MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK SIARAN RADIO KOMUNITAS JASENG FM KECAMATAN WALANTAKA KOTA SERANG, BANTEN DITHA FITRIALDI PUTRI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
119
Embed
MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN KHALAYAK … · terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN
KHALAYAK SIARAN RADIO KOMUNITAS JASENG FM
KECAMATAN WALANTAKA KOTA SERANG, BANTEN
DITHA FITRIALDI PUTRI
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Motivasi, Terpaan
Media, dan Kepuasan Khalayak Siaran Radio Komunitas Jaseng FM Kecamatan
Walantaka Kota Serang, Banten adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014
Ditha Fitrialdi Putri
NIM I34100115
ABSTRAK
DITHA FITRIALDI PUTRI. Motivasi, Terpaan Media dan Kepuasan Khalayak
Siaran Radio Komunitas Jaseng FM Kecamatan Walantaka Kota Serang, Banten.
Dibimbing oleh HADIYANTO.
Khalayak dalam memilih media massa khususnya radio komunitas
didasarkan pada motivasi tertentu agar terciptanya kepuasan khalayak yaitu
terpenuhinya kebutuhan setelah mendengarkan radio komunitas. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan karakteristik demografis
dengan motivasi mendengarkan,bagaimana hubungan motivasi mendengarkan dan
kualitas penyiaran dengan terpaan media sertahubungan terpaan media dengan
kepuasan khalayak siaran radio komunitas Jaseng FM.Data yang dikumpulkan
menggunakan metode survai berupa data primer yang diperoleh melalui
kuesioner, observasi langsung, dan wawancara mendalam serta data sekunder
yang diperoleh melalui studi dokumen dan literatur. Responden merupakan
pendengar aktif radio Jaseng FM yang dipilih menggunakan teknik sampel acak
sederhana. Hasil penelitian membuktikan bahwa karakteristik demografis yaitu
usia berhubungan dengan motivasi informasi dan tingkat pendapatan berhubungan
dengan motivasi identitas pribadi dan motivasi integrasi dan interaksi sosial.
Motivasi identitas pribadi berhubungan dengan durasi mendengarkan dan
pemilihan acara siaran. Motivasi hiburan, motivasi integrasi dan interaksi sosial,
kualitas materi siaran dan kualitas penyiar berhubungan dengan durasi
mendengarkan. Terpaan media yaitu durasi mendengarkan berhubungan dengan
kepuasan hiburan, frekuensi mendengarkan berhubungan dengan kepuasan pribadi
dan pemilihan acara siaran berhubungan dengan kepuasan interaksi sosial,
kepuasan pribadi, dan kepuasan hiburan.
Kata kunci: motivasi, terpaan media, kepuasan pendengar
ABSTRACT
DITHA FITRIALDI PUTRI. Motivation, Media Exposure, and Satisfaction of
Jaseng FM Community Radio Audiences Walantaka District of Serang, Banten.
Supervised by HADIYANTO.
Audiences are responsible for choosing media especially community radio
based on the specific motivations to meet their desires and needs to achieve
satisfactionafter listening to community radio. This study aimed to asses the
correlation between demographic characteristics with viewing motivations, the
correlation between motivations and quality broadcastingwith viewing the media
exposure, andthe correlation between media exposure with viewing the satisfction
of Jaseng FM community radio listeners. Data were collected using a survey
method of primary data obtained via questionnaires, direct observation, and in-
depth interviews. The secondary data obtained through the study of documents
and related literature. Respondents are active listeners Jaseng FM radio selected
using simple random sampling technique. The results of the study explain that age
associated with information motivation and income level associated with personal
identity motivation and integration and social interaction motivation. The personal
identity motivation associated with duration of listening and selection of broadcast
events. The Entertainment motivation, integration and social interaction
motivation, broadcast material and qualification of broadcaster associated with
duration of listening. The media exposure includes duration of listening associated
with the diversion satisfaction, listening frequency associated with personal
satisfaction, and the selection of program associated with social interaction
satisfaction, personal satisfaction, and diversion satisfaction.
Keywords: community radio, motivation, listeners satisfaction
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
DITHA FITRIALDI PUTRI
MOTIVASI, TERPAAN MEDIA, DAN KEPUASAN
KHALAYAK SIARAN RADIO KOMUNITAS JASENG FM
KECAMATAN WALANTAKA KOTA SERANG, BANTEN
Judul Skripsi : Motivasi, Terpaan Media dan Kepuasan Khalayak Siaran
Radio Komunitas Jaseng FM Kecamatan Walantaka Kota
Serang, Banten
Nama : Ditha Fitrialdi Putri
NIM : I34100115
Disetujui oleh
Ir Hadiyanto, Msi
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Siti Amanah, MSc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus: ________________
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam,
yang masih memberikan nikmat jasmani dan rohani serta waktu yang bermanfaat
bagi penulis sehingga skripsi dengan judul “Motivasi, Terpaan Media dan
Kepuasan Khalayak Siaran Radio Komunitas Jaseng FM Kecamatan Walantaka
Kota Serang, Banten” dapat diselesaikan tanpa hambatan dan masalah yang
berarti. Pujian dan sholawat senantiasa penulis sampaikan kepada Rasulullah
SAW, keluarga beliau, dan para sahabat hingga tabi’in dan pengikutnya hingga
hari akhir.
Terimakasih penulis ucapkan kepadabapak Ir. Hadiyanto, M.Si selaku
dosen pembimbing atas bimbingan, saran, dan curahan waktunya kepada penulis
selama proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibunda Reivianti Yudha
Lasari dan Ayahanda Ivan Rivaldi selaku orang tua tercinta, Ditho Novrialdi Putra
seperti halnya variabel terpaan radio komunitas, dimana pendengar akan
mendengarkan siaran radio komunitas secara terus-menerus agar pendengar
memperoleh kepuasan atas informasi yang mereka butuhkan yang juga disiarkan
oleh radio komunitas. Faktor kualitas penyiaran radio tersebut meliputi kesesuaian
materi siaran, kualitas penyiar dan kualitas pemancar radio. Karakteristik
demografis pendengar berhubungan dengan terpaan radio komunitas yang terjadi
pada diri individu yang selanjutnya berhubungan dengan kepuasan individu,
kepuasan individu tersebut didasari model uses and gratifications oleh Katz et al.
(1973) dalam Effendy (2007) yang terdiri atas kepuasan surveillance
(pengawasan), personal(pribadi), social relationship (hubungan sosial),
diversion/entertainment (hiburan). Oleh karena itu, peneliti menganalisis
hubungan dari variabel karakteristik demografis pendengar, motivasi pendengar
dan kualitas siaran radio komunitas terhadap terpaan radio komunitas dan
hubungan terpaan media terhadap kepuasan khalayak siaran radio komunitas
Jaseng FM Kecamatan Walantaka Kota Serang Banten.
Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran yang digunakan peneliti pada
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
17
Keterangan :
: Berhubungan
Gambar 2 Kerangka pemikiran
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini disajikan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan antara karakteristik demografis pendengar
denganmotivasi mendengarkan radio komunitas Jaseng FM
2. Terdapat hubungan antara kualitas penyiaran dengan terpaan radio
komunitasJaseng FM
3. Terdapat hubungan antara motivasi mendengarkan dengan terpaan radio
komunitasJaseng FM
4. Terdapat hubungan antara terpaan radio komunitas dengan kepuasan
mendengarkan khalayak siaran radio komunitasJaseng FM
Karakteristik demografis
pendengar:
1. Usia
2. Pendidikan
3. Penghasilan
4. Kepemilikan media
massa
Terpaan radio komunitas:
1. Frekuensi mendengarkan
2. Durasi mendengarkan
3. Pilihan program siaran
Faktor Kualitas Penyiaran:
1. Kesesuaian materi siaran
2. Kualitas pemancar radio
3. Kualitas penyiar
Kepuasan khalayak
Radio Komunitas:
1. Kepuasan
pengawasan
2. Kepuasan pribadi
3. Kepuasan
interaksi sosial
4. Kepuasan
hiburan
Motivasi mendengarkan
radio komunitas:
1. Motivasi informasi
2. Motivasi identitas
pribadi
3. Motivasi integrasi
dan interaksi sosial
4. Motivasi hiburan
18
Definisi Operasional
Definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut:
1. Karakteristik demografis pendengar adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan karakteristik responden yaitu usia, pendidikan, penghasilan, dan
kepemilikan media massa.
1.1. Usia adalah lama hidup responden yang dihitung sejak tanggal kelahiran
hingga saat penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam tahun. Menurut
Havigurst (1950) dalam Mugniesyah (2006). Usia dikategorikan
menjadi:
i. Masa awal dewasa(18-29 tahun) : skor 3
ii. Masa usia menengah (30-50 tahun) : skor 2
iii. Masa tua (> 50 tahun) : skor 1
1.2. Pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang
pernahditamatkan. Tingkat pendidikan pendidikan formal terakhir
responden dengan acuan dasar wajib belajar sembilan tahun dan
dikategorikan. dimulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan
tinggi. Pendidikan dikategorikan menjadi :
i. Tinggi : Pendidikan lanjutan setelah SMA : skor 3
ii. Sedang : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) : skor 2
iii. Rendah : Sekolah Dasar (SD) : skor 1
1.3. Penghasilan adalah penghasilan rata-rata yang diperoleh oleh responden
selama satu bulan. penghasilan dapat dikategorikan menjadi :
i. Tinggi : Pendapatan >Rp 1 000 000 : skor 3
ii. Sedang : Pendapatan ≥ Rp 100 000 –Rp 1 000 000 : skor 2
iii. Rendah : Pendapatan < Rp 100000 : skor 1
1.4. Kepemilikan media massa lain adalah jumlah media massa yang dimiliki
oleh responden yang meliputi kepemilikan radio, televisi, dan koran.
Kepemilikan media dapat dikategorikan menjadi :
i. Memiliki ketiganya (Koran, radio dan televisi) : skor 3
ii. Memiliki: a. Radio dan Televisi
b. Koran dan televisi
c. Koran dan radio : skor 2
iii. Memiliki salah satu media (Koran/televisi/radio) : skor 1
2. Terpaan radio komunitas adalah keterlibatan pendengar radio komunitas dalam
mendengarkan siaran radio komunitas. Pengukuran dilakukan berdasarkan
variabel-variabel berikut ini:
2.1. Frekuensi mendengarkan siaran radio komunitas adalah tingkat
keseringan responden mendengarkan siaran radio komunitas dalam
rentang satu minggu. Frekuensi mendengarkan dibagi menjadi tiga
kategori yaitu:
i. Tinggi : 5-7 hari : skor 3
ii. Sedang : 3-4 hari : skor 2
iii. Rendah : 1-2 hari : skor 1
22. Durasi mendengarkan siaran radio komunitas adalah lama mendengarkan
atau waktu rata rata yang diluangkan responden untukmendengarkan
19
siaran radio komunitas dalam satu hari. Lama mendengarkan dibagi
menjadi tiga kategori yaitu:
i . Tinggi : >240 menit : skor 3
ii. Sedang : ≥180-240 menit : skor 2
iii. Rendah : <180 menit : skor 1
2.3. Pilihan acara siaran adalah program siaran radio komunitas yang sesuai
dengan kebutuhan responden serta yang dipilih responden dalam satu
hari sebelum pengisian kuesioner. Dapat dibagi menjadi tiga kategori
yaitu:
i. Tinggi : 3-4 acara siaran : skor 3
ii. Sedang : 2 acara siaran : skor 2
iii. Rendah : 1 acara siaran : skor 1
3. Kualitas penyiaran adalah penilaian responden terhadap kinerja siaran yang
dapat memberikan presentasi menarik, berpotensi mencegah kesenjangan
informasi, dan kejernihan teknologi yang dapat menolong untuk
memperlambat penurunan jumlah pendengar. Diukur menggunakan skala
interval. Kemudian, dikategorikan menjadi kualitas siaran rendah, kualitas
siaran sedang dan kualitas siaran tinggi dengan perhitungan skala Likert.
Indikator yang digunakan dalam pengukuran kualitas siaran radio komunitas
adalah sebagai berikut:
i. Sangat setuju (SS) : skor 5
ii. Setuju (S) : skor 4
iii. Netral (N) : skor 3
iv. Tidak Setuju (TS) : skor 2
v. Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
3.1 Kesesuaian materi siaran adalah pandangan responden atas program
siaran radio komunitas yang bersifatnya informatif, sesuai dengan visi
dan misi radio komunitas, materi siaran dapat menambah pengetahuan
responden, memberikan informasi mengenai kebudayaan, dan bukan
program yang bersifat menghibur saja. Kriteria pengukuran yang
digunakan adalah sebagai berikut:
i. Tinggi : Materi siaran sesuai (33-40) : skor 3
ii. Sedang : Materi siaran kurang sesuai (21-32) : skor 2
iii. Rendah : Materi siaran tidak sesuai (8-20) : skor 1
3.2 Kualitas pemancar radio adalah pandangan responden mengenai
jangkauan siaran yang dipancarkan oleh stasiun radio. Diukur dengan
skala ordinal. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah sebagai
berikut:
i. Tinggi : Kualitas pemancar baik (19-25) : skor 3
ii. Sedang : Kualitas pemancar kurang baik (11-18) : skor 2
iii. Rendah : Kualitas pemancar buruk (5-10) : skor 1
3.3 Kualitas penyiar adalah pandangan responden terhadap seseorang yang
membawakan siaran radio komunitas yang disajikan. Terdapat dua unsur
yaitu keahlian dan kejujuran, sejauh mana responden menilai keahlian
penyiar dan sejauh mana responden percaya akan pesan yang
disampaikan oleh penyiar. Dapat diukur dengan kriteria sebagai berikut :
i. Tinggi : Kualitas penyiar baik (24-30) : skor 3
ii. Sedang : Kualitas penyiar kurang baik (13-23) : skor 2
20
iii. Rendah : Kualitas penyiar buruk (6-12) : skor 1
4 Motivasi mendengarkan adalah dorongan dari dalam diri untuk mendengarkan
program siaran radio komunitas. Motivasi dibagi menjadi motivasi informasi,
motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi social, serta motivasi
hiburan (McQuail, 1987). Diukur menggunakan skala interval. Kemudian,
dikategorikan menjadi motivasi rendah, motivasi sedang dan motivasi tinggi
dengan perhitungan skala Likert. Indikator yang digunakan dalam pengukuran
motivasi mendengarkan radio komunitas adalah sebagai berikut:
i. Sangat setuju (SS) : skor 5
ii. Setuju (S) : skor 4
iii. Netral (N) : skor 3
iv. Tidak Setuju (TS) : skor 2
v. Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
4.1. Motivasi informasi adalah dorongan dari dalam diri responden yang
menghasilkan usaha dalam memperoleh berita tentang peristiwa dan
kondisi lingkungan sekitar dan masyarakat, mendengarkan program-
program interaktif dan berita yang disiarkan radio komunitas untuk
memuaskan rasa ingin tahu dan minat serta belajar untuk menambahan
pengetahuan.
