Top Banner
B A B I 1
75

MODUL Semester 1 Revisi PLH

Aug 12, 2015

Download

Documents

sonicsquad
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MODUL Semester 1 Revisi PLH

B A B I

1

Page 2: MODUL Semester 1 Revisi PLH

P E N D A H U L U A N

1. Deskripsi Modul

Pendidikan Lingkungan Hidup memiliki fungsi yang sangat penting dalam

meningkatkan kepedulian dan kesadaran siswa terhadap lingkungan. Pendidikan

Lingkungan Hidup dilakukan tidak hanya di dalam kelas tetapi dapat dirancang di luar

kelas, lebih fleksibel dan terbuka sehingga diharapkan kegiatan pembelajaran dapat

berlangsung menyenangkan untuk mempelajari masalah lingkungan hidup secara

nyata.

Siswa dapat mempelajari masalah lingkungan hidup dengan cara

mengobservasi fakta-fakta yang terjadi di lingkungan rumah, sekolah, dan lingkungan

yang lebih luas, seperti mengamati kondisi lingkungan sungai, hutan, taman kota,

sebagainya. Siswa juga dapat mempelajari lingkungan industri, lingkungan perkotaan

yang padat kendaraan, pengaruh pencemaran pada air, tanah dan sebagainya.

Materi pokok yang dibahas dalam modul Pendidikan Lingkungan Hidup ini

meliputi:

Konsep Dasar Lingkungan Hidup

K3 (Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan)

P4LH (Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan dan Pengawasan)

Keterlibatan siswa dalam lingkungan yang nyata itu akan membelajarkan

dirinya tentang masalah-masalah lingkungan terjadi dalam kondisi yang kompleks.

Dalam pembelajaran PLH kegiatan siswa dapat lebih leluasa. Siswa dapat berimprovisasi

dalam menciptakan lingkungan. Kegiatan itu dapat berupa karya seni dan teknologi

yang berkaitan dengan keindahan, dapat berupa pemanfaatan limbah, dapat berbentuk

eksperimen mini, dapat berbentuk pembudidayaan. Dalam hal ini yang terpenting

terkait dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Dalam konteks itu siswa mampu

memberdayakan potensi dan menumbuhkan kreativitas yang dimilikinya serta siswa

diharapkan memiliki kepedulian terhadap masalah lingkungan yang dihadapinya

berdasarkan kondisi sumber daya lingkungan yang ada di lingkungan masing-masing.

2. Petunjuk Penggunaan Modul

2

Page 3: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Sebelum mempelajari modul berikut perhatikanlah dan ikutilah petunjuk-

petunjuk serta cara-cara mempelajarinya baik oleh siswa maupun oleh guru atau

fasilitator agar pembelajaran dapat berjalan sesuai prosedur yang ada pada

petunjuk penggunaan modul tersebut.

1. Penjelasan untuk siswa:

a. Pelajari secara berurutan dari kegiatan belajar 1, kegiatan belajar 2 sampai

kegiatan belajar 6.

b. Persiapkan alat tulis dan bahan praktek yang diperlukan sesuai sub

kompetensi yang diperlukan.

c. Kerjakan lembar tugas untuk siswa pada setiap kegiatan belajar.

d. Lakukan pengamatan sesuai petunjuk lembar tugas siswa.

e. Buatlah laporan dan pendokumentasian kegiatan praktek sesuai petunjuk

lembar tugas siswa.

f. Apabila ada hal yang kurang dimengerti tanyakan ke fasilitator atau guru.

2. Peran fasilitator:

a. Membantu siswa dalam merencanakan proses pembelajaran.

b. Membimbing siswa melalui tugas – tugas pelatihan yang dijelaskan dalam

tahapan belajar.

c. Membantu siswa memahami konsep-konsep dan praktek baru serta

menjawab pertanyaan siswa mengenai proses pembelajaran.

d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan

lain yang diperlukan untuk belajar.

e. Mengorganisasikan kegiatan belajar secara berkelompok.

f. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya.

g. Melaksanakan penilaian.

h. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap, pengetahuan, dan keterampilan

dari semua kompetensi yang perlu untu dibenahi dan merundingkan

rencana pembelajaran selanjutnya.

i. Mencatat pencapaian kemajuan siswa.

j. Mengadakan remedial bagi siswa yang belum kompeten.

3. Tujuan Pencapaian Akhir

3

Page 4: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Keberhasilan kegiatan pembelajaran Pendidikan Lingkuangan Hidup yang harus

dicapai adalah:

a. Siswa mempunyai pengalaman belajar konkrit dan langsung tentang masalah-

masalah yang terjadi di lingkungan sekitar.

b. Siswa dapat menyadari dan menghayati masalah-masalah yang berkaitan

dengan lingkungan hidup.

c. Siswa menjadi terbuka pikirannya terhadap masalah yang diharus dipecahkan

berkaitan dengan lingkungan hidup melalui praktek di lapangan.

d. Siswa peduli dan berperan aktif untuk memelihara dan melestarikan

lingkungan hidup.

e. Siswa dapat menikmati hasil belajar berupa pengetahuan, perubahan sikap,

keterampilan dan menikmati hasil secara ekonomis.

Kegiatan Belajar 1

4

SUDUT PANDANG TENTANG SAMPAH

Page 5: MODUL Semester 1 Revisi PLH

MEMAHAMI KONSEP DASARLINGKUNGAN

1.1. Lingkungan Hidup

Pengertian lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi

kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Pendidikan Lingkungan Hidup memiliki fungsi yang sangat penting dalam meningkatkan

kepedulian dan kesadaran siswa terhadap lingkungan.

1.2. Unsur – Unsur Lingkungan

1.2.1. Unsur Abiotik

Unsur abiotik adalah komponen tak hidup yang meliputi udara, air,

mineral, cahaya (sinar matahari), angin, kelembaban, suhu, keasaman (pH) dan

kadar garam (salinitas).

a. Udara

Udara di atmosfer kita tersusun atas Nitrogen (N2, 78 %), Oksigen (O2, 21 %),

Karbondioksida ( CO2, 0,03 % ), dan gas lainnya.

- Nitrogen

Nitrogen merupakan gas yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk

membentuk protein dan persenyawaan lainnya.

- Oksigen

Oksigen (O2) merupakan gas yang berguna dalam pernafasan. Makanan

(karbohidrat) yang ada di dalam sel mengalami oksidasi (pembakaran

dengan oksigen). Baik tumbuhan, manusia, hewan memerlukan oksigen

dari udara bebas untuk mendapatkan energi. Oksidasi tersebut sering

disebut sebagai pernafasan sel.

- Karbon dioksida (CO2)

Karbon dioksida sangat diperlukan tumbuhan dalam proses Fotosintesis.

Hasil fotosintesis adalah amilum dan oksigen yang sangat dibutuhkan

oleh manusia untuk sumber makanan dan pernafasan. Sumber-sumber

CO2,misalnya asap kendaraan, asap pabrik, asap pembakaran

sampah,asap dapur, dan lain-lain.

5

Page 6: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Contoh : Tumbuhan yang dapat menyerap CO2

b. Air

Sekitar 80% - 90% tubuh makhluk hidup tersusun atas air. Air sangat

berperan dalam menentukan keanekaragaman makhluk hidup. Aktivitas kita

sehari-hari banyak memerlukan air untuk minum, mandi, mencuci,

memasak, membersihkan rumah, menyiram tanaman, dll.

c. Mineral

Mineral yang diperlukan tumbuhan misalnya belerang (S), Fosfat (P), Kalium

(K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Natrium (Na), Khlor (Cl) dan

sebagainya.

d. Cahaya (Sinar Matahari)

Cahaya matahari digunakan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Tanpa

cahaya matahari tumbuhan tidak bisa hidup dan selanjutnya makhluk hidup

yang lain juga tidak akan memperoleh kehidupan. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa matahari merupakan sumber energi bagi makhluk hidup di

bumi.

e. Angin

Angin berperan membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan, menyebarkan

spora dan biji tumbuhan .

f. Kelembaban

Kelembaban memegang peranan penting dalam menjaga agar organisme

tidak cepat mengering karena penguapan. Beberapa mikroorganisme seperti

jamur dan bakteri tidak dapat hidup di tempat-tempat yang kering.

g. Suhu

6

Page 7: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Makhluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya pada kisaran suhu 0oC

– 40oC. Umumnya makhluk hidup tidak tahan terhadap suhu panas di atas

40oC, karena suhu demikian dapat mematikan. Namun beberapa macam

ganggang biru dapat tahan hidup sampai suhu 70oC. Indonesia yang terletak

di daerah khatulistiwa, memiliki suhu yang hangat sepanjang tahun, rata-

rata 27oC. Suhu ini sangat ideal bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.

Karenanya Indonesia memiliki keanekaragaman biota yang tinggi

dibandingkan dengan daerah lain.

h. Keasaman (pH)

Keasaman juga berpengaruh terhadap makhluk hidup. Biasanya makhluk

hidup memerlukan lingkungan yang memiliki pH netral . Makhluk hidup tidak

dapat hidup di lingkungan yang terlalu asam atau basa. Umumnya tanah di

Kalimantan bersifat asam sehingga sulit dijadikan areal pertanian. Jika tidak

diolah dan dinetralkan terlebih dahulu. Tanah berhumus seringkali bersifat

asam. Untuk menetralkan dapat diberi bubuk kapur. Tanah berkapur

seringkali bersifat basa. Untuk menetralkan dapat diberi bubuk belerang

i. Kadar Garam (Salinitas)

Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya

tumbuhan itu akan mati. Di daerah yang berkadar garam tinggi hanya hidup

tumbuhan tertentu, misalnya pohon bakau yang tahan terhadap lingkungan

berkadar garam tinggi.

7

Page 8: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Contoh Tanaman Mangrove yang tumbuh di daerah pantai

1.2.2. Unsur Biotik

Unsur biotik adalah makhluk hidup yang meliputi manusia, hewan dan

tumbuhan.

a. Organisasi Makhluk Hidup

Bila kita perhatikan makhluk hidup yang ada di sekitar kita baik hewan,

tumbuhan dan manusia yang ada di sekitar kita, secara alami tidak pernah

hidup sendiri-sendiri. Dalam ekosistem tumbuhan berperan sebagai

produsen, hewan berperan sebagai konsumen dan mikroorganisma/mikroba

berperan sebagai dekomposer/pengurai.

Tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup meliputi:

1. Individu

Individu merupakan organisme makhluk tunggal seperti: seekor kucing,

sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa dan seorang manusia.

8

Page 9: MODUL Semester 1 Revisi PLH

2. Populasi

Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah

dan waktu tertentu. Misalnya sekelompok semut, populasi pohon pisang

di kelurahan Kiara pada tahun 2007.

3. Komunitas

Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada

suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan saling

mempengaruhi satu sama lain. Contohnya komunitas kolam dan

komunitas sawah, komunitas guru, komunitas siswa.

4. Ekosistem

Ekosistem adalah Hubungan antara makhluk hidup baik manusia, hewan,

tumbuhan dengan lingkungan, misalnya ekosistem hutan, desa, kota, dll.

5. Biosfer

Adalah bumi dan segenap isinya.

1.3. Hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan serta kegiatan yang

mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan

Manusia dan lingkungan pada hakekatnya merupakan satu bangunan yang saling

menguatkan. Karena manusia amat tergantung pada lingkungan, sedang lingkungan juga

bergantung pada aktivitas manusia. Munculnya masalah lingkungan karena adanya

perubahan lingkungan, sehingga lingkungan itu tidak sesuai lagi untuk mendukung

kehidupan manusia dan mengganggu kesejahteraannya.

Lingkungan hidup kita kian tak nyaman saja, masalah banjir, masalah sampah,

pengelolaan lingkungan, pembalakan hutan secara liar, erosi dan sejumlah bencana

seolah tak mau pergi. Perlu perubahan revolusioner pada mental dan sikap warga

masyarakat kita yang dinilai telah rusak ini. Dari yang berorientasi keuntungan semata ke

orientasi pewarisan kekayaan alam dalam bentuk yang tetap utuh dan nyaman, kepada

generasi yang akan datang.

