BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Minat konsumen akan cokelat, memang tidak perlu ditanyakan lagi.
Segala menu makanan maupun minuman yang menggunakan cokelat, banyak
digemari masyarakat dan selalu laris manis dipasaran. Peluang
inilah yang dimanfaatkan oleh perusahaan kami. Sebagian besar
masyarakat menyukai makanan manis ini, bukan hanya anak-anak saja.
Tapi cokelat juga disukai oleh anak muda, orang dewasa sampai orang
tua, baik pria maupun wanita. Bukan hanya itu saja, saat ini
cokelat banyak digunakan sebagai souvenir atau bingkisan
dihari-hari special (contohnya saat perayaan hari besar agama,
ulang tahun, dll). Melihat banyaknya peminat cokelat dan luasnya
potensi pasar, maka perusahaan kami menjadikan cokelat sebagai
peluang usaha baru. Walaupun sudah banyak produk cokelat import
yang beredar dipasaran, namun produk cokelat dalam negeri yang
dibentuk dengan cetakan unik dan menarik berhasil merebut hati
masyarakat luas dan mampu bersaing dengan cokelat-cokelat import
yang selama ini menguasai pasar. 1.2 1. 2. 3. 4. 5. letak 6. 7. 8.
9. 10. Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek
sumberdaya Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam
aspek manajemen Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan
dalam aspek persediaan Memahami teori-teori manajemen pada
perusahaan dalam aspek penjadwalan Memahami teori-teori manajemen
pada perusahaan dalam aspek pemeliharaan manusia rantai pasokan
Tujuan Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam aspek
rancangan Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan dalam
aspek manajemen Memahami teori-teori manajemen pada perusahaan
dalam aspek rancangan Memahami teori-teori manajemen pada
perusahaan dalam aspek pemilihan lokasi Memahami teori-teori
manajemen pada perusahaan dalam aspek rancangan tata produksi
kualitas proses
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1
PROFIL PERUSAHAAN PT. Cipta Coklat Abadi merupakan perusahaan
penghasil coklat terbesar di Jember, coklat yang dihasilkan pabrik
coklat ini beraneka ragam dari coklat hitam yang kaya akan vitamin,
coklat putih yang lezat, dan coklat susu yang memiliki kadar gizi
yang tinggi. Penikmat coklat tidak usah lagi mengkhawatirkan resiko
kegemukan atau obesitas karena coklat yang diproduksi oleh pabrik
coklat wonka ini sangat rendah lemak tak jenuh yang berarti aman
untuk dikonsumsi tanpa resiko gemuk. Di PT. Cipta Coklat Abadi ini
memproduksi berbagai macam coklat dengan berbagai macam harga dan
berbagai macam rasa. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 30 Mei
2012 yang dipimpin oleh Rifqy Faiza Rahman. Pabrik ini merupakan
salah satu sumber mata pencaharian penduduk yang utama selain
berdagang disana. Coklat yang diproduksi oleh PT. Cipta Coklat
Abadi ini disebarluaskan keseluruh Indonesia, karena kelezatannya
sudah diakui. PT. Cipta Coklat Abadi saat ini memproduksi coklat
dalam berbagai macam bentuk, yang dulunya hanya berupa coklat
batangan sekarang sudah berkembang dengan bentuk - bentuk lain yang
lebih variatif agar dapat menarik minat anak - anak, walaupun
begitu coklat batangan yang merupakan identitas pabrik ini terus
dipertahankan. Selain kelezatan dan gizi yang terkandung di
dalamnya, coklat PT. Cipta Coklat Abadi dibuat dari biji coklat
pilihan yang terbaik, sehingga wangi coklat tetap terjaga dan
rasanya tidak berubah walaupun dalam jangka waktu yang lama, diolah
secara higienis dan terjamin mutunya. Penikmat coklat PT. Cipta
Coklat Abadi pasti sudah tau betul wangi coklat ini yang sangat
khas dan enak, sangat menggoda selera. Bagi para penggemar coklat
PT. Cipta Coklat Abadi selamat menikmati. Visi Misi : Menciptakan
coklat bercitarasa lokal dengan kualitas internasional : harga dan
pasokan yang berdaya saing tinggi melalui pengelolaan yang
profesional demi kepuasan pelanggan. 2. Mencokelatkan Indonesia
dengan membuka cabang, outlet-outlet di seluruh Indonesia. 3.
