Top Banner
MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK SIARAN RADIO KOMUNITAS JASENG FM KECAMATAN WALANTAKA KOTA SERANG, BANTEN DITHA FITRIALDI PUTRI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
119

MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

Mar 21, 2019

Download

Documents

donhan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN

KHALAYAK SIARAN RADIO KOMUNITAS JASENG FM

KECAMATAN WALANTAKA KOTA SERANG, BANTEN

DITHA FITRIALDI PUTRI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik
Page 3: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Motivasi, Terpaan

Media, dan Kepuasan Khalayak Siaran Radio Komunitas Jaseng FM Kecamatan

Walantaka Kota Serang, Banten adalah benar karya saya dengan arahan dari

komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan

tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

Ditha Fitrialdi Putri

NIM I34100115

Page 4: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik
Page 5: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

ABSTRAK

DITHA FITRIALDI PUTRI. Motivasi, Terpaan Media dan Kepuasan Khalayak

Siaran Radio Komunitas Jaseng FM Kecamatan Walantaka Kota Serang, Banten.

Dibimbing oleh HADIYANTO.

Khalayak dalam memilih media massa khususnya radio komunitas

didasarkan pada motivasi tertentu agar terciptanya kepuasan khalayak yaitu

terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik demografis

dengan motivasi mendengarkan,bagaimana hubungan motivasi mendengarkan dan

kualitas penyiaran dengan terpaan media sertahubungan terpaan media dengan

kepuasan khalayak siaran radio komunitas Jaseng FM.Data yang dikumpulkan

menggunakan metode survai berupa data primer yang diperoleh melalui

kuesioner, observasi langsung, dan wawancara mendalam serta data sekunder

yang diperoleh melalui studi dokumen dan literatur. Responden merupakan

pendengar aktif radio Jaseng FM yang dipilih menggunakan teknik sampel acak

sederhana. Hasil penelitian membuktikan bahwa karakteristik demografis yaitu

usia berhubungan dengan motivasi informasi dan tingkat pendapatan berhubungan

dengan motivasi identitas pribadi dan motivasi integrasi dan interaksi sosial.

Motivasi identitas pribadi berhubungan dengan durasi mendengarkan dan

pemilihan acara siaran. Motivasi hiburan, motivasi integrasi dan interaksi sosial,

kualitas materi siaran dan kualitas penyiar berhubungan dengan durasi

mendengarkan. Terpaan media yaitu durasi mendengarkan berhubungan dengan

kepuasan hiburan, frekuensi mendengarkan berhubungan dengan kepuasan pribadi

dan pemilihan acara siaran berhubungan dengan kepuasan interaksi sosial,

kepuasan pribadi, dan kepuasan hiburan.

Kata kunci: motivasi, terpaan media, kepuasan pendengar

ABSTRACT

DITHA FITRIALDI PUTRI. Motivation, Media Exposure, and Satisfaction of

Jaseng FM Community Radio Audiences Walantaka District of Serang, Banten.

Supervised by HADIYANTO.

Audiences are responsible for choosing media especially community radio

based on the specific motivations to meet their desires and needs to achieve

satisfactionafter listening to community radio. This study aimed to asses the

correlation between demographic characteristics with viewing motivations, the

correlation between motivations and quality broadcastingwith viewing the media

exposure, andthe correlation between media exposure with viewing the satisfction

of Jaseng FM community radio listeners. Data were collected using a survey

method of primary data obtained via questionnaires, direct observation, and in-

depth interviews. The secondary data obtained through the study of documents

and related literature. Respondents are active listeners Jaseng FM radio selected

Page 6: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik
Page 7: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

using simple random sampling technique. The results of the study explain that age

associated with information motivation and income level associated with personal

identity motivation and integration and social interaction motivation. The personal

identity motivation associated with duration of listening and selection of broadcast

events. The Entertainment motivation, integration and social interaction

motivation, broadcast material and qualification of broadcaster associated with

duration of listening. The media exposure includes duration of listening associated

with the diversion satisfaction, listening frequency associated with personal

satisfaction, and the selection of program associated with social interaction

satisfaction, personal satisfaction, and diversion satisfaction.

Keywords: community radio, motivation, listeners satisfaction

Page 8: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik
Page 9: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan

Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

DITHA FITRIALDI PUTRI

MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN

KHALAYAK SIARAN RADIO KOMUNITAS JASENG FM

KECAMATAN WALANTAKA KOTA SERANG, BANTEN

Page 10: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik
Page 11: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

Judul Skripsi : Motivasi, Terpaan Media dan Kepuasan Khalayak Siaran

Radio Komunitas Jaseng FM Kecamatan Walantaka Kota

Serang, Banten

Nama : Ditha Fitrialdi Putri

NIM : I34100115

Disetujui oleh

Ir Hadiyanto, Msi

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Siti Amanah, MSc

Ketua Departemen

Tanggal Lulus: ________________

Page 12: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik
Page 13: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam,

yang masih memberikan nikmat jasmani dan rohani serta waktu yang bermanfaat

bagi penulis sehingga skripsi dengan judul “Motivasi, Terpaan Media dan

Kepuasan Khalayak Siaran Radio Komunitas Jaseng FM Kecamatan Walantaka

Kota Serang, Banten” dapat diselesaikan tanpa hambatan dan masalah yang

berarti. Pujian dan sholawat senantiasa penulis sampaikan kepada Rasulullah

SAW, keluarga beliau, dan para sahabat hingga tabi’in dan pengikutnya hingga

hari akhir.

Terimakasih penulis ucapkan kepadabapak Ir. Hadiyanto, M.Si selaku

dosen pembimbing atas bimbingan, saran, dan curahan waktunya kepada penulis

selama proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis juga

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibunda Reivianti Yudha

Lasari dan Ayahanda Ivan Rivaldi selaku orang tua tercinta, Ditho Novrialdi Putra

selaku adik tersayang, Kepompong, Dixtionary, Javanication, Anna, Rizka, Tari,

Venny, Sakinah dan keluarga MAX!! yang telah memberikan doa, dukungan,

kasih sayang, kritik, saran, motivasi, semangat, dan menemani penulis dalam

proses penulisan laporan ini. Kepada seluruh keluarga besar SKPM, terutama

SKPM 47 atas kebersamaannya dan kakak-kakak SKPM 46 atas kesediaannya

berbagi pengalaman dan memberikan saran-saran dalam penulisan skripsi ini.

Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis

mengetahui bahwa karya ini belumlah sempurna, sehingga kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014

Ditha Fitrialdi Putri

Page 14: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik
Page 15: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Masalah Penelitian 3

Tujuan Penelitian 5

Kegunaan Penelitian 5

PENDEKATAN TEORETIS 7

Tinjauan Pustaka 7

Kerangka Pemikiran 15

Hipotesis Penelitian 17

Definisi Operasional 18

PENDEKATAN LAPANGAN 23

Lokasi dan Waktu 23

Teknik Pengambilan Sampel 23

Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 24

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 24

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27

Gambaran Umum Kecamatan Walantaka 27

Gambaran Umum Radio Komunitas Jaseng FM 31

KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS PENDENGAR, MOTIVASI

MENDENGARKAN, KUALITAS PENYIARAN DAN TERPAAN MEDIA

RADIO KOMUNITAS JASENG FM 37

Karakteristik Demografis Pendengar 37

Motivasi Mendengarkan Radio Komunitas Jaseng FM 40

Kualitas Penyiaran Radio Komunitas Jaseng FM 43

Terpaan Media Radio Komunitas Jaseng FM 45

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS DENGAN MOTIVASI

MENDENGARKAN RADIO KOMUNITAS JASENG FM 49

Hubungan Usia dengan Motivasi Mendengarkan 49

Hubungan Jenis Kelamin dengan Motivasi Mendengarkan 50

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Motivasi Mendengarkan 51

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Motivasi Mendengarkan 52

Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Motivasi Mendengarkan 53

HUBUNGAN KUALITAS PENYIARAN DENGAN TERPAAN MEDIA

RADIO KOMUNITAS JASENG FM 55

Hubungan Kesesuaian Materi dengan Terpaan Media 55

Hubungan Kualitas Pemancar dengan Terpaan Media 56

Hubungan Kualitas Penyiar dengan Terpaan Media 56

HUBUNGAN MOTIVASI MENDENGARKAN DENGAN TERPAAN MEDIA

RADIO KOMUNITAS JASENG FM 59

Hubungan Motivasi Informasi dengan Terpaan Media 59

Hubungan Motivasi Identitas Pribadi dengan Terpaan Media 60

Page 16: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

Hubungan Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial dengan

Terpaan Media 61

Hubungan Motivasi Hiburan dengan Terpaan Media 62

HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TERHADAP KEPUASAN

MENDENGARKAN RADIO KOMUNITAS JASENG FM 65

Hubungan Frekuensi Mendengarkan dengan Kepuasan Mendengarkan 65

Hubungan Durasi Mendengarkan dengan Kepuasan Mendengarkan 66

Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Kepuasan Mendengarkan 67

SIMPULAN DAN SARAN 71

Simpulan 71

Saran 71

DAFTAR PUSTAKA 73

LAMPIRAN 77

RIWAYAT HIDUP 94

Page 17: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

DAFTAR TABEL

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Jumlah Sarana dan prasarana pendidikan Kecamatan Walantaka

Tahun 2010

Luas daerah, jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk menurut

desa/kelurahan Kecamatan Walantaka Tahun 2010

Luas daerah dan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

Kecamatan Walantaka Tahun 2010

Jumlah dan persentase penduduk menurut mata pencaharian utama

Kecamatan Walantaka Tahun 2010

Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan tingkat pendidikandi

Kecamatan Walantaka Tahun 2010

Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik

Demografis di Kecamatan Walantaka Tahun 2014

Jumlah dan persentase responden berdasarkan motivasi

mendengarkan siaran radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan

Walantaka Tahun 2014

Jumlah dan persentase responden berdasarkan kualitas penyiaran

radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka Tahun 2014

Jumlah dan persentase responden berdasarkan terpaan media radio

komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun 2014

Hasil uji statistik korelasi antara usia dengan motivasi

mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka

tahun 2014

Hasil uji Chi Square antara jenis kelamin dan motivasi

mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka

tahun 2014

Hasil uji statistik korelasi antara tingkat pendidikan dengan motivasi

mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka

tahun 2014

Hasil uji statistik korelasi antara tingkat pendapatan dengan motivasi

mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka

tahun 2014

Hasil uji statistik korelasi antara kepemilikan media massa dengan

motivasi mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan

Walantaka tahun 2014

Hasil uji statistik korelasi antara kesesuaian materi siaran dengan

terpaan media radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka

tahun 2014

Hasil uji statistik korelasi antara kualitas pemancar dengan terpaan

mediaradio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun

2014

Hasil uji statistik korelasi antara kualitas penyiar dengan terpaan

media radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun

2014

28

29

30

30

31

37

41

43

46

49

50

51

52

53

55

56

57

Page 18: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

18

19

20

21

22

23

24

25

Hasil uji statistik korelasi antara motivasi informasi dengan terpaan

media radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun

2014

Hasil uji statistik korelasi antara motivasi identitas pribadi dengan

terpaan media radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka

tahun 2014

Hasil uji statistik korelasi antara motivasi integrasi dan interaksi

sosial dengan terpaan media radio komunitas Jaseng FM di

Kecamatan Walantaka tahun 2014

Hasil uji statistik korelasi antara motivasi hiburan dengan terpaan

media radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun

2014

Jumlah dan persentase responden berdasarkan kepuasan

mendengarkan siaran radio komunitas Jaseng FM tahun 2014

Hasil uji statistik korelasi antara frekuensi mendengarkan dengan

kepuasan mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan

Walantaka tahun 2014

Hasil uji statistik korelasi antara durasi mendengarkan dengan

kepuasan mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan

Walantaka tahun 2014

Hasil uji statistik korelasi antara pemilihan acara siaran dengan

kepuasan mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan

Walantaka tahun 2014

59

60

61

62

65

66

67

68

Page 19: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

DAFTAR GAMBAR

1

2

3

4

Uses and gratifications model

Kerangka pemikiran

Logo radio komunitas Jaseng FM

Matriks program siaran radio komunitas Jaseng FM

13

17

33

35

DAFTAR LAMPIRAN

1

2

3

4

Sketsa Kecamatan Walantaka

Kerangka sampling responden

Hasil uji Rank Spearman dan Chi Square

Dokumentasi

77

79

81

93

Page 20: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik
Page 21: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

1

Page 22: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik
Page 23: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Radio menjadi media penyiaran yang sering digunakan oleh berbagai

lapisan masyarakat untuk mendapatkan informasi karena radio dapat mencapai

sasarannya secara langsung, mudah, dan tidak mengalami proses yang

kompleks.Radio menjadi penyebar informasi pada khalayak yang paling strategis

dan sangat memberikan pengaruh pada khalayak khususnya pendengar radio

publik seperti Radio Republik Indonesia (RRI).

Radio Republik Indonesia diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Publik

yaitu lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh

negara. Sifat radio publik yang independent, netral, tidak komersial, dan memiliki

fungsi dalam memberikan layanan kepada masyarakat, pada kenyataannya belum

dirasakan serta masih diabaikan oleh khalayak yang lebih memilih media lain

untuk hiburan semata. Wikan (2011) dari SPS (Serikat Perusahaan Pers) dalam

seminar literasi media dalam Hendrawati (2013) komposisi pendengar radio setiap

tahun semakin menurun, pada tahun 2008 pendengar radio mencapai angka 41,7

% dan semakin menurun hingga mencapai angka 30,6 % pada tahun 2010. Radio

publik belum sepenuhnya berperan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

pendengarnya. Radio publik lebih digunakan untuk kepentingan pemerintahan,

pejabat dan membahas hal-hal umum mengenai pemerintahan dan tidak mengatasi

permasalahan yang ada di dalam masyarakat khususnya masyarakat pedesaan. Hal

tersebut menjadikan adanya perkembangan baru dan media alternatif untuk radio

publik dan radio swasta yaitu radio komunitas yang diselenggarakan oleh

Lembaga Penyiaran Komunitas.

Radio komunitas dikenal secara formal pada tahun 2002 melalui Undang-

Undang Penyiaran Nomor 32. Pasal 13 ayat dua Undang-Undang Penyiaran

Nomor 32 tahun 2002 menyebutkan bahwa jasa penyiaran radio diselenggarakan

oleh Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta, Lembaga Penyiaran

Komunitas dan Lembaga Penyiaran Berlangganan. Indonesia sebagai negara

kepulauan yang mayoritas masyarakatnya tinggal di pedesaan lebih efektif

menggunakan media yang memang memberikan kontribusi lebih seperti radio

komunitas yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Komunitas, karena

tidak hanya memberikan informasi melainkan mengikutsertakan masyarakat

dalam manajemen dan produksi radio komunitas hingga penyusunan program

siaran.

Keunggulan media radio yang memiliki jangkauan lebih luas, biaya

pengelolaan yang lebih murah, dan kemudahan dalam pengelolaan serta

penggunaan teknologi penyiarannya bila dibandingkan dengan media penyiaran

televisi, menjadi salah satu alasan mengapa warga pedesaan hingga saat ini masih

mengembangkan penyiaran radio berbasis “dari, oleh, untuk dan tentang” warga

atau komunitas. Melalui ragam acara yang dikembangkan radio komunitas,

pengetahuan warga diharapkan bisa lebih ditingkatkan sejalan dengan perubahan

perilakunya kearah yang lebih baik. Selain itu, radio komunitas juga bisa

Page 24: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

2

dijadikan alat kampanye pendidikan yang efektif sebagai upayadalam

mewujudkanmasyarakat yang cerdas, terorganisir, toleran, terbuka dan

demokratis. Seperti halnya yang dikatakan oleh Rachmiatie (2007). “…Radio komunitas ternyata sangat tepat untuk kondisi indonesia. Pertama,

menumbuhkan partisipasi yang merupakan kekuatan bagi komunitas untuk

membuka pintu perubahan kehidupan komunitas. Kedua, melayani

informasi di segala sektor kehidupan komunitas. Ketiga, mempromosikan

dan merefleksikan budaya, karakter dan identitas lokal/komunitasnya.

Keempat, meningkatkan akses untuk penyebaran informasi secara lisan.

Kelima, merupakan tanggung jawab sosial atas kebutuhan komunitasnya.

Keenam, berperan penting dalam memberikan kekuatan bagi kaum yang

terpinggirkan dan para grass root.”

Jaseng FM merupakan salah satu anggota Jaringan Radio Komunitas

Indonesia (JRKI) dan satu dari delapan radio komunitas anggota Jaringan Radio

Komunitas Banten (JRKB). Nama radio dengan filosofi Jawa Serang dan

memiliki budaya sosial dengan dialek bahasa Jawa Serang ini telah melekat di hati

para pendengar khususnya warga Kecamatan WalantakaKota Serang Banten.

Jaseng FM didirikan untuk menyebarkan pesan-pesan agama, pendidikan, sosial,

budaya, ekonomi, pemerintahan daerah maupun pusat serta berperan serta dalam

meningkatkan integritas warga Walantaka Serang, Banten.

Jaseng FM memiliki visi yaitu “Terciptanya Radio Komunitas yang

berkualitas, dan berbudaya sehingga mampu menjadi radio yang berdaya dan

tercerahkan yang berdasarkan pada nilai-nilai universal kemanusiaan dan

keagamaan”1. Selaras dengan tujuan lembaga penyiaran komunitas dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002

Pasal 21 Ayat 2 yaitu mendidik dan memajukan masyarakat dalam mencapai

kesejahteraan, dengan melaksanakan program acara yang meliputi budaya,

pendidikan, dan Informasi yang menggambarkan identitas bangsa, program-

program yang disajikan Radio Komunitas Jaseng FM sangat mencerminkan

identitas masyarakat yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat Kecamatan

Walantaka.

Penyajian program siaran yang berbasiskan “dari, oleh, untuk dan tentang”

warga, serta siaran lokal dalam rangka menyampaikan suatu pesan lokal, sangat

dibutuhkan agar radio komunitas di era globalisasi ini tetap berperan sebagai

media komunitas dengan muatan lokal dan tetap menjadi pilihan utama dari

sekian banyaknya media siaran. Walaupun kebutuhan dan motivasi pendengar

mendengarkan radio komunitas berbeda-beda, keberadaan Jaseng FM sangat

berpengaruh dan menjadi tujuan utama pendengar dalam memenuhi kebutuhan

dalam memperoleh berbagai informasi hingga saat ini. Hal tersebut membuktikan

juga bahwa teknologi penyiaran radio merupakan teknologi informasi yang

potensial untuk dikembangkan di tingkat warga atau pedesaan.

Pada dasarnya, penggunaan media komunitas seperti radio

komunitasmerupakan salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan

dimana situasi pemuasan kebutuhan akan tercapai dari efek serta penggunaan

media tersebut (Rakhmat, 2002). Keberlanjutan radio komunitas juga bergantung

pada kesetiaan pendengarnya yang selalu mendengarkan serta memberikan

1http://jasengfm.blogspot.com/search?updated-max=2010-08-19T14:19:00%2B07:00&max-

results=3&start=3&by-date=false

Page 25: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

3

masukan mengenai kualitas penyiaran agar radio komunitas tetap berkontribusi

dalam mengedepankan pesan lokal dan memenuhi kebutuhan pendengar. Dari hal

tersebut menarik untuk dikaji mengenai bagaimana motivasi, kualitas penyiaran

radio dan terpaan media dengan kepuasan khalayak siaran radio komunitas Jaseng

FM. Penelitian mengenai motivasi, terpaan media dan kepuasan khalayak siaran

radio komunitas telah dilakukan oleh beberapa pakar atau ahli maupun

mahasiswa. Namun, dapat dikatakan bahwa penelitian yang memfokuskan kajian

terhadap hubungan karakteristik pendengar, motivasi, dan kualitas siaran dengan

terpaan media serta hubungan terpaan media dengan kepuasan khalayak masih

jarang dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian pertama di radio komunitas

Jaseng FM. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengkaji bagaimana

motivasi, terpaan media dan kepuasan khalayak siaran radio komunitas Jaseng FM

hingga radio komunitas ini masih menjadi media penyiaran yang berpotensi untuk

menyebarkan informasi lokal kepada komunitas pendengar dan masyarakat

Kecamatan Walantaka Kota Serang, Banten.

Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, Radio publik belum sepenuhnya mengatasi

permasalahan dan memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya masyarakat

pedesaan. Radio publik hanya sekedar memberikan informasi, berbeda halnya

dengan radio komunitas yang tidak hanya menyediakan informasi saja tetapi juga

mengikutsertakan masyarakat dalam manajemen dan produksi radio komunitas

hingga penyusunan program siaran. Namun, kenyataannya penyelenggaraan

beberapa radio komunitas belum sepenuhnya menjalankan fungsinya sebagai

radio komunitas.

Tripambudi (2011) menyatakan penelitian di lima radio diantaranya radio

Balai Budaya Minomartani Sleman, Radio Cemara Lima Yogyakarta, radio Swara

Desa Kulon Progo, Radio Swadiora Kota Bantul dan Radio Informasi Pertanian

(Intan) Gunung Kidul belum efektif dalam penyebarluasan informasi lokal yang

memang benar-benar dibutuhkan komunitas serta yang menjadi ciri khas

komunitas. Sumber daya manusia yang mengelola radio-radio tersebut juga

kinerjanya masih belum maksimal sehingga beberapa dari kelima radio

tersebutmasih bersifat komersial.

Berbeda dengan penelitian Herawati et al. (2005) di radio komunitas Balai

Budaya Minomartani FM pengelolaan informasi lokal yang memang benar-benar

dibutuhkan komunitas serta yang menjadi ciri khas komunitas telah maksimal

dikelola baik secara kualitas radioyaitu teknis, isi, dan manfaat program. Hal

tersebut karena radio ini telah secara partisipatif dikelola oleh komunitas itu

sendiri, namun perhatian masyarakat khususnya intensitas pendengar terhadap

program radio tersebut masih kurang maksimal. Penelitian ini menunjukkan

hubungan yang lemah antara faktor program radio yang telah dikelola oleh warga

sekitar atau komunitas sekitar radio dengan penggunaan media atau terpaan media

oleh pendengar. Intensitas pendengar pada radio ini masih rendah sehingga

Page 26: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

4

masyarakat belum merasakan manfaat dari program-program acara radio

komunitas tersebut.

Pada radio komunitas Suara Kencana, kepuasan pendengar termasuk dalam

kepuasan hiburan. Sebagian besar warga memanfaatkan siaran sebagai media

hiburan saja untuk menghilangkan rasa kebosanan. Walaupun dukungan dan

partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan radio komunitas tergolong sedang

cenderung tinggi. Kepuasan hiburan tersebut tidak mampu merangsang dialog

atau menciptakan forum bagi warga untuk menciptakan berbagai pendapat dan

opini di udara, sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi radio komunitas untuk

memenuhi kebutuhan warganya masih belum tercapai. (Pratiwi, 2008).

Hal ini merupakan permasalahan yang mendasar bagi penyelenggaraan

radio komunitas, karena pada dasarnya setiap komunitas memiliki kebutuhan yang

berbeda-beda namun penyelenggaraan radio komunitas tetap dengan prinsip yang

sama yaitu "dari, oleh, untuk dan tentang" warga atau komunitas. Radio

komunitas berperan sebagai sarana pemberi informasi di tingkat komunitas.

Berdasarkan terpaan media komunitas diharapkan radio komunitas mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat pendengar karena saat ini pendengar sangat

selektif dalam memilih acara siaran yang sesuai dengan motivasi mereka saat

mendengar siaran radio komunitas, namun terpaan media komunikasi seperti radio

ini juga memiliki beberapa kelemahan yang berkaitan dengan kualitas

siaran.Diperlukan suatu upaya analisis terkait hal-hal yang berhubungan dengan

kepuasan pendengar radio komunitas khususnya di radio komunitas Jaseng FM,

sehingga dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan karakteristik demografis pendengar dengan motivasi

mendengarkan pendengar radio komunitas Jaseng FM?

2. Bagaimana hubungan motivasi pendengar dengan terpaan radio komunitas

Jaseng FM?

3. Bagaimana hubungan kualitas penyiaran dengan terpaan radio komunitas

Jaseng FM?

4. Bagaimana hubungan terpaan radio komunitas dengan kepuasan mendengarkan

khalayak siaran radio komunitas Jaseng FM?

Page 27: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

5

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian umum

pada penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh terpaan radio

komunitas terhadap kepuasan khalayak siaran radio komunitas Jaseng FM.

Adapun tujuan-tujuan khusus pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis hubungan karakteristik demografisdengan motivasi

mendengarkan pendengar radio komunitas Jaseng FM

2. Menganalisis hubungan motivasi mendengarkan dengan terpaan radio

komunitas Jaseng FM

3. Menganalisis hubungan kualitas penyiaran dengan terpaan radio komunitas

Jaseng FM

4. Menganalisis hubungan terpaan radio komunitas dengan kepuasan khalayak

siaran radio komunitas Jaseng FM

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai

pihak, antara lain:

1. Instansi terkait

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan dan perbaikan bagi

radio komunitas Jaseng FM Banten dalam meningkatkan kualitas isi program

siaran radio sehingga radio komunitas Jaseng FM dapat menjadi radio

komunitas yang semakin dikenal oleh masyarakat, panutan radio komunitas

lainnya dan memiliki manfaat besar bagi negara Indonesia.

2. Masyarakat umum

Masyarakat umum terutama masyarakat pendengar radio komunitas Jaseng FM

dapat mengetahui sejauh mana siaran radio komunitas dapat memenuhi

kebutuhan dan kepuasan mereka sebagai pendengar sehingga diharapkan

mampu meningkatkan minat masyarakat untuk mendengarkan program siaran

radio komunitas, juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat

Kecamatan Walantaka dan untuk meningkatkan pengetahuan mereka mengenai

berbagai informasi publik.

