-
5/20/2018 Mr Ice Cream
1/3
Ini sudah mangkuk es krim kedua yang aku lahap malam itu, tak
peduli aku sudah dua jam duduk di kedai ini. Pelayan tua kedai itu
kadangsesekali memalingkan tatapannya dari Koran pagi harinya
kearah ku. Mungkin dia pikir aku kurang waras, di cuaca sedingin
ini dan sedang hujanderas diluar sana, ada gadis yang masih
menikmati es krim sampai mangkuk kedua, tenang saja pak tua gumam
ku dalam hati mungk in akanada mangkuk yang ketiga, keempat, kelima
dan seterusnya. Aku tak peduli.
Hap, sendok demi sendok aku nikmati, tatapanku hanya menatap
kosong pada suatu titik sembarang di sudut kedai itu. kenangan
demikenangan aku putar di pelupuk mataku, seperti komedi putar yang
sedang memutar scene demi scene. Membuat hati ini campur aduk dan
sedikitsesak. Me-rewind semua rutinitas gila makan es krim ini dari
mana asalnya, kalo bukan dari dirinya.
***
3 tahun yang lalu. Di kedai es krim yang sama
Wajahnya yang sedikit pucat dan tirus, rambut nya yang agak
panjang, sedikit berantakan, dia tersenyum menatap ku penasaran,
menunggupendapatku tentang rasa es krim yang barusan aku
cicipi.
Gimana? tatapnya penasaran, air mukanya mulai serius melihat
ekspresiku yang mengerutkan dahi seperti ada yang salah denganes
krimyang kumakan.
Tunggu! jawabku sambil memutar mata seolah berfikir serius
mendikripsikan Sesuatu yang sedang lumer dilidahku, lalu ku coba
sesendok lagi,sok-sokan lagaku seperti tester sejati.
Enaak !! Seru ku.
Dia tersenyum kecil dan menjewer pipiku, protes melihat ekspresi
ku yang menipu. Aku lantas mengerenyit sambil mengusap pipiku
yangdijewernya.
Ya, Dialah Keylan. Key dan Aku pertama kali bertemu di
laboratorium praktikum kimia dasar, Dia yang mengembalikan modul
praktikumku yang
tertinggal di laboratorium. Disitulah kami berkenalan, dia
sebenarnya seniorku di kampus, usianya terpaut dua tahun lebih tua
dari umurku.
Key mengambil cuti selama satu tahun di awal perkuliahan oleh
sebab itu ia sering meminjam buku catatanku untuk mengejar
ketinggalannya.Sebagai imbalan nya Key sering mentaktirku es krim.
Berawal dari sebuah catatan dan secorong es krim di kantin
kampus-lah pertemanan kamisemakin akrab.
Key dan aku adalah sosok manusia yang mempunyai hobi yang bisa
dibilang terbalik, Key adalah cowok dengan hobi membuat cake a
taumakanan manis. Sedangkan aku adalah cewek dengan hobi nonton
sepak bola dan nonton serial kartun Kapten Tsubatsa. Terbalik
bukan?
Mr. ice cream adalah panggilanku untuknya. Cowok berbadan kurus
dan tinggi ini bisa di bilang addicted dengan es krim seperti
sesuatu yangtak bisa di pisahkan. Karena hobi dan mimpinya ingin
mempunyai usaha di bidang kuliner itu, Key mengambil Cooking Class
khusus membuatpastry. Key termasuk golongan cowok yang cool dan tak
banyak bicara, Terkadang Key tidak bisa ditebak serta penuh
kejutan.
Sore itu, Key dengan sengaja menculikku dari kampus, Key
mengajakku berkunjung ke kedai es krim yang konon katanya sudah ada
sejakjaman kolonial belanda. dan aku percaya itu, karena bangunan
kedai itu sudah tua, interior kedai itu pun terlihat seperti di
museummesueumsejarah, seperti meja kasir dan pintu yang sedikit
tinggi terbuat dari kayu oak yang berpelitur, mesin kasir nya pun
antik dengan type model tua,disisi sebelah kiri kedai terdapat
roti-roti yang masih hangat terpajang dalam etalase tua, Demikian
juga alat penimbangan kue yang sudah tua,bahkan pelayan nya pun tak
ada yang muda, semua tua.
