Top Banner
Munich Personal RePEc Archive Village Expansion And Its Implication Towards Socio-Cultural Life Of The Society: (A Study At ‘Kundi Bersatu’ Society Simpang Teritip Sub-District West Bangka Regency) Rezi Prayoga Universitas Bangka Belitung 1 December 2017 Online at https://mpra.ub.uni-muenchen.de/92787/ MPRA Paper No. 92787, posted 16 March 2019 15:11 UTC
17

Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Aug 16, 2019

Download

Documents

lycong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

MPRAMunich Personal RePEc Archive

Village Expansion And Its ImplicationTowards Socio-Cultural Life Of TheSociety: (A Study At ‘Kundi Bersatu’Society Simpang Teritip Sub-DistrictWest Bangka Regency)

Rezi Prayoga

Universitas Bangka Belitung

1 December 2017

Online at https://mpra.ub.uni-muenchen.de/92787/MPRA Paper No. 92787, posted 16 March 2019 15:11 UTC

Page 2: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Jurnal Society, Volume V, Nomor 2, Desember 2017

84

2017

Village Expansion And Its Implication Towords Socio-Cultural Life Of The Society

( A Study At ‘Kundi Bersatu’ Society Simpang Teritip Sub-District West Bangka

Regency).

Rezi Prayoga

ABSTRACT

REZI PRAYOGA. Village Expansion and Its Implication towords Socio-Cultural Life of the

Society ( A Study at „Kundi Bersatu‟ Society Simpang Teritip Sub-District West Bangka

Regency). (Supervised by Ibrahim and Jamilah Cholillah).

Village expansion is one of a series of regional autonomy processes to create some areas into

section so that the process of governance can work effectively and efficiently. The

implementation of village expansion makes the separation of society life into three administrative

regions. This research aims to analyze and identify village expansion and its implication towords

socio-cultural life of the society.

The theory used to analyze village expansion and its implication towords socio-cultural life of

the society is theory social capital by James Coleman about relationship structure and network.

Social capital is a relationship and network to tie individual relationships within a society. In

other words, these relationship structure and network facilitate actor or people to be able to

work together to achieve certain interests. The type and approach in this research were

descriptive qualitative research using data collecting technique in the form of direct observation,

unstructured interview, and documentation.

Based on the field research that shows the implementation of village expansion that happens on

the society of „Kundi Bersatu‟ does not have significant impact on socio-cultural life of the

society. It is seen from the condition of society life before and after village expansion, where

social conditions of society tend not to change, so that society life still united. It is seen from the

strenght of social solidarity of the society and the custom still preserved well after village

expansion. There are some factors that influence the implication of village expansion in socio

cultural society life consisted of internal factor including custom factor, religion, and kinship

ties. External factor consisted of geographical factor and natural resources as joint assets.

Keywords : ‘Kundi Bersatu’, Village Expansion, and Implication.

Page 3: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Jurnal Society, Volume V, Nomor 2, Desember 2017

85

2017

A. PENDAHULUAN

Pemekaran wilayah merupakan salah

satu rangkaian dari proses otonomi daerah

untuk menciptakan suatu wilayah menjadi

beberapa bagian sehingga proses

pemerintahan dapat berjalan secara efektif

dan efisien. Pelaksanaan pemekaran wilayah

tidak hanya dilakukan pada tataran daerah

Provinsi atau Kabupaten/Kota, melainkan

juga termasuk wilayah desa. Soenardjo

dalam Nurcholis (2011: 4), desa adalah

suatu kesatuan masyarakat berdasarkan adat

dan hukum adat yang menetap dalam suatu

wilayah yang tertentu batas-batasnya,

memiliki ikatan lahir dan batin yang sangat

kuat, baik karena seketurunan maupun

karena sama-sama memiliki kepentingan

politik, ekonomi, sosial, dan keamanan,

memiliki susunan pengurus yang dipilih

bersama, memiliki kekayaan dalam jumlah

tertentu dan berhak menyelenggarakan

urusan rumah tangga sendiri.

Hadirnya Peraturan Menteri Dalam

Negeri No 28 Tahun 2006 mengenai

Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan

Desa, dan Perubahan Status Desa Menjadi

Kelurahan, membuat masyarakat beserta

pemerintah melakukan pemekaran wilayah

desa menjadi beberapa bagian, seperti

halnya Desa Kundi Kecamatan Simpang

Teritip Kabupaten Bangka Barat

(Kemendagri, 2016 diakses tanggal 28

September 2016). Desa Kundi merupakan

wilayah desa yang menjadi bagian dari

proses pemekaran wilayah pada tahun 2009.

Dalam proses pemekaran wilayah Desa

Kundi dimekarkan menjadi dua desa

tambahan, yaitu Desa Bukit Terak dan Desa

Air Menduyung.

Karakteristik masyarakat Kundi yang

beranekaragam membuat desa ini terkenal

sebagai desa yang memiliki tingkat

keharmonisan dan kerukunan yang sangat

tinggi sehingga kehidupan masyarakat dapat

bersatu. Oleh karena itu, ketika terjadinya

pemekaran desa menjadi tiga dan sebagai

upaya untuk merawat kebersamaannya,

maka muncullah istilah ‗Kundi Bersatu‘

dalam kehidupan sosio-kultural masyarakat.