i. Motivasi informasi tinggi (16-20) : skor 3
ii. Motivasi informasi sedang (9-15) : skor 2
iii. Motivasi informasi rendah (4-8) : skor 1
4.2. Motivasi identitas pribadi adalah dorongan dari dalam diri responden
yang menghasilkan usaha untuk meningkatkan pemahaman tentang diri,
mengasah kemampuan diri sendiri dengan mendengarkan juga mengikuti
program interaktif radio komunitas.
i. Motivasi identitas pribadi tinggi (16-20) : skor 3
ii. Motivasi identitas pribadi sedang (9-15) : skor 2
iii. Motivasi identitas pribadi rendah (4-8) : skor 1
4.3. Motivasi integrasi dan interaksi sosial adalah dorongan dari dalam diri
responden untuk mengetahui dan mengidentifikasi kondisi lingkungan
dan keadaan dirinya dengan orang lain dengan ikut serta menjalankan
peran sosialnya sebagai pendengar maupun pengelola radio komunitas.
i. Motivasi integrasi dan interaksi sosial tinggi (16-20) : skor 3
ii. Motivasi integrasi dan interaksi sosial sedang (9-15) : skor 2
iii. Motivasi integrasi dan interaksi sosial rendah (4-8) : skor 1
4.4. Motivasi hiburan adalah dorongan dari dalam diri responden untuk
melepaskan diri dari permasalahan; bersantai; memperoleh kenikmatan
jiwa dan ekstetis; mengisi waktu; penyalur emosi.
i. Motivasi hiburan tinggi (16-20) : skor 3
ii. Motivasi hiburan sedang (9-15) : skor 2
iii. Motivasi hiburan rendah (4-8) : skor 1
5. Kepuasan mendengarkan khalayak adalah perasaan senang atau kecewa dari
pendengar ketika kebutuhan yang berkaitan dengan motivasinya terpenuhi baik
melalui siaran radio komunitas tersebut. Meliputi kepuasan pengawasan,
kepuasan pribadi, kepuasan hubungan sosial, dan kepuasan hiburan (Katz et al,
1974).Diukur menggunakan skala interval. Kemudian, dikategorikan menjadi
kepuasanmendengarkan rendah, kepuasan mendengarkan sedang dan
21
kepuasanmendengarkan tinggi dengan perhitungan skala Likert. Indikator yang
digunakan dalam pengukuran kepuasan mendengarkan radio komunitas adalah
sebagai berikut:
i. Sangat setuju (SS) : skor 5
ii. Setuju (S) : skor 4
iii. Netral (N) : skor 3
iv. Tidak Setuju (TS) : skor 2
v. Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
5.1. Kepuasan Pengawasan adalah perasaan senang atau kecewa dari
pendengar setelah mendengarkan berita tentang peristiwa dan kondisi
lingkungan sekitar dan masyarakat, tentang program-program interaktif
dan berita yang disiarkan radio komunitas serta bertambahnya minat
responden untuk menambah pengetahuan.
i. Kepuasan pengawasan tinggi (16-20) : skor 3
ii. Kepuasan pengawasan sedang (9-15) : skor 2
iii. Kepuasan pengawasan rendah (4-8) : skor 1
5.2. Kepuasan pribadi adalah perasaan senang atau kecewa dari pendengar
tentang pemahaman diri, kemampuan diri sendiri setelah mendengarkan
juga mengikuti program interaktif radio komunitas.
i. Kepuasan pribadi tinggi (16-20) : skor 3
ii. Kepuasan pribadi sedang (9-15) : skor 2
iii. Kepuasan pribadi rendah (4-8) : skor 1
5.3. Kepuasan interaksi sosial adalah perasaan senang atau kecewa dari
pendengarsetelah mendengarkan dalam mengidentifikasi kondisi
lingkungan dan keadaan dirinya dengan orang lain dengan ikut serta
menjalankan peran sosialnya sebagai pendengar maupun pengelola radio
komunitas.
i. Kepuasan interaksi sosial tinggi (16-20) : skor 3
ii. Kepuasan interaksi sosial sedang (9-15) : skor 2
iii. Kepuasan interaksi sosial rendah (4-8) : skor 1
5.4. Kepuasan hiburan adalah perasaan senang atau kecewa dari
pendengarsetelah mendengarkan saat melepaskan diri dari
permasalahan; bersantai; memperoleh kenikmatan jiwa dan ekstetis;
mengisi waktu; penyalur emosi melalui mendengarkan radio komunitas.
i. Kepuasan hiburan tinggi (16-20) : skor 3
ii. Kepuasan hiburan sedang (9-15) : skor 2
iii. Kepuasan hiburan rendah (4-8) : skor 1
22
23
PENDEKATAN LAPANGAN
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Radio Komunitas Jaseng FM Desa Pipitan
Kecamatan Walantaka Kota Serang Banten (Lampiran 1). Lokasi ini dipilih
secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa radio komunitas ini
merupakan stasiun radio komunitas yang telah terdaftar dalam Jaringan Radio
Komunitas Banten (JRKB) dan Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI).
Selain itu, sebagian besar isi siaran dan pengelolaan informasi siaran berdasarkan
kebutuhan komunitas atau warga Kecamatan Walantaka, Banten. Wilayah
jangkauan siaran radio komunitas adalah 2,5 km dengan maksimum 50 watt
sehingga Desa Pipitan, Desa Walantaka dan Desa Kiara yang menjadi desa lokasi
penelitian karena ketiga desa tersebut yang terjangkau oleh sinyal siaran yang
dipancarkan radio komunitas Jaseng FM. Waktu penelitian dilaksanakan pada
tanggal 15 April 2014 – 27 April 2014. Lokasi dipilih untuk mengetahui
bagaimanamotivasi, terpaan media, kualitas siaran dan kepuasan khalayak
pendengar siaran radio komunitas Jaseng FM.
Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat pendengar aktif radio
Jaseng FM di sekitar pusat stasiun radio komunitas Jaseng FM dengan
populasisampel dalam penelitian ini adalah individu sekitar pemancar radio
Jaseng FM yang menjadi pendengar aktif radio komunitas. Data pendengar aktif
radio komunitas yang didapatkan dari data pengelola radio komunitas Jaseng FM
adalah sebanyak 44 orang. Penarikan sampel yang digunakanadalah sampel acak
atau random sampling dengan metode simple random sampling atau sampel acak
sederhana. Pengambilan responden menggunakan formula randbetween pada
Microsoft Excel 2007, sehingga tersusun 30 orang pendengar aktif radio
komunitas dalam satu minggu terakhir yang akan diteliti dari kerangka sampling
yaitu 44 anggota komunitas pendengar yang didapatkan dari data pengelola radio
komunitas Jaseng FM (Lampiran 2).
