DISUSUN OLEH: NAMA : HIDAYATI NIM : 06101381320017 SEMESTER : V (LIMA) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG DOSEN PENGASUH : Prof. Dr. H. FUAD ABD. RACHMAN, M.Pd. Dr. EFENDI NAWAWI M.Si TUGAS 5 MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL (TEKNIK ANALISIS KORELASIONAL) MATA KULIAH: STATISTIK PENDIDIKAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DISUSUN OLEH:
NAMA : HIDAYATI
NIM : 06101381320017
SEMESTER : V (LIMA)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2015
DOSEN PENGASUH : Prof. Dr. H. FUAD ABD. RACHMAN, M.Pd.
Dr. EFENDI NAWAWI M.Si
TUGAS 5
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
(TEKNIK ANALISIS KORELASIONAL)
MATA KULIAH: STATISTIK PENDIDIKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMAN 1 Lempuing Jaya
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1 (satu)
Program Keahlian : IPA
Materi Pokok : Asam Basa
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1
2. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran
Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil
pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
3. KD pada KI-2
1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam
merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan
dalam sikap sehari-hari.
2. Menunjukkanperilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
3. Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan
4. KD 3.3 pada KI-3
Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan
menghitung pH larutan.
5. KD 4.5 pada KI-4
Melakukan, menganalisis, menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan
mengenai asam basa suatu larutan dengan titrasi.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI-1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Indikator KD pada KI-2
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran dan damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Indikator KD 3.5 pada KI-3
1. Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius
2. Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry
3. Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan
Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya
4. Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis
5. Memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal
berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai
Indikator Pencapaian Kompetensi asam dan basa.
6. Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan
dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb)
7. Menghitung pH larutan asam atau basa yang diketahui konsentrasinya.
4. Indikator KD 4.5 pada KI-4
1. Melakukan percobaan untuk menentukan konsentrasi asam atau basa
dengan titrasi
2. Menentukan kadar zat melalui titrasi
3. Menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi yang tepat digunakan
untuk titrasi asam dan basa
4. Menyimpulkan faktor faktor yang mempengaruhi titrasi pada larutan
asam basa.
5. Membuat grafik titrasi dari data hasil percobaan.
6. Menyajikan hasil percobaan larutan asam basa.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius
2. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted
dan Lowry
3. Peserta didik dapat menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut
Bronsted dan Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya
4. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis
5. Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan
berbagai Indikator Pencapaian Kompetensi.
6. Peserta didik dapat mengindetifikasi ion-ion yang terlibat dalam reaksi asam
basa
7. Menjelaskan pengertian kekuatan asam dan menyimpulkan hasil
pengukuran pH dari beberapa larutan asam dan larutan basa yang
konsentrasinya sama
8. Menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi yang tepat digunakan untuk
titrasi asam dan basa
9. Peserta didik dapat menyebutkan dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi titrasi asam basa
10. Peserta didik dapat menganalisis dan membuat kurva titrasi asam basa.
E. Materi Pembelajaran
1. Teori asam basa
2. Sifat larutan asam dan basa.
3. Derajat keasaman (pH)
4. Derajat ionisasi dan tetapan asam dan tetapan basa
5. Titrasi asam dan basa
Pertemuan 1
Teori Asam dan Basa
Teori asam dan basa Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis, menjelaskan
hubungan antara ketiga teori asam dan basa tersebut. Konsep pasangan konjugasi - asam
dan basa konjugasinya, atau basa dan asam konjugasinya.
Teori asam dan basa Arrhenius
Teori
Asam adalah zat yang menghasilkan ion hidrogen dalam larutan.
Basa adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida dalam larutan.
Penetralan terjadi karena ion hidrogen dan ion hidroksida bereaksi untuk
menghasilkan air.
Pembatasan teori
Asam hidroklorida (asam klorida) dinetralkan oleh kedua larutan natrium
hidroksida dan larutan amonia. Pada kedua kasus tersebut, kamu akan memperoleh
larutan tak berwarna yang dapat kamu kristalisasi untuk mendapatkan garam berwarna
putih - baik itu natrium klorida maupun amonium klorida.