Key bercerita sambil menerawang kearah langit-langit, kalo dia
sering makan es krim disini ketika masih kecil bersama ibunya. Ia
menceritakankesukaannya terhadap tempat ini dan kegemaran nya makan
es krim, alasan dirinya suka sekali makan es krim karena ibunya
pernahmengatakan bahwa makanan yang manis itu bisa mengobati patah
hati dan bad mood.
http://1.bp.blogspot.com/-A6GJAij8uQI/UXPOVtUz7JI/AAAAAAAAPF4/HKGDuH3TdKg/s1600/cerpen-mr-ice-cream.jpg
-
5/20/2018 Mr Ice Cream
2/3
Aku hanya menatap wajahnya yang masih sedikit pucat dan
mendengarkannya dengan setia karena antusias dengan apa yang ia
lakukaan atauia ceritakan.
Semua orang hampir menyukai es krim bukan? dia menatap ku lagi.
Sialnya aku tertangkap mata karena menatapnya lamat-lamat,
akumemalingkan wajah dan menyibukan diri dengan mengambil roti
tanpa isi dan ku jejali roti itu dengan es krim tutti
fruiti-ku.
Termasuk kamu yang rakus, makan es krim sama roti protes nya
sambil tertawa kecil melihat kelakuanku melahap roti isi es
krim.
ini Enaaak, coba deh Key sambil menyodorkan roti isi eskrim
kepadanya sebagai upaya mengkamufalse salah tingkahku barusan. Key
lantasmencoba mengunyahnya dengan lahap, lalu tersenyum lagi tanda
setuju kalo itu kombinasi yang enak.
yeee, enak kan, sekarang Key ketularan rakus aku tertawa puas.
Dan key menjewer pipiku lagi. Kami pun kembali tertawa riang.
Mungkin, para pengunjung di kedai itu, melihat Aku dan Key
seolah pasangan kekasih romantis, yang sedang bersenda gurau. Tapi
merekasalah besar. Kami tidak pacaran, tepatnya key punya pacar.
Key berpacaran dengan Amerina. Mengenai Key dan Amerina aku tak
tahu banyakkarena Key jarang sekali bercerita tentang hubungan
mereka, setahuku mereka menjalin pertemanan semenjak mereka duduk
di bangku SMA,lalu mereka saling menyukai dan berpacaran, Amerina
adalah gadis cantik, anggun, smart dan terlihat kalem, menurutku
Amerina seperti Keyversi cewek. Hanya itu yang ku tahu.
Pulang yuk ran, nanti ketinggalan jadwal nonton Tsubatsa ajak
Key kepadaku sekaligus mengingatkan.
Iya, hampir lupa..ayook jawabku sambil beranjak dari kursi.
Mengikuti punggung Key yang sudah berjalan terlebih dahulu
meninggalkan kedaiitu.
***
2 Tahun yang lalu. Di kedai es krim yang sama.
Key tersenyum simpul penuh arti dan terlihat lebih menarik
dengan kemeja abu-abu bermotif kotak-kotaknya kali ini rambutnya
terikat rapih.
Ta daaaa, Happy Birth Day Key menyodorkan sesuatu. Aku diam
terpaku tak menyangka. Sebuah surprise !!
Malam itu di hari ke lima belas di bulan September, Key
membuatkanku kue ulang tahun dengan motif bola dengan dominasi
warna biru danputih, seperti warna club kesukaanku, Chelsea.
Lengkap dengan tulisan Happy Birth Day Rana diatas kepingan cokelat
putih yang membuatkue itu semakin cantik dan tak lupa lilin dengan
angka kembar dua-puluh-dua.
Jangan lupa berdoa dan make wish ya Key tersenyum Simpul
lagi.
Aku meniup lilin angka kembar itu, dan memejamkan mata dalam dua
detik membuat permohonan. Kami merayakannya hanya berdua
saja.Menikmati kue tart buatan Key dan es Krim tentunya.
Rio, belum telepon juga? Key bertanya singkat.
Rio? Kenapa Key nanya Rio lagi sih?. Aku hanya menggeleng.
Singkat cerita, Rio adalah pacarku. tepatnya seminggu yang lalu,
jadi sekarangdia sudah menyandang gelar mantan pacar. Rio dan Aku
bertahan pacaran hanya lima bulan saja. Kami menjalani hubungan LDR
alias LongDamn Realtionship, atau pacaran jarak jauh, Akhir-akhir
ini komunikasi kami mulai terasa tidak lancar. Ditambah Rio yang
tidak pernah suka
dengan hobiku yang menyukai sepak bola. Terkadang itu menjadi
bahan pertengkararan kami. Pada akhirnya kami memutuskan
hubungansecara baik-baik. Tak ada yang harus di pertahankan.
Sudah, jangan sedih. Mungkin dia sibuk ujarnya seraya
menghiburku.
