Page 1
Motif dan Kepuasan Penonton
Program Ramadan di Televisi Nasional
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Nadia Pratama Kusuma Wardani
NIM: 1110051000130
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FALKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH
JAKARTA
1436 H./ 2015 M.
Page 2
Motif dan Kepuasan Penonton
Program Ramadan di Televisi Nasional
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Nadia Pratama Kusuma Wardani
NIM: 1110051000130
Pembimbing
Bintan Humeira, M. Si.
NIP. 19771105 200112 2 002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FALKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH
JAKARTA
1436 H./2015 M.
Page 3
PENEGESAHAN PANITIA UJIAN
' Skripsi berjudul MOTIF DAN KEPUASAN PENONTON PROGRAI\IRAMADAN DI TELEVISI NASIONAL telah diujikan dalarn sidang
munaqasyah fakultas Dakwah dan Ih-nu Komunikasi UIN Syarif HidayatullahJakarta pada tanggal 29 April 2015. Skripsi ini telah diterirna sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Kornunikasi Islarn (S.Kom.l) pada ProgramStudi Kornunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta,29 April2015
Dzulqa'ada 1436 H
Sidang Munaqasyah
Ketua Sekertaris{&Dr. Sihabudin Noor MA
NrP. r969022t 199703 1 001Saprudin. S.Pd
NrP. 19680906 199108 1 001
Penguji 2
002
Pembimbing
lenguji 1
06 199403 1
Hi. Nununs Khairivah. NINIP. 19730125 20010t 2 01
NrP. 1977110s 200t12 2 002
Page 4
LEMBARAN PERNYATAAN
Skripsi yang berjudul Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadsn di
Televisi Nasional,dengan ini saya menyatakan bahwa:
1.
2.
J.
Skripsi ini merupakan hasil karya
salah satu persyaratan memperoleh
Jakarta.
asli saya yang diajukan untuk memenuhi
gelar sarjana di UIN Syarif Hidayatullah
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
dalam bentuk refrensi, baik footnote, maupun daftar pustaka sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Iakart424 April2015
Nadia Pratamd Kusuma Wardani
Page 5
ii
ABSTRAK
Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi
Pada bulan Ramadan berbagai stasiun televisi berlomba menyajikan
program Ramadan yang bernuasa religi, terutama menjelang waktu sahur dan
berbuka puasa. Banyaknya program yang disajikan oleh televisi membuat
khalayak menjadi aktif dan seletif dalam memilih program. Setiap individu
memiliki motif dan tingkat kepuasaan yang berbeda-beda. Kebutuhan yang
berbeda diasosiasikan dengan kepribadiaan seseorang, tahapan-tahap
kedewasaannya, latar belakang, dan peran sosialnya.
Penelitian bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu, apakah
terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi nasional?
Dan apakah terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan
tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan?
Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik atau klasik dengan
pendekatan kuantitatif, dan tipe penelitian eksplanatif. Jenis data yang digunakan
meliputi daya primer di peroleh dari survei berupa kuisioner terhadap mahasiswa.
Data sekunder meliputi junal-jurnal ilmiah, tesis, skripsi, dan literatur lainnya.
Teori yang digunakan adalah Uses and Gratifications milik Elihu Katz,
Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch. Teori Uses and Gratifications adalah
khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif
tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini
terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang
mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif.
Hasil temuan dalam penelitian ini terdapat dukungan yang kuat terhadap
teori uses and gratifications pada penelitian ini. Artinya terdapat korelasi antara
motif dan tingkat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan, dilihat dari
kesenjangan antara motif dan kepuasan. Dengan demikian program Tausiah,
Sinetron, Variety Show dan Feature dianggap memenuhi motif mahasiswa/i KPI
pada dimensi integrasis sosial dan hiburan.
Kata kunci : Uses and Gratifications, Motif, Kepuasan
Page 6
iii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Segala puji dan syukur tercurah hanya kepada-Nya Tuhan semesta
alam. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW yang telah
membimbing kita pada derajat kemanusiaan yang lebih baik. Alhamdulillah atas
hidayah-Nya, penulis berhasil menyelesaikan tugas skripsi. Skripsi yang diberi
judul Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi Nasional
ini merupakan salah satu syarat yyang harus dipenuhi penulis untuk memperoleh
gelar sarjana dalam bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis memyadari dalam pembuatan skripsi ini telah mendapat bantuan,
dukungan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan dengan baik. Untuk itu dengan segala kerendahan hati,
perkenankanlah penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beserta wakil-wakil Dekan.
2. Rachmat Baihaky, MA dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua dan
Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bintan Humeira, M.Si, Dosen Pembimbing yang sangat amat membantu
dalam penulisan skripsi ini. Terima kasi atas segala ilmu, kasih sayang
serta perhatian yang secara tulus ikhlas diberikan kepada penulis.
4. Terima kasih yang tak terhingga kepada Papa tersayang Agus Pribadiono
dan Mama tercinta Siska Rini. Adik satu-satunya penulis Thevara
Augustine Dewantari. Dan juga keluarga yang lainnya, Mbah akung,
Mbah Uti, Pakde edi, Pakde Toto, Bude Iin, Bude Eti, Tante Ita, Om
Page 7
iv
Yance, Om Pupung, Tante Dara, dan Sepupu Dandy, Mita, Raihan, Sasha,
Cica dan Keenand. Terima kasih atas segala support dan doa yang selalu
di berikan kepada penulis.
5. Terima kasih juga kepada Raden Boyke Gusti Asmana. Terima kasih atas
cinta, kesabaran, support dan yang selalu diberikan semangat kepada
penulis. Thank you..
6. Terima kasih juga kepada terkhusus Anindita Amanda dan Rizka
Mulyasari sahabat yang selalu ada menemani dan men-support. Murni,
Sissy, Rizka Amalia, Arnold, Adiyasa, Tio. Thank you..
7. Terima kasih juga kepada “The Barbie’s”, Urnia Yumalita, Shofa Mayonia
Jeric, Marliana, Geeas Prisila, Faradilla Rahma, Aulia Rahmi, dan Husna
Khalida. Terima kasih sudah perhatian, selalu support dan memberi
semangat kepada penulis. Thank you, Barbie’s..
8. Terima kasih juga kepada satu bimbingan Nanda Cahaya, Ka Wulan, Ka
Lina, dan kakak-kakak, teman-teman lain yang selalu memberikan
semangat dan doanya.
9. Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2010-2011
Kris, Fauzi, Damar, Karlia Zainul, Daniella Putri, Abdurahman, Nurul
Fajria, Ilham, Enjang Zaky, Arista Rahma dan lainnya yang selalu
berjuang bersama dan berdoa bersama. Semangat terus kawan!
10. Keluarga KKN PETA 2013, Rezza, Dio, Willy, Adit, Bebsy, Savira,
Novita, Imas, Dian, Muha, Arista, Intan, Umam, dan Makien. Terima
kasih untuk kenangan selama sebulan masa KKN.
11. Terima kasih juga kepada semua teman-teman KPI D, Enjang zaky, itha
Basitha, Dwi novita, Cory Carlina, Rika Alisha, Anggy Agustin,
Abdurahman, Fahmi, Helmi, Rachmat, Ibel, Erfa, Nurul, Karlia, Intan,
Isyana, Nurmalisa, Bobby, Fityan, Sumantri, Syehab, Ichsan, Tio, Arista,
Izzatunisa, Fitri, Agung yang telah memberikan pengalaman berharga
selama 3 tahun sama-sama kuliah di UIN.
Page 8
v
12. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak
mengurangi rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada semua pihak.
Jakarta, 24 April 2015
Nadia Pratama Kusuma Wadani
Page 9
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pernyataan........................................................................................................ i
Abstrak ......................................................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................................ iii
Daftar Isi...................................................................................................................... vi
Daftar Tabel ................................................................................................................ ix
Daftar Gambar ............................................................................................................. xi
Daftar Lampiran ......................................................................................................... xii
Bab I Pendahuluan ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Permasalahan ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitan ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitan............................................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 7
F. Kerangka Penelitan .......................................................................... 13
G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 14
Bab II Kajian Teoritis ........................................................................................... 16
A. Teori Uses and Gratifications .......................................................... 16
B. Perkembangan Teori Uses and Gratifications ................................. 28
C. Kritik Teori Uses and Gratifications ............................................... 31
D. Program Ramadan ............................................................................ 34
E. Definisi Konseptual .......................................................................... 36
1. Motif ............................................................................................. 36
2. Kepuasan ...................................................................................... 39
F. Hipotesis Teori ................................................................................. 43
Bab III Metodologi Penelitian ................................................................................ 44
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 44
B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian ............................................. 44
C. Tipe Penelitian ................................................................................. 48
D. Desain Penelitian .............................................................................. 50
E. Operasionalisasi Konsep .................................................................. 51
F. Populasi, Sampel dan Unit Analisis ................................................. 60
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 64
H. Uji Instrumen ................................................................................... 65
I. Teknik Analisis Data ........................................................................ 66
J. Hipotesis Riset ................................................................................. 69
K. Hipotesis Statistik ............................................................................ 70
Page 10
vii
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................... 71
A. Gambaran Umum ............................................................................. 71
1. Pengertian Program Ramadan ..................................................... 71
2. Responden Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam ....................... 75
B. Karakteristik Responden Hasil Penelitian ........................................ 76
C. Penggunaan Media (Media Use) ...................................................... 79
D. Motif dan Kepuasa (Gratifications Sought dan Gratifications
Obtained) ......................................................................................... 88
E. Analisis Korelasi Data Penelitian................................................... 101
1. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Tausiah ....................... 101
2. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Sinetron ...................... 103
3. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Variety Show ............... 104
4. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Feature ....................... 106
G. Analisis Kesenjangan (Gap) .......................................................... 108
H. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................... 112
Bab V Penutup .................................................................................................... 122
A. Kesimpulan .................................................................................... 122
B. Saran .............................................................................................. 124
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 125
Lampiran ................................................................................................................ 129
Page 11
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep .................................................................. 53
Table 3.2 Jumlah Populasi Mahasiswa KPI angkatan 2011-2014 ................... 61
Table 4.1 Jumlah responden berdasarkan Angkatan ........................................ 76
Table 4.2 Jumlah responden berdasarkan Umur .............................................. 77
Table 4.3 Jumlah responden berdasarkan Pendidikan Terakhir ....................... 77
Table 4.4 Jumlah responden berdasarkan Pengeluaran Perbulan .................... 78
Table 4.5 Jumlah responden berdasarkan Menonton Program TV .................. 79
Table 4.6 Jumlah responden berdasarkan Waktu untuk Menonton TV ........... 85
Table 4.7 Jumlah responden berdasarkan Menonton jenis acara pada masing-
masing stasiun televisi ..................................................................... 86
Table 4.8 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Tausiyah ........... 88
Table 4.9 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Sinetron ............ 91
Table 4.10 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Variety Show.... 94
Table 4.11 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Feature ............ 97
Table 4.12 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Tausiah ........................... 101
Table 4.13 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Sinetron .......................... 103
Table 4.14 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Variety Show .................. 104
Table 4.15 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Feature ........................... 106
Table 4.16 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Tausiyah .................... 108
Table 4.17 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Sinetron ..................... 109
Table 4.18 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Variety Show ............. 110
Table 4.19 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Feature ...................... 111
Page 12
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Penelitian ........................................................................ 13
Gambar 2 Model Uses and Gratifications ....................................................... 22
Gambar 3 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV sehari dalam 1 minggu
.......................................................................................................... 79
Gambar 4 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 2 hari dalam 1 minggu
.......................................................................................................... 80
Gambar 5 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 3 hari dalam 1 minggu
.......................................................................................................... 81
Gambar 6 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 4 hari dalam 1 minggu
.......................................................................................................... 81
Gambar 7 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 5 hari dalam 1 minggu
.......................................................................................................... 82
Gambar 8 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 6 hari dalam 1 minggu
.......................................................................................................... 83
Gambar 8 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 7 hari dalam 1 minggu
.......................................................................................................... 84
Page 13
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kuisioner ................................................................................. 129
Lampiran 2 Tabel Korelasi Tausiyah ....................................................................... 136
Lampiran 3 Tabel Korelasi Sinetron ........................................................................ 140
Lampiran 4 Tabel Korelasi Variety Show ................................................................ 143
Lampiran 5 Tabel Korelasi Feature ......................................................................... 147
Page 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pergaulan hidup manusia di mana masing-masing individual satu
sama lain beraneka ragam itu terjadi interaksi. Saling mempengaruhi demi
kepentingan dan keuntungan pribadi masing-masing. Hakikat komunikasi adalah
proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat
penyalurnya.1
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, emosi, keahlian dan
lain-lain. Melalui penggunaan simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-
angka dan lain-lain. Dengan adanya komunikasi berarti adanya interaksi antar
manusia. Dalam kehidupan sehari-hari proses komunikasi merupakan penunjuang
adanya proses pertukaran dalam penyampaian informasi agar mendapatkan
hubungan timbal balik terhadap apa yang di komunikasikan.
Media massa saat ini telah berkembang menjadi sebuah institusi penting
dalam masyarakat. Di abad ke 20 informasi memang telah menjadi komoditi yang
amat penting, orang berlomba-lomba untuk mendapatkan informasi sebanyak-
1Onong Uchjana Effendy., M.A., Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT
Citra Aditya Bakti, 2007), hal. 28
Page 15
2
banyaknya. Masyarakat di era ini tidak bisa hidup tanpa informasi. Alvin Toffler
menyebutkan sebagai masyarakat informasi atau information society.2
Media secara etimologi dilihat dari bahas Latin yaitu, medium yang berarti
alat perantara. Sedangkan secara terminologi media adalah sesuatu yang dapat
dijadikan sebagai alat komunikasi seperti; koran, majalah, radio, televisi, film,
poster, dan spanduk, sedangkan Massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai
alat komunikasi untuk menyebutkan berita dan pesan kepada masyarakat luas.3
Pada era globaloisasi ini, kehidupan masyarakat sangat mendominiasi oleh
teknologi komunikasi baik itu media cetak maupun media elektronik, yang
mampu mendorong dan memberi pengaruh terhadap perubahan baik itu di bidang
keagamaan maupun sosial. Terlihat bahwa media memiliki peran yang tidak kecil
bagi individu dan masyarakat. Dari media, orang bisa mendapatkan beragaram
informasi yang dibutuhkan. Salah satu contoh media massa adalah televisi,
televisi adalah salah satu media hiburan dan informasi yang berkembang pesat di
Indonesia dan di Dunia. Televisi saat ini telah berkembang dengan sangat pesat
dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Televisi
menjadi sarana masyarakat untuk mendaptkan informasi, pendidikan dan hiburan.
2Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi
Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,
dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan
Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.
2001) h.1 3Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2007), cet Ke-3, hal. 726
Page 16
3
Televisi (TV) merupakan perkembangan medium berikutnya yang dapat
menyampaikan pesan informasi dalam bentuk suara dan gambar sekaligus.4
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai
penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-
putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele
(τῆ λε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin,
sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat”. Penemuan televisi disejajarkan
dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia.
Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi,
teve ataupun tipi.5
Banyaknya program yang disajikan oleh televisi membuat khalayak
menjadi aktif dan seletif dalam memilih program. Setiap individu memiliki motif
dan tingkat kepuasaan yang berbeda-beda. Kebutuhan yang berbeda diasosiasikan
dengan kepribadiaan seseorang, tahapan-tahap kedewasaannya, latar belakang,
dan peran sosialnya. Timbulnya Uses and Gratifications Theory, penggunaan dan
pemenuhan kebutuhan. Menurut teori ini penggunaan media memerankan peran
aktif dalam mengkonsumsi media berdasarkan motif-motif tertentu, bahwa
perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity).6 Model ini
tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang.7 Orang memilih
saluran komunikasi dan pesan-pesan yang paling dapat memenuhi dan
4 http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi diakses pada tanggal 19 Desember 2013
5 http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi diakses pada tanggal 04 Juli 2014
6Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: KENCANA PRENADA
MEDIA GROUP, 2006), hal. 65 7 Dennis McQuail, Teori Komunikais Massa (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 75
Page 17
4
memuaskan kebutuhannya. Pada pendekatan ini khalyak tidak lagi dipandang
pasif, melainkan harapan-harapan dan kebutuhan-kebutuhan.
Pada media elektronik khususnya televisi pasti mempunyai berbagai
macam program, salah satu program keagamaan. Dimana program agama dapat
memberikan untuk memberikan pengaruh terhadap audiensnya untuk memberikan
pengetahuan dan pemahaman ilmu agama. Televisi di Indonesia sekarang ini
begitu banyak, baik televisi swasta maupun televisi lokal. Dalam dunia yang
semakin penuh dengan beragam informasi, apakah itu berguna atau justru
menyesatkan-, diperlukan sebuah siraman informasi yang mendinginkan tanpa
harus mengurangi makna dari informasi itu sendiri.
Media massa Islam pada tahap perkembangan dewasa ini belum memiliki
kekuatan untuk menyaingi kekuatan jaringan media massa Barat. Media massa
Islam pun masih terintegrasi ke dalam sistem media massa negara-negara yang
sedang berkembang dengan segala kelemahannya.8 Yang terpenting adalah media
itu adalah dikelola oleh organisasi atau wadah Islam. Juga policy yang
menjalankan adalah ajaran agama Islam. Karena masih lemahnya dalam hal
sumber daya, manajemen dan keterampilan jurnalistik dari lembaga-lembaga
media massa di Dunia Ketiga, maka media Islam perlu dibantu dengan
komunikasi social. Khususnya untuk melawan arus informasi dan bahan-bahan
hiburan yang merusak nilai-nilai agama.9
8http://zamrishabib.wordpress.com/2012/03/09/dakwah-melalui-media-tvdan-new-media/
diakses pada tanggal 3 Juni 2014, pukul 20:47 9http://zamrishabib.wordpress.com/2012/03/09/dakwah-melalui-media-tvdan-new-media/
diakses pada tanggal 3 Juni 2014, pukul 20:49
Page 18
5
Membahas tentang televisi, berkaitan dengan program acaranya, baik
acara talk show, reality show dan lain-lain. Seperti yang kita ketahui, tayangan
program acara di luar bulan Ramadan yang ditampilkan di televisi umumnya
biasa-biasa saja. Tetapi, saat memasuki bulan Ramadan, banyak bermunculan
program acara bernuansa religi yang tidak ditayangkan menjadi ditayangkan di
bulan Ramadan, terutama menjelang waktu sahur dan berbuka puasa. Program-
program TV di bulan Ramadan, kebanyakan hanya menyajikan program-program
hiburan yang kurang muatan religinya.
Maka berdasarkan uraian tersebut, di dalam penelitian ini, maka penulis
tertarik untuk memilih penelitian skripsi dengan judul “Motif dan Kepuasan
Penonton Program Ramadan di Televisi Nasional”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yanga akan di bahas, maka penulis
merumuskan masalahnya, yaitu:
1. Bagaimanakah terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program
Ramadan di televisi nasional?
2. Bagaimanakah terdapat hubungan antara motif menonton program
Ramadan dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton
program Ramadan?
Page 19
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian yang hendak di capai, yaitu:
1. Untuk mengetahui kepuasaan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di
televisi nasional.
2. Untuk mengetahui hubungan antara motif menonton program Ramadan
dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun maafaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna untuk mengembangkan
pengetahuan ilmiah dan diharapkan dapat memperkaya di bidang kajian
Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam
penemuan kaidah ataupun untuk mengetahui motif dan kepuasaan kepada
khlayak terhadap program Ramadan.
2. Manfaat Praktis
Menambah wawasan keilmuan penulis di samping itu, hasil penelitian ini
dapat dijadikan titik tolak untuk penelitian yang lebih mendalam, baik di
lokasi yang sama maupun di lokasi lain. Dengan demikian, secara
berangsur-angsur perbendaharaan informasi yang sistematik tentang Uses
and Gratification dapat dijadikan bahan untuk merumuskan teori dan
Page 20
7
model penelitian di bidang tersebut. Dan bisa dijadikan pedoman atau
referensi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Penelitian ini
dilaksanakan dalam rangka Tri Drama Perguruan Tinggi.
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum mengadakan suatu penelitian untuk penyusunan proposal skripsi
ini, maka langkah awal penulis tempuh adalah dengan mengadakan tinjauan
pustaka terlebih dahulu. Tinjauan pustakan adalah melihat dan membandingkan
pembahasan dari teori penelitian ini dengan yang lain. Dari berbagai macam buku
dan literatur serta skripsi yang penulis baca, maka tidak menutup kemungkinan
ada sedikit kesamaan dalam isi skripsi ini dengan buku dan skripsi yang telah ada.
Kesamaan dan keseluruhan isi, teori dan metodologi itu sama sekali ketidak
sengajaan penulis disebabkan oleh keterbatasan referensi penulis. Adapun
penelitian yang lain tersebut di antaranya :
1. Skripsi mengenai Hubungan antara Motif dan Kepuasaan Penonton pada
Program Islam Itu Indah Trans TV, yang ditulis oleh Irmalia Septiana,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam. Skripsi ini mengidentifikasi motif dan kepuasaan
penonton program Islam Itu Indah Trans TV. Dalam skripsi ini
menggunakan teori Uses and Gratifications yang melihat bagaimana
khalayak menggunakan media massa sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan analisis deskriptif, data
yang dihitung diperoleh melalui perhitungan uji Compare Means. Hasil
Page 21
8
penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan skor yang signifikan antara
motif dan kepuasaan. Skor tertinggi pada variabe motif dan kepuasaan
adalah informasi. Maka kesimpulannya, program Islam Itu Indah Trans
TV belum dapat memuaskan penontonnya pada dimensi informasi,
identitas pribadi, integritas sosial, akan tetapi berhasil memberikan
kepuasaan pada dimensi hiburan.10
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang di lakukan
Irmalia Septiana adalah sama-sama menggunakan kosep uses and
gratifications. Namun, letak perbedaan penelitian yang di lakukan Irmalia
adalah pada program acara yang diteliti yaitu program acara Islam Itu
Indah.
2. Riset mengenai Kesenjangan Kepuasan Pemirsa Televisi (Suatu Studi
Gratifications Discrepancy dalam Pendekatan Uses and Grtaifications
terhadap Pemirsa TVRI dan RCTI di Jakarata), yang ditulis oleh Novi
Andayani Praptiningsih, Universitas Indonesia. Literatur ini membahas
tentang masalah kesenjangan kepuasaan pada pemirsa TVRI dan RCTI di
lima wilayah Jakarata. Kesenjangan kepuasaan ini mencakup
(gratifications sought) dan kepuasaan yang diperoleh (gratifications
obtained) melalui kegiatan menonton kedua saluran televisi tersebut.
Dalam penelitian ini menggunakan metode survei, menggunakan teori
uses and gratifications. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam hal
10Irmalia Septiana, Hubungan antara Motif dan Kepuasaan Penonton pada Program
Islam Itu Indan Trans TV, (Skripsi, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Unversitas Islam Negeri, Jakarta. 2010) h.abstrak
Page 22
9
ini kepuasaan yang dicari (GS), tidak ada perbedaan antara pemirsa TVRI
dan RCTI. Kepuasaan yang diperoleh (GO), tidak ada perbedaan GO pada
pemirsa TVRI dan RCTI. Hasil kesenjangan kepuasaan yang diperoleh
dengan cara membandingakan GS TVRI dengan GO RCTI, menunjukkan
bahwa tidak terdapat kesenjangan kepuasaan diantara kedia saluran
televisi tersebut.11
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Novi Andayani
Praptiningsih adalah sama-sama menggunakan kosep uses anda
gratifications. Namun, letak perbedaanya adalah penelitian ini meneliti
mengenai kesenjangan kepuasaan.
3. Riset mengenai Ekspetasi dan Ketergantungan Media Di Kalangan
Mahasiswa (Pedekatan Uses and Gratifications pada Acara Talkshow di
Enam Televisi Swasta), yang ditulis Rose Emmaria Taringan, Universitas
Indonesia. Penelitian ini menggunakan pedekatan Uses and Gratifications,
selanjutnya penelitian membuktikan bahwa terdapat kolerasi tetapi tidak
signifikan antara derajat ekspetasi dengan ketergantungan. Karena itu,
penting menganalisa kembali tipe khalayak dan kondisi khalayak secara
spesifik. Khususnya, pada pre, during dan post exposure. Dengan
demikian, maka akan diketahui lebih jelas faktor apa sebenarnya yang
11
Novi Andayani Praptiningsih, Kesenjangan Kepuasan Pemirsa Televisi (Suatu Studi
Gratifications Discrepancy dalam Pendekatan Uses and Grtaifications terhadap Pemirsa TVRI
dan RCTI di Jakarata), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 1994) h.abstrak
Page 23
10
paling kuat sebagai penyebab ketergantungan khalayak terhadap media
televisi dengan program acara talkshow di bulan Mei-Juni 1998 tersebut.12
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rose Emmaria
Taringan adalah sama-sama menggunakan kosep uses anda gratifications.
