Top Banner
5/19/2018 MODUL3-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/modul3-56181281ef194 1/12  LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH POLYGON KELOMPOK Samuel Budhi Setyanto 1206217950 Gerald Michael 1206255596 Randy Dharmawan 1206247650 Tanggal Praktikum : 19 Mei 2014 Asisten Praktikum : Derrie Nabilaputra  Nilai : Paraf Asisten : LABORATORIUM SURVEI DAN PEMETAAN DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014
12

MODUL3

Oct 09, 2015

Download

Documents

iut dts ui
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

    POLYGON

    KELOMPOK

    Samuel Budhi Setyanto 1206217950

    Gerald Michael 1206255596

    Randy Dharmawan 1206247650

    Tanggal Praktikum : 19 Mei 2014

    Asisten Praktikum : Derrie Nabilaputra

    Nilai :

    Paraf Asisten :

    LABORATORIUM SURVEI DAN PEMETAAN

    DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK

    2014

  • A. TUJUAN

    Praktikan dapat menerapkan penggunaan alat theodolit dalam pembuatan

    kerangka dasar pemetaan.

    B. PERALATAN

    1. Digital Theodolit 1 buah

    2. Unting-unting 1 buah

    3. Jalon 2 buah

    4. Payung 1 buah

    5. Meteran 1 buah

    6. Patok 7 buah

    7. Statif 1 buah

    C. TEORI

    Polygon merupakan serangkaian garis lurus khayal yang menghibungkan titik-

    titik di permukaan bumi. Setiap titik dalam rangkaian tersebut akan menjadi acuan bagi

    penentuan koordinat titik-titik di sekitarnya. Pengukuran polygon bisa digunakan untuk

    menentukan kerangka dasar mendatar pengukuran situasi.

    Pada pengukuran situasi, theodolit diletakkan pada titik polygon. Jika tidak

    terdapat titik diantara titik polygon sebagai titik acuan, maka harus dilakukan

    pengikatan ke belakang (dari titik pertama polygon ke titik acuan).

    Pengukuran polygon mengikuti pengukuran sudut mendatar dan jarak mendatar

    antar-titik polygon. Dari selisih antara dua sudut mendatar pada satu titik, diperoleh

    sudut dalam polygon pada titik tersebut.

    Ada dua cara pengukuran polygon, yaitu (1) cara polygon tertutup (satu titik

    acuan) dan (2) cara polygon terbuka (dua titik acuan).

    Cara pengukuran polygon merupakan cara yang umum dilakukan untuk

    pengadaan kerangka dasar pemetaan pada daerah yang tidak terlalu luas, sekitar (20 km

    x 20 km). Berbagai bentuk polygon mudah dibentuk untuk menyesuaikan dengan

    berbagai bentuk medan pemetaan dan keberadaan titik-titik rujukan maupun

    pemeriksaan.

    Tingkat ketelitian, sistem koordinat yang diinginkan dan keadaan medan

    lapangan pengukuran merupakan faktor-faktor yang menentukan dalam menyusun

    ketentuan polygon kerangka dasar. Tingkat ketelitian umum dikaitkan dengan jenis dan

  • atau tahapan pekerjaan yang sedang dilakukan. Sistem koordinat dikaitkan dengan

    keperluan pengukuran pengikatan. Medan lapangan pengukuran menentukan bentuk

    konstruksi pilar atau patok sebagai penanda titik di lapangan dan juga berkaitan dengan

    jarak selang penempatan titik.

    Adapun rumus internal angles secara teori adalah :

    ( ) = (2 4) 90

    Dari data sudut dalam atau biasa disebut left hand angle , praktikan dapat

    menggunakan hubungan berikut ini untuk mendapatkan next forward bearing dan

    forward bearing.

    + . . =

    = 180

    Dalam perhitungan adjustments dari error yang didapatkan dari perhitungan,

    maka rumus nya adalah:

    =

    =

    D. PROSEDUR

    1. Mensketsakan titik-titik polygon pada kertas.

    2. Menentukan titik-titik polygon pada lapangan dengan patok.

    3. Memasang theodolit pada titik A dan melakukan pengukuran tinggi theodolit.

    4. Melakukan pembacaan benang atas, benang tengah, dan benang bawah untuk titik B

    dan F serta tak lupa melakukan pembacaan sudut.

    5. Mengukur jarak horisontal lapangan AB dan AF.

    6. Melakukan langkah 3,4, dan 5 dengan titik B sebagai tempat theodolit, melakukan

    pembacaan untuk titik A dan C, dan mengukur jarak horisontal BC.

