IDENTIFIKASI BAKTERI (MORFOLOGI KOLONI BAKTERI), PENGARUH FAKTOR LUAR TERHADAP PERTUMBUHAN, SERTA UJI BIOKIMIA PADA BAKTERI Nama : Chandra Pradhitaningrum NIM : 11/316146/BI/8731 Gol. / Kelompok : C/2 Asisten : Hestri Dyah P LABORATORIUM MIKROBIOLOGI BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07- 13 Berlaku sejak 03 Maret 2008 LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00 LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 1 dari 8 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IDENTIFIKASI BAKTERI (MORFOLOGI KOLONI BAKTERI),
PENGARUH FAKTOR LUAR TERHADAP PERTUMBUHAN,
SERTA UJI BIOKIMIA PADA BAKTERI
Nama : Chandra Pradhitaningrum
NIM : 11/316146/BI/8731
Gol. / Kelompok : C/2
Asisten : Hestri Dyah P
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 1 dari 8
1
IDENTIFIKASI BAKTERI (MORFOLOGI KOLONI BAKTERI),
PENGARUH FAKTOR LUAR TERHADAP PERTUMBUHAN,
SERTA UJI BIOKIMIA PADA BAKTERI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri yang diperoleh dari hasil
isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat morfologi koloni, morfologi sel
bakteri (bentuk dan ukuran serta sifat hasil pengecatan Gram), pengujian sifat – sifat
fisiologi dan biokimianya serta identifikasi bakteri patogen. (Soetarto dkk, 2009).
Mikrobia mudah dijumpai, jumlahnya sangat melimpah, dan memiliki peran besar di
alam. Karakter suatu mikrobia meliputi sifat secara morfologi, biokimiawi, dan fisiologi
(Prescott et al, 1999).
Mikrobia yang ditemukan dalam bentuk koloni dengan ciri khas tersendiri antar
koloninya merupakan bakteri. Ciri khas tersebut meliputi bentuk koloni pada suatu
media. Kenampakan, pertumbuhan, dan bentuk koloni bakteri tergantung pada distribusi
jenis media kultur yang digunakan. Pada percobaan kali ini digunakan kultur bakteri
pada media cair, agar tegak, agar miring, dan pada cawan petri. Identifikasi dan
determinasi suatu kultur murni mikrobia yang diperoleh dari hasil isolasi dapat dilakukan
dengan cara pengamatan sifat morfologi koloni, morfologi sel, pengujian sifat-sifat
fisiologi dan biokimia dan sifat patogenitas (Soetarto dkk, 2010).
Bentuk koloni bakteri menujukkan morfologi yang khas pada tiap kelompok
atau spesies yang membedakan dengan kelompok atau spesies lainnya. Morfologi koloni
yang diamati pada medium agar tegak dan miring meliputi bentuk koloni pada bekas
tusukan, Luster atau kilat, warna, letak pertumbuhan, elevasi, topografi dan bau. Bentuk
pertumbuhan pada bekas tusukan atau goresan di medium agar tegak dan miring antara
lain : filiform, echinulate, beaded, villous, rhizoid, spreading, arborescent, dan plimose.
Sedangkan elevasinya dapat berbentuk flat, effuse, raised, convex, atau low convex.
Kenampakan kilat dari suatu koloni juga akan berbeda yaitu dapat mengkilat, tidak
mengkilat, dan cretaceous. Untuk topografinya dapat berbentuk licin, tidak teratur,
permukaan bergelombang, contoured, wringkled, dan verrucose. Koloni dapat berwarna
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 2 dari 8
2
merah, kuning, hijau, coklat, dan fuorescent. Ciri-ciri koloni optic dapat berupa opaque,
translucent, opalescent, dan iridescent. Dari koloni bakteri, juga dapat diuji ada tidaknya
bau (Johnson and Case,1998).
Untuk medium cair, morfologi yang diamati berupa letak pertumbuhan, pembentukan
selaput, bentuk pertumbuhan, kekeruhan, bau, endapan dan sifat bakteri. Pada medium
cawan petri diamati bentuk koloni, permukaan koloni, warna, elevasi, bentuk tepi, dan
bentuk struktur dalam (Soetarto dkk, 2010). Sifat-sifat yang ditunjukan bakteri pada
medium cair antara lain : menutup permukaan tabung, tersebar merata ke seluruh
medium, atau mengumpul di dasar tabung. Pada permukaan medium akan membentuk
selaput yang bertipe ring, pellicle, flocullent, membranaeous, dan tak berselaput.
Kekeruhan yang muliputi sedikit, sedang, dan sangat keruh dapat diamati apabila koloni
tumbuh merata di seluruh medium. Dapat diuji juga berbau atau tidak berbau. Bakteri
dapat bersifat aerob, anaerob, dan fakultatif anaerob (Sale, 1961).
Bakteri Bacillus subtilis bersifat aerob dan membentuk spora (Burrows,1959). Bakteri
Escherichia coli merupakan bakteri fakultatif anaerob fakultatif, artinya bakteri ini dapat
hidup tanpa dan atau dengan O2(Clifton,1958). Bakteri yang bersifat anaerob akan
tumbuh didasar medium karena kebutuhannya akan oksigen. Sedangkan untuk bakteri
aerob tumbuhnya didekat permukaan karena oksigen akan menghambat pertumbuhannya
(Clifton, 1958).