Istilah ‗Kundi Bersatu‘ sendiri merupakan

wujud dari kebersamaan dan keberagaman

masyarakat yang dibalut dengan nilai-nilai

lokal yang masih diyakini dan dipegang

teguh oleh masyarakat sebagai identitas

lokal mereka.

Implikasi dari proses pemekaran

wilayah desa, bukan tidak mungkin menjadi

sebuah ancaman terhadap kehidupan sosio-

kultural masyarakat. Bahkan proses

pemekaran dapat memicu terjadinya konflik

sosial antar masyarakat, seperti yang terjadi

Page 4: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Jurnal Society, Volume V, Nomor 2, Desember 2017

86

2017

di Desa Pakraman Tamblingan dan Desa

Pakraman Munduk, Kabupaten Buleleng

pada tahun 2016 (Koran Metro, 2016

diakses pada tanggal 30 Juli 2017). Hal ini

disebabkan karena persoalan batas wilayah

dan kehidupan masyarakat yang cenderung

lebih mementingkan urusan wilayahnya

dibandingkan dengan kepentingan bersama.

Kehidupan masyarakat menjadi kurang

harmonis dan ikatan-ikatan sosial mulai

memudar, dikarenakan implementasi dari

pemekaran wilayah menimbulkan

kelompok-kelompok tertentu diantara

mereka. Berdasarkan dengan kondisi

tersebut, maka di lakukanlah penelitian yang

berjudul pemekaran desa dan implikasinya

terhadap kehidupan sosio-kultural

masyarakat ‗Kundi Bersatu‘ Kecamatan

Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah penelitian adalah

bagaimana implikasi pemekaran desa

terhadap kehidupan sosio-kultural

masyarakat ‗Kundi Bersatu‘ Kecamatan

Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat ?

C. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

menganalisis dan mengidentifikasi implikasi

pemekaran desa terhadap kehidupan sosio-

kultural masyarakat ‗Kundi Bersatu‘

Kecamatan Simpang Teritip Kabupaten

Bangka Barat.

D. KERANGKA TEORITIK

Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teori modal sosial James

Coleman. Menurut Coleman modal sosial

sebagai aspek-aspek hubungan antar

individu. Menurutnya modal sosial menjadi

sebuah relasi dan jaringan untuk mengikat

hubungan-hubungan individu dalam suatu

komunitas masyarakat sehingga dengan

aspek struktur sosial yang dimiliki dapat

memfasilitasi para aktor atau orang dapat

saling bekerja sama untuk mencapai

kepentingan tertentu (Field, 2010:33).

James Coleman mendefinisikan

konsep modal sosial sebagai varian entitas,

terdiri dari beberapa struktur sosial yang

memfasilitasi tindakan dari pelakunya,

apakah dalam bentuk personal atau

korporasi dalam struktur sosial. Modal sosial

menurutnya inheren dalam struktur relasi

antar individu. Struktur relasi dan jaringan

inilah yang menciptakan berbagai ragam

kewajiban sosial, menciptakan sikap saling

percaya, membawa saluran informasi dan

menetapkan norma-norma dan sanksi sosial

bagi para anggotanya (Hasbullah, 2006: 7).

Page 5: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Jurnal Society, Volume V, Nomor 2, Desember 2017

87

2017

Hadirnya modal sosial di dalam

suatu komunitas masyarakat menjembatani

individu dan kolektif, di mana modal sosial

menjadi aset terpenting bagi individu dan

dibangun dari sumber-sumber daya

struktural sosial (Field, 2010: 40). Setiap

individu dalam masyarakat berusaha

mencapai kepentingan diri mereka sendiri,

ketika individu menjalin kerja sama maka

hal tersebut menjadi kepentingannya. Modal

sosial yang dikemukan oleh Coleman ini

tidak terlepas dari teori pilihan rasional, di

mana individu dalam masyarakat hanya

mencapai kepentingannya, ketika ada

hubungan timbal balik.

E. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Menurut Sukmadinata, penelitian kualitatif

merupakan suatu penelitian yang ditujukan

untuk mendeskripsikan dan menganalisis

fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,

kepercayaan, persepsi, pemikiran orang

secara individual maupun kelompok.

Beberapa deskripsi data dan fakta yang

ditemukan dilapangan digunakan untuk

menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan

yang mengarah pada penyimpulan (Rahman

dan Ibrahim, 2009: 44).

Sumber data didapatkan dari data

lapangan berupa hasil wawancara dan

observasi, serta melalui studi kepustakaan

seperti buku-buku, jurnal, skripsi dan

informasi yang diperoleh dari sumber

internet yang berkaitan dengan fokus

penelitian. Adapun teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Penentuan

informan dilakukan dengan cara

menggunakan teknik purposive sampling.

Dalam penelitian ini, jumlah informan

berjumlah 27 orang, yakni masyarakat

‗Kundi Bersatu‘yang terlibat dalam

pelaksanaan pemekaran desa. Data yang

sudah diperoleh dari lapangan akan

dianalisis oleh peneliti dengan menggunakan

model analisis data model interaktif dari

Miles dan Hubermas dalam Herdiansyah

(2009: 164), yaitu : reduksi data, display

data, dan penarikan kesimpulan.

F. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum Pemekaran

Desa

Pemekaran desa merupakan salah

satu rangkaian dari otonomi daerah untuk

menciptakan suatu wilayah atau daerah

menjadi beberapa bagian sehingga proses

otonomi daerah yang berada di wilayah

pedesaan dapat berjalan secara efektif dan

Page 6: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Jurnal Society, Volume V, Nomor 2, Desember 2017

88

2017

efisien. Pedesaan atau lebih tepatnya desa

menjadi salah satu satuan pemerintah yang

diberikan hak otonomi untuk mengatur

wilayah dan masyarakat yang berada di

dalamnya. Konsep pedesaan sendiri lebih

tertuju pada kehidupan masyarakatnya yang

masih bersifat sederhana dan hidup secara

tradisional serta menempatkan adat istiadat

sebagai pedoman dan tuntunan dalam

menjalankan aktivitas sosial dan budaya

masyarakat.Pelaksanaan pemekaran desa

pada intinya akan menyebabkan terjadinya

perubahan terkait dengan kemajuan di

wilayah ‗Kundi Bersatu‘ yang terdiri dari

Desa Kundi, Desa Bukit Terak, dan Desa

Air Menduyung. Hal ini terlihat dari kondisi

sarana dan prasarana yang terdapat di ketiga

desa sudah mengalami kemajuan setelah

dilakukan pemekaran desa, dimana telah

banyak pembangunan yang dilakukan

seperti pembangunan infrastruktur masjid,

musholla, puskesmas, posyandu, pasokan

listrik PLN, dan lain sebagainya.

Pembangunan tersebut menjadi salah satu

dampak dari pelaksanaan pemekaran

wilayah yang terjadi di ketiga desa,

walaupun pelaksanaan tersebut dilakukan

secara sederhana dan terbatas.

2. Kehidupan Sosio-Kultural

Masyarakat Sebelum Pemekaran

Wilayah Desa

Masyarakat merupakan sekumpulan

individu yang mendiami suatu wilayah

tertentu yang hidup secara bersama dalam

jangka waktu yang lama, memiliki

kebudayaan yang sama, dan mempunyai

kebiasaan tradisi, sikap, dan persatuan yang

diikat oleh persamaan. Artinya bahwa

mayarakat menjadi tempat bagi individu

untuk menjalankan kehidupan sosio dan

budayanya. Dalam kehidupan masyarakat

pedesaan, sistem sosial dan budaya tidak

dapat terpisahkan dalam kehidupannya,

dikarenakan sistem sosial dan budaya

menjadi perekat atau pengikat dalam

kehidupan mereka. Terdapat beberapa

sistem sosial dan budaya yang dimiliki oleh

masyarakat Kundi sebelum terjadinya

pemekaran desa adalah sebagai berikut :

a. Kuatnya solidaritas sosial

masyarakat Kundi

Pada masyarakat pedesaan, konsep

solidaritas sosial sendiri merupakan suatu

keadaan atau hubungan antar individu

maupun kelompok yang didasarkan pada

perasaan atau kepercayaan yang dianut oleh

anggota masyarakat secara bersama.

Solidaritas masyarakat yang dimiliki oleh

masyarakat pedesaan jauh lebih kuat

Page 7: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Jurnal Society, Volume V, Nomor 2, Desember 2017

89

2017

dibandingkan dengan masyarakat kota.

Sebelum pelaksanaan pemekaran wilayah

desa, masyarakat desa Kundi sendiri

memiliki ikatan solidaritas sosial yang

sangat kuat sehingga dalam menjalankan

kehidupannya mereka dapat bersatu.

Kuatnya solidaritas sosial masyarakat tidak

terlepas dari proses interaksi sosial yang

terjalin sangat baik.

Adanya keterbukaan dalam proses

interaksi membuat jalinan silaturahmi dan

sistem kegotongroyongan masih berfungsi

dengan baik. Dalam kehidupan masyarakat

pedesaan, nilai-nilai kebersamaan dan ikatan

solidaritas masyarakat hanya dapat terwujud

jika masyarakatnya saling berinteraksi satu

sama lain. Interaksi sosial yang terjalin

dalam kehidupan masyarakat Kundi

cenderung bersifat asosiatif sehingga dalam

kehidupan sosial kemasyarakatan aktivitas

jalinan silaturahmi antar masyarakat berjalan

dengan sangat baik sebagai bagian dari

identitas masyarakat pedesaan yang hidup

dengan basis modal sosial.

Kuatnya solidaritas sosial sebelum

pemekaran wilayah desa juga terlihat dari

sistem kerja sama yang terbangun dalam

kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan

masyarakat pedesaan, sistem kerja sama

menjadi salah satu kebiasaan yang dilakukan

oleh masyarakat dalam menjalankan

aktivitas sosial dan budaya. Adanya sistem

kerja sama yang terjalin dalam kehidupan

masyarakat terlihat dari dari aktivitas sosial

dan budaya yang masih dilakukan secara

bersama seperti, membersihkan

perkampungan, memperbaiki jembatan, dan

membuat dodol ataupun memasang tenda.

Aktivitas sosial budaya tersebut

memperlihatkan bahwa setiap individu

dalam masyarakat saling bekerja sama satu

sama lain dalam menjalankan aktivitas

sosial dan budaya.