24
Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui penelitian langsung dilapangan dengan
menggunakan instrumen berupa kuesioner. Data primer juga diperoleh dengan
melakukan wawancara tidak terstruktur dengan responden untuk menggali lebih
dalam pendapat mereka mengenai program siaran radio komunitas. Wawancara
juga dilakukan dengan pihak radio komunitas Jaseng FM untuk menggali lebih
banyak tentang sejarah, pengelolaan radio komunitas dan program yang mereka
siarkan. Data sekunder diperoleh dari kantor desa mengenai profil desa, data mata
pencaharian masyarakat sekitar radio Jaseng FM serta data sekunder yang
diperoleh dari pihak Radio komunitas Jaseng FM yaitu mengenai profil, sejarah,
dan program acara yang disiarkan radio komunitas.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan
kuesioner setelah seluruh data terkumpul dilakukan pengkodean data. Tahap
selanjutnya adalah melakukan perhitungan skor jawaban responden hingga
mencapai skor akhir. Skor akhir dari tiap variabel pada kuesioner dari masing-
masing responden selanjutnya dimasukan dalam kategori yang telah ditentukan
dengan rumus berikut:
Rentang Kelas = Nilai maksimum – Nilai minimum
∑Kelas
Rumus rentang kelas digunakan pada variabel kualitas penyiaran, terpaan
media, motivasi mendengarkan, dan kepuasan mendengarkan radio komunitas.
Seluruh variabel dikategorikan menjadi tiga kelas (rendah, sedang dan tinggi).
Pada kualitas penyiaranterdapat faktor kesesuaian materi siaran, kualitas
pemancar dan kualitas penyiar. Kesesuaian materi siaran memiliki 8 pertanyaan
dengan nilai maksimal 40 dan nilai minimal 8, maka diperoleh nilai rentang kelas
dan nilai sebagai berikut:
Kesesuaian materi siaran rendah : 8≤x≤20
Kesesuaian materi siaran sedang : 21≤x≤32
Kesesuaian materi siaran tinggi : 33≤x≤40
Pada kualitas pemancar terdapat 5 pertanyaan dengan nilai maksimal 25 dan
nilai minimal 5, maka diperoleh nilai rentang kelas dan nilai sebagai berikut:
Kualitas pemancar rendah : 5≤x≤10
Kualitas pemancar sedang : 11≤x≤18
Kualitas pemancar tinggi : 19≤x≤25
25
Pada kualitas penyiar terdapat 6 pertanyaan dengan nilai maksimal 30 dan
nilai minimal 6, maka diperoleh nilai rentang kelas dan nilai sebagai berikut:
Kualitas penyiar rendah : 6≤x≤12
Kualitas penyiar sedang : 13≤x≤23
Kualitas penyiar tinggi : 24≤x≤30
Pada motivasi mendengarkan terdapat faktor motivasi informasi, motivasi
identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan.
Masing-masing memiliki 4 pertanyaan dengan nilai maksimal 20 dan nilai
minimal 4. maka diperoleh nilai rentang kelas pada masing-masing faktor sebagai
berikut:
Motivasi mendengarkan rendah : 4≤x≤8
Motivasi mendengarkan sedang :9≤x≤15
Motivasi mendengarkan tinggi : 16<x≥20
Pada kepuasan mendengarkan terdapat faktor kepuasan pengawasan,
kepuasan pribadi, kepuasan hubungan sosial, dan kepuasan hiburan. Masing-
masing memiliki 4 pertanyaan dengan nilai maksimal 20 dan nilai minimal 4.
maka diperoleh nilai rentang kelas pada masing-masing faktor sebagai berikut:
Kepuasan mendengarkan rendah : 4≤x≤8
Kepuasan mendengarkan sedang :9≤x≤15
Kepuasan mendengarkan tinggi : 16<x≥20
Data yang terkumpul dianalisis dengan uji Statistik Rank Spearman
menggunakan Statistic Program for Social Sciences (SPSS) for Windows versi
16.0 dan Microsoft Excel 2007. Keeratan hubungan antara dua variabel dapat
diketahui dengan menggunakan koefisien kontingensi (Singarimbun dan Effendi,
2008). Derajat hubungan yang meliputi kekuatan hubungan dan bentuk/arah
hubungan dapat diketahui menggunakan Koefisien Korelasi (KK). Hasan (2009)
dalam Feryandes (2013) menyatakan kekuatan hubungan untuk nilai koefisisen
korelasi biasanya berada di antara:
KK = 0.00 : tidak ada hubungan
0.00 < KK ≤ 0.20 : hubungan rendah sekali atau lemas sekali
0.20 < KK ≤ 0.40 : hubungan rendah atau lemas tetapi pasti
0.40 < KK ≤ 0.70 : hubungan cukup berarti atau sedang
0.70 < KK ≤ 0.90 : hubungan tinggi atau kuat
0.90 < KK < 1.00 : hubungan sangat tinggi atau kuat sekali,
dapat diandalkan
KK = 1.00 : hubungan sempurna
Tingkat kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada taraf
nyata α 0.05 dan α 0.01. Hasan (2009) dalam Feryandes (2013) menyatakan
penentuan kriteria pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai alpha
dengan nilai uji statistiknya. Hipotesi nol (Ho) diterima jika nilai uji statistiknya
berada di luar nilai alpha. Hipotesis nol (Ho) ditolak jika nilai uji statistiknya
berada dalam nilai alpha.
Analisis data kualitatif tidak menggunakan model matematik,hanya terbatas
pada metode reduksi data yaitu pemilihan data, pemusatan perhatian, dan
26
penyederhanaan data, lalu penyajian data secara deskriptif dan dilanjutkan oleh
penarikan kesimpulan.
27
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Gambaran Umum Kecamatan Walantaka
Letak Geografis dan Demografis
Kecamatan Walantaka sebelumnya termasuk dalam wilayah Kabupaten
Serang. Pada tahun 2007 sesuai dengan Undang-Undang Negara Republik
Indonesia nomor 32 tahun 2007 tentang pembentukan kota Serang, Kecamatan
Walantakamengalami perubahan sehingga Kecamatan Walantaka menjadi salah
satu dari enam Kecamatan yang berada di wilayah Kota Serang. Kecamatan yang
didominasi oleh lahan padi dan palawija ini memiliki luas wilayah seluas 41.01
km² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah utara: Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang
2. Sebelah timur: Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang
3. Sebelah selatan: Kecamatan Petir dan Kecamatan Keusal Kabupaten
Serang
4. Sebelah barat: Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Curug Kota, dan
Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang
Jarak Kecamatan Walantaka menuju Pusat Pemerintahan Kota Serang sejauh 8
Km, dapat ditempuh menggunakan angkutan umum dan kendaraan pribadi,
namun para pengendara diharuskan untuk berhati-hati karena akses jalan menuju
jalan raya Ciruas sebagai jalan utama menuju pusat pemerintahan Kota Serang
kondisinya sangatlah buruk. Saat musim hujan, banyak kubangan serta lubang
jalan yang dapat membahayakan para pengguna jalan dan pada saat cuaca terik
akan banyak debu juga pasir yang dapat mengganggu penglihatan para
pengendara khususnya pengendara sepeda motor karena Kecamatan Walantaka
memiliki suhu udara 24-30ºC.
Kecamatan yang menjadi wilayah pemberhentian Sunan Gunung Jati
bersama pasukannya dalam perjalanan menuju Cirebon saat mengislamkan
Banten ini,sangat memperhatikan nilai-nilai agama serta mendukung tersedianya
sarana dan prasarana keagamaan di Kecamatan Walantak. Sarana keagamaan
yang terdapat di Kecamatan ini yaitu 20 unit Pondok Pesantren, 73 unit Majlis
ta’lim, 67 unit Masjid dan 5 Mushala.
28
Kecamatan yang memiliki curah hujan 53 mm ini memiliki beberapa sarana
penunjang pendidikan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel1.