Mengenalkan budaya-budaya daerah di Indonesia melalui kemasan,
penamaan produk, bahan baku dan setting background pada
outlet-outlet cokelat 4. Memberikan penghargaan kepada para pegawai
melalui pemberian kesejahteraan yang memadai, penyediaan lingkungan
kerja yang aman, sehat dan nyaman, memberikan kesempatan untuk
pengembangan karier serta melakukan inovasi. 5. Menjalin kemitraan
kerja sama dengan pemasok dan penyalur yang saling
menguntungkan.
1. Memproduksi coklat yang terkait dengan kebutuhan masyarakat
dengan mutu,
6. Memberikan perhatian yang tulus kepada masyarakat melalui
penciptaan lapangan kerja, dukungan pembinaan sosial dan
lingkungan. 2.2 2.2.1 DESAIN ( STRATEGI ) OPERASI DEPARTEMEN
OPERASI ASPEK RANCANGAN PRODUK Perusahaan ini merupakan perusahaan
yang bergerak di bidang pengolahan makanan, yaitu pengolahan biji
kakao menjadi coklat. Cokelat ini diolah dari biji kakao pilihan
dari perkebunan di Jawa. Setiap varian produk memiliki keunikan
dari cita rasa asli bahan-bahan Indonesia yang merupakan kreasi
dari ahli cokelat di rumah produksi kami. Semua produk Coklat alami
dan hampir seluruh kemasannya menggunakan kertas daur ulang dan
kertas bersertifikat FSC. Coklat mengurangi sebanyak mungkin
penggunaan plastik dalam proses produksinya. Kualitas tinggi dan
ramah lingkungan dengan citarasa khas Coklat menjadikannya pilihan
pertama dalam kualitas dan rasa. Coklat dengan harga terjangkau ini
cocok dikonsumsi sebagai camilan oleh siapa saja. Jenis coklat yang
dihasilkan sangat bervariasi, tergantung pada berapa banyak pasta
dan lemak coklat yang digunakan serta apa saja inggridien lain yang
ditambahkan. Perbedaan formulasi bahan yang digunakan ini
menyebabkan perbedaan tidak hanya dalam flavor dan rasa, tetapi
juga perbedaan perilakunya terhadap panas dan air sehingga
menyebabkan perbedaan dalam pemanfaatannya. Couverture Jenis coklat
terbaik, coklat ini sangat murni dengan persentase lemak kakao-nya
yang tinggi sehingga menghasilkan flavor yang sangat baik. Biasanya
digunakan untuk pembuatan produk coklat buatan tangan. Sebelum
digunakan coklat jenis ini di-temper (dilelehkan) terlebih dahulu.
Plain atau baking chocolate Coklat dengan rasa khas coklat (plain).
Produk ini dibuat dari pasta coklat yang didinginkan dan
dikeraskan, tanpa penambahan gula. Terutama digunakan sebagai
inggridien atau sebagai garnish. Semi-sweet dan sweet chocolate
Coklat ini memiliki rasa manis. Juga digunakan sebagai inggridien.
Berbeda dengan coklat yang plain, semi-sweet chocolate memiliki
ekstra lemak coklat dan mendapat tambahan gula. dalam resep is also
used primarily in recipes. Sweet cooking chocolate sama dengan
semi-sweet, hanya kandungan gulanya lebih banyak. Milk chocolate
Coklat susu, dibuat dengan menggunakan pasta coklat dengan
penambahan lemak coklat, gula, susu dan vanila. Merupakan jenis
coklat yang paling populer, biasa dikonsumsi langsung (eating
chocolate). Coklat jenis ini tidak cocok dijadikan inggridien kue.