Dengan demikian, kondisi seperti ini

menggambarkan berfungsinya sistem sosial

dan budaya masyarakat, sehingga ikatan

solidaritas terjalin sangat kuat. Sistem-sitem

tersebut terbentuk melalui kegiatan dan

aktivitas masyarakat seperti terjalinnya

interaksi sosial antar masyarakat dan adanya

sistem gotong royong. Kegiatan

kemasyarakatan tersebut menggambarkan

bahwa tingginya tingkat solidaritas sosial

yang dimiliki oleh masyarakat Kundi

sebelum terjadinya pelaksanaan pemekaran

wilayah desa.

b. Kuatnya adat istiadat dalam

kehidupan masyarakat Kundi

Dalam kehidupan masyarakat

pedesaan, adat istiadat menjadi sebuah nilai

yang diyakini oleh masyarakat sebagai

bagian dari indentitas kehidupan mereka.

Page 8: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Jurnal Society, Volume V, Nomor 2, Desember 2017

90

2017

Pemaknaan adat istiadat sendiri bagi

masyarakat berfungsi sebagai aturan yang

berada di masyarakat untuk mengatur

kehidupan manusia. Munculnya adat istiadat

tidak terlepas dari kebiasaan-kebiasaan

masyarakat yang dilahirkan oleh leluhur dan

diwariskan secara turun-temurun. Sebelum

pelaksanaan pemekaran wilayah, Desa

Kundi merupakan salah satu desa adat yang

masih kental dengan nilai-nilai adatnya

berupa tradisi yang masih dijaga dengan

baik oleh masyarakat sebagai warisan dari

nenek moyang mereka. Ada beberapa tradisi

yang terdapat dalam kehidupan masyarakat

Kundi antara lainnya adalah :

1. Pesta Adat Kampung Kundi

Pesta Adat Kampung Kundi

merupakan salah satu cara adat yang

dilaksanakan setiap satu tahun sekali sebagai

wujud rasa syukur masyarakat terhadap

tuhan dan mahluk gaib yang telah

memberikan hasil panen yang melimpah.

Hadirnya adat ditengah kehidupan

masyarakat, menjadi suatu bentuk nilai-nilai

yang dipegang teguh oleh masyarakat untuk

menjadi tuntunan atau pedoman dalam

menjalankan kehidupannya. Hal ini terlihat

dari adanya pantang larang yang ditetapkan

oleh dukun bagi masyarakat pada saat

pelaksanaan acara tersebut, seperti

masyarakat tidak boleh berkeliaran atau

bepergian jauh, tidak boleh pergi ke kebun,

ke laut, dan lain sebagainya, ketika

masyarakat melanggar pantangan tersebut,

maka akan dilakukannya sanksi adat bagi

para pelanggarnya. Patuhnya masyarakat

terhadap adat istiadat menjadi dogma atau

doktrin yang melekat dalam kehidupan

sosial budaya masyarakat.

Masyarakat di wilayah Kundi dalam

kehidupannya masih meyakini hal-hal ghaib

sebagai bagian dari identitas masyarakat

adat, namun agama tetap menjadi pijakan

bagi masyarakat dalam menjalankan

kehidupan beragama. Ini terlihat dari adanya

khataman Quran, kawinan masal, dan

sunatan masal yang masih sejalan dengan

agama pada saat prosesi adat tersebut.

2. Ritual Adat Ceriak Ngelem dan

Nerang

Ritual Adat Ceriak merupakan salah

satu tradisi yang masih kental dengan hal-

hal magis yang berhubungan dengan mahluk

gaib. Pelaksanaan Ceriak sendiri terbagi

menjadi dua yaitu Ceriak Ngelem dan

Ceriak Nerang. Ceriak Ngelem merupakan

prosesi adat yang dilakukan sebelum

pelaksanaan penanaman padi dengan tujuan

meminta kepada mahluk gaib untuk menjaga

sawah mereka dari gangguan hama,

sedangkan Ceriak Nerang merupakan

prosesi adat yang dilakukan oleh masyarakat

Page 9: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Jurnal Society, Volume V, Nomor 2, Desember 2017

91

2017

setelah panen padi sebagai wujud rasa

syukur atas hasil panen yang didapatkan

oleh masyarakat.

Terdapat beberapa pantang larang

yang terdapat pada saat pelaksanaan ritual

Adat Ceriak yang terdiri dari larangan untuk

menebang kayu dan membunuh binatang

serta tidak boleh melangsungkan

pernikahan. Larangan tersebut menjadi

sebuah aturan yang harus dipatuhi oleh

seluruh masyarakat. Ketika masyarakat itu

melanggar aturan tersebut maka akan

dilakukannya sanksi adat bagi para

pelanggarnya.

Beberapa perayaan adat istiadat yang

telah dijelaskan diatas menjadi bagian

penting dalam kehidupan sosial dan budaya

masyarakat, dimana masyarakat menjaga

dengan baik adat istiadat yang tumbuh

dalam kehidupan mereka. Adat istiadat yang

dimiliki masyarakat desa Kundi hanyalah

berbentuk upacara atau kegiatan adat saja,

namun didalamnya terdapat nilai-nilai dan

aturan-aturan yang bersifat mengikat,

sehingga mereka harus patuh terhadap

larangan tersebut.

3. Kehidupan Sosial-Kultural

Masyarakat ‘Kundi Bersatu’ Setelah

Pemekaran Wilayah Desa

Implementasi dari pelaksanaan

pemekaran wilayah desa secara tidak

langsung menimbulkan implikasi terhadap

kehidupan sosial dan budaya masyarakat.