    7. Mengulangi langkah 6 untuk titik berikutnya hingga theodolit dipasang di titik F.

  • E. PERHITUNGAN

    1. Data Percobaan

    Titik

    Theodolit

    Tinggi

    Alat (cm)

    Titik

    Pembacaan BA BT BB

    Sudut

    Vertikal Sudut Dalam

    Jarak Taping

    (cm)

    A 127.3 F 103.8 100.8 97.8 90o

    169o 5720 602

    B 135.0 132.2 129.3 90o 575

    B 128.0 A 118.5 115.8 113.0 90o

    99o 2540 575

    C 136.8 133.6 130.6 90o 646

    C 129.0 B 120.4 117.2 114.0 90o

    122o 115 646

    D 123.6 120.5 117.3 90o 688

    D 124.6 C 130.9 127.9 124.7 90o

    126o 40 688

    E 127.7 123.8 119.8 90o 790

    E 123.8 D 123.9 120.0 116.1 90o

    104o 3310 790

    F 89.3 85.5 81.8 90o 780

    F 125.3 E 161.4 157.6 153.7 90o

    99o 1130 780

    A 146.0 143.0 140.0 90o 602

    2. Pengelolaan Data

    1. Koreksi Sudut

    Sudut dalam praktik = 721o1255

    Sudut dalam seharusnya = (2N-4) x 90o

    = 720o

    Faktor koreksi = (721o1255 - 720o) / 6

    = 0o129.17

    2. Sudut setelah dikoreksi

    Titik

    Theodolit

    Titik

    Pembacaan Sudut Dalam

    A F

    169o 4510.83 B

    B A

    99o 1330.83 C

    C B 121o 495.83

  • D

    D C

    125o 5150.83 E

    E D

    104o 210.83 F

    F E

    98o 5920.83 A

    Jumlah 720o

    3. Jarak Horisontal

    Titik Theodolit Titik

    Pembacaan BA BB

    Jarak Horsontal

    Optis (cm)

    Jarak Horisontal

    Lapangan (cm)

    A F 103.8 97.8 600 602

    B 135.0 129.3 570 575

    B A 118.5 113.0 550 575

    C 136.8 130.6 620 646

    C B 120.4 114.0 640 646

    D 123.6 117.3 630 688

    D C 130.9 124.7 620 688

    E 127.7 119.8 790 790

    E D 123.9 116.1 780 790

    F 89.3 81.8 750 780

    F E 161.4 153.7 770 780

    A 146.0 140.0 600 602

    Garis Jarak Horisontal rata-rata (cm)

    AB 560

    BC 630

    CD 625

    DE 785

    EF 760

  • FA 600

    Line Back Bearing Whole Cricle

    Bearing (o)

    Horizontal Distance

    (cm) Station Adjusted Left Hand Angle (o)

    Line Forward Bearing

    A 169 45 10.83

    AB 00 00 00 00 00 00 560

    BA 180 00 00

    B 99 13 30.83

    BC 279 13 30.83 279 13 30.83 630

    CB 99 13 30.83

    C 121 49 5.83

    CD 220 62 36.66 220 62 36.66 625

    DC 40 62 36.66

    D 125 51 50.83

    DE 166 54 27.49 166 54 27.49 785

    ED 346 54 27.49

    E 104 21 0.83

    EF 91 15 28.32 91 15 28.32 760

    FE 271 15 28.32

    F 98 59 20.83

    FA 10 14 49.15 10 14 49.15 600

    AF 190 14 49.15

    Whole Circle

    Bearing () (o)

    Horizontal Distance

    (D) (cm)

    Coordinate Differences

    Calculated (cm)

    E N

    00 00 00 560 0 560

    279 13 30.83 630 -621.851 100.999

    220 62 36.66 625 -410.395 -471.382

    166 54 27.49 785 177.819 -764.595

    91 15 28.32 760 759.817 -16.684

  • 10 14 49.15 600 106.735 590.430

    Total 3960 12.125 -1.232

    4. Adjusments

    Horizontal

    Distance (D) (cm)

    Coordinate

    Differences (E) (cm) Adjustments (cm) Adjusted (cm)

    560 0 -1.715 -1.715

    630 -621.851 -1.929 -623.78

    625 -410.395 -1.914 -412.309

    785 177.819 -2.403 175.416

    760 759.817 -2.327 757.49

    600 106.735 -1.837 104.898

    = 3960 12.125 -12.125 0

    Horizontal

    Distance (D) (cm)

    Coordinate

    Differences (N) (cm) Adjustments (cm) Adjusted (cm)

    560 560 0.174 560.174

    630 100.999 0.197 101.196

    625 -471.382 0.194 -471.188

    785 -764.595 0.244 -764.351

    A (0,0)

    B (-1.715,560.174)