Tidak bersahabatnya alam akhir-akhir ini juga patut kita renungkan, Ada apa

sebenarnya dengan alam ini, Air hujan sudah tidak lagi menjadi berkah, sudah tidak bisa

menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan berbagai jenis buah-buahan, di kawasan

9

Page 10: MODUL Semester 1 Revisi PLH

pegunungan ia menjadi ancaman longsor dan banjir bandang. Sementara di kawasan

perkotaan ia menjadi ancaman banjir, dan ironisnya meskipun musim hujan air bersih

sulit untuk di dapat.

Ada yang menyebut sebagai gejala alam, alam sudah tidak bersahabat lagi,

padahal alam dilahirkan sudah demikian seimbang dan sudah menjadi hukum alam kalau

air akan mengalir menuju ke dataran yang lebih rendah, jika di daerah hulu tanaman

ditebangin, hutan digunduli, disulap menjadi perumahan mewah, villa-villa megah,

daerah objek wisata yang membangun bungallow, gedung pertemuan, serta sarana

prasarana yang membabat lahan hijau, tanpa ada konservasi (perlindungan dan

pelestarian) alam yang seimbang sehingga daerah resapan airpun menjadi berkurang

bahkan hilang. Kemudian di daerah hilir sungai-sungai dijadikan tempat pembuangan

sampah, limbah rumah tangga, limbah pabrik yang mengandung B3(Berbau, beracun dan

berbahaya), yang mengakibatkan pendangkalan sungai, bahkan bantaran sungaipun

tidak luput dijadikan rumah tempat tinggal sehingga ketika datang musim penghujan

sungaipun tidak mampu lagi menampung air dari hulu yang mengalir dengan derasnya

karena sudah hilangnya daerah penahan resapan air sehingga akhirnya air akan meluap

ke pemukiman-pemukiman penduduk dan terjadilah bencana banjir yang meluluh

lantakkan sendi-sendi kehidupan dan perekonomian

Lingkungan sepertinya sudah tidak ramah lagi kepada manusia apakah itu musim

kemarau ataupun musim hujan. Di musim kemarau air menjadi barang yang sangat

langka, sungaipun kering kerontang, dan tanah sudah tidak lagi menyisakan cadangan

air, hutan bukan lagi tempat yang nyaman untuk dijadikan tempat berteduh, karena

pembakaran hutan yang semena-mena dilakukan oleh orang yang ingin dengan

mudahnya membuka lahan terbuka secara murah sehingga dengan ganasnya api

membakar jutaan hektar hutan yang notabene sebagai areal penyimpan cadangan air

dan daerah peresapan air.

Penjelasan di atas merupakan gambaran bahwa yang salah bukannya alam,

tetapi ulah manusia itu sendiri yang tidak bertanggung jawab, yang penting saya bisa

hidup enak, sebagai contoh orang membangun rumah atau villa seenaknya saja tanpa

pernah berfikir dampak dari perilaku dan pola tindaknya yang sudah merusak ekosistem

dan akan melahirkan bencana besar serta merugikan orang lain. Orang tersebut sudah

djolim dan aniaya terhadap dirinya sendiri juga orang lain.

10

Page 11: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Berdasarkan gambaran di atas bahwa betapa pentingnya kita perduli dan ikut

memelihara keseimbangan lingkungan, karena kalau lingkungan kita rusak maka

populasi yang hidup dalam lingkungan rusak tersebut akan menuai bencana. Oleh karena

itu dengan diberikannya materi Pendidikan Lingkungan Hidup di sekolah diharapkan

akan memberikan kesadaran siswa untuk perduli dan cinta terhadap lingkungan.

Lingkungan yang dimaksud dimulai dari diri sendiri, lingkungan sekolah, lingkungan

rumah, lingkungan kota Bandung dan lingkungan terbesar adalah dunia.

Diawali dengan menyenangi dan menyayangi lingkungan diharapkan kita mampu

menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, asri, dengan menerapkan konsep P4LH

(Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan dan Pengawasan Lingkungan Hidup). Proses

pembibitan dan penanaman mungkin bisa dilaksanakan dengan mudah, tapi yang paling

penting adalah bagaimana kita mampu memelihara dan mengawasi sehingga pohon

yang kita tanam bisa hidup dan tumbuh berkembang. Dengan tumbuhnya pohon-pohon

yang memiliki zat hijau daun baik tanaman hias, tanaman sayuran, tanaman berakar kuat

atau tanaman pelindung, tanaman obat,dan lain-lain sehingga lingkungan yang hijau,

asri dapat menghasilkan oksigen yang segar dan dapat memberikan udara yang bersih

bebas polusi.

Tanaman hias yang kita tanam baik yang berbunga atau tidak berbunga dapat

memperindah dan mempercantik serta memberikan kesegaran lingkungan kita.

Tanaman sayuran yang kita tanam dapat kita konsumsi sebagai sumber makanan sehat

bahkan kalau dalam jumlah yang banyak dapat kita jadikan sebagai komoditi yang bisa

dijual sebagai sumber penghasilan. Pohon pelindung atau tanaman yang berakar kuat

seperti yang ada di hutan-hutan, di depan rumah, di pinggir jalan dapat dijadikan sebagai

pohon pelindung yang dapat menyerap dan menyimpan air ketika terjadi turun hujan.

Sehingga bencana banjir dan longsor ketika musim hujan tidak akan terjadi dan pada

musim kemarau tidak akan terjadi kekeringan karena sumber air yang disimpan oleh

akar pohon dapat dijadikan sebagai sumber persediaan air.

Lingkungan alam yang terjadi sekarang berhubungan erat dengan kegiatan

manusia dan perkembangan kebudayaan manusia yang memiliki kemampuan untuk

beradaftasi dengan lingkungan dibandingkan dengan makhluk hidup lain. Bahkan akal

budi manusia mampu memanfaatkan/ mengeksploitasi alam lingkungan untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini ditunjang oleh perkembangan teknologi dan ilmu

pengetahuan yang begitu pesat.

11

Page 12: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Proses perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan berdampak positif dan

negatif bagi manusia itu sendiri. Salah satu dampak negatif terhadap lingkungan adalah

terjadinya pencemaran terhadap lingkungan.

Pencemaran adalah keadaan dimana masuknya zat-zat ke dalam tanah, air, dan

udara sehingga mengganggu susunan tanah, air, dan udara. Hal ini dapat mengakibatkan

kerusakan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan (Soeganto 1976)

Sebab-sebab terjadinya pencemaran lingkungan adalah:

a. Kepadatan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat menuntut tersedianya sumber daya alam

yang banyak. Persediaan air yang jernih dan berkualitas baik sudah semakin langka,

demikian juga kebutuhan lainnya.

b. Kemiskinan Ekonomi

Tuntutan kebutuhan sandang, pangan, dan papan semakin meningkat lebih cepat dari

kegiatan produksi sehingga lingkungan hidup semakin tertekan. Oleh karena itu mentalitas

manusia harus dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa harus merusak lingkungannya.

c. Kemiskinan Pengetahuan

Masalah lingkungan berkaitan erat dengan rendahnya pengetahuan contohnya:

membuang sampah ke sungai, menangkap ikan menggunakan pukat harimau sehingga

selain ikan yang mati juga dapat mematikan populasi yang ada di laut serta mencemari air

laut itu sendiri.

d. Perkembangan Teknologi dan Industri

Perkembangan pengetahuan dan teknologi dapat menghasilkan produk yang berkualitas

untuk tujuan kesejahteraan manusia, namun dalam hal ini dapat juga mengakibatkan

buruk bagi manusia itu bila tidak terkendali dalam proses pembuatannya.

Macam-macam pencemaran yang terjadi dalam kehidupan kita yaitu:

1. Pencemaran Udara

Adanya zat /benda asing di udara yang menyebabkan perubahan komponen udara dari

keadaan normal yang disebabkan penggunaan bahan bakar fosil. Contoh sumber-sumber

pencemaran udara: akibat letusan gunung merapi, asap dari kebakaran hutan, asap dari

kendaraan bermotor, asap dari pabrik yang melakukan kegiatan produksi, dan lain-lain.

2. Pencemaran Air

12

Page 13: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Sumber –sumber pencemaran air: akibat dari limbah rumah tangga/ domestik yaitu limbah

yang dihasilkan dari aktifitas rumah tangga (sampah), limbah dari bengkel seperti oli,

limbah industri seperti limbah air raksa, timbal dan logam berat.

3. Pencemaran Tanah

Dalam keadaan normal, daratan dapat memberikan daya dukung bagi manusia seperti:

peternakan, pertanian, pemukiman, dan kehutanan. Tapi akan tercemar bila ada zat asing

yang masuk ke dalam tanah seperti bencana alam akibat banjir, gunung meletus, kegiatan

pertanian, terutama akibat dari residu(sisa) pemakaian zat-zat kimia yang memberantas

binatang-binatang,tumbuh-tumbuhan pengganggu seperti insektisida, pestisida, herbisida

atau fungisida. Demikian pula akibat pemakaian pupuk anorganik dan lain-lain.

13

Page 14: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Tugas untuk siswa:

1. Buatlah artikel tentang hubungan yang harmonis antara manusia dengan

lingkungan!

2. Buatlah kliping akibat pencemaran udara, air dan tanah!

Lembar Kegiatan Siswa :

Nama Siswa : …………………………………………………………………………………

Judul Artikel :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………

Penjelasan:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

14

Page 15: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Kegiatan Pembelajaran 2

MENERAPKAN NILAI-NILAI KETERTIBAN, KEBERSIHAN, DAN KEINDAHAN DALAM KEHIDUPAN DI RUMAH, SEKOLAH DAN DI MASYARAKAT

2.1. Mencintai Budaya Tertib, Budaya Bersih, dan Nilai-Nilai Keindahan dalam Kehidupan

2.1.1. Hak dan kewajiban sebagai individu dan warga tentang K3 dipahami dan di

apresiasi dengan benar

Pengertian peranan adalah serangkaian hak dan kewajiban yang bersifat

timbal balik dalam hubungan antar individu. Sebagai seorang siswa dalam

lingkungan sekolah hendaknya berupaya menciptakan lingkungan sekolah yang

sehat sesuai dengan K3 (Ketertiban Kebersihan dan Keindahan), yaitu:

1. Melaksanakan program K3.

2. Menjaga dan memelihara lingkungan yang bersih dan nyaman.

3. Turut berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan hari lingkungan dan

peduli terhadap lingkungan.

4. Melakukan penanaman dan penghijauan serta memperindah lingkungan

sekolah.

2.1.2. Jenis-jenis pelanggaran dan sanksi terhadap pelaksanaan K3 dipahami dan

diapresiasi dengan baik.

Dalam rangka menciptakan ketertiban di lingkungan daerah, ada beberapa

pasal dalam peraturan yang melarang setiap warga melakukan hal-hal diantaranya:

1. Menjual/menangkap hewan-hewan yang dilesterikan

2. Membuang benda yang berbau busuk

3. Berusaha/berdagang di atas trotoar

4. Mengotori /merusak jalan, jalur hijau, taman kota, hutan kota

5. Membakar sampah di badan jalan

6. Membuang limbah B3(Berbau, Beracun dan Berbahaya) ke dalam sumber air/

saluran air minum dan lain-lain

7. Membuang benda-benda padat/cair berupa limbah ke dalam maupun sekitar

sungai

8. Mengemis di tempat umum

15

Page 16: MODUL Semester 1 Revisi PLH

9. Menggelandang tanpa mata pencaharian

10. Menyediakan rumah untuk tempat asusila

Adapun sanksi-sanksi yang diberikan menurut Peraturan Daerah (Perda)

Pemerintah kota Bandung No. 11 tahun 2005 tentang K3 diantaranya:

1. Pejalan kaki yang tidak menggunakan jembatan penyebrangan atau zebra cross

didenda Rp. 250.000,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah).

