Monumen Nasional Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi , cari Monumen Nasional Monumen Nasional Bangunan Letak Jakarta Pusat , Indonesia Pembangunan Dimulai 17 Agustus 1961 Tinggi 132 m Kontraktor utama P.N. Adhi Karya (foundation piles) Tim Perancang Arsitek Frederich Silaban, R.M. Soedarsono Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda .
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Monumen Nasional
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari
Monumen Nasional
Monumen Nasional
Bangunan
Letak Jakarta Pusat, Indonesia
Pembangunan
Dimulai 17 Agustus 1961
Tinggi 132 m
Kontraktor utama P.N. Adhi Karya
(foundation piles)
Tim Perancang
Arsitek Frederich Silaban,
R.M. Soedarsono
Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah
salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan
perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda.
Monumen Nasional atau yang dikenal dengan Monas atau Tugu Monas terletak di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, dibangun pada tahun 1960. Monumen Nasional adalah salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda.
Bentuk Tugu peringatan yang satu ini sangat unik, merupakan batu obeliks yang terbuat dari marmer yang berbentuk lingga yoni simbol kesuburan berdasarkan kebudayaan hindu. Tugu ini menjulang setinggi 132 meter (versi lain mengatakan 137 meter dihitung dengan tinggi ruang yang ada di bawah tanah 5 meter).
Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 kg. Obor atau lidah api yang menyala-nyala ini merupakan simbol semangat perjuangan rakyat Indonesia yang tak pernah padam dalam meraih kemerdekaan. Konon pada saat Indonesia merayakan 50 tahun kemerdekaannya pada tahun 1995 sejumlah pengusaha Indonesia menyumbangkan sejumlah emas sehingga berat total emas yang melapisi api kemerdekaan di puncak monas menjadi 50 kilogram. Tugu Peringatan Nasional dibangun di areal seluas 80 hektar. Arsitek yang merancang tugu ini adalah Soedarsono dan Frederich Silaban, dengan konsultan Ir. Rooseno, mulai dibangun Agustus 1959, dan diresmikan 17 Agustus 1961 oleh Presiden RI Soekarno. Monas resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.
Pelataran puncak dengan luas 11 meter x 11 meter dapat menampung sebanyak 50 pengunjung. Pada sekeliling badan evelator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Arah ke selatan berdiri dengan kokoh dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil berserakan. Sementara ke Barat membentang Bandara Soekarno-Hatta yang setiap waktu terlihat pesawat lepas landas. Dari pelataran puncak, 17 meter lagi ke atas, terdapat lidah api, terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dan berdiameter 6 m, terdiri dari 77 bagian yang disatukan.Pelataran puncak tugu berupa “Api Nan Tak Kunjung Padam” yang berarti melambangkan Bangsa Indonesia agar dalam berjuang tidak pernah surut sepanjang masa. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 m dan ruang museum sejarah 8 meter. Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 meter x 45 meter, merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).
Pengunjung kawasan Monas, yang akan menaiki pelataran tugu puncak Monas atau museum, dapat melalui pintu masuk di seputar plaza taman Medan Merdeka, di bagian utara Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda, terbuat dari perunggu seberat 8 ton. Patung itu dibuat oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato sebagai sumbangan oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario di Indonesia. Melalui terowongan yang berada 3 meter di bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung ke tugu puncak Monas yang berpagar “Bambu Kuning”. Landasan dasar Monas setinggi 3 meter, di bawahnya terdapat ruang museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang. Pada keempat sisi ruangan masing-masing terdapat 12 jendela peraga atau diorama yang mengabdikan peristiwa sejak zaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia. Keseluruhan dinding, tiang dan lantai berlapis marmer dengan total keseluruhan 48 diorama. Selain itu, ruang kemerdekaan berbentuk amphitheater yang terletak di dalam cawan tugu Monas, menggambarkan atribut peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kemerdekaan RI, bendera merah putih dan lambang negara dan pintu gapura yang bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan RI.
Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan semangat perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terbangkitnya inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.
Tugu Monas yang menjulang tinggi dan melambangkan lingga (alu atau anatan), sementara pelataran cawan melambangkan Yoni (lumbung). Lingga dan yoni tersebut merupakan
cerminan simbol kesuburan yang berdasarkan pada kebudayaan Hindu. Keduanya melambangkan symbol perwujudan kesuburan tanah air Indonesia. Semua Alu dan lumbung merupakan alat rumah tangga tradisional yang terdapat di rumah penduduk Indonesia. alu dan lumpang (penumbuk padi) tersebut juga merupakan perwujudan kesuburan dan kemakmuran bangsa Indonesia.