Tabel 1 Jumlah Sarana dan prasarana pendidikan di Kecamatan Walantaka Tahun
2010
No Sarana dan prasarana pendidikan Jumlah (unit)
1 Perguruan tinggi 1
2 Akademi 1
3 SMA 5
4 MA 5
5 SMP 8
6 MTS 12
7 SD 29
8 MI 22
9 TK 21
10 PAUD 29
Total 123
Sumber: Data Kecamatan Walantaka 2010
Karakteristik Penduduk Kecamatan Walantaka
Tingkat kesehatan masyarakat Kecamatan Walantaka tergolong cukup baik
karena terdapat sarana kesehatan seperti puskesmas, puskesmas pembantu,
poliklinik, dan terdapat 101 unit posyandu di Kecamatan ini, walaupun terdapat
penduduk kategori rumah tangga miskin sebanyak 2624 jiwa, Kecamatan ini tidak
pernah mengalami bencana besar maupun wabah penyakit yang mematikan.
Selain itu, bantuan pemerintah seperti sarana air bersih di empat titik, sarana
toilet umum di satu titik, serta dibangunnya gorong-gorong diharapkan dapat
membantu meningkatkankebersihan dan kesehatan warga Kecamatan Walantaka.
Jumlah penduduk Kecamatan Walantakaper-tahun 2010 adalah 75 681 jiwa
dengan perincian 38 580 laki-laki dan 37 101 perempuan,. Terdapat 14 desa
dengan jumlah penduduk tersebar dalam 59 Rukun Warga (RW) dan 231 Rukun
Tetangga (RT). Adapun data selengkapnya mengenai penyebaran penduduk
menurut desa di Kecamatan Walantakapada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel
2.
29
Tabel 2 Luas daerah, jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk berdasarkan
desa/kelurahan di Kecamatan Walantaka Tahun 2010
No Desa/
Kelurahan
Luas daerah
(km²)
Penduduk 2010
Jumlah
(Jiwa)
Kepadatan
(Jiwa/km²)
1 Nyapah 2.60 3808 1465
2 Lebakwangi 2.80 3342 1194
3 Cigoong 2.16 3800 1759
4 Tegalsari 1.97 3029 1538
5 Pasuluhan 2.15 3866 1798
6 Pabuaran 3.28 3787 1155
7 Walantaka 2.81 3339 1188
8 Pengampelan 2.86 8186 2862
9 Pipitan 1.16 11345 9780
10 Kiara 4.45 4696 1055
11 Pageragung 4.96 8159 1645
12 Kalodran 3.91 5743 1469
13 Kepuren 1.57 4861 3096
14 Teritih 4.33 7720 1783
Total 41.01 75681 1845 Sumber: BPS Kota Serang
Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk sebesar 1 845 km² ini
memiliki tingkat kerukunan yang sangat baik, sehingga potensi konflik di daerah
ini sangat rendah. Tingginya rasa saling menghargai dan menghormati satu sama
lainnya merupakan modal utama para penduduk dalam menciptakan iklim yang
kondusif bagi kegiatan pembangunan.Berdasarkan jenis kelamin, penduduk
Kecamatan Walantaka mayoritas adalah laki-laki. Tingginya angka penduduk
berjenis kelamin laki-laki menjadikan Kecamatan ini membentuk beberapa
lembaga keagamaan dan kepemudaan sebagai upaya dalam menjaga kerukunan
masyarakat. Terdapat 9 lembaga keagamaan juga 15 lembaga kepemudaan, sosial,
dan profesi. Selain itu, swadaya masyarakat dalam membangun masjid dan
mushola sebanyak 12 titik di Kecamatan Walantaka. Data selengkapnya mengenai
sebaran jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Kecamatan Walantakadapat
dilihat pada pada Tabel 3.
30
Tabel 3 Jumlah penduduk desa/kelurahan berdasarkan jenis kelamin di
Kecamatan WalantakaTahun 2010
No Desa/ Kelurahan Penduduk 2010
Laki-laki Perempuan
1 Nyapah 1960 1848
2 Lebakwangi 1706 1636
3 Cigoong 1940 1860
4 Tegalsari 1545 1484
5 Pasuluhan 2000 1866
6 Pabuaran 1928 1859
7 Walantaka 1673 1666
8 Pengampelan 4156 4030
9 Pipitan 5762 5583
10 Kiara 2387 2309
11 Pageragung 4201 3958
12 Kalodran 2951 2792
13 Kepuren 2466 2395
14 Teritih 3905 3815
Total 38 580 37 101
Sumber: BPS Kota Serang
Rencana tata ruang wilayah kota serang tahun 2008-2028 bahwa Kecamatan
Walantaka merupakan wilayah peengembangan timur dengan peruntukan
perumahan, perdagangan, jasa, pertanian lahan kering, pergudangan dan industri
kecil menjadikan mata pencaharian penduduk Kecamatan Walantaka sebagai
buruh/karyawan/swatas, terlihat jelas saat memasuki kawasan Kecamatan
Walantaka, terdapat berbagai warung kecil, bengkel dan industri kecil disekitar
jalan raya Kecamatan Walantaka. Data selengkapnya mengenai mata pencaharian
penduduk Kecamatan Walantaka dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Jumlah dan persentase penduduk menurut mata pencaharian di
Kecamatan Walantaka Tahun 2010
No Mata Pencaharian Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%)
1. Petani/perkebunan 723 3.10
2. Buruh/karyawan/swasta 12 032 51.66
3. PNS/TNI/POLRI 1023 4.39
4. Tidak bekerja 9 515 40.85
Sumber: Data Kecamatan Walantaka 2010
31
Tingkat pendidikan masyarakat Walantaka juga tergolong cukup baik
karena rata-rata masyarakat telah menempuh pendidikan hingga Sekolah Dasar
maupun Madrasah Ibtidaiyah dengan persentase sebesar 40.11 persen. Jumlah
penduduk berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut:
Tabel 5 Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan tingkat pendidikandi
Kecamatan Walantaka Tahun 2007
No Tingkat pendidikan Jumlah
(Jiwa)
Persentase
( %)
1 Pasca Sarjana 165 0.42
2 Sarjana 1 549 3.92
3 Diploma 1 084 2.74
4 SMA/MA 5 484 13.86
5 SMP/MTS 10 692 27.03
6 SD/MI 15 866 40.11
7 Tidak tamat SD 4 716 11.92
Sumber: Data Kecamatan Walantaka 2007
Gambaran Umum Radio Komunitas Jaseng FM
Sejaran Radio Komunitas Jaseng FM
Different Quality (DQ) FM Radio 96,3 FM merupakan nama pertama radio
komunitas di Kecamatan Walantakayang digagas oleh bapak Amrullah selaku
pendiri radio komunitas Jaseng FM. Berawal pada tahun 1995, beliau merakit
sendiri pemancar radio untuk radio ini namun makna radio gelap saat itu adalah
sebagai landasan berdirinya DQ Radio. Pada saat itu Kartu Atensi atau Kartu
Pilihan Pendengar (pilpen) sebagai telah diminati oleh para pendengar sehingga
pemasukan radio hampir mencapai Rp. 120000,- - Rp. 150 000,-/hari. Kartu
tersebut berisi Nama,Alamat, Permintaan lagu atau request serta salam-salam
pendengar. Kartu atensi tersebut dibaca disetiap program siaran radio DQ hingga
pada tahun 2004, antusiasme masyarakat semakin tinggi terhadap radio DQ FM.
Peran radio DQ FM di masyarakat memberikan kesempatan pada radio DQ FM
untuk terus memfasilitasi warga dalam menyiarkan kegiatan di kampung sekitar
Kecamatan Walantaka, salah satunya adalah Siaran secara livesaat memperingati
hari 17 agustus yaitu pertandingan sepak bola antar kampung.