2. Merusak trotoar /jalan didenda Rp. 250.00,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah).

3. Merokok di tempat umum didenda Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah)

4. Membuang benda berbau busuk dan mengganggu penduduk sekitar didenda

Rp. 250.000,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah)

5. Membakar sampah /kotoran di badan jalan, jalur hijau, taman, selokan dan

tempat umum didenda Rp. 1.000.000,-(satu juta rupiah)

6. Perusahaan/industri yang membuang limbah B3(Beracun, Berbau dan

Berbahaya) dendanya Rp. 50.000.000,-(lima puluh juta rupiah)

7. Membuat, mengedarkan, menyimpan, menimbun, menjual, menyulut petasan

tanpa izin dendanya Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah)

8. Menjual minuman keras tanpa izin dendanya Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah)

9. Memperjualbelikan hewan-hewan yang dilestarikan dan atau membiarkan

hewan peliharaan di tempat umum dendanya Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah)

10. Menangkap dan memelihara binatang-binatang yang dilestarikan dendanya

Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah)

11. Bermain layangan, ketepel, panah, melempar batu dan benda-benda lainnya di

jalur lalu lintas dendanya Rp. 250.000,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah).

12. Berusaha atau berdagang di trotoar/jalan/badan jalan, taman jalur hijau, tanpa

izin di denda Rp. 1.000.000,-(satu juta rupiah)

13. Mencuci mobil, menyimpan, menjadikan garasi, membiarkan kendaraan

rusak,rongsokan, memperbaiki kendaraan beberapa hari lamanya dan

mengecat kendaraan di bahu jalan dan trotoar didenda Rp. 5.000.000,-(lima

juta rupiah)

14. Memasang portal penghalang jalan dan polisi tidur pada jalan umum tanpa izin

dari walikota atau pejabat yang ditunjuk dendanya Rp. 1.000.000,-(satu juta

rupiah)

16

Page 17: MODUL Semester 1 Revisi PLH

15. Menggelandang, mengemis, di tempat dan di muka umum serta fasilitas sosial

lainnya didenda Rp. 250.000,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah).

16. Mengamen, mencari upah jasa dari pengelapan mobil, di simpang jalan/lampu

merah didenda Rp. 250.000,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah)

17. Membuat gubug untuk tempat tinngal di bawah jembatan, di atas jembatan

penyebrangan dan taman-taman serta fasilitas umum lainnya didenda Rp.

1.000.000,-(satu juta rupiah)

18. Menghimpun anak-anak jalanan untuk dimanfaatkan meminta-minta,

mengamen, untuk diterik penghasilannya dan penyalahgunaan pemberdayaan

anak didenda Rp. 50.000.000,-(lima puluh juta rupiah)

19. Melakukan perbuatan asusila didenda Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah)

20. Menyediakan, menghimpun wanita tuna susila untuk dipanggil, memberi

kesempatan kepada khalayak umum untuk berbuat asusila didenda Rp.

50.000.000,-(lima puluh juta rupiah)

21. Membuang sampah, kotoran, atau barang bekas lainnya di saluran air,

selokan,jalan, trotoar dan tempat umum lainnya yang menggannggu

K3 didenda Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah)

22. Menyebarkan atau menempelkan selebaran, poster, slogan, pamplet, kain

bendera atau kain bergambar, spanduk, dan yang sejenisnya di sepanjang

jalan, pada rambu-rambu lalu lintas, tiang penerangan jalan, pohon-pohon

ataupun di bangunan-bangunan lain serta fasilitas umum didenda Rp.

1.000.000,-(satu juta rupiah)

23. Merubah, merusak, mengganggu, menebang, memangkas, sebagian atau

seluruhnya pepohonan pelindung jalan dan tanaman lainnya yang merupakan

fasilitas umum didenda Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah)

2.1.3. Menjadikan Budaya Tertib, Bersih dan Indah merupakan hal yang penting dalam

kehidupan

Menjalani kehidupan secara tertib baik di rumah, di sekolah, dan lingkungan

masyarakat akan melahirkan lingkungan hidup yang nyaman. Budaya tertib perlu

ditanamkan dalam kehidupan kita sehari hari, menanamkan nilai-nilai moral,

agama, sopan santun, perilaku yang bertanggung jawab dan peduli terhadap

lingkungan. Sehingga dapat membentuk karakter pribadi yang baik dalam menjalai

17

Page 18: MODUL Semester 1 Revisi PLH

kehidupannya. Dengan menjalankan kehidupan yang tertib dan perduli terhadap

lingkungan akan terciptakan suasana rumah yang nyaman, dan menyenangkan.

Pekerjaan rumah dikerjakan secara bersama-sama, dimulai dari membersihkan,

serta menata rumah, sehingga lingkungan rumah menjadi bersih, asri dan indah.

Di lingkungan sekolah seluruh warga sekolah sebaiknya taat dalam

menjalankan tata tertib sekolah, sehingga lingkungan sekolah yang tertib, disiplin

dapat diwujudkan, sekolah yang tertib, bersih dan indah akan memberikan suasana

yang nyaman serta kondusif dalam pelaksanaan KBM(Kegiatan Belajar Mengajar).

18

Page 19: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Tugas untuk siswa:

Buatlah pengamatan tentang kegiatan pelanggaran K3 yang sering ditemukan dalam kegiatan

sehari-hari!

Lembar Kegiatan Siswa :

Nama Siswa : ……………………………………………………………….…………………

Lokasi yang diamati:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………............................................………

Hasil Pengamatan:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………........

.....................................................................................................………........................................

19

Page 20: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Kegiatan Pembelajaran 3

BERBUDAYA TERTIB PADA LINGKUNGAN KELUARGA, SEKOLAHDAN MASYARAKAT

3.1. Berbudaya Tertib pada Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam lingkungan masyarakat. Keluarga

merupakan kelompok yang terbentuk dari ikatan perkawinan antara pria dan wanita.

Hubungan tersebut sedikit banyak akan berlangsung lama sehingga melahirkan satu

generasi ke generasi berikutnya. Jadi keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang

terdiri dari suami, istri beserta anak-anaknya yang bertumbuh sejak mulai dalam

kandungan ibunya sampai menjelang usia dewasa. Dalam proses regenerasi tersebut

hendaknya orangtua mulai menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan, perduli terhadap

lingkungan sehingga akan terlahir generasi yang perduli dan mau memelihara lingkungan.

Pendidikan Lingkungan Hidup dapat mulai diterapkan di rumah sejak usia dini,

dimulai dari hal-hal yang kecil, contohnya anak ditugaskan untuk membereskan tempat

tidur dan membersihkan kamar tidurnya sendiri, menyapu dan membersihkan halaman

rumah, belajar menanam tanaman baik tanaman hias, sayuran, TOGA (Tanaman Obat dan

Keluarga) serta menyiram dan merawat tanaman. Dengan aktivitas tersebut diharapkan

akan tumbuh rasa cinta terhadap tanaman serta akan tercipta lingkungan rumah yang

sehat, bersih, sejuk, indah serta asri.

Halaman rumah yang ditanami pohon seperti tanaman hias, tanaman sayuran, TOGA

ataupun tanaman kuat akan menghasilkan udara yang sejuk dan segar karena pohon atau

tanaman tersebut mampu memproduksi oksigen dalam jumlah yang banyak. Pohon juga

dapat menyaring debu-debu yang akan masuk ke dalam rumah, sehingga rumah akan

tetap bersih, bebas dari debu serta gas-gas udara dari asap kendaraan, asap rokok serta

polusi udara lainnya.

Kegiatan lainnya yang perlu ditanamkan kepada anak adalah sikap perduli terhadap

lingkungan agar terbebas dari sampah. Biasakan membuang sampah pada tempatnya,

dimulai dari sampah terkecil misalnya sampah pembungkus permen, jangan dibuang

seenaknya misalnya dibuang ke pot tanaman, halaman dan lain-lain. Kalau kita belum

menemukan tong sampah lebih baik sampah itu kita kantongi dulu atau untuk sementara

simpan dulu ke dalam tas sampai kita menemukan tempat sampah baru kita

membuangnya.

20

Page 21: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Di lingkungan rumah juga bisa diterapkan pola pengelolaan sampah melalui Program

3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE).

1. Reduce adalah program pengurangan sampah.

Reduce

tindakan mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah

Contohnya Gunakan produk yang dapat diisi-ulang Gunakan kertas pada dua muka Kurangi penggunaan barang sekali pakai Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur-ulang mengurangi sampah plastik, pembungkus plastik diganti dengan daun atau kertas

karena sampah daun dapat dijadikan pupuk organik sedangkan sampah kertas bisa didaur ulang sehingga dapat mengurangi volume buangan sampah ke TPSS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara) dan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sampah.

2. Reuse adalah program penggunaan kembali terhadap sampah.

Reuse

Kegiatan penggunaan kembali sampah secara langsung, baik untuk fungsi yang sama

maupun fungsi lain

Gunakan wadah/kantong secara berulang

Gunakan baterai recharger

Gunakan sisi kertas yang kosong untuk menulis

Berikan pakaian layak pakai kepada orang lain

Bekas kaleng biscuit, kaleng susu, kaleng bekas makanan lainnya dapat

dijadikan sebagai pot bunga, pot tanaman sayuran dan lain-lain . Sisa kain

perca juga dapat dijadikan keset, tatakan mangkok dan lain-lain,

3. Recycle adalah program daur ulang sampah.

memanfaatkan kembali sampah setelah melalui proses pengolahan

Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur-ulang dan mudah terurai

Lakukan pengomposan sampah

Lakukan pengolahan sampah menjadi produk berguna

Lakukan pembuatan kertas daur-ulang

4. memanfaatkan kembali sampah setelah melalui proses pengolahan

5. Contohnya sampah kertas dapat dijadikan bubur kertas kemudian dibentuk

menjadi kertas unik sehingga akan melahirkan souvenir-souvenir cantik seperti,

21

Page 22: MODUL Semester 1 Revisi PLH

pigura foto, tempat pensil, hiasan dinding, dan lain-lain. Demikian pula bekas-

bekas kemasan yang menarik dapat dibuatkan wadah serta hiasan yang menarik.

PERUBAHAN PENGELOLAAN SAMPAH

Tugas untuk siswa:

Buatlah pengamatan terhadap lingkungan rumah sendiri, gambarkan denah rumah anda

apakah sudah tercipta lingkungan yang tertib, bersih, asri, terdapat tanaman hias atau pun

pohon lainnya sebagai produsen oksigen dan udara segar!

Lembar Kegiatan Siswa:

Nama Siswa : ……………………………………………………………………….…………

Lokasi yang diamati:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………

Hasil Pengamatan:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

22

Page 23: MODUL Semester 1 Revisi PLH

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

3.2. Berbudaya Tertib pada Lingkungan Sekolah

a. Pengertian dan Defenisi

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan

akhlak manusia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Sekolah adalah lembaga penyelenggaraan pendidikan formal mulai dari

tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi yang terdiri atas unsure-unsur

fisik sekolah, warga sekolah dan lingkungan sekitar.

Warga sekolah adalah Kepala Sekolah, staf pimpinan sekolah, tata usaha,

guru, siswa, siswi, staf pendukung (petugas kebersihan, satpam, pengelola unit

kegiatan/usaha di sekolah) sedangkan warga sekitar sekolah adalah warga

masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar sekolah dan /atau warga

23

Page 24: MODUL Semester 1 Revisi PLH

masyarakat yang mempunyai hubungan langsung dan tidak langsung dengan

lingkungan sekolah.

Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) adalah Pengelolaan pendidikan formal

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, yang dilandasi oleh kesadaran

dan pemahaman atas kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar saat ini

sebagai satu unit lingkungan terkecil, dalam rangka mengembangkan cipta, rasa,

karsa, dan karya untuk memelihara, memperbaiki, dan meningkatkan kualitas

lingkungan hidup saat ini dan yang akan datang.

b. Visi dan Misi

Visi sekolah berbudaya lingkungan (SBL) adalah “Terbentuknya Generasi Yang

Peduli Lingkungan Dan Mampu Mengimplementasikan Kepeduliannya Dalam

Kehidupan Sehari-Hari”.

Misi SBL adalah:

Mengembangkan sumber daya manusia yang memahami dan sadar terhadap

kondisi dan lingkungan saat ini, terutama lingkungan sekolah dan lingkungan

sekitarnya.

Mengembangkan sumber daya manusia yang mampu merumuskan upaya

untuk memelihara, memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan

terutama lingkungan sekolah dan sekitarnya.

Mengembangkan sumber daya manusia yang peduli lingkungan terutama

lingkungan sekolah dan sekitarnya, serta mau dan mampu mewujudkan

kepeduliannya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Tujuan SBL

Tujuan umum “Sekolah Berbudaya Lingkungan“ (SBL) adalah menyediakan

wahana yang mampu mendukung dan berperan nyata dalam upaya menumbuh

kembangkan sumber daya manusia yang berbudaya lingkungan. Dalam arti sadar

dan memahami kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan sekitarnya, serta mampu

mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan karya untuk memelihara, memperbaiki, dan

meningkatkan kualitas lingkungan hidup saat ini dan yang akan datang.

Tujuan umum tersebut dijabarkan dalam tujuan-tujuan antara lain:

24

Page 25: MODUL Semester 1 Revisi PLH

1. Memfasilitasi dalam upaya menumbuh kembangkan sumber daya manusia yang

mampu memahami dan sadar terhadap kondisi lingkungan saat ini, terutama

lingkungan sekolah dan lingkungan sekitarnya sebagai satu unit ekosistem.

2. Memfasilitasi dalam upaya menumbuh kembangkan sumber daya manusia yang

mampu merumuskan upaya untuk memelihara, memperbaiki, dan

meningkatkan kualitas lingkungan terutama lingkungan sekolah dan lingkungan

sekitarnya sebagai satu unit ekosistem.

3. Memfasilitasi dalam upaya menumbuh kembangkan sumber daya manusia saat

ini yang peduli terhadap lingkungan terutama lingkungan sekolah dan

lingkungan sekitarnya sebagai satu unit ekosistem serta mewujudkan

kepeduliannnya tersebut dalam kehidupan sehari – hari.

3.3. Berbudaya tertib pada lingkungan masyarakat

Mencintai lingkungan sangat perlu bagi setiap warga masyarakat, agar lingkungan

yang kita tempati memberikan kenyamanan dalam kehidupan kita. Manusia memiliki

hubungan timbal balik dengan lingkungan, maka jika manusia bertindak seenaknya

terhadap lingkungan, hanya mementingkan kebutuhannya sendiri tanpa memperhatikan

keseimbangan alam maka akan mengakibatkan bencana. Oleh karena itu sebaiknya dalam

pengelolaan kota harus melakukan pendekatan ekosistem.

Contohnya seperti bencana banjir yang terjadi di Jakarta yang diakibatkan oleh

warga masyarakat yang bersikap tidak bertanggung jawab, dimana daerah BOPUNJUR

(Bogor Puncak Cianjur) yang notabene sebagai daerah resapan air, hutannya, tanamannya

ditebangin disulap menjadi perumahan mewah, villa-villa, daerah wisata, dan lain-lain,

sehingga ketika hujan turun daerah resapan air itu tidak mampu menyerap air, akhirnya air

dengan cepat mengalir ke dataran rendah yang muaranya adalah Jakarta, sementara

sungai ciliwung sebagai sungai yang dapat menampung aliran air sudah mengalami

pendangkalan akibat masyarakat yang membuang sampah ke sungai, akibatnya air yang

tidak tertampung baik di daerah resapan atau pun di sungai akan meluap ke rumah-rumah

penduduk, dan terjadilah bencana banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang

mengakibatkan kerugian serta menimbulkan korban jiwa juga korban harta benda.

Oleh karena itu hidup tertib dan taat hukum harus tetap dijaga agar kerusakan

lingkungan yang dapat menimbulkan bencana dapat kita hindari. Misalnya sebuah kota

yang baik, yang konsern dan peduli terhadap lingkungan maka harus terdapat kawasan

25

Page 26: MODUL Semester 1 Revisi PLH

hijau terbuka sebagai daerah resapan air dan paru-paru kota minimal sejumlah 30%,

sedangkan kota Jakarta kawasan hijau terbukanya baru mencapai 9%. Maka sebaiknya

gerakan menanam sejuta pohon harus terus digalakan serta pembangunan mall dan

perumahan harus diperketat perizinannya sehingga keseimbangan alam, tanaman dan

kegiatan masyarakat tetap terjaga lingkungan ekosistemnya.

3.4. Berbudaya tertib pada lingkungan kota Bandung

Membiasakan diri hidup tertib di lingkungan kota Bandung, harus

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari misalnya tertib berlalu lintas di jalan raya,

tertib di pasar, tertib di terminal, di mesjid dan tempat lain yang menjadi arena publik

Tugas untuk siswa:

1. Buatlah pengamatan dan laporan hasil pengamatan mengenai upaya yang dilakukan oleh

siswa untuk mewujudkan SBL di sekolah !

2. Bagaimana saran anda terhadap lingkungan sekolah agar SBL bisa berjalan dengan baik dan

lancar!

Lembar Kegiatan Siswa:

Nama Siswa : ……………………………………………………………………….…………

Lokasi yang diamati:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………

Hasil Pengamatan:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

26

Page 27: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Kegiatan Pembelajaran 4

BERBUDAYA BERSIH PADA LINGKUNGAN KELUARGA, SEKOLAH DAN MASYARAKAT

4.1. Lingkungan keluarga yang bersih

Arti rumah bagi manusia

Dalam keluarga perlu adanya kepedulian dan mau menjaga lingkungan sekitarnya

untuk menciptakan kebersihan, kerapian dan kenyamanan dalam keluarga.

Beberapa sasaran keluarga adalah bersih, menarik, nyaman serta aman.

1. Bersih

Kebersihan di lingkungan keluarga sangat menentukan. Bila kebersihan terjaga

maka keluarga menjadi tenang karena sanitasi dan higienitas terjamin. Inilah

langkah pertama dalam menilai suatu keluarga.

2. Menarik

Dengan dasar kebersihan pada suatu ruangan dan ditunjang dengan

perlengkapan serta dekorasi yang serasi maka ruangan akan menjadi menarik.

3. Nyaman

Lingkungan dan ruangan di dalam rumah yang bersih, menarik, dan tenang

akan menciptakan keluarga merasa nyaman dan betah tinggal di rumah.

4. Aman

Faktor penting yang selalu didambakan keluarga adalah rasa aman. Untuk itu

ciptakanlah model rumah yang memiliki keamanan keluarga.

Syarat rumah yang sehat

Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan

dasar fisik dari penghuninya.

Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah:

a. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga suhu

lingkungan yang sejuk, bersih dari polusi akan tercipta. Salah satu

upayanya dengan menanam berbagai jenis tanaman di halaman rumah

untuk memproduksi oksigen dan udara bersih supaya tetap tersedia.

27

Page 28: MODUL Semester 1 Revisi PLH

b. Rumah tersebut harus terjamin penerangannya yang bersumber dari

cahaya sinar matahari serta penerangan dari nyala lampu.

c. Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga

aliran udara segar dapat masuk ke dalam ruangan.

d. Rumah tersebut harus mampu melindungi penghuni dari gangguan bising

yang berlebihan.

Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan

kejiwaan dasar dari penghuninya. Tergantung dari pola hidup yang dimiliki

oleh penghuni, maka apa yang disebut kebutuhan kejiwaan dasar ini amat

relatif sekali.

Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi

penghuni dari kemungkinan penularan penyakit atau berhubungan dengan

zat-zat yang membahayakan kesehatan. Dari segi ini, maka rumah yang sehat

adalah rumah yang didalamnya tersedia air bersih yang cukup, ada tempat

pembuangan sampah dan tinja yang baik, terhindar penularan penyakit

pernafasan, terhindar dari pengotoran terhadap makanan, tidak menjadi

tempat bersarang binatang melata atau pun penyebab penyakit lainnya.

Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni

dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan.

Dari keempat syarat yang dikemukakan ini, dapat mudah dipahami bahwa

rumah yang sehat bukanlah rumah yang mewah, mahal atau lux. Sebab rumah

yang dibangun dari bahan yang sederhanapun jika ke semua syarat di atas dapat

terpenuhi, dapat dikatakan sebagai rumah yang sehat.

4.2. Lingkungan sekolah yang bersih

Lingkungan sekolah yang sehat, bersih, segar dan aman akan mempengaruhi jiwa

seseorang dan akan menjadikan jiwa lebih bergairah, semangat dan dapat memberikan

kesempatan tumbuh dan berkembang secara harmonis serta belajar secara optimal. Bila

warga sekolah sehat dan kuat jiwa raganya (lahir dan batin) akan memperkuat

ketahanan sekolah. Ingat semboyan “Men sana in corpore sano” bahwa “jiwa yang sehat

ada dalam badan yang sehat”.

28

Page 29: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Lingkungan yang sehat sangat penting untuk mempunyai generasi yang sehat dan

bangsa yang kuat. Generasi yang sehat hanya tercapai kalau pertumbuhannya dipelihara

berdasar syarat-syarat kesehatan.

Membina hubungan yang baik antara guru dengan para warga sekolah serta

masyarakat pada umumnya merupakan lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat

akan mempengaruhi jiwa seseorang. Sekolah merupakan tempat yang dapat dijadikan

percontohan lingkungan hidup yang sehat, bersih dan segar serta aman bila semuanya

mematuhi tata tertib yang berlaku di sekolah.

Keadaan lingkungan yang bersih dan sehat disebut sanitasi lingkungan. Secara

operasional kondisi fisik sekolah harus memperhatikan dan mendukung kesehatan fisik,

mental, dan sosial anak. Karena itu dari sisi fisik, sekolah harus dirancang agar tata letak,

lokasi dan kondisi bangunan, peralatan sekolah, dan sanitasi sekolah mampu memenuhi

syarat kesehatan, kenyamanan, dan keamanan bagi warga sekolah. Dari sisi mental,

sekolah harus memberikan pengalaman yang menyenangkan dan sehat. Dari sisi sosial,

sekolah harus menyediakan ruang bagi siswa untuk berinteraksi dengan sesamanya,

guru dan warga sekolah lainnya.

1. Lokasi sekolah

Diupayakan jauh dari lokasi yang dapat mengganggu ketenangan belajar dan

kesehatan siswa seperti tempat pembuangan sampah, pabrik, terminal, kereta

api, lapangan terbang, kuburan, rawa-rawa dan lain-lain.

Jika lokasi sekolah dekat dengan obyek-obyek tersebut, maka dilakukan cara

sederhana ataupun modern.

2. Ruang Kelas

Ruang kelas diupayakan tidak terlalu padat, sehingga masih memungkinkan

siswa bergerak secara leluasa.

Setiap ruang kelas sebaiknya dilengkapi dengan 2 buah pintu, dengan daun-daun

pintu menghadap keluar, sehingga dalam keadaan darurat seperti

kebakaran/gempa, siswa dengan cepat dapat keluar.

Luas jendela dan ventilasi udara minimal 20% dari luas lantai, sehingga

memungkinkan pertukaran udara secara terus-menerus. Jendela dibuat

sedemikian rupa sehingga sinar dapat masuk tetapi anak tidak tergoda untuk

melihat keluar.

29

Page 30: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Warna dinding kelas diupayakan berbeda agar terhindar dari kebosanan atau

satu warna saja tapi diselingi oleh gambar atau lukisan yang menarik.