3. Para peneliti

Bagi para peneliti, penelitian ini dijadikan sebagai salah satu bahan referensi

bagi penelitian berikutnya dengan topik sejenis. Peneliti selanjutnya juga

diharapkan dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada dalam penelitian

ini.

Page 28: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

6

Page 29: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

7

PENDEKATAN TEORETIS

Tinjauan Pustaka

Radio Komunitas

Perdebatan dalam merevisi Undang-Undang Penyiaran Nomor 24 tahun

1997 merupakan awal mula “komunitas” sebagai pilihan dari sejumlah

penyebutan lain untuk radio yang berbasis sangat lokal dan non profit (Masduki,

2004). Awal mula radio komunitas di Indonesia adalah di era rezim orde baru

dimana radio tersebut disebut radio gelap ataupun radio ilegal. Komersialisasipun

terjadi hingga radio menjadi alat propaganda dan hanya dikendalikan oleh

penguasa yang menjadikan pendengar sebagai sumber keuntungan dan sebagai

objek atau komoditasnya (Effendy, 2007).

Badan-badan radio siaran di Indonesia terbentuk setelah didirikannya

Batavia Radio Vereniging (BRV) pada tanggal 16 Juni 1925, seperti

Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung dan

Medan, Solosche Radio Vereniging (SRV) di Surakarta, Mataramse Vereniging

voor Radio Omroep (MAVRO) di Yogyakarta serta Vereniging voor Radio

Luisteraars (VORI) di Bandung. Kehadiran NIROM yang mendapat Bantuan dari

pemerintahan Hindia Belanda menunjukkan komersialisasi yang sangat tinggi,

karena mereka lebih bersifat mencari keuntungan dan membantu penjajah Belanda

atas pribumi pada tahun 1908 hingga 1928 (Effendy, 2007). Pada akhirnya pendiri

radio baik radio publik dan juga para pendiri radio komunitas, bekerja sama

dengan berbagai pihak yang sepaham atau mendukung keberadaannya terus

melanjutkan berbagai upaya untuk memperjuangkan aktivitas mereka hingga

akhirnya diakui secara hukum UU penyiaran nomor 32 tahun 2002 disetujui oleh

pemerintahan Indonesia (Jurriens, 2003).

Radio komunitas di belahan dunia lainnya seperti di Afrika, dikembangkan

untuk dijadikan alat demokrasi setelah jatuhnya rezim apartheid. Lalu, di Amerika

lebih menitikberatkan pada komersialisasi media informasi seperti radio dan

televisi. Menurut Hunteman (1995) bila penyiaran tetap dikontrol oleh perusahaan

yang memang mengedepankan komersial dalam penyiarannya, maka

pemrograman siaran akan bersifat bias terhadap resiko isu-isu kontroversial dan

urusan publik. Hal tersebut yang menjadikan beberapa radio komunitas dibeli oleh

radio komersil sehingga tidak ada berita lokal yang memberitakan mengenai isu

kota kecil dan masalah lokal yang mencerminkan langsung wilayah geografis

pendengar.

Menurut Shun (2000) di Taiwan pada akhir tahun 1995 radio ilegal atau

dapat disebut juga radio bawah tanah dilegalkan menjadi radio komunitas.

Sebelumnya radio bawah tanah ini menjadi media warga dalam mendapatkan hak

asasi dalam kebebasan akses dan partisipasi di media dan meyakinkan mereka

mendapatkan hak bebas dalam berkomunikasi. Sama halnya dengan radio

komunitas di Amerika, pendominasian yang dilakukan oleh radio Kuomintang

menjadikan komersialisasi atas media informasi di Taiwan sangat meningkat.

Page 30: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

8

Pemerintahan juga membatasi format siaran dimana hanya ada beberapa tipe

program siaran yang bertujuan untuk menahan opini pluralistik dan mendapatkan

tujuan keuntungan mereka sendiri. Tahun 1993 dan 1994 terlihat klimaks dari

pengembangan stasiun bawah tanah atau stasiun radio ilegal, beberapa radio ilegal

berkompetisi melalui penyiaran udara Taiwan. Hingga akhirnya radio bawah

tanah tesebut dilegalkan dan menjadi radio komunitas yaitu salah satu media yang

dimiliki Taiwan yang programnya meliputi kebutuhan komunitas atau daerah-

daerah Taiwan dan untuk mengatasi masalah di struktur penyiaran yang

dimonopoli oleh radio Kuomintang Taiwan. Selain itu radio komunitas atau radio

bawah tanah ini juga bertujuan untuk mengikis komersialisasi yang ada agar nilai-

nilai alternatif tetap terjaga.

Lembaga penyiaran komunitas di Indonesia berbasiskan “dari, oleh, untuk

dan tentang warga atau komunitas”, hal tersebut menjadikan lembaga penyiaran

komunitas lebih efektif dalam melayani kebutuhan pendengarnya yang mengelola

secara langsung lembaga penyiaran tersebut. Lembaga penyiaran komunitas

merupakan lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan

oleh komunitas tertentu, bersifat independent dan tidak komersial, dengan daya

pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan

komunitas (Rachmiatie, 2007). Menurut hasil riset Combine Resources Instituion

(CRI) pada tahun 2002 dalam Rachmiatie (2007), tipologi radio komunitas

khususnya di Indonesia terdiri dari empat bentuk, yaitu :

1. Community Based (Radio berbasis komunitas)

Radio yang didirikan oleh komunitas yang menempati wilayah geografis

tertentu sehingga basisnya adalah komunitas yang menempati suatu daerah

dengan batas-batas tertentu, seperti Kecamatan, kelurahan, dan desa.

2. Issue/Sector Based (Radio berbasis masalah/sektor tertentu)

Radio yang didirikan oleh komunitas yang terikat oleh kepentingan dan minat

yang sama sehingga basisnya adalah komunitas yang terkait oleh kepentingan

yang sama dan terorganisasi seperti komunitas petani, buruh, dan nelayan.

3. Personal Initiative Based (Radio berbasis inisiatif pribadi)

Radio yang didirikan oleh perorangan karena hobi atau memiliki tujuan

lainnya, seperti hiburan, informasi, dan tetap mengacu pada kepentingan warga

komunitas.

4. Campus Based (Radio berbasis kampus)

Radio yang didirikan oleh warga kampus perguruan tinggi dengan berbagai

tujuan, termasuk sebagai sarana laboratorium dan sarana belajar mahasiswa.

Peran dan Fungsi Radio komunitas

Peran dan fungsi yang dijalankan media komunitas tidak hanya sebagai

media penyalur kebutuhan para pendengar atau komunitasnya saja, melainkan

pendengar atau komunitasnya juga perlu merasakan manfaat yang diperoleh dari

keterlibatan mereka pada saat mendengarkan radio komunitas maupun pada saat

mengelola secara langsung penyiaran radio komunitas. Radio komunitas

merupakan salah satu bentuk dari Lembaga Penyiaran Komunitas. Ghazali (2004)

dalam Rachmiatie (2007) menyatakan kegunaan dan fungsi media komunitas.

Adapun hasilnya adalah:

Page 31: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

9

1. Merepresentasikan dan mendukung budaya dan identitas lokal

2. Menciptakan program pertukaran opini secara bebas di media

3. Menyediakan program yang variatif

4. Merangsang demokrasi dan dialog

5. Mendukung pembangunan dan perubahan sosial

6. Mempromosikan masyarakat madani

7. Mendorong hadirnya pemerintahan yang baik (good governance)

8. Merangsang partisipasi melalui penebaran informasi dan inovasi

9. Menyediakan kesempatan bersuara bagi yang tidak memiliki kesempatan

10. Berfungsi menghubungkan komunikasi di komunitas (community telephone

service)

11. Memberi kontribusi pada variasi kepemilikan penyiaran

12. Menyediakan SDM bagi industri penyiaran

Selain itu, berkaitan dengan peranan serta fungsi radio komunitas Estrada (2009)

dalam Nurmayanti (2011) menyatakan bahwa fungsi radio komunitas antara lain:

1. Mencerminkan dan mendukung identitas, karakter, dan budaya lokal

Radio komunitas menyediakan program yang khusus disesuaikan dengan

identitas dan karakter dari komunitas tersebut. Program sangat tergantung

materi lokal

2. Menciptakan berbagai pendapat dan opini di udara

Radio komunitas melalui keterbukaannya terhadap partisipasi segala sektor

dan masyarakat di suatu komunitas serta menciptakan berbagai pendapat dan

opini di udara.

3. Mendorong dialog terbuka dan proses demokratis

Radio komunitas menyediakan satu landasan yang independen untuk

menyelenggarakan diskusi interaktif tentang masalah-masalah dan keputusan-

keputusan yang penting bagi komunitas.

4. Mendukung pembangunan dan perubahan sosial

Radio komunitas memberikan landasan yang sempurna untuk berlangsungnya

diskusi internal dan untuk mencapai persepsi bersama mengenai situasinya.

Undang-Undang Penyiaran Republik Indonesia No. 32 Tahun 2002 Pasal

21, 22, 23, dan 24 menguraikan bahwa Lembaga Penyiaran Komunitas merupakan

lembaga yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas

tertentu dan memiliki tujuan dalam mendidik dan memajukan masyarakat dalam

mencapai kesejahteraan dengan melaksanakan program acara yang meliputi

budaya, pendidikan, dan informasi yang menggambarkan identitas bangsa.

Peraturan Pemerintah tersebut menjadikan landasan bagi penyelenggaraan radio

Komunitas agar penerapan fungsi serta perannya tetap bermanfaat bagi seluruh

pihak yang terlibat juga memperkuat nilai dan mengoptimalkan potensi daerah

serta sumber daya manusia untuk kepentingan nasional.

Karakteristik Pendengar

Karakteristik khalayak khususnya pendengar radio merupakan faktor utama

yang dapat menyebabkan terjadinya suatu aktivitas khalayak dalam

Page 32: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

10

mendengarkan radio itu sendiri. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, usia, jenis

kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan merupakan faktor

karakteristik khalayak yang dapat memepengaruhi perilaku mendengar khalayak.

Menurut Yani (1998) karakteristik petani dalam mendengarkan siaran radio yang

meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan nonformal, tingkat pendidikan

informal, frekuensi ke kota dan frekuensi mengunjungi penyuluh

pertanianberhubungan dengan motivasi dan perilaku petani dalam mendengarkan

siaran radio (P<0,01). Pada penelitian ini mayoritas pendengar adalah laki-laki

dengan rataan umur 42 tahun, pendapatan keluarga Rp 81 000/bulan, pendidikan

formal umumnya Sekolah Dasar dan pernah mengikuti kursus atau latihan

pertanian.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, Pratiwi (2008) menyatakan

karakteristik pendengar yang di teliti meliputi usia, jenis kelamin, tingkat

pendapatan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman

organisasi. Mayoritas pendengar radio komunitas Suara Kencana ini termasuk

dalam kategori usia muda yaitu 17-32 tahun, tingkat pendidikan terakhir adalah

Sekolah Dasar, tingkat pendapatan di tingkat rendah dan sedang yaitu ≤ Rp. 2 000

000,-/bulan, jumlah tanggungan keluarga tinggi yaitu lebih dari empat orang,

dengan pengalaman organisasi yang tinggi. Patrisia (2011) juga menyatakan

bahwa karakteristik usia dan jenis kelamin menjadi faktor yang menentukan

tempat individu bergabung yang akan mempengaruhi proses penerimaan pesan

dan bagaimana pesan itu menentukan perilaku seseorang. Faktor tingkat

pendidikan akan mempengaruhi minat seseorang terhadap ketertarikannya dengan

sebuah berita khususnya informasi yang sesuai dengan kelompoknya atau

komunitasnya, faktor pekerjaan dan pendapatan turut menentukan media apa yang

dijadikan dalam memperoleh informasi.

Selain itu menurut Haidar (2011) karakteristik pendengar radio komunitas

BeTe Radio yang meliputi usia, keterdedahan media massa dan jenis kegiatan

utama pendengar memiliki hubungan yang signifikan dengan pola mendengarkan

radio komunitas sedangkan jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang

signifikan. Mayoritas pendengar terdedah dengan media massa yaitu televisi dan

memiliki kegiatan utama sebagai pelajar. Menurut skala pastisipasi terhadap acara

siaran, Masduki (2004) menyatakan terdapat empat jenis pendengar, yaitu:

1. Pendengar spontan

Merupakan pendengar yang bersifat kebetulan, tidak berencana

mendengarkan siaran radio atau acara tertentu dan perhatiannya mudah

beralih ke aktivitas lain.

2. Pendengar Pasif

Merupakan pendengar yang suka mendengarkan siaran radio siaran untuk

mengisi waktu luang, menghibur diri dan menjadikan radio sebagai teman.

3. Pendengar selektif

Merupakan pendnegar yang mendengar siaran radio pada jam atau acara

tertentu dan menyediakan waktu khusus untuk mendengarkan.

4. Pendengar aktif

Merupakan pendengar yang secara reguler tak terbatas mendengarkan siaran

radio dan aktif berinteraksi melalui telepon. Radio menjadi sahabat utama,

tidak hanya pada waktu luang.

Page 33: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

11

Motivasi Mendengarkan

Chaplin (1995) menyatakan pengertian motivasi adalah sebagai satu

variabel penyelang (yang ikut campur tangan) yang digunakan untuk

menimbulkan faktor-faktor tertentu didalam organisme, yang membangkitkan,

mengelola, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran.

Pada pengguna media, motivasi yang dimaksud adalah motivasi untuk memilih

suatu media diantara sekian banyak media untuk dijadikan sumber dalam

menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran yaitu memperoleh informasi.

McQuail(1987)merumuskan motivasi yang mendasari tujuan individu atau

khalayak memilih media massa, diantaranya:

1. Motif Informasi

Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk:

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan

lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.

b. Mencari bimbingan yang menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat,

dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.

c. Memuaskan rasa ingin-tahu dan minat umum.

d. Belajar, pendidikan diri sendiri.

e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

2. Motif Identitas Pribadi

Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk:

a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

b. Menemukan model perilaku.

c. Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).

d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Motif Integrasi dan interaksi sosial

Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk:

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati social.

b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.

c. Menemukan bahan percakapan interaksi sosial.

d. Memperoleh teman selain dari manusia.

e. Membentu menjalankan peran sosial.

f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak-keluarga,

teman, dan masyarakat.

4. Motif Hiburan

Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk:

a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.

b. Bersantai.

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.

d. Mengisi waktu.

e. Penyaluran emosi.

f. Membangkitkan gairah seks.

Dari beberapa hasil pustaka yang didapatkan, beberapa peneliti

menggunakan motif information (kebutuhan akan informasi dari lingkungan

sekitar), personal identity (kebutuhan untuk menonjolkan sesuatu yang penting

dalam kehidupan seseorang), dan entertainment (kebutuhan untuk melepas diri

Page 34: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

12

dari ketegangan dan menghibur diri) sebagai motif khalayak dalam pemenuhan

kebutuhannya mendengarkan siaran radio komunitas. Seperti pada penelitian

Hendrawati (2013) dimana kecenderungan fungsi radio yang didengar Responden

adalah untuk hiburan, tetapi fungsi Radio yang bermanfaat menjadi pilihan

Responden adalah sebagai pemberi informasi. Sama hal nya dengan penelitian

Winnetou dan Setiawan (2005), walaupun yang paling dominan siaran radio

komunitas yang diteliti adalah program hiburan namun program pendidikan dan

program penyuluhan pertanian juga disuguhkan oleh radio komunitas ini. Hal

tersebut menjadikan khalayak memilih motif untuk mendapatkan informasi

namun tidak menutup kemungkinan bahwa khalayak juga mendapatkan informasi

yang sifatnya hiburan seperti musik-musik daerah dan informasi budaya dari

program lain yang radio komunitas ini suguhkan. Oleh karena itu dalam

menganalisis kepuasan khalayak perlu diketahui bagaimana motif utama individu

maupun komunitas pendengar dalam memperoleh informasi yang berasal dari

suatu media khususnya radio komunitas.

The Uses and Gratifications

Teori uses and gratifications menentukan bagaimana media memenuhi

kebutuhan pribadi dan bukan bagaimana media mengubah sikap dan perilaku

khalayak sehingga khalayak aktif yang sengaja menggunakan media untuk

mencapai tujuan khusus. Artinya, teori uses and gratifications mengasumsikan

bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya

(Nurudin, 2007).

Pada tahun 1974, Herbert Blumer dan Elihu Katz memperkenalkan teori

uses and gratifications dimana keduanya percaya bahwa tidak hanya ada satu

jalan bagi khalayak untuk menggunakan media melainkan ada banyak jalan dan

alasan khalayak untuk memilih dan menggunakan media massa (Effendy, 2007).

Pada dekade 1960-an dan 1970-an telah banyak penelitian sistematik yang

membina teori ini bukan saja di Amerika tetapi juga di Inggris, Finlandia, Swedia,

Jepang, dan negara lainnya. Teori ini menjelaskan bagaimana khalayak

mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media apa) mereka

mengkonsumsi atau menggunakan media dan bagimana media itu akan

berdampak pada diri khalayak. Terdapat asumsi-asumsi dasar dari teori ini

menurut Katz et al. (1974) dalam Baran dan Davis (2000) adalah:

1. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak menggunakan media massa karena

memiliki tujuan khusus.

2. Dalam proses komunikasi inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan

dengan pemilihan media tergantung pada kebutuhan.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan

kebutuhan khalayak. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi, bergantung kepada

perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Tujuan pemilihan media massa berdasarkan kepentingan dan motif-motif

tertentu dari khalayak.

5. Penilaian mengenai media massa dilakukan oleh budaya organisasi media

massa.

Page 35: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

13

Katz et al. (1973) dalam Effendy (2007) menyatakan terdapat model yang

berkembang dari model teori uses and gratifications selain asumsi yang telah

dijelaskan sebelumnya, seperti pada bagan berikut:

Sumber: Effendy (2007)

Gambar 1 Uses and gratifications model

Kepuasan individu atas penggunaan atau fungsi penggunaan media pada

model tersebut terdiri dari surveillance (pengawasan) yaitu penyediaan informasi

tentang lingkungan; kepuasan informasi mengenai hal-hal yang mungkin

mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan sesuatu

misalnya mencari tambahan pengetahuan dan pendidikan diri sendiri. Lalu

kepuasanpersonal(pribadi) yaitu penguatan nilai atau penambah keyakinan diri

misalnya mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai dalam media. Kepuasansocial

relationship (hubungan sosial) yaitu untuk menambah peran dan memuaskan

konsep dirinya juga untuk berinteraksi dengan orang sekitarnya. Serta kepuasan

diversion/entertainment (hiburan) yaitu pelarian dari rutinitas dan masalah atau

pelepas emosi misalnya untuk mengisis waktu luang dan bersantai. Fungsi

penggunaan media tersebut dipengaruhi oleh penggunaan media massa dan motif

yang akan mengarahkan perilaku pendengar radio untuk mengkonsumsi media

dalam hal ini adalah siaran radio komunitas. Menurut Prasetyo (2008) motivasi

responden mendengarkan sangat menentukan perilakukanya dalam mendengarkan

siaran radio dan perilaku mendengarkan akan berpengaruh terhadap kepuasan

mendengarkan siaran radio tersebut. Oleh karena itu, setelah motif pendengar

terpenuhi maka akan terciptanya kepuasan terhadap isi siaran radio, jika motif

mendengarkan ini tidak terpenuhi maka ketidakpuasan tidak akan tercipta.

Nonmedia Sources

of Need

Satisfaction

1. Family, friends

2. Interpersonal

communication

3. Hobbies

4. Sleep

5. Drugs etc

Social

Environment

1. Demograpichs

characteristics

2. Group

affiliations

3. Personality

characteristics

(psychological

dispositions)

Individual Needs

1. Cognitive needs

2. Affective needs

3. Personal

integrative

needs

4. Social

integrative

needs

5. Tension-release

or escape

Mass Media Use

1. Media type-

newspaper,

radio, TV,

Movie

2. Media Contents

3. Exposure to

media

4. Social, context

exposure

Media

Gratifications

(Functions)

1. Surveillance

2. Diversion/ente

rtainment

3. Personal

4. Social

relationship

Page 36: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

14

Terpaan Radio Komunitas dan Kepuasan Khalayak

Terpaan media Komunitas menurut Shore (1985) dalam Hakim (2010)

adalah kegiatan mendengarkan, melihat, membaca pesan media massa ataupun

mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut, yang dapat terjadi

pada tingkat individu ataupun kelompok. Terpaan media juga dapat didefinisikan

sebagai penggunaan media, baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun

durasi penggunaan (Ardianto dan Erdinaya, 2005)

Menurut Ardianto (2005) dalam Hakim (2010) frekuensi penggunaan media

mengumpulkan data khalayak mengenai berapa kali sehari seseorang

menggunakan media dalam satu minggu, berapa kali selama satu minggu

seseorang menggunakan media dalam satu bulan, berapa kali selama sebulan

seseorang menggunakan media dalam setahun, sedangkan pengukuran variabel

durasi penggunaan media menghitung berapa lama khalayak bergabung dengan

suatu media (berapa jam sehari) atau berapa lama (menit sehari) khalayak

mengikuti suatu program. Sehingga hal tersebut berkaitan dengan motif khalayak

dalam menggunakan media dimana terpaan media komunitas merupakan

perlakuan individu untuk memenuhi kebutuhan mereka atas dasar motif tersebut.

Setiap individu khalayak memiliki motif tertentu saat mendedahkan dirinya

pada suatu media khususnya radio komunitas. Pada teori uses and gratification,

teori tersebut dirancang untuk menggambarkan proses penerimaan dalam

komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau

kelompok-kelompok individu. Teori ini mengasumsikan khalayak sebagai

khalayak yang aktif dan diarahkan oleh tujuan. Anggota khalayak dianggap

memiliki tanggung jawabnya sendiri dalam mengadakan pemilihan terhadap

media massa untuk mengetahui, memenuhi, dan mengetahui bagaimana cara

memenuhi kebutuhannya.

Dalam memperoleh kepuasan itu sendiri dari penggunaan media khususnya

radio komunitas, khalayak pendengar memiliki selektifitas yang tinggi serta

motivasi untuk memilih suatu media diantara sekian banyak media selain radio.

Katz (1974) dalam Morissan (2005) menyatakan bahwa logika yang mendasari

teori ini adalah adanya kondisi sosial psikologis seseorang yang menyebabkan

adanya kebutuhan yang menciptakan harapan-harapan (motif) terhadap media

massa atau sumber-sumber lain yang membawa kepada perbedaan pola

penggunaan media. Selanjutnya perbedaan pola pengunaan media ini akan

menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan konsekuensi lainnya, termasuk yang

tidak diharapkan sebelumnya.

Kualitas Siaran Radio Komunitas

Untuk mencapai apa yang diinginkan oleh radio penyiaran komunitas dan

untuk memperkecil kesenjangan informasi warga serta anggota komunitas

pendengar lainnya, kualitas penyiaran radio harus sangat diperhatikan dan

menjadi faktor utama keberhasilan radio dalam mencegah kesenjangan informasi.

Perkembangan teknologi komunikasi telah menjadikan masyarakat semakin besar

tuntutannya akan hak untuk mengetahui dan mendapatkan informasi tanpa ada

batas ruang dan waktu. Informasi menjadi kebutuhan dasar dalam berkehidupan

Page 37: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

15

dan memacu adanya perkembangan teknologi komunikasi yang berpengaruh

terhadap dunia penyiaran khususnya di Indonesia.

Penyiaran adalah sebagai bentuk dalam menyalurkan informasi dan

pembentuk pendapat umum yang memiliki peran strategis dalam mengembangkan

kehidupan masyarakat luas. Beberapa prinsip dasar teknis penyiaran di Indonesia

yaitu jenis-jenis layanan siaran yang umumnya digunakan saat ini yaitu radio AM

(Amplitude Modulation), radio FM (Frequency Modulation), radio gelombang

pendek (SW), televisi VHF (Very High Frequency) dan televisi UHF (Ultra High

Frequency).

Penelitianmengenai kualitas siaran radio diantaranya membahas mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas siaran. Faktor-faktor kualitas siaran

tersebut diantaranya adalah jenis program siaran, materi siaran, durasi penyiaran,

kualitas pemancar radio, dan kualifikasi penyiar. Romli (2009) menyatakan bahwa

kelima faktor tersebut merupakan elemen utama dalam menganalisis keunggulan

dan kualitas stasiun radio, begitu juga dengan radio komunitas. Jenis program

siaran sangat erat hubungannya dengan kesesuaian program siaran dengan dengan

visi-misi radio komunitas serta undang undang nomor 32 tahun 2002 tentang

penyiaran pasal 21 ayat 2(b) yaitu program acara radio komunitas meliputi

budaya, pendidikan dan informasi yang menggambarkan identitas bangsa. Materi

siaran dan kualifikasi penyiar radio komunitas sangat berkaitan karena materi

siaran yang akan disiarkan oleh penyiar akan tersampaikan secara efektif apabila

penyiar radio komunitas berkompeten dan sesuai kualifikasi penyiar seperti:

memiliki gagasan luas, sanggup bekerja sama secara kelompok (team work dalam

radio komunitas), serta mampu membentuk “mental image” sosok pendengar

(Romli, 2009).

Bisnis siaran radio adalah “bisnis telinga” maka yang berhubungan dengan

keindahan dan keberadaan audio hingga sampai ke telinga pendengar harus

diperhatikan (Rosalia,2012), oleh karena itu kejernihan pemancar radio juga

menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi kualitas suatu siaran radio.

Hal ini berkaitan juga dengan terpaan media yaitu seberapa sering pendengar akan

mendengarkan suatu siaran atau frekuensi pendengar. Karena kenyamanan

pendengar dalam mendengarkan suatu siaran sangatlah penting agar pendengar

tetap mendengarkan siaran radio khususnya radio komunitas.