Realitas yang terjadi di beberapa daerah

menunjukkan pelaksanaan pemekaran desa

telah mengakibatkan terjadinya degradasi

sosial dan budaya dalam sistem kehidupan

masyarakat sehingga masyarakat tidak

memiliki rasa kebersamaan dan persatuan

dalam kehidupan sosial dan budaya. Bahkan

pelaksanaan pemekaran desa menjadi

pemicu terjadinya konflik sosial antar

masyarakat, seperti terjadinya konflik

wilayah dan konflik horisontal kultural di

tengah kehidupan masyarakat adat Desa

Pakraman pada tahun 2016 (Universitas

Airlangga, 2016 diakses tanggal 30 Juli

2017).

Namun permasalahan tersebut

berbeda halnya dengan masyarakat ‗Kundi

Bersatu‘ yang masih hidup dengan sistem

kebersamaan dan persatuan. Masyarakat

‗Kundi Bersatu‘ menjadi bagaian dari proses

pelaksanaan pemekaran wilayah pada tahun

2009, dimana masyarakat harus terpisahkan

secara administratif dan memiliki

lingkungan sosial yang berbeda. Kehidupan

masyarakat masih bersatu secara sosial dan

budaya seperti halnya masih tergabung

menjadi satu desa, padahal telah dipisahkan

oleh wilayah administratif yang berbeda.

Hal ini terlihat dari aktivitas kehidupan

Page 10: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Jurnal Society, Volume V, Nomor 2, Desember 2017

92

2017

sosial budaya masyarakat yang terdiri dari

sebagai berikut :

a. Masih kuatnya solidaritas antar

masyarakat ‗Kundi Bersatu‘

Kehidupan masyarakat pedesaan

memang memiliki sistem solidaritas yang

sangat kuat dibandingkan dengan wilayah

perkotaan. Sistem kehidupan masyarakat

yang masih tradisional menjadi salah satu

indikator kuatnya modal sosial yang dimiliki

oleh masyarakat pedesaan. Pelaksanaan

pemekaran wilayah tidak menyebabkan

terjadinya penurunan solidaritas sosial yang

terdapat dalam kehidupan masyarakat di

ketiga tersebut. Hal ini terlihat dari proses

interaksi sosial yang masih berjalan dengan

baik antar setiap individu dalam kehidupan

masyarakat. Interaksi menjadi media paling

efektif dalam menjalankan aktivitas

kehidupan bermasyarakat. Sebagian besar

masyarakat ‗Kundi Bersatu‘ memiliki garis

keturunan yang sama atau masih

mempunyai jalinan kekerabatan yang sangat

erat, sehingga melalui proses interaksi sosial

ini solidaritas sosial masyarakat setelah

pelaksanaan pemekaran desa masih berjalan

dengan baik.

Masih terjalinnya proses interaksi

sosial membuat pelaksanaan pemekaran

wilayah desa tidak berimplikasi terhadap

ikatan solidaritas sosial yang terdapat dalam

kehidupan masyarakat di ketiga desa, baik

itu Desa Kundi, Desa Bukit Terak, maupun

Desa Air Menduyung. Kehidupan

masyarakat hanya dipisahkan secara

administratif desa saja, melainkan secara

sosial dan budaya kehidupan masyarakat

dilakukan secara bersama ataupun masih

bersatu.

Sejak dilakukannya pemekaran

wilayah desa ikatan solidaritas sosial yang

terdapat dalam kehidupan masyarakat di

ketiga desa semakin kuat dan erat. Hal ini

dikarenakan masih adanya sistem kerja sama

yang terjalin dalam kehidupan sosial dan

budaya masyarakat. Kerja sama tersebut

terbangun melalui kegiatan atau perayaan

adat seperti Sedekah kampong, acara

Walimatul Syafar (Pelepasan Jamaah Haji),

dan lain sebagainya.

Kerja sama yang terjalin dalam

kegiatan tersebut menjadi media untuk

memperkuat solidaritas sosial masyarakat.

Adanya jalinan kerja sama dan proses

interaksi sosial juga menjadi bagian dari

aktivitas sosial yang dapat menyatukan

kehidupan masyarakat pasca pemekaran

desa. Pemisahan kehidupan masyarakat

secara administratif pada intinya tidak

berdampak sangat signifikan bagi kehidupan

mereka, dikarenakan sistem sosial dalam

Page 11: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Jurnal Society, Volume V, Nomor 2, Desember 2017

93

2017

kehidupan masyarakat masih berfungsi dan

berjalan dengan baik.

b. Masih terjaganya adat istiadat

masyarakat ‗Kundi Bersatu‘

Terjaganya nilai-nilai adat istiadat

menjadi salah satu keunikan tersendiri bagi

kehidupan masyarakat ‗Kundi Bersatu‘

pasca pemekaran wilayah desa. Terjadinya

pelaksanaan pemekaran wilayah tidak

menyebabkan terjadinya perubahan yang

signifikan terhadap kondisi adat masyarakat.

Hal ini terlihat dari hasil kondisi adat

istiadat masyarakat setelah pelaksanaan

pemekaran wilayah desa :

c. Masih dijalankannya Tradisi

Sedekah Kampung

Pelaksanaan pemekaran wilayah desa

tidak menyebakan terjadinya perubahan

yang sangat signifikan terhadap kondisi adat

istiadat masyarakat. Perayaan adat seperti

Sedekah Kampung masih dijalankan oleh

masyarakat secara bersama-sama,

dikarenakan sebagian besar masyarakat

masih patuh terhadap adat. Hanya saja

terjadinya sedikit perubahan terhadap nilai-

nilai adat istiadat itu sendiri, seperti tidak

ada lagi sistem pantang larang yang harus

dipatuhi oleh masyarakat pada saat

peringatan ritual sedekah kampung.