Penerangan dalam kelas diupayakan memanfaatkan sumber energi alam yaitu

sinar matahari dengan intensitas cahaya yang cukup untuk mendukung proses

pembelajaran.

Ruangan kelas dilengkapi dengan berbagai ornamen yang menarik seperti

tanaman-tanaman di pot, gambar-gambar pada dinding.

Ruang (kelas, guru, perpustakaan, dll) harus bersih dengan tata letak perangkat

ruang yang rapi dan serasi.

Seluruh ruangan yang ada bebas dari sampah dan kotoran lainnya.

Tersedia alat pembersih ruangan (sapu, lap, pel, dll) dan tempat sementara

menampug sampah di setiap ruangan.

3. Ruang Praktek

Hal-hal yang perlu dimiliki dalam pengelolaan ruang praktek adalah:

Ruangan bersih, jumlah kursi dan meja praktek yang pengaturannya

disesuaikan dengan kebutuhan.

Alat ruang praktek sesuai dengan jenis tempat praktek. Alat-alat ini setelah

dipakai disimpan disimpan di tempat khusus dan dicatat sesuai dengan

golongannya.

Daftar alat-alat yang ada dicatat dalam buku khusus dan diletakkan di meja

petugas agar mudah melayani bagi yang memerlukannya.

Pada setiap ruang praktek terdapat pengelola ruang praktek yang mengatur

barang-barang yang ada.

4.Kamar Mandi/ WC

Tersedia ventilasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara.

Tersedia penerangan listrik untuk penggunaan malam hari dan kaca untuk

penerangan siang hari.

Kamar mandi/wc untuk wanita dan pria terpisah dengan tanda yang jelas.

Jumlah kamar mandi/wc cukup bagi warga sekolah, sehingga tidak terjadi antrian

yang cukup berarti.

Kedap air, tidak terdapat sudut-sudut tajam, dinding tidak berlumut, selalu

tersedia air pada bak, tidak terdapat genangan air pada lantai.

30

Page 31: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Jika tempat untuk membuang kotoran adalah seftic tank, maka dirancang kedap

air, sehingga tidak mencemari warga sekitar.

Kamar mandi/wc tidak bau tak sedap dan terlihat bersih dari segala kotoran dan

binatang pengganggu.

Melakukan penghematan air dan kran tidak bocor.

Tersedia pembersih/alat pembersih disetiap kamar mandi/wc dan tempat sampah

tertutup.

5.Air bersih

Selalu tersedia air bersih untuk kebutuhan siswa-siswa dan guru.

Tersedia kran-kran air di sejumlah tempat yang terjangkau siswa untuk

keperluan cuci tangan yang dilengkapi sabun dan lap.

Selain air bersih sekolah juga perlu memiliki air untuk keperluan lain seperti

menyiram tanaman, membersihkan lantai dan lain-lain.

6.Pengelolaan Sampah

Tersedia tempat / bak sampah yang tertutup dan terpilah (Organik dan

Anorganik).

Jumlah tempat sampah harus memadai dan tidak hanya ditempatkan setiap

kelas.

Tersedia tempat pembuangan sampah sementara yang tertutup untuk

menampung sampah dari tempat sampah lainnya.

7.Pengelolaan Limbah Cair

Limbah cair domestik dan limbah dari laboratorium yang mengandung bahan

Berbau, Berbahaya dan Beracun (B3) dipisahkan.

Dilakukan pengelolaan limbah cair baik yang domestic maupun dari

laboratorium sebelum dibuang ke lingkungan.

31

Page 32: MODUL Semester 1 Revisi PLH

4.3. Mewujudkan lingkungan masyarakat yang bersih

Lingkungan masyarakat yang bersih adalah lingkungan masyarakat yang secara

mental perduli dan mau menjaga kelestarian lingkungannya. Menjaga lingkungannya

dari berbagai macam pencemaran seperti pencemaran air, tanah dan udara. Contoh

tindakan yang perlu dilakukan oleh masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang

bersih adalah:

1. Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut, dan lain-lain.

2. Tidak menggunakan sungai atau danau, untuk mencuci truk, mobil dan sepeda

motor.

3.Tidak menggunakan sungai atau danau untuk memandikan ternak dan sebagai tempat

BAB (Buang Air Besar/Buang Hajat).

4. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak terlebih dahulu.

5.Tidak membangun rumah dibantaran sungai yang dapat menghambat arus aliran

sungai, dan lain-lain.

Apabila telah terwujud lingkungan yang bersih maka masyarakatlah yang akan

menikmati dan menggunakan sumber daya alam yang tersedia.

32

Page 33: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Tugas untuk siswa:

1. Bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang

bersih!

2. Buatlah pengamatan dan laporan mengenai kondisi kesehatan lingkungan fisik sekolah

anda!

Lembar Kegiatan Siswa:

Nama Siswa : ……………………………………………………………………….…………

Lokasi yang diamati:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………

Hasil Pengamatan:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………….....................................................................

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

33

Page 34: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Kegiatan Pembelajaran 5

MEMELIHARA KEINDAHAN PADA LINGKUNGAN KELUARGA,SEKOLAH, MASYARAKAT DAN KOTA BANDUNG

5. 1. Keindahan Lingkungan

Keindahan adalah perpaduan unsur alami ciptaan Allah SWT yang

menimbulkan rasa estetika dalam kehidupan. Lingkungan yang sehat, bersih, segar dan

aman akan mempengaruhi jiwa seseorang dan akan menjadikan jiwa menjadi jiwa lebih

bergairah, semangat dan dapat memberikan kesempatan tumbuh dan berkembang

secara harmonis.

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi

kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Makin meningkatnya upaya pembangunan akan mengakibatkan dampak buruk

terhadap lingkungan. Keadaan ini yang mendorong semakin diperlukannya upaya

pengendalian dampak lingkungan sehingga resiko terhadap lingkungan hidup dapat

ditekan sekecil mungkin. Lingkungan hidup kita menjadi tetap terjaga, bersih , indah dan

nyaman sebagai tempat tinggal.

5.2. Memelihara Keindahan Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga adalah bagian dari lingkungan hidup dalam lingkungan

terkecil. Keluarga merupakan lingkungan yang dijadikan tempat bapak, ibu dan anak

tinggal untuk melaksanakan aktivitas kebutuhan rumah tangganya. Sebagai bagian

terkecil dari lingkungan diharapkan dapat mengawali usaha yang konstruktif yang

mempunyai kepedulian dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan, untuk itu perlu

dilakukan oleh anggota keluarganya hal-hal sebagai berikut:

Memelihara dan menjaga lingkungan rumah tetap bersih, indah dan nyaman

34

Page 35: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Melaksanakan penghijauan di lingkungan rumah, dengan menanam tanaman hias,

sayuran, buah-buahan atau pun tanaman pelindung

Menata dan membersihkan halaman rumah

Membersihkan kamar mandi secara berkala

Menata dan selalu membersihkan perabotan rumah

5.3. Memelihara Keindahan Lingkungan Sekolah

Lingkungan yang sehat sangat penting untuk membangun generasi yang sehat

dan bangsa yang kuat. Generasi yang sehat hanya tercapai kalau pertumbuhannya

dipelihara berdasarkan syarat-syarat kesehatan.

Membina hubungan yang baik antara guru dengan para warga sekolah serta

masyarakat pada umumnya merupakan perwujudan hubungan lingkungan yang sehat

dan harmonis. Lingkungan yang sehat akan mempengaruhi jiwa seseorang. Sekolah

merupakan tempat yang dapat dijadikan percontohan lingkungan hidup yang sehat,

bersih dan segar serta aman bila semuanya mematuhi tata tertib yang berlaku di

sekolah. Keadaan lingkungan yang sehat disebut sanitasi lingkungan. Lingkungan gedung

sekolah dikatakan baik dan sehat, bila:

Halaman atau pekarangan terawat dengan baik dan bersih.

Cukup udara.

Cukup cahaya yang masuk.

Sekolah tidak dicemari olah sampah-sampah atau kotoran lain, dan tidak terdapat

genangan air.

Mempunyai sumber air yang bersih.

Mempunyai kamar mandi dan jamban.

Tata ruang dan bangunan yang baik.

Penghijauan di sekeliling sekolah.

Lokasi sekolah bebas dari kebisingan dan aman

Agar tujuan pendidikan dapat mencapai hasil yang baik dan berorientasi kepada

lingkungan sekolah yang sehat perlu selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. 5 K

5K terdiri dari Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan dan

Kekeluargaan.

35

Page 36: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Keamanan, adalah rasa aman dan tentram bebas dari rasa takut, bailk

lahir mupn batin. Di sekolah keamanan merupakan modal utama untuk

terlaksananya program sekolah.

Kebersihan, adalah wujud dari bersih jasmani dan bersih rohani

merupakan syarat untuk kesehatan fisik dan mental spiritual.

Ketertiban, adalah keteraturan yang menimbulkan keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan dalam tata letak, tata hidup dan tata hidup

pergaulan.

Keindahan, adalah perpaduan unsure alami ciptaan Tuhan Yang Maha

Esa yang menimbulkan rasa estetika dalam kehidupan.

Kekeluargaan, adalah wujud kehidupan yang dijiwai oleh tenggang rasa

dan gotong royong dalam mewujudkan saling asih, saling asah dan saling asuh

dalam masyarakat sekolah.

b. Kesehatan Lingkungan Fisik (Health Physical Environment)

1). Ruang belajar

Ruang belajar adalah ruangan yang dipergunakan untuk melaksanakan

kegiatan belajar mengajar. Ruang Kegiatan Belajar mengajar harus memiliki:

a)Ventilasi udara, jendela kaca, penerangan listrik, bersih dan nyaman. Luas

jendela dan ventilasi udara minimal 20 % dari luas lantai.

b) Papan tulis ditempatkan sesuai dengan ruang tersebut.

c)Sarana penunjang Pendidikan kewarganegaraan yang terdiri dari: Garuda

Pancasila, Gambar Presiden dan wakil presiden, Bendera Merah Putih dan

sebagainya.

d) Jumlah kursi dan bangku untuk siswa dan guru disesuaikan dengan situasi

dan kondisi ruangan.

e) Foto atau gambar tokoh-tokoh pendidikan atau pahlawan nasional dan

tempat sampah ditempatkan di sudut depan kelas.

f) Tersedia alat pembersih ruangan (sapu, lap, pel, dll).

g) Seluruh ruangan yang ada bebas dari sampah dan kotoran lainnya.

h) Penerangan cukup, diupayakan menggunakan sumber energi alam yaitu

sinar matahari.

2). Ruang Perpustakaan

36

Page 37: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Ruang perpustakaan merupakan tempat koleksi buku, majalah, koran dan

lain-lain yang berfungsi edukatif, informatif, rekreatif dan penelitian. Oleh

karena itu perpustakaan perlu dilengkapi dengan ruang baca yang bersih,

penerangan cukup, dan nyaman.

3) Ruang Praktik

Ruang praktik adalah tempat siswa mengembangkan pengetahuan, sikap

dan keterampilan serta tempat meneliti dengan menggunakan media yang ada

untuk memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan dan penerapan

teknologi. Hal-hal yang perlu dimiliki dalam pengelolaa ruang praktik: Ruangan

bersih, jumlah kursi dan meja praktik disesuaikan dengan kebutuhan, alat ruang

praktik sesuai dengan jenis tempat praktik, alat-alat ini setelah dipakai disimpan

di tempat khusus dan dicatat sesuai dengan golongannnya, tersedia alat

pemadam kebakaran, tempat sampah ditempatkan di lokasi yang strategis.

4) Ruang Kesenian

Ruang kesenian merupakan tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan seni

meliputi seni tari, seni rupa, seni musik/vokal, seni sastra, seni drama, dan lain-

lain. Hal-hal yang perlu dimiliki dalam pengelolaan ruang kesenian : Ruangan

bersih, nyaman dan alat-alat serta bahan disimpan menurut jenis alat kesenian

itu pada tempat tertentu, Tata tertib penggunaan alat-alat dan bahan kesenian

perlu disusun, Podium, alamari, meja dan kursi disediakan menurut kebutuhan,

Tempat sampah disediakan di tempat yang strategis.