Kerangka Pemikiran

Radio komunitas akan dapat termanfaatkan secara optimal apabila warga

atau komunitas pendengarnya dapat secara bersama-sama mengelola dan

menyatukan kebutuhan serta keinginan masyarakat pendengar demi kontinuitas

penyelenggaraan siaran dan pemenuhan kepuasan khalayak pendengar radio

komunitas. Media komunikasi ini memiliki khalayak pendengar yang terdiri dari

individu pendengar yang berbeda-beda. Dalam mengetahui kepuasan pendengar

radio komunitas Jaseng FM Kota Serang Banten maka faktor-faktor internal yang

ada pada diri individu atau karakteristik demografis pendengar radio komunitas

seperti usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, pendidikan, dan kepemilikan terhadap

Page 38: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

16

media massa sangatlah berpengaruh, karena hal tersebut berhubungan dengan

motivasi mendengarkan dalam diri pendengar. Motif penggunaan media menurut

McQuail (1987) terdiri atas motif informasi, identitas pribadi, integrasi dan

interaksi sosial, dan hiburan.

Radio komunitas merupakan media komunikasi yang berbasiskan “dari,

oleh, untuk dan tentang” warga atau komunitas, sehingga kehadiran radio

komunitas juga berkaitan dengan partisipasi dari setiap masyarakat baik secara

langsung maupun tidak. Keterlibatan pendengar dalam mendengarkan program-

program radio komunitas meliputi durasi pendengar dalam mendengarkan siaran,

frekuensi pendengar dalam mendengarkan program dan banyaknya pilihan

program menjadi variabel utama faktor-faktor terpaan radio komunitas.

Faktor kualitas penyiaran menentukan frekuensi mendengarkan pendengar

seperti halnya variabel terpaan radio komunitas, dimana pendengar akan

mendengarkan siaran radio komunitas secara terus-menerus agar pendengar

memperoleh kepuasan atas informasi yang mereka butuhkan yang juga disiarkan

oleh radio komunitas. Faktor kualitas penyiaran radio tersebut meliputi kesesuaian

materi siaran, kualitas penyiar dan kualitas pemancar radio. Karakteristik

demografis pendengar berhubungan dengan terpaan radio komunitas yang terjadi

pada diri individu yang selanjutnya berhubungan dengan kepuasan individu,

kepuasan individu tersebut didasari model uses and gratifications oleh Katz et al.

(1973) dalam Effendy (2007) yang terdiri atas kepuasan surveillance

(pengawasan), personal(pribadi), social relationship (hubungan sosial),

diversion/entertainment (hiburan). Oleh karena itu, peneliti menganalisis

hubungan dari variabel karakteristik demografis pendengar, motivasi pendengar

dan kualitas siaran radio komunitas terhadap terpaan radio komunitas dan

hubungan terpaan media terhadap kepuasan khalayak siaran radio komunitas

Jaseng FM Kecamatan Walantaka Kota Serang Banten.

Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran yang digunakan peneliti pada

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 39: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

17

Keterangan :

: Berhubungan

Gambar 2 Kerangka pemikiran

Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini disajikan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara karakteristik demografis pendengar

denganmotivasi mendengarkan radio komunitas Jaseng FM

2. Terdapat hubungan antara kualitas penyiaran dengan terpaan radio

komunitasJaseng FM

3. Terdapat hubungan antara motivasi mendengarkan dengan terpaan radio

komunitasJaseng FM

4. Terdapat hubungan antara terpaan radio komunitas dengan kepuasan

mendengarkan khalayak siaran radio komunitasJaseng FM

Karakteristik demografis

pendengar:

1. Usia

2. Pendidikan

3. Penghasilan

4. Kepemilikan media

massa

Terpaan radio komunitas:

1. Frekuensi mendengarkan

2. Durasi mendengarkan

3. Pilihan program siaran

Faktor Kualitas Penyiaran:

1. Kesesuaian materi siaran

2. Kualitas pemancar radio

3. Kualitas penyiar

Kepuasan khalayak

Radio Komunitas:

1. Kepuasan

pengawasan

2. Kepuasan pribadi

3. Kepuasan

interaksi sosial

4. Kepuasan

hiburan

Motivasi mendengarkan

radio komunitas:

1. Motivasi informasi

2. Motivasi identitas

pribadi

3. Motivasi integrasi

dan interaksi sosial

4. Motivasi hiburan

Page 40: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

18

Definisi Operasional

Definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut:

1. Karakteristik demografis pendengar adalah faktor-faktor yang berhubungan

dengan karakteristik responden yaitu usia, pendidikan, penghasilan, dan

kepemilikan media massa.

1.1. Usia adalah lama hidup responden yang dihitung sejak tanggal kelahiran

hingga saat penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam tahun. Menurut

Havigurst (1950) dalam Mugniesyah (2006). Usia dikategorikan

menjadi:

i. Masa awal dewasa(18-29 tahun) : skor 3

ii. Masa usia menengah (30-50 tahun) : skor 2

iii. Masa tua (> 50 tahun) : skor 1

1.2. Pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang

pernahditamatkan. Tingkat pendidikan pendidikan formal terakhir

responden dengan acuan dasar wajib belajar sembilan tahun dan

dikategorikan. dimulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan

tinggi. Pendidikan dikategorikan menjadi :

i. Tinggi : Pendidikan lanjutan setelah SMA : skor 3

ii. Sedang : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) : skor 2

iii. Rendah : Sekolah Dasar (SD) : skor 1

1.3. Penghasilan adalah penghasilan rata-rata yang diperoleh oleh responden

selama satu bulan. penghasilan dapat dikategorikan menjadi :

i. Tinggi : Pendapatan >Rp 1 000 000 : skor 3

ii. Sedang : Pendapatan ≥ Rp 100 000 –Rp 1 000 000 : skor 2

iii. Rendah : Pendapatan < Rp 100000 : skor 1

1.4. Kepemilikan media massa lain adalah jumlah media massa yang dimiliki

oleh responden yang meliputi kepemilikan radio, televisi, dan koran.

Kepemilikan media dapat dikategorikan menjadi :

i. Memiliki ketiganya (Koran, radio dan televisi) : skor 3

ii. Memiliki: a. Radio dan Televisi

b. Koran dan televisi

c. Koran dan radio : skor 2

iii. Memiliki salah satu media (Koran/televisi/radio) : skor 1

2. Terpaan radio komunitas adalah keterlibatan pendengar radio komunitas dalam

mendengarkan siaran radio komunitas. Pengukuran dilakukan berdasarkan

variabel-variabel berikut ini:

2.1. Frekuensi mendengarkan siaran radio komunitas adalah tingkat

keseringan responden mendengarkan siaran radio komunitas dalam

rentang satu minggu. Frekuensi mendengarkan dibagi menjadi tiga

kategori yaitu:

i. Tinggi : 5-7 hari : skor 3

ii. Sedang : 3-4 hari : skor 2

iii. Rendah : 1-2 hari : skor 1

22. Durasi mendengarkan siaran radio komunitas adalah lama mendengarkan

atau waktu rata rata yang diluangkan responden untukmendengarkan

Page 41: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

19

siaran radio komunitas dalam satu hari. Lama mendengarkan dibagi

menjadi tiga kategori yaitu:

i . Tinggi : >240 menit : skor 3

ii. Sedang : ≥180-240 menit : skor 2

iii. Rendah : <180 menit : skor 1

2.3. Pilihan acara siaran adalah program siaran radio komunitas yang sesuai

dengan kebutuhan responden serta yang dipilih responden dalam satu

hari sebelum pengisian kuesioner. Dapat dibagi menjadi tiga kategori

yaitu:

i. Tinggi : 3-4 acara siaran : skor 3

ii. Sedang : 2 acara siaran : skor 2

iii. Rendah : 1 acara siaran : skor 1

3. Kualitas penyiaran adalah penilaian responden terhadap kinerja siaran yang

dapat memberikan presentasi menarik, berpotensi mencegah kesenjangan

informasi, dan kejernihan teknologi yang dapat menolong untuk

memperlambat penurunan jumlah pendengar. Diukur menggunakan skala

interval. Kemudian, dikategorikan menjadi kualitas siaran rendah, kualitas

siaran sedang dan kualitas siaran tinggi dengan perhitungan skala Likert.

Indikator yang digunakan dalam pengukuran kualitas siaran radio komunitas

adalah sebagai berikut:

i. Sangat setuju (SS) : skor 5

ii. Setuju (S) : skor 4

iii. Netral (N) : skor 3

iv. Tidak Setuju (TS) : skor 2

v. Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1

3.1 Kesesuaian materi siaran adalah pandangan responden atas program

siaran radio komunitas yang bersifatnya informatif, sesuai dengan visi

dan misi radio komunitas, materi siaran dapat menambah pengetahuan

responden, memberikan informasi mengenai kebudayaan, dan bukan

program yang bersifat menghibur saja. Kriteria pengukuran yang

digunakan adalah sebagai berikut:

i. Tinggi : Materi siaran sesuai (33-40) : skor 3

ii. Sedang : Materi siaran kurang sesuai (21-32) : skor 2

iii. Rendah : Materi siaran tidak sesuai (8-20) : skor 1

3.2 Kualitas pemancar radio adalah pandangan responden mengenai

jangkauan siaran yang dipancarkan oleh stasiun radio. Diukur dengan

skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah sebagai

berikut:

i. Tinggi : Kualitas pemancar baik (19-25) : skor 3

ii. Sedang : Kualitas pemancar kurang baik (11-18) : skor 2

iii. Rendah : Kualitas pemancar buruk (5-10) : skor 1

3.3 Kualitas penyiar adalah pandangan responden terhadap seseorang yang

membawakan siaran radio komunitas yang disajikan. Terdapat dua unsur

yaitu keahlian dan kejujuran, sejauh mana responden menilai keahlian

penyiar dan sejauh mana responden percaya akan pesan yang

disampaikan oleh penyiar. Dapat diukur dengan kriteria sebagai berikut :

i. Tinggi : Kualitas penyiar baik (24-30) : skor 3

ii. Sedang : Kualitas penyiar kurang baik (13-23) : skor 2

Page 42: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

20

iii. Rendah : Kualitas penyiar buruk (6-12) : skor 1

4 Motivasi mendengarkan adalah dorongan dari dalam diri untuk mendengarkan

program siaran radio komunitas. Motivasi dibagi menjadi motivasi informasi,

motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi social, serta motivasi

hiburan (McQuail, 1987). Diukur menggunakan skala interval. Kemudian,

dikategorikan menjadi motivasi rendah, motivasi sedang dan motivasi tinggi

dengan perhitungan skala Likert. Indikator yang digunakan dalam pengukuran

motivasi mendengarkan radio komunitas adalah sebagai berikut:

i. Sangat setuju (SS) : skor 5

ii. Setuju (S) : skor 4

iii. Netral (N) : skor 3

iv. Tidak Setuju (TS) : skor 2

v. Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1

4.1. Motivasi informasi adalah dorongan dari dalam diri responden yang

menghasilkan usaha dalam memperoleh berita tentang peristiwa dan

kondisi lingkungan sekitar dan masyarakat, mendengarkan program-

program interaktif dan berita yang disiarkan radio komunitas untuk

memuaskan rasa ingin tahu dan minat serta belajar untuk menambahan

pengetahuan.

i. Motivasi informasi tinggi (16-20) : skor 3

ii. Motivasi informasi sedang (9-15) : skor 2

iii. Motivasi informasi rendah (4-8) : skor 1

4.2. Motivasi identitas pribadi adalah dorongan dari dalam diri responden

yang menghasilkan usaha untuk meningkatkan pemahaman tentang diri,

mengasah kemampuan diri sendiri dengan mendengarkan juga mengikuti

program interaktif radio komunitas.

i. Motivasi identitas pribadi tinggi (16-20) : skor 3

ii. Motivasi identitas pribadi sedang (9-15) : skor 2

iii. Motivasi identitas pribadi rendah (4-8) : skor 1

4.3. Motivasi integrasi dan interaksi sosial adalah dorongan dari dalam diri

responden untuk mengetahui dan mengidentifikasi kondisi lingkungan

dan keadaan dirinya dengan orang lain dengan ikut serta menjalankan

peran sosialnya sebagai pendengar maupun pengelola radio komunitas.

i. Motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi (16-20) : skor 3

ii. Motivasi integrasi dan interaksi sosial sedang (9-15) : skor 2

iii. Motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah (4-8) : skor 1

4.4. Motivasi hiburan adalah dorongan dari dalam diri responden untuk

melepaskan diri dari permasalahan; bersantai; memperoleh kenikmatan

jiwa dan ekstetis; mengisi waktu; penyalur emosi.

i. Motivasi hiburan tinggi (16-20) : skor 3

ii. Motivasi hiburan sedang (9-15) : skor 2

iii. Motivasi hiburan rendah (4-8) : skor 1

5. Kepuasan mendengarkan khalayak adalah perasaan senang atau kecewa dari

pendengar ketika kebutuhan yang berkaitan dengan motivasinya terpenuhi baik

melalui siaran radio komunitas tersebut. Meliputi kepuasan pengawasan,

kepuasan pribadi, kepuasan hubungan sosial, dan kepuasan hiburan (Katz et al,

1974).Diukur menggunakan skala interval. Kemudian, dikategorikan menjadi

kepuasanmendengarkan rendah, kepuasan mendengarkan sedang dan

Page 43: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

21

kepuasanmendengarkan tinggi dengan perhitungan skala Likert. Indikator yang

digunakan dalam pengukuran kepuasan mendengarkan radio komunitas adalah

sebagai berikut:

i. Sangat setuju (SS) : skor 5

ii. Setuju (S) : skor 4

iii. Netral (N) : skor 3

iv. Tidak Setuju (TS) : skor 2

v. Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1

5.1. Kepuasan Pengawasan adalah perasaan senang atau kecewa dari

pendengar setelah mendengarkan berita tentang peristiwa dan kondisi

lingkungan sekitar dan masyarakat, tentang program-program interaktif

dan berita yang disiarkan radio komunitas serta bertambahnya minat

responden untuk menambah pengetahuan.

i. Kepuasan pengawasan tinggi (16-20) : skor 3

ii. Kepuasan pengawasan sedang (9-15) : skor 2

iii. Kepuasan pengawasan rendah (4-8) : skor 1

5.2. Kepuasan pribadi adalah perasaan senang atau kecewa dari pendengar

tentang pemahaman diri, kemampuan diri sendiri setelah mendengarkan

juga mengikuti program interaktif radio komunitas.

i. Kepuasan pribadi tinggi (16-20) : skor 3

ii. Kepuasan pribadi sedang (9-15) : skor 2

iii. Kepuasan pribadi rendah (4-8) : skor 1

5.3. Kepuasan interaksi sosial adalah perasaan senang atau kecewa dari

pendengarsetelah mendengarkan dalam mengidentifikasi kondisi

lingkungan dan keadaan dirinya dengan orang lain dengan ikut serta

menjalankan peran sosialnya sebagai pendengar maupun pengelola radio

komunitas.

i. Kepuasan interaksi sosial tinggi (16-20) : skor 3

ii. Kepuasan interaksi sosial sedang (9-15) : skor 2

iii. Kepuasan interaksi sosial rendah (4-8) : skor 1

5.4. Kepuasan hiburan adalah perasaan senang atau kecewa dari

pendengarsetelah mendengarkan saat melepaskan diri dari

permasalahan; bersantai; memperoleh kenikmatan jiwa dan ekstetis;

mengisi waktu; penyalur emosi melalui mendengarkan radio komunitas.

i. Kepuasan hiburan tinggi (16-20) : skor 3

ii. Kepuasan hiburan sedang (9-15) : skor 2

iii. Kepuasan hiburan rendah (4-8) : skor 1

Page 44: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

22

Page 45: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

23

PENDEKATAN LAPANGAN

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Radio Komunitas Jaseng FM Desa Pipitan

Kecamatan Walantaka Kota Serang Banten (Lampiran 1). Lokasi ini dipilih

secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa radio komunitas ini

merupakan stasiun radio komunitas yang telah terdaftar dalam Jaringan Radio

Komunitas Banten (JRKB) dan Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI).

Selain itu, sebagian besar isi siaran dan pengelolaan informasi siaran berdasarkan

kebutuhan komunitas atau warga Kecamatan Walantaka, Banten. Wilayah

jangkauan siaran radio komunitas adalah 2,5 km dengan maksimum 50 watt

sehingga Desa Pipitan, Desa Walantaka dan Desa Kiara yang menjadi desa lokasi

penelitian karena ketiga desa tersebut yang terjangkau oleh sinyal siaran yang

dipancarkan radio komunitas Jaseng FM. Waktu penelitian dilaksanakan pada

tanggal 15 April 2014 – 27 April 2014. Lokasi dipilih untuk mengetahui

bagaimanamotivasi, terpaan media, kualitas siaran dan kepuasan khalayak

pendengar siaran radio komunitas Jaseng FM.

Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat pendengar aktif radio

Jaseng FM di sekitar pusat stasiun radio komunitas Jaseng FM dengan

populasisampel dalam penelitian ini adalah individu sekitar pemancar radio

Jaseng FM yang menjadi pendengar aktif radio komunitas. Data pendengar aktif

radio komunitas yang didapatkan dari data pengelola radio komunitas Jaseng FM

adalah sebanyak 44 orang. Penarikan sampel yang digunakanadalah sampel acak

atau random sampling dengan metode simple random sampling atau sampel acak

sederhana. Pengambilan responden menggunakan formula randbetween pada

Microsoft Excel 2007, sehingga tersusun 30 orang pendengar aktif radio

komunitas dalam satu minggu terakhir yang akan diteliti dari kerangka sampling

yaitu 44 anggota komunitas pendengar yang didapatkan dari data pengelola radio

komunitas Jaseng FM (Lampiran 2).

Page 46: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

24

Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui penelitian langsung dilapangan dengan

menggunakan instrumen berupa kuesioner. Data primer juga diperoleh dengan

melakukan wawancara tidak terstruktur dengan responden untuk menggali lebih

dalam pendapat mereka mengenai program siaran radio komunitas. Wawancara

juga dilakukan dengan pihak radio komunitas Jaseng FM untuk menggali lebih

banyak tentang sejarah, pengelolaan radio komunitas dan program yang mereka

siarkan. Data sekunder diperoleh dari kantor desa mengenai profil desa, data mata

pencaharian masyarakat sekitar radio Jaseng FM serta data sekunder yang

diperoleh dari pihak Radio komunitas Jaseng FM yaitu mengenai profil, sejarah,

dan program acara yang disiarkan radio komunitas.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan

kuesioner setelah seluruh data terkumpul dilakukan pengkodean data. Tahap

selanjutnya adalah melakukan perhitungan skor jawaban responden hingga

mencapai skor akhir. Skor akhir dari tiap variabel pada kuesioner dari masing-

masing responden selanjutnya dimasukan dalam kategori yang telah ditentukan

dengan rumus berikut:

Rentang Kelas = Nilai maksimum – Nilai minimum

∑Kelas

Rumus rentang kelas digunakan pada variabel kualitas penyiaran, terpaan

media, motivasi mendengarkan, dan kepuasan mendengarkan radio komunitas.

Seluruh variabel dikategorikan menjadi tiga kelas (rendah, sedang dan tinggi).

Pada kualitas penyiaranterdapat faktor kesesuaian materi siaran, kualitas

pemancar dan kualitas penyiar. Kesesuaian materi siaran memiliki 8 pertanyaan

dengan nilai maksimal 40 dan nilai minimal 8, maka diperoleh nilai rentang kelas

dan nilai sebagai berikut:

Kesesuaian materi siaran rendah : 8≤x≤20

Kesesuaian materi siaran sedang : 21≤x≤32

Kesesuaian materi siaran tinggi : 33≤x≤40

Pada kualitas pemancar terdapat 5 pertanyaan dengan nilai maksimal 25 dan

nilai minimal 5, maka diperoleh nilai rentang kelas dan nilai sebagai berikut:

Kualitas pemancar rendah : 5≤x≤10

Kualitas pemancar sedang : 11≤x≤18

Kualitas pemancar tinggi : 19≤x≤25

Page 47: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

25

Pada kualitas penyiar terdapat 6 pertanyaan dengan nilai maksimal 30 dan

nilai minimal 6, maka diperoleh nilai rentang kelas dan nilai sebagai berikut:

Kualitas penyiar rendah : 6≤x≤12

Kualitas penyiar sedang : 13≤x≤23

Kualitas penyiar tinggi : 24≤x≤30

Pada motivasi mendengarkan terdapat faktor motivasi informasi, motivasi

identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan.

Masing-masing memiliki 4 pertanyaan dengan nilai maksimal 20 dan nilai

minimal 4. maka diperoleh nilai rentang kelas pada masing-masing faktor sebagai

berikut:

Motivasi mendengarkan rendah : 4≤x≤8

Motivasi mendengarkan sedang :9≤x≤15

Motivasi mendengarkan tinggi : 16<x≥20

Pada kepuasan mendengarkan terdapat faktor kepuasan pengawasan,

kepuasan pribadi, kepuasan hubungan sosial, dan kepuasan hiburan. Masing-

masing memiliki 4 pertanyaan dengan nilai maksimal 20 dan nilai minimal 4.

maka diperoleh nilai rentang kelas pada masing-masing faktor sebagai berikut:

Kepuasan mendengarkan rendah : 4≤x≤8

Kepuasan mendengarkan sedang :9≤x≤15

Kepuasan mendengarkan tinggi : 16<x≥20

Data yang terkumpul dianalisis dengan uji Statistik Rank Spearman

menggunakan Statistic Program for Social Sciences (SPSS) for Windows versi

16.0 dan Microsoft Excel 2007. Keeratan hubungan antara dua variabel dapat

diketahui dengan menggunakan koefisien kontingensi (Singarimbun dan Effendi,

2008). Derajat hubungan yang meliputi kekuatan hubungan dan bentuk/arah

hubungan dapat diketahui menggunakan Koefisien Korelasi (KK). Hasan (2009)

dalam Feryandes (2013) menyatakan kekuatan hubungan untuk nilai koefisisen

korelasi biasanya berada di antara:

KK = 0.00 : tidak ada hubungan

0.00 < KK ≤ 0.20 : hubungan rendah sekali atau lemas sekali

0.20 < KK ≤ 0.40 : hubungan rendah atau lemas tetapi pasti

0.40 < KK ≤ 0.70 : hubungan cukup berarti atau sedang

0.70 < KK ≤ 0.90 : hubungan tinggi atau kuat

0.90 < KK < 1.00 : hubungan sangat tinggi atau kuat sekali,

dapat diandalkan

KK = 1.00 : hubungan sempurna

Tingkat kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada taraf

nyata α 0.05 dan α 0.01. Hasan (2009) dalam Feryandes (2013) menyatakan

penentuan kriteria pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai alpha

dengan nilai uji statistiknya. Hipotesi nol (Ho) diterima jika nilai uji statistiknya

berada di luar nilai alpha. Hipotesis nol (Ho) ditolak jika nilai uji statistiknya

berada dalam nilai alpha.

Analisis data kualitatif tidak menggunakan model matematik,hanya terbatas

pada metode reduksi data yaitu pemilihan data, pemusatan perhatian, dan

Page 48: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

26

penyederhanaan data, lalu penyajian data secara deskriptif dan dilanjutkan oleh

penarikan kesimpulan.

Page 49: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

27

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambaran Umum Kecamatan Walantaka

Letak Geografis dan Demografis

Kecamatan Walantaka sebelumnya termasuk dalam wilayah Kabupaten

Serang. Pada tahun 2007 sesuai dengan Undang-Undang Negara Republik

Indonesia nomor 32 tahun 2007 tentang pembentukan kota Serang, Kecamatan

Walantakamengalami perubahan sehingga Kecamatan Walantaka menjadi salah

satu dari enam Kecamatan yang berada di wilayah Kota Serang. Kecamatan yang

didominasi oleh lahan padi dan palawija ini memiliki luas wilayah seluas 41.01

km² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah utara: Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang

2. Sebelah timur: Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang

3. Sebelah selatan: Kecamatan Petir dan Kecamatan Keusal Kabupaten

Serang

4. Sebelah barat: Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Curug Kota, dan

Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang

Jarak Kecamatan Walantaka menuju Pusat Pemerintahan Kota Serang sejauh 8

Km, dapat ditempuh menggunakan angkutan umum dan kendaraan pribadi,

namun para pengendara diharuskan untuk berhati-hati karena akses jalan menuju

jalan raya Ciruas sebagai jalan utama menuju pusat pemerintahan Kota Serang

kondisinya sangatlah buruk. Saat musim hujan, banyak kubangan serta lubang

jalan yang dapat membahayakan para pengguna jalan dan pada saat cuaca terik

akan banyak debu juga pasir yang dapat mengganggu penglihatan para

pengendara khususnya pengendara sepeda motor karena Kecamatan Walantaka

memiliki suhu udara 24-30ºC.

Kecamatan yang menjadi wilayah pemberhentian Sunan Gunung Jati

bersama pasukannya dalam perjalanan menuju Cirebon saat mengislamkan

Banten ini,sangat memperhatikan nilai-nilai agama serta mendukung tersedianya

sarana dan prasarana keagamaan di Kecamatan Walantak. Sarana keagamaan

yang terdapat di Kecamatan ini yaitu 20 unit Pondok Pesantren, 73 unit Majlis

ta’lim, 67 unit Masjid dan 5 Mushala.

Page 50: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

28

Kecamatan yang memiliki curah hujan 53 mm ini memiliki beberapa sarana

penunjang pendidikan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel1.

Tabel 1 Jumlah Sarana dan prasarana pendidikan di Kecamatan Walantaka Tahun

2010

No Sarana dan prasarana pendidikan Jumlah (unit)

1 Perguruan tinggi 1

2 Akademi 1

3 SMA 5

4 MA 5

5 SMP 8

6 MTS 12

7 SD 29

8 MI 22

9 TK 21

10 PAUD 29

Total 123

Sumber: Data Kecamatan Walantaka 2010

Karakteristik Penduduk Kecamatan Walantaka

Tingkat kesehatan masyarakat Kecamatan Walantaka tergolong cukup baik

karena terdapat sarana kesehatan seperti puskesmas, puskesmas pembantu,

poliklinik, dan terdapat 101 unit posyandu di Kecamatan ini, walaupun terdapat

penduduk kategori rumah tangga miskin sebanyak 2624 jiwa, Kecamatan ini tidak

pernah mengalami bencana besar maupun wabah penyakit yang mematikan.