Keduanya jelas merupakan reaksi yang sangat mirip. Persamaan lengkapnya adalah:
Pada kasus natrium hidroksida, ion hidrogen dari asam bereaksi dengan ion
hidroksida dari natrium hidroksida - sejalan dengan teori Arrhenius. Amonia bereaksi
dengan air yang melarutkan amonia tersebut untuk menghasilkan ion amonium dan ion
hidroksida:
Reaksi ini merupakan reaksi reversibel, dan pada larutan amonia encer yang khas,
sekitar 99% sisa amonia ada dalam bentuk molekul amonia. Meskipun demikian, pada
reaksi tersebut terdapat ion hidroksida, dan kita dapat menyelipkan ion hidroksida ini ke
dalam teori Arrhenius.
Akan tetapi, reaksi yang sama juga terjadi antara gas amonia dan gas hidrogen klorida.
Pada kasus ini, tidak terdapat ion hidrogen atau ion hidroksida dalam larutan -
karena bukan merupakan suatu larutan. Teori Arrhenius tidak menghitung reaksi ini
sebagai reaksi asam-basa, meskipun pada faktanya reaksi tersebut menghasilkan produk
yang sama seperti ketika dua zat tersebut berada dalam larutan. Ini adalah sesuatu hal
yang lucu!
Teori asam dan basa Bronsted-Lowry
Teori
Asam adalah donor proton (ion hidrogen).
Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen).
Hubungan antara teori Bronsted-Lowry dan teori Arrhenius
Teori Bronsted-Lowry tidak berlawanan dengan teori Arrhenius - Teori
Bronsted-Lowry merupakan perluasan teori Arrhenius. Ion hidroksida tetap berlaku
sebagai basa karena ion hidroksida menerima ion hidrogen dari asam dan membentuk
air. Asam menghasilkan ion hidrogen dalam larutan karena asam bereaksi dengan
molekul air melalui pemberian sebuah proton pada molekul air.
Ketika gas hidrogen klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam
hidroklorida, molekul hidrogen klorida memberikan sebuah proton (sebuah ion
hidrogen) ke molekul air. Ikatan koordinasi (kovalen dativ) terbentuk antara satu
pasangan mandiri pada oksigen dan hidrogen dari HCl. Menghasilkan ion
hidroksonium, H3O+.
Ketika asam yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan basa, yang berfungsi
sebagai asam sebenarnya adalah ion hidroksonium. Sebagai contoh, proton
ditransferkan dari ion hidroksonium ke ion hidroksida untuk mendapatkan air.
Tampilan elektron terluar, tetapi mengabaikan elektron pada bagian yang lebih dalam:
Adalah sesuatu hal yang penting untuk mengatakan bahwa meskipun anda
berbicara tentang ion hidrogen dalam suatu larutan, H+(aq), sebenarnya anda sedang
membicarakan ion hidroksonium.
Permasalahan hidrogen klorida / amonia
Hal ini bukanlah suatu masalah yang berlarut-larut dengan menggunakan teori
Bronsted-Lowry. Apakah anda sedang membicarakan mengenai reaksi pada keadaan
larutan ataupun pada keadaan gas, amonia adalah basa karena amonia menerima sebuah
proton (sebuah ion hidrogen). Hidrogen menjadi tertarik ke pasangan mandiri pada
nitrogen yang terdapat pada amonia melalui sebuah ikatan koordinasi.
Jika amonia berada dalam larutan, amonia menerima sebuah proton dari ion
hidroksonium:
Jika reaksi terjadi pada keadaan gas, amonia menerima sebuah proton secara langsung
dari hidrogen klorida:
Cara yang lain, amonia berlaku sebagai basa melalui penerimaan sebuah ion hidrogen
dari asam.
Pasangan konjugasi
Ketika hidrogen klorida dilarutkan dalam air, hampir 100% hidrogen klorida
bereaksi dengan air menghasilkan ion hidroksonium dan ion klorida. Hidrogen klorida
adalah asam kuat, dan kita cenderung menuliskannya dalam reaksi satu arah:
Pada faktanya, reaksi antara HCl dan air adalah reversibel, tetapi hanya sampai pada
tingkatan yang sangat kecil. Supaya menjadi bentuk yang lebih umum, asam dituliskan
dengan HA, dan reaksi berlangsung reversibel.