5) Ruang/Fasilitas Olah Raga

Ruang fasilitas olah raga adalah tempat berlangsungnya olah raga bila

memungkinkan dan penyimpanan alat-alat olah raga. Hal-hal yang harus dimiliki:

1. Fasilitas olah raga seperti lapangan olah raga, bangsal senam bersih, alat-

alat olah raga perlu mendapat perawatan dan disimpan di tempat tertentu.

2. Kamar ganti pakaian bagi guru, siswa baik putra dan putri harus dipisahkan.

3. Papan pengumuman tentang kegiatan olahraga ditempatkan di lokasi yang

strategis.

37

Page 38: MODUL Semester 1 Revisi PLH

4. Tempat sampah di tempat yang strategis.

6) Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Ruang UKS merupakan tempat untuk melaksanakan pendidikan kesehatan

bagi siswa harus dijaga kebersihannya dan dilengkapi obat-obatan seperlunya.

7) Ruang Bimbingan dan Penyuluhan.

Ruang ini merupakan tempat melaksanakan bimbingan dan penyuluhan

kepada siswa. Hal-hal yang perlu dimiliki:

a) Ruangan bersih, meja dan kursi untuk petugas bimbingan dan penyuluhan.

b) Seperangkat meja dan kursi tamu.

c) Tata Tertib sekolah, jadwal dan catatan-catatan tentang siswa.

d) Tempat arsip.

e) Tempat sampah di tempat yang strategis.

8) Ruang Kepala Sekolah.

Ruangan ini adalah tempat kepala sekolah melaksanakan tugas sehari-

harinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dimiliki :

a) Ruangan rapi, bersih dan nyaman.

b) Meja dan kursi kepala sekolah serta seperangkat meja dan kursi tamu.

c) Gambar presiden dan wakil presiden, bendera Merah Putih, Garuda

Pancasila dan lambang Depdiknas.

d) Jam Dinding.

e) Lemari, Filling kabinet, brankas dan tempat sampah.

f) Papan organisasi sekolah.

9) Ruangan Administrasi.

Ruangan ini digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi

sekolah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan disediakan:

a) Ruangan rapi, bersih dan nyaman untuk bekerja.

b) Meja dan kursi pegawai secukupnya dan komputer, mesin ketik, mesin

stensil, filing kabinet, tempat arsip dan almari.

c) Daftar guru, karyawan,/ tenaga administrasi, daftas kelas dan jumlah

siswa, serta jumlah lulusan.

38

Page 39: MODUL Semester 1 Revisi PLH

d) Papan data guru dan karyawan / tenaga administrasi, daftar tempat prakerin

siswa.

e) Alat-alat dan bahan kantor yang diperlukan.

10) Ruang Guru

Ruangan khusus tempat guru-guru berkumpul dan beristirahat.

Hal-hal yang diperhatikan dan dilengkapi:

a) Ruangan rapi, bersih, dan nyaman untuk bekerja serta memiliki meja dan

kursi secukupnya.

b) Kalender pendidikan.

c) Papan pengumuman, bagan struktur sekolah dan jam dinding.

d) Seperangkat meja tamu

e) Gambar presiden dan wakil presiden, bendera merah putih, Garuda

Pancasila dan lambang Depdikbud.

f) Tempat sampah di tempat strategis.

11) Kamar mandi dan kamar kecil.

Ruang ini mutlak harus ada di sekolah tempat membersihkan badan dan

buang air kecil. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

a) Letak kamar mandi harus tepat dalam arti memperhatikan keindahan,

kesehatan, kebersihan dan keindahan.

b) Tersedia air bersih.

c) Kebersihan terpelihara.

d) Ada petugas yang bertanggung jawab.

e) Tersedia tempat sampah

f) Kamar mandi/WC untuk wanita dan pria terpisah dengan tanda yang jelas.

g) Melakukan penghematan air dan kran tidak bocor.

h) Jumlah kamar mandi/wc cukup bagi warga sekolah, sehingga tidak terjadi

antrian yang cukup berarti.

12) Pagar Sekolah

39

Page 40: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Pagar ini harus berfungsi untuk menopang keamanan dan ketertiban

sekolah. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

a) Kerapian dan seserasian pagar.

b) Kebersihan dan pemeliharaan pagar.

c) Ada petugas yang bertanggungjawab.

13) Tempat Sampah

Tempat membuang sampah sekolah disediakan sesuai dengan kebutuhan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

a) Letak bak sampah disimpan di lokasi strategis.

b) Menyediakan bak sampah untuk sampah organik dan sampah anorganik.

c) Pengaturan pembuangan sampah.

14) Halaman Sekolah

Halaman sekolah yang bersih dan indah. Hal- hal yang perlu diperhatikan:

a) Keindahan c) Kebersihan

b) Pemeliharaan d) Keamanan

15) Tiang Bendera

Hal – hal yang perlu diperhatikan:

a) Letak tiang bendera

b) Keserasian antara tinggi dan ukuran bendera.

c) Keindahan.

c. Kesehatan Lingkungan Mental (Emotional Health Environment)

Kesehatan mental dari suatu sekolah banyak dipengaruhi oleh keadaan

kesehatan warga sekolah baik fisik maupun mental dan juga faktor sosialnya. Peranan

guru merupakan faktor yang menentukan dalam mendidik dan membimbing siswa ke

arah pendidikan yang sehat, dapat menanamkan disiplin dengan jalan kasih sayang,

karena mendidik anak didiknya “to love and to be love”.

d. Aplikasi Kesehatan Lingkungan (Environment Health Application)

Walaupun tiap hari diberikan pelajaran-pelajaran tentang hidup sehat tetapi

tidak akan ada artinya bila tidak disediakan kesempatan bagi warga sekolah untuk

40

Page 41: MODUL Semester 1 Revisi PLH

mempraktekkannya. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama untuk

mengaplikasikan lingkungan hidup yang sehat bersih di rumah, sekolah, masyarakat

dan di lingkungan kota Bandung.

Tugas untuk siswa:

1. Bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang

Indah!

2. Buatlah pengamatan dan laporan mengenai kondisi keindahan lingkungan fisik

sekolah anda!

Lembar Kegiatan Siswa:

Nama Siswa : ……………………………………………………………………….…………

Lokasi yang diamati:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………

Hasil Pengamatan:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………….....................................................................

41

Page 42: MODUL Semester 1 Revisi PLH

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

Kegiatan Pembelajaran 6

MENERAPKAN KONSEP P4LH (PEMBIBITAN, PENANAMAN, PEMELIHARAAN DAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP)

P4LH adalah Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan dan Pengawasan Lingkungan

Hidup. Setelah mengenal bagaimana cara melakukan pembibitan dan penanaman tanaman

dengan benar siswa diharapkan mau dan mampu untuk melakukan pembibitan dan

penanaman di setiap jengkal tanah baik di sekolah ataupun di lingkungan rumah. Untuk

melakukan kegiatan pembibitan ada hal-hal yang harus diperhatikan sehingga dapat

menghasilkan bibit atau benih yang baik sehingga ketika ditanam akan tumbuh menjadi

tanaman yang subur.

6.1. PEMBIBITAN

Bibit adalah jenis tanaman induk yang akan menurunkan benih, sedangkan benih

adalah cikal bakal tanaman yang siap tanam. Untuk keperluan bercocok tanam harus

dipilih benih yang bermutu tinggi selain berasal dari bibit yang baik, tetapi bibit yang baik

belum tentu keturunannya baik tergantung cara pengambilannya.

Pengambilan bibit dapat dilakukan dengan cara generatif atau vegetatif, contoh secara

generatif adalah untuk tanaman yang berbiji, sumber benih berasal dari biji, sedangkan

mengambil bibit melalui vegetatif contohnya mengambil benih melalui stek, cangkok,

okulasi atau menempel dan lain-lain.

A. Persiapan lahan

42

Page 43: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Mempersiapkan lahan penanaman sebelum dilakukan penanaman akan sangat

membantu kelancaran pertumbuhan tanaman.

1. Penyiapan lahan penanaman

Sebelum ditanam tanah harus diolah dulu dengan cangkul agar lebih gembur dan

bersih dari batu, sisa akar atau rumput-rumputan yang mengganggu. Dengan cara

ini tanah akan dengan mudah mengedarkan udara dan air ke seluruh ujung akar

tanaman. Selain itu air tidak akan tergenang di permukaan tanah melainkan

dengan cepat meresap ke dalam tanah sehingga pada saat penyiraman atau turun

hujan akar tanaman tidak akan lama tergenang. Kedalaman tanah olah minimum

30 cm.

2. Pemupukan dasar

Pada saat diolah, tanah dicampur pupuk kandang atau kompos sebanyak 2 –

3 kg/m persegi. Apabila mau menggunakan pupuk kimia dapat ditambah dengan

urea, KCL, atau TSP kira-kira 20 gram/ meter persegi pada saat yang sama. Setelah

itu lahan dibiarkan selama 2 – 3 hari tersinari matahari agar gas-gas yang bersifat

racun menguap.

Cara pemupukan yang paling baik dan aman untuk tanah juga hasil panen

yang dikonsumsi lebih sehat adalah dengan menggunakan pupuk organik yaitu

hanya menggunakan pupuk kandang dan kompos saja. Hasil panennya disebut

dengan tanaman organik dan harganya biasanya lebih mahal dibandingkan dengan

tanaman yang pemupukannya dengan pupuk buatan atau pupuk kimia.

Jenis pupuk yang diberikan tergantung pada jenis tanaman. Apabila berupa

sayuran daun seperti sawi atau kangkung paling tepat jika ditambahkan urea.

Dengan pemberian pupuk urea, tanaman akan menghasilkan daun dengan jumlah

yang banyak, ukuran lebih besar dan warna yang lebih cerah. Selain itu ukuran

batang juga menjadi lebih besar dan lentur. Kalau yang akan dipanen adalah

buahnya seperti tomat dan terung sebaiknya ditambahkan pupuk NPK dengan

kandungan Fosfor yang lebih tinggi. Sementara itu, kalau yang dipungut hasilnya

adalah umbinya sebaiknya unsur kalium diperbanyak agar umbi yang terbentuk

lebih besar.

3. Pembuatan bedengan

Setelah tanah diolah perlu dibuatkan guludan-guludan/bedengan untuk

tempat penanaman. Apabila ukuran tanah cukup luas maka dapat dibuat

43

Page 44: MODUL Semester 1 Revisi PLH

bedengan selebar 100 – 120 cm. Pada musim kemarau bedengan sebaiknya dibuat

serendah-rendahnya agar akar tanaman dapat mengambil air tanah sebanyak-

banyaknya. Sebaliknya pada musim hujan bedengan dibuat setinggi 30 – 40 cm,

agar sistem drainase di lahan terjamin sehingga tanaman tidak akan tergenang air

pada musim hujan.

B. Persiapan Bahan Tanaman, Pembibitan (penyemaian) dan Penanaman

1. Persiapan bahan tanam

Untuk jenis tanaman yang mudah diperoleh benihnya, penanamannya dapat

dilakukan dengan biji. Namun untuk jenis tanaman yang sulit diperoleh bijinya di

pasaran dapat ditanam menggunakan stek atau umbi. Saat ini cukup banyak produsen,

penyalur dan toko-toko yang menjual benih jadi siap tanam.