Namun, letak perbedaanya adalah penelitian ini meneliti mengenai
ekspetasi dan ketergantungan media di kalangan mahasiswa.
4. Riset mengenai Konsumsi Majalah Dan Tabloid Anak Pada Anak-anak
Usia Sekolah (Studi dengan pendekatan Uses and Gratifications pada
murid-murid sekolah dasar (SD) di wilayah DKI Jakarta), yang ditulis
Rosita Anggraini Tagor, Universitas Indonesia. Penelitian ini mencoba
mencermati perilaku mengkonsumsi majalah atau tabloid anak pada anak-
anak usia sekolah (middle chilhood, school age), sampe populasi adalah
murid-murid Sekolah Dasar (SD) di tiga lingkungan sosial di Jakarta yang
di asumsikan SD di lingkungan bawah, menengah dan atas yang dtarik
secara purposive. Responden adalah murid-murid SD berusia 7-12 tahun
(kelas 2- kelas 6 SD) yang membaca majalah dan atau tabloid anak
sebanyak 439 anak, termasuk 3 anak sebagai informan. Penelitian ini
merupakan kombinasi studi kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan
secara bertahap, pengumpulan data kuantutatif melalui survei
menggunakan kuisioner, sedangkan studi kualitatif secara in-dept
12
Rose Emmaria Taringan, Ekspetasi dan Ketergantungan Media Di Kalangan
Mahasiswa (Pedekatan Uses and Gratifications pada Acara Talkshow di Enam Televisi Swasta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 1999) h.abstrak
Page 24
11
interviews. Hasil uji chi-square menunjukan lingkungan sosial
berpengaruh terhadap inisiatif membaca, cara memperoleh majalah atau
tabloid anak, dan waktu membaca anak. Sementara lingkungan sosial tidak
berpengaruh terhadap lama dan cara membaca.13
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rosita Anggraini Tagor
adalah sama-sama menggunakan kosep uses anda gratifications. Namun,
letak perbedaanya adalah penelitian ini meneliti mengenai konsumsi
majalah dan tabloid anak pada anak-anak usia sekolah dan dalam
penelitian ini menggunakan kombinasi studi kuantitatif dan kualitatif.
5. Riset mengenai Kompetisi Antar Stasiun Televisi di Indonesia (Analisis
dan Aplikasi Teori Niche dan Pendekatan Uses and Gratifications dalam
Pennelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), yang
tulis oleh Cut Triana Dewi, Universitas Indonesia. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk melihat pola penggunaan media oleh pemirsa, jenis
kepuasan yang dicari pemirsa, serta kepuasan yang mereka peroleh, juga
tingkat persaingan diantara ketiga stasiun televisi tersebut dalam
memenuhi kebutuan pemirsanya,, kepuasan yang diperoleh pemirsa
diibaratkan sebagai “niche” atau celung yang menjadi keunggulan satu
stasiun televisi dibanding yang lainnya. Ada dua landasan teori yang
digunakan yaitu Uses and Gratifications dan Niche Theory. Tesis ini
13
Rosita Anggraini Tagor, Konsumsi Majalah Dan Tabloid Anak Pada Anak-anak Usia
Sekolah (Studi dengan pendekatan Uses and Gratifications pada murid-murid sekolah dasar (SD)
di wilayah DKI Jakarta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2000) h.abstrak
Page 25
12
menunjukkan bahwa kegiatan stasiun televisi lebih banyak ditonton oleh
pemirsa dari kategori light viewer. RCTI lebih mendapat perhatian untuk
acar musik, drama, film seri lepas, program kebuadayaan dan berita dalam
negeri. Indosiar lebih menarik penonton pada program komedi, kuis, dan
olahrag. dan Sedang SCTV hanya mendapat perhatian pada program berita
luar negeri. Dua kebutuhan yang sangat dicari oleh khalayak dalam
menggunakan media adalah terhibur dan relaks-santai.14
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Cut Triana Dewi adalah sama-
sama menggunakan kosep uses anda gratifications. Namun, letak
perbedaanya adalah penelitian ini meneliti mengenai kompetisi antar
stasiun televisi di Indonesia dan penelitian ini selain menggunakan kosep
uses and gratifications juga menggunakan kosep Niche.
14
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi
Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,
dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan
Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.
2001) h.abstrak
Page 26
13
F. Kerangka Penelitian
Gambar 1. Kerangka Penelitian
Model kerangka penelitian dapat dikaji pada gambar di atas. Model
tersebut memulai dengan media use (penggunaan media) dapat dikatagorikan,
yaitu jenis media, isi media, terpaan media, dan konteks sosial dan terpaan
media. Namun, pada penelitian ini berfokus pada terpaan media dan tingkat
MEDIA USE KARATERISTIK
DIMENSI MOTIF:
Kognitif
(informasi)
Afektif
(emosional)
Intergratif personal
(rasa percaya diri)
Intergratif sosiaal
(berinteraksi
dengan orang lain)
Pelepasan
ketegangan
(mencari hiburan)
Gratifications Sought Gratifications Obtained
Gratifications Level
Page 27
14
perhatian terhadap isi media. Karakteristik, yaitu macam-macam program
Ramadan yang di tonton di bulan Ramadan antara lain program Tausiyah,
Sinetron Ramadan, Variety Show dan Feature. Dimensi motif yaitu, kognitif
(informasi), Afektif (emosional), Integratif personal (rasa percaya diri),
integrasi sosial (berinteraksi dengan orang lain) dan pelepas ketegangan
(mencari hiburan). Model tersebut terutama berkaitan dengan gratifications
sought (GS) kepuasan yang di cari dan gratifications obtained (GO) kepuasan
yang diperoleh
G. Sistematika Penulisan
Penulisan proposal ini bersifat sistematis, maka penulisan membaginya
menjadi lim bab yang tiap-tiap babnya terdiri dari sub-sub bab. Adapun
sistematika penulisanya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari Latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat Penelitian, Tinjuan Pustaka, Kerangka Penelitian,
Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Pada bab ini menguraikan tentang landasan teori, teori yang
digunakan adalah Uses and Gratifications yang dikemukakan oleh
Elihu Katz, Jay G. Blumer dan Michael Gurevitch, Perkembangan
Teori Uses and Gratifications, Kritik Uses anda Gratifications,
Program Ramadan, Definisi Konseptual, dan Hipotesis teori.
Page 28
15
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan Tempat dan Waktu penelitian, Paradigma dan
Pendekatan Penelitian, Tipe Penelitian, Desain Penelitian,
Operasional Konsep, Populasi, Sampel dan Unit analisis, Teknik
Pengumpulan Data, Uji Instrumen, Teknik Analisis Data, Hipotesis
Riset dan Hipotesis Statistik.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi: Gambaran Umum, berisi:
Pengertian Program Ramdan, Respoden Jurusan KPI, Kakteristik
Responden hasil Penelitian, Penggunaan Media (Media Use),
Motif (Gratifications Sought), Kepuasan (Gratifications Obtained),
Analisis Kolerasi Data Penelitian, dan Analisis Gap
BAB V PENUTUP
Merupakan penutup, penulis mencoba menarik kesimpulan dari
temuan dan analisis penelitian yang didapat serta memberikan
saran sebagai masukan dari penulis. Dan penulis mencantumkan
daftar pustaka yang dipakai sebagai rujukan.
Page 29
16
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Teori Uses and Gratifications
Uses and gratifications untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Hebert
Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974 dalam buku The Uses of Mass
Communications: Current Perspektives on Gratifications Research. Di awal
dekade 1940-an dan 1950-an para pakar telah meneliti alasan mengapa khalayak
terlibat dalam berbagai jenis perilaku komunikasi. Lahirnya teori ini juga
merupakan kritik terhadap teori peluru (the bullet theory of communication) atau
teori jarum hipodermik (hypodermic needle theory) dari Wilbur Schramm, dalam
teori peluru ini dikatakan bahwa media sangat kreatif dan powerfull, sedangkan
audiens pasif. Sehingga media akan mudah mengenai atau menembus sasaran
(audiens).1
Riset Uses And Gratifications berangkat dari pandangan bahwa
komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan memengaruhi
khalayak. Inti Teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya
menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap
berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan
1Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, GRAHA ILMU,
2010), hal. 106-107
Page 30
17
khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi
kebutuhan khalayak disebut media yang efektif.2
Pedekatan uses and gratifications untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu
Katz (1959) dalam suatu artikel sebagai reaksinya terhadap pernyataan Bernard
Berelson (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Model uses
and gratifications menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama
bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi
bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak.3 Kosep dasar
teori ini menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael
Gurevitch, adalah meneliti asal mula kebutuhan secara psikologi dan sosial, yang
menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang
membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada
kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain,
barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan.
Uses and Gratifications merupakan salah satu teori yang paling terkenal
pada bidang komunikasi massa. Teori ini menunjukkan bahwa permasalahan
utamanya bukan pada bagaimana cara media mengubah sikap dan perilaku
khalayak, tetapi lebih kepada bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan
sosial khalayak, sehingga sasarannya pada khalayak yang aktif, yang memang
menggunakan media untuk mecapai tujuan khusus.4
2Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA PRENADA
MEDIA GROUP, 2006), hal. 207 3Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung, PT CITRA
ADITYA BAKTI, 2003), hal. 289-290 4 Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, GRAHA ILMU,
2010), hal. 108
Page 31
18
Blumer dan Katz mengatakan:
“Bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih
dan menggunkan media (Nuruddin, 2004). Artinya, audiens
(pengguna media) adalah pihak yang aktif dalam proses
komunikasi, dan berusaha untuk mencari sumber media yang
paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhnanya. Walauoun ada
juga yang mengatakan bahwa selektifitas berdasarkan suasana
hati.”
John Fiske (2005), menyatakan:
“Bahwa teori uses and gratifications secara tak langsung
menyatakan bahwa pesan adalah apa yang dibutuhkan oleh
khalayak, bukan yang dimaksudkan oleh pengirim. Menurutnya
pendekatan uses and gratifications adalah suatu teori yang
menyatakan bahwa para anggota khalayak memliki kebutuhan
sumber-sumber media dan nonmedia; atau berpendapat bahwa
khalayak berpaling ke media untuk kepuasan tertentu,
menggunakan media massa daripada digunakan oleh media
massa; atau suatu studi tentang motif-motif penggunaan media dan
ganjaran yang dicari.”
Dalam melihat media, teori uses and gratifications lebih menekankan pada
pendekatan manusiawi. Artinya, manusia itu punya otonomi dan wewenang dalam
memperlakukan media. Karena khalayak mempunyai banyak alasan untuk
menggunakan media. Selain itu, konsumen mempunyai kebebasan untuk
memutuskan bagaimana mereka menggunakan media (lewat media mana) dan
bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya. Karena menurut teori ini
mungkin saja media dapat mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan mereka.5
Sedangkan, menurut Alexis S. Tan dakam bukunya “Mass Communication
Theories And Research” bahwa meskipun terdapat beberapa perbedaan dalam
melakukan pendekatan untuk mendekatkan kebutuhan khalayak dan fungsi media
5Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, GRAHA ILMU,
2010), hal. 110
Page 32
19
massa, studi uses and gratifications didasarkan pada suatu perangkat asumsi yang
sama yaitu:6
a. Penggunaan media mengarah pada suatu tujuan. Khalayak
menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhannya yang
spesifik. Kebutuhan tersebuut berkembang sesuai dengan lingkungan
sosial.
b. Khalayak memilih media dan jenis isi media untuk memenuhi
kebutuhannya. Jadi khalayak memprakasai proses komunikasi massa,
dan mereka lebih siap dalam menyesuaikan media kepada
kebutuhannya daripada media menunjukkan kemampuannya menguasai
khalayak.
c. Terdapat perbedaan-perbedaan sumber lain untuk memuaskan
kebutuhan khalayak, dan media massa harus menyainginya. Sumber-
sumber kebutuhan non-media ini misalnya adalah keluarga, teman,
tidur, dan lain-lain.
d. Khalayak sadar akan kebutuhannya yang dapat dipenuhinya bila
dikehendaki. Khalayak juga sadar akan alasan mengapa menggunakan
media massa.
Bedasarkan Katz (1974) dan dari penelitian-penelitian sebelumnya,
diketahui bahwa kepuasaan khalayak dapat diperoleh paling tidak dari tiga sumber
6Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi
Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,
dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan
Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.
2001) hal.25
Page 33
20
yang berbeda, yaitu isi media, terpaan dari media, dan konteks sosial dari terpaan
media.7 Menurut Katz, dengan bertitik tolak dari siat-sifat media, dapat dikatakan
bahwa media yang sifat-sifatnya berbeda (atau sama) cenderung memberikan
pemenuhan kebutuhan yang berbeda (atau sama); jika kita bertitik tolak dari
struktur-struktur kebutuhan, dapat dikatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan yang
secara psikologis serupa akan dapat dipuaskan oleh media yang memiliki siffat-
sifat yang sama. Contohnya adalah dari penelitian ditemukan bahwa buku dan
sineme dapat memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan self fulfillment dan
self gratification, keduanya membantu seseorang “berhubungan” dengan diri
sendiri. Sedangkan, surat kabar, radio, dan televisi menghubungkan individu
dengan masyarakat.8
Katz, Blumer, dan Gurevitch (1974) mengolongkan kebutuhan individu,
yaitu (1) asal usul sosial dan psikologis; (2) kebutuhan, yang melahirkan; (3)
harapan-harapan akan; (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang mengarah
pada; (5) berbagai pola paparan media yang berbeda (atau keterkaitan dalam
berbagai aktivitas lain), yang menghasilkan; (6) gratifikasi kebutuhan maupun; (7)
konsekuensi-konsekuensi lain, mungkin merukapan konsekuensi-konsekuensi
yang paling tidak diniatkan.9
7Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi
Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,
dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan
Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.
2001) h.26 8Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi
Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,
dan Indosiar), hal.26 9Wener J. Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA
GROUP, 2001), hal.355
Page 34
21
Menurut McQuail (1985) sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar
tersebut, penelitan uses and gratification sering memasukkan unsur motif untuk
memuaskan kebutuhan dan “alternative-alternatif fungsional” untuk memenuhi
kebutuhan. Sebuah cara mengkomsumsi media tertentu dapat menjadi alternative
fungsional bagi misalnya kegiatan cultural.10
10
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi
Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,
dan Indosiar. h.27
Page 35
22
Menurut Nuruddin (2004), teori uses and gratifications beroperasi dalam
beberapa cara, seperti yang akan pada bagan di bawah ini:11
Gambar 2
Model Uses and Gratifications
(Sumber: Edi Santoso dan Mite Setiansah. Teori Komunikasi, Yogyakarta
2010, hal. 110)
Model uses and gratifications dapat dikaji pada gambar di atas. Model
tersebut memulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang
menentukan kebutuhan kita. Lingkungan sosial tersebut mencakup ciri-ciri
demografik, afiliasi kelompok, dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan khalayak
(audience needs) dapat dikategorikan sebagai kebutuhan-kebutuhan kognitif,
afektif, integratif personal, integratif sosial dan khayali (escapist needs).
11
Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, GRAHA ILMU,
2010), hal. 110
Lingkungan
sosial:
1. Ciri-ciri
demografis
2. Afiliasi
kelompok
3. Ciri-ciri
kepribadian
Kebutuhan
khalayak:
1. Kognitif
2. Afektif
3. Intergratif
personal
4. Intergratif
sosial
5. Pelepasan
ketegangan
/melarikan
diri dari
kenyataan
Sumber pemuasan
kebutuhan yang
berhubungan
dengan non
media:
1. Keluarga,
teman-teman
2. Komunikasi
interpersonal
3. Hobi
4. Tidur
Penggunaan
media massa:
1. Jenis-jenis
media SK,
majalah, radio,
TV dan film
2. Isi media
3. Terpaan media
4. Konteks sosial
dan terpaan
media
Pemuasan media
(fungsi):
1. Pengamatan
lingkungan
2. Diversi/hiburan
3. Identitas personal
4. Hubungan sosial
Page 36
23
Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipuasakan dengan sumber-sumber
kebutuhan seperti keluarga, teman, komunikasi antarpersonal, hobi, tidur, dan
obat-obatan.
Model tersebut terutama berkaitan dengan sumber-sumber pemuasan
kebutuhan yang berhubungan dengan media, yang mencakup keterpaan media itu
sendiri, jenis media yang digunakan, isi media yang diperhatikan, dan konteks
sosial dari terpaan media.
Katz, Gurevitch, dan Haas (1973) menggambarkan kategori kebutuhan
khalayak menjadi lima, yaitu:12
a. Kognitif, memperoleh informasi, pengetahuan, dan pemahaman.
b. Afektif, emosional, pengalaman menyenangkan, atau estetis.
c. Integratif personal, memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri,
stabilitas dan status.
d. Integratif sosial, mempererat hubungan dengan keluaraga, teman, dan
sebagainya.
e. Pelepasan ketegangan, pelarian dan pengalihan
Teori uses and gratifications memberikan sebuah kerangka untuk
memahami kapan dan bagaimana konsumen media individu menjadi lebih atau
kurang aktif dan konsekuensi dari keterlibatan yang meningkat atau menurun.
Banyak asumsi uses and gratifications secara jelas dinyatakan oleh para pencetus
12
Wener J. Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA
GROUP, 2001), hal.357
Page 37
24
pendekatan ini (Katz, Blumer, & Gurevitch, 1974). Mereka menyatakan bahwa
terdapat lima asumsi dasar teori uses and gratifications:13
1. Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan.
2. Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan
media tertentu terdapat pada anggota khalayak.
3. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan
kebutuhan.
4. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media
mereka, minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah
gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para
peneliti.
5. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh
khalayak.
Asumsi teori ini mengenai khalayak yang aktif dan penggunaan media
yang berorientasi pada tujuan cukup jelas. McQuail dan koleganya (1972)
mengidentifikasikan beberapa cara untuk mengklasifikasikan kebutuhan dan
kepuasan khalayak. Klasifikasi tersebut mencakup pengalihan (diversion), yang
didefinisikan sebagai keluar dari runitas atau masalah sehari-hari; hubungan
personal (personal relationship), yang terjadi ketika orang menggunakan media
sebagai ganti temannya; identitas personal (personal identity), atau cara untuk
13
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikasi, (Jakarta, Salemba Humanika, 2010), hal. 104
Page 38
25
menekankan nilai-nilai individu; dan pengawasan (surveillance), atau informasi
mengenai bagaimana media akan membantu individu mencapai sesuatu.14
Asumsi kedua uses and gratifications menghubungkan kepuasan akan
kebutuhan pada pilihan terhadap sebuah media yang berada di tangan khalayak.
Karena orang adalah agen yang aktif, mereka mengambil inisiatif. Asumsi ketiga,
bahwa media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan akan
kebutuhan – berarti bahwa media dan khalayaknya tidak berada dalam
kevakuman. Keduanya adalah bagian dari masyakat luas, dan hubungan antara
media dan khalayak diperngaruhi oleh masyarakat.15
Asumsi keempat uses and gratifications adalah masalah metologis
mengenai kemampuan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang andal dan
akurat dari konsumen media. Untuk beragumen bahwa khalayak cukup sadar diri
akan penggunaan media, minat serta motif mereka sehingga mereka dapat
memberikan kepada peneliti sebuah gambaran akurat menyatakan kembali
keyakinan akan khalayak yang aktif; hal ini juga mengimplikasikan bahwa orang
sadar akan aktivitas ini. Penelitian awal mengenai uses and gratifications
mencakup menanyakan kepada reponden mengenai mengapa mereka
mengomsumsi media tertentu.16
Asumsi kelima sedikit berbicara mengenai khalayak daripada mengenai
mereka yang melakukan studi mengenai ini. Hal ini menyatakan bahwa peneliti
14
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikasi, (Jakarta, Salemba Humanika, 2010), hal. 105 15
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikasi, hal. 105 16
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikasi, hal. 106
Page 39
26
harus mempertahankan penilaiannya mengenai hubungan antara kebutuhan
khalayak akan media atau muatan tertentu.17
Jay G. Blumer (1979) menawarkan berapa saran jenis aktivitas khalayak
yang dapat dilakukan oleh konsumen media. Pertama, media kegunaan bagi
orang, dan orang dapat menempatkan media pada kegunaan tersebut. Istilah ini
disebut kegunaan (utility). Contohnya, orang mendengarkan radio di mobil untuk
mendapat informasi mengenai lalu lintas. Kesenjangan (intentionality) terjadi
ketika motivasi orang menentukan konsumsi mereka akan isi media. Cotoh, ketika
orang ingin dihibur, mereka menonton komedi. Jenis ketiga dari aktivitas
khalayak adalah selektivitas (selectivity), yaitu bahwa khalayak menggunakan
media dapat menrefleksikan ketertarikan dan preferensi mereka. Contohnya, jika
anda menyukai jazz, Anda mungkin akan mendengarkan musik jazz. Kesulitan
untuk mempengaruhi (imperviousness to influence) menyatakan bahwa
khalayak membentuk pemahaman mereka sendiri dari isi dan bahwa makna
mempengaruhi apa yang mereka pikirkan dan lakukan. Mereka sering sekali
secara aktif menghindari jenis pengaruh media tertentu.18
Dalam hal ini, terdapat pandangan bahwa dunia dimana khalayak berada
ikut serta menentukan kebutuhan dan kepuasan khalayak terhadap media. Dengan
kata lain, kebutuhan dan kepuasan khalayak terhadap media tidak otonom yang
tidak ditentukan semata-mata hanya pada diri individu. Katz dan rekan (1974)
menyatakan bahwa situasi sosial dimana khalayak berada turut serta terlibat dalam
17
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hal. 106 18
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikasi, hal. 107
Page 40
27
mendorong atau meningkatkan kebutuhan khalayak terhadap media melalui lima
cara berikut:19
Situasi sosial dapat menghasilkan ketegangan dan konflik yang
mengakibatkan orang membutuhkan sesuatu yang dapat
mengurangi ketegangan melalui penggunaan media.
Situasi sosial dapat menciptakan kesadaran adanya masalah yang
menuntut perhatian. Media memberikan informasi yang membuat
kita menyadari hal-hal yang menarik perhatian kita melalui media.
Situasi sosial dapat mengurangi kesempatan seseorang untuk dapat
memuaskan kebutuhan tertentu, dan media berfungsi sebagai
pengganti atau pelengkap. Dengan kata lain, terkadang situasi yang
kita hadapi menjadikan media sebagai sumber terbaik atau
mungkin satu-satunya yang tersedia. Pada situasi bencana alam,
banyak orang yang tidak dapat pergi langsung ke lokasi bencana
sehingga mereka sangat tergantung pada media untuk mengetahui
keselamatan anggota keluarga mereka.
Situasi sosial terkadang menghasilkan nilai-nilai tertentu yang
dipertegas dan diperkuat melalui konsumsi media. Orang terdidik
akan memilih media yang dapat mempertegas atau memperkuat
nilai-nilai yang menghargai akal sehat, kesadaran diri dan ilmu
pengetahuan. Namun sebaliknya, media juga dapat mempertegas
atau memperkuat nilai-nilai yang bertentangan dengan akal sehat.
19
Moroissan, Teori Komunikasi Massa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. Kedua,
hal.81
Page 41
28
Situasi sosial menuntut audien untuk akrab dengan media agar
mereka tetap dapat diterima sebagai anggota kelompok tertentu.
Dalam pergaulan sosial, seseorang yang serba tidak tahu mengenai
isu-isu yang menjadi sorotan media akan dianggap sebagai orang
yang tidak mengikuti perkembangan zaman.
B. Perkembangan Teori Uses and Gratifications
Sebuah perkembangan terkini adalah pergeseran dari konseptualisasi
audien sebgai aktif atau pasif ke arah memperlakukan aktivitas sebagai variabel
(Rubin, 1994). Artinya, kadang-kadang para pengguna media bersikap selektif
dan rasional dalam memproses pesan-pesan media, namun pada saat yang lain
mereka memanfaatkan media untuk bersantai atau sebagai tempat pelarian.
