SLOPE MONITORING Kuliah Geoteknik ke 13 10/12/2012 1
SLOPE MONITORING
Kuliah Geoteknik ke 13 10/12/2012 1
LONGSOR DI LOKASI TAMBANG
10/12/2012 2
10/12/2012 3
STATISTIK KECELAKAAN KARENA LONGSOR
THEESE SHOULD BE KEPT IN MIND
• SLOPE FAILURES DO NOT OCCUR SPONTANEOUSLY
• MOST SLOPE FAILURES TEND TOWARD EQUILIBRIUM
• A SLOPE FAILURE DOES NOT OCCUR WITHOUT WARNING
10/12/2012 4
10/12/2012 5
Stress distribution
SEBELUM
PENAMBANGAN
SESUDAH
PENAMBANGAN
Apa yang harus dilakukan ?
MONITORING
10/12/2012 6
LATAR BELAKANG
• MATERIALS (SOIL, ROCK,WATER) ARE COMPLEX
• PERILAKUNYA SULIT UNTUK DIPREDIKSI
• MODEL ANALITIK YANG DIGUNAKAN UNTUK MENILAI PERFORMANNYA IDEALIS DAN DISEDERHANAKAN
• LERENG LONGSOR IMPLIKASINYA PADA MANUSIA,HARTA BENDA, PRODUKSI,REPUTASI
10/12/2012 7
10/12/2012 8
DISCONTINUITIES WATER MATERIAL
Bedding
Plane
Joint
Fault
Ground
water
Surface Water
Soil
Rock
SLOPE
FAILURE
FORCE
MINING
METHOD Internal
force
External force
Geometry
Excavation
Method
Rock
Type
Properties
Dynamic
Load
Seismic
Insitu Stress
Drainage
Rain
Fall
Water Level
Height, dip,
direction
Blasting
Shovel &
truck
Static load
FACTORS AFFECTING SLOPE FAILURE
TUJUAN
• Menjaga/mempertahankan operasi yang aman untuk melindungi manusia dan peralatan
• Memberikan peringatan awal ketidakstabilan, sehingga memungkinkan adanya modifikasi rencana penggalian untuk meminimalkan efek dari ketidakstabilan.
• Memberikan informasi geoteknik dalam menganalisa : mekanisme longosoran lereng, merancang bentuk tindakan yang akan digunakan, merancang kembali lereng.
10/12/2012 9
PARAMETER KESTABILAN Parameter kestabilan Kenampakan yang dipantau
Perpindahan 1. Perpindahan permukaan lereng
2. Perpindahan crest lereng
3. Perpindahan massa dibelakang
lereng
Perubahan muka air dan tekanan 1. Perubahan pada muka air tanah
2. Variasi tekanan pori pada zone
tertentu
Aktivitas mikroseimik dan akustik 1. Perubahan besarnya frekuensi
Perubahan tegangan atau beban pada
massa batuan
Variasi tegangan pada tempat-tempat
tertentu
Variasi beban pada sistem penyangga 10/12/2012 10
CARA MONITORING
• OBSERVASI
observasi visual sederhana, rekaman foto, dan pemetaan (survey).
• INSTRUMENTASI
penerapan peralatan mekanik dan elektronik seperti ekstensometer, inclinometer, alat ukur regangan, alat ukur rekahan, alat tinggi muka air dan tekanan air
10/12/2012 11
PEMETAAN • Menggunakan pemetaan optis atau
elektronik.
• Cara yang diterapkan adalah dengan memetakan jaringan target titik pada lereng , target ukur dapat berupa patok kayu atau besi yang kadang dilengkapi prisma survei.
• Patok-patok tersebut ditancapkan ke dalam massa batuan atau tanah.
• Lokasi target harus berada pada tempat yang pergerakannya dapat dipantau dan titik kontrol tetap yang berfungsi sebagai acuan harus berada pada tempat yang stabil dan berada dalam cakupan area yang dapat dipantau
10/12/2012 12
Teknik instrumentasi
10/12/2012 13
- Indikator pergerakan (movement indicator) - Convergence meters - Strain meters - Joint meters - Extensometers
- fixed borehole extensometers - portable wire line extensometer
- inclinometers - fixed borehole inclinometers - portable borehole inclinometers
- deflectometers - extensometers-inclinometers - extensometer-deflectometers
- piezometer
10/12/2012 14
JOINT / CRACK METER
10/12/2012 15
CRACK
MOVEMENT
10/12/2012 16
CRACKING
MONITORING DENGAN RADAR
10/12/2012 17
ANALISIS DATA PEMANTAUAN
10/12/2012 18
Perpindahan
• Pengeplotan Perpindahan versus waktu dapat digunakan untuk menentukan jika pergerakan regresive atau progressive. (Zavodni, 2001).