Tanaman yang benihnya mudah berkecambah biasanya tanaman sayuran seperti

bayam, kangkung darat, seledri benihnya dapat langsung disebar atau ditanam di

lahan. Sayuran kacang-kacangan tidak perlu disemaikan dulu di persemaian, melainkan

langsung ditanam dengan cara ditugal di lahan sebanyak 3 biji per lubang. Untuk

tanaman sayuran yang sulit berkecambah, misalnya kol, sawi, selada, tomat dan cabai

sebaiknya disemaikan dulu. Demikian juga tanaman yang diperbanyak dengan stek

sebaiknya tidak langsung ditanam di tempat penanamannya yang tetap, melainkan

disemaikan dulu sampai bertunas dan membentuk susunan akar secukupnya.

2. Pembibitan (persemaian)

Dalam menyemaikan benih tanaman ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

a. Wadah dan media

Persamaian dapat dibuat dari peti kayu bekas, baki atau tray. Di bagian

dasar wadah persemaian tersebut diberi beberapa lubang untuk keperluan

drainase. Media semai dapat berupa tanah dan pupuk kandang dengan

perbandingan 1 : 1. Tanah untuk media harus gembur. Apabila tanahnya kurang

gembur maka pada tanah tersebut dapat juga dicampurkan satu bagian pasir atau

satu bagian sekam. Persemaian yang telah berisi media tersebut lalu diletakkan di

tempat teduh, misalnya di bawah naungan pohon atau di buatkan rumah

pembibitan sederhana dari atap plastik atau injuk.

44

Page 45: MODUL Semester 1 Revisi PLH

b. Menyemai bibit atau benih

Sebelum disemaikan sebaiknya benih direndam terlebih dahulu dalam air

suam-suam kuku atau larutan atonik selama sekitar 15 menit. Selanjutnya benih

diperam dalam gulungan kain basah selama 24 jam sampai mulai berkecambah.

Untuk persemaian di bedeng semai, benih ditutup dengan lapisan tanah tipis dan

ditutup dengan karung goni basah atau daun pisang. Bila kecambahnya telah

muncul, penutupnya segera dibuka kembali.

Benih di persemaian, baik dalam wadah maupun di bedengan, perlu

disiram secara rutin agar media semai tetap terjamin kelembabannya. Biasanya

dalam waktu 3 – 4 hari benih yang baik akan segera memunculkan kecambahnya.

Bibit dapat dipindahkan ke tempat penanamannya yang tetap seperti di pot,

polybag atau di tanah bedengan setelah berdaun 3 – 5 helai atau sekitar umur

benih 2 – 3 minggu sejak benih disemaikan.

Alat dan bahan

a. Kotak persemaian

b. Biji-biji tanaman yang berukuran kecil (biji cabe merah, biji cabe rawit, biji

tomat dan lain-lain.

c. Gembor/ emrat sebagai alat penyiram yang berlubang halus.

d. Karung goni.

e. Tanah gembur, pasir, kompos, pupuk kandang.

f. Fungisida / insektisida

Langkah Kerja:

1. Siapkan kotak persemaian yang sudah terbuat dari kayu atau baki.

2. Sediakan tanah gembur yang halus, pasir dan pupuk kandang. Masukkan ke

dalam kotak dengan perbandingan 1 : 1: 1.

3. Siram tanah tersebut dengan gembor/emrat yang berlubang halus agar

permukaannya rata.

4. Siapkan biji yang sudah diperam dan siap tanam.

5. Semprot tanah persemaian dengan fungisida atau insektisida.

45

Page 46: MODUL Semester 1 Revisi PLH

6. Buatlah garis-garis memanjang dengan jarak 2 - 3 cm, dan buat pula garis yang

tegak lurus dengan garis memanjang tersebut dengan jarak yang sama

sehingga terbentuk bujur sangkar.

7. Pada setiap titik perpotongan garis beri lubang dengan jari sedalam satu buku

jari.

8. Tanamkan 2 – 3 biji tanaman pada setiap lubang tersebut dan tutup kembali

dengan tanah dan kompos.

9. Siram dengan menggunakan gembor berlubang halus.

10. Semprot dengan fungisida dan insektisida.

11. Tutup dengan karung goni basah atau daun pisang agar tanah tetap rata

permukaanya dan tidak merubah posisi biji.

12. Tempatkan kotak persemaian di tempat yang aman (di dalam rumah kaca atau

dibuatkan atap perlindungan yang masih dapat ditembus sinar matahari.

c. Menanam melalui Setek

Untuk keperluan bibit sebaiknya setek yang dipakai masih berwarna hijau,

tetapi sudah mengkayu. Setek yang dipakai panjangnya sekitar 20 cm dan

mempunyai mata tunas serta kondisinya segar. Biasanya tanaman sayuran yang

diperbanyak dengan setek cukup dengan mudah berakar dan menumbuhkan

tunas. Oleh karena itu sebelum ditanam setek tidak perlu direndam dalam zat

perangsang tumbuh seperti atonik.

Menanam setek dipersemaian dilakukan dengan menancapkan separo atau

dua per tiga batang seteknya dalam posisi tegak atau miring. Peletakkannya jangan

sampai terbalik, yaitu bagian pangkal harus mengarah ke bawah. Penanaman

diusahakan pada musim hujan. Namun jika terpaksa tidak ada hujan maka setek

harus disiram setiap hari agar cepat berakar dan bertunas. Setek dapat

dipindahkan ke lahan jika tunasnya telah muncul dan tampak subur. Pada saat itu,

akarnya sudah cukup banyak sehingga lebih mudah beradaftasi di tempat baru.

6.2. PENANAMAN

Penanaman bibit pada lahan siap tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari sebab

pada saat itu suhu udaranya mulai turun. Hal ini dimaksudkan agar tanaman tidak

mangalami stres karena panas sehingga layu dan akhirnya mati. Penananamannya dapat

46

Page 47: MODUL Semester 1 Revisi PLH

dilakukan dengan hanya menancapkan di bedengan atau guludan yang telah disiapkan

untuk menanam. Cara lain adalah bibit ditanam di lubang-lubang kecil, khususnya untuk

tanaman perdu yang tidak ditanam di bedengan. Namun perlu diingat saat menanam

bibit ini maka sebagian tanah lama yang membalut perakaran bibit harus disertakan.

Dalam penanamannya diusahakan agar bibit dapat berdiri tegak dan tidak gampang

tercabut.

a. Tanaman perdu dan semak

Untuk sekedar memenuhi kebutuhan keluarga yang mendesak, tanaman

perdu tahunan, seperti kemangi, katuk, atau bayam tahunan cukup ditanam 2 – 3

tanaman saja setiap jenisnya. Selama kondisi tanamannya baik sayuran seperti itu

tetap memunculkan lagi pucuk dan daun barunya setelah dilakukan pemanenan.

Oleh karena itu hanya dengan 2 – 3 tanaman saja suplai sayuran tersebut telah

dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Penanamannya dapat dilakukan di pojok atau

di pinggir halaman dengan jarak tanam antar tanaman 40 – 50 cm.

Untuk tanaman perdu semusim, seperti terung, cabai, atau tomat juga cukup

ditanami 2 – 3 batang dengan jarak tanam 40 – 50 cm. Hanya saja setelah masa

panen berakhir, tanaman tersebut harus diganti dengan tanaman yang baru.

b. Sayuran semusim

Berbeda dengan tanaman perdu dan semak, tanaman sayuran semusim

seperti selada, seledri, atau daun bawang perlu ditanam dalam populasi yang lebih

banyak. Agar unsur estetika tanaman dapat dipertahankan maka tata letak

tanamannya perlu diperhatikan. Agar tidak terkesan semrawut sebaiknya

diperhatikan betul jarak tanamnya. Umumnya sayuran semusim ditanam dengan

jarak 20 – 40 x 20 – 40 cm.

c. Kacang –kacangan

Untuk sayuran kacang – kacangan, penanaman bijinya dilakukan secara ditugal

atau dengan lubang tanam yang berisi 3 biji per lubang. Jarak tanam antar lubang

dapat dibuat 20 cm x 30 cm untuk kacang tanah dan 50 cm x 40 cm untuk kacang

panjang.

47

Page 48: MODUL Semester 1 Revisi PLH

6.3. PEMELIHARAAN

Salah satu keberhasilan penanaman sayuran di halaman ditentukan oleh faktor

pemeliharaannya. Beberapa pemeliharaan yang perlu diterapkan pada tanaman sayuran

diantaranya penyiraman, pendangiran, dan penyiangan, pemupukan, pemasangan turus

dan para-para (bila diperlukan), dan pengendalian hama penyakit.

1. Penyiraman

Setelah ditanam, sayuran perlu disiram setiap hari, terutama dimusim kemarau.

Namun perlu dijaga agar pada waktu penyiraman tidak akan timbul air yang

menyebabkan becek sebab genangan air di tanah becek membuat tanah akan

memadat. Penyiraman sebaiknya menggunakan 2 macam gembor, yaitu gembor

yang penyemprotan lubangnya halus untuk menyiram bibit dan gembor yang

berlubang agak besar untuk tanaman yang lebih besar. Untuk melakukan

penyiraman diusahakan tidak menggunakan air selokan yang kotor mengingat

bahaya residu yang dikandung air tersebut. Frekuensi penyiraman dapat

ditingkatkan menjadi dua kali sehari jika hari panas atau pada musim kemarau.

2. Pendangiran dan penyiangan

Tanah pekarangan harus tetap dijaga kegemburannya. Untuk itu, tanah

pekarangan perlu didangir setiap satu atau dua minggu sekali. Sehari setelah hujan

lebatpun tanah perlu didangir karena biasanya tanah akan menjadi padat.

Pendangiran harus dilakukan dengan hati-hati apalagi untuk herba yang umumnya

berakar dangkal. Pada saat pendangiran juga dilakukan penyiangan rumput liar.

3. Pemupukan

Selain pupuk kandang atau kompos sebagai pupuk dasar, tanaman sayuran

juga dapat diberi pupuk lanjutan setelah ditanam. Tujuan pemberian pupuk

tambahan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan unsure haranya agar hasil panen

mencapai kulaitas yang maksimal.

Jenis pupuk yang diberikan tergantung pada jenis sayurannya. Apabila berupa

sayuran daun, seperti sawi dan kangkung paling tepat jika ditambahkan pupuk urea.

Dengan pemberian pupuk ini maka sayuran tersebut akan menghasilkan daun dalam

jumlah yang cukup banyak, berukuran besar dan dengan warna yang lebih cerah.

Selain itu ukuran batangnya juga lebih besar dan lentur. Apabila yang akan dipungut

hasilnya adalah buahnya seperti tomat dan terung, sebaiknya ditambahkan pupuk

NPK dengan kandungan fosfor yang lebih tinggi. Untuk sayuran dengan tujuan yang

48

Page 49: MODUL Semester 1 Revisi PLH

dipungut hasilnya adalah umbi maka unsur kaliumlah yang perlu diperbanyak agar

umbi yang terpentuk lebih besar.

Pupuk lanjutan diletakkan disebelah kiri dan kanan tanaman dalam garitan

sejauh 5 cm dari batang . Dosis pupuk urea, TSP, dan KCL berkisar 3 – 15 gram per

tanaman. Untuk sayuran semusim, pupuk tersebut diberikan sebanyak 2 – 3 kali

dalam satu musim dengan selang waktu 10 – 11 hari, sedangkan untuk sayuran yang

berupa perdu tahunan diberikan sebanyak 2 kali.

4. Pemasangan turus dan para-para

Untuk sayuran herba semusim tidak perlu dipasangi turus. Namun untuk

sayuran yang berupa perdu berbatabf lunak, seperti terung, tomat, dan cabai

pemasangan turus cukup penting dilakukan untuk menopang berdirinya tanaman.

Turus sebaiknya telah dipasang sedini mungkin sejak tanaman masih berumur 1 – 2

minggu agar tanaman tidak rebah. Kondisi tanaman yang seperti itu akan

mengakibatkan tanaman mati.

Seperti halnya pada tanaman perdu berbatang lunak, tanaman merambat

seperti labi siam dan kacang panjang juga harus “diarahkan” pertumbuhannya sejak

dini. Untuk itu tanaman harus diberi “pegangan” berupa turus, pagar, atau para-

para.