Perhatikan reaksi ke arah depan:
HA adalah asam karena HA mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke air.
Air adalah basa karena air menerima sebuah proton dari HA.
Akan tetapi ada juga reaksi kebalikan antara ion hidroksonium dan ion A-:
H3O+ adalah asam karena H3O+ mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke
ion A-.
Ion A- adalah basa karena A- menerima sebuah proton dari H3O+.
Reaksi reversibel mengandung dua asam dan dua basa. Kita dapat menganggapnya
berpasangan, yang disebut pasangan konjugasi.
Ketika asam, HA, kehilangan sebuah proton asam tersebut membentuk sebuah
basa A-. Ketika sebuah basa, A-, menerima kembali sebuah proton, basa tersebut
kembali berubah bentuk menjadi asam, HA. Keduanya adalah pasangan konjugasi.
Anggota pasangan konjugasi berbeda antara satu dengan yang lain melalui kehadiran
atau ketidakhadiran ion hidrogen yang dapat ditransferkan.
Jika anda berfikir mengenai HA sebagai asam, maka A- adalah sebagai basa
konjugasinya.
Jika anda memperlakukan A- sebagai basa, maka HA adalah sebagai asam
konjugasinya.
Air dan ion hidroksonium juga merupakan pasangan konjugasi. Memperlakukan
air sebagai basa, ion hidroksonium adalah asam konjugasinya karena ion hidroksonium
memiliki kelebihan ion hidrogen yang dapat diberikan lagi.
Memperlakukan ion hidroksonium sebagai asam, maka air adalah sebagai basa
konjugasinya. Air dapat menerima kembali ion hidrogen untuk membentuk kembali ion
hidroksonium.
Contoh yang kedua mengenai pasangan konjugasi
Berikut ini adalah reaksi antara amonia dan air yang telah kita lihat sebelumnya:
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah forward reaction terlebih dahulu. Amonia
adalah basa karena amonia menerima ion hidrogen dari air. Ion amonium adalah asam
konjugasinya - ion amonium dapat melepaskan kembali ion hidrogen tersebut untuk
membentuk kembali amonia.
Air berlaku sebagai asam, dan basa konjugasinya adalah ion hidroksida. Ion hidroksida
dapat menerima ion hidrogen untuk membentuk air kembali.
Teori asam dan basa Lewis
Teori ini memperluas pemahaman anda mengenai asam dan basa.
Teori
Asam adalah akseptor pasangan elektron.
Basa adalah donor pasangan elektron.
Hubungan antara teori Lewis dan teori Bronsted-Lowry Basa Lewis
Hal yang paling mudah untuk melihat hubungan tersebut adalah dengan
meninjau dengan tepat mengenai basa Bronsted-Lowry ketika basa Bronsted-Lowry
menerima ion hidrogen. Tiga basa Bronsted-Lowry dapat kita lihat pada ion hidroksida,
amonia dan air, dan ketianya bersifat khas.
Teori Bronsted-Lowry mengatakan bahwa ketiganya berperilaku sebagai basa
karena ketiganya bergabung dengan ion hidrogen. Alasan ketiganya bergabung dengan
ion hidrigen adalah karena ketiganya memiliki pasangan elektron mandiri - seperti yang
dikatakan oleh Teori Lewis. Keduanya konsisten.
Jadi bagaimana Teori Lewis merupakan suatu tambahan pada konsep basa? Saat
ini belum - hal ini akan terlihat ketika kita meninjaunya dalam sudut pandang yang
berbeda.
Tetapi bagaimana dengan reaksi yang sama mengenai amonia dan air, sebagai
contohnya? Pada teori Lewis, tiap reaksi yang menggunakan amonia dan air
menggunakan pasangan elektron mandiri-nya untuk membentuk ikatan koordinasi yang
akan terhitung selama keduanya berperilaku sebagai basa.