Selain itu, bantuan pemerintah seperti sarana air bersih di empat titik, sarana

toilet umum di satu titik, serta dibangunnya gorong-gorong diharapkan dapat

membantu meningkatkankebersihan dan kesehatan warga Kecamatan Walantaka.

Jumlah penduduk Kecamatan Walantakaper-tahun 2010 adalah 75 681 jiwa

dengan perincian 38 580 laki-laki dan 37 101 perempuan,. Terdapat 14 desa

dengan jumlah penduduk tersebar dalam 59 Rukun Warga (RW) dan 231 Rukun

Tetangga (RT). Adapun data selengkapnya mengenai penyebaran penduduk

menurut desa di Kecamatan Walantakapada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel

2.

Page 51: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

29

Tabel 2 Luas daerah, jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk berdasarkan

desa/kelurahan di Kecamatan Walantaka Tahun 2010

No Desa/

Kelurahan

Luas daerah

(km²)

Penduduk 2010

Jumlah

(Jiwa)

Kepadatan

(Jiwa/km²)

1 Nyapah 2.60 3808 1465

2 Lebakwangi 2.80 3342 1194

3 Cigoong 2.16 3800 1759

4 Tegalsari 1.97 3029 1538

5 Pasuluhan 2.15 3866 1798

6 Pabuaran 3.28 3787 1155

7 Walantaka 2.81 3339 1188

8 Pengampelan 2.86 8186 2862

9 Pipitan 1.16 11345 9780

10 Kiara 4.45 4696 1055

11 Pageragung 4.96 8159 1645

12 Kalodran 3.91 5743 1469

13 Kepuren 1.57 4861 3096

14 Teritih 4.33 7720 1783

Total 41.01 75681 1845 Sumber: BPS Kota Serang

Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk sebesar 1 845 km² ini

memiliki tingkat kerukunan yang sangat baik, sehingga potensi konflik di daerah

ini sangat rendah. Tingginya rasa saling menghargai dan menghormati satu sama

lainnya merupakan modal utama para penduduk dalam menciptakan iklim yang

kondusif bagi kegiatan pembangunan.Berdasarkan jenis kelamin, penduduk

Kecamatan Walantaka mayoritas adalah laki-laki. Tingginya angka penduduk

berjenis kelamin laki-laki menjadikan Kecamatan ini membentuk beberapa

lembaga keagamaan dan kepemudaan sebagai upaya dalam menjaga kerukunan

masyarakat. Terdapat 9 lembaga keagamaan juga 15 lembaga kepemudaan, sosial,

dan profesi. Selain itu, swadaya masyarakat dalam membangun masjid dan

mushola sebanyak 12 titik di Kecamatan Walantaka. Data selengkapnya mengenai

sebaran jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Kecamatan Walantakadapat

dilihat pada pada Tabel 3.

Page 52: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

30

Tabel 3 Jumlah penduduk desa/kelurahan berdasarkan jenis kelamin di

Kecamatan WalantakaTahun 2010

No Desa/ Kelurahan Penduduk 2010

Laki-laki Perempuan

1 Nyapah 1960 1848

2 Lebakwangi 1706 1636

3 Cigoong 1940 1860

4 Tegalsari 1545 1484

5 Pasuluhan 2000 1866

6 Pabuaran 1928 1859

7 Walantaka 1673 1666

8 Pengampelan 4156 4030

9 Pipitan 5762 5583

10 Kiara 2387 2309

11 Pageragung 4201 3958

12 Kalodran 2951 2792

13 Kepuren 2466 2395

14 Teritih 3905 3815

Total 38 580 37 101

Sumber: BPS Kota Serang

Rencana tata ruang wilayah kota serang tahun 2008-2028 bahwa Kecamatan

Walantaka merupakan wilayah peengembangan timur dengan peruntukan

perumahan, perdagangan, jasa, pertanian lahan kering, pergudangan dan industri

kecil menjadikan mata pencaharian penduduk Kecamatan Walantaka sebagai

buruh/karyawan/swatas, terlihat jelas saat memasuki kawasan Kecamatan

Walantaka, terdapat berbagai warung kecil, bengkel dan industri kecil disekitar

jalan raya Kecamatan Walantaka. Data selengkapnya mengenai mata pencaharian

penduduk Kecamatan Walantaka dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Jumlah dan persentase penduduk menurut mata pencaharian di

Kecamatan Walantaka Tahun 2010

No Mata Pencaharian Jumlah

(Jiwa)

Persentase

(%)

1. Petani/perkebunan 723 3.10

2. Buruh/karyawan/swasta 12 032 51.66

3. PNS/TNI/POLRI 1023 4.39

4. Tidak bekerja 9 515 40.85

Sumber: Data Kecamatan Walantaka 2010

Page 53: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

31

Tingkat pendidikan masyarakat Walantaka juga tergolong cukup baik

karena rata-rata masyarakat telah menempuh pendidikan hingga Sekolah Dasar

maupun Madrasah Ibtidaiyah dengan persentase sebesar 40.11 persen. Jumlah

penduduk berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan tingkat pendidikandi

Kecamatan Walantaka Tahun 2007

No Tingkat pendidikan Jumlah

(Jiwa)

Persentase

( %)

1 Pasca Sarjana 165 0.42

2 Sarjana 1 549 3.92

3 Diploma 1 084 2.74

4 SMA/MA 5 484 13.86

5 SMP/MTS 10 692 27.03

6 SD/MI 15 866 40.11

7 Tidak tamat SD 4 716 11.92

Sumber: Data Kecamatan Walantaka 2007

Gambaran Umum Radio Komunitas Jaseng FM

Sejaran Radio Komunitas Jaseng FM

Different Quality (DQ) FM Radio 96,3 FM merupakan nama pertama radio

komunitas di Kecamatan Walantakayang digagas oleh bapak Amrullah selaku

pendiri radio komunitas Jaseng FM. Berawal pada tahun 1995, beliau merakit

sendiri pemancar radio untuk radio ini namun makna radio gelap saat itu adalah

sebagai landasan berdirinya DQ Radio. Pada saat itu Kartu Atensi atau Kartu

Pilihan Pendengar (pilpen) sebagai telah diminati oleh para pendengar sehingga

pemasukan radio hampir mencapai Rp. 120000,- - Rp. 150 000,-/hari. Kartu

tersebut berisi Nama,Alamat, Permintaan lagu atau request serta salam-salam

pendengar. Kartu atensi tersebut dibaca disetiap program siaran radio DQ hingga

pada tahun 2004, antusiasme masyarakat semakin tinggi terhadap radio DQ FM.

Peran radio DQ FM di masyarakat memberikan kesempatan pada radio DQ FM

untuk terus memfasilitasi warga dalam menyiarkan kegiatan di kampung sekitar

Kecamatan Walantaka, salah satunya adalah Siaran secara livesaat memperingati

hari 17 agustus yaitu pertandingan sepak bola antar kampung.

Berdasarkan Pasal 7 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002

tentang penyiaran, untuk kelancaran efisiensi dan optimalisasi pelaksanaan tugas

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah, perlu didukung kesekretariatan Komisi

Page 54: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

32

Penyiaran Indonesia Daerah banten2. Hal tersebut mendorong pengelola dalam

pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Banten dan Jaringan

Radio Komunitas Banten (JRKB) hingga pada tahun 2006 menjadikan DQ FM

berubah nama menjadi RAM FM atau Radio Komunitas Al-Mutaffail. Hal

tersebut karena adanya akte notaris dan legalitas radio komunitas, sehingga radio

komunitas membutuhkan yayasan sebagai payung hukum dan terbentuklah RAM

FM tersebut. Dukunganfans, pemerintahan Kecamatan Walantaka dan

masyarakatWalantaka terhadap pendirian radio komunitas ini dibuktikan dengan

dukungan tanda tangan sesuai persyaratan yang diberlakukan bagi radio

komunitas yaitu 250 tanda tangan orang dewasa3.

Seiring berjalannya waktu dan setelah legalitas pendirian radio komunitas

tersebut didapatkan, terdapat beberapa hambatan yang dialami radio komunitas

ini. Sebagian aset radio dijual untuk kepentingan tertentu. Hal tersebut tidak

menjadi hambatan bagi Amrullah dan teman-teman pengelola lainnya, sehingga

pada tahun 2006 didirikanlah kembali radio komunitas.

Adanya regulasi baru mengenai penyiaran maka radio komunitas ini

memasuki kanal frekuensi penyiaran komunitas khususnya radio komunitas

dengan frekuensi 107,7 FM4. Namun, terdapat radio komunitas lain di frekuensi

107 FM yang jaraknya sangat berdekatan. Berdasarkan aturan radio komunitas5

maka kedua radio tersebut harus disatukan,sehingga diumumkan adanya

peremajaan pemancar, penghidupan kembali radio, dan pengambilan nama baru

yaitu Jaseng FM sebagai nama baru dari penggabungan kedua radio tersebut.

Dukungan fans dari kedua radio menjadikan Jaseng FM tetap berdiri dan semakin

berkembang hingga saat ini.

Logo Radio Komunitas Jaseng FM

Nama Jaseng FM berawal dari sayembara yang diadakan oleh pengelola

yang berasal dari dua radio komunitas. Kedua radio komunitas tersebut bergabung

menjadi satu karena berdasarkan aturan yang berlaku, radio komunitas tersebut

diharuskan untuk merger. Setelah diadakan sayembara untuk mengambil nama

yang tepat dengan pilihan nama sebagai berikut yaitu Pelangi FM, Jas FM, Power

FM, Radio Antar Masyarakat (RAM), Jaseng FM, Radio Warga Walantaka

(RAWA FM), Banten Jawa Serang (BJS) FM, dan Tumaritis FM, akhirnya suara

terbanyak jatuh pada nama Jeseng FM. Jaseng FM ditetapkan sebagai nama radio

komunitas ini dengan filosofi bahasa Jawa Serang.

2Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Sekretariat

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Provinsi 3Dokumen-dokumen resmi milik Radio Komunitas Jaseng FM telah hilang terkena bencana alam

4Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 13/PER/M.KOMINFO/08/2010 Tentang

Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 15 Tahun 2003 Tentang

Rencana Induk (Master Plan) Untuk Keperluan Radio Siaran FM (Frequency Modulation) 5Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

Page 55: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

33

Gambar 3 Logo radio komunitas Jaseng FM

Bulatan besar berwarna hijau dan enam bulatan kecil dengan beragam

ukuran disamping nama Jaseng FM mencerminkan, walaupun terdapat beragam

keyakinan akan tetap terjalin kebersamaan yang disatukan oleh media yang

dicerminkan dengan satu bulatan besar yaitu Jaseng FM. Radio ini adalah media

untuk pemersatu hubungan masyarakat Serang khususnya Kecamatan Walantaka.

Warna hijau mencerminkan gerakan dan warna merah muda pada nama Jaseng

mencerminkan keberanian anak-anak muda pendiri Jaseng FM sehingga kedua

warna tersebut mencerminkan bahwa Jaseng FM sebagai gerakan anak-anak muda

yang pemberani.

Visi dan Misi Radio Komunitas Jaseng FM

Tujuan didirikannya Radio Komunitas ini adalah untuk menginformasikan

pesan-pesan agama, pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, pemerintahan daerah

maupun pusat demi meningkatkan integritas warga Walantaka Serang Banten.

Visi dan misi yang dirumuskan yaitu “Terciptanya Radio Komunitas yang

berkualitas, dan berbudaya sehingga mampu menjadi radio yang berdaya dan

tercerahkan yang berdasarkan pada nilai-nilai universal kemanusiaan dan

keagamaan”. Misi yang dimiliki oleh radio komunitas Jaseng FM adalah

“Mewujudkan terbentuknya masyarakat yang sadar informasi, meningkatkan

peran dakwah dalam media, mewujudkan masyarakat yang berpendidikan dan

berbudaya, mendorong terciptanya masyarakat yang berpengetahuan luas dan

berkemampuan tinggi, khususnya akses terhadap media keradio komunitasan,

mewujudkan masyarakat yang memperoleh dan mengolah informasi secara

mandiri, mewujudkan pemahaman dan pengetahuan warga yang memiliki

teknologi informasi dalam memanfaatkan dan mengelola teknologi informasi

yang mereka miliki serta membentuk masyarakat yang sadar akan hak dan

kewajibannya sebagai warga Negara”6.

6http://jasengfm.blogspot.com

Page 56: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

34

Program Siaran Radio Komunitas Jaseng FM

Program yang disiarkan oleh radio komunitas Jaseng FM ini sesuai dengan

undang-undang penyiaran nomor 32 tahun 2002 pasal 20 ayat 2(b) yaitu program

lembaga penyiaran komunitas ditujukan untuk mendidik dan memajukan

masyarakat dalam mencapai kesejahteraan, dengan melaksanakan program acara

yang meliputi budaya, pendidikan, dan informasi yang menggambarkan identitas

bangsa. Format siaran radio Jaseng FM adalah multi contemperory (pendengar

dari kalangan remaja, muda dan dewasa)yang format program acaranya dibedakan

dalam 4 (empat) kategori format acara, yaitu7:

1. Program acara yang memiliki kontribusi terhadap pemahaman, pengetahuan

bersifat pendidikan, budaya dan agama.

2. Program acara yang memiliki kontribusi berita informasi

3. Program acara entertainment (hiburan) dan kesenian

4. Program acara yang memiliki Iklan Layanan masyarakat

Susunan program dan jam siaran diusun oleh pengelola dan mengalami

beberapa perubahan seiring dengan berkembangnya sumber daya manusia

pengelola radio komunitas dan berkembangnya teknologi penyiaran. Radio

komunitas merupakan radio “untuk warga oleh warga dari warga dan tentang

warga” sehingga radio komunitas dijadikan sebagai fasilitas warga dan sebagai

mitra pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, juga lembaga-lembaga sosial

dalam upaya pembangunan sosial khususnya di Kecamatan Walantaka.

Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM), Search For Common Ground, dan lembaga lain yang

bergerak di bidang sosial menjadikan radio komunitas Jaseng FM sebagai mitra

untuk menyosialisasikan program yang akan diberikan pada masyarakat

Kecamatan Walantaka.

Sosialisasi program dari beberapa lembaga tersebut berlangsung pada saat

program acara talkshow atau bincang-bincang dengan narasumber yang

bersangkutan dengan tema talkshow juga melalui iklan layanan masyarakat. Tema

talkshow disesuaikan dengan lembaga apa saja yang ingin bekerja sama dengan

radio komunitas Jaseng FM, sehingga setiap minggunya akan ada beberapa

narasumber yang menyosialisasikan program di radio komunitas Jaseng FM ini.

Format program siaran berupa talkshow tersebut disisipkan di beberapa

program siaran yang telah disusun oleh pengelola radio komunitas. Program

siaran khusus untuk talkshow tidak dijadwalkan di jam atau hari tertentu karena

disesuaikan dengan narasumber dan walaupun di beberapa program hanya

menyajikan acara yang sifatnya menghibur, radio komunitas tetap menyisipkan

informasi yang sifatnya membangun kualitas sumber daya manusia pendengar

radio komunitas Jaseng FM di program-program hiburan tersebut. Iklan layanan

masyarakat bertujuan untuk meyakinkan masyarakat akan program tersebut

dengan cara yang lebih menghibur dan menarik minat para pendengar.

Susunan program dan jam siaran diusun oleh pengelola dan mengalami

beberapa perubahan seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya

teknologi penyiaran. Susunan program siaran tersebut, diantaranya:

7http://jasengfm.blogspot.com

Page 57: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

35

No Program

Siaran Waktu Siaran Keterangan

1 Refresh Setiap pagi

hari

Program musik untuk menemani para

pendengar setia Jaseng FM mengawali

aktivitas. Dipandu oleh penyiar Jaseng FM.

Apabila penyiar tidak dapat memandu acara

siaran ini, program tetap berjalan tetapi

hanya ada lagu-lagu yang diputar secara

otomatis dengan menggunakan software

komputer yang dimiliki Jaseng FM.

2 Prestasi

dan

kreativitas

(PDKT)

Setiap akhir

minggu di

Siang hari

(jam siar

disesuaikan

dengan

pengelola dan

penyiar)

Program yang bertujuan untuk memberikan

kesempatan bagi para pendengardalam

menyebarluaskan hasil karya juga

kreativitasnyauntuk disiarkan secara liveatau

langsung di studio radio komunitas Jaseng

FM. Program ini tidak setiap hari disiarkan

karena disesuaikan dengan jadwal para

penyiar serta karya pendengar yang masuk

ke radio komunitas.

3 Sajian

tembang

andalan

(STAN)

Setiap hari,

Pukul 19.00-

21.00 WIB

Program yang menyajikan lagu-lagu andalan

para pendengar khususnya yang beraliran

pop solo, duet, maupun band. Dipandu oleh

penyiar dan dapat secara interaktif meminta

lagu atau request kepada penyiar baik

melalui pesan elektronik atau SMS maupun

telefon.

4 Begadang Setiap hari,

Pukul 21.00-

00.00 WIB

Program yang menyajikan lagu-lagu khusus

beraliran dangdut.Dipandu oleh penyiar dan

dapat secara interaktif meminta lagu atau

request kepada penyiar baik melalui pesan

elektronik atau SMS maupun telefon.

5 Talkshow Jam dan hari

siaran

disesuaikan

dengan

narasumber

Program bincang-bincang dengan

narasumber yang bertujuan untuk

menyosialisasikan program yang akan

dilaksanakan di Kecamatan Walantaka agar

masyarakat mengetahui dan berpartisipasi

saat pelaksanaan program tersebut.

Gambar 4 Matriks jadwal program siaran radio komunitas Jaseng FM

Pengelolaan dan Pembiayaan Radio Komunitas Jaseng FM

Pengelolaan radio komunitas tidak serumit radio komersil maupun radio

publik, karena pada dasarnya radio komunitas dikelola oleh komunitas atau

warga Kecamatan Walantaka sendiri. Sesuai peraturan bahwa Lembaga

Penyiaran Komunitas merupakan komunitas nonpartisan yang keberadaan

Page 58: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

36

organisasinya tidak mewakili organisasi atau lembaga asing serta bukan

komunitas internasional, tidak terkait dengan organisasi terlarang dan tidak

untuk kepentingan propaganda bagi kelompok atau golongan tertentu, sehingga

radio komunitas Jaseng FM sangat memfasilitasi para pendengar, fans maupun

warga Kecamatan Walantaka yang ingin bersiaran serta ikut mengelola radio

komunitas ini. Iklan yang disiarkan radio komunitas juga merupakan iklan

layanan masyarakat dan iklan dari pendengar langsung yang sedang mengikuti

line telefon dengan penyiar saat program berlangsung. Rata-rata iklan yang

disiarkan adalah iklan para pendengar yang berwirausaha, misalnya para

pendengar yang berjualan warung makan, bengkel, menjual peralatan rumah

tangga dan lain lain. Radio komunitas membantu para pendengar agar usaha

mereka tetap berjalan dan lebih dikenal masyarakat Kecamatan Walantaka.

Pembiayaan untuk mengelola radio komunitas pada awal penyiaran adalah

dengan kartu atensi atau katu pilihan pendengar (pilpen), namun kartu atensi

tersebut tidak dilanjutkan karena seiring perkembangan zaman dan teknologi

karena pendengar saat ini bisa berkirim salam menggunakan telefon dan SMS ke

radio Jaseng FM. Walaupun dikelola sendiri oleh warga, radio komunitas ini

memiliki beberapa penyiar yang datangnya dari luar Kecamatan Walantaka itu

sendiri, hal tersebut tidak menganggu jalannya penyiaran radio komunitas

karena radio komunitas Jaseng FM sangat menerima antusiasme warga dari luar

Kecamatan Walantaka untuk menjadi penyiar di radio ini. Penyiar jugaharus

tetap menaati peraturan yang berlaku dan bersiaran sesuai dengan visi dan misi

radio Jaseng FM.

Penyiar radio komunitas Jaseng FM mayoritas adalah laki-laki. Para

penyiar wanita yang pernah menjadi penyiar tetap di radio ini sudah

mengundurkan diri karena beberapa alasan dan urusan. Tidak memerlukan

keahlian khusus bagi warga yang ingin menjadi penyiar di radio komunitas ini,

karena pengelola sangat terbuka dengan siapa saja yang ingin siaran. Beberapa

sekolah di Kota Serang juga sering berkunjung dan menggunakan radio

komunitas ini sebagai bahan pelatihan murid-murid sekolah baik di tingkat

SMP, SMA hingga Universitas dalam memahami bagaimana jurnalistik

penyiaran radio.

Untuk meningkatkan kemampuan para penyiar serta para fans yang

tertarik di bidang jurnalistik maka Amrullah sebagai pengelola yang juga

sebagai sekertaris Forum Lembaga Penyiaran di Banten, mengadakan kerjasama

dengan forum tersebut untuk melaksanakan pembinaan mengenai jurnalistik.

Forum ini baru didirikan dan merupakan forum yang beranggotakan semua

asosiasi penyiaran di Banten, seperti Organisasi Jaringan Radio Komunitas

Banten, Forum Komunikasi Televisi Lokal Banten, Forum Radio Publik Lokal

seperti RRI dan perkumpulan yang bergerak di bidang jurnalistik lainnya.

Page 59: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

37

KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS PENDENGAR, MOTIVASI

MENDENGARKAN, KUALITAS PENYIARAN DAN

TERPAAN MEDIA RADIO KOMUNITAS JASENG FM

Karakteristik Demografis Pendengar

Karakteristik Demografis pendengar merupakan salah satu faktor yang dapat

menjelaskan perbedaan setiap responden yang dapat mempengaruhi bagaimana

responden terdedah terhadap media khususnya adalah radio komunitas Jaseng

FM.

Tabel 6 Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik demografis

pendengar di Kecamatan Walantaka Tahun 2014

No Karakteristik

demografis Kategori

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 Usia Masa awal dewasa

(18-29 tahun)

Masa usia menengah

(30-50 tahun)

Masa tua (> 50 tahun)

20

7

3

66.67

23.33

10.00

2 Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

21

9

70.00

30.00

3 Tingkat

pendapatan

Rendah (< Rp 100000/bulan)

Sedang (≥ Rp 100 000 –

Rp 1 000 000/bulan)

Tinggi (>Rp 1 000 000 /bulan)

14

6

10

46.67

20.00

33.33

4 Tingkat

pendidikan

Rendah (SD)

Sedang (SMP-SMA)

Tinggi (Perguruan Tinggi)

1

21

8

3.33

70.00

26.67

5 Kepemilikan

media massa

Rendah (memiliki satu dari

ketiga media massa (koran, radio

dan televisi))

Sedang (memiliki dua dari ketiga

media massa (Koran, radio, dan

televisi))

Tinggi (memiliki ketiga media

massa (Koran, radio dan televisi)

9

15

6

30.00

50.00

20.00

Total 30 100.00

Page 60: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

38

Karakteristik Demografis ini meliputi usia, jenis kelamin, tingkat

pendapatan, tingkat pendidikan dan kepemilikan media massa:

Usia

Responden dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori usia

berdasarkan Havigurst (1950) dalam Mugniesyah (2006) dimana usia dapat

dikategorikan menjadi masa awal dewasa (18-29 tahun), masa usia menengah

(30-50 tahun), dan masa tua (> 50 tahun). Tabel 6 menunjukan bahwa usia masa

awal dewasa (18-29 tahun) memiliki persentase tertinggi yaitu 66.67 persen. Hal

ini dikarenakan responden dalam kategori usia masa awal dewasa rata-rata adalah

pelajar dan memiliki banyak waktu luang untuk mendengarkan siaran radio

komunitas Jaseng FM khususnya sore hari dan malam hari. Pada kategori masa

usia menengah hanya sekitar 23.33 persen dan kategori usia tua hanya mencapai

10.00 persen dikarenakan pada kedua kategori ini lebih banyak responden yang

sudah memiliki pekerjaan dan menghabiskan waktunya untuk bekerja pada siang

hingga sore hari dan malam harinya mereka beristirahat sehingga mereka jarang

mendengarkan radio dan lebih memilih untuk berinteraksi secara langsung dan

mengikuti acara keagamaan di sekitar tempat tinggalnya.

Jenis Kelamin

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebanyak 70.00 persen responden berjenis

kelamin laki-laki dan sebanyak 30.00 persen responden berjenis kelamin

perempuan. Hal ini dikarenakan pendengar aktif laki-laki lebih bersikap berani

dalam mengikuti setiap rangkain acara on air radio komunitas Jaseng FM yaitu

dengan menelefon atau SMS untuk request atau meminta lagu, berkirim salam

dengan pendengar lain, dan mengikuti kuis yang diadakan oleh radio komunitas.

Persentase pendengar perempuan lebih kecil daripada pendengar laki-laki karena

perempuan tidak lebih berani dari laki-laki dalam mengikuti acaraon air dan

menelefon radio Jaseng FM untuk sekedar berkirim salam, mengikuti kuis,

maupun requestatau meminta lagu saat rangkain acara radio disiarkan. Penyiar

radio komunitas yang mayoritas laki-laki menjadi alasan bahwa pendengar

perempuan lebih pasif sehingga pada kategori jenis kelamin, pendengar aktif laki-

laki yang lebih dominan.

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan pada penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu

tingkat pendidikan rendah, tingkat pendidikan sedang dan tingkat pendidikan

tinggi. Tingkat pendidikan rendah meliputi responden yang telah menempuh

pendidikan formal terakhir hingga tingkat SD, tingkat pendidikan sedang meliputi

responden yang telah menempuah pendidikan formal terahir hingga tingkat SMP

dan SMA, lalu tingkat pendidikan tinggi meliputi responden yang telah

menempuh tingkat pendidikan formal hingga tingkat perguruan tinggi. Pada

Page 61: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

39

penelitian ini hanya satu responden yang tingkat pendidikannya rendah yaitu

hanya menempuh lulusan terakhir tingkat SD dan persentase tertinggi sebesar

70.00 persen di tingkat pendidikan sedang. Seperti pada data penduduk

Kecamatan Walantakabahwa 40.89 persen penduduk adalah lulusan SMP dan

SMAserta 51.66 persen penduduk Kecamatan Walantaka adalah sebagai

buruh/karyawan/swasta. Jadi, sedikitnya persentase responden di tingkat

pendidikan tinggi karena beberapa responden setelah lulus tingkat SMP maupun

SMA mereka langsung bekerja, baik menjadi buruh, karyawan swasta, maupun

berwirausaha.