Selain kandungan cokelatnya relatif sedikit, cokelat ini mudah
hangus bila dilelehkan. Cocoa powder Bubuk coklat, dibuat dari
pasta coklat yang sebagian besar lemaknya telah dikeluarkan. Produk
ini sangat mudah menyerap uap air dan bau dari produk lain sehingga
harus dijaga
di tempat kering, dingin dan tertutup rapat. Coklat bubuk
dibedakan lagi menjadi coklat bubuk yang rendah lemak (sebagian
besar lemaknya telah dihilangkan); coklat bubuk dengan kadar lemak
sedang (kandungan lemak sekitar 10 22%) ; coklat bubuk untuk
minuman atau sarapan (kadar lemak coklat diatas 22%, biasanya
digunakan dalam pembuatan susu bubuk coklat); dan coklat bubuk yang
diproses dengan teknik Dutch. White chocolate Coklat putih,
merupakan campuran lemak coklat, gula, susu dan vanilla. Tidak
mengandung massa (solid) coklat, flavor dihasilkan dari lemak
coklat. Selain dikonsumsi langsung juga digunakan untuk dekorasi.
Cokelat ini terbuat dari lemak cokelat, gula, dan vanili. Ia tak
mengandung cokelat padat. Karena mudah hangus, ada baiknya dimasak
atau dilelehkan dengan hati-hati. Produk coklat lain seperti
berbagai jenis kembang gula coklat dan meses.
2.2.2
ASPEK MANAJEMEN KUALITAS
2.2.3
ASPEK RANCANGAN PROSES Perusahaan kami memiliki beberapa mesin
yang digunakan dalam proses produksi coklat. Di antaranya adalah
mixer, roaster, refiner, conching, winowwing machine, tempering,
cooling chamber, dan mesin pencetak coklat. Proses pembuatan coklat
ini melalui beberapa tahapan mulai dari pengadaan biji coklat
hingga pendistribusian produk coklat. DARI BIJI COKLAT Coklat
berasal dari biji buah coklat (cacao bean). Tanaman coklat
(Theobroma cacao) dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu jenis
Criollo, Forastero dan Trinitario. Criollo menghasilkan biji kakao
dengan aroma yang sangat kuat tanpa rasa pahit, tetapi sensitif
terhadap perubahan iklim dan serangan hama penyakit dengan jumlah
produksi relatif rendah. Berbeda dengan criollo, forastero lebih
tahan perubahan iklim dan serangan hama, jumlah produksinya relatif
besar tetapi bijinya memiliki aroma yang lemah dengan rasa yang
pahit. Biji kakao Indonesia sendiri sebagian besar masuk dalam
jenis Trinitario yang merupakan hasil persilangan dari Criollo dan
Forastero dengan sifat yang mirip dengan Criollo. Buah kakao
berbentuk bulat panjang (panjang sekitar 15 25 cm dan lebar 7 10
cm) dengan kulit yang relatif tebal (10 15 mm). Warnanya yang hijau
pada saat masih muda berganti menjadi kuning, oranye, merah atau
ungu ketika masak, walaupun pada beberapa varietas warnanya tetap
hijau ketika buah masak. Pulp atau daging buah menutupi 20 40 buah
biji kakao. Pada buah yang masak, pulp memiliki konsistensi lunak
dan berlendir dengan rasa yang manis dan warna putih seperti susu.
Biji kakao sendiri berbentuk oval pipih. Panjang biji sekitar 2 cm
dengan lebar sekitar 1 cm dan berat 1 gram jika dikeringkan.
Tanaman coklat mulanya tumbuh liar di hutan hujan tropis
Amerika. Adalah masyarakat kuno di Amerika Tengah dan Mexico,
termasuk diantaranya bangsa Maya dan Aztec, yang menemukan rahasia
keistimewaan biji kakao ini lebih dari 2000 tahun yang lalu. Pada
masa itu, hancuran biji coklat disangrai dan dicampur dengan jagung
dan berbagai rempah diantaranya paprika, vanilla atau kayu manis
lalu ditambah air untuk menghasilkan minuman rempah coklat yang
berbusa. Memasuki akhir abad ke-15, coklat bertransformasi menjadi
resep baru. Cortez yang memimpin ekspedisi ke Aztec, kembali ke
Spanyol dengan membawa biji kakao sekaligus dengan resep pembuatan
minumannya. Di Eropa, minuman ini menjadi populer setelah formula
minuman diubah: rempah dihilangkan dan diganti dengan gula. Jika
awalnya coklat diperlakukan sebagai barang mewah, maka penemuan
teknik pemisahan lemak coklat dan teknik pembuatan coklat bubuk
pada awal abad ke-19 telah menyebabkan coklat berkembang sebagai
komoditas pangan. Selanjutnya, inovasi produk coklat terus
berkembang sejalan dengan makin berkembangnya pemahaman mengenai
karakteristik coklat. PEMBUATAN COKLAT Proses pembuatan coklat
melibatkan berbagai tahapan proses, seperti tampak pada Gambar 1.