Berikut ini reaksi yang akan anda temukan pada halaman yang berhubungan
dengan ikatan koordinasi. Amonia bereaksi dengan BF3 melalui penggunaan pasangan
elektron mandiri yang dimilikinya untuk membentuk ikatan koordinasi dengan orbital
kosong pada boron.
Sepanjang menyangkut amonia, amonia menjadi sama persis seperti ketika
amonia bereaksi dengan sebuah ion hidrogen - amonia menggunakan pasangan elektron
mandiri-nya untuk membentuk ikatan koordinasi. Jika anda memperlakukannya sebagai
basa pada suatu kasus, hal ini akan berlaku juga pada kasus yang lain.
Asam Lewis
Asam Lewis adalah akseptor pasangan elektron. Pada contoh sebelumnya, BF3
berperilaku sebagai asam Lewis melalui penerimaan pasangan elektron mandiri milik
nitrogen. Pada teori Bronsted-Lowry, BF3 tidak sedikitpun disinggung menganai
keasamannya.
Inilah tambahan mengenai istilah asam dari pengertian yang sudah biasa
digunakan. Bagaimana dengan reaksi asam basa yang lebih pasti - seperti, sebagai
contoh, reaksi antara amonia dan gas hidrogen klorida?
Pastinya adalah penerimaan pasangan elektron mandiri pada nitrogen. Buku teks sering
kali menuliskan hal ini seperti jika amonia mendonasikan pasangan elektron mandiri
yang dimilikinya pada ion hidrogen - proton sederhana dengan tidak adanya elektron
disekelilingnya.
Ini adalah sesuatu hal yang menyesatkan! anda tidak selalu memperoleh ion
hidrogen yang bebas pada sistem kimia. Ion hidogen sangat reaktif dan selalu tertarik
pada yang lain. Tidak terdapat ion hidrogen yang tidak bergabung dalam HCl.
Tidak terdapat orbital kosong pada HCl yang dapat menerima pasangan elektron.
Mengapa, kemudian, HCl adalah suatu asam Lewis?
Klor lebih elektronegatif dibandingkan dengan hidrogen, dan hal ini berarti
bahwa hidrogen klorida akan menjadi molekul polar. Elektron pada ikatan hidrogen-
klor akan tertarik ke sisi klor, menghasilkan hidrogen yang bersifat sedikit positif dan
klor sedikit negatif.
Pasangan elektron mandiri pada nitrogen yang terdapat pada molekul amonia
tertarik ke arah atom hidrogen yang sedikit positif pada HCl. Setelah pasangan elektron
mandiri milik nitrogen mendekat pada atom hidrogen, elektron pada ikatan hidrogen-
klor tetap akan menolak ke arah klor.
Akhirnya, ikatan koordinasi terbentuk antara nitrogen dan hidrogen, dan klor
terputus keluar sebagai ion klorida. Hal ini sangat baik ditunjukkan dengan notasi
"panah melengkung" seperti yang sering digunakan dalam mekanisme reaksi organik.