Tingkat Pendapatan

Penggolongan tingkat pendapatan pada penelitian ini adalah berdasarkan

data yang diperoleh di lapang. Sehingga digolongkan menjadi tiga tingkatan yaitu

tingkat pendapatan rendah, tingkat pendapatan sedang, dan tingkat pendapatan

tinggi. Tingkat pendapatan rendah adalah responden yang memiliki pendapatan ≤

Rp 100 000 00/bulan dengan persentase sebesar 46.67 persen. Persentase tersebut

berasal dari pendengar aktif radio komunitas Jaseng FM yang berstatus sebagai

ibu rumah tangga dan juga pelajar. Lalu pada tingkat pendapatan sedang yaitu

responden yang memiliki pendapatan Rp 200 000 00/bulan – Rp 900 000 00/bulan

rata-rata memiliki pekerjaan sebagai buruh dan pegawai toko atau pekerja

serabutan dengan persentase sebanyak 20.00 persen, sedangkan pada tingkat

pendapatan tinggi responden yang tergolong kategori ini merupakan responden

yang berpenghasilan ≥ Rp 1 000 000 00/bulan. Responden pada kategori ini rata-

rata adalah yang berwirausaha dan juga sebagai karyawan swasta di berbagai

perusahaan di Banten, sehingga penghasilan mereka lebih dari Rp 1 000 000 00/

bulan dan sebanyak 33.33 persen responden pendengar aktif termasuk pada

responden dengan tingkat pendapatan tinggi.

Kepemilikan Media Massa

Koran, radio, dan televisi merupakan sarana media yang digunakan untuk

berkomunikasi dengan khalayak luas. Pada penggolongan kepemilikan media,

responden yang hanya memiliki salah satu dari ketiga media tersebut yaitu hanya

memiliki Koran baik berlangganan maupun eceran, hanya memiliki televisi atau

hanya memiliki radio termasuk kedalam kategori kepemilikan media rendah.

Responden yang memiliki dua media massa dari ketiga media massa tersebut

termasuk dalam kategori kepemilikan media massa sedang. Sedangkan responden

yang memiliki ketiga media massa tersebut baik berlangganan Koran maupun

secara eceran membeli koran termasuk dalam kategori kepemilikan media massa

tinggi. Pada penelitian ini persentase tertinggi pada kategori kepemilikan media

massa sedang dengan persentase sebesar 50.00 persen. Responden yang termasuk

dalam ketegori ini hanya memiliki media massa radio dan televisi namun terdapat

beberapa responden saja yang disertai dengan berlangganan koran maupun

membeli koran secara eceran. Hal ini disebabkan karena media massa koran

Page 62: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

40

merupakan media yang sulit dijangkau oleh responden. Hal ini diungkapkan oleh

salah satu responden.

“Ya saya sih mending dengar radio, kalau baca koran jauh belinya

dan ga ada loper koran masuk ke desa saya. Saya juga cuma

lulusan SD gabisa baca lancar, mending denger radio komunitas

bisa langsung ngobrol ga usah cape baca-baca, dapet deh

informasi tentang berita-berita yang terbaru.” (Js, 60 tahun)

Ikhtisar

Pembahasan diatas menunjukkan bahwa pendengar aktif radio komunitas

mayoritas berjenis kelamin laki-laki dengan persentase sebesar 70.00 persen. Pada

kategori usia, persentase terbesar terdapat pada kategori masa awal dewasa

dengan rentang usia mulai dari 18-29 tahundengan persentase sebesar 66.67

persen. Pada karakteristik demografis di tingkat pendapatan, 46.67 persen

pendengar memiliki pendapatan sebesar ≤ Rp 100 000 00/bulan. Pendidikan

terakhir pendengar aktif radio Jaseng FM mencapai tingkat pendidikan kategori

sedang yaitu lulusan SMP dan SMA dengan persentase sebesar 70.00 persen.

Kepemilikan media massa pendengar termasuk pada kategori sedang yaitu

memiliki dua dari ketiga media massa (koran, radio, dan televisi) rata-rata

responden memiliki radio dan televisi dengan persentase sebesar 50.00 persen.

Motivasi Mendengarkan Radio Komunitas Jaseng FM

Motivasi penggunaan media menurut McQuail (1987) terdiri atas motivasi

informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan hiburan. Dalam

penelitian ini, keempat motivasi tersebut dijabarkan melalui 16 pertanyaan yang

berhubungan dengan beberapa aspek dari masing-masing motivasi dan

disesuaikan dengan setiap program siaran yang disiarkan oleh radio komunitas

Jaseng FM. Berdasarkan skor yang telah diperoleh, motivasi responden dalam

mendengarkan radio komunitas Jaseng FM dibagi menjadi tiga kategori yaitu

rendah, sedang, dan tinggi. Tabel 7 memperlihatkan jumlah responden

berdasarkan motivasi dan kategori motivasi mendengarkan.

Page 63: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

41

Tabel 7 Jumlah dan persentase responden berdasarkan motivasi mendengarkan

siaran radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka Tahun

2014

No Jenis motivasi Kategori

motivasi

Jumlah

(orang)

Persentase

( %)

1

Motivasi informasi

Rendah

Sedang

Tinggi

0

3

27

0.00

10.00

90.00

2

Motivasi identitas Pribadi

Rendah

Sedang

Tinggi

4

17

9

13.33

56.67

30.00

3 Motivasi integrasi dan

interaksi sosial

Rendah

Sedang

Tinggi

2

14

14

6.66

46.67

46.67

4 Motivasi hiburan

Rendah

Sedang

Tinggi

1

21

8

3.33

70.00

26.67

Total 30 100.00

Motivasi Informasi

Kategori dalam motivasi informasi yang memiliki persentase tertinggi

adalah kategori motivasi informasi tinggi dengan persentase sebesar 90.00 persen.

Pada dasarnya pendengar Jaseng FM memiliki motivasi untuk mendengarkan

Jaseng FM agar mereka dapat mengetahui bagaimana suasana sekitar daerah

Walantaka baik dari lalu lintas, keadaan masyarakat, dan peristiwa penting

lainnya di sekitar Kecamatan Walantaka. Para pendengar ternyata tidak hanya

ingin mengetahui berbagai informasi dan peristiwa mengenai daerah radio

melainkan mereka juga memberikan informasi mengenai daerah Kecamatan

Walantaka. Seperti pada pernyataan salah satu responden mengenai motivasinya

mendengarkan radio Jaseng FM yaitu.

“Saya suka nelfon jaseng kalau lagi on air teh, sekalian kasih tau

gimana lalu lintas di sekitaran Walantaka sampai Ciruas. Karena

penyiarnya juga suka ngasih informasi jadi saling bekerja sama saja

dengan pendengar.” (Ag, 25 tahun)

Motivasi informasi merupakan motivasi yang berkaitan dengan usaha untuk

mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan

terdekat juga untuk memuaskan rasa ingin-tahu dan minat umum para pendengar.

Motivasi ini dapat terpenuhi apabila pendengar mengikuti program siaran radio

komunitas Jaseng FM pada saat talkshow. Talkshow yang disiarkan oleh Jaseng

FM mendatangkan narasumber yang sangat beragam dan dari beragam bidang

keahlian yang dapat memberikan informasi kepada para pendengar.

Page 64: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

42

Motivasi Identitas Pribadi

Pada motivasi ini hanya memberikan persentase sebanyak 56.67 persen,

persentase tersebut terdapat pada kategori motivasi identitas pribadi sedang.

Motivasi ini berkaitan dengan bagaimana pendengar dapat mengidentifikasi diri

dengan nilai-nilai lain dalam media khususnya radio komunitas dan meningkatkan

pemahaman tentang diri sendiri atas perannya dalam mendengarkan radio

komunitas. Keinginan pendengar pada motivasi ini didukung oleh peran radio

komunitas “dari-oleh-untuk-tentang” warga atau komunitas, sehingga para

pendengar dapat beraktualisasi bahwa mereka memang pendengar aktif radio

komunitas dengan mengikuti berbagai program siaran melalui telefon dan SMS

sehingga mereka dapat dikenal oleh banyak pendengar radio komunitas.

Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial

Menemukan bahan percakapan, berinteraksi dengan masyarakat sekitar,

memperoleh banyak teman, dan menjalin keakraban dengan penyiar merupakan

alasan utama para pendengar memilih motivasi integrasi dan interaksi sosial.

Berdasarkan Tabel 7, persentase pada motivasi in mencapai 46.67 persen.

Persentase tersebut seimbang antara kategori motivasi sedang dan tinggi.

Persentase tersebut menunjukkan bahwa dengan mendengarkan dan ikut

berpartisipasi melalui telefon dan SMS di berbagai program siaran radio

komunitas, pendengar dapat memenuhi keinginannya dalam hal berinteraksi

dengan penyiar serta memenuhi keinginan mereka agar dapat berkirim salam dan

berinteraksi secara tidak langsung melalui media radio dengan pendengar lainnya.

Motivasi Hiburan

Persentase motivasi pada Tabel7 mencapai 70.00 persen pada kategori

motivasi sedang. Motivasi ini berkaitan dengan usaha untuk melepaskan diri dari

permasalahan, bersantai, mengisi waktu luang dan memperoleh sesuatu yang

sifatnya menghibur. Program siaran STAN dan Begadang merupakan program

hiburan yang sangat diminati para pendengar khususnya yang menyukai musik,

baik aliran musik dangdut maupun pop. Kedua program tersebut diposisikan pada

jam 19.00 - 24.00 WIB karena pada dasarnya pendengar radio komunitas pada

jam tersebut melepas lelahnya setelah beraktivitas seharian. Alasan tersebut

menjadikan para pendengar memilih motivasi ini untuk mendengarkan radio

komunitas, seperti yang dinyatakan oleh salah satu pendengar.

“Saya mah maunya cuma buat nemenin saya pas santai teh habis

pulang kerja, karena dengerin lagu dangdut bisa bikin saya lebih

tenang.”(Sy, 35 tahun)

Page 65: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

43

Ikhtisar

Motivasi pendengar sangatlah tinggi dalam mendengarkan radio komunitas

Jaseng FM, namun motivasi tertinggi adalah pada motivasi informasi dengan

kategori motivasi informasi tinggi yaitu sebesar 90.00 persen. Pendengar memilki

motivasi untuk mengetahui informasi mengenai komunitasnya dan keadaan

wilayah Kota Serang dan wilayah sekitar Kecamatan Walantaka. Selain itu,

motivasi lain yang dipilih pendengar adalah motivasi hiburan dengan persentase

sebesar 70.00 persen yang menjadikan radio sebagai media dalam mengisi waktu

luang para pendengar.

Kualitas Penyiaran Radio Komunitas Jaseng FM

Romli (2009) menyatakan bahwa jenis program siaran, materi siaran, durasi

penyiaran, kualitas pemancar radio, dan kualifikasi penyiar merupakan elemen

utama dalam menganalisis keunggulan dan kualitas stasiun radio, begitu juga

dengan radio komunitas. Penelitian radio komunitas ini menggunakan tiga faktor

dalam menganalisis kualitas siaran radio komunitas, analisis kualitas siaran

tersebut dijabarkan melalui 20 pertanyaan yang berhubungan dengan beberapa

aspek dari masing-masing penilaian kualitas siaran radio komunitas Jaseng FM.

Setiap pertanyaan diukur dengan skala likert diantaranya, yaitu (1) sangat tidak

setuju, (2) tidak setuju, (3) Netral, (4) Setuju, dan (5) sangat setuju. Berdasarkan

skor yang telah diperoleh, kualitas siaran radio komunitas Jaseng FM dibagi

menjadi tiga kategori yatu rendah, sedang, dan tinggi. Tabel 8 memperlihatkan

jumlah responden berdasarkan Kualitas Penyiaran Radio Komunitas Jaseng FM.

Tabel 8 Jumlah dan persentase responden berdasarkan kualitas penyiaran radio

komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka Tahun 2014

No Kualitas

penyiaran Kategori

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 Kesesuaian

materi siaran

Kesesuaian rendah

Kesesuaian sedang

Kesesuaian tinggi

3

20

7

10.00

66.67

23.33

2

Kualitas

pemancar

radio

Kualitas pemancar rendah

Kualitas pemancar sedang

Kualitas pemancar tinggi

12

7

11

40.00

23.33

36.67

3

Kualitas

penyiar

Kualitas penyiar rendah

Kualitas penyiar sedang

Kualitas penyiar tinggi

0

16

14

0.00

53.33

46.67

Total 30 100.00

Page 66: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

44

Kesesuaian Materi Siaran

Kemampuan dalam menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas

menjamin akan tersebarluasnya informasi walaupun terpisah secara geografis.

Radio komunitas menjadikan radio sebagai media untuk menyebarluaskan

informasi komunitas. Informasi yang diberikan tidak hanya sebatas informasi

faktual mengenai komunitas melainkan yang sifatnya juga menghibur komunitas

melalui budaya yang dimiliki komunitas itu sendiri. Hal tersebut tercermin dalam

format program siaran radio komunitas Jaseng FM yang berkontribusi untuk

meningkatkan pemahaman, pengetahuan bersifat pendidikan, budaya, agama,

informasi serta program acara hiburan dan kesenian juga program bagi iklan

layanan masyarakat. Format program siaran tersebut tercermin dari keempat

program siaran Jaseng FM yaitu Refresh. STAN, Begadang, dan PDKT.

Kesesuaian materi siaran pada penelitian ini berdasarkan penilaian pendengar

mengenai apakah keempat program tersebut telah mencerminkan visi dan misi

dari radio komunitas Jaseng FM. Pada dasarnya program yang telah disusun oleh

pengelola radio komunitas telah memenuhi kebutuhan para pendengarnya, dengan

persentase tertinggi pada ketegori kesesuaian materi siaran sedang dan tinggi yaitu

masing-masing sebanyak 66.67 persen dan 23.33 persen telah membuktikan

bahwa materi yang disiarkan para penyiar telah sesuai dengan kebutuhan serta visi

dan misi dari radio komunitas Jaseng FM sebagai radio komunitas yang selalu

berupaya untuk memenuhi kebutuhan komunitasnya itu sendiri.

Kualitas Pemancar Radio

Pemancar merupakan hal utama dalam berkomunikasi menggunakan media

khsusnya radio. Pemancar yang dimiliki Jaseng FM pada awalnya merupakan

pemancar rakitan pemilik Jaseng FM sendiri dan seiring dengan perkembangan

zaman juga kemajuan teknologi pemancar diperbaiki sedemikian rupa sehingga

dapat menjangkau pendengar hingga jarak maksimal yang sesuai dengan aturan

pemancar radio komunitas. Pemancar radio komunitas memiliki aturan tersendiri

yang menjadikan radio komunitas berbeda dengan radio komersil maupun radio

publik. Wilayah jangkauan siaran radio komunitas adalah 2.5 km dengan

maksimum 50 watt. Pemancar yang dimiliki Jaseng FM selalu diperiksa secara

berkala namun memang hingga saat ini apabila cuaca sekitar Kecamatan

Walantaka buruk, maka pemancar radio sering terganggu dan mengakibatkan

siaran pada saat itu akan terganggu dan pengelola lebih memilih untuk

menghentikan penyiaran agar tidak terjadi hal-hal yang dapat mengganggu

pemancar dan keberlangsungan siaran radio selanjutnya. Berdasarkan Tabel 8,

pendengar menilai bahwa kualitas pemancar radio komunitas terdapat pada

kategori rendah dengan persentasi sebesar 40.00 persen namun menurut sebagian

responden juga memiliki kualitas pemancar yang tinggi dengan persentase 36.67

persen karena jarak mereka yang masih berdekatan dengan alamat radio

komunitas Jaseng FM.

Page 67: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

45

Kualitas Penyiar

Peraturan radio komunitas tidak mewajibkan para warga yang ingin menjadi

penyiar memiliki keahlian dalam bidang jurnalistik, sehingga pengelola dan

penyiar tetap radio komunitas sangat terbuka kepada warga yang ingin menjadi

penyiar ataupun hanya ingin melihat para penyiar bersiaran secara langsung di

radio komunitas Jaseng FM. Namun pada dasarnya penyiar radio komunitas

Jaseng FM harus mahir dalam berbahasa daerah Serang yang dikenal dengan

bahasa jaseng atau Jawa-Serang. Penyiar merupakan orang yang bertugas

membawakan atau memandu acara di radio, menjadi ujung tombak radio dalam

berkomunikasi atau berhubungan langsung dengan pendengar dan penentu

keberhasilan acara radio tersebut (Romli, 2009). Penyiar memegang peran penting

dalam membawa misi suatu program radio. Pada Tabel 8diperoleh persentase

tertinggi pada kategori kualitas penyiar sedang sebesar 53.33 persen dan kualitas

penyiar tinggi sebesar 46.67 persen.

Ikhtisar

Kualitas penyiaran radio komunitas tegolong cukup baik karena pendengar

dengan mudahnya dapat mencari frekuensi radio komunitas Jaseng FM yaitu

107,7 FM. Pada kualitas penyiaran, persentase tertinggi terdapat pada penilaian

responden terhadap kesesuaian materi siaran yaitu sebesar 66.67 persen. Materi

yang disiarkan sudah sesuai dengan visi dan misi radio komunitas Jaseng FM

serta sesuai dengan budaya, nilai dan norma yang ada di Kecamatan Walantaka.

Didukung dengan kemampuan para penyiar Jaseng FM yang mahir dalam

membawakan program siaran Jaseng FM sehingga kualitas penyiar termasuk

dalam kategori sedang dengan persentase sebesar 53.33 persen dan kategori tinggi

dengan persentase sebesar 46.67 persen. Namun pada kualitas pemancar masih

termasuk dalam kategori kualitas pemancar rendah karena terkadang pendengar

tidak secara jernih dapat mendengarkan siaran radio komunitas Jaseng FM saat

cuaca mulai memburuk.

Terpaan Media Radio Komunitas Jaseng FM

Katz (1974) dalam Morissan (2005) menyatakan bahwa kondisi sosial

psikologis seseorang menyebabkan adanya kebutuhan yang menciptakan harapan-

harapan (motif) terhadap media massa atau sumber-sumber lain yang membawa

kepada perbedaan pola penggunaan media. Selanjutnya perbedaan pola pengunaan

media ini akan menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan konsekuensi lainnya,

termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya. Penggunaan media pada penelitian

ini meliputi terpaan pendengar terhadap radio komunitas Jaseng FM yaitu

frekuensi mendengarkan, durasi mendengarkan dan pemilihan acara siaran Jaseng

FM. Frekuensi mendengarkan merupakan seberapa sering dalam hitungan hari

dalam satu minggu responden mendengarkan radio komunitas, sedangkan durasi

Page 68: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

46

mendengarkan adalah seberapa sering dalam hitungan menit dalam satu hari

responden mendengarkan radio komunitas. Pemilihan acara siaran merupakan

berapa banyak acara yang didengarkan oleh responden pada saat satu hari sebelum

peneliti memberikan kuesioner kepada responden khususnya para pendengar aktif

radio komunitas Jaseng FM.

Tabel 9 Jumlah dan persentase responden berdasarkan terpaan media radio

komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun 2014

No Terpaan media Jumlah

(orang)

Persen

(%)

1

Frekuensi mendengarkan (dalam seminggu)

Rendah (1 – 2 hari)

Sedang (3 – 4 hari)

Tinggi (≥5 hari)

1

23

6

3.33

76.67

20.00

2

Durasi mendengarkan (dalam menit)

Rendah (<180 menit)

Sedang (≥180 –240 menit)

Tinggi (>240menit)

22

6

2

73.33

20.00

6.67

3

Pemilihan acara

Rendah (1 acara)

Sedang (2 acara)

Tinggi (3 – 4 acara)

20

9

1

66.67

30.00

3.33

Total 30 100.00

Frekuensi Mendengarkan Radio Komunitas Jaseng FM

Tingkat keseringan respondenmendengarkan siaran radio komunitas Jaseng

FM dalam rentang satu minggu dapat dilihat pada Tabel 9. Dapat diketahui bahwa

mayoritas responden memiliki frekuensi dalam mendengarkan radio komunitas

Jaseng FM pada kategori sedang dengan persentase 76.67 persen.Berdasarkan

pernyataan yang diperoleh melalui wawancara mendalam, responden yang

mendengarkan radio komunitas dengan frekuensi sedang mengaku tidak terlalu

rutin dalam mendengarkan dalam periode satu minggu karena kegiatan lain yang

memang mengharuskan responden untuk tidak mendengarkan radio, misalnya

responden yang bekerja sebagai pegawai toko, siswa dan juga buruh hanya dapat

mendengarkan pada hari sabtu dan minggu serta hari-hari tertentu saat responden

libur dan memiliki waktu luang untuk mendengarkan radio. Hasil wawancara lain

adalah pengakuan responden yang hanya ingin mendengarkan apabila telah

memiliki janji dengan responden lain untuk on air pada acara tertentu.

“Iya neng saya sih mau dengerin kalau temen saya juga dengerin biar

bisa kirim-kirim salam gitu. Jadi tergantung kelompok temen-temen

saya ajah seminggu palingan hari jum’at sampe minggu.” (Tn, 20

tahun)

Page 69: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

47

Pada kategori frekuensi mendengarkan tinggi, tergolong pada responden

yang menjadi ibu rumah tangga juga responden yang memiliki pekerjaan

berwirausaha serta responden yang diperbolehkan untuk menggunakan media

massa dalam menjalankan pekerjaannya, misalnya tukang bengkel. Lalu hanya

satu responden yang termasuk dalam kategori frekuensi mendengarkan rendah

karena faktor pekerjaan serta kesibukan responden yang lainnya, sehingga hanya

dapat mendengarkan pada hari sabtu ataupun minggu saja.

Durasi Mendengarkan radio komunitas Jaseng FM

Durasi mendengarkan radio komunitas diukur dengan pertanyaan-

pertanyaan untuk responden seberapa lama waktu responden mendengarkan siaran

radio komunitas Jaseng FM dalam hitungan menit. Rata-rata siaran acara Jaseng

FM adalah 180 menit atau sekitar 3 jam. Jadi penggolongan kategori dalam durasi

mendengarkan terdapat tiga kategori yaitu durasi mendengarkan rendah, durasi

mendengarkan sedang, dan durasi mendengarkan tinggi. Penggolongan tersebut

berdasarkan data lapang dan menggunakan rentang kelas.

Data Tabel 9 menunjukkan bahwa durasi mendengarkan para responden

lebih mengarah pada durasi mendengarkan rendah. Hal tersebut dikarenakan satu

acara radio komunitas hanya disiarkan selama 180 menit dan berhubungan dengan

pemilihan acara di Tabel 9 yaitu persentase tertinggi terdapat pada pemilihan

acara rendah(satu acara siaran) dan dari 30 responden rata-rata responden lebih

memilih untuk mendengarkan acara STAN yaitu Sajian Tembang Andalan atau

acara Begadang. Acara tersebut menjadi andalan radio komunitas Jaseng FM

karena posisi acara tersebut yang ditempatkan pada pukul 19.00-24.00 WIB. Pada

jam tersebut merupakan jam siaran yang paling sering didengar oleh para

pendengar aktif Jaseng FM karena pendengar pada saat itu sedang beristirahat

setelah beraktifitas.

Pemilihan Acara Siaran Radio Komunitas Jaseng FM

Program acara yang disiarkan oleh radio komuniatas Jaseng FM merupakan

program siaran yang telah ditentukan oleh pengelola serta para kru ataupun

penyiar. Program yang disajikan berdasarkan visi dan misi radio sehingga terdapat

empat program siaran yang sejak awal radio tersebut didirikan menjadi bagian

dari program unggulan radio komunitas ini. Program tersebut adalah “PDKT

(Prestasi dan Kreativitas)” yaitu program yang memberikan kesempatan bagi para

pendengar untuk memberikan hasil karyanya dalam bentuk apapun untuk

disiarkan secara interaktif, “Refresh” yaitu program musik untuk menemani para

pendengar menjelang malam hari, “STAN (Sajian Tembang Andalan)” yaitu

program interaktif dimana para pendengar dapat request lagu yang menjadi

andalannya, dan program “Begadang” yaitu program khusus menemani para

pendengar saat ronda maupun pendengar yang baru mulai bekerja saat malam

hari.

Berdasarkan Tabel 9 hanya 3.00 persen responden saja yang termasuk

dalam kategori tinggi pemilihan acara siaran radio komunitas yaitu mendengarkan

Page 70: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

48

tiga hingga keempat program yang disajikan radio komunitas. Pada kategori

rendah hanya 30 persen saja dari seluruh responden yang menjadi pendengar aktif

radio komunitas, sedangkan pada kategori rendah yaitu hanya memilih untuk

mendengarkan satu acara siaran merupakan persentase terbesar dari ketiga

kategori tersebut sebesar 67 persen. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor

seperti beberapa alasan responden mendengarkan radio komunitas bila program

siaran tersebut disisipkan oleh program talshow yang mendatangkan narasumber,

lalu ada beberapa responden yang memberikan alasan akan mendengarkan bila

acara tersebut dipandu oleh penyiar favorit mereka. Beberapa responden juga

memberikan alasan bahwa hanya ingin mendengarkan satu program acara karena

memang hanya memiliki waktu senggang pada saat program tersebut saja,

misalnya program STAN. Program ini rata-rata dipilih oleh responden karena jam

siaran program ini tepat sehabis maghrib hingga pukul 21.00 WIB dan juga

menyiarkan lagu-lagu andalan para pendengar juga menerima request dari

pendengar. Program Begadang juga rata-rata dipilih oleh para responden karena

mayoritas pendengar di Kecamatan Walantaka ini menyukai musikberaliran

dangdut.