Lapangan Monas mengalami beberapa lima kali penggantian nama yaitu Koningsplein, Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga.
Tiket Monas
Monumen dan museum ini dibuka setiap hari, . Pada hari-hari libur, Minggu atau libur sekolah banyak masyarakat yang berkunjung ke sini. Para pengunjung dapat naik hingga ke atas dengan menggunakan elevator. Dari puncak Monumen Nasional dapat dilihat pemandangan kota Jakarta.
>Update informasi: Mulai tanggal 1 April 2010 Monumen nasional buka pukul 09:00 hingga 15:00. Harga tiket menuju Cawan dan Museum Rp. 3.500. Bila anda ingin naik hingga ke pelataran puncak maka anda harus membeli tiket lagi seharga Rp. 7.500. jadi total Rp. 10.000.
Pembangunan Tugu Monumen Nasional atau Monas dibiayai sebagian besar dari
sumbangan masyarakat bangsa Indonesia secara gotong royong dari mulai dibuka untuk
umum pada tanggal 18 Maret 1972 berdasarkan keputusan Gubernur KDKI Kajarta Nomor
Cb.11/1/57/72.
Nah itulah Dasar-dasar dan tujuan pembangunan Tugu Monumen Nasional atau Monas,
sedangkan Ciri Khas dari Tugu Monumen Nasional itu sendiri sebagai berikut :
Arsitektur Tugu Monumen Nasional dan dimensinya penuh mengandung lambang khas
budaya bangsa Indonesia. Bentuk tugu yang menjulang tinggi melambangkan lingga
(Alu/Antan), sedangkan pelataran cawan melambangkan Yoni (Lumpang). Alu dan Lumpang
merupakan alat rumah tangga yang terdapat hampir disetiap rumah pribumi Indonesia.
Lingga dan Yoni melambangkan positif dan negatif, seperti lelaki dan perempuan, siang dan
malam, air dan api, langit dan bumi sebagai lambang dari alam yang abadi.
Dipelataran puncak tugu, api nan tak kunjung padam, melambangkan tekad bangsa Indonesia
untuk berjuang yang tidak akan pernah surut sepanjang masa.
Tinggi pelataran cawan 17 meter dan tinggi runag museum sejarah 8 meter, luas cawan yang
berbentuk bujur sangkar berukuran 45 m X 45 m merupakan pelestarian angka kramat
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17-8-1945.
gagasan "Makro" Bung Karno
Monumen Nasional.
Ketika mencanangkan pembangunan monumen Nasional, Bung Karno tidak hanya terpancang pada
satu Monas yang menjulang. Namun kompleksitas dengan kawasan Gambir sebagai open space dan paru-paru kota Jakarta. Monas yang tidak hanya sendirian di tengah tanah lapang, namun didukung
oleh Mesjid Istiqlal, Kathedral, Tugu Pak Tani dll,
Info tentang Sejarah Tugu Monas (Monumen Nasional) Jakarta yang dibuat khusus untuk sahabat forum kami tercinta. Monas atau Monumen Nasional merupakan icon kota Jakarta. Terletak di pusat kota
Jakarta, menjadi tempat wisata dan pusat pendidikan yang menarik bagi warga Jakarta dan
sekitarnya. Monas didirikan pada tahun 1959 dan diresmikan dua tahun kemudian pada
tahun 1961.
Monas mulai dibangun pada bulan Agustus 1959. Keseluruhan bangunan Monas dirancang
oleh para arsitek Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir. Rooseno. Pada
tanggal 17 Agustus 1961, Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno. Dan mulai dibuka
untuk umum sejak tanggal 12 Juli 1975.
Sedangkan wilayah taman hutan kota di sekitar Monas dahulu dikenal dengan nama
Lapangan Gambir. Kemudian sempat berubah nama beberapa kali menjadi Lapangan
Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas dan kemudian menjadi Taman Monas.
1. Ukuran dan Isi Monas
Monas dibangun setinggi 132 meter dan berbentuk lingga yoni. Seluruh bangunan ini dilapisi
oleh marmer.
2. Lidah Api
Di bagian puncak terdapat cawan yang di atasnya terdapat lidah api dari perunggu yang
tingginya 17 meter dan diameter 6 meter dengan berat 14,5 ton. Lidah api ini dilapisi emas
seberat 45 kg. Lidah api Monas terdiri atas 77 bagian yang disatukan.