Puh, tak ada telepon pun tak masalah bagiku, lalu ku hanya diam
dan menikmati es krim dan kuenya lagi.
yang penting Ujar Key. Hening sejenak. Aku menunggu Key
melanjutkan kalimatnya. Ayah dan Adik, sudah telepon lanjutnya
sambiltersenyum.
Aku mendongak, menatapnya lekat-lekat lalu membalas senyumannya
Tentu saja, itu yang penting timpalku kepadanya. Kamu juga
pentingKey.
Key selalu peduli dan selalu mencoba menghiburku. Seorang teman
yang selalu ada untukku, diberikan surprise seperti ini adalah
pertama kalidalam hidupku, ada orang lain di luar anggota
keluargaku yang membuat perayaan spesial seperti ini khusus untukku
hanya seorang temanseperti Key yang melakukannya. Teman? Lalu
bagaimana dengan Amerina? Apakah dia melakukan hal yang sama
kepadanya?
Pertanyaan-pertanyaan ini tiba-tiba muncul di kepalaku, Mengapa
aku ingin tahu detail bagaimana Key memperlakukan Amerina? Bukan
kah
sebelumnya aku tak pernah peduli?
Barusan make a wish apa? Pertanyaan Key membangunkan ku dari
lamunan akibat pertanyaanpertayaan aneh yang bermunculan
darikepalaku.
Rahasia Aku menjawab spontan. Lalu memasang muka jahil.
Pelit Key pura-pura ngambek.
Anyway Key, thank a lot, youre my best Aku tersenyum. aku
bahagia malam ini.
Any time, Ran balas Key. Tersenyum simpul.
Malam itu diumur ku yang bertambah, Aku menyadari seorang duduk
dihadapanku seperti sebuah es krim yang dalam diamnya terlihat
cool,dalam senyumnya terasa manis, dan dalam katanya terdengar
lembut. Dia yang membuatku menyadari sesuatu itu ada, tetapi
sesuatu yang takbisa aku jelaskan, tak bisa aku hitung dengan rumus
matematika, dan tak bisa aku urai seperti senyawa kimia, dan
sesuatu itu tidak hanya ada,tetapi hidup dan berdetak, dan kadang
membuat dada ini sesak.
***
Segerombolan awan hitam, tak hentinya menumpahkan air kebumi,
menadakan besarnya kerinduan langit pada bumi. Debu-debu
yangmenempel di jalanan dan gedung tua pun ikut terhanyut olehnya,
membuahkan aroma tanah yang menyaingi aroma roti yang baru keluar
daripemanggangan sore itu. Kedai itu tak berubah sedikitpun, semua
interiornya tetap tua di makan usia.
-
5/20/2018 Mr Ice Cream
3/3
Dua jam yang lalu, aku dan Key duduk bersama di kedai ini,
wajahnya sudah tak sepucat dan setirus dulu, rambut nya pun tak
seberantakan dansepanjang satu tahun yang lalu, Key terlihat
baik-baik saja bukan?, Namun tak ada sedikit pun senyum didalam air
muka Key, Dia bersikapdingin, sedingin es krim di mangkuk dan cuaca
di luar sana.
Kenapa gak ada kabar ran? Key menatapku serius. Nada suaranya
dingin.
Aku tak sanggup memandang key, hanya tertunduk dan diam, lidah
ini kelu untuk berucap memberi alasan yang sebenarnya.
Aku sibuk Key Aku berbohong. Maaf Key, aku memang keterlaluan
ucapku sekali lagi. Menahan air mata yang nyaris keluar.
Setelah mendengar kata maaf itu Key langsung mehenyakan
punggungnya kesandaran kursi, seperti tak percaya hanya mendengar
kata maafdari seorang sahabat yang hanya pamitan lewat sms dan
setahun kemudian tak ada kabar sedikitpun seperti menghilang di
telan bumi. Aku tahuKey pasti marah hebat kepadaku, tapi semenjak
perasaan ini makin menguasai, persahabatanku dengan Key terasa
bias, tepatnya hanya akuyang merasa bias, aku tak kuasa lagi
mempertahankan kepura-puraanku di depan Key yang selalu bersikap
baik kepadaku. Karena dengansikap Key yang seperti itu, mahluk yang
bernama perasaan ini seperti di beri pupuk, dan akan terus tumbuh,
walau aku susah payah memangkasnya tapi ini akan terus tumbuh tak
terkendali dan akan terus membuatku merasa bahagia dan sakit dalam
waktu yang bersamaan. Maka ketikakesempatan bekerja di luar kota
itu datang aku tak menyiakan nya.
