Memahami dan menjelaskan monitoring program imunisasi di tingkat
Puskesmas1. Monitoring (Depkes, 2009)a. Monitoring dilakukan dengan
cara supervise suportif menggunakan cek list dan pelaporan
pemakaian vaksin.
b. Pencatatan vaksin yang harus ada di Provinsi, Kabupaten/Kpta
dan Puskermas adalah:
1) Buku Stok Vaksin digunakan untuk mencatat jenis, jumlah, omor
batch, masa kadaluarsa vaksin, keluar masuk vaksin, dan kondisi
indicator paparan suhu.
2) Batch card (kartu Stelling) digunakan untuk mencatat stok
vaksin sesuai jenis dan nomor batch.
c. Pelaporan pemakaian vaksin secara berjenjang dikirim bersama
dengan laporan cakupan.2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pendistribusian vaksin (Depkes, 2009):a. Pendistribusian vaksin
harus memperhatikan kondisi VVM, tanggal kadaluarsa (FEFO) dan
urutan masuk vaksin (FIFO).
b. Septiap distribusian vaksin mengguakan cold box yang berisi
kotak dingin cair (cool pack) untuk vaksin TT, DT, Hepatitis B PID
dan DTP/HB, seta kotak beku (coolpack) untuk vaksin BCG, Campak dan
Polio.
c. Apabila pendistribusian vaksin dalam jumlah kecil, dimana
vaksin sensitive beku dicampur dengan sensitive panas maka
digunakan cold box yang berisi kotak dingin cair (cool pack).
d. Pengepakan vaksin sensitive beku harus dilengkapi dengan
indicator pembekuan.
3. Alat Pemantau Suhu Vaksin
Suatu alat berfungsi untuk memantau keadaan sera kondisi vaksin
selama penyimpanan maupun pengiriman terhadap paparan suhu (panas
atau dingin) sehingga vaksin dapat diketahui masih mempunyai
potensi yang baik atau tidak.
a. Indikator paparan suhu panas (Depkes, 2009)1) VVM (Vaccine
Vial Monitor)
Berbagai kondisi VVM serta tindakan penggunanya
2) VCCM (vaccine cold chain monitor)
b. Indikator paparan suhu dingin
Freeze-tag adalah indicator paparan suhu dingin. Apabila
terpapar pada suhu 0oC selama 60 menit, maka tanda () akan berubah
menjadi tanda (X). Freeze tag ditempatkan pada penyimpanan vaksin
yang peka terhadap pembekuan. Apabila pada freeze tag didapatkan
tanda (X), maka harus dilakukan shake test pada vaksin DT, TT,
Hepatitis B dan DPTHB/HB (Depkes, 2009).
4. Masa Simpan Vaksin (Depkes, 2009)Jenis VaksinSuhu
PenyimpananUmur Vaksin
-BCG+2oC s/d +8oC
-15oC s/d -25oC1 tahun
1 tahun
-DPT-H+2oC s/d +8oC2 tahun
-HEPATITIS B+2oC s/d +8oC26 bulan
-TT+2oC s/d +8oC2 tahun
-DT+2oC s/d +8oC2 tahun
-POLIO+2oC s/d +8oC
-15oC s/d -25oC6 bulan
2 tahun
-CAMPAK+2oC s/d +8oC
-15oC s/d -25oC2 tahun
2 tahun
-DPT-HB+2oC s/d +8oC2 tahun
-Pelarut BCGSuhu Kamar5 tahun
-Pelarut CampakSuhu Kamar5 tahun
5. Penanganan Saat Lampu Padam (Depkes, 2009)a. Jangan membuka
pintu lemari es/ freezer yang berisi vaksin
b. Periksa suhu pada thermometer, pastikan suhu lemari es
diantara +2oC s/d +8oC dan ssuhu freezer diantara -15oC s/d -25oCc.
Hidupkan generator bila ada
d. Apabila suhu freezer sudah mendekati -15oC masukkan kotak
dingin beku kedalam freezer yang berisi vaksin polio.e. Tindakan
ini hanya berlaku selama 2x24 jam
f. Selanjutnya setelah 2x24 jam selamatkan vaksin dengan
mengirim ke Kabupaten/Kota terdekat (untuk vaksin di tingkat
provinsi), ke puskermas terdekat (untuk tingkat kab/kota) yang
membutuhkan/ dapat menampung.
g. Carilah informasi berapa lama aliran listrik kembali
normal.
Pemakaian vaksin harus memperhatikan kondisi VVM dan
kadaluarsa.
Vaksin yang sudah dipakai di pelayanan statis atau di dalam
gedung (RS, Puskermas, BKIA, Praktek swasta) dapat digunakan
kembali dengan ketentuan sebagai berikut (Depkes, 2009):
a. Vaksin tidak melewati masa kadaluarsa
b. Vaksin tetap disimpan pada suhu +2oC s/d +8oC
c. Sterilitas vaksin dapat terjamin
d. Vial vaksin tidak pernah terendam dalam air
e. VVM masih menunjukkan ondisi A atau B
f. Jangka waktu maksimal pemakaian vaksin yang sudah dibuka
VAKSINMASA PEMAKAIAN
POLIO2 Minggu
TT4 Minggu
DT4 Minggu
DPT-HB4 Minggu
BCG3 Jam
Campak6 Jam
Jika masih ada sisa vaksin dari komponen lapangan (posyandu,
sekolah) maka (Depkes, 2009):a. Yang belum dibuka harus segera
dipakai pada pelayanan berikutnya
b. Yang sudah dibuka harus dibuang
Referensi:
Departemen Kesehatan. 2009. Pedoman Pengelolaan Vaksin. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
Semuanya dari Depkes, 2009 semua