Ikhtisar

Pembahasan diatas menunjukkan bahwa dalam memenuhi kebutuhan atau

motivasi yang dimiliki oleh pendengar, frekuensi mendengarkan, durasi

mendengarkan dan pemilihan acara siaran radio komunitas harus diperhatikan.

Penemuan peneliti di lapang bahwa frekuensi mendengarkan pendengar aktif

radio Jaseng FM memiliki persentase tertinggi pada kategori sedang yaitu

mendengarkan radio dalam tiga sampai empat hari dalam satu minggu. Pada

durasi mendengarkan persentase tertinggi terdapat pada kategori rendah dengan

durasi kurang dari 180 menit dalam satu hari. Hal tersebut sesuai dengan pilihan

acara responden yang termasuk dalam kategori rendah yaitu hanya memilih satu

dari empat acara yang ada. Satu acara atau program siaran Jaseng FM memiliki

durasi 3–4 jam atau dalam hitungan menit adalah 180 menit atau bisa lebih dari

180 menit di hari-hari atau tema tertentu, sehingga persentase tertinggi termasuk

pada durasi dan pemilihan acara kategori rendah.

Page 71: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

49

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS DENGAN

MOTIVASI MENDENGARKAN RADIO KOMUNITAS

JASENG FM

Hubungan Usia dengan Motivasi Mendengarkan

Usia merupakan salah satu karakteristik demografis yang biasanya

berpengaruh saat proses penyususunan program siaran radio komunitas. Usia

pendengar yang beragam menjadi pertimbangan bagi pengelola radio komunitas

untuk membuat program yang sesuai dengan kategori usia pendengar serta

kebutuhan pendengar agar para pendengar memiliki motivasi yang tinggi dalam

mendengarkan radio komunitas Jaseng FM.

Koefisienhasil uji statistik Rank Spearman pada tabel 10 menyatakan arah

hubungan negatif pada motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi

sosial dan motivasi hiburan. Hasil tersebut berkaitan dengan hasil peneliti di

lapangbahwa apabila faktor usia meningkat maka ketiga motivasi mendengarkan

tersebut akan menurun, begitu pula sebaliknya. Hal tersebut membuktikan

bagaimana kemampuan seseorang yaitu semakin tua usia seseorang maka akan

mengalami penurunan kualitas fisik, psikologis maupun kognitif3.

Tabel 10 Hasil uji statistik korelasi antara usia dengan motivasi mendengarkan

radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun 2014

No Usia

Jenis motivasi

Motivasi

informasi

Motivasi

identitas

pribadi

Motivasi

integrasi dan

interaksi

sosial

Motivasi

hiburan

1 Koefisien

korelasi rs = 0,471** rs = -0.111 rs = -0.094 rs = -0.243

2 p 0.009 0.558 0.623 0.195

Keterangan:

rs = nilai Rank Spearman

p = nilai sig. (2-tailed)

** = Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Arah hubungan negatif pada usia dengan motivasi tersebut dikarenakan

pendengar yang lebih tua, lebih memiliki motivasi informasi dalam menggunakan

media radio komunitas Jaseng FM dan bukan motivasi atau keinginan untuk

berinteraksi, beraktualisasi diri sebagai pendengar aktif Jaseng FM dan

mendapatkan hiburan dengan mendengarkan radio komunitas Jaseng FM.

3www.bkkbn.go.id

Page 72: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

50

Responden yang memiliki usia lebih tua lebih memilih untuk berinteraksi secara

langsung dan tidak menggunakan media dalam kehidupan sehari-harinya, namun

hanya ingin mendengarkan informasi yang sifatnya menambah pengetahuan

mereka mengenai daerah sekitar dan hal-hal yang sifatnya aktual melalui media

radio komunitas Jaseng FM tersebut.

Nilai signifikan usia dengan motivasi mendengarkan menunjukkan

hubungan dengan usia responden, namun hubungan yang terjadi hanya pada usia

dengan motivasi informasi (p<0.05). Kekuatan hubungan usia dengan motivasi

informasi tergolong cukup berarti atau sedang (0.40 < KK ≤ 0.70), sedangkan

hubungan usia dengan motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi

sosial, dan motivasi hiburan tergolong hubungan yang rendah sekali atau lemas

sekali (0.20 < KK ≤ 0.40).

Hubungan Jenis Kelamin dengan Motivasi Mendengarkan

Pada dasarnya pendengar berjenis kelamin perempuan memiliki motivasi

yang sama denganpendengar berjenis kelamin laki-laki. Pada penelitian ini

responden berjenis kelamin laki-laki memiliki motivasi mendengarkan lebih

tinggi daripada responden berjenis kelamin perempuan. Hasil uji Chi Square

menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan dengan motivasi

mendengarkan (p>0.05)

Tabel 11 Hasil uji Chi Square antara jenis kelamin dan motivasi mendengarkan

radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun 2014

No Jenis

Kelamin

Jenis motivasi

Motivasi

informasi

Motivasi

identitas

pribadi

Motivasi

integrasi dan

interaksi

sosial

Motivasi

hiburan

1 χ² 0.018 5.275 5.170 1.190

2 p 0.894 0.072 0.075 0.551

Keterangan:

χ² = nilai chi square

p = nilai sig. (2-tailed)

Tabel 11 menunjukkan bahwahubungan jenis kelamin dengan motivasi

informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial,

maupun motivasi hiburan tidak memiliki hubungan yang nyata (p>0.05). Hal

tersebut membuktikan bahwa motivasi pendengar berjenis kelamin laki-laki sama

dengan motivasi mendengarkan pendengar berjenis kelamin perempuan yaitu

lebih memilih media komunitas Jaseng FM untuk berinteraksi, beraktualisasi diri

sebagai pendengar aktif radio Jaseng FM, memperoleh informasi, dan untuk

mengisi waktu luang. Hasil wawancara mendalam dengan responden, sebagian

Page 73: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

51

pendengar perempuan maupun pendengar laki-laki yang aktif mengikuti program

siaran radio komunitas melalui telefon dan SMS menyatakan bahwa.

Responden Perempuan

“Kalau saya sih teh ikut SMS aja biar bisa salam-salam sama temen-

temen saya di kampung lain. Soalnya kalau telefon suka malu sama

penyiarnya.” (Sc, 18 tahun)

Responden Laki-laki

“Ya, kalau saya neng biar terkenal aja gitu jadi suka telefonin Jaseng,

sama biar dikenal penyiarnya juga.” (Fy, 22 tahun)

Rata-rata responden berjenis kelamin perempuan dan laki-laki

mengutarakan alasan yang sama seperti yang dinyatakan kedua responden tersebut

sehingga pada responden perempuan motivasi yang terlihat adalah motivasi

integrasi dan interaksi sosial sedangkan pada responden laki-laki lebih terlihat

motivasi identitas pribadi mereka dalam mendengarkan siaran radio Jaseng FM.

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Motivasi Mendengarkan

Responden yang menjadi pendengar aktif radio komunitas Jaseng FM

diKecamatan Walantaka tergolong telah menempuh pendidikan formal khususnya

di tingkat SMP dan SMA.Berdasarkan Tabel 12, tingkat pendidikan dengan

motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi

sosial, maupun motivasi hiburan tidak memiliki hubungan yang nyata (p >0.05).

Tabel 12 Hasil uji statistik korelasi antara tingkat pendidikan dengan motivasi

mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka

tahun 2014

No Tingkat

pendidikan

Jenis motivasi

Motivasi

informasi

Motivasi

identitas

pribadi

Motivasi

integrasi dan

interaksi

sosial

Motivasi

hiburan

1 Koefisien

korelasi rs = 0.206 rs = -0.123 rs = -0.082 rs = -0.101

2 p 0.275 0.517 0.668 0.595

Keterangan:

rs = nilai Rank Spearman

p = nilai sig. (2-tailed)

Page 74: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

52

Kekuatan hubungan tingkat pendidikan dengan motivasi informasi, motivasi

identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan

tergolong hubungan yang rendah sekali atau lemas sekali (0.20 < KK ≤

0.40).Berdasarkan hasil uji statistik tersebut tingkat pendidikan pendengar tidak

memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi pendengar dalam mendengarkan

radio komunitas Jaseng FM. Radio komunitas berprinsip “dari-oleh-untuk-tentang

warga atau komunitas” maka sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin

berpartisipasi serta mendukung jalannya kegiatan penyiaran radio komunitas

Jaseng FM tanpa harus memiliki keahlian khusus dan lulusan dari tingkat

pendidikan tertentu.

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Motivasi Mendengarkan

Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 13, tingkat pendapatan dengan

motivasi berhubungan nyata (p<0.05) khususnya pada motivasi informasi,

motivasi identitas pribadi dan motivasi integrasi dan interaksi sosial. Hal tersebut

dikarenakan pendengar yang termasuk dalam tingkat pendapatan rendah rata-rata

adalah sebagai ibu rumah tangga dan pelajar. Golongan pendengar tersebut

memiliki waktu luang yang lebih untuk mendengarkan radio komunitas sehingga

motivasi mendengarkan mereka juga tinggi baik dalam mencari informasi maupun

sekedar berinteraksi dengan pendengar lain.

Kekuatan hubungan tingkat pendapatan motivasi identitas pribadi dan

motivasi integrasi dan interaksis sosial tergolong hubungan yang cukup berarti

atau sedang (0.40 < KK ≤ 0.70) sedangkan kekuatan hubungan tingkat pendapatan

dengan motivasi informasi dan motivasi hiburan tergolong hubungan yang rendah

atau lemas tetapi pasti (0.20 < KK ≤ 0.40)

Tabel 13 Hasil uji statistik korelasi antara tingkat pendapatan dengan motivasi

mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka

tahun 2014

No Tingkat

pendapatan

Jenis motivasi

Motivasi

informasi

Motivasi

identitas

pribadi

Motivasi

integrasi dan

interaksi

sosial

Motivasi

hiburan

1 Koefisien

korelasi rs = -0.398* rs = 0.511* rs = 0.426* rs = 0.308

2 p 0.029 0.004 0.019 0.098

Keterangan:

rs = nilai Rank Spearman

p = nilai sig. (2-tailed)

* = Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

Page 75: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

53

Patrisia (2011) menyatakan bahwa faktor pendapatan turut menentukan

media apa yang dijadikan khalayak dalam memperoleh informasi. Hal tersebut

terbukti pada penelitian ini karena dengan pendapatan ≤Rp. 100 000 00/bulan

khalayak lebih memilih untuk mendapatkan informasi dan hiburan melalui radio

khususnya radio komunitas. Responden menggunakan radio bertenaga listrik

maupun baterai dan menggunakan aplikasi radio di telefon genggambertujuan

untuk menghemat pengeluaranmereka karena penggunaan media lain seperti

televisi akan lebih mahal dan memberatkan pengeluaran mereka setiap bulannya.

Pada motivasi hiburan tidak terjadi hubungan signifikan karena baik

responden dengan tingkat pendapatan rendah, sedang, maupun tinggimemiliki

motivasi hiburan dalam mendengarkan radio terutama untuk melepas lelah setelah

seharian beraktivitas maupun bekerja.seperti responden yang bekerja di bengkel,

warung, dan penjual sembako dengan pendapatan rendah dan sedang, mereka

mendengarkan radio Jaseng saat mereka bekerja untuk mengisi waktu luangnya

disaat tidak ada pelanggan yang datang ke toko mereka.

Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Motivasi Mendengarkan

Hasil uji statistik Rank Spearman menunjukkan bahwa kepemilikan media

massa tidak berhubungan nyata dengan motivasi mendengarkan baik motivasi

informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial,

maupun motivasi hiburan (p>0.05).

Tabel 14 Hasil uji statistik korelasi antara kepemilikan media massa dengan

motivasi mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan

Walantaka tahun 2014

No

Kepemili-

kan media

massa

Jenis motivasi

Motivasi

informasi

Motivasi

identitas

pribadi

Motivasi

integrasi dan

interaksi

sosial

Motivasi

hiburan

1 Koefisien

korelasi rs = 0.273 rs = 0.009 rs = -0.064 rs = -0.262

2 p 0.144 0.963 0.739 0.162

Keterangan:

rs = nilai Rank Spearman

p = nilai sig. (2-tailed)

Kepemilikan media massa lain seperti televisi dan berlangganan koran tidak

mempengaruhi motivasi para pendengar dalam mendengarkan radio komunitas.

Hal tersebut dikarenakan para pendengar radio komunitas dapat mendengarkan

radio tidak hanya dari radio milik mereka sendiri seperti yang dikemukakan oleh

salah satu responden.

Page 76: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

54

“Saya sih sering dengerin Jaseng FM di radio punya temen saya yang

dia bawa di bengkel, jadi ya saya ikut aja seru dengerinnya bareng-

bareng di tempat kerja.” (Jn, 29 tahun)

Kekuatan hubungan kepemilikan media massa dengan motivasi identitas

pribadi dan motivasi integrasi dan interaksi sosial tergolong hubungan yang

rendah sekali atau lemas sekali (0.00 < KK ≤ 0.20) sedangkan hubungan

kepemilikan media massa dengan motivasi informasi dan motivasi hiburan

tergolong cukup rendah atau lemas tetapi pasti (0.20 < KK ≤ 0.40). Kekuatan

hubungan kepemilikan media massa dengan motivasi informasi dibuktikan oleh

pernyataan responden berikut.

“kalau di kantor ya saya sih dengerin Jaseng di radio punya kantor

saya, itu juga kalau saya lagi ga ada pelanggan teh jadi ya denger-

denger lagu buat hiburan aja sama tau tentang informasi lalu lintas

Walantaka, kan suka ada teh.”(Km, 38 tahun)

Ikhtisar

Pembahasan diatas menunjukkan bahwa semakin tua usia pendengar aktif

radio komunitas maka semakin rendah motivasi pribadi, motivasi integrasi dan

interaksi sosial dan motivasi hiburannya. Hasil uji rank spearman menyatakan

usia hanya berhubungan nyata dengan motivasi informasi (p<0.05) dan memiliki

kekuatan hubungan usia cukup berarti atau sedang (0.40 < KK ≤ 0.70). Tingkat

pendapatan berhubungan nyata dengan motivasi informasi, motivasi identitas

pribadi, dan motivasi integrasi dan interaksi sosial dengan kekuatan hubungan

antara tingkat pendapatan dan motivasi identitas pribadi dan motivasi integrasi

dan interaksis sosial yaitu cukup berarti atau sedang (0.40 < KK ≤ 0.70)

sedangkan dengan motivasi informasi tergolong hubungan yang rendah atau lemas

tetapi pasti (0.20 < KK ≤ 0.40). Pada jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan

kepemilikan media massa tidak terjadi hubungan yang nyata dengan motivasi

mendengarkan karena radio komunitas berprinsip “dari-oleh-untuk-tentang warga

atau komunitas” maka tanpa harus memiliki media radio secara khusus dan

lulusan dari tingkat pendidikan tertentu siapa saja dapat mendengarkan dan dapat

berpartisipasi.

Page 77: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

55

HUBUNGAN KUALITAS PENYIARAN DENGAN TERPAAN

MEDIA RADIO KOMUNITAS JASENG FM

Hubungan Kesesuaian Materi dengan Terpaan Media

Misi radio komunitas Jaseng FM dalam mewujudkan masyarakat yang sadar

informasi, meningkatkan peran dakwah dalam media, dan mewujudkan

masyarakat yang berpendidikan untuk sadar akan hak dan kewajibannya sebagai

warga tercermin melalui beberapa materi siaran pada setiap program radio

komunitas. Berdasarkan Tabel 15, hasil uji statistik Rank Spearman kesesuaian

materi siaran tidak berhubungan nyata dengan terpaan media baik frekuensi

mendengarkan dan pemilihan acara siaran radio komunitas Jaseng FM, tetapi

berhubungan nyatahanya dengan durasi mendengarkan responden (p<0.05).

Tabel 15 Hasil uji statistik korelasi antara kesesuaian materi siaran dengan

terpaan media radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka

tahun 2014

No Kesesuaian

materi siaran

Terpaan media

Frekuensi

mendengarkan

Durasi

mendengarkan

Pemilihan

acara siaran

1 Koefisien korelasi rs = 0.282 rs = 0.432* rs = -0.233

2 p 0.131 0.017 0.215

Keterangan:

rs = nilai Rank Spearman

p = nilai sig. (2-tailed)

* = Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

Kekuatan hubungan kesesuaian materi siaran dengan frekuensi

mendengarkan dan pemilihan acara siaran tergolong rendah atau lemas tetapi pasti

(0.20 < KK ≤ 0.40) dan kekuatan kesesuaian materi siaran dengan durasi

mendengarkan tergolong cukup berarti atau sedang (0.40 < KK ≤ 0.70).

Hasil wawancara mendalam dengan responden menunjukkan bahwa

responden akan semakin lama mendengarkan radio bila isi atau materi yang

disiarkan mengenai komunitasnya. Durasi mendengarkan pada penelitian ini

merupakan seberapa lama pendengar dalam satu hari mendengarkan radio

komunitas Jaseng FM. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini bahwa rata-rata

durasi mendengarkan pendengar dalam satu hari sama dengan satu kali durasi

program siaran radio komunitas, sehingga didapatkan bahwa program acara siaran

radio komunitas sudah sesuai dengan apa yang diharapkan pendengar karena

pendengar telah mendengarkan program siaran secara keseluruhan tanpa

terganggu dengan materi siaran program tersebut.

Page 78: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

56

Hubungan Kualitas Pemancar dengan Terpaan Media

Tingginya persentase responden dalam memilih kualitas pemancar radio

pada kategori rendah yaitu sebesar 40 persen menunjukkan responden tidak

merasakan kualitas pemancar yang lebih baik walaupun keterdedahan responden

pada penelitian ini termasuk dalam kategori tinggi. Hasil uji statistik Rank

Spearman menunjukkan bahwa kualitas pemancar radio komunitas tidak

berhubungan nyata dengan terpaan media (p>0.05).

Tabel 16 Hasil uji statistik korelasi antara kualitas pemancar dengan terpaan

media radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun

2014

No Kualitas pemancar

Terpaan media

Frekuensi

mendengarkan

Durasi

mendengarkan

Pemilihan

acara siaran

1 Koefisien korelasi rs = 0.190 rs = 0.340 rs = -0.171

2 p 0.315 0.066 0.366

Keterangan:

rs = nilai Rank Spearman

p = nilai sig. (2-tailed)

Kekuatan hubungan kualitas pemancar dengan frekuensi mendengarkan

dan pemilihan acara siaran tergolong rendah sekali atau lemas sekali (0.00 < KK ≤

0.20), sedangkan pada kualitas pemancar dengan durasi mendengarkan

kekuatannya tergolong rendah atau lemas tetapi pasti (0.20 < KK ≤ 0.40).

Pada awalnya pemancar yang digunakan merupakan hasil rakitan oleh

pengelola, namun seiring perkembangan zaman serta teknologi akhirnya

pemancar radio komunitas ini juga semakin baik dan diupayakan untuk

memberikan kualitas pemancar terbaik untuk para pendenga. Namun beberapa

responden mengeluhkan bahwa terkadang disaat musim tertentu misalnya musim

hujan, sinyal radio komunitas ini sangat terganggu sehingga respon pendengar

menurun.

Hubungan Kualitas Penyiar dengan Terpaan Media

Berdasarkan Tabel 16, hasil uji Rank Spearman kualitas penyiar tidak

berhubungan nyata dengan frekuensi mendengarkan dan pemilihan acara siaran

radio komunitas, namun berhubungan nyata dengan durasi mendengarkan

(p<0.05). Kekuatan hubungan kualitas penyiar dengan frekuensi mendengarkan

tergolong rendah sekali atau lemas sekali (0.00 < KK ≤ 0.20), kekuatan hubungan

kualitas penyiar dengan pemilihan acara siaran tergolong rendah atau lemas tetapi

Page 79: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

57

pasti (0.20 < KK ≤ 0.40) sedangkan kekuatan hubungan kualitas penyiar dengan

durasi mendengarkan tergolong cukup berarti atau sedang (0.40 < KK ≤ 0.70).

Seperti pada kesesuaian materi siaran, kualitas penyiar juga berhubungan

nyata dengan terpaan media pada faktor durasi mendengarkan pendengar radio

komunitas Jaseng FM. Apabila pendengar lebih lama menyimak dan

mendengarkan siaran radio komunitas, maka lebih terlihat bagaimana kualitas

penyiar yang sedang memandu program siaran radio komunitas Jaseng FM.

Tabel 17 Hasil uji statistik korelasi antara kualitas penyiar dengan terpaan media

radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun 2014

No Kualitas penyiar

Terpaan media

Frekuensi

mendengarkan

Durasi

mendengarkan

Pemilihan

acara siaran

1 Koefisien korelasi rs = 0.058 rs = 0.499* rs = -0.354

2 p 0.762 0.005 0.055

Keterangan:

rs = nilai Rank Spearman

p = nilai sig. (2-tailed)

* = Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

Hubungan yang cukup berarti antara kualitas penyiar dengan durasi

mendengarkan ditunjukkan dengan semakin baik, menarik, komunikatif penyiar

dalam membawakan acara siaran, maka pendengar akan lebih lama mendengarkan

radio komunitas Jaseng FM. Hal tersebut juga menjadikan pendengar akan lebih

aktif berpartisipasi melalui telefon atau request (meminta lagu) saat program on

air. Kualitas penyiar sangat diperhatikan oleh pendengar seperti pernyataan salah

satu responden berikut.

“Iya saya suka sampe habis dengerin Jaseng-nya kalau kang faud

yang siaran, soalnya suaranya bagus terus bawain programnya jadi

seru apalagi pas program Begadang kalau udah denger suara kang

faud pasti langsung denger terus dan jadi lebih seru denger lagu

dangdutnya.”(Ds. 20 tahun)

Ikhtisar

Pembahasan diatas menunjukkan bahwa kualitas penyiaran radio komunitas

Jaseng FM cukup baik karena pendengar tetap setia mendengarkan radio Jaseng

FM hingga saat ini. Hubungan yang terjadi antara kualitas penyiaran yang terdiri

dari kualitas penyiar dan kesesuaian materi siaran dengan terpaan media

menunjukkan hubungan nyata pada aspek durasi penyiaran (p<0.05). Kekuatan

hubungan kesesuaian materi siaran dan kualitas penyiar dengan durasi

mendengarkan tergolong cukup berarti atau sedang (0.40 < KK ≤ 0.70). Hal

Page 80: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

58

tersebut terjadi karena semakin lama pendengar mendengarkan siaran radio

komunitas dalam satu hari maka penyiar akan lebih merasakan bagaimana kualitas

penyiaran radio Jaseng FM begitu pula dengan kualitas penyiar dan kesesuaian

materi siaran dengan program dan visi serta misi radio komunitas Jaseng FM.

Page 81: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

59

HUBUNGAN MOTIVASI MENDENGARKAN DENGAN

TERPAAN MEDIA RADIO KOMUNITAS JASENG FM

Hubungan Motivasi Informasi dengan Terpaan Media

Motivasi utama dalam memperoleh informasi yang berasal dari radio

komunitas dapat mempengaruhi bagaimana perilaku individu maupun komunitas

pendengar dalam mendengarkan radio komunitas Jaseng FM. Berdasarkan hasil

uji statistik Rank Spearman motivasi informasi responden dalam mendengarkan

radio komunitas Jaseng FM tidak berhubungan nyatadengan terpaan media radio

komunitas Jaseng FM baik frekuensi mendengarkan, durasi mendengarkan

maupun pemilihan acara siaran. (p>0.05).

Tabel 18 Hasil uji statistik korelasi antara motivasi informasi dengan terpaan

media radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun

2014

No Motivasi informasi

Terpaan media

Frekuensi

mendengarkan

Durasi

mendengarkan

Pemilihan

acara siaran

1 Koefisien korelasi rs = 0.070 rs = -0.266 rs = -0.218

2 p 0.714 0.156 0.246

Keterangan:

rs = nilai Rank Spearman

p = nilai sig. (2-tailed)

Kekuatan hubungan motivasi informasi dengan frekuensi mendengarkan

tergolong rendah sekali atau lemah sekali (0.00 < KK ≤ 0.20) sedangkan kekuatan

hubungan motivasi informasi dengan durasi mendengarkan dan pemilihan acara

siaran tergolong rendah atau lemas tetapi pasti (0.20 < KK ≤ 0.40). Hasil

wawancara mendalam dengan responden menunjukkan bahwa adanyakeinginan

atau motivasi para responden dalam memperoleh informasi saat mendengarkan

radio komunitas, tidak mempengaruhi seberapa sering dan seberapa lama mereka

mendengarkan radio komunitas. Seperti pada pernyataan responden berikut.

“Saya suka cari informasi lalu lintas sama tentang daerah Kecamatan

Walantaka teh, tapi ya cuma beberapa menit aja dengerinnya kalau

udah dapet informasinya ya saya ga dengerin radio lagi atau saya

lanjut kerja dulu tapi abis itu denger radio lagi buat dengerin lagu

dangdut di program Begadang.” (Uu, 23 tahun)

Page 82: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

60

Hubungan Motivasi Identitas Pribadi dengan Terpaan Media

Berdasarkan hasil uji statistik Rank Spearman pada Tabel 19, motivasi

identitas pribadi responden berhubungan nyata dengan durasi mendengarkan dan

pemilihan acara siaran radio komunitas (p<0.01). Kekuatan hubungan motivasi

identitas pribadi dengan frekuensi mendengarkan tergolong hubungan yang

rendah sekali atau lemas sekali (0.00 < KK ≤ 0.20)sedangkan kekuatan hubungan

motivasi identitas pribadidengan durasi dan pemilihan acara siaran tergolong

cukup berarti atau sedang (0.40 < KK ≤ 0.70).