Pertumbuhan mikrobia dalam suatu medium biakan dipengaruhi oleh banyak faktor
yang berasal dari luar mikrobia itu sendiri. Menurut (Dwidjoseputro, 1998), faktor –
faktor luar tersebut dapat berupa faktor alam, yang meliputi kelembaban, nilai osmotik
dari medium, temperatur, radiasi oleh sinar biasa dan radiasi oleh sinar – sinar yang lain,
penghancuran secara mekanik. Faktor – faktor kimia juga dapat berpengaruh pada
pertumbuhan mikroorganisme di dalam suatu medium biakan. Misalnya, zat – zat kimia
yang hanya menghambat pembiakan mikrobia tapi tidak membunuhnya (zat antiseptik
atau zat bakteriostatik). Dan zat yang dapat membunuh mikrobia (disinfektan, germisida,
atau bakterisida).
Tiap – tiap faktor luar, baik itu faktor fisik maupun kimiawi yang berpengaruh pada
pertumbuhan mikrobia pasti akan menimbulkan efek tertentu pada masing – masing
biakan yang berbeda. Ada mikrobia yang toleran terhadap suatu faktor yang tidak dapat
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 3 dari 8
3
ditoleransi oleh jenis mikrobia lainnya. Toleransi tiap jenis mikrobia terhadap suatu
faktor luar tertentu memiliki kisaran yang tidak sama satu dan lainnya. Dan
mengakibatkan tingkat pertumbuhan satu mikrobia dengan mikrobia lainnya akan
berbeda – beda.
Untuk identifikasi dan determinasi suatu jenis bakteri yang belum diketahui, selain
dengan pengamatan bentuk morfologi koloni, juga bisa didasarkan pada pengujian
terhadap beberapa sifat fisiologi dan biokimianya. Pengujian sifat biokimia dari suatu
mikrobia meliputi semua aktivitas yang dapat menyebabkan :
1. Perubahan – perubahan karbohidrat
2. Hidrolisis lemak
3. Penguraian protein
4. Reduksi berbagai macam unsur
5. Pembentukan pigmen
6. Pengujian sifat biokimia khusus lainnya (Soetarto dkk, 2009).
Uji biokimia dapat digunakan untuk mengetahui beberapa reaksi spesifik untuk
kepentingan determinasi dan penamaan bakteri (Burdon, 1956). Uji biokimia yang biasa
digunakan adalah reduksi nitrat, hidrolisis pati, fermentasi karbohidrat, dan lain
sebagainya. Perubahan warna karena penambahan indikator dalam uji biokimia
menandakan terjadinya reaksi terhadap elemen uji yang disebabkan oleh adanya aktivitas
metabolisme. Hal tersebut sangat membantu dalam identifikasi dan determinasi bakteri
(Collins et al, 1989).
Dari aktivitas metabolisme bakteri, salah satu yang dapat diuji adalah pengeluaran
berbagai macam gas hasil dari metabolisme bakteri tersebut. Macam – macam gas
dihasilkan oleh bakteri diantaranya adalah karbondioksida (CO2), hidrogen (H2), metan
(CH4), nitrogen (N2), hidrogen sulfida (H2S), dan ammonia (NH3). Kemampuan bakteri
untuk menghasilkan gas – gas merupakan bantuan bagi peredaran zat – zat di
alam.Kemampuan itu juga merupakan criteria untuk menentukan klasifikasi bakteri
(Dwidjoseputro, 1998).
Salah satu aktivitas biokimiawi mikrobia adalah fermentasi karbohidrat, yaitu proses
perombakan karbohidrat menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh aktivitas mikrobia
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI Revisi 00
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 4 dari 8
4
pada kondisi anaerob. Bakteri mampu memfermentasikan karbohidrat sederhana,
misalnya glukosa, sukrosa, atau gula yang lebih kompleks menjadi bermacam – macam
senyawa yang lebih sederhana, misalnya asam – asam organik (asam asetat, formiat,
propionet, butirat, dan laktat), alkohol (etanol, isopropyl alkohol, butil laktat, dan butilen
glikol), serta gas – gas yang terbentuk, terdiri dari CO2H2 dan metana. Pati, karena tidak
dapat larut dalam air, maka tidak dapat digunakan langsung oleh mikrobia, khususnya
bakteri. Beberapa mikrobia yang dapat menggunakan pati memiliki enzim amilase untuk
menghidrolisis pati menjadi maltosa. Ada juga hasil aktivitas mikrobia yang spesifik,
misalnya pembentukan indol yang berbau busuk oleh mikrobia yang tumbuh pada bahan
yang mengandung triptofan. Aktivitas lainnya adalah reduksi nitrat oleh bakteri yang
berfungsi sebagai aseptor hidrogen. Reduksi nitrat hanya terjadi pada kondisi anaerob.
Ada juga bakteri yang mampu melakukan aktivitas fermentasi, peptonisasi, maupun
fermentasi dan peptonisasi bersamaan pada susu karena susu mengandung berbagai
komposisi yang dapat dijadikan sebagai medium diferensial yang baik untuk berbagai
macam aktivitas mikrobia (Soetarto dkk, 2009).
B.Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari bentuk pertumbuhan, morfologi koloni
dan sifat-sifat karakteristik koloni bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis pada
berbagai macam medium, melakukan identifikasi bakteri dengan uji sifat biokimianya,
serta untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh berbagai faktor luar terhadap
pertumbuhan mikrobia.
II. METODE
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri, uang logam,