Berdasarkan Pasal 7 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002
tentang penyiaran, untuk kelancaran efisiensi dan optimalisasi pelaksanaan tugas
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah, perlu didukung kesekretariatan Komisi
32
Penyiaran Indonesia Daerah banten2. Hal tersebut mendorong pengelola dalam
pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Banten dan Jaringan
Radio Komunitas Banten (JRKB) hingga pada tahun 2006 menjadikan DQ FM
berubah nama menjadi RAM FM atau Radio Komunitas Al-Mutaffail. Hal
tersebut karena adanya akte notaris dan legalitas radio komunitas, sehingga radio
komunitas membutuhkan yayasan sebagai payung hukum dan terbentuklah RAM
FM tersebut. Dukunganfans, pemerintahan Kecamatan Walantaka dan
masyarakatWalantaka terhadap pendirian radio komunitas ini dibuktikan dengan
dukungan tanda tangan sesuai persyaratan yang diberlakukan bagi radio
komunitas yaitu 250 tanda tangan orang dewasa3.
Seiring berjalannya waktu dan setelah legalitas pendirian radio komunitas
tersebut didapatkan, terdapat beberapa hambatan yang dialami radio komunitas
ini. Sebagian aset radio dijual untuk kepentingan tertentu. Hal tersebut tidak
menjadi hambatan bagi Amrullah dan teman-teman pengelola lainnya, sehingga
pada tahun 2006 didirikanlah kembali radio komunitas.
Adanya regulasi baru mengenai penyiaran maka radio komunitas ini
memasuki kanal frekuensi penyiaran komunitas khususnya radio komunitas
dengan frekuensi 107,7 FM4. Namun, terdapat radio komunitas lain di frekuensi
107 FM yang jaraknya sangat berdekatan. Berdasarkan aturan radio komunitas5
maka kedua radio tersebut harus disatukan,sehingga diumumkan adanya
peremajaan pemancar, penghidupan kembali radio, dan pengambilan nama baru
yaitu Jaseng FM sebagai nama baru dari penggabungan kedua radio tersebut.
Dukungan fans dari kedua radio menjadikan Jaseng FM tetap berdiri dan semakin
berkembang hingga saat ini.
Logo Radio Komunitas Jaseng FM
Nama Jaseng FM berawal dari sayembara yang diadakan oleh pengelola
yang berasal dari dua radio komunitas. Kedua radio komunitas tersebut bergabung
menjadi satu karena berdasarkan aturan yang berlaku, radio komunitas tersebut
diharuskan untuk merger. Setelah diadakan sayembara untuk mengambil nama
yang tepat dengan pilihan nama sebagai berikut yaitu Pelangi FM, Jas FM, Power
FM, Radio Antar Masyarakat (RAM), Jaseng FM, Radio Warga Walantaka
(RAWA FM), Banten Jawa Serang (BJS) FM, dan Tumaritis FM, akhirnya suara
terbanyak jatuh pada nama Jeseng FM. Jaseng FM ditetapkan sebagai nama radio
komunitas ini dengan filosofi bahasa Jawa Serang.
2Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Sekretariat
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Provinsi 3Dokumen-dokumen resmi milik Radio Komunitas Jaseng FM telah hilang terkena bencana alam
4Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 13/PER/M.KOMINFO/08/2010 Tentang
Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 15 Tahun 2003 Tentang
Rencana Induk (Master Plan) Untuk Keperluan Radio Siaran FM (Frequency Modulation) 5Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
33
Gambar 3 Logo radio komunitas Jaseng FM
Bulatan besar berwarna hijau dan enam bulatan kecil dengan beragam
ukuran disamping nama Jaseng FM mencerminkan, walaupun terdapat beragam
keyakinan akan tetap terjalin kebersamaan yang disatukan oleh media yang
dicerminkan dengan satu bulatan besar yaitu Jaseng FM. Radio ini adalah media
untuk pemersatu hubungan masyarakat Serang khususnya Kecamatan Walantaka.
Warna hijau mencerminkan gerakan dan warna merah muda pada nama Jaseng
mencerminkan keberanian anak-anak muda pendiri Jaseng FM sehingga kedua
warna tersebut mencerminkan bahwa Jaseng FM sebagai gerakan anak-anak muda
yang pemberani.
Visi dan Misi Radio Komunitas Jaseng FM
Tujuan didirikannya Radio Komunitas ini adalah untuk menginformasikan
pesan-pesan agama, pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, pemerintahan daerah
maupun pusat demi meningkatkan integritas warga Walantaka Serang Banten.
Visi dan misi yang dirumuskan yaitu “Terciptanya Radio Komunitas yang
berkualitas, dan berbudaya sehingga mampu menjadi radio yang berdaya dan
tercerahkan yang berdasarkan pada nilai-nilai universal kemanusiaan dan
keagamaan”. Misi yang dimiliki oleh radio komunitas Jaseng FM adalah
“Mewujudkan terbentuknya masyarakat yang sadar informasi, meningkatkan
peran dakwah dalam media, mewujudkan masyarakat yang berpendidikan dan
berbudaya, mendorong terciptanya masyarakat yang berpengetahuan luas dan
berkemampuan tinggi, khususnya akses terhadap media keradio komunitasan,
mewujudkan masyarakat yang memperoleh dan mengolah informasi secara
mandiri, mewujudkan pemahaman dan pengetahuan warga yang memiliki
teknologi informasi dalam memanfaatkan dan mengelola teknologi informasi
yang mereka miliki serta membentuk masyarakat yang sadar akan hak dan
kewajibannya sebagai warga Negara”6.
6http://jasengfm.blogspot.com
34
Program Siaran Radio Komunitas Jaseng FM
Program yang disiarkan oleh radio komunitas Jaseng FM ini sesuai dengan
undang-undang penyiaran nomor 32 tahun 2002 pasal 20 ayat 2(b) yaitu program
lembaga penyiaran komunitas ditujukan untuk mendidik dan memajukan
masyarakat dalam mencapai kesejahteraan, dengan melaksanakan program acara
yang meliputi budaya, pendidikan, dan informasi yang menggambarkan identitas
bangsa. Format siaran radio Jaseng FM adalah multi contemperory (pendengar
dari kalangan remaja, muda dan dewasa)yang format program acaranya dibedakan
dalam 4 (empat) kategori format acara, yaitu7:
1. Program acara yang memiliki kontribusi terhadap pemahaman, pengetahuan
bersifat pendidikan, budaya dan agama.
2. Program acara yang memiliki kontribusi berita informasi
3. Program acara entertainment (hiburan) dan kesenian
4. Program acara yang memiliki Iklan Layanan masyarakat
Susunan program dan jam siaran diusun oleh pengelola dan mengalami
beberapa perubahan seiring dengan berkembangnya sumber daya manusia
pengelola radio komunitas dan berkembangnya teknologi penyiaran. Radio
komunitas merupakan radio “untuk warga oleh warga dari warga dan tentang
warga” sehingga radio komunitas dijadikan sebagai fasilitas warga dan sebagai
mitra pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, juga lembaga-lembaga sosial
dalam upaya pembangunan sosial khususnya di Kecamatan Walantaka.
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM), Search For Common Ground, dan lembaga lain yang
bergerak di bidang sosial menjadikan radio komunitas Jaseng FM sebagai mitra
untuk menyosialisasikan program yang akan diberikan pada masyarakat
Kecamatan Walantaka.