Tabel 19 Hasil uji statistik korelasi antara motivasi identitas pribadi dengan

terpaan media radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka

tahun 2014

No Motivasi identitas

pribadi

Terpaan media

Frekuensi

mendengarkan

Durasi

mendengarkan

Pemilihan

acara siaran

1 Koefisien korelasi rs = 0.167 rs =0.611** rs = 0.484**

2 p 0.377 0.000 0.007

Keterangan:

rs = nilai Rank Spearman

p = nilai sig. (2-tailed)

** = Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Hasil wawancara mendalam dengan responden menunjukkan bahwa

semakin lama pendengar mendengarkan siaran radio komunitas serta semakin

banyak acara yang mereka dengarkan maka mereka akan lebih terlihat sebagai

pendengar aktif radio komunitas Jaseng FM. Selain itu, mereka juga lebih dikenal

oleh pendengar aktif lainnya yang sering menelfon maupun berkirim salam

melalui SMS ke radio Jaseng FM.

Biasanya para pendengar yang aktif akan disebutkan namanya oleh para

penyiar saat memandu suatu acara siaran sehingga para pendengar aktif akan lebih

dikenal baik oleh para penyiar maupun pendengar radio komunitas Jaseng FM

lainnya. Hal tersebut merupakan salah satu cara dalam menjalin rasa kekeluargaan

antara penyiar radio dengan para pendengar dan meningkatkan intensitas

mendengarkan para pendengar radio komunitas Jaseng FM.

Page 83: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

61

Hubungan Motivasi Integrasi dan Interaksi Sosial dengan

Terpaan Media

Motivasi integrasi dan interaksi sosialberhubungan nyata dengan durasi

mendengarkan radio komunitas Jaseng FM (p<0.01). Berdasarkan hasil uji

statistik Rank Spearman pada Tabel 20, kekuatan hubungan motivasi integrasi dan

interaksi sosial dengan frekuensi mendengarkan tergolong hubungan yang rendah

sekali atau lemas sekali (0.00 < KK ≤ 0.20), kekuatan hubungan motivasi

integrasi dan interaksi sosial dengan pemilihan acara siaran tergolong rendah atau

lemas tetapi pasti (0.20 < KK ≤ 0.40) dan kekuatan hubungan motivasi integrasi

dan interaksi sosial dengan durasi mendengarkan tergolong cukup berarti atau

sedang (0.40 < KK ≤ 0.70).

Tabel 20 Hasil uji statistik korelasi antara motivasi integrasi dan interaksi sosial

dengan terpaan media radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan

Walantaka tahun 2014

No Motivasi integrasi

dan interaksi sosial

Terpaan media

Frekuensi

mendengarkan

Durasi

mendengarkan

Pemilihan

acara siaran

1 Koefisien korelasi rs = 0.053 rs = 0.492** rs = 0.315

2 p 0.782 0.006 0.090

Keterangan:

rs = nilai Rank Spearman

p = nilai sig. (2-tailed)

** = Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Hasil wawancara mendalam dengan responden menunjukkan bahwa

keinginan atau motivasi para responden berinteraksi melalui radio komunitas

memberikan pengaruh pada durasi mereka dalam mendengarkan radio komunitas.

Selain itu, kekuatan hubungan motivasi integrasi dan interaksi sosial dengan

pemilihan acara siaran yang tergolong rendah atau lemas tetapi pasti dibuktikan

dari hasil wawancara mendalam bahwa sebenarnya pemilihan acara siaran juga

diperhitungkan oleh beberapa responden karena apabila mereka mendengarkan

lebih dari satu acara siaran radio komunitas, mereka akan mendapatkan bahan

topik obrolan dengan pendengar lain. Seperti pada pernyataan salah satu

responden berikut.

“Saya selalu ingin mendengarkan acara begadang sama STAN teh,

karena saya bisa tau lagu dangdut sama lagu-lagu pop yang enak apa

aja, soalnya saya ga tahu banyak tentang musik jadi kalau temen saya

ngobrolin musik saya jadi bisa tahu apa aja yang lagi disuka teman-

teman dan orang-orang Walantaka.” (Ts, 20 tahun)

Page 84: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

62

Hubungan Motivasi Hiburan dengan Terpaan Media

Hasil uji statistik Rank Spearman menjunjukkan motivasi hiburan

responden berhubungan nyata dengan durasi mendengarkan.Berdasarkan Tabel

21, hubungan yang nyata dan kekuatan hubungan tergolong cukup berarti atau

sedang (0.40 < KK ≤ 0.70) terdapat antara motivasi hiburan pendengar dengan

durasi mendengarkan (p<0.01).

Tabel 21 Hasil uji statistik korelasi antara motivasi hiburan dengan terpaan media

radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka tahun 2014

No Motivasi hiburan

Terpaan media

Frekuensi

mendengarkan

Durasi

mendengarkan

Pemilihan

acara siaran

1 Koefisien korelasi rs = 0.346 rs = 0.470** rs = 0.236

2 p 0.061 0.009 0.208

Keterangan:

rs = nilai Rank Spearman

p = nilai sig. (2-tailed)

** = Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Hasil wawancara mendalam dengan responden menunjukkan bahwa

keinginan atau motivasi para responden yang sifatnya hiburan atau hanya

mendengarkan untuk melepas lelah, mengisi waktu luang dan mencari hiburan

setelah seharian beraktivitas melalui radio komunitas memberikan pengaruh pada

durasi mereka dalam mendengarkan radio komunitas. Pada pemilihan acara

apabila responden sudah memiliki motivasi hiburan maka responden mayoritas

hanya memilih salah satu acara yang menurut mereka benar-benar menghibur

mereka. Seperti pada pernyataan salah satu responden berikut.

“Saya dengerin Jaseng soalnya program Begadangnya bener-bener

ngehibur kebetulan juga ngisi waktu istirahat saya habis kerja kan

neng, ya jadi saya bisa sambil nyanyi lagu-lagu dangdut kesukaan

saya istirahatnya.”(Ht, 35 tahun)

Ikhtisar

Pembahasan diatas menjukkan bahwa Motivasi mendengarkan radio

komunitas Jaseng FM berhubungan dengan terpaan media. Hubungan tersebut

terjadi pada motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial,

motivasi hiburan dengan durasi mendengarkan radio komunitas (p<0.01) dengan

kekuatan hubungan yang tergolong cukup berarti atau sedang (0.40 < KK ≤ 0.70).

Namun tidak terjadi hubungan antara motivasi informasi dengan terpaan media

karena tingginya motivasi informasi pendengar tidak mempengaruhi seberapa

Page 85: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

63

sering dan seberapa lama mereka mendengarkan radio komunitas. Selain itu,

terjadi hubungan yang nyata antara motivasi identitas pribadi dengan pemilihan

acara. Kekuatan hubungan tergolong cukup berarti atau sedang (0.40 < KK ≤

0.70) karena dalam mendengarkan radio pendengar akan memilih lebih dari satu

acara untuk menjadikan dirinya lebih dikenal dan mengetahui banyak hal setelah

mendengarkan beberapa program siaran radio komunitas.

Page 86: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

64

Page 87: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

65

HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TERHADAP KEPUASAN

MENDENGARKAN RADIO KOMUNITAS JASENG FM

Kepuasan Mendengarkan Khalayak Siaran Radio Komunitas Jaseng FM

Model yang berkembang dari Katz et al. (1973) yaitu model teori uses and

gratifications menjelaskan empat tipe kepuasan yaitu surveillance (pengawasan),

personal (pribadi), social relationship (hubungan sosial), dan entertainment

(hiburan). Keempat kepuasan tersebut dijabarkan melalui 15 pertanyaan yang

berhubungan dengan beberapa aspek dari masing-masing kepuasan mendengarkan

dan disesuaikan dengan setiap rangkaian acara yang disiarkan oleh Radio

Komunitas Jaseng FM. Berdasarkan skor yang telah diperoleh, kepuasan

responden setelah mendengarkan radio komunitas Jaseng FM dibagi menjadi tiga

kategori yatu rendah, sedang, dan tinggi. Tabel 22 memperlihatkan jumlah

responden berdasarkan kepuasan mendengarkan dan kategori kepuasan

mendengarkan.

Tabel 22 Jumlah dan persentase responden berdasarkan kepuasan mendengarkan

siaran radio komunitas Jaseng FM tahun 2014

No Jenis kepuasan Kategori

motivasi

Jumlah

(orang)

Persentase

( %)

1 Kepuasan pengawasan

Rendah

Sedang

Tinggi

5

21

4

16.67

70.00

13.37

2

Kepuasan pribadi

Rendah

Sedang

Tinggi

5

13

12

16.67

43.33

40.00

3 Kepuasan interaksi

sosial

Rendah

Sedang

Tinggi

1

21

8

3.33

70.00

26.67

4 Kepuasan hiburan

Rendah

Sedang

Tinggi

6

13

11

20.00

43.33

36.67

Total 30 100.00

Hubungan Frekuensi Mendengarkan dengan Kepuasan Mendengarkan

Berdasarkan hasil uji statistik Rank Spearman frekuensi mendengarkan

berhubungan nyata dengan kepuasan pribadi pendengar radio komunitas Jaseng

FM (p<0.05).Walaupun frekuensi mendengarkan tidak berhubungan nyata dengan

kepuasan hiburan, kekuatan hubungan frekuensi mendengarkan dengan kepuasan

identitas pribadi dan kepuasan hiburan tergolong sama yaitu rendah atau lemas

Page 88: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

66

tetapi pasti (0.20 < KK ≤ 0.40), sedangkan kekuatan hubungan frekuensi

mendengarkan dengan kepuasan pengawasan dan integrasi dan interaksi sosial

tergolong rendah sekali atau lemas sekali (0.00 < KK ≤ 0.20).

Tabel 23 Hasil uji statistik korelasi antara frekuensi mendengarkan dengan

kepuasan mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan

Walantaka tahun 2014

No Frekuensi

mendengarkan

Jenis motivasi

Kepuasan

pengawasan

Kepuasan

pribadi

Kepuasan

interaksi

sosial

Kepuasan

hiburan

1 Koefisien

korelasi rs = 0.105 rs = 0.366* rs = 0.119 rs = 0.237

2 p 0.572 0.047 0.531 0.207

Keterangan:

rs = nilai Rank Spearman

p = nilai sig. (2-tailed)

* = Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

Hasil tersebut mengindikasikan bahwa semakin sering mendengarkan radio

komunitas Jaseng FM maka responden merasasemakin terpuaskan. Hubungan

nyata frekuensi mendengarkan dengan kepuasan pribadi menunjukkan bahwa

semakin sering pendengar mendengarkan radio komunitas dalam satu minggu,

maka akan semakin sering pendengar berpartisipasi melalui line telefon, SMS

maupun ikut serta dalam proses siaran radio Jaseng FM. Sebagai pendengar radio

komunitas Jaseng FM yang berorientasi sebagai pendengar aktif, pendengar akan

merasa terpuaskan sehingga kepuasan identitas pribadi yang lebih berhubungan

dengan terpaan media komunitas.

Hubungan Durasi Mendengarkan dengan Kepuasan Mendengarkan

Durasi mendengarkan berhubungan nyata dengan kepuasan hiburan

(p<0.01). Kekuatan hubungan ini tergolong cukup berarti atau sedang (0.40 < KK

≤ 0.70), berbeda dengan kekuatan hubungan pada durasi mendengarkan dengan

kepuasan pengawasan, kepuasan pribadi dan kepuasan interaksi sosial yaitu

tergolong hubungan yang rendah atau lemas tetapi pasti (0.20 < KK ≤ 0.40).

Hasil uji statistik tersebut menunjukkan semakin lama mendengarkan radio

komunitas, maka semakin tinggi kepuasan mendengarkan khususnya kepuasan

hiburan. Hal tersebut dikarenakan setelah mendengarkan radio komunitas Jaseng

FM dengan durasi yang lama, pendengar lebih merasakan kepuasan hiburan

seperti mengisi waktu luang, bersantai, dan penyaluran emosi para pendengar.

Seperti pada hasil wawancara mendalam dengan responden yaitu.

Page 89: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

67

“Saya ngerasa seneng kalau udah lama-lama dengerin Jaseng FM

apalagi kalau sambil dengerin program begadang itu yang dangdut

neng, kan durasinya hampir 4 jam, kalau Cuma dengerinnya sebentar

palingan saya cuma dengerin talkshow aja yang biasanya 1 atau 2

jam gitu neng.” (Js, 30 tahun)

Tabel 24 Hasil Uji statistik korelasi antara durasi mendengarkan dengan kepuasan

mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan Walantaka

tahun 2014

No Durasi

mendengarkan

Jenis motivasi

Kepuasan

pengawasan

Kepuasan

pribadi

Kepuasan

interaksi

sosial

Kepuasan

hiburan

1 Koefisien

korelasi rs = 0.328 rs = 0.284 rs = 0.317 rs = 0.520**

2 p 0.728 0.129 0.087 0.003

Keterangan:

rs = nilai Rank Spearman

p = nilai sig. (2-tailed)

** = Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Program hiburan yaitu musik pop dan dangdut yang lebih diunggulkan oleh

radio ini, menjadi andalan pendengar untuk mengutarakan perasaanya melalui

lagu. Seperti pernyataan dari salah satu responden yaitu:

“Saya kalau udah dengerin sampe abis acara STAN saya suka sambil

curhat neng, kirim salamnya sambil curhat sambil salam-salam ke

orang yang saya sayang, galau gitu neng.” (Sc, 19 tahun)

Hakim (2010) juga menyatakan bahwa semakin tinggi durasi mendengarkan

radio komunitas mengindikasikan tingkat kedekatan dengan radio komunitas dan

semakin tinggi terpaan media komunitas maka semakin tinggi posisi radio

komunitas sebagai media massa yang dapat memenuhi kebutuhan pendengar.

Pada penelitian ini hubungan tersebut terjadi karena p kurang dari 0.01 terdapat

pada kepuasan hiburan responden.

Hubungan Pemilihan Acara Siaran dengan

Kepuasan Mendengarkan

Berdasarkan hasil uji statistik Rank Spearman pemilihan acara siaran

berhubungan nyata dengan kepuasan mendengarkan radio komunitas Jaseng FM

(p<0.05). Koefisien bernilai positif berarti semakin tinggi pemilihan acara siaran

maka akan semakin tinggi juga kepuasan mendengarkan pendengar radio

Page 90: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

68

komunitas Jaseng FM, begitupula sebaliknya. Kekuatan hubungan antara

pemilihan acara siaran dengan kepuasan pengawasan tergolong rendah sekali atau

lemas sekali (0.00 < KK ≤ 0.20), kekuatan hubungan pemilihan acara siaran

dengan kepuasan pribadi dan kepuasan hiburan tergolong rendah atau lemas tetapi

pasti (0.20 < KK ≤ 0.40) sedangkan kekuatan hubungan pemilihan acara dengan

kepuasan interaksi sosial cukup berarti atau sedang (0.40 < KK ≤ 0.70).

Tabel 25 Hasil Uji statistik korelasi antara pemilihan acara siaran dengan

kepuasan mendengarkan radio komunitas Jaseng FM di Kecamatan

Walantaka tahun 2014

No Pemilihan acara

siaran

Jenis motivasi

Kepuasan

pengawasan

Kepuasan

pribadi

Kepuasan

interaksi

sosial

Kepuasan

hiburan

1 Koefisien

korelasi rs = 0.045 rs = 0.396* rs = 0.405* rs = 0.365*

2 p 0.821 0.030 0.026 0.047

Keterangan:

rs = nilai Rank Spearman

p = nilai sig. (2-tailed)

* = Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak acara yang

dipilih oleh pendengar Jaseng FM maka akan semakin terpuaskan kebutuhan

mereka, tidak adanya hubungan antara pemilihan acara dengan kepuasan

pengawasan dikarenakan tingginya motivasi informasi pendengar dan kepuasan

pengawasan dalam hal mendapatkan informasi yang dirasakan pendengar setelah

mendengarkan radio komunitas Jaseng FM. Walaupun kepuasan pengawasan

yang dirasakan pendengar hanya termasuk dalam kategori sedang yaitu 70 persen,

pendengar memilih puas akan mendapatkan informasi baik dari segi informasi

yang meliputi pesan-pesan agama, pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, informasi

pemerintahan daerah maupun pusat dan lalu lintas sekitar Kecamatan Walantaka,

sehingga tidak menjadikan pemilihan acara sebagai indikator kepuasan mereka

dalam mendengarkan radio komunitas. Hubungan yang terjadi antara pemilihan

acara dengan ketiga motivasi lainnya diperkuat oleh pernyataan responden

berikut.

“Saya sih puas banget teh denger radio Jaseng FM soalnya saya bisa

ngasih hasil karya saya ke Jaseng trus disiarin deh kayak puisi, lagu-

lagu ya pokoknya pendengar lain bisa tau karya saya teh.” (Ag, 19

tahun)

Page 91: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

69

Beberapa pernyataan responden lainnya juga menunjukkan bahwa apabila

pendengar memilih acara siaran PDKT dan refresh maka pendengar akan lebih

merasakan kepuasan pengawasan dan kepuasan pribadi. Pada acara siaran refresh

penyiar biasa memberikan informasi mengenai lalu lintas pagi di sekitar

Kecamatan Walantaka dibantu oleh pendengar yang juga sering memberikan

informasi daerah sekitar mereka kepada penyiar dan kepada pendengar lain, lalu

acara siaran PDKT pendengar dapat lebih menampilkan keahlian atau kreativitas

dalam diri sehingga pendengar merasakan kepuasan pribadi sekaligus kepuasan

hiburan. Selain itu, apabila pendengar memilih program acara siaran STAN dan

begadang maka pendengar akan lebih merasakan kepuasan hiburan serta kepuasan

integrasi dan interaksi sosial pada saat mereka mengikuti acara on air atau

request. Seperti pada pernyataan responden berikut.

“Saya alhamdulilah terhibur teh dengerin Jaseng, saya juga bisa

ditemenin kalau lagi kesepian sama Jaseng soalnya suka ngobrol

lewat on air juga kan sambil dengerin lagu-lagu dangdut kesukaan

saya.”(Nk, 23 tahun)

Ikhtisar

Pembahasan diatas menjukkan bahwa terpaan media radio komunitas Jaseng

FM berhubungan nyatadengan kepuasan mendengarkan radio Jaseng FM.

Hubungan tersebut terjadi antarafrekuensi mendengarkandan kepuasan pribadi

(p<0.05) dengan kekuatan hubungan rendah atau lemas tetapi pasti (0.20 < KK ≤

0.40), antara durasi mendengarkandankepuasan hiburan (p<0.01) dengan kekuatan

hubungan cukup berarti atau sedang (0.40 < KK ≤ 0.70) dan antara pemilihan

acara siaran dan kepuasan pribadi, kepuasan integrasi dan interaksi sosial dan

kepuasan hiburan (p<0.05). Kekuatan hubungan antara pemilihan acara dengan

kepuasan pribadi dan kepuasan hiburan tergolong rendah atau lemas tetapi pasti

(0.20 < KK ≤ 0.40) serta hubungan antara pemilihan acara siaran dengan

kepuasan hiburan tergolong cukup berarti atau sedang (0.40 < KK ≤ 0.70.

Page 92: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

70

Page 93: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

71

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Simpulan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Hanya ada beberapa karakteristik demografis yang berhubungan dengan

motivasi mendengarkan radio komunitas Jaseng FM.

a. Usia berhubungan nyata dengan motivasi informasi. Semakin tua usia

pendengar radio komunitas maka semakin tinggi motivasi informasinya,

namun akan semakin rendah motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi

dan interaksi sosial dan motivasi hiburannya.

b. Tingkat pendapatan berhubungan nyata dengan motivasi informasi, motivasi

identitas pribadi dan motivasi integrasi dan interaksi sosial.

2. Kualitas penyiar dan kesesuaian materi siaranradio komunitas Jaseng FM

berhubungan nyata dengan durasi penyiaran, tetapi kualitas pemancar tidak

berhubungan nyata dengan frekuensi mendengarkan, durasi mendengarkan dan

pemilihan acara siaran radio komunitas Jaseng FM.

3. Motivasi informasi tidak berhubungan nyata dengan terpaan media karena

tingginya motivasi informasi pendengar tidak mempengaruhi seberapa sering

dan seberapa lama mereka mendengarkan radio komunitas. Motivasi identitas

pribadi berhubungan nyata dengan pemilihan acara siaran dan durasi

mendengarkan,sedangkan motivasi integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi

hiburan berhubungan nyata dengan durasi mendengarkan radio komunitas.

4. Frekuensi mendengarkan berhubungan nyata dengan kepuasan pribadi, durasi

mendengarkan berhubungan nyata dengan kepuasan hiburan, dan pemilihan

acara siaran berhubungan dengan kepuasan pribadi, kepuasan interaksi sosial

dan kepuasan hiburan.

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil dari penelitian ini adalah bagi

kalangan akademisi agar mahasiswa yang berminat mengkaji mengenai

penggunaan media, pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat mencoba

menerapkan model uses dan gratifications tidak lagi hanya melihat pada

penggunaan media radio oleh khalayak, tetapi mungkin untuk mencoba meneliti

penggunaan media infomasi lainnya seperti surat kabar dan televisi. Selanjutnya

bagi pihak radio sebagai radio komunitas agar lebih menyediakan program khusus

yang mencerminkan kebudayaan Kota Serang khususnya Kecamatan Walantaka.

Radio komunitas Jaseng FM ini juga sudah cukup terbuka terhadap partisipasi

masyarakat demi kelancaran program siaran dan radio komunitas itu sendiri.

Selain itu, perlu ditingkatkan lagi kerjasama dengan beberapa pihak yang dapat

menjadi narasumber demi kelancaran dan terselenggaranya diskusi interaktif atau

Page 94: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

72

talkshow mengenai masalah-masalah komunitas pendengar baik di Kecamatan

Walantaka maupun pendengar radio komunitas lain di Kota Serang, Banten.

Page 95: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

73

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto E, Erdinaya L. 2005. Komunikasi Massa Suatu Pengantar.

Bandung:Simbiosa Rekatama Media

Baran S, Dennis K. Davis. (2000). Mass Communication Theories: Foundation,

Ferment, and Future. 2nd

edition. Belmont, CA: Wadsworth.

Chaplin JP.1995. Kamus LengkapPsikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Effendy OU. 2007. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung (ID): PT.

Citra Aditya Bakti.

Feryandes F. 2013. Motivasi dan Perilaku Menonton Program AcaraMerajut Asa

Trans 7 (Kasus Anggota Gapoktan Rukun Tani Desa Citapen, Kecamatan

Ciawi, Kabupaten Bogor). [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Haidar. 2011. Perilaku Remaja dalam Mendengarkan Radio Komunitas (Kasus

Pendengar BeTe Radio di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor

Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat). [Skripsi]. Bogor (ID). Institut

Pertanian Bogor.

Hakim AF. 2010. Hubungan Karakteristik, Persepsi dan Terpaan Media

Komunitas Dengan Kepuasan Pendengar Radio Komunitas Kasus Radio

Komunitas Suara Kencana, Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal

Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian

Bogor.

Hendrawati. 2013. Pemanfaatan Siaran Radio Dalam Memperoleh Informasi

Publik (Studi di Provinsi Kalsel, Kalteng dan Sulteng). Jurnal Kebijakan

Pembangunan. [internet]. [dikutip tanggal 6 Desember 2013]. 1(2). Dapat

diunduh dari:

http://pilnas.ristek.go.id/ojs/jkp/index.php/jurnal/article/view/4

Herawati FA, Listiorini D, Manurung PH. 2005. Motivasi Bermedia dan Manfaat

Menggunakan Radio Komunitas. Communique. [internet]. [dikutip tanggal

6 Desember 2013]. 2(1). Dapat diunduh dari:

http://dspace.library.uph.edu:8080/handle/123456789/527

Jurriëns E. 2003. Radio Kpomunitas di Indonesia: ’New Brechtian Theatre’ di Era

Reformasi. Antropologi Indonesia. [internet]. [dikutip tanggal 1 November

2013]. 72. Dapat diunduh dari:

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/view/4450

Masduki. 2004. Jurnalistik Radio. Yogyakarta (ID). LKIS.

McQuail D. 1987. Teori Komunikasi Massa edisi kedua. Jakarta: Erlangga

McQuail D. 2010. McQuail’s Mass Communication Theory, 6th

ed. Singapore:

SAGE Publications Asia-Pacific Pte Ltd.

Morissan. 2005. Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi.

Tangerang : Ramdina Prakarsa.

Mugniesyah SS. 2006. Pendidikan orang dewasa. Bogor (ID): Institut Pertanian

Bogor.

Huntemann N. 1999. Corporate Interference: The Commercialization and

Concentration Radio Post the 1996 Telecommunications Act. Journal of

Communication Inquiry[internet]. [dikutip tanggal 23 Oktober 2013]. 23

(390). Dapat diunduh dari: http://jci.sagepub.com/content/23/4/390.short

Page 96: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

74

Nurmayanti AW. 2011. Hubungan Perilaku Komunikasi dengan Pemahaman

Petani terhadap Fungsi Radio Komunitas Petani Trisna Alami Desa

Kaliagung Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Provinsi

Yogyakarta. [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta (ID). PT Rajagrafindo

Persada. 276 hal.

PatrisiaR. 2011. Efek Pemberitaan Pra Pemilihan Kepala Daerah Kalimantan

Tengah. [skripsi]. [internet]. [dikutip tanggal 4 Januari 2014]. Yogyakarta:

Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Dapat diunduh dari: http://e-

journal.uajy.ac.id/2360/

Prasetyo MF. 2008. Program acara Lek-Lekan Solo di Solo Radio (Studi Korelasi

Antara Motivasi dan Perilaku dengan Kepuasan Mendengar Program Acara

Lek-Lekan Solo di Solo Radio Bagi Perkumpulan Pendengar Program

Acara Lek-Lekan Solo di Solo Radio/Lek-Lekan Community). [skripsi].