5. Pengendalian hama dan penyakit

Sekalipun ditanam di pekarangan, tanaman sayuran pasti tidak luput dari

gangguan hama penyakit. Bahkan ada serangan yang dapat merusak seluruh bagian

tanaman.

a. Hama

Jenis hama yang sering dijumpai pada sayuran yang ditanam di

pekarangan adalah hama nematode (Meloydogyne sp) yang merusak jaringan

akar tanaman; berbagai macam ulat, seperti ulat daun (Plutella xytostella dan

Crocidolomia binotalis) yang menyerang sayuran daun seperti kol, sawi, petsai,

atau selada ; ulat tanah (Agrotis ipsilon) yang menggerogoti bagian batang dan

daun di permukaan tanah ; dan ulat pups (Helothis assulta) yang menggerek

pucuk-pucuk daun atau tanaman yang belum atau baru saja membuka. Hama

49

Page 50: MODUL Semester 1 Revisi PLH

lain yang juga sering mengganggu tanaman sayuran di pekarangan adalah siput

(Acatina Fulica), sebangsa kepik, dan berbagai macam kutu daun.

Apapun jenis hama yang mengganggu tanaman sayuran di halaman rumah

sedapat mungkin tidak digunakan pestisida untuk mengendalikannya.

Tampaknya pengendalian dengan cara fisik atau mekanik sudah cukup memadai

untuk mengendalikan tanaman sayuran di halaman rumah sebab populasinya

tidak terlalu banyak.

Pemberantasan secara fisik atau mekanik misalnya dilakukan dengan

memperhatikan perawatan tanaman setiap hari atau menangkap dan

memusnahkan hama yang titemukan menyerang tanaman. Cara lainnya adalah

memusnahkan tanaman atau bagian tanaman yang terserang hama agar tidak

menjadi sumber hama bagi tanaman sayuran di sekitarnya. Jika harus

menggunakan insektisida sedapat mungkin dipilih insektisida alami, seperti

Pyrethrum dari bunga Pyrethrum, nikotin dari tanaman tembakau atau

rotenone dari akar tuba. Pemakaian insektisida seperti Furadan atau Bayrusil

boleh dilakukan jika memang pemeliharaan tidak punya banyak waktu untuk

merawat tanaman setiap hari. Namun penggunaanya harus hati-hati benar

dengan memperhatikan dosis dan cara pemakaiannya.

b. Penyakit

Penyakit yang menyerang sayuran, tidak terkecuali sayuran di halaman,

bisanya disebabkan oleh cendawan, bakteri, dan virus.

Dikenal beberapa penyakit karena cendawan yang menyerang sayuran

diantaranya layu cendawan yang disebabkan Fusarium sp. Dan menyebabkan

tulang daun memucat diikuti rontoknya tangkai dan layunya tanaman. Penyakit

lainnya adalah; antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum sp, yang

menyebabkan batang daun, dan buah membusuk; bercak daun yang disebabkan

oleh Phytophthora sp. Yang menyebabkan daun menjadi rapuh dengan bercak

putih hingga coklat yang kondisinya rapuh; damping off yang disebabkan oleh

Rhizoctonia sp. dan Pythium sp, yang menyebabkan leher akar mengering, busuk

dan layu; serta penyakit noda coklat pada daun dan biji-bijian yang disebabkan

oleh cendawan Alternaria brassicae.

Selain oleh cendawan, penyakit yang menyerang sayuran di halaman

juga sering disebabkan oleh bakteri. Dua jenis penyakit yang disebabkan oleh

50

Page 51: MODUL Semester 1 Revisi PLH

bakteri adalah busuk hitam pada daun oleh bakteri Xanthomonas dan layu

bakteri oleh Pseudomonas yang menyebabkan tanaman mendadak layu dan

kemudian mati. Hal yang membedakan penyakit layu bakteri dengan layu

cendawan adalah terdapatnya benang-benang putih keruh yang merupakan

massa bakteri pada bagian tanaman yang sakit. Bila dimasukkan ke dalam gelas

berisi air putih dan gelas digoyang-goyangkan maka bagian tanaman yang sakit

akan mengeluarkan benang-benang putih halus.

Salah satu penyakit karena virus yang sering menyerang tanaman

sayuran adalah penyakit virus mozaik. Penyakit ini ditandai dengan adanya

belang-belang pada daun disertai keriting atau perubahan bentuk daun.

Tindakan paling tepat untuk mengendalikan gangguan penyakit adalah

dengan melakukan tindakan pencegahan. Caranya yaitu dengan memperhatikan

kondisi tanaman dengan lingkungannnya. Cendawan dan bakteri hanya dapat

berkembang secara baik kalau mendapat tempat yang cocok untuk

pertumbuhannya, misalnya pada kondisi lembab. Oleh karena itu sedapat

mungkin dihindari tanaman dan lingkungan menjadi menjadi lembab sehingga

menjadi sarang penyakit. Secara rutin daun-daun sayuran yang terlalu rimbun

dipangkas dan segala benda yang dirasa menghalangi sinar matahari mengenai

sayuran disingkirkan. Tindakan pencegahan juga dapat dilakukan dengan

menyemprotkan insektisida dan bakterisida pada musim hujan sebanyak 2 – 3

kali dengan interval 1 – 2 minggu sekali sampai selang 2 – 4 minggu sebelum

panen. Namun, perlu diingat bahwa pemakaian pestisida tersebut harus

memperhatikan jenis, dosis dan cara pemakaiannya.

Jika penyakit telah terlanjur menyerang, tindakan yang paling tepat

adalah segera mencabut tanaman yang terserang dan menyingkirkannya dengan

cara membakarnya. Aplikasi obat-obatan setelah tanaman terserang tidak

banayak membantu, tetapi justru akan merangsang cendawan menjadi kebal.

c. Petunjuk Penggunaan Pestisida

Satu hal penting yang perlu diingat dalam penggunaan obat-obatan

untuk mengendalikan hama dan penyakit adalah bahwa obat-obatan tersebut

tidak hanya menjadi racun bagi obyek yang akan dikendalikan, melainkan juga

dapat mengancam kesehatan manusia. Oleh karena itu, dalam pemakaiannya

jangan sekali-kali mencium dan merasakan obat-obatan tersebut. Dalam

51

Page 52: MODUL Semester 1 Revisi PLH

mengaplikasikan obat-obatan, berikut ini beberapa petunjuk penting yang perlu

diperhatikan:

1. Obat-obatan yang dipakai mereknya terdaftar dan diizinkan pemakaiannya.

2. Dosis yang digunakan harus sesuai dengan petunjuk pada label.

3.Pada saat menyemprot harus memperhatikan arah angin dan jangan berdiri di

tempat arah angin bertiup karena obat dapat terhirup atau mengenai mata.

4.Jangan menyemprot pada waktu hujan karena efektivitas obatnya akan

berkurang.

5. Jangan merokok pada saat atau segera setelah melakukan penyemprotan.

6.Setelah penyemprotan selesai, tangan, muka, dan pakaian segera dicuci

dengan sabun hingga benar-benar bersih.

7.Pada tanaman yang baru saja diobati diberi tanda dan jangan memanen

tanaman yang baru diobati sampai selang 2 – 3 minnggu.

8.Obat-obatan dihindarkan dari jangkauan anak. Selain itu semua bekas tempat

obat-obatan dibakar atau dikubur ke dalam tanah.

6.4. PEMANENAN

Sayuran perdu yang dipetik daunnya sudah dapat dipetik hasilnya pada umur 35 –

40 hari. Pemanenan dapat dilakukan dengan selang 3 – 4 hari. Namun, berbeda dengan

perdu tahunan, seperti bayam tahun, kemangi, katuk, atau daun mangkokan yang hanya

dipetik daun dan batangnya saja, pemanenan bayam cabut dan kangkung darat

dilakukan secara langsung dengan mencabut tanaman beserta akarnya.

Jenis sayuran seperti kol, sawi, selada atau seledri pada umur 2- 3 bulan telah

cukup tua untuk dipanen. Pada umur tersebut kol telah membentuk bola yang keras dan

bila diketuk akan berbunyi nyaring. Pemanenan jenis sayuran tersebut dapat dilakukan

dengan mencabut tanaman beserta akarnya.

Pada kacang-kacangan, pemanenan dapat dilakukan dengan melihat kondisi

polong kacangnya. Kacang panjang, misalnya telah dapat dipanen polong pertamanya

setelah berumur 40 hari, sedangkan buncis dan kecipir mulai dapat dipanen pada umur

50 hari. Berbeda dengan kacang-kacangan di atas, kacang tanah dapat dipanen dengan

mencabut seluruh tanamannya apabila sebagian besar daun dan batang tanaman telah

menguning.

52

Page 53: MODUL Semester 1 Revisi PLH

Seperti halnya kacang-kacangan, pemanenan sayuran buah juga boleh

dilakukan jika kondisi buahnya telah memenuhi syarat dan sesuai keinginan

pemeliharaannya. Mentimun, misalnya, pada umur 35 hari pentilnya sudah mulai keluar

dan satu minggu kemudian sudah dapat dipanen hasilnya. Untuk cabai dan tomat, buah

pertamanya sudah dapat dipanen mulai umur 45 – 50 hari. Labu siam baru dapat dipetik

buahnya setelah 3 – 5 bulan dan jika pemeliharaanya baik tanaman ini dapat berbuah

terus dalam waktu lama.

Tugas untuk siswa:

1. Bagaimana upaya yang harus dilakukan oleh siswa untuk.mengimplementasikan

konsep P4LH di sekolah dan di rumah?

2. Buatlah laporan dan dokumentasi pelaksanaan P4LH yang dilakukan di rumah siswa!

Lembar Kegiatan Siswa:

Nama Siswa : ……………………………………………………………………….…………

Lokasi yang dijadikan pelaksanaan P4LH:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………

Hasil Pengamatan:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………….....................................................................

53

Page 54: MODUL Semester 1 Revisi PLH

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3

EVALUASI HASIL BELAJAR

MATA DIKLAT : Pendidikan Linkungan Hidup (PLH)

TINGKAT : XI (Sebelas)

1. Jelaskan pengertian lingkungan hidup secara luas, dan berikan contohnya perilaku

manusia yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan!

2. Jelaskan unsur-unsur lingkungan abiotik: udara, air, cahaya, suhu, salinitas, dan pH!

3. Apa yang dimaksud dengan Global Warming, serta jelaskan proses terjadinya global

warming!

4. Sebutkan sumber-sumber pencemaran lingkungan yang dapat mengakibatkan:

a. pencemaran udara

b. pencemaran air

c. pencemaran tanah.

5. Sebutkan jenis-jenis pelanggaran terhadap pelaksanaan K3 (Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan) yang terjadi di masyarakat kota Bandung!

6. Sebutkan sanksi-sanksi menurut Perda Pemerintah Kota Bandung no. 11 tahun 2005

tentang:

a. Memasang portal penghalang jalan dan polisi tidur pada jalan umum

tanpa izin dari walikota atau pejabat yang ditunjuk .

54

Page 55: MODUL Semester 1 Revisi PLH

b. Menangkap dan memelihara binatang-binatang yang dilestarikan.

c. Menggelandang, mengemis, di tempat dan di muka umum serta

fasilitas sosial lainnya!

d. Pejalan kaki yang tidak menggunakan jembatan penyebrangan

atau zebra cross!

e. Bermain katepel dan layangan di jalan raya dan tempat umum yang

dapat membahayakan orang lain.

7. Apa yang dimaksud dengan pola pengelolaan sampah 3R (Reduce,

Reuse, Recycle) berikan contohnya!

8. Jelaskan bagaimana syarat lingkungan gedung sekolah yang baik!

9. Jelaskan bagaimana mempersiapkan lahan penanaman sebelum

dilakukan penanaman.

10. Sebutkan langkah-langkah kegiatan menyemai bibit atau benih!

55