Namun pada intinya perubahan

tersebut tidak menyebabkan terjadinya

perubahan yang mengarah pada hilangnya

identitas adat istiadat tersebut, dikarenakan

masih adanya upaya yang dilakukan oleh

masyarakat secara bersama-sama dalam

menjaga dan melestarikan perayaan Adat

Sedekah Kampung, meskipun terjadi

pergeseran nilai-nilai adat terutama

berkaitan dengan prosesi acara adat yang

telah tergantikan dengan acara hiburan yang

lebih modern atau bersifat ceremonial,

sehingga acara seperti Khitanan Massal,

Kawinan Massal, dan Khataman Quran

Massal tidak lagi dilaksanakan.

d. Masih dijalankanya Ritual Adat

Ceriak Ngelem dan Nerang

Pelaksanaan Adat Ceriak merupakan

salah satu tradisi masyarakat yang dilakukan

pada saat sebelum menanam padi dan

setelah panen padi. Pasca pemekaran desa

Ceriak masih dijalankan dengan baik oleh

masyarakat sebagai bagian dari kebudayaan

masyarakat adat. Tradisi Ceriak menjadi

salah satu tradisi yang memiliki sistem

pantang larang yang harus dipatuhi oleh

masyarakat sebagai bagian dari adat istiadat.

Saat ini pelaksanaan Ceriak tetap dijalankan

oleh masyarakat, meskipun telah terjadinya

pemisahan kehidupan masyarakat secara

administratif.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa

terjadinya sedikit penurunan partisipasi

Page 12: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Jurnal Society, Volume V, Nomor 2, Desember 2017

94

2017

masyarakat dalam pelaksanaan Tradisi

Ceriak, dimana saat ini Tradisi Ceriak hanya

dijalankan oleh masyarakat ‗Kundi Bersatu‘

yang memiliki garis keturunan Suku Jerieng.

Tetapi hal tersebut tidak menyebakan

terjadinya perubahan terhadap kondisi

Tradisi Ceriak itu sendiri, sehingga

pelaksanaan ritual adat masih terjaga dan

berjalan dengan baik.

4. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Implikasi Pemekaran

Desa Dalam Kehidupan Sosio-Kultural

Masyarakat ‘Kundi Bersatu’

Implikasi pemekaran desa yang

terjadi dalam kehidupan masyarakat tidak

menyebabkan terjadinya perubahan yang

sangat signifikan terhadap proses sosial dan

budaya. Masih bersatunya kehidupan

masyarakat secara sosio-kultural tidak

terlepas dari beberapa hal yang memperkuat

kehidupan masyarakat setelah pelakasanaan

pemekaran desa, sehingga kehidupan

masyarakat diketiga desa masih bersatu dan

terjalin dengan baik. Adapun faktor-faktor

tersebut terdiri dari sebagai berikut :

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor-

faktor yang berasal dari masyarakat itu

sendiri, faktor ini mempunyai peranan yang

sangat penting dalam kehidupan sosio-

kultural mayarakat. Implikasi pemekaran

desa tidak terlalu berdampak sangat

signifikan bagi kehidupan masyarakat, hal

dikarenakan ada beberapa faktor yang

memperkuat hubungan sosial dan budaya

masyarakat, antara lainnya adalah :

1. Faktor adat istidat

Adat istidat menjadi salah satu faktor

yang mempengaruhi masih bersatunya

kehidupan masyarakat ‗Kundi Bersatu‘

pasca pemekaran desa. Masih adanya

kebersamaan masyarakat dalam

menjalankan aktivitas atau acara adat,

menjadikan implikasi pemekaran desa tidak

menyebabkan terjadinya perubahan yang

sangat signifikan terhadap sistem sosial

budaya masyarakat. Dikarenakan adat

istiadat menjadi modal budaya yang dapat

memperkuat jalinan kebersamaan dan

persatuan masyarakat setelah pelaksanaan

pemekaran desa.

2. Faktor agama

Agama menjadi salah satu faktor

yang mempengaruhi sistem sosial dan

budaya masyarakat, sehingga implikasi

pemekaran desa tidak menyebabkan

terjadinya perubahan yang sangat siginifikan

bagi kehidupan masyarakat. Hadirnya

agama dalam kehidupan manusia menjadi

sebuah sistem kepercayaan yang mengelola

dan mengatur kehidupan manusia, sehingga

agama menjadi pedoman atau tuntunan

Page 13: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Jurnal Society, Volume V, Nomor 2, Desember 2017

95

2017

dalam menjalankan kehidupan sosial dan

agama. Dalam kehidupan masyarakat

‗Kundi Bersatu‘, agama menjadi sebuah

nilai-nilai yang berfungsi untuk memperkuat

hubungan sosial masyarakat pasca

pelaksanaan pemekaran wilayah desa.

Masih kuatnya kehidupan agama

masyarakat setelah pelaksanaan pemekaran

wilayah menjadi salah satu media yang

dapat memperkuat kehidupan masyarakat.