Sosialisasi program dari beberapa lembaga tersebut berlangsung pada saat
program acara talkshow atau bincang-bincang dengan narasumber yang
bersangkutan dengan tema talkshow juga melalui iklan layanan masyarakat. Tema
talkshow disesuaikan dengan lembaga apa saja yang ingin bekerja sama dengan
radio komunitas Jaseng FM, sehingga setiap minggunya akan ada beberapa
narasumber yang menyosialisasikan program di radio komunitas Jaseng FM ini.
Format program siaran berupa talkshow tersebut disisipkan di beberapa
program siaran yang telah disusun oleh pengelola radio komunitas. Program
siaran khusus untuk talkshow tidak dijadwalkan di jam atau hari tertentu karena
disesuaikan dengan narasumber dan walaupun di beberapa program hanya
menyajikan acara yang sifatnya menghibur, radio komunitas tetap menyisipkan
informasi yang sifatnya membangun kualitas sumber daya manusia pendengar
radio komunitas Jaseng FM di program-program hiburan tersebut. Iklan layanan
masyarakat bertujuan untuk meyakinkan masyarakat akan program tersebut
dengan cara yang lebih menghibur dan menarik minat para pendengar.
Susunan program dan jam siaran diusun oleh pengelola dan mengalami
beberapa perubahan seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya
teknologi penyiaran. Susunan program siaran tersebut, diantaranya:
7http://jasengfm.blogspot.com
35
No Program
Siaran Waktu Siaran Keterangan
1 Refresh Setiap pagi
hari
Program musik untuk menemani para
pendengar setia Jaseng FM mengawali
aktivitas. Dipandu oleh penyiar Jaseng FM.
Apabila penyiar tidak dapat memandu acara
siaran ini, program tetap berjalan tetapi
hanya ada lagu-lagu yang diputar secara
otomatis dengan menggunakan software
komputer yang dimiliki Jaseng FM.
2 Prestasi
dan
kreativitas
(PDKT)
Setiap akhir
minggu di
Siang hari
(jam siar
disesuaikan
dengan
pengelola dan
penyiar)
Program yang bertujuan untuk memberikan
kesempatan bagi para pendengardalam
menyebarluaskan hasil karya juga
kreativitasnyauntuk disiarkan secara liveatau
langsung di studio radio komunitas Jaseng
FM. Program ini tidak setiap hari disiarkan
karena disesuaikan dengan jadwal para
penyiar serta karya pendengar yang masuk
ke radio komunitas.
3 Sajian
tembang
andalan
(STAN)
Setiap hari,
Pukul 19.00-
21.00 WIB
Program yang menyajikan lagu-lagu andalan
para pendengar khususnya yang beraliran
pop solo, duet, maupun band. Dipandu oleh
penyiar dan dapat secara interaktif meminta
lagu atau request kepada penyiar baik
melalui pesan elektronik atau SMS maupun
telefon.
4 Begadang Setiap hari,
Pukul 21.00-
00.00 WIB
Program yang menyajikan lagu-lagu khusus
beraliran dangdut.Dipandu oleh penyiar dan
dapat secara interaktif meminta lagu atau
request kepada penyiar baik melalui pesan
elektronik atau SMS maupun telefon.
5 Talkshow Jam dan hari
siaran
disesuaikan
dengan
narasumber
Program bincang-bincang dengan
narasumber yang bertujuan untuk
menyosialisasikan program yang akan
dilaksanakan di Kecamatan Walantaka agar
masyarakat mengetahui dan berpartisipasi
saat pelaksanaan program tersebut.
Gambar 4 Matriks jadwal program siaran radio komunitas Jaseng FM
Pengelolaan dan Pembiayaan Radio Komunitas Jaseng FM
Pengelolaan radio komunitas tidak serumit radio komersil maupun radio
publik, karena pada dasarnya radio komunitas dikelola oleh komunitas atau
warga Kecamatan Walantaka sendiri. Sesuai peraturan bahwa Lembaga
Penyiaran Komunitas merupakan komunitas nonpartisan yang keberadaan
36
organisasinya tidak mewakili organisasi atau lembaga asing serta bukan
komunitas internasional, tidak terkait dengan organisasi terlarang dan tidak
untuk kepentingan propaganda bagi kelompok atau golongan tertentu, sehingga
radio komunitas Jaseng FM sangat memfasilitasi para pendengar, fans maupun
warga Kecamatan Walantaka yang ingin bersiaran serta ikut mengelola radio
komunitas ini. Iklan yang disiarkan radio komunitas juga merupakan iklan
layanan masyarakat dan iklan dari pendengar langsung yang sedang mengikuti
line telefon dengan penyiar saat program berlangsung. Rata-rata iklan yang
disiarkan adalah iklan para pendengar yang berwirausaha, misalnya para
pendengar yang berjualan warung makan, bengkel, menjual peralatan rumah
tangga dan lain lain. Radio komunitas membantu para pendengar agar usaha
mereka tetap berjalan dan lebih dikenal masyarakat Kecamatan Walantaka.
Pembiayaan untuk mengelola radio komunitas pada awal penyiaran adalah
dengan kartu atensi atau katu pilihan pendengar (pilpen), namun kartu atensi
tersebut tidak dilanjutkan karena seiring perkembangan zaman dan teknologi
karena pendengar saat ini bisa berkirim salam menggunakan telefon dan SMS ke
radio Jaseng FM. Walaupun dikelola sendiri oleh warga, radio komunitas ini
memiliki beberapa penyiar yang datangnya dari luar Kecamatan Walantaka itu
sendiri, hal tersebut tidak menganggu jalannya penyiaran radio komunitas
karena radio komunitas Jaseng FM sangat menerima antusiasme warga dari luar
Kecamatan Walantaka untuk menjadi penyiar di radio ini. Penyiar jugaharus
tetap menaati peraturan yang berlaku dan bersiaran sesuai dengan visi dan misi
radio Jaseng FM.
Penyiar radio komunitas Jaseng FM mayoritas adalah laki-laki. Para
penyiar wanita yang pernah menjadi penyiar tetap di radio ini sudah
mengundurkan diri karena beberapa alasan dan urusan. Tidak memerlukan
keahlian khusus bagi warga yang ingin menjadi penyiar di radio komunitas ini,
karena pengelola sangat terbuka dengan siapa saja yang ingin siaran. Beberapa
sekolah di Kota Serang juga sering berkunjung dan menggunakan radio
komunitas ini sebagai bahan pelatihan murid-murid sekolah baik di tingkat
SMP, SMA hingga Universitas dalam memahami bagaimana jurnalistik
penyiaran radio.
Untuk meningkatkan kemampuan para penyiar serta para fans yang
tertarik di bidang jurnalistik maka Amrullah sebagai pengelola yang juga
sebagai sekertaris Forum Lembaga Penyiaran di Banten, mengadakan kerjasama
dengan forum tersebut untuk melaksanakan pembinaan mengenai jurnalistik.
Forum ini baru didirikan dan merupakan forum yang beranggotakan semua
asosiasi penyiaran di Banten, seperti Organisasi Jaringan Radio Komunitas
Banten, Forum Komunikasi Televisi Lokal Banten, Forum Radio Publik Lokal
seperti RRI dan perkumpulan yang bergerak di bidang jurnalistik lainnya.
37
KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS PENDENGAR, MOTIVASI
MENDENGARKAN, KUALITAS PENYIARAN DAN
TERPAAN MEDIA RADIO KOMUNITAS JASENG FM
Karakteristik Demografis Pendengar
Karakteristik Demografis pendengar merupakan salah satu faktor yang dapat
menjelaskan perbedaan setiap responden yang dapat mempengaruhi bagaimana
responden terdedah terhadap media khususnya adalah radio komunitas Jaseng
FM.