[internet]. [dikutip tanggal 1 Oktober 2013]. Surakarta: Universitas Sebelas

Maret. Dapat diunduh dari:

http://dglib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=7301

Pratiwi AY. 2008. Tingkat Partisipasi Warga dalam Penyelenggaraan Radio

Komunitas (Kasus: Radio Komunitas Suara Kencana, Kecamatan Tanah

Sareal, Kota Bogor). [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Rachmiatie A. 2007. Radio Komunitas Eksalasi Demokrasi Komunikasi.

Bandung(ID): PT Remaja Posdakarya Offset.

Rakhmat J. 2002. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. PT.Remaja Rosdakarya.

Bandung.

Romli ASM. 2009. Dasar-Dasar Siaran Radio “Basic Announcing”.Bandung

(ID). Nuansa Bandung. 260 hal.

Rosalia N. 2012. Faktor – Faktor Penting Daya Tarik Stasiun Radio Bagi

Pendengar Radio di Kota Semarang. Jurnal Interaksi. [internet]. [dikutip

tanggal 1 Oktober 2013]. 1(1). Dapat diunduh dari:

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/view/4450

Shun CK. 2000. The Emergence, Transformation, and Disintegration of

Alternative Radio in Taiwan : From Underground Radio to Community

Radio. Journal of Communication Inquiry. [internet]. [dikutip tanggal 27

Oktober 2013]. 24(412). Dapat diunduh dari:

http://jci.sagepub.com/content/24/4/412.abstract

Singarimbun M, Effendi S. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta (ID):

Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial

(LP3ES).

Tripambudi S. 2011. Radio Komunitas sebagai Media Alternatif untuk

Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ilmu Komunikasi. [internet]. [dikutip

tanggal 24 Oktober 2013]. 9(3). Dapat diunduh dari:

http://repository.upnyk.ac.id/2518/

Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran [Internet]. [diunduh

tanggal 1 Oktober 2013]. Tersedia pada: http://e-

penyiaran.kominfo.go.id/TempView/UU%20No.%2032%20Tahun%20200

2%20tentang%20%20Penyiaran.pdf.

Winnetou T, Setiawan I. 2005. Peranan Radio Komunitas Agro dalam Pelayanan

Informasi Pertanian di Desa Pengalengan. Mediator. [internet]. [Dikutip

Page 97: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

75

tanggal 6 Desember 2013]. 8(2). Dapat diunduh

dari:http://mediator.fikom.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/85

Yani AS. 1998. Hubungan beberapa karakteristik dan perilaku komunikasi

pemuka-pemuka tani dalam diseminasi teknologi model farm di daerah

aliran sungai (DAS) Citanduy, Ciamis, Jawa Barat. [skripsi]. [internet].

[dikutip tanggal 4 Januari 2014]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Dapat

diunduh dari: http://agris.fao.org/agris-

search/search.do?recordID=ID9000436

Page 98: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

76

Page 99: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

77

LAMPIRAN

Lampiran 1 Sketsa Kecamatan Walantaka

Page 100: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

78

Page 101: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

79

Lampiran 2 Kerangka Sampling Responden

No. Nama Usia Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan

1 RH 41 Perempuan SMP

2 ST 44 Laki-laki SMP

3 HT 51 Laki-laki SMP

4 RY 30 Laki-laki SMP

5 JS 23 Laki-laki SD

6 IO 20 Laki-laki D3

7 AO 20 Laki-laki D3

8 NH 61 Perempuan D3

9 JN 32 Laki-laki SMP

10 NA 54 Perempuan SMA

11 AH 58 Perempuan SMP

12 FG 19 Perempuan SMP

13 MN 38 Perempuan SMP

14 IS 33 Laki-laki STM

15 JO 18 Laki-laki SMP

16 IH 18 Laki-laki MTS

17 UU 20 Laki-laki D3

18 SN 19 Laki-laki D3

19 RD 19 Laki-laki D3

20 AN 20 Perempuan D3

21 HS 22 Laki-laki D3

22 SN 19 Laki-laki SMP

23 YU 30 Perempuan SD

24 WE 18 Laki-laki SD

25 NK 23 Perempuan SMP

26 SND 51 Laki-laki D3

27 SC 21 Perempuan SMP

28 TS 18 Laki-laki SMP

29 BA 30 Laki-laki SMP

30 LP 30 Perempuan SMA

31 FF 18 Laki-laki SMP

32 FY 18 Laki-laki SMP

33 DS 19 Perempuan SMP

34 MI 18 Laki-laki SMP

35 KM 38 Perempuan SMP

36 AT 68 Laki-laki SMP

37 RU 18 Laki-laki SMP

38 AL 20 Laki-laki D3

39 RS 30 Perempuan SMA

40 FS 18 Laki-laki SMP

41 TU 18 Laki-laki SMP

Page 102: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

80

42 VB 18 Laki-laki SMP

43 HH 40 Perempuan D3

44 AG 18 Laki-laki SMP

Keterangan:

: Responden penelitian

Page 103: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

81

Lampiran 3 Hasil Uji Statistik Rank Spearman dan Chi-Square

Uji Statistik Rank Spearman

Hubungan Usia dengan Motivasi

Mendengarkan

Correlations

usia motivasi

informasi

Spearman's

rho

usia

Correlation

Coefficient 1,000 ,471**

Sig. (2-tailed) . ,009

N 30 30

motivasi

informasi

Correlation

Coefficient ,471** 1,000

Sig. (2-tailed) ,009 .

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

usia motivasi

hiburan

Spearman's

rho

usia

Correlation

Coefficient 1,000 -,243

Sig. (2-tailed) . ,195

N 30 30

motivasi

hiburan

Correlation

Coefficient -,243 1,000

Sig. (2-tailed) ,195 .

N 30 30

Correlations

usia motivasi

interaksi

Spearman's

rho

usia

Correlation

Coefficient 1,000 -,094

Sig. (2-tailed) . ,623

N 30 30

motivasi

interaksi

Correlation

Coefficient -,094 1,000

Sig. (2-tailed) ,623 .

N 30 30

Correlations

usia motivasi

identitas

pribadi

Spearman's

rho

usia

Correlation

Coefficient 1,000 -,111

Sig. (2-tailed) . ,558

N 30 30

motivasi

identitas

pribadi

Correlation

Coefficient -,111 1,000

Sig. (2-tailed) ,558 .

N 30 30

Page 104: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

82

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Motivasi Mendengarkan

Correlations

tingkat

pendapatan

motivasi

informasi

Spearma

n's rho

tingkat

pendapatan

Correlation

Coefficient 1,000 -,398*

Sig. (2-tailed) . ,029

N 30 30

motivasi

informasi

Correlation

Coefficient -,398* 1,000

Sig. (2-tailed) ,029 .

N 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

tingkat

pendapatan

motivasi

interaksi

Spearma

n's rho

tingkat

pendapatan

Correlation

Coefficient 1,000 ,426*

Sig. (2-tailed) . ,019

N 30 30

motivasi

interaksi

Correlation

Coefficient ,426* 1,000

Sig. (2-tailed) ,019 .

N 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

tingkat

pendapatan

motivasi

hiburan

Spearma

n's rho

tingkat

pendapatan

Correlation

Coefficient 1,000 ,308

Sig. (2-tailed) . ,098

N 30 30

motivasi

hiburan

Correlation

Coefficient ,308 1,000

Sig. (2-tailed) ,098 .

N 30 30

Correlations

tingkat

pendapat

an

motivasi

identitas

pribadi

Spearman's

rho

tingkat

pendapatan

Correlation

Coefficient 1,000 ,511**

Sig. (2-tailed) . ,004

N 30 30

motivasi

identitas

pribadi

Correlation

Coefficient ,511** 1,000

Sig. (2-tailed) ,004 .

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 105: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

83

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Motivasi Mendengarkan

Correlations

tingkat

pendidikan

motivasi

informasi

Spearma

n's rho

tingkat

pendidikan

Correlation

Coefficient 1,000 ,206

Sig. (2-tailed) . ,275

N 30 30

motivasi

informasi

Correlation

Coefficient ,206 1,000

Sig. (2-tailed) ,275 .

N 30 30

Correlations

tingkat

pendidikan

motivasi

interaksi

Spearman's

rho

tingkat

pendidikan

Correlation

Coefficient 1,000 -,082

Sig. (2-tailed) . ,668

N 30 30

motivasi

interaksi

Correlation

Coefficient -,082 1,000

Sig. (2-tailed) ,668 .

N 30 30

Correlations

tingkat

pendidikan

motivasi

hiburan

Spearma

n's rho

tingkat

pendidikan

Correlation

Coefficient 1,000 -,101

Sig. (2-tailed) . ,595

N 30 30

motivasi

hiburan

Correlation

Coefficient -,101 1,000

Sig. (2-tailed) ,595 .

N 30 30

Correlations

tingkat

pendidikan

motivasi

identitas

pribadi

Spearma

n's rho

tingkat

pendidikan

Correlation

Coefficient 1,000 -,123

Sig. (2-tailed) . ,517

N 30 30

motivasi

identitas

pribadi

Correlation

Coefficient -,123 1,000

Sig. (2-tailed) ,517 .

N 30 30

Page 106: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

84

Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Motivasi Mendengarkan

Correlations

kepemilikan

media

massa

motivasi

informasi

Spearm

an's rho

kepemilika

n media

massa

Correlation

Coefficient 1,000 ,273

Sig. (2-tailed) . ,144

N 30 30

motivasi

informasi

Correlation

Coefficient ,273 1,000

Sig. (2-tailed) ,144 .

N 30 30

Correlations

kepemilikan

media massa

motivasi

interaksi

Spear

man's

rho

kepemilika

n media

massa

Correlation

Coefficient 1,000 -,064

Sig. (2-tailed) . ,739

N 30 30

motivasi

interaksi

Correlation

Coefficient -,064 1,000

Sig. (2-tailed) ,739 .

N 30 30

Correlations

kepemilikan

media massa

motivasi

hiburan

Spearma

n's rho

kepemilika

n media

massa

Correlation

Coefficient 1,000 -,262

Sig. (2-tailed) . ,162

N 30 30

motivasi

hiburan

Correlation

Coefficient -,262 1,000

Sig. (2-tailed) ,162 .

N 30 30

Correlations

kepemilikan

media massa

motivasi

identitas

pribadi

Spear

man's

rho

kepemilika

n media

massa

Correlation

Coefficient 1,000 ,009

Sig. (2-tailed) . ,963

N 30 30

motivasi

identitas

pribadi

Correlation

Coefficient ,009 1,000

Sig. (2-tailed) ,963 .

N 30 30

Page 107: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

85

Uji Chi Square

Jenis Kelamin dengan Motivasi Mendengarkan

Correlations

motivasi

informasi

Total

sedang tinggi

jenis

kelamin

perempuan N 1 8 9

% 11,1% 88,9% 100,0%

laki-laki N 2 19 21

% 9,5% 90,5% 100,0%

Total N 3 27 30

% 10,0% 90,0% 100,0%

**. Correlation is significant at the 0.01 level

(2-tailed).

Correlations

motivasi identitas pribadi Total

rendah sedang tinggi

enis

kela

min

peremp

uan

N 0 2 7 9

% 0,0% 22,2% 77,8% 100,0%

laki-

laki

N 3 11 7 21

% 14,3% 52,4% 33,3% 100,0%

Total N 3 13 14 30

% 10,0% 43,3% 46,7% 100,0%

**. Correlation is significant at the 0.01 level

(2-tailed).

Chi-Square Tests

Value f Asymp.

Sig.

(2-sided)

Exact

Sig.

(2-sided)

Exact

Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-

Square 018a 1 ,894

Continuity

Correctionb 000 1 1,000

Likelihood

Ratio 017 1 ,895

Fisher's

Exact Test

1,000 ,672

Linear-by-

Linear

Association

017 1 ,896

N of Valid

Cases 0

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is ,90.

b. Computed only for a 2x2 table

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 5,275a 2 ,072

Likelihood Ratio 6,081 2 ,048

Linear-by-Linear

Association 4,860 1 ,027

N of Valid Cases 30

a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5.

The minimum expected count is ,90.

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 1,190a 2 ,551

Likelihood Ratio 1,757 2 ,415

Linear-by-Linear

Association ,021 1 ,885

N of Valid Cases 30

a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5.

The minimum expected count is ,90.

Correlations

Motivasi Hiburan Total

rendah sedang tinggi

jenis

kela

min

peremp

uan

N 0 7 2 9

% 0,0% 77,8% 22,2% 100,0%

laki-

laki

N 2 13 6 21

% 9,5% 61,9% 28,6% 100,0%

Total N 2 20 8 30

% 6,7% 66,7% 26,7% 100,0%

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 108: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

86

Hubungan Kualitas Siaran dengan Terpaan Media

Correlations

kesesuaian

materi siaran

durasi

Spearm

an's rho

kesesuaian

materi

siaran

Correlation

Coefficient 1,000 ,432*

Sig. (2-tailed) . ,017

N 30 30

durasi

mendengar

kan

Correlation

Coefficient ,432* 1,000

Sig. (2-tailed) ,017 .

N 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 5,170a 2 ,075

Likelihood Ratio 5,760 2 ,056

Linear-by-Linear

Association 4,751 1 ,029

N of Valid Cases 30

a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5.

The minimum expected count is ,90.

Correlations

Motivasi Interaksi Total

rendah sedang tinggi

jenis

kelamin

perempuan N 0 2 7 9

% 0,0% 22,2% 77,8% 100,0%

laki-laki N 2 12 7 21

% 9,5% 57,1% 33,3% 100,0%

Total N 2 14 14 30

% 6,7% 46,7% 46,7% 100,0%

**. Correlation is significant at the 0.01 level

(2-tailed).

Correlations

kesesuaian

materi siaran

frekuensi

Spear

man's

rho

kesesuaian

materi

siaran

Correlation

Coefficient 1,000 ,282

Sig. (2-tailed) . ,131

N 30 30

frek

mendengar

kan

Correlation

Coefficient ,282 1,000

Sig. (2-tailed) ,131 .

N 30 30

Correlations

kualitas

pemancar

frekuensi

Spearma

n's rho

kualitas

pemancar

Correlation

Coefficient 1,000 ,190

Sig. (2-tailed) . ,315

N 30 30

frek

mendengar

kan

Correlation

Coefficient ,190 1,000

Sig. (2-tailed) ,315 .

N 30 30

Correlations

kesesuaian

materi siaran

kepemilik

an

Spear

man's

rho

kesesuaian

materi

siaran

Correlation

Coefficient 1,000 -,233

Sig. (2-tailed) . ,215

N 30 30

kepemilika

n media

massa

Correlation

Coefficient -,233 1,000

Sig. (2-tailed) ,215 .

N 30 30

Page 109: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

87

Correlations

kualitas

pemancar

durasi

Spearm

an's rho

kualitas

pemancar

Correlation

Coefficient 1,000 ,340

Sig. (2-tailed) . ,066

N 30 30

durasi

mendengar

kan

Correlation

Coefficient ,340 1,000

Sig. (2-tailed) ,066 .

N 30 30

Correlations

kualitas

penyiar

kepemili

kan

Spearm

an's rho

kualitas

penyiar

Correlation

Coefficient 1,000 -,354

Sig. (2-tailed) . ,055

N 30 30

kepemilika

n media

massa

Correlation

Coefficient -,354 1,000

Sig. (2-tailed) ,055 .

N 30 30

Correlations

kualitas

pemancar

kepemili

kan

Spear

man's

rho

kualitas

pemancar

Correlation

Coefficient 1,000 -,171

Sig. (2-tailed) . ,366

N 30 30

kepemilika

n media

massa

Correlation

Coefficient -,171 1,000

Sig. (2-tailed) ,366 .

N 30 30

Correlations

kesesuaian

materi siaran

durasi

Spearma

n's rho

kualitas

penyiar

Correlation

Coefficient 1,000 ,499**

Sig. (2-tailed) . ,005

N 30 30

durasi

mendengar

kan

Correlation

Coefficient ,499** 1,000

Sig. (2-tailed) ,005 .

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

kualitas

penyiar

frekuensi

Spear

man's

rho

kualitas

penyiar

Correlation

Coefficient 1,000 ,058

Sig. (2-tailed) . ,762

N 30 30

frek

mendengar

kan

Correlation

Coefficient ,058 1,000

Sig. (2-tailed) ,762 .

N 30 30

Page 110: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

88

Hubungan Motivasi dengan Terpaan Media

Correlations

motivasi

informasi

frekuensi

Spearm

an's rho

motivasi

informasi

Correlation

Coefficient 1,000 ,070

Sig. (2-tailed) . ,714

N 30 30

frek

mendengar

kan

Correlation

Coefficient ,070 1,000

Sig. (2-tailed) ,714 .

N 30 30

Correlations

motivasi

identitas pribadi

durasi

Spea

rman

's rho

motivasi

identitas

pribadi

Correlation

Coefficient 1,000 ,611**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 30 30

durasi

mendeng

arkan

Correlation

Coefficient ,611** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 30 30

Correlations

motivasi

informasi

durasi

Spear

man's

rho

motivasi

informasi

Correlation

Coefficient 1,000 -,266

Sig. (2-tailed) . ,156

N 30 30

durasi

mendengar

kan

Correlation

Coefficient -,266 1,000

Sig. (2-tailed) ,156 .

N 30 30

Correlations

motivasi

identitas pribadi

frekuensi

Spear

man's

rho

motivasi

identitas

pribadi

Correlation

Coefficient 1,000 ,167

Sig. (2-tailed) . ,377

N 30 30

frek

mendeng

arkan

Correlation

Coefficient ,167 1,000

Sig. (2-tailed) ,377 .

N 30 30

orrelations

motivasi

informasi

Pemilihan

acara

Spear

man's

rho

motivasi

informasi

Correlation

Coefficient 1,000 -,218

Sig. (2-tailed) . ,246

N 30 30

pilihan

acara

Correlation

Coefficient -,218 1,000

Sig. (2-tailed) ,246 .

N 30 30

Page 111: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

89

Correlations

motivasi

identitas

pribadi

pilihan

acara

Spearm

an's rho

motivasi

identitas

pribadi

Correlation

Coefficient 1,000 ,484**

Sig. (2-tailed) . ,007

N 30 30

pilihan

acara

Correlation

Coefficient ,484** 1,000

Sig. (2-tailed) ,007 .

N 30 30

Correlations

motivasi

hiburan

frekuensi

Spearm

an's rho

motivasi

hiburan

Correlation

Coefficient 1,000 ,346

Sig. (2-tailed) . ,061

N 30 30

frek

mendengar

kan

Correlation

Coefficient ,346 1,000

Sig. (2-tailed) ,061 .

N 30 30

Correlations

motivasi

interaksi

frekuensi

Spear

man's

rho

motivasi

interaksi

Correlation

Coefficient 1,000 ,053

Sig. (2-tailed) . ,782

N 30 30

frek

mendengar

kan

Correlation

Coefficient ,053 1,000

Sig. (2-tailed) ,782 .

N 30 30

Correlations

motivasi

interaksi

durasi

Spear

man's

rho

motivasi

interaksi

Correlation

Coefficient 1,000 ,492**

Sig. (2-tailed) . ,006

N 30 30

durasi

mendengar

kan

Correlation

Coefficient ,492** 1,000

Sig. (2-tailed) ,006 .

N 30 30

Correlations

motivasi

interaksi

pilihan

acara

Spearma

n's rho

motivasi

interaksi

Correlation

Coefficient 1,000 ,315

Sig. (2-tailed) . ,090

N 30 30

pilihan

acara

Correlation

Coefficient ,315 1,000

Sig. (2-tailed) ,090 .

N 30 30

Correlations

motivasi

hiburan

durasi

Spearma

n's rho

motivasi

hiburan

Correlation

Coefficient 1,000 ,470**

Sig. (2-tailed) . ,009

N 30 30

durasi

mendengar

kan

Correlation

Coefficient ,470** 1,000

Sig. (2-tailed) ,009 .

N 30 30

Page 112: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

90

Hubungan Terpaan Media dengan Kepuasan Pendengar

Correlations

frekuensi interaksi

sosial

Spearm

an's rho

Frekuensi

mendengar

kan

Correlation

Coefficient 1,000 ,119

Sig. (2-tailed) . ,531

N 30 30

kepuasan

interaksi

sosial

Correlation

Coefficient ,119 1,000

Sig. (2-tailed) ,531 .

N 30 30

Correlations

motivasi

hiburan

pilihan

acara

Spearm

an's rho

motivasi

hiburan

Correlation

Coefficient 1,000 ,236

Sig. (2-tailed) . ,208

N 30 30

pilihan

acara

Correlation

Coefficient ,236 1,000

Sig. (2-tailed) ,208 .

N 30 30

Correlations

frekuensi pengawasan

Spear

man's

rho

Frekuensi

mendengar

kan

Correlation

Coefficient 1,000 ,107

Sig. (2-tailed) . ,572

N 30 30

kepuasan

pengawasa

n

Correlation

Coefficient ,107 1,000

Sig. (2-tailed) ,572 .

N 30 30

Correlations

frekuensi pribadi

Spearma

n's rho

Frekuensi

mendengar

kan

Correlation

Coefficient 1,000 ,366*

Sig. (2-tailed) . ,047

N 30 30

kepuasan

pribadi

Correlation

Coefficient ,366* 1,000

Sig. (2-tailed) ,047 .

N 30 30

Correlations

frekuensi hiburan

Spearma

n's rho

Frekuensi mendengar

kan

Correlation

Coefficient 1,000 ,237

Sig. (2-tailed) . ,207

N 30 30

kepuasan

hiburan

Correlation

Coefficient ,237 1,000

Sig. (2-tailed) ,207 .

N 30 30

Page 113: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

91

Correlations

durasi

mendengarkan

pengawas

an

Spearm

an's rho

durasi

mendeng

arkan

Correlation

Coefficient 1,000 ,328

Sig. (2-tailed) . ,077

N 30 30

kepuasan

pengawas

an

Correlation

Coefficient ,328 1,000

Sig. (2-tailed) ,077 .

N 30 30

Correlations

pilihan acara hiburan

Spearm

an's rho

pilihan acara Correlation

Coefficient 1,000 ,365*

Sig. (2-

tailed) . ,047

N 30 30

kepuasan

hiburan

Correlation

Coefficient ,365*

1,000

Sig. (2-

tailed) ,047 .

N 30 30

Correlations

durasi

mendengarkan

pribadi

Spear

man's

rho

durasi

mendeng

arkan

Correlation

Coefficient 1,000 ,284

Sig. (2-tailed) . ,129

N 30 30

kepuasan

pribadi

Correlation

Coefficient ,284 1,000

Sig. (2-tailed) ,129 .

N 30 30

Correlations

durasi

mendengarkan

interaksi

sosial

Spear

man's

rho

durasi

mendeng

arkan

Correlation

Coefficient 1,000 ,317

Sig. (2-tailed) . ,087

N 30 30

kepuasan

interaksi

sosial

Correlation

Coefficient ,317 1,000

Sig. (2-tailed) ,087 .

N 30 30

Correlations

durasi

mendengarkan

hiburan

Spearma

n's rho

durasi

mendeng

arkan

Correlation

Coefficient 1,000 ,520**

Sig. (2-tailed) . ,003

N 30 30

kepuasan

hiburan

Correlation

Coefficient ,520** 1,000

Sig. (2-tailed) ,003 .

N 30 30

Correlations

pilihan acara interaksi

sosial

Spearman'

s rho

pilihan

acara

Correlation

Coefficient 1,000 ,405*

Sig. (2-tailed) . ,026

N 30 30

kepuasan

interaksi

sosial

Correlation

Coefficient ,405*

1,000

Sig. (2-tailed) ,026 .

N 30 30

Page 114: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

92

Correlations

pilihan acara pribadi

Spearma

n's rho

pilihan

acara

Correlation

Coefficient 1,000 ,396*

Sig. (2-tailed) . ,030

N 30 30

kepuasan

pribadi

Correlation

Coefficient ,396*

1,000

Sig. (2-tailed) ,030 .

N 30 30

Correlations

pilihan acara pengawasa

n

Spearm

an's rho

pilihan

acara

Correlation

Coefficient 1,000 ,045

Sig. (2-tailed) . ,812

N 30 30

kepuasan

pengawasa

n

Correlation

Coefficient ,045 1,000

Sig. (2-tailed) ,812 .

N 30 30

Page 115: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

93

Lampiran 4 Dokumentasi

Page 116: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

94

Page 117: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

95

Page 118: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

96

Page 119: MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik

97

RIWAYAT HIDUP

Ditha Fitrialdi Putri dilahirkan di Bogor pada tanggal 26 Maret 1993, dari

pasangan Ivan Rivaldi dan Reivianti Yudha Lasari. Anak pertama dari dua

bersaudara dengan adik bernama Ditho Novrialdi Putra. Pendidikan formal yang

pernah dijalani adalah SMA Negeri 10 Kota Bogor (2007-2010), SMP Negeri 7

Kota Bogor (2006-2007), SD Negeri Panaragan 3 Kota Bogor (1999-2005) dan

TK Tunas Muda (1998). Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa

Tingkat Persiapan Bersama, Institut Pertanian Bogor jalur UTM (Ujian Talenta

Mandiri IPB) dan pada tahun 2011 Penulis diterima sebagai mahasiswa

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi

Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Selain aktif dalam perkuliahan penulis juga aktif sebagai anggota Music

Agriculture X-pression!! (MAX!!) Divisi Musik. Selama menjalani kegiatan

perkuliahan di IPB penulis sempat mendapatkan beberapa penghargaan

diantaranyajuara 1 lomba cipta lagu IAC (2011), juara 1 lomba cipta lagu INDEX

(2011), juara 3 lomba vokal grup PEKSIMIDA (2012), juara 2 lomba solo vokal

pop IAC (2012 dan 2013), juara 2 lomba vokal grup IAC (2012 dan 2013).

Penulis juga aktif di kegiatanDepartemen sebagai anggota divisi Penanggung

Jawab Anggota Kelompok MPD Ceria SKPM 48, juga memiliki pengalaman

kerja sebagai asisten praktikum Mata Kuliah Komunikasi Bisnis tahun ajaran

2012-2014.