Melalui sistem keagamaan proses

implementasi pemekaran desa tidak

menyebabkan terjadinya perubahan terhadap

kehidupan masyarakat.

3. Faktor hubungan kekerabatan

Hubungan kekerabatan menjadi

salah satu faktor masih bersatunya

kehidupan masyarakat pasca pemekaran

wilayah desa. Sebagian besar masyarakat

‗Kundi Bersatu‘ memiliki garis keturunan

yang sama atau memiliki jalinan

kekerabatan yang sangat kuat. Dalam

kehidupan masyarakat, ketika jalinan

kekerabatan yang dimiliki sangat kuat, maka

masyarakat menjadi lebih mudah dalam

menjalankan kehidupan sosial dan budaya.

Adanya ikatan tersebut maka kehidupan

sosial budaya masyarakat setelah pemekaran

desa akan terus terjalin dengan baik dan

hidup secara bersama.

b. Faktor eksternal

Tidak terjadinya implikasi

pemekaran desa yang sangat signifikan

terhadap kehidupan sosio-kultural

masyarakat, juga disebabkan karena adanya

faktor eksternal atau faktor yang berasal dari

luar masyarakat. Adapun faktor-faktor

tersebut sebagai berikut :

1. Faktor geografis

Letak geografis desa menjadi salah

satu faktor yang mempengaruhi tidak

terjadinya implikasi yang sangat signifikan

terhadap kehidupan sosio-kultural

masyarakat. Letak wilayah desa yang sedikit

terpencil dan jauh dari kota yaitu 28,1 km

membuat implikasi pemekaran desa tidak

berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat

baik secara sosial maupun budaya, ini

dikarenakan mobilitas masyarakat

cenderung hanya dilakukan di seputaran

wilayah desa.

Kondisi yang demikian membuat

proses hubungan sosial yang terjadi antara

setiap individu di dalam masyarakat hanya

di lakukan di wilayah desa saja, sehingga

dengan demikian jalinan kebersamaan hanya

terjalin diantara masyarakat ketiga desa.

Aktivitas sosial yang cenderung dilakukan

di satu lingkungan sosial yang sama yaitu

‗Kundi Bersatu‘ dapat mempupuk ikatan

Page 14: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Jurnal Society, Volume V, Nomor 2, Desember 2017

96

2017

solidaritas sosial yang sangat tinggi antar

kehidupan masyarakat.

2. Faktor sumber daya alam sebagai

aset bersama

Sumber daya alam juga menjadi

salah satu faktor yang mempengaruhi

kehidupan sosio-kultural masyarakat pasca

pemekaran wilayah desa. Implikasi

pemekaran desa tidak menyebabkan

terjadinya perubahan yang sangat signifikan

terhadap kehidupan masyarakat, hal ini

dikarenakan adanya peran sumber daya alam

dalam menyatukan kehidupan masyarakat.

Tidak adanya aturan tertulis yang

diterapkan oleh pemerintahan ketiga desa

dalam pengelolaan sumber daya alam,

membuat masyarakat masih diberikan

kebebasan dalam mengelola sumber daya

alam di ketiga desa, sehingga sumber daya

alam tersebut menjadi aset bersama untuk

mempersatukan kehidupan sosial dan

budaya masyarakat setelah pelaksanaan

pemekaran wilayah desa.

3. Struktur Relasi dan Jaringan Sosial

dalam Kehidupan Masyarakat

Hubungan teori modal sosial dengan

apa yang terjadi di tengah kehidupan

masyarakat ‗Kundi Bersatu‘ dalam

pelaksanaan pemekaran desa dan

implikasinya terhadap kehidupan sosio-

kultural dapat dilihat dari aktivitas sosial dan

budaya masyarakat sebelum dan

pelaksanaan pemekaran wilayah. Masih

bersatunya kehidupan masyarakat ketiga

desa, tidak terlepas dari struktur relasi dan

jaringan sosial yang masih berfungsi dengan

baik.

Persoalan pemekaran desa tidak

menimbulkan implikasi yang signifikan

terhadap kehidupan sosio-kultural

masyarakat, dikarenakan aspek struktur

sosial yang dimiliki dapat memfasilitasi

hubungan individu dan kolektif, sehingga

melalui tindakan yang dilakukan secara

personal seperti proses interaksi sosial yang

berjalan dengan baik ataupun tindakan yang

dilakukan secara korporasi seperti adanya

kerja sama masyarakat dalam menjaga dan

menjalankan adat istiadat, maka ikatan

solidaritas sosial yang dimiliki oleh

masyarakat ketiga desa menjadi kuat. Hal ini

dikarenakan terjadinya proses interaksi

membuat adanya hubungan timbak balik

antar setiap individu maupun kelompok

untuk saling bekerja sama untuk mencapai

kepentingan tertentu yaitu bagaimana

masyarakat ketiga desa untuk tetap hidup

bersama dan bersatu secara sosial.

Sistem modal sosial yang dibangun

oleh masyarakat masih berfungsi dan terjalin

dengan baik, melalui struktur relasi dan

jaringan sosial masyarakat masih bisa

Page 15: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Jurnal Society, Volume V, Nomor 2, Desember 2017

97

2017

menjalankan kehidupan sosio-kultural

dengan nuansa kebersamaan dan persatuan.

Sruktur relasi dan jaringan sosial

memunculkan hubungan-hubungan individu

di dalam masyarakat, sehingga masyarakat

dapat saling bekerja satu sama lain.

Implikasi pemekaran desa tidak

menimbulkan perubahan yang sangat

siginikan dalam kehidupan masyarakat,

dilihat dari masih kuatnya ikatan solidaritas

sosial masyarakat, dan masih terjaganya adat

istiadat masyarakat, sehingga implikasi

pemekaran desa tidak berdampak signifikan

terhadap kehidupan sosio-kultural

masyarakat.

Terjadinya sedikit pergeseran

terhadap nilai-nilai adat istiadat tidak

terlepas dari pengaruh teori pilihan rasional,

dimana individu dalam masyarakat hanya

mencapai kepentingannya ketika ada

hubungan timbal balik atau lebih kepada

hubungan resiprositas. Bagi masyarakat adat

istiadat tidak memiliki hubungan timbal

balik dalam kehidupan mereka, sehingga

terjadi lah pergeseran nilai-nilai tersebut.

Tetapi pergeseran nilai-nilai tersebut tidak

menghilangkan eksistensi dari adat istidat

itu sendiri, dikarenakan adanya unsur-unsur

modal sosial yang menjembatani individu

dan kolektif dalam menjalankan adat

istiadat sebagian bagian dari kebudayaan

masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari

gambar 1. yaitu adanya struktur relasi dan

jaringan sosial yang terdapat dalam

kehidupan masyarakat ‗Kundi Bersatu‘

pasca pemekaran desa.

G. PENUTUP

Pelaksanaan pemekaran desa yang

terjadinya pada masyarakat ‗Kundi Bersatu‘

tidak menimbulkan dampak yang sangat

signifikan terhadap kehidupan sosial-

kultural masyarakat. Ini terlihat dari kondisi

kehidupan masyarakat sebelum dan setelah

pelaksanaan pemekaran wilayah, dimana

kondisi sosial masyarakat cenderung tidak

mengalami perubahan, sehingga kehidupan

masyarakat masih bersatu. Hal ini terlihat

dari masih kuatnya solidaritas sosial

masyarakat dan masih terjaganya adat

istiadat setelah terjadinya pemekaran desa.

Implikasi pemekaran desa secara otomatis

menyebabkan terjadinya pergeseran nilai-

nilai adat istiadat, namun tidak

menghilangkan eksistensi adat istidat itu

sendiri.

Adapun beberapa faktor yang

mempengaruhi implikasi pemekaran desa

dalam kehidupan sosio-kultural masyarakat

terdiri dari faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal meliputi faktor

adat istidat, faktor agama. faktor hubungan

Page 16: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Jurnal Society, Volume V, Nomor 2, Desember 2017

98

2017

kekerabatan. Sedangkan faktor eksternal

meliputi faktor geografis, dan faktor sumber

daya alam sebagai aset bersama. Hal ini lah

yang kemudian membuat kehidupan sosio-

kultrual masyarakat menjadi semakin kuat

dan bersatu.

H. DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis

Wacana Kritis. Bandung : Yrama Widya.

Field, John. 2010. Modal Sosial. Bantul:

Kreasi Wacana Offset.

Hasbullah, Jousairi. 2006. Sosial

Capital: Menuju Keunggulan Budaya

Manusia Indonesia. Jakarta: MR-United

Press.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi

Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode

Penelitian Sosial Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga.

Mukhtar. 2013. Metode Praktis

Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta:

Gaung Persada Press Group.

Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan

dan Penyelenggaran Pemerintahan Desa.

Jakarta: Erlangga.

Rahman, Bustami dan Harry Yuswadi.

2005. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Jawa

Timur: Kompyawisda JATIM.

Rahman, Bustami dan Ibrahim. 2009.

Menyusun Proposal Penelitian.

Pangkalpinang: UBB Press.

Suprayogo, Imam dan Tobroni. 2003.

Metodologi Penelitian Sosial. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya.

Sumber Skripsi :

Zakarudin, Anjar. 2013. Dampak

Pemekaran Dalam Ketersediaan Sarana dan

Prasarana Masyarakat Desa Waturempe

Kecamatan Tikep Kabupaten Muma.

Makassar: Universitas Hasanudin.

Sumber Jurnal :

Agustina, 2015. Evaluasi Pemekaran

Desa Kudung Kecamatan Lingga Timur

Kabupaten Lingga Tahun 2014. Naskah

Publikasi Mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Maritim Raja Haji

yang diakses tanggal 9 Oktober 2016.

Harfi, M. Zaini. 2013. Pelaksanaan

Pemekaran Desa dan Pengaruhnya Terhadap

Pelayanan Publik Studi di Desa Kuang Baru

Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok

Timur. Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum

Page 17: Munich Personal RePEc Archive - mpra.ub.uni-muenchen.de Text-135-1-10-20181126.pdf · dilakukan pemekaran desa, dimana telah banyak pembangunan yang dilakukan seperti pembangunan

Jurnal Society, Volume V, Nomor 2, Desember 2017

99

2017

Universitas Mataram yang diakses tanggal

24 September 2016.

Trisnawati, Dian. 2014. Pemekaran

Daerah di Kabupaten Bintan Studi Kasus

Pemekaran Kabupaten Bintan Timur. Jurnal

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Maritim Raja Haji yang

diakses tanggal 8 Okober 2016.