• Bergantung pada jenis ketidakstabilan, kecepatan perpindahan dan kecenderungannya dapat digunakan terkait dengan mekasnisme ketidakstabilan
Prosedur prediksi dan model longsor
KARAKTERITISTIK PERPINDAHAN TERHADAP FUNGSI WAKTU
• REGRESSIVE SYSTEM • PROGRESSIVE
SYSTEM • TRANSITIONAL
SYSTEM • STICK-SLIP
10/12/2012 21
Type I
Type II
Type III
Type IV
Onset of failure
Metode analisis
• Metode kecepatan
• Metode strain criteria
• Metode inverse velocity
Nilai batas kecepatan perpindahan
Penilaian kinerja kestabilan lereng tambang tebruka secara tradisional didasarkan pada pertimbangan kecepatan pergerakan permukaan.
Kegiatan pada tambang memantau perpindahan dan menghitung kecepatan perpindahan untuk mengevaluasi kestabilan lereng.
Metode kecepatan regangan
Monitoring
10/12/2012 24 back
Strain criteria method
• Pendekatan kriteria regangan digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja kestabilan dari lereng tambang. Pendekatan kriteria regangan didasarkan pada korelasi nilai regangan aktual dari data pemantauan prisma untuk melihat kinerja kestbailan lereng.
• Nilai regangan prediksi dari model tegangan – deformasi dapat dibandingkan untuk menentukan menilai kinerja kestabilan lereng yang diinginkan
• Dengan pendekatan ini regangan lereng (e) didefinisikan sebagai berikut:
Dimana Dx adalah deformasi maksimum lereng , H tinggi total lereng dan regangan dinyatakan dengn nilai percent
Empirical strain criteria
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
20
-Ju
l-1
02
0-J
ul-
10
21
-Ju
l-1
02
1-J
ul-
10
22
-Ju
l-1
02
2-J
ul-
10
23
-Ju
l-1
02
4-J
ul-
10
24
-Ju
l-1
02
5-J
ul-
10
25
-Ju
l-1
02
5-J
ul-
10
26
-Ju
l-1
02
8-J
ul-
10
28
-Ju
l-1
02
8-J
ul-
10
29
-Ju
l-1
02
9-J
ul-
10
30
-Ju
l-1
03
0-J
ul-
10
31
-Ju
l-1
01
-Au
g-1
02
-Au
g-1
02
-Au
g-1
03
-Au
g-1
03
-Au
g-1
04
-Au
g-1
05
-Au
g-1
06
-Au
g-1
06
-Au
g-1
07
-Au
g-1
07
-Au
g-1
08
-Au
g-1
08
-Au
g-1
09
-Au
g-1
09
-Au
g-1
0
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
mil
imet
er Contoh
Inverse velocity method
• Metode ini ini pada awalnya dikembangkan oleh Teruki Fukzone dari National Research Institue for earth science Disaster Prevention dari Jepang pada tahun 1985.
• Prediksi waktu terjadinya longsor dibuat dengan pemikiran bahwa menjelang terjadinya longsor akan terjadi peningkatan kecepatan pergerakan lereng dan kemudian menghitung nilai kebalikan dari kecepatan tersebut sehingga diperoleh suatu nilai kebalikan (inverse) dari kecepatan tersebut yang akan semakin mendekati nol.
• Dengan melihat menurunnya nilai kebalikan tersebut maka menunjukkan bahwa suatu saat akan berhenti mendekati nol yang berarti menunjukkan bahwa kecepatan gerak semakin besar yang pada akhirnya longsor berarti nilai kebalikan adalah nol.
• Jika grafik hubungan antara nilai kebalikan kecepatan ini di plotkan versur dengan waktu maka pada saat nilai menyentuh sumbu horizontal yang menyatakan waktu berarti menunjukkan waktu terjadinya longsor.
Cara menentukan waktu longsor
• Membuat grafik hubungan perpindahan versus waktu
• Hitung nilai inverse kecepatan (1 / kecepatan) dari masing-masing kecepatan
• Plotkan nilai inverse kecepatan terhadap waktu
lanjutan
Untuk memprediksi waktu terjadinya longsor maka tarik garis dari grafik inverse / reciprocal kecepatan terhadap waktu sampai menyentuh sumbu waktu
PERINGATAN DINI
10/12/2012 34