Tapi kau baik-baik saja kan? Ucap nya tenang.
Aku mendongak, menatapnya lekat-lekat. Air mataku hampir jatuh.
Aku tak boleh menangis di depan nya, ini hanya akan membuatnya
semakincemas. Mulutku kembali terbuka, namun tak bersuara, lalu aku
mengangguk. Kembali menunduk. aku tahu perasaan Key sekarang campur
adukantara marah dan cemas namun Key selalu baik dan memaafkanku
yang bertindak bodoh.
Lalu bagaimana denganmu Key? ucapku terbata.
Key tak menjawab, dia mentapku lekat-lekat, mungkin sikapku
terlihat aneh dan membingungkan bagi Key sehingga membuat
penasaran,terlihat dari raut wajahnya sepertinya ia ingin
menumpahkan beribu-ribu pertanyaan atas sikapku ini. Namun Key
menyerah, dia menghenyakankembali punggungnya kesandaran kursi.
Sedikit demi sedikit suasana diantara kami pun mencair, seperti es
krim di mangkuk ini pun mencair.
***
Layaknya langit, aku pun sama, duduk berjam-jam disini sedang
menumpahkan kerinduan pada kedai ini, kerinduan pada Es krim,
kerinduanpada Key. Scene potongan kejadian di pelupuk mataku sudah
habis kuputar, kini aku mengembalikan fokus pandanganku tertuju ke
suatu bendadi atas meja, benda yg sedikit tebal dari kertas,
berwarna merah, pemberian Key dua jam yang lalu.
Entahlah sudah berapuluh kali aku membolak balik benda itu, dan
entahlah lah sudah berapa kali hati ini merasa terbolak balik
karena melihatisinya. Sebagai teman ini adalah kabar baik untukku,
namun sebagai orang yang sedang tertimpa perasaan aneh ini adalah
kabar buruk bagiku.Lalu dimana aku harus menempatkan diriku
sendiri?
Butuh setahun aku men-sinkronisasi-kan antara hati dan logika
ini untuk mendapatkan jawabnya, di mangkuk es krim yang ketiga ini
aku barudapat pemahamanya, bahwa tak pernah ada yang berubah dari
sikap Key kepadaku, dia selalu ada untukku, melindungiku,
menyangiku sebagaisahabatnya. Aku-lah yang terlalu egois, tak mau
ambil tindakan serta resiko untuk menyatakan nya dan malah pergi
menghilang darinya yanghanya membuat Key terluka.
Hujan sudah reda diluar sana, nampaknya langit sudah puas
menyatakan kerinduanya pada bumi, aku lantas beranjak dari kursi
kedai itu,
menuju meja kasir yang tinggi, pelayan tua itu menatapku lalu
tersenyum megucapkan terimakasih, aku hanya membalas senyum
sekedarnya.Perasaanku masih campur aduk dan terasa sesak.
Aku melangkah gontai keluar kedai, berjalan menuju Statsiun
hendak meninggalkan kota ini, dan aku berjanji, minggu depan aku
kan datang lagike kota ini, menjadi saksi ucapan janji abadi
sehidup semati antara Key dan Amerina. aku akan hadapi semuanya,
lari dari kenyataan adalahtidakan bodoh, bahwasanya sejauh apapun
kita pergi, tak akan pernah membantu melupakan orang yang kita
sayangi, yang membantu hanyalahsikap menerima kenyataan.
Biarlah aku menelan semua pahit dan sakit nya perasaan ini Key,
dan waktu yang akan mencernanya. Karena aku tahu, Rasa sakit ini
hanyabersifat sementara, Karena secorong es krim akan menjadi
obatnya, bukan?
-The End-
By : Eka Suzie
Fb: Eka Suzie
Twitter : @eksuz
Blog : Mr-ice-cream.blogspot.com
Read
more:http://cerpen.gen22.net/2013/04/cerpen-romantis-mr-ice-cream.html#ixzz2p8JbA35e
http://cerpen.gen22.net/2013/04/cerpen-romantis-mr-ice-cream.html#ixzz2p8JbA35ehttp://cerpen.gen22.net/2013/04/cerpen-romantis-mr-ice-cream.html#ixzz2p8JbA35ehttp://cerpen.gen22.net/2013/04/cerpen-romantis-mr-ice-cream.html#ixzz2p8JbA35ehttp://cerpen.gen22.net/2013/04/cerpen-romantis-mr-ice-cream.html#ixzz2p8JbA35e