Tabel 6 Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik demografis
pendengar di Kecamatan Walantaka Tahun 2014
No Karakteristik
demografis Kategori
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1 Usia Masa awal dewasa
(18-29 tahun)
Masa usia menengah
(30-50 tahun)
Masa tua (> 50 tahun)
20
7
3
66.67
23.33
10.00
2 Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
21
9
70.00
30.00
3 Tingkat
pendapatan
Rendah (< Rp 100000/bulan)
Sedang (≥ Rp 100 000 –
Rp 1 000 000/bulan)
Tinggi (>Rp 1 000 000 /bulan)
14
6
10
46.67
20.00
33.33
4 Tingkat
pendidikan
Rendah (SD)
Sedang (SMP-SMA)
Tinggi (Perguruan Tinggi)
1
21
8
3.33
70.00
26.67
5 Kepemilikan
media massa
Rendah (memiliki satu dari
ketiga media massa (koran, radio
dan televisi))
Sedang (memiliki dua dari ketiga
media massa (Koran, radio, dan
televisi))
Tinggi (memiliki ketiga media
massa (Koran, radio dan televisi)
9
15
6
30.00
50.00
20.00
Total 30 100.00
38
Karakteristik Demografis ini meliputi usia, jenis kelamin, tingkat
pendapatan, tingkat pendidikan dan kepemilikan media massa:
Usia
Responden dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori usia
berdasarkan Havigurst (1950) dalam Mugniesyah (2006) dimana usia dapat
dikategorikan menjadi masa awal dewasa (18-29 tahun), masa usia menengah
(30-50 tahun), dan masa tua (> 50 tahun). Tabel 6 menunjukan bahwa usia masa
awal dewasa (18-29 tahun) memiliki persentase tertinggi yaitu 66.67 persen. Hal
ini dikarenakan responden dalam kategori usia masa awal dewasa rata-rata adalah
pelajar dan memiliki banyak waktu luang untuk mendengarkan siaran radio
komunitas Jaseng FM khususnya sore hari dan malam hari. Pada kategori masa
usia menengah hanya sekitar 23.33 persen dan kategori usia tua hanya mencapai
10.00 persen dikarenakan pada kedua kategori ini lebih banyak responden yang
sudah memiliki pekerjaan dan menghabiskan waktunya untuk bekerja pada siang
hingga sore hari dan malam harinya mereka beristirahat sehingga mereka jarang
mendengarkan radio dan lebih memilih untuk berinteraksi secara langsung dan
mengikuti acara keagamaan di sekitar tempat tinggalnya.
Jenis Kelamin
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebanyak 70.00 persen responden berjenis
kelamin laki-laki dan sebanyak 30.00 persen responden berjenis kelamin
perempuan. Hal ini dikarenakan pendengar aktif laki-laki lebih bersikap berani
dalam mengikuti setiap rangkain acara on air radio komunitas Jaseng FM yaitu
dengan menelefon atau SMS untuk request atau meminta lagu, berkirim salam
dengan pendengar lain, dan mengikuti kuis yang diadakan oleh radio komunitas.
Persentase pendengar perempuan lebih kecil daripada pendengar laki-laki karena
perempuan tidak lebih berani dari laki-laki dalam mengikuti acaraon air dan
menelefon radio Jaseng FM untuk sekedar berkirim salam, mengikuti kuis,
maupun requestatau meminta lagu saat rangkain acara radio disiarkan. Penyiar
radio komunitas yang mayoritas laki-laki menjadi alasan bahwa pendengar
perempuan lebih pasif sehingga pada kategori jenis kelamin, pendengar aktif laki-
laki yang lebih dominan.
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan pada penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu
tingkat pendidikan rendah, tingkat pendidikan sedang dan tingkat pendidikan
tinggi. Tingkat pendidikan rendah meliputi responden yang telah menempuh
pendidikan formal terakhir hingga tingkat SD, tingkat pendidikan sedang meliputi
responden yang telah menempuah pendidikan formal terahir hingga tingkat SMP
dan SMA, lalu tingkat pendidikan tinggi meliputi responden yang telah
menempuh tingkat pendidikan formal hingga tingkat perguruan tinggi. Pada
39
penelitian ini hanya satu responden yang tingkat pendidikannya rendah yaitu
hanya menempuh lulusan terakhir tingkat SD dan persentase tertinggi sebesar
70.00 persen di tingkat pendidikan sedang. Seperti pada data penduduk
Kecamatan Walantakabahwa 40.89 persen penduduk adalah lulusan SMP dan
SMAserta 51.66 persen penduduk Kecamatan Walantaka adalah sebagai
buruh/karyawan/swasta. Jadi, sedikitnya persentase responden di tingkat
pendidikan tinggi karena beberapa responden setelah lulus tingkat SMP maupun
SMA mereka langsung bekerja, baik menjadi buruh, karyawan swasta, maupun
berwirausaha.
Tingkat Pendapatan
Penggolongan tingkat pendapatan pada penelitian ini adalah berdasarkan
data yang diperoleh di lapang. Sehingga digolongkan menjadi tiga tingkatan yaitu
tingkat pendapatan rendah, tingkat pendapatan sedang, dan tingkat pendapatan
tinggi. Tingkat pendapatan rendah adalah responden yang memiliki pendapatan ≤
Rp 100 000 00/bulan dengan persentase sebesar 46.67 persen. Persentase tersebut
berasal dari pendengar aktif radio komunitas Jaseng FM yang berstatus sebagai
ibu rumah tangga dan juga pelajar. Lalu pada tingkat pendapatan sedang yaitu
responden yang memiliki pendapatan Rp 200 000 00/bulan – Rp 900 000 00/bulan
rata-rata memiliki pekerjaan sebagai buruh dan pegawai toko atau pekerja
serabutan dengan persentase sebanyak 20.00 persen, sedangkan pada tingkat
pendapatan tinggi responden yang tergolong kategori ini merupakan responden
yang berpenghasilan ≥ Rp 1 000 000 00/bulan. Responden pada kategori ini rata-
rata adalah yang berwirausaha dan juga sebagai karyawan swasta di berbagai
perusahaan di Banten, sehingga penghasilan mereka lebih dari Rp 1 000 000 00/
bulan dan sebanyak 33.33 persen responden pendengar aktif termasuk pada
responden dengan tingkat pendapatan tinggi.
Kepemilikan Media Massa
Koran, radio, dan televisi merupakan sarana media yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan khalayak luas. Pada penggolongan kepemilikan media,
responden yang hanya memiliki salah satu dari ketiga media tersebut yaitu hanya
memiliki Koran baik berlangganan maupun eceran, hanya memiliki televisi atau
hanya memiliki radio termasuk kedalam kategori kepemilikan media rendah.
Responden yang memiliki dua media massa dari ketiga media massa tersebut
termasuk dalam kategori kepemilikan media massa sedang. Sedangkan responden
yang memiliki ketiga media massa tersebut baik berlangganan Koran maupun
secara eceran membeli koran termasuk dalam kategori kepemilikan media massa
tinggi. Pada penelitian ini persentase tertinggi pada kategori kepemilikan media
massa sedang dengan persentase sebesar 50.00 persen. Responden yang termasuk
dalam ketegori ini hanya memiliki media massa radio dan televisi namun terdapat
beberapa responden saja yang disertai dengan berlangganan koran maupun
membeli koran secara eceran. Hal ini disebabkan karena media massa koran
40
merupakan media yang sulit dijangkau oleh responden. Hal ini diungkapkan oleh