    C (-625.495,661.37)

    D (-1037.8,190.182)

    E (-862.388,-574.169) F (-104.898,-590.617)

  • 760 -16.684 0.236 -16.448

    600 590.430 0.187 590.617

    = 3960 -1.232 1.232 0

    5. Pemetaan

    Coordinate Differences (cm) Coordinated (cm)

    Station Calculated Adjustments Adjusted

    E N E N E N E N

    0 560 -1.715 0.174 -1.715 560.174 -1.715 560.174 B

    -621.851 100.999 -1.929 0.197 -623.78 101.196 -625.495 661.37 C

    -410.395 -471.382 -1.914 0.194 -412.309 -471.188 -1037.8 190.182 D

    177.819 -764.595 -2.403 0.244 175.416 -764.351 -862.388 -574.169 E

    759.817 -16.684 -2.327 0.236 757.49 -16.448 -104.898 -590.617 F

    106.735 590.430 -1.837 0.187 104.898 590.617 0 0 A

    6. Kesalahan Relatif Jarak Horisontal

    Jarak Horsontal

    Optis (cm)

    Jarak Horisontal

    Lapangan (cm)

    Kesalahan

    Relatif (%)

    600 602 0.33223

    570 575 0.86957

    550 575 4.34783

    620 646 4.02477

    (0,0)

    (-1.715,560.174)

    (-625.495,661.37)

    (-1037.8,190.182)

    (-862.388,-574.169) (-104.898,-590.617)

  • 640 646 0.92879

    630 688 8.43023

    620 688 9.88372

    790 790 0

    780 790 1.26582

    750 780 3.84615

    770 780 1.28205

    600 602 0.33223

    Rata-rata 2.96195

    F. ANALISIS

    1. Analisis Percobaan

    Pada praktikum ini, mula-mula praktikan melakukan penentuan titik-titik

    yang akan dipraktikkan pada sketsa. Kemudian, praktikan menancapkan patok-

    patok pada lapangan sesuai dengan titik-titik yang disketsakan. Setelah enam titik

    tersebut ditandai dengan patok, praktikan memilih salah satu titik menjadi titik A

    atau titik awal. Kemudian, praktikan menyiapkan peralatan seperti tripod dan

    theodolit, lalu theodolit dipasangkan di atas kepala tripod. Setelah theodolit

    terpasang, theodolit diletakkan di atas titik A. Setelah memastikan theodolit tepat

    berada di atas titik dan telah tepat horisontal dengan melihat gelembung nivo dan

    waterpass, praktikan dapat memulai praktikum ini.

    Praktikum dimulai dengan melakukan pembacaan batas atas, tengah, dan

    bawah pada titik tembak B dan F. Setelah data tersebut dicatat, praktikan melihat

    pembacaan sudut yang terdapat pada theodolit dan memasukkannya sebagai data

    sudut dalam pada titik A. Kemudian, praktikan melakukan pengukuran lapangan

    dengan menggunakan meteran untuk jarak AB dan AF.

    Selanjutnya, praktikan melakukan pemindahan theodolit ke titik lainnya,

    dimulai dari titik B. Setelah theodolit dipastikan kembali tepat di atas titik dan

    telah tepat horisontal, kemudian praktikan melakukan pembacaan kembali untuk

    batas atas, tengah, dan bawah dari titik C dan A. Kemudian tak lupa praktikan

    juga melakukan pembacaan terhadap sudut dalam B. Lalu, praktikan melakukan

    pengukuran jarak horisontal BC. Praktikan terus melakukan pembacaan batas,

    sudut, dan jarak dengan posisi theodolit terus berpindah ke titik C, D, E, dan

  • terakhir F. Setelah semua dilakukan, praktikan melakukan pengolahan data dari

    data yang telah didapatkan.

    2. Analisis Hasil

    Dari praktikum ini, praktikan mendapatkan data batas bawah, batas

    tengah, batas atas dan tinggi alat. Selain itu, pada praktikum ini praktikan juga

    mendapatkan data sudut dalam dari tiap titik pada poligon. Pertama, praktikan

    melakukan pengolahan data sudut dalam pada tiap titik di poligon. Sudut-sudut

    dalam tersebut dijumlah dan diketahui jumlahnya tidak sesuai dengan teori, yaitu

    (2N-4)*90o, dengan N sama dengan enam, maka seharusnya jumlah sudut dalam

    sebesar 720o. Dari selisih sudut dari lapangan dan teori, lalu dilakukan koreksi

    sudut dengan membagi selisihnya dengan nilai N. Didapatkan faktor koreksi

    sudut sebesar 0o129.17.