Perbedaan jenis maupun tingkat aktivitas audien mungkin juka merupakan akibat
dari efek-efek media.20
Sebagai misal efek kultivasi dari jenis yang diusulkan oleh
Gebner dan kawan-kawan mungkin lebih cenderung muncul ketika para anggota
audien menonton televisi untuk tujuan pengalihan atau pelarian.
Perkembangan awal yang menjadi cikal bakal teori uses and gratifications
dimulai pada tahun 1940-an, ketika sejumlah peneliti mencoba mencari tahu motif
yang melatar belakangi audien mendengarkan radio dan membaca surat kabar.
Mereka meneliti siaran radio dan mencari tahu mengapa orang tertarik terhadap
program yang disiarkan, seperti kuis dan serial drama radio. Kepuasan apa yang
diperoleh sehingga mereka senang mendengarkan program tersebut atau apa motif
20
Wener J Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA
GROUP, 2001), hal. 363
Page 42
29
orang membaca surat kabar.21
Herta Herzog (1944) dipandang sebagai orang
pertama yang mengawali riset uses and gratifications ini. Ia mencoba
mengelompokkan berbagai alasan mengapa orang memilih mengonsumsi surat
kabar daripada radio. Herzog mempelajari peran keinginan dan kebutuhan audien
terhadap pilihan media, ia mewawancari sejumlah penggemar program sinetron
(soap opera) di televisi untuk mempelajari mengapa mereka begitu menyukai
program tersebut.22
Wilbur Schramm (1954) mengembangkan suatu formula
dalam menentukan “apa yang akan dipilih individu dari apa yang ditawarkan
komunikasi massa”. Misalnya, apa yang akan dipilih orang untuk menghibur
dirinya? Apakah menonton televisi atau membaca majalah di rumah atau pergi
keluar menonton bioskop bersama teman?
Schramm berusaha menegaskan bahwa audien medi massa menilai tingkat
hasil (level of reward) atau kepuasan (gratifications) yang mereka harapkan dari
media dan pesan yang disampaikan dengan cara membandingkannya dengan
banyaknya pengorbanan yang harus mereka berikan untuk mendapat hasil.
Gagasan ini adalah elemen utama dari apa yang kemudian dikenal sebagai teori
uses and gratifications, walaupun istilah ini belum digunakan pada saat itu.23
Perkembangan tahap kedua teori uses and gratifications terjadi pada tahun
1970-an. Tahap kedua ini dimulai ketika klasifikasi atau tipologi dari alasan-
alasan orang menggunakan atau mengonsumsi media mulai dilakukan. Teori uses
and gratifications mendapat pijakan yang semakin kokoh dengan munculnya teori
21
Morissan, Teori Komunikasi Massa, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. Kedua, hal.81 22
Morissan, Teori Komunikasi Massa, hal.83 23
Morissan, Teori Komunikasi Massa, hal.83
Page 43
30
hierarki kebutuhan dan motivasi dari Abraham Maslow. Teori hierarki kebutuhan
dan motivasi menyatakan bahwa orang akan selalu berupaya secara aktif untuk
memuaskan hierarki kebutuhannya (hierarchy of needs), dan orang yang berhasil
mencapai satu tingkatan pada hierarki kebutuhan akan berupaya mencapai
tingkatan yang lebih tinggi. Gagasan Maslow bahwa manusia secara aktif mencari
segala hal yang dapat memenuhi kebutuhannya (pencari akti kebutuhan) sangat
sesuai dengan gagasan dari Katz, Blumler dan Gurevicth mengenai bagaimana
orang mengonsumsi komunikasi massa. Manusia dapat dan secara aktif ikut serta
dalam proses komunikasi massa.
Tahap ketiga yang merupakan tahap terkahir dalam penelitian mengenai
uses and gratifications adalah mencari hubungan antara alasan-alasan audien
mengonsumsi media tertentu dengan variabel, seperti kebutuhan, tujuan,
keuntungan, konsekuensi penggunaan, dan faktor-faktor individual. Dalam riset
ini, peneliti mencoba teori yang ada menjadi lebih dapat diperkiraan (predictive)
dan memberikan lebih banyak penjelasan. Alan Rubin dan Mary Step (2000)
dalam riset mereka meneliti hubungan antara motivasi, daya tarik interpersonal
dan interaksi parasosial (yaitu hubungan yang kita rasakan kita miliki dengan
orang yang kita kenal hanya melalui media) dengan kegiatan mendengarkan acara
perbincangan di radio. Mereka menemukan bahwa motivasi untuk mendapatkan
hiburan atau memperoleh informasi berinteraksi atau saling mempengaruhi
dengan persepsi hubungan parasosial, hal ini menjelaskan mengapa audien mau
mendengarkan acara radio dan menilai pembawa acaranya sebagai orang yang
kredibel.
Page 44
31
C. Kritik Teori Uses and Gratifications
Pendekatan uses and gratifications telah memicu sejumlah kritik, terutama
karean tidak bersifat teoritis, karena masih kabur dalam mendefinisikan konsep-
konsep utama (misalnya, “kebutuhan”), dan karena pada dasarnya tak lebih dari
sebuah strategi pengumpulan data.24
Tidak banyak upaya yang dilakukan untuk mencari asal-usul pencarian
gratifikasi. Kerap kali kebutuhan yang ingin dipenuhi orang melalui manfaat
media disimpulkan dari pernyataan-pernyataan mengenai mengapa mereka
memanfaatkan media, mengarah pada kecurigaan bahwa kebutuhan tersebut
diciptakan oleh media atau merupakan sebuah rasionalisasi manfaat media.25
Arah penelitian sejak masa Freud menunjukkan adanya kompleksitas dan
kekaburan motivasi manusia, juga ada sesuatu yang agak sederhana atau naif
mengenai penerapan laporan diri untuk menentukan motif. Sebuah kritik diatas
berbagai kajian manfaat dan gratifikasi pada tahun 1983 mengkritisi adanya
keracunan antara definisi operasional dan model analitis; mempertanyakan
konsistensi internal; menyebut kurang adanya justifikasi teoritis atas suatu model
yang ditawarkan, dan mengatakan, “pembahasan jauh dari hasil-hasilnya, yang
tidak mendukung landasan teoritisnya”.26
Salah satu kritik pendekatan uses and gratifications adalah bahwa
pendekatan ini terlalu sempit fokusnya, yaitu pada individu (Elliot,
1974).Pendekatan ini bersandar pada konsep – konsep psikologis seperti pada
24
Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001),
hal. 358 25
Severin, Teori KomunikasiI, hal .358 26
Wener J. Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA
GROUP, 2001), hal. 358
Page 45
32
kebutuhan, dan mengabaikan struktur sosial maupun tempat media itu berada
dalam struktur tersebut. Salah satu jawaban atas kritik ini datang dari Rubin dan
Windahl (1986), yang telah mengusulkan suatu sintesis antara pendekatan uses
and gratifications dengan teori ketergantungan. Model manfaat dan
ketergantungan mereka (Rubin dan Windahl) menempatkan individu dalam sistim
– sistim kemasyarakatan, yang membantu membentuk kebutuhan – kebutuhan
mereka.27
Perspektif pendekatan manfaat dan gratifikasi juga dikritik oleh para
penulis yang memeliki perhatian pada persoalan hegomoni media. Mereka
mengatakan bahwa terlalu jauh kiranya jika dikatakan bahwa orang bebas
memilih agenda media maupun interpretasi-interpretasi sesuai kehendak mereka
(White, 1994). Menurut para penulis itu, pesan-pesan media massa cenderung
memperkuat pandangan kebudayaan yang dominan, dan audien merasa sukar
untuk mengelak dari “bacaan yang lebih disukai ini”.28
Uses and Gratifications, seperti yang dikenal, berbeda, dan sangat
berpengaruh pada tahun 1970 dan 1980-an. Paradigma pengaruh yang terbatas
sedang goyah pada saat itu, dan teoritikus media membutuhkan sebuah kerangka
yang dapat mereka gunakan untuk membahas keberadaan dampak media yang
nyata tanpa harus menyimpang terlalu jauh dari keortodokan keilmuan. Ini bukan
27
Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001),
hal. 359 28
Severin, Teori KomunikasiI, hal. 359
Page 46
33
alasan mengapa Katz, Blumer, dan Gurvitch merumuskan pendekatan ini, tetapi
ini merupakan alasan mengapa pedekatan ini memiliki karakter tertentu.29
Dua faktor lain yang membentuk bagaimana teori ini dulu akan dan
sekarang digunakan. Pertama adalah prinsip kesederhanaan dalam
perkembangannya. Pencipta teori ini adalah ilmuan politik dan sosiolog, jadi
mereka berfokus pada kampanye inormasi dan politik. Karenanya, peneliti teori
Uses and Gratifications tradisional mempelajari bagaimana orang menggunakan
informasi yang diberikan media. Mereka memandang media sebagai saluran
informasi daripada simbol. Maka akan masuk akal, bahwa mereka memandang
kemungkinan – bahkan probabilitas -khalayak memisahkan dan reflektif dalam
memilih informasi yang mereka inginkan dan butuhkan. Uses and Gratifications,
karenanya, cukup langsung pada sasaran ketika berbicara mengenai bagaimana
orang menggunakan surat kabar (surat kabar terdiri atas bagaian-bagian yang
terpisah, masing-masing bagian ditujukan pada pembaca tertentu yang mencari
informasi tertentu) atau majalah (publikasi dengan pembaca yang sangat spesifik
dan ditarget berdasarkan demografi) untuk mencapai keputusan atau penilaian
tertentu.30
29
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hal. 113 30
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan
Aplikasi, hal. 114
Page 47
34
D. Program Ramadan
Program Ramadan adalah program televisi bertemakan religius yang
tayang selama bulan Ramadan. Tema religius pada program acara saat Ramadhan
banyak bermunculan dan seakan-akan berlomba-lomba untuk menampilkan
tayangan semenarik mungkin, tetapi ada kalanya tema tersebut seringkali tidak
sesuai dengan pengertian yang sebenarnya. Religius yang dimaksud dalam
program acara di bulan Ramadan mempunyai makna sebuah tayangan yang dapat
memberikan pendidikan atau ajaran agama yang sesuai dengan aturan dan norma
yang terkandung dalam bulan Ramadan itu sendiri.31
Bulan Ramadan sebagaimana yang telah dinyatakan Rasulullah adalah
bulan yang agung dan penuh berkah yang terkait erat dengan keutamaan amal dan
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Menurut para ulama, Ramadan adalah
bulan istimewa bagi umat Islam, sehingga sudah merupakan bagian dari budaya
masyarakat dalam mendampingi ibadahnya, terutama ibadah puasa.32
Program Ramadan di televisi beraneka ragam, berikut program Ramadan
yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah:
1. Tausiyah, yaitu program acara Ramadan yang mengajak para pemirsa
televisi untuk merenungkan kembali makna hidup dan merefleksikan diri
untuk mampu menjadi individu yang lebih baik yang di sampaikan oleh
para Ustad. Mulai dari meraih syafaat hingga menjauhi yang mudharat.
31
Yuristanti, RAMADHAN DALAM BINGKAI RELIGIUS DI TELEVISI (Studi Deskriptif
Kualitatif Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI
Ditinjau Dari Fungsi Media), (Skripsi. S1 Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa
Timur Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi, Surabaya, 2010) h. 3 32
Yuristanti, RAMADHAN DALAM BINGKAI RELIGIUS DI TELEVISI (Studi Deskriptif
Kualitatif Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI
Ditinjau Dari Fungsi Media), (h. 4
Page 48
35
2. Sinetron Ramadan, merupakan drama yang menyajika cerita dari berbagai
tokoh secara bersamaan yang bernuasa religius, yang hanya ada di bulan
Ramadan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-
sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Istilah untuk
program drama bersambung produksi Indonesia yang disiarkan oleh
stasiun televisi di Indonesia. Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut soap
opera (opera sabun), sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela.
Menurut hasil wawancara dengan Teguh Karya yang merupakan salah satu
sutradara terkenal Indonesia, istilah yang digunakan secara luas di
Indonesia ini pertama kali dicetuskan oleh Soemardjono, salah satu pendiri
dan mantan pengajar Institut Kesenian Jakarta.33
3. Variety Show, juga dikenal sebagai ragam seni atau ragam hiburan adalah
hiburan yang terdiri dari berbagai tindakan, terutama pertunjukan musik
dan komedi sketsa, dan biasanya diperkenalkan oleh pengantar (pembawa
acara) atau host. Jenis lain dari tindakan termasuk sihir, hewan dan aksi
sirkus, akrobat, juggling dan berbicara dengan perut. Berbagai format
membuat jalan dari era Victoria tahap untuk radio ke televisi. Variety
show adalah pokok dari Anglofon televisi dari hari-hari awal ke dalam
1970, dan berlangsung sampai tahun 1980an. Di beberapa bagian dunia,
berbagai TV tetap populer dan meluas.34
4. Feature adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun
menarik.
33
http://id.wikipedia.org/wiki/Sinetron, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul 20:36 34
http://id.wikipedia.org/wiki/Acara_varietas, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul
20:36
Page 49
36
E. Definisi Konseptual
1. Motif
Salah satu macam riset uses and gratifications yang saat ini
berkembang adalah Philip Palmgreen dati Kentucky University.
Kebanyakan riset uses and gratifications memfokuskan pada motif sebagai
variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media.35
Motif berasal dari kata “motive” yang berarti secara objektif
merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk menentukan
pilihannya dari berbagai perilaku tertentu, sesuai dengan tujuan.
Sedangkan definisi subyekttif motif merupakan dasar bagi seseorang untuk
bergerak, berperilaku, dan bertindak menurut tujuan atau kegiatan
membangkitkan daya gerak yang terdapat pada diri sendiri agar
melaksanakan tindakan tertentu dalam rangka mencapai tujuan ataupun
kepuasan.36
Dengan demikian motif timbul karena adanya suatu kebutuhan.
Menurut Dennis McQuail37
, ada empat kategori motif pengkonsumsian
media secara umum, yaitu:
a) Motif informasi (survaillance) adalah berkenaan dengan kebutuhan
individu akan informasi dan eksplorasi sosial.
35
Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 210 36
Jalaludin Rakhmat, Motode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakaya,
2001), hal.23 37
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Erlangga, 2002), hal.388
Page 50
37
b) Motif identitas pribadi (personal identity) adalah referensi diri,
eksplorasi realitas, penguatan nilai, motif yang ditunjukan untuk
memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam
kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan.
c) Motif integrasi dan interaksi sosial (personal relationship) adalah
motif yang meliputi interaksi dan integrasi sosial, merajuk pada
kelangsungan hubugan individu tersebut dengan orang lain,
persahabatan, kegunaan sosial.
d) Motif hiburan (diversion) adalah motif yang meliputi kebutuhan
untuk melepaskan diri dari rutinitas, tekanan, dan masalah; sarana
pelepasan emosi; kebutuhan akan hiburan
Oleh De Fleur mengelompokkan motif khalayak menonton televisi
adalah untuk Survive (bertahan hidup) dan Growth (bertumbuh) yang akan
dipenuhi melalui tiga goal (tujuan). Antara lain;
1. Understanding (pemahaman sosial dan pemahaman diri sendiri).
Pemahama sosial, dikembangkan ketika individu menggunakan
sumber-sumber daya media informasi untuk membandingkan dan
menginterpretasikan budaya dan kejadian-kejadian yang telah lalu
atau sedang langsung dan yang akan datang. Pemahaman diri
sendiri, mengacu kepada hubungan yang mengembangkan atau
memelihara kemampuan individu untuk menginterpretasikan
kepercayaan perilaku, konsep-konsep pribadi atau kepribadian
mereka sendiri.
Page 51
38
2. Orientation (orientasi sosial dan orientasi interaksi). Orientasi
tindakan, mengacu kepada cara-cara yang multitude, di mana
individu-individu memapankan hubungan-hubungan
ketergantungan dengan media yang bertujuan untuk memperoleh
bimbingan kepada perilaku-perilaku spesifik mereka. Orientasi
interaksi, sasaran tindakan satu orang atau lebih. Misalnya, ketika
individu mengumpulkan informasi media tentang jenis-jenis
perilaku (termasuk perilaku komunikasi) yang sesuai dan efektif
dalam membina hubungan-hubungan personal (asmara, saudara,
orang tua) atau dengan pekerja sosial atau antar kaum profesional.
3. Play (solitary play dan social play). Solitary play, mengacu kepada
instances, ketika properti seperti aestetik (keindahan), enjoyment
(kesenangan), stimulasi atau relaksasi ini media itu sendiri adalah
atraksi. Kehadiran orang lain tidak begitu penting atau hanya
sebagai orang kedua (the second). Social play, kebalikan dari
solitary play. Di mana hubungan ketergantungan di dasarkan atas
kemampuan media untuk menyediakan isi (konten) yang
menstimulasi play. Permainan antara orang-orang pada kasus ini,
isi (konten) tudak begitu penting (the second) dibandingkan dengan
teman, famili dll.38
38
Rose Emmaria Taringan, Ekspetasi dan Ketergantungan Media di kalangan Mahasiswa
(Pendekatan Uses & Gratifications pada Acara Tolkshow di Enam Televisi Swasta), (Tesis. S2
Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Bidang Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.22-23
Page 52
39
2. Kepuasan
Kepuasaan berasal dari kata “puas” (bentuk kata sifat) yang berarti
“merasa” senang lega, kenyang, dan sebagainya karena sudah merasa
secukup-cukupnya atau sudah terpenuhi hasrat hatinya. Sedangkan
“kepuasaan” (bentuk kata benda) yang diartikan sebagai suatu perihal atau
perasaan puas, kelegaan, dan sebagainya. Faktor penting yang harus
diperhatikan saat ini adalah kepuasaan khalayak. Jika pelanggan tidak
puas, dia akan menghentikan bisnisnya. Semua upaya dilakukan untuk
mencapai mutu dan memberikan pelayanan yang unggul tidak ada artinya
sama sekali jika tidak berusaha untuk memuaskan pelanggan.
Definisi kepuasaan sangatlah sederhana. Seorang pelanggan
merasa puas jika kebutuhannya, secara nyata atau hanya anggapan,
terpenuhi atau melebihi harapannya. Lalu, bagaimana bisa mengetahui
kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan? Sangat sederhana, cukup
bertanya, kemudian penuhi apa yang diinginkan dan usahakan untuk
melampauinya. Selanjutnya kepuasan dalam penelitian ini lebih
dimaksudkan pada terpenuhinya kebutuhan audience dalam kegiatan
menggunakan media massa berdasarkan tujuan dan motif tertentu. Untuk
mencapai kepuasan tersebut setiap individu bersifat aktif dan selektif
dalam menggunakan atau memilih jenis media yang sesuai dengan
kebutuhan agar tercipta kepuasan.
Kepuasan yang diperoleh khalayak dari penggunaan media ini
terbagi menjadi gratification sought (kepuasan yang di cari) dan
Page 53
40
gratification obtained (kepuasan yang diperoleh). Palmgreen menjelaskan
bahwa:
“Gratification sought (GS) merupakan kepuasan yang
dibayangkan akan diperoleh seseorang jika ia menggunakan
media tertentu. Gratification obtained (GO) merupakan kepuasan
nyata yang diperoleh setelah seseorang menggunakan media
tersebut. GS datang secara logis dan sementara sebelum terjadi
aktifitas terpaan media perilaku mencari kepuasan lebih abstrak
dibandingkan kepuasan yang diperoleh dari acara yang di
saksikan.”
Kebutuhan seseorang tidak selalu kebutuhan pribadi tetapi bisa
juga dibentuk oleh budaya atau bermacam kondisi sosial. Dengan kata lain
kebutuhan individu, motivasi (gratifications sought), dan kepuasan yang
diperoleh (gratifications obtained) dalam penggunaan media bergantung
pada faktor luar yang mungkin di luar kontrol individu. Faktor-faktor luar
ini berlaku sebagai pembatas pada apa dan bangaimana media dapat
digunakan dan pada kesiapan alternatif nonmedia.39
Bila mengukur kepuasan pelanggan, pengukuran harus dilakukan
pada kebutuhan, keinginan, persyaratan, dan harapannya serta mengapa
demikian. Banyak sekali kesenjangan yang ada antara pelanggan dan
penyedia produk. Mengukur kesenjangan tersebut merupakan satu-satunya
cara untuk menutupnya. Semua kesenjangan berdasarkan pada perbedaan
persepsi antara penyedia dengan pelanggan mengenai apa yang seharusnya
39
Rosita Anggraini Tagor, Konsumsi Majalah dan Tabloid Anak pada Anak-anak Usia
Sekolah (Studi dengan pendekatan Uses and Gratiications pada Murid-murid Sekolah Dasar (SD)
di wilayah DKI Jakarta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.11
Page 54
41
diterima pelanggan. Berikut adalah daftar berbagai macam kesenjangan
yang telah diindentifikasi melalui penelitian40
:
1. Kesenjangan antara pandangan perusahaan terhadap keinginan
pelanggan dengan keinginan pelanggan yang sesungguhnya.
2. Kesenjangan antara pandangan perusahaan dan pandangan
pelanggan terhadap barang atau jasa yang diterimanya.
3. Kesenjangan antara pandangan perusahaan dengan pandangan
pelanggan terhadap mutu pelayanan yang diberikan.
4. Kesenjangan antara harapan pelanggan terhadap mutu pelayanan
dengan kinerja pelayanan yang sesungguhnya.
5. Kesenjangan antara janji pemasaran dengan pelayanan yang
sesungguhnya.
Dengan mengetahui kesenjangan (discrepancy) antara GS dan GO,
penelitian dapat memahami tingkat kepuasan yang diperoleh seseorang
setelah mengkonsumsi media tertentu.
a. Gratifications Sought (GS)
Palmgreen dan kawan-kawannya menidentifikasikan Gratifications
Sought dalam kaitannya dengan kepercayaan seseorang mengenai
isi media sebagai contoh, jika seseorang percaya bahwa komedi
memberikan hiburan dan orang tersebut mengevaluasi hiburan itu
bagus, maka ia mencari kepuasan dari kebutuhan hiburan dengan
menonton komedi. Di sisi lain, jika sesorang percaya bahwa
40
Purwanto, Psikologi Pendidikan, Cetakan ke-13 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000), hal. 28-29
Page 55
42
komedi memberikan pandangan mengenai kehidupan yang tidak
realistis dan mengevaluasi isi seperti itu jelek, maka ia
menghindari untuk menonton komedi.41
Gratifications Sought adalah kepuasan yang diharapkan
individu dalam menggunakan media tertentu.42
Individu
menggunakan atau tidak menggunakan suatu media dipengaruhi
sebab-sebab tertentu, yaitu didasari motif pemenuhan kebutuhan
yang ingin dipenuhi. Motif yang melatarbelakangi individu satu
dengan individu lain dalam mengkonsumsi media tidaklah sama.
Jadi dapat disimpulkan Gratifications Sought adalah motif
kepuasan yang diharapkan individu dalam menggunakan media
tertentu.
b. Gratifications Obtained (GO)
Gratifications Obtained adalah kepuasan yang nyata yang
diperoleh setelah menggunakan media.43
Gratifications Obtained
juga diartikan sebagai jumlah kebutuhan yang diperoleh atas
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah menggunakan
media. Arti dari Gartifications Obtained (kepuasan yang diperoleh)
dalam penelitian ini adalah kebutuhan yang dapat dipenuhi setelah
41
Winaeso, Herupuji, Sosiologi Komunikasi Massa (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005), hal
111 42
Hendry Subiakto, Hand-out Penelitian Agenda Setting dan Uses and Garatfications
(Surabaya: Fisip-Unair, 2000), hal. 3 43
Hendry Subiakto, Hand-out Penelitian Agenda Setting dan Uses and Garatfications,
hal. 4
Page 56
43
proses penggunaan media yaitu setelah menonton program
Ramadan di stasiun televisi.
Maka dalam penelitian ini adalah untuk menghitung atau mengetahui
gratifications sought (GS) yaitu kepuasan yang diharapkan oleh khalayak dalam
menonton program-program Ramadan. Pada penelitian ini menghitung GS pada
program Tausiyah, Sinetron Ramadan, Variety Show dan Feature. Dan pada
penelitian ini juga menghitung gratifications obtained (GO) yaitu kepuasan yang
diperoleh setelah menonton program Tausiyah, Sinetron Ramada, Variety Show¸
dan Feature.