Derajat Keasaman (pH)
- Kekuatan asam ( keasaman ) suatu asam dinyatakan oleh banyaknya H+
- Kekuatan basa ( kebasaan) suatu basa dinyatakan oleh banyaknya OH-
- Kekuatan asam dituliskan sebagai : pH = - log [H+]
- Kekuatan basa dituliskan sebagai : pOH = - log [OH-]
Catatan : (1) p = - log (p = potensial)
(2) Satuan [H+] atau [OH-] = molar ( M )
(3) pH = -log [H+] ; maka : [H+] = 10-pH M
pOH = -log [OH-] ; maka : [OH-] = 10-pOH M
Disosiasi Air
- Air merupakan elektrolit lemah, sehingga terdisosiasi sebagai berikut :
H2O H+ + OH-
- Tetapan disosiasi air (Kw)
Kw = (H+) (OH-) ………………………(1) yang konstan pada suhu tetap
- Dari disosiasi air, [H+] = [ OH-] maka pers (1) dapat ditulis sabagai
Kw = [H+] [H+] = [H+]2 ; sehingga : (H+) =
Atau Kw = [OH-] [OH-] = [OH-]2 ; sehingga : [OH-] =
- Sehingga dalam air : ……………………… (2)
(NETRAL)
- Pada suhu 25oC Kw = 10-14, maka dalam air murni
(H+) = OH-) = = 10-7 M atau
pH = pOH = -log 10-7 = 7 atau
(25oC) ………………………………(3)
Sifat Larutan Asam Dalam Air
- Jika dalam air terdapat asam (mis : a M H2SO4) yang akan melepaskan H+ sebesar
2a M ( H2SO4 2H+ + SO42-)
Sedangkan dalam air murni sudah terdapat ion H+ sebanyak 10-7 M ( pers.2) maka
dalam larutan asam:
[H+] = 10-7 + 2a M atau > 10-7 M
- Karena harga Kw konstan (pers. 1) maka [OH-] menjadi < 10-7 M
- Sehingga larutan asam dalam air mempunyai keadaan (sifat) sebagai berikut :
(1) [H+] > [OH-] (> 10-7 M) atau
(2) [OH-] < 10-7 M atau pOH > 7
Sifat Larutan Basa dalam Air
- Jika dalam air terdapat basa (mis b M NaOH) yang akan melepas OH - sebesar b
M (NaOH Na+ + OH-) ; Sedangkan dalam air murni sudah terdapat 10-7 M
OH- maka dalam larutan basa :
[OH-] = (10-7 + b) M atau > 10-7 M
- Sehingga larutan basa dalam air mempunyai keadaan (sifat) sebagai berikut :
(1) [OH-] > [H+] (>10-7 M) atau pOH < 7
(2) [H+] < 10-7 M atau
pH Asam
- Larutan asam HxZ (x = banyaknya H atau valensi asam) dengan konsentrasi M
molar dan derajat ionisasi atau melepaskan H+ sebanyak M molar
pH + p OH = pKw = 14
pH < 7
pH > 7)
menurut persamaan ionisasi berikut.
H x Z H+ + Z-x
(x, , M) M molar
maka pH larutan asam dirumuskan sebagai berikut
[ atau
Catatan
(1) Contoh asam : HCl ( = 1) , H2SO4 ( = 2)
(2) Asam kuat : = 1 & asam lemah < 1
(3) M = konsentrasi asam (molar = mol/liter)
pH Asam Lemah Valensi 1
- Misalnya : HCN, CH3 COOH, dsb.
- Rumus
(1) [H+] = M (2) =
(3) Ka = 2 M (3)
pH Basa
- Larutan basa L (OH)y (y = banyaknya OH atau valensi basa) dengan konsentrasi
M molar dan derajat ionisasi akan melepaskan OH- sebesar y M molar menurut
persamaan ionisasi berikut :
L (OH)y Ly+ + y OH-
(y, , M) y M molar
- pH larutan basa adalah :
dan
pH = -log (H+) pH = -log x M
pH = -log M
OH = -log (OH-) = -log y M
pH = 14 – pOH
pH Basa Lemah Bervalensi 1 ( misalnya : NH4OH )
- Rumus :
(1) [OH-] = M (3) =
(2) (4) pH = 14 - pOH
(5) Kb = 2 M
a. Tetapan Kesetimbangan Air
Pada dasarnya air digolongkan sebagai zat non elektrolit, akan tetapi pengujian
dengan alat yang lebih teliti menunjukkan bahwa air dapat menghantar listrik, meskipun
sangat buruk. Salah satu penjelasan mengapa air dapat menghantar listrik adalah karena
sebagian kecil dari air terionisasi menjadi ion H+ dan ion OH- menurut reaksi
kesetimbangan sebagai berikut.
H2O(l) H+(aq) + OH-(aq)
Tetapan kesetimbangan ionisasi untuk kesetimbangan ionisasi air adalah
Oleh karena [H2O] dapat dianggap konstan, maka hasil perkalian Kc dengan [H2O]
merupakan suatu konstanta yang disebut tetapan kesetimbangan air (Kw).