    Setelah sudut dalam dari masing-masing titik poligon dikoreksi, praktikan

    melakukan penghitungan jarak horisontal dari data lapangan. Data tersebut bisa

    didapatkan dari selisih batas atas dan batas bawah. Data jarak horisontal lapangan

    tersebut dimasukkan ke dalam tabel untuk perhitungan error dan adjusments

    jarak horisontal. Dari data sudut dalam yang ada, praktikan menghitung nilai

    forward bearing dan back bearing. Dari hasil perhitungan tersebut, forward

    bearing yang juga sebagai whole circle bearing, kemudian praktikan mengalikan

    jarak horisontal dari lapangan dengan sudut whole circle bearing untuk

    mendapatkan perbedaan koordinat hitung arah timur dan arah utara. Dari

    perhitungan perbedaan koordinat, maka diketahui bahwa error East dan error

    North adalah seperti tabel di bawah ini.

    Whole Circle

    Bearing () (o)

    Horizontal Distance

    (D) (cm)

    Coordinate Differences

    Calculated (cm)

    E N

    00 00 00 560 0 560

    279 13 30.83 630 -621.851 100.999

    220 62 36.66 625 -410.395 -471.382

    166 54 27.49 785 177.819 -764.595

    91 15 28.32 760 759.817 -16.684

  • 10 14 49.15 600 106.735 590.430

    Total 3960 12.125 -1.232

    Dari data perbedaan koordinat yang didapatkan, kemudian praktikan

    memulai perhitungan adjustments untuk setiap station. Adjustments didaptkan

    dengan rumus yang tertera pada bagian teori. Dengan mengalikan jumlah error

    dan jarak horisontal lalu membaginya dengan total jarak horisontal, maka

    praktikan bisa mendapatkan penyesuaian jarak horisontal untuk setiap garis.

    Setelah melakukan penyesuaian dengan menambahkan hasil perhitungan

    penyesuaian dengan jarak lapangan aslinya, maka bisa didapatkan data

    perhitungan yang telah disesuaikan. Adapun nilai total dari penyelesain ini harus

    kembali ke titik kootdinat awal.

    Coordinate Differences (cm) Coordinated (cm)

    Station Calculated Adjustments Adjusted

    E N E N E N E N

    0 560 -1.715 0.174 -1.715 560.174 0 0 A

    -1.715 560.174 B

    -621.851 100.999 -1.929 0.197 -623.78 101.196 -625.495 661.37 C

    -410.395 -471.382 -1.914 0.194 -412.309 -471.188 -1037.8 190.182 D

    177.819 -764.595 -2.403 0.244 175.416 -764.351 -862.388 -574.169 E

    759.817 -16.684 -2.327 0.236 757.49 -16.448 -104.898 -590.617 F

    106.735 590.430 -1.837 0.187 104.898 590.617 0 0 A

    3. Analisis Kesalahan

    Dari praktikum tersebut, didapatkan bahwa kesalahan relatif rata-rata dari

    jarak horisntal lapangan dan optis adalah sebesar 2.69%. Adapun kesalahan-

    kesalahan tersebut antara lain terjadi karena:

    1. Kesalahan instrumental, yang diakibatkan oleh kurang tepat

    horisontalnya theodolit yang digunakan untuk melakukan pembacaan

    dan kurang tepatnya theodolit berada di atas titik atau patok yang

    berada di lapangan.

  • 2. Kesalahan pengamat, yang diakibatkan oleh kesalahan yang dilakukan

    oleh pengamat dalam membaca batas atas, batas tengah, dan batas atas

    melalui lensa pada rambu ukur pada titik yang diukur.

    3. Kesalahan pemegang rambu, yang diakibatkan kurang tepat

    vertikalnya rambu ukur yang dipegangnya, terjadi gerakan seperti

    goyangan yang disebabkan oleh pemegang rambu dan posisi rambu

    yang kurang tepat pada titik yang diamati.

    4. Kesalahan lingkungan, yang diakibatkan oleh adanya pembiasan

    cahaya, angin, kelembaban udara yang meningkat karena cuaca

    sedang akan hujan, dll.

    G. KESIMPULAN

    Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan bahwa :

    1. Total sudut dalam polygon yang didapatkan dari pengukuran

    lapangan adalah sebesar 721o1255 dengan faktor koreksi sebesar

    0o129.17.

    2. Total E dan N yang didapatkan melalui praktikum adalah sebesar

    12.125 cm dan -1.232 cm.

    3. Kesalahan relatif rata-rata jarak horisontal optis dan lapangan adalah

    2.96%

    H. REFERENSI

    Laboratorium Survey dan Pemetaan. Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Depok:

    Fakultas Teknik Universitas Indonesia