F. Hipotesis Teori
Dari rumusan teoritis dan definisi konseptual di atas, maka dapat di
rumuskan hipotesis teoritisnya pada kerangka waktu yang di tetapkan dalam
penelitian ini antara lain:
1. Terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi
nasional.
2. Terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan
tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan.
Page 57
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang berada di Jl. Ir. H. Juanda No.
95, Ciputat 15412, Telp ( 62-21)7402982. Dalam penelitian ini penulis membatasi
waktu penelitian pada Juli 2014 – Maret 2015.
B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian
Paradigma yang di gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma post-
positivisme. Pengetahuan yang berkembang melalui kacamata kaum post-
positivis selalu di dasarkan pada observasi dan penguji yang sangat cermat
terhadap realitas objektif yang muncul di dunia “luar sana”.1
Paradigma positivistik menempatkan teori sebagai titik tolak utama dalam
kegiatan penelitiannya. Teori dalam penelitian berparadigma positivistik menjadi
sumber jawaban utama atas berbagai rasa ingin tahu dari para peneliti.2 Dalam
penelitian ini, Teori Uses and Gratification merupakan pedoman untuk merancang
kegiatan penelitian.
1John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed,
(Yogyakarta, PUSTAKA PELAJAR, 2010), hal. 9 2Babbie, Earl (1992), The Practice of social research, california, wardsworth Publishing
company. h. 47
Page 58
45
Membaca buku Philips dan Burbules (2000), kita akan menemukan
sejumlah asumsi dasar yang menjadi inti dalam paradigma penelitian post-
postivis, antara lain:3
Pengetahuan bersifat konjektural/terkaan (dan antifondasional/tidak
berlandasankan apa pun) – bahwa kita tidak akan pernah mendapatkan
kebenaran absoult. Untuk itulah, bukti yang di bangun dalam penelitian
sering kali lemah dan tidak sempurna. Karena alasan ini pula, banyak
peneliti yang berujar bahwa mereka tidak dapat membuktikan
hipotesisnya; bahkan tak jarang mereka juga gagal untuk menyangkal
hipotesisnya.
Penelitian merupakan proses membuat klaim-klaim, kemudian menyaring
sebagaian klaim tersebut menjadi “klaim-klaim lain” yang kebenarannya
jauh lebih kuat. Sebagian besar penelitian kuantitatif, misalnya, selalu
diawali dengan pengujian atau suatu teori.
Pengetahuan dibentuk oleh data, bukti, dan pertimbangan-pertimbangan
logis. Dalam praktiknya, peneliti mengumpulkan informasi dengan
mengunakan instrumen-instrumen pengukuran tertentu yang diisi oleh
para partisipan atau dengan melakukan observasi mendalam di lokasi
penelitian.
Penelitian harus mampu mengembangkan statemen-statemen yang relevan
dan benar, statemen-statemen yang dapat menjelaskan situasi yang
sebenarnya atau dapat mendeskripsikan reali kausalitas dari suatu
3 Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, hal. 9
Page 59
46
persoalan. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti membuat relasi
antarvariabel dan mengemukakannya dalam bentuk pertanyaan dan
hipotesis.
Aspek terpenting dalam penelitian adalah sikap objektif; para peneliti
harus menguji kembali metode-motede dan kesimpulan-kesimpulan yang
sekiranya mengandung bias. Untuk itulah, dalam penelitian kuantitatifm
standar validitas dan reliabilitas menjadi dua aspek penting yang wajib
dipertimbangkan oleh peneliti.
Model penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena
pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan
yang tepat. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan dalam
penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk
menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.4
Paradigma positivis melihat realitas sosial sebagai realitas yang “real” dan
diatur kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal walaupun kebanyakan
pengetahuan itu mungkin hanya bisa diperoleh secara probabilistik.5 Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif yang termasuk paradigma positivistik.6 Gaya
penelitian kuantitatif mengukur fakta secara obyektif, memfokuskan pada
4Prof. Dr. Syamsir Salam, MS dan Jeanal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006), hal. 13 5L. Neuman (1997), Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches
in Social Works. New York: Columbia University, h. 90 6Neuman (1997), Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches in
Social Works. New York: Columbia University, h. 64
Page 60
47
variabel, bebas nilai, ketergantungan terhadap isi penelitian, analisisnya dilakukan
dengan cara peneliti tidak terlibat, dan kunci dari kuantitatif adalah reliabilitas.7
Pendekatan kuantitatif bertujuan menggambarkan atau menjelaskan suatu
masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu
mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek
keluasan data sehingga hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari
seluruh populasi.8
Secara umum riset kuantitatif mempunyai ciri-ciri:9
Hubungan riset dengan subjek: jauh. Periset menganggap bahwa
realitas terpisah dan ada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak
supaya objektif. Alat ukurnya harus dijaga keobjektifannya.
Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung
atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori
atau teori dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan
penolakan terhadap hipotesis atau teori, biasanya periset tidak
langsung menolak hipotesis dah teori tersebut melainkan meneliti
dulu apakah ada kesalahan dalam teknik samplingnya atau definisi
konsepnya kurang operasional, sehingga menghasilkan instrument
(kuisioner) yang kurang valid.
7Neuman (1997), Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches in
Social Works. New York: Columbia University, h. 73 8Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta; Kencana. 2009) h.55
9Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, hal.56
Page 61
48
Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel
yang representatif dari seluruh populasi, operasionalsasi konsep
serta alat ukur yang valid dan reliabel.
Prosedur riset rasional – empiris, artinya penelitian berangkat dari
konsep-konsep atau teori-teori yang dilandasinya. Konsep atau
teori inilah yang akan dibuktikan dengan data yang di kumpulakn
dilapangan.
Penelitian kuantitatif sifatnya objektif, sehingga kita bisa melihat langsung
sebuah keadaan. Sedangkan desain penelitian ini adalah survey yaitu dengan
mensurvey dan mengetahui Motif dan Kepuasan Program Ramadan di Televisi
Nasional pada Mahasiswa/i Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Tahun
Ajaran 2011-2014.
C. Tipe Penelitian
Penelitian ini yaitu tipe eksplanatif, penelitian ini dilakukan untuk
menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gelaja terjadi. Hasil
akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab-akibat.
Tujuan dari penelitian eksplanatif adalah menghubungkan pola-pola yang
berbeda namun memilik keterkaitan dan menghasilkan pola hubungan sebab
akibat.10
Periset membutuhkan definisi konsep, kerangka konseptual dan
kerangka teori.
10
Bambang & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,
(Jakarta, RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), hal. 43
Page 62
49
Menurut Burhan Bungin, penelitian eksplanatif dimaksudkan untuk
menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan
hubungan, perbedaan atau pengaruh suatu variabel dengan variabel lain. Karena
itu penelitian eksplanatif menggunakan sampel dan hipotesis.11
Tipe penelitian eksplanatif dapat dibagi dua sifat:12
Komparatif, bermaksud untuk membuat komparasi (membandingkan)
antara variable yang satu dengan variable lainnya yang sejenis.
Asosiatif, bermaksud untuk menjelaskan hubungan (kolerasi) antara
variable.
Dalam pelaksanaannya, explanatory research ini menggunakan metode
penelitian survei. Pada format eksplanasi survei, peneliti diwajibkan membangun
hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan melalui kuesioner sebagai alat
pengumpul data. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat kolerasi atau
hubungan antara tingkat motif dengan tingkat kepuasaan khalayak.
Metode penelitian ini menggunakan metode survei yaitu metode riset
dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan datanya.
Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang
dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan
analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuisioner
sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden
11
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta; Kencana, 2009) h. 38 12
Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 60
Page 63
50
yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan
teknik sampling yang benar sangat menentukan kualitas riset.13
Penelitian survei menekankan analisa dari sejumlah individu, yang
biasanya digunakan untuk mencari penjelasan dari perbedaan-perbedaan yang ada
pada suatu waktu, bukan untuk menjelaskan proses atau gejala karenanya metode
ini bermanfaat untuk mengumpulkan informasi tentang khalayak. Jenis metode
survei yang digunakan adalah single cross sectional survey dimana pengumpulan
data hanya dilakukan sekali dalam satu periode.
D. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional
survey. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu,
dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk
perbandingan.14
Ketika kita mengevaluasi hasil dari cross sectional survey, sangatlah
penting untuk mempertimbangkan waktu kapan survey dilaksanakan. Hasil dari
cross sectional survey dibatasi oleh waktu sehingga hasilnya bisa saja berbeda
bila penelitian dilakukan di waktu yang berbeda bahkan bila sampelnya sama.
13
Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 59 14
Bambang & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,
(Jakarta, RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), hal. 45
Page 64
51
E. Operasionalisasi Konsep
Operasionalisasi konsep merupakan suatu proses untuk menjabarkan
pengertian suatu konsep yang abstrak dengan menurunkannya pada tingkat yang
lebih konkret dengan menggunakan beberapa indikator yang dapat menunjukan
dan mengukur konsep tersebut.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penelitian ini melibatkan motif
dan kepuasaan program ramadan di televisi nasional sebagai variable independen
dan analisis uses and gratifications pada mahasiswa KPI sebagai variable
dependen.
Metode pengukuran merupakan salah satu masalah penting dalam meneliti
kepuasaan khalayak. Sebagai suatu hal yang abstrak sifatnya,, pengukuran
kepuasan perlu memperoleh perhatian lebih agar menghasilkan perhitungan yang
akurat. Katz, Blumer, dan Gurevitch menyatakan bahwa pengukuran kepuasan
merupakan salah satu masalah yang paling rumit dihadapi dalam penelitian
empirik mengenai kepuasan khalayak dari media massa (Becker, 1979 seperti
dikutip Dewanti, 1999).15
Lebih lanjut Katz, Blumer, dan Gurevitch menyebutkan 3 cara untuk
mengoperasionalisasikan kepuasan khayalak, yaitu:
1. Peneliti menduga kepuasan apa yang dicari oleh khalayak dari media
massa. Dugaan ini didasarkan pada pengukuran terhadao beberapa variabel
lain yang berhubungan. Cara ini digunakan oleh Klinem Miller, dan
15
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi
Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,
dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan
Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.
2001) h.46
Page 65
52
Morrison (1974). Kesimpulannya adalah kebutuhan dan harapan khalayak
diperoleh dari variabel tetap yakni umur dan jenis kelamin.
2. Kepuasan diukur berdasarkan tanggapan dari khalayak, cara ini paling
sering digunakan dalam mengukur kepuasan khalayak. Dalam jenis
pengukuran kepuasan ini khalayak diminta untuk memilih apa yang paling
sesuai menurut mereka dari daftar kepuasan yang disusun berdasarkan
penelitian-penelitian terdahulu.
3. Pengukuran kepuasan melalui penciptaan kondisi tertentu di lapangan atau
dalam laboratorium, di mana terdapat beberapa subjek kepuasan dari
berbagai pesan komunikasi.16
Dalam penelitian ini, pengukuran kepuasan yang dipergunakan adalah cara
yang kedua yaitu berdasarkan tanggapan responden. Meskipun sering digunakan,
cara ini mempunyai kelemahan yaitu responden diasumsikan harus mampu
menjawab kepuasan mana yang penting, atau kalaupun responden mengetahuinya,
terkadang mereka tidak mampu menyampaikannya secara verbal.
Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai
yang diterapkan dalam suatu penelitian. Adapun beberapa konsep yang perlu
diukur dalam penelitian ini yaitu kosep penggunaan media (media use), kosep
Gratifications Sought (GS) dan Gratifications Obtained dijadikan tolak ukur
untuk mengetahui perbandingan antara kepuasaan yang di harapkan (GS) dan
16
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi
Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,
dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan
Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.
2001) h.47
Page 66
53
kepuasan yang di dapatkan (GO). Pengukuran konsep ini didasarkan pada
penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan oleh Cut Triana Dewi tentang
Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia.
Table 3.1
Operasionalisasi Konsep
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Media Use
- Exposure to
media
- Media Content
- Melihat tingkat
terpaan media dengan
melihat curahan waktu
menonton
- Tingkat perhatian
responden terhadap
jenis program acara
di televisi. Ada 4
jenis program yang
akan dilihat yaitu:
tausiah, sinetron,
talkshow, variety
show dan feature
Ordinal
Interval
Gratifications
Sought
Tingkat
kepuasan yang
di cari
- Cognitive
- Afective
- Personal Integrative
- Sosial Intergrative
- Tension Relase
- Ingin memperoleh
pengetahuan lebih
mengenai suatu hal
- Ingin mendapatkan
hikmah sebagai
pembelajaran diri
- ingin
mengaplikasikan
Ilmu Agama dalam
membina hubungan
kepada orang lain di
kehidupan sehari-
hari
- ingin menjadikan
materi yang di
tonton di TV
sebagai bahan
pembicaraan sehari-
hari
- ingin mendapatkan
hiburan dan ingin
menghilangkan
kebosanan
Interval
Page 67
54
1) Media Use17
Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada pendekatan Uses and
Gratifications, individu menggunakan media massa secara aktif, goal
oriented, dan selektif dalam memilih media/isi media, sehingga media
massa harus bersaing dengan sumber-sumber lainnya, serta khalayak
sadar akan alasan mereka menggunakan media.
17
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi
Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,
dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan
Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.
2001) h.48
Gratifications
Obtained
Tingkat
kepuasan yang
diperoleh
- Cognitive
- Afective
- Personal Integrative
- Sosial Intergrative
- Tension Relase
- Ingin memperoleh
pengetahuan lebih
mengenai suatu hal
- Ingin mendapatkan
hikmah sebagai
pembelajaran diri
- ingin
mengaplikasikan
Ilmu Agama dalam
membina hubungan
kepada orang lain di
kehidupan sehari-
hari
- ingin menjadikan
materi yang di
tonton di TV sebagai
bahan pembicaraan
sehari-hari
- ingin mendapatkan
hiburan dan ingin
menghilangkan
kebosanan
Interval
Page 68
55
Penggunaan media massa secara sadar dan aktif sedikit banyak
mempengaruhi tingkat harapan dan kepuasan yang diperoleh dari media
massa, seperti apa yang dikatakan oleh pendekatan law and effect bahwa
perilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan siulangi
(Dewanti, 1999 dalam Tesis Cut Triana Dewi, 2001).
Dalam model uses and gratifications yang ditampilkan oleh Katz,
Gurevitch, dan Haas, konsep penggunaan media ada 4 yaitu: jenis media
yang digunakan (media type), isi media yang diperhatikan (media
contents), keterpaan media itu sendiri (exposure to media), dan konteks
sosial dari terpaan media (social context of media exposure).
Dalam penelitian ini, hanya keterpaan media dan tingkat perhatian
terhadap isi media yang akan dijadikan indikator dari variabel
penggunaan media. Keterpaan media berkaitan dengan jumlah waktu
yang dihabiskan individu (frekuensi dan durasi) dalam menggunakan
media yang akan diukur dengan melihat curahan waktu rata-rata
menonton.
Curahan waktu adalah waktu rata-rata yang diberikan responden
terhadap masing-masing medium dalam 1 hari yang dinyatakan dalam
satuan menit. Ada dua jenis pertanyaan yang akan diberikan yaitu
berapa hari rata-rata menonton dalam satu minggu dan beberapa lama
rat-rata perhari. Atas dasar itu kemudian responden akan di
kelompokkan dalam 3 kelas yaitu light viewers, media viewers, dan
heavy viewers.
Page 69
56
Penggunaan juga dilihat dari segi tingkat perhatian responden
terhadap jenis program acara di televisi. Ada 4 jenis program yang akan
dilihat yaitu: tausiah, sinetron, talkshow, variety show dan feature. skala
untuk menghitung tingkat perhatian terbagi 2 yaitu tidak ada yang
menonton dan ada yang menonton.
Berikut 4 jenis program Ramadan yang akan di berikan penyataan
kepada responden :
1. Program Tausiyah, yaitu:
Kultum Bersama Kang Rashied di RCTI yang tayang
menjelang buka puasa selama bulan Ramadan.
Hafiz Indonesia adalah program unggulan RCTI lomba
menghafal dan melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur’an untuk
anak-anak selama bulan Ramadan.
Mutiara Hati Bersama Quraish Shihab, tayang menjelang azan
Subuh, Zuhur dan Asar selama bulan Puasa yang di tayangkan
SCTV.
Kisah Hati Bersama Umi Pipik yang di tayangkan oleh Global
TV, Program Ramadan yang berisi sharing session bersama
Ummi Pipik yang tayang selama bulan Ramadan pukul 16:00
WIB.
2. Sinetron Ramadan yang tayang hanya selama bulan Ramadan yaitu
sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 8, Para Pencari Tuhan adalah
sinetron kuis (sinekuis) Ramadan berdurasi 1,5 jam yang
Page 70
57
ditayangkan setiap hari selama bulan Ramadan 1428 H di stasiun
televisi SCTV saat waktu sahur, mulai pukul 2:30 WIB.
3. Variety Show :
Pesbuker, tayangan menjelang buka puasa selama bulan
Ramadan. Pesbukers adalah sketsa realita yang digawangi oleh
Olga Syahputra, Raffi Ahmad, Jessica Iskandar, Denny Cagur,
Opie Kumis, dan Sapri. Guyonan segar mereka seperti pantun
jenaka dan rayuan gombal akan menemani pemirsa setia antv.
Ngabuburit, menampilkan berbagai macam hiburan yang
dikemas secara komedi, dan games interaktif yang berhadiah
jutaan rupiah serta akan melibatkan penonton di rumah dan di
studio, yang tayang selama bulan Ramadan, serta terdapat
tausiah dari Ustadz Maulana
4. Feature :
Berita Islami Masa Kini, berisi tentang berita perkembangan
Islam terkini.
Muslim Travelers, program dokumenter yang akan membahas
kehidupan muslim yang tinggal di negara non muslim yang
tayang di bulan Ramadan.
2) Gratifications Sought
Motivasi atau alasan seseorang menggunakan media. Motivasi di
pandang sebagai gratifications sought karena seseorang menggunakan
Page 71
58
media karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan
tertentu.
Ada lima kelompok jenis kebutuhan yang diuraikan dalam item
pertanyaan. Kelima kelompok kebutuhan itu adalah:
cognitive needs : ingin mengetahui berbagai peristiwa dan
kondisi yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat terdekat,
ingin mencari bimbingan dan pendapat yang menyangkut
berbagai masalah, dan ingin memperoleh pengetahuan lebih
mengenai suatu hal.
Afective needs : ingin menemukan penunjang nilai-nilai yang
berkaitan dengan pribadi penonton itu sendiri, ingin
mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media, dan
ingin memperoleh nilai lebih sebagai penonton.
Personal integrative needs : memperkuat kredibilitas, rasa
percaya diri, stabilitas dan status.
Social integrative needs : ingin memperoleh pengetahuan yang
berkenaan dengan empati sosial, ingin menemukan bahan
percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain disekitarnya,
keinginan untuk dekat dengan orang lain, dan keinginan untuk
dihargai dengan orang lain.
Tension release needs : ingin melepaskan diri dari
permasalahan, ingin bersantai, ingin mengisi waktu luang, ingin
menyalurkan emosi, dan mendapatkan hiburan dan kesenangan.
Page 72
59
Kepada responden akan diberikan ke pertanyaan tersebut yang
merupakan indikator dari masing-masing dimensi kebutuhan di atas.
Tingkat gratifications sought akan diukur dengan 4 skala, yaitu sangat
setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Pernyataan ini menunjukkan seberapa tinggi derajat kepentingan
satu jenis kebituhan yang ditanyakan bagi responden. Sangat setuju
berarti jenis kebutuhan ini sangat dicari oleh responden dari kegiatannya
menggunakan media massa. Demikian juga kebalikannya, sangat tidak
setuju berarti jenis kebutuhan ini sangat tidak dicari oleh responden
dalam menggunakan media massa.18
3) Gratifications Obtained
Item pertanyaan pada gratifications sought akan ditanyakan
kembali pada responden sebagai pernyataan kepuasan responden dengan
menggunakan skala pengukuran yang sama. Pertanyaan tersebut
dihubungkan dengan kemampuan media memenuhi kebutuhan sebagai
indikator akan kepuasan yang dipandang responden terpenuhi dari
masing-masing medium yang diteliti.
Skala pengukuran dari gratifications obtained adalah sangat setuju,
setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Bila responden menjawab
sangat setuju , artinya mediun tersebut sangat membantu responden
dalam memenuhi kebutuhan tertentu. Demikian juga sebaliknya.
18
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi
Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,
dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan
Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.
2001) h.49
Page 73
60
F. Populasi, Sampel dan Unit Analisis
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut Hadari Nawawi,
dilihat dari pernentuan sumber dan data, populasi dibedakan menjadi 2, yaitu;
populasi terbatas dan tak terhingga. Jika dilihat dari kompleksitas objek, polulasi
dapat dibedakan polulasi homogen dan heterogen. Populasi dalam lingkup
penelitian adalah jumlah keseluruhan subjek atau elemen yang ada dalam wilayah
penelitian.19
Sugiyono (2002: 55) menyebutkan populasi sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian
ditarik suatu kesimpulan.20
Dalam metode penelitian kata populasi amat popular, digunakan untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.
Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari
objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara,
gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagianya, sehingga objek-objek ini
dapat menjadi sumber data penelitian. Populasi terbatas, yaitu populasi yang
memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya secara kuantitatif.21
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa/i Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah angkatan 2011-
2014. Penarikan sampel dari populasi dilakukan secara Propotionate Stratified
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1993), hal. 14 20
Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 153 21
Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan
public serta ilmu-ilmu social lainnya. (Jakarta; Kencana, 2008) h. 99
Page 74
61
Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota yang
tidak homogen dan berstrata secara proposional. Teknik penarikan sampel
tersebut di pilih dengan tujuan agar hasil penelitian akan lebih sesuai dengan
keadaan populasi yang dalam hal tertentu bersifat (misalnya, angkatan), bersiat
heterogen.22
Populasi dalam menelitian ini berjumlah 649 mahasiswa yang terdiri dari
155 mahasiswa KPI angkatan 2011, 163 mahasiswa KPI angkatan 2012, 164
mahasiswa KPI angkatan 2013 dan 167 mahasiswa KPI angkatan 2014.
Tabel 3.2
Gambaran Populasi Mahasiswa KPI angkatan 2011-2014
No. Jurusan/Angkatan Jumlah
1 KPI/ 2011 155
2 KPI/2012 163
3 KPI/2013 164
4 KPI/2014 167
JUMLAH 649
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang
dianggap dapat mewakili populasi. Metode sampling adalah pembicaraan
bagaimana menata berbagai teknik dalam penarikan atau pengambilan sampel
penelitian, bagaimana kita merancang tata cara pengambilan sampel agar menjadi
sampel yang representatif. Dengan tidak melupakan beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam memperoleh sampel yang representatif, peneliti memulai
mengenal keseragaman dan ciri-ciri khusus populasi. Pekerjaan ini menuntut
22
Bambang & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,
(Jakarta, RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), hal. 130
Page 75
62
ketelitian. Dari ketelitian ini kemudian peneliti menentukan rancangan yang
dipakai dalam mengambil sampel. Dalam penelitian ini rancangan yang
digunakan adalah Rancangan sampel probabilitas yang merupakan penarikan
sampel didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan unit populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Dengan demikian, dalam
rancangan ini tidak terdapat diskiriminasi unit populasi yang satu dengan yang
lainnya. Karena semua memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel,
maka untuk menjadi sampel, unit-unit populasi harus di random. Oleh karenanya,
rancangan ini juga disebut sebagai sampling acakan- karena cara kerjanya yang
acakan itu.23
Tata cara pengundian dapat dilakukan dengan:
1. Membuat daftar unit populasi pada lembaran khusus lengkap
dengan kode-kode khusus sebagai lambing setiap unit populasi.
2. Menulis kode-kode khusus tersebut dalam lembaran-lembaran
kecil dan dilipat dan digulung satu per satu.
3. Memasukan lembaran-lembaran kecil itu dalam suatu tempat
kemudian dikocok.
4. Akhirnya, mengambil lembaran-lembaran tersebut sesuai dengan
yang dibutuhkan.
23
Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan
public serta ilmu-ilmu social lainnya. (Jakarta; Kencana, 2008) h. 106
Page 76
63
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah orang. Pengambilan jumlah
sampel didasarkan atas perhitungan menggunakan rumus Slovin dengan taraf
kepercayaan sampel terhadap populasi sebesar 95% atau taraf kesalahan 5%.
Rumus perhitungan besaran sampel24
Keterangan:
n : Jumlah sampel yang dicari
N : Jumlah populasi
e : Batas toleransi kesalahan (error tolerence) dalam penelitian ini sebesar
0,05
Perhitungan:
24
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta; Kencana, 2009) h. 105
Page 77
64
G. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, pada
peneliti ini terdiri atas dua sumber, yaitu :
a. Data Primer
Data penggunaan media (media use), gratifications sought dan
gratifications obtained di dapat dengan melakukan kuisioner berbentuk
pertanyaan-pertanyaan dengan model tertutup. Karena hal ini untuk
mempermudah reponden menjawab, karena salah satu masalah dalam
survei adalah ketidakmampuan responden untuk menjawab dengan kata-
kata yang baik.25
Kuisioner merupakan instrument penelitian yang lazim
digunakan dalam penelitian survei. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun
ke dalam kuisioner disebar kepada sampel penelitian ini.
b. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
melalui studi literature yang relevan dengan permasalahn penelitian.
Sumber-sumber literature dapat berupa buku, makalah ilmiah, jurnal,
internet, maupun penelitian-penelitian yang telah dipublikasikan melalui
jurnal-jurnal penelitian ilmiah. Data tersebut kemudian dikumpulkan dan
dikaitkan dengan topik penelitian sehingga dapat menjelaskan dan ide
peneliti.
25
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi
Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV,
dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan
Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.
2001) h.55
Page 78
65
H. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur
walaupun dilakukan berkali-kali dan di mana- mana. Ini artinya bahwa alat
ukur haruslah memiliki akurasi akan mengingkatkan bobot kebenaran data
yang akan diteliti.26
Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen
tersebut dapat mngukur apa yang seharusnya diukur.27
Uji kualitas terhadap instrumen yang dipakai untuk mengukur
variabel penelitian dilakukan sebelum menganalisis pokok masalah.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau
kesahihan alat ukur.
Jika instrumen valid, maka kriteria yang digunakan batas minimum
suatu instrumen atau angket atau bahan tes dinyatakan valid, atau
dianggap memenuhi syarat koefisien r = hitung ≥ 0,222.28
Pada uji
validitas ini, peneliti menggunakan Micrsoft Excel.
26
Hendry Subiakto, Hand-out Penelitian Agenda Setting dan Uses and Garatfications
(Surabaya: Fisip-Unair, 2000), hal. 4 27
Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan
public serta ilmu-ilmu social lainnya. (Jakarta; Kencana, 2008) h. 97-98 28
Rony Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, seri umum no.5,
(Jakarta : Penerbeit PPM, 2004), hal.152
Page 79
66
2. Uji Realibilitas
Realibilitas alat ukur adalah kesesuaian alat ukur dengan yang
diukur, sehingga alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan.29
Jika alat
ukur dinyatakan valid, selanjutnya realibilitas alat ukur tersebut diuji
realibilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk mengarahkan responden untuk memilih
jawaban-jawaban tertentu.30
Instrumen dikatan realible apabila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda, suatu kuisioner dikatakan realible atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji
berkali-kali. Jika hasil dari cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut
mempunyai kehandalan yang tinggi.31
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis terkait dengan uses and gratifications yaitu dengan analisis
bivariate yang memfokuskan perhatian kepada analisis hubungan di antara
variabel-variabel (Earl Babbie, 198). Penekanannya bukan lagi pada perincian,
melainkan pada penjelasan (explanations).32
Biasanya hubungan/pengaruh atara
29
Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan
public serta ilmu-ilmu social lainnya. (Jakarta; Kencana, 2008) h. 96 30
R. Gunawan Sudarmanto, Analisis Multivariante Dengan Program SPSS (Yogyakarta :
Graha Ilmu, 2005), hal.. 89 31
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariante Dengan Program SPSS (Semarang : BP,
UNDIP, 2003), hal. 41-42 32
Novi Andayani Praptiningsih, Kesenjangan Kepuasan Pemirsa Televisi (Suatu Studi
Gratifications Discrepancy dalam Pendekatan Uses and Grtaifications terhadap Pemirsa TVRI
dan RCTI di Jakarata), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 1994) h.39
Page 80
67
satu variabel terikat (dependent variables) dengan beberapa variabel bebas
(independent variable). Uji statistik yang digunakan adalah kolerasi.
Penelitian ini menggunakan Uji Pearson’s Correlation. Uji Kolerasi
Pearson digunakan untuk mengetahui koefisien kolerasi atau derajat kekuatan
hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara gratifications sought dan
gratifications obtained. Teknik ini digunakan tanpa melihat apakah suatu variabel
tertentu tergantung kepada variabel lainnya. 33
di mana :
r : Koefisien kolerasi Pearson’s Product Moment
N : Jumlah individu dalam sampel
X : Angka mentah untuk variabel X
Y : Angka mentah untuk variabel Y
Sifat kolerasi akan menentukan arah kolerasi.34
Besarnya korelasi adalah 0
s/d 1. Korelasi dapat positif, yang artinya jika variabel pertama besar, maka
variabel kedua semakin besar juga. Korelasi negatif, yang artinya berlawanan
33
Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 175 34
V. Wiratna & Poly Endrayanto, Statistika untuk Penelitian, (Yogyakarta, GRAHA
ILMU, 2012), hal.61
Page 81
68
arah, jika variabel pertama besar, maka variabel kedua semakin mengecil. Keertan
korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut35
:
1. < 0,20 : hubungan dapat dianggap tidak ada
2. 0,20 - 0,40 : hubungan ada tetapi rendah
3. > 0,40 - 0,70 : hubungan cukup
4. > 0,70 - 0,90 : hubungan tinggi
5. > 0,90 – 1,00 : hubungan sangat tinggi
Dalam penelitian ini pula menggunakan Skala Likert, yaitu berisi
pernyataan yang sistematis untuk menunjukan sikap seorang responden terhadap
pernyataan itu. Indeks ini mengasumsikan bahwa masing-masing kategori
jawaban ini memiliki intensitas yang sama.36
Mengapa peneliti menggunakan
skala likert, karena menurut artikel yang di tulis oleh Suliyanto tentang Perbedaan
Pandangan Skala Likert sebagai Skala Ordinal atau Skala Interval:
“Likert melakukan penelitian dan kursioner likert ini diubah dalam
bentuk skala thortoen dan guttman lalu ditanyakan pada responden
yg sama ternyata nilai korelasi antara skala likert dengan gutman
maupun thotone korelasinya 0.92. Jadi skala likert dapat dianggap
interval (Ghozali, 2010). Dengan alasan tersebut maka tidak
mengherankan jika hasil-hasil penelitian yang dipublikasikan pada
jurnal inrneasional ternama (journal of marketing, journal of
consumer behaviour, journal of physicogy, journal of human
reseources) tidak melakukan transformasi data karena sudah
berpandangan bahwa skala likert sebagai skala interval”.37
35
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, (Yogyakarta, GRAHA
ILMU, 2006), hal. 150 36
Bambang & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,
(Jakarta, RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), hal. 110 37
Suliyanto, Perbedaan Pandangan Skala Likert Sebagai Skala Ordinal atau Skala
Interval, (Artikel, Fakultas Ekonomi, Unversitas Jenderal Soedirman. 2011) h.54
Page 82
69
Dan dalam penlitian ini juga menggunakan analisis kesenjangan (Gap)
untuk mengetahui tingkat kepuasan penonton dilakukan analisis Gap atau
kesenjangan antara GS dan GO penonton program Ramdan:
Gap = Tingkat GS – Tingkat GO
J. Hipotesis Riset
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
1. H0: Tidak terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di
televisi nasional.
2. Hi: Terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi
nasional.
3. H0: Tidak terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan
dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan.
4. Hi: Terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan
tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan
Page 83
70
H. Hipotesis Statistik
1. Pearson’s R > 0 : terdapat hubungan positif antara kepuasan mahasiswa/i
KPI pada program Ramadan di televisi nasional.
2. Pearsons R > 0 : terdapat hubungan antara motif menonton program
Ramadan dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program
Ramadan.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara GS (gratifications sought) dan
GO (gratifications obtained)
Page 84
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum
1. Pengertian Program Ramadan
Program Ramadan adalah program televisi bertemakan religius
yang tayang selama bulan Ramadan. Tema religius pada program acara saat
Ramadhan banyak bermunculan dan seakan-akan berlomba-lomba untuk
menampilkan tayangan semenarik mungkin, tetapi ada kalanya tema
tersebut seringkali tidak sesuai dengan pengertian yang sebenarnya.
Religius yang dimaksud dalam program acara di bulan Ramadan
mempunyai makna sebuah tayangan yang dapat memberikan pendidikan
atau ajaran agama yang sesuai dengan aturan dan norma yang terkandung
dalam bulan Ramadan itu sendiri.1
Bulan Ramadan sebagaimana yang telah dinyatakan Rasulullah
adalah bulan yang agung dan penuh berkah yang terkait erat dengan
keutamaan amal dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya (Raya dan
Mulia, 2003 : 224). Menurut para ulama, Ramadan adalah bulan istimewa
bagi umat Islam, sehingga sudah merupakan bagian dari budaya
masyarakat dalam mendampingi ibadahnya, terutama ibadah puasa.2
1Yuristanti, RAMADHAN DALAM BINGKAI RELIGIUS DI TELEVISI (Studi Deskriptif
Kualitatif Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI
Ditinjau Dari Fungsi Media), (Skripsi. S1 Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa
Timur Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi, Surabaya, 2010) h. 3 2Yuristanti, Ramadhan Dalam Bingkai Religius Di Televisi (Studi Deskriptif Kualitatif
Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI Ditinjau Dari
Page 85
72
Program Ramadan di televisi beraneka ragam, berikut program
Ramadan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah:
a) Tausiyah, yaitu program acara Ramadan yang mengajak para pemirsa
televisi untuk merenungkan kembali makna hidup dan merefleksikan diri
untuk mampu menjadi individu yang lebih baik yang di sampaikan oleh
para Ustad. Mulai dari meraih syafa’at hingga menjauhi yang mudharat.
Berikut program tausiah yang di teliti:
Kultum Bersama Kang Rashied di RCTI yang tayang
menjelang buka puasa selama bulan Ramadan.
Hafiz Indonesia adalah program unggulan RCTI lomba
menghafal dan melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur’an untuk
anak-anak selama bulan Ramadan.
Mutiara Hati Bersama Quraish Shihab, tayang menjelang azan
Subuh, Zuhur dan Asar selama bulan Puasa yang di tayangkan
SCTV.
Kisah Hati Bersama Umi Pipik yang di tayangkan oleh Global
TV, Program Ramadan yang berisi sharing session bersama
Ummi Pipik yang tayang selama bulan Ramadan pukul 16:00
WIB.
b) Sinetron Ramadan, merupakan drama yang menyajikan cerita dari
berbagai tokoh secara bersamaan yang bernuasa religius, yang hanya ada
di bulan Ramadan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka
Fungsi Media), (Skripsi. S1 Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi, Surabaya, 2010) h. 4
Page 86
73
sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Istilah
untuk program drama bersambung produksi Indonesia yang disiarkan oleh
stasiun televisi di Indonesia. Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut soap
opera (opera sabun), sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela.
Menurut hasil wawancara dengan Teguh Karya yang merupakan salah satu
sutradara terkenal Indonesia, istilah yang digunakan secara luas di
Indonesia ini pertama kali dicetuskan oleh Soemardjono, salah satu pendiri
dan mantan pengajar Institut Kesenian Jakarta.3 Program Sinetron
Ramadan yang di teliti sebagai berikut:
Sinetron Ramadan yang tayang hanya selama bulan Ramadan
yaitu sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 8, Para Pencari Tuhan
adalah sinetron kuis (sinekuis) Ramadan berdurasi 1,5 jam yang
ditayangkan setiap hari selama bulan Ramadan 1428 H di
stasiun televisi SCTV saat waktu sahur, mulai pukul 2:30 WIB.
c) Variety Show, juga dikenal sebagai ragam seni atau ragam hiburan adalah
hiburan yang terdiri dari berbagai tindakan, terutama pertunjukan musik
dan komedi sketsa, dan biasanya diperkenalkan oleh pengantar (pembawa
acara) atau host. Jenis lain dari tindakan termasuk sihir, hewan dan aksi
sirkus, akrobat, juggling dan berbicara dengan perut. Berbagai format
membuat jalan dari era Victoria tahap untuk radio ke televisi. Variety
show adalah pokok dari Anglofon televisi dari hari-hari awal ke dalam
1970, dan berlangsung sampai tahun 1980an. Di beberapa bagian dunia,
3 http://id.wikipedia.org/wiki/Sinetron, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul 20:36
Page 87
74
berbagai TV tetap populer dan meluas.4 Berikut beberapa program Variety
show yang di teliti adalah:
Pesbuker, tayangan menjelang buka puasa selama bulan Ramadan.
Pesbukers adalah sketsa realita yang digawangi oleh Olga
Syahputra, Raffi Ahmad, Jessica Iskandar, Denny Cagur, Opie
Kumis, dan Sapri. Guyonan segar mereka seperti pantun jenaka
dan rayuan gombal akan menemani pemirsa setia antv.
Ngabuburit, menampilkan berbagai macam hiburan yang dikemas
secara komedi, dan games interaktif yang berhadiah jutaan rupiah
serta akan melibatkan penonton di rumah dan di studio, yang
tayang selama bulan Ramadan, serta terdapat tausiah dari Ustadz
Maulana
d) Feature adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun
menarik. Berikut program feature yang di teliti:
Berita Islami Masa Kini, berisi tentang berita perkembangan Islam
terkini.
Muslim Travelers, program dokumenter yang akan membahas
kehidupan muslim yang tinggal di negara non muslim yang tayang
di bulan Ramadan.
4 http://id.wikipedia.org/wiki/Acara_varietas, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul
20:36
Page 88
75
2. Responden Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dikenal dengan program
studi KPI. Awal mulanya Jurusan KPI bernama Jurusan dan Penyiaran
Agama (PPA) dan pertama kali dibuka pada tahun akademik
1990/1991.Jurusan PPA merupakan jurusan yang mengiringi dibukanya
fakultas Dakwah di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.5
Jurusan ini bertujuan untuk menghasilkan output sarjana yang
memiliki keahlian dalam bidang komunikasi dan penyiaran Islam, cakap
dalam bidang ilmu dakwah dan ilmu komunikasi. Mampu
mengkomunikasikan nilai-nilai atau ajaran Islam dalam konteks
perkembangan dunia modern.Tidak kalah pentingnya, mereka mampu
memanfaatkan media-media komunikasi modern sebagai media dakwah
Islam.
Setiap tahun akademik baru jurusan KPI membuka lima kelas yang
terdiri dari kelas KPI A, B, C, D, dan E. Jumlah mahasiswa KPI lima tahun
terakhir ini mencapai 1.012 mahasiwa.6 Alumni Program studi KPI
berdasarkan data yang tesedia tersebar luas dan terlibat aktif dalam
kegiatan-kegiatan ke Islaman diberbagai tempat, di dalam dan luar
negeri.Mereka teserap diberbagai instansi dan profesi seperti PNS,
penyiar/presenter radio dan televisi, wartawan media cetak dan elektronik,
5 http://kpi-fidikom.uinjkt.ac.id/index.php/sejarah-sigkat# diakses 6 februari 2015 pukul
09.26 6 http://kpi-fidikom.uinjkt.ac.id/index.php/sejarah-sigkat# diakses 6 februari 2015 pukul
09.26
Page 89
76
dosen dan guru, pemimpin lembaga Islam pesantren dan madrasah, LSM,
dan partai politik.7
B. KARAKTERISTIK REPONDEN HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1
Jumlah reponden berdasarkan Angkatan
(n =247)
Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari jumlah total
sebanyak 247 orang, mahasiswa penelitian ini terdiri dari 177 orang
(717%) perempuan dan 70 orang (28,3%) laki-laki. Dengan demikian
sebagian besar mahasiswa KPI pada penelitian ini adalah perempuan.
7Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri, (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Akademik Program Strata 1 2011/2012, (Jakarta:2011),
h.177.
No. Jurusan/angkatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 KPI 2011 20 39 59
2 KPI 2012 12 50 62
3 KPI 2013 25 37 62
4 KPI 2014 13 51 64
JUMLAH 70 177 247
Page 90
77
Tabel 4.2
Jumlah responden berdasarkan Umur
(n=247)
No. Umur Frekuensi Persentase
1 17-19 tahun 122 49,4%
2 20-21 tahun 109 44,1%
3 22-23 tahun 15 6,1%
4 24-25 tahun 1 0,4%
TOTAL 247 100%
Berdasarkan pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa sebagian
besar mahasiswa, yaitu sejumlah 122 orang (49,4%) berumur rata-rata 17-
19 tahun. Sisanya sebanyak 109 orang (44,1%) berumur rata-rata 20-21
tahun, 15 orang (6,1%) berumur 22-23 tahun dan hanya 1 orang (0,4%)
yang berumur rata-rata 24-25 tahun.
Tabel 4.3
Jumlah responden berdasarkan Pendidikan Terakhir
(n=247)
No. Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase
1 SMA 131 53%
2 SMK 33 13,4%
3 MA 48 19,4%
4 PESANTREN 35 14,2%
TOTAL 247 100%
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang
berasal dari SMA (Sekolah Menengah Atas) sebanyak 131 orang (53%),
yang berasal dari MA (Madrasah Aliyah) sebanyak 48 orang (19,4%),
yang berasal dari Pesantren sebanyak 35 orang (14,2%), dan yang berasal
dari SMK (Sekolah Menengah Kejurusan) sebanyak 33 orang (13,4%).
Page 91
78
Dengan demikian pada penelitian ini berdasarkan pendidikan terakhir
menunjukkan bahwa responden penelitian ini yang paling banyak berasal
dari SMA (Sekolah Menengah Atas).
Tabel 4.4
Jumlah berdasarkan Pengeluaran Perbulan
(n=247)
No. Pengeluaran Perbulan Frekuensi Persentase
1 Rp. 500.000-750.000 145 58,7%
2 > Rp.750.000-1.000.000 61 24,7%
3 > Rp. 1.000.000-1.500.000 24 9,7%
4 > Rp.1.500.00 17 6,9%
TOTAL 247 100%
Berdasarkan tabel 4.4 di atas data responden yang secara rutin
mengeluarkan uang sebanyak Rp. 500.00-750.00,- setiap bulan sebanyak
14 orang (58,7%), > Rp.750.000-1.000.000,- berjumlah 61 orang (24,7%),
sebanyak 24 orang (9,7%) > Rp. 1.000.000-1.500.000,-. Terakhir dengan
jumlah responden sebanyak 17 orang (6,9%) pengeluaran perbulannya dari
> Rp.1.500.000,-. Dengan demikan sebagaian mahasiswa pada penelitian
ini mengeluarkan uang per bulan sebanyak Rp. 500.00-750.00,-.
Page 92
79
C. PENGGUNAAN MEDIA (MEDIA USE)
Tabel 4.5
Jumlah responden berdasarkan Menonton Program TV
(n=247)
No. Menonton Program TV Frekuensi Persentase
1 Ya 242 98%
2 Tidak 5 2%
TOTAL 247 100%
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
mahasiswa menonton program TV sebanyak 242 orang (98%) dan hanya 5
orang (2%) yang tidak menonton program TV.
Diagram 4.1
Jumlah responden berdasarkan Menonton TV sehari dalam 1 minggu
Pada diagram 4.1 di atas menunjukkan bahwa responden yang
menonton TV sehari dalam seminggu berjumlah 52 responden. Responden
yang menonton RCTI sebanyak 5 orang, SCTV sebanyak 7 orang, Indosiar
sebanyak 6 orang, TRANS TV sebanyak 3 orang, Trans 7 sebanyak 8
orang, Global TV sebanyak 2 orang, Net TV sebanyak 11 orang, Metro
5
7 6
0
3
8
0
2
11
4
6
0
2
4
6
8
10
12
Page 93
80
TV sebanyak 4 orang, TV One sebanyak 6 orang dan ANTV dan MNC
TV tidak ada yang menonton.
Diagram 4.2
Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 2 hari dalam 1 minggu
Diagram 4.2 di atas menunjukkan bahwa reponden yang menonton
TV 2 hari dalam seminggu berjumlah 86 responden. Responden yang
menonton RCTI sebanyak 19 orang, SCTV sebanyak 11 orang, Indosiar
sebanyak 1 orang, TRANS TV sebanyak 16 orang, Trans 7 sebanyak 10
orang, MNC TV sebanyak 1, Global TV sebanyak 3 orang, Net TV
sebanyak 10 orang, Metro TV sebanyak 9 orang dan TV One sebanyak 6
orang. ANTV tidak ada yang menonton.
19
11
1 0
16
10
1 3
10 9
6
02468
101214161820
Page 94
81
Diagram 4.3
Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 3 hari dalam 1 minggu
Diagram 4.3 di atas menunjukkan bahwa reponden yang menonton
TV 3 hari dalam seminggu berjumlah 132 responden. Responden yang
menonton RCTI sebanyak 21 orang, SCTV sebanyak 16 orang, Indosiar
sebanyak 4 orang, ANTV sebanyak 1 orang, TRANS TV sebanyak 22
orang, Trans 7 sebanyak 23 orang, Global TV sebanyak 3 orang, Net TV
sebanyak 24 orang, Metro TV sebanyak 10 orang dan TV One sebanyak 8
orang. MNC TV tidak ada yang menonton.
Diagram 4.4
Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 4 hari dalam 1 minggu
21
16
4 1
22 23
0 3
24
10 8
0
5
10
15
20
25
30
3
10
0 3
23
9
0 4
30
11 8
0
5
10
15
20
25
30
35
Page 95
82
Diagram 4.4 di atas menunjukkan bahwa reponden yang menonton
TV 4 hari dalam seminggu berjumlah 101 responden. Responden yang
menonton RCTI sebanyak 3 orang, SCTV sebanyak 10 orang, ANTV
sebanyak 3 orang, TRANS TV sebanyak 23 orang, Trans 7 sebanyak 9
orang, Global TV sebanyak 4 orang, Net TV sebanyak 30 orang, Metro
TV sebanyak 11 orang dan TV One sebanyak 8 orang. Indosiar dan MNC
TV tidak ada yang menonton.
Diagram 4.5
Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 5 hari dalam 1 minggu
Berdasarkan diagram 4.5 di atas menunjukkan bahwa reponden
yang menonton TV 5 hari dalam seminggu berjumlah 88 responden.
Responden yang menonton RCTI sebanyak 12 orang, SCTV sebanyak 6
orang, ANTV sebanyak 6 orang, TRANS TV sebanyak 17 orang, Trans 7
sebanyak 12 orang, Global TV sebanyak 1 orang, Net TV sebanyak 19
orang, Metro TV sebanyak 8 orang dan TV One sebanyak 7 orang.
Indosiar dan MNC TV tidak ada yang menonton.
12
6
0
6
17
12
0 1
19
8 7
0
5
10
15
20
Page 96
83
Diagram 4.6
Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 6 hari dalam 1 minggu
Diagram 4.6 di atas menunjukkan bahwa reponden yang menonton
TV 6 hari dalam seminggu berjumlah 55 responden. Responden yang
menonton RCTI sebanyak 2 orang, SCTV sebanyak 2 orang, Indosiar
sebanyak 5 orang, ANTV sebanyak 6 orang, TRANS TV sebanyak 4
orang, Trans 7 sebanyak 11 orang, Global TV sebanyak 4 orang, Net TV
sebanyak 13 orang, Metro TV sebanyak 6 orang dan TV One sebanyak 2
orang. MNC TV tidak ada yang menonton.
2 2
5 6
4
11
0
4
13
6
2
0
2
4
6
8
10
12
14
Page 97
84
Diagram 4.7
Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 7 hari dalam 1 minggu
Berdasarkan diagram 4.7 di atas menunjukkan bahwa reponden
yang menonton TV 7 hari dalam seminggu berjumlah 221 responden.
Responden yang menonton RCTI sebanyak 38 orang, SCTV sebanyak 21
orang, Indosiar 5 orang, ANTV sebanyak 6 orang, TRANS TV sebanyak
22 orang, Trans 7 sebanyak 28 orang, MNC TV sebanyak 5 orang, Global
TV sebanyak 13 orang, Net TV sebanyak 60 orang, Metro TV sebanyak
12 orang dan TV One sebanyak 11 orang.
38
21
5 6
22 28
5
13
60
12 11
0
10
20
30
40
50
60
70
Page 98
85
Tabel 4.6
Jumlah responden berdasarkan Waktu untuk Menonton TV
(n=247)
Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
mahasiswa, menonton TV selama 60 menit – 120 menit sejumlah 109
orang (44,1%). Sisanya yang menonton < 60 menit sebanyak 73 orang
(30%), menonton 180 menit – 240 menit sebanyak 46 orang (18,7%),
menonton > 300 menit sebanyak 14 orang (5,7%) dan 5 orang (1,5%) yang
tidak menonton.
No. Lama Menonton Frekuensi Presentase
1 < 60 menit 73 30%
2 60 menit – 120 menit 109 44,1%
3 180 menit – 240 menit 46 18,7%
4 > 300 menit 14 5,7%
5 Tidak menonton 5 1,5%
TOTAL 247 100%
Page 99
86
Tabel 4.7
Jumlah responden Menonton jenis acara pada masing-masing stasiun televisi
(n=247)
Tabel 4.7 memperlihatkan proposi responden yang di bagi
berdasarkan menonton jenis acara pada masing-masing stasiun TV.
Dengan melihat persentase untuk setiap program acara tersebut dapat
memperoleh gambaran komparatif mengenai jenis siaran yang menonjol
atau yang banyak di tonton oleh mahasiswa.
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
mahasiswa, yang tidak menonton program Tausiyah KULTUM
Jenis
Acara Nama Acara
Frekuensi Persentase
Menonton Tidak
menonton Menonton
Tidak
menonton
Tausiyah
KULTUM (KuliahTujuh
Menit) Besama Kang Rashied 26 221
10,5% 89,5%
Hafiz Indonesia 162 85 65,6% 34,4%
Mutiara Hati Bersama
Quraish Shihab 63 184
25,5% 74,5%
Kisah Hati Bersama Umi
Pipik 14 233
5,7% 94,3%
Sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 8
125 122
50,6% 49,4%
Variety
Show
Pesbuker 97 150
39,3% 60,7%
Ngabuburit 68 179 27,5% 72,5%
Feature
Berita Islami Masa Kini 179 68 72,5% 27,5%
Muslim Travelers 111 135 44,9% 54,7%
Page 100
87
(KuliahTujuh Menit) Besama Kang Rashied sejumlah 221 orang (89,5%)
dan 26 orang (10,5%) yang menonton. Yang menonton program Tausiyah
Hafiz Indonesia sejumlah 162 orang (65,5%), sedangkan 85 orang (34,4%)
yang tidak menonton. Yang tidak menonton program Tausiyah Mutiara
Hati Bersama Quraish Shihab yaitu, 184 orang (74,5%) dan 63 orang
(25,5%) yang menonton program tersebut. Yang tidak menonton program
Tausiyah Kisah Hati Bersama Umi Pipik yaitu, 233 orang (94,5%) dan 14
orang (5,7%) yang menonton. Dengan demikian sebagian besar mahasiswa
pada penelitian ini tidak menonton program Tausiyah Kisah Hati Bersama
Umi Pipik sebanyak 233 orang (94,5%). Selanjutnya, dalam tabel 4.7 di
atas menunjukkan bahwa yang menonton program Sinetron Ramadan Para
Pencari Tuhan Jilid 8 sebanyak 125 orang (50,6%) dan 122 orang (49,4%)
yang tidak menonton.
Dalam tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
mahasiswa tidak menonton program Variety Show Ramadan Pesbuker
sejumlah 150 orang (60,7%) dan 97 orang (39,3%) yang menonton. Begitu
pula dengan program Variety Show Ramadan Ngabuburit sebagian besar
mahasiswa tidak menonton sejumlah 179 orang (72,5%) dan 68 orang
(27,5%) yang menonton.
Tabel 4.7 di atas memperlihatkan bahwa 68 orang (27,5%) yang
tidak menonton program Feature Berima (Berita Islam Masa Kini) dan
sebagian besar mahasiswa menonton program tersebut sejumlah 179 orang
Page 101
88
(72,5%). 135 orang (54,7%) tidak menonton program Feature Muslim
Travelers dan 111 orang (44,9%) menonton program tersebut.
D. MOTIF (GRATIFICATION SOUGHT) DAN KEPUASAN
(GRATIFICATION OBTAINED)
Tabel 4.8
Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Tausiyah
No
.
MOTIF SKOR Ranking KEPUASAN SKOR Ranking
1 Saya ingin
mengetahui ayat
Al-Qur’an dan
Hadits yang
behubungan
dengan bulan
Ramadan
786 6 Saya
mengetahui
ayat Al-Qur’an
dan Hadits
yang
behubungan
dengan bulan
Ramadan
767 8
2 Saya ingin
mengetahui
amalan apa saja
pada saat bulan
Ramadan
793 5 Saya
mengetahui
amalan apa
saja pada saat
bulan
Ramadan
783 4
3 Saya ingin
mengetahui hal-
hal yang
membatalkan
puasa di bulan
Ramadan
797 4 Saya
mengetahui
hal-hal yang
membatalkan
puasa di bulan
Ramadan
770 7
4 Saya ingin
menjadi orang
yang
mempunyai
pengetahuan
baru
815 1 Saya menjadi
orang yang
mempunyai
pengatahuan
baru
784 3
5 Saya ingin
mendapatkan
hikmah sebagai
pembelajaran
diri
806 2 Saya
mendapatkan
hikmah
sebagai
pembelajaran
795 1
Page 102
89
diri
6 Saya ingin
mendapatkan
Ilmu Agama
yang berguna
800 3 Saya
mendapatkan
Ilmu Agama
yang berguna
790 2
7 Saya ingin
mengaplikasika
n pengetahuan
yang di dapat
untuk
membantu
lingkungan
sekitar
781 7 Saya
mengaplikasik-
an
pengetahuan
yang di dapat
untuk
membantu
lingkungan
sekitar
779 5
8 Saya ingin
memiliki
kepekaan
terhadap kondisi
lingkungan
masyarakat
sekitar
759 9 Saya memiliki
kepekaan
terhadap
kondisi
lingkungan
masyarakat
sekitar
753 9
9 Saya ingin
mengaplikasika
n Ilmu Agama
dalam membina
hubungan
kepada orang
lain di
kehidupan
sehari-hari
769 8 Saya
mengaplikasik-
an Ilmu
Agama dalam
membina
hubungan
kepada orang
lain di
kehidupan
sehari-hari
772 6
10 Saya ingin
menjadikan
materi yang di
tonton di TV
sebagai bahan
pembicaraan
sehari-hari
725 10 Saya
menjadikan
materi yang di
tonton di TV
sebagai bahan
pembicaraan
sehari-hari
728 10
11 Saya ingin
dianggap orang
lain sebagai
orang yang
paham Ilmu
Agama
688 12 Saya dianggap
orang lain
sebagai orang
yang paham
Ilmu Agama
675 13
12 Saya ingin 694 13 Saya 712 12
Page 103
90
Pada tabel 4.8 menunjukkan motif dan kepuasan pada program
Tausiyah, dengan melihat rangking untuk setiap motif dan kepuasan.
Dapat memperoleh gambaran komparatif yang menonjol atau yang di
harapkan dan yang di dapatkan oleh mahasiswa.
Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa skor tertinggi
ada pada butir penyataan motif nomor 4 yaitu responden mengharapkan
ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru. Tabel 4.8 diatas
juga menunjukkan kepuasan yang terpenuhi pada motif nomor 5 yaitu
ingin mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran diri. Artinya, motif yang
di harapkan berbeda dengan kepuasan yang diperoleh khalayak pada
program Tausiyah. Dengan demikian maka terdapat perbedaan antara
motif yang paling di cari dengan kepuasaan yang terpenuhi. Kemudian,
pada tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa motif nomor 8, 10 dan 13
mempunyai rangking yang sama dengan kepuasan. Artinya motif tersebut
memenuhi kepuasan pada level yang sama pada dimensi integrasi
personal, integrasi sosial dan hiburan.
Lalu, dari tabel 4.8 sisanya dari 11 pernyataan menunjukkan bahwa
skor motif lebih tinggi daripada skor kepuasan, yaitu 8 pernyataan adalah
nomor 1, 2, 3, 6, 7, 8, 11, 13. Artinya motif tersebut belum memenuhi
kepuasan yang di cari oleh khalayak. Dan 3 penyataan yang menunjukkan
mendapatkan
hiburan
mendapatkan
hiburan
13 Saya ingin
menghilangkan
kebosanan
716 11 Saya
menghilangkan
kebosanan
715 11
Page 104
91
bahwa skor kepuasan lebih tinggi dari skor motif adalah nomor 9, 10 dan
12. Artinya motif tersebut telah memenuhi kepuasan yang di cari oleh
khalayak.
Tabel 4.9
Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Sinetron
No
.
MOTIF SKOR Rangking KEPUASAN SKOR Rangking
1 Saya ingin
mengetahui ayat
Al-Qur’an dan
Hadits yang
behubungan
dengan bulan
Ramadan
673 10 Saya
mengetahui
ayat Al-
Qur’an dan
Hadits yang
behubungan
dengan bulan
Ramadan
670 11
2 Saya ingin
mengetahui
amalan apa saja
pada saat bulan
Ramadan
700 8 Saya
mengetahui
amalan apa
saja pada
saat bulan
Ramadan
673 10
3 Saya ingin
mengetahui hal-
hal yang
membatalkan
puasa di bulan
Ramadan
670 11 Saya
mengetahui
hal-hal yang
membatalkan
puasa di
bulan
Ramadan
679 9
4 Saya ingin
menjadi orang
yang
mempunyai
pengatahuan
baru
720 6 Saya menjadi
orang yang
mempunyai
pengatahuan
baru
702 3
5 Saya ingin
mendapatkan
hikmah sebagai
pembelajaran
diri
726 5 Saya
mendapatkan
hikmah
sebagai
pembelajaran
diri
697 4
Page 105
92
6 Saya ingin
mendapatkan
Ilmu Agama
yang berguna
745 1 Saya
mendapatkan
Ilmu Agama
yang berguna
690 5
7 Saya ingin
mengaplikasikan
pengetahuan
yang di dapat
untuk membantu
lingkungan
sekitar
740 2 Saya
mengaplikasi
kan
pengetahuan
yang di dapat
untuk
membantu
lingkungan
sekitar
685 7
8 Saya ingin
memiliki
kepekaan
terhadap kondisi
lingkungan
masyarakat
sekitar
727 4 Saya
memiliki
kepekaan
terhadap
kondisi
lingkungan
masyarakat
sekitar
680 8
9 Saya ingin
mengaplikasikan
Ilmu Agama
dalam membina
hubungan
kepada orang
lain di
kehidupan
sehari-hari
732 3 Saya
mengaplikasi
-kan Ilmu
Agama
dalam
membina
hubungan
kepada orang
lain di
kehidupan
sehari-hari
689 6
10 Saya ingin
menjadikan
materi yang di
tonton di TV
sebagai bahan
pembicaraan
sehari-hari
677 9 Saya
menjadikan
materi yang
di tonton di
TV sebagai
bahan
pembicaraan
sehari-hari
662 12
11 Saya ingin
dianggap orang
lain sebagai
orang yang
paham Ilmu
Agama
643 12 Saya
dianggap
orang lain
sebagai
orang yang
paham Ilmu
622 13
Page 106
93
Pada tabel 4.9 menunjukkan motif pada program Sinetron, dengan
melihat rangking untuk setiap motif dan kepuasan acara tersebut dapat
memperoleh gambaran komparatif mengenai motif kepuasan yang
menonjol atau yang di harapkan dan yang di dapatkan oleh mahasiswa
Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa motif nomor 6
yaitu ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna yang tertinggi atau
menonjol yang di harapkan mahasiswa pada program Sinetron,
Sedangkan, urutan pertama atau skor tertinggi ada pada penyataan
kepuasan nomor 13 yaitu ingin menghilangkan kebosanan. Artinya, motif
yang di harapkan berbeda dengan kepuasan yang diperoleh khalayak pada
program Sinetron. Dengan demikian maka terdapat perbedaan antara motif
yang paling di cari dengan kepuasaan yang terpenuhi.
Lalu, dari tabel 4.9 sisanya dari 11 pernyataan menunjukkan bahwa
skor motif lebih tinggi daripada skor kepuasan, yaitu 9 pernyataan adalah
nomor 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11. Artinya motif tersebut belum memenuhi
kepuasan yang di cari oleh khalayak. Dan 2 penyataan yang menunjukkan
bahwa skor kepuasan lebih tinggi dari skor motif adalah nomor 3 dan 12.
Agama
12 Saya ingin
mendapatkan
hiburan
714 7 Saya
mendapatkan
hiburan
721 2
13 Saya ingin
menghilangkan
kebosanan
714 7 Saya
menghilangk
an kebosanan
724 1
Page 107
94
Artinya motif tersebut telah memenuhi kepuasan yang di cari oleh
khalayak.
Tabel 4.10
Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Variety Show
No. MOTIF SKOR Rangking KEPUASAN SKOR Rangking
1 Saya ingin
mengetahui
ayat Al-
Qur’an dan
Hadits yang
behubungan
dengan
bulan
Ramadan
669 12 Saya
mengetahui
ayat Al-
Qur’an dan
Hadits yang
behubungan
dengan bulan
Ramadan
673 11
2 Saya ingin
mengetahui
amalan apa
saja pada
saat bulan
Ramadan
695 9 Saya
mengetahui
amalan apa
saja pada saat
bulan
Ramadan
675 10
3 Saya ingin
mengetahui
hal-hal yang
membatalka
n puasa di
bulan
Ramadan
683 10 Saya
mengetahui
hal-hal yang
membatalkan
puasa di
bulan
Ramadan
687 8
4 Saya ingin
menjadi
orang yang
mempunyai
pengatahuan
baru
733 3 Saya menjadi
orang yang
mempunyai
pengatahuan
baru
711 4
5 Saya ingin
mendapatka
n hikmah
sebagai
pembelajara
n diri
718 6 Saya
mendapatkan
hikmah
sebagai
pembelajaran
diri
714 3
Page 108
95
6 Saya ingin
mendapatkan
Ilmu Agama
yang berguna
717 7 Saya
mendapatkan
Ilmu Agama
yang berguna
699 12
7 Saya ingin
mengaplikasi
kan
pengetahuan
yang di dapat
untuk
membantu
lingkungan
sekitar
720 5 Saya
mengaplikasi
-kan
pengetahuan
yang di dapat
untuk
membantu
lingkungan
sekitar
706 6
8 Saya ingin
memiliki
kepekaan
terhadap
kondisi
lingkungan
masyarakat
sekitar
721 4 Saya
memiliki
kepekaan
terhadap
kondisi
lingkungan
masyarakat
sekitar
710 5
9 Saya ingin
mengaplikasi
kan Ilmu
Agama dalam
membina
hubungan
kepada orang
lain di
kehidupan
sehari-hari
716 8 Saya
mengaplikasi
-kan Ilmu
Agama dalam
membina
hubungan
kepada orang
lain di
kehidupan
sehari-hari
703 7
10 Saya ingin
menjadikan
materi yang
di tonton di
TV sebagai
bahan
pembicaraan
sehari-hari
680 11 Saya
menjadikan
materi yang
di tonton di
TV sebagai
bahan
pembicaraan
sehari-hari
680 9
11 Saya ingin
dianggap
orang lain
sebagai orang
yang paham
631 13 Saya
dianggap
orang lain
sebagai orang
yang paham
642 13
Page 109
96
Ilmu Agama Ilmu Agama
12 Saya ingin
mendapatkan
hiburan
743 1 Saya
mendapatkan
hiburan
746 1
13 Saya ingin
menghilangk
an kebosanan
741 2 Saya
menghilangk-
an kebosanan
744 2
Pada tabel 4.10 menunjukkan motif pada program Variety Show,
dengan melihat rangking untuk setiap motif dan kepuasan acara tersebut
dapat memperoleh gambaran komparatif mengenai motif dan kepuasan
yang menonjol atau yang di harapkan dan yang di dapatkan oleh
mahasiswa.
Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa skor tertinggi
ada pada butir pernyataan motif nomor 12 yaitu ingin mendapatkan
hiburan yang menonjol yang di harapkan pada motif program Variety
Show, begitu juga skor tertinggi ada pada penyataan kepuasan nomor 12.
Artinya, motif yang di harapkan sama dengan kepuasan yang diperoleh
khalayak pada program Variety Show. Kemudian, pada tabel 4.9 diatas
menunjukkan bahwa motif nomor 12 dan 13 mempunyai rangking yang
sama dengan kepuasan. Artinya motif tersebut memenuhi kepuasan pada
level yang sama pada hiburan.
Lalu, dari tabel 4.10 sisanya dari 12 pernyataan menunjukkan
bahwa skor motif lebih tinggi daripada skor kepuasan, yaitu 8 pernyataan
adalah nomor 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Artinya motif tersebut belum
memenuhi kepuasan yang di cari oleh khalayak. Dan 4 penyataan yang
Page 110
97
menunjukkan bahwa skor kepuasan lebih tinggi dari skor motif adalah
nomor 1, 3, 11 dan 13. Artinya motif tersebut telah memenuhi kepuasan
yang di cari oleh khalayak.
Tabel 4.11
Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Feature
No. MOTIF SKOR Rangking KEPUASAN SKOR Rangking
1 Saya ingin
mengetahu
i ayat Al-
Qur’an dan
Hadits
yang
behubunga
n dengan
bulan
Ramadan
733 9 Saya
mengetahui
ayat Al-
Qur’an dan
Hadits yang
behubungan
dengan bulan
Ramadan
715 10
2 Saya ingin
mengetahu
i amalan
apa saja
pada saat
bulan
Ramadan
734 8 Saya
mengetahui
amalan apa
saja pada saat
bulan
Ramadan
718 9
3 Saya ingin
mengetahu
i hal-hal
yang
membatalk
an puasa di
bulan
Ramadan
731 10 Saya
mengetahui
hal-hal yang
membatalkan
puasa di
bulan
Ramadan
724 7
4 Saya ingin
menjadi
orang yang
mempunya
-i
pengatahua
-n baru
775 1 Saya menjadi
orang yang
mempunyai
pengatahuan
baru
749 3
Page 111
98
5 Saya ingin
mendapatk
an hikmah
sebagai
pembelajar
an diri
758 2 Saya
mendapatkan
hikmah
sebagai
pembelajaran
diri
731 4
6 Saya ingin
mendapatk
an Ilmu
Agama
yang
berguna
755 4 Saya
mendapatkan
Ilmu Agama
yang berguna
726 5
7 Saya ingin
mengaplika
sikan
pengetahua
n yang di
dapat
untuk
membantu
lingkungan
sekitar
750 5 Saya
mengaplikasi
-kan
pengetahuan
yang di dapat
untuk
membantu
lingkungan
sekitar
723 8
8 Saya ingin
memiliki
kepekaan
terhadap
kondisi
lingkungan
masyarakat
sekitar
740 6 Saya
memiliki
kepekaan
terhadap
kondisi
lingkungan
masyarakat
sekitar
726 5
9 Saya ingin
mengaplika
sikan Ilmu
Agama
dalam
membina
hubungan
kepada
orang lain
di
kehidupan
sehari-hari
747 7 Saya
mengaplikasi
-kan Ilmu
Agama dalam
membina
hubungan
kepada orang
lain di
kehidupan
sehari-hari
725 6
10 Saya ingin
menjadikan
709 11 Saya
menjadikan
711 11
Page 112
99
materi
yang di
tonton di
TV sebagai
bahan
pembicaraa
n sehari-
hari
materi yang
di tonton di
TV sebagai
bahan
pembicaraan
sehari-hari
11 Saya ingin
dianggap
orang lain
sebagai
orang yang
paham
Ilmu
Agama
654 12 Saya
dianggap
orang lain
sebagai orang
yang paham
Ilmu Agama
662 12
12 Saya ingin
mendapatk
an hiburan
757 3 Saya
mendapatkan
hiburan
750 2
13 Saya ingin
menghilan
gkan
kebosanan
747 7 Saya
menghilangk
an kebosanan
760 1
Pada tabel 4.11 menunjukkan motif program Feature, dengan
melihat rangking untuk setiap motif dan kepuasan acara tersebut dapat
memperoleh gambaran komparatif mengenai motif dan kepuasan yang
menonjol atau yang di harapkan dan yang di dapatkan oleh mahasiswa.
Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat disimpulkan bahwa skor yang
tertinggi ada pada butir motif nomor 13 yaitu ingin menghilangkan
kebosanan yang menonjol yang di harapkan mahasiswa pada motif
program Feature. Sedangkan, urutan pertama atau skor tertinggi ada pada
penyataan kepuasan nomor 4 yaitu ingin ingin menjadi orang yang
mempunyai pengatahuan baru. Artinya, motif yang di harapkan berbeda
Page 113
100
dengan kepuasan yang diperoleh khalayak pada program Feature. Dengan
demikian maka terdapat perbedaan antara motif yang paling di cari dengan
kepuasaan yang terpenuhi. Kemudian, pada tabel 4.11 diatas menunjukkan
bahwa motif nomor 10 dan 11 mempunyai rangking yang sama dengan
kepuasan. Artinya motif tersebut memenuhi kepuasan pada level yang
sama pada dimensi integrasi sosial.
Lalu, dari tabel 4.11 sisanya dari 11 pernyataan menunjukkan
bahwa skor motif lebih tinggi daripada skor kepuasan, yaitu 9 pernyataan
adalah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12. Artinya motif tersebut belum
memenuhi kepuasan yang di cari oleh khalayak. Dan 2 penyataan yang
menunjukkan bahwa skor kepuasan lebih tinggi dari skor motif adalah
nomor 10 dan 13. Artinya motif tersebut telah memenuhi kepuasan yang di
cari oleh khalayak.
Page 114
101
E. ANALISIS KORELASI DATA PENELITIAN
1. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Tausiyah
4.12
Korelasi Motif dan Kepuasan Program Tausiyah
Bedasarkan tabel 4.12 menunjukkan terdapat 3 motif yang
memiliki koefisien korelasi yang cukup kuat dengan kepuasan menonton
program Tausiyah, yaitu motif nomor 11 (0,567), motif nomor 13 (0,526),
dan motif nomor 10 (0,503). Artinya untuk program Tausiyah, kepuasan
NO MOTIF R Sig
1 Ingin mengetahui ayat Al-Qur’an dan Hadits
yang behubungan dengan bulan Ramadan
0,461** 0,000
2 Ingin mengetahui amalan apa saja pada saat
bulan Ramadan
0,387** 0,000
3 Ingin mengetahui hal-hal yang membatalkan
puasa di bulan Ramadan
0,405** 0,000
4 Ingin menjadi orang yang mempunyai
pengatahuan baru
0,353** 0,000
5 Ingin mendapatkan hikmah sebagai
pembelajaran diri
0,266** 0,000
6 Ingin mendapatkan Ilmu Agama yang
berguna
0,408** 0,000
7 Ingin mengaplikasikan pengetahuan yang di
dapat untuk membantu lingkungan sekitar
0,292** 0,000
8 Ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi
lingkungan masyarakat sekitar
0,371** 0,000
9 Ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam
membina hubungan kepada orang lain di
kehidupan sehari-hari
0,318** 0,000
10 Ingin menjadikan materi yang di tonton di
TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari
0,503** 0,000
11 Ingin dianggap orang lain sebagai orang
yang paham Ilmu Agama
0,567** 0,000
12 Ingin mendapatkan hiburan 0,420** 0,000
13 Ingin menghilangkan kebosanan 0,526** 0,000
Page 115
102
yang di dapatkan oleh khalayak terkait dengan kebutuhan integrasi sosial
dan hiburan. Dengan demikian, khalayak ingin dianggap orang lain
sebagai orang yang paham Ilmu Agama dan ingin menghilangkan
kebosanan. Selain itu, khalayak juga ingin menjadikan materi yang di
tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari. Sisanya dari 10
motif, sebanyak 5 motif menunjukkan korelasi yang cukup kuat dan 5
motif lain menunjukkan korelasi sangat lemah. Dengan demikian program
tausiyah berhasil memenuhi kepuasan khalayak hanya pada kebutuhan
infomasi dan integrasi sosial. Dengan demikian program Tausiyah berhasil
memenuhi kepuasan khalayak hanya pada kebutuhan informasi dan
integrasi sosial, namun tidak berhasil memenuhi motif identitas pribadi,
integrasi personal dan hiburan.
Dengan demikian, di lihat dari tabel 4.12 diatas dapat di simpulkan
bahwa signifikansi korelasi antara semua motif yang di cari dan kepuasan
berada di bawah 0,01, yang artinya H0 di tolak atau terdapat hubungan
antara motif menonton program Tausiyah dengan tingkat kepuasaan
khalayak dalam menonton program Tausiyah.
Page 116
103
2. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Sinetron
4.13
Korelasi Motif dan Kepuasan Program Sinetron
NO MOTIF R Sig
1 Ingin mengetahui ayat Al-Qur’an dan
Hadits yang behubungan dengan bulan
Ramadan
0,315** 0,000
2 Ingin mengetahui amalan apa saja pada saat
bulan Ramadan
0,398** 0,000
3 Ingin mengetahui hal-hal yang membatalkan
puasa di bulan Ramadan
0,405** 0,000
4 Ingin menjadi orang yang mempunyai
pengatahuan baru
0,272** 0,000
5 Ingin mendapatkan hikmah sebagai
pembelajaran diri
0,360** 0,000
6 Ingin mendapatkan Ilmu Agama yang
berguna
0,285** 0,000
7 Ingin mengaplikasikan pengetahuan yang di
dapat untuk membantu lingkungan sekitar
0,281** 0,000
8 Ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi
lingkungan masyarakat sekitar
0,325** 0,000
9 Ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam
membina hubungan kepada orang lain di
kehidupan sehari-hari
0,332** 0,000
10 Ingin menjadikan materi yang di tonton di
TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari
0,336** 0,000
11 Ingin dianggap orang lain sebagai orang
yang paham Ilmu Agama
0,446** 0,000
12 Ingin mendapatkan hiburan 0,438** 0,000
13 Ingin menghilangkan kebosanan 0,466** 0,000
Bedasarkan tabel 4.13 menunjukkan terdapat 4 motif yang
memiliki koefisien korelasi yang cukup kuat dengan kepuasan menonton
program Sinetron ramadan, yaitu motif nomor 13 (0,466), motif nomor 11
(0,446), motif nomor 12 (0,438) dan nomor 3 (0,405). Artinya untuk
program Sinetron ramadan, kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak
Page 117
104
terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi sosial dan hiburan. Dengan
demikian ketika menonton sinetron, khalayak ingin menghilangkan
kebosanan dan ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu
Agama. Selain itu, khalayak juga ingin mendapatkan hiburan dan ingin
mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan. Sisanya
dari 9 motif, sebanyak 6 motif menunjukkan kolerasi yang lemah dan 3
motif lain menunjukkan kolerasi sangat lemah. Dengan demikian program
Sinetron berhasil memenuhi kepuasan khalayak hanya pada kebutuhan
infomasi, integrasi sosial dan hiburan, namun tidak berhasil memenuhi
motif identitas pribadi dan integrasi personal.
Dengan demikian, di lihat dari tabel 4.13 diatas dapat di simpulkan
bahwa signifikansi korelasi antara semua motif yang di cari dan kepuasan
berada di bawah 0,01, yang artinya H0 di tolak atau terdapat hubungan
antara motif menonton program sinetron ramadan dengan tingkat
kepuasaan khalayak dalam menonton program sinetron ramadan.
3. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Variety Show
4.14
Korelasi Motif dan Kepuasan Program Variety Show
NO MOTIF R Sig
1 Ingin mengetahui ayat Al-Qur’an dan
Hadits yang behubungan dengan bulan
Ramadan
0,393** 0,000
2 Ingin mengetahui amalan apa saja pada
saat bulan Ramadan
0,465** 0,000
3 Ingin mengetahui hal-hal yang
membatalkan puasa di bulan Ramadan
0,384** 0,000
Page 118
105
4 Ingin menjadi orang yang mempunyai
pengatahuan baru
0,224** 0,000
5 Ingin mendapatkan hikmah sebagai
pembelajaran diri
0,309** 0,000
6 Ingin mendapatkan Ilmu Agama yang
berguna
0,292** 0,000
7 Ingin mengaplikasikan pengetahuan yang
di dapat untuk membantu lingkungan
sekitar
0,329** 0,000
8 Ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi
lingkungan masyarakat sekitar
0,411** 0,000
9 Ingin mengaplikasikan Ilmu Agama
dalam membina hubungan kepada orang
lain di kehidupan sehari-hari
0,445** 0,000
10 Ingin menjadikan materi yang di tonton di
TV sebagai bahan pembicaraan sehari-
hari
0,423** 0,000
11 Ingin dianggap orang lain sebagai orang
yang paham Ilmu Agama
0,440** 0,000
12 Ingin mendapatkan hiburan 0,512** 0,000
13 Ingin menghilangkan kebosanan 0,492** 0,000
Bedasarkan tabel 4.14 menunjukkan terdapat 7 motif yang
memiliki koefisien korelasi yang cukup kuat dengan kepuasan menonton
program Variety Show, yaitu motif nomor 12 (0,512), motif nomor 13
(0,492), motif nomor 2 (0,438), nomor 9 (0,445), nomor 11 (0,440), nomor
10 (0,423) dan nomor 8 (0,411). Artinya untuk program Variety Show,
kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak terkait dengan kebutuhan
informasi, integrasi personal, integrasi sosial dan hiburan. Dengan
demikian khalayak ingin mendapatkan hiburan dan ingin menghilangkan
kebosanan. Selain itu, khalayak juga ingin mengetahui amalan apa saja
pada saat bulan Ramadan, ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam
membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari, ingin
dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama, ingin
Page 119
106
menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan
sehari-hari, dan ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan
masyarakat sekitar. Sisanya dari 6 motif, sebanyak 4 motif menunjukkan
korelasi yang lemah dan 2 motif lain menunjukkan korelasi sangat lemah.
Dengan demikian program Variety Show berhasil memenuhi kepuasan
khalayak pada kebutuhan infomasi, integrasi personal, integrasi sosial dan
hiburan, namun tidak berhasil memenuhi motif identitas pribadi
Dengan demikian, di lihat dari tabel 4.14 diatas dapat di simpulkan
bahwa signifikansi korelasi antara semua motif yang di cari dan kepuasan
berada di bawah 0,01, yang artinya H0 di tolak atau terdapat hubungan
antara motif menonton program variety show dengan tingkat kepuasaan
khalayak dalam menonton program variety show.
4. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Feature
4.15
Korelasi Motif dan Kepuasan Program Feature
NO MOTIF R Sig
1 Ingin mengetahui ayat Al-Qur’an dan
Hadits yang behubungan dengan bulan
Ramadan
0,319** 0,000
2 Ingin mengetahui amalan apa saja pada
saat bulan Ramadan
0,382** 0,000
3 Ingin mengetahui hal-hal yang
membatalkan puasa di bulan Ramadan
0,453** 0,000
4 Ingin menjadi orang yang mempunyai
pengatahuan baru
0,370** 0,000
5 Ingin mendapatkan hikmah sebagai
pembelajaran diri
0,400** 0,000
6 Ingin mendapatkan Ilmu Agama yang
berguna
0,393** 0,000
Page 120
107
Bedasarkan tabel 4.15 menunjukkan terdapat 5 motif yang
memiliki koefisien korelasi yang cukup kuat dengan kepuasan menonton
program Feature, yaitu motif nomor 13 (0,467), motif nomor 12 (0,456),
motif nomor 9 (0,456), nomor 11 (0,455) dan nomor 3 (0,453). Artinya
untuk program Feature, kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak terkait
dengan kebutuhan informasi, integrasi personal, integrasi sosial dan
hiburan. Dengan demikian khalayak merasa bahwa ingin menghilangkan
kebosanan dan ingin mendapatkan hiburan. Selain itu, khalayak juga ingin
mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang
lain di kehidupan sehari-hari, ingin dianggap orang lain sebagai orang
yang paham Ilmu Agama dan ingin mengetahui hal-hal yang membatalkan
puasa di bulan Ramadan. Sisanya dari 8 motif, sebanyak 3 motif
menunjukkan kolerasi yang lemah dan 5 motif lain menunjukkan kolerasi
sangat lemah. Dengan demikian program Feature berhasil memenuhi
7 Ingin mengaplikasikan pengetahuan yang
di dapat untuk membantu lingkungan
sekitar
0,418** 0,000
8 Ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi
lingkungan masyarakat sekitar
0,338** 0,000
9 Ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam
membina hubungan kepada orang lain di
kehidupan sehari-hari
0,456** 0,000
10 Ingin menjadikan materi yang di tonton di
TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari
0,418** 0,000
11 Ingin dianggap orang lain sebagai orang
yang paham Ilmu Agama
0,455** 0,000
12 Ingin mendapatkan hiburan 0,439** 0,000
13 Ingin menghilangkan kebosanan 0,467** 0,000
Page 121
108
kepuasan khalayak pada kebutuhan infomasi, integrasi personal, integrasi
sosial dan hiburan, namun tidak berhasil memenuhi motif identitas pribadi
Dengan demikian, di lihat dari tabel 4.15 diatas dapat di simpulkan
bahwa signifikansi korelasi antara semua motif yang di cari dan kepuasan
berada di bawah 0,01, yang artinya H0 di tolak atau terdapat hubungan
antara motif menonton program feature dengan tingkat kepuasaan
khalayak dalam menonton program feature.
=
F. ANALISIS KESENJANGAN (Gap)
Salah satu cara untuk mengukur tingkat kepuasan para penonton
dalam memenuhi harapan penonton, yaitu dengan melihat kesenjangan
(gap) antara motif para penonton dengan apa yang diinginkan penonton.
Nilai kesenjangan dapat diperoleh dengan melihat selisih rata-rata
tingkat GS dengan nilai rata-rata tingkat GO, sehingga hasilnya nanti
dapat menjelaskan seberapa niai jarak kesenjangan antara kedua variebel
tersebut.
Tabel 4.16
Kesenjangan Antara GS dan GO Program Tausiyah
0
Dimensi Mean GS Mean GO Kesenjangan (Gap)
Informasi 3,202 3,131 0,071
Identitas Pribadi 3,296 3,211 0,085
Integrasi Personal 3,162 3,109 0,053
Integrasi Sosial 1,901 1,893 0,008
Hiburan 1,893 1,926 -0,033
Page 122
109
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa empat dimensi
diatas, program Tausiyah belum bisa memenuhi kepuasan penonton. Hal
ini ditunjukkan dengan lebih tingginya rata-rata GS dibandingkan dengan
GO. Jika nilai GO lebih besar dari nilai GS maka diasumsikan bahwa
responden puas dengan program Tausiyah. Namun berdasarkan tabel 4.16
diatas menunjukkan bahwa nilai GS lebih besar dari GO dan itu berarti
bahwa program Tausiyah belum dapat memenuhi kepuasaan responden
pada empat dimensi tersebut. Pada dimensi Hiburan kesenjangan antara
GS dan GO tidak besar yaitu selisih -0,033. Maka dapat diasumsikan
bahwa responden puas dengan program Tausiyah pada dimensi Hiburan.
Tabel 4.17
Kesenjangan Antara GS dan GO Program Sinetron
Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa empat dimensi diatas,
program sinetron belum bisa memenuhi kepuasan penonton. Hal ini
ditunjukkan dengan lebih besarnya nilai rata-rata GS dibandingkan nilai
rata-rata GO. Pada dimensi Integrasi Sosial kesenjangan GS dan GO tidak
Dimensi Mean GS Mean GO Kesenjangan (Gap)
Informasi 2,757 2,729 0,028
Identitas Pribadi 2,912 2,819 0,093
Integrasi Personal 2,906 2,785 0,121
Integrasi Sosial 1,730 1,733 -0,003
Hiburan 1,976 1,950 0,026
Page 123
110
besar, pada tabel diatas GO lebih besar dibandingkan GS dengan selisih -
0,003. Dengan demikian, dapat diasumikan bahwa responden puas dengan
program Sinetron pada dimensi Integrasi Sosial.
Tabel 4.18
Kesenjangan Antara GS dan GO Program Variety Show
Tabel 4.18 menunjukkan bahwa tiga dimensi diatas, program
Variety Show belum bisa memenuhi kepuasaan penonton. Hal ini dilihat
dari besarnya nilai rata-rata GS dibandingkan nilai rata-rata GO. Tetapi,
pada dimensi Integrasi Sosial dan Hiburan memiliki kesenjangan nilai
rata-rata GO yang lebih besar dibandingakan nilai rata-rata GS dengan
selisih nilai rata-rata Integrasi Sosial -0,005 dan Hiburan -0,004. Oleh
karena itu, maka dapat diasumsikan bahwa responden puas dengan
program Variety Show pada dimensi Integrasi Sosial dan Hiburan.
Dimensi Mean GS Mean GO Kesenjangan (Gap)
Informasi 2,762 2,746 0,016
Identitas Pribadi 2,928 2,864 0,064
Integrasi Personal 2,897 2,860 0,037
Integrasi Sosial 1,779 1,784 -0,005
Hiburan 2,007 2,011 -0,004
Page 124
111
Tabel 4.19 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Feature
Pada tabel 4.19 diatas diketahui bahwa empat dimensi pada
program Feature belum bisa memenuhi kepuasan penonton. Hal ini dapat
dilihat dari besarnya nilai rata-rata GS dibandingkan nilai rata-rata GO.
Akan tetapi, pada dimensi Hiburan memiliki kesenjangan yang lebih kecil
antra GS dan GO, nilai rata-rata GO lebih besar dibandingkan nilai rata-
rata GS dengan selisih nilai rata-rata -0,02. Dengan begitu, responden puas
akan program Feature pada dimensi Hiburan.
Dimensi Mean GS Mean GO Kesenjangan (Gap)
Informasi 2,966 2,911 0,055
Identitas Pribadi 3,107 2,977 0,13
Integrasi Personal 3,051 2,934 0,117
Integrasi Sosial 1,857 1,853 0,004
Hiburan 2,018 2,038 -0,02
Page 125
112
G. INTERPRETASI HASIL PENELITIAN
Hasil analisis melalui uji korelasi menunjukkan tampak adanya
hubungan positif dan signifikan antara variabel motif khalayak menonton
tayangan dengan variabel kepuasan. Artinya penelitian ini menunjukkan
dukungan yang kuat terhadap asumsi teori uses and gratifications bahwa
khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif
tertentu. Jika motif ini terpenuhi maka asumsinya khalayak akan merasa
puas. Hasil ini tampak dari korelasi yang kuat dan signifikan p<0,01 pada
program Tausiyah dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,567. Artinya
program Tausiyah paling banyak memenuhi kepuasan khalayak. Untuk nilai
koefisien korelasi program Sinetron sebesar 0,466 adalah yang paling kecil
diantara nilai koefisien korelasi program Variety Show yaitu sebesar 0,512 dan
nilai koefisien korelasi program Feature sebesar 0,467. Dengan demikian,
dapat diasumsikan bahwa program Sinetron cukup memenuhi kepuasan
khalayak.
Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terbukti teori
yang mengatakan bahwa media sangat kreatif dan powerfull, sedangkan
audiens pasif. Sehingga media akan mudah mengenai atau menembus sasaran
(audiens) ternyata khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada
tujuan berdasarkan asumsi pada teori uses and gratifications. Artinya
khalayak aktif memilih program tausiyah, sinetron, Variety Show dan Feature
mana yang akan mereka tonton di bulan ramadan.
Page 126
113
Selain itu, berdasarkan uji korelasi seperti yang telah di jelaskan diatas
bahwa nilai koefisien korelasi program Tausiyah paling besar, artinya program
tausiyah paling banyak memenuhi kepuasan khlayak pada motif integrasi
sosial dan hiburan. Namun dari hasil penelitian yang di dapatkan dari analisis
kesenjangan, bahwa program Tausiyah hanya memenuhi kepuasan khalayak
pada dimensi hiburan. Hal ini terkait banyaknya program Tausiyah yang di
buat dalam kemasan hiburan dan para ustadz mengemas materi dakwah secara
entertain dan hasil analisis frekuensi jumlah responden menonton jenis acara
pada masing-masing stasiun televisi menunjukan yang paling banyak di tonton
oleh khlayak adalah program Hafiz Indonesia karena program tersebut adalah
tayangan dakwah atau pencarian bakat dakwah yang bagus, Islami, khusuk
dan tetap menghibur.
Pada hasil uji korelasi menunjukkan bahwa kepuasan khalayak cukup
terpenuhi pada pilihan program Sinetron Ramadan. Artinya untuk program
Sinetron ramadan, kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak terkait dengan
kebutuhan informasi, integrasi sosial dan hiburan. Namun hasil penelitian dari
analisis kesenjangan, program Sinetron belum cukup memuaskan khalayak
pada dimensi informasi, identitas personal, integrasi personal dan hiburan.
Tetapi pada program Sinetron Ramadan hanya dimensi integrasi sosial yang
memenuhi kepuasan khalayak. Hal ini terkait pada Sinetron Ramadan Para
Pencari Tuhan di SCTV yang bergenre komedi religi penuh pesan agama yang
disampaikan secara ringan sehingga tidak terkesan menggurui dan berlatar
belakang pada kehidupan sehari-hari masyarakat.
Page 127
114
Berdasarkan uji korelasi untuk program Variety Show, kepuasan yang
di dapatkan oleh khalayak terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi
personal, integrasi sosial dan hiburan. Namun hasil penelitian dari analisis
kesenjangan, pada dimensi ini program Variety Show memiliki rata-rata mean
2,860. Pada program Variety Show hanya dimensi integrasi sosial dan hiburan
yang memenuhi kepuasan khalayak pada program Variety Show. Hal ini
terkait dengan program Variety Show Ramadan menampilkan berbagai macam
hiburan yang dikemas secara komedi dan games interaktif yang melibatkan
penonton seperti program Ngabuburit di Tranns TV dan Pesbuker di ANTV.
Berdasarkan uji korelasi untuk program Feature, kepuasan yang di
dapatkan oleh khalayak terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi
personal, integrasi sosial dan hiburan. Namun, hasil penelitian dari analisis
kesenjangan, program Feature hanya memuaskan khalayak pada dimensi
hiburan. Pada dimensi ini program Feature memiliki rata-rata mean 2,038.
Hal ini terkait dengan program Feature Ramadan seperti, Berita Islam masa
kini yang berisi tentang berita perkembangan Islam terkini yang dikemas
secara menarik dan Muslim Travelers, program dokumenter yang akan
membahas kehidupan muslim yang tinggal di negara non muslim. Program
tersebut kahalayak mendapat kepuasan yang tertinggi pada dimensi hiburan,
karena program tersebut khalayak mendapakan hiburan dan menghilangkan
kebosanan.
Pada dimensi informasi program tausiyah berdasarkan hasil uji
korelasi cukup memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program tausiyah di
Page 128
115
asumsikan bahwa telah cukup memenuhi informasi khlayak mengenai
pengetahuan ayat Al-Qur’an dan Hadits yang behubungan dengan bulan
Ramadan, pengetahuan amalan apa saja pada saat bulan Ramadan dan ingin
mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan. Pada
hakikatnya program tausiyah program acara Ramadan yang mengajak para
pemirsa televisi untuk merenungkan kembali makna hidup dan merefleksikan
diri untuk mampu menjadi individu yang lebih baik yang di sampaikan oleh
para Ustad. Mulai dari meraih syafa’at hingga menjauhi yang mudharat.
Namun, pada kenyataannya program tausiyah pada bulan Ramadan di sertai
dengan acara musik, membuat khalayak tertarik hanya pada acara musik
daripada tausiyah para Ustadz. Hal ini sejalan dengan hasil analisis
kesenjangan bahwa program Tausiyah hanya memenuhi kepuasan khalayak
pada dimensi hiburan.
Dimensi informasi pada program Sinetron Ramadan berdasarkan uji
korelasi cukup memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Sinetron
Ramadan di asumsikan bahwa telah cukup memenuhi kepuasan khalayak
mengenai pengetahuan hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan.
Hal ini terkait program Sinetron pada bulan Ramadan bernuasan religius yang
sarat akan informasi. Namun, pada hasil analisis kesenjangan dimensi
infomasi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak.
Pada program Variety Show dimensi informasi berdasarkan uji korelasi
cukup memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Variety Show di
asumsikan bahwa telah cukup memenuhi kepuasan mengenai pengetahuan
Page 129
116
amalan apa saja pada saat bulan Ramadan. Hal ini terkait dengan program
Variety Show pada bulan ramadan di sertai tausiyah para Ustadz. Namun, pada
hasil analisis kesenjangan dimensi infomasi GS>GO menunjukkan bahwa
belum memenuhi kepuasan khalayak.
Program Feature pada dimensi informasi berdasarkan uji korelasi
cukup memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Feature di asumsikan
bahwa telah cukup memenuhi kepuasan khalayak mengenai pengetahuan hal-
hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan. Hal ini terkait dengan
program Feature yang memberikan informasi yang berisikan berita-berita
yang ringan dan menarik tentang perkembangan Islam masa kini dan seorang
muslim yang tinggal di negara yang mayoritas non muslim. Namun, pada hasil
analisis kesenjangan dimensi infomasi GS>GO menunjukkan bahwa belum
memenuhi kepuasan khalayak.
Pada dimensi identitas pribadi program tausiyah berdasarkan hasil uji
korelasi belum memenuhi kepuasan khlayak. Artinya program tausiyah di
asumsikan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin menjadi
orang yang mempunyai pengatahuan baru, ingin menjadi orang yang
mempunyai pengatahuan baru dan ingin mendapatkan Ilmu Agama yang
berguna. Hal ini terkait dengan para Ustadz yang memberikan dakwahnya
pada bulan Ramadan di sertai dengan acara musik, membuat khalayak tertarik
hanya pada acara musik daripada tausiyah para Ustadz. Sejalan dengan hasil
analisis kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa
belum memenuhi kepuasan khalayak.
Page 130
117
Pada dimensi identitasi pribadi program Sinetron Ramadan
berdasarkan hasil uji korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya
program Sinetron Ramadan di asumsi bahwa belum memenuhi kepuasan
khalayak yaitu ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru, ingin
menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru dan ingin mendapatkan
Ilmu Agama yang berguna. Hal ini terkait dengan sedikitnya program Sinetron
Ramadan di televisi yang kuat muatan religius. Sejalan dengan hasil analisis
kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum
memenuhi kepuasan khalayak.
Pada dimensi identitasi pribadi program Variety Show berdasarkan
hasil uji korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program
Variety Show di asumsi bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu
ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru, ingin menjadi orang
yang mempunyai pengatahuan baru dan ingin mendapatkan Ilmu Agama yang
berguna. Hal ini terkait dengan program Variety Show pada bulan Ramadan
hanya menyajikan hiburan semata. Maka, pada hasil analisis kesenjangan
dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi
kepuasan khalayak.
Pada dimensi identitasi pribadi program Feature berdasarkan hasil uji
korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Feature di
asumsi bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin menjadi orang
yang mempunyai pengatahuan baru, ingin menjadi orang yang mempunyai
pengatahuan baru dan ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna. Namun,
Page 131
118
pada hasil analisis kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO
menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak.
Pada dimensi integrasi personal program Tausiyah berdasarka uji
korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Tausiyah di
asumsikan belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin mengaplikasikan
pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar, ingin
memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar dan ingin
mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di
kehidupan sehari-hari. Namun, pada hasil analisis kesenjangan dimensi
identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan
khalayak.
Pada dimensi integrasi personal program Sinetron Ramadan
berdasarka uji korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program
Sinetron Ramadan di asumsikan belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu
ingin mengaplikasikan pengetahuan yang di dapat untuk membantu
lingkungan sekitar, ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan
masyarakat sekitar dan ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina
hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari. Namun, pada hasil
analisis kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa
belum memenuhi kepuasan khalayak.
Pada dimensi integrasi personal program Variety Show berdasarka uji
korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Variety Show
diasumsikan belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin
Page 132
119
mengaplikasikan pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan
sekitar, ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat
sekitar dan ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan
kepada orang lain di kehidupan sehari-hari. Namun, pada hasil analisis
kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum
memenuhi kepuasan khalayak.
Pada dimensi integrasi personal program Feature berdasarka uji
korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Feature di
asumsikan belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin mengaplikasikan
pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar, ingin
memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar dan ingin
mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di
kehidupan sehari-hari. Namun, pada hasil analisis kesenjangan dimensi
identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan
khalayak.
Pada dimensi integrasi sosial program Tausiyah berdasarkan uji
korelasi telah memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program tausiyah di
asumsikan memenuhi kepuasan yaitu ingin menjadikan materi yang di tonton
di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari dan ingin dianggap orang lain
sebagai orang yang paham Ilmu Agama. Namun, pada hasil analisis
kesenjangan integrasi sosial GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi
kepuasan khalayak.
Page 133
120
Pada dimensi integrasi sosial program Sinetron Ramadan berdasarkan
uji korelasi telah memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program sinetron
ramadan di asumsikan memenuhi kepuasan yaitu ingin menjadikan materi
yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari dan ingin
dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama. Pada hasil
analisis kesenjangan integrasi sosial GS<GO menunjukkan bahwa memenuhi
kepuasan khalayak.
Pada dimensi integrasi sosial program Variety Show berdasarkan uji
korelasi telah memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Variety Show di
asumsikan memenuhi kepuasan yaitu ingin menjadikan materi yang di tonton
di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari dan ingin dianggap orang lain
sebagai orang yang paham Ilmu Agama. Namun, pada hasil analisis
kesenjangan integrasi sosial GS<GO menunjukkan bahwa memenuhi
kepuasan khalayak.
Pada dimensi integrasi sosial program Feature berdasarkan uji korelasi
telah memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Feature di asumsikan
memenuhi kepuasan yaitu ingin menjadikan materi yang di tonton di TV
sebagai bahan pembicaraan sehari-hari dan ingin dianggap orang lain sebagai
orang yang paham Ilmu Agama. Namun, pada hasil analisis kesenjangan
integrasi sosial GS<GO menunjukkan bahwa memenuhi kepuasan khalayak.
Pada dimensi hiburan program Tausiyah berdasarkan uji korelasi telah
memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program tausiyah di asumsikan
memenuhi kepuasan yaitu ingin mendapatkan hiburan dan ingin
Page 134
121
menghilangkan kebosanan. Namun, pada hasil analisis kesenjangan integrasi
sosial GS<GO menunjukkan bahwa memenuhi kepuasan khalayak.
Pada dimensi hiburan program Sinetron Ramadan berdasarkan uji
korelasi telah memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program sinetron
ramadan di asumsikan memenuhi kepuasan yaitu ingin mendapatkan hiburan
dan ingin menghilangkan kebosanan. Namun, pada hasil analisis kesenjangan
integrasi sosial GS<GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan
khalayak.
Pada dimensi hiburan program Variety Show berdasarkan uji korelasi
telah memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Variety Show di
asumsikan memenuhi kepuasan yaitu ingin mendapatkan hiburan dan ingin
menghilangkan kebosanan. Namun, pada hasil analisis kesenjangan integrasi
sosial GS<GO menunjukkan bahwa memenuhi kepuasan khalayak.
Pada dimensi hiburan program Feature berdasarkan uji korelasi telah
memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Feature di asumsikan
memenuhi kepuasan yaitu ingin mendapatkan hiburan dan ingin
menghilangkan kebosanan. Namun, pada hasil analisis kesenjangan integrasi
sosial GS<GO menunjukkan bahwa memenuhi kepuasan khalayak.
Page 135
122
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pad bab sebelumnya
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara motif
menonton program Tausiyah dengan kepuasan khalayak. Artinya untuk
program Tausiah, kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak terkait
dengan kebutuhan informasi, integrasi sosial dan hiburan. Namun
tingkat kepuasan pada mahasisw/i KPI terpenuhi hanya pada dimensi
hiburan, dilihat dari gratifications obtained yang lebih besar dari
gratifications sought (GO>GS).
2. Bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara motif
menonton program Sinetron dengan kepuasan khlayak. Artinya untuk
program Sinetron kepuasan yang di dapatkan oleh khlayak terkait
dengan kebutuhan informasi, integrasi sosial dan hiburan. Namu tingkat
kepuasan pada mahasiswa/i KPI terpenuhi hanya pada dimensi integrasi
sosial, dilihat dari gratifications obtained yang lebih besar dari
gratifications sought (GO>GS).
3. Bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara motif
menonton program Variety Show dengan kepuasan khalayak. Artinya
Page 136
123
untuk program Variety Show kepuasan yang di dapatkan oleh khlayak
terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi personal, integrasi sosial
dan hiburan. Namu tingkat kepuasan pada mahasiswa/i KPI terpenuhi
hanya pada dimensi integrasi sosial dan hiburan, dilihat dari
gratifications obtained yang lebih besar dari gratifications sought
(GO>GS).
4. Bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara motif
menonton program Feature dengan kepuasan khalayak. Artinya untuk
program Feature kepuasan yang di dapatkan oleh khlayak terkait
dengan kebutuhan informasi, integrasi personal, integrasi sosial dan
hiburan. Namu tingkat kepuasan pada mahasiswa/i KPI terpenuhi hanya
pada dimensi hiburan, dilihat dari gratifications obtained yang lebih
besar dari gratifications sought (GO>GS).
Page 137
124
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini penulis menyarankan :
1. Saran Akademis
Perlu dikembangkan lagi penelitian uses and gratifications ini,
khususnya mengenai program-program yang berunsur islami. Di sini
penulis menyarankan agar lebih berhati-hati dalam membuat rumusan
masalah yang akan diteliti. Kemudian tahu benar alat ukur yang
digunakan dalam mengukur motif dan kepuasan, agar dapat terukur
dengan baik dan benar penelitian tersebut. Dalam pengambilan data,
penulis menyarankan dilakukan ui validitas dan reabilitas dari alat ukur
tersebut. Agar dapat digunakan pada penelitian selanjutnya dan tidak
membingungkan cara pengukuran datanya.
2. Saran Praktis
Perlu diperhatikan lagi bagi media massa dalam memberikan
sajian di bulan Ramadan kepada khalayak. Program-program Ramadan
seharusnya dikemas lebih islami bukan hanya menyajikan program
hiburan yang disertai oleh kultum (kuliah tujuh menit). Program
Ramadan diharapkan dapat meningkatkan isi program terutama yang
berkaitan dengan informasi atau ilmu Agama agar dapat memberikan
kepuasan yang diharapkan kepada khalayak..
Page 138
125
DAFTAR PUSTAKA
BUKU-BUKU :
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta. 1993
Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri,
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman Akademik Program Strata 1
2011/2012. Jakarta. 2011.
Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Group.
2010.
Creswell, John. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multovariante Degan Program SPSS.
Semarang: BP. UNDIP. 2003
Effendi, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra
Aditya Bakti. 2003.
Kountur, Ronny. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta:
Penerbit PPM. 2004.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Cet.
Ke-4. 2009.
McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga. 2009.
Morissan, dkk. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.
Neuman, L. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches
in Soscial Works. New York: Columbia University. 1997
Page 139
126
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif:
Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011
Purwanto. Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-13. 2000
Rakhmat Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2001.
Salam Syamsir, dan Jaenal Aripin. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN akarta
Press. 2006
Santoso, Edi dan Mite Setiansah. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2010
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta:
GRAHA ILMU. 2006
Subiakto, Hendry. Hand-out Penelitian Agenda setting dan Uses and
Gratification. Surabaya: Fisip-Unair. 2000
Sudarmanto,R. Gunawan. Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Edisi Pertama. Cet. Pertama. 2005
Severin, Warner J, dan James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi: Sejarah,
Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana. Cet. Ke-5.
2011.
Winarso, Heripuji. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: PerstasiPustaka. 2005
Wiratna, V. dan Poly Endrayanto. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakatra: Graha
Ilmu. 2012
West, Richard and Lynn H. Tumer. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. 2010
Page 140
127
SKRIPSI
Septiana, Irmalia. “Hubungan antara Motif dan Kepuasan Pada Program Islam
Itu Indah Trans TV” Skripsi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013.
Siregar, Raya Delvin. 2006. “Analisis Faktor Kepuasan Konsumen Di Pusat
Jajanan Serba Ikan Muara Angke Semarak Murah dan Nikmat (Pujaseri
Masmurni) Jakarta”. Skripsi. S1 Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis.
Fakultas Sains dan Teknologi.
Yuristanti, Ramadhan Dalam Bingkai Religius Di Televisi (Studi Deskriptif Kualitatif
Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI
Ditinjau Dari Fungsi Media). Skripsi. S1 Universitas Pembangunan Nasional “
Veteran” Jawa Timur Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu
Komunikasi, Surabaya, 2010.
TESIS
Cut Triana Dewi, “Kompetisi Antar Stasiun Televisi (Analisis dan Aplikasi Teori
Niche dan Pendekatan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang
Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar)” Tesis, S2 Program Pasca
Sarajana, Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan Manajemen Komunikasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok, 2001.
Praptiningsih, Novi Andayani, Kesenjangan Kepuasan Pemirsa Televisi (Suatu Studi
Gratifications Discrepancy dalam Pendekatan Uses and Grtaifications terhadap
Pemirsa TVRI dan RCTI di Jakarata), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang Ilmu
Sosial, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Unversitas Indonesia, Depok. 1994)
Page 141
128
Taringan, Rose Emmaria, Ekspetasi dan Ketergantungan Media Di Kalangan Mahasiswa
(Pedekatan Uses and Gratifications pada Acara Talkshow di Enam Televisi
Swasta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok.
1999)
Tagor, Rosita Anggraini, Konsumsi Majalah Dan Tabloid Anak Pada Anak-anak Usia
Sekolah (Studi dengan pendekatan Uses and Gratifications pada murid-murid
sekolah dasar (SD) di wilayah DKI Jakarta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana, Program
Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas
Indonesia, Depok. 2000)
ARTIKEL
Suliyanto, Perbedaan Pandangan Skala Likert Sebagai Skala Ordinal atau Skala
Interval, (Artikel, Fakultas Ekonomi, Unversitas Jenderal Soedirman. 2011
INTERNET
http://id.wikipedia.org/wiki/Sinetron, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul
20:36
http://id.wikipedia.org/wiki/Acara_varietas, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014,
Pukul 20:36
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi diakses pada tanggal 19 Desember 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi diakses pada tanggal 04 Juli 2014
http://zamrishabib.wordpress.com/2012/03/09/dakwah-melalui-media-tvdan-new-
media/ diakses pada tanggal 3 Juni 2014, pukul 20:47
http://zamrishabib.wordpress.com/2012/03/09/dakwah-melalui-media-tvdan-new-
media/ diakses pada tanggal 3 Juni 2014, pukul 20:47
Page 142
129
Lampiran 1
No. Responden :
Tanggal :
Nama Responden :
Angkatan :
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
KUESIONER PENELITIAN
Assalamu’alaikum wr.wb, Dalam rangka perolehan data skripsi saya yang berjudul
“Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi Nasional (Analisis Uses
and Gratification Program Ramadan di Televisi Tahun 2014)”. Saya meminta kesediaan
saudara/i untuk menjadi responden penelitian saya dengan mengisi daftar pertanyaan di
bawah ini secara jujur apa adanya. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas responden.
Atas bantuan dan kesediaan saudara/i, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Nadia Pratama Kusuma Wardani / 1110051000130
KPI, FIDKOM- UIN Syahid Jakarta
A. DATA RESPONDEN (Pilihlah jawaban yang sesuai dengan identitas anda!)
Umur : a. 17-19 b. 20-21
c. 22-23 d. 24-26
Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
Tingkat pendidikan terakhir : a. SMA b. SMK
c. MA d. Pesantren
Pengeluaran per bulan : a. Rp. 500.000-750.000
b. > Rp.750.000-1.000.000
c. > Rp. 1.000.000-1.500.000
d. > Rp.1.500.000
Page 143
130
Lampiran 1
B. Isi tabel di bawah ini sesuai dengan pendapat anda
1. Penggunaan Media
Apakah anda menonton program TV?
a. Ya b. Tidak
2. Pilih 3 stasiun tv yang sering anda tonton sehari-hari. Berapa hari rata-rata
dalam 1 minggu (1-7) anda menonton stasiun televisi berikut ini :
Petunjuk : Centang (✓) Jawaban yang paling sesuai dengan anda!
Stasiun TV
Jumlah Hari
1 2 3 4 5 6 7
RCTI
SCTV
Indosiar
ANTV
Trans TV
Trans 7
MNC TV
Global TV
NET TV
Metro TV
TVOne
3. Berapa rata-rata waktu yang anda habiskan untuk menonton dalam sehari ?
a. < 60 menit
b. 60 menit – 120 menit
c. 180 menit – 240 menit
d. > 300 menit
Page 144
131
Lampiran 1
4. Apakah Anda menonton jenis acara berikut pada masing-masing stasiun televisi
di bawah ini ?
Petunjuk : Centang (✓) Jawaban yang paling sesuai dengan anda!
Jenis Acara Nama Acara Stasiun
TV Menonton
Tidak
Menonton
Tausiah
KULTUM (KuliahTujuh
Menit)Besama Kang Rashied RCTI
Hafiz Indonesia RCTI
Mutiara Hati Bersama Quraish
Shihab SCTV
Kisah Hati Bersama Umi Pipik Global
TV
Sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 8
SCTV
Variety
Show
Pesbuker ANTV
Ngabuburit Trans
TV
Feature
Berita Islami Masa Kini Trans
TV
Muslim Travelers NET TV
Page 145
132
Lampiran 1
C. MOTIF
Pernyataan di bawah ini adalah hal-hal yang anda harapkan bisa anda dapatkan
dari program Ramadan di televisi.
Apakah motif/keinginan yang Anda harapkan dari setiap program Ramadan
dibawah ini?
Petunjuk : Centang (✓) Jawaban yang paling sesuai dengan anda!
1. STS : Sangat Tidak Setuju
2. TS : Tidak Setuju
3. S : Setuju
4. SS : Sangat Setuju
No
Program
Motif
Tausiah Sinetron Variety Show Feature
STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS
1 Saya ingin
mengetahui ayat
Al-Qur’an dan
Hadits yang
behubungan dengan
bulan Ramadan
2 Saya ingin
mengetahui amalan
apa saja pada saat
bulan Ramadan
3 Saya ingin
mengetahui hal-hal
yang membatalkan
puasa di bulan
Ramadan
4 Saya ingin menjadi
orang yang
mempunyai
pengatahuan baru
5 Saya ingin
mendapatkan
hikmah sebagai
pembelajaran diri
6 Saya ingin
mendapatkan Ilmu
Agama yang
berguna
7 Saya ingin
mengaplikasikan
pengetahuan yang
di dapat untuk
Page 146
133
membantu
lingkungan sekitar
No
Program
Motif
Tausiah Sinetron Variety Show Feature
STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS
8 Saya ingin
memiliki kepekaan
terhadap kondisi
lingkungan
masyarakat sekitar
9 Saya ingin
mengaplikasikan
Ilmu Agama dalam
membina hubungan
kepada orang lain
di kehidupan
sehari-hari
10 Saya ingin
menjadikan materi
yang di tonton di
TV sebagai bahan
pembicaraan
sehari-hari
11 Saya ingin
dianggap orang lain
sebagai orang yang
paham Ilmu Agama
12 Saya ingin
mendapatkan
hiburan
13 Sayang ingin
menghilangkan
kebosanan
Page 147
134
Lampiran 1
D. KEPUASAN
Pertanyaan berikut ini adalah tentang kepuasan yang anda peroleh dari program
Ramadan di stasiun televisi.
Apakah program Ramadan dibawah ini memenuhi kebutuhan/motif yang Anda
miliki?
Petunjuk : Centang (✓) Jawaban yang paling sesuai dengan anda!
1. STS : Sangat Tidak Setuju
2. TS : Tidak Setuju
3. S : Setuju
4. SS : Sangat Setuju
No
Program
Kepuasan
Tausiah Sinetron Variety Show Feature
STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS
1 Saya ingin
mengetahui ayat
Al-Qur’an dan
Hadits yang
behubungan dengan
bulan Ramadan
2 Saya ingin
mengetahui amalan
apa saja pada saat
bulan Ramadan
3 Saya ingin
mengetahui hal-hal
yang membatalkan
puasa di bulan
Ramadan
4 Saya ingin menjadi
orang yang
mempunyai
pengatahuan baru
5 Saya ingin
mendapatkan
hikmah sebagai
pembelajaran diri
6 Saya ingin
mendapatkan Ilmu
Agama yang
berguna
7 Saya ingin
mengaplikasikan
Page 148
135
pengetahuan yang
di dapat untuk
membantu
lingkungan sekitar
No
Program
Kepuasan
Tausiah Sinetron Variety Show Feature
STS TS S ST STS TS S ST STS TS S ST STS TS S ST
8 Saya ingin
memiliki kepekaan
terhadap kondisi
lingkungan
masyarakat sekitar
9 Saya ingin
mengaplikasikan
Ilmu Agama dalam
membina hubungan
kepada orang lain
di kehidupan
sehari-hari
10 Saya ingin
menjadikan materi
yang di tonton di
TV sebagai bahan
pembicaraan
sehari-hari
11 Saya ingin
dianggap orang lain
sebagai orang yang
paham Ilmu Agama
12 Saya ingin
mendapatkan
hiburan
13 Sayang ingin
menghilangkan
kebosanan
Page 149
136
Lampiran 2
Tabel Korelasi Tausiyah
Correlations
MOTIF Tausiah KEPUASAN T
MOTIF Tausiah
Pearson Correlation 1 ,461**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN T
Pearson Correlation ,461** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Tausiah KEPUASAN T
MOTIF Tausiah
Pearson Correlation 1 ,405**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN T
Pearson Correlation ,405** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Tausiah KEPUASAN T
MOTIF Tausiah
Pearson Correlation 1 ,405**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN T
Pearson Correlation ,405** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 150
137
Correlations
MOTIF Tausiah KEPUASAN T
MOTIF Tausiah
Pearson Correlation 1 ,353**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN T
Pearson Correlation ,353** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Tausiah KEPUASAN T
MOTIF Tausiah
Pearson Correlation 1 ,353**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN T
Pearson Correlation ,353** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Tausiah KEPUASAN T
MOTIF Tausiah
Pearson Correlation 1 ,408**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN T
Pearson Correlation ,408** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Tausiah KEPUASAN T
MOTIF Tausiah
Pearson Correlation 1 ,408**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN T
Pearson Correlation ,408** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 151
138
Correlations
MOTIF Tausiah KEPUASAN T
MOTIF Tausiah
Pearson Correlation 1 ,408**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN T
Pearson Correlation ,408** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Tausiah KEPUASAN T
MOTIF Tausiah
Pearson Correlation 1 ,371**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN T
Pearson Correlation ,371** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Tausiah KEPUASAN T
MOTIF Tausiah
Pearson Correlation 1 ,318**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN T
Pearson Correlation ,318** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Tausiah KEPUASAN T
MOTIF Tausiah
Pearson Correlation 1 ,503**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN T
Pearson Correlation ,503** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 152
139
Correlations
MOTIF Tausiah KEPUASAN T
MOTIF Tausiah
Pearson Correlation 1 ,567**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN T
Pearson Correlation ,567** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Tausiah KEPUASAN T
MOTIF Tausiah
Pearson Correlation 1 ,420**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN T
Pearson Correlation ,420** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Tausiah KEPUASAN T
MOTIF Tausiah
Pearson Correlation 1 ,526**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN T
Pearson Correlation ,526** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 153
140
Lampiran 3
Tabel Korelasi Sinetron
Correlations
MOTIF Sinetron KEPUASAN S
MOTIF Sinetron
Pearson Correlation 1 ,315**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN S
Pearson Correlation ,315** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Sinetron KEPUASAN S
MOTIF Sinetron
Pearson Correlation 1 ,398**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN S
Pearson Correlation ,398** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Sinetron KEPUASAN S
MOTIF Sinetron
Pearson Correlation 1 ,405**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN S
Pearson Correlation ,405** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 154
141
Correlations
MOTIF Sinetron KEPUASAN S
MOTIF Sinetron
Pearson Correlation 1 ,272**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN S
Pearson Correlation ,272** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Sinetron KEPUASAN S
MOTIF Sinetron
Pearson Correlation 1 ,360**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN S
Pearson Correlation ,360** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Sinetron KEPUASAN S
MOTIF Sinetron
Pearson Correlation 1 ,285**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN S
Pearson Correlation ,285** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Sinetron KEPUASAN S
MOTIF Sinetron
Pearson Correlation 1 ,281**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN S
Pearson Correlation ,281** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 155
142
Correlations
MOTIF Sinetron KEPUASAN S
MOTIF Sinetron
Pearson Correlation 1 ,325**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN S
Pearson Correlation ,325** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Sinetron KEPUASAN S
MOTIF Sinetron
Pearson Correlation 1 ,332**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN S
Pearson Correlation ,332** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Sinetron KEPUASAN S
MOTIF Sinetron
Pearson Correlation 1 ,336**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN S
Pearson Correlation ,336** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Sinetron KEPUASAN S
MOTIF Sinetron
Pearson Correlation 1 ,446**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN S
Pearson Correlation ,446** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 156
143
Lampiran 4
Tabel Korelasi Variety Show
Correlations
MOTIF Variety KEPUASAN V
MOTIF Variety
Pearson Correlation 1 ,393**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN V
Pearson Correlation ,393** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Variety KEPUASAN V
MOTIF Variety
Pearson Correlation 1 ,465**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN V
Pearson Correlation ,465** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Variety KEPUASAN V
MOTIF Variety
Pearson Correlation 1 ,384**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN V
Pearson Correlation ,384** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 157
144
Correlations
MOTIF Variety KEPUASAN V
MOTIF Variety
Pearson Correlation 1 ,224**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN V
Pearson Correlation ,224** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Variety KEPUASAN V
MOTIF Variety
Pearson Correlation 1 ,309**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN V
Pearson Correlation ,309** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Variety KEPUASAN V
MOTIF Variety
Pearson Correlation 1 ,292**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN V
Pearson Correlation ,292** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Variety KEPUASAN V
MOTIF Variety
Pearson Correlation 1 ,329**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN V
Pearson Correlation ,329** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 158
145
Correlations
MOTIF Variety KEPUASAN V
MOTIF Variety
Pearson Correlation 1 ,411**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN V
Pearson Correlation ,411** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Variety KEPUASAN V
MOTIF Variety
Pearson Correlation 1 ,445**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN V
Pearson Correlation ,445** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Variety KEPUASAN V
MOTIF Variety
Pearson Correlation 1 ,423**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN V
Pearson Correlation ,423** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Variety KEPUASAN V
MOTIF Variety
Pearson Correlation 1 ,440**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN V
Pearson Correlation ,440** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 159
146
Correlations
MOTIF Variety KEPUASAN V
MOTIF Variety
Pearson Correlation 1 ,512**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN V
Pearson Correlation ,512** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Variety KEPUASAN V
MOTIF Variety
Pearson Correlation 1 ,492**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN V
Pearson Correlation ,492** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 160
147
Lampiran 5
Tabel Korelasi Feature
Correlations
MOTIF Feature KEPUASAN F
MOTIF Feature
Pearson Correlation 1 ,319**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN F
Pearson Correlation ,319** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Feature KEPUASAN F
MOTIF Feature
Pearson Correlation 1 ,319**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN F
Pearson Correlation ,319** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Feature KEPUASAN F
MOTIF Feature
Pearson Correlation 1 ,453**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN F
Pearson Correlation ,453** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 161
148
Correlations
MOTIF Feature KEPUASAN F
MOTIF Feature
Pearson Correlation 1 ,370**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN F
Pearson Correlation ,370** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Feature KEPUASAN F
MOTIF Feature
Pearson Correlation 1 ,400**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN F
Pearson Correlation ,400** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Feature KEPUASAN F
MOTIF Feature
Pearson Correlation 1 ,393**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN F
Pearson Correlation ,393** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Feature KEPUASAN F
MOTIF Feature
Pearson Correlation 1 ,418**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN F
Pearson Correlation ,418** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 162
149
Correlations
MOTIF Feature KEPUASAN F
MOTIF Feature
Pearson Correlation 1 ,338**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN F
Pearson Correlation ,338** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Feature KEPUASAN F
MOTIF Feature
Pearson Correlation 1 ,456**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN F
Pearson Correlation ,456** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Feature KEPUASAN F
MOTIF Feature
Pearson Correlation 1 ,418**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN F
Pearson Correlation ,418** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Feature KEPUASAN F
MOTIF Feature
Pearson Correlation 1 ,455**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN F
Pearson Correlation ,455** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 163
150
Correlations
MOTIF Feature KEPUASAN F
MOTIF Feature
Pearson Correlation 1 ,439**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN F
Pearson Correlation ,439** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
MOTIF Feature KEPUASAN F
MOTIF Feature
Pearson Correlation 1 ,467**
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
KEPUASAN F
Pearson Correlation ,467** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 247 247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).