Kw = [H+] [OH-]
pKw = pH + pOH
b. Derajat Ionisasi dan Tetapan Ionisasi
Banyak sedikitnya zat yang terion dinyatakan dalam derajat ionisasi (α), yaitu
perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan.
α =
Jika zat mengion sempurna maka derajat ionisasinya = 1
Jika zat yang tidak mengion, maka derajat ionisasinya = 0
Jadi, batas-batas harga derajat ionisasi adalah 0 ≤ α ≤ 1.
Asam atau Basa yang mempunyai derajat ionisasi besar (mendekati 1) disebut
asam atau basa kuat, sedangkan yang derajat ionisasinya kecil (mendekati 0) disebut
asam atau basa lemah. Tetapan kesetimbangan untuk ionisasi asam disebut tetapan
pOH = -log M
ionisasi asam dan diberi lambang Ka. Untuk asam lemah Arrhenius HA dan basa lemah
Arrhenius LOH dengan persamaan reaksi berikut :
HA H+ + A-
LOH L+ + OH-
Tetapan ionisasi asam lemah Arrhenius adalah:
Sedangkan tetapan ionisasi basa LOH adalah:
c. Mengitung pH larutan asam lemah, asam kuat, basa
lemah, dan basa kuat.
Asam Kuat
[H+] = M x valensi asam
pH = -log [H+]
Basa Kuat
[OH-] = M x valensi basa
pOH = -log [OH+]
Jika α kecil, proses ionisasi asam basa akan membentuk
kesetimbangan:
HA H+ + A- , untuk asam
LOH L+ + OH- , untuk basa
Asam Lemah
[H+] = atau
[H+] = α [asam]
α =
Basa Lemah
[OH-] = atau
[OH-] = α [basa]
α =
DAFTAR PUSTAKA
Hernanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia 2 untuk SMA / MA Kelas XI. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Poppy K. Devi dkk. 2009. Kimia 1 Kelas XI SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Sunarya, Y. dan A. Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 2 : Untuk Kelas XI
Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 226
Utami, Budi dkk. 2009. Kimia 2 untuk SMA / MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (2 JP)
No Kegiatan Deskripsi Alokasi
waktu
1. Pendahuluan 1. Siswa berdoa dan nmemberi salam, guru
mengabsensi dan mengkondisikan siswa.
2. Guru mengulas materi sebelumnya.
3. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan
penjelasan tentang asam dan basa.
4. Siswa menyimak cakupan materi pembelajaran yang
disampaikan dengan baik
10 menit
2. Kegiatan Inti Fase Mengamati :
1. Siswa mengamati larutan asam dan basa
2. Siswa menghitung derajat keasaman dan ph larutan
1 Teman saya berkata benar, apa adanya kepada orang lain
2 Teman saya mengerjakan sendiri tugas-tugas sekolah
3 Teman saya mentaati peraturan (tata-tertib) yang diterapkan
4 Teman saya memperhatikan kebersihan diri sendiri
5 Teman saya mengembalikan alat kebersihan, pertukangan, olah raga, laboratorium yang sudah selesai dipakai ke tempat penyimpanan semula
6 Teman saya terbiasa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan petunjuk guru
7 Teman saya menyelesaikan tugas tepat waktu apabila diberikan tugas oleh guru
8 Teman saya berusaha bertutur kata yang sopan kepada orang lain
9 Teman saya berusaha bersikap ramah terhadap orang lain
10 Teman saya menolong teman yang sedang mendapatkan kesulitan
11 .......................
Keterangan:4 = Selalu 3 = Sering 2 = Jarang 1 = Sangat jarang
4. Penilaian Jurnal
JURNAL
Nama : .........................................
Kelas : .........................................
