasi 98,2º, recurrence cycle 16 hari diekuator, periode orbit 98,88 menit
sensor CERES,MODIS dan MISR. sensor ASTER. sensor MOPITT
permukaan bumi, sumberdaya lahan,temperatur dan ketinggian permukaan bumi, (pemantaudaratan), Aqua (pemantau lautan), mengirimkan informasi mengenai kondisidaratan dan biosfir samudera. yakni data sumber dandistribusi gas karbon monoksida sertametana dalam lapisan troposfir
mengorbit 15 kali per hari dan membutuhkan waktu 98 menit untuk satu kali orbit. Satelit yang berada pada ketinggian 681 km atau 423 mil dari permukaan bumi ini mengorbit dengan kecepatan sebesar 7,5 km/ detik atau 16.800 mil/ jam
Sensor GEOEYE-1 Satelit ini mampu menghasilkan gambar dengan resolusi 0,41 meter untuk sensor panchromatic (hitam-putih) dan 1,65 meter untuk sensor multispectral (berwarna).
Pertahanan Negara, Keamanan nasional, Transportasi air dan Kelautan, Minyak dan Gas, Energi Pertambangan, Pemetaan dan Layanan berbasis lokasi, Negara dan Pemerintahan Daerah, Asuransi dan Manajemen risiko, Pertanian, Sumber Daya Alam dan pemantauan lingkungan