MODUL PRAKTIKUM MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN EKOLOGI PERTANIAN Prof.Dr.Ir. Kurniatun Hairiah Prof.Dr.Ir. Kurniatun Hairiah Dr.Ir.Nurul Aini,MS Dr.Ir.Nurul Aini,MS Dr.Ir. Toto Himawan, MS Dr.Ir. Toto Himawan, MS Wiwin Sumiya Dwi Y, SP.MP Wiwin Sumiya Dwi Y, SP.MP UNIVERSITAS BRAWIJAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN MALANG MALANG
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Bahan: detergen, alkohol 70% atau klorofom, tisue, plastik ukuran 1 kg.
Cara kerja di lapang 1. Pemasangan pitfall traps satu hari sebelum pelaksanaan praktikum lapang
pada masing-masing lahan yang akan diamati. Pemasangan dilakukan
dengan metode pengambilan contoh secara sistematis pada garis diagonal.
2. Hunting serangga dengan swept net dengan ayunan ganda.
3. Serangga yang terperangkap pada pitfall diambil dan dimasukkan pada fial
film kemudian diberi alkohol 70% atau klorofom. Sedangkan serangga yang
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 15
terperangkap pada swept net dimasukkan pada plastik dan diberi alkohol
70% atau klorofom.
4. Menyimpan serangga pada lemari pendingin hingga waktu identifikasi
laboratorium.
Cara kerja di laboratorium 1. Serangga yang telah diperoleh saat praktikum di lapang dibawa ke
laboratorium untuk diidentifikasi.
2. Serangga diambil dan fial film dan dari plastik kemudian diletakkan pada
cawan petri ataupun pada obyek glass.
3. Pengamatan serangga dilakukan dibawah mikroskop cahaya atau dengan
menggunakan kaca pembesar.
4. Serangga yang diamati kemudian digambar.
5. Dari hasil pengamatan serangga kemudian dilakukan pengelompokan
berdasarkan ordo dengan menggunakan buku identifikasi serangga dan
mengelompokkan serangga- serangga tersebut sesuai dengan peranannya
di lapangan.
Hasil Praktikum Nama Lokasi : Cangar / Jatikerto
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 16
Jenis Penggunaan Lahan/ Pola Tanam :Semusim (monokultur,
tumpangsari)/Tahunan/Agroforestri
Tanggal/Bulan/Tahun :
Ukuran Plot :
NO.SPESIES SERANGGA
JUMLAH ORDOPERANAN DALAM EKOSISTEM
Pembahasan :a. Bagaimana keragaman spesies serangga di lokasi yang anda amati?
b. Jelaskan pengaruh keragaman spesies serangga dalam ekosistem !
c. Bandingkan hasil praktikum anda dengan kelompok lain (pilih yang pola
tanamnya berbeda). Jelaskan !
KesimpulanApa kesimpulan anda berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan ?
Daftar Pustaka
Gambar Hasil Pengamatan Serangga
N0. Gambar (manual) Struktur Klasifikasi
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 17
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 18
Profile berbagai agroekosistem
PendahuluanAgroekosistem disusun dari komponen-komponen baik biotik maupun abiotik. Ketinggian tempat (altitude) berpengaruh pada komponen abiotik dan berimbas pula pada komponen biotiknya, karena setiap makhluk hidup mempunyai habitat yang sesuai dengan kebutuhannya. Semakin kompleks penyusun suatu agroekosistem semakin kuat (stabil) keberadaan agroekosistem tersebut. Timbulnya ledakan hama wereng baru-baru ini di berbagai daerah di Jawa Timur merupakan salah satu contoh kerentanan agroekosistem padi sawah.