Hari, tanggal Kejadian Keterangan
KRITERIA HASIL PENILAIAN PENGETAHUAN
I. PILIHAN GANDA
10 BUTIR SOAL
Skor : 10
Skor total : 100
NILAI= Skor yang diperoleh X 100%
Skor total
II. ESSAY
5 BUTIR SOAL
Skor : 20
Skor Total :100
NILAI= Skor yang diperoleh X 100%
Skor total
KRETERIA HASIL PENILAIAN KETERAMPILAN
Peniaian keterampilan percobaaan titrasi asam basa
NoKeterampilan
yang dinilaiSkor Rubrik
1 Mampu
menjelaskan
konsep titrasi
asam basa
3 Jika dapat menjelaskan dengan lugas
2 Jika hanya menjelaskan inti (ringkas)
1 Tidak dapat menjelaskan konsep titrasi
2 Kemampuan
merangkai
peralatan
titrasi
3 Jika dapat merangkai alat dengan benar
2 Jika dapat merangkai alat kuang benar
1 Tidak dapat merangkai alat dengan benar
3 Kemampuan
menyajikan
hasil analisis
daris dari
percobaan
3 Jika dapat menjelaskan hasil analisis
dengan benar
2 Jika dapat menjelaskan hasil analisis yang
kurang tepat
1 Tidak dapat menjelaskan hasil analisis
dengan benar
Nilai Siswa = (Jumlah skor/9) x 4
Penilaian Kinerja Mengamati Produk Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak1.
2.
Menjelaskan kegunaan dari asam basa
Mampu memberikan contohnya pengunaan asam basa
Nilai Siswa = (Jumlah Ya / 2) x 100
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETRAMPILAN
KINERJA PRESENTASI
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Program : X/M-IPA
Kompetensi : ……………
No Nama Siswa
Kinerja Presentasi
Penguasaan IsiTeknik Bertanya/ Menjawab
Metode Penyajian
1. Muhammad Zeky42.3.4.5.6.7.8.9.10.11.
Keterangan pengisian skor
4. Sangat tinggi
3. Tinggi
2. Cukup tinggi
1. Kurang
A. Soal Pilihan Ganda
1.1. Asam cuka (CH3COOH) termasuk senyawa asam. Menurut Arhenius, asam cuka mempunyai sifat asam karena …A. memiliki atom hidrogenB. dalam air melepaskan ion H+
C. dalam air melepaskan ion OH–
D. dapat menerima pasangan elektronE. dapat memberi proton kepada molekul air
2.2. Data percobaan pengenalan asam-basa sebagai berikut:Lar. Lakmus
merahLakmus biru
IIIIIIIVV
birutetapbirutetaptetap
tetapmerahtetapmerahtetap
Yang termasuk larutan asam adalah …A. I dan IIB. II dan III
C. II dan IVD. III dan IVE. III dan V
3.3. Diketahui trayek pH indikator.IndikatorTrayek pH Perubahan
warnaMetil
merahFenolftalin
4,2 – 6,3
8,3 – 10
Merah – kuningTak berwarna -
merahSuatu larutan berwarna kuning jika ditetesi indikator metil merah dan tidak berwarna
jika ditetesi fenolftalin, maka pH larutan tersebut adalah …A. kurang dari 4,2B. antara 4,2 – 6,3C. antara 6,3 – 8,3D. antara 8,3 – 10E. antara 4,2 – 10
4.4. Untuk konsentrasi yang sama di antara senyawa asam berikut yang sifat asamnya paling kuat adalah …A. H2SO4
B. HClC. H2SD. CH3COOHE. HF
5.5. Diketahui reaksi:H2S + H2O H3O+ + HS–
HS– + H2O H3O+ + S2–
Spesi yang bersifat amfiprotik adalah …A. H2SB. H2OC. H3O+
D. HS–
E. S2–
6.6. Dari reaksi:H2CO3 + H2O H3O+ + HCO3
–
Yang merupakan pasangan asam basa konyugasi adalah …A. H2CO3 dan H2OB. H2CO3 dan H3O+
C. H2CO3 dan HCO3–
D. H2O dan HCO3–
E. H3O+ dan HCO3–
7.7. Pada reaksi:Ag+
(aq) + 2NH3(aq) Ag(NH3)2+
(aq)
Menurut teori Lewis ion Ag+ berperan sebagai asam, sebab …A. ion Ag+ menerima proton dari NH3
B. ion Ag+ menerima pasangan elektron dari NH3
C. ion Ag+ memberi proton kepada NH3
D. ion Ag+ memberi pasangan elektron kepada NH3
E. ion Ag+ menerima OH– dari pelarut air
8.8. Derajad ionisasi larutan asam HX yang memiliki pH = 4 – log 5 adalah … (KaHX =
10–5).
A. 1%
B. 2%
C. 3%
D. 4%
E. 5%
9.9. Larutan H2SO4 0,02 M mempunyai harga H sebesar …
A. 2
B. 2 – log 2
C. 2 – log 4
D. 4 – log 2
E. 4
10.10. Reaksi berikut ini yang tidak menghasilkan gas hidrogen adalah …
A. Al + HCl
B. Fe + H2SO4 encer
C. Sn + HCl
D. Cu + H2SO4 encer
E. Mg + HCl
B. Soal Essay
1. Seorang siswa melakukan percobaan titrasi asam basa untuk memperkirakan
konsentrasi larutan HCl. Siswa tersebut meneteskan larutan NaOH 0,2 M ke
dalam larutan HCl. Data yang diperoleh dari dua kali percobaan adalah sebagai
berikut.
Perkirakan konsentrasi larutan HCl tersebut berdasarkan data percobaan siswa di
atas!
2. Berikut data hasil titrasi larutan HCl dengan larutan NaOH 0,1 M.
Berdasarkan data tersebut, konsentrasi larutan HCl adalah...
3. Berikut diberikan sebuah kurva titrasi asam basa hasil percobaan untuk
menentukan konsentrasi larutan NaOH 20 mL.
Jika asam yang digunakan untuk titrasi adalah HCl 0,1 M, tentukan konsentrasi
larutan NaOH yang dititrasi!
4. Perhatikan grafik titrasi asam-basa berikut!
Jika volume larutan yang dititrasi sebanyak 10 mL maka konsentrasi larutan
basa LOH itu adalah...
5. 20 mL asam sulfat, H2SO4, dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N. Bila ternyata
diperlukan 30 mL larutan NaOH, maka kemolaran asam sulfat tersebut adalah....
Kunci jawaban
Pilihan Ganda
1. B
2. C
3. C
4. A
5. D
6. C
7. B
8. B
9. C
10. D
Essay
1. Untuk data awal, tentukan volume NaOH yang diteteskan, percobaan dilakukan dua
kali, jadi jumlahkan kemudian bagi dua, kalau tiga kali ya dibagi tiga:
Jumlah mol NaOH yang digunakan, kalikan volume dengan molaritasnya
Berikutnya ke Penentuan molaritas dari HCl, diberikan dua cara,
Tentukan mol HCl nya berdasarkan reaksi asam basa berikut
Menentukan konsentrasi HCl, bagi mol HCl dengan volumnya
2. Menentukan mol NaOH 0,1 M
mol = 15 x 0,1 = 1,5 mol
Menentukan mol HCl
mol HCl adalah 1,5 mmol
Menentukan konsentrasi HCl
M HCl = mol/volume = 1,5 mmol / 20 mL = 0,075 M
3. Dari kurva di atas terlihat bahwa titik ekivalen terjadi saat volume HCl adalah 40 mL. Data selengkapnya:
VHCl = Va = 40 mLMHCl = Ma = 0,1 MnHCl = na = 1VNaOH = Vb = 20 mLMNaOH = Mb = .....?nNaOH = nb = 1Konsentrasi NaOH dengan demikian adalah
4. Dari kurva di atas terlihat bahwa titik ekivalen terjadi saat volume asam HX adalah 25 mL.
Data yang diperlukan:Asam HXVa = 25 mLMa = 0,1 Mna = 1Basa LOHVb = 10 mLMb = .....?nb = 1
Konsentrasi LOH dengan demikian adalah
5.Data:Asam sulfat
volume V1 = 20 mLvalensi n1 = 2NaOHvolume V2 = 30 mLnormalitas N2 = 0,1 NKemolaran asam sulfat M1 = ...?Hubungan titrasi dengan molaritas dan normalitas larutan