Untuk memperoleh coklat dengan hasil terbaik, buah kakao dipanen
dalam kondisi masak sempurna. Buah dipotong dan ditumpuk dengan
hati-hati, lalu dibelah dan diambil bijinya. Di tingkat petani,
biji coklat difermentasi dan dikeringkan sebelum dikirim ke pabrik
coklat untuk pengolahan lebih lanjut. Persiapan Biji Coklat (Cocoa
Bean) Biji ditumpuk di lantai atau wadah (keranjang bambu, kotak
kayu) dan difermentasi selama 2 8 hari. Secara periodik, dilakukan
pengadukan biji agar oksigen yang dibutuhkan untuk proses
fermentasi bisa masuk dan tersebar merata diseluruh tumpukan biji.
Selama fermentasi, suhu biji naik menjadi 45 - 50C yang mematikan
biji (menghentikan germinasi) dan meningkatkan keasaman biji.
Selain itu juga terjadi pembentukan warna dan flavor serta
degradasi parsial komponen penyebab rasa pahit dan kelat. Pulp yang
menempel pada biji coklat terdekomposisi secara enzimatis menjadi
cairan yang larut air. Fermentasi dikatakan sempurna jika warna
biji kakao berubah dari warna terang menjadi coklat gelap yang
homogen dan biji mudah dipisah dari kulit bijinya. Setelah
fermentasi selesai, biji dikeringkan hingga kadar air mencapai 6
8%. Proses pengeringan bisa dilakukan dengan cara penjemuran atau
menggunakan oven pengering (55 66oC). Di beberapa negara, termasuk
Indonesia, dilakukan pencucian biji sebelum dikeringkan. Walaupun
akan memperbaiki penampakan biji, tetapi pencucian yang berlebihan
beresiko untuk meningkatkan kerapuhan biji.
Pembuatan Pasta Coklat (Cocoa Liquor) Pembuatan pasta coklat
melibatkan tahapan proses pembersihan biji, pemisahan kulit dan
penyangraian. Pembersihan ditujukan untuk mengeluarkan pengotor
yang mungkin terbawa, seperti pasir, batu, partikel-partikel
tanaman dan sebagainya. Keberadaan pengotor ini tidak diinginkan.
Jika pengotor yang keras hanya potensial untuk merusak peralatan
proses, maka pengotor organik juga bisa merusak flavor coklat
selama proses penyangraian. Proses penyangraian biji coklat
dilakukan pada suhu maksimal 150oC, selama 10 35 menit, tergantung
dari tujuan akhir penggunaan biji. Biji yang akan diolah menjadi
coklat (chocolate), membutuhkan proses sangrai yang lebih intensif
dibandingkan dengan biji yang akan diolah untuk menjadi coklat
bubuk (cocoa powder). Apapun metode penyangraian yang dipilih,
proses tidak boleh menghanguskan kulit karena akan merusak flavor.
Selama proses penyangraian, kadar air biji turun menjadi sekitar 2%
dan terjadi pembentukan flavor coklat. Biji akan berwarna lebih
gelap dengan tekstur yang lebih rapuh dan kulit menjadi lebih mudah
dipisah dari daging biji (nib). Penyangraian juga akan mempermudah
proses ekstraksi lemak. Selain itu, panas selama penyangraian juga
berperan untuk membunuh kontaminan yang mungkin terikut dari
tahapan sebelumnya. Biji yang telah disangrai secepatnya
didinginkan untuk mencegah pemanasan yang berlebihan. Biji
selanjutnya dihancurkan dan dipisahkan dari kulit ari dan
lembaganya dengan menggunakan teknik hembusan udara (menampi secara
mekanis). Keberadaan kulit ari dan lembaga tidak diinginkan karena
akan merusak flavor dan karakteristik produk olahan coklat. Setelah
penyangraian, biji coklat (nib) mengalami proses penggilingan
(pelumatan). Proses ini dilakukan secara bertingkat sebanyak 2 3
tahap untuk memperoleh pasta coklat (cocoa liquor atau cocoa mass)
dengan tingkat kehalusan tertentu. Pada pembuatan pasta coklat,
kadang juga dilakukan proses alkalisasi sebelum proses
penggilingan. Tujuan proses alkalisasi adalah untuk melembutkan
flavor dengan menetralkan sebagian asam-asam bebas, juga untuk
memperbaiki warna, daya basah (wettability) dan dispersibilitas
coklat bubuk (cocoa powder) sehingga mencegah pembentukan endapan
dalam minuman coklat. Pada proses alkalisasi, nib sangrai direndam
dalam larutan alkali encer (konsentrasi 2 2.5%) pada suhu 75 100oC
lalu dinetralkan untuk selanjutnya dikeringkan sampai kadar air
menjadi 2%, atau di adon (kneading). Proses ini menyebabkan
penggembungan pati dan menghasilkan massa coklat dengan struktur
sel berbentuk sponge dan porous. Pembuatan Coklat Bubuk (Cocoa
Powder) dan Lemak Coklat (Cocoa Butter)
Untuk memperoleh coklat bubuk, maka sebagian lemak coklat (cocoa
butter) yang ada di dalam pasta coklat harus dikeluarkan. Proses
pengeluaran lemak dilakukan dengan mengepress pasta menggunakan
pengepress (hidraulik atau mekanis) pada tekanan 400 500 bar dan
suhu 90 100oC. Lemak coklat panas dilewatkan ke filter press untuk
memisahkannya dari kotoran yang mungkin terbawa, untuk selanjutnya
dicetak dan didinginkan. Lemak coklat ini digunakan oleh industri
coklat. Bungkil biji hasil dari pengepressan dihaluskan dengan
menggunakan alat penghalus (breaker) dan diayak untuk memperoleh
ukuran partikel bubuk yang seragam. Kadar lemak didalam coklat
bubuk berkisar antara 10 22%. Bubuk coklat dengan kadar lemak yang
lebih tinggi biasanya memiliki warna yang lebih gelap dan flavor
yang lebih ringan. Coklat bubuk ini digunakan dalam berbagai produk
pangan, misalnya untuk membuat minuman coklat, inggridient untuk
cake, puding, ice cream dan sebagainya. Pembuatan Coklat
(Chocolate) Coklat (chocolate) dibuat dengan menggunakan pasta
coklat, yang ditambahkan dengan sukrosa, lemak coklat, dengan atau
tanpa susu dan bahan-bahan lain (flavoring agent, kacang-kacangan,
pasta kopi, dan sebagainya). Bahan-bahan ini dicampur dalam sebuah
mixer atau paster, sehingga dihasilkan pasta coklat yang kental
yang selanjutnya mengalami proses pelembutan (refining) dengan
mesin tipe roll sampai diperoleh massa coklat dengan tekstur yang
halus (ukuran partikel kurang dari 20 m). Massa coklat hasil dari
refining berbentuk bubuk dan kering pada suhu ruang dengan flavor
yang asam. Untuk memperbaiki konsistensi tekstur dan flavornya,
maka massa coklat kadang-kadang diperam selama 24 jam pada suhu
hangat (45 50oC) sebelum masuk ketahapan proses penghalusan
(conching). Proses pemeraman ini dikenal dengan sistem dutch,
kadang dilakukan untuk membuat coklat bubuk. Proses penghalusan
(conching) adalah proses pencampuran untuk menghasilkan coklat
dengan flavor yang baik dan tekstur yang halus. Biasanya dilakukan
dua tahap, proses dilakukan pada suhu 80oC selama 24 96 jam. Adonan
coklat dihaluskan terus-menerus dan lesitin ditambahkan pada akhir
conching untuk mengurangi kekentalan coklat. Pada tahapan ini, air
dan senyawa pengganggu flavor menguap, lemak kakao akan menyelimuti
partikel coklat, gula dan susu secara sempurna sehingga memberikan
sensasi tekstur yang halus. Lemak coklat memiliki beberapa bentuk
polimorfik dan proses pendinginan yang dilakukan akan sangat
mempengaruhi bentuk kristalnya. Jika pemadatan (kristalisasi)
coklat cair dilakukan dengan proses pendinginan yang tidak
terkontrol, akan dihasilkan coklat padat dengan tekstur yang
bergranula dan spot-spot warna kelabu dipermukaan.
Tempering merupakan tahapan proses berikutnya, yang dilakukan
untuk memperoleh coklat yang stabil, karena akan menghasilkan
kristal-kristal lemak berukuran kecil dengan titik leleh yang
tinggi. Adonan lemak cair didinginkan dari 50oC menjadi 18oC dalam
waktu 10 menit dengan pengadukan konstan. Adonan lalu didiamkan di
suhu dingin selama sekitar 10 menit untuk membentuk lemak coklat
dengan kristal tipe yang bersifat stabil. Suhu selanjutnya
dinaikkan menjadi 29 31oC, dalam waktu 5 menit. Proses ini bisa
bervariasi, tergantung komposisi bahan yang digunakan. Sebelum
pencetakan, suhu coklat cair dijaga pada 30 32oC untuk dibawa ke
wadahwadah pencetakan. Selanjutnya, dilakukan pendinginan lambat
untuk memadatkan coklat dan coklat dikeluarkan dari cetakan setelah
suhu mencapai 10oC. proses pendinginan terkontrol akan menghasilkan
coklat padat dengan kristal lemak yang halus dan struktur yang
stabil terhadap panas, terlihat dari sifat lelehnya yang baik dan
permukaan yang mengkilap. PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN PRODUK
COKLAT Semua produk coklat, mulai dari kakao (mentah) sampai produk
olahannya disimpan ditempat dingin, kering dan dengan sirkulasi
udara ruangan yang baik, terlindungi dari cahaya dan bahan-bahan
berbau tajam. Suhu 10 12oC dengan kelembaban 55 65% adalah kondisi
ruang penyimpanan coklat yang ideal. Coklat yang disimpan pada
kondisi penyimpanan yang tidak tepat akan memiliki warna permukaan
yang kusam keabuan. Pembentukan spot-spot gula (sugar bloom)
disebabkan oleh penyimpanan coklat pada kelembaban tinggi (RH
diatas 75%) atau karena terjadinya penumpukan uap air, yang
menyebabkan partikel gula berukuran kecil yang ada di permukaan
mencair dan kemudian membentuk kristal berukuran besar ketika
terjadi proses evaporasi. Spot-spot lemak (fat bloom) terjadi pada
kondisi suhu penyimpanan diatas 30oC dan berfluktuasi mengakibatkan
lemak mencair lalu mengkristal kembali dengan ukuran yang lebih
besar. Fat bloom juga mungkin terjadi karena proses tempering dan
pendinginan yang tidak tepat. Diagram alir proses pembuatan
coklat
2.2.4
ASPEK PEMILIHAN LOKASI Lokasi pabrik perusahaan kami berada di
Jember dan kantor pemasarannya tersebar di beberapa tempat seperti
Jember, Malang, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan
Sumatera. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan kami dalam
memilih lokasi pabrik di Jember yaitu: Dekat dengan sumber bahan
baku. Bahan baku coklat yang kami gunakan berasal dari kebun kakao
yang ada di Jember. Akses perjalanannya mudah Dekat dengan wilayah
pemasaran, sehingga dapat menghemat biaya transportasi.
2.2.5
ASPEK RANCANGAN TATA LETAK Rancangan tata letak fasilitas pabrik
perusahaan kami menggunakan Line Layout, yaitu penyusunan stasiun
kerja berdasarkan urutan operasi pembuatan produk menurut
langkahlangkah standar dalam proses produksi sehingga dapat
menyederhanakan gerakan yang tidak perlu dan diperoleh tingkat
efisiensi dalam penggunaan pekerja dan mesin. Penyederhanaan
gerakan operasional ini dapat meminimalkan waktu yang terhambur dan
dapat meningkatkan output yang berarti meningkatkan produktivitas
perusahaan. Berikut adalah rancangan tata letak pabrik pabrik kami.
Selain itu tipe layout ini juga memudahkan pengawasan dalam
kegiatan produksi.
Cleaner
Roaster
Winnowing Machine
Grind
Press
Mesin penghalus
Packaging
Cleaner
Roaster
Winnowing Machine
Grind
Press
Mixer
Refiner
Coanching
Enrobing
Tempering
Mesin pencetak Cooling chamber Packaging
2.2.6
ASPEK SUMBERDAYA MANUSIA Pada perusahaan coklat ini tidak
membutuhkan banyak tenaga kerja di bagian produksi. Hal ini karena
proses produksi coklat sendiri dilakukan dengan menggunakan mesin
yang canggih. Total seluruh karyawan sebanyak 50 tenaga kerja.
Namun ada 2 tenaga kerja yang dibutuhkan pada saat proses mixer.
Tenaga kerja pada proses produksi ini tidak sembarang orang. Mereka
harus mempunyai keahlian khusus di bidang tersebut. Sedangkan
tenaga kerja yang lain ada yang ditempatkan di bagian kantor, atau
uji kualitas, bagian mesin (pengawasan mesin) dan sisanya bagian
gudang. Untuk tenaga bagian gudang ini bertugas untuk mengecek
secara manual setiap produk coklat sebelum dipasarkan.
2.2.7
ASPEK MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Manajemen Rantai Suplai (Supply
chain management) adalah sebuah proses payung dimana produk
diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural.
Sebuah supply chain (rantai suplai) merujuk kepada jaringan yang
rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan
bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan
kepada konsumen. Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai
suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara
keseluruhan. Rantai suplai yang terintegrasi akan meningkatkan
keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai suplai tersebut.
Dalam rantai pasokan PT .. manajemen yang menyeimbangkan persediaan
dan permintaan perusahaan secara menyeluruh, berkemampuan untuk
menghubungkan pelanggan dan supplier dalam satu kesatuan rantai
ketersediaan, engadopsi proses-proses
bisnis yang telah terbukti dalam pengambilan keputusan, dan
engintegrasikan seluruh bagian fungsional perusahaan; sales,
marketing, manufacturing, operations, logistics, purchasing,
finance, new product development, dan human resources; sehingga
bisnis dapat berjalan dengan tingkat pelayanan pelanggan dan
produktifitas yang tinggi,biaya dan inventory yang lebih rendah,
dan menyediakan dasar untuk e-commerceyang efektif. 2.2.8 ASPEK
PERSEDIAAN Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan
mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Pengendalian
persediaan dalam aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada
tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian
persediaan ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa,
pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa
pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa
sehingga tidak memerlukan persediaan. Perusahaan kami membuat
manajemen persediaan bahan baku bertujuan agar tingkat persediaan
bahan baku cukup, tidak terlalu banyak tetapi tidak terlalu
sedikit, sehingga biaya bahan baku ekonomis dan perusahaan tidak
kehilangan kesempatan untuk melayani penjualan karena kurangnya
persediaan bahan baku. Bahan baku coklat yang gunakan diperoleh
dari kebun-kebun coklat yang ada di Jember. Bahan baku tersebut
kami olah menyesuaikan dengan permintaan konsumen yang dapat
diketahui melalui peramalan permintaan konsumen yang memungkinkan
perusahaan kami untuk mengetahui proyeksi permintaan konsumen
(junlah produk). 2.2.9 ASPEK PENJADWALAN Desain (startegi) sebagian
besar menggunakan mekanisasi mesin sehingga meminimalkan tenaga
manusia pada sektor produksi dengan sumber daya manusia yang handal
ntuk mengoperasikan mesin-mesin tersebut dengan syarat menjaga
kebersihan tempat produksi untuk menghindari kontaminasi Dengan
meminimalkan tenaga manusia pada sektor produksi sehingga
kebersihan dan mutu produk yang dihasilkan stabil dan terjaga serta
kuantitas produksi dapat diatur sesuai keinginan. Menggunakan
sistem pergantian jadwal (shift) sebanyak 3 kali agar produksi
tetap berjalan. 2.2.10 ASPEK PEMILIHAN
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA