Morning Report Oleh : Muhammad`Aulia Kurniawan Pembimbing : dr. Muhammad Muqsith,Sp.JP- FIHA
Jaga Malam, Senin, 11Juli 2015.Tim jaga: Muhammad Aulia Kurniawan, Indra Patria
Konsulen Jaga: dr. T. Heriansyah, Sp.JP – FIHA
Pasien Diagnosa Terapi Planning DPJP
Tn. S, 54tahun, 1039288
- Chest pain ec. dd 1. UAP, 2. NSTEMI.
- Hipertensi stage II
- O2 2-4 l/i- CPG
1x75mg- Aspilet
1x80mg- Simvast
atin 1x20mg (malam)
- ISDN 3x5mg
- Bisoprolol 1x2,5mg
- Lovenox 0,6 cc (tunda)
- Cek DR, elektrolit, Ur/Cr, Lipid profile,
- EKG Serial
- Rencana PCI
- Rawat PJT
DPJP: dr. Diah, SpPD
Tn. S, 54 tahun datang ke IGD RSUDZA dengan keluhan nyeri dada dan sesak nafas. Nyeri dada sejak 3 hari yang lalu dan memberat dalam beberapa jam terakhir. Nyeri dada hilang timbul dengan istirahat. Nyeri yang dirasakan pasien seperti tertekan dan menjalar ke bahu kiri dan adanya rasa tercekik di leher. Menurut pasien lamanya nyeri > 20 menit hingga pasien dibawa ke RSUD Sabang dan dirawat disana selama 4 hari sebelum dirujuk ke RSUD Zainoel Abidin. Keluhan lainnya tampak adanya mata merah pada mata kiri pasien sejak beberapa jam terakhir.Pada pemeriksaan vital sign, TD= 160/90 mmHg, N=73 x/menit, RR= 24 x/menit, dan T=36,7 C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pada mata dengan konjungtiva hiperemis, T/H/M dalam batas normal, pemeriksaan thorax pergerakan dada simetris, vesikuler (+/+) , ronkhi (-/-), pemeriksaan jantung BJ I > BJ II, reguler dan bising (-), pada extremitas tidak ditemukan adanya edema. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan kolesterol sejak 4 tahun yang lalu. Dalam keluarga pasien tidak ada keluarga yang memiliki riwayat hipertensi. Riwayat DM tidak ada.
Jump 1 : Terminologi
Nyeri dada/angina:Rasa tidak nyaman atau nyeri pada dada sebagai manifestasi tersering dari iskemik miokard
Hipertensi :Keadaan dimana tekanan darah seseorang ≥140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau ≥90 mmHg (tekanan diastolik)
Jump 2: Identifikasi Masalah
1. Mengapa Tn.S mengeluhkan nyeri dada?2. Bagaimana membedakan nyeri dada kardiak dan non kardiak?3. Apa saja faktor resiko yang terdapat pada Tn.S ?4. Bagaimana cara menegakkan diagnosis Tn.S ?5. Apakah tatalaksana awal yang paling tepat?
Jump 3: Analisa Masalah
1. Mengapa Tn. S mengeluhkan nyeri dada ?Berdasarkan hasil anamnesis, pasien mengeluhkan nyeri dada. Salah satu penyebab nyeri dada adalah karena adanya penyumbatan pada arteri koroner yang menyebabkan suplai O2 ke miokardium berkurang. nyeri dada kardiak biasanya bersifat seperti tertimpa beban berat , dengan durasi >20 menit.
Ketidakadekuatan suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan arteri koroner (aterosklerosis koroner), apabila beban kerja jaringan semakin meningkat maka kebutuhan oksigen juga meningkat sehingga pada orang yang sehat arteri akan berdilatasi dan mengalirkan banyak darah dan oksigen ke miokardium, pada aterosklerosis yang cenderung kaku dan sempit tidak dapat terjadi dilatasi sehingga menjadi iskemik. Sel-sel jantung yang iskemik akan menghasilkan adenosin dan merangsang persarafan lalu membawanya ke vertebrae dan menyebarkan ransangan nyeri sesuai dengan dermatom.
Jump 3: Analisa Masalah
2. Bagaimana cara membedakan nyeri dada kardiak dan non kardiak?
Nyeri dada berasal dari kardiak atau non kardiak dapat dibedakan berdasarkan: Karakteristik nyeri: nyeri dada seperti ditekan Lokasi: substernal, menjalar ke lengan kiri, dapat menjalar ke punggung, leher dan rahang.
Onset dan durasi: >20 menit Faktor presipitasi: aktivitas fisik Faktor yang meringankan: berkurang dengan istirahat
Nyeri dada pada Tn.S termasuk nyeri dada kardiak
Jump 3: Analisa Masalah
3. Apa saja faktor risiko yang ada pada Tn.S ?
1. Hipertensi dan kolesterol sejak 4 tahun yang lalu2. Riwayat keluarga dengan hipertensi3. Konsumsi makanan berlemak dan berminyak ?4. Riwayat merokok ?5. Aktivitas fisik yang kurang
Jump 3: Analisa Masalah
4. Bagaimana menegakkan diagnosis kasus Tn. S ?
Anamnesis: Nyeri dada > 20 menit, berkurang saat istirahat
Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan
darah 160/90mmHg, nadi 73 kali/menit (reguler), pernafasan 24 kali/menit dan temperatur 36,7 (axilla).
PF Jantung: Tidak ditemukan kelainan Pemeriksaan Penunjang
EKG Laboratorium
Diagnosis Chest pain ec dd UAP NSTEMI Hipertensi stage II
Jump 3: Analisa Masalah
5. Apa tatalaksana awal untuk kasus Tn. S ?
- O2 2-4 l/i
CPG 1x75mg
Aspilet 1x80mg
Simvastatin 1x20mg (malam)
ISDN 3x5mg
Bisoprolol 1x2,5mg
Lovenox 0,6 cc (tunda)
Jump 4:Strukturisasi
Tn. S
Nyeri dada
Rasa tertekan
dan tercekik
Darah tinggi dan kolesterol
UAP dd NSTEMI
Etiologi Manifestasi klinis
PenegakanDiagnosa
Penatalaksanaan
Jump 5: Learning Objective
1. Definisi
Angina Pektoris Tidak Stabil: Keadaan pasien dengan simptom iskemia sesuai SKA, tanpa terjadi peningkatan enzim pertanda jantung (CK-MB, troponin) dengan atau tanpa perubahan EKG yang menunjukkan iskemia (depresi segmen ST, inversi gelombang T dan elevasi segmen ST yang transien)
Infark Miokard Tanpa Elevasi Segmen ST (NSTEMI): Keadaan pasien dengan manifestasi sama dengan APTS tetapi disertai dengan peningkatan enzim pertanda jantung
Jump 5: Learning Objective
2. Etiopatofisiologi1). Faktor di luar jantung
Pada penderita stenosis arteri koroner berat dengan cadangan aliran koroner yang terbatas maka hipertensi sistemik, takiaritmia, tirotoksikosis dan pemakaian obat-obatan simpatomimetik dapat meningkatkan kebutuhan O2 miokard sehingga mengganggu keseimbangan antara kebutuhan dan suplai O2.
2). Sklerotik arteri koroner
Sebagian besar penderita UAP mempunyai gangguan cadangan aliran koroner yang menetap yang disebabkan oleh plak sklerotik yang lama dengan atau tanpa disertai trombosis baru yang dapat memperberat penyempitan pembuluh darah koroner. Sedangkan sebagian lagi disertai dengan gangguan cadangan aliran darah koroner ringan atau normal yang disebabkan oleh gangguan aliran koroner sementara akibat sumbatan maupun spasme pembuluh darah
Jump 5: Learning Objective
3). Agregasi trombosit
Stenosis arteri koroner akan menimbulkan turbulensi dan stasis aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan agregasi trombosit yang akhirnya membentuk trombus dan keadaan ini akan mempermudah terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah.
4). Trombosis arteri koroner
Trombus akan mudah terbentuk pada pembuluh darah yang sklerotik sehingga penyempitan bertambah dan kadang-kadang terlepas menjadi mikroemboli dan menyumbat pembuluh darah yang lebih distal. Trombosis akut ini diduga berperan dalam terjadinya UAP.
Jump 5: Learning Objective
5). Pendarahan plak ateroma
Robeknya plak ateroma ke dalam lumen pembuluh darah kemungkinan mendahului dan menyebabkan terbentuknya trombus yang menyebabkan penyempitan arteri koroner.
6). Spasme arteri koroner
Peningkatan kebutuhan O2 miokard dan berkurangnya aliran koroner karena spasme pembuluh darah disebutkan sebagai penyebab UAP. Spame dapat terjadi pada arteri koroner normal atupun pada stenosis pembuluh darah koroner. Spasme yang berulang dapat menyebabkan kerusakan artikel, pendarahan plak ateroma, agregasi trombosit dan trombus pembuluh darah.
Jump 5: Learning Objective
Diagnosa
Gejala
Diagnosa Kerja
Diagnosa
EKG
Sindrom Koroner Akut
Marker Jantung
Nyeri dada
ST Elevasi
persisten
EKG normal
Ketidak-abnormala
n ST/T
Troponin normal
Troponin /
STEMI NSTEMI / Unstable Angina
Jump 5: Learning Objective
Tatalaksana:
Anti Iskemia dan analgesik- Pemberian oksigen jika saturasi < 90%- Nitrogliserin - MorphinAntiplatelet Aspirin ClopidogrelAntikoagulan