Tujuan dari praktikum MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 19
1) Mempelajari faktor penyusun beragam agroekosistem dataran tinggi, medium
dan dataran rendah
2) Mahasiswa mampu menjelaskan masing-masing faktor penyusun beragam
agroekosistem di bawah tanah dan di atas tanah
3) Mahasiswa mampu menjelaskan peran masing-masing faktor penyusun
beragam agroekosistem
Out put :1) Mahasiswa dapat mendeskripsikan komponen abiotik dan biotik pada tiga
agroekosistem berbeda berdasar ketinggian tempat.
2) Mahasiswa mampu membuat rantai makanan atau jejaring makanan pada
setiap agroekosistem
3) Mahasiswa memahami peran masing-masing komponen dalam
agroekosistem
Alat dan Bahan Praktikum Alat : lahan pertanian intensif (HEIA), lahan pertanian non intensif (LEIA), lahan
kering, rol meter, tali rafia, patok kayu/bambu, cangkul, cethok, kanthong plastik,
Cara kerja di lapang 1. Dibuat petak pengamatan dengan ukuran 5 x 40 m untuk hutan, 20 x 20 m
untuk agroforestri, 5 x 5 m untuk pertanian.Masing-masing agroekosistem diamati oleh tiga kelompok berbeda.
2. Mahasiswa dalam satu kelompok dibagi menjadi tiga kelompok kecil, kelompok satu bertugas menulis jenis tanaman yang ada, fase tumbuh tanaman, jumlah tanaman per petak, jarak tanam, jenis gulma yang tumbuh, populasinya.
3. Kelompok kedua bertugas menjaring pakai swep net hewan yang berterbangan sekitar pertanaman, mengidektifikasi nama dan menghitung jumlahnya. Mengamati binatang yang ada di atas tanah atau yang berada pada tanaman, mengidentifikasi nama dan menghitung jumlahnya.
4. Kelompok ke tiga mengamati binatang yang ada di permukaan tanah dan di dlm tanah (kedalaman 0-20 cm) dengan cara mengumpulkan binatang yang ada di permukaan dan di dalam tanah.
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 20
5. Kelompok ke empat mengamati suhu dan kelembaban dalam tanah, dan suhu di atas tanaman. Mengamati cahaya di luar kanopi dan di bawah kanopi pohon yang ada dalam petak yang dilakukan pada pukul 11.00 sd 12.00 dengan menggunakan dua light meter.
6. Agroekosistem dataran tinggi ditulis jenis pola tanam (monokulture, tumpangsari)
Lokasi Dataran tinggi/medium/rendah*)Nama lokasiPola tanam Monokultur/tumpangsari*)
1 2 3 4 5Jenis tanamanFase tumbuh tan**)Jumlah tanJarak tanamNama hewan di atas tanahJumlah hewan di permukaan atas tanahNama hewan di tanamanJumlah hewan di tanamanNama hewan di udara /terbang***)Jumlah hewan di udara/ terbangSuhu dalam tanahKelembaban dalam tanahSuhu di atas tanahKelembaban di atas tanahIntensitas cahaya di luar kanopiIntensitas cahaya di bawah kanopiIntensitas cahaya di bawah
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2012 Page 21
tanaman
Keterangan : *) pilih salah satu**) = pilih vegetatif atau generatif***) = menggunakan swep net
Identifikasi hewan baik di dalam tanah maupun yang di atas tanah dilakukan di laboratorium.
a. Tabel Pengamatan suhu udara, kelembaban, dan radiasi matahari
No
Lokasi Suhu udr
Suhu tnh
RH udr RH tnh RM luar
RM bwh phn
RM bwh tan
smsn12345
Kalibrasi alat pengukur suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya matahari, dll.1. Setiap alat yang ada dilakukan pengecekan sebelum dipakai, yaitu
dengan cara dilakukan pengukuran pada obyek yang sama dalam waktu yang hampir bersamaan. Jika peralatan yang sama menunjukkan angka yang sama maka alat tersebut siap dipakai. Sebaliknya jika alat tersebut menunjukkan perbedaan angka perlu dibuat faktor koreksi alat satu terhadap alat yang lain supaya data